upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar

advertisement
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN MENGAJAR
DIKELAS MELALUI PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT DI SDN PEJAGAN
6 BANGKALAN
TAHUN 2015
RETNANING WIDRIASTUTI
SD Negeri Pejagan 6 Bangkalan
Abstrak: Salah satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan mutu pembe-lajaran adalah
penerapan budaya sekolah ke arah peningkatan mutu. Budaya seko-lah yang harus dipertahankan
salah satunya adalah masalah kedisiplinan, termasuk disiplin para guru dalam kehadiran di kelas
pada proses belajar mengajar. Pene-litian ini bertujuan mencari alternatif pemecahan masalah
sebagai upaya mening-katkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar di kelas melalui
penerapan Re-ward and Punishment. Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap guru di SDN
Pejagan 6 Bangkalan Semester I Tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 9 orang. Ran-cangan
penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian tindakan sekolah selama dua siklus.
Dalam penelitian ini dicobakan tindakan berupa penerapan Re-ward and Punishment untuk guru
di SDN Pejagan 6 Kecamatan Bangkalan Ka-bupaten Bangkalan. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa pada siklus kedua, ke-disiplinan guru dalam kehadiran di kelas pada proses belajar
mengajar meningkat dan memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebesar 75%. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran di
kelas pada kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan penerapan Re-ward and
Punishment kepada guru.
Kata Kunci: Reward and Punishment, Penelitian Tindakan Sekolah
Abstract: One very important factor in improving the quality of learning include the
implementation of a school culture towards quality improvement. School cul-ture to be preserved
one of them is a problem of discipline, including discipline of teachers in attendance in class
teaching and learning process. This study aims of this study was to find alternative solutions in
order to improve discipline in the presence of teachers teaching in class through the
implementation of Reward and Punishment. This action research conducted on teachers at SDN
Pejagan 6 Bangkalan Semester 2015/2016 school year were 9 people. The design of the stu-dy is
a research design schools plot action, namely making cycle of an action plan, implementing
action, observation and reflection of the implementation of the ac-tion during the two cycles. The
results of these reflections is used as a guide for decision making a decision to continue or
discontinue the study. Research conducted spiral in cycles until the second cycle. In the Action
Research School (PTS), the attempted act of the application of Reward and Punishment for
teachers at SDN Pejagan 6 Kecamatan Bangkalan. Results showed in the second cycle, the
discipline of teachers in attendance in class teaching and learning process to increase and meet
the indicators that have been set at 75%. From these results, it can be concluded that to improve
the discipline of teachers in attendance in class on teaching and learning activities can be done by
applying Reward and punishment
86
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
Pendahuluan
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseo-rang
yang mengabdikan dirinya dalam bidang
pendidikan melalui proses edu-katif secara
terpola, formal, dan sis-tematis. Dalam UU
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru
adalah pendidik professional dengan tugas
uta-ma mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidi-kan
dasar dan pendidikan menengah”. Guru
professional
akan
tercermin
da-lam
penampilan pelaksanaan pengab-dian tugastugas yang ditandai dengan keahlian baik
dalam materi maupun metode.
Untuk meningkatkan peranan guru
dalam proses belajar mengajar dan ha-sil
belajar siswa, maka guru diharapkan mampu
menciptakan lingkungan be-lajar yang
efektif dan akan mampu me-ngelola kelas.
Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendi-dik dan mengevaluasi
peserta didik, pa-da pendidikan anak usia
dini jalur pen-didikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, kedisiplinan guru dan pegawai
adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada
dalam menjalankan tugasnya seba-gai
bentuk tanggung jawabnya terhadap
pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga
kependidikan (pegawai), merupakan cermin
bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan,
dan sikap disiplin guru dan tenaga
kependidikan (pegawai) akan memberikan
warna terhadap hasil pendidikan yang jauh
lebih baik.
Peranan guru selain sebagai seora-ng
pengajar, guru juga berperan seba-gai
seorang pendidik. Pendidik adalah setiap
orang yang dengan sengaja mempengaruhi
orang lain untuk men-capai tingkat
kemanusiaan yang lebih tinggi (Sutari Imam
Barnado, 1989:44). Sehinggga sebagai
pendidik, seorang guru harus memiliki
kesadaran atau merasa mempunyai tugas
dan kewaji-ban untuk mendidik.
Keteladanan guru dapat dilihat dari
prilaku guru sehari-hari baik didalam
sekolah maupun diluar sekolah. Selain
keteladanan guru, kedisiplinan guru ju-ga
menjadi salah satu hal penting yang harus
dimiliki oleh guru sebagai seo-rang pengajar
dan pendidik. Fakta dila-pangan yang sering
kita jumpai dise-kolah adalah kurang
disiplinnya guru, terutama masalah disiplin
guru masuk kedalam kelas pada saat
kegiatan pem-belajaran dikelas.
Budaya sekolah
Berbagai penelitian menunjukkan peran
kunci yang dapat dilakukan ke-pala sekolah
agar dapat meningkatkan belajar dan
pembelajaran, jelas bahwa kepala sekolah
harus berperan sebagai leaders for learning
(The Institute for Educational Leadership,
2000). Para kepala sekolah harus
mengetahui isi pelajaran dan teknikteknik
pedagogis. Para kepala sekolah harus
bekerja ber-sama guru untuk meningkatkan
kete-rampilan. Beberapa manfaat yang bisa
diambil dari upaya pengembangan bu-daya
sekolah, diantaranya : (1) menja-min
kualitas kerja yang lebih baik; (2) membuka
87
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
seluruh jaringan komunikasi dari segala
jenis dan level baik komuni-kasi vertikal
maupun horisontal; (3) le-bih terbuka dan
transparan; (4) mencip-takan kebersamaan
dan rasa saling me-miliki yang tinggi; (4)
meningkatkan
solidaritas
dan
rasa
kekeluargaan;
(5)
jika
menemukan
kesalahan akan segera dapat diperbaiki; dan
(6) dapat bera-daptasi dengan baik terhadap
perkem-bangan IPTEK. Selain beberapa
man-faat di atas, manfaat lain bagi individu
(pribadi) dan kelompok adalah : (1)
meningkatkan kepuasan kerja; (2) pergaulan
lebih akrab; (3) disiplin meningkat; (4)
pengawasan fungsional bisa lebih ringan; (5)
muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat
proaktif; (6) belajar dan berprestasi terus
serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang
ter-baik bagi sekolah, keluarga, orang lain
dan diri sendiri.
Kedisiplinan
Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku. Adapun arti kesa-daran adalah
sikap seseorang yang se-cara sukarela
menaati semua peraturan dan sadar akan
tugas dan tanggung ja-wabnya. Sedangkan
arti kesediaan ada-lah suatu sikap, tingkah
laku, dan per-buatan seseorang yang sesuai
dengan peraturan perusahaan baik yang
tertulis maupun tidak (Hasibuan ,1997:212).
Menurut Davis disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manaje-men
untuk memperteguh pedoman-pe-doman
organisasi (Mangkunegara, 2000 : 129).
Dalam upaya penerapan kedisip-linan
guru pada kehadiran dikelas da-lam kegiatan
belajar mengajar, bisa di-tempuh dengan
beberapa upaya. Ada-pun upaya dalam
meningkatkan disip-lin guru adalah sebagai
berikut: (a) se-kolah memiliki sistem
pengendalian ketertiban yang dikelola
dengan baik, (b) adanya keteladanan disiplin
dalam sikap dan prilaku dimulai dari pimpinan sekolah, (c) mewajibkan guru un-tuk
mengisi agenda kelas dan mengisi buku
absen yang diedarkan oleh pe-tugas piket,
(d) pada awal masuk se-kolah kepala
sekolah bersama guru membuat kesepakatan
tentang aturan kedisiplinan, (e) memperkecil
kesem-patan guru untuk ijin meninggalkan
ke-las, dan (f) setiap rapat pembinaan diumumkan frekuensi pelanggaran teren-dah.
Dengan strategi tersebut diatas kultur
disiplin guru dalam kegiatan pembelajaran
bisa terpelihara dengan baik, suasana
lingkungan belajar aman dan terkendali
sehingga siswa bias mencapai prestasi
belajar yang optimal.
Hakekat Reward dan punishment
Reward dan punishment dikenal sebagai
ganjaran, merupakan dua me-tode yang
lazim diterapkan di sebuah organisasi,
instansi, atau perusahaan yang menargetkan
adanya produkti-vitas kerja yang tinggi dari
para karya-wannya.
Reward artinya ganjaran, hadiah,
penghargaan atau imbalan. Dalam kon-sep
manajemen, reward merupakan sa-lah satu
alat untuk peningkatan motiva-si para
pegawai. Metode ini bisa meng-asosiasi-kan
perbuatan dan kelakuan seseorang dengan
perasaan bahagia, se-nang, dan biasanya
akan membuat me-reka melakukan suatu
perbuatan yang baik secara berulang-ulang.
Selain mo-tivasi, reward juga bertujuan agar
se-seorang menjadi giat lagi usahanya un88
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
tuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi
yang telah dicapai.
Sementara punishment diartikan sebagai
hukuman atau sanksi. Jika re-ward,
merupakan, bentuk reinforce-ment yang
positif; maka punishment sebagai bentuk
reinforcement yang ne-gatif, tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi
alat motivasi. Tujuan dari metode ini adalah
menim-bulkan rasa tidak senang pada seseorang supaya mereka jangan membuat
sesuatu yang jahat. Jadi, hukuman yang
dilakukan mesti bersifat pedagogis me-nuju
kearah yang lebih baik
Sejalan dengan masalah tersebut diatas
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas reward & punis-hment terhadap
peningkatan disiplin guru dalam kehadiran
mengajar di ke-las.
kolaborator, data base sekolah, dan lain-lain.
Observasi digunakan un-tuk melengkapi
data dari wawancara dan pengumpulan
dokumentasi, teruta-ma dalam lingkup
masalah penelitian, antara lain mengamati
impelementasi kebijakan yang berkaitan
dengan kedi-siplinan guru dalam kehadiran
dikelas pada kegiatan belajar mengajar.
Instru-men penelitian yang digunakan dalam
penelitian tindakan sekolah ini antara lain
skala Penilaian,lembar Pengamatan dan
angket. Adapun teknik analisa data yang
digunakan adalah analisa data kualitatif.
Melalui data kualitatif ini da-pat diketahui
ada tidaknya peningkatan kedisiplinan guru
dalam kehadiran di kelas melalui pemberian
reward dan punishment. Prosedur penelitian
yang digunakan pada penelitian tindakan sekolah ini terdiri dari dua siklus dan pada
setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu yaitu:
Perencanaan,Pelaksanaan, Pengamatan, dan
Refleksi .
Metode
Penelitian ini dilakukan pada se-mester
I tahun 2015/2016 di SDN Pe-jagan 6
Kecamatan
Bangkalan
Kabupa-ten
Bangkalan. Sedangkan yang men-jadi
subyek penelitian adalah seluruh guru di
SDN Pejagan 6 Keccamatan Bangkalan
Kabupaten Bangkalan se-jumlah 11 orang
dengan rincian 9 guru PNS dan 2 orang non
PNS. Teknik Pe-ngumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah melalui
wawan-cara, pengumpulan data sekunder
dan observasi / pengamatan. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data
dari informan secara langsung. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen-do-kumen tertulis
yang
diyakini
integritas-nya
karena
diperoleh dari hasil dialog bersama
Siklus 1
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah awal yang
dilakukan oleh penulis saat akan memulai
tindakan. Agar pe-rencanaan mudah
dipahami dan di-laksanakan oleh penulis
yang akan melakukan tindakan, maka
penulis membuat rencana tindakan
sebagai berikut :
a. Merumusan masalah yang akan dicari
solusinya.
Dalam penelitian ini masalah ya-ng
akan dicari solusinya adalah masih
banyaknya guru yang ku-rang disiplin
dalam kehadiran di-kelas pada proses
belajar menga-jar. Dalam penelitian
89
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
ini masalah yang akan dicari solusinya
adalah masih banyaknya guru yang
ku-rang disiplin dalam kehadiran dikelas pada proses belajar menga-jar.
b. Merumusan
tujuan
penyelesaian
masalah/tujuan
menghadapi
tantangan/tujuan
melakukan
inovasi/tindakan.
Dalam penelitian ini penulis mengambil rencana untuk melaku-kan
tindakan memberikan Re-ward dan
Punishment kepada gu-ru-guru untuk
meningkatkan ke-disiplinan guru
dalam kehadiran dikelas pada proses
belajar me-ngajar.
c. Merumuskan indikator keberha-silan
penerapan Reward dan Pu-nishment
dalam meningkatkan di-siplin guru
dalam kehadiran dike-las pada proses
belajar mengajar.
Indikator keberhasilan penerapan
tindakan ini penulis tetapkan se-besar
75%, artinya tindakan ini dinyatakan
berhasil bila 75% guru tidak terlambat
masuk
kelas
dalam
proses
pembelajaran.
d. Merumuskan langkah - langkah
kegiatan
penyelesaian
masalah/
kegiatan
menghadapi
tantangan/
kegiatan melakukan tindakan.
Langkah-langkah yang diambil penulis
dalam melakukan tinda-kan antara lain
adalah melakukan sosialisasi kepada
para guru me-ngenai penelitian yang
akan
di-laksanakan,
serta
menyampaikan tujuan dari penerapan
tindakan yang dilakukan oleh penulis.
Ke-pada para guru disampaikan mengenai penerapan Reward dan
Punishment yang akan diterapkan
dalam peneltian ini. Pada siklus
pertama ini, akan dipampang/ ditempel diruang guru, peringkat nama nama guru yang paling rendah tingkat
keterlambatan
ma-suk
kelasnya
sampai yang paling tinggi tingkat
keterlambatannya.
e. Mengidentifikasi warga sekolah dan
atau pihak-pihak terkait lain-nya yang
terlibat dalam penye-lesaian masalah/
menghadapi tan-tangan/ melakukan
tindakan.
Penulis melakukan identifikasi si-apa
saja yang dilibatkan dalam penelitian
ini. Pihak-pihak yang dilibatkan dalam
penelitian
ini
adalah
petugas
administrasi dan siswa.
f. Mengidentifikasi metode pengum pulan data yang akan digunakan.
Metode pengumpulan data yang
diambil oleh penulis merupakan data
kualitatif
melalui
observasi,
pengamatan serta wawancara ke-pada
siswa mengenai kehadiran guru
dikelas pada kegiatan bela-jar
mengajar.
g. Penyusunan instrumen pengama-tan
dan evaluasi.
Dalam pengambilan data, penulis
menggunakan
instrument
berupa
lembar observasi / pengamatan, skala
penilaian serta angket yang disebarkan
kepada siswa (kecuali siswa kelas 1, 2
dan 3 angket di-isi oleh tenaga
administrasi ber-dasarkan pengamatan
dan kete-rangan siswa), untuk
mengetahui penilaian dari siswa
mengenai ti-ngkat kehadiran guru
dikelas da-lam proses kegiatan belajar
me-ngajar.
90
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
h. Mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan
Fasilitas atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini an-tara
lain: kertas (lembar penga-matan), alat
tulis berupa balpoin, serta jam dinding
yang ada di-setiap kelas, serta rekap
jumlah kehadiran dari setiap guru.
Pengamatan atau observasi dilaku-kan
oleh peneliti dengan mengguna-kan
lembar observasi selama satu minggu
(satu siklus), untuk semua guru yang
berjumlah 9 orang. Sela-ma pengamatan
peneliti dibantu oleh tenaga administrasi.
Pengama-tan oleh peneliti meliputi :
a. Kehadiran guru dikelas
b. Tingkat keterlambatan guru ma-suk
kelas
Peneliti juga melakukan penilaian dari
hasil lembar observasi yang di-bagikan
kepada pengurus kelas un-tuk mengamati
kehadiran guru di-kelas. Dari hasil
pengamatan serta rekap dari tingkat
kehadiran guru di-kelas pada proses
belajar mengajar dapat dilihat pada tabel
berikut:
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan se-kolah
ini dilaksanakan melalui bebe-rapa
kegiatan, antara lain:
a) Menyebarkan lembar pengama-tan
kepada setiap Ketua kelas atau
Sekretaris kelas sebanyak 3 set, sesuai
dengan banyaknya jumlah rombongan
belajar di SD Negeri Pejagan 6
Kecamatan Ba-ngkalan sebanyak 7
rombongan belajar. Dalam lembar
pengama-tan itu, telah dibuat daftar
guru yang mengajar dikelas itu setiap
jam dan diberi kolom jam masuk kelas
serta jam keluar kelas.
b) Berkoordinasi dengan satu orang
tenaga administrasi. Petugas administrasi akan mengedarkan daf-tar
hadir guru dikelas yang telah dibuat
agar dapat melihat tingkat kehadiran
guru disetiap kelas dan disetiap
pergantian jam pelajaran. Guru yang
terlambat lebih dari 15 menit,
dianggap tidak hadir dan diberi tanda
silang. Daftar hadir guru dapat dilihat
dalam lampi-ran.
c) Setelah selesai jam pelajaran, dilakukan rekapitulasi dari hasil pengamatan, baik dari guru piket, dari
siswa maupun dari penulis.
d) Kegiatan tersebut dilakukan terus
setiap hari kepada setiap guru se-lama
satu minggu (satu siklus)
Tabel 1: Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Guru Pada Kehadiran Di kelas
(Siklus 1)
No
1
2
3
Waktu
Keterlambatan
Kurang dari
10 menit
10 – 15 menit
Lebih dari 15
menit
Jumlah
Persentase
3
33,33 %
2
4
22,22 %
44,44 %
4. Refleksi
Setelah selesai siklus I maka diada-kan
refleksi mengenai kelemahan atau
kekurangan dari pelaksanaan tindakan
pada
siklus
pertama.
Ref-leksi
dilaksanakan bersama-sama kolaborator
untuk menentukan tin-dakan perbaikan
pada siklus berikut-nya. Dari hasil
refleksi dapat di-ambil suatu kesimpulan
bahwa perlu penerapan Reward dan
Punishment yang lebih tegas lagi
daripada siklus pertama.
3. Pengamatan dan Evaluasi
91
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
Dari hasil rekapitulasi tingkat keterlambatan guru dikelas pada proses
pembelajaran diperoleh data, seba-nyak 3
orang guru terlambat masuk kelas kurang
dari 10 menit, 2 orang guru terlambat
masuk kelas 10 me-nit sampai dengan 15
menit, dan 4 orang guru terlambat masuk
kelas lebih dari 15 menit.
Dari data diatas dapat ditarik kesim-pulan
bahwa tingkat keterlambatan guru masuk
kelas lebih dari 15 me-nit pada proses
kegiatan belajar me-ngajar masih tinggi
yaitu 4 orang atau 44,44 %. Berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan ini adalah 75%, atau
bila 75% guru tidak terlambat lebih dari
10 menit. Pada siklus per-tama ini guru
yang tidak terlambat lebih dari 10 menit
baru
33,33%,
ja-di
peneliti
berkesimpulan harus dia-dakan penelitian
atau tindakan lagi pada siklus berikutnya
atau siklus kedua.
Siklus 2
1. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada siklus per-tama,
peneliti merencanakan untuk melakukan
tindakan Reward dan Punishment yang
lebih tegas diban-dingkan dengan siklus
pertama. Pe-neliti merencanakan untuk
mengu-mumkan
hasil
observasi
mengenai tingkat keterlambatan guru
masuk kelas dalam proses belajar
mengajar, pada kegiatan upacara bendera
hari Senin. Hal ini terlebih dahulu disosialisasikan kepada semua guru pada
saat refleksi siklus pertama.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan se-kolah
pada siklus yang kedua ini di-laksanakan
melalui beberapa kegia-tan, antara lain :
a. Menyebarkan lembar pengama-tan
kepada setiap Ketua kelas atau
Sekretaris kelas sebanyak 3 set, sesuai
dengan banyaknya jumlah rombongan
belajar di SD Negeri Pejagan 6
Kecamatan Ba-ngkalan sebanyak 7
rombongan belajar. Dalam lembar
pengama-tan itu, telah dibuat daftar
guru yang mengajar dikelas itu setiap
jam dan diberi kolom jam masuk kelas
serta jam keluar kelas.
b. Berkoordinasi dengan satu orang
tenaga administrasi. Petugas administrasi akan mengedarkan daf-tar
hadir guru dikelas yang telah dibuat
agar dapat melihat tingkat kehadiran
guru disetiap kelas dan disetiap
pergantian jam pelajaran. Guru yang
terlambat lebih dari 15 menit,
dianggap tidak hadir dan diberi tanda
silang. Daftar hadir guru dapat dilihat
dalam lam-piran.
c. Setelah selesai jam pelajaran, dilakukan rekapitulasi dari hasil pengamatan, baik dari guru piket , dari
siswa maupun dari penulis.
d. Kegiatan tersebut dilakukan terus
setiap hari kepada setiap guru se-lama
satu minggu (satu siklus) periode
siklus ke 2.
3. Pengamatan dan Evaluasi
Pengamatan atau observasi dilaku-kan
oleh peneliti dengan mengguna-kan
lembar observasi selama satu minggu
(satu siklus), untuk semua guru yang
berjumlah 9 orang. Sela-ma pengamatan
peneliti dibantu oleh tenaga administrasi.
Penga-matan oleh peneliti meliputi :
a. Kehadiran guru dikelas
92
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
b. Tingkat keterlambatan guru ma-suk
kelas
Peneliti juga melakukan penilaian dari
hasil lembar observasi yang di-bagikan
kepada pengurus kelas un-tuk mengamati
kehadiran guru di-kelas. Dari hasil
pengamatan serta rekap dari tingkat
kehadiran guru di-kelas pada proses
belajar mengajar dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tindakan yang dilakukan selama dua
siklus menunjukkan adanya pe-ningkatan
tingkat kedisiplinan guru masuk kelas atau
dalam menjalankan tugasnya.Kriteria yang
digunakan dal-am penelitian tindakan
sekolah ini upa-ya yang dilakukan dalam
meningkatkan disiplin guru adalah sebagai
berikut: (a) sekolah memiliki sistem
pengendalian ketertiban yang dikelola
dengan baik, (b) adanya keteladanan disiplin
dalam sikap dan prilaku dimulai dari pimpinan sekolah, (c) mewajibkan guru un-tuk
mengisi agenda kelas dan mengisi buku
absen yang diedarkan oleh pe-tugas piket,
(d) pada awal masuk se-kolah kepala
sekolah bersama guru membuat kesepakatan
tentang aturan kedisiplinan, (e) memperkecil
kesem-patan guru untuk ijin meninggalkan
ke-las, dan (f) setiap rapat pembinaan diumumkan frekuensi pelanggaran teren-dah.
Secara umum dari enam Kriteria yang
disepakati menunjukkan tingkat ketatan
yang meningkat dan sebaliknya tingkat
pelanggaran semakin menurun. Berdasarkan
analisis data, dari peneli-tian ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa penerapan
Reward dan Punishment efektif untuk
meningkatkan disiplin ke-hadiran guru
dikelas pada kegiatan be-lajar mengajar.
Data yang diperoleh menunjukan bahwa
setelah diadakan penerapan tindakan berupa
Reward dan Punishment, guru yang
terlambat lebih dari 15 menit adalah 0, dan
guru yang terlambat kurang dari 10 menit
seba-nyak 7 orang guru. Penerapan Reward
dan Punishment dapat meningkat disip-lin
guru hadir didalam kelas pada kegi-atan
belajar mengajar.
Tabel 2: Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Guru Pada Kehadiran
Dikelas (Siklus 2)
Waktu
Keterlambatan
Kurang dari
10 menit
10 – 15 menit
Lebih dari 15
menit
No
1
2
3
Jumlah
Persentase
7
77,78 %
2
0
22,22 %
0%
Dari hasil rekapitulasi tingkat
keterlambatan guru dikelas pada proses
pembelajaran diperoleh da-ta, sebanyak
7 orang guru terlam-bat masuk kelas
kurang dari 10 menit, 2 orang guru
terlambat ma-suk kelas 10 menit sampai
dengan 15 menit, dan tidak ada seorang
gurupun yang lambat masuk kelas
sampai 15 menit.
Dari hasil observasi dan data yang
diperoleh,
peneliti
mengam-bil
kesimpulan bahwa tindakan ya-ng
dilaksanakan pada siklus kedua
dinyatakan berhasil, karena terda-pat
77,78% guru yang terlambat kurang dari
10 menit, atau me-lebihi target yang
telah ditentukan sebesar 75 %.
Hasil
93
Upaya Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas, Retnaning Widriastuti
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang system Pen-didikan Nasional.
Jakarta. Dep-diknas.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan
Pembelajaran. Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Subagio. (2010) Kompetensi Guru dalam
Meningkatkan Mutu Pem-belajaran [On
Line]. Tersedia: http://subagio-subagio.
blogspot.
com/2010/03/kompetensiguru-dalam-meningkatkan-mutu.htm
Syamsul Hadi, (2009). Kepemimpinan
Pembelajaran, Makalah Disam-paikan
ada Sosialisasi Akuntabi-litas Kinerja
Kepala Sekolah Da-lam Inovasi
Pembelajaran.
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mu-tu
Pendidik dan Tenaga Kepen-didikan,
Direktorat Tenaga Kepen-didikan
Simpulan
Berdasarkan analisis data, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan Reward dan Punish-ment efektif
untuk meningkatkan disip-lin kehadiran
guru dikelas pada kegi-atan belajar
mengajar.
Data
yang diperoleh menunjukan
bahwa setelah diadakan penerapan tin-dakan
berupa Reward dan Punishment, guru yang
terlambat lebih dari 15 menit adalah 0, dan
guru yang terlambat ku-rang dari 10 menit
sebanyak 7 orang guru. Penerapan Reward
dan Punish-ment dapat meningkat disiplin
guru ha-dir didalam kelas pada kegiatan
belajar mengajar.
Daftar Pustaka
Akhmad Sudrajat, (2010) Manfaat Prinsip
dan Asas Pengembangan Budaya
Sekolah. [On Line]. Ter-sedia :
http://akhmadsudrajat.
wordpress.com/2010/03/04/manfaatprinsip-dan azas pengembangan budaya
sekolah.
Amstrong. Michael, (1991). Mana-jemen
Sumber Daya Manusia. Jakrta:Ghalia
Indonesia.
Anwar Prabu Mangkunegara. (1994).
Psikologi
Perusahaan.
Bandung:
PT.Trigenta karya.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Peneli-tian
Suatu
Pendekatan
Praktek.
Jakarta;Rineka cipta.
Aunurrahman.
(2009).
Belajar
dan
Pembelajaran. Bandung; Alfa Be-ta.
Bambang Nugroho. (2006). Reward dan
Punishment. Bulletin Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum.
94
Download