KIMIA ZAT PADAT Teknik Analisis Termal pada - Iqmal Tahir

advertisement
12/17/2013
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Analisis termal
Jurusan Kimia - FMIPA
Universitas Gadjah Mada (UGM)

KIMIA ZAT PADAT
Teknik Analisis Termal pada Padatan

Analisis termal adalah cabang kajian ilmu bahan yang
mempelajari sifat bahan selama perubahan temperatur
Beberapa metoda analisis termal telah dikembangkan
dibedakan berdasarkan jenis sifat bahan yang dipelajari
perubahannya.
Drs. Iqmal Tahir, M.Si.
Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Yogyakarta, 55281
Tel : 0857 868 77886 047; Fax : 0274-545188
Email : [email protected] atau
[email protected]
Website :
http://iqmal.staff.ugm.ac.id
http://iqmaltahir.wordpress.com
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Beberapa metoda analisis termal
Aplikasi analisis termal
Untuk mempelajari bentuk fisik bahan



Pseudopolymorfis (bentuk
tersolvasi) – padatan kristalin yang
mengandung molekul pelarut
sebagai bagian dari struktur kristal
tersebut secara keseluruhan.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Penggunaan instrumentasi modern untuk
pengamatan perubahan sifat fisik. Komponen
alat meliputi :




Ruang sampel : kompartemen untuk sampel
Sensor untuk mendeteksi / mengukur sifat fisik dan
temperatur.
temperatur
Alat untuk mengatur kondisi parameter pengamatan
(temperatur, laju, lingkungan)
Komputer untuk pengumpulan dan proses data
Kontrol
temperatur
(tanur)
sample
Polymorph B
Solvate A
Solvate B
Differential Scanning Calorimetry (DSC)
 Merupakan analisis termal paling popular
 DSC mengukur panas yang dilepas atau diserap
selama transisi sampel akibat perlakuan
temperatur.




Differential: sampel relatif pada standar
Scanning: temperatur diatur
Calorimeter: pengukuran panas
DSC mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif
terkait sifat fisik dan kimia dengan memerlukan
informasi tambahan


PC
Polymorph A
Amorfis – padatan amorf yang
tidak memiliki struktur kristal biasa
secara tiga dimensi.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Prinsip dasar analisis termal

Polymorfis – kemampuan suatu
bahan untuk membentuk lebih dari
satu jenis bentuk kristal.

Proses endothermik – sampel mengabsorbsi energi
Proses eksothermik – sampel melepaskan energi
Perubahan kapasitas panas
sensors
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
1
12/17/2013
Prinsip kerja analisis DSC
Aplikasi analisis DSC



Power Compensation DSC







High resolution / high sensitivity research studies
Absolute specific heat measurement
Very sensitive to contamination of sample holders

Heat Flux DSC







Routine applications
Near / at line testing in harsh environments
Automated operation
Cost-sensitive laboratories
Titik leleh – padatan kristalin
Desolvasi – absorbsi dan pelepasan pelarut
Transisi gelas – bahan amorf
Panas transisi – pelelehan, kristalisasi
Penentuan kemurnian – kuantifikasi rasio fase
amorfis/kristalin, kontaminasi
Transisi polymorfis – polymorfis dan
pseudopolimorfis
Kondisi proses – faktor lingkungan
Kompatibilitas – interaksi antar komponen
Kinetika dekomposisi – stabilitas kimia dan termal
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Gambaran kurva DSC
Penentuan titik leleh
^exo
^exo
Onset = melting point (mp)
Exothermic upwards
Endothermic downwards
MELTING
20
mW
MELTING
CRYSTALLISATION
GLASS TRANSITION
DESOLVATION
20
mW
H2O
DECOMPOSITION
Heat of fusion (melting) = integration of peak
Y-axis – heat flow
X-axis – temperature (and time)
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
o
40
60
80
tem pe ra ture [ C ]
100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
o
Scanning DSC bahan kristalin dengan satu bentuk polymorfis
te m p e ra tu re [ C ]
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Analisis bentuk polymorphic
Analisis Pseudopolymorphism
^exo
^exo
TRANSITION
MELTING
STABLE
FORM
METASTABLE
FORM
DEHYDRATION
20
mW
20
mW
40
60
80
10 0
12 0
140
1 60
1 80
20 0
220
240
2 60
28 0
30 0
40
60
80
100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
o
o
te m p e ra tu re [ C ]
Scanning DSC bahan kristalin dengan transisi polymorfis
tem perature [ C ]
Scanning DSC bahan terhidrat
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
2
12/17/2013
Analisis padatan amorf
Penentuan kemurnian
DEHYDRATION
Midpoint = glass transition (Tg)
1 mW
40
GLASS TRANSITION
60
80
10 0
1 20
140
160
18 0
20 0
2 20
240
260
28 0
30 0
te m p e ra tu re [°C ]
Polyvinylpyrrolidone (PVP) co-processed with hydroflumethiazide
Kemurnian bahan phenacetin
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Analisis Thermogravimetri(TGA)



Aplikasi analisis TGA

Suatu teknik untuk
pengukuran variasi massa
sampel yang berubah akibat
perubahan temperatur pada
kondisi atmosfer terkontrol.
Digunakan
g
termobalance
untuk pengukuran berat
sampel sebagai fungsi
temperatur.
Sampel diletakkan
bergantung pada timbangan
dalam tanur, sementara
timbangannya di luar tanur.
balance
sample


purge gas
Desolvasi – pelarut yang terabsorbsi atau
terikat secara kristalin, stokiometeri hidrasi dan
pelarut lain
Dekomposisi – kestabilan kimiawi dan termal
Kompatibilitas – interaksi antar komponen
furnace
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Contoh kurva TGA
Analisis TG Lactosa monohydrate
Kurva TGA senyawa kristalin dan amorf.
^exo
20
mW
2
mg
0
20
2
mg
40
60
80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340
o
0
20
40
60
tem perature [ C]
80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320
o
temperature [ C]
Kurva DSC dan TGA untuk laktosa monohydrata
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
3
Download