151 DAFTAR PUSTAKA Abbas R. 2005. Mekanisme perencanaan partisipasi stakeholders Taman Nasional Gunung Rinjani (disertasi). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Adimihardja L. 1999. Petani Merajut Tradisi di Era Globalisasi. Bandung: Humaniora Utama Press. Adimihardja K, Hikmat H. 2004. Partisipatory Research Appraisal dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Pr. Adimihardja K. 2004. Sistem pengetahuan dan teknologi lokal: dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Bandung: Humaniora Utama Pr. Adiprasetyo. 2009. Sikap masyarakat lokal terhadap konservasi dan taman nasional sebagai pendukung keputusan dalam pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (studi kasus di Kabupaten Kerinci dan Lebong, Indonesia). Jurnal Bumi Lestari 9 : 173-186. Alikodra HS. 1987. Manfaat taman nasional bagi masyarakat disekitarnya. Bogor: Media Konservasi. Alikodra HS. 1990. Konsep daerah penyangga Taman Nasional Baluran, suatu studi. Di dalam: Stephen V. Nash. Prosiding seminar nasional pengelolaan kawasan penyangga. Jayapura 16 – 17 Oktober 1990: Dinas Kehutanan Propinsi Irian Jaya dan WWF Irian Jaya. Alikodra HS, Syaukani HR. 2004. Bumi Makin Panas Banjir Makin Luas: Menyibak Tragedi Kehancuran Hutan. Bandung: Nuansa. Alland AJR. 1975. Adaptation, Di dalam: Annual Review of Anthropology, Vol. 4 (1975), 59-73. URL: http://links.jstor.org/sici?sici= 0084-6570. Diakses tanggal 2 Juli 2006. Agrawal A, Yadama GN. 1997. How do Local Institutions Mediate Market and Population Pressures on Resources? Forest Panchayats in Kumaon, India. Development and Change 28: 435-465. Institute of Social Studies. Agrawal A. 1998. Indigenous and scientific knowledge: some critical comments, Jurnal Antropologi Indonesia no 55-th.XXII 1998 hlm: 14-22 Agrawal A. 2005. Environmentaly: community, intimate, government, and the making of environmental subjects in Komaon, India Current Anthropology, 46-161-90. 152 Anau et al. 2000. Pemetaan desa partisipatif dan penyelesaian konflik batas: studi kasus di desa-desa daerah aliran sungai Malinau. Bogor: CIFOR. Anonim.1990.Undang-undang Republik Indonesia No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Surabaya: Karya Anda. Anwari W.2006. Arah baru pengentasan kemiskinan, indentifikasi masalah-masalah substantif. J Equilibrium, Ekonomi dan Kemasyarakatan : 3 (2): hal. 148 – 164. Arnold JEM. 1998. Managing Forest as Common Property. Bogor: CIFOR. Atran S. 1999. Folk Ecology and Commons management in the Maya Lowlands. Proceeding of The National Academy of Science USA. Di dalam: Pandey DN. 1993. Wildlife, National Park, and People. Indian Forester 119: 521-529. Awang SA. 1993. Pembangunan Masyarakat dan Keseriusan Mewujudkannya dalam Pengelolaan Hutan yang Lestari di Indonesia. Di dalam: Sumardi A. et al. (ed). 1993 Norma-Norma Kelestarian Sosial, Ekonomi, dan Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Yogyakarta: Fahutan UGM. Ayoola GB. Indigenous Knowledge and Agricultural Extension delivery. Indigenous Knowledge Development Monitor 2001; No 9 Mei: pp.28-29. Azis ASR. 2003. Memahami Fenomena Sosial Melalui Studi Kasus. Di dalam Bungin B. (editor). 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm: 18-35. Bappeda-BPS Musi Rawas.2005. Musi Rawas Dalam Angka Tahun 2005. Badstue LB et al. 2006. Examining the Role of Collective Action in an Informal Seed System: A Case Study from the Central Valleys of Oaxaca, Mexico. Di dalam: Human Ecology, Vol. 34, No. 2.hlm : 249-272. Baland JJP, Platteau. 1996. Halting degradation of natural resources: Is there a role for rural communities? Di dalam: Pagde A, Kim Y, Daugherty PJ. 2006. What Makes Community Forest Management Successful: A Meta-Study From Community Forests Throughout the World. Society and Natural Resources, 19 Barlett PF. 1980. Adaptive Strategies in Peasant Agricultural Production. Annual Review of Anthropology, Vol. 9. Hlm: 545-573. Basturo X. 2006. How Locally Designed Access and Use Controls Can Prevent the Tragedy of the Commons in a Mexican Small-Scale Fishing Community. Di dalam: Society and Natural Resources, Vol 18: hlm: 643–659. 153 Basuni S. 2003. Inovasi Institusi untuk Meningkatkan Kinerja daerah Penyangga Kawasan Konservasi (Studi kasus di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat). (Disertasi) tidak Dipublikasikan. Bogor: Institut Pertanain Bogor. Bauer H. 2003. Local Perception of Waza National Park, Northen Cameroon. (Abstrak). Environmentan Coservation. Cambridge University Press 30: 175-181 Bhattarai TN. 1985. Community forestry development in Nepal. National Curriculum Development Workshop Paper. Kathmandu, Nepal: Ministry of Forest and Soil Conservation. Berkers F, Jolly D. 2001. Adapting to climate change: social- ecological resilience di dalam: a Canadian western Arctic community. Conservation Ecology 5 (2): 18. [online]: http://www.consecol.org/vol5/iss2/art18. Diakses: 24 Pebruari 2007. Berkes F. 2004. Knowledge, Learning and the Resilience of Social-Ecological Systems. Paper for the Panel "Knowledge for the Development of Adaptive CoManagement", session organizers.IACSP '04, Oaxaca, Mexico, Agustus 2004. Bennett JW. 1976. The Ecological Transition: Cultural Anthropology and Human Adaptation. New York: Pergamon Press Inc. Black JA, Champion DJ. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Koeswara et al., penerjemah. Bandung: Eresco. Bohensky E, T. Lynam. 2005. Evaluating responses in complex adaptive systems: insights on water management from the Southern African Millennium Ecosystem Assessment (SAfMA). Ecology and Society 10 (1): 11. [online] http://www.ecologyandsociety.org/vol10/iss1/art11/ (diakses: tanggal 24 September 2006). Borrini-Feyerabend G, Farvar MT, Nguinguiri JC, Ndangang VA. 2000. Co-management of Natural Resources: Organising, Negotiating and Learning-by-Doing. GTZ and IUCN, Kasparek Verlag, Heidelberg Germany. Brown R. (editor) 1995. Masa Depan Bumi. Hermoyo, penerjemah. Jakarta:Yayasan Obor. Terjemahan dari: State of the World. Bungin B. 2003. Teknik-Teknik Analisis Kualitatif dalam Penelitian Sosial. Di dalam Bungin B. (ed). 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm: 83-105 Burger R. 1998. Water Users Associations in Kazakhstan: An Institutional Analysis. Harvard Institute for International Development (HIIID) Cambridge. Di dalam: 154 Kartodiharjo et al. Kajian Institusi Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah. Bogor : K3SB. Burkard G. 2002. Stability or Sustainability? Dimensions of Socio-economic Security in a Rain Forest Margin. Palu, Indonesia: Discussion Paper No 6, STORMA. Burton E, Swanson.1984. Agricultural Extension, A Reference Manual. Second Ed, Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome: FAO. Campbell JY. 2003. Beragam Pandangan Mengenai Kehutanan Masyarakat (Community Forestry di Indonesia). Di dalam: Kemana Harus Melangkah? Masyarakat, Hutan dan Perumusan Kebijakan di Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. Colfer CJP. 1999. The BAG (Basic assessment guide for human well-being). Criteria & Indicators Toolbox Series No. 5. Bogor, Indonesia: CIFOR. Korten, D.C dan Sjahrir (ed). 1993. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan. Korten, D.C. (1987). Community management. West Hartford, CT: Kumarian Press. Colfer CJP. 2005. The Complex Forest: Comunities, Uncertainty, and Adavtife Collaborative Management. Resource for he future, Bogor: Washington, SC and CIFOR. Chambers, 1983. Rural Development: Putting the Last First Robert Chambers, HUM Longman London Lagos, New York CHAPTER Coleman J. 1990. Foundation of social theory. Cambridge: Harvard Univ Pr. Combs P, Manzoor A.1980. Memerangi kemiskinan di Pedesaan melalui pendidikan non formal (diterjemahkan YIIS).Jakarta. Cundill GNR, Fabricius C, Marti N. 2006 Foghorns to the Future: Using Knowledge and Transdisciplinarity to Navigate Complex Systems. Di dalam: Ecology and Society 10 (2): 8. http://www.ecologyandsociety.org/vol10/iss2/art8/. (Diakses 8 Maret 2006). Daldjoeni A. 2004. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Cetakan ke-4. Bandung: Alumni. Dahama O, Bhatnagar O. 1980. Educational and Communication For Development. New Delhi: Oxford & IBH. 155 Darusman D. 2002 Pembenahan Kehutanan Indonesia: Dokumentasi Kronologis Tulisan 1986-2002. Bogor: Laboratorium Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan, Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Darusman D. 2001 Komparasi Antar Usaha Kehutanan. Di dalam: Resiliensi Kehutanan Masyarakat Indonesia. Yogyakarta, Debut Press. David E, Wollenberg E, Dachang L. 2003. Introduction. Di dalam : Local Forest management, The Impacts of Devolution Policies. Earthscan London. Sterling VA. Dear CE, Myers OE. 2005. Conflicting Understandings of Wilderness and Subsistence in Alaskan National Parks. Society and Natural Resources, 18: hlm 821-837. Departemen Kehutanan. 2000. DEPHUT website, http://dephut.gov.id. (Diakses 18 Juni 2004). Departemen Kehutanan. 2004. Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi. Jakarta: Dirjen PHKA. Departemen Komunikasi dan Informatika. 2005. Kriteria Rumah Tangga Miskin. Tim Koordinasi Pusat Program Pemberian Subsidi Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga Miskin. Jakarta. Dinata, Y., dan Sugiardjito, J. 2008. The existence of Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) and their prey in different forest habitat types in Kerinci Seblat National Park, Sumatra. Biodiversitas 10: 222-226. Devung S. 1997 Tana’Ulen Sistem tradisional Pengolahan Hutan oleh dan Untuk Rakyat. Studi Kasus dari DAS Bahau Kaltim, Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang. Pusat Perhutanan Sosial (CSF) Samarinda: Unmul. Djajadiningrat. S.2005. Sustainable Future: Menggagas warisan peradaban bagi anak cucu seputar wacana pemikiran. Jakarta: ICSD.Bagian I: Dari konsep menuju praksis. Hal 1 – 9. Dove MR. 1983. Studi Kasus tentang Sistem Perladangan Suku Kantu’ Kalimantan, PRISMA 4: 63 – 67. Dove MR. 1988. Sistem Perladangan di Indonesia. Suatu Studi Kasus dari Kalimantan Barat Yogyakarta: UGM Press. Einsiedel LA.1968. Success and Failure of some Community Development in Batanggas, A Community Development Research. Counsiel: Univ. Philippines. 156 Effendi, E. 2001. Subsidi Ekologis Taman Nasional Kerinci Seblat: Memperkuat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan efisiensi APBD kabupaten. Laporan ICDP-TNKS – Park Management Component A. Jakarta: Greenomics. Ellen R, Parkes P, Bicker B. 2000. Indigenous Environmental Knowledge and its Transformations : Critical Anthropological Perspectives: Hardwood Academic. Ellen R. 1997. Indigenous knowledge of the rainforest: Perception, extraction, and conservation. Canterbury: University of Kent. ELSAM/ICEL. 2001. Whose Nation? Whose Resourcs Towards a New Paradigm of Environmental Justice and the National Interest of Indonesia. Didalam: Kemana Harus Melangkah? Masyarakat, Hutan dan Perumusan Kebijakan Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. ESCAP.1999. HRD Course for Poverty Alleviation. Bangkok:HRD Division Faisal, Sri M. 2000. Inovasi Penyelesaian Sengketa Pengelolaan Sumberdaya Hutan, Bogor. Pustaka LATIN. Faust H, Maerten M, Weber M, Nunung R, van Rheenen T, Birner R. 2003. Does Migration Lead to Destabilization of Forest Margins? Evidence from an Interdisciplinary Field Study in Central Sulawesi, STORMA Discussion Paper Series on Social and Economic Dynamics in Rainforest Margins, No. 11. Fay C, Sirait M 2003. Mereformasi Para Reformis di Indonesia Pasca Soeharto. Di dalam: Kemana Harus Melangkah?: Masyarakat, Hutan dan Perumusan Kebijakan di Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. Fisher S, Abdi DI, Ludin J, Smith R, Williams S. 2000. Mengelola konflik: Keterampilan dan strategi untuk bertindak. S.A. Kartikasari, dkk. Penyunting & Penerjemah. Jakarta. The British Council dan Zeb Books. Terjemahan dari: Working with conflict: Skill and strategies for Action. Flint CG, Luloff AE. 2005 Natrural Resource-Based Communities, Risk, and Disater: An Intersection of Theories. Di dalam: Society and Natural Resources, 18: hlm 399412. Frankistoro, F. 2006. Potensi keanekaragaman jenis tumbuhan di Taman Nasional Kerinci Seblat (Studi kasus di Resort Gunung Tujuh dan Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi). Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Fremerey M. 2002. “Local Communities as Learning Organisations: The Case of The Village of Toro, Central Sulawesi, Indonesia.” Di dalam : Storma Discussion Paper Series. No 6. Gottingen & Bogor : STORMA. 157 Friedmann, J. (1992) Empowerment: the politics of alternative development,Oxford: Blackwell Publishers(ISBN 1557863008 (pbk)) Fukuyama F. 2000. The Great Depression: Human Nature and the Reconstitution of social order. London: Profile Book. Fukuyama F. 2002. Trust: Kebajikan social dan penciptaan kemakmuran. Ruslani, penerjemah. Yogyakarta. Qalam. Terjemahan dari: Trust, The sosial Vitues and the creation of prosperity. Garcia MB. 1994. Introductory Sociology: A Unifield Approach with Accompanying Work Book. Metro Manila, Philippines: National Book Store. Inc. Gerold G, Fremery M, Guhardja E. 2004. Land Use, Nature Conservation and the Stability of Rainforest Margins in Southeast Asia. Springer, Berlin Heidelberg New York. Ghate R. 2004. Traditional and Non-traditional Indigenous Informal Institutions in Forest Management. Di dalam : EGDI and UNU-WIDER Confrence 17 – 18 September 2004, Helsinki, Finland. Hlm 1 – 19. Ghulam RD. 2006. Kemiskinan: Miskin atau Pemiskinan (Negara kesejahteraan atau Negara yang memiskinkan). J Equilibrium, Ekonomi dan Kemasyarakatan: 3 (2): hal. 165 - 181. Gilmour DA, Fisher RJ. 1998. Sejarah Communitry Forestry di Nepal. Di dalam: Seri Kajian Komuniti Forestri, Seri 1 Tahun 1. Golar. 2007. Strategi adaptasi Adat Toro: Kajian Kelembagaan Lokal dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Hutan di Sekitar Taman Nasional Lore Lindu Provinsi Sulawesi Tengah. Diserrtasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Goldman M. 2003. Partitioned Nature, Privileged Knowledge: Community-Based Conservation in Tanzania. Development and Change 34 (5): 833-862. Institute of Social Studies. Goldschmidt W. 1971. The Dinamyc Adaptation of Sebei Law. Di dalam: Soeharjito D. 2002. Kebun Talun: Strategi Adaptasi Sosial Kultural dan Ekologi Masyarakat Pertanian lahan Kering di Desa Buniwangi, Sukabumi, Jawa Barat (Disertasi) tidak Dipublikasikan. Depok: Universitas Indonesia. Gomes AG. 1993. Konfrontasi dan Kontinuitas: Produksi Komoditi Sederhana di Kalangan Orang Asli. Di dalam: Gomes AG dan Ghee LT, editor. Suku Asli dan Pembangunan di Asia Tenggara. Jakarta, Indonesia: Yayasan Obor. Hlm. 18-58. Gomes AG, Ghee LT. 1993. Suku Asli dan Pembangunan di Asia Tenggara. Di dalam: Gomes AG dan Ghee LT, editor. Suku Asli dan Pembangunan di Asia Tenggara. Jakarta, Indonesia: Yayasan Obor. Hlm. 18-58. 158 Gooner C. 2001. Pengelolaan Sumberdaya di Sebuah Desa Anak benuaq: Strategi, Dinamika dan Prospek. Sebuah Studi kasus dari Kalimantan Timur Indonesia. Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) Gmbh Postfach 5180 D-65726 Eschborn, Germany. Grant E. 2001. Social Capital and Community Strategies: Neighbourhood Development in Guatemala City, Development and Change Vol. 32: hlm. 975-997. Greiner L. 1998. Working with Indigenous Knowledge: A Guide for Researches. IDRC: Ottawa Canada. Di dalam: Bahan Ajaran Agroforestry. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF): 5 Sumodiningrat, G. 2009. Mewujudkan kesejahteraan bangsa: menanggulangi kemiskinan dengan prinsip pemberdayaan masyarakat / Gunawan Sumodiningrat ; editor, Ariwibowo Suprajitno Adhi. Elex Media Computindo. Jakarta. Hanna S, M. Munasinghe. 1995. Property rights and the environment: Social and ecological Issues. Washington, DC: ESD. Hadiyanti, P.2006. Kemiskinan dan upaya pemberdayaan masyarakat. Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. Volume 2, Nomor 1, Juni 2006 komunitas.wikispaces.com/.../kemiskinan+dan+upaya+pemberdayaan...di undu tanggal 9 desember 2011. Hecht SB, Kandel S, Gomez I, Cuellar N, Rosa H. 2006. Globalization, Forest Resurgence, and Environmental Politics in El Salvador. World Development, Vol. 34 (2). Hidayat H.1997. Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program HPH Bina Desa Hutan (Studi kasus Desa Muara Gusik, Kecamatan Muara Kedang, Kabupaten Kutai, Kaltim). Analisis CSIS: 26 (5) : hal. 443 - 463. Hidayat H. 2006. Persepsi stakeholders dalam pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di era otonomi daerah. Masyarakat Indonesia, LIPI: 32 (1): hal. 85 – 107. Hikmat H. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Pr. Hirakuri SR. 2003. Can Law Save the Forest: Lesson from Finland and Brazil. Jakarta, Indonesia: CIFOR. Hirschman AO.1977. Strategi Pembangunan Ekonomi, terjemahan. Jakarta: Dian Rakyat. Terjemahan dari: The Economic development strategy. Hoogvelt, Ankie MM. 1976 The Sociology of Developing Scieties. London: The Mc. Millan Press Ltd. 159 Hubeis A. 1994. Penyuluhan Pembangunan di Indonesia Menyongsong Abad XXI. Jakarta: Pustaka Pembangunan. Ibrahim, LD. 1998. Perkembangan komuniti lokal sebagai dasar pemikiran strategi meningkatkan peran serta masyarakat dalam tata ruang, Pertemuan pakar untuk membahas RPP tentang tata laksana hak dan kewajiban serta bentuk peran serta masyarakat dalam penataan ruang, Bandung 8-9 Januari 1998. ICDP-TNKS. 1999. [Depdagri] Departemen Dalam Negeri, [Dephutbun] Departemen Kehutanan dan Perkebunan dan WWF. 1999. Kerinci Seblat: Proyek Pengembangan Wilayah dan Konservasi Terpadu. Pemantauan dan Evaluasi-Komponen D ICDPTNKS. Jakarta: Ditjen Bina Bangda, Ditjen PHKA dan WWF. Ife J. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives. Vision, Analysis and Practice. Australia: Longman. [IPB] Institut Pertanian Bogor. 2001. Pedoman penulisan dan penyajian karya ilmiah. Bogor: IPB Pr. Iskandar J. 1992. Ekologi Perladangan di Indonesia, Studi Kasus dari Daerah Baduy, Banten Selatan Jawa Barat. Jakarta: Djambatan. Iskandar J. 2001. Manusia budaya dan lingkungan: Kajian ekologi manusia. Bandung: Humaniora Utama Pr. Isnaini R. 2006. Enabling policy and procedures in a National Park: A Struggle for Equity Case Study in Kuningan District, West Java. The Indonesian Tropical Institue (LATIN), Bogor. Indonesia. www.eastwestcenter.org/stored/misc/hanginginbalance07/indonesia/westjava.pdf (june 2, 2006). IUCN. 1994. Guidelines for protected Areas Management Categories, IUCN Commissions on National Parks and Protected Areas (CNPPA)-World Conservation Monitoring Centre (WCMC), Gland - Switzerland and Cambridge, UK. Kaimowitz. 2003. Refleksi Empat Tahun Mengembangkan Sosial Forestri di Era Desentralisasi, Intisari Lokakarya Nasional Sosial Forestri Cimacan, 10 – 12 September 2002, Bogor, Center for International Forestry Research (CIFOR) Kameri-Mbote P. 2006. Conflict and Cooperation: Making the Case for Environmental Pathways to Peacebuilding in the Great Lakes Region. Woodrow Wilson International Center: Washington, DC. 160 [KPDT] Kantor Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal. 2005. STRANAS Pembangunan Daerah Tertinggal. Jakarta: KPDT. Kartasasmita G. 1996. Pembangunan untuk rakyat : Memadukan pertumbuhan dan pemerataan. Jakarta: CIDES. Kartasubrata J. 2003. Social Forestry dan Agroforestry di Asia (Buku I). Bogor: Lab Poleksos IPB. Kartodihardjo H. et al. 2000. Kajian Institusi Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah. Bogor: K3SB. Kartodihardjo H. 2004. Pelajaran Sudah Usai: Menyoal Kebijakan Pengelolaan Sumbedaya Alam di Kawasan Ekosistem Halimun. Makalah Seminar Sehari ”Kawasan Halimun: Nyoreng Alam ka Tukang, Nyawang Anu Bakal Datang”, Bogor. 17 Pebruari 2004. Kartodihardjo H. 2006. Refleksi Kerangka Pikir Rimbawan: Menguak Masalah Institusi dan Politik Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Kasih, N. 2003. Subsidi Ekologis Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Dalam Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas. Makalah Kuliah Falsafah Sains. IPB.Bogor. Kasper W, Streit M.E. 1998. Institutional Economic: Social Order and Public Policy. Cheltenham, UK. Northampton, MA, USA: Edward Elgar. Kieffer C. 1984. Citizen Empowerment: A Developmental Perspective, Prevention in Human Service. Vol. 3. USA. Kief J. 2001. Indigenous Variety Development in Food Crops Strategies on Timor: Their Relevance for In-Situ Biodiversity Conservation and Food Security. Indigenous Knowledge Development Monitor 2001; No 9 Juli: 7 - 15. Kompas, 2003. Perambahan hutan konservasi di Sumatera Selatan. www.kompas.com, (20 agustus 2003). Kompas, 1999. TNKS memperoleh status penetapan Negara. www.kompas.com (30 November 1999) Korten DC, Sjahrir (editor). 1988. People centered development. Setiawan Abadi, Penerjemah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Terjemahan dari: People centered development. 161 Kusumosuwidho S. 2004. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Lagimpu A. 2002. Revitalisasi Kelembagaan Tradisional Masyarakat Adat. Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Masyarakat Adat Ngata Toro, 25-30 Oktober 2002. LEI. 2004. Pedoman Lei 99-44: Pedoman Pengambilan Keputusan Sertifikasi Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML). Indonesia: Lembaga Ekolebel Indonesia. Leach M, Mearns R, Scoones I. 1997. Challenges to Community-Based Sustainable Development: Dynamics, Entitlements, Institutions. IDS Bulletin. 28(4): 4-14. Legawa IM. 1999. Subak: Organisasi Sosio-Religius di Bali. Di Dalam: Soedjito. H. 2006. Kearifan Tradisional dan Cagar Biosfer di Indonesia. Prosiding Piagam MAB 2005 Untuk Peneliti Muda dan Praktisi Lingkungan di Indonesia. Komite Nasional MAB-Indonesia-LIPI; Bogor, 24-27 Agustus 2005. Jakarta: Komite MAB Nasional Indonesia-LIPI Press. Leibo K.1995. Sosiologi perdesaan: Mencari suatu strategi pembangunan masyarakat desa berparadigma ganda. Yogyakarta: Andi offset. Lestaria, M. 2006. Nilai manfaat “Pelak” (Agroforestri) bagi masyarakat di desa sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat (Studi kasus di Desa Jujun dan Desa Benik Kecamatan Keling Danau Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi). Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Linkie, M. 2007. Estimating occupancy of a data deficient mammalian species living in tropical rainforests: sun bears in the Kerinci Seblat region, Sumatra. Biological Conservation 137 : 20-27. Li T. 2000. Articulating indigenous identity in Indonesia: resource politics and the tribal slot. Working Paper (WP-007). Berkeley Workshop On Environmental Politics. Institute Of International Studies, University Of California, Berkeley. Liu D, David E. 2003. The Promises and Limitations of Devolution and Local Forest Management in China. On Local Forest Management, The Impacts of Devolution Policies. London. Sterling VA: Earthscan. Lynch O, K. Talbott. 1995 Balancing acts: community-based forest management and national law in Asia and the Pacific. World Resources Institute, Washington, DC. Ma’arif S, Tanjung H. 2003. Teknik-teknik kuantitatif untuk manajemen. Jakarta: Gramedia. 162 Maertens et al. 2002. Explaining Agricultural Land Use in Villages Surrounding the Lore Lindu National Park in Central Sulawesi, Indonesia. Di dalam : STORMA Discussion Paper Series. No 4. Gottingen & Bogor: STORMA. Margono S. 1978. Penyuluhan Pertanian. Bogor: IPB. Manullang, S. 1999. Kesepakatan Konservasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi. The Natural Resources Management Program, Jakarta. Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta. Grasindo. Marks JS, Zadoroznyj M. 2005. Managing Sustainable Urban Water Re-use: Structural Context and Cultures of Trust. Di dalam: Society and Natural Resources, 18: hlm 557-572. Maryama S. 2006. Kemiskinan dunia ketiga: Antara yang korup dan yang pelit. Jurnal Equilibrium, Ekonomi dan Kemasyarakatan: 3 (2): hal. 182 - 195. Mashoed. 2004. Pemberdayaan masyarakat miskin, membuka kawasan terisolasi. Surabaya: Papyrus. Mattulada 1994. Lingkungan Hidup Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Mayo M. 1994. “Community Work”, dalam Hanvey and Philpot (eds), Practising Social Work, London: Routhledge. Mawardi,M. J. 2008. Strategi Pemberdayaan Masyarakat . Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. Volume 4, Nomor 1, Juni 2008, hal 17-28. http://komunitas.wikispaces.com/file/view/strategi+pengembangan+masyarakat+ madani.pd McKinnon, K., Child, J., Thorsell, G. 1993. Pengelolaan kawasan yang di lindungi di daerah tropika. Harry Harsono Amir, Penerjemah. Yogyakarta. Gadjah Mada Univ. Pr. Terjemahan dari: Managing protected areas in the Tropics.IUCN/UNEP. McKean MA. 1992. Management of Traditional Common Lands (Iriaichi) in Japan. Di dalam: D.W. Bromley, editor. Making the Commons Work: Theory, Practice, and Policy. San Francisco, California: Institute for Contemporary Studies Press. McNeely. J. 1995. Partnership for conservation: An Indroduction in expanding partnerships in conservation. IUCN-The World Conservation Union. Washington DC: Island Pr. Merrill R, Effendi E. 1999. Impact of Indonesia’s crisis : IV. Protected Area Management. NRM News 1(1) 15. Jakarta, Indonesia: Natural Resources Management Project. 163 Miller, Elmer S, Charles AW. 1979. An Introduction to Antropology. Englewood Cliffs. New York: Prestice-Hall, Inc. Moran, Emilio F. 1982. Human Adaptability an Introduction to Ecological Anthropology. Di dalam: Seminar dampak Timbal Balik antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman- Indonesia dan Building Research Institute-Jepang; 19-20 Maret 2001. Mueller DJ. 1986. Pengukuran Sikap Sosial, Pegangan untuk Peneliti dan Praktisi. Kartawidjaja ES, penerjemah. Bandung: Bumi Aksara. Terjemahan dari: Measuring Social Attitudes, A Handbook for Researchers and Praktitioners. Muhadjir N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Müller J. 2006. Perkembangan masyarakat lintas ilmu. Hesty Yenima, editor. Jakarta: Gramedia. Mulyana D. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Munandar, Aris. 2008. Peran Negara dalam penguatan program Pemberdayaan Masyarakat. POELITIK. Journal Kajian Politik dan Masalah Pembangunan, Volume 4/No 1/2008. Hal 151-162. Pasca Sarjana Universitas Nasional. Jakarta. Munandar, Aris. 2002. Pembangunan Nasional, Keadilan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 2 No. 1, September 2002: 1224.http://www.paramadina.ac.id/downloads/Jurnal Universitas Paramadina/Jurna UPM Vol-2 No-1-2009-2002/212-aris_munandar.pdf Munggoro DW. 1998. Sejarah dan Evolusi Pemikiran Komuniti Forerstri. Di dalam: Seri kajian Komuniti Forestri; Menguak Evolusi Pemikiran Komuniti Forestri; Seri 1 Tahun 1 Maret 1998. Munggoro, W. dan Novi, A. 2002. Tatanan kehutanan majemuk: redistribusi kekayaan alam nusantara. Jurnal Komuniti Forestri: 7-17. Murray G, Neis B, Johnsen JP. 2006. Lessons Learned from Reconstructing Interactions Between Local Ecological Knowledge, Fisheries Science, and Fisheries Management in the Commercial Fisheries of Newfoundland and Labrador, Canada. Di dalam: Human Ecology. Vol 34. N0 2. hlm: 549-571. Murray R. 1985. Community Organization. New York: Harper and Brother. 164 Mustafa. 2002. Dinamika konflik dan model institusi pengelolaan kawasan yang berkelanjutan: Studi kasus pada pengelolaaan kawasan konservasi Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur (disertasi). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Mutmainnah Y. 2006. Menerobos Feminisasi Kemiskinan: Perlunya Gerakan Solidaritas Global. Jurnal Equilibrium, Ekonomi dan Kemasyarakatan: 3 (2): hal. 196 - 207. Nababan A. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat Adat: Tantangan dan Peluang. Di Dalam: Makalah Pelatihan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. PPLH-IPB. 5 Juli 2002: hlm 1-5. Nabli MK, JB. Nugent 1989. The New Institutional Economics and Economic Development: An Intruduction. Nabli and Nugent, editor. The New Institutional Economics and Development: Theory and Application to Tunisia, Amsterdam, The Netherlands: Elsvier Science Publishers. Nazir M. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nemarundwe N. 2001. Kolaborasi Kelembagaan dan Share Learning untuk Pengelolaan Hutan di Distrik Chivi, Zimbabwe. LATIN, penerjemah. Bogor; Pustaka Latin. Terjemahan dari: Institutional collaboration dan share learning on Forest Management in Chivi Distric, Zimbabwe. Ngo M. 1999. Profil Komunitas Desa/Hutan di Kalimantan dan Implikasinya: Sebuah Pengantar Diskusi tentang Strategi IPARR. Di dalam: Suharjito D, editor. Hakhak Penguasaan Atas Hutan di Indonesia . Bogor P3KM. hlm 19 – 47. North D. 1990. Institutions, Institutional Changes and Economic Performance. Cabridge: Cambridge University Press. Nugraha A.2005. Rindu ladang. Perspektif perubahan masyarakat desa hutan. Tangerang: Wana Aksara. Oakley, P. 1991. Project with People: The Practice of Participation in Rural Development, ILO, Geneva. Ostrom E. 1990. Governing the Common: The Evolution of Institutions for Collective Action. New York: Cambridge University Press. Ostrom E. 1994. Neither Market nor State: Governance of Common-pool Resources in the Twenty-first Century. Washington, DC: International Food Policy Research Institute. 165 Pagde A, Kim Y, Daugherty PJ. 2006. What Makes Community Forest Management Successful: A Meta-Study From Community Forests Throughout the World. Society and Natural Resources, 19: hlm: 33–52 Pakpahan A. 1989. Kerangka Analitik Untuk Penelitian Rekayasa Sosial: Perspektif Ekonomi Institusi. Di Dalam Pasandaran et.al. (ed) 1989. Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian. Bogor: Pusat Penelitian Agro Ekonomi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pambudi HS, Sahdan G. 2006. Konflik tanah dan ruislag di Kabupaten Banyumas. Jurnal Pembaruan Desa dan Agraria: 3 (3): hal. 41 – 55. Pandey DN. 1993. Wildlife, National Park, and People. Indian Forester 119: 521-529. Parlee B, Berkes F. 2006. Indigenous Knowledge of Ecological Variability and Commons Management: A Case Study on Berry Harvesting from Northern Canada Human Ecology hlm. 34: 515–528. Parsons R, James DJ, Santos HH.1994. California: Wadsworth,Inc. The Integration of Social Work Practice. Payne M. 1995. Social Work and Community Care. London: McMillan. Pawennari H. 2004. TALUTN TANAQ; Sistem Pengetahuan Lokal Komunitas Dayak Benuaq dalam Aktivitas Perladangan di Desa Melapen Baru kabupaten Kutai Barat kalimantan Timur [Disertasi]. Makassar: Program Pasca Sarjana, Universitas Hasanuddin. BPS-Pemerindah Daerah Kabupaten Musi Rawas. 2005. Musi Rawas dalam Angka Tahun 2005: Bappeda dan Kantor Statisik Musi Rawas. Potter L, S. Badcock. 2000. The Effect of Indonesia’s Decentralization on Forests and Estate Crops: Case Study of Riau Province, the Original Districts of Kampar and Indragiri Hulu. Bogor, Indonesia: CIFOR. Prabhu R, CJP. Colfer, R.G. Dudley. 1999. Guidelines for Developing, Testing, and Selecting Criteria and Indicators for Sustainable Management: A C&I Developer’s eference. CIFOR C & I Toolbox Series 1. Bogor, Indonesia: CIFOR. Pradono.1994. Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Otonomi di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional : Perencanaan Pengembangan Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia, Bandung, 6 – 7 Des 1994. Jurusan Teknik Planologi – FTSP – ITB.GTZ. 166 Pranaka, A.M.W dan Vidhyandika.1996. Pemberdayaan (empowerment) Dalam Onny Prijono dan Pranarka (ed). Pembedayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta. CSIS. Pranadji, Tri. 2006. Penguatan modal sosial untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan dalam pengelolaan agroekosistem lahan kering. Kabupaten Boyolali . Jurnal Agro Ekonomi, Volume 24 no.2, oktober 2006 : 178-206 http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/JAE 24-2d.pdf Pranowo. 1985. Manusia dan Hutan; Proses Perubahan Ekologi di Lereng Gunung Merapi. Jogyakarta : Gadjah Mada University Press. Primack RB, Supriatna J, Indrawan M, Kramadibrata P. 1997. Biologi Konservasi. Jakakarta: Yayasan Obor Indonesia. Prinando, M. 2008. Pengaruh kegiatan pertanian dalam aspek sosial, ekologis dan sosio-ekologis terhadap pengelolaan kawasan di Taman Nasional Kerinci Seblat. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Purwanto Y. 2004. Etnobotani Masyarakat Tanimbar-kei, Maluku Tenggara: Sistem Pengetahuan dan Pemanfaatan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan. Perhimpunan Masyarakat Etnobotani Indonesia- Bogor: Pusata Penelitian Biologi LIPI. Rahayu S. 2005. Aplikasi SPSS Versi12.00 dalam riset pemasaran. Bandung: Alfabeta. Ramakrishnan PS. 2003. Biodiversity Conservation: Lesson from the Budhist Demajong Landscape in Sikkim, India Di Dalam: Soedjito. H. 2006. Kearifan Tradisional dan Cagar Biosfer di Indonesia. Prosiding Piagam MAB 2005 Untuk Peneliti Muda dan Praktisi Lingkungan di Indonesia. Komite Nasional MAB-IndonesiaLIPI; Bogor, 24-27 Agustus 2005. Jakarta: Komite MAB Nasional IndonesiaLIPI Press. Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Rappaport J. 1984. Studies in Empowerment: Introduction to the Issue. USA: Prevention In Human Issues. Rasmussen L N and Meinen-Dick R. 1995. Local Organizations for Natural Resource Management: Lesson from Theoretical and Empirical Literature. Http://www.ifpri.org/divs/eptd/dp/paper/eptdpll.pdf (Diakses tanggal 5 oktober 2003). 167 Republika. 2004. Hutan TNKS di Mura Terus Dirusak.Republika on line: www.republika.co.id (Thursday, February 05, 2004). Riant ND. 2000. Otonomi Daerah: Desenteralisasi tanpa revolusi kajian dan kritik atas kebijakan desentralisasi di Indonesia. Jakarta: Elex Media Komputindo. Richards M. 1997. Common Property Resource Institutions and Forest Management in Latin America. Development and Change 28: 435-465. Institute of Social Studies. Ritchie B, McDOugall C, Haggith M, de Oliveira NB. 2000. Criteria and Indicator of Sustainability Managed Forest Landscapes. Bogor-Indonesia: CIFOR. Rodgers G. 1994. Workers, Institutions and Economic Growth in Asia. Geneva. Switzerland: International Institute for Labour Studies. Rojek, C.1986. The subject in Social Work. British Journal of Social Work 16 (1) 65-79. Rudito B, Kusairi, Budimanta A. 2005. Pembangunan Berkelanjutan. Di dalam: Djajadiningrat ST, Kusairi, editor. Sustainable Future: Menggagas warisan peradaban bagi anak cucu seputar wacana pemikiran. Ed ke-1. Jakarta: ICSD. Hal. 95-103. Ruf F. 2005. Faktor Harga dan Non Harga dalan Revolusi Hijau : Di Dalam: Ruf F dan Lancon (ed). 2005. Dari Sistem Tebas dan Bakar ke Peremajaan Kembali: Revolusi Hijau di Dataran Tinggi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Rauthkari, M. dan Watchel, P. 1991. Conservation and management Kerinci Seblat National Park. Conservation Indonesia 7 : 11-13. Ruttan VW, Hayami Y. 1984 Toward a Theory if Induced Institutional Innovation. Journal of Development Studies. Vol. 20: 203-22. Sahlins MD. 1968. “Culture and Environment: The Study of Cultural Ecology”. Di dalam: Robert A. Manners dan David Kaplan, editor. Theory in Anthropology: A Source Book. Chicago: Aldine. hlm 367-73. Salim E. 2005. Pembangunan berkelanjutan : Tantangan dan harapan. Di dalam: Djajadiningrat ST, Kusairi, editor. Sustainable Future: Menggagas warisan peradaban bagi anak cucu seputar wacana pemikiran. Ed ke-1. Jakarta: ICSD: hal. 163-174. Sallatang A. 1999 . Masyarakat, Budaya, dan Lingkungan. Makassar: Materi Diklat TMPP Angkatan XXI UNHAS. 168 Sangaji A. 2001. Konflik Agraria di Taman Nasional Lora Lindu: Tersungkurnya Komunitas-Komunitas Asli. Paper Disajikan pada Dialog Politik tentang Pengetahuan dan Hak-Hak Masyarakat Adat di Sekitar TNLL. Palu: YTM dan NRM/EPIQ. Sangaji A. 2002 Politik Konservasi: Orang Katu di Behoa Kakau. Editor. San Afri Awang. Bogor: KpSHK. Santoso H. 2006. Renegosiasi Citra Lokal: Potret transformasi masyarakat desa hutan. J Analisis Sosial: 11 (1): hal. 1 – 25. Sardjono MA. 2004. Mosaik Sosiologi Kehutanan: masyarakat Lokal, Politik dan Kelestarian Sumberdaya. Jogyakarta: Debut press. Savitri L, Purwandari H. 2006. Penguasaan sumber-sumber agraria dan konservasi kawasan: Perkawinan antara struktural dan jurang kultural dalam kasus rehabilitasi lahan gambut di Jambi. J Pembaruan Desa dan Agraria; 3 (3): hal. 27 – 40. Sayer A. 1984. Method in Social Science: A Realist Approach. Australia: Hutchinson Publishing Group. Schmid A 1987. Property, Power, and an Inquiry into Law and Economic. New York: Praeger. Schneider ED. 1992. Monitoring for Ecological Integrity: The State of The Art. Di dalam: DH. McKenzie, DE. Hyatt dan JE. McDonald, editor. Ecological Indicators, London: Volume 2, h. 1403–1419. Elsevier Applied Science. Sembiring SN. 1999. Kajian hukum dan kebijakan pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia; Menuju pengembangan desentralisasi dan peningkatan peran serta masyarakat. Jakarta: Indonesian Center for Environmental Law. Sevila CG. 1993. Pengantar Metode Penelitian, penerjemah Tuwu A dan Syah A. Jakarta: UI-Press. Sherradn M. 2006. Aset untuk orang miskin: perspektif baru usaha pengentasan kemiskinan. Sirojudin Abbas, penerjemah. Jakarta: Raja Grafindo Persada: Terjemahan dari: Assets and the poor: A New American Welfare Policy. Shohibuddin M. 2003 Artikulasi Kearifan Tradisional dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam sebagai Proses Reproduksi Budaya (Studi Komunitas Toro di Pinggiran Kawasan Hutan Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah[tesis]. IPB, Bogor. 169 Shohibuddin M. 2005. “Dimensi Etis dalam Revitalisasi Identitas Ngata Untuk Klaim atas Teritori dan Sumberdaya Lokal: Perjuangan Otonomi Desa di Sebuah Komunitas Tepi Hutan Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah.” Paper disampaikan pada Seminar Internasional Dinamika Politik Lokal di Indonesia: Etika, Politik & Demokrasi, Diselenggarakan oleh Percik Salatiga, 1-4 Agustus 2005. Siburian R. 2006. Antara komitment dan implementasi: Perlakuan di sekitar kawasan konservasi. Masyarakat Indonesia: 32 (1): hal. 85 – 106. Sidu, Dasmin. 2010. Model Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Lindung Jompi Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ecotropic- Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science). Volume 5 No 2. November 2010. Halaman 79-84. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ecotrophic 5(2).pdf Simamora B. 2005. Analisis multivariat pemasaran. Jakarta: Gramedia. Simon, BL (1990). Rethinking empowerment. Journal of Progressive Human Services, 1, 27-39. Simon, BL (1994).The empowerment tradition in American social work: A history. New York: Columbia University Press. Solomon Sirait E. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Berbasis Kemasyarakatan Melalui Revitalisasi dan Refungsionalisasi Kearifan Lokal (Studi Kasus Pengelolaan Sumberdaya Cendana di Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur) [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Sitorus S. 2004 “Revolusi Coklat” Social Formation, Agrarian Structure, and Forest Margins in Upland Sulawesi, Indonesia, Di dalam: G. Gerold, M. Fremerey & E. Guhardja, Land Use, Nature Conservation and the Stability of Rainforest Margins is Southeast Asia, Berlin, Heidelberg & New York: Springer-Verlag. Sitorus S. 2006. Reklaim Tanah Hutan. Jurnal Pembaruan Desa dan Agraria. Jogyakarta: LAPERA, Putaka Utama. Smith, EA, M. Wishnie. 2000. Conservation and Subsistence in Small-Scale Societies. Annual. Review. Anthropology., No. 29: 493-524, 2000. Soedjito. 1986. Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Industri. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Soedjito H. (ed) 2004a. Pedoman Pengelolaan Cagar Biosfer di Indonesia. Panitia Nasional MAB Indonesia-Jakarta. LIPI. Soedjito H. (ed) 2004b. Panduan Cagar Biosfer di Indonesia di Indonesia. Panitia Nasional MAB Indonesia-LIPI. Jakarta. 170 Soedjito H. 2005 Apo Kayan: Sebongkah Sorga di Tanah Kenyah. Bogor: Himpunan Ekologi Indonesia. Soedjito H, Sukara E. 2006. Mengilmiahkan Pengetahuan Tradisional: Sumber Ilmu Masa Depan Indonesia. Di Dalam Soedjito. H. 2006. Kearifan Tradisional dan Cagar Biosfer di Indonesia. Prosiding Piagam MAB 2005 untuk Peneliti Muda dan Praktisi Lingkungan di Indonesia. Komite Nasional MAB-Indonesia-LIPI; Bogor, 24-27 Agustus 2005. Jakarta: Komite MAB Nasional Indonesia-LIPI Press. hlm.57-118. Soekanto S. 1981. Meninjau Hukum adat di Indonesia. Suatu Pengantar untuk mempelajari Hukum Adat. Jakarta: CV. Rajawali. Soekanto S. 1983. Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: CV. Rajawali. Soekanto S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali. Soekanto S. 2003. Sosiologi; Suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo. Soekanto S. 2004. Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali. Soekmadi R. 2002. National park Management in Indonesia, Focused on the Issues of Decentralization and Local Participation. Dissertation. Faculty of Forestry Science and Forest Ecology, Georg-August University og Goettingen. Soekotjo. 2006. Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Soemarwoto O. 2000. Atur-Diri-Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jogyakarta: Gadjah Mada University Press. Soentoro. 1989. Keragaan Hubungan dan Penguasaan Tanah pada Pasca Adopsi Teknologi (Kasus di Sulawesi Selatan). Di dalam: Pasandaran et al. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Soemarwoto O. 2001. Atur-Diri-Sendiri: Paradigma baru pengelolaan lingkungan hidup. Pembangunan ramah lingkungan berpihak pada rakyat, ekonomis, berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah Mada Univ Pr. Soeprapto R. 2002. Interaksionisme Simbolik. Jakarta: Pustaka Pelajar. Southwold-Llewellyn S. 2006. Devolution of Forest Management: A Cautionary Case of Pukhtun Jirgas in Dispute Settlements. Di dalam: Human Ecology 34: hlm 637653. 171 Subroto D. 1997. Sistem Pengelolaan Hutan Lindung Tradisional Tana’Ulen oleh Masyarakat Dayak Kenyah di Desa Batu Majang Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Kutai. Fakultas Kehutanan Unmul. Samarinda. (Skripsi-tidak dipublikasikan). Suharjito D. 1998. Kelembagaan Lokal Pemanfaatan Sumberdaya Alam: Studi Kasus pada Orang Mioko. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, Vol IV no. 1-2, IPB. Suharjito D. 1999. Common Property Sumberdaya Hutan di Indonesia: Tinjauan Antropologi. Dalam Hak-Hak Pengusahaan atas Hutan di Indonesia. Bogor: P3KM, Fakultas Kehutanan IPB. Suharjito D. 2002. Kebun Talun: Strategi Adaptasi Sosial Kultural dan Ekologi Masyarakat Pertanian lahan Kering di Desa Buniwangi, Sukabumi, Jawa Barat (Disertasi) tidak Dipublikasikan. Depok: Universitas Indonesia. Suharjito D. 2003. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Agroforestry. Bahan Ajaran Agroforestry. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF): 5. Suhartini R, Halim A, Khambali I, Basyid A.2005. Model-model pemberdayaan masyarakat. Jakarta: Pelangi Aksara. Suharto E. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran. Bandung: LSP-STKS. Suharto E. 2004a. Kemiskinan dan keberfungsian sosial: Studi kasus keluarga miskin di Indonesia. Bandung: LSP - STKS. Suharto E. 2004b. Social Welfare Problems and Social Work in Indonesia: Trends and Issues: makalah yang disampaikan pada International Seminar on Curriculum Development for Social Work Education in Indonesia. Bandung. STKS. Suharto E. 2004c. Kemiskinan dan keberfungsian sosial: Studi kasus rumah tangga miskin di Indonesia, Bandung: STKS Pr. Suharto E. 2004d. Pendekatan pekerjaan sosial dalam pemberdayaan masyarakat miskin: Konsep, Indikator dan Strategi. Paper pada pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Miskin bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat, Malang 12 April 2004). Suharto E. 2005a. Analisis kebijakan publik: Panduan praktis mengkaji masalah dan kebijakan sosial. Bandung: Alfabeta. Suharto E. 2005b. Membangun masyarakat, memberdayakan rakyat: Kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung: Refika Aditama. 172 Suhendang E. 2004. Kemelut Dalam Pengurusan Hutan: Sejarah Panjang Kesenjangan antara Konsepsi Pemikiran dan Kenyataan. Bogor: Fakultas Kehutanan Intitut Pertanian Bogor Sukirno S.1976. Beberapa aspek dalam persoalan pembangunan daerah. Jakarta: FE UI. Suliyanto.2005. Analisis data dalam aplikasi pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sumardi M, Hans-Dieter E. 1982. Kemiskinan dan kebutuhan pokok. Jakarta: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. Sumaryadi IN. 2005. Perencanaan pembangunan daerah otonom dan pemberdayaan masyarakat. Jakarta: Citra Utama. Sumodiningrat. G. 1997. Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Edisi Kedua.Jakarta. Bina Rena Pariwara. Sunito S. 2004. Robo and the Water Buffalo: The Lost Souls of the Pekurehua of the Napu Valley. In: Gerhard Gerold, Michael Fremerey, Edi Guhardja (eds.) (2004) Land Use, Nature Conservation and the Stability of Rainforest Margins in Southeast Asia. Springer. Sunito S. 2006. Tantangan baru dan beragam jalan untuk revitalisasi masyarakat desa. J Pembaruan Desa dan Agraria : 3 (3): hal. 77 – 82. Sunito S, Mappatoba M, Saharia K, D.H. Hasan. 1999. Wuasa: Case-Study of a Village in Lore-Lindu region. Institut Pertanian Bogor, Universitas Tadulako, GeorgeAugust Universitat Gottingen, University of Kassel. Suparlan P.2005. Kebudayaan dan Pembangunan. Di dalam: Djajadiningrat ST, Kusairi, editor. Sustainable Future: Menggagas warisan peradaban bagi anak cucu seputar wacana pemikiran. Ed ke-1. Jakarta: ICSD. Hal. 113-136. Supranto J. 2003. Metode penelitian hukumdan statistik. Jakarta: Rineka Cipta. Supranto J. 2004. Analisis multivariat; arti dan interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta. Supriatna T.1997. Birokrasi pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan. Bandung: Humaniora Utama Pr. Susanto H (Editor). 2000. Pembangunan berbasis pemberdayaan (kasus Kalimantan Barat). Bogor: Sarbi Moerhani Lestari. Swift C, Levin. 1987. Empowerment: An Emerging Mental Health Technology. J Primary Prevention. USA. 173 Taniguchi M. 1992. Participatory Development: A Key Element in Developmenet Strategies for the 1990s. Di dalam: Kidrar Ue. (Ed.) 1992. Change: Threat or Opportunity for Human Progress? Vol. IV. Changes in the Human Dimension of Development, Ethics, and Values. United Nations, New York. Tampubolon M. 2004. Pendidikan pola pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sesuai tuntutan otonomi daerah. www.scn.org/mpfc. (30.05.2004). Telfer WR, Garde MJ. 2006. Indigenous Knowledge of Rock Kangaroo Ecology in Western Arnhem Land, Australia. Di dalam: Human Ecology, Vol 34. No 3. Hlm: 379-406 Thrupp LA. 1989. Legitimizing Local Knowledge: From Displacement to Empowerment for Third World People. Agricultire and Human Values. Summer Issue. The Nature Consevancy (TNC). 2001. Survey Demografi: Pola Perubahan Populasi dan Pengaruhnya Terhadap manajemen Tanam Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. The Nature Consevancy (TNC). 2002: Lore Lindu National Park, Draft Management Plan 2002 – 2027, Volume l, Data and Analysis. Turnbull CM. 2002. The Mbuti Pygmies: Change and Adaptation. Wadworth/Thomson Learning 10 Davis Drive Belmont, CA 94002-3098 USA. Twelvetrees A. 1991. Community Work, London: McMillan. Ulayat. 2004. Perampokan Hutan Marak di Taman Nasional Kerinci Seblat www.ulayat.or.id (26 Apr 2004). Upe R. 2005. Rencana pengembangan daerah penyangga Taman Nasional Bogani Nani Warta Bone (disertasi). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Uphoff N. 1986. Local Institution Development: An Analytical Sourcebook with Cases. Kamurian Press. Untoro, F. 2006. Evaluasi pelaksanaan kesepakatan konservasi desa (KKD) dalam Kerinci Seblat-Integrated conservation and development Project (KS-ICP) melalui analisis stakeholder (Studi kasus Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi). Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Van Peursen CA. 1988. Strategi Kebudayaan. Hartoko D, penerjemah. Yogyakarta: Kanisius. Terjemahan dari: Starategie van de Cultuur. 174 Vayda AP. 1996. Methods and explanations in the Study of Human Actions and Their environmental Effets. Special Publications. Bogor, Indonesia: Center for International Forestry Rsearch. Wade R. 1988. Village republics: economic conditions for collective action in south India. Di dalam: Pagde A., Kim Y., Daugherty P.J. 2006. What Makes Community Forest Management Successful: A Meta-Study From Community Forests Throughout the World. Society and Natural Resources, 19. Wahyu MS. 2005. Perubahan sosial dan pembangunan. Jakarta: Hecca Mitra Utama. Walhi. 2004 Kekerasan di Hutan: Pengelolaan Kawasan Konservasi Indonesia. http://www.walhi.or.id/kampanye/hutan/konservasi/ kekeras_ hut_konserv _li_210103 (Diakses 03 Juni 2005). Walters BB, C. Sabogal, LK Snook, dan E Almeida. 2005. Constrain and Opportunities for Better Silvicultural Practice in Tropical Forestry: An Interdiciplinary Approach. Di dalam: Forest Ecology and Management, Vol 209 (1-2) April: hlm 3-18. Waren DM. 1991. Using Indigenous Knowledge for Agricultural Development. World Bank Discussion Paper 127. Washington DC. Warren RL. 1978. The Community in America, Chicago: Rand McNally. Weber, M. (1946). From Max Weber. H.H. Gerth & C.W. Mills (Eds.). New York: Oxford University Press. Whitten AJ, Damanik SJ, Anwar J, Hisyam N. 1984. The Ecology of Sumatera. Second Edition. Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Pr. Wibowo AP. 1993. Pilihan Kelembagaan dalam Pembagunan Hutan yang Berkelanjutan Di dalam: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial No. 4 tahun 1993. PAU Ilmu-Ilmu Sosial UI dan PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Hlm: 27-38. Winarto Y. 1998. Pengetahuan Lokal dalam Wacana Kebijakan Pengelolaan Sumberdya Alam: Seri Kajian Komuniti Forestri Seri 1 Tahun 1 : 22-28. Winoto J. 1995. Pembangunan, sari thema teori-teori pembangunan listas mazhab dan penerapannya untuk analisis kecil dan menengah. Bogor: IPB. Wiratno, Indriyo D, Syarifudin A, Kartikasari A. 2004. Berkaca di cermin yang retak. Refleksi konservasi dan implikasi bagi pengelolaan Taman Nasional. Jakarta. FOReST Pr., Gibbon Foundation Indonesia, PILI-NGO Movement, Departemen Kehutanan. 175 Wollenberg E. dan C.J. Pierce Colfer 1996. Social sustainability in the forest. ITTO Newsletter 6(2): 9–11. World Bank. 2002. Monitoring and Evaluation: Some Tools, Methods and Approaches, Washington D.C.: World Bank. Wrangham R. 2003. Diskursus Kebijakan yang Berubah dan Masyarakat Adat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Yakin A.1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan: Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Akademika Pr. Yasin M. 2004. Arti dan Tujuan Demografi. Di dalam Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Yin RK. 1997. Studi Kasus (Desain dan Metode). Rajawali Grafinfo Persada Jakarta.