HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM PANCARAN KASIH GMIM MANADO Marfilia G. Lintang*, Franckie R.R Maramis*, Adisti A, Rumayar* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian perlu adanya perbaikan secara terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara waktu tunggu pelayanan resep dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rumah sakit umum pancaran kasih GMIM Manado. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study, dengan melibatkan 185 pasien. Penelitian ini dilakukan pada bulan april-mei 2017 di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 341. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 185 sampel. Data yang didapati dianalisis secara univariat dan bivariat. Data primer didapatkan dari kuesioner dan data sekunder didapatkan dari profil rumah sakit dan apotek rumah sakit. Uji statistic yang digunakan adalah ujichi-square. Hasil penelitian ini menunjukan sebanyak 58,4% waktu tunggu resep obat jadi dengan baik, sebanyak 65,9% waktu tunggu resep obat racik dengan baik, dan sebanyak 51,4% kepuasan pasien dengan baik, Nilai p untuk hubungan waktu tunggu obat jadi dengan kepuasan pasien yaitu 0,228; hubungan waktu tunggu obat racik degan kepuasan pasien yaitu 0,026. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan Tidak terdapat hubungan antara waktu tunggu pelayanan resep obat dengan kepuasan pasien di Instalasi Farmasi RSPK GMIM Manado. Kata Kunci: Waktu Tunggu, Kepuasan Pasien ABSTRACT To improve the quality of pharmaceutical services on the continuous improvement. This research to purpose the relationship between waiting time and prescription with satisfaction of patient at pharmacy installation of general hospital pancaran kasih GMIM Manado. Method : This researchis description analysis with approach of cross sectional study, involving 185 patients. This research was conducted in April-May 2017 at RSU pancaran kasih GMIM Manado. The population in this research is were all patients. The population in this research amounted to 341. The number of samples in this research amounted to 185 samples. The data obtained from hospital profiles and hospital apotiik. The statistic test used is ujichi-square. Results : The results of this research indicate as much 58,4% waiting time of receipt medecine with good patient as much as 65,9% waiting time mix medicine well. And many as 51,4% satisfaction patient well. The value for the relationship of waiting time of finished medicine with patient satisfaction is 0,26. Conclusion : based on result of research which have done, show there is not relation between waiting time of prescription service with patient satisfaction service with patient satisfaction in pharmacy installation of RSU pancaran kasih GMIM Manado Keywords : waiting time, Satisfaction Patien 1 Cakupan farmasi (pharmacy coverage) PENDAHULUAN Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan yang belum optimal akan berdampak pada pasien pelayanan kinerja rumah sakit berupa potensi kerugian kesehatan, waktu tunggu identik dengan pendapatan yang seharusnya dapat diterima kebosanan, kecemasan, stres, dan penderitaan oleh rumah sakit, oleh karena itu pengelolaan dan bahkan dapat menurunkan kualitas hidup farmasi yang bermutu harus dilakukan serta harapan hidup (Febriani, 2012).Waktu dengan cermat karena kesalahan pengelolaan tunggu pelayanan yang baik berhubungan berpengaruh dengan kepuasan pelangan, sehingga rumah pelangan secara keseluruhan (Herjunianto sakit dkk, 2014). Pengukuran terhadap taraf untuk harus mendapatkan dapat mengontrol waktu besar pelayanan untuk mencapai kepuasan pasien kualitas pelayanan (Fitriah dkk, 2016) terutama untuk Instalasi farmasi merupakan salah satu unit kerja yang berperan penting meningkatkan kualitas pelayanan dan mendapatkan pelanggan yang sebagai setia. Keuntungan yang sebenarnya bukan datang sakit.Dalam beberapa dekade terakhir ini, melainkan pelayanan instalasi farmasi rumah sakit telah (Setyaningsih, 2013). dengan dari pelangan dari yang pelangan puas yang saja setia mulaidari Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih pelayanan farmasi tradisional (pelayanan GMIM Manado merupakan salah satu rumah produk farmasi) yang terkadang juga disebut sakit swasta tipe C yang memberi pelayanan dengan kepada obat-obatan lewat kerja apotek di RSPK pelayanan farmasi klinik, pendidikan, dan GMIM Manado yang dipimpin oleh dua penelitian.(Sumarsono, 2015). apoteker pengelola dan sembilan orang drug pesat, kepuasan sangatlah penyelengara kegiatan kefarasian di rumah berkembang terhadap dispenser Pelayanan sampai merupakan asisten apoteker dan empat orang non asisten untuk apoteker. Apotek RSPK GMIM Manado dan terletak di samping kiri bagian belakang dari obat. rumah sakit berdekatan dengan ruangan akan poliklinik rawat jalan serta loket pendaftaran peningkatan mutu peayanan kefarmasian, pasien.Apotek tersebut melayani seluruh mengharuskan dari keperluan obat baik dari poli rawat jalan dan paradigma lama yang berorientasi kepada rawat inap.Diperoleh informasi tidak semua produk (drug oriented) menjadi paradigma resep yang masuk di apotek ini dapat baru yang berorientasi pada pasien (patiant dilayani, oriented) pelayanan diperoleh apalagi resep dari pasien peserta care) jaminan kesehatan nasional (BPJS) karena kegiatan kefarmasian yang bertujuan mengidentifikasi, menyelesaikan Tuntutan mencegah, masalah pasien kefarmasian dan masyarakat adanya dengan terkait peluasan filosofi (pharmaceutical (kepmenkes, 2016). peresepan 2 karna tidak BPJS semua diketahui obatnya belum mengunakan formularium nasional sehingga gmim Manado sebanyak 341 dan tingkat seringkali terjadi kekosongan obat yang kesalahan 5% maka: dibutuhkan di apotek. Sebagai akibat dari kondisi ini diperlukan biaya tambahan bagi pasien untuk pergi ke apotek yang lain. Berdasarkan diuraikan, latar maka melakukan belakang penulis penelitian Variabel yang telah tertarik analitik Independen (bebas): Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi dan Obat untuk Racikan. mengenai Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Variable dependen(terikat): Kepuasan Pasien Resep Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Tentang Waktu Tunggu. Alat ukur menggunakan kuesioner dengan Farmasi Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih berisi identitas responden untuk mengetahui GMIM Manado. karakteristik responden, pertanyaan tentang METODE PENELITIAN waktu tunggu pelayanan resep obat jadi, Penelitian ini adalah penelitian survei analitik waktu tunggu pelayanan resep obat racikan dengan dan kepuasan pasien. Data yang dikumpulkan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan adalah pada bulan April-Mei 2017 dan berlokasi di cheklist yang terdiri dari jenis resep, shif dan instalasi Umum waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan Pancaran Kasih GMIM Manado. Populasi obat racikan pada saat resep masuk dan resep dalam penelitian ini adalah semua pasien keluar. farmasi Rumah Sakit data Analisis yang masuk setiap hari kerja di Instalasi primer menggunakan univariat bertujuan untuk Farmasi Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih menjelaskan GMIM Manado. Sampel pada penelitian ini karakterristik setiap karakterristik responden. menggunakan Analisis total sampling. Teknik atau data univariat bias responden mendeskripsikan menggambarkan mengupulkan sampel yaitu metode Taro karakterristik berdasarkan Yamane atau slovin. frekuensi dan distribusinya dibuat daam Rumus Slovin sebagai berikut: bentuk tabel. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakterristik setiap karakterristik responden. dimana: Analisis n = Jumlah Sampel karakterristik N = Jumlah Populasi = 341 Pasien frekuensi dan distribusinya dibuat daam 2 d = presisi ( diterapkan 5%) jika populasi pasien univariat bias responden menggambarkan berdasarkan bentuk table, Analisis bivariat dilakukan pada instalasi untuk mengetahui adanya hubungan antara farmasi rumah sakit umum pancaran kasih waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dengan obat racikan dengan kepuasan pasien 3 di instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Visi dan Misi RSPK GMIM Manado Pancaran Kasih GMIM Manado, engan 1. Visi : menggunakan Profesionalisme uji chi-square program dalam pelayanan untuk computer.. Nilai confidence interval (CI) atau menjadi rumah sakit pilihan di tahun 2020 tingkat kepercayaan 95% dan nilai α ( 2. Misi : significance interval atau tingkat signifikan) 1. Memberikan pelayanan kesehatan = 0,05 pada program komputer. Pada saat yang paripurna bermutu tinggi, dan melakukan uji statistik melalui program terjangkau komputer maka yang akan dicari adalah nilai masyarakat p ( p value), kemudian nilai p akan oleh seluruh 2. Mengembangkan lapisan pelayanan digunakan untuk keputusan uji statistik kesehatan ibu dan anak menjadi dengan cara membandingkan nilai p dan nilai unggulan α, dengan ketentuan : a. 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia value < 0,05 H0 ditolak yang 4. Meningkatkan berarti ada hubungan kedua variabel value ≥ 0,05 H0 diterima yang b. manajemen yang kreatif, inovatif, dan produktif 5. Meningkatkan dan mengembangkan berarti tidak ada hubungan antara sarana yang ramah lingkungan kedua variabel Ketenagaan Apotek RSPK GMIM HASIL DAN PEMBAHASAN Manado Letak Geografi Apotek Tenaga yang dimiliki oleh apotek di RSPK Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM GMIM Manado merupakan salah satu rumah sakit pegawai pegawai yang dipimpin oleh dua swasta tipe C yang memberi pelayanan obat- apoteker obatan lewat kerja apotek di RSPK GMIM pembantudan Manado yang dipimpin oleh empat apoteker apoteker dan empat orang non asisten pengelola apoteker dan sembilan orang asisten Manado berjumlah pengelola, sembilan Distribusi apoteker dan empat orang non asisten apoteker. Apotek RSPK GMIM Manado Resep Obat Jadi terletak di samping kiri bagian belakang dari Waktu rumah sakit berdekatan dengan ruangan resep obat jadi poliklinik rawat jalan serta loket pendaftaran Tepat Waktu pasien. Tidak Waktu Total 4 tunggu Tepat tuju dua apoteker orang Frekuensi belas asisten Pelayanan n % 108 58,4 77 41,6 185 100 dapat dilihat bahwa responden yang variabel independen yaitu pelayanan resep menjawab pelayanan resep obat jadi dengan obat jadi dan pelayanan resep obat racik tepat waktu lebih banyak dibandingkan yang dengan variabel dependen yaitu kepuasan menjawab tidak tepat waktu. pasien Analisis univariat distribusi untuk menganalisis dari karakteristik frekuensi Hubungan antara waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dengan kepuasan pasien responden jenis kelamin, umur, pendidikan, Kepuasan Waktu masa kerja, variable independen yaitu waktu tunggu pelayanan resep obat racik Frekuensi Total obat Baik jadi tunggu pelayanan resep obat jadi, waktu Distribusi tunggu Waktu Tidak baik n % n % n Puas 35 45,5 42 54,5 77 Kurang puas 60 55,6 48 44,4 108 Total 95 51,4 90 48,6 185 TungguPelayanan Resep Obat racik Waktu tunggu pelayanan resep n responden % Total memiliki dibandingkan responden tidak merasa puas Tepat waktu waktu banyak kepuasan terhadap waktu tunggu obat jadi obat racik Tidak lebih tepat 122 65,9 sesuai waktu yang ditentukan.Responden 63 34,1 terbanyak memiliki kepuasan sesuai waktu 185 100 yang ditentukan dibandingkanresponden tidak merasa puas sesuai waktu yang Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa ditentukan. Hasil uji statistik dengan chi- responden yang menjawab pelayanan resep square obat racik dengan tepat waktu lebih banyak pada tingkat kemaknaan 95% menunjukkan nilai p< 0,05 (p value = 0,228). dibandingkan yang menjawab pelayanan Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima, resep obat racik tidak tepat waktu. artinya tidak ada hubungan antara waktu Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Kepuasan n % Puas 95 51,4 Tidak Puas 90 48,6 Total 185 100 tunggu pelayanan resep obat jadi dengan kepuasan pasien. Hubungan antara waktu tunggu pelayanan resep obat racik dengan kepuasan pasien kepuasan pasien Waktu tunggu Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa Total Baik p- Tidak baik obat racik responden yang menjawab merasa puas lebih value n % n % n % banyak dibandingkan yang menjawab tidak Puas 40 63,5 23 36,5 63 100 merasa puas Kurang puas 55 45,1 67 54,9 122 100 Total 95 51,4 90 48,6 185 100 Analisis bivariat untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu antara 5 0,026 Dapat diketahui responden sebagai wiraswasta memiliki kepuasan terhadap waktu tunggu terbesar yaitu obat (48,1%) adapun yang pelajar memiliki racik lebih bahwa banyak dibandingkan memiliki sebanyak distribusi yang memiliki responden (5,4%), responden yang memiliki kepuasan sesuai waktu yang ditentukan lebih latar belakang pendidikan S1 memiliki banyak dibandingkan responden tidak merasa distribusi terbesar sebanyak 76 responden puas sesuai waktu yang ditentukan. Hasil uji (41,1%), statistik dengan chi-square pada tingkat memiliki latar belakang pendidikan S2 kemaknaan 95% menunjukkan nilai p< 0,05 memiliki distribusi terendah sebanyak 4 (p value = 0,026). Hal ini menunjukkan responden (2,2%), responden dengan jenis bahwa H0 diterima, artinya tidak ada kelamin laki-laki memiliki distribusi terbesar hubungan antara waktu tunggu pelayanan yaitu 93 responden (50,3%) sedangkan jenis resep obat racik dengan kepuasan pasien. kelamin Karakteristik Responden yaitu responden responden tidak merasa puas sesuai waktu ditentukan.Responden terendah 89 distribusi sedangkan perempuan sebanyak responden memiliki 10 yang distribusi sebesar 92 rsponden (49,7%). Responden dalam penelitian ini merupakan Gambaran Waktu Tunggu Pelayanan pasien yang sedang antri menunggu resep di Resep Di Apotek RSPK GMIM Manado instalasi farmasi rumah sakit umum pancaran Salah satu indikator yang digunakan untuk kasih jumlah mengevaluasi suatu mutu pelayanan adalah responden pada penelitian ini adalah 185 dimensi waktu lama pelayanan sesuai standar responden. Menurut WHO, yang termasuk yang telah ditetapkan pada Kepmenkes dalam umur produktif adalah umur yang Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang berada antara 18-65 tahun yang berarti umur standar responden yang diteliti umumnya merupakan apotek.Waktu tunggu pelayanan obat jadi umur produktif, hal ini dapat dilihat pada adalah pasien yang berkunjung di apotek sebagian menyerahkan resep sampai dengan menerima besar berumur 46-55 yaitu sebanyak 55 obat jadi dengan standar minimal yang responden (29,8%), responden. Responden ditetapkan kementerian kesehatan adalah ≤ dengan umur 15-25 tahun sebanyak 19 30 menit, sedangkan waktu tunggu pelayanan responden (10,1%), responden dengan umur obat racikan adalah tenggang waktu mulai 26-35 sebanyak 32 responden (17,2%), pasien menyerahkan resep sampai dengan responden dengan 36-45 tahun sebanyak 47 menerima obat racikan yaitu ≤ 60 menit responden (33,4%), responden dengan usia (Kepmenkes, 2008). Pelayanan resep di 56-65 tahun sebanyak 29 responden (15,7%), instalasi farmasi RSPK GMIM Manado responden dengan usia 66-75 tahun sebanyak berdasarkan jenis resep terdiri atas resep obat 3 responden (1,5%). Responden yang bekerja jadi dan resep obat racik dengan waktu yang GMIM Manado dengan 6 pelayanan tenggang kefarmasian waktu mulai di pasien sudah ditentukan yaitu untuk obat jadi kurang menyelesaikan dari 15 menit dan untuk resep obat racik menurunkan tingkat kepuasan pasien kurang dari 30 menit. resep dokter akan Hubungan Waktu Tunggu Pelayanan Lamanya antrian disebabkan karna Resep Dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi banyaknya pasien dan resep serta kurangnya Farmasi RSPK GMIM Manado tenaga kariawan apotek termasuk apoteker, Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hal tersebut diperjelas dalam Keputusan bahwa tidak ada hubungan antara waktu Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tunggu pelayanan resep obat jadi dengan tentang yang kepuasan pasien, meskipun waktu tunggu perhitungan terbilang lama akan tetapi pasien sabar untuk kebutuhan apoteker berdasarkan beban kerja mendapatkan obat, inforamsi yang didapati kefarmasian idealnya karyawan apotek RSPK GMIM Manado dibutuhkan tenaga apoteker dengan rasio 1 bertanggung jawab dan bekerja dengan apoteker untuk 30 pasien dan untuk beban sebaik-baiknya kerja pada pelayanan kefarmasian di rawat terbaik, membuat pasien mengerti akan jalan idealnya dibutuhkan tenaga apoteker kondisi pasien yang antri terbilang cukup dengan rasio 1 apoteker untuk 50 pasien. banyak, sehingga kurangnya pengeluhan perhitungan menyebutkan bahwa di beban untuk rawat kerja inap Berdasarkan hasil pengamatan waktu memberikan pelayanan pasien atau kebanyakan pasien merasakan tunggu pelayanan resep pada saat pagi hari di puas. apotek RSPK GMIM Manado lebih lama dikarenakan kunjungan pasien begitu ramai padasaat pagi hari dibandingkan pada sore KESIMPULAN menjelang malam hari. Shift pagi dengan Berdasarkan pada hasil dan pembahasan kunjungan pasien yang ramai tetapi jumlah yang telah diuraikan sebelumnya, maka kariawan yang tidak sesuai membuat waktu penulis tunggu pelayanan resep pada shif pagi berikut: menjadi lebih lama, jenis resep racikan dan 1. Tidak terdapat hubungan antara waktu shift pagi merupakan faktor penghambat tunggu pelayanan resep obat jadi dengan yang membuat waktu tunggu pelayanan resep kepuasan pasien di Instalasi Farmasi diapotek RSPK GMIM Manado menjadi RSPK GMIM Manado. lama. Rusdiana (2015) dalam penelitiannya mengambil kesimpulan sebagai 2. Tidak terdapat hubungan antara waktu menyimpulkan bahwa waktu penyelesaian tunggu resep dokter pada pasien rawat jalan paling dengan kepuasan pasien di Instalasi memberikan jaminan kepuasan adalah kurang Farmasi RSPK GMIM Manado dari 13 menit, semakin lama waktu 7 pelayanan resep obat racik Herjunianto H, Hardhani V, Prihastuty J, SARAN Berdasarkan hasil penelitian di Instalasi 2014. Faktor Yang Mempengaruhi Farmasi RSPK GMIM Manado ditemukan Cakupan masalah sehingga peneliti mengajukan saran Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit. yaitu: (online) 1. Penambahan jumlah karyawan di shift http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/artic tertentu (shift pagi) mengingat jumlah Layanan Farmasi di le/view/528 diakses 23 juni 2016 pasien di pagi hari tidak sebanding Setyaningsi I, 2013. Analisis Kualitas dengan beban kerja karyawan yang Pelayanan Rumah Sakit Terhadap bertugas pada pagi hari. Pasien Menggunakan Pendekatan 2. Penambahan jumlah loket pelayanan Lien Servperf. (online). Diakses pada Menambahkan sarana file:///C:/users/Downloads/16573036-1-SM.pd diakses pada 15 Mei 2016 DAFTAR PUSTAKA Febriani N, 2012. Pemanfaatan Waktu Kepmenkes RI, 2008, Standar Pelayanan Tunggu Dengan Edukasi Kesehatan. Minimal (online) 129/Menkes/SK/II/2008 diakses dari http://m.kompasiana.com pada 21 Nomor (online) epmenkesno129tahun2008standarpel Fitriah N, 2016. Penyebab dan Solusi Lama ayananminimalrs diakses pada 19 Waktu Tunggu Pelayanan Obat di Mei 2016 Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah (online) Sakit https://www.slideshare.net/f1smed/k Mei 2016 jam 7:16PM. Sakit. Rumah diakses Rusdiana, 2015, Kualitas Pelayanan Farmasi pada Berdasarkan Waktu Penyelesaian http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/artic Resep Di Rumah Sakit. (online) le/view/1634 pada 28 februari 2017 http://journal.uad.ac.id/index.php/PH Sumarsono T, 2015. Farmasi. Pengantar Jakarta: studi ARMACIANA/article/view/2439/18 BUKU 01 diakses 10 juni 2017. KEDOKTERAN EGC Kemenkes RI, 2016, Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Kefarmasian Standar di Pelayanan Rumah Sakit, (online) binfar.kemkes.go.id/?wpdmact=proc ess&did=NDA5LmhvdGxpbms= di akses 28 februari 2017 8