BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Wilayah pesisir menuju ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang dipengaruhi sifat-sifat laut, seperti pasang surut air laut dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut dari wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar (Soegiarto,1976). Hutan pantai adalah hutan yang tumbuh di sepanjang pantai, dan berada di atas garis pasang air laut. Kawasan hutan pantai tanahnya berpasir dan berbatubatu, lebarnya hanya beberapa puluh meter saja. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di kawasan hutan pantai diantaranya Barringtonia speciosa, Terminalia catappa, Calophyllum inophyllum, Hibiscus tiliaceus, Casuarina equisetifolia dan Pisonia grandis (Simon, 1978). Flora di daerah pantai mempunyai corak yang khas. Kadar garam di dalam tanah yang cukup tinggi, dan panas terik matahari mengakibatkan hanya tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan itu dan dapat hidup subur (Soegianto, 1983). C. equisetifolia var. incana atau cemara udang merupakan salah satu vegetasi yang mampu tumbuh pada kondisi lingkungan yang ekstrim karena 1 ketahanannya terhadap kekeringan dan mempunyai perakaran yang kuat sehingga tahan terhadap hembusan angin. C. equisetifolia var. incana dapat dipergunakan untuk memperbaiki tanah pesisir pantai karena memiliki bintil akar yang didalamnya banyak mengandung frankia, sehingga mampu menambat nitrogen dari udara (Winarni, 2003). Cemara udang mampu memiliki tinggi hingga mencapai 25 m dengan batang bebas cabang 10-15 m. Cemara udang memiliki batang luar berwarna coklat keabu-abuan, berlekuk tidak dalam, banir akar kecil atau tidak ada sama sekali. Daun dari cemara udang berbentuk sisik, bunganya dalam karangan yang terdiri dari 7-8 bunga (Steenis, 2008). Komunitas tumbuhan bawah merupakan salah satu komponen hutan yang diharapkan dapat menjadi penyangga ekologis. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah dan kecepatan seresah tumbuhan tersebut terdekomposisi merupakan peran fungsional yang cukup diperhitungkan dalam mekanisme kehidupan ekosistem hutan disamping fungsi dan manfaat lain seperti siklus hidrologis, orologis, dan penyediaan hijauan ternak (Marsono, 1986). Meskipun mempunyai pengaruh negatif karena dapat menjadi pesaing bagi tanaman pokok, tumbuhan bawah berperan penting dalam ekosistem hutan. Tumbuhan bawah terlibat dalam interaksi antar jenis seperti kompetisi interspesifik, alelopati, simbiosis; merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Barbour et al., (1980) menjelaskan bahwa pada kawasan pesisir pantai dapat dijumpai pola distribusi spasial tumbuhan bawah seperti acak (random), 2 teratur (uniform), dan mengelompok (clumped). Hal ini disebabkan adanya perbedaan kondisi lingkungan yang cukup ekstrim, seperti struktur tanah yang berpasir, kadar garam yang cukup tinggi, dan suhu yang tinggi. Pola distribusi spasial tumbuhan merupakan faktor yang penting bagi komunitas ekologi (Ludwig dan Reynolds, 1988). Pola distribusi spasial erat kaitannya dengan hubungan timbal balik antara faktor lingkungan, keadaan ko-aktif sebagai hasil interaksi spesifik seperti kompetisi, faktor sosial, dan reproduksi masing-masing jenis (Whittaker, 1975). Penelitian ini mencoba menjelaskan komposisi, pola sebaran dan kegunaan jenis tumbuhan bawah pada tegakan Cemara Udang. Lokasi yang digunakan dalam penelitian jenis tumbuhan bawah ini terdapat pada tegakan Cemara Udang yang berada di kawasan pesisir Karanggadung, Kebumen. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi jenis tumbuhan bawah beserta persen penutupan tanahnya (coverage) sehingga dapat mengetahui komposisi dan pola sebaran, serta kegunaan dari masing-masing jenis tumbuhan bawah yang terdapat pada kawasan pesisir Karanggadung, Kebumen. Komposisi dan pola sebaran jenis akan memberikan informasi mengenai keragaman jenis dan pola persebaran tumbuhan bawah dalam mendukung kestabilan suatu ekosistem khususnya di areal pesisir. 3 1.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui komposisi dan pola sebaran jenis tumbuhan bawah yang ditemui di kawasan pesisir Karanggadung, Kebumen, Jawa Tengah. 2. Mengetahui kegunaan dari masing-masing jenis tumbuhan bawah yang ditemui di kawasan pesisir Karanggadung, Kebumen, Jawa Tengah. 1.3 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengarahkan pengelolaan hutan selanjutnya dan dapat digunakan sebagai landasan bagi penelitian lainnya. 4