vol 12 no.2 rev - Journal | Unair

advertisement
Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode
Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi
Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Hang Tuah Surabaya
Meirina Dian Mayasari
Dewi Mustami'ah
Weni Endahing Warni
Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya
Abstract.
The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between student's
perceptions of lecturers teaching method with academic procrastination tendency among students
of Faculty of Psychology, Hang Tuah University. The research was conducted on students both men
and women between 19 and 24 years old in Faculty of Psychology, Hang Tuah University,. The number
of subjects used in this study was 138 students including the class of 2007 is 32 students, class of 2008
is 34 students, class of 2009 is 30 students and 2010 is 42 students. Sampling technique used was
proportionate stratified random sampling technique. Data collection tool using Likert scale
questionnaire consisted of : 1) the student perceptions scale to the faculty teaching methods and the
scale (45 items) and 2) the scale academic procrastination tendencies (48 items). The analysis used in
this study was Product Moment correlation technique using SPS-2000 which shows a correlation
coefficient score rxy = -0.020 with (p) to be 0.814 p> 0.05 (not significant). This suggests that there is no
relationship between student's perceptions of lecturers teaching methods with academic
procrastination tendency among students in Faculty of Psychology, Hang Tuah University.
Keywords: Perception, lecturers teaching method, academic procrastination
Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa
terhadap metode pengajaran dosen dengan kecenderungan prokrastinasi akademik mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa aktif
Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya baik laki-laki maupun perempuan berusia antara
19 sampai 24 tahun angkatan 2007 sampai dengan 2010. Jumlah subyek yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 138 mahasiswa yang meliputi angkatan 2007 sebanyak 32 mahasiswa,
angkatan 2008 sebanyak 34 mahasiswa, angkatan 2009 sebanyak 30 mahasiswa dan angkatan
2010 sebanyak 42 mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan ialah teknik proportionate stratified
random sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuisioner dengan skala likert, yang terdiri
dari skala persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen 45 butir dan skala
kecenderungan prokrastinasi akademik 48 butir. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik korelasi Product Moment dengan bantuan SPS-2000 yang menunjukkan skor koefisien
Korespondensi: Weni Endahing Warni. Fakultas Psikologi Universitas Hang-Tuah, Jalan Arief Rahman Hakim 150
Surabaya Telp: (031) 5945894, (031)5946261. Email: [email protected]
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
95
Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya
korelasi rxy = -0,020 dengan (p) = 0,814 jadi p>0,05 (tidak signifikan). Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pengajaran Dosen Dengan
Kecenderungan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah
Surabaya.
Kata Kunci: Persepsi, metode pengajaran dosen, prokrastinasi akademik
Seorang mahasiswa memiliki berbagai
kegiatan yang dilakukan, diantaranya ada
mahasiswa yang bekerja sambil kuliah ataupun
melaksanakan kegiatan lain diluar perkuliahan.
Namun selama menuntut ilmu di Perguruan
Tinggi, sebagai mahasiswa tidak terlepas dari
kewajiban mengerjakan tugas-tugas akademik.
Beberapa tuntutan penyelesaian tugas tersebut
antara lain adalah membuat berbagai macam
tugas akademik maupun ujian yang merupakan
suatu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang
dilaksanakan secara rutin, serta kegiatan non
akademis lainnya. Dalam memberikan tugas,
dosen akan menentukan batas waktu (deadline)
tertentu untuk dikumpulkan.
Mahasiswa idealnya dapat berperan aktif dan
rajin dalam mengikuti perkuliahan sampai
diselesaikannya tugas–tugas akademik yang
diberikan oleh dosen, namun masalah pengaturan
waktu seringkali menjadi kendala dalam membagi
waktu dengan baik. Selain itu rutinitas yang tidak
berubah dan cenderung monoton dapat
menyebabkan kegiatan untuk segera
menyelesaikan tugas menjadi tertunda, kemudian
adanya kegiatan gangguan lain yang mungkin
lebih menyenangkan dibandingkan mengerjakan
tugas-tugas akademik dari dosen. Menurut
Fibrianti (2009) penundaan dalam menyelesaikan
tugas ini disebabkan dari faktor internal yang
berasal dari dalam diri mahasiswa yang menjadi
hambatan, seperti kecemasan, persepsi terhadap
dosen, dan ketidakmampuan untuk mengatur
waktu, sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor-faktor yang berasal dari luar diri
mahasiswa, seperti kurangnya dukungan,
kesulitan memperoleh bahan-bahan, kurangnya
sarana dan prasarana, serta adanya aktivitas lain.
Pencapaian suatu tujuan pengajaran juga
ditentukan oleh ketepatan penggunaan metode
pengajaran. Selama proses belajar mengajar,
seorang dosen dituntut memiliki kreatifitas dalam
96
memberikan materi di kelas agar proses
pengajaran dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Dengan demikian dibutuhkan suatu
metode pengajaran yang memberikan kemudahan
bagi seorang pendidik agar proses pengajaran
lebih menyenangkan. Ellis & Knaus (1977)
menyatakan bahwa dalam kajian Psikologi,
fenomena menunda pekerjaan dikenal dengan
istilah prokrastinasi. Fenomena prokrastinasi
terjadi di setiap bidang kehidupan, salah satunya
adalah bidang akademik. Prokrastinasi
merupakan suatu kecenderungan untuk menunda
dalam memulai, melaksanakan dan mengakhiri
suatu aktivitas (dalam Ghufron, 2010).
Ellis & Knaus (dalam Rumiani, 2006)
menemukan bahwa hampir 70% mahasiswa dari
kampus di Amerika melakukan prokrastinasi
dalam makna luas. Penelitian lain di Amerika oleh
Solomon dan Rothblum,1984 (dalam Rahmayati,
2010) dari 323 mahasiswa melalui self report data
prokrastinasi mengindikasikan bahwa 46% selalu
melakukan prokrastinasi pada tugas menulis
makalah, pada tugas belajar untuk ujian ada
27,6%, dan 30,1% melakukan prokrastinasi untuk
membaca tugas mingguan. Perilaku menundanunda merupakan masalah yang umum di
kalangan pelajar, khususnya mahasiswa
perguruan tinggi. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Kartadinata & Tjundjing (2008) di salah satu
Perguruan Tinggi Surabaya terdapat 95 % dari
angket yang disebarkan pada 60 subyek
mahasiswa mengatakan bahwa pernah melakukan
prokrastinasi. Alasan terbesar yang membuat
mahasiswa tersebut melakukan prokrastinasi
adalah rasa malas mengerjakan tugas (42%) dan
banyak tugas lain yang harus dilakukan (25%).
Solomon dan Rothblum (1984) pada penelitian
prokrastinasi, ditemukan bahwa 50% sampai
dengan 90% terjadi prokrastinasi akademik pada
mahasiswa. Sedangkan menurut Ferrary (dalam
Owens,1988) menemukan bahwa sekitar 15%
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
Meirina Dian Mayasari, Dewi Mustami'ah, Weni Endahing Warni
sampai dengan 20% usia dewasa termasuk dalam
keadaan prokrastinasi kronis (dalam Fibriana,
2009). Hal ini menunjukkan bahwa begitu banyak
mahasiswa yang melakukan prokrastinasi,
padahal mahasiswa adalah penerus bangsa yang
diharapkan kelak dapat memajukan bangsa ini.
Peneliti melakukan survei awal melalui
observasi dan juga menyebarkan angket secara
acak terhadap 20 mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah Surabaya angkatan 2007
s a m p a i 2 0 1 0 m e n ge n a i ke ce n d e r u n g a n
prokrastinasi, didapatkan hasil
sekitar 75%
mahasiswa yang melakukan prokrastinasi pada
aspek kesenjangan waktu antara rencana kerja dan
kinerja aktual. Sebanyak 55% mahasiswa juga
menunda untuk memulai atau menyelesaikan
tugas dan lebih memilih untuk melakukan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
mengerjakan tugas yang harus dikerjakan.
Perilaku individu dapat diprediksi apabila
diketahui bagaimana individu mempersepsikan
situasi dan apa yang diharapkan. Perilaku
seseorang ditentukan oleh persepsi mengenai diri
dan lingkungan sekitarnya, sehingga apa yang
dilakukan merupakan cerminan dari lingkungan
sekitarnya, dan persepsi merupakan salah satu
prediktor perilaku individu. Objek persepsi yang
dinilai tidak menyenangkan, maka perilakunya
negatif, seperti halnya mahasiswa yang
menganggap bahwa penggunaan metode
pengajaran yang monoton mengakibatkan
kebosanan kepada mahasiswa, dikarenakan dosen
hanya menggunakan metode pengajaran yang
sama tiap melakukan kegiatan perkuliahan maka
mahasiswa cenderung melakukan prokrastinasi
dalam menyelesaikan tugasnya. Menurut Hadis
(2006), kecenderungan peserta didik untuk
bereaksi terhadap materi pelajaran di sekolah ada
reaksi positif dan negatif. Faktor yang
mempengaruhinya seperti faktor kemampuan dan
gaya mengajar guru di kelas, metode, lingkungan
kelas, dan sikap guru. Faktor tersebut jika memberi
pengaruh positif pada mahasiswa atau peserta
didik maka peserta didik akan merasa senang
dalam mengikuti proses perkuliahan. Perwujudan
perilaku negatif yang diperlihatkan oleh
mahasiswa terhadap proses pembelajaran dapat
berupa perilaku mahasiswa yang acuh tak acuh
dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas,
tidak aktif dalam mengikuti perkuliahan dan tidak
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh dosen.
Hasil survei awal melalui penyebaran angket
pada mahasiswa angkatan 2007 sampai 2010
Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah
Surabaya mengenai persepsi terhadap dosen,
terdapat 60% dari 20 mahasiswa menyatakan
bahwa dosen yang menyajikan materi kuliah
dengan cara menarik dan melibatkan mahasiswa
akan mempengaruhi pelaksanaan pengerjaan
tugas. Selain itu mahasiswa juga setuju terhadap
aspek penggunaan metode pengajaran dosen yang
bervariasi sehingga dapat membangkitkan
motivasi mahasiswa dalam belajar maupun
mengerjakan tugas kuliah.
Dosen mempunyai peranan yang tidak dapat
diabaikan dalam peningkatan output perguruan
tinggi, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas.
Selain itu, materi dalam perkuliahan yang
disajikan oleh dosen, untuk dipahami mahasiswa
diperlukan metode pengajaran yang tepat. Metode
yang digunakan harus jelas, sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai sehingga dengan adanya
kompetensi dan efektivitas metode pengajaran
yang dipersepsikan positif oleh mahasiswa, akan
mendukung prestasi akademik yang tinggi.
Berdasarkan hasil survei awal terhadap mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah
Surabaya dan beberapa tinjauan singkat mengenai
prokrastinasi dan persepsi mahasiswa terhadap
metode pengajaran tersebut, maka penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran
dosen dengan kecenderungan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah Surabaya.
Prokrastinasi Akademik
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa
Latin procrastination dengan awalan ”pro” yang
berarti mendorong maju atau bergerak maju dan
akhiran ”crastinus” yang berarti keputusan hari
esok. Jika digabungkan menjadi ”menangguhkan”
atau ”menunda sampai hari berikutnya” (Ghufron,
2010).
Menurut Silver (dalam Ghufron, 2010),
seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak
bermaksud untuk menghindari atau tidak mau
tahu dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi,
hanya menunda–nunda untuk mengerjakannya
97
Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya
sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut
menyebabkan kegagalan menyelesaikan tugas
tepat waktu.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Ghufron
(2010), yang menyatakan bahwa prokrastinasi
merupakan suatu penundaan yang dilakukan pada
tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang
secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman. Lain halnya dengan Ferrari dkk,
menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi
dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu,
yaitu: (1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku
penundaan, bahwa setiap perbuatan untuk
menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut
sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan
tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan, (2)
prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola
perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah
kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah
merupakan respon tetap yang selalu dilakukan
seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya
disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang
irrasional, (3) prokrastinasi sebagai suatu trait
kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi
tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan
tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang
melibatkan komponen-komponen
perilaku
maupun struktur mental lain yang saling terkait
yang dapat diketahui secara langsung maupun
tidak langsung (dalam Ghufron, 2010).
Prokrastinasi akademik merupakan
prokrastinasi situasional yang berhubungan
dengan tugas akademik. Prokrastinasi akademik
adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis
tugas formal yang berhubungan dengan tugas
akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas
kursus (Ghufron, 2010).
Faktor yang mempengaruhi prokrastinasi
akademik
Menurut Ghufron (2010) faktor-faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat
dikategorikan menjadi dua macam, yaitu:
1.
Faktor internal
Faktor-faktor yang terdapat dalam diri
individu yang mempengaruhi prokrastinasi.
Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan
kondisi psikologis dari individu yaitu:
a.
Kondisi fisik individu: Faktor dari
98
2.
dalam diri individu yang turut
mempengaruhi munculnya prokrastinasi
akademik adalah berupa keadaan fisik dan
kondisi kesehatan individu misalnya fatigue.
Tingkat intelegensi yang dimiliki seseorang
tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi,
walaupun prokrastinasi sering disebabkan
oleh adanya keyakinan-keyakinan yang
irrasional yang dimiliki seseorang.
b. Kondisi psikologis individu : Menurut
Millgram (dalam Ghufron, 2010), trait
kepribadian individu yang turut
mempengaruhi munculnya perilaku
penundaan, misalnya trait kemampuan
sosial yang tercermin dalam self regulation
dan tingkat kecemasan dalam berhubungan
sosial. Ellis dan Knaus (2002) memberikan
penjelasan bahwa prokrastinasi akademik
terjadi karena adanya keyakinan irasional
yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan
irasional tersebut dapat disebabkan suatu
kesalahan dalam mempersepsikan suatu
tugas sekolah (dalam Ghufron, 2010).
Seseorang memandang tugas sebagai
sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan.
Seperti cara dosen dalam mengajar atau
proses belajar mengajar kurang memberikan
interaksi yang menyenangkan sehingga
peserta didik menjadi bosan dan merasa
tidak mampu menyelesaikan tugasnya secara
memadai sehingga menunda penyelesaian
tugas tersebut.
Faktor eksternal
Faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu yang mempengaruhi prokrastinasi.
Faktor-faktor itu antara lain berupa
pengasuhan orang tua dan lingkungan yang
kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.
a.
Gaya pengasuhan orang tua: Hasil
penelitian Ferrari dan Ollivete (dalam
Ghufron, 2010) menemukan bahwa tingkat
pengasuhan otoriter ayah menyebabkan
munculnya kecenderungan perilaku
prokrastinasi yang kronis pada subyek
penelitian anak wanita, sedangkan tingkat
pengasuhan otoritatif ayah menghasilan
anak wanita yang bukan prokrastinator. Ibu
yang memiliki kecenderungan melakukan
avoidance procratination menghasilkan anak
wanita yang memiliki kecenderungan untuk
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
Meirina Dian Mayasari, Dewi Mustami'ah, Weni Endahing Warni
melakukan avoidance procratination pula.
b. K o n d i s i l i n g k u n g a n : K o n d i s i
lingkungan yang lenient prokrastinasi
akademik lebih banyak dilakukan pada
lingkungan yang rendah dalam pengawasan
daripada lingkungan yang penuh
pengawasan. Perilaku prokrastinasi
akademik juga bisa muncul pada kondisi
lingkungan tertentu. Kondisi yang
menimbulkan stimulus tertentu bisa
menjadi reinforcement bagi munculnya
perilaku prokrastinasi. Kondisi yang rendah
dalam pengawasan akan mendorong
seseorang untuk melakukan prokrastinasi
akademik, karena tidak adanya pengawasan
a k a n m e n d o ro n g s e s e o ra n g u n t u k
berperilaku tidak tepat waktu.
2.
3.
Pengertian Metode Pengajaran
Menurut Surakhmad (dalam Suryosubroto,
2009), metode pengajaran adalah cara-cara
pelaksanaan dari proses pengajaran atau
bagaimana teknis dari suatu bahan pelajaran di
berikan kepada murid-murid di sekolah. Metode
pengajaran menurut Uno (2008) yaitu cara-cara
yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran
yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Menurut Tardif (dalam Syah, 2010) metode
pengajaran ialah cara yang berisi prosedur baku
untuk melaksanakan kegiatan kependidikan,
khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran
kepada siswa.
Jadi persepsi mahasiswa terhadap metode
pengajaran dosen merupakan suatu proses
diterimanya stimulus oleh seorang mahasiswa
melalui alat indera yang kemudian akan
menghasilkan penilaian positif maupun negatif
terhadap cara dosen dalam mengadakan
hubungan atau interaksi dengan peserta didik
pada saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
Ciri-ciri Persepsi Positif Mahasiswa
Terhadap Metode Pengajaran Dosen
Menurut Milton Hildebrand & Feldman
(dalam Furchan, 2009) terdapat beberapa ciri-ciri
dosen yang profesional yaitu:
1.
Gaya mengajar yang merangsang belajar
Seorang dosen hendaknya dapat menyajikan
kuliah dengan cara yang menarik dan
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
4.
5.
melibatkan mahasiswa, menggunakan
humor untuk membantu mempertahankan
perhatian mahasiswa, memperkuat setiap
poin utama dengan memberikan rujukan,
contoh, dan ilustrasi yang bermakna,
mengaitkan materi kuliah dengan dunia
mahasiswa.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara
jelas
Seorang dosen yang profesional dapat
menyampaikan informasi dengan cara yang
jelas dan dapat dipahami, memberikan
umpan balik secara teratur dengan cara yang
mendorong mahasiswa belajar dan dapat
menjelaskan kritik yang diberikan kepada
mahasiswa.
Menguasai materi kuliah yang dipegangnya
Memiliki pengetahuan yang cukup luas dan
mendalam di bidang ilmu yang dikuliahkan,
memiliki pengetahuan yang mutakhir di
bidang ilmu yang di kuliahkan, memiliki
komitmen terhadap bidang yang menjadi
spesialisasinya (selalu membaca literatur,
menghadiri pertemuan profesional, dan
mengetahui materi kuliahnya dengan cukup
baik sehingga dapat menekankan aspekaspeknya yang paling penting).
Memiliki antusiasme yang dinamis
Seorang dosen yang profesional akan merasa
tertarik dan senang mengajar, dan
menunjukkan secara tulus tertarik pada mata
kuliah tersebut dan membuat belajar itu
menjadi suatu pengalaman yang
menyenangkan.
Kreativitas
Menggunakan berbagai ragam gaya dan
metode penyajian kuliah, mengubah
pendekatan mengajar untuk menyesuaikan
dengan situasi baru, mencoba mencari ideide, pendekatan dan metode mengajar yang
baru serta terbuka terhadap saran mahasiswa
mengenai isi, metode perkuliahan, dan
tugas-tugas yang diberikan kepada
mahasiswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif yaitu untuk mengetahui
99
Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya
hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Penelitian ini menggunakan penelitian korelatif
yaitu melihat hubungan antara variabel X dengan
variabel Y. Variabel yang digunakan adalah
persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran
dosen sebagai variabel bebas dan kecenderungan
prokrastinasi akademik sebagai variabel terikat.
Persepsi mahasiswa terhadap metode
pengajaran dosen merupakan suatu proses
diterimanya stimulus oleh seorang mahasiswa
melalui alat indera yang kemudian akan
menghasilkan penilaian positif maupun negatif
terhadap cara dosen dalam mengadakan
hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang
meliputi aspek (1) pendapat mahasiswa mengenai
gaya mengajar dosen yang dapat merangsang
belajar; (2) pendapat mahasiswa mengenai
kemampuan dosen untuk berinteraksi pada
mahasiswa secara jelas; (3) pendapat mahasiswa
mengenai penguasaan materi yang diajarkan saat
kuliah berlangsung.
Kecenderungan prokrastinasi akademik
merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada
jenis tugas formal yang berhubungan dengan
tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas
kursus. Indikator prokrastinasi akademik dapat
diukur dan diamati dari ciri-ciri tertentu berupa (1)
Penundaan untuk memulai atau menyelesaikan
kerja pada tugas yang dihadapi; (2) Kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja aktual; (3)
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas; (4)
Melakukan aktivitas lain yang dirasa lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang
seharusnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas
Hang Tuah Surabaya angkatan 2007 hingga 2010
yang berjumlah 226 mahasiswa. Karakteristik
yang digunakan sebagai sampel yaitu mahasiswa
yang masih aktif terdaftar di Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah angkatan 2007-2010,
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan
berusia 19-24 tahun. Oleh karena teknik
pengambilan sampling diambil secara strata maka
diperlukan penentuan jumlah sampel dari
populasi jumlah mahasiswa aktif Fakultas
Psikologi Universitas Hang Tuah angkatan 20072010 dengan taraf kesalahan 5% yang
dikembangkan oleh Isaac dan Michael (dalam
100
Sugiyono, 2009). Teknik pengambilan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik proportionate stratified random sampling,
karena terdapat populasi yang mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2009).
Teknik pengumpulan data yaitu dengan
menggunakan kuisioner. Dengan memberikan
daftar pertanyaan-pertanyaan untuk
mengumpulkan pandangan-pandangan dari
responden. Kuisioner yang disusun ini bersifat
tertutup, artinya responden tinggal memlilih salah
satu jawaban yang telah disediakan dengan model
jawaban berjenjang 5 (lima). Penelitian ini
menggunakan skala Likert . Pernyataanpernyataan yang disusun dalam skala likert
berdasarkan atas teori-teori pendukung dan
indikator-indikator yang dianggap mewakili
variabel penelitian.
Sebelum analisis data dilakukan, terlebih
dahulu dilakukan uji instrumen yaitu uji validitas
dan reliabilitas. Penelitian ini menggunakan
validitas isi (content validity) menunjuk kepada
sejauh mana isi sebuah tes/ skala/ instrument
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengukuran ini juga dilakukan uji daya beda aitem
dengan menggunakan tehnik korelasi product
moment dari pearson. Teknik ini bertujuan untuk
menguji apakah tiap aitem atau pernyataan benarbenar mampu mengungkap faktor yang akan
diukur atau konsistensi internal tiap aitem alat
ukur dalam mengukur suatu faktor.
Pe n g u k u r a n r e l i a b i l i t a s a l a t u k u r
menggunakan pendekatan Uji Keandalan Teknik
Hoyt, karena lebih mudah digunakan dan tidak
dibatasi aturan–aturan tertentu (jumlah butir
standart), dapat menguji skala, dan dapat
digunakan pada data dengan aitem genap maupun
ganjil. Setelah uji instrumen dilakukan, langkah
selanjutnya adalah uji prasyarat yaitu uji
normalitas sebaran dan uji linieritas. Uji
normalitas sebaran ini bertujuan untuk
mengetahui kenormalan distribusi sebaran skor
ubahan dengan menggunakan kai kuadrat. Uji
linieritas hubungan ini dilakukan untuk
mengetahui linieritas hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat dengan regresi
kuadratik. Hasil perbandingan ini ditunjukkan
dalam nilai Fbeda. Suatu bentuk hubungan antara
dua variabel dinyatakan linier apabila memiliki
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
Meirina Dian Mayasari, Dewi Mustami'ah, Weni Endahing Warni
nilai p>0,05, sedangkan apabila Fbeda memiliki nilai
p<0,05 berarti hubungannya belum linier.
Setelah data yang diperlukan dalam
penelitian ini terkumpul, tahap berikutnya adalah
analisa data. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara persepsi
mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen
dengan kecenderungan prokrastinasi akademik.
Keseluruhan teknik analisa data dalam penelitian
ini menggunakan bantuan komputer dengan
program Seri Program Statistik (SPS-2000) edisi
Sutrisno Hadi dan Yuni Pumardiningsih
Universitas Gadjah Mada Yogjakarta Versi IBM/IN
tahun 1999.
HASIL DAN BAHASAN
Hasil Analisis Data
Analisis Korelasi Produk Momen ini
dilakukan menguji hubungan variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y). Kaidah uji statistik
yang dipergunakan adalah bila p ≤ 0,01 berarti
sangat signifikan; bila p ≤0,05 berarti signifikan;
dan bila p ≥0,05 berarti nirsignifikan (Hadi,2000).
Penggunaan analisis ini didasarkan pada data
variabel X interval dan variabel Y interval.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis
Product Moment (rxy) diperoleh hasil sebesar 0,020 pada taraf signifikansi (p) = 0,814, jadi p>
0,05 (tidak signifikan). Hal ini berarti Persepsi
Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen
(variabel X) tidak mempunyai hubungan dengan
Kecenderungan Prokrastinasi Akademik (variabel
Y). Berdasarkan hasil analisis Product Moment,
dapat diketahui pula korelasi determinasi(r2) =
0,000 dengan demikian sumbangan efektif
variabel X terhadap Y tidak ada, artinya Variabel X
tidak ada hubungan dengan variabel Y.
Bahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,020 pada taraf
signifikansi (p) 0,814, jadi p> 0,05. Artinya tidak
ada hubungan antara Persepsi Mahasiswa
terhadap Metode Pengajaran Dosen (variabel X)
dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang
Tuah Surabaya (variabel Y). Maka dengan
demikian hipotesis alternatif (Ha) ditolak, atau
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
dengan kata lain hipotesis yang diajukan peneliti
tidak terbukti adanya hubungan persepsi
mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen
(variabel X) dengan kecenderungan prokrastinasi
akademik mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah Surabaya (variabel Y).
Selain itu berdasarkan uji perbandingan rerata
hipotesis dan rerata empiris dengan menggunakan
uji-Z, didapatkan hasil rerata hipotesis (MH)
persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran
dosen sebesar 105 dan rerata empiris (ME) sebesar
119.428, maka ME>MH yang artinya persepsi
mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen
positif atau berada pada kategori tinggi.
Sedangkan hasil rerata hipotesis (MH)
kecenderungan prokrastinasi akademik sebesar
126, dan rerata empiris (ME) sebesar 117.341
sehingga ME<MH yang artinya kecenderungan
prokrastinasi akademik mahasiswa berada pada
kategori rendah.
Ditolaknya hipotesis yang diajukan peneliti
dimungkinkan karena adanya faktor lain yang
lebih dominan seperti yang dinyatakan oleh
Solomon & Rothblum (dalam Ifiandra, 2010)
bahwa terdapat beberapa faktor yang berkorelasi
dengan prokrastinasi akademik, yaitu (1)
manajemen waktu yang buruk, (2) takut gagal, (3)
perfeksionis, (4) lokus kendali diri, dan (5)
menghindari tugas.
Faktor lain yang menyebabkan adanya
kecenderungan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa diungkapkan oleh Knaus (dalam
Ilfiandra, 2010) bahwa terdapat sembilan faktor
yang menyebabkan mahasiswa mengalami
prokrastinasi, yaitu: (1)manajemen waktu yang
buruk, (2) kesulitan konsentrasi, (3)takut dan
cemas, (4) keyakinan tak rasional, (5) masalah
pribadi, (6) kejenuhan, (7) harapan tak realistis,(8)
perfeksionis, dan (9) takut gagal. Hal tersebut
didukung oleh hasil wawancara terhadap
beberapa subyek mahasiswa setelah analisis data
ini dilakukan mengenai kecenderungan untuk
menunda menyelesaikan tugas biasanya
disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam
mengatur waktu, kondisi yang ada disekitar
lingkungan mahasiswa seperti keinginan untuk
mengerjakan tugas baru akan timbul jika temanteman lainnya juga mulai sibuk mengerjakan tugas
sehingga waktu yang masih tersisa digunakan oleh
kegiatan lain yang lebih menyenangkan bagi
101
Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya
mahasiswa. Selain itu, wawancara terhadap
mahasiswa angkatan 2007 yang saat ini masih aktif
kuliah sambil menyusun skripsi mengatakan
bahwa semakin banyak tuntutan terhadap tugas
maka semakin lemah sikap mahasiswa dalam
memecahkan masalah. Artinya mahasiswa
dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah dari dosen dengan deadline yang sudah
ditentukan dan mengerjakan skripsi yang
menyebabkan adanya kejenuhan sehingga ada
salah satu prioritas tugas yang menjadi tertunda
untuk dikerjakan.
Menurut Ferrari (dalam Ilfiandra, 2010)
faktor yang dominan mempengaruhi
prokrastinasi akademik yaitu fear of failure yang
merupakan suatu ketakutan berlebihan untuk
gagal dan dapat menyebabkan mahasiswa
melakukan prokrastinasi. Selain itu, keyakinan
yang tidak rasional seperti adanya kesalahan
dalam mempersepsikan tugas akademik misalnya
s e b a g a i s e s u a t u ya n g b e ra t d a n t i d a k
menyenangkan menyebabkan adanya
prokrastinasi akademik.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hasil
penelitian ini tidak terbukti dimungkinkan karena
adanya faktor lain yang lebih berpengaruh atau
dominan terhadap kecenderungan prokrastinasi
akademik dan juga karena jenis data pada survei
awal yang digunakan berbeda dengan saat
penelitian sehingga peneliti saat melakukan survei
awal dapat terbukti adanya prokrastinasi
akademik namun setelah pelaksanaan penelitian,
ke ce n d e r u n ga n prokra st i n a si a ka d e m i k
mahasiswa rendah.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Bedasarkan hasil perhitungan analisis
korelasi product moment diperoleh hasil rxy sebesar
-0,020 pada taraf signifikansi (p)= 0,814 jadi p>
0,05 yang berarti tidak signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran
Dosen (variabel X) dengan Kecenderungan
Prokrastinasi Akademik (variabel Y).
Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan, dan
simpulan di atas maka penulis mengajukan saran
sebagai berikut :
1.
Bagi mahasiswa
Disarankan agar dapat mempertahankan
untuk tidak melakukan prokrastinasi
sehingga mahasiswa dapat mengumpulkan
tugas tepat waktu.
2.
Bagi dosen
Disarankan untuk dapat mempertahankan
penggunaan metode pengajaran yang tepat
a g a r m a h a s i s w a l e b i h te r m o t i v a s i
mengerjakan tugas akademik.
3.
Bagi peneliti selanjutnya
B a g i p e n e l i t i ya n g te r t a r i k u n t u k
menindaklanjuti penelitian ini disarankan
untuk mengontrol faktor-faktor lain yang
diperkirakan mempengaruhi prokrastinasi
akademik seperti faktor manajemen waktu
yang kurang baik, takut gagal,
perfeksionis,dan lain-lain. Selain itu dapat
menggunakan subjek penelitian yang lebih
luas untuk dibandingkan hasilnya.
PUSTAKA ACUAN
Furchan, A. (2009). Ciri dosen profesional. Diambil pada tanggal 21 Oktober 2010 dari
http://www.pendidikanislam.net/pendidikan/ciri-ciri-dosen-profesional
Fibrianti, I. (2009). Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa. Diambil pada tanggal 24 September 2010 dari
http://eprints.undip.ac.id/10517/1/SKRIPSI.pdf
Fibriana, Rin. (2009). Prokrastinasi akademik ditinjau dari motivasi berprestasi dan dukungan sosial. Skripsi.
Universitas Muhamadiyah. Diambil pada tanggal 15 November 2010 dari
http://etd.eprints.ums.ac.id/6240/pdf
Ghufron, M. Nur & Rini R.S. (2010). Teori–teori psikologi. Jogjakarta: Ar-ruzz media.
102
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
Meirina Dian Mayasari, Dewi Mustami'ah, Weni Endahing Warni
Hadis, A. (2006). Psikologi dalam pendidikan (Sangat penting untuk: dosen, guru, mahasiswa, orangtua,
masyarakat, dan pemerhati pendidikan). Bandung: Alfabeta..
Ilfiandra. (2010). Penanganan prokrastinasi akademik siswa sekolah menengah atas: Konsep dan aplikasi.
Diambil pada tanggal 14 Februari 2011 dari http://www.osun.org//journalprokrastinasi.pdf
Kartadinata, I. & Tjundjing, Sia. (2008). I love you tomorrow: Prokrastinasi akademik dan manajemen waktu.
Anima: Indonesian Psychological Journal 2008, Vol. 23 (2), 109-119.
Rahmayati, T. E. (2010). Hubungan antara motivasi bermain massively multiplayer online role playing game
dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Diambil pada tanggal 6 November 2010 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789//Chapter2.pdf.
Rumiani. (2006). Prokrastinasi akademik ditinjau dari motivasi berprestasi dan stres mahasiswa. Jurnal
Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 3 (2), 37-48.
Sugiyono. (2006). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
________. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto, B. (2009). Proses belajar mengajar di sekolah: Wawasan baru, beberapa metode pendukung dan
beberapa komponen layanan khusus (edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Tjundjing, S. (2006). Apakah penundaan menurunkan prestasi? Sebuah meta-analisis. Anima: Indonesian
Psychological Journal. Vol. 22 (1),h.17-27 .
Uno, H. B. (2008). Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010
103
Download