KKP_23_2010

advertisement
PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER.23/MEN/2010
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2011
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa
dalam
rangka
mendorong
percepatan
pembangunan daerah di bidang kelautan dan perikanan
diperlukan dana alokasi khusus guna membantu
membiayai kegiatan khusus bidang kelautan dan
perikanan di daerah tertentu yang merupakan urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas nasional;
b.
bahwa untuk kelancaran pelaksanaan penggunaan dana
alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan dan sesuai
dengan ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor
55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan perlu disusun
petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang
kelautan dan perikanan;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan
Perikanan Tahun 2011;
: 1.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang ...
-2-
3.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
4.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
5.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 1125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4739);
6.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4739);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4575);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan ...
-310. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara;
14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P
Tahun 2009 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden 56/P Tahun 2010;
15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010
tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Dana
Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011;
Memperhatikan
: Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK07/2008,
900/3556/SJ tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan,
Teknis Pelaksanaan, dan Evaluasi, Pemanfaatan Dana Alokasi
Khusus (DAK);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
MENTERI
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI
KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2011.
Pasal 1 ...
-4Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan yang selanjutnya disebut
DAK bidang kelautan dan perikanan adalah dana yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan pembangunan fisik di
bidang kelautan dan perikanan yang bersifat investasi jangka menengah guna
menunjang pelayanan dasar yang merupakan urusan provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan prioritas nasional.
2.
Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan.
3.
Instansi/dinas terkait adalah instansi/dinas yang terkait dengan pelaksanaan
DAK bidang kelautan dan perikanan.
4.
Dinas provinsi adalah dinas provinsi yang membidangi urusan kelautan dan
perikanan.
5.
Dinas kabupaten/kota adalah dinas/kantor kabupaten/kota yang membidangi
urusan kelautan dan perikanan.
6.
Pemerintah provinsi adalah pemerintah daerah di provinsi.
7.
Pemerintah kabupaten/kota adalah pemerintah daerah di kabupaten/kota.
8.
Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan.
9.
Gubernur adalah Kepala Pemerintah Daerah Provinsi.
10. Bupati/Walikota adalah Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 2
(1) Petunjuk teknis penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan dimaksudkan
sebagai pedoman bagi Kementerian, instansi/dinas terkait, pemerintah provinsi,
dan kabupaten/kota dalam perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai melalui DAK
bidang kelautan dan perikanan.
(2) Petunjuk teknis penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan ditetapkan
dengan tujuan:
a.
menjamin tertib perencanaan, penggunaan, dan administrasi DAK bidang
kelautan dan perikanan;
b.
menjamin terlaksananya koordinasi antara Kementerian, instansi/dinas
terkait, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam teknis
penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan;
c.
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan DAK bidang kelautan
dan perikanan, serta mensinergikan kegiatan yang dibiayai DAK dengan
kegiatan prioritas Kementerian;
d. meningkatkan ...
-5d.
meningkatkan penggunaan prasarana dan sarana bidang kelautan dan
perikanan dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi
masyarakat; dan
e.
meningkatkan koordinasi antara Kementerian, instansi/dinas terkait,
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam melakukan monitoring dan
evaluasi penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan.
Pasal 3
(1) Penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 digunakan untuk membantu membiayai kegiatan khusus di daerah
tertentu yang merupakan urusan provinsi dan kabupaten/kota dan disesuaikan
dengan prioritas nasional.
(2) Penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diperlukan kriteria teknis bidang kelautan dan perikanan yang
digunakan sebagai dasar perencanaan DAK bidang kelautan dan perikanan.
(3) Kriteria teknis bidang kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) meliputi:
a.
b.
DAK bidang kelautan dan perikanan provinsi:
1.
produksi perikanan tangkap di laut (ton);
2.
panjang garis pantai (km); dan
3.
jumlah nelayan (orang).
DAK bidang kelautan dan perikanan kabupaten/kota:
1.
jumlah kawasan minapolitan/sentra produksi (kawasan);
2.
produksi perikanan (ton);
3.
produksi benih ikan dan udang (ekor);
4.
jumlah balai benih (unit);
5.
luas pengelolaan lahan budidaya (ha);
6.
luas potensi lahan budidaya (ha);
7.
luas perairan umum daratan untuk perikanan tangkap (ha);
8.
jumlah pangkalan pendaratan ikan (unit);
9.
jumlah kapal perikanan (unit);
10. jumlah tenaga kerja perikanan (orang);
11. jumlah unit pemasaran ikan (unit);
12. jumlah unit pengolahan ikan (unit);
13. jumlah kelompok pengawas masyarakat (kelompok);
14. jumlah prasarana pos pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan (unit);
15. jumlah kasus pelanggaran bidang Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan (kasus);
16. jumlah ...
-616. jumlah pulau-pulau kecil yang dikelola (pulau);
17. luas kawasan konservasi perairan yang dikelola (ha);
18. jumlah tenaga penyuluh (orang);
19. jumlah tenaga statistik perikanan (orang); dan
20. penghapusan restribusi perikanan (Rp).
Pasal 4
Rencana kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 diprioritaskan untuk meningkatkan sarana dan prasarana produksi,
pengolahan, peningkatan mutu, pemasaran, pengawasan perikanan, serta
penyediaan sarana prasarana pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil yang terkait dengan peningkatan produksi perikanan terutama
pada daerah yang memiliki potensi dan sudah ditetapkan sebagai wilayah
pengembangan perikanan/minapolitan, yang didukung dengan sarana dan prasarana
penyuluhan perikanan dan penguatan statistik perikanan.
Pasal 5
Rencana kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 mencakup:
a.
DAK bidang kelautan dan perikanan provinsi; dan
b.
DAK bidang kelautan dan perikanan kabupaten/kota.
Pasal 6
(1)
(2)
DAK bidang kelautan dan perikanan provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf a mencakup:
a.
kapal penangkap ikan; dan
b.
alat penangkapan ikan.
DAK provinsi bidang kelautan dan perikanan yang mencakup kapal penangkap
ikan dan alat penangkapan ikan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:
a.
kapal penangkap ikan, yang terdiri atas kasko kapal, mesin penggerak
kapal dan perlengkapannya, alat penangkapan ikan, alat bantu
pepangkapan, peralatan, dan perlengkapan kapal dengan ukuran kapal
lebih besar atau sama dengan 30 Gross Tonnage (GT) sampai dengan 60
GT; dan
b.
alat penangkapan ikan, yang terdiri atas jaring insang (gill net), hutate
(pole and line), rawai dasar (bottom long line), pancing ulur (hand line),
pukat cumi (bouke ami/drop net), pukat cincin mini (mini purse seine), dan
rawai tuna (tuna long line).
Pasal 7 ...
-7Pasal 7
(1)
(2)
(3)
(4)
DAK bidang kelautan dan perikanan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf b mencakup:
a.
penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan
tangkap;
b.
penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan
budidaya;
c.
penyediaan/pengembangan
sarana
dan
prasarana
peningkatan mutu dan pemasaran hasil perikanan;
d.
penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana pemberdayaan ekonomi
masyarakat di pesisir dan pulau-pulau kecil;
e.
penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan;
f.
penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan;
dan
g.
penyediaan sarana statistik kelautan dan perikanan.
pengolahan,
Penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan tangkap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a.
penyediaan sarana perikanan tangkap, yang terdiri atas kapal penangkap
ikan berukuran 3 GT sampai dengan kurang dari 30 GT, mesin
utama/bantu kapal penangkap, alat penangkapan ikan yang diijinkan dan
ramah lingkungan, alat bantu penangkapan, dan sarana penanganan ikan
di atas kapal;
b.
penyediaan sarana perikanan tangkap, yang terdiri atas kapal penangkap
ikan kurang dari 3 GT untuk perairan umum; dan
c.
pengembangan pelabuhan perikanan dengan kelas pangkalan pendaratan
ikan yang terdiri dari fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas
penunjang.
Penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan budidaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a.
pengembangan balai benih, unit perbenihan rakyat dan/atau hatchery
skala rumah tangga, dan penyediaan induk/calon induk; dan
b.
pengembangan
kawasan
perikanan
budidaya
terdiri
atas
pembangunan/pengembangan sarana dan prasarana fisik pengembangan
kawasan budidaya laut budidaya laut, kawasan budidaya air payau, dan
kawasan budidaya air tawar;
Penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana pengolahan, peningkatan
mutu, dan pemasaran hasil perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi:
a. penyediaan/rehabilitasi ...
-8-
(5)
(6)
(7)
a.
penyediaan/rehabilitasi sarana dan prasarana pengolahan dan peningkatan
mutu hasil perikanan terdiri atas penyediaan bangsal pengolahan,
rehabilitasi bangsal pengolahan, penyediaan peralatan pengolahan
sederhana, penyediaan gudang beku (cold storage) skala kecil, penyediaan
pabrik es skala kecil, penyediaan ruangan berpendingin (chilling room),
rehabilitasi gudang beku (cold storage), rehabilitasi pabrik es, rehabilitasi
ruangan berpendingin (chilling room) dan penyediaan peralatan sistem
rantai dingin; dan
b.
penyediaan/rehabilitasi sarana dan prasarana pemasaran hasil perikanan
yang terdiri atas penyediaan depo pemasaran hasil perikanan skala kecil,
rehabilitasi depo pemasaran hasil perikanan, penyediaan/rehabilitasi
tempat pemasaran benih ikan, penyediaan kios mini pemasaran hasil
perikanan, penyediaan sarana pemasaran bergerak berupa kendaraan
bermotor roda 2 atau roda 3, rehabilitasi pasar ikan tradisional,
penyediaan peralatan pemasaran sederhana, dan rehabilitasi raiser/sub
raiser ikan hias.
Penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana pemberdayaan ekonomi
masyarakat di pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d meliputi:
a.
penyediaan sarana pemberdayaan, terdiri dari sarana air bersih, sarana
penerangan energi surya, dan jalan kampung/desa;
b.
penyediaan
prasarana
pemberdayaan,
terdiri
dari
tambatan
kapal/perahu, solar packed dealer untuk nelayan, dan stasiun pengisian
bahan bakar nelayan; dan
c.
penyediaan sarana dan prasarana kawasan konservasi perairan, terdiri dari
gedung dan bangunan, sarana peralatan dan mesin, dan sarana
pendukung lainnya.
Penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana pengawasan sumber daya
kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e meliputi:
a.
pengadaan kantor/pos pengawas;
b.
speed boat pengawasan ukuran panjang 8 meter dan/atau 12 meter;
c.
penyediaan alat komunikasi pengawasan; dan
d.
garasi speed boat pengawasan;
Penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f meliputi:
a.
bangunan pos penyuluhan perikanan;
b.
kendaraan operasional roda 2;
c.
kendaraan operasional roda 4;
d.
speed boat penyuluhan;
e.
perahu motor penyuluhan; dan
f.
sarana alat bantu penyuluhan.
(8) Penyediaan ...
-9(8)
Penyediaan sarana statistik perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g meliputi:
a.
kendaraan roda 2;
b.
peralatan pengolah data; dan
c.
perahu motor sarana statistik.
Pasal 8
(1)
Rencana kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf a ditindaklanjuti dengan menyusun rencana penggunaan
sesuai dengan prioritas nasional bidang kelautan dan perikanan untuk provinsi
dengan memperhatikan alokasi DAK bidang kelautan dan perikanan untuk
pemerintah provinsi.
(2)
Rencana penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dalam
Peraturan Menteri ini.
Pasal 9
(1)
Rencana kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf b ditindaklanjuti dengan menyusun rencana penggunaan
sesuai dengan prioritas nasional bidang kelautan dan perikanan untuk
kabupaten/kota yang merupakan kebutuhannya dengan memperhatikan alokasi
DAK bidang kelautan dan perikanan untuk pemerintah kabupaten/kota.
(2)
Penyusunan rencana kegiatan bidang kelautan dan perikanan untuk
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dikoordinasikan
dengan pemerintah daerah provinsi setempat melalui dinas provinsi.
(3)
Rencana penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dalam
Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
(1)
Dalam rangka penggunaan alokasi DAK Bidang Kelautan dan Perikanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
wajib menyediakan dana pendamping dari sumber anggaran pendapatan dan
belanja daerah sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi
DAK bidang kelautan dan perikanan.
(2)
Alokasi DAK bidang kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya digunakan untuk pendanaan terhadap kegiatan yang bersifat fisik
sesuai rencana kegiatan, yang tidak termasuk untuk mendanai administrasi
kegiatan, penyiapan kegiatan fisik seperti perencanaan dan pengawasan,
penelitian, pendidikan, pelatihan, biaya operasional, dan perjalanan dinas.
Pasal 11 ...
- 10 Pasal 11
(1) Berdasarkan rencana kegiatan bidang kelautan dan perikanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, dalam pelaksanaannya Pemerintah Provinsi
menggunakan petunjuk teknis penggunaan dak bidang kelautan dan perikanan
berdasarkan jenis kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III
Peraturan Menteri ini.
(2) Berdasarkan rencana kegiatan bidang kelautan dan perikanan yang
diprioritaskan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, dalam
pelaksanaannya Pemerintah daerah kabupaten/kota menggunakan petunjuk
teknis penggunaan dak bidang kelautan dan perikanan berdasarkan jenis
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini.
Pasal 12
(1)
Hasil kegiatan berdasarkan penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 yang telah selesai dilaksanakan harus
dapat dimanfaatkan sesuai dengan indikator kinerja kegiatan DAK bidang
kelautan dan perikanan.
(2)
Indikator kinerja kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan
Menteri ini.
Pasal 13
(1)
Kementerian melakukan pembinaan program/kegiatan dan pembinaan teknis.
(2)
Pembinaan program/kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Sekretariat Jenderal, sedangkan pembinaan teknis dilakukan oleh unit
kerja eselon I teknis terkait di lingkungan Kementerian.
Pasal 14
(1)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penggunaan DAK bidang
Kelautan dan Perikanan dilakukan oleh tim monitoring dan evaluasi yang
ditetapkan oleh Menteri dan keanggotaannya terdiri atas unsur dari Sekretariat
Jenderal dan unit kerja eselon I teknis terkait di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
(2)
Tim monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas:
a.
melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
serta instansi/dinas terkait dalam penggunaan DAK bidang kelautan dan
perikanan;
b.
menyampaikan laporan hasil monitoring dan evaluasi kepada Menteri
dengan disertai saran tindak lanjut.
Pasal 15...
- 11 Pasal 15
(1) Dinas provinsi wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan teknis
penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan setiap triwulan kepada
Gubernur yang memuat kemajuan kegiatan, permasalahan, dan tindak lanjut
penyelesaian pelaksanaan kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan.
(2) Dinas kabupaten/kota wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
teknis penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan setiap triwulan kepada
Bupati/Walikota yang memuat kemajuan kegiatan, permasalahan, dan tindak
lanjut penyelesaian pelaksanaan kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan,
dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi setempat.
(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
gubernur dan bupati/walikota wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan
kegiatan teknis penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan setiap triwulan
kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal dengan menggunakan format
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VI Peraturan Menteri ini, serta dengan
tembusan kepada Menteri keuangan dan Menteri Dalam Negeri.
(4) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan selambatlambatnya 14 hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.
Pasal 16
Pada akhir tahun anggaran 2011 Menteri menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan kepada Menteri Keuangan, Menteri
Perencanaan dan Pembangunan Nasional, dan Menteri Dalam Negeri dengan
memperhatikan laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (3).
Pasal 17
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Desember 2010
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
FADEL MUHAMMAD
DAFTAR LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER.23/MEN/2010
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2011
NO
LAMPIRAN
ISI LAMPIRAN
I
Format isian rencana kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan
provinsi Tahun 2011
II
Format isian rencana kegiatan DAK bidang Kelautan dan perikanan
kabupaten/Kota Tahun 2011
III
Petunjuk teknis penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan
provinsi Tahun 2011
IV
Petunjuk teknis penggunaan DAK bidang kelautan dan perikanan
kabupaten/kota Tahun 2011
V
Kegiatan dan indikator kinerja petunjuk teknis penggunaan DAK
bidang kelautan dan perikanan Tahun 2011
VI
Format laporan kemajuan per triwulan Tahun 2011
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
FADEL MUHAMMAD
- 13 LAMPIRAN I : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan R.I.
Nomor PER.23/MEN/2010
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan
Tahun 2011
FORMAT ISIAN RENCANA KEGIATAN
DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI
Setiap provinsi penerima dana alokasi khusus mengisi format isian rencana kegiatan
DAK bidang kelautan dan perikanan sebagai berikut:
JENIS
KEGIATAN
(1)
INDIKATOR
KINERJA
(2)
URAIAN
KEGIATAN
(3)
VOLUME
(4)
HARGA
SATUAN
(5)
JUMLAH
(6) = (4) x (5)
ALOKASI (Rp.)
DAK
APBD
(7)
(8)
Jumlah (9)
Mengetahui:
Dinas Provinsi .............
................................ 2010
Kepala
Dinas Provinsi..............................
(.........................................)
(..........................................)
Penjelasan nomor kolom:
(1) diisi dengan nama menu dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan
provinsi sesuai petunjuk teknis;
(2) diisi dengan indikator kinerja;
(3) diisi dengan nama kegiatan dana alokasi khusus bidang kelautan dan
perikanan provinsi sesuai petunjuk teknis;
(4) diisi dengan jumlah volume kegiatan dan unit atau satuan untuk volume
kegiatan;
(5) diisi dengan harga satuan sesuai standar biaya yang berlaku di daerah
bersangkutan;
(6) diisi dengan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan;
(7) diisi dengan alokasi dana alokasi khusus;
(8) diisi dengan alokasi APBD yang besarnya paling sedikit 10% dari dana alokasi
khusus;
(9) diisi dengan jumlah untuk masing-masing kolom.
- 14 LAMPIRAN II : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan R.I.
Nomor PER.23/MEN/2010
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan
Tahun 2011
FORMAT ISIAN RENCANA KEGIATAN
DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA
Setiap kabupaten/kota penerima dana alokasi khusus mengisi format isian rencana
kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagai berikut:
JENIS
KEGIATAN
(1)
INDIKATOR
KINERJA
(2)
URAIAN
KEGIATAN
(3)
VOLUME
(4)
HARGA
SATUAN
(5)
JUMLAH
(6) = (4) x (5)
ALOKASI (Rp.)
DAK
APBD
(7)
(8)
Jumlah (9)
Mengetahui:
Kepala
Dinas Provinsi .............
................................ 2010
Kepala
Dinas Kabupaten/Kota.................
(.........................................)
(............................................)
Penjelasan nomor kolom:
(1) diisi dengan nama menu yang dipilih sesuai petunjuk teknis
(2) diisi dengan indikator kinerja sesuai menu yang dipilih
(3) diisi dengan nama kegiatan yang dipilih sesuai petunjuk teknis
(4) diisi dengan jumlah volume kegiatan dan unit atau satuan untuk volume
kegiatan
(5) diisi dengan harga satuan sesuai standar biaya yang berlaku di daerah
bersangkutan
(6) diisi dengan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan
(7) diisi dengan alokasi dana alokasi khusus
diisi dengan alokasi APBD yang besarnya paling sedikit 10% dari dana alokasi
(8) khusus
(9) diisi dengan jumlah untuk masing-masing kolom
- 15 LAMPIRAN III : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan R.I.
Nomor PER.23/MEN/2010
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan
Tahun 2011
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS PROVINSI
BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
Penggunaan dana alokasi khusus provinsi bidang kelautan dan perikanan
diprioritaskan untuk kapal penangkap ikan dan alat penangkapan ikan.
A.
Kapal penangkapan ikan
1.
Pengertian
Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk
menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan,
dan/atau mengawetkan dengan ukuran kapal yang dikembangkan > 30 GT
sampai dengan < 60 GT dan kasko bermaterial kayu atau fiberglass.
2.
Persyaratan umum
Untuk dapat memanfaatkan kapal penangkap ikan yang dibangun melalui
dana DAK bidang kelautan dan perikanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
telah terbentuk kelompok usaha bersama dan/atau koperasi nelayan,
dan direkomendasikan oleh kepala dinas yang membidangi urusan
perikanan di provinsi;
b.
kelompok usaha bersama dan/atau koperasi nelayan yang telah
terbentuk berdomisili tetap di sentra nelayan dan ada keinginan kuat
dari kelompok tersebut untuk mengoperasikan kapal tersebut dengan
menyerahkan kapal mereka yang berukuran kapal yang lebih kecil;
c.
kelompok usaha bersama dan/atau koperasi nelayan
kemampuan untuk melaksanakan pola usaha kelompok;
d.
kelompok usaha bersama dan/atau koperasi nelayan penerima,
memiliki pengalaman dalam mengoperasikan kapal penangkap ikan dan
mampu serta cakap memanfaatkan dan memelihara kapal penangkap
ikan tersebut; dan
e.
keanggotaan dalam kelompok usaha bersama dan/atau koperasi
nelayan tersebut, sebelumnya menggunakan sarana penangkapan ikan
yang tergolong skala usaha kecil.
memiliki
3. Persyaratan...
- 16 3.
Persyaratan teknis
a.
Komponen kapal penangkap ikan terdiri atas:
1)
2)
3)
4)
5)
b.
kasko kapal;
mesin penggerak kapal (marine engine) dan perlengkapannya;
alat penangkapan ikan;
alat bantu penangkapan; dan
peralatan dan perlengkapan kapal.
Bahan material kapal
1)
kayu;
Kayu yang digunakan dalam pembangunan kapal penangkap ikan
harus memakai jenis kayu kelas awet I-II dan kelas kuat I-II yang
telah kering udara serta sesuai dengan ketentuan bagi
pembangunan kapal dan keselamatan pelayaran.
2)
Fiberglass
Bahan material fiberglass yang digunakan adalah marine fibreglass
yang sesuai dengan ketentuan bagi pembangunan kapal dan
keselamatan pelayaran.
4.
Spesifikasi teknis
a.
Rencana umum (General arrangement):
1)
rencana umum adalah gambaran atau lay out kapal yang dapat
didefinisikan sebagai penentuan dari ruangan-ruangan untuk
segala kegiatan (fungsi) dan peralatan-peralatan/perlengkapan
yang dibutuhkan, diatur sesuai dengan letak dan jalan untuk
mencapai ruangan-ruangan tersebut;
2)
fungsi rencana umum adalah untuk menggambarkan penempatan
ruang palka, ruang mesin, ruang kerja dan peralatan yang
mendukung dalam operasional kapal;
3)
rencana umum menggambarkan:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
b.
ruang muatan (palka);
ruang mesin;
ruang akomodasi;
ruang navigasi;
rangki-tangki (bahan bakar dan air tawar); dan
ruang kerja;
Rencana konstruksi (Construction profile):
Rencana konstruksi adalah gambaran tentang dudukan penggambaran
kerangka kapal secara memanjang dimana didalamnya memuat:
1) lunas ...
- 17 1)
2)
3)
4)
5)
c.
lunas;
linggi haluan;
linggi buritan;
gading-gading; dan
balok-balok geladak.
Rencana garis (Lines plan):
1)
2)
3)
rencana garis adalah gambaran bentuk kapal yang diproyeksikan
sesuai dengan karakteristik bentuk badan kapal (body plan) dan
memberikan informasi kapal dari pandangan atas, samping dan
depan kapal;
rencana garis digunakan untuk menghitung kapasitas muatan,
berat, titi-titik berat, titik-titik apung, lambung timbul, trim dan
stabilitas kapal;
dalam rencana garis, terdapat beberapa macam garis sebagai
berikut:
a)
b)
c)
d)
d.
Base line adalah garis dasar untuk menentukan letak
pengukuran bagian kapal;
Station line (titik ordinat) adalah suatu garis lurus untuk tiaptiap titik ordinat yang ditarik tegak lurus terhadap base line
sebagai garis lurus (grid plan);
Water line adalah suatu garis lurus yang ditarik mendatar
terhadap kapal dan sejajar dengan base line menggambarkan
sarat air kapal pada ukuran-ukuran tertentu;
Buttock line adalah suatu garis lurus yang ditarik vertikal
terhadap kapal dan sejajar dengan centre line, mulai dari
haluan hingga buritan kapal.
Penampang melintang (Midship section):
Penampang Melintang adalah gambar konstruksi bagian tengah kapal
yang menggambarkan ruang palka, gading-gading, senta, bilga,
balok geladak, papan kulit dan bracket.
e.
Rencana ruang palka:
Rencana ruang palka adalah gambar yang menunjukkan konstruksi
ruang palka yang terdiri dari ambang palka, gading, papan kulit, senta,
saluran pembuangan air dari palka dan insulasi polyurethane.
f.
Pondasi mesin:
1)
Pondasi mesin adalah gambaran konstruksi dudukan mesin utama
kapal, berfungsi sebagai tumpuan mesin utama kapal;
2)
Pondasi mesin terdiri dari pemikul bujur kayu yang tunggal,
konstruksi baja/kombinasi dari pemikul kayu bujur dengan
penegar baja yang dihubungkan pada wrang dan gading-gading.
g. Rencana ...
- 18 g.
Rencana linggi haluan dan linggi buritan:
1)
2)
3)
B.
linggi adalah suatu kerangka konstruksi kapal yang membentuk
bagian ujung haluan dan ujung buritan kapal;
linggi haluan adalah lanjutan dari lunas dan bertugas
menghubungkan papan kulit bagian kiri dan dibuat terdiri dari satu
bagian saja atau terdiri dari 2 bagian, yakni linggi haluan dan linggi
haluan bawah bagian kanan dengan fungsi menghubungkan galargalar pada kedua sisi kapal dan/atau menghubungkan lambung
kiri dan lambung kanan;
Linggi buritan (stern frame) adalah lanjutan lunas, dimana ujung
belakang lunas ini disebut sepatu linggi, jika ia bertugas menjadi
bantalan bawah untuk poros kemudi. Selain itu linggi buritan juga
berfungsi memegang atau sebagai rumah untuk tabung poros buritan jika kapal memakai baling-baling. Juga kemudi atau porosnya
bertumpu pada linggi buritan. Linggi buritan juga bertugas
menghubungkan kulit luar bagian kiri dan bagian kanan. Bagianbagian linggi buritan adalah telapak linggi yangmerupakan lanjutan
lunas, linggi baling-baling, yang tegak lunas linggi kemudi yang
memegang kemudi serta kayu mati dan kayu pengisi.
Alat penangkapan ikan
1.
Pengertian
Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda
lainnya yang digunakan untuk menangkap ikan yang tidak mengganggu dan
merusak keberlanjutan sumber daya ikan.
2.
Persyaratan umum
Kategori alat penangkapan ikan adalah alat penangkapan ikan yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah dan sesuai dengan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.06/MEN/2010
tentang Alat Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3.
Persyaratan teknis
Jenis alat penangkapan ikan yang dapat digunakan pada kapal penangkap
ikan tersebut di atas terdiri atas:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
jaring insang (gill net);
huhate (pole and line);
rawai dasar (bottom long line);
pancing ulur (hand line);
pukat cumi (bouke ami/drop net);
pukat cincin mini (mini purse seine);
rawai tuna (tuna long line).
Gambar I-1...
- 19 .
Gambar I-1. Contoh Desain Kapal Tipe Purse Seine
- 20 LAMPIRAN IV : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan R.I.
Nomor PER.23/MEN/2010
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan
Tahun 2011
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS KABUPATEN/KOTA
BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
A.
Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan
tangkap
Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan
tangkap terdiri atas:
1.
penyediaan sarana perikanan tangkap, yaitu:
a.
kapal penangkap ikan berukuran 3 sampai dengan 30 GT;
1)
Pengertian
Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus
dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk menampung,
menyimpan, mendinginkan, dan/atau mengawetkan.
2)
Persyaratan umum
Pengadaan/pembangunan/penyediaan kapal penangkap ikan yang
digunakan hanya untuk melakukan penangkapan ikan di laut
berukuran 3 GT sampai dengan 30 GT dilengkapi dengan mesin
utama dan mesin bantu, serta diprioritas untuk nelayan yang
tergabung dalam kelompok usaha bersama di kawasan
minapolitan.
3)
Spesifikasi teknis
a)
pembangunan kapal penangkap ikan dilengkapi dengan detail
desain yang mencakup:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
gambar rencana umum;
gambar rencana konstruksi;
gambar rencana garis;
gambar rencana penampang melintang;
gambar rencana ruang palka;
gambar pondasi mesin;
gambar rencana linggi haluan dan linggi buritan;
gambar penempatan alat-alat bantu penangkapan/
pengangkutan;
(9) gerhitungan stabilitas dan hidrostatik; dan
(10) spesifikasi teknis kapal mesin induk, mesin bantu dan
alat bantu penangkapan ikan.
b) dalam ...
- 21 b)
b.
dalam rangka pengembangan kapal penangkap ikan dapat
pula dalam bentuk motorisasi yakni pengadaan mesin utama
dan mesin bantu kapal perikanan dengan syarat memiliki:
(1)
bukti kepemilikan kapal calon penerima; dan
(2)
spesifikasi teknis kapal calon penerima yang diketahui
oleh dinas kota/kabupaten setempat yang membidangi
urusan perikanan.
c)
mesin penggerak yang digunakan adalah type marine engine.
dan
d)
peralatan dan
kebutuhan.
perlengkapan
kapal
disesuaikan
dengan
perahu/kapal penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 3 GT (khusus
untuk perairan umum daratan);
1)
Pengertian
Perahu/kapal penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 3 GT
adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk
melakukan penangkapan ikan di perairan umum daratan dan
khusus untuk perairan umum tersebut, sepeti danau, waduk,
sungai, rawa dan genangan air lainnya.
2)
Persyaratan umum
Pengadaan/pembangunan /penyediaan perahu/kapal penangkap
ikan yang digunakan hanya untuk melakukan penangkapan ikan di
perairan umum daratan berupa danau, waduk, sungai, rawa dan
genangan air lainnya.
3)
Persyaratan khusus
Kapal penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 3 GT yang
dilengkapi dengan mesin, hanya diperuntukkan bagi nelayan yang
tergabung dalam kelompok usaha bersama.
4)
Spesifikasi teknis
1)
2)
c.
pembangunan kapal penangkap ikan dilengkapi dengan
gambar rencana umum dan gambar rencana konstruksi; dan
peralatan dan perlengkapan kapal disesuaikan dengan
kebutuhan.
alat penangkapan ikan yang diijinkan;
1)
Pengertian
Alat penangkapan ikan yang diijinkan adalah alat penangkapan
ikan yang tidak mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber
daya ikan.
2) Persyaratan ...
- 22 2)
3)
4)
Persyaratan umum
a)
pengadaan alat penangkapan ikan yang diperbolehkan adalah
alat penangkapan ikan yang diijinkan, selektif, efektif, efisien
dan ramah lingkungan, yang meliputi jaring dan pancing
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
dilengkapi rancang bangun (design) alat penangkapan ikan.
b)
penyediaan alat penangkapan ikan diprioritaskan bagi nelayan
yang tergabung dalam kelompok usaha bersama yang telah
memiliki kapal dan diprioritaskan berlokasi di kawasan yang
telah ditetapkan menjadi kawasan minapolitan.
Persyaratan khusus
a)
Spesifikasi, konstruksi, pengertian, jenis, sebutan, singkatan,
pengkodean dan gambar serta tata cara pengoperasian dari
masing-masing kelompok jenis alat penangkapan ikan
sebagaimana tersebut di atas mengacu pada Alat
Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia.
b)
Pengadaan alat penangkapan ikan ini diprioritaskan bagi
nelayan yang tergabung dalam kelompok usaha bersama
yang telah memiliki kapal dan diprioritaskan berlokasi di
kawasan yang telah ditetapkan menjadi wilayah Minapolitan
dilakukan dengan syarat memiliki:
(1) bukti kepemilikan calon penerima; dan
(2) spesifikasi
teknis
yang
diketahui
oleh
Dinas
Kota/Kabupaten setempat yang membidangi urusan
perikanan.
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis alat penangkapan ikan yang dibiayai melalui dana
alokasi khusus memenuhi spesifikasi teknis 10 (sepuluh) kelompok
alat tangkap yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
jaring lingkar (surrounding nets);
pukat tarik (seine nets);
pukat hela (trawls);
penggaruk (dredges);
jaring angkat (lift nets);
alat yang dijatuhkan (falling gears);
jaring insang (gillnets and entangling nets);
perangkap (traps);
pancing (hooks and lines); dan
alat penjepit dan melukai (grappling and wounding).
d. alat ...
- 23 d.
alat bantu penangkapan;
1)
Pengertian
Alat bantu penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan
atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap
ikan.
2)
Persyaratan khusus
Pengadaan alat bantu penangkapan ikan ini diprioritaskan bagi
nelayan yang tergabung dalam kelompok usaha bersama, memiliki
kapal dan diprioritaskan berlokasi di kawasan yang telah
ditetapkan menjadi kawasan minapolitan dilakukan dengan syarat
memiliki:
3)
a)
bukti kepemilikan kapal calon penerima; dan
b)
spesifikasi teknis kapal calon penerima yang diketahui oleh
dinas kota/kabupaten setempat yang membidangi urusan
perikanan.
Persyaratan teknis
Pengadaan alat bantu penangkapan ikan disesuikan dengan
kebutuhan, dapat berupa: rumpon, alat bantu navigasi/instrumen
nautika kapal perikanan, global positioning system, alat bantu
pendeteksi ikan (fish finder), lampu, radio komunikasi, alat
keselamatan awak kapal (life jacket, life buoy, pemadam
kebakaran, dan lain-lain), serta perlengkapan alat bantu
penangkapan ikan.
e.
sarana penanganan ikan di atas kapal;
1)
Pengertian
Sarana penanganan ikan di atas kapal adalah alat bantu
penanganan ikan yang digunakan untuk memberikan perlakuan
terhadap ikan sehingga ikan tetap hidup, segar atau tidak berubah
bentuk dengan tidak mengubah karakteristik organoleptik, dan
tidak mengubah komponen kimiawi akibat perlakuan tersebut.
2)
Persyaratan umum
Pengadaan alat bantu penangkapan ikan ini diprioritaskan bagi
nelayan yang tergabung dalam kelompok usaha bersama, memiliki
kapal dan diprioritaskan berlokasi di kawasan yang telah
ditetapkan menjadi kawasan minapolitan dilakukan dengan syarat
memiliki:
a)
bukti kepemilikan kapal calon penerima; dan
b)
spesifikasi teknis kapal calon penerima yang diketahui oleh
dinas kota/kabupaten setempat yang membidangi urusan
perikanan.
3) Persyaratan ...
- 24 3)
Persyaratan teknis
Pengadaan sarana penanganan ikan di atas kapal disesuikan
dengan kebutuhan, dapat berupa: refrigerated sea water, palka
berinsulasi, cool box, dan peralatan serta perlengkapan dalam satu
kesatuan sistem rantai dingin (cold chain system) di atas kapal
penangkap ikan.
2.
pembangunan pelabuhan perikanan kelas pangkalan pendaratan ikan.
a.
Pengertian
Pelabuhan perikanan kelas pangkalan pendaratan ikan adalah tempat
yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem
bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
perikanan.
b.
Persyaratan umum
Pengembangan pelabuhan perikanan kelas pangkalan pendaratan ikan
harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
telah memiliki unit pengelola berupa unit pelaksana teknis daerah
atau bentuk lain di bawah pengelolaan dan pengawasan dinas
kabupaten/kota yang membidangi urusan
perikanan, yang
dibuktikan dengan surat keputusan atau sejenisnya;
lokasi yang telah dan/atau akan diusulkan dalam rencana induk
pelabuhan perikanan secara nasional.
lokasi pelabuhan perikanan tersebut telah ditetapkan oleh
bupati/walikota setempat
penetapan
lokasi
pelabuhan
perikanan
tersebut
telah
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) rencana umum tata ruang daerah;
b) kondisi geografis daerah dan kondisi perairan;
c) jumlah nelayan di daerah;
d) kondisi sosial ekonomi masyarakat;
e) daya dukung daerah, seperti kondisi sumberdaya ikan di
Wilayah
Pengelolaan
Perikanan
yang
bersangkutan,
ketersediaan sumberdaya manusia;
f) kesiapan
prasarana
wilayah
(jalan,
air,
listrik,
telekomunikasi, dan lain-lain);
g) ketersediaan lahan (lahan pangkalan pendaratan ikan harus
milik pemerintah daerah dan siap bangun); dan
h) tingkat kebutuhan akan pelabuhan perikanan.
c. Persyaratan ...
- 25 c.
Persyaratan khusus
Pengembangan pelabuhan perikanan kelas pangkalan pendaratan ikan
harus memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
d.
telah memiliki dokumen studi kelayakan dan detail desain yang
bersifat konprehensif;
pembangunan fasilitas pelabuhan perikanan harus mampu
meningkatkan minimal operasional pelabuhan perikanan;
pemilihan jenis fasilitas yang akan dibangun/dikembangkan
mengacu kepada kebutuhan mendesak masyarakat nelayan
setempat dan mengacu kepada hasil studi dan detail desainnya;
pembangunan fasilitas pelabuhan perikanan tidak tumpang tindih
dengan kegiatan yang dibiayai sumber dana yang lain pada satu
jenis fasilitas yang sama (satu kesatuan konstruksi) kecuali pada
jenis fasilitas yang sifat dan jenisnya dapat dipisahkan;
pelabuhan perikanan diharapkan menjadi sentra perikanan di kabupaten/kota yang didukung dengan kegiatan perikanan dan
kelautan lainnya;
pelaksanaan konstruksi/pengembangan fasilitas pelabuhan perikanan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kabupaten/kota yang
bersangkutan;
fasilitas yang telah dibangun harus segera dioperasionalkan sesuai
dengan kapasitas terpasang;
untuk kepentingan pembinaan teknis operasional terhadap
pelabuhan perikanan yang dibangun/ dikembangkan, maka dinas
kabupaten/kota yang membawahi pelabuhan perikanan tersebut
agar mengkoordinasikan dengan Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan;
kesanggupan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk
operasional dan pemeliharaan pelabuhan perikanan yang
dibangun/dikembangkan.
Spesifikasi teknis
Pelabuhan perikanan kelas pangkalan pendaratan ikan memiliki
spesifikasi teknis sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan pedalaman dan perairan kepulauan;
memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 3 GT;
panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman
kolam minus 2 m pada kondisi surut;
mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 60 GT kapal penangkap
ikan sekaligus;
didasarkan pada prinsip efektivitas, efisiensi, dan sesuai kebutuhan
masyarakat;
6) fasilitas ...
- 26 6)
fasilitas yang dikembangkan didasarkan pada prinsip efektivitas,
efisiensi, dan sesuai kebutuhan masyarakat dan terdiri dari fasilitas
pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang sebagai berikut:
a)
fasilitas pokok, dapat terdiri atas:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
b)
fasilitas fungsional, dapat terdiri atas:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
c)
pemasaran hasil perikanan seperti tempat pelelangan
ikan;
navigasi pelayaran dan komunikasi seperti telepon,
internet, SSB, rambu-rambu, lampu suar, dan menara
pengawas;
suplai air bersih, es dan listrik;
pemeliharaan kapal dan alat penangkap ikan seperti
dock/slipway, bengkel dan tempat perbaikan jaring;
penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti
transit sheed dan laboratorium pembinaan mutu;
perkantoran seperti kantor administrasi pelabuhan;
transportasi seperti alat-alat angkut ikan dan es berupa
gerobak dorong (bukan kendaraan roda 2 atau 4); dan
pengolahan limbah.
fasilitas penunjang, dapat terdiri atas:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
d)
pelindung seperti breakwater, revetment, dan groin
dalam hal secara teknis diperlukan;
tambat seperti dermaga dan jetty;
perairan seperti kolam dan alur pelayaran;
penghubung seperti jalan, drainase, gorong-gorong,
jembatan; dan
lahan pelabuhan perikanan.
pembinaan nelayan seperti balai pertemuan nelayan;
pengelola pelabuhan seperti mess operator, pos jaga,
dan pos pelayanan terpadu;
sosial dan umum seperti tempat peribadatan dan MCK;
kios ilmu pengetahuan dan teknologi;
penyelenggaraan fungsi pemerintahan.
fasilitas penyelenggaraan fungsi pemerintahan antara
lain meliputi keselamatan pelayaran; kebersihan,
keamanan dan ketertiban; kesehatan masyarakat dan
lain-lain.
khusus untuk pembangunan breakwater dengan panjang total
terbangun ≥ 200 m, wajib dilengkapi analisis mengenai
dampak lingkungan hidup (AMDAL) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
B. Penyediaan ...
- 27 B.
Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan
budidaya
1.
pengembangan balai benih, unit perbenihan rakyat dan/atau hatchery
skala rumah tangga, penyediaan induk/calon induk unggul dan
pembangunan jalan produksi.
a.
Pengertian
1)
Balai benih ikan lokal adalah unit pelaksana teknis daerah di bawah
pengelolaan dan pengawasan dinas kabupaten/kota, yang
bertugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan ikan,
menyelenggarakan fungsi penerapan teknik perbenihan dan
distribusi benih, perbanyakan dan distribusi induk (parent stock),
penerapan teknik pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya,
teknik pengendalian hama dan penyakit, serta pengendalian mutu
benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem mutu benih ikan.
2)
Balai benih udang adalah unit pelaksana teknis daerah di bawah
pengelolaan dan pengawasan dinas kabupaten/kota, yang
bertugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan udang,
menyelenggarakan fungsi penerapan teknik perbenihan dan
distribusi benih, perbanyakan dan distribusi induk (parent stock),
penerapan teknik pelestarian sumber daya ikan dan
lingkungannya, teknik pengendalian hama dan penyakit, serta
pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem
mutu benih udang.
3)
Balai benih udang galah adalah unit pelaksana teknis daerah di
bawah pengelolaan dan pengawasan dinas kabupaten/kota, yang
bertugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan udang galah,
menyelenggarakan fungsi penerapan teknik perbenihan dan
distribusi benih, perbanyakan dan distribusi induk (parent stock),
penerapan teknik pelestarian sumber daya udang galah dan
lingkungannya, teknik pengendalian hama dan penyakit, serta
pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem
mutu benih udang galah.
4)
unit pembenihan rakyat dan/atau hatchery skala rumah tangga
adalah unit usaha produksi benih/benur skala kecil milik
perorangan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan
(POKDAKAN), dengan luas lahan usaha tidak lebih dari 0,7 Ha per
orang. Berfungsi sebagai tempat produksi benih/benur bermutu
sesuai standard perbenihan ikan yang telah ditetapkan.
5)
induk unggul/calon induk adalah ikan yang pada umur dan ukuran
tertentu (dewasa) dapat digunakan untuk menghasilkan benih
bermutu (tumbuh cepat, efisiensi pakan dan tahan penyakit)
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
b. Persyaratan ...
- 28 b.
Persyaratan umum
1)
Pengembangan sarana dan prasarana balai benih ikan lokal/balai
benih udang/balai benih udang galah:
a)
penetapan
kelembagaan
perbenihan
yang
akan
dikembangkan, agar benar-benar berdasarkan prioritas
kebutuhan dengan memperhatikan potensi sumberdaya lahan
budidaya yang tersedia;
b)
penetapan kegiatan pengembangan balai benih telah di
dukung dengan beberapa persiapan, yaitu:
(1) kajian rancang bangun atau detail desain yang mencakup
bangunan pokok, bangunan pendukung, bangunan
penunjang, bangunan pengamanan, dan rancangan
bangunan pelengkap;
(2) lahan merupakan tanah yang dikuasai oleh pemerintah
kabupaten/kota dengan status peruntukan yang jelas bagi
keperluan pengembangan balai benih;
(3) struktur organisasi dan tupoksi balai banih telah
ditetapkan dengan surat keputusan bupati/walikota; dan
(4) Sumber daya manusia yang akan mengoperasikan dan
mengelola balai benih telah ditetapkan dengan surat
keputusan bupati/walikota;
2)
c)
telah diperkirakan kesanggupan menyediakan anggaran biaya
operasional dan pemeliharaan melalui anggaran APBD
kabupaten/kota yang bersangkutan;
d)
pengadaan kendaraan roda 4 untuk pengangkut benih hanya
diperbolehkan apabila balai benih telah beroperasi/berproduksi
dan pengembangan balai benih ikan minimal 2 tahun berjalan
dan hanya dapat mengajukan maksimal 2 unit untuk
kendaraan roda 2 dan 1 unit kendaraan roda 4.
Pengembangan sarana dan prasarana fisik unit pembenihan rakyat
dan/atau hatchery skala rumah tangga meliputi:
a)
pengembangan sarana dan prasarana fisik unit pembenihan
rakyat dan/atau hatchery skala rumah tangga harus
memenuhi persyaratan lokasi dan bangunan unit pembenihan
rakyat dan/atau hatchery skala rumah tangga, dengan
memperhatikan standar dan fungsi masing-masing bangunan
sarana/prasarana fisik sebagai unit produksi benih/benur
bermutu, unit pemasaran, unit produksi pakan alami, dan unit
produksi pakan buatan;
b) lahan ...
- 29 b)
lahan merupakan lahan milik pemerintah kabupaten/kota atau
lahan milik kelompok yang bersangkutan dengan status dan
peruntukan yang jelas bagi pengembangan unit pembenihan
rakyat dan/atau hatchery skala rumah tangga, yang dibuktikan
dengan surat persetujuan bupati/walikota.
c)
terdapat kelompok mafsyarakat yang mendapat limpahan aset
unit pembenihan rakyat dan/atau hatchery skala rumah
tangga dari pemerintah kabupaten/kota yang dibiayai DAK
bidang kelautan dan perikanan dengan persyaratan sebagai
berikut:
(1) kelompok binaan dinas kabupaten/kota yang membidangi
urusan perikanan yang merupakan bagian dari
kelembagaan jaringan distribusi benih/benur bermutu
pada wilayah kerja dinas yang bersangkutan;
(2) kelompok
mempunyai
struktur
organisasi
dan
kepengurusan serta diakui oleh dinas yang bersangkutan;
(3) kelompok mempunyai anggota minimal 10 orang;
(4) kelompok unit pembenihan rakyat dan/atau hatchery
skala rumah tangga telah menekuni pembenihan
ikan/udang minimal 2 tahun.
3)
c.
penyediaan induk unggul meliputi:
a)
Ikan Nila, Lele, Patin, Mas, Gurame, Kerapu, Kakap, dan
Bandeng.
b)
Udang Air Tawar, Udang Windu dan Udang Vaname untuk
balai benih udang dan balai benih udang galah.
c)
ikan komoditas lain yang telah memiliki Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Persyaratan teknis
1)
Persyaratan teknis pengembangan balai benih ikan lokal dan balai
benih udang/balai benih udang galah agar didasarkan pada
persyaratan teknis lokasi dan teknis bangunan fasilitas balai benih
ikan Lokal dan balai benih udang/balai benih udang galah dengan
memperhatikan standar dan fungsi masing-masing bangunan
sebagai tempat memproduksi benih/induk ikan, unit pemasaran,
unit produksi pakan alami, unit produksi pakan buatan, unit
pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan, unit diseminasi
teknologi terapan dan keperluan lainnya.
2)
Pengembangan sarana dan prasarana fisik balai benih ikan lokal,
balai benih udang/balai benih udang galah dikelompokkan dalam 6
(enam) kelompok, yaitu:
3) sarana ...
- 30 a)
sarana dan prasarana pokok balai benih ikan mencakup
bangsal perbenihan tertutup, bangsal perbenihan terbuka,
kolam pakan alami, kolam calon induk, kolam induk jantan,
kolam induk betina, kolam pemijahan, kolam pendederan,
kolam pembesaran, sistem penyadapan air (pintu sadap,
kolam pengendapan, kolam penampungan), jaringan air
pasok, dan jaringan air buang serta ditunjang dengan
peralatan perbenihan, peralatan perkolaman, peralatan
distribusi induk/benih serta peralatan produksi lainnya;
b)
sarana dan prasarana pokok balai benih udang/balai benih
udang galah mencakup bak induk, bak pemijahan alami,
bangsal pembenihan tertutup (bak pemijahan, bak larva, bak
pendederan), bak kultur chlorella, sistem jaringan udara,
sistem jaringan listrik, bak penetasan artemia/rotifer serta
ditunjang dengan peralatan produksi, peralatan panen dan
peralatan produksi lainnya;
c)
bangunan sarana dan prasarana pendukung merupakan
kelompok bangunan yang keberadaannya berfungsi untuk
mempermudah, mempercepat, memperkecil, biaya proses
produksi dan penanganan benih baik untuk balai benih ikan
Lokal dan balai benih udang/balai benih udang galah yang
mencakup unit administrasi (kantor), jaringan jalan komplek,
jaringan saluran drainage air hujan dan air limbah, rumah
pimpinan, rumah karyawan, bengkel kerja (workshop),
laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, mesin produksi
pakan, dan alat distribusi bahan baku dan hasil jadi;
d)
bangunan sarana dan prasarana penunjang merupakan
kelompok bangunan yang keberadaannya berfungsi untuk
melengkapi fasilitas balai perbenihan yang dibangun sesuai
dengan peruntukannya baik untuk balai benih ikan Lokal
maupun balai benih udang/balai benih udang galah yang
meliputi showroom benih/benur, tempat packing distribusi
benih, tempat pelatihan, rumah tamu (guest house), gedung
pertemuan, fasilitas olahraga, jaringan listrik lingkungan,
pertamanan (land scapping), ruang ibadah, perpustakaan dan
jalan lingkungan/jalan produksi;
e)
bangunan
sarana dan prasarana pengaman, termasuk
biosecurity
merupakan
kelompok
bangunan
yang
keberadaannya berfungsi sebagai pengamanan terhadap
fasilitas balai perbenihan dari pencurian maupun kerusakan
karena kondisi alam. Bangunan pengamanan tersebut meliputi
dinding penahan gelombang, tanggul, pos jaga, pagar
lingkungan, perlengkapan pengamanan feetbatch (biosecurity
dari perantara kaki) serta carbatch (biosecurity dari perantara
ban/roda mobil), penangkal petir dan tabung pemadam
kebakaran; dan
f) bangunan ...
- 31 f)
3)
d.
bangunan sarana dan prasarana pelengkap merupakan
kelompok bangunan yang keberadaannya berfungsi sebagai
pelengkap bangunan pokok, bangunan pendukung, bangunan
penunjang, dan bangunan pengaman agar dapat berfungsi
secara optimal antara lain gudang pakan, rumah pompa,
rumah genset, rumah blower dan meubelair.
Pengembangan sarana dan prasarana unit pembenihan rakyat
dan/atau hatchery skala rumah tangga harus memenuhi
persyaratan teknis sebagai berikut:
a)
pengembangan sarana dan prasarana unit pembenihan rakyat
meliputi kolam, wadah/bak pembenihan, saluran air, peralatan
pembenihan, peralatan perkolaman, peralatan panen induk
dan benih, serta peralatan lainnya dan bangunan indoor serta
jalan produksi;
b)
pengembangan sarana dan prasarana hatchery skala rumah
tangga meliputi bak induk dan bak larva, bangunan utama
(indoor), bak pakan alami serta penetasan artemia,
laboratorium, kantor, gudang, mess karyawan, rumah pompa,
rumah genset dan rumah blower, bak tandon air laut, filter air
laut, instalasi air laut, instalasi aerasi dan instalasi air tawar,
pompa air laut dan pompa air tawar, peralatan laboratorium,
peralatan kerja, meubelair (meja & kursi), freezer,
pemasangan PLN, peralatan produksi, bangunan sarana
panen, peralatan panen dan wadah panen fiberglass;
c)
penyediaan induk unggul/calon induk harus mendapat
rekomendasi dari unit pelaksana teknis dan/atau unit
pelaksana teknis daerah kecuali induk/calon induk udang
windu dan ikan laut yang merupakan hasil produksi melalui
proses pemuliaan dan/atau perbanyakan induk/calon induk
yang telah melalui standar operasional prosedur bebas
penyakit oleh unit pelaksana teknis, serta induk udang windu
alam dan ikan laut alam yang telah melalui uji PCR bebas
virus.
Spesifikasi teknis
1)
Spesifikasi teknis standar bangunan dan peralatan balai benih ikan
lokal dan balai benih udang/balai benih udang galah, sebagaimana
contoh Tabel II-1 sampai dengan Tabel II-16 dan standar tersebut
dapat disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan di
kabupaten/kota serta disesuaikan dengan kebutuhan dan target
produksi benih.
Tabel II-1 ...
- 32 Tabel II-1. Jumlah dan Luas Kolam di Balai Benih Ikan
Jumlah
Luas satuan (m2)
Total Luas (m2)
Kolam induk betina
4
225
900
Kolam induk jantan
4
75
300
2.
Kolam pemijahan
4
50
200
3.
Kolam pendederan
P1
10
1000
10.000
P2
5
500
2.500
P3
2
250
500
4
Kolam pembesaran
-
-
-
5
Kolam calon induk
2
1000
2.000
6
Kolam pakan alami
1
500
500
No
1.
Macam Kolam
Jumlah
32
16.900
Tabel II-2. Standar Bak Pembenihan Balai Benih Ikan
No
Macam Kolam
Jumlah
Ukuran
(m3)
Keterangan
1.
Bak Pemijahan (sistem hapa)
3
3x5x1
2.
Bak Penetasan (sistem corong)
2
1,5x3x1
3.
Bak sortasi benih
4
0,5x4x0,5
Tiap bak diberi
saringan sortasi
4.
Bak pengobatan (Treatment)
2
1x2x0,5
Bak diberi aerator
5.
Bak penampungan /pemberokan
1
1x3x0,7
6.
Bak pendederan intensif
3
4x2,5x0,7
7.
Bak pematangan gonad induk
ikan
8.
Bak kultur makanan alami
2
2x2x1
Jumlah Volume
81,5
Jumlah luas
93 m2
Jumlah bak
Tiap bak diberi 8 kran
Bentuk kerucut
17
Tabel II-3...
- 33 Tabel II-3. Kebutuhan Debit Air Balai Benih Ikan
No
Debit air ratarata dalam 1000
m2 (lt./Dt)
1,5
Macam Kolam
Luas
(m2)
Jumlah
( lt./dt)
1,4
2,1
1.
Kolam induk
2.
Kolam Pemijahan
10
200
2
3.
Kolam pendederan
1,5
13.000
19,5
4.
Kolam calon induk dan
donor
1,5
400
0,6
5.
Kolam pakan alami
0,5
500
0,25
6.
Kolam air deras
7.
Bangsal pembenihan
75
1,5
15,58
25,95
1.500
20
Jumlah
Tabel II-4. Peralatan Pembenihan di Balai Benih Ikan
No
1
Peralatan
Jumlah
Timbangan
- Kapasitas 1 kg
1 buah
- Kapasitas 10 kg
1 buah
- Kapasitas 50 kg
1 buah
2
Fish basket (wadah ikan dari plastik/fiberglass)
2 buah
3
Kreneng (wadah benih dari anyaman bambu)
2 buah
4
Aerator
2 buah
5
Kaca Pembesar
1 buah
6
Alat hypophysasi
1 unit
7
Gelas Ukur
2 buah
8
Freezer
1 buah
9
Happa (2x1x0,75 cm dan 2x4x0,75 cm)
10 buah
10
Kakaban
25 buah
11
Corong penetas (diameter 0,5 tinggi 0,5 m)
4 buah
12
Slang plastic
2 buah
13
Counter
2 buah
14
Pisau bedah
1 set
Tabel II-5 ...
- 34 Tabel II-5. Peralatan Perkolaman Balai Benih Ikan
No
Peralatan
Jumlah
1
Traktor kecil/Penggaru
2 buah
2
Waring
6 buah
3
Geser
4 buah
4
Cawan email
1 buah
5
Happa pemijahan
1 set
6
Happa pematangan gonad
1 set
Tabel II-6. Calon Induk Unggul
No
Jenis Ikan
1
Lele
Kriteria
Lele Sangkuriang/SNI Lele
2
Mas
(Mas Sinyonya, Mas Majalaya) / SNI Ikan Mas
3
Nila
(Nila Gesit, Nila Gift, Nila Best, Nila Jica, Nila
Jatimulan, Nila Nirwana, Nila Larasati)/sesuai dengan
protokol perbenihan Nila atau SNI
4
Gurame
SNI Gurame
5
Patin
Patin Pasupati/ SNI Patin Jambal
6
Udang
Vaname
Udang vaname Nusantara I/ SNI Udang Vaname
7
Udang Galah
Udang GI Makro/ SNI Udang Galah,
8
Udang Windu
SNI Udang windu
9
Ikan
komoditas
lain
Komoditas lain yang sudah mempunyai SNI.
Tabel II-7 ...
- 35 Tabel II-7. Peralatan Distribusi/Panen Induk dan Benih
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Peralatan
Jumlah
3
Tabung oksigen (kapasitas 1 dan 2 m )
Kantong plastik
Ember plastik bertutup
Fish basket (wadah ikan dari plastik/Fiberglass)
Aerator
Kendaraan roda 2
Perahu motor 10 pk (minimal kapasitas 2 orang)
Kendaraan roda 4 pengangkut induk/benih
Prototipe kendaraan roda 4 sebagai berikut:
a. Type kendaraan roda 4 : Long Pick up, Mesin 1600
– 2000 cc
b. Dimensi fibergalss I:
- Panjang 1,5 meter
- Lebar 0,7 meter
Volume bak 1,575 m3
- Tinggi 1,5 meter
- Ketebalan minimal 5 mm
c. Dimensi fiberglass II:
- Panjang 1,5 meter
- Lebar 0,7 meter
- Volume bak 1,365 m3
Tinggi 1,30 meter
- Ketebalan fiber 5 mm
(disesuaikan dengan
d. Tabung Oksigen 1 set
kebutuhan oksigen terlarut ikan pada media)
e. Rangkaian pipa besi (stainless) yang disesuaikan
dengan ukuran bak kendaraan roda empat
f. Rangkaian terpal 4 x 4 meter sebagai pelindung
panas matahari agar suhu air media dapat
dipertahankan optimum.
Masing-masing 1 buah
Secukupnya
10 buah/ 1 buah
5 buah
10 buah
1 unit
1 unit
1 unit
Contoh kendaraan seperti pada Gambar II-1
9
10
11
Tabung oksigen (disesuaikan dengan kebutuhan oksigen ikan pada media)
Rangkaian pipa besi (stainless) yang disesuaikan
denganukuran bak kendaraan roda empat
Rangkaian terpal 4x4 meter sebagai pelindung panas
matahari agar suhu air media dapat dipertahankan
dengan optimum.
1 set
Catatan Tabel 7 nomor 8:
Syarat pengadaan kendaraan sebagai berikut:
1.
Balai benih ikan telah beroperasi/berproduksi dan pembangunan balai benih ikan
minimal 2 tahun berjalan, dan tidak diperuntukkan untuk balai benih ikan baru;
2.
satu kabupaten/kota hanya boleh mengajukan maksimal 2 (dua) unit kendaraan
untuk kendaraan roda 2 (dua) dan 1 (satu) unit untuk roda 4 (empat).
Gambar II-1 ...
- 36 -
Rangkaian pipa besi dan
Terpal plastik
Fibre
glass
I
Fibre
glass
II
Gambar II-1. Contoh Kendaraan Operasional Balai Benih Ikan
Tabel II-8. Kebutuhan Peralatan Lainnya di Balai Benih Ikan
No
Peralatan
Jumlah
1
Pompa air diesel 10 PK
1 buah
2
Hi Blow
2 buah
3
Generator set 10 atau 20 KVA atau PLN
1 paket
4
Mesin pemotong rumput
1 buah
Tabel II-9 ...
- 37 Tabel II-9. Bangunan Gedung Balai Benih Ikan
No
Jenis Bangunan
Unit
Balai Benih Ikan
Luas (m2)
Satuan
Jumlah
50
50
1
Kantor
1
2
Laboratorium
3
25
75
3
Rumah Pompa
1
15
15
4
Rumah generator
1
9
9
5
Gedung serba guna
1
100
100
6
Mess Operator
3
36
108
10
-
357
Jumlah
Tabel II-10. Keperluan Sarana/Peralatan Operasionalisasi Laboratorium
Kesehatan Ikan dan Lingkungan
No
I.
Spesifikasi
Jumlah
Laboratorium kering (dry lab)
Jenis sarana/peralatan
30 – 50 m2, yang
dibagi menjadi 3- 4
ruangan
1
1. Air conditioner/dehumidifier
Disesuaikan
2. Analytical balance
Sensitivitas 0,01 gram
1
3. Autoclave
Volume 8 – 20 liter
2
4. Binocular microscope+camera+ monitor
Pembesaran
kali
1
5. Biological safety cabinet
Class I dan II
1
6. Dissecting kit
Standard laboratorium
5
7. Dissecting microscope
Pembesaran 8 – 40
kali
1
8. DO meter
Sensitivitas 0,1 ppm
1
9. Filter holder
Standard laboratorium
1
10. Perangkat untuk analisa kualitas air
(plankton, counting cell, BOD, COD,
ammonia, H2S, nitrate, nitrit, phosphat,
TSS, TOM, dan lain-lain)
Standard Laboratorium
1 Paket
11. pH meter
Sensitivitas 0,1 unit
1
12. Refractometer
Sensitivitas 0,1 permil
1
13. Refrigerator
2 pintu (freezer & refrigerator)
2
14. Secchidisc
Standar
1
1 paket
50–1000
15. Spectrophotometeter...
- 38 No
II.
Jenis sarana/peralatan
Spesifikasi
Jumlah
15. Spectrophotometer
Standar
1
16. Staining unit
Standar
1
17. Thermometer
Biasa & maxi-min
5
18. Cool Box
Standar
2
2
Laboratorium basah (wet lab)
Berukuran 16 – 32 m
1
1. Akuarium dan asesorisnya
Vol. 100 – 200 lt
Paket
2. Bak fiber glass/semen
Vol. 200 – 500 lt
Paket
3. Perlengkapan perikanan (serok, heater,
waring, sepatu boot, hapa/jaring, unit
resirkulasi & filtrasi, glove karet, ember,
bak desinfeksi dll.)
Standar wet lab.
Paket
4. Refrigerator dan freezer
5. Timbangan ikan dan penggaris
Sensitivitas 1 g & mm
1
Keterangan : jenis, jumlah, dan spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan sumber daya manusia
Tabel II-11. Bahan dan Alat Pendukung
No.
1.
Jenis sarana/peralatan
Spesifikasi
Glass wares (petridisc, tube, erlenmeyer, slide Standar
glass, botol sample, dan lain-lain)
Jumlah
Paket
2.
Media dasar dan bahan kimia untuk identifikasi,
pengawetan, penyimpanan, pemeriksaan, uji-uji
mikrobiologi, dll. serta analisa kualitas air
Standar
Paket
3.
Plastik wares (botol sampel, petridisc, pipette
tips, syringe, baki dan lain-lain.)
Standar
Paket
Tabel II-12 ...
- 39 Tabel II-12. Peralatan Produksi di Unit Pembuat Pakan Ikan
No.
Peralatan
1
Pompa Air diesel 1 PK
Jumlah
1 unit
2
Generator 10 KVA atau PLN 5000 watt
1 unit
3
Saringan/tapisan
2 buah
4
Nyiru (tampah tempat penjemuran)
2 buah
5
Timbangan 1 kg
1 buah
6
Timbangan 50 kg
1 buah
7
Ember plastik 15 lt, tertutup
10 buah
8
Baskom 5 lt
10 buah
9
Selang plastik
1 Gulung
10
Terpal plastik
4 buah
Tabel II-13. Mesin Produksi di Unit Pembuat Pakan Ikan
No.
1
2
3
Jenis Mesin
Jumlah
Mesin penggiling
Mesin pencetak (Pelleting)
Mesin pelet :
- Kapasitas produksi : 200 Kg/Jam
- Heler/cetakan besar : 8 inch Panjang : 50 cm
- Cetakan Pelet (penutup heler) : 5 – 7 mm
- Screw/Spiral pendorong/pengepres : 50 cm
- Penggerak heler/cetakan : sistem vanbealt
- Diameter roda vanbealt besar : 16 inch
- Diameter roda vanbealt sedang : 14 inch
- Diameter roda vanbealt kecil : 7 inch
- Dudukan mesin : bahan besi
Mesin penggerak :
- Kapasitas mesin : 24 PK
- Diameter roda vanbealt 1 : 6 inch
- Diameter roda vanbealt 2 : 3 inch
- Bahan bakar : solar
Aksesoris :
- Bak kayu : 2x1,5x0,5 m (tempat pengaduk bahan pakan
secara manual)
- Drum (tempat penampungan air dingin)
- Pipa knalpot : 2 inch
- Pompa keong
- Vanbealt ukuran 16 – 14 inch : 3 unit
- Vanbealt ukuran 7 – 6 inch : 4 unit
- Vanbealt untuk pompa keong ukuran 3 inch : 1 unit
Mesin Pengering (Hi Blow)
1 unit
1 unit
1 unit
Tabel II-14 ...
- 40 Tabel II-14. Peralatan Distribusi Bahan Baku dan Hasil Jadi
No.
1
Peralatan
Troli hidrolik
Jumlah
1 buah
2
Rak kayu untuk troli
10 buah
3
Karung plastik
Secukupnya
4
Benang karung
Secukupnya
Tabel II-15. Bangunan Unit Pembuat Pakan Ikan
Luas (m2)
40
No.
1
Peralatan
Ruang produksi
2
Gudang bahan baku
15
3
Gudang pakan
15
4
Gudang serbaguna
10
5
Lapangan jemur
40
Jumlah
120
Tabel II-16. Sarana Balai Benih Udang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sarana
Bak induk
Bak larva
Bangunan Utama (indoor)
Bak starter pakan hidup
Bak massal pakan hidup
Bak penetasan artemia
Lab,kantor, gudang
Mess karyawan
Rumah pimpinan
Rumah pompa
Rumah genset
Rumah blower
Bak tandon air laut
Filter air laut
Instalasi air laut (laut&darat)
Instalansi aerasi
Instalansi air tawar
Pompa air laut
Pompa air tawar
Blower (vortex)
Ukuran
d: 4m, t: 1,25m
6x2x1,25 m
2x1x0,8 m
1x8x1 m
250 liter
150 m2
50 m2
30 m2
36 m2
12 m2
60 m2
3 inchi
1,5 inchi
1,5 inchi
Jumlah
8 buah
12 buah
1 buah
5 buah
6 buah
6 buah
1 unit
1 unit
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
2 buah
1 buah
3 buah
21. generator set ...
- 41 No
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Sarana
Generator set
Peralatan laboratorium
Peralatan kerja
Meja, kursi, dll
Freezer
Refrigerator
Pemasangan PLN
Peralatan produksi
Bangunan sarana panen
Peralatan panen
2)
Ukuran
Jumlah
30 KVA
40 KVA
50 m2
-
2 buah
1 paket
1 paket
1 paket
1 buah
1 buah
1 paket
1 paket
1 buah
1 paket
Spesifikasi teknis sarana dan prasarana unit pembenihan rakyat
sebagaimana contoh pada Tabel II-17 sampai Tabel II-26 dan
standar tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi serta
kebutuhan di kabupaten/kota.
Tabel II-7. Jumlah dan Luas masing-masing Kolam di Unit Pembenihan Rakyat
No
Kolam induk betina
1
Luas satuan
(m2)
100
Kolam induk jantan
1
50
50
2.
Kolam pemijahan
1
50
50
3.
Kolam pendederan
P1
1
500
500
P2
2
500
1.000
P3
2
250
500
Kolam calon induk
1
100
100
Kolam pakan alami
1
50
50
11
1600
2.350
1.
4.
Macam Kolam
Jumlah
Jumlah
Total Luas (m2)
100
Tabel II-18 ...
- 42 Tabel II-18. Spesifikasi Calon Indukan
No
Jenis Ikan
1
Lele
Kriteria
Lele Sangkuriang/SNI Lele
2
Mas
(Mas Sinyonya, Mas Majalaya) / SNI Ikan Mas
3
Nila
(Nila Gesit, Nila Gift, Nila Best, Nila Jica, Nila
Jatimulan,
Nila Nirwana, Nila Larasati)/sesuai
dengan protokol perbenihan Nila atau SNI
4
Gurame
SNI Gurame
5
Patin
Patin Pasupati/ SNI Patin Jambal
6
Udang Vaname
Udang vaname Nusantara I/ SNI Udang Vaname
7
Udang Galah
Udang GI Makro/ SNI Udang Galah,
8
Udang Windu
SNI Udang windu
9
Ikan
lain
komoditas Komoditas lain yang sudah mempunyai SNI.
Tabel II-19. Standar Wadah/Bak Pembenihan Unit Pembenihan Rakyat
No
Macam Kolam
Jumlah
Ukuran
(m3)
Keterangan
1
Bak
Pemijahan
happa)
(Sistem
1
3x3x1
Tiap bak diberi 4 kran
2
Bak
Penetasan
corong)
(sistem
2
200 liter
Fiberglass
3
Bak sortasi benih
2
1x4x0,5
Tiap bak
sortasi
4
Bak pengobatan (treatment)
2
1x2x0,5
Tiap bak diberi aerator
5
Bak penampungan/ pemberokan
1
1x3x0,7
Bak beton
6
Bak kultur makanan alami
2
200 liter
Bentuk kerucut, fiberglass
Jumlah Volume
14,5
Jumlah luas
19 m2
Jumlah bak
diberi
saringan
10
Tabel II-20 ...
- 43 Tabel II-20. Kebutuhan Debit Air untuk Mengairi Unit Pembenihan Rakyat
No
Debit air ratarata dalam
1000 m2 (lt./Dt)
1,5
Macam Kolam
Luas (m2)
Jumlah
( lt./dt)
1,4
2,1
1.
Kolam induk
2.
Kolam Pemijahan
10
200
2
3.
Kolam pendederan
1,5
13.000
19,5
4.
Kolam calon induk & donor
1,5
400
0,6
5.
Kolam makanan alami
0,5
500
0,25
6.
Bangsal pembenihan/
pemberokan
20
75
1,5
15,58
25,95
Jumlah
Tabel II-21. Peralatan Pembenihan di Unit Pembenihan Rakyat
No
1
2
Peralatan
Jumlah
Timbangan
- Kapasitas 1 kg
1 buah
- Kapasitas 10 kg
1 buah
- Kapasitas 50 kg
1 buah
Fish
basket
(wadah
ikan
dari
2 buah
3
Kreneng (wadah benih dari anyaman bamboo)
2 buah
4
Aerator
2 buah
5
Kaca Pembesar
1 buah
6
Alat hypophysasi
1 unit
7
Gelas Ukur
2 buah
8
Happa (2x1x0,75 cm )
4 buah
9
Kakaban
3 buah
10
Corong penetas (diameter 0,5 tinggi 0,5 m)
2 buah
11
Pipet
12
Slang benang 3/4 dan 1 inci
13
Counter
14
Pisau bedah
plastik/fiberglass)
Secukupnya
1 roll
1 buah
1 set
Tabel II-22 ...
- 44 Tabel II-22. Peralatan Perkolaman Unit Pembenihan Rakyat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Peralatan
Jumlah
2 buah
1 buah
1 buah
1 set
3 buah
1 buah
1 unit
2 buah
1 buah
Cangkul
Sekop
Garpu
Bakul dan Pikulan
Ember
Penggaru
Waring
Seser
Cawan email
Tabel II-23. Peralatan Panen Induk dan Benih
No
1
2
3
4
5
6
Peralatan
Tabung oksigen
Kantong plastik
Tali plastik dan karet
Ember plastik bertutup
Fish
basket
(wadah
ikan
plastik/fiberglass)
Tong plastik/sarana angkut benih
dari
Jumlah
1 buah
secukupnya
secukupnya
4 buah
1 buah
4 buah
Tabel II-24. Kebutuhan Peralatan Lainnya di Unit Pembenihan Rakyat
No
Peralatan
1
Pompa air 1 PK
Jumlah
1 buah
2
Hi Blow 80 Watt
2 buah
3
Generator 10 KVA atau PLN 5000 watt
1 paket
Tabel II-25 ...
- 45 Tabel II-25. Bangunan Gedung Unit Pembenihan Rakyat
No
Jenis Bangunan
Unit
Balai Benih Ikan Lokal
Luas (m2)
Satuan
Jumlah
12
12
1
Kantor
1
2
Rumah generator
1
2
2
3
Gudang pakan
1
4
4
4
Gedung serba guna
1
20
20
4
-
38
Jumlah
3)
Spesifikasi teknis sarana dan prasarana hatchery skala rumah
tangga sebagaimana contoh pada Tabel II-26 dan standar tersebut
dapat disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan di
kabupaten/kota.
Tabel II-26. Daftar Sarana dan Prasarana Hatchery Skala Rumah Tangga
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Sarana
Bak induk
Bak larva
Bangunan Utama (indoor)
Bak starter pakan hidup
Bak massal pakan hidup
Bak penetasan artemia
Lab,kantor, gudang
Mess karyawan
Rumah pompa
Rumah genset
Rumah blower
Bak tandon air laut
Filter air laut
Instalasi air laut
Instalansi aerasi
Instalansi air tawar
Pompa air laut
Pompa air tawar
Blower
Generator set
Peralatan laboratorium
Peralatan kerja
Meja, kursi, dll
Freezer
Ukuran
d: 4m, t: 1,25m
6x2x1,25 m
1x1x0,8 m
2x4x1 m
250 liter
100 m2 (2 kamar)
4 m2
4 m2
4 m2
20 m2
4 m2
2 inchi
1 inchi
1,5 inchi
3 KVA
-
Jumlah
3
8
1
2
2
3
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
buah
buah
buah
buah
buah
buah
unit
unit
buah
buah
buah
buah
buah
paket
paket
paket
buah
buah
buah
buah
paket
paket
paket
buah
25. Pemasangan PLN ...
- 46 No
25
26
27
28
2.
Sarana
Pemasangan PLN
Peralatan produksi
Bangunan sarana panen
Peralatan panen
Ukuran
2,7 KVA
20 m2
-
Jumlah
1
1
1
1
buah
paket
unit
paket
Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya
a.
Pembangunan/pengembangan
sarana
pengembangan kawasan budidaya laut
1)
dan
prasarana
fisik
Pengertian
Sarana dan prasarana fisik kawasan budidaya laut adalah seluruh
fasilitas fisik yang diperlukan untuk mendukung pengembangan
kawasan budidaya laut yang dikelola oleh masyarakat
pembudidaya ikan skala kecil.
2)
Persyaratan teknis
a)
persyaratan teknis pengembangan sarana dan prasarana fisik
kawasan budidaya laut agar memperhatikan standar dan
persyaratan teknis lokasi serta teknis bangunan fisik untuk
menunjang pengembangan kawasan budidaya laut;
b)
perencanaan kegiatan pembangunan/rehabilitasi sarana dan
prasarana pengembangan berdasarkan pada skala prioritas
kebutuhan masyarakat, sehingga menghasilkan sarana dan
prasarana yang dapat berfungsi dengan baik;
c)
lahan milik pemerintah kabupaten/kota atau milik kelompok
setempat dengan status yang jelas dan diperuntukan bagi
pengembangan sarana/prasarana pendukung pengembangan
kawasan perikanan budidaya laut;
d)
terdapat kelompok pembudidaya ikan skala kecil pada
kawasan budidaya laut yang menerima dan pengelola aset
prasarana fisik kawasan budidaya laut dengan persyaratan
sebagai berikut:
(1) kelompok merupakan binaan dinas kabupaten/kota yang
membidangi urusan perikanan setempat;
(2) kelompok mendapat rekomendasi/pengukuhan dari dinas
kabupaten/kota yang membidangi urusan perikanan
setempat;
(3) kelompok mempunyai anggota minimal 20 orang; dan
(4) kelompok
mempunyai
kepengurusan.
struktur
organisasi
dan
3) Rincian ...
- 47 3)
Rincian kegiatan Pembangunan/pengembangan sarana dan
prasarana fisik pengembangan kawasan budidaya laut
sebagaimana dicontohkan pada Tabel II-27 sampai Tabel II-41
dan standar tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi serta
kebutuhan di kabupaten/kota.
Tabel II-27. Persyaratan Teknis dan Alat Uji Kualitas Fisik/Kimia Air
Budidaya Kerapu di Keramba Jaring Apung
No
Uraian
Persyaratan
Kualitas fisik air
1
Kecepatan arus air ideal
2
Kecerahan air
20 – 25 cm/detik
Sampai tembus dasar (> 5 m)
Kualitas Kimia air
1
Salinitas
31 – 34 ppt
2
Suhu optimum
26 – 32 o C
3
pH
7,0 – 8,5
4
DO
> 4,8 ppm (7 – 8 ppm)
Tabel II-28. Daftar Sarana Pembuatan Unit Keramba Jaring Apung
Percontohan Budidaya Kerapu
No
Uraian
Ukuran
Rakit
Keterangan
8x8m
Dibagi menjadi 4 kota ukuran 3 x 3, kemudian
dibagi lagi menjadi 16 kotak ukuran 1,5 x 1,5
1
Kayu balok
50 cm
14 batang
2
Papan pijakan
3 – 4 cm
24 keping
3
Drum
Pelampung
4
Jangkar besi
50 - 75 Kg
4 buah
5
Tali
(PE)
Diameter 4 cm
Panjang satu tali jangkar 3 kali kedalaman
parairan sehingga panjang total 4 x 3 kali
kedalaman air
12 – 15 buah
jangkar
Waring
1
Waring
hitam
Jaring
1
Jaring PE
1x1x2m
PE
Ukuran mata :
4 mm
3x3x3m
Ukuran mata :
Jumlah helai benang untuk pemintalan jaring : 21
1 – 1,25 inci
Tabel II-29 ...
- 48 Tabel II-29. Keramba Jaring Apung Ramah Lingkungan (Circulair Fish Cage)
Spesifikasi Per 1 Unit Keramba Jaring Apung
No
1
2
3
4
Ukuran
Uraian
Rakit KJA Ramah Lingkungan
- Lubang pada KJA
- Ukuran dalam per lubang keramba
- Bahan high density polythelene
- Metode knock down
- Ketebalan dinding kerangka
- Lebar Pijakan
- Tinggi Keramba di permukaan air
Jaring (PxLxD)
- Jaring keramba 1 Lapis
Jangkar
- Berat
- Banyak / unit KJA
Tali PE (DxP)
4 buah
4mx4m
minimal 6 mm
minimal 38 cm
minimal 55 cm
4mx4mx3m
¾ inch – D 12
sesuai kondisi lapangan
20 – 500 Kg
2 – 4 buah (tergantung
12 mm x 30 m
Tabel II-30. Daftar Prasarana Penunjang Pada Unit Keramba Jaring Apung
Percontohan Budidaya Kerapu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Uraian
Perahu motor tempel
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
4 buah
4 buah
1 buah
Freezer
Mesin penyemprot jaring
Timbangan
Penggaris
Skopnet
Ember
Gayung
Aerator
Tabel II-31. Daftar Sarana Percontohan Budidaya Rumput Laut
Metode Lepas Dasar (50 m x 10 m)
No
1
2
3
4
5
6
Uraian
Patok kayu (kayu
gelam)
Tali rentang (PE)
Tali ris (PE)
Tali rafia
Bibit rumput laut
Tempat penjemuran
Ukuran
Panjang 1 m, diameter 5
cm
Diameter 4 mm
Diameter 6 mm
50 – 100 gram/ikat
1,2 – 100 m
Jumlah
275 buah
870 m (10 kg)
630 m (15 kg)
20 gulung besar
500 – 1000 Kg
1 buah
Tabel II-32 ...
- 49 Tabel II-1. Daftar Sarana Percontohan Budidaya Rumput Laut Metode Rakit
Apung (20 Rakit Ukuran 5 m x 2,5 m)
No
Uraian
Ukuran
Jumlah
1
Bambu
Diameter 10 – 15 cm
80 batang
2
Tali jangkar PE
Diameter 10 mm
80 m (6 Kg)
3
Tali rentang PE
Diameter 4 mm
2.800 m (33 Kg)
4
Jangkar
Ukuran Karung semen 4 buah coran semen
5
Tali
Diameter 15 mm
60 gulung
6
Tempat penjemuran
1,2 x 100 m
1 buah
7
Keranjang
10 buah
8
Pisau
5 buah
9
Gergaji
2 buah
10
Parang
2 buah
11
Perahu jukung
1 buah
12
Bibit rumput laut
15 – 30 Kg/rakit
300 – 600 Kg
Tabel II-33. Daftar Sarana Percontohan Budidaya Rumput Laut Metode
Long Line
No
1
2
3
4
Tali titik PE
Tali jangkar PE
Tali jangkar sudut PE
Jangkar tancap kayu
5
Jangkar
6
7
8
9
10
Pelampung styrofoam
Pelampung botol/karet
Perahu sampan
Timbangan gantung
Waring
Para-para penjemuran
(kayu/bambu)
Pisau kerja
Karung plastik
Bibit rumput laut
11
12
13
14
Uraian
Ukuran
Diameter 4 mm
Diameter 10 mm
Diameter 6 mm
Ukuran
semen
50 Kg
50 m2
870
750
420
100
Jumlah
m (10 Kg)
m (50 Kg)
m (10 Kg)
buah
karung 4 buah coran
semen
60 kg
secukupnya
1 buah
1 buah
1 buah
6x8m
3 unit
50 Kg
15 – 30 Kg/rakit
5 buah
640 lembar
300 – 600 Kg
Tabel II-34 ...
- 50 Tabel II-34. Daftar Sarana Percontohan Budidaya Rumput Laut Metode Jalur
(5 Unit Ukuran 5 m x 35 m)
No
Uraian
Ukuran
Jumlah
1
Bambu
30 batang
2
Tali PE
Diameter 15 mm
15 gulung
3
Tali PE
Diameter 4 mm
44 Kg
4
Tali PE
Diameter 6 mm
10 Kg
5
Tali jangkar PE
Diameter 10 mm
34 Kg
6
Pelampung
10 buah
7
Jangkar
10 buah
8
Keranjang panen
5 buah
9
Rak jemur
1 unit
10
Perahu dayung
3 unit
11
Pisau kerja
5 buah
12
Peralatan kerja
1 paket
13
Bibit rumput laut
50 – 100 gram/titik
460 – 920 Kg
Tabel II-35. Daftar Sarana Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Metode
Long Line (Per Ha)
No
Uraian
Ukuran
Jumlah
1
Tali induk
Diameter 10 mm
2.160 m
2
Tali ris
Diameter 5 mm
10.200 m
3
Tali anak
Diameter 2 mm
15.105 m
4
Pelampung besar
24 buah
5
Pelampung kecil
4.500 buah
6
Jangkar
7
Bibit rumput laut
8
Sampan
Panjang 4 m
2 unit
9
Jaring penampung
1x1x1m
1 buah
10
Life jacket standar
11
Terpal
12
Bambu
15 Kg
24 buah
3.750 Kg
2 unit
3x4m
1 unit
4 batang
Tabel II-36 ...
- 51 Tabel II-36. Daftar Sarana Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Metode
Rakit Apung (Per Ha)
No
Uraian
Ukuran
Jumlah
1
Tali induk
Diameter 10 mm
2.880 m
2
Tali ris
Diameter 5 mm
8.064 m
3
Tali anak
Diameter 2 mm
9.600 m
4
Bambu
384 batang
5
Pasak
384 buah
6
Jangkar
7
Bibit rumput laut
8
Jaring
9
Sampan
Panjang 4 m
2 unit
10
Jaring penampung
1x1x1m
1 buah
11
Life jacket standar
12
Terpal
13
Bambu
15 Kg
96 buah
3.840 Kg
96 unit
1 unit
3x4m
1 unit
4 batang
Tabel II-37. Daftar Sarana Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Metode
Lepas Dasar (Per Ha)
No
1
Uraian
Tali ris
Ukuran
Diameter 5 mm
Jumlah
10.200 m
2
Tali anak
Diameter 2 mm
15.105 m
3
Tiang Pancang
65 batang
4
Bibit rumput laut
3.750 Kg
5
Sampan dayung
2 unit
6
Jaring penampung
7
Life jacket standar
8
Terpal
9
Bambu
1x1x1m
1 buah
1 unit
3x4m
1 unit
4 batang
Tabel II-38 ...
- 52 Tabel II-2. Daftar Prasarana Unit Depurasi Kekerangan
No
1
Uraian
Bangunan
Jumlah
1 unit
2
Reservoar
2 unit
3
Bak filter
4 unit
4
Biofilter limbah
1 unit
5
Rumah jaga
1 unit
6
Bak pencucian
4 unit
7
Rumah pompa
1 unit
8
Alat genset
1 unit
9
Ultra violet
1 unit
Tabel II-39. Prasarana Gudang Penyimpanan Hasil Panen Rumput Laut
No
1
Uraian
Bangunan
Jumlah
1 unit
Ukuran: Maksimal 200 m2
2
Rak/tempat rumput laut kering
10 buah
3
Alat angkut:Troly
5 buah
Tabel II-40 ...
- 53 Tabel II-40. Tempat Penjemuran dan/atau Bangunan Sarana Pengolahan
Rumput Laut
No
1
2
3
4
Uraian
Jumlah
Bangunan
Rak penjemur/para-para
Darat :
a. Konstruksi:
- Tiang beton
- Pelataran Konstruksi Kayu
- Jaring jenis Supernet
b. Bahan :
- Tahan lama/awet minimal 5 tahun
- Ramah lingkungan (Eco-Friendly)
- Tahan terhadap kondisi daerah pantai (tahan
terhadap korosif)
c. Ukuran :
- Tinggi, Lebar dan Jarak antara unit harus mudah
dioperasionalkan
- Jarak tiang disesuaikan dengan beban/daya
tampung
Perairan dangkal:
a. Konstruksi :
- Kayu utama : 6/12 kelas I, 23 batang
- Pelampung polystyrene 12 buah
- Papan 3/30 @ 4 m, 16 batang
- Tali Ris PE 10 mm 5 Kg
- Tali Jangkar PE 22 mm 3 Kg
b. Ukuran : 10 x 3,5 m2
Timbangan
Bak tempat rumput laut kering
1 unit
50 unit
2 unit
100 buah
Tabel II-41. Prasarana Penanganan Ikan Hidup (Budidaya Laut)
No
1
Uraian
Jumlah
1 unit
Bangunan
2
Pengadaan Tabung
perlengkapannya
Oksigen,
Regulator
dan
3
Bak plastik
50 buah
4
5
Sarana Air Bersih:
- Pompa
- Penampungan air
Rak/ tempat ikan hidup
2 buah
2 buah
3 buah
6
Akuarium/ tempat ikan hidup
10 buah
3 buah
b. Pembangunan/rehabilitasi ...
- 54 b.
Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana fisik pengembangan
kawasan budidaya air payau
1)
Pengertian
Sarana dan prasarana fisik pengembangan kawasan budidaya air
payau adalah seluruh fasilitas bangunan fisik yang diperlukan untuk mendukung pengembangan kawasan budidaya air payau yang
dikelola oleh masyarakat pembudidaya ikan skala kecil.
2)
Persyaratan teknis
a)
persyaratan teknis pengembangan sarana dan prasana fisik
kawasan budidaya air payau agar memperhatikan standar dan
persyaratan teknis lokasi serta teknis bangunan fisik untuk
menunjang pengembangan kawasan budidaya air payau;
b)
perencanaan kegiatan pembangunan/rehabilitasi sarana dan
prasarana berdasarkan pada skala prioritas kebutuhan
masyarakat, sehingga hasil bangunan/rehabilitasi dapat
berfungsi dengan baik;
c)
lahan milik pemerintah kabupaten/kota atau milik kelompok
setempat dengan status yang jelas dan diperuntukan bagi
pengembangan
sarana
dan
prasarana
pendukung
pengembangan kawasan perikanan budidaya air payau;
d)
terdapat kelompok pembudidaya air payau yang menjadi
penerima dan pengelola aset prasarana fisik pengembangan
kawasan budidaya air payau dengan persyaratan sebagai
berikut:
(1) kelompok merupakan binaan dinas yang membidangi
urusan perikanan setempat;
(2) kelompok mendapat rekomendasi/pengakuan dari dinas
yang membidangi urusan perikanan;
(3) kelompok mempunyai anggota minimal 20 orang; dan
(4) kelompok
mempunyai
kepengurusan.
3)
struktur
organisasi
dan
Pembangunan/rehabilitasi
sarana
dan
prasarana
fisik
pengembangan kawasan budidaya air payau meliputi beckhoe,
tambak percontohan intensif, prasarana unit tambak percontohan
intensif, standar tambak percontohan semi intensif, prasarana unit
tambak percontohan semi intensif, standar tambak percontohan
tradisional, prasarana unit tambak percontohan tradisional, standar
tambak percontohan intensif, prasarana unit tambak budidaya
rumput laut, pembangunan tempat penanganan hasil tambak
udang dan pembangunan/rehablitasi saluran tambak, serta
pembuatan kantor UPP. Rincian kegiatan tersebut sebagaimana
dicontohkan pada Tabel II-42 sampai Tabel II-53 dan standar
tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan di
kabupaten/kota.
Tabel II-42 ...
- 55 Tabel II-42. Standar Tambak Percontohan Intensif (Udang Vaname)
No
Uraian
Ukuran
tambak
45-50%
dr
pembesaran
volume
Jumlah
1
Petak
karantina
2
Saluran Inlet
30% dari total volume air di petak
pembesaran
3
Petak pembesaran
2500 m2 – 5000 m2
4
Saluran pembuangan
20% dr volume petak pembesaran
5
Petak tandon
50% dari total volume air di petak
pembesaran
1 petak
6
Unit pengolah limbah
10 – 15
pembesaran
1 petak
7
Pintu monik
Lebar 60-100 cm; tinggi 1,6-2 m;
panjang 80-120 cm, diameter buis
beton gorong-gorong 60-80 cm;
panjang buis beton tergantung
lebar pematang
8
Pematang dan dasar
tambak
Lebar atas 2,5-3,5 m; lebar bawah
7,0-9,0 m; tinggi 1,5-2 m;
kemiringan 45-60 derajat
dr
petak
1 petak
1 petak
volume
petak
Tabel II- 43. Prasarana Unit Tambak Percontohan Intensif (Udang Vaname)
No
1
Uraian
Perbaikan konstruksi tambak
Jumlah
1 ha
2
Pompa
2 unit
3
Kincir air ganda
8 unit
4
Peralatan tambak
1 unit
Tabel II-44 ...
- 56 Tabel II-44. Standar Tambak Percontohan Semi Intensif (Udang Vaname)
No
1
2
Uraian
Petak tambak karantina
Saluran Inlet
3
4
5
Petak pembesaran
Saluran pembuangan
Petak tandon
6
7
8
Ukuran
Jumlah
1 petak
30% dari total volume
air di petak pembesaran
1 petak
50% dari total volume 1 petak
air di petak pembesaran
Unit pengolah limbah
1 petak
Pintu monik
Lebar 60-100 cm; tinggi
1,6-2 m; panjang 80-120
cm, diameter buis beton
gorong-gorong
60-80
cm; panjang buis beton
tergantung
lebar
pematang
Pematang dan dasar Lebar atas 2,5-3,5 m;
tambak
lebar bawah 7,0-9,0 m;
tinggi
1,5-2
m;
kemiringan
45-60
derajat
Tabel II-45. Prasarana Unit Tambak Percontohan Semi Intensif
(Udang Vaname)
No
1
Uraian
Perbaikan konstruksi tambak
Jumlah
1 ha
2
Pompa
1 unit
3
Kincir air ganda
1 unit
4
Peralatan tambak
1 unit
Tabel II-46 ...
- 57 Tabel II-46. Standar Tambak Percontohan Tradisional (Udang Vaname)
No
1
Uraian
Petak tandon
Ukuran
30-40% dari total volume air di
petak pembesaran
Jumlah
1 petak
2
Petak pembesaran
5.000 – 20.000 m2
1 petak
3
Elevasi dasar
tambak
30 – 40 cm di atas air surut
terendah
4
Pintu monik
(terbuat dari kayu)
Lebar 60-100 cm; tinggi 1,6-2 m;
panjang 80-120 cm
5
Pematang dan
dasar tambak
Lebar atas 2-3 m; lebar bawah 4-6
m; tinggi 0,8-1,2 m; kemiringan
45-60 derajat
1 buah
Tabel II-47. Prasarana Unit Tambak Percontohan Tradisional (Udang Vaname)
No
1
Uraian
Perbaikan konstruksi tambak
Jumlah
1 ha
2
Pompa
1 unit
3
Peralatan tambak
1 unit
Tabel II-48. Standar Tambak Percontohan Intensif (Bandeng)
No
1
Uraian
Petak
pembesaran
Ukuran
Jumlah
1 – 2 ha
1 petak
2
Caren
Luas
20-30%
luas
petakan;
kedalaman 40 cm dari pelataran
3
Plataran
Kedalaman 60 cm
4
Pintu tambak
(kayu)
Lebar 0,6-0,8 m; lebar disesuaikan
dengan luas tambak
Tabel II-49. Prasarana Unit Tambak Percontohan Intensif (Bandeng)
No
1
Uraian
Perbaikan konstruksi tambak
Jumlah
1 ha
2
Pompa
1 buah
3
Peralatan tambak
1 unit
Tabel II-50 ...
- 58 Tabel II-50. Prasarana dan Sarana Unit Tambak Budidaya Rumput Laut
(Gracillaria sp)
No
Uraian
Jumlah
1
Tambak
1 ha
2
Waring
1 buah
3
Timbangan
1 buah
4
Ember
2 buah
5
Rumah jaga
1 unit
6
Sampan/getek
1 buah
7
Bibit rumput laut
1.500 Kg
8
Karung plastik (ukuran 30 Kg)
50 lembar
Tabel II-51. Pembangunan Tempat dan Pengadaan Sarana Penanganan Hasil
Tambak Udang
No
1
Uraian
Bangunan
Jumlah
1 unit
2
Meja kerja
3 buah
3
Keranjang plastik
100 buah
4
Bak penampung
2 buah
5
Tempat penyimpanan es
2 buah
6
Timbangan
2 buah
Tabel II-52. Pembangunan/Rehablitasi Saluran Tambak
No
1
Uraian
Saluran Primer
2
Saluran Sekunder
3
Saluran Tersier
Keterangan
- Termasuk saluran pemasukan dan
- Lebar bawah saluran : 1 – 2 saluran pembuangan
m
- Terhubung dengan saluran sekunder
- Ketinggian dasar terhadap yang fungsinya baik
pematang : maksimal 3 m
- Kemiringan dasar saluran :
0,1% - 0,05%
- Telah ada kelompok pembudidaya
ikan
4. Jalan ...
- 59 No
Uraian
Keterangan
4
Jalan Produksi
5
Jembatan
6
Gorong-gorong
7
Pintu pengambilan air pasok
Air laut dan tawar
Tabel II-53. Spesifikasi Excavator/Bakchoe untuk Perluasan, Pendalaman dan
Pemeliharaan Saluran/Tambak
No.
1
Data Teknis
Mesin
- Tenaga Daya (HP)
85
- Bore (mm)
95
- Stroke (mm)
115
3
- Kapasitas Bucket (m )
0,5
- Operating Weight (Kg)
13.000
2
Speed (Km/h)
3
Undercarriage
- Track width shoe triple grouser (mm)
- Track Length (mm)
- Ground Pressure (kpa)
4
Spesifikasi Teknis
Type Medium
4
750
3.600
27
Working Range
- Kedalaman gali/Vertical Wall (mm)
4.500
- Reach at ground level (mm)
7.500
- Loading dumping height (mm)
5.700
- Vertical Wall digging depth (mm)
4.500
- Swing speed (rpm)
10
Keterangan:
Pengadaan beckhoe adalah untuk kabupaten/kota yang belum memilikinya
dengan luas potensi budidaya air payau minimal 5.000 Ha
c. Pembangunan/rehabilitasi ...
- 60 c.
Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana fisik pengembangan
kawasan budidaya air tawar
1)
Pengertian
Sarana dan prasarana fisik pengembangan kawasan budidaya air
tawar adalah seluruh fasilitas bangunan fisik yang diperlukan untuk
mendukung kawasan ikan budidaya air tawar yang dikelola oleh
masyarakat pembudidaya ikan skala kecil.
2)
Persyaratan teknis
a)
persyaratan teknis pengembangan sarana dan prasana fisik
kawasan budidaya air tawar agar memperhatikan standar dan
persyaratan teknis lokasi serta teknis bangunan fisik untuk
menunjang pengembangan kawasan usaha budidaya air
tawar, dan standar tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi
serta kebutuhan di kabupaten/kota.
b)
perencanaan kegiatan pembangunan/rehabilitasi sarana dan
prasarana berdasarkan pada skala prioritas kebutuhan
masyarakat, sehingga hasil pembangunan/rehabilitasi dapat
berfungsi dengan baik.
c)
lahan milik pemerintah kabupaten/kota setempat atau
kelompok dengan status yang jelas dan diperuntukan bagi
pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung
pengembangan kawasan perikanan budidaya air tawar.
d)
terdapat kelompok pembudidaya ikan yang menjadi penerima
dan pengelola aset sarana fisik pengembangan kawasan
budidaya air tawar dengan persyaratan sebagai berikut:
(1) kelompok merupakan binaan dinas yang membidangi
urusan perikanan setempat;
(2) kelompok mendapat rekomendasi/pengakuan dari dinas
yang membidangi urusan perikanan;
(3) kelompok mempunyai anggota minimal 20 orang; dan
(4) kelompok
mempunyai
kepengurusan.
3)
struktur
organisasi
dan
Rincian kegiatan pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana
fisik pengembangan kawasan budidaya air tawar ebagaimana
dicontohkan pada Tabel II-54 sampai Tabel II-58 dan standar
tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan di
kabupaten/kota.
Tabel II-54 ...
- 61 Tabel II-54. Standar Unit Kolam Percontohan Budidaya Ikan Air Tawar
(Nila, Patin & Lele)
No
Uraian
Ukuran
Nila (500 – 1000)
1
Kolam Nila (500 – 1000)
2
Debit air
5 liter/detik
3
Kemiringan lahan
Maksimal 1 %
4
Kobakan
Lebar 1000-200 cm, kedalaman
30-50 cm
5
Keonalir
Lebar 1 m, kedalaman 30 cm
Patin dan lele (100 – 400)
Tabel II-55. Standar Unit Keramba Jaring Apung Percontohan Budidaya
Ikan Air Tawar
No
1
Uraian
Rakit
Ukuran
4 x (7 x 7 x 2,4) m
2
Drum pelampung
Volume 200 liter
3
Kantung jaring (PE)
7 x 7 x 3 m3 , diameter 1 inchi
4
Rumah jaga
5
Jangkar/pemberat batu
Min 40 kg per buah (sebanak 3 buah)
6
Tali jangkar PE
Diameter 20 mm
7
Perahu
8
Ember
9
Timbangan
50 Kg
Tabel II-56. Keramba Jaring Apung Ramah Lingkungan (Circulair Fish Cage)
Spesifikasi Per 1 Unit Keramba Jaring Apung
No
1
Ukuran /jumlah
Uraian
Rakit KJA Ramah Lingkungan
- Lubang pada KJA
- Ukuran
dalam
per
lubang
kerambahigh density polythelene
- Bahan
- (HDPE)
Metode knock down
- Ketebalan dinding kerangka
- Lebar pijakan
- Tinggi keramba di permukaan air
4 buah
4mx4m
minimal 6 mm
minimal 38 cm
minimal 55 cm
2. Jaring ...
- 62 -
No
2
3
4
Ukuran /jumlah
Uraian
Jaring (PxLxD)
- Jaring keramba 1 Lapis
Jangkar
- Berat
- Banyak / unit KJA
Tali PE (DxP)
4mx4mx3m
¾ inch – D 12
sesuai kondisi lapangan
20 – 500 Kg
2 – 4 buah (tergantung karakter perairan)
12 mm x 30 m
Tabel II- 57. Pembangunan Tempat Penanganan Ikan Hidup
(Budidaya Air Tawar)
No
Uraian
1
Bangunan
2
Pengadaan
tabung
perlengkapannya
3
Bak plastik
4
Sarana Air Bersih :
Jumlah
1 unit
oksigen,
regulator
&
3 buah
50 buah
- Pompa
2 buah
- Penampungan air
2 buah
5
Rak/ tempat ikan hidup
3 buah
6
Akuarium/ tempat ikan hidup
10 buah
Tabel II-3. Kantor dan Peralatan UPP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Uraian
Bangunan + Papan Nama
Meubeler (meja, kursi, sofa, lemari dll)
Peralatan Kantor (kardek, papan tulis, ATK)
Komputer (lengkap dengan printer)
LCD Proyektor
Mesin Tik
Sound system
Water quality kit
Ukuran/Banyaknya
1 Unit (120 M2)
1 paket
1 paket
1 buah
1 buah
1 buah
1 unit
1 unit
Keterangan:
Kegiatan pembangunan ruang kerja dan fasilitas UPP meliputi bangunan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang kinerja UPP
C. Penyediaan/rehabilitasi ...
- 63 C.
Penyediaan/rehabilitasi sarana dan prasarana pengolahan, peningkatan mutu,
dan pemasaran hasil perikanan
1.
Penyediaan/rehabilitasi sarana dan prasarana pengolahan dan peningkatan
mutu hasil perikanan
a.
Pengertian
1)
Penyediaan bangsal pengolahan hasil perikanan skala kecil adalah
pembangunan unit atau bangunan gedung permanen dengan lay
out tertentu sesuai ketentuan gudang/bangunan tipe C yang
digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pengolahan
produk hasil perikanan.
2)
Rehabilitasi bangsal pengolahan hasil perikanan adalah rehabilitasi
unit atau bangunan gedung yang telah ada sebelumnya yang
digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pengolahan
hasil perikanan guna melengkapi persyaratan teknis yang belum
ada sebelumnya yang dikhawatirkan apabila tidak direhabilitasi
dapat mengganggu proses produksi.
3)
Penyediaan peralatan pengolahan hasil perikanan sederhana
adalah pengadaan sebagaian atau keseluruhan peralatan
pengolahan ikan dengan kapasitas tertentu sesuai spesifikasi teknis
yang digunakan secara langsung untuk mendukung proses
kegiatan produksi sesuai fungsinya dalam rangka menunjang
proses pengolahan ikan.
4)
Penyediaan gudang beku (cold storage) skala kecil adalah
pembangunan ruangan sebagai tempat untuk menyimpan hasil
perikanan yang telah dibekukan dalam rangka mempertahankan
titik beku ikan dengan kapasitas penyimpanan skala kecil (< 20
Ton).
5)
Penyediaan pabrik es skala kecil adalah pembangunan suatu unit
produksi untuk membuat dan menghasilkan es dalam bentuk es
balok atau ice flake sebagai bahan pembantu untuk mendinginkan
hasil perikanan dalam rangka mempertahankan mutu ikan dengan
kapasitas penyimpanan skala kecil (< 10 Ton).
6)
Penyediaan ruangan berpendingin (chilling room) skala kecil
adalah pembangunan ruangan sebagai tempat untuk menyimpan
hasil perikanan yang bersuhu rendah/segar dengan suhu ruang
pendinginan -5ºC sampai 5ºC dalam rangka mempertahankan
kesegaran ikan dengan kapasitas penyimpanan skala kecil (< 20
ton/hari).
7)
Rehabilitasi gudang beku (cold storage) adalah perbaikan ruang
penyimpan hasil perikanan yang telah dibekukan yang mencakup
perbaikan terhadap fasilitas yang telah mengalami kerusakan berat
ataupun ringan dan/atau melengkapi persyaratan teknis yang
belum ada sebelumnya yang dikhawatirkan dapat mengganggu
proses produksi.
8. Rehabilitasi ...
- 64 8)
Rehabilitasi pabrik es adalah perbaikan fungsi dari suatu unit
pabrik es yang digunakan untuk membuat dan menghasilkan es
yang mencakup perbaikan terhadap fasilitas yang telah mengalami
kerusakan berat ataupun ringan dan/atau melengkapi persyaratan
teknis yang belum ada sebelumnya yang dikhawatirkan dapat
mengganggu proses produksi.
9)
Rehabilitasi ruangan ruangan berpendingin (chilling room) adalah
perbaikan ruangan sebagai tempat untuk menyimpan hasil
perikanan yang bersuhu rendah/segar yang yang mencakup
perbaikan terhadap fasilitas yang telah mengalami kerusakan berat
ataupun ringan dan/atau melengkapi persyaratan teknis yang
belum ada sebelumnya yang dikhawatirkan dapat mengganggu
proses produksi.
10) Penyediaan peralatan sistem rantai dingin sederhana adalah
pengadaan peralatan sistem rantai dingin dalam rangka
menerapkan teknik pendinginan terhadap ikan secara terus
menerus dan tidak terputus sejak didaratkan/pemanenan,
penanganan, pengolahan, distribusi hingga sampai ke tangan
konsumen.
b.
Persyaratan umum
1)
memiliki dokumen studi kelayakan (feasibility study), detail design
dan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
persyaratan-persyaratan lain terkait pembangunan fisik;
2)
pembangunan fisik dilakukan dengan mempertimbangkan volume
produksi hasil perikanan yang bernilai ekonomis sehingga jumlah
produksi tersebut dapat diolah dan dipasarkan secara keseluruhan;
3)
pemerintah daerah menyediakan lahan yang memadai dengan
status tidak bermasalah (clear and clean) yang dibuktikan dengan
status kepemilikan yang jelas atau bersertifikat;
4)
tersedia sumber air tawar bersih yang memadai;
5)
tersedia jaringan/sumber listrik yang memadai;
6)
aksesibilitas ke lokasi kegiatan dalam kondisi baik dan mudah
dijangkau;
7)
menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu
untuk mengoperasionalkan hasil kegiatan;
8)
menyiapkan biaya operasional dalam rangka memanfaatkan hasil
kegiatan melalui mekanisme sistem pengelolaan barang milik
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
9)
penerima manfaat adalah kelompok masyarakat pengolahan dan
pemasaran binaan dinas kababupaten/kota berskala UKM dan/atau
UMKM;
10) kegiatan ...
- 65 10) kegiatan yang bersifat rehabilitasi harus berasal dari sumber
pembiayaan yang sama dan/atau status kepemilikan yang sama;
dan
11) sarana dan prasarana pengolahan dan peningkatan mutu hasil
perikanan yang akan diadakan harus memiliki mutu yang baik,
kuat, dan tahan lama sesuai dengan spesifikasi teknis yang
diperlukan.
c.
Persyaratan teknis
1)
Persyaratan teknis penyediaan bangsal pengolahan hasil perikanan
skala kecil meliputi:
a)
penyediaan fasilitas yang terdiri atas:
(1)
ruang penanganan ikan;
(2)
ruang pengolahan ikan;
(3)
ruang penyimpanan;
(4)
saluran pembuangan IPAL;
(5)
bangunan kantor/administrasi;
(6)
toilet;
(7)
fasilitas keamanan (ruang jaga, alarm tanda bahaya,
pagar);
(8)
sarana parkir;
(9)
instalasi air;
(10) instalasi listrik;
(11) saluran air;
(12) instalasai telepon;
(13) penangkal petir;
(14) Fasilitas lainnya yang terkait dengan fungsi bangsal
pengolahan.
b)
2)
memenuhi persyaratan sesuai fungsi bangunan dalam rangka
memenuhi persyaratan proses produksi dengan mengacu pada
persyaratan good handling practices, good manufacturing
practices, sanitation standard operating procedures yang
telah dipersyaratkan sesuai fungsi dari masing-masing
bangunan.
Persyaratan teknis rehabilitasi bangsal pengolahan hasil perikanan
mengacu pada persyaratan teknis penyediaan bangsal pengolahan
hasil perikanan.
3) Persyaratan ...
- 66 3)
Persyaratan teknis penyediaan peralatan pengolahan hasil
perikanan sederhana adalah harus memiliki mutu yang baik, kuat,
dan tahan lama sesuai dengan spesifikasi teknis yang diperlukan.
4)
Persyaratan teknis pembangunan gudang beku (cold storage) skala
kecil (kapasitas < 20 ton), meliputi beberapa fasilitas, yaitu:
a)
mesin pembeku;
b)
bangunan berinsulasi/ruang gudang beku;
c)
alat pendingin ruang pembeku;
d)
generator set;
e)
instalasi listrik;
f)
gedung kantor/administrasi; dan
g)
fasilitas lainnya yang terkait dengan fungsi gudang beku (cold
storage).
5)
Persyaratan teknis pembangunan pabrik es skala kecil (kapasitas <
10 ton), meliputi beberapa fasilitas, yaitu:
a)
mesin pembuat es;
b)
bangunan pabrik es/panel insulasi;
c)
bangunan gudang es;
d)
bangunan kantor/administrasi;
e)
toilet;
f)
fasilitas keamanan (ruang jaga, alarm tanda bahaya, pagar);
g)
sarana parkir;
h)
instalasi air;
i)
instalasi listrik
j)
saluran air;
k)
instalasi telepon;
l)
penangkal petir; dan
m) fasilitas lain yang terkait dengan fungsi pabrik es.
6)
Persyaratan teknis pembangunan ruangan berpendingin (chilling
room) skala kecil (< 20 ton), meliputi beberapa fasilitas, yaitu:
a)
mesin pendingin (suhu chilling);
b)
bangunan/ruang gudang dingin/panel insulasi;
c)
bangunan gedung (sipil);
d)
generator set;
e)
instalasi listrik; dan
f) fasilitas ...
- 67 f)
fasilitas lain yang terkait dengan fungsi ruangan berpendingin
(chilling room).
7)
Persyaratan teknis rehabilitasi gudang beku (cold storage)
mengacu kepada persyaratan teknis penyediaan gudang beku.
8)
Persyaratan teknis rehabilitasi pabrik
persyaratan teknis penyediaan pabrik es.
9)
Persyaratan teknis rehabilitasi ruangan berpendingin (chilling
room) mengacu kepada persyaratan teknis penyediaan ruangan
berpendingin (chilling room).
es
mengacu
kepada
10) Persyaratan teknis penyediaan peralatan sistem rantai dingin
sederhana, meliputi beberapa fasilitas, yaitu: peti pendingin (cool
box), keranjang (trays), kereta dorong, penghancur es (ice
crusher), gerobak angkut, meja stainless, sarana air bersih, pompa
hisap (jet pump), dan peralatan lain yang terkait dengan fungsi
peralatan sistem rantai.
d.
Spesifikasi teknis
1)
Spesifikasi teknis penyediaan bangsal pengolahan hasil perikanan
mengacu pada bangunan gedung permanen dengan lay out
tertentu sesuai ketentuan gudang/bangunan tipe C, yaitu meliputi:
a)
kerangka bangunan bangsal harus kokoh guna menjaga mutu
barang dan keselamatan manusia, berupa besi baja atau kayu
keras;
b)
dinding bangunan bangsal harus kokoh berupa tembok
berplester;
c)
lantai gudang terbuat dari beton atau bahan lain yang kuat
untuk menahan berat barang (daya beban lantai minimal <
2,50 ton/m2) yang disimpan sesuai dengan kapasitas
maksimal gudang dan bebas dari resapan air tanah;
d)
talang air terbuat dari bahan yang kuat dan menjamin air
mengalir dengan lancar berupa baja lembaran lapis seng/pipa
PVC;
e)
pintu harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama dan
dilengkapi dengan kunci yang kuat, serta berkanopi guna
menjamin kelancaran pemasukan dan pengeluaran barang;
f)
ventilasi harus ditutup dengan jaring kawat penghalang untuk
menghindari gangguan burung, tikus dan gangguan lainnya;
g)
bangunan bangsal mempunyai teritis dengan lebar 0,90 – 1,10
m sehingga air hujan tidak mengenai dinding gudang;
h)
bangunan bangsal disarankan membujur dari timur ke barat,
sehingga sedikit mungkin terkena sinar matahari secara
langsung;
i) terdapat ...
- 68 i)
terdapat fasilitas
kadaluarsa;
alat pemadam
kebakaran yang
tidak
j)
terdapat kotak pertolongan pertama pada kecelakaan yang
dilengkapi dengan obat dan peralatan secukupnya;
k)
terdapat peralatan kebersihan; dan
l)
terdapat higrometer dan thermometer untuk mengukur
kelembaban dan suhu udara bangsal.
2)
Spesfikasi teknis rehabilitasi bangsal pengolahan hasil perikanan
mengacu kepada spesifikasi teknis penyediaan bangsal pengolahan
hasil perikanan
3)
Spesifikasi teknis penyediaan peralatan pengolahan hasil perikanan
sederhana terbagi menurut fungsi sebagian atau keseluruhan
paket pengolahan. Beberapa contoh paket pengolahan dapat
dilihat pada Tabel III-1 sampai dengan Tabel III-11.
4)
Adapun spesifikasi teknis peralatan pengolahan lain dapat
disesuaikan menurut fungsi dan kebutuhannya dalam rangka
meningkatkan nilai tambah produk olahan hasil perikanan.
Tabel III-1. Spesifikasi Teknis Sarana Penggaraman/Pengeringan Ikan
(Kapasitas Produksi 50 -100 kg/hari)
No
1
Peralatan
Pisau
Spesifikasi
Bahan: stainless steel/baja
2
Talenan
Bahan: vinil
3
Wadah penggaraman
Bahan: fibre Glass
4
Keranjang/trays
Bahan: plastik
5
Timbangan
Kapasitas : 200 kg
Kapasitas : 20 kg
6
Para-para/alat pengering Bahan : kayu dan kasa plastik
surya
7
Alat pengering mekanik
Sumber panas: burner komportembok
Bahan bakar: gas elpiji
Bahan: dinding bata, plat besi, kayu, kasa
plastik
Tabel III-2 ...
- 69 Tabel III-2. Jenis dan Spesifikasi Teknis Sarana Pemindangan Air Garam
(Kapasitas Produksi 50 - 100 kg/hari)
No
1
Peralatan
Keranjang/ Trays
Spesifikasi
Bahan : Plastik
2
Wadah Perebusan
Bahan : Aluminium/ Stainless Steel
3
Kompor Gravitasi/
Kompor Semen
Bahan Bakar : Gas Elpiji
4
Noya
Bahan : Bambu
5
Timbangan
Kapasitas sesuai kebutuhan
Dilengkapi tungku kompor
Tabel III-3. Jenis dan Spesifikasi Teknis Sarana Pengolahan Pindang
Garam (Kapasitas Produksi 50 - 100 kg/hari)
No
1
Peralatan
Keranjang/Trays
Spesifikasi
Bahan : Plastik
2
Pisau
Bahan : Stainless teel
3
Talenan
Bahan : Vinil
4
Timbangan
Kapasitas sesuai kebutuhan
5
Badeng
Bahan : Stainless steel
6
Kompor Semen
Bahan bakar : Gas Elpiji
Bahan : plat besi dilengkapi Tungku
kompor
Tabel III-4 ...
- 70 Tabel III-4. Jenis dan Spesifikasi Sarana Pengolahan Kerupuk
(Kapasitas Produksi 50 - 100 kg/hari)
No
1
Peralatan
Spesifikasi
Pisau
Bahan: stainless steel
2
Talenan
Bahan: vinil
3
Keranjang/trays
Bahan: plastik
4
Grinder
Kapasitas: 15 kg/jam
5
Mixer
Kapasitas: 50 kg
Bahan: stainless steel, besi plat
6
Wadah pengukusan
Bahan: stainless steel/ aluminium
Dilengkapi kompor & tungku
7
Para-para
Bahan: kayu, plastik
8
Ember/wadah
Bahan: plastik
9
Alat pemotong kerupuk Kapasitas: 25 kg/jam
10
Alat
penutup Bahan: besi plat, plastik
plastik/sealer
11
Timbangan
Kapasitas sesuai kebutuhan
Tabel III-5. Jenis dan Spesifikasi Sarana Pengolahan Terasi
(Kapasitas 50 - 100 kg/hari)
No
1
Peralatan
Keranjang/trays
Spesifikasi
Bahan: plastik
2
Timbangan
Kapasitas sesuai kebutuhan
3
Grinder
Kapasitas: 50 kg/jam
4
Alat Pencetak
Kapasitas: 75 kg/jam
5
Ember
Bahan: plastik
6
Para-para
Bahan: kayu, kasa plastik
Tabel III-6 ...
- 71 Tabel III-6. Jenis dan Spesifikasi Sarana Pengolahan Abon Ikan
(Kapasitas Produksi ≤ 25 kg)
No
1
Peralatan
Keranjang/trays
Spesifikasi
Bahan: plastik
2
Pisau
Bahan: stainless steel
3
Talenan
Bahan: vinil
4
Wadah pengukusan
Bahan: stainless steel
5
Kompor
Bahan bakar: gas elpiji
Dilengkapi tungku bahan: plat besi
6
Wajan penggorengan
Bahan: metal
Kapasitas: 15 kg
Dilengkapi serok & susun
7
8
Alat pengepres
hidrolik
Bahan: plat besi
Alat penutup plastik
Tipe: horizontal
Sistem: hidrolik
Panjang heater sesuai kebutuhan
Suhu heater: bisa diatur
9
Timbangan
Kapasitas sesuai kebutuhan
Tabel III-7. Jenis dan Spesifikasi Sarana Pengolahan Bakso Ikan
(Kapasitas Produksi 50 - 100 kg)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Peralatan
Pisau
Talenan
Keranjang/trays
Timbangan
Wadah
Grinder
Mixer
Wadah perebusan
Kompor bertekanan
Alat penutup plastik
Freezer cabinet
Sendok bebek
Spesifikasi
Bahan: Stainless Steel
Bahan: Vinyl
Bahan: plastik
Kapasitas sesuai kebutuhan
Bahan: Plastik
Kapasitas: 50 kg/jam
Kapasitas: 25 kg
Bahan Cowon: Stainless Steel
Bahan: stainless steel, almunium
Bahan bakar: gas elpiji
Sealer kontinyu, tipe: horisontal
Kapasitas: 1000 lt, suhu : - 300c
Bahan: almunium
Tabel III-8 ...
- 72 Tabel III-8. Jenis dan Spesifikasi Sarana Pengolahan Nugget Ikan
(Kapasitas Produksi 50 - 100 kg)
No
1
Peralatan
Pisau
Spesifikasi
Bahan: stainless steel
2
Talenan
Bahan: vinyl
3
Keranjang (trays)
Bahan: plastik
4
Ember (wadah)
Bahan: plastik
5
Grinder
Kapasitas: 50 kg/jam
6
Mixer
Kapasitas : 25 kg
7
Alat Pencetak
Bahan: vinyl
8
Wajan Penggorengan
Bahan: alumunium dilengkapi serok dan susuk
9
Kompor bertekanan
Bahan Bakar: Gas elpiji
Dilingkapi dengan tungku
10
Freezer Cabinet
Kapasitas: 1000 lt
Suhu: - 200C
11
Blender
Kapasitas: 2 lt
Tabel III-9. Jenis dan Spesifikasi Sarana Pengering Rumput Laut
(Kapasitas Produksi 50 - 100 kg)
No
1
Peralatan
Keranjang/trays
Spesifikasi
Bahan: plastik
2
Timbangan
Kapasitas: 100 kg
3
Wadah perendaman
Bahan: fiber/plastik
4
Pisau
Bahan: stainless steel
5
Para-para
Bahan: kayu, kasa plastik
6
Alat pengepres
hidrolik
Bahan: baja, besi plat
7
Alat pengikat
(strapping band)
Bahan: plastik
Tabel III-10 ...
- 73 Tabel III-10. Jenis dan Spesifikasi Alat Pemisang Daging dan Tulang Meat
Bone Separator (Kapasitas Produksi 60 kg/jam)
No
1
2
Keterangan
Dimensi
Spesifikasi
75 x 78 x 90 cm
Stainless steel (ruang proses); plat baja
Bahan
(bodi mesin)
3
Penggerak
Motor listrik ½ HP. 1420 rpm
4
Daya listrik
600 Watt, 220 V
5
Transmisi
Sistem roda gigi
Tabel III-11. Mesin Penepung Rumput Laut
No
1
Dimensi Grinder
Spesifikasi
Diameter 50 mm
2
Dimensi Rangka
L.600 mm x T.800 mm
3
Material
Stainless Steel
4
Penggerak
5 Hp
5
Kapasitas
100 kg/jam
5)
6)
Spesifikasi teknis kegiatan penyediaan gudang beku (cold storage)
skala kecil sebagai berikut:
a)
suhu ruang pembekuan maksimal -250C;
b)
tebal dinding ruang pembekuan minimal 10 cm; dan
c)
kapasitas maksimal adalah 20 ton.
Spesifikasi teknis penyediaan pabrik es skala kecil sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
kapasitas dan kualitas air sebagai bahan baku es harus
memenuhi persyaratan untuk penanganan ikan;
kapasitas sumber air yang diperlukan adalah minimal 1,5 kali
dari kapasitas pabrik es, misalnya kapasitas pabrik es 10
ton/hari maka kapasitas sumber air idealnya minimal 15
ton/hari;
volume produksi hasil perikanan yang lebih besar daripada
ketersediaan/suplai es;
luas lahan (idealnya minimal 1,5 kali luas bangunan pabrik);
bangunan pabrik diusahakan 90 % tertutup rapat, sirkulasi
udara cukup dan hindari sinar matahari masuk ke dalam unit
secara langsung;
f) dinding ...
- 74 f)
g)
h)
dinding bangunan sebaiknya terbuat dari dinding tembok
bukan kayu atau bahan baku lain, hal ini maksudnya untuk
menahan panas sinar matahari yang dapat mengurangi efek
pendinginan;
ruang mesin usahakan sejajar dengan ruang produksi & ruang
bongkar es agar lebih efisien; dan
komponen pabrik es : compressor, electro motor, valve
control, brine tank (bak air gram), brine cooling coil
(verdamper), shell dan tube condensor, suction trap, receiver,
oil separator, accumulator, NH3 piping, ice can standard
square (empat persegi), ice can frame, ice can filler, vertical
brine agitator, verhead crane (derek), brine tank wooden
cover, komponen control panel.
7)
Spesifikasi teknis penyediaan peralatan sistem rantai dingin
sederhana terbagi menurut fungsi sebagian atau keseluruhan
peralatan sistem rantai dingin. Beberapa contoh peralatan sistem
rantai dingin sederhana dapat dilihat pada Tabel III-12.
8)
Adapun spesifikasi teknis peralatan sistem rantai dingin lain dapat
disesuaikan menurut fungsi dan kebutuhannya dalam rangka
menjaga mutu hasil perikanan guna menurunkan tingkat
kehilangan (losses) produk perikanan.
Tabel III-12. Beberapa Contoh Spesifikasi Teknis Peralatan Sistem
Rantai Dingin Sederhana
No
1.
Jenis Barang
Spesifikasi Teknis
Cool box
- Kapasitas 50 kg
- Kapasitas 100 kg
- Kapasitas 200 kg
Bahan:
- Kerangka: Kayu & Triplek
- Insulator: Polyurethan/stereofoam
- Lapisan luar: Fiber Glass
- Tebal dinding: 5 cm
- Bagian dalam dan luar halus
Bahan:
- Kerangka: Kayu & Triplek
- Insulator: Polyurethan/stereofoam
- Lapisan luar: Fiber Glass
- Tebal dinding: 5 cm
- Bagian dalam dan luar halus
Bahan:
- Kerangka: Kayu & Triplek
- Insulator: Polyurethan/stereofoam
- Lapisan luar: Fiber Glass
- Tebal dinding: 5 cm
- Bagian dalam dan luar halus
- Kapasitas ...
- 75 No
Jenis Barang
- Kapasitas 300 kg
2.
3.
Trays
4.
Ice crusher
5.
6.
Gerobak Angkut
7.
8.
9.
Show case freezer
Meja stainless
10
Pompa hisap
2.
Kereta Dorong
Freezer cabinet
Sarana air bersih
Spesifikasi Teknis
Bahan:
- Kerangka: Kayu & Triplek
- Insulator: Polyurethan/stereofoam
- Lapisan luar: Fiber Glass
- Tebal dinding: 5 cm
- Bagian dalam dan luar halus
- Bahan: Plastik
- Bahan: Besi Galvanis, Karet
- Kapasitas: 250 kg
- Bahan: Besi, Plat
- Diesel: 7,5 pk
- Bahan Bakar: Solar
- Kapasitas : 12 Balok/Jam
- Bahan: Stainless steel, Papan Kayu
- Kapasitas 300-500 liter
- Listrik: 200 W/1 Phase
- Kapasitas 200 liter
- Bahan Stai
- Sumur non artesis
- Kedalaman < 50 m
- Listrik 500 W
- Daya hisap : 50 m
Penyediaan/rehabilitasi sarana dan prasarana pemasaran hasil perikanan
a.
Pengertian
1)
Penyediaan depo pemasaran hasil perikanan skala kecil adalah
pembangunan tempat penampungan ikan hidup maupun segar
berupa ikan untuk konsumsi/benih/ikan hias dalam bentuk kolam
atau tempat lainnya, atau pembangunan gudang penyimpanan
rumput laut kering guna menjaga mutu dan keamanan ikan atau
rumput laut tersebut sebelum didistribusikan atau dipasarkan
melalui kegiatan pengumpulan dan penjualan dalam jumlah besar,
menampung produksi dalam jumlah kecil-kecil dan tersebar dan
atau produksi musiman, serta melakukan kegiatan penyeragaman
ukuran dan mutu dalam rangka menjadi penyangga stok.
2)
Rehabilitasi depo pemasaran hasil perikanan adalah perbaikan
depo pemasaran yang telah ada sebelumnya yang mengalami
kerusakan berat maupun ringan sehingga dapat menggangu fungsi
depo tersebut dan/atau penambahan sarana dan prasarana baru
untuk melengkapi fungsi depo dimaksud sehingga dapat
beroperasi sebagaimana mestinya.
3) Penyediaan ...
- 76 -
b.
3)
Penyediaan dan rehabilitasi tempat pemasaran benih ikan adalah
pembangunan dan/atau rehabilitasi tempat untuk memasarkan
benih ikan baik tawar, payau maupun laut.
4)
Rehabilitasi raiser/sub raiser ikan hias adalah perbaikan
raiser/subraiser ikan hias yang telah ada sebelumnya yang
mengalami kerusakan berat maupun ringan sehingga dapat
menggangu fungsi raiser/subraiser tersebut dan/atau penambahan
sarana dan prasarana baru untuk melengkapi fungsi
raiser/subraiser dimaksud sehingga dapat beroperasi sebagaimana
mestinya
5)
Penyediaan kios mini pemasaran hasil perikanan adalah
pembangunan tempat pemasaran hasil perikanan dengan luasan
tertentu (mini) baik untuk pemasaran ikan hidup, segar, beku
maupun olahan sebagai etalase produk-produk perikanan unggulan
daerah setempat yang memenuhi persyaratan sanitasi dan
hygienis dalam rangka menjaga kualitas/mutu dan harga ikan.
6)
Penyediaan sarana pemasaran bergerak roda 2 dan roda 3 adalah
pengadaan kendaraan bermotor roda 2 atau roda 3 yang didesain
secara khusus dengan alat pendingin yang digunakan untuk
mendistribusikan dan/atau memasarkan produk hasil perikanan
sampai kepada konsumen.
7)
Rehabilitasi pasar ikan tradisional adalah perbaikan dan/atau
melengkapi sarana dan prasarana pasar ikan yang telah ada, tanpa
melakukan penghancuran/merobohkan bangunan pasar yang telah
ada, guna menciptakan pasar ikan yang bersih dan sesuai dengan
sanitasi dan higienis sehingga produk yang dipasarkan dapat
terjaga kualitasnya dan aman untuk dikonsumsi.
8)
Penyediaan peralatan pemasaran sederhana adalah pengadaan
peralatan pemasaran ikan yang digunakan secara langsung untuk
mendukung proses kegiatan pemasaran hasil perikanan.
Persyaratan umum
1)
dalam rangka pembangunan fisik maka terlebih dahulu harus
memiliki dokumen studi kelayakan (feasibility study), detail design
dan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
persyaratan-persyaratan lain terkait pembangunan fisik;
2)
pembangunan fisik dilakukan dengan mempertimbangkan volume
produksi hasil perikanan yang bernilai ekonomis sehingga jumlah
produksi tersebut dapat diolah dan dipasarkan secara keseluruhan;
3)
pemerintah kabupaten/kota menyediakan lahan yang memadai
dengan status tidak bermasalah (clear and clean) yang dibuktikan
dengan status kepemilikan yang jelas atau bersertifikat;
4)
tersedia sumber air tawar bersih yang memadai;
5) tersedia ...
- 77 5)
tersedia jaringan/sumber listrik yang memadai;
6)
aksesibilitas ke lokasi kegiatan dalam kondisi baik dan mudah
dijangkau;
7)
pemerintah kabupaten/kota menyiapkan sumber daya manusia
yang kompeten dan mampu dalam rangka mengoperasionalkan
hasil kegiatan;
8)
pemerintah kabupaten/kota harus menyiapkan biaya operasional
dalam rangka memanfaatkan hasil kegiatan melalui mekanisme
sistem pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
9)
penerima manfaat adalah kelompok masyarakat pengolahan dan
pemasaran binaan dinas kabupaten/kota berskala UKM dan/atau
UMKM;
10) kegiatan yang bersifat rehabilitasi harus berasal dari sumber
pembiayaan yang sama dan/atau status kepemilikan yang sama;
11) sarana dan prasarana pengolahan, peningkatan mutu dan
pemasaran hasil perikanan yang akan diadakan harus memiliki
mutu yang baik, kuat, dan tahan lama sesuai dengan spesifikasi
teknis yang diperlukan.
c.
Persyaratan teknis
1)
Pembangunan depo pemasaran hasil perikanan dapat berupa
pembangunan depo pemasaran ikan hidup, depo pemasaran ikan
segar, dan depo pemasaran rumput laut dengan persyaratan
teknis bangunan tipe C sebagaimana masing-masing dijelaskan
sebagai berikut:
a)
pembangunan depo pemasaran ikan hidup meliputi kolam
karantina, kolam grading, kolam stock, kolam penginapan,
kolam retail/pemasaran, kolam reservoir, saluran air/drainase,
aquarium sebagai sarana display (jika diperlukan), bangunan
kantor/administrasi, areal parkir instalasi air bersih, instalasi
listrik, instalasi telepon, instalasi penangkal petir, saluran
air/got, ruang jaga/satpam, alarm tanda bahaya, pagar dan
toilet serta fasilitas lainnya yang diperlukan secara fungsional;
b)
pembangunan depo pemasaran ikan segar meliputi ruang
bongkar muat, ruang sortasi, ruang display dan transaksi,
ruang penyimpanan (chilling room dan cold storage),
bangunan kantor/administrasi, areal parkir, instalasi air bersih,
instalasi listrik, instalasi telepon, instalasi penangkal petir,
saluran air/got, ruang jaga/satpam, alarm tanda bahaya,
pagar dan toilet serta fasilitas lainnya yang diperlukan secara
fungsional;
c) pembangunan ...
- 78 c)
pembangunan depo pemasaran rumput laut meliputi parapara penjemuran, timbangan, mesin press, perahu
pemeliharaan/pengangkut hasil panen, gerobak pengangkut,
alat pengering, gudang/depo pemasaran rumput laut, areal
parkir, instalasi air bersih, instalasi listrik, instalasi telepon,
instalasi penangkal petir, saluran air/got, ruang jaga/satpam,
alarm tanda bahaya, pagar dan toilet serta fasilitas lainnya
yang diperlukan secara fungsional.
2)
Persyaratan teknis rehabilitasi depo pemasaran hasil perikanan
mengacu kepada petunjuk teknis penyediaan depo pemasaran
hasil perikanan yang terdiri atas petunjuk teknis depo pemasaran
ikan hidup, depo pemasaran ikan segar, dan depo pemasaran
rumput laut.
3)
Persyaratan teknis rehabilitasi raiser/sub raiser ikan hias meliputi
perbaikan atau melengkapi terhadap sarana dan prasarana
raiser/subraiser ikan hias, seperti: kolam karantina, kolam grading,
kolam stock, kolam penginapan, kolam retail/pemasaran, kolam
reservoir,
saluran
air/drainase,
aquarium,
bangunan
kantor/administrasi, areal parkir instalasi air bersih, instalasi listrik,
instalasi telepon, instalasi penangkal petir, saluran air/got, ruang
jaga/satpam, alarm tanda bahaya, pagar, toilet, serta fasilitas
lainnya yang diperlukan secara fungsional.
4)
Persyaratan teknis rehabilitasi raiser/subraiser ikan hias meliputi
perbaikan atau melengkapi terhadap sarana dan prasarana
raiser/subraiser ikan hias, seperti: kolam karantina, kolam grading,
kolam stock, kolam penginapan, kolam retail/pemasaran, kolam
reservoir,
saluran
air/drainase,
aquarium,
bangunan
kantor/administrasi, areal parkir instalasi air bersih, instalasi listrik,
instalasi telepon, instalasi penangkal petir, saluran air/got, ruang
jaga/satpam, alarm tanda bahaya, pagar, toilet, serta fasilitas
lainnya yang diperlukan secara fungsional.
5)
Persyaratan sarana pemasaran bergerak roda 2 (dua) dan roda 3
(tiga) yaitu:
a)
desain pasif:
(1) merupakan alat penyimpanan dingin yang digunakan untuk menyimpan hasil laut berupa ikan segar, ikan beku
atau ikan olahan yang dibawa oleh pedagang keliling
dengan menggunakan sepeda motor roda 2 (dua) atau
roda 3 (tiga); dan
(2) sumber dingin berasal dari es yang dimasukan dalam
kotak penyimpanan dengan jumlah es yang mampu
mempertahankan ruang penyimpanan pada suhu 00 C
selama ± 8 jam.
b) desain ...
- 79 b)
desain aktif:
(1) merupakan sistem penyimpanan ikan berefrigerasi yang
dirancang untuk menyimpan dan mengangkut hasil perikanan berupa ikan segar, ikan beku atau ikan produk
olahan; dan
(2) menggunakan sepeda motor roda 3 yang dilengkapi
dengan freezer yang mampu mempertahankan suhu
ruang penyimpanan pada suhu 0 ºC.
6)
d.
Persyaratan teknis rehabilitasi pasar ikan tradisional meliputi
perbaikan dan/atau melengkapi terhadap sarana dan prasarana
pasar ikan tradisonal yang antara lain meliputi rehabilitasi meja
pemasaran ikan, meja penyiangan, tempat pencucian ikan,
penampungan ikan hidup, saluran pembuangan air/drainase,
lantai, langit-langit, penerangan, serta sarana dan prasarana lain
yang menurut fungsinya dapat membantu secara langsung
terhadap proses jual beli ikan dimaksud.
Spesifikasi teknis
1)
Spesifikasi teknis dari depo pemasaran hasil perikanan terdiri atas
depo pemasaran ikan hidup, depo pemasaran ikan segar, dan depo
pemasaran rumput laut.
2)
Spesifikasi teknis dari depo pemasaran ikan hidup, segar, dan
rumput laut dijelaskan masing-masing sebagai berikut:
Tabel III-13. Fasilitas Penampungan
No
1.
Fasilitas
Penampungan ikan hidup
2.
Penyimpanan ikan hidup
3.
Saluran air keluar (limbah)
4.
Filter/aerasi
5.
Fasilitas lainnya terkait dengan fungsi penampungan
Tabel III-14 ...
- 80 Tabel III-14. Peralatan Depo Pemasaran
No
1.
Peralatan
Timbangan (Kapasitas 1 kg; Kapasitas 10 kg; Kapasitas 50 kg
2.
Wadah/Keranjang Ikan Mati
3.
Wadah/Keranjang Ikan Hidup
4.
Aerator Battery
5.
Happa
6.
Counter
7.
8.
Aquarium
Peralatan lainnya terkait dengan fungsi peralatan depo pemasaran
Tabel III-15. Fasilitas Pendukung Depo Pemasaran
No
1.
Jenis Bangunan
Kantor
2.
Showroom ikan hias
3.
Laboratorium
4.
Rumah Pompa
5.
Rumah generator
6.
Gudang
7.
Fasilitas lainnya terkait dengan fungsi pendukung depo pemasaran
Tabel III-16. Peralatan Pendukung Lainnya
No.
1.
Peralatan
Pompa Air Diesel 10 PK
2.
Hi Blow 100 Watt
3.
Generator
4.
Mesin Pembabat Rumput
5.
Sepatu Lapangan dan senter
6.
Meja Tulis, lemari, kursi, kardek, peta komputer, dan peralatan
pendukung lainnya.
3) Spesifikasi ...
- 81 3)
Spesifikasi teknis dari depo pemasaran ikan segar mengacu kepada
spesifikasi teknis penyediaan cold storage dan chilling room.
4)
Spesifikasi teknis untuk gudang/depo pemasaran rumput laut
mengacu pada bangunan gedung permanen dengan lay out
tertentu sesuai ketentuan gudang/bangunan tipe C:
a)
kerangka bangunan gudang harus kokoh guna menjaga mutu
barang dan keselamatan manusia. Kerangka tersebut dapat
berupa besi baja ataupun kayu keras;
b)
dinding bangunan gudang harus kokoh berupa tembok
berplester;
c)
lantai gudang terbuat dari beton atau bahan lain yang kuat
untuk menahan berat barang (daya beban lantai minimal <
2,50 ton/m2) yang disimpan sesuai dengan kapasitas
maksimal gudang dan bebas dari resapan air tanah;
d)
talang air terbuat dari bahan yang kuat dan menjamin air
mengalir dengan lancar berupa baja lembaran lapis seng/pipa
PVC;
e)
pintu harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama dan
dilengkapi dengan kunci yang kuat, serta berkanopi guna
menjamin kelancaran pemasukan dan pengeluaran barang;
f)
ventilasi harus ditutup dengan jaring kawat penghalang untuk
menghindari gangguan burung, tikus dan gangguan lainnya;
g)
bangunan gudang mempunyai teritis dengan lebar 0,90 – 1,10
m sehingga air hujan tidak mengenai dinding gudang;
h)
bangunan gudang disarankan membujur dari timur ke barat,
sehingga sedikit mungkin terkena sinar matahari secara
langsung;
i)
terdapat fasilitas
kadaluarsa;
j)
terdapat kotak pertolongan pertama pada kecelakaan yang
dilengkapi dengan obat dan peralatan secukupnya;
k)
terdapat peralatan kebersihan; dan
l)
terdapat higrometer dan thermometer untuk mengukur
kelembaban dan suhu udara gudang.
alat pemadam
kebakaran yang
tidak
5)
Spesifikasi teknis rehabilitasi depo pemasaran hasil perikanan
mengacu kepada speifikasi teknis penyediaan depo pemasaran hasil perikanan yang terdiri atas spesifikasi teknis depo pemasaran
ikan hidup, depo pemasaran ikan segar, dan depo pemasaran
rumput laut.
6)
Spesifikasi teknis pembangunan/rehabilitasi tempat pemasaran
benih ikan sebagaimana Tabel III-17 sampai dengan Tabel III-21.
Tabel III-17 ...
- 82 Tabel III-17. Fasilitas Penampungan
No.
1.
Fasilitas
Penampungan ikan hidup
2.
Penyimpanan ikan hidup
3.
Saluran air keluar (limbah)
4.
Kolam/tempat pengendapan
5.
Kolam/tempat penampungan induk
6.
Fasilitas lainnya terkait dengan fungsi penampungan
7.
Filter/aerasi
Tabel III-18. Peralatan Pasar
No.
1.
Peralatan
Timbangan (Kapasitas 1 kg; Kapasitas 10 kg ;Kapasitas 50 kg)
2.
Wadah/Keranjang Ikan Mati
3.
Wadah/Keranjang Ikan Hidup
4.
Aerator Battery
5.
Happa
6.
Counter
7.
Peralatan lainnya terkait dengan fungsi peralatan pasar benih ikan
8.
Aquarium
Tabel III-19. Peralatan Perkolaman
No.
Peralatan
1.
Cangkul
2.
Sekop
3.
Garpu
4.
Bakul dan Pikulan
5.
Ember
6.
Waring
7.
Geser
8.
Pakaian Lapangan
9.
Sepatu Karet
10.
Happa
11.
Peralatan lainnya terkait dengan fungsi peralatan perkolaman
Tabel III-20 ...
- 83 Tabel III-20. Peralatan Pendukung Lainnya
No.
1.
Peralatan
Pompa Air Diesel 10 PK
2.
Hi Blow 100 Watt
3.
Generator 10 KVA atau PLN 5000 watt
4.
Mesin pembabat rumput
5.
Sepatu lapangan dan senter
6.
Meja Tulis, lemari, kursi, kardek, peta komputer, dan peralatan
pendukung lainnya.
Tabel III-21. Fasilitas Gedung/ Bangunan
No.
Jenis Bangunan
1.
Kantor
2.
Bangsal penampungan benih 20 x 40 M
3.
Showroom ikan hias
4.
Laboratorium
5.
Rumah Pompa
6.
Rumah generator
7.
Gudang
8.
Perpustakaan dan ruang staff
9.
Fasilitas gedung/bangunan lainnya terkait dengan pemasaran benih
ikan
7) Spesifikasi ...
- 84 7)
Spesifikasi teknis
rehabilitasi raiser/subraiser
sebagaimana pada Tabel III-22 sebagai berikut:
ikan
hias
Tabel III-22. Fasilitas Raiser/Subraiser
Fasilitas Raiser/Subraiser
No.
1.
Kolam karantina
2.
Kolam grading
3.
Kolam stock
4.
Kolam penginapan
5.
Kolam retail/pemasaran
6.
Kolam reservoir
7.
Saluran air/drainase
8.
Aquarium
9.
Bangunan kantor/administrasi
10
Areal parkir
11
Instalasi air bersih, listrik, dan telepon
12
Penangkal petir
13
Ruang jaga/satpam
15
Alarm tanda bahaya
16
Pagar, toilet
17
Fasilitas lainnya yang diperlukan secara fungsional untuk mendukung
raiser/sub raiser ikan hias.
8) Spesifikasi ...
- 85 8)
Spesifikasi teknis pembangunan kios mini pemasaran ikan, yaitu
sebagaimana terdapat pada Tabel III-23.
Tabel III-23. Persyaratan Teknis Pembangunan
Kios Mini Pemasaran Ikan
No.
1.
2.
Jenis pekerjaan
Bangunan
Spesifikasi teknis
- Saluran drainase
Terbuat dari bahan kedap air dengan
ukuran yang cukup besar dengan
kemiringan
yang
cukup
ke
arah
pembuangan,
dilengkapi
dengan
perangkap (trap) dan kisi yang dapat
diangkat
untuk
memudahkan
pembersihannya
- Tirai udara
Terbuat dari bahan yang tahan karat yang
dilengkapi dengan alat untuk mencegah
masuk dan bersarangnya serangga atau
hewan pengganggu lainnya
- Lantai
Terbuat dari bahan yang kedap air,
permukaan halus namun tidak licin, tidak
mudah dipengaruhi minyak ikan dan air
garam serta mudah dibersihkan
- Dinding
Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah
pecah, berwarna terang agar kotoran
mudah terlihat.
- Langit-langit
Berwarna terang, tidak mudah pecah,
dengan tinggi minimal 3 (tiga) m
- Penerangan
Terbuat dari bahan yang tidak mudah
pecah, warna netral, tertutup dengan
intensitas yang cukup
Peralatan Pendukung
- Meja display
Terbuat dari bahan yang tahan karat
(stainless steel) dengan kemiringan 30 –
50 ke arah saluran pembuangan dengan
permukaan yang halus dan berwarna
terang agar mudah dibersihkan
- Aquarium/wadah ikan
hidup
Terbuat dari kaca
- Timbangan digital
Terbuat dari bahan yang tahan karat
(Stainless Steel) dan mudah dibersihkan
dan harus ditera sedikitnya 1 kali/tahun
- Etalase ...
- 86 No.
Jenis pekerjaan
Spesifikasi teknis
- Etalase (show case)
Terbuat dari kaca agar ikan
dipasarkan dapat dilihat dari luar
- Peralatan potong dan
talenan
Terbuat dari bahan yang tahan karat
(stainless steel), talenan terbuat dari
bahan plastik.
- Cool box
Spesifikasi melihat spesifikasi cool box cool
box yang telah dijelaskan sebelumnya
- Freezer cabinet
Spesifikasi melihat spesifikasi freezer
cabinet yang telah dijelaskan sebelumnya
- Rak pemasaran
Terbuat dari bahan tahan karat (stainless
steel) mudah dibersihkan dan kuat.
yang
- Peralatan lainnya
terkait dengan fungsi
kios pemasaran ikan
9)
Penyediaan sarana pemasaran bergerak roda 2 dan roda 3
a)
spesifikasi desain pasif sekurang-kurangnya terdiri atas:
(1) spesifikasi bahan dinding yaitu fiber glass;
(2) spesifikasi bahan isolator yaitu styrofoam;
(3) rincian gambar sebagaimana terdapat pada contoh
gambar berikut:
Gambar III-1. Contoh Desain Pasif Untuk Kendaraan Roda 2
b)
Spesifikasi desain aktif sekurang-kurangnya terdiri atas:
(1) spesifikasi bahan dinding yaitu fiber glass (bagian luar)
dan alumunium (bagian dalam);
(2) spesifikasi bahan isolator.
Gambar III-2 ...
- 87 -
Gambar III-2. Contoh Pemasangan Desain Aktif pada Motor Roda 3
10) Spesifikasi rehabilitasi pasar tradisional dapat dilihat pada pada
Tabel III-24.
Tabel III-24. Spesifikasi Teknis Rehabilitasi Pasar Ikan Tradisional
No.
1
Jenis pekerjaan
Saluran drainase
Spesifikasi teknis
Terbuat dari bahan kedap air dengan ukuran
yang
cukup
besar
dengan
kemiringan
yang
cukup
ke
arah
pembuangan,
dilengkapi
dengan
perangkap (trap) dan kisi yang dapat diangkat
untuk
memudahkan
pembersihannya
2
Lantai
Terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan halus namun tidak licin, tidak mudah dipengaruhi minyak ikan dan air
garam serta mudah dibersihkan dengan
kemiringan 10 kearah saluran pembuangan
3
Langit-langit
Berwarna terang, tidak mudah pecah,
dengan tinggi minimal 3 (tiga) m
4
Penerangan
Terbuat dari bahan yang tidak mudah
pecah,
warna netral, tertutup dengan
intensitas yang cukup
5. Meja ...
- 88 No.
Jenis pekerjaan
Spesifikasi teknis
5
Meja Pemasaran
Terbuat dari bahan yang tahan karat
(stainless steel) dengan kemiringan 30 –
50 ke arah saluran pembuangan dengan
permukaan yang halus dan berwarna
terang agar mudah dibersihkan
6
Penampungan
hidup
7.
Jenis pekerjaan lainnya
terkait dengan fungsi
pasar ikan tradisional
ikan Bak beton atau akuarium
11) Spesifikasi teknis peralatan pemasaran sederhana terdiri atas
peralatan pemasaran yang dibutuhkan di tempat pemasaran ikan
dan peralatan pemasaran depo pemasaran rumput laut
sebagaimana dijabarkan pada Tabel III-25 dan Tabel III-26
sebagai berikut:
Tabel III-25. Spesifikasi Teknis Peralatan Pemasaran Sederhana
No.
1
Peralatan
Spesifikasi
Pisau
Bahan: stainless steel
2
Talenan
Bahan: vinyl
3
Keranjang/Trays
Bahan: Plastik
4
Timbangan
Kapasitas: 100 kg; Kapasitas : 20 kg;
Bahan
: Plat Besi
5
Meja
Bahan: stainless steel
6
Cool Box
Kerangka
7
Peralatan lainnya dalam
rangka mendukung
fungsi pemasaran ikan
kayu/triplex,
berinsulator
styrofoam/polyurhetene, lapisan luar fiber
glass, tebal 6-7 cm
Tabel III-26 ...
- 89 Tabel III-26. Spesifikasi Teknis Peralatan Pemasaran Penunjang
Depo Pemasaran Rumput Laut
No.
1
Peralatan
Dryer/mesin
pengering
Spesifikasi
Jenis: Oven pengering
lemari (cabinet dryer)
Keterangan
tipe Proses pengeringan
rumput
laut
menggunakan
oven
Dimensi luar: (0,8 × 0,75 ×1,7)
m dan dimensi ruang pengering tersebut pada suhu
50 °C selama 6 jam.
(0,75 ×0,6 × 1,3) m.
Jumlah rak pengering : 5
dengan kapasitas 40 kg serat
karagenan.
Daya : 1000 W dan tegangan
220 V.
Kelengkapan : Alat pengatur
suhu otomatis (0-400°C) serta
kipas
dengan
kecepatan
putaran 2400 rpm dan daya
100 W.
D.
2
Alat
pengepres
hidrolik
3
Peralatan
lainnya
dalam
rangka
mendukung
fungsi depo
pemasaran
rumput laut
Bahan : baja, besi plat
Penyediaan sarana dan prasarana pemberdayaan ekonomi masyarakat di pesisir
dan pulau-pulau kecil
1.
Penyediaan sarana pemberdayaan
a.
Pengertian
1)
Sarana air bersih adalah sarana penyediaan air dengan kualitas
bersih untuk digunakan dalam aktifitas rumah tangga sehari-hari
seperti minum, memasak, mandi dan cuci. Sumber air seperti dari
air tanah (dangkal maupun dalam), air permukaan (sungai, rawa,
danau dan laut), hujan, air desalinasi, dan air tawar yang diangkut
dari pulau lain.
2) Sarana ...
- 90 -
b.
2)
Sarana penerangan energi surya adalah energi alternatif tenaga
surya yang dimanfaatkan dengan cara mengubah secara langsung
sinar matahari menjadi energi listrik melalui konversi photovoltaic
oleh sel surya yang menghasilkan arus searah (DC).
3)
Jalan kampung/desa adalah sarana penghubung antar lokasi di
lingkup desa/kelurahan dan kampung di pulau-pulau kecil.
Persyaratan umum
1)
c.
Penyediaan sarana air bersih:
a)
sarana air bersih di pulau-pulau kecil hanya dapat
dilaksanakan pada pulau-pulau kecil yang mempunyai mata air
atau sumur dangkal dengan kedalaman 0 sampai 15 m;
b)
pengadaan
air
bersih
dapat
dilaksanakan
dengan
memanfaatkan mata air atau pembuatan sumur tradisional;
c)
distribusi kemasyarakat dilaksanakan dengan menggunakan
pompa air yang dialirkan ke bak penampungan air (reservoir)
yang dipasang di atas tanah dengan ketinggian 5 m sampai
dengan 10 m; dan
d)
bak penampungan air bersih secara gravitasi didistribusikan ke
masyarakat melalui bak-bak penampungan dengan kapasitas
1 m3 .
2)
Penyediaan sarana penerangan energi surya dikhususkan di pulaupulau kecil yang belum terjangkau oleh jaringan PLN untuk 5
sampai dengan 10 tahun ke depan.
3)
Penyediaan jalan kampung/desa:
a)
Pemilihan lokasi pembangunan jalan kampung/desa di pulaupulau kecil dan syarat-syarat teknis lainnya dikoordinasikan
dengan instansi terkait di kabupaten/kota; dan
b)
disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
Persyaratan teknis
1)
Persyaratan teknis sarana air bersih:
a)
sumur tradisional/sumur
kedalaman 0-15 m;
dangkal/bor
dangkal
dengan
b)
pompa celup (submersible) dengan kapasitas 20 m3/hari;
c)
sumber energi alternatif berupa panel surya dan/atau kincir
angin;
d)
reservoir bahan fiber glass/polyethilene berkapasitas 3 sampai dengan 5 m3;
e)
pipa riser/dorong, bahan pipa galvanis ukuran 11/4” dari
sumur ke reservoir;
f) pipa ...
- 91 -
2)
f)
pipa distribusi terbuat dari PVC berdiameter 2 inch, dari
reservoir ke bak-bak penampungan akhir yang terbuat dari
fiber glass/polyethilene dengan kapasitas 1 m3 diletakkan
disetiap kelompok sekitar 10 KK; dan
g)
konstruksi penyangga reservoir berangka baja atau konstruksi
lainnya, tinggi dasar reservoir antara 5 m sampai 10 m dengan
mempertimbangkan distribusi air mampu mencapai seluruh
bak penampungan akhir. Apabila bahan menggunakan rangka
baja dianjurkan untuk menggunakan plat siku galvanized
dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
persyaratan teknis sarana penerangan energi surya menggunakan
solar home system;
3)
d.
persyaratan teknis jalan kampung/desa:
a)
jalan yang menghubungkan antar kampung atau lingkup desa
di pulau-pulau kecil;
b)
bahan yang digunakan tidak mengganggu ekosistem yang
telah ada.
Spesifikasi teknis
1)
Spesifikasi teknis sarana air bersih dan bangunan penunjang
sebagaimana Tabel IV-1:
Tabel IV-1. Sarana Air Bersih
No
Jenis pekerjaan
Sarana
Sumber air
Pompa
Generator Listrik
Pipa Hisap PVC AW
Pipa distribusi
Bangunan Penunjang
Konstruksi reservoir
1
1
1
1
1
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Mata Air/ Sumur dangkal
5,5 PK
10 PK
3"
2" dan ½"
1
Unit
2.
Bak penampung air
1
unit
- Baja Siku
- Galvanize
Fibreglas/Polyethilene, kapasitas volume minimal 5000 liter
3.
Rumah Pompa
a. Pondasi
b. Lantai
c. Dinding
1
1
1
Unit
Unit
Unit
d. Rangka atap
e. Penutup atap
f. Penerangan
1
1
1
Unit
Unit
Unit
I
1.
2.
3.
4.
5.
II
1.
Jumlah
Keterangan
Batu Alam
Bata/Bataco diplester dan diaci
Kayu, Bata/Bataco diplester &
diaci
Kayu
Asbes, -Gentin, Zeng
Listrik (Genset )
Gambar IV-1 ...
- 92 -
Bak Penampungngan
Akhir 1
Gambar IV-1. Rencana Sistem Air Bersih
2)
Spesifikasi teknis sarana penerangan energi surya (SHS):
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
modul surya 50 watt peak;
modul support yang terdiri dari tiang galvanize sepanjang 1,5
meter dan penyangga berbentuk H;
battery control unit 12 volt, 10A;
mobile battery (khusus untuk SHS) 70 Ah;
battery box;
lampu set, terdiri dari lampu 10 watt, inverter (electronic balast 6 watt) dan kotak lampu/armatur dari bahan plastik ABS;
dan
material instalasi, yang terdiri dari satu set skrup dan baut
beserta kabel power dan kabel instalasi.
Blok Diagram SHS
Gambar IV-2. Contoh Blok Diagram SHS
3) Spesifikasi ...
- 93 3)
Spesifikasi teknis pembangunan jalan kampung/desa sebagai
berikut:
Tabel IV-2. Spesifikasi Teknis Jalan Setapak
No.
Jenis Pekerjaan
1
Lebar jalan
2
Pondasi
2.
Barang/Material
(1-2) Meter
batu alam, campuran 1 PC ;
4 pasir
Penyediaan prasarana pemberdayaan
a.
Pengertian
1)
Tambat kapal/perahu adalah tambat yang dibangun di pulau-pulau
kecil yang belum ada tambatan kapal/perahu setelah mendapat
rekomendasi dari kantor pelabuhan/administrasi pelabuhan terdekat untuk keselamatan pelayaran.
2)
Solar packed dealer untuk nelayan yang selanjutnya disebut SPDN
adalah stasiun pengisian bahan bakar (solar atau premium) yang
diperuntukkan untuk nelayan dan pembudidaya ikan skala kecil.
3)
Stasiun pengisian bahan bakar nelayan yang selanjutnya disebut
SPBN adalah stasiun pengisian bahan bakar (solar dan premium)
yang diperuntukkan untuk nelayan dan pembudidaya ikan.
Bangunan fisik SPDN lebih besar dari SPBN dan menggunakan
tangki pendam.
4)
Pondok wisata:
a)
ruang dan desain interior pondok wisata ditata sedemikian
rupa agar menarik, aman, dan nyaman bagi para wisatawan
yang memanfaatkannya;
b)
pondok wisata minimal ada serambi depan, ruang/kamar
tidur, kamar mandi, dan ruang lainnya sesuai dengan fungsi
wisata alam;
c)
bentuk bangunan disesuaikan dengan budaya lokal dengan
menggunakan bahan bangunan alami dan diupayakan
berbentuk panggung untuk melestarikan flora/fauna dibawahnya;
d)
konstruksi bangunan terbuat dari bahan bangunan yang tersedia dan mudah didapat dan mengutamakan bahan lokal.
e)
ukuran bangunan 9 m x 7 m (63 m2) dan arsitektur lokal.
f)
bangunan terbuat dari rangka dan dinding kayu;
g)
lantai terbuat dari keramik, tegel atau bahan lokal (kayu);
h)
atap menggunakan bahan lokal (seperti: rumbia, daun palm,
dan ijuk), asbes, seng.
b. Persyaratan...
- 94 b.
Persyaratan umum
1)
Tambat kapal/perahu dibangun setelah mendapat rekomendasi
dari kantor pelabuhan/administrasi pelabuhan terdekat untuk
keselamatan pelayaran.
2)
Persyaratan umum kegiatan penyediaan SPDN/SPBN sebagai
berikut:
a)
perencanaan lokasi SPDN/SPBN wajib mengikuti aturan
dalam rencana tata ruang kabupaten/kota;
b)
SPDN/SPBN harus berada di lokasi sentra nelayan dan
pembudidaya ikan, seperti pelabuhan perikanan, pangkalan
pendaratan ikan dan/atau perkampungan/desa nelayan;
c)
Lokasi penyediaan SPDN/SPBN dapat dicapai dengan mobil
tangki/alat angkut BBM Pertamina/perusahaan minyak lain;
d)
Luas tanah minimum 200 m2 untuk SPDN dan 300 m2 untuk
SPBN dengan status hak milik/hak pakai/sewa pemerintah
daerah yang bersangkutan dan tidak dalam sengketa;
e)
Kebutuhan BBM nelayan atau pembudidaya ikan minimal
sebanyak 5000 liter per hari;
f)
Konsumen SPDN/SPBN:
(1) nelayan yang menggunakan kapal
dengan ukuran maksimum 30 GT; dan
ikan
Indonesia
(2) pembudidaya ikan skala kecil yang menggunakan sarana
pembudidayaan untuk operasional pembenihan dan
pembesaran.
g)
Pengelola SPDN/SPBN:
(1) pengelola SPDN adalah koperasi berbasis LEPP-M3,
Koperasi Perikanan, atau Koperasi masyarakat pesisir
lainnya yang sudah mengadakan rapat anggota tahunan,
sedangkan
SPDN/SPBN
swadana
pengelolaanya
dimungkinkan koperasi, perorangan, dan perusahaan;
(2) memiliki referensi bank, NPWP, dan keterangan fiskal.
(3) pengusahaan SPDN/SPBN bersifat langsung yaitu antara
Pertamina dengan pengusaha/pengelola yang ditunjuk
dan tidak boleh disubkontrakkan.
(4) mendapat ijin lokasi, ijin timbun, ijin gangguan dan ijin
tempat usaha dari instansi yang berwenang dari otoritas
setempat.
h) Pengelola ...
...
- 95 -
c.
h)
Pengelola SPDN/SPBN yang tidak melaksanakan tugas dan
kewajibannya sesuai isi Surat Perjanjian Penunjukan
Pengusahaan SPDN/SPBN, maka Pertamina/perusahaan
minyak lain berhak untuk mengambil alih pengoperasian
SPDN/SPBN tersebut atau menunjuk pihak lain untuk
melaksanakan pengoperasian SPDN/SPBN tersebut dengan
tujuan untuk tetap menjamin kelancaran penyaluran BBM
kepada masyarakat pelanggan di lokasi tersebut.
i)
Pengelola SPDN/SPBN diwajibkan membuat buku laporan
penjualan harian yang sewaktu-waktu diperiksa oleh petugas
Pertamina yang berwenang dan mematuhi segala ketentuan
yang ditetapkan oleh Pertamina/perusahaan minyak lain atau
oleh Pemerintah. Laporan penjualan harian tersebut
dituangkan dalam Laporan Penjualan Bulanan yang
dilaporkan ke sales area manager Pertamina setempat
selambat-lambatnya setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
j)
Pada waktu pembongkaran BBM dari mobil tangki, sopir
harus selalu berada di dekat mobil tangki, dan alat pemadam
kebakaran diturunkan dan dalam keadaan siap pakai.
k)
Bila areal lokasi SPDN/SPBN memungkinkan, maka atas
persetujuan Pertamina, Pengelola SPDN/SPBN dapat
mendirikan bangunan tambahan dan atau mengusahakan
jenis usaha lain yang sifatnya melengkapi atau mendukung
usaha penyaluran BBM, misalnya penjualan pelumas produksi
Pertamina, servis motor tempel, toko peralatan nelayan, dan
lain-lain sepanjang usaha tersebut tidak mengganggu atau
membahayakan tugas penyaluran BBM.
Persyaratan teknis
1)
Persyaratan teknis tambatan kapal/perahu:
(a)
material pasangan
diperlukan):
batu
alam/batu
gunung
(apabila
(1) campuran pengikat yang digunakan 1 : 3;
(2) kemiringan/slope maksimal 45 o.
(b)
material utama kayu:
(1) kayu yang digunakan kayu ulin, besi, gelam, merbau
atau kayu lokal yang mempunyai kekuatan setara, tetapi
jika tidak mempunyai kekuatan setara harus mendapat
perlakuan khusus;
(2) tiang ...
- 96 (2) tiang utama beton atau kayu tanpa sambungan, tetapi
apabila tidak tersedia kayu yang panjang maka
sambungan kayu harus berada di bawah dasar laut (sea
bed), dengan panjang minimal setengah dari bagian
yang tertanam di dalam laut;
(c)
2)
d.
perlengkapan tambatan kapal terdiri dari daprah, boulder
kayu dan tangga. Pada lokasi yang memiliki beda pasut lebih
besar dari 2,5 m harus dibuat daprah khusus, sedang pada
pasut yang kurang dari 2,5 m posisi daprah dibuat flang
daprah di dermaga;
Persyaratan teknis kegiatan penyediaan SPDN/SPBN disesuaikan
dengan persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh Pertamina
(termasuk persyaratan UKL/UPL atau AMDAL).
Spesifikasi teknis
1)
Spesifikasi teknis tambatan kapal/perahu:
a)
bentuk dan ukuran tambatan kapal/perahu;
Bentuk dan ukuran tambatan disesuaikan dengan pasang
surut dan kedalaman serta draft kapal dengan tipe tambatan
kapal:
(1) tipe marginal, dibuat sejajar garis pantai tanpa terestle
karena kedalaman perairan di muka daratan telah
mencukupi;
(2) tipe finger dibuat tegak lurus pantai untuk dapat
disandari di dua sisinya (pakai atau tidak pakai terestle);
(3) Tipe T dan L, dibuat dengan menggunakan terestle
karena kedalaman perairan yang sesuai dengan draft
kapal jauh dari pantai dengan panjang, lebar dan
kedalaman
tambatan kapal ditentukan berdasarkan
hasil survey kedatangan kapal (perahu) yaitu survey
asal dan tujuan pada kapal (perahu) yang mungkin
berlabuh dan bertambat di lokasi dimaksud. Perhitungan
panjang tambatan kapal/ perahu:
Panjang tambatan kapal = n (1,1 L)
n = jumlah kapal (perahu)
L = panjang perahu.
b)
kedalaman kolam pelabuhan:
(1) kedalaman dari dasar kolam ditetapkan berdasarkan
sarat maksimum (maksimum draft) kapal yang
bertambat ditambah dengan jarak aman (clearance)
sebesar (0,8 – 1,0 m ) di bawah lunas kapal, dihitung
dari MLWS;
(2) titik ...
- 97 (2) titik nol lantai tambatan kapal diambil berdasarkan
referensi tabel pasang surut yang ada di pelabuhan
terdekat (Tabel DISHIDROS), dengan angka keamanan
+70 cm di atas pasang;
(3) apabila referensi data pasang surut yang diambil dari
pelabuhan
terdekat, ternyata jarak lokasi yang
dimaksud dengan pelabuhan referensi masih tidak
signifikan, maka dalam rangka akurasi data pasang
surut disarankan untuk dibuat data pasang surut di
lokasi yang direncanakan.
Tabel IV-3. Contoh Spesifikasi Tambatan Kapal
No
1.
Jenis Pekerjaan
Konstruksi tiang
Bahan/Material/Keterangan
- Beton ukuran 30 s/d 40x30 s/d 40 cm, tanpa
sambungan dan menggunakan besi beton ulir
ukuran minimal 19 mm dan campuran 1:2:3
- Kayu ukuran 10 s/d 20x10 s/d 20 cm tanpa
sambungan
- Jarak antara tiang satu dengan tiang yang lain
dipasang pengaku yang terbuat dari beton atau
kayu
2.
Tiang pengaku
- Beton dengan ukuran minimal 15/20 cm dengan
menggunakan besi beton ulir ukuran minimal 16
mm dengan campuran 1:2:3
- Kayu dengan ukuran minimal 10/12 cm
3.
Lantai dermaga
Papan Ukuran minimal 3/20 cm
4.
Bout dan paku
Galvanize
5.
Panjang dermaga
Disesuaikan dengan besarnya pasang surut dan
kondisi lokasi
6.
Lebar dermaga
1,5 m
2) Spesifikasi ...
- 98 2)
Spesifikasi SPDN/SPBN
Rancang bangun dan spesifikasi teknis sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditetapkan oleh Pertamina. Khusus SPDN/SPBN yang
dibangun di sentra-sentra nelayan non Pelabuhan Perikanan, maka
rancang bangun SPDN/SPBN selain mengikuti persyaratan teknis
Pertamina, juga mengacu pada aturan terhadap konstruksi spesifik
bangunan di sempadan pantai yang ditetapkan oleh pemerintah
kabupaten/kota.
SPDN
&
KEDAI PESISIR
Gambar IV-3. Prototype Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN)
Gambar IV.-4. Prototype Dealer Nelayan (SPDN) Kelas A Solar Packed
B
Gambar IV-5. PrototType Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Kelas B
- 99 3.
Penyediaan sarana dan prasarana kawasan konservasi perairan
a.
b.
Pengertian
1)
Gedung dan bangunan merupakan prasarana untuk pengelolaan
kawasan konservasi perairan terdiri dari kantor pengelola, pusat
informasi, pintu gerbang, sarana penangkaran biota langka,
pondok jaga, pos jaga, shelter, pos retribusi, talud, drainase, serta
pagar dan tembok.
2)
Sarana peralatan dan mesin merupakan sarana untuk pengelolaan
kawasan konservasi perairan yang terdiri dari meubelair,
perlengkapan sarana penangkaran biota langka, peralatan
komunikasi lapangan, peralatan audio visual, dan alat selam.
3)
Sarana pendukung lainnya merupakan sarana pendukung untuk
pengelolaan kawasan konservasi perairan yang terdiri dari papan
informasi dan rambu-rambu laut.
Persyaratan umum
Persyaratan umum penyediaan sarana dan prasarana kawasan konservasi perairan:
1)
2)
3)
4)
c.
dekat dengan lokasi dan mudah aksesibilitasnya serta mudah
berkoordinasi dengan instansi teknis lainnya di daerah;
lokasi pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang
kabupaten/kota dan rencana site plan;
dibangun di atas tanah milik pemerintah daerah kabupaten/kota
yang bersangkutan, yang sudah jelas statusnya dan ditetapkan
melalui Berita Acara;
persyaratan umum kegiatan penyediaan pondok wisata, sebagai
berikut:
a)
pemilihan lokasi pembangunan pondok wisata disesuaikan
dengan kebutuhan minimal, dan tidak terjadi duplikasi
penganggaran;
b)
dibangun pada lokasi wisata bahari dalam kawasan
konservasi, diutamakan pada pulau-pulau kecil dan daerah
perbatasan; dan
c)
dibangun di atas tanah milik pemerintah daerah dan
ditetapkan
melalui
penunjukan
surat
keputusan
bupati/walikota.
Persyaratan teknis
1)
prasarana gedung dan bangunanan kawasan konservasi perairan:
a)
kantor pengelola:
(1) bangunan kantor pengelola bernuansa lingkungan dan
menyesuaikan dengan budaya lokal;
(2) bahan ...
- 100 (2) bahan bangunan diutamakan terbuat dari bahan yang
cukup kuat sesuai dengan kondisi alamnya dan umumnya
mudah didapat di pasaran lokal;
(3) bangunan: pasangan batu/bata, atau rangka dan dinding
kayu;
(4) lantai: keramik, tegel atau bahan lokal (kayu); dan
(5) atap: genting, atau bahan lokal (rumbia, daun palem,
ijuk).
b)
pusat informasi:
(1) ruang dan desain interior pusat informasi
sedemikian rupa agar menarik pengunjung;
ditata
(2) bangunan pusat informasi diharapkan bernuansa alami
sesuai dengan budaya lokal;
(3) jumlah ruang pada pusat informasi disesuaikan dengan
kebutuhan pengelola, seperti adanya ruang kerja
penanggung jawab dan ruang kerja staf (pemandu wisata
dan lain-lain), ruang audiovisual, ruang display/ruang
informasi, dan kamar mandi/toilet, gudang dan ruangruang lain yang masih dianggap perlu; dan
(4) material bangunan diharapkan meminimalkan bangunan
beton dan memaksimalkan material alami dengan
konstruksi bangunan sesuai budaya setempat, serta
dengan tetap mengedepankan aspek pelestarian
lingkungan.
c)
pintu gerbang:
(1) pintu gerbang dapat dituliskan ”SELAMAT DATANG”
dengan ”nama kawasan konservasi perairan” dalam gaya
arsitektur lokal, dan bila perlu dilengkapi dengan bahasa
Inggris;
(2) spesifikasi pintu gerbang didominasi bahan-bahan alami
lokal (kayu dan lain-lain) yang mudah didapat di daerah
dimana kawasan konservasi perairan berada;
(3) ukuran pintu gerbang disesuaikan dengan lokasi dan
kondisi lingkungan setempat, dengan mempertimbangkan
sarana transportasi yang banyak dipergunakan para
pengunjung;
(4) pintu gerbang yang dibangun menghadap jalan raya agar
memperhitungkan tinggi dan lebar kendaraan yang
diijinkan masuk melewati jalan tersebut, sedangkan pintu
gerbang dibangun jauh dari jalan raya cukup disesuaikan
dengan kondisi di lapangan;
(5) rangka ...
- 101 (5) rangka bangunan menggunakan material yang cukup kuat
untuk menopang konstruksi bangunan pintu gerbang,
dengan mengutamakan material kayu atau jenis lainnya
yang mudah didapat, dan tetap memperhatikan gaya
arsitektur lokal; dan
(6) pemilihan lokasi untuk pembangunan pintu gerbang dapat
ditempatkan di tepi jalan raya, atau tempat lain yang
mempunyai aksesbilitas langsung dan berfungsi sebagai
pintu masuk menuju kawasan (contoh: di dermaga
penyeberangan menuju ke kawasan konservasi perairan).
Gambar IV-6. Contoh Bangunan Pintu Gerbang
d)
sarana penangkaran biota langka:
(1) merupakan fasilitas penangkaran biota langka seperti
penangkaran penyu, penangkaran kima dan biota air
lainnya yang berkatagori langka dan dilindungi
berdasarkan undang-undang dan perlu dilestarikan;
(2) berfungsi selain untuk pelestarian biota air langka juga
sebagai wahana wisata pendidikan;
(3) didesain sedemikian rupa untuk mendukung siklus hidup
buatan bagi biota air langka yang akan ditangkarkan,
sehingga memungkinkan biota air dimaksud dapat hidup
dan dilestarikan;
(4) tata ruang pusat penangkaran disesuaikan dengan
kebutuhan pengelolaan penangkaran, seperti ruang kerja,
kamar mandi, toilet, ruang istirahat/ruang tidur, tempat
penangkaran dan ruang lainnya yang masih dianggap
perlu untuk keperluan penangkaran;
(5) bahan bangunan yang digunakan diupayakan yang ramah
lingkungan dan meminimalkan korosi/karat;
(6) jauh ...
- 102 (6) jauh
dari
keramaian
untuk
menjaga
agar
perkembangbiakan biota langka dapat berjalan dengan
lancar sebagaimana terjadi di alam; dan
(7) tempat pembangunan sarana juga harus mudah untuk
dijangkau demi kelancaran proses pengawasan dan
pergantian pegawai antara waktu.
e)
pondok jaga:
(1) berfungsi
sebagai
tempat
petugas
melakukan
pengawasan dan pengendalian kawasan konservasi
perairan;
(2) dalam rangka pengawasan dan pengendalian tersebut,
petugas dimungkinkan tinggal lebih lama di pondok jaga;
(3) didesain sedemikian rupa sesuai fungsinya sebagai
tempat tinggal sementara petugas dalam rangka
pengawasan dan pengendallian, sehingga ruang di
pondok jaga minimal terdiri dari ruang kerja merangkap
ruang tamu, ruang komunikasi, kamar tidur, dan kamar
mandi/toilet;
(4) dirancang dengan ukuran disesuaikan ketersediaan lahan,
dengan
gaya
arsitektur
budaya
lokal
dengan
mengedepankan aspek lingkungan sehingga kesan
nuansa alami lebih dominan, dengan konstruksi bangunan
diupayakan mengedepankan aspek lilngkungan seperti
bangunan panggung;
(5) dibangun dengan meminimalkan bangunan beton (model
panggung) mengutamakan bahan kayu atau bahan alami
lainnya yang mudah didapat di daerah tersebut; dan
(6) dibangun di zona sesuai peruntukannya dan/atau di lokasi
yang terbuka dengan jarak yang relatif dekat dari pantai,
sehingga pengawas dapat mengamati kegiatan yang ada
di kawasan konservasi perairan.
Gambar IV-7. Contoh Bangunan Pondok Jaga
f) pos ...
- 103 -
f)
pos jaga:
(1) merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai pos
pengamanan kelompok penjaga/ pengawas yang terletak
di dalam kawasan konservasi perairan dan dibangun
hanya
untuk
tempat
berlindung
kelompok
penjaga/pengawas untuk beberapa saat (disarankan
untuk tidak untuk menginap);
(2) konstruksi bangunan didesain sesederhana mungkin dan
menyesuaikan dengan budaya lokal dengan dominasi
bahan yang alami namun cukup kuat untuk menghadapi
kondisi lapangan, sehingga fungsi pengawasan dapat
optimal;
(3) konstruksi bangunan pos jaga terdiri atas ruang jaga dan
kamar mandi/toilet;
(4) konstruksi bangunan dapat berupa bangunan panggung
dengan mengedepankan aspek lingkungan serta
optimalisasi fungsi sebagai tempat pengawasan;
(5) material bangunan pos jaga bisa berupa bahan yang
terbuat dari jenis kayu dan tidak menggunakan batu
karang. Jenis kayu yang digunakan untuk bangunan
diharapkan dari jenis yang cukup kuat; dan
(6) dibangun di zona sesuai peruntukannya dan/atau di lokasi
yang
sensitif
terhadap
pelanggaran,
sehingga
memudahkan petugas mengamati kegiatan yang ada di
kawasan konservasi tersebut.
g)
Shelter:
(1) berfungsi sebagai tempat berlindung, tempat beristirahat
sementara
serta
tempat
pengunjung
menikmati
pemandangan yang ada di kawasan;
(2) konstruksi shelter didominasi dari bahan kayu yang
mudah didapat disekitar lokasi dengan arsitek gaya lokal.
Kalaupun diperlukan konstruksi semen diupayakan
mengedepankan konstruksi/relief alam sehingga timbul
kesan alami;
(3) material shelter didominasi dari kayu dengan atap terbuat
dari rumbai daun kelapa, ijuk dan/atau jenis atap lainnya
dengan gaya arsitektur lokal;
(4) tempat duduk didesain sedemikian rupa dengan
mengedepankan kenyamanan dan keasrian pengunjung
yang memanfaatkannya; dan
(5) ditempatkan ...
- 104 (5) ditempatkan di lokasi yang strategis seperti di sekitar
restoran, pusat penjualan makanan kecil dan/atau cindera
mata dalam kawasan, halaman pusat informasi, sekitar
fasilitas sarana pendukung lain, di sekitar lokasi obyek
wisata yang memiliki pemandangan alam indah dan
menarik.
Gambar IV-8. Contoh Bangunan Shelter
h)
pos retribusi:
(1) berfungsi sebagai pos penarikan dana retribusi sebagai
pemberian izin untuk memasuki kawasan konservasi
perairan, yang diatur dengan peraturan daerah
kabupaten/kota setempat;
(2) konstruksi bangunan didesain sesederhana mungkin dan
menyesuaikan dengan budaya lokal dengan dominasi
bahan yang alami namun cukup kuat untuk menghadapi
kondisi lapangan, sehingga fungsi pos retribusi dapat
optimal;
(3) secara teknis konstruksi bangunan pos retribusi terdiri
atas ruang jaga;
(4) konstruksi bangunan dapat berupa bangunan panggung
dengan mengedepankan aspek lingkungan serta
optimalisasi fungsi;
(5) material bangunan pos retribusi bisa berupa bahan yang
terbuat dari jenis kayu dan tidak menggunakan batu
karang. Jenis kayu yang digunakan untuk bangunan
diharapkan dari jenis yang cukup kuat; dan
(6) dibangun ...
- 105 (6) dibangun di zona sesuai peruntukannya dan/atau di jalan
masuk
lokasi,
sehingga
memudahkan
petugas
melaksanakan tugas.
i)
talud:
(1) merupakan lereng/dinding penyangga, berfungsi untuk
memperkuat suatu saluran di sungai maupun di pantai,
sehingga bangunan saluran tersebut dapat bertahan dari
proses erosi; dan
(2) berbagai jenis konstruksi talud dapat terbuat dari
pasangan batu kali, batu kosok, batu kali berusuk beton,
cermaton (cerucuk matras beton), bronjong kawat, dan
berbagai jenis tersebut dapat dikombinasikan dengan
tiang pancang beton bertulang.
j)
Drainase:
(1) berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan
atau ke bangunan resapan air; dan
(2) berbagai jenis konstruksi drainase dapat terbuat dari
pasangan batu kali, batu kosok, batu kali berusuk beton,
cermaton (cerucuk matras beton), bronjong kawat, dan
berbagai jenis tersebut dapat dikombinasikan dengan
tiang pancang beton bertulang.
k)
pagar dan tembok:
(1) pagar dan tembok adalah pagar yang mengelilingi suatu
gedung/bangunan seperti kantor pengelola, pusat
informasi, dan instalasi penangkaran biota langka;
(2) tembok keliling selain dimaksudkan untuk memberikan
batas yang jelas tentang kepemilikan suatu lahan, juga
berfungsi untuk melindungi bangunan/gedung beserta
aset yang ada di dalamnya dari ancaman gangguan
keamanan seperti pencurian dan perampokan; dan
(3) tembok keliling dibangun dengan menggunakan bahan
yang memungkinkan untuk bertahan terhadap pergantian
cuaca, kokoh terhadap guncangan, dan mampu menahan
tumbukan;
2)
sarana peralatan dan mesin
a)
meubelair:
(1) merupakan perabotan/meubelair (meja kursi, sofa,
bangku, meja rapat, tempat tidur, lemari dan jenis
meubelair lainnya) untuk menunjang kelancaran
pelaksaanan tugas di kantor pengelola, pusat informasi,
pondok jaga, pondok wisata dan pos jaga serta sarana
pengelolaan kawasan konservasi perairan lainnya; dan
(2) terbuat ...
- 106 (2) terbuat dari bahan kayu, besi atau alumunium yang
mudah dalam perawatan.
b)
perlengkapan sarana penangkaran biota langka:
(1) perlengkapan sarana penangkaran biota langka adalah
semua peralatan dasar yang dibutuhkan dalam usaha
menangkarkan biota perairan langka;
(2) peralatan tersebut meliputi antara lain: bak penampungan
berbagai
ukuran
dan
jenis,
peralatan
aerasi
(aerator/blower, mesin pompa untuk resirkulasi, batu
aerasi), dan freezer;
(3) peralatan penangkaran biota langka yang diadakan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut: mudah dalam
pengoperasian, murah dalam perawatan, terbuat dari
bahan yang tidak mudah korosif, serta mengutamakan
produksi dalam negeri.
c)
peralatan komunikasi lapangan:
(1) alat komunikasi lapangan adalah suatu alat yang
berfungsi sebagai alat bantu komunikasi tanpa kabel atau
berkomunikasi dengan menggunakan frekuensi;
(2) bentuk sarana komunikasi dapat berupa handy talky,
radio komunikasi beserta sarana penunjang lainnya
seperti antene, serta asesoris lainnya untuk mendukung
operasional komunikasi;
(3) jenis dan tipe alat komunikasi diutamakan adalah yang
mudah dalam operasional dan pemeliharaannya, suku
cadang yang mudah didapat, dan mengutamakan
produksi dalam negeri.
d)
peralatan audio visual:
(1) peralatan audio visual adalah peralatan yang digunakan
untuk menunjang fungsi pondok/pusat informasi.
Peralatan audio visual meliputi antara lain: TV, Tape,
pemutar cakram, wireless amplifier, LCD projector;
(2) peralatan audio visual harus dapat bekerja pada kisaran
tegangan 110 s/d 220 Volt, tidak menyerap daya terlalu
besar, sederhana dalam operasional, mudah untuk
mendapatkan suku cadang (spare-part) di pasaran serta
mudah dan murah dalam pemeliharaan.
e)
alat selam:
(1) alat selam adalah peralatan dasar yang digunakan dalam
penyelaman untuk tujuan identifikasi, inventarisasi atau
pun monitoring habitat/kawasan atau biota di daerah
kawasan konservasi perairan;
(2) peralatan ...
- 107 (2) peralatan selam minimal terdiri dari masker, snorkle, fin,
bouyancy compensator device (BCD), regulator, pressure
gauge, octopus, wet suit, scuba tank (tabung oksigen),
weight, coral boot, glove (sarung tangan), dan hoods
(penutup kepala);
(3) peralatan selam yang diadakan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut: mudah dalam pengoperasian, murah
dalam perawatan, terbuat dari bahan yang tidak mudah
korosif, terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan.
3)
sarana pendukung lainnya
a)
papan informasi kawasan konservasi perairan
(1) papan informasi (sign board), meliputi juga papan
petunjuk/tanda petunjuk yang merupakan papan
pengumuman/peringatan dan tanda zona/batas;
(2) papan informasi berisikan tentang informasi sumberdaya
alam, informasi kawasan konservasi perairan, petunjuk
jalan, dan informasi lain yang terkait dengan peraturan
pendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan;
(3) konstruksi sign board/papan informasi disesuaikan kondisi
lingkungan budaya setempat, dengan mengutamakan
bahan bagunan lokal yang tersedia dan mudah didapat;
(4) ukuran papan pengumuman/peringatan sebaiknya dibuat
relatif besar, ditulis dengan huruf yang mudah dilihat dan
dibaca pengunjung secara jelas;
(5) ketinggian papan informasi dibuat sedemikian rupa
disesuaikan dengan ketinggian rata-rata manusia,
sehingga tidak menyulitkan dalam membacanya;
(6) kombinasi warna dibuat menarik sehingga pengunjung
dapat membaca dengan jelas dan nyaman;
(7) khusus untuk sign board tanda batas disetiap zona, huruf
menggunakan material jenis dan huruf berwarna merah,
sedangkan sign board khusus untuk zona inti dengan
dasar berwarna gelap yang kontras;
(8) ukuran huruf disesuaikan aspek keserasian sehingga
dapat terbaca dari jauh pada siang hari, dan dapat
memancarkan sinar apabila terkena cahaya pada malam
hari;
(9) material ...
- 108 (9) material papan informasi atau sign board sebaiknya
terbuat dari material kayu dan diupayakan dari jenis
bahan lokal untuk lebih memudahkan dalam perawatan,
atau dapat juga terbuat dari hasil modifikasi material lokal
dengan lainnya, seperti modifikasi batu, pasir dan semen
untuk kawasan daerah berbatu; dan
(10) Papan informasi hendaknya ditempatkan pada kawasan
konservasi yang sering dilewati pengunjung kawasan
konservasi perairan, sedangkan papan penunjuk dapat
dipasang mulai dari pelabuhan laut, bandara, pusat
keramaian, terminal angkot hingga ke lokasi kawasan
konservasi perairan.
b)
Rambu-rambu laut:
(1) rambu-rambu laut merupakan salah satu alat pembantu
dalam navigasi di perairan untuk menikmati panorama
bawah air atau pemanfaatan lainnya seperti memancing
dan/atau pemanfaatan jasa lingkungan lainnya;
(2) rambu-rambu laut dibangun di daerah obyek wisata alam
laut yang penataannya sedemikian rupa sehingga
membantu alur pelayaran, serta dapat terjamin
keamanannya;
(3) pada rambu laut tersebut dibuat tali/rantai yang
ditambatkan/ditanam didasar laut sehingga menjamin
rambu laut tidak akan lepas dari tempatnya karena
ombak atau arus atau beban perahu;
(4) secara teknis konstruksi rambu laut dibuat dari bahan
yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari berat jenis air
sehingga mengapung dan tahan karat;
(5) rambu laut mempunyai warna yang jelas/mudah dilihat
dari kejauhan dan besarnya disesuaikan dengan
kebutuhan;
(6) rambu laut diharapkan terbuat dari fiber atau bahan
lainnya yang cukup besar dengan warna yang cukup
kontras dilihat dari jarak jauh, serta tahan terhadap
karat;
(7) rambu laut tersebut ditanam dengan menggunakan tali
yang kuat atau rantai ke dasar perairan atau batu karang;
(8) dipasang di daerah yang mempunyai potensi obyek
wisata alam bawah air atau obyek potensi jasa lingkungan
lainnya; dan
(9) daerah yang aman terhadap arus dan ombak.
d. Spesifikasi ...
- 109 d.
Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis penyediaan sarana dan prasarana pemberdayaan
ekonomi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil disesuaikan dengan
kebutuhan dan kebiasaan masyarakat setempat. Contoh spesifikasi
pondok wisata secara rinci sebagai berikut:
Tabel IV-8. Contoh Spesifikasi Pondok Wisata
No.
Jenis pekerjaan
Bahan/material
2
1.
Luas bangunan
7x9m
2.
Pondasi
- Batu Alam
- Batu merah/bataco
- Menggunakan sloof beton cor
3.
Dinding
- Bata Merah, Kayu/Papan
- Bataco
- Menggunakan Kolom Kayu/Tiang Kayu
- Menggunakan Ring balk/Balok Kayu
4.
Lantai
Keramik 20x 20 cm / 30 x 30 cm/Papan 3/30 Cm
5.
Rangka atap
Kayu
6.
Penutup atap
- Genting, Asbes, Zeng
7.
Rangka plafon
- Kayu minimal 4/6 cm
8.
Plafon
- Tripleks, tebal = 5 mm
- Asbes 1x1 m
9.
Finishing dinding
10. Penerangan
Cat
- Listrik minimal 450 Watt
- LTS 50 WP (2 Unit)
11. Papan Informasi
Berisi antara lain petunjuk arah, pengumuman,
peringatan,dan peta dengan ukuran disesuaikan
dengan kebutuhan.
E. Penyediaan ...
- 110 E.
Penyediaan sarana dan prasarana pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan
1.
2.
Pengertian
a.
Speed boat pengawasan adalah
b.
bangunan pengawas adalah bangunan yang digunakan sebagai kantor
dan atau pos pengawasan yang berfungsi sebagai tempat untuk
memfasilitasi kegiatan pengawasan dari petugas pengawas ataupun
masyarakat yang menemukan adanya pelanggaran di bidang kelautan
dan perikanan.
c.
alat komunikasi pengawasan adalah sarana komunikasi yang berupa
radio komunikasi yang dapat digunakan untuk memberikan informasi
dari satu tempat ke tempat lainnya melalui pembicaraan dengan
memanfaatkan gelombang radio.
d.
garasi speed boat pengawasan adalah bangunan khusus di darat yang
digunakan untuk menempatkan/menyimpan speed boat.
kapal pengawas ukuran kecil yang
dirancang dan diberi tanda-tanda khusus sebagai kapal patroli cepat
dengan olah gerak maupun manuveurability dan stability yang prima
untuk berbagai kegiatan patroli di laut yang memerlukan kecepatan
tinggi sesuai dengan ketentuan laik laut.
Persyaratan umum
Persyaratan umum daerah yang mengusulkan pengadaan speed boat
pengawasan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
memiliki wilayah laut dan perairan umum (danau dan sungai) yang
potensial dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan;
sebagai daerah rawan pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan;
mampu menyiapkan dana operasional dan pemeliharaan setiap
tahunnya;
tersedia sumber daya pengawasan (pengawas perikanan maupun PPNS
Perikanan), yakni:
1)
pengawas perikanan adalah pegawai negeri sipil yang bekerja di
bidang perikanan yang diangkat oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk untuk melakukan kegiatan pengawasan perikanan;
2)
PPNS perikanan adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai
kewenangan penyidikan di bidang perikanan sesuai dengan
undang-undang yang menjadi dasar hukumnya;
3)
kelompok pengawas masyarakat adalah komponen masyarakat
yang berpotensi ikut secara aktif dalam pengawasan perikanan
dapat terdiri dari unsur agama, unsur adat, nelayan, petani,
pengusaha di bidang perikanan.
3. Persyaratan ...
- 111 3.
Persyaratan teknis
a.
persyaratan teknis pengadaan speed boat:
1)
bahan/material
Speed boat pengawasan dibuat dari bahan/material : fiberglass
yang disesuaikan dengan ketersediaan material di lokasi
kabupaten/kota setempat dengan masih mempertimbangkan
tingkat kecepatan, stabilitas, manuveurability, daya jelajah dan
tingkat ketahanan/keawetan yang memadai sesuai kebutuhan dan
kondisi daerah pelayaran setempat;
2)
mesin penggerak
mesin penggerak untuk speed boat pengawasan, besar (ukuran/
kapasitas) dan jenisnya (in-board/out-board) menyesuaikan
dengan material/bahan body speed boat dan sehingga dapat
memenuhi kecepatan yang memadai sebagai speed boat
Pengawasan. Speed boat pengawasan dengan ukuran 12 m dapat
dirancang menggunakan mesin out-board;
3)
alat navigasi dan komunikasi
a)
speed boat pengawasan dilengkapi dengan alat navigasi
sekurang-kurangnya mampu untuk menentukan arah, posisi,
serta kedalaman laut yang meliputi: kompas, GPS Map, depth
sounder, inclinometer, peta perairan indonesia (sesuai wilayah
pengawasan);
b)
4)
alat komunikasi sebagai kelengkapan dari speed boat
Pengawasan terdiri dari : sirine, horn, megaphone, VHF
marine (DCS berdasar International Maritime Organization)
Radio (2-meteran), handy talky, bendera merah putih serta
bendera isyarat.
sistem penerangan
sistem penerangan yang digunakan dalam speed boat pengawasan
terdiri dari : lampu cabin, lampu navigasi (merah dan hijau), lampu
sorot (halogen) dan lampu putar (lampu sirine) sesuai standar
kapal pengawas.
5)
tanda-tanda speed boat pengawasan
Tanda-tanda speed boat pengawasan adalah
sesuatu yang
menunjukan identitas atau ciri khusus Speed boat pengawas yang
meliputi:
a)
logo Kementerian Kelautan dan Perikanan ditempatkan pada
bagian luar kanan dinding anjungan dan logo pemerintah
daerah (kabupaten/kota) ditempatkan kiri dinding anjungan;
b) Nama ...
- 112 b)
nama speed boat diambil dari nama jenis ikan, yang memiliki
makna; kewibawaan, kekuatan dan ketangguhan. Nama speed
boat ditulis dengan huruf kapital jenis arial, ditempatkan pada
dinding luar lambung kanan dan kiri buritan kapal, dengan cat
warna putih, dengan ketentuan:
(1) nama kapal ditulis pada buritan di bawah garis geladak
utama dengan jarak 1/10 tinggi permukaan bebas kapal;
(2) tinggi huruf berukuran minimum 1/20 tinggi permukaan
bebas kapal dan maksimum 1/8 tinggi permukaan bebas
kapal, disesuaikan dengan besarnya kapal serta
keindahan/estetika;
(3) strip speed boat berbentuk dua garis miring sejajar
berwarna kuning tua dan putih dan ditempatkan di
lambung kanan dan kiri di bagian haluan dengan
kemiringan 60° kearah haluan, dimulai dari garis air ke
atas.
6)
7)
4.
Warna speed boat pengawasan
a)
dinding bangunan bagian luar di atas geladak berwarna putih.
b)
dinding lambung bagian luar kapal di atas garis air berwarna
biru tua;
c)
dinding lambung bagian luar kapal di bawah garis air atau bottop area berwarna merah tua sesuai warna cat anti – fouling;
d)
lantai geladak berwarna abu-abu.
Tanda fungsi speed boat merupakan tanda pengenal dalam
melakukan pengawasan dan penegakan hukum bidang kelautan
dan perikanan, berbentuk tulisan SPEED BOAT PENGAWASAN.
Tanda fungsi ini ditempatkan pada dinding luar anjungan kanan
dan kiri kapal ditulis dengan huruf kapital jenis arial warna kuning
tua pada papan dengan dasar warna biru tua, serta besar tulisan
disesuaikan dengan luas dasar papan. Ukuran papan disesuaikan
dengan panjang geladak paling atas dan dipasang membujur
geladak.
Spesifikasi teknis
Pengadaan speed boat pengawasan yang ditetapkan sebagai berikut:
a.
Spesifikasi teknis speed boat pengawasan ukuran 8 M:
1)
Ukuran pokok
ukuran pokok speed boat pengawasan ukuran 8 Meter ditetapkan
sebagai berikut:
Tabel V-1 ...
- 113 Tabel V-1. Ukuran Pokok Speed Boat Pengawasan Ukuran 8 Meter
No.
1.
Komponen
Panjang
2.
Mesin penggerak
2 x (80-90 HP)
3.
Sistem propulasi
Outboard Engine
4.
Kecapatan jelajah
20 Knot
5.
Penumpang
6.
Tangki bahan bakar
7.
Endurance
8 Jam
8.
Sistem pendingin
Air laut
2)
Ukuran
8 meter
10 Orang
Disesuaikan
Konstruksi
Konstruksi speed boat pengawasan terdiri dari lambung dan
geladak FRP, pondasi mesin, tanki, fender, jendela, plafon/langitlangit, dinding/wall dan ruang cabin.
3)
Permesinan
a)
Umum
Tenaga penggerak speed boat terdiri dari 2 (dua) outboard
motor yang bekerja dengan tenaga maksimal secara terus
menerus pada saat kapal operasi dan telah melalui tes yang
dilaksanakan di pabrik pembuat sesuai standard protocol
pabrik, dengan besar mesin yang digunakan sesuai dengan
perhitungan speed power prediction yang ditunjukkan dengan
grafik dan perhitungan, serta pemeliharaan dan perawatan
mesin disediakan peralatan sesuai dengan standar pembuat
mesin dan dilengkapi dengan:
(1)
specials tools untuk mesin;
(2)
box tool kits (obeng, kunci pas, tang, kunci ring, kunci L
dan lain-lain) 1 set;
(3)
spare part mesin; dan
(4)
manual book, manual installation dari mesin tersebut.
Tabel V-2 ...
- 114 Tabel V-2. Spesifikasi Mesin Penggerak Speed Boat Pengawasan
Ukuran 8 Meter
No.
1.
Penggerak
Mesin
Outbaord motor
2.
Power
2 x (80-90) HP
3.
Cooling System
Indirect cooling, sea water/fresh water
4.
Starting
Electrical
b)
Spesifikasi
Sistem kontrol
Mesin penggerak dikendalikan oleh remote control yang
dihubungkan oleh flexible cable dan bekerja dikontrol melalui
instrument panel, keduanya diletakkan pada dashboard di
ruang kemudi, serta indikator bahan bakar dengan
menggunakan 2 sistem indikator, yaitu manual dan electric.
4)
Instalasi listrik
a)
Sistem listrik
(1) Instalasi listrik yang terpasang menggunakan kabel
marine use, sumber listrik berasal dari 2 (dua) battery
dengan kapasitas yang sama, yang besarnya disesuaikan
dengan power load balance speed boat dan ditempatkan
di dalam kotak battery yang terbuat dari marine plywood.
(2) Battery tersebut dipergunakan untuk starting mesin
penggerak, menghidupkan lampu-lampu navigasi, alat
komunikasi serta pompa bilga yang terpasang di kapal
dan pengisian kembali arus listrik ke battery melalui
rectifier yang terpasang pada masing-masing mesin
penggerak.
b)
Switch panel/saklar
Aliran listrik dikendalikan melalui switch panel yang terpasang
pada dashboard yang ditempatkan pada ruang kemudi dan
dilengkapi dengan sikring/pemutus arus dan terdapat sekering
cadangan untuk masing-masing saklar. Saklar-saklar tersebut
untuk menghidupkan lampu, alat navigasi dan pompa bilga.
c)
Lampu penerangan (termasuk lampu navigasi)
-
2 (dua) buah lampu cabin.
-
1 (satu) set lampu navigasi (merah + hijau).
-
1 (satu) buah lampu sorot sesuai dengan standar yang
berlaku.
1 (satu) ...
- 115 d)
e)
f)
g)
1 (satu) buah lampu putar (lampu sirine).
Alat-alat navigasi dan komunikasi
-
1 (satu) buah compass;
-
1 (satu) buah sirine/type Light bar;
-
1 (satu) buah loudhoulier (sirine and megaphone type);
-
1 (satu) buah GPS map include depth sounder;
-
1 (satu) buah VHF radio with DSC;
-
2 (dua) buah handy talky (Marine);
-
1 (satu) buah teropong marine use;
-
1 (satu) set bendera isyarat/semboyan kapal;
-
1 (satu) buah inclinometer;
-
1 (satu) buah anemometer fix;
-
2 (dua) buah bendera Merah Putih ukuran standar;
-
Peta perairan; dan
-
1 (satu) buah jam dinding (marine).
Perlengkapan keselamatan
-
12 (dua belas) buah life jacket Solas Approved;
-
2 (dua) buah life buoy;
-
1 (satu) set kotak P3K;
-
2 (dua) buah pemadam api 4,5 kg;
-
1 (satu) paket smog signal; dan
-
1 (satu) paket red hand flare, dan lain-lain.
Perlengkapan tambat
-
2 (dua) buah jangkar tangan berat sesuai dengan
ketentuan BKI;
-
1 (satu) set tali jangkar + 12 mm, panjang sesuai
ketentuan BKI;
-
2 (dua) set tali tambat + 12 mm, panjang sesuai
ketentuan BKI; dan
-
4 (empat) buah Dampra bantalan bentuk guling angin F3.
Perlengkapan lain-lain
Perlengkapan lain yang dipersyaratkan dalam speed boat
pengawasan, yaitu: 2 (dua) set pompa bilga portablesubmersible 1000 GPH + Automatic.
Gambar V-1 ...
116
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
YAMAHA
DOLPHIN 13
Gambar V-1. General Arrangement Speed Boat Pengawasan Ukuran 8 Meter
b.
Spesifikasi teknis speed boat Ukuran 12 Meter
1)
Ukuran pokok
Ukuran pokok speed boat pengawasan ukuran 12 Meter ditetapkan
sebagai berikut:
Tabel V-3 ...
117
Tabel V-3. Ukuran Pokok Speed Boat Pengawasan
No.
Komponen
Ukuran
1.
Panjang
12 meter
2.
Mesin penggerak
2 x (150-200 HP)
3.
Sistem propulasi
Outboard Engine
4.
Kecapatan jelajah
22 Knot
5.
Penumpang
12 Orang
6.
Tangki bahan bakar
Disesuaikan
7.
Jam Operasi
8 Jam
8.
Sistem pendingin
Air laut
Tabel V-4. Ukuran Pokok Speed Boat Pengawasan type In-Board Engine
No.
1.
Panjang
Komponen
Ukuran
12.9 meter
2.
Mesin penggerak
2 x (200-300 HP)
3.
Sistem propulasi
Inboard Engine
4.
Kecapatan jelajah
25 Knot
5.
Penumpang
10 Orang
6.
Tangki bahan bakar
Disesuaikan
7.
Jam Operasi
8 Jam
8.
Sistem pendingin
Air laut
2)
Konstruksi
a)
konstruksi speed boat pengawasan terdiri dari lambung dan
geladak FRP, pondasi mesin, tanki, fender, jendela,
plafon/langit-langit, dinding /wall, ruang cabin;
b)
lambung dan geladak kapal dibuat dengan konstruksi yang
kuat dan tahan terhadap efek pitching, benturan, dan
goncangan, dan pada bagian portside dan starboard kapal
diberikan pijakan dengan lebar sekitar 40 cm di sisi terluar
kapal (cabin/super structure) yang digunakan untuk
berjalan/berdiri pada saat operasi maupun pembersihan kapal;
dan
c) geladak ...
118
c)
3)
geladak dipasangi dengan lapisan anti slip sehingga tidak
membahayakan awak pada saat operasi akibat adanya air laut
yang naik ke upper deck.
Permesinan
a)
Umum
Tenaga penggerak kapal terdiri dari dua outboard engine type
CC-CCW (Clock Wise-Counter Clock Wise) Starboard CW dan
Portside CCW dilihat dari buritan (look after) yang bekerja
dengan tenaga maksimal secara terus-menerus pada saat
kapal beroperasi, dan telah lulus tes yang dilaksanakan di
produsen pembuat mesin sesuai protocol standar yang
berlaku, dan untuk pemeliharaan dan perawatan mesin
disediakan peralatan sesuai dengan standar pembuat mesin
yang dilengkapi dengan:
-
special tools untuk mesin;
-
box tool kits lengkap dengan (obeng, kunci pas, kunci
ring, dan lain-lain);
-
spare part mesin;
-
manual book dan manual installation mesin yang
bersangkutan.
Tabel V-4. Spesifikasi Mesin Penggerak Speed Boat Pengawasan
Ukuran 12 Meter
No.
1
Penggerak
Spesifikasi
Mesin
In board engine/Out board engine
2
Sistem Pendingin
Air laut dan air tawar
3
Starting
Electric
4
Type
Sistem control
b)
Mesin penggerak dikendalikan oleh kemudi yang dihubungkan
dengan kabel flexible. Mesin penggerak bekerja dikontrol
melalui instrument panel, main control, yang ditempatkan
pada dashboard.
c)
Pengontrolan kapasitas bahan bakar dengan dual system
indicator yakni manual sounding dan indikator elektrik.
4. Instalasi ...
119
4)
Instalasi listrik
a)
b)
Sistem listrik
-
instalasi listrik yang terpasang menggunakan kabel marine
use, sumber listrik berasal dari 2 (dua) buah battery
outboard dengan daya yang sama 12 V/100 AH yang
ditempatkan di dalam kotak battery yang terbuat dari
marine plywood;
-
battery tersebut dipergunakan untuk menghidupkan
lampu-lampu navigasi, alat komunikasi serta pompa bilga
yang terpasang di kapal;
-
pengisian kembali arus listrik ke battery melalui rectifier
yang terpasang pada masing-masing mesin penggerak.
Switch panel/saklar
Aliran listrik dikendalikan melalui switch panel yang terpasang
pada dashboard yang ditempatkan pada ruang kemudi dan
dilengkapi dengan sekering/pemutus arus dan dua sekering
cadangan pada setiap saklar untuk menghidupkan lampu, alat
navigasi dan pompa bilga.
c)
Lampu penerangan (termasuk lampu navigasi)
Lampu penerangan (termasuk lampu navigasi) pada speed
boat pengawasan terdiri atas:
d)
-
2 (dua) buah lampu cabin.
-
1 (satu) set lampu navigasi (merah dan hijau).
-
1 (satu) buah lampu sorot (type halogen) sesuai dengan
standard yang berlaku.
-
1 (satu) buah lampu putar (lampu sirine).
-
1 (satu) buah search light / halogen weather light.
Alat-alat navigasi dan komunikasi
Alat-alat navigasi dan
pengawasan terdiri atas:
komunikasi
pada
speed
boat
-
1 (satu) buah compass;
-
1 (satu) buah sirine/type light bar;
-
1 (satu) buah electric horn;
-
1 (satu) buah loudhoulier (sirine and megaphone type);
-
1 (satu) buah GPS map include depth sounder;
-
1 (satu) buah VHF radio with DSC;
-
2 (dua) buah handy talky (marine);
- 1 (satu) ...
120
e)
-
1 (satu) buah teropong marine use;
-
1 (satu) set bendera isyarat/semboyan kapal;
-
1 (satu) buah inclinometer;
-
1 (satu) buah anemometer fix mounted;
-
2 (dua) buah bendera Merah Putih ukuran standar;
-
Peta perairan;
-
1 (satu) buah jam dinding (marine)
Perlengkapan keselamatan
Perlengkapan keselamatan pada speed boat pengawasan
terdiri atas:
f)
g)
-
14 (empat belas) buah life jacket solas approved;
-
2 (dua) buah lifebuoy;
-
1 (satu) set kotak P3K;
-
2 (dua) buah pemadam api portable 4.5 kg;
-
1 (satu) paket smoke signal, red hand flare, dan lain-lain;
Perlengkapan tambat
-
2 (dua) buah jangkar tangan berat sesuai dengan
ketentuan BKI;
-
1 (satu) set tali jangkar + 12 mm, panjang sesuai
ketentuan BKI;
-
2 (dua) set tali tambat + 12 mm, panjang sesuai
ketentuan BKI;
-
6 buah dampra, bantalan angin berbentuk guling ukuran
F3;
Perlengkapan lain-lain
Perlengkapan lain yang dipersyaratkan pada speed boat
pengawasan, yaitu 2 set pompa bilga portable sumersible
1.000 GPH + Automatic.
Gambar V-2 ...
121
Gambar V-2. Contoh General Arrangement Speed Boat Ukuran 12 Meter Type In Board
Gambar V-3 ...
Hercule s 500
200
Enduro
Hercules 500
YAMAHA
Hercules 500
122
200
YAMAHA
Enduro
Gambar V-3. Contoh General Arrangement Speed Boat Ukuran 12 Meter
b.
Persyaratan teknis pengadaan kantor/pos pengawasan
1)
Ketersediaan lahan
Untuk
pengadaan
bangunan
pengawasan
(kantor/pos
pengawasan)
harus
disediakan
lahan
oleh
pemerintah
2
kabupaten/kota sekurang-kurangnya 120 m , akses mudah dicapai
serta dekat dengan kegiatan usaha perikanan (Pelabuhan
Perikanan, Pangkalan Pendaratan Ikan atau tempat pelelangan
ikan).
2)
Model dan konstruksi bangunan
a)
Bangunan pengawas dapat dibangun dengan 2 model, yaitu
model 1 lantai maupun 2 lantai, dan di dalam bangunan
tersebut sekurang-kurangnya memiliki ruangan-ruangan
sebagai berikut: ruang pertemuan, ruang kerja, ruang
istirahat, ruang komunikasi, gudang, dapur/pantry, kamar
mandi/WC.
b) Konstruksi ...
123
3)
b)
Konstruksi bangunan terbuat dari bahan tembok diplester
dengan semen dan atap genting serta pada bagian depan
bangunan pengawasan dipasang papan nama bertuliskan:
Kantor/Pos Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
kabupaten atau kota bersangkutan.
c)
Apabila di daerah tersebut tidak terdapat material untuk
konstruksi bangunan tembok, maka dapat menggunakan
material lainnya (kayu dan seng/asbes) dengan tetap
mempertimbangkan fungsi bangunan sebagai pos/kantor
pengawasan.
Dukungan pengadaan meubelair di Kantor/Pos pengawasan
Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan, kantor/pos pengawasan
yang dibangun dapat dilengkapi dengan meubelair (kursi dan meja
kerja).
Gambar V-4 ...
124
RUANG
RUANG PENGAWAS
KOMUNIKS
AI
RUANG
PENGAWAS
MAINENTRANCE
KM/WC
NK
UPS/
GUDANG
TR
MENARAPENGAWAS
PARKIR
MOTOR
RUANG
KOMUNIKASI
RUANG
PENGAWAS
Gambar V-4. Denah Tampak Lantai Atas dan Lantai Bawah Bangunan Pengawasan
125
V-5. Contoh Bangunan dan Kosntruksi Pengawas Model 2 Lantai
c.
Persyaratan teknis penyediaan alat komunikasi pengawasan
1)
Alat komunikasi Bergerak (handy talky/HT)
a)
alat komunikasi ini dapat dibawa dan digunakan untuk
melakukan komunikasi di berbagai tempat dan digunakan
saat melakukan pengawasan di lapangan atau sebagai
sarana komunikasi yang diberikan pada Pokmaswas dalam
rangka memberikan laporan tentang adanya pelanggaran
dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan.
b)
jangkauan alat ini hanya terbatas pada suatu wilayah/
kawasan tertentu sesuai dengan kapasitas alat (instrumen)
serta kondisi wilayah (data/ bergelombang).
c)
secara teknis alat komunikasi bergerak handy talky (HT)
sebagai berikut:
(1)
jangkauan bicara 5 - 36 mil;
(2)
terdapat 42 channel;
(3)
kode rahasia minimal 142 kode;
(4)
(7)
rechargeable betteries;
memory minimal 10 channel;
scan (channel, privacy code, memory);
backlit LCD, tidak menyilaukan;
(8)
anti air; dan
(9)
vibrate alert.
(5)
(6)
Gambar V-6 ...
126
Gambar V-6. Contoh Alat Komunikasi Pengawas (handy talky/HT)
2)
Alat komunikasi tetap VHF marine radio dengan DSC
a)
alat komunikasi ini terdiri atas radio komunikasi (all band)
yang dilengkapi dengan satu daya (power supply) serta
antena luar dengan menara (tower) galvanis beserta alat
penangkal petir dan didukung SWR meter, avometer dan tool
kit untuk penyetelan dan perbaikan.
Gambar V-7. Alat Komunikasi Tetap
b)
Jangkauan alat komunikasi ini dapat mencapai antar propinsi
sesuai dengan kondisi kondisi wilayah (datar/bergelombang)
serta kapasitas alat (instrumen).
Tabel V-5 ...
127
Tabel V-5. Spesifikasi Teknis Alat Komunikasi tetap VHF Marine Radio
No
Jenis Barang
Spesifikasi
1.
TRX HF IC 718
2.
Power Supply
3.
Antenna Broad
Band
4.
AVO Meter
5.
SWR Meter
6.
Tool kits
7.
Guy Tower/
Galvanis
8.
Penangkal petir
- Power out put 250 watt
- Frequency Coverage:
- Rx.0.5 Khz-29.9999 Mhz
- Tx.1.6 Mhz – 27.5 Mhz
- Mode : USB, AM, CW, FSK dan AFSK.CW
- Power Supply requirement : 13,6 v DC ± 15 %
- Current Drain pada 13,8 V DC:
- Tx.30 A, Rx Audio 2,5 A
- Audio Impedance : 4 to 8 Ohm
- Clarity variable range : + 150 Hz
- Frequensi stability : + 10 Hz
- Number of Channel : 1136 (max)
- Input AC 110 V/220 V 50/60 Hz
- Output Voltage DC 3 V to 15 V variabel
- Max output current 35 A (13.8) 0 30 A continous
- Circuit Protection System : Automatic Current System
- Frequency range 3.5 – 30 Mhz
- Power : 100 – 1 Kw PEP
- Coaxial Cable RG – 8, 100 meter.
- UHF Conector
- AC 220 volt-250 volt
- DC 0,25-2,5-10-50-250-1.000
- Internal fuse 0,5 Ampere 250 V AC.
- Internal Battery : 2 x 1,5 Volt.
- Operating temperature : 0-0,4˚C, 80% RH.
- Frequency Range : HF/VHF (2-200 Mhz).
- VSWR : 1,5 :1,2 : 1,25 : 1
- Sensitivity : USB, CW, FSK, AFSK (for 12 dB SINAD), am
typical (1,6 – 29,9999Mhz)
- Impedance : 50 Ohm
- 18 macam
- Khusus elekstronik tool kit
- Tinggi 18 meter x 2 buah
- Bentuk segitiga
- Galvanis
- Labrang/skur : 300 meter
- Angkur tower 1 meter : 2 set
- Angkur wire : 3 set (disesuaikan dengan tinggi antena)
- Besi utama (diameter 12 mm)
- Besi penyangga : diameter 8 m
- Trisula kuningan
- Kabel sleng 18 meter
- Ground road
- Pipa penyangga trisula 2 meter (galvanis)
d. Persyaratan ...
128
d.
Persyaratan teknis garasi speed boat pengawasan
1)
Ketersediaan lahan
Garasi speed boat pengawas diperuntukan bagi pemerintah
kabupaten/kota yang telah memiliki speed boat pengawas. Luas
lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan garasi speed boat ini
disesuaikan dengan speed boat pengawas yang dimilki.
2)
Model dan konstruksi bangunan
a)
Lokasi
Penentuan lokasi speed boat disarankan berada di atas
perairan pantai untuk kemudahan mobilitas speed boat. Kondisi perairan harus tenang untuk menjaga kondisi speed boat
tetap stabil pada posisinya dan
tidak terbentur bangunan
garasi akibat gelombang yang mungkin terjadi. Garasi ini harus dilengkapi akses untuk proses docking/perawatan berupa
rel menuju workshop yang berada di darat. Selain itu apabila
speed boat tidak digunakan dalam waktu lama, akan terhindar
dari pengaruh korosi air laut.
b)
Fungsi
Garasi harus memenuhi fungsinya yaitu melindungi speed boat
dari cuaca (hujan, sinar matahari) dan keamanan (pencurian).
Dengan adanya garasi,
kerusakan speed boat akibat
pengaruh lingkungan akan kecil. Dengan demikian speed boat
akan terawat dengan baik, tidak cepat rusak, berkarat, terlindungi sehingga memiliki masa keawetan dalam fungsi gunanya.
c)
Spesifikasi
Struktur utama (kolom, balok, rangka atap) garasi speed boat
terbuat dari baja profil dengan ukuran seperti tercantum pada
gambar dengan struktur pondasi beton bertulang dengan
tiang pancang. Atap menggunakan penutup zincalum atau
setara dengan itu. Untuk kondisi daerah yang sangat sulit untuk menggunakan bahan tersebut di atas dikarenakan kondisi
transportasi material, sehingga biaya pembangunan garasi
speed boat dengan bahan tersebut sangat mahal (berkali-kali
lipat) maka bisa diganti dengan menggunakan kayu dengan
kelas kuat I, sehingga memiliki kekuatan dan masa guna pakai
yang memenuhi standar.
Gambar V-8 ...
129
Gambar V-8. Denah dan Gambar Garsi Speed Boat Pengawasan
130
F.
Penyediaan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan
1.
Pengertian
a.
Bangunan pos penyuluhan perikanan adalah bangunan yang
dipergunakan sebagai tempat pertemuan para penyuluh perikanan dan
pelaku utama dan pelaku usaha perikanan untuk tempat informasi dan
konsultasi tentang kelautan dan perikanan.
b.
Kendaraan operasional penyuluh roda dua adalah kendaraan
operasional yang dipergunakan oleh penyuluh sebagai kendaraan
operasional untuk melakukan penyuluhan di wilayah kerjanya.
c.
Kendaraan operasional penyuluh roda empat adalah kendaraan
operasional yang dipergunakan untuk kegiatan penyuluhan kelautan
dan perikanan perikanan.
d.
Speedboat penyuluhan kelautan dan perikanan adalah speed boat
operasional penyuluhan kelautan dan periknan yang dilengkapi dengan
motor tempel (outboard) dan dipergunakan untuk wilayah pesisir
2.
e.
Perahu motor penyuluhan kelautan dan perikanan adalah perahu
operasional penyuluhan kelautan dan periknan yang dilengkapi dengan
motor tempel (outboard) dan dipergunakan untuk wilayah perairan
umum (sungai/danau) dan atau pesisir.
f.
Sarana/alat bantu penyuluhan kelautan dan perikanan adalah sarana
yang dipergunakan oleh penyuluh perikanan dalam melaksanakan
penyuluhan kelautan dan perikanan
Persyaratan umum
Persyaratan umum bagi kabupaten/kota untuk penyediaan sarana dan
prasarana penyuluhan kelautan dan perikanan meliputi:
a.
memiliki kelembagaan yang menangani penyuluhan kelautan dan
perikanan;
b.
memiliki komitmen pada penyuluhan kelautan dan perikanan dalam
bentuk program penyuluhan kelautan dan perikanan yang ditetapkan
Bupati/ Walikota;
c.
merupakan wilayah pengembangan kelautan dan perikanan;
d.
dalam hal kabupaten/kota yang sudah terbentuk Badan Pelaksana
Penyuluhan, maka penyediaan sarana dan prasarana penyuluhan
perikanan merupakan usulan badan tersebut ke SKPD kabupaten/kota
yang membidangi urusan perikanan perikanan;
e.
jumlah alokasi untuk pengadaan tersebut tidak lebih sepuluh persen
(10%) dari total pagu DAK bidang kelautan dan perikanan
kabupaten/kota tersebut;
f. seluruh ...
131
f.
3.
seluruh proses pengadaan sarana dan prasarana penyuluhan yang
dibiayai melalui DAK bidang kelautan dan perikanan, dilakukan
sepenuhnya oleh SKPD yang membidangi urusan perikanan di
kabupaten/kota bersangkutan, dan selanjutnya dapat diserahkan pada
Badan Pelaksana Penyuluhan serta menjadi tanggung jawab penuh
badan tersebut dalam biaya operasional dan perawatannya.
Persyaratan teknis
a.
b.
Persyaratan teknis penyediaan prasarana penyuluhan
1)
bangunan pos penyuluhan dibangun di atas lahan milik pemerintah
daerah pada tingkat desa;
2)
bangunan pos penyuluhan tersebut untuk dipergunakan sebagai
sarana pertemuan dan operasional penyuluhan kelautan dan
perikanan;
3)
bangunan pos penyuluhan dibangun/berada di wilayah
pengembangan perikanan (sentra-sentra perikanan) dan dilengkapi
dengan fasilitas tenaga listrik, jaringan telepon dan memiliki akses
internet;
4)
bangunan pos penyuluhan dilengkapi dengan sarana pendukung
berupa meubelair, alat pengolah data, dan alat audio visual;
5)
kabupaten/kota yang mengadakan bangunan pos penyuluhan
sanggup menyediakan biaya operasional dan pemeliharaan; dan
6)
kabupaten/kota memiliki penyuluh perikanan fungsional Pegawai
Negeri Sipil minimal 3 orang dan menerima Biaya Operasional
Penyuluhan (BOP) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta
minimal memiliki 30 kelompok sasaran penyuluhan.
Persyaratan penyediaan sarana/alat bantu penyuluhan
1)
Kendaraan operasional penyuluh roda dua, yaitu:
a)
kabupaten/kota telah memiliki penyuluh perikanan fungsional
PNS minimal 2 orang dan menerima BOP dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan;
b)
jangkauan wilayah kerja penyuluh mencakup lebih dari 1
kecamatan;
c)
kendaraan diperuntukkan
fungsional;
d)
kabupaten/kota sanggup menyediakan biaya operasional dan
pemeliharaan;
e)
mempertimbangkan ketersediaan/kemudahan mendapatkan
suku cadang di wilayahnya.
bagi tenaga penyuluh perikanan
2) Kendaraan ...
132
2)
3)
Kendaraan operasional penyuluhan roda empat, yaitu:
a)
kabupaten/kota telah memiliki penyuluh perikanan fungsional
PNS minimal 3 orang dan menerima BOP dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan;
b)
jangkauan wilayah kerja penyuluh relatif cukup
(mencakup beberapa desa atau wilayah kecamatan);
c)
kendaraan diperuntukkan bagi kegiatan penyuluhan kelautan
dan perikanan oleh penyuluh perikanan secara bersamasama;
d)
kabupaten/kota hanya dapat mengadakan
operasional penyuluhan roda empat 1 unit;
e)
kabupaten/kota sanggup menyediakan biaya operasional dan
pemeliharaan;
f)
mempertimbangkan ketersediaan/kemudahan mendapatkan
suku cadang di wilayahnya; dan
g)
kabupaten/kota yang merupakan kawasan
prioritas Tahun 2011 (41 kabupaten/kota).
kendaraan
minapolitan
Speed boat penyuluhan kelautan dan perikanan, yaitu:
a)
kabupaten/kota yang memiliki wilayah perairan umum
(sungai/danau) dan/atau wilayah pesisir;
b)
kabupaten/kota hanya dapat mengadakan speed
penyuluhan kelautan dan perikanan 1 unit;
c)
speed boat penyuluhan kelautan dan perikanan hanya
digunakan untuk kegiatan yang
penyuluhan kelautan dan perikanan;
4)
luas
berkaitan
boat
dengan
d)
kabupaten/kota yang mengadakan speed boat penyuluhan
kelautan dan perikanan sanggup menyediakan biaya
operasional dan pemeliharaan; dan
e)
kabupaten/kota telah tersedia sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan mengemudi speed boat.
Perahu motor penyuluhan, yaitu:
a)
kabupaten/kota yang memiliki wilayah perairan umum
(sungai/danau) dan/atau wilayah pesisir;
b)
kabupaten/kota hanya dapat mengadakan perahu motor
penyuluhan kelautan dan perikanan 1 unit;
c)
perahu motor penyuluhan kelautan dan perikanan hanya
digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan
penyuluhan kelautan dan perikanan;
d) kabupaten/kota ...
133
5)
4.
d)
kabupaten/kota yang mengadakan perahu motor penyuluhan
kelautan dan perikanan sanggup menyediakan biaya
operasional dan pemeliharaan.
e)
kabupaten/kota telah tersedia sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan mengemudi perahu motor.
Peralatan penyuluhan perikanan, yaitu:
a)
penerima adalah kelompok penyuluh perikanan fungsional
yang bertugas di tingkat kecamatan kawasan penyuluhan
kelautan dan perikanan (Minapolitan) yang terdiri atas
minimal 2 orang dan menerima BOP dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan; dan
b)
memiliki kelompok binaan yang telah mandiri (bukan
kelompok baru).
Spesifikasi teknis
a. Spesifikasi teknis bangunan pos penyuluhan kelautan dan perikanan:
1)
ukuran bangunan 6 x 9 meter persegi;
2)
bangunan permanen 1 lantai;
3)
terdiri atas ruangan pertemuan/diskusi/perpustakaan, kantor, dan
gudang, serta dilengkapi toilet;
4)
bahan bangunan disesuaikan dengan ketersediaan material di wilayahnya; dan
5)
mempertimbangkan aspek kebersihan, keamanan, keindahan,
kenyamanan dan kebutuhan.
Gambar VI-1 ...
134
Gambar VI-1. Contoh Bangunan Pos Penyuluhan
135
b. Spesifikasi teknis kendaraan operasional
perikanan:
roda 2 untuk penyuluh
1)
volume silinder mesin maksimal: 135 cc, 4 tak, transmisi manual,
rem depan/ belakang cakram;
2)
starter: pedal dan elektrik;
3)
kelengkapan: Bak (box) tambahan dibelakang untuk peralatan;
4)
warna biru dengan logo KKP dan tulisan: KENDARAAN
FUNGSIONAL PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN pada
bagian samping kiri dan kanan.
Gambar VI-2. Kendaraan Roda 2 Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
c. Spesifikasi ...
136
c.
Spesifikasi teknis kendaraan operasional roda 4 untuk penyuluhan
kelautan dan perikanan sebagai berikut:
Tabel VI-1. Spesifikasi teknis Kendaraan Penyuluh Roda 4
No
1.
Spesifikasi
Mini bus dengan CC: 2600-2800
Warna : biru tua
Tulisan : KENDARAAN FUNGSIONAL PENYULUHAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN
Pada bagian samping kiri dan kanan; Logo KKP pada bagian depan dan
belakang mobil
Pintu dapat dibuka dari samping kanan, kiri, dan belakang
2.
Generator 1300 watt
Stabilizer
Amplifier
Sirine 8 suara
LCD proyektor 1500 Ansi
DVD player
Screen
Screen pnfocus
kamera digital
DVD player
Mic wireless
Mic kabel
Column speaker
Speaker system
Kabel speaker
Kabel rol 50 m
Stand speaker
Rak (tempat alat/aksesoris tambahan) bahan menggunakan besi
plat/sengalom
3
Rak perpustakaan menggunakan besi plat/sengalom
4.
Roof rack (dipasang di atas mobil) digunakan untuk menyimpan screen
dan terpal (serta tiang untuk tenda)
5.
Tendar bahan terpal 3 x 3 m
137
Gambar VI-3 ...
Gambar VI-3. Contoh Kendaraan Roda 4 Penyuluhan KP
d. Spesifikasi teknis speed boat penyuluhan kelautan dan perikanan:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
panjang (LOA) 8 M Lebar 2 M Tinggi (moulded at midship) 0,8
M;
sarat air (draft design) 0,30 M;
tanki bahan bakar 24 L;
1 (satu) set pipa bahan bakar;
bahan fiberglass;
penggerak type motor tempel (Outboard Motor) 2 x 40 HP, 2
atau 4 tak, berbahan bakar bensin atau campur (munyak tanah);
kecepatan maksimal 18 knot;
kapasitas penumpang maksimal 8 orang;
perlengkapan standar:
a)
perlengkapan gladak: 1 (satu) set fender; 3 (tiga) buah solid
based cleat; 1 (satu) buah bow eye; 1 (satu) set spoiler dan
canvas canopy; 1 (satu) set railing/grabrail;
b)
interior/exterior: 1(satu) set transfor pondasi mesin; 2 (dua)
set tempat duduk @ 3 (tiga) orang; 1(satu) set tempat tanki
bahan bakar; 1(satu) set loker alat tambat; 1(satu) set loker;
5 (lima) set tutup bukaan;
c) perlengkapan ...
138
c)
perlengkapan tambahan:
(1) perlengkapan tambat: 1 (satu) set tali tambat diameter
½ inch @ 10 (sepuluh) meter, 2 (dua) buah dayung;
(2) perlengkapan penolong: 6 (enam) buah life jacket;
d)
kelengkapan jangkar, dayung, tali tambat, terpal;
e)
kelengkapan alat keselamatan (pelampung dan
penyelamat sesuai jumlah maksimal penumpang).
f)
jaket
logo KKP dan tulisan Kementerian Kelautan dan Perikanan ditulis disamping kanan speed boat, sedangkan tulisan SULUH
MINA tercantum disamping kiri speed boat.
Gambar IV-4. Contoh Speed Boat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
e. Spesifikasi teknis perahu motor penyuluhan, yaitu:
1)
panjang (LOA) 6 m; lebar 1,8 m; tinggi (moulded at midship) 0,6
m;
2)
sarat air (draft design) 0,30 M;
3)
tanki bahan bakar 24 Liter;
4)
1 (satu) set pipa bahan bakar;
5)
bahan fiberglass;
6)
penggerak tipe motor tempel (outboard motor) 1 x 40 HP; 2 atau
4 tak, berbahan bakar bensin atau campur;
7) kecepatan ...
139
7)
kecepatan maksimal 18 knot;
8)
kapasitas penumpang maksimal 6 orang;
9)
perlengkapan standar:
10)
a)
perlengkapan gladak: 1 (satu) set fender; 3 (tiga) buah solid
based cleat; 1 (satu) buah bow eye; 1 (satu) set spoiler +
canvas canopy; 1 (satu) set railing/grabrail.
b)
interior/Exterior: 1(satu) set transfor pondasi mesin; 2 (dua)
set tempat duduk @ 3 (tiga) orang; 1(satu) set tempat tanki
bahan bakar; 1(satu) set loker alat tambat; 1(satu) set loker;
5 (lima) set tutup bukaan.
perlengkapan tambahan:
a)
perlengkapan tambat: 1 (satu) set tali tambat diameter ½
inch @ 10 (sepuluh) meter; 2 (dua) buah dayung;
b)
perlengkapan penolong: 6 (enam) buah life jacket;
11)
Kelengkapan jangkar, dayung, tali tambat, terpal;
12)
Kelengkapan alat keselamatan (pelampung dan jaket penyelamat
sesuai jumlah maksimal penumpang);
13)
logo KKP dan tulisan Kementerian Kelautan dan Perikanan ditulis
disamping kanan perahu motor, sedangkan tulisan SULUH MINA
tercantum disamping kiri perahu motor.
Gambar IV-5. Contoh Perahu Motor Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
f. Spesifikasi ...
140
f.
Spesifikasi teknis peralatan penyuluhan perikanan
Tabel VI-2. Spesifikasi Teknis Peralatan Penyuluh Perikanan
No.
Nama Peralatan
Spesifikasi
1
pH Meter
Sensitivitas 0,1 unit
2
DO Meter
Sensitivitas 0,1 unit
3
Salinometer
Sensitivitas 0,1 unit
4
Refractometer
Standar Lab
5
Thermometer
Biasa (max – min : 0 – 100)
6
Hypopisasi
Standar Lab
7
Komputer
Procesor 2 GHz atau lebih, memori 1 GB,
Harddisk minimal 200 GB, DVD ROM,
Modem, Layar VGA 17”
8
Printer
Laser Jet
9
UPS
Standar, berfungsi sebagai stabilizer
10
Proyektor Digital
Standar
11
Speaker Aktif
Disesuaikan
12
Papan panel display
Disesuaikan dengan ukuran ruangan
13
Sound System PA
Standar
14
Meja Komputer
Standar, jumlah sesuai kebutuhan
15
Lemari Buku
Ukuran 2 m x 3 m
16
Rak Buku
Disesuaikan dengan ukuran ruangan
17
Kursi
Disesuaikan dengan kebutuhan
18
Meja Baca
Disesuaikan dengan ukuran ruangan
19
Meja Rapat
Disesuaikan dengan ukuran ruangan
20
Papan Tulis
1 x 1,5 M (atau disesuaikan dengan
kebutuhan)
21
Layar OHP
Standar
22
Buku-Buku
Buku teknis perikanan (tangkap, budidaya,
pengolahan, kelautan), teknis penyuluhan,
komunikasi dan buku penunjang lainnya
yang diperlukan
23
Majalah
Informasi Kelautan dan Perikanan
G. penyediaan ...
141
G.
Penyediaan sarana statistik perikanan
Penyediaan sarana statistik perikanan bertujuan untuk peningkatan ketersediaan
data statistik perikanan yang cepat, akurat dan terkini.
1.
Pengertian
Sarana statistik perikanan adalah seluruh fasilitas peralatan fisik yang
diperlukan untuk mendukung peningkatan penyediaan data statistik
perikanan yang cepat, akurat dan terkini.
2.
3.
Persyaratan teknis
a.
Persyaratan teknis penyediaan sarana statistik perikanan agar memperhatikan standar dan persyaratan teknis untuk
menunjang
peningkatan ketersediaan data statistik perikanan.
b.
Perencanaan kegiatan penyediaan sarana statistik berdasarkan pada
skala prioritas kebutuhan petugas statistik perikanan, sehingga hasil
penyediaan sarana ini dapat berfungsi dengan baik dan mendatang
ketersediaan data statistik perikanan.
Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan penyediaan sarana statistik perikanan meliputi penyediaan
kendaraan roda 2 dan peralatan pengolah data berupa komputer dengan
rincian kegiatan tersebut sebagaimana Tabel VII-1.
Tabel VII-1. Kendaraan Roda 2 dan Peralatan Pengolah Data
No.
1.
Kendaraan roda 2
2.
Uraian
Type kendaraan roda 2 : 125 – 150cc
Peralatan pengolah data
a. Spesifikasi Komputer/laptop :
1) Processor : dual core (2.5Ghz)
2) Casing, Mainboard & VGA
3) Memory : DDR2 2Gb
4) Harddisk : 160 Gb
5) Keyboard + Mouse + Speaker
6) Monitor : LCD 14inch
Ukuran/Banyaknya
1 Unit
1 paket
142
LAMPIRAN V : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan R.I.
Nomor PER.23/MEN/2010
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan
Tahun 2011
No.
I.
A.
B.
II.
A.
1.
2.
B.
1.
2.
KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2011
Keterangan
Kegiatan
Indikator Kinerja
DAK BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI
Kapal penangkap ikan
1. Produksi perikanan
DAK bidang kelautan
tangkap (ton)
dan perikanan
Alat penangkapan ikan
2. Jumlah kelompok
Provinsi
usaha bersama
perikanan tangkap
yang menerima
sarana (KUB)
DAK BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA
Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan tangkap
Pembangunan/
Jumlah kapal ikan yang
DAK bidang kelautan
pengembangan pelabuhan
berlabuh di PPI ( unit)
dan perikanan
perikanan kelas PPI
kabupaten/kota
a. Fasilitas Pokok
b. Fasilitas Fungsional
c. Fasilitas Penunjang
Penyediaan sarana perikanan
1. Produksi perikanan
tangkap:
tangkap (ton)
a. Kapal penangkap ikan
2. Jumlah kelompok
berukuran >3 sampai dengan
usaha bersama
<30 GT
perikanan tangkap
b. Perahu/Kapal penangkap ikan
yang menerima
berukuran <3 GT
sarana (KUB)
c. Alat penangkapan ikan
d. Alat bantu penangkapan
e. Sarana penanganan ikan di
atas kapal
Penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana produksi perikanan budidaya
Pengembangan Balai Benih, UPR
dan/atau HSRT, dan Penyediaan
Induk/Calon Induk Unggul:
1. Produksi benih ikan
berkualitas pada unit
balai benih (ekor)
a. Balai Benih Ikan (BBI) Lokal
b. Balai Benih Udang (BBU
c. Balai Benih Udang Galah
(BBUG)
d. Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
dan/atau Hatchery Skala
Rumah Tangga (HRST)
e. Induk Unggul/Calon Induk
Pengembangan kawasan
budidaya:
2. Jumlah pembenih
(orang)
1. Jumlah produksi
perikanan budidaya
(ton)
DAK bidang kelautan
dan perikanan
kabupaten/kota
143
No.
C.
1.
2.
Kegiatan
Indikator Kinerja
a. Pembangunan/rehabilitasi
sarana dan prasarana fisik
pengembangan kawasan
budidaya laut
b. Pembangunan/rehabilitasi
sarana dan prasarana fisik
pengembangan kawasan
budidaya air payau
c. Pembangunan/rehabilitasi
sarana dan prasarana fisik
pengembangan kawasan
budidaya air tawar
Penyediaan dan rehabilitasi sarana
pemasaran hasil perikanan
Penyediaan/Rehabilitasi Sarana
dan Prasarana Pengolahan dan
Peningkatan Mutu Hasil Perikanan
a. Penyediaan bangsal
pengolahan hasil perikanan
skala kecil
b. Rehabilitasi bangsal
pengolahan hasil perikanan
c. Penyediaan peralatan
pengolahan hasil perikanan
sederhana
d. Penyediaan gudang beku (cold
storage) skala kecil
e. Penyediaan pabrik es skala
kecil
f. Penyediaan ruangan
berpendingin (chilling room)
g. Rehabilitasi gudang beku (cold
storage)
h. Rehabilitasi pabrik es
i. Rehabilitasi ruangan
berpendingin (chilling room)
j. Penyediaan peralatan sistem
rantai dingin sederhana
Penyediaan/rehabilitasi sarana
prasarana pemasaran hasil
perikanan
a. Penyediaan depo pemasaran
hasil perikanan skala kecil
b. Rehabilitasi depo pemasaran
hasil perikanan
c. Penyediaan/rehabilitasi tempat
pemasaran benih ikan
d. Rehabilitasi raiser/sub raiser
ikan hias
e. Penyediaan kios mini
pemasaran hasil perikanan
f. Penyediaan sarana pemasaran
bergerak roda 2 dan 3
2. Jumlah pembudidaya
(orang)
Keterangan
dan prasarana pengolahan, peningkatan mutu dan
1. Tingkat penurunan
kualitas ikan (losses)
(%)
1. Tingkat konsumsi
ikan (kg/kapita)
2. Volume ikan dipasarkan (ton)
Jumlah benih ikan
dipasarkan (ekor
DAK Kabupaten/Kota
Bidang Kelautan dan
Perikanan
144
No.
D.
1.
2.
3.
E.
Kegiatan
Indikator Kinerja
g. Rehabilitasi pasar ikan
tradisional
h. Penyediaan peralatan
pemasaran sederhana
Penyediaan sarana dan prasarana pemberdayaan ekonomi masyarakat di pesisir dan
pulau-pulau kecil
Penyediaan Sarana PemberdaJumlah penerima manfaat DAK Bidang Kelautan
yaan, yaitu:
(KK)
dan Perikanan
a. Sarana air bersih
Kabupaten/Kota
b. Sarana penerangan energi
surya
c. Jalan kampung/desa
Penyediaan Prasarana PemberdaJumlah Kapal nelayan
yaan, yaitu:
dilayani (unit/hari)
a. Tambatan kapal/perahu
b. Solar Packed Dealer untuk
nelayan (SPDN)
c. Stasiun pengisian bahan bakar
nelayan (SPBN)
Penyediaan Sarana dan Prasarana
Kualitas pengelolaan KKP
Kawasan Konservasi Perairan
(%)
(KKP), yaitu:
a. Gedung dan bangunan;
b. Sarana peralatan dan mesin;
c. Sarana pendukung lainnya.
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
1.
Penyediaan Sarana Pengawasan:
a. Speedboat pengawasan
ukuran panjang 8 meter dan
12 meter
b. Alat komunikasi pengawasan
2.
Penyediaan Prasarana Pengawas:
a. Bangunan pos pengawas
b. Garasi Speed Boat
Penyediaan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Perikanan
Penyediaan Prasarana
Jumlah nelayan,
Penyuluhan, yaitu:
pembudidaya dan
a. Bangunan pos penyuluhan
pengolah ikan yang
mendapat penyuluhan
Penyediaan Sarana Penyuluhan,
(orang).
yaitu:
a. Kendaraan roda 2
b. Kendaraan roda 4
c. Speedboat/perahu motor
penyuluhan
d. Peralatan penyuluhan
F.
1.
2.
Keterangan
1. Tingkat ketaatan dan
ketertiban dalam
memanfaatan sumber
daya kelautan &
perikanan (%)
2. Penurunan jumlah
kasus destructive fishing (kasus).
DAK Kabupaten/Kota
Bidang Kelautan dan
Perikanan
DAK Kabupaten/Kota
Bidang Kelautan dan
Perikanan
145
No.
G.
Kegiatan
Indikator Kinerja
Penyediaan Sarana Statistik Kelautan dan Perikanan
Data statistik kelautan
Penyediaan Sarana Statistik
Perikanan yaitu:
dan perikanan yang
a. Peralatan survei/
akurat dan terbarukan
(dokumen)
pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan data, serta
penayangan data statistik dan
informasi kelautan dan
perikanan.
b. Kendaraan roda 2
Keterangan
DAK Kabupaten/Kota
Bidang Kelautan dan
Perikanan
146
LAMPIRAN VI : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan R.I.
Nomor PER.23/MEN/2010
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan
Tahun 2011
LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2011
(S/D TRIWULAN ………..)
A. DATA UMUM
1. Provinsi
:
2. Kabupaten/Kota
:
3. Nama SKPD Pengelola Kegiatan
:
4. Nama Pengelola Kegiatan
:
5. Jabatan Pengelola Kegiatan
:
6. Alamat SKPD Pengelola Kegiatan
:
:
B. DATA KEUANGAN DAN INDIKATOR KELUARAN PER SUBKEGIATAN
1. Jumlah Anggaran DAK
: Rp
2. Jumlah Anggaran Pendamping
: Rp
Jumlah Anggaran DAK dan Pendamping
: Rp
Anggaran
Nomor
Menu Kegiatan/Sub
Kegiatan
DAK
Pendamping
Total
Indikator Keluaran
(Output)
Satuan
(unit)
1
2
3
4
6
7
8
Total
147
Halaman 2.
C. REALISASI PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAK
Pagu Anggaran
No
Menu
Kegiatan/
Sub
Kegiatan/
Rencana
Kegiatan
Realisasi Anggaran (kumulatif)
Sisa Anggaran
DAK
Pendamping
Jml
DAK
Pendamping
Jmh
Rata-rata
Kemajuan
fisik (%)
4
5
6
7
8
9
10
DAK
Pendamping
Jml
11
12
13
Volume/
Satuan
1
2
TOTAL
3
148
Halaman 3.
D. PERMASALAHAN DAN LANGKAH TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN
No.
Menu Kegiatan/Rincian Kegiatan
Kendala
Tindak Lanjut
yang Diperlukan
Pihak yang Diharapkan dapat
Membantu Penyelesaian masalah
1
2
3
4
5
………………………,……………
Kepala Dinas,
(………………………………..)
Download