Habitat Pohon Putat (Barringtonia acutangula) Pada Kawasan Berhutan Sungai Jemelak Kabupaten Sintang HABITAT POHON PUTAT (Barringtonia acutangula) PADA KAWASAN BERHUTAN SUNGAI JEMELAK KABUPATEN SINTANG Muhammad Syukur Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : [email protected] ABSTRAKS: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor biotik berupa vegetasi sekitar dan faktor abiotik meliputi tanah, suhu, kelembaban serta curah hujan pada habitat pohon Putat yang terdapat di kawasan berhutan sungai Jemelak desa Jerora Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan terutama mengenai habitat pohon Putat yang terdapat pada kawasan Sungai Jemelak di Desa Jerora Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang serta dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam upaya pengelolaan dan penjagaan kelestarian pohonnya. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode petak tunggal. Penentuan petak pengamatan dilakukan secara purposive sampling (disengaja) pada areal yang banyak terdapat pohon Putat. Petak yang digunakan untuk pengamatan adalah petak tunggal yang berukuran 100 m x 60 m. Didalam petak tunggal tersebut terdapat masing-masing 15 plot pengamatan untuk tingkat pohon, tiang, pancang dan semai/tumbuhan bawah. Hasil penelitian ditemukan 4 (empat) jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar pohon Putat, yaitu Belantik, Ijab, Jambu-Jambuan dan Ubah. Tanah pada lokasi penelitian memiliki pH 3,85 (Sangat Masam), Karbon Organik sebesar 1,52 % (Rendah), N Total 0,13 % (Rendah), C/N rasio 11,69 % (Sedang), K 0,11 (Rendah), Ca 1,95 (Sangat Rendah), Mg 0,67 (Rendah), Kejenuhan Basa (KB) 16,62 % (Sangat Rendah), dan KTK 12,96 (Rendah) serta iklim yang sesuai dengan rerata curah hujan bulanan adalah 266,53, rerata suhu udara bulanan 27,04 OC, dan rerata Kelembaban Relatif bulanan adalah 84,17 (%). Kawasan berhutan sungai Jemelak desa Jerora sebagai tempat penelitian dekat dengan pemukiman masyarakat dan terletak dikiri-kanan sungai seta cukup banyak ditemukan adanya aktivitas pemanfaatan serta terdapat kegiatan penambangan emas, untuk menjaga dan menjamin kelestarian fungsi kawasan terutama pohon Putat .maka diperlukan upaya kerjasama yang sungguh-sungguh oleh pemerintah dan masyarakat. Kata Kunci : Habitat Putat, Kawasan Berhutan Sungai Jemelak terendam oleh air tawar. Salah satu jenis PENDAHULUAN Kabupaten Sintang Kalimantan yang paling banyak ditemukan pada Barat yang dilalui oleh daerah aliran kawasan berhutan di daerah rawa ini sungai (DAS) Kapuas adalah memiliki tipe pohon Putat (Barringtonia hutan yang kadang terendam oleh air acutangula). Pohon Putat yang terdapat tawar, terutama pada anak sungai di sepanjang sungai Jemelak sangatlah Kapuas. Salah satunya adalah Sungai dominan bila dibandingkan dengan jenis Jemelak dengan ciri kadang-kadang lainnya, bahkan pada bagian tertentu Habitat Pohon Putat (Barringtonia acutangula) Pada Kawasan Berhutan Sungai Jemelak Kabupaten Sintang sangat sulit menemukan adanya pohon suatu jenis tumbuhan menjadi sangat yang lain. penting untuk sebuah upaya menjaga Pohon Putat bukan merupakan kelestarian jenis yang bersangkutan, jenis yang komersil, sehingga tidak begitu juga dengan jenis pohon Putat. dikenal atau tidak termasuk kelompok Pohon Putat secara teoritis umumnya jenis kayu perdagangan. Oleh karena hal ditemukan tumbuh pada daerah rawa tersebut, jenis yang tergenang oleh air atau kadang- pohon ini sangat terbatas. Walaupun kadang tergenang oleh air. Walaupun demikian demikian, lainnya informasi mengenai sebagaimana tetap diperlukan deskripsi spesifik tempat tumbuh pada fungsi suatu daerah tertentu, tidak terkecuali ekologis terutama sebagai tempat bagi habitat pohon Putat yang terdapat pada ikan berkembangbiak pada saat air kawasan berhutan Sungai Jemelak di pasang dan sebagai penahan lajunya Desa erosi maupun longsor pada sempadan Kabupaten Sintang. Kawasan berhutan sungai. yang terdapat pada Sungai Jemelak di penting pohon masih Putat sangatlah keberadaan jenis-jenis dari sisi Penggunaan kayu Putat oleh Desa Jerora Jerora Kecamatan Kecamatan Sintang Sintang masyarakat selama ini hanya sebatas Kabupaten Sintang merupakan areal untuk kayu bakar, itupun sangat jarang yang mempunyai karakteristik spesifik. karena api yang dihasilkan dari kayu ini Warna air yang senantiasa gelap (air tidak tahan lama dan arangnya sangat rawa), jenis tanah yang belum dapat sedikit. Kelebihan pohon Putat terlihat dipastikan dan keanekaragaman jenis dari kemampuannya yang dapat dengan vegetasi yang belum terdata dengan mudah tumbuh dan berkembang bahkan baik, sehingga belum dapat ditentukan dalam kondisi yang senantiasa terendam sifat dan karakteristik baik faktor biotik oleh air tumbuhan ini dapat hidup maupun dengan baik. Kondisi ini memberikan kawasan ini juga terlihat adanya aktivitas gambaran penambangan bahwa, pohon Putat abiotiknya. emas Pada sekitar rakyat, yang sesungguh mempunyai potensi yang dikhawatirkan akan dapat merusak dan sangat tinggi jika dijadikan sebagai jenis menggangu kelestarian jenis pohon untuk rehabilitasi sempadan sungai. Putat. Mengetahui karakteristik dan ciri habitat METODOLOGI PENELITIAN PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016 74 Habitat Pohon Putat (Barringtonia acutangula) Pada Kawasan Berhutan Sungai Jemelak Kabupaten Sintang alat herbarium (alkohol 70 %, isolasi, A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan gunting dan kertas Koran), Komputer, untuk mengamati habitat pohon Putat Kamera, yang terdapat pada kawasan berhutan di Altimeter. Alat tulis menulis dan Sungai Jemelak Desa Jerora Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang adalah C. Pengumpulan Data metode petak tunggal. Penentuan petak Data – data yang dikumpulkan dalam pengamatan dilakukan secara purposive penelitian ini meliput data primer dan sampling (disengaja) pada areal yang data sekunder. Data primer didapat banyak terdapat pohon Putat. Petak yang dengan cara melakukan pengamatan digunakan untuk pengamatan adalah langsung di lokasi penelitian meliputi petak tunggal yang berukuran 100 m x data jenis vegetasi berkayu, diameter dan 60 m. Didalam petak tunggal tersebut jumlah individu mulai tingkat semai, terdapat plot pancang, tiang, dan pohon, sifat fisika pengamatan untuk tingkat pohon, tiang, dan sifat kimia tanah serta ketinggian pancang dan semai/tumbuhan bawah. tempat lokasi penelitian dari permukaan masing-masing 15 laut. Data sekunder diperoleh dari B. Bahan Dan Alat Penelitian berbagai sumber yang meliputi iklim dan 1. Bahan Penelitian monografi lokasi penelitian. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua jenis D. Pelaksanaan Penelitian vegetasi berkayu meliputi tingkat semai, 1. Persiapan Penelitian pancang, tiang dan pohon yang Kegiatan persiapan meliputi ditemukan dalam petak pengamatan pengumpulan alat dan bahan yang akan serta digunakan sampel tanah pada lokasi untuk penelitian, serta penelitian. observasi lapangan untuk menentukan 2. Alat Penelitian letak petak pengamatan. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta Lokasi, 2. Penentuan Petak Pengamatan Petak yang digunakan untuk Kompas, Meteran dan tali, Parang, pengamatan adalah petak tunggal yang Cangkul atau penggali dan pipa paralon berukuran 100 m x 60 m. Pada petak 2 inc, Phiband, Kantong plastik, Alat- tunggal yang luasnya 100 m x 60 m 75 2016 PIPER No. 23 Volume 12 Oktober Habitat Pohon Putat (Barringtonia acutangula) Pada Kawasan Berhutan Sungai Jemelak Kabupaten Sintang dibuat plot-plot pengamatan berukuran (saplings ) sebanyak 15 buah, dan 2 m x 20 m x 20 m untuk tingkat pohon (trees) 2 m untuk tingkat semai (seedlings) sebanyak 15 buah, ukuran 10 m x 10 m sebanyak untuk tingkat tiang (poles) sebanyak 15 pengamatan selengkapnya dapat dilihat buah, 5 m x 5 m untuk tingkat pancang pada gambar berikut ini. D 1 2 3 15 buah. Bentuk 4 5 8 7 6 13 14 petak C B A 10 9 11 12 15 Gambar 1. Bentuk Petak Pengamatan. Keterangan : A : Petak 2 x 2 m, untuk tingkat semai (Seedlings) sebanyak 15 buah plot B : Petak 5 x 5 m, untuk tingkat pancang (Saplings) sebanyak 15 plot C : Petak 10 x 10 m, untuk tingkat tiang (Poles) sebanyak 15 plot D : Petak 20 x 20 m, untuk tingkat pohon (Trees) sebanyak 15 plot 3. Analisa Vegetasi Setelah pembuatan pengamatan dicatat nama jenis, diameter petak dan jumlah individu. Untuk pengenalan pengamatan selesai, maka dilakukan jenis, analisa vegetasi yaitu mengidentifikasi penelitian analisa vegetasi dibantu oleh dan inventarisasi seluruh jenis tumbuhan seorang tingkat semai sampai pohon yang dianggap paling mengetahui tentang terdapat di sekitar pohon Putat. Jenis tumbuh-tumbuhan. vegetasi yang terdapat pada petak 4. Pengambilan Sampel Tanah PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016 maka selama penduduk pelaksanaan setempat yang 76 Habitat Pohon Putat (Barringtonia acutangula) Pada Kawasan Berhutan Sungai Jemelak Kabupaten Sintang Pengambilan sampel tanah vegetasi, sedangkan data hasil analisis dilakukan untuk pengamatan sifat fisika sampel tanah data sekunder tidak dan kimia tanah. Pengambilan sampel dianalisis secara statistik. Analisis data tanah di dalam petak pengamatan hasil pengukuran dan pengamatan pada dilakukan secara purposive sampling petak pengamatan berupa Indeks Nilai pada 3 tempat dengan kedalaman 75 cm Penting (INP) menurut Soerianegara dan dari permukaan tanah, yaitu petak Indrawan (2005). pengamatan nomor 1, 8 dan 15. Sampel tanah diambil dengan menggunakan pipa paralon dengan ditancapkan Penelitian dilakukan pada kawasan kedalam tanah. Tanah yang sudah berhutan Sungai Jemelak Desa Jerora diambil kemudian disimpan kedalam Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang. kantong Waktu penelitian kurang lebih 1 (satu) plastik Selanjutnya digabung menjadi cara F. Tempat dan Waktu Penelitian dan sampel tanah menjadi sampel diberi satu, label. tersebut sehingga komposite untuk kemudian dianalisis sifat fisik dan kimianya di Laboratorium. sekunder berupa HASIL DAN PEMBAHASAN A. Vegetasi Sekitar Pohon Putat Berdasarkan hasil penelitian dan 5. Pengumpulan data sekunder Data bulan efektif di lapangan. analisis data, maka diketahui bahwa curah jenis-jenis vegetasi yang dominan hujan, kelembaban dan suhu rata-rata terdapat di sekitar pohon Putat untuk tahunan tingkat didapatkan dari Badan semai adalah Ijab (INP Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika :77,2516), Ubah (INP : 59,3944) , Susilo Sintang. Untuk data monografi Jambu-Jambuan (INP : 47,5155) dan lokasi penelitian didapat dari instansi Belantik terkait. penelitian dan analisis data vegetasi (INP : 15,8385). Hasil tingkat pancang, maka diketahui bahwa jenis-jenis vegetasi yang dominan terdapat di sekitar pohon Putat secara berurutan adalah Ubah (INP:134,1751), E. Analisis Data Data statistik 77 2016 yang hanya dianalisis data hasil secara Jambu-Jambuan (INP:111,9529) dan analisa Belantik (INP:53,8721). Berdasarkan PIPER No. 23 Volume 12 Oktober Habitat Pohon Putat (Barringtonia acutangula) Pada Kawasan Berhutan Sungai Jemelak Kabupaten Sintang hasil penelitian dan analisis data vegetasi Berdasarkan hasil penelitian tingkat tiang, maka diketahui bahwa sebagaimana jenis-jenis vegetasi yang dominan di diketahui bahwa vegetasi yang dominan sekitar pohon Putat secara berurutan terdapat di sekitar pohon Putat untuk adalah Ubah (INP:129,7860), Jambu- tingkat semai adalah Ijab, Ubah, Jambu- Jambuan (INP : 115,1918) dan Belantik Jambuan (INP : 55,0222). vegetasi yang dominan untuk tingkast Berdasarkan hasil penelitian dan uraian dan sebelumnya Belantik. Jenis-jenis pancang secara berurutan adalah Ubah, analisis data vegetasi tingkat pohon, Jambu-Jambuan dan Belantik. maka jenis-jenis tingkat tiang dan pohon vegetasi yang vegetasi yang dominan di sekitar pohon dominan di sekitar pohon Putat secara Putat secara berurutan adalah Ubah (INP berurutan adalah Ubah, Jambu-Jambuan : 142,4528), Jambu-Jambuan dan Belantik. Hasil analisis vegetasi diketahui bahwa (INP : 105,2585) dan Belantik (INP : 52,2887). menunjukan bahwa Untuk sesungguhnya memang jenis-jenis tersebut adalah yang paling sering terdapat di sekitar pohon B. Analisis Tanah Sifat-sifat tanah berdasarkan hasil analisis pada Laboratorium Putat yang menghendaki kondisi lyman lingkungan yang terbuka. Artinya untuk Research Centre Soil Analysis Result tumbuh dan berkembangnya pohon Putat dibandingkan dengan kriteria tanah diperlukan areal yang terbuka dengan menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor pencahayaan cukup tetapi walaupun (PPT) Tahun 1983, maka diketahui demikian bahwa memiliki pH 3,85 (Sangat diantaranya dapat tumbuh dengan baik Masam), Karbon Organik sebesar 1,52 dibawah naungan, sehingga jenis pohon % (Rendah), N Total 0,13 % (Rendah), Putat dapat hidup dengan baik pada C/N rasio 11,69 % ( Sedang), K 0,11 kondisi (Rendah), Ca 1,95 (Sangat Rendah), Mg maupun pada kondisi pencahayaan yang 0,67 (Rendah), KTK 16,43 (Rendah) dan cukup/tinggi (terbuka). Kejenuhan Basa 16,62 (Sangat Rendah). yang juga kurang beberapa pencahayaan Terhadap tanah berdasarkan hasil analisis C. Pembahasan dijumpai yang dilakukan oleh laboratorium Lyman Research Centre Soil Analysis diketahui bahwa lokasi PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016 78 Habitat Pohon Putat (Barringtonia acutangula) Pada Kawasan Berhutan Sungai Jemelak Kabupaten Sintang penelitian mempunyai pH 3,85, Karbon nyata dapat memacu pertumbuhan dan Organik sebesar 1,52 %, N Total 0,13 %, perkembangan C/N rasio 11,69 %, K 0,11, Ca 1,95, Mg maksimal, sehingga ditemukan pohon 0,67, KTK 16,43 dan KB 16,62. Selain Putat itu diketahui juga sifat fisik tanah dengan dibandingkan di tempat yang lain. kandungan liat 49,91%, Debu 49,72 %, pohon yang Putat sangat Terdapat secara dominan kesesuaian habitat Pasir Halus 0,21 % dan Pasir Kasar 0,17 penelitian dengan syarat bagi tumbuh %, dengan kondisi ini dapat dinyatakan dan sebagai tanah Liat Berdebu. Hasil Kesesuaian ini terlihat dengan jelas analisis terhadap habitat yang meliputi antara hasil analisis dan keadaan lokasi vegetasi sekitar dan sifat fisik-kimia penelitian yang terendam oleh air cukup tanah untuk dalam pada waktu air pasang dengan tumbuh dan berkembangnya pohon Putat kajian teoritis yang menyatakan bahwa menghendaki keadaan yang spesifik. secara umum pohon Putat dapat tumbuh Pohon Putat pada lokasi penenlitian dengan baik pada berbagai tipe tanah, tumbuh dominan seperti tanah alluvial, tanah berpasir dan dibandingkan dengan jenis lainnya. Hal tanah liat dan tumbuh dengan baik pada ini berbeda dengan pohon Putat yang kondisi biasa ditemukan hidup berdampingan terendam oleh air. Pohon Putat adalah dengan beberapa jenis jenis menunjukkan dengan bahwa, sangat lain (tidak berkembangnya tanah yang yang dianggap pohon Putat. kadang-kadang paling dominan), seperti yang biasa ditemukan kemampuan di sepanjang sungai Kapuas. Hasil kondisi air. Pohon ini bahkan tidak mati penelitian ini memberikan asumsi baru walaupun sepanjang tahun terendam bahwa, Putat dapat tumbuh dengan baik oleh air. Pohon ini sangat cocok pada kondisi habitat seperti di sungai dijadikan pohon penahan lajunya erosi Jemelak atau mungkin saja inilah kondisi dan longsor pada pinggir sungai, karena ideal bagi pertumbuhannya, sehingga memiliki sistem perakaran yang sangat sangat dominan terhadap penguasaan baik dalam meningkat daya erodibilitas tempat tumbuh. Areal hutan yang tanah (menahan lajunya erosi tanah). terbuka, tanah dengan tekstur liat Umumnya pohon Putat menghendaki berdebu, warna tanah abu-abu yang tempat tumbuh dengan Ketinggian merupakan tanah hasil sedimentasi telah 500 meter dari permukaan laut, curah 79 2016 beradaptasi baik terhadap < PIPER No. 23 Volume 12 Oktober hujan berkisar antara 2000 - 4000 penelitian, maka dapat disimpulkan mm/tahun, temperatur antara 18 - 30 o C sebagai berikut; dengan tanah yang teksturnya ringan 1. Terdapat 4 (Empat) jenis tumbuhan sampai sedang. yang terdapat di sekitar pohon Putat, Pohon Putat secara umum bukan jenis kayu yang banyak dimanfaat oleh masyarakat Kabupaten Sintang yaitu Belantik, Ijab, Jambu-Jambuan dan Ubah. 2. Tanah pada lokasi penelitian Kalimantan Barat, tetapi seiring dengan memiliki pH 3,85 (Sangat Masam), semakin berkurangnya kayu yang dapat Karbon Organik sebesar 1,52 % dimanfaatkan oleh masyarakat, jenis ini (Rendah), N Total 0,13 % (Rendah), pun dapat menjadi alternatif. Kayu Putat C/N rasio 11,69 % (Sedang), K 0,11 oleh masyarakat setempat pada saat ini (Rendah), Ca 1,95 (Sangat Rendah), kayunya hanya digunakan untuk kayu Mg 0,67 (Rendah), Kejenuhan Basa bakar. Pada hal potensi yang terbesar (KB) 16,62 % (Sangat Rendah), dan bagi pohon Putat adalah sebagai pohon KTK 12,96 (Rendah) serta iklim yang rehabilitasi sepanjang sungai untuk sesuai dengan rerata curah hujan menahan lajunya erosi dan longsor. Sifat bulanan adalah 266,53, rerata suhu pohon Putat yang tahan terendam oleh udara bulanan 27,04 OC, dan rerata air sepanjang tahun, dapat tumbuh Kelembaban Relatif bulanan adalah dengan baik pada lahan terbuka dan 84,17 (%). tidak menghendaki syarat yang spesifik untuk tumbuh dan berkembangnya B. Saran adalah potensi terbesar (sangat cocok) Kawasan berhutan sungai Jemelak digunakan sebagai pohon rehabilitasi desa Jerora sebagai tempat penelitian kiri-kanan sungai. dekat dengan pemukiman masyarakat dan terletak dikiri-kanan sungai seta PENUTUP cukup A. Kesimpulan aktivitas pemanfaatan serta terdapat Berdasarkan hasil penelitian banyak ditemukan adanya kegiatan penambangan emas, untuk berupa analisis vegetasi dan tanah menjaga dan menjamin kelestarian sebagai habitat pohon Putat pada lokasi fungsi kawasan terutama pohon Putat, maka diperlukan upaya kerjasama yang 81 2016 PIPER No. 23 Volume 12 Oktober Habitat Pohon Putat (Barringtonia acutangula) Pada Kawasan Berhutan Sungai Jemelak Kabupaten Sintang sungguh-sungguh antara pemerintah dan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Edisi Baru. Akademika Pressindo. Jakarta. Kristianto dan Listya Mustika Dewi, 2012. Jenis Kayu Untuk Mebel. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Badan Penelitian dan Pengebangan Kehutanan. Kementerian Kehutanan. Bogor. MacKinnon, Gusti Hatta, Hakimah Halim dan Arthur Mangalik. 2000. Ekologi Kalimantan. Seri ekologi Indonesia Buku III. Prenhallindo. Jakarta. Odum.E.P. 1993. Fundamental of Ecology, Edisi Kedua, W . B. Solunder Company, Philadelphia Samingan, T. 1986. Tipe-tipe Vegetasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Simon, H. 1990. Pengantar Ilmu Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Soerianegara, I. dan Indrawan, A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Winarto, B. 2006. Kamus Rimbawan. Yayasan Bumi Indonesia Hijau. Jakarta. PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016 82