BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi merupakan kegiatan inti di dalam aktivitas perusahaan. Tanpa adanya kegiatan produksi maka perusahaan tidak mampu beroperasi untuk menghasilkan produk. Kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan dalam mengelola kegiatan produksi memiliki pengaruh besar pada efesiensi produksi yang nantinya berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan dan harga produk yang harus ditetapkan. Kesalahan dalam menyikapi bagaimana produksi beroperasi pada level produktivitas tinggi akan mengakibatkan biaya produksi yang membengkak dan pada akhirnya sangat berpengaruh pada penetapan harga produk yang cenderung tinggi. Kurang tepatnya mengelola faktor-faktor produksi secara efektif dan efesien maka perusahaan akan selalu menghadapi kerugiankerugian yang terjadi karena faktor-faktor produksi yang tidak sepenuhnya digunakan dalam kegiatan operasi produksi. Mempelajari tentang bagaimana mengelola faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal, sumber daya alam, teknologi) secara efektif dan efesien dalam kegiatan operasi perusahaan adalah suatu hal yang sangat penting untuk dipelajari serta mempelajari biaya perbelanjaan-perbelanjaan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan adalah diperlukan dalam program efesiensi biaya produksi. Dengan memepelajari bagaimana pengelolaan produksi dan biaya produksi maka akan membantu kegiatan operasi perusahaan untuk berada pada tingkat produktivitas yang tinggi dan tidak ada faktor-faktor produksi yang menganggur; semua faktor-faktor produksi digunakan pada tingkat optimum. Pada saat perusahaan mencapai posisi ini, perusahaan akan mampu menekan biaya operasi seminimal mungkin dan akhirnya laba perusahaan akan mengalami peningkatan. Dari uraian tersbut di atas, bisa dikatakan bahwa mempelajari lebih lanjut tentang Teori Produksi dan Teori Biaya adalah suatu hal yang sangat 1 SUKRON ALI (08029830 berharga sebagai acuan dalam usaha mencapai efektivitas, efesiensi dan produktivitas produksi pada titik paling optimum. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dari teori biaya dan produksi ini sebagai berikut: “Bagaimana strategi pengelolaan biaya dan produksi secara efektif dan efesien untuk mencapai produktivitas tinggi dalam mencapai keuntungan yang paling optimum dalam kegiatan operasi produksi?” Masalah konsep teori perilaku konsumen tersebut menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah yang seharusnya dilakukan oleh pihak manajemen untuk memaksimumkan produksi? 2. Bagaimanakah yang seharusnya dilakukan oleh pihak manajemen untuk meminimumkan biaya dalam kegiatan operasi produksi? 3. Pada saat bagaimanakah kegiatan produksi perlu ditingkatkan atau diturunkan dengan melihat hubungan-hubungan antara kurva-kurva biaya yang cukup representatif untuk hal tersebut? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang teori produksi dan biaya. 2. Untuk menambah pemahaman tentang bagaimana mengelola faktor-faktor produksi secara efektif dan efesien guna mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam kegiatan operasi produksi suatu perusahaan. 3. Untuk menambah pemahaman tentang bagaiman pengelolaan biaya produksi secara efektif dan seefesien mungkin guna mencapai keuntungan yang tinggi. 4. Untuk menambah pemahaman tentang pengklasifikasian biaya-biaya dalam kegiatan perusahaan. 2 SUKRON ALI (08029830 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biaya Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk dapat menghasilkan output. Kegiatan produksi dalam perusahaan dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor-faktor produksi. Suatu perusahaan manufaktur ynag akan melakukan operasi produksi harus terlebih dahulu menyediakan faktor-faktor produksi itu. Sudah barang tentu pula bahwa semua faktor produksi itu tidak dapat diperoleh dengan cuma-cuma, melainkan harus dibeli karena tidak ada faktor produksi pun yang merupakan barang bebas; semuanya adalah barang ekonomi yang jumlah atau tersedia adalah langka (scarce) sehingga untuk mendapatkannya tentu harus dilakukan pengorbanan. Adapun bentuk pengorbanan ini, yang paling jelas adalah pembelian. Dengan demikian, biaya produksi tidak lebih dan tidak kurang daripada penjumlahan harga-harga faktor produksi atau input itu. Sekalipun besarnya biaya produksi untuk setiap output tidak semata-mata hanya tergantung pada harga pembelian input ini. Jadi, biaya produksi adalah nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output. Definisi ini, mempunyai batasan arti yaitu dipergunakan istilah nilai. Maksud istilah nilai dalam batasan di atas itu adalah bahwa semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan output itu haruslah dapat dinilai dengan suatu ukuran tertentu, dalam hal ini adalah satuan nilai uang; jadi, harus dapat ditetapkan harganya. 3 SUKRON ALI (08029830 Oleh karena itu, biaya produksi setiap output itu tergantung pada dua hal, yaitu sebagai berikut: a. Berapa besar biaya harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan input; yakni: harga input. b. Efesiensi perusahaan yang bersangkutan dalam mempergunakan inputnya. Dua perusahaan yang memiliki input yang persis sama, tetapi yang satu bekerja dengan lebih efesien (dengan efesiensi yang lebih besar) dari yang lain, maka perusahaan yang bekerja dengan lebih efesien itu adalah yang dapat lebih menekan biaya produksinya. Sementara itu, sumber-sumber yang dipergunakan di dalam produksi itu dapat dibagi menjadi dua kategori utama. Kategori pertama adalah sumbersumber atau input yang jumlahnya tetap sekalipun jumlah output yang dihasilkan bertamabah ataupun berkurang. Sumber-sumber ini disebut sebagai sumbersumber tetap (fixed resources), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan berubah-ubahnya output yang dihasilkan. Artinya, input jenis kedua ini akan bertambah jika output yang dihasilkan bertambah dan berkurang jika output yang dihasilkan berkurang. Sumber-sumber ini disebut sebagai sumber-sumber variabel (variable resources), misalnya: bahan mentah (bahan baku dan bahan penolong), jam kerja pekerja, dan sebagainya. 2.2 Klasifikasi Biaya Seperti yang telah dijelaskan bahwa sumber biaya terbagi menjadi dua kategori yaitu fixed cost dan variable cost. Klasifikasi biaya-biayanya, yakni baiya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Fixed cost (FC) adalah biaya untuk fixed resources, sedangkan variable cost (VC) adalah biaya untuk varieble resources; hasil jumlah kedua biaya itu akan menghasilkan biaya total (TC). Selain itu baik biaya tetap, biaya variabel, maupun biaya total, ketigatiganya dapat dicari nilai rata-ratanya yang kemudian akan menghasilkan nilai- 4 SUKRON ALI (08029830 nilai biaya seperti: biaya rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC), dan biaya marginal (MC). Secara keseluruhan, biaya itu ada dua macam, yakni biaya langsung (direct cost) dan biaya tak langsung (indirect cost). 2.2.1 Biaya Total Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan proses produksi, seperti biaya bahan mentah, bahan pembantu, bahan bakar dan sebagainya. Biaya langsung ini juga disebut biaya prima (prime cost) dan biaya yang dapat dipisahkan (separable cost). Biaya tak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Biaya tak langsung ini juga disebut biaya yang tak dapat dipisahkan (unseparable cost) dan biaya overhead. Biaya jenis yang kedua ini terbagi menjadi dua, yakni biaya overhead tetap (fixed overhead) dan biaya overhead variabel (variable overhead cost). Biaya overhead tetap adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan proses produksi serta jumlahnya pun tetap. Contohnya adalah biaya penyusutan, gaji, dan sebagainya. Biaya overhead variabel adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan proses produksi, namun jumlahnya berubah seiring dengan berubahnya jumlah output, seperti biaya listrik, pajak, dan sebagainya. Pengertian biaya tetap (fixed cost atau FC) adalah biaya overhead tetap. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya variabel (variable cost atau VC) adalah biaya langsung ditambah dengan biaya overhead variabel. Pengklasifikasian lebih rinci dari biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut: a. Fixed Cost/FC ( Biaya Tetap) Biaya tetap adalah seluruh perbelanjaan-perbelanjaan yang besarnya tetap berapapun jumlah output yang dihasilkan. Contoh-contoh bagi fixed cost (biaya tetap) ini dalam kenyataan adalah misalnya: sewa (rent), asuransi (insurance), biaya pemeliharaan (maintenance cost), biaya penyusutan barangbarang modal (depreciation) biaya bagi hasil (profit sharing), gaji (baik gaji karyawan tetap maupun biaya gaji pemimpin, dan sebagainya. Dari semua biaya yang tergolong dalam fixed cost itu bersifat independent (tidak tergantung) terhadap besarnya output yang dihasilkan. 5 SUKRON ALI (08029830 b. Variable Cost/VC ( Biaya Variabel) Variable cost merupakan biaya untuk pengadaan atau pembelian sumbersumber variabel atau variable resuorces yang besarnya berubah-ubah sesuai output yang dihasilkan dengan perkataan lain, besarnya biaya variabel itu berbanding lurus (atau berjalan searah) dengan besarnya jumlah output yang dihasilkan. Contoh-contoh variable cost antara lain: upah, bahan-bahan mentah, bahan bakar, transportasi dan sebagainya. c. Total Cost/TC (Biaya Total) Biaya total merupakan penjumlahan dari semua jenis biaya yang ada, yaitu penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan, baik untuk fixed resources maupun variable resources.( π»πͺ = ππͺ + π½πͺ ) Karena biaya variabel merupakan unsur biaya total, maka biaya total memiliki sifat sebagaimana yang juga dimiliki oleh biaya variabel, yakni bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah relatif perubahan jumlah output yang dihasilkan. Namun, fixed cost yang juga bagian dari biaya total, nilai eksistensinya tetap tidak berubah. Rp (a) TC Rp (b) TC VC FC VC A VC 0 A Q FC 0 output Q output Gambar 1: Hubungan antara Kurva TC, VC, dan FC Selisih antara VC dan TC adalah FC (yakni TC =FC + VC) Panel (a) menunjukkan bahwa karena biaya tetap (FC) itu selalu tetap sebesar (0A), jarak yang memisahkan antara kurva TC dan kurva VC selalu sama, yakni sebesar FC. Panel (b) menunjukkan bahwa bentuk kurva TC sama dengan kurva VC, hanya saja kurva TC itu tidak dimulai dari titik nol. Kedua panel menunjukkan bahwa TC=FC+VC dan bahwa kurva TC dimulai tingkat biaya tetap sebesar Rp 0A. 6 SUKRON ALI (08029830 2.2.2 Biaya Rata-Rata Selain itu baik biaya tetap, biaya variabel, maupun biaya total, ketigatiganya dapat dicari nilai rata-ratanya yang kemudian akan menghasilkan nilainilai biaya seperti: biaya teta rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC), dan biaya marginal (MC). Secara keseluruhan, biaya itu ada dua macam, yakni biaya langsung (direct cost) dan biaya tak langsung (indirect cost). a. Average Fixed Cost/AFC ( Biaya Tetap Rata-rata) Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap untuk setiap satuan output yang dihasilkan. Dengan demikian, biaya tetap rata-rata atau AFC diketahui dengan cara membagi biaya tetap dengan jumlah output.(π¨ππͺ = ππͺ/πΈ ). b. Average Variable Cost/AVC ( Biaya Variabel Rata-rata) Biaya variabel rata-rata adalah besarnya biaya variabel untuk setiap satuan output yang dihasilkan. c. Average Cost/AC ( Biaya Rata-rata) Biaya rata-rata adalah besarnya biaya total persatuan output yang π»πͺ dihasilkan. (π»πͺ = ππͺ + π½πͺ) → ( πΈ + ππͺ πΈ + π½πͺ πΈ ) → π¨πͺ = π»πͺ πΈ d. Marginal cost/MC (Biaya Marginal) Istilah marginal itu selalu diartikan sebagai additional atau extra, yakni tambahan. Dengan kata lain marginal cost adalah pertambahan biaya total untuk satu satuan output.(π΄πͺ = B VC dan βππͺ βπ½πͺ + βπΈ βπΈ TC FC FC βπ½πͺ βπΈ = π»πͺπ−π»πͺπ πΈπ−πΈπ Gambar VC TC =π+ → π΄πͺ = βπ»πͺ ) βπΈ 2:Hubungan antara Kurva Biaya Rata-rata Dan Kurva A Biaya Total (Rp) Kurva biaya marginal MC memotong A 0 Q kurva AC maupun AVC di titik yang MC terendah, yakni di titik S dan R. Perpotongan ini terjadi pada tingkat AVC, AC, S AFC AC output Q1 dan Q2. Kedua, tingkat AVC output ini terjadi pada waktu kurva VC disinggung oleh garis singgung R DAN 0A di titik A dan kurva TC oleh garis MC (Rp) singgung 0B dai titik B. Q 0 output Q1 Q2 7 SUKRON ALI (08029830 2.3 Pengertian Produksi Secara mudah, istilah produksi dan konsumsi ini bisa diterjemahkan dengan pembuatan dan pemakaian. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, membuat. Kegiatan produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktorfaktor-faktor produksi (factors of production). Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi. 2.3.1 Fungsi Produksi Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam rumus, yaitu seperti berikut: Q= f(K,L,R,T) di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan berikut: ο Teori produksi dengan satu faktor berubah. ο Teori produksi dengan dua faktor berubah. 2.4. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah Teori produksi sedehana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai barang tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis 8 SUKRON ALI (08029830 tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Hukum hasil yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari hubungan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa “apabila produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tamabahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif”. Sifat pertambahan produksi menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan di antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu: οΆ Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat. οΆ Tahap kedua : produksi total pertambahannya semakin lambat. οΆ Ttahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang. Tanah Produksi Total (unit) (3) 150 400 810 1080 1299 1440 1505 1520 Produksi Marjinal (Hektar) (1)` 1 1 1 1 1 1 1 1 Tenaga Kerja (Orang) (2) 1 2 3 4 5 6 7 8 (4) 150 250 410 270 210 150 65 15 Produksi rata-rata (unit) (5) 150 200 270 270 258 240 215 180 1 1 9 10 1440 1300 -80 -140 160 130 Tahap (unit) (6) PERTAMA KEDUA KETIGA Tabel 1: Hubungan Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi 9 SUKRON ALI (08029830 2.4.1 Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Marjinal Produksi marjinal merupakan tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila β adalah pertambahan tenaga kerja, βTP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: π΄π· = βπ»π· βπ³ Sedangkan produksi rata-rata, yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan setiap pekerja ditunjukkan dalam kolom (5). Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: π¨π· = π»π· π³ Q Q3 TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 Q2 Q3 AP 0 3 4 INPUT 8 MP Gambar 3: Kurva Produksi Total, Produksi Rata-tata dan Produksi Marjinal 10 SUKRON ALI (08029830 2.5 Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah Dalam analisis yang berikut ini dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Misalkan yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal serta kedua faktor produksi yang dapat berubah ini dapat dipertukarkan satu sama lain dalam penggunaannya; yaitu tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukkan. Untuk itu perlu dijelaskan tentang kurva produksi sama (isoquant) dan garis biaya sama (isoqost). 2.5.1 Kurva Produksi Sama (isoquant) Kurva isoquant adalah kurva yang menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Gabungan Tenaga Kerja (unit) Modal (unit) A B C D 1 2 3 6 6 3 2 1 Tabel 2: Gabungan Tanaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 1000 Unit Produksi Modal 6 A IQ = 4000 B 3 2 IQ = 3000 C D 1 IQ = 2000 IQ = 1000 1 2 3 Tenaga Kerja 6 Gambar 4: Kurva Produksi Sama (Isoquant Curve) 11 SUKRON ALI (08029830 Gabungan A menunjukkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6 unit modal dapat menghasilkan produksi yang diinginkan tersebut. Gabungan B menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 2 unit tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan C menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 3 unit tenaga kerja dan 2 unit modal. Akhirnya gabungan D menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 6 unit tenaga kerja dan 1 unit modal dan semuanya berlaku untuk pada kapasitas produksi sebanyak 1000 unit sedangkan kurva IQ1, IQ2, dan IQ3 yang terletak di atas kurva IQ adalah menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda dan menunjukkan gabungan tenaga kerja dan modal dengan tingkat produksi yang ditunjukkanmya. 2.5.2 Garis Biaya Sama (Isoqost) Garis biaya sama (isoqost) adalah kurva yang menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat membuat garis biaya sama data yang diperlikan adalah: harga faktor-faktor produksi yang digunakan dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi. 7 Modal 6 5 4 2 2 A TC 4 TC1 8 TC3 TC2 10 12 14 Tenaga Kerja Gambar 5: Gambar Biaya Sama (Isoqost Curve) Garis TC menunjukkan gabungan-gabungan tenaga kerja dan biaya modal yang diperoleh dengan menggunakan Rp.80000 dengan upah tenaga kerja Rp. 10000/unit dan modal Rp.20000/unit, di mana titik A pada TC menunjukkan dana Rp.80000 dapat digunakan untuk memperoleh 2 unit tenaga kerja dan 4 unit modal. Garis TC1, TC2, dan TC3 menunjukkan beberapa garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia adalah Rp.100000, Rp.120000 dan Rp. 140000. 12 SUKRON ALI (08029830 2.6 Meminimumkan Biaya dan Memaksimumkan Produksi Dengan menggabungkan isoquant curve dan isocost curve maka dapat dijelaskan hal-hal berikut: a. Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi? b. Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah yang meminimumkan biaya? Modal 20 14 5 14 12 4 14 2 28 A C Q E D P TC TC1 TC2 R TC3 B IQ =2500 =1500 IQ =2000 IQ =1500 9 12 21 30 Tenaga Kerja 4C R Gambar 6: Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Keuntungan 2.6.1 Memaksimumkan Produksi Terdapat 5 titik yang terletak pada barbagai kurva produksi sama yang merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan dengan garis TC2 yaitu A, B, C, dan E. Dari kelima titik ini, titik E terletak di kurva produksi sama yang paling tinggi, yaitu kurva kurva produksi sama pada tingkat produksi sebanyak 2500 unit. Ini berarti gabungan yang diwujudkan oleh titik E akan memaksimumkan jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp.300000. gabungan tersebut terdiri dari 12 unit modal dan 12 tenaga kerja. 2.62 Meminimumkan Biaya. Yang biayanya paling minimum adalah gabungan yang ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama yang paling rendah dan ditunjukkan oleh titik P pada garis TC. Dengan demikian titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan membutuhkan biaya paling minimum untuk menghasilkan 1500 unit. Faktor produksi itu terdiri dari 9 tenga kerja dan 8 unit modal, dan biaya yang dikeluarkan adalah Rp.210000. 13 SUKRON ALI (08029830 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Mempelajari tentang bagaimana mengelola faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan teknologi) secara efektif dan efesien dalam kegiatan operasi perusahaan adalah suatu hal yang sangat penting untuk dipelajari serta mempelajari biaya perbelanjaan-perbelanjaan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan adalah diperlukan dalam program efesiensi biaya produksi. Dengan memepelajari bagaimana pengelolaan produksi dan biaya produksi maka akan membantu kegiatan operasi perusahaan untuk berada pada tingkat produktivitas yang tinggi dan tidak ada faktor-faktor produksi yang menganggur; semua faktorfaktor produksi digunakan pada tingkat optimum. Pada saat perusahaan mencapai posisi ini, perusahaan akan mampu menekan biaya operasi seminimal mungkin dan akhirnya laba perusahaan akan mengalami peningkatan. 3.2 Saran Setelah penulis memahami pemahaman pemahaman tentang teori produksi dan biaya maka bisa dikatakan bahwa mempelajari lebih lanjut tentang Teori Produksi dan Teori Biaya adalah suatu hal yang sangat berharga sebagai acuan dalam usaha mencapai efektivitas, efesiensi dan produktivitas produksi pada titik paling optimum. 14 SUKRON ALI (08029830 DAFTAR PUSTAKA Rosyidi, Suherman. (2006). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada Sukirno,sadono. (2005). Pengantar Teroi Ekonomi Mikro. Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada 15 SUKRON ALI (08029830