ii RINGKASAN DWI ENDAH WAHYUNI. Analisis

advertisement
RINGKASAN
DWI ENDAH WAHYUNI. Analisis Daya Saing Komoditas Buah Naga
terhadap Komoditas Hortikultura Lain di Desa Pakembinangun, Kecamatan
Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah
bimbingan BAYU KRISNAMURTHI)
Buah naga merupakan salah satu jenis buah tropis yang berasal Amerika
Tengah dan Amerika Utara yang sangat potensial untuk dikembangkan di
Indonesia. Salah satu sentra pengembangan buah naga di Indonesia adalah di
Yogyakarta. Produktivitasbuah naga di Kabupaten Sleman, Yogyakarta mencapai
68 ton/ha dengan urutan kedua di bawah Kabupaten Ponorogo yang sebesar 72
ton/ha. Sabila Farm merupakan salah satu kebun di Sleman yang mengembangkan
komoditasbuah-buahan termasuk buah naga. Namun, petani lain pada wilayah
tersebut belum banyak yang mengembangkan komoditas buah naga dan memilih
untuk mengusahakan komoditas hortikultura lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis daya saing buah naga pada
perusahaan Sabila Farm, (2) menganalisis daya saing buah naga dibandingkan
komoditas hortikultura lain yang diusahakan dalam wilayah Desa
Pakembinangun, (3) menganalisis kondisi pasar buah naga. Metode yang
digunakan adalah analisis pendapatan usahatani, analisis efisiensi usahatani
melalui R/C rasio dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis pendapatan
dan efisiensi usahatani pada Sabila Farm, buah naga memiliki pendapatan dan
efisiensi yang lebih tinggi dari pepaya dan lebih rendah dibandingkan srikaya.
R/C rasio atas biaya tunai dari usahatani buah naga sebesar 9.92 sedangkan rasio
atasbiaya total sebesar 10.26. R/C rasio atas biaya tunai dari usahatani srikaya
sebesar 19.70 dan pepaya sebesar 4.31 sedangkan R/C rasio atasbiaya total
usahatani srikaya sebesar 23.94 dan pepaya sebesar 4.18. Walaupun demikian,
buah naga tetap menjadi prioritas utama bagi Sabila Farm karena sudah memiliki
pangsa pasar yang jelas dengan permintaan konsumen yang terus meningkat. Hal
ini menunjukkan bahwa buah naga memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan
kedua komoditaslainnya.
Pada wilayah Desa Pakembinangun, komoditas buah naga memberikan
pendapatan dan efisiensi yang paling tinggi dibandingkan tiga komoditas lainnya
yaitu caisin, selada dan cabai. Komoditas buah naga memberikan pendapatan
yang paling tinggi dan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan bagi
komoditas hortikultura lainnya, pendapatan dalam setiap tahunnya relatif sama
dikarenakan umur produksinya yang lebih singkat. Rasio R/C atas biaya total dari
komoditas caisin, selada dan cabai secara berturut-turut adalah 2.19, 2.54,
dan4.97. Berdasarkan analisa visual dalam penempatan buah naga baik di kios
buah tradisional maupun di supermarket, buah naga ditempatkan pada posisi atau
letak yang tidak menonjol (outstanding). Hal ini menunjukkan bahwa buah naga
bagi distributor dan pengecer menjadikan buah naga sebagai produk yang ingin
tidak ditonjolkan dibandingkan jenis buah lainnya seperti durian, mangga dan
jeruk.
Saran yang dapat diberikan kepada Sabila Farm sebagai produsen buah
naga sebaiknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat untuk melakukan
ii
pelatihan dan penyuluhan kepada petani di wilayah Desa Pakembinangun agar
mengusahkan komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu, juga
perlu melakukan pemasaran mengenai keunggulan buah naga lokal sehingga
masyarakat lebih mengenal produk lokal baik dari segi manfaat maupun
kualitasnya.
iii
Download