BAKTEREMIA BACTEROIDES MELANINOGENICUS Soeherwin Mangundjaja Bagian Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia A Latar belakang permasalahan Kuman anaerob adalah merupakan kuman patogen yang oportunis .Apabila keadaan menguntungkan baginya, misalnya: adanya kerusakan mukosa mulut, luka operasi pemakaian kortikosteroid pengobatan antibiotika yang tidak rasional kuman tersebut menjadi patogen. Sebagian besar habitat kuman anaerob menempati : 1. Fisura pada tonjolan mahkota gigi 2. Karies gigi 3. Gigj dengan gangren pulpa dan gangren radik 4. Periodontal pocket (saku periodontal) 5. Gingival crevice (sulkus gingiva) 6. Supra gingival plaque dan gingival plaque 7. Supra gingival calculus dan sub gingival calculus 8. Interdental l plaque dan interdental calcuIus 9. Gingival pocket (saku gingiva) Saku gingiva merupakan pelabuhan utama bagi kuman anaerob untuk penjalaran infeksi gigi dan mulut dan Bacteroides melaninogenicus merupakan salah satu kuman yang dominan pada kasus infeksi gigi dan mulut. Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang bakteremia Bacteroides melaninogenicus asal saku gingiva pasca ekstraksi. Kepustakaan Kepustakaan telah menyatakan bahwa kuman anaerob hidup dalam suasana bebas oxygen, konsep tersebut hanya sampai pada tahun 1960. Adapun dewasa ini kita menganut beberapa konsep pecikiran yakni: 1. Oxygen toxicity Oxygen mempunyai potensi yang toksik terhadap semua sel yang hidup (K.T Holland J.S. Knapp dan J.G Shoesmith 1982).0ksigen yang terdapat diluar perbenihan kuman berperan mematikan kuman anaerob, dengan proses metabolisme kuman dalam suasana oksigen (02) bebas akan menghasilkan metabolit yang berupa H202. Metaboilit ini japat mematikan kuman aerob maupun anaerob . Kuman aerob mampu menghasilkan enzim peroksidase, sedangkan kuman anaerob tidak memiliki/menghasilkan enzim tersebut (konsep pemikiran lama mengenai kuman anaerob) dan konsep itu masih berlaku hanya pada beberapa spesies kuman. anaerob. Tetapi dewasa ini ditemukan kuman anaerob yang mampu menghasilkan enzim peroksidase misalnya dari kuman genus Bacteroides. Frodovich 1986 menyatakan bahwa Proses metabolisme kuman menghasilkan metabolit superoxide dismutase (SOD) yang berperan dalam mengiliminir peroksid. Kuman anaerob tidak mempunyai enzim superoxide dismutase. 2. Redox potensial (EH) Eh (potensial oksidasi reduksi) adalah kemampuan lingkungan untuk melepas elektron dalam derajatnya dinyatakan dalam milivolt t (mV) Ukuran Eh lingkungan yang makin negative nenunjukan tingginya reduksi yang terjadi pada lingkungan tersebut dengan kata lain makin tinggi kemampuan lingkungan untuk melepaskan elektron menunjukan rendahnya korJsentrasi 02 yang terdapat dalam lingkungan tersebut. Sebagai contoh: Eh pada plaque bagian dalam -140 mV. Eh gingival pocket -300 nV. Eh saliva + 150 mV dan Eh pada gigi yang bersih + 200 mV. Konsep pemikiran tersebut dikutip dari (Abdul Rahim 1979).Kepustakaan menyatakan bahwa bukan pencabutan gigi saja yang dapat nengakibatkan bakteremia gigi yakni: Ginvectomy.Flapp approach operasi. .scaling, curettage gingivae, lokal anaesthesi. irigasi sulkus. gingiva, odontectomy, osteoplasty; mengunyah keras dan sikat gigi(Borthem et al 1987,Banngartner et aI, 1978,Comner et al,1968,Carl T Band et al.1964, Danielewicz et aI, 1963, Fullhun et aI, 1973,Felix et al 1972, Griffee et aI, 198~,Harvey A.Wrank et aI, 19786.Irwin et aI, r1956, James.L. Cuther et aI, 1971,Joseph.P.Lazansky pt aI, 1965,Kammagara.et al,1981,Haria,etal. 1982, Muller et aI, 1963,Morton H .Golnberg et al. 1968, Elliot RM. et al. 1968, Royer et al, 1969.Romans et al. 1972, Sklavounos et al 1986, Speck JM et al. 1976, Syminton JM et al. 1976, Tanner et aI, 1919, Timosca et al. 1972) Hasil dari 21 peneliti dari berbagai negara penelitian bakteremia pasca ekstraksi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir didapatkan rata-rata diatas 50 % contoh darah positif. Dengan demikian peristiwa bakteremia tersebut perlu mendapat perhatian dari para dokter gigi. Walaupun kuman masuk dalan aliran darah hanya bersi.fat sementara, tetapi tidak menutup kenungkinan akan terjadi penyakit dibagian lain tubuh oleh kuman berasal dari mu1ut yang patogen. . Penelitian awal kami kumpu1kan angka-angka sebagai berikut: 1. 59 penderita yang dicabut gigi di daerah Sega1aheurang Subang ·Jawa Barat 81.4 % bakterima (Soeherwin Mangundjaja 1978) 2 2. 20 penderita yang dicabut gigi di bagian Bedah Hulut FKG UI 90 % bakteremia ( Soeherwin Mangundjaja , 1976). 3. 35 penderita yang dicabut gigi di daerah perkebunan teh PTP XIII Dayeuhmanggung Jawa Barat 88.6% bakteremia (Saeherwin Mangundjaja, 1881). 4. 50 penderita yang dicabut gigi di Puskesmas serpong Tanggerang Jawa Barat 90 % bakteremia (Saeherwin Hangundjaja, 1979) Hasi1 pene1itian tersebut contoh darah diperiksa secara aerob. . B. Perumusan masa1ah Mempelajari latar belakang permasalahan , mlaka masalah bakteremia anaerob orang Indonesia masih memer1ukan teori untuk menjelaskan. Selanjutnya berdasarkan pokok-pokok pemikiran seperti dibawah ini: 1. Sangat sedikik pengetahuan tentang bakteremia anaerob baik dasar teori maupun terapannya. 2. Saku gingiva merupakan pelabuhan utama bagi kuman anaerob untuk penjalaran kedalam aliran darah. 3. Belun ada kaitan kuman anaerob (Bacteroides melaninogenicus) dengan saku gingiva khususnya gigi yang akan di ekstraksi. Maka disusun permasalahan sebagai berikut: Pernasalahan 1. Berapa prevalensi bakteremia kuman anaerob pasca ekstraksi bagi orang Indonesia? 2. Apakah pola bakteremia anaerob ini selalu yang pertama masuk kedalan aliran darah dari saku gingiva? 3. Apakah Bacteroides melaninogenicus merupakan kuman paling sering ditemukan pada peristiwa bakteremia? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Kepustakaan menyatakan bahwa dengan teknik isolasi dewasa ini telah banyak ditemukan kuman anaerob penyebab abses gigi.prevalensinya lebih banyak dari pada kuman golongan aerob. Hal ini merupakan era baru bagi para dokter gigi sehingga peranan kunan anaerob. tersebut dalam bidang Kedokteran Gigi sudah selayaknya untuk dikaji lebih mendalam. 3 Secara rinci penelitian bertujuan : 1 Memperoleh penjelasan peristiwa bakteremia dalam bidang Kedokteran Gigi nerupakan bakterenia anaerob. 2. Langkah awal Bacteroides melaninogenicus diteliti ·untuk mendpatkan ganbaran bakteremia anaerob. 3. Memperoleh ganbaran saku gingiva merupakan pelabuhan utama kuman anaerob Masuk kedalam aliran darah . 4. Mendapatkan penjelasan Bacteroides melaninogenicus masuk ke aliran darah dari saku gingiva. Hipotesis: Bakteremia sudah terjadi akibat tindakan gerak luxatio gigi pada peristiwa ekstraksi kuman Bacteroides melaninogenicus masuk kedalam aliran darah. D. Bahan dan Cara Kerja Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.Subjek penelitian Subjek penelitian adalah 6 sukarelawan dari pasien yang datang ke Poli Klinik Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Subjek dengan indikasi ekstraksi molar satu bawah, dengan latar belakang keadaan sehat. Tahap pertana Subjek dengan indikasi ekstraksi gigi molar satu bawah: 1. Penderita disuruh kumur dengan air. 2. Pengambilan darah vena cubiti sebanyak 5 cc sebelumnya telah dilakukan sterilisasi kulit lengan. 3. Contoh darah sebagai kontrol apakah ada/tidaknya bakteremia. 4. Contoh darah 5 cc dimasukan kedalam botol khusus berisi perbenihan Brain heart infusion broth dan dieram dalam suasana anaerob selana 3 X 24 Jam. 5. Contoh darah pada ad 4 disebar dengan ose pada agar darah Brucella+ metronidazole 4 Tahap kedua 1. Gusi gigi molar bawah satu disterilisasi dengan betadine pekat, nahkota gigi tersebut disterilisasi juga, sekitar sulkus gingiva gigi itu diblokir agar cairan betadine tidak mengalir ke sulkus gingiva. 2. Dengan sonde nengambil bahan pemeriksaan dari saku gingiva,bahan tersebut ditanam dalam perbenihan Brain heart infusion broth + menadion dan haemin. Dieram dalam suasana anaerob. 3. Sterilisasi kulit lengan, disikat dengan cairan sabun kemudian dibersihkan dengan serbet steril satu arah dan diolesi dengan betadine pekat. 4. Tang steril siap dimasukan kedalam saku gingiva dan mulai dilakukan luxatio gerakan tersebut sampai terasa gigi mudah diangkat dari soketnya. 5. 30 detik kemudian pengambilan contoh darah 5 cc dimasukan kedalam perberbenihan Brain heart infusion broth +meandion dan haemin setelah dieram 3 X 24 Jam dalam suasana Rnaerob maka diadakan penyebaran dengan ose pada agar Brucella + metronidazol. 6. Isolasi dan identifikasi lihat lampiran bagan isola.si kuman. E Hasil Penuaian kuman asal darah Kontrol 6 Contoh darah sebelum ekstraksi sebagai kontrol tidak terdapat pertunbuhan kuman. Bahan asal saku gingiva: 5 contoh bahan pemeriksaan dari saku gingva didapatkan kuman Bacteroides melaninigenicus black pigmented dan 1 contoh bahan pemeriksaan tidak terdapat kuman Bacteroides melaninogenicus. Black pigmented. Contoh darah setelah gerakan luxatio: 30 detik setelah gerakan luxatio contoh darah diambil didapatkan 4 koloni kuman Bacteroides melaninogenicus black pigmented dari 4 subjek dan 2 subjek tidak terdapat pertumbuhan. 5 F. Diskusi Contoh darah sebeluml ekstraksi semuanya tidak menunjukan adanya pertumbuhan kumam golongan aerob maupun anaerob. Saku gingiva merupakan pelabuhan utama bagi kuman golongan anaerob dibuktikan dengan pengambilan bahan pemeriksaan dan dibiak serta di identifikasi secara lazim di bagian mikrobiologi ternyata didapatkan kuman Bacteroides melaninogenicus black pigmented. Dengan denikian saku gingiva adalah tempat yang sangat ideal bagi semua golongan kuman untuk masuk kealiran darah. Dengan gerak luxatio sebelum gigi tercabut saja sudah terjadi bakteremia, terbukti didapatkan 5 koloni kuman Bacteroides melaninogenicus black pigmented dari 5 subjek. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Ollar Kha:riat.1966) menyatakan bahwa peristiwa bakterenia pasca ekstraksi pada saat tang cabut dalam keadaan dirotasi dan gerak bucco-lingual beberapa kapiler sekitar sulkus gingiva pecah akan terjadi suatu tekanan dimana bakteri yang ada dalam sulkus masuk kedalam aliran darah. Penelitian ini belum nenjelaskan banyak permasalahan tersehut diatas akan tetapi hasil penelitian ini dapat sebagai peringatan bahwa kuman anaerob dari saku gingiva dapat masuk ke aliran darah pada peristiwa pencabutan gigi. Dengan peristiwa tersebut diatas sudah selayaknya para dokter gigi lebih waspada akan adanya bakterenia kunan golongan anaerob pada semua tindakan kedokteran gigi. Dianjurkan sebelum ekstraksi sebaiknya saku gingiva diirigasi oleh larutan betadine pekat dan didiamkan dalam waktu 1 menit. 6 G Bagan isolasi kuman Bacteroides melaninogenicus black pigmented Contoh darah Kontrol Contoh asal saku gingiva Contoh darah 30" sesudah Luxatio movement Sebelum ekstraksi BHI + Menadion + Haemin Blood Base agar (Brucella + Me troniodazol) Ultraviolet light BHI + Menadion + Haemin Blood Base agar (Brucella + Me troniodazol) Ultraviolet light BHI + Menadion + Haemin Blood Base agar (Brucella + Me troniodazol) Ultraviolet light Colonies red Colonies red Colonies red Bacteroides sp (-) Bacteroides sp Bacteroides sp 7 Lampiran Tabel Hasil isolasi kunan asal darah dan bahan asal saku gingiva No Bahan pemeriksaan 1. Saku gingiva 5 koloni 2. Darah/sebelum ekstraksi Negatif 3. B. melaninogenicus Darah/30" sesudah luxatio movement 4 koloni 30 detik sesudah gerakan luxatio (bucco-lingual movement) pada peristiwa pencabutan gigi didapatkan 66.6% bakteremia oleh kuman Bacteroides melaninogenicus. Daftar Pustaka Abdul Rahim 1987 . Kuman anaerob dan beberapa permasalahanya . Lokakarya Anaerob Pro Konas I – IAMKI 13 – 18 Juli Jakarta Abdul Rahim 1979. Hasil perkembangan teknik isolasi bakteri anaerobik dari bahan pemeriksaan klinik selama tahun 1979 di Jakatrta Abdul Rahim 1983 . Isolasi dan identifikasi kuman anaerob dan aerob dari bahan pemeriksaan klinik yang berasal dari penderita infeksi pada mulut dan gigi di Jakarta 1983 Borthem at al 1987. Selective suppressions of the anaerobic oro-pharyngeal microflora with local metronidazol. British Journal of Oral and Maxxillo Facial Surgery 1987 25, 29-56 Commer.M Dalton,Haberman.,Sol,Colly .,C Kenneth and Winford. Bacteremia after periodontal scaling. Dental Abstract September 1968 Danielwics.,Kazimiera. Bacteremia after tooth extraction performed under general anesthesia and local anesthesia. J .Oral Phatology, February 1963 Felix.,James ,E,Rosen Samuel and App George. Bacteremia from oral irrigation in patients with periodontitis. Dental abstract Vol 17 No 5 May 1972 Griffee,Michael.,B.Allerson., Samuel., Muller. Bacteriodes melaninogenicus and pulp necroses symptoms. Dental abstract Vol 28 No 5 May 1981 Holland at al .1976. Anaerobic bacteria. Published USA Chapman and Hall New York 125 – 128 8 Irwin Beechem DDS., Donald J.Liston DDS 1956 .Transitory bacteremia as related the operation of vital pulpotomy . J.OS.O.Med Pathology Vol 9 No 8 August 1956 James.L.,Cuther ,Leutenant Colonel DC USA et al 1971. Control of bacteremia associated with extraction of teeth part II .J.O Surgery Vol 31 No 5 May 1971 Kammagara .,Don.Walter Thadepallic 198. Anaerobic bacteremia in dental infections. Dental abstracts Vol 26 No 2 February 1981 Muller.,Ernest 1963. Bactermia after tooth extraction. Dental abstract January 1963 Sklavounos NJ.,Legakis and Patrikion 1986. Anaerobic bacteremia in dento alveolar Abscesses .Int.J.Oral Maxillosurgery 1986 15. 268-291 Timosca,Timmsca, Coman G and Vical 1972. Post extraction bacteremia. Dental abstract May 1972 Vol 22 No 5 ----0000---Disajikan pada Majalah Ilmiah Dies Natalis ke 36, 1997 FKG UGM ISSN 0853 – 1352 9