BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan mengarah pada suatu kesatuan global. Globalisasi juga membuat perusahaanperusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa melihat batas negara. Kondisi ini menimbulkan adanya persaingan yang ketat antara perusahaan. Persaingan bisnis di Indonesia ini, dapat dilihat dari terus bertambahnya perusahaan-perusahaan baru yang membuat bertambah ketatnya persaingan. Berbagai jenis perusahaan bermunculan dari segala bidang seperti bidang jasa, manufaktur, maupun perdagangan. Hal ini mendorong setiap perusahaan untuk melakukan yang terbaik sehingga dapat mempertahankan perusahaannya. Perusahaan didirikan dan dijalankan untuk mencapai tujuan kesejahteraan pemilik. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan, yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Yang kedua adalah dapat memakmurkan pemilik perusahaan. Yang ketiga adalah dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Darmawan, 2013). Menurut Afzal dan Rohman (2012), tujuan utama dari perusahaan adalah meningkatkan nilai kemakmuran para pemegang saham. 1 perusahaan melalui peningkatan Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga sahamnya. Harga saham yang ada di pasar modal merupakan bentuk dari kesepakatan antara permintaan dan penawaran, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi dari nilai perusahaan (Hasnawati; 2005 dalam Wijaya dan Wibawa; 2010). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan semakin tinggi nilai perusahaan dapat meningkatkan kemakmuran pemegang sahamnya. Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio Price Book Value (PBV), rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara harga saham terhadap nilai bukunya (Book Value). PBV menunjukkan bagaimana suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Darmawan; 2013). Nilai PBV diatas satu biasanya menunjukkan bahwa perusahaan berjalan dengan baik yang berarti nilai pasar lebih besar dibandingkan dengan nilai bukunya. Menurut Sari (2013) semakin tinggi nilai PBV berarti pasar percaya akan prospek dari perusahaan tersebut. Keberhasilan dan kesuksesan dari sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh keputusan keuangan yang diambil oleh manajer-manajer perusahaan tersebut. Keputusan keuangan itu, digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Fama dan French (1998) dalam Wijaya dan Wibawa (2010), optimalisasi dari nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan yang diambil akan mempengaruhi keputusan yang lainnya dan akan berdampak pada nilai perusahaan. Keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. 2 Kebijakan yang harus dilakukan manajemen perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan salah satunya adalah kebijakan investasi, atau sering disebut dengan keputusan investasi. Pujianti dan Widanar (2009) dalam Setiani (2012) menyatakan bahwa keputusan investasi menyangkut tindakan yang mengeluarkan dana sekarang dan diharapkan akan mendapatkan arus kas di masa mendatang lebih besar dari dana yang telah dikeluarkan sebelumnya. Menurut Prasetyo, et.al (2013) suatu perusahaan yang mampu menciptakan keputusan investasi yang tepat, maka aset dari perusahaan akan menghasilkan kinerja yang optimal sehingga memberikan sinyal positif untuk investor yang nantinya akan meningkatkan harga saham perusahaan dan menaikkan nilai perusahaan. Hal tersebut ditegaskan oleh Soejono (2010), yang mengeluarkan Signaling theory. Teori tersebut menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan hal yang penting bagi para investor karena informasi berarti menyajikan keterangan, gambaran atau catatan untuk kejadian masa lalu, saat ini maupun yang akan datang. Sebuah informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu akan sangat diperlukan oleh investor sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi (Marisa dan Indudewi,2012). Keputusan investasi diproksikan dengan Total Asset Growth (TAG) menurut (Noerirawan dan Muid; 2012) TAG merupakan pertumbuhan aset perusahaan dari satu tahun tertentu ke tahun berikutnya dan merupakan besarnya pertumbuhan investasi pada aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan. Nilai TAG yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan sedang dalam masa 3 pertumbuhan di siklus hidup perusahaan. Pertumbuhan aset yang tinggi bisa disebabkan oleh pertumbuhan laba yang tinggi pada tahun-tahun sebelumhya, sehingga nilai aset setiap tahun akan meningkat. Perusahaan yang memiliki aset yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki proyeksi laba yang bagus dalam kurun waktu ke depan. Hal ini dipandang investor sebagai peluang yang bagus untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki nilai TAG tinggi. Karena nilai TAG yang tinggi akan memberikan harapan keuntungan yang besar di masa yang akan datang (Prasetyo, et.al; 2013). Dengan banyaknya investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan meyebabkan harga saham perusahaan meningkat, diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Menurut Wijaya dan Wibawa (2010) keputusan investasi tersebut merupakan cerminan dari kesempatan investasi di masa mendatang. Apabila suatu perusahaan mampu untuk memaksimumkan kemampuannya melalui investasi-investasi dan dapat menghasilkan laba sesuai dengan jumlah dana yang terikat, maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Noerirawan dan Muid (2012) keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, namun hasil tersebut tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Setiani (2013) yang mengatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Keputusan lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan menyangkut komposisi yang digunakan oleh perusahaan dalam membiayai kegiatan perusahaan, apakah sumber dana berasal dari internal perusahaan atau eksternal perusahaan, besarnya 4 hutang dan modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan modal yang akan digunakan mengingat struktur pembiayaan akan menetukan cost of capital yang akan menjadi dasar penentuan required return yang diinginkan. Dalam Wijaya dan Wibawa (2010), Seorang manajer harus mampu untuk mengambil keputusan pendanaan dengan mempertimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri yang akan digunakan oleh perusahaan. Penggunaan hutang dan modal sendiri secara optimal akan mempengaruhi nilai perusahaan. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Dengan pengurangan pajak maka biaya modal perusahaan berkurang yang nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Penggunaan hutang untuk sumber pendanaan merupakan trade off antara benefit and cost dalam menentukan campuran hutang dan ekuitas yang optimal dalam jangka panjang. Komposisi yang optimal antara hutang dan ekuitas dalam sumber pendanaan akan meminimalkan biaya modal dan meningkatkan nilai perusahaan. Keputusan pendanaan ini diproksikan dengan Debt To Equity Ratio (DER), yang merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total ekuitas. Semakin tinggi nilai dari DER menunjukkan bahwa penggunaan utang dalam pendanaan lebih tinggi dibandingkan ekuitasnya. Penggunaan utang dapat mengurangi pembayaran pajak sehingga laba akan lebih besar dan nilai perusahaan dapat meningkat yang berarti dengan menggunakan utang, dapat mempengaruhi nilai perusahaan. tetapi penggunaan utang hanya akan meningkatkan nilai perusahaan sampai pada suatu titik optimal. Penggunaan utang yang berlebihan dan melewati batas akan menurunkan nilai perusahaan karena 5 kenaikan keuntungan dari penggunaan utang tidak sebanding dengan biaya finansial atau kewajiban bunga dari utang. Dengan adanya penggunaan utang pada struktur modal yang digunakan untuk kegiatan operasional dan investasi perusahaan, akan mempercepat pertumbuhan perusahaan dan hal itu akan membuat investor tertarik untuk membeli saham perusahaan yang mengakibatkan harga saham perusahaan akan meningkat dan kemudian nilai perusahaan juga akan meningkat. Penelitian terhadap keputusan pendanaan dilakukan oleh Afzal dan Rohman (2012), yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sehingga apabila keputusan pendanaan naik, mka nilai perusahaan juga akan naik. Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Noerirawan dan Muid (2012), keputusan pendanaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Fenandar dan Raharja (2012) memberikan hasil bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan mengenai laba yang diperoleh, apakah dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau ditahan untuk menambah modal guna membiayai investasi (Darminto, 2010). Menurut (Brigham dan Houston (2001) dalam Hamid (2013) kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Menurut Martono dan Harjito (2005), nilai perusahaan pada suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen dapat mempengaruhi harga saham, jika jumlah dividen yang dibagikan tinggi, maka 6 harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Dan sebaliknya jika dividen yang dibayarkan rendah maka harga saham perusahaan juga akan rendah sehingga nilai perusahaan akan rendah. Menurut Noerirawan dan Muid (2012) terdapat beberapa pendapat tentang bagaimana kebijakan dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan, pendapat pertama disebut teori irrelevansi dividen yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan. pendapat kedua disebut Bird in The Hand Theory, teori ini menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, dan pendapat yang ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio suatu perusahaan, maka nilai tersebut akan semakin rendah. Kebijakan dividen diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas (Brigham dan Gapenski; 1996 dalam Wijaya dan Wibawa; 2010). Semakin tinggi nilai DPR maka semakin tinggi pula pembagian cash dividend jika dibandingkan dengan laba perlembar sahamnya. Apabila perusahaan merencanakan untuk membagikan labanya kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen daripada menahannya, maka para investor akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang membagi labanya secara konsisten, dengan bertambahnya investor yang menginvestasikan dananya pada perusahaan maka harga saham perusahaan akan meningkat, dan dengan meningkatnya harga saham tersebut maka nilai perusahaan pun akan meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fenandar dan Raharja (2012) menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai 7 perusahaan, Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Martikarini (2013) yang menyatakan bahwa keputusan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, kedua hasil tersebut tidak didukung oleh hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Afzal dan Rohman (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ketiga keputusan keuangan diatas merupakan faktor internal perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Namun, selain faktor internal, nilai perusahaan dapat juga dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan, yaitu faktor yang berasal dari luar lingkungan perusahaan. Kondisi ekonomi makro dapat menjadi faktor eksternal juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Dwipartha, 2012). Fama dalam Wulandari (2010) mengatakan bahwa pergerakkan faktor ekonomi makro dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham, tetapi setiap peneliti menggunakan faktor ekonomi makro yang berbeda-beda karena belum ada kepastian faktor ekonomi makro mana yang paling berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar kemampuan perusahaan untuk mengendalikannya antara lain inflasi, tingkat pengangguran, kurs dolar, tingkat suku bunga (Suardani, et.al (2013). Salah satu faktor ekonomi makro adalah inflasi. Inflasi merupakan indikator ekonomi yang menggambarkan turunnya nilai rupiah, dan kondisi ini ditandai dengan meningkatnya harga barang-barang kebutuhan yang ada di pasar secara terus-menerus. Inflasi dapat menyebabkan daya beli masyarakat berkurang karena harga-harga yang ada dipasar meningkat secara terus menerus. Oleh sebab 8 itu, investor akan cenderung tidak tertarik untuk membeli saham dan akan menyebabkan harga saham perusahaan menurun yang diikuti dengan nilai perusahaan yang juga akan turun. Menurut Noerirawan dan Muid (2012) inflasi yang terjadi pada suatu negara sangat berpengaruh terhadap kurs atau nilai tukar dari negara tersebut. Laju inflasi yang tidak diantisipasi dapat mengakibatkan harga saham di BEI turun (Lestari; 2005 dalam Suardani, et.a; 2012). Untuk mengetahui laju inflasi, dapat dengan melihat kenaikan harga yang diukur menggunakan indeks harga konsumen. Secara konseptual, tingkat harga diukur sebagai rata-rata tertimbang dari barang-barang dan jasa-jasa dalam perekonomian namun dalam prakteknya, dalam mengukur tingkat harga keseluruhan adalah dengan membuat indeks harga, yang merupakan harga konsumen dan produsen (Simamora; 2013). Noerirawan dan Muid (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh inflasi terhadap nilai perusahaan yang menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingkat suku bunga adalah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi struktur modal. Apabila tingkat suku bunga tinggi, maka para investor akan lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank, dan sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, maka para investor akan lebih memilih berinvestasi di saham. Tingkat suku bunga dilihat dari tingkat suku bunga yang berlaku di Indonesia yaitu suku bunga Bank Indonesia (SBI). SBI merupakan salah satu instrumen investasi yang menarik bagi investor mengingat SBI berasal dari Bank Indonesia. 9 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata SBI jangka waktu 9 bulan setiap tahunnya. Tandelilin (2001) dalam Setiani (2012) mengatakan tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi present value kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada sudah tidak menarik lagi. Hal ini diakibatkan dengan tingkat suku bunga yang tinggi akan meningkatkan beban bunga bagi perusahaan yang nantinya akan berdampak pada laba yang dihasilkan oleh perusahaan dengan demikian aliran kas yang masuk akan mengalami penurunan pula. Dan oleh karena itu, aliran kas yang akan diterima oleh investor pun akan berkurang yang dapat menyebabkan investor tidak lagi tertarik untuk berinvestasi yang kemudian harga saham perusahaan akan menurun yang berarti nilai perusahaan juga menurun. Penelitian yang dilakukan oleh Noerirawan dan Muid (2012) menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Setiani (2013) yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan Penelitian ini mengacu penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) yang meneliti tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010) adalah: 10 1. Variabel penelitian Menambahkan dua variabel independen, yaitu tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang merupakan faktor eksternal perusahaan yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Noerirawan dan Muid (2012). 2. Periode waktu dan sampel penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011, sedangkan sampel yang digunakan pada penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2009 Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bung terhadap Nilai Perusahaan” (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011). 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini meneliti mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, inflasi dan tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan. Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi variabel-variabel dan sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu: 1. Nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Price Book Value (PBV). 11 2. Keputusan Investasi yang diproksikan menggunakan Total Asset Growth (TAG). 3. Keputusan Pendanaan yang diproksikan menggunakan Debt To Equity Ratio (DER). 4. Kebijakan Dividen yang diproksikan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR). 5. Tingkat inflasi yang menggunakan indeks harga konsumen. 6. Tingkat suku bunga berdasarkan tingginya tingkat suku bunga yang terdapat pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 7. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011. 1.3 Rumusan Masalah Penelitian dilakukan untuk menguji kembali pengaruh dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Dan untuk menguji apakah faktor eksternal dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Berdasarkan hal diatas, maka permasalahan yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 12 6. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berisi tentang hasil yang ingin dicapai dari penelitian melalui proses penelitian yang akan menjawab masalah penelitian. Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh keputusan terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai perusahaan. 5. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan. 6. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga secara simultan terhadap nilai perusahaan. 13 1.5 Manfaat penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang menggunakan antara lain: 1. Bagi calon investor dan investor Hasil dari penelitian ini diharapkan sapat digunakan sebagai informasi tambahan mengenai kondisi perusahaan yang terkandung didalam laporan keuangan dan laporan keberlanjutan dalam menentukan pengambilan keputusan investasi. 2. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen di perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen bagi perusahaan. Dan tidak hanya memperhatikan faktor internal untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan, tetapi juga memperhatikan faktor eksternalnya. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan referensi dan acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai pengaruh dari nilai perusahaan. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, inflasi, dan tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan. 14 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah yang terjadi dan menjadi minat bagi peneliti untuk diteliti dan dijadikan sebagai objek penelitian. Di dalam latar belakang masalah tersebut dapat merumuskan masalah yang akan diteliti, batasan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TELAAH LITERATUR Pada bab ini berisikan tentang landasan teori yang berhubungan dengan nilai perusahaan, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, inflasi dan tingkat suku bunga. Dan juga dapat menganalisis hasil penelitian terdahulu, kerangka pikiran, dan hipotesa yaitu dugaan sementara dari masalah yang akan diteliti. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang variabel penelitian yang berisi deskripsi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dan beserta jumlahnya, populasi serta sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis instrument serta teknik analisis yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian serta membahas tentang sampel dan variabel yang berkaitan dengan penelitian, analisis data 15 yang bertujuan untuk mnyederhanakan data agar mudah dibaca oleh pihak lain. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran. Simpulan merupakan jawab atas masalah penelitian serta tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I, beserta infomasi tambahan yang diperoleh atas dasar temuan penelitian. Pada bab ini juga dipaparkan tentang keterbatasan dari penelitian, baik dalam kaitannya dengan kemampuan generalisasi temuan, maupun kendala-kendala lain. Keterbatasan merupakan kekurangan yang terdapat pada penelitian yang diharapkan dapat diperbaiki pada penelitian selanjutnya. Saran merupakan manifestasi dari penulis atas sesuatu yang belum ditempuh dan layak untuk dilaksanakan pada penelitian lanjutan. 16