1 MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA Dina 1 H. Ali Jennah2 Dwi Septiwiharti 3 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah apakah motivasi siswa mengemukakan pendapat dapat ditingkatkan melalui metode diskusi pada pembelajaran PKn di kelas VIII SMP Negeri 1 Sirenja. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan motivasi siswa dalam mengemukakan pendapat pada pembelajaran PKn melalui metode diskusi kelompok di Kelas VIII SMP Negeri 1 Sirenja. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model yang digunakan mengacu pada model Kurt Lewin yaitu dilaksanakan secara bersiklus. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi siswa dan hasil observasi guru. Indikator keberhasilan tindakan dalam pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru. Pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik yaitu 70 % atau sangat baik dengan persentase 80 %. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pada siklus I motivasi siswa dalam mengemukakan pendapat dengan aspek-aspek penilaian menyangga pertanyaan mencapai 64%, mendengarkan arahan guru 45%, dalam mengajukan pertanyaan sekitar 44% dan aspek menjawab pertanyaan mencapai 39%, sedangkan jika dilihat dari keseluruhan aspek penilaian hanya mencapai 48% atau dengan kriteria kurang, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang. Siklus II motivasi siswa dalam mengemukakan pendapat dengan aspek-aspek penilaian meningkat menjadi menyangga pertanyaanmencapai 65%, mendengarkan arahan guru 61%, dalam mengajukan pertanyaan sekitar 61% dan aspek menjawab pertanyaan mencapai 63%, sedangkan jika dilihat dari keseluruhan aspek penilaian mencapai 60% dengan kriteria baik dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 orang. Peningkatan motivasi siswa dalam mengemukakan pendapat didukung oleh penggunaan metode diskusi dengan baik ternyata dapat memotivasi dan menarik minat siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat dikatakan penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan motivasi siswa mengemukakan pendapat siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sirenja. Kata Kunci 1 : Motivasi, Diskusi Kelompok, Pembelajaran PKn A 321 10 074 Mahasiswa Program Studi PPKn, FKIP. Universitas Tadulako Pembimbing 1 3 Pembimbing 2 2 2 PENDAHULUAN Pendidikan Kewarganegaraan merupakan wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu, sebagai suatu kelompok, maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang dimaksud di atas seperti yang tercantum di dalam penjelasan Undang-Undang tentang sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 yaitu, Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar Negara dengan Negara serta pendidikan bela Negara-negara agar menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara4. Sebagai suatu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah, PKn memiliki misi, di antaranya adalah sebagai pendidikan dasar untuk mendidik warga negara agar mampu berpikir kritis dan kreatif, mengkritisi, mengembangkan pikiran. Untuk itu siswa perlu memiliki kemampuan belajar tepat, menyatakan dan mengeluarkan pendapat, mengenal dan melakukan telaah terhadap permasalahan yang timbul di lingkungannya agar tercapai perilaku yang diharapkan. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah kenyataannya banyak ditemukan berbagai kendala sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai dengan baik. Salah satu kendala itu antara lain tidak berani mengungkapkan pendapat. Salah satu sumber kritik yang dilontarkan masyarakat adalah PKn telah digunakan sebagai alat indoktinasi dari suatu sistem kekuasaan untuk kepentingan pemerintahan yang ber kuasa. Siswa atau lulusan pendidikan dibentuk untuk tidak berani mengemukakan pendapat dan koreksi terhadap kesalahan penguasa. Nilai dan tindakan kreatif semakin terabaikan karena masyarakat termasuk peserta didik hanya dituntut untuk menjadi penurut dan peminta petunjuk. Situasi seperti ini guru harus dapat mengambil suatu tindakan guna memperbaiki pembelajaran di kelas. Guru seharusnya dapat mengubah strategi agar kemampuan siswa dalamSalah satu cara yang dapat ditempuh berkaitan dengan inovasi tugas mengajar guru adalah guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya agar dapat memotivasi siswa dalam belajar. Metode mengajar diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang dipakai oleh guru dalam menyajikan bahan ajar kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Khususnya dalam hal ini adalah metode untuk menunjang proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pemilihan metode mengajar ini juga perlu diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan dengan hanya satu metode mengajar. Guru hendaknya dapat memilih metode mengajar yang dianggap sesuai dengan materi yang hendak diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat berlangsung secara efektif, efisien dan tidak membosankan. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 37 halaman 18. Berdasarkan hal 4 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3 tersebut PKn tidak bisa dianggap remeh karena merupakan mata pelajaran yang diwajibkan, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus ditingkatkan. Motivasi itu sendiri juga dapat diartikan sebagai sebuah dorongan yang diberikan seseorang ataupun yang muncul dari dalam diri sendiri dikarenakan suatu keinginan. Selanjutnya Rosmawati (2013:10) menjelaskan bahwa “motivasi adalah proses memberikan dorongan terhadap seseorang baik itu berupa pemberian hadiah, ucapan terima kasih, ataupun pemberian nilai kepada seseorang sebagai harga dari apa yang telah dilakukan”. Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang terhadap orang lain dengan tujuan memberikan semangat kepada orang tersebut untuk berbuat yang lebih baik, dorongan tersebut dapat berupa himbauan kepada seseorang. Fungsi Motivasi itu sendiri dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Motivasi dapat mendorong Seseorang untuk dapat berbuat 2. Motivasi dapat menentukan arah perbuatan yang dilakukan 3. Motivasi dapat menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan ( patut atau tidak) perbuatan tersebut. Motivasi dalam kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan Minat belajar. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan serta cara penyajiannya dalam pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (Dimyati dan Mudjiono; 2002)5. Dengan demikian, siswa yang menyukai pelajaran PKn akan senang belajar PKn dan terdorong untuk belajar lebih giat. Pengembangan motivasi dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan situasi atau kondisi siswa di dalam kelas, guru dalam memotivasi siswa terkadang menggunakan pemberian nilai terhadap tugas yang berhasil dikerjakan, memberikan penghargaan terhadap siswa meskipun berupa nilai atau kata-kata. Muhibbin Syah ( 2000:63 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation)6. Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi. Adapun yang dimaksud dengan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn melalui metode diskusi adalah: Usaha, yang dilakukan guna untuk menaikkan atau mempertinggi kecenderungan/keterkaitan siswa dalam belajar pada waktu terjadinya proses interaksi antara siswa dengan guru dan antar sesama siswa, saat kegiatan belajar mengajar 5 Mudjono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta. Muhibin Syah. (2000). Metodologi Penelitian. Prestasi Pustaka, Jakarta. 6 4 melalui cara pembelajaran. Kemudian, kepada siswa ditugaskan untuk mencari jawaban serta kesimpulannya secara kritis dan logis, sehingga kesimpulan yang didapat akan diyakini kebenarannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang fakta-fakta yang ada di lapangan, yakni ”Meningkatkan motivasi siswa mengemukakan pendapat pada pembelajaran PKn melalui metode diskusi kelompok di kelas VIII SMP Negeri 1 Sirenja”. Peneliti menggunakan metode deskriptif dikarenakan data-data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka. Sehingga laporan penelitian akan berisi data-data untuk memberi gambaran pada penyajian laporan tersebut. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan lebih dari satu siklus, penelitian tindakan kelas ini adalah di dasarkan pada pendapat Wiriaatmaja, 2007:25 yang menggambarkan bahwa penelitian tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflektion)7. Model ini digunakan karena peneliti menganggap model ini mudah di gunakan, cukup sederhana dan mudah dilaksanakan serta sesuai dengan karakter peneliti yaitu sebagai peneliti pemula. Penggunaan model ini dikarenakan model tersebut cukup sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Seluruh rangkaian penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan tipe yang digunakan bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif digunakan karena adanya data yang didukung oleh data lapangan sehingga dianggap cukup memadai dalam menguraikan dan menganalisis hasil penelitian. Data utama dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru serta tes hasil belajar. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif a. b. Data Kualitatif adalah data yang diperoleh dari lembar obeservasi aktivitas siswa dan guru. Data Kuantitatif adalah data yang diperoleh dari lembar aktvitas siswa pada setiap akhir tindakan berupa essay test. Sedangkan Indikator Keberhasilan KinerjaIndikator pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru. Pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik yaitu 75 % atau sangat baik dengan persentase 85 %. HASIL Berdasarkan hasil yang telah diuraikan sebelumnya banyak terdapat kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan pada tindakan aktifitas yang dilakukan guru dalam melakukan 7 Wiriaatmaja (2007).Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya 5 kegiatan pembelajaran belum maksimal, penerapan metode diskusi yang belum maksimal sehingga dalam kegiatan pembelajaran di kelas banyak siswa yang belum aktiv dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I terdapat kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I. Untuk melihat kelebihan serta penyebabnya dapat dilihat pada tabel 1.1 sedangkan untuk melihat kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini : Tabel 1.1 Kelebihan Pembelajaran Siklus I serta penyebabnya No Kelebihan Penyebabnya 1 Guru lebih mudah dalam mengajar 2 Pembelajaran lebih menyenangkan No 1 2 3 4 santai - Antusias siswa dalam menerima pelajaran dengan menggunakan metode diskusi menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar. dan - Terciptanya suasana yang kondusif saat pembelajaran berlangsung Tabel 1.2 Kekurangan pembelajaran siklus I dan rencana perbaikan Kelekurangan Rencana Perbaikan Penguasaan kelas oleh guru masih Dapat menguasai kelas dalam proses kurang pembelajaran berlangsung Masih terdapat beberapa siswa yang Memotivasi siswa untuk lebih kurang termotivasi dalam menerima semangat lagi dalam belajar pelajaran Masih terdapat beberapa orang siswa Memotivasi siswa untuk berperan yang kurang aktiv dalam kegiatan aktiv dalam kegiatan pembelajaran diskusi Hasil analisis tes akhir menunjukkan Memotivasi siswa untuk lebih giat bahwa persentase ketuntasan klasikal belajar dan memberikan perhatian yang diperoleh sebesar 32% hasil ini khusus kepada siswa yang belum belum mencapai ketuntasan klasikal tuntas belajar yaitu 75 % Sedangkan hasil pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut : 1) Pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun. 2) Adanya kesungguhan siswa untuk mengikuti pembelajaran dikelas terutama pelajaran PKn. 6 3) Siswa lebih memahami materi yang diberikan dengan berdiskusi bersama sehingga dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dapat dikerjakan dengan lebih baik. 4) Meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan motivasi yang diberikan. Berdasarkan hasil analisis tes akhir tindakan siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 88%, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II dianggap tuntas karena telah melebihi kriteria penilaian yang ditentukan yaitu 75%. Berdasarkan perbaikan dari siklus II pelaksanaan refleksi dilakukan oleh peneliti dan pengamat dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran berlangsung diketahui bahwa peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan dalam memotivasi siswa dalam belajar. PEMBAHASAN Pembahasan dalam penelitian ini mencakup keseluruhan siklus maupun semua aspek yang menjadi fokus dari penelitian yang disesuaikan dengan data dan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Peningkatan kemampuan Siswa menyimak amanat yang disampaikan dalam cerita anak melalui metode Diskusi dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah di tetapkan dalam penelitian. Metode yang peneliti gunakan dalam pembelajaran adalah metode Diskusi, dimana dalam penerapannya peneliti memberikan tugas berupa teks cerita anak yang akan didiskusikan bersama siswa lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2000:56) mengemukakan bahwa : “metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi”8. Motivasi itu sendiri juga dapat diartikan sebagai sebuah dorongan yang diberikan seseorang ataupun yang muncul dari dalam diri sendiri dikarenakan suatu keinginan. Motivasi juga merupakan proses pemberian dorongan atau semangat kepada seseorang baik berupa pemberian hadiah, ucapan terima kasih, ataupun pemberian nilai kepada seseorang sebagai harga dari apa yang telah dilakukan. Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang terhadap orang lain dengan tujuan memberikan semangat kepada orang tersebut untuk berbuat yang lebih baik, dorongan tersebut dapat berupa himbauan kepada seseorang. Motivasi sangat erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, para siswa akan termotivasi untuk belajar jika guru memberikannya secara terus menerus. Beberapa indikator untuk mengetahui adanya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran antara lain dapat terlihat pada : (1) Perhatian siswa 8 Muhibin Syah. (2000). Metodologi Penelitian. Prestasi Pustaka, Jakarta. 7 terhadap pelajaran, (2) Keaktifan siswa melaksanakan semua tugas yang diberikan gurunya, (3) Rasa senang saat mengikuti pelajaran, (4) Keterlibatan siswa secara langsung dalam setiap kegiatan saat pembelajaran di kelas, (5) Siswa banyak bertanya saat pelajaran berlangsung, (6) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai, (7) Siswa berani mengemukakan pendapat/gagasannya atau mempertanyakan gagasan orang lain, (8) Siswa tidak tegang/rileks selama mengikuti pelajaran, (9) Siswa mempergunakan alat peraga atau media pembelajaran secara optimal, dan (10) Siswa antusias mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir. Pengembangan Motivasi dalam Pembelajaran berkaitan erat dengan Minat belajar. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan serta cara penyajiannya dalam pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pengembangan motivasi dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan situasi atau kondisi siswa di dalam kelas, guru dalam memotivasi siswa terkadang menggunakan pemberian nilai terhadap tugas yang berhasil dikerjakan, memberikan penghargaan terhadap siswa meskipun berupa nilai atau kata-kata. Penggunaan metode Diskusi merupakan salah satu alternatif yang baik untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran terutama untuk memotivasi siswa ataupun menarik perhatian dari siswa dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi awal yang peneliti lakukan masih banyak siswa yang kurang memperhatikan guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung terutama yang berkaitan dengan pembelajaran PKn.Kurangnya perhatian siswa serta rendahnya hasil evaluasi yang di capai tersebut bukan hanya disebabkan kurangnya motivasi dari siswa tersebut untuk belajar tetapi juga penggunaan metode yang belum maksimal, metode diskusi sangat tepat digunakan untuk melatih siswa agar mampu untuk mengemukakan pendapat mereka hal ini dikarenakan metode diskusi lebih banyak membutuhkan keaktivan siswa dalam belajar.ketidak aktivan siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat menjadi alasan ketidak berhasilan guru dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian indikator ketika pembelajaran akan berlangsung bukan hanya untuk mengarahkan tujuan dari pembelajaran itu sendiri tetapi juga dimaksudkan agar siswa mempunyai harapan keberhasilan dan mengetahui arah dan tujuan pembelajaran yang dicapai. Pemberian motivasi kepada siswa merupakan salah satu hal yang sangat penting karena akan menentukan apakah siswa mampu terlibat aktif maupun pasif dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya menentukan berhasil atau tidaknya siswa tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada siklus II ada perbaikan yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti untuk melengkapi kekurangan yang ada pada siklus I terutama dari segi refleksi, dari hasil yang diperoleh menjelaskan bahwa peneliti yang bertindak sebagai guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan amanat cerita anak dengan cara menyimak cerita tersebut, dengan penggunaan metode diskusi terbukti dapat memotivasi siswa menjadi labih baik sehingga siswa dapat mengemukakan pendapat yang mereka miliki saat berdiskusi dengan teman dari kelompok lain. 8 Hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran mengenai aktivitas yang dilakukan oleh guru di kelas pada siklus I terlihat kurang siapnya guru dalam hal ini peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran, beberapa aspek yang di amati masih banyak yang belum dapat dilaksanakan terutama dalam penggunaan metode yang belum maksimal dan pemberian motivasi yang belum efisien tidak dapat menarik minat siswa untuk menyukai pelajaran yang kita ajarkan. Dalam kegiatan pembelajaran ini peneliti memanfaatkan dan menggunakan waktu yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik di dukung dengan Penggunaan metode diskusi yang sesuai dengan kebutuhan siswa atau dengan kata lain peneliti menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran di Kelas dengan lebih baik, dengan metode diskusi guru dapat memberikan bimbingan terhadap siswa secara berulang-ulang dengan memberikan beberapa soal sedangkan siswa dapat memanfaatkan waktu berdiskusi untuk menjelaskan pendapat yang ada di fikiran mereka tanpa ada rasa takut terhadap guru ataupun teman lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh diskusi dalam proses pembelajaran terbukti dapat memberikan memotivasi siswa untuk mau belajar. Kemauan untuk belajar mendorong siswa untuk berbuat yang lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan hasil evaluasi yang diberikan guru. Aktivitas yang dilakukan siswa selama pelajaran berlangsung memperlihatkan bahwa pada siklus I siswa belum siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas sehingga belum mampu untuk aktif terutama memberikan pertanyaan tentang materi yang belum dimengerti dan belum mampu dalam memecahkan masalah. Aktivitas siswa yang masih kurang ketika pelajaran berlangsung terlihat dalam hasil observasi yang telah dipaparkan sebelumnya dimana dari aspek yang diamati hanya beberapa aspek penilaian yang memperoleh nilai baik sedangkan aspek yang lain masuk dalam kategori cukup, hal ini dapat menjadi salah satu bukti kurangnya minat dan motivasi yang dimiliki siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Tetapi pada siklus II ada peningkatan atau perubahan yang terjadi hal ini karena adanya perbaikan kekurangan yang terjadi pada siklus I dimana Aktivitas siswa yang peneliti amati meliputi bagaimana siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru yang dapat menunjang hasil akhir yang siswa dapatkan. Dalam siklus II ini siswa telah memperhatikan apa-apa yang dijelaskan oleh guru dengan sangat baik, Siswa dapat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, Siswa mampu untuk mengemukakan pendapat mereka tanpa memiliki keraguan akan kesalahan dari pendapat yang mereka sampaikan. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut bukan hanya disebabkan oleh metode yang digunakan tetapi juga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1) Adanya perencanaan yang matang Perencanaan yang matang mengindikasikan pembelajaran berlangsung secara sistematis sehingga pembelajaran akan terarah dan terorganisir sehingga guru dapat mengajar dengan lebih efektif. 2) Tersedianya perangkat pembelajaran yang memadai Perangkat pembelajaran yang memadai mengindikasikan guru mampu mengajar dengan lebih baik dan memungkinkan setiap siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif dan terarah. 9 3) Terciptanya suasana yang kondusif Kondisi yang kondusif dalam pelaksanaan pembelajaran mengindikasikan bahwa siswa belajar terasa nyaman dan tidak diliputi ketegangan yang dapat menekan proses perkembangan potensi yang dimiliki siswa, pembelajaran menjadi rileks dan menyenangkan sehingga dapat memusatkan perhatian secara penuh pada waktu belajar selain itu siswa mendapatkan peluang yang cukup besar untuk mengasah pengetahuan yang dimilikinya. KESIMPULAN Berdasarkan dari uraian pada pembahasan sebelumnya diperoleh kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, antara lain aktivitas yang dilakukan guru pada siklus I dalam melakukan kegiatan pembelajaran belum maksimal, penerapan metode diskusi yang belum maksimal sehingga dalam kegiatan pembelajaran di kelas banyak siswa yang belum mendapatkan bimbingan sehingga dalam diskusi belum berani untuk mengemukakan pendapat. Selanjutnya meningkat pada siklus II siswa dapat memahami materi yang diberikan dengan bantuan guru, dapat menjawab setiap pertanyaan dengan lebih baik, aktiv dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menyelesaikan tes yang diberikan dengan baik dan mampu untuk mengemukakan pendapat yang mereka miliki. Penelitian yang dilakukan didalam kelas terdiri dari dua siklus yaitu siklus pertama dimana pencapaian keberhasilan aktivitas siswa dalam meningkatkan motivasi siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi pada siklus I dengan aspek penilaian menyangga pertanyaan mencapai 64%, mendegarkan arahan guru 45%, dalam mengajukan pertanyaan sekitar 44% dan aspek menjawab pertanyaan mencapai 39%, sedangkan jika dilihat dari keseluruhan aspek penilaian hanya mencapai 48% (kategori kurang) dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang. Siklus II meningkat menjadi menyangga pertanyaan 65%, mendegarkan arahan guru 61%, dalam mengajukan pertanyaan sekitar 61% dan aspek menjawab pertanyaan mencapai 63%, sedangkan jika dilihat dari keseluruhan aspek penilaian mencapai 60% (kategori baik) dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 orang. Mengemukakan pendapat merupakan hak setiap orang. Dalam proses pembelajaran keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat sangat diharapkan. Hal tidak saja merupakan tujuan dari pembelajaran PKn, akan tetapi hal ini juga dapat dijadikan sarana bagi siswa untuk melatih diri tampil didepan teman sekelasnya dan sarana untuk belajar mengemukakan pendapat yang baik dan benar serta melatih diri untuk menghargai pendapat orang lain. SARAN 1. Bagi guru khususnya guru PKn disarankan menggunakan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktivan siswa dalam belajar. 2. Perlunya perhatian guru dalam memanfaatkan berbagai teknik pembelajaran pada setiap mata pelajaran khususnya pelajaran PKn. 3. Guru hendaknya menggunakan metode yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. 10 4. Dalam pengajaran PKn, seorang guru harus memahami materi yang diajarkan dan guru diharapkan mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang baik. DAFTAR PUSTAKA Mudjono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta. Muhibin Syah. (2000). Metodologi Penelitian. Prestasi Pustaka, Jakarta. https://id.Wikipedia. Org/wiki/Motivasi Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Wiriatmaja (2007).Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung, Remaja Rosdakarya