analisis laba berdasarkan penjualan tunai dan penjualan kredit

advertisement
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2013, 1 (3): 214-224
ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org
© Copyright 2013
ANALISIS LABA BERDASARKAN PENJUALAN TUNAI
DAN PENJUALAN KREDIT PADA KANTOR PUSAT
PT COLUMBUS MEGAH SENTRASARANA
DI BERAU
Rafiandi Nazar 1
Abstrak
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Penjualan Kredit Pada Kantor
Pusat PT. Columbus Megah Sentrasarana (dibawah bimbingan Bapak Dr. A.
Margono,M.Si dan Bapak Drs. M. Zaini, M.Si). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kontribusi laba masing-masing sistem penjualan tunai dan
penjualan kredit pada PT. Columbus Megah Sentrasarana dan untuk mengetahui
sistem yang mendatangkan laba yang paling besar di antara kedua sistem
tersebut. Alat analisis yang digunakan yaitu pertama menghitung alokasi biaya
pemasaran perusahaan kemudian menghitung laba rugi untuk penjualan tunai
dan penjualan kredit, selanjutnya perhutingan itu dibandingkan antara laba
sebelum pajak yang dihasilkan dari penjualan tunai dan penjualan kredit, serta
menghitung dan membandingkan alokasi biaya bersama dan profit margin yang
dihasilkan dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Setelah melakukan
penelitian analisis dan pembahasan diketahui bahwa tingkat penjualan tunai dari
tahun 2011-2012 memberikan kontribusi laba sebelum pajak sebesar Rp
157.967.682,00 dan penjualan kredit sebesar Rp 1.552.803.070,00 sehingga
diketahui penjualan kredit memberikan kontribusi laba lebih besar dari pada
penjualan tunai. Sedangkan alokasi biaya untuk tingkat penjualan tunai dari
tahun 2011-2012 sebesar 3,25% sehingga diperoleh alokasi biaya bersama
penjualan tunai Rp 639.956.900,00 dan alokasi biaya bersama penjualan kredit
sebesar 3,24% sehingga diperoleh alokasi biaya bersama sebesar Rp
975.470.699,00 dan profit margin yang dihasilkan pada tahun 2011-2012 untuk
penjualan tunai lebih besar dari pada penjualan kredit yaitu 0,30% dan 10,45%.
Sebaiknya penjualan secara tunai tetap ditingkatkan untuk menjamin kelancaran
perputaran modal.
Kata Kunci : Laba Rugi, Penjualan Tunai, Penjualan Kredit
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
Pendahuluan
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk
memperoleh laba karena dengan laba tersebut maka perusahaan mampu meraih
sukses, berkembang dan berkelanjutan. Untuk mendapatkan laba tentu saja setiap
perusahaan tidak terlepas dari persaingan dengan perusahaan lain, baik itu
perusahaan dari dalam negeri ataupun perusahaan asing terutama dari perusahaan
yang sejenis.
Persaingan ketat itu terlihat dari keadaan sekarang banyak perusahaan
yang tidak mampu bersaing akan mengalami kerugian dan tutup dengan
sendirinya, sementara perusahaan yang unggul dalam persaingan akan terus
menguasai pasar.
Agar tujuan perusahaan tercapai, perusahaan harus memperhatikan
berbagai hal, bukan hanya masalah produksi barang atau jasa saja, tetapi juga
harus memperhatikan masalah pasar, seperti memilih jenis barang atau jasa,
menentukan harga barang atau jasa. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan
menjalankan berbagai cara seperti efisiensi biaya pemasaran, peningkatan hasil
penjualan yang dapat dilakukan dengan cara menguasai pasar (perluasan pasar)
walaupun biayanya diiringi berbagai macam resiko, disamping itu cara lain yang
ditempuh adalah dengan penjualan tunai dan penjualan kredit.
Meningkatnya penjualan serta cara-cara pemasaran merupakan faktor
penentu untuk dapat mengetahui besar kecilnya laba usaha yang diperoleh
perusahaan, sedangkan besar kecilnya laba perusahaan dapat dipengaruhi oleh
harga pokok, biaya pemasaran serta banyaknya barang yang dijual oleh
perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan hasil penjualan dalam usaha
memperoleh laba yang diinginkan maka sebaiknya perusahaan memperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan usaha meningkatkan jumlah barang yang dijual.
Sebagaimana diketahui bahwa perusahaan merupakan suatu organisasi
masyarakat dengan motivasi mencapai keuntungan atau laba maka perhatian
manajemen semula dipusatkan pada bidang produksi, tetapi dengan semakin
meningkatnya persaingan memperebutkan pasar. Bagian penjualan serta cara-cara
pemasaran merupakan faktor penentu untuk dapat mengetahui besar kecilnya laba
usaha yang diperoleh perusahaan, sedangkan besar kecilnya laba perusahaan
dapat dipengaruhi oleh harga pokok, biaya pemasaran serta banyaknya barang
yang dijual oleh perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan hasil penjulan dalam
usaha memperoleh laba yang diinginkan maka sebaiknya perusahaan
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan usaha meningkatkan jumlah
manajemen bergeser kepemasaran produknya, karena kegiatan produksi saja tidak
akan menjamin menghasilkan laba, jika pemasaran produknya tidak mampu
merebut pasar. Oleh karena itu manajemen perusahaan yang semula memusatkan
215
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
perhatian pada bidang produksi, mulai memperluas perhatiannya pada bidang
pemasaran produknya, namun akan menanggung biaya yang disebut biaya
pemasaran.
PT. Columbus Megah Sentrasarana Berau adalah perusahaan perdagangan
retail yang menyediakan barang-barang elektronik dan furniture dengan berbagai
merek dan tingkat kualitas yang berbeda.
Saat ini semakin banyak dan berkembangnya perusahaan yang bergerak
dibidang produk elektronik dan furniture. Bagi PT. Columbus Megah
Sentrasarana Berau dengan banyaknya kompetitor-kompetitor tentunya
menimbulkan masalah yang komplek dalam mengejar omset penjualan yang
berkaitan dengan peningkatan laba perusahaan.
Karena itu untuk meningkatkan penjualan dan usaha memperoleh laba
yang diinginkan maka perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan usaha meningkatkan volume penjualan. Salah satunya adalah dengan
penjualan secara tunai dan kredit.
Kedua sistem tersebut mempunyai proses dan prosedur yang berbeda.
Pada umumnya perusahaan yang menjual barangnya secara kredit akan mampu
menjual lebih banyak barang dibandingkan dengan perusahaan yang menuntut
pembayaran dengan tunai, akan tetapi biaya yang harus dipikul perusahaan
tersebut lebih besar karena sebagian dari dananya terkait dalam piutang yang
nantinya diimbangi oleh jumlah penjualan yang lebih tinggi. Sehingga dapat
memberikan laba yang lebih besar bagi perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penjualan mana yang lebih
dominan pada perusahaan. Kebijakan penentuan penjualan yang tepat akan
berimbas pada peningkatan volume penjualan dan berpengaruh pada kenaikan
laba (profit margin).
Dari uraian diatas penulis berkeinginan untuk mengetahui laba penjualan
barang-barang elektronik dan furniture dengan diketahuinya laba penjualan pada
masing-masing cara penjualan yang dilakukan, maka diharapkan perusahaan
dapat mencantumkan cara penjualan yang mana yang perlu diperhatikan maupun
peningkatan kegiatan penjualan selanjutnya.
Kerangka Dasar Teori
Secara umum penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa
baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau
jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah
menerima kas dari pembeli. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari
pelangggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk
jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggan.
Penjualan merupakan pencatatan dari transaksi yang terjadi, yang mana
transaksi itu dicatat walaupun sudah atau belum diterima pembayarannya. Jadi
penjualan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban
216
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang atau jasa atau
aktivitas lainnya dalam suatu periode.
Pengertian penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha
pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur.
Menurut Mulyadi (2008:202) “Penjualan adalah kenaikan aktiva yang
berasal dari penjualan barang dagangan atau produksi selama periode tertentu
yang merupakan kegiatan rutin perusahaan”.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitaif adalah
Penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan terdalam terhadap objek
suatu organisme, lembaga atau gejala-gejala tertentu yang diteliti. Pada penelitian
ini menggunakan data penjualan tunai dan penjualan kredit pada PT. Columbus
Megah Sentrasarana Berau.
a. PT. Columbus Megah Sentrasarana sebagai perusahaan perdagangan retail
yang menyediakan barang-barang elektronik dan furniture.
b. Analisis laba yang dimaksudkan disini memisahkan atau menguraikan antara
laba dari penjualan kredit dan laba dari penjualan tunai yang dicapai
perusahaan.
c. Penjualan Tunai yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang
diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.
d. Penjualan Kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka
waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan atau piutang dagang kepada
pembeli.
e. Laba selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan
usaha untuk memperoleh pendapatan.
f. Biaya-biaya operasi yang terdiri, dari advertensi, gaji pegawai, penjualan, dan
macam-macam biaya penjualan, serta biaya administrasi dan umum.
Hasil Penelitian
Adapun data penjualan tunai dan penjualan kredit tahun 2011 dan tahun
2012 adalah sebagai berikut :
Tabel Volume Penjualan Tunai dan Penjualan Kredit
Tahun 2011 dan Tahun 2012
No
Tahun
Penjualan
Tunai
Penjualan
Kredit
Nilai
Tunai
Penjualan
Nilai
Kredit
Selisih
Penjualan
Unit
Rp.
1
2011
529
1.150
1.239.472.000
7.053.782.000
621
5.814.310.000
2
2012
878
1.528
2.091.519.000
9.407.989.000
650
7.316.470.000
217
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
Jumlah
1.407
2.678
3.330.991.000
16.261.771.000
1.271
13.130.780.000
Sumber : PT. Columbus Megah Sentrasarana
Pada periode 2011 total nilai penjualan tunai sebesar Rp 1.239.472.000
serta total penjualan tunai sebanyak 529 unit dan total nilai penjualan kredit
sebesar Rp 7.053.782.000 serta total penjualan kredit sebanyak 1.150 unit.
Terdapat selisih antara nilai penjualan tunai dan nilai penjualan kredit sebesar Rp
5.814.310.000 dan selisih unit penjulana tunai dan penjualan kredit sebanyak 621
unit.
Pada periode 2012 total nilai penjualan tunai sebesar Rp 2.091.519.000
serta total penjualan tunai sebanyak 878 unit dan total nilai penjualan kredit
sebesar Rp 9.407.989.000 serta total penjualan kredit sebanyak 1.528 unit.
Terdapat selisih antara nilai penjualan tunai dan nilai penjualan kredit sebesar Rp
7.316.470.000 dan silisih unit penjualan tunai dan penjualan kredit sebanyak 650
unit.
1
Tabel Penjualan Barang Elektronik dan Furniture
per periode Tahun 2011 dan Tahun 2012
Penjualan Tunai
Penjualan Kredit
Periode
Tahun
(Rp)
(Rp)
Januari
2011
153.895.000
642.853.000
2
Februari
2011
178.129.000
750.129.000
3
Maret
2011
89.347.000
429.358.000
4
April
2011
75.628.000
525.129.000
5
Mei
2011
92.359.000
619.178.000
6
Juni
2011
110.124.000
511.050.000
7
Juli
2011
95.321.000
685.925.000
8
Agustus
2011
87.216.000
619.128.000
9
September
2011
95.519.000
525.147.000
10
Oktober
2011
65.320.000
421.017.000
11
November
2011
71.289.000
525.179.000
12
Desember
2011
125.325.000
799.689.000
7.053.782.000
725.130.000
809.419.000
No
Jumlah
13
Januari
2012
1.239.472.000
415.309.000
14
Februari
2012
329.126.000
Tabel Lanjutan Penjualan Barang Elektronik dan Furniture
218
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
15
per periode Tahun 2011 dan Tahun 2012
Penjualan Tunai
Penjualan Kredit
Periode
Tahun
(Rp)
(Rp)
Maret
2012
144.135.000
649.479.000
16
April
2012
301.320.000
969.720.000
17
Mei
2012
119.049.000
732.340.000
18
Juni
2012
116.138.000
627.130.000
19
Juli
2012
81.708.000
807.159.000
20
Agustus
2012
96.120.000
811.190.000
21
September
2012
97.407.000
939.128.000
22
Oktober
2012
125.156.000
725.139.000
23
November
2012
130.200.000
750.830.000
24
Desember
Jumlah
Total
2012
135.851.000
2.091.519.000
3.330.991.000
861.325.000
9.407.989.000
16.461.771.000
No
Sumber : PT. Columbus Megah Sentrasarana
Selama periode tahun 2011 sampai dengan periode tahun 2012 jumlah
penjualan tunai sebesar Rp. 3.330.991.000 dan jumlah penjualan kredit sebesar
Rp. 16.461.771.000. Dan penjualan tunai terkecil terjadi pada bulan Oktober
2011 dengan penjualan tunai sebesar Rp. 65.320.000 dan jumlah penjualan kredit
terkecil terjadi pada bulan Oktober tahun 2011 sebesar Rp. 421.071.000,
sedangkan penjualan tunai terbesar terjadi pada bulan Januari 2012 sebesar Rp.
415.309.000 dari penjualan kredit terbesar pada bulan April 2012 sebesar Rp.
969.720.000.
Tabel Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Yang Berakhir
31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012
Uraian
Penjualan
Harga Pokok
Penjualan
Laba Kotor
Penjualan
2011
D
2012
K
D
Selisih
K
D
K
8.293.254.000
11.499.508.000
3.206.254.000
5.454.023.000
6.329.127.000
875.104.000
2.839.231.000
5.170.381.000
2.331.150.000
Tabel Lanjutan Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Yang Berakhir
219
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012
2011
Uraian
2012
D
K
D
Selisih
K
D
K
Biaya Operasional :
Biaya Pemasaran
443.902.000
580.434.000
Biaya
Administrasi
295.146.000
dan Umum
Biaya Pendidikan
21.159.000
dan Pelatihan
Insentif
Kelebihan
112.129.000
Target
Kompensasi
56.281.000
Penjualan Kredit
Kerugian Piutang
23.289.000
Tak Tertagih
Gaji Bagian
Penagihan
67.280.000
Piutang
Jumlah Biaya
1.019.186.000
Operasional
Laba Sebelum
1.820.045.000
Pajak
Sumber : PT. Columbus Megah Sentrasana
136.532.000
359.629.000
64.483.000
29.197.000
8.038.000
248.919.000
136.790.000
196.312.000
140.031.000
48.179.000
24.890.000
78.830.000
11.550.000
1.541.500.000
522.314.000
3.628.881.000
1.808.836.000
Pada periode 2011 total penjualan sebesar Rp 8.293.254.000 dengan harga
pokok penjualan sebesar Rp 5.454.023.000 dan menghasilkan laba kotor sebesar
Rp 2.839.231.000 kemudian dikurangin dengan biaya operasional sebesar Rp
1.019.186.000 dan memperoleh laba sebelum pajak Rp 1.820.045.000.
Pada periode 2012 total penjualan sebesar Rp 11.499.508.000 dengan
harga pokok penjualan sebesar Rp 6.329.127.000 dan menghasilkan laba kotor
sebesar Rp 5.170.381.000 kemudian dikurangin dengan biaya operasional
sebesar Rp 1.541.500.000 dan memperoleh laba sebelum pajak Rp
3.628.881.000.
Tabel Daftar Biaya Operasional Untuk Tahun Yang Berakhir
31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012
Uraian
Biaya
Penjualan/Pemasaran :
Biaya Iklan / Promosi /
Pameran
Biaya Claim Barang
220
2011
2012
Selisih
15.780.000
18.619.000
2.839.000
2.389.000
4.189.000
1.800.000
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
Biaya Gaji Karyawan
Pemasaran
150.745.000
185.850.000
35.105.000
Pemasaran
17.811.000
27.125.000
9.314.000
Bonus Intensif
Karyawan
26.312.000
30.285.000
3.973.000
9.865.000
14.181.000
4.316.000
Biaya Perjalan Dinas
Biaya Pemasaran
221.000.000
Lainnya
Jumlah Biaya Penjualan /
Pemasaran
Biaya Administrasi dan
Umum
300.185.000
443.902.000
580.434.000
136.532.000
Biaya Gaji Karyawan
145250.000
179.165.000
33.915.000
Biaya THR Karyawan
26132.000
33.281.000
7.149.000
19585.000
24.179.000
4.594.000
Biaya Alat Tulis Kantor
2475.000
3.350.000
875.000
Biaya Fhoto Copy dan
Cetakan
5120.000
7.129.000
2.009.000
Biaya Pengiriman Surat
1150.000
821.000
329.000
Biaya Benda-benda Pos/
Materai
500.000
735.000
235.000
12625.000
14.850.000
2.225.000
5150.000
6.139.000
989.000
11865.000
9.129.000
2.736.000
13.121.000
3.398.000
21.381.000
5.252.000
16.728.000
2.603.000
29.621.000
4.304.000
Bonus Intensif
Karyawan
Biaya PLN
Biaya PDAM
Biaya Kantor Lainnya
Biaya
Transport/Perjalanan
9723.000
Dinas
Biaya BBM Kendaraan
16129.000
Kantor
Biaya Penyusutan Inv.
14125.000
Kantor
Biaya Pemeliharaan Inv.
25317.000
Kantor
Jumlah Biaya Administrasi
dan Umum
Jumlah Biaya Opersional
295.146.000
359.629.000
64.483.000
739.048.000
940.063.000
20.015.000
Sumber : PT. Columbes Megah Sentrasarana
Pada tahun 2011 total jumlah biaya penjualan atau pemasaran sebesar Rp
443.902.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp 580.434.000 selisih kenaikan total
biaya penjualan dari tahun 2011 hingga tahun 2012 sebesar Rp 136.532.000.
Untuk jumlah biaya administrasi dan umum pada tahun 2011 sebesar Rp
295.146.000 dan tahun 2012 sebesar Rp 359.629.000 terjadi selisih kenaikan dari
tahun 2011 hingga tahun 2012 sebesar Rp 64.483.000. Jadi jumlah biaya
operasional tahun 2011 Rp 739.048.000 dan tahun 2012 Rp 940.063.000
sehingga selisih kenaikan jumlah biaya operasional sebesar Rp 201.015.000.
221
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
Tabel Daftar Biaya Operasional
Uraian
Tahun
2011
2012
Selisih
Jumlah Biaya Penjualan
443.902.000
580.434.000
136.532.000
Jumlah Biaya Administrasi
295.146.000
359.629.000
64.483.000
Jumlah
739.048.000
Sumber : PT. Columbes Megah Sentrasarana
940.063.000
201.015.000
Selama peiode tahun 2011 samapi tahun 2012 jumlah biaya penjualan atau
pemasaran mengalami kenaikan sebesar Rp. 136.532.000 dan jumlah biaya
administrasi dan umum juga mengalami kenaikan sebenar Rp. 64.483.000,
sehingga total biaya operasional hingga tahun 2012 mengalami kenaikan sebenar
Rp. 201.015.000 dari tahun 2011.
Penutup
Kebijaksanaan untuk menerapkan dua macam sistem penjualan yaitu
penjualan tunai dan penjualan kredit adalah tepat guna meningkatan volume
penjualan perusahan hal ini terlihat besarnya dominasi atau pengaruh dari
penjualan kredit terhadap perusahaan dimana penjualan secara kredit mencari
peningkatan laba bersih sebelum pajak yang dicapai lebih besar dari pada laba
bersih sebelum pajak yang dicapai penjualan tunai, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang di ajukan diterima.
Penjualan kredit memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan
dengan penjualan tunai, sehingga hipotesis yang diajukan pada bab terdahulu
dapat diterima dimana dugaan sementara bahwa penjualan kredit memberikan
kontribusi laba yang lebih besar dari pada penjualan tunai. Pernyataan ini
didukung dengan adanya hasil perhitungan terhadap tingkat keuntungan
perusahaan yaitu terlihat laba usaha yang dihasilkan oleh penjualan kredit masih
lebih tinggi dari laba yang dihasilkan penjualan tunai. Pernyataan ini didukung
dengan adanya hasil perhitungan terhadap tingkat keuntungan perusahaan yaitu
terlihat laba usaha laba usaha yang di hasilkan oleh penjualan kredit masih lebih
tinggi dari laba yang dihasilkan penjualan tunai.Pada penjualan kredit
memperoleh laba sebesar Rp 3,258,677,920.00 sedangkan pada penjualan tunai
sebesar Rp 378,667,250.00. perbedaan yang besar ini disebabkan oleh volume
penjualan tunai dengan penjualan kredit yaitu sebesar penjualan tunai tahun 2011
dan tahun 2012 sebesar1407 unitpertahun dan penjualan kredit tahun 2011 dan
tahun 2012 sebesar 2678 unit pertahunnya.
Piutang tak tertagih merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam
keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja yaitu
Kas, persediaan, piutang, kas. Dalam keadaan normal dan dimana penjualan pada
umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang
lebih tinggi dari pada persediaan, karena perputaran dari piutang ke kas
222
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
membutuhkan satu langkah, yang penting kebijaksanaan kredit yang efektif dan
prosedur-prosedur penagihan untuk menjamin penagihan piutang yang tepat pada
waktunya dan mengurangi kerugian akibat piutang tak tertagih.
Untuk persaingan dengan compotitor-compotitor columbus menerapkan
produksi het kualiti dengan bunga kredit dengan yang ringan, pelayanan yang
tercipta, produk yang tercapai, harga yang terjangkau, barang yang terjamin.
Walaupun sistem penjualan kredit menunjukkan kontribusi laba yang
lebih besar namun sebaiknya penjualan tunai tetap ditingkatkan volume
penjualannya karena sistem ini dapat menunjang guna menjamin kelancaran
perputaran modal, oleh karena itu jika perusahaan memprioritaskan keduakeduanya dengan baik maka perusahaan dapat mempertahankan laba dari hasil
penjualan sehingga perusahaan dapat bertahan.
Berdasarkan dari hasil volume penjualan, maka diharapkan perusahaan
dapat memperluas pemasarannya dengan sebaik-baiknya dengan melakukan
berbagai cara salah satunya melakukan promosi tentang penjualan tunai dan
penjualan kredit sesuai ketentuan yang dibuat perusahaan agar konsumen
mendapatkan kemudahan untuk membeli barang-barang elektronik dan furniture,
sehingga dapat meningkatkan profit margin perusahaan.
Daftar Pustaka
A.A.RahmatM.Z. Tanya Jawab Perkreditan, cetakan pertama Remadja Karya,
Bandung, 2001, Halaman 4.
A.M.Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen, Edisi 1, Jakarta, 2000, Halaman 10.
Baridman, Zaki. Intermediate Accounting, edisi Ketujuh, BPFE, Yogyakarta,
2000 halaman 31
Kartadinata, Abbas. Pembelajaran Pengantar Managemen Keuangan, Cetakan 2,
PT. Bina Aksara, 2002, Halaman 167.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, PT. Prenhalindo, Jakarta, 2003,
Halaman 8 & 3.
La Midjan. Sistem Informasi Akuntansi I, Jakarta, 2001, halaman 170
Mulyadi. Akuntansi Biaya. Cetakan ketujuh, Yogyakarta , 2005, halaman 32
S. Munawir, Akuntan, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta, 2002, Halaman
99
Syafri Harahap, Sofyan. Teori Akuntansi edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, Halaman 228
223
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
Suyanto, Thomas. Dasar-dasar Akuntansi, Edisike XI, Aksara Baru, Jakarta,
2003, Halaman 11.
Tunggal, Amin Widjaya. Akuntansi Biaya, Edisike 4, 2000, Jakarta, halaman 276
Zaini, Achmad. Prinsip-Prinsip Penjualan, Malang, 2003, Halaman 2 & 11.
224
Download