PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI EMPIRIS PADA PT. SMS KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR) Desi Putri Wijayanti1), Didi Sundiman2) Universitas Darwan Ali 1) e-mail: [email protected] 2) e-mail: [email protected] ABSTRACT This study examined the influence of personal knowledge, job procedures, and technology on employee’s performance in PT. SMS. The analytical method used in this research is multiple linear regression analysis. Samples of this research are 60 employees of PT. SMS. The results of this research indicate that personal knowledge and job procedure has influence on the performance of employees at PT. SMS. While technology has a positive effect but not significant to employees performance in PT. SMS. Keywords : Knowledge Management, Personal Knowledge, Job Procedure, Technology, Employees Performance ABSTRAK Penelitian ini melakukan pengujian pada pengaruh personal knowledge, job procedures, dan teknologi pada kinerja karyawan PT. SMS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple linear regression analysis. Sample penelitian adalah 60 orang karyawan PT. SMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal knowledge dan job procedure memiliki pengaruh signifikan pada kinerja karyawan di PT. SMS. Pemanfaatan teknologi memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan pada kinerja karyawan PT. SMS. Kata Kunci : Manajemen Pengetahuan, Pengetahuan Personal, Prosedur Kerja, Teknologi, Kinerja Karyawan 1. Pendahuluan perkembangan zaman, supermarket yang 1.1 Latar Belakang sebelumnya hanya menjual kebutuhan Supermarket merupakan sebuah primer toko yang menyediakan segala menjual sekarang telah kebutuhan berkembang sekunder. kebutuhan pokok sehari-hari. Seperti Supermarket yang menjual kebutuhan bahan makanan, minuman, tissue dan sekunder ini merupakan supermarket era barang modern. Di supermarket era modern kebutuhan lainnya. Seiring DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 69 banyak hal yang telah bertransformasi, penggerak organisasi, sehingga menjadi seperti semakin banyak pramuaniaga organisasi yang kompetitif. Seperti yang yang dikatakan Nonaka (1994), pengetahuan meningkatkan nilai jual dari supermarket tersebut. merupakan alat yang mendalam yang Keberadaan supermarket bukanlah efektif dapat meningkatkan kemampuan hal baru lagi di masyarakat. Hal ini organisasi untuk melaksanakan tindakan membuktikan perkembangan yang sangat yang tepat. pesat, sehingga banyak Manajemen pengetahuan terbagi ini. menjadi 2, yaitu pengetahuan tacit dan Perkembangan dewasa ini juga mengacu pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit pada makin cepatnya, perubahan dalam adalah segala individu dari pengalaman sehari-hari, persaingan timbul dalam bidang industri kehidupan, hal ini pengetahuan yang serta pengembangan teknologi informasi diduplikasikan dan diajarkan kepada yang sangat akselaratif. Kondisi ini jelas orang lain (Nonaka, 1994). Kunci dari membuat organisasi memerlukan cara- pengetahuan tacit adalah pengalaman. cara agar tetap survive dan eksis di Maka dari itu, pengetahuan tacit bersifat konsumen mereka. Tuntutan akan makin personal, yang membuatnya sulit untuk pentingnya dikomunikasikan sumber daya dasarnya didapat merupakan akibat dari efek globalisasi kualitas pada yang sulit dan diresmikan manusia (SDM) merupakan salah satu (Nonaka, respon untuk menyikapi hal tersebut, dan pengetahuan hal ini tentu saja memerlukan upaya- pengetahuan upaya kepada individu lain sehingga dalam untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM. 1994). untuk Sedangkan, eksplisit yang dapat adalah ditransfer praktiknya mudah untuk dideskripsikan Untuk meningkatkan sumber daya ke dalam dokumen, pelatihan, dan lain- manusia yang berdaya saing, diperlukan lain dimana penulis mengkategorikan ke pengelolaan pengetahuan yang dimiliki dalam oleh setiap individu di perusahaan. teknologi (Bohn dikutip dari Alavi et al., Pengelolaan 2001). pengetahuan bermanfaat bagi organisasi, karena pengetahuan 70 sangat bentuk prosedur kerja, dan keberlangsungan pada dasarnya merupakan sumber DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.2 Tacit Knowledge Menurut Nonaka (1994), pengetahuan tacit adalah berakar dalam 2.1.1 Manajemen Pengetahuan Menurut Davenport dan Prusak tindakan, komitmen, dan keterlibatan (1998), pengetahuan adalah pengalaman dalam konteks tertentu. yang “berdiam” terstruktur, nilai, informasi kontekstual dalam kesadaran yang komprehensif dan dan wawasan pakar yang menyediakan pikiran manusia dan tubuh. kerangka kerja untuk mengevaluasi dan menggabungkan pengalamaan dan Pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang ada di dalam pikiran pengetahuan baru yang menghasilkan setiap tindakan serta menghasilkan keputusan pemahaman, keahlian, dan pengalaman yang lebih baik dan menghasilkan input seseorang. Seperti kata Polanyi dalam yang efektif pada dialog dan kreativitas Nonaka (1994), kita bisa tahu lebih dari organisasi. yang kita bisa katakan. Pengetahuan tacit Pengetahuan, yang dijelaskan oleh individu sesuai dengan merupakan pengetahuan yang sulit untuk Keng-Boon Ooi (2014) dan Lim et al. diformulasikan dan (1999), adalah aset tidak berwujud yang karena berada di dalam benak masing – hampir tidak mungkin untuk ditiru dan masing orang. Pengetahuan yang ada dipandang sebagai instrumen kompetitif dalam diri seseorang, tampak seperti yang harus dikelola secara efektif oleh sebuah setiap organisasi. Meskipun banyak yang pengertiannya, maka pengetahuan tacit telah membahas pentingnya pengetahuan dapat dikategorikan sebagai pengetahuan dalam sebuah manajemen, tetapi relatif personal. gunung dikomunikasikan, es. Berdasarkan sedikit yang memperhatikan bagaimana proses pembuatan dan pengelolaan 2.1.3 Pengetahuan Eksplisit pengetahuan. Dalam proses pembuatan Nonaka (1994), mengatakan pengetahuan ini, kemudian dapat ditarik pengetahuan eksplisit diskrit atau digital. perbedaan pengetahuan menjadi dua Hal ini ditangkap di catatan masa lalu kategori yaitu, pengetahuan tacit dan seperti perpustakaan, arsip, dan database pengetahuan ekplisit. dan dinilai secara berurutan. Alavi (2001) dimensi DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 mengungkapkan, pengetahuan eksplisit (selanjutnya 71 disebut sebagai pengetahuan eksplisit) manajemen diartikulasikan, pengetahuan dikodifikasi, dan adalah dan pada proses aliran penciptaan, dikomunikasikan dalam bentuk simbolik berbagi, dan distribusi pengetahuan” dan/atau Contohnya (Alavi & Leidner, 200; Sundiman & pembelian sebuah produk elektronik, Idrus, 2015). Disinilah peran penting dari pasti pemakaian. teknologi merupakan canggihnya teknologi saat ini. Misalnya, pengoperasian internet, intranet, browser, extranet, data bahasa disertai Petunjuk alami. petunjuk pemakaian pengetahuan itu seputar produk tersebut. informasi, mengingat mining teknik, gudang data, dan agen Penerapan pengetahuan eksplisit software (Alavi & Leidner, 2001). lebih mudah, karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau rekaman yang telah didokumentasikan, sehingga 2.2 Kinerja Karyawan Pengertian kinerja adalah hasil karyawan dapat kerja secara kualitas dan kuantitas yang secara mandiri. dicapai oleh seorang karyawan dalam Pengetahuan eksplisit dalam penelitian melaksanakan fungsinya sesuai dengan ini adalah prosedur kerja dan teknologi. tanggung mempelajarinya Prosedur kerja adalah tugas dan jawab kepadanya. Pada yang diberikan dasarnya kinerja tanggung jawab yang telah diberikan merupakan sesuatu hal yang bersifat kepada karyawan yang bersifat formal. individual, Menurut Beijerse (2000), pengetahuan memiliki eksplisit berbeda-beda. ditandai, menurut berbagai karena tingkat setiap karyawan kemampuan Selain itu, yang kinerja penelitian, dengan kemampuannya untuk karyawan juga dipengaruhi oleh tingkat dinyatakan sebagai kata atau nomor, pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, dalam bentuk data tercetak, formula dan motivasi karyawan. ilmiah, manual, file komputer, dokumen, Menurut Mondy dalam Choirina paten, dan prosedur standar atau titik (2014:11), kriteria (standar) kinerja yang awal universal yang dapat dengan mudah paling umum adalah sifat-sifat karyawan ditransfer dan disebarkan. tertentu seperti sikap, penampilan, dan Alavi dan Leidner (2001) menyampaikan jika pengetahuan adalah proses, 72 maka secara tersirat inisiatif adalah dasar untuk beberapa evaluasi. fokus DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 a. Perilaku, ketika tugas seseorang sulit 3. Model Penelitian Dan Hipotesis ditentukan, 3.1 Model Penelitian organisasi bisa perilaku atau mengevaluasi Pengetahuan personal (X1) kompetensi orang tersebut yang berhubungan dengan tugasnya. b. Kompetensi, meliputi sekumpulan luas pengetahuan, Prosedur kerja (X2) keterampilan, sifat, dan perilaku yang bisa bersifat teknis, berkaitan Teknologi (X3) dengan keterampilan antar pribadi, atau Gambar 1. Model Penelitian berorientasi bisnis. c. Pencapaian tujuan, aspek penilaian 3.2 Hipotesis karyawan ini harus menjadi unsur yang paling positif dalam keseluruhan proses dan membantu Berdasarkan model penelitian di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: karyawan untuk fokus pada perilaku Organisasi dengan karyawan yang yang akan menghasilkan hasil-hasil memiliki positif mampu memberikan keunggulan dalam bagi semua yang berkepentingan. d. Kinerja Karyawan (Y) Potensi pengetahuan tacit terbaik persaingan menghadapi pesaing dengan perbaikan, perusahaan- kualitas SDM yang tidak mudah ditiru perusahaan harus berfokus pada (Teece, 2000). Kualitas pengetahuan masa depan, memasukkan perilaku- SDM perilaki yang fleksibilatas dan perencanaan yang lebih diperlukan untuk mengembangkan baik, kemampuan penyelesaian masalah karyawan dan dalam proses tersebut akan meningkatkan kinerja perusahaan dapat dalam kualitas pelayanan dan kepuasan dan hasil-hasil mencapai perusahaan. tujuan-tujuan organisasi menciptakan konsumen (Youndt & Snell, 2004). Hipotesis pertama penelitian sebagai berikut: H1: Pengetahuan personal berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. SMS. DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 73 Penyusunan prosedur kerja yang Kombinasi dari berbagai sumber baik menciptakan alur kerja yang dan daya yang ada meliputi SDM, prosedur struktur kerja organisasi yang akan yang baik mengurangi kompleksitas dan efisiensi pemanfaatan biaya dikombinasikan dalam pemanfaatan berbagai dan efisiensi teknologi jika dengan baik maka sumber daya organisasi (Choi & Lee, mampu memberikan nilai tambah yang 2002). Struktur pekerjaan yang tersusun lebih baik bagi organisasi (Tanriverdi & dengan baik akan membawa organisasi Venkatraman, pada proses kerja yang rapi dan proses hipotesis penelitian ke empat: kerja terbaik sehingga 2005), membentuk mampu menciptakan keunggulan bersaing yang H4: Pengetahuan personal, prosedur kerja, dan teknologi secara bersama- lebih baik (Schulz & Jobe, 2001). Hasil- sama berpengaruh terhadap kinerja hasil penelitian di atas membawa pada karyawan di PT. SMS. hipotesis kedua penelitian: H2: Prosedur kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. SMS. 4. Metode Penelitian 4.1 Rancangan Penelitian, Populasi dan Sampel Pemanfaatan teknologi informasi mendorong aktifitas karyawan yang lebih efektif dalam berbagai kegiatan dan aktifitas kerja termasuk kinerja pelayanan pada konsumen (Böhnstedt, Scholl, Rensing, dan Steinmetz, 2010). Penelitian menunjukkan bagaimana pemanfaatan teknologi telah mendorong organisasi pada banyak peningkatan kinerja di berbagai bidang kerja, (Wang & Wang, 2012). Konsep di atas membawa peneliti pada hipotesis ke tiga: H3: Teknologi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. SMS. 74 Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian penelitian kuantitatif tentang data yaitu yang dikumpulkaan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang bertujuan untuk menguraikan atau menggambarkan tentang sifat-sifat dari suatu keadaan atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan data dan analisis data kuantitatif serta pengujian hipotesis. Objek penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk menjelaskan hubungan variabel dalam penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu hubungan DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 yang bersifat sebab akibat. Ada variabel pengetahuan independen Kosasih dan Budiani (2007:83) : (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen a. personal menurut Setiap karyawan harus memiliki (dipengaruhi). Variabel dependen dalam pengalaman kerja minimal 1 penelitian ini adalah kinerja karyawan tahun di bidangnya. (Y) dan variabel independen adalah b. Karyawan yang berpengalaman pengetahuan personal, prosedur kerja, cenderung dan teknologi. profesional daripada karyawan Teknik sampling yang digunakan yang penulis dalam penelitian ini adalah probability sampling yaitu bekerja belum lebih memiliki pengalaman sama sekali. teknik c. Pengalaman bukan hanya pengambilan sampel yang memberikan diperoleh dari diri sendiri tetapi peluang yang sama bagi setiap unsur juga dari orang lain. (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik d. probability setiap hari. sampling yang digunakan penulis adalah e. simple random sampling, yaitu teknik secara acak f. tanpa diperoleh Mengkomunikasikan kerja. populasi. Sampel yang diambil dalam adalah yang pengalaman kerja dengan rekan memperhatikan strata yang ada dalam penelitian ini Pengalaman memperkaya pengetahuan. pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan Mendapatkan pengalaman baru g. Masalah yang dihadapi dapat sebagian dari dijadikan karyawan di PT. SMS, yaitu sejumlah 60 berharga. orang. pelajaran yang Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil 7 dari total indikator empirik dari peneliti sebelumnya. 4.2 Definisi Operasional Variabel 1. Pengetahuan personal pengetahuan yang karyawan pengalaman PT. baik adalah diperoleh SMS berupa dari kejadian 2. Prosedur kerja adalah jawab atau tugas tanggung yang harus dijalankan oleh karyawan PT. SMS sehari-hari ataupun dari sumber berdasarkan lainnya. Procedure (SOP) yang ada dan Indikator empirik DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 Standard Operation 75 sifatnya formal. Indikator empirik karyawan untuk berkolaborasi prosedur kerja menurut Kosasih dan dengan rekan-rekan. Budiani (2007:83) : a. b. d. telah menjadi terarah dan terkoodinir. karyawan untuk berkomunikasi SOP dengan rekan-rekan. merupakan dalam sarana mencapai c. Organisasi saya telah sasaran dan tujuan perusahaan. mengadopsi aplikasi TI bagi SOP menunjukkan karyawan untuk mencari dan tanggung jawab kerja dengan mengakses pengetahuan yang sangat jelas. diperlukan. dapat Pemahaman SOP dapat dalam f. saya mengadopsi aplikasi TI bagi mengenai SOP sudah sangat baik. e. Organisasi Dengan adanya SOP pekerjaan komunikasi c. b. 4. dijadikan pelaksanaan acuan pelatihan Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang dicapai oleh seseorang berdasarkan tuntutan persyaratan- dalam departemen saya. persyaratan SOP dalam departemen telah pekerjaan mempunyai persyaratan memenuhi standar yang ada. tertentu Dengan menyesuaikan perusahaan, maka untuk pekerjaan. dapat Suatu dilakukan kondisi dalam mencapai tujuan yang disebut peneliti juga sebagai standar pekerjaan mengambil 6 dari 10 indikator (Bangun, dalam Choirina 2014). empirik peneliti sebelumnya. Standar kinerja dapat dijadikan dasar dalam penilaian setiap pekerjaan. 3. Teknologi adalah media penyebaran Menurut Bangun dalam Choirina informasi yang digunakan untuk (2014:11), menyebutkan indikator mendukung tiap kegiatan kerja di kinerja dalam suatu pekerjaan dapat dalam perusahaan. Indikator empirik diukur melalui : menurut Lee dan Choi, dalam Lin a. Jumlah pekerjaan (2014:1423) : b. Kualitas pekerjaan telah c. Ketepatan waktu mengadopsi aplikasi TI bagi d. Kehadiran e. Kemampuan kerja sama a. 76 Organisasi saya DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 Indikator-indikator kemudian dijabarkan di atas dalam bentuk kuesioner. Penilaian dilakukan dengan skoring 1-4 Skala Likert, dimana nilai- 5.1.1 Analisis Data Tabel 1 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Variabel B Beta t Sig .726 .471 nilai pertanyaan mempunyai hubungan Constant 1.901 reliabilitas (X1) .328 .399 3.337 .002 dilakukan pada instrument penelitian (X2) .304 .279 2.205 .032 yang dikembangkan. .089 .054 (X3) Sumber : Data diolah (2016) .450 .655 dengan kemungkinan Pengujian validitas jawaban. dan Ket : 5. Analisis dan Pembahasan 5.1 Analisa Deskripsi Reponden X1 = Pengetahuan personal X2 = Prosedur kerja Hasil analisis data profil responden X3 = Teknologi yang diperoleh yaitu laki-laki sebanyak 35 orang (58.3%), responden perempuan sebanyak 25 orang (41.7%), rata-rata responden berada di usia antara 21 – 25 tahun. Prosentase latar SMA – sederajat sebanyak 45 orang (75%). Responden dalam penelitian ini banyak menjabat diperoleh hasil persamaan perhitungan regresi Y =b0 + b 1X1t+ b 2X2t + b3X3t + et Y=1.901+0.328X1+0.304X2+0.089X3+ei Ket : sebagai Y = Kinerja karyawan SPG/SPB yakni sebanyak 24 orang X1 = Pengetahuan Personal (41.7%). Untuk status perkawinan, dalam X2 = Prosedur kerja penelitian ini responden paling banyak X3 = Teknologi belum b0 = Konstanta menikah yaitu linier berganda sebagai berikut : belakang pendidikan paling banyak adalah lulusan paling Berdasarkan sebanyak 34 (56.7%). Rata – rata responden telah b1 = Koefisien regresi 1 bekerja selama 1 – 5 tahun. b2 = Koefisien regresi 2 b3 = Koefisien regresi 3 ei = Variabel penggangu Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa: DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 77 1. Konstanta (b0) = 1.901 5.2 Nilai konstanta ini menunjukan 5.2.1 Koefisien Determinasi Uji Hipotesis Tabel 2 Model Summaryb bahwa apabila tidak ada variabel pengetahuan personal (X1), prosedur Model R kerja (X2) dan teknologi (X3), maka R Adj Std. Error Square R of the Square Estimate .328 1.692 kinerja karyawan (Y) hanya akan 2. 3. .602a 1 terbentuk sebesar 1.901. Pengetahuan personal (b1) = 0,328 .362 DW 2,204 a. Predictors: (Constant), X3, X2,X1 b. Dependent Variable: Y Koefisien regresi ini menunjukan Model summary pada kolom R bahwa setiap variable pengetahuan Square adalah kofisien korelasi pearson personal satu- sebesar 0.328 yang menunjukkan tingkat satuan, maka akan meningkatkan hubungan yang tinggi antara variabel, pula kinerja karyawan (Y) sebesar 0, sedangkan untuk kolom Durbin-Watson 328 dengan asumsi bahwa variabel nilainya bebas yang lain dari model regresi menunjukan bahwa tingkat pengaruh X1, adalah tetap. X2 dan X3 cukup kuat sehingga mencapai Prosedur kerja (b2) = 0,304 32.8% dan variasi variabel kinerja Koefisien regresi ini menunjukan karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bahwa setiap variabel prosedur kerja pengetahuan personal, prosedur kerja, (X2) meningkat satu-satuan, maka dan teknologi sedangkan sisanya sebesar akan meningkatkan pula kinerja 67.2%, diterangkan oleh variabel lainya karyawan (Y) sebesar 0, 304 dengan yang tidak diteliti dalam penelitian ini. (X1) meningkat sebesar 2.204. Hal ini asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 4. Uji Simultan (F) Tabel 2 Teknologi (b3) = 0,089 Koefisien regresi ini menunjukan bahwa setiap variabel teknologi (X3) meningkat satu-satuan, maka akan meningkatkan pula kinerja karyawan (Y) sebesar 0,089 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari Model Summaryb Model Sum of df Squares Refression Mean F Sig. 10.606 .000b Square 91.063 3 30.354 1 Residual 160.271 59 2.862 Total 251.333 59 a. Predictors: (Constant), X3, X2,X1 b. Dependent Variable: Y model regresi adalah tetap. 78 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 Dari hasil uji ANOVA atau F test lebih kecil dari 0.05. Sehingga dapat pada tabel 3 didapat nilai F hitung dikatakan sebesar signifikan antara prosedur kerja (X2) 10.606 signifikannya dengan 0.000. nilai Pernyataan bahwa terhadap terdapat kinerja pengaruh karyawan probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 Sedangkan maka model regresi dapat digunakan signifikan 0.655 lebih besar dari 0.05 untuk signifikansi dan dapat dikatakan tidak berpengaruh pengetahuan personal, prosedur kerja dan signifikan antara teknologi (X3) terhadap teknologi secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan (Y). mengetahui teknologi (X3) (Y). dengan kinerja karyawan. 5.3 Hasil Pembahasan Berdasarkan Uji Parsial (t) Tabel 4 dengan demikian H1 diterima dan Ho T hitung Sig. Pengetahuan personal (X1) 3.337 .002 Prosedur kerja (X2) 2.205 .032 Teknologi (X3) .450 .655 a. Dependent Variable: Y bahwa angka signifikansi untuk hipotesis yang ditolak lebih dari 0.05 dan hipotesis diterima memiliki tingkat signifikansi kurang dari 0.05. Hasil dari masing-masing variabel bebas bahwa signifikansi pengetahuan personal (X1) sebesar 0.002 atau lebih kecil dari 0.05. Sehingga dapat terdapat pengaruh ditolak. Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa pengetahuan personal berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dihipotesiskan, yang Pada output regresi menunjukkan yang perhitungan yang telah dilakukan pada tabel 4 maka Hasil Uji t Variabel Bebas hasil dikatakan signifikan bahwa antara pengetahuan personal (X1) terhadap kinerja karyawan (Y), untuk prosedur kerja (X2) dengan signifikansi 0.032 berarti menerima H1 . Hal ini membuktikan bahwa faktor pengetahuan personal berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PT. SMS. Hasil ini sesuai dengan penelitian Kosasih dan Budiani (2011), Sundiman et al. (2014), dan Sundiman dan Putra (2016) yang menyatakan adanya pengaruh yang baik antara prosedur kerja yang diimbangi dengan pengetahuan personal terhadap kinerja karyawan hotel. Individu dan SDM sebagai bagian tidak terlepaskan dari organisasi adalah bagian yang sangat DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 79 vital bagi keberlangsungan dan baik memberikan pedoman yang jelas pertumbuhan organisasi. SDM yang mengenai tata proses aliran informasi memiliki personal knowledge yang baik dan barang dalam organisasi. Keteraturan tentu adalah katalisator yang kuat untuk aliran informasi dan barang dalam menciptakan perilaku organisasi memberikan efisiensi dan organisasi dalam menghadapi persaingan efektifitas kerja dalam organisasi yang pasar. Perkembangan pola persaingan berdampak pada kinerja karyawan. budaya dan global yang sangat cepat menuntut Hipotesis ke-3 hasil analisis organisasi untuk bisa terus menjaga dan dinyatakan tidak signifikan. Hasil uji mengembangkan pengetahuan personal statistik tersebut menunjukkan bahwa SDM nya. dalam teknologi tidak berpengaruh Kemudian untuk H2 berdasarkan signifikan terhadap kinerja karyawan. perhitungan secara statistis H2 diterima Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan dan Ho ditolak. Pengujian ini secara yang statistik membuktikan bahwa prosedur menolak H3. Hal ini membuktikan kerja terhadap bahwa faktor teknologi berpengaruh kinerja karyawan. Hasil penelitian ini positif namun tidak signifikan terhadap sesuai dengan yang dihipotesiskan, yang kinerja karyawan di PT. SMS. Hal ini berarti ini dikarenakan PT. SMS, berada di kota membuktikan bahwa faktor prosedur yang ekonominya masih berkembang. kerja Dalam berpengaruh menerima berpengaruh positif H2 . Hal positif terhadap dihipotesiskan, praktiknya, yang teknologi berarti telah kinerja karyawan di PT. SMS. Hasil ini diterapkan di PT. SMS, hanya saja untuk sesuai dengan penelitian Kosasih dan saat ini teknologi tidak berpengaruh Budiani signifikan terhadap kinerja karyawan. (2011), adanya pengaruh yang menyatakan antara Selain itu, pelanggan PT. SMS belum prosedur kerja yang diimbangi dengan terbiasa dengan perkembangan teknologi pengetahuan personal terhadap kinerja informasi dewasa ini. Hal inilah yang karyawan hotel. Prosedur kerja menjadi membuat teknologi belum berpengaruh faktor yang penting bagi keteraturan besar terhadap kinerja karyawan di PT. dalam proses kerja. Prosedur kerja yang SMS. 80 yang baik DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 6. Penutup melakukan 6.1 Kesimpulan masing-masing. Berdasarkan bukti-bukti empiris 3. pekerjaan mereka Teknologi (X3) memiki pengaruh yang diperoleh dari penelitian ini, maka positif, dapat diambil kesimpulan bahwa : terhadap kinerja karyawan di PT. 1. Pengetahuan signifikan SMS. Skala usaha yang dimiliki PT. berpengaruh positif dan signifikan SMS, yang masih belum terlalu luas, terhadap kinerja karyawan di PT. dan juga sistem penjualan direct SMS. Hal ini menunjukkan bahwa selling menjadi salah satu faktor pengalaman pribadi individu, yang teknologi kemudian signifikan saling tersebut berbagi dapat Dimana tidak dalam sistem berpengaruh penelitian direct ini. selling meningkatkan kinerja karyawan di merupakan metode penjualan barang PT. SMS. Dengan pengalaman yang dengan cara tatap muka untuk dimilikinya itulah karyawan dapat melakukan transaksi jual beli. mengeksplor lebih luas lagi potensi 2. tidak (X1) pengalaman personal namun 4. Pengetahuan personal (X1), prosedur yang ada di dalam dirinya, yang kerja (X2), dan teknologi (X3) secara mana hal ini akan membuat kinerja bersama-sama berpengaruh terhadap karyawan tersebut semakin baik. kinerja karyawan. Untuk hipotesis Prosedur kerja (X2) berpengaruh ini, telah dihitung menggunakan positif tabel ANOVA telah diperoleh F dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. SMS. Hal ini menunjukkan penggunaan dan hitung sebesar 10.606. 5. Berdasarkan hasil analisis regresi pemanfaatan Standard Operation linear berganda bisa disimpulkan Procedure (SOP) dengan baik, maka bahwa dari tiga variabel akan menghasilkan kinerja karyawan variabel pengetahuan personal, yang baik pula. Hal ini dikarenakan prosedur kerja teknologi SOP merupakan merupakan dasar untuk dan variabel yaitu independen melakukan kegiatan di perusahaan. yang terdapat dalam penelitian ini. Di PT. SMS, SOP telah diterapkan Dimana pengetahuan dengan baik sehingga karyawan menjadi variabel memiliki suatu acuan dasar untuk dominan dalam DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 yang personal paling mempengaruhi 81 kinerja karyawan. Selain itu hal pengetahuan personal yang baik dari tersebut didukung dengan adanya setiap karyawan. nilai koefisiensi (R2) korelasi 2. Pihak PT. SMS diharapkan untuk sebesar 0.362 atau 36.2% yang terus mampu menggali potensi yang menunjukkan adanya korelasi yang ada pada masing-masing individu sangat yang ada di perusahaan. Dan juga kuat dari hubungan pengetahuan personal (X1), prosedur mampu kerja (X2) dan prosedur kerja(X3) meningkatkan terhadap kinerja berlaku sekarang. sedangkan 63.8% karyawan, terdapat di 3. mempertahankan mutu SOP serta yang Pihak PT. SMS diharapkan dapat variabel lainnya yang tidak diteliti memperhatikan segi teknologi yang dalam penelitian ini. saat ini belum berpengaruh signifikan. 6.2 4. Saran – saran Peneliti menyadari Jumlah sampel yang digunakan adanya dalam penelitian ini sebanyak 60 kekurangan dalam penelitian ini, agar orang, jumlah ini relatif masih kecil. dapat Diharapkan diperhatikan dalam penelitian dalam selanjutnya. selanjutnya, 1. menambah jumlah sampel. Pengetahuan akan prosedur kerja hendaknya diimbangi peneliti penelitian dapat dengan DAFTAR PUSTAKA Alavi, M., & Leidner, D.E. (2001). Knowledge management and knowledge management systems: Conceptual foundations and research issues. MIS Quarterly, 25(1), 107– 136. Beijerse, R.P. uit (2000). Knowledge management in small and medium-sized companies: knowledge management for entrepreneurs. Journal of Knowledge Management, 4(2), 162-179. 82 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 Böhnstedt, D., Scholl, P., Rensing, C., & Steinmetz, R. (2010). Enhancing an environment for knowledge acquisition based on web resources by automatic tag type identification. In Proceedings of international conference on computeraided learning (h.380–389). Hasselt, Belgium. Choi, B., & Lee, H. (2002). Knowledge management strategy and its link to knowledge creation process. Expert Systems with Applications, 23(3), 173–187. Choirina, F. D. (2014). Analisis pengaruh praktek knowledge management dalam memediasi dukungan information technology terhadap kinerja karyawan. Tesis. Universitas Diponegoro, Indonesia. Davenport, T.H., & Prusak, L. (1998). Working knowledge: How organizations manage what they know. Harvard Business School Press. Cambridge, MA. Joshi, H., Chawla, D., & Farooquie, J. A. (2014). Segmenting knowledge management (KM) practitioners and its relationship to performance variation – Some empirical evidence. Journal of Knowledge Management, 18(3), 469–493. http://doi.org/10.1108/JKM-10-2013-0380 Ooi, K.B. (2014). TQM: A facilitator to enhance knowledge management? A structural analysis. Expert Systems with Applications, 41, 5167–5179. Kogut, B., & Zander, U. (1992) Knowledge of the firm, combinative capabilities, and the replication of technology. Organization Science, 3(3), 383–397. Kosasih, N., & Budiani, S. (2007). Pengaruh knowledge management terhadap kinerja karyawan: Studi kasus departemen front office Surabaya Plaza Hotel. Jurnal Manajemen Perhotelan, 3(2). Lee, M. R., & Lan Y.C. (2011). Toward a unified knowledge management model for SMEs. Expert Systems with Applications, 38(1), 729-735. DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 83 Lin, H.F. (2014). Contextual factors affecting knowledge management diffusion in SMEs. Industrial Management and Data Systems 2014, 114, 1415–1437. Nonaka, I. (1994). A Dynamic Theory of Organizational Knowledge Creation. Organization Science, 5(1), 14-37. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/2635068 Schulz, M., & Jobe, L. A. (2001). Codification and tacitness as knowledge management strategies: An empirical exploration. Journal of High Technology Management Research, 12(1), 139–165. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. CV. Alvabeta: Bandung. Sundiman, D., Idrus, M.S., Troena, E.A., & Rahayu, M. (2013). The role of knowledge management on individual, the community and the organization. International Organization of Scientific Research Journal of Business and Management, 7(1), 4754. Sundiman, D., & Idrus., M. S. (2015). Confucianism ethic, Guanxi, and acculturation role on the knowledge transfer process of Chinese descendant in Indonesia. International Journal of Knowledge Management Studies, 6 (3), 261-278. Sundiman, D., & Putra., S.S. (2016). Knowledge management role on creating service excellence: Case study on building materials supermarket in the city of SampitIndonesia. Proceedings of the The 11th International Knowledge Management in Organizations Conference on The changing face of Knowledge Management Impacting Society. ACM, 2016. Tanriverdi, H., & Venkatraman, N. (2005). Knowledge relatedness and the performance of multibusiness firms. Strategic Management Journal, 26(2), 97–119. Teece, D. J. (2000). Strategies for managing knowledge assets: The role of firm structure and industrial context. Long Range Planning, 33(1), 35–54. 84 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 Trihendradi, C. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: Andi Offset. Voon-Hsien Lee, Lai-Ying Leong, Teck-Soon Hew, Keng-Boon Ooi, (2013), "Knowledge management: a key determinant in advancing technological innovation?", Journal of Knowledge Management, 17(6), 848-872. http://dx.doi.org/10.1108/JKM-08-2013-0315 Wang, Z., & Wang, N. (2012). Knowledge sharing, innovation and firm performance. Expert Systems with Applications, 39(10), 8899–8908. Youndt, M. A., & Snell, S. A. (2004). Human resource configurations, intellectual capital, and organizational performance. Journal of Managerial Issues, 16(3), 337–360. DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 85