Al-Sihah : Public Health Science Journal 79-88 Faktor Risiko Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar Sukfitrianty1, Aswadi2, Abdul Majid H.R. Lagu3 1 Bagian Gizi FKIK UIN Alauddin Makassar Bagian Promosi Kesehatan FKM Universitas Pancasakti 3 Bagian Kesehatan Lingkungan FKIK UIN Alauddin Makassar 2 ABSTRAK Hipertensi ibu hamil dijumpai di negara berkembang maupun di negara maju, dan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam seventh general programmer of work untuk tahun 2009 sampai 2012 tercatat sebagai masalah ibu hamil di dunia. Di negara maju, hipertensi ibu hamil merupakan penyebab kematian maternal. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan case control study dengan tujuan untuk mengetahui faktor risiko terhadap hipertensi. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil dengan pengambilan sampel secara simple random sampling dengan jumlah 136 sampel. Hasil penelitian diperoleh bahwa umur ibu merupakan faktor risiko hipertensi dengan nilai OR = 2,566, status bekerja ibu merupakan faktor risiko hipertensi dengan nilai OR = 3,916, konsumsi fast food merupakan faktor risiko hipertensi dengan nilai OR = 2,971, dan antenatal care merupakan faktor risiko hipertensi dengan nilai OR = 2,352, .Disarankan bagi ibu hamil memiliki umur risiko tinggi tetap memperhatikan atau mengurangi makanan yang banyak mengandung natrium. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini dengan mengamati variabel-variabel lain yang berhubungan dengan judul penelitian ini. Kata Kunci : Hipertensi, Umur, Status Bekerja, Konsumsi Fast Food, Antenatal Care. Data statistik dari nasional health PENDAHULUAN Hipertensi ibu hamil dijumpai di foundation di Australia memperlihatkan negara berkembang maupun di negara bahwa sekitar 1.200.000 orang Australia maju, dan oleh organisasi kesehatan dunia (15% (WHO) general menderita tekanan darah tinggi, sayangnya programmer of work untuk tahun 2000 sepertiga dari orang itu tidak menyadari sampai 2004 tercatat sebagai masalah ibu kondisi mereka dan terlalu sering dari hamil di dunia. Di negara maju, hipertensi tekanan darah tinggi merupakan pendorong ibu hamil merupakan penyebab kematian yang maternal, tetapi kematian hipertensi adalah kardiovaskuler dan gangguan jantung. Kira- 150/100.000 kelahiran (Manuaba,2008). kira dari 30% dari semua kematian di dalam seventh Alamat Korespondensi: Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar Email: [email protected] penduduk dewasa di kuat terjadinya Australia) penyakit ISSN-P : 2086-2040 ISSN-E : 2548-5334 Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2016 V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 Australia disebabkan oleh 80 AL -SIH AH gangguan disebabkan oleh persalinan atau kehamilan peredaran darah, angka yang serupa juga adalah 1/14 – 50 di negara berkembang nampak di negara-negara barat seperti sedangkan di negara maju adalah 1/400 – Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, 10.000 (L. Ratna Budiarso dan Titie dan Eropa Utara (L.N. Marlin, 2005). Pada Setiyowati, 2007) survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2008 yang dilakukan Penyebab kematian ibu yang utama di oleh Indonesia adalah pendarahan, hipertensi Departemen Kesehatan pada ibu hamil, pada kehamilan dan infeksi, secara klinis masih menunjukkan adanya perdarahan yang paling sering adalah hipertensi pada persalinan sebesar 11,1% dan perdarahan ibu hamil dan juga merupakan salah satu pada masa nifas sebesar 2,6% untuk tanda mengantisipasi perdarahan pada persalinan Hipertensi pada dan masa nifas dengan baik maka perlu merupakan penyebab diketahui juga secara lebih lanjut untuk maternal dan perinatal terutama di negara mengetahui berkembang faktor-faktor perdarahan dari penyakit pre-eklampsia. kehamilan utama diperkirakan masih kematian 15–40% tersebut dan pada akhirnya informasi kematian maternal berhubungan langsung tersebut dapat berguna untuk mengurangi dengan hipertensi pada kehamilan dan angka kematian ibu (Depkes, 2010). Salah sampai 30% janin meninggal khususnya satu sasaran dari pembangunan kesehatan eklampsia (Depkes, RI, 2008) adalah menurunkan angka kematian Survei kesehatan rumah tangga 2008, maternal. Walaupun cenderung menurun telah namun masih tetap cukup tinggi. Pada terhadap setiap ibu yang sedang hamil dan tahun 2003 diperkirakan tiap tahun di diperiksa tercatat 4,6% dengan hipertensi seluruh dunia 500.000 ibu meninggal (diastolic 90% mmHg) dan 3,7% dengan dalam atau sistolic 140 mmHg atau lebih, diantaranya berkembang 1,9 adalah dengan tekanan diastolic 90 masalah persalinannya. Di kehamilan negara diadakan pemeriksaan kesehatan berkisar 50 – 800/100.000 kelahiran hidup, mmHg sedang di negara maju berkisar 5 – Ditemukan pula bahwa insidensi hipertensi 30/100.000 kelahiran hidup. Di negara ibu berkembang risiko hamil dan bersalin golongan umur 30 tahun keatas (Depkes, mempunyai 100 – 200 kali lebih besar dari RI, pada di negara maju, risiko kematian merupakan seorang wanita selama hidupnya yang dan hamil 2009). sistolic terlihat agak Hipertensi sebab 140 mmHg. tinggi pada di Indonesia utama tingginya 81 AL -SIH AH V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 kematian maternal dan perinatal yaitu 20.000 ibu hamil meninggal akibat komplikasi obstetri 90% di sebabakan oleh trias klasik yaitu pendarahan 40-60%, hipertensi 21-30%, infeksi 20-30% (Soejoenes, 2009). Di Makassar penyebab kematian maternal adalah pendarahan 42,4%, hipertensi 33,3% dan infeksi 18% oleh karena itu penanganan diagnosa hipertensi dini perlu dan segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian maternal dan perinatal Berdasarkan data di Rumah Sakit Kota Makassar menunjukkan bahwa faktor umur pada ibu hamil yang paling berisiko untuk menderita hipertensi pada ibu hamil adalah umur <20 dan >35 tahun yaitu 66,3%,dan dari segi umur kehamilan 7,20 minggu dianggap sebagai risiko tinggi sebanyak 95%, pemeriksaan antenatal care yang tidak teratur berisiko sebanyak 69,3% dan paritas didapatkan bahwa ibu hamil penderita hipertensi paling banyak di temukan pada ibu dengan paritas > 3 sebanyak 54,4% (Hasna B, 20010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko hipertensi pada ibu hamil di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan menggunakan pendekatan case control study, yaitu untuk mengetahui faktor risiko (umur ibu, status bekerja, konsumsi fast food,dan antenatal care) terhadap (hipertensi) yang diamati pada waktu yang berbeda. Penetapan ada tidaknya kontribusi pengaruh faktor risiko terhadap terjadinya efek dilakukan dengan membandingkan faktor risiko tersebut terhadap subjek-subjek kontrol, dimana kontrol dalam penelitian ini adalah subjek (Manuputty,2010). Hikmah Jenis Penelitian dengan karakter efek negatif (ibu hamil yang tidak mengalami hipertensi) yang juga dilihat secara restrospektif. Gambar 2 . Skema rancangan case control study Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar pada bulan Februari. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang ada di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang menderita hipertensi sebanyak 68 kasus dan tidak hipertensi sebanyak 68 kontrol yang memeriksakan kehamilannnya di Rumah Sakit Hikmah Kota Makassar. METODE PENELITIAN Besar sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan tabel Stanley V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 Lameswhow, dengan tingkat OR=2, derajat Hasil análisis Odds Ratio dengan 95%, dengan Confidence Interval 95% diperoleh nilai perbandingan kasus : kontrol = 68 : 68. OR = 2,566. Ini berarti ibu hamil yang Jumlah sampel ditentukan berdasarkan menyatakan umur risiko tinggi berisiko rumus: 2,566 kemaknaan kepercayaan dkk, AL -SIH AH 5%, (CI) 2 Z {1 /[ P1 (1 P1 )] 1 /[ P2 (1 P2 )]} n ln(1 ) 2 Jadi jumlah sampel untuk kelompok kasus maupun kontrol masing- telah mengalami kemunduran. kali menderita hipertensi dibandingkan dengan ibu hamil yang menyatakan umur risiko rendah. Karena OR > 1 berarti umur ibu merupakan faktor risiko terhadap hipertensi. masing sebanyak 68, sehingga total sampel Hasil dari nilai lower limit 1,228 dan sebanyak 136. Dan pengambilan sampel upper limit 5,361 mencakup nilai 1 berarti dilakukan dengan cara simple random tidak ada hubungan secara bermakna umur sampling (acak/undian). ibu terhadap hipertensi. Status Bekerja Ibu Hasil análisis Odds Ratio dengan HASIL PENELITIAN Confidence Interval 95% diperoleh nilai Umur Ibu Umur ibu pada saat hamil merupakan OR = 3,916. Ini berarti ibu hamil yang salah satu faktor internal yang berperang menyatakan status bekerja risiko tinggi penting dalam kehamilan.Umur yang aman berisiko 3,916 kali menderita hipertensi untuk kehamilan dalam reproduksi sehat dibandingkan dengan ibu hamil yang adalah antara 20 – 36 tahun.Umur ibu yang menyatakan status bekerja risiko rendah. berisiko tinggi untuk hamil adalah pada Karena OR > 1 berarti status bekerja ibu umur kurang dari 20 tahun atau > 35 tahun merupakan (Depkes,RI.1996). hipertensi. faktor risiko terhadap Tingkat kesulitan kehamilan dibawah Hasil dari nilai lower limit 1,909 dan umur 20 tahun atau > 35 tahun ternyata 2 – upper limit 8,035 mencakup nilai 1 berarti 5 kali lebih tinggi dibandingkan kurung tidak ada waktu reproduksi sehat antara 20 – 34 bekerja ibu terhadap hipertensi. tahun.Keadaan Konsumsi Fast Food ini disebabkan belum hubungan bermakna status matangnya alat reproduksi untuk hamil Hasil análisis Odds Ratio dengan pada usia dibawah 20 tahun sedangkan Confidence Interval 95% diperoleh nilai pada usia > 35 tahun fungsi alat reproduksi OR = 2,971. Ini berarti ibu hamil yang 83 AL -SIH AH V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 mengkonsumsi fast food risiko tinggi risiko berisiko 2,971 kali menderita hipertensi hipertensi,hal ini disebabkan karena ibu dibandingkan dengan ibu hamil yang hamil pada usia yang terlalu muda dari yang yang besar terjadinya mengkonsumsi fast food risiko rendah. segi Karena OR > 1 berarti konsumsi fast food reproduksinya belum optimal sedangkan merupakan faktor risiko terhadap hipertensi. pada usia tua ( > 35 tahun)akan menambah Hasil dari nilai lower limit 1,477dan terjadinya komplikasi kehamilan,penelitian upper limit 5,976 mencakup nilai 1 berarti menunjukkan bahwa dengan bertambahnya tidak ada umur Ibu mengakibatkan absorbsi tubuh hubungan secara bermakna biologis untuk konsumsi fast food terhadap hipertensi. cenderung Antenatal Care reproduksinya Hasil análisis Odds Ratio dengan Confidence Interval 95% diperoleh nilai OR perkembangan memburuk sehingga sudah alat-alat dan mulai memungkinkan alat degenerasi terjadinya komplikasi. = 2,352. Ini berarti ibu hamil yang Dengan bertambahnya umur, risiko menyatakan antenatal care risiko tinggi terkena hipertensi menjadi lebih besar berisiko 2,352 kali menderita hipertensi sehingga prevalensi hipertensi dikalangan dibandingkan dengan ibu hamil usia yang lanjut cukup tinggi. Tingginya menyatakan antenatal care risiko rendah. hipertensi sejalan dengan bertambahnya Karena OR > 1 berarti antenatal care umur, hal ini disebabkan oleh perubahan merupakan faktor risiko terhadap hipertensi. struktur pada pembuluh darah besar, Hasil dari nilai lower limit 1,172 dan sehingga lumen menjadi lebih sempit dan upper limit 4,720 mencakup nilai 1 berarti dinding pembuluh darah menjadi lebih tidak ada hubungan bermakna antenatal care kaku, sebagai akibat adalah meningkatnya terhadap hipertensi. tekanan darah sistolik. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik PEMBAHASAN I (2004) menunjukkan adanya hubungan Umur Ibu umur ibu terhadap faktor risiko hipertensi. Umur pada waktu hamil Hasil penelitian ini sejalan dengan satu faktor yang penelitian yang dilakukan oleh Sudarmini kehamilan Syam (2008) di Rumah Bersalin Baji dan juga merupakan salah faktor risiko Minasa menunjukkan bahwa umur ibu terjadinya hipertensi.Umur ibu yang terlalu merupakan factor risiko hipertensi. muda (kurang dari 20 tahun) memiliki Status Bekerja Ibu merupakan ibu salah mempengaruhi kelangsungan V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 AL -SIH AH Pekerjaan yang dilakukan oleh ibu hamil haruslah bersifat ringan, tersebut serta besarnya resiko menurut sifat tidak pekerjaan, juga akan berpengaruh pada melelahkan ibu dan tidak mengganggu lingkungan kerja dan sifat sosial ekonomi kehamilannya. Pekerjaan dinas misalnya karyawan pada pekerjaan tertentu. guru dan pegawai kantor, berdagang maupun tenaga-tenaga perawat boleh Interaksi manusia sebagai pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerja meneruskan pekerjaannya sampai waktu dapat menyebabkan efek positif cuti hamil asal saja ingat akan pekerjaan pekerja,atau efek yang sebaliknya.Hampir yang sifatnya memberatkan. Pekerjaan setiap pekerjaan selalu memiliki ”agen yang stress sifatnya mengganggu kehamilan ” yang kepada potensial.Pada dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik umumnya,stress pada pekerja terjadi karena rokok, pabrik-pabrik interaksi pekerja dengan pekerjaan atau lainnya yang mengeluarkan zat-zat yang lingkungan kerja,yang ditandai dengan dapat penolakan percetakan atau menggangu janin dalam kandungannya. diri sehingga terjadi penyimpangan secara fungsional. Pekerjaan adalah sesuatu yang Hasil penelitian ini sejalan dengan dilakukan, diperbuat, dikerjakan untuk penelitian yang dilakukan oleh Sudarmini mendapatkan nafkah atau menghasilkan Syam (2008) di Rumah Bersalin Baji uang. Jadi pekerjaan yang dilakukan akan Minasa menunjukkan bahwa status bekerja mempengaruhi besar kecilnya pendapatan ibu merupakan faktor risiko hipertensi. seseorang, tetap atau tidaknya menerima Penelitian yang dilakukan oleh penghasilan dan waktu menerima gaji atu Taufik I (2004) menunjukkan adanya upah hubungan status bekerja ibu terhadap faktor “labour fource concept” yang digolongkan bekerja adalah mereka yang risiko hipertensi. melakukan pekerjaan untuk menghasilkan Konsumsi Fast Food barang-barang atau jasa-jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau Oleh memenuhi karena kriteria fast food gizi tidak seimbang: keuntungan bila mereka bekerja penuh kandungan kalori sangat tinggi, terutama maupun tidak bekerja penuh. Sehubungan dalam bentuk karbohidrat, lemak dan antara dan protein. Akibatnya, konsumsi yang tinggi frekuensi masalah kesehatan telah sejak akan menyebabkan risiko obesitas semakin lama diketahui. Pekerjaan lebih banyak tinggi. Dalam jangka panjang obesitas bisa dilihat dari kemungkinan keterpaparan memicu pekerjaan dan distribusi timbulnya berbagai penyakit, 85 AL -SIH AH V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 seperti diabetes dan jantung koroner. Selain hendaknya di batasi maksimum 25% dari itu kadar garam yang tinggi bisa memicu kebutuhan kalori atau sekitar 500-550 hipertensi (darah tinggi). Kalori. Sedangkan konsumsi kolesterol Fast food sering dijadikan kambing hitam penyebab adalah 300 mg/orang/hari. penyakit Garam dapur sebagai salah satu jantung ,hipertensi ,penyumbatan pembuluh sumber utama natrium, selalu ada pada darah ,dan sebagainya. Perlu diingat bahwa makanan yang kita santap. Tubuh memang Fast food adalah juga makanan bergizi butuh natrium, tetapi bila berlebihan akan tinggi .Yang menyebabkan fast food di menjadi salah satu penyebab hipertensi. anggap karena Natrium atau sodium merupakan salah satu ketidakseimbangnya. Hal ini dengan mudah mineral penting bagi tubuh. Kadar natrium bisa kita lihat dari besarnya porsi daging di dalam tubuh sekitar 2 persen dari total ayam atau buger yang di sajikan. Fast food mineral. umumnya juga miskin akan sayur .Selain mengandung 256 gram senyawa natrium fast food juga disinyalir sebagai makanan klorida (NaCl) yang setara dengan 100 tinggi garam dan rendah serat. Tersedianya gram unsur natrium. Kadar natrium normal garam meja di restoran fast food akan pada serum 310-340 mg/dL. negatif adalah Tubuh orang dewasa sehat mendorong konsumen untuk mengkonsumsi Tingkat konsumsi natrium cenderung ekstra garam. Padahal garam ini menjadi sangat tinggi. Tingkat konsumsi natrium di faktor penyakit Amerika Serikat mencapai 4.000-5.000 mg/ individu- hari. Tingginya konsumsi natrium di AS risiko hipertensi minculnya ,khususnya bagi individu yang sensitif terutama ibu hamil. Fast food yang disebabkan tingginya konsumsi fast food, mengandalkan sehingga hipertensi merupakan pembunuh pangan hewani ternak sebagai menu utama paling mematikan. Di Jepang, konsumsi tak ayal lagi juga merupakan pangan garam dapur sangat luar biasa, yaitu sekitar sumber lemak dan kolesterol. Fried chicken 25-35 gram/hari. Padahal, menurut ahli gizi, yang umumnya di goreng denga kulitnya orang dewasa idealnya makan garam 6 mengandung cukup gram sehari dan anak-anak hanya 3 gram tinggi .Lemak dan kolesterol memang garam per hari. Tingginya konsumsi garam diperlukan oleh tubuh kita, namun bila di Jepang karena sebagian besar makanan dikonsumsi berlebihan akan mendatangkan berasal dari hewan laut, yang menyebabkan gangguan 84 persen pria dewasa di Jepang dipastikan kolesterol kesehatan penyumbatan darah. seperti terjadinya Konsumsi lemak menderita hipertensi. V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 Penelitian yang oleh badan lahir rendah dibandingkan dengan Taufik I (2004) menunjukkan adanya ibu hamil yang memiliki kunjungan pada hubungan konsumsi fast food terhadap tempat pelayanan kesehatan lebih dari 4 faktor risiko hipertensi. Hasil penelitian ini kali sejalan dengan penelitian yang dilakukan melahirkan bayi berat badan lahir rendah. oleh Sudarmini Syam (2008) di Rumah Hasil Bersalin Baji Minasa menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Sudarmini konsumsi fast food merupakan faktor risiko Syam (2008) di Rumah Bersalin Baji hipertensi. Minasa menunjukkan bahwa lebih banyak Antenatal Care dari Pemeriksaan dilakukan AL -SIH AH trisemester penelitian ibu yang ini tidak sejalan kurang berisiko dengan memanfaatkan yang pemeriksaan pada masa kehamilan dan dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu merupakan kelompok berisiko (51,4%). dan janin secara berkala, yang diikuti Pemeriksaan dengan terhadap dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya jika ibu telah melaksanakan pemeriksaan adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat antenatal secara lengkap dan teratur mulai melalui masala kehamilan, persalinan, nifas dari pemeriksaan kala 1 (KI) sampai kala 4 dengan upaya koreksi baik menghasilkan Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan yang lengkap dan selamat serta (Kala IV). Jadi frekuensi kunjungan ibu ke bayi yang sehat. pelayanan kesehatan pada masa kehamilan antenatal dilakukan oleh harus dilaksanaka minimal 4 kali. tenaga yang terlatih dalam kebidanan, yaitu Pemeriksaan antenatal merupakan pembantu bidan, bidan, dokter dan perawat salah upaya untuk mendeteksi faktor resiko yang terlatih. Kehamilan merupakan suatu terjadi proses reproduksi yang perlu perawatan kelangsungan kehamilan dan persalinan khusus, agar dapat berlangsung dengan terutama penyakit hipertensi. Pemeriksaan baik. Kehamilan menyangkut kehidupan antenatal penting untuk mendetekasi sedini ibu dan janin. Risiko kehamilan ini bersifat mungkin dinamis, karena ibu hamil pada mulamya maupun kuratif dapat dilakukan dengan normal secara tiba-tiba dapat menjadi baik. berisiko tinggi. Ibu hamil yang memiliki pelayanan 7 T minimal 4 kali selama kunjungan kehamilan bertujuan untuk memperoleh pada tempat pelayanan resiko terhadap sehingga Pemeriksaan bahwa bahaya-bahaya tindakan antenatal kehamilan preventif berupa kesehatan kurang dari 4 kali (K4) pada kepastian berakhir trisemester berisiko melahirkan bayi berat dengan persalinan normal. Penelitian yang 87 AL -SIH AH dilakukan oleh V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 Taufik I (2004) antenatal care risiko rendah. menunjukkan adanya hubungan antenatal care terhadap faktor risiko hipertensi. SARAN Kami menyarankan bagi ibu hamil memiliki KESIMPULAN Dari 68 kasus ibu hipertensi terdapat umur risiko tinggi tetap memperhatikan atau mengurangi makanan umur ibu risiko tinggi sebanyak 76,5%, yang status bekerja ibu risiko tinggi 60,3%, Diharapkan bagi ibu hamil yang memiliki konsumsi fast food risiko tinggi sebanyak status bekerja risiko tinggi untuk tetap 60,3%, dan antenatal care risiko tinggi melakukan aktivitas fisik secara teratur. sebanyak 67,6%. Kami juga menyarankan bagi ibu hamil Umur Ibu merupakan faktor risiko banyak mengandung natrium. yang mengkonsumsi fast food risiko tinggi terhadap hipertensi. Ibu yang memiliki tetap umur risiko tinggi berisiko 2,566 kali mengkonsumsi fast food yang banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan mengandung natrium. Perlunya peningkatan ibu yang memiliki umur risiko rendah. penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran Status bekerja ibu merupakan faktor risiko terhadap memiliki status hipertensi. bekerja Ibu risiko yang tinggi memperhatikan masyarakat pemeriksaan ditempat atau mengenai kehamilan mengurangi pentingnya secara rutin pelayanan kesehatan. Kepada berisiko 3,916 kali menderita hipertensi peneliti dibandingkan dengan ibu yang memiliki penelitian ini dengan mengamati variabel- status bekerja risiko rendah. variabel lain yang berhubungan dengan Konsumsi fast food merupakan faktor risiko terhadap hipertensi. Ibu selanjutnya untuk melanjutkan judul penelitian ini. yang mengkonsumsi fast food risiko tinggi DAFTAR PUSTAKA berisiko 2,971 kali menderita hipertensi Arsin. A.A., Bustan. N.M., Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi fast food risiko rendah. Antenatal care ibu merupakan faktor risiko terhadap memiliki hipertensi, antenatal care ibu risiko yang tinggi berisiko 2,352 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan ibu yang memiliki Arif Mansjoer,dkk. Penyakit pada masa kehamilan dalam kapita selekta kedokteran,fakultas kedokteran universitas Indonesia, 2004 Anonim, http://www.google.com, Hipertensi. diakses 10/06/14. Data Ariawan,S, komplikasi-komplikasi akibat V O L UM E V III, NO . 1, JAN U AR I -JUN I 2016 AL -SIH AH langsung dalam kehamilan dalam buku ilmu kebidanan, Edisi keempat,1999. Arief Ariayanti,beberapa faktor risiko kejadian pre-eklamsia,FKM UNHAS Makassar,2001 Bustan .N.M, Epidemiologipenyakit tidak menular ,Jakarta Rineka, FKM, UNHAS Makassar,1995 Depkes R.I, Profil Kesehatan Provinsi Sulsel, 2008. Profil Kesehatan 2000. Indonesia,1994,1996, F. Gory Cunningham, et all, Obstetri Williams, Hipertensi dalam Kehamilan, Edisi 18 EGC, Jakarta, 1995. Ida Bagus Manuaba,ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan Bidan,1998. Manuputty J,dkk kehamilan hepertensi,2007. dengan Moerdowo, masalah hipertensi, PT Bharata aksara karya , Jakarta, Rineka Cipta, 2002 Noor. N.N., Dasar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta Notoatmodjo. S., Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta, 2002. Rachimhadhi T. eds ilmu kebidanan, edisi ketiga, Jakarta, Reneka Cipta, 2002 Saifoellah. N., Hipertensi, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I Edisi III, Balai Penerbit Media Aesculaplus, Fakultas Kedokteran UI, 2002. , Hipertensi, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi III, Balai Penerbit, FKUI, Jakarta, 2006. Sarwono Prawiro harjo ilmu kebidanan Jakarta, 1999. Sjahid, S pandangan baru patogenesis hipertensi dalam kehamilan simposium Gestosis, Medan, 2007. Sherly yustin,M kejadian hipetrtensi pada ibu hamil FKM,UNHAS Makassar 2006., Sidabatur. R.P., Pembuluh Arterial dan Hipertensi, Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, tahun XXIII, nomor 5, 2005. Miguno, Hipertensi Esensial Dalam Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FK-UI, Jakarta, 2006. Sofoewan. H.M Suichan, hipertensi dalam kehamilan buku kedokteran,2007 Tebeb, B hipertensi selama kehamilan, dalam Melfiawati eds, kedaduratan obstetri dan genokologi, EGCN, Jakarta, 2011