1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada umumnya perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai sarana
untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Investor ingin
menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan
sejumlah keuntungan.
Keberadaan pasar
modal menjadikan perusahaan
mempunyai alat untuk refleksi diri tentang kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan. Apabila kondisi keuangan dan kinerja perusahaan baik maka pasar
akan merespon dengan positif melalui peningkatan harga saham perusahaan.
Keuntungan dari adanya perusahaan publik dari sudut pandang investor antara
lain adalah investor akan mendapat perlindungan dari otoritas pasar modal karena
adanya peraturan yang harus ditaati perusahaan emiten. Otoritas pasar modal
membuat peraturan untuk melindungi investor dari praktik-praktik yang tidak
sehat. Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek
Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan
yang go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik.
Pengambilan keputusan keuangan memerlukan informasi keuangan. Informasi
keuangan tersebut disajikan dalam laporan keuangan yang disusun menurut
prinsip-prinsip akuntansi. Pada umumnya laporan keuangan dipertimbangkan
sebagai dasar untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
oleh para pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan yang dipublikasikan
1
seharusnya mencakup informasi keuangan yang dapat digunakan untuk membuat
keputusan ekonomi. Informasi keuangan yang dimaksud adalah informasi tentang
kinerja perusahaan, arus kas, posisi keuangan, serta informasi lain yang berkaitan
dengan laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan. Pihak yang memerlukan laporan keuangan perusahaan bukan
hanya manajemen saja, tetapi beberapa pihak di luar perusahaan juga perlu
memahami kondisi keuangan perusahaan, antara lain investor, kreditur,
pemerintah, masyarakat luar, pelanggan serta pemasok. Para pemakai laporan
keuangan dari luar perusahaan ini memerlukan informasi keuangan sebagai dasar
dalam pembuatan keputusan. Menurut Nina Daniati dan Suhairi (2006) suatu
informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah
kepercayaan (beliefs) para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang
baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di kalangan para investor.
Kepercayaan ini dapat mengubah harga melalui perubahan demand dan supply
surat-surat berharga.
Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan dapat menunjukkan
seberapa besar nilai perusahaan (firm value). Tujuan utama perusahaan adalah
untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Evis Soliha dan Taswan
(2002) bahwa semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
2
dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Fama (1978) dalam Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko (2007)
menyebutkan bahwa nilai perusahaan akan tercermin dari harga saham pasarnya.
Banyak komponen dalam laporan keuangan yang dapat menentukan nilai
perusahaan (firm value). Beberapa peneliti meyakini struktur kepemilikan saham
mampu memengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada
kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai
perusahaan. hal ini disebabkan karena adanya control yang dimiliki oleh para
pemegang saham. Adapun struktur kepemilikan saham dalam perusahaan
umumnya meliputi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, serta
kepemilikan saham oleh individual atau publik. Menurut Fitri dan Mamduh
(2003) dalam Imanda F. Putri dan Mohammad Nasir (2006), semakin tinggi
kepemilikan institusional maka akan semakin meningkatkan pengawasan
eksternal terhadap perusahaan. Dengan adanya pengawasan pihak eksternal maka
jalannya perusahaan dapat lebih diawasi sehingga dapat mencapai tujuan. Nilai
perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu menjadi alat monitoring yang
efektif (Slovin dan Sushka, 1993 dalam Untung Wahyudi dan H. P. Pawestri,
2006). Selain kepemilikan institusional, adanya kepemilikan oleh manajerial
disinyalir juga memengaruhi nilai perusahaan. Proporsi kepemilikan saham yang
dikontrol oleh manajemen dapat memengaruhi kebijakan perusahaan. Hal ini
tentunya akan memengaruhi jalannya perusahaan. Kepemilikan manajerial akan
mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka
3
juga ikut memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Secara teoritis, pembiayaan perusahaan dihadapkan oleh berbagai macam
pertimbangan. Perusahaan akan lebih memilih mendanai investasinya berdasarkan
suatu urutan risiko. Myer dan Majluf (1984) dalam Sujono dan Ugy Soebiantoro
(2007) menyatakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan internal equity
terlebih dahulu, dan apabila memerlukan external finance, maka perusahaan akan
mengeluarkan debt sebelum menggunakan external equity. Menurut Evis Soliha
dan Taswan (2002) semakin tinggi proposi utang maka semakin tinggi harga
saham, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan nilai
perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil dari
biaya yang ditimbulkan. Para pemilik perusahaan lebih suka perusahaan
menciptakann utang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan.
Namun manajemen akan berhati-hati dalam memperoleh pinjaman, sebab
leverage yang semakin meningkat akan menimbulkan financial distress.
Terjadinya financial distress akan mengakibatkan nilai perusahaan mengalami
penurunan sehingga mengurangi kemakmuran pemilik. Hasil penelitian yang
dilakukan Sujono dan Ugy Soebiantoro (2007) meyebutkan bahwa leverage
mempunyai pengaruh negative terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung teori struktur modal model trade off yang menyatakan bahwa jumlah
utang yang semakin meningkat akan menurunkan nilai perusahaan.
Informasi dalam laporan keuangan setidaknya memungkinkan untuk
melakukan penilaian (valuation) saham yang mencerminkan hubungan antara
4
risiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing–masing
investor. Salah satu komponen informasi akuntansi yang terkandung dalam
laporan keuangan adalah laba rugi selisih nilai tukar mata uang (kurs). Selisih kurs
seringkali ditengarai masih mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Sekalipun berdasarkan PSAK No 10 laba rugi selisih kurs dimasukkan sebagai
komponen ekuitas (bukan laba rugi), namun adanya selisih kurs dipandang oleh
investor sebagai sebuah konsekuensi atas strategi perusahaan dalam mengelola
keuangannya dan mengatur transaksi-transaksinya, sekaligus menunjukkan
pemahaman perusahaan terhadap kecenderungan-kecenderungan kondisi ekonomi
global. Oleh karena itulah laba rugi selisih kurs tetap dipandang penting sebagai
bagian dari informasi akuntansi yang diungkapkan dalam laporan keuangan
perusahaan. Dalam Chandrarin dan Tearney (2000) disebutkan bahwa banyak
penelitian yang telah meneliti hubungan antara selisih kurs dengan harga saham,
seperti penelitian Ma dan Kao (1990) yang didasarkan pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Aggarwal (1981) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara kurs pertukaran dan harga saham, hasil penelitian Ma
dan Kao mendukung hasil penelitian Aggarwal. Adanya pengaruh antara laba rugi
selisih kurs terhadap harga saham juga dapat mencerminkan pengaruhnya
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
struktur kepemilikan saham, leverage, dan pelaporan laba rugi selisih kurs
terhadap nilai perusahaan. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai 2007.
5
Perusahaan manufaktur dipilih karena penelitian ini khusus ditujukan pada satu
jenis perusahaan, selain itu perusahaan manufaktur dipilih karena merupakan
perusahaan dengan jumlah yang terbanyak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Periode 2003 sampai 2007 dipilih karena merupakan lima periode terakhir
tersedianya data di Bursa Efek Indonesia yang belum pernah diuji sebelumnya
dalam artikel-artikel yang menjadi acuan dari penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka masalah
penelitian yang dapat dirumuskan adalah:
1) Apakah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, leverage, dan laba
rugi selisih kurs berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan?
2) Apakah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, leverage, dan laba
rugi selisih kurs berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan?
1.2
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.2.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
leverage, dan laba rugi selisih kurs berpengaruh secara simultan terhadap nilai
perusahaan.
2) Untuk mengetahui kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
leverage, dan laba rugi selisih kurs berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan.
1.2.2 Kegunaan penelitian
Berikut adalah kegunaan penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini.
6
1) Bagi khasanah ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
gambaran serta tambahan dokumentasi dan referensi di lingkungan akademis
sehingga dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
khususnya mengenai pengaruh struktur kepemilikan saham, leverage, dan
pelaporan laba rugi selisih kurs terhadap nilai perusahaan.
2) Bagi penyelesaian operasional dan kebijakan
Hasil penelitian ini merupakan salah satu bagian dari pengembangan riset
bidang akuntansi keuangan berbasis data pasar modal, sehingga diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang dapat digunakan sebagai dasar kebijakan
untuk pengambilan keputusan.
1.3
Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang disusun secara sistematis
dan merupakan satu kesatuan utuh dengan sistematika penyajian sebagai berikut:
Bab I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pokok
permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika
penyajian.
Bab II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
Pada bab ini disajikan landasan teori yang meliputi: laporan keuangan,
agency theory (teori keagenan), teori pasar modal efisien, nilai
perusahaan, stuktur kepemilikan saham, leverage, laba rugi selisih
kurs, struktur kepemilikan saham dan nilai perusahaan, leverage dan
7
nilai perusahaan, serta laba rugi selisih kurs dan nilai perusahaan. Pada
bab ini juga disajikan penelitian terdahulu yang mendasari peneliti
dalam melakukan penelitian, serta rumusan hipotesis dari penelitian.
Bab III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini disajikan mengenai lokasi penelitian, obyek penelitian,
identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari
karakteristik sampel, hasil uji asumsi klasik, diskripsi hasil penelitian,
pengujian hipotesis dan pembahasan yang terdiri dari uji secara
simultan (uji F) dan uji secara parsial (uji t).
Bab V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dibahas simpulan yang dihasilkan dari analisis data yang
ada dan selanjutnya menyampaikan beberapa saran terkait dengan hasil
penelitian.
8
Download