HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN SUAMI DENGAN PERAN SUAMI SELAMA PERAWATAN KEHAMILAN ISTRI DI PUSKESMAS BAKI-SUKOHARJO Priskhila Ayu Septyaningrum1), Anita Istiningtyas2), Sunardi3), Ika Subekti Wulandari4) 1) Mahasiswa Prodi S-1 STIKES Kusuma Husada Surakarta Staf Dosen Prodi S-1 STIKES Kusuma Husada Surakarta [email protected] 2), 3), 4) ABSTRAK Tingkat kesejahteraan suatu keluarga erat hubungannya dengan status pekerjan suami sebagai kepala keluarga. Angka Kematian Ibu (AKI) dapat ditekan/dikurangi dengan meningkatkan perawatan kehamilan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status pekerjaan suami terhadap peran suami selama perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Sukoharjo. Jenis penelitian penelitian analitik (korelasi) dengan metode penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling sebanyak 47 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai Juli 2015. Metode analisis data menggunakan uji statistik chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% atau = 0,05. Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 24 responden (51,1%). Sebagian besar suami memiliki peran dalam perawatan kehamilan isteri kategori sedang sebanyak 31 orang (66%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai X2 hitung = 15,495 dengan nilai p = 0,004 (p< 0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri. Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini menjadi informasi bagi suami tentang perlunya peran suami dalam kehamilan isteri guna menjaga kesehatan kehamilan dan kelancaran proses persalinannya. Kata Kunci: pekerjaan, peran suami, perawatan kehamilan ABSTRACT The prosperity level of a household is closely related to the husband’s employment status as a head of the family. The maternal mortality rate can be minimized or reduced by improving the prenatal care. The objective of this research is to investigate the husbands’ employment status and their role during their wives’ prenatal care at Community Health Center of Baki, Sukoharjo. This research used the analytical correlational method with the cross-sectional approach. It was conducted from November 2014 to July 2015. The samples of research consisted of 47 respondents and were taken by using the purposive sampling technique. The data of research were statistically analyzed by the Chi-square Test with the confidence level of 95% or = 0.05. The result of research shows that 24 husbands (51.1%) had the employment status as laborers/clerks/employees. 31 husbands (66%) had the role in their wives’ prenatal care as indicated by the result of the Chi-square test in which the value of X2 count was 15.495 with the pvalue = 0.004 which was less than 0.05, meaning that there was a significant correlation between the husbands’ employment status and their role during their wives’ prenatal care at Community Health Center of Baki, Sukoharjo. Thus, the result of this research becomes information for the husbands of the importance of their role in their wives’ pregnancy as to maintain their wives’ prenatal health and the smoothness of delivery process. Keywords: Employment, husbands’ role, prenatal care 1 berkualitas dapat mendeteksi risiko secara A. PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000 dini. perempuan Data SDKI 2012 menunjukan rata-rata meninggal setiap hari akibat komplikasi angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai kehamilan, proses kelahiran, dan aborsi yang 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata tidak perempuan kematian ini jauh melonjak dibanding hasil meninggal setiap menit. Survei Demografi SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu dan Kesatuan Indonesia (SDKI) menyatakan (Dahlan, 2009). aman. Sekitar satu Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia Indonesia sebagai salah satu negara masih tinggi di kawasan ASEAN, walaupun berkembang telah menunjukkan hal yang sudah terjadi penurunan dari 307 per 100.00 menggembirakan karena angka kematian kelahiran hidup (SDKI 2002-2003) menjadi bayi telah menurun. Data Badan Pusat 248 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun Statistik (BPS) pada tahun 2007 diperoleh 2007 (Depkes RI, 2007). Tingginya AKI di Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 26,9 Indonesia tersebut erat kaitannya dengan per 1000 kelahiran hidup, angka ini sudah kurangnya jauh menurun dibandingkan tahun 2002-2003 pengetahuan mengenai kesehatan masyarakat dan sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Target pemeriksaan kesehatan selama kehamilan AKB pada Milenium Development Goals (Widodo dkk, 2005). (MDGS) 2015 sebesar 17 per 1000 kelahiran Permasalahan reproduksi tingginya AKI dan hidup. Penurunan angka ini masih tinggi bila rendahnya kualitas kesehatan reproduksi dibandingkan dengan angka kematian bayi di perempuan adalah adalah budaya patriarkat negara ASEAN lainnya (Aisyan, 2011). (Anonymous, 2007). Para suami lebih sering memandang penderitaan selama derajat kesehatan ibu dan anak dalam menjalani kehamilan sebagai suatu yang pelayanan obstetrik secara umum. Kematian wajar dan harus dialami perempuan hamil. perinatal Jarang ada pembicaraan serius tentang membutuhkan keluhan-keluhan dibeberapa yang istri Kematian perinatal merupakan indikator dialami sehingga merupakan masalah yang secara serius perhatian negara termasuk Indonesia. pertolongan seringkali terlambat datang. Berbagai program dan pelayanan telah Carroli, dilakukan untuk menurunkan menyatakan bahwa perawatan kehamilan perinatal misalnya promosi yang berkualitas akan dapat memberikan pembagian pamflet belum menunjukkan hasil intervensi pencegahan yang efektif dalam yang optimal (Aisyan, 2011). upaya Rooney Villar kejadian kesehatan, Studi kasus yang dilakukan Hasnah maternal atau kesakitan yang parah karena (2003) di RSUD Purworejo, menyatakan dengan bahwa perawatan terjadinya (2001) kematian 2 menghindari dan kehamilan yang perbaikan perawatan selama persalinan dan kehamilan dapat mengurangi peningkatan yang signifikan kematian maternal dan kematian perinatal. terhadap frekuensi kunjungan ke Perbaikan aspek ekonomi, sosial, budaya, penurunan kematian perinatal dan pendidikan, dapat membantu mengatasi perempuan yang suaminya mendapatkan 64 persen penyebab kematian ibu. pendidikan antenatal (Ishak, 2005) klinik terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan Tingkat yang terjadi pada saat kehamilan maupun dipengaruhi persalinan, 42 hari pasca persalinan di besarnya pendapatan suami yang berkerja. Indonesia masih tinggi. dari Sumber pendapatan yang dimaksud adalah lain: setiap aktifitas usaha atau bukan usaha yang mengenal memberi penerimaan keuangan bagi rumah kematian maternal ketidaktahuan suami Penyebab anatara dalam kesejahteraan dan oleh status Besarnya keluarga pekerjaan komplikasi, keterlambatan mengenal bahaya tangga. pendapatan di rumah, keterlambatan menuju fasilitas hubungannya pelayan kesehatan. Faktor sosial budaya yaitu seorang suami (Putri, 2013). dengan status dan erat pekerjaan sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan Suami yang mempunyai pekerjaan akan yang terbatas didukung oleh tradisi budaya lebih menjamin finansial selama perawatan juga mengakibatkan penanganan komplikasi kehamilan istri dan biaya pesalinan istrinya. kehamilan yang kurang cepat (Hasnah, dkk. Suami mampu memenuhi kebutuhan gizi 2003). selama kehamilan, memilih tempat dan Peran suami diperlukan untuk tenaga kesehatan yang nantinya akan mendukung istri mendapatkan pelayanan menolong persalinan sampai menyiapkan antenatal yang baik. Suami diharapkan biaya persalinannya, sehingga akan lebih menemani istri dalam berkonsultasi sehingga terjamin kesehatan dan keselamatan ibu dan dapat juga mempelajari mengenai gejala- anak. Resiko seorang suami yang bekerja gejala dan komplikasi yang mungkin dialami kurang memiliki waktu luang dan tenaga selama kehamilan (Widayatun, 2001). Suami dalam menjaga istrinya yang sedang hamil juga bisa lebih memahami keaadan emosi seperti istri, kehamilan hanya bisa dilakukan jika di luar mengetahui dan mengikuti tahap perkembangan bayi (Umami, 2007). Keterlibatan laki-laki dalam kesehatan dalam mengantar istri periksa jam kerja serta dalam membantu pekerjaan rumah sehari-hari (Nugroho, 2000). reproduksi diketahui memberikan dampak Seorang suami yang tidak mempunyai yang positif terhadap kesehatan perempuan pekerjaan kurang menjamin secara finansial dan selama perawatan kehamilan istri dan biaya anak-anak termasuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu. Sebuah penelitian pesalinan di India tentang pemberian pendidikan terpenuhinya antenatal kepada calon ayah menunjukkan kehamilan istrinya, seperti kebutuhan dan kurang gizi selama ketidaksiapan dalam 3 perencanaan persalinan sehingga kesehatan periksa kehamilannya. Sebegian besar atau keselamatan ibu dan anak kurang hamil yang berkonsultasi tentang kehamilan terjamin. Suami yang tidak bekerja lebih mereka di wilayah kerja Puskesmas Baki mempunyai waktu luang yang lebih dalam menyatakan bahwa suami mereka tidak menjaga istrinya yang sedang hamil seperti mengantarkan/menemani konsultasi karena dalam mengantar istri periksa kehamilan sedang bekerja. serta lebih mampu membantu pekerjaan rumah sehari-hari. ibu Pentingnya pengaruh status pekerjaan terhadap peran suami dalam perawatan Hasil penelitian tentang faktor-faktor kehamilan istri, maka peneliti tertarik untuk yang berhubungan dengan status ekonomi meneliti tentang hubungan sttus pekerjaan dan angka kematian bayi yang dilakukan oleh suami Septiana Dwi Susanti Aisyan, Sitti Nur perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Djannah, Sukoharjo. dan Yuniar Wardani (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang terhadap Adapun peran suami rumusan masalah selama pada erat antara status ekonomi keluarga dengan penelitian ini adalah tingkat kesejahteraan angka suatu keluarga erat hubungannya dengan kematian bayi perinatal. Sosial ekonomi keluarga yang rendah didapatkan status bayi perinatal mati sebesar 10 persen dan keluarga. Angka Kematian Ibu (AKI) dapat sosial ditekan/dikurangi ekonomi tinggi didapatkan bayi pekerjan suami sebagai dengan kepala meningkatkan perinatal hidup sebesar 58 persen (Aisyan, perawatan kehamilan ibu, maka rumusan 2011). Ibu hamil yang tidak mendapatkan masalah pada penelitian ini adalah apakah pelayanan perawatan yang terdapat hubungan antara status pekerjaan berkualiats berpeluang kejadian dengan peran suami selama perawatan kehamilan dalam kehamilan kematian maternal Susanti (2002). Puskesmas Baki merupakan salah satu Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Baki mendapatkan laporan pada bulan November 2014 diketahui jumlah ibu hamil yang ada di wilayah Puskesmas Baki adalah 88 orang. Pengamatan dari peneliti diperoleh 7 ibu hamil yang periksa kehamilannya, namun hanya 1 orang suami yang ikut mengantarkan dan menemani istrinya berkonsultasi saat 4 di Puskesmas Baki Sukoharjo. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk puskesmas yang terletak di Sukoharjo dengan jumlah penduduk 56.562 jiwa (Januari 2013). istri mengetahui hubungan status pekerjaan suami terhadap peran suami selama perawatan kehamilan istri di Puskesmas Baki Sukoharjo. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah bagi suami yang istrinya sedang hamil, dapat dijadikan informasi serta menambah pengetahuan tentang perawatan kehamilan sehingga dapat meningkatkan peran suami selama perawatan kehamilan istri. 4 pekerjaan suami dan kuesioner peran suami B. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Baki Sukoharjo. alasan Puskesmas Baki dipilih sebagai tempat pemilihan sampel pengamatan karena peneliti di berdasarkan wilayah dalam perawatan kehamilan istri (Rumiatun, 2001). Kuesioner penelitian tentang status pekerjaan suami berupa pertayaan tentang kerja jenis pekerjaan apakah bekerja sendiri, Puskesmas Baki diperoleh 7 ibu hamil yang berusaha dibantu buruh tidak tetap/ buruh periksa kehamilannya, namun hanya 1 orang tidak dibayar, berusaha dibantu buruh tetap/ suami yang mengantarkan dan menemani buruh dibayar, buruh/ karyawan/ pegawai, istrinya pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di berkonsultasi saat periksa kehamilannya. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai Juli 2015. non-pertanian, atau pekerja tidak dibayar. Kuesioner peran suami dalam perawatan kehamilan Jenis penelitian yang digunakan adalah yang terdiri dari 22 item. Penilaian menggunakan skala likert 0-4. penelitian analitik (korelasi) dengan metode Penilaian penelitian cross sectional suatu (favourable) selalu diberi skor 4, sering penelitian untuk mempelajari hubungan diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, antara variabel bebas dan variabel terikat jarang diberi skor 1, dan tidak pernah diberi dengan sesaat, skor 0. Penilaian pernyataan yang negatif dengan cara mengambil sampel dari suatu (unfavourable) selalu diberi skor 0, sering populasi menggunakan diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok jarang diberi skor 3, dan tidak pernah diberi (Notoatmojdo, ini skor 4. Skor tertinggi adalah 88 dan skor status terendah adalah 0. Setelah dilakukan analisis pekerjaan dengan peran serta suami dalam data terhadap peran sumai dalam perawatan perawatan kehamilan istri. kehamilan isteri telah mendapatkan hasil melakukan tertentu mempelajari yaitu pengukuran dengan 2010). tentang Penelitian hubungan pernyataan yang positif Populasi penelitian ini adalah semua nilai terendah 38; nilai tertinggi 79; mean suami yang mempunyai istri hamil yang 63,19 dan standard deviasi 8,211. Kemudian tinggal di wilayah kerja Puskesmas Baki, peran suami dalam perawatan kehamilan istri Sukoharjo yaitu berjumlah 88 orang. Sampel menurut yang didapat adalah 47 orang. Pengambilan kategorisasi. Azwar (2010) dilakukan sampel dilakukan dengan metode purposive Analisa statistik data yang digunakan sampling berdasarkan pada pertimbangan dalam penelitian ini adalah: (1) Analisa waktu, tenaga, dan biaya (Arikunto, 2006). univariat. Analisa univariat dilakukan dengan Pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu berupa data menggunakan statistik deskriptif yaitu menganalisa tiap variabel penelitian, dengan 5 menggunakan distributif, proporsinya. Analisis dan Adapun uji validitas dan reliabilitas dalam adalah sebagai berikut: Uji validitas adalah penelitian ini adalah data demografi suami untuk mengetahui apakah suatu instrument (meliputi status mampu menghasilkan data yang akurat selama sesuai tujuan akhirnya. Suatu kuesioner usia, pekerjaan) frekuensi, univariat pendidikan dan peran dan suami perawatan kehamilan yang disajikan dalam dikatakan valid jika penyataan dalam bentuk distribusi frekuensi berupa grafik dan kuesioner mampu mengungkapkan apa yang tabel prosentase, (2) Analisa bivariat. Analisa seharusnya akan diukur oleh kuesioner bivariate yaitu analisa yang digunakan untuk tersebut. Uji validitas dilakukan dengan melihat hubungan dua variabel yang meliputi mengkolerasikan skor butir dengan skor total. variabel bebas dan variabel terikat. Pada Semakin tinggi koefisien korelasi semakin penelitian ini analisa bivariate digunakan baik kualitas butirnya (Arikunto, 2006). untuk melihat hubungan status pekerjaan Teknik korelasi yang akan digunakan suami sebagai variabel bebas dengan peran untuk menguji validitas alat ukur adalah suami terhadap perawatan kehamilan istri korelasi product moment dari Pearson pada sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) jenis hipotesanya adalah korelasi, data pada variabel bebas yaitu status pekerjaan suami merupakan skala nominal dan data variabel Keterangan terikat yaitu peran suami merupakan data X = skor dari test pertama ordinal juga, sehingga skala pengukuran Y = skor dari test kedua penelitian berupa kategorik. Karena hal XY = hasil kali skor X dan Y untuk setiap tersebut, uji yang digunakan pada penelitian responden ini adalah uji chi-square dengan tingkat X2 = kuadrat skor instrument A kepercayaan 95% atau = 0,05. Kemudian Y2 = kuadrat skor instrument B peran suami dalam perawatan kehamilan istri N menurut Azwar (2010) dilakukan kategorisasi sebagai berikut: 1. Baik, bila X ≥ 2. Sedang bila 1 SD) ≤ X < 1 SD dari r tabel maka pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Nilai 1 SD (skor < 55) Keterangan : 6 membandingkan hasil r hitung dengan tabel product moment. Bila r hitung lebih besar 3. Kurang, bila X < SD Validitas alat ukur diketahui dengan 1 SD (skor ≥ 71) (skor 55 – 70) X = jumlah sampel : Skor skala : Nilai rata-rata : Standar deviasi r tabel dilihat dari correlation product moment dengan memperhitungkan n = 25 dan taraf signifikan 5% yaitu 0,396 (Arikunto, 2006). 6 Uji Validitas dilakukan dengan uji coba pada suami yang mempunyai istri yang reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0 sedang hamil sebanyak 25 orang di wilayah kerja Puskesmas Gatak. Tempat ini dipilih sebagai tempat uji validitas karena memiliki Keterangan karakteristik yang sama dengan Puskesmas r = reliabilitas instrument Baki karena masih dalam satu lingkup k = banyaknya butir pertanyaan atau kabupaten. dilakukan Pembagian di 2 kuesioner tempat, 10 akan kuesioner dibagikan kepada suami yang mengantarkan istrinya periksa kehamilan di Puskesmas banyaknya soal Σ αb2 = jumlah varian butir Σ αt2 = varian total (Arikunto, 2006). Instrumen penelitian mempunyai Gatak dan 15 kuesioner diberikan langsung reliabilitas tinggi apabila r > 0,6 (Murti, ke rumah responden oleh peneliti. Hasil uji 2008). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai validitas diperoleh nilai r > 0,396 untuk Alpha Cronbach sebesar 0,926 (>0,6) yang semua (22) item pertanyaan, yang berarti berarti kuesioner tentang peran suami selama semua (22) item pertanyaan dalam kuesioner perawatan dalam kehamilan adalah reliabel, peran suami selama perawatan kehamilan dan dapat diandalkan dalam pengumpulan adalah valid. data dalam penelitan ini. Sedangkan untuk Uji Reliabilitas adalah Data yang telah diisi oleh responden sebagai berikut: Pernyataan yang valid dikumpulkan semua. Bila telah terisi semua kemudian selanjutnya dihitung reliabilitasnya. dilakukan pengolahan data Reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan melalui langkah-langkah sebagai berikut: hasil suatu pengukuran (Azwar, 2005). Hasil (1) Editing Data, (2) Tabulating. Tabulating pengukuran dapat dipercaya apabila dalam dan (3) Entry. beberapa kali pengukuran terhadap kelompok Interpretasi hasil uji: (1) ρ value > nilai subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif = 5%, maka Ho diterima Ha ditolak, yang sama dengan catatan aspek yang diukur berarti tidak ada hubungan antara status dalam diri subjek belum berubah. Reliabilitas pekerjaan dinyatakan dalam koefisien mendekati angka perawatan kehamilan istri di Puskesmas 1,00 berarti reliabilitas instrument semakin Baki-Sukoharjo, (2) ρ value < nilai = 5%, tinggi. maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti Rumus Alpha Cronbach dengan peran suami dalam digunakan ada hubungan antara status pekerjaan dengan untuk mencari reliabilitas alat ukur peran peran suami dalam perawatan kehamilan istri suami dalam perawatan kehamilan. Rumus di Puskesmas Baki-Sukoharjo. Alpha Cronbach digunakan untuk mencari 7 C. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Status Pekerjaan Suami Tabel 1 Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Responden Frekuensi Persentase (%) Pekerja bebas di pertanian 8 17,0 Buruh/karyawan/ pegawai 24 51,1 Bekerja sendiri 15 31,9 47 100 No. Pekerjaan 1. 2. 3. Total Sumber: Data Primer 2015 Tabel 3 Tabulasi silang antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo Status Pekerjaan Pekerja bebas di pertanian Buruh/ karyawan/ pegawai Bekerja sendiri Peran suami dalam perawatan kehamilan isteri Kurang Sedang Baik n % n % n % N % 4 50 3 37,5 1 12,5 8 100 2 8,3 2 0 83,3 2 8,3 24 100 1 6,7 8 53,3 6 40 15 100 Total Sumber: Data primer, 2015 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 8 orang sebagai pekerja bebas di pertanian Tabel di atas menunjukkan bahwa diketahui bahwa 4 orang (50%) dengan peran sebagian besar responden bekerja sebagai dalam perawatan kehamilan isteri kurang, 3 buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 24 orang (37,5%) perannya sedang dan 1 orang responden (51,1%), bekerja sendiri sebanyak (12,5%) perannya baik. 24 orang yang 15 orang (31,9%) dan sebagai pekerja bebas bekerja di pertanian sebanyak 8 orang (17%). didapatkan 2 orang (8,3%) dengan peran 2. Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan Istri Tabel 2 Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan di Puskesmas Baki dalam perawatan kehamilan isteri kurang, 20 No 1 2 3 Peran suami dalam perawatan kehamilan isteri Kurang Sedang Baik Jumlah Jumlah 7 31 9 47 suami dalam orang (83,3%) perannya sedang dan 2 orang (8,3%) perannya baik. 15 orang yang status pekerjaaannya bekerja sendiri didapatkan 1 orang (6,7%) dengan peran dalam perawatan 14,9 66,0 19,1 100 prannya sedang dan 6 orang (40%) perannya Berdasarkan tabel di atas diketahui peran buruh/karyawan/pegawai Prosentase (%) Sumber: Data primer, 2015 bahwa sebagai perawatan kehamilan kategori baik sebanyak 9 orang (19,1%), sedang sebanyak 31 orang (66%) dan kurang sebanyak 7 responden (14,9%). kehamilan isteri kurang, 8 orang (53,3%) baik Hasil uji statistik menggunakan Chisquare diperoleh nilai X2hitung = 15,495 dengan nilai p = 0,004 (p< 0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Kuat lemahnya 3. Hubungan Status Pekerjaan dengan Peran Suami Kehamilan Istri 8 dalam Perawatan hubungan dilihat dari nilai coefficient contingency (C), dari uji statistik diperoleh nilai C = 0,498 (C<0,5) maka terdapat 8 keterkaitan antara keduanya dan keterkaitan kehamilan sampai persalinan bisa dengan tersebut dikatakan sedang. mengantar istri untuk pemeriksaan kehamilan, memberikan makanan bergizi Pembahasan untuk istri, mengajak istri untuk melakukan 1. Status Pekerjaan Suami olah raga ringan, membantu mengerjakan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tugas sehari-hari, menyiapkan biaya lebih dari separoh responden bekerja sebagai persalinan, ikut memilih tempat bersalin buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 24 untuk istri (Muhariadi, Nugroho, 2000). responden (51,1%), bekerja sendiri sebanyak Berdasarkan hasil penelitian, dapat 15 orang (31,9%) dan sebagai pekerja bebas diketahui bahwa sebagian besar responden, di pertanian sebanyak 8 orang (17%). menyatakan telah mengantar istrinya untuk Banyaknya responden yang bekerja sebagai periksa kehamilan ke tempat pelayanan buruh/karyawan/pegawai di kesehatan. Suami yang pernah mengantar daerah penelitian banyak industri baik skala istrinya sebagian besar mengantar istrinya ≥ kecil menengah bawah ada industri besar, 4 kali. Suami yang tidak mengantar istrinya seperti industri gitar, meubel, tekstil yang untuk periksa kehamilan mempunyai alasan banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini karena dirinya sedang bekerja di luar kota. menunjukkan responden memiliki kesibukan Hal tersendiri dimana dikarenakan banyak waktu yang dibutuhkan untuk mencari nafkah untuk keluarga yang memungkinkan mengurangki waktu untuk bisa berperan lebih dalam ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran suami untuk ikut serta melibatkan diri dalam urusan kehamilan istri, akan lebih baik lagi bila setiap kali periksa suami selalu mendampingi istri. Sebagian besar responden memberikan perawatan kehamilan isterinya. makanan bergizi untuk istri tetapi masih 2. Peran Suami Selama Kehamilan Isteri banyak juga yang tidak memberikan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makanan bergizi untuk istri. Makanan bergizi peran suami dalam perawatan kehamilan yang diberikan oleh suami untuk istrinya sebagian besar masuk dalam kategori sedang berupa yaitu sebanyak 31 orang (66%), kategori baik memberikan sayur dan buah. sebanyak 9 orang (19,1%), dan kategori susu, buah dan serta Jalan kaki atau olah raga sangat dianjurkan bagi wanita yang kurang sebanyak 7 responden (14,9%). susu, sedang hamil. Peran suami dalam perawatan kehamilan Karena dengan melakukan jalan kaki atau adalah suatu tindakan atau perilaku yang olah raga akan membantu mengaktifkan harus dilakukan oleh seorang suami yang pencernaan, jalan kaki juga akan mengurangi istrinya dalam keadaan hamil. Tindakan yang sembelit (Adhim, 2000). dilakukan oleh suami selama proses 9 Dapat diketahui bahwa responden yang kehamilan adalah status bekerja suami saat mengajak atau menemani istri olah raga istri hamil. Ternyata hal tersebut cukup masih sangat sedikit, sedangkan yang tidak terbukti, menemani istrinya olah raga masih cukup menggunakan banyak. Mereka yang tidak mengajak atau kesimpulan bahwa ada hubungan secara menemani istrinya olah raga mempunyai bermakna antara status bekerja suami saat alasan karena mereka sedang sibuk bekerja. istri hamil dengan peran suami selama proses Seorang wanita yang hamil tidak boleh kehamilan sampai masa nifas istri. Dengan mengerjakan pekerjaan yang terlalu berat dan bertambahnya anak, suami merasa tanggung terlalu dipaksakan, karena hal itu akan dapat jawab mereka bertambah. Mereka berusaha mempengaruhi perkembangan bayi yang dikandungnya. Oleh karena membutuhkan seseorang itu yang dia dapat membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari di rumah. Dalam hal ini peranan suami sangat dibutuhkan untuk istri yang sedang hamil. Sebagian besar responden telah membantu istrinya mengerjakan tugas seharihari. Sebagian besar suami yang membantu istrinya dengan mencuci pakaian, lainnya membantu istrinya dengan menyapu dan memasak. Sedangkan suami yang tidak membantu istrinya menganggap bahwa tugas istrinya tersebut tidak terlalu berat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar suami ikut menentukan tempat persalinan istri. Mereka yang tidak ikut menentukan tempat persalinan istri, mempunyai alasan bahwa keputusan menentukan tempat persalinan diserahkan sepenuhnya kepada istri. untuk dari hasil uji memenuhi analisis dengan statistik kebutuhan diperoleh istri dan anaknya. Dengan bekerja mereka akan mendapatkan penghasilan, sehingga akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya (Soemantri KN, 2004). Ternyata hal tersebut cukup terbukti, dari hasil analisis dengan menggunakan uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan secara bermakna antara status bekerja suami saat dengan peran suami selama proses kehamilan. D. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan antara lain: (1) bekerja sebagai dari penelitian ini Sebagian besar responden buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 24 responden (51,1%), (2) Sebagian besar suami memiliki peran dalam perawatan kehamilan isteri kategori sedang sebanyak 31 orang (66%), (3) Ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan suami dengan peran suami dalam 3. Hubungan Status Pekerjaan dengan Peran Suami Selama Kehamilan Isteri perawatan kehamilan isteri di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Salah satu karakteristik responden yang Saran yang dapat penulis berikan antara mempengaruhi peran suami selama proses lain: (1) Bagi pelayanan Keperawatan, agar 10 10 menerapkan informasi dari hasil penelitian ini dalam melakukan pelayanan keperawatan tentang perlunya peran suami dalam kehamilan isteri guna menjaga kesehatan kehamilan dan kelancaran proses persalinannya, (2) Bagi masyarakat, agar menjadi informasi bagi suami tentang perlunya peran suami dalam kehamilan isteri guna menjaga kesehatan kehamilan dan kelancaran proses persalinannya, (3) Bagi peneliti lanjut, agar penelitian ini dapat dilanjutkan dengan variabel yang lain yang bersifat korelasi yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan Carroli, Rooney, dan Villiar. 2010. How Effective of Antenatal Care Inpreventing Maternal Mortality and Serious Morbidity? PediatricPerinatologi-Epidemiology. Rosario, Argentina. Jan: 15 Suppl 1:1-42 dengan peran suami dalam perawatan kehamilan. E. DAFTAR PUSTAKA Adhim, MF. 2000. Bahagia Saat Hamil bagi Ummahat. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Aisyan, Septiana Dwi Susanti, Sitti Nur Djannah, dan Yuniar Wardani. 2011 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kematian Perinatal di Wilayah Kerja Puskesmas Baamang Unit II Sampit Kalimantan Tengah. KES MAS Vol. 5 No. 1 Hal: 1 – 67. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Azwar, S. 2007.Reliabilitas dan Validitas. Edisi 1 Cetakan VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologis. Edisi 1 Cetakan XIV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dahlan, S. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke 4. Jakarta: Salemba Medika Hasnah, Dkk. 2003. Penelusuran KasusKasus Kegawatdaruratan Obstetric yang Berakibat Kematian Maternal. Maraka Kesehatan. Vol. 7, No. 2, P: 38-47 Ishak, Syafi, Dkk. 2005. Keterlibatan Suami dalam Menjaga Kehamilan Istri di Puskesmas Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol 8. No. 2 p: 100-106 Notoatmojo, S. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Andi Offset Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Nugroho, M. 2000. Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan dan Persalinan Istri. Skripsi. Surabaya: FKM Unair Putri, Arya Dwiandana dan Nyoman Djinar Setiawina. 2013. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin Di Desa Bebandem. E-Jurnal EP Unud Vol. 2 No. 4. Bali: Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Rumiatun, Darti. 2001. Hubungan dan Pengalaman Ibu Hamil tentang Kehamilan, Persalinan dan ResikoResikonya dengan Rencana Pemilihan Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Wonosari Kecamatan Wonossari Kabupaten Gunung KidulYogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FK UGM 11 Soemantri, KN. 2004. Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia. Jakarta: Depkes RI Susanti. 2002. Partisipasi Suami dalam Perawatan Kehamilan di Wilayah Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FK UGM. Umami, Riza, Dkk. 2007. Peran Suami Selama Proses Kehamilan Sampai Nifas Istri. The Indonesian Journal of Public Heealt. Vol 3. No. 3. P: 101107. 12 Widayatun. 2001. Keselamatan Ibu dan Kelangsungan Hidup Anak: Bagaimana Partisipasi Anak LakiLaki? Penduduk dan Pembangunan. Jilid XII. No.1 Widodo, Ariani Dewi, Dkk. 2005. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku tentang Kehamilan, Persalinan, serta Komplikasinya pada Ibu Hamil Nonprimigravida Di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol 55. No 10. P: 631-638 12