Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014 PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (SURVEY PADA PEMERINTAHAN DAERAH DI JAWA BARAT) 1) Heni Nurani H1),Euis Eti Sumiyati2) Akuntansi, Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Jenderal Sudirman - Cimahi email: [email protected] 2) Manajemen, Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Jenderal Sudirman - Cimahi email: [email protected],id Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan yang dilakukan di 3 pemerintahan kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan opini wajar dengan pengecualian (WDP). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif secara khusus menggunakan metode survey eksplanatory. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan skala Likert. Unit analisisi adalah 3 pemerintahan daerah yang mendapat opini WDP pada tahun 2012. Tehnik sampilng yang digunakan adalah purposive sampling. Responden pene;otoan adalah auditor pada Inspektorat Pemerintahan Daerah. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Disarankan perlu adanya penambahan pengetahuan berupa pelatihan dan pendidikan tentang standar akuntansi pemerintahan kepada para penyusun laporan keuangan di SKPD. Kata kunci : Standar Akuntansi Pemerintahan, Kualitas Laporan keuangan Proceedings SNEB 2014: Hal. 1 Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014 I. PENDAHULUAN Era globalisasi dunia, ditandai dengan munculnya kesepakatan ekonomi regianonal diantaranya disetujuinya pembentukan masyarakat ekonomi Asean ( Asean Ecomony Community) yang akan dilaksanakan pada tahun 2015. Untuk itu, pemerintah Indonesia perlu menyiapkan pengelolaan keuangan Negara dalam menghadapi kondisi tersebudt. Oleh karena itu pemerintah Indonesia menetapkan otonomi daerah yang telah dicanangkan oleh pemerintah menuntut pemerintahan puasat ataupun daerah untuk menghasilkan informasi yang transparan dan akuntabel. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan UU No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan adanaya aturan ini maka pemerintahan pusat/ daerah dituntut untuk dapat mewujudkan dan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam mengelola keuangan daerah. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar atau panduan untuk menyajikan informasi keuangan yang berkualitas sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam melakukan pengelolaan keuangan negara. Menurut Anis Chairil, Imam Ghozali, (2003), ada beberapa alasan yang menyebabkan penentuan standar akuntansi memiliki peranan penting dalam penyajian laporan keuangan. Salah satu alasan tersebut adalah memberikan informasi akuntansi kepada pemakai tentang posisi keuangan, hasil usaha, dan informasi tersebut diasumsikan jelas, konsisten, dan dapat dipercaya. Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan landasan bagi pemerintah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam rangka meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah. Hal ini dijelaskan dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan adanya dasar peraturan tentang standar akuntansi pemerintahan, pemerintah dituntut untuk dapat menerapkan dan mengaplikasikan standar akuntansi pemerintahan sebagai landasan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang baik dan berkualitas alam rangka menciptakan terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good goverment governance). Dari hasil pemeriksaan BPK pada tahun 2012, dari 12 LKPD yang diserahkan BPK RI Perwakilan Jabar di Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jabar hanya Kota Banjar yang mendapatkan WTP dan sisanya mendapat opini Wajar dengan Pengecualian (WDP). Dari hasill pemeriksaan LKPD pada pemerintah kabupaten/kota TA 2012, BPK masih menemukan sejumlah permasalahan penting yang memerlukan perhatian dan komitmen kepala daerah beserta jajarannya untuk menindaklanjuti sesuai rekomendasi BPK. Secar garis besar yag menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah implementasi srandar akunatnsi pemerintahan (SAP) tersebut berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah. II. LANDASAN TEORI Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan aturan yang harus dipatuhi oleh pemerintah pusat/daerah dalam rangka menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang baik dan berkwalitas. Tujuan penerapan standar akuntansi menurut Belkoui (1985) adalah menghasilkan informasi keuangan yang diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya dan dapat dibandingkan. Untuk keperluan tersebut Pemerintah Indonesia sudah menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 ayat 2005 sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan untuk dapat meningkatkan kwlitas laporan keuangan bagi pemerintah. Sebagaimana dalam pasal 1 ayat 4 dalam PP No. 24 tahun 2005 menyatakan bahwa: Standar akuntansi pemerintahan, selanjutnyan disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah” Penerapan standar akuntansi pemerintahan merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntanbilitas dalam penggelolaan laporan keuangan daerah melalui penyajian informasi keuangan yang berkwalitas. standar akuntansi pemerintahan juga memiliki kekuatan hukum sehingga konsekuensinya setiap pemerintahan daerah wajib membuat laporan keuangan.Dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 184 ayat 1 dan 3 menyatakan bahwa: “laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuain standar akuntansi pemerintahan yang diterapkan dalam peraturan pemerintah” Kemudian dalam pasal 56 UU No. 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara menyebutkan bahwa: “laporan keuangan yang harus dibuat di setiap unit kerja adalah laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas lapora keuangan, sedangkan yang menyusun laporan arus kas adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku bendahara umum daerah.” SAP mencakup sebelas pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAP) yang terkandung dalam standar akuntansi pemerintahan merupakan landasan pedoman bagi pemerintah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. standar akuntansi pemerintahan yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 24 tahun 2005 memiliki kekuatan hukum, yang artinya baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah wajib Proceedings SNEB 2014: Hal. 2 Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014 mernerapkan standar akuntansi pemerintahan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk dari pertanggung jawaban atas pengelolaan keuangan publik yang diamanatkan kepada pemerintah. Terdapat 11 pernyataan standar akuntansi yaitu penyajian laporan keuangan, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan,akuntansi persediaan, akuntansi investasi, akuntansi untuk asset tetap, akuntansi kontruksi dalam pengerjaan, akuntansi kewajiban, pernyataan tentang koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa dan laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan pemerintah yang disajikan dalam memenuhi laporan keuangan yang berkualitas apabila memenuhi unsur atau komponen yang harus dipenuhi . Relevan Informasi keuangan yang dihasilkan harus memenuhi unsur relevan terhadap pengaruh keputusan ekonomi pemakai laporan dengan membantu merka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu sehingga informasi yang relevan dapat memberikan manfaat umpan balik dan prediktif. Selain itu juga, informasi yang relevan juga harus menyajikan informasi keuangan selengkap-lengkapnya dan disajikan dengan tepat waktu. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur dari yang harus disajikan. Meskipun keuangan tersebut relevan, tetapi juka penyajianya tidak dapat diandalkan, maka pengguna informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingakan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasi kecendrungan posisi dan kinerja keuangan. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain harus dilakukan secara konsisten. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahanya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Dengan asumsi pengguna laporan keuangan memiliki pengetahuan yang memadahi tentang akuntansi. Dengan demikian secara teoritis aktivitas penerapan standar akuntansi pemerintahan dapat mencapai tujuan atau hasil yang ingin dicapai, yaitu dapat mewujudkan dan meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan menerapkan 11 pernyataan yang terkandung dalam standar akuntansi pemerintahan. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanatori. Survei dilakukan dengan menyebar angket kepada para auditor yang ditugaskan pada inspektorat daerah berjumlah 18 orang. Atas data yang disebar dilakukan uji validitas dengan menggunakan tehnik korelasi product moment, sementara uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach’s. Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan analisis korelasi product moment dan uji koefisien diterminasi. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yang diuji adalah : H0 : Þ < 0, Efektifitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan tidak berpengaruh positif atau negatif terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Ha : Þ ≥ 0, Efektifitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan. . IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Standar Akuntansi pemerintahan Penerapan standar akuntansi yang telah ditetapkan diharapkan akan memberikan dampak yang baik terhadap kualitas laporan keuangan. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan terdapat 11 pernyataan standar yang harus dipahami dan diterapkan oleh para penyusun laporan keuangan daerah. Kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap daerah akan diperiksa oleh BPK dengan menghasilkan opiri sesuai dengan hasil yang dicapai oleh setiap pemerintah daerah. Kualitas laporan keuangan akan sangat tergantung dari pemahaman penyaji atas standar akunatnsi yang ada. Auditor akan menilai apakah penyajian tersebut sesuai dengan standar atau tidak. Keseuaian dengan standar akan tercapai jika para penyusun laporan keuangan memahami dan menerapkannya dengan benar. Secara umum 11 pernyataan yang ada dalam standar akuntansi telah dipahami dan dicoba diterapkan pada saat menyusun laporan kekuangan daerah. Konsep pernyataan standar akuntansi untuk penyajian laporan keuangan, realisasi anggaran dan laporan arus kas sudah dipahami dengan baik. Hal ini terlihat bahwa format dan kandungan dari ketiga pernyataan tersebut telah sesuai dengan standar yang ada. Sementara pernyataan Proceedings SNEB 2014: Hal. 3 Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014 starndar akuntansi lainnya masih dalam kondisi cukup baik dan khusus untuk akunatnsi asset tetap, konstruksi dalam pengerjaan dan laopran konsolidasi masih kurang dikuasi dengan baik oleh para penyusun laporan. Perlu dilakukan pelatihan dan workshop yang berkesinambungan tentang penerapan 3 pertanyaan ini. Selain itu juga kompetensi para penyusun laporan keuangan rata-rata adalah lulusan SMU bukan sarjana akuntansi ataupun ahli madya akuntansi. Untuk memahami ketiga konsep ini diperlukan kompetensi yang lebih dari lulusan SMU. 4.2 Kualitas Laporan Keuangan pada Kantor Pemerintah Daerah Salah satu kualitas laporan keuangan yang harus dicapai adalah masalah relevansi. Kata relevan mengacu kepada dampak dari informasi dan pengaruhnya kepada keputusan ekonomi pemakai laporan dengan membantu merka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu sehingga informasi yang relevan dapat memberikan manfaat umpan balik dan prediktif. Terkadang seringkali terjadi kesalahan informasi yang pada akhirnya mengakibatkan hasil kaporan yang tidak akurat. Kualitas laporan keuangan haruslah mengandung unsur andal, yaitu data dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diandalkan kebenarannya. Terdapat banyak kasus yang terjadi terhadap minimnya kualitas penyusunan laporan keuangan, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas dari laporan keuangan tersebut. Hal ini didukung dari hasil penyebaran kuesioner dilaksanakan dengan kurang baik. 4.3 Hasil Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas untuk variabel X sebagai variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan. Berdasarkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,963 maka dapat dikatakan bahwa seluruh indikator dari variabel implementasi standar akuntansi pemerintahan dapat dikatakan sangat reliabel artinya instrumen alat ukur tersebut akan memberikan hasil yang stabil jika digunakan pada berbagai kondisi untuk karakteristik populasi yang sama. Selanjutnya untuk melihat validitas instrumen dari variabel implementasi standar akuntansi pemerintahan maka dilakukan uji validitas. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperlihatkan dapat diketahui bahwa seluruh indikator dari variabel tersebut adalah valid karena nilai korelasi pada kolom corrected item-total correlation memiliki nilai lebih dari 0,3. Hal ini berarti bahwa seluruh indikator tersebut layak atau valid digunakan sebagai alat ukur untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun hasil uji reliabilitas untuk variabel Y yang mencerminkan kualitas laporan keuangan nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,918 menunjukkan bahwa indikator dari variabel kualitas laporan keuangan tersebut sangat reliabel. Demikian pula hasil uji validitas menunjukkan bahwa setiap indikator dari variabel kualitas laporan keuangan valid karena nilai korelasinya lebih besar dari 0,3. Hal ini berarti instrumen tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengumpulkan data penelitian. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan maka dilakukan perhitungan koefisien determinasi. Adapun nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,676 (67,6%), hal ini dapat diartikan bahwa sekitar 67,6% implementasi standar akuntansi pemerintahan dipengaruhi oleh kualitas laporan keuangan dan sisanya sebesar 32,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Selanjutnya, dari hasil pengujian memperlihatkan bahwa implementasi standar akuntansi pemerintahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai uji t dan uji F masing-masing menghasilkan nilai P-Value (sig) sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. Model Summary Adjusted Std. Error of R Square the Estimate 1 .822a .676 .655 4.295 a. Predictors: (Constant), x Model R R Square ANOVAb Model Sum of Square df s Mean Square F Sig. Proceedings SNEB 2014: Hal. 4 Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014 1 Regression 615.112 1 615.112 Residual 295.165 16 18.448 Total 910.278 17 33.34 3 .00a a. Predictors: (Constant), x b. Dependent Variable: y Coefficientsa Unstandardized Coefficients Std. B Error Standardiz ed Coefficient s Model Beta T Sig. 1 (Const 16.233 5.490 2.957 .009 ant) X .334 .058 .822 5.774 .000 a. Dependent Variable: y V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa ; 1. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner, penerapan standar akuntansi pemerintah telah diterapkan dengan baik. 2. Kualitas laoran keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah Kabupaten Bandung maupun Kabupaten Indramayu termasuk dalam kategori sangat baik/sangat berkualitas. 3. Penerapan standar akuntansi pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan, sehingga semakin diterapkan dan penerapan standar akuntansi pemerintahan, akan semakin meninggkatkan kualitas laporan keuangan. 5.1 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk dapat meningkatkan penerapan standar akuntansi pemerintahan dan meningkatkan kualitas laporan keuangan. Berikut ini penulis mengajukan saran diantaranya : 1. Aparatur pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang merupakan pedoman bagi pemerintah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan dan pembinaan mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap sumber daya manusia, khususnya bagi aparatur pemerintah yang memiliki tanggung jawab dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap factor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan, diantaranya adalah sistem akuntansi keuangan daerah. Karena dengan adanya sistem akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang efektif dan efisien sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan APBD. Selain itu juga adalah tentang pengawasan internal. Pengawasan internal berfungsi sebagai suatu usaha untuk menjamin adanya kesesuaian atara penyelenggaraan tugas pemerintah secara berdaya guna dan berhasil guna. Serta tentang kualiatas sumberdaya manusia aparatur pemerintah daerah. REFERENSI Abdul Halim (2007). Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Keuangan Daerah). Jakarta : Salemba Empat Abdul Hafiz Tanjung, 2008, Penatausahaan dan Akuntansi Keuangan Daerah, Harun Al Rasyid, 1994, Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala, Bandung: program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran Ardiyos. Kamus Besar Akuntansi. Citra Harta Prima Jakarta. Badan Pusat Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012. Basuki, 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta : Kreasi Wacana. Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat Proceedings SNEB 2014: Hal. 5 Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014 Dwiyanto, Agus, 2006.Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press,. Halim, Abdullah. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta Masmudi, 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Moch. Nazir. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010:34) Sedarmayanti. Good Governance dan Good Corporate Governance. Bagian Ketiga. Bandung. CV. Mandar Maju Sevilla, et.al., (1993). Pengantar Metodologi Penelitian. Terj. Alimuddin Tuwu. Jakarta: UI Press. Sudjana. (1996), Metode Statistika, Tarsito, Bandung. Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi, Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Supramoko. 2000. Keuangan Negara. Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit BPFE. PERATURAN PEMERINTAH Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undangundang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Proceedings SNEB 2014: Hal. 6