pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap

advertisement
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (SURVEY PADA
PEMERINTAHAN DAERAH DI JAWA BARAT)
1)
Heni Nurani H1),Euis Eti Sumiyati2)
Akuntansi, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Sudirman - Cimahi
email: [email protected]
2)
Manajemen, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Sudirman - Cimahi
email: [email protected],id
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
terhadap Kualitas Laporan Keuangan yang dilakukan di 3 pemerintahan kota dan kabupaten di Provinsi Jawa
Barat dengan opini wajar dengan pengecualian (WDP). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan
penelitian kuantitatif secara khusus menggunakan metode survey eksplanatory. Data dikumpulkan melalui
kuesioner dengan skala Likert. Unit analisisi adalah 3 pemerintahan daerah yang mendapat opini WDP pada
tahun 2012. Tehnik sampilng yang digunakan adalah purposive sampling. Responden pene;otoan adalah auditor
pada Inspektorat Pemerintahan Daerah. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Disarankan perlu adanya penambahan pengetahuan
berupa pelatihan dan pendidikan tentang standar akuntansi pemerintahan kepada para penyusun laporan
keuangan di SKPD.
Kata kunci : Standar Akuntansi Pemerintahan, Kualitas Laporan keuangan
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
I.
PENDAHULUAN
Era globalisasi dunia, ditandai dengan munculnya kesepakatan ekonomi regianonal diantaranya
disetujuinya pembentukan masyarakat ekonomi Asean ( Asean Ecomony Community) yang akan dilaksanakan
pada tahun 2015. Untuk itu, pemerintah Indonesia perlu menyiapkan pengelolaan keuangan Negara dalam
menghadapi kondisi tersebudt. Oleh karena itu pemerintah Indonesia menetapkan otonomi daerah yang telah
dicanangkan oleh pemerintah menuntut pemerintahan puasat ataupun daerah untuk menghasilkan informasi
yang transparan dan akuntabel. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dan UU No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta PP No. 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan adanaya aturan ini maka pemerintahan pusat/
daerah dituntut untuk dapat mewujudkan dan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam mengelola
keuangan daerah.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar atau panduan untuk menyajikan informasi
keuangan yang berkualitas sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam melakukan pengelolaan
keuangan negara. Menurut Anis Chairil, Imam Ghozali, (2003), ada beberapa alasan yang menyebabkan
penentuan standar akuntansi memiliki peranan penting dalam penyajian laporan keuangan. Salah satu alasan
tersebut adalah memberikan informasi akuntansi kepada pemakai tentang posisi keuangan, hasil usaha, dan
informasi tersebut diasumsikan jelas, konsisten, dan dapat dipercaya. Standar Akuntansi Pemerintahan
merupakan landasan bagi pemerintah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam rangka
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah. Hal ini dijelaskan dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan adanya
dasar peraturan tentang standar akuntansi pemerintahan, pemerintah dituntut untuk dapat menerapkan dan
mengaplikasikan standar akuntansi pemerintahan sebagai landasan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan yang baik dan berkualitas alam rangka menciptakan terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang
baik (good goverment governance).
Dari hasil pemeriksaan BPK pada tahun 2012, dari 12 LKPD yang diserahkan BPK RI Perwakilan Jabar
di Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jabar hanya Kota Banjar yang mendapatkan WTP dan sisanya mendapat
opini Wajar dengan Pengecualian (WDP). Dari hasill pemeriksaan LKPD pada pemerintah kabupaten/kota TA
2012, BPK masih menemukan sejumlah permasalahan penting yang memerlukan perhatian dan komitmen
kepala daerah beserta jajarannya untuk menindaklanjuti sesuai rekomendasi BPK. Secar garis besar yag menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah implementasi srandar akunatnsi pemerintahan (SAP) tersebut
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah.
II.
LANDASAN TEORI
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan aturan yang harus dipatuhi oleh pemerintah
pusat/daerah dalam rangka menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang baik dan berkwalitas. Tujuan
penerapan standar akuntansi menurut Belkoui (1985) adalah menghasilkan informasi keuangan yang
diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya dan dapat dibandingkan. Untuk keperluan tersebut
Pemerintah Indonesia sudah menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 ayat 2005 sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan untuk dapat meningkatkan kwlitas laporan keuangan bagi pemerintah. Sebagaimana dalam pasal 1
ayat 4 dalam PP No. 24 tahun 2005 menyatakan bahwa: Standar akuntansi pemerintahan, selanjutnyan disebut
SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah”
Penerapan standar akuntansi pemerintahan merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam rangka
meningkatkan transparansi dan akuntanbilitas dalam penggelolaan laporan keuangan daerah melalui penyajian
informasi keuangan yang berkwalitas. standar akuntansi pemerintahan juga memiliki kekuatan hukum sehingga
konsekuensinya setiap pemerintahan daerah wajib membuat laporan keuangan.Dalam UU No. 32 tahun 2004
tentang pemerintahan daerah pasal 184 ayat 1 dan 3 menyatakan bahwa: “laporan keuangan pemerintah daerah
disusun dan disajikan sesuain standar akuntansi pemerintahan yang diterapkan dalam peraturan pemerintah”
Kemudian dalam pasal 56 UU No. 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara menyebutkan bahwa: “laporan
keuangan yang harus dibuat di setiap unit kerja adalah laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas lapora
keuangan, sedangkan yang menyusun laporan arus kas adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah
selaku bendahara umum daerah.”
SAP mencakup sebelas pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAP) yang terkandung dalam
standar akuntansi pemerintahan merupakan landasan pedoman bagi pemerintah dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan. standar akuntansi pemerintahan yang tertuang dalam peraturan pemerintah No.
24 tahun 2005 memiliki kekuatan hukum, yang artinya baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah wajib
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
mernerapkan standar akuntansi pemerintahan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan sebagai
bentuk dari pertanggung jawaban atas pengelolaan keuangan publik yang diamanatkan kepada pemerintah.
Terdapat 11 pernyataan standar akuntansi yaitu penyajian laporan keuangan, laporan realisasi anggaran, laporan
arus kas, catatan atas laporan keuangan,akuntansi persediaan, akuntansi investasi, akuntansi untuk asset tetap,
akuntansi kontruksi dalam pengerjaan, akuntansi kewajiban, pernyataan tentang koreksi kesalahan, perubahan
kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa dan laporan keuangan konsolidasi.
Laporan keuangan pemerintah yang disajikan dalam memenuhi laporan keuangan yang berkualitas
apabila memenuhi unsur atau komponen yang harus dipenuhi .
 Relevan
Informasi keuangan yang dihasilkan harus memenuhi unsur relevan terhadap pengaruh keputusan ekonomi
pemakai laporan dengan membantu merka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu sehingga informasi yang relevan dapat memberikan
manfaat umpan balik dan prediktif. Selain itu juga, informasi yang relevan juga harus menyajikan informasi
keuangan selengkap-lengkapnya dan disajikan dengan tepat waktu.
 Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur dari
yang harus disajikan. Meskipun keuangan tersebut relevan, tetapi juka penyajianya tidak dapat diandalkan,
maka pengguna informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
 Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingakan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasi
kecendrungan posisi dan kinerja keuangan. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan
dari transaksi dan peristiwa lain harus dilakukan secara konsisten.
 Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahanya untuk segera
dapat dipahami oleh pemakai. Dengan asumsi pengguna laporan keuangan memiliki pengetahuan yang
memadahi tentang akuntansi. Dengan demikian secara teoritis aktivitas penerapan standar akuntansi
pemerintahan dapat mencapai tujuan atau hasil yang ingin dicapai, yaitu dapat mewujudkan dan
meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan menerapkan 11 pernyataan yang terkandung dalam standar
akuntansi pemerintahan.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanatori. Survei dilakukan dengan
menyebar angket kepada para auditor yang ditugaskan pada inspektorat daerah berjumlah 18 orang. Atas data
yang disebar dilakukan uji validitas dengan menggunakan tehnik korelasi product moment, sementara uji
reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach’s. Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan analisis
korelasi product moment dan uji koefisien diterminasi.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yang diuji adalah :
H0 : Þ < 0, Efektifitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan tidak berpengaruh positif atau negatif
terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Ha : Þ ≥ 0, Efektifitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap Kualitas
Laporan Keuangan.
.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penerapan Standar Akuntansi pemerintahan
Penerapan standar akuntansi yang telah ditetapkan diharapkan akan memberikan dampak yang baik
terhadap kualitas laporan keuangan. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan terdapat 11 pernyataan standar
yang harus dipahami dan diterapkan oleh para penyusun laporan keuangan daerah. Kualitas laporan keuangan
yang dihasilkan oleh setiap daerah akan diperiksa oleh BPK dengan menghasilkan opiri sesuai dengan hasil
yang dicapai oleh setiap pemerintah daerah. Kualitas laporan keuangan akan sangat tergantung dari pemahaman
penyaji atas standar akunatnsi yang ada. Auditor akan menilai apakah penyajian tersebut sesuai dengan standar
atau tidak. Keseuaian dengan standar akan tercapai jika para penyusun laporan keuangan memahami dan
menerapkannya dengan benar.
Secara umum 11 pernyataan yang ada dalam standar akuntansi telah dipahami dan dicoba diterapkan pada
saat menyusun laporan kekuangan daerah. Konsep pernyataan standar akuntansi untuk penyajian laporan
keuangan, realisasi anggaran dan laporan arus kas sudah dipahami dengan baik. Hal ini terlihat bahwa format
dan kandungan dari ketiga pernyataan tersebut telah sesuai dengan standar yang ada. Sementara pernyataan
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
starndar akuntansi lainnya masih dalam kondisi cukup baik dan khusus untuk akunatnsi asset tetap, konstruksi
dalam pengerjaan dan laopran konsolidasi masih kurang dikuasi dengan baik oleh para penyusun laporan. Perlu
dilakukan pelatihan dan workshop yang berkesinambungan tentang penerapan 3 pertanyaan ini. Selain itu juga
kompetensi para penyusun laporan keuangan rata-rata adalah lulusan SMU bukan sarjana akuntansi ataupun ahli
madya akuntansi. Untuk memahami ketiga konsep ini diperlukan kompetensi yang lebih dari lulusan SMU.
4.2 Kualitas Laporan Keuangan pada Kantor Pemerintah Daerah
Salah satu kualitas laporan keuangan yang harus dicapai adalah masalah relevansi. Kata relevan
mengacu kepada dampak dari informasi dan pengaruhnya kepada keputusan ekonomi pemakai laporan dengan
membantu merka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi
mereka dimasa lalu sehingga informasi yang relevan dapat memberikan manfaat umpan balik dan prediktif.
Terkadang seringkali terjadi kesalahan informasi yang pada akhirnya mengakibatkan hasil kaporan yang tidak
akurat.
Kualitas laporan keuangan haruslah mengandung unsur andal, yaitu data dan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dapat diandalkan kebenarannya. Terdapat banyak kasus yang terjadi terhadap
minimnya kualitas penyusunan laporan keuangan, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas dari
laporan keuangan tersebut. Hal ini didukung dari hasil penyebaran kuesioner dilaksanakan dengan kurang baik.
4.3 Hasil Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas untuk variabel X sebagai variabel penerapan standar
akuntansi pemerintahan. Berdasarkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,963 maka dapat dikatakan bahwa
seluruh indikator dari variabel implementasi standar akuntansi pemerintahan dapat dikatakan sangat reliabel
artinya instrumen alat ukur tersebut akan memberikan hasil yang stabil jika digunakan pada berbagai kondisi
untuk karakteristik populasi yang sama.
Selanjutnya untuk melihat validitas instrumen dari variabel implementasi standar akuntansi
pemerintahan maka dilakukan uji validitas. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperlihatkan dapat diketahui
bahwa seluruh indikator dari variabel tersebut adalah valid karena nilai korelasi pada kolom corrected item-total
correlation memiliki nilai lebih dari 0,3. Hal ini berarti bahwa seluruh indikator tersebut layak atau valid
digunakan sebagai alat ukur untuk mengumpulkan data penelitian.
Adapun hasil uji reliabilitas untuk variabel Y yang mencerminkan kualitas laporan keuangan nilai Alpha
Cronbach’s sebesar 0,918 menunjukkan bahwa indikator dari variabel kualitas laporan keuangan tersebut sangat
reliabel. Demikian pula hasil uji validitas menunjukkan bahwa setiap indikator dari variabel kualitas laporan
keuangan valid karena nilai korelasinya lebih besar dari 0,3. Hal ini berarti instrumen tersebut dapat digunakan
sebagai alat ukur untuk mengumpulkan data penelitian.
Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi standar akuntansi pemerintahan terhadap
kualitas laporan keuangan maka dilakukan perhitungan koefisien determinasi. Adapun nilai koefisien
determinasi diperoleh sebesar 0,676 (67,6%), hal ini dapat diartikan bahwa sekitar 67,6% implementasi standar
akuntansi pemerintahan dipengaruhi oleh kualitas laporan keuangan dan sisanya sebesar 32,4% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Selanjutnya, dari hasil pengujian memperlihatkan bahwa implementasi standar akuntansi pemerintahan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai uji t
dan uji F masing-masing menghasilkan nilai P-Value (sig) sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05.
Model Summary
Adjusted Std. Error of
R Square the Estimate
1
.822a
.676
.655
4.295
a. Predictors: (Constant), x
Model
R
R Square
ANOVAb
Model
Sum of
Square df
s
Mean
Square
F
Sig.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
1
Regression
615.112
1
615.112
Residual
295.165
16
18.448
Total
910.278
17
33.34
3
.00a
a. Predictors: (Constant), x
b. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Standardiz
ed
Coefficient
s
Model
Beta
T
Sig.
1 (Const
16.233 5.490
2.957 .009
ant)
X
.334 .058
.822 5.774 .000
a. Dependent Variable: y
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
tentang pengaruh penerapan standar akuntansi
pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan
maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa ;
1. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
menggunakan instrument penelitian berupa
kuesioner, penerapan standar akuntansi
pemerintah telah diterapkan dengan baik.
2. Kualitas laoran keuangan yang dihasilkan oleh
pemerintah Kabupaten Bandung maupun
Kabupaten Indramayu termasuk dalam kategori
sangat baik/sangat berkualitas.
3. Penerapan standar akuntansi pemerintah
memiliki pengaruh positif terhadap kualitas
laporan keuangan, sehingga semakin diterapkan
dan penerapan standar akuntansi pemerintahan,
akan semakin meninggkatkan kualitas laporan
keuangan.
5.1 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, untuk dapat meningkatkan penerapan
standar akuntansi pemerintahan dan meningkatkan
kualitas laporan keuangan. Berikut ini penulis
mengajukan saran diantaranya :
1. Aparatur pemerintah daerah diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan penguasaan
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
yang merupakan pedoman bagi pemerintah
dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan
dan pembinaan mengenai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) terhadap sumber daya
manusia, khususnya bagi aparatur pemerintah
yang memiliki tanggung jawab dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan
pemerintah daerah.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
melakukan penelitian serupa, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut terhadap factor-faktor
lain yang mempengaruhi kualitas laporan
keuangan, diantaranya adalah sistem akuntansi
keuangan daerah. Karena dengan adanya sistem
akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan
yang efektif dan efisien sebagai bentuk
pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.
Selain itu juga adalah tentang pengawasan
internal. Pengawasan internal berfungsi sebagai
suatu usaha untuk menjamin adanya kesesuaian
atara penyelenggaraan tugas pemerintah secara
berdaya guna dan berhasil guna. Serta tentang
kualiatas sumberdaya manusia aparatur
pemerintah daerah.
REFERENSI
Abdul Halim (2007). Akuntansi Sektor Publik
(Akuntansi Keuangan Daerah). Jakarta :
Salemba Empat Abdul
Hafiz Tanjung, 2008, Penatausahaan dan
Akuntansi Keuangan Daerah,
Harun Al Rasyid, 1994, Teknik Penarikan Sampel
dan Penyusunan Skala, Bandung: program
Pasca Sarjana Universitas Padjajaran
Ardiyos.
Kamus Besar Akuntansi. Citra Harta Prima Jakarta.
Badan Pusat Statistik No. 13/02/Th. XV, 6
Februari 2012. Basuki, 2007. Pengelolaan
Keuangan Daerah. Yogyakarta : Kreasi
Wacana.
Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik. Jakarta :
Salemba Empat
Proceedings SNEB 2014: Hal. 5
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
Dwiyanto,
Agus,
2006.Mewujudkan
Good
Governance melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada
University Press,.
Halim, Abdullah. Akuntansi Keuangan Daerah.
Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. 2004.
Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi.
Yogyakarta
Masmudi, 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN Moch.
Nazir. 1999. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010:34)
Sedarmayanti. Good Governance dan Good
Corporate Governance. Bagian Ketiga.
Bandung. CV. Mandar Maju
Sevilla, et.al., (1993). Pengantar Metodologi
Penelitian. Terj. Alimuddin Tuwu. Jakarta:
UI Press. Sudjana. (1996), Metode
Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta Suharsimi, Arikunto
(2006).
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
Supramoko. 2000. Keuangan Negara. Edisi
5. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
PERATURAN PEMERINTAH
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005
tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintahan
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun
2006 tentang Pedoman
Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara Undang-undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah Undangundang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 6
Download