d ctor - doctorSHARE

advertisement
EDISI KETIGA
l
NOV 2014
SHARE
d
c
t
o
r
sharing accessible health and care
doctorSHARE merchandise
NOW AVAILABLE!
LANGKAH PEMBELIAN
--------------------1. Pilih produk-produk yang akan dibeli
2. Konfirmasi pembelian ke email
[email protected] dengan format:
SUBJECT Email: Pembelian Merchandise
doctorSHARE (Nama)
Nama Lengkap Nomor Telepon
Email
Alamat Lengkap
Produk yang dibeli
3. Tunggu balasan email dari doctorSHARE yang
berisi total harga, ongkos kirim & cara pembayaran.
Kaus RSA Rp. 200.000
Kaus Logo Rp. 150.000
Topi Hitam Rp.50.000
Topi Putih Rp.50.000
Payung Lipat Rp. 85.000
Pin Rp. 25.000
Luggage Tag Rp. 75.000
Tumbler Rp. 65.000
Seluruh hasil penjualan
merchandise ini digunakan
bagi donasi kegiatan-kegiatan
p e l ay a n a n m e d i s d o c t o r S H A R E
Plus Antibacterial Sutures
kill bacteria and inhibit bacterial
colonization of the suture1-3
"After"
Zone of inhibition
"Before"
at 24 hrs
Prior to incubation
CRP-1700/ETH/I-14 ED: JAN-15
AKL 21603804638
AKL 21603808275 (Europe), AKL 21603806968 (US)
AKL 21603808011 (Europe), AKL 21603703857 (US)
T
anpa terasa, doctorSHARE
(Yayasan
Dokter
Peduli)
memasuki usianya yang genap
lima tahun, usia yang relatif
baru bagi sebuah organisasi.
Namun dalam usia “balita”, doctorSHARE
telah melakukan pelayanan medis yang
inovatif dalam menawarkan terobosanterobosan baru di bidang kesehatan tanah air
dan pengembangan masyarakat marginal di
pedalaman yang kesulitan akses.
Berawal dari pengobatan umum di berbagai
kawasan tanah air (termasuk saat bencana),
doctorSHARE kemudian mengembangkan
program berkelanjutan yang pertama yaitu
Panti Rawat Gizi di Pulau Kei, Maluku Tenggara.
Panti Rawat Gizi menunjukkan hasil positif bagi
anak-anak penderita malnutrisi. Pelayanan
medis di pulau ini pula yang melahirkan
gagasan pendirian Rumah Sakit Apung.
Gagasan hanya menjadi angan jika tak
ditindaklanjuti iman dan kerja keras dari
seluruh anggota doctorSHARE. Perjuangan
mewujudkan Rumah Sakit Apung (RSA)
menjadi sebuah kisah tersendiri yang pada
akhirnya menyedot perhatian media massa
untuk
mempublikasikannya.
Pelayaran
perdana RSA pada Maret 2013 hingga
sepanjang tahun 2014, dilakukan dengan
ketulusan hati tanpa kenal lelah.
Tak terhitung berapa banyak masyarakat
pedalaman yang dilayani. Dalam hal ini, visi
doctorSHARE lebih dari sekadar menolong
masyarakat untuk sembuh tapi juga
mendukung mereka kembali mandiri dalam
kehidupannya. Siapapun akan sepakat bahwa
mewujudkan sebuah mimpi besar dalam
waktu singkat jelas bukan perkara mudah.
Untuk mendukung visi edukasi kesehatan,
doctorSHARE juga telah menjalin kerjasama
dengan Care Channels Indonesia (CCI) dalam
bentuk penyuluhan kesehatan sekaligus
pemeriksaan kesehatan di komunitas Semper,
Jakarta, selain secara aktif berkampanye
melalui media sosial.
Perjalanan doctorSHARE selama lima tahun
terangkum dalam infografik menarik dalam
buletin ini. Buletin edisi ini juga menampilkan
tulisan pengalaman langsung dari beberapa
relawan dan salah seorang Anak Buah Kapal
RSA dr. Lie Dharmawan. Tulisan mereka kiranya
dapat menjadi contoh apa yang dirasakan para
relawan saat berada di lapangan, secara teknis
maupun nilai-nilai persaudaraan.
Buletin kali ini pun mendeskripsikan pelayanan
medis yang telah dilakukan doctorSHARE di
Rutan Pondok Bambu, juga perjalanan Rumah
Sakit Apung (RSA) di Kabupaten Raja Ampat
dan Kabupaten Tambrauw, Papua Barat serta
Kepulauan Kei, Maluku Tenggara.
Di Papua Barat, doctorSHARE melangsungkan
pelayanan medis dalam tiga kloter berurutan
di Pulau Misool - Kabupaten Raja Ampat, Pulau
Batanta dan Pulau Salawati - Kabupaten Raja
Ampat dan Kabupaten Tambrauw. Gambaran
mengenai Raja Ampat yang identik dengan
turismenya yang eksotik mungkin akan sedikit
berubah setelah membaca beberapa tulisan
dari rekan-rekan relawan doctorSHARE.
lumayan kencang. Meski demikian, pelayanan
medis berlangsung lancar dengan sambutan
antusiasme masyarakat yang luar biasa. Tidak
hanya pelayanan medis, tim doctorSHARE juga
melangsungkan penyuluhan, survei gizi, dan
pembagian sandal jepit serta pakaian layak
pakai yang merupakan hasil sumbangan para
donatur.
Derasnya atensi publik pun menyebabkan
doctorSHARE kebanjiran undangan untuk
menjadi pembicara dalam aneka seminar,
forum, hingga kebaktian berskala besar.
doctorSHARE antara lain mendapat undangan
hadir dalam seminar di Pondok Pesantren
Jombang, Jawa Timur; Malam Penyegaran
Rohani di Bandung; hingga undangan dalam
Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi
Nasional (RB Summit) beberapa bulan silam
di ibukota. Atensi ini makin mengokohkan
partisipasi doctorSHARE dalam membangun
dunia kesehatan tanah air yang tentu bukan
merupakan pekerjaan ringan.
Pada akhirnya,
doctorSHARE
j u g a
m e l e ta k ka n
perhatian
pada
hal
penting lainnya yaitu lingkungan hidup.
Bagaimanapun, lingkungan hidup memiliki
pengaruh yang sangat besar bagi kesehatan
masyarakat. Apa saja yang doctorSHARE telah
lakukan dalam hal pelestarian lingkungan
dapat dibaca pada artikel yang ditulis oleh dr.
Sianly.
Dalam buletin ini, kita juga dapat menyimak
janji-janji yang pernah terucap oleh Jokowi
– Jusuf Kalla dan tim suksesnya di bidang
kesehatan. Kita tentu berharap janji-janji
ini benar-benar terwujud nyata dalam
pemerintahan baru. Dunia kesehatan
Indonesia membutuhkan perhatian yang
sangat serius karena kesehatan adalah hak
dasar setiap warga negara yang dijamin dalam
Undang-Undang.
Pengalaman
lapangan
memperlihatkan banyaknya pekerjaan rumah
yang menanti untuk kita lakukan bersama.
Terima kasih atas dukungan Anda selama ini
yang sangat besar artinya bagi perjalanan
doctorSHARE, bagi saudara-saudara kita di
pelosok yang membutuhkan pelayanan medis.
Dirgahayu ke-5, doctorSHARE!
Mari kita bersama wujudkan mimpi menuju
Indonesia Sehat.
Pelayanan medis di Kepulauan Kei, tempat
lahirnya inspirasi Rumah Sakit Apung, juga tidak
kalah menarik. Tim berlayar dari satu pulau
ke pulau lainnya dalam kondisi ombak yang
Menebar Kasih
Mengarungi Nusantara
6
editorial
7
catatan
B
agi sebuah organisasi,
usia lima tahun bukanlah
sebuah umur yang tua.
Dalam
peribahasa,
usia
tersebut
bak
“umur setahun jagung” yang berarti
masih muda belia, masih harus banyak
belajar, dan harus lebih berbenah diri
mengembangkan program.
doctorSHARE
merupakan
sebuah
organisasi yang masih kecil, tapi harus
mampu menghasilkan karya-karya yang
bermutu bagi masyarakat banyak. Ini
harus terimplementasi dalam programprogram kita ke depan dengan inovasi
yang tak putus-putus menjaga eksistensi
doctorSHARE ke depan, sebagai sebuah
organisasi yang dibutuhkan.
Singkatnya, doctorSHARE harus dapat
introspeksi diri, menilai program-program
yang telah dilakukan, berinovasi tentang
hal-hal baru yang dapat dilakukan sesuai
dengan visi dan misi organisasi.
Implikasinya, kita sadar bahwa sebagai
penggerak roda organisasi, kita harus
lebih dewasa dalam bersikap, berpikir
dan berkarya. Ini tercermin dari tekad
untuk mendahulukan organisasi yang
dibutuhkan oleh banyak orang (Lisa
Suroso, co-founder doctorSHARE – red.).
Dalam konteks ini, diperlukan diskusidiskusi yang melibatkan beberapa orang
sekaligus. Jarak adalah sesuatu yang tak
terelakkan ketika doctorSHARE semakin
besar dan mengglobal. Melalui teknologi,
jarak bukanlah faktor determinan yang
menghalangi kita berdiskusi secara real
time.
Hidup berorganisasi bukan hal yang
mudah. Ketika organisasi masih kecil,
persoalan yang dihadapi masih sedikit.
Semuanya berjalan baik. Seiring waktu,
kesuksesan organisasi mulai tampak
yang ditandai makin banyaknya program.
Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas makin meningkat, yang
pada hakikatnya menuntut kerja keras
dan disiplin dari para aktivis doctorSHARE
dalam sebuah tatanan organisasi yang
modern. Kita buktikan semua ini dengan
kesadaran dan tekad bahwa kita tergabung
dalam doctorSHARE karena kesamaan visi
dan misi.
Untuk mencapai visi dan “target”,
terkadang kita lupa dan “mencambuk diri”
bekerja keras dan lebih keras lagi sehingga
mengorbankan hal-hal mendasar yang
juga perlu diperhatikan seperti waktu
istirahat yang cukup (maaf dengan tulus
kepada kalian yang sering “dicambuk”).
8
dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, FICS, Sp.B, Sp.BTKV
Founder of doctorSHARE
Namun kenyataannya, masih banyak yang
harus dilakukan sehingga kita harus tetap
menjalankan prinsip kita yaitu kerjakan
hari ini apa yang dapat dilakukan besok.
Kita harus mengejar ketertinggalanketertinggalan kita, mereka yang sakit tak
mungkin menunggu.
Kepentingan pribadi, ego sektoral, dan
“harga diri” individu disampingkan dalam
diskusi-diskusi “hangat” dan “hidup”
demi tercapainya cita-cita bersama.
Proses pembelajaran dan pendewasaan
ini akan terus kita lanjutkan. Sejarah
merupakan pelajaran penting bagi kita
untuk menentukkan arah perjalanan kita
ke depan.
Marilah kita menoleh sejenak ke belakang
tentang apa yang telah kita capai.
Peribahasa Jerman yang mengatakan
bahwa segala awal itu sulit, adalah
benar. Tapi bagi doctorSHARE, kesulitan
merupakan sebuah tantangan yang
harus dapat diatasi. Dalam berbagai
kesempatan, kita telah mempublikasikan
program-program yang sudah dikerjakan
seperti Therapeutic Feeding Centre (TFC)
“Melalui doctorSHARE kami
berharap dapat membangun
manusia-manusia menjadi
lebih efektif serta keluar dari
keterperangkapannya”
di Kei, kehadiran di berbagai bencana
alam, dan pelayanan medis dengan
Rumah Sakit Apung (RSA).
Tak satu pun program yang kita lakukan
mudah tapi kita telah melakukannya
dengan baik. Ini tercatat dari apresiasiapresiasi berbagai pihak yang memberikan
aneka penghargaan seperti penghargaan
dari Museum Rekor Indonesia (MURI)
tahun 2010 sebagai organisasi yang
memberi
pelayanan
medis
gratis
terbanyak kepada pasien dalam suatu
waktu, penghargaan Kick Andy Heroes
2014, dan undangan untuk berbicara pada
Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi
Nasional pada 9 September 2014, serta
ungkapan terima kasih yang tulus dari
pasien-pasien yang kita tolong. Ini semua
adalah ekspresi apresiasi terhadap kinerja
doctorSHARE.Kepuasaan mereka yang
kita layani adalah tolak ukur keberhasilan
kita.
Kepercayaan
masyarakat
terhadap
kinerja doctorSHARE semakin tebal yang
terungkap dari kesediaan-kesediaan untuk
berdamai bagi doctorSHARE. doctorSHARE
bahkan mendapat donasi sebuah kapal
yang bakal difungsikan sebagai RSA
kedua. Mendapat kepercayaan itu sulit,
tapi menjaga kepercayaan jauh lebih
sulit. Ke depan, kita akan tetap berinovasi
memberi pelayanan terbaik yang dapat
kita lakukan.
Sebagai sebuah organisasi nirlaba yang
memposisikan diri membantu pemerintah
menyejahterakan rakyat, kami membuat
sebuah proyek percontohan di Kei Besar,
Maluku Tenggara.
Dalam rangka merealisisasikan program
Indonesia Sehat 2010 yang tidak tercapai
dan
mengusahakan
agar
sasaran
yang ingin dicapai dalam MDGs 2015
mendekati hasil yang diinginkan, kami
9
catatan
dr. Luyanti, MARS
General Secretary of doctorSHARE
sebuah
klinik. Klinik ini akan
terhubung dengan RSA.
5. M e n g e m b a n g k a n
telemedicine
yang
menghubungkan
masyarakat
daerah
pedalaman
dengan
para dokter spesialis di
Jakarta.
mengembangkan
program percontohan di Pulau Kei
Besar sebagai berikut:
1. Kebun fitofarmaka (kebun tanaman
berkhasiat obat) guna membantu
masyarakat setempat memperoleh
obat bagi penyakit degenaratif yang
butuh pengobatan berkelanjutan
seperti penyakit darah tinggi, gula
darah, dan lain-lain.
2. Untuk
menanggulangi
masalah
kurang bahkan buruk gizi pada
balita, kami akan membangun
sebuah TFC permanen. TFC yang
ada sekarang masih menumpang
di berbagai tempat. Kami juga akan
menggalakkan Community Feeding
Centre (CFC) yang akan membimbing
ibu rumah tangga dalam hal
perbaikan gizi.
3. Dalam rangka menurunkan angka
kematian Ibu melahirkan, kami akan
merangkul dan membimbing bidanbidan lokal dan dukun beranak
(mama biang) dengan menyediakan
partus kit (alat dasar pertolongan
persalinan)
sesuai
standar
internasional.
10
“
Ke depan,
doctorSHARE
akan terus
mengembangkan
program sehingga
memiliki dampak
yang lebih besar bagi
masyarakat
“
4. Membuat
6. RSA
terbukti
bermanfaat
bagi
pelayanan kesehatan
di daerah terpencil
sehingga
kami
bermaksud menambah
jumlah armada RSA.
Jika melakukan kilas balik sejak awal
berdirinya doctorSHARE, proyek yang
tampaknya tak mungkin (sebagian
orang mengatakannya “gila”), kini telah
menjadi kenyataan seperti lahirnya TFC
(Therapeutic Feeding Centre) di Kei, CFC
(Community Feeding Centre) di Semper,
dan tahap-tahap awal pembuatan RSA.
Kami paham keraguan masyarakat.
Proyek-proyek yang kami kembangkan
secara substansial sulit dilakukan dan dari
segi materi (pendanaan), kami bukanlah
orang-orang yang berkelimpahan harta.
Namun kasih yang ada di lubuk hati,
memampukan kami mengerti perasaan
dan penderitaan mereka yang masih
hidup pra-sejahtera dan menjadikan kami
rela berbagi dengan mereka.
Lima tahun doctorSHARE, tetaplah jaya
dan perkasa senantiasa. Tebarkan kasih
dalam berkarya g
S
alam
sejahtera
rekan-rekan
doctorSHARE. doctorSHARE lahir
lima tahun lalu yaitu pada 19
November 2009 di tempat yang
sama dengan penyelenggaraan
Malam Dana doctorSHARE 2014: Integrity
Convention Centre (ICC), Mega Glodok
Kemayoran, Jakarta Pusat.
Tanpa berpikir panjang, saya yang saat itu
masih bekerja sebagai dokter – Pekerja
Tidak Tetap (PTT) di Pulau Kei Besar, Maluku
Tenggara memutuskan mengambil cuti
khusus. Cuti ini sengaja saya ambil untuk
menghadiri acara Malam Dana doctorSHARE
2009, sekaligus memperkenalkan programprogram awal doctorSHARE termasuk
Program Panti Rawat Gizi Pulau Kei.
Saat itu, doctorSHARE masih sebuah
organisasi nirlaba “kecil” dan belum dikenal
banyak orang. Begitu pun kami anggotanya
yang sebagian besar masih berstatus
mahasiswa kedokteran.
Seiring waktu, kami mulai mematangkan
organisasi termasuk anggota-anggota di
dalamnya dan mematangkan visi yang
dikandung sejak awal.
Proses ini membawa kami makin mengenal
dan mencintai bangsa ini. Proses ini
membawa kami menjadi saluran bagi rekan
rekan yang memiliki hati yang sama dengan
kami, menguatkan hati kami, dan mendorong
kepercayaan bahwa kami tidak sendiri.
Perjalanan yang kami lalui sungguh tidak
mudah dan penuh tantangan namun ini
membuat kami semakin mencintai visi
doctorSHARE yang berjalan melalui program
programnya seperti Rumah Sakit Apung,
Panti Rawat Gizi, penyuluhan kesehatan, dan
sebagainya.
Ke depan, doctorSHARE akan terus
mengembangkan program sehingga memiliki
dampak yang lebih besar bagi masyarakat,
khususnya bagi masyarakat di pulau-pulau
terpencil tanah air.
Terima kasih atas kerja keras dan kepercayaan
seluruh rekan-rekan doctorSHARE selama
lima tahun ini. Kami terus membutuhkan
dukungan dan kerjasama semua pihak untuk
bersama-sama membangun doctorSHARE,
membangun Indonesia tercinta.
Indonesia is in my heart! g
11
catatan
Lisa Suroso, SE
Co-founder of doctorSHARE
menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Namun
diskriminasi, ketidakadilan dan ketimpangan
sosial, menciptakan kondisi di mana masyarakat
menjadi miskin, dan akibatnya rentan penyakit.
Sangatlah penting bagi kita memahami
hubungan antara kondisi sosial dan penyakit
yang menjangkit sebuah komunitas. Penyakitpenyakit yang mereka alami bukan sekadar
hanya penyakit fisik, tapi penyakit sosial yang
berakar dari ketidakadilan yang berbuah
kemiskinan. Karena penyebabnya adalah
masalah sosial, pemecahannya pun harus
memakai pendekatan yang mengarah kepada
akar masalah utamanya.
K
ala kita mengakhiri hari
ini, 362 balita di Indonesia
telah meninggal dunia. Juga
kemarin, juga esok, setiap
hari. Sebanyak 130.500
balita Indonesia meninggal setiap tahunnya.*
Sebagian besar mereka meninggal sebelum
ulang tahun kelima karena penyakit
“sederhana” yang sesungguhnya mudah
diobati dan bahkan dicegah, yaitu diare dan
pneumonia (radang paru-paru). Sebagian besar
mereka lahir di keluarga pra-sejahtera, tidak
cukup nutrisi, atau jauh dari fasilitas kesehatan.
Kondisi ini adalah hal awam yang bisa kita
saksikan dari kehidupan masyarakat prasejahtera. Mari kita renungkan lebih dalam,
mengapa mereka rentan penyakit, dan ketika
jatuh sakit mudah meninggal dunia? Dan bila
kita melihat lebih dekat lagi, mengapa mereka
menjadi miskin, hidup miskin dan tinggal
dalam kemiskinan? Jawabannya sering kali
terletak dalam akar masalah sosial yang lebih
besar.
Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah
pertanyaan yang muncul saat organisasi
12
doctorSHARE didirikan. Setelah aktif sejak
2003 dalam memberikan pelayanan medis
kepada masyarakat pra-sejahtera, kami
menyadari bahwa ada hal-hal lain yang
menyebabkan masyarakat miskin menjadi
sakit, jauh sebelum mereka membutuhkan
obat, dokter, atau tindakan operasi.
Pengaruh kemiskinan dapat begitu kuat dan
mencengkeram kondisi kesehatan anak dan
keluarganya dalam berbagai level. Jarang
kemiskinan berdiri sendiri, banyak lapisan
tersembunyi lainnya: upah di bawah standar,
tidak ada akses lahan, pendidikan rendah,
pengangguran,
diskriminasi,
lingkungan
kumuh, terlalu banyak anak, kurang
nutrisi, eksploitasi, dan lain-lain. Semua ini
mempengaruhi kondisi fisik dan mental yang
mengunci seseorang kepada ketidakberdayaan
dan pusaran kemiskinan.
Keadilan sosial adalah faktor kunci dari
kesehatan
holistik
seseorang.
Ketika
seseorang
mempunyai
akses
kepada
pendidikan, ekonomi, kebebasan beribadah,
hunian yang bersih dan layak, air bersih,
sumber nutrisi, kesetaraan gender, dan upah
yang adil, niscaya ia akan dengan sendirinya
Cara paling efektif untuk menghasilkan perubahan
mendasar dalam status derajat kesehatan sebuah
komunitas adalah dengan meningkatkan kondisi
kehidupan sosialnya. Dalam wajah kemiskinan,
obat dan layanan medis menjadi pintu pertama
yang membuka kesempatan pemulihan
kesehatan, namun dibutuhkan perubahan
sosial-ekonomi, dan politik yang mendukung
kehidupan sosial yang baik. Dengan membuka
akses komunitas tempat mereka tinggal kepada
air bersih, imunisasi, sanitasi, dukungan untuk
memberikan ASI, rumah layak, pengetahuan
nutrisi dan akses kesehatan dasar; penyakitpenyakit seperti demam, malnutrisi, radang
paru-paru, radang perut, dan penyakit infeksi
lainnya akan mudah ditangani dan tidak akan
mengancam nyawa mereka.
Sepanjang lima tahun ini, setelah doctorSHARE
diresmikan pada 2009, kami banyak
memfokuskan diri untuk meraih masyarakat
yang tinggal di wilayah terpencil. Kami
menemukan fakta-fakta bahwa syarat mendasar
komunitas yang sehat adalah:
1. Adanya fasilitas kesehatan bagi ibu dan
anak (reproduksi, paska-melahirkan, dan
klinik balita).
2. Akses pendidikan bagi semua, terutama
perempuan.
3. Distribusi & ketersediaan obat yang merata.
4. Imunisasi.
5. Adanya pengendalian penyakit menular.
6. Adanya akses mendapatkan nutrisi
(termasuk ASI dan swasembada pangan).
7. Ketersediaan sanitasi dan air bersih.
Syarat-syarat di atas harus didukung oleh
beberapa prinsip yang mendukung komunitas
untuk mampu hidup sehat:
1. Adanya political will dan good governance
yang menunjang pemerataan distribusi
sumber daya di seluruh negri dengan
kebijakan yang pro-rakyat miskin.
2. Adanya keterlibatan komunitas dalam
menyadari dan memecahkan masalah
kesehatan di wilayah masing-masing yang
harus dimulai sejak awal proyek kesehatan
dicanangkan.
3. Adanya koordinasi yang baik dari berbagai
departemen baik pemerintah pusat,
daerah, dan kelompok masyarakat.
Pemikiran-pemikiran di atas makin menguatkan
tekad doctorSHARE untuk mengisi relungrelung kosong dunia kesehatan di Indonesia,
terutama bagi masyarakat miskin yang hidup
di pelosok dan jauh dari fasilitas kesehatan.
Saat masyarakat pra-sejahtera mendapatkan
kembali kesehatannya, mereka mempunyai
modal mendasar untuk keluar dari siklus
kemiskinannya.
Program-program doctorSHARE ke depan akan
melibatkan masyarakat dan sumber daya lokal
lebih banyak lagi. Selain terus memberikan
pelayanan medis langsung melalui Rumah
Sakit Apung, Panti Rawat Gizi, dan teknologi
telemedecine, dengan bekerja sama dengan
pemerintah kami menginvestasikan diri
untuk melatih tenaga kesehatan lokal dan
membudidayakan tanaman obat dan sumber
makanan lokal agar keluarga-keluarga mendapat
akses nutrisi yang cukup. Inilah strategi kami
untuk pemulihan kesehatan masyarakat yang
berkelanjutan g
* World Bank. Indonesia’s under-five mortality rate 2013: 29/1000 live birth.
13
a
Ta h u n d o c
Lima
t o r S H AR E
2003-2009
2009
MARET 2009
BEKERJASAMA DENGAN
BERBAGAI ORGANISASI
MEMBERIKAN BANTUAN:
a Penanganan Bencana
Alam
a Bakti Sosial
a Operasi Minor
a Operasi Mayor
PENDIRIAN PANTI RAWAT GIZI
DI PULAU KEI MALUKU TENGGARA
PERTEMUAN TIM doctorSHARE
DENGAN ANAK PENDERITA
USUS TERJEPIT INSPIRASI
RUMAH SAKIT APUNG (RSA)
09
JULI 2010
PROYEK PENDAMPINGAN
MASYARAKAT DIMULAI
DI SEMPER, JAKARTA
UTARA
a Bekerja sama dengan
Care Chanels Indonesia
a Community Feeding
Center
a Layanan Medis
a Penyuluhan Kesehatan
VISI RUMAH SAKIT
APUNG
DITINDAKLANJUTI
2011
06
PERINTISAN PROYEK PENDAMPINGAN
MASYARAKAT DI INDONESIA TIMUR DIMULAI
Proyek perpaduan sistem RSA dan pelayanan
medis sistem “blusukan’ dengan
sekoci klinik diterapkan di Kepulauan Raja Ampat
& Kab. Tambrauw-Papua & Kei, Maluku Tenggara
JUNI 2013
PERESMIAN RUMAH SAKIT APUNG
APRIL-JUNI 2013
2014
ULANG TAHUN
PERTAMA doctorSHARE
KLINIK doctorSHARE BERDIRI
PENDIRI doctorSHARE dr. LIE DHARMAWAN
MENERIMA PENGHARGAAN KICK ANDY
HEROES, LENCANA KESRA UTAMA DARI
MENKOKESRA & NOMINATOR SCTV AWARD
VISI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA &
SUMBER DAYA ALAM LOKAL DIRINTIS
RUMAH SAKIT APUNG KEDUA DIRINTIS
RELAWAN INTERNASIONAL BERGABUNG &
TERLIBAT DALAM KEGIATAN doctorSHARE
NOVEMBER 2013
doctorSHARE JERMAN DIRINTIS
PELAYANAN MEDIS PERTAMA DI NEGARA TETANGGA
UNTUK BENCANA TOPAN HAIYAN PHILIPINA
VISI TELEMEDICINE DIRINTIS
2013
2014
+
+
APRIL 2011
PANTI RAWAT GIZI KEDUA
BERDIRI DI KEI KECIL,
MALUKU TENGGARA
+
2012
15 OKTOBER 2011
PENGHARGAAN MUSEUM REKOR
INDONESIA DITERIMA DENGAN KATEGORI
“PENGOBATAN GRATIS TERBANYAK DALAM SATU
HARI: 12.580 PASIEN
SEPTEMBER2014
PELAYARAN PERDANA RSA DI INDONESIA TIMUR
4-5 SEPTEMBER SERANGAN, BALI
12 SEPTEMBER PULAU KOMODO
25-29 SEPTEMBER PULAU KEI, MALUKU TENGGARA
21 NOVEMBER 2009
+
JUNI - AGUSTUS 2014
PELAYARAN PERDANA RSA
KE PULAU SERIBU, JAKARTA
SEPTEMBER 2013
SEPTEMBER 2009
doctorSHARE RESMI
BERBADAN HUKUM
MARET 2013
TRILOGI PELAYARAN RSA DI INDONESIA
BARAT & TENGAH
2-4 APRIL BELITUNG TIMUR
12-14 APRIL KETAPANG, KALIMANTAN BARAT
11-13 JUNI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT
17-19 JUNI BANGKA TENGAH
VISI
RUMAH SAKIT APUNG
DITERIMA
DR. LIE DHARMAWAN
2010
16
RUMAH SAKIT APUNG
PERTAMA DIBANGUN
+
+
Menebar Kasih Arungi Nusantara
KEGIATAN RUTIN
2009-2014
T
SEPANJANG LIMA TAHUN doctorSHARE
MENDAPAT KEPERCAYAAN DARI
MASYARAKAT UNTUK TERUS
MENGEMBANGKAN PROGRAM-PROGRAM
DALAM MENUNTASKAN MASALAH
KESEHATAN MASYARAKAT PRASEJAHTERA DI INDONESIA
40.028
pengobatan
U M U M
13.984
PEMULIHAN
k o r b a n
BENCANA
697
O P E R A S I
MAYOR MINOR
1 55
331
PEMULIHAN
nutrisi ANAK
USG &
OBGYN
2.288
penyuluhan
KESEHATAN
136
OPERASI
K ATA R A K
RS. APUNG
d r. L I E
DHARMAWAN
doctorSHARE dalam Angka
doctorSHARE menjaga kepercayaan masyarakat melalui program yang dapat
dipertanggungjawabkan dan terukur. Laporan keuangan doctorSHARE diaudit oleh kantor
akuntan independen dengan hasil wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Lokasi Pelayanan Medis
(2003-2014)
Sejauh Mana Donasi Anda Tersalurkan?*
100.161 30.541
P A S I E N
pengobatan
PEMULIHAN
k o r b a n
1 8%
biaya MANAJEMEN
UMUM & LAINNYA
M
BENCANA
b a n t u a n
KEMANUSIAAN
O P E R A S I
MAYOR MINOR
Respon Bencana Alam
Pengobatan Umum & Operasi
RS. APUNG
d r. L I E
615
Penuntasan Malnutrisi
Pelayanan Medis dengan
Rumah Sakit Apung
U
M U
6.765
75 6
DHARMAWAN
menjangkau
PULAU2 KECIL
PEMULIHAN
nutrisi ANAK
13 6
2.288
KATARAK
K E S E H ATA N
O P E R A S I
penyuluhan
Kampanye Kesehatan & Pendampingan Medis
82 %
2013
*2003 - Sept 2014
RUMAH SAKIT APUNG
2013-2014
Rencana Pengembangan Program
program LAPANGAN &
PELAYANAN MEDIS
PENDAMPINGAN
MASYARAKAT
& KAMPANYE
MEDIS
3 1%
331 USG Ibu Hamil
147 Bedah Mayor
313 Bedah Minor
7.312 Pengobatan Umum
1.048 Penyuluhan
Kesehatan
16
27%
5%
RESPON
BENCANA ALAM
& KONFLIK
SOSIAL
2015 - 2018
PENGOBATAN UMUM,
OPERASI MINOR &
MAYOR
PENDAMPINGAN MASYARAKAT
Mengadopsi Desa Tertinggal dan Menerapkan
Sistem Rumah Sakit Bergerak
Pelatihan Bersalin Bidan & Dukun Tradisional
Pelatihan Kader Gizi Lokal
fokus
Pemanfaatan dan Pengolahan Sumber
Makanan Lokal
2009-2014
Pemanfaatan Fitofarmaka
Therapeutic & Community Feeding Center
31%
LAYANAN MEDIS
RUMAH SAKIT APUNG
11%
PENUNTASAN
MALNUTRISI
& PANTI RAWAT
GIZI
LAYANAN MEDIS
Rumah Sakit Apung
Klinik
Teknologi Telemedicine
Bantuan Kemanusiaan
Pengobatan & Operasi
doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli) diresmikan pada 2009, namun telah berkiprah dalam bantuan
kemanusiaan dan penanganan kesehatan sejak 2003 bekerjasama dengan berbagai organisasi. Paska-2009,
setelah melakukan evaluasi dan restrukturisasi, doctorSHARE diresmikan dengan berbadan hukum.
Program-program doctorSHARE pun diperluas dari sekadar bakti sosial jangka pendek menjadi pelayanan
medis yang lebih holistik dan berkelanjutan.
17
Bahenol & Si Ganteng
Melirik Rumah Sakit Apung doctorSHARE
Si Ganteng
Perombakan RSA Kedua doctorSHARE “Si Ganteng”
Bahenol
D
octorSHARE kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat. Sekelompok donatur
yang peduli terhadap kesehatan masyarakat terpencil Indonesia menyumbangkan
sebuah kapal yang dulunya adalah kapal pesiar. Saat ini, sedang dilakukan
perombakan total untuk menjadikan kapal ini sebagai Rumah Sakit Apung kedua.
Bila RSA pertama dijuluki “Bahenol” karena bentuknya yang bulat montok, kali ini, relawan
doctorSHARE menjuluki RSA kedua dengan panggilan mesra “Si Ganteng” . Baik Bahenol dan Si
Ganteng akan mengarungi samudera untuk melayani masyarakat yang hidup jauh dari fasilitas
kesehatan.
Profil “Bahenol”, si Rumah Sakit Apung Pertama
Nama Kapal
Pemilik
Panjang Kapal Lebar Kapal Draft Kapal
Tonase Kotor (GT)
Tonase Bersih (NT)
Tahun Pembangunan
Penggerak Utama Mesin Induk
Tanda Selar
Fasilitas
18
KLM RSA dr. Lie Dharmawan
Yayasan Dokter Peduli
23,13 Meter
6,82 Meter
4,40 Meter
173 GT
52 NT
2008
Motor
MITSUBISHI 8DC11
340 PK
GT.173 No.6786 / Bc
a
a
a
a
Rontgen
EKG (elektrokardiogram)
USG (ultrasonografi)
Laboratorium
Bahan Utama Kapal Kayu
Jumlah Baling-Baling Satu
Kecepatan Kapal
10 Knots
a Maksimum
a Normal
8 Knots
a Ekonomis
6 Knots
Kapasitas Tangki
a Tangki utama
5.000 Liter
a Tangki cadangan 2.200 Liter
Bahan Bakar
Solar/HSD
Jenis kapal
Pinisi
a Fasilitas Bedah
a Ruang Resusitasi
a Ruang Dokter
19
dr. Lie Dharmawan
Terima Lencana Bakti Kesra Utama
S
enin, 6 Oktober
2014,
dr.
Lie
D h a r m a w a n
menerima Anugerah
Lencana Bakti Kesra Utama yang diberikan
secara langsung oleh Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Dr.
H.R. Agung Laksono di Gedung Kementerian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemko
Kesra) lantai 7, Jalan Medan Merdeka Barat
No. 3 Jakarta Pusat.
Anugerah Lencana Bakti Kesra Utama
merupakan
yang
pertama
kalinya
diselenggarakan
oleh
Kemko
Kesra.
Penghargaan ini ditujukan sebagai bentuk
penghormatan dan pengakuan peran
para tokoh perorangan maupun lembaga
yang menunjukkan komitmen kesetiaan,
keteladanan, prestasi, serta kepedulian
yang tinggi dalam mendukung keberhasilan
pelaksanaan program-program pemerintah.
Penerima Lencana Bakti Kesra Utama ini
adalah 12 kementerian/lembaga pemerintah
dan swasta serta 18 tokoh perseorangan yang
telah memberikan dukungan bagi keberhasilan
pembangunan bidang kesejahteraan rakyat.
20
“Kami memilih dr. Lie
sebagai penerima Lencana
Bakti Kesra Utama karena
menilai
doctorSHARE
telah melakukan kegiatannya tanpa pamrih.
Kegiatan yang dijalankan doctorSHARE sejalan
dengan program pemerintah terutama
dalam penanggulangan masalah di bidang
kesehatan,” ungkap Agung Laksono.
Apa Kata Mereka Tentang doctorSHARE
Muhammad As’ad
Ketua Lembaga Sosial Pesantren
Tebu Ireng (LSPT), Jawa Timur
Drs. Hasanuddin, SH, MH
Wakil Kepala Kepolisian Daerah
Kalimantan Barat
Tidak semua daerah memiliki kesempatan
menikmati pelayanan medis. Kalaupun
memiliki pelayanan medis, tidak semua
rumah sakit mau memberikan pelayanan
kesehatan yang baik kepada pasien miskin.
doctorSHARE
luar
biasa!
Dedikasi,
pengorbanan, dan semangatnya luar
biasa untuk masyarakat, khususnya bagi
masyarakat tidak mampu.Selamat ulang
tahun ke-5, doctorSHARE.Tambah maju,
tambah semangat, tambah berdedikasi, dan
tambah sukses!
Saya mengenal dr. Lie Dharmawan saat
menonton sebuah acara di televisi swasta.
Saya pun mengundang beliau tampil sebagai
pembicara tunggal di seminar kesehatan
untuk memberi inspirasi bagi dokter-dokter
di Jombang, Jawa Timur.
Agung Laksono menambahkan bahwa
selain sisi kesehatan, kegiatan doctorSHARE
melakukan pelayanan medis ke daerahdaerah pun mendorong penanggulangan
kemiskinan serta memajukan pendidikan
dan kesehatan. Kepedulian semacam ini
diharapkan dapat menjadi panutan bagi
masyarakat Indonesia.
Lembaga Sosial Pesantren Tebu Ireng memiliki
concern yang sama tetapi tidak punya
kemampuan medis. Untuk itu, doctorSHARE
dapat mengembangkan jaringan dengan
berbagai lembaga di daerah sehingga dapat
saling berbagi informasi jika ada kasus medis
di daerah. Tenaga-tenaga medis di Jakarta
maupun di daerah yang memiliki concern
seperti dr. Lie pun terakses oleh pasien.
“Penghargaan ini hendaknya dimaknai sebagai
apresiasi masyarakat terhadap apa yang
dilakukan doctorSHARE. Kami mengucapkan
terima kasih kepada masyarakat atas
apresiasi mendalam yang diberikan. Ini
adalah momentum yang menjadi cambuk
bagi program-program kami selanjutnya,”
papar pendiri doctorSHARE sekaligus
penerima Lencana Bakti Kesra Utama, dr. Lie
Dharmawang
Harapan saya pada ulang tahun doctorSHARE
ke-5 adalah agar terus membantu anak
bangsa yang tidak punya biaya serta
memperluas jaringan dengan teman-teman
daerah yang punya niat dan perjuangan yang
sama. Masyarakat daerah sangat memerlukan
pelayanan kesehatan berupa penyuluhan,
pemeriksaan kesehatan, bedah minor, dan
bedah mayor.
Ir. Billy Gumulja
Penatua Indonesian Christian
Church-Kanada
Saya mengucapkan selamat berulang
tahun yang ke 5 kepada doctorSHARE.
Muda di dalam usia, namun jelas apa
yang dilakukan selama ini adalah tanpa
pamrih mewujudkan suatu mimpi yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk
menolong rakyat Indonesia yang terpencil
dan membutuhkan pertolongan kesehatan.
Saya sungguh kagum melihat darma bakti
doctorSHARE. Dirgahayu doctorSHARE dan
lanjutkan pelayanan yang mulia ini.
21
Pdt. Ramon
Pramudya
Gembala Sidang
Gereja Christ The
Church, Jakarta
Saya mengenal dr. Lie sebagai pribadi yang mau
menyerahkan hidupnya untuk kesejahteraan
masyarakat. Beliau tulus dalam mengoptimalkan
potensi hidupnya menjadi berkat. Selamat ulang
tahun ke-5, doctorSHARE.
Bhiksu Sakya Sugata
Mudita Center
AKBP dr. Freddy Worang J.
Kepala Bidang Kedokteran dan
Kesehatan Kepolisian Daerah Jambi
Maju terus doctorSHARE! Lanjutkan
pengabdian bagi nusa dan bangsa
terutama dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi mereka
yang betul-betul memerlukan.Salam
kompak selalu dari Jambi.
Ratna Listy
Penyanyi, Aktris, dan Presenter TV
Selamat ulang tahun yang ke-5 doctorSHARE.
Semoga Tuhan selalu memberi kesehatan,
kelancaran, dan kemudahan untuk para dokter
berhati mulia ini agar makin banyak jiwa
terselamatkan. Teruslah menebar energi positif
bagi alam semesta. Hidup doctorSHARE!!!
Phoebebus Libertus
Mahasiswa Osnabruck University,
Jerman
(Dari terjemahan bahasa Jerman) Menurut saya,
doctorSHARE memiliki visi yang besar, tidak
hanya di Indonesia saja, tapi lebih dari itu yaitu
kemiskinan/kebutuhan penduduk yang sangat
besar. Saya sangat terkesan dengan komitment
dan antusiasme para pelayan doctorSHARE juga
bagaimana rasa terimakasih dari orang-orang yang
dilayani. Pendapat saya, ketika manusia itu sehat,
ia akan lebih baik, baik secara finansial dan dari
kehidupan. Karena itu kesehatan (yang sayangnya
begitu mahal) adalah dasar dari segala sesuatu,
dan karena itu membuat sebuah organisasi seperti
doctorSHARE begitu penting.
22
Romo Hans Rettob
Paroki Wilayah Kerja Langgur,
Maluku Tenggara
Atas nama masyarakat di wilayah
Indonesia Timur, khususnya Maluku
Tenggara,
saya
mengucapkan
banyak terima kasih atas perhatian
dan kepedulian doctorSHARE dalam
pelayanan medis bagi masyarakat
yang sangat membutuhkan. Kami
berharap pelayanan doctorSHARE
dari hari ke hari, waktu ke
waktu, makin diberkati dan
makin membawa sukacita serta
kegembiraan bagi orang-orang kecil
yang membutuhkan pelayanan
kesehatan yang mereka butuhkan.
Doa saya menyertai doctorSHARE.
Sukses dan Dirgahayu doctorSHARE
ke-5
Dokter adalah mereka pengabdi masyarakat
yang bergerak di bidang kesehatan, sosial dan
kemanusiaan. Mereka mengabdikan hidupnya
sebagai pelayan manusia yang memberikan
harapan bagi kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Maya Septha - Aktris
Selflessly wonderful. Amazing caring. Bring
hope and blessings to many.
Suriani Pinem
Mahasiswi Public Health Bremen
University, Jerman
doctorSHARE adalah organisasi yang
perduli terhadap rakyat di pulau
terpencil yang tidak punya biaya
dan akses terhadap perobatan dan
kesehatan. WHO menyatakan bahwa
kesehatan adalah hak azasi seluruh
umat manusia. Sila kelima Pancasila
juga berbunyi “keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”. Menurut
saya, doctorSHARE berhasil menerapkan
kedua dasar yang berbasis internasional
maupun nasional tersebut.
Kepedulian dan hati yang mulia ini memberikan
cahaya terang bagi mereka yang sakit. Tangantangan yang penuh kasih memberi semangat
dan motivasi bagi para pasien untuk menjalani
kembali kehidupannya. Rangkulan para dokter
ini memberi kehangatan bagi para orang tua
dan mereka yang membutuhkan kesejukan.
Ini adalah obat paling sempurna.
Pengabdian dan perjuangan sebagai juru
selamat dan bodhisattva dunia inilah yang
dikerjakan oleh para dokter manusia ini,
yang bekerja tanpa pamrih dengan jiwa yang
besar. Mereka jualah yang memberi cahaya
kemanusiaan bagi dunia ini.
Semoga semua program yang begitu mulia
bagi perbaikan gizi, pelayanan medis bagi
korban bencana alam, penyuluhan kesehatan,
dan rumah sakit apungnya dapat menjangkau
seluruh kawasan yang membutuhkan.
DIRGAHAYU ke-5 untuk doctorSHARE.
Ezra Ricardo Sadrach
Mahasiswa Magister
Bremerhaven University, Jerman
doctorSHARE
itu
punya
tujuan
yang mulia. Penolong orang yang
membutuhkan disaat susah. Untuk
orang kecil mungkin doctorSHARE
sangat berharga karena doctorSHARE
seperti lilin di tengah kegelepan.
Teruskan apa yang ada dan kembangin
lagi apa yang ada. Smoga di hari depan
doctorSHARE bisa jadi lebih besar dan
menolong orang lebih banyak lagi.
Anugerah Perkasa
wartawan Bisnis Indonesia
doctorSHARE telah menunjukkan tak
hanya
melakukan
pengobatan,
tapi
keberpihakannya
terhadap
kelompok
terpinggirkan.
23
Edward Bona Sinambela, B.A
Hochschule Bremen, Jerman
Victor Yap - Biomedical Engineer St. Michaels
Hospital Toronto, Kanada
Selamat ulang tahun yang ke-5, doctorSHARE.
doctorSHARE adalah salah satu organisasi dengan
tujuan sangat mulia dan berdedikasi pada misi yang
sangat luar biasa untuk menolong orang sakit. Saya
ucapkan salut dan selamat kepada dr. Lie Dharmawan
dan teman-teman yang terlibat dalam semua kegiatan
doctorSHARE. Saya merasa senang dan bangga
mendapatkan kesempatan untuk bertemu secara
pribadi dengan dr. Lie Dharmawan dan teman-teman
saat berkunjung ke Toronto, Kanada.
Pertama kali mendengar tentang
doctorSHARE dari dr. Luyanti,
hati saya langsung tertegun dan
terharu. Ternyata masih ada
organisasi pelayanan dengan
teman-teman yang masih mau
memberi ilmu, waktu, dan segala
yang dipunyai untuk membantu
serta mengabdi pada saudarasaudara kita di kota terpencil
yang membutuhkan bantuan,
khususnya di bidang kesehatan.
Sejak itu, saya terus mengikuti
perkembangan dan pelayanan
doctorSHARE setiap mereka
melakukan kegiatan sosial di
pulau-pulau atau daerah terpencil.
Saya berharap doctorSHARE
berjalan sampai kapan pun
sehingga banyak saudara yang
bisa kita bantu karena tidak
semua orang khususnya di pulaupulau terpencil dapat merasakan
fasilitas yang kita nikmati. Mereka
bahkan tidak bisa membayar
fasilitas
tersebut.
Biarlah
Tuhan yang selalu memberikan
semangat dan motivasi dan selalu
menyertai tim doctorSHARE
dalam semua pelayanan!!
Go doctorSHARE! We are behind
you all!
24
dr. med. Kiky Sulistyo, SpoG
Dormagen, Jerman
Menurut saya mengenai rencana doctorSHARE ke depan
a Ide yang baik tentang peningkatan pengetahuan
SDM, contoh dengan pengetahuan dan dapat
menggunakan USG
a Dapat diadakan screening breast cancer di Jakarta
atau di klinik.
a RSA yang baru dapat lebih baik setelah mendapat
pengalaman di kapal
pertama
sehingga
dapat lebih optimal.
Saya ingin membantu
dengan ide dan konsep
ini.
Selamat berlayar dan
salam saya untuk
semua anggota tim
doctorSHARE di
Indonesia.
Perjuangan Tanpa Kenal Lelah
Susanty Paath
T
ahun 2009 adalah pertama
kalinya saya bertemu dr. Lie
A. Dharmawan dan mengenal
doctorSHARE. Saat itu juga
kami langsung sependapat
bahwa beliau adalah seseorang yang selalu
berjuang untuk kepentingan orang-orang
yang terpinggirkan.
Terbentuklah kesepakatan kerjasama antara
Yayasan Jembatan Kasih (Care Channels
Indonesia) dengan doctorSHARE yang dimulai
tahun 2010 dengan program:
a
Pengobatan gratis di daerah-daerah
kumuh.
a
Feeding program atau pemberian
makanan bergizi kepada murid sekolah
di Kampung Sawah, Semper, Jakarta
Utara; kelompok bimbingan belajar
(bimbel) anak-anak jalanan di Cempaka
Mas, Jakarta Pusat; dan murid-murid
sekolah di bawah jalan tol di Kali Jodoh,
Jelambar, Jakarta Barat.
a
Semua dokter muda yang bergabung dalam
doctorSHARE memiliki semangat dan dedikasi
tinggi yang sama dengan pemimpinnya yaitu
selalu siap melayani dimanapun.
Sejak 2009 sampai sekarang, setiap kali
bertemu dan berbicara dengan dr. Lie, saya
selalu termotivasi untuk terus melayani
tanpa kenal lelah. Inilah gambaran seorang
dr. Lie A. Dharmawan yang selalu melayani
dengan sepenuh hati.
Rumah Sakit Apung (RSA) bukanlah
pencapaian doctorSHARE terakhir. Akan ada
hal yang lebih besar dan baru yang akan
disumbangkan kepada bangsa dan negara
Indonesia tercinta ini agar semua rakyat bisa
hidup sehat dan sejahtera.
Dirgahayu doctorSHARE, Tuhan memberkati g
Susanty Paath adalah Sekretaris Yayasan
Jembatan Kasih/Care Channels Indonesia.
Penyuluhan kesehatan setiap dua bulan
kepada anak dan ibu dari anak-anak
yang mengikuti feeding program.
dr. med. Hendra Libertus, SpU
Dokter Spesialis Urologi di Leer, Jerman
Saya senang sekali melihat kegiatan dari dokter-dokter
muda yang mau sisihkan waktu untuk membantu
rakyat tidak mampu. Meskipun dalam waktu singkat
banyak rakyat dapat diobati. Selama keadaan ekonomi
Indonesia belum maju dan banyak rakyat tinggal di
pedalaman tanpa ada bantuan kesehatan, doctorSHARE
pasti dibutuhkan masyarakat. Perhatikan juga kesehatan
anak-anak dari masyarakat.
Saya rasa, kalau anggota doctorSHARE selalu rukun
layaknya keluarga akrab masa depan tidak kita ragukan.
Adakan banyak kegiatan untuk supaya pengalaman
makin banyak. Saya mau membantu dalam hal sonografi.
25
Kisah Relawan doctorSHARE
Sebuah Perjalanan Inspiratif
dr. Peggy Loman
S
aya ingat ketika pertama kali
bertemu dengan dr. Lie Dharmawan
di ruang praktiknya saat mengantar
teman untuk berobat. Sebenarnya,
nama dr. Lie Dharmawan sudah tidak
asing lagi di telinga. Hari itu juga saya beranikan
diri menyapa beliau dan mendengarkan ceritacerita yang membuat banyak orang terinpirasi.
Selang beberapa waktu, saya mendapat info
mengenai rapat doctorSHARE yang membahas
rencana pelayanan medis di kawasan kumuh
di Jakarta Utara, yang juga baru terkena
bencana kebakaran. Tanpa mengambil banyak
pertimbangan (dan kebetulan bertepatan
dengan waktu luang), saya pun memutuskan
mengikuti pelayanan medis di daerah tersebut.
Setelah rapat selesai, dr. Lie juga membagikan
ide dan visinya mengenai doctorSHARE yang
saat itu mungkin baru berusia dua tahun. Wah,
saya sungguh terkesima mendengarkan beliau.
Hampir setiap kalimatnya berisi ide brilian,
harapan, target yang jelas, langkah-langkah
iman, dan ketulusan.
Selama hidup, saya baru sedikit bertemu
dengan orang yang begitu berkomitmen
terhadap panggilannya. dr. Lie adalah salah
satunya. Beliau bukan hanya seorang dokter
yang hebat, tapi juga seorang manusia rendah
hati yang sangat mencintai Penciptanya dan
juga sesamanya manusia.
Pertemuan pertama begitu berkesan dan makin
lama makin menginspirasi saya. Saya semakin
sering mengikuti kegiatan doctorSHARE di
berbagai daerah di Jakarta. Setelah lahirnya RSA
dr. Lie Dharmawan, saya pun sering bergabung
dalam pelayanan medis di berbagai pulau di
Indonesia, antara lain di Ketapang (Kalimantan
Barat), Bali, Lombok, Pulau Komodo, Pulau Kei
26
(Maluku Tenggara), Malili (Sulawesi Selatan), dan
Papua Barat. Selain itu, juga pelayanan medis
terhadap korban bencana erupsi gunung Kelud di
Jawa Timur serta bencana topan Haiyan di Filipina.
Pertemuan demi pertemuan, tempat demi
tempat, memiliki cerita yang berbeda dan
memberi saya pengalaman tak terlupakan.
Melihat dengan mata kepala saya sendiri
betapa terpuruknya kondisi bangsa yang saya
cintai ini, khususnya dari sisi kesehatan.
Di kota besar, saya dapat menikmati gemerlap
lampu, tempat tidur yang nyaman, fasilitas
kesehatan yang mewah dan bersaing ketat. Di
Indonesia bagian lain, masih ada seorang ibu
yang menangis karena tidak ada obat ataupun
tenaga medis yang memadai untuk menolong
anaknya yang sekarat.
tapi bertanyalah apa yang bisa kamu
berikan untuk negaramu.”
Saya tidak punya banyak uang untuk
bisa melunasi hutang negara. Saya juga
tidak punya keahlian hukum untuk
memberantas korupsi (seandainya bisa,
saya mau).
“Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi
apa yang ada padaku kuberikan untukmu.”
Dengan segala keterbatasan saya sebagai
seorang dokter, saya ingin bisa berguna
bagi bangsa, bagi sesama, bagi negara saya
tercinta, Indonesia g
dr. Peggy Loman adalah anggota
doctorSHARE (2012 – sekarang)
Ternyata ada seorang muda yang harus
menunggu uang terkumpul untuk menyewa
perahu kecil untuk mengantarkan neneknya
berobat ke pulau yang lebih besar. Ternyata
banyak anak yang masih kekurangan gizi.
Ternyata banyak pulau kecil yang tidak memiliki
obat, apalagi dokter. Ternyata banyak penyakit
yang dianggap ringan di kota besar, namun
mematikan di daerah-daerah terpencil karena
hampir tidak ada obat.
Persahabatan yang terjalin dalam keluarga
besar doctorSHARE pun sangat berarti dan
berharga bagi saya. Di sini, saya bertemu
sahabat-sahabat yang tidak sempurna, dari
beragam latar belakang, yang dengan tulus
saling melengkapi dan mau memberikan yang
terbaik untuk menolong sesama.
Tidak hanya itu, saya ingat dr. Lie sering
mengutip perkataan Abraham Lincoln, “Jangan
tanya apa yang bisa negara berikan untukmu
27
Kisah Relawan doctorSHARE
Kenangan Tak Terlupakan
dr. Cherie, S.Kom
S
ungguh
bahagia,
mungkin
kalimat yang tepat mewakili
perasaan saat ini karena dapat
berpartisipasi dalam kegiatankegiatan doctorSHARE. Tidak
terasa, sudah delapan bulan sejak pertama
kali saya mengikuti pelayanan medis
bersama doctorSHARE. Dalam hitungan
waktu, saya mendapatkan banyak hal baik
dalam pengalaman medis maupun sosial.
Saya mengunjungi tempat-tempat yang
sebelumnya tidak pernah terpikirkan bahwa
suatu hari saya akan berada di sana, seperti
desa-desa terpencil dan sangat terpencil yang
hanya dapat dijangkau dengan transportasi laut
karena belum tersedianya jalan beraspal.
Tidak hanya itu, ada juga desa-desa yang
listriknya hanya menyala untuk beberapa
jam, desa-desa yang sulit mendapat air
bersih, dan desa-desa yang tidak memiliki
MCK. Semua ini menjadikan saya pribadi
yang lebih bersyukur dan menghargai apapun
yang saya miliki saat ini.
28
Selama mengikuti pelayanan medis, ada
beberapa pasien yang sangat membuat simpati
karena mereka harus rela menahan rasa sakit
yang diderita akibat fasililtas kesehatan serta
transportasi yang kurang memadai. Tidak
semua penduduk desa memiliki boat atau kapal
kayu pribadi.
Mereka harus menyewa boat apabila ingin
berobat di desa tetangga karena fasilitas
kesehatan hanya dapat dijangkau oleh
transportasi laut. Selain itu, ketidaktersediaan
biaya dan sulitnya persediaan bahan bakar
membuat mereka akhirnya memilih pasrah
terhadap penyakit yang diderita.
Untuk ke kota atau kabupaten, mereka harus
naik kapal besar yang berlayar seminggu sekali
dengan catatan apapun kendala yang dihadapi,
mereka harus tinggal di kota selama seminggu
mengingat kapal yang akan membawa mereka
kembali ke desa hanya berlayar seminggu
sekali.
Selain itu, mereka harus mencari tempat tinggal
selama berobat di kota serta mengatasi kendala
biaya. Hal ini membuat mereka lebih memilih
menahan rasa sakit. Mendengar cerita mereka,
saya sedih dan merasa tidak berdaya.
jawaban dari masing-masing ibu cenderung
sama satu dengan yang lainnya. Di beberapa
desa, bayi berusia tiga bulan sudah diberikan
bubur SUN dan pisang.
Di samping pengobatan umum, saya juga
memberikan penyuluhan kesehatan kepada
warga semua kalangan baik usia muda atau tua
yang topiknya disesuaikan dengan pendengar.
Biasanya untuk kalangan usia produktif sampai
tua, kami memberikan penyuluhan mengenai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah
Tangga. Pada anak-anak sekolah, penyuluhan
yang diberikan adalah mengenai cara mencuci
tangan, menggosok gigi, hingga pentingnya
menggunakan alas kaki saat keluar rumah.
Harapannya, penyuluhan tersebut diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga terasa
manfaatnya.
Pemberian MP ASI yang tidak sesuai dengan
usia dapat menyebabkan gangguan pencernaan
dan beberapa penelitian mengaitkannya
dengan status gizi. Pendekatan secara personal
terhadap para ibu diharapkan dapat mengubah
pola kebiasaan tersebut.
Saya pun sangat menyukai anak-anak.
Saat mendapat kesempatan melakukan
penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan untuk menilai status gizi anak-anak
di desa setempat, saya senang.
Ada beberapa pertanyaan yang harus saya
tanyakan kepada para ibu untuk melengkapi
kuisioner survei gizi. Namun, ada pertanyaan
yang ternyata belum dipahami para ibu seperti
arti ASI eksklusif serta saat yang tepat untuk
memberikan Makanan Pendamping (MP) ASI
pada bayi mereka. Pemberian MP ASI yang
terlalu cepat dari usia yang seharusnya akan
mempengaruhi kerja usus serta status gizi
bayi. Melalui pendekatan secara personal
saat survei, kami memberi pengetahuan pada
para ibu mengenai pentingnya pemberian ASI
Eksklusif dan kapan waktu yang tepat untuk
pemberian MP ASI.
Selain ketakutan ibu akan kebutuhan bayi yang
tidak tercukupi dengan hanya pemberian ASI,
faktor kebiasaan atau adat juga memegang
peran. Hal ini diketahui saat pengambilan
sampel survei gizi dimana hampir setiap
Dari seluruh pelayanan medis yang saya
ikuti, pelayanan medis ke Pulau Kei, Maluku
Tenggara, merupakan yang paling berkesan
karena hampir sebulan lamanya saya dan
teman-teman
melaksanakan
pelayanan
medis dari satu desa ke desa lainnya dengan
menggunakan sekoci ataupun boat dari warga
setempat yang dipersiapkan untuk menjemput
kami di sela-sela ombak yang besar.
Ketiadaan dermaga untuk bersandarnya kapal
serta kondisi pasang surut menyebabkan kami
harus lempar jangkar di tengah laut. Selama
hampir sebulan tinggal di kapal, suka dan duka
kami lalui bersama mulai dari membeli bahan
makanan di kota untuk cadangan makanan
selama berlayar, memasak, mencuci baju serta
mempersiapkan segala keperluan pelayanan
medis di dalam kapal. Semua ini akan menjadi
kenangan yang tidak terlupakan bagi saya.
Penduduk setempat juga sangat ramah serta
antusias menyambut kedatangan kami dan ini
dirasakan di setiap desa yang kami kunjungi.
Walaupun berada jauh dari kota, rasa nyaman
itu tetap ada. Ini mengingatkan saya dengan
kutipan dari Maya Angelou: “People will forget
what you said, people will forget what you did,
but people will never forget how you made
them feel” g
dr. Cherie adalah anggota doctorSHARE
(Maret 2014 – sekarang)
29
Bukan ABK Biasa
Pelayanan Medis
doctorSHARE
Anak Buah Kapal (ABK) RSA dr. Lie Dharmawan memegang peran yang tidak kalah penting dengan
para relawan doctorSHARE. Di tangan merekalah RSA dapat berlayar mengarungi samudera. Di
tangan mereka pula RSA yang terbuat dari kayu ulin ini dapat sandar ataupun melempar jangkar
dengan aman dari pulau ke pulau. Tapi ada yang istimewa.
di Rutan Pondok Bambu,
Jakarta Timur
S
Berbeda dengan ABK pada umumnya yang hanya tahu urusan kemudi, ABK RSA dr. Lie Dharmawan
sekaligus menjadi relawan yang terlibat langsung dalam pelayanan medis doctorSHARE seperti
membantu memapah pasien pasca operasi, mobilisasi obat dan alat kesehatan, mengarahkan antrian
pasien, bahkan membantu di bagian pendaftaran. Latar belakang mereka pun sangat inspiratif. Simak
penuturan salah seorang ABK RSA dr. Lie Dharmawan pada tulisan di bawah ini.
elasa, 3 Juni 2014, doctorSHARE
melangsungkan
pelayanan
medis di Rumah Tahanan (Rutan)
Pondok Bambu Kelas IIA, Jakarta
Timur. Dalam pelayanan medis
yang berlangsung pk 08.00 hingga pk 12.30
WIB ini, tim doctorSHARE menerjunkan 10
dokter, bekerjasama dengan 3 dokter dan 6
perawat Rutan Pondok Bambu.
M. Zubir – Jurumudi RSA dr. Lie Dharmawan (2013 – sekarang)
S
aya adalah anak ketiga dari
lima bersaudara yang lahir di
Lhokseumawe, Aceh pada 28 Agustus
1988. Ketika sekolah, boleh dibilang
saya tidak punya cita-cita. Saya hanya
ingin jadi orang biasa. Tidak ada impian yang
besar selain hidup sederhana menjadi karyawan
di sebuah perusahaan Aceh saja. Saat bersekolah
di SMK, saya pernah berhenti sampai tiga tahun
karena tidak punya biaya.
Hidup kami sekeluarga terbentur biaya yang
selalu pas-pasan. Selain itu, saya juga harus
berhadapan dengan masalah di dalam keluarga.
Ketika duduk di bangku SMP, konflik yang terjadi
di Aceh sedang memuncak. Kedua orang tua
saya berpisah hingga pada suatu hari terjadilah
tsunami Aceh. Orang tua dan adik paling bungsu
hilang diterjang tsunami.
Saya mencari orang tua yang hilang sampai
dua tahun dengan berlayar. Saya akhirnya
memutuskan pulang kampung untuk kembali
sekolah. Saya mengambil jurusan perikanan
bagian kapal penangkapan tapi sempat gagal
setahun. Saya tidak naik kelas karena jarang
masuk sekolah.
Sambil sekolah, saya menjadi nelayan dengan
perahu kecil untuk mencari ikan selain harus
mengurus
adik-adik di kampung. Karena
mencari pekerjaan di laut ternyata sulit, saya
pun mencari pekerjaan di darat dan diterima
sebagai kuli bongkar muat barang. Lama
kelamaan, saya diajar menyetir mobil dan
akhirnya menjadi sopir.
Singkat cerita, saya akhirnya menjadi ABK di
beberapa kapal hingga akhirnya berkenalan
dengan RSA dr. Lie Dharmawan pertama
kalinya saat kapal ini akan berlayar ke Belitung
Timur (tahun 2013 pada Trilogi Pelayaran
Perdana RSA – red.)
Saya tahu bahwa RSA dr. Lie Dharmawan
adalah kapal rumah sakit pertama yang
berkeliling Indonesia memberikan pelayanan
medis. Saya tertarik menjadi bagian dari RSA
bukan hanya untuk mencari pengalaman
tapi juga untuk menolong banyak orang di
pelosok negeri ini. Lama-kelamaan, bekerja
di RSA membawa kesan yang sangat dalam
bagi saya. Ada banyak cerita menarik mulai
dari mengarungi ombak besar manakala
cuaca tidak baik hingga cerita tentang orangorang yang memang sangat membutuhkan
bantuan medis terutama mereka yang ada
di Indonesia Timur. Pelayanan medis ke Pulau
Kei, Maluku Tenggara rasanya menjadi salah
satu perjalanan yang paling berkesan bagi
saya. Saya melihat sendiri bagaimana mereka
memang perlu uluran tangan kita g
30
Jenis pelayanan medis yang dilakukan
meliputi pengobatan umum yang diikuti
oleh 452 warga binaan dengan penyakit
terbanyak meliputi ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut), dermatitis (penyakit
kulit), dyspepsia (gangguan pencernaan),
myalgia (nyeri otot), dan cephalgia (nyeri
kepala).
Pelayanan medis di rumah tahanan
merupakan kali pertama bagi doctorSHARE.
“Ketika kami datang, warga binaan Rutan
Pondok Bambu terlihat sangat antusias.
Kami harap ke depan, pelayanan medis
di lokasi-lokasi baru yang membutuhkan
seperti rumah tahanan dapat berlanjut
dengan program-program baru,” papar
koordinator pelayanan medis doctorSHARE
untuk Rutan Pondok Bambu, dr. Stefan
Andhika g
31
Go r esa n R ela wa n
Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan
di Misool Selatan, Papua Barat (25-28 Juni 2014)
D
octorSHARE
melaksanakan
pelayanan medis dengan
menggunakan Rumah Sakit
Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan
berlokasi di Misool Selatan,
Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat pada
25 – 28 Juni 2014. Pelayanan medis di Misool Selatan
ini merupakan rangkaian pertama dari tiga rangkaian
pelayanan medis doctorSHARE di Papua Barat.
Bertajuk “Melangkah Bersama Wujudkan Indonesia
Timur Sehat”, doctorSHARE memberi berbagai
jenis layanan mulai dari bedah mayor, bedah minor,
pemeriksaan kandungan (USG/Ultrasonografi)
pengobatan umum, pendampingan kesehatan,
serta pendataan gizi.
25 Juni 2014, doctorSHARE melangsungkan bedah
mayor (5 pasien), bedah minor (17 pasien), dan
pemeriksaan kandungan (42 pasien) di RSA yang
tengah sandar di Pelabuhan Distrik 35, Misool
Selatan, Raja Ampat, Papua Barat.
26 Juni 2014, doctorSHARE memberi pelayanan di
dr. Erinna Tjahjono
Kampung Yellu, Misool Selatan, Raja Ampat berupa
pengobatan umum (177 pasien), pendampingan
kesehatan bertopik Tuberkulosis dan HIV/AIDS
(diikuti sekitar 100 peserta), pendataan gizi (17
anak), dan pemeriksaan kandungan (30 pasien).
27 Juni 2014, doctorSHARE melayani pengobatan
umum (62 pasien), pemeriksaan kandungan (18
pasien), bedah mayor (3 pasien), dan bedah minor
(9 pasien) di Distrik 35, Misool Selatan, Raja Ampat.
28 Juni 2014, doctorSHARE melangsungkan
pelayanan medis di Kampung Fafanlap dalam bentuk
pengobatan umum (200 pasien), pemeriksaan
kandungan (18 pasien), pendataan gizi (12 anak),
dan pendampingan kesehatan bertema Pola Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) yang diikuti oleh lebih dari
50 peserta.
Total pasien dalam rangkaian pelayanan medis di
Misool Selatan, Raja Ampat ini adalah 108 pasien
pemeriksaan kandungan, 26 pasien bedah minor,
8 pasien bedah mayor, 439 pasien pengobatan
umum, serta pendataan gizi terhadap 29 anak dan
pendampingan kesehatan bagi sekitar 150 warga.
Dalam pelayanan medis ini, doctorSHARE
menerjunkan dua dokter spesialis, seorang penata
anestesi, seorang perawat bedah, sebelas
dokter umum, dan tujuh
tenaga non medis.g
kaki ke Papua.
Ketika saya men dapat
ajakan melakukan
pelayanan medis di Raj
a Ampat, sontak
saya kaget. Dalam benak
saya, Raja Ampat
adalah tempat yang ban
yak dikunjungi
wisatawan mancanegara mau
pun wisatawan
lokal yang terkenal inda
h alamnya. Tidak
pernah terbayang sebelum
nya seperti apa
Papua itu. Inilah pertama
kalinya saya menginjakkan
Saya pun mengerti mengap
a pelayanan medis harus
dilakukan di Papua.
Banyak pulau yang tergabu
ng dalam wilayah Raja Amp
at yang kehidupan
sosial ekonominya tidak per
sis seperti pikiran kebany
akan orang yaitu
bahwa Raja Ampat adalah
pulau yang setiap sudutn
ya indah.
Pulau yang saya kunjungi
adalah lain Pulau Batanta
dan Pulau Salawati,
Papua Barat. Kedua pulau
ini bukanlah tempat yang
populer dikunjungi
wisatawan. Kehidupan eko
nomi masyarakat di kedua
pulau ini sangat
ber variasi, namun yang say
a rasakan adalah masih kur
angnya wawasan
mereka mengenai berbag
ai hal tentang kesehatan.
Sarana dan tenaga
kesehatan di setiap pula
u di wilayah Raja Ampat
tidaklah sama. Ada
yang sudah lengkap, ada
yang masih kurang.
Pelayanan medis yang han
ya dilakukan satu kali tida
k akan membantu
mereka dalam jangka pan
jang. Oleh karena itu,
ada baiknya jika
diadakan keg iatan yang
dapat mengajarkan mereka
untuk menangani
beberapa penyakit kronis
misal dengan membudiday
akan tanaman untuk
beberapa penyakit tertent
u.
Selain itu, alangkah baik
nya jika keg iatan sosial
yang dilakukan juga
dapat melibatkan bebera
pa bidang spesialisasi lain
seperti spesialisasi
mata dan gigi, juga menamb
ah beberapa jenis obat yan
g mungkin akan
diperlukan selain yang sud
ah disiapkan.
Banyak pengalaman yang
saya dapat selama mengiku
ti pelayanan medis
bersama doctorSHARE ber
jalan di Papua Barat. Inilah
kali pertama saya
melakukan keg iatan sosial
di luar Pulau Jawa. Yang
lebih mengesankan
adalah beberapa keg iatan
medis dilakukan di dalam
RSA. Kami tidur di
kapal yang sedang tero mba
ng-ambing oleh gelo mbang
air laut.
Ini merupakan pengalaman
yang tidak akan pernah
saya lupakan.
Terima kasih sudah mengaja
k saya terlibat lang sung
dalam pelayanan
medis di Papua Barat. Sem
oga saya dapat kembali
bergabung dalam
keg iatan pelayanan medis
doctorSHARE lainnya di lain
waktu.
32
33
Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan
di Batanta dan Salawati, Papua Barat (4-8 Juli 2014)
P
ada 4 – 8 Juli 2014, doctorSHARE
melangsungkan pelayanan medis
bagian kedua dalam rangkaian
pelayanan medis doctorSHARE
di Provinsi Papua Barat setelah
pelayanan medis bagian pertama yang berlangsung
di Misool Selatan, Kabupaten Raja Ampat, pada 25
– 28 Juni 2014. Pelayanan medis bagian kedua ini
berlangsung di dua pulau yaitu Pulau Batanta dan
Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat dengan tajuk
“Melangkah Bersama Wujudkan Indonesia Timur
Sehat”.
doctorSHARE melangsungkan pelayanan medis
dalam bentuk bedah minor, pengobatan umum,
penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kandungan
dengan USG (ultrasonografi), pendataan gizi balita
dan anak, juga melakukan kegiatan interaktif
mengumpulkan sampah kertas dan plastik.
4 Juli 2014, layanan medis doctorSHARE dilakukan
di Kampung
Yenanas, Batanta Selatan sementara 5 – 6 Juli 2014
pelayanan berlangsung di Kampung Amdui, Batanta
Selatan. 7 – 8 Juli 2014, doctorSHARE memberi
pelayanan medis di Kampung Samate, Salawati
Utara. Kegiatan pelayanan medis di Kampung
Samate juga diikuti oleh warga dari kampungkampung sekitar.
Total pasien dalam rangkaian pelayanan medis
di Pulau Batanta dan Pulau Salawati, Kabupaten
Raja Ampat ini diikuti oleh 521 pasien dengan
penyakit terbanyak antara lain adalah ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut), myalgia (nyeri otot), dan
gastritis (nyeri lambung). Selain itu juga terdapat 16
pasien bedah minor, dan 52 pasien pemeriksaan
kandungan.
Dalam pelayanan medis ini, doctorSHARE
menerjunkan dua dokter spesialis (bedah serta
kandungan dan kehamilan), seorang perawat bedah,
empat dokter umum, dan seorang sukarelawan non
medis.
Setelah Pulau Batanta dan Pulau Salawati, tim
berencana akan bertolak dengan RSA dr. Lie
Dharmawan untuk memberikan pelayanan
medis di Kabupaten
Tambrauw, Papua
Barat g
Go r esa n R ela wa n
dr. Andreas Laurencius
Terima kasih untuk kesemp
atan bergabung
dengan doctorSHARE. Lua
r biasa. Rumah
Sakit Apung (RSA) mam
pu menggapai
daerah pedalaman dan
memberikan
bantuan medis dan edukas
i yang sangat
dibutuhkan oleh masyaraka
t setempat.
Raja Ampat merupakan
kabupaten yang terdiri
banyak pulau. Masyarak
dari
atnya ramah, pemandang
an lautnya luar
biasa indah dan bersih nam
un belu m memiliki infrast
ruktur yang
baik. Listrik hanya tersed
ia menjelang malam sampai
subuh. Fasilitas
air bersih tidak memadai,
juga tidak ada tenaga dok
ter.
Hari pertama, kami tiba
di Pulau Batanta. Balai pen
gobatan penuh
dengan pasien anak dan
dewasa namun tidak ter
dapat kasus
bedah sehingga program
selesai lebih awal dan dap
at melanjutkan
pengobatan di daerah lain
. Keesokan harinya, kam
i mengadakan
pengobatan di Amdui, Bat
anta Selatan. Selain pengob
atan, terdapat
beberapa kasus bedah min
or seperti lipo ma, ulkus,
dan karbunkel.
Tim juga mengadakan edu
kasi tentang kebiasaan hid
up sehat dan
persalinan yang baik.
Hari ketiga, kami berlaya
r ke Salawati, pulau yang
telah mengalami
beberapa kali pemekaran
. Balai tempat berkumpul
warga terletak
di seberang Puskesmas dan
diha diri warga-warga dar
i beberapa
kampung. Selain kasus bed
ah mengambil sediaan biop
si, kami juga
diberi kesempatan menang
ani persalinan untuk per
tama kalinya
dalam perjalanan doctor
SHARE. Persalinan ber
lang sung nor mal
dibantu oleh dr. Danny, SpO
G beserta tim setempat.
Pengobatan di
Salawati berlang sung dua
hari.
Keesokan harinya, kami
diberi waktu untuk berlaya
r mengarung i
pulau-pulau sekitar yang
sudah lama mengun dang
rasa ingin tahu.
Kami mengucapkan selamat
tinggal pada pen duduk Pul
au Salawati
yang sangat bersahabat.
Pengalaman ini merupakan
bag ian yang
tidak akan terlupakan dar
i hidup seorang dokter. Ana
k Buah Kapal
(ABK) juga dengan cepat
menjadi sahabat. Semuan
ya ditangani
dengan profesional. Seg
ala yang direncanakan
berjalan dengan
lancar dan tepat waktu.
Let’s go international, doc
torSHARE!
34
35
Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan
di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat
(13-17 Juli 2014)
P
ada 13–17Juli2014,doctorSHARE
melalui misi Rumah Sakit Apung
(RSA) dr. Lie Dharmawan telah
melaksanakan pelayanan medis
bagian terakhir di Provinsi Papua
Barat, tepatnya di Kabupaten Tambrauw dengan
tema “Melangkah Bersama Wujudkan Indonesia
Timur Sehat”. Pelayanan medis
dalam bentuk bedah
mayor, bedah minor,
pengobatan umum,
pendataan gizi, dan
pendampingan
kesehatan
ini
menerjunkan
tiga
dokter
spesialis
(bedah,
anestesi,
kehamilan
dan
kandungan),
enam
dokter umum, tiga perawat, dan dua
relawan non medis.
13 Juli 2014, tim melakukan
pemeriksaan sebelum operasi yang
bertempat di Gedung Rawat Nginap
Puskesmas Sausapor. 14 Juli 2014,
tim melakukan bedah mayor dan bedah minor di
RSA dr. Lie Dharmawan yang sandar di Pelabuhan
Saonek, Kabupaten Tambrauw yang berlanjut
keesokan harinya. Selain bedah mayor dan bedah
minor, pada 15 Juli 2014 tim juga memberikan
pelayanan medis berupa pemeriksaan kehamilan
dan kandungan serta visit pasien paska operasi
yang berlokasi di Gedung Rawat Nginap Puskesmas
Sausapor.
16 Juli 2014, tim menggelar pendampingan/
penyuluhan kesehatan mengenai Pola Hidup Bersih
dan Sehat serta pemberian bingkisan bagi para siswa
SMP Sausapor. Tim juga melangsungkan pengobatan
umum dan pendataan gizi yang berlokasi di
Pelabuhan Saonek, Kabupaten Tambrauw.
17 Juli 2014, tim kembali melakukan kunjungan bagi
para pasien paska operasi di Gedung Rawat Nginap
Puskesmas Sausapor.
36
Total pasien dalam rangkaian pelayanan medis
13 – 17 Juli 2014 di Kabupaten Tambrauw adalah
18 pasien bedah minor, 12 pasien bedah mayor
dengan mayoritas kasus adalah hernia scrotalis, 23
pasien pemeriksaan kehamilan dan kandungan, 383
pasien pengobatan umum, serta pendampingan/
penyuluhan kesehatan yang diikuti oleh
hampir 100 siswa SMP Sausapor.
Selain itu, tim juga melakukan
pendataan gizi terhadap 50 balita.
Mayoritas
kasus
dalam
pengobatan umum yaitu ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan
Akut), orteo arthritis (radang
sendi),
hipertensi
(darah
tinggi), dan dispepsia
(kumpulan
gejala
yang menimbulkan
rasa tidak nyaman
pada
saluran
pencernaan).
Kehadiran
tim
doctorSHARE
disambut hangat oleh
Bupati Tambrauw, Bpk.
Gabriel Asem, S.E., M.Si. beserta jajarannya
yang menyempatkan diri datang berkunjung
ke RSA dr. Lie Dharmawan. Pelayanan medis
ini merupakan bagian ketiga dari rangkaian
pelayanan medis doctorSHARE di Papua
Barat. Pelayanan medis rangkaian pertama
berlangsung di Misool Selatan, Kabupaten
Raja Ampat pada 25-28 Juni 2014 sedangkan
pelayanan medis rangkaian kedua berlangsung
di Pulau Batanta dan Pulau Salawati, Kabupaten
Raja Ampat pada 4-8 Juli 2014.
Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan
di Pulau Kei, Maluku Tenggara (31 Juli – 25 Agustus 2014)
P
ada 31 Juli – 25 Agustus
2014, doctorSHARE kembali
mengembangkan
layar
di
tempat lahirnya inspirasi Rumah
Sakit Apung yaitu Pulau Kei,
Kabupaten Maluku Tenggara. Pelayanan medis
yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan
ini mengambil tema “Melayani Dengan Semangat
Cinta Kasih dan Persaudaraan Menuju Indonesia
Timur Sehat”.
Pelayanan medis dengan Rumah Sakit Apung (RSA)
dr. Lie Dharmawan di Pulau Kei dilakukan
dalam bentuk pengobatan umum, bedah
mayor, bedah minor, pendataan gizi,
pendampingan/penyuluhan kesehatan,
serta penyaluran pakaian bekas layak
pakai, makanan, dan sandal jepit dari
para donatur.
Pelayanan
medis
doctorSHARE dilakukan
di Pulau Kei Kecil serta
Pulau Kei Besar yang
terbagi menjadi dua
kloter. Kloter pertama
pelayanan
medis
berlangsung 31 Juli –
11 Agustus 2014 berlangsung di Pelabuhan Savsiw,
Langgur, Kei Kecil serta Pelabuhan Elat, Kei Besar
dengan menerjunkan seorang dokter spesialis
bedah, sembilan dokter umum, seorang penata
anestesi, dan seorang perawat.
Jumlah pasien pengobatan umum kloter pertama
mencapai 252 pasien, bedah minor 56 kasus, bedah
mayor 38 kasus, serta pendampingan kesehatan
mengenai Diare Pada Anak serta Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) yang diikuti oleh sekitar 200
siswa SD.
Pelayanan
medis
kloter kedua yang
berlangsung 12 –
25 Agustus 2014
seluruhnya dilakukan
di Kepulauan Kei Besar
dengan cara melempar
jangkar di tengah
laut dan kemudian
mendatangi desa demi
desa dengan menggunakan sekoci
RSA dan perahu mesin warga.
Kedalaman pesisir yang dangkal
tidak memungkinkan RSA dr. Lie
Dharmawan merapat. Tim sempat
Rangkaian pelayanan medis di Papua Barat yang
berlangsung sejak 24 Juni hingga 17 Juli 2014 ini
sejalan dengan visi doctorSHARE yaitu membantu
warga Papua Barat yang terperangkap dalam
kesulitan agar mereka mampu bangkit dan kembali
aktif dalam kehidupan bermasyarat g
37
terkendala tingginya ombak. Namun demikian, tim
mampu berlayar dengan selamat dan pelayanan
medis tetap berlangsung baik dan lancar.
Desa-desa di Kepulauan Kei Besar yang didatangi tim
kloter kedua adalah Uwat, Mun Ohoi Ir, Ad Weraur,
Ngurwul, Mun Tadiun, Werfar, Laar, Ohoi Waf, Hoor
Islam, dan Hoor Kristen.
Mayoritas warga di desa-desa ini bekerja sebagai
tukang kebun yang berpenghasilan minim. Hasil
kebun berupa ubi kayu seperti “embal” yang menjadi
makanan pokok pun lebih banyak digunakan untuk
konsumsi sendiri. Dalam hal kesehatan, warga di
beberapa desa ini pun begitu kesulitan berobat
karena ketiadaan petugas kesehatan lokal, juga
minimnya fasilitas pendukung dan ketersediaan
obat-obatan.
Antusiasme warga pun begitu tinggi menyambut
kehadiran tim. Sesampainya tim di bibir pantai,
warga bergegas menghampiri sekoci dan
membantu membawakan logistik. Kepala desa yang
sebelumnya sudah mengetahui kabar kedatangan
tim melalui radio komunikasi, telah memberitahu
warga dan mempersiapkan lokasi pengobatan
umum sehingga pelaksanaan pelayanan medis
berlangsung efektif.
Pelayanan medis kloter kedua menerjunkan tujuh
dokter umum dan seorang sukarelawan non medis.
Pelayanan medis mencakup pengobatan umum
terhadap 939 pasien dan 10 kasus bedah minor,
juga penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diikuti oleh lebih
dari 100 siswa Sekolah Dasar dan para orang tua di
berbagai lokasi.
kesehatan mereka pun tidak begitu baik karena
minimnya pengetahuan ibu tentang makanan
bergizi sehingga daya tahan (kekebalan) tubuh anak
rendah.
Tim doctorSHARE juga melakukan kunjungan
paska operasi dan home visit atau mendatangi
pasien secara langsung ke rumahnya. Kunjungan
“blusukan” ini memperlihatkan banyaknya pasien
yang hanya mampu terbaring lemah karena
penyakitnya. Tim menemukan cukup banyak warga
yang berada dalam kondisi semacam ini, terutama di
kalangan orang tua.
9 Agustus 2014, doctorSHARE juga sempat
mengadakan pemeriksaan kesehatan (medical
check up) terhadap para anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Kei.
Dari keseluruhan pelayanan medis di Pulau Kei
dalam dua kloter, tim doctorSHARE menyimpulkan
penyakit terbanyak yang menyerang warga adalah
myalgia (nyeri otot), ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut), dan hipertensi (darah tinggi), dan wabah
diare pada para balita dan anak di Desa Ad-Weraur.
Dari pengamatan lapangan, penyakit-penyakit ini
terutama timbul perilaku hidup yang tidak bersih
dan tidak sehat, serta kebiasaan makanan dan
pengaruh gaya hidup yang keliru.
Di samping itu, doctorSHARE juga melangsungkan
survei gizi pada anak-anak yang berusia kurang
dari lima tahun. Pengetahuan orang tua terhadap
pentingnya ASI eksklusif sangat berpengaruh
terhadap status gizi anak. Para orantg tua dari 74
anak yang kami survei gizinya, tidak tahu apa arti
ASI eksklusif dan manfaatnya. Sebagian besar anak
yang kami survei masuk kategori gizi kurang. Status
Pada 17 Agustus 2014, tim doctorSHARE pun turut
merayakan kemeriahan Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia yang ke-69 bersama anak-anak di Desa
Mun Tadiun. Perayaan Hari Ulang Tahun Indonesia
ini antara lain dilakukan tim dengan mengadakan
aneka perlombaan seperti balap kelereng,
memasukkan paku ke dalam botol, menyampaikan
pesan berantai, dan sebagainya yang diikuti gembira
oleh anak-anak dengan pesan bahwa mereka adalah
bagian dari Indonesia yang tidak terlupakan.
doctorSHARE berharap keseluruhan rangkaian
pelayanan medis di Pulau Kei ini tidak hanya menjadi
rutinitas pelayanan medis setiap tahunnya tapi juga
mampu melengkapi kebutuhan tenaga medis yang
selama ini terbatas, dan yang terpenting adalah
menyebarkan harapan dan semangat kehidupan
bagi warga yang selama ini hidup di daerah
terpencil.g
Go r esa n R ela wa n
dr. Adi Surya Dinata
Pelayanan medis bersama
doctorSHARE
di Pulau Kei, Maluku Teng
gara dengan
RSA sangatlah menyenangkan
dan tidak
terlupakan. Saya belajar
banyak dan
dapat melatih berbagai ilmu
terutama
ilmu bedah. Ilmu bedah
adalah ilmu yang sebenarn
ya
harus dikuasai oleh dokter
umu m.
Pengalaman selama saya
menjadi dokter – Pegawa
i Tidak Tetap
(PTT ) di Halmahera Utara,
Kecamatan Lolo da Utara, jela
s berbeda
jika dibandingkan dengan
pengalaman melakukan pela
yan
an medis
bersama doctorSHARE di
Pulau Kei. Sebagai dokter
PTT
, saya
bekerja di darat. Bersama
doctorSHARE, saya melakuk
ann
ya
di
RSA
dimana kita harus terbiasa
memberi tindakan di dalam
kap
al
yan
g
tidak stabil karena goncang
an ombak yang tidak menentu
.
Saat mengikuti pelayanan med
is di Pulau Kei bersama doc
torSHARE,
saya terenyuh karena ternyata
sangat banyak masyarakat
di
kawasan
tersebut yang tidak tersentu
h medis, terutama untuk kasu
s-kasus
bedah. Dengan RSA, kita dap
at berbag i melayani orang-or
ang
yang
tidak terjangkau oleh tang
an medis, khususnya bag i
mer
eka
yan
g
berasal dari kalangan baw
ah.
38
Pengalaman yang juga tida
k saya lupakan adalah saat
harus tidur
“ngampar” di kapal. Saat
tidur, kita dapat merasak
an gelo mbang
laut atau ombak yang mungkin
dapat mengakibatkan mabuk
laut bag i
mereka yang tidak terbiasa
.
39
Harga Sebuah Nyawa
dr. Paulus Lukman
S
etelah sekian minggu mencari
posisi sebagai Pegawai Tidak
Tetap (PTT) untuk membantu
daerah
yang
membutuhkan
dokter, tiba-tiba ada kabar dari
daerah Halmahera Utara. Daerah tersebut
rupanya sangat membutuhkan dokter. Lokasi
tepatnya adalah di Pulau Dama, Kecamatan
Loloda Kepulauan. Dengan hati gembira saya
mulai mencari peta daerah tersebut melalui
internet.
Ternyata, informasi yang saya peroleh minim
sekali. Informasi yang minim tidak membuat
keputusan saya berubah. Saat itu juga saya
segera mendaftarkan diri menjadi dokter PTT
di daerah tersebut. Pada waktu yang telah
ditentukan, saya berangkat dari Jakarta dan
transit di Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi
Utara, Manado.
Sesampainya di daerah Kao, saya melanjutkan
perjalanan ke Tobelo dengan mobil selama
empat jam. Selama perjalanan yang
memakan waktu cukup lama tersebut, saya
mencoba berinteraksi dengan sopir untuk
mengetahui informasi soal tempat yang akan
saya datangi. Rupanya, Dama merupakan
daerah terpencil di Halmahera Utara. Dama
juga merupakan nama desa, bukan pulau.
Sopir yang membawa saya ke tempat
tujuan bercerita bahwa Dama adalah
“tempat buangan” bagi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang senang bermalas-malasan.
Kalimat yang dilontarkan oleh sang sopir ini
mengesankan saya. Sesampainya di Tobelo,
saya melanjutkan perjalanan dengan kapal
penumpang. Kapal ini hanya memiliki dua
jadwal keberangkatan dalam seminggu yaitu
Senin dan Jumat.
Di Dama, listrik hanya tersedia pukul 18.00
sampai 00.00 WIT. Dama juga jauh dari
40
pemancar sinyal. Akibatnya, sulit bagi
kita untuk menggunakan layanan telepon
genggam apalagi internet. Namun tak perlu
khawatir saat bicara soal air. Dama masih asri.
Mata airnya jauh dari lokasi pembuangan
limbah pabrik sehingga sama sekali tidak
tercemar.
Wilayah kerja saya terdiri dari 10 desa.
Sesampainya di Dama, saya sudah harus
melayani pasien laki-laki berusia 26 tahun
dengan luka bakar derajat dua. Pasien
menolak dirujuk karena persoalan biaya.
“Tidak dirujuk, Pak?” tanya saya pada Kepala
Puskesmas.
“Pasien menolak dirujuk, Dok. Masalah
biaya.”
Butuh waktu dua hari untuk memberikan
pengertian pada orang tuanya sebelum
akhirnya mereka setuju merujuk anaknya.
Sayangnya, kondisinya sudah tidak sebaik
dua hari lalu. Infeksi sudah menyebar. Selang
satu minggu setelah dirujuk, saya mendapat
kabar bahwa pasien meninggal dunia karena
ternyata dia tidak dibawa ke Rumah Sakit di
kota melainkan pulang ke desanya.
Tak lama kemudian, saya diminta pergi ke
Desa Salube, desa tetangga yang tidak begitu
jauh. Seorang anak perempuan berumur satu
tahun demam tinggi hingga kejang (demam
kompleks). Anak tersebut sudah dibawa ke
dukun kampung dua hari sebelumnya.
Saya tidak dapat berbuat banyak. Obat anti
kejang tidak tersedia di Puskesmas karena
sedang menunggu re-stock. Saya mencoba
memberikan masukkan agar pasien dirujuk
namun keluarga ingin bermusyawarah
dahulu. Keesokan harinya, seorang mantri
mengetuk pintu rumah untuk meminta surat
rujukan. Saya kaget bukan kepalang karena
yang meminta rujuk bukanlah anak yang
kejang namun ibu hamil yang mengalami
komplikasi. Saat bertanya mengenai anak
tersebut, saya mendapat jawaban yang lebih
mengagetkan. “Anak itu sudah dipasrahkan
oleh keluarganya, Dok.”
Dua bulan berlalu. Saya mendapatkan pasien
laki-laki 30 tahun dengan penyakit ludwig
angina (nyeri ulu hati) akibat cabut gigi yang
tidak steril. Antibiotik di Puskesmas tidak
cukup kuat untuk mengobati pasien ini.
Saya anjurkan untuk dirujuk namun keluarga
menolak dan tetap ingin dirawat di rumah.
Kondisi pasien memburuk hingga akhirnya
keluarga setuju merujuk pasien.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, saya
berpikir mereka pasti kesulitan biaya. Saya
putuskan untuk membantu biaya perjalanan
pasien ini. Meski demikian, keluarga masih
perlu bermusyawarah. Seiring berjalannya
waktu, keluarga sepertinya tidak memikirkan
kondisi pasien yang terus memburuk.
Saya terus bertanya dalam hati, apakah harga
sebuah nyawa begitu rendah di daerah sangat
terpencil ini hingga begitu mudah dipasrahkan?
Sedemikian sulitkah untuk diperjuangkan?
Jawaban
sederhana yang saya pikirkan terletak pada
kapal penumpang yang keberangkatannya
hanya terjadwal dua minggu sekali dengan
waktu tempuh delapan jam. Sungguh sulit
merujuk pasien-pasien darurat yang butuh
bantuan secepatnya. Apabila harus dirujuk
segera, paling tidak perlu dana sekitar dua
juta rupiah untuk Bahan Bakar Minyak
(BBM), belum termasuk biaya rumah sakit,
biaya hidup di kota bagi keluarga yang
menemani, dan biaya lain-lain. Begitu
takutnya dengan perkiraan jumlah biaya
yang membayang di depan mata, mereka
cenderung “memasrahkan” anggota keluarga
mereka.
Kondisi ini tidak saja terjadi di daerah tempat
saya PTT. Saya sangat yakin ada banyak
daerah memerlukan layanan kesehatan yang
memadai. Pemerintah seharusnya lebih
memperhatikan daerah-daerah yang sulit
dijangkau, tak hanya dari segi kesehatan
namun juga dari segi kehidupan lainnya g
dr. Paulus Lukman adalah anggota
doctorSHARE, dokter PTT di Halmahera
Utara periode 2011 – 2013
41
doctorSHARE Dalam Rapat Reformasi
Birokrasi Nasional
dr. Sianly
P
emerintah Indonesia masih
berupaya
menjalankan
reformasi birokrasi secara
sistemik,
dengan
target
meliputi level struktur hingga
mindset dan kultur birokrasi. Berbagai strategi
digunakan untuk mendorong kualitas kinerja
birokrasi dan pelayanan publik. Dalam upaya
inilah pada 9 – 10 September 2014, Kemitraan
melalui program Reform the Reformers
Continuation (RtR-C) menyelenggarakan
Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi
Nasional (RB Summit) di JS Luwansa Hotel, Jl.
HR. Rasuna Said Kav. C-22, Jakarta.
Pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari pelayanan dasar yang menjadi hak
warga negara yang dalam kenyataan di
lapangan masih harus menghadapi berbagai
permasalahan. Oleh karenanya, bidang
kesehatan merupakan salah satu topik yang
dibahas dalam pertemuan ini.
Beberapa masalah dalam bidang kesehatan
diantaranya adalah ketimpangan layanan
kesehatan, rendahnya upaya promosi
42
kesehatan dan pencegahan penyakit,
rendahnya kesadaran akan kondisi kesehatan
lingkungan, masalah pemerataan dan kualitas
pelayanan kesehatan, mahalnya harga obat,
terbatasnya tenaga kesehatan, sulitnya akses
dari wilayah tempat tinggal menuju lokasi
yang memiliki tenaga kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang dibutuhkan, serta hal-hal yang
tidak lepas dari pengaruh faktor ekonomi,
sosial, serta pendidikan.
datang sehingga Wakil Sekretaris Jenderal
doctorSHARE hadir sebagai perwakilan
untuk berbagi pengalaman tentang halhal yang telah dilakukan doctorSHARE bagi
masyarakat Indonesia: bagaimana sejarah
hadirnya RSA, apa saja tantangan yang
dihadapi, dan bagaimana upaya doctorSHARE
mengatasi tantangan tersebut.
Pendiri doctorSHARE selaku penggagas
berdirinya Rumah Sakit Apung (RSA)
yaitu dr. Lie Dharmawan turut diundang
untuk memberikan opininya. Selama ini,
doctorSHARE telah melakukan pelayanan
medis mengelilingi Indonesia, memberikan
akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat
di daerah periferi yang membutuhkan dalam
bentuk pengobatan umum, bedah mayor dan
bedah minor, pemeriksaan USG, dan edukasi
kesehatan dalam rangka promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit.
Reformasi birokrasi berkaitan dengan ribuan
proses tumpang tindih (overlapping) antar
fungsi. Sangat perlu untuk menata ulang
proses birokrasi amat memerlukan penataan
ulang di tiap lapisannya mulai dari lapisan
terendah hingga tertinggi. Birokrasi baru
yang tereformasi tidak dapat terbentuk sertamerta, sekali jadi, atau seketika. Perlu jaringan
kerja yang solid antar bagian serta kemauan
belajar antar semua pihak penggerak
perubahan. Selain itu juga perlu kesediaan
bertukar pengalaman dan pengetahuan dan
umpan balik melalui komunikasi dialogis
berkelanjutan.
Karena pemberitahuan mengenai acara
ini bersifat mendadak, dr. Lie berhalangan
Agar menjadi gerakan nasional, reformasi
birokrasi
membutuhkan
keikutsertaan,
dukungan
dan pengawasan publik. Tekad
reformasi birokrasi pemerintahan baru hanya
mungkin dijalankan jika presiden terpilih
mempunyai informasi yang memadai tentang
masalah-masalah kunci dan bagaimana
sebenarnya keadaan nyata di lapangan yang
tidak sebatas data laporan.
Mari tanyakan pada diri sendiri: tempat dan
keadaan seperti apa yang kita nginkan di masa
depan dan apa yang dapat kita lakukan untuk
mewujudkannya. Marilah memulai langkah
dari hal sederhana yang dapat kita terapkan
pada diri sendiri.
What is it? Let’s ask and listen to our heart,
believe that inside everyone of us, we know
the answers g
dr. Sianly adalah Wakil Sekretaris Jenderal
doctorSHARE.
43
Mari Peduli Lingkungan
dr. Sianly
L
ingkungan saat ini terasa begitu
panas.
Keseimbangan
alam
terganggu, musim berubah, dan
berbagai bencana pun terjadi.
Tingkat kerusakan lingkungan
menjadi salah satu faktor penting yang
menentukan tinggi rendahnya resiko bencana
di suatu kawasan. Bukan semata fenomena
alam, manusia turut memiliki andil dalam
berbagai bencana alam seperti tanah longsor,
banjir, kebakaran hutan. Penyebabnya adalah
penebangan liar, kebiasaan membuang
sampah sembarangan, dan pemakaian air
terus-menerus tanpa melestarikan siklus air
itu sendiri.
Tanpa kita sadari, setiap harinya kita
menggunakan Air Conditioner, minum
air dari botol kemasan yang setelah itu
dibuang, membuang kertas dan kardus
yang kemudian rusak tercampur sampah
organik, membeli makanan dengan berbagai
kemasan yang setelah itu langsung dibuang,
dan menggunakan kantung plastik saat
berbelanja yang setelah itu dibuang. Jumlah
sampah di bumi ini pun bertambah.
Faktor kesehatan dipengaruhi keadaan
lingkungan. Lingkungan yang bersih mampu
menghadirkan suasana nyaman, sejuk,
dan damai. Lingkungan yang kumuh ibarat
lingkaran setan yang menimbulkan rasa
sesak, tidak nyaman, dan kuman. Kuman
masuk ke air yang digunakan untuk masak,
minum, mandi, dan mencuci pakaian. Kuman
juga masuk ke dalam saluran pernafasan
hingga menimbulkan gangguan pencernaan,
gangguan proses tumbuh kembang anak, dan
gangguan psikologis.
Apa yang dapat kita lakukan
meringankan masalah ini?
untuk
Kita memang tidak dapat sama sekali
tidak menghasilkan sampah. NAMUN, kita
dapat secara sadar tidak menambah atau
mengurangi jumlah sampah.
44
Konsep 5R: Re-Think, Reduce, Re-Use,
Repair, Recycle
Re-Think. Berpikir ulang sebelum membeli
atau melakukan sesuatu.
Reduce. Mengurangi jumlah sampah.
Re-Use. Menggunakan kembali barang
yang masih dapat digunakan untuk fungsi
yang sama ataupun fungsi lainnya serta
mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.
Repair. Melakukan pemeliharaan, perawatan,
dan perbaikan sehingga memperpanjang
masa penggunaan barang dan tidak
menambah produksi limbah.
Recycle. Mengolah kembali atau daur ulang,
yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang
bekas dengan cara mengolah materinya
untuk digunakan lebih lanjut.
Apa yang sudah doctorSHARE coba lakukan
sebagai wujud menyayangi lingkungan?
Kegiatan operasi mayor dan minor yang
doctorSHARE lakukan di atas Rumah Sakit
Apung meninggalkan sisa limbah paska
operasi yang tidak sedkit. Kami sama sekali
tidak membuang limbah tersebut di lokasi
pengobatan, namun membawa kembali ke
Jakarta. Limbah pasca operasi harus dibuang
untuk di buang di tempat aman dan khusus,
tidak dapat sembarang dilenyapkan apalagi
dialirkan ke laut lepas. Prinsip ini kami
jalankan sunguh-sungguh.
Saat melaksanakan kegiatan pelayanan
medis di Desa Amdui, Kabupaten Raja
Ampat, Papua Barat, kami memotivasi
anak-anak untuk membersihkan sampah di
dalam rumah, pekarangan, dan kemudian
bergotong-royong membersihkan pantai.
Upaya ini dilanjutkan dengan edukasi
kesehatan bertema PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) dengan memeragakan
enam langkah mencuci tangan, kemudian
mencuci tangan bersama dengan sabun. Kuis
bertema kesehatan pun digelar dan diakhiri
dengan memberikan makanan sehat berupa
susu kacang hijau yang dimasak oleh ibu-ibu
anggota kader kesehatan.
Dalam rangka kegiatan pelayanan medis
di Indonesia Timur, kami juga menyiapkan
banyak air minum kemasan botol 1,5 liter
untuk kebutuhan minum tim selama kegiatan.
Kami sadar hal ini akan menambah sampah
berupa limbah botol plastik. Hal terakhir
yang dapat kami lakukan adalah recycle (daur
ulang) dengan mengumpulkan botol plastik
yang telah kosong untuk disalurkan kepada
depo daur ulang bersama kertas dan kardus.
Salah seorang tim kami, dr. Agus Harianto,
SpB mengajarkan warga cara membuat
keramba ikan dari botol plastik kosong yang
telah kami kumpulkan, batang bambu, serta
jaring dan tali pengikat. Keramba adalah alat
sederhana yang digunakan untuk budidaya
ikan. Meskipun dari botol plastik, keramba
ini dapat digunakan masyarakat sehingga
bermanfaat ganda.
Beberapa kelebihan penggunaan keramba
adalah ikan lebih terlindung dari serangan
hama, kondisi perkembangan dan kesehatan
ikan terpantau lebih baik. Dengan keramba,
perawatan ikan juga lebih sederhana. Cukup
memberi makan ikan setiap hari, pasokan
oksigen memadai karena terjadi pergantian
air setiap saat. Sisa makanan dan kotoran
ikan langsung terbuang. Ikan yang dihasilkan
tidak berbau lumpur dan dagingnya lebih
kenyal karena pergerakan yang cukup.
Jadi, kegiatan pelestarian lingkungan dapat
kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari
mulai dari hal paling kecil. Mari merenung
sejenak dan tanyakan pada diri masingmasing apakah kita bersedia melakukan hal
sederhana untuk bumi tempat kita lahir,
tumbuh, dan berkembang? g
dr. Sianly adalah Wakil Sekretaris Jenderal
doctorSHARE
45
Menengok Janji Jokowi-JK
di Bidang Kesehatan
Setelah resmi terpilih menjadi presiden Republik Indonesia, pemerintahan
baru Jokowi – Kalla memiliki segudang pekerjaan rumah yang harus dikerjakan,
termasuk di bidang kesehatan.
Di bidang kesehatan, pemerintah di bawah kepemimpinan
Jokowi-JK akan memberikan pelayanan kesehatan gratis
baik rawat jalan hingga rawat inap dengan menggunakan
Kartu Indonesia Sehat. Sekitar 6.000 puskesmas dengan
fasilitas rawat inap serta air bersih untuk seluruh rakyat.
Jokowi – Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/7/2014)
http://bisnis.liputan6.com/read/2072282/jokowi-janji-cetak-10-juta-lapangan-kerja-jika-jadi-presiden
“
Pemerintah akan men anggung biaya
kesehatan wa rga miskin. Bagi wa rga
yang berpenghasilan mencukupi,
akan ad a penetapan ta rif yang
dibaya r perusaha an layaknya
mekanisme BPJS Kesehatan yang
seka rang berjalan.
Saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, perhatian Jokowi terhadap bidang
kesehatan sudah terlihat melalui berbagai kebijakannya seperti Kartu Jakarta
Sehat (KJS).
Lalu apa saja janji-janji Jokowi dan tim suksesnya dalam bidang kesehatan bagi
pemerintahan mendatang?
“
Tim Sukses Jokowi-Jusuf Kalla, Fery Mursidan Baldan
http://nasional.kompas.com/read/2014/06/19/0824440/Apa.Beda.
BPJS.Kesehatan.dengan.Kartu.Sehat.ala.Jokowi
Dalam program Jokowi-JK itu
jelas bahwa anggaran kesehatan
akan dipertajam menjadi 5%, untuk
menyokong peningkatan penerima
bantuan iuran BPJS, peningkatan
kapasitas dan kualitas 6.000
puskesmas sebagai ujung tombak
BPJS, serta 50.000 rumah sehat.
Tim Ekonomi Jokowi-JK, Dolfi OFP
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/134505/jokowi-jkjanji-tingkatkan-anggaran-kesehatan-5-persen
“
Dalam Kartu Indonesia Sehat (KIS) akan ada dokter keliling. Dokter yang nantinya
akan datang. Setiap warga yang memiliki KIS juga akan mendapatkan pelayanan
kesehatan sampai di tingkat desa dengan memanfaatkan Posyandu. Akan ada 55.000
rumah sehat di seluruh Indonesia.
Melalui KIS, pemerintahan yang dipimpin Jokowi berencana memberikan program
perbaikan gizi. untuk 28 juta penduduk Indonesia. Bagian dari program ini adalah
penyediaan susu dan suplemen, makanan tambahan bagi ibu hamil.
Tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla, Wijayanto Samirin
http://nasional.kompas.com/read/2014/06/19/0824440/Apa.Beda.BPJS.Kesehatan.dengan.Kartu.Sehat.ala.Jokowi.
Keterangan foto: Kehadiran Jokowi dalam kegiatan pengobatan doctorSHARE di Semper, Jakarta Utara, 2014.
47
Lambung Adalah Otak Kedua Kita
Oleh Michael Mosley (BBC)
Diterjemahkan oleh dr. Riny S. Bachtiar, MARS
B
agi sebagian besar kita,
lambung mungkin masih
menjadi sebuah misteri yang
belum tersibak. Tapi sebuah
penelitian baru mengungkap
sesuatu
yang
mengejutkan.
Ternyata,
pencernaan merupakan salah satu organ yang
mengontrol suasana hati dan nafsu makan kita.
Tidak banyak dari kita memiliki kesempatan
untuk melihat bagaimana proses pencernaan
di dalam tubuh. Baru-baru ini, saya menonton
gambaran langsung proses pencernaan di
lambung bersama pengunjung Museum
Science di London. Bubur yang saya makan
saat sarapan bergerak, hancur terkena asam
lambung, dan kemudian didorong ke usus kecil
dalam bentuk bubur kental (chyme).
Saya menelan miniatur kamera dalam bentuk pil
yang kemudian berada seharian dalam sistem
pencernaan saya. Kamera ini memproyeksikan
gambar dalam layar raksasa. Pemberhentian
pertama kamera ini adalah di lambung. Proses
kerja lambung berada di bawah kontrol otak
kecil.
Hal yang mengejutkan, ternyata terdapat 100
juta sel dalam usus, sama banyaknya dengan
jumlah yang terdapat di otak kucing.
48
mempengaruhi keadaan emosional kita. Otak
di perut Anda dapat berbincang-bincang
dengan otak di dalam kepala Anda. Ketika
sedang gugup atau ketakutan, darah akan
beralih dari lambung menuju otot-otot dan
inilah cara lambung memprotes.
Hormon Kelaparan
Untuk mengakomodasi makanan besar,
lambung harus memperbesar ukurannya dari
hanya sebesar kepalan tangan menjadi ukuran
berkapasitas dua liter. Peningkatannya sekitar
40 kali lipat.
Dahulu kita berpikir bahwa terdapat reseptor
pada lambung yang akan memberitahu otak
ketika lambung penuh dan sudah waktunya
berhenti makan. Tapi sinyal rasa lapar yang
dihasilkan lambung Anda jauh lebih canggih!
Pemahaman tentang hal ini telah membantu
para dokter mengobati seorang ayah dari empat
anak, Bob Lakhanpal. Selama ini, Bob hampir
tidak pernah merasakan kenyang, seberapa
banyakpun dia makan. Enam tahun lalu saat
berumur 28 tahun, ia mengalami serangan
jantung. Untuk membantu mengurangi berat
badannya, dilakukan operasi by-pass lambung.
Otak kecil memang tidak terlalu berperan
dalam berpikir, tetapi sangat berperan dalam
proses pencernaan makanan sehari-hari,
mengaduk makanan, kontraksi dan penyerapan,
membantu menghancurkan makanan, dan
mengekstraksi nutrisi dan vitamin yang kita
butuhkan.
Mungkin Anda berpikir bahwa mengurangi
ukuran lambung dapat mengatasi masalah Bob
karena semakin kecil lambung, semakin sedikit
ia makan. Pemikiran modern juga menganggap
bahwa pembedahan akan menghasilkan
perubahan pada proses hormonal (zat kimia
yang mempengaruhi rasa lapar dan kenyang)
yang kemudian akan menurunkan berat badan
seseorang.
Semua jaringan saraf yang terdapat dalam
sistem pencernaan terhubung dengan
otak melalui nervus vagus yang sering
Operasi by-pass pada lambung Bob dilakukan
dengan mengisolasi bagian lambung yang
menghasilkan ghrelin, sebuah hormon yang
dr. Michael Mosley dengan kamera dalam pil yang ia telan untuk mempelajari apa yang terjadi di dalam
lambung manusia. Kredit foto: PBS/BBC
sangat berperan dalam menciptakan rasa lapar.
Harapannya, produksi ghrelin dapat menurun
secara permanen. Bagian lambung yang telah
menyusut dihubungkan dengan bagian bawah
usus kecil (ileum) yang menghasilkan hormon
pencernaan pencipta rasa kenyang atau
hormon PYY.
Ketika kita makan, butuh waktu sekitar 20
menit agar makanan dapat melewati lambung
dan masuk ke ileum (bagian usus) sehingga
hormon yang mengaktifkan rasa kenyang
bereaksi dan mengirimkan pesan ke otak bahwa
“saya kenyang”. Itu sebabnya kita disarankan
makan pelan-pelan: agar lambung mendapat
kesempatan untuk mengirim pesan kepada
otak sebelum kita makan secara berlebihan.
senang, saya senang, dan tidak sabar untuk
menurunkan berat badan saya lebih lagi,” tutur
Bob.
By-pass lambung umumnya hanya dilakukan
pada kasus-kasus ekstrim namun kini banyak
dikembangkan produksi obat yang meniru cara
kerja hormon PYY.
Kita sering berpikir bahwa kita dapat mengatur
otak sesuai keinginan. Tapi operasi ini
mejelaskan bahwa usus kita sangat dipengaruhi
oleh perilaku kita.
Karena letak ileum kini dekat dengan
lambungnya, Bob mendapat pesan lebih cepat.
Anda merasa ingin berbaring saat makan
besar karena sepertiga pasokan darah sedang
dialihkan ke usus untuk melakukan perkerjaan
vitalnya. Itu sebabnya sangat baik untuk tidak
melakukan sesuatu yang terlalu berat sampai
tubuh selesai mencerna g
“Akhir-akhir ini saya hanya makan dalam
jumlah kecil dan merasa kenyang. Keluarga saya
dr. Riny S. Bachtiar, MARS adalah Koordinator
Divisi Telemedecine doctorSHARE
49
flash news
Pembentukan doctorSHARE
di Jerman
Seminar Presentasi doctorSHARE di
Bremen University-Jerman
Relawan Internasional
Bergabung dengan doctorSHARE
Saat ini, tiga anggota doctorSHARE asal
Indonesia sedang berada di Jerman
untuk menempuh studi lanjutan di
bidang kedokteran. Mereka adalah
Sekretaris Jenderal doctorSHARE, dr.
Luyanti Tshia, dr. Deli Susanti, dan dr. Oei
Anastasia Winarto.
Pada tanggal 25 Juni 2014, dua rekan dr. Luyanti
Tshia, Sekretaris Jenderal doctorSHARE, Suriani
Pinem dan Marisa Weiß, mempresentasikan
mengenai doctorSHARE Indonesia dihadapan
dosen dan teman-temannya dalam Seminar
Public Health. Keduanya adalah mahasiswi Public
Health Bremen University.
doctorSHARE melebarkan sayap untuk
menerima relawan-relawan internasional
yang mempunyai hati untuk membantu
masyarakat Indonesia.
di Jerman sendiri, beberapa orang
tergabung
dalam
keanggotaan
doctorSHARE.
Jerman
merupakan
negara tempat dr. Lie Dharmawan
menimba ilmu untuk menjadi dokter
spesialis
bedah
thorak-jantungpembuluh darah.
Seminar yang berlangsung selama dua jam ini
diawali dengan memperlihatkan keindahan alam
Indonesia dengan banyaknya pulau-pulau. Para
peserta kemudian diajak membayangkan kondisi
geografis di Indonesia dan apa jalan keluar dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang merata.
Banyak dari anggota ini, juga beberapa
orang Indonesia yang tinggal di
Jerman telah mengetahui keberadaan
doctorSHARE. Mereka memberikan
dukungan donasi, juga keahlian untuk
turut serta dalam kegiatan doctorSHARE
di Indonesia.
Sebagai negara maju, Jerman mempunyai
hukum tersendiri untuk pemberian
donasi yang terkait dengan laporan
pajak. Singkatnya, untuk memfasilitasi
rekan-rekan doctorSHARE di Jerman
yang hendak memberikan donasi, harus
dibentuk sebuah badan hukum resmi
di bawah hukum pemerintah Jerman.
Karena itulah doctorSHARE Jerman
dirintis pendiriannya.
Beberapa
rencana
kegiatan
doctorSHARE Jerman antara lain mencari
dan menerima donasi, serta sebagai
konduktor untuk relawan international
mengikuti kegiatan pelayanan medis
doctorSHARE di Indonesia g
50
Ketika
program
Rumah
Sakit
Apung
dipresentasikan, semua peserta mengapresiasi
ide ini. Pada sesi diskusi mereka pun mengajukan
pertanyaan tentang bagaimana program ini
berjalan dan apa yang menjadi kesulitan dan
apa yang bisa dilakukan seorang mahasiswa nonmedis ketika ikut melayani pada program ini.
RSA atau floating hospital memang ide yang luar
biasa yang menarik bagi para peserta seminar.
Beberapa mahasiswa lalu mendaftarkan diri
untuk bisa praktikum di program Rumah Sakit
Apung ini g
Pada pelayanan medis di pulau Komodo
2013, dua pemuda dari Jerman ikut bersama
tim doctorSHARE untuk melayani masyarakat
di Nusa Tenggara Timur.
Mereka membuat presentasi dalam bentuk
gambar serta video yang bisa dilihat di
website dengan alamat:
http://www.firstgrade-studios.de/cugadreht-social-feature-in-indonesien/
dr. Lie Dharmawan Berbagi Kisah
dengan Jemaat ICCC-Toronto
Pada 23 September 2014, kedua pendiri
doctorSHARE, yaitu dr. Lie Dharmawan
dan Lisa Suroso mendapatkan kesempatan
untuk beramah-tamah dengan orang-orang
asal Indonesia di Toronto yang berjemaat di
Indonesian Christian Church Canada (ICCC).
Dalam rangkaian perjalannya ke Amerika
Utara, dr. Lie hadir didampingi keluarga,
untuk memperkenalkan visi dan misi
doctorSHARE baik di Amerika maupun
Kanada.
Pada pelayanan
medis
di
Lombok 2014,
lima relawan dari Jerman
yang terdiri dari tiga dokter, seorang
pengusaha dan dua pelajar juga mengikuti
pelayanan medis doctorSHARE dengan
Rumah Sakit Apung.
Mereka terkesan dengan pengalaman
menolong masyarakat di pelosok Nusantara
dan menyatakan minat untuk kembali
memberikan waktu dan keahliannya bagi
Indonesia g
Hadir dalam pertemuan Penatua ICCC,
Billy Gumulja dan Dhanny Hariman,
sejumlah jemaat, serta Biomedical
Engineer dari St. Michaels Hospital,
Toronto, Victor Yap, yang kebetulan
juga berasal dari Indonesia.
Dalam pertemuan singkat tersebut
disampaikan visi misi doctorSHARE, sejarah
pendirian Rumah sakit Apung, serta
program doctorSHARE baik yang sedang
berjalan maupun yang direncanakan untuk
tahun-tahun mendatang.
Kisah-kisah dr. Lie dan program
doctorSHARE memberikan inspirasi dan
memotivasi untuk terus berbagi dengan
orang-orang yang membutuhkan g
51
Bedah Buku
Menelaah Kesehatan
Masyarakat
di Indonesia
dr. Lie Dharmawan Beri
Kesaksian Di Malam
Penyegaran Rohani
Seminar Jombang: “Tanggung
Jawab Insan Medis Terhadap
Kesehatan Masyarakat“
1 Juni 2014, pendiri doctorSHARE dr. Lie
Dharmawan, mendapat kesempatan berbagi
inspirasi mengenai doctorSHARE dan
Rumah Sakit Apung bersama masyarakat
Jombang, Pondok Pesantren Tebu Ireng,
dan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI)
Jombang dan Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Lie hadir
sebagai pembicara tunggal dalam seminar
bertema “Tanggung Jawab Insan Medis
Terhadap Kesehatan Masyarakat“ yang diikuti
oleh kurang lebih 200 peserta dari berbagai
pihak mulai dari dosen, mahasiswa, dokter,
hingga para tokoh masyarakat. Seminar
berlangsung atraktif yang diselingi dengan
sesi tanya jawab.
Acara ini dibuka oleh kata sambutan dari Ketua
Dewan Pembina Majelis Pemusyawaratan
Pesantren Seluruh Indonesia sekaligus
Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng,
Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Dalam
kata sambutannya, Gus Sholah menyambut
baik dr. Lie sebagai tokoh inspiratif yang
nilai-nilainya perlu diikuti oleh masyarakat
Jombang, khususnya para insan medis.
Usai seminar, tim doctorSHARE juga
berkesempatan
mengunjungi
langsung
Pondok Pesantren Tebu Ireng sekaligus
berziarah ke makam tokoh negara,
Abdurahman Wahid (Gus Dur) g
52
Di hadapan sekitar 3.000 tamu undangan,
dr. Lie Dharmawan memberi kesaksian
dalam acara Malam Penyegaran Rohani
(MPR) yang digelar Senin, 1 September
2014 di Bandung Convention Centre, Jalan
Soekarno-Hatta, Bandung, Jawa Barat.
Dalam acara ini, dr. Lie menceritakan
pengalaman batinnya saat mendapat
panggilan untuk melayani mereka yang
membutuhkan, khususnya melalui Rumah
Sakit Apung (RSA).
Romo Contansius Eka Wahyu OSC
menjelaskan bahwa pihaknya mengundang
dr. Lie karena menilai beliau sebagai sosok
yang meringankan penderitaan orang lain
dan ingin agar setiap orang merasakan
tangan dan kaki Tuhan.
“Saya
mengenal
doctorSHARE lewat acara Kick Andy di
Metro TV, lalu saya melihat kembali
kegiatan doctorSHARE di YouTube
untuk
memperdalam.
Ternyata
dr.
Lie
Dharmawan
mempunyai
pengalaman batin yang menarik. Dalam
keterpurukannya, beliau jutru peka pada
penderitaan orang lain,” papar Romo
Contansius Eka Wahyu OSC g
: Kesehatan Masyarakat di
Indonesia: Konsep, Aplikasi
dan Tantangan
: Adik Wibowo & Tim
Penulis
Tebal Halaman : v + 516 halaman
: I, September 2014
Cetakan
: PT Raja Grafindo Persada,
Penerbit
Jakarta
Judul Buku
I
lmu kesehatan masyarakat adalah
bidang studi yang amat penting
namun seringkali tidak terdata
rapi dalam berbagai literatur
yang dapat dipelajari. Prof. Adik
Wibowo yang merupakan alumnus Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad)
angkatan 1965, tergerak dengan kebutuhan
ini.
Beliau mengajak 45 mahasiswa bimbingannya
di Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat
(FKM) Universitas Indonesia (UI) menyusun
sebuah buku yang memberi pengenalan
soal kesehatan masyarakat. Lahirlah buku
Kesehatan Masyarakat di Indonesia: Konsep,
Aplikasi dan Tantangan yang boleh terbilang
lengkap membahas isu-isu dasar dan
kontemporer terkait kesehatan masyarakat di
Indonesia.
Terdiri dari 13 bab, buku ini membahas
mengenai
disiplin
ilmu
kesehatan
masyarakat, faktor penentu kesehatan dan
penyakit, kebijakan kesehatan masyarakat,
HAM dan kesehatan masyarakat, sistem
informasi dan inteligensia kesehatan,
pendekatan epidemiologi, biostatistik, dan
ilmu sosial dalam kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan kerja, masalah
kesehatan utama, pencegahan dan kontrol
bahaya kesehatan publik, intervensi pada
kelompok khusus, serta fungsi-fungsi
kesehatan masyarakat.
Selain memenuhi kebutuhan literatur,
buku ini juga diharapkan dapat mengubah
mindset bahwa mengobati penyakit lebih
baik daripada menjaga kesehatan. Mengupas
aneka persoalan kesehatan di tanah air, buku
ini pun merangsang masyarakat khususnya
insan medis untuk mencoba berkreasi guna
mengatasi solusi berbagai permasalahan
kesehatan di lingkungan.
Menariknya, 45 mahasiswa penulis buku ini
berasal dari berbagai profesi dan posisi dengan
pengalaman di bidang kesehatan masyarakat.
Salah seorang di antaranya adalah dr. Antonny
Halim Gunawan, anggota doctorSHARE
(Yayasan Dokter Peduli). Saat ini. dr. Antonny
menjabat sebagai dokter ICU (Intensive Care
Unit) di RS dr. Oen Solo Baru dan tengah
menempuh pendidikan tingkat pascasarjana
di Universitas Indonesia jurusan Manajemen
Administrasi Rumah Sakit (MARS) g
53
d
ctorSHARE
sharing accessible health and care
PENDIRI
dr. Lie A. Dharmawan, PhD, FICS, SpB, SpBTKV
Lisa Suroso, S.E.
SEKRETARIS JENDERAL
dr. Luyanti, MARS
WAKIL SEKRETARIS JENDERAL
dr. Sianly
dr. Marselina Mieke Yashika Iskandar
SEKRETARIS
Lucy Tawara
BENDAHARA
Elisabet Wati Reyaan
KOORDINATOR PROYEK
TFC PULAU KEI
dr. Angelina Vanessa
dr. Karnel Singh
KOORDINATOR PROYEK
CCI SEMPER DAN CEMPAKA MAS
dr. Fidella
KOORDINATOR CONTIGENCY
dr. Christ Hally Santoso
KOORDINATOR KLINIK
dr. Hendra Chayadi
KOORDINATOR PELAYANAN MEDIS
dr. Paulus Lukman
KOORDINATOR TELEMEDECINE
dr. Riny S. Bachtiar, MARS
MANAGER FUNDRAISING
Sirikit Senjaya, S.Sn
KOORDINATOR MEDIA
Sylvie Tanaga, S.IP
dr. Peggy Loman
KOORDINATOR SUMBER DAYA MANUSIA
Susanto
MANAJER TEKNIS KAPAL RSA dr. LIE DHARMAWAN
dr. Christ Hally
MEDIA BERBAGI doctorSHARE
Pemimpin Redaksi: Sylvie Tanaga, S.IP
Editor: dr. Peggy Loman, Kris Foren
Ilustrasi Cover: Stephen Surya, S.Sn
Desain Grafis: Lisa Suroso
Fotografi: doctorSHARE (Sylvie Tanaga,
dr. Peggy Loman, Eric Satyadi)
Copyright c 2014 doctorSHARE
All rights reserved.
doctorSHARE menyediakan ­akses bantuan
medis secara holistik, independen dan
imparsial untuk orang-orang yang paling
membutuhkan, yaitu mereka yang
dianggap miskin dan tidak mampu tapi
tidak mempunyai kartu miskin karena
masalah administrasi kependudukan,
sehingga
berimbas
kepada
tidak
dimilikinya Asuransi (Jaminan) Kesehatan
Masyarakat dan tidak memperoleh
akses kesehatan gratis yang disediakan
pemerintah; mereka yang secara sosial
dikecualikan dari layanan kesehatan dan
dikucilkan dalam masyarakat, mereka
yang terjebak dalam bencana alam,
epidemi dan kekurangan gizi.
Individu-individu yang tergabung dalam
doctorSHARE bekerjasama, membagikan
talenta dan kecakapan maing-masing
tanpa memandang batasan-batasan
suku, agama, etnis, ras dan antar
golongan untuk mewujudkan visi dan
misi doctorSHARE sesuai dengan prinsip
kemanusiaan dan etika pelayanan medis.
Banyak di antara mereka yang telah
berpengalaman di medan krisis Indonesia
sejak tahun 1998 akibat ketidakstabilan
politik, ekonomi dan sosial, serta terpaan
bencana alam yang melanda Indonesia.
Saat ini doctorSHARE didukung oleh ahli
bedah, dokter, perawat, dan profesional
seperti jurnalis, administrator, fotografer,
desainer, ahli teknologi informasi,
wiraswasta, pekerja sosial profesional,
dan sejumlah donatur individual.
Kami membuka diri bagi mereka yang
tergerak untuk membagikan kecakapan
profesionalisme
mereka
untuk
mendukung visi dan misi doctorSHARE
memulihkan masyarakat di bidang
kesehatan.
profil
visi
Menyelamatkan nyawa dan
meringankan penderitaan orang yang
terjebak dalam krisis, sehingga mereka
bisa memulihkan kemampuan untuk
membangun kembali kehidupan
bermasyarakat.
misi
Penyediaan perawatan medis dan
akses pelayanan kesehatan untuk
orang yang terjebak dalam krisis,
seperti orang-orang yang tidak
memiliki akses layanan kesehatan,
orang-orang yang menghadapi
diskriminasi atau kelalaian dari
sistem kesehatan lokal, kelompok
marginal dalam masyarakat, mereka
yang terjebak dalam bencana alam,
epidemi, dan kekurangan gizi.
nilai
Integritas, saling berbagi, cinta kasih,
saling mempercayai dan menghormati.
Kekuatan tim berada pada
rasa tanggung jawab yang tinggi,
kemampuan beradaptasi,
dan sifat inklusif
program
1
Pengobatan cuma-cuma
2
Rumah Sakit Apung
3
Bantuan kemanusiaan untuk bencana
4
Panti Rawat Gizi
5
Klinik
6
Telemedicine
7
Pendampingan Kesehatan
8
Kampanye Medis
prinsip
Non Profit Voluntary Services
Kegiatan tidak dimaksudkan untuk mencari atau
mengumpulkan keuntungan
Humanitiy Acts
Bekerja didasarkan pada prinsip kemanusiaan
dan etika medis. Yayasan Dokter Peduli
(doctorSHARE) berkomitmen untuk membawa
kualitas perawatan kesehatan untuk orang yang
berada dalam krisis tanpa memandang ras, etnis,
suku, agama, antar golongan atau afiliasi politik
Bearing Witness and Speak Out
Menjadi saksi atas kejadian kekerasan,
kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara
kepada publik dalam upaya untuk memunculkan
krisis-krisis kesehatan yang terlupakan atau tidak
disadari publik, menarik perhatian publik untuk
kejadian kekerasan yang terjadi di luar jalur, dan
mengkritisi kelemahan sistem bantuan, serta
menantang pengalihan bantuan kemanusiaan
yang dilakukan berdasarkan politik kepentingan.
Sharing
Percaya bahwa setiap individu mempunyai
talenta, kecakapan dan kekuatan masing-masing
yang bila dengan tujuan mulia disalurkan,
dibagikan, dan dikolaborasikan akan banyak
membantu masalah-masalah sosial terutama
yang berkaitan dengan masalah kesehatan
Independent
Beroperasi secara mandiri dan bebas dari setiap
kepentingan kelompok, golongan, politik, militer,
bisnis, dan agama.
Imparsial
Netral, tidak berpihak pada salah satu pihak yang
terlibat dalam konflik, memberikan perawatan
secara independen untuk meningkatkan akses
bagi korban konflik seperti yang disyaratkan oleh
hukum kemanusiaan internasional.
3
Mega Glodok Kemayoran
Kantor Toko Blok B No. 10-11
Jl. Angkasa Kav. B-6
Kemayoran Jakarta Pusat 10160
Telp. +6221 6586 6391
[email protected]
www.doctorshare.org
OCBC NISP 545.80000.8108
BCA no. 198.550.7777
a/n Yayasan Dokter Peduli
DoctorSHARE
@doctorSHARE
doctorSHARE
Download