Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur

advertisement
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat
di Jawa Timur
Sa’adatul Munawaroh, Sri Rejeki Wahyu Pribadi, Soejitno
Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak—Kapal yang digunakan nelayan di Jawa Timur rata –
rata adalah kapal kayu. Untuk kemajuan industri kapal rakyat,
maka diperlukan pengembangan strategis galangan kapal menuju
modernisasi. Tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan
kelayakan modernisasi industri kapal rakyat di Jawa Timur
ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Dengan kapasitas
kapal yang direncanakan adalah 30 GT dan jumlah kapal yang
dibangun adalah sebanyak 10 kapal per tahun. Dan mengerjakan
reparasi kapal sebanyak 40 kapal per tahun. Metode analisis
yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity and Threat). Dari analisis
SWOT yang telah dilakukan, didapatkan hasil posisi analisis
berada pada kuadran dua, sehingga dapat diterapkan strategi
WO. Yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang. Untuk itu diperlukan modernisasi di bidang peralatan,
SDM, fasilitas galangan dan struktur organisasi. Total biaya
investasi untuk perubahan galangan ini sebesar Rp10,678,550,000
dengan pendapatan bersih pertahun diharapkan sebesar
Rp5,100,000,000 Dengan bantuan metode NPV (Net Present
Value), maka estimasi investasi dengan 100% modal pribadi
layak dilaksanakan karena nilai NPV > 0 dan modal kembali
pada tahun ke-14.
Kata Kunci—Modernisasi, Galangan, Kapal Rakyat, Jawa
Timur
K
I. PENDAHULUAN
apal rakyat bervariasi ukurannya, dari yang kecil dengan
panjang 6-8 meter (2-3 GT/gross tonnage) hingga yang
berpanjang 30 meter (100 GT) atau lebih. Pada saat ini lebih
dari 50 kelompok perajin kapal rakyat yang aktif di Jawa
Timur. Mereka tersebar mulai Tuban, Lamongan, Gresik,
Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi,
Jember, Tulungagung, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, dan
Sumenep. Mereka bekerja dengan prasarana dan sarana yang
terbatas. Galangan dibuat jika ada pesanan, jadi bersifat
sementara; sebagian kecil permanen. Mereka termasuk usaha
nonformal, tidak berbadan hukum, sehingga secara finansial
terasing dari perbankan. Jawa Timur memiliki sekitar 400
pulau kecil, yang tersebar di pantai selatan Jawa Timur,
Kabupaten Gresik, dan Madura, terutama di Kabupaten
Sumenep. Yang sering diberitakan media massa tentang
keterasingan pulau-pulau tersebut saat gelombang tinggi
adalah Pulau Bawean, kira-kira 80 km di utara Gresik. Pulau
penting lainnya adalah Kangean, kira 100 km dari Kalianget.
Sebuah pulau yang jauh lebih kecil tapi memiliki peran
perdagangan yang penting adalah Sapeken. Interaksi sosialekonomi Sapeken dengan Bali sangat tinggi. Kebutuhan
daging Jawa Timur dan Bali sebagian disumbang dengan
pengangkutan kapal-kapal rakyat ini. Mereka bergantung pada
ketersediaan kapal, baik untuk aktivitas penangkapan ikan laut,
penyeberangan, maupun angkutan laut antarpulau. Bertahuntahun ketersediaan kapal ini diupayakan oleh kelompokkelompok perajin kapal rakyat tradisional di pesisir utara dan
selatan Jawa Timur maupun di Madura. Dinamika para perajin
kapal rakyat ini masih amat tinggi. [1]
Proses pembuatan kapal rakyat di jawa timur masih
menggunakan cara yang tradisonal. Peralatan yang digunakan,
metode pembuatan sampai alat – alat yang di gunakan masih
sangat sederhana. Pembuatan kapal rakyat dilakukan
berdasarkan pengalaman dan kebiasaan turun – temurun.
Galangan kapal rakyat merupakan usaha nonformal dan tidak
berbadan hukum. Hanya sebagian kecil galangan kapal rakyat
yang bersifat permanen. Kebanyakan galangan kapal rakyat
dibuat jika ada pesanan.
Mengingat banyaknya kebutuhan untuk kapal rakyat terutama
di jawa timur, produksi kapal rakyat perlu dikembangkan.
Salah satu cara mengembangkannya adalah dengan
modernisasi industri kapal rakyat. Dari metode yang
digunakan, sarana dan prasarana, ataupun SDMnya. Dengan
adanya modernisasi proses pembuatan kapal rakyat akan
semakin cepat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Modernisasi
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu
perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai
aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat
dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari
cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam
rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai
suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya
merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan
terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini
menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang
mengalami perkembangan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
B. Industri Galangan Kapal Rakyat
Galangan kapal rakyat adalah galangan yang tidak berbadan
hukum dan biasanya khusus mengerjakan pembuatan dan
reparasi kapal kayu. Proses produksi kapal kayu ini dilakukan
dengan cara traditional, tanpa melalui tahapan perencanaan
yang detail, dan tidak ada struktur galangan seperti galangan
modern, karena galangan kapal rakyat biasanya merupakan
usaha personal. Pada umumnya galangan kapal rakyat
memiliki karakter yang hampir sama diantaranya:
 Pembuatan kapal dilakukan tanpa melalui perencanaan
terlebih dahulu, akan tetapi merupakan kebiasaan dan
keahlian yang dipelajari turun temurun.
 Penggunaan peralatan yang sangat sederhana, kurang
memanfaatkan teknologi modern.
 Perusahaannya merupakan usaha individu sehingga kurang
memperhatikan pengembangan.
 Pemilihan lokasi dekat pantai yang berpasir dan landai
untuk mempermudah peluncuran.
 Peluncuran dilakukan dengan cara ditarik oleh banyak
orang, tanpa adanya landasan peluncuran
C. Konsep Pembangunan Kapal Kayu
Dalam proses pembangunan kapal Kayu atau kapal rakyat,
ada beberapa tahapan. Antara lain:
 Perhitungan bagian – bagian konstruksi kapal kayu
 Pemasangan lunas dan linggi
- Lunas
Pemasangan pertama dalam pembangunan kapal kayu
adalah lunas. Ujung belakang lunas berfungsi juga
sebagai sepatu kemudi, yang panjangnya mulai dari
linggi baling – baling sampai tempat dudukan kemudi.
Sepatu lunas dipasang pada alas lunas berfungsi sebagai
pelindung lunas dari benturan – benturan dari dasar
perairan.
- Linggi haluan dan linggi buritan
Pemasangan linggi haluan dibantu dengan penguat bantu
untuk menegakkan linggi haluan pada lunas. Untuk
pemasangan kulit pada linggi haluan dibuat alur/sponeng.
Kedalaman sponeng sama dengan tebal papan kulit
sedangkan kemiringannya sama dengan kemiringan kulit.
Kemudian diletakkan lutut atau knee diantara linggi
haluan dan lunas, dibuat dari kayu yang melengkung.
Pemasangan linggi buritan dengan cara meneruskan
linggi baling – baling pada lunas sampai dengan balok
geladak.
 Pemasangan balok mati
Fungsi balok mati adalah sebagai penopang bagian
konstruksi yang mengapitnya agar posisinya tepat sesuai
rencana. Balok mati dipakai juga sebagai penghubung
balok tabung poros propeller dan lunas, sehingga ukuran
balok mati tergantung propeller dan lunas. Balok mati juga
diletakkan di antara balok tabung poros dan linggi buritan.
Jenis kayu yang dipakai adalah jenis kayu bungur yang
berasal dari daerah jawa dan sumatera.
2
 Pemasangan balok tabung poros propeller
Bentuk dan ukuran balok tabung poros propeller
tergantung ukuran poros propeller. Tabung poros propeller
dipasang di antara balok mati dengan knee / lutut yang
letaknya diusahakan agar propeller tetap di dalam air.
 Perakitan gading dan wrang
Pemasangan gading yaitu dengan cara membentuk gading
tersebut menjadi satu kesatuan (berbentuk U) dengan
diperkuat oleh wrang – wrang di tengah dan penguat bantu
pada sisi atas dari gading – gading tersebut. Dengan
menggunakan alat material handling, gading yang telah
diset (dirakit), dibawa dari assembly yard ke errection yard
dan diletakkan atau dipasang pada lunas yang sebelumnya
telah dipasang pada dudukan bantalan. Proses pengerjaan
gading dimulai dari pemberian tanda pada lunas untuk
letak gading, pemberian takik pada lunas atau linggi haluan
dan buritan, penyetelan gading – gading, pengeboran dan
pembautan gading.
 Pemasangan galar
- Galar balok
Galar balok ipasang sepanjang kapal tanpa putus
(menembus sekat) di sisi dalam gading – gading pada lajur
dibawah geladak dan pengikatan galar terhadap gading
menggunakan baut. Untuk membantu tegaknya galar balok,
dipasang lutut pengikat linggi yang kedua lengannya
diikatkan pada galar balok atas sedangkan bagian
tengahnya dikaitkan pada linggi. Pemasangan galar balok
bawah sama cara pemasangan galar balok atas tetapi
pelaksanaan pemasangannya dilakukan setelah balok –
balok geladak terpasang.
- Galar kim (bilga)
Galar kim fungsinya sama dengan galar balok hanya galar
kim letaknya ada di bagian bawah gading, sehingga gading
diikat olaeh galar pada bagian atas, tengah dan bawah.
 Pemasangan balok geladak
Balok geladak diletakkan di atas galar balok dan berhimpit
dengan gading kemudian dibentuk menjadi satu kesatuan
yang merupakan kekuatan melintang kapal. Balok geladak
tanpa terputus selebar kapal atau sampai tutup palkah.
 Konstruksi sekat
Untuk pembagian ruangan di dalam kapal diperlukan sekat
yang membatasi antar ruangan. Kapal ikan dibagi dalam
beberapa ruangan, yaitu kamar mesin, ruang muatan, ruang
akomodasi dan ruang fore peak.
 Pemasangan papan kulit dan papan geladak
- Papan kulit
Pemasangan papan kulit dimulai dari lajur lunas. Kusus
papan lajur atau papan lajur alas yang berada dibawah
pondasi mesin agar dipasang terakhir setelah pembautan
pondasi mesin ke gading selesai dengan baik. Kayu yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
dipakai adalah jenis tembusu.
- Papan geladak
Macam dari papan geladak adalah: papan tutup sisi
geladak, papan geladak tengah dan papan geladak lainnya.
 Pemasangan pagar
Bagian – bagian dari konstruksi pagar yaitu:
- Tiang pagar
Tiang pagar dapat dibuat dengan meneruskan satu dari
setiap dua sisi gading atas / dapat dibuat dengan
memasang tiang yang ditembuskan ke bawah geladak dan
diikatkan pada gading sisi atau galar balok.
- Papan tutup sisi pagar
Papan tutup sisi pagar dibuat dari papan yang tebalnya
lebih kecil dari tebal papan kulit, dipasang di sisi luar
pagar. Pada bagian bawahnya dibuat bukaan – bukaan
agar air yang masuk ke geladak dapat keluar.
 Penguat memanjang
Penguat memanjang terbuat dua lajur, dibuat dari papan
yang tebalnya = tebal papan kulit. Lajur atas dipasang di
sisi atas, lajur lainnya ditengah tiang pagar.
 Penutup atas
Tebalnya dibuat sama dengan papan tutup sisi geladak.
 Konstruksi ruang muat ikan dan kamar mesin
- Ruang muat kapal ikan
Ruang muat kapal ikan digunakan untuk menampung hasil
tangkapnya dimana didalamnya terdapat bongkakan es,
sehingga papan – papan dibuat selubung dan membentuk
ruangan sampai dengan geladak utama. Di antara selubung
dan kulit kapal terdapat ruangan kosong yang diisi dengan
foam / sabut kelapa / serbuk gergaji untuk memperkuat
posisi selubung tersebut. Bagian – bagian konstruksi ruang
muat terdiri dari: penumpu memanjang lantai, balok mati,
papan lantai, papan dinding, ambang palkah dan papan
selubung. Sedangkan konstruksi ambang palkah tersusun
atas balok alas, papan dinding, tutup palkah.
- Ruang mesin
Bagian konstruksi di ruang mesin terdiri dari: pondasi
mesin (mesin penggerak, genset dan pompa), balok lantai,
papan lantai, ambang ruang mesin. Kemiringan pondasi
mesin pada bagian sisi bawah disesuaikan dengan
kemiringan gading – gading tempat mendudukkan balok
pondasi mesin. Pondasi mesin untuk mesin penggerak
bantu dipasang mulai dari sekat depan ruang mesin sampai
dengan sekat belakang ruang mesin.
 Konstruksi bangunan atas
Bentuk, ukuran dan tata ruang bangunan atas tergantung
pada keinginan pemesan atau pemilik kapal yang dapat
dibuat bertingkat atau satu tingkat. Untuk keperluan
penangkap ikan biasanya bangunan atas tidak bertingkat,
dengan bagian – bagian konstruksinya adalah: balok alas,
3
topang, siku – siku topang, balok – balok penguat
mendatar, papan – papan dinding, balok, balok atap, balok
penumpu memanjang atap, papan atap dan pagar atap.
Pembuatan bangunan atas dimulai dari pembuatan
kerangka, yang diperkuat oleh balok – balok penguat.
Kemudian dari kerangka tersebut dipasangkan pada
dudukan yang telah direncanakan, kemudaian baru
dipasang papan – papannya.
 Pemakalan dan pendempulan
Pemakalan dan pendempulan dilakukan pada celah – celah
antar lajur – lajur, sambungan papan kulit, dinding, atap,
ambang palkah, ambang kamar mesin, sekat – sekat serta
sambungan – sambungan lainnya yang memerlukan
kekedapan. Kebutuhan akan jumlah pakal didasarkan pada
besarnya celah antara lajur – lajur dan sambungan papan –
papan tersebut.
 Pengecatan
Pengecatan dilakukan menurut petunjuk yang ada pada
spesifikasi cat yang dipakai. Sebelum pekerjaan
pengecatan dilaksanakan, bagian – bagian konstruksi dan
badan kapal yang akan di cat terutama papan kulit lambung
yang berada di bawah garis air diratakan dan dilicinkan
dengan menggunakan mesin serut sehingga rata dan licin.
Kemudian setelah itu diplamir dengan bahan yang sering
digunakan untuk kayu dan mutunya harus baik, setelah itu
baru dilaksanakan pengecatan.
 Pemasangan mesin, perlengkapan dan instalasi lainnya
Urutan pengerjaan pada pemasangan mesin penggerak
perlengkapan kapal dan instalasi lainnya adalah sebagai
berikut:
- Pemasangan tabung poros
- Pemasangan poros baling – baling
- Pemasangan baling – baling
- Pengangkatan dan penempatan mesin di atas pondasi
- Penyetelan kedudukan pondasi mesin
- Pemasangan penampang tumpahan minyak
- Pengikatan mesin dengan pondasi
- Pemasangan perlengkapan mesin
- Pemasangan generator dan instalasi listrik
- Pemasangan pompa – pompa dan sistem perpipaan air
laut
- Pemasangan alat perlengkapan kapal lainnya
 Peluncuran kapal
Peluncuran kapal dilakukan secara memanjang karena pada
saat pembangunannya dalam posisi memanjang atau tegak
lurus dengan jalur perairan. Pada galangan kapal kayu ini
dipakai sistem landasan peluncuran dengan menggunakan
slipway. Perlengkapan untuk peluncuran terdiri dari dua
jalur rel, kereta tempat menempatkan kapal, winch untuk
menarik dan menurunkan kereta ke perairan. Dalam
meletakkan kapal diatas kereta (craddle) dibutuhkan balok
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
penumpu. Susunan balok penumpu terdiri dari: balok
penumpu, balok alas, balok palang. Pelaksanaan
peluncuran kapal dilaksanakan saat tinggi permukaan air di
ujung landasan peluncuran mencukupi atau memenuhi
(pada saat air pasang tertinggi). [7]
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Masalah
Masalah yang dirumuskan dalan Tugas Akhir ini adalah
kondisi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur, cara melakukan
modernisasi Industri Kapal Rakyat dan analisa teknis dan
ekonomis dari modernisasi Industri kapal rakyat. Perhitungan
pay back period dilakukan dengan menggunakan metode NPV
(Net Present Value)
B. Studi Literatus
Studi literatur berisi data – data mengenai industri kapal
rakyat, perencanaan galangan kapal kayu modern, konsep
pembangunan kapal kayu, material pembangunan kapal kayu,
sistem produksi, dan metode analisis SWOT. Yang digunakan
sebagai referensi untuk Tugas Akhir ini.
C. TahapPengumpulan Data
Data – data yang diperlukan dalam tugas akhir ini antara
lain:
 Kondisi galangan kapal rakyat
Kondisi galangan kapal rakyat di jawa timur saat ini.
Diperoleh dari survey yang dilakukan di lokasi sampel yaitu
banyuwangi, situbondo dan probolinggo.
 Proses pembuatan kapal rakyat
Proses pembuatan kapal di industri kapal rakyat di jawa
timur. Dari awal pembuatan hingga peluncuran
 Peralatan yang digunakan untuk pembangunan kapal rakyat
Alat - alat yang digunakan selama proses pembuatan kapal
rakyat.
 Material yang digunakan
Material yang digunakan dalam pembuatan kapal rakyat di
jawa timur.
 SDM yang dibutuhkan
Jumlah SDM yang dibutuhkan dan seperti apa kriteria SDM
yang dipakai.
 Investasi dan Biaya produksi sebuah kapal rakyat
Besarnya Investasi dan biaya produksi yang dibutuhkan
dalam proses produksi kapal rakyat.
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dari analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
posisi analisis SWOT terhadap galangan kapal rakyat ini
berada di kuadran dua, sehingga dapat diterapkan strategi WO.
Yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Tapi ada beberapa
kelemahan yaitu kurangnya peralatan dan jumlah SDM,
sulitnya mengubah kebiasaan para pekerja. Untuk mengatasi
4
kelemahan tersebut, yang perlu dilakukan adalah menambah
peralatan dan jumlah pekerja. Peralatan yang rata – rata masih
manual, bisa ditambah atau diganti dengan teknologi yang
modern atau dari yang semula hanya menggunakan hand tools
diganti dengan power tools atau kombinasi keduanya. Selain
itu, perlu juga disusun struktur organisasi.
1) Lokasi Survey
Dari segi akses jalan raya, listrik, air dan jaringan
komunikasi dari lokasi survey cukup baik. Lokasi galangan
kapal rakyat berada dekat dengan pelabuhan. Jarak dari
pemukiman masyarakat cukup dekat. Sehingga membutuhkan
sosialisasi yang cukup tinggi untuk mengembangkan area
galangan.
Wilayah lokasi survey tidak membutuhkan perluasan lahan,
karena luas lahan dirasa cukup untuk modernisasi industri
kapal rakyat ini. Industri – industri kapal rakyat ini berada di
pinggir pantai, sehingga tidak ada masalah untuk keluar masuk
aktivitas kapal rakyat.
2) Kondisi Eksisting Industri Kapal Rakyat
Industri kapal rakyat tradisional tidak menggunakan
slipway untuk peluncuran. Kapal diluncurkan dengan cara
ditarik banyak orang atau ditarik dengan menggunakan boat
atau truk pada saat air laut pasang tertinggi. Dari segi
peralatan, seluruh pengerjaan kapal kayu dikerjakan
menggunakan peralatan manual. Untuk fasilitas galangan,
tidak ada gudang, tidak ada kantor, dan tidak ada bengkel.
Material ditumpuk di area terbuka di sekitar tempat
pembangunan kapal. Gudang peralatan juga tidak ada. Setelah
selesai bekerja, peralatan bisa dibawa pulang kerumah karena
alat – alatnya tidak berat seperti peralatan yang menggunakan
mesin. Jadi tidak dibutuhkan gedung untuk penyimpanannya.
Kantor juga tidak ada. Karena pekerjanya hanya terdiri dari
tukang dan kepala tukang. Juga tidak dibutuhkan ruang gambar
karena pembangunan kapal rakyat secara tradisional tidak
menggunakan design atau rencana garis. Kebutuhan biaya
pembangunan kapal baru dijelaskan pada tabel 1. Dan untuk
biaya operasional dijelaskan pada tabel 2.
Tabel 1. rincian biaya produksi kapal
NO
1
2
3
4
5
6
7
keterangan
material kayu untuk lambung, deck, gading dll
lem, sekrup, paku, cat, pakal dll
tangki bahan bakar
mesin utama
alat tangkap
perlengkapan navigasi, keselamatan, pemadam kebakaran dll
peralatan tambahan
biaya
Rp78,000,000
Rp15,000,000
Rp1,000,000
Rp80,000,000
Rp15,000,000
Rp7,000,000
Rp7,000,000
Rp203,000,000
Tabel 2. Biaya Operasional
NO jenis pengeluaran
1 gaji karyawan
a. Kepala tukang
b. Pekerja
2 biaya lain - lain
3 pembuatan kapal
biaya per tahun
Rp18,000,000
Rp86,400,000
Rp2,000,000
Rp812,000,000
Rp918,400,000
keterangan
1 orang @Rp.1.500.000 per bulan
6 orang @Rp.1.200.000 per bulan
listrik, air, telepon dll
4 kapal @Rp.225.000.000
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Pemasukan galangan diperoleh dari pembangunan kapal
baru sebanyak 4 kapal per tahun. Yaitu 4 x Rp.
400.000.000 = Rp.1.600.000.000. Sehingga keuntungan
yang didapat adalah sebesar Rp.1.600.000.000 – Rp.
918.400.000 = Rp.681.600.000.
3) Kapasitas Galangan
Kapal rakyat yang beroperasi di tiap – tiap daerah di jawa
timur adalah sebagian besar kapal berukuran 10 – 30 GT.
Kapal – kapal yang akan direparasi adalah kapal – kapal ikan.
Jumlah kapal rakyat yang berdomisili di daerah survey
dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 3. Jumlah Kapal yang Berdomisili di Daerah Survey
NO
U.P.T
kapal 10-30 GT kapal >30 GT
1 Banyuwangi
106
19
2 Probolinggo
92
113
3 Pasuruan
40
4
Satu tahun diasumsikan 300 hari jam kerja, maka
perhitungan dasar untuk reparasi dan perawatan kapal adalah
sebagai berikut:
Direncanakan lama pengerjaan reparasi kapal adalah 7 hari.
Sehingga dalam satu tahun galangan mampu mengerjakan
sekitar 42 kapal di masing – masing daerah. Dari 125 kapal di
Banyuwangi, 205 kapal di Probolinggo dan 44 kapal di
Pasuruan.
4) Investasi Galangan
Investasi galangan meliputi investasi fasilitas galangan,
peralatan dan biaya pelatihan SDM. Resume investasi
langsung yang meliputi investasi slipway, bengkel
produksi, bengkel mekanik, bengkel listrik, bengkel cat
dan pakal,bengkel design dan mouldloft, biaya bangunan
dan biaya umum ditunjukkan pada tabel 4, Tabel rincian
biaya operasional galangan ditunjukkan pada tabel 5 dan
rencana pemasukan galangan yang diperoleh dari hasil
pembangunan kapal baru dan reparasi kapal ditunjukkan
pada tabel 6.
Tabel 4. Resume investasi langsung
NO
jenis investasi langsung
harga total
1
slipway
2
bengkel produksi
Rp906,850,000
599500000
3
bengkel mekanik
Rp1,944,900,000
4
bengkel listrik
5
6
7
8
bengkel cat dan pakal
bengkel design dan mould loft
biaya bangunan
biaya umum
jumlah
Rp494,200,000
Rp9,800,000
Rp12,500,000
Rp552,000,000
Rp3,920,250,000
Rp3,920,250,000
5
Tabel 5. Rincian biaya operasional galangan
NO
1
2
3
4
5
6
7
keterangan
material kayu untuk lambung, deck, gading dll
lem, sekrup, paku, cat, pakal dll
tangki bahan bakar
mesin utama
alat tangkap
perlengkapan navigasi, keselamatan, pemadam kebakaran dll
peralatan tambahan
biaya
Rp100,000,000
Rp15,000,000
Rp1,000,000
Rp80,000,000
Rp15,000,000
Rp7,000,000
Rp7,000,000
Rp225,000,000
Tabel 6. Pemasukan yang diharapkan
NO
jenis pemasukan
1 hasil penjualan kapal (10 kapal)
2 reparasi kapal (40 kapal)
pemasukan per
tahun
Rp4,000,000,000
Rp600,000,000
Rp4,600,000,000
Dari perkiraan biaya diatas dapat ditentukan rencana
perhitungan biaya investasi galangan kapal sebagai berikut:
a. Biaya pelatihan dan training diasumsikan sama dengan
industri kapal rakyat semi modern yaitu untuk 10 orang
teknisi selama enam bulan dianggarkan sebesar
Rp.50,000,000 dan tenaga pengajar Rp.15,000,000. Jadi
biaya total pelatihan adalah Rp.65,000,000.
b. Biaya langsung sebesar Rp3,920,250,000
c. Biaya perencanaan pembangunan galangan sudah termasuk
ijin usaha dan pengurukan / perataan areal galangan,
upah pekerja bangunan dll yang dianggarkan (10% dari
jumlah biaya langsung) adalah Rp392,025,000
d. Jumlah total biaya adalah Rp10,678,550,000 (biaya
pembangunan)
e. Overhead cost (10% dari biaya pembangunan)
Rp1,067,855,000
f. Contingency (5% dari biaya pembangunan) Rp533,927,500
g. Biaya operasional galangan per tahun Rp2,851,250,000
Sehingga jumlah total biaya investasi awal adalah
Rp15,131,582,500
Perhitungan biaya untuk produksi 20 kapal per tahun adalah:
 Biaya pembuatan 10 kapal ikan per tahun @Rp.225,000,000
= Rp.2,250,000,000
Pendapatan galangan kapal:
1. Penjualan hasil produksi:
10 kapal rakyat @Rp.400,000,000 = Rp.4.000.000.000
2. Penjualan jasa galangan
 Reparasi
Biaya reparasi 1 kapal rakyat Rp.5.000.000 –
Rp.15.000.000
Pendapatan minimum= Rp.200.000.000 per tahun dan
pendapatan maksimum = Rp.600.000.000 per tahun
(asumsi 40 kapal per tahun)
Dalam satu tahun pendapatan dari hasil reparasi adalah
Rp.200,000,000 s/d Rp.600,000,000. Diasumsikan
galangan kapal rakyat ini memperoleh pendapatan
maksimum mengingat pemasukan galangan dari reparasi
masih mempunyai peluang pasar pada kapal – kapal rakyat
di jawa timur. Jadi pendapatan galangan per tahun dari
hasil reparasi yang diharapkan adalah Rp.600,000,000.
Sehingga pendapatan galangan yang diharapkan dari hasil
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
penjualan kapal dan reparasi adalah Rp.4,600,000,000 per
tahun.
3. Pendapatan Galangan
Jumlah total pendapatan galangan dari hasil penjualan
kapal dan reparasi sebesar Rp.4,600,000,000 per tahun.
Pendapatan galangan ini diasumsikan sama tiap
tahunnya.untuk tahun pertama, pendapatan galangan
dikurangi biaya investasi awal sebesar Rp.4,600,000,000 –
Rp15,131,582,500 = -10531582500. Nilai tersebut
merupakan data untuk perhitungan titik impas (Break
Event Point) dengan menggunakan metode NPV (Net
Present Value)
5) Perhitungan Pay Back Period
Salah satu cara menghitung pay back period atau jangka
waktu balik modal adalah dengan metode NPV (Net
Present Value). NPV adalah metode untuk menentukan
kelayakan investasi suatu proyek. Data – data yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
 Investasi awal
 Suku bunga bank
 Pengeluaran untuk operasi dalam satu tahun
 Pemasukan dalam satu tahun
Untuk perhitungan NPV digunakan cara tabulasi karena
memerlukan perhitungan berulang atau iterasi. Perhitungan
NPV untuk tahun ke-n adalah sebagai berikut:
NPV=∑(Pw) j (Rj-Yj)
Dimana:
Pw = present Worth = 1/(1+i)
i = suku bunga bank
R = pemasukan dalam satu tahun
j = tahun ke 1,2,3,.......,n
parkir. Sedangkan untuk peralatan yang semula hanya
menggunakan alat – alat tradisional yang termasuk
hand tools, diganti atau ditambah dengan mesin –
mesin atau biasa disebut power tools. Dari mulai
mesin potong, mesin drill, mesin bubut dll.
3. Total biaya investasi untuk perubahan galangan ini
sebesar Rp 10,531,582,500 dengan pendapatan bersih
pertahun diharapkan sebesar Rp1,085,750,000.
Dengan bantuan metode NPV (Net Present Value),
maka estimasi investasi dengan 100% modal pribadi
layak dilaksanakan karena nilai NPV > 0 dan modal
kembali pada tahun ke-17.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis S.M. mengucapkan terima kasih kepada:
Departemen Agama Republik Indonesia yang telah
memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa PBSB tahun
2009-2014, Sri Rejeki Wahyu Pribadi,ST.MT. dan
Ir. Soejitno selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Gambar 1. Grafik NPV
V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Berdasarkan pembahasan pada bab dan sub bab
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengerjaan reparasi kapal dan bangunan baru di
lakukan pada kapal – kapal dengan kapasitas 10
sampai 30 GT. Jenis kapal yang dikerjakan adalah
kapal motor dan kapal layar. Dengan banyaknya
pekerjaan 20 bangunan baru per tahun dan 42 kapal
untuk reparasi dan perawatan.
2. Perubahan fisik pada industri kapal rakyat ada pada
bangunan dan peralatan. Pembangunan dilakukan
pada kantor, bengkel produksi, gudang, sampai area
6
(t.thn.). Diambil kembali dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Modernisasi
Amantubillah, B. (2006). Studi Kelayakan Pembangunan
galangan Kapal Kayu di Kawasan Pelabuhan Pasuruhan.
Surabaya.
Anityasari, Maria dan Wessiani, Naning Aranti. (2011).
Analisa Kelayakan Usaha Dilengkapi Kajian Manajemen
Resiko. Surabaya: Guna Widya.
http://www.alibaba.com/. (2013, 10 18).
http://www.perkakasku.com/. (2013, oktober 6).
Soejitno. (1985). Diktat Manajemen Teknologi dan
Produksi 1. Surabaya.
Sriyadi. (2001). Perencanaan Galangan Kapal Kayu
Modern Kapasitas 60 GT dengan Kapasitas Produksi 10
Buah per Bulan yang Layak Secara Teknis dan Ekonomis.
Surabaya.
Download