اﻟﻤﺴﺘﻮى اﻷول - Abu Furqan Al

advertisement
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB
UNTUK PEMULA
MODUL
‫اﻟﻤﺴﺘﻮى اﻷول‬
Penyusun:
MUHAMMAD ABDUH AL-BANJARY
Cetakan Ke-1
Muharram 1436 H
Lembaga Pendidikan Ilmu Keislaman dan Bahasa Arab
(eLPIKA) Al-Mubarak Banjarmasin
TIDAK DIPERJUALBELIKAN
KATA PENGANTAR
‫اﻟﺴﻼم ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬
‫ واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻫﻮ أﻓﺼﺢ اﻟﻌﺮب‬،‫اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﺬي أﻧﺰل اﻟﻘﺮآن ﺑﻠﺴﺎن ﻋﺮﺑﻲ ﻣﺒﻴﻦ‬
.‫ وﺑﻌﺪ‬،‫ وﻋﻠﻰ آﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ أﺟﻤﻌﻴﻦ‬،‫واﻟﻌﺠﻢ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
Allah subhanahu wa ta’ala memuliakan bahasa Arab dengan dua perkara besar, yaitu (1) kitab-Nya,
Al-Qur’an, diturunkan dalam bahasa Arab, dan (2) Rasul-Nya yang terakhir dari bangsa Arab dan
berbicara dalam bahasa Arab. Dan ini berarti, dua sumber utama ajaran Islam, Al-Qur’an dan AsSunnah, berbahasa Arab. Inilah keutamaan bahasa Arab dibanding bahasa lainnya.
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Sesungguhnya lisan (bahasa) yang dipilih Allah ‘azza wa jalla
adalah lisanul ‘arab. Dengannya Dia menurunkan kitab-Nya yang agung, Dan Dia jadikan ia (bahasa
Arab tersebut) sebagai bahasa penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, kami katakan seharusnya setiap orang yang yang mampu mempelajari bahasa Arab
agar mempelajarinya.” (Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim [1/521]).
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah berkata, “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri
merupakan bagian dari diin. Mengenalnya merupakan hal yang fardhu, karena memahami al-Kitab
dan as-Sunnah fardhu, dan keduanya tidak bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa Arab.
Sebuah kewajiban yang tidak bisa sempurna kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu wajib juga
hukumnya.” (Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim [1/527]).
Sayyiduna ‘Umar ibn al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, “Pelajarilah bahasa Arab, karena ia
merupakan bagian dari diin kalian.” (Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim [1/528]).
Jika para ulama dan pemimpin umat Islam, salaf dan khalaf, telah berbicara dan bersepakat tentang
keharusan belajar bahasa Arab, hanya kerasnya hatilah yang membuat kita tetap tak tergerak untuk
belajar bahasa Arab. Dan, hati yang keras, hati yang tertutup dari kebenaran, bukanlah sifat orangorang beriman, ia adalah sifat orang-orang kafir dan munafiq, wal ‘iyaadzu billah.
Mari belajar bahasa Arab.
Muhammad Abduh al-Banjary
Pimpinan Lembaga Pendidikan Ilmu Keislaman dan Bahasa Arab
(eLPIKA) Al-Mubarak Banjarmasin
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
1
PROFIL PENGAJAR
Muhammad Abduh Al-Banjary yang dikenal juga dengan kunyah Abu Furqan,
merupakan pimpinan dari Lembaga Pendidikan Ilmu Keislaman dan Bahasa
Arab (eLPIKA) Al-Mubarak Banjarmasin. Berpengalaman lebih dari 5 tahun
sebagai pengajar bahasa Arab. Tulisan-tulisannya bertema keislaman bisa
dibaca di situs pribadinya, abufurqan.net.
Saat ini ia sedang menempuh kuliah jarak jauh, jurusan Syariah di Jaami’ah
Imam Muhammad Ibn Su’ud Al-Islamiyyah, Saudi Arabia.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 1
PROFIL PENGAJAR ............................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3
BAGAIMANA CARA MEMBACA DAN MEMAHAMI KITAB ARAB GUNDUL? .......................................... 4
APA ITU ILMU SHARAF DAN APA ITU ILMU NAHWU? ........................................................................ 5
DHAMIR (KATA GANTI) ...................................................................................................................... 7
HURUF DAN KATA ........................................................................................................................... 20
WAZAN DAN MAWZUN ................................................................................................................... 22
BINA’ ............................................................................................................................................... 24
TANDA-TANDA ISIM, FI’IL DAN HARF ............................................................................................... 26
TASHRIFUL USHUL ........................................................................................................................... 28
POLA TURUNAN DARI TASHRIFUL USHUL......................................................................................... 32
KALIMAT (‫)اﻟﺟﻣﻠﺔ اﻟﻣﻔﯾدة‬....................................................................................................................... 38
I’RAB DAN BINA ............................................................................................................................... 40
MACAM-MACAM ISIM MU’RAB....................................................................................................... 43
22 BAB TASHRIF............................................................................................................................... 56
MARAJI’........................................................................................................................................... 81
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
3
BAGAIMANA CARA MEMBACA DAN MEMAHAMI
KITAB ARAB GUNDUL?
Kitab Arab gundul secara luas bisa kita definisikan seluruh buku teks yang ditulis dengan huruf dan
bahasa Arab, seringnya tanpa baris. Jika kita persempit, maka tema kitab Arab gundul adalah tematema keislaman, berupa tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, ulumul hadits, ulumul qur’an, bahasa,
sejarah Islam, dan yang semisalnya.
Secara ringkas, ada 4 langkah yang harus kita tempuh untuk bisa membaca dan memahami kitab
Arab gundul secara baik dan benar, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Menguasai ilmu sharaf
Menguasai ilmu nahwu
Menghafal kosakata bahasa Arab sebanyak mungkin
Memahami dasar-dasar keilmuan yang dibahas oleh kitab Arab gundul tersebut
Sebagai contoh, silakan perhatikan contoh teks Arab gundul berikut ini:
‫ﺗﻄﻮﻳﻞ اﻟﻘﺮاءة ﻓﻲ اﻟﺮﻛﻌﺔ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻋﻠﻰ اﻷوﻟﻰ‬
Cara membacanya: Tathwiilul qiraa-ati fir rak’atits tsaaniyati ‘alal uulaa.
Artinya: “Memanjangkan bacaan di rakaat kedua lebih dari rakaat pertama.”
Teks di atas merupakan bagian pembahasan hal-hal yang dimakruhkan saat shalat, yang saya kutip
dari kitab ‫ ﻣوﺳوﻋﺔ اﻟﻔﻘﮫ اﻹﺳﻼﻣﻲ واﻟﻘﺿﺎﯾﺎ اﻟﻣﻌﺎﺻرة‬Juz 1 hal 798 karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah azZuhaili.
Untuk bisa membaca kata ‫ ﺗطوﯾل‬dengan benar, huruf ‫ ت‬barisnya fathah, kasrah, dhammah, atau
sukun, demikian juga huruf ‫ط‬, ‫و‬, dan ‫ي‬, kita perlu ilmu sharaf. Sedangkan untuk mengetahui baris
dari huruf ‫ ل‬di kata ‫ ﺗطوﯾل‬ini, kita perlu ilmu nahwu. Kita juga perlu ilmu nahwu untuk mengetahui
posisi kata ‫ ﺗطوﯾل‬ini dalam kalimat di atas, sekaligus konsekuensi dari posisi tersebut.
Berikutnya, jelas kita harus tahu dulu, apa terjemah Indonesianya kata ‫ ﺗطوﯾل‬di atas dan kata-kata
lain yang menyusun kalimat di atas. Sampai di titik ini, kita sebenarnya sudah bisa membaca dan
menerjemahkan teks di atas dengan baik.
Namun, ada satu hal lagi yang kita perlu kuasai, yaitu dasar-dasar ilmu fiqih, agar teks di atas yang
sudah bisa kita terjemahkan benar-benar kita pahami maknanya. Misal, apa yang dimaksud dengan
kata ‫( اﻟﻘراءة‬al-qiraah) di atas, terjemah bahasa Indonesianya adalah ‘bacaan’, namun apa yang
dimaksud dengan bacaan tersebut. Nah, dengan memahami fiqih shalat, kita akan mengerti maksud
‘bacaan’ di atas adalah bacaan surah setelah surah al-Fatihah.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
4
APA ITU ILMU SHARAF DAN APA ITU ILMU
NAHWU?
Untuk bisa membaca dan memahami kitab Arab gundul, kita perlu menguasai kaidah-kaidah bahasa
Arab yang disusun dalam dua cabang ilmu khusus, yaitu ilmu sharaf (‫ )اﻟﺻرف‬dan ilmu nahwu (‫)اﻟﻧﺣو‬.
Di berbagai lembaga pendidikan bahasa Arab, biasanya dua cabang ilmu ini dipelajari dalam satu
paket, walaupun ada juga yang hanya fokus di ilmu nahwu.
Lalu, apa itu ilmu sharaf dan apa itu ilmu nahwu?
Ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk-bentuk kata mengikuti pola-pola yang
ada. Pembahasan dalam ilmu sharaf adalah tentang bentuk kata, dan tidak ada hubungannya
dengan kalimat.
Yang dibahas dalam ilmu sharaf misalnya adalah perubahan kata ‫( ﻛﺗب‬kataba), menjadi ‫ﻛﺗﺎب‬
(kitaabun), atau ‫( ﻛﺎﺗب‬kaatibun), atau ‫( ﯾﻛﺗب‬yaktubu), atau ‫( ﻛﺗب‬kutiba), dan lain-lain. Perubahan
bentuk kata menyebabkan perubahan makna. Namun perubahan maknanya tidak terlalu jauh,
karena setiap perubahan kata tadi masih berasal dari satu akar kata yang sama. Misal, kata ‫ﻛﺗب‬
(kataba) artinya ‘dia (1 org lk2) telah menulis’ berubah menjadi ‫( ﯾﻛﺗب‬yaktubu) yang artinya ‘dia (1
org lk2) sedang menulis’, atau berubah menjadi ‫( ﻛﺗﺎب‬kitaabun) yang artinya ‘1 buku (tulisan)’, dan
seterusnya.
Jadi, dalam ilmu sharaf kita akan belajar tentang asal (akar) suatu kata, kemudian perubahan akar
kata tersebut menjadi ratusan bentuk yang berbeda, maknanya pun juga ikut berubah, tapi tetap
berhubungan. Dalam ilmu sharaf ini kita wajib menghafal ratusan pola perubahan kata.
Sedangkan ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari perubahan harakat (baris) akhir suatu kata,
dan posisi kata tersebut dalam sebuah kalimat sekaligus konsekuensi dari posisi tersebut.
Misalnya, sebuah kalimat:
‫ﻗﺮأ أﺣﻤﺪ اﻟﻘﺮآن‬
Cara membacanya: Qara-a Ahmadul Qur’aana.
Artinya: “Ahmad telah membaca al-Qur’an.”
Dari kalimat di atas, yang dipelajari dalam ilmu nahwu adalah apa posisi kata ‫ ﻗرأ‬dalam kalimat dan
apa konsekuensinya, apa posisi kata ‫ أﺣﻣد‬dalam kalimat dan apa konsekuensinya, dan apa posisi kata
‫ اﻟﻘرآن‬dalam kalimat dan apa konsekuensinya. Salah satu konsekuensi dari perbedaan posisi kata
dalam kalimat adalah perubahan baris akhir dari kata tersebut. Misal huruf ‫– ن‬sebagai huruf
terakhir– dari kata ‫اﻟﻘرآن‬, apakah ia fathah, kasrah, dhammah, atau sukun, sangat tergantung dari
posisi kata ‫ اﻟﻘرآن‬dalam kalimat di atas. Inilah yang dipelajari dalam ilmu nahwu.
Berikut beberapa contoh kalimat lagi untuk menunjukkan perbedaan kajian ilmu nahwu dan sharaf:
‫اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻐﺔ ﺳﻬﻠﺔ‬
Cara membacanya: al-‘Arabiyyatu lughatun sahlatun.
Artinya: “Bahasa Arab adalah bahasa yang mudah.”
Keterangan: Misal dalam kata ‫ﺳﮭﻠﺔ‬, ilmu sharaf mempelajari harakat (baris) seluruh huruf selain
huruf terakhir, sedangkan ilmu nahwu mempelajari baris huruf terakhir. Selain itu ilmu nahwu juga
mempelajari tentang posisi kata ‫ ﺳﮭﻠﺔ‬tersebut dalam kalimat, serta konsekuensi dari posisi tersebut.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
5
‫اﻟﻌﻠﻢ ﻧﺎﻓﻊ‬
Cara membacanya: al-‘Ilmu naafi’un.
Artinya: “Ilmu itu bermanfaat.”
Keterangan: Misal dalam kata ‫اﻟﻌﻠم‬, ilmu sharaf mempelajari harakat (baris) seluruh huruf selain
huruf terakhir, yaitu ‫ ع‬dan ‫ل‬, sedangkan ilmu nahwu mempelajari baris huruf terakhir dan tambahan
‫ ال‬di depan. Selain itu ilmu nahwu juga mempelajari tentang posisi kata ‫ اﻟﻌﻠم‬tersebut dalam kalimat,
serta konsekuensi dari posisi tersebut.
‫أﻧﺖ ﻃﺎﻟﺐ ﻣﺠﺘﻬﺪ‬
Cara membacanya: Anta Thaalibun mujtahidun.
Artinya: “Anda adalah seorang pelajar yang bersungguh-sungguh.”
Keterangan: Misal dalam kata ‫ﻣﺟﺗﮭد‬, ilmu sharaf mempelajari harakat (baris) seluruh huruf selain
huruf terakhir, sedangkan ilmu nahwu mempelajari baris huruf terakhir. Selain itu ilmu nahwu juga
mempelajari tentang posisi kata ‫ ﻣﺟﺗﮭد‬tersebut dalam kalimat, serta konsekuensi dari posisi
tersebut.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
6
DHAMIR (KATA GANTI)
Dhamir (‫ )اﻟﺿﻣﯾر‬artinya kata ganti, semisal dia, anda, kalian, mereka, saya, dan kami. Sebagaimana
dalam bahasa Indonesia, dhamir berfungsi menggantikan nama orang atau hal-hal yang lain.
Misal dalam bahasa Indonesia:
Muhammad pergi ke sekolah jam 07.00 pagi. Dia tiba di sekolah jam 07.15.
Keterangan: Kata ‘Dia’ yang dicetak tebal merupakan kata ganti dari kata Muhammad.
Misal dalam bahasa Arab.
. ‫ ﻫﻮ ﻃﺎﻟﺐ ﻣﺠﺘﻬﺪ‬. ‫ﻣﺤﻤﺪ ﻃﺎﻟﺐ ﺟﺪﻳﺪ ﻓﻲ اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ‬
Cara membacanya: Muhammadun thaalibun jadiidun fil madrasatil mutawassithati. Huwa thaalibun
mujtahidun.
Artinya: “Muhammad adalah siswa baru di SMP. Dia adalah seorang siswa yang bersungguh-sungguh
(rajin belajar).”
Keterangan: Kata ‫ ھو‬yang bergaris bawah merupakan kata ganti (dhamir) dari kata ‫ﻣﺣﻣد‬.
***
Macam-macam Dhamir
Ditinjau dari posisinya, dhamir ada beberapa macam, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dhamir raf’in munfashil (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﻧﻔﺻل‬
Dhamir nashbin munfashil (‫)ﺿﻣﯾر ﻧﺻب ﻣﻧﻔﺻل‬
Dhamir raf’in muttashil bil-madhi (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻟﻣﺎﺿﻲ‬
Dhamir raf’in muttashil bil-mudhaari’ (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻟﻣﺿﺎرع‬
Dhamir raf’in muttashil bil-amr (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻷﻣر‬
Dhamir raf’in muttashil bin-nahyi (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻟﻧﮭﻲ‬
Dhamir nashbin muttashil bil-fi’li (‫)ﺿﻣﯾر ﻧﺻب ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻟﻔﻌل‬
Dhamir khafdhin bil-idhafah (‫)ﺿﻣﯾر ﺧﻔض ﺑﺎﻹﺿﺎﻓﺔ‬
Dhamir khafdhin bil-harf (‫)ﺿﻣﯾر ﺧﻔض ﺑﺎﻟﺣرف‬
Berikut rinciannya:
1. Dhamir Raf’in Munfashil (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﻧﻔﺻل‬
Dinamakan munfashil (terpisah) karena dhamir ini tidak menjadi bagian dari kata yang lain, ia berdiri
sendiri. Lawannya adalah muttashil (bersambung), dhamir jenis ini menjadi bagian atau bersambung
secara langsung dengan kata yang lain.
Contoh munfashil: ‫ھو‬, kata huwa ini artinya dia (untuk 1 orang laki-laki). Sedangkan contoh
muttashil: ‫ﻧﺻر‬, kata nashara artinya ‘telah menolong’, dan di dalam kata nashara tersebut terdapat
dhamir yang tidak kelihatan, yang artinya ‘dia (untuk 1 orang laki-laki)’, jadi kata nashara secara
lengkapnya berarti ‘dia (1 orang laki-laki) telah menolong’.
Dhamir ini dinamakan raf’in atau rafa’ karena nantinya dalam kalimat ia berposisi sebagai subjek.
Penjelasan tentang rafa’ secara lebih rinci akan disampaikan saat pembahasan ilmu nahwu.
Contoh penggunaan dhamir raf’in munfashil dalam kalimat:
‫أﻧﺎ ﻣﺮﻳﺾ‬
Cara membacanya: Ana mariidhun.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
7
Artinya: “Saya sedang sakit.”
Keterangan: kata ana merupakan dhamir raf’in munfashil, dan dalam kalimat di atas ia berposisi
sebagai subjek.
Dhamir raf’in munfashil ada 14, yaitu:
‫ُﻫ ْﻢ‬
‫ُﻫ ﱠﻦ‬
‫أَﻧْـﺘُ ْﻢ‬
‫ُﻫ َﻤﺎ‬
‫ُﻫ َﻤﺎ‬
‫أَﻧْـﺘُ َﻤﺎ‬
‫أَﻧْـﺘُ ﱠﻦ‬
‫أَﻧْـﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻧَ ْﺤ ُﻦ‬
‫ُﻫ َﻮ‬
‫ِﻫ َﻲ‬
‫ﺖ‬
َ ْ‫أَﻧ‬
ِ ْ‫أَﻧ‬
‫ﺖ‬
‫أَﻧَﺎ‬
Keterangan: membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, begitu seterusnya.
Arti masing-masing dhamir:
‫ھو‬
= dia (untuk 1 orang laki-laki)
‫ھﻣﺎ‬
= mereka (untuk 2 orang laki-laki)
‫ھم‬
= mereka (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)
‫ھﻲ‬
= dia (untuk 1 orang perempuan)
‫ھﻣﺎ‬
= mereka (untuk 2 orang perempuan)
‫ھن‬
= mereka (untuk 3 atau lebih orang perempuan)
‫أﻧت‬
= anda (untuk 1 orang laki-laki)
‫أﻧﺗﻣﺎ‬
= kalian (untuk 2 orang laki-laki)
‫أﻧﺗم‬
= kalian (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)
‫أﻧت‬
= anda (untuk 1 orang perempuan)
‫أﻧﺗﻣﺎ‬
= kalian (untuk 2 orang perempuan)
‫أﻧﺗن‬
= kalian (untuk 3 atau lebih orang perempuan)
‫أﻧﺎ‬
= saya (untuk 1 orang laki-laki atau perempuan)
‫ﻧﺣن‬
= kami (untuk 2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan)
Orang ke-3
Orang ke-2
Orang pertama
Dari makna dhamir-dhamir di atas, kita bisa pahami ada kekhasan dalam bahasa Arab, di antaranya
yaitu:
a) Ada perbedaan penyebutan kata ganti untuk laki-laki dan perempuan
b) Ada perbedaan penyebutan untuk orang ke-2 dan orang ke-3 yang berjumlah 2 orang
2. Dhamir Nashbin Munfashil (‫)ﺿﻣﯾر ﻧﺻب ﻣﻧﻔﺻل‬
Definisi munfashil sudah dijelaskan sebelumnya.
Dhamir ini dinamakan nashbin atau nashab karena nantinya dalam kalimat ia berposisi sebagai
objek. Penjelasan tentang nashab secara lebih rinci akan disampaikan saat pembahasan ilmu nahwu.
Contoh penggunaan dhamir nashbin munfashil dalam kalimat:
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
8
‫إﻳﺎك ﻧﻌﺒﺪ‬
Cara membacanya: Iyyaaka na’budu.
Artinya: “Hanya kepada Engkau kami menyembah.”
Keterangan: kata iyyaaka merupakan dhamir nashbin munfashil, dan dalam kalimat di atas ia
berposisi sebagai objek.
Dhamir nashbin munfashil ada 14, yaitu:
‫ﺎﻫ ْﻢ‬
ُ ‫إِﻳﱠ‬
‫ﺎﻫ ﱠﻦ‬
ُ ‫إِﻳﱠ‬
‫إِﻳﱠﺎ ُﻛ ْﻢ‬
‫إِﻳﱠﺎ ُﻛ ﱠﻦ‬
‫ﺎﻫ َﻤﺎ‬
ُ ‫إِﻳﱠ‬
‫ﺎﻫ َﻤﺎ‬
ُ ‫إِﻳﱠ‬
‫إِﻳﱠﺎ ُﻛ َﻤﺎ‬
‫إِﻳﱠﺎ ُﻛ َﻤﺎ‬
‫إِﻳﱠﺎﻧَﺎ‬
‫إِﻳﱠ ُﺎﻩ‬
‫ﺎﻫﺎ‬
َ ‫إِﻳﱠ‬
‫ﺎك‬
َ ‫إِﻳﱠ‬
ِ ‫إِﻳﱠ‬
‫ﺎك‬
‫ﺎي‬
َ ‫إِﻳﱠ‬
Keterangan: membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, begitu seterusnya.
Arti masing-masing dhamir:
‫إﯾﺎه‬
= dia (untuk 1 orang laki-laki)
‫إﯾﺎھﻣﺎ‬
= mereka (untuk 2 orang laki-laki)
‫إﯾﺎھم‬
= mereka (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)
‫إﯾﺎھﺎ‬
= dia (untuk 1 orang perempuan)
‫إﯾﺎھﻣﺎ‬
= mereka (untuk 2 orang perempuan)
‫إﯾﺎھن‬
= mereka (untuk 3 atau lebih orang perempuan)
‫إﯾﺎك‬
= anda (untuk 1 orang laki-laki)
‫إﯾﺎﻛﻣﺎ‬
= kalian (untuk 2 orang laki-laki)
‫إﯾﺎﻛم‬
= kalian (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)
‫إﯾﺎك‬
= anda (untuk 1 orang perempuan)
‫إﯾﺎﻛﻣﺎ‬
= kalian (untuk 2 orang perempuan)
‫إﯾﺎﻛن‬
= kalian (untuk 3 atau lebih orang perempuan)
‫إﯾﺎي‬
= saya (untuk 1 orang laki-laki atau perempuan)
‫إﯾﺎﻧﺎ‬
= kami (untuk 2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan)
Orang ke-3
Orang ke-2
Orang pertama
3. Dhamir Raf’in Muttashil bil-Madhi (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻟﻣﺎﺿﻲ‬
Definisi raf’in atau rafa’ sudah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan muttashil maknanya adalah
bersambung atau menjadi bagian dari kata yang lain.
Sederhananya, setiap kata kerja (‫ )اﻟﻔﻌل‬dalam bahasa Arab selalu memiliki dhamir (kata ganti) dalam
kata itu sendiri. Misal, kata ‫( ﻛﺗب‬kataba), yang artinya ‘telah menulis’, di dalam kata tersebut
mengandung kata ganti ‘dia 1 orang laki-laki’. Misal lain, kata ‫( ﻗرأت‬qara’tu), yang artinya ‘telah
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
9
membaca’, di dalam kata tersebut mengandung kata ganti ‘saya’. Demikian juga contoh-contoh yang
lain.
Jadi, dhamir di bagian ini tidak terpisah atau menyendiri, seperti dhamir munfashil yang telah kita
pelajari sebelumnya, melainkan include dengan kata yang lain, dalam hal ini kata kerja.
Sedangkan madhi di sini maksudnya adalah fi’il madhi (‫)اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺎﺿﻲ‬, yaitu kata kerja bentuk lampau,
yang berarti pekerjaan tersebut telah dilaksanakan. Misalnya, kata ‫ ﺟﻠس‬artinya ‘telah duduk’, ‫ﺳﻣﻊ‬
artinya ‘telah mendengar’, dan seterusnya. Jadi, dhamir raf’in muttashil bil-madhi maksudnya adalah
kata ganti yang terdapat/include di dalam kata kerja bentuk lampau.
Dhamir raf’in muttashil bil-madhi ada 14, yaitu:
‫ﻓَـ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫ْﻦ‬
َ ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻼ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠَﺘَﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﻨَﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﺖ‬
ْ َ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
‫ْﺖ‬
َ ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
ِ ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
‫ْﺖ‬
‫ْﺖ‬
ُ ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
Keterangan: membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, begitu seterusnya.
Arti masing-masing dhamir:
‫ﻓﻌل‬
= dia (1 orang laki-laki) telah berbuat
‫ﻓﻌﻼ‬
= mereka (2 orang laki-laki) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠوا‬
= mereka (3 atau lebih orang laki-laki) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠت‬
= dia (1 orang perempuan) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠﺗﺎ‬
= mereka (2 orang perempuan) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠن‬
= mereka (3 atau lebih orang perempuan) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠت‬
= anda (1 orang laki-laki) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠﺗﻣﺎ‬
= kalian (2 orang laki-laki) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠﺗم‬
= kalian (3 atau lebih orang laki-laki) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠت‬
= anda (1 orang perempuan) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠﺗﻣﺎ‬
= kalian (2 orang perempuan) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠﺗن‬
= kalian (3 atau lebih orang perempuan) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠت‬
= saya (1 orang laki-laki atau perempuan) telah berbuat
‫ﻓﻌﻠﻧﺎ‬
= kami (2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan) telah berbuat
Orang ke-3
Orang ke-2
Orang pertama
Kata ‫ ﻓﻌل‬bisa diganti menjadi ‫ﺟﻠس‬, ‫ﻧﺻر‬, ‫ﻗﻌد‬, dan yang lainnya. Misal, kata ‫ ﻓﻌل‬kita ganti menjadi ‫ﺟﻠس‬,
maka bentuknya seperti ini:
‫ﺴ ْﻮا‬
ُ َ‫َﺟﻠ‬
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
‫ﺴﺎ‬
َ َ‫َﺟﻠ‬
‫ﺲ‬
َ َ‫َﺟﻠ‬
10
‫َﺟﻠَ ْﺴ َﻦ‬
‫َﺟﻠَ ْﺴﺘُ ْﻢ‬
‫َﺟﻠَ ْﺴﺘُ ﱠﻦ‬
‫ﺴﺘَﺎ‬
َ َ‫َﺟﻠ‬
‫َﺟﻠَ ْﺴﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﺖ‬
ْ‫ﺴ‬
َ َ‫َﺟﻠ‬
‫ﺖ‬
َ ‫َﺟﻠَ ْﺴ‬
ِ ‫ﺟﻠَﺴ‬
‫ﺖ‬
ْ َ
‫ﺖ‬
ُ ‫َﺟﻠَ ْﺴ‬
‫َﺟﻠَ ْﺴﺘُ َﻤﺎ‬
‫َﺟﻠَ ْﺴﻨَﺎ‬
Keterangan tambahan: Penjelasan lebih rinci tentang fi’il madhi akan disampaikan kemudian, saat ini
fokus membahas dhamir (kata ganti) yang terdapat dalam fi’il madhi dulu, tidak meluas ke
pembahasan terperinci tentang fi’il madhi.
4. Dhamir Raf’in Muttashil bil-Mudhaari’ (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻟﻣﺿﺎرع‬
Penjelasan tentang rafa’ dan muttashil sudah dijelaskan sebelumnya.
Sedangkan mudhaari’ di sini maksudnya adalah fi’il mudhaari’ (‫)اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺿﺎرع‬, yaitu kata kerja bentuk
sekarang atau akan datang, yang berarti pekerjaan tersebut sedang atau akan dilaksanakan. Kapan ia
menjadi ‘sedang’, dan kapan menjadi ‘akan’, pembahasannya nanti saat membahas ilmu nahwu.
Misalnya, kata ‫ ﯾﺟﻠس‬artinya ‘sedang duduk’, ‫ ﯾﺳﻣﻊ‬artinya ‘sedang mendengar’, dan seterusnya. Jadi,
dhamir raf’in muttashil bil-mudhaari’ maksudnya adalah kata ganti yang terdapat/include di dalam
kata kerja bentuk sekarang atau akan datang.
Dhamir raf’in muttashil bil-mudhaari’ ada 14, yaitu:
‫ﻳَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮ َن‬
ِ
‫ْﻦ‬
َ ‫ﻳَـ ْﻔﻌﻠ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮ َن‬
ِ
‫ْﻦ‬
َ ‫ﺗَـ ْﻔﻌﻠ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﻧَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِﻠِْﻴ َﻦ‬
‫أَﻓْﻌِ ُﻞ‬
Keterangan: membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, begitu seterusnya.
Arti masing-masing dhamir:
‫ﯾﻔﻌل‬
= dia (1 orang laki-laki) sedang/akan berbuat
‫ﯾﻔﻌﻼن‬
= mereka (2 orang laki-laki) sedang/akan berbuat
‫ﯾﻔﻌﻠون‬
= mereka (3 atau lebih orang laki-laki) sedang/akan berbuat
‫ﺗﻔﻌل‬
= dia (1 orang perempuan) sedang/akan berbuat
‫ﺗﻔﻌﻼن‬
= mereka (2 orang perempuan) sedang/akan berbuat
‫ﯾﻔﻌﻠن‬
= mereka (3 atau lebih orang perempuan) sedang/akan berbuat
‫ﺗﻔﻌل‬
= anda (1 orang laki-laki) sedang/akan berbuat
‫ﺗﻔﻌﻼن‬
= kalian (2 orang laki-laki) sedang/akan berbuat
‫ﺗﻔﻌﻠون‬
= kalian (3 atau lebih orang laki-laki) sedang/akan berbuat
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
Orang ke-3
Orang ke-2
11
‫ﺗﻔﻌﻠﯾن‬
= anda (1 orang perempuan) sedang/akan berbuat
‫ﺗﻔﻌﻼن‬
= kalian (2 orang perempuan) sedang/akan berbuat
‫ﺗﻔﻌﻠن‬
= kalian (3 atau lebih orang perempuan) sedang/akan berbuat
‫أﻓﻌل‬
= saya (1 orang laki-laki atau perempuan) sedang/akan berbuat
‫ﻧﻔﻌل‬
= kami (2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan) sedang/akan berbuat
Orang ke-2
Orang pertama
Kata ‫ ﯾﻔﻌل‬bisa diganti menjadi ‫ﯾﺟﻠس‬, ‫ﯾﻧﺻر‬, ‫ﯾﻘﻌد‬, dan yang lainnya. Misal, kata ‫ ﯾﻔﻌل‬kita ganti menjadi
‫ﯾﺟﻠس‬, maka bentuknya seperti ini:
ِ
‫ﺴ ْﻮ َن‬
ُ ‫ﻳَ ْﺠﻠ‬
‫ﻳَ ْﺠﻠِ ْﺴ َﻦ‬
ِ
‫ﺴ ْﻮ َن‬
ُ ‫ﺗَ ْﺠﻠ‬
‫ﺗَ ْﺠﻠِ ْﺴ َﻦ‬
ِ ‫ﻳ ْﺠﻠِﺴ‬
‫ﺎن‬
َ َ
ِ ‫ﺗَ ْﺠﻠِﺴ‬
‫ﺎن‬
َ
ِ ‫ﺗَ ْﺠﻠِﺴ‬
‫ﺎن‬
َ
ِ ‫ﺗَ ْﺠﻠِﺴ‬
‫ﺎن‬
َ
ِ‫ﻧَﺠﻠ‬
‫ﺲ‬
ُ ْ
ِ
‫ﺲ‬
ُ ‫ﻳَ ْﺠﻠ‬
ِ‫ﺗَﺠﻠ‬
‫ﺲ‬
ُ ْ
ِ
‫ﺲ‬
ُ ‫ﺗَ ْﺠﻠ‬
‫ﺗَ ْﺠﻠِ ِﺴْﻴ َﻦ‬
ِ‫أَﺟﻠ‬
‫ﺲ‬
ُ ْ
Keterangan tambahan: Penjelasan lebih rinci tentang fi’il mudhaari’ akan disampaikan kemudian,
saat ini fokus membahas dhamir (kata ganti) yang terdapat dalam fi’il mudhaari’ dulu, tidak meluas
ke pembahasan terperinci tentang fi’il mudhaari’.
5. Dhamir Raf’in Muttashil bil-Amr (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻷﻣر‬
Penjelasan tentang rafa’ dan muttashil sudah dijelaskan sebelumnya.
Sedangkan amr di sini maksudnya adalah fi’il amr (‫)ﻓﻌل اﻷﻣر‬, yaitu kata kerja bentuk perintah.
Misalnya, kata ‫ اﺟﻠس‬artinya ‘duduklah’, ‫ اﻛﺗب‬artinya ‘tulislah’, dan seterusnya. Jadi, dhamir raf’in
muttashil bil-amr maksudnya adalah kata ganti yang terdapat/include di dalam kata kerja perintah.
Dhamir raf’in muttashil bil-amr ada 6, yaitu:
‫اِﻓْﻌِﻠُ ْﻮا‬
ِِ
‫ْﻦ‬
َ ‫اﻓْﻌﻠ‬
‫اِﻓْﻌِ َﻼ‬
‫اِﻓْﻌِ َﻼ‬
‫اِﻓْﻌِ ْﻞ‬
‫اِﻓْﻌِﻠِ ْﻲ‬
Keterangan:
1. Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2.
2. Fi’il amr hanya ada 6, karena amr (perintah) hanya untuk orang ke-2. Artinya, perintah diberikan
oleh orang pertama kepada lawan bicaranya (orang ke-2) saja.
Arti masing-masing dhamir:
‫اﻓﻌل‬
= lakukanlah ! (untuk anda 1 orang laki-laki)
‫اﻓﻌﻼ‬
= lakukanlah ! (untuk kalian 2 orang laki-laki)
‫اﻓﻌﻠوا‬
= lakukanlah ! (untuk kalian 3 atau lebih orang laki-laki)
‫اﻓﻌﻠﻲ‬
= lakukanlah ! (untuk anda 1 orang perempuan)
‫اﻓﻌﻼ‬
= lakukanlah ! (untuk kalian 2 orang perempuan)
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
12
‫اﻓﻌﻠن‬
= lakukanlah ! (untuk kalian 3 atau lebih orang perempuan)
Kata ‫ اﻓﻌل‬bisa diganti menjadi ‫اﺟﻠس‬, ‫اﻛﺗب‬, ‫اﺿرب‬, dan yang lainnya. Misal, kata ‫ اﻓﻌل‬kita ganti menjadi
‫( اﺿرب‬pukullah), maka bentuknya seperti ini:
‫ﺿ ِﺮﺑُـ ْﻮا‬
ْ ِ‫ا‬
‫ﺿ ِﺮﺑْ َﻦ‬
ْ ِ‫ا‬
‫ﺿ ِﺮﺑَﺎ‬
ْ ِ‫ا‬
‫ﺿ ِﺮﺑَﺎ‬
ْ ِ‫ا‬
‫ب‬
ْ ِ‫ا‬
ْ ‫ﺿ ِﺮ‬
‫ﺿ ِﺮﺑِ ْﻲ‬
ْ ِ‫ا‬
Keterangan tambahan: Penjelasan lebih rinci tentang fi’il amr akan disampaikan kemudian, saat ini
fokus membahas dhamir (kata ganti) yang terdapat dalam fi’il amr dulu, tidak meluas ke
pembahasan terperinci tentang fi’il amr.
6. Dhamir Raf’in Muttashil bin-Nahyi (‫)ﺿﻣﯾر رﻓﻊ ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻟﻧﮭﻲ‬
Penjelasan tentang rafa’ dan muttashil sudah dijelaskan sebelumnya.
Sedangkan nahyi di sini maksudnya adalah fi’il nahyi (‫)ﻓﻌل اﻟﻧﮭﻲ‬, yaitu kata kerja bentuk larangan
(lawan dari perintah). Misalnya, kata ‫ ﻻ ﺗﺟﻠس‬artinya ‘jangan duduk!’, ‫ ﻻ ﺗﻛﺗب‬artinya ‘jangan tulis!’, dan
seterusnya. Jadi, dhamir raf’in muttashil bin-nahyi maksudnya adalah kata ganti yang
terdapat/include di dalam kata kerja larangan.
Dhamir raf’in muttashil bil-amr ada 6, yaitu:
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮا‬
ِ
‫ْﻦ‬
َ ‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌﻠ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِﻠِ ْﻲ‬
Keterangan:
1. Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2.
2. Fi’il nahyi (sebagaimana fi’il amr) hanya ada 6, karena nahyi (larangan) hanya untuk orang ke-2.
Artinya, larangan diberikan oleh orang pertama kepada lawan bicaranya (orang ke-2) saja.
Arti masing-masing dhamir:
‫ﻻ ﺗﻔﻌل‬
= jangan lakukan ! (untuk anda 1 orang laki-laki)
‫ﻻ ﺗﻔﻌﻼ‬
= jangan lakukan ! (untuk kalian 2 orang laki-laki)
‫ = ﻻ ﺗﻔﻌﻠوا‬jangan lakukan ! (untuk kalian 3 atau lebih orang laki-laki)
‫ = ﻻ ﺗﻔﻌﻠﻲ‬jangan lakukan ! (untuk anda 1 orang perempuan)
‫ﻻ ﺗﻔﻌﻼ‬
= jangan lakukan ! (untuk kalian 2 orang perempuan)
‫ = ﻻ ﺗﻔﻌﻠن‬jangan lakukan ! (untuk kalian 3 atau lebih orang perempuan)
Kata ‫ ﻻ ﺗﻔﻌل‬bisa diganti menjadi ‫ﻻ ﺗﺟﻠس‬, ‫ﻻ ﺗﻛﺗب‬, ‫ﻻ ﺗﺿرب‬, dan yang lainnya. Misal, kata ‫ ﻻ ﺗﻔﻌل‬kita ganti
menjadi ‫( ﻻ ﺗﺿرب‬pukullah), maka bentuknya seperti ini:
‫ﻀ ِﺮﺑُـ ْﻮا‬
ْ َ‫َﻻ ﺗ‬
‫ﻀ ِﺮﺑْ َﻦ‬
ْ َ‫َﻻ ﺗ‬
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
‫ﻀ ِﺮﺑَﺎ‬
ْ َ‫َﻻ ﺗ‬
‫ﻀ ِﺮﺑَﺎ‬
ْ َ‫َﻻ ﺗ‬
‫ب‬
ْ َ‫َﻻ ﺗ‬
ْ ‫ﻀ ِﺮ‬
‫ﻀ ِﺮﺑِ ْﻲ‬
ْ َ‫َﻻ ﺗ‬
13
Keterangan tambahan: Penjelasan lebih rinci tentang fi’il nahyi akan disampaikan kemudian, saat ini
fokus membahas dhamir (kata ganti) yang terdapat dalam fi’il nahyi dulu, tidak meluas ke
pembahasan terperinci tentang fi’il nahyi.
7. Dhamir Nashbin Muttashil bil-Fi’li (‫)ﺿﻣﯾر ﻧﺻب ﻣﺗﺻل ﺑﺎﻟﻔﻌل‬
Dhamir ini berada setelah kata kerja (fi’il), sehingga ia dinamakan muttashil bil-fi’li. Sedangkan
nashbin atau nashab di sini menunjuk pada posisi dhamir tersebut dalam i’rab, yaitu ia menjadi
manshub. Definisi i’rab, nashab dan manshub secara lebih rinci akan dijelaskan kemudian.
Sederhananya, dhamir di sini berposisi sebagai objek dari fi’il yang berada sebelum dhamir tersebut.
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh berikut ini:
‫ﺼ َﺮ َك‬
َ َ‫ﻧ‬
Ungkapan ‘nasharaka’ di atas merupakan sebuah kalimat, yang terdiri dari dua kata, yaitu nashara
dan ka. Nashara artinya ‘dia 1 orang laki-laki telah menolong’ (lihat materi sebelumnya). Sedangkan
ka (Anda 1 orang laki-laki) merupakan dhamir nashbin muttashil bil-fi’li, ia berposisi sebagai objek
dari kata nashara. Jadi, kalimat ‘nasharaka’ artinya ‘dia 1 orang laki-laki telah menolongmu (1 orang
laki-laki)’.
Mari kita lihat contoh yang lain berikut ini:
‫َﻋ َﺮْﻓـﺘُـ َﻬﺎ‬
Ungkapan ‘araftuha di atas merupakan sebuah kalimat, yang terdiri dari dua kata, yaitu ‘araftu dan
ha. ‘Araftu artinya ‘saya (1 orang) telah mengenal’ (lihat materi sebelumnya). Sedangkan kata ha (dia
1 orang perempuan) merupakan dhamir nashbin muttashil bil-fi’li, ia berposisi sebagai objek dari
kata ‘araftu. Jadi, kalimat ‘araftuha artinya ‘saya (1 orang) telah mengenalnya (1 orang perempuan)’.
Dhamir nashbin muttashil bil-fi’li ada 14, yaitu:
‫ﺼ َﺮ ُﻫ ْﻢ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮ ُﻫ ﱠﻦ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮُﻛ ْﻢ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮُﻛ ﱠﻦ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮُﻫ َﻤﺎ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮُﻫ َﻤﺎ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮُﻛ َﻤﺎ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮُﻛ َﻤﺎ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮﻧَﺎ‬
َ َ‫ﻧ‬
ُ‫ﺼ َﺮﻩ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮ َﻫﺎ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮ َك‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮ ِك‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ َﺮﻧِ ْﻲ‬
َ َ‫ﻧ‬
Keterangan:
1. Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2.
2. Kata nashara ini sebagai salah satu contoh saja. Fokusnya pada dhamir setelahnya
Arti masing-masing dhamir:
‫ﻧﺻره‬
= dia (untuk 1 orang laki-laki)
‫ = ﻧﺻرھﻣﺎ‬mereka (untuk 2 orang laki-laki)
Orang ke-3
‫ = ﻧﺻرھم‬mereka (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
14
‫ﻧﺻرھﺎ‬
= dia (untuk 1 orang perempuan)
Orang ke-3
‫ = ﻧﺻرھﻣﺎ‬mereka (untuk 2 orang perempuan)
‫ = ﻧﺻرھن‬mereka (untuk 3 atau lebih orang perempuan)
‫ﻧﺻرك‬
= anda (untuk 1 orang laki-laki)
‫ = ﻧﺻرﻛﻣﺎ‬kalian (untuk 2 orang laki-laki)
‫ﻧﺻرﻛم‬
= kalian (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)
‫ﻧﺻرك‬
= anda (untuk 1 orang perempuan)
Orang ke-2
‫ = ﻧﺻرﻛﻣﺎ‬kalian (untuk 2 orang perempuan)
‫ = ﻧﺻرﻛن‬kalian (untuk 3 atau lebih orang perempuan)
‫ = ﻧﺻرﻧﻲ‬saya (untuk 1 orang laki-laki atau perempuan)
‫ﻧﺻرﻧﺎ‬
= kami (untuk 2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan)
Orang pertama
Kata ‫ ﻧﺻر‬bisa diganti menjadi ‫ﺿرﺑوا‬, ‫ﻋرﻓت‬, dan yang lainnya. Misal, kata ‫ ﻧﺻر‬kita ganti menjadi ‫ﻋرﻓت‬
(mengenal), maka bentuknya seperti ini:
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘـ ُﻬ ْﻢ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘـ ُﻬ ﱠﻦ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘ ُﻜ ْﻢ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘـ ُﻬ َﻤﺎ‬
ُ‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘﻪ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘـ َﻬﺎ‬
‫ﻚ‬
َ ‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘ‬
ِ ‫َﻋﺮﻓَـْﺘ‬
‫ﻚ‬
َ
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘﻨِ ْﻲ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫َﻋ َﺮﻓَـْﺘـﻨَﺎ‬
8. Dhamir Khafdhin bil-Idhafah (‫)ﺿﻣﯾر ﺧﻔض ﺑﺎﻹﺿﺎﻓﺔ‬
Idhafah dalam makna yang sederhana adalah kumpulan kata/frase (bukan kalimat) yang terdiri dari
dua isim atau lebih1. Jika idhafah terdiri dari dua kata, kata pertama dinamakan mudhaf dan kata
kedua disebut mudhaf ilaih.
Mari kita lihat contoh-contoh berikut ini:
‫ﻛﺘﺎب ﺣﺎﻣﺪ‬
Cara membacanya: kitaabu haamidin
Artinya: Buku (milik) Hamid.
‫ﺣﻘﻴﺒﺔ اﻟﻤﺪرس‬
Cara membacanya: haqiibatul mudarrisi
Artinya: Tas (milik) guru (itu).
1
Pembahasan idhafah yang terdiri dari lebih dua kata akan dibahas saat pembahasan ilmu nahwu.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
15
‫ﺑﻴﺘﻪ‬
Cara membacanya: baytuhu
Artinya: Rumah-(milik)-nya.
KETERANGAN:
1. Kata kitaab (‫)ﻛﺗﺎب‬, haqiibah (‫)ﺣﻘﯾﺑﺔ‬, dan bayt (‫ )ﺑﯾت‬disebut mudhaf, karena ia merupakan kata
pertama. Sedangkan kata haamid (‫)ﺣﺎﻣد‬, al-mudarris (‫)اﻟﻣدرس‬, dan hu (‫ )ـﮫ‬disebut mudhaf ilaih,
karena ia merupakan kata kedua.
2. Idhafah terkadang dimaknai sebagai kepemilikan (seperti contoh di atas), dan kadang dimaknai
sebagai asal atau dari, misal frase ‫( ﺧﺎﺗم ﺣدﯾد‬khaatamu hadiidin), yang artinya ‘cincin dari besi’, dan
juga bisa dimaknai di/di dalam, misal frase ‫‘( ﻋذاب اﻟﻘﺑر‬adzaabul qabri), yang artinya ‘azab di dalam
kubur’.
3. Ciri utama mudhaf ialah ia tak boleh ber-alif lam, dan juga tidak boleh bertanwin, jadi kita tidak
bisa katakan al-kitabu haamidin atau kitaabun haamidin. Sedangkan ciri utama mudhaf ilaih ialah ia
selalu berada pada posisi jar/khafadh dalam i’rab.
4. Keterangan lebih lanjut tentang idhafah, i’rab, serta jar/khafadh akan disampaikan saat
pembahasan ilmu nahwu.
Nah, dhamir ini dinamakan dhamir khafdhin (khafadh) bil-idhafah karena ia berposisi sebagai
mudhaf ilaih dalam idhafah, dan sudah dijelaskan di atas bahwa mudhaf ilaih posisi i’rabnya adalah
jar/khafadh. Contoh dhamir ini misalnya adalah kata hu dalam frase baytuhu pada contoh di atas.
Dhamir khafdhin bil-idhafah ada 14, yaitu:
‫ﺑَـْﻴﺘُـ ُﻬ ْﻢ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُـ ُﻬ ﱠﻦ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُـﻨَﺎ‬
ُ‫ﺑَـْﻴﺘُﻪ‬
‫ﺑَـْﻴﺘُـ َﻬﺎ‬
‫ﻚ‬
َ ُ‫ﺑَـْﻴﺘ‬
ِ ُ‫ﺑـْﻴﺘ‬
‫ﻚ‬
َ
‫ﺑَـْﻴﺘِ ْﻲ‬
Keterangan:
1. Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2.
2. Kata baytu ini sebagai salah satu contoh saja. Fokusnya pada dhamir setelahnya
Arti masing-masing dhamir:
‫ﺑﯾﺗﮫ‬
= rumahnya (untuk 1 orang laki-laki)
‫ﺑﯾﺗﮭﻣﺎ‬
= rumah mereka (untuk 2 orang laki-laki)
‫ﺑﯾﺗﮭم‬
= rumah mereka (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)
‫ﺑﯾﺗﮭﺎ‬
= rumahnya (untuk 1 orang perempuan)
‫ﺑﯾﺗﮭﻣﺎ‬
= rumah mereka (untuk 2 orang perempuan)
‫ﺑﯾﺗﮭن‬
= rumah mereka (untuk 3 atau lebih orang perempuan)
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
Orang ke-3
16
‫ﺑﯾﺗك‬
= rumah anda (untuk 1 orang laki-laki)
‫ﺑﯾﺗﻛﻣﺎ‬
= rumah kalian (untuk 2 orang laki-laki)
‫ﺑﯾﺗﻛم‬
= rumah kalian (untuk 3 atau lebih orang laki-laki)
‫ﺑﯾﺗك‬
= rumah anda (untuk 1 orang perempuan)
‫ﺑﯾﺗﻛﻣﺎ‬
= rumah kalian (untuk 2 orang perempuan)
‫ﺑﯾﺗﻛن‬
= rumah kalian (untuk 3 atau lebih orang perempuan)
‫ﺑﯾﺗﻲ‬
= rumah saya (untuk 1 orang laki-laki atau perempuan)
‫ﺑﯾﺗﻧﺎ‬
= rumah kami (untuk 2 atau lebih orang laki-laki atau perempuan)
Orang ke-2
Orang pertama
Kata ‫ ﺑﯾت‬bisa diganti menjadi ‫ﻛﺗﺎب‬, ‫ﻗﻠم‬, dan yang lainnya. Misal, kata ‫ ﺑﯾت‬kita ganti menjadi ‫( ﻛﺗﺎب‬buku),
maka bentuknya seperti ini:
‫ﻛِﺘَﺎﺑُـ ُﻬ ْﻢ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُـ ُﻬ ﱠﻦ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُـﻨَﺎ‬
ُ‫ﻛِﺘَﺎﺑُﻪ‬
‫ﻛِﺘَﺎﺑُـ َﻬﺎ‬
‫ﻚ‬
َ ُ‫ﻛِﺘَﺎﺑ‬
ِ ‫ﻛِﺘَﺎﺑ‬
‫ﻚ‬
ُ
‫ﻛِﺘَﺎﺑِ ْﻲ‬
9. Dhamir Khafdhin bil-Harf (‫)ﺿﻣﯾر ﺧﻔض ﺑﺎﻟﺣرف‬
Dhamir khafdhin (khafadh) bil-harf ini mirip dengan dhamir khafdhin bil-idhafah, terutama dari sisi
posisi dhamir ini dalam i’rab, yaitu majrur. Bedanya, dalam dhamir khafdhin bil-idhafah, kata
sebelum dhamir merupakan isim, dan gabungan isim + dhamir tersebut dinamakan idhafah,
sedangkan dalam dhamir khafdhin bil-harf, kata sebelum dhamir merupakan harf jar, dan gabungan
harf jar + dhamir sering disebut jar majrur.
Harf jar merupakan salah satu jenis harf2 yang berfungsi me-majrur-kan isim setelahnya. Harf jar
yang dihubungkan dengan dhamir –sebagaimana disebutkan di Kitabut Tashrif- adalah:
‫ ل‬، ‫ ب‬، ‫ ﻓﻲ‬، ‫ ﻋﻠﻰ‬، ‫ ﻋن‬، ‫ إﻟﻰ‬، ‫ﻣن‬
Berikut makna masing-masing harf jar, beserta contohnya dalam kalimat, agar bisa dipahami
penggunaannya masing-masing:
‫ = ﻣن‬Dari. Contohnya dalam kalimat: ‫( ﺳﻣﻌت ﺻوﺗﺎ ﻣن اﻟﺳﻣﺎء‬Saya mendengar suara dari langit)
‫ = إﻟﻰ‬Ke/Kepada. Contohnya dalam kalimat: ‫( ارﺟﻌوا إﻟﻰ أھﻠﯾﻛم ﻓﻌﻠﻣوھم‬Kembalilah kepada keluarga
kalian, dan ajarilah mereka)
‫ = ﻋن‬Dari/Tentang. Contohnya dalam kalimat: ‫( أﺧﺑرﻧﻲ ﻋن اﻹﺳﻼم‬Beritahukanlah aku tentang Islam)
‫ = ﻋﻠﻰ‬Di atas/Atas. Contohnya dalam kalimat: ‫( ﺑﻧﻲ اﻹﺳﻼم ﻋﻠﻰ ﺧﻣس‬Islam dibangun atas 5 perkara)
‫ = ﻓﻲ‬Di/Di dalam. Contohnya dalam kalimat: ‫( اﻟﻘﺎﺗل واﻟﻣﻘﺗول ﻓﻲ اﻟﻧﺎر‬Yang membunuh dan yang
dibunuh sama-sama di neraka)
2
Harf (jamak/plural-nya ‘huruf’), merupakan salah satu dari jenis kata dalam bahasa Arab. Selain harf, ada juga
isim dan fi’il.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
17
‫ = ب‬Dengan. Contohnya dalam kalimat: ‫ وﻋﻣل ﺑﺎﻷرﻛﺎن‬،‫ وﻗول ﺑﺎﻟﻠﺳﺎن‬،‫( اﻹﯾﻣﺎن ﻣﻌرﻓﺔ ﺑﺎﻟﻘﻠب‬Iman itu
mengenal dengan hati, dikatakan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan)
‫ = ل‬Bagi. Contohnya dalam kalimat: ‫( ﻓﯾﮫ ﺷﻔﺎء ﻟﻠﻧﺎس‬Di dalamnya terdapat obat bagi manusia)
Dhamir dalam dhamir khafdhin bil-harf jumlahnya ada 14, sebagaimana dhamir pada umumnya, jadi
di sini saya tidak perlu lagi menjelaskan maknanya secara rinci. Di sini saya hanya akan menyebutkan
bentuk-bentuk dhamir khafdhin bil-harf secara rinci, tanpa menjelaskan makna masing-masing lagi.
‫َﻋْﻨـ ُﻬ ْﻢ‬
‫َﻋْﻨـ ُﻬ ﱠﻦ‬
‫َﻋْﻨ ُﻜ ْﻢ‬
‫َﻋْﻨ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫َﻋْﻨـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫َﻋْﻨـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫َﻋْﻨ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫َﻋْﻨ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫َﻋﻨﱠﺎ‬
ُ‫َﻋْﻨﻪ‬
‫َﻋْﻨـ َﻬﺎ‬
‫ﻚ‬
َ ‫َﻋْﻨ‬
ِ ‫َﻋْﻨ‬
‫ﻚ‬
‫ِﻣْﻨـ ُﻬ ْﻢ‬
‫ِﻣْﻨـ ُﻬ ﱠﻦ‬
‫ِﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ‬
‫ِﻣْﻨ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫ِﻣْﻨـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫ِﻣْﻨـ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫ِﻣْﻨ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ِﻣْﻨ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ِﻣﻨﱠﺎ‬
‫إِﻟَْﻴ ِﻬ ْﻢ‬
‫إِﻟَْﻴ ِﻬ ﱠﻦ‬
‫إِﻟَْﻴ ُﻜ ْﻢ‬
‫إِﻟَْﻴ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫إِﻟَْﻴ ِﻬ َﻤﺎ‬
‫إِﻟَْﻴ ِﻬ َﻤﺎ‬
‫ﻓِْﻴ ِﻬ ْﻢ‬
‫ﻓِْﻴ ِﻬ ﱠﻦ‬
‫ﻓِْﻴ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﻓِْﻴ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫ﱢﻲ‬
ْ ‫َﻋﻨ‬
‫َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫َﻋﻠَْﻴ ُﻜ َﻤﺎ‬
ِ‫َﻋﻠَْﻴﻪ‬
‫َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ‬
‫ﻚ‬
َ ‫َﻋﻠَْﻴ‬
ِ ‫َﻋﻠَْﻴ‬
‫ﻚ‬
‫ﺑِ ِﻬ ْﻢ‬
‫ﺑِ ِﻬ ﱠﻦ‬
‫ﺑِ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﺑِ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫ﺑِ ِﻬ َﻤﺎ‬
‫ﺑِ ِﻬ َﻤﺎ‬
‫ﺑِ ِﻪ‬
‫ﺑِ َﻬﺎ‬
‫َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ‬
‫َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ﱠﻦ‬
‫َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ‬
‫َﻋﻠَْﻴ ِﻬ َﻤﺎ‬
‫َﻋﻠَْﻴ ِﻬ َﻤﺎ‬
‫َﻋﻠَْﻴ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫َﻋﻠَْﻴـﻨَﺎ‬
‫ﺑِ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﺑِ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﺑِﻨَﺎ‬
‫َﻋﻠَ ﱠﻲ‬
‫ﻚ‬
َ ِ‫ﺑ‬
ِ ِ‫ﺑ‬
‫ﻚ‬
‫ﺑِ ْﻲ‬
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
‫إِﻟَْﻴ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫إِﻟَْﻴ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫إِﻟَْﻴـﻨَﺎ‬
‫ﻓِْﻴ ِﻬ َﻤﺎ‬
‫ﻓِْﻴ ِﻬ َﻤﺎ‬
‫ﻓِْﻴ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﻓِْﻴ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﻓِْﻴـﻨَﺎ‬
ِ
ُ‫ﻣْﻨﻪ‬
‫ِﻣْﻨـ َﻬﺎ‬
‫ﻚ‬
َ ‫ِﻣْﻨ‬
ِ ‫ِﻣْﻨ‬
‫ﻚ‬
ِ
‫ﱢﻲ‬
ْ ‫ﻣﻨ‬
*
‫إِﻟَْﻴ ِﻪ‬
‫إِﻟَْﻴـ َﻬﺎ‬
‫ﻚ‬
َ ‫إِﻟَْﻴ‬
ِ ‫إِﻟَْﻴ‬
‫ﻚ‬
‫َﻲ‬
‫إِﻟ ﱠ‬
*
‫ﻓِْﻴ ِﻪ‬
‫ﻓِْﻴـ َﻬﺎ‬
‫ﻚ‬
َ ‫ﻓِْﻴ‬
ِ ‫ﻓِْﻴ‬
‫ﻚ‬
‫ﻓِ ﱠﻲ‬
*
18
‫ﻟ َُﻬ ْﻢ‬
‫ﻟ َُﻬ ﱠﻦ‬
‫ﻟَ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﻟَ ُﻜ ﱠﻦ‬
‫ﻟ َُﻬ َﻤﺎ‬
‫ﻟ َُﻬ َﻤﺎ‬
‫ﻟَ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﻟَ ُﻜ َﻤﺎ‬
‫ﻟَﻨَﺎ‬
ُ‫ﻟَﻪ‬
‫ﻟ ََﻬﺎ‬
‫َﻚ‬
َ‫ﻟ‬
ِ‫ﻟ‬
‫َﻚ‬
‫ﻟِ ْﻲ‬
*
Keterangan:
Membacanya dari kanan ke kiri, baru baris ke-2, dan seterusnya.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
19
HURUF DAN KATA
HURUF
Huruf dalam bahasa Arab disebut harf (‫)اﻟﺣرف‬. Dan sebagaimana kita ketahui, huruf atau harf
merupakan bagian dari kata, atau penyusun kata. Dengan ungkapan lain, kata adalah kumpulan
huruf-huruf.
Contoh huruf adalah:
‫ب –ي –ت –ف –ح‬
Huruf-huruf ini belum mempunyai arti khusus. Jumlah huruf dalam bahasa Arab ada 28, dan disebut
dengan huruf hijaiyyah.
Pembagian Huruf
Dalam ilmu nahwu, dikenal juga istilah huruf, tapi bukan huruf hijaiyyah seperti yang saya jelaskan di
atas. Jadi, dari sini bisa kita katakan, huruf dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
1. Harf hijaiyy (‫)ﺣرف ھﺟﺎﺋﻲ‬
Harf hijaiyy ini adalah huruf hijaiyyah yang saya jelaskan di atas. Ia merupakan unsur penyusun suatu
kata. Harf hijaiyy ini disebut juga dengan harf mabani (‫)ﺣرف ﻣﺑﺎﻧﻲ‬.
2. Harf ma’ani (‫)ﺣرف ﻣﻌﺎﻧﻲ‬
Harf ma’ani adalah huruf-huruf yang telah memiliki makna, walaupun tidak juga bisa berdiri sendiri.
Harf ma’ani ini bukan penyusun kata, ia bahkan adalah salah satu jenis kata dalam bahasa Arab.
Contoh harf ma’ani:
(apabila) ‫ إِ َذا‬- (dari) ‫( – ِﻣ ْﻦ‬kemudian) ‫( – ﺛُ ﱠﻢ‬atau) ‫( – أ َْو‬dan) ‫َو‬
Harf ma’ani ini adalah salah satu dari tiga jenis kata dalam bahasa Arab.
***
KATA
Kata dalam bahasa Arab disebut kalimah (‫)اﻟﻛﻠﻣﺔ‬. Dan jangan terkecoh atas kemiripannya dengan
kata ‘kalimat’ dalam bahasa Indonesia. ‘Kalimat’ dalam bahasa Indonesia itu terdiri atas beberapa
kata, sedangkan kalimah dalam bahasa Arab itu artinya adalah ‘kata’.
Contoh kalimah:
‫ﺖ‬
ُ ‫اَﻟْﺒَـْﻴ‬
ٌ‫َﻣ ْﺪ َر َﺳﺔ‬
: rumah
: sekolah
;‫ﺐ‬
ُ ُ‫ﻳَ ْﻜﺘ‬
; َ‫ﻗَـ َﺮأ‬
: menulis
: membaca
; ‫ إِﻟَﻰ‬: ke
; ‫ ِﻣ ْﻦ‬: dari
ِ (dengan) dan ‫( و‬dan) dianggap kalimah, walaupun ia hanya terdiri dari satu huruf, karena
Lafazh ‫ب‬
َ
ia sudah memiliki makna.
Pembagian Kalimah
Kalimah atau kata dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Isim (‫)اﻹﺳم‬
Isim adalah kata yang memiliki makna dengan sendirinya dan tidak terikat dengan waktu.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
20
Maksud ‘memiliki makna dengan sendirinya’ adalah, walaupun isim itu tidak bersandar pada kata
lain, atau tidak berada dalam kalimat, kita tetap bisa memahami maknanya secara jelas. Dan maksud
‘tidak terikat dengan waktu’ adalah dalam isim tidak ada perbedaan penyebutan dan makna yang
dihubungkan dengan waktu tertentu, seperti waktu lampau, sekarang dan akan datang, hal ini
berbeda dengan fi’il.
Isim mencakup kata benda, tempat, sifat, nama orang, hewan, bilangan, dan lainnya.
Contoh isim:
‫ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ‬
‫َﻣ ْﺮﻳَ ُﻢ‬
: Muhammad
: Maryam
ِ ‫ﺗِﻠ‬
; ‫ْﻤ ْﻴ ٌﺬ‬
; ‫َدﻓْـَﺘـ ٌﺮ‬
: siswa
: Buku tulis
; ‫ﺗـُﺮﻛَِﻴﺎ‬
ْ
; ‫َﺳ ٌﺪ‬
َ‫أ‬
: Turki
: singa
2. Fi’il (‫)اﻟﻔﻌل‬
Fi’il adalah kata yang memiliki makna dengan sendirinya dan terikat dengan waktu.
Maksud ‘memiliki makna dengan sendirinya’ adalah, walaupun fi’il itu tidak berada dalam kalimat,
kita tetap bisa memahami maknanya secara jelas. Dan maksud ‘terikat dengan waktu’ adalah dalam
fi’il dibedakan penyebutan dan makna karena perbedaan waktu, seperti waktu lampau, sekarang
dan akan datang. Jadi fi’il memiliki bentuk tersendiri untuk yang waktu lampau, sekarang maupun
yang akan datang. Ini sebenarnya sudah disinggung saat membahas ilmu sharaf.
Fi’il dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja, walaupun tetap ada perbedaan antara fi’il dalam
bahasa Arab dengan ‘kata kerja’ dalam bahasa Indonesia. Penjelasan rincinya insyaAllah akan
disampaikan pada waktunya.
Contoh fi’il:
‫ﺐ‬
َ ‫َﻛَﺘ‬
‫ﻗَـ َﺮَأ‬
: telah menulis
: telah membaca
;‫ﺐ‬
ُ ُ‫ﻳَ ْﻜﺘ‬
; ُ‫ﻳَـ ْﻘ َﺮأ‬
: sedang menulis
: sedang membaca
;‫ﺐ‬
ْ ُ‫اُ ْﻛﺘ‬
ِ
; ‫ْﺮْأ‬
َ ‫اﻗـ‬
: tulislah!
: bacalah!
3. Harf (‫)اﻟﺣرف‬
Harf (maksudnya harf ma’ani) adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika
bersambung dengan kata yang lain.
Harf dalam bahasa Indonesia disebut kata sambung, kata bantu, atau yang semisalnya.
Contoh harf:
‫ِﻣ ْﻦ‬
‫إِ َذا‬
: dari
: apabila
;‫ﻢ‬
‫ﺛُ ﱠ‬
; ‫َو‬
ْ‫أ‬
: kemudian
: atau
; ‫َو‬
;‫ن‬
ْ ِ‫إ‬
: dan
: jika
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
21
WAZAN DAN MAWZUN
Dalam bahasa Arab, ada pola-pola kata tertentu yang menjadi acuan kata lain. Pola-pola inilah yang
dipelajari dalam ilmu sharaf. Dengan menguasai pola-pola tersebut, dan mengetahui kata mana saja
yang mengikuti pola tersebut, maka mudah bagi kita untuk membaca teks kata dalam bahasa Arab,
sekaligus memahami maknanya. Di sinilah pembahasan wazan-mawzun (‫)اﻟوزن واﻟﻣوزون‬.
Wazan secara bahasa berarti timbangan. Di sini maksudnya adalah pola-pola standar yang dijadikan
acuan bagi kata-kata dalam bahasa Arab. Sedangkan mawzun adalah kata-kata dalam bahasa Arab
yang mengikuti timbangan atau pola-pola standar tersebut.
Contoh:
Wazan
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
Perhatikan ini:
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﺼ َﺮ‬
َ َ‫ﻧ‬
Mawzun
‫ﺼ َﺮ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ب‬
َ
َ ‫ﺿ َﺮ‬
‫ﺲ‬
َ َ‫َﺟﻠ‬
Wazan
Mawzun
‫أَ ْﻓـ َﻌ َﻞ‬
‫أ َْر َﺳ َﻞ‬
‫أَ ْﻛ َﺮَم‬
‫أَﻧْـ َﺰ َل‬
Keterangan:
Huruf nun pada kata nashara (mawzun) mengikuti huruf fa’ pada kata fa’ala
(wazan).Huruf shad mengikuti huruf ‘ain, dan huruf ra’ mengikuti huruf lam. Karena
nun mengikuti huruf fa’, ia dikatakan fa’ fi’il, shad dikatakan ‘ain fi’il, dan ra’
dikatakan lam fi’il.
Perhatikan ini:
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫ﺼ ْﻮٌر‬
ُ ‫َﻣْﻨ‬
Keterangan:
Coba bandingkan dengan perbandingan maf’ulun-manshurun di samping, dengan
perbandingan fa’ala-nashara sebelumnya. Di perbandingan maf’ulun-manshurun,
huruf nun tetap mengikuti huruf fa’, huruf shad tetap mengikuti huruf ‘ain, dan huruf
ra’ tetap mengikuti huruf lam. Hal ini karena tiga huruf di atas merupakan huruf asli
dalam wazan-mawzun, sedangkan huruf sisanya merupakan huruf tambahan (za-idah).
Pada contoh di samping, yang merupakan tambahan adalah huruf mim dan huruf
waw. Huruf mim dan huruf waw itu ada pada wazan sebagai za-idah, dan pada
mawzun juga ada tanpa diubah hurufnya.
Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan contoh-contoh berikut ini:
‫ﻓَـ َﻌ ْﻠﻨَﺎ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ٌﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﺼ ْﺮﻧَﺎ‬
َ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ ٌﺮ‬
ْ َ‫ﻧ‬
‫ﺼ ُﺮ‬
ُ ‫ﻳَـْﻨ‬
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
22
Penjelasan Lanjutan
Dalam bahasa Arab, ada akar kata, dan ada kata yang merupakan turunan dari akar kata tersebut.
Akar kata dalam bahasa Arab adalah fi’il madhi untuk kata ganti orang ke-3 laki2 tunggal (ingat
pelajaran sebelumnya). Misalnya adalah nashara, dharaba, jalasa, dst.
Akar kata dalam bahasa Arab ada yang terdiri dari 3 huruf, dan ada yang terdiri dari 4 huruf. Yang 4
huruf ini jumlahnya sedikit.
Nah, hubungannya dengan wazan-mawzun, istilah fa’ fi’il mengacu pada huruf pertama dalam fi’il
madhi (orang ke-3 laki-laki tunggal), ‘ain fi’il mengacu pada huruf kedua dalam fi’il madhi, dan lam
fi’il mengacu pada huruf ketiga. Jika fi’il madhinya terdiri dari 4 huruf, maka huruf ke-3 disebut lam
fi’il pertama, dan huruf ke-4 disebut lam fi’il kedua.
Jika ada tambahan huruf pada selain bentuk fi’il madhi (orang ke-3 laki-laki tunggal), maka huruf
tambahan itu dinamakan za-idah. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat kembali beberapa contoh di
atas.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
23
BINA’
Kali ini kita akan membahas tentang bina’ (‫)اﻟﺑﻧﺎء‬. Bina’ di sini maksudnya adalah bangunan suatu
kata dalam bahasa Arab. Ditinjau dari huruf-huruf penyusunnya, kata-kata dalam bahasa Arab terdiri
dari beberapa bina’, yaitu:
1. Shahih (‫)ﺻﺤﻴﺢ‬
Bina’ shahih adalah jika suatu kata fa’ fi’il, ‘ain fi’il, dan lam fi’il-nya bukan huruf ‘illat. Huruf ‘illat
adalah huruf alif (‫)ا‬, waw (‫)و‬, dan ya (‫)ي‬. Bina’ shahih terdiri dari tiga macam, yaitu:
(a) Mudha’af (‫)ﻣﻀﺎﻋﻒ‬
Yaitu kata yang ‘ain fi’il dan lam fi’il-nya terdiri dari huruf yang sama, sehingga ‘ain fi’il-nya
dimasukkan ke lam fi’il, dan dibaca dengan tasydid. Misalnya adalah kata: ‫( ﻓَـ ﱠﺮ‬lari), ‫( َر ﱠد‬membalas),
dan lain-lain. Mudha’af secara bahasa artinya kembar atau ganda.
(b) Mahmuz (‫)ﻣﻬﻤﻮز‬
Yaitu kata yang fa’ fi’il, ‘ain fi’il, atau lam fi’il-nya terdapat huruf hamzah. Perlu diketahui bahwa
hamzah (‫ )ھﻣزة‬dengan alif (‫ )أﻟﯾف‬itu berbeda. Hamzah berharakat (dhammah, fathah, kasrah atau
sukun), sedangkan alif tidak berharakat dan biasanya berfungsi memanjangkan bacaan huruf
sebelumnya. Misal mahmuz pada fa’ fi’il: ‫ﺧ َﺬ‬
َ َ‫( أ‬mengambil); pada ‘ain fi’il: ‫( َﺳﺄ ََل‬bertanya); pada lam
fi’il: َ‫( ﻗَـ َﺮأ‬membaca). Mahmuz secara bahasa artinya dihamzahkan.
(c) Salim (‫)ﺳﺎﻟﻢ‬
Yaitu kata yang termasuk bina’ shahih yang di dalamnya tidak terdapat huruf kembar maupun
hamzah. Misalnya: ‫ﺼ َﺮ‬
َ (memukul), dan ‫ﺢ‬
َ َ‫( ﻧ‬menolong), ‫ب‬
َ ‫ﺿ َﺮ‬
َ َ‫( ﻓَـﺘ‬membuka). Salim secara bahasa
artinya yang selamat.
2. Ghairu Shahih (‫)ﻏﻴﺮ ﺻﺤﻴﺢ‬
(a) Mitsal (‫)ﻣﺜﺎل‬
Bina’ mitsal yaitu jika suatu kata fa’ fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah: ‫ﺻﻞ‬
َ ‫( َو‬sampai),
‫ﺿ َﻊ‬
َ ‫( َو ِﺳ‬kotor). Mitsal secara bahasa artinya serupa.
َ ‫( َو‬meletakkan), dan ‫ﺦ‬
َ
(b) Ajwaf (‫)أﺟﻮف‬
Bina’ ajwaf yaitu jika suatu kata ‘ain fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah: َ‫( ﺑَﺎع‬menjual),
‫ﺎل‬
َ َ‫( ﻗ‬berkata), dan ‫ﺎف‬
َ َ‫( ﻃ‬mengelilingi). Ajwaf secara bahasa artinya kosong di tengah.
(c) Naqish (‫)ﻧﺎﻗﺺ‬
Bina’ naqish yaitu jika suatu kata lam fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah: ‫َرَﻣﻰ‬
(melempar), ‫ﻋﺎ‬
َ ‫( َد‬memanggil), dan ‫( َر َﻋﻰ‬memelihara). Naqish secara bahasa artinya yang kurang.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
24
(d) Lafif (‫)ﻟﻔﻴﻒ‬
Bina’ lafif yaitu jika suatu kata ‘ain fi’il dan lam fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah: ‫َرَوى‬
(meriwayatkan), ‫( ﻧَـ َﻮى‬berniat), dan ‫ﻛ َﻮى‬
َ (menyetrika). Lafif secara bahasa artinya yang dilipat.
Terkadang orang menamakan bina’ lafif ini dengan lafif maqrun (lafif yang bergandengan).
(e) Multawi (‫)ﻣﻠﺘﻮي‬
Bina’ multawi yaitu jika suatu kata fa fi’il dan lam fi’il-nya terdiri dari huruf ‘illat. Contohnya adalah:
‫( َوﻗَﻰ‬memelihara), ‫( َو َﺣﻰ‬mewahyukan), dan ‫( وﺷﻰ‬melukis). Multawi secara bahasa artinya yang
melilit. Terkadang orang menamakan bina’ multawi ini dengan lafif mafruq (lafif yang terpisah).
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
25
TANDA-TANDA ISIM, FI’IL DAN HARF
TANDA-TANDA ISIM
Dalam kitab al-Muyassar fi ‘Ilm an-Nahwi disebutkan beberapa tanda isim, yaitu sebagai berikut:
1.
Berakhiran kasrah, seperti:
3.
ِ ، ‫اَﻟ ﱠﺮِﺣْﻴ ِﻢ‬
‫ب‬
‫ َر ﱢ‬، ‫اﷲ‬
2.
‫ﻚ‬
ُ ‫ اَﻟ ﱠﺴ َﻤ‬، ‫ اَْﻟ َﻘ َﻤ ُﺮ‬، ُ‫ُﺳَﺘﺎذ‬
ْ ‫اَْﻷ‬
Berakhiran tanwin, seperti:
4.
Didahului oleh huruf jar, seperti:
ِ ‫ ِﻣ َﻦ ْاﻷ َْر‬، ‫ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ُﻜ ْﺮ ِﺳ ﱢﻲ‬، ‫إِﻟَﻰ اﻟ َْﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ‬
‫ض‬
‫ َر ُﺟ ٍﻞ‬، ‫ﺼ ًﺮا‬
ْ َ‫ ﻧ‬، ‫َوﻟَ ٌﺪ‬
5.
Diawali dengan alif lam (‫)ال‬, seperti:
Menunjukkan nama orang, benda atau tempat, seperti:
ِ َ‫ﻓ‬
‫ َﻏﺎﻧَﺎ‬، ٌ‫ َﺳﺒﱡـ ْﻮَرة‬، ُ‫ﺎﻃ َﻤﺔ‬
Huruf jar ada 9, yaitu:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
ِ ‫ِﻣﻦ‬
ِ ‫ ِﻣ َﻦ ْاﻷ َْر‬، ‫ﱠﺎس‬
ِ ‫ ِﻣ َﻦ اﻟﻨ‬، ‫اﷲ‬
‫( ِﻣ ْﻦ‬dari), contohnya: ‫ض‬
َ
ِ
ِ
ِ
‫( إِﻟَﻰ‬ke), contohnya: ‫ إِﻟَﻰ اﻟ ﱡﺴ ْﻮق‬، ‫ إِﻟَﻰ اﻟ َْﻤ ْﺪ َر َﺳﺔ‬، ‫إِﻟَﻰ اﻟ َْﻤ ْﺴ ِﺠﺪ‬
‫( َﻋ ْﻦ‬dari), contohnya: ‫ َﻋ ْﻦ َﻋﺎﺋِ َﺸ َﺔ‬، ‫ َﻋ ْﻦ َﻋﻠِ ﱟﻲ‬، ‫َﻋ ِﻦ اﻟﻨِﱠﺒ ﱢﻲ‬
ِ ‫َﻋﻠَﻰ اﻟ َْﻤ ْﻜَﺘ‬
ِ ‫ َﻋ َﻠﻰ ْاﻷ َْر‬، ‫ﺐ‬
‫( َﻋﻠَﻰ‬di atas), contohnya: ‫ْﺤ ﱢﻖ‬
َ ‫ َﻋﻠَﻰ اﻟ‬، ‫ض‬
ِ ‫ﻓِﻲ اْﻟﺒـْﻴ‬
‫( ﻓِﻲ‬di dalam), contohnya: ‫ ﻓِْﻴ ِﻪ‬، ‫ ِﻓﻲ اﻟ َْﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ‬، ‫ﺖ‬
َ
‫ب‬
‫( ُر ﱠ‬banyak/sedikit), contohnya: ‫ب َر ُﺟ ٍﻞ َﻋﺎﻟِ ٍﻢ‬
‫ ُر ﱠ‬، ‫ب َر ُﺟ ٍﻞ َﻛ ِﺮﻳْ ٍﻢ‬
‫ُر ﱠ‬
‫( ﺑِـ ـ‬dengan), contohnya: ‫ ﺑِ ْﺴ ِﻢ‬، ‫ ﺑِﺎﻟ ِْﻤ ْﺮ َﺳ ِﻢ‬، ‫ﺑِﺎْﻟ َﻘﻠَ ِﻢ‬
‫( ﻛ ـَ ـ‬seperti), contohnya: ‫ َﻛ ْﺎﻷَﻧْـ َﻌ ِﺎم‬، ‫َﺳ ِﺪ‬
َ ‫ َﻛ ْﺎﻷ‬، ‫َﻛﺎْﻟ َﻘ َﻤ ِﺮ‬
ِ ِ ِ ِِ
ِ ‫ْﻤ َﺪ ﱢر‬
‫( ﻟِ ـ ـ‬kepunyaan), contohnya: ‫س‬
ُ ‫ ﻟﻠ‬، ‫ ﻟ ْﻠﺒَـَﻨﺎت‬، ‫ﻟ ﱠﻠﻪ‬
***
TANDA-TANDA FI’IL
Dalam kitab al-Muyassar fi ‘Ilm an-Nahwi disebutkan beberapa tanda fi’i, yaitu sebagai berikut:
1.
Diawali lafazh ‫( ﻗَ ْﺪ‬sungguh), seperti:
ِ ‫ﻗَ ْﺪ ﻗَﺎﻣ‬
‫ﺖ اﻟ ﱠ‬
ُ‫ﺼ َﻼة‬
َ
2.
Diawali huruf ‫( س‬sin), seperti:
‫ َﺳﺄ َْرِﺟ ُﻊ‬، ‫ﺐ‬
ُ ‫َﺳَﻴ ْﺬ َﻫ‬
3.
‫ف ﺗَـ ْﻌﻠَ ُﻤ ْﻮ َن‬
َ ‫َﺳ ْﻮ‬
4.
Berakhiran ta’ ta’nits sakinah (‫ت‬
ْ ), seperti:
‫ت‬
ْ ‫ﺎء‬
ْ ‫ﻗَﺎﻟ‬
َ ‫ َﺟ‬، ‫َﺖ‬
Diawali huruf ‫ف‬
َ ‫( َﺳ ْﻮ‬saufa), seperti:
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
26
Keterangan:
1.
‫ س‬artinya ‘akan’ dalam waktu dekat.
2.
‫ف‬
َ ‫ َﺳ ْﻮ‬artinya ‘akan’ dalam waktu jauh (masih lama).
3.
4.
Ta’ ta’nits sakinah itu maksudnya huruf ta’ di akhir suatu fi’il, yang menunjukkan pelaku pekerjaan
tersebut seorang wanita (muannats), dan sakinah maksudnya huruf ta’ tersebut di-sukun.
Cara lain untuk mengetahui fi’il adalah dengan melihat makna kata tersebut. Jika menunjukkan ‘kata
kerja’, maka ia kemungkinan adalah fi’il.
***
TANDA-TANDA HARF
Harf tidak memiliki tanda khusus. Untuk mengetahui harf, ada dua cara:
1.
Semua harf dihafal tanpa kecuali. Ini adalah cara yang paling efektif. Kalau sudah hafal, sangat kecil
kemungkinan kita keliru identifikasi.
2.
Dilihat apakah suatu kata memiliki tanda-tanda isim atau fi’il, jika tidak ada tanda keduanya,
kemungkinan itu adalah harf.
***
CARA LAIN UNTUK MENGIDENTIFIKASI ISIM DAN FI’IL
Ada cara lain untuk mengetahui apakah suatu kata termasuk isim atau fi’il, dan cara ini –menurut saya–
sangat efektif, yaitu dengan melihat timbangan (wazan) sharafnya.
Dari 12 tashriful ushul (akan ada pembahasannya nanti), timbangan fi’il madhi (ma’ruf dan majhul), fi’il
mudhari’ (ma’ruf dan majhul), fi’il amr dan fi’il nahyi berarti fi’il. Semua kata yang mengikuti timbangan ini
bisa dipastikan adalah fi’il.
Sedangkan timbangan mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, isim zaman, isim makan dan isim alat adalah isim,
dan semua kata yang mengikuti timbangan ini bisa dipastikan adalah isim.
Misalnya kata ‫ب‬
ْ َ‫ ﻳ‬, ia mengikuti wazan fi’il mudhari’ ma’ruf, yaitu ‫ ﻳَـ ْﻔ ِﻌﻞ‬, maka bisa kita pastikan kata
ُ ‫ﻀ ِﺮ‬
ُ
ِ
yadhribu adalah fi’il. Misal lain kata ‫ﺪ‬
ٌ ‫ َﻣ ْﺴﺠ‬, ia mengikuti wazan isim makan, maka ia adalah isim.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
27
TASHRIFUL USHUL
PENGANTAR
Sekarang kita akan membahas tentang tashriful ushul (‫)ﺗﺻرﯾف اﻷﺻول‬. Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya, ilmu sharaf (dalam istilah lain disebut tashrif) adalah ilmu yang mempelajari perubahan
bentuk-bentuk kata mengikuti pola-pola yang ada. Nah, pola-pola kata inilah yang dipelajari di sini.
Dinamakan tashriful ushul karena ia menjadi pokok (ushul) atau dasar dari pola-pola kata yang menjadi
turunannya. Dalam kitab yang kita gunakan, yaitu Kitabut Tashrif, jumlah tashriful ushul ada 12, yaitu:
1. Fi’il madhi ma’ruf (‫)اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺎﺿﻲ اﻟﻣﻌروف‬
7.
Fi’il nahyi (‫)ﻓﻌل اﻟﻧﮭﻲ‬
2. Fi’il mudhari’ ma’ruf (‫)اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺿﺎرع اﻟﻣﻌروف‬
8.
Isim zaman (‫)اﺳم اﻟزﻣﺎن‬
3. Mashdar (‫)اﻟﻣﺻدر‬
9.
Isim makan (‫)اﺳم اﻟﻣﻛﺎن‬
4. Isim fa’il (‫)اﺳم اﻟﻔﺎﻋل‬
10. Isim alat (‫)اﺳم اﻵﻟﺔ‬
5. Isim maf’ul (‫)اﺳم اﻟﻣﻔﻌول‬
11. Fi’il madhi majhul (‫)اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺎﺿﻲ اﻟﻣﺟﮭول‬
6. Fi’il amr (‫)ﻓﻌل اﻷﻣر‬
12. Fi’il mudhari’ majhul (‫)اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺿﺎرع اﻟﻣﺟﮭول‬
Di kitab lain, tashriful ushul ini kadang disebut dengan tashrif ishthilahi (‫)اﻟﺗﺻرﯾف اﻹﺻطﻼﺣﻲ‬.
Berikut 12 tashriful ushul yang dimaksud:
‫اِﻓْﻌِ ْﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
ِ َ‫ﻓ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ ْﻞ‬
Keterangan:
(1) Urutan membacanya baris pertama dari kanan ke kiri, baru kemudian baris kedua dari kanan ke kiri
juga.
(2) fa’ala adalah fi’il madhi ma’ruf, yaf’ilu adalah fi’il mudhari’ ma’ruf, fa’lan adalah mashdar, dan demikian
seterusnya sesuai urutan, sampai yang terakhir yuf’alu yang merupakan fi’il mudhari’ majhul.
(3) Contoh di atas merupakan wazan untuk tashriful ushul, sedangkan mawzun-nya bisa berupa kata ‫ب‬
َ ‫ﺿ َر‬
َ ,
َ
‫ﺳ َر‬
َ ‫ﻛ‬, dan yang lainnya.
DEFINISI MASING-MASING TASHRIFUL USHUL
1. Fi’il madhi ma’ruf
Fi’il madhi maksudnya adalah kata kerja bentuk lampau. Sedangkan ma’ruf maksudnya adalah pelaku dari
kata kerja tersebut diketahui (dan dipahami dalam kalimat). Lawan dari ma’ruf adalah majhul.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
28
Misal dalam kalimat:
‫َﺣ َﻤ ُﺪ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن‬
ْ ‫ﻗَـ َﺮأَ أ‬
Artinya: “Ahmad telah membaca al-Qur’an.”
2. Fi’il mudhari’ ma’ruf
Fi’il mudhari’ maksudnya adalah kata kerja bentuk sekarang atau akan datang. Sedangkan ma’ruf
maksudnya adalah pelaku dari kata kerja tersebut diketahui (dan dipahami dalam kalimat). Lawan dari
ma’ruf adalah majhul.
Misal dalam kalimat:
‫ْﺐ‬
ْ َ‫ﻳ‬
ُ ‫ﻀ ِﺮ‬
َ ‫ب َﺣ ْﻤ َﺰُة اﻟْ َﻜﻠ‬
Artinya: “Hamzah sedang memukul anjing.”
3. Mashdar
Mashdar secara bahasa artinya sumber atau acuan. Dinamakan mashdar karena ia merupakan acuan dari
kata yang lain. Misal jika fi’il madhi-nya adalah ‘telah berbuat’, fi’il mudhari’-nya adalah ‘sedang berbuat’,
maka mashdar-nya adalah ‘perbuatan’. Jika fi’il madhi-nya adalah ‘telah menolong, fi’il mudhari’-nya adalah
‘sedang menolong’, maka mashdar-nya adalah ‘pertolongan’. Jika fi’il madhi-nya adalah ‘telah menulis’, fi’il
mudhari’-nya adalah ‘sedang menulis’, maka mashdar-nya adalah ‘tulisan’. Kadang mashdar oleh sebagian
orang disebut sebagai kata benda abstrak.
Misal dalam kalimat:
‫ﺼ ًﺮا‬
ْ َ‫َﻛﺎﻧ‬
ْ َ‫ﺖ ِﻫ ْﺠ َﺮﺗُﻪُ ﻧ‬
Artinya: “Hijrahnya* adalah kemenangan.”
* Maksudnya hijrahnya ‘Umar ibn al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Ungkapan ini dinukil dari Ibn Mas’ud, dan tercantum di berbagai
kitab.
4. Isim fa’il
Isim fa’il maksudnya adalah orang yang melakukan suatu perbuatan (pelaku).
Perlu diketahui bahwa isim fa’il di sini berbeda dengan istilah fa’il dalam pembahasan ilmu nahwu nantinya.
Isim fa’il dalam ilmu tashrif terkait bentuk kata tersebut sesuai dengan pola yang ditentukan, dan tidak ada
hubungannya dengan kalimat. Sedangkan fa’il dalam ilmu nahwu tidak terkait dengan bentuk kata,
melainkan terkait dengan posisi kata tersebut dalam kalimat.
Contoh mawzun dari isim fa’il:
ِ‫ﺳ‬
‫ﺎﺟ ٌﺪ‬
َ
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
29
Artinya: “Orang yang bersujud.”
5. Isim maf’ul
Isim maf’ul maksudnya adalah objek dari suatu perbuatan.
Perlu diketahui bahwa isim maf’ul di sini berbeda dengan istilah maf’ul bih dalam pembahasan ilmu nahwu
nantinya. Isim fa’il dalam ilmu tashrif terkait bentuk kata tersebut sesuai dengan pola yang ditentukan, dan
tidak ada hubungannya dengan kalimat. Sedangkan maf’ul bih dalam ilmu nahwu tidak terkait dengan
bentuk kata, melainkan terkait dengan posisi kata tersebut dalam kalimat.
Contoh mawzun dari isim maf’ul:
‫ﺼ ْﻮٌر‬
ُ ‫َﻣْﻨ‬
Artinya: “Yang ditolong.”
6. Fi’il amr
Fi’il amr maksudnya adalah kata kerja bentuk perintah. Saat kita ingin memerintah atau meminta seseorang
di hadapan kita melakukan suatu perbuatan, maka kita menggunakan fi’il amr ini.
Contoh mawzun dari fi’il amr:
ِ ِ
‫ﺲ‬
ْ ‫ا ْﺟﻠ‬
Artinya: “Duduklah!”
7. Fi’il nahyi
Fi’il nahyi maksudnya adalah kata kerja bentuk larangan. Saat kita ingin melarang atau meminta seseorang
di hadapan kita untuk tidak melakukan suatu perbuatan, maka kita menggunakan fi’il nahyi ini.
Contoh mawzun dari fi’il nahyi:
‫ب‬
ْ َ‫َﻻ ﺗ‬
ْ ‫ﻀ ِﺮ‬
Artinya: “Janganlah engkau pukul!”
8. Isim zaman
Isim zaman maksudnya adalah kata keterangan waktu.
Contoh mawzun dari isim zaman:
‫ب‬
ٌ ‫َﻣ ْﻐ ِﺮ‬
Artinya: “Waktu terbenamnya matahari di barat.”
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
30
9. Isim makan
Isim makan maksudnya adalah kata keterangan tempat.
Contoh mawzun dari isim makan:
‫َﻣ ْﺴ ِﺠ ٌﺪ‬
Artinya: “Tempat untuk orang-orang bersujud.”
10. Isim alat
Isim alat maksudnya adalah alat untuk melakukan sesuatu.
Contoh mawzun dari isim alat:
‫ﺦ‬
ٌ َ‫ِﻣﻄْﺒ‬
Artinya: “Alat untuk memasak.”
11. Fi’il madhi majhul
Fi’il madhi maksudnya adalah kata kerja bentuk lampau. Sedangkan majhul maksudnya adalah pelaku dari
kata kerja tersebut tidak diketahui (tidak disebutkan dalam kalimat). Lawan dari majhul adalah ma’ruf.
Misal dalam kalimat:
‫ﻗُ ِﺮأَ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ ُن‬
Artinya: “Al-Qur’an telah dibaca.”
12. Fi’il mudhari’ majhul
Fi’il mudhari’ maksudnya adalah kata kerja bentuk sekarang atau akan datang. Sedangkan majhul
maksudnya adalah pelaku dari kata kerja tersebut tidak diketahui (tidak disebutkan dalam kalimat). Lawan
dari majhul adalah ma’ruf.
Misal dalam kalimat:
‫ْﺐ‬
ْ ُ‫ﻳ‬
ُ ‫ﻀ َﺮ‬
ُ ‫ب اﻟْ َﻜﻠ‬
Artinya: “Anjing itu sedang dipukul.”
***
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
31
POLA TURUNAN DARI TASHRIFUL USHUL
Pada materi sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa tashriful ushul ada 12. Dan masing-masing dari 12
tashriful ushul ini memiliki pola-pola tashrif turunan, yang akan saya sebutkan setelah ini.
Sebelum masuk ke pola tashrif turunan dari tashriful ushul, perlu diketahui bahwa tashriful ushul dan
turunannya yang disebutkan di sini hanya merupakan salah satu contoh bentuk tashriful ushul dan
turunannya. Masih ada bentuk-bentuk lain yang akan saya jelaskan di materi berikutnya. Mari kita mulai
penjelasan pola-pola turunan dari tashriful ushul.
1. Tashrif Fi’il Madhi Ma’ruf (‫)ﺗﺻرﯾف اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺎﺿﻲ اﻟﻣﻌروف‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il madhi ma’ruf:
‫ْﻦ‬
َ ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠَﺘَﺎ‬
‫ﺖ‬
ْ َ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻼ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
ِ ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ْﺖ‬
َ ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﻨَﺎ‬
‫ْﺖ‬
ُ ‫ﻓَـ َﻌﻠ‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Penjelasan masing-masing pola di atas sudah disampaikan di level 1, saat membahas dhamir raf’in
muttashil bil-madhi.
ِ
(c) Masih ada pola lain untuk fi’il madhi selain fa’ala (‫ﻞ‬
َ َ‫)ﻓ‬, istaf’ala (َ‫)ا ْﺳﺘَـ ْﻔ َﻌﻞ‬, infa’ala
َ ‫)ﻓَـ َﻌ‬, misalnya faa’ala (‫ﺎﻋ َﻞ‬
ِ
(‫ﻞ‬
َ ‫)اﻧْـ َﻔ َﻌ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang berbagai
macam juga.
2. Tashrif Fi’il Mudhari’ Ma’ruf (‫)ﺗﺻرﯾف اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺿﺎرع اﻟﻣﻌروف‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il mudhari’ ma’ruf:
ِ
‫ْﻦ‬
َ ‫ﻳَـ ْﻔﻌﻠ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
ِ
‫ْﻦ‬
َ ‫ﺗَـ ْﻔﻌﻠ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻧَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫أَﻓْﻌِ ُﻞ‬
Keterangan:
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
32
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Penjelasan masing-masing pola di atas sudah disampaikan di level 1, saat membahas dhamir raf’in
muttashil bil-mudhari’.
ِ
ِ
ِ
(c) Masih ada pola lain untuk fi’il mudhari’ selain yaf’ilu (‫ﻞ‬
ُ ‫)ﻳَـ ْﻔﻌ‬, misalnya yufaa’ilu (‫)ﻳُـ َﻔﺎﻋ ُﻞ‬, yastaf’ilu (ُ‫)ﻳَ ْﺴﺘَـ ْﻔﻌﻞ‬,
ِ
yanfa’ilu (‫ﻞ‬
ُ ‫)ﻳَـ ْﻨـ َﻔﻌ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang
berbagai macam juga.
3. Tashrif Mashdar (‫)ﺗﺻرﯾف اﻟﻣﺻدر‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari mashdar:
ٍ ‫ﻓَـ ْﻌ َﻼ‬
‫ت‬
‫ﻓَـ ْﻌﻠَْﻴ ِﻦ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Fa’lan artinya 1 perbuatan, fa’laini artinya 2 perbuatan, fa’laatin artinya 3 atau lebih perbuatan. Kalau
agak membingungkan, silakan pahami lagi makna mashdar di materi sebelumnya.
(c) Pola turunan mashdar hanya ada 3, sebagaimana contoh di atas, karena ia tidak terkait dengan orang
pertama, kedua, atau ketiga.
(c) Masih ada pola lain untuk mashdar selain fa’lan (‫)ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬, misalnya mufaa’alatan (ً‫) ُﻣ َﻔﺎﻋَﻠَﺔ‬, istif’aalan (‫ﺎﻻ‬
ً ‫)اِ ْﺳﺘِ ْﻔ َﻌ‬,
infi’aalan (‫ﺎﻻ‬
ً ‫)اِﻧْ ِﻔ َﻌ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang
berbagai macam juga.
4. Tashrif Isim Fa’il (‫)ﺗﺻرﯾف اﺳم اﻟﻔﺎﻋل‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari isim fa’il:
ِ َ‫ﻓ‬
‫ت‬
ٌ ‫ﺎﻋ َﻼ‬
ِ َ‫ﻓ‬
ِ َ‫ﺎﻋﻠَﺘ‬
‫ﺎن‬
ِ َ‫ﻓ‬
ٌ‫ﺎﻋﻠَﺔ‬
ِ َ‫ﻓ‬
‫ﺎﻋﻠُ ْﻮ َن‬
ِ َ‫ﻓ‬
‫ﺎﻋ َﻼ ِن‬
ِ َ‫ﻓ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Pola turunan isim fa’il hanya ada 6, sebagaimana contoh di atas, karena ia tidak terkait dengan orang
pertama, kedua, atau ketiga.
ِ
ِ ِ
(c) Faa’ilun (‫ﻞ‬
ٌ ‫ )ﻓَﺎﻋ‬artinya ‘1 orang pelaku (lk2)’, faa’ilaani (‫ )ﻓَﺎﻋ َﻼن‬artinya ‘2 orang pelaku (lk2)’, faa’iluuna
ِ َ‫ )ﻓ‬artinya ‘3 atau lebih orang pelaku (lk2)’, faa’ilatun (ٌ‫ﺎﻋﻠَﺔ‬
ِ َ‫ )ﻓ‬artinya ‘1 orang pelaku (pr)’, faa’ilataani
(‫ﺎﻋﻠُ ْﻮ َن‬
ِ
ِ َ‫ )ﻓ‬artinya ‘3 atau lebih orang pelaku (pr)’.
ِ ‫ﺎﻋﻠَﺘ‬
(‫ﺎن‬
ٌ ‫ﺎﻋ َﻼ‬
َ َ‫ )ﻓ‬artinya ‘2 orang pelaku (pr)’, dan faa’ilaatun (‫ت‬
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
33
ِ
ِ
(d) Masih ada pola lain untuk isim fa’il selain faa’ilun (‫ﻞ‬
ٌ ‫)ﻓَﺎﻋ‬, misalnya mufaa’ilun (‫) ُﻣ َﻔﺎﻋ ٌﻞ‬, mustaf’ilun
ِ
ِ
(‫ﻞ‬
ٌ ‫) ُﻣ ْﺴﺘَـ ْﻔﻌ‬, munfa’ilun (‫) ُﻣ ْﻨـ َﻔﻌ ٌﻞ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki
mawzun yang berbagai macam juga.
5. Tashrif Isim Maf’ul (‫)ﺗﺻرﯾف اﺳم اﻟﻣﻔﻌول‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari isim maf’ul:
‫ت‬
ٌ ‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ‬
ِ َ‫ﻣ ْﻔﻌﻮﻟَﺘ‬
‫ﺎن‬
ُْ َ
ٌ‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟَﺔ‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟ ُْﻮ َن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ِن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Pola turunan isim maf’ul, sebagaimana isim fa’il, hanya ada 6, karena ia tidak terkait dengan orang
pertama, kedua, atau ketiga.
(c) Maf’uulun (‫ ) َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬artinya ‘1 objek (lk2)’, maf’uulaani (‫ ) َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ِن‬artinya ‘2 objek (lk2)’, maf’uuluuna
ِ ‫)ﻣ ْﻔﻌﻮﻟَﺘ‬
(‫ن‬
َ ‫ ) َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟُ ْﻮ‬artinya ‘3 atau lebih objek (lk2)’, maf’uulatun (ٌ‫ ) َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟَﺔ‬artinya ‘1 objek (pr)’, maf’uulataani (‫ﺎن‬
َ ُْ َ
artinya ‘2 objek (pr)’, dan maf’uulaatun (‫ت‬
ٌ ‫ ) َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ‬artinya ‘3 atau lebih objek (pr)’.
(d) Masih ada pola lain untuk isim maf’ul selain maf’uulun (‫) َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬, misalnya mufaa’alun (ٌ‫ﺎﻋﻞ‬
َ ‫) ُﻣ َﻔ‬, mustaf’alun
(‫ﻞ‬
ٌ ‫) ُﻣ ْﺴﺘَـ ْﻔ َﻌ‬, munfa’alun (ٌ‫) ُﻣ ْﻨـ َﻔ َﻌﻞ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki
mawzun yang berbagai macam juga.
6. Tashrif Fi’il Amr (‫)ﺗﺻرﯾف ﻓﻌل اﻷﻣر‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il amr:
ِِ
‫ْﻦ‬
َ ‫اﻓْﻌﻠ‬
‫اِﻓْﻌِ َﻼ‬
‫اِﻓْﻌِﻠِ ْﻲ‬
‫اِﻓْﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫اِﻓْﻌِ َﻼ‬
‫اِﻓْﻌِ ْﻞ‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Penjelasan masing-masing pola di atas sudah disampaikan di level 1, saat membahas dhamir raf’in
muttashil bil-amr.
ِ
ِِ
ِ ِ
ِ ِ
(c) Masih ada pola lain untuk fi’il amr selain if’il (‫ﻞ‬
ْ ‫)اﻓْﻌ‬, misalnya faa’il (‫)ﻓَﺎﻋ ْﻞ‬, istaf’il (‫)ا ْﺳﺘَـ ْﻔﻌ ْﻞ‬, infa’il (‫)اﻧْـ َﻔﻌ ْﻞ‬,
dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang berbagai macam juga.
7. Tashrif Fi’il Nahyi (‫)ﺗﺻرﯾف ﻓﻌل اﻷﻣر‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il nahyi:
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
34
ِ
‫ْﻦ‬
َ ‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌﻠ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِﻠِ ْﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ ْﻞ‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Penjelasan masing-masing pola di atas sudah disampaikan di level 1, saat membahas dhamir raf’in
muttashil bin-nahyi.
ِ
ِ
(c) Masih ada pola lain untuk fi’il nahyi selain laa taf’il (‫ﻞ‬
ْ ‫) َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌ‬, misalnya laa tufaa’il (‫) َﻻ ﺗُـ َﻔﺎﻋ ْﻞ‬, laa tastaf’il ( ‫َﻻ‬
‫)ﺗَ ْﺴﺘَـ ْﻔﻌِ ْﻞ‬, laa tanfa’il (‫) َﻻ ﺗَـﻨْـ َﻔﻌِ ْﻞ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki
mawzun yang berbagai macam juga.
8. Tashrif Isim Zaman (‫)ﺗﺻرﯾف اﺳم اﻟزﻣﺎن‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari isim zaman:
ِ ‫ﻣ َﻔ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
َ
‫َﻣ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Pola turunan isim zaman hanya ada 3, sebagaimana contoh di atas, karena ia tidak terkait dengan orang
pertama, kedua, atau ketiga, dan tidak terbagi menjadi mudzakkar (laki-laki) dan muannats (perempuan).
Maksudnya kadang ia mudzakkar saja, dan bisa jadi muannats saja.
ِ
ِ ِ
(c) Maf’ilun (‫ﻞ‬
ٌ ‫ ) َﻣﻔﻌ‬artinya ‘1 waktu/masa terjadinya perbuatan’, maf’ilaani (‫ ) َﻣ ْﻔﻌ َﻼن‬artinya ‘2 waktu/masa
ِ
terjadinya perbuatan’, mafaa’ilu (‫ﻞ‬
ُ ‫ ) َﻣ َﻔﺎﻋ‬artinya ‘3 atau lebih waktu/masa terjadinya perbuatan’.
ِ
(d) Masih ada pola lain untuk isim zaman selain maf’ilun (‫ﻞ‬
َ ‫) َﻣ‬, mufaa’alun
ٌ ‫) َﻣﻔﻌ‬, misalnya maf’alun (ٌ‫ﻔﻌﻞ‬
(‫ﻞ‬
َ ‫) ُﻣ َﻔ‬, mufta’alun (‫) ُﻣ ْﻔﺘَـ َﻌ ٌﻞ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun
ٌ ‫ﺎﻋ‬
yang berbagai macam juga.
9. Tashrif Isim Makan (‫)ﺗﺻرﯾف اﺳم اﻟﻣﻛﺎن‬
Tashrif isim makan sama dengan tashrif isim zaman. Bedanya hanyalah isim zaman bermakna ‘waktu/masa
terjadinya perbuatan’, sedangkan isim makan bermakna ‘tempat terjadinya perbuatan’.
10. Tashrif Isim Alat (‫)ﺗﺻرﯾف اﺳم اﻵﻟﺔ‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari isim alat:
ِ ‫ﻣ َﻔ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
َ
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
35
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Pola turunan isim alat hanya ada 3, sebagaimana contoh di atas, karena ia tidak terkait dengan orang
pertama, kedua, atau ketiga, dan tidak terbagi menjadi mudzakkar (laki-laki) dan muannats (perempuan).
Maksudnya kadang ia mudzakkar saja, dan bisa jadi muannats saja.
(c) Isim alat hanya terdapat pada tsulatsi mujarrad muta’addi. Tsulatsi mujarrad maksudnya adalah pola
tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) terdiri dari tiga huruf. Muta’addi maksudnya fi’il dalam
pola tashrif tersebut memerlukan adanya objek. Fi’il ada yang memerlukan objek, misal ‘memukul’, ia perlu
objek yang dipukul, ada juga yang tidak perlu objek, misal ‘berdiri’.
ِ
ِ ِ
(c) Mif’alun (‫ﻞ‬
ٌ ‫ )ﻣ ْﻔ َﻌ‬artinya ‘1 alat untuk melakukan perbuatan’, mif’alaani (‫ )ﻣ ْﻔﻌَ َﻼن‬artinya ‘2 alat untuk
ِ ‫ )ﻣ َﻔ‬artinya ‘3 atau lebih alat untuk melakukan perbuatan’.
melakukan perbuatan’, mafaa’ilu (ُ‫ﺎﻋﻞ‬
َ
(d) Ada pola lain dari isim alat seperti:
ِ ‫ﻣ َﻔ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
َ
ِ َ‫ِﻣ ْﻔ َﻌﻠَﺘ‬
‫ﺎن‬
ٌ‫ِﻣ ْﻔ َﻌﻠَﺔ‬
ِ ‫ﻣ َﻔ‬
‫ﺎﻋْﻴ ُﻞ‬
َ
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ َﺎﻻ ِن‬
‫ﺎل‬
ٌ ‫ِﻣ ْﻔ َﻌ‬
11. Tashrif Fi’il Madhi Majhul (‫)ﺗﺻرﯾف اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺎﺿﻲ اﻟﻣﺟﮭول‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il madhi majhul:
ِ
‫ْﻦ‬
َ ‫ﻓُﻌﻠ‬
‫ﻓُﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ﺖ‬
ْ َ‫ﻓُﻌِﻠ‬
‫ﻓُﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﻓُﻌِ َﻼ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
ِ ‫ﻓُﻌِﻠ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ْﺖ‬
َ ‫ﻓُﻌِﻠ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ْﺖ‬
ُ ‫ﻓُﻌِﻠ‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Penjelasan fi’il madhi majhul sama dengan fi’il madhi ma’ruf. Bedanya ma’ruf itu kata kerja aktif,
misalnya ‘memukul’, ‘menolong’ dan ‘melihat’, sedangkan majhul itu kata kerja pasif, misalnya ‘dipukul’,
‘ditolong’ dan ‘dilihat’.
ِ
ِ
(c) Masih ada pola lain untuk fi’il madhi majhul selain fu’ila (َ‫)ﻓُﻌِﻞ‬, misalnya fuu’ila (‫ﻞ‬
َ ‫)ﻓُـ ْﻮﻋ‬, ustuf’ila (‫)اُ ْﺳﺘُـ ْﻔﻌ َﻞ‬,
ِ
unfu’ila (‫ﻞ‬
َ ‫)اُﻧْـ ُﻔﻌ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun yang
berbagai macam juga.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
36
12. Tashrif Fi’il Mudhari’ Majhul (‫)ﺗﺻرﯾف اﻟﻔﻌل اﻟﻣﺿﺎرع اﻟﻣﺟﮭول‬
Berikut pola-pola tashrif turunan dari fi’il mudhari’ majhul:
‫ْﻦ‬
َ ‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ْﻦ‬
َ ‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻧُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫أُ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
Keterangan:
(a) Pola-pola tashrif di atas wajib dihafal.
(b) Penjelasan fi’il mudhari’ majhul sama dengan fi’il mudhari’ ma’ruf. Bedanya ma’ruf itu kata kerja aktif,
misalnya ‘memukul’, ‘menolong’ dan ‘melihat’, sedangkan majhul itu kata kerja pasif, misalnya ‘dipukul’,
‘ditolong’ dan ‘dilihat’.
(c) Masih ada pola lain untuk fi’il mudhari’ majhul selain yuf’alu (ُ‫)ﻳُـ ْﻔ َﻌﻞ‬, misalnya yufaa’alu (‫ﻞ‬
ُ َ‫)ﻳُـ َﻔﺎﻋ‬, yustaf’alu
(ُ‫ﺴﺘَـ ْﻔ َﻌﻞ‬
ْ ُ‫)ﻳ‬, yunfa’alu (‫)ﻳُـ ْﻨـ َﻔ َﻌ ُﻞ‬, dan lain-lain. Dan masing-masing pola di atas (sebagai wazan) memiliki mawzun
yang berbagai macam juga.
----------
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
37
KALIMAT (‫)اﻟﺠﻤﻠﺔ اﻟﻤﻔﯿﺪة‬
Jumlah mufidah atau dengan istilah lain kalam (‫ )اﻟﻛﻼم‬adalah susunan atau gabungan beberapa kata yang
memiliki makna sempurna.
Pada dasarnya, jumlah mufidah ini tidak berbeda dengan ‘kalimat’ dalam bahasa Indonesia, selain
susunannya yang memang punya ketentuan tersendiri.
Contoh Jumlah Mufidah
‫ﺾ‬
ٌ ْ‫ُﻫ َﻮ َﻣ ِﺮﻳ‬
(Dia sakit)
‫ُﺳﺘَﺎ ٌذ‬
َ ْ‫أَﻧ‬
ْ‫ﺖأ‬
(Anda seorang guru)
‫ﺗَـ ْﻘ َﺮأُ َﻋﺎﺋِ َﺸﺔُ ا ْﻟ ُﻘ ْﺮآ َن‬
(Aisyah sedang membaca al-Qur’an)
‫َﺣ َﻤ ُﺪ ﻓِﻲ اﻟ َْﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ‬
ْ ‫ﺼﻠﱢﻰ أ‬
َ ُ‫ﻳ‬
(Ahmad sedang shalat di masjid)
Pembagian Jumlah Mufidah
Jumlah mufidah atau kalimat dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim. Maksudnya kata pertama dalam kalimat
tersebut adalah isim.
Contoh:
‫ﺾ‬
ٌ ْ‫َﻋﻠِ ﱞﻲ َﻣ ِﺮﻳ‬
(Ali sakit)
‫َﺣ َﻤ ُﺪ ُﻣ َﺴﺎﻓِ ٌﺮ‬
ْ‫أ‬
(Ahmad bepergian)
‫أَﺑِﻲ ﻳَـ ْﻘ َﺮأُ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن‬
(Ayahku sedang membaca al-Qur’an)
Contoh-contoh di atas termasuk jumlah ismiyyah karena kata
‫ َﻋﻠِ ﱞﻲ‬, ‫َﺣ َﻤ ُﺪ‬
ْ ‫أ‬, dan ‫ أَﺑِﻲ‬adalah isim.
‫ )ﻣﺒﺘﺪأ‬dan khabar (‫)ﺧﺒﺮ‬. Kata pertama disebut mubtada’, dan
Jumlah ismiyyah disusun oleh mubtada’ (
yang setelahnya disebut khabar. InsyaAllah pada waktunya akan dirincikan.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
38
2. Jumlah fi’liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi’il. Maksudnya kata pertama dalam kalimat
tersebut adalah fi’il.
Contoh:
‫ض َﻋﻠِ ﱞﻲ‬
َ ‫َﻣ ِﺮ‬
(Ali sakit)
‫َﺣ َﻤ ُﺪ‬
ْ ‫َﺳﺎﻓَـ َﺮ أ‬
(Ahmad bepergian)
‫ﻳَـ ْﻘ َﺮأُ أَﺑِﻲ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن‬
(Ayahku sedang membaca al-Qur’an)
Contoh-contoh di atas termasuk jumlah fi’liyyah karena kata
‫ض‬
َ ‫ َﻣ ِﺮ‬, ‫ َﺳﺎﻓَـ َﺮ‬, dan ُ‫ ﻳَـ ْﻘ َﺮأ‬adalah fi’il.
‫ )ﻓﻌﻞ‬dan fa’il (‫)ﻓﺎﻋﻞ‬, kadang juga ditambah dengan maf’ul bih ( ‫ﻣﻔﻌﻮل‬
Jumlah fi’liyyah disusun oleh fi’il (
‫)ﺑﻪ‬. Kata pertama adalah fi’il, kemudian dilanjutkan dengan fa’il dan maf’ul bih, walaupun kadang bisa juga
susunannya terbalik. InsyaAllah pada waktunya akan dirincikan.
Keterangan Tambahan
Jumlah mufidah adalah susunan kata (kalimat) yang memiliki makna sempurna. Maksudnya, ketika kita
mengucapkan atau menulis sebuah jumlah mufidah, orang yang kita ajak bicara atau membaca tulisan kita
memahami dengan sempurna informasi apa yang kita berikan.
Jumlah mufidah minimal terdiri dari dua kata. Dalam jumlah ismiyyah, kata pertama menjadi mubtada’
sedangkan kata kedua menjadi khabar. Dan dalam jumlah fi’liyyah, kata pertama menjadi fi’il sedangkan
kata kedua menjadi fa’il.
Namun, tidak berarti setiap susunan dua kata bisa disebut jumlah mufidah. Misal ungkapan
‫ِﻣ َﻦ اﻟ َْﻤ ْﺪ َر َﺳ ِﺔ‬
(dari sekolah), walaupun terdiri dari dua kata ia tidak bisa disebut jumlah mufidah, karena informasinya
tidak lengkap.
Sedangkan ungkapan
‫ﺐ‬
ْ ُ‫( اُ ْﻛﺘ‬tulislah), ia merupakan jumlah mufidah, walaupun kelihatannya ia hanya
terdiri dari satu kata. Ini karena (1) makna ungkapan tersebut sudah sempurna sebagai sebuah kalimat, dan
‫ﺖ‬
َ ْ‫ أَﻧ‬yang tersembunyi.
ِ
ِ
ِ
Demikian juga untuk ungkapan ْ‫( اﻗـْﺮأ‬bacalah), ‫ﺟﻠِﺲ‬
َ
ْ ْ ‫( ا‬duduklah) dan ‫( ا ْﺳ َﻤ ْﻊ‬dengarkanlah).
(2) ungkapan tersebut sebenarnya terdiri dari dua kata, karena ada dhamir
***
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
39
I’RAB DAN BINA
Perhatikan contoh kalimat-kalimat berikut ini:
‫ت ﺑَِﺮ ُﺟ ٍﻞ‬
ُ ‫َﻣ َﺮ ْر‬
* Lihatlah kata
‫ﺖ َر ُﺟ ًﻼ‬
ُ ْ‫َرأَﻳ‬
‫ﺎء َر ُﺟ ٌﻞ‬
َ ‫َﺟ‬
‫ رﺟﻞ‬pada kalimat pertama, huruf terakhirnya (huruf lam) berharakat dhammatain,
sedangkan pada kalimat kedua berharakat fathatain, dan pada kalimat ketiga berharakat kasratain.
Mengapa harakat huruf terakhirnya bisa berubah-ubah? Jawabannya adalah karena (1) posisi kata tersebut
dalam kalimat, dan/atau (2) adanya ‘amil yang berada sebelum kata tersebut.
Pada contoh di atas, kata rajul di kalimat pertama berposisi sebagai fa’il (subjek), sedangkan di kalimat
kedua berposisi sebagai maf’ul bih (objek), dan di kalimat ketiga ia kemasukan ‘amil, yaitu huruf jar.
***
Sekarang perhatikan kalimat-kalimat berikut ini:
‫اَﻟ ﱠ‬
‫ﺸ ْﻴﻄَﺎ ُن ﻳَ ِﻌ ُﺪ ُﻛ ُﻢ اﻟْ َﻔ ْﻘ َﺮ َوﻳَﺄ ُْﻣ ُﺮُﻛ ْﻢ ﺑِﺎﻟْ َﻔ ْﺤ َﺸ ِﺎء‬
ِ ‫ﺸ ْﻴﻄَﺎ َن وﻟِﻴﺎ ِﻣﻦ ُد‬
ِ ‫وﻣﻦ ﻳـﺘ‬
‫ﱠﺨ ِﺬ اﻟ ﱠ‬
‫ون اﻟﻠﱠ ِﻪ ﻓَـ َﻘ ْﺪ َﺧ ِﺴ َﺮ ُﺧ ْﺴ َﺮاﻧًﺎ ُﻣﺒِﻴﻨًﺎ‬
َ ْ ََ
ْ َ
ِ ‫ات اﻟ ﱠ‬
ِ ‫وَﻻ ﺗَـﺘﱠﺒِﻌﻮا ُﺧﻄُﻮ‬
‫ﻴﻦ‬
ُ
ٌ ِ‫ﺸ ْﻴﻄَﺎن إِﻧﱠﻪُ ﻟَ ُﻜ ْﻢ َﻋ ُﺪ ﱞو ُﻣﺒ‬
َ
َ
Keterangan: harakat huruf terakhir dari kata syaithan berubah-ubah sesuai dengan posisinya dalam kalimat
dan/atau masuknya ‘amil sebelum kata tersebut.
Perhatikan juga kalimat-kalimat berikut ini:
‫ﻮﻋ ُﺪو َن أ َْم ﻳَ ْﺠ َﻌ ُﻞ ﻟَﻪُ َرﺑﱢﻲ أ ََﻣ ًﺪا‬
َ ُ‫ﻳﺐ َﻣﺎ ﺗ‬
ٌ ‫ﻗُ ْﻞ إِ ْن أَ ْد ِري أَﻗَ ِﺮ‬
ِ‫وﻟَﻦ ﻳ ْﺠﻌﻞ اﻟﻠﱠﻪُ ﻟِﻠْ َﻜﺎﻓِ ِﺮﻳﻦ َﻋﻠَﻰ اﻟْﻤ ْﺆِﻣﻨ‬
‫ﻴﻦ َﺳﺒِ ًﻴﻼ‬
َ ُ
َ
ََ َْ َ
ِ ِِ
ِ ِِ
‫ﺎب َوﻟَ ْﻢ ﻳَ ْﺠ َﻌ ْﻞ ﻟَﻪُ ِﻋ َﻮ ًﺟﺎ‬
َ َ‫ْﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟﻠﱠﻪ اﻟﱠﺬي أَﻧْـ َﺰ َل َﻋﻠَﻰ َﻋ ْﺒﺪﻩ اﻟْﻜﺘ‬
َ ‫اَﻟ‬
Keterangan: (1) Kata
‫ ﻳﺠﻌﻞ‬merupakan fi’il, (2) harakat huruf terakhir dari kata ‫ ﻳﺠﻌﻞ‬berubah-ubah sesuai
dengan posisinya dalam kalimat dan/atau masuknya ‘amil sebelum kata tersebut.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
40
INILAH YANG DISEBUT DENGAN I’RAB.
I’rab (‫ )اﻹﻋﺮاب‬artinya perubahan. Yaitu perubahan harakat huruf terakhir pada suatu kata karena posisi
kata tersebut dalam kalimat dan/atau karena masuknya ‘amil.
Kata yang terkena perubahan harakat huruf terakhirnya ini disebut mu’rab.
***
Tidak semua jenis kata itu mu’rab. Ada kata yang berada di posisi apapun dalam sebuah kalimat, atau
masuk ‘amil padanya, ia tidak berubah harakat huruf terakhirnya.
Misalnya:
‫ت ﺑِ َﻬ َﺬا‬
ُ ‫َﻣ َﺮ ْر‬
* Perhatikan kata
‫ﺖ َﻫ َﺬا‬
ُ ْ‫َرأَﻳ‬
‫ﺎل َﻫ َﺬا‬
َ َ‫ﻗ‬
‫ ﻫﺬا‬di atas. Ia tidak berubah, padahal posisinya dalam kalimat berubah-ubah dan/atau
masuk ‘amil padanya.
INILAH YANG DISEBUT DENGAN BINA’.
Bina’ (‫ )اﻟﺒﻨﺎء‬artinya tetap atau baku. Yaitu tetapnya harakat huruf terakhir pada suatu kata walaupun
posisi kata tersebut dalam kalimat berubah dan/atau ‘amil masuk padanya.
Kata yang tetap atau tidak berubah harakat huruf terakhirnya ini disebut mabni.
***
Kata yang mu’rab adalah  sebagian besar isim dan sebagian besar fi’il mudhari’.
Kata yang mabni adalah  sebagian isim, seluruh fi’il madhi, seluruh fi’il amr, sebagian fi’il mudhari’, dan
seluruh harf.
***
PEMBAGIAN I’RAB
I’rab terbagi kepada empat macam, yaitu:
1.
Rafa’ (‫)رﻓﻊ‬
Misalnya:
2.
‫ﺖ‬
ٌ ‫ ﺑَـْﻴ‬، ‫ َر ُﺟ ٌﻞ‬، ‫ﺎب‬
ٌ َ‫ﻛِﺘ‬
Nashab (‫)ﻧﺼﺐ‬
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
41
Misalnya:
3.
Khafadh (‫)ﺧﻔﺾ‬, kadang disebut juga dengan jar (‫)ﺟﺮ‬
Misalnya:
4.
‫ ﺑَـْﻴﺘًﺎ‬، ‫ َر ُﺟ ًﻼ‬، ‫ﻛِﺘَﺎﺑًﺎ‬
ِ
ٍ ‫ ﺑَـْﻴ‬، ‫ ر ُﺟ ٍﻞ‬، ‫ﺎب‬
‫ﺖ‬
َ ٍ َ‫ﻛﺘ‬
Jazm (‫)ﺟﺰم‬
Misalnya:
ِ ‫ ﻟ‬، ‫ﻟَﻢ ﻳﻜْﺘُﺐ‬
‫َﻢ ﻳُـ ْﻮﻟَ ْﺪ‬
ْ ‫ ﻟ‬، ‫َﻢ ﻳَﻠ ْﺪ‬
ْ ْ َْ
Kata yang i’rabnya rafa’ disebut marfu’, yang i’rabnya nashab disebut manshub, yang i’rabnya
jar disebut majrur, dan yang i’rabnya jazm disebut majzum.
Dari 4 macam i’rab di atas, i’rab isim hanya ada tiga, yaitu rafa’, nashab, dan jar. I’rab fi’il juga hanya ada
tiga, yaitu rafa’, nashab, dan jazm.
Begini bagannya:
ISIM
RAFA’
FI’IL
NASHAB
JAR
JAZM
***
Di materi-materi berikutnya, kita akan membahas apa saja isim dan fi’il yang mu’rab, dan apa saja yang
mabni. Kita juga akan membahas kapan suatu isim disebut marfu’, manshub dan majrur, demikian juga fi’il.
Dan kita juga akan membahas tanda-tanda isim yang marfu’, yang manshub, dan yang majrur, demikian
juga untuk fi’il.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
42
MACAM-MACAM ISIM MU’RAB
PENGANTAR
Di sini ini kita akan memulai pembahasan isim-isim yang mu’rab beserta tanda i’rabnya. Adapun kapan
suatu isim menjadi marfu’, manshub dan majrur akan dibahas di level berikutnya.
1. MUFRAD (‫)اﻟﻤﻔﺮد‬
Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan bilangan satu (tunggal), baik orang, tempat atau benda.
Contoh:
‫ﺖ‬
ٌ ‫ﺑَـْﻴ‬
: satu rumah
‫ﻗَـﻠَ ٌﻢ‬
‫َوﻟَ ٌﺪ‬
: seorang anak laki-laki
‫ ُﻣ ْﺴﻠِ ٌﻢ‬: seorang muslim
: satu pulpen
Tanda I’rab Isim Mufrad
1. Dalam posisi marfu’, isim mufrad tandanya adalah dhammah/dhammatain.
Contoh:
‫َﻫ َﺬا ﻗَـﻠَ ٌﻢ‬
‫ﺖ َﻛﺒِْﻴـ ٌﺮ‬
ُ ‫اَﻟْﺒَـْﻴ‬
ِ‫اَﻟْﻮﻟَ ُﺪ ﺟﺎﻟ‬
‫ﺲ‬
ٌ َ َ
2. Dalam posisi manshub, isim mufrad tandanya adalah fathah/fathatain.
Contoh:
‫ﻀﺎ‬
ً ْ‫ﺖ َﻣ ِﺮﻳ‬
ُ ‫ُﻛْﻨ‬
‫َﺣ َﻤ ُﺪ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن‬
ْ ‫ﻳَـ ْﻘ َﺮأُ أ‬
‫َل اﻟﻨﱠﺒِ ﱠﻲ َر ُﺟ ٌﻞ‬
َ ‫َﺳﺄ‬
3. Dalam posisi majrur, isim mufrad tandanya adalah kasrah/kasratain.
Contoh:
‫ﺴ ْﻮ ِق‬
‫إِﻟَﻰ اﻟ ﱡ‬
‫َﻋ ْﻦ َﺟﺎﺑِ ٍﺮ‬
ِ‫رﺳﻮ ُل اﷲ‬
ُْ َ
2. MUTSANNA (‫)اﻟﻤﺜﻨﻰ‬
Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan bilangan dua, baik orang, tempat atau benda.
Contoh:
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
43
ِ َ‫ﺑـْﻴﺘ‬
‫ﺎن‬
َ
: dua buah rumah
ِ ‫ﻗَـﻠَﻤ‬
‫ﺎن‬
َ
: dua buah pulpen
ِ ‫وﻟَ َﺪ‬
‫ان‬
َ
: dua orang anak laki-laki
ِ ‫ﻣﺴﻠِﻤ‬
‫ﺎن‬
َ ُْ
: dua orang muslim
Cara Membentuk Isim Mutsanna
Isim mutsanna dibentuk dari isim mufrad ditambah akhiran
ِ atau ‫ﻳْ ِﻦ‬.
‫ان‬
Silakan lihat contoh berikut ini:
(isim mufrad)
+
(tambahan)
=
(isim mutsanna)
‫ﺖ‬
ٌ ‫ﺑَـْﻴ‬
+
ِ
‫ان‬
=
ِ َ‫ﺑـْﻴﺘ‬
‫ﺎن‬
َ
‫ﺖ‬
ٌ ‫ﺑَـْﻴ‬
+
‫ﻳْ ِﻦ‬
=
‫ﺑَـْﻴﺘَـْﻴ ِﻦ‬
‫ُﻣ ْﺴﻠِ ٌﻢ‬
+
ِ
‫ان‬
=
ِ ‫ﻣﺴﻠِﻤ‬
‫ﺎن‬
َ ُْ
‫ُﻣ ْﺴﻠِ ٌﻢ‬
+
‫ﻳْ ِﻦ‬
=
‫ُﻣ ْﺴﻠِ َﻤْﻴ ِﻦ‬
Keterangan tambahan:
1. Jika terdapat alif nun dalam bentuk mufrad-nya, maka tambahkan lagi alif nun atau ya’ nun sebagai
tanda mutsanna-nya. Contoh:
(isim mufrad)
+
(tambahan)
=
(isim mutsanna)
‫ُﻋﺜْ َﻤﺎ ُن‬
+
ِ
‫ان‬
=
ِ َ‫ُﻋﺜْﻤﺎﻧ‬
‫ﺎن‬
َ
‫ُﻋﺜْ َﻤﺎ ُن‬
+
‫ﻳْ ِﻦ‬
=
‫ُﻋﺜْ َﻤﺎﻧَـْﻴ ِﻦ‬
‫ة‬
‫)ت‬,
2. Jika bentuk mufradnya berakhiran ta’ marbuthah ( ), maka diganti dulu dengan ta’ maftuhah (
kemudian ditambah alif nun atau ya’ nun. Contoh:
(isim mufrad)
+
(tambahan)
=
(isim mutsanna)
ٌ‫َﻣ ْﺪ َر َﺳﺔ‬
+
ِ
‫ان‬
=
ِ َ‫ﻣ ْﺪرﺳﺘ‬
‫ﺎن‬
ََ َ
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
44
ٌ‫َﻣ ْﺪ َر َﺳﺔ‬
+
‫ﻳْ ِﻦ‬
‫َﻣ ْﺪ َر َﺳﺘَـْﻴ ِﻦ‬
=
ِ ), dan kapan ditambah ya’ nun (‫)ﻳْ ِﻦ‬, tergantung dari posisi
‫ان‬
3. Kapan isim mutsanna ditambah alif nun (
i’rab kata tersebut.
Tanda I’rab Isim Mutsanna
1. Dalam posisi marfu’, isim mutsanna tandanya adalah alif.
Contoh:
ِ ‫ﺎن ﻣ ْﺠﺘَ ِﻬ َﺪ‬
ِ ِ
‫ان‬
ُ َ‫اَﻟﻄﱠﺎﻟﺒ‬
ِ ‫ان ﺟﺎﻟِﺴ‬
ِ
‫ﺎن‬
َ َ ‫اَﻟ َْﻮﻟَ َﺪ‬
2. Dalam posisi manshub, isim mutsanna tandanya adalah ya’.
Contoh:
ِ
ِ ‫اﺳﺒ‬
‫ﺎن‬
َ ‫إِ ﱠن اﻟ َْﻮﻟَ َﺪﻳْ ِﻦ َر‬
ِ َ‫ﺖ اﻟْﺒِْﻨﺘ‬
ِ َ‫َﻛﺎﻧ‬
‫ﺎن ُﻣ ْﺠﺘَ ِﻬ َﺪﺗَـْﻴ ِﻦ‬
3. Dalam posisi majrur, isim mutsanna tandanya adalah ya’.
Contoh:
‫ِﻣ َﻦ اﻟ َْﻮﻟَ َﺪﻳْ ِﻦ‬
‫َﻋﻠَﻰ ﻗِ ْﺴ َﻤْﻴ ِﻦ‬
Keterangan:
Yang dimaksud dengan alif adalah alif pada tambahan
tambahan
ِ , dan yang dimaksud dengan ya’ adalah ya’ pada
‫ان‬
‫ﻳْ ِﻦ‬. Alif dan ya’ yang menjadi tanda i’rab pada mutsanna, karena dua huruf inilah yang berubah
saat berubahnya i’rab, sedangkan huruf nun tidak berubah.
3. JAMA’ MUDZAKKAR SALIM (‫اﻟﺴﺎﻟﻢ‬
‫)ﺟﻤﻊ اﻟﻤﺬﻛﺮ‬
Secara harfiah, jama’ artinya banyak, mudzakkar artinya laki-laki, dan salim artinya selamat.
Jama’ mudzakkar salim adalah isim yang menunjukkan bilangan banyak untuk laki-laki.
Banyak dalam bahasa Arab artinya jumlah di atas 2. Jama’ mudzakkar salim disebut salim (selamat) karena
ia tidak berubah dari bentuk mufrad-nya. Bentuknya sama dengan bentuk mufrad-nya, kemudian ditambah
dengan
‫ ْو َن‬atau ‫ﻳْ َﻦ‬.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
45
Contoh:
‫ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻤ ْﻮ َن‬
: orang-orang muslim (laki-laki)
‫ُﻣ ْﺸ ِﺮُﻛ ْﻮ َن‬
: orang-orang musyrik (laki-laki)
‫َﻛﺎﻓِ ُﺮْو َن‬
: orang-orang kafir (laki-laki)
‫ُﻣﻨَﺎﻓِ ُﻘ ْﻮ َن‬
: orang-orang munafiq (laki-laki)
Cara Membentuk Jama’ Mudzakkar Salim
Jama’ mudzakkar salim dibentuk dari isim mufrad ditambah akhiran
‫ ْو َن‬atau ‫ﻳْ َﻦ‬.
Silakan lihat contoh berikut ini:
(isim mufrad)
+
(tambahan)
=
(jama’ mudzakkar salim)
‫ُﻣ ْﺴﻠِ ٌﻢ‬
+
‫ْو َن‬
=
‫ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻤ ْﻮ َن‬
‫ُﻣ ْﺴﻠِ ٌﻢ‬
+
‫ﻳْ َﻦ‬
=
‫ُﻣ ْﺴﻠِ ِﻤْﻴ َﻦ‬
‫َﻛﺎﻓِ ٌﺮ‬
+
‫ْو َن‬
=
‫َﻛﺎﻓِ ُﺮْو َن‬
‫َﻛﺎﻓِ ٌﺮ‬
+
‫ﻳْ َﻦ‬
=
‫َﻛﺎﻓِ ِﺮﻳْ َﻦ‬
Keterangan tambahan:
1. Jama’ mudzakkar salim bisa dibentuk dari (a) nama laki-laki, seperti
sifat laki-laki, seperti
‫ ﻇَﺎﻟِ ٌﻢ‬menjadi ‫ﻇَﺎﻟِ ُﻤ ْﻮ َن‬.
2. Tidak semua yang berakhiran
‫ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ‬menjadi ‫ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ ْو َن‬, dan (b)
‫ ْو َن‬adalah jama’ mudzakkar salim, misalnya kata ‫ ﻳَـ ْﻌﻠَ ُﻤ ْﻮ َن‬dan ‫ﺗَـ ْﻌ ِﻘﻠُ ْﻮ َن‬
adalah fi’il mudhari’. Untuk membedakannya bisa dengan dua cara, yaitu: (a) fi’il mudhari’ yang berakhiran
‫ ْو َن‬selalu dimulai oleh huruf ‫ ت‬atau ‫ ي‬, (b) melihat wazan sharafnya, dan cara ini yang paling efektif dan
tepat.
3. Kapan jama’ mudzakkar salim ditambah
‫ ْو َن‬, dan kapan ditambah ‫ﻳْ َﻦ‬, tergantung dari posisi i’rab kata
tersebut.
Tanda I’rab Jama’ Mudzakkar Salim
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
46
1. Dalam posisi marfu’, jama’ mudzakkar salim tandanya adalah waw.
Contoh:
ٌ‫إِﻧﱠ َﻤﺎ اﻟ ُْﻤ ْﺆِﻣﻨُـ ْﻮ َن إِ ْﺧ َﻮة‬
‫إِ َذا َﺟﺎءَ َك اﻟ ُْﻤﻨَﺎﻓِ ُﻘ ْﻮ َن‬
2. Dalam posisi manshub, jama’ mudzakkar salim tandanya adalah ya’.
Contoh:
ِ
‫ﺻﺎﺑِ ِﺮﻳْ َﻦ‬
َ ‫َﻛﺎ َن اﻟ ُْﻤ ْﺴﻠ ُﻤ ْﻮ َن‬
ِ
‫ﺻﺎﺋِ ُﻤ ْﻮ َن‬
َ ‫إِ ﱠن اﻟ ُْﻤ َﺪ ﱢرﺳْﻴ َﻦ‬
3. Dalam posisi majrur, jama’ mudzakkar salim tandanya adalah ya’.
Contoh:
‫َوَﻛﺎ َن ِﻣ َﻦ اﻟْ َﻜﺎﻓِ ِﺮﻳْ َﻦ‬
‫َوأَﻧَﺎ أ ﱠَو ُل اﻟ ُْﻤ ْﺴﻠِ ِﻤْﻴ َﻦ‬
Keterangan:
Yang dimaksud dengan waw adalah waw pada tambahan
pada tambahan
‫ ْو َن‬, dan yang dimaksud dengan ya’ adalah ya’
‫ﻳْ َﻦ‬. Waw dan ya’ yang menjadi tanda i’rab pada jama’ mudzakkar salim, karena dua huruf
inilah yang berubah saat berubahnya i’rab, sedangkan huruf nun tidak berubah.
4. JAMA’ MUANNATS SALIM (‫اﻟﺴﺎﻟﻢ‬
‫)ﺟﻤﻊ اﻟﻤﺆﻧﺚ‬
Secara harfiah, jama’ artinya banyak, muannats artinya perempuan, dan salim artinya selamat.
Jama’ muannats salim adalah isim yang menunjukkan bilangan banyak untuk perempuan.
Banyak dalam bahasa Arab artinya jumlah di atas 2. Jama’ muannats salim disebut salim (selamat) karena
ia tidak berubah dari bentuk mufrad-nya. Bentuknya sama dengan bentuk mufrad-nya, kemudian ditambah
dengan
‫ات‬.
Contoh:
‫ﺎت‬
ٌ ‫ُﻣ ْﺴﻠِ َﻤ‬
: orang-orang muslim (perempuan)
‫ﺎت‬
ٌ ‫ُﻣ ْﺸ ِﺮَﻛ‬
: orang-orang musyrik (perempuan)
‫ت‬
ٌ ‫َﻛﺎﻓِ َﺮا‬
: orang-orang kafir (perempuan)
‫ﺎت‬
ٌ ‫ُﻣﻨَﺎﻓِ َﻘ‬
: orang-orang munafiq (perempuan)
Cara Membentuk Jama’ Muannats Salim
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
47
Jama’ muannats salim dibentuk dari isim mufrad ditambah akhiran
‫ات‬. Jika isim mufrad-nya berakhiran
ta’ marbuthah, maka ta’ marbuthah-nya dihilangkan dulu (diubah menjadi ta’ maftuhah).
Silakan lihat contoh berikut ini:
(isim mufrad)
+
(tambahan)
=
(jama’ mudzakkar salim)
‫ﻒ‬
ٌ ْ‫ﺗَـ ْﻌ ِﺮﻳ‬
+
‫ات‬
=
‫ﺎت‬
ٌ ‫ﺗَـ ْﻌ ِﺮﻳْـ َﻔ‬
ٌ‫ُﻣ ْﺴﻠِ َﻤﺔ‬
+
‫ات‬
=
‫ﺎت‬
ٌ ‫ُﻣ ْﺴﻠِ َﻤ‬
Tanda I’rab Jama’ Muannats Salim
1. Dalam posisi marfu’, jama’ muannats salim tandanya adalah dhammah.
Contoh:
‫ﺎت‬
ُ ‫ﻳَـ ْﻮ َم ﻳَـ ُﻘ ْﻮ ُل اﻟ ُْﻤﻨَﺎﻓِ ُﻘ ْﻮ َن َواﻟ ُْﻤﻨَﺎﻓِ َﻘ‬
ِ ‫َﻣﺎ َد َاﻣ‬
‫ض‬
‫ﺖ اﻟ ﱠ‬
ُ ‫ﺴ َﻤ َﺎو‬
ُ ‫ات َو ْاﻷَ ْر‬
2. Dalam posisi manshub, jama’ muannats salim tandanya adalah kasrah.
Contoh:
ِ‫ﱠ‬
ِ ‫ﺴﻤﺎو‬
‫ض‬
َ ‫ات َو ْاﻷَ ْر‬
َ َ ‫َو ُﻫ َﻮ اﻟﺬ ْي َﺧﻠَ َﻖ اﻟ ﱠ‬
ٍ ‫ﺎت ﻣ ْﺠﺘَ ِﻬ َﺪ‬
ِ َ‫َﻛﺎﻧ‬
‫ات‬
ُ ُ َ‫ﺖ اﻟْﺒَـﻨ‬
3. Dalam posisi majrur, jama’ muannats salim tandanya adalah kasrah.
Contoh:
ِ ‫ِﻣﻦ اﻟﺜﱠﻤﺮ‬
‫ات ِر ْزﻗًﺎ ﻟَ ُﻜ ْﻢ‬
ََ َ
ِ
ِ ‫ﺴﻤﺎو‬
ِ ‫ات َو ْاﻷَ ْر‬
‫ض‬
َ َ ‫ﻟَﻪُ َﻣﺎ ﻓﻲ اﻟ ﱠ‬
5. JAMA’ TAKSIR (‫اﻟﺘﻜﺴﻴﺮ‬
‫)ﺟﻤﻊ‬
Secara harfiah, jama’ artinya banyak, dan taksir artinya pecah atau berubah.
Jama’ taksir adalah isim yang menunjukkan bilangan banyak, yang berubah dari bentuk mufrad-nya.
Contoh:
(isim mufrad)

(jama’ taksir)
(isim mufrad)

(jama’ taksir)
‫َوﻟَ ٌﺪ‬

‫أ َْوَﻻ ٌد‬
‫َر ُﺟ ٌﻞ‬

‫ﺎل‬
ٌ ‫ِر َﺟ‬
[anak laki-laki]
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
[laki-laki]
48
‫ﺖ‬
ٌ ‫ﺑَـْﻴ‬

‫ت‬
ٌ ‫[ ﺑُـﻴُـ ْﻮ‬rumah]
‫َر ُﺳ ْﻮ ٌل‬

‫ُر ُﺳ ٌﻞ‬
[utusan]
‫س‬
ٌ ‫َرْأ‬

‫س‬
ٌ ‫[ ُرُؤْو‬kepala]
ِ
‫ﺎب‬
ٌ َ‫ﻛﺘ‬

‫ﺐ‬
ٌ ُ‫ُﻛﺘ‬
[buku]
‫ِر ْﺟ ٌﻞ‬

‫أ َْر ُﺟ ٌﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻮٌم‬

‫ﺎم‬
ٌ ‫أَﻳﱠ‬
[hari]
[kaki]
Cara Membentuk Jama’ Taksir
Tidak ada bentuk baku dari perubahan isim mufrad menjadi jama’ taksir. Terkadang dengan ditambah
huruf tertentu, terkadang dengan dikurangi, dan kadang juga hanya dengan perubahan harakat hurufnya.
Untuk mengetahui bentuk jama’ taksir pada tiap isim mufrad secara pasti, kita harus merujuk pada kamus.
Tanda I’rab Jama’ Taksir
1. Dalam posisi marfu’, jama’ taksir tandanya adalah dhammah.
Contoh:
‫ﺎء ُﻛ ْﻢ ُر ُﺳ ٌﻞ ِﻣ ْﻦ ﻗَـْﺒﻠِ ْﻲ‬
َ ‫ﻗَ ْﺪ َﺟ‬
ِ
ٌ‫ﺐ ﻗَـﻴﱢ َﻤﺔ‬
ٌ ُ‫ﻓْﻴـ َﻬﺎ ُﻛﺘ‬
2. Dalam posisi manshub, jama’ taksir tandanya adalah fathah.
Contoh:
ِ‫ﺎم اﷲ‬
َ ‫َﻻ ﻳَـ ْﺮ ُﺟ ْﻮ َن أَﻳﱠ‬
‫ت اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ‬
َ ‫َﻻ ﺗَ ْﺪ ُﺧﻠُﻮا ﺑُـﻴُـ ْﻮ‬
3. Dalam posisi majrur, jama’ taksir tandanya adalah kasrah.
Contoh:
ٍ ُ‫ﺎﻫ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ُﻛﺘ‬
‫ﺐ‬
ُ َ‫َوَﻣﺎ آﺗَـْﻴـﻨ‬
6. ISIM YANG LIMA (‫اﻟﺨﻤﺴﺔ‬
ِ ِ
ِ َ‫ﻓ‬
‫ﺞ‬
‫ْﺤ ﱢ‬
ُ َ‫ﺼﻴ‬
َ ‫ﺎم ﺛَ َﻼﺛَﺔ أَﻳﱠ ٍﺎم ﻓﻲ اﻟ‬
‫)اﻷﺳﻤﺎء‬
Isim yang Lima atau al-Asma’ al-Khamsah adalah kelompok isim yang sama bentuk dan perubahannya, dan
jumlahnya ada lima. Yaitu:
(ayahmu)
‫ﺎك‬
َ َ‫أَﺑ‬
‫ﻚ‬
َ ‫أَﺑِْﻴ‬
‫أَﺑُـ ْﻮ َك‬
(saudaramu)
‫ﺎك‬
َ ‫أَ َﺧ‬
ِ‫أ‬
‫ﻚ‬
َ ‫َﺧْﻴ‬
‫أَ ُﺧ ْﻮ َك‬
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
49
(iparmu)
‫ﺎك‬
َ ‫َﺣ َﻤ‬
‫ﻚ‬
َ ‫َﺣ ِﻤْﻴ‬
‫َﺣ ُﻤ ْﻮ َك‬
(mulutmu)
‫ﺎك‬
َ َ‫ﻓ‬
‫ﻚ‬
َ ‫ﻓِْﻴ‬
‫ﻓُـ ْﻮ َك‬
(yang punya harta)
ٍ ‫َذا َﻣ‬
‫ﺎل‬
ٍ ‫ِذ ْي َﻣ‬
‫ﺎل‬
ٍ ‫ُذ ْو َﻣ‬
‫ﺎل‬
Keterangan:
1. Dari contoh di atas, yang disebut sebagai al-Asma’ al-Khamsah adalah kata
Sedangkan kata
ٍ ‫ َﻣ‬, hanyalah tambahan.
‫ َك‬dan ‫ﺎل‬
2. Akhiran isim-isim di atas tidak harus selalu
‫أَﺑُـ ْﻮ‬, ‫أَ ُﺧ ْﻮ‬, ‫ َﺣ ُﻤ ْﻮ‬, ‫ﻓُـ ْﻮ‬, dan ‫ذُ ْو‬.
ٍ ‫ َﻣ‬, boleh saja seperti:
‫ َك‬dan ‫ﺎل‬
ٍ‫ ُذو ﻗُـ ﱠﻮة‬- ‫ ُذو ِﻋ ْﻠ ٍﻢ‬- ‫ أَ ُﺧﻮ ُﻫﻢ‬- ‫ أَ ُﺧﻮ ُﻩ‬- ‫ أَﺑـﻮ ﺟ ْﻬ ٍﻞ‬- ‫ﺐ‬
ٍ ِ‫أَﺑُـ ْﻮ ﻃَﺎﻟ‬
ْ
ْ
ْ
َ ُْ
ْ ْ
Syarat-Syarat Isim yang Lima
1. Dalam bentuk mufrad (tunggal). Apabila kata tersebut dalam bentuk jama’, ia tidak disebut Isim yang
Lima, seperti:
ٌ‫آﺑَﺎء‬
jama’ dari
‫َب‬
ٌ‫أ‬
ٌ‫إِ ْﺧ َﻮة‬
jama’ dari
‫خ‬
ٌ َ‫أ‬
2. Di-idhafah-kan (menjadi mudhaf) pada kata lain, seperti
ia tidak disebut Isim yang Lima, seperti
‫َب‬
ٌ َ‫أ‬.
ٌ ‫ أ‬dan ‫خ‬
‫ أَﺑُـ ْﻮ َك‬dan ‫أَ ُﺧ ْﻮ َك‬. Apabila tidak di-idhafah-kan,
‫)ﻳﺎء ﻣﺘﻜﻠﻢ‬. Ya’ mutakallim adalah dhamir yang
ِ
menunjukkan orang pertama tunggal (saya), misalnya ‫( أَﺑِﻲ‬ayahku) dan ‫( أَﺧﻲ‬saudaraku).
ْ
ْ
3. Tidak di-idhafah-kan kepada ya’ mutakallim (
Tanda I’rab al-Asma’ al-Khamsah
1. Dalam posisi marfu’, al-asma’ al-khamsah tandanya adalah waw.
Contoh:
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
50
‫َﻣﺎ َﻛﺎ َن أَﺑُﻮ ِك ْاﻣ َﺮأَ َﺳ ْﻮٍء‬
‫ﺎل أَﺑُـ ْﻮ ﺑَ ْﻜ ٍﺮ‬
َ َ‫ﻗ‬
2. Dalam posisi manshub, al-asma’ al-khamsah tandanya adalah alif.
Contoh:
ٍ ‫واذْ ُﻛﺮ أَ َﺧﺎ َﻋ‬
‫ﺎد‬
ْ َ
ِ ٍ ‫أَ ْن َﻛﺎ َن ذَا ﻣ‬
‫ﻴﻦ‬
َ
َ ‫ﺎل َوﺑَﻨ‬
3. Dalam posisi majrur, al-asma’ al-khamsah tandanya adalah ya’.
Contoh:
ِ ‫ﻳـﻮم ﻳ ِﻔ ﱡﺮ اﻟْﻤﺮء ِﻣﻦ أ‬
ِ‫َﺧﻴﻪ‬
ْ ُ َْ َ َ َْ
‫ﻚ َﻋ ْﻦ ِذي اﻟْ َﻘ ْﺮﻧَـْﻴ ِﻦ‬
َ َ‫َوﻳَ ْﺴﺄَﻟُﻮﻧ‬
Keterangan:
Yang dimaksud dengan waw, alif dan ya’ adalah waw, alif dan ya’ pada kata
ِ
‫أَ ُﺧ ْﻮ‬, ‫أَﺑَﺎ‬, ‫ي‬
ْ ‫ذ‬, dan semisalnya.
7. MAQSHUR (‫)اﻟﻤﻘﺼﻮر‬
‫)أﻟﻒ ﻻزﻣﺔ‬.
Isim maqshur adalah isim yang berakhiran alif lazimah (
Contoh:
ِ
‫ﺴﻰ‬
ْ ‫ اَﻟ ُْﻤ‬- ‫اَﻟْ َﻔﺘَﻰ‬
َ ‫ ﻋْﻴ‬- ‫ ُﻣ ْﻮ َﺳﻰ‬- ‫ اَﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ‬- ‫ اَﻟ ُْﻬ َﺪى‬- ‫ﺼﻄََﻔﻰ‬
Alif lazimah adalah alif yang tetap, tidak bisa berubah atau dibuang, karena ia merupakan huruf asli dari
isim tersebut. Berbeda dengan alif mutsanna, seperti
ِ ‫ وﻟَ َﺪ‬, alif tersebut adalah ‫( َزاﺋِ َﺪ ٌة‬tambahan),
‫ان‬
َ
sebagai tanda mutsanna, bukan huruf asli.
Tanda I’rab Isim Maqshur
1. Dalam posisi marfu’, isim maqshur tandanya adalah dhammah muqaddarah.
Contoh:
ِ‫ﺎل ﻣﻮﺳﻰ ﻟِ َﻘﻮِﻣﻪ‬
ْ َ ُ َ َ‫َوإِ ْذ ﻗ‬
ِِ
‫ْﺤﻴَﺎةُ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ‬
َ ‫ﻳﻦ َﻛ َﻔ ُﺮوا اﻟ‬
َ ‫ُزﻳﱢ َﻦ ﻟﻠﱠﺬ‬
2. Dalam posisi manshub, isim maqshur tandanya adalah fathah muqaddarah.
Contoh:
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
51
ِ
‫ﺎب َواﻟْ ُﻔ ْﺮﻗَﺎ َن‬
َ َ‫ﻮﺳﻰ اﻟْﻜﺘ‬
َ ‫َوإِ ْذ آﺗَـْﻴـﻨَﺎ ُﻣ‬
ِ ‫أُوﻟَﺌِ َ ﱠ‬
‫ْﺤﻴَﺎةَ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ‬
َ ‫ﻳﻦ ا ْﺷﺘَـ َﺮُوا اﻟ‬
َ ‫ﻚ اﻟﺬ‬
3. Dalam posisi majrur, isim maqshur tandanya adalah kasrah muqaddarah.
Contoh:
ِ ِ
‫ﻮﺳﻰ‬
َ ‫ﻣ ْﻦ ﺑَـ ْﻌﺪ ُﻣ‬
ِ
‫ْﺤﻴَﺎةِ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ‬
َ ‫ﻓﻲ اﻟ‬
Keterangan:
1. Maksud dari muqaddarah adalah diperkirakan. Jadi, dhammah muqaddarah artinya diperkirakan sebagai
dhammah, namun dhammah-nya tidak terlihat. Hal ini karena huruf akhir dari isim maqshur adalah alif, dan
alif tidak bisa diberi harakat dhammah, fathah atau kasrah. Lawan dari muqaddarah adalah zhahirah (jelas
terlihat).
2. Alif beda dengan hamzah. Alif selalu tidak berharakat, dan fungsinya hanya untuk memanjangkan bacaan
huruf sebelumnya, sedangkan hamzah berharakat.
8. MANQUSH (‫)اﻟﻤﻨﻘﻮص‬
‫)ﻳﺎء ﻻزﻣﺔ‬, yang huruf sebelumnya berharakat
Isim manqush adalah isim yang berakhiran ya’ lazimah (
kasrah.
Contoh:
ِ ‫اَﻟْ َﻘ‬
‫ﺎﺿﻲ‬
-
ِ ‫اَﻟ ﱠﺮ‬
‫اﻋﻲ‬
- ‫اَﻟ ﱠﺰاﻧِﻲ‬
ِ ‫اَﻟ َْﻬ‬
- ‫ﺎدي‬
Ya’ lazimah adalah ya’ yang tetap, tidak bisa berubah atau dibuang, karena ia merupakan huruf asli dari
isim tersebut. Berbeda dengan
‫ أَﺑِﻲ‬, ‫ﺑَـْﻴﺘِﻲ‬, dan ‫ َد ْﻓـﺘَ ِﺮي‬, ya’ tersebut adalah ya’ mutakallim.
Tanda I’rab Isim Manqush
1. Dalam posisi marfu’, isim manqush tandanya adalah dhammah muqaddarah.
Contoh:
ً‫ﺼ ُﻦ أ ﱠَوﻻ‬
َ ‫ﻓَـﻴُ ْﺠﻠَ ُﺪ اﻟ ﱠﺰاﻧِﻲ اﻟ ُْﻤ ْﺤ‬
2. Dalam posisi manshub, isim manqush tandanya adalah fathah zhahirah.
Contoh:
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
52
‫ﺼ َﻦ ﻳُ ْﺠﻠَ ُﺪ ﻗَـْﺒﻞ اﻟ ﱠﺮ ْﺟ ِﻢ‬
َ ‫أَ ﱠن اﻟ ﱠﺰاﻧِ َﻲ اﻟ ُْﻤ ْﺤ‬
3. Dalam posisi majrur, isim manqush tandanya adalah kasrah muqaddarah.
Contoh:
‫ْﺤ ﱢﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟ ﱠﺰاﻧِﻲ‬
َ ‫إِﻗَ َﺎﻣﺔُ اﻟ‬
Keterangan:
Pada posisi marfu’, kata
‫( اﻟ ﱠﺰاﻧِﻲ‬yang merupakan isim manqush) tandanya adalah dhammah muqaddarah,
hal ini karena membaca kata tersebut dengan dhammah zhahirah terasa berat bagi lisan Arab. Demikian
juga pada posisi majrur. Sedangkan pada posisi manshub, dibaca
tidak terasa berat bagi lisan Arab.
9. ISIM YANG TIDAK BISA BERTANWIN (‫ﻳﻨﺼﺮف‬
‫( اﻟ ﱠﺰاﻧِ َﻲ‬fathah zhahirah), karena hal itu
‫)اﻹﺳﻢ اﻟﺬي ﻻ‬
Munsharif artinya tanwin, dan al-ismul ladzii laa yansharif artinya isim yang tidak bisa bertanwin. Isim ini
‫)اﻟﻤﻤﻨﻮع ﻣﻦ اﻟﺼﺮف‬.
juga disebut al-mamnu’ minash sharf (
Pada dasarnya, isim3 itu bertanwin, dan tanwin identik dengan isim. Dan biasanya juga isim hanya tidak
bertanwin jika kemasukan alif lam. Jika terdapat alif lam ia tidak bertanwin, dan jika tanpa alif lam ia
bertanwin.
Contoh:
‫ﺖ‬
ُ ‫اَﻟْﺒَـْﻴ‬
atau
‫ﺖ‬
ٌ ‫ﺑَـْﻴ‬
‫اَﻟﻨﱠﺒِ ﱡﻲ‬
atau
‫ﻧَﺒِ ﱞﻲ‬
ُ‫ْﺠﻨﱠﺔ‬
َ ‫اَﻟ‬
atau
ٌ‫َﺟﻨﱠﺔ‬
ُ‫اَْﻷُ ْﺳﺘَﺎذ‬
atau
ٌ‫ُﺳﺘَﺎذ‬
ْ‫أ‬
Tapi, pada al-ismul ladzii laa yansharif, walaupun isim tersebut tanpa alif lam, ia tetap tidak bertanwin. Ia
benar-benar tidak bisa bertanwin, dalam keadaan apapun.
Contoh:
‫َﺣ َﻤ ُﺪ‬
ْ‫أ‬
tidak bisa dibaca
‫َﺣ َﻤ ٌﺪ‬
ْ‫أ‬
‫ُﻋﺜْ َﻤﺎ ُن‬
tidak bisa dibaca
‫ُﻋﺜْ َﻤﺎ ٌن‬
3
Maksud isim di sini khususnya adalah isim mufrad dan jama’ taksir, dan pada dua jenis isim inilah terdapat al-ismul
ladzii laa yansharif.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
53
‫َﻣ ْﺮﻳَ ُﻢ‬
tidak bisa dibaca
ُ‫ﺸﺔ‬
َ ِ‫َﻋﺎﺋ‬
‫َﻣ ْﺮﻳَ ٌﻢ‬
tidak bisa dibaca
ٌ‫ﺸﺔ‬
َ ِ‫َﻋﺎﺋ‬
Macam-Macam Al-Ismul Ladzii Laa Yansharif
Menurut kitab Mukhtarat Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah, terdapat beberapa macam kata yang termasuk
al-ismul ladzii laa yansharif, yaitu:
1. Nama perempuan yang lebih dari tiga huruf, misal:
ِ
ِ
‫ﺐ‬
ُ َ‫ َﺧﺪﻳْ َﺠﺔُ ; َزﻳْـﻨ‬dan ُ‫ﻓَﺎﻃ َﻤﺔ‬.
2. Nama laki-laki yang berakhiran ta’ marbuthah, misal:
ُ‫ َﺣ ْﻤ َﺰةُ ; ُﻣ َﻌﺎ ِوﻳَﺔ‬dan ُ‫ْﺤﺔ‬
َ ‫ﻃَﻠ‬.
3. Nama ‘ajam (bukan berasal dari bahasa Arab), misal:
ِ ُ ‫ ﻳَـ ْﻌ ُﻘ ْﻮ‬dan ‫إِﺑْـ َﺮ ِاﻫْﻴ ُﻢ‬.
‫ﺲ‬
ُ ْ‫ب ; إ ْد ِرﻳ‬
4. Nama yang berakhiran alif dan nun, misal:
5. Nama yang ikut wazan fi’il, misal:
6. Nama yang ikut wazan
‫ َﻋ ﱠﻔﺎ ُن ; َﻣ ْﺮَوا ُن‬dan ‫ﻋﺜْ َﻤﺎ ُن‬.
ُ
‫َﺣ َﻤ ُﺪ‬
ْ ‫ ﻳَ ِﺰﻳْ ُﺪ ; أ‬dan ‫ب‬
ُ ‫ﻳَـﺜْ ِﺮ‬.
‫ﻓُـ َﻌ ُﻞ‬, misal: ‫ ُز َﺣ ُﻞ ; ُﻋ َﻤ ُﺮ‬dan ‫ﻀ ُﺮ‬
َ ‫ ُﻣ‬.
7. Sifat yang ikut wazan
‫ﻓَـ ْﻌ َﻼ ُن‬, misal: ‫ﻀﺒَﺎ ُن‬
ْ َ‫ َﺟ ْﻮ َﻋﺎ ُن ; ﻏ‬dan ‫ﺸﺎ ُن‬
َ ْ‫ﻋﻄ‬.
َ
8. Sifat yang ikut wazan
‫أَ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬, misal: ‫ﻀ ُﻞ ; أَ ْﻛﺒَـ ُﺮ‬
َ ْ‫ أَﻓ‬dan ‫َﺣ َﻤ ُﺮ‬
ْ ‫أ‬.
9. Hitungan 1 s/d 10 yang ikut wazan
‫ َﻣ ْﻔﻌَ ُﻞ‬atau ‫ﺎل‬
ُ ‫ﻓُـ َﻌ‬, misal: ‫ ُرﺑَﺎعُ ; َﻣ ْﺮﺑَ ُﻊ‬dan ‫ث‬
ُ ‫ﺛُ َﻼ‬.
10. Bentuk jama’ taksir dengan pola-pola tertentu, yang dinamakan shighah muntahal jumu’ (
‫ﺻﻴﻐﺔ‬
‫)ﻣﻨﺘﻬﻰ اﻟﺠﻤﻮع‬. Bentuknya (pola dan contohnya) adalah:
ِ
ِ
ِ
a) ‫ أَﻓَﺎﻋﻞ‬misalnya ‫ﺎﺿﻞ‬
d) ‫ ﻣ َﻔﺎﻋﻞ‬misalnya ‫رس‬
َ
ُ ِ ‫ﻣ َﺪا‬.
ُ
ُ َ‫أَﻓ‬.
ُ َ
b)
ِ َ‫ أَﻓ‬misalnya ‫ﺎﺷﻴ ُﺪ‬
‫ﺎﻋْﻴ ُﻞ‬
ْ ِ َ‫أَﻧ‬.
e)
‫ ﻓَـ َﻌﺎﻟِْﻴ ُﻞ‬misalnya ‫ﺼﺎﻓِْﻴـ ُﺮ‬
َ
َ ‫ﻋ‬.
c)
‫ ﻓَـ َﻌﺎﺋِ ُﻞ‬misalnya ‫ر َﺳﺎﺋِ ُﻞ‬.
َ
f)
ِ ‫ ﻓَـﻮ‬misalnya ‫ع‬
‫اﻋ ُﻞ‬
ُ ‫ َﺷ َﻮا ِر‬.
َ
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
54
Tanda I’rab Al-Ismul Ladzii Laa Yansharif
1. Dalam posisi marfu’, al-ismul ladzii laa yansharif tandanya adalah dhammah.
Contoh:
ُ‫ﺸﺔ‬
َ ِ‫َﺖ َﻋﺎﺋ‬
ْ ‫ﻗَﺎﻟ‬
ِ ‫َﻛﺎ َن ﻋُ َﻤﺮ ﺑْ ُﻦ اﻟْ َﺨﻄﱠ‬
‫ﺎب‬
ُ
2. Dalam posisi manshub, al-ismul ladzii laa yansharif tandanya adalah fathah.
Contoh:
َ‫ﺸﺔ‬
َ ِ‫ْﺖ ﻋَﺎﺋ‬
ُ ‫َﺳﺄَﻟ‬
‫َﺖ‬
ْ ‫ﺸﺔَ ﻗَﺎﻟ‬
َ ِ‫أَ ﱠن َﻋﺎﺋ‬
3. Dalam posisi majrur, al-ismul ladzii laa yansharif tandanya adalah fathah.
Contoh:
‫ِﻣ ْﻦ َﻣ ْﻘﺘَ ِﻞ ُﻋﺜْ َﻤﺎ َن‬
َ‫ﺸﺔ‬
َ ِ‫َﻋ ْﻦ َﻋﺎﺋ‬
Keterangan Tambahan
Ketentuan tanda i’rab al-ismul ladzii laa yansharif di atas berlaku jika isim tersebut (1) tidak diidhafahkan
pada kata lainnya dan (2) tidak terdapat alif lam di awalnya. Jika ia menjadi mudhaf atau terdapat alif lam
padanya, maka pada posisi majrur tandanya adalah kasrah, bukan fathah.
Contoh saat menjadi mudhaf:
ِ ‫ﺖ ﻓِﻲ ﻣﺴ‬
‫َﱠ‬
‫ﺎﺟ ِﺪ ِﻫ ْﻢ‬
َ َ ُ ‫ﺻﻠْﻴ‬
Pada contoh di atas, kata masaajid yang termasuk al-ismul ladzii laa yansharif harakat huruf terakhirnya
adalah kasrah, bukan fathah, karena ia menjadi mudhaf.
Contoh terdapat alif lam padanya:
ِ‫َﻋ ِﻦ اﻟْﻤﻐِﻴـﺮة‬
َْ ُ
Pada contoh di atas, kata mughiirah (nama laki-laki yang berakhiran ta’ marbuthah) yang termasuk al-ismul
ladzii laa yansharif harakat huruf terakhirnya adalah kasrah, bukan fathah, karena ia ber-alif lam.
***
Setelah pembahasan al-ismul ladzii laa yansharif ini, selesai sudah pembahasan seluruh isim mu’rab yang
jumlahnya ada 9. Silakan pelajari lagi seluruh isim tersebut beserta tanda i’rab-nya masing-masing.
*****
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
55
22 BAB TASHRIF
PENGANTAR
Dalam pembahasan tashriful ushul sebelumnya, saya sudah menjelaskan bahwa bentuk tashriful ushul yang
saya sebutkan hanya salah satu contoh saja, dan masih ada bentuk-bentuk lainnya. Nah, bentuk-bentuk lain
tersebut akan kita pelajari satu demi satu dalam bab-bab tashrif.
Bab tashrif, yang menunjukkan pola-pola bentuk perubahan kata, menurut ulama sharaf ada 22 bab. Dan ia
dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu:
1.
Tsulatsi Mujarrad (‫اﻟﻤﺠﺮد‬
‫)اﻟﺜﻼﺛﻲ‬
Tsulatsi mujarrad maksudnya adalah bab tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) terdiri dari tiga
huruf, tanpa tambahan. Misalnya:
‫ ﻓَـ َﻌ َﻞ‬dan ‫ﻓَـ ُﻌ َﻞ‬.
Ada 6 bab tashrif dalam tsulatsi mujarrad.
2.
Tsulatsi Mazid (‫اﻟﻤﺰﻳﺪ‬
‫)اﻟﺜﻼﺛﻲ‬
Tsulatsi mazid maksudnya adalah bab tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) aslinya terdiri dari
tiga huruf, namun kemudian mendapatkan huruf-huruf tambahan, untuk menunjukkan makna-makna
tertentu. Misalnya:
‫ أَﻓْـ َﻌ َﻞ‬dan ‫اِ ْﺳﺘَـ ْﻔ َﻌ َﻞ‬.
Ada 12 bab tashrif dalam tsulatsi mazid.
Keterangan tambahan: kosakata dalam bahasa Arab kebanyakan berasal dari tsulatsi mujarrad dan tsulatsi
mazid, tidak banyak yang berasal dari ruba’i mujarrad dan ruba’i mazid.
3.
Ruba’i Mujarrad (‫اﻟﻤﺠﺮد‬
‫)اﻟﺮﺑﺎﻋﻲ‬
Ruba’i mujarrad maksudnya adalah bab tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) terdiri dari
empat huruf, tanpa tambahan. Yaitu:
‫ﻓَـ ْﻌﻠَ َﻞ‬.
Hanya ada 1 bab tashrif dalam ruba’i mujarrad.
4.
Ruba’i Mazid (‫اﻟﻤﺰﻳﺪ‬
‫)اﻟﺮﺑﺎﻋﻲ‬
Ruba’i mazid maksudnya adalah bab tashrif yang akar katanya (fi’il madhi dhamir huwa) aslinya terdiri dari
empat huruf, namun kemudian mendapatkan huruf-huruf tambahan, untuk menunjukkan makna-makna
tertentu. Misalnya:
‫ ﺗَـ َﻔ ْﻌ َﻠ َﻞ‬dan ‫اِﻓْـ َﻌْﻨـ َﻠ َﻞ‬.
Ada 3 bab tashrif dalam ruba’i mazid.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
56
*****
Setelah ini kita akan mulai dengan pembahasan bab 1 dalam bab-bab tashrif, dan ia merupakan bagian dari
tsulatsi mujarrad. Penamaan bab akan mengikuti pola madhi-mudhari’-nya, dan bab 1 ini dinamakan bab
fa’ala-yaf’ilu. Kemudian dilanjutkan langsung dengan 5 bab berikutnya yang masih termasuk tsulatsi
mujarrad. Untuk tsulatsi mazid dan seterusnya, akan dibahas di level berikutnya.
Dan seperti kita ketahui bersama, dalam tashrif ada beberapa bina’ seperti salim, ajwaf, naqish, dan lainlain. Maksudnya, untuk tsulatsi mujarrad bab fa’ala-yaf’ilu, ada yang bina’-nya shahih salim, ada yang
ajwaf, ada yang naqish, dan seterusnya.
Kita akan memulainya dengan membahas bina’ yang salim saja, untuk bina’-bina’ lainnya akan dibahas
secara khusus setelahnya, insyaAllah. Bina’ selain salim perlu pembahasan tersendiri, karena ada hal-hal
unik di bina’-bina’ tersebut.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
57
‫اﻟﺒﺎب اﻷول‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ ‪ -‬ﻳَـ ْﻔ ِﻌ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻷﺻﻮل‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫اِﻓْﻌِ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ ْﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻼ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠَ ْ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠَﺘَﺎ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ َ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ ُ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌﻠ َ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌﻠ َ‬
‫أَﻓْﻌِ ُﻞ‬
‫ﻧَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَـ ْﻌﻠَْﻴ ِﻦ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻤﺼﺪر‬
‫‪58‬‬
‫ﻓَـ ْﻌ َﻼ ٍ‬
‫ت‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻔﺎﻋﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺔٌ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ َﻼ ِن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠُ ْﻮ َن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ِن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟ ُْﻮ َن‬
‫اِﻓْﻌِ ْﻞ‬
‫اِﻓْﻌِ َﻼ‬
‫اِﻓْﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ت‬
‫ﺎﻋ َﻼ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻔﻌﻮل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟَﺔٌ‬
‫ﻣ ْﻔ ُﻌﻮﻟَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫َ ْ‬
‫ت‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻷﻣﺮ‬
‫اِﻓْﻌِﻠِ ْﻲ‬
‫اِﻓْﻌِ َﻼ‬
‫اِﻓْﻌِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻠ‬
‫َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻟﻨﻬﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِﻠِ ْﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌﻠ َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﺰﻣﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻜﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻵﻟﺔ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫‪59‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻼ‬
‫ﻓُﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠَ ْ‬
‫ﻓُﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓُﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ َ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ُ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫أُ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
‫ﻧُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫!!! ‪SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL‬‬
‫‪Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:‬‬
‫ﺿ ْﺮﺑًﺎ‬
‫ب َ‬
‫َ‬
‫ﺿ َﺮ َ‬
‫‪memukul :‬‬
‫ﺴ َﺮ َﻛ ْﺴ ًﺮا‬
‫َﻛ َ‬
‫‪mematahkan :‬‬
‫َﺣ َﻤ َﻞ َﺣ ْﻤ ًﻼ‬
‫‪mengangkat :‬‬
‫ﻏَ َﻔ َﺮ ﻏُ ْﻔ َﺮاﻧًﺎ‬
‫‪mengampuni :‬‬
‫ﺴ َﻞ ﻏُ ْﺴ ًﻼ‬
‫ﻏَ َ‬
‫‪mencuci :‬‬
‫ﺲ ُﺟﻠُ ْﻮ ًﺳﺎ‬
‫َﺟﻠَ َ‬
‫‪duduk :‬‬
‫ﻚ َﻫ َﻼ ًﻛﺎ‬
‫َﻫﻠَ َ‬
‫‪binasa :‬‬
‫ﻒ ﻗَﻄْ ًﻔﺎ‬
‫ﻗَﻄَ َ‬
‫‪memetik :‬‬
‫ف َﺣ ْﺬﻓًﺎ‬
‫َﺣ َﺬ َ‬
‫‪membuang :‬‬
‫َر َﺟ َﻊ ُر ُﺟ ْﻮ ًﻋﺎ‬
‫‪kembali :‬‬
‫َﻋ َﺪ َل َﻋ ْﺪ ًﻻ‬
‫‪berbuat adil :‬‬
‫ْﻤﺎ‬
‫ﻇَﻠَ َﻢ ﻇُﻠ ً‬
‫‪berbuat zhalim :‬‬
‫ف ِﻋ ْﺮﻓَﺎﻧًﺎ‬
‫َﻋ َﺮ َ‬
‫‪mengenal :‬‬
‫ﺿﺎ‬
‫ض ﻋَ ْﺮ ً‬
‫َﻋ َﺮ َ‬
‫‪menawarkan :‬‬
‫‪60‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
kehilangan :
‫ﻓَـ َﻘ َﺪ ﻓَـ ْﻘ ًﺪا‬
mewajibkan :
‫ﺿﺎ‬
ً ‫ض ﻓَـ ْﺮ‬
َ ‫ﻓَـ َﺮ‬
Keterangan:
1.
2.
3.
Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.
Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola
wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.
Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 1 ini. Cara
membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
61
‫اﻟﺒﺎب اﻟﺜﺎﻧﻲ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ ‪ -‬ﻳَـ ْﻔ ُﻌ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻷﺻﻮل‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫اُﻓْـ ُﻌ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ ْﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻼ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠَ ْ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠَﺘَﺎ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ َ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ ُ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳَـ ْﻔ ُﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳَـ ْﻔ ُﻌﻠ َ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠ َ‬
‫أَ ْﻓـ ُﻌ ُﻞ‬
‫ﻧَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَـ ْﻌﻠَْﻴ ِﻦ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻤﺼﺪر‬
‫‪62‬‬
‫ﻓَـ ْﻌ َﻼ ٍ‬
‫ت‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻔﺎﻋﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺔٌ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ َﻼ ِن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠُ ْﻮ َن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ِن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟ ُْﻮ َن‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌ ْﻞ‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌ َﻼ‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌﻠُ ْﻮا‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠُ ْﻮا‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ت‬
‫ﺎﻋ َﻼ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻔﻌﻮل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟَﺔٌ‬
‫ﻣ ْﻔ ُﻌﻮﻟَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫َ ْ‬
‫ت‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻷﻣﺮ‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌﻠِ ْﻲ‬
‫اُﻓْـ ُﻌ َﻼ‬
‫ْﻦ‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌﻠ َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻟﻨﻬﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠِ ْﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ‬
‫ْﻦ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠ َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﺰﻣﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻜﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻵﻟﺔ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫‪63‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻼ‬
‫ﻓُﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠَ ْ‬
‫ﻓُﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓُﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ َ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ُ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫أُ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
‫ﻧُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫!!! ‪SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL‬‬
‫‪Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:‬‬
‫ﻧَﻈََﺮ ﻧَﻈ ًْﺮا‬
‫‪melihat :‬‬
‫ﺼ ًﺮا‬
‫ﺼ َﺮ ﻧَ ْ‬
‫ﻧَ َ‬
‫‪menolong :‬‬
‫َﺳﺘَـ َﺮ َﺳْﺘـ ًﺮا‬
‫‪menutup :‬‬
‫ﻀ ْﻮًرا‬
‫ﻀ َﺮ ُﺣ ُ‬
‫َﺣ َ‬
‫‪hadir :‬‬
‫ج ُﺧ ُﺮْو ًﺟﺎ‬
‫َﺧ َﺮ َ‬
‫‪keluar :‬‬
‫ﻗَـﺘَ َﻞ ﻗَـْﺘ ًﻼ‬
‫‪membunuh :‬‬
‫َﺳ َﺠ َﺪ ُﺳ ُﺠ ْﻮ ًدا‬
‫‪sujud :‬‬
‫ﻗَـ َﻌ َﺪ ﻗُـ ُﻌ ْﻮ ًدا‬
‫‪duduk :‬‬
‫ﺴ ًﺪا‬
‫ﺴ َﺪ َﺣ َ‬
‫َﺣ َ‬
‫‪dengki :‬‬
‫ﺼ ْﻮًﻻ‬
‫ﺼ َﻞ ُﺣ ُ‬
‫َﺣ َ‬
‫‪hasil :‬‬
‫ْﺮا‬
‫َﺷ َﻜ َﺮ ُﺷﻜ ً‬
‫‪berterima kasih :‬‬
‫َر َز َق ِر ْزﻗًﺎ‬
‫‪memberi rezeki :‬‬
‫ﺎدةً‬
‫َﻋﺒَ َﺪ ِﻋﺒَ َ‬
‫‪beribadah :‬‬
‫ﺖ ﺛُـﺒُـ ْﻮﺗًﺎ‬
‫ﺛَـﺒَ َ‬
‫‪tetap :‬‬
‫‪64‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
kafir :
‫َﻛ َﻔ َﺮ ُﻛ ْﻔ ًﺮا‬
menuntut :
‫ﺐ ﻃَﻠَﺒًﺎ‬
َ َ‫ﻃَﻠ‬
tidur :
‫َرﻗَ َﺪ ُرﻗُـ ْﻮ ًدا‬
menulis :
‫ﺐ ﻛِﺘَﺎﺑًﺎ‬
َ َ‫َﻛﺘ‬
Keterangan:
1.
2.
3.
Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.
Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola
wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.
Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 2 ini. Cara
membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
65
‫اﻟﺒﺎب اﻟﺜﺎﻟﺚ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ ‪ -‬ﻳَـ ْﻔ َﻌ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻷﺻﻮل‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫اِﻓْـ َﻌ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌ ْﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻞ‬
‫ﻓَـ َﻌ َﻼ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠَ ْ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠَﺘَﺎ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ َ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠ ُ‬
‫ﻓَـ َﻌﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳَـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫أَ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
‫ﻧَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَـ ْﻌﻠَْﻴ ِﻦ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻤﺼﺪر‬
‫‪66‬‬
‫ﻓَـ ْﻌ َﻼ ٍ‬
‫ت‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻔﺎﻋﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺔٌ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ َﻼ ِن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠُ ْﻮ َن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ِن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟ ُْﻮ َن‬
‫اِ ْﻓـ َﻌ ْﻞ‬
‫اِ ْﻓـ َﻌ َﻼ‬
‫اِ ْﻓـ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ت‬
‫ﺎﻋ َﻼ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻔﻌﻮل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟَﺔٌ‬
‫ﻣ ْﻔ ُﻌﻮﻟَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫َ ْ‬
‫ت‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻷﻣﺮ‬
‫اِ ْﻓـ َﻌﻠِ ْﻲ‬
‫اِﻓْـ َﻌ َﻼ‬
‫اِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻠ‬
‫ﻌ‬
‫ـ‬
‫ﻓ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻟﻨﻬﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠِ ْﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ‬
‫ْﻦ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﺰﻣﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻜﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻵﻟﺔ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫‪67‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻼ‬
‫ﻓُﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠَ ْ‬
‫ﻓُﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓُﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ َ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ُ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫أُ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
‫ﻧُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫!!! ‪SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL‬‬
‫‪Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:‬‬
‫ﻗَﻄَ َﻊ ﻗَﻄْﻌًﺎ‬
‫‪memotong :‬‬
‫َﻣﻨَ َﻊ َﻣْﻨـﻌًﺎ‬
‫‪melarang :‬‬
‫ﻓَـﺘَ َﺢ ﻓَـْﺘ ًﺤﺎ‬
‫‪membuka :‬‬
‫ﻃَﺒَ َﻊ ﻃَْﺒـ ًﻌﺎ‬
‫‪mencetak :‬‬
‫َﺟﻌَ َﻞ َﺟ ْﻌ ًﻼ‬
‫‪menjadikan :‬‬
‫َﺟ َﻤ َﻊ َﺟ ْﻤﻌًﺎ‬
‫‪mengumpulkan :‬‬
‫ح َﻣ ْﺰ ًﺣﺎ‬
‫َﻣ َﺰ َ‬
‫‪bergurau :‬‬
‫ﻗَـﻠَ َﻊ ﻗَـﻠ ًْﻌﺎ‬
‫‪mencabut :‬‬
‫ع ﻗَـ ْﺮ ًﻋﺎ‬
‫ﻗَـ َﺮ َ‬
‫‪mengetuk :‬‬
‫َل ُﺳ َﺆ ًاﻻ‬
‫َﺳﺄ َ‬
‫‪bertanya :‬‬
‫ﺐ ذَ َﻫﺎﺑًﺎ‬
‫َذ َﻫ َ‬
‫‪pergi :‬‬
‫ﻀ ًﺤﺎ‬
‫ﻀ َﺢ ﻧَ ْ‬
‫ﻧَ َ‬
‫‪memercikkan air :‬‬
‫ﻗَـ َﺮأَ ﻗِ َﺮاءَةً‬
‫‪membaca :‬‬
‫ﺤﺎ‬
‫ﺴ َﺢ َﻣ ْﺴ ً‬
‫َﻣ َ‬
‫‪menghapus :‬‬
‫‪68‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
naik :
‫ﻃَﻠَ َﻊ ﻃُﻠُ ْﻮﻋًﺎ‬
menghapus :
‫ﺴ َﺦ ﻧَ ْﺴ ًﺨﺎ‬
َ َ‫ﻧ‬
Keterangan:
1.
2.
3.
Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.
Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola
wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.
Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 3 ini. Cara
membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
69
‫اﻟﺒﺎب اﻟﺮاﺑﻊ‬
‫ﻓَ ِﻌ َﻞ ‪ -‬ﻳَـ ْﻔ َﻌ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻷﺻﻮل‬
‫ﻓَﻌِ َﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫اِﻓْـ َﻌ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌ ْﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻓَﻌِ َﻞ‬
‫ﻓَﻌِ َﻼ‬
‫ﻓَﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓَﻌِﻠَ ْ‬
‫ﻓَﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓَﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَﻌِﻠ َ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓَﻌِﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَﻌِﻠ ُ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳَـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫أَ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
‫ﻧَـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَـ ْﻌﻠَْﻴ ِﻦ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻤﺼﺪر‬
‫‪70‬‬
‫ﻓَـ ْﻌ َﻼ ٍ‬
‫ت‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻔﺎﻋﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺔٌ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ َﻼ ِن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠُ ْﻮ َن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ِن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟ ُْﻮ َن‬
‫اِ ْﻓـ َﻌ ْﻞ‬
‫اِ ْﻓـ َﻌ َﻼ‬
‫اِ ْﻓـ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮا‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ت‬
‫ﺎﻋ َﻼ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻔﻌﻮل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟَﺔٌ‬
‫ﻣ ْﻔ ُﻌﻮﻟَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫َ ْ‬
‫ت‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻷﻣﺮ‬
‫اِ ْﻓـ َﻌﻠِ ْﻲ‬
‫اِﻓْـ َﻌ َﻼ‬
‫اِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻠ‬
‫ﻌ‬
‫ـ‬
‫ﻓ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻟﻨﻬﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠِ ْﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ‬
‫ْﻦ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﺰﻣﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻜﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻵﻟﺔ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫‪71‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻼ‬
‫ﻓُﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠَ ْ‬
‫ﻓُﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓُﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ َ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ُ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫أُ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
‫ﻧُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫!!! ‪SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL‬‬
‫‪Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:‬‬
‫َﺣ ِﻤ َﺪ َﺣ ْﻤ ًﺪا‬
‫‪memuji :‬‬
‫ﻟِ‬
‫َﺤ ًﻘﺎ‬
‫َﺤ َﻖ ﻟ ْ‬
‫‪mengikuti :‬‬
‫َﻋ ِﻤ َﻞ ﻋَ َﻤ ًﻼ‬
‫‪beramal :‬‬
‫َﻋﻠِ َﻢ ِﻋﻠ ًْﻤﺎ‬
‫‪mengetahui :‬‬
‫ِ‬
‫ﺐ ﻟَﻌِﺒًﺎ‬
‫ﻟَﻌ َ‬
‫‪bermain :‬‬
‫ﻧَ ِ‬
‫ﻀ ًﺠﺎ‬
‫ﻀ َﺞ ﻧَ ْ‬
‫‪matang/masak :‬‬
‫َﺳ ِﻤ َﻊ َﺳ ْﻤﻌًﺎ‬
‫‪mendengar :‬‬
‫َﻋ ِﺠ َﺰ َﻋ ْﺠ ًﺰا‬
‫‪lemah :‬‬
‫رِ‬
‫ﻏ‬
‫ﺐ َر ْﻏﺒَﺔً‬
‫َ َ‬
‫‪ingin :‬‬
‫ح ﻓَـ َﺮ ًﺣﺎ‬
‫ﻓَ ِﺮ َ‬
‫‪gembira :‬‬
‫ﻟَ ِﺰَم ﻟ ُُﺰْوًﻣﺎ‬
‫‪tetap pada :‬‬
‫َﺳ ِﻬ َﺮ َﺳ ْﻬ ًﺮا‬
‫‪berjaga malam :‬‬
‫َﺳﻠِ َﻢ َﺳ َﻼ َﻣﺔً‬
‫‪selamat :‬‬
‫ِ‬
‫ﺐ َﻋ َﺠﺒًﺎ‬
‫َﻋﺠ َ‬
‫‪heran :‬‬
‫‪72‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
bersaksi :
ً‫ﺎدة‬
َ ‫َﺷ ِﻬ َﺪ َﺷ َﻬ‬
Keterangan:
1.
2.
3.
Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.
Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola
wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.
Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 4 ini. Cara
membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
73
‫اﻟﺒﺎب اﻟﺨﺎﻣﺲ‬
‫ﻓَ ِﻌ َﻞ ‪ -‬ﻳَـ ْﻔ ِﻌ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻷﺻﻮل‬
‫ﻓَﻌِ َﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫اِﻓْﻌِ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ ْﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻓَﻌِ َﻞ‬
‫ﻓَﻌِ َﻼ‬
‫ﻓَﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓَﻌِﻠَ ْ‬
‫ﻓَﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓَﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَﻌِﻠ َ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓَﻌِﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَﻌِﻠ ُ‬
‫ﻓَﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌﻠ َ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌﻠ َ‬
‫أَﻓْﻌِ ُﻞ‬
‫ﻧَـ ْﻔﻌِ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَـ ْﻌﻠَْﻴ ِﻦ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻤﺼﺪر‬
‫‪74‬‬
‫ﻓَـ ْﻌ َﻼ ٍ‬
‫ت‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻔﺎﻋﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺔٌ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋ َﻼ ِن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠُ ْﻮ َن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ِن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟ ُْﻮ َن‬
‫اِﻓْﻌِ ْﻞ‬
‫اِﻓْﻌِ َﻼ‬
‫اِﻓْﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫َﻣ َﻔﺎ ِﻋ ُﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔﻌِ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ﺎﻋﻠَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫ﻓَ ِ‬
‫ت‬
‫ﺎﻋ َﻼ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻔﻌﻮل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟَﺔٌ‬
‫ﻣ ْﻔ ُﻌﻮﻟَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫َ ْ‬
‫ت‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻷﻣﺮ‬
‫اِﻓْﻌِﻠِ ْﻲ‬
‫اِﻓْﻌِ َﻼ‬
‫اِﻓْﻌِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻠ‬
‫َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻟﻨﻬﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِﻠِ ْﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌِ َﻼ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔﻌﻠ َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﺰﻣﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻜﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻵﻟﺔ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫‪75‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
ِ
‫ْﻦ‬
َ ‫ﻓُﻌﻠ‬
‫ﻓُﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ﺖ‬
ْ َ‫ﻓُﻌِﻠ‬
‫ﻓُﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﻓُﻌِ َﻼ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
ِ ‫ﻓُﻌِﻠ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ْﺖ‬
َ ‫ﻓُﻌِﻠ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ْﺖ‬
ُ ‫ﻓُﻌِﻠ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫ْﻦ‬
َ ‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ْﻦ‬
َ ‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻧُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫أُ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL !!!
Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:
lembut :
ً‫ﻧَﻌِ َﻢ ﻧَـ ْﻌ َﻤﺔ‬
menghitung :
ِ
‫ﺐ ُﺣ ْﺴﺒَﺎﻧًﺎ‬
َ ‫َﺣﺴ‬
hina :
‫ﺗَِﻔﻪَ ﺗَـ َﻔ ًﻬﺎ‬
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.
Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola
wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.
Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 5 ini. Cara
membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.
Contoh di bab 5 ini memang sangat sedikit.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
76
‫اﻟﺒﺎب اﻟﺴﺎدس‬
‫ﻓَـ ُﻌ َﻞ ‪ -‬ﻳَـ ْﻔ ُﻌ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻷﺻﻮل‬
‫ﻓَـ ُﻌ َﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَﻌِْﻴ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫اُﻓْـ ُﻌ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ ْﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻓَـ ُﻌ َﻞ‬
‫ﻓَـ ُﻌ َﻼ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠَ ْ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠَﺘَﺎ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠ َ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠ ُ‬
‫ﻓَـ ُﻌﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﻌﺮوف‬
‫ﻳَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﻳَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳَـ ْﻔ ُﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳَـ ْﻔ ُﻌﻠْ َﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠ َ‬
‫أَ ْﻓـ ُﻌ ُﻞ‬
‫ﻧَـ ْﻔﻌُ ُﻞ‬
‫ﻓَـ ْﻌ ًﻼ‬
‫ﻓَـ ْﻌﻠَْﻴ ِﻦ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻤﺼﺪر‬
‫‪77‬‬
‫ﻓَـ ْﻌ َﻼ ٍ‬
‫ت‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻔﺎﻋﻞ‬
‫ﻓَﻌِْﻴـﻠَﺔٌ‬
‫ﻓَﻌِْﻴ ٌﻞ‬
‫ﻓَﻌِْﻴ َﻼ ِن‬
‫ﻓَﻌِْﻴـﻠُ ْﻮ َن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮ ٌل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ِن‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟ ُْﻮ َن‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌ ْﻞ‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌ َﻼ‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌﻠُ ْﻮا‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ ْﻞ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠُ ْﻮا‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫َﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ ٌﻞ‬
‫ِﻣ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻣ َﻔ ِ‬
‫ﺎﻋ ُﻞ‬
‫َ‬
‫ﻓَﻌِْﻴـﻠَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫ت‬
‫ﻓَﻌِْﻴ َﻼ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻔﻌﻮل‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮﻟَﺔٌ‬
‫ﻣ ْﻔ ُﻌﻮﻟَﺘَ ِ‬
‫ﺎن‬
‫َ ْ‬
‫ت‬
‫َﻣ ْﻔ ُﻌ ْﻮَﻻ ٌ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻷﻣﺮ‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌﻠِ ْﻲ‬
‫اُﻓْـ ُﻌ َﻼ‬
‫ْﻦ‬
‫اُ ْﻓـ ُﻌﻠ َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ ﻓﻌﻞ اﻟﻨﻬﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠِ ْﻲ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌ َﻼ‬
‫ْﻦ‬
‫َﻻ ﺗَـ ْﻔ ُﻌﻠ َ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﺰﻣﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻟﻤﻜﺎن‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﺳﻢ اﻵﻟﺔ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫‪78‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
‫ﻓُﻌِ َﻞ‬
‫ﻓُﻌِ َﻼ‬
‫ﻓُﻌِﻠُ ْﻮا‬
‫ﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠَ ْ‬
‫ﻓُﻌِﻠَﺘَﺎ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ‬
‫ﻓُﻌﻠ َ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ َ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ْﻢ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ِ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ َﻤﺎ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﺘُ ﱠﻦ‬
‫ْﺖ‬
‫ﻓُﻌِﻠ ُ‬
‫ﻓُﻌِﻠْﻨَﺎ‬
‫ﺗﺼﺮﻳﻒ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤﻀﺎرع اﻟﻤﺠﻬﻮل‬
‫ﻳُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﻳُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫ﺗُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠِْﻴ َﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن‬
‫ْﻦ‬
‫ﺗُـ ْﻔ َﻌﻠ َ‬
‫أُ ْﻓـ َﻌ ُﻞ‬
‫ﻧُـ ْﻔﻌَ ُﻞ‬
‫!!! ‪SELURUH WAZAN TASHRIF DALAM BAB INI WAJIB DIHAFAL‬‬
‫‪Contoh-contoh kata yang masuk dalam bab ini:‬‬
‫َﻛ ُﺮَم َﻛ َﺮًﻣﺎ‬
‫‪mulia :‬‬
‫ﺴ َﻦ ُﺣ ْﺴﻨًﺎ‬
‫َﺣ ُ‬
‫‪bagus :‬‬
‫َﺟ ُﻤ َﻞ َﺟ َﻤ ًﺎﻻ‬
‫‪cantik :‬‬
‫ف َﺷ َﺮﻓًﺎ‬
‫َﺷ ُﺮ َ‬
‫‪mulia :‬‬
‫َﺳ ُﻬ َﻞ ُﺳ ُﻬ ْﻮﻟَﺔً‬
‫‪mudah :‬‬
‫ﺑَ ُﺨ َﻞ ﺑُ ْﺨ ًﻼ‬
‫‪bakhil :‬‬
‫ﺻ َﻼ ًﺣﺎ‬
‫ﺻﻠُ َﺢ َ‬
‫َ‬
‫‪layak/pantas :‬‬
‫َﻛﺒُـ َﺮ ﻛِﺒَـ ًﺮا‬
‫‪besar :‬‬
‫ب ﻋُ ُﺬ ْوﺑَﺔً‬
‫َﻋ ُﺬ َ‬
‫‪sedap :‬‬
‫ب ﻗُـ ْﺮﺑًﺎ‬
‫ﻗَـ ُﺮ َ‬
‫‪dekat :‬‬
‫َﻛﺜُـ َﺮ َﻛﺜْـ َﺮةً‬
‫‪banyak :‬‬
‫ﺴ َﺮ ﻋُ ْﺴ ًﺮا‬
‫َﻋ ُ‬
‫‪sulit :‬‬
‫ﺑَـ ُﻌ َﺪ ﺑُـ ْﻌ ًﺪا‬
‫‪jauh :‬‬
‫ﺻﻐْ ًﺮا‬
‫ﺻﻐُ َﺮ ُ‬
‫َ‬
‫‪kecil :‬‬
‫‪79‬‬
‫‪PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1‬‬
bersih :
‫ﻃَ ُﻬ َﺮ ﻃُ ْﻬ ًﺮا‬
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
Dalam contoh kosakata di atas, kata pertama adalah fi’il madhi dan kata kedua adalah mashdar.
Perhatikanlah mashdar-mashdar yang disebutkan di atas. Sebagian di antaranya tidak mengikuti pola
wazan mashdar yang baku. Jadi, untuk mengetahui mashdar setiap kata, kita perlu menghafalnya.
Setiap contoh kata di atas bisa diubah-ubah bentuknya mengikuti wazan tashrif bab 6 ini. Cara
membuatnya sudah dijelaskan di pembahasan wazan-mawzun.
Isim fa’il pada bab 6 ini berbeda dengan 5 bab sebelumnya, kalau yang sebelumnya bentuknya adalah
‫ﻓﺎﻋﻞ‬, sedangkan pada bab ini bentuknya ‫ﻓﻌﻴﻞ‬.
5.
Dalam bab 6 ini semua fi’il-nya merupakan fi’il lazim (tak memerlukan objek), tidak ada yang
muta’addi (memerlukan objek), sehingga sebenarnya bab 6 ini tidak ada isim maf’ul, isim alat dan fi’il
yang majhul, karena itu semua terkait dengan fi’il muta’addi. Di sini tetap ditulis isim maf’ul, isim alat
dan fi’il yang majhul hanya untuk menyesuaikan dengan bab-bab sebelumnya saja.
Secara makna, contoh-contoh kata dalam bab 6 ini banyak yang mirip dengan ‘kata sifat’ dalam bahasa
Indonesia, maka perhatikanlah agar tidak terkecoh. Ia tetap fi’il, walaupun dalam bahasa Indonesia
maknanya adalah seperti ‘kata sifat’. Inilah salah satu perbedaan ‘rasa’ bahasa Indonesia dengan bahasa
Arab. Wallahu a’lam.
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
80
MARAJI’
1. Kitab at-Tashrif
2. al-Muyassar fi ‘Ilm an-Nahw
3. Mukhtarat Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah
PROGRAM BELAJAR BAHASA ARAB UNTUK PEMULA | SEMESTER 1
81
Download