BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar a. PengertianBelajar Belajar mempunyai makna yang sangat luas dan komplek, sehingga pengertian belajar banyak dipengaruhi oleh teori-teori belajar yang dianut oleh seseorang. Menurut pandangan Robert M.Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati pengelolaan informasi dan menjadi kapabilitas baru. Kirscer (2006:1) mengungkapkan bahwa, “Learning, in turn, is defined as a change in long-term memory” yaitu bahwa belajar merupakan perubahan ingatan jangka panjang. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. (Hamdani2011:21) Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri. Peserta didik adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. (Mudjiono, 2002: 7). Sagala (2009: 9) definisi belajar adalah proses terbentuknya tingkah laku baru yang disebabkan individu merespon lingkungannya, melalui pengalaman pribadi yang tidak termasuk kematangan, pertumbuhan atau instink. Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik benang merahnya bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. b. Prinsip-PrinsipBelajar Prinsip-prinsip belajar adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan proses belajar. Ada beberapa prinsip-prinsip belajar yang dirangkum dari Slameto (1995:27) sebagai berikut : 1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar a) Dalam belajar setiap peserta didik harus berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan pengajaran. b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan. c) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan aktif. d) Belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan lingkungan. 2) Sesuai hakikat belajar a) Belajar itu kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulasi yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan. 3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya. b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. 4) Syarat keberhasilan belajar a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang. b) Repitisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan / sikap itu mendalam pada peserta didik. 2. Mengajar Kegiatan belaja-mengajar telah berlangsung sejak dahulu kala, sejak manusia diciptakan dan memulai kehidupannya. Arti mengajar pun tentu saja sangat komplek dan beraneka macam sesuai dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut pandangan William H.Burton mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada peserta didik agar terjadi proses belajar (Tabrani,1989:26). Menurut pendapat Sardiman (2001:46) ”mengajar adalah usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar berlangsung kegiatan belajar bagi para pesert didik”. Dalam mengajar seorang guru juga harus menyusun daftar tujuan yang akan dicapai sebagai persiapan program dan membuat struktur program dan susunan materi pelajaran untuk mencapai tujuan program tersebut. ”that 21th century physics teacher should possess, suggest a lists of goals for a physics teacher preparation program guided by these goals”. (Eugenia Entkina,2005:3) Berdasarkan pendapat–pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah kegiatan membantu dan membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar agar terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik tersebut. Dalam hal ini, mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dengan menggunakan satu metode mengajar tertentu dan menyuruh anak menghafal melainkan membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. 3. Proses Belajar-Mengajar Proses belajar-mengajar memiliki empat komponen utama yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Keempat komponen tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam interaksi belajar-mengajar peserta didik diarahkan oleh pendidik untuk mencapai tujuan melalui bahan pengajaran yang dipelajari oleh peserta didik dan disampaikan oleh pendidik dengan metode tertentu. Tujuan merupakan langkah pertama yang harus ada dalam proses belajar-mengajar. Bahan pengajaran harus mendukung tercapainya tujuan yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas pada intinya belajar-mengajar adalah interaksi antara peserta didik dan pendidik yang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Interaksi ini dilakukan dengan merencanakan dan menyiapkan bahan ajar, alat yang dibutuhkan dan metode yang sesuai dengan bahan ajar, serta penilaian sebagai pengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakuka. 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar (Kustandi & Sutjipto, 2011). Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2010), berpendapat bahwa: “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah adalah media”. Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas (Sanaky, 2009). Association of Education and CommunicationTechnology (AECT) memberikan batasan tentang mediapembelajaran. Dalam Arsyad (2010), AECT mengatakan bahwa: “media pembelajaran adalahsegala bentuk yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran”. Dari beberapa pendapat yang telah diungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam proses pembelajaran sebagai sarana pembawa pesan dari sumber belajar kepada siswa, untuk mempertinggi efisiensi dalam pencapaian tujuan belajar. b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran Menurut Sanaky (2009), tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas. 2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. 3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar. 4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. Sedangkan manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik. 3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga. 4) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktifitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. (Sanaky, 2009). Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera, dan waktu: a) objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau model; b) objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau gambar; c) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide di samping secara verbal; d) objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer; e) kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video; f) peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknikteknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide atau simulasi komputer. 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karya wisata, kunjungankunjungan ke museum atau kebun binatang. (Arsyad, 2010). c. Macam-Macam Media Pembelajaran Menurut Arief S. Sadiman (2009:28-80) beberapa macam media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu : 1) Media Grafis Media grafis termasuk media visual, berfungsi menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Jenis media grafis diantaranya: a) Gambar atau Foto Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar atau foto merupakan bahasa yang paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana. b) Sketsa Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab madia ini dibuat langsung oleh guru. c) Diagram Diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besaryang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antarkomponen atau sifat-sifat proses yang ada. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. d) Bagan (Chart) Fungsipokok bagan (chart) adalah menyajikan ide-ide atau konsepkonsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butirbutir penting dari suatu persentasi. e) Grafik (Graphs) Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Grafik disusun berdasarkan prisip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif. f) Kartun Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadiankejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. g) Poster Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. h) Peta dan Globe Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan datadata lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang: (1) Keadaan permukaan bumi; (2) Tempattempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lainnya; (3) Datadata budaya dan kemasyarakatan; (4) Data-data ekonomi, seperti hasil pertanian, industri atau perdagangan internasional. i) Papan Flanel (Flanel Board) Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. j) Papan Buletin (Bulletin Board) Papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan.Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tetentu. 2) Media Audio Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media dapat dikelompokkan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam dan laboratorium bahasa. Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi obyekobyek, mengklasifikasikan obyek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu obyek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret. 3) Media Proyeksi Diam Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsanganrangsangan visual. Selain itu, bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Pebedaan yang jelas di antara keduanya adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan,sedangkanpada media proyeksi diam, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tetapi ada pula yang hanya visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection dengan microfilm, film, film gelang, televisi, video. 4) Media Permainan dan Simulasi Ada beberapa istilah lain untuk kelompok media pembelajaran ini, misalnya simulasi dan permainan peran, atau permainan simulasi. Meskipun berbeda-beda, semuanya dapat dikelompkkan ke dalam satu istilah yaitu permainan. Ciri atau karakteristik dari media ini adalah melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar, peran guru tidak begitu kelihatan tetapi yang menonjol adalah motivasi interaksi antar siswa, dapat memberikan umpan balik langsung, memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif siswa, mampu mengatasi keterbatasan siswa yang sulit belajar dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat serta diperbanyak. Dina Indriana (2011:56) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi 6 jenis berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, yaitu: “(1) grafis, bahan cetak, dan gambar diam; (2) media proyeksi diam; (3) media audio; (4) media gambar hidup/film; (5) media televisi; dan (6) multimedia”. Sedangkan Leshin, Pallock & Reigeluth (1992) dalam Arsyad (2010:36) mengklasifikasikan media menjadi 5 kelompok, yaitu: (1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip); (2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan (workbook), alat bantu kerja, dan lembaran lepas); (3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, garfik, peta, gambar, transparansi, slide); (4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, televisi); (5) Media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan computer, interaktif video, hypertext). d. Evaluasi Media Pembelajaran Evaluasi media pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi kelas atau diskusi kelompok, wawancara, dan observasi. Menurut Walker & Hess dalam Arsyad (2010:175-176) kriteria dalam mereview perangkat lunak media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas, yaitu: 1) Kualitas isi dan tujuan meliputi ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, dan kesesuaian dengan situasi siswa. 2) Kualitas instruksional meliputi memberikan kesempatan belajar, memberikan bantuan untuk belajar, kualitas memotivasi, fleksibilitas instruksionalnya, kualitas tes dan penilaiannya, dapat memberi dampak bagi siswa, guru dan pembelajarnya. 3) Kualitas teknis meliputi keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualitas pengelolaan programnya, dan kualitas pendokumentasiannya. e. Kriteria Pemilihan Media Kriteria pemilihan media yang dibuat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Ely (1982) dalam Arief S. Sadiman (2009:85) mengatakan bahwa: Pemilihan media tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.Meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Dick dan Carey (1978) dalam Arief S. Sadiman (2009:86) menyatakan bahwa ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: “(1) Ketersediaan sumber setempat; (2) Dana, tenaga dan fasilitas untuk membeli dan memproduksi media sendiri; (3) Keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan; dan (4) Efektivitas biaya dalam jangka panjang”. Sedangkan menurut Arsyad (2010:75-76) kriteria pemilihan media adalah: 1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. 3) Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana. 4) Guru terampil menggunakannya. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. 5) Pengelompokkan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan. 6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Hakikat dari pemilihan media adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan. 4. Bulletin Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 187): “Buletin merupakan majalah sederhana yang tipis dan berisi uraian singkat, diterbitkan untuk kalangan sendiri (biasanya untuk lembaga atau organisasi)”. Buletin juga bisa diartikan sebagi media cetak yang berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yg diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu (www.artikata.com). Ada pula pengertian buletin sebagai berikut: ”Bulletin is a brief statement of facts respecting some passing event, as military operations or the health of some distinguished personage, issued by authority for the information of the public” (www.brainyquote.com). (Buletin adalah sebuah pernyataan singkat tentang fakta-fakta untuk mengabadikan beberapa peristiwa yang telah terjadi yang mana sebagai sebagai operasi militer atau kesehatan dari beberapa tokoh yang dibedakan dan dikeluarkan oleh otoritas untuk informasi publik). Dari beberapa pengertian yang telah tersebut di atas, dapat diketahui bahwa buletin merupakan suatu media cetak dalam bentuk majalah sederhana yang tipis yang berisi tentang uraian singkat dan diterbitkan untuk kalangan sendiri ataupun tertentu serta secara periodik. Secara umum, buletin disajikan dalam bentuk media cetak, tetapi ada juga buletin dalam bentuk audio. Sri Anitah (2009: 43) mengungkapkan bahwaterdapat buletin berita, yaitu suatu berita kilat yang biasanya disiarkan sesudah koran sore telah sampai di pasaran. Namun, sekarang, banyak sekali berita penting dan ringkasan berita yang disiarkan berjam-jam oleh stasiun radio. Menurut Effendy (2002: 54), buletin merupakan media komunikasi yang berfungsi sebagai: (1) Menginformasikan (to inform) yaitu memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran, dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. (2) Mendidik (to educate) yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan. (3) Mempengaruhi (to influence) yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling mempengaruhi jalan pikiran komunikandan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan. (4) Menghibur (to entertaint) yaitu komunikasi berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. 2. Demonstrasi Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru” adalah metode secara harfiah berarti cara. Pada pemakaiaan yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau caracara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Menurut Muzayyin Arifin dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” , pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administratif atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Akibatnya saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah tujuan tertentu (Nurhayati, 2008: 12). Pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan metode pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Melalui metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahanbahanpelajaran yang merupakan suatu Bunyian-Bunyian, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan (Sagala, 2006: 210). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara transfer ilmu dengan mempraktekkannya di depan para siswa sehingga. 3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Istilah Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang bermakna bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia. Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. David Mc.Clelland, Abraham Maslow, Wand dan Brown dalam Angkowo (2007: 34) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seorang. Kemudian menurut Martin Handoko (2002: 9) mengartikan motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Selain itu, Robertus Angkowo dkk (mengutip teori Berselon dan Steiner) mengemukakan bahwa: a motive is an inner state that energizer, activities or move (hence motivation), and that direct or channels behavior towards goals”. Motif merupakan terminologi umum yang memberikan makna, daya dorong, keinginan, kebutuhan serta kemauan. Selanjutnya Duncan mengemukakan bahwa from a managerial perspective, motivation refres to any conciuos attempt to influence behaviour to any conciuos attempt to influence behavior toward the accomplishment of organization goals. Motivasi adalah suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang, agar mengarah pada tercapaianya tujuan organisasi (Angkowo, 2007: 34) Dari beberapa pendapat terkait motivasi di atas, dapat dirangkum bahwa motivasi adalah suatu proses psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang karena adanya daya dorong untuk berinteraksi, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang sehingga dapat menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. b. Sumber-Sumber Motivasi Pada diri seseorang, secara garis besar motivasi itu dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu motivasi yang bersumber dari dalam diri individu atau motivasi intrinsik dan motivasi yang bersumber dari luar diri seorang individu atau motivasi eksternal. Adapun penjelasan motivasi itu sebagai berikut: 1) Motivasi internal Motivasi internal merupakan daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika dikaitkan dengan kegiatan belajar pembelajaran, motivasi internal merupakan daya dorong seseorang individu (siswa) untuk terus belajar berdasarkan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berhubungan dengan aktivitas belajar. 2) Motivasi eksternal Motivasi eksternal merupakan daya dorongan dari luar diri seseorang siswa (peserta didik), berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran motivasi eksternal dari luar diri siswa, baik positif maupun negatif. Adapun dalam kegiatan belajar mengajar banyak model motivasi eksternal yang dapat mempengaruhi siswa. Menurut Winkel (1989: 94) dan Yamin (2007) model-model motivasi eksternal meliputi: (a) belajar memenuhi kewajiban, (b) belajar demi menghindari hukuman, (c) belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan, (d) belajar demi meningkatkan gengsi, (e) belajar demi memperoleh pujian dari orang-orang penting, (f) belajar demi tuntunan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyarat kenaikan pangkat (Iskandar, 2012: 189) c. Bentuk-Bentuk Motivasi Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar di sekolah di antaranya: 1) Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar yang utamanya justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport yang angkanya baik-baik. 2) Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. 3) Saingan/kompetensi Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4) Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. 5) Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. 6) Mengetahui hasil Dengan mengatahui hasil pekerjaan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. 7) Pujian Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8) Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak akan bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. 9) Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. 10) Minat Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. 11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai maka akan timbul gairah untuk terus belajar (Sardiman, 2001: 90-93). Berdasarkan uraian-uraian bentuk motivasi di atas, bahwa motivasi belajar siswa tidaklah sepenuhnya menjadi tanggung jawab siswa sendiri, akan tetapi faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa juga memiliki peran untuk memotivasi belajar siswa. Terutama yang menyangkut dengan kegiatan belajar di sekolah. Upaya guru dalam memotivasi belajar siswa di sekolah dapat dilakukan dengan memberi angka, hadiah, menciptakan saingan/kompetensi yang sehat, menumbuhkan kesadaran, memberikan ulangan, mengetahui hasil ulangan, memberikan pujian, hukuman, menumbuhkan hasrat untuk belajar, minat dan tujuan pembelajaran yang jelas. Adanya bentuk-bentuk motivasi yang bervariasi itu, tentu akan menjadikan kegiatan pembelajaran lebih bermakna. d. Hubungan Motivasi Belajar dengan Media Pembelajaran Menurut John M. Keller dalam Driscoll (1994: 314), guru perlu memberikan motivasi kepada siswa. Munculnya motivasi belajar dalam diri siswa, bukan hanya menjadi tanggung jawab siswa sendiri, tetapi juga tanggung jawab guru. Adapun hubungan antara media pembelajaran dengan motivasi yaitu sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Menurut Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi melalui rangsangan kegiatan belajar dan membangkitkan keinginan agar menimbulkan minat yang baru (Arsyad, 2013: 19). Perhatian siswa dapat dibangkitkan karena adanya rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu siswa dapat dirangsang melalui cara-cara baru, unik atau cara yang sudah ada. Strategi untuk merangsang minat dan perhatian siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan media pembelajaran untuk melengkapi penyampaian bahan kajian. Media pembelajaran disini dapat berupa transparasi, film, video, tape, modul elektronik dan yang lainnya. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa terjaga untuk memperhatikan. Kejelasan, keruntutan pesan, daya tarik gambar yang bervariasi, dan penggunaan efek khusus dapat menimbulkan keingintahuan yang menyebabkan siswa tertarik terhadap media itu. Hal ini menunjukkan bahwa media berperan dalam aspek motivasi. 2) Media pembelajaran dapat menciptakan lingkungan belajar yang mampu memotivasi belajar siswa. Media pembelajaran yang menyajikan simulasi dapat menarik perhatian dan sebagai upaya untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang sedang dipelajari melalui tindakan langsung sehingga dapat menarik bagi siswa. Menurut (Hamzah, 2007: 35) menyatakan bahwa “suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara efektif bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan mudah diingat, dipahami dan dihargai”. 3) Media pembelajaran senantiasa dapat memperbaharui motivasi belajar siswa. Media pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana saja ketika diinginkan atau diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk pengguna secara individu. Kemudian media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Menurut (Arsyad, 2013: 29) bahwa: peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu atau terjadi dalam puluhan tahun dapat ditampilkan dalam rekaman video, film, foto, slide di samping secara verbal. Dengan demikian media pembelajaran dapat memperbaharui motivasi belajar siswa melalui obyek belajar yang peristiwanya terjadi secara langka. Berdasarkan penjelasan hubungan motivasi belajar dengan media pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa siswa membutuhkan sesuatu yang mampu memotivasi dirinya dalam kegiatan pembelajaran. Karena tumbuhnya motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran guru atau pendidik sebagai faktor eksternal, perlu menyajikan materi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, mampu membawa siswa ke lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan serta materi disajikan dalam media pembelajaran yang dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Dengan memperhatikan media pembelajaran yang digunakan, tentu akan dapat menciptakan pembelajaran yang senantiasa mampu memupuk motivasi belajar siswa. 4. Bunyi A. Pengertian bunyi Kita selalu dikelilingi oleh bunyi, tidak semenit pun dalam sehari kita tidak mendengar bunyi. Bagaimanakah besar pengaruh bunyi dalam kehidupan kita? Bagaimana suasana kehidupan kita bila tidak mendengar bun yi? Banyak bunyi yang dapat memberikan kegembiraan. Bagaimana bila kita tidak dapat mendengar bunyi? Apa yang terjadi jika suara orang lain dalam keadaan gembira tidak bias kita dengar? Darimanakah bunyi itu terjadi? Melalui apakah seorang dapat mendengar bunyi? dari gambar di atas menunjukkan contoh suara dalah kehiduoan sehari-hari. Suara bayi menangis dan suara air terjun di sebut dengan sumber bunyi, selanjutnya suara tersebut daoat di dengar oleh pendengar melalui udara yang di sebut zat perantara menuju ke telinga pendengar. Lalu bagaimanakah bunyi terjadi ?disimpulkan bahwa bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergertar dan dapat merambat melalui zat perantaranya. Proses terjadinya bunyi terjadi ketika gelombang bunyi dikumpulkan oleh telinga luar dan masuk dalam gendang telinga yang bergetar disebabkan oleh rapatan dan renggangan udara sekitar. Getaran merambat melalui tiga tulang dalam telina yng berfungsi memperbesar amplitude getaran. Getaran pada cairan-cairan di telinga menyebabkan ribuan syaraf menyampaikan pesan ke otak sehingga kita dapat mendengar bunyi. B.Cepat Rambat bunyi Ketika seorang teman bicara di depanmu, sepertinya bunyi langsung mencapai telingamu begitu diucapkan. Seolah-olah bunyi tidak memerlukan waktu untuk merambat dari mulut ke telinga. Benarkah demikian? Ternyata tidak, bunyi memerlukan waktu untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Untuk membuktikannya amati langit selagi mendung atau hujan. Pada saat terjadi petir, perhatikan manakah yang lebih cepat kamu amati, kilatan petir atau bunyi petir? Pada saat terjadi petir kita melihat kilatan petir terlebih dahulu, beberapa saat kemudian bunyi gemuruh petir baru terdengar. Sebenarnya kilatan dan bunyi petir muncul pada saat yang bersamaan. Namun, kilatan petir merambat dalam bentuk gelombang cahaya, sedangkan bunyi merambat dalam bentuk gelombang bunyi. Karena bunyi mencapai kita lebih lambat daripada cahaya., dapat kita simpulkan bahwa cepat rambat bunyi lebih kecil dari cepat rambah cahaya. Makin jauh jarak yang ditempuh oleh bunyi, makin lama pula waktu yang di butuhkan untuk menepuh jarak itu. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa bunyi merambat dari tempat satu ke tampat lain memerlukan waktu tempuh. Dari pernyataan di atas dapat diperoleh hubungan sebagai berikut. Keterangan : V = cepat rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi setiap sekon (m/s) S = jarak antara sumber bunyi dengan pendengar (m) T = waktu yang dibutuhkan bunyi untuk merambat (s) Pada bab sebelumnya telah di bahas bahwa selama satu periode, gelombang menempuh jarak sejauh satu panjang gelombang. Jika t = T, maka s = λ. Bentuk lain dari persamaan cepat rambat gelombang bunyi adalah : atau v = λf Keterangan : V = cepat rambat bunyi (m/s) Λ = panjang gelombang bunyi (m) T = periode gelombang bunyi (s) F = frekuensi gelombang bunyi (Hz) Cepat rambat bunyi bergantung jenis medium perambatannya. Banyak factor yang mempengaruhi besarnya cepat rambat bunyi, antara lain : Suhu Semakin tinggi suhu medium, pada umumnya makin besar cepat rambat bunyi dalam medium tersebut. Hal ini karena makin tinggi suhu, makin cepat getaran partikel – partikel di dalam medium tersebut. Akibatnya, proses perpindahan getaran makin cepat. Kekerasan Makin keras medium umunya makin besar cepat rambat bunyi dalam medium, maka makin kuat gaya kohesi antar partikel. Kaibatnya, pengaruh suatu bagian medium kepada bagian lainnya sangat besar. Jika suatu bagian medium bergetar, bagian yang lain akan mengikuti getaran tersebut dengan segera. Akibatnya, getaran berpindah ke bagian lain dari medium dengan cepat. B. Batas pendengaran manusia Manusia dapat mendengar bunyi karena mempunyai alat penerima bunyi yaitu telinga. Kemampuan telinga manusia untuk mendengar bunyi sangat terbatas. Telinga manusi normal umumnya hanya dapat mendengar bunyi dengan frekuensi antara 20-200000 Hz. Bunyi yang berada dalam daerah jangkauan tersebut disebut audiosonik. Gendang telingan manusia hanya dapat menghasilkan gelombang listrik syaraf yang dapat diterjemahkan otak jika bergetar dengan frekuensi dalam jangkauan audiosonik. Bunyi dengan frekuensi di bawah 20Hz disebut dengan infrasonic (infra artinya lebih rendah). Bunyi dengan frekuensi diatas 20000 Hz disebut dengan ultrasonic (ultra artinya lebih tinggi). Bunyi infrasonic dihasilkan oleh bergetarnya bendabenda berukuran besar, seperti gempa bumi dam getaran mesin pabrik. Bunyi ini mudah menyebabkan benda-benda lain disekitarnya ikut bergetar. Itulah sebabnya pekerja-pekerja pabrik sering merasakan tubuhnya bergetar ketika mesin pabrik dihidupkan. Manudia tidak mampu mendengar bunyi infrasonic maupun ultrasonic. Beberapa hewan memiliki pendengaran yang sangat peka sehingga dapat mendengar bunyi infrasonik, misalnya jangkrik, kelelawar, dan anjing. Selain dapat mendengar bunyi infrasonic, kelelawar juga dapat menghasilkan dan mendengar bunyi ultrasonic. Dengan memancarkan bunyi ultrasonic dan menangkap kembali pantulanna, kelelawar dapat mengetahui jarak benda yang ada di depannya. Jika beda waktu kembalinya pancaran ultrasonic cukup lama berarti jarak benda di depan kelelawar masih cukup jauh, sehingga masih aman untuk terbang lurus. Jika beda waktunya relative singkat berarti jarak benda di depan kelelawar sangat dekat. Oleh karena itu, kelelawar membelokkan arah terbangnya. Dengan cara ini kelelawar dapat terbang di malam hari tanpa mengalami tabrakan. Kelelawar menggunakan bunyi ultrasonic sebagai pemandu terbangnya. Selain kelelawar, anjing pun dapat mendengar bunyi ultrasonik. Karena dapat mendengar bunyi infrasonic maupun ultrasonik, oleh karena itu anjing sering dijadikan sebagai penjaga rumah dan membantu polisi untuk penyelidikan kriminalitas. C. Nada Apakah yang dimaksud dengan nada ? perpaduan antara alat-alat music yang dimainkan oleh pemain music tersebut sangat indah untuk dinikmati. Secara tidak langsung, kita menikmati nada- nada yang dimainkan pada alat-alat music itu. Setiap alat music yang dimainkan akan menimbulkan getaran teratur atau frekuensi teratur yang disebut nada. Jadi, nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur. Nada dihasilkan dari bunyi yang frekuensinya berubah-ubah dengan teratur. Sebaliknya, bila frekuensi bunyi yang dihasilkan berubah-ubah dengan tidak teratur disebut desah. Contoh desah adalah suara air terjun dan suara daun yang tertiup angin. Tinggi rendah suatu nada bergantung pada besar kecilnya frekuensi. Semakin besar frekuensi getaran, semakin tinggi nada yang dihasilkan. Sebaliknya semakin kecil frekuensi getaran, nada yang dihasilkan semakin rendah pula. Kuat bunyi bergantung pada amplitude getaran. Makin besar amplitudonya, makin kuat bunyi yang dihasilkan, makin kecil amplitudo getaran makin lemah bunyi yang dihasilkan. D. Resonansi Dalam kehidupan sehari-hari, kejadian-kejadian berikut sering kita jumpai. Sering kita rasakan bahwa jendela rumah bergetar bila sebuah pesawat terbang melintas, kita juga sering merasakan adanya getara apabila skereta api berjalan melewati kita. Kecepatan angin menghasilkan getaran-getaran resonansi pada jembatan selat Tacoma di amerika serikat dan menyebabkan jembatan ini roboh. Kejadian tersebut merupakan peristiwa resonansi. Semua benda memiliki frekuensi asal (alami) dari getarannya. Benda yang tidak digetarkan dapat bergetar dan diperbesar amplitudonya oleh benda lain yang digetarkan pada frekuensi yang sama, peristiwa ini disebut resonansi. Jadi, resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh dari sumber getar lain dengan frekuensi sama. Manfaat resonansi dalam kehidupan sehari-hari adalah digunakan pada alat-alat music yang ada di sekitar kita, seperti gitar biola, terompet, dan beduk. Selain bermanfaat, resonansi juga merugikan manusia. Misalnya seorang penyanyi tenor dapat memecahkan gelas bila menyanyikan lagu yang memiliki frekuensi alami sama dengan frekuensi alami gelas. Kejadian ini sering terjadi pada konser atau opera. E. Pemantulan bunyi Bunyi termasuk gelombang dan salah satu sifat gelombang adalah dapat mengalami pemantulan. Dengan demikian, bunyipun dapt mengalami pemantulan jika menemui permukaan yang keras. Ketika berteriak di lapangan, kamu tidak akan mendengar kembali bunyi teriakanmu. Sebaliknya, ketika berteriak di dalam ruangan atau didepan tebing, suara yang baru kamu ucapkan akan terdengar kembali meskiupun lebih lemah dari aslinya. Mengapa demikian? Ketika berteriak di dalam ruangan atau di depan tebing, gelombang bunyi yang dihasilkan oleh pita suara merambat ke segala arah. Ketika mencapai dinding yang keras gelombang mengalami pemantulan sehingga berbalik arah (kembali ke arahmu). Ketika berteriak di lapangan yang luas tidak ada pemantulan disekitarnya. Gelombang bunyi yang kamu keluarkan akan merambat terus pada arah semula tanpa pernah dipantulkan. yangdisebut hukum pemantulan bunyi, untuk itu kita perlu mendefinisikan beberapa istilah berikut. Sudut dating (i) adalah sudut yang dibentuk oleh arah dating dan garis normal. Sudut pantul (r) adalah sudut yang dibentuk oleh arah pantul dan garis normal. Hukum pamntulan bunyi menyatakan : 1 . sudut dating sama dengan sudut pantul ( i = r ) 2. bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal berada pada satu bidang, ketiganya berpotongan di satu titik. Berdasarakan hukum pemantulan bunyi, jika bunyi yang datang berimpit dengan garis normal (sudut datang = 0®), bunyi pantulnya juga berimpit dengan garis normal (sudut pantul = 0®). Dengan kata lain, bunyi pantulnya tidak akan kembali kea rah datangnya bunyi. F. Jenis – jenis bunyi pantul 1. Gaung Jika kita berdiri di depan tebing pada jarak tertentu dan mengucaokan suatu kata, misalnya “fisika”, kadang-kadang kita mendengar bunyi pantulan sebelum seluruh suku kata selesai kita ucapkan. Dalam hal ini, kita mendengar dua macam suara, yaitu suara asli dan suara pantulan. Suara asli : fi – si – ka Suara pantulan : Suara yang terdengar : fi fi – si – ka ka Berarti, kita hanya mendengar suku kata pertama dan diikuti suku kata terakhir. Sementara itu, suku kata diantaranya terdengar kabur. Bunyi pantulan yang sebagian terdengar bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas disebut gaung. Timbulnya gaung jelas sangat merugikan karena membuat bunyi asli yang terdengar menajdi tidak jelas. Jika gaung muncul di gedung bioskop, gedung pertunjukan music, studoa radio atau televise, dan gedung pertemuan kehadirannya dapat menggangu ucapan pembicara, music, atau percakapan dalam film. Kehadiran gaung di tempat-tempat seperti ini sangat tidak diharapkan. Oleh karena itu, kehadiran gaung harus dihindari. Lalu bagaimana cara menghindarinya? Salah satu sifat bunyi adalag dapat diredam. Artinya, jika bunyi mengenai bahan peredam sebagian besar gelombang bunyi diserap. Akibatnya, bunyi yang dipantulakn oleh bahan peredam menjadi lemah. Jika bahan peredam yang digunakan cukup baik , hamper semua gelombang bunyi dapat diserap dan hamper tidak ada lagi bunyi yang dipantulkan oleh bahan tersebut. Bahan-bahan lunak, seperti gabus, busa, dan kapas adalah bahan yang dapat menyerap bunyi. 2. Gema Gema berbeda dengan gaung. Bunyi pantul pada gaung muncul saat sumber bunyi masih mengeluarkan bunyi asli. Sementara itu, bunyi pantul pada gema muncul beberapa saat setelah bunyi asli selesai diucapkan. Jadi, gema adalah pantulan yang terdengar setelah bunyi asli selesai diucapkan. Berbeda dengan gaung, gema terjadi jika letak pemantulan cukup jauh dari sumber bunyi. Selain itu, gema tidak menyebabkan suara yang dihasilkan sumber bunyi terganggu karena bunyi pantul muncul setelah sumber bunyi selesai mengeluarkan bunyi. Berikut contoh terjadinya gema. Suara asli : fi – si – ka Suara pantula : Suara yang terdengar : fi – si – ka – fi – si – ka fi – si – ka Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli Jika jarak dinding pantul sangat dekat dengan sumber bunyi, waktu yang diperlukan bunyi pantul untuk kembali sangat singkat. Oleh karena itu, bunyi pantul yang terdengar dapat dianggap bersamaan dengan bunyi asli. Karena diperkuat oleh bunyi pantul, bunyi asli akan terdengar lebih nyaring. Dlam peristiwa ini, bunyi pantul memperkuat bunyi asli. Itulah sebabnya ketika kamu bernyanyi di kamar mandi, suaramu terdengar lebih nyaring. G. Manfaat bunyi pantul Pemantulan bunyi sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan seharihari. Beberapa contoh pemanfaatan pemantulan bunyi adalah untuk mengukur cepat rambat bunyi. Pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan untuk mengukur cepat rambat bunyi di udara. Caranya dengan mengukur waktu yang diperlukan bunyi sejak keluar dari sumber bunyi sampai kembali ke tempat semula akibat pemantulan. Kemudian, kita mengukur jarak sumber bunyi ke tempat pemantul. Dengan melakukan dua pengukuran ini dapatdiketahui cepat rambat bunyi di udara. Jika jarak dari tempatmu berdiri ke dinding adalah s, maka jarak yang ditempuh bunyi bolak-balik adalah 2s. jika waktu yang ditempuh adalah t, maka cpat rambat bunyi adalah V= Dengan v = cepat rambat waktu bunyi (m/s), s = jarak (m), dan t = waktu (s) Jika cepat rambat bunyi sudah diketahui, pemantulan bunyi dapat digunakan untuk menghitung jarak. Dari persamaan di atas kita dapatkan s= Dengan mengukur waktu yang diperlukan bunyi sejak dipancarkan sampai ditangkap kembali, jarak pemantul dari sumber bunyi dapat dihitung.Selain untuk mengukur cepat rambat bunyi, manfaat bunyi pantul juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut, mengetahui kandungan ikan di bawah laut, mengukur panjang lorong goa, menyelidiki lapisan bumi, dan menyelidiki kerusakan logam. B. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian Yulita Handayaningrum (2009: 53-56) menunjukkan bahwa penerapan media cerita bergambar (cergam) dapat meningkatkan minat baca siswa terhadap materi bahan kimia pada makanan.Peningkatan minat baca diukur dari hasil observasi dan penyebaran angket. Capaian rata-rata hasil observasi menunjukkan bahwa siswa yang bersikap positif pada pra siklus sebesar 51,1%, siklus I sebesar 63,75% dan pada siklus II sebesar 82,50%. Capaian ratarata hasil penyebaran angket pada pra siklus sebesar 51,4%, siklus I sebesar 66,1% dan pada siklus II sebesar 81,4%. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, yakni kesamaan penggunaan media cetak untuk meningkatkan minat baca. Endri Mardhani (2010: 46) melakukan penelitian tentang “Manfaat Penyuluhan dengan Media Buku Saku dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan Remaja Tentang Keamanan Pangan di SMA Negeri Colomadu” yang bertujuan untuk mengetahui manfaat buku saku dalam upaya meningkatkan pengetahuan remaja tentang keamanan pangan. Hasil penelitian diketahui tingkat pengetahuan remaja sebelum diberi penyuluhan dengan media buku saku sebagian besar mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu sebesar 96,9%. Tingkat pengetahuan remaja setelah diberi penyuluhan dengan media buku saku sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu sebesar 93,8%. Penelitian ini memiliki kerelevanan dengan akan dilakukan, yaitu menggunakan media dalam bentuk buku saku. Agung, R.Rudidkk (2005: 1) melakukan studi kasus yang berjudul “Efektivitas Buletin Sekolah Sebagai Penunjang Revitalisasi Pendidikan Di Tingkat Sekolah Dasar” di SDIT Ibnu Sina, Duren Sawit, Jakarta Timur.Hasilnya menunjukkan bahwa buletin sekolah dapat dioptimalkan sebaik mungkin, sehingga sangat efektif sebagai penunjang revitalisasi pendidikan bagi sekolah, siswa dan orang tua siswa di lingkungan SDIT Ibnu Sina.Indikatornya, meningkatnya minat baca, menulis serta termotivasinya siswa dan guru untuk mengirim buah pemikirannya (karya maupun tulisan). Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yakni kesamaan penggunaan buletin untuk meningkatkan minat baca. C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan kognitif Fisika peserta didik dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran, motivasi belajar peserta didik, dan interaksi diantara keduanya. Untuk memperjelas kerangka pemikiran penelitian ini, maka akan diuraikan sebagai berikut. 1. PembelajaranMenggunakan Media Bulletindan Pembelajaran ModelDemonstrasiTerhadap Kemampuan Kognitif Penelitian ini menggunakan Media Pembelajaran Bulletin. Model pembelajaran diberikan kepada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan berupa model demonstrasi. Untuk model pembelajar dengan menggunakan bulletin suasana lingkungan belajar dibuat menyenangkan dan menekankan pada desain ruang dan musik karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap dan mengolah informasi. Dalam menggunakan bulletin peserta didik dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga peserta didik menjadi aktif, yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Dengan ini diharapkan peserta didik dapat belajar dengan mencoba sendiri konsep yang dipelajari dengan suasana santai sehingga akan berdampak baik pada kemampuan kognitif Fisika peserta didik. Sedangkan dalam model pembelajaran demonstrasi, pembelajaran dilakukan dengan suasana lingkungan belajar dibuat menyenangkan dan menekankan pada desain ruang dan musik karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap dan mengolah informasi. Dengan ini diharapkan peserta didik dapat belajar dengan mencoba sendiri konsep yang dipelajari dengan suasana santai sehingga akan berdampak baik pada kemampuan kognitif Fisika peserta didik. 2.Pengaruh Motivasi Belajar Peserta didik Kategori Tinggi dan Rendah Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika Peserta didik Prestasi belajar Fisika dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah motivasi belajar peserta didik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fajri,1995: 17), “Motivasi berarti keaktifan, kegiatan, kesibukan dalam bekerja atau berusaha”. Jadi motivasi belajar peserta didik adalah setiap kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh peserta didik dalam kegiatan belajarmengajar.Motivasi belajar peserta didik berbeda-beda. Hal ini terjadi karena setiap peserta didik mempunyai ketertarikan yang berbeda terhadap suatu pelajaran. Motivasi yang dilakukan seperti memperhatikan, bertanya, mencatat materi, mendengarkan, mengerjakan tugas, latihan soal, dan mempelajari kembali pelajaran Fisika yang diperoleh dari sekolah akan menambah ketrampilan dan kreativitas peserta didik dalam berpikir. Dari berbagai motivasi tersebut, diharapkan peserta didik akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran Fisika. Bagi peserta didik yang menyukai pelajaran Fisika maka motivasinya akan tinggi, tetapi sebaliknya bagi peserta didik yang tidak menyukai Fisika maka motivasinya akan rendah. Dengan motivasi belajar yang berbeda inilah yang memungkinkan adanya perbedaan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari sehingga terdapat perbedaan prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Penelitian ini membatasi motivasi belajar peserta didik berdasarkan angket yang diisikan peserta didik. Yaitu terbatas pada motivasi belajar peserta didik sebelum atau saat mengikuti pembelajaran, baik motivasi dirumah maupun di sekolah yang biasa dilakukan peserta didik. Termasuk diantaranya motivasi membaca buku pelajaran, kedisiplinannya mengerjakan tugas rumah, memperhatikan penjelasan pendidik, bertanya, mencatat materi, mempelajari kembali pelajaran Fisika yang diperoleh dari sekolah dan lain sebagainya. Diharapkan peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan memperoleh kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang mempunyai motivasi belajar rendah. 3. InteraksiantaraPembelajaranMenggunakan Media danMotivasiBelajarPeserta didikTerhadapKemampuanKognitifFisikaPeserta didik Bulletin Faktor pemilihan model pembelajaran oleh pendidik dan motivasi belajar peserta didik secara bersama-sama akan mempengaruhi hasil belajar Fisika. Bagaimanapun baiknya model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik, bila tidak didukung dengan motivasi belajar peserta didik yang tinggi, maka peserta didik bisa saja mengalami kegagalan. Di sisi lain, bagaimanapun tingginya motivasi belajar peserta didik bila tidak didukung dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat maka keberhasilan peserta didik pun tidak akan optimal. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar peserta didik mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Pembelajaran Fisika dengan media Bulletin ditinjau dari motivasi belajar peserta didik menitikberatkan pada motivasi peserta didik dalam belajar. Dengan model pembelajaran yang baik dan didukung motivasi belajar peserta didik yang tinggi diharapkan akan memberi pengaruh positif yaitu meningkatnya prestasi belajar peserta didik dalam hal ini kemampuan Fisika peserta didik. Untuk memperjelas kerangka berfikir, maka dapat digambarkan paradigma penelitian pada gambar 2.6 Masalah-masalah pembelajaran diantaranya: 1. Pembelajaran masih menggunakan metode ceramah. 2. Siswa hanya cenderung menghafalkan materi Dilengkapi media Bulletin Model Gambar 2.6 Paradigma Penelitian