Kajian Manajemen Risiko Rencana Kerjasama

advertisement
LAPORAN
Kajian Manajemen Risiko
Rencana Kerjasama Pengelolaan
PT Terminal Petikemas Surabaya
Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan
Masyarakat
UNIVERSITAS
AIRLANGGA
APRIL 2016PORAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...........................................................................................ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................iii
1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
2. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................. 2
3. RUANG LINGKUP ........................................................................... 2
4. KONSEP ISO 31000 ......................................................................... 2
5. METODOLOGI PENILAIAN RISIKO ....................................................4
5.1. Jenis dan sumber data .............................................................4
5.2. Teknik Analisis .........................................................................5
5.3. Penjelasan Level Risiko Tinggi, Sedang dan Rendah ..................5
5.4. Siapa pihak yang bertanggung jawab atas risiko yang muncul ..5
6. PENILAIAN RISIKO ...........................................................................6
6.1. Kementrian Perhubungan ........................................................6
6.2. Dewan Perwakilan Rakyat........................................................10
6.3. Aparat Penegak Hukum ...........................................................11
6.4. Pelindo III ................................................................................11
6.5. Terminal Petikemas Surabaya ..................................................17
6.6. Mitra TPS .................................................................................22
6.7. Calon Mitra TPS .......................................................................28
7. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................. 28
7.1. Kesimpulan ............................................................................ 28
7.2. Rekomendasi .......................................................................... 30
RINGKASAN EKSEKUTIF
PT Terminal Petikemas Surabaya ("PT TPS") sebagai Pintu Gerbang ke Kawasan Indonesia
Bagian Timur, dengan lokasi sangat strategis, karena secara langsung terhubung dengan
jalan Raya Tol Surabaya dan jatur Kereta Api. Pelindo III memberikan kuasa kepada PT TPS
untuk mengoperasikan dan memelihara Terminal Petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak
dengan menandatangani Authorization Agreement for the Operation and Maintenance of
Container Terminals at Tanjung Perak Seaport antara Pelindo III dengan PT TPS tanggal 29
April 1999, yang memiliki jangka waktu selama 20 tahun sejak tanggal penandatanganan,
sehingga berakhir pada tahun 2019. Proses pengambilan keputusan untuk memperpanjang
ataupun mengakhiri Perjanjian Pemegang Saham dan Perjanjian Pemberian Kuasa ini harus
dilaksanakan oleh Direksi Pelindo III pada 29 April 2019, menjadi penting dengan melakukan
Business Judgement Rule, dimana pengambilan keputusan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, termasuk Good Corporate Governance untuk
pertindungan hukum bagi direktur dan jajarannya dari pertanggungjawaban atas setiap
kebijakan atau keputusan bisnis. Mekanisme Business Judgement Rule ini dilaksanakan
dengan: melaksanakan kajian komprehensif dari segi bisnis, operasional dan keuangan
tentang risiko atau keuntungan yang diperoleh Pelindo III dalam hal Perjanjian Pemegang
Saham dan Perjanjian Pemberian Kuasa diakhiri ataupun tetap diteruskan; serta meminta
persetujuan pemegang saham dan Dewan Komisaris.
Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dari keputusan bisnis yang
akan dilakukan, dilakukan kajian Manajemen Risiko. Kajian Manajemen resiko dilakukan
dengan mengkaji dokumen dokumen yang dimiliki oleh PT Pelindo III yang berkaitan dengan
perjanjian kerjasama antara PT Pelindo III dengan PT TPS. Berdasarkan kajian yang dilakukan
didapatkan 33 risiko yang dikelompokkan kedalam tiga tingkatan yaitu risiko tinggi, risiko
sedang, serta risiko rendah. Selain itu, dikelompokkan pula sumber dari risiko yang mungkin
terjadi yaitu Kementrian Perhubungan, DPR RI, Aparat Penegak Hukum, PT Pelindo III, PT
Terminal Petikemas Surabaya, Mitra PT Terminal Petikemas Surabaya, serta Calon Mitra PT
Terminal Petikemas Surabaya sebagaimana tabel berikut :
Tingkat Risiko
Sumber Risiko
Tinggi Sedang Rendah Total
1 Kementrian Perhubungan
2
1
1
4
2 DPR
1
1
3 Aparat Penegak Hukum
1
1
4 PT Pelindo III
3
7
10
5 PT Terminal Petikemas Surabaya
1
3
2
6
6 Mitra PT Terminal Petikemas Surabaya
9
1
10
7 Calon Mitra PT Terminal Petikemas Surabaya
1
1
Total
7
16
10
33
Deskripsi hasil kajian Manajemen Risiko Rencana Kerjasama Pengelolaan PT Terminal
Petikemas Surabaya dapat disarikan sebagai berikut :
 Risiko Tinggi
6.1.a. Kementrian Perhubungan dapat membatalkan hak konsesi.
6.1.b. Pemutusan perjanjian konsesi oleh Kementrian Perhubungan.

6.2.a. Masyarakat bersama Dewan Perwakilan Rakyat mendorong pemerintah dan
Pelindo III untuk mengelola PT TPS secara mandiri tanpa melibatkan mitra
strategis/afiliasinya (asing).
6.3.a. Tindak pidana korupsi.
6.5.f. Perjanjian Pemberian Kuasa sendiri memiliki obyek perjanjian berupa aset tetap
Pelindo III yang berada di Terminal Petikemas Surabaya, sehingga harus mengacu
kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-13/MBU/09/2014 tentang
Pedoman Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara (“Permen BUMN No 13/2014”).
6.7.a. Rencana bisnis/ pengembangan terminal calon mitra strategis melalui jaringan
bisnis logistik yang mereka kelola di Asia Tenggara.
Risiko Sedang
6.1.d. Intervensi Kegiatan Operasional Pelindo III oleh Kementrian Perhubungan.
6.4.f. Pelindo III dapat melakukan pengambil-alihan seluruh aset tetap milik PT TPS
ketika berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019.
6.4.g. Keadaan kahar yang timbul akibat adanya pengakhiran perjanjian pemberian
kuasa oleh Pelindo III.
6.4.j. Wanprestasi oleh Pelindo III yang lalai memenuhi kewajiban material terkait
perjanjian konsesi.
6.5.a. Wanprestasi PT TPS yang disebabkan kelalaian melakukan kewajiban yang
bersifat material dalam Perjanjian Pemberian Kuasa.
6.5.d. Komposisi struktur organ PT TPS berpotensi Deadlock dalam Pengambilan
Keputusan Bisnis yang Penting.
6.5.e. Mekanisme Deadlock yang Tidak Efektif.
6.6.a. Wanprestasi oleh Mitra Strategis/afiliasinya atas kewajiban material dalam
Perjanjian Pemegang Saham dalam waktu 30 hari setelah peringatan tertulis
disampaikan oleh Pelindo III.
6.6.b. Diakhirinya salah satu Dokumen transaksi oleh mitra strategis PT TPS.
6.6.c. Mitra Strategis/ Afiliasinya melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam batas
radius seribu (1.000) mil laut dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak (noncompetition).
6.6.d. Terjadinya perubahan pengendalian atas Mitra Strategis atau salah satu
investornya.
6.6.e. Mitra Strategis atau salah satu investor atau salah satu afiliasi atau salah satu
penerima pengalihan mengakui secara tertulis atau umum perihal
ketidakmampuannya untuk membayar hutang.
6.6.f. Mitra Strategis atau salah satu investor menjual atau mengalihkan atau
melepaskan secara seluruh atau sebagian aset-asetnya.
6.6.g. Mitra Strategis atau salah satu investor melakukan tindakan memailitkan diri
atau menerima penunjukan kustodian, melakukan pengalihan umum bagi
kepentingan kreditur-krediturnya.
6.6.i. Mitra Strategis dan Afiliasinya melakukan suatu aktivitas atau usaha yang
bersaing dengan salah satu kegiatan atau usaha yang sedang dilakukan PT TPS
atau akan dilakukan PT TPS.

6.6.j. Pengambilalihan kembali Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang telah
diaplikasikan oleh mitra strategis di PT TPS.
Risiko Rendah
6.1.c. Perubahan Peraturan Perundangan yang berlaku setelah tanggal penandatangan
Perjanjian Konsesi.
6.4.a. Pengingkaran oleh Pelindo III atas ketentuan di dalam Dokumen Transaksi
dengan Mitra PT TPS.
6.4.b. Pelindo III mengakui secara tertulis atau umum perihal ketidakmampuannya
untuk membayar hutang.
6.4.c. Pelindo III melakukan tindakan memailitkan diri atau menerima penunjukan
kustodian, melakukan pengalihan umum bagi kepentingan kreditur-krediturnya.
6.4.d. Dijatuhkannya putusan oleh pengadilan kepada Pelindo III menyangkut putusan
kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana putusan tersebut tidak
ditangguhkan.
6.4.e. Pelindo III tidak dapat memenuhi kewajiban material kepada PT TPS dan
membatalkan secara sepihak perjanjian pemberian kuasa.
6.4.h. Berakhirnya perjanjian Pemberian Kuasa memberikan hak Pelindo III untuk
membeli saham Mitra Strategis PT TPS dengan harga pasar yang wajar.
6.4.i. Pelindo III melalui PT TPS kekurangan dana untuk membeli saham mitra strategis
ketika jangka waktu berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April
2019.
6.5.b. Keadaan kahar yang timbul akibat adanya pengakhiran perjanjian pemberian
kuasa oleh PT TPS.
6.5.c. PT TPS kekurangan dana untuk membeli saham mitra strategis ketika jangka
waktu berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019.
6.6.h. Dijatuhkannya putusan oleh pengadilan yang berwenang menyangkut putusan
yang terkait dengan kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana
putusan tersebut tidak ditangguhkan eksekusinya.
Dari resiko yang telah disarikan, tersebt diatas, dapat diberikan Rekomendasi sebagai
berikut :
 Risiko Tinggi
6.1.a. Pelindo III mengajukan rekomendasi izin operasi PT TPS yang berada dalam
wilayah konsesi Tanjung Perak kepada Menteri Perhubungan.
6.1.b. Pelindo III agar memenuhi ketentuan :
a) Menyetorkan kewajiban konsesi tepat waktu.
b) Melaporkan kegiatan pengusahaan di Wilayah Kerjanya secara berkala.
c) Melaporkan dan meminta rekomendasi untuk mitra strategis yang
beroperasi di area wilayah konsesi.
d) Mematuhi Rencana Induk Pelabuhan.
e) Memenuhi Standar Kinerja Operasional.
f) Mematuhi Sistem dan Prosedur Pelayanan Kepelabuhanan

6.2.a. Pelindo III menyiapkan beberapa opsi sebagai berikut :
a) Seluruh saham milik mitra strategis/afiliasinya dibeli Pelindo III dan Pelindo
III berhenti melakukan investasi pengembangan pelabuhan eksisting di 6
cabang.
b) Melalui Kementrian Meneg BUMN, Pelindo III memberitahukan ke DPR dan
Kementrian
Perhubungan
untuk
melakukan
pemilihan
mitra
strategis/afiliasinya yang baru. Saham milik mitra dibeli oleh mitra
pemenang, dengan demikian Pelindo III dapat fokus berinvestasi
mengembangkan pelabuhan eksisting yang potensial.
6.3.a. Pelindo III melakukan proses pemilihan mitra strategis/afiliasinya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (Permeneg BUMN No. 13 Tahun 2014) dengan tahapan :
a) Pengumuman
b) Penetapan bidder kriteria
c) Evaluasi peserta
d) Penetapan mitra.
6.5.f. Pelindo III melalui PT TPS menggunakan prosedur pemilihan langsung terhadap
calon Mitra Strategis / Afiliasinya.
6.7.a. Menetapkan dalam klausul perjanjian berupa nilai batas capaian kinerja PT TPS
berdasarkan nilai pasar terkini (Fair Value Valution) atau nilai optimum laba
bersih rata-rata 10 tahun terakhir sebagai batas minimal capaian kinerja.
Risiko Sedang
6.1.d. Pelindo III perlu berkoordinasi secara berkala dengan pihak otoritas pelabuhan
untuk melakukan harmonisasi pedoman/ketentuan serta melakukan upaya
efisiensi dalam proses bisnis.
6.4.f. Pelindo III tidak melakukan pengambil-alihan seluruh aset tetap milik PT TPS
ketika berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019 dan
mencari alternatif pendanaan untuk pengambilalihan aset PT TPS.
6.4.g. Mencantumkan lebih detail definisi keadaan kahar yang timbul akibat adanya
pengakhiran perjanjian pemberian kuasa oleh Pelindo III dalam perjanjian
dengan mitra strategis/afiliasinya (asing).
6.4.j. Pelindo III menganggarkan dalam RKAP dan membayar PNPB terkait konsesi
secara tepat waktu.
6.5.a. PT TPS melaksanakan sebagai berikut :
a) Kajian operasional atau asesmen terhadap kinerja operasional secara
berkala, misalnya 6 bulan sekali untuk menguji kehandalan capaian syarat
minimum operasi
b) Menganggarkan pembayaran royalty dalam RKAP dan membayar royalty
tepat waktu.
c) Menyusun jadwal untuk penyampaian laporan pengoperasian, pemeliharaan
atau keuangan sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
6.5.d. Pelindo meminta hak suara plus satu terhadap mitra strategis / afiliasinya dalam
perjanjian pemberian kuasa mendatang.
6.5.e. Pelindo meminta hak suara plus satu terhadap mitra strategis / afiliasinya dalam
perjanjian pemberian kuasa mendatang.
6.6.a. Rekomendasi atas wanprestasi mitra strategis :
a) Manajemen PT TPS menggunakan standar yang sama dalam mengelola
perusahaan sesuai dengan standar manajemen yang dilaksanakan oleh
Mitra Strategis /afiliasinya.
b) Memberikan kontribusi sampai dengan 3% dari dividen tahunan yang
diterima untuk mengembangkan proyek-proyek pengembangan komunitas
yang akan dibentuk oleh PT TPS.
c) Bekerjasama mencari solusi terkait dengan permasalahan technical service
dan sumber daya manusia.
d) Mitra strategis menyiapkan modal kerja yang cukup.
e) Memberikan kepada PT TPS lisensi atas hak kekayaan intelektual terkait
dengan kegiatan dan usaha PT TPS.
f) Perjanjian protocol informasi yang mengatur kerahasiaan data dan informasi
PT TPS.
6.6.b. Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra strategis/afiliasi
mendatang mencantumkan larangan pengakhiran sepihak dokumen transaksi.
6.6.c. Rekomendasi :
a) Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra
strategis/afiliasi mendatang masih perlu dicantumkan larangan melakukan
kerjasama dengan pihak lain dalam batas radius seribu (1.000) mil laut dari
Pelabuhan Laut Tanjung Perak (non-competition).
b) Monitoring terhadap perilaku ekspansi dari Mitra Strategis / Afiliasi di
pelabuhan lain di Indonesia dalam radius kurang dari 1.000 mil laut yang
dapat mengganggu kinerja PT TPS.
6.6.d. Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada mitra
strategis mendatang apabila terjadi perubahan pengendalian kepemilikan oleh
Mitra Strategis harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pelindo III.
6.6.e. Mitra Strategis atau salah satu investor atau salah satu afiliasi atau salah satu
penerima pengalihan dilarang menjaminkan aset PT TPS/Saham ketika mengikat
perjanjian hutang dengan pihak lain.
6.6.f. Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada mitra
strategis mendatang terkait larangan Mitra Strategis atau salah satu investor
menjual atau mengalihkan atau melepaskan secara lain seluruh atau sebagian
aset-asetnya.
6.6.g. Mencantumkan klausul larangan Mitra Strategis atau salah satu investor
melakukan tindakan memailitkan diri atau menerima penunjukan kustodian,
melakukan pengalihan umum bagi kepentingan kreditur-krediturnya dalam
perjanjian kerjasama dengan Pelindo III.
6.6.i. Rekomendasi :
a) Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra
strategis/afiliasi mendatang masih perlu dicantumkan larangan melakukan
kerjasama dengan pihak lain dalam batas radius seribu (1.000) mil laut dari
Pelabuhan Laut Tanjung Perak (non-competition).
b)

Meningkatkan daya saing PT TPS berupa perbaikan pelayanan, kecepatan,
kemudahan prosedur, harga yang kompetitif.
c) Monitoring terhadap perilaku ekspansi dari Mitra Strategis / Afiliasi di
pelabuhan lain di Indonesia dalam radius kurang dari 1.000 mil laut yang
dapat mengganggu kinerja PT TPS.
6.6.j. Rekomendasi :
a) Memastikan pada saat berakhirnya perjanjian pemberian kuasa/perjanjian
pemegang saham bahwa hak kekayaan intelektual diberikan secara
keseluruhan kepada PT TPS tanpa ganti rugi apapun.
b) Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada
mitra strategis mendatang yang mewajibkan Mitra Strategis / Afiliasinya
untuk memberikan seluruh Hak Kekayaan Intelektual.
Risiko Rendah
6.1.c. Pelindo III memberikan masukan terhadap draft peraturan perundangan yang
akan berlaku, sesuai dengan kepentingan going concern bisnis Pelindo III.
6.4.a. Pelindo III mentaati seluruh ketentuan yang ada dalam Dokumen Transaksi.
6.4.b. Mencantumkan klausul batas solvabilitas yang wajib dijaga oleh Pelindo III dalam
perjanjian kerjasama dengan mitra strategis/afiliasinya (asing) mendatang.
6.4.c. Mencantumkan klausul larangan Pelindo III melakukan tindakan memailitkan diri
atau menerima penunjukan kustodian, melakukan pengalihan umum bagi
kepentingan kreditur-krediturnya dalam perjanjian kerjasama dengan mitra
strategis/afiliasinya (asing) mendatang.
6.4.d. Risiko diterima / akseptabel.
6.4.e. Menganggarkan semua kewajiban material Pelindo III kepada PT TPS kedalam
RKAP, dan melaksanakannya secara tepat waktu sampai dengan 29 April 2019.
Menjelaskan secara detail hal-hal yang dimaksud dengan kewajiban material
dalam perjanjian kerjasama dengan mitra strategis/afiliasinya (asing) mendatang.
6.4.h. Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) Pelindo III dapat mencari calon Mitra
strategis.
6.4.i. Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) Pelindo III dapat menunjuk calon Mitra
strategis baru untuk membeli saham dari mitra strategis PT TPS.
6.5.b. Mencantumkan lebih detail definisi keadaan kahar dalam perjanjian pemberian
kuasa, yang disebabkan wanprestasi oleh PT TPS.
6.5.c. Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) PT TPS dapat menunjuk calon Mitra
strategis baru untuk membeli saham dari mitra strategis.
6.6.h. Risiko diterima / Akseptabel.
1. PENDAHULUAN
PT Terminal Petikemas Surabaya ("PT TPS") sebagai Pintu Gerbang ke Kawasan
Indonesia Bagian Timur, dengan lokasi sangat strategis, karena secara langsung
terhubung dengan jalan Raya Tol Surabaya dan jalur Kereta Api. PT TPS didirikan
berdasarkan Akta Pendirian Nomor 1 tanggal 1 April 1999 dengan pemegang saham
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) ("Pelindo III") dan Koperasi Pegawai Pelindo III
("Kopelindo"). Kemudian pada tanggal 22 April 1999, Mermaid Shipping Limited
membeli beberapa saham Pelindo III dan Kopelindo dengan adanya Perjanjian Jual
Beli. Atas Perjanjian Jual Beli diatas, ditandatangani Perjanjian Pemegang Saham
pada tanggal 29 April 1999 antara Pelindo III, Kopelindo, RI yang diwakili Menteri
Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara ("Pemerintah"), Mermaid
Shipping Limited dan PT TPS.
Pelindo III memberikan kuasa kepada PT TPS untuk mengoperasikan dan
memelihara Terminal Petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak dengan
menandatangani Authorization Agreement for the Operation and Maintenance of
Container Terminals at Tanjung Perak Seaport antara Pelindo III dengan PT TPS
tanggal 29 April 1999, yang memiliki jangka waktu selama 20 tahun sejak tanggal
penandatanganan, sehingga berakhir pada tahun 2019. Secara geografis, TPS
berlokasi di bagian barat Pelabuhan Tanjung Perak dengan koordinat 7;12;S,
112;40E, di bagian ujung alur pelayaran di antara pulau Jawa dan pulau Madura
sepanjang 25 mil. Lebar minimum alur adalah 80 meter, kedalaman minimum pada
saat air surut adalah 9.5 meter. Alur pelayaran tersebut dengan jelas, dan disediakan
layanan kepanduan selama 24 jam nonstop. Guna meningkatkan layanan kepada
pelanggan, ditetapkan target mutu PT TPS, demaga intemasional 25 boxes crane
hours (BCH) dan demaga domestik 18 boxes crane hours (BCH).
Pergantian nama terjadi kemudian, bahwa Mermaid Shipping Limited melalui
suratya tanggal 31 Juli 2000 menyampaikan kepada Pelindo III, Mermaid Shipping
Limited telah berubah nama menjadi P&O Ports Surabaya, Ltd; kemudian seluruh
saham P&O Ports Surabaya, Ltd di PT TPS sebesar 49% menjadi milik P&O Dover
(Holdings) Limited Inggris, yang mana hal ini telah diberikan persetujuan oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal dalam suratnya Nomor. 1304/111/PMN2004 tanggal
22 Desember 2004 perihal Persetujuan Perubahan Permodalan. Pada stategi akuisisi
pada tanggal 09 Maret 2006, P&O Dover (Holdings) Limited Inggris mengirimkan
surat kepada Pelindo III yang pada intinya menyampaikan bahwa, DP World telah
mengakuisisi 95% (sembilan puluh lima persen) saham perusahaan P&O Dover
(Holdings) Limited yang beroperasi diluar Amerika Serikat, termasuk perusahaannya.
Bahwa walaupun terjadi peralihan mayoritas saham dan pengendalian terhadap
badan hukum P&O Dover (Holdings) Limited oleh DP World, namun peralihan
mayoritas saham tersebut tidak mengakibatkan bubarnya entitas P&O Dover
(Holdings) Limited. Dengan demikian, pemegang saham PT TPS adalah tetap P&O
Dover (Holdings) Limited Inggris, Ltd (tidak berubah menjadi DP World); Proses
pengambilan keputusan untuk memperpanjang ataupun mengakhiri Perjanjian
Pemegang Saham dan Perjanjian Pemberian Kuasa ini harus dilaksanakan oleh
Direksi Pelindo III pada 29 April 2019, menjadi penting dengan melakukan Business
1
Judgement Rule, dimana pengambilan keputusan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, termasuk Good Corporate Governance untuk
perlindungan hukum bagi direktur dan jajarannya dari pertanggungjawaban atas
setiap kebijakan atau keputusan bisnis. Mekanisme Business Judgement Rule ini
dilaksanakan dengan: melaksanakan kajian komprehensif dari segi bisnis,
operasional dan keuangan tentang risiko atau keuntungan yang diperoleh Pelindo III
dalam hal Perjanjian Pemegang Saham dan Perjanjian Pemberian Kuasa diakhiri
ataupun tetap diteruskan; serta meminta persetujuan pemegang saham dan Dewan
Komisaris.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dilakukannya kajian manajemen risiko adalah:
1. Melakukan analisis risiko meliputi seluruh aspek manajerial kerjasama
pengelolaan TPS setejah tanggal 29 April 2019;
2. Melakukan analisis risiko yang dapat menjadi dasar kebijakan bagi Direksi
Pelindo III dalam pengambilan keputusan menentukan mitra kerjasama
pengelolaan TPS setelah tanggal 29 April 2019.
Tujuan dilakukannya kajian manajemen risiko adalah melakukan assesment risiko
secara komprehensif mulai dari penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis
risiko, evaluasi risiko dan mitigasi atau penanganan risiko yang terkait dengan
rencana kerjasama pengelolaan TPS terutama risiko-risiko yang signifikan setelah
tanggal 29 April 2019.
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi keseluruhan aspek manajerial yang terkait
dengan Manajemen Risiko setelah tanggal 29 April 2019, terutama risiko-risiko
signifikan yang memiliki dampak besar terhadap TPS dan Pelindo III.
Selanjutnya ruang lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud menjadi konteks
penilaian risiko yang digunakan dalam kajian ini.
Hasil dari pekerjaan ini adalah Laporan/Dokumen Kajian Manajemen Risiko
Rencana Kerjasama Pengelolaan PT TPS secara komprehensif mencakup seluruh
aspek manajerial kerjasama pengelolaan TPS setelah tanggal 29 April 2019, antara
Iain identifikasi risiko, besar dampak dan profil risiko serta mitigasi/penanganan
risiko.
4. KONSEP ISO 31000
Konsep kajian yang digunakan adalah analisis risiko berdasarkan ISO 31000. ISO
31000 memberikan pendekatan dalam mengelola sebuah risiko yang ada pada
perusahaan. Pendekatan yang dilakukan pada ISO 31000 adalah dengan
memberikan gambaran terkait hubungan struktur antara prinsip, framework dan
proses dalam menjalankan menajemen risiko secara efektif. Hubungan atau relasi
dari ketiga hal tersebut tergambar pada gambar berikut:
2
Gambar 1 Struktur hubungan atau relasi antara prinsip, framework dan proses
dalam menjalankan menajemen risiko ISO 31000
Dari gambar diatas, maka dapat terlihat dengan jelas bagaimana hubungan
antara prinsip, framework dan proses dalam melakukan manajemen risiko. Dengan
gambaran tersebut maka dalam upaya penerapan manajemen risiko terdapat 3 hal
utama yang perlu dipahami untuk dijalankan, yaitu prinsip, framework dan proses.
ISO 31000 telah memberikan panduan dalam menjalankan proses manajemen
risiko, dimana risk assessment yang menjadi bagian dalam proses manajemen risiko
menjadi bagian penting dan fundamental. Proses tersebut memberikan gambaran
terkait langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan manajemen risiko.
Tahapan dari proses manajemen risiko tersebut adalah sebagai berikut:
1. Establishing the context: penetapan konteks (tujuan)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memberikan gambaran secara jelas terkait
tujuan proses bisnis perusahaan, untuk dijadikan sebagai landasan dalam
melakukan risk assessment yang sesuai dengan konteks bisnis perusahaan;
2. Risk assessment: Penilaian risiko. Dalam menjalankan risk assessment tersebut
terdiri dari:
a. Risk identification: yaitu proses mengidentifikasi setiap risiko yang dapat
mempengaruhi terhadap tujuan proses bisnis perusahaan,
b. Risk analysis: yaitu proses menganalisa segala dampak serta kemungkinan
yang muncul akibat dari risiko yang ada,
3
c. Risk evaluation: yaitu proses mengevaluasi dengan mencocokkan hasil dari
analisa risiko dengan kriteria risiko sebagai masukan dalam menentukan
action yang akan diterapkan untuk menangani risiko yang ada;
3. Risk treatment: Penanganan risiko
Secara umum isi dari tahapan risk treatment ini adalah berisi aktivitas
(Menghindari risiko, Mitigasi risiko, Transfer risiko dan Menerima risiko).
Secara umum, proses analisis Risiko berdasarkan ISO 31000 dapat digambarkan pada
bagan alir berikut :
Gambar 2 Bagan Alir Penilaian Risiko ISO 31000
5. METODOLOGI PENILAIAN RISIKO
Kajian Analisis Risiko ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatifeksploratif. Metode kualitatif merupakan jenis rancangan dengan tujuan utama
mendapatkan gambaran serta memahami situasi yang dihadapi dengan menekankan
pada pengumpulan ide-ide dan masukan-masukan berdasarkan data-data yang
didapatkan selama proses pengambilan serta analisis data. Penelitian eksploratif
merupakan jenis rancangan kajian dengan tujuan utama mendapatkan gambaran
umum serta memahami situasi masalah yang dihadapi peneliti (Malhotra, 2004).
Penelitian eksploratif merupakan desain kajian yang lebih menekankan pada
pengumpulan ide-ide dan masukan-masukan. Hal ini dilakukan untuk memahami
dengan lebih baik sifat masalah karena mungkin baru sedikit studi yang telah
dilakukan dalam bidang tersebut.
5.1. Jenis dan sumber data
Data yang digunakan dalam kajian risiko PT Terminal Petikemas Surabaya,
merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan
4
peneliti dari berbagai sumber dokumen yang telah tersedia sebelumnya yang
berasal dari data-data yang diberikan oleh Pelindo III.
5.2. Teknik Analisis
- Analisis Isi
Content analysis sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk
mengetahui gambaran karakteristik isi, menarik inferensi dari isi,
mengidentifikasikan secara sistematis isi komunikasi yang tampak dan
dilakukan secara objektif, valid, dan reliabel (Eriyanto, 2011: 15). Metode ini
digunakan untuk membandingkan isi dokumen satu dengan lainnya,
memahami isinya (content) dan mencari informasi lebih dalam apa yang
terkandung dalam suatu dokumen tersebut (Eriyanto, 2011:1). Metode
content analysis dipakai untuk menganalisis semua bentuk dokumen baik
cetak maupun visual seperti surat kabar, radio, televisi, grafiti, iklan, film,
surat pribadi, buku, kitab suci hingga selebaran (Eriyanto, 2011:1).
- Focus Group Discussion (FGD)
Dalam proses analisis data yang diperoleh, tim pengkaji menggunakan
metode Focus Group Discussion (FGD). FGD dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan hasil mendalam mengenai topik yang menjadi fokus
analisis dan dilakukan secara sistematis serta terarah mengenai suatu isu
atau masalah yang dikaji. FGD juga memungkinkan
tim pengkaji
mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif diantara tim
sebab masing-masing anggota tim dapat memiliki pandangan yang
berbeda terkait dengan fokus kajian yang dilakukan.
5.3. Penjelasan Level Risiko Tinggi, Sedang dan Rendah
- Risiko Tinggi
Risiko tinggi merupakan risiko yang menghambat pencapaian sasaran,
pengendalian yang ada belum memadai, sehingga diperlukan penanganan
secara khusus karena berpotensi menggagalkan pencapaian sasaran.
- Risiko Sedang
Risiko sedang berpengaruh terhadap sasaran, pengendalian yang ada masih
efektif dan diperlukan penanganan apabila cenderung meningkat ke tinggi.
- Risiko Rendah
Risiko rendah tidak terlalu berpengaruh terhadap sasaran, pengendalian
telah melekat dalam proses bisnisnya, namun pemantauan dan penanganan
terhadap risiko tetap diperlukan.
5.4. Siapa pihak yang bertanggung jawab atas risiko yang muncul
- Risiko Tinggi
Pemegang saham dan Dewan Komisaris pelindo III bertanggung jawab
terhadap penanganan risiko tinggi.
- Risiko Sedang
Direksi Pelindo III dan Dewan Komisaris TPS bertanggung Jawab terhadap
penanganan risiko sedang.
5
-
Risiko Rendah
Direksi TPS dan Senior Manager Pelindo III yang terkait dengan pembinaan
anak perusahaan yang bertanggung jawab terhadap penanganan dan
pemantauan risiko rendah.
6. PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko meliputi identifikasi risiko, evaluasi risiko, analisis risiko dan
perlakuan risiko.
Identifikasi risiko merupakan kegiatan untuk mendapatkan risiko-risiko yang
berpotensi mempengaruhi kerjasama pengelolaan PT TPS sampai dengan 29 April
2019 dan sesudahnya yang antara lain dapat disebabkan atau bersumber dari:
1) Kementrian Perhubungan,
2) Dewan Perwakilan Rakyat,
3) Aparat Penegak Hukum,
4) Pelindo III,
5) PT TPS,
6) Mitra PT TPS, dan
7) Calon mitra PT TPS.
Kegiatan analisis risiko yang dilakukan dalam kajian ini menitikberatkan pada risiko
operasional dan risiko legal.
Kegiatan evaluasi risiko merupakan kegiatan untuk menentukan sampai seberapa
besar dampak dari risiko yang teridentifikasi sesuai dengan level risiko.
Penanganan risiko merupakan kegiatan untuk mengurangi dampak yang mungkin
timbul.
6.1. Kementrian Perhubungan
a. Kementrian Perhubungan dapat membatalkan hak konsesi.
- Penjelasan :
a) Pelindo III berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan KM 47 Tahun
2004 tentang Pelabuhan Laut yang diselenggarakan/ dioperasikan oleh PT
(Persero) Pelabuhan Indonesia III jo Pasal 344 ayat (3) UU Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran memiliki kewenangan untuk
melaksanakan kegiataan pengusahaan di Pelabuhan Tanjung Perak;
b) Ruang lingkup kegiatan pengusahaan di pelabuhan diatur dalam Pasal 90
ayat (1) UU 17/2008, yaitu :
i. penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhan, dan
ii. jasa terkait dengan kepelabuhanan;
c) Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan meliputi penyediaan
dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang (Pasal 90 ayat (1)
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran);
d) Dengan demikian, sesuai dengan Pasal 344 ayat (3) Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran :
6
-
-
i. Pelindo III tetap melaksanakan kegiatan pengusahaan di
pelabuhan eksisting meliputi seluruh wilayah DLKr dan DLKP di
pelabuhan eksisting masing-masing,
ii. Kegiatan pengusahaan meliputi kegiatan penyediaan dan/atau
pelayanan jasa kepelabuhan dan jasa terkait kepelabuhanan,
iii. Sepanjang pelaksanakan kegiatan pengusahaan berada di dalam
DLKr dan DLKP pelabuhan eksisting, maka Pelindo III berwenang
melaksanakan segala kegiatan dalam rangka pengusahaan,
termasuk pelaksanaan pemberian kuasa pengoperasian Terminal
Petikemas Surabaya kepada PT TPS. Dan atas pemberian kuasa
tersebut tidak mengurangi kewajiban Pelindo III dalan hal
pelaksanaan kegiatan pengusahaan di pelabuhan eksisting;
e) Pelaksanaan penyediaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan di PT TPS
berada pada DLKR dan DLKp Tanjung Perak, terdapat potensi Kementrian
Perhubungan secara parsial membatalkan hak konsesi untuk PT TPS.
Dampak :
PT TPS tidak dapat beroperasi di wilayah kerjanya sehingga kegiatan
operasional harus berhenti. Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko
tinggi.
Kondisi :
Pelindo III secara hukum dapat pula memperpanjang Perjanjian Pemberian
Kuasa dengan PT TPS, dengan dasar kewenangan pada Pasal 344 ayat (3)
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran diatas, namun
perpanjangan ini harus memperhatikan pula ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a) Harus sesuai dengan ketentuan di dalam Perjanjian Pemberian Kuasa dan
ketentuan perundangan-undangan, terutama mendapatkan persetujuan
Menteri BUMN terlebih dahulu selaku kuasa pemegang saham;
b) Telah melaksanakan kajian secara menyeluruh dan mengedepankan
prinsip kehati-hatian sehingga tidak menimbulkan potensi kerugian bagi
Pelindo III;
c) Memperhatikan pula ketentuan terkait konsesi pelabuhan eksisting yang
hingga saat ini telah dibahas di tingkat Kementerian Perhubungan dan
BUMN, namun perpanjangan ini secara hukum dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu (tidak menunggu finalisasi pembahasan konsesi),
dikarenakan :
 Perpanjangan Perjanjian Pemberian Kuasa termasuk dalam perbuatan
hukum yang mendukung pelaksanaan kegiatan pengusahaan Pelindo
III berdasarkan Pasal 344 ayat (3) Undang-undang Nomor 17 Tahun
2008 tentang Pelayaran; dan
d) Kewajiban atas konsesi dikenakan langsung kepada Pelindo III, bukan PT
TPS, sehingga perpanjangan tersebut tidak akan mempengaruhi
kewajiban Pelindo III kepada Negara. Walaupun secara hukum
perpanjangan perjanjian dapat dilaksanakan tanpa menunggu proses
7
-
finalisasi konsesi, namun terdapat risiko perpanjangan tersebut tidak
diakui oleh Kementerian Perhubungan, dengan demikian perlu adanya
koordinasi tersendiri antara Pelindo III dengan Kementerian Perhubungan
sebelum dilaksanakan perpanjangan perjanjian ini.
Mitigasi :
Pelindo III mengajukan rekomendasi izin operasi PT TPS yang berada dalam
wilayah konsesi Tanjung Perak kepada Menteri Perhubungan.
b. Pemutusan perjanjian konsesi oleh Kementrian Perhubungan
- Penjelasan :
Pelindo III telah mendapatkan hak konsesi di wilayah kerja pengusahaan
selama 30 tahun (09-11-2015 sd 08-11-2045), sesuai perjanjian Konsesi
antara Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak dengan Pelindo III
Nomor : HK.10/01/12/OP.TPr.15 tanggal 9 November 2015 tentang Kegiatan
Pengusahaan Jasa Kepelabuhanan di Pelabuhan yang Diusahakan oleh PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero). Perjanjian ini diantaranya mencantumkan
hak dan kewajiban para pihak, serta pasal-pasal lainnya yang telah disepakati
oleh para pihak termasuk pemutusan perjanjian konsesi oleh Kementrian
Perhubungan.
- Pemutusan perjanjian konsesi oleh Kementrian Perhubungan dapat
disebabkan :
a) Pelindo III tidak menyetorkan kewajiban konsesi;
b) Pelindo III tidak melaporkan kegiatan pengusahaan di Wilayah Kerjanya;
c) Pelindo III tidak melaporkan dan tidak meminta rekomendasi untuk mitra
strategis yang beroperasi di area wilayah konsesi;
d) Pelindo III tidak mematuhi Rencana Induk Pelabuhan;
e) Pelindo III tidak memenuhi Standar Kinerja Operasional;
f) Pelindo III tidak mematuhi Sistem dan Prosedur Pelayanan
Kepelabuhanan.
- Dampak :
PT TPS tidak dapat beroperasi di wilayah kerjanya sehingga kegiatan
operasional harus berhenti. Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko
tinggi.
- Kondisi :
Sejak perjanjian konsesi ditandatangani oleh para pihak, Pelindo III selalu
mematuhi ketentuan dalam perjanjian konsesi.
- Mitigasi :
Pelindo III agar memenuhi ketentuan :
a) Menyetorkan kewajiban konsesi tepat waktu;
b) Melaporkan kegiatan pengusahaan di Wilayah Kerjanya secara berkala;
c) Melaporkan dan meminta rekomendasi untuk mitra strategis yang
beroperasi di area wilayah konsesi;
d) Mematuhi Rencana Induk Pelabuhan;
e) Memenuhi Standar Kinerja Operasional;
8
f) Mematuhi Sistem dan Prosedur Pelayanan Kepelabuhanan.
c. Perubahan Peraturan Perundangan yang berlaku setelah tanggal
penandatangan Perjanjian Konsesi.
- Penjelasan :
Perubahan peraturan perundangan yang berlaku meliputi namun tidak
terbatas atas peraturan perundangan yang berlaku saat ini, sebagai berikut:
a) Modifikasi, amandemen/ addendum/ perubahan, alternasi atau
pencabutan atas ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
b) Pemberlakuan ketentuan peraturan perundangan yang baru oleh
Negara/ Pemerintah;
c) Pembaharuan perizinan sesuai ketentuan peraturan/perundangan yang
baru berlaku, yang mewajibkan Pelindo III untuk memperbaharui dengan
syarat dan ketentuan yang berbeda dengan perizinan sebelumnya;
d) Perubahan pajak atau tarif pajak oleh pemerintah.
- Dampak :
Seluruh peristiwa perubahan peraturan perundangan yang berlaku dapat
mengakibatkan kerugian yang material bagi Pelindo III, dengan meningkatnya
beban operasional yang besar sehingga berpotensi mengurangi pendapatan.
Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko kecil.
- Kondisi :
Sampai dengan saat ini belum terjadi perubahan peraturan perundangan
yang berlaku.
- Mitigasi :
Pelindo III memberikan masukan terhadap draft peraturan perundangan
yang akan berlaku, sesuai dengan kepentingan going concern bisnis Pelindo
III.
d. Intervensi Kegiatan Operasional Pelindo III oleh Kementrian Perhubungan.
- Penjelasan :
Kementrian Perhubungan telah menyusun Sistem dan Prosedur Pelayanan
Kepelabuhanan, sejak kapal datang, berlabuh, sandar, bongkar dan muat di
wilayah kerja konsesi, sehingga tumpang tindih dengan Sistem dan Prosedur
Pelayanan yang diatur oleh Pelindo III.
Selain itu Kementrian Perhubungan juga mengatur Pedoman Penetapan
Harga Jual (Charge) Jasa Kepelabuhanan yang diusahakan oleh Badan Usaha
Pelabuhan melalui Permenhub Nomor: PM 95 Tahun 2015.
- Dampak :
Intervensi kegiatan melalui Otoritas Pelabuhan tersebut mengakibatkan
perencanaan operasional yang telah dilakukan oleh Pelindo III dapat tidak
disetujui secara sepihak oleh pihak otoritas pelabuhan. Dampak risiko ini
dikategorikan dalam level risiko sedang.
9
-
-
Kondisi :
Sampai saat ini, Intervensi oleh pihak otoritas pelabuhan terhadap kegiatan
operasional Pelindo III di area wilayah konsesi telah terjadi dengan alasan
sebagai bentuk pengendalian dan pengawasan kegiatan pengusahaan
kepelabuhanan.
Mitigasi :
Pelindo III perlu berkoordinasi secara berkala dengan pihak otoritas
pelabuhan untuk melakukan harmonisasi pedoman/ketentuan serta
melakukan upaya efisiensi dalam proses bisnis.
6.2. Dewan Perwakilan Rakyat
a. Masyarakat bersama Dewan Perwakilan Rakyat mendorong pemerintah dan
Pelindo III untuk mengelola PT TPS secara mandiri tanpa melibatkan mitra
strategis/afiliasinya (asing).
- Penjelasan :
Berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019 dapat memicu
masyarakat dan DPR untuk mendorong pemerintah dan Pelindo III
mengambil alih pengelolaan PT TPS secara mandiri tanpa melibatkan mitra
strategis/afiliasinya (asing).
- Dampak :
Pelindo III dan PT TPS menyediakan sejumlah dana untuk melakukan
penggantian nilai saham milik mitra strategis/afiliasinya, hal ini berdampak
pada cashflow Pelindo III untuk membiayai investasi pengembangan pada 6
pelabuhan eksisting. Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko tinggi.
- Kondisi :
Hingga saat ini hal ini tidak terjadi, namun dapat berpotensi terjadi di masa
mendatang pada saat berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29
April 2019. Debt Covenant Pelindo III sudah maksimal sehingga tidak dapat
menambah hutang baru untuk membiayai investasi pengembangan
pelabuhan di 6 Cabang.
- Mitigasi :
Pelindo III menyiapkan beberapa opsi sebagai berikut :
a) Seluruh saham milik mitra strategis/afiliasinya dibeli Pelindo III dan
Pelindo III berhenti melakukan investasi pengembangan pelabuhan
eksisting di 6 cabang;
b) Melalui Kementrian Meneg BUMN, Pelindo III memberitahukan ke DPR
dan Kementrian Perhubungan untuk melakukan pemilihan mitra
strategis/afiliasinya yang baru. Saham milik mitra dibeli oleh mitra
pemenang, dengan demikian Pelindo III dapat fokus berinvestasi
mengembangkan pelabuhan eksisting yang potensial.
10
6.3. Aparat Penegak Hukum
a. Tindak pidana korupsi.
- Penjelasan :
Aparat penegak hukum yang dimaksud meliputi pihak Kepolisian, Kejaksaan
Agung, dan KPK dapat menganggap bahwa dalam proses pemilihan dan atau
penetapan mitra strategis/afiliasi (asing) Pelindo III terdapat tindak pidana
korupsi berupa pelanggaran hukum pidana khusus dan kerugian negara.
- Dampak :
Pembatalan proses pemilihan dan atau penetapan mitra strategis/afiliasinya
(asing). Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko tinggi.
- Kondisi :
Sampai dengan saat ini tidak ada bukti bahwa proses pemilihan mitra
strategis/afiliasinya melanggar hukum pidana khusus dan mengakibatkan
kerugian negara.
Sampai dengan saat ini proses pemilihan mitra strategis/afiliasinya telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Permeneg BUMN No. 13 Tahun
2014).
- Mitigasi :
Pelindo III melakukan proses pemilihan mitra strategis/afiliasinya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (Permeneg BUMN No. 13 Tahun 2014)
dengan tahapan :
1) Pengumuman;
2) Penetapan bidder kriteria;
3) Evaluasi peserta;
4) Penetapan mitra.
6.4. Pelindo III
a. Pengingkaran oleh Pelindo III atas ketentuan di dalam Dokumen Transaksi
dengan Mitra PT TPS.
- Penjelasan :
Pelindo III mengingkari sebagian atau seluruh pasal-pasal perjanjian yang
telah ditetapkan dalam dokumen transaksi dengan mitra TPS, antara lain :
jual beli saham, inbreng, perbantuan karyawan, dan perjanjian sewa.
- Dampak :
Perjanjian Pemberian Kuasa berakhir. Dampak risiko ini dikategorikan dalam
level risiko rendah.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa Pelindo III mengikari sebagaian atau
seluruh pasal-pasal perjanjian yang telah ditetapkan dalam dokumen
transaksi.
- Mitigasi :
Pelindo III mentaati seluruh ketentuan yang ada dalam Dokumen Transaksi.
11
b. Pelindo III mengakui secara tertulis atau umum perihal ketidakmampuannya
untuk membayar hutang.
- Penjelasan :
Ada surat pernyataan yang menegaskan bahwa Pelindo III mengakui secara
tertulis atau umum perihal ketidakmampuannya untuk membayar hutang.
- Dampak :
Perjanjian Pemberian Kuasa berakhir sejak adanya surat pernyataan secara
tertulis atau umum perihal ketidakmampuannya untuk membayar hutang.
Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko rendah.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa Pelindo III mengakui secara tertulis
atau umum perihal ketidakmampuannya untuk membayar hutang.
- Mitigasi :
Mencantumkan klausul batas solvabilitas yang wajib dijaga oleh Pelindo III
dalam perjanjian kerjasama dengan mitra strategis/afiliasinya (asing)
mendatang.
c. Pelindo III melakukan tindakan memailitkan diri atau menerima
penunjukan kustodian, melakukan pengalihan umum bagi kepentingan
kreditur-krediturnya.
- Penjelasan :
Ada surat pernyataan yang menegaskan bahwa Pelindo III melakukan
tindakan memailitkan diri atau menerima penunjukan kustodian, melakukan
pengalihan umum bagi kepentingan kreditur-krediturnya
- Dampak :
Perjanjian Pemberian Kuasa berakhir. Dampak risiko ini dikategorikan dalam
level risiko rendah.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa Pelindo III telah melakukan tindakan
memailitkan diri atau menerima penunjukan kustodian, melakukan
pengalihan umum bagi kepentingan kreditur-krediturnya
- Mitigasi :
Mencantumkan klausul larangan Pelindo III melakukan tindakan memailitkan
diri atau menerima penunjukan kustodian, melakukan pengalihan umum bagi
kepentingan kreditur-krediturnya dalam perjanjian kerjasama dengan mitra
strategis/afiliasinya (asing) mendatang.
d. Dijatuhkannya putusan oleh pengadilan kepada Pelindo III menyangkut
putusan kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana putusan
tersebut tidak ditangguhkan.
- Penjelasan :
Putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (Inchkrah) yang
menghukum Pelindo III menyangkut putusan yang terkait dengan kepailitan,
12
-
-
-
penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana putusan tersebut tidak
ditangguhkan.
Dampak :
Perjanjian Pemberian Kuasa berakhir. Dampak risiko ini dikategorikan dalam
level risiko rendah.
Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada bukti sehubungan dengan Putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap (Inchkrah) yang menghukum Pelindo III
menyangkut putusan yang terkait dengan kepailitan, penunjukan kustodian,
likuidasi, yang mana putusan tersebut tidak ditangguhkan.
Mitigasi
Risiko diterima / akseptabel.
e. Pelindo III tidak dapat memenuhi kewajiban material kepada PT TPS
dan membatalkan secara sepihak perjanjian pemberian kuasa.
- Penjelasan :
Kewajiban material kepada PT TPS tidak dijelaskan secara detail dalam
perjanjian pemberian kuasa, dapat diasumsikan bahwa kewajiban material
dimaksud adalah terkait pemeliharaan dan pembaruan asset.
- Dampak :
Perjanjian Pemberian Kuasa berakhir dan Pelindo III berkewajiban membeli
aset-aset serah operasi (kecuali aset yang disewakan) dari PT TPS dengan
harga beli:
a) Untuk aset yang dialihkan (Transfered assets) sebesar Rp.100,-;
b) Untuk aset-aset tambahan per 1 Januari 2014 dibeli dengan nilai buku
atas aset tersebut; dan
c) Aset-aset lainnya (aset yang bukan transfered assets dan aset yang
diperoleh sebelum 1 Januari 2014) dibeli dengan nilai pasar.
Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko rendah.
- Kondisi :
Hingga hari ini, tidak pernah terjadi adanya kewajiban material yang belum
diselesaikan oleh Pelindo III kepada PT TPS.
- Mitigasi :
Menganggarkan semua kewajiban material Pelindo III kepada PT TPS
kedalam RKAP, dan melaksanakannya secara tepat waktu sampai dengan 29
April 2019.
Menjelaskan secara detail hal-hal yang dimaksud dengan kewajiban material
dalam perjanjian kerjasama dengan mitra strategis/afiliasinya (asing)
mendatang.
13
f. Pelindo III dapat melakukan pengambil-alihan seluruh aset tetap
milik PT TPS ketika berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April
2019.
- Penjelasan :
Pengambil-alihan seluruh aset tetap milik PT TPS oleh Pelindo III dapat
dilakukan ketika berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April
2019.
- Dampak :
Berakhirnya perjanjian pemberian kuasa dengan pembelian aset-aset serah
operasi (kecuali aset yang disewakan) dari PT TPS dengan harga beli:
a) Untuk aset yang dialihkan (Transfered assets) sebesar Rp.100,-;
b) Untuk aset-aset tambahan per 1 Januari 2014 dibeli dengan nilai buku
atas aset tersebut; dan
c) Aset-aset lainnya (aset yang bukan transfered assets dan aset yang
diperoleh sebelum 1 Januari 2014) dibeli dengan nilai pasar atau nilai
buku, mana yang lebih rendah;
dapat menyebabkan kecukupan pendanaan (cashflow) Pelindo III terganggu.
Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Sampai saat ini, Pelindo III tidak melakukan pengambil-alihan seluruh aset
tetap milik PT TPS karena jangka waktu perjanjian pemberian kuasa belum
berakhir.
- Mitigasi :
Pelindo III tidak melakukan pengambil-alihan seluruh aset tetap milik PT TPS
ketika berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019 dan
mencari alternatif pendanaan untuk pengambilalihan aset PT TPS.
g. Keadaan kahar yang timbul akibat adanya pengakhiran perjanjian pemberian
kuasa oleh Pelindo III.
- Penjelasan :
Keadaan kahar tidak dijelaskan secara detail dalam perjanjian pemberian
kuasa, dapat diasumsikan bahwa keadaan kahar dimaksud adalah
pemogokan/kerusuhan karyawan PT TPS.
- Dampak :
Pengakhiran perjanjian pemberian kuasa oleh Pelindo III maka Pelindo III:
a) Dapat membeli aset-aset serah operasi (kecuali aset yang disewakan) dari
PT TPS dengan harga :
1) Untuk aset yang dialihkan (Transfered assets) sebesar Rp.100,-; dan
2) Aset-aset lainnya dengan nilai buku. Dan membayar tambahan biaya
penggantian kepada PT TPS dengan jumlah yang terkecil dari (i)
USD.354.612.245 dikurangi USD.1.447.551; dengan (ii) nilai pasar
wajar atas saham yang dikeluarkan.
14
-
-
b) Dapat membeli saham dari Mitra Strategis atau mengatur jual beli saham
Mitra Strategis tersebut dengan pihak ketiga atau pihak yang ditunjuk
Pelindo III.
Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko sedang.
Kondisi :
Hingga hari ini, tidak pernah terjadi adanya keadaan kahar yang disebabkan
pengakhiran perjanjian pemberian kuasa oleh Pelindo III.
Mitigasi
Mencantumkan lebih detail definisi keadaan kahar yang timbul akibat adanya
pengakhiran perjanjian pemberian kuasa oleh Pelindo III dalam perjanjian
dengan mitra strategis/afiliasinya (asing).
h. Berakhirnya perjanjian Pemberian Kuasa memberikan hak Pelindo III untuk
membeli saham Mitra Strategis PT TPS dengan harga pasar yang wajar.
- Penjelasan :
Pelindo III memiliki opsi/ pilihan pada waktu berakhirnya perjanjian
pemberian kuasa :
a) Membeli aset-aset serah operasi (kecuali aset yang disewakan) dari PT
TPS dengan harga beli:
1) untuk aset yang dialihkan (Transfered assets) sebesar Rp.100,-; dan
2) aset-aset lainnya dengan nilai buku, dan membayar tambahan biaya
penggantian kepada PT TPS dengan jumlah yang terkecil dari : (i)
USD.354.612.245 dikurangi USD.1.447.551; dengan (ii) nilai pasar
wajar atas saham yang dikeluarkan.
b) Membeli saham dari Mitra strategis PT TPS atau mengatur jual beli saham
Mitra Strategis tersebut dengan pihak ketiga atau pihak yang ditunjuk
Pelindo III.
- Dampak :
Pembelian saham Mitra Strategis PT TPS oleh Pelindo III menyebabkan
kecukupan pendanaan (cashflow) Pelindo III terganggu. Dampak risiko ini
dikategorikan dalam level risiko rendah.
- Kondisi :
Hingga hari ini, tidak pernah terjadi Pelindo III untuk membeli saham Mitra
Strategis PT TPS dengan harga pasar yang wajar.
- Mitigasi :
Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) Pelindo III dapat mencari calon Mitra
strategis.
15
i. Pelindo III melalui PT TPS kekurangan dana untuk membeli saham mitra
strategis ketika jangka waktu berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal
29 April 2019.
- Penjelasan :
a) Kekurangan pendanaan yang dialami Pelindo III melalui PT TPS, maka
Pelindo III akan menanggungnya sendiri sebagai pemegang saham
mayoritas untuk membeli saham mitra strategis/afiliasinya (asing).
b) Kekurangan pendanaan dimaksud dapat dimintakan kecukupannya
kepada mitra strategis. Namun atas ketentuan ini ada kemungkinan Mitra
Strategis tetap tidak bersedia untuk memberikan bantuan pendanaan.
c) Selain itu dalam hal jumlah dana ditentukan dengan kesepakatan Pelindo
III dan Mitra Strategis akan banyak kemungkinan adanya deadlock,
mengingat komposisi Direksi dan Komisaris PT TPS dengan mitra
strategisnya adalah seimbang.
- Dampak :
Apabila Perjanjian Pemegang Saham tidak diperpanjang, maka dalam hal
pendanaan ini Pelindo III dapat bekerja sama dengan pemegang saham baru
untuk membeli saham dari Mitra Strategis.
Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko rendah.
- Kondisi :
Hingga hari ini, tidak pernah terjadi Pelindo III kekurangan dana untuk
membeli saham mitra strategis.
- Mitigasi :
Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) Pelindo III dapat menunjuk calon
Mitra strategis baru untuk membeli saham dari mitra strategis PT TPS.
j. Wanprestasi oleh Pelindo III yang lalai memenuhi kewajiban material terkait
perjanjian konsesi.
- Penjelasan :
Kewajiban material Pelindo III tidak dijelaskan secara detail dalam perjanjian
konsesi, dapat diasumsikan bahwa kewajiban material dimaksud adalah
terkait dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
PNBP yang tidak dibayarkan dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak
pemberitahuan diterima oleh Pelindo III dari Kementrian Perhubungan akan
menjadi hutang yang sudah jatuh tempo adalah sebagai bentuk wanprestasi
Pelindo III.
- Dampak :
Pemutusan perjanjian konsesi oleh Kementrian Perhubungan. Dampak risiko
ini dikategorikan dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Sampai dengan saat ini, Pelindo III konsisten untuk selalu memenuhi
kewajiban material yang tertuang dalam perjanjian konsesi.
16
-
Mitigasi :
Pelindo III menganggarkan dalam RKAP dan membayar PNPB terkait konsesi
secara tepat waktu.
6.5. Terminal Petikemas Surabaya
a. Wanprestasi PT TPS yang disebabkan kelalaian melakukan kewajiban yang
bersifat material dalam Perjanjian Pemberian Kuasa.
- Penjelasan :
Kewajiban bersifat material PT TPS tidak dijelaskan secara detail dalam
Perjanjian Pemberian Kuasa, dapat diasumsikan bahwa kewajiban material
dimaksud adalah terkait dengan :
1) gagal mencapai dan mempertahankan Syarat Minimum Operasi, dan
tidak diperbaiki/dipenuhi oleh PT TPS dalam jangka waktu 6 bulan setelah
Pelindo III, memberikan surat pemberitahuan cidera janji;
2) lalai membayar royalti pada saat jatuh tempo dan tetap
terhutang sampai 14 hari setelah Pelindo III menyampaikan
pemberitahuan telat bayar;
3) lalai dalam melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan
aset serah operasi dan kelalaian tersebut tidak diperbaiki dalam 60 hari
setelah Pelindo III memberikan pemberitahuan kelalaian;
4) lalai untuk menyampaikan laporan pengoperasian, pemeliharaan atau
keuangan sesuai dengan ketentuan yang disepakati dan tetap tidak
diberikan sampai 30 hari setelah Pelindo III memberikan pemberitahuan
kelalaian;
5) lalai
dalam
melakukan
kewajiban
untuk
mengasuransikan
aset serah operasi dan hal tersebut tidak dilakukan dalam 60 hari setelah
Pelindo III memberikan pemberitahuan kelalaian;
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemberian Kuasa. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga saat ini tidak ada pernyataan tertulis dari Pelindo III yang menyatakan
kelalaian PT TPS :
1) gagal mencapai dan mempertahankan Syarat Minimum Operasi,
2) lalai membayar royalti ,
3) lalai dalam melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan
aset serah operasi ,
4) lalai untuk menyampaikan laporan pengoperasian, pemeliharaan atau
keuangan
5) lalai
dalam
melakukan
kewajiban
untuk
mengasuransikan
aset serah operasi.
17
-
Mitigasi :
PT TPS melaksanakan sebagai berikut :
1) kajian operasional atau asesmen terhadap kinerja operasional secara
berkala, misalnya 6 bulan sekali untuk menguji kehandalan capaian syarat
minimum operasi
2) menganggarkan pembayaran royalty dalam RKAP dan membayar royalty
tepat waktu.
3) menyusun jadwal untuk penyampaian laporan pengoperasian,
pemeliharaan atau keuangan sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
4) menyusun perencanaan dan melaksanakan kegiatan operasi dan
pemeliharaan aset serah operasi secara rutin dan melaporkan secara
berkala sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.
5) menganggarkan dalam RKAP biaya asuransi aset serah operasi yang
digunakan dalam operasional.
b. Keadaan
kahar
yang
timbul
akibat
adanya
pengakhiran
perjanjian pemberian kuasa oleh PT TPS.
- Penjelasan :
Keadaan kahar tidak dijelaskan secara detail dalam perjanjian pemberian
kuasa, dapat diasumsikan bahwa keadaan kahar dimaksud adalah
pemogokan/ kerusuhan karyawan PT TPS.
Apabila keadaan kahar itu disebabkan karena wanprestasi PT TPS, maka
mitra strategis PT TPS akan mengalihkan seluruh aset serah operasi kepada
Pelindo III tanpa Pelindo III membayar ganti rugi apapun.
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemberian Kuasa oleh PT TPS. Dampak risiko ini
dikategorikan dalam level risiko rendah.
- Kondisi
Hingga hari ini, tidak pernah terjadi adanya keadaan kahar yang disebabkan
wanprestasi oleh PT TPS.
- Mitigasi
Mencantumkan lebih detail definisi keadaan kahar dalam perjanjian
pemberian kuasa, yang disebabkan wanprestasi oleh PT TPS.
c. PT TPS kekurangan dana untuk membeli saham mitra strategis ketika
jangka waktu berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019.
- Penjelasan :
Apabila PT TPS tidak dapat memperoleh suatu bagian dari pendanaan yang
diperlukan dengan cara sebagaimana telah diatur dalam perjanjian, maka
masing-masing Pemegang Saham (Pelindo III, Pemerintah, Kopelindo, dan
Mitra Strategis) dapat tetapi tidak diwajibkan untuk memberikan dana
kepada PT TPS dalam bentuk pinjaman Pemegang Saham dalam jumlah dan
ketentuan sebagaimana disepakati oleh Pelindo III dan Mitra Strategis untuk
tujuan mendanai kekurangan pendanaan tersebut.
18
-
-
-
Dampak :
Apabila Perjanjian Pemegang Saham tidak diperpanjang, maka dalam hal
kekurangan pendanaan, PT TPS dapat bekerja sama dengan pemegang
saham baru untuk membeli saham dari Mitra Strategis.
Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko rendah.
Kondisi :
Hingga hari ini, tidak pernah terjadi PT TPS kekurangan dana untuk membeli
saham mitra strategis.
Mitigasi :
Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) PT TPS dapat menunjuk calon Mitra
strategis baru untuk membeli saham dari mitra strategis.
d. Komposisi struktur organ PT TPS berpotensi Deadlock dalam Pengambilan
Keputusan Bisnis yang Penting.
- Penjelasan:
a) Dewan Direksi bertanggung jawab didalam mempersiapkan dan
melaksanakan setiap rencana usaha 5 (lima) tahunan dan anggaran tahunan
(termasuk, tetapi tidak terbatas pada anggaran pengeluaran modal tahunan)
TPS.
b) Mitra strategis dan afiliasi berhak memberikan suara terkait rencana usaha
anggaran tahunan dan investasi apabila memiliki saham minimal 34% dari
saham-saham yang ada dan telah dikeluarkan, yakni terkait peningkatan
rencana usaha, anggaran tahunan dan setiap keputusan investasi sebesar 5
(lima) persen; dan serangkaian keputusan investasi yang mengakibatkan
peningkatan 10% dari jumlah anggaran pengeluaran tahunan. Keputusan
terkait rencana usaha lima tahunan dan anggaran tahunan harus diajukan
oleh suara mayoritas dalam direksi dan disetujui oleh mayoritas suara dewan
komisaris, dimana mayoritas tersebut harus terdiri dari masing-masing
sekurang-kurangnya:
 Direktur dan 1 Komisaris yang dinominasikan oleh PELINDO III; dan;
 Direktur dan 1 Komisaris yang dinominasikan atau ditunjuk Mitra
Strategis.
c) Pada prinsipnya, segala tindakan pengurusan perusahaan, termasuk
keputusan untuk melakukan investasi atau tidak, harus dilakukan melalui
persetujuan RUPS dan Direksi wajib melaksanakan keputusan RUPS tersebut.
d) Jika pihak Mitra Strategis berbeda pendapat dengan Pelindo III, maka secara
otomatis baik Direksi maupun Komisaris yang ditunjuk oleh Mitra Strategis,
juga akan menyatakan pendapat yang berbeda dengan Pelindo III, sehingga
kuorum pengambilan keputusan tidak akan terjadi, yang pada akhirnya akan
berujung pada deadlock.
19
-
-
-
Dampak :
Deadlock sehingga keterlambatan dalam pengambilan keputusan bisnis yang
penting. Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko sedang.
Kondisi :
Hingga hari ini tidak ada bukti yang menunjukkan pernah terjadi deadlock
dalam pengambilan keputusan bsinis yang penting terkait dengan voting
pengambilan suara mayoritas.
Mitigasi :
Pelindo meminta hak suara plus satu terhadap mitra strategis / afiliasinya
dalam perjanjian pemberian kuasa mendatang.
e. Mekanisme Deadlock yang Tidak Efektif.
Apabila mayoritas suara Direksi tidak bisa menyetujui atau mayoritas suara
Dewan Komisaris tidak bisa menerapkan anggaran tahunan untuk suatu tahun
keuangan dengan cara sebagaimana disebutkan ketentuan perjanjian, maka :
 TPS akan menerapkan sebagai gantinya, anggaran tahunan untuk tahun
anggaran keuangan sebelumnya, dengan penyesuaian hanya pada inflasi
harga dan perubahan-perubahan dalam nilai tukar antara IDR dengan
USD, dengan ketentuan bahwa dalam setiap kasusnya, perbedaanperbedaan tersebut harus diberitahukan kepada pejabat yang ditunjuk
oleh masing-masing mitra strategis dan Pelindo III dan dalam hal-hal
tersebut tetap belum bisa diputuskan setelah batas waktu 60 hari.
- Penjelasan:
a) Ketentuan ini memberikan solusi apabila terjadi deadlock antara Pelindo
III dan Mitra Strategis dalam rangka menentukan besaran investasi yang
disetujui untuk dilaksanakan pada 5 (lima) tahun yang akan datang.
b) Namun ketentuan ini juga tidak sepenuhnya memberikan solusi terhadap
terjadinya deadlock dalam perumusan besarnya nilai investasi, karena
apabila anggaran tahun ini menggunakan anggaran tahun lalu yang
didalamnya tidak terdapat item investasi yang baru, sedangkan item
investasi tersebut mendesak untuk dilakukan pemenuhan tahun ini, maka
hal ini akan mempengaruhi besarnya nilai untuk mata anggaran yang lain.
c) Selain itu, tolok ukur untuk penyesuaian anggaran hanya didasarkan pada
inflasi dan perubahan nilai tukar (kurs) mata uang IDR dan USD, maka jika
nilai tukar IDR terhadap USD menguat, sehingga konsekuensinya nilai
investasi akan menjadi lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Dengan
berakhirnya Perjanjian Pemegang Saham ini, maka deadlock dapat
dihindari.
- Dampak :
Keterlambatan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Dampak
risiko ini dikategorikan dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga hari ini tidak ada bukti yang menunjukkan pernah terjadi
implementasi penyelesaian mekanisime deadlock menjadi tidak efektif
20
-
terkait dengan pemberlkuan voting pengambilan suara mayoritas guna
pengambilan keputusan tetapi tidak terbatas pada besaran nilai investasi
TPS.
Mitigasi :
Pelindo meminta hak suara plus satu terhadap mitra strategis / afiliasinya
dalam perjanjian pemberian kuasa mendatang.
f. Perjanjian Pemberian Kuasa sendiri memiliki obyek perjanjian
berupa aset tetap Pelindo III yang berada di Terminal Petikemas Surabaya,
sehingga harus mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER13/MBU/09/2014 tentang Pedoman Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara
(“Permen BUMN No 13/2014”).
- Penjelasan:
Prinsip dasar dalam pelaksanaan pendayagunaan aset tetap BUMN salah
satunya adalah mengutamakan sinergi antar BUMN dan/atau anak
perusahaan BUMN dan/atau perusahaan terafiliasi BUMN, sebagaimana
definisi yang diatur dalam Permen BUMN No 13/2014, sebagai berikut:
a) Anak perusahaan BUMN adalah (i) anak perusahaan yang sahamnya
minimum 90% dimiliki oleh BUMN yang bersangkuran; (ii) anak
perusahaan yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh BUMN lain; dan
(iii) perusahaan patungan dengan jumlah gabungan kepemilikan saham
BUMN minimum 90%;
b) Perusahaan terafiliasi BUMN adalah perusahaan yang sahamnya
minimum 90% dimiliki oleh anak perusahaan BUMN, gabungan anak
perusahaan BUMN atau gabungan anak perusahaan BUMN dengan
BUMN.
Berdasarkan definisi diatas, maka PT TPS bukan termasuk kategori anak
perusahaan BUMN dan perusahaan terafiliasi BUMN, karena Pelindo III
sebagai satu-satunya pemegang saham BUMN di PT TPS hanya memiliki
saham sebesar 50.5%. Dengan demikian, maka dalam hal pelaksanaan
kerjasama pendayagunaan aset tetap Pelindo III, calon mitra PT TPS tidak
dapat langsung dipilih melalui mekanisme penunjukan langsung oleh Pelindo
III.
- Dampak :
PT TPS dalam hal memilih dan menetapkan calon mitra strategis tidak dapat
dengan prosedur penunjukan langsung. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko tinggi.
- Kondisi :
Hingga hari ini penggunaan Aset Tetap Pelindo III oleh PT TPS tidak mengacu
Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-13/MBU/09/2014 tentang Pedoman
Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara, dan telah dikuatkan dengan Perjanjian
Pemberian Kuasa tahun 1999. Namun dengan berakhirnya perjanjian
tersebut pada tahun 2019, maka penggunaan Aset Tetap Pelindo III tidak
21
-
bersifat serta merta, dan wajib mengikuti ketentuan Permeneg BUMN No
13/2014.
Mitigasi :
Pelindo III melalui PT TPS menggunakan prosedur pemilihan langsung
terhadap calon Mitra Strategis / Afiliasinya.
6.6. Mitra TPS
a. Wanprestasi oleh Mitra Strategis/afiliasinya atas kewajiban material dalam
Perjanjian Pemegang Saham dalam waktu 30 hari setelah peringatan tertulis
disampaikan oleh Pelindo III.
- Penjelasan :
Kewajiban material tersebut adalah:
a) Memberikan upaya terbaiknya untuk melaksanakan standar tertinggi atas
pengelolaan manajemen PT TPS sesuai dengan pengelolaan manajemen
yang dilaksanakan oleh Mitra Strategis / afiliasinya.
b) Memberikan kontribusi sampai dengan 3% dari dividen tahunan yang
diterima untuk mengembangkan proyek-proyek pengembangan
komunitas yang akan dibentuk oleh PT TPS.
c) Bekerjasama terkait dengan permasalahan technical service dan sumber
daya manusia.
d) Memberikan upaya terbaiknya untuk mendapatkan pendanaan bagi PT
TPS.
e) Memberikan kepada PT TPS lisensi atas hak kekayaan intelektual terkait
dengan kegiatan dan usaha PT TPS.
f) Menjaga kerahasiaan korporasi PT TPS dari waktu ke waktu.
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga saat ini, kewajiban material tersebut telah dilaksanakan oleh mitra PT
TPS, sehingga pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham yang disebabkan
oleh wanprestasi kewajiban material tidak terjadi.
- Mitigasi :
a) Manajemen PT TPS menggunakan standar yang sama dalam mengelola
perusahaan sesuai dengan standar manajemen yang dilaksanakan oleh
Mitra Strategis /afiliasinya.
b) Memberikan kontribusi sampai dengan 3% dari dividen tahunan yang
diterima untuk mengembangkan proyek-proyek pengembangan
komunitas yang akan dibentuk oleh PT TPS.
c) Bekerjasama mencari solusi terkait dengan permasalahan technical
service dan sumber daya manusia.
d) Mitra strategis menyiapkan modal kerja yang cukup.
e) Memberikan kepada PT TPS lisensi atas hak kekayaan intelektual terkait
dengan kegiatan dan usaha PT TPS.
22
f) Perjanjian protocol informasi yang mengatur kerahasiaan data dan
informasi PT TPS.
b. Diakhirinya salah satu Dokumen transaksi oleh mitra strategis PT TPS.
- Penjelasan :
Dokumen Transaksi adalah Perjanjian Jual Beli Saham, Perjanjian Inbreng,
Perjanjian Perbantuan Karyawan, Perjanjian Sewa, Perjanjian Pembaharuan
dan Perjanjian Pengalihan.
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada dokumen transaksi yang diakhiri, sehingga
pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham yang disebabkan oleh diakhirinya
dokumen transaksi tidak terjadi.
- Mitigasi :
Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra
strategis/afiliasi mendatang mencantumkan larangan pengakhiran sepihak
dokumen transaksi.
c. Mitra Strategis/ Afiliasinya melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam
batas radius seribu (1.000) mil laut dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak (noncompetition).
- Penjelasan :
Mitra Strategis/ Afiliasinya dilarang melakukan kerjasama dengan pihak lain
dalam batas radius seribu (1.000) mil laut dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak
(non-competition).
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Mitra Strategis/ Afiliasinya (DP World) saat ini diketahui telah membuat MoU
dengan Walikota Palembang untuk mengembangkan terminal petikemas di
muara Sungai Musi.
- Mitigasi :
1) Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra
strategis/afiliasi mendatang masih perlu dicantumkan larangan
melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam batas radius seribu (1.000)
mil laut dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak (non-competition).
2) Monitoring terhadap perilaku ekspansi dari Mitra Strategis / Afiliasi di
pelabuhan lain di Indonesia dalam radius kurang dari 1.000 mil laut yang
dapat mengganggu kinerja PT TPS.
23
d. Terjadinya perubahan pengendalian atas Mitra Strategis atau salah satu
investornya.
- Penjelasan :
Pada tanggal 09 Maret 2006, Mitra Strategis mengirimkan surat kepada
Pelindo III yang pada intinya menyampaikan bahwa, DP World telah
mengakuisisi 95% (sembilan puluh persen) sahamnya. Dengan beralihnya
95% saham tersebut, maka terdapat perubahan pengendalian atas Mitra
Strategis, namun Pelindo III tidak memberikan surat pemberitahuan
pengakhiran dan surat pemberitahuan pembelian kembali dalam waktu 12
(dua belas) bulan setelah terjadinya perubahan, sehingga Pelindo III dianggap
telah menyetujui perubahan pengendalian tersebut.
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada lagi perubahan pengendalian Mitra Strategis,
sehingga pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham yang disebabkan oleh
perubahan pengendalian Mitra Strategis tidak terjadi.
- Mitigasi :
Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada
mitra strategis mendatang apabila terjadi perubahan pengendalian
kepemilikan oleh Mitra Strategis harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Pelindo III.
e. Mitra Strategis atau salah satu investor atau salah satu afiliasi atau
salah satu penerima pengalihan mengakui secara tertulis atau umum perihal
ketidakmampuannya untuk membayar hutang.
- Penjelasan :
Ada surat pernyataan yang menegaskan bahwa Mitra Strategis atau salah
satu investor atau salah satu afiliasi atau salah satu penerima pengalihan
mengakui secara tertulis atau umum perihal ketidakmampuannya untuk
membayar hutang.
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham sejak adanya surat pernyataan
secara tertulis atau umum perihal ketidakmampuannya untuk membayar
hutang. Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa mitra Strategis atau salah satu investor
atau salah satu afiliasi atau salah satu penerima pengalihan mengakui secara
tertulis atau umum perihal ketidakmampuannya untuk membayar hutang.
- Mitigasi :
Mitra Strategis atau salah satu investor atau salah satu afiliasi atau salah satu
penerima pengalihan dilarang menjaminkan aset PT TPS/Saham ketika
mengikat perjanjian hutang dengan pihak lain.
24
f. Mitra Strategis atau salah satu investor menjual atau mengalihkan atau
melepaskan secara seluruh atau sebagian aset-asetnya.
- Penjelasan :
Ada pernyataan yang menyatakan bahwa Mitra Strategis atau salah satu
investor menjual atau mengalihkan atau melepaskan secara lain seluruh atau
sebagian aset-asetnya.
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada pengalihan atau pelepasan aset apapun, sehingga
pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham yang disebabkan oleh pelepasan
atau pengalihan aset Mitra Strategis tidak terjadi.
- Mitigasi :
Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada
mitra strategis mendatang terkait larangan Mitra Strategis atau salah satu
investor menjual atau mengalihkan atau melepaskan secara lain seluruh atau
sebagian aset-asetnya.
g. Mitra Strategis atau salah satu investor melakukan tindakan memailitkan diri
atau menerima penunjukan kustodian, melakukan pengalihan umum bagi
kepentingan kreditur-krediturnya.
- Penjelasan :
Ada surat pernyataan yang menegaskan bahwa mitra Strategis atau salah
satu investor melakukan tindakan memailitkan diri atau menerima
penunjukan kustodian, melakukan pengalihan umum bagi kepentingan
kreditur-krediturnya.
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa Mitra Strategis atau salah satu investor
melakukan tindakan memailitkan diri atau menerima penunjukan kustodian,
melakukan pengalihan umum bagi kepentingan kreditur-krediturnya.
- Mitigasi :
Mencantumkan klausul larangan Mitra Strategis atau salah satu investor
melakukan tindakan memailitkan diri atau menerima penunjukan kustodian,
melakukan pengalihan umum bagi kepentingan kreditur-krediturnya dalam
perjanjian kerjasama dengan Pelindo III.
25
h. Dijatuhkannya putusan oleh pengadilan yang berwenang menyangkut putusan
yang terkait dengan kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana
putusan tersebut tidak ditangguhkan eksekusinya.
- Penjelasan :
Ada bukti dokumen yang menyatakan telah dijatuhkannya putusan oleh
pengadilan yang berwenang menyangkut putusan yang terkait dengan
kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana putusan tersebut
tidak ditangguhkan eksekusinya.
Putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (Inchkrah) yang
menghukum mitra strategis menyangkut putusan yang terkait dengan
kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana putusan tersebut
tidak ditangguhkan.
- Dampak :
Pengakhiran Perjanjian Pemegang Saham. Dampak risiko ini dikategorikan
dalam level risiko rendah.
- Kondisi :
Hingga saat ini, tidak ada Mitra Strategis atau salah satu investor dijatuhi
putusan oleh pengadilan yang berwenang menyangkut putusan yang terkait
dengan kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana putusan
tersebut tidak ditangguhkan eksekusinya.
- Mitigasi :
Risiko diterima / Akseptabel.
i. Mitra Strategis dan Afiliasinya melakukan suatu aktivitas atau usaha
yang bersaing dengan salah satu kegiatan atau usaha yang sedang dilakukan PT
TPS atau akan dilakukan PT TPS.
Mitra Strategis dan Afiliasinya melakukan suatu aktivitas atau usaha yang
bersaing dengan salah satu kegiatan atau usaha yang sedang dilakukan PT TPS
atau akan dilakukan PT TPS di masa yang akan datang pada pasar-pasar dimana
PT TPS beroperasi atau akan beroperasi (rencana usaha) atau, beraktivitas dalam
pasar-pasar lain dalam batas radius seribu (1000) mil laut dari Pelabuhan Laut
Tanjung Perak.
- Penjelasan :
Proteksi persaingan usaha dimaksudkan untuk memberikan perlindungan
kepada Pelindo III agar mitra Strategis tidak melakukan kerjasama dengan
pihak lain dalam batas radius seribu (1000) mil laut dari Pelabuhan Laut
Tanjung Perak dan sampai 2 (dua) tahun setelah Perjanjian Pemegang Saham
berakhir.
Apabila Perjanjian Pemegang Saham berakhir, maka terdapat potensi bahwa
Mitra Strategis akan dapat melakukan kerjasama dengan pihak lainnya dan
menjadi pesaing bagi Pelindo III.
Dengan demikian, walaupun Perjanjian Pemegang Saham berakhir, Mitra
Strategis akan tetap terikat kepada ketentuan ini sampai dengan jangka 2
26
-
-
-
(dua) tahun, sehingga memberikan perlindungan sementara bagi Pelindo III
atas bisnis petikemas yang menggunakan jaringan Mitra Strategis.
Dampak :
Berkurangnya pangsa pasar petikemas PT TPS, yang dibuktikan dengan
menurunnya volume kinerja bongkar muat petikemas. Dampak risiko ini
dikategorikan dalam level risiko sedang.
Kondisi :
Mitra Strategis/ Afiliasinya (DP World) saat ini diketahui telah membuat MoU
dengan Walikota Palembang untuk mengembangkan terminal petikemas di
muara Sungai Musi
Mitigasi :
1) Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra
strategis/afiliasi mendatang masih perlu dicantumkan larangan
melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam batas radius seribu (1.000)
mil laut dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak (non-competition).
2) Meningkatkan daya saing PT TPS berupa perbaikan pelayanan,
kecepatan, kemudahan prosedur, harga yang kompetitif.
3) Monitoring terhadap perilaku ekspansi dari Mitra Strategis / Afiliasi di
pelabuhan lain di Indonesia dalam radius kurang dari 1.000 mil laut yang
dapat mengganggu kinerja PT TPS.
j. Pengambilalihan kembali Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang telah
diaplikasikan oleh mitra strategis di PT TPS.
- Penjelasan :
Dari waktu ke waktu sepanjang berlakunya Perjanjian Pemegang Saham, dan
sebelum berakhirnya atau penghentian lebih awal dari Masa Pemberian
Kuasa atau segera setelah diakhirinya Perjanjian Pemegang Saham ini, Mitra
Strategis wajib menyediakan atau membuat tersedianya dan memberikan
kepada PT TPS dan penerus operasi dari objek Perjanjian Pemberian Kuasa,
atas seluruh Hak Kekayaan Intelektual yang disediakan dalam bentuk yang
dapat diterima oleh Pelindo III dan PT TPS.
Apabila Perjanjian Pemegang Saham diakhiri, maka Mitra Strategis tetap
berkewajiban untuk memberikan seluruh Hak Kekayaan Intelektual terkait
pelaksanaan Perjanjian Pemberian Kuasa kepada PT TPS, dapat melalui
bentuk Perjanjian Lisensi atau jenis pemberian hak yang lain.
- Dampak :
Terganggunya operasional PT TPS untuk jangka waktu yang tidak dapat
ditentukan. Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko sedang.
- Kondisi :
Hingga hari ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Mitra Strategis/
Afiliasinya tidak memberikan seluruh Hak Kekayaan Intelektual terkait
pelaksanaan Perjanjian Pemberian Kuasa kepada PT TPS, dapat melalui
bentuk Perjanjian Lisensi atau jenis pemberian hak yang lain.
27
-
Mitigasi :
1) Memastikan
pada
saat
berakhirnya
perjanjian
pemberian
kuasa/perjanjian pemegang saham bahwa hak kekayaan intelektual
diberikan secara keseluruhan kepada PT TPS tanpa ganti rugi apapun.
2) Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada
mitra strategis mendatang yang mewajibkan Mitra Strategis / Afiliasinya
untuk memberikan seluruh Hak Kekayaan Intelektual.
6.7. Calon Mitra TPS
a. Rencana bisnis/ pengembangan terminal calon mitra strategis melalui jaringan
bisnis logistik yang mereka kelola di Asia Tenggara.
- Penjelasan :
Calon Mitra Strategis dapat membatasi pengembangan pangsa pasar
bongkar muat untuk tujuan pada wilayah kerja PT TPS. Calon Mitra Strategis
merupakan penguasa pangsa pasar yang dominan, dan dapat mengalihkan
tujuan muatan untuk bongkar muat pada area yang menjadi wilayah
pengendaliannya dengan maksud dan tujuan memperoleh nilai tambah yang
maksimal bagi keuntungan korporasi secara global.
- Dampak :
Pembatasan Pengembangan Market Share PT TPS Oleh Calon Mitra Strategis
melalui jaringan bisnis logistik yang mereka kelola.
Volume bongkar muat container yang dilakukan oleh PT TPS tidak mencapai
kapasitas maksimal, sehingga pendapatan dan keuntungan yang diperoleh PT
TPS menurun dari waktu ke waktu.
Dampak risiko ini dikategorikan dalam level risiko tinggi.
- Kondisi :
Sampai saat ini, belum dapat ditunjukkan adanya kecenderungan calon mitra
strategis membatasi pengembangan pangsa pasar bongkar muat.
- Mitigasi :
Menetapkan dalam klausul perjanjian berupa nilai batas capaian kinerja PT
TPS berdasarkan nilai pasar terkini (Fair Value Valution) atau nilai optimum
laba bersih rata-rata 10 tahun terakhir sebagai batas minimal capaian kinerja.
7. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1. Kesimpulan
Dari analisis risiko yang telah disampaikan diatas, kami menyimpulkan sebagai
berikut :
 Risiko Tinggi
6.1.a. Kementrian Perhubungan dapat membatalkan hak konsesi.
6.1.b. Pemutusan perjanjian konsesi oleh Kementrian Perhubungan.
6.2.a. Masyarakat bersama Dewan Perwakilan Rakyat mendorong pemerintah dan
Pelindo III untuk mengelola PT TPS secara mandiri tanpa melibatkan mitra
strategis/afiliasinya (asing).
6.3.a. Tindak pidana korupsi.
28

6.5.f. Perjanjian Pemberian Kuasa sendiri memiliki obyek perjanjian berupa aset
tetap Pelindo III yang berada di Terminal Petikemas Surabaya, sehingga harus
mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-13/MBU/09/2014
tentang Pedoman Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara (“Permen BUMN No
13/2014”).
6.7.a. Rencana bisnis/ pengembangan terminal calon mitra strategis melalui
jaringan bisnis logistik yang mereka kelola di Asia Tenggara.
Risiko Sedang
6.1.d. Intervensi Kegiatan Operasional Pelindo III oleh Kementrian Perhubungan.
6.4.f. Pelindo III dapat melakukan pengambil-alihan seluruh aset tetap milik PT TPS
ketika berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019.
6.4.g. Keadaan kahar yang timbul akibat adanya pengakhiran perjanjian pemberian
kuasa oleh Pelindo III.
6.4.j. Wanprestasi oleh Pelindo III yang lalai memenuhi kewajiban material terkait
perjanjian konsesi.
6.5.a. Wanprestasi PT TPS yang disebabkan kelalaian melakukan kewajiban yang
bersifat material dalam Perjanjian Pemberian Kuasa.
6.5.d. Komposisi struktur organ PT TPS berpotensi Deadlock dalam Pengambilan
Keputusan Bisnis yang Penting.
6.5.e. Mekanisme Deadlock yang Tidak Efektif.
6.6.a. Wanprestasi oleh Mitra Strategis/afiliasinya atas kewajiban material dalam
Perjanjian Pemegang Saham dalam waktu 30 hari setelah peringatan tertulis
disampaikan oleh Pelindo III.
6.6.b. Diakhirinya salah satu Dokumen transaksi oleh mitra strategis PT TPS.
6.6.c. Mitra Strategis/ Afiliasinya melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam
batas radius seribu (1.000) mil laut dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak (noncompetition).
6.6.d. Terjadinya perubahan pengendalian atas Mitra Strategis atau salah satu
investornya.
6.6.e. Mitra Strategis atau salah satu investor atau salah satu afiliasi atau salah satu
penerima pengalihan mengakui secara tertulis atau umum perihal
ketidakmampuannya untuk membayar hutang.
6.6.f. Mitra Strategis atau salah satu investor menjual atau mengalihkan atau
melepaskan secara seluruh atau sebagian aset-asetnya.
6.6.g. Mitra Strategis atau salah satu investor melakukan tindakan memailitkan diri
atau menerima penunjukan kustodian, melakukan pengalihan umum bagi
kepentingan kreditur-krediturnya.
6.6.i. Mitra Strategis dan Afiliasinya melakukan suatu aktivitas atau usaha yang
bersaing dengan salah satu kegiatan atau usaha yang sedang dilakukan PT
TPS atau akan dilakukan PT TPS.
6.6.j. Pengambilalihan kembali Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang telah
diaplikasikan oleh mitra strategis di PT TPS.
29

Risiko Rendah
6.1.c. Perubahan Peraturan Perundangan yang berlaku setelah tanggal
penandatangan Perjanjian Konsesi.
6.4.a. Pengingkaran oleh Pelindo III atas ketentuan di dalam Dokumen Transaksi
dengan Mitra PT TPS.
6.4.b. Pelindo III mengakui secara tertulis atau umum perihal ketidakmampuannya
untuk membayar hutang.
6.4.c. Pelindo III melakukan tindakan memailitkan diri atau menerima penunjukan
kustodian, melakukan pengalihan umum bagi kepentingan krediturkrediturnya.
6.4.d. Dijatuhkannya putusan oleh pengadilan kepada Pelindo III menyangkut
putusan kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi, yang mana putusan
tersebut tidak ditangguhkan.
6.4.e. Pelindo III tidak dapat memenuhi kewajiban material kepada PT TPS dan
membatalkan secara sepihak perjanjian pemberian kuasa.
6.4.h. Berakhirnya perjanjian Pemberian Kuasa memberikan hak Pelindo III untuk
membeli saham Mitra Strategis PT TPS dengan harga pasar yang wajar.
6.4.i. Pelindo III melalui PT TPS kekurangan dana untuk membeli saham mitra
strategis ketika jangka waktu berakhirnya perjanjian pemberian kuasa
tanggal 29 April 2019.
6.5.b. Keadaan kahar yang timbul akibat adanya pengakhiran perjanjian pemberian
kuasa oleh PT TPS.
6.5.c. PT TPS kekurangan dana untuk membeli saham mitra strategis ketika jangka
waktu berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019.
6.6.h. Dijatuhkannya putusan oleh pengadilan yang berwenang menyangkut
putusan yang terkait dengan kepailitan, penunjukan kustodian, likuidasi,
yang mana putusan tersebut tidak ditangguhkan eksekusinya.
7.2. Rekomendasi
 Risiko Tinggi
6.1.a. Pelindo III mengajukan rekomendasi izin operasi PT TPS yang berada dalam
wilayah konsesi Tanjung Perak kepada Menteri Perhubungan.
6.1.b. Pelindo III agar memenuhi ketentuan :
a) Menyetorkan kewajiban konsesi tepat waktu.
b) Melaporkan kegiatan pengusahaan di Wilayah Kerjanya secara berkala.
c) Melaporkan dan meminta rekomendasi untuk mitra strategis yang
beroperasi di area wilayah konsesi.
d) Mematuhi Rencana Induk Pelabuhan.
e) Memenuhi Standar Kinerja Operasional.
f) Mematuhi Sistem dan Prosedur Pelayanan Kepelabuhanan
6.2.a. Pelindo III menyiapkan beberapa opsi sebagai berikut :
30
a)

Seluruh saham milik mitra strategis/afiliasinya dibeli Pelindo III dan
Pelindo III berhenti melakukan investasi pengembangan pelabuhan
eksisting di 6 cabang.
b) Melalui Kementrian Meneg BUMN, Pelindo III memberitahukan ke DPR
dan Kementrian Perhubungan untuk melakukan pemilihan mitra
strategis/afiliasinya yang baru. Saham milik mitra dibeli oleh mitra
pemenang, dengan demikian Pelindo III dapat fokus berinvestasi
mengembangkan pelabuhan eksisting yang potensial.
6.3.a. Pelindo III melakukan proses pemilihan mitra strategis/afiliasinya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (Permeneg BUMN No. 13 Tahun 2014)
dengan tahapan :
a) Pengumuman
b) Penetapan bidder kriteria
c) Evaluasi peserta
d) Penetapan mitra.
6.5.f. Pelindo III melalui PT TPS menggunakan prosedur pemilihan langsung
terhadap calon Mitra Strategis / Afiliasinya.
6.7.a. Menetapkan dalam klausul perjanjian berupa nilai batas capaian kinerja PT
TPS berdasarkan nilai pasar terkini (Fair Value Valution) atau nilai optimum
laba bersih rata-rata 10 tahun terakhir sebagai batas minimal capaian kinerja.
Risiko Sedang
6.1.d. Pelindo III perlu berkoordinasi secara berkala dengan pihak otoritas
pelabuhan untuk melakukan harmonisasi pedoman/ketentuan serta
melakukan upaya efisiensi dalam proses bisnis.
6.4.f. Pelindo III tidak melakukan pengambil-alihan seluruh aset tetap milik PT TPS
ketika berakhirnya perjanjian pemberian kuasa tanggal 29 April 2019 dan
mencari alternatif pendanaan untuk pengambilalihan aset PT TPS.
6.4.g. Mencantumkan lebih detail definisi keadaan kahar yang timbul akibat adanya
pengakhiran perjanjian pemberian kuasa oleh Pelindo III dalam perjanjian
dengan mitra strategis/afiliasinya (asing).
6.4.j. Pelindo III menganggarkan dalam RKAP dan membayar PNPB terkait konsesi
secara tepat waktu.
6.5.a. PT TPS melaksanakan sebagai berikut :
a) kajian operasional atau asesmen terhadap kinerja operasional secara
berkala, misalnya 6 bulan sekali untuk menguji kehandalan capaian
syarat minimum operasi
b) menganggarkan pembayaran royalty dalam RKAP dan membayar royalty
tepat waktu.
c) menyusun jadwal untuk penyampaian laporan pengoperasian,
pemeliharaan atau keuangan sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
31
6.5.d. Pelindo meminta hak suara plus satu terhadap mitra strategis / afiliasinya
dalam perjanjian pemberian kuasa mendatang.
6.5.e. Pelindo meminta hak suara plus satu terhadap mitra strategis / afiliasinya
dalam perjanjian pemberian kuasa mendatang.
6.6.a. Rekomendasi atas wanprestasi mitra strategis :
a) Manajemen PT TPS menggunakan standar yang sama dalam mengelola
perusahaan sesuai dengan standar manajemen yang dilaksanakan oleh
Mitra Strategis /afiliasinya.
b) Memberikan kontribusi sampai dengan 3% dari dividen tahunan yang
diterima untuk mengembangkan proyek-proyek pengembangan
komunitas yang akan dibentuk oleh PT TPS.
c) Bekerjasama mencari solusi terkait dengan permasalahan technical
service dan sumber daya manusia.
d) Mitra strategis menyiapkan modal kerja yang cukup.
e) Memberikan kepada PT TPS lisensi atas hak kekayaan intelektual terkait
dengan kegiatan dan usaha PT TPS.
f) Perjanjian protocol informasi yang mengatur kerahasiaan data dan
informasi PT TPS.
6.6.b. Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra
strategis/afiliasi mendatang mencantumkan larangan pengakhiran sepihak
dokumen transaksi.
6.6.c. Rekomendasi :
a) Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra
strategis/afiliasi mendatang masih perlu dicantumkan larangan
melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam batas radius seribu
(1.000) mil laut dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak (non-competition).
b) Monitoring terhadap perilaku ekspansi dari Mitra Strategis / Afiliasi di
pelabuhan lain di Indonesia dalam radius kurang dari 1.000 mil laut yang
dapat mengganggu kinerja PT TPS.
6.6.d. Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada
mitra strategis mendatang apabila terjadi perubahan pengendalian
kepemilikan oleh Mitra Strategis harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Pelindo III.
6.6.e. Mitra Strategis atau salah satu investor atau salah satu afiliasi atau salah satu
penerima pengalihan dilarang menjaminkan aset PT TPS/Saham ketika
mengikat perjanjian hutang dengan pihak lain.
6.6.f. Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada
mitra strategis mendatang terkait larangan Mitra Strategis atau salah satu
investor menjual atau mengalihkan atau melepaskan secara lain seluruh atau
sebagian aset-asetnya.
32

6.6.g. Mencantumkan klausul larangan Mitra Strategis atau salah satu investor
melakukan tindakan memailitkan diri atau menerima penunjukan kustodian,
melakukan pengalihan umum bagi kepentingan kreditur-krediturnya dalam
perjanjian kerjasama dengan Pelindo III.
6.6.i. Rekomendasi :
a) Dalam klausul perjanjian pemegang saham kepada calon mitra
strategis/afiliasi mendatang masih perlu dicantumkan larangan
melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam batas radius seribu
(1.000) mil laut dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak (non-competition).
b) Meningkatkan daya saing PT TPS berupa perbaikan pelayanan,
kecepatan, kemudahan prosedur, harga yang kompetitif.
c) Monitoring terhadap perilaku ekspansi dari Mitra Strategis / Afiliasi di
pelabuhan lain di Indonesia dalam radius kurang dari 1.000 mil laut yang
dapat mengganggu kinerja PT TPS.
6.6.j. Rekomendasi :
a) Memastikan pada saat
berakhirnya perjanjian
pemberian
kuasa/perjanjian pemegang saham bahwa hak kekayaan intelektual
diberikan secara keseluruhan kepada PT TPS tanpa ganti rugi apapun.
b) Mencantumkan dalam klausul pasal perjanjian pemegang saham kepada
mitra strategis mendatang yang mewajibkan Mitra Strategis / Afiliasinya
untuk memberikan seluruh Hak Kekayaan Intelektual.
Risiko Rendah
6.1.c. Pelindo III memberikan masukan terhadap draft peraturan perundangan
yang akan berlaku, sesuai dengan kepentingan going concern bisnis Pelindo
III.
6.4.a. Pelindo III mentaati seluruh ketentuan yang ada dalam Dokumen Transaksi.
6.4.b. Mencantumkan klausul batas solvabilitas yang wajib dijaga oleh Pelindo III
dalam perjanjian kerjasama dengan mitra strategis/afiliasinya (asing)
mendatang.
6.4.c. Mencantumkan klausul larangan Pelindo III melakukan tindakan memailitkan
diri atau menerima penunjukan kustodian, melakukan pengalihan umum bagi
kepentingan kreditur-krediturnya dalam perjanjian kerjasama dengan mitra
strategis/afiliasinya (asing) mendatang.
6.4.d. Risiko diterima / akseptabel.
6.4.e. Menganggarkan semua kewajiban material Pelindo III kepada PT TPS
kedalam RKAP, dan melaksanakannya secara tepat waktu sampai dengan 29
April 2019. Menjelaskan secara detail hal-hal yang dimaksud dengan
kewajiban material dalam perjanjian kerjasama dengan mitra
strategis/afiliasinya (asing) mendatang.
6.4.h. Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) Pelindo III dapat mencari calon Mitra
strategis.
33
6.4.i. Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) Pelindo III dapat menunjuk calon
Mitra strategis baru untuk membeli saham dari mitra strategis PT TPS.
6.5.b. Mencantumkan lebih detail definisi keadaan kahar dalam perjanjian
pemberian kuasa, yang disebabkan wanprestasi oleh PT TPS.
6.5.c. Ketidakcukupan pendanaan (cashflow) PT TPS dapat menunjuk calon Mitra
strategis baru untuk membeli saham dari mitra strategis.
6.6.h. Risiko diterima / Akseptabel.
34
Download
Study collections