skripsi analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat

advertisement
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT
ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA IBU HIV BERBASIS INFORMATION
MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB) MODEL OF
ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE
DI POLI UPIPI RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK
OLEH:
DESSY ERA PUSPITASARI
NIM. 131411123056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT
ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA IBU HIV BERBASIS INFORMATION
MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB) MODEL OF
ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE
DI POLI UPIPI RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK
UntukMemperolehGelarSarjanaKeperawatan (S.Kep)
dalam Program Studi Pendidikan Ners
pada Program Studi Pendidikan Ners FakultasKeperawatanUNAIR
OLEH:
DESSY ERA PUSPITASARI
NIM. 131411123056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
MOTTO
“HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, JADIKANLAH SABAR DAN
SHOLATMU SEBAGAI PENOLONGMU, SESUNGGUHNYA ALLAH
BESERTA ORANG-ORANG YANG SABAR” (AL-BAQARAH : 153)
vi
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan
limpahan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM
OBAT
ANTIRETROVIRAL
(ARV)
PADA
IBU
HIV
BERBASIS
INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB) MODEL OF
ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE DI POLI UPIPI RSUD
Dr. SOETOMO SURABAYA”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam M.Nurs (Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada kami untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Ners.
2. Bapak Kusnanto,S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan dorongan pada
kami untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi di Poli UPIPI
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
4. Ibu Purwaningsih S.Kp.,M.Kes. selaku pembimbing I yang telah dengan
penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan arahan dan bimbingan,
vii
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
serta kesempatan untuk bergabung dalam penelitian beliau yang berjudul
“Prevention Mother to Child Transmission of HIV / AIDS based on
Community Home Based Care”, sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai
tepat waktu.
5. Ibu Nuzul Qur’aniati, S.Kep.,Ns.,M.Ng selaku pembimbing II dan dosen wali
yang telah dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan arahan
dan bimbingansehingga penulisan skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
6. Ibu
Mira
Triharini,
S.Kp.,M.Kep.
dan
bapak
Makhfudli,
S.Kep.,Ns.,M.Ked.,Trop., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
dan masukan yang bermanfaat dalam menyempurnakan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan UNAIR yang telah mendidik dan membimbing serta
memberikan ilmu selama masa perkuliahan.
8. Kepala UPIPI dan Ketua Tim Medik AIDS RSUD Dr. Soetomo Surabaya
serta selaku pembimbing klinis penelitian, dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD,
K-PTI, FINASIMyang telah memberikan izin dan bimbingan kepada penulis ,
serta seluruh staff Poli UPIPI yang membantu dan memfasilitasi untuk
melakukan penelitian di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya .
9. Semua responden penelitian di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
yang telah bersedia menjadi responden dan mendukung penelitian ini.
10. Staf dan rekan-rekan IGD Lt. 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah
memberikan motivasi dan semangat.
11. Kedua orang tua saya (Bapak Drs. H. Soetarno dan Ibu Dra. Hj. Arum
Suwei), suami
dan anak-anakku
tersayang yang telah memberikan doa
viii
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sepanjang waktu, menguatkan, memberi dukungan, motivasi, dan membantu
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
12. Teman-teman, khususnya B17 AJ1, AJ2, Funtastic 4, yang telah memberikan
dukungan dan semangat.
13. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, yang telah memberi motivasi dan bantuan hingga
skripsi ini dapat terselesaikan
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah membantu penulis.
Jazaakumullaahu khayran katsiran wa ahsanul jazaa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Semoga penelitian ini bermanfaat
bagi profesi keperawatan. Aamiin Allaahumma Aamiin
Surabaya, 5 Februari 2016
Penulis
ix
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
FACTORS ANALYSIS INFLUENCED TO ANTIRETROVIRAL (ARV)
MEDICINE CONSUMPTION ADHERENCE AMONG HIV MOTHERS
BASED ON INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS
(IMB) MODEL OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART)
ADHERENCE
Descriptive analytic study in UPIPI Polyclinic Dr. Soetomo Regional Public
Hospital
By: Dessy Era Puspitasari
Introduction: Non-adherence of medication therapy was found among HIV
mothers, 59% patients did not come back to take the medicine in UPIPI Polyclinic
Dr. Soetomo Regional Public Hospital. The patients adherence was influenced by
various factors. This study aimed to analyze factors influenced to antriretroviral
(ARV) medicine consumption adherence among HIV mothers based on
Information Motivation Behavioral skills (IMB) model of ART adherence.
Method: The design of this study was descriptive analytic and cross sectional
with 74 sample size of HIV mothers who were taken by using purpossive
sampling technique. Independent variable of this study were information,
motivation and behavioral skills. Dependent variable was ARV medicine
consumption adherence among HIV mothers. Data were taken by using
questionnaire and medical record then analyzed by using Logistic Regression
statistic test. Result: The result showed that a significant influence between
motivation with ARV medicine consumption adherence(p= 0.016). There was no
influence of information (p= 0.602) and behavioral skills (p=0.371) to ARV
medicine consumption adherence. Conclusion: It can be concluded that
motivation influence to ARV medicine consumption adherence among HIV
mothers. This study sugests the UPIPI Polyclinic Dr. Soetomo Regional Public
Hospital to arrange a health education regularly related to ART adherence and the
further research can arrange new research relates to this study with other factors
such as the role of taking in medicine caretaker and support group with larger
research area and bigger sample size.
Keywords: HIV mothers, information, motivation, behavioral skills
x
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................
Surat Pernyataan........................................................................................
Lembar Pernyataan....................................................................................
Lembar Persetujuan ...................................................................................
Lembar Penetapan Panitia Penguji Skripsi ...............................................
Motto .........................................................................................................
Ucapan Terimakasih..................................................................................
Abstract .....................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................
Daftar Tabel ..............................................................................................
Daftar Gambar ...........................................................................................
Daftar Lampiran ........................................................................................
DaftarSingkatan.........................................................................................
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ...............................................................
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................
1.4.1 Tujuan umum ................................................................
1.4.2 Tujuan khusus ...............................................................
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................
1.5.1 Manfaat teoritis .............................................................
1.5.2 Manfaat praktis .............................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep HIV/AIDS .................................................................
2.1.1 Definisi HIV/AIDS .......................................................
2.1.2 Asal mula HIV ..............................................................
2.1.3 Etiologi .........................................................................
2.1.4 Sifat –sifat umum Retrovirus ........................................
2.1.5 Perjalanan penyakit HIV/AIDS ....................................
2.1.6 Manifestasi klinis ..........................................................
2.1.7 Klasifikasi klinis HIV/AIDS.........................................
2.1.8 Diagnosis infeksi HIV ..................................................
1.1.8.1 Diagnosis klinis .................................................
1.1.8.2 Diagnosis laboratoris ........................................
1.1.8.3 Diagnosis infeksi HIV.......................................
2.1.9 Tatalaksana klinis infeksi HIV/AIDS ...........................
1.1.9.1 Tatalaksana umum ............................................
1.1.9.2 Tatalaksana khusus ...........................................
2.2 Konsep Kepatuhan .................................................................
2.2.1 Pengertian kepatuhan ....................................................
2.2.2 Batasan kepatuhan ........................................................
2.2.3 Pengukuran perilaku kepatuhan ....................................
2.2.4 Upaya peningkatan kepatuhan ......................................
2.2.5 Kepatuhan terhadap kesehatan .....................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xi
xiii
xiv
xv
xvi
1
6
7
7
7
7
7
7
8
9
9
10
11
14
14
15
16
19
19
20
21
21
21
21
30
30
30
30
31
31
xi
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.2.6 Pengertian kepatuhan minum obat................................ 31
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat
ARV ....................................................................................... 34
2.3.1 Informasi ....................................................................... 36
2.3.2 Motivasi ........................................................................ 37
2.3.3 Ketrampilan berperilaku ............................................... 37
2.4 Keaslian Penelitian ................................................................. 39
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual .............................................................. 41
3.2 Hipotesis Penelitian................................................................. 42
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .................................................................... 43
4.2 Populasi, Sampel (kriteria inklusi,eksklusi), Besar Sampel
(Sample Size)dan Teknik Pengambilan Sampel(Sampling) .... 44
4.2.1 Populasi......................................................................... 44
4.2.2 Sampel .......................................................................... 44
4.2.3 Besar sample ................................................................. 45
4.2.4 Sampling ....................................................................... 46
4.3 Variabel Penelitian .................................................................. 46
4.3.1 Klasifikasi variabel ....................................................... 46
4.4 Definisi Operasional ............................................................... 47
4.5 Instrumen Penelitian ............................................................... 50
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 51
4.7 Pengumpulan Data ................................................................. 51
4.8 Analisa Data ........................................................................... 53
4.9 Kerangka Operasional ............................................................ 57
4.10 Etika Penelitian .................................................................... 57
4.11 Keterbatasan Penelitian........................................................ 58
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ....................................................................... 59
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian ................................ 59
5.1.2 Krakteristik demografi responden ................................. 61
5.1.3 Data khusus ................................................................... 62
5.2 Pembahasan ............................................................................. 66
5.2.1 Pengaruh informasi dengan kepatuhan minum obat
ARV .............................................................................. 66
5.2.2 Pengaruh motivasi dengan kepatuhan minum obat
ARV .............................................................................. 68
5.2.3 Pengaruh keterampilan berperilaku dengan kepatuhan
minum obat ARV .......................................................... 70
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.............................................................................. 73
6.2 Saran ........................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 75
LAMPIRAN ............................................................................................. 79
xii
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Stadium Klinis HIV/AIDS WHO pada Dewasa Muda dan
Dewasa .....................................................................................
Tabel 2.2 Target terapi Antiretroviral ......................................................
Tabel 2.3 Rekomendasi Mulai Terapi ART .............................................
Tabel 2.4 Pilihan Rejimen Terapi .............................................................
Tabel 2.5 Pemantauan Respons ART dan Kegagalan Terapi ...................
Tabel 2.6 ART Lini-Kedua: Pengganti ARV ...........................................
Tabel 2.7 ART Lini Ketiga .......................................................................
Tabel 2.7 Keaslian Penelitian ...................................................................
Tabel 4.1 Definisi operasional faktor yang mempengaruhi kepatuhan
minum obat ARV pada Ibu HIV ..............................................
Tabel 4.2 Analisis statistik variabel peneliatian analisis faktor yang
mempengaruhikepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV
berdasarkan Information Motivation Behavioural Skills (IMB)
Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr.
Soetomo Surabaya ....................................................................
Tabel 5.1 Disribusi karakteristik responden di Poli UPIPI RSUD Dr.
Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016 ...............
Tabel 5.2 Distribusi tingkat informasi responden tentang obat ARV di
Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22
Januari 2016..............................................................................
Tabel 5.3 Distribusi tingkat motivasi responden minum obat ARV di
Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22
Januari 2016..............................................................................
Tabel 5.4 Distribusi tingkat keterampilan berprilaku minum obat ARV
responden di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabayapada
tanggal 18-22 Januari 2016.......................................................
Tabel 5.5 Distribusi kepatuhan minum obat ARV responden di Poli
UPIPIRSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22
Januari 2016..............................................................................
Tabel 5.6 Pengaruh informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku
dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli
UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22
Januari 2016..............................................................................
16
26
27
28
28
29
29
39
47
56
61
62
63
64
65
65
xiii
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Identifikasi masalah masalah faktor yang mempengaruhi
kepatuhan minum obat ARV pada Ibu HIV di UPIPI
RSUD dr. Soetomo Surabaya ..............................................
Gambar 2.1 Diadaptasi dari Information Motivation Behavioral Skills
(IMB) Model of ART Adherence ..........................................
Gambar 3.1 Kerangka konseptual diadaptasi dari teori Fisher (2006)
faktor-faktor yang mempengaruhikepatuhan minum obat
ARV pada ibu HIV yang mengadaptasi IMB Model of
ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo
Surabaya ...............................................................................
Gambar 4.2 Kerangka
kerja
analisis
faktor
yang
mempengaruhikepatuhanminum obat arv pada ibu hiv
berbasis Information Motivation Behavioral skills (IMB)
Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr.
Soetomo Surabaya ...............................................................
6
35
41
57
xiv
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Form Informed Consent ........................................................... 79
Lampiran 2: Form Information For Consent ............................................... 80
Lampiran 3: Surat Izin Pengambilan Data Awal ......................................... 83
Lampiran 4: Sertifikat Kelayakan Etik ........................................................ 84
Lampiran 5: Surat Permohonan Pengambilan Data ..................................... 85
Lampiran 6: Surat Izin Pengambilan Data ................................................... 86
Lampiran 7: Surat Pernyataan Selesai Penelitian......................................... 87
Lampiran 8: Kuesioner ................................................................................. 88
Lampiran 9: Tabulasi Data ........................................................................... 92
xv
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR SINGKATAN
AIDS
ALT
ASI
ART
ARV
CD-4
CD-8
CMV
Depkes
DHHS
DNA
ELISA
gp120, gp41
HIV
HTLV
IDAV
IFA
IMB
ISPA
KDS
Kemenkes RI
LAV
LW-IMB-AAQ
MDG
NA
NNRTIs
NRTIs
ODHA
PCR
PMO
RIPA
RNA
RSUD
SSP
TB Paru
TH/TS
UPIPI
VCT
WB
WHO
: Acquired Immune Deficiency Syndrome
: Adult T Cell Leukemenia
: Air Susu Ibu
: Antiretroviral Therapy
: Antiretroviral
: Cluster of differentiation 4
: Cluster of differentiation 8
: Cytomegalovirus
: Departemen Kesehatan
: Departement of Health and Human Service
: Deoxyribonucleic Acid
: Enzym-linked Immunosorbent Assay
: glikoprotein120, glikoprotein41
: Human Immunodeficiency Virus
: Human T-cell lymphotropic virus
: Immuno Deficiency-Associated Virus
: Indirect Immunofluorescence Assays
: Information Motivation Behavioral Skills
: Infeksi Saluran Pernapasan Atas
: Kelompok Dukungan Sebaya
: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
: Lymphadenopathy-Associated
: The Life Windows Information-Motivation-Behavioral Skills
ART Adherence Questionaire
: Millennium Development Goal
: Neuraminidase
: Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors
: Nucleoside Reverse-transcriptase Inhibitors
: Orang Dengan HIV AIDS
: Polymerase Chain Reaction
: Pengawas Minum Obat
: Radio-Immunoprecipitation Assay
: Ribonucleic Acid
: Rumah Sakit Umum Daerah
: Sistem Saraf Pusat
: Tuberkulosis Paru
: T-helper/ T-Supressor
: Unit Perawatan Intermidiate Penyakit Infeksi
: Voluntary Counselling and Testing
: Western Blot
: The World Health Organization
xvi
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
The Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) saat ini merupakan masalah kesehatan yang
mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. HIV adalah virus
menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak
fungsinya. Infeksi HIV membuat kerusakan progresif sistem kekebalan tubuh,
sehingga menyebabkan AIDS (WHO, 2015). Penderita HIV/AIDS memerlukan
pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di
dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS serta untuk mencegah
terjadinya infeksi oportunistik dan komplikasinya (Kemenkes RI, 2014). Pasien
yang mendapat pengobatan, harus patuh dalam mengkonsumsi obat ARV seumur
hidup, tepat waktu dan disiplin.
Kepatuhan minum obat pada klien HIV/AIDS meliputi ketepatan dalam
waktu, jumlah, dosis, serta cara individu dalam mengkonsumsi obat pribadinya.
Ketidakpatuhan dalam pelaksanaan terapi akan menurunkan efektivitas kerja obat
ARV bahkan meningkatkan resistensi virus dalam tubuh (Djoerban, 2010).
Kepatuhan adalah hal yang mutlak dimiliki dan dilakukan oleh penerima ARV
sebagai bentuk perilaku mencegah resistensi dan upaya memaksimalkan manfaat
terapi serta mengurangi kegagalan pengobatan.
Kegagalan pengobatan dapat terjadi karena ketidakteraturan dari klien
minum obat atau adherence yang buruk dari orang dengan HIV AIDS (ODHA).
SKRIPSI
1
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada ibu HIV yang
berobat di Unit Perawatan Intermidiate Penyakit Infeksi (UPIPI), penyebab
ketidakpatuhan minum obat ARV adalah ibu merasa sudah sehat sehingga tidak
lagi minum obat, lupa minum obat ARV, efek samping yang dirasakan ibu setelah
minum obat ARV dan jarak rumah ke rumah sakit cukup jauh. Agar kegagalan
tidak terjadi, motivasi sangat diperlukan dalam menjalankan kepatuhan terapi
ARV, tanpa adanya motivasi terapi ARV tidak dapat dilanjutkan (Nursalam dan
Kurniawati, 2007). Selain itu, pengetahuan ODHA tentang terapi ARV juga dapat
mempengaruhi kepatuhan dalam mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati
dalam terapi ARV (Dima, et al. 2013).
Kepatuhan terhadap antiretroviral therapy (ART) adalah kunci untuk
menekan berkembangnya penyakit HIV, mengurangi risiko resistensi obat,
meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, kualitas hidup, dan kelangsungan
hidup, serta penurunan risiko transmisi penyakit HIV. Seorang ibu haruslah patuh
dalam menjalani terapi ARV untuk mencegah terjadinya transmisi dari ibu ke
anak. Ketidakpatuhan minum obat ARV pada ibu dapat meningkatkan risiko
penularan HIV dari ibu ke anak (Kemenkes RI, 2011).
World Health Organisation (WHO), menyebutkan terdapat 12.9 juta orang
telah mendapat pengobatan ARV di seluruh dunia sampai akhir tahun 2013.
Tercatat 11.7 juta orang dari mereka berasal dari negara yang pendapatannya
menengah kebawah.Penambahan 2 juta orang yang memulai pengobatan ARV
pada tahun 2013 menandai penambahan penyedian terbesar obat ARV untuk tiap
tahunnya. Pada akhir tahun 2014, tercatat sebanyak 14,9 juta orang yang
mendapat pengobatan ARV dan WHO memprediksi pada tahun 2015, 15 juta
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
`orang
akan mendapat pengobatan ARV di Negara yang berpendapatan
menengah ke bawah (WHO, 2014).
Berdasarkan laporan Millennium Development Goal 6 (MDG 6), Proporsi
penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang tercakup dalam ART pada tahun 2011
adalah 84,10 persen (24.410 ODHA) dan meningkat menjadi 88 persen pada
tahun2012 (30.663 ODHA), 93 persen pada tahun 2013 (39.418 ODHA).
Kemudian meningkat kembali pada tahun2014 menjadi menjadi 96 persen
(50.400 ODHA). Jumlah ODHA tahun 2014 yang pernah menerima pengobatan
ARV sebanyak 84.030 orang (77,76%) dari 108.060 orang yang memenuhi syarat,
dari data tersebut ditemukan data jumlah orang yang masih mendapat pengobatan
ARV sampai dengan bulan September 2014 adalah sebanyak 45.631 orang, berarti
ada 38.399 orang yang berhenti melakukan pengobatan ARV, hal ini menunjukan
angka kejadian kegagalan dalam pengobatan ARV yang tinggi (Kemenkes RI,
2014).
Menurut Laporan Progres HIV-AIDS WHO Regional SEARO tahun 2011
sekitar 1,3 juta orang (37%) perempuan terinfeksi HIV.Infeksi HIV pada ibu
hamil dapat mengancam kehidupan ibu serta ibu dapat menularkan virus kepada
bayinya. Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses
penularan dari ibu ke anak atau mother-to-child HIV transmission (MTCT). Virus
HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama
kehamilan, saat persalinan dan saat menyusui (Kemenkes RI, 2012).
Hasil survei pada tanggal 19 Oktober 2015, yang dilakukan peneliti di
POLI Unit Pelayanan Intermediet dan Penyakit Infeksi (UPIPI), didapat data ibu
yang menderita HIV termasuk di dalamnya yaitu ibu hamil, ibu menyusui dan ibu
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
nifas, data menyebutkan pada bulan Januari - September tahun 2015 yang
mendapat pengobatan ARV sebanyak 187 orang dan sekitar 111 orang (59%)
tidak datang kembali untuk mengambil obat atau tidak patuh dalam menjalani
pengobatan (POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2015).
Pengobatan antiretroviral (ARV) menuntut ODHA untuk patuh dan
menjalankan pengobatanya secara teratur. Pelanggaran dalam minum obat dapat
berakibat fatal, bahkan dapat menyebabkan kegagalan dalam proses pengobatan.
Sebuah penelitian mengenai penggunaan ARV, ditemukan bahkan satu saja dosis
yang terlewatkan dalam 28 hari, diasosiasikan dengan kegagalan proses perawatan
(Montaner, et al., 2004). Ketidakpatuhan dalam pelaksanaan terapi akan
menurunkan efektivitas kerja obat ARV bahkan meningkatkan resistensi virus
dalam tubuh (Djoerban, 2010).
Dampak yang ditimbulkan akibat ibu terkena HIV cukup besar, bagi
individu atau ibu itu sendiri yaitu tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah
tangga dan umur masa produktif yang lebih pendek. Dampak yang terjadi dalam
keluarga yaitu terjadinya keretakan dalam rumah tangga, anak-anak merasa
tertekan melihat kondisi orang tuanya dalam menghadapi penyakit, mereka
kehilangan sumber kasih sayang dan dalam masyarakat, ibu yang terkena HIV
mengalami diskriminasi atau penolakan. Secara nasional, dampak yang terjadi
akibat ibu terkena HIV adalah meningkatnya angka kematian ibu dan anak dan
menurunnya taraf kesehatan ibu dan anak di Indonesia (Kemenkes, 2009)
Berdasarkan teori Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model
of ART Adherence informasi, motivasi dan kemampuan berperilaku merupakan
determinan fundamental suatu perilaku (Fisher, 2006). Hasil penelitian Horvath,
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
Smolenski, & Amico (2014) yang melakukan survei online menggunakan Life
Windows IMB-ART-Adherence Questionnaire di Milwaukee Wisconsin pada 312
ODHA menunjukan bahwa informasi (pengetahuan) dan motivasi mempengaruhi
tingkat kepatuhan ODHA melalui kemampuan berperilaku. IMB Model of ART
Adherence merupakan model perilaku yang secara khusus membahas kepatuhan
minum obat ARV pada pasien HIV (Fisher, 2006). Menurut Amico (2006) IMB
Model
of ART Adherenceberkontribusi
besar untuk
mendorong upaya
memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien HIV dalam ART melalui
intervensi perubahan perilaku.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat ARV pada
ibu HIV perlu diketahui oleh perawat untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan
minum obat ARV dan hal tersebut bermanfaat bagi perawat dalam merencanakan
intervensi yang tepat untuk menghindari ketidakpatuhanminum obat ARVpada
ibu HIV.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
1.2 Identifikasi Masalah
Kurangnya
informasi Ibu
HIV tentang
terapi ARV
Rendahnya
motivasi Ibu
HIVmenjalani
terapi ARV
secara teratur
Keterampilan
berperilaku;
ibu HIV tidak
adekuat dan
konsisten
dalam
menjalani
terapi ARV
Sebanyak 59% ibu
HIV tidak datang
kembali untuk
mengambil obat atau
tidak patuh dalam
menjalani pengobatan
pada bulan JanuariSeptember 2015 di
POLI UPIPI RSUD
dr. Soetomo
Surabaya. (POLI
UPIPI RSUD dr
1. Viral load
meningkat
2. Resistensi obat
3. Jumlah CD-4
menurun
4. Status kesehatan
objektif
memburuk
5. Kesehatan
subjektif
menurun
Gambar 1.1 Identifikasi masalah faktor yang mempengaruhikepatuhan minum
obat ARV pada Ibu HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Kurangnya informasi Ibu HIV tentang terapi ARV dan rendahnya motivasi
Ibu HIV dalam menjalani terapi ARV secara teratur memilki pengaruh terhadap
keterampilan berperilaku; ibu HIV tidak adekuat dan konsisten dalam menjalani
terapi ARV. Hal ini ditunjukkan dari hasil survey ditemukan 111 (59%) ibu HIV
tidak datang kembali untuk mengambil obat atau tidak patuh dalam menjalani
pengobatan pada bulan Januari-September 2015 di POLI UPIPI RSUD Dr.
Soetomo Surabaya (POLI UPIPI RSUD dr Soetomo, 2015).
Ketidakpatuhan dalam minum obat ARV ini menyebabkan viral load
meningkat, resistensi obat, menurunnya jumlah Cluster of differentiation 4 (CD-4)
status kesehatan objektif memburuk dan status kesehatan subjektif menurun.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh faktor informasi dengan kepatuhan minum obat ARV
pada ibu dengan HIV.
2. Apakah ada pengaruh faktor motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV
pada ibu dengan HIV.
3. Apakah ada pengaruh faktor keterampilan berperilaku dengan kepatuhan
minum obat ARV pada ibu dengan HIV.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1
Tujuan umum
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
ARV pada ibu dengan HIV di POLI UPIPI Dr. RSUD Soetomo Surabaya.
1.4.2
Tujuan khusus
1. Menganalisa pengaruh informasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu
HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2. Menganalisa pengaruh motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu
HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Menganalisa pengaruh keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum
obat ARV pada ibu dengan HIVdi POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat mendukung konsep keperawatan medikal bedah
khususnya mengenai keefektifan pengetahuan dan motivasi terhadap kepatuhan
minum obat ARV pada pasien HIV.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
1.5.2
Manfaat praktis
1) Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat menjadi panduan atau
bahan acuan bagi institusi setempat dalam memberikan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan kepada ODHA akan pentingnya pengetahuan dan motivasi
dalam kepatuhan minum obat ARV.
2) Bagi profesi
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dan profesi
keperawatan tentang perawatan pasien ODHA mengenai kepatuhan minum obat
ARV sehingga dapat menambah keberhasilan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien.
3) Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan bahan acuan dalam
penelitian selanjutnya terutama dalam meneliti kepatuhan ODHA dalam minum
obat ARV.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti menguraikan beberapa konsep, teori, dan pendapat
para ahli keperawatan dan hasil – hasil penelitian terdahulu yang mendukung
penelitian ini.
2.1 Konsep HIV/AIDS
2.1.10 Definisi HIV/AIDS
The Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus menginfeksi selsel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Infeksi HIV
membuat kerusakan progresif sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan
AIDS (WHO, 2015).
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
penyakit yang disebabkan oleh HIV. HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama
darah, cairan sperma, cairan vagina, air susu ibu. Virus tersebut merusak system
kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan
tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi (Depkes, 2006).
HIV adalah retrovirus yang termasuk golongan virus Ribonucleic Acid
(RNA), yaitu virus yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa genetik.
Sebagai retrovirus, HIV memiliki sifat khas karena memiliki enzim reverse
transcriptase, yaitu enzim yang memungkinkan virus merubah informasi
genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk Deoxyribonucleic Acid
(DNA) yang kemudian diintegrasikan ke dalam informasi genetik sel l limfosit
yang diserang. Dengan demikian HIV dapat memanfaatkan mekanisme sel
9
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
limfosit untuk mengkopi dirinya menjadi virus baru yang memiliki ciri-ciri HIV
(Depkes, 2006).
HIV dapat ditemukan dan diisolasikan dari sel limfosit T, limfosit B, sel
makrofag (di otak dan paru) dan berbagai cairan tubuh. Akan tetapi sampai saat
ini hanya darah dan air mani yang jelas terbukti sebagai sumber penularan serta
ASI yang mampu menularkan HIV dari ibu ke bayinya (Depkes, 2006).
2.1.11 Asal mula HIV
Tjokoro (1992), virus leukemia Human T-cell lymphotropic virus (HTLV)
mempunyai hubungan dengan malignansi pada limfosit T dan dapat memproduksi
sel T secara berlebihan serta menyebabkan leukemia. Tiga tipe Retrovirus yang
berkerabat, tetapi secara imunologik sangat berbeda telah berhasil didefinisikan,
yaitu HTLV serotype I,II,III. Serotipe yang berhasil diasingkan terlebih dahulu
adalah HTLV-I yaitu penyebab Adult T Cell Leukemenia (ALT). HLTV-II berhasil
diasingkan dari varian sel T yang berasal dari leukemenia yang sangat jarang
(hairy cell leukemenia), tetapi belum ditemukan kaitannya secara jelas dengan
suatu penyakit khusus HTLV-III merupakan suatu penyebab penyakit
imunoregulator yang gawat dengan terganggunya sistem kekebalan didapat yang
berat. Hal ini peranan sangat penting pada imunitas seluler.
Diserang limfosit T menimbulkan perubahan perbandingan sel T-helper &
sel T suppressor (Ts, OKT8-reaktive, CD8) dalam darah perifer secara normal
rasio TH/TS. Sehubungan dengan penyakit AIDS, para peneliti di Perancis
melaporkan tentang penemuan suatu virus dari penderita AIDS, para penderita
AIDS yang disebut Lymphadenopathy-Associated Virus (LAV) atau Immuno
Deficiency-Associated Virus (IDAV). Virus yang diasingkan ini ternyata
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
mempunyai sifat-sifat yang identik dengan HTLV-III AIDS di Amerika Selatan)
.Sifat yang identik diantaranya adalah tropisma yang kuat dan spesifik terhadap
sel limfosit T-helper dan menimbulkan kerusakan pada sel tersebut sehingga
mengakibatkan penyakit AIDS. Virus AIDS kemudian disebut Human TLymphotropic Virus type II Cheerman dan berre (1985), kemudian menyebutkan
virus AIDS dengan Lhymnodenopathy AIDS Virus (LAV). Akhirnya oleh komisi
taksonomi internasional diberi nama baru yaitu Human Immunodeficiency Virus
(HIV).
2.1.12 Etiologi
Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yakni sejenis virus NA yang
tergolong retrovirus.Virus ini memiliki materi genetik berupa sepasang asam
ribonukleat rantai tunggal yang identik dan suatu enzim yang disebut reverse
transcriptase. Virion HIV mempunyai tiga bagian utama yaitu envelope yang
merupakan lapisan terluar, capsid yang meliputi isi virion dan core yang
merupakan isi virion. Envelope adalah lapisan lemak ganda yang terbentuk dari
sel penjamu dan mengandung protein penjamu. Pada lapisan ini tertanam
glikoprotein virus yang disebut glikoprotein41 (gp41). Pada bagian luar protein
ini terikat glikoprotein120 (gp120). Molekul gpl20 ini akan berkaitan dengan
reseptor Cluster of differentiation 4 (CD4) pada saat menginfeksi limfosit T4 atau
sel lainnya yang mempunyai reseptor tersebut. Pada elektroforesis, kompleks
antara molekul gp41 dan gp120 akan membentuk pita yang disebut gp160. Capsid
berbentuk iko sahedral dan merupakan lapisan protein yang dikenal sebagi p17.
Pada bagian core terdapat sepasang RNA rantai tunggal, enzim-enzim seperti
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
reverse transcriptase, endonuclease dan protease, serta protein-protein struktural
terutama p24 (Hoffmann, Rockstroh, & Kamps, 2006 dalam Kusuma, 2011).
Dasar utama penyakit infeksi HIV ialah berkurangnya jenis sel darah putih
(Limfosit T helper) yang mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4
mempunyai pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung dalam menginduksi kebanyakan fungsi-fungsi kekebalan, sehingga
kelainan-kelainan fungsional pada sel T4 akan menimbulkan tanda-tanda
gangguan respon kekebalan tubuh. Setelah HIV memasuki tubuh seseorang, HIV
dapat diperoleh dari limfosit terutama limfosit T4, monosit, sel glia, makrofag,
dan cairan otak penderita AIDS.
Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan
melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk
membuat double-stranded DNA. DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel
T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim
ini lah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai
antigen. Sehingga keberadaan virus HIV di dalam tubuh tidak dihancurkan oleh
T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing,
mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T
sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi
parasit, kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya
tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan
menyebabkan penyakit yang serius (Price & Wilson, 2006).
CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaansel-sel
darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD4 pada orang dengan sistem
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4
dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit
yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh
manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar
antara 1400-1500 selper ml darah. Sedangkan pada orang dengan sistem
kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4
semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa
sampainol)
Sel yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk
melawan berbagai macam sumber infeksi. Disekitar kita banyak sekali sumber
infeksi yang beredar, baik yang berada di udara, makanan ataupun minuman.
Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi
dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme
yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan
menimbulkan penyakit pada tubuh manusia (Nursalam & Kurniawati, 2009).
Sel T4 dan makrofag serta sel dendritik / langerhans (sel imun) adalah selsel yang terinfeksi HIV dan terkonsentrasi di kelenjar limfe, limpa, dan sumsum
tulang. HIV menginfeksi sel melalui pengikatan dengan protein perifer CD4,
dengan bagian virus yang bersesuaianya itu antigen grup120. Pada saat sel T4
terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka HIV menginfeksi sel lain dengan
meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi
respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang
terinfeksi (Hoffmann, Rockstroh, & Kamps, 2006 dalam Kusuma, 2011).
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
2.1.13 Sifat –sifat umum Retrovirus
Tjokro (1992), retrovirus anggota famili retrovirdae menurut system
klasifikasi Baltimore termasuk golongan VI.Retrovirus merupakan virus RNA
dengan genom RNA yang berserat tunggal (single-stranded) dengan berat
molekul sebesar 6-10 × 10 ⁶ dalton. Besar partikel virus adalah 100 nm dan
mempunyai peplos (selubung) dengan nukleokapsid yang berbentuk ikosahedral
(bidang 20) dengan struktur anatomik khas seperti yang terlihat pada gambar 3
dan 4, virus mempunyai enzim reverse transciptase (RT), yaitu suatu enzim
polymerase DNA yang RNA-Dependent atau varion associated dan enzim ini
ditemukan dalam semua anggota family retroviridae.
2.1.14 Perjalanan penyakit HIV/AIDS
Kejadian awal yang timbul setelah infeksi HIV disebut sindroma
retrovirus akut atau Acute Retroviral Syndrome. Sindrom retroviralakut diikuti
oleh penurunan CD₄ dan peningkatan kadar RNA-HIV dalam plasma. Hitung CD₄
secara perlahan akan menurun dalam waktu beberapa tahun dengan laju
penurunan CD₄ yang lebih cepat pada 1.5- 2.5 tahun sebelum pasien jatuh dalam
keadaan AIDS. Viraload akan meningkat dengan cepat pada awal infeksi dan
kemudian turun sampai suatu titik tertentu. Dengan berlanjutnya infeksi,
viraloadsecara berlahan meningkat. Pada fase akhir penyakit akan ditemukan
hitung sel CD₄<200/mm³, diikuti timbulnya infeksi oportunistik, munculnya
kanker tertentu, berat badan menurun secara cepat dan munculnya komplikasi
neurologis. Pada pasien tanpa pengobatan ARV rata-rata kemampuan bertahan
setelah CD₄ turun< 200/mm³ adalah 3,7 tahun. (Depkes, 2006).
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
2.1.15 Manifestasi klinis
Manifestasi klinis infeksi HIV merupakan gejala dan tanda pada tubuh
host akibat intervensi HIV. Manifestasi ini dapat berupa gejala dan tanda infeksi
virus akut, keadaan asimtomatik berkepanjangan, hingga manifestasi AIDS berat.
Perjalanan penyakit HIV dapat dibagi menjadi 4 tahap (Tjokoprawiro, et al,
2015).
Pertama, merupakan tahap infeksi akut, pada tahap ini muncul gejala
infeksi virus tetapi tidak spesifik. Tahap ini muncul 6 minggu pertama setelah
paparan HIV dapat berupa demam, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri telan,
rasa letih dan pembesaran kelenjar getah bening. Dapat juga disertai meningitis
aseptic ditandai demam, nyeri kepala, hebat, kejang-kejang dan kelumpuhan saraf
otak.
Kedua, merupakan tahap asimtomatik, pada tahap ini gejala dan keluhan
hilang.Tahap ini berlangsung 6 minggu hingga beberapa bulan bahkan tahun
setelah infeksi.Disini sedang terjadi internalisasi HIV ke intra seluler. Pada tahap
ini aktivitas masih normal.
Ketiga, merupakan tahap simtomatis, pada tahap ini gejala dan keluhan
lebih spesifik dengan gradasi sedang sampai berat. Berat badan menurun tetapi
tidak sampai 10%, pada selaput mulut terjadi sariawan berulang, terjadi
peradangan pada sudut mulut, dapat juga ditemukan infeksi bakteri pada saluran
nafas bagian
atas namun penderita dapat melakukan aktivitas terganggu.
Penderita lebih banyak berada di tempat tidur meskipun kurang 12 jam perhari
dalam bulan terakhir.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
Keempat, merupakan tahap yang lebih lanjut atau tahap AIDS. Pada tahap
ini terjadi penurunan berat badan lebih 10%, diare yang lebih dari 1 bulan, panas
yang tidak diketahui sebabnya lebih dari satu bulan, kandidiasis oral, oral
leukoplakia, tuberculosis paru, dan pneumonia bakteri. Penderita berbaring di
tempat tidur lebih dari 12 jam sehari selama sebulan terakhir. Penderita diserbu
berbagai macam infeksi sekunder, misalnya pneumonia pneumokistik karinii,
toksoplasmosis otak, diare akibat kriptosporidiosis, penyakit virus sitomegalo,
infeksi virus herpes, kandidiasis pada esophagus, trakea, bronkus atau paru serta
infeksi jamur yang lain misalnya histoplasmosis, koksidiodomikosis. Dapat juga
ditemukan beberapa jenis malignansi, termasuk keganasan kelenjar getah bening
dan sarcoma Kaposi. Hiperaktivitas komplemen menginduksi sekresi histamine.
Histamin menimbulkan keluhan gatal pada kulit dengan diiringi mikroorganisme
di kulit memicu terjadinya dermatitis HIV.
2.1.16 Klasifikasi klinis HIV/AIDS
Berikut adalah stadium HIV-AIDS menurut WHO sebagaimana tabel 2.1
dibawah ini:
Tabel 2.1. Stadium Klinis HIV/AIDS WHO pada Dewasa Muda dan
Dewasa (Sumber: Kamya MR, Mermin J, Kaplan JE, 2008, Modifikasi
Nasronudin, 2014, dalam Tjokroprawiro 2015).
INFEKSI HIV PRIMER
1. Asimptomatik
2. Sindrom retroviral akut
STADIUM KLINIS I
2. Asimptomatik
3. Limfadenopati general menetap
STADIUM KLINIS II
1. Simptomatik
2. Penurunan berat badan tanpa sebab jelas (10%)
3. Infeksi Saluran Pernafasan berulang (ISPA, sinusitis, bronkhitis, otitis
media, faringitis)
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Herpes zoster
Cheilitis angularis
Ulserasi oral berulang
Eropsi proritik popular
Dermatitis seborrheic
Infeksi jamur pada kuku
STADIUM KLINIS III
1. Penurunan berat badan dengan sebab tidak jelas (>10%)
2. Diare kronis sebab tidak jelas > 1 bulan
3. Demam dengan sebab tidak jelas > 1 bulan
4. Kandidiasis oris menetap
5. TB Paru
6. Infeksi bakteri berat (pneumoni, empiema, piomiositis, infeksi tulang
atau sendi, meningitis, bakterimi).
7. Stomatitis ulseratif nekrotis akut, gingivitis, periodentitis
8. Anemi (HB 8g/dl, neutropeni 500/mm³, trombositopeni 50.000/mm³)
sebab tidak jelas, > 1 bulan.
STADIUM KLINIS IV
1. Sindrom wasting HIV
2. Pneumoni pneumokistik
3. Pneumoni bakteri berulang
4. Herpes simplek kronis (genital, anorektal) > 1 bulan
5. Kandidiasis orofagial
6. TB ekstra pulmoner
7. Sarkoma Kaposi
8. Toksoplasmosis SSP
9. Ensefalopati
10. Kriptokokus ekstra pulmoner
11. Infeksi mikobakteri non TBC berat
12. Kriptosporodiosis kronis
13. Infeksi CMV (retinitis pada liver, limpa, pembuluh limfe)
14. Infeksi jamur sistemik (histoplasmosis, koksidio mikosis, penisilosis)
15. Karsinoma servik
16. Lesmaniasis viseral luas atipik
17. Kardiomiopati, nefropati, terkait HIV
Pada awal infeksi HIV tidak ada gejala yang tampak.Beberapa orang
mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti demam (disertai
panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat
terjadi ketika antibodi akibat HIV terbentuk, dan biasanya terjadi antara enam
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi (seroconversion). Meski tidak
ada gejala awal yang tampak, seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkan
virus tersebut kepada orang lain dengan mudah.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan,
akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun, bervariasi antar
individu yang satu dan yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara
infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun,
atau
mungkin
lebih
lama.
Terapi
antiretroviral
dapat
memperlambat
perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus yang terdapat dalam tubuh
orang yang terinfeksi. AIDS yang diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi
tertentu, yang dikelompokkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai
berikut:
1. Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak
dikategorikan sebagai AIDS.
2. Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi
saluran pernafasan bagian atas yang tidak sembuh-sembuh)
3. Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang
berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paruparu), atau
4. Tahap IV (meliputi toksoplasmosis pada otak, kandidiasis pada saluran
tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paruparu (bronchi) atau paru-paru dan sarkoma kaposi). Penyakit HIV digunakan
sebagai indikator AIDS.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila
diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati. (Rustana, 2012)
2.1.17 Diagnosis infeksi HIV
3.1.8.1 Diagnosis klinis
Diagnosis infeksi HIV/AIDS dapat dibuat berdasarkan klasifikasi klinis
WHO. Di Indonesia diagnosis AIDS untuk keperluan surveilans epidemiologi
dibuat bila menunjukkan tes HIV positif dan sekurang-kurangnya di dapatkan 2
gejala mayor dan satu gejala minor (Tjokoprawiro, et al, 2015).
1. Gejala mayor
1) Berat badan menurun lebih dari 10% dalam satu bulan
2) Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan
3) Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan
4) Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
5) Demensia/HIV ensefalopati
2. Gejala minor
1) Batuk menetap lebih dari satu bulan
2) Dermatitis generalisata
3) Adanya herpes zoster multisegmental dan atau berulang
4) Kandidiasis oro-faringial
5) Herpes simplek kronik progresif
6) Limfadenopati generalisata
7) Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
8) Retinitis sitomegalovirus
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
Apabila didapatkan salah satu tanda/gejala berikut, dilaporkan sebagai
kasus AIDS, walaupun tanpa pemeriksaan laboratorium: Sarkoma Karposi,
pneumoni berulang.
3.1.8.2 Diagnosis laboratoris
Untuk mendeteksi seorang penderita HIV, dapat dilakukan tes langsung
pada virus HIV atau secara tidak langsung dengan cara menemukan antibody
(Tjokoprawiro, et al, 2015).
Pemeriksaan pertama terhadap antibody HIV dapat digunakan rapid test
untuk melakukan uji tapis, apabila didapatkan hasil positif dilakukan pemeriksaan
ulang dengan menggunakan tes yang memiliki prinsip dasar yang berbeda dan
atau menggunakan preparasi antigen yang berbeda dari tes yang pertama, biasanya
digunakan enzym-linked immunosorbent assay (ELISA). Apabila tersedia sarana
yang cukup dapat dilakukan tes konfirmasi dengan western blot (WB), indirect
immunofluorescence assays (IFA), atau dengan radio-immunoprecipitation assay
(RIPA). Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi antibody
terhadap HIV dapat digunakan bahan dari saliva (Oral Sure) dan urin (Calypte
HIV-1 Urine ELISA).
Deteksi adanya virus dalam tubuh dapat dilakukan dengan tekhnik
polymerase chain reaction (PCR), teknik ini dilakukan apabila tes serologi
beberapa kali tidak konklusif, untuk memastikan seseorang ada dalam fase
periode jendela (window period), ingin segera mengetahui infeksi HIV pada bayi,
dan untuk kepentingan penelitian tertentu. Metode PCR ini dapat meliputi DNAPCR, RNA-PCR, (b) DNA assay, dan p24 antigen capture.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
3.1.8.3 Diagnosis infeksi HIV
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
klinis
dan
dipastikan
melalui
pemeriksaan laboratories. Diagnosis HIV/AIDS seyogyanya ditetapkan meliputi
diagnosis klinis, definitif, disertai diagnosis status imunologis, diagnosis infeksi
sekunder dan atau malignansi (Tjokoprawiro, et al, 2015).
2.1.18 Tatalaksana klinis infeksi HIV/AIDS
2.1.9.1 Tatalaksana umum
Menurut Tjokoprawiro, et al. (2015) dukungan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan
dan
memulihkan
status
imun.
Dukungan
psikologis
dan
membudayakan pola hidup sehat.
2.1.9.2 Tatalaksana khusus
Pemberian ART kombinasi, terapi infeksi sekunder, terapi malignansi, dan
tata laksana sindroma wasting. Dua belas prinsip terapi anti-retroviral
(Tjokoprawiro, et al, 2015):
1.
Indikasi
ARV harus ditetapkan pemberiannya atas indikasi terapi yang tepat.
2.
Kombinasi
Antiretrovirus harus diberikan secara kombinasi, paling tidak melibatkan
3 jenis obat untuk mendapatkan efek optimal serta memperkecil resisten.
3.
Pilihan obat
Pemilihan obat-obatan lini pertama diprioritaskan baru kemudian dipilih
lini kedua atau obat lain bila dipandang perlu guna meminimalkan
munculnya mutan yang resisten.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
4.
Penentuan saat mulai pemberian
Penetapan saat pemberian berdasarkan stadium klinis.Bila stadium awal
perlu disertai pemeriksaan CD4 dan beban virus.
5.
Kompleksitas
Terapi antiretrovirus sangat komplek
karena beberapa obat dapat
mengalami interaksi dan efek samping termasuk potensi interaksi dengan
obat non ARV.
6.
Resisten
Perlu di sadari adanya potensi terjadinya resisten. Resistensi dapat terjadi
ARV lini yang sama dan atau resistensi silang yang dapat terjadi antara
Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs) dan sebagian
dari PIs dan NRTIs. Perlu di evaluasi secara genetic potensi munculnya
gen resisten. Potetnsi resistensi dapat di prediksi dari pemeriksaan
genotype sebelum individu mengkonsumsi ARV, melalui pemeriksaan
drugs naïve. Bagi yang telah mendapat ARV, pemeriksaan resistensi di
lakukan kapan saja, umumnya setelah dua tahun atau lebih mengkonsumsi
ARV.
7.
Informasi
Memulai dan mempertahankan terapi antiretroviral secara efektif sangat di
perlukan adanya informasi dari dokter terhadap penderita.Sebelum
memulai terapi ARV, penderita perlu di berikan informasi lengkap maksud
dan tujuan terapi ARV. Informasi tentang efeksamping segera, lambat,
atau tertunda perlu di sampaikan. Resistensi obat juga perlu di
informasikan dengan jelas. Penderita juga di berikan informasi kerugian
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
bila menghentikan ARV secara sepihak. Pentingnya informasi tentang
monitoring pemberian ARV secara klinis, laboratories (biokimiawi, CD4,
beban virus), radiologis cara berkala.
8.
Motivasi
Motivasi untuk mengkonsumsi ARV harus ada. Penderita perlu di
tekankan untuk tidak terlarut pada kesedihan, kecemasan, ketakutan secara
berlebihan setelah mengetahui adanya infeksi HIV. Perlu di ingatkan, di
sadarkan, di posisikan secara wajar bahwa di dalam tubuhnya terdapat
virus yang perlu di eliminer melalui upaya pemberian ARV. Penderita
memerlukan obat-obatan secara teratur, dosis tepat, kombinasi tepat untuk
keberhasilan suatu pengobatan. Kepada penderita perlu di jelaskan
keterkaitan, interaksi, resistensi antara ARV dan obat lain termasuk obat
untuk infeksi sekunder.
9.
Monitoring
Efikasi
pengobatan
antivirus
ditentukan
dan
dimonitor
melalui
pemeriksaan klinis berkala, disertai pemeriksaan laboratories guna
menentukan HIV-RNA virus dan hitung CD4 secara periodik dan teratur.
Efek samping dan resisten ARV juga perlu dimonitor secara cermat dan
hati-hati.
10. Target terapi
Target pemberian antiretroviral adalah (a) target virologist, menekan RNA
virus hingga kurang dari 50 kopi per milliliter dalam plasma; (b)
imunologis, menaikan dan mempertahankan selama mungkin jumlah CD4
di atas 500 sel per mm³; (c) terapeutik, obat ARV dapat di terima dengan
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
baik oleh tubuh penderita, tanpa efek samping meminimalkan munculnya
mutan resisten; (d) klinis, meningkatkan kualitas hidup seoptimal mungkin
dengan sekor Karnofski mendekati 100 dan di pertahankan selama
mungkin. Kesakitan karena HIV dan kematian karena AIDS dapat di
tekan serendah mungkin; (e) epidemiologis, transmisi di turunkan secara
bermakna, termasuk merubah jalannya epidemiologi infeksi HIV di
Indonesia. Jalanya epidemiologi HIV dapat di rubah melalui upaya (1)
menurunkan infeksi hiv baru dan meningkatkan layanan pendampingan,
rawatan dan pengobatan; (2) mempengaruhi dan intervensi prilaku seksual
resiko tinggi dan penguna narkoba suntik; (3) meningkatakan jangkauan
hingga sebanyak mungkin ODHA dan penguna narkotika suntik
mendapatkan dukungan, perawatan dan pengobatan dengan di sertai
layanan konseling dan pemeriksaan sukarela Voluntary Counselling and
Testing (VCT) yang bermutu, ramah dan manusiawi.
11. Efikasi
Pengobatan anti retroviral di lakukan secara berkesinambungan. Penderita
diharapkan memperoleh hasil maksimal dan efikasi klinik, virologist dan
imunologis yang nyata. Penderita perlu ikut berpartisipasi dalam
mengikuti perubahan klinis sehingga dapat membantu memperoleh efikasi
terapi secara optimal.
12. Interaksi
Seringkali ARV diberikan bersama obat untuk mengatasi infeksi sekunder,
maka interaksi obat satu sama lain perlu dipertimbangkan secara seksama.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
Dermatitis HIV atau efek ARV
Mengkonsumsi ARV dalam waktu yang tidak terbatas juga bukan tanpa
hambatan. Kalau terjadi perubahan warna kulit, rash dikaji ulang apa sudah ada
sebelum terapi ARV (Tjokoprawiro, et al, 2015).
Pilihan rejimen
Zidovudin. Merupakan ARV dengan mekanisme kerja menghambat enzim
reverse trancriptase virus, begitu gugus azidotimidin pada zidovudin mengalami
fosforilasi. Diberikan dalam bentuk kombinasi, misal bersama lamivudin dan
nevirapin, atau efavirenz. Zidovudin diberikan dalam dosis 600 mg per hari (300
mg per tablet). Efek samping yang paling sering dan perlu pemantauan ketat
adalah anemia. Efek samping lain neutropenia, sakit kepala dan mual
(Tjokoprawiro, et al, 2015).
Didanosin. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan sintesis rantai
DNA virus. Diberikan secara kombinasi dengan rejimen lain, terutama untuk HIV
stadium lanjut. Pemberian dengan dosis 400 mg per hari.Efek samping neuropati
perifer, pancreatitis, dan diare (Tjokoprawiro, et al, 2015).
Lamivudin. Bekerja dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA
virus HIV maupun HBV. Diberikan dengan dosis 300 mg per hari kombinasi
dengan obat lain. Efek samping asidosis laktat, hepatomegali disertai steatosis,
mual, sakit kepala (Tjokoprawiro, et al, 2015).
Stavudin. Mekanisme kerja obat ini menghambat pembentukan DNA
virus. Diberikan kombinasi dengan sediaan lain pada HIV stadium lanjut. Dosis
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
80 mg per hari. Efek samping peningkatan enzim transaminase sesaat, sakit
kepala, mual, rash kulit (Tjokoprawiro, et al, 2015).
Nevirapin. Kerjanya pada alosterik tempat ikatan non-substrat HIV.
Pemberian pada 14 hari pertama 200 mg per hari, bila enzim hati tetap baik dosis
dilanjutkan 400 mg per hari. Efek samping yang sering adalah rash kulit. Selain
itu potensi efek samping seperti mual, sakit kepala, demam, peningkatan enzim
hati (Tjokoprawiro, et al, 2015).
Evfavirenz. Obat ini diberikan dengan dosis 600 mg per hari, sebelum
tidur guna mengurangi efek samping pada susunan saraf pusat, terutama mimpi
menakutkan (Tjokoprawiro, et al, 2015).
Pemberian ARV memang berhasil menurunkan kematian akibat AIDS,
tetapi masalah yang kemudian timbul adalah munculnya resistensi. Jadi masalah
yang harus dihadapi pasien HIV adalah terjadi imunoparesis, imunoparalisis,
disusul munculnya infeksi sekunder dan malignansi. Disamping itu dalam
perjalanan terapi ARV dihadapkan pada masalah resistensi. Pada situasi seperti ini
terapi imunorehabilitasi menjadi penting untuk mendampingi ARV guna
mendorong percepatan peningkatan status imun. Keberhasilan terapi ditandai oleh
perbaikan klinis, semakin meningkatnya jumlah CD4, semakin menurunnya beban
virus (Tjokoprawiro, et al, 2015).
Tabel 2.2 Target terapi Antiretroviral (WHO, 2013 dalam Tjokoprawiro, et al,
2015)
SKRIPSI
Target
Uraian
Klinis
Kualitas hidup penderita ditingkatkan seoptimal dan
dipertahankan tetap optimal selama mungkin.
Umur harapan hidup penderita diharapkan dapat
diperpanjang
selama mungkin sejauh dapat
diupayakan oleh manusia secara wajar, rasional dan
manusiawi.
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
Imunologis
Status imun yang terganggu diusahakan untuk
dipulihkan. Jumlah limfosit total diusahakan dan
dipertahankan > 1200 dan atau CD4 ditingkatkan
dan dipertahankan > 500 sel per mm³.
Virologis
Jumlah virus dapat ditekan paling tidak dibawah
400 kopi per milliliter atau idealnya di bawah 50
kopi permililiter dan dipertahankan tetap rendah
selama mungkin.
Terapeutik
Obat ARV dapat diterima oleh tubuh penderita
dengan efek samping dan resistensi seminimal
mungkin.
Epidemiologis
Transmisi
infeksi
HIV
menurun
bermakna.Perjalanan epidemiologi HIV harus dapat
dirubah.
Tabel 2.3
Rekomendasi Mulai Terapi ART (WHO, 2013 dalam
Tjokroprawiro 2015)
Populasi ODHA
Rekomendasi
Dewasa
1) ODHA stadium klinis lanjut (Stadium Klinis
WHO 3 atau 4) dan ODHA dengan CD4 ˂
350 sel/mm³ mendapat prioritas mendapat
ART
2) ART dapat dimulai pada ODHA dengan CD4
≥ 350 sel/mm³ dan ≤ 500 sel/mm³ tanpa
memperhatikan stadium klinis WHO.
3) ART diberikan pada ODHA keadaan khusus,
tanpa menghiraukan stadium klinis WHO
atau jumlah CD4, yaitu ODHA disertai TB
aktif; ODHA koinfeksi HBV disertai
penyakit liver kronik berat; pasangan
terinfeksi HIV (guna menurunkan transmisi
ke pasangan tidak terinfeksi).
Wanita hamil
menyusui
SKRIPSI
dan 1) Semua ODHA hamil dan menyusui harus
dimulai pemberian triple ARV (ART),
pemberian dilanjutkan minimal selama
berada dalam risiko transmisi HIV dari ibu
dan anak.
2) Terkait program dan operasional (terutama
daerah epidemik), semua wanita hamil dan
menyusui perlu mendapat ART jangka lama.
3) ODHA tidak memenuhi syarat untuk diberi
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
ARV dan menyusui
ART
(terkait
kesehatannya),
dipertimbangkan penghentian ART setelah
periode risiko transmisi ibu ke anak berakhir.
1) Ibu terinfeksi HIV, tetap menyusui eksklusif
disertai pemberian ARV agar dapat
mengurangi transmisi HIV dari ibu ke anak.
2) Ibu terinfeksi HIV (anak tidak terinfeksi atau
belum diketahui status infeksi), harus
menyusui eksklusif minimal hingga 6 bulan
pertama, kemudian disertai makanan
tambahan yang sesuai, dan melanjutkan
menyusui hingga 12 bulan pertama.
Tabel 2.4. Pilihan Rejimen Terapi (WHO, 2013; Goodman & Gilman’s, 2014
dalam Tjokoprawiro, et al, 2015)
Populasi
Rekomendasi
Rejimen ART lini-pertama 1. ART lini-pertama merupakan kombinasi
pada ODHA dewasa
dua nucleoside reverse-transcriptase
inhibitors (NRTIs) ditambah satu nonnucleoside
reverse-transcriptase
inhibitor (NNRTI).
2. TDF + 3TC (FTC) + EFV
3. Bila TDF + 3TC (FTC) + EFV terdapat
kontraindikasi atau tak tersedia, pilihan
yang direkomendasi :
1) AZT + 3TC + EFV
2) AZT + 3TC + NVP
3) TDF + 3TC (FTC) + NVP
ART Lini-pertama pada
ODHA
hamil
dan
menyusui
Kombinasi TDF + 3TC (FTC) + EFV
direkomendasi sebagai ART lini pertama
bagi wanita hamil, menyusui, termasuk
trimester pertama kehamilan dan
menyusui.
Tabel 2.5. Pemantauan Respons ART dan Kegagalan Terapi (Tjokoprawiro,
2015)
1. Pemeriksaan
beban
virus
Semua populasi
direkomendasi untuk memantau respon
terapi, termasuk penentu kegagalan
terapi ARV.
2. Bila beban virus tidak bisa dilakukan
secara rutin, pemeriksaan CD4 dan
pemantauan klinis dapat dipakai untuk
menentukan respons terapi dan menilai
kegagalan terapi.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
Tabel 2.6. ART Lini-Kedua: Pengganti ARV (Tjokoprawiro, 2015)
Populasi
Rekomendasi
Penggantian rejimen ARV 1. ART lini-kedua ODHA dewasa terdiri
pada ODHA dewasa dan
dari dua NRTIs + satu ritonafir-penguat
remaja (termasuk ibu
PI
hamil dan menyusui)
2. Pilihan lini-kedua :
1) Bila gagal dengan TDF + 3TC (FTC)
berdasar rejimen lini pertama,
penggunaan AZT + 3TC, maka NRTI
menjadi andalan lini-kedua
2) Bila gagal AZT atau d4T + 3TC
berdasar rejimen lini pertama,
penggunaan TDF + 3TC (FTC)
sebagai NRTI andalan rejimen linikedua.
3. Mengutamakan kombinasi NRTI
4. Kombinasi
ATV/r
dan
LPV/r
cenderung dipilih, dan pilihan PI
sebagai ART lini-kedua.
Tabel 2.7. ART Lini-Ketiga (Tjokoprawiro, 2015)
Populasi
Rekomendasi
Penggantian rejimen ARV 1. ART lini-kedua ODHA dewasa terdiri
pada ODHA dewasa dan
dari dua NRTIs + satu ritonafir-penguat
remaja (termasuk ibu
PI
hamil dan menyusui)
2. Pilihan lini-kedua :
1) Bila gagal dengan TDF + 3TC
(FTC) berdasar rejimen lini
pertama, penggunaan AZT + 3TC,
maka NRTI menjadi andalan linikedua
2) Bila gagal AZT atau d4T + 3TC
berdasar rejimen lini pertama,
penggunaan TDF + 3TC (FTC)
sebagai NRTI andalan rejimen linikedua.
3. Mengutamakan kombinasi NRTI
4. Kombinasi ATV/r dan LPV/r cenderung
dipilih, dan pilihan PI sebagai ART linikedua.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
2.2 Konsep Kepatuhan
2.2.1 Pengertian kepatuhan
Kepatuhan
adalah
tingkat
seseorang
dalam
melaksanakan
suatu
aturandalam dan perilaku yang disarankan. Pengertian dari kepatuhan adalah
menuruti suatu perintah atau suatu aturan. Kepatuhan adalah tingkat seseorang
dalam melaksanakan perawatan, pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh
perawat, dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Kepatuhan (compliance atau
adherence) mengambarkan sejauh mana pasien berperilaku untuk melaksanakan
aturan dalam pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh tenaga kesehatan
(Bart, 2004).
2.2.2 Batasan kepatuhan
Kepatuhan terhadap aturan pengobatan sering kali dikenal dengan“Patient
Compliance”. Kepatuhan terhadap pengobatan dikhawatirkanakan menimbulkan
sesuatu yang tidak diinginkan, seperti misalnya bila tidak minum obat sesuai
aturan, maka akan semakin memperparahpenyakit (Bambang, 2006 dalam Rahayu
2011).
2.2.3 Pengukuran perilaku kepatuhan
Kepatuhan
pasien
terhadap
aturan
pengobatan
pada
prakteknya
sulitdianalisa karena kepatuhan sulit di identifikasikan, sulit diukur dengan teliti
dan tergantung banyak faktor. Pengkajian yang akurat terhadap individu yang
tidak patuh merupakan suatu tugas yang sulit. Metode yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana seseorang dalam mematuhi nasehat dari tenaga kesehatan
yang meliputi laporan daridata orang itu sendiri, laporan tenaga kesehatan,
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
perhitungan jumlah pil dan botol, tes darah dan urine, alat-alat mekanis, observasi
langsung dari hasil pengobatan (Niven, 2002).
2.2.4 Upaya peningkatan kepatuhan
Upaya meningkatkan kepatuhan bisa dengan meningkatkan kemampuan
menyampaikan informasi oleh tenaga kesehatan yaitudengan memberikan
informasi yang jelas pada pasien mengenai penyakit yang dideritanya serta cara
pengobatannya,
keterlibatan
lingkungan
sosial
(keluarga)
dan
beberapa
pendekatan perilaku. Riset telah mempertunjukkan bahwa jika kerjasama anggota
keluargadiperoleh, kepatuhan menjadi lebih tinggi (Bart, 2004).
2.2.5 Kepatuhan terhadap kesehatan
Kepatuhan
terhadap
perawatan
merupakan
perilaku
seseorang
untukmentaati aturan dalam hal pengobatan yang meliputi perlakuan khusus
mengenai gaya hidup seperti diet, istirahat dan olahraga serta konsumsi obat yang
harus dikonsumsi, jadwal waktu minum, kapan harus dihentikan dan kapan harus
berkunjung untuk melakukan kontrol tekanan darah (Gunawan, 2001).
2.2.6 Pengertian kepatuhan minum obat
Terdapat beberapa terminologi yang menyangkut kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat, seperti yang dikemukakan oleh Horne, et al. (2006), yaitu
compliance, adherence dan concordance. National Council on Patient
Informations & Educations, perbedaan terminologi tersebut berkaitan dengan
perbedaan cara pandang dalam hal hubungan antara pasien penyedia jasa
kesehatan (dokter), termasuk terjadi kebingungan dalam hal bahasa untuk
menggambarkan perilaku mengkonsumsi obat yang diputuskan oleh pasien.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
Lutfey & Wishner (1999) mengemukakan konsep compliance
dalam
konteks medis, sebagai tingkatan yang menunjukkan perilaku pasien dalam
mentaati atau mengikuti prosedur atau saran ahli medis. Horne (2006)
mengemukakan compliance sebagai ketaatan pasien dalam mengkonsumsi obat
sesuai dengan saran pemberi resep (dokter). Horne, et al. (2005) sebelumnya
mengemukakan bahwa istilah compliance menunjukkan posisi pasien yang
cenderunglemah karena kurangnya keterlibatan pasien dalam pengambilan
keputusan mengenai obat yang dikonsumsi. Dalam pengertian persistence, pasien
menunjukkan perilaku yang secara kontinyu/rutin mengkonsumsi obat, yang
dimulai dari resep pertama sampai resep berikutnya dan seterusnya.
Lutfey & Wishner (1999) menjelaskan bahwa dalam pengertian adherence
lebih tinggi kompleksitasnya dalam medical care, yang dicirikan oleh adanya
kebebasan, penggunaan intelegensi, kemandirian oleh pasien yang bertindak lebih
aktif dan perannya lebih bersifat sukarela dalam menjelaskan dan menentukan
sasaran-sasaran dari treatmen pengobatan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam
pengertian adherencepasien menjadi lebih kontinyu dalam proses pengobatan.
Horne (2006) mendefinisikan adherence sebagai perilaku mengkonsumsi obat
yang merupakan kesepakatan antara pasien dengan pemberi resep. Dalam
pengertian ini, kelebihannya adalah adanya kebebasan dari pasien dalam
memutuskan apakah akan menyetujui rekomendasi dari dokter atau tidak, dan jika
terjadi kegagalan dalam proses ini, seharusnya bukan alasan untuk menyalahkan
pasien. Pengertian adherence berkembang dari pengertian compliance, hanya saja
dalam adherence lebih menekankan pada kebutuhan akan kesepakatan. National
Council on Patient Informations & Educations(2007) selanjutnya menegaskan
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
bahwa dalam adherence perilaku mengkonsumsi obat oleh pasien cenderung
mengikuti perencanaan pengobatan yang dikembangkan bersama dan disetujui
antara pasien dan profesional.
Selanjutnya Horne, dkk. (2005) dan Horne (2006) menjelaskan pengertian
concordance, yaitu perilaku dalam mematuhi resep dari dokter yang sebelumnya
terdapat hubungan yang bersifat dialogis antara pasien dan dokter, dan
merepresentasikan keputusan yang dilakukan bersama, yang dalam proses ini
kepercayaan dan pikiran dari pasien menjadi pertimbangan. Dalam concordance
terjadi proses konsultasi, yang di dalamnya terdapat komunikasi dari dokter
dengan pasien untuk mendukung keputusan dalam pengobatan.
Horne, dkk.(2006), lebih merekomendasikan pengertian kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat dengan istilah adherence, dan hal ini banyak didukung oleh
peneliti-peneliti lain, karena adanya keterlibatan pasien dalam pengambilan
keputusan tentang hal-hal yang pasien inginkan atau harapkan dan keputusan yang
wajar tentang pengobatan yang dibuat oleh dokter. Osterberg & Blaschke (2005)
juga menyarankan penggunaan istilah adherence, karena di dalam pengertian
adherence juga terdapat pengertian compliance, dengan tambahan pengertian
bahwa di dalam adherence peran pasien cenderung aktif dan terdapat kontrak
terapiutik yang terjadi setelah melalui proses komunikasi dan akhirnya terjadi
kesepakatan antara kedua belah pihak.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, pengertian
kepatuhan dalam mengkonsumsi obat dalam penelitian ini juga mengacu pada
istilah adherence, yang dapat disimpulkan sebagai perilaku untuk mentaati saransaran atau prosedur dari dokter tentang penggunaan obat, yang sebelumnya
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
didahului oleh proses konsultasi antara pasien (dan atau keluarga pasien sebagai
orang kunci dalam kehidupan pasien) dengan dokter sebagai penyedia jasa medis.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat ARV
Information Motivation and Behavioral Skills (IMB) model diperkenalkan
oleh Fisher dan Fisher tahun 1992, model ini dirancang untuk mengidentifikasi
kepatuhan berhubungan dengan informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku
sebagai determinan kritis kepatuhan ART (Amico, et al., 2006).IMB model
berpendapat bahwa informasi, motivasi, dan keterampilan berperilaku merupakan
faktor utama yang dapat mempengaruhi perilaku pencegahan seseorang terhadap
penyakit.Melalui informasi, motivasi, dan keterampilan berperilaku untuk
mengurangi risiko penularan, perilaku pencegahan terhadap penyakit juga lebih
mudah terwujud.
Informasi berhubungan dengan pengetahuan dasar mengenai penyakit,
kondisi kesehatan, maupun perilaku pencegahan yang dianjurkan. Sementara itu
motivasi dipengaruhi oleh motivasi individu dan motivasi sosial. Motivasi
individu didasarkan pada sikap terhadap perilaku pencegahan, norma subjektif,
persepsi mengenai kerentanan terhadap penyakit, keuntungan dan hambatan dari
perilaku pencegahan, 'biaya' yang ditimbulkan dari perilaku berisiko. Motivasi
sosial didasarkan pada norma sosial, persepsi individu mengenai dukungan sosial,
serta adanya saran dari orang lain.
Sementara itu keterampilan berperilaku merupakan kemampuan individu
untuk melakukan tindakan pencegahan, memastikan bahwa seseorang mempunyai
keterampilan alat dan strategi untuk berperilaku yang didasarkan pada
keyakinannya (self efficacy) dan perasaan bahwa ia dapat mempengaruhi
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
keadaan/situasi (perceived behavioural control) untuk melakukan perilaku
tersebut. Keterampilan berperilaku merupakan prasyarat yang menentukan apakah
informasi dan motivasi yang bagus mampu mendorong tindakan pencegahan atau
perubahan perilaku yang efektif.
Model ini beranggapan bahwa informasi dan motivasi masing-masing
dapat memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
perilaku seseorang. Pengaruh tidak langsung yaitu melalui kerja sama antara
informasi dan motivasi dengan keterampilan berperilaku. Model ini juga
berpendapat bahwa informasi dapat mempengaruhi motivasi seseorang, begitu
juga sebaliknya.
Gambar 2.1 Diadaptasi dari Information Motivation Behavioral Skills
(IMB) Model of ART Adherence (Fisher, et al, 2006)
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
2.3.2
Informasi
Informasi ini meliputi tentang regimen, penggunaan ARV yang benar,
kepatuhan yang adekuat, tentang efek samping dan reaksi obat-obatan, tentang
metode dan teori lengkap mengenai kepatuhan (Fisher, 2006). Informasi
berhubungan dengan pengetahuan dasar mengenai penyakit, kondisi kesehatan,
maupun perilaku pencegahan yang dianjurkan (WHO, 2003 dalam Amico 2006).
Informasi terkait kepatuhan meliputi informasi akurat yang dimiliki
seseorang tentang regimen ART dalam hal bagaimana dan kapan dosis harus
diambil, potensi efek samping, dan keputusan mengenai kepatuhan yang mungkin
tidak akurat (misalnya, percaya bahwa obat dapat dilewati jika sudah merasa baik)
atau akurat (misalnya, memahami bahwa tingkat ketidakpatuhan yang rendah
dapat menghambat penekanan virus) (Fisher, 2006).
Pengetahuan ODHA tentang terapi ARV dapat mempengaruhi kepatuhan
dalam mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati dalam terapi ARV.
Kepatuhan yang tinggi diperlukan untuk keberhasilan program terapi. Aturan
minum obat ARV harus ditaati dengan baik, efek samping yang mungkin terjadi,
serta mencari pertolongan bila terjadi efek samping pada pasien. Hal ini sangatlah
penting untuk menghindari teradinya putus obat ataupun ketidakpatuhan dalam
menjalankan terapi ARV (Amico, et al. 2005).
Pasien HIV yang kurang mengetahui pengobatan sering tidak mengetahui
aturan pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan olehkarena itu
tingkat
kepatuhan
pengobatan
lebih
rendah.
Keterbatasan
pengetahuan
pengobatan adalah hambatan terhadap kepatuhan yang berpotensi untuk diubah
(Ubra, 2012).
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
2.3.4
Motivasi
Motivasi individu didasarkan pada sikap terhadap perilaku pencegahan,
norma subjektif, persepsi mengenai kerentanan terhadap penyakit, keuntungan
dan hambatan dari perilaku pencegahan, biaya yang ditimbulkan dari perilaku
berisiko. Motivasi sosial didasarkan pada norma sosial, persepsi individu
mengenai dukungan sosial, serta adanya saran dari orang lain (WHO, 2003 dalam
Amico 2006).
Motivasi meliputi sikap tentang dampak dari perilaku kepatuhan dan
ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku tersebut serta persepsi dukungan dari
orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan
orang lain (Fisher, 2006).
Motivasi sangat diperlukan dalam menjalankan kepatuhan terapi ARV,
tanpa adanya motivasi terapi ARV tidak dapat dilanjutkan (Nursalam dan Ninuk,
2007).Motivasi individu didasarkan pada sikap terhadap perilaku pencegahan,
norma subjektif, persepsi mengenai kerentanan terhadap penyakit, keuntungan
dan hambatan dari perilaku pencegahan. Motivasi sosial didasarkan pada norma
sosial, persepsi individu mengenai dukungan sosial, serta adanya saran dari orang
lain.
2.3.5
Ketrampilan berperilaku
Keterampilan berperilaku ini meliputi keterampilan untuk memperoleh dan
mengelola sendiri terapi ARV, untuk memasukkan ke dalama regimen ekologi
sosial kehidupan sehari-hari, untuk meminimalkan efek samping, untuk
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV sesuai keperluan, untuk memperoleh
dukungan sosial dan instrumental untuk mendukung kepatuhan dan sebagai
penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu (Fisher, 2006).
Keterampilan
berperilaku
merupakan
kemampuan
individu
untuk
melakukan tindakan pencegahan, memastikan bahwa seseorang mempunyai
keterampilan alat dan strategi untuk berperilaku yang didasrkan pada keyakinan
(self efficacy) dan perasaan bahwa ia dapat mempengaruhi keadaan/situasi
(preceived behavioural control) untuk melakukan perilaku tersebut. Keterampilan
berperilaku merupakan prasyarat yang menentukan apakah informasi dan motivasi
yang bagus mampu mendorong tindakan pencegahan atau perubahan perilaku
yang efektif (Amico, et al, 2005).
Kepatuhan berhubungan dengan informasi dan motivasi keduanya
berhubungan dengan tampilan keterampilan berperilaku dalam kepatuhan minum
ARV, secara spesifik ketika seseorang telah memiliki informasi yang baik
mengenai ART dan termotivasi, mereka berperilaku adekuat dan konsisten untuk
mencapai kepatuhan dalam ART. Kepatuhan berhubungan dengan keterampilan
berperilaku terdiri dari kemampuan objektif dan keyakinan (self efficcacy) untuk
menampilkan
perilaku
yang
kritis,
seperti
menerima
dan
mengatur
sendiripengobatan ART secara konsisten setiap waktu, mencapai kecocokan
antara regimen yang satu dengan ekologi alam dalam kehidupan sehari-hari,
mengambil langkah untuk mengurangi efek, mendapatkan informasi mengenai
ART dan mendukung ketika dibutuhkan, dan membangun strategi untuk
menghargai dan memperkuat perilaku kepatuhan ART (Amico, et al., 2005).
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
2.4 Keaslian Penelitian
N
Judul
o
Penelitian
1 Faktor –Faktor
Pendukung
Kepatuhan
Orang Dengan
Hiv Aids
(ODHA) Dalam
Minum Obat
Antiretroviral Di
Kota Bandung
Dan
Cimahi
(Yuniar, et al.
2012)
2
HIV treatment
adherence in
women living
withHIV/AIDS:
research based
on the
InformationMotivationBehavioral
Skills model of
health behavior
(Kalichman, et
al. 2001)
SKRIPSI
Variabel
Sampel
Motivasi untuk
10 orang
hidup,keinginan
sembuh/sehat,
menganggap obat
sebagai vitamin
dankeyakinan
terhadap
agama.Selain itu
faktor ketersediaan
obat ARV dan
dukungan socialjuga
mendukung
kepatuhan ODHA.
Faktor dukungan
sosial yaitu
dukungan keluarga,
rasa tanggung jawab
dan kasih sayang
terhadap
anak,keinginan
menikah, dukungan
teman-teman di KDS
(kelompok dukungan
Sebaya), LSM dan
dari tokoh agama
serta hubungan baik
dengan tenaga
kesehatan.
Motivation,
112
information, self
Wanita
efficacy
ANALISIS FAKTOR YANG
Desain
Hasil Penelitian
Penelitian
Deskriptif Faktor internal perlu
analitik
ditingkatkan dengan
memotivasi ODHA.
Faktor eksternal
ditingkatkandengan
melibatkan
perankeluarga, KDS,
LSM dan tenaga
kesehatan serta
memperbaiki
akses, keterjangkauan
dan edukasi kepada
masyarakat
.
Cross
Sectional
Study
Hasil penelitian
menunjukkan
perempuan yang lupa
minum obat satu dosis
dalam satu minggu
terakhir dilaporkan
memiliki motivasi yang
rendah untuk patuh
dalam minum obat dan
memiliki perilaku
kepatuhan yang rendah.
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
3
An empirical
Informationtest of the
motivationinformationbehavioral skills
motivationbehavioral Skills
Model of ART
Adherence in a
sample of HIVpositive persons
primarily in out
of HIV care
settings(Horvath
, et al., 2014)
312
PLWH
Online
survey
4
The
informationmotivationbehavioral skills
model of ART
adherence in a
deep south
HIV+ clinic
sample
(Amico,et al.,
2011)
150
PLWH
A
computerdelivered
audiosupported
survey
5
Motivasi minum Motivasi dan
obat ARV dan
perilaku kepatuhan
perilaku
kepatuhan klien
HIV/AIDS
dampingan LSM
Rumah Cemara
di Bandung.
(Anesta, H.C., et
al. 2010)
40
ODHA
Deskriptif
korelatif –
cross
sectional
SKRIPSI
Information
motivation
behavioral skills
ANALISIS FAKTOR YANG
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
bahwa keterampilan
berperilaku
berpengaruh secara
langsung terhadap
kepatuhan minum obat
ARV pada ODHA.
ODHA yang memiliki
keterampilan
berperilaku yang baik
memiliki informasi
yang relevan dan
motivasi yang cukup
untuk membuat mereka
patuh dalam minum
obat ARV
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
informasi tidak
berpengaruh langsung
secara signifikan
terhadap kepatuhan
minum obat pada
pasien dengan HIV.
Informasi dan motivasi
mempengaruhi
keterampilan
berperilaku yang
berpengaruh langsung
dengan kepatuhan
berobat.
Terdapat hubungan
yang sangat kuat antara
motivasi dengan
perilaku kepatuhan
HIV/AIDS dalam
minum obat ARV
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Informasi
1. Regimen, penggunaan ARV
yang benar, kepatuhan yang
adekuat
2. Efek samping dan reaksi
obat-obatan
3. Metode dan teori lengkap
mengenai kepatuhan
Keterampilan berperilaku;
Secara objektif dan kemampuan
dalam mengetahui:
1. Memperoleh dan mengelola
sendiri terapi ARV
2. Meminimalkan efek samping
3. Memperbarui kepatuhan dalam
terapi ARV sesuai keperluan
4. Penguatan diri untuk patuh
dari waktu ke waktu
Motivasi
1. Sikap tentang dampak dari
perilaku kepatuhan dan
ketidakpatuhan dan evaluasi
hasil perilaku tersebut
2. Persepsi dukungan dari
orang lain untuk patuh
dalam minum obat dan
motivasi untuk memenuhi
harapan orang lain
6. Memasukkan ke dalam
regimen ekologi sosial
kehidupan sehari-hari
7. Memperoleh dukungan sosial
dan instrumental untuk
mendukung kepatuhan
Kepatuhan
1. Dosis yang tepat:
presentase obat arv
daimbil sesuai yang
diresepkan
2. Kepatuhan optimal:
95% atau
kepatuhan yang
lebih pada
kebutuhan dosis dari
semua pengobatan
ARV
3. Tingkat kepatuhan
dari waktu ke waktu
Gambar 3.1 Kerangka konseptual yang diadaptasi dari teori IMB Model of
ART Adherence oleh Fisher (2006) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV
yang mengadaptasi IMB Model of ART Adherence di POLI
UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Penjelasan kerangka konsep
Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi
kepatuhan minum obat ARV menurut IMB Model of ART Adherence (Fisher,
2006) yaitu; (1)Informasi berhubungan dengan pengetahuan dasar mengenai
penyakit, kondisi kesehatan, maupun perilaku pencegahan yang dianjurkan.
Informasi ini meliputi tentang regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan
41
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
yang adekuat, tentang efek samping dan reaksi obat-obatan, tentang metode dan
teori lengkap mengenai kepatuhan, (2) Motivasi meliputi sikap tentang dampak
dari perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku tersebut
serta persepsi dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat dan
motivasi untuk memenuhi harapan orang lain (3) Keterampilan berperilaku
dipengaruhi oleh motivasi dan informasi. Keterampilan berperilaku ini meliputi
keterampilan untuk memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV,
untuk
meminimalkan efek samping, untuk memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV
sesuai keperluandan sebagai penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu.
Ketiga faktor tersebut mempengaruhi kepatuhan Ibu HIV untuk mencapai
kepatuhan dalam minum ARV. Kepatuhan (compliance atau adherence)
mengambarkan sejauh mana pasien berperilaku untuk melaksanakan aturan dalam
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh tenaga kesehatan (Bart, 2004).
Kepatuhan dalam minum ARV ditunjukkan dengan dosis yang tepat: presentase
obat ARV di ambil sesuai yang diresepkan, kepatuhan optimal: 95% atau
kepatuhan yang lebih pada kebutuhan dosis dari semua pengobatan ARV dan
tingkat kepatuhan dari waktu ke waktu.
3.2 Hipotesis
H1: 1. Ada pengaruh informasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu
HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2. Ada pengaruh motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu
HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Ada pengaruhketerampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat
ARV pada ibu HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah tahapan penelitian yang bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan
(Nursalam, 2013). Bab ini akan membahas tentang: 1) Desain penelitian; 2)
Populasi, sampel, dan teknik sampling; 3) Variabel penelitian; 4) Definisi
Operasional; 5) Instrumen penelitian; 6) Tempat dan Waktu Penelitian; 7)
Prosedur pengumpulan data; 8) Analisa data; 9) Kerangka kerja; 10) Etika
penelitian.
4.1 Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
non-eksperimen deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada penelitian ini,
variabel dependen dan variabel independen dinilai secara simultan pada suatu
saat, jadi
tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2013). Peneliti membagikan
kuesioner kepada responden yakni ibu positif Human Immunodeficiency Virus
(HIV) yang datang ke POLI Unit Perawatan
Intermidiate
Penyakit Infeksi
(UPIPI) RSUD Dr. Soetomo Surabaya satu kali pada saat tersebut.
43
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
4.2 Populasi, Sampel (kriteria inklusi,eksklusi), Besar Sampel (Sample Size)
dan Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)
4.2.1 Populasi
Populasi target merupakan data dengan karakteristik klinis dan demografi
dengan rata-rata jumlah kunjungan ibu penderita HIV
pada bulan Juli dan
September 2015 yaitu sebanyak adalah 182 orang per bulan (4 minggu). Populasi
terjangkau yang merupakan bagian dari populasi target dibatasi oleh tempat dan
waktu. Jumlah populasi terjangkau pada penelitian pada tanggal 18 Januari sampai
22 Januari 2016 sebanyak 74 responden.
4.2.2 Sampel
Peneliti dalam pemilihan subjek penelitian ini menentukan kriteria sampel
dengan kriteria inklusi dan eksklusi untuk mengurangi bias pada hasil penelitian.
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target
yang
terjangkau
dan
akan
diteliti.
Kriteria
eksklusi
adalah
menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria Inklusi:
1. Ibu HIV yang terdafar dalam rekam medik POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
2. Ibu HIV yang bertempat tinggal di Surabaya
3. Ibu HIV yang bisa baca tulis
Kriteria Eksklusi:
1. Ibu HIV yang obat ARVnya diambilkan oleh Pengawas Minum Obat (PMO)
2. Ibu HIV yang dirujuk ke Rumah Sakit lain
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
4.2.3 Besar sampel
Menurut Nursalam (2013) rumus yang digunakan untuk menentukan besar
sampel, yaitu:
Keterangan:
N= perkiraan jumlah populasi
n= perkiraan besar sampel
z= nilai standar normal untuk = 0,05 (1,96)
p= perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q= 1-p (100%-p)
d= tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)
Jadi besar sampel yang diteliti adalah sebanyak 74 orang ibu dengan HIV.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
4.2.4 Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive
sampling yang disebut juga judgement sampling. Purpossive sampling adalah
suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai yang dikehendaki peneliti (sesuai dengan tujuan atau masalah dalam
penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang
telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2013). Pada penelitian yang dilaksanakan
pada tanggal 18 Januari sampai 22 Januari 2016 didapatkan 74 sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dari penelitian.
4.3 Variabel Penelitian
Menurut Soeparto, et al. (dalam Nursalam, 2013) variabel adalah perilaku
atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia,
dll). Semua variabel yang diteliti telah di identifikasi terlebih dahulu oleh peneliti,
dan di klasifikasikan menjadi variabel bebas (independent), dan variabel
tergantung (dependent).
4.3.1
Klasifikasi variabel
1. Variabel Bebas (Independent)
Dalam penelitian ini variabel independen adalah informasi, motivasi dan
keterampilan berperilaku.
2. Variabel Tergantung (Dependent)
Variabel dependen pada penelitian ini adalah kepatuhan minum obat ARV pada
ibu HIV.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
4.4 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel
yang
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Definisi
operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan replikasi
(Nursalam, 2013; Notoadmojo, 2010). Berikut adalah definisi operasional pada
penelitian ini.
Tabel 4.1 Definisi operasional faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
minum obat ARV pada ibu HIV
Variabel
Definisi
Parameter
Alat
Skala Skor
Operasional
Ukur
1 Informasi Sekumpul 1. Regimen,
Kuesio
Ordi
Skor
sangat
setuju
-an
penggunaan
-ner
-nal
bernilai 1, respon lain
data/fakta
ARV yang
bernilai 0.
terkait
benar,
Pertanyaan I3 dan I5
ART yang
kepatuhan yang
Skor sangat tidak setuju
dimiliki
adekuat
bernilai 1, respon lain
ibu
2. Efek samping
bernilai 0. Kemudian
dengan
dan reaksi obatjumlahkan semua item
HIV
obatan
untuk skor total yang
3. Metode dan
benar.
(The
teori lengkap
Lifewindows
Project
mengenai
Team, 2006)
kepatuhan
Indikator
tingkat
informasi:
Rendah= <3
Sedang= 4-6
Tinggi= 7-9
(Chitra & Gnandurai,
2015)
2 Motivasi
SKRIPSI
Dorongan 1. Sikap tentang
kehendak
dampak dari
yang
perilaku
menyebab
kepatuhan dan
kan ibu
ketidakpatuhan
dengan
dan evaluasi
HIV
hasil perilaku
melakukan
suatu
tersebut
perbuatan 2. Persepsi
untuk
Kuesio
-ner
ANALISIS FAKTOR YANG
Ordi
-nal
Skor sangat tidak setuju
bernilai 1, respon lain
bernilai 0
Pertanyaan M4 dan M5
Skor
sangat
setuju
bernilai 1, respon lain
bernilai 0. Kemudian
jumlahkan semua item
untuk skor total yang
benar.
(The
Lifewindows Project
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
Variabel
3 Keteram
-pilan
berperila
-ku
Definisi
Operasional
mencapai
tingkat
kepatuhan
dalam minum
ARV
Parameter
Alat
Ukur
Skala
dukungan dari
orang lain untuk
patuh dalam
minum obat dan
motivasi untuk
memenuhi
harapan orang
lain
Kemampuan 1. Memperoleh
atau
cara
dan mengelola
yang
sendiri terapi
dilakukan ibu
ARV
dengan HIV 2. Meminimalkan
untuk
efek samping
mencapai
3. Memperbarui
kepatuhan
kepatuhan
dalam minum
dalam terapi
ARV
ARV sesuai
keperluan
4. Penguatan diri
untuk patuh dari
waktu ke waktu
Skor
Team, 2006)
Indikator
tingkat
motivasi:
Rendah= <4
Sedang= 5-7
Tinggi= 8-10
(Chitra & Gnandurai,
2015)
Kuesio
-ner
Ordi
-nal
Pertanyaan B1
Skor sangat setuju dan
tidak minum alkohol
atau
obat-obatan
bernilai 1, respon lain
bernilai 0
Pertanyaan B2-B14
Skor Sangat mudah
bernilai 1, respon lain
bernilai 0. Kemudian
jumlahkan semua item
untuk skor total yang
benar.(The
Lifewindows
Project
Team, 2006)
Indikator
tingkat
keterampilan
berperilaku:
Rendah= <5
Sedang= 6-9
Tinggi= 10-14
(Chitra & Gnandurai,
2015)
Kepatu
-han
minum
ARV
SKRIPSI
Perilaku
patuh pasien
dalam
melaksanaka
n terapi
minum obat
ARV
1. Tepat dosis
2. Kepatuhan
Optimal
3. Keptuhan dari
waktu ke
waktu
Medical
Record
ANALISIS FAKTOR YANG
Nomi Patuh:
-nal
1. Presentase obat arv
daimbil sesuai yang
diresepkan
2. Kepatuhan optimal:
95% atau kepatuhan
yang lebih pada
kebutuhan dosis dari
semua pengobatan
ARV
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
Variabel
Definisi
Operasional
Parameter
Alat
Ukur
Skala
Skor
1) kepatuhan tinggi
>95%= <3 dosis
lupa
diminum
dalam 30 hari,
2) kepatuhan
sedang 80-95%=
3-12 dosis lupa
diminum dalam
30 hari,
3) kepatuhan
rendah <80%=
>12 dosis obat
lupa
diminum
dalam 30 hari.
3. Tingkat kepatuhan
dari waktu ke waktu
Tidak Patuh
1. Presentase obat arv
tidak daimbil sesuai
yang diresepkan
2. Kepatuhan optimal:
rendah < 95% atau
kepatuhan yang lebih
pada
kebutuhan
dosis dari semua
pengobatan ARV
1) kepatuhan tinggi
>95%= <3 dosis
lupa
diminum
dalam 30 hari,
2) kepatuhan
sedang 80-95%=
3-12 dosis lupa
diminum dalam
30 hari,
3) kepatuhan
rendah <80%=
>12 dosis obat
lupa
diminum
dalam 30 hari.
3. Tingkat kepatuhan
dari waktu ke waktu
rendah
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau instrumen yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pada variabel informasi, motivasi,
ketrampilan berprilaku instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Pada jenis ini, peneliti mengumpulkan data secara formal kepada
subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Peneliti menggunakan The Life
Windows Information Motivation Behavioral Skills ART Adherence Questionnaire
(LW-IMB-AAQ) (The Lifewindows Project Team, 2006). Kuesioner ini terdiri dari
33 pertanyaan, 9 pertanyaan mengenai informasi meliputi cara mengkonsumsi
obat, ketepatan minum obat, efek samping obat, dampak minum obat, 10
pertanyaan mengenai motivasi
meliputi pengaruh status dan obat HIV pada
kehidupan, dan 14 pertanyaan mengenai keterampilan berperilaku meliputi
keterampilan dalam melakukan pengobatan dan minum obat.
Pertanyaan mengenai informasi, skor sangat setuju bernilai 1, respon lain
bernilai 0. Pertanyaan I3 dan I5 skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain
bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar.
Pertanyaan mengenai motivasi, skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain
bernilai 0, pertanyaan M4 dan M5 skor sangat setuju bernilai 1, respon lain
bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar.
Pertanyaan mengenai keterampilan berperilaku , pertanyaan B1 skor sangat setuju
dan tidak minum alkohol atau obat-obatan bernilai 1, respon lain bernilai 0.
Pertanyaan B2-B14 skor sangat mudah bernilai 1, respon lain bernilai 0.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar (The Lifewindows
Project Team, 2006).
Peneliti menggunakan jasa Penterjemah Tersumpah (Biliton Translation
Center)
untuk
menerjemahkan
kuesioner
tersebut,
agar
tidak
terjadi
kesalahpahaman arti saat responden mengisi kuesioner.
Mengukur tingkat kepatuhan ibu dengan HIV dalam minum ARV
menggunakan medical record. Setelah didapatkan data dari medical record maka
hasilnya dapat kita kategorikan menjadi kepatuhan tinggi >95%= <3 dosis lupa
diminum dalam 30 hari, kepatuhan sedang 80-95%= 3-12 dosis lupa diminum
dalam 30 hari, kepatuhan rendah <80%= >12 dosis obat lupa diminum dalam 30
hari. Dapat juga dilihat dari presentase pengambilan obat ARV sesuai yang
diresepkan dan tingkat kepatuhan dari waktu ke waktu (Medical Record Poli
UPIPI, 2015).
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Januari sampai 22 Januari 2016 di
POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
4.7 Pengumpulan Data
Pengambilan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu peneliatian.
Pengambilan dan pengumpulan data dalam penelitian dibagi menjadi beberapa
tahap, yaitu :
1. Tahap administratif
Pada tahap ini peneliti mengajukan pembuatan surat izin penelitian dari
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
dengan tembusan Bidang Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) RSUD Dr.
Soetomo kemudian dari Bidang LITBANG turun surat ke POLI UPIPI untuk
dilakukan pengambilan data awal.
2. Tahap tahap pencarian dan penentuan responden
Peneliti mencari dan menentukan responden penelitian yang sesuai dengan
kriteria inklusi.Peneliti menggunakan responden ibu positif HIV yang datang
berobat ke POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Pada tahap ini penelitian
dilaksanakan setiap hari kerja (Senin-Jumat) dari tanggal 18 Januari sampai 22
Januari 2016.
3. Tahap informed consent
Pada tahap ini peneliti memberikan information for consent danmenjelaskan
kepada responden tentang masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. Selanjutnya
responden diberikaninformed consent dan kuesioner serta penjelasan tentang
carapengisian dan memfasilitasi apabila ada kemungkinan terdapat kebingungan
atau kesalahan dalam pengisian kuesioner.
4. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner, data rekam medik dan crosscheck secara langsung untuk melihat
kepatuhannya dalam minum obat. Setiap responden diberikan masing-masing
kuesioner yang berisi data demografi, informasi, motivasi, kemampuan
berperilaku tentang kepatuhan minum obat ARV. Sebelum mengisi kuesioner,
responden diberikan penjelasan terkait mengapa mereka dikumpulkan, manfaat
penelitian, dan mereka dipersilahkan mundur jika tidak bersedia menjadi
responden penelitian ini. Setelah itu, diberikan sesi tanya jawab jika ada yang
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
belum paham terkait dengan poin-poin pada kuesioner. Kemudian setiap
responden dipersilakan mengisi kuesioner dengan diberikan waktu 15 menit untuk
33 pernyataan. Pengumpulan data ini dilakukan di hari kerja (Senin-Jumat), pada
hari Senin dan Rabu didapatkan responden sebanyak 20 orang per hari dan dihari
lainnya sebanyak 10 orang per hari hingga tercapai 74 orang responden. Penelitian
ini tidak mengganggu pengobatan responden, karena dilakukan pada saat
screening data, setelah petugas melakukan anamnesa pada ibu HIV barulah
peneliti
memberikan penjelasan dan kuesioner terkait penelitian. Selanjutnya
selesai mengisi kuesioner ibu bertemu dokter untuk berobat.
4.8 Analisa Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai
tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan
peneliti dalam mengungkapkan fenomena (Nursalam, 2013).
Data yang telah terkumpul melalui kuesioner yang dibagikan kepada
responden selanjutnya diolah melalui beberapa tahapan menurut Hartono (2006),
yaitu :
1. Editing peneliti memerikasa kembali kelengkapan pada kuesioner yang telah
diisi responden. Dalam peneitian ini kelengkapan tersebut meliputi data
persetujuan/informed consent, kelengkapan lembar kuesioner (menjaga
kemungkinan lembar hilang atau rusak), serta kelengkapan isian item oleh
responden.
2. Coding pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari
beberapa kelompok (klasifikasi data). Coding merupaakan kegiatan merubah
bentuk data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
dari coding adalah untuk mempermudah entry data. Pengkodeannya dilakukan
pada:
(1)Informasi: Sangat setuju= 1, respon lain= 0
(2)Motivasi: Sangat tidak setuju= 1, respon lain= 0. Untuk M4 dan M5, sangat
setuju= 1, respon lain= 0.
(3)Keterampilan berperilaku: Sangat mudah= 1, respon lain= 0. Pertanyaan B1,
Sangat setuju= 1, respon lain= 0
3. Processing, adalah tahapan dalam memproses data agar dapat dilihat dan
dianalisis. Peneliti memproses data dengan cara memasukkan data kuesioner ke
dalam program computer.
Setelah presentase diketahui dan hasilnya diinterpretasikan dengan kriteria
Indikator tingkat informasi: Rendah= <3, Sedang= 4-6, Tinggi= 7-9, Indikator
tingkat motivasi: Rendah= <4, Sedang= 5-7, Tinggi= 8-10, Indikator tingkat
keterampilan berperilaku: Rendah= <5, Sedang= 6-9, Tinggi= 10-14 (Chitra &
Gnandurai, 2015). Mengukur tingkat pengetahuan dengan medical record Poli
UPIPI 2015, dan Cross check secara langsung masing-masing responden.
Presentase tersebut menghasilkan skor jawaban untuk masing-masing
kuesioner adalah sebagai berikut :
1. Kuesioner Informasi:
Skor sangat setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Pertanyaan I3 dan I5
Skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian
jumlahkan semua item untuk skor total yang benar. Kemudian jumlahkan
semua item untuk skor total yang benar.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
2. Kuesioner Motivasi
Skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Pertanyaan M4
dan M5: Skor sangat setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian
jumlahkan semua item untuk skor total yang benar.
3. Kuesioner Keterampilan Berperilaku
Pertanyaan B1: Skor sangat setuju dan tidak minum alkohol atau obatobatan bernilai 1, respon lain bernilai 0. Pertanyaan B2-B14: Skor Sangat
mudah bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item
untuk skor total yang benar.
4. Cleaning, adalah pembersihan data dengan cara melakukan pengecekan
kembali data yang sudah di proses, untuk dianalisa data, baik kesalahan dalam
pengkodean maupun dalam membaca kode, kesalahan mungkin bisa terjadi
saat kita memasukkan data ke komputer (Hartono, 2006)
Data yang telah dikumpulakan kemudian diuji statistik Regresi Logistik
(Logistic Regression) dengan derajat kemaknaan atau tingkat signifikansi
α<0,05. Peneliti menggunakan uji statistik Regresi Logistik karena tujuan
penelitian, skala data dan variabel penelitan ini sesuai dengan ketentuan
penggunaan Regresi Logistik. Dari uji korelasi Regresi Logistik ditentukan
harga signifikasi antara kedua variabel (Nursalam, 2014).
Dari hasil perbandingan ditentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak.
Apabila hasil uji menyatakan signifikan dengan p 0.05, maka hipotesa
diterima berarti ada hubungan antara sampel yang diteliti. Apabila hasil uji
menyatakan tidak signifikan/tidak bermakna dengan p≥ 0.05, maka hipotesa
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
ditolak berarti tidak ada hubungan antara sampel yang diteliti. Berikut analisi
statistik pada penelitian ini.
Tabel 4.2
Analisis statistik variabel peneliatian analisis faktor yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV
berdasarkan Information Motivation Behavioural Skill (IMB)
Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Variabel
Uji Statistik
Independen
Dependen
Informasi
Regresi Logistik
Kepatuhan Minum Obat
ARV
Motivasi
Regresi Logistik
Keterampilan Berperilaku
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
Regresi Logistik
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
4.9 Kerangka Operasional (Framework)
Kerangka operasional merupakan pentahapan dalam suatu penelitian.
Dalam kerangka operasional disajikan alur penelitian teruatama variabel yang
digunakan dalam penelitian (Nursalam, 2013).
Mengidentifikasi informasi, motivasi, dan keterampilan berperilaku ibu HIV terkait
kepatuhan (adherence) dalam minum obat ARV dengan cara membagikan kuesioner
1. Mengukur variabel informasi, motivasi , keterampilan berperilaku dan
kepatuhan minum obat dengan menggunakan kuesioner Life Windows
Information Motivation Behavioural Skills ART Adherence (LW-IMB-ART
Adherence) (Fisher, 2006).
2. Mengidentifikasi kepatuhan minum obat ARV dilihat dari Rekam Medik dan
Cross check secara langsung masing-masing responden
Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada
ibu HIV dengan menggunakan uji statistik Regresi Logistik
Merekomendasikan hasil peneltian ini kepada institusi dan profesi
keperawatan sebagai bahan masukan mengenai kepatuhan minum
obat ARV sehingga dapat menambah keberhasilan dalam
meningkatkan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV
Gambar4.2
Kerangka
operasional
Analisis
Faktor
yang
MempengaruhiKepatuhanMinum Obat ARV pada Ibu HIV
berbasisInformation Motivation Behavioral skills (IMB) Model of
ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya
4.10 Etika Penelitian
Sebelum
dilakukan
pengumpulan
data,
peneliti
terlebih
dahulu
mengajukan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi dari Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga dan melakukan uji etik di RSUD Dr. Soetomo
dan dinyatakan layak etik. Selanjutnya peneliti mengajukan surat permohonan izin
kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo dengan tembusan Bidang LITBANG RSUD
Dr. Soetomo kemudian dari Bidang LITBANG turun surat ke POLI UPIPI untuk
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
persetujuan pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti
melaksanakan penelitian dengan memperhatikan etika penelitian yang meliputi
1. Lembar Persetujuan Penelitian (informed consent)
Lembar persetujuan diberikan kepada responden, tujuannya adalah subjek
mengetahui
dan
tujuan
penelitian
serta
dampak
yang
diteliti
selama
mengumpulkan data. Responden yang bersedia diteliti menandatangani lembar
penelitian.
2. Tanpa Nama (anonimity)
Untuk
menjaga
kerahasiaan
identitas
responden
penelitian
tidak
mencantumkan nama responden pada kuesioner yang di isi oleh responden,
lembar tersebut dan diberi nomor kode angka sesuai tanggal/hari responden
mengisi kuesioner.
3. Kerahasiaan (confidentiality )
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dari
responden
dijaminkerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan
pada hasil riset.
4.11 Keterbatasan Penelitian
Pada saat pelaksanaannya peneliti melakukan penelitian sendiri sehingga
dengan adanya beberapa responden yang datang bersamaan menyebabkan
terjadinya subjektifitas dalam menjawab kuesioner karena tidak semua responden
didampingi oleh peneliti.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Analisis faktor yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat Antiretroviral (ARV) pada ibu dengan
Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
berbasis Information Motivation
Behavioral Skills (IMB) Model of Antiretroviral Therapy (ART) Adherence di Poli
Unit Perawatan
Intermidiate
Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soetomo
Surabaya yang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2016 sampai 22 Januari 2016.
Penyajian data meliputi gambaran umum lokasi penelitian di Poli UPIPI
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, karakteristik data umum, dan variabel yang diukur
berkaitan dengan analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV
pada ibu HIV. Selanjutnya akan diuraikan pembahasan mengenai hasil penelitian
yang didapatkan, korelasi dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis,
dan juga bagaimana interpretasi atau dampak yang ditimbulkan terkait hasil
penelitian ini.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
Tempat pengambilan data penelitian ini dilaksanakan di Poli UPIPI RSUD
Dr. Soetomo Surabaya terletak di Jl.Mayjen.Prof. DR. Moestopo 6-8 Surabaya.
Poli UPIPI terletak di sebelah utara ruang UPIPI. Poli UPIPI merupakan unit
rawat jalan yang melayani pasien HIV/AIDS untuk mengambil ARV, kontrol dan
Voluntary Counselling and Testing (VCT). Poli UPIPI buka pada hari Senin
sampai Jumat pukul 07.00 WIB – 13.00 WIB, melayani Penyakit Dalam. Khusus
hari Selasa Poli UPIPI juga membuka pelayanan untuk anak anak. Pada hari Senin
dan Rabu Poli UPIPI selain Penyakit Dalam juga membuka pelayanan Paru,
SKRIPSI
59
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
Neurologi, Mata Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Kulit, Jiwa, Gigi dan
Mulut. Adapun bagian dari Poli UPIPI terdiri dari Loket Pendaftaran, Ruang
Pemeriksaan dan Ruang Tindakan. Jumlah pegawai di Poli UPIPI sebanyak 10
orang terdiri dari 1 orang penanggung jawab, 4 orang perawat pelaksana, 1 orang
petugas administrasi, 2 orang petugas rekam medik dan 1 orang prakarya
kesehatan.
Program atau usaha untuk meningkatkan kepatuhan yang telah dilakukan
di Poli UPIPI diantaranya yaitu monitoring berkala (adherence, efek samping
ART, dan keberhasilan ART), monitoring klinis (follow up pertama setelah 1-2
minggu, pemeriksaan fisik, dan anamnesa gejala, kepatuhan, kualitas hidup dsb.),
pemeriksaan laboratorium dasar, dan monitoring efektivitas ARV.
Berdasarkan data dari Poli UPIPI, pada bulan Januari - September tahun
2015 ada sekitar 111 orang (59%) tidak datang kembali dan tidak tepat waktu
untuk mengambil obat atau tidak patuh dalam menjalani pengobatan. Penyebab
ketidakpatuhan minum obat ARV adalah (1) informasi ibu HIV mengenai
pentingnya minum obat ARV masih rendah, ibu tidak mengetahui fungsi ARV,
hal ini terlihat dari jumlah pasien yang kembali mengambil obat <50% dari
jumlah seluruh pasien dan belum adanya program penyuluhan mengenai
kepatuhan minum obat ARV (2) motivasi untuk minum obat masih rendah
sehingga ibu sering merasa sudah sehat sehingga tidak perlu lagi minum obat, bila
tidak ada keluhan tidak datang mengambil obat, stigma yang dimilki ibu
membuat ibu merasa malu dan takut ketahuan orang lain bila datang berobat dan
(3) keterampilan berperilaku ibu yang masih rendah misalnya lupa minum obat
ARV.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
5.1.2 Karakteristik demografi responden
Pada bagian ini diuraikan karakteristik 74 responden berdasarkan usia,
pendidikan, pekerjaan dan waktu konsumsi ARV.
Tabel 5.1 Disribusi karakteristik responden di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo
Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016.
No Variabel
Kategori
Jumlah
Presentase
1
Usia
Dewasa muda (18-40 tahun)
53
71,6%
Dewasa pertengahan (40-64
21
28,4%
tahun)
Total
74
100%
2
Pendidikan SD
9
12,2%
SMP
11
14,9%
SMA
42
56,8%
Perguruan Tinggi
12
16,2%
Total
74
100%
3
Pekerjaan
Bekerja
20
27%
Tidak Bekerja
54
73%
Total
74
100%
4
Waktu
≥1 tahun
47
63,5%
konsumsi
<1 tahun
27
36,5%
ARV
Total
74
100%
Tabel 5.1 diatas menunjukkan karakteristik responden dengan data sebagai
berikut: mayoritas responden yang datang untuk berobat adalah ibu HIV yang
berusia 18-40 tahun (dewasa muda), sebagian besar berpendidikan terakhir SMA,
ibu dengan HIV banyak yang tidak bekerja dan telah mengkonsumsi ARV
selama ≥1 tahun.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
5.1.3 Data khusus
1. Tingkat informasi tentang obat ARV
Berikut adalah tabel distribusi tingkat informasi responden tentang
regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan yang adaekuat, efek samping
dan reaksi obat-obatan, metoden dan teori lengkap mengenai kepatuhan:
Tabel 5.2 Distribusi tingkat informasi responden tentang obat ARV di Poli UPIPI
RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016
Kategori
No
Tingkat informasi
Rendah Sedang Tinggi
Total
1
Regimen, penggunaan ARV yang
8
14
3
25
benar
(10,8%) (18,9%) (4,1%) (33,8%)
2
3
Kepatuhan yang adekuat
8
13
Efek samping dan reaksi obat- (10,8%) (17,6%)
obatan
7
14
Metode dan teori lengkap (9,5%) (18,9%)
mengenai kepatuhan
Total Tingkat Informasi
3
(4,1%)
24
(32,4%)
4
25
(5,4%) (33,8%)
23
41
10
74
(31.1%) (55.4%) (13.5%) (100%)
Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan tingkat informasi tentang obat
ARV. Sebagian besar ibu HIV memiliki tingkat informasi yang sedang mengenai
obat ARV. Jumlah ibu dengan HIV yang memiliki tingkat informasi yang rendah
cukup banyak dan ibu dengan tingkat informasi yang tinggi terlihat berjumlah
lebih sedikit.
2. Tingkat motivasi minum obat ARV
Berikut adalah tabel distribusi tingkat motivasi responden tentang sikap
terhadap dampak dari perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan dan evaluasi hasil
perilaku, dan persepsi dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat
dan motivasi untuk memenuhi harapan orang lain:
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
Tabel 5.3 Distribusi tingkat motivasi responden minum obat ARV di Poli UPIPI
RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22 Januari 2016
No
Kategori
Tingkat motivasi
Rendah Sedang Tinggi Total
1
18
15
4
37
Sikap tentang dampak dari perilaku
(24,3%) (20,3%) (5,4%) (50%)
kepatuhan dan ketidakpatuhan dan
evaluasi hasil perilaku tersebut
2
Persepsi dukungan dari orang lain untuk
patuh dalam minum obat dan motivasi
untuk memenuhi harapan orang lain
Total Tingkat Motivasi
20
14
3
37
(27%) (18,9%) (4,1%) (50%)
38
29
7
74
(51.4%) (39.2%) (9.5%) (100%)
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan tingkat motivasi responden
dalam minum obat ARV. Mayoritas ibu dengan HIV memiliki tingkat motivasi
yang rendah dalam minum obat ARV. Tingkat motivasi yang sedang pada ibu
dengan HIV terlihat cukup banyak dan terlihat lebih sedikit pada tingkat motivasi
yang tinggi.
3. Tingkat ketrampilan berperilaku minum obat ARV
Berikut adalah tabel distribusi tingkat keterampilan berperilaku responden
dalam memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV, meminimalkan efek
samping, memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV sesuai keperluan, penguatan
diri untuk patuh dari waktu ke waktu:
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64
Tabel 5.4 Distribusi tingkat keterampilan berprilaku minum obat ARV responden
di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari
2016
No Tingkat Keterampilan Berperilaku
Kategori
Rendah Sedang Tinggi Total
1 Memperoleh dan mengelola sendiri terapi
6
10
4
20
ARV
(8,1%) (13,5%) (5,4%) (27,1%)
2
Meminimalkan efek samping
5
9
2
16
(6,6%) (12,2%) (2,7%) (21,6%)
3
Memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV
6
10
3
18
sesuai keperluan
(8,1%) (13,5%) (4,1%) (24,3%)
4
Penguatan diri untuk patuh dari waktu ke
waktu
6
10
3
18
(8,1%) (13,5%) (4,1%) (24,3%
Total Tingkat Keterampilan Berperilaku
23
39
12
74
(31.1%) (52.7%) (16.2%) (100%)
Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan tingkat ketrampilan berperilaku
dalam minum obat ARV. Tingkat keterampilan berperilaku yang sedang dalam
minum obat terjadi pada sebagian besar ibu dengan HIV. Tingkat motivasi yang
rendah juga terlihat cukup banyak pada ibu dengan HIV dan terlihat lebih sedikit
pada keterampilan berperilaku yang tinggi.
4. Tingkat kepatuhan minum obat ARV
Berikut adalah tabel distribusi tingkat keterampilan berperilaku responden
dalam ketepatan dosis ARV, kepatuhan optimal, dan kepatuhan dari waktu ke
waktu:
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
Tabel 5.5 Distribusi kepatuhan minum obat ARV responden di Poli UPIPI
RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22 Januari 2016
Kategori
No
Tingkat Kepatuhan
Tidak Patuh
Patuh
Total
1 Tepat dosis
21
5
26
(28,4%)
(6,8%)
(35,%)
2 Kepatuhan Optimal
20
7
27
(27,1%)
(9,5%)
(36,5%)
3 Kepatuhan dari waktu ke waktu
20
5
25
(27,1%)
(6,8%)
(33,8%)
Total Tingkat Kepatuhan
61
(77%)
17
(23%)
74
(100%)
Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan tingkat kepatuhan minum obat
ARV. Mayoritas ibu dengan HIV memiliki tingkat kepatuhan minum obat ARV
yang rendah, terlihat lebih sedikit pada tingkat kepatuhan yang sedang dan tinggi.
5. Pengaruh informasi, motivasi dan keterampilan mempengaruhi kepatuhan
minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Berikut adalah tabel pengaruh
informasi, motivasi dan keterampilan
berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI
RSUD Dr. Soetomo Surabaya:
Tabel 5.6 Pengaruh informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku dengan
kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr.
Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016
Variable
informasi
B
Sig.
Keterangan
.351
.602
Tidak Signifikan
Motivasi
1.880
.016
Signifikan (p< 0.05)
berprilaku
-.653
.371
Tidak Signifikan
Constant
-4.320
.000
Signifikan
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa motivasi memiliki nilai p=
0.016 (p< 0.05) yang artinya H1 diterima, motivasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepatuhan minum obat pada ibu ARV. Sedangkan informasi
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66
dan keterampilan berperilaku memiliki nilai masing masing p= 0.602 dan p=
0.371 (p> 0.05) yang artinya H1 ditolak, informasi dan keterampilan berperilaku
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan minum obat pada
ibu ARV.
Hasil juga menunjukkan bahwa motivasi dengan nilai B 1880 lebih berisiko
mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV. Motivasi 1880 kali
lipat lebih berpengaruh dibandingkan dengan informasi dan keterampilan
berperilaku. Motivasi memiliki hubungan positif dengan kepatuhan minum obat
pada ibu HIV (B= 1.880).
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengaruh informasi dengan kepatuhan minum obat ARV
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji ststistik Regresi Logistik
didapatkan hasil nilai yang tidak signifikan, hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat informasi tidak ada pengaruh terhadap kepatuhan minum obat ARV pada
ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hal ini bisa menunjukkan
bahwa lebih dari setengah ibu HIV dengan tingkat informasi yang sedang tidak
berpengaruh terhadap tidak patuhnya ibu dalam minum obat ARV pada ibu HIV.
Tingkat informasi yang sedang dapat diartikan bahwa informasi yang dimiliki ibu
belum cukup atau belum sepenuhnya baik mengenai pengobatan HIV.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu memiliki informasi yang
kurang tentang metode dan teori lengkap mengenai kepatuhan. Sebagian ibu
memiliki tingkat informasi yang sedang tentang regimen, penggunaan ARV yang
benar yang adekuat, metode dan teori lengkap mengenai kepatuhan.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67
Fisher (2006) dalam teori IMB menyatakan bahwa semakin baik tingkat
informasi tentang
regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan yang
adekuat, tentang efek samping dan reaksi obat-obatan, tidak adanya kemauan
mencari informasi dan kurangnya kepercayaan diri (rasa malu) ibu HIV untuk
mencari informasi yang akurat mengenai pentingnya kepatuhan dalam minum
obat berdampak pada patuhnya ibu HIV dalam minum obat ARV.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu yang
memiliki informasi yang tinggi (responden nomor 4, 5, dan 13) tidak patuh dalam
minum obat.
Data demografi juga menunjukkan bahwa pendidikan ibu HIV
lebih banyak berpendidikan terakhir SMA dan perguruan tinggi, namun tidak
mempengaruhi tingkat informasi atau kepatuhan ibu dalam minum obat. Sithole
(2013) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa faktor kepatuhan bersifat
kompleks dan unik. Konteks sosial masing-masing pasien memainkan peran
dalam menentukan apakah pasien mematuhi rejimen mereka atau tidak.
Hasil penelitian ini berkesenjangan teori Fisher yaitu IMB Model of ART
Adherence (2006), dimana tingkat informasi mempengaruhi kepatuhan minum
obat pada pasien dengan HIV, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Informasi ini meliputi tentang regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan
yang adekuat, tentang efek samping dan reaksi obat-obatan, tentang metode dan
teori lengkap mengenai regimen ART dalam hal bagaimana dan kapan dosis harus
diambil, potensi efek samping, dan keputusan mengenai kepatuhan yang mungkin
tidak akurat (misalnya, percaya bahwa obat dapat dilewati jika sudah merasa baik)
atau akurat (misalnya, memahami bahwa tingkat ketidakpatuhan yang rendah
dapat menghambat penekanan virus).
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68
Hasil penelitian ini berkesenjangan dengan hasil penelitian Amico et al.
(2011) di Mississipi, pada 150 orang ODHA. Hasil penelitian Amico
menunjukkan bahwa informasi memiliki pengaruh meskipun tidak langsung
secara signifikan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien dengan HIV.
Amico menjelaskan pada penelitiannya bahwa mendapat informasi yang cukup
tentang terapi ARV ini tidak berpengaruh besar terhadap tingginya kepatuhan
minum obata pada ODHA, namun berpengaruh pada keterampilan berperilaku
ODHA tersebut, yang mana keterampilan berperilaku secara langsung
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat pada ODHA. Hasil penelitian
Hovarth (2014) juga menunjukkan bahwa untuk membuat pasien patuh dalam
minum obat ARV maka ODHA harus memiliki informasi yang relevan,
keterampilan berperilaku yang baik dan motivasi yang cukup.
Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Poli UPIPI RSUD
Dr. Soetomo Surabaya pada ibu dengan HIV, informasi yang sedang tidak
berpengaruh terhadap tidak patuhnya ibu HIV dalam minum obat ARV. Ibu
dengan HIV masih memerlukan informasi yang sangat baik untuk meningkatkan
tingkat kepatuhannya dalam minum obat ARV.
5.2.2 Pengaruh motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa ada pengaruh tingkat
motivasi
terhadapkepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dengan uji ststistik Regresi Logistik didapatkan
hasil nilai yang signifikan, dan tingkat pengaruh yang lebih besar dengan
informasi dan keterampilan berperilaku. Hasil penelitian menunjukkan sebagian
kecil ibu memiliki motivasi yang rendah tentang sikap tentang dampak dari
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan serta evaluasi hasil perilaku tersebut. Hal
ini bisa menunjukkan bahwa hampir setengah ibu HIV dengan tingkat motivasi
rendah memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap tidak patuhnya ibu HIV
dalam minum obat ARV.
Hasil penelitian juga menunjukkan bawah sebagian kecil ibu yang
memiliki motivasi yang rendah (responden nomor 11, 20 dan 61) patuh dalam
minum obat ARV dan satu orang yang memiliki tingkat motivasi yang tinggi
(responden nomor 1) namun tingkat kepatuhannya rendah. Sama halnya dengan
informasi hal ini juga dapat dikarenakan oleh tidak adanya dukungan yang cukup
dari PMO atau kelompok dukungan sebaya (KDS) yang baik bagi ibu untuk patuh
dalam minum obat ARV serta hal ini juga dapat dikarenakan oleh rendahnya
tingkat
informasi
dan
keterampilan
berperilaku.
Yuniar
(2012)
dalam
penelitiannya menemukan bahwa motivasi eksternal memiliki peran dalam
meningkatkan kepatuhan minum obat ARV, misalnya dukungan keluarga, LSM
dan tenaga kesehatan. Hasil penelitian Kalichman et al. (2001) juga menunjukkan
bahwa perempuan yang minum obat satu dosis dalam satu minggu terakhir
memiliki motivasi yang rendah untuk patuh dalam minum obat dan memiliki
perilaku kepatuhan yang rendah.
Hasil penelitian ini mendukung teori Fisher yaitu IMB Model of ART
Adherence (2006). Dimana motivasi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
minum obat pada ODHA baik secara langsung maupun tidak langsung. Motivasi
meliputi sikap/kepercayaan tentang dampak dari perilaku kepatuhan dan
ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku tersebut serta persepsi dukungan dari
orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
orang lain. Motivasi sangat diperlukan dalam menjalankan kepatuhan terapi ARV,
tanpa adanya motivasi terapi ARV tidak dapat dilanjutkan (Nursalam dan Ninuk,
2007).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anesta et al. (2010)di RS Dr.
Hasan Sadikin pada 40 orang ODHA, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
motivasi mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien dengan HIV. Anesta
menyebutkan bahwa semakin rendah motivasi ODHA untuk minum obat maka
semakin rendah pula kepatuhan dalam minum obat pada ODHA. Kalichman
(2001), dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perempuan yang memiliki
motivasi yang rendah akan memiliki kepatuhan yang rendah dalam minum obat
ARV.
Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Poli UPIPI di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya pada ibu dengan HIV, motivasi yang rendah berdampak
pada rendahnya kepatuhan minum obat ARV, sehingga ibu dengan HIV
memerlukan penyuluhan mengenai pentingnya kepatuhan dalam minum obat
ataupun motivasi dari orang terdekat untuk meningkatkan tingkat kepatuhannya
dalam minum obat ARV.
5.2.3 Pengaruh keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat
ARV
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tidak ada pengaruh
keterampilan berperilaku terhadap kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di
Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dengan hasil nilai yang tidak signifikan
dan dengan pengaruh yang rendah. Sebagian kecil ibu HIV yang memiliki
keterampilan berperilaku rendah tentang meminimalkan efeksamping obat ARV.
Hasil penelitian ini bisa menunjukkan bahwa sebagian ibu HIV dengan tingkat
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
motivasi sedang tidak memiliki pengaruh serta tidak berpengaruh cukup kuat
terhadap tidak patuhnya ibu dalam minum obat ARV. Hal ini bisa disebabkan
oleh belum cukupnya keterampilan berperilaku yang termasuk di dalamnya adalah
keyakinan yang rendah untuk bisa hidup seperti orang-orang lain, dan perasaan
berbeda dari orang disekitarnya berdampak pada rendahnya tingkat kepatuhan
minum obat ARV pada ibu dengan HIV.
Hasil penelitian juga menunjukkan bawah sebagian kecil ibu yang
memiliki keterampilan individu yang rendah (responden nomor 11, 12, 20, dan
48) patuh dalam minum obat ARV dan sebagian kecil ibu juga memiliki
keterampilan individu yang tinggi (responden nomor 1, 2,13, 40, 52, dan 57)
namun tidak patuh dalam minum obat ARV.
Hasil penelitian ini berkesenjangan dengan teori Fisher yaitu IMB Model
of ART Adherence (2006) karena menurut Fisher (2006) keterampilan berperilaku
(behavioral skills) berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan minum obat pada
ODHA baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterampilan berperilaku
ini meliputi keterampilan untuk memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV,
untuk meminimalkan efek samping, untuk memperbarui kepatuhan dalam terapi
ARV sesuai keperluan, untuk memperoleh dukungan sosial dan instrumental
untuk mendukung kepatuhan dan sebagai penguatan diri untuk patuh dari waktu
ke waktu.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Horvath et al (2015) pada 312 ODHA, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
keterampilan berperilaku berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan minum
obat ARV pada ODHA. Horvath menjelaskan ODHA yang memiliki keterampilan
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72
berperilaku yang baik memiliki informasi yang relevan dan motivasi yang cukup
untuk membuat mereka patuh dalam minum obat ARV dan begitupula sebaliknya.
Amico (2011) dalam hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa keterampilan
berperilaku seseorang berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan minum
obat ARV pada ibu HIV.
Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Poli UPIPI di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya pada ibu dengan HIV, keterampilan berperilaku yang
sedang tidak memiliki pengaruh terhadap tidak patuhnya ibu dalam minum obat
ARV, sehingga ibu dengan HIV memerlukan penyuluhan mengenai keterampilan
untuk memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV, untuk meminimalkan efek
samping, hal tersebut dapat membantu ibu dengan HIV untuk meningkatkan
tingkat kepatuhannya dalam minum obat ARV.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
tentang analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat Antiretroviral
(ARV) pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
6.1 Kesimpulan
1. Sebagian besar ibu HIV dengan tingkat informasi yang sedang tidak memiliki
pengaruh pada ketidakpatuhan ibu dalam minum obat ARV.
2. Sebagian besar ibu HIV dengan tingkat motivasi yang rendah tidak patuh
dalam minum obat ARV.
3. Sebagian besar ibu HIV dengan tingkat keterampilan yang sedang tidak
memiliki pengaruh pada ketidakpatuhan ibu dalam minum obat ARV.
6.2 Saran
1. Bagi institusi: Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat informasi yang sedang dan rendah
pada ibu HIV, sehingga disarankan bagi institusi untuk mengadakan program
penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk meningkatkan tingkat informasi
pada ibu HIV terkait pentingnya informasi, motivasi dan keterampilan
berperilaku dalam kepatuhan minum obat ARV.
2. Bagi profesi
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhirendahnya
tingkat kepatuhan pada ibu HIV, sehingga disarankan bagi perawat untuk
membantu ibu HIV meningkatkan kepatuhannya dalam minum obat ARV
SKRIPSI
73
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74
melalui pemberian informasi, memberi motivasi dan menjelaskan keterampilan
berperilaku.
3. Bagi peniliti
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain seperti
peran Pendamping Minum Obat (PMO) dan Kelompok Dukungan Sebaya
(KDS)
yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV
dengan cakupan wilayah yang lebih luas dan dengan jumlah sampel yang lebih
besar.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75
DAFTAR PUSTAKA
Anesta, et al. 2014.Motivasi Minum Obat Antiretroviral (ARV) dan Perilaku
Kepatuhan Klien HIV/AIDS Dampingan LSM Rumah Cemara di Bnadung.
Universitas Padjajaran Bandung. Skripsi
Amico, K. R., Fisher, W. A., Cornman, D. H., Shuper, P. A., Redding, C. G.,
Konkle-Parker, D. J., … Fisher, J. D. (2006). Visual analog scale of ART
adherence: association with 3-day self-report and adherence barriers.
Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes (1999), 42(4), page
455–459. <http://doi.org/10.1097/01.qai.0000225020.73760.c2>
Bart, S. 2004. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo. Hal. 131
Chitra &Gnandurai. 2015. Antiretroviral Therapy Adherence Among Women
Living With HIV in Coimbatore District of Tamil Nadu, India.
International Journal Of Innovative Research & Development Vol 4 Issue
1, page 15-18.
Depkes RI. 2006. Situasi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 1987-2006.Hal 1-30.
Retrieved November 29, 2015 from
<http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/situasihiv-aids-2006.pdf>
Dima, et al. 2013. The Information-Motivation-Behavioural Skills Model of ART
Adherence in Romanian Young Adults. Journal of HIV/AIDS & Social
Services, Vol.12, Issue 3-4, page 1-29. Retrieved November, 29th 2015
from <http://dare.uva.nl/document/2/140280>
Djoerban, Z. 2010. HIV/AIDS di Indonesia. Prodiskus UPT HIV RSCM.
<http://www.pokdisusaids.com/index.php?option=com_content&view=arti
cle&id=62:hiv-dan-aids-di-indonesia&catid=25:ilmiah&Itemid=64.>
Fisher. 2006. An Information-Motivation-Behavioral Skills Model of Adherence
to Antiretroviral Therapy. Health Psychology. 25 (4): 462-73
Gunawan L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Penerbit
kansius Hal 9-19
Hartono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Hal 142
Horne, et al. 2006. Concordance, Adherence, and Compliance in Medicine
Taking: a Conceptual Map and Research Priorities. London: National
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76
Coordinating Centre For NHS Service Delivery and Organisation
(NCCSDO)page 1-16
Horne, et al. 2005. Interventions to Facilitate Adherence. London: National
Coordinating Centre For NHS Service Delivery and Organisation
(NCCSDO)page 1-18
Horvath, K. J., Smolenski, D., & Amico, K. R. 2014.An empirical test of the
information-motivation-behavioral skills model of ART adherence in a
sample of HIV-positive persons primarily in out-of-HIV-care
settings.AIDS Care, 26(2), page.142–151.
<http://doi.org/10.1080/09540121.2013.802283>
Kalichman, et al., 2001. HIV Treatment Adherence In Women Living With
HIV/AIDS: Research Based On The Information-Motivation-Behavioral
Skills Model Of Health Behavior. Center for AIDS Intervention Research
(CAIR), Medical College of Wisconsin, USA. Journal Association Nurses
AIDS Care. 12(4); 58-67
Kemendiknas. 2009. Pendidikan Pencegahan HIV Kit Informasi Guru.
Kemenkes RI. 2015. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di
Indonesia 2014. BAPPENAS. Retrieved November 29, 2015 from
<http://sekretariatmdgs.or.id/?p=1434>
Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Pusat Data dan Informasi
Kementerian
Kesehatan
RI
<<http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodat
in%20AIDS.pdf>
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
Anak (PPIA) Edisi Kedua.
Kusuma, H. 2011. Tesis Hubungan Antara Depresi dan Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS yang Menjalani Perawatan di
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Universitas Indonesia. Thesis
Lutfey & Wishner. 1999.Beyond "Compliance" Is "Adherence". Improving The
Prospect Of Diabetes Care. Diabetes Care Vol 22 Number 4, page.635639.<http://care.diabetesjournals.org/content/22/4/635.long>
International Scholarly Research Notices, 2013, 2013,
<http://doi.org/10.1155/2013/960954, 10.1155/2013/960954>
e960954.
Montaner,et al. 2014. Expansion of HAART Coverage Is Associated with
Sustained Decreases in HIV/AIDS Morbidity, Mortality and HIV
Transmission: The “HIV Treatment as Prevention” Experience in a
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77
Canadian
Setting.
PLoS
ONE,
<http://doi.org/10.1371/journal.pone.0087872>
9(2),
e87872.
National Council on Patient Informatient and Education. 2007. Enhancing
Prescription Medicine Adherence: A National Action Plan. USA
<http://www.talkaboutrx.org/documents/enhancing_prescription_medicine
_adherence.pdf>
Negash & Ehlers. 2013. Personal Factors Influencing Patients’ Adherence toART
in Addis Ababa, Ethiopia.Journal of The Association of Nurses in AIDS
Care <http://dx.doi.org/10.1016/j.jana.2012.11.004>
Niven.2002. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional
Kesehatan Lain. Alih Bahasa Agung Waluyo; Editor : Monica Ester. Edisi
2.Jakarta : EGC.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam & Ninuk Dian Kurniawati. 2007.Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Terinfeksi HIV AIDS.Jakarta: Salemba Medika Hal. 111-120
Nursalam & Ninuk Dian Kurniawati. 2009.Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Terinfeksi HIV AIDS.Jakarta: Salemba Medika
Nursalam.2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi.Tesis.dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi ke3.Salemba Medika : Jakarta
Osterberg & Blaschke. 2005. Drug Therapy. The New England Journal of
Medicine
353:
3.
Massachussetts
Medical
Society
<http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra050100>
Price S.A., Wilson L.M., 2006. Patofisiologi. Ed 6. Jakarta:EGC
Rahayu, S. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Diet pada
Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Semarang.Skripsi
Robbins, S., 2003, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Indeks Hal 42
Sithole, B. M. 2013. Factors that influence treatment adherence for people living
with HIV and accessing antiretroviral theraphy in rural communities in
Mpumalanga. Retrieved from <http://uir.unisa.ac.za/handle/10500/11897>
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
The LifeWindows Project Team. 2006. The LifeWindows Information Motivation
Behavioral Skills ART Adherence Questionnaire (LW-IMB-AAQ).Center
for Health, Intervention, and Prevention.University of Connecticut.
Tjokro, A. dkk. 1992. Seluk Beluk AIDS. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Tjokroprawiro, A. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2. Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan dr. Soetomo
Surabaya: Airlangga University Press
Ubra, R. 2012. Tesis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan
Pengobatan ARV Pada Pasien HIV di Kabupaten Mimika-Provinsi Papua
Tahun 2012. Universitas Indonesia
WHO.HIV/AIDS.(n.d.).
Retrieved
November
from<http://www.who.int/features/qa/71/en/>
29,
2015,
, 2015. Medical Record Poli UPIPI: Data Ibu dengan HIV JanuariSeptember 2015. RSUD dr. Soetomo, Surabaya
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79
Lampiran 1: Form Informed Consent
FORM INFORMED CONSENT
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60268
LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (Informed Consent)
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Telepon/Email
:
Fakultas/ Instansi
:
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dan diberikan kesempatan
untuk menanyakan yang belum dimengerti, dengan ini memberikan:
PERSETUJUAN
Mengikuti penelitian sebagai subyek penelitian dengan judul penelitian:
“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat
Antiretroviral (ARV) Pada Ibu HIV Berbasis Information Motivation
Behavioral Skills (IMB) Model of Antiretroviral Therapy (ART)
Adherence Di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya”
dan sewaktu-waktu saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.
Surabaya,.....................................
Yang memberi pernyataan
(...............................................)
Saksi I
Saksi II
(................................................)
SKRIPSI
(....................................)
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80
Lampiran 2: Form Information For Consent
FORM INFORMATION FOR CONSENT
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60268
Penjelasan Penelitian untuk Disetujui (Information for Consent)
Nama Peneliti
: Dessy Era Puspitasari
Alamat
: Tandes lor II/57 Surabaya
Judul Penelitian
: Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum
Obat Antiretroviral (ARV) Pada Ibu HIV Berbasis
Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model of
Antiretroviral Therapy (ART) Adherence Di Poli UPIPI
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
A. Tujuan penelitian & penggunaan hasilnya
Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhikepatuhan minum obat ARV pada ibu dengan HIV di POLI UPIPI
Dr. RSUD Soetomo Surabaya
Penelitian ini akan digunakan sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep.) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81
B. Manfaat bagi peserta penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan bahan acuan dalam
penelitian selanjutnya terutama dalam meneliti kepatuhan ODHA dalam minum
obat.
C. Metode dan prosedur kerja penelitian
Metode
penelitian
menggunakan design
yang
digunakan
pada
penelitian
ini
adalah
penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah pertama sebelum
dilakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan
untuk mendapatkan rekomendasi dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga dan permohonan izin kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo dengan
tembusan bidang LITBANG RSUD Dr. Soetomo kemudian dari bidang
LITBANG turun surat ke POLI UPIPI untuk persetujuan pelaksanaan penelitian.
Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melaksanakan penelitian dengan
mengumpulkan data melalui kuesioner mengenai informasi, motivasi, dan
keterampilan berperilaku untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat ARV.
D. Resiko yang mungkin akan timbul
Penelitian ini tidak mengandung resiko.
E. Efek samping penelitian
Penelitian ini tidak memiliki efek samping.
F. Tindak lanjut jika terjadi insiden saat dilaksanakan penelitian
Jika terjadi insiden saat dilaksanakan penelitian atas kesalahan atau
kelalaian saya, saya bersedia untuk bertanggung jawab atas insiden tersebut.
G. Jaminan kerahasiaan
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dari
responden
dijaminkerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
H. Hak menolak menjadi subyek penelitian
Apabila Ibu/Saudari merasa tidak nyaman selama penelitian ini,
Ibu/Saudari boleh mengundurkan diri
I. Partisipasi berdasarkan kesukarelaan dan hak untuk mengundurkan diri
Keikutsertaan Ibu/Saudari bersifat suka rela, tanpa paksaan.
J. Subjek dapat dikeluarkan dari penelitian
Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh para peneliti anda dapat
dikeluarkan setiap saat dari penelitian ini
K. Hal-hal lain yang perlu diketahui.
Jika Ibu/Saudari ingin berkomunikasi dengan peneliti, Ibu/Saudari dapat
menghubungi:
Nomor Telepon : 081233726152
Alamat
: Tandes lor II/57 Surabaya
Surabaya,
Yang memberi penjelasan
(Dessy Era Puspitasari)
Yang menerima penjelasan
(
Saksi I
(
SKRIPSI
)
Saksi II
)
ANALISIS FAKTOR YANG
(
)
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83
Lampiran 3: Surat Izin Pengambilan Data Awal
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84
Lampiran 4: Sertifikat Kelayakan Etik
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85
Lampiran 5: Surat Permohonan Pengambilan Data
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86
Lampiran 6: Surat Izin Pengambilan Data
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87
Lampiran 7: Surat Pernyataan Selesai Penelitian
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88
Lampiran 8 : Kuesioner
LEMBAR KUESIONER
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL
(ARV) PADA IBU HIV BERBASIS INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB)
MODEL OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE DI POLI UPIPI
RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA
Tanggal Penelitian :
Nomor Responden
Nama
:
: ...................................................
I. Informasi
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepatdengan menyilang (X) pada kolom yang ada.
SS: Sangat Setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju; STS: Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
SS S R
TS STS
I1. Saya tahu bagaimana seharusnya cara minum obat – obat saya
(misalnya obat saya bisa dikonsumsi dengan makanan,
supelmen alami atau medikasi lain yang diresepkan)
I2.Saya tau apa yang akan saya lakukan jika saya lupa minum satu
dosis obat HIV saya
I3. Melewatkan beberapa obat HIV saya dari waktu ke waktu
tidak akan benar-benar membuat saya sakit
I4. Saya tahu kemungkinan efek samping dari tiap obat-obat HIV
saya
I5. Selama saya merasa sehat, tidak apa untuk melupakan obatobat HIV saya dari waktu ke waktu
I6. Saya mengerti bagaimana tiap obat HIV saya bekerja dalam
tubuh melawan HIV
I7. Jika saya tidak minum obat HIV saya sesuai dengan yang di
resepkan, obat-obatan ini tidak bekerja dengan baik dalam
tubuh saya di masa akan datang
I8. Saya percaya jika saya minum obat sesuai dengan yang
diresepkan, saya akan bertahan hidup lebih lama.
I9.Saya tahu bagaimana obat-obat HIV berekasi dengan alkohol
dan obat-obatan terlarang
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89
II. Motivasi
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepatdengan menyilang (X) pada kolom yang ada.
SS: Sangat Setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju; STS: Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
SS S R
TS STS
M1. Saya khawatir jika orang lain melihat saya saat saya sedang
mengkonsumsi obat-obat HIV, mereka akan menyadari
bahwa saya HIV +
M2.Saya frustasi minum obat hiv saya karena saya harus terus
meminumnya selama hidup saya
M3.Saya tidak suka minum obat HIV saya karena mengingatkan
saya jika saya HIV+
M4. Saya merasa jika tenaga kesahatan yang menangani saya
memperhitungkan kebutuhan saya ketika merekomendasikan
tentang obat HIV mana yang akan diambil
M5. Kebanyakan orang yang penting bagi saya yang tahu jika saya
HIV+ mendukung saya untuk minum obat HIV
M6. Tenaga kesehatan yang menangani saya tidak memberi
dukungan yang cukup kepada saya untuk mengkonsumsi obat
sesuai dengan yang diresepkan
M7. Saya frustasi memikirkan bahwa saya harus minum obat ini
setiap hari selama saya hidup
M8.Saya khawatir jika obat HIV yang telah diresepkan ke saya
akan membuat saya sakit
M9. Saya merasa marah bahwa obat HIV yang telah diresepkan ke
saya dapat mempengaruhi bagaimana saya terlihat.
M10. Saya merasa marah bahwa obat HIV yang telah diresepkan
ke saya dapat menyebabkan efek samping.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90
III. Keterampilan Berperilaku
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepatdengan menyilang (X) pada kolom yang ada.
SS: Sangat Setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju; STS: Sangat Tidak Setuju; TMAOT:
Tidak mengkonsumsi alkohol dan obat terlarang
Pernyataan
SS
S
R
TS
STS TMAOT
B1.Ada waktu dimana saya merasa sulit untuk minum
obat HIV saya ketika saya minum alkohol atau
obat-obatan terlarang
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepatdengan menyilang (X) pada kolom yang ada. SS:
Sangat Sulit, S: Sulit, R: Ragu-ragu, M: Mudah; SM: Sangat mudah
Pernyataan
SS S R
M
SM
B2. Sulit atau mudah untuk Anda tetap mendapat informasi
tentang pengobatan HIV?
B3. Sulit atau mudah bagi Anda untuk mendapatkan dukungan
yang Anda butuhkan dari orang lain untuk minum obat HIV
anda (misalnya dari teman, keluarga, dokter, atau, orang
farmasi)?
B5. Sulit atau mudah bagi anda untuk kembali mendapatkan obatobatan secara tepat waktu?
B6. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat HIV Anda,
ketika Anda disibukkan dengan apa yang sedang Anda
kerjakan?
B7. Sulit atau mudah bagi Anda untuk mengontrol efeksamping
obat HIV Anda?
B8. Sulit atau mudah bagi Anda mengingat untuk minum obat
HIV Anda?
B9. Sulit atau mudahkah bagi Anda untuk minum obat HIV
karena pill sulit untuk ditelan, rasanya tidak enak, atau
membuatmu merasa sakit di area perut?
B10. Sulit atau mudah bagi Anda untuk membuat obat HIV
menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Anda?
B11. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat ketika
kebiasaan sehar-hari Anda berubah(misalnya, ketika Anda
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91
sedang dalam perjalanan/liburan atau ketika Anda pergi
bersama teman Anda)?
B12. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat ketika Anda
tidak merasa baik secara emosional (misalnya, ketika Anda
depresi, sedih, marah, atau stres)?
B13. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat Anda ketika
Anda merasa baik secara fisik dan tidak ada gejala penyakit
HIV?
B14. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat HIV Anda
ketika Anda tidak merasa baik secara fisik?
B15. Sulit atau mudah bagi Anda untuk berbicara pada tenaga
kesehatan yang melayani Anda tentang pengobatan HIV
Anda?
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92
Lampiran 9
Tabulasi data responden Ibu HIV
Kepatuhan
Minum Obat
Responden
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
2
7
1
8
1
9
2
10
1
11
2
12
2
13
1
14
1
15
1
16
1
17
1
18
1
19
1
20
2
21
1
22
1
23
1
24
1
25
1
26
1
27
1
28
1
29
1
30
1
31
1
32
1
33
1
34
1
35
1
36
1
37
2
38
1
39
1
40
1
41
1
SKRIPSI
Tingkat
Informasi
2
2
2
3
3
1
2
2
3
2
1
1
3
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
2
2
1
Tingkat
Motivasi
3
2
1
1
1
2
1
1
3
1
1
2
3
1
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
3
1
2
2
1
ANALISIS FAKTOR YANG
Tingkat Keterampilan
Berperilaku
3
3
1
2
2
2
1
1
3
2
1
1
3
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
2
3
1
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
Keterangan
Informasi:
1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
SKRIPSI
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
Motivasi:
1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
1
2
1
1
2
1
3
3
2
3
2
1
1
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
1
1
1
2
2
1
3
1
1
Keterampilan Berperilaku:
1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
ANALISIS FAKTOR YANG
2
2
1
1
1
1
2
3
2
3
2
1
1
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
1
1
3
2
1
1
2
1
1
2
1
1
3
2
3
3
1
2
2
1
3
1
2
2
3
2
2
1
2
1
2
2
2
2
1
3
2
2
Kepatuhan Minum Obat ARV
1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
94
Tabulasi data demografi
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
SKRIPSI
Usia
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
Pendidikan Pekerjaan
3
2
3
1
3
1
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
4
2
3
1
2
1
4
2
3
2
4
1
3
2
4
1
4
2
3
2
2
2
3
2
3
1
3
2
3
2
2
2
4
1
3
2
3
2
3
1
2
1
1
2
1
2
1
2
4
2
3
2
3
1
1
2
2
2
1
1
3
1
3
2
3
2
3
2
3
2
ANALISIS FAKTOR YANG
Waktu minum
ARV
1
1
1
2
1
2
2
1
1
2
1
2
1
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
1
1
1
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
95
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
Keterangan:
Usia:
1= Dewasa Muda (18-40)
2= Dewasa Pertengahan ( 40-64)
SKRIPSI
4
4
3
4
3
3
3
4
1
3
1
3
3
3
1
4
2
3
3
1
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
Pendidikan
1 = SD
2 = SMP
3 = SMA
4= PT
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
Pekerjaan
1 = Bekerja
2 = Tidak bekerja
ANALISIS FAKTOR YANG
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
Waktu Minum ARV
1 = ≥ 1 tahun
2= < 1 tahun
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96
Case Processing Summary
Unweighted Casesa
N
Percent
Included in Analysis
74
100.0
Missing Cases
0
.0
Total
74
100.0
Unselected Cases
0
.0
Total
74
100.0
Selected Cases
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
Internal Value
Tidak Patuh
0
Patuh
1
Casewise Listb
Observed
Temporary Variable
Tingkat
Kepatuhan Minum
Case
Selected Status
11
a
Obat ARV
Predicted
Predicted Group
Resid
ZResid
S
P**
.061
T
.939
3.940
20
S
P**
.061
T
.939
3.940
61
S
P**
.034
T
.966
5.331
a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases.
b. Cases with studentized residuals greater than 2,000 are listed.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
97
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Coefficients
Iteration
Step 1
-2 Log likelihood
Constant
informasi
motivasi
berprilaku
1
60.030
-2.820
.266
.992
-.287
2
56.708
-3.951
.367
1.587
-.523
3
56.464
-4.287
.358
1.844
-.637
4
56.461
-4.319
.351
1.879
-.653
5
56.461
-4.320
.351
1.880
-.653
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 68,786
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less
than,001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Chi-square
Df
Sig.
Step
12.325
3
.006
Block
12.325
3
.006
Model
12.325
3
.006
Model Summary
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Step
-2 Log likelihood
Square
Square
1
56.461a
.153
.253
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than ,001.
Hosmer and Lemeshow Test
SKRIPSI
Step
Chi-square
Df
Sig.
1
12.496
6
.052
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
98
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Tingkat Kepatuhan Minum Obat ARV Tingkat Kepatuhan Minum Obat ARV
= Tidak Patuh
Step 1
= Patuh
Observed
Expected
Observed
Expected
Total
1
4
4.836
1
.164
5
2
12
11.455
0
.545
12
3
11
12.213
2
.787
13
4
8
7.370
0
.630
8
5
6
6.721
2
1.279
8
6
16
12.958
1
4.042
17
7
3
3.056
2
1.944
5
8
1
2.390
5
3.610
6
Classification Tablea
Predicted
Tingkat Kepatuhan Minum Obat ARV
Observed
Step Tingkat
1
Tidak Patuh
Kepatuhan
Tidak Patuh
Patuh
Percentage Correct
59
2
96.7
8
5
38.5
Patuh
Minum Obat
ARV
Overall Percentage
86.5
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
95,0% C.I.for EXP(B)
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Lower
Upper
.351
.672
.272
1
.602
1.420
.380
5.305
motivasi
1.880
.781
5.793
1
.016
6.552
1.418
30.285
berprilaku
-.653
.731
.799
1
.371
.520
.124
2.179
Constant
-4.320
1.220
12.544
1
.000
.013
Ste informasi
p1
a
a. Variable(s) entered on step 1: informasi, motivasi, berprilaku.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
99
Correlation Matrix
Step 1
Constant
informasi
motivasi
berprilaku
Constant
1.000
-.376
-.268
-.143
informasi
-.376
1.000
-.276
-.313
motivasi
-.268
-.276
1.000
-.570
berprilaku
-.143
-.313
-.570
1.000
Step number: 1
Observed Groups and Predicted Probabilities
20 ┼
┼
│
│
│
P
│
F
│
T
│
R 15 ┼ P
T
┼
E
│ P
T
│
Q
│ TT
T
│
U
│ TT
T
│
E 10 ┼ T T
T
┼
N
│ TT
T
│
C
│ TT
T
│
Y
│ TTT
T
P
│
5 ┼ PT T T
T
P
┼
│ TT T T T P T
P
│
│ TT T T T T T P
P
│
│ TT T T T T T T
T
P T
T
│
Predicted ─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼──────
───┼─────────┼─────────┼──────────
Prob: 0
,1
,2
,3
,4
,5
,6
,7
,8
,9
1
Group: TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
PPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
Predicted Probability is of Membership for Patuh
The Cut Value is ,50
Symbols: T - Tidak Patuh
P - Patuh
Each Symbol Represents 1,25 Cases.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
100
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Coefficients
Iteration
Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
69.485
-1.297
2
68.790
-1.528
3
68.786
-1.546
4
68.786
-1.546
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 68,786
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Classification Tablea,b
Predicted
Tingkat Kepatuhan Minum Obat
ARV
Observed
Step 0
Tingkat Kepatuhan Minum
Percentage
Tidak Patuh
Patuh
Correct
Tidak Patuh
61
0
100.0
Patuh
13
0
.0
Obat ARV
Overall Percentage
82.4
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step 0
Constant
B
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
-1.546
.305
25.610
1
.000
.213
Variables not in the Equation
Step 0
Variables
Score
df
Sig.
informasi
4.126
1
.042
motivasi
11.959
1
.001
berprilaku
3.201
1
.074
12.773
3
.005
Overall Statistics
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
101
Lampiran Data Distribusi
Statistics
Tingkat
Kepatuhan
Minum Obat
ARV
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Tingkat
Informasi
Tingkat
Motivasi
Keterampilan
Berperilaku
74
74
74
74
0
1.58
1.00
1
.776
.603
2
1
3
0
1.82
2.00
2
.649
.421
2
1
3
0
1.58
1.00
1
.662
.439
2
1
3
0
1.85
2.00
2
.676
.457
2
1
3
Tingkat Informasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah
23
31.1
31.1
31.1
Sedang
41
55.4
55.4
86.5
Tinggi
10
13.5
13.5
100.0
Total
74
100.0
100.0
Tingkat Motivasi
Frequency Percent
SKRIPSI
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah
38
51.4
51.4
51.4
Sedang
29
39.2
39.2
90.5
Tinggi
7
9.5
9.5
100.0
Total
74
100.0
100.0
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
102
Keterampilan Berperilaku
Frequency Percent
SKRIPSI
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah
23
31.1
31.1
31.1
Sedang
39
52.7
52.7
83.8
Tinggi
12
16.2
16.2
100.0
Total
74
100.0
100.0
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
103
Lampiran
Data Demografi
Statistics
Usia
Responden
N
Valid
Pendidikan
Responden
Pekerjaan
Responden
Konsumsi
ARV
74
74
74
74
0
0
0
0
Mean
1.28
2.77
1.73
1.36
Median
1.00
3.00
2.00
1.00
1
3
2
1
Std. Deviation
.454
.869
.447
.485
Variance
.206
.755
.200
.235
Range
1
3
1
1
Minimum
1
1
1
1
Maximum
2
4
2
2
Missing
Mode
Usia Responden
Frequency Percent
Valid dewasa muda
Valid
Percent
Cumulative
Percent
53
71.6
71.6
71.6
dewasa pertengahan
21
28.4
28.4
100.0
Total
74
100.0
100.0
Pendidikan Responden
Frequency Percent
Valid sd
SKRIPSI
Valid
Percent
Cumulative
Percent
9
12.2
12.2
12.2
smp
11
14.9
14.9
27.0
sma
42
56.8
56.8
83.8
pt
12
16.2
16.2
100.0
Total
74
100.0
100.0
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
104
Pekerjaan Responden
Frequency Percent
Valid bekerja
Valid
Percent
Cumulative
Percent
20
27.0
27.0
27.0
tidak bekerja
54
73.0
73.0
100.0
Total
74
100.0
100.0
Konsumsi ARV
Frequency Percent
Valid lebih dari 1th
SKRIPSI
Valid
Percent
Cumulative
Percent
47
63.5
63.5
63.5
kurang dari
1th
27
36.5
36.5
100.0
Total
74
100.0
100.0
ANALISIS FAKTOR YANG
DESSY ERA P
Download