ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA IBU HIV BERBASIS INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB) MODEL OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE DI POLI UPIPI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK OLEH: DESSY ERA PUSPITASARI NIM. 131411123056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA IBU HIV BERBASIS INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB) MODEL OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE DI POLI UPIPI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK UntukMemperolehGelarSarjanaKeperawatan (S.Kep) dalam Program Studi Pendidikan Ners pada Program Studi Pendidikan Ners FakultasKeperawatanUNAIR OLEH: DESSY ERA PUSPITASARI NIM. 131411123056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA MOTTO “HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, JADIKANLAH SABAR DAN SHOLATMU SEBAGAI PENOLONGMU, SESUNGGUHNYA ALLAH BESERTA ORANG-ORANG YANG SABAR” (AL-BAQARAH : 153) vi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan limpahan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA IBU HIV BERBASIS INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB) MODEL OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE DI POLI UPIPI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya dengan hati yang tulus kepada: 1. Prof. Dr. Nursalam M.Nurs (Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Ners. 2. Bapak Kusnanto,S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan dorongan pada kami untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 4. Ibu Purwaningsih S.Kp.,M.Kes. selaku pembimbing I yang telah dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan arahan dan bimbingan, vii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA serta kesempatan untuk bergabung dalam penelitian beliau yang berjudul “Prevention Mother to Child Transmission of HIV / AIDS based on Community Home Based Care”, sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai tepat waktu. 5. Ibu Nuzul Qur’aniati, S.Kep.,Ns.,M.Ng selaku pembimbing II dan dosen wali yang telah dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan arahan dan bimbingansehingga penulisan skripsi ini dapat selesai tepat waktu. 6. Ibu Mira Triharini, S.Kp.,M.Kep. dan bapak Makhfudli, S.Kep.,Ns.,M.Ked.,Trop., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam menyempurnakan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR yang telah mendidik dan membimbing serta memberikan ilmu selama masa perkuliahan. 8. Kepala UPIPI dan Ketua Tim Medik AIDS RSUD Dr. Soetomo Surabaya serta selaku pembimbing klinis penelitian, dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD, K-PTI, FINASIMyang telah memberikan izin dan bimbingan kepada penulis , serta seluruh staff Poli UPIPI yang membantu dan memfasilitasi untuk melakukan penelitian di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya . 9. Semua responden penelitian di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, yang telah bersedia menjadi responden dan mendukung penelitian ini. 10. Staf dan rekan-rekan IGD Lt. 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah memberikan motivasi dan semangat. 11. Kedua orang tua saya (Bapak Drs. H. Soetarno dan Ibu Dra. Hj. Arum Suwei), suami dan anak-anakku tersayang yang telah memberikan doa viii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA sepanjang waktu, menguatkan, memberi dukungan, motivasi, dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 12. Teman-teman, khususnya B17 AJ1, AJ2, Funtastic 4, yang telah memberikan dukungan dan semangat. 13. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberi motivasi dan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah membantu penulis. Jazaakumullaahu khayran katsiran wa ahsanul jazaa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi profesi keperawatan. Aamiin Allaahumma Aamiin Surabaya, 5 Februari 2016 Penulis ix SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ABSTRACT FACTORS ANALYSIS INFLUENCED TO ANTIRETROVIRAL (ARV) MEDICINE CONSUMPTION ADHERENCE AMONG HIV MOTHERS BASED ON INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB) MODEL OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE Descriptive analytic study in UPIPI Polyclinic Dr. Soetomo Regional Public Hospital By: Dessy Era Puspitasari Introduction: Non-adherence of medication therapy was found among HIV mothers, 59% patients did not come back to take the medicine in UPIPI Polyclinic Dr. Soetomo Regional Public Hospital. The patients adherence was influenced by various factors. This study aimed to analyze factors influenced to antriretroviral (ARV) medicine consumption adherence among HIV mothers based on Information Motivation Behavioral skills (IMB) model of ART adherence. Method: The design of this study was descriptive analytic and cross sectional with 74 sample size of HIV mothers who were taken by using purpossive sampling technique. Independent variable of this study were information, motivation and behavioral skills. Dependent variable was ARV medicine consumption adherence among HIV mothers. Data were taken by using questionnaire and medical record then analyzed by using Logistic Regression statistic test. Result: The result showed that a significant influence between motivation with ARV medicine consumption adherence(p= 0.016). There was no influence of information (p= 0.602) and behavioral skills (p=0.371) to ARV medicine consumption adherence. Conclusion: It can be concluded that motivation influence to ARV medicine consumption adherence among HIV mothers. This study sugests the UPIPI Polyclinic Dr. Soetomo Regional Public Hospital to arrange a health education regularly related to ART adherence and the further research can arrange new research relates to this study with other factors such as the role of taking in medicine caretaker and support group with larger research area and bigger sample size. Keywords: HIV mothers, information, motivation, behavioral skills x SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI Halaman Judul........................................................................................... Surat Pernyataan........................................................................................ Lembar Pernyataan.................................................................................... Lembar Persetujuan ................................................................................... Lembar Penetapan Panitia Penguji Skripsi ............................................... Motto ......................................................................................................... Ucapan Terimakasih.................................................................................. Abstract ..................................................................................................... Daftar Isi.................................................................................................... Daftar Tabel .............................................................................................. Daftar Gambar ........................................................................................... Daftar Lampiran ........................................................................................ DaftarSingkatan......................................................................................... BAB 1PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................... 1.3 Rumusan Masalah .................................................................. 1.4 Tujuan Penelitian.................................................................... 1.4.1 Tujuan umum ................................................................ 1.4.2 Tujuan khusus ............................................................... 1.5 Manfaat Penelitian.................................................................. 1.5.1 Manfaat teoritis ............................................................. 1.5.2 Manfaat praktis ............................................................. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep HIV/AIDS ................................................................. 2.1.1 Definisi HIV/AIDS ....................................................... 2.1.2 Asal mula HIV .............................................................. 2.1.3 Etiologi ......................................................................... 2.1.4 Sifat –sifat umum Retrovirus ........................................ 2.1.5 Perjalanan penyakit HIV/AIDS .................................... 2.1.6 Manifestasi klinis .......................................................... 2.1.7 Klasifikasi klinis HIV/AIDS......................................... 2.1.8 Diagnosis infeksi HIV .................................................. 1.1.8.1 Diagnosis klinis ................................................. 1.1.8.2 Diagnosis laboratoris ........................................ 1.1.8.3 Diagnosis infeksi HIV....................................... 2.1.9 Tatalaksana klinis infeksi HIV/AIDS ........................... 1.1.9.1 Tatalaksana umum ............................................ 1.1.9.2 Tatalaksana khusus ........................................... 2.2 Konsep Kepatuhan ................................................................. 2.2.1 Pengertian kepatuhan .................................................... 2.2.2 Batasan kepatuhan ........................................................ 2.2.3 Pengukuran perilaku kepatuhan .................................... 2.2.4 Upaya peningkatan kepatuhan ...................................... 2.2.5 Kepatuhan terhadap kesehatan ..................................... i ii iii iv v vi vii x xi xiii xiv xv xvi 1 6 7 7 7 7 7 7 8 9 9 10 11 14 14 15 16 19 19 20 21 21 21 21 30 30 30 30 31 31 xi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.2.6 Pengertian kepatuhan minum obat................................ 31 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat ARV ....................................................................................... 34 2.3.1 Informasi ....................................................................... 36 2.3.2 Motivasi ........................................................................ 37 2.3.3 Ketrampilan berperilaku ............................................... 37 2.4 Keaslian Penelitian ................................................................. 39 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual .............................................................. 41 3.2 Hipotesis Penelitian................................................................. 42 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian .................................................................... 43 4.2 Populasi, Sampel (kriteria inklusi,eksklusi), Besar Sampel (Sample Size)dan Teknik Pengambilan Sampel(Sampling) .... 44 4.2.1 Populasi......................................................................... 44 4.2.2 Sampel .......................................................................... 44 4.2.3 Besar sample ................................................................. 45 4.2.4 Sampling ....................................................................... 46 4.3 Variabel Penelitian .................................................................. 46 4.3.1 Klasifikasi variabel ....................................................... 46 4.4 Definisi Operasional ............................................................... 47 4.5 Instrumen Penelitian ............................................................... 50 4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 51 4.7 Pengumpulan Data ................................................................. 51 4.8 Analisa Data ........................................................................... 53 4.9 Kerangka Operasional ............................................................ 57 4.10 Etika Penelitian .................................................................... 57 4.11 Keterbatasan Penelitian........................................................ 58 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ....................................................................... 59 5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian ................................ 59 5.1.2 Krakteristik demografi responden ................................. 61 5.1.3 Data khusus ................................................................... 62 5.2 Pembahasan ............................................................................. 66 5.2.1 Pengaruh informasi dengan kepatuhan minum obat ARV .............................................................................. 66 5.2.2 Pengaruh motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV .............................................................................. 68 5.2.3 Pengaruh keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV .......................................................... 70 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.............................................................................. 73 6.2 Saran ........................................................................................ 73 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 75 LAMPIRAN ............................................................................................. 79 xii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Stadium Klinis HIV/AIDS WHO pada Dewasa Muda dan Dewasa ..................................................................................... Tabel 2.2 Target terapi Antiretroviral ...................................................... Tabel 2.3 Rekomendasi Mulai Terapi ART ............................................. Tabel 2.4 Pilihan Rejimen Terapi ............................................................. Tabel 2.5 Pemantauan Respons ART dan Kegagalan Terapi ................... Tabel 2.6 ART Lini-Kedua: Pengganti ARV ........................................... Tabel 2.7 ART Lini Ketiga ....................................................................... Tabel 2.7 Keaslian Penelitian ................................................................... Tabel 4.1 Definisi operasional faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada Ibu HIV .............................................. Tabel 4.2 Analisis statistik variabel peneliatian analisis faktor yang mempengaruhikepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV berdasarkan Information Motivation Behavioural Skills (IMB) Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya .................................................................... Tabel 5.1 Disribusi karakteristik responden di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016 ............... Tabel 5.2 Distribusi tingkat informasi responden tentang obat ARV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016.............................................................................. Tabel 5.3 Distribusi tingkat motivasi responden minum obat ARV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22 Januari 2016.............................................................................. Tabel 5.4 Distribusi tingkat keterampilan berprilaku minum obat ARV responden di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22 Januari 2016....................................................... Tabel 5.5 Distribusi kepatuhan minum obat ARV responden di Poli UPIPIRSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22 Januari 2016.............................................................................. Tabel 5.6 Pengaruh informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22 Januari 2016.............................................................................. 16 26 27 28 28 29 29 39 47 56 61 62 63 64 65 65 xiii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Identifikasi masalah masalah faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada Ibu HIV di UPIPI RSUD dr. Soetomo Surabaya .............................................. Gambar 2.1 Diadaptasi dari Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model of ART Adherence .......................................... Gambar 3.1 Kerangka konseptual diadaptasi dari teori Fisher (2006) faktor-faktor yang mempengaruhikepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV yang mengadaptasi IMB Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya ............................................................................... Gambar 4.2 Kerangka kerja analisis faktor yang mempengaruhikepatuhanminum obat arv pada ibu hiv berbasis Information Motivation Behavioral skills (IMB) Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya ............................................................... 6 35 41 57 xiv SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Form Informed Consent ........................................................... 79 Lampiran 2: Form Information For Consent ............................................... 80 Lampiran 3: Surat Izin Pengambilan Data Awal ......................................... 83 Lampiran 4: Sertifikat Kelayakan Etik ........................................................ 84 Lampiran 5: Surat Permohonan Pengambilan Data ..................................... 85 Lampiran 6: Surat Izin Pengambilan Data ................................................... 86 Lampiran 7: Surat Pernyataan Selesai Penelitian......................................... 87 Lampiran 8: Kuesioner ................................................................................. 88 Lampiran 9: Tabulasi Data ........................................................................... 92 xv SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR SINGKATAN AIDS ALT ASI ART ARV CD-4 CD-8 CMV Depkes DHHS DNA ELISA gp120, gp41 HIV HTLV IDAV IFA IMB ISPA KDS Kemenkes RI LAV LW-IMB-AAQ MDG NA NNRTIs NRTIs ODHA PCR PMO RIPA RNA RSUD SSP TB Paru TH/TS UPIPI VCT WB WHO : Acquired Immune Deficiency Syndrome : Adult T Cell Leukemenia : Air Susu Ibu : Antiretroviral Therapy : Antiretroviral : Cluster of differentiation 4 : Cluster of differentiation 8 : Cytomegalovirus : Departemen Kesehatan : Departement of Health and Human Service : Deoxyribonucleic Acid : Enzym-linked Immunosorbent Assay : glikoprotein120, glikoprotein41 : Human Immunodeficiency Virus : Human T-cell lymphotropic virus : Immuno Deficiency-Associated Virus : Indirect Immunofluorescence Assays : Information Motivation Behavioral Skills : Infeksi Saluran Pernapasan Atas : Kelompok Dukungan Sebaya : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Lymphadenopathy-Associated : The Life Windows Information-Motivation-Behavioral Skills ART Adherence Questionaire : Millennium Development Goal : Neuraminidase : Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors : Nucleoside Reverse-transcriptase Inhibitors : Orang Dengan HIV AIDS : Polymerase Chain Reaction : Pengawas Minum Obat : Radio-Immunoprecipitation Assay : Ribonucleic Acid : Rumah Sakit Umum Daerah : Sistem Saraf Pusat : Tuberkulosis Paru : T-helper/ T-Supressor : Unit Perawatan Intermidiate Penyakit Infeksi : Voluntary Counselling and Testing : Western Blot : The World Health Organization xvi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang The Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) saat ini merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. HIV adalah virus menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Infeksi HIV membuat kerusakan progresif sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan AIDS (WHO, 2015). Penderita HIV/AIDS memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS serta untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dan komplikasinya (Kemenkes RI, 2014). Pasien yang mendapat pengobatan, harus patuh dalam mengkonsumsi obat ARV seumur hidup, tepat waktu dan disiplin. Kepatuhan minum obat pada klien HIV/AIDS meliputi ketepatan dalam waktu, jumlah, dosis, serta cara individu dalam mengkonsumsi obat pribadinya. Ketidakpatuhan dalam pelaksanaan terapi akan menurunkan efektivitas kerja obat ARV bahkan meningkatkan resistensi virus dalam tubuh (Djoerban, 2010). Kepatuhan adalah hal yang mutlak dimiliki dan dilakukan oleh penerima ARV sebagai bentuk perilaku mencegah resistensi dan upaya memaksimalkan manfaat terapi serta mengurangi kegagalan pengobatan. Kegagalan pengobatan dapat terjadi karena ketidakteraturan dari klien minum obat atau adherence yang buruk dari orang dengan HIV AIDS (ODHA). SKRIPSI 1 ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2 Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada ibu HIV yang berobat di Unit Perawatan Intermidiate Penyakit Infeksi (UPIPI), penyebab ketidakpatuhan minum obat ARV adalah ibu merasa sudah sehat sehingga tidak lagi minum obat, lupa minum obat ARV, efek samping yang dirasakan ibu setelah minum obat ARV dan jarak rumah ke rumah sakit cukup jauh. Agar kegagalan tidak terjadi, motivasi sangat diperlukan dalam menjalankan kepatuhan terapi ARV, tanpa adanya motivasi terapi ARV tidak dapat dilanjutkan (Nursalam dan Kurniawati, 2007). Selain itu, pengetahuan ODHA tentang terapi ARV juga dapat mempengaruhi kepatuhan dalam mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati dalam terapi ARV (Dima, et al. 2013). Kepatuhan terhadap antiretroviral therapy (ART) adalah kunci untuk menekan berkembangnya penyakit HIV, mengurangi risiko resistensi obat, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, kualitas hidup, dan kelangsungan hidup, serta penurunan risiko transmisi penyakit HIV. Seorang ibu haruslah patuh dalam menjalani terapi ARV untuk mencegah terjadinya transmisi dari ibu ke anak. Ketidakpatuhan minum obat ARV pada ibu dapat meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke anak (Kemenkes RI, 2011). World Health Organisation (WHO), menyebutkan terdapat 12.9 juta orang telah mendapat pengobatan ARV di seluruh dunia sampai akhir tahun 2013. Tercatat 11.7 juta orang dari mereka berasal dari negara yang pendapatannya menengah kebawah.Penambahan 2 juta orang yang memulai pengobatan ARV pada tahun 2013 menandai penambahan penyedian terbesar obat ARV untuk tiap tahunnya. Pada akhir tahun 2014, tercatat sebanyak 14,9 juta orang yang mendapat pengobatan ARV dan WHO memprediksi pada tahun 2015, 15 juta SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3 `orang akan mendapat pengobatan ARV di Negara yang berpendapatan menengah ke bawah (WHO, 2014). Berdasarkan laporan Millennium Development Goal 6 (MDG 6), Proporsi penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang tercakup dalam ART pada tahun 2011 adalah 84,10 persen (24.410 ODHA) dan meningkat menjadi 88 persen pada tahun2012 (30.663 ODHA), 93 persen pada tahun 2013 (39.418 ODHA). Kemudian meningkat kembali pada tahun2014 menjadi menjadi 96 persen (50.400 ODHA). Jumlah ODHA tahun 2014 yang pernah menerima pengobatan ARV sebanyak 84.030 orang (77,76%) dari 108.060 orang yang memenuhi syarat, dari data tersebut ditemukan data jumlah orang yang masih mendapat pengobatan ARV sampai dengan bulan September 2014 adalah sebanyak 45.631 orang, berarti ada 38.399 orang yang berhenti melakukan pengobatan ARV, hal ini menunjukan angka kejadian kegagalan dalam pengobatan ARV yang tinggi (Kemenkes RI, 2014). Menurut Laporan Progres HIV-AIDS WHO Regional SEARO tahun 2011 sekitar 1,3 juta orang (37%) perempuan terinfeksi HIV.Infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam kehidupan ibu serta ibu dapat menularkan virus kepada bayinya. Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak atau mother-to-child HIV transmission (MTCT). Virus HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama kehamilan, saat persalinan dan saat menyusui (Kemenkes RI, 2012). Hasil survei pada tanggal 19 Oktober 2015, yang dilakukan peneliti di POLI Unit Pelayanan Intermediet dan Penyakit Infeksi (UPIPI), didapat data ibu yang menderita HIV termasuk di dalamnya yaitu ibu hamil, ibu menyusui dan ibu SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 4 nifas, data menyebutkan pada bulan Januari - September tahun 2015 yang mendapat pengobatan ARV sebanyak 187 orang dan sekitar 111 orang (59%) tidak datang kembali untuk mengambil obat atau tidak patuh dalam menjalani pengobatan (POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2015). Pengobatan antiretroviral (ARV) menuntut ODHA untuk patuh dan menjalankan pengobatanya secara teratur. Pelanggaran dalam minum obat dapat berakibat fatal, bahkan dapat menyebabkan kegagalan dalam proses pengobatan. Sebuah penelitian mengenai penggunaan ARV, ditemukan bahkan satu saja dosis yang terlewatkan dalam 28 hari, diasosiasikan dengan kegagalan proses perawatan (Montaner, et al., 2004). Ketidakpatuhan dalam pelaksanaan terapi akan menurunkan efektivitas kerja obat ARV bahkan meningkatkan resistensi virus dalam tubuh (Djoerban, 2010). Dampak yang ditimbulkan akibat ibu terkena HIV cukup besar, bagi individu atau ibu itu sendiri yaitu tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan umur masa produktif yang lebih pendek. Dampak yang terjadi dalam keluarga yaitu terjadinya keretakan dalam rumah tangga, anak-anak merasa tertekan melihat kondisi orang tuanya dalam menghadapi penyakit, mereka kehilangan sumber kasih sayang dan dalam masyarakat, ibu yang terkena HIV mengalami diskriminasi atau penolakan. Secara nasional, dampak yang terjadi akibat ibu terkena HIV adalah meningkatnya angka kematian ibu dan anak dan menurunnya taraf kesehatan ibu dan anak di Indonesia (Kemenkes, 2009) Berdasarkan teori Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model of ART Adherence informasi, motivasi dan kemampuan berperilaku merupakan determinan fundamental suatu perilaku (Fisher, 2006). Hasil penelitian Horvath, SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5 Smolenski, & Amico (2014) yang melakukan survei online menggunakan Life Windows IMB-ART-Adherence Questionnaire di Milwaukee Wisconsin pada 312 ODHA menunjukan bahwa informasi (pengetahuan) dan motivasi mempengaruhi tingkat kepatuhan ODHA melalui kemampuan berperilaku. IMB Model of ART Adherence merupakan model perilaku yang secara khusus membahas kepatuhan minum obat ARV pada pasien HIV (Fisher, 2006). Menurut Amico (2006) IMB Model of ART Adherenceberkontribusi besar untuk mendorong upaya memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien HIV dalam ART melalui intervensi perubahan perilaku. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV perlu diketahui oleh perawat untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan minum obat ARV dan hal tersebut bermanfaat bagi perawat dalam merencanakan intervensi yang tepat untuk menghindari ketidakpatuhanminum obat ARVpada ibu HIV. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6 1.2 Identifikasi Masalah Kurangnya informasi Ibu HIV tentang terapi ARV Rendahnya motivasi Ibu HIVmenjalani terapi ARV secara teratur Keterampilan berperilaku; ibu HIV tidak adekuat dan konsisten dalam menjalani terapi ARV Sebanyak 59% ibu HIV tidak datang kembali untuk mengambil obat atau tidak patuh dalam menjalani pengobatan pada bulan JanuariSeptember 2015 di POLI UPIPI RSUD dr. Soetomo Surabaya. (POLI UPIPI RSUD dr 1. Viral load meningkat 2. Resistensi obat 3. Jumlah CD-4 menurun 4. Status kesehatan objektif memburuk 5. Kesehatan subjektif menurun Gambar 1.1 Identifikasi masalah faktor yang mempengaruhikepatuhan minum obat ARV pada Ibu HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya Kurangnya informasi Ibu HIV tentang terapi ARV dan rendahnya motivasi Ibu HIV dalam menjalani terapi ARV secara teratur memilki pengaruh terhadap keterampilan berperilaku; ibu HIV tidak adekuat dan konsisten dalam menjalani terapi ARV. Hal ini ditunjukkan dari hasil survey ditemukan 111 (59%) ibu HIV tidak datang kembali untuk mengambil obat atau tidak patuh dalam menjalani pengobatan pada bulan Januari-September 2015 di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya (POLI UPIPI RSUD dr Soetomo, 2015). Ketidakpatuhan dalam minum obat ARV ini menyebabkan viral load meningkat, resistensi obat, menurunnya jumlah Cluster of differentiation 4 (CD-4) status kesehatan objektif memburuk dan status kesehatan subjektif menurun. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 7 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh faktor informasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu dengan HIV. 2. Apakah ada pengaruh faktor motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu dengan HIV. 3. Apakah ada pengaruh faktor keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu dengan HIV. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu dengan HIV di POLI UPIPI Dr. RSUD Soetomo Surabaya. 1.4.2 Tujuan khusus 1. Menganalisa pengaruh informasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 2. Menganalisa pengaruh motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 3. Menganalisa pengaruh keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu dengan HIVdi POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat mendukung konsep keperawatan medikal bedah khususnya mengenai keefektifan pengetahuan dan motivasi terhadap kepatuhan minum obat ARV pada pasien HIV. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8 1.5.2 Manfaat praktis 1) Bagi institusi Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat menjadi panduan atau bahan acuan bagi institusi setempat dalam memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada ODHA akan pentingnya pengetahuan dan motivasi dalam kepatuhan minum obat ARV. 2) Bagi profesi Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dan profesi keperawatan tentang perawatan pasien ODHA mengenai kepatuhan minum obat ARV sehingga dapat menambah keberhasilan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. 3) Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan bahan acuan dalam penelitian selanjutnya terutama dalam meneliti kepatuhan ODHA dalam minum obat ARV. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini peneliti menguraikan beberapa konsep, teori, dan pendapat para ahli keperawatan dan hasil – hasil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. 2.1 Konsep HIV/AIDS 2.1.10 Definisi HIV/AIDS The Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus menginfeksi selsel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Infeksi HIV membuat kerusakan progresif sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan AIDS (WHO, 2015). Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan penyakit yang disebabkan oleh HIV. HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama darah, cairan sperma, cairan vagina, air susu ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi (Depkes, 2006). HIV adalah retrovirus yang termasuk golongan virus Ribonucleic Acid (RNA), yaitu virus yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa genetik. Sebagai retrovirus, HIV memiliki sifat khas karena memiliki enzim reverse transcriptase, yaitu enzim yang memungkinkan virus merubah informasi genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk Deoxyribonucleic Acid (DNA) yang kemudian diintegrasikan ke dalam informasi genetik sel l limfosit yang diserang. Dengan demikian HIV dapat memanfaatkan mekanisme sel 9 SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10 limfosit untuk mengkopi dirinya menjadi virus baru yang memiliki ciri-ciri HIV (Depkes, 2006). HIV dapat ditemukan dan diisolasikan dari sel limfosit T, limfosit B, sel makrofag (di otak dan paru) dan berbagai cairan tubuh. Akan tetapi sampai saat ini hanya darah dan air mani yang jelas terbukti sebagai sumber penularan serta ASI yang mampu menularkan HIV dari ibu ke bayinya (Depkes, 2006). 2.1.11 Asal mula HIV Tjokoro (1992), virus leukemia Human T-cell lymphotropic virus (HTLV) mempunyai hubungan dengan malignansi pada limfosit T dan dapat memproduksi sel T secara berlebihan serta menyebabkan leukemia. Tiga tipe Retrovirus yang berkerabat, tetapi secara imunologik sangat berbeda telah berhasil didefinisikan, yaitu HTLV serotype I,II,III. Serotipe yang berhasil diasingkan terlebih dahulu adalah HTLV-I yaitu penyebab Adult T Cell Leukemenia (ALT). HLTV-II berhasil diasingkan dari varian sel T yang berasal dari leukemenia yang sangat jarang (hairy cell leukemenia), tetapi belum ditemukan kaitannya secara jelas dengan suatu penyakit khusus HTLV-III merupakan suatu penyebab penyakit imunoregulator yang gawat dengan terganggunya sistem kekebalan didapat yang berat. Hal ini peranan sangat penting pada imunitas seluler. Diserang limfosit T menimbulkan perubahan perbandingan sel T-helper & sel T suppressor (Ts, OKT8-reaktive, CD8) dalam darah perifer secara normal rasio TH/TS. Sehubungan dengan penyakit AIDS, para peneliti di Perancis melaporkan tentang penemuan suatu virus dari penderita AIDS, para penderita AIDS yang disebut Lymphadenopathy-Associated Virus (LAV) atau Immuno Deficiency-Associated Virus (IDAV). Virus yang diasingkan ini ternyata SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 11 mempunyai sifat-sifat yang identik dengan HTLV-III AIDS di Amerika Selatan) .Sifat yang identik diantaranya adalah tropisma yang kuat dan spesifik terhadap sel limfosit T-helper dan menimbulkan kerusakan pada sel tersebut sehingga mengakibatkan penyakit AIDS. Virus AIDS kemudian disebut Human TLymphotropic Virus type II Cheerman dan berre (1985), kemudian menyebutkan virus AIDS dengan Lhymnodenopathy AIDS Virus (LAV). Akhirnya oleh komisi taksonomi internasional diberi nama baru yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV). 2.1.12 Etiologi Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yakni sejenis virus NA yang tergolong retrovirus.Virus ini memiliki materi genetik berupa sepasang asam ribonukleat rantai tunggal yang identik dan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Virion HIV mempunyai tiga bagian utama yaitu envelope yang merupakan lapisan terluar, capsid yang meliputi isi virion dan core yang merupakan isi virion. Envelope adalah lapisan lemak ganda yang terbentuk dari sel penjamu dan mengandung protein penjamu. Pada lapisan ini tertanam glikoprotein virus yang disebut glikoprotein41 (gp41). Pada bagian luar protein ini terikat glikoprotein120 (gp120). Molekul gpl20 ini akan berkaitan dengan reseptor Cluster of differentiation 4 (CD4) pada saat menginfeksi limfosit T4 atau sel lainnya yang mempunyai reseptor tersebut. Pada elektroforesis, kompleks antara molekul gp41 dan gp120 akan membentuk pita yang disebut gp160. Capsid berbentuk iko sahedral dan merupakan lapisan protein yang dikenal sebagi p17. Pada bagian core terdapat sepasang RNA rantai tunggal, enzim-enzim seperti SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12 reverse transcriptase, endonuclease dan protease, serta protein-protein struktural terutama p24 (Hoffmann, Rockstroh, & Kamps, 2006 dalam Kusuma, 2011). Dasar utama penyakit infeksi HIV ialah berkurangnya jenis sel darah putih (Limfosit T helper) yang mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4 mempunyai pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi kebanyakan fungsi-fungsi kekebalan, sehingga kelainan-kelainan fungsional pada sel T4 akan menimbulkan tanda-tanda gangguan respon kekebalan tubuh. Setelah HIV memasuki tubuh seseorang, HIV dapat diperoleh dari limfosit terutama limfosit T4, monosit, sel glia, makrofag, dan cairan otak penderita AIDS. Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA. DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim ini lah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan virus HIV di dalam tubuh tidak dihancurkan oleh T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit, kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius (Price & Wilson, 2006). CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaansel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD4 pada orang dengan sistem SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13 kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500 selper ml darah. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampainol) Sel yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam sumber infeksi. Disekitar kita banyak sekali sumber infeksi yang beredar, baik yang berada di udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia (Nursalam & Kurniawati, 2009). Sel T4 dan makrofag serta sel dendritik / langerhans (sel imun) adalah selsel yang terinfeksi HIV dan terkonsentrasi di kelenjar limfe, limpa, dan sumsum tulang. HIV menginfeksi sel melalui pengikatan dengan protein perifer CD4, dengan bagian virus yang bersesuaianya itu antigen grup120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka HIV menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi (Hoffmann, Rockstroh, & Kamps, 2006 dalam Kusuma, 2011). SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 14 2.1.13 Sifat –sifat umum Retrovirus Tjokro (1992), retrovirus anggota famili retrovirdae menurut system klasifikasi Baltimore termasuk golongan VI.Retrovirus merupakan virus RNA dengan genom RNA yang berserat tunggal (single-stranded) dengan berat molekul sebesar 6-10 × 10 ⁶ dalton. Besar partikel virus adalah 100 nm dan mempunyai peplos (selubung) dengan nukleokapsid yang berbentuk ikosahedral (bidang 20) dengan struktur anatomik khas seperti yang terlihat pada gambar 3 dan 4, virus mempunyai enzim reverse transciptase (RT), yaitu suatu enzim polymerase DNA yang RNA-Dependent atau varion associated dan enzim ini ditemukan dalam semua anggota family retroviridae. 2.1.14 Perjalanan penyakit HIV/AIDS Kejadian awal yang timbul setelah infeksi HIV disebut sindroma retrovirus akut atau Acute Retroviral Syndrome. Sindrom retroviralakut diikuti oleh penurunan CD₄ dan peningkatan kadar RNA-HIV dalam plasma. Hitung CD₄ secara perlahan akan menurun dalam waktu beberapa tahun dengan laju penurunan CD₄ yang lebih cepat pada 1.5- 2.5 tahun sebelum pasien jatuh dalam keadaan AIDS. Viraload akan meningkat dengan cepat pada awal infeksi dan kemudian turun sampai suatu titik tertentu. Dengan berlanjutnya infeksi, viraloadsecara berlahan meningkat. Pada fase akhir penyakit akan ditemukan hitung sel CD₄<200/mm³, diikuti timbulnya infeksi oportunistik, munculnya kanker tertentu, berat badan menurun secara cepat dan munculnya komplikasi neurologis. Pada pasien tanpa pengobatan ARV rata-rata kemampuan bertahan setelah CD₄ turun< 200/mm³ adalah 3,7 tahun. (Depkes, 2006). SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15 2.1.15 Manifestasi klinis Manifestasi klinis infeksi HIV merupakan gejala dan tanda pada tubuh host akibat intervensi HIV. Manifestasi ini dapat berupa gejala dan tanda infeksi virus akut, keadaan asimtomatik berkepanjangan, hingga manifestasi AIDS berat. Perjalanan penyakit HIV dapat dibagi menjadi 4 tahap (Tjokoprawiro, et al, 2015). Pertama, merupakan tahap infeksi akut, pada tahap ini muncul gejala infeksi virus tetapi tidak spesifik. Tahap ini muncul 6 minggu pertama setelah paparan HIV dapat berupa demam, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri telan, rasa letih dan pembesaran kelenjar getah bening. Dapat juga disertai meningitis aseptic ditandai demam, nyeri kepala, hebat, kejang-kejang dan kelumpuhan saraf otak. Kedua, merupakan tahap asimtomatik, pada tahap ini gejala dan keluhan hilang.Tahap ini berlangsung 6 minggu hingga beberapa bulan bahkan tahun setelah infeksi.Disini sedang terjadi internalisasi HIV ke intra seluler. Pada tahap ini aktivitas masih normal. Ketiga, merupakan tahap simtomatis, pada tahap ini gejala dan keluhan lebih spesifik dengan gradasi sedang sampai berat. Berat badan menurun tetapi tidak sampai 10%, pada selaput mulut terjadi sariawan berulang, terjadi peradangan pada sudut mulut, dapat juga ditemukan infeksi bakteri pada saluran nafas bagian atas namun penderita dapat melakukan aktivitas terganggu. Penderita lebih banyak berada di tempat tidur meskipun kurang 12 jam perhari dalam bulan terakhir. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16 Keempat, merupakan tahap yang lebih lanjut atau tahap AIDS. Pada tahap ini terjadi penurunan berat badan lebih 10%, diare yang lebih dari 1 bulan, panas yang tidak diketahui sebabnya lebih dari satu bulan, kandidiasis oral, oral leukoplakia, tuberculosis paru, dan pneumonia bakteri. Penderita berbaring di tempat tidur lebih dari 12 jam sehari selama sebulan terakhir. Penderita diserbu berbagai macam infeksi sekunder, misalnya pneumonia pneumokistik karinii, toksoplasmosis otak, diare akibat kriptosporidiosis, penyakit virus sitomegalo, infeksi virus herpes, kandidiasis pada esophagus, trakea, bronkus atau paru serta infeksi jamur yang lain misalnya histoplasmosis, koksidiodomikosis. Dapat juga ditemukan beberapa jenis malignansi, termasuk keganasan kelenjar getah bening dan sarcoma Kaposi. Hiperaktivitas komplemen menginduksi sekresi histamine. Histamin menimbulkan keluhan gatal pada kulit dengan diiringi mikroorganisme di kulit memicu terjadinya dermatitis HIV. 2.1.16 Klasifikasi klinis HIV/AIDS Berikut adalah stadium HIV-AIDS menurut WHO sebagaimana tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1. Stadium Klinis HIV/AIDS WHO pada Dewasa Muda dan Dewasa (Sumber: Kamya MR, Mermin J, Kaplan JE, 2008, Modifikasi Nasronudin, 2014, dalam Tjokroprawiro 2015). INFEKSI HIV PRIMER 1. Asimptomatik 2. Sindrom retroviral akut STADIUM KLINIS I 2. Asimptomatik 3. Limfadenopati general menetap STADIUM KLINIS II 1. Simptomatik 2. Penurunan berat badan tanpa sebab jelas (10%) 3. Infeksi Saluran Pernafasan berulang (ISPA, sinusitis, bronkhitis, otitis media, faringitis) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17 4. 5. 6. 7. 8. 9. Herpes zoster Cheilitis angularis Ulserasi oral berulang Eropsi proritik popular Dermatitis seborrheic Infeksi jamur pada kuku STADIUM KLINIS III 1. Penurunan berat badan dengan sebab tidak jelas (>10%) 2. Diare kronis sebab tidak jelas > 1 bulan 3. Demam dengan sebab tidak jelas > 1 bulan 4. Kandidiasis oris menetap 5. TB Paru 6. Infeksi bakteri berat (pneumoni, empiema, piomiositis, infeksi tulang atau sendi, meningitis, bakterimi). 7. Stomatitis ulseratif nekrotis akut, gingivitis, periodentitis 8. Anemi (HB 8g/dl, neutropeni 500/mm³, trombositopeni 50.000/mm³) sebab tidak jelas, > 1 bulan. STADIUM KLINIS IV 1. Sindrom wasting HIV 2. Pneumoni pneumokistik 3. Pneumoni bakteri berulang 4. Herpes simplek kronis (genital, anorektal) > 1 bulan 5. Kandidiasis orofagial 6. TB ekstra pulmoner 7. Sarkoma Kaposi 8. Toksoplasmosis SSP 9. Ensefalopati 10. Kriptokokus ekstra pulmoner 11. Infeksi mikobakteri non TBC berat 12. Kriptosporodiosis kronis 13. Infeksi CMV (retinitis pada liver, limpa, pembuluh limfe) 14. Infeksi jamur sistemik (histoplasmosis, koksidio mikosis, penisilosis) 15. Karsinoma servik 16. Lesmaniasis viseral luas atipik 17. Kardiomiopati, nefropati, terkait HIV Pada awal infeksi HIV tidak ada gejala yang tampak.Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti demam (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi ketika antibodi akibat HIV terbentuk, dan biasanya terjadi antara enam SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18 minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi (seroconversion). Meski tidak ada gejala awal yang tampak, seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain dengan mudah. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun, bervariasi antar individu yang satu dan yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, atau mungkin lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus yang terdapat dalam tubuh orang yang terinfeksi. AIDS yang diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai berikut: 1. Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS. 2. Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tidak sembuh-sembuh) 3. Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paruparu), atau 4. Tahap IV (meliputi toksoplasmosis pada otak, kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paruparu (bronchi) atau paru-paru dan sarkoma kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 19 Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati. (Rustana, 2012) 2.1.17 Diagnosis infeksi HIV 3.1.8.1 Diagnosis klinis Diagnosis infeksi HIV/AIDS dapat dibuat berdasarkan klasifikasi klinis WHO. Di Indonesia diagnosis AIDS untuk keperluan surveilans epidemiologi dibuat bila menunjukkan tes HIV positif dan sekurang-kurangnya di dapatkan 2 gejala mayor dan satu gejala minor (Tjokoprawiro, et al, 2015). 1. Gejala mayor 1) Berat badan menurun lebih dari 10% dalam satu bulan 2) Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan 3) Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan 4) Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis 5) Demensia/HIV ensefalopati 2. Gejala minor 1) Batuk menetap lebih dari satu bulan 2) Dermatitis generalisata 3) Adanya herpes zoster multisegmental dan atau berulang 4) Kandidiasis oro-faringial 5) Herpes simplek kronik progresif 6) Limfadenopati generalisata 7) Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita 8) Retinitis sitomegalovirus SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 20 Apabila didapatkan salah satu tanda/gejala berikut, dilaporkan sebagai kasus AIDS, walaupun tanpa pemeriksaan laboratorium: Sarkoma Karposi, pneumoni berulang. 3.1.8.2 Diagnosis laboratoris Untuk mendeteksi seorang penderita HIV, dapat dilakukan tes langsung pada virus HIV atau secara tidak langsung dengan cara menemukan antibody (Tjokoprawiro, et al, 2015). Pemeriksaan pertama terhadap antibody HIV dapat digunakan rapid test untuk melakukan uji tapis, apabila didapatkan hasil positif dilakukan pemeriksaan ulang dengan menggunakan tes yang memiliki prinsip dasar yang berbeda dan atau menggunakan preparasi antigen yang berbeda dari tes yang pertama, biasanya digunakan enzym-linked immunosorbent assay (ELISA). Apabila tersedia sarana yang cukup dapat dilakukan tes konfirmasi dengan western blot (WB), indirect immunofluorescence assays (IFA), atau dengan radio-immunoprecipitation assay (RIPA). Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi antibody terhadap HIV dapat digunakan bahan dari saliva (Oral Sure) dan urin (Calypte HIV-1 Urine ELISA). Deteksi adanya virus dalam tubuh dapat dilakukan dengan tekhnik polymerase chain reaction (PCR), teknik ini dilakukan apabila tes serologi beberapa kali tidak konklusif, untuk memastikan seseorang ada dalam fase periode jendela (window period), ingin segera mengetahui infeksi HIV pada bayi, dan untuk kepentingan penelitian tertentu. Metode PCR ini dapat meliputi DNAPCR, RNA-PCR, (b) DNA assay, dan p24 antigen capture. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21 3.1.8.3 Diagnosis infeksi HIV Diagnosis ditegakkan berdasarkan klinis dan dipastikan melalui pemeriksaan laboratories. Diagnosis HIV/AIDS seyogyanya ditetapkan meliputi diagnosis klinis, definitif, disertai diagnosis status imunologis, diagnosis infeksi sekunder dan atau malignansi (Tjokoprawiro, et al, 2015). 2.1.18 Tatalaksana klinis infeksi HIV/AIDS 2.1.9.1 Tatalaksana umum Menurut Tjokoprawiro, et al. (2015) dukungan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan dan memulihkan status imun. Dukungan psikologis dan membudayakan pola hidup sehat. 2.1.9.2 Tatalaksana khusus Pemberian ART kombinasi, terapi infeksi sekunder, terapi malignansi, dan tata laksana sindroma wasting. Dua belas prinsip terapi anti-retroviral (Tjokoprawiro, et al, 2015): 1. Indikasi ARV harus ditetapkan pemberiannya atas indikasi terapi yang tepat. 2. Kombinasi Antiretrovirus harus diberikan secara kombinasi, paling tidak melibatkan 3 jenis obat untuk mendapatkan efek optimal serta memperkecil resisten. 3. Pilihan obat Pemilihan obat-obatan lini pertama diprioritaskan baru kemudian dipilih lini kedua atau obat lain bila dipandang perlu guna meminimalkan munculnya mutan yang resisten. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 22 4. Penentuan saat mulai pemberian Penetapan saat pemberian berdasarkan stadium klinis.Bila stadium awal perlu disertai pemeriksaan CD4 dan beban virus. 5. Kompleksitas Terapi antiretrovirus sangat komplek karena beberapa obat dapat mengalami interaksi dan efek samping termasuk potensi interaksi dengan obat non ARV. 6. Resisten Perlu di sadari adanya potensi terjadinya resisten. Resistensi dapat terjadi ARV lini yang sama dan atau resistensi silang yang dapat terjadi antara Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs) dan sebagian dari PIs dan NRTIs. Perlu di evaluasi secara genetic potensi munculnya gen resisten. Potetnsi resistensi dapat di prediksi dari pemeriksaan genotype sebelum individu mengkonsumsi ARV, melalui pemeriksaan drugs naïve. Bagi yang telah mendapat ARV, pemeriksaan resistensi di lakukan kapan saja, umumnya setelah dua tahun atau lebih mengkonsumsi ARV. 7. Informasi Memulai dan mempertahankan terapi antiretroviral secara efektif sangat di perlukan adanya informasi dari dokter terhadap penderita.Sebelum memulai terapi ARV, penderita perlu di berikan informasi lengkap maksud dan tujuan terapi ARV. Informasi tentang efeksamping segera, lambat, atau tertunda perlu di sampaikan. Resistensi obat juga perlu di informasikan dengan jelas. Penderita juga di berikan informasi kerugian SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 23 bila menghentikan ARV secara sepihak. Pentingnya informasi tentang monitoring pemberian ARV secara klinis, laboratories (biokimiawi, CD4, beban virus), radiologis cara berkala. 8. Motivasi Motivasi untuk mengkonsumsi ARV harus ada. Penderita perlu di tekankan untuk tidak terlarut pada kesedihan, kecemasan, ketakutan secara berlebihan setelah mengetahui adanya infeksi HIV. Perlu di ingatkan, di sadarkan, di posisikan secara wajar bahwa di dalam tubuhnya terdapat virus yang perlu di eliminer melalui upaya pemberian ARV. Penderita memerlukan obat-obatan secara teratur, dosis tepat, kombinasi tepat untuk keberhasilan suatu pengobatan. Kepada penderita perlu di jelaskan keterkaitan, interaksi, resistensi antara ARV dan obat lain termasuk obat untuk infeksi sekunder. 9. Monitoring Efikasi pengobatan antivirus ditentukan dan dimonitor melalui pemeriksaan klinis berkala, disertai pemeriksaan laboratories guna menentukan HIV-RNA virus dan hitung CD4 secara periodik dan teratur. Efek samping dan resisten ARV juga perlu dimonitor secara cermat dan hati-hati. 10. Target terapi Target pemberian antiretroviral adalah (a) target virologist, menekan RNA virus hingga kurang dari 50 kopi per milliliter dalam plasma; (b) imunologis, menaikan dan mempertahankan selama mungkin jumlah CD4 di atas 500 sel per mm³; (c) terapeutik, obat ARV dapat di terima dengan SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 24 baik oleh tubuh penderita, tanpa efek samping meminimalkan munculnya mutan resisten; (d) klinis, meningkatkan kualitas hidup seoptimal mungkin dengan sekor Karnofski mendekati 100 dan di pertahankan selama mungkin. Kesakitan karena HIV dan kematian karena AIDS dapat di tekan serendah mungkin; (e) epidemiologis, transmisi di turunkan secara bermakna, termasuk merubah jalannya epidemiologi infeksi HIV di Indonesia. Jalanya epidemiologi HIV dapat di rubah melalui upaya (1) menurunkan infeksi hiv baru dan meningkatkan layanan pendampingan, rawatan dan pengobatan; (2) mempengaruhi dan intervensi prilaku seksual resiko tinggi dan penguna narkoba suntik; (3) meningkatakan jangkauan hingga sebanyak mungkin ODHA dan penguna narkotika suntik mendapatkan dukungan, perawatan dan pengobatan dengan di sertai layanan konseling dan pemeriksaan sukarela Voluntary Counselling and Testing (VCT) yang bermutu, ramah dan manusiawi. 11. Efikasi Pengobatan anti retroviral di lakukan secara berkesinambungan. Penderita diharapkan memperoleh hasil maksimal dan efikasi klinik, virologist dan imunologis yang nyata. Penderita perlu ikut berpartisipasi dalam mengikuti perubahan klinis sehingga dapat membantu memperoleh efikasi terapi secara optimal. 12. Interaksi Seringkali ARV diberikan bersama obat untuk mengatasi infeksi sekunder, maka interaksi obat satu sama lain perlu dipertimbangkan secara seksama. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 25 Dermatitis HIV atau efek ARV Mengkonsumsi ARV dalam waktu yang tidak terbatas juga bukan tanpa hambatan. Kalau terjadi perubahan warna kulit, rash dikaji ulang apa sudah ada sebelum terapi ARV (Tjokoprawiro, et al, 2015). Pilihan rejimen Zidovudin. Merupakan ARV dengan mekanisme kerja menghambat enzim reverse trancriptase virus, begitu gugus azidotimidin pada zidovudin mengalami fosforilasi. Diberikan dalam bentuk kombinasi, misal bersama lamivudin dan nevirapin, atau efavirenz. Zidovudin diberikan dalam dosis 600 mg per hari (300 mg per tablet). Efek samping yang paling sering dan perlu pemantauan ketat adalah anemia. Efek samping lain neutropenia, sakit kepala dan mual (Tjokoprawiro, et al, 2015). Didanosin. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan sintesis rantai DNA virus. Diberikan secara kombinasi dengan rejimen lain, terutama untuk HIV stadium lanjut. Pemberian dengan dosis 400 mg per hari.Efek samping neuropati perifer, pancreatitis, dan diare (Tjokoprawiro, et al, 2015). Lamivudin. Bekerja dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA virus HIV maupun HBV. Diberikan dengan dosis 300 mg per hari kombinasi dengan obat lain. Efek samping asidosis laktat, hepatomegali disertai steatosis, mual, sakit kepala (Tjokoprawiro, et al, 2015). Stavudin. Mekanisme kerja obat ini menghambat pembentukan DNA virus. Diberikan kombinasi dengan sediaan lain pada HIV stadium lanjut. Dosis SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 26 80 mg per hari. Efek samping peningkatan enzim transaminase sesaat, sakit kepala, mual, rash kulit (Tjokoprawiro, et al, 2015). Nevirapin. Kerjanya pada alosterik tempat ikatan non-substrat HIV. Pemberian pada 14 hari pertama 200 mg per hari, bila enzim hati tetap baik dosis dilanjutkan 400 mg per hari. Efek samping yang sering adalah rash kulit. Selain itu potensi efek samping seperti mual, sakit kepala, demam, peningkatan enzim hati (Tjokoprawiro, et al, 2015). Evfavirenz. Obat ini diberikan dengan dosis 600 mg per hari, sebelum tidur guna mengurangi efek samping pada susunan saraf pusat, terutama mimpi menakutkan (Tjokoprawiro, et al, 2015). Pemberian ARV memang berhasil menurunkan kematian akibat AIDS, tetapi masalah yang kemudian timbul adalah munculnya resistensi. Jadi masalah yang harus dihadapi pasien HIV adalah terjadi imunoparesis, imunoparalisis, disusul munculnya infeksi sekunder dan malignansi. Disamping itu dalam perjalanan terapi ARV dihadapkan pada masalah resistensi. Pada situasi seperti ini terapi imunorehabilitasi menjadi penting untuk mendampingi ARV guna mendorong percepatan peningkatan status imun. Keberhasilan terapi ditandai oleh perbaikan klinis, semakin meningkatnya jumlah CD4, semakin menurunnya beban virus (Tjokoprawiro, et al, 2015). Tabel 2.2 Target terapi Antiretroviral (WHO, 2013 dalam Tjokoprawiro, et al, 2015) SKRIPSI Target Uraian Klinis Kualitas hidup penderita ditingkatkan seoptimal dan dipertahankan tetap optimal selama mungkin. Umur harapan hidup penderita diharapkan dapat diperpanjang selama mungkin sejauh dapat diupayakan oleh manusia secara wajar, rasional dan manusiawi. ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 27 Imunologis Status imun yang terganggu diusahakan untuk dipulihkan. Jumlah limfosit total diusahakan dan dipertahankan > 1200 dan atau CD4 ditingkatkan dan dipertahankan > 500 sel per mm³. Virologis Jumlah virus dapat ditekan paling tidak dibawah 400 kopi per milliliter atau idealnya di bawah 50 kopi permililiter dan dipertahankan tetap rendah selama mungkin. Terapeutik Obat ARV dapat diterima oleh tubuh penderita dengan efek samping dan resistensi seminimal mungkin. Epidemiologis Transmisi infeksi HIV menurun bermakna.Perjalanan epidemiologi HIV harus dapat dirubah. Tabel 2.3 Rekomendasi Mulai Terapi ART (WHO, 2013 dalam Tjokroprawiro 2015) Populasi ODHA Rekomendasi Dewasa 1) ODHA stadium klinis lanjut (Stadium Klinis WHO 3 atau 4) dan ODHA dengan CD4 ˂ 350 sel/mm³ mendapat prioritas mendapat ART 2) ART dapat dimulai pada ODHA dengan CD4 ≥ 350 sel/mm³ dan ≤ 500 sel/mm³ tanpa memperhatikan stadium klinis WHO. 3) ART diberikan pada ODHA keadaan khusus, tanpa menghiraukan stadium klinis WHO atau jumlah CD4, yaitu ODHA disertai TB aktif; ODHA koinfeksi HBV disertai penyakit liver kronik berat; pasangan terinfeksi HIV (guna menurunkan transmisi ke pasangan tidak terinfeksi). Wanita hamil menyusui SKRIPSI dan 1) Semua ODHA hamil dan menyusui harus dimulai pemberian triple ARV (ART), pemberian dilanjutkan minimal selama berada dalam risiko transmisi HIV dari ibu dan anak. 2) Terkait program dan operasional (terutama daerah epidemik), semua wanita hamil dan menyusui perlu mendapat ART jangka lama. 3) ODHA tidak memenuhi syarat untuk diberi ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 28 ARV dan menyusui ART (terkait kesehatannya), dipertimbangkan penghentian ART setelah periode risiko transmisi ibu ke anak berakhir. 1) Ibu terinfeksi HIV, tetap menyusui eksklusif disertai pemberian ARV agar dapat mengurangi transmisi HIV dari ibu ke anak. 2) Ibu terinfeksi HIV (anak tidak terinfeksi atau belum diketahui status infeksi), harus menyusui eksklusif minimal hingga 6 bulan pertama, kemudian disertai makanan tambahan yang sesuai, dan melanjutkan menyusui hingga 12 bulan pertama. Tabel 2.4. Pilihan Rejimen Terapi (WHO, 2013; Goodman & Gilman’s, 2014 dalam Tjokoprawiro, et al, 2015) Populasi Rekomendasi Rejimen ART lini-pertama 1. ART lini-pertama merupakan kombinasi pada ODHA dewasa dua nucleoside reverse-transcriptase inhibitors (NRTIs) ditambah satu nonnucleoside reverse-transcriptase inhibitor (NNRTI). 2. TDF + 3TC (FTC) + EFV 3. Bila TDF + 3TC (FTC) + EFV terdapat kontraindikasi atau tak tersedia, pilihan yang direkomendasi : 1) AZT + 3TC + EFV 2) AZT + 3TC + NVP 3) TDF + 3TC (FTC) + NVP ART Lini-pertama pada ODHA hamil dan menyusui Kombinasi TDF + 3TC (FTC) + EFV direkomendasi sebagai ART lini pertama bagi wanita hamil, menyusui, termasuk trimester pertama kehamilan dan menyusui. Tabel 2.5. Pemantauan Respons ART dan Kegagalan Terapi (Tjokoprawiro, 2015) 1. Pemeriksaan beban virus Semua populasi direkomendasi untuk memantau respon terapi, termasuk penentu kegagalan terapi ARV. 2. Bila beban virus tidak bisa dilakukan secara rutin, pemeriksaan CD4 dan pemantauan klinis dapat dipakai untuk menentukan respons terapi dan menilai kegagalan terapi. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 29 Tabel 2.6. ART Lini-Kedua: Pengganti ARV (Tjokoprawiro, 2015) Populasi Rekomendasi Penggantian rejimen ARV 1. ART lini-kedua ODHA dewasa terdiri pada ODHA dewasa dan dari dua NRTIs + satu ritonafir-penguat remaja (termasuk ibu PI hamil dan menyusui) 2. Pilihan lini-kedua : 1) Bila gagal dengan TDF + 3TC (FTC) berdasar rejimen lini pertama, penggunaan AZT + 3TC, maka NRTI menjadi andalan lini-kedua 2) Bila gagal AZT atau d4T + 3TC berdasar rejimen lini pertama, penggunaan TDF + 3TC (FTC) sebagai NRTI andalan rejimen linikedua. 3. Mengutamakan kombinasi NRTI 4. Kombinasi ATV/r dan LPV/r cenderung dipilih, dan pilihan PI sebagai ART lini-kedua. Tabel 2.7. ART Lini-Ketiga (Tjokoprawiro, 2015) Populasi Rekomendasi Penggantian rejimen ARV 1. ART lini-kedua ODHA dewasa terdiri pada ODHA dewasa dan dari dua NRTIs + satu ritonafir-penguat remaja (termasuk ibu PI hamil dan menyusui) 2. Pilihan lini-kedua : 1) Bila gagal dengan TDF + 3TC (FTC) berdasar rejimen lini pertama, penggunaan AZT + 3TC, maka NRTI menjadi andalan linikedua 2) Bila gagal AZT atau d4T + 3TC berdasar rejimen lini pertama, penggunaan TDF + 3TC (FTC) sebagai NRTI andalan rejimen linikedua. 3. Mengutamakan kombinasi NRTI 4. Kombinasi ATV/r dan LPV/r cenderung dipilih, dan pilihan PI sebagai ART linikedua. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30 2.2 Konsep Kepatuhan 2.2.1 Pengertian kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturandalam dan perilaku yang disarankan. Pengertian dari kepatuhan adalah menuruti suatu perintah atau suatu aturan. Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan perawatan, pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Kepatuhan (compliance atau adherence) mengambarkan sejauh mana pasien berperilaku untuk melaksanakan aturan dalam pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh tenaga kesehatan (Bart, 2004). 2.2.2 Batasan kepatuhan Kepatuhan terhadap aturan pengobatan sering kali dikenal dengan“Patient Compliance”. Kepatuhan terhadap pengobatan dikhawatirkanakan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan, seperti misalnya bila tidak minum obat sesuai aturan, maka akan semakin memperparahpenyakit (Bambang, 2006 dalam Rahayu 2011). 2.2.3 Pengukuran perilaku kepatuhan Kepatuhan pasien terhadap aturan pengobatan pada prakteknya sulitdianalisa karena kepatuhan sulit di identifikasikan, sulit diukur dengan teliti dan tergantung banyak faktor. Pengkajian yang akurat terhadap individu yang tidak patuh merupakan suatu tugas yang sulit. Metode yang digunakan untuk mengukur sejauh mana seseorang dalam mematuhi nasehat dari tenaga kesehatan yang meliputi laporan daridata orang itu sendiri, laporan tenaga kesehatan, SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 31 perhitungan jumlah pil dan botol, tes darah dan urine, alat-alat mekanis, observasi langsung dari hasil pengobatan (Niven, 2002). 2.2.4 Upaya peningkatan kepatuhan Upaya meningkatkan kepatuhan bisa dengan meningkatkan kemampuan menyampaikan informasi oleh tenaga kesehatan yaitudengan memberikan informasi yang jelas pada pasien mengenai penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya, keterlibatan lingkungan sosial (keluarga) dan beberapa pendekatan perilaku. Riset telah mempertunjukkan bahwa jika kerjasama anggota keluargadiperoleh, kepatuhan menjadi lebih tinggi (Bart, 2004). 2.2.5 Kepatuhan terhadap kesehatan Kepatuhan terhadap perawatan merupakan perilaku seseorang untukmentaati aturan dalam hal pengobatan yang meliputi perlakuan khusus mengenai gaya hidup seperti diet, istirahat dan olahraga serta konsumsi obat yang harus dikonsumsi, jadwal waktu minum, kapan harus dihentikan dan kapan harus berkunjung untuk melakukan kontrol tekanan darah (Gunawan, 2001). 2.2.6 Pengertian kepatuhan minum obat Terdapat beberapa terminologi yang menyangkut kepatuhan dalam mengkonsumsi obat, seperti yang dikemukakan oleh Horne, et al. (2006), yaitu compliance, adherence dan concordance. National Council on Patient Informations & Educations, perbedaan terminologi tersebut berkaitan dengan perbedaan cara pandang dalam hal hubungan antara pasien penyedia jasa kesehatan (dokter), termasuk terjadi kebingungan dalam hal bahasa untuk menggambarkan perilaku mengkonsumsi obat yang diputuskan oleh pasien. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 32 Lutfey & Wishner (1999) mengemukakan konsep compliance dalam konteks medis, sebagai tingkatan yang menunjukkan perilaku pasien dalam mentaati atau mengikuti prosedur atau saran ahli medis. Horne (2006) mengemukakan compliance sebagai ketaatan pasien dalam mengkonsumsi obat sesuai dengan saran pemberi resep (dokter). Horne, et al. (2005) sebelumnya mengemukakan bahwa istilah compliance menunjukkan posisi pasien yang cenderunglemah karena kurangnya keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan mengenai obat yang dikonsumsi. Dalam pengertian persistence, pasien menunjukkan perilaku yang secara kontinyu/rutin mengkonsumsi obat, yang dimulai dari resep pertama sampai resep berikutnya dan seterusnya. Lutfey & Wishner (1999) menjelaskan bahwa dalam pengertian adherence lebih tinggi kompleksitasnya dalam medical care, yang dicirikan oleh adanya kebebasan, penggunaan intelegensi, kemandirian oleh pasien yang bertindak lebih aktif dan perannya lebih bersifat sukarela dalam menjelaskan dan menentukan sasaran-sasaran dari treatmen pengobatan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam pengertian adherencepasien menjadi lebih kontinyu dalam proses pengobatan. Horne (2006) mendefinisikan adherence sebagai perilaku mengkonsumsi obat yang merupakan kesepakatan antara pasien dengan pemberi resep. Dalam pengertian ini, kelebihannya adalah adanya kebebasan dari pasien dalam memutuskan apakah akan menyetujui rekomendasi dari dokter atau tidak, dan jika terjadi kegagalan dalam proses ini, seharusnya bukan alasan untuk menyalahkan pasien. Pengertian adherence berkembang dari pengertian compliance, hanya saja dalam adherence lebih menekankan pada kebutuhan akan kesepakatan. National Council on Patient Informations & Educations(2007) selanjutnya menegaskan SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33 bahwa dalam adherence perilaku mengkonsumsi obat oleh pasien cenderung mengikuti perencanaan pengobatan yang dikembangkan bersama dan disetujui antara pasien dan profesional. Selanjutnya Horne, dkk. (2005) dan Horne (2006) menjelaskan pengertian concordance, yaitu perilaku dalam mematuhi resep dari dokter yang sebelumnya terdapat hubungan yang bersifat dialogis antara pasien dan dokter, dan merepresentasikan keputusan yang dilakukan bersama, yang dalam proses ini kepercayaan dan pikiran dari pasien menjadi pertimbangan. Dalam concordance terjadi proses konsultasi, yang di dalamnya terdapat komunikasi dari dokter dengan pasien untuk mendukung keputusan dalam pengobatan. Horne, dkk.(2006), lebih merekomendasikan pengertian kepatuhan dalam mengkonsumsi obat dengan istilah adherence, dan hal ini banyak didukung oleh peneliti-peneliti lain, karena adanya keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan tentang hal-hal yang pasien inginkan atau harapkan dan keputusan yang wajar tentang pengobatan yang dibuat oleh dokter. Osterberg & Blaschke (2005) juga menyarankan penggunaan istilah adherence, karena di dalam pengertian adherence juga terdapat pengertian compliance, dengan tambahan pengertian bahwa di dalam adherence peran pasien cenderung aktif dan terdapat kontrak terapiutik yang terjadi setelah melalui proses komunikasi dan akhirnya terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, pengertian kepatuhan dalam mengkonsumsi obat dalam penelitian ini juga mengacu pada istilah adherence, yang dapat disimpulkan sebagai perilaku untuk mentaati saransaran atau prosedur dari dokter tentang penggunaan obat, yang sebelumnya SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 34 didahului oleh proses konsultasi antara pasien (dan atau keluarga pasien sebagai orang kunci dalam kehidupan pasien) dengan dokter sebagai penyedia jasa medis. 2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat ARV Information Motivation and Behavioral Skills (IMB) model diperkenalkan oleh Fisher dan Fisher tahun 1992, model ini dirancang untuk mengidentifikasi kepatuhan berhubungan dengan informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku sebagai determinan kritis kepatuhan ART (Amico, et al., 2006).IMB model berpendapat bahwa informasi, motivasi, dan keterampilan berperilaku merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi perilaku pencegahan seseorang terhadap penyakit.Melalui informasi, motivasi, dan keterampilan berperilaku untuk mengurangi risiko penularan, perilaku pencegahan terhadap penyakit juga lebih mudah terwujud. Informasi berhubungan dengan pengetahuan dasar mengenai penyakit, kondisi kesehatan, maupun perilaku pencegahan yang dianjurkan. Sementara itu motivasi dipengaruhi oleh motivasi individu dan motivasi sosial. Motivasi individu didasarkan pada sikap terhadap perilaku pencegahan, norma subjektif, persepsi mengenai kerentanan terhadap penyakit, keuntungan dan hambatan dari perilaku pencegahan, 'biaya' yang ditimbulkan dari perilaku berisiko. Motivasi sosial didasarkan pada norma sosial, persepsi individu mengenai dukungan sosial, serta adanya saran dari orang lain. Sementara itu keterampilan berperilaku merupakan kemampuan individu untuk melakukan tindakan pencegahan, memastikan bahwa seseorang mempunyai keterampilan alat dan strategi untuk berperilaku yang didasarkan pada keyakinannya (self efficacy) dan perasaan bahwa ia dapat mempengaruhi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35 keadaan/situasi (perceived behavioural control) untuk melakukan perilaku tersebut. Keterampilan berperilaku merupakan prasyarat yang menentukan apakah informasi dan motivasi yang bagus mampu mendorong tindakan pencegahan atau perubahan perilaku yang efektif. Model ini beranggapan bahwa informasi dan motivasi masing-masing dapat memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Pengaruh tidak langsung yaitu melalui kerja sama antara informasi dan motivasi dengan keterampilan berperilaku. Model ini juga berpendapat bahwa informasi dapat mempengaruhi motivasi seseorang, begitu juga sebaliknya. Gambar 2.1 Diadaptasi dari Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model of ART Adherence (Fisher, et al, 2006) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 36 2.3.2 Informasi Informasi ini meliputi tentang regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan yang adekuat, tentang efek samping dan reaksi obat-obatan, tentang metode dan teori lengkap mengenai kepatuhan (Fisher, 2006). Informasi berhubungan dengan pengetahuan dasar mengenai penyakit, kondisi kesehatan, maupun perilaku pencegahan yang dianjurkan (WHO, 2003 dalam Amico 2006). Informasi terkait kepatuhan meliputi informasi akurat yang dimiliki seseorang tentang regimen ART dalam hal bagaimana dan kapan dosis harus diambil, potensi efek samping, dan keputusan mengenai kepatuhan yang mungkin tidak akurat (misalnya, percaya bahwa obat dapat dilewati jika sudah merasa baik) atau akurat (misalnya, memahami bahwa tingkat ketidakpatuhan yang rendah dapat menghambat penekanan virus) (Fisher, 2006). Pengetahuan ODHA tentang terapi ARV dapat mempengaruhi kepatuhan dalam mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati dalam terapi ARV. Kepatuhan yang tinggi diperlukan untuk keberhasilan program terapi. Aturan minum obat ARV harus ditaati dengan baik, efek samping yang mungkin terjadi, serta mencari pertolongan bila terjadi efek samping pada pasien. Hal ini sangatlah penting untuk menghindari teradinya putus obat ataupun ketidakpatuhan dalam menjalankan terapi ARV (Amico, et al. 2005). Pasien HIV yang kurang mengetahui pengobatan sering tidak mengetahui aturan pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan olehkarena itu tingkat kepatuhan pengobatan lebih rendah. Keterbatasan pengetahuan pengobatan adalah hambatan terhadap kepatuhan yang berpotensi untuk diubah (Ubra, 2012). SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 37 2.3.4 Motivasi Motivasi individu didasarkan pada sikap terhadap perilaku pencegahan, norma subjektif, persepsi mengenai kerentanan terhadap penyakit, keuntungan dan hambatan dari perilaku pencegahan, biaya yang ditimbulkan dari perilaku berisiko. Motivasi sosial didasarkan pada norma sosial, persepsi individu mengenai dukungan sosial, serta adanya saran dari orang lain (WHO, 2003 dalam Amico 2006). Motivasi meliputi sikap tentang dampak dari perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku tersebut serta persepsi dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan orang lain (Fisher, 2006). Motivasi sangat diperlukan dalam menjalankan kepatuhan terapi ARV, tanpa adanya motivasi terapi ARV tidak dapat dilanjutkan (Nursalam dan Ninuk, 2007).Motivasi individu didasarkan pada sikap terhadap perilaku pencegahan, norma subjektif, persepsi mengenai kerentanan terhadap penyakit, keuntungan dan hambatan dari perilaku pencegahan. Motivasi sosial didasarkan pada norma sosial, persepsi individu mengenai dukungan sosial, serta adanya saran dari orang lain. 2.3.5 Ketrampilan berperilaku Keterampilan berperilaku ini meliputi keterampilan untuk memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV, untuk memasukkan ke dalama regimen ekologi sosial kehidupan sehari-hari, untuk meminimalkan efek samping, untuk SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 38 memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV sesuai keperluan, untuk memperoleh dukungan sosial dan instrumental untuk mendukung kepatuhan dan sebagai penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu (Fisher, 2006). Keterampilan berperilaku merupakan kemampuan individu untuk melakukan tindakan pencegahan, memastikan bahwa seseorang mempunyai keterampilan alat dan strategi untuk berperilaku yang didasrkan pada keyakinan (self efficacy) dan perasaan bahwa ia dapat mempengaruhi keadaan/situasi (preceived behavioural control) untuk melakukan perilaku tersebut. Keterampilan berperilaku merupakan prasyarat yang menentukan apakah informasi dan motivasi yang bagus mampu mendorong tindakan pencegahan atau perubahan perilaku yang efektif (Amico, et al, 2005). Kepatuhan berhubungan dengan informasi dan motivasi keduanya berhubungan dengan tampilan keterampilan berperilaku dalam kepatuhan minum ARV, secara spesifik ketika seseorang telah memiliki informasi yang baik mengenai ART dan termotivasi, mereka berperilaku adekuat dan konsisten untuk mencapai kepatuhan dalam ART. Kepatuhan berhubungan dengan keterampilan berperilaku terdiri dari kemampuan objektif dan keyakinan (self efficcacy) untuk menampilkan perilaku yang kritis, seperti menerima dan mengatur sendiripengobatan ART secara konsisten setiap waktu, mencapai kecocokan antara regimen yang satu dengan ekologi alam dalam kehidupan sehari-hari, mengambil langkah untuk mengurangi efek, mendapatkan informasi mengenai ART dan mendukung ketika dibutuhkan, dan membangun strategi untuk menghargai dan memperkuat perilaku kepatuhan ART (Amico, et al., 2005). SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39 2.4 Keaslian Penelitian N Judul o Penelitian 1 Faktor –Faktor Pendukung Kepatuhan Orang Dengan Hiv Aids (ODHA) Dalam Minum Obat Antiretroviral Di Kota Bandung Dan Cimahi (Yuniar, et al. 2012) 2 HIV treatment adherence in women living withHIV/AIDS: research based on the InformationMotivationBehavioral Skills model of health behavior (Kalichman, et al. 2001) SKRIPSI Variabel Sampel Motivasi untuk 10 orang hidup,keinginan sembuh/sehat, menganggap obat sebagai vitamin dankeyakinan terhadap agama.Selain itu faktor ketersediaan obat ARV dan dukungan socialjuga mendukung kepatuhan ODHA. Faktor dukungan sosial yaitu dukungan keluarga, rasa tanggung jawab dan kasih sayang terhadap anak,keinginan menikah, dukungan teman-teman di KDS (kelompok dukungan Sebaya), LSM dan dari tokoh agama serta hubungan baik dengan tenaga kesehatan. Motivation, 112 information, self Wanita efficacy ANALISIS FAKTOR YANG Desain Hasil Penelitian Penelitian Deskriptif Faktor internal perlu analitik ditingkatkan dengan memotivasi ODHA. Faktor eksternal ditingkatkandengan melibatkan perankeluarga, KDS, LSM dan tenaga kesehatan serta memperbaiki akses, keterjangkauan dan edukasi kepada masyarakat . Cross Sectional Study Hasil penelitian menunjukkan perempuan yang lupa minum obat satu dosis dalam satu minggu terakhir dilaporkan memiliki motivasi yang rendah untuk patuh dalam minum obat dan memiliki perilaku kepatuhan yang rendah. DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 40 3 An empirical Informationtest of the motivationinformationbehavioral skills motivationbehavioral Skills Model of ART Adherence in a sample of HIVpositive persons primarily in out of HIV care settings(Horvath , et al., 2014) 312 PLWH Online survey 4 The informationmotivationbehavioral skills model of ART adherence in a deep south HIV+ clinic sample (Amico,et al., 2011) 150 PLWH A computerdelivered audiosupported survey 5 Motivasi minum Motivasi dan obat ARV dan perilaku kepatuhan perilaku kepatuhan klien HIV/AIDS dampingan LSM Rumah Cemara di Bandung. (Anesta, H.C., et al. 2010) 40 ODHA Deskriptif korelatif – cross sectional SKRIPSI Information motivation behavioral skills ANALISIS FAKTOR YANG Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa keterampilan berperilaku berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan minum obat ARV pada ODHA. ODHA yang memiliki keterampilan berperilaku yang baik memiliki informasi yang relevan dan motivasi yang cukup untuk membuat mereka patuh dalam minum obat ARV Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien dengan HIV. Informasi dan motivasi mempengaruhi keterampilan berperilaku yang berpengaruh langsung dengan kepatuhan berobat. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara motivasi dengan perilaku kepatuhan HIV/AIDS dalam minum obat ARV DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Informasi 1. Regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan yang adekuat 2. Efek samping dan reaksi obat-obatan 3. Metode dan teori lengkap mengenai kepatuhan Keterampilan berperilaku; Secara objektif dan kemampuan dalam mengetahui: 1. Memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV 2. Meminimalkan efek samping 3. Memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV sesuai keperluan 4. Penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu Motivasi 1. Sikap tentang dampak dari perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku tersebut 2. Persepsi dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan orang lain 6. Memasukkan ke dalam regimen ekologi sosial kehidupan sehari-hari 7. Memperoleh dukungan sosial dan instrumental untuk mendukung kepatuhan Kepatuhan 1. Dosis yang tepat: presentase obat arv daimbil sesuai yang diresepkan 2. Kepatuhan optimal: 95% atau kepatuhan yang lebih pada kebutuhan dosis dari semua pengobatan ARV 3. Tingkat kepatuhan dari waktu ke waktu Gambar 3.1 Kerangka konseptual yang diadaptasi dari teori IMB Model of ART Adherence oleh Fisher (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV yang mengadaptasi IMB Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya Penjelasan kerangka konsep Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV menurut IMB Model of ART Adherence (Fisher, 2006) yaitu; (1)Informasi berhubungan dengan pengetahuan dasar mengenai penyakit, kondisi kesehatan, maupun perilaku pencegahan yang dianjurkan. Informasi ini meliputi tentang regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan 41 SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42 yang adekuat, tentang efek samping dan reaksi obat-obatan, tentang metode dan teori lengkap mengenai kepatuhan, (2) Motivasi meliputi sikap tentang dampak dari perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku tersebut serta persepsi dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan orang lain (3) Keterampilan berperilaku dipengaruhi oleh motivasi dan informasi. Keterampilan berperilaku ini meliputi keterampilan untuk memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV, untuk meminimalkan efek samping, untuk memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV sesuai keperluandan sebagai penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu. Ketiga faktor tersebut mempengaruhi kepatuhan Ibu HIV untuk mencapai kepatuhan dalam minum ARV. Kepatuhan (compliance atau adherence) mengambarkan sejauh mana pasien berperilaku untuk melaksanakan aturan dalam pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh tenaga kesehatan (Bart, 2004). Kepatuhan dalam minum ARV ditunjukkan dengan dosis yang tepat: presentase obat ARV di ambil sesuai yang diresepkan, kepatuhan optimal: 95% atau kepatuhan yang lebih pada kebutuhan dosis dari semua pengobatan ARV dan tingkat kepatuhan dari waktu ke waktu. 3.2 Hipotesis H1: 1. Ada pengaruh informasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 2. Ada pengaruh motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 3. Ada pengaruhketerampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tahapan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam, 2013). Bab ini akan membahas tentang: 1) Desain penelitian; 2) Populasi, sampel, dan teknik sampling; 3) Variabel penelitian; 4) Definisi Operasional; 5) Instrumen penelitian; 6) Tempat dan Waktu Penelitian; 7) Prosedur pengumpulan data; 8) Analisa data; 9) Kerangka kerja; 10) Etika penelitian. 4.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian non-eksperimen deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada penelitian ini, variabel dependen dan variabel independen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2013). Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yakni ibu positif Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang datang ke POLI Unit Perawatan Intermidiate Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soetomo Surabaya satu kali pada saat tersebut. 43 SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 44 4.2 Populasi, Sampel (kriteria inklusi,eksklusi), Besar Sampel (Sample Size) dan Teknik Pengambilan Sampel (Sampling) 4.2.1 Populasi Populasi target merupakan data dengan karakteristik klinis dan demografi dengan rata-rata jumlah kunjungan ibu penderita HIV pada bulan Juli dan September 2015 yaitu sebanyak adalah 182 orang per bulan (4 minggu). Populasi terjangkau yang merupakan bagian dari populasi target dibatasi oleh tempat dan waktu. Jumlah populasi terjangkau pada penelitian pada tanggal 18 Januari sampai 22 Januari 2016 sebanyak 74 responden. 4.2.2 Sampel Peneliti dalam pemilihan subjek penelitian ini menentukan kriteria sampel dengan kriteria inklusi dan eksklusi untuk mengurangi bias pada hasil penelitian. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria Inklusi: 1. Ibu HIV yang terdafar dalam rekam medik POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya 2. Ibu HIV yang bertempat tinggal di Surabaya 3. Ibu HIV yang bisa baca tulis Kriteria Eksklusi: 1. Ibu HIV yang obat ARVnya diambilkan oleh Pengawas Minum Obat (PMO) 2. Ibu HIV yang dirujuk ke Rumah Sakit lain SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45 4.2.3 Besar sampel Menurut Nursalam (2013) rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel, yaitu: Keterangan: N= perkiraan jumlah populasi n= perkiraan besar sampel z= nilai standar normal untuk = 0,05 (1,96) p= perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50% q= 1-p (100%-p) d= tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05) Jadi besar sampel yang diteliti adalah sebanyak 74 orang ibu dengan HIV. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 46 4.2.4 Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive sampling yang disebut juga judgement sampling. Purpossive sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti (sesuai dengan tujuan atau masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2013). Pada penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 18 Januari sampai 22 Januari 2016 didapatkan 74 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian. 4.3 Variabel Penelitian Menurut Soeparto, et al. (dalam Nursalam, 2013) variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dll). Semua variabel yang diteliti telah di identifikasi terlebih dahulu oleh peneliti, dan di klasifikasikan menjadi variabel bebas (independent), dan variabel tergantung (dependent). 4.3.1 Klasifikasi variabel 1. Variabel Bebas (Independent) Dalam penelitian ini variabel independen adalah informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku. 2. Variabel Tergantung (Dependent) Variabel dependen pada penelitian ini adalah kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 47 4.4 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013; Notoadmojo, 2010). Berikut adalah definisi operasional pada penelitian ini. Tabel 4.1 Definisi operasional faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor Operasional Ukur 1 Informasi Sekumpul 1. Regimen, Kuesio Ordi Skor sangat setuju -an penggunaan -ner -nal bernilai 1, respon lain data/fakta ARV yang bernilai 0. terkait benar, Pertanyaan I3 dan I5 ART yang kepatuhan yang Skor sangat tidak setuju dimiliki adekuat bernilai 1, respon lain ibu 2. Efek samping bernilai 0. Kemudian dengan dan reaksi obatjumlahkan semua item HIV obatan untuk skor total yang 3. Metode dan benar. (The teori lengkap Lifewindows Project mengenai Team, 2006) kepatuhan Indikator tingkat informasi: Rendah= <3 Sedang= 4-6 Tinggi= 7-9 (Chitra & Gnandurai, 2015) 2 Motivasi SKRIPSI Dorongan 1. Sikap tentang kehendak dampak dari yang perilaku menyebab kepatuhan dan kan ibu ketidakpatuhan dengan dan evaluasi HIV hasil perilaku melakukan suatu tersebut perbuatan 2. Persepsi untuk Kuesio -ner ANALISIS FAKTOR YANG Ordi -nal Skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0 Pertanyaan M4 dan M5 Skor sangat setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar. (The Lifewindows Project DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48 Variabel 3 Keteram -pilan berperila -ku Definisi Operasional mencapai tingkat kepatuhan dalam minum ARV Parameter Alat Ukur Skala dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan orang lain Kemampuan 1. Memperoleh atau cara dan mengelola yang sendiri terapi dilakukan ibu ARV dengan HIV 2. Meminimalkan untuk efek samping mencapai 3. Memperbarui kepatuhan kepatuhan dalam minum dalam terapi ARV ARV sesuai keperluan 4. Penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu Skor Team, 2006) Indikator tingkat motivasi: Rendah= <4 Sedang= 5-7 Tinggi= 8-10 (Chitra & Gnandurai, 2015) Kuesio -ner Ordi -nal Pertanyaan B1 Skor sangat setuju dan tidak minum alkohol atau obat-obatan bernilai 1, respon lain bernilai 0 Pertanyaan B2-B14 Skor Sangat mudah bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar.(The Lifewindows Project Team, 2006) Indikator tingkat keterampilan berperilaku: Rendah= <5 Sedang= 6-9 Tinggi= 10-14 (Chitra & Gnandurai, 2015) Kepatu -han minum ARV SKRIPSI Perilaku patuh pasien dalam melaksanaka n terapi minum obat ARV 1. Tepat dosis 2. Kepatuhan Optimal 3. Keptuhan dari waktu ke waktu Medical Record ANALISIS FAKTOR YANG Nomi Patuh: -nal 1. Presentase obat arv daimbil sesuai yang diresepkan 2. Kepatuhan optimal: 95% atau kepatuhan yang lebih pada kebutuhan dosis dari semua pengobatan ARV DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49 Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor 1) kepatuhan tinggi >95%= <3 dosis lupa diminum dalam 30 hari, 2) kepatuhan sedang 80-95%= 3-12 dosis lupa diminum dalam 30 hari, 3) kepatuhan rendah <80%= >12 dosis obat lupa diminum dalam 30 hari. 3. Tingkat kepatuhan dari waktu ke waktu Tidak Patuh 1. Presentase obat arv tidak daimbil sesuai yang diresepkan 2. Kepatuhan optimal: rendah < 95% atau kepatuhan yang lebih pada kebutuhan dosis dari semua pengobatan ARV 1) kepatuhan tinggi >95%= <3 dosis lupa diminum dalam 30 hari, 2) kepatuhan sedang 80-95%= 3-12 dosis lupa diminum dalam 30 hari, 3) kepatuhan rendah <80%= >12 dosis obat lupa diminum dalam 30 hari. 3. Tingkat kepatuhan dari waktu ke waktu rendah SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 50 4.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat atau instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pada variabel informasi, motivasi, ketrampilan berprilaku instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pada jenis ini, peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Peneliti menggunakan The Life Windows Information Motivation Behavioral Skills ART Adherence Questionnaire (LW-IMB-AAQ) (The Lifewindows Project Team, 2006). Kuesioner ini terdiri dari 33 pertanyaan, 9 pertanyaan mengenai informasi meliputi cara mengkonsumsi obat, ketepatan minum obat, efek samping obat, dampak minum obat, 10 pertanyaan mengenai motivasi meliputi pengaruh status dan obat HIV pada kehidupan, dan 14 pertanyaan mengenai keterampilan berperilaku meliputi keterampilan dalam melakukan pengobatan dan minum obat. Pertanyaan mengenai informasi, skor sangat setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Pertanyaan I3 dan I5 skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar. Pertanyaan mengenai motivasi, skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0, pertanyaan M4 dan M5 skor sangat setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar. Pertanyaan mengenai keterampilan berperilaku , pertanyaan B1 skor sangat setuju dan tidak minum alkohol atau obat-obatan bernilai 1, respon lain bernilai 0. Pertanyaan B2-B14 skor sangat mudah bernilai 1, respon lain bernilai 0. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 51 Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar (The Lifewindows Project Team, 2006). Peneliti menggunakan jasa Penterjemah Tersumpah (Biliton Translation Center) untuk menerjemahkan kuesioner tersebut, agar tidak terjadi kesalahpahaman arti saat responden mengisi kuesioner. Mengukur tingkat kepatuhan ibu dengan HIV dalam minum ARV menggunakan medical record. Setelah didapatkan data dari medical record maka hasilnya dapat kita kategorikan menjadi kepatuhan tinggi >95%= <3 dosis lupa diminum dalam 30 hari, kepatuhan sedang 80-95%= 3-12 dosis lupa diminum dalam 30 hari, kepatuhan rendah <80%= >12 dosis obat lupa diminum dalam 30 hari. Dapat juga dilihat dari presentase pengambilan obat ARV sesuai yang diresepkan dan tingkat kepatuhan dari waktu ke waktu (Medical Record Poli UPIPI, 2015). 4.6 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Januari sampai 22 Januari 2016 di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 4.7 Pengumpulan Data Pengambilan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu peneliatian. Pengambilan dan pengumpulan data dalam penelitian dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap administratif Pada tahap ini peneliti mengajukan pembuatan surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52 dengan tembusan Bidang Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) RSUD Dr. Soetomo kemudian dari Bidang LITBANG turun surat ke POLI UPIPI untuk dilakukan pengambilan data awal. 2. Tahap tahap pencarian dan penentuan responden Peneliti mencari dan menentukan responden penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi.Peneliti menggunakan responden ibu positif HIV yang datang berobat ke POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Pada tahap ini penelitian dilaksanakan setiap hari kerja (Senin-Jumat) dari tanggal 18 Januari sampai 22 Januari 2016. 3. Tahap informed consent Pada tahap ini peneliti memberikan information for consent danmenjelaskan kepada responden tentang masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. Selanjutnya responden diberikaninformed consent dan kuesioner serta penjelasan tentang carapengisian dan memfasilitasi apabila ada kemungkinan terdapat kebingungan atau kesalahan dalam pengisian kuesioner. 4. Tahap pengumpulan data Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, data rekam medik dan crosscheck secara langsung untuk melihat kepatuhannya dalam minum obat. Setiap responden diberikan masing-masing kuesioner yang berisi data demografi, informasi, motivasi, kemampuan berperilaku tentang kepatuhan minum obat ARV. Sebelum mengisi kuesioner, responden diberikan penjelasan terkait mengapa mereka dikumpulkan, manfaat penelitian, dan mereka dipersilahkan mundur jika tidak bersedia menjadi responden penelitian ini. Setelah itu, diberikan sesi tanya jawab jika ada yang SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 53 belum paham terkait dengan poin-poin pada kuesioner. Kemudian setiap responden dipersilakan mengisi kuesioner dengan diberikan waktu 15 menit untuk 33 pernyataan. Pengumpulan data ini dilakukan di hari kerja (Senin-Jumat), pada hari Senin dan Rabu didapatkan responden sebanyak 20 orang per hari dan dihari lainnya sebanyak 10 orang per hari hingga tercapai 74 orang responden. Penelitian ini tidak mengganggu pengobatan responden, karena dilakukan pada saat screening data, setelah petugas melakukan anamnesa pada ibu HIV barulah peneliti memberikan penjelasan dan kuesioner terkait penelitian. Selanjutnya selesai mengisi kuesioner ibu bertemu dokter untuk berobat. 4.8 Analisa Data Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dalam mengungkapkan fenomena (Nursalam, 2013). Data yang telah terkumpul melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden selanjutnya diolah melalui beberapa tahapan menurut Hartono (2006), yaitu : 1. Editing peneliti memerikasa kembali kelengkapan pada kuesioner yang telah diisi responden. Dalam peneitian ini kelengkapan tersebut meliputi data persetujuan/informed consent, kelengkapan lembar kuesioner (menjaga kemungkinan lembar hilang atau rusak), serta kelengkapan isian item oleh responden. 2. Coding pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kelompok (klasifikasi data). Coding merupaakan kegiatan merubah bentuk data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 54 dari coding adalah untuk mempermudah entry data. Pengkodeannya dilakukan pada: (1)Informasi: Sangat setuju= 1, respon lain= 0 (2)Motivasi: Sangat tidak setuju= 1, respon lain= 0. Untuk M4 dan M5, sangat setuju= 1, respon lain= 0. (3)Keterampilan berperilaku: Sangat mudah= 1, respon lain= 0. Pertanyaan B1, Sangat setuju= 1, respon lain= 0 3. Processing, adalah tahapan dalam memproses data agar dapat dilihat dan dianalisis. Peneliti memproses data dengan cara memasukkan data kuesioner ke dalam program computer. Setelah presentase diketahui dan hasilnya diinterpretasikan dengan kriteria Indikator tingkat informasi: Rendah= <3, Sedang= 4-6, Tinggi= 7-9, Indikator tingkat motivasi: Rendah= <4, Sedang= 5-7, Tinggi= 8-10, Indikator tingkat keterampilan berperilaku: Rendah= <5, Sedang= 6-9, Tinggi= 10-14 (Chitra & Gnandurai, 2015). Mengukur tingkat pengetahuan dengan medical record Poli UPIPI 2015, dan Cross check secara langsung masing-masing responden. Presentase tersebut menghasilkan skor jawaban untuk masing-masing kuesioner adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner Informasi: Skor sangat setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Pertanyaan I3 dan I5 Skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 55 2. Kuesioner Motivasi Skor sangat tidak setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Pertanyaan M4 dan M5: Skor sangat setuju bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar. 3. Kuesioner Keterampilan Berperilaku Pertanyaan B1: Skor sangat setuju dan tidak minum alkohol atau obatobatan bernilai 1, respon lain bernilai 0. Pertanyaan B2-B14: Skor Sangat mudah bernilai 1, respon lain bernilai 0. Kemudian jumlahkan semua item untuk skor total yang benar. 4. Cleaning, adalah pembersihan data dengan cara melakukan pengecekan kembali data yang sudah di proses, untuk dianalisa data, baik kesalahan dalam pengkodean maupun dalam membaca kode, kesalahan mungkin bisa terjadi saat kita memasukkan data ke komputer (Hartono, 2006) Data yang telah dikumpulakan kemudian diuji statistik Regresi Logistik (Logistic Regression) dengan derajat kemaknaan atau tingkat signifikansi α<0,05. Peneliti menggunakan uji statistik Regresi Logistik karena tujuan penelitian, skala data dan variabel penelitan ini sesuai dengan ketentuan penggunaan Regresi Logistik. Dari uji korelasi Regresi Logistik ditentukan harga signifikasi antara kedua variabel (Nursalam, 2014). Dari hasil perbandingan ditentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak. Apabila hasil uji menyatakan signifikan dengan p 0.05, maka hipotesa diterima berarti ada hubungan antara sampel yang diteliti. Apabila hasil uji menyatakan tidak signifikan/tidak bermakna dengan p≥ 0.05, maka hipotesa SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 56 ditolak berarti tidak ada hubungan antara sampel yang diteliti. Berikut analisi statistik pada penelitian ini. Tabel 4.2 Analisis statistik variabel peneliatian analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV berdasarkan Information Motivation Behavioural Skill (IMB) Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya Variabel Uji Statistik Independen Dependen Informasi Regresi Logistik Kepatuhan Minum Obat ARV Motivasi Regresi Logistik Keterampilan Berperilaku SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG Regresi Logistik DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 57 4.9 Kerangka Operasional (Framework) Kerangka operasional merupakan pentahapan dalam suatu penelitian. Dalam kerangka operasional disajikan alur penelitian teruatama variabel yang digunakan dalam penelitian (Nursalam, 2013). Mengidentifikasi informasi, motivasi, dan keterampilan berperilaku ibu HIV terkait kepatuhan (adherence) dalam minum obat ARV dengan cara membagikan kuesioner 1. Mengukur variabel informasi, motivasi , keterampilan berperilaku dan kepatuhan minum obat dengan menggunakan kuesioner Life Windows Information Motivation Behavioural Skills ART Adherence (LW-IMB-ART Adherence) (Fisher, 2006). 2. Mengidentifikasi kepatuhan minum obat ARV dilihat dari Rekam Medik dan Cross check secara langsung masing-masing responden Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV dengan menggunakan uji statistik Regresi Logistik Merekomendasikan hasil peneltian ini kepada institusi dan profesi keperawatan sebagai bahan masukan mengenai kepatuhan minum obat ARV sehingga dapat menambah keberhasilan dalam meningkatkan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV Gambar4.2 Kerangka operasional Analisis Faktor yang MempengaruhiKepatuhanMinum Obat ARV pada Ibu HIV berbasisInformation Motivation Behavioral skills (IMB) Model of ART Adherence di POLI UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya 4.10 Etika Penelitian Sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dan melakukan uji etik di RSUD Dr. Soetomo dan dinyatakan layak etik. Selanjutnya peneliti mengajukan surat permohonan izin kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo dengan tembusan Bidang LITBANG RSUD Dr. Soetomo kemudian dari Bidang LITBANG turun surat ke POLI UPIPI untuk SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 58 persetujuan pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melaksanakan penelitian dengan memperhatikan etika penelitian yang meliputi 1. Lembar Persetujuan Penelitian (informed consent) Lembar persetujuan diberikan kepada responden, tujuannya adalah subjek mengetahui dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama mengumpulkan data. Responden yang bersedia diteliti menandatangani lembar penelitian. 2. Tanpa Nama (anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden penelitian tidak mencantumkan nama responden pada kuesioner yang di isi oleh responden, lembar tersebut dan diberi nomor kode angka sesuai tanggal/hari responden mengisi kuesioner. 3. Kerahasiaan (confidentiality ) Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaminkerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset. 4.11 Keterbatasan Penelitian Pada saat pelaksanaannya peneliti melakukan penelitian sendiri sehingga dengan adanya beberapa responden yang datang bersamaan menyebabkan terjadinya subjektifitas dalam menjawab kuesioner karena tidak semua responden didampingi oleh peneliti. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat Antiretroviral (ARV) pada ibu dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) berbasis Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model of Antiretroviral Therapy (ART) Adherence di Poli Unit Perawatan Intermidiate Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2016 sampai 22 Januari 2016. Penyajian data meliputi gambaran umum lokasi penelitian di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, karakteristik data umum, dan variabel yang diukur berkaitan dengan analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV. Selanjutnya akan diuraikan pembahasan mengenai hasil penelitian yang didapatkan, korelasi dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis, dan juga bagaimana interpretasi atau dampak yang ditimbulkan terkait hasil penelitian ini. 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Tempat pengambilan data penelitian ini dilaksanakan di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya terletak di Jl.Mayjen.Prof. DR. Moestopo 6-8 Surabaya. Poli UPIPI terletak di sebelah utara ruang UPIPI. Poli UPIPI merupakan unit rawat jalan yang melayani pasien HIV/AIDS untuk mengambil ARV, kontrol dan Voluntary Counselling and Testing (VCT). Poli UPIPI buka pada hari Senin sampai Jumat pukul 07.00 WIB – 13.00 WIB, melayani Penyakit Dalam. Khusus hari Selasa Poli UPIPI juga membuka pelayanan untuk anak anak. Pada hari Senin dan Rabu Poli UPIPI selain Penyakit Dalam juga membuka pelayanan Paru, SKRIPSI 59 ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 60 Neurologi, Mata Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Kulit, Jiwa, Gigi dan Mulut. Adapun bagian dari Poli UPIPI terdiri dari Loket Pendaftaran, Ruang Pemeriksaan dan Ruang Tindakan. Jumlah pegawai di Poli UPIPI sebanyak 10 orang terdiri dari 1 orang penanggung jawab, 4 orang perawat pelaksana, 1 orang petugas administrasi, 2 orang petugas rekam medik dan 1 orang prakarya kesehatan. Program atau usaha untuk meningkatkan kepatuhan yang telah dilakukan di Poli UPIPI diantaranya yaitu monitoring berkala (adherence, efek samping ART, dan keberhasilan ART), monitoring klinis (follow up pertama setelah 1-2 minggu, pemeriksaan fisik, dan anamnesa gejala, kepatuhan, kualitas hidup dsb.), pemeriksaan laboratorium dasar, dan monitoring efektivitas ARV. Berdasarkan data dari Poli UPIPI, pada bulan Januari - September tahun 2015 ada sekitar 111 orang (59%) tidak datang kembali dan tidak tepat waktu untuk mengambil obat atau tidak patuh dalam menjalani pengobatan. Penyebab ketidakpatuhan minum obat ARV adalah (1) informasi ibu HIV mengenai pentingnya minum obat ARV masih rendah, ibu tidak mengetahui fungsi ARV, hal ini terlihat dari jumlah pasien yang kembali mengambil obat <50% dari jumlah seluruh pasien dan belum adanya program penyuluhan mengenai kepatuhan minum obat ARV (2) motivasi untuk minum obat masih rendah sehingga ibu sering merasa sudah sehat sehingga tidak perlu lagi minum obat, bila tidak ada keluhan tidak datang mengambil obat, stigma yang dimilki ibu membuat ibu merasa malu dan takut ketahuan orang lain bila datang berobat dan (3) keterampilan berperilaku ibu yang masih rendah misalnya lupa minum obat ARV. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 61 5.1.2 Karakteristik demografi responden Pada bagian ini diuraikan karakteristik 74 responden berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan dan waktu konsumsi ARV. Tabel 5.1 Disribusi karakteristik responden di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016. No Variabel Kategori Jumlah Presentase 1 Usia Dewasa muda (18-40 tahun) 53 71,6% Dewasa pertengahan (40-64 21 28,4% tahun) Total 74 100% 2 Pendidikan SD 9 12,2% SMP 11 14,9% SMA 42 56,8% Perguruan Tinggi 12 16,2% Total 74 100% 3 Pekerjaan Bekerja 20 27% Tidak Bekerja 54 73% Total 74 100% 4 Waktu ≥1 tahun 47 63,5% konsumsi <1 tahun 27 36,5% ARV Total 74 100% Tabel 5.1 diatas menunjukkan karakteristik responden dengan data sebagai berikut: mayoritas responden yang datang untuk berobat adalah ibu HIV yang berusia 18-40 tahun (dewasa muda), sebagian besar berpendidikan terakhir SMA, ibu dengan HIV banyak yang tidak bekerja dan telah mengkonsumsi ARV selama ≥1 tahun. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 62 5.1.3 Data khusus 1. Tingkat informasi tentang obat ARV Berikut adalah tabel distribusi tingkat informasi responden tentang regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan yang adaekuat, efek samping dan reaksi obat-obatan, metoden dan teori lengkap mengenai kepatuhan: Tabel 5.2 Distribusi tingkat informasi responden tentang obat ARV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016 Kategori No Tingkat informasi Rendah Sedang Tinggi Total 1 Regimen, penggunaan ARV yang 8 14 3 25 benar (10,8%) (18,9%) (4,1%) (33,8%) 2 3 Kepatuhan yang adekuat 8 13 Efek samping dan reaksi obat- (10,8%) (17,6%) obatan 7 14 Metode dan teori lengkap (9,5%) (18,9%) mengenai kepatuhan Total Tingkat Informasi 3 (4,1%) 24 (32,4%) 4 25 (5,4%) (33,8%) 23 41 10 74 (31.1%) (55.4%) (13.5%) (100%) Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan tingkat informasi tentang obat ARV. Sebagian besar ibu HIV memiliki tingkat informasi yang sedang mengenai obat ARV. Jumlah ibu dengan HIV yang memiliki tingkat informasi yang rendah cukup banyak dan ibu dengan tingkat informasi yang tinggi terlihat berjumlah lebih sedikit. 2. Tingkat motivasi minum obat ARV Berikut adalah tabel distribusi tingkat motivasi responden tentang sikap terhadap dampak dari perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku, dan persepsi dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan orang lain: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 63 Tabel 5.3 Distribusi tingkat motivasi responden minum obat ARV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22 Januari 2016 No Kategori Tingkat motivasi Rendah Sedang Tinggi Total 1 18 15 4 37 Sikap tentang dampak dari perilaku (24,3%) (20,3%) (5,4%) (50%) kepatuhan dan ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku tersebut 2 Persepsi dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan orang lain Total Tingkat Motivasi 20 14 3 37 (27%) (18,9%) (4,1%) (50%) 38 29 7 74 (51.4%) (39.2%) (9.5%) (100%) Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan tingkat motivasi responden dalam minum obat ARV. Mayoritas ibu dengan HIV memiliki tingkat motivasi yang rendah dalam minum obat ARV. Tingkat motivasi yang sedang pada ibu dengan HIV terlihat cukup banyak dan terlihat lebih sedikit pada tingkat motivasi yang tinggi. 3. Tingkat ketrampilan berperilaku minum obat ARV Berikut adalah tabel distribusi tingkat keterampilan berperilaku responden dalam memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV, meminimalkan efek samping, memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV sesuai keperluan, penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 64 Tabel 5.4 Distribusi tingkat keterampilan berprilaku minum obat ARV responden di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016 No Tingkat Keterampilan Berperilaku Kategori Rendah Sedang Tinggi Total 1 Memperoleh dan mengelola sendiri terapi 6 10 4 20 ARV (8,1%) (13,5%) (5,4%) (27,1%) 2 Meminimalkan efek samping 5 9 2 16 (6,6%) (12,2%) (2,7%) (21,6%) 3 Memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV 6 10 3 18 sesuai keperluan (8,1%) (13,5%) (4,1%) (24,3%) 4 Penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu 6 10 3 18 (8,1%) (13,5%) (4,1%) (24,3% Total Tingkat Keterampilan Berperilaku 23 39 12 74 (31.1%) (52.7%) (16.2%) (100%) Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan tingkat ketrampilan berperilaku dalam minum obat ARV. Tingkat keterampilan berperilaku yang sedang dalam minum obat terjadi pada sebagian besar ibu dengan HIV. Tingkat motivasi yang rendah juga terlihat cukup banyak pada ibu dengan HIV dan terlihat lebih sedikit pada keterampilan berperilaku yang tinggi. 4. Tingkat kepatuhan minum obat ARV Berikut adalah tabel distribusi tingkat keterampilan berperilaku responden dalam ketepatan dosis ARV, kepatuhan optimal, dan kepatuhan dari waktu ke waktu: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 65 Tabel 5.5 Distribusi kepatuhan minum obat ARV responden di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabayapada tanggal 18-22 Januari 2016 Kategori No Tingkat Kepatuhan Tidak Patuh Patuh Total 1 Tepat dosis 21 5 26 (28,4%) (6,8%) (35,%) 2 Kepatuhan Optimal 20 7 27 (27,1%) (9,5%) (36,5%) 3 Kepatuhan dari waktu ke waktu 20 5 25 (27,1%) (6,8%) (33,8%) Total Tingkat Kepatuhan 61 (77%) 17 (23%) 74 (100%) Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan tingkat kepatuhan minum obat ARV. Mayoritas ibu dengan HIV memiliki tingkat kepatuhan minum obat ARV yang rendah, terlihat lebih sedikit pada tingkat kepatuhan yang sedang dan tinggi. 5. Pengaruh informasi, motivasi dan keterampilan mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya Berikut adalah tabel pengaruh informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya: Tabel 5.6 Pengaruh informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18-22 Januari 2016 Variable informasi B Sig. Keterangan .351 .602 Tidak Signifikan Motivasi 1.880 .016 Signifikan (p< 0.05) berprilaku -.653 .371 Tidak Signifikan Constant -4.320 .000 Signifikan Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa motivasi memiliki nilai p= 0.016 (p< 0.05) yang artinya H1 diterima, motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan minum obat pada ibu ARV. Sedangkan informasi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 66 dan keterampilan berperilaku memiliki nilai masing masing p= 0.602 dan p= 0.371 (p> 0.05) yang artinya H1 ditolak, informasi dan keterampilan berperilaku tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan minum obat pada ibu ARV. Hasil juga menunjukkan bahwa motivasi dengan nilai B 1880 lebih berisiko mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV. Motivasi 1880 kali lipat lebih berpengaruh dibandingkan dengan informasi dan keterampilan berperilaku. Motivasi memiliki hubungan positif dengan kepatuhan minum obat pada ibu HIV (B= 1.880). 5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengaruh informasi dengan kepatuhan minum obat ARV Berdasarkan hasil penelitian dengan uji ststistik Regresi Logistik didapatkan hasil nilai yang tidak signifikan, hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat informasi tidak ada pengaruh terhadap kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hal ini bisa menunjukkan bahwa lebih dari setengah ibu HIV dengan tingkat informasi yang sedang tidak berpengaruh terhadap tidak patuhnya ibu dalam minum obat ARV pada ibu HIV. Tingkat informasi yang sedang dapat diartikan bahwa informasi yang dimiliki ibu belum cukup atau belum sepenuhnya baik mengenai pengobatan HIV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu memiliki informasi yang kurang tentang metode dan teori lengkap mengenai kepatuhan. Sebagian ibu memiliki tingkat informasi yang sedang tentang regimen, penggunaan ARV yang benar yang adekuat, metode dan teori lengkap mengenai kepatuhan. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 67 Fisher (2006) dalam teori IMB menyatakan bahwa semakin baik tingkat informasi tentang regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan yang adekuat, tentang efek samping dan reaksi obat-obatan, tidak adanya kemauan mencari informasi dan kurangnya kepercayaan diri (rasa malu) ibu HIV untuk mencari informasi yang akurat mengenai pentingnya kepatuhan dalam minum obat berdampak pada patuhnya ibu HIV dalam minum obat ARV. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu yang memiliki informasi yang tinggi (responden nomor 4, 5, dan 13) tidak patuh dalam minum obat. Data demografi juga menunjukkan bahwa pendidikan ibu HIV lebih banyak berpendidikan terakhir SMA dan perguruan tinggi, namun tidak mempengaruhi tingkat informasi atau kepatuhan ibu dalam minum obat. Sithole (2013) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa faktor kepatuhan bersifat kompleks dan unik. Konteks sosial masing-masing pasien memainkan peran dalam menentukan apakah pasien mematuhi rejimen mereka atau tidak. Hasil penelitian ini berkesenjangan teori Fisher yaitu IMB Model of ART Adherence (2006), dimana tingkat informasi mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien dengan HIV, baik secara langsung maupun tidak langsung. Informasi ini meliputi tentang regimen, penggunaan ARV yang benar, kepatuhan yang adekuat, tentang efek samping dan reaksi obat-obatan, tentang metode dan teori lengkap mengenai regimen ART dalam hal bagaimana dan kapan dosis harus diambil, potensi efek samping, dan keputusan mengenai kepatuhan yang mungkin tidak akurat (misalnya, percaya bahwa obat dapat dilewati jika sudah merasa baik) atau akurat (misalnya, memahami bahwa tingkat ketidakpatuhan yang rendah dapat menghambat penekanan virus). SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 68 Hasil penelitian ini berkesenjangan dengan hasil penelitian Amico et al. (2011) di Mississipi, pada 150 orang ODHA. Hasil penelitian Amico menunjukkan bahwa informasi memiliki pengaruh meskipun tidak langsung secara signifikan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien dengan HIV. Amico menjelaskan pada penelitiannya bahwa mendapat informasi yang cukup tentang terapi ARV ini tidak berpengaruh besar terhadap tingginya kepatuhan minum obata pada ODHA, namun berpengaruh pada keterampilan berperilaku ODHA tersebut, yang mana keterampilan berperilaku secara langsung berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat pada ODHA. Hasil penelitian Hovarth (2014) juga menunjukkan bahwa untuk membuat pasien patuh dalam minum obat ARV maka ODHA harus memiliki informasi yang relevan, keterampilan berperilaku yang baik dan motivasi yang cukup. Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada ibu dengan HIV, informasi yang sedang tidak berpengaruh terhadap tidak patuhnya ibu HIV dalam minum obat ARV. Ibu dengan HIV masih memerlukan informasi yang sangat baik untuk meningkatkan tingkat kepatuhannya dalam minum obat ARV. 5.2.2 Pengaruh motivasi dengan kepatuhan minum obat ARV Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa ada pengaruh tingkat motivasi terhadapkepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dengan uji ststistik Regresi Logistik didapatkan hasil nilai yang signifikan, dan tingkat pengaruh yang lebih besar dengan informasi dan keterampilan berperilaku. Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil ibu memiliki motivasi yang rendah tentang sikap tentang dampak dari SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 69 perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan serta evaluasi hasil perilaku tersebut. Hal ini bisa menunjukkan bahwa hampir setengah ibu HIV dengan tingkat motivasi rendah memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap tidak patuhnya ibu HIV dalam minum obat ARV. Hasil penelitian juga menunjukkan bawah sebagian kecil ibu yang memiliki motivasi yang rendah (responden nomor 11, 20 dan 61) patuh dalam minum obat ARV dan satu orang yang memiliki tingkat motivasi yang tinggi (responden nomor 1) namun tingkat kepatuhannya rendah. Sama halnya dengan informasi hal ini juga dapat dikarenakan oleh tidak adanya dukungan yang cukup dari PMO atau kelompok dukungan sebaya (KDS) yang baik bagi ibu untuk patuh dalam minum obat ARV serta hal ini juga dapat dikarenakan oleh rendahnya tingkat informasi dan keterampilan berperilaku. Yuniar (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa motivasi eksternal memiliki peran dalam meningkatkan kepatuhan minum obat ARV, misalnya dukungan keluarga, LSM dan tenaga kesehatan. Hasil penelitian Kalichman et al. (2001) juga menunjukkan bahwa perempuan yang minum obat satu dosis dalam satu minggu terakhir memiliki motivasi yang rendah untuk patuh dalam minum obat dan memiliki perilaku kepatuhan yang rendah. Hasil penelitian ini mendukung teori Fisher yaitu IMB Model of ART Adherence (2006). Dimana motivasi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan minum obat pada ODHA baik secara langsung maupun tidak langsung. Motivasi meliputi sikap/kepercayaan tentang dampak dari perilaku kepatuhan dan ketidakpatuhan dan evaluasi hasil perilaku tersebut serta persepsi dukungan dari orang lain untuk patuh dalam minum obat dan motivasi untuk memenuhi harapan SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 70 orang lain. Motivasi sangat diperlukan dalam menjalankan kepatuhan terapi ARV, tanpa adanya motivasi terapi ARV tidak dapat dilanjutkan (Nursalam dan Ninuk, 2007). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anesta et al. (2010)di RS Dr. Hasan Sadikin pada 40 orang ODHA, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien dengan HIV. Anesta menyebutkan bahwa semakin rendah motivasi ODHA untuk minum obat maka semakin rendah pula kepatuhan dalam minum obat pada ODHA. Kalichman (2001), dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perempuan yang memiliki motivasi yang rendah akan memiliki kepatuhan yang rendah dalam minum obat ARV. Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Poli UPIPI di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada ibu dengan HIV, motivasi yang rendah berdampak pada rendahnya kepatuhan minum obat ARV, sehingga ibu dengan HIV memerlukan penyuluhan mengenai pentingnya kepatuhan dalam minum obat ataupun motivasi dari orang terdekat untuk meningkatkan tingkat kepatuhannya dalam minum obat ARV. 5.2.3 Pengaruh keterampilan berperilaku dengan kepatuhan minum obat ARV Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tidak ada pengaruh keterampilan berperilaku terhadap kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dengan hasil nilai yang tidak signifikan dan dengan pengaruh yang rendah. Sebagian kecil ibu HIV yang memiliki keterampilan berperilaku rendah tentang meminimalkan efeksamping obat ARV. Hasil penelitian ini bisa menunjukkan bahwa sebagian ibu HIV dengan tingkat SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 71 motivasi sedang tidak memiliki pengaruh serta tidak berpengaruh cukup kuat terhadap tidak patuhnya ibu dalam minum obat ARV. Hal ini bisa disebabkan oleh belum cukupnya keterampilan berperilaku yang termasuk di dalamnya adalah keyakinan yang rendah untuk bisa hidup seperti orang-orang lain, dan perasaan berbeda dari orang disekitarnya berdampak pada rendahnya tingkat kepatuhan minum obat ARV pada ibu dengan HIV. Hasil penelitian juga menunjukkan bawah sebagian kecil ibu yang memiliki keterampilan individu yang rendah (responden nomor 11, 12, 20, dan 48) patuh dalam minum obat ARV dan sebagian kecil ibu juga memiliki keterampilan individu yang tinggi (responden nomor 1, 2,13, 40, 52, dan 57) namun tidak patuh dalam minum obat ARV. Hasil penelitian ini berkesenjangan dengan teori Fisher yaitu IMB Model of ART Adherence (2006) karena menurut Fisher (2006) keterampilan berperilaku (behavioral skills) berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan minum obat pada ODHA baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterampilan berperilaku ini meliputi keterampilan untuk memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV, untuk meminimalkan efek samping, untuk memperbarui kepatuhan dalam terapi ARV sesuai keperluan, untuk memperoleh dukungan sosial dan instrumental untuk mendukung kepatuhan dan sebagai penguatan diri untuk patuh dari waktu ke waktu. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Horvath et al (2015) pada 312 ODHA, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keterampilan berperilaku berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan minum obat ARV pada ODHA. Horvath menjelaskan ODHA yang memiliki keterampilan SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 72 berperilaku yang baik memiliki informasi yang relevan dan motivasi yang cukup untuk membuat mereka patuh dalam minum obat ARV dan begitupula sebaliknya. Amico (2011) dalam hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa keterampilan berperilaku seseorang berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV. Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Poli UPIPI di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada ibu dengan HIV, keterampilan berperilaku yang sedang tidak memiliki pengaruh terhadap tidak patuhnya ibu dalam minum obat ARV, sehingga ibu dengan HIV memerlukan penyuluhan mengenai keterampilan untuk memperoleh dan mengelola sendiri terapi ARV, untuk meminimalkan efek samping, hal tersebut dapat membantu ibu dengan HIV untuk meningkatkan tingkat kepatuhannya dalam minum obat ARV. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat Antiretroviral (ARV) pada ibu HIV di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 6.1 Kesimpulan 1. Sebagian besar ibu HIV dengan tingkat informasi yang sedang tidak memiliki pengaruh pada ketidakpatuhan ibu dalam minum obat ARV. 2. Sebagian besar ibu HIV dengan tingkat motivasi yang rendah tidak patuh dalam minum obat ARV. 3. Sebagian besar ibu HIV dengan tingkat keterampilan yang sedang tidak memiliki pengaruh pada ketidakpatuhan ibu dalam minum obat ARV. 6.2 Saran 1. Bagi institusi: Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat informasi yang sedang dan rendah pada ibu HIV, sehingga disarankan bagi institusi untuk mengadakan program penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk meningkatkan tingkat informasi pada ibu HIV terkait pentingnya informasi, motivasi dan keterampilan berperilaku dalam kepatuhan minum obat ARV. 2. Bagi profesi Hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhirendahnya tingkat kepatuhan pada ibu HIV, sehingga disarankan bagi perawat untuk membantu ibu HIV meningkatkan kepatuhannya dalam minum obat ARV SKRIPSI 73 ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 74 melalui pemberian informasi, memberi motivasi dan menjelaskan keterampilan berperilaku. 3. Bagi peniliti Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain seperti peran Pendamping Minum Obat (PMO) dan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV pada ibu HIV dengan cakupan wilayah yang lebih luas dan dengan jumlah sampel yang lebih besar. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 75 DAFTAR PUSTAKA Anesta, et al. 2014.Motivasi Minum Obat Antiretroviral (ARV) dan Perilaku Kepatuhan Klien HIV/AIDS Dampingan LSM Rumah Cemara di Bnadung. Universitas Padjajaran Bandung. Skripsi Amico, K. R., Fisher, W. A., Cornman, D. H., Shuper, P. A., Redding, C. G., Konkle-Parker, D. J., … Fisher, J. D. (2006). Visual analog scale of ART adherence: association with 3-day self-report and adherence barriers. Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes (1999), 42(4), page 455–459. <http://doi.org/10.1097/01.qai.0000225020.73760.c2> Bart, S. 2004. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo. Hal. 131 Chitra &Gnandurai. 2015. Antiretroviral Therapy Adherence Among Women Living With HIV in Coimbatore District of Tamil Nadu, India. International Journal Of Innovative Research & Development Vol 4 Issue 1, page 15-18. Depkes RI. 2006. Situasi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 1987-2006.Hal 1-30. Retrieved November 29, 2015 from <http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/situasihiv-aids-2006.pdf> Dima, et al. 2013. The Information-Motivation-Behavioural Skills Model of ART Adherence in Romanian Young Adults. Journal of HIV/AIDS & Social Services, Vol.12, Issue 3-4, page 1-29. Retrieved November, 29th 2015 from <http://dare.uva.nl/document/2/140280> Djoerban, Z. 2010. HIV/AIDS di Indonesia. Prodiskus UPT HIV RSCM. <http://www.pokdisusaids.com/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=62:hiv-dan-aids-di-indonesia&catid=25:ilmiah&Itemid=64.> Fisher. 2006. An Information-Motivation-Behavioral Skills Model of Adherence to Antiretroviral Therapy. Health Psychology. 25 (4): 462-73 Gunawan L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Penerbit kansius Hal 9-19 Hartono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Hal 142 Horne, et al. 2006. Concordance, Adherence, and Compliance in Medicine Taking: a Conceptual Map and Research Priorities. London: National SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 76 Coordinating Centre For NHS Service Delivery and Organisation (NCCSDO)page 1-16 Horne, et al. 2005. Interventions to Facilitate Adherence. London: National Coordinating Centre For NHS Service Delivery and Organisation (NCCSDO)page 1-18 Horvath, K. J., Smolenski, D., & Amico, K. R. 2014.An empirical test of the information-motivation-behavioral skills model of ART adherence in a sample of HIV-positive persons primarily in out-of-HIV-care settings.AIDS Care, 26(2), page.142–151. <http://doi.org/10.1080/09540121.2013.802283> Kalichman, et al., 2001. HIV Treatment Adherence In Women Living With HIV/AIDS: Research Based On The Information-Motivation-Behavioral Skills Model Of Health Behavior. Center for AIDS Intervention Research (CAIR), Medical College of Wisconsin, USA. Journal Association Nurses AIDS Care. 12(4); 58-67 Kemendiknas. 2009. Pendidikan Pencegahan HIV Kit Informasi Guru. Kemenkes RI. 2015. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia 2014. BAPPENAS. Retrieved November 29, 2015 from <http://sekretariatmdgs.or.id/?p=1434> Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI <<http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodat in%20AIDS.pdf> Kemenkes RI. 2012. Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Edisi Kedua. Kusuma, H. 2011. Tesis Hubungan Antara Depresi dan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS yang Menjalani Perawatan di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Universitas Indonesia. Thesis Lutfey & Wishner. 1999.Beyond "Compliance" Is "Adherence". Improving The Prospect Of Diabetes Care. Diabetes Care Vol 22 Number 4, page.635639.<http://care.diabetesjournals.org/content/22/4/635.long> International Scholarly Research Notices, 2013, 2013, <http://doi.org/10.1155/2013/960954, 10.1155/2013/960954> e960954. Montaner,et al. 2014. Expansion of HAART Coverage Is Associated with Sustained Decreases in HIV/AIDS Morbidity, Mortality and HIV Transmission: The “HIV Treatment as Prevention” Experience in a SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 77 Canadian Setting. PLoS ONE, <http://doi.org/10.1371/journal.pone.0087872> 9(2), e87872. National Council on Patient Informatient and Education. 2007. Enhancing Prescription Medicine Adherence: A National Action Plan. USA <http://www.talkaboutrx.org/documents/enhancing_prescription_medicine _adherence.pdf> Negash & Ehlers. 2013. Personal Factors Influencing Patients’ Adherence toART in Addis Ababa, Ethiopia.Journal of The Association of Nurses in AIDS Care <http://dx.doi.org/10.1016/j.jana.2012.11.004> Niven.2002. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Alih Bahasa Agung Waluyo; Editor : Monica Ester. Edisi 2.Jakarta : EGC. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam & Ninuk Dian Kurniawati. 2007.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS.Jakarta: Salemba Medika Hal. 111-120 Nursalam & Ninuk Dian Kurniawati. 2009.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS.Jakarta: Salemba Medika Nursalam.2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi.Tesis.dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi ke3.Salemba Medika : Jakarta Osterberg & Blaschke. 2005. Drug Therapy. The New England Journal of Medicine 353: 3. Massachussetts Medical Society <http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra050100> Price S.A., Wilson L.M., 2006. Patofisiologi. Ed 6. Jakarta:EGC Rahayu, S. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Semarang.Skripsi Robbins, S., 2003, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Indeks Hal 42 Sithole, B. M. 2013. Factors that influence treatment adherence for people living with HIV and accessing antiretroviral theraphy in rural communities in Mpumalanga. Retrieved from <http://uir.unisa.ac.za/handle/10500/11897> SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 78 The LifeWindows Project Team. 2006. The LifeWindows Information Motivation Behavioral Skills ART Adherence Questionnaire (LW-IMB-AAQ).Center for Health, Intervention, and Prevention.University of Connecticut. Tjokro, A. dkk. 1992. Seluk Beluk AIDS. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjokroprawiro, A. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan dr. Soetomo Surabaya: Airlangga University Press Ubra, R. 2012. Tesis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Pengobatan ARV Pada Pasien HIV di Kabupaten Mimika-Provinsi Papua Tahun 2012. Universitas Indonesia WHO.HIV/AIDS.(n.d.). Retrieved November from<http://www.who.int/features/qa/71/en/> 29, 2015, , 2015. Medical Record Poli UPIPI: Data Ibu dengan HIV JanuariSeptember 2015. RSUD dr. Soetomo, Surabaya SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 79 Lampiran 1: Form Informed Consent FORM INFORMED CONSENT PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164 SURABAYA 60268 LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (Informed Consent) Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Umur : Alamat : Telepon/Email : Fakultas/ Instansi : Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang belum dimengerti, dengan ini memberikan: PERSETUJUAN Mengikuti penelitian sebagai subyek penelitian dengan judul penelitian: “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Antiretroviral (ARV) Pada Ibu HIV Berbasis Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model of Antiretroviral Therapy (ART) Adherence Di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya” dan sewaktu-waktu saya berhak mengundurkan diri. Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan. Surabaya,..................................... Yang memberi pernyataan (...............................................) Saksi I Saksi II (................................................) SKRIPSI (....................................) ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 80 Lampiran 2: Form Information For Consent FORM INFORMATION FOR CONSENT PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164 SURABAYA 60268 Penjelasan Penelitian untuk Disetujui (Information for Consent) Nama Peneliti : Dessy Era Puspitasari Alamat : Tandes lor II/57 Surabaya Judul Penelitian : Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Antiretroviral (ARV) Pada Ibu HIV Berbasis Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model of Antiretroviral Therapy (ART) Adherence Di Poli UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya A. Tujuan penelitian & penggunaan hasilnya Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhikepatuhan minum obat ARV pada ibu dengan HIV di POLI UPIPI Dr. RSUD Soetomo Surabaya Penelitian ini akan digunakan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 81 B. Manfaat bagi peserta penelitian Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan bahan acuan dalam penelitian selanjutnya terutama dalam meneliti kepatuhan ODHA dalam minum obat. C. Metode dan prosedur kerja penelitian Metode penelitian menggunakan design yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah pertama sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dan permohonan izin kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo dengan tembusan bidang LITBANG RSUD Dr. Soetomo kemudian dari bidang LITBANG turun surat ke POLI UPIPI untuk persetujuan pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melaksanakan penelitian dengan mengumpulkan data melalui kuesioner mengenai informasi, motivasi, dan keterampilan berperilaku untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat ARV. D. Resiko yang mungkin akan timbul Penelitian ini tidak mengandung resiko. E. Efek samping penelitian Penelitian ini tidak memiliki efek samping. F. Tindak lanjut jika terjadi insiden saat dilaksanakan penelitian Jika terjadi insiden saat dilaksanakan penelitian atas kesalahan atau kelalaian saya, saya bersedia untuk bertanggung jawab atas insiden tersebut. G. Jaminan kerahasiaan SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 82 Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaminkerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. H. Hak menolak menjadi subyek penelitian Apabila Ibu/Saudari merasa tidak nyaman selama penelitian ini, Ibu/Saudari boleh mengundurkan diri I. Partisipasi berdasarkan kesukarelaan dan hak untuk mengundurkan diri Keikutsertaan Ibu/Saudari bersifat suka rela, tanpa paksaan. J. Subjek dapat dikeluarkan dari penelitian Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh para peneliti anda dapat dikeluarkan setiap saat dari penelitian ini K. Hal-hal lain yang perlu diketahui. Jika Ibu/Saudari ingin berkomunikasi dengan peneliti, Ibu/Saudari dapat menghubungi: Nomor Telepon : 081233726152 Alamat : Tandes lor II/57 Surabaya Surabaya, Yang memberi penjelasan (Dessy Era Puspitasari) Yang menerima penjelasan ( Saksi I ( SKRIPSI ) Saksi II ) ANALISIS FAKTOR YANG ( ) DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 83 Lampiran 3: Surat Izin Pengambilan Data Awal SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 84 Lampiran 4: Sertifikat Kelayakan Etik SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 85 Lampiran 5: Surat Permohonan Pengambilan Data SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 86 Lampiran 6: Surat Izin Pengambilan Data SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 87 Lampiran 7: Surat Pernyataan Selesai Penelitian SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 88 Lampiran 8 : Kuesioner LEMBAR KUESIONER ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA IBU HIV BERBASIS INFORMATION MOTIVATION BEHAVIORAL SKILLS (IMB) MODEL OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ADHERENCE DI POLI UPIPI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Tanggal Penelitian : Nomor Responden Nama : : ................................................... I. Informasi Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepatdengan menyilang (X) pada kolom yang ada. SS: Sangat Setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju; STS: Sangat Tidak Setuju Pernyataan SS S R TS STS I1. Saya tahu bagaimana seharusnya cara minum obat – obat saya (misalnya obat saya bisa dikonsumsi dengan makanan, supelmen alami atau medikasi lain yang diresepkan) I2.Saya tau apa yang akan saya lakukan jika saya lupa minum satu dosis obat HIV saya I3. Melewatkan beberapa obat HIV saya dari waktu ke waktu tidak akan benar-benar membuat saya sakit I4. Saya tahu kemungkinan efek samping dari tiap obat-obat HIV saya I5. Selama saya merasa sehat, tidak apa untuk melupakan obatobat HIV saya dari waktu ke waktu I6. Saya mengerti bagaimana tiap obat HIV saya bekerja dalam tubuh melawan HIV I7. Jika saya tidak minum obat HIV saya sesuai dengan yang di resepkan, obat-obatan ini tidak bekerja dengan baik dalam tubuh saya di masa akan datang I8. Saya percaya jika saya minum obat sesuai dengan yang diresepkan, saya akan bertahan hidup lebih lama. I9.Saya tahu bagaimana obat-obat HIV berekasi dengan alkohol dan obat-obatan terlarang SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 89 II. Motivasi Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepatdengan menyilang (X) pada kolom yang ada. SS: Sangat Setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju; STS: Sangat Tidak Setuju Pernyataan SS S R TS STS M1. Saya khawatir jika orang lain melihat saya saat saya sedang mengkonsumsi obat-obat HIV, mereka akan menyadari bahwa saya HIV + M2.Saya frustasi minum obat hiv saya karena saya harus terus meminumnya selama hidup saya M3.Saya tidak suka minum obat HIV saya karena mengingatkan saya jika saya HIV+ M4. Saya merasa jika tenaga kesahatan yang menangani saya memperhitungkan kebutuhan saya ketika merekomendasikan tentang obat HIV mana yang akan diambil M5. Kebanyakan orang yang penting bagi saya yang tahu jika saya HIV+ mendukung saya untuk minum obat HIV M6. Tenaga kesehatan yang menangani saya tidak memberi dukungan yang cukup kepada saya untuk mengkonsumsi obat sesuai dengan yang diresepkan M7. Saya frustasi memikirkan bahwa saya harus minum obat ini setiap hari selama saya hidup M8.Saya khawatir jika obat HIV yang telah diresepkan ke saya akan membuat saya sakit M9. Saya merasa marah bahwa obat HIV yang telah diresepkan ke saya dapat mempengaruhi bagaimana saya terlihat. M10. Saya merasa marah bahwa obat HIV yang telah diresepkan ke saya dapat menyebabkan efek samping. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 90 III. Keterampilan Berperilaku Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepatdengan menyilang (X) pada kolom yang ada. SS: Sangat Setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju; STS: Sangat Tidak Setuju; TMAOT: Tidak mengkonsumsi alkohol dan obat terlarang Pernyataan SS S R TS STS TMAOT B1.Ada waktu dimana saya merasa sulit untuk minum obat HIV saya ketika saya minum alkohol atau obat-obatan terlarang Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepatdengan menyilang (X) pada kolom yang ada. SS: Sangat Sulit, S: Sulit, R: Ragu-ragu, M: Mudah; SM: Sangat mudah Pernyataan SS S R M SM B2. Sulit atau mudah untuk Anda tetap mendapat informasi tentang pengobatan HIV? B3. Sulit atau mudah bagi Anda untuk mendapatkan dukungan yang Anda butuhkan dari orang lain untuk minum obat HIV anda (misalnya dari teman, keluarga, dokter, atau, orang farmasi)? B5. Sulit atau mudah bagi anda untuk kembali mendapatkan obatobatan secara tepat waktu? B6. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat HIV Anda, ketika Anda disibukkan dengan apa yang sedang Anda kerjakan? B7. Sulit atau mudah bagi Anda untuk mengontrol efeksamping obat HIV Anda? B8. Sulit atau mudah bagi Anda mengingat untuk minum obat HIV Anda? B9. Sulit atau mudahkah bagi Anda untuk minum obat HIV karena pill sulit untuk ditelan, rasanya tidak enak, atau membuatmu merasa sakit di area perut? B10. Sulit atau mudah bagi Anda untuk membuat obat HIV menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Anda? B11. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat ketika kebiasaan sehar-hari Anda berubah(misalnya, ketika Anda SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 91 sedang dalam perjalanan/liburan atau ketika Anda pergi bersama teman Anda)? B12. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat ketika Anda tidak merasa baik secara emosional (misalnya, ketika Anda depresi, sedih, marah, atau stres)? B13. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat Anda ketika Anda merasa baik secara fisik dan tidak ada gejala penyakit HIV? B14. Sulit atau mudah bagi Anda untuk minum obat HIV Anda ketika Anda tidak merasa baik secara fisik? B15. Sulit atau mudah bagi Anda untuk berbicara pada tenaga kesehatan yang melayani Anda tentang pengobatan HIV Anda? SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 92 Lampiran 9 Tabulasi data responden Ibu HIV Kepatuhan Minum Obat Responden 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 2 7 1 8 1 9 2 10 1 11 2 12 2 13 1 14 1 15 1 16 1 17 1 18 1 19 1 20 2 21 1 22 1 23 1 24 1 25 1 26 1 27 1 28 1 29 1 30 1 31 1 32 1 33 1 34 1 35 1 36 1 37 2 38 1 39 1 40 1 41 1 SKRIPSI Tingkat Informasi 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 1 1 3 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 Tingkat Motivasi 3 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 3 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 3 1 2 2 1 ANALISIS FAKTOR YANG Tingkat Keterampilan Berperilaku 3 3 1 2 2 2 1 1 3 2 1 1 3 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 1 DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 93 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 Keterangan Informasi: 1 = Rendah 2 = Sedang 3 = Tinggi SKRIPSI 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Motivasi: 1 = Rendah 2 = Sedang 3 = Tinggi 1 2 1 1 2 1 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 Keterampilan Berperilaku: 1 = Rendah 2 = Sedang 3 = Tinggi ANALISIS FAKTOR YANG 2 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 2 3 3 1 2 2 1 3 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 Kepatuhan Minum Obat ARV 1 = Rendah 2 = Sedang 3 = Tinggi DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 94 Tabulasi data demografi Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 SKRIPSI Usia 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Pendidikan Pekerjaan 3 2 3 1 3 1 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 1 2 1 4 2 3 2 4 1 3 2 4 1 4 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 4 1 3 2 3 2 3 1 2 1 1 2 1 2 1 2 4 2 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 3 1 3 2 3 2 3 2 3 2 ANALISIS FAKTOR YANG Waktu minum ARV 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 95 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 Keterangan: Usia: 1= Dewasa Muda (18-40) 2= Dewasa Pertengahan ( 40-64) SKRIPSI 4 4 3 4 3 3 3 4 1 3 1 3 3 3 1 4 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 Pendidikan 1 = SD 2 = SMP 3 = SMA 4= PT 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 Pekerjaan 1 = Bekerja 2 = Tidak bekerja ANALISIS FAKTOR YANG 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 Waktu Minum ARV 1 = ≥ 1 tahun 2= < 1 tahun DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 96 Case Processing Summary Unweighted Casesa N Percent Included in Analysis 74 100.0 Missing Cases 0 .0 Total 74 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 74 100.0 Selected Cases a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value Tidak Patuh 0 Patuh 1 Casewise Listb Observed Temporary Variable Tingkat Kepatuhan Minum Case Selected Status 11 a Obat ARV Predicted Predicted Group Resid ZResid S P** .061 T .939 3.940 20 S P** .061 T .939 3.940 61 S P** .034 T .966 5.331 a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2,000 are listed. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 97 Block 1: Method = Enter Iteration Historya,b,c,d Coefficients Iteration Step 1 -2 Log likelihood Constant informasi motivasi berprilaku 1 60.030 -2.820 .266 .992 -.287 2 56.708 -3.951 .367 1.587 -.523 3 56.464 -4.287 .358 1.844 -.637 4 56.461 -4.319 .351 1.879 -.653 5 56.461 -4.320 .351 1.880 -.653 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 68,786 d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than,001. Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1 Chi-square Df Sig. Step 12.325 3 .006 Block 12.325 3 .006 Model 12.325 3 .006 Model Summary Cox & Snell R Nagelkerke R Step -2 Log likelihood Square Square 1 56.461a .153 .253 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001. Hosmer and Lemeshow Test SKRIPSI Step Chi-square Df Sig. 1 12.496 6 .052 ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 98 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Tingkat Kepatuhan Minum Obat ARV Tingkat Kepatuhan Minum Obat ARV = Tidak Patuh Step 1 = Patuh Observed Expected Observed Expected Total 1 4 4.836 1 .164 5 2 12 11.455 0 .545 12 3 11 12.213 2 .787 13 4 8 7.370 0 .630 8 5 6 6.721 2 1.279 8 6 16 12.958 1 4.042 17 7 3 3.056 2 1.944 5 8 1 2.390 5 3.610 6 Classification Tablea Predicted Tingkat Kepatuhan Minum Obat ARV Observed Step Tingkat 1 Tidak Patuh Kepatuhan Tidak Patuh Patuh Percentage Correct 59 2 96.7 8 5 38.5 Patuh Minum Obat ARV Overall Percentage 86.5 a. The cut value is ,500 Variables in the Equation 95,0% C.I.for EXP(B) B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper .351 .672 .272 1 .602 1.420 .380 5.305 motivasi 1.880 .781 5.793 1 .016 6.552 1.418 30.285 berprilaku -.653 .731 .799 1 .371 .520 .124 2.179 Constant -4.320 1.220 12.544 1 .000 .013 Ste informasi p1 a a. Variable(s) entered on step 1: informasi, motivasi, berprilaku. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 99 Correlation Matrix Step 1 Constant informasi motivasi berprilaku Constant 1.000 -.376 -.268 -.143 informasi -.376 1.000 -.276 -.313 motivasi -.268 -.276 1.000 -.570 berprilaku -.143 -.313 -.570 1.000 Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 20 ┼ ┼ │ │ │ P │ F │ T │ R 15 ┼ P T ┼ E │ P T │ Q │ TT T │ U │ TT T │ E 10 ┼ T T T ┼ N │ TT T │ C │ TT T │ Y │ TTT T P │ 5 ┼ PT T T T P ┼ │ TT T T T P T P │ │ TT T T T T T P P │ │ TT T T T T T T T P T T │ Predicted ─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼────── ───┼─────────┼─────────┼────────── Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1 Group: TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP PPPPPPPPPPPPPPPPPPPP Predicted Probability is of Membership for Patuh The Cut Value is ,50 Symbols: T - Tidak Patuh P - Patuh Each Symbol Represents 1,25 Cases. SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 100 Block 0: Beginning Block Iteration Historya,b,c Coefficients Iteration Step 0 -2 Log likelihood Constant 1 69.485 -1.297 2 68.790 -1.528 3 68.786 -1.546 4 68.786 -1.546 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 68,786 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Classification Tablea,b Predicted Tingkat Kepatuhan Minum Obat ARV Observed Step 0 Tingkat Kepatuhan Minum Percentage Tidak Patuh Patuh Correct Tidak Patuh 61 0 100.0 Patuh 13 0 .0 Obat ARV Overall Percentage 82.4 a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500 Variables in the Equation Step 0 Constant B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) -1.546 .305 25.610 1 .000 .213 Variables not in the Equation Step 0 Variables Score df Sig. informasi 4.126 1 .042 motivasi 11.959 1 .001 berprilaku 3.201 1 .074 12.773 3 .005 Overall Statistics SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 101 Lampiran Data Distribusi Statistics Tingkat Kepatuhan Minum Obat ARV N Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Tingkat Informasi Tingkat Motivasi Keterampilan Berperilaku 74 74 74 74 0 1.58 1.00 1 .776 .603 2 1 3 0 1.82 2.00 2 .649 .421 2 1 3 0 1.58 1.00 1 .662 .439 2 1 3 0 1.85 2.00 2 .676 .457 2 1 3 Tingkat Informasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 23 31.1 31.1 31.1 Sedang 41 55.4 55.4 86.5 Tinggi 10 13.5 13.5 100.0 Total 74 100.0 100.0 Tingkat Motivasi Frequency Percent SKRIPSI Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 38 51.4 51.4 51.4 Sedang 29 39.2 39.2 90.5 Tinggi 7 9.5 9.5 100.0 Total 74 100.0 100.0 ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 102 Keterampilan Berperilaku Frequency Percent SKRIPSI Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 23 31.1 31.1 31.1 Sedang 39 52.7 52.7 83.8 Tinggi 12 16.2 16.2 100.0 Total 74 100.0 100.0 ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 103 Lampiran Data Demografi Statistics Usia Responden N Valid Pendidikan Responden Pekerjaan Responden Konsumsi ARV 74 74 74 74 0 0 0 0 Mean 1.28 2.77 1.73 1.36 Median 1.00 3.00 2.00 1.00 1 3 2 1 Std. Deviation .454 .869 .447 .485 Variance .206 .755 .200 .235 Range 1 3 1 1 Minimum 1 1 1 1 Maximum 2 4 2 2 Missing Mode Usia Responden Frequency Percent Valid dewasa muda Valid Percent Cumulative Percent 53 71.6 71.6 71.6 dewasa pertengahan 21 28.4 28.4 100.0 Total 74 100.0 100.0 Pendidikan Responden Frequency Percent Valid sd SKRIPSI Valid Percent Cumulative Percent 9 12.2 12.2 12.2 smp 11 14.9 14.9 27.0 sma 42 56.8 56.8 83.8 pt 12 16.2 16.2 100.0 Total 74 100.0 100.0 ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 104 Pekerjaan Responden Frequency Percent Valid bekerja Valid Percent Cumulative Percent 20 27.0 27.0 27.0 tidak bekerja 54 73.0 73.0 100.0 Total 74 100.0 100.0 Konsumsi ARV Frequency Percent Valid lebih dari 1th SKRIPSI Valid Percent Cumulative Percent 47 63.5 63.5 63.5 kurang dari 1th 27 36.5 36.5 100.0 Total 74 100.0 100.0 ANALISIS FAKTOR YANG DESSY ERA P