PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAH RAGA “ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi Disusun Oleh: Nama : Dicky Anugrah Pratama NIM : 44105110034 Jurusan : Broadcasting FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008 i FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI Nama : DICKY ANUGRAH PRATAMA NIM : 44105110034 Fakultas : Komunikasi Jurusan : Broadcasting Judul : Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga “One Stop Football” di Trans7 (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia) Jakarta, 27 Agustus 2008 Disetujui Oleh, Pembimbing (Feni Fasta, M. Si) ii FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI Nama : DICKY ANUGRAH PRATAMA NIM : 44105110034 Fakultas : Komunikasi Jurusan : Broadcasting Judul : Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga “One Stop Football” di Trans7 (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia) Jakarta, 30 Agustus 2008 1. Ketua Sidang Nama : Drs. Riswandi, M. Si (........................................) 2. Penguji Ahli Nama : Ponco Budi Sulistyo, M. Comm (........................................) 3. Pembimbing Nama : Feni Fasta, M. Si (........................................) iii FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama : DICKY ANUGRAH PRATAMA NIM : 44105110034 Fakultas : Komunikasi Jurusan : Broadcasting Judul : Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga “One Stop Football” di Trans7 (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia) Jakarta, 26 Oktober 2008 Disetujui dan Diterima Oleh, Pembimbing (Feni Fasta, M. Si) Mengetahui, Dekan FIKOM (Dra. Diah Wardhani, M. Si) Ketua Program Studi (Drs. Riswandi, M. Si) iv UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI BROADCASTING DICKY ANUGRAH PRATAMA (44105110034) “PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAH RAGA “ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia)” xii hal + 77 hal + 29 tabel + 6 lampiran + riwayat hidup Bibliografi: 25 buku (Tahun 1984 – 2006) ABSTRAKSI Perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat, membawa banyak perubahan bagi masyarakat dunia, dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Salah satu media penyiaran yang sangat berpengaruh dan berperan pada perkembangan struktur masyarakat tersebut adalah televisi. Di kehidupan masyarakat yang kian sulit ini membuat fungsi media televisi sebagai sarana hiburan semakin dibutuhkan. Salah satu tayangan berita olahraga khusus sepakbola yaitu “One Stop Football” di Trans7, merupakan salah satu program hiburan plus informasi unggulan Trans7 yang tetap bertahan, baik sebelum maupun sesudah bergabung dengan Trans Corp. dengan perolehan TV Rating 2.0 dan TV Share 12.8. Di kerangka pemikiran, penulis membahas tentang pengertian komunikasi massa, proses dan karakteristiknya, hingga pemahaman televisi sebagai media massa, pengertian persepsi dan khalayak. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Jadi penulis menggunakan metode survei untuk mengambil data dengan teknik penyebaran diambil secara purposive sampling. Pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memberikan 20 pernyataan berkaitan dengan perpaduan antara dimensi persepsi dan dimensi tayangan olahraga. Peneliti juga memberikan pilihan jawaban untuk para responden dalam setiap pernyataan yang masing-masing pilihan jawaban mengindikasikan persepsi. Setelah didapatkan jumlah keseluruhan yang telah diakumulasikan, lalu hasilnya diberi kriteria penilaian. Dari analisa data yang berhasil dikumpulkan dapat dikatakan bahwa sebagian besar persepsi para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Universitas Indonesia menyaksikan acara One Stop Football kebanyakan positif, dengan presentase sebesar 75,4% atau penilaian skor akumulasi sebesar 8531 dari nilai tertingginya sejumlah 11300. Dapat disimpulkan, One Stop Football merupakan program unggulan Trans7. v KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat. Salam penuh kerinduan kepada Nabi Muhammad SAW yang setiap langkahnya penuh dengan kemuliaan. Sembah sujud memohon keridoan kepada kedua orang tua penulis yang telah mewariskan apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dikerjakan oleh penulis. Berkat doa dan dukungan merekalah penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAHRAGA “ONE STOP FOOTBALL” di TRANS7 (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/ i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia). Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana Jakarta. Penulis tertarik untuk mengangkat tema tersebut karena ingin mengetahui alasan suatu program unggulan seperti One Stop Football bisa terus bertahan selama 5 tahun sejak 30 Mei 2003 hingga sekarang. Padahal program sejenisnya yang berada di stasiun swasta unggulan pun sudah lama berakhir. Bagaimana para pemirsanya mampu tertarik apakah dari kualitas isi program ataukah hal lainnya. Bagaimanakah persepsi yang dapat dilihat dari para pemirsanya yang sebagian besar kaum muda. Metode apakah yang digunakan program Sport Magazine tersebut agar dapat bertahan dari waktu ke waktu, bisa dijadikan pelajaran bagi stasiun televisi lain ketika akan membuat suatu program. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih setulus hati kepada orangorang yang begitu berarti dalam tiap langkah penulis sampai pada selesainya skripsi ini: 1. Feni Fasta, M. Si selaku Dosen Pembimbing yang paling cantik, perhatian dan begitu sabar menunggu selesainya tiap bab skripsi ini. Tidak pernah vi bosan juga untuk selalu mengingatkan penulis untuk bimbingan skripsi, baik itu lewat SMS atau telepon. Terima kasih karena mau dengan ikhlas menerima segala bentuk kerepotan dari penulis. 2. Drs. Riswandi, M. Si, selaku Ketua Sidang Skripsi sekaligus Ketua Program Studi Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Dra. Diah Wardhani, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 4. Ponco Budi Sulistyo, M. Comm, selaku Dosen Penguji Ahli dalam sidang skripsi penulis. 5. Orangtuaku tercinta, Surjani & Eddy Kusumawinata, yang tidak pernah bosan – bosannya selalu mengingatkan aku untuk selesai kuliah, untuk segera lulus dan menikah. Terimakasih untuk semua kesabaran yang diajarkan, seluruh cinta yang diberikan, dan pelajaran yang diberikan kepadaku baik secara langsung maupun tidak. Tak kan pernah cukup berterimakasih kepada mereka atas semua yang ada di dunia ini.. Aku selalu sayang mereka sampai kapan pun.. 6. Ravinoldy Boer, sebagai perancang acara One Stop Football. Terimakasih untuk semua bantuan yang telah diberikan. Maaf untuk selalu merepotkan dan menyusahkan ketika penulis mendadak meminta informasi. Semua informasi di skripsi ini tak kan pernah terkumpul tanpa bantuan “Sang Perancang”. 7. Teman – teman Trans7 lain yang ikut membantu, Bunga Lestari serta kroni – kroninya lain dalam tim kreatif Trans7.Terima kasih banyak untuk segala waktu yang telah penulis sita. vii 8. Kepada para mahasiswa Broadcasting Universitas Indonesia, khususnya angkatan 2005 & 2006, terimakasih banyak atas segala perhatian dengan telah ikut membantu melengkapi data dan informasi yang telah penulis sebarkan. 9. Terima kasih kepada seluruh Staf Administrasi Program Komunikasi FISIP Universitas Indonesia yang telah memberikan banyak bantuan. Mba One’ yang lagi hamil pada waktu itu, Mas Deki yang tidak bosan direpotin penulis, dan staf lainnya yang ikut disusahkan juga. Terlebih lagi untuk Ketua Program D3 Komunikasi FISIP UI, Ibu Nina M. Armando, MSi terimakasih banyak untuk perizinan tempat dan lainnya. 10. Teh Dewi, Teh Susy dan Teh Desi, terimakasih untuk semua perhatian dan bimbingannya dalam penulis menjalani kehidupan. Untuk semua spirit materil dan moril dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak. 11. Indri Triana, my best friend ever and my love for that day. For the past, thanks for your kindness, your care, and for your support in everything I do. I couldn’t have done this without your constant love and support. For all what I’ve done, hope you’ll forgive it and I just hope our friendship last forever.. 12. Special thanks to Ade Setyono and Qnoy (yang sampai sekarang saya tidak tahu nama aslinya). Terimakasih buat semua – semua, semangat, dan waktu yang sudah diberikan, pelajaran – pelajaran mengenai segala hal dalam skripsi dan sidang. Terimakasih buat jadi “pembimbing” ku selama ini. Rasa terimakasih tidak cukup untuk dikatakan, namun hanya itu yang bisa kupersembahkan. Terimakasih untuk semua. “Ditunggu nanti kelahiran anaknya…” viii 13. Temen-temen kantor di TPI juga turut membantu, semangat dan perhatian mereka yang berkesinambungan. Temen – temen di post production “di luar”, untuk Mba Putri dan Mba Elena, saya turut berterimakasih sudah sering memberikan nasehat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. “Dan akhirnya selesai juga Mba..” 14. Semua temen – temen Broadcasting Angkatan 7 Mercubuana, kalian yang pernah singgah di hatiku, dan kalian yang tidak mengenal kata lelah dalam pertemanan. Terimakasih untuk semua. 15. Untuk semua lembaran – lembaran hidup yang telah dijalani, dalam semua keadaan yang ada. Tak henti – hentinya penulis bersyukur dapat menjalaninya dan terimakasih karena menjadi begitu berarti. Kesabaran dan usaha adalah beberapa hal yang saya pelajari dalam penyusunan skripsi. Mungkin memang bukan yang terbaik, namun setidaknya untuk penulis sudah berusaha yang terbaik bagi dirinya. Semoga saja skripsi ini bisa berguna bagi orang lain. Jakarta, 26 Oktober 2008 Dicky Anugrah Pratama ix DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv v ix xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis 1.4.2. Signifikansi Praktis 1 1 6 6 6 6 7 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi Massa 2.3.1. Proses Komunikasi Massa 2.3.2. Karakteristik Komunikasi Massa 2.3.3. Fungsi Komunikasi Massa 2.2. Media Massa 2.3. Televisi 2.3.1. Pengertian Televisi 2.3.2. Televisi Sebagai Media Massa 2.3.3. Fungsi Televisi 2.3.4. Program Acara Televisi 2.4. Persepsi 2.5. Khalayak 8 8 10 11 14 17 19 19 20 22 23 24 30 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe/ Sifat Penelitian 3.2. Metode Penelitian 3.3. Populasi 3.4. Sampel 3.5. Teknik Penarikan Sampel 3.6. Definisi dan Operasionalisasi Konsep 2.6.1. Definisi Konsep 2.6.2. Operasionalisasi Konsep 3.7. Teknik Pengumpulan Data 2.7.1. Data Primer 2.7.2. Data Sekunder 3.8. Analisis Data 31 31 31 32 33 33 34 34 35 38 38 39 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Tayangan Olah Raga One Stop Football di Trans7 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Identitas Responden 4.2.2. Pola Menonton Televisi 44 44 44 46 48 x 4.2.3. Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olah Raga One Stop Football di Trans7 4.3. Pembahasan 50 70 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran 73 73 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL Tabel 3.6.2.1 Operasionalisasi Persepsi Khalayak 36 Tabel 3.8.1 41 Skala Likert Tabel 4.2.1.1 Jenis Kelamin 47 Tabel 4.2.1.2 Mahasiswa Angkatan 47 Tabel 4.2.2.1 Menonton Televisi dalam Satu Minggu 48 Tabel 4.2.2.2 Menonton Televisi dalam Satu Hari 48 Tabel 4.2.2.3 Menonton Trans7 dalam Satu Hari 49 Tabel 4.2.2.4 Menonton Tayangan Olah Raga One Stop Football di Trans7 dalam Satu Minggu 49 Tabel 4.2.3.1 Kuantitas Menonton Tayangan 50 Tabel 4.2.3.2 Kuantitas Menonton Iklan 51 Tabel 4.2.3.3 Gaya Presenter 52 Tabel 4.2.3.4 Narasi oleh Narator 53 Tabel 4.2.3.5 Visualisasi/ Gambar pada Tayangan 54 Tabel 4.2.3.6 Backsound/ suara latar 55 Tabel 4.2.3.7 Gaya Bahasa Presenter 56 Tabel 4.2.3.8 Visualisasi Gambar Menarik 57 Tabel 4.2.3.9 Gaya Presenter Memaparkan Menarik 58 Tabel 4.2.3.10 Gaya Bahasa Menarik 59 Tabel 4.2.3.11 Gaya Bahasa Mudah Dipahami 60 Tabel 4.2.3.12 Backsound/ suara latar menarik 61 Tabel 4.2.3.13 Alur Cerita Menarik 62 Tabel 4.2.3.14 Gaya Presenter Menarik 63 Tabel 4.2.3.15 Informasi terbaru Sepak Bola Dunia 64 Tabel 4.2.3.16 Informasi Menambah Pengetahuan 65 Tabel 4.2.3.17 Tayangan Menghibur 66 Tabel 4.2.3.18 Tayangan Sebagai Pengisi Waktu Luang 67 Tabel 4.2.3.19 Tayangan Menciptakan Suasana Santai 68 Tabel 4.2.3.20 Pengaruh tayangan 69 Tabel 4.2.3.21 Akumulasi Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olah Raga One Stop Football di Trans7 70 xii DAFTAR LAMPIRAN TENTANG PENULIS SURAT KETERANGAN RISET UNIVERSITAS INDONESIA DAFTAR KUESIONER CODING BOOK CODING SHEET TABEL INDUK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat, membawa banyak perubahan bagi masyarakat dunia, dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Dalam pengertiannya komunikasi adalah sebuah proses menjadikan milik bersama ide / isi pesan yang dimiliki si pengirim pesan dan si penerima pesan1. Dengan kata lain terjadi interaksi yang berhubungan dari satu pihak kepihak yang lain. Hal ini dimulai dari sejumlah ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan bahasa yang berbentuk kode visual, kode suara atau kode tulisan. Fungsi komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi diri kita karena dapat membangun konsep diri, aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain2. Dalam tingkat proses komunikasi, kita mengenal enam tingkatan, yaitu komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication), komunikasi antar-pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi antar kelompok / asosiasi, komunikasi organisasi dan komunikasi dengan masyarakat luas3. 1 JB. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik, hal. 33 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Rosdakarya, 2004, hal. 5 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Bandung; Remaja Rosda Karya, 1984, hal 9 2 2 Majunya teknologi di bidang komunikasi membuat seseorang dan kelompok orang dapat mengirimkan pesan dalam waktu singkat dengan seseorang atau kelompok orang lain yaitu melalui media. Komunikasi yang menggunakan media kemudian disebut sebagai komunikasi massa. Salah satu cara berkomunikasi dengan masyarakat luas adalah dengan komunikasi massa. Keserempakkan adalah ciri utama dari komunikasi massa. Adapun komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan media massa, seperti surat kabar, televisi, radio dan film. Media massa telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif; media hiburan juga menyuguhkan budaya yang juga dibaurkan dengan informasi dan hiburan4. Media massa mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat besar dengan munculnya media penyiaran di dalam negeri. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam media penyiaran itu sendiri meliputi segi sistem-sistem pemberitaan dan sistem informasi yang sifat pemberitaannya lebih terbuka. Salah satu media penyiaran yang sangat berpengaruh dan berperan pada perkembangan struktur masyarakat adalah televisi. Televisi sebagai salah satu bentuk alat komunikasi massa memiliki keunggulan dibandingkan alat atau sarana komunikasi lainnya. Keunggulan yang dimiliki oleh televisi adalah dalam penyampaian informasinya. Keunggulan yang dimiliki oleh televisi ini menyangkut teknik produksi yang menyajikan gambar-gambar 4 visual secara khusus serta membutuhkan Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta 1996, hal. 3 indera 3 penglihatan dan pendengaran. Masyarakat akan lebih mudah menangkap informasi melalui pandangan sekaligus pendengaran dibandingkan hanya melalui pendengaran saja ataupun pandangan saja. Kelebihan lain dari televisi adalah adanya satelit komunikasi cakrawala informasi yang dapat menjangkau masyarakat lebih luas5. Telah umum diketahui bahwa televisi memiliki pengaruh yang besar terhadap penontonnya. Melihat kenyataan banyaknya berbagai acara, maka secara tidak langsung masyarakat telah terpropaganda dengan media televisi. Dengan kata lain televisi dapat mengubah sudut pandang sekelompok masyarakat menuju ke jalan yang lebih baik ataupun sebaliknya. Faktor pendidikan manusia adalah salah satu pemecahan paling utama sebagai filter untuk mencegah efek negatif materi tayangan televisi. Pendidikan masyarakat yang baik dapat dijadikan penangkal masuknya unsur-unsur negatif dari media televisi. Persaingan di media televisi pun berjalan semakin keras, stasiunstasiun televisi berlomba mencari bentuk program yang menarik ditonton dan mampu menarik pemirsa sekaligus meraih iklan sebesar-besarnya. Program pun dibuat dengan tujuan mencapai rating dan share yang tinggi sehingga program tersebut berdaya jual maksimal, baik dari segi jumlah penonton maupun pengiklan. Semua usaha dilakukan baik yang bersifat inovatif maupun yang hanya meniru untuk membuat program yang mempunyai peranan, efek, dan fungsi yang besar terhadap khalayak. Salah satu program acara televisi yang mempunyai peranan, efek, dan fungsi yang besar terhadap khalayak adalah tayangan berita. Berita memberikan beragam informasi yang sedang terjadi, baik dari dalam 5 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Hal. 8 4 maupun dari luar negeri. Keberadaan berita menjadi penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang sedang terjadi di dunia. Dalam hal ini, massa menjadi objek liputan utama dari liputan media televisi. Saat ini kehidupan masyarakat yang kian sulit membuat fungsi media televisi sebagai sarana hiburan semakin dibutuhkan. Fungsi hiburan tersebut tentu tidak terlepas dari informasi yang juga diperlukan oleh masyarakat. Salah satu tayangan yang memuat unsur hiburan dan informasi secara bersamaan yaitu tayangan berita olahraga. Pada umumnya masyarakat Indonesia menyukai olahraga sepakbola. Hal ini dapat dilihat dari padatnya penonton sepakbola di setiap stadion yang tengah mengadakan pertandingan sepakbola. Program berita olahraga inilah yang menjadi tolak ukur peneliti dalam penelitian ini. Maraknya tayangan berita olahraga kemudian menimbulkan suatu permasalahan yang biasa terjadi dalam persaingan. Tekanan rating seperti menuntut stasiun televisi dan pengiklan berpacu dalam mengelola tayangan tersebut lebih inovatif, kreatif, dan agresif. Kaidah jurnalistik dalam penayangan berita olahraga pun jadi mendapatkan perhatian yang kurang. Namun hal ini ternyata efektif mencapai rating yang memuaskan. Bagaimanapun, masa depan sebuah program yang tayang di televisi ditentukan oleh seberapa besar rating yang dapat dihasilkan. Salah satu tayangan berita olahraga khusus sepakbola yaitu “One Stop Football” di Trans7, merupakan salah satu program unggulan Trans7 yang tetap bertahan baik sebelum maupun sesudah bergabung dengan Trans Corp. dengan perolehan TV Rating 2.0 dan TV Share 12.8.6 6 Source Nielsen Media Research. Week 0715. Program Research/ Trans 7/ HAN. 2007 5 Melihat fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dalam bentuk skripsi dengan judul “Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga “One Stop Football” di Trans7 (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/ i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia)”. Penulis memilih mahasiswa/ i untuk memberikan persepsi terhadap tayangan olahraga “One Stop Football” dalam penelitian ini, karena mahasiswa/ i merupakan tingkat pelajar tertinggi yang memiliki intelektualitas serta wawasan yang luas, sehingga dalam memandang suatu fenomena tidak hanya dari satu sisi saja. Penulis mengambil sampel penelitian mahasiswa/ i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia karena yang mereka pelajari adalah dunia penyiaran. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia program studi Penyiaran merupakan program studi pertama di Indonesia pada tahun 1997. Kemudian diikuti dengan lahirnya program studi Broadcasting atau Penyiaran di Universitas Padjadjaran, Bandung pada tahun 1998. Program studi Penyiaran di Universitas Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, baik dari segi pengajar yang terdiri dari dosen – dosen praktisi, fasilitas seperti library dan laboratorium audio visual yang sangat memadai untuk TV dan radio, serta akses ke industri komunikasi yang ada di Indonesia. 7 Target pemirsa tayangan olahraga “One Stop Football” yakni Primary: Male (AB, 18 – 30 years old), Secondary: Female (AB, 18 – 30 years old), Psikografik (sport, entertainment, lifestyle). Oleh sebab itu, para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia menjadi sampel penulis dalam penelitian ini. 7 Hasil wawancara dengan ketua program D3 Komunikasi FISIP UI, Dra. Nina M. Armando, MSi tanggal 6 September 2008 6 1.2. Rumusan Masalah Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan terfokus, maka peneliti membatasi masalah penelitian hanya pada bagaimana persepsi mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia terhadap tayangan olahraga “One Stop Football” yang ditayangkan oleh Trans7. 1.3. Tujuan Penelitian Sementara itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia terhadap tayangan olahraga “One Stop Football” yang ditayangkan oleh Trans7. 1.4. Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik secara akademis maupun praktis. 1.4.1. Signifikansi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi teoritis bagi perkembangan dan kemajuan ilmu komunikasi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lainnya, terutama yang menggunakan pendekatan dan obyek yang sama. 7 1.4.2. Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi praktisi penyiaran, terutama bagi pemilik stasiun televisi. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada media televisi (khususnya Trans7) tentang efektifitas informasi dan berita yang mereka tayangkan. 8 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bitter. Beliau mendefinisikan komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)10. Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan komunikasi massa pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa dan media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua poin, pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa dan khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio maupun yang audio visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film.11 Sementara itu, menurut Wright bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama 10 Adrianto, Elvinaro, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, Hal.3 11 Ibid, Hal. 6 9 sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks dan melibatkan biaya besar. Dalam definisinya, Wright mengemukakan karakteristik komunikan secara khusus, yakni anonim dan heterogen. Ia juga menyebutkan pesan diterima komunikan secara serentak (simultan) pada waktu yang sama, serta sekilas (khusus untuk media elektronik seperti radio siaran dan televisi).12 Ahli komunikasi negeri sendiri, Jalaludin Rakhmat juga tak mau ketinggalan mendefinisikan arti komunikasi massa. Menurut beliau, komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada semua khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik. Sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 13 Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”. Massa mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka tidak harus berada disuatu lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau berpencar diberbagai lokasi dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.14 Dari beberapa definisi yang diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Massanya pun tidak harus berada pada suatu wilayah yang sama. Namun, meskipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti ketika orasi kampanye 12 Ibid, Hal. 5 Ibid. Hal. 7 14 Wiryanto, Teori Komunikasi, PT. Gramedia, Jakarta, 2002, Hal.1 13 10 yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu tidak dapat dikatakan komunikasi massa. 2.1.1. Proses Komunikasi Massa Proses terjadinya komunikasi massa selalu terkait dengan teknologi, dalam hal ini adalah teknologi komunikasi. Sebagai contoh adalah berjalannya komunikasi massa melalui media televisi akan melibatkan pemanfaatan satelit, pemancar dan lain sebagainya. Secara langsung, perkembangan media massa serta komunikasi massa berhubungan erat dengan perangkat-perangkat teknologi tinggi akan membudaya dan terisolasi dalam kehidupan masyarakat. Kemudian lambat laun berkembang menuju tingkat kemajuan dan ilmu pengetahuan. Hal ini juga mempengaruhi proses interaksi antar manusia dan penyerapan terhadap apa yang diberikan media massa dalam isi pesannya. Terkait dengan perkembangan teknologi untuk pemanfaatan media massa tersebut, akhirnya banyak ahli yang menjelaskan proses serta dampak komunikasi massa. Salah satunya adalah seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat pada tahun 1948 mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori mengenai penelitian komunikasi massa. Ungkapan yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut15: 1. Siapa (who)? 2. Berkata apa (say what)? 3. Melalui saluran apa (in which channel)? 4. Kepada siapa (to whom)? 15 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Indonesia, Jakarta, Hal. 175-178 11 5. Dengan efek apa (with what effect)? Ungkapan dalam bentuk pertanyaan ini, lebih dikenal sebagai Formula Laswell. Meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan fenomena komunikasi massa, formula ini telah membantu mengorganisasi dan memberikan struktur pada kajian ilmu komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell sendiri menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Hal ini dapat disimak pada visualisasi berikut: Bagan 1 Formula Penelitian Komunikasi Laswell16 Sumber : Modul 1 – 9 teori komunikasi, S. Djuarsa Sendjaja, Ph. D. dkk, UT., 1994. 2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik umum yang menjadikan komunikasi massa berbeda dengan bentuk komunikasi personal dan komunikasi kelompok adalah komunikatornya melembaga dan pesannya bersifat umum, komunikannya heterogen, tersebar luas dan anonim, serta umpan balik yang tertunda.17 16 17 Ibid. Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, Rosda Karya, Bandung, 1993, Hal. 20 12 Media penyalur pesan-pesan komunikasi massa adalah media massa. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikator sebagai penyampai pesan dalam komunikasi massa berbentuk lembaga atau orang yang mewakili suatu lembaga. Ia tidak bertindak atas nama individu, melainkan atas nama lembaga dan harus sesuai dengan peraturan yang telah digariskan lembaga yang diwakilinya. Kemudian, pesan dalam komunikasi massa bersifat umum bukan bersifat pribadi. Pesan-pesannya tidak ditunjukkan pada seseorang secara khusus, melainkan kepada khalayak luas. Artinya, pesan yang sama yang disampaikan kepada semua orang yang mempunyai perhatian pada pesan yang disampaikan. Selain itu, komunikan atau khalayak yang terlibat dalam proses komunikasi massa terdiri dari jumlah yang besar, heterogen, tersebar luas juga anonim, serta membatasi diri dari pesan umum yang menyebabkan penyampaian pesan komunikasi massa relatif sulit. Sehingga komunikator yang menangani media massa harus melakukan perencanaan yang matang. Komunikasi massa harus dibedakan dengan komunikasi antar pribadi yang komunikasinya tidak berstruktur. Namun, sebelum kita menggunakan dan menerapkan komunikasi massa minimal harus mengerti karakteristik komunikasi massa, yaitu sebagai berikut :18 1. Komunikator terlembagakan. Artinya proses penyusunan pesan yang dilakukan oleh komunikator membutuhkan banyak proses. Contohnya dalam siaran televisi, tentu akan 18 Adrianto Elvinaro, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, Hal.7 13 banyak melibatkan orang agar siaran itu bisa terlaksana. Mulai dari presenter, kameramen, juru lampu, pengarah acara, tata rias, dan lain-lain. 2. Pesan bersifat umum. Arinya komunikasi itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. 3. Komunikannya anonim dan heterogen. Pada komunikasi antar personal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikatornya menggunakan media dan tidak tatap muka. 4. Media massa menimbulkan keserempakan. Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan. Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan sekaligus. Pada komunikasi antar personal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi karena pesan dalam media massa harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. 6. Komunikasi massa bersifat satu arah. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat 14 melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antar personal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi alat indra “terbatas”. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra tergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan balik tertunda. Karena media massa bersifat satu arah maka feedback atau umpan balik dari komunikan akan tertunda. 2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa harus diakui sebagai lembaga masyarakat yang dapat menjalankan berbagai fungsi dalam fungsi komunikasi massa. Banyak yang mengeluarkan pendapat, diantaranya Harold D. Laswell, mengemukakan tiga fungsi komunikasi massa yaitu :19 a. The surveillance of the environment, pengamatan terhadap lingkungan, penyikapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai-nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur didalamnya. b. Correlation on the components of society in making a response to the environment, korelasi unsur-unsur masyarakat lingkungan. 19 Wiryanto, Teori Komunikasi, PT. Gramedia, Jakarta, 2002, Hal.11 ketika menghadapi 15 c. Transmitted of the social inheritance, penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lasswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai fungsi-fungsi yang ia kemukakan, sehingga terbuka kesempatan bagi Charles R. Wright, seorang ahli sosiologi untuk menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment dan ia menjelaskan keempat fungsi itu sebagai berikut.20 1. Surveillance Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut handling of news. 2. Correlation Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda. 3. Transmission Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi nilai-nilai dan normanorma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari anggota suatu masyarakat kepada diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan. 20 Ibid. pendatang baru. Fungsi ini 16 4. Entertainment Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang ditujukan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu. Komunikasi massa tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu tetapi cenderung mempengaruhi cara kita untuk mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Citra ini terbentuk setelah individu tersebut mendapatkan informasi yang diterima melalui media massa. Dari uraian pendapat para ahli komunikasi di atas dapat ditarik penjelasan singkat fungsi komunikasi. Sebab, pada dasarnya fungsi komunikasi massa adalah memberikan hiburan, pendidikan dan informasi yang diharapkan dapat diketahui, diikuti, dipahami serta dirahasiakan oleh khalayak banyak. Meskipun bersifat mempengaruhi, namun diharapkan pengaruh tersebut menuju ke arah yang positif dan membangun. Secara ringkas dari pelbagai keputusan telah menyebutkan bahwa fungsi media sebenarnya mencakup pemberian informal, penyusunan agenda kehidupan khalayak setiap hari, menghubungkan anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya, mendidik khalayak untuk melakukan sesuatu, memberikan penghiburan, menerangkan sesuatu kepada khalayak.21 Jadi fungsi komunikasi massa pada umumnya mencakup pemberian informasi, mendidik khalayak untuk melakukan sesuatu, memberikan hiburan serta menerangkan sesuatu kepada khalayak agar khalayak mengerti serta tahu apa yang sedang terjadi. 21 Alo Liweri, Memahami Pesan Komunikasi Massa dalam Masyarakat, Citra Aditya Bandung, 1991, Hal. 4 17 2.2. Media Massa Proses penyampaian pesan dalam komunikasi massa adalah dengan menggunakan media massa, yang didefinisikan sebagai media yang mampu menimbulkan keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa atau orang banyak. Media yang digunakan terdiri dari pers, radio, televisi, film dan komputer yang menjadi saluran internet. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan / pernyataan / informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu22. Untuk pemilihan media, perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti karakteristik media, antara lain: 1. Kebutuhan luasnya jangkauan dan kecepatan penetrasi 2. Kebutuhan pemeliharaan memori 3. Kebutuhan jangkauan khalayak yang selektif 4. Kebutuhan jangkauan khalayak lokal 5. Kebutuhan frekuensi tinggi Perkembangan masyarakat yang dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan media massa, tetapi di lain pihak secara timbal balik ini 22 Jb. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat Kabar Majalah, Radio, dan Televisi, Alumni, Bandung, 1991. Hal. 90 18 menimbulkan efek yang teramat kuat pula terhadap masyarakat. Peran media massa sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat, semakin meningkat. Menurut Dennis McQuail, media memiliki fungsi penting antara lain23. 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan industri sosial lainnya. Dilain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja sebagai individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tapi juga bagi 23 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta 1996, hal. 3 19 masyarakat dan kelompok secara kolektif; media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Radio, surat kabar, televisi, dan film merupakan media komunikasi yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Peran media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern, perolehan informasi dan hiburan didapatkan melalui media massa. 2.3. Televisi Televisi adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses komunikasi dengan ciri-ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dengan komunikan yang heterogen.24 2.3.1. Pengertian Televisi Menurut J.B Wahyudi televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi yang berarti penglihatan. Dengan demikian berarti televisi diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio) dapat dilihat dari tempat yang lain melalui sebuah perangkat penerima.25 Dengan demikian dapat kita pahami bahwa televisi adalah salah satu bentuk media massa yang memancarkan suara dan gambar reproduksi 24 25 Onong Uchana Effendy, TV Siaran Teory dan Praktek, Bandung, Alumni, 1984, Hal. 17 J.B Wahyudi, Media Komunikasi Massa, Bina Cipta, Jakarta, 1996, Hal. 46 20 dari kenyataan yang disiarkan lewat gelombang elektromagnetik sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima (televisi) di rumah. Ellen Wartella dan Byron Reeves memandang televisi sebagai sesuatu yang unik. Keunikan itu bukan hanya pesan yang ada dalam televisi, sangat menghibur pemirsanya dan amat menyenangkan hati audiensnya. Tetapi juga dari segi visualisasi, pergerakan kamera, teknik mengedit dan juga bahasanya.26 Televisi memiliki penonton yang sangat beragam, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Melalui beberapa stasiun televisi mereka bebas memilih acara yang disukai dan dibutuhkan. Begitu juga sebagai media hiburan, televisi dianggap sebagai media yang ringan, murah, santai, dan menyenangkan. Bahkan berdasarkan survei Nielsen Media Research (1987), sekitar 7 jam sehari orang menonton televisi, dan hampir seratus juta orang menonton televisi setiap harinya. 27 Dalam kondisi demikian maka tak mengherankan, kalau orang kemudian telah menjadikan televisi tidak sekedar sarana untuk mencari hiburan. Akan tetapi, juga menjadi sarana yang baik untuk mereka belajar segala hal dari televisi.28 2.3.2. Televisi Sebagai Media Massa Sebagai medium komunikasi televisi mempunyai beberapa karakteristik dasar yang membedakan dengan medium komunikasi massa lainnya, yaitu:29 26 Ellen Wartella, Byron Reeves, Handbook of Communication Science, Charles R. Berger & Steven H. Chaffe, Newbury Park, London, New Delhi, 1989, Hal. 632 27 Ronald F. Rice & Charles K. Atkin, Public Communication Campaign (Second Edition). London, 1990, Hal. 535 28 Ibid. Hal. 358 29 J.B Wahyudi, Media Komunikasi Massa, Bina Cipta, Jakarta, 1996, Hal 25-26 21 1. Televisi adalah medium audio-visual. Sebagai medium audio-visual televisi tidak hanya dapat menghadirkan kata-kata tapi juga suara-suara gaduh, musik dan perubahan nada suara. Televisi tidak hanya menghadirkan gambar-gambar diam, tetapi juga gambar bergerak, termasuk nuansa dari gerakan tubuh serta ekspresi wajah (kinetik). 2. Televisi adalah medium dengan waktu terbatas. Artinya, programprogram yang disiarkan televisi sangat terbatas, sehingga pemirsa tidak mempunyai kesempatan untuk melihat bagian-bagian yang penting dan mengulang kembali apa yang telah dilihat. Apabila dua program disiarkan secara bersamaan, pemirsa tidak memiliki kesempatan untuk membandingkan kecuali jika pemirsa merekamnya dengan kaset video. 3. Televisi mempunyai jumlah saluran yang terbatas, bagian dalam masalah ini adalah soal hak untuk mengembangkan siaran dengan sistem Very Height Frequency (VHF) sebelum menggunakan sistem Ultra Might Frequency (UHF). 4. Televisi adalah medium dengan kompleksitas tinggi dan biaya pengoperasiannya yang mahal. Sebab, kamera film, video tape, peralatan transmisinya menanganinya memerlukan disamping banyak komunikatornya mengoperasikan televisi demikian tingginya. ahli untuk dapat sendiri. Biaya untuk 22 Televisi mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan media massa lainnya Hal ini dapat dilihat dari sifat yang dimiliki televisi, pesan yang disampaikan televisi melalui gambar dan suara secara bersamaan, hidup dan sangat cepat. Televisi adalah generasi baru media elektronik yang dapat menyampaikan pesan-pesan audio-visual secara serentak. Pesan visual yang disampaikan dapat berupa gambar diam atau gambar hidup. Yang terakhir ini, bila disajikan secara kreatif dalam tata warna yang tepat dan diiringi oleh pesan moral yang sesuai akan dapat menyuguhkan realita yang ada. Oleh karena itu, televisi berhasil memikat banyak khalayak daripada media massa lainnya.30 2.3.3. Fungsi Televisi Dalam eksistensinya sebagai media massa, televisi memiliki beberapa fungsi dasar. Pertama adalah fungsi hiburan atau entertainment. Dibanyak negara fungsi hiburan disiarkan lebih dominan. Sebagian besar waktu primetime siaran diisi oleh acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, kerena televisi dapat menampilkan gambar hidup beserta suaranya sesuai kenyataan, dapat dinikmati oleh seluruh keluarga. Televisi juga dapat dinikmati oleh khalayak yang tuna aksara. Fungsi selanjutnya televisi sebagai penerangan. Dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual yang pertarna adalah immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat, peristiwa yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Yang kedua adalah realism, mengandung makna pernyataan. Dalam menyiarkan informasi secara audio visual dengan perantara microphone 30 Jahi Amri, Komunikasi Massa Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga:Suatu Pengantar, Gramedia, Jakarta, 1988, Hal. 140 23 dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. Yang ketiga, televisi berfungsi sebagai sarana pendidikan. Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya belum tentu banyak secara simultan. Selain acara pendidikan yang disiarkan, televisi juga menyiarkan acara implisit yang mengandung pendidikan, misalnya: fragmen, ceramah, film, dan lain-lain. Televisi merupakan sarana komunikasi massa yang sangat berpengaruh dalam membentuk dan merubah pola serta pendapat umum. Termasuk pendapat umum untuk menyenangi sesuatu, hingga terjadinya pembentukan sikap, perilaku dan pola pikir. 2.3.4. Program Acara Televisi Berbagai macam acara televisi selalu hadir dihadapan pemirsa yang mengetengahkan jenis informasi dan hiburan. Untuk lebih jelasnya program acara televisi akan dibagi menurut jenisnya, yaitu: a. Informasi Informasi adalah berita yang disampaikan kepada masyarakat luas yang termasuk ke dalam informasi yaitu: 1. Hard news adalah berita berat atau berita kuat. Contohnya berita mengenai perang di Irak. 2. Soft news adalah berita ringan. Contohnya feature dan dokumenter, berita olah raga, dan sebagainya. 24 b. Hiburan Hiburan adalah acara yang bersifat menghibur, dan yang termasuk ke dalam hiburan adalah: 1. Drama adalah suatu cerita dengan menggunakan skenario atau naskah yang akan ditayangkan di televisi, misalnya sinetron, FTV, dsb. 2. Reality show adalah program televisi yang merupakan suatu permainan atau games dimana tokoh utamanya tidak mengetahui dirinya direkam gambarnya dengan kamera televisi. Misalnya, Lemon Tea Asam Manis Cinta (SCTV). 3. Non drama adalah suatu acara yang tidak menggunakan naskah atau skenario. Misalnya kuis, dan siaran-siaran olahraga (baik siaran langsung maupun tidak langsung). 4. Musik adalah suatu acara yang berisikan lagu-lagu. 5. Quiz show merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah orang saling bersaing menjawab sejumlah pertanyaan. 2.4. Persepsi Persepsi menurut Jalaluddin Rakhmat adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan kata lain, persepsi memberikan makna pada stimuli indrawi. Persepsi merupakan suatu proses yang tentu saja tidak berjalan begitu saja. Dalam proses persepsi terdapat dua tahap, antara lain Attention (perhatian) dan Interpretation. 25 Attention (atensi / perhatian) adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lamanya melemah. Sedangkan interpretation (interpretasi) adalah terjadinya suatu proses penyederhanaan, pengolahan serta penyusunan berdasarkan ciri-ciri pokok stimuli dimana detail akan diolah hingga membentuk pola tertentu, sehingga pola tersebut kemudian disusun untuk ditafsirkan maknanya. Berikut ini adalah beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli komunikasi: 1. “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna” (John R. Wenburg & William W. Wilmot ). 2. “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (Rudolph F. Ferderber). 3. “Persepsi adalah interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana” (J. Cohen). Proses terjadinya persepsi dapat dilihat dengan skema model: Stimulus – Atensi – Interpretasi – Kognis.31 Dalam proses persepsi terjadi dua tahap yaitu tahap atensi dan tahap interpretasi. Tahap atensi adalah tahap dimana kita memperhatikan stimuli (tahap penyaringan perhatian) yang didahului oleh tereksposnya seseorang pada rangsangan tertentu. Oleh karena proses ini terjadi dalam alam sadar, maka sebelumnya ia harus menyadari adanya rangsangan itu melalui mekanisme panca indera. 31 David A. Aakers dan John G. Myers, Advert Management, 2nd Ed. London: New Delhi Prestice Hall Ltd, 1986. hal 236 26 Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding). Persepsi mencakup penginderaan (sensasi) melalui alat-alat / panca indra (mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah), atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui alat-alat panca indra manusia. Panca indra adalah reseptor yang berfungsi sebagai penghubung antara otak manusia dengan lingkungan sekitar. Atensi atau perhatian berarti sebelum manusia merespons atau menafsirkan objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri.32 Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian, cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian. Rangsangan seperti ini biasanya menjadi penyebab kejadiankejadian berikutnya. Dengan perkataan lain, kita akan memperhatikan apa yang kita anggap bermakna bagi kita, dan kita tidak akan memperhatikan apa yang tidak bermakna bagi kita. Interpretasi adalah tahap terpenting dari persepsi, yaitu menafsirkan atau memberi makna atas informasi yang sampai kepada kita melalui panca indra. Persepsi manusia terbagi dua: persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia (lingkungan sosial). Perbedaannya mencakup hal-hal berikut: 32 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004. hal. 167-172 27 a. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan non verbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan. b. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan sebagainya). Kebanyakan objek tidak mempersepsi kita ketika kita hendak mempersepsikan objek-objek itu. Akan tetapi orang mempersepsi kita pada saat kita mempersepsi mereka. Dengan kata lain, persepsi terhadap manusia bersifat interaktif. c. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek.33 Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indera kita. Jadi, pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai 33 Ibid, hal 175 28 objek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tersebut.34 Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena manusia mempunyai aspek emosi, maka persepsi atau penilaian kita terhadap orang akan mengandung resiko. Persepsi saya terhadap Anda mempengaruhi persepsi Anda terhadap saya, dan pada gilirannya persepsi Anda terhadap saya juga akan mempengaruhi persepsi saya terhadap Anda. Dan begitu seterusnya.35 Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Karena setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap lingkungan sosialnya. Persepsi yang timbul setelah menonton suatu tayangan dipengaruhi oleh berbagai macam indikator. Oleh sebab itu persepsi yang timbul dari sebuah tayangan terlebih dahulu akan melalui berbagai macam indikator. Sedangkan persepsi itu sendiri didefinisikan sebagai proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengasumsikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Persepsi adalah cara kita mengubah energi fisik lingkungan kita menjadi pengajaran yang bermakna.36 Proses internal inilah yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.37 Dalam mendengarkan dan meihat tayangan olah raga di televisi, berarti khalayak memperhatikan tayangan tersebut. Khalayak telah memperoleh rangsangan lewat panca inderanya. 34 Ibid, hal 171 Ibid. hal. 176 36 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya. Jakarta, 1989, hal. 25 37 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, 2001 35 29 Kemudian diolah dalam dirinya sehingga menjadi pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang kemudian dikenal dengan persepsi.38 Setelah tahu maka timbulah perhatian atau atensi terhadap sesuatu. Lalu berlanjut pada tahap interpretasi. Pada tahap ini individu selalu memberi makna terhadap objek yang dipersepsikan akan mendapat kognisi. Bagi individu tersebut, kognisi yaitu gambaran yang lengkap dari objek yang akan disimpan dalam ingatan dan kognisi merupakan tahap akhir dari persepsi. Menurut David Kreck dan Richard S. Curthfield, faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:39 1. Faktor Fungsional Faktor ini berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, pendidikan, kebudayaan yang termasuk faktor personal. 2. Faktor Struktural Faktor ini berasal dari sifat stimuli fisik yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Menurut teori Gestalt, bila mempersiapkan sesuatu maka dipersepsikan secara keseluruhan. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua pihak untuk menyamakan persepsi dalam upaya mencapai tujuan bersama. Komunikasi merupakan proses dua arah. Kesamaan persepsi hanya bisa tercapai apabila kedua pihak mendengar dan berbicara efektif. Mendengar efektif berarti memahami pihak lain dan bertindak sesuai pemahaman tadi. Berbicara efektif berarti dipahami pihak lain. Persepsi bersifat subjektif, tergantung pada pengalaman dan budaya, dan tidak mencerminkan fakta. Sebagai ilmu dan seni, komunikasi bersifat halus dan seringkali lebih rumit daripada biasanya. 38 39 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. hal. 51 Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta: Gramedia, 1991. hal, 88 30 2.5. Khalayak Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa, penonton dari berbagai media. Kumpulan ini disebut sebagai khalayak dalam bentuk yang paling dikenali dan versi yang diterapkan dalam hampir seluruh penelitian media itu sendiri. Calusse (1968) menunjukkan beberapa kerumitan untuk membedakan beberapa kadar keikutsertaan dan keterlibatan khalayak. 1. Khalayak pertama dan terbesar adalah populasi yang tersedia untuk menerima tawaran komunikasi tertentu. Dengan demikian semua yang memiliki pesawat televisi adalah audiens televisi dalam artian tertentu. 2. Khalayak kedua merupakan khalayak yang menerima hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda seperti pemirsa televisi reguler, pembeli surat kabar dan sebagainya. 3. Khalayak ketiga adalah khalayak yang mencatat penerimaan isi pesan masih dalam bagian lebih kecil yang mengedepankan pesan yang ditawarkan.40 Sifat kerja di bidang media massa bersifat kolektif atau tim. Hal ini terdiri atas berbagai tenaga yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dan profesi. Oleh sebab itu penyelenggara siaran memerlukan pemimpin yang menguasai ilmu ekonomi, ilmu psikologi, dan ilmu komunikasi.41 40 41 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. 1996. Hal. 203 J.B Wahyudi, Media Komunikasi Massa, Bina Cipta, Jakarta, 1996, hal. 5 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif hanyalah melaporkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.42 Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlangsung. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka. Pendekatan kuantitatif yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.43 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan survei. Survei adalah pengumpulan informasi dengan menggunakan kuesioner dari sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi.44 Survei pada umumnya bertujuan untuk membuat penilaian terhadap kondisi dan praktek penyelenggaraan sesuatu dimasa sekarang, atau untuk menyusun perencanaan yang teliti tentang pengembangannya. Jadi, pada dasarnya survei bukan semata-mata dilaksanakan untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan. Melainkan juga untuk menjelaskan 42 Santoso Sastroputera, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak Dalam Komunikasi Sosial, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991. hlm. 10 43 Ibid, hlm. 114 44 M. Nazir, Metode Penelitian, PT Ghalia Indonesia, Jakarta,1996, hlm. 63 32 tentang hubungan antara berbagai variabel yang diteliti dari objek yang mempunyai unit atau individu yang cukup banyak. Oleh karena itu, dalam melakukan survei biasanya akan dibuat suatu analisis secara kuantitatif terhadap data yang terkumpul.45 Metode Survei menelaah, meneliti, dan mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek yang sedang berlangsung. Peneliti akan membagikan kuesioner kepada mahasiswa/ i Jurusan Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia tentang tayangan One Stop Football di Trans7 sesuai dengan hubungannya dalam penelitian ini. 3.3. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dalam unit analisa yang ciricirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat kaitannya dengan masalah yang akan dipelajari.46 Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa/ i D3 Penyiaran angkatan 2005 dan 2006 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Peneliti memang memilih mahasiswa/ i untuk memberikan persepsi terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dalam penelitian ini. Karena mahasiswa/ i merupakan tingkat pelajar tertinggi yang memiliki intelektualitas serta wawasan yang luas, sehingga dalam memandang suatu fenomena tidak hanya dari satu sisi saja. Selain itu, dilihat dari latar belakang pendidikannya, mereka tentu mengetahui dunia penyiaran lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa/ i dari jurusan lain. 45 46 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2001, hlm 16 Ibid, hlm. 108 33 Total keseluruhan mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia adalah 217 orang, yang terdiri dari dua angkatan yaitu 87 orang angkatan 2005, dan 130 orang angkatan 2006. 3.4. Sampel Sampel didefinisikan sebagai unit observasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan oleh suatu studi. Dengan sendirinya sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang selalu mempunyai ukuran yang kecil jika dibandingkan dengan ukuran populasi yang bersangkutan.47 Pada intinya siapa saja yang menjadi responden telah ditentukan yaitu seluruh mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Namun, sebelum mengisi kuesioner yang diberikan peneliti, terlebih dahulu peneliti memberikan pertanyaan saringan kepada sampel yang akan menjadi responden, yakni “Apakah Anda pernah menyaksikan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7?“, jika jawabannya “Ya” maka sampel berhak mengisi kuesioner dari peneliti dan begitu sebaliknya. 3.5. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling. Metode total sampling yaitu menjadikan populasi sebagai sampel. Jadi jumlah populasi dengan jumlah sampel adalah sama. Total sampling sebanyak 217 orang. 47 I Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Komunikasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hlm. 41 34 3.6. Definisi Dan Operasionalisasi Konsep 3.6.1. Definisi Konsep Definisi konsep merupakan penjelasan konsep yang terkait terhadap penelitian ini. Definisi berbagai konsep dalam penelitian ini akan diperjelas sebagai berikut: 1. Persepsi Khalayak Proses terjadinya persepsi dapat dilihat dengan skema model: Stimulus – Atensi – Interpretasi – Kognis.48 Tahap atensi adalah tahap dimana kita memperhatikan stimuli (tahap penyaringan perhatian) yang didahului oleh tereksposnya seseorang pada rangsangan tertentu. Interpretasi adalah tahap menafsirkan atau memberi makna atas informasi yang sampai kepada kita melalui panca indra. Sedangkan khalayak adalah penerima, sasaran, audience, pendengar, pemirsa, decoder, dan atau komunikan. Khalayak dalam penelitian ini adalah mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan inilah yang kemudian kita sebut persepsi. Sedangkan persepsi dalam penelitian ini dibatasi hanya dengan beberapa dimensi antara lain atensi, interpretasi, dan kognisi khalayak terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. 2. Tayangan One Stop Football di Trans7 Tayangan olahraga dalam penelitian ini yaitu tayangan One Stop Football yang ditayangkan Trans7 setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 13.00 s.d. 13.30 WIB. Tayangan dengan format Sport Magazine 48 David A. Aakers dan John G. Myers, Advert Management, 2nd Ed. London: New Delhi Prestice Hall Ltd, 1986. hal 236 35 ini menyajikan informasi terkini, cuplikan pertandingan paling aktual, serta feature / profil seputar sepakbola dunia. Tayangan ini dipandu oleh seorang host wanita bergaya enerjik, funky, dan sporty. Selain itu tayangan ini menggunakan hard set berwarna-warni dengan nuansa sepakbola. Tayangan berdurasi 30 menit ini terdiri dari 4 segmen dan setiap segmen menyajikan 1 VT. 3.6.2. Operasionalisasi Konsep Persepsi yang timbul setelah menonton suatu tayangan tergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi yaitu tingkat pendidikan dari khalayak. Dalam proses persepsi terjadi berbagai tahap antara lain: tahap atensi, interpretasi, dan kognisi. Tahap atensi adalah tahap dimana kita memperhatikan stimuli (tahap penyaringan perhatian) yang didahului oleh tereksposnya seseorang pada rangsangan tertentu. Ia harus menyadari adanya rangsangan itu melalui mekanisme panca indera. Setelah melewati proses atensi kemudian beralih ke interpretasi terhadap suatu peristiwa. Setelah peristiwa tersebut terinterpretasi maka timbullah kognisi yang menjadi sebuah persepsi. 36 Tabel 3.6.2.1 Operasionalisasi Persepsi Khalayak DIMENSI INDIKATOR SKALA Sejauhmana khalayak sadar dan tahu tentang tayangan One Stop Football di Trans7 yang meliputi pernyataan sebagai berikut: a. Seluruh Tayangan 1. b. > Separuh Tayangan 2. Anda menonton lebih dari separuh tayangan. Anda menonton semua iklan pada tayangan tersebut. c. Separuh Tayangan d. < Separuh Tayangan ATENSI e. Sedikit dari Tayangan 3. 4. 5. 6. 7. Anda memperhatikan gaya presenter yang sporty. Anda memperhatikan narasi yang dibawakan narator. Anda memperhatikan visualisasi / gambar selama tayangan berlangsung. Anda memperhatikan backsound / suara latar. Anda memperhatikan gaya bahasa yang digunakan presenter. a. Sangat Memperhatikan b. Memperhatikan c. Cukup Memperhatikan d. Kurang Memperhatikan e. Tidak Memperhatikan 37 INDIKATOR DIMENSI SKALA Intensitas khalayak dalam menonton tayangan One Stop Football di Trans7 yang meliputi pernyataan sebagai berikut: a. Sangat Menarik 1. 2. 3. Visualisasi / gambar yang ditampilkan menarik. Gaya presenter dalam memaparkan peristiwa menarik. Gaya bahasa yang digunakan menarik. b. Menarik c. Ragu-ragu d. Tidak Menarik e. Sangat Tidak Menarik a. Sangat Mudah Dipahami INTERPRETASI 4. Gaya bahasa yang digunakan dalam menceritakan suatu peristiwa mudah dipahami. b. Mudah Dipahami c. Ragu-ragu d. Tidak Mudah Dipahami e. Sangat Tidak Mudah Dipahami a. Sangat Menarik 5. 6. 7. Backsound / suara latar menarik. Alur cerita yang dibawakan narator menarik. Presenter dengan gaya funky dan sporty membuat Anda tertarik pada tayangan tersebut. b. Menarik c. Ragu-ragu d. Tidak Menarik e. Sangat Tidak Menarik 38 DIMENSI INDIKATOR SKALA Penyimpulan informasi dan penafsiran pesan setelah menonton tayangan One Stop Football di Trans7 yang meliputi pernyataan sebagai berikut: a. Sangat Setuju 1. b. Setuju Tayangan tersebut menyajikan informasi terbaru seputar sepakbola dunia. c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju Informasi yang disajikan dapat menambah pengetahuan. KOGNISI 2. a. Sangat Menambah Pengetahuan b. Menambah Pengetahuan c. Ragu-ragu d. Tidak Menambah Pengetahuan e. Sangat Tidak Menambah Pengetahuan 3. 4. 5. 6. Tayangan tersebut dapat menghibur. Tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang. Tayangan tersebut dapat menciptakan suasana rileks/ santai. Tayangan tersebut dapat memberikan pengaruh pada nilai-nilai tertentu (yang berhubungan dengan olahraga sepakbola) dalam masyarakat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 3.7. Teknik Pengumpulan Data 3.7.1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari objek penelitian. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari kuesioner yang 39 disebarkan kepada sampel yang dipilih. Kuesioner atau angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Teknik kuesioner ini tepat sekali sebagai alat untuk memperoleh data yang relatif akurat dari populasi penelitian skripsi ini. Pada penelitian ini peneliti menyebarkan angket / kuesioner kepada 217 responden untuk memperoleh data dan informasi yang objektif mengenai persepsi mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Kuesioner tersebut merupakan susunan dari pernyataan yang nantinya dapat memberikan data-data yang sesuai dan dibutuhkan untuk melakukan suatu analisa dalam penelitian ini. 3.7.2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dari berbagai sumber. Seperti buku-buku referensi, artikelartikel, internet, majalah dan surat kabar yang semuanya memiliki kaitan dengan objek penelitian. Hal tersebut dapat dipergunakan sebagai referensi dan data lainnya yang dapat mendukung dalam penyusunan penelitian ini. 3.8. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan interpretasikan. Karena metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis dan 40 cermat, untuk kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif.49 Yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Setelah memperoleh hasil dari kuesioner yang dibagikan pada responden, kemudian data yang masuk diolah secara manual, yaitu dengan menghitung jumlah jawaban untuk setiap kategori pernyataan yang diajukan. Oleh sebab itu, analisa data dapat dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul dan kemudian diolah melalui tahap-tahap: a. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk setelah kuesioner dibagikan. b. Kemudian data dianalisa secara kuantitatif, sehingga diperoleh grafik-grafik yang menunjukkan frekuensi penyebaran data. Proses analisa yang peneliti lakukan akan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Mengolah setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan kepada khalayak untuk dihitung frekuensi dan presentasenya. 2. Memberi skala jawaban-jawaban kuesioner tersebut. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan memberi skor 1 sampai 5. 3. Penilain pada skala yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kuesioner yang diberikan. Namun tetap berkaitan erat dengan kategori penilaian: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu – ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). 49 Ibid, hlm. 24 41 Tabel 3.8.1 Skala Likert50 SIMBOL SS S R TS STS PENILAIAN SANGAT SETUJU SETUJU RAGU-RAGU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU BOBOT/ NILAI 5 4 3 2 1 Jumlah kuesioner pada penelitian ini terdapat 20 pernyataan. Karena masing-masing pernyataan diberi skor seperti pada tabel 3.8.1 di atas, maka kemungkinan nilai terendah yang diperoleh setiap responden adalah 20 dan tertinggi adalah 100. Selanjutnya data dianalisa dengan menggunakan tabel frekuensi tabulasi penilaian dan jarak. Penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel total sampling dari 217 sampel yang tersedia di lapangan. Kemudian dengan teknik pengumpulan data kuesioner maka instrument tersebut diberikan kepada 113 sampel (responden) yang diambil secara purposive sample. Jumlah sampel (responden) yang bersedia untuk mengisi kuesioner adalah sebanyak 113 responden. Sisanya yaitu 104 sampel lainnya menolak untuk menjadi responden dengan pertimbangan belum atau bahkan tidak pernahnya mereka menyaksikan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Jumlah skor ideal untuk setiap pernyataan dan intervalnya adalah sebagai berikut:51 Skor ideal = (NT x S) – (NR x S) = (5 x 113) – (1 x 113) 50 51 B. Sandjaja & Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Prestasi Pustaka, Jakarta 2006, Hal 151 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2003. hal. 88 – 89 42 = 565 – 113 = 452 Interval = skor ideal : bobot = 452 : 5 = 90.4 = 90 Setelah diketahui adanya interval, maka kategori penilaian untuk setiap pernyataan ini dapat dikelompokkan menjadi: 473 – 565 = Sangat Baik 383 – 472 = Baik 293 – 382 = Cukup Baik 203 – 292 = Kurang Baik 113 – 202 = Tidak Baik Sedangkan jumlah skor ideal untuk persepsi khalayak terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dan intervalnya akan dijabarkan sebagai berikut:52 Skor ideal = (NT x S x P) – (NR x S x P) = (5 x 113 x 20) – (1 x 113 x 20) = 11300 – 2260 = 9040 Interval = skor ideal : bobot = 9040 : 5 = 1808 Setelah diketahui adanya interval, maka kategori penilaian untuk persepsi mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 ini dapat dikelompokkan menjadi: 52 Ibid 43 9492 – 11300 = Sangat Positif 7684 – 9491 = Positif 5876 – 7683 = Netral 4068 – 5875 = Negatif 2260 – 4067 = Sangat Negatif Keterangan: NT : Nilai Tertinggi NR : Nilai Terendah S : Jumlah Sampel P : Jumlah Pernyataan 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Tayangan “One Stop Football” di Trans7 Tayangan One Stop Football merupakan salah satu program tayangan olahraga yang ditayangkan oleh stasiun televisi Trans7. Tayangan tersebut tayang setiap Sabtu dan Minggu selama 30 menit yaitu mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB. Segmentasi pemirsa tayangan One Stop Football yakni Primary: Male (AB, 18 – 30 years old), Secondary: Female (AB, 18 – 30 years old), Psikografik (sport, entertainment, lifestyle). Tayangan One Stop Football merupakan tayangan olahraga yang mempunyai ciri khas tersendiri. Dari segi presenter, narasi dan isi berita, visualisasi gambar, sampai pada ilustrasi musik / backsound. Tayangan tersebut begitu kental dengan nuansa Inggris karena di setiap tayangan, selalu mempunyai segmen khusus tentang Liga Inggris. Semua presenter tayangan tersebut merupakan kalangan selebritis yang membawakan berita dengan penampilannya yang seksi. Sebut saja Terry Putri dan Desy Novianti yang mengenakan pakaian minim namun sporty di setiap tayangan. Narasi, isi berita, visualisasi gambar dan ilustrasi musik / backsound yang disajikan juga mengandung unsur-unsur olahraga sepakbola yang kuat. Setiap unsur dipilih dengan mempertimbangkan pemirsanya yang rata-rata masih berjiwa muda. 4.2. Hasil Penelitian Untuk mengetahui persepsi mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia terhadap tayangan 45 olahraga One Stop Football di Trans7, peneliti mengajukan 20 pernyataan berkaitan dengan perpaduan antara dimensi persepsi dan dimensi tayangan olahraga. Seluruh pernyataan yang diajukan oleh peneliti merupakan uraian dari bagian-bagian dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 antara lain presenter, narasi dan isi berita, visualisasi gambar, dan ilustrasi musik / backsound. Pernyataan tersebut juga merupakan uraian dari makna persepsi antara lain atensi, interpretasi, dan kognis. Peneliti memberikan pilihan jawaban untuk para responden dalam setiap pernyataan yang diajukan. Pilihan tersebut antara lain: Sangat Setuju (SS) dengan bobot 5, Setuju (S) dengan bobot 4, Ragu-ragu (R) dengan bobot 3, Tidak Setuju (TS) dengan bobot 2, Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot 1. Masing-masing pilihan jawaban mengindikasikan persepsi (atensi, interpretasi, dan kognis) mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia tentang tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 baik dari segi presenter, narasi dan isi berita, visualisasi gambar, dan ilustrasi musik/ backsound. Kemudian jawaban responden (f) dikalikan dengan nilai bobot (w) kemudian hasilnya dimasukkan dalam kolom jumlah (JML) sampai didapat JUMLAH keseluruhan dari masingmasing pernyataan yang ada. Selanjutnya jumlah keseluruhan diakumulasikan dan hasilnya diberi kriteria penilaian dalam analisis data penelitian sebagai berikut: a. Sangat Baik Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi (atensi, interpretasi, dan kognis) yang sangat mendalam tentang tayangan tersebut. 46 b. Baik Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi (atensi, interpretasi, dan kognis) yang mendalam tentang tayangan tersebut. c. Cukup Baik Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi (atensi, interpretasi, dan kognis) yang cukup mendalam tentang tayangan tersebut. d. Kurang Baik Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi (atensi, interpretasi, dan kognis) yang kurang mendalam tentang tayangan tersebut. e. Tidak Baik Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi (atensi, interpretasi, dan kognis) yang tidak mendalam tentang tayangan tersebut. 4.2.1. Identitas Responden Peneliti menyebarkan kuesioner kepada semua mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 (responden) yang pernah menonton tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Dari 217 sampel yang peneliti targetkan sebagai responden, terdapat 113 sampel yang bersedia untuk 47 menjadi responden dalam penelitian ini. Sisanya menolak untuk menjadi responden dengan pertimbangan belum atau bahkan tidak pernah menonton tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Penulis memperoleh data tersebut dari pertanyaan saringan secara lisan untuk setiap responden “Apakah Anda pernah menonton tayangan olahraga One Stop Football di Trans7?”. Hasil dari pertanyaan saringan tersebut yakni sebanyak 113 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini menjawab “YA”. Untuk melengkapi dan memperkuat analisis penelitian, peneliti akan menjabarkan identitas responden sebagai berikut: Tabel 4.2.1.1 Jenis Kelamin NO 1 2 JENIS KELAMIN Pria Wanita Jumlah F 77 36 113 % 68.14 31.86 100 Dari data yang diperoleh, jumlah kelompok responden pria mendominasi dibandingkan dengan responden wanita. Hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 77 responden atau 68.14% pria dan sisanya 36 responden atau 31.86% wanita. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah pria. Tabel 4.2.1.2 Mahasiswa Angkatan NO 1 2 STATUS Angkatan 2005 Angkatan 2006 Jumlah F 54 59 113 % 47.79 52.21 100 48 Tabel 4.2.1.2 menunjukan bahwa responden dari angkatan 2005 sebanyak 54 responden atau 47.79% dan responden dari angkatan 2006 sebanyak 59 responden atau 52.21%. Jadi responden dari kedua angkatan hampir sama. 4.2.2. Pola Menonton Televisi Penelitian ini juga dilengkapi dengan penjabaran pola menonton televisi dari para responden. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.2.2.1 Menonton Televisi dalam Satu Minggu NO BERAPA HARI DALAM SATU MINGGU F % 1 1 – 2 hari (rendah) 16 14.16 2 3 – 4 hari (sedang) 38 33.63 3 5 – 7 hari (tinggi) 59 52.21 113 100 Jumlah Tabel 4.2.2.1 menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu sebanyak 59 responden atau 52.21% menonton televisi 5-7 hari dalam seminggu. Sedangkan sisanya menonton televisi 3-4 hari dan 1-2 hari dalam seminggu berturut-turut sebanyak 38 responden atau 33.63% dan 16 responden atau 14.16%. Jadi penelitian ini didominasi oleh para responden yang menonton televisi 5-7 hari dalam satu minggu. Tabel 4.2.2.2 Menonton Televisi dalam Satu Hari NO BERAPA JAM DALAM SATU HARI F % 1 1 – 2 jam (rendah) 29 25.66 2 3 – 4 jam (sedang) 69 61.06 3 ≥ 5 jam (tinggi) 15 13.28 113 100 Jumlah 49 Tabel 4.2.2.2 menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu sebanyak 69 responden atau 61.06% menonton televisi 3-4 jam dalam sehari. Sedangkan sisanya menonton televisi 1-2 jam dan ≥ 5 jam dalam sehari berturut-turut sebanyak 29 responden atau 25.66% dan 15 responden atau 13.28%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh para responden dengan intensitas sedang yang menonton televisi dalam satu hari. Tabel 4.2.2.3 Menonton Trans7 dalam Satu Hari NO BERAPA JAM DALAM SATU HARI F % 1 1 – 2 jam (rendah) 86 76.11 2 3 – 4 jam (sedang) 27 23.89 3 ≥ 5 jam (tinggi) 0 0 113 100 Jumlah Tabel 4.2.2.3 menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu sebanyak 86 responden atau 76.11% menonton Trans7 1-2 jam dalam sehari. Sedangkan sisanya menonton televisi 3-4 jam sebanyak 27 responden atau 23.89% dan tak ada satupun responden yang menonton ≥ 5 jam dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh para responden dengan intensitas rendah yang menonton Trans7 dalam satu hari. Tabel 4.2.2.4 Menonton Tayangan Olahraga One Stop Football di Trans7 dalam Satu Minggu NO BERAPA KALI DALAM SATU MINGGU F % 1 1 kali (rendah) 87 76.99 2 2 kali (tinggi) 26 23.01 113 100 Jumlah 50 Tabel 4.2.2.4 menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu sebanyak 87 responden atau 76.99% menonton tayangan Olahraga One Stop Football di Trans7 sebanyak 1 kali dalam seminggu. Sedangkan sisanya menonton tayangan Olahraga One Stop Football di Trans7 sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu 26 responden atau 23.01%. Jadi penelitian ini didominasi oleh responden dengan intensitas rendah yang menonton tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dalam satu minggu. 4.2.3. Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga “One Stop Football” di Trans7 Tabel 4.2.3.1 Kuantitas Menonton Tayangan NO 7 PERNYATAAN Anda menonton lebih dari separuh tayangan JUMLAH KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 21 18.58 105 S 4 61 53.98 244 R 3 12 10.62 36 TS 2 15 13.27 30 STS 1 4 3.55 4 113 100 419 Hasil kuesioner nomor 7 yang menyatakan bahwa kuantitas menonton tayangan menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 61 responden 53.98%, responden yang sangat setuju sebanyak 21 responden atau 18.58%, responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 15 responden atau 10.62%, responden yang ragu-ragu sebanyak 12 responden atau 10.62%, 51 dan responden yang sangat tidak setuju sebanyak 4 responden atau 3.55%. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 61 responden 53.98%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 memang layak untuk ditonton lebih dari separuh tayangan. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 419 dapat dikategorikan baik. Tabel 4.2.3.2 Kuantitas Menonton Iklan NO 8 PERNYATAAN Anda menonton semua iklan pada tayangan tersebut KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 2 1.78 10 S 4 9 7.96 36 R 3 24 21.24 72 TS 2 67 59.29 134 STS 1 11 9.73 11 113 100 263 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 8 yang menyatakan kuantitas menonton iklan menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden tidak setuju yaitu sebanyak 67 responden 59.29%, responden yang sangat setuju sebanyak 2 responden atau 1.78%, responden yang setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%, responden yang menjawab raguragu sebanyak 24 responden atau 21.24%, dan responden yang sangat tidak setuju sebanyak 11 responden atau 9.73%. 52 Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan tidak setuju yaitu sebanyak 67 responden 59.29%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa iklan dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 tidak perlu ditonton semuanya. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 263 dapat dikategorikan kurang baik. Tabel 4.2.3.3 Gaya Presenter NO PERNYATAAN KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) 9 Anda memperhatikan gaya presenter yang sporty SS 5 20 17.70 100 S 4 70 61.95 280 R 3 13 11.50 39 TS 2 10 8.85 20 STS 1 0 0 0 113 100 439 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 9 yang menyatakan bahwa gaya presenter yang sporty mengundang perhatian menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 70 responden 61.95%, responden yang sangat setuju sebanyak 20 responden atau 17.70%, responden yang ragu-ragu sebanyak 13 responden atau 11.50%, responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden atau 8.85%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 70 responden atau 61.95%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan 53 Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa gaya presenter dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 memang sporty. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 439 dapat dikategorikan baik. Tabel 4.2.3.4 Narasi oleh Narator NO 10 PERNYATAAN Anda memperhatikan narasi yang dibawakan narator JUMLAH KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 21 18.58 105 S 4 60 53.11 240 R 3 23 20.35 69 TS 2 9 7.96 18 STS 1 0 0 0 113 100 432 Hasil kuesioner nomor 10 yang menyatakan bahwa narasi yang dibawakan narator menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 60 responden atau 53.11%, responden yang sangat setuju sebanyak 21 responden atau 18.58%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 23 responden atau 20.35%, responden yang tidak setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 60 responden atau 53.11%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa narasi yang dibawakan narator dalam tayangan olahraga One Stop Football 54 di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 432 dapat dikategorikan baik. Tabel 4.2.3.5 Visualisasi / Gambar pada Tayangan NO PERNYATAAN KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) 11 Anda memperhatikan visualisasi/ gambar selama tayangan SS 5 44 38.94 220 S 4 61 53.98 244 R 3 7 6.19 21 TS 2 1 0.89 2 STS 1 0 0 0 113 100 487 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 11 yang menyatakan bahwa visualisasi/ gambar menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 61 responden atau 53.98%, responden yang sangat setuju sebanyak 44 responden atau 38.94%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 7 responden atau 6.19%, responden yang tidak setuju sebanyak 1 responden atau 0.89%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 61 responden atau 53.98%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa visualisasi / gambar selama tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 487 dapat dikategorikan sangat baik. 55 Tabel 4.2.3.6 Backsound / suara latar NO 12 PERNYATAAN Anda memperhatikan backsound / suara latar JUMLAH KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 13 11.50 65 S 4 42 37.17 168 R 3 34 30.09 102 TS 2 24 21.24 48 STS 1 0 0 0 113 100 383 Hasil kuesioner nomor 12 yang menyatakan bahwa backsound / suara latar membuat tayangan lebih menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 42 responden atau 37.17%, responden yang sangat setuju sebanyak 13 responden atau 11.50%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 34 responden atau 30.09%, responden yang tidak setuju sebanyak 24 responden atau 21.24%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 42 responden atau 37.17%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa backsound/ suara latar membuat tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 jadi lebih menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 383 dapat dikategorikan baik. 56 Tabel 4.2.3.7 Gaya Bahasa Presenter NO PERNYATAAN KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) 13 Anda memperhatikan gaya bahasa yang digunakan presenter SS 5 20 17.70 100 S 4 59 52.21 236 R 3 18 15.93 54 TS 2 16 14.16 32 STS 1 0 0 0 113 100 422 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 13 yang menyatakan bahwa gaya bahasa yang digunakan presenter menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 59 responden atau 52.21%, responden yang sangat setuju sebanyak 20 responden atau 17.70%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 18 responden atau 15.93%, responden yang tidak setuju sebanyak 16 responden atau 14.16%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 59 responden atau 52.21%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa gaya bahasa yang digunakan presenter dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 422 dapat dikategorikan baik. 57 Tabel 4.2.3.8 Visualisasi Gambar Menarik NO 14 PERNYATAAN Visualisasi / gambar yang ditampilkan menarik JUMLAH KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 22 19.47 110 S 4 73 64.60 22 R 3 12 10.62 36 TS 2 6 5.31 12 STS 1 0 0 0 113 100 450 Hasil kuesioner nomor 14 yang menyatakan bahwa Visualisasi / gambar yang ditampilkan menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 73 responden atau 64.60%, responden yang sangat setuju sebanyak 22 responden atau 19.47%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 12 responden atau 10.62%, responden yang tidak setuju sebanyak 6 responden atau 5.31%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 73 responden atau 64.60%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa Visualisasi/ gambar yang ditampilkan dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 450 dapat dikategorikan baik. 58 Tabel 4.2.3.9 Gaya Presenter Memaparkan Menarik NO 15 PERNYATAAN Gaya presenter dalam memaparkan peristiwa menarik JUMLAH KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 13 11.50 65 S 4 64 56.64 256 R 3 29 25.67 87 TS 2 7 6.19 14 STS 1 0 0 0 113 100 422 Hasil kuesioner nomor 15 yang menyatakan bahwa Gaya presenter dalam memaparkan peristiwa menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 64 responden atau 56.64%, responden yang sangat setuju sebanyak 13 responden atau 11.50%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 29 responden atau 25.67%, responden yang tidak setuju sebanyak 7 responden atau 6.19%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 64 responden atau 56.64%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa Gaya presenter memaparkan peristiwa dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 422 dapat dikategorikan baik. 59 Tabel 4.2.3.10 Gaya Bahasa Menarik NO 16 PERNYATAAN Gaya bahasa yang digunakan menarik KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 6 5.31 30 S 4 60 53.11 240 R 3 38 33.62 114 TS 2 9 7.96 18 STS 1 0 0 0 113 100 402 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 12 yang menyatakan bahwa Gaya bahasa yang digunakan menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 60 responden atau 53.11%, responden yang sangat setuju sebanyak 6 responden atau 5.31%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 38 responden atau 33.62%, responden yang tidak setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 60 responden atau 53.11%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa Gaya bahasa yang digunakan dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 402 dapat dikategorikan baik. 60 Tabel 4.2.3.11 Gaya Bahasa Mudah Dipahami NO PERNYATAAN KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) 17 Gaya bahasa yang digunakan dalam menceritakan suatu peristiwa mudah dipahami SS 5 13 11.50 65 S 4 77 68.14 308 R 3 20 17.70 60 TS 2 3 2.66 6 STS 1 0 0 0 113 100 439 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 17 yang menyatakan bahwa Gaya bahasa mudah dipahami menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 77 responden atau 68.14%, responden yang sangat setuju sebanyak 13 responden atau 11.50%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 20 responden atau 17.70%, responden yang tidak setuju sebanyak 3 responden atau 2.66%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 77 responden atau 68.14%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa Gaya bahasa dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 mudah dipahami. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 439 dapat dikategorikan baik. 61 Tabel 4.2.3.12 Backsound / suara latar menarik NO 18 PERNYATAAN Backsound / suara latar menarik KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 11 9.73 55 S 4 55 48.69 220 R 3 38 33.62 114 TS 2 9 7.96 18 STS 1 0 0 0 113 100 407 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 18 yang menyatakan bahwa Backsound / suara latar menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 55 responden atau 48.69%, responden yang sangat setuju sebanyak 11 responden atau 9.73%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 38 responden atau 33.62%, responden yang tidak setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 55 responden atau 48.69%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa Backsound/ suara latar dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 407 dapat dikategorikan baik. 62 Tabel 4.2.3.13 Alur Cerita Menarik NO PERNYATAAN KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) 19 Alur cerita yang dibawakan narator menarik SS 5 9 7.96 45 S 4 67 59.29 268 R 3 30 26.56 90 TS 2 7 6.19 14 STS 1 0 0 0 113 100 417 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 19 yang menyatakan bahwa Alur cerita yang dibawakan narator menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 67 responden atau 59.29%, responden yang sangat setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 30 responden atau 26.56%, responden yang tidak setuju sebanyak 7 responden atau 6.19%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 67 responden atau 59.29%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa Alur cerita yang dibawakan narator dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 417 dapat dikategorikan baik. 63 Tabel 4.2.3.14 Gaya Presenter Menarik NO PERNYATAAN KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) 20 Presenter dengan gaya funky dan sporty membuat Anda tertarik pada tayangan tersebut SS 5 15 13.27 75 S 4 63 55.75 252 R 3 22 19.47 66 TS 2 10 8.85 20 STS 1 3 2.66 3 113 100 416 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 20 yang menyatakan bahwa Presenter dengan gaya funky dan sporty menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 63 responden atau 55.75%, responden yang sangat setuju sebanyak 15 responden atau 13.27%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 22 responden atau 19.47%, responden yang tidak setuju sebanyak 10 responden atau 8.85%, dan responden yang sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau 2.66%. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 63 responden atau 55.75%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa Presenter dengan gaya funky dan sporty dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 416 dapat dikategorikan baik. 64 Tabel 4.2.3.15 Informasi terbaru Sepakbola Dunia NO PERNYATAAN KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) 21 Tayangan tersebut menyajikan informasi terbaru seputar sepakbola dunia SS 5 29 25.67 145 S 4 66 58.39 264 R 3 16 14.16 48 TS 2 1 0.89 2 STS 1 1 0.89 1 113 100 460 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 21 yang menyatakan bahwa informasi terbaru seputar sepakbola dunia menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 66 responden atau 58.39%, responden yang sangat setuju sebanyak 29 responden atau 25.67%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 16 responden atau 14.16%, responden yang tidak setuju sebanyak 1 responden atau 0.89%, dan responden yang sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau 0.89%. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 66 responden atau 58.39%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa informasi terbaru seputar sepakbola dunia dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 460 dapat dikategorikan baik. 65 Tabel 4.2.3.16 Informasi Menambah Pengetahuan NO 22 PERNYATAAN Informasi yang disajikan dapat menambah pengetahuan KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 29 25.66 145 S 4 70 61.95 280 R 3 13 11.50 39 TS 2 0 0 0 STS 1 1 0.89 1 113 100 465 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 22 yang menyatakan bahwa Informasi yang disajikan dapat menambah pengetahuan menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 70 responden atau 61.95%, responden yang sangat setuju sebanyak 29 responden atau 25.66%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 13 responden atau 11.50%, responden yang sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau 0.89%, dan tidak ada responden yang tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 70 responden atau 61.95%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa Informasi yang disajikan dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat menambah pengetahuan. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring dikategorikan baik. kriteria penilaian yaitu sejumlah 465 dapat 66 Tabel 4.2.3.17 Tayangan Menghibur NO 23 PERNYATAAN Tayangan tersebut dapat menghibur JUMLAH KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 30 26.56 150 S 4 74 65.48 296 R 3 9 7.96 27 TS 2 0 0 0 STS 1 0 0 0 113 100 473 Hasil kuesioner nomor 23 yang menyatakan bahwa Tayangan tersebut dapat menghibur menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 74 responden atau 65.48%, responden yang sangat setuju sebanyak 30 responden atau 26.56%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 9 responden atau 7.96%, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 74 responden atau 65.48%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat menghibur. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 743 dapat dikategorikan sangat baik. 67 Tabel 4.2.3.18 Tayangan Sebagai Pengisi Waktu Luang NO 24 PERNYATAAN Tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 27 23.89 135 S 4 68 60.18 272 R 3 17 15.04 51 TS 2 0 0 0 STS 1 1 0.89 1 113 100 459 JUMLAH Hasil kuesioner nomor 24 yang menyatakan bahwa Tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 68 responden atau 60.18%, responden yang sangat setuju sebanyak 27 responden atau 23.89%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 17 responden atau 15.04%, responden yang sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau 0.89%, dan tidak ada responden yang tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 68 responden atau 60.18%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat mengisi waktu luang. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 459 dapat dikategorikan baik. 68 Tabel 4.2.3.19 Tayangan Menciptakan Suasana Santai NO 25 PERNYATAAN Tayangan tersebut dapat menciptakan suasana rileks / santai JUMLAH KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 22 19.47 110 S 4 67 59.29 268 R 3 23 20.35 69 TS 2 1 0.89 2 STS 1 0 0 0 113 100 449 Hasil kuesioner nomor 25 yang menyatakan bahwa Tayangan tersebut dapat menciptakan suasana rileks/ santai menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 67 responden atau 59.29%, responden yang sangat setuju sebanyak 22 responden atau 19.47%, responden yang menjawab raguragu sebanyak 23 responden atau 20.35%, responden yang tidak setuju sebanyak 1 responden atau 0.89%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 67 responden atau 59.29%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat menciptakan suasana rileks/ santai. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 449 dapat dikategorikan baik. 69 Tabel 4.2.3.20 Pengaruh tayangan NO 26 PERNYATAAN Tayangan tersebut dapat memberikan pengaruh pada nilai-nilai tertentu (yang berhubungan dengan olahraga sepakbola) dalam masyarakat JUMLAH KET. BOBOT (W) F % JML (FXW) SS 5 19 16.81 95 S 4 54 47.78 216 R 3 36 31.86 108 TS 2 4 3.55 8 STS 1 0 0 0 113 100 427 Hasil kuesioner nomor 26 yang menyatakan bahwa Tayangan tersebut dapat memberikan pengaruh pada nilai-nilai tertentu (yang berhubungan dengan olahraga sepakbola) dalam masyarakat menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 54 responden atau 47.78%, responden yang sangat setuju sebanyak 19 responden atau 16.81%, responden yang menjawab raguragu sebanyak 36 responden atau 31.86%, responden yang tidak setuju sebanyak 4 responden atau 3.55%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 54 responden atau 47.78%. Dari hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat memberikan pengaruh pada nilai-nilai tertentu (yang berhubungan dengan olahraga sepakbola) dalam masyarakat. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 427 dapat dikategorikan baik. 70 Tabel 4.2.3.21 Akumulasi Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga One Stop Football di Trans7 NO 1 2 3 4 5 KRITERIA PENILAIAN Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju JUMLAH SIMBOL SS S R TS STS F 1930 4880 1302 398 21 8531 % 22.62 57.20 15.26 4.67 0.25 100 Tabel 4.2.3.21 menunjukkan hasil perhitungan dari akumulasi nilai persepsi khalayak terhadap tayangan One Stop Football di Trans7. Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar menyatakan setuju mengenai kuesioner tentang persepsi khalayak terhadap tayangan One Stop Football di Trans7 yang terdiri dari 20 pernyataan. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 8531 dapat dikategorikan positif. 4.3. Pembahasan Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi sudah merupakan suatu kebutuhan pokok, karena komunikasi saat ini bukan hanya sebagai penyebar informasi, mengenal orang lain dan dunia luar serta menghindari diri untuk tidak terisolir, tetapi komunikasi juga berfungsi sebagai suatu hiburan. Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dari institusi atau lembaga (komunikator) kepada khalayak (komunikan) bersifat heterogen dan disiarkan secara serempak melalui sarana media massa. Televisi sebagai salah satu bentuk alat komunikasi massa memiliki keunggulan dibandingkan alat atau sarana komunikasi lainnya. Masyarakat 71 akan lebih mudah menangkap informasi melalui pandangan sekaligus pendengaran dibandingkan hanya melalui pendengaran saja ataupun pandangan saja. Televisi sebagai alat komunikasi massa tentu juga memiliki fungsi yang sama dibandingkan dengan media massa yang lainnya, yaitu dapat dimanfaatkan sebagai media atau alat informasi, pendidikan, dan hiburan. Televisi merupakan sarana informasi yang sangat dapat dipercaya, karena apa yang ditayangkan, mereka pandang sebagai suatu yang benar adanya dan merupakan sesuatu yang dianggap benar tanpa cacat. Kepercayaan seperti inilah yang harus selalu dipegang oleh orang-orang televisi dengan hanya menyiarkan segala sesuatu yang telah diperiksa kebenarannya. Media televisi dapat sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya. Pemantauan ini dapat dalam bentuk perilaku, mode, bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Dunia pertelevisian di Indonesia memiliki trend-trend dalam tayangannya. Keberhasilan satu stasiun televisi dalam menayangkan suatu trend acara akan diikuti oleh stasiun televisi lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana persepsi khalayak terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Apakah mereka mempunyai persepsi yang positif atau bahkan sebaliknya mereka lebih mempunyai persepsi yang negatif. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, mayoritas responden mempunyai persepsi yang baik terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Berdasarkan hasil kuesioner dan hasil tabel penelitian mengenai identitas responden, peneliti menyimpulkan beberapa hal terkait dengan 72 tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Mayoritas responden berjenis kelamin pria. Kebanyakan dari mereka berasal dari angkatan 2006. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden menonton televisi hampir setiap hari dengan frekuensi selama 3 – 4 jam setiap harinya. Selain itu penelitian juga menyimpulkan bahwa 1 – 2 jam tersebut mereka habiskan untuk menonton Trans7 dengan 1 kali dalam seminggu menonton tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Secara garis besar, berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui hampir sebagian besar dari seluruh responden menyatakan setuju terhadap pernyataan seputar tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Peneliti menyimpulkan bahwa tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 telah melewati tahapan atensi, interpretasi, dan kognis yang baik sehingga menimbulkan persepsi positif dari khalayak. Sebab tayangan tersebut telah memberikan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi mereka melalui informasi dan berita-berita terhangat seputar dunia persepakbolaan internasional. 73 BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan Persepsi khalayak terhadap tayangan One Stop Football di Trans7 dalam penelitian ini terkait dengan unsur – unsur pada tayangan itu sendiri. Yang mana, persepsi ini sendiri terdiri dari atensi, interpretasi, dan kognis. Sedangkan unsur – unsur yang dimaksud dalam penelitian ini, meliputi segi presenter, narasi dan isi berita, visualisasi gambar, dan ilustrasi musik / backsound. Khalayak yang ada dalam penelitian ini adalah para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, angkatan 2005 & 2006. 1. Berdasarkan hasil penelitian dalam Bab IV, setelah melakukan teknik sampling secara purposive sampling kepada 113 responden di lapangan, didapatkan hasil perhitungan dari akumulasi nilai persepsi khalayak yaitu sejumlah 8531 dari nilai tertingginya sejumlah 11300 atau jumlah secara presentasenya sebesar 75,4% yang berarti dapat dikategorikan memiliki persepsi yang positif. 2. Dari hasil kuesioner yang dibagikan dapat terlihat bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap setiap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Bahkan ada dua pernyataan yang bernilai “sangat baik“ yaitu pernyataan tentang visualisasi / gambar dan tayangan yang menghibur dan hanya satu pernyataan yang bernilai “kurang baik” yaitu pernyataan tentang tayangan iklan pada program. 74 3. Dapat dilihat juga kekuatan dan kelemahan dari program One Stop Football yang mana nantinya dapat digunakan sebagai bahan penilaian untuk perkembangan tayangan itu sendiri. Walaupun suatu stasiun televisi seperti TV7 sudah berganti nama menjadi Trans7 dan memiliki salah satu tayangan olahraga yang cukup disegani dari awal dan memiliki pemirsa yang setia, maka tak heran program tersebut mampu bertahan dari waktu ke waktu. Kekuatan gambar dan isi dari suatu program sangat berpengaruh dalam kelangsungan program itu sendiri. One Stop Football adalah salah satunya. 5.2 Saran Untuk stasiun televisi TV7 atau yang sekarang bernama Trans7 sebagai salah satu stasiun televisi yang memiliki tayangan olahraga One Stop Football diharapkan mampu mempertahankan ciri khas program – programnya, khususnya program olahraganya. Sebagai salah satu pelopor Sport Magazine televisi yang mampu memberikan hiburan yang lebih dari sekedar hiburan sehingga pemirsanya mampu dipuaskan secara positif. Terkait dengan hasil penelitian yang negatif terhadap pemasangan iklan, perlu mendapatkan perhatian lebih, agar diperbaiki. Bisa dengan cara lebih baik lagi melihat kompetitor atau stasiun lain pada program yang bersamaan jam tayangnya atau dengan melakukan inovasi – inovasi tertentu pada penempatan iklan – iklannya, sehingga baik pemirsa dan pengiklan dapat sama – sama diuntungkan. Jika kedua hal tersebut dapat bersinergi dengan baik, maka tayangan One Stop Football dapat terus 75 menjadi yang terbaik diantara program – program sejenis di stasiun televisi lainnya. Begitu pula pada pemilihan backsound musik, yang dalam penelitian ini mendapatkan prosentase penilaian yang kecil. Untuk itu tim kreatif tayangan One Stop Football di Trans7 harus mengadakan survey lebih jauh atau mengkaji ulang mengenai pemilihan backsound musik yang lebih disukai oleh para pemirsanya. DAFTAR PUSTAKA Adrianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004. Agung , I Gusti Ngurah. Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, Amri, Jahi. Komunikasi Massa Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga:Suatu Pengantar, Jakarta: Gramedia,1988. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Jakarta: Erlangga, 1998. ----------. Televisi Siaran Teori dan Praktek, Jakarta: CV Mandar Maju, 1992. Kuswandi , Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Liweri , Alo. Memahami Pesan Komunikasi Massa dalam Masyarakat, Bandung: Citra Aditya, 1991 McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga, 1996. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Nasution, S. Metode Research: Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Nuno, D. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek, Bandung: CV Remaja Karya, 1989. Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1984. Riyanto, Yatim. Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC, 1997. Setiawan, Bambang. Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999. Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survey, Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia,1995. Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006. Sendjaja, Sasa Djuarsa, dkk. Pengantar Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999. Soehoet, AM Hoeta. Teori Komunikasi 2, Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP, 2002. Subroto, Darwanto Sastro. Produksi Acara Televisi, Jakarta: Duta Wacana University, 1994. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2003. ----------. Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993. Wahyudi, JB. Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat Kabar, Majalah, Radio, dan Televisi, Bandung: Rosda Karya, 1991. Wahyudi, JB. Media Komunikasi, Jakarta: Bina Cipta, 1996. Wartella, Ellen,. dan Byron Reeves, Handbook of Communication Science, Charles R. Berger & Steven H. Chaffe, editor, Newbury Park, London: New Delhi, 1989. Wiryanto. Teori Komunikasi, Jakarta: PT. Gramedia, 2002. TENTANG PENULIS Dicky Anugrah Pratama dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 21 Desember 1983. Putra keempat dari empat bersaudara pasangan Surjani dan Eddy Kusumawinata ini sebelumnya telah menyelesaikan studi di Universitas Indonesia program studi Broadcasting pada tahun 2004 lalu. Ia pernah bekerja sebagai Radio Operator di MsTri FM Trisakti, News Visual Editor di TV7 dan freelance di beberapa post production di selatan Jakarta. Penggemar makanan ini sangat menyukai bekerja, dan saat ini masih bekerja sebagai Visual Editor di salah satu stasiun televisi swasta di timur Jakarta. dicky anugrah pratama | Tentang Penulis DAFTAR KUESIONER NO: ................. Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Sesuai Dengan Anda. IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis kelamin a. Pria b. Wanita 2. Mahasiswa/i Penyiaran FISIP Universitas Indonesia, angkatan a. 2005 b. 2006 POLA MENONTON TELEVISI 3. Berapa hari dalam satu minggu Anda menonton Televisi? a. 1 – 2 hari b. 3 – 4 hari c. 5 – 7 hari 4. Berapa jam dalam satu hari Anda menonton Televisi? a. 1 – 2 jam b. 3 – 4 jam c. ≥ 5 jam 5. Berapa jam dalam satu hari Anda menonton Trans 7? a. 1 – 2 jam b. 3 – 4 jam c. ≥ 5 jam 6. Berapa kali dalam satu minggu Anda menonton tayangan olahraga “One Stop Football” di Trans7? a. 1 kali b. 2 kali PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAHRAGA“ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS7 7. Anda menonton lebih dari separuh tayangan. a. Seluruh Tayangan d. < Separuh Tayangan b. > Separuh Tayangan e. Sedikit dari Tayangan c. Separuh Tayangan 8. Anda menonton semua iklan pada tayangan tersebut. a. Seluruh Tayangan d. < Separuh Tayangan b. > Separuh Tayangan e. Sedikit dari Tayangan c. Separuh Tayangan 9. Anda memperhatikan gaya presenter yang sporty. a. Sangat Memperhatikan d. Kurang Memperhatikan b. Memperhatikan e. Tidak Memperhatikan c. Cukup Memperhatikan 10. Anda memperhatikan narasi yang dibawakan narator. a. Sangat Memperhatikan d. Kurang Memperhatikan b. Memperhatikan e. Tidak Memperhatikan c. Cukup Memperhatikan 11. Anda memperhatikan visualisasi / gambar selama tayangan. a. Sangat Memperhatikan d. Kurang Memperhatikan b. Memperhatikan e. Tidak Memperhatikan c. Cukup Memperhatikan 12. Anda memperhatikan backsound / suara latar. a. Sangat Memperhatikan d. Kurang Memperhatikan b. Memperhatikan e. Tidak Memperhatikan c. Cukup Memperhatikan 13. Anda memperhatikan gaya bahasa yang digunakan presenter. a. Sangat Memperhatikan d. Kurang Memperhatikan b. Memperhatikan e. Tidak Memperhatikan c. Cukup Memperhatikan 14. Visualisasi / gambar yang ditampilkan menarik. a. Sangat Menarik d. Tidak Menarik b. Menarik e. Sangat Tidak Menarik c. Ragu-ragu 15. Gaya presenter dalam memaparkan peristiwa menarik. a. Sangat Menarik d. Tidak Menarik b. Menarik e. Sangat Tidak Menarik c. Ragu-ragu 16. Gaya bahasa yang digunakan menarik. a. Sangat Menarik d. Tidak Menarik b. Menarik e. Sangat Tidak Menarik c. Ragu-ragu 17. Gaya bahasa yang digunakan dalam menceritakan suatu peristiwa mudah dipahami. a. Sangat Mudah Dipahami d. Tidak Mudah Dipahami b. Mudah Dipahami e. Sangat Tidak Mudah Dipahami c. Ragu-ragu 18. Backsound / suara latar menarik. a. Sangat Menarik d. Tidak Menarik b. Menarik e. Sangat Tidak Menarik c. Ragu-ragu 19. Alur cerita yang dibawakan narator menarik. a. Sangat Menarik d. Tidak Menarik b. Menarik e. Sangat Tidak Menarik c. Ragu-ragu 20. Presenter dengan gaya funky dan sporty membuat Anda tertarik pada tayangan tersebut. a. Sangat Menarik d. Tidak Menarik b. Menarik e. Sangat Tidak Menarik c. Ragu-ragu 21. Tayangan tersebut menyajikan informasi terbaru seputar sepakbola dunia. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju c. Ragu-ragu 22. Informasi yang disajikan dapat menambah pengetahuan. a. Sangat Menambah Pengetahuan b. Menambah Pengetahuan c. Ragu-ragu d. Tidak Menambah Pengetahuan e. Sangat Tidak Menambah Pengetahuan 23. Tayangan tersebut dapat menghibur. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju c. Ragu-ragu 24. Tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju c. Ragu-ragu 25. Tayangan tersebut dapat menciptakan suasana rileks / santai. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju c. Ragu-ragu 26. Tayangan tersebut dapat memberikan pengaruh pada nilai-nilai tertentu (yang berhubungan dengan olahraga sepakbola) dalam masyarakat. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju c. Ragu-ragu TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA UNTUK MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN INI. COODING BOOK IDENTITAS RESPONDEN NO VARIABEL 1 Jenis kelamin 2 INDIKATOR a. Pria b. Wanita Mahasiswa/i Penyiaran FISIP a. 2005 Universitas Indonesia, angkatan b. 2006 KODE 1 2 1 2 POLA MENONTON TELEVISI NO VARIABEL INDIKATOR 3 Berapa hari dalam satu minggu a. 1 – 2 hari Anda menonton Televisi? b. 3 – 4 hari c. 5 – 7 hari 4 Berapa jam dalam satu hari Anda a. 1 – 2 jam menonton Televisi? b. 3 – 4 jam c. ≥ 5 jam 5 Berapa jam dalam satu hari Anda a. 1 – 2 jam menonton Trans 7? b. 3 – 4 jam c. ≥ 5 jam 6 Berapa kali dalam satu minggu a. 1 kali Anda menonton tayangan olahraga b. 2 kali “One Stop Football” di Trans7? KODE 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAHRAGA “ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS7 NO PERNYATAAN 7 Anda menonton lebih dari separuh a. b. tayangan. c. d. e. 8 Anda menonton semua iklan pada a. tayangan tersebut. b. c. d. e. memperhatikan gaya a. 9 Anda b. presenter yang sporty. c. d. e. INDIKATOR Seluruh Tayangan > Separuh Tayangan Separuh Tayangan < Separuh Tayangan Sedikit dari Tayangan Seluruh Tayangan > Separuh Tayangan Separuh Tayangan < Separuh Tayangan Sedikit dari Tayangan Sangat Memperhatikan Memperhatikan Cukup Memperhatikan Kurang Memperhatikan Tidak Memperhatikan SKOR 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 NO PERNYATAAN 10 Anda memperhatikan narasi yang a. dibawakan narator. b. c. d. e. 11 Anda memperhatikan visualisasi/ a. b. gambar selama tayangan. c. d. e. 12 Anda memperhatikan backsound/ a. suara latar. b. c. d. e. 13 Anda memperhatikan gaya bahasa a. b. yang digunakan presenter. c. d. e. 14 Visualisasi/ gambar yang a. ditampilkan menarik. b. c. d. e. 15 Gaya presenter dalam a. memaparkan peristiwa menarik. b. c. d. e. 16 Gaya bahasa yang digunakan a. b. menarik. c. d. e. 17 Gaya bahasa yang digunakan a. dalam menceritakan suatu peristiwa mudah dipahami. b. c. d. e. 18 Backsound/ suara latar menarik. a. b. c. d. e. INDIKATOR Sangat Memperhatikan Memperhatikan Cukup Memperhatikan Kurang Memperhatikan Tidak Memperhatikan Sangat Memperhatikan Memperhatikan Cukup Memperhatikan Kurang Memperhatikan Tidak Memperhatikan Sangat Memperhatikan Memperhatikan Cukup Memperhatikan Kurang Memperhatikan Tidak Memperhatikan Sangat Memperhatikan Memperhatikan Cukup Memperhatikan Kurang Memperhatikan Tidak Memperhatikan Sangat Menarik Menarik Ragu-ragu Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Sangat Menarik Menarik Ragu-ragu Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Sangat Menarik Menarik Ragu-ragu Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Sangat Mudah Dipahami Mudah Dipahami Ragu-ragu Tidak Mudah Dipahami Sangat Tidak Mudah Dipahami Sangat Menarik Menarik Ragu-ragu Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik SKOR 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 NO 19 20 21 22 23 24 25 26 PERNYATAAN INDIKATOR Alur cerita yang dibawakan narator a. Sangat Menarik b. Menarik menarik. c. Ragu-ragu d. Tidak Menarik e. Sangat Tidak Menarik Presenter dengan gaya funky dan a. Sangat Menarik sporty membuat Anda tertarik pada b. Menarik tayangan tersebut. c. Ragu-ragu d. Tidak Menarik e. Sangat Tidak Menarik Tayangan tersebut menyajikan a. Sangat setuju informasi terbaru seputar b. Setuju c. Ragu-ragu sepakbola dunia. d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Informasi yang disajikan dapat a. Sangat Menambah Pengetahuan menambah pengetahuan. b. Menambah Pengetahuan c. Ragu-ragu d. Tidak Menambah Pengetahuan e. Sangat Tidak Menambah Pengetahuan Tayangan tersebut dapat a. Sangat setuju menghibur. b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Tayangan tersebut dapat mengisi a. Sangat setuju b. Setuju waktu luang. c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Tayangan tersebut dapat a. Sangat setuju menciptakan suasana rileks/ santai. b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Tayangan tersebut dapat a. Sangat setuju memberikan pengaruh pada nilai- b. Setuju nilai tertentu (yang berhubungan c. Ragu-ragu dengan olahraga sepakbola) dalam d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju masyarakat. SKOR 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 COODING SHEET R→ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 1 3 4 2 2 3 2 1 2 1 3 1 2 2 1 1 2 1 2 1 5 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 6 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 7 4 2 4 5 2 4 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 4 8 3 3 2 4 1 1 2 5 2 4 3 1 3 2 2 3 3 9 4 4 4 5 2 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 10 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 2 5 4 4 4 4 11 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 5 4 4 5 3 12 5 4 2 2 2 2 3 3 2 4 3 2 5 4 2 4 3 13 4 4 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 5 4 4 4 4 14 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 15 4 4 4 4 3 4 3 5 2 4 5 4 5 3 3 4 4 16 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 5 3 3 4 4 17 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5 3 4 4 4 18 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 19 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 5 3 5 3 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 5 5 4 3 3 4 4 21 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 3 22 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 23 3 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 24 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 25 4 5 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 26 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 5 3 4 4 4 Q↓ R→ Q↓ 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 1 3 1 2 3 2 3 1 3 2 1 2 3 3 4 1 3 2 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 2 2 1 2 5 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 6 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 7 1 4 4 2 5 1 4 2 4 2 4 4 4 5 4 4 1 8 1 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 10 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 2 3 2 11 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 12 3 3 4 3 4 3 4 3 3 5 4 3 3 2 2 3 2 13 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2 14 2 5 4 3 3 4 4 4 4 2 4 5 4 3 2 4 5 15 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 2 4 3 16 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 4 3 17 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 5 3 4 2 4 4 18 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 4 4 19 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 2 3 4 20 1 4 4 4 2 3 4 5 4 3 3 5 4 1 2 4 3 21 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 22 3 5 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 5 4 4 4 23 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 24 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 25 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 26 2 5 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 R→ Q↓ 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 1 2 3 1 3 1 4 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 3 1 5 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 6 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 2 5 2 2 8 3 3 4 3 2 1 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 9 4 5 4 4 5 3 4 3 5 5 3 4 3 4 5 4 2 10 3 5 3 5 5 3 5 2 5 5 5 3 4 4 5 4 4 11 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 12 2 3 4 4 4 2 4 4 4 5 2 3 3 3 2 4 3 13 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 4 14 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 2 16 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 17 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 18 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 3 4 2 19 3 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4 2 20 3 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 5 2 4 2 21 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 22 4 5 4 5 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 23 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 24 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 25 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 3 4 5 4 3 26 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 3 4 3 4 4 3 R→ Q↓ 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 5 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 6 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 7 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 2 3 2 2 4 3 8 4 2 1 2 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 2 3 2 9 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 2 5 5 4 10 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 3 5 3 4 2 4 11 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 3 5 5 3 3 12 3 3 3 5 3 5 4 5 4 4 3 4 2 2 4 4 4 13 3 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 4 4 14 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 15 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 2 16 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 17 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 18 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 3 4 2 19 3 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4 2 20 3 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 5 2 4 2 21 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 22 4 5 4 5 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 23 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 24 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 25 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 3 4 5 4 3 26 3 3 3 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 R→ 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 3 1 1 3 3 3 4 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 1 1 3 2 2 5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 7 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 4 3 4 8 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 9 4 4 4 5 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 5 4 4 10 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 11 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 12 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 5 4 4 4 13 4 4 4 5 3 3 4 3 3 2 3 3 4 5 4 4 5 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 15 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 16 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 17 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 3 4 19 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 20 5 4 4 5 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 21 3 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 2 4 5 5 5 22 3 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 23 4 4 4 5 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 24 4 4 4 4 3 4 3 4 3 5 3 3 4 4 4 4 5 25 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 26 3 3 4 5 3 2 3 4 3 4 3 5 3 4 5 4 3 Q↓ R→ Q↓ 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 6 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 7 4 5 3 3 5 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 8 3 4 2 2 2 3 2 3 3 2 2 4 1 2 4 2 2 9 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 2 10 3 5 4 4 4 4 2 4 5 3 2 3 3 5 5 3 4 11 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 12 4 4 3 2 4 5 3 3 5 2 2 4 2 4 4 2 2 13 3 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 5 4 5 5 4 4 14 3 4 5 3 5 4 4 4 5 3 2 4 4 5 4 5 5 15 4 4 4 3 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 2 16 3 4 3 3 4 4 3 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 17 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 5 4 5 2 18 4 4 2 3 4 4 2 5 4 4 2 4 3 4 4 3 4 19 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 5 5 4 4 20 4 3 3 2 5 4 2 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 21 4 5 4 3 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 1 22 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 5 4 3 23 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 24 4 4 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 5 25 3 4 3 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 26 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 5 4 4 4 4 5 R→ Q↓ 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 3 4 3 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 5 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 7 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 8 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 9 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 10 3 2 4 4 3 5 4 4 4 3 4 11 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 12 3 4 4 4 5 5 3 4 3 3 3 13 2 5 5 4 4 5 4 4 3 3 5 14 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 3 15 4 4 3 5 4 4 3 5 4 3 4 16 4 4 2 4 4 4 2 5 3 3 4 17 4 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 18 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 3 19 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 21 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 22 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 23 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 5 5 3 3 4 3 4 25 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 4 26 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 TABEL INDUK PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAHRAGA“ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS7 PERSEPSI KHALAYAK NO TERHADAP TAYANGAN “ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS7 7 8 9 10 11 12 13 Anda menonton lebih dari separuh tayangan Anda menonton semua iklan pada tayangan tersebut Anda memperhatikan gaya presenter yang sporty Anda memperhatikan narasi yang dibawakan narator Anda memperhatikan visualisasi/ gambar selama tayangan Anda memperhatikan backsound/ suara latar Anda memperhatikan gaya bahasa yang digunakan presenter SS S R TS STS JUMLAH F % F % F % F % F % F % 21 18.58 61 53.98 12 10.62 15 13.27 4 3.55 113 100 2 1.78 9 7.96 24 21.24 67 59.29 11 9.73 113 100 20 17.70 70 61.95 13 11.50 10 8.85 0 0 113 100 21 18.58 60 53.11 23 20.35 9 7.96 0 0 113 100 44 38.94 61 53.98 7 6.19 1 0.89 0 0 113 100 13 11.50 42 37.17 34 30.09 24 21.24 0 0 113 100 20 17.70 59 52.21 18 15.93 16 14.16 0 0 113 100 PERSEPSI KHALAYAK NO TERHADAP TAYANGAN “ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS7 14 Visualisasi/ gambar yang ditampilkan menarik 15 Gaya presenter dalam memaparkan peristiwa menarik 16 Gaya bahasa yang digunakan menarik 17 SS S R TS STS JUMLAH F % F % F % F % F % F % 22 19.47 73 64.60 12 10.62 6 5.31 0 0 113 100 13 11.50 64 56.64 29 25.67 7 6.19 0 0 113 100 6 5.31 60 53.11 38 33.62 9 7.96 0 0 113 100 13 11.50 77 68.14 20 17.70 3 2.66 0 0 113 100 11 9.73 55 48.69 38 33.62 9 7.96 0 0 113 100 9 7.96 67 59.29 30 26.56 7 6.19 0 0 113 100 15 13.27 63 55.75 22 19.47 10 8.85 3 2.66 113 100 29 25.67 66 58.39 16 14.16 1 0.89 1 0.89 113 100 Gaya bahasa yang digunakan dalam menceritakan suatu peristiwa mudah dipahami 18 Backsound / suara latar menarik 19 Alur cerita yang dibawakan narator menarik 20 Presenter dengan gaya funky dan sporty membuat Anda tertarik pada tayangan tersebut 21 Tayangan tersebut menyajikan informasi terbaru seputar sepakbola dunia PERSEPSI KHALAYAK NO TERHADAP TAYANGAN “ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS7 22 Informasi yang disajikan dapat menambah pengetahuan 23 Tayangan tersebut dapat menghibur 24 Tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang 25 Tayangan tersebut dapat menciptakan suasana rileks/ santai 26 SS S R TS STS JUMLAH F % F % F % F % F % F % 29 25.66 70 61.95 13 11.50 0 0 1 0.89 113 100 30 26.56 74 65.48 9 7.96 0 0 0 0 113 100 27 23.89 68 60.18 17 15.04 0 0 1 0.89 113 100 22 19.47 67 59.29 23 20.35 1 0.89 0 0 113 100 19 16.81 54 47.78 36 31.86 4 3.55 0 0 113 100 Tayangan tersebut dapat memberikan pengaruh pada nilainilai tertentu (yang berhubungan dengan olahraga sepakbola) dalam masyarakat