PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAH RAGA “ONE

advertisement
PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAH RAGA
“ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS 7
(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/i D3 Penyiaran,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Nama
: Dicky Anugrah Pratama
NIM
: 44105110034
Jurusan
: Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: DICKY ANUGRAH PRATAMA
NIM
: 44105110034
Fakultas
: Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga
“One Stop Football” di Trans7 (Studi Deskriptif Terhadap
Mahasiswa/i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia)
Jakarta, 27 Agustus 2008
Disetujui Oleh,
Pembimbing
(Feni Fasta, M. Si)
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: DICKY ANUGRAH PRATAMA
NIM
: 44105110034
Fakultas
: Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga
“One Stop Football” di Trans7 (Studi Deskriptif Terhadap
Mahasiswa/i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia)
Jakarta, 30 Agustus 2008
1. Ketua Sidang
Nama
: Drs. Riswandi, M. Si
(........................................)
2. Penguji Ahli
Nama
: Ponco Budi Sulistyo, M. Comm
(........................................)
3. Pembimbing
Nama
: Feni Fasta, M. Si
(........................................)
iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: DICKY ANUGRAH PRATAMA
NIM
: 44105110034
Fakultas
: Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga
“One Stop Football” di Trans7 (Studi Deskriptif Terhadap
Mahasiswa/i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia)
Jakarta, 26 Oktober 2008
Disetujui dan Diterima Oleh,
Pembimbing
(Feni Fasta, M. Si)
Mengetahui,
Dekan FIKOM
(Dra. Diah Wardhani, M. Si)
Ketua Program Studi
(Drs. Riswandi, M. Si)
iv
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI BROADCASTING
DICKY ANUGRAH PRATAMA (44105110034)
“PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAH RAGA “ONE STOP
FOOTBALL” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/i D3
Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia)”
xii hal + 77 hal + 29 tabel + 6 lampiran + riwayat hidup
Bibliografi: 25 buku (Tahun 1984 – 2006)
ABSTRAKSI
Perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat, membawa banyak
perubahan bagi masyarakat dunia, dari masyarakat industri ke masyarakat
informasi. Salah satu media penyiaran yang sangat berpengaruh dan berperan
pada perkembangan struktur masyarakat tersebut adalah televisi. Di kehidupan
masyarakat yang kian sulit ini membuat fungsi media televisi sebagai sarana
hiburan semakin dibutuhkan. Salah satu tayangan berita olahraga khusus
sepakbola yaitu “One Stop Football” di Trans7, merupakan salah satu program
hiburan plus informasi unggulan Trans7 yang tetap bertahan, baik sebelum
maupun sesudah bergabung dengan Trans Corp. dengan perolehan TV Rating
2.0 dan TV Share 12.8.
Di kerangka pemikiran, penulis membahas tentang pengertian komunikasi
massa, proses dan karakteristiknya, hingga pemahaman televisi sebagai media
massa, pengertian persepsi dan khalayak.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Jadi penulis menggunakan
metode survei untuk mengambil data dengan teknik penyebaran diambil secara
purposive sampling.
Pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memberikan 20 pernyataan
berkaitan dengan perpaduan antara dimensi persepsi dan dimensi tayangan
olahraga. Peneliti juga memberikan pilihan jawaban untuk para responden dalam
setiap pernyataan yang masing-masing pilihan jawaban mengindikasikan
persepsi. Setelah didapatkan jumlah keseluruhan yang telah diakumulasikan, lalu
hasilnya diberi kriteria penilaian.
Dari analisa data yang berhasil dikumpulkan dapat dikatakan bahwa
sebagian besar persepsi para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Universitas Indonesia
menyaksikan acara One Stop Football kebanyakan positif, dengan presentase
sebesar 75,4% atau penilaian skor akumulasi sebesar 8531 dari nilai tertingginya
sejumlah 11300. Dapat disimpulkan, One Stop Football merupakan program
unggulan Trans7.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat. Salam
penuh kerinduan kepada Nabi Muhammad SAW yang setiap langkahnya penuh
dengan kemuliaan. Sembah sujud memohon keridoan kepada kedua orang tua
penulis yang telah mewariskan apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dikerjakan
oleh penulis. Berkat doa dan dukungan merekalah penulis dapat menyelesaikan
skripsi berjudul PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAHRAGA
“ONE STOP FOOTBALL” di TRANS7 (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa/ i
D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia).
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar
sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana Jakarta.
Penulis tertarik untuk mengangkat tema tersebut karena ingin mengetahui
alasan suatu program unggulan seperti One Stop Football bisa terus bertahan
selama 5 tahun sejak 30 Mei 2003 hingga sekarang. Padahal program
sejenisnya yang berada di stasiun swasta unggulan pun sudah lama berakhir.
Bagaimana para pemirsanya mampu tertarik apakah dari kualitas isi program
ataukah hal lainnya. Bagaimanakah persepsi yang dapat dilihat dari para
pemirsanya yang sebagian besar kaum muda. Metode apakah yang digunakan
program Sport Magazine tersebut agar dapat bertahan dari waktu ke waktu, bisa
dijadikan pelajaran bagi stasiun televisi lain ketika akan membuat suatu program.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih setulus hati kepada orangorang yang begitu berarti dalam tiap langkah penulis sampai pada selesainya
skripsi ini:
1. Feni Fasta, M. Si selaku Dosen Pembimbing yang paling cantik, perhatian
dan begitu sabar menunggu selesainya tiap bab skripsi ini. Tidak pernah
vi
bosan juga untuk selalu mengingatkan penulis untuk bimbingan skripsi,
baik itu lewat SMS atau telepon. Terima kasih karena mau dengan ikhlas
menerima segala bentuk kerepotan dari penulis.
2. Drs. Riswandi, M. Si, selaku Ketua Sidang Skripsi sekaligus Ketua
Program Studi Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu
Buana.
3. Dra. Diah Wardhani, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana.
4. Ponco Budi Sulistyo, M. Comm, selaku Dosen Penguji Ahli dalam sidang
skripsi penulis.
5. Orangtuaku tercinta, Surjani & Eddy Kusumawinata, yang tidak pernah
bosan – bosannya selalu mengingatkan aku untuk selesai kuliah, untuk
segera lulus dan menikah. Terimakasih untuk semua kesabaran yang
diajarkan, seluruh cinta yang diberikan, dan pelajaran yang diberikan
kepadaku baik secara langsung maupun tidak. Tak kan pernah cukup
berterimakasih kepada mereka atas semua yang ada di dunia ini.. Aku
selalu sayang mereka sampai kapan pun..
6. Ravinoldy Boer, sebagai perancang acara One Stop Football. Terimakasih
untuk semua bantuan yang telah diberikan. Maaf untuk selalu merepotkan
dan menyusahkan ketika penulis mendadak meminta informasi. Semua
informasi di skripsi ini tak kan pernah terkumpul tanpa bantuan “Sang
Perancang”.
7. Teman – teman Trans7 lain yang ikut membantu, Bunga Lestari serta kroni
– kroninya lain dalam tim kreatif Trans7.Terima kasih banyak untuk segala
waktu yang telah penulis sita.
vii
8. Kepada para mahasiswa Broadcasting Universitas Indonesia, khususnya
angkatan 2005 & 2006, terimakasih banyak atas segala perhatian dengan
telah ikut membantu melengkapi data dan informasi yang telah penulis
sebarkan.
9. Terima kasih kepada seluruh Staf Administrasi Program Komunikasi FISIP
Universitas Indonesia yang telah memberikan banyak bantuan. Mba One’
yang lagi hamil pada waktu itu, Mas Deki yang tidak bosan direpotin
penulis, dan staf lainnya yang ikut disusahkan juga. Terlebih lagi untuk
Ketua Program D3 Komunikasi FISIP UI, Ibu Nina M. Armando, MSi
terimakasih banyak untuk perizinan tempat dan lainnya.
10. Teh Dewi, Teh Susy dan Teh Desi, terimakasih untuk semua perhatian
dan bimbingannya dalam penulis menjalani kehidupan. Untuk semua spirit
materil dan moril dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak.
11. Indri Triana, my best friend ever and my love for that day. For the past,
thanks for your kindness, your care, and for your support in everything I
do. I couldn’t have done this without your constant love and support. For all
what I’ve done, hope you’ll forgive it and I just hope our friendship last
forever..
12. Special thanks to Ade Setyono and Qnoy (yang sampai sekarang saya
tidak tahu nama aslinya). Terimakasih buat semua – semua, semangat,
dan waktu yang sudah diberikan, pelajaran – pelajaran mengenai segala
hal dalam skripsi dan sidang. Terimakasih buat jadi “pembimbing” ku
selama ini. Rasa terimakasih tidak cukup untuk dikatakan, namun hanya
itu yang bisa kupersembahkan. Terimakasih untuk semua.
“Ditunggu nanti kelahiran anaknya…”
viii
13. Temen-temen kantor di TPI juga turut membantu, semangat dan perhatian
mereka yang berkesinambungan. Temen – temen di post production “di
luar”, untuk Mba Putri dan Mba Elena, saya turut berterimakasih sudah
sering memberikan nasehat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
“Dan akhirnya selesai juga Mba..”
14. Semua temen – temen Broadcasting Angkatan 7 Mercubuana, kalian yang
pernah singgah di hatiku, dan kalian yang tidak mengenal kata lelah dalam
pertemanan. Terimakasih untuk semua.
15. Untuk semua lembaran – lembaran hidup yang telah dijalani, dalam semua
keadaan yang ada. Tak henti – hentinya penulis bersyukur dapat
menjalaninya dan terimakasih karena menjadi begitu berarti.
Kesabaran dan usaha adalah beberapa hal yang saya pelajari dalam
penyusunan skripsi. Mungkin memang bukan yang terbaik, namun setidaknya
untuk penulis sudah berusaha yang terbaik bagi dirinya. Semoga saja skripsi ini
bisa berguna bagi orang lain.
Jakarta, 26 Oktober 2008
Dicky Anugrah Pratama
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
ix
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Signifikansi Penelitian
1.4.1. Signifikansi Akademis
1.4.2. Signifikansi Praktis
1
1
6
6
6
6
7
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Massa
2.3.1. Proses Komunikasi Massa
2.3.2. Karakteristik Komunikasi Massa
2.3.3. Fungsi Komunikasi Massa
2.2. Media Massa
2.3. Televisi
2.3.1. Pengertian Televisi
2.3.2. Televisi Sebagai Media Massa
2.3.3. Fungsi Televisi
2.3.4. Program Acara Televisi
2.4. Persepsi
2.5. Khalayak
8
8
10
11
14
17
19
19
20
22
23
24
30
BAB III
METODOLOGI
3.1. Tipe/ Sifat Penelitian
3.2. Metode Penelitian
3.3. Populasi
3.4. Sampel
3.5. Teknik Penarikan Sampel
3.6. Definisi dan Operasionalisasi Konsep
2.6.1. Definisi Konsep
2.6.2. Operasionalisasi Konsep
3.7. Teknik Pengumpulan Data
2.7.1. Data Primer
2.7.2. Data Sekunder
3.8. Analisis Data
31
31
31
32
33
33
34
34
35
38
38
39
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Tayangan Olah Raga One Stop Football di Trans7
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Identitas Responden
4.2.2. Pola Menonton Televisi
44
44
44
46
48
x
4.2.3. Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olah Raga
One Stop Football di Trans7
4.3. Pembahasan
50
70
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
73
73
74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6.2.1 Operasionalisasi Persepsi Khalayak
36
Tabel 3.8.1
41
Skala Likert
Tabel 4.2.1.1 Jenis Kelamin
47
Tabel 4.2.1.2 Mahasiswa Angkatan
47
Tabel 4.2.2.1 Menonton Televisi dalam Satu Minggu
48
Tabel 4.2.2.2 Menonton Televisi dalam Satu Hari
48
Tabel 4.2.2.3 Menonton Trans7 dalam Satu Hari
49
Tabel 4.2.2.4 Menonton Tayangan Olah Raga One Stop Football
di Trans7 dalam Satu Minggu
49
Tabel 4.2.3.1 Kuantitas Menonton Tayangan
50
Tabel 4.2.3.2 Kuantitas Menonton Iklan
51
Tabel 4.2.3.3 Gaya Presenter
52
Tabel 4.2.3.4 Narasi oleh Narator
53
Tabel 4.2.3.5 Visualisasi/ Gambar pada Tayangan
54
Tabel 4.2.3.6 Backsound/ suara latar
55
Tabel 4.2.3.7 Gaya Bahasa Presenter
56
Tabel 4.2.3.8 Visualisasi Gambar Menarik
57
Tabel 4.2.3.9 Gaya Presenter Memaparkan Menarik
58
Tabel 4.2.3.10 Gaya Bahasa Menarik
59
Tabel 4.2.3.11 Gaya Bahasa Mudah Dipahami
60
Tabel 4.2.3.12 Backsound/ suara latar menarik
61
Tabel 4.2.3.13 Alur Cerita Menarik
62
Tabel 4.2.3.14 Gaya Presenter Menarik
63
Tabel 4.2.3.15 Informasi terbaru Sepak Bola Dunia
64
Tabel 4.2.3.16 Informasi Menambah Pengetahuan
65
Tabel 4.2.3.17 Tayangan Menghibur
66
Tabel 4.2.3.18 Tayangan Sebagai Pengisi Waktu Luang
67
Tabel 4.2.3.19 Tayangan Menciptakan Suasana Santai
68
Tabel 4.2.3.20 Pengaruh tayangan
69
Tabel 4.2.3.21 Akumulasi Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan
Olah Raga One Stop Football di Trans7
70
xii
DAFTAR LAMPIRAN
TENTANG PENULIS
SURAT KETERANGAN RISET UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR KUESIONER
CODING BOOK
CODING SHEET
TABEL INDUK
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat, membawa
banyak perubahan bagi masyarakat dunia, dari masyarakat industri ke
masyarakat informasi. Dalam pengertiannya komunikasi adalah sebuah
proses menjadikan milik bersama ide / isi pesan yang dimiliki si pengirim
pesan dan si penerima pesan1. Dengan kata lain terjadi interaksi yang
berhubungan dari satu pihak kepihak yang lain. Hal ini dimulai dari
sejumlah ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk
mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas
menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan bahasa yang berbentuk
kode visual, kode suara atau kode tulisan.
Fungsi komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi diri kita
karena dapat membangun konsep diri, aktualisasi diri untuk kelangsungan
hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan
dengan orang lain2. Dalam tingkat proses komunikasi, kita mengenal enam
tingkatan, yaitu komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication),
komunikasi
antar-pribadi,
komunikasi
kelompok,
komunikasi
antar
kelompok / asosiasi, komunikasi organisasi dan komunikasi dengan
masyarakat luas3.
1
JB. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik, hal. 33
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Rosdakarya, 2004, hal. 5
3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Bandung; Remaja Rosda Karya, 1984, hal 9
2
2
Majunya teknologi di bidang komunikasi membuat seseorang dan
kelompok orang dapat mengirimkan pesan dalam waktu singkat dengan
seseorang atau kelompok orang lain yaitu melalui media. Komunikasi yang
menggunakan media kemudian disebut sebagai komunikasi massa. Salah
satu cara berkomunikasi dengan masyarakat luas adalah dengan
komunikasi massa. Keserempakkan adalah ciri utama dari komunikasi
massa.
Adapun
komunikasi
massa
adalah
komunikasi
dengan
menggunakan media massa, seperti surat kabar, televisi, radio dan film.
Media massa telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu
untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tapi juga bagi
masyarakat
dan
kelompok
secara
kolektif;
media
hiburan
juga
menyuguhkan budaya yang juga dibaurkan dengan informasi dan
hiburan4.
Media massa mengalami perubahan dan perkembangan yang
sangat besar dengan munculnya media penyiaran di dalam negeri.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam media penyiaran itu sendiri
meliputi segi sistem-sistem pemberitaan dan sistem informasi yang sifat
pemberitaannya lebih terbuka.
Salah satu media penyiaran yang sangat berpengaruh dan
berperan pada perkembangan struktur masyarakat adalah televisi. Televisi
sebagai salah satu bentuk alat komunikasi massa memiliki keunggulan
dibandingkan alat atau sarana komunikasi lainnya. Keunggulan yang dimiliki
oleh televisi adalah dalam penyampaian informasinya. Keunggulan yang
dimiliki oleh televisi ini menyangkut teknik produksi yang menyajikan
gambar-gambar
4
visual
secara
khusus
serta
membutuhkan
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta 1996, hal. 3
indera
3
penglihatan dan pendengaran. Masyarakat akan lebih mudah menangkap
informasi melalui pandangan sekaligus pendengaran dibandingkan hanya
melalui pendengaran saja ataupun pandangan saja. Kelebihan lain dari
televisi adalah adanya satelit komunikasi cakrawala informasi yang dapat
menjangkau masyarakat lebih luas5.
Telah umum diketahui bahwa televisi memiliki pengaruh yang
besar terhadap penontonnya. Melihat kenyataan banyaknya berbagai
acara, maka secara tidak langsung masyarakat telah terpropaganda
dengan media televisi. Dengan kata lain televisi dapat mengubah sudut
pandang sekelompok masyarakat menuju ke jalan yang lebih baik ataupun
sebaliknya.
Faktor pendidikan manusia adalah salah satu pemecahan paling
utama sebagai filter untuk mencegah efek negatif materi tayangan televisi.
Pendidikan masyarakat yang baik dapat dijadikan penangkal masuknya
unsur-unsur negatif dari media televisi.
Persaingan di media televisi pun berjalan semakin keras, stasiunstasiun televisi berlomba mencari bentuk program yang menarik ditonton
dan mampu menarik pemirsa sekaligus meraih iklan sebesar-besarnya.
Program pun dibuat dengan tujuan mencapai rating dan share yang tinggi
sehingga program tersebut berdaya jual maksimal, baik dari segi jumlah
penonton maupun pengiklan. Semua usaha dilakukan baik yang bersifat
inovatif maupun yang hanya meniru untuk membuat program yang
mempunyai peranan, efek, dan fungsi yang besar terhadap khalayak.
Salah satu program acara televisi yang mempunyai peranan, efek,
dan fungsi yang besar terhadap khalayak adalah tayangan berita. Berita
memberikan beragam informasi yang sedang terjadi, baik dari dalam
5
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta,
1996. Hal. 8
4
maupun dari luar negeri. Keberadaan berita menjadi penting sebagai
sarana untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam berbagai hal yang
menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang
sedang terjadi di dunia. Dalam hal ini, massa menjadi objek liputan utama
dari liputan media televisi.
Saat ini kehidupan masyarakat yang kian sulit membuat fungsi
media televisi sebagai sarana hiburan semakin dibutuhkan. Fungsi hiburan
tersebut tentu tidak terlepas dari informasi yang juga diperlukan oleh
masyarakat. Salah satu tayangan yang memuat unsur hiburan dan
informasi secara bersamaan yaitu tayangan berita olahraga. Pada
umumnya masyarakat Indonesia menyukai olahraga sepakbola. Hal ini
dapat dilihat dari padatnya penonton sepakbola di setiap stadion yang
tengah mengadakan pertandingan sepakbola. Program berita olahraga
inilah yang menjadi tolak ukur peneliti dalam penelitian ini.
Maraknya tayangan berita olahraga kemudian menimbulkan suatu
permasalahan yang biasa terjadi dalam persaingan. Tekanan rating seperti
menuntut stasiun televisi dan pengiklan berpacu dalam mengelola tayangan
tersebut lebih inovatif, kreatif, dan agresif. Kaidah jurnalistik dalam
penayangan berita olahraga pun jadi mendapatkan perhatian yang kurang.
Namun hal ini ternyata efektif mencapai rating yang memuaskan.
Bagaimanapun, masa depan sebuah program yang tayang di
televisi ditentukan oleh seberapa besar rating yang dapat dihasilkan. Salah
satu tayangan berita olahraga khusus sepakbola yaitu “One Stop Football”
di Trans7, merupakan salah satu program unggulan Trans7 yang tetap
bertahan baik sebelum maupun sesudah bergabung dengan Trans Corp.
dengan perolehan TV Rating 2.0 dan TV Share 12.8.6
6
Source Nielsen Media Research. Week 0715. Program Research/ Trans 7/ HAN. 2007
5
Melihat fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dalam
bentuk skripsi dengan judul “Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan
Olahraga “One Stop Football” di Trans7 (Studi Deskriptif Terhadap
Mahasiswa/ i D3 Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia)”. Penulis memilih mahasiswa/ i untuk memberikan
persepsi terhadap tayangan olahraga “One Stop Football” dalam penelitian
ini, karena mahasiswa/ i merupakan tingkat pelajar tertinggi yang memiliki
intelektualitas serta wawasan yang luas, sehingga dalam memandang suatu
fenomena tidak hanya dari satu sisi saja.
Penulis mengambil sampel penelitian mahasiswa/ i D3 Penyiaran,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia karena yang
mereka pelajari adalah dunia penyiaran.
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia program studi
Penyiaran merupakan program studi pertama di Indonesia pada tahun
1997. Kemudian diikuti dengan lahirnya program studi Broadcasting atau
Penyiaran di Universitas Padjadjaran, Bandung pada tahun 1998. Program
studi Penyiaran di Universitas Indonesia mengalami perkembangan yang
signifikan, baik dari segi pengajar yang terdiri dari dosen – dosen praktisi,
fasilitas seperti library dan laboratorium audio visual yang sangat memadai
untuk TV dan radio, serta akses ke industri komunikasi yang ada di
Indonesia. 7
Target pemirsa tayangan olahraga “One Stop Football” yakni
Primary: Male (AB, 18 – 30 years old), Secondary: Female (AB, 18 – 30
years old), Psikografik (sport, entertainment, lifestyle). Oleh sebab itu, para
mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia menjadi sampel penulis dalam penelitian ini.
7
Hasil wawancara dengan ketua program D3 Komunikasi FISIP UI, Dra. Nina M. Armando, MSi
tanggal 6 September 2008
6
1.2. Rumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan terfokus, maka
peneliti membatasi masalah penelitian hanya pada bagaimana persepsi
mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia terhadap
tayangan
olahraga
“One
Stop
Football” yang
ditayangkan oleh Trans7.
1.3. Tujuan Penelitian
Sementara itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
persepsi mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia terhadap tayangan olahraga “One Stop Football”
yang ditayangkan oleh Trans7.
1.4. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik
secara akademis maupun praktis.
1.4.1. Signifikansi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi
teoritis bagi perkembangan dan kemajuan ilmu komunikasi. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti
lainnya, terutama yang menggunakan pendekatan dan obyek yang sama.
7
1.4.2. Signifikansi Praktis
Penelitian
ini
diharapkan
menjadi
masukan
bagi
praktisi
penyiaran, terutama bagi pemilik stasiun televisi. Selain itu penelitian ini
diharapkan
dapat
memberikan
masukan
kepada
media
televisi
(khususnya Trans7) tentang efektifitas informasi dan berita yang mereka
tayangkan.
8
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bitter. Beliau mendefinisikan komunikasi massa sebagai pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass medium to a large
number of people)10.
Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan komunikasi
massa pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa dan
media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua poin,
pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa
dan khalayak yang luar biasa banyaknya.
Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua
orang yang menonton televisi, tetapi berarti bahwa khalayak itu besar dan pada
umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio maupun
yang audio visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih
logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar,
majalah dan film.11
Sementara itu, menurut Wright bentuk baru komunikasi dapat
dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama
10
Adrianto, Elvinaro, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,
2004, Hal.3
11
Ibid, Hal. 6
9
sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan
anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai
kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung
berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks dan melibatkan biaya
besar. Dalam definisinya, Wright mengemukakan karakteristik komunikan
secara khusus, yakni anonim dan heterogen. Ia juga menyebutkan pesan
diterima komunikan secara serentak (simultan) pada waktu yang sama, serta
sekilas (khusus untuk media elektronik seperti radio siaran dan televisi).12
Ahli komunikasi negeri sendiri, Jalaludin Rakhmat juga tak mau
ketinggalan mendefinisikan arti komunikasi massa. Menurut beliau, komunikasi
massa adalah jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada semua khalayak yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik. Sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 13
Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar
“orang banyak”. Massa mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka
tidak harus berada disuatu lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar
atau berpencar diberbagai lokasi dalam waktu yang sama atau hampir
bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.14
Dari beberapa definisi yang diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa
komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Massanya pun tidak
harus berada pada suatu wilayah yang sama. Namun, meskipun komunikasi itu
disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti ketika orasi kampanye
12
Ibid, Hal. 5
Ibid. Hal. 7
14
Wiryanto, Teori Komunikasi, PT. Gramedia, Jakarta, 2002, Hal.1
13
10
yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu
tidak dapat dikatakan komunikasi massa.
2.1.1. Proses Komunikasi Massa
Proses terjadinya komunikasi massa selalu terkait dengan teknologi,
dalam hal ini adalah teknologi komunikasi. Sebagai contoh adalah berjalannya
komunikasi massa melalui media televisi akan melibatkan pemanfaatan satelit,
pemancar dan lain sebagainya.
Secara langsung, perkembangan media massa serta komunikasi massa
berhubungan
erat
dengan
perangkat-perangkat
teknologi
tinggi
akan
membudaya dan terisolasi dalam kehidupan masyarakat. Kemudian lambat
laun berkembang menuju tingkat kemajuan dan ilmu pengetahuan. Hal ini juga
mempengaruhi proses interaksi antar manusia dan penyerapan terhadap apa
yang diberikan media massa dalam isi pesannya.
Terkait dengan perkembangan teknologi untuk pemanfaatan media
massa tersebut, akhirnya banyak ahli yang menjelaskan proses serta dampak
komunikasi massa. Salah satunya adalah seorang ahli ilmu politik Amerika
Serikat pada tahun 1948 mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal
dalam
teori
mengenai
penelitian
komunikasi
massa.
Ungkapan
yang
merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah
dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut15:
1. Siapa (who)?
2. Berkata apa (say what)?
3. Melalui saluran apa (in which channel)?
4. Kepada siapa (to whom)?
15
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Indonesia, Jakarta, Hal. 175-178
11
5. Dengan efek apa (with what effect)?
Ungkapan dalam bentuk pertanyaan ini, lebih dikenal sebagai Formula
Laswell. Meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan fenomena
komunikasi
massa,
formula
ini
telah
membantu
mengorganisasi
dan
memberikan struktur pada kajian ilmu komunikasi massa. Selain dapat
menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi massa,
Laswell sendiri menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis
penelitian komunikasi. Hal ini dapat disimak pada visualisasi berikut:
Bagan 1
Formula Penelitian Komunikasi Laswell16
Sumber : Modul 1 – 9 teori komunikasi,
S. Djuarsa Sendjaja, Ph. D. dkk, UT., 1994.
2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik umum yang menjadikan komunikasi massa berbeda
dengan bentuk komunikasi personal dan komunikasi kelompok adalah
komunikatornya
melembaga dan pesannya bersifat umum, komunikannya
heterogen, tersebar luas dan anonim, serta umpan balik yang tertunda.17
16
17
Ibid.
Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, Rosda Karya, Bandung, 1993, Hal. 20
12
Media penyalur pesan-pesan komunikasi massa adalah media massa.
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni
suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikator sebagai
penyampai pesan dalam komunikasi massa berbentuk lembaga atau orang
yang mewakili suatu lembaga. Ia tidak bertindak atas nama individu, melainkan
atas nama lembaga dan harus sesuai dengan peraturan yang telah digariskan
lembaga yang diwakilinya.
Kemudian, pesan dalam komunikasi massa bersifat umum bukan
bersifat pribadi. Pesan-pesannya tidak ditunjukkan pada seseorang secara
khusus, melainkan kepada khalayak luas. Artinya, pesan yang sama yang
disampaikan kepada semua orang yang mempunyai perhatian pada pesan
yang disampaikan.
Selain itu, komunikan atau khalayak yang terlibat dalam proses
komunikasi massa terdiri dari jumlah yang besar, heterogen, tersebar luas juga
anonim, serta membatasi diri dari pesan umum yang menyebabkan
penyampaian pesan komunikasi massa relatif sulit. Sehingga komunikator yang
menangani media massa harus melakukan perencanaan yang matang.
Komunikasi massa harus dibedakan dengan komunikasi antar pribadi
yang komunikasinya tidak berstruktur. Namun, sebelum kita menggunakan dan
menerapkan
komunikasi
massa
minimal
harus
mengerti
karakteristik
komunikasi massa, yaitu sebagai berikut :18
1. Komunikator terlembagakan.
Artinya proses penyusunan pesan yang dilakukan oleh komunikator
membutuhkan banyak proses. Contohnya dalam siaran televisi, tentu akan
18
Adrianto Elvinaro, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004,
Hal.7
13
banyak melibatkan orang agar siaran itu bisa terlaksana. Mulai dari
presenter, kameramen, juru lampu, pengarah acara, tata rias, dan lain-lain.
2. Pesan bersifat umum.
Arinya komunikasi itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk
sekelompok orang tertentu.
3. Komunikannya anonim dan heterogen.
Pada
komunikasi
antar
personal,
komunikator
akan
mengenal
komunikannya, mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam komunikasi
massa,
komunikator
tidak
mengenal
komunikan
(anonim),
karena
komunikatornya menggunakan media dan tidak tatap muka.
4. Media massa menimbulkan keserempakan.
Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan
penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan.
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan sekaligus. Pada
komunikasi antar personal, unsur
hubungan sangat penting. Sebaliknya
pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi karena pesan dalam
media massa harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu
dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
6. Komunikasi massa bersifat satu arah.
Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak
dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat
14
melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antar
personal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
7. Stimulasi alat indra “terbatas”.
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra tergantung pada jenis media
massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio
siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada
media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran.
8. Umpan balik tertunda.
Karena media massa bersifat satu arah maka feedback atau umpan balik
dari komunikan akan tertunda.
2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa harus diakui sebagai lembaga masyarakat yang
dapat menjalankan berbagai fungsi dalam fungsi komunikasi massa. Banyak
yang mengeluarkan pendapat, diantaranya Harold D. Laswell, mengemukakan
tiga fungsi komunikasi massa yaitu :19
a. The surveillance of the environment, pengamatan terhadap lingkungan,
penyikapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai-nilai
masyarakat dan bagian-bagian unsur didalamnya.
b. Correlation on the components of society in making a response to the
environment,
korelasi
unsur-unsur
masyarakat
lingkungan.
19
Wiryanto, Teori Komunikasi, PT. Gramedia, Jakarta, 2002, Hal.11
ketika
menghadapi
15
c. Transmitted of the social inheritance, penerusan atau pewarisan sosial dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Lasswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai fungsi-fungsi
yang ia kemukakan, sehingga terbuka kesempatan bagi Charles R. Wright,
seorang ahli sosiologi untuk menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment
dan ia menjelaskan keempat fungsi itu sebagai berikut.20
1. Surveillance
Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam
masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut handling of
news.
2. Correlation
Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah
laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini
diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.
3. Transmission
Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi nilai-nilai dan normanorma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari
anggota
suatu
masyarakat
kepada
diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan.
20
Ibid.
pendatang
baru.
Fungsi
ini
16
4. Entertainment
Menunjuk
pada
kegiatan-kegiatan
komunikatif
yang
ditujukan
untuk
memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.
Komunikasi massa tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu
tetapi cenderung mempengaruhi cara kita untuk mengorganisasikan citra kita
tentang lingkungan. Citra ini terbentuk setelah individu tersebut mendapatkan
informasi yang diterima melalui media massa. Dari uraian pendapat para ahli
komunikasi di atas dapat ditarik penjelasan singkat fungsi komunikasi.
Sebab, pada dasarnya fungsi komunikasi massa adalah memberikan
hiburan, pendidikan dan informasi yang diharapkan dapat diketahui, diikuti,
dipahami serta dirahasiakan oleh khalayak banyak. Meskipun bersifat
mempengaruhi, namun diharapkan pengaruh tersebut menuju ke arah yang
positif dan membangun.
Secara ringkas dari pelbagai keputusan telah menyebutkan bahwa
fungsi media sebenarnya mencakup pemberian informal, penyusunan agenda
kehidupan khalayak setiap hari, menghubungkan anggota masyarakat yang
satu dengan yang lainnya, mendidik khalayak untuk melakukan sesuatu,
memberikan penghiburan, menerangkan sesuatu kepada khalayak.21
Jadi fungsi komunikasi massa pada umumnya mencakup pemberian
informasi, mendidik khalayak untuk melakukan sesuatu, memberikan hiburan
serta menerangkan sesuatu kepada khalayak agar khalayak mengerti serta
tahu apa yang sedang terjadi.
21
Alo Liweri, Memahami Pesan Komunikasi Massa dalam Masyarakat, Citra Aditya Bandung, 1991,
Hal. 4
17
2.2. Media Massa
Proses penyampaian pesan dalam komunikasi massa adalah dengan
menggunakan media massa, yang didefinisikan sebagai media yang mampu
menimbulkan keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan
pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Komunikasi massa adalah
komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa atau
orang banyak. Media yang digunakan terdiri dari pers, radio, televisi, film dan
komputer yang menjadi saluran internet.
Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan /
pernyataan / informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang
jumlahnya relatif besar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya
terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama,
dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu22. Untuk
pemilihan media, perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti karakteristik
media, antara lain:
1. Kebutuhan luasnya jangkauan dan kecepatan penetrasi
2. Kebutuhan pemeliharaan memori
3. Kebutuhan jangkauan khalayak yang selektif
4. Kebutuhan jangkauan khalayak lokal
5. Kebutuhan frekuensi tinggi
Perkembangan masyarakat yang dipacu oleh kemajuan teknologi
komunikasi yang semakin canggih menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan media massa, tetapi di lain pihak secara timbal balik ini
22
Jb. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat Kabar Majalah,
Radio, dan Televisi, Alumni, Bandung, 1991. Hal. 90
18
menimbulkan efek yang teramat kuat pula terhadap masyarakat. Peran media
massa sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat, semakin meningkat.
Menurut Dennis McQuail, media memiliki fungsi penting antara lain23.
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa, serta menghidupkan
industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang
memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi
tersebut dengan masyarakat dan industri sosial lainnya. Dilain pihak,
institusi media diatur oleh masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol manajemen, dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainnya.
3. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan, untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan bentuk seni
dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara,
mode, gaya hidup, dan norma-norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja sebagai individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tapi juga bagi
23
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta 1996, hal. 3
19
masyarakat dan kelompok secara kolektif; media juga menyuguhkan
nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan
hiburan.
Radio, surat kabar, televisi, dan film merupakan media komunikasi yang
dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Peran media massa
terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern, perolehan informasi
dan hiburan didapatkan melalui media massa.
2.3. Televisi
Televisi adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses
komunikasi dengan ciri-ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga,
pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dengan
komunikan yang heterogen.24
2.3.1. Pengertian Televisi
Menurut J.B Wahyudi televisi berasal dari dua kata yang berbeda
asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi yang berarti
penglihatan. Dengan demikian berarti televisi diartikan dengan melihat jauh.
Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu
tempat (studio) dapat dilihat dari tempat yang lain melalui sebuah perangkat
penerima.25 Dengan demikian dapat kita pahami bahwa televisi adalah salah
satu bentuk media massa yang memancarkan suara dan gambar reproduksi
24
25
Onong Uchana Effendy, TV Siaran Teory dan Praktek, Bandung, Alumni, 1984, Hal. 17
J.B Wahyudi, Media Komunikasi Massa, Bina Cipta, Jakarta, 1996, Hal. 46
20
dari kenyataan yang disiarkan lewat gelombang elektromagnetik sehingga
dapat diterima oleh pesawat penerima (televisi) di rumah.
Ellen Wartella dan Byron Reeves memandang televisi sebagai sesuatu
yang unik. Keunikan itu bukan hanya pesan yang ada dalam televisi, sangat
menghibur pemirsanya dan amat menyenangkan hati audiensnya. Tetapi juga
dari
segi visualisasi,
pergerakan
kamera,
teknik
mengedit
dan
juga
bahasanya.26 Televisi memiliki penonton yang sangat beragam, mulai dari
anak-anak sampai orang tua. Melalui beberapa stasiun televisi mereka bebas
memilih acara yang disukai dan dibutuhkan. Begitu juga sebagai media
hiburan, televisi dianggap sebagai media yang ringan, murah, santai, dan
menyenangkan. Bahkan berdasarkan survei Nielsen Media Research (1987),
sekitar 7 jam sehari orang menonton televisi, dan hampir seratus juta orang
menonton televisi setiap harinya. 27
Dalam kondisi demikian maka tak mengherankan, kalau orang
kemudian telah menjadikan televisi tidak sekedar sarana untuk mencari
hiburan. Akan tetapi, juga menjadi sarana yang baik untuk mereka belajar
segala hal dari televisi.28
2.3.2. Televisi Sebagai Media Massa
Sebagai medium komunikasi televisi mempunyai beberapa karakteristik
dasar yang membedakan dengan medium komunikasi massa lainnya, yaitu:29
26
Ellen Wartella, Byron Reeves, Handbook of Communication Science, Charles R. Berger & Steven H.
Chaffe, Newbury Park, London, New Delhi, 1989, Hal. 632
27
Ronald F. Rice & Charles K. Atkin, Public Communication Campaign (Second Edition). London,
1990, Hal. 535
28
Ibid. Hal. 358
29
J.B Wahyudi, Media Komunikasi Massa, Bina Cipta, Jakarta, 1996, Hal 25-26
21
1.
Televisi adalah medium audio-visual. Sebagai medium audio-visual
televisi tidak hanya dapat menghadirkan kata-kata tapi juga suara-suara
gaduh, musik dan perubahan nada suara. Televisi tidak hanya
menghadirkan gambar-gambar diam, tetapi juga gambar bergerak,
termasuk nuansa dari gerakan tubuh serta ekspresi wajah (kinetik).
2.
Televisi adalah medium dengan waktu terbatas. Artinya, programprogram yang disiarkan televisi sangat terbatas, sehingga pemirsa tidak
mempunyai kesempatan untuk melihat bagian-bagian yang penting dan
mengulang kembali apa yang telah dilihat. Apabila dua program
disiarkan secara bersamaan, pemirsa tidak memiliki kesempatan untuk
membandingkan kecuali jika pemirsa merekamnya dengan kaset video.
3.
Televisi mempunyai jumlah saluran yang terbatas, bagian dalam
masalah ini adalah soal hak untuk mengembangkan siaran dengan
sistem Very Height Frequency (VHF) sebelum menggunakan sistem
Ultra Might Frequency (UHF).
4.
Televisi adalah medium dengan kompleksitas tinggi dan biaya
pengoperasiannya yang mahal. Sebab, kamera film, video tape,
peralatan
transmisinya
menanganinya
memerlukan
disamping
banyak
komunikatornya
mengoperasikan televisi demikian tingginya.
ahli
untuk
dapat
sendiri.
Biaya
untuk
22
Televisi mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan media
massa lainnya Hal ini dapat dilihat dari sifat yang dimiliki televisi, pesan yang
disampaikan televisi melalui gambar dan suara secara bersamaan, hidup dan
sangat cepat. Televisi adalah generasi baru media elektronik yang dapat
menyampaikan pesan-pesan audio-visual secara serentak. Pesan visual yang
disampaikan dapat berupa gambar diam atau gambar hidup. Yang terakhir ini,
bila disajikan secara kreatif dalam tata warna yang tepat dan diiringi oleh pesan
moral yang sesuai akan dapat menyuguhkan realita yang ada. Oleh karena itu,
televisi berhasil memikat banyak khalayak daripada media massa lainnya.30
2.3.3. Fungsi Televisi
Dalam eksistensinya sebagai media massa, televisi memiliki beberapa
fungsi dasar. Pertama adalah fungsi hiburan atau entertainment. Dibanyak
negara fungsi hiburan disiarkan lebih dominan. Sebagian besar waktu
primetime siaran diisi oleh acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, kerena
televisi dapat menampilkan gambar hidup beserta suaranya sesuai kenyataan,
dapat dinikmati oleh seluruh keluarga. Televisi juga dapat dinikmati oleh
khalayak yang tuna aksara.
Fungsi selanjutnya televisi sebagai penerangan. Dua faktor yang
terdapat pada media massa audio visual yang pertarna adalah immediacy,
mencakup pengertian langsung dan dekat, peristiwa yang disiarkan langsung
oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa
itu berlangsung. Yang kedua adalah realism, mengandung makna pernyataan.
Dalam menyiarkan informasi secara audio visual dengan perantara microphone
30
Jahi Amri, Komunikasi Massa Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga:Suatu Pengantar,
Gramedia, Jakarta, 1988, Hal. 140
23
dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. Yang ketiga, televisi
berfungsi sebagai sarana pendidikan. Televisi merupakan sarana yang ampuh
untuk menyiarkan acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya belum tentu
banyak secara simultan.
Selain acara pendidikan yang disiarkan, televisi juga menyiarkan acara
implisit yang mengandung pendidikan, misalnya: fragmen, ceramah, film, dan
lain-lain.
Televisi
merupakan
sarana
komunikasi
massa
yang
sangat
berpengaruh dalam membentuk dan merubah pola serta pendapat umum.
Termasuk pendapat umum untuk menyenangi sesuatu, hingga terjadinya
pembentukan sikap, perilaku dan pola pikir.
2.3.4. Program Acara Televisi
Berbagai macam acara televisi selalu hadir dihadapan pemirsa yang
mengetengahkan jenis informasi dan hiburan. Untuk lebih jelasnya program
acara televisi akan dibagi menurut jenisnya, yaitu:
a. Informasi
Informasi adalah berita yang disampaikan kepada masyarakat luas
yang termasuk ke dalam informasi yaitu:
1. Hard news adalah berita berat atau berita kuat. Contohnya berita
mengenai perang di Irak.
2. Soft news adalah berita ringan. Contohnya feature dan dokumenter,
berita olah raga, dan sebagainya.
24
b. Hiburan
Hiburan adalah acara yang bersifat menghibur, dan yang termasuk ke
dalam hiburan adalah:
1. Drama adalah suatu cerita dengan menggunakan skenario atau naskah
yang akan ditayangkan di televisi, misalnya sinetron, FTV, dsb.
2. Reality show adalah program televisi yang merupakan suatu permainan
atau games dimana tokoh utamanya tidak mengetahui dirinya direkam
gambarnya dengan kamera televisi. Misalnya, Lemon Tea Asam Manis
Cinta (SCTV).
3. Non drama adalah suatu acara yang tidak menggunakan naskah atau
skenario. Misalnya kuis, dan siaran-siaran olahraga (baik siaran
langsung maupun tidak langsung).
4. Musik adalah suatu acara yang berisikan lagu-lagu.
5. Quiz show merupakan bentuk program permainan yang paling
sederhana dimana sejumlah orang saling bersaing menjawab sejumlah
pertanyaan.
2.4. Persepsi
Persepsi menurut Jalaluddin Rakhmat adalah pengalaman tentang
obyek,
peristiwa
atau
hubungan-hubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan kata lain, persepsi
memberikan makna pada stimuli indrawi. Persepsi merupakan suatu proses
yang tentu saja tidak berjalan begitu saja. Dalam proses persepsi terdapat dua
tahap, antara lain Attention (perhatian) dan Interpretation.
25
Attention (atensi / perhatian) adalah proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lamanya
melemah. Sedangkan interpretation (interpretasi) adalah terjadinya suatu
proses penyederhanaan, pengolahan serta penyusunan berdasarkan ciri-ciri
pokok stimuli dimana detail akan diolah hingga membentuk pola tertentu,
sehingga pola tersebut kemudian disusun untuk ditafsirkan maknanya.
Berikut ini adalah beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli
komunikasi:
1. “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna” (John
R. Wenburg & William W. Wilmot ).
2. “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (Rudolph F.
Ferderber).
3. “Persepsi adalah interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif
objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa
yang ada di luar sana” (J. Cohen).
Proses terjadinya persepsi dapat dilihat dengan skema model: Stimulus
– Atensi – Interpretasi – Kognis.31 Dalam proses persepsi terjadi dua tahap yaitu
tahap atensi dan tahap interpretasi. Tahap atensi adalah tahap dimana kita
memperhatikan stimuli (tahap penyaringan perhatian) yang didahului oleh
tereksposnya seseorang pada rangsangan tertentu. Oleh karena proses ini
terjadi dalam alam sadar, maka sebelumnya ia harus menyadari adanya
rangsangan itu melalui mekanisme panca indera.
31
David A. Aakers dan John G. Myers, Advert Management, 2nd Ed. London: New Delhi Prestice Hall
Ltd, 1986. hal 236
26
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding). Persepsi
mencakup penginderaan (sensasi) melalui alat-alat / panca indra (mata, telinga,
hidung, kulit, dan lidah), atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan
yang dikirimkan ke otak melalui alat-alat panca indra manusia. Panca indra
adalah reseptor yang berfungsi sebagai penghubung antara otak manusia
dengan lingkungan sekitar.
Atensi atau perhatian berarti sebelum manusia merespons atau
menafsirkan objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia atau kita
terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi
persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang
lain atau diri sendiri.32 Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik
perhatian, cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik
perhatian. Rangsangan seperti ini biasanya menjadi penyebab kejadiankejadian berikutnya. Dengan perkataan lain, kita akan memperhatikan apa yang
kita anggap bermakna bagi kita, dan kita tidak akan memperhatikan apa yang
tidak bermakna bagi kita. Interpretasi adalah tahap terpenting dari persepsi,
yaitu menafsirkan atau memberi makna atas informasi yang sampai kepada kita
melalui panca indra.
Persepsi manusia terbagi dua: persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)
dan persepsi terhadap manusia (lingkungan sosial). Perbedaannya mencakup
hal-hal berikut:
32
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004. hal.
167-172
27
a. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan
persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan non
verbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit
diramalkan.
b. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi
terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif,
harapan, dan sebagainya). Kebanyakan objek tidak mempersepsi kita
ketika kita hendak mempersepsikan objek-objek itu. Akan tetapi orang
mempersepsi kita pada saat kita mempersepsi mereka. Dengan kata lain,
persepsi terhadap manusia bersifat interaktif.
c. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain,
objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena
itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih
cepat daripada persepsi terhadap objek.33
Persepsilah
yang
menentukan
kita
memilih
suatu
pesan
dan
mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar
individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan
sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya
atau kelompok identitas. Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi
atas informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indera kita. Jadi,
pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai
33
Ibid, hal 175
28
objek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana
tampaknya objek tersebut.34
Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses
menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam
lingkungan kita. Oleh karena manusia mempunyai aspek emosi, maka persepsi
atau penilaian kita terhadap orang akan mengandung resiko. Persepsi saya
terhadap Anda mempengaruhi persepsi Anda terhadap saya, dan pada
gilirannya persepsi Anda terhadap saya juga akan mempengaruhi persepsi saya
terhadap Anda. Dan begitu seterusnya.35
Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di
sekelilingnya. Karena setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap
lingkungan sosialnya. Persepsi yang timbul setelah menonton suatu tayangan
dipengaruhi oleh berbagai macam indikator. Oleh sebab itu persepsi yang timbul
dari sebuah tayangan terlebih dahulu akan melalui berbagai macam indikator.
Sedangkan persepsi itu sendiri didefinisikan sebagai proses internal yang kita
lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengasumsikan rangsangan dari
lingkungan eksternal. Persepsi adalah cara kita mengubah energi fisik
lingkungan kita menjadi pengajaran yang bermakna.36
Proses
internal
inilah
yang
memungkinkan
kita
memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan
proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.37 Dalam mendengarkan dan
meihat tayangan olah raga di televisi, berarti khalayak memperhatikan tayangan
tersebut. Khalayak telah memperoleh rangsangan lewat panca inderanya.
34
Ibid, hal 171
Ibid. hal. 176
36
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya. Jakarta, 1989, hal. 25
37
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, 2001
35
29
Kemudian diolah dalam dirinya sehingga menjadi pengalaman tentang objek,
peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan yang kemudian dikenal dengan persepsi.38
Setelah tahu maka timbulah perhatian atau atensi terhadap sesuatu.
Lalu berlanjut pada tahap interpretasi. Pada tahap ini individu selalu memberi
makna terhadap objek yang dipersepsikan akan mendapat kognisi. Bagi individu
tersebut, kognisi yaitu gambaran yang lengkap dari objek yang akan disimpan
dalam ingatan dan kognisi merupakan tahap akhir dari persepsi. Menurut David
Kreck dan Richard S. Curthfield, faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:39
1. Faktor Fungsional
Faktor ini berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, pendidikan,
kebudayaan yang termasuk faktor personal.
2. Faktor Struktural
Faktor ini berasal dari sifat stimuli fisik yang ditimbulkan pada sistem syaraf
individu.
Menurut teori
Gestalt, bila
mempersiapkan
sesuatu maka
dipersepsikan secara keseluruhan.
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua pihak untuk
menyamakan persepsi dalam upaya mencapai tujuan bersama. Komunikasi
merupakan proses dua arah. Kesamaan persepsi hanya bisa tercapai apabila
kedua pihak mendengar dan berbicara efektif. Mendengar efektif berarti
memahami pihak lain dan bertindak sesuai pemahaman tadi. Berbicara efektif
berarti dipahami pihak lain. Persepsi bersifat subjektif, tergantung pada
pengalaman dan budaya, dan tidak mencerminkan fakta. Sebagai ilmu dan
seni, komunikasi bersifat halus dan seringkali lebih rumit daripada biasanya.
38
39
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. hal. 51
Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta: Gramedia, 1991. hal, 88
30
2.5. Khalayak
Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat
diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar,
pemirsa, penonton dari berbagai media. Kumpulan ini disebut sebagai khalayak
dalam bentuk yang paling dikenali dan versi yang diterapkan dalam hampir
seluruh penelitian media itu sendiri. Calusse (1968) menunjukkan beberapa
kerumitan untuk membedakan beberapa kadar keikutsertaan dan keterlibatan
khalayak.
1. Khalayak pertama dan terbesar adalah populasi yang tersedia untuk
menerima tawaran komunikasi tertentu. Dengan demikian semua yang
memiliki pesawat televisi adalah audiens televisi dalam artian tertentu.
2. Khalayak kedua merupakan khalayak yang menerima hal-hal yang
ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda seperti pemirsa televisi
reguler, pembeli surat kabar dan sebagainya.
3. Khalayak ketiga adalah khalayak yang mencatat penerimaan isi pesan
masih dalam bagian lebih kecil yang mengedepankan pesan yang
ditawarkan.40
Sifat kerja di bidang media massa bersifat kolektif atau tim. Hal ini terdiri
atas berbagai tenaga yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dan profesi. Oleh
sebab itu penyelenggara siaran memerlukan pemimpin yang menguasai ilmu
ekonomi, ilmu psikologi, dan ilmu komunikasi.41
40
41
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. 1996. Hal. 203
J.B Wahyudi, Media Komunikasi Massa, Bina Cipta, Jakarta, 1996, hal. 5
31
BAB III
METODOLOGI
3.1. Tipe / Sifat Penelitian
Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian deskriptif hanyalah melaporkan situasi atau peristiwa. Penelitian
ini tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat
prediksi.42 Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi
aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan
masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlangsung.
Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa
laporan yang menggunakan bilangan atau angka. Pendekatan kuantitatif
yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik
populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.43
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan survei. Survei adalah pengumpulan informasi
dengan menggunakan kuesioner dari sebagian populasi untuk mewakili
seluruh populasi.44
Survei pada umumnya bertujuan untuk membuat penilaian terhadap
kondisi dan praktek penyelenggaraan sesuatu dimasa sekarang, atau untuk
menyusun perencanaan yang teliti tentang pengembangannya. Jadi, pada
dasarnya survei bukan semata-mata dilaksanakan untuk membuat
deskripsi tentang suatu keadaan. Melainkan juga untuk menjelaskan
42
Santoso Sastroputera, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak Dalam Komunikasi Sosial, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991. hlm. 10
43
Ibid, hlm. 114
44
M. Nazir, Metode Penelitian, PT Ghalia Indonesia, Jakarta,1996, hlm. 63
32
tentang hubungan antara berbagai variabel yang diteliti dari objek yang
mempunyai unit atau individu yang cukup banyak. Oleh karena itu, dalam
melakukan survei biasanya akan dibuat suatu analisis secara kuantitatif
terhadap data yang terkumpul.45
Metode Survei menelaah, meneliti, dan mengenal masalah-masalah
serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek yang
sedang berlangsung. Peneliti akan membagikan kuesioner kepada
mahasiswa/ i Jurusan Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia tentang tayangan One Stop Football di Trans7 sesuai
dengan hubungannya dalam penelitian ini.
3.3. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dalam unit analisa yang ciricirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat
kaitannya dengan masalah yang akan dipelajari.46
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa/ i D3
Penyiaran angkatan 2005 dan 2006 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia. Peneliti memang memilih mahasiswa/ i untuk
memberikan persepsi terhadap tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7 dalam penelitian ini. Karena mahasiswa/ i merupakan tingkat pelajar
tertinggi yang memiliki intelektualitas serta wawasan yang luas, sehingga
dalam memandang suatu fenomena tidak hanya dari satu sisi saja. Selain
itu, dilihat dari latar belakang pendidikannya, mereka tentu mengetahui
dunia penyiaran lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa/ i dari
jurusan lain.
45
46
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2001, hlm 16
Ibid, hlm. 108
33
Total keseluruhan mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia adalah 217 orang, yang terdiri
dari dua angkatan yaitu 87 orang angkatan 2005, dan 130 orang angkatan
2006.
3.4. Sampel
Sampel didefinisikan sebagai unit observasi yang memberikan
keterangan atau data yang diperlukan oleh suatu studi. Dengan sendirinya
sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang selalu mempunyai
ukuran yang kecil jika dibandingkan dengan ukuran populasi yang
bersangkutan.47
Pada intinya siapa saja yang menjadi responden telah ditentukan
yaitu seluruh mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia. Namun, sebelum mengisi kuesioner yang
diberikan peneliti, terlebih dahulu peneliti memberikan pertanyaan saringan
kepada sampel yang akan menjadi responden, yakni “Apakah Anda pernah
menyaksikan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7?“, jika
jawabannya “Ya” maka sampel berhak mengisi kuesioner dari peneliti dan
begitu sebaliknya.
3.5. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
total sampling. Metode total sampling yaitu menjadikan populasi sebagai
sampel. Jadi jumlah populasi dengan jumlah sampel adalah sama. Total
sampling sebanyak 217 orang.
47
I Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Komunikasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1993, hlm. 41
34
3.6. Definisi Dan Operasionalisasi Konsep
3.6.1. Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan penjelasan konsep yang terkait terhadap
penelitian ini. Definisi berbagai konsep dalam penelitian ini akan diperjelas
sebagai berikut:
1. Persepsi Khalayak
Proses terjadinya persepsi dapat dilihat dengan skema model:
Stimulus – Atensi – Interpretasi – Kognis.48 Tahap atensi adalah tahap
dimana kita memperhatikan stimuli (tahap penyaringan perhatian) yang
didahului oleh tereksposnya seseorang pada rangsangan tertentu.
Interpretasi adalah tahap menafsirkan atau memberi makna atas
informasi yang sampai kepada kita melalui panca indra. Sedangkan
khalayak adalah penerima, sasaran, audience, pendengar, pemirsa,
decoder, dan atau komunikan. Khalayak dalam penelitian ini adalah
mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.
Peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan inilah yang kemudian kita sebut
persepsi. Sedangkan persepsi dalam penelitian ini dibatasi hanya
dengan beberapa dimensi antara lain atensi, interpretasi, dan kognisi
khalayak terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7.
2. Tayangan One Stop Football di Trans7
Tayangan olahraga dalam penelitian ini yaitu tayangan One
Stop Football yang ditayangkan Trans7 setiap hari Sabtu dan Minggu
pukul 13.00 s.d. 13.30 WIB. Tayangan dengan format Sport Magazine
48
David A. Aakers dan John G. Myers, Advert Management, 2nd Ed. London: New Delhi Prestice
Hall Ltd, 1986. hal 236
35
ini menyajikan informasi terkini, cuplikan pertandingan paling aktual,
serta feature / profil seputar sepakbola dunia.
Tayangan ini dipandu oleh seorang host wanita bergaya enerjik,
funky, dan sporty. Selain itu tayangan ini menggunakan hard set
berwarna-warni dengan nuansa sepakbola. Tayangan berdurasi 30
menit ini terdiri dari 4 segmen dan setiap segmen menyajikan 1 VT.
3.6.2. Operasionalisasi Konsep
Persepsi
yang
timbul
setelah
menonton
suatu
tayangan
tergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor yang paling
mempengaruhi yaitu tingkat pendidikan dari khalayak. Dalam proses
persepsi terjadi berbagai tahap antara lain: tahap atensi, interpretasi, dan
kognisi.
Tahap atensi adalah tahap dimana kita memperhatikan stimuli
(tahap penyaringan perhatian) yang didahului oleh tereksposnya
seseorang pada rangsangan tertentu. Ia harus menyadari adanya
rangsangan itu melalui mekanisme panca indera. Setelah melewati
proses atensi kemudian beralih ke interpretasi terhadap suatu peristiwa.
Setelah peristiwa tersebut terinterpretasi maka timbullah kognisi yang
menjadi sebuah persepsi.
36
Tabel 3.6.2.1
Operasionalisasi Persepsi Khalayak
DIMENSI
INDIKATOR
SKALA
Sejauhmana khalayak sadar dan tahu
tentang tayangan One Stop Football di
Trans7 yang meliputi pernyataan sebagai
berikut:
a. Seluruh Tayangan
1.
b. > Separuh Tayangan
2.
Anda menonton lebih dari separuh
tayangan.
Anda menonton semua iklan pada
tayangan tersebut.
c. Separuh Tayangan
d. < Separuh Tayangan
ATENSI
e. Sedikit dari Tayangan
3.
4.
5.
6.
7.
Anda memperhatikan gaya presenter
yang sporty.
Anda memperhatikan narasi yang
dibawakan narator.
Anda memperhatikan visualisasi /
gambar selama tayangan
berlangsung.
Anda memperhatikan backsound /
suara latar.
Anda memperhatikan gaya bahasa
yang digunakan presenter.
a. Sangat Memperhatikan
b. Memperhatikan
c. Cukup Memperhatikan
d. Kurang Memperhatikan
e. Tidak Memperhatikan
37
INDIKATOR
DIMENSI
SKALA
Intensitas khalayak dalam menonton
tayangan One Stop Football di Trans7
yang meliputi pernyataan sebagai berikut:
a. Sangat Menarik
1.
2.
3.
Visualisasi / gambar yang ditampilkan
menarik.
Gaya presenter dalam memaparkan
peristiwa menarik.
Gaya bahasa yang digunakan
menarik.
b. Menarik
c. Ragu-ragu
d. Tidak Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
a. Sangat Mudah Dipahami
INTERPRETASI
4.
Gaya bahasa yang digunakan dalam
menceritakan suatu peristiwa mudah
dipahami.
b. Mudah Dipahami
c. Ragu-ragu
d. Tidak Mudah Dipahami
e. Sangat Tidak Mudah
Dipahami
a. Sangat Menarik
5.
6.
7.
Backsound / suara latar menarik.
Alur cerita yang dibawakan narator
menarik.
Presenter dengan gaya funky dan
sporty membuat Anda tertarik pada
tayangan tersebut.
b. Menarik
c. Ragu-ragu
d. Tidak Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
38
DIMENSI
INDIKATOR
SKALA
Penyimpulan informasi dan penafsiran
pesan setelah menonton tayangan One
Stop Football di Trans7 yang meliputi
pernyataan sebagai berikut:
a. Sangat Setuju
1.
b. Setuju
Tayangan tersebut menyajikan
informasi terbaru seputar sepakbola
dunia.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
Informasi yang disajikan dapat
menambah pengetahuan.
KOGNISI
2.
a. Sangat Menambah
Pengetahuan
b. Menambah Pengetahuan
c. Ragu-ragu
d. Tidak Menambah
Pengetahuan
e. Sangat Tidak Menambah
Pengetahuan
3.
4.
5.
6.
Tayangan tersebut dapat menghibur.
Tayangan tersebut dapat mengisi
waktu luang.
Tayangan tersebut dapat menciptakan
suasana rileks/ santai.
Tayangan tersebut dapat memberikan
pengaruh pada nilai-nilai tertentu
(yang berhubungan dengan olahraga
sepakbola) dalam masyarakat.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
3.7. Teknik Pengumpulan Data
3.7.1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari objek
penelitian. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari kuesioner yang
39
disebarkan kepada sampel yang dipilih. Kuesioner atau angket adalah
usaha
mengumpulkan
informasi
dengan
menyampaikan
sejumlah
pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.
Teknik kuesioner ini tepat sekali sebagai alat untuk memperoleh
data yang relatif akurat dari populasi penelitian skripsi ini. Pada penelitian
ini peneliti menyebarkan angket / kuesioner kepada 217 responden untuk
memperoleh data dan informasi yang objektif mengenai persepsi
mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia terhadap tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7. Kuesioner tersebut merupakan susunan dari pernyataan yang
nantinya dapat memberikan data-data yang sesuai dan dibutuhkan untuk
melakukan suatu analisa dalam penelitian ini.
3.7.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak
langsung. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui studi
kepustakaan dari berbagai sumber. Seperti buku-buku referensi, artikelartikel, internet, majalah dan surat kabar yang semuanya memiliki kaitan
dengan objek penelitian. Hal tersebut dapat dipergunakan sebagai
referensi dan data lainnya yang dapat mendukung dalam penyusunan
penelitian ini.
3.8. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah untuk dibaca dan interpretasikan. Karena metode yang
akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif,
artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis dan
40
cermat, untuk kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif.49 Yaitu
hanya memaparkan situasi atau peristiwa tanpa mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Setelah memperoleh hasil dari kuesioner yang dibagikan pada
responden, kemudian data yang masuk diolah secara manual, yaitu dengan
menghitung jumlah jawaban untuk setiap kategori pernyataan yang
diajukan. Oleh sebab itu, analisa data dapat dilakukan setelah data-data
yang dibutuhkan terkumpul dan kemudian diolah melalui tahap-tahap:
a. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk
setelah kuesioner dibagikan.
b. Kemudian data dianalisa secara kuantitatif, sehingga diperoleh
grafik-grafik yang menunjukkan frekuensi penyebaran data.
Proses analisa yang peneliti lakukan akan melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Mengolah setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan
kepada khalayak untuk dihitung frekuensi dan presentasenya.
2. Memberi skala jawaban-jawaban kuesioner tersebut. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala Likert dengan memberi skor 1 sampai 5.
3. Penilain pada skala yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan kuesioner yang diberikan. Namun tetap berkaitan erat dengan
kategori penilaian: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu – ragu), TS
(Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).
49
Ibid, hlm. 24
41
Tabel 3.8.1
Skala Likert50
SIMBOL
SS
S
R
TS
STS
PENILAIAN
SANGAT SETUJU
SETUJU
RAGU-RAGU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAK SETUJU
BOBOT/ NILAI
5
4
3
2
1
Jumlah kuesioner pada penelitian ini terdapat 20 pernyataan.
Karena masing-masing pernyataan diberi skor seperti pada tabel 3.8.1 di
atas, maka kemungkinan nilai terendah yang diperoleh setiap responden
adalah 20 dan tertinggi adalah 100. Selanjutnya data dianalisa dengan
menggunakan tabel frekuensi tabulasi penilaian dan jarak.
Penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel total sampling
dari 217 sampel yang tersedia di lapangan. Kemudian dengan teknik
pengumpulan data kuesioner maka instrument tersebut diberikan kepada
113 sampel (responden) yang diambil secara purposive sample. Jumlah
sampel (responden) yang bersedia untuk mengisi kuesioner adalah
sebanyak 113 responden. Sisanya yaitu 104 sampel lainnya menolak untuk
menjadi responden dengan pertimbangan belum atau bahkan tidak
pernahnya mereka menyaksikan tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7.
Jumlah skor ideal untuk setiap pernyataan dan intervalnya adalah
sebagai berikut:51
Skor ideal
= (NT x S) – (NR x S)
= (5 x 113) – (1 x 113)
50
51
B. Sandjaja & Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Prestasi Pustaka, Jakarta 2006, Hal 151
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2003. hal. 88 – 89
42
= 565 – 113 = 452
Interval
= skor ideal : bobot
= 452 : 5 = 90.4 = 90
Setelah diketahui adanya interval, maka kategori penilaian untuk
setiap pernyataan ini dapat dikelompokkan menjadi:
473 – 565
= Sangat Baik
383 – 472
= Baik
293 – 382
= Cukup Baik
203 – 292
= Kurang Baik
113 – 202
= Tidak Baik
Sedangkan jumlah skor ideal untuk persepsi khalayak terhadap
tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dan intervalnya akan
dijabarkan sebagai berikut:52
Skor ideal
= (NT x S x P) – (NR x S x P)
= (5 x 113 x 20) – (1 x 113 x 20)
= 11300 – 2260 = 9040
Interval
= skor ideal : bobot
= 9040 : 5 = 1808
Setelah diketahui adanya interval, maka kategori penilaian untuk
persepsi mahasiswa/ i D3 Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia terhadap tayangan olahraga One Stop
Football di Trans7 ini dapat dikelompokkan menjadi:
52
Ibid
43
9492 – 11300
= Sangat Positif
7684 – 9491
= Positif
5876 – 7683
= Netral
4068 – 5875
= Negatif
2260 – 4067
= Sangat Negatif
Keterangan:
NT
: Nilai Tertinggi
NR
: Nilai Terendah
S
: Jumlah Sampel
P
: Jumlah Pernyataan
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Tayangan “One Stop Football” di Trans7
Tayangan One Stop Football merupakan salah satu program
tayangan olahraga yang ditayangkan oleh stasiun televisi Trans7.
Tayangan tersebut tayang setiap Sabtu dan Minggu selama 30 menit yaitu
mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB. Segmentasi
pemirsa tayangan One Stop Football yakni Primary: Male (AB, 18 – 30
years old), Secondary: Female (AB, 18 – 30 years old), Psikografik (sport,
entertainment, lifestyle).
Tayangan One Stop Football merupakan tayangan olahraga yang
mempunyai ciri khas tersendiri. Dari segi presenter, narasi dan isi berita,
visualisasi gambar, sampai pada ilustrasi musik / backsound. Tayangan
tersebut begitu kental dengan nuansa Inggris karena di setiap tayangan,
selalu mempunyai segmen khusus tentang Liga Inggris. Semua presenter
tayangan tersebut merupakan kalangan selebritis yang membawakan berita
dengan penampilannya yang seksi. Sebut saja Terry Putri dan Desy
Novianti yang mengenakan pakaian minim namun sporty di setiap
tayangan. Narasi, isi berita, visualisasi gambar dan ilustrasi musik /
backsound yang disajikan juga mengandung unsur-unsur olahraga
sepakbola yang kuat. Setiap unsur dipilih dengan mempertimbangkan
pemirsanya yang rata-rata masih berjiwa muda.
4.2. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui persepsi mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia terhadap tayangan
45
olahraga One Stop Football di Trans7, peneliti mengajukan 20 pernyataan
berkaitan dengan perpaduan antara dimensi persepsi dan dimensi
tayangan olahraga.
Seluruh pernyataan yang diajukan oleh peneliti merupakan uraian
dari bagian-bagian dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7
antara lain presenter, narasi dan isi berita, visualisasi gambar, dan ilustrasi
musik / backsound. Pernyataan tersebut juga merupakan uraian dari makna
persepsi antara lain atensi, interpretasi, dan kognis. Peneliti memberikan
pilihan jawaban untuk para responden dalam setiap pernyataan yang
diajukan. Pilihan tersebut antara lain: Sangat Setuju (SS) dengan bobot 5,
Setuju (S) dengan bobot 4, Ragu-ragu (R) dengan bobot 3, Tidak Setuju
(TS) dengan bobot 2, Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot 1.
Masing-masing pilihan jawaban mengindikasikan persepsi (atensi,
interpretasi, dan kognis) mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Indonesia tentang tayangan olahraga One Stop
Football di Trans7 baik dari segi presenter, narasi dan isi berita, visualisasi
gambar, dan ilustrasi musik/ backsound. Kemudian jawaban responden (f)
dikalikan dengan nilai bobot (w) kemudian hasilnya dimasukkan dalam
kolom jumlah (JML) sampai didapat JUMLAH keseluruhan dari masingmasing
pernyataan
yang
ada.
Selanjutnya
jumlah
keseluruhan
diakumulasikan dan hasilnya diberi kriteria penilaian dalam analisis data
penelitian sebagai berikut:
a. Sangat Baik
Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap
responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi
(atensi, interpretasi, dan kognis) yang sangat mendalam tentang
tayangan tersebut.
46
b. Baik
Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap
responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi
(atensi, interpretasi, dan kognis) yang mendalam tentang tayangan
tersebut.
c. Cukup Baik
Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap
responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi
(atensi, interpretasi, dan kognis) yang cukup mendalam tentang
tayangan tersebut.
d. Kurang Baik
Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap
responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi
(atensi, interpretasi, dan kognis) yang kurang mendalam tentang
tayangan tersebut.
e. Tidak Baik
Terpaan tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 terhadap
responden dinilai sangat kuat. Sehingga responden memiliki persepsi
(atensi, interpretasi, dan kognis) yang tidak mendalam tentang tayangan
tersebut.
4.2.1. Identitas Responden
Peneliti menyebarkan kuesioner kepada semua mahasiswa/ i D3
Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
angkatan 2005 dan 2006 (responden) yang pernah menonton tayangan
olahraga One Stop Football di Trans7. Dari 217 sampel yang peneliti
targetkan sebagai responden, terdapat 113 sampel yang bersedia untuk
47
menjadi responden dalam penelitian ini. Sisanya menolak untuk menjadi
responden dengan pertimbangan belum atau bahkan tidak pernah
menonton tayangan olahraga One Stop Football di Trans7.
Penulis memperoleh data tersebut dari pertanyaan saringan secara
lisan untuk setiap responden “Apakah Anda pernah menonton tayangan
olahraga One Stop Football di Trans7?”. Hasil dari pertanyaan saringan
tersebut yakni sebanyak 113 responden yang menjadi sampel dalam
penelitian ini menjawab “YA”. Untuk melengkapi dan memperkuat analisis
penelitian, peneliti akan menjabarkan identitas responden sebagai berikut:
Tabel 4.2.1.1
Jenis Kelamin
NO
1
2
JENIS KELAMIN
Pria
Wanita
Jumlah
F
77
36
113
%
68.14
31.86
100
Dari data yang diperoleh, jumlah kelompok responden pria
mendominasi dibandingkan dengan responden wanita. Hasil penelitian
menunjukkan ada sebanyak 77 responden atau 68.14% pria dan sisanya
36 responden atau 31.86% wanita. Hal ini menunjukkan bahwa responden
dalam penelitian ini sebagian besar adalah pria.
Tabel 4.2.1.2
Mahasiswa Angkatan
NO
1
2
STATUS
Angkatan 2005
Angkatan 2006
Jumlah
F
54
59
113
%
47.79
52.21
100
48
Tabel 4.2.1.2 menunjukan bahwa responden dari angkatan 2005
sebanyak 54 responden atau 47.79% dan responden dari angkatan 2006
sebanyak 59 responden atau 52.21%. Jadi responden dari kedua angkatan
hampir sama.
4.2.2. Pola Menonton Televisi
Penelitian ini juga dilengkapi dengan penjabaran pola menonton
televisi dari para responden. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2.2.1
Menonton Televisi dalam Satu Minggu
NO
BERAPA HARI DALAM SATU MINGGU
F
%
1
1 – 2 hari (rendah)
16
14.16
2
3 – 4 hari (sedang)
38
33.63
3
5 – 7 hari (tinggi)
59
52.21
113
100
Jumlah
Tabel 4.2.2.1 menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu
sebanyak 59 responden atau 52.21% menonton televisi 5-7 hari dalam
seminggu. Sedangkan sisanya menonton televisi 3-4 hari dan 1-2 hari
dalam seminggu berturut-turut sebanyak 38 responden atau 33.63% dan 16
responden atau 14.16%. Jadi penelitian ini didominasi oleh para responden
yang menonton televisi 5-7 hari dalam satu minggu.
Tabel 4.2.2.2
Menonton Televisi dalam Satu Hari
NO
BERAPA JAM DALAM SATU HARI
F
%
1
1 – 2 jam (rendah)
29
25.66
2
3 – 4 jam (sedang)
69
61.06
3
≥ 5 jam (tinggi)
15
13.28
113
100
Jumlah
49
Tabel 4.2.2.2 menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu
sebanyak 69 responden atau 61.06% menonton televisi 3-4 jam dalam
sehari. Sedangkan sisanya menonton televisi 1-2 jam dan ≥ 5 jam dalam
sehari berturut-turut sebanyak 29 responden atau 25.66% dan 15
responden atau 13.28%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini
didominasi oleh para responden dengan intensitas sedang yang menonton
televisi dalam satu hari.
Tabel 4.2.2.3
Menonton Trans7 dalam Satu Hari
NO
BERAPA JAM DALAM SATU HARI
F
%
1
1 – 2 jam (rendah)
86
76.11
2
3 – 4 jam (sedang)
27
23.89
3
≥ 5 jam (tinggi)
0
0
113
100
Jumlah
Tabel 4.2.2.3 menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu
sebanyak 86 responden atau 76.11% menonton Trans7 1-2 jam dalam
sehari. Sedangkan sisanya menonton televisi 3-4 jam sebanyak 27
responden atau 23.89% dan tak ada satupun responden yang menonton ≥
5 jam dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi
oleh para responden dengan intensitas rendah yang menonton Trans7
dalam satu hari.
Tabel 4.2.2.4
Menonton Tayangan Olahraga One Stop Football di Trans7
dalam Satu Minggu
NO
BERAPA KALI DALAM SATU MINGGU
F
%
1
1 kali (rendah)
87
76.99
2
2 kali (tinggi)
26
23.01
113
100
Jumlah
50
Tabel 4.2.2.4 menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu
sebanyak 87 responden atau 76.99% menonton tayangan Olahraga One
Stop Football di Trans7 sebanyak 1 kali dalam seminggu. Sedangkan
sisanya menonton tayangan Olahraga One Stop Football di Trans7
sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu 26 responden atau 23.01%. Jadi
penelitian ini didominasi oleh responden dengan intensitas rendah yang
menonton tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dalam satu
minggu.
4.2.3. Persepsi
Khalayak
Terhadap
Tayangan
Olahraga
“One
Stop
Football” di Trans7
Tabel 4.2.3.1
Kuantitas Menonton Tayangan
NO
7
PERNYATAAN
Anda menonton lebih dari
separuh tayangan
JUMLAH
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
21
18.58
105
S
4
61
53.98
244
R
3
12
10.62
36
TS
2
15
13.27
30
STS
1
4
3.55
4
113
100
419
Hasil kuesioner nomor 7 yang menyatakan bahwa kuantitas
menonton tayangan menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa
sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 61 responden 53.98%,
responden yang sangat setuju sebanyak 21 responden atau 18.58%,
responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 15 responden atau
10.62%, responden yang ragu-ragu sebanyak 12 responden atau 10.62%,
51
dan responden yang sangat tidak setuju sebanyak 4 responden atau
3.55%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 61 responden 53.98%. Dari hasil
jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 memang layak untuk
ditonton lebih dari separuh tayangan. Data tersebut jika dianalisa
berdasarkan
skoring
kriteria
penilaian
yaitu
sejumlah
419
dapat
dikategorikan baik.
Tabel 4.2.3.2
Kuantitas Menonton Iklan
NO
8
PERNYATAAN
Anda menonton semua
iklan pada tayangan
tersebut
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
2
1.78
10
S
4
9
7.96
36
R
3
24
21.24
72
TS
2
67
59.29
134
STS
1
11
9.73
11
113
100
263
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 8 yang menyatakan kuantitas menonton iklan
menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar
responden tidak setuju yaitu sebanyak 67 responden 59.29%, responden
yang sangat setuju sebanyak 2 responden atau 1.78%, responden yang
setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%, responden yang menjawab raguragu sebanyak 24 responden atau 21.24%, dan responden yang sangat
tidak setuju sebanyak 11 responden atau 9.73%.
52
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan tidak setuju yaitu sebanyak 67 responden 59.29%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
iklan dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 tidak perlu
ditonton semuanya. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring
kriteria penilaian yaitu sejumlah 263 dapat dikategorikan kurang baik.
Tabel 4.2.3.3
Gaya Presenter
NO
PERNYATAAN
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
9
Anda memperhatikan gaya
presenter yang sporty
SS
5
20
17.70
100
S
4
70
61.95
280
R
3
13
11.50
39
TS
2
10
8.85
20
STS
1
0
0
0
113
100
439
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 9 yang menyatakan bahwa gaya presenter
yang sporty mengundang perhatian menimbulkan persepsi yang beragam.
Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 70
responden 61.95%, responden yang sangat setuju sebanyak 20 responden
atau 17.70%, responden yang ragu-ragu sebanyak 13 responden atau
11.50%, responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden
atau 8.85%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 70 responden atau 61.95%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
53
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
gaya presenter dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7
memang sporty. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria
penilaian yaitu sejumlah 439 dapat dikategorikan baik.
Tabel 4.2.3.4
Narasi oleh Narator
NO
10
PERNYATAAN
Anda memperhatikan
narasi yang dibawakan
narator
JUMLAH
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
21
18.58
105
S
4
60
53.11
240
R
3
23
20.35
69
TS
2
9
7.96
18
STS
1
0
0
0
113
100
432
Hasil kuesioner nomor 10 yang menyatakan bahwa narasi yang
dibawakan narator menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat
bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 60 responden
atau 53.11%, responden yang sangat setuju sebanyak 21 responden atau
18.58%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 23 responden
atau 20.35%, responden yang tidak setuju sebanyak 9 responden atau
7.96%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 60 responden atau 53.11%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
narasi yang dibawakan narator dalam tayangan olahraga One Stop Football
54
di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria
penilaian yaitu sejumlah 432 dapat dikategorikan baik.
Tabel 4.2.3.5
Visualisasi / Gambar pada Tayangan
NO
PERNYATAAN
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
11
Anda memperhatikan
visualisasi/ gambar selama
tayangan
SS
5
44
38.94
220
S
4
61
53.98
244
R
3
7
6.19
21
TS
2
1
0.89
2
STS
1
0
0
0
113
100
487
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 11 yang menyatakan bahwa visualisasi/
gambar menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa
sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 61 responden atau
53.98%, responden yang sangat setuju sebanyak 44 responden atau
38.94%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 7 responden atau
6.19%, responden yang tidak setuju sebanyak 1 responden atau 0.89%,
dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 61 responden atau 53.98%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
visualisasi / gambar selama tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria
penilaian yaitu sejumlah 487 dapat dikategorikan sangat baik.
55
Tabel 4.2.3.6
Backsound / suara latar
NO
12
PERNYATAAN
Anda memperhatikan
backsound / suara latar
JUMLAH
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
13
11.50
65
S
4
42
37.17
168
R
3
34
30.09
102
TS
2
24
21.24
48
STS
1
0
0
0
113
100
383
Hasil kuesioner nomor 12 yang menyatakan bahwa backsound /
suara latar membuat tayangan lebih menarik menimbulkan persepsi yang
beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak
42 responden atau 37.17%, responden yang sangat setuju sebanyak 13
responden atau 11.50%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak
34 responden atau 30.09%, responden yang tidak setuju sebanyak 24
responden atau 21.24%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 42 responden atau 37.17%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
backsound/ suara latar membuat tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7 jadi lebih menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring
kriteria penilaian yaitu sejumlah 383 dapat dikategorikan baik.
56
Tabel 4.2.3.7
Gaya Bahasa Presenter
NO
PERNYATAAN
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
13
Anda memperhatikan gaya
bahasa yang digunakan
presenter
SS
5
20
17.70
100
S
4
59
52.21
236
R
3
18
15.93
54
TS
2
16
14.16
32
STS
1
0
0
0
113
100
422
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 13 yang menyatakan bahwa gaya bahasa
yang digunakan presenter menarik menimbulkan persepsi yang beragam.
Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 59
responden atau 52.21%, responden yang sangat setuju sebanyak 20
responden atau 17.70%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak
18 responden atau 15.93%, responden yang tidak setuju sebanyak 16
responden atau 14.16%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 59 responden atau 52.21%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
gaya bahasa yang digunakan presenter dalam tayangan olahraga One
Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan
skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 422 dapat dikategorikan baik.
57
Tabel 4.2.3.8
Visualisasi Gambar Menarik
NO
14
PERNYATAAN
Visualisasi / gambar yang
ditampilkan menarik
JUMLAH
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
22
19.47
110
S
4
73
64.60
22
R
3
12
10.62
36
TS
2
6
5.31
12
STS
1
0
0
0
113
100
450
Hasil kuesioner nomor 14 yang menyatakan bahwa Visualisasi /
gambar yang ditampilkan menarik menimbulkan persepsi yang beragam.
Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 73
responden atau 64.60%, responden yang sangat setuju sebanyak 22
responden atau 19.47%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak
12 responden atau 10.62%, responden yang tidak setuju sebanyak 6
responden atau 5.31%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 73 responden atau 64.60%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Visualisasi/ gambar yang ditampilkan dalam tayangan olahraga One Stop
Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan
skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 450 dapat dikategorikan baik.
58
Tabel 4.2.3.9
Gaya Presenter Memaparkan Menarik
NO
15
PERNYATAAN
Gaya presenter dalam
memaparkan peristiwa
menarik
JUMLAH
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
13
11.50
65
S
4
64
56.64
256
R
3
29
25.67
87
TS
2
7
6.19
14
STS
1
0
0
0
113
100
422
Hasil kuesioner nomor 15 yang menyatakan bahwa Gaya presenter
dalam memaparkan peristiwa menarik menimbulkan persepsi yang
beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak
64 responden atau 56.64%, responden yang sangat setuju sebanyak 13
responden atau 11.50%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak
29 responden atau 25.67%, responden yang tidak setuju sebanyak 7
responden atau 6.19%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 64 responden atau 56.64%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Gaya presenter memaparkan peristiwa dalam tayangan olahraga One Stop
Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan
skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 422 dapat dikategorikan baik.
59
Tabel 4.2.3.10
Gaya Bahasa Menarik
NO
16
PERNYATAAN
Gaya bahasa yang
digunakan menarik
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
6
5.31
30
S
4
60
53.11
240
R
3
38
33.62
114
TS
2
9
7.96
18
STS
1
0
0
0
113
100
402
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 12 yang menyatakan bahwa Gaya bahasa
yang digunakan menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat
bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 60 responden atau
53.11%, responden yang sangat setuju sebanyak 6 responden atau 5.31%,
responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 38 responden atau
33.62%, responden yang tidak setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%,
dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 60 responden atau 53.11%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Gaya bahasa yang digunakan dalam tayangan olahraga One Stop Football
di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria
penilaian yaitu sejumlah 402 dapat dikategorikan baik.
60
Tabel 4.2.3.11
Gaya Bahasa Mudah Dipahami
NO
PERNYATAAN
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
17
Gaya bahasa yang
digunakan dalam
menceritakan suatu
peristiwa mudah dipahami
SS
5
13
11.50
65
S
4
77
68.14
308
R
3
20
17.70
60
TS
2
3
2.66
6
STS
1
0
0
0
113
100
439
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 17 yang menyatakan bahwa Gaya bahasa
mudah dipahami menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa
sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 77 responden atau
68.14%, responden yang sangat setuju sebanyak 13 responden atau
11.50%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 20 responden
atau 17.70%, responden yang tidak setuju sebanyak 3 responden atau
2.66%, dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 77 responden atau 68.14%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Gaya bahasa dalam tayangan olahraga One Stop Football di Trans7
mudah dipahami. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria
penilaian yaitu sejumlah 439 dapat dikategorikan baik.
61
Tabel 4.2.3.12
Backsound / suara latar menarik
NO
18
PERNYATAAN
Backsound / suara latar
menarik
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
11
9.73
55
S
4
55
48.69
220
R
3
38
33.62
114
TS
2
9
7.96
18
STS
1
0
0
0
113
100
407
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 18 yang menyatakan bahwa Backsound /
suara latar menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat bahwa
sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 55 responden atau
48.69%, responden yang sangat setuju sebanyak 11 responden atau
9.73%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 38 responden atau
33.62%, responden yang tidak setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%,
dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 55 responden atau 48.69%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Backsound/ suara latar dalam tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria
penilaian yaitu sejumlah 407 dapat dikategorikan baik.
62
Tabel 4.2.3.13
Alur Cerita Menarik
NO
PERNYATAAN
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
19
Alur cerita yang dibawakan
narator menarik
SS
5
9
7.96
45
S
4
67
59.29
268
R
3
30
26.56
90
TS
2
7
6.19
14
STS
1
0
0
0
113
100
417
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 19 yang menyatakan bahwa Alur cerita yang
dibawakan narator menarik menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat
bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 67 responden atau
59.29%, responden yang sangat setuju sebanyak 9 responden atau 7.96%,
responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 30 responden atau
26.56%, responden yang tidak setuju sebanyak 7 responden atau 6.19%,
dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 67 responden atau 59.29%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Alur cerita yang dibawakan narator dalam tayangan olahraga One Stop
Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan
skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 417 dapat dikategorikan baik.
63
Tabel 4.2.3.14
Gaya Presenter Menarik
NO
PERNYATAAN
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
20
Presenter dengan gaya
funky dan sporty membuat
Anda tertarik pada
tayangan tersebut
SS
5
15
13.27
75
S
4
63
55.75
252
R
3
22
19.47
66
TS
2
10
8.85
20
STS
1
3
2.66
3
113
100
416
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 20 yang menyatakan bahwa Presenter
dengan gaya funky dan sporty menarik menimbulkan persepsi yang
beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak
63 responden atau 55.75%, responden yang sangat setuju sebanyak 15
responden atau 13.27%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak
22 responden atau 19.47%, responden yang tidak setuju sebanyak 10
responden atau 8.85%, dan responden yang sangat tidak setuju sebanyak
3 responden atau 2.66%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 63 responden atau 55.75%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Presenter dengan gaya funky dan sporty dalam tayangan olahraga One
Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan
skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 416 dapat dikategorikan baik.
64
Tabel 4.2.3.15
Informasi terbaru Sepakbola Dunia
NO
PERNYATAAN
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
21
Tayangan tersebut
menyajikan informasi
terbaru seputar sepakbola
dunia
SS
5
29
25.67
145
S
4
66
58.39
264
R
3
16
14.16
48
TS
2
1
0.89
2
STS
1
1
0.89
1
113
100
460
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 21 yang menyatakan bahwa informasi
terbaru seputar sepakbola dunia menimbulkan persepsi yang beragam.
Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 66
responden atau 58.39%, responden yang sangat setuju sebanyak 29
responden atau 25.67%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak
16 responden atau 14.16%, responden yang tidak setuju sebanyak 1
responden atau 0.89%, dan responden yang sangat tidak setuju sebanyak
1 responden atau 0.89%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 66 responden atau 58.39%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
informasi terbaru seputar sepakbola dunia dalam tayangan olahraga One
Stop Football di Trans7 menarik. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan
skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 460 dapat dikategorikan baik.
65
Tabel 4.2.3.16
Informasi Menambah Pengetahuan
NO
22
PERNYATAAN
Informasi yang disajikan
dapat menambah
pengetahuan
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
29
25.66
145
S
4
70
61.95
280
R
3
13
11.50
39
TS
2
0
0
0
STS
1
1
0.89
1
113
100
465
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 22 yang menyatakan bahwa Informasi yang
disajikan dapat menambah pengetahuan menimbulkan persepsi yang
beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak
70 responden atau 61.95%, responden yang sangat setuju sebanyak 29
responden atau 25.66%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak
13 responden atau 11.50%, responden yang sangat tidak setuju sebanyak
1 responden atau 0.89%, dan tidak ada responden yang tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 70 responden atau 61.95%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Informasi yang disajikan dalam tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7 dapat menambah pengetahuan. Data tersebut jika dianalisa
berdasarkan
skoring
dikategorikan baik.
kriteria
penilaian
yaitu
sejumlah
465
dapat
66
Tabel 4.2.3.17
Tayangan Menghibur
NO
23
PERNYATAAN
Tayangan tersebut dapat
menghibur
JUMLAH
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
30
26.56
150
S
4
74
65.48
296
R
3
9
7.96
27
TS
2
0
0
0
STS
1
0
0
0
113
100
473
Hasil kuesioner nomor 23 yang menyatakan bahwa Tayangan
tersebut dapat menghibur menimbulkan persepsi yang beragam. Terlihat
bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 74 responden atau
65.48%, responden yang sangat setuju sebanyak 30 responden atau
26.56%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 9 responden atau
7.96%, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 74 responden atau 65.48%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat menghibur. Data
tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah
743 dapat dikategorikan sangat baik.
67
Tabel 4.2.3.18
Tayangan Sebagai Pengisi Waktu Luang
NO
24
PERNYATAAN
Tayangan tersebut dapat
mengisi waktu luang
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
27
23.89
135
S
4
68
60.18
272
R
3
17
15.04
51
TS
2
0
0
0
STS
1
1
0.89
1
113
100
459
JUMLAH
Hasil kuesioner nomor 24 yang menyatakan bahwa Tayangan
tersebut dapat mengisi waktu luang menimbulkan persepsi yang beragam.
Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu sebanyak 68
responden atau 60.18%, responden yang sangat setuju sebanyak 27
responden atau 23.89%, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak
17 responden atau 15.04%, responden yang sangat tidak setuju sebanyak
1 responden atau 0.89%, dan tidak ada responden yang tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 68 responden atau 60.18%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat mengisi waktu luang.
Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu
sejumlah 459 dapat dikategorikan baik.
68
Tabel 4.2.3.19
Tayangan Menciptakan Suasana Santai
NO
25
PERNYATAAN
Tayangan tersebut dapat
menciptakan suasana
rileks / santai
JUMLAH
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
22
19.47
110
S
4
67
59.29
268
R
3
23
20.35
69
TS
2
1
0.89
2
STS
1
0
0
0
113
100
449
Hasil kuesioner nomor 25 yang menyatakan bahwa Tayangan
tersebut dapat menciptakan suasana rileks/ santai menimbulkan persepsi
yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju yaitu
sebanyak 67 responden atau 59.29%, responden yang sangat setuju
sebanyak 22 responden atau 19.47%, responden yang menjawab raguragu sebanyak 23 responden atau 20.35%, responden yang tidak setuju
sebanyak 1 responden atau 0.89%, dan tidak ada responden yang sangat
tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 67 responden atau 59.29%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat menciptakan
suasana rileks/ santai. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring
kriteria penilaian yaitu sejumlah 449 dapat dikategorikan baik.
69
Tabel 4.2.3.20
Pengaruh tayangan
NO
26
PERNYATAAN
Tayangan tersebut dapat
memberikan pengaruh
pada nilai-nilai tertentu
(yang berhubungan
dengan olahraga
sepakbola) dalam
masyarakat
JUMLAH
KET.
BOBOT
(W)
F
%
JML
(FXW)
SS
5
19
16.81
95
S
4
54
47.78
216
R
3
36
31.86
108
TS
2
4
3.55
8
STS
1
0
0
0
113
100
427
Hasil kuesioner nomor 26 yang menyatakan bahwa Tayangan
tersebut dapat memberikan pengaruh pada nilai-nilai tertentu (yang
berhubungan dengan olahraga sepakbola) dalam masyarakat menimbulkan
persepsi yang beragam. Terlihat bahwa sebagian besar responden setuju
yaitu sebanyak 54 responden atau 47.78%, responden yang sangat setuju
sebanyak 19 responden atau 16.81%, responden yang menjawab raguragu sebanyak 36 responden atau 31.86%, responden yang tidak setuju
sebanyak 4 responden atau 3.55%, dan tidak ada responden yang sangat
tidak setuju.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian
besar menyatakan setuju yaitu sebanyak 54 responden atau 47.78%. Dari
hasil jawaban para mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2005 dan 2006 diketahui bahwa
tayangan olahraga One Stop Football di Trans7 dapat memberikan
pengaruh pada nilai-nilai tertentu (yang berhubungan dengan olahraga
sepakbola) dalam masyarakat. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan
skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 427 dapat dikategorikan baik.
70
Tabel 4.2.3.21
Akumulasi Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Olahraga
One Stop Football di Trans7
NO
1
2
3
4
5
KRITERIA PENILAIAN
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
JUMLAH
SIMBOL
SS
S
R
TS
STS
F
1930
4880
1302
398
21
8531
%
22.62
57.20
15.26
4.67
0.25
100
Tabel 4.2.3.21 menunjukkan hasil perhitungan dari akumulasi nilai
persepsi khalayak terhadap tayangan One Stop Football di Trans7.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 113 responden, sebagian besar
menyatakan setuju mengenai kuesioner tentang persepsi khalayak
terhadap tayangan One Stop Football di Trans7 yang terdiri dari 20
pernyataan. Data tersebut jika dianalisa berdasarkan skoring kriteria
penilaian yaitu sejumlah 8531 dapat dikategorikan positif.
4.3. Pembahasan
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan. Komunikasi sudah merupakan suatu kebutuhan pokok,
karena komunikasi saat ini bukan hanya sebagai penyebar informasi,
mengenal orang lain dan dunia luar serta menghindari diri untuk tidak
terisolir,
tetapi
komunikasi
juga
berfungsi
sebagai
suatu
hiburan.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dari institusi atau
lembaga (komunikator) kepada khalayak (komunikan) bersifat heterogen
dan disiarkan secara serempak melalui sarana media massa.
Televisi sebagai salah satu bentuk alat komunikasi massa memiliki
keunggulan dibandingkan alat atau sarana komunikasi lainnya. Masyarakat
71
akan lebih mudah menangkap informasi melalui pandangan sekaligus
pendengaran dibandingkan hanya melalui pendengaran saja ataupun
pandangan saja. Televisi sebagai alat komunikasi massa tentu juga
memiliki fungsi yang sama dibandingkan dengan media massa yang
lainnya, yaitu dapat dimanfaatkan sebagai media atau alat informasi,
pendidikan, dan hiburan.
Televisi merupakan sarana informasi yang sangat dapat dipercaya,
karena apa yang ditayangkan, mereka pandang sebagai suatu yang benar
adanya dan merupakan sesuatu yang dianggap benar tanpa cacat.
Kepercayaan seperti inilah yang harus selalu dipegang oleh orang-orang
televisi dengan hanya menyiarkan segala sesuatu yang telah diperiksa
kebenarannya.
Media televisi dapat sebagai sarana tayangan realitas sosial
menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam
kehidupan sosialnya. Pemantauan ini dapat dalam bentuk perilaku, mode,
bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Dunia pertelevisian di Indonesia
memiliki trend-trend dalam tayangannya. Keberhasilan satu stasiun televisi
dalam menayangkan suatu trend acara akan diikuti oleh stasiun televisi
lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana persepsi
khalayak terhadap tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Apakah
mereka mempunyai persepsi yang positif atau bahkan sebaliknya mereka
lebih mempunyai persepsi yang negatif. Dalam kaitannya dengan penelitian
ini, mayoritas responden mempunyai persepsi yang baik terhadap tayangan
olahraga One Stop Football di Trans7.
Berdasarkan hasil kuesioner dan hasil tabel penelitian mengenai
identitas responden, peneliti menyimpulkan beberapa hal terkait dengan
72
tayangan olahraga One Stop Football di Trans7. Mayoritas responden
berjenis kelamin pria. Kebanyakan dari mereka berasal dari angkatan 2006.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan
responden menonton televisi hampir setiap hari dengan frekuensi selama 3
– 4 jam setiap harinya. Selain itu penelitian juga menyimpulkan bahwa 1 –
2 jam tersebut mereka habiskan untuk menonton Trans7 dengan 1 kali
dalam seminggu menonton tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7.
Secara garis besar, berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
hampir sebagian besar dari seluruh responden menyatakan setuju terhadap
pernyataan seputar tayangan olahraga One Stop Football di Trans7.
Peneliti menyimpulkan bahwa tayangan olahraga One Stop Football di
Trans7 telah melewati tahapan atensi, interpretasi, dan kognis yang baik
sehingga menimbulkan persepsi positif dari khalayak. Sebab tayangan
tersebut telah memberikan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
mereka melalui informasi dan berita-berita terhangat seputar dunia
persepakbolaan internasional.
73
BAB IV
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Persepsi khalayak terhadap tayangan One Stop Football di Trans7
dalam penelitian ini terkait dengan unsur – unsur pada tayangan itu sendiri.
Yang mana, persepsi ini sendiri terdiri dari atensi, interpretasi, dan kognis.
Sedangkan unsur – unsur yang dimaksud dalam penelitian ini, meliputi segi
presenter, narasi dan isi berita, visualisasi gambar, dan ilustrasi musik /
backsound. Khalayak yang ada dalam penelitian ini adalah para
mahasiswa/ i D3 Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia, angkatan 2005 & 2006.
1.
Berdasarkan hasil penelitian dalam Bab IV, setelah melakukan
teknik sampling secara purposive sampling kepada 113 responden
di lapangan, didapatkan hasil perhitungan dari akumulasi nilai
persepsi khalayak yaitu sejumlah 8531 dari nilai tertingginya
sejumlah 11300 atau jumlah secara presentasenya sebesar 75,4%
yang berarti dapat dikategorikan memiliki persepsi yang positif.
2.
Dari hasil kuesioner yang dibagikan dapat terlihat bahwa sebagian
besar responden menyatakan setuju terhadap setiap pernyataan
yang diajukan dalam kuesioner. Bahkan ada dua pernyataan yang
bernilai “sangat baik“ yaitu pernyataan tentang visualisasi / gambar
dan tayangan yang menghibur dan hanya satu pernyataan yang
bernilai “kurang baik” yaitu pernyataan tentang tayangan iklan pada
program.
74
3.
Dapat dilihat juga kekuatan dan kelemahan dari program One Stop
Football yang mana nantinya dapat digunakan sebagai bahan
penilaian untuk perkembangan tayangan itu sendiri.
Walaupun suatu stasiun televisi seperti TV7 sudah berganti nama
menjadi Trans7 dan memiliki salah satu tayangan olahraga yang cukup
disegani dari awal dan memiliki pemirsa yang setia, maka tak heran
program tersebut mampu bertahan dari waktu ke waktu. Kekuatan gambar
dan isi dari suatu program sangat berpengaruh dalam kelangsungan
program itu sendiri. One Stop Football adalah salah satunya.
5.2
Saran
Untuk stasiun televisi TV7 atau yang sekarang bernama Trans7
sebagai salah satu stasiun televisi yang memiliki tayangan olahraga One
Stop Football diharapkan mampu mempertahankan ciri khas program –
programnya, khususnya program olahraganya. Sebagai salah satu pelopor
Sport Magazine televisi yang mampu memberikan hiburan yang lebih dari
sekedar hiburan sehingga pemirsanya mampu dipuaskan secara positif.
Terkait dengan hasil penelitian yang negatif terhadap pemasangan
iklan, perlu mendapatkan perhatian lebih, agar diperbaiki. Bisa dengan cara
lebih baik lagi melihat kompetitor atau stasiun lain pada program yang
bersamaan jam tayangnya atau dengan melakukan inovasi – inovasi
tertentu pada penempatan iklan – iklannya, sehingga baik pemirsa dan
pengiklan dapat sama – sama diuntungkan. Jika kedua hal tersebut dapat
bersinergi dengan baik, maka tayangan One Stop Football dapat terus
75
menjadi yang terbaik diantara program – program sejenis di stasiun televisi
lainnya.
Begitu pula pada pemilihan backsound musik, yang dalam penelitian
ini mendapatkan prosentase penilaian yang kecil. Untuk itu tim kreatif
tayangan One Stop Football di Trans7 harus mengadakan survey lebih jauh
atau mengkaji ulang mengenai pemilihan backsound musik yang lebih
disukai oleh para pemirsanya.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2004.
Agung , I Gusti Ngurah. Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1993,
Amri, Jahi. Komunikasi Massa Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga:Suatu
Pengantar, Jakarta: Gramedia,1988.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Jakarta: Erlangga,
1998.
----------. Televisi Siaran Teori dan Praktek, Jakarta: CV Mandar Maju, 1992.
Kuswandi , Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.
Liweri , Alo. Memahami Pesan Komunikasi Massa dalam Masyarakat, Bandung:
Citra Aditya, 1991
McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Edisi Kedua,
Jakarta: Erlangga, 1996.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Nasution, S. Metode Research: Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Nuno, D. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek, Bandung: CV Remaja Karya,
1989.
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 1984.
Riyanto, Yatim. Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC, 1997.
Setiawan, Bambang. Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survey, Jakarta: PT
Pustaka LP3ES Indonesia,1995.
Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2006.
Sendjaja, Sasa Djuarsa, dkk. Pengantar Komunikasi, Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999.
Soehoet, AM Hoeta. Teori Komunikasi 2, Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta
IISIP, 2002.
Subroto, Darwanto Sastro. Produksi Acara Televisi, Jakarta: Duta Wacana
University, 1994.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2003.
----------. Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993.
Wahyudi, JB. Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat
Kabar, Majalah, Radio, dan Televisi, Bandung: Rosda Karya, 1991.
Wahyudi, JB. Media Komunikasi, Jakarta: Bina Cipta, 1996.
Wartella, Ellen,. dan Byron Reeves, Handbook of Communication Science,
Charles R. Berger & Steven H. Chaffe, editor, Newbury Park, London:
New Delhi, 1989.
Wiryanto. Teori Komunikasi, Jakarta: PT. Gramedia, 2002.
TENTANG PENULIS
Dicky Anugrah Pratama dilahirkan di Jakarta,
pada tanggal 21 Desember 1983. Putra keempat dari
empat bersaudara pasangan Surjani dan Eddy Kusumawinata
ini sebelumnya telah menyelesaikan studi di Universitas
Indonesia program studi Broadcasting pada tahun 2004 lalu.
Ia pernah bekerja sebagai Radio Operator di MsTri FM
Trisakti, News Visual Editor di TV7 dan freelance di
beberapa post production di selatan Jakarta. Penggemar
makanan ini sangat menyukai bekerja, dan saat ini masih
bekerja sebagai Visual Editor di salah satu stasiun televisi
swasta di timur Jakarta.
dicky anugrah pratama | Tentang Penulis
DAFTAR KUESIONER
NO: .................
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Sesuai Dengan Anda.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis kelamin
a. Pria
b. Wanita
2. Mahasiswa/i Penyiaran FISIP Universitas Indonesia, angkatan
a. 2005
b. 2006
POLA MENONTON TELEVISI
3. Berapa hari dalam satu minggu Anda menonton Televisi?
a. 1 – 2 hari
b. 3 – 4 hari
c. 5 – 7 hari
4. Berapa jam dalam satu hari Anda menonton Televisi?
a. 1 – 2 jam
b. 3 – 4 jam
c. ≥ 5 jam
5. Berapa jam dalam satu hari Anda menonton Trans 7?
a. 1 – 2 jam
b. 3 – 4 jam
c. ≥ 5 jam
6. Berapa kali dalam satu minggu Anda menonton tayangan olahraga “One
Stop Football” di Trans7?
a. 1 kali
b. 2 kali
PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAHRAGA“ONE STOP
FOOTBALL” DI TRANS7
7. Anda menonton lebih dari separuh tayangan.
a. Seluruh Tayangan
d. < Separuh Tayangan
b. > Separuh Tayangan
e. Sedikit dari Tayangan
c. Separuh Tayangan
8. Anda menonton semua iklan pada tayangan tersebut.
a. Seluruh Tayangan
d. < Separuh Tayangan
b. > Separuh Tayangan
e. Sedikit dari Tayangan
c. Separuh Tayangan
9. Anda memperhatikan gaya presenter yang sporty.
a. Sangat Memperhatikan
d. Kurang Memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Tidak Memperhatikan
c. Cukup Memperhatikan
10. Anda memperhatikan narasi yang dibawakan narator.
a. Sangat Memperhatikan
d. Kurang Memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Tidak Memperhatikan
c. Cukup Memperhatikan
11. Anda memperhatikan visualisasi / gambar selama tayangan.
a. Sangat Memperhatikan
d. Kurang Memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Tidak Memperhatikan
c. Cukup Memperhatikan
12. Anda memperhatikan backsound / suara latar.
a. Sangat Memperhatikan
d. Kurang Memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Tidak Memperhatikan
c. Cukup Memperhatikan
13. Anda memperhatikan gaya bahasa yang digunakan presenter.
a. Sangat Memperhatikan
d. Kurang Memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Tidak Memperhatikan
c. Cukup Memperhatikan
14. Visualisasi / gambar yang ditampilkan menarik.
a. Sangat Menarik
d. Tidak Menarik
b. Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
c. Ragu-ragu
15. Gaya presenter dalam memaparkan peristiwa menarik.
a. Sangat Menarik
d. Tidak Menarik
b. Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
c. Ragu-ragu
16. Gaya bahasa yang digunakan menarik.
a. Sangat Menarik
d. Tidak Menarik
b. Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
c. Ragu-ragu
17. Gaya bahasa yang digunakan dalam menceritakan suatu peristiwa mudah
dipahami.
a. Sangat Mudah Dipahami
d. Tidak Mudah Dipahami
b. Mudah Dipahami
e. Sangat Tidak Mudah Dipahami
c. Ragu-ragu
18. Backsound / suara latar menarik.
a. Sangat Menarik
d. Tidak Menarik
b. Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
c. Ragu-ragu
19. Alur cerita yang dibawakan narator menarik.
a. Sangat Menarik
d. Tidak Menarik
b. Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
c. Ragu-ragu
20. Presenter dengan gaya funky dan sporty membuat Anda tertarik pada
tayangan tersebut.
a. Sangat Menarik
d. Tidak Menarik
b. Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
c. Ragu-ragu
21. Tayangan tersebut menyajikan informasi terbaru seputar sepakbola dunia.
a. Sangat Setuju
d. Tidak Setuju
b. Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
c. Ragu-ragu
22. Informasi yang disajikan dapat menambah pengetahuan.
a. Sangat Menambah Pengetahuan
b. Menambah Pengetahuan
c. Ragu-ragu
d. Tidak Menambah Pengetahuan
e. Sangat Tidak Menambah Pengetahuan
23. Tayangan tersebut dapat menghibur.
a. Sangat Setuju
d. Tidak Setuju
b. Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
c. Ragu-ragu
24. Tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang.
a. Sangat Setuju
d. Tidak Setuju
b. Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
c. Ragu-ragu
25. Tayangan tersebut dapat menciptakan suasana rileks / santai.
a. Sangat Setuju
d. Tidak Setuju
b. Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
c. Ragu-ragu
26. Tayangan tersebut dapat memberikan pengaruh pada nilai-nilai tertentu
(yang berhubungan dengan olahraga sepakbola) dalam masyarakat.
a. Sangat Setuju
d. Tidak Setuju
b. Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
c. Ragu-ragu
TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA UNTUK MENJADI RESPONDEN
DALAM PENELITIAN INI.
COODING BOOK
IDENTITAS RESPONDEN
NO
VARIABEL
1 Jenis kelamin
2
INDIKATOR
a. Pria
b. Wanita
Mahasiswa/i
Penyiaran
FISIP a. 2005
Universitas Indonesia, angkatan
b. 2006
KODE
1
2
1
2
POLA MENONTON TELEVISI
NO
VARIABEL
INDIKATOR
3 Berapa hari dalam satu minggu a. 1 – 2 hari
Anda menonton Televisi?
b. 3 – 4 hari
c. 5 – 7 hari
4 Berapa jam dalam satu hari Anda a. 1 – 2 jam
menonton Televisi?
b. 3 – 4 jam
c. ≥ 5 jam
5 Berapa jam dalam satu hari Anda a. 1 – 2 jam
menonton Trans 7?
b. 3 – 4 jam
c. ≥ 5 jam
6 Berapa kali dalam satu minggu a. 1 kali
Anda menonton tayangan olahraga b. 2 kali
“One Stop Football” di Trans7?
KODE
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAHRAGA
“ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS7
NO
PERNYATAAN
7 Anda menonton lebih dari separuh a.
b.
tayangan.
c.
d.
e.
8 Anda menonton semua iklan pada a.
tayangan tersebut.
b.
c.
d.
e.
memperhatikan
gaya a.
9 Anda
b.
presenter yang sporty.
c.
d.
e.
INDIKATOR
Seluruh Tayangan
> Separuh Tayangan
Separuh Tayangan
< Separuh Tayangan
Sedikit dari Tayangan
Seluruh Tayangan
> Separuh Tayangan
Separuh Tayangan
< Separuh Tayangan
Sedikit dari Tayangan
Sangat Memperhatikan
Memperhatikan
Cukup Memperhatikan
Kurang Memperhatikan
Tidak Memperhatikan
SKOR
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
NO
PERNYATAAN
10 Anda memperhatikan narasi yang a.
dibawakan narator.
b.
c.
d.
e.
11 Anda memperhatikan visualisasi/ a.
b.
gambar selama tayangan.
c.
d.
e.
12 Anda memperhatikan backsound/
a.
suara latar.
b.
c.
d.
e.
13 Anda memperhatikan gaya bahasa a.
b.
yang digunakan presenter.
c.
d.
e.
14 Visualisasi/
gambar
yang a.
ditampilkan menarik.
b.
c.
d.
e.
15 Gaya
presenter
dalam a.
memaparkan peristiwa menarik.
b.
c.
d.
e.
16 Gaya bahasa yang digunakan a.
b.
menarik.
c.
d.
e.
17 Gaya bahasa yang digunakan a.
dalam
menceritakan
suatu
peristiwa mudah dipahami.
b.
c.
d.
e.
18
Backsound/ suara latar menarik.
a.
b.
c.
d.
e.
INDIKATOR
Sangat Memperhatikan
Memperhatikan
Cukup Memperhatikan
Kurang Memperhatikan
Tidak Memperhatikan
Sangat Memperhatikan
Memperhatikan
Cukup Memperhatikan
Kurang Memperhatikan
Tidak Memperhatikan
Sangat Memperhatikan
Memperhatikan
Cukup Memperhatikan
Kurang Memperhatikan
Tidak Memperhatikan
Sangat Memperhatikan
Memperhatikan
Cukup Memperhatikan
Kurang Memperhatikan
Tidak Memperhatikan
Sangat Menarik
Menarik
Ragu-ragu
Tidak Menarik
Sangat Tidak Menarik
Sangat Menarik
Menarik
Ragu-ragu
Tidak Menarik
Sangat Tidak Menarik
Sangat Menarik
Menarik
Ragu-ragu
Tidak Menarik
Sangat Tidak Menarik
Sangat Mudah
Dipahami
Mudah Dipahami
Ragu-ragu
Tidak Mudah Dipahami
Sangat Tidak Mudah
Dipahami
Sangat Menarik
Menarik
Ragu-ragu
Tidak Menarik
Sangat Tidak Menarik
SKOR
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
NO
19
20
21
22
23
24
25
26
PERNYATAAN
INDIKATOR
Alur cerita yang dibawakan narator a. Sangat Menarik
b. Menarik
menarik.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
Presenter dengan gaya funky dan a. Sangat Menarik
sporty membuat Anda tertarik pada b. Menarik
tayangan tersebut.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Menarik
e. Sangat Tidak Menarik
Tayangan tersebut menyajikan a. Sangat setuju
informasi
terbaru
seputar b. Setuju
c. Ragu-ragu
sepakbola dunia.
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Informasi yang disajikan dapat a. Sangat Menambah
Pengetahuan
menambah pengetahuan.
b. Menambah
Pengetahuan
c. Ragu-ragu
d. Tidak Menambah
Pengetahuan
e. Sangat Tidak
Menambah
Pengetahuan
Tayangan
tersebut
dapat a. Sangat setuju
menghibur.
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Tayangan tersebut dapat mengisi a. Sangat setuju
b. Setuju
waktu luang.
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Tayangan
tersebut
dapat a. Sangat setuju
menciptakan suasana rileks/ santai. b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Tayangan
tersebut
dapat a. Sangat setuju
memberikan pengaruh pada nilai- b. Setuju
nilai tertentu (yang berhubungan c. Ragu-ragu
dengan olahraga sepakbola) dalam d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
masyarakat.
SKOR
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
COODING SHEET
R→
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
1
2
1
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
2
1
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
1
3
3
2
3
2
3
2
1
3
2
3
3
2
2
2
3
1
3
4
2
2
3
2
1
2
1
3
1
2
2
1
1
2
1
2
1
5
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
6
1
2
2
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
7
4
2
4
5
2
4
4
5
2
4
5
4
4
4
4
4
4
8
3
3
2
4
1
1
2
5
2
4
3
1
3
2
2
3
3
9
4
4
4
5
2
4
3
5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
10
4
4
4
4
3
4
2
4
3
4
4
2
5
4
4
4
4
11
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
5
4
4
5
3
12
5
4
2
2
2
2
3
3
2
4
3
2
5
4
2
4
3
13
4
4
2
2
2
2
2
3
2
4
2
2
5
4
4
4
4
14
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
15
4
4
4
4
3
4
3
5
2
4
5
4
5
3
3
4
4
16
4
4
4
2
3
3
3
4
4
4
4
3
5
3
3
4
4
17
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
5
3
4
4
4
18
4
4
3
4
4
4
2
3
4
4
5
4
4
4
3
4
4
19
3
4
3
2
3
4
4
3
4
4
5
3
5
3
4
4
4
20
4
4
4
4
4
4
2
5
4
4
5
5
4
3
3
4
4
21
4
4
4
5
3
4
4
5
4
4
5
3
4
4
4
4
3
22
4
5
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
5
4
23
3
5
4
4
4
4
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
24
3
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
25
4
5
4
4
3
3
4
5
4
3
4
4
5
4
4
5
4
26
4
5
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
5
3
4
4
4
Q↓
R→
Q↓
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
1
1
2
1
3
1
2
3
2
3
1
3
2
1
2
3
3
4
1
3
2
1
1
1
2
3
2
2
1
3
1
2
2
1
2
5
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
6
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
7
1
4
4
2
5
1
4
2
4
2
4
4
4
5
4
4
1
8
1
4
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
9
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
2
4
4
2
10
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
2
3
2
11
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
4
5
4
4
5
12
3
3
4
3
4
3
4
3
3
5
4
3
3
2
2
3
2
13
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
2
4
2
14
2
5
4
3
3
4
4
4
4
2
4
5
4
3
2
4
5
15
3
4
4
3
4
4
4
3
4
5
4
4
3
3
2
4
3
16
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
3
2
4
3
17
3
4
3
3
4
4
4
4
4
2
4
5
3
4
2
4
4
18
2
4
4
3
3
4
3
3
3
2
4
3
3
3
2
4
4
19
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
2
4
2
3
4
20
1
4
4
4
2
3
4
5
4
3
3
5
4
1
2
4
3
21
3
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
22
3
5
4
4
4
4
4
4
3
1
4
4
4
5
4
4
4
23
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
24
1
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
5
3
4
4
4
25
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
4
3
4
26
2
5
4
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
2
3
4
R→
Q↓
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1
3
3
3
2
2
3
3
2
2
1
3
2
1
2
3
1
3
1
4
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
3
1
1
2
2
3
1
5
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
6
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
7
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
3
4
2
5
2
2
8
3
3
4
3
2
1
5
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
9
4
5
4
4
5
3
4
3
5
5
3
4
3
4
5
4
2
10
3
5
3
5
5
3
5
2
5
5
5
3
4
4
5
4
4
11
3
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
12
2
3
4
4
4
2
4
4
4
5
2
3
3
3
2
4
3
13
4
5
4
4
4
4
4
3
4
5
5
4
3
4
5
4
4
14
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
3
4
4
4
2
16
3
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
2
17
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
18
3
4
4
4
4
3
3
4
4
5
4
3
3
4
3
4
2
19
3
5
4
4
5
4
4
3
4
5
4
3
3
4
4
4
2
20
3
5
4
4
5
4
4
3
4
4
3
4
3
5
2
4
2
21
3
5
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
22
4
5
4
5
5
3
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
23
3
5
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
24
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
3
4
5
5
4
25
3
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
5
3
4
5
4
3
26
3
4
4
4
5
4
4
3
4
4
5
3
4
3
4
4
3
R→
Q↓
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
3
1
2
2
1
2
1
1
1
4
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
2
5
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
6
1
1
2
1
2
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
7
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
3
2
3
2
2
4
3
8
4
2
1
2
2
3
2
4
2
3
2
2
3
2
2
3
2
9
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
2
2
5
5
4
10
5
3
5
5
4
4
4
5
4
5
4
3
5
3
4
2
4
11
4
5
5
5
4
5
4
5
4
4
4
5
3
5
5
3
3
12
3
3
3
5
3
5
4
5
4
4
3
4
2
2
4
4
4
13
3
3
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
2
2
4
4
14
4
4
4
5
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
15
4
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
3
4
4
4
2
16
3
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
2
17
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
18
3
4
4
4
4
3
3
4
4
5
4
3
3
4
3
4
2
19
3
5
4
4
5
4
4
3
4
5
4
3
3
4
4
4
2
20
3
5
4
4
5
4
4
3
4
4
3
4
3
5
2
4
2
21
3
5
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
22
4
5
4
5
5
3
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
23
3
5
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
24
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
3
4
5
5
4
25
3
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
5
3
4
5
4
3
26
3
3
3
4
4
4
4
3
5
5
4
5
4
5
5
4
4
R→
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
3
2
2
2
1
1
2
2
2
1
3
2
3
1
1
3
3
3
4
1
2
2
2
2
2
2
2
1
3
3
2
1
1
3
2
2
5
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
7
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
1
4
3
4
8
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
1
3
2
2
9
4
4
4
5
3
3
3
4
4
2
3
3
4
4
5
4
4
10
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
11
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
12
4
4
4
3
3
3
4
4
4
2
2
3
4
5
4
4
4
13
4
4
4
5
3
3
4
3
3
2
3
3
4
5
4
4
5
14
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
2
4
4
4
4
15
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
2
16
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
4
3
4
17
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
18
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
5
4
3
4
19
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
20
5
4
4
5
3
4
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
4
21
3
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
4
2
4
5
5
5
22
3
4
4
5
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
23
4
4
4
5
3
3
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
24
4
4
4
4
3
4
3
4
3
5
3
3
4
4
4
4
5
25
4
3
4
4
3
2
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
26
3
3
4
5
3
2
3
4
3
4
3
5
3
4
5
4
3
Q↓
R→
Q↓
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
2
3
2
3
1
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
4
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
5
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
6
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
1
1
1
2
1
1
2
7
4
5
3
3
5
2
4
4
4
4
4
5
5
5
5
3
4
8
3
4
2
2
2
3
2
3
3
2
2
4
1
2
4
2
2
9
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
2
10
3
5
4
4
4
4
2
4
5
3
2
3
3
5
5
3
4
11
3
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
12
4
4
3
2
4
5
3
3
5
2
2
4
2
4
4
2
2
13
3
4
3
3
3
4
2
2
4
4
4
5
4
5
5
4
4
14
3
4
5
3
5
4
4
4
5
3
2
4
4
5
4
5
5
15
4
4
4
3
5
4
4
5
3
4
4
4
4
5
4
4
2
16
3
4
3
3
4
4
3
4
5
4
2
4
4
4
4
4
4
17
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
5
4
5
4
5
2
18
4
4
2
3
4
4
2
5
4
4
2
4
3
4
4
3
4
19
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
5
4
5
5
4
4
20
4
3
3
2
5
4
2
5
4
4
2
4
4
4
4
4
2
21
4
5
4
3
5
4
4
4
4
3
4
5
3
4
4
3
1
22
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
4
5
4
5
4
3
23
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
24
4
4
3
4
5
3
4
4
4
3
4
4
5
4
5
4
5
25
3
4
3
4
4
5
3
4
5
4
3
4
4
4
4
5
4
26
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
2
5
4
4
4
4
5
R→
Q↓
103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
1
3
4
3
2
2
2
2
2
1
3
1
1
1
5
2
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
7
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
8
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
9
2
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
10
3
2
4
4
3
5
4
4
4
3
4
11
5
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
12
3
4
4
4
5
5
3
4
3
3
3
13
2
5
5
4
4
5
4
4
3
3
5
14
4
4
4
4
5
5
4
4
5
3
3
15
4
4
3
5
4
4
3
5
4
3
4
16
4
4
2
4
4
4
2
5
3
3
4
17
4
4
4
4
3
5
3
4
3
3
4
18
3
4
5
4
4
5
3
4
3
3
3
19
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
20
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
21
5
4
5
4
3
5
4
4
4
4
4
22
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
3
23
4
5
3
4
4
5
4
4
4
4
4
24
4
4
4
4
5
5
3
3
4
3
4
25
5
4
3
5
5
5
4
4
4
3
4
26
4
4
5
5
5
5
3
4
4
4
4
TABEL INDUK
PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN OLAHRAGA“ONE STOP FOOTBALL” DI TRANS7
PERSEPSI KHALAYAK
NO
TERHADAP TAYANGAN “ONE
STOP FOOTBALL” DI TRANS7
7
8
9
10
11
12
13
Anda menonton lebih dari separuh
tayangan
Anda menonton semua iklan pada
tayangan tersebut
Anda memperhatikan gaya
presenter yang sporty
Anda memperhatikan narasi yang
dibawakan narator
Anda memperhatikan visualisasi/
gambar selama tayangan
Anda memperhatikan backsound/
suara latar
Anda memperhatikan gaya bahasa
yang digunakan presenter
SS
S
R
TS
STS
JUMLAH
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
21
18.58
61
53.98
12
10.62
15
13.27
4
3.55
113
100
2
1.78
9
7.96
24
21.24
67
59.29
11
9.73
113
100
20
17.70
70
61.95
13
11.50
10
8.85
0
0
113
100
21
18.58
60
53.11
23
20.35
9
7.96
0
0
113
100
44
38.94
61
53.98
7
6.19
1
0.89
0
0
113
100
13
11.50
42
37.17
34
30.09
24
21.24
0
0
113
100
20
17.70
59
52.21
18
15.93
16
14.16
0
0
113
100
PERSEPSI KHALAYAK
NO
TERHADAP TAYANGAN “ONE
STOP FOOTBALL” DI TRANS7
14
Visualisasi/ gambar yang
ditampilkan menarik
15
Gaya presenter dalam memaparkan
peristiwa menarik
16
Gaya bahasa yang digunakan
menarik
17
SS
S
R
TS
STS
JUMLAH
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
22
19.47
73
64.60
12
10.62
6
5.31
0
0
113
100
13
11.50
64
56.64
29
25.67
7
6.19
0
0
113
100
6
5.31
60
53.11
38
33.62
9
7.96
0
0
113
100
13
11.50
77
68.14
20
17.70
3
2.66
0
0
113
100
11
9.73
55
48.69
38
33.62
9
7.96
0
0
113
100
9
7.96
67
59.29
30
26.56
7
6.19
0
0
113
100
15
13.27
63
55.75
22
19.47
10
8.85
3
2.66
113
100
29
25.67
66
58.39
16
14.16
1
0.89
1
0.89
113
100
Gaya bahasa yang digunakan
dalam menceritakan suatu peristiwa
mudah dipahami
18
Backsound / suara latar menarik
19
Alur cerita yang dibawakan narator
menarik
20
Presenter dengan gaya funky dan
sporty membuat Anda tertarik pada
tayangan tersebut
21
Tayangan tersebut menyajikan
informasi terbaru seputar sepakbola
dunia
PERSEPSI KHALAYAK
NO
TERHADAP TAYANGAN “ONE
STOP FOOTBALL” DI TRANS7
22
Informasi yang disajikan dapat
menambah pengetahuan
23
Tayangan tersebut dapat menghibur
24
Tayangan tersebut dapat mengisi
waktu luang
25
Tayangan tersebut dapat
menciptakan suasana rileks/ santai
26
SS
S
R
TS
STS
JUMLAH
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
29
25.66
70
61.95
13
11.50
0
0
1
0.89
113
100
30
26.56
74
65.48
9
7.96
0
0
0
0
113
100
27
23.89
68
60.18
17
15.04
0
0
1
0.89
113
100
22
19.47
67
59.29
23
20.35
1
0.89
0
0
113
100
19
16.81
54
47.78
36
31.86
4
3.55
0
0
113
100
Tayangan tersebut dapat
memberikan pengaruh pada nilainilai tertentu (yang berhubungan
dengan olahraga sepakbola) dalam
masyarakat
Download