impuls refleks fisiologis pada manusia

advertisement



Home
Contact Me
Facebook
REZKI MUALIM's BLOG
Blog Kesehatan, Informatika Teknologi, dan Umum
Home » KONSEP MEDIS » IMPULS REFLEKS FISIOLOGIS PADA MANUSIA
IMPULS REFLEKS FISIOLOGIS PADA
MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Reflek sadalah reespon yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi di luar kehendak,
atau dengan kata lain refleks adalah respon yang terjadi secara otomatis tanpa usaha
sadar.Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam
maupun di luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan
(respons) terhadap rangsangan. Ada dua jenis refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar,
yaitu refleks built-in yang tidak perlu dipelajari, misalnya mengedipkan mata jika ada benda
asing yang masuk; dan refleks didapat atau refleks terkondisi, yang terjadi ketika belajar dan
berlatih, misalnya seorang pianis yang menekan tuts tertentu sewaktu melihat suatu di kertas
partitur. Jalur – jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal
sebagai lengkung refleks.Lekung refleks ini terdiri dari alat indra, serta saraf aferen satu atau
lebih sinapas yang terdapat disusunan saraf pusat atau diganglion simpatis, saraf everon dan
efektor.
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pengolahan neuron yang tersendiri,
terorganisasi, dan kompleks.Banyak pola neuron penunjang kehidupan, seperti pola yang
mengontrol pernapasan dan sirkulasi, serupa pada semua individu.Reseptor adalah suatu struktur
khusus yang peka terhadap suatu bentuk energi tertentu dan dapat mengubah bentuk energi
menjadi aksi-aksi potensial listrik atau impuls-impuls saraf.
Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi
otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah.Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu
mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun di dalam tubuh
disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut.Dengan demikian seberapa besar peran system
saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme.Refleks sangat penting untuk pemeriksaan
keadaan fisis secara umum, fungsi nervus, dan koordinasi tubuh.Dari refleks atau respon yang
diberikan oleh anggota tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui normal tidaknya
fungsi dalam tubuh. Oleh karena itu, pelaksanaan praktikum ini sangat penting agar diketahui
bagaimana cara memeriksa refleks fisiologis yang ada pada manusia.
I.2. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari cara-cara pemeriksaan refleks-refleks yang fisiologis pada manusia.
2. Melihat ada tidaknya gangguan konduksi impuls pada system saraf.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari
yaitu gerak refleks.Untuk terjadi gerak refleks, maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ
sensorik (yang menerima impuls), serabut saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum
tulang belakang (serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf motorik
(menerima dan mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak
refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari
gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda
panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan
sadar ; misalnya, bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja
menyentuh permukaan panas. (Evelyn Pearce, 2009 : 292)
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran
kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya
merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps) rangsangan dari reseptor
perifer yang mulai dari refleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota
badan. Gerakan refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh
lebih cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata pada saat terkena debu
Untuk terjadinya gerakan refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut, organ sensorik yang
menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut
menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls
danmenghantarkan impuls-impils menuju substansi pada kornu posterior medula spinalis. Sel
saraf motorik menerka impuls dan menghantarkan impuls-impuls melalui serabut motorik.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks.Dengan kegiatan refleks
dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat
dalam tubuh manusia dan hubungan dengan sekelilingnya.Refleks adalah respon yang tidak
berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar kehendak.Rangsangan ini merupakan reaksi
organisme terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar organisme yang
melibatkan sistem saraf pusat dalam maupun memberikan jembatan (respons) terdapat
rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi
atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks,
tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun
didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut.Dengan demikian seberapa besar
peran sistem saraf pusat dapat mengukur kehidupan organisme.
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung refleks. Komponenkomponen yang dilalui refleks :
1. Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit
2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan saraf pusat
(medula spinalis-batang otak)
3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis kembali ke
neuron eferen
4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau
kelenjar
Walaupun otak dan sum-sum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak dibagian luar atau kulitnya dan dibagian putih terletak
ditengah. Pada sum-sum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupukupu,sedangkan pada bagian-bagian korteks juga dapat berupa materi putih.(Syaifuddin,2006 :
214).
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung reflex ini terdiri dari
alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di
ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan efektor. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat
melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan selnya
akan terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial yang
sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis bersifat
motorik dikenal sebagai hokum Bell- Magendie.
Kegiatan pada lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, sebagai potensial reseptor yang
besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan potensial
aksi yang bersifat gagal atau tuntas, di saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang terbentuk akan
sebanding dengan besarnya potensial generator. Di system saraf pusat (SSP), terjadi lagi respons
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang, berupa potensial eksitasi pascasinaps
(Excitatory Postsynaptic Potential=EPSP) dan potesial inhibisi postsinaps (Inhibitory
Postsynaptic Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf (sinaps). Respon yang timbul di serat
eferen juga berupa repons yang bersifat gagal atau tuntas.Bila potensial aksi ini sampai di
efektor, terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Bila efektornya
berupa otot polos, akan terjadi sumasi respons sehingga dapat mencetuskan potensial aksi di otot
polos. Akan tetapi, di efektor yang berupa otot rangka, respons bertahap tersebut selalu cukup
besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu menghasilkan kontraksi otot. Perlu
ditekankan bahwa hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya terdapat di system saraf
pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini dapat dimodifikasi oleh berbagai masukan dari neuron
lain yang juga bersinaps pada neuron eferen tersebut.
Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang mempunyai satu sinaps anatara
neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex semacam itu dinamakan monosinaptik, dan reflex
yang terjadi disebut reflex monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai lebih dari satu
interneuron antara neuron afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara
2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung reflex, terutama pada lengkung reflex
polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal,
oklusi, efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai efek lain. (Laurale
Sherwood, 2006)
Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa yang mempersarafi seratserat ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi otot itu. Refleks regang (stretch
reflex) ini berfungsi sebagai mekanisme umpan balik negative untuk menahan setiap perubahan
pasif panjang otot, sehingga panjang optimal dapat dipertahankan.
Contoh klasik reflex regang adalah reflex tendon patella atau knee-jerk reflex. Otot- otot
ekstenson lutut adalah kuadriseps femoris, yang membentuk anterior paha dan melekat ke tibia
(tulang kering) tepat di bawah lutut melalui tendon patella. Reflex regang yang terjadi
menimbulkan kontraksi otot ekstensor ini, sehingga lutut mengalami ekstensi dan mengangkat
tungkai bawah dengan cara yang khas. Reflex patella yang normal mengindikasikan dokter
bahwa sejumlah komponen saraf dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik,
keluaran eferen taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri-berfungsi normal. Reflex ini juga
mengindikasikan adanya keseimbangan antara masukan eksitorik dan inhibitorik ke neuron
motorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi di otak.Tujuan utama reflex regang adalah menahan
kecenderungan peregangan pasif otot-otot ekstensor yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika
seseorang berdiri tegak. (William F. Ganong, 2008)
Stretch dinamis dan statis Stretch Reflex. Itu refleks regangan dapat dibagi menjadi dua
komponen: refleks peregangan dinamis dan reflex regangan statis. Dinamis adalah menimbulkan
refleks regangan oleh menimbulkan sinyal dinamis ditularkan dari indra utama akhiran dari
spindle otot, yang disebabkan oleh peregangan cepat atau unstretch. Artinya, ketika tiba-tiba otot
diregangkan atau teregang, sinyal kuat ditularkan ke sumsum tulang belakang; ini seketika kuat
menyebabkan refleks kontraksi (atau penurunan kontraksi) dari otot yang sama dari sinyal yang
berasal. Jadi, fungsi refleks untuk menentang perubahan mendadak pada otot panjang.Refleks
regangan yang dinamis berakhir dalam fraksi detik setelah otot telah menggeliat (atau awalnya)
untuk panjang baru, tetapi kemudian yang lebih lemah statis refleks regangan terus untuk waktu
yang lama setelahnya.Refleks ini diperoleh oleh statis terus-menerus sinyal reseptor ditularkan
oleh kedua primer dan endings.The sekunder pentingnya peregangan statis refleks adalah bahwa
hal itu menyebabkan tingkat kontraksi otot tetap cukup konstan, kecuali jika sistem saraf
seseorang secara spesifik kehendak sebaliknya.(Guyton dan Hall, 2006)
Peregangan otoy secara tiba-tiba merangsang “muscule spindle” dan sebaliknya ini
menyebabkan refleks kontraksi dari otot yang sama. Karena alasan yang jelas, refleks yang
sering disebut suatu refleks regang mempunyai suatu konponen dinamik dan suatu komponen
statik. Refleks regang dinamik disebabkan oleh isyarat dinamik yang kuat dari muscle spindle.
Refleks regang static dibangkitkan oleh isyarat kontinu reseptor static yang dihantarkan melalui
ujung primer dan sekunder muscle spindle. Refleks regang negatif, bila suatu otot tiba-tiba
diperpendek, terjadi efek yang berlawanan. Refleks ini menentang pemendekan otot tersebut
dengan cara yang sama seperti refleks regang positif yang menentang pemanjangan otot. (Athur
C. Guyton, 2008 : 457)
Refleks cahaya pada pupil adalah refleks yang mengontrol diameter pupil, sebagai tanggapan
terhadap intensitas (pencahayaan) cahaya yang jatuh pada retina mata.Refleks kornea, juga
dikenal sebagai refleks berkedip, adalah tanpa sadar kelopak mata berkedip dari yang diperoleh
oleh stimulasi (seperti menyentuh atau benda asing) dari kornea, atau cahaya terang, meskipun
bisa akibat dari rangsangan perifer.Harus membangkitkan rangsangan baik secara langsung dan
respons konsensual (tanggapan dari mata sebaliknya). Refleks mengkonsumsi pesat sebesar 0,1
detik. Pemeriksaan refleks kornea merupakan bagian dari beberapa neurologis ujian, khususnya
ketika mengevaluasi koma.Kerusakan pada cabang oftalmik (V1) dari saraf kranial ke-5 hasil di
absen refleks kornea ketika mata terkena dirangsang.Refleks biseps tes refleks yang mempelajari
fungsi dari refleks C5 busur dan untuk mengurangi refleks C6 derajat busur.Tes ini dilakukan
dengan menggunakan sebuah tendon palu untuk dengan cepat menekan tendon biceps brachii
saat melewati kubiti fosa. (http://en.wikipedia.org/wiki/Reflex)
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1. ALAT YANG DIBUTUHKAN
 Palu perkusi
 Lampu Senter
 Kapas
 Jarum
III.2. CARA KERJA
a. Refleks kulit perut
Orang coba berbaring telentang dengan kedua lengan terletak lurus di samping badan. Goreslah
kulit daerah abdomen dari lateral kearah umbilicus. Respon yang terjadi berupa kontraksi otot
dinding perut.
b. Refleks kornea
Sediakanlah kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang coba menggerakkan bola
mata ke lateral yaitu dengan melihat ke salah satu sisi tanpa menggerakkan kepala. Sentuhlah
dengan hati-hati sisi kontralateral kornea dengan kapas.Respon berupa kedipan mata secara
cepat.
c. Refleks cahaya
Cahaya senter dijatuhkan pada pupil salah satu mata orang coba.Respons berupa konstriksi pupil
holoateral dan kontralateral. Ulangi percobaan pada mata lain.
d. Refleks Periost Radialis
Lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan sedikit
dipronasikan.Ketuklah periosteum pada ujung distal os radii.Respons berupa fleksi lengan bawah
pada siku dan supinasi tangan.
e. Refleks Periost Ulnaris
Lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan antara pronasi dan
supinasi.Ketuklah pada periost prosessus stiloideus.Respons berupa pronasi tangan.
f. Stretch Reflex (Muscle Spindle Reflex=Myotatic Reflex)
1) Knee Pess Reflex (KPR)
Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung bebas
atau orang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai pada sendi lutut. Ketuklah tendo
patella dengan Hammer sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadrisips.
2) Achilles Pess Reflex (ACR)
Tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki didorsofleksikan.Ketuklah pada tendo Achilles,
sehingga terjadi plantar fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastronemius.
3) Refleks biseps
Lengan orang coba setengah difleksikan pada sendi siku. Ketuklah pada tendo otot biseps yang
akan menyebabkan fleksi lengan pada siku dan tampak kontraksi otot biseps.
4) Refleks triseps
Lengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit dipronasikan. Ketuklah pada tendo otot
triseps 5 cm di atas siku akan menyebabkan ekstensi lengan dan kontraksi otot triseps.
5) Withdrawl Reflex
Lengan orang coba diletakkan di atas meja dalam keadaa ekstensi.Tunggulah pada saat orang
coba tidak melihat saudara, tusuklah dengan hati-hati dan cepat kulit lengan dengan jarum suntik
steril, sehalus mungkin agar tidak melukai orang coba.Respons berupa fleksi lengan tersebut
menjauhi stimulus.
Yang Perlu Diperhatikan:
1. Relaksasi sempurna: orang coba harus relaks dengan posisi seenaknya. Bagian (anggota gerak)
yang akan diperiksa harus terletak sepasif mungkin (lemas) tanpa ada usaha orang coba untuk
mempertahankan posisinya.
2. Harus ada ketegangan optimal dari otot yang akan diperiksa. Ini dapat dicapai bila posisi dan
letak anggota gerak orang coba diatur dengan baik.
3. Pemeriksa mengetukkan Hammer dengan gerakan fleksi pada sendi tangan dengan kekuatan
yang sama, yang dapat menimbulkan regangan yang cukup.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil percobaan
1. Refleks Kulit perut
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Kulit perut : tidak terjadi reaksi
Respon yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.
2. Refleks Kornea
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Kornea : ada kontraksi
Respon berupa kedipan mata secara cepat.
3. Refleks Cahaya
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Cahaya : pupil mengecil
Respons berupa konstriksi pupil homolateral dan kontralateral.
4. Refleks Perost radialis
Orang coba : Tn I
Protokol : hasil
Periost radialis : fleksi
Respons berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
5. Refleks periost
Orang coba : Tn I
Protokol : hasil
Ulnaris : supinasi
Respons berupa pronasi tangan.
6. Sterecth refleks
a. Knee pess refleks
Protokol : hasil
Knee pess refleks : terjadi ekstensi
Respons berupa ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.
b. Achilles
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Achilles : dorso fleksi
Respons berupa plantar fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastroknemius.
c. Refleks biseps
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Biseps : terjadi fleksi
Respons berupa fleksi lengan pada siku dan tampak kontraksi otot biseps.
d. Refleks Triseps
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Triseps : terjadi ekstensi
Respons berupa ekstensi lengan dan kontraksi otot triseps.
e. Withdrawl Refleks
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Withdrawl Refleks : reaksi menjauhi rangsangan
Respons berupa fleksi lengan tersebut menjauhi stimulus.
IV.2. Pembahasan
Refleks adalah jawaban motoric atas rangsangan sensorik yang diberikan pada kulit atau respon
apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar.Pada manusia, ada dua jenis refleks yaitu
refleks fisiologis dan patologis.Refleks fisiologis normal jika terdapat pada manusia, sebaliknya
refleks patologis normal jika tidak terdapat pada manusia.
Refleks fisiologis
Pada pemeriksaan refleks kulit perut orang coba tidak mengalami reaksi,ketika daerah abdomen
di gores. Hal ini disebabkan adanya kelainan pada daerah abdomen.Kulit di daerah abdomen dari
lateral ke arah umbilikus digores dan respon yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.
Namun pada orang lanjut usia dan sering hamil, tidak terjadi lagi kontraksi otot dinding perut
karena tonus otot perutnya sudah kendor.
Pada refleks kornea atau refleks mengedip, orang coba menggerakkan bola mata ke lateral yaitu
dengan melihat salah satu sisi tanpa menggerakkan kepala. Kemudian sisi kontralateral kornea
orang coba disentuh dengan kapas yang telah digulung membentuk silinder halus.Respon berupa
kedipan mata secara cepat.Sentuhan pada sisi kornea dengan kapa yang berbentuk silinder halus
akan mengakibatkan kontraksi secara spontan pada bola. Hal ini disebabkan mata termasuk
organ tubuh yang sangat sensitif terhadap benda-benda asing
Pada percobaan tentang refleks cahaya akan dilihat bagaimana respon pupil mata ketika cahaya
senter dijatuhkan pada pupil. Ternyata repon yang terjadi berupa kontriksi pupil homolateral dan
kontralateral. Jalannya impuls cahaya sampai terjadi kontriksi pupil adalah berasal dari pupil
kemudian stimulus diterima oleh N.Opticus, lalu masuk ke mesencephalon, dan kemudian
melanjutkan ke N .Oculomotoris dan sampai ke spingter pupil.Refleks cahay ini juga disebut
refleks pupil.Pada percobaan refleks cahaya, pupil mata mengalami pengecilan.Cahaya yang
berlebihan yang masuk kedalam mata membuat pupil mata menjadi kecil.
Pada percobaan refleks periost radialis, lengan bawah orang coba difleksikan pada sendi tangan
dan sedikit dipronasikan kemudian dilakukan pengetukan periosteum pada ujung distal os
radii.Pada percobaan refleks periost radialis terjadi gerakan fleksi.Hal ini menandakan tangan
orang coba normal karena respons ketika diketuk. Jalannya impuls pada refleks periost radialis
yaitu dari processus styloideus radialis masuk ke n. radialis kemudian melanjutkan ke N.
cranialis 6 sampai Thoracalis 1 lalu masuk ke n. ulnaris lalu akan menggerakkan m. fleksor
ulnaris. Respon yang terjadi berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
Pada percobaan refleks perost ulnaris terjadi supunasi dan ini menundakan bahwa tangan orang
coba normal. Pada percobaan refleks stretuch pada kpr terjadi ekstensi yang disertai kontraksi
otot kuadriseps, APR terjadi plantar fleksi dan kontraksi otot gastroknimius, untuk biseps terjadi
fleksi lengan dan kontraksi otot biseps dan refleks triseps dan withdrawl refleks mengalami
fleksi dan ekstensi pada lengan.Respon dari refleks periost ulnaris berupa pronasi tangan.
Jalannya impuls saraf berasal dari processus styloideus radialis masuk ke n. radialis kemudian
melanjutkan ke N. cranialis 5-6 lalu masuk ke n. radialis lalu akan menggerakkan m.
brachioradialis.
Bila suatu otot rangka dengan persarafan yang utuh diregangkan akan timbul kontraksi. Respon
ini disebut refleks regang. Rangsangannya adalah regangan pada otot, dan responnya berupa
kontraksi otot yang diregangkan.Reseptornya adalah kumparan otot (muscel spindle).Yang
termasuk muscle spindle reflex (stretcj reflex) yaitu Knee Pess Reflex (KPR), Achilles Pess
Reflex (APR), Refleks Biseps, Refleks Triceps, dan Withdrawl refleks.Pada Knee Pess Reflex
(KPR), tendo patella diketuk dengan palu dan respon yang terjadi berupa ekstensi tungkai
disertai kontraksi otot kuadriseps. Pada Achilles Pess Refleks (APR), tungkai difleksikan pada
sendi lutu dan kaki didorsofleksikan.Respon yang terjadi ketika tendo Achilles diketuk berupa
fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastroknemius.Ketika dilakukan ketukan pada tendo otot
biseps terjadi respon berupa fleksi lengan pada siku dan supinasi.Sedangkan jika tendo otot
triseps diketuk, maka respon yang terjadi berupa ekstensi lengan dan supinasi.Untuk mengetahui
fungsi nervus, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, misalnya untuk memeriksa nervus IX
(nervus glossopharingeus) dapat dilihat pada saat spatula dimasukkan ke dalam mulut, maka
akan timbul refleks muntah, sedangkan nervus XII dapat dilakukan pemeriksaan pada lidah, dan
beberapa nervus dapat diperiksa dengan malihat gerakan bola mata. Nervus penggerak mata
antara nervus IV, abduscens, dan oculomotoris.Nervus XI (nervus accesoris) dapat diuji dengan
menekan pundak orang coba, jika ada pertahanan, artinya normal.Respon motorik kasar
melibatkan seluruh koordinasi sistem saraf.Respon ini dapat dilihat saat orang diminta menunjuk
anggota secara bergantian. Orang normal akan menunjuk dengan tepat, sebaliknya orang yang
koordinasi sistem sarafnya tidak normal maka dia tidak akan menunjuk dengan tepat.
BAB V
PENUTUP
V.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagaiberikut :
1. Kulit perut merupakan daerah abdomen, sehingga jika digoreskan maka akan timbul refleks
berupa kontraksi otot dinding perut.
2. Apabila sisi kolateral mata disentuh oleh benda asing contohnya sentuhan dengan kapas maka
terjadi respon berupa kadipan.
3. Refleks cahaya berupa kontriksi pupil homolateral dan kontralateral. Dimana jikacahaya
berlebihan yang jatuh pada pupil maka mata akan menimbulkan refleks berupa mengecilnyapupil
mata.
4. Ketukan periosteum pada ujung distal os radial akanmenimbulkan refleks periost radialis
berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasitangan.
5. Ketukan pada periost prosessus stilideusakan menghasilkanrefleks periost ulnaris berupa
pronasi tangan.
6. Sterecth refleks berupa :
o Knee pess reflex,ketukan pada tendo patella menggunakan hammer akan menimbulkan refleks
berupa ekstensi tungkai yang disertai dengan kontraksi ototkuadriseps.
o Achilles pess refleks, ketukan pada tendo achiles akan mennimbulkan rerfleks berupa plantar
rfleksi dari kaki dan kontraksiotot gastroknemius.
o Refleks biseps berupa fleksi lengan pada siku dan kntraksi otot biseps.
o Ketukan pada tendo otot triseps diatas siku akan menyebabkan refleks berupa gerakan fleksi
dalam hal ini berupa ekstensi lengan dan kontraksi otot triseps.
o Tusukan pada kulit lengan dengan cepat akan menyebabkan respon berupa gerakan fleksi
lengan dan menjauhi stimulus
V.2. SARAN
Sebaiknya perlengakapan lab diperbanyak sehingga dalam menjalankan praktikum dapatlebih
baik lagi dan jika peralatan lab banyak tentu akan mempermudah dalam melakukan praktikum
serta praktikum dapat dilakukan dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC
Guyton, Athur C. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human Physiology and
Mechanisms of Disease).Jakarta : EGC
Guyton dan Hall.2006.Text Book of Medical Phisiology.Jakarta : EGC
Pearce,Evelyn.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gtamedia Pustaka
Utama
Sherwood,Lauralee.2006.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta :EGC
catatan: ni posting gw KOPAS dari kompi gue.. kalo lo juga KOPAS ni
postingan, trus lu mau buatin makalah, yaa... perlu lu edit lagi.... so kalo
mau simpel... tuh lihat kebawah!!!
UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN DOWNLOAD DISINI
FILE MS. WORDNYA, SO KAMU BISA LANGSUNG PRINT DEH...
1. REFLEKS FISIOLOGIS (MAKALAHNYA)
Artikel Terkait:
Hydrocephalus
APPENDICITIS
AIDS
KATARAK
IMPULS REFLEKS FISIOLOGIS PADA MANU...
5 MACAM DIAGNOSA KEPERAWATAN
at 08:31 - Labels: KONSEP MEDIS { 1 comments... Views All / Post Comment! }
Anonim mengatakan...
pertamax,,, sedot y ...
7 Oktober 2012 22:44
Poskan Komentar
Komentarnya yaa...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
BISNIS ONLINE DAFTAR GRATIS, BONUS $10
ASKEP ANAK ASKEP GANGGUAN KELOPAK MATA ASKEP JIWA ASKEP
KARDIO ASKEP PENCERNAAN asuhan keperawatan BAKTERI BISNIS ON LINE
BOLA DOWNLOAD ASKEB DOWNLOAD ASKEP FARMAKOLOGI Fenomena FILM
GADAR GERONTIK HISTORY I T ILMU KEBIDANAN ILMU KEPERAWATAN
INDONESIA ISLAM IT KEPERAWATAN KELUARGA KESEHATAN KESLING
KIMIA KEPERAWATAN KOMUNITAS KOMUNITI Konflik KONSEP MEDIS LIRIK
LAGU BARAT LOVE MANAJEMEN DISASTER MATERNITAS MITOLOGI
MUSKULUSKELETAL OBJEK WISATA ON VACATION PROMKES SEO Social
Network SULAWESI SELATAN Tokoh Tradisi UMUM UNDANG-UNDANG
Entri Populer

IMPULS REFLEKS FISIOLOGIS PADA MANUSIA
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Reflek sadalah reespon yang tidak
berubah terhadap perangsangan yang terjadi di luar kehendak,...

FRAKTUR
A. Konsep Dasar 1. Pengertian Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang um...

OKTO MANIANI
Biodata Nama: Okto Maniani Kelahiran: Jayapura 27 Oktober 1990 Orang tua:
Benyamin Maniani dan Dorci Maniani Hobi: Makan Bakso Tinggi &...

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP)
Perencanaan Tingkat Puskesmas Pembangunan kesehatan yang telah dijalankan
selama ini mengupayakan pelayanan kesehatan terhadap masy...

PEMBACAAN EKG
Pembacaan EKG Perhitungan frekwensi dan aksis jantung Hitung banyaknya
kotak besar interval R-R – Membagi angka 300 dengan banyaknya kota...
I'M ON FACEBOOK
FOLLOWER
advertising
YM
92207
Academics blog
© 2010 REZKI MUALIM's BLOG - All Rights Reserved
By REZKI MUALIM - Special Dedicated For Aryana Mahrik
Download