PERANAN PENGURUS DAN TENAGA

advertisement
PERANAN PENGURUS DAN TENAGA PENGAJAR
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH MINGGU BUDDHA
DI VIHARA METTA SERANG
ARTIKEL
Oleh :
SUBROTO YUDIHARJO
NIM : 0250111010488
Disusun dan Diajukan sebagai Persyaratan Skripsi Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Buddha (S.Pd.)
Jurusan Dharmacarya
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
TANGERANG BANTEN
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Artikel dengan judul “Peranan Pengurus dan Tenaga Pengajar dalam
Meningkatkan Kualitas Sekolah Minggu Buddha di Vihara Metta Serang” telah
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi.
Tangerang,
September 2016
Pembimbing I,
Setia Darma, S.H., M.M., M.Pd.B.
NIP 195210311988021001
.....................................
Pembimbing II,
Warsito, S.H., S.Ag., M.H.
NIP 197905022008011023
.....................................
ABSTRACT
Subroto Yudiharjo, 2016. The role of the Board and Lecturer in Improving Quality
of Sunday School Metta Vihara Buddha in Serang. Thesis Study Program Buddhism.
Programs Dhammacarya. State College Buddhist Srivijaya. Supervisor I Setia Darma, SH,
M.M., M.Pd. B., and Advisor II Warsito, SH, S.Ag., M.H.
Keywords: Management, teaching staff, quality.
This study aimed to describe the role perngurus and faculty in improving the
quality of Sunday School Metta Vihara Buddha in Serang. The role of administrators and
faculty at the Vihara Metta is taking care of students and teaching Sunday School Buddha.
Purpose of this study to determine the quality of administrators and faculty, in addition to
knowing administrators and faculty efforts in improving knowledge of Buddhism.
Research on the role of administrators and faculty in improving the quality of
Sunday School Buddha Vihara Metta conducted in Serang. The research was conducted
from July to September 2016. The research method qualitative approach in social
situations (social situation) to be certain that the subject of his research is the
management, faculty, and its object is the Sunday School students. And the data collected
by the data collection techniques of observation, interviews, documentary studies and data
analysis techniques in the field.
The results showed that the learning provided is still less than the maximum.
Administrators and teachers are trying to make a Sunday School activities inculcate noble
values for students to improve the quality in him. Administrators and faculty affects
students in improving the quality of understanding of Buddhism. Barriers board financially.
Efforts administrators and faculty provide useful teachings for students. Kekurangnya
understanding of religious teachings of administrators and faculty that has implications for
the decline in the quality of teaching religion. The suggestion is for the board should be
given the motivation to improve the quality of the more exciting activities. Teaching staff to
improve the quality of education that make students interested in Dhamma.
1
1. Pendahuluan
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Masyarakat tidak
memiliki pengetahuan bukan karena mereka bodoh, melainkan mereka tidak
memiliki kesempatan untuk belajar. Kemiskinan sudah menjadi alasan klasik bagi
sebagian besar orangtua yang tidak menyekolahkan anak-anaknya. Pemerintah
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui proses pendidikan. Pendidikan yang berkualitas mutlak diperlukan guna
menciptakan sumber daya manusia sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan
berkualitas hanya dapat diakses oleh anak-anak yang orangtuanya tergolong
ekonomi mampu. Dalam pelaksanaannya, pendidikan adalah proses pembelajaran
yang berjenjang dan berkesinambungan.
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah yang bisa
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Belum diketahuinya kualitas Sekolah Minggu Buddha.
2. Belum
diketahuinya
peranan pengurus dan tenaga pengajar dalam
meningkatkan kualitas Sekolah Minggu Buddha di Vihara Metta Serang.
b. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut, penulis membatasi masalah pada peranan
pengurus dan tenaga pengajar dalam meningkatkan kualitas Sekolah Minggu
Buddha di Vihara Metta Serang.
2
c. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya pengurus dalam meningkatkan kualitas Sekolah Minggu
Buddha ?
2. Bagaimana upaya tenaga pengajar untuk meningkatkan kualitas Sekolah
Minggu Buddha ?
d. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka disusunlah
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan upaya pengurus Sekolah Minggu Buddha.
2. Untuk mendeskripsikan upaya tenaga pengajar dalam meningkatkan
kualitas Sekolah Minggu Buddha.
e. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua kegunaan yaitu kegunaan teoritis dan
praktis:
1. Kegunaan Teoretis
Kegunaan teoretis yaitu, sebagai bahan bacaan, sumber informasi, dan
referensi bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi orang yang ingin
melakukan penelitian ini. Adapun manfaat penulis dalam penelitan ini yaitu :
3
a. Untuk menambahkan dan memperdalam pengetahuan tentang pengurus
Sekolah Minggu.
b. Untuk memberikan motivasi kepada pengurus dan tenaga pengajar Sekolah
Minggu.
2. Kegunaan Praktis
a. Untuk merealisasikan kegiatan pengurus kepada anak-anak Sekolah Minggu.
b. Untuk meningkatkan mutu pengajaran tenaga pengajar lebih maksimal.
Pendidikan agama memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,
kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran
agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran atau
kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan keagamaan
adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan
menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya.
f. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah
Deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial
tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata
berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh
dari situasi yang alamiah.
Penelitian kualitatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi
deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data melalui wawancara, observasi
4
partisipasi, studi dokumen atau dokumentasi. Metode penelitian ini dipilih oleh
peneliti untuk mengungkapkan pendapat atau tanggapan pengurus dan tenaga
pendidik dalam meningkatkan kualitas Sekolah Minggu Buddha yang lebih baik.
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Minggu Buddha Vihara Metta
Serang yang terletak di Jl. Raya Kebaharan No. 1, Kota Serang. Sekolah Minggu
Buddha Vihara Metta Serang dipilih sebagai tempat penelitian ini karena sekolah
tersebut cukup banyak pelajar agama Buddha. Sedangkan waktu penelitian
dimulai dari pembuatan proposal bulan Juli sampai dengan November 2015,
pengambilan data bulan Desember 2015 sampai Februari 2016, dan penyusuan
laporan bulan Maret sampai dengan Juli 2016.
1. Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian kualitatif lebih tepat disebut sumber data pada situasi sosial
(social situation) dengan subjek penelitian adalah pengurus, tenaga pendidik, dan
siswa Sekolah Minggu Buddha. Subjek penelitian memiliki kedudukan sentral
dalam penelitian karena data tentang gejala atau masalah yang diteliti berada pada
subjek penelitian. Peneliti, dalam melakukan penelitian kualitatif mempelajari
secara intern situasi sosial yang terjadi pada objek penelitian. Objek penelitian
dalam penelitian kualitatif adalah peran pengurus dan tenaga pendidik dalam
meningkatkan kualitas Sekolah Minggu Buddha.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah prosedur yang sistematis
untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif teknik
5
pengumpulan data dapat dilakukann dari berbagai sumber, dan berbagai cara.
Data dapat dikumpulkan dengan menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada peneliti, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
diberikan datanya kepada peneliti. Metode pengumpulan data sangat erat
hubungannya dengan masalah peneliti yang ingin dipecahkan. Masalah memberi
arah dan mempengaruhi penentuan metode pengumpulan data. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan beberapa metode diantaranya:
a) Observasi
Peneliti mengamati pengurus dan tenaga pendidik yang sedang melakukan
kegiatan, berpartisipasi dalam aktivitas Sekolah Minggu Buddha yang diteliti.
Peneliti ikut terlibat dengan kegiatan yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang nampak.
b) Wawancara
Wawancara secara lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk
memperoleh informasi dari informan. Jumlah responden yang didapatkan di
lapangan setelah melakukan seleksi berdasarkan kriteria subjek penelitian yang
telah ditetapkan yaitu 4 orang, 2 orang Pegurus dan 2 orang tenaga pendidik.
Wawancara dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan wawancara terstruktur
6
ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan peneliti mengumpulkan
data dengan mencatatnya.
c) Studi Dokumentasi
Dalam melaksanakan studi dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan–peraturan, notulen, catatan, dan
foto. Dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara
mempelajari dan mencatat bagian yang dianggap penting dari berbagai lokasi
penelitian dan pengaruh yang ditujukan untuk memperoleh data langsung maupun
dari lembaga yang relevan sebagai pedoman dokumentasi yang memuat garisgaris besar atau kategori yang akan dicari datanya.
3. Teknik Analisis Data
Analisis Data yang digunakan Menurut Model Spradley adalah;
a.
Memilih Situasi Sosial (Place, actor, activity)
Peneliti sudah mempunyai tempat tujuan untuk diteliti, lalu memilih aktor
atau pelaku yang menjadi sasaran peneliti dan kegiatan apa yang ingin diteliti.
Peneliti memilih tempat di Sekolah Minggu Buddha Vihara Metta Serang dengan
melihat keadaan Sekolah Minggu Buddha dengan menilai keadaan siswa,
penguru, dan tenaga pengajar yang akan diteliti dengan berbagai kegiatan yang
telah ada dalam program Sekolah Minggu Buddha.
7
b. Melaksanakan Observasi Partisipan
Peneliti ikut berpartisipasi dalam kegiatan Sekolah Minggu Buddha Vihara
Metta Serang. Dalam Kegiatan Sekolah Minggu inilah peneliti bisa mencari tahu
berbagai masalah yang dihadapi oleh pengurus dan tenaga pengajar.
c.
Mencatat Hasil Observasi dan Wawancara
Setelah mengikuti kegiatan Sekolah Minggu Buddha, peneliti mencatat
semua kebutuhan penelitian yang diperlukan dan dibutuhkan dalam penelitian
Sekolah Minggu Buddha. Peneliti juga mewawancarai pengurus dan tenaga
pengajar dengan menanyakan berbagai kendala yang dihadapi dalam kegiatan
maupun pengajaran di Sekolah Minggu Buddha.
d. Melakukan Observasi Deskriptif
Peneliti menelaah kembali hasil-hasil dalam observasi dan wawancara
kemudian, peneliti merangkum semua permasalahan, kendala, solusi, dan hasil
yang diharapkan peneliti.
e.
Melakukan Analisis Data
Analisis data terbagi menjadi empat yaitu;
1) Analisis domain (domain analysis) yang memperoleh gambaran umum
dan menyeluruh dari objek penelitian. Ditemukan berbagai kategori dari
pengurus, tenaga pengurus, dan siswa Sekolah Minggu. Diperoleh dengan
hasil wawancara secara lisan.
8
2) Analisis taksonomi (taxonomi analysis) dari berbagai macam domain
dipilih dan dijabarkan menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur
internalnya.
3) Analisis komponensial (componential analysis) mencari ciri spesifik pada
setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen yang
dilakukan dengan wawancara terseleksi.
4) Analisis tema kultural (discovering cultural theme) hubungan di antara
domain dengan keseluruhan yang dimasukan ke dalam judul penelitian.
g. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terdapat kondisi di mana
pengurus dan tenaga pengajar sumber daya manusia untuk mengajar dan pengajar
Sekolah Minggu bukan dari lulusan pendidikan agama akibatnya kualitas
pengajaran tidak maksimal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan
Sekolah Minggu di Vihara Metta sudah rutin dilakukan setiap minggunya,
sehingga disimpulkan bahwa pengurus sudah mengorganisir setiap kegiatan
dengan baik. Pengurus masih kurang meningkatkan kualitas untuk pembelajaran
disebabkan tenaga pengajar bukan dari ahli agama Buddha. Kurikulum Sekolah
Minggu sudah berdasarkan dari Jataka, Meditasi, Riwayat Hidup Sang Buddha,
dan Pokok-Pokok Dasar Agama Buddha, tetapi tenaga pengajar masih kurang
pendalaman yang lebih atas dasar dari ajaran agama Buddha. Tenaga pengajar
masih kurang berkompetensi dalam ajaran agama yang lebih mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terdapat kondisi di mana
pengurus dan tenaga pengajar sumber daya manusia untuk mengajar dan pengajar
9
Sekolah Minggu bukan dari lulusan pendidikan agama akibatnya kualitas
pengajaran tidak maksimal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan
Sekolah Minggu di Vihara Metta sudah rutin dilakukan setiap minggunya,
sehingga disimpulkan bahwa pengurus sudah mengorganisir setiap kegiatan
dengan baik. Pengurus masih kurang meningkatkan kualitas untuk pembelajaran
disebabkan tenaga pengajar bukan dari ahli agama Buddha. Tenaga pengajar
sudah mengajar sesuai kemampuan. Berikut ini hasil penelitian diuraikan sebagai
berikut :
a. Kegiatan SMB
Dilihat dari segi kegiatan setiap bulannya, Sekolah Minggu Buddha sudah
terstuktur dengan baik. Peran pengurus untuk kegiatan rutin sudah terealisasikan
hanya saja terdapat hambatan finansial ketika membuat kegiatan besar seperti
kegiatan setiap tahunnya untuk merayakan tahun baru cina. Berdasarkan hasil
penelitian kegiatan Sekolah Minggu Buddha meliputi; mengenai Buddha
Dhamma, Khong Hu cu dan Lo Cu. Memberikan materi dengan cara bermain,
bernyanyi, bercerita tentang moral untuk dipraktikan ke dalam kehidupan seharihari.Kegiatan lainnya mewarnai gambar-gambar tentang Buddha, Khong Cu, Lo
Cu serta membuat prakarya dengan mengenalkan siswa untuk tertarik kepada
ajaran Buddha. Ekstrakulikuler olahraga, Keng, Dhammapada, menyanyi, cerdas
cermat, kunjungan ke vihara-vihara, dan gathering Sekolah Minggu. Melakukan
baksos anak yatim piatu di dekat vihara,memperingati hari-hari besar dan
persembayangan seperti kue bulan, bacang.
10
Kegiatan Sekolah Minggu Buddha dilakukan untuk pembelajaran yang lebih
terstruktur dalam meningkatkan kualitas agama. Kegiatan direncanakan dan
dibuat supaya siswa merasakan pemahaman yang mendalam sehingga siswa tidak
jenuh. Pengurus lebih memfokuskan kegiatan pada hari persembayangan dan
mempraktekkan tata cara persembayangan, dengan begitu siswa akan lebih cepat
mengerti. Siswa dituntut untuk menerapkan teori dan praktek dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Peran Pengurusdan Tenaga Pengajar
Peran tenaga pengajar untuk menjadikan siswa yang berkeyakinan teguh
ke dalam agama Buddha. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pengurus dan
tenaga pengajar memiliki peran yaitu untuk mengajar anak-anak Sekolah Minggu
yang datang ke vihara untuk belajar Dhamma. Mengembangkan kreativitas anakanak, meningkatkan penalaran supaya siswa menjadi kreatif. Membuat,
merencanakan, dan melakukan kegiatan untuk kemajuan Sekolah Minggu
Buddha. Membuat rencana kegiatan yang mau dilakukan untuk anak-anak
Sekolah Minggu dan bisa diterima dari kalangan balita sampai ke anak-anak
Sekolah Menengah Atas.
Penelitan sudah menggambarkan tentang peran pengurus dan tenaga pengajar
yang terlihat di dalam kegiatan yang telah dilakukan. Pengurus sudah bekerja
sesuai kemampuan yang bisa dilakukannya dalam berbagai macam kegiatan yang
telah dibuat dan tenaga pengajar sudah membimbing siswa dalam pengajaran di
dalam kelas sesuai dengan kemampuan pengajar. Pengurus dan tenaga pengajar
11
berupaya untuk terus meningkatkan kegiatan dan pengajaran untuk siswa Sekolah
Minggu Buddha.
c. Hambatan dalam Meningkatkan Kualitas SMB
Hambatan tenaga pengajar kurangnya pemahaman ajaran agama Buddha,
dikarenakan tenaga pengajar bukanlah tenaga ahli dibidang pendidikan agama
Buddha.Hambatan lainnya menunjukkan bahwa anak-anak yang kadang terlalu
super aktif dalam kelas, sehingga pembelajaran menjadi kurang kondusif.
Kurangnya finansial kegiatan Sekolah Minggu, sehingga kegiatan menjadi kurang
maksimal.
Hambatan pengurus dalam meningkatkan kualitas Sekolah Minggu Buddha
dari finansial dan dukungan. Pengurus masih terus berupaya untuk mendapatkan
ijin kegiatan dan itu yang membuat kegiatan tidak berjalan sesuai rencana
pengurus. Terlebih lagi dari segi keuangan yang kurang untuk membuat kegiatan
besar. Hambatan tenaga pengajar belum berkompeten di bidang keagamaan,
sehingga peningkatan kualitas dalam pengajaran masih kurang pemahaman.
Tenaga pengajar harus diberi pelatihan khusus untuk meningkatkan kinerja dalam
pemahaman keagamaan. Dalam meningkatkan kualitas kegiatan dibutuhkan ide
keterampilan yang cemerlang. Hambatan dalam kegiatan yaitu kurangnya
finansial, tenaga pengajar masih kurang meningkatkan kualitas pembelajaran,
pengurus masih mempunyai batasan yang kurang mendukung untuk melakukan
peningkatan kualitas dalam kegiatan siswa maupun tenaga pengajar.
12
d. Upaya Pengurusdan Tenaga Pengajar SMB
Upaya pengurus dan tenaga pengajar adalah meningkatkan kinerja
pembelajaran supaya bisaditangkap oleh anak-anak.Membuat anak-anak lebih
bisa memberikan pengertian yang lebihmendalam tentang ajaran Buddha.
Melakukan pembelajaran yang membuatanak-anak bersemangat untuk belajar
Dhamma. Upaya untuk pendidikan Buddhis tenaga pengajar haruslebih
beredukatif dan berinisiatif untuk kemajuan agama Buddha.Melakukan kontribusi
ke Kementerian Agama dan SekolahMinggu Pusat untuk membuat kegiatan
kemajuan Sekolah Minggu Metta Serang.Memberikan seminar dan pengahayatan
Dhamma kepada tenagapengajar dan pengurus untuk memotivasi mereka dalam
pengaplikasian pembelajaran kepada anak-anak. Melakukan cara yang membuat
kegiatantidak monoton yang cenderung membosankan dan melakukan kerjasama
antar pengurus untuk kesuksesan bersama. Meningkatkan kualitas Sekolah
Minggudengan melihat anak-anak yang bersemangat dalam kegiatan Sekolah
Minggu.
Upaya pengurus dan tenaga pengajar memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat
dan
mempraktikkannya
ke
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Ditanamkannya nilai-nilai luhur agama dan keyakinan yang membuat siswa tak
tergoyahkan. Pengurus dan tenaga pengajar berupaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan sehingga menjadikan Sekolah Minggu Buddha yang
berkompetensi di era modernisasi ini. Sekolah Minggu Buddha dituntut menjadi
sekolahan yang berpotensi di khalyak umum sesuai Peraturan Pemerintah dan visi
misi serta tujuan Sekolah Minggu Buddha itu sendiri. Upaya pengurus sudah
13
bekerja dengan sebaik mungkin untuk peningkatan kualitas kegiatas terhadap
siswa maupun tenaga pengajar. Pengurus masih harus memperbaiki sistem
manajemen yang baik untuk membuat peningkatan kualitas pendidikan. Upaya
tenaga pengajar yaitu dengan meningkatkan pengajaran Sekolah Minggu sesuai
batas kemampuannya. Tenaga pengajar sudah membuat pengajaran yang
membuat anak paham terhadap Dhamma.
h. Kesimpulan
Kesimpulannya kegiatan Sekolah Minggu menanamkan nilai luhur yang
membuat siswa meningkatkan kualitas pada dirinya. Pengurus dan tenaga
pengajar mempengaruhi siswa dalam peningkatan kualitas pemahaman ajaran
Buddha. Hambatan pengurus dari segi finansial. Upaya pengurus dan tenaga
pengajar memberikan ajaran yang bermanfaat untuk siswa.
i. Saran
Pengurus harus diberikan motivasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan
yang lebih menarik. Tenaga pengajar meningkatkan kualitas pendidikan yang
membuat siswa tertarik pada Dhamma. Dalam segi finansial bisa menjual dan
membuat produk untuk membantu kegiatan. Siswa harus diberikan ajaran yang
memotivasi dirinya untuk kembali lagi ke Vihara.
14
j. Daftar Pustaka
Depag. 1982. Sigalovada Sutta. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Hindu dan Buddha, Departemen Agama RI.
Nasution, Noehi, M.A.dkk, Drs. 1992. Materi Pokok Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Penerbit Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Dan Universitas Terbuka , Departemen Agama.
Soetjipto. Kosasi, Raflis, Drs. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Penerbit PT Rineka Cipta,
Anggota Ikapi.
Download