Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Eka Kumalasari UJI DAYA HAMBAT PERASAN BUAH JERUK SIAM BANJAR (Citrus reticulata) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysenteriae Eka Kumalasari, Muhammad Arsyad, Reza Nur Rahman Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: [email protected] ABSTRAK Jeruk siam (Citrus reticulata) merupakan jenis jeruk yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan dan merupakan varietas unggul nasional dengan nama jeruk siam Banjar. Buah jeruk mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid dan saponin yang menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat perasan buah jeruk siam banjar terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Uji daya hambat perasan buah jeruk siam banjar (Citrus reticulata) terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae dilakukan dengan metode difusi yang dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Balai Veteriner Banjarbaru. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa perasan buah jeruk siam banjar mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan buah jeruk siam banjar memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae secara in vitro dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Semakin tinggi konsentrasi perasan buah jeruk siam banjar, semakin besar diameter zona hambat yang dihasilkan. Kata Kunci : Daya Hambat, Perasan Buah Jeruk Siam banjar, Citrus reticulata, Shigella dysenteriae. ABSTRACT Siam orange (Citrus reticulata) is kind of orange which a lot in Sout Borneo and a national top variety called banjar siam orange. Orange contains secondary metabolites flavonoids, saponins, alkaloids which cause damage bacteria cell wall permeability. Objective of this study is to find out inhibition siam orange fruit squeeze to Shigella dysenteriae growth. This study is an experimental research laboratory. Inhibition test of siam banjar orange (Citrus reticulata) fruit squeeze to Shigella dysenteriae growthwas conducted with diffusion methodwhich performed at Bacteriology Laboratory of Banjarbaru Center Veterinary. Result of phytochemicals screening showedthat banjar siam orange fruit squeeze contain alkaloids, saponins, and flavonoids. Result of the study showed banjar siam orange fruit squeeze has the ability to inhibite Shigella dysenteriae growth with 25%, 50%, 75% and 100% concentrations. The higher concentration of banjar siam orange squeeze, the greater diameter of inhibition zone result. Keyword : Inhibition, Banjar Siam Orange Squeeze, Citrus reticulata, Shigella dysenteriae. Artikel diterima: 23 Agustus 2017 Diterima untuk diterbitkan: 27 September 2017 Diterbitkan: 16 Oktober 2017 254 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Antibiotik PENDAHULUAN Disentri Eka Kumalasari merupakan suatu terpilih Shigella untuk adalah infeksi ampisilin, infeksi yang menyebabkan tukak di kloramfenikol, colon yang ditandai dengan gejala trimetoprim. Beberapa sumber lain khas yang disebut sebagai sindroma menyebutkan disentri, yakni: sakit di perut yang streptomisin dan neomisin merupakan sering antibiotik disertai dengan tenesmus, berak-berak, dan tinja mengandung darah dan lendir. Adanya darah dan sulfametoxazol- bahwa kanamisin, yang dianjurkan untuk kasus- kasus infeksi Shigella. Masalah resistensi kuman lekosit dalam tinja merupakan suatu Shigella terhadap antibiotik dengan bukti bahwa kuman penyebab disentri segala aspeknya bukanlah merupakan tersebut menembus dinding kolon dan suatu hal yang baru. Shigella yang bersarang resisten di bawahnya. Wabah terhadap multiantibiotik umumnya terjadi pada kelompok (seperti S. dysentriae ) ditemukan di homoseksual, kondisi seluruh dunia dan sebagai akibat “crowding”, ditempat-tempat dimana pemakaian antibiotika yang tidak sanitasi lingkungan dan kebersihan rasional. perorangan rendah seperti di penjara, menyebabkan tempat penitipan anak, panti asuhan, pengobatan dengan bahan alam saat rumah sakit jiwa dan pada tempat ini, selain dapat menekan biaya, bahan pengungsi yang padat. alam juga mudah didapat di sekitar yaitu pada Hal inilah yang berkembangnya Ada empat spesies Shigella, kita. Salah satu bahan alam yang Shigella sering kita temui dan yang sering kita dysentriae, flexneri, Shigella Shigella boydii dan Shigella sonnei. Pada umumnya S. flexneri, S.Boydii dan S. dysentriae konsumsi yakni perasan buah jeruk siam banjar. Jeruk siam banjar merupakan paling banyak ditemukan di negara produk Kalimantan Selatan berkembang dikukuhkan seperti Indonesia. melalui SK yang Menteri Sebaliknya S. sonnei paling sering Pertanian ditemukan dan S. dysentriae paling 862/Kpts/TP.240/II/1998 tanggal 4 sedikit ditemukan di negara maju. November Nomor: 1998 sebagai buah 255 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Eka Kumalasari unggulan nasional. Jeruk ini lazim dilakukan pada bulan November 2013 dikonsumsi oleh sebagian besar warga sampai dengan Januari 2014 di Kalimantan Laboratorium Selatan. Hal ini dikarenakan rasanya yang manis dan Bakteriologi Balai Veteriner Banjarbaru. segar, harga yang relatif terjangkau Populasi dari penelitian ini serta mudah didapat oleh masyarakat adalah buah jeruk siam banjar yang Kalimantan Selatan. berumur ± 4 bulan yang diambil dari Berdasarkan penelitian yang kebun jeruk di Kecamatan telah dilakukan Razak dkk. (2013), air Mandastana Kabupaten Barito Kuala. perasan buah jeruk nipis (Citrus Sampel pada penelitian ini adalah aurantifolia) memiliki daya hambat perasan buah jeruksiam banjar dengan terhadap konsentrasi 25%, 50%, 75% dan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. 100%. Hasil dari beberapa penelitian juga Alat-alat yang digunakan pada mengatakan bahwa tanaman citrus penelitian ini adalah cawan petri, oshe banyak senyawa kolong, tabung reaksi, gelas beker, flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid spuit 1 ml, spuit 5 ml, sarung tangan yang steril, mengandung mana berkhasiat senyawa sebagai Berdasarkan tersebut antibakteri. sorong, standar pengaduk, Mc jangka Farland 1, tersebut autoklaf, lampu spiritus, kertas saring, meneliti saringan plastik, rak tabung, tabung potensi daya hambat perasan buah reaksi, kertas cakram kosong. Bahan jeruk siam banjar yang merupakan yang dipakai pada penelitian ini adalah produk provinsi biakan Shigella dysenteriae, media terhadap MHA, perasan buah jeruk siam banjar, Shigella aquades, kertas cakram Metronidazol penyusun penelitian batang tertarik unggulan Kalimantan pertumbuhan untuk di Selatan bakteri dysenteriae. 500 mg, alkohol 96%. Penelitian di awali dengan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukannya skrining fitokimia untuk mengetahui senyawa yang terkandung didalam perasan buah jeruk siam 256 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Eka Kumalasari banjar, dengan metode uji tabung Penelitian ini diawali dengan menggunakan pereaksi-pereaksi yang melakukan skrining fitokimia untuk sesuai untuk golongan senyawa yang mengetahui kandungan senyawa apa akan di uji yaitu alkaloid, polifenol, saja yang terdapat pada perasan buah tanin, flavonoid dan saponin. jeruk siam banjar. Hasil dari skrining Uji mikrobiologi pada fitokimia diketahui bahwa perasan penelitian ini menggunakan metode buah jeruk siam banjar mengandung difusi dengan merendam zat yang akan senyawa flavonoid, saponin, polifenol, di uji pada paper disc kemudian dan alkaloid yang berpotensi sebagai dilektakkan dipermukaan media yang antibakteri. sudah disebarkan suspensi bakteri. Selanjutnya Kemudian diinkubasi selama 24 jam pengujian pada Penilaiannya perasan buah jeruk terhadap Bakteri berdasarkan daerah bening atau yang Shigella dysenteriae menggunakan disebut yang metode difusi. Pada uji penelitian mengartikan jika terdapat daerah suspensi bakteri Shigella dysenteriae bening maka zat yang di uji memiliki diambil 0,2 ml dan kemudian ditanam kemampuan pada media Mueller Hinton Agar suhu 37°C. zona hambat untuk menghambat pertumbuhan bakteri. daya dilakukan hambat hambat dengan cara disebarkan merata pada seluruh permukaan agar. Setelah itu, suspensi bakteri dalam media tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN Jeruk siam banjar diberi perlakuan dengan meletakkan dideterminasi di Laboratorium Riset disk yang mengandung perasan buah Program Studi Pendidikan Biologi jeruk siam banjar (Citrus reticulata) FKIP Lambung dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% Mangkurat Banjarmasin. Determinasi dan 100%. Aquadest sebagai kontrol ini bertujuan untuk mengetahui takson negatif serta Metronidazol 50 μg pada tingkat familia, genus, species sebagai kontrol positif. Setelah itu dan varietas dari jeruk siam banjar diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 yang jam.Replikasi yang dilakukan pada Universitas akan penelitian. digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 kali. 257 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Eka Kumalasari Setelah diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, maka akan terbentuk zona hambatan. Zona hambatan ini adalah suatu daerah bening yang berasa di sekitar disk yang membentuk suatu lingkaran. Zona hambatan inilah yang kemudian diukur menggunakan jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,05 mm. Dari uji penelitian diperoleh data sebagai berikut : 258 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Eka Kumalasari Tabel 1. Hasil Diameter Zona Hambat dalam Uji Penelitian Diameter (mm) Konsentrasi Aquades Metronidazole 50 µg 25% 50% 75% 100% I II 8 13,4 10,9 11,5 12,6 13,7 8 13,4 11,1 12,2 12,8 14,1 III IV 8 14,1 12,1 13,1 13,6 13,8 8 14 11,3 11,5 12,3 14,5 V 8 14,5 11,1 12,4 12,9 14 Diameter rata-rata (mm) 8 13,88 11,3 12,08 12,84 14,02 Berdasarkan tabel 1. di atas jeruk Siam Banjar 100%. Dilihat dari dapat dilihat adanya perbedaan rata- rata-rata hasil penelitian pada tabel 1. rata diameter zona hambatan pada perasan buah jeruk siam banjar masing-masing kelompok perlakuan. konsentrasi 25 % menghasilkan zona Semakin tinggi konsentrasi perasan hambatan yang digunakan, diameter terbentuk. zona sebesar 11,30 mm, semakin besar konsentrasi 50 % menghasilkan zona hambatan yang hambatan Kelompok sebesar 12,08 mm, perlakuan konsentrasi 75 % menghasilkan zona dengan aquades (kontrol negatif) hambatan sebesar 12,84 mm dan tidak menunjukkan adanya zona konsentrasi 100 % menghasilkan hambatan, sedangkan pada kelompok zona hambatan sebesar 14,02 mm. perlakuan dengan Metronidazol 50 μg Sedangkan metronidazol 50 μg rata- (kontrol positif) menunjukkan rata- rata menghasilkan diameter zona rata diameter zona hambatan terbesar hambatan sebesar 13,88 mm. Hal ini terhadap menunjukkan bahwa efek antibakteri pertumbuhan Shigella dysenteriae yaitu sebesar 13,88 mm. Seluruh zona hambatan yang terbentuk pada semua tingkat konsentrasi lebih kecil dibandingkan perasan buah jeruk siam banjar terhadap Shigella dysenteriae sedikit lebih besar dibandingkan metronidazol 50 μg. dengan zona hambatan metronidazol Jika diameter zona hambatan 50 μg kecuali konsentari perasan perasan buah jeruk siam banjar 259 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Eka Kumalasari dikurangi dengan diameter disk yakni daya hambat terhadap pertumbuhan 8 mm, maka rata-rata diameter Shigella dysenteriae. masing-masing perlakuan menjadi : perbedaan zona 25% = 3,30 mm; 50% = 4,08 mm; terbentuk pada 75% = 4,84 mm; dan 100% = 6,02 konsentrasi. mm. Hasil tersebut menunjukkan konsentrasi perasan buah jeruk siam bahwa semakin besar konsentrasi banjar yang digunakan, semakin perasan buah jeruk siam banjar, besar diameter zona hambat yang semakin besar pula diameter zona dihasilkan. Hal ini karena semakin hambat yang dihasilkan terhadap besar kandungan flavonoid, saponin pertumbuhan dan alkaloid dalam perasan buah Shigella dysenteriae.Hal ini sesuai dengan penelitian Razak dkk Terdapat hambatan yang masing-masing Semakin tinggi jeruk siam banjar. (2013) Menurut Wilson dan Gisvold mengenai Uji Daya Hambat Air (1982) dalam Sabir (2005) disebutkan Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus bahwa aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan terjadinya kerusakan permeabilitas Bakteri aureus dinding sel bakteri, mikrosom,dan Secara In Vitro yang menunjukkan lisosom sebagai hasil interaksi antara bahwa semakin besar konsentrasi flavonoid perasan buah jeruk nipis, semakin Saponin bekerja sebagai antibakteri besar pula diameter zona hambat yang dengan dihasilkan membran Staphylococcus terhadap pertumbuhan flavonoid dengan menyebabkan DNA mengganggu sel bakteri bakteri stabilitas sehingga Staphylococcus aureus dengan rata- menyebabkan sel bakterilisis, jadi rata diameter zona hambat pada mekanisme kerja saponin termasuk masing-masing konsentrasi yaitu : dalam kelompok antibakteri yang 25% = 5,167 mm; 50% = 6,167 mm; mengganggu permeabilitas membran 75% = 7,5 mm; dan 100% = 10,5 mm. sel Zona hambatan yang bakteri keluarnya yang berbagai menyebabkan komponen terbentuk pada semua kelompok penting dari dalam sel bakteri yaitu perlakuan perasan buah jeruk siam protein, asam nukleat dan nukleotida banjar menunjukkan bahwa terdapat (Ganiswarna, 1995) .Sedangkan 260 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Eka Kumalasari alkaloid menurut Robinson (1995) terdapat perbedaan antara keenam dapat komponen kelompok perlakuan.. Uji One way penyusun peptidoglikan pada sel Anova dengan tingkat kemaknaan (α) bakteri sehingga lapisan dinding sel 0,05 didapatkan nilai signifikan ˂0,05 tidak termasuk secara utuh dan sehingga H0 ditolak dan H1 diterima menyebabkan kematian sel tersebut dan disimpulkan terdapat perbedaan .Hal ini sesuai dengan pendapat diameter Pelczar dan Chan (2005) yang keenam mengatakan bahwa makin tinggi (Dahlan, 2013). mengganggu suatu zat antimikroba akan semakin zona kelompok Analysis atau terhambat pertumbuhannya. menentukan dengan uji dikarenakan Sahapiro-Wilk jumlah data ˂50. antara perlakuan Menurut Dahlan (2013) Post-Hoc cepat sel mikroorganisme terbunuh Uji normalitas data dilakukan hambatan perbedaan kelompok perbedaan digunakan apakah yang untuk terdapat bermakan perlakuan. antar Terdapat yang signifikan antar Didapatakan nilai signifikansi diatas perasan buah jeruk siam banjar pada 0,05 data semua tingkat konsentrasi, kecuali terdistribusi normal. Selanjutnya data konsentrasi 25% dengan konsentrasi diuji 50%, yang menunjukkan homogenitasnya menggunakan konsentrasi 50% dengan Test, konsentrasi 75% serta konsentrasi didapatkan nilai signifikansi diatas 100% dengan metronidazol 50 mcg. 0,05 (0,080) Hal ini disebabkan rata-. rata zona varians Levene dengan yang menunjukkan data homogen. Data hambatan yang dihasilkan terdistribusi normal dan homogen, masing-masing maka syarat uji one way Anova berbeda jauh yaitu konsentrasi 25 % terpenuhi. Data konsentrasi oleh tidak diolah dengan sebesar 11,30 mm dengan konsentrasi Statistical Producy 50% sebesar 12,08 mm, konsentrasi and Service Solution (SPSS) 21 for 50% sebesar 12,08 mm dengan Windows (Dahlan,2013). konsentrasi 75% sebesar 12,84 mm menggunakan Data diuji dengan One Way Anova serta konsentrasi 100% sebesar 14,02 digunakan untuk mengetahui apakah mm dengan metronidazol 13,88 mm. 261 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 254-262 Oleh karena itu keenam kelompok perlakuan menunjukkan daya hambat yang tidak signifikan jauh berbeda terhadap secar pertumbuhan Shigella dysenteriae (Dahlan,2013). KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan Eka Kumalasari Heinrich, M., Barnes, J., Gibbsons S.and Williamson, E.M. 2010, Farmakognosi dan Fitoterapi, EGC, Jakarta. Indonesia Irianto, K. 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Jilid 1, Yrama Widya, Bandung, Indonesia. Notoatmojo, S. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Bineka Cipta, Jakarta, Indonesia. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Perasan buah Jeruk Siam Banjar terhadap memiliki daya pertumbuhan hambat Shigella dysenteriae secara in vitro. Perasan buah Jeruk Siam Banjar dengan konsentrasi 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % memberikan diameter zona hambat dengan rata-rata masing-masing sebesar 11,30 mm; 12,08 mm; 12,84 mm dan 14,02 mm. DAFTAR PUSTAKA Dahlan, M.S. 2013, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta, Indonesia. Ganiswarna, S. 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Penerbit UI, Jakarta, Indonesia cit Darsana, I.G.O., Besung, I.N.K., dan Mahatmi, H., 2012, Potensi Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli Secara In Vitro,Indonesia Medicus Veterinus, 2012 1(3) :337 – 351. Pelczar dan Chan, 1986, DasarDasar Mikrobiologi Jilid I, diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, S. Sutami, Sri Lestari, Universitas Indonesia, Jakarta Razak, A., Djamal, A., Revilla, G. 2013, Uji Daya Hambat Perasan Air Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia s.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro, Jurnal Kesehatan Andalas, 2(1):5-8. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, edisi keenam, Departement of Biochemistry University of Massachussetts, diterjemahkan oleh Kosasih, P., Penerbit ITB, Bandung. Hal : 157, 161, 198. Wilson and Gisvold. 1982, Kimia Farmasi dan Medisinal Organik, Edisi 8, Dirjen Dikti dan Kebudayaan, Jakarta. Indonesia cit Sabir, A., 2005, Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp Terhadap Bakteri Streptococcus mutans (in vitro), Majalah Kedokteran Gigi, JuliSeptember2005, hal 135-141. 262