Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA ASING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA Idham Syahputra UIN Sultan Syarif Kasim Riau E-mail: [email protected] Abstract: One of the aspects that determine the success of learning is learning strategies used. Therefore, teachers should be able to select and use the appropiate strategies to the learning objectives that will be achieved. There are saveral strategies in English can be selected and used by the teachers in learning process to improve the learning achievement of students in four skills of English. Teacher is suggested to use variation strategies that can increase the learning experience for students. Varied leaning strategies can increase the learning outcomes and students’ language skills. Keywords: Strategies, English learning, learning outcomes (reading), Pendahuluan Paradigma telah pembelajaran mengalami pergeseran bahasa sejak berbicara (speaking), dan menulis (writing). Orientasi pembelajaran pada keempat keterampilan tersebut terjadinya perubahan Kurikulum 1984 ke bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Kurikulum 1994 yang lalu. Pergeseran itu siswa berkomunikasi baik lisan maupun ditandai tulisan. dengan berubahnya orientasi pembelajaran pada saat diberlakukannya Akan tetapi, keadaan pembelajaran Kurikulum 1984. Ketika Kurikulum 1984 bahasa Inggris di sekolah-sekolah tidak diberlakukan, pembelajaran berfokus pada membawa penguasaan bersifat kemahiran berbahasa tersebut. Menurut gramatikal. Sementara itu, Kurikulum Sumardi (di dalam Sumardi, 1992: 206) di 1994 yang diganti menjadi Kurikulum dalam proses pembelajaran, guru lebih 2004 disempurnakan mendominasi pembelajaran. Guru lebih menjadi Kurikulum 2006 menghendaki banyak memberikan bekal berupa teori dan pembelajaran pengetahuan dan hal-hal kemudian yang berorientasi pada siswa ke arah pencapaian bahasa daripada keterampilan berbahasa pengembangan 4 keterampilan berbahasa, mengutamakan yaitu: mendengarkan (listening), membaca baik lisan maupun tulisan. 127 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 Maksan (dalam Sutama, 1998) mengenai sifat-sifat pembelajar akan mengemukakan bahwa siswa belum dapat membantu dalam memfasilitasi kegiatan dikatakan belajar mampu berbahasa (Inggris) secara baik dan benar, baik lisan maupun mengajar sehingga pembelajar dapat mencapai hasil yang maksimal. tulisan, pada setiap jenjang sekolah, mulai Bahasa Inggris merupakan salah satu dari SD sampai dengan SMA. Selain itu, di antara bahasa asing yang terdapat di Alwi mengatakan (1999: 1) “Berbicara Indonesia. mengenai sebagai bahasa asing yang pertama sesuai mutu pembelajaran bahasa Bahasa Inggris ditetapkan sekarang ini, secara jujur kita katakan dengan bahwa mutunya masih rendah.” Berbagai Pendidikan dan Kebudayaan No. 096/1967 faktor menjadi penyebab siswa gagal tanggal 12 Desember 1967 (Kartono, 1980: termasuk gagal dalam UN tersebut. Seperti 126). Terpilihnya Bahasa Inggris sebagai rendahnya minat siswa untuk belajar bahasa asing pertama di Indonesia di antara bahasa Inggris. Banyak siswa yang tidak bahasa asing lainnya didasarkan pada memiliki motivasi untuk belajar bahasa beberapa Inggris. diutarakan Kartono (1980: 125) bahwa surat keputusan pertimbangan Menteri seperti yang Pengajaran bahasa dapat berhasil bahasa nasional kita pada saat ini belum dengan baik apabila terdapat pengetahuan dapat dipakai sebagai alat komunikasi yang cukup terhadap sifat-sifat dan prilaku dengan dunia luar dalam rangka politik luar pembelajar. Dalam suatu proses belajar negeri dan untuk menjalin persahabatan mengajar, selalu ada pembelajar yang dengan bangsa-bangsa lain, dan kenyataan berhasil dengan baik dan pembelajar yang bahwa kurang berhasil. Hal ini disebabkan oleh komunikasi internasional, bahasa ilmu berbagai factor, salah satunya adalah cara pengetahuan, atau strategi belajar orang yang belajar perdagangan, politik, dan dipakai hampir tersebut. Dalam hal ini, Naiman dkk, disemua bidang, maka bahasa Inggris jelas (1978: 1) menyatakan bahwa “Semua harus bentuk dipelajari di antara bahasa-bahasa asing pengajaran bahasa dapat dikembangkan dengan baik apabila kita bahasa diberi Inggris adalah teknologi prioritas pertama bahasa modern, untuk yang lain. memiliki pengetahuan yang cukup tentang Peran bahasa Inggris di atas akan pembelajaran dan proses belajar mengajar dapat tercapai apabila sistem pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, pengetahuan berlangsung dengan baik, sebab pendidikan 128 Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing berperan penting dalam meningkatkan konteks yang berbeda pula. Gerlach & ely kualitas sumber daya manusia (SDM) yang (1980) mendukung kemajuan bangsa dan negara. pembelajaran merupakan cara-cara yang Dalam hal ini, Undang-undang Republik dipilih Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang pelajaran dalam lingkungan pembelajaran Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 tertentu, yng meliputi sifat, lingkup, dan menjelaskan: Nasional urutan kegiatan yang dapat memberikan bertujuan untuk mengembangkan potensi pengalaman belajar kepada siswa. Dick & peserta didik agar menjadi manusia yang Carey (1996) berpendapat bahwa strategi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang pembelajaran tidak hanya terbatas pada Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, prosedur cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga termasuk di dalamnya materi atau paket negara yang demokratis serta bertanggung pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri jawab. Hal ini memberi makna bahwa dari semua komponen materi pelajaran dan pelaksanaan pendidikan nasional memiliki prosedur yang akan digunakan untuk tujuan membantu yang Pendidikan kompleks, di samping bertaqwa kepada Tuhan, pendidikan juga menyatakan untuk bahwa strategi menyampaikan kegiatan, siswa materi melainkan mencapai juga tujuan pembelajaran tertentu. diharapkan mampu membentuk peserta Strategi pembelajaran juga dapat didik menjadi sosok yang cakap terhadap diartikan ilmunya dan mandiri, demokratis dan pembelajaran yang dipilih dan digunakan bertanggung jawab. guru secara kontekstual, sesuai dengan sebagai karakteristik Kata strategi berasal dari Bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelbreg & Driscoll kondisi kegiatan sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus Hakikat Strategi Pembelajaran penggunaan siswa, pola (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalm pembelajaran yang dirumuskan. Garlach & Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah yang efektif kegiatan dan pembelajaran efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa 129 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 siswaakan betul-betul mencapai tujuan semantik, latihan, komunikatif, pantau dan pembelajaran. pengahayatan. Pengelompokkan ini Dalam makna aslinya, istilah strategi tampaknya dapat meliput banyak yang sering digunakan dalam urusan kemiliteran terjadi dalam proses belajar mengajar. yang berhubungan dengan perencanaan Namun, dan pengelolaan pasukan dalam mencapai Stern sendiri, jenis-jenis strategi ini masih kemenangan berperang. Dalam strategi bersifat terkandung kegiatan-kegiatan perencanaan, konfirmasi pengelolaan, dan pencapaian suatu tujuan. beberapa kelompok tersebut masih terkesan Dalam proses belajar mengajar, strategi tumpang tindih. Beberapa sifat dalam dapat diartikan sebagai perilaku tertentu strategi rencana menyerupai sifat strategi yang digunakan oleh pembelajar untuk pantau. Demikian strategi formal dan mencapai tujuan belajar. Oxford (1990: 8) strategi latihan. memberikan definisi yang lebih rinci sebagaimana sementara dan dinyatakan dan memerlukan modifikasi. Banyak oleh Misalnya, peneliti yang mengenai strategi belajar sebagai “specific mengelompokkan strategi belajar menjadi actions taken the learner to make learning 4 jenis: kognitif, meta-kognitif, efektif, dan easier, faster, move enjoyable, more self- sosial (O’Malley dan Chamot, 1990; directed, move Cohen, 1990; Oxford, 1990). Strategi transferrable to new situations” (tindakan kognitif berhubungan dengan daya pikir tertentu yang dilakukan oleh pembelajar pembelajar dalam mengolah bahan belajar untuk menjadikan pembelajaaran lebih mengajar. mudah, cepat, menyenangkan, mandiri, berhubungan dengan taktik atau cara efektif, dan lebih dapat ditransfer ke situasi pembelajar yang baru). mengelola bahan belajar mengjar. Strategi more effective, and Strategi untuk meta-kognitif menghadapi efektif berhubungan dengan sikap Jenis-jenis Strategi Bahasa Inggris pembelajaran mengemukakan 10 jenis strategi belajar belajar. Pengelompokkan ini tampaknya yang bersumber dari Stern (1975): rencana, lebih sederhana, namun lebih jelas batasan- aktif, batasannya. formal, (1978: berhubungan dengan kerjasama pembelajar dengan sejawatnya dalam mencapai tujuan empatik, dkk perasaan pembelajar dalam menghadapi 3) 130 Naiman, dan proses belajar pembelajar. Strategi sosial Strategi belajar memiliki beberapa sifat. dan eksperimental, Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing Oxford (1990) membagi strategi tiga: meta-kognitif, efektif, dan sosial. belajar menjadi dua bagian besar: langsung Masing-masing strategi memiliki jenis- dan tidak langsung. Strategi langsung jenis kemudian dirinci lebih lanjut menjadi tiga menunjukkan jenis strategi tersebut beserta jenis; memori, kognitif, dan kompensasi. jenis kegiatannya. kegiatan sendiri. Diagram 1 Strategi tidak langsung dibagi menjadi Diagram 1. Menunjukkan jenis strategi tersebut beserta jenis kegiatannya. 1. Membuat hubungan- hubungan dalam ingatan 2. Menghubungkan bunyi dengan gambaran dalam ingatan Memori Langsung 3. Mengulangi pembelajaran sebelumnya 4. Menggunakan gerakan-gerakan 1. Latihan 2. Menerima dan mengirim pesan 3. Menguraikan dan menalarkan 4. Membuat Kognitif susunan masukan dan keluaran Kompensasi 1. Menebak 2. Mengatasi keterbatasan berbicara dan menulis STRATEGI BELAJAR 1. Memusatkan perhatian 2. Merencanakan dan menyusun kegiatan belajar mengajar Tidak Langsung 3. Mengevaluasi belajar mengajar 1. Mengurangi rasa kawatir dan takut 2. Memupuk kemauan dan keberanian 3. Menguasai perasaan dan 4. temparemen 1. Bertanya 2. Kerjasama 3. Tenggang rasa Meta-cognitif Afektif Sosial 131 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 menulis dalam buku catatan, membaca dari a. Memori Strategi belajar memori digunakan papan tulis, dan menatap media ajar. oleh pembelajar dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman belajar c. Kompensasi Strategi belajar konpensasi digunakan sebelumnya. Strategi belajar ini banyak proses oleh pembelajar yang telah memiliki pembelajaran yang menggunakan daya keterampilan- keterampilan yang cukup ingat. tinggi. melibatkan ingatan Misalnya, dan apabila pembelajar Strategi belajar biasanya menghubungkan bunyi ujaran dengan hal- dimanfaatkan hal yang pernah diingatnya, maka ia beberapa keterbatasan dalam berbahasa. sedang Pembelajar menggunakan strategi belajar untuk ini yang menanggulangi mengalami kesulitan memori. Termasuk dalam strategi belajar dalam menerangkan sesuatu dalam bahasa ini yang adalah mengulang pelajaran dipelajari, misalnya dapat apabila menggunakan definisi atau terjemahan pembelajar menggunakan gerakan-gerakan dalam ujarnya untuk menjaga agar proses badan untuk mmbantu pemahaman, maka berbahasa tetap berjalan. Bahkan, gerakan- ia sedang mempraktikkan strategi belajar gerakan badan dapat digunakan untuk memori. menutup keterbatasan yang ia hadapi. sebelumnya. Demikian pula, Termasuk dalam jenis strategi belajar ini adalah menentukan atau memilih sendri b. Kognitif Strategi kognitif adalah segala perilaku pembelajar dalam proses belajar mengajar yang behubungan dengan penggunaan daya pikir pembelajar. Strategi ini dapat berwujud berbagai kegiatan. Dalam suatu penelitan, ditentukan enam macam perilaku kognitif yang diharapkan dapat mewakili strategi ini. Keenam perilaku inin adalah: membetulkan kesalahan sendiri, menggunakan gerakan isyarat, 132 melatih mengucapkan kata, topik yang dibicarakan. Bahkan untuk menghindari topik yang sulit juga merupakan strategi dalam kelompok ini. d. Meta-kognitif Strategi meta-kognitif adalah segala perilaku pembelajar yang berhubungan dengan teknik atau cara pembelajar untuk menghadapi dan mengelola bahan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, strategi meta-kognitif diwujudkan berbagai macam kegiatan yang dapat dimasukan ke dalam Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing tiga kategori berikut: memutuskan perhatian merencanakan dan menyusun kegiatan belajar mengajar, belajar, dan menunjukkan sikap masa bodoh. dan mengevaluasi proses belajar mengajar. f. Sosial Strategi sosial adalah segala perilaku Dapat ditekankan bahwa semua ini harus datang dari dan dikerjakan oleh pembelajar yang berhubungan dengan kerja sama pembelajar dengan sejawatnya dalam pembelajar. mencapai e. Afektif tujuan diwujudkan Strategi afektif adalah segala perilaku pembelajar yang berhubungan dengan sikap dan perasaan pembelajar dalam menghadapi proses belajar. Strategi ini lebih lanjut dibagi menjadi dua: afektif positif dan afektif negatif. Strategi afektif positif adalah prilaku pembelajar yang menunjukkan bahwa pembelajar menerima dan menghargai proses belajar mengajar. Strategi afektif negatif adalah prilaku pembelajar yang menunjukkan bahwa pembelajar menolak dan tidak menghargai proses belajar mengajar. Perlu diperhatikan bahwa istilah “negatif” sebagaimana digunakan di sini tidak mengandung makna jelek atau buruk. Penolakan pembelajar tehadap proses belajar mengajar harus dipandang sebagai sikap yang “netral”,yang tidak berhubungan dengan nilai baik-buruk. Strategi afektif positif diwakili oleh berbicara empat keberhasilan prilaku: tertawa dengan belajar. dalam dengan Strategi ini enam kegiatan: teman sebangku mengenai pelajara, membantu teman sesuai dengan kegiatan belajar mengajar, minta bantuan kepada teman, memberikan pujian kepada teman, melecehkan atau menyoraki teman dan mengganggu teman. Secara umum, Burdo & Byrd (1999) mengemukakan beberapa strategi yang dapat dipilih guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Strategi Deduktif-Induktif Pada waktu pembelajaran, guru perlu merencanakan dipertimbangkan strategi yang berguna untuk mencapai pembelajaran. Beberapa menunjukkan kesenangan atau kepuasan, strategi yang berpusat pada guru, seperti tersenyum menunjukkan kepuasan dan ceramah, resitasi, pertanyaa, dan praktik. menunjukkan kesenangan karena hal-hal Strategi yang lebih berorientasi pebelajar, yang lucu menyenangkan. Strategi afektif yang negatif discovery. diwakili menunjukkan tidak oleh lima kebingungan, memperhatikan guru, perilaku: menekankan pada Strategi inquiry dan pembelajaran mengeluh, menunjukkan kontinum yang terentang dari berbicara strategi yang berpusat pada guru yang lebih dengan teman sebangku di luar relavansi 133 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 eksplisit ke strategi yang berpusat pada pembelajar yang kurang eksplisit. Dengan strategi pembelajarn deduktif, pembelajaran dimulai dengan prinsip yang diketahui ke prinsip yang tidak diketahui. Perbedaan antara keduanya dicontohkan sebagai berikut guru mengajar konsep “topic sentence”, menggunakan guru pendekatan yang deduktif meminta pembelajar membaca sentence dan mengakhiri pelajaran dengan meminta pebelajar membaca defirini “topic sentence”. Kemudian, guru memberikan contoh-contoh “topic sentence” dan mengakhiri pelajaran dengan meminta pebelajar menulis dan memberikan balikan kekuatan strategi deduktif ini berpusat pada strategi pembelajaran yang berhubungan antara contoh guru dan tugas pebelajar. Walaupun koran merupakan media yang bagus digunakan untuk pelajaran “topic sentence”. Guru yang menggunakan pendekatan induktif mungkin memberikan contoh paragrap dengan penekanan pada “topic sentence”. Dengan strategi ini guru tidak menceritakan pada awal ketika pebelajar mempelajari “topic sentence” atau guru memberikan akhirnya definisinya, pebelajar akan tetapi pada menemukan sendiri apa yang dimaksud dengan “topic sentence”. 134 2. Strategi Ekspositori Langsung dan Belajar Tuntas Strategi ekspositori langsung, guru menstrukturkan pelajaran dengan maju secara urut. Guru dengan cermat mengontrol materi dan keterampilan yang dipelajari. Pada umumnya, dengan strategi ekspositori langsung, guru menyampaikan keterampilan dan konsep-konsep baru dalam waktu yang relatif singkat. Strategi pembelajaran langsung berpusat pada materi dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas kepada pebelajar. Guru memonitor pemahaman pebelajar dan memberikan balikan terhadap penampilan mereka. Termasuk dalam strategi pembelajaran langsung, yaitu pembelajaran eksplisit. Strategi belajar tuntas didasarkan pada keyakinan bahwa semua pebelajar dapat menuntaskan bahan yang diajarkan jika kondisi-kondisi pelajaran disiapkan untuk itu. Kondisi-kondisi tersebut meliputi pebelajar diberi waktu belajar yang cukup, ada balikan untuk penampilannya, program pembelajaran individual, berkaitan dengan porsi materi yang tak dikuasai pada pembelaaran awal, dan kesempatan menunjukkan ketuntasan setelah mendapat remediasi. Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing menjamin bahwa pebelajar menguasai a. Pembelajaran Langsung Pembelajaran langsung memiliki 4 tujuan pembelajaran dan juga memberi komponen, yaitu: watu yang cukup kepada pebelajar. Model 1) Penentuan tujuan yang jelas, 2) Pembelajaran dipimpin guru, 3) Monitoring hasil belajar yang cermat, dan 4) Metode organisasi dan pengelolaan kelas. ini Pembelajaran langsung bisa efektif karena didasarkan pada prinsip-prinsip belajar behaviouristik, seperti menarik perhatian pebelajar, penguatan respons pebelajar, menyediakan balikan korektif, dan melakukan betul. Hal respons-respons ini juga yang cenderung meningkatkan waktu belajar. menyakini bahwa sebagian besar pebelajar akan mencapai suatu tingkat tertentu karena waktu belajar fleksibel dan tiap pebelajar menerima target pembelajarn, praktik yang diperlukan, dan balikan. Belajar pembelajaran tuntas melibatkan tradisional berbasis kelompok dan remediasi tingkat tinggi. Guru mendiagnosis kemampuan kemampuan- pebelajar mempreskripsi kemudian kegiatan-kegiatan individual. Belajar tuntas menekankan pada hal-hal: b. Pembelajaran Eksplisit yang benar, menyediakan balikan kepada 1) Fleksibel/belajar yang menstrukturkan waktu dengan materi, 2) Diagnostic/pembelajaran preskriptif, dan 3) Melengkapi keberhasilan seluruh tujuan oleh semua pebelajar. pebelajar dan Pembelajaran yang sesuai dengan waktu, yang merupakan dua kunci utama belajar tuntas. Pembelajaran eksplisit menuntut guru untuk member perhatian kepada pebelajar, member penguatan atas respons tentang meningkatkan kemajuannya, jumlah waktu digunakan pebelajar untuk mempelajari Guru-guru menggunakan belajar materi. tuntas c. Belajar Tuntas pembelajaran dengan cara yang tepat, untuk mengorganisasikan suatu menentukan secara regular seberapa jauh pendekatan pembelajaran individual yang kemajuan, membentuk kemajuan pebelajar, menggunakan kurikulum terstruktur yang membantu pebelajar mengatasi kesulitan- dipecah ke dalam serangkaian pengetahuan kesulitan dan keterampilan-keterampilan kecil yang pembelajaran tambahan atau praktik, dan dipelajari. Pembelajaran ini didesain untuk menyediakan Belajar tuntas merupakan melalui bimbingan pengayaan ekstra dan untuk 135 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 pebelajar yang menguasai pembelajaran e. Demontrasi Demontrasi sama dengan ceramah dengan cepat. Pembelajaran tuntas membutuhkan perencanaan ekstensif dan cermat dalam hal komunikasi langsung dan pemberian informasi dari guru kepada pengorganisasian, tes diagnostik. Tugas- pebelajar. tugas pendekatan visual utuk menguji proses, dan kegiatan-kegiatan alternatif Demontrasi harus disediakan atau dikembangkan oleh informasi, guru untuk melayani kebutuhan individu membolehkan pebelajar. sebagai dan demontrasi ini melihat aktif dan guru model. yang riil dan bagaimana cara bekerjanya. Mungkin dengan demonstrasi guru pebelajar pebelajar merupoakan suatu strategi pembelajaran kegiatan Demonstrasi Pebelajar dapat mengobservasi sesuatu d. Ceramah dan Demontrasi Ceramah ide-ide. melibatkan menyampaikan berupa demonstrasi dengan murni, komentar atau fakta-fakta dan prinsip-prinsip, sedangkan demonstrasi partisipatif dengan pebelajar. pebelajar Dalam membuat catatan-catatan. banyak jasus, guru Mungkin hanya sedikit atau tak ada mendemonstrasikan kegiatan tertentu atau partisipasi pebelajar dengan pertanyaan kegiatan awal yang meminta pebelajar atau melakukannya diskusi. Ceramah-ceramah dapat secara individual. Bagi digunakan untuk mendesiminasi informasi kebanyakan pebelajar, demonstrasi guru ini dalam waktu singkat, menjelaskan ide-ide dianggap sebagai contoh suatu kegitan. yang sukar, mendorong pebelajar untuk belajar menyajikan infodmasi dengan suatu cara tertentu atau menyelesaikannya untuk kelompok khusus atau untuk menjelaskan tugas belajar. Ceramah tidak harus digunakan apabila tujuan lebih apada pembelajaran untuk pengetahuan/informasi yang memiliki kompleks, abstrak atau rinci, partisipasi pebelajar di sini penting. Demonstrasi dapat digunkan untuk menampilakn ilustrasi atau prosedur yang efisien, mendorong minat pebelajar dalam suatu topik tertentu, menyiapkan contoh untuk mengajar keterampilan-keterampilan khusus, dan perubahan menyiapkan langkah. Untuk perubahanmencapai demonstrasi yang efektif, guru harus merencanakan demonstrasi dengan cermat, mempraktikan demnstrasi, mengembangkan suatu panduan untuk membimbing 136 demonstrasi, meyakinkan Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing bahwa setiap orang dapat melihat Memfokuskan pertanyaan digunakan untuk demonstrasi ini, menjelaskan demonstrasi memusatkan untuk memusatkan perhatian, memberikan pelajaran pertanyaan-pertanyaan, dan merencanakan didiskusikan. Pertanyaan ini digunakan tindak lanjut demonstrasi. untuk menentukan apa yang telah dipelajari f. Pertanyaan-pertanyaan dan resitasi oleh pebelajar, untuk memotivasi dan Apabila pertanyaan, guru menggunakan pertimbangkan perhatian atau pada pebelajar pada materi yang menimbulkan minat pebelajar saat mulai tingkat dan selama pembelajaran atau mengecek pertanyaan, dan penggunan pertanyaan pengertian pebelajar saat mulai dan selama konvergen dan divergen, jenis pertanyaan, pembelajaran atau mengecek pengertian dan cara menyusun pertanyaan. Pertama, pebelajar pertanyaan-pertanyaan Pertanyaan dapat pada akhir penuntun pembelajaran. menggunakan dikembangkan untuk tiap tingkat domain petunjuk dan isyarat untuk membantu kognitif pebelajar dalam membetulkan jawaban. (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, dan evaluasi). Tiga Pebelajar tingkat mempertimbangkan pertanyaan secara lengkap. Dalam kasus penguasaan pertanyaan tingkat rendah ini, guru mungkin tetap pada pebelajar karena terutama menekankan pada ingatan yang sama untuk menanyakan satu atau dan penggunaan informasi sedang. Tiga beberapa tingkat di atasnya, domain kognitif yang diharapkan memerlukan pertanyaan tingkat tinggi (di membimbing pebelajar untuk menjawab atas ingatan), menggunakan cara berpikir dengan lebih lengkap. Misalnya, apa yang yang abstrak dan kompleks. kamu maksud dengan kata itu? Atau pertama Kedua, ada dua jenis jawaban yang dkemukakan. konvergen Pertanyaan-pertanyaan cenderung memiliki satu mungkin tidak pertanyaan dapat menjawab menggali mengklarifikasi yang dan dapatkah kamu menjelaskan dengan lebih lengkap? Apa alasanmu? Keempat, tanpa memperhatikan jenis jawaban yang benar atau paling baik. pertanyaan Pertanyaan divergen sering merupakan pertanyaan. Tiga langkah untuk menyusun pertanyaan yang terbuka dan biasanya pertanyaan, yaitu: memiliki banyak jawaban yang sesuai. 1) Ajukan pertanyaan, 2) Beri waktu beberapa saat, 3) Sebut nama pebelajar yang akan diberi pertanyaan. Ketiga, menentukan jenis pertanyaan yang tepat pada situasi yang ada. yang ditanyakan, susunlah 137 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 Praktik dan drill termasuk ulangan g. Resitasi Resitasi termasuk pertanyaan guru yang diharapkan membantu pebelajar secara lisan tentang materi yang telah memahami informasi dengan lebih baik. dipelajari. Guru mungkin memakai resitasi Hal ini berguna dalam pengembangan sebagai suatu cara untuk mendiagnosis kecepatan dan keakuratan dalam mengingat kemajuan pebelajar. Pola interaksi khusus, fakta, generalisasi, dan konsep. Misalnya, yaitu belajar informasi tertentu seperti hari atau pertanyaan menjawab, guru, kemudian pebelajar reaksi guru. peristiwa sejarah, simbol-simbol kimia atau Pertanyaan yang sering diajukan guru, terjemahan bahasa asing. yaitu apa, siapa, di mana, dan kapan. Guru i. Review biasanya bertanya tentang “informasi yang Review merupakan kesempatan diketahui” pebelajar selama resitasi. Jadi, pebelajar melihat suatu topik pada waktu guru untuk yang lain. Review berbeda dengan praktik mengetahui apakah pebelajar mengetahui dan latihan. Review tidak memerlukan jawaban teknik latihan. Review dapat berbentuk: member pertanyaan tersebut, bukan untuk memperoleh informasi. h. Praktik dan Latihan (drill) Praktik termasuk memeriksa materi yang telah dipelajari. Praktik diharapkan untuk konsolidasi, menekankan pada klarifikasi, materi yang dan telah 1) Rangkuman pada akhir pelajaran atau unit atau pada akhir suatu bab, 2) Kuis, 3) Garis besar, 4) Diskusi, dan 5) Tanya jawab atau strategi lain. Review sehari-hari pada awal dipelajari. Kegiatan praktik telah bermakna pembelajaran membantu guru menentukan apabila waktunya longgar (tak hanya satu apakah pebelajar memerlukan pengetahuan hari termasuk prasyarat atau keterampilan tertentu untuk pengulangan informasi pada topik tertentu suatu pembelajaran, atau untuk mengetahui sampai dalam apakah pebelajar telah menguasai materi pikiran pebelajar. Drill ini digunakan untuk yang telah dipelajari. Review mingguan pembelajaran yang diharapkan menjadi dan bulanan membantu guru mengecek kebisaaan atau ditetapkan dalam jangka pemahaman pebelajar, menyakinkan bahwa waktu panjang. keterampilan 138 setelah tes). benar-benar Dril, dicamkan awal yang diperlukan Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing dikuasai dengan baik, juga untuk mengecek langkah guru. pebelajar memiliki dasar pengetahuan yang cukup sebagai bekal diskusi. Diskusi tak j. Diskusi Kelas secara Keseluruhan dapat berjalan kalau pebelajar tidak banyak Diskusi kelas secara keseluruhan mengetahui tentang topik yang dibicarakan. (satu kelas sebagai satu kelompok) pada Kadang-kadang diskusi digunakan sebelum umumnya kurang eksplisit dan lebih pembelajaran sebagai suatu cara untuk berpusat pada guru dari pada strategi- membangkitkan minat pebelajar, tetapi strategi pembelajaran yang diuraikan di informasi itu harus disajikan dalam waktu atas. Strategi ini mungkin berupa petunjuk yang cukup. guru atau bimbingan kepada kelas diatur Jika digunakan secara tepat, diskusi dengan rentangan dari formal ke informal, dapat mendorong pebelajar berpikir kritis dengan guru memiliki peran dari dominan dan meningkatkan kemampuan pebelajar ke tidak dominan. Diskusi merupakan yang berprestasi rata-rata maupun yang suatu percakapan dengan beberapa orangn kurang untuk berpartisipasi dalam proses dengan satu tujuan tertentu. Diskusi kelas belajar. Apabila diskusi dilakukan dengan ini memerlukan banyak keterampilan- cara yang kurang tepat, maka akan keterampilan dan praktik. Apabila guru berakibat respons yang rendah sehingga menyelenggarakan diskusi diskusi keseluruhan kelas, guru harus dapat memusatkan secara membosankan dan tidak mendorong pebelajar berpikir. Apabila Diskusi dapat digunakan untuk tujuan penyimpangan, arahkan pada jalurnya, kognitif maupun afektif. Pada domain dengan memusatkan secara cermat semua kognitif, sudut pandang yang dikemukakan. Diskusi pebelajar untuk menganalisis ide-ide dan ini fakta-fakta jelas arah diskusi kadang tersebut. tersesat apabila kelas diskusi dari dapat suatu meningkatkan pelajaran dan menyimpang dari tujuan utama diskusi. mengkaji hubungan antar materi yang Jadi, guru perlu merencanakan pertanyaan- diajarkan. Pada domain afektif, diskusi pertanyaan kunci untuk diskusi sehingga dapat meningkatkan kemampuan pebelajar lebih mungkin untuk tetap berpusat pada untuk menguji pendapatnya, berinteraksi tujuan. dengan teman dan mengevaluasi ide-ide Sebelum secara memulai keseluruhan, diskusi yakinkan kelas bahwa teman lain, serta mengembangkan keterampilan mendengarkan dengan baik. Apapun tujuannya diskusi harus 139 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 direncanakan dengan baik dan pertanyaan mempelajari semua isu sekitar topic kunci dinyatakan pada awal pembelajaran. yang didiskusikan dan diskusi akan Berikut ini petunjuk untuk mempersiapkan cenderung menyimpang. dan mengimplementasikan diskusi yang efektif: 4) Orientasikan pebelajar pada tujuan diskusi Jelaskan 1) Tetapkan tujuan diskusi Tujuan diskusi struktur akan diskusi. pertanyaan diarahkan pada konsep-konsep dan ide-ide yang sesuai. muncul selama diskusi. Siapkan lingkungan mendukung kelas yang Pada suatu saat guru perlu memberikan pertanyaan sumbangan informasi pada diskusi. Hal diskusi difokuskan domain afektif maka pada 5) pada Apabila diarahkan kepada ide-ide tentang apa yang diharapkan tujuan terfokus pada pengembangan kognitif maka diskusi pebelajar sebagai panduan dan berilaah menentukan Apabila tujuan nilai-nilai dan pada tujuan. pengalaman-pengalaman pribadi. 2) Pertimbangkan pengalaman perkembangan pebelajar. ini dilakukan agar diskusi tetap terpusat dan 6) Siapkan informasi yang tepat apabila diperlukanreviu dan rangkumlah Pendapat-pendapat dan fakta-fakta ke Pebelajar yang belum berpengalaman, dalam suatu hubungan yang bermakna. perlu pengarahan dari guru selama Pada suatu saat nyatakan kembali tema berdiskusi. Pengarahan dan pertanyaan utama yang muncul dari diskusi dalam mungkin lebih eksplisit dan berdiskusi rangka dalam waktu yang tidak terlampau kegiatan ini akan mengajak pebelajar lama. Apabila pembelajar telah lebih melihat bagaimana ide-ide itu saling berpengalaman berkaitan. dalam diskusi, diharapkan lebih banyak mengarahkan diri sendiri. pembelajaran. didiskusikan selama Guru kurang sering mempersiapkan diri dalam hal ini 140 diskusi menimbulkan ketegangan di kelas. Tergantung pada Kenali dengan baik isu-isu dan materiyang pelajaran, 7) Gunakan humor Terkadang 3) Mempelajari isu materi menstrukturkan topik diskusi, mungki pebelajar tidak setuju dengan pendapat-pendapat kelas atau mungkin ada pertentangan- pertentangan antarteman. Dalam hal Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing ini, guru dapat mengurangi ketegangan dipergakan dengan humor. menggunakan lembaran observasi. k. Strategi Pembelajaran Modeling yang dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa seseorang dapat belajar melalui pengamatan perilaku orang lain. Strategi berlandaskan teori pemodelan tingkah laku menurut Arends (Kardi dan Nur (2000: 11). Ada dua alasan yang mendasari mengapa diterapkan strategi ini dalam langsung. Alasan dan melatih siswa Fase Retensi: diisi dengan kegiatan guru Strategi modeling adalah strategi pengajaran guru pertama adalah untuk mengubah prilaku baru peserta didik melalui pengamatan model pembelajaran yang dilatikan adalah perlu. Alasan kedua adalah untuk mendorong perilaku peserta didik tentang apa yang dipelajari, memperkuat atau memperlemah hambatan. Langkah-langkah menurut Badura terdiri menjelaskan struktur langkah-langkah kegiatan yang telah diamati oleh peseta didik, untuk menunjukan langkah-langkah tertentu yang telah disajikan. Fase Produksi: pada fase ini peserta didik ditugasi untuk menyiapkan langkah- langkah kegiatannya sendiri sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan, hanya dari sudut yang berbeda. Selanjutnya, hasil kegiatan disajikan dalam bentuk diskusi kelas yang dilakukan secara bergiliran. Guru dan perta didik akan memberikan refleksi pada saat diskusi sesudah KBM berlangsung. Hal ini dilakukan bergantian terhadap kelompok lain. dari fase atensi, retensi, produksi, dan Fase Motivasi: berupa presentasi hasil motivasi kegiatan dan kegiatan diskusi. Pada saat yang dalam pelatihannya dilakukan sebagai berikut: diskusi Fase Atensi: (1) guru memberi contoh kesempatan untuk menyampaikan kegiatan di depan siswa dan peserta didik pengamatannya. melakukan observasi terhadap kegiatan yang dicontohkan guru menggunakan kelompok lain diberikan hasil Pada dasarnya strategi pembelajaran bahasa dapat diuraikan dengan mengacu lembar observasi yang sudah disediakan. kepada (2) dituju. Oleh sebab itu, berbagai strategi Setelah itu guru dan siswa keterampilan berbahasa mendiskusikan hasil pengamatan untuk berikut mencari kekurangan dan kesulitan siswa mempertimbangkan empat keterampilan dalam mengamati kegiatan dijelaskan yang dengan yang 141 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 berbahasa yakni mendengarkan, membaca, pelaksanaan berbicara, dan menulis. mendengarkan yang disarankan oleh Rost strategi pembelajaran (1991) berikut tidak tertutup kemungkinan Keterampilan Mendengarkan Jika melihat kebutuhan masyarakat masa kini, yang mengalami globalisasi di berbagai sendi kehidupannya, pembelajaran bahasa harus diubah. Seperti telah dikemukakan bahwa sejak 1994, kurikulum sekolah dasar dan menengah telah disusun berdasarkan kompetensi. Oleh sebab itu, kurikulum pembelajaran bahasa berbasis pada kompetensi, yaitu keempat keterampilan melibatkan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup keterampilan berbicara dan menulis seperti. 1) Demonstrasi 2) Cerita Pribadi 3) Wawancara 4) Bertelepon . 5) Bagan Cerita (Story Maps) 6) Survei Kelompok 7) Pidato Singkat Keterampilan Membaca Dalam kegiatan membaca, selain bahasa (mendengarkan, membaca, berbicara, dan mendapatkan menulis), bukan lagi pada tata bahasa dan inferensial yang ingin diperoleh butir lain ilmu yang bahasa. Masalah pokok dalam tidak informasi kalah faktual pentingnya dan adalah pembelajaran bahasa adalah kebutuhan merangkum atau meringkas wacana yang peserta dan dibaca. Dalam kompetensi dasar membaca mengungkapkan diri. Itulah sebabnya, meringkas atau merangkum dapat dijumpai anak-anak yang belajar bahasa di rumah dalam kurikulum 2004 untuk SD ataupun dan di jalan lebih berhasil daripada di SMP. Oleh karena itu, seorang guru perlu kelas. Dengan demikian, sangat penting melatih bagaimana menuangkan ide dalam bagi para guru bahasa untuk mengubah tulisan. Hal itu dapat ditempuh melalui cara mampu pemetaan pikiran. Ada tujuh langkah berbasis strategi dalam pemetaan pikiran yang kompetensi dan menyusun bahan ajar yang dikemukakan oleh Hernowo (2003:23-25), sesuai. yaitu sebagai berikut: didik untuk berpikirnya melakukan memahami sehingga pembelajaran Dalam pembelajaran bahasa terdapat beberapa model strategi pembelajaran yang mengacu mendengarkan. 142 pada Akan keterampilan tetapi, dalam 1. Pusat masalah atau ide utama yang akan dipetakan diletakkan di tengah halaman. 2. Ide utama terdiri atas gagasan-gagasan dinyatakan dengan menggunakan katakata kunci. Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing 3. Gagasan-gagasan berupa kata-kata kunci itu dihubungkan ke ide utama yang berada di tengah dengan garisgaris. 4. Apabila gagasan-gagasan tersebut memiliki sub-subgagasan diletakkan berdekatan dengan gagasan yang berkaitan dengan menggunakan spidol atau pensil berwarna yang sama untuk menunjukkan hubungan. 5. Setiap gagasan dikembangkan secara teratur. Dalam pembelajaran keterampilan berbicara banyak alternatif yang dapat dipergunakan seperti penggunaan media Cara lain dapat pula dipergunakan, seperti pemberian skema. Skema dimaksudkan adalah pokok-pokok yang akan dibicarakan itu diskemakan atau dipetakan, seperti yang diterangkan dalam prinsip penggunaan pemetaan konsep dalam pembelajaran membaca. Cara lain yang dapat dipergunakan guru adalah dengan menggunakan sebuah strategi yang disebut dengan “lihat dan katakan” (Bailey dan Savage, 1994: 124-125). Langkah-langkah strategi lihat dan ucap yang dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut: 1. Keterampilan Menulis Kegiatan menulis dinilai sebagai Keterampilan Berbicara gambar. siswa harus mendapat giliran berbicara dan lainnya menyimak cerita temannya. Masing-masing siswa mendapat giliran berbicara sebanyak 2 kali. 4. Wakil dari masing-masing kelompok mengutarakan cerita di depan kelas. 5. Guru dan siswa mendiskusikan cerita yang didengar dan mendiskusikan bahasa yang digunakan dalam menyampaikan cerita. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri atas 3-4 orang. 2. Guru membagikan cerita singkat yang dapat dibaca dalam waktu paling lama 5 menit. 3. Siswa mengutarakan cerita di dalam kelompok secara bergantian. Semua kegiatan yang lebih sulit dibandingkan dengan kegiatan berbahasa lainnya. Hedge (1992:3) menyatakan bahwa dalam kegiatan menulis dituntut kemampuan kognitif yang tinggi, pengetahuan yang luas, dan kepekaan menulis. Oleh sebab itu, walaupun seseorang telah terampil berbahasa misalnya berbicara belum tentu ia dapat menulis. Walaupun kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sulit dan tidak banyak orang yang menguasainya, disadari bahwa penting. menulis itu “Melalui sendiri sangatlah kegiatan menulis, seseorang dapat mengutarakan idenya, perasaannya, dan mempengaruhi serta meyakinkan orang lain” (White dan Arndt, 1994: 3). Berikut adalah sejumlah strategi alternatif yang ditawarkan Hudge (1992). White dan V.Arudt (1994) dan Byme (1998) yang dapat digunakan oleh guru: 143 Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 1) Mengisi gelombang-gelombang ujaran 2) Membuat salinan jalinan 3) Membuat daftar 4) Menyusun informasi 5) Menulis cacatan 6) Menulis laporan buku 7) Menulis pesan 8) Pesan dikartu ultah 9) Kerja proyek 10) Menulis kreatif 11) Write from start 12) Menulis laporan suatu peristiwa, dll 4 jenis: kognitif, meta-kognitif, efektif, dan sosial. Strategi berhubungan dengan daya pikir pembelajar dalam emngolah bahan belajar mengajar. Strategi meta-kognitif berhubungan dengan taktik atau cara pembelajar untuk menghadapi dan mengelola bahan belajar mengjar. Strategi efektif berhubungan dengan sikap dan Akhirnya guru dan peserta didik kognitif perasaan pembelajar dalam menghadapi proses belajar pembelajar. akan menyimpulkan hasil kegiatan serta Strategi overview untuk memberikan justifikasi kerjasama pembelajar dengan sejawatnya hasil kegiatan yang telah dilakukan. dalam sosial berhubungan mencapai Pengelompokkan adalah pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang adalah perlu adanya kaitan antara strategi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategy pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa siswaakan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Banyak peneliti yang mengelompokkan strategi belajar menjadi 144 belajar. tampaknya lebih sederhana namun lebih jelas batasan- Kesimpulan Strategi ini tujuan dengan batasannya. Sedangkan menurut Oxford memiliki pikiran-pikiran dasar yang sama seperti beberapa peneliti lain, Oxford pertamatama membagi strategi belajar menjadi dua bagian besar: langsung dan tidak langsung. Starategi langsung kemudian dirinci lebih lanjut menjadi tiga jenis; memori, kognitif, dan kompensasi. Strategi tidak langsung dibagi menjadi tiga: meta-cognitif, efektif, dan social. Masing-masing strategi memiliki jenis-jenis kegiatan sendiri. Menurut Burdo & Byrd mengemukakan beberapa strategi yang dapat dipilih guru dalam pembelajaran, yaitu strategi Deduktif-Induktif dan strategi Ekspositori langsung dan belajar tuntas. Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing Daftar Kepustakaan A.A. Istri Ngurah Marhaeni. (2003). "Meta-Analisis Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Kemampuan Berbahasa Inggris". Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksha Singaraja. No. 4 Th. XXXVI, Oktober. -------. (2005). Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Alwi Z. (1999). "Peningkatan mutu pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan integratif". Dalam Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian: Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Menciptakan Masyarakat yang Maju dan Mandiri. Inderalaya: Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya. Bailey, K. M., & Lance, S. (1994). New Ways in Teaching Speaking. Bloomington, IN: Pantagraph Printing. C.D. Diem, D. Ihsan & S. Indrawati. (2003). "Pengembangan Model Program Membaca untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Keterampilan Belajar". Linguistic Indonesia: Jurnal Ilmiah, 21(2), 203-227. Gardner, R.C. (2001). Language Learning Motivation, the Student, the Teacher, and the Researcher. Available at http://publish.uwo.ca/~gardner/ http://belajarconversationbahasainggris.wor dpress.com/2012/12/11/strategipembelajaran-bahasa-inggris/ Kulik, C. C., Kulik, J.A. & BangertDrowns, R.L. (1990). ‘Effectiveness of Mastery learning Programs: A Meta-Analisis’. Review of Educational Research. Vol. 60, No. 2, Summer, pp. 265-299. Lado, R. (1985). Memory Span as a Factor in Second Language Learning, dalam IRAL 3:23-129. Nunan, D. (1990). Designing Tasks for Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge University Press. Oxford, R. L. (1990). Language Learning Strategies: What Every Teacher Should Know. Boston: Heinle and Heinle Publishers. O‟Malley, J. M., & A. Chamot. (1990). Learning Strategies in Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press. Stern, H.H. (1983). Fundamental Concepts Of Language Teaching. 7th Impression. Oxford: Oxford University Press. Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. 145