Tim PPM: Dr. Istanto Wahyu Djatmiko Muhammad Ali, ST., MT. Drs. S u n o m o, MT. Yuwono Indro Hatmojo, S.Pd., M.Eng. Nopa Widiyanto, A.Md. KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Alamat : Kampus Karangmalang, Yogyakarta, 55281 Telp. (0274) 550838; 586168 pes. 273 (Ka LPM); 359 (Kabag TU); 233;346 (TU LPM) JADWAL PELATIHAN APLIKASI ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PENGATURAN MOTOR INDUKSI BAGI PARA GURU SMK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Hari 1 (Kamis, 12 September 2013) 08:00 – 08:30 Registrasi dan Pembukaan 08:30 – 09:00 Pre Test 09:00 – 11:00 Karakteristik motor induksi 11:00 – 12:00 Teori Rangkaian AC Drive 12:00 – 13:00 Ishoma 13:00 – 14:00 Praktik Rangkaian AC Drive 14:30 – 15:00 Istirahat 15:00 – 16:00 Praktik Rangkaian AC Drive Hari 2 (Jumat, 13 September 2013) 08:00 – 11:30 Praktik pengaturan motor induksi dengan ATV312 11:30 – 13:00 Ishoma 13:00 – 15:00 Praktik pengaturan motor induksi dengan ATV312 15:00 – 15:30 Istirahat 15:30 – 16:00 Post Test Hari 3 (Sabtu, 14 September 2013) 08:00 – 12:00 Pendampingan pengembangan media 12:00 – 13:00 Penutup Fasilitas Pelatihan : 1. Biaya pelatihan (gratis) 2. Modul pelatihan 3. Coffe break dan makan siang 4. Perangkat pelatihan yang memadai 5. Sertifikat Pelatihan (bagi yang mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir) 00693 A. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu dan teknologi yang merambah dunia industri memacu penggunaan peralatan listrik. Berbagai peralatan proses di industri dicatu oleh energi listrik yang sudah terbukti mempunyai efisiensi yang tinggi. Salah satu aplikasi yang banyak dipakai di dunia industri adalah motor listrik. Untuk dapat bekerja dengan baik, motor listrik memerlukan catu daya sesuai dengan jenis motornya. Motor Listrik DC membutuhkan catu daya DC, sedangkan Motor Listrik AC membutuhkan catu daya listrik AC baik 1 maupun 3 fasa. Motor listrik di industri dipakai untuk berbagai keperluan, seperti fan atau kipas, blower, kompresor, konveyor, penggerak lift, penggeran mesin bor, penggerak mesin bubut dan penggerak mesin lainnya. Untuk menggerakkan dan mengontrol motor listrik diperlukan rangkaian penggerak yang disebut dengan nama drive. Motor listrik DC membutuhkan DC Drive sedangkan motor listrik AC membutuhkan AC Drive. Motor listrik membutuhkan catu daya yang sesuai dengan kebutuhannya dan untuk mengontrol kecepatan putar dan torsinya. Pengaturan kecepatan dan torsi motor listrik di industri secara konvensional tidak efektif dan menimbulkan rugi-rugi yang cukup besar sehingga diperlukan mekanisme pengaturan yang lebih baik. Salah satu pilihan adalah dengan menggunakan perangkat elektronika atau yang dikenal dengan Power Electronics (Elektronika Daya), yaitu penggunaan perangkat elektronika untuk mengendalikan peralatan listrik yang berdaya besar seperti motor listrik. Elektronika Daya memberikan solusi terhadap permasalahan di dunia industri untuk dapat melakukan pengaturan peralatan-peralatan dengan menggunakan rangkaian yang dapat bekerja dengan arus dan tegangan yang besar secara efektif dan efisien. Proses konversi besaran listrik (tegangan dan frekuensi) yang sebelumnya dilakukan dengan cara konvensional yang boros kini mulai bergeser pada penggunaan peralatan elektronik digital dengan menggunakan konsep switching elektronik. Beberapa aplikasi di industri bekerja pada arus yang mencapai ratusan bahkan ribuan amper dan tegangan yang tinggi 220 V, 380 V, 600 V, 3,8 KV bahkan ada yang lebih tinggi lagi. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 1 B. MOTOR LISTRIK 1. Klasifikasi Motor Listrik Motor listrik adalah suatu peralatan yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran pada porosnya. Untuk mengonversi tenaga listrik menjadi tenaga mekanik, ada dua tipe motor listrik ditinjau dari tipe sumber energi listriknya, yakni bolak-balik dan searah, yang masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Motor listrik bolak–balik agar dapat berputar perlu memperoleh medan listrik yang dapat menghasilkan gerak putar bagi rotornya. Untuk itu dilakukan berbagai cara sehingga dihasilkan banyak versi motor bolak-balik. Untuk sumber listrik bolak-balik yang bersifat tiga fasa tidaklah sulit, karena sistem tiga fasa memang otomatis menghasilkan medan listrik yang berputar. Oleh sebab itu, hanya ada dua versi motor arus bolak-balik tiga fasa, yakni motor dengan rotor sangkar tupai yang disebut dengan istilah singkat motor induksi dan motor dengan rotor lilit. 2. Motor Induksi Motor induksi adalah suatu mesin listrik merubah energi listrik menjadi arus bolak-balik (AC) yang energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi merupakan salah satu peralatan yang banyak digunakan di Industri untuk keperluan penggerak berbagai proses diantaranya adalah : Pompa, Kompresor, Fun, Lift, Blower, Konveyor, Mesin Bor, Mesin Bubut, Mesin Freis dan penggerak proses produksi lainnya. Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan dalam aplikasi baik di rumah tangga maupun industri. Gambar 1 Motor Induksi Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 2 Gambar 2. Konstruksi Motor Induksi Motor induksi banyak dipakai dalam aplikasi peralatan proses di industri karena motor induksi mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah: Harga lebih murah Konstruksi Motor DC yang sederhana Motor induksi mempunyai daya tahan yang lama Tidak menggunakan sikat (borstel) sehingga faktor gesekan dapat dihindari (kecil). Perawatan mudah dan Efisiensinya tinggi. Selain kelebihan di atas, motor listrik induksi mempunyai beberapa kelemahan yaitu: Pengaturan kecepatan lebih sulit Torsi awal cukup rendah. Pengaturan kecepatannya tidak bisa dilaksanakan tanpa mengurangi effisiensinya. Kecepatannya turun dengan meningkatnya beban yang diberikan. Arus asut yang dihasilkan sangat besar dan memberikan pengaruh juga terhadap Torsi Starting yang kecil. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 3 3. Karakteristik Motor Induksi Motor induksi fasa tiga, khususnya motor induksi rotor sangkar tupai merupakan salah satu jenis motor yang paling banyak digunakan di industri. Kelebihan dari motor ini, diantaranya adalah konstruksi yang sederhana dan kuat serta memerlukan sangat sedikit pemeliharaan dibandingkan motor DC. Pengaturan kecepatan putar motor induksi dapat ditentukan dengan persamaan: yang berarti, pengaturan kecepatan putar (N) motor induksi dapat dilakukan dengan mengatur frekuensi (f) sumber bolak-baliknya, sedangkan mengubah jumlah kutub motor (P) dipandang tidak praktis. Dengan pertimbangan ini, kini mulai banyak didesain pengaturan frekuensi sumber tegangan mengemudikan motor induksi dengan kecepatan yang dapat diatur, untuk dengan istilah VVVF drive (variable voltage, variable frequency). Pengaturan ini dilakukan dengan prinsip dasar mempertahankan fluksi medan putar yang konstan untuk menghasilkan torsi konstan dengan adanya perubahan tegangan (V) dan frekuensi (f), yang berarti perbandingan V dan I konstan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Kurva Torsi-Putaran dengan Ratio Tegangan-Frekuensi Konstan Berdasarkan Standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufacturers Association (NEMA) Motor Rotor sangkar dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas berdasarkan karakteristik masing-masing kelas yaitu: motor kelas A, Motor kelas B, motor kelas C, dan motor kelas D. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 4 Gambar 4. Karakteristik Berbagai Kelas Motor Induksi C. AC DRIVE Meningkatnya penggunaan motor listrik sebagai penggerak peralatan produksi di industri mendorong para pabrikan untuk terus mencari cara meminimasi biaya dan meningkatkan efisiensinya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan AC drive. Berbagai macam AC Drive untuk motor induksi, pengatur tegangan AC (AC regulator) merupakah salah satu rangkaian pengatur tegangan elektronik yang dapat digunakan untuk pengaturan motor induksi. AC regulator merupakan rangkaian yang mengkonversikan sumber tegangan bolak-balik menjadi tegangan bolak-balik yang dapat diatur, baik satu fasa maupun tiga fasa. Komponen utama dari rangkaian ini adalah SCR yang dioperasikan sebagai sakelar. Terdapat dua prinsip operasi rangkaian AC regulator, rangkaian unidirectional dan bidirectional. Rangkaian AC regulator unidirectional digunakan apabila pengaturan tegangan luaran AC hanya pada polaritas positif saja, sedangkan bidirectional apabila pengaturan tegangan luaran AC dilakukan pada polaritas positif dan negatifnya. Gambar 6 merupakan prinsip dasar rangkaian AC regulator jenis bidirectional yang digunakan untuk pengaturan motor induksi. AC Drive seringkali dikenal dengan istilah Inverter atau Variabel Speed Drive (VSD) atau Variabel Frequency Drive (VFD) Penggunaan AC drive. Penggunaan AC Drive dapat mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan oleh peralatan secara signifikan. Hal ini disebabkan AC Drive menggunakan prinsip switching untuk melakukan aksi kontrol dari sisi input sehingga motor listrik akan menyesuaikan dengan bebannya. Jika beban kecil, maka motor akan menyerap Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 5 daya yang rendah sebaliknya jika beban besar motor akan menyerap daya yang besar pula. Hal ini berbeda pada pengendalian secara konvensional dimana motor akan menyerap daya input yang sama untuk beban yang berbeda. INDUCTION MOTOR Gambar 6 Rangkaian AC Regulator Untuk mengatasi kelemahan yang ada, motor induksi membutuhkan sistem kontrol dengan mengatur tegangan input dan frekuensinya untuk mendapatkan pengaturan kecepatan dan torsi sesuai dengan kebutuhan proses produksi di Industri. Parameter yang dibutuhkan dari motor induksi adalah pengaturan kecepatan dan torsi motor. Untuk itu dibutuhkan pengaturan yang fleksibel dengan cara mengubah frekuensi inputannya dari 50 Hz (Standar PLN) menjadi frekuensi yang diinginkan agar motor dapat berputar pada kecepatan yang diinginkan. Gambar 5. AC Drive Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 6 Komponen AC Drive Secara umum, AC Drive terdiri dari 3 bagian utama yaitu: Rangkaian Konverter dari AC ke DC Filter Gelombang DC Rangkaian Inverter dari DC ke AC Gambar 7. Blok Diagram Rangkaian VSD Gambar 7 menunjukkan ketiga komponen rangkaian yang terintegrasi menjadi 1 rangkaian. Sumber Listrik dari PLN ataupun pembangkit sendiri mempunyai frekuensi yang konstan, dengan standar 50 Hz. Untuk merubah frekuensi 50 Hz menjadi lebih kecil atau lebih besar dapat dilakukan dengan mengubah sumber AC menjadi DC dahulu. Untuk itu dibutuhkan Rangkaian Rectifier (Penyearah) atau Konverter (Penyearah Terkendali). Pada umumnya digunakan konverter (penyearah terkendali) untuk mendapatkan Sumber DC dari listrik AC. Setelah listrik AC diubah jadi sumber DC maka perlu dilakukan perataan bentuk gelombang DC yang masih mengandung ripple (riak) AC. Caranya dengan menambahkan DC Link atau regulator. Hal ini berfungsi untuk meratakan bentuk gelombang DC agar berbentuk lurus dan stabil tidak terjadi naik turun (riak). Setelah didapatkan listrik DC yang murni, langkah berikutnya adalah mengubah Listrik DC menjadi listrik AC dengan rangkaian inverter. Inverter sebenarnya berisi rangkaian fip flop yang melakukan pensaklaran secara Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 7 bergantian terhadap listrik DC sehingga menghasilkan listrik AC. Bentuk gelombang yang dihasilkan dengan rangkaian inverter bisa gelombang kotak atau gelombang sinus. Untuk menghasilkan Listrik AC dari Output rangkaian inverter dengan gelombang sinus diperlukan rangkaian PWM (Pulse Width Modulator). Rangkaian ini yang akan mencacah listrik DC menjadi listrik AC dengan bentuk gelombang mendekati sinus. Gambar 8. Rangkaian Pulse Width Modulation Gambar 9. Gambar Gelombang Hasil Pulse Width Modulation Kenapa harus gelombang sinus? Listrik AC dengan gelombang non sinus sebenarnya bisa digunakan untuk sumber peralatan listrik seperti lampu, pemanas dan peralatan lainnya. Tetapi untuk motor listrik, gelombang AC non sinus akan mempengaruhi kualitas dayanya dan berefek pada panas yang ditimbulkan sehingga menyebabkan peralatan cepat panas dan rusak. Dengan menggunakan inverter, maka akan banyak diperoleh keuntungan secara teknis bila dibandingkan dengan cara lain. Beberapa keuntungan tersebut antara lain: Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 8 Jangkauan pengaturan kecepatan lebih lebar Terdapat beberapa pola hubungan tegangan dan frekuensi Mempunyai fasilitas penunjukan meter Mempunyai lereng akselerasi dan deselerasi yang dapat diatur secara independen Dimensi yang lebih kompak, serta Keamanan sistem lebih terjamin. Di pasaran terdapat banyak produk AC Drive dengan nama produk yang berbeda-beda untuk setiap merek. Ada pabrikan yang menyebut dengan istilah Inverter, ada yang menggunakan istilah Variabel Speed Drive (VSD) dan ada pula yang menggunakan istilah Variabel Frequency Drive (VFD) yang semuanya sebenarnya menuruk pada fungsi yang sama. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 9 PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK ( AC REGULATOR ) A. Tujuan 1. Merangkai rangkaian regulator unidirectional dan bidirectional satu fasa dan tiga fasa. 2. Mengoperasikan rangkaian regulator unidirectional dan bidirectional satu fasa dan tiga fasa dengan beban R dan RL. 3. Mengukur besaran tegangan, arus, dan beda fasa pada rangkaian regulator unidirectional dan bidirectional satu fasa dan tiga fasa dengan beban R dan RL. 4. Menganalisis hasil regulator unidirectional dan bidirectional satu fasa dan tiga fasa dengan beban R dan RL. B. Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Modul transformator ………………………………………………. Modul Diode …………………………………………………. Modul SCR …………………………………………………. Modul TRIAC …………………………………………………. Modul beban RL .....……………………………………………. Potensiometer 100 k ………………………....…………………. Resistor 1 Ω/ 50 W ........…………..……………………………. Lampu 100 W/ 220 V.…………………………………………………. Multimeter …………………………………………………. CRO …………………………………………………. 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 unit unit unit unit unit buah buah buah buah buah C. Rangkaian Percobaan Regulator Satu Fasa 1. Rangkaian AC Regulator Unidirectional 1 / 50 W R TCA 785 2. Rangkaian AC Regulator Bidirectional dengan SCR TCA 785 1 / 50 W R TCA 785 Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 10 3. Rangkaian AC regulator bidirectional satu fasa dengan 4 diode dan 1 SCR V0 10 : 1 R CRO 1 / 50 W Regulator Tiga Fasa 4. Rangkaian AC Regulator Unidirectional 1 / 50 W R R R 5. Rangkaian AC Regulator Bidirectional 1 / 50 W R R R D. Langkah Kerja Regulator Satu Fasa 1. Buatlah rangkaian regulator unidirectional dengan beban R (lampu 100 W/ 220 V). Perhatikan arah polaritas penyulutan SCR. 2. Lakukan pengukuran besaran tegangan (V rms dan Vpeak) pada Vs, Vd, VSCR, Vo, sudut penyulutan ( ), dan arus Io. 3. Cermati kembali hasil pengukuran anda, kemudian lanjutkan ke percobaan berikutnya. 4. Buatlah rangkaian regulator bidirectional dengan SCR dengan beban R (lampu 100 W/220 V). Perhatikan arah polaritas penyulutan SCR. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 11 5. Lakukan pengukuran besaran tegangan ( Vrms dan Vpeak) pada Vs, Vd, VSCR, Vo, sudut penyulutan ( ), dan arus Io. 6. Cermati kembali hasil pengukuran anda, kemudian lanjutkan ke percobaan berikutnya. 7. Buatlah rangkaian regulator bidirectional dengan 4 dioda 1 SCR dengan beban R (lampu 100W/220V) 8. Lakukan pengukuran besaran tegangan ( V rms dan Vpeak) pada Vs, VTRIAC, Vo, sudut penyulutan ( ), dan arus Io. 9. Cermati kembali hasil pengukuran anda, kemudian lanjutkan ke percobaan berikutnya. Regulator Tiga Fasa 10. Buatlah rangkaian regulator unidirectional dengan beban R (lampu 3 x 100 W/220 V), bekerjalah lebih cermat Perhatikan arah polaritas penyulutan SCR, sesuaikan dengan masingmasing fasa 11. Lakukan pengukuran besaran tegangan ( V rms dan Vpeak) pada Vs, Vd, VSCR, Vo, sudut penyulutan ( ), dan arus Io. 12. Cermati kembali hasil pengukuran anda, kemudian lanjutkan ke percobaan berikutnya. 13. Buatlah rangkaian regulator bidirectional dengan SCR dengan beban R (lampu), bekerjalah dengan lebih teliti. Perhatikan arah polaritas penyulutan SCR, sesuaikan dengan masingmasing fasa 14. Lakukan pengukuran besaran tegangan ( V rms dan Vpeak) pada Vs, Vd, VSCR, Vo, sudut penyulutan ( ), dan arus Io. 15. Cermati kembali hasil pengukuran anda, kembalikan semua peralatan praktik. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 12 LEMBAR PENGAMATAN 1. Data AC Regulator Bidirectional Satu Fasa dengan SCR Beban Vrms (volt) Vs Lampu (R) 45o Lampu (R) ....o VSCR Bentuk Gelombang dengan = 45O Time/div = ................................ Vp (volt) Vo Vs VSCR Vo rms peak Bentuk Gelombang dengan = .... Time/div = ................................ 2. Data AC Regulator Bidirectional Satu Fasa dengan SCR Vrms (volt) Vp (volt) Beban Vs VSCR Vo Vs VSCR o Lampu (R) 45 Lampu (R) Io (mA) Io (mA) Vo rms peak ...o Bentuk Gelombang dengan = 45O Time/div = ................................ Bentuk Gelombang dengan = .... Time/div = ................................ Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 13 3. Data AC Regulator Bidirectional Satu Fasa dengan 4 Dioda 1 SCR Vrms (volt) Vp (volt) Beban Vs VSCR Vo Vs VSCR Vo Lampu (R) 45o Lampu (R) Io (mA) rms peak ...o Bentuk Gelombang dengan = 45O Bentuk Gelombang dengan = .... Time/div = ................................ Time/div = ................................ 4. Data AC Regulator Unidirectional Tiga Fasa Beban Vrms (volt) Vs Lampu (R) ....o Lampu (R) ....o VSCR Bentuk Gelombang dengan = 45O Time/div = ................................ Vp (volt) Vo Vs VSCR Io (mA) Vo rms peak Bentuk Gelombang dengan = .... Time/div = ................................ Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 14 5. Data AC Regulator Bidirectional Tiga Fasa Beban Vrms (volt) Vs Lampu (R) ....o Lampu (R) ....o VSCR Bentuk Gelombang dengan = 45O Time/div = ................................ Vp (volt) Vo Vs VSCR Io (mA) Vo rms peak Bentuk Gelombang dengan = .... Time/div = ................................ Komentar Hasil Pengamatan: Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 15 KARAKTERISTIK ALTIVAR 312 (VARIABLE SPEED DRIVE) A. Tujuan 1. Merangkai rangkaian Altivar 312 (ATV312). 2. Mengoperasikan pemrograman ATV312. 3. Menganalisis karakteristik catu daya untuk pengendalian motor induksi dengan Altivar. B. Alat dan Bahan 1. Modul Altivar-312 ......................................................................... 1 unit 2. Multimeter ......................................................................... 1 unit 3. Frekuensimeter ........................................................................ 1 unit 4. Ampermeter AC ....................................................................... 1 unit 5. Lampu 100 W/ 220 V ........................................................................ 3 buah 6. Ballast TL 3 buah ....................................................................... C. Rangkaian Percobaan D. Langkah Kerja Langkah Awal Cermati terminal-terminal pada unit ATV312 sesuai Gambar Rangkaian Percobaan di atas. Pelajari dengan seksama Prosedur Operasi ATV312 ini sebagaimana terlampir. Rangkaian unit ATV312 sesuai dengan gambar rangkaian. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 16 Perhatikan dengan cermat pemasangan: SAKELAR LI1 dan LI2 (Diberi input tegangan 24 V) Perhatikan hirarki untuk mengakses parameter pada ATV312 dan fungsinya. Set-lah semua parameter dar ATV312 pada kondisi setting pabrik (factory preset). Pasanglah beban lampu 100 W/ 220 V seri dengan Ballast dalam hubungan bintang. Setting Parameter Beban 1. Hubungkan titik simpul PO dan PA. 2. Hubungan (ON-kan) sumber daya satu fasa dan tekan tombol START. 3. Lakukan pemrograman untuk setting parameter beban: Menu drC , kemudian set-lah - bFr = 50 Hz, UnS = 230 V, FrS = 50 Hz, nCr = 0,5 A, nSP = 1400 rpm, COS = 0,85, fFr = 100 Hz. Setting Operasi Beban 1. Kembalikan Menu pada posisi rdy. 2. Set pada posisi Menu Set, kemudian setting parameter berikut: ACC = 3,0, dEC = 0,3, LSP = 10 Hz, HSP = 100 Hz, itH = 1,0. 3. Catulah simpul LI1 dengan sumber 24 V. 4. Ukurlah tegangan, arus, dan frekuensi ampermeter, dan frekuensimeter) luaran beban (dengan multimeter, 5. Lakukan setting LSP menjadi 20 Hz, kemudian lakukan seperti langkah 4. 6. Ulangi setting LSP secara bertahap dengan step 10 Hz, kemudian lakukan langkah 4 untuk setiap perubahan frekuensi. 7. Kembalikan Menu pada posisi rdy. 8. Tekan tombol STOP. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 17 FUNGSI DISPLAY DAN TOMBOL-TOMBOL Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 18 STRUKTUR MENU Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 19 PEMROGRAMAN Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 20 Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 21 Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 22 Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 23 Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 24 PENGATURAN MOTOR INDUKSI TANPA BEBAN DENGAN ALT312 A. Tujuan 1. Mengoperasikan pengaruh waktu akselerasi dan deakselerasi (ACC dan dEC) terhadap putaran motor induksi 3 fasa. 2. Mengoperasikan pengaruh arus dan waktu pengereman injeksi (Idc dan tdc) terhadap putaran motor induksi 3 fasa. B. Alat dan Bahan 1. Modul Altivar-312 ....................................................................... 1 unit 2. Motor induksi 3 fasa 220/380 V, 0,75 kW .......................................... 1 unit 4. Ampermeter AC ........................................................................... 1 unit ......................................................................... 1 unit .......................................................................... 1 unit 5. Multimeter 6. Frekuensimeter C. Rangkaian Percobaan Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 25 D. Langkah Kerja Cermati terminal-terminal pada unit Altivar sesuai Gambar Rangkaian Percobaan di atas. Rangkaian unit Altivar sesuai dengan Gambar Rangkaian. Perhatikan dengan cermat pemasangan: potensiometer, sakelar LI 1 dan LI2. Rangkailah motor induksi 3 fasa dengan sambungan bintang ( Y ), kemudian hubungkan dengan ATV312. Percobaan 1 : Mengoperasikan Alivar dengan Motor Induksi tanpa Beban 1. Hubungkan selektor sumber daya. 2. Kembalikan semua parameter pada kondisi preset. 3. Set-lah parameter arus, tegangan, dan frekuensi nominal dari motor induksi pada ATV312 (ItH, UnS, dan FrS) [Pada Menu drC] 4. Set-lah frekuensi luaran maksimum ATV312 dengan mengatur parameter tFr, tentukan sebesar 100 Hz. 5. Set-lah parameter LSP (putaran motor terendah) pada 10 Hz dan HSP (putaran motor tertinggi) pada 100 Hz. 6. Kembalikan parameter pada posisi rdy. 7. Piculah LI1 dengan tegangan 24 V, kemudian : Atur parameter FrH (frekuensi setpoin) secara bertahap sesuai Tabel Percobaan dengan mengatur potensiometer. Ukurlah frekuensi, tegangan, arus, dan putaran motor untuk setiap tahapan frekuensi setpoin 8. Tekan tombol STOP. Percobaan 2 : Mengoperasikan Arus dan Waktu Injeksi, serta waktu Akselerasi dan Deakselerasi 1. Jangan diubah setting parameter pada percobaan 1 untuk FrH sebesar 50 Hz dan 100 Hz. 2. Atur setting Idc, tdc, ACC, dEC dari kondisi factory preset sampai dengan minimumnya sebanyak 5 tahapan. 3. Lakukan langkah 6 sampai dengan 8 dari percobaan 1 di atas. Catatan untuk pemrograman Idc & tdc Parameter can be accessed if [Type of stop] (Stt) = [DC injection] (dCI) or if [DC injection assign.] (dCI) is not set to [No] (nO). (halaman 66,67). After 5 seconds, the injection current is limited to 0.5 [Mot. therm. current] (ItH) if set to a higher value. L13 untuk logika pengereman. Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 26 Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 27 LEMBAR PENGAMATAN Karakteristik Altivar 312 fo (Hz) Pembacaan FrH Vo (volt) Io (mA) fo (Hz) 10 20 30 40 50 60 Pengaturan Motor Induksi Tanpa Beban dengan ATV312 Tabel 1 Pengaturan FrH = 20 – 100 Hz. Nilai Parameter fo (Hz) Pembacaan FrH LCr (A) Vo (V) n (rpm) 20 40 50 60 80 100 Tabel 2 Untuk FrH = 50 Hz Nilai Parameter FrH : 50 Hz Idc tdc ACC LCr (A) dEC L13 OFF L13 ON Vo (V) L13 OFF L13 ON n (rpm) L13 OFF L13 ON Tabel 3. Untuk FrH = 100 Hz. Nilai Parameter FrH : 100 Hz Idc tdc ACC LCr (A) dEC L13 OFF L13 ON Vo (V) L13 OFF Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi L13 ON n (rpm) L13 OFF L13 ON 28 Komentar Hasil Pengamatan: Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 29 1. Modifikasi Rangkaian Pemicu TCA 785 2. Pengembangan Unit Modul ATV 312 Modul Pelatihan Aplikasi Elektronika Daya Untuk Pengaturan Motor Induksi 30