artikel faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam

advertisement
ARTIKEL
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL
DALAM MELAKUKAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2017
Oleh:
ANITA DYAHNINGRUM WANDANSARI
NIM. 030216A011
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL
DALAM MELAKUKAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2017
,
,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Jl. Gedongsongo, Candirejo,Ungaran, Kab Semarang- Jawa Tengah
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Sebagai upaya mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor
risiko kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil. Imunisasi TT ini
dilakukan bertujuan untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di wilayah kerja puskesmas Bergas kabupaten
Semarang
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi retrospektif dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berada
diwilayah kerja puskesmas Bergas kabupaten Semarang pada bulan Januari hingga
bulan Juni tahun 2017 yang berjumlah 238 ibu hamil dengan jumlah sampel sebanyak
70 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling
Analisa data dengan menggunakan chi-square.
Hasil penelitian univariat menunjukan bahwa responden yang bekerja 46
responden (65,7%), yang berpengetahuan baik 33 responden (47,1%), yang mempunyai
sikap positif 52 responden (74,3%), dan yang patuh dalam melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid 40 responden (57,1%).
Pekerjaan tidak ada hubungan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan
imunisasi Tetanus Toksoid (p value 0,054), pengetahuan tidak ada hubungan terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (p value 0,821), dan
sikap tidak ada hubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid (p value 1,000).
Diharapkan dapat memberi gambaran atau informasi pengetahuan masyarakat
tentang imunisasi Tetanus Toksoid, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil
dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid
Kata Kunci
: Pekerjaan, pengetahuan, sikap, kepatuhan, imunisasi Tetanus
Toksoid, ibu hamil
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 1
Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
ABSTRACT
Knowledge is one of the factor that stimulate the realization of a health behavior.
The obtained information influences knowledge and the mother's behavior. The false
behavior of consuming Fe tablet is one causes of anemia in pregnancy. This study is to
know the relationship of knowledge, attitude and behavior consuming Fe tablet and
anemiaincident.
This is a Cross Sectionalstudy, with 90 pregnancy as sample which are selected by
simple random sampling atUngaran Public Health Center Working Area Semarang
Regency. Data of knowledge, attitude and behavior were taken from interviews using
questionnaire. Data of anemia incidentwere taken from check-up with hemoglobin
electric test. Bivariate analysis performed by Chi Square.
This study showed 41,1% of pregnancy have anemia. The average of pregnancy
who experienced anemia in third trimester was 54,4%. Most of pregnancy have good
knowledge (43,3%), good attitude (45,6%), and good behavior (47,8%). This study
showed that there was no relationship between knowledge (p = 0,421) and anemia
incident on trimester II and III pregnancy, mean while there was relationship of attitude
(p = 0,021) and behavior (p = 0,002) anemia incident on trimester II and III pregnancy.
So, knowledge is not causes of anemia incident because attitude and behavior of
consuming Fe tablet is causes of anemia incident in pregnancy. Medical team are
expected to improve health education on the prevention of the oldest anemia how to
consume Fe tablets and nutrient intake for pregnancy.
Keywords
: Knowledge, attitude, behavior, FEtablet, anemia, pregnancy.
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah suatu mata
rantai yang berkesinambungan yang
terdiri dari Ovulasi (pematangan sel)
lalu pertemuan Ovum (sel telur) dan
spermatozoa
(Sperma)
terjadilah
pembuahan dan pertumbuhan.Zigot
kemudian bernidasi (penanaman) pada
uterus dan pembentukan plasenta dan
tahap akhir adalah tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba
dkk, 2012, hlm.75)
Menurut Data WHO pada Tahun
2012, sebanyak 585.000 Perempuan
meninggal saat Hamil atau Persalinan.
Sebanyak 99% kematian ibu akibat
masalah persalinan atau Kelahiran
terjadi di Negara-negara berkembang.
Rasio Kematian ibu di Negara-negara
berkembang
merupakan
tertinggi
dengan 450 kematian Ibu per 100 Ribu
kelahiran Bayi hidup jika dibandingkan
dengan Rasio kematian ibu di 9 Negara
maju dan 51 Negara persemakmuran
(WHO,2012).
Keberhasilan upaya kesehatan
ibu, di antaranya dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI).
AKI adalah jumlah kematian ibu selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas
yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan,
dan
nifas
atau
pengelolaannya tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan,
terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran
hidup.
Upaya percepatan penurunan AKI
dapat dilakukan dengan menjamin agar
setiap ibu mampu mengakses pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas, seperti
pelayanan kesehatan ibu hamil,
pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan
kesehatan, perawatan pasca persalinan
bagi ibu dan bayi, perawatan khusus
dan rujukan jika terjadi komplikasi,
kemudahan mendapatkan cuti hamil dan
melahirkan, dan pelayanan keluarga
berencana (Profil Kesehatan Indonesia,
2015, hlm. 105)
Salah satu penyebab kematian ibu
dan kematian bayi yaitu infeksi tetanus
yang
disebabkan
oleh
bakteri
Clostridium tetani sebagai akibat dari
proses persalinan yang tidak aman/steril
atau berasal dari luka yang diperoleh
ibu
hamil
sebelum
melahirkan.
Clostridium Tetani masuk melalui luka
terbuka dan menghasilkan racun yang
menyerang system syaraf pusat (Profil
Kesehatan Indonesia, 2015, hlm. 109)
Sebagai upaya mengendalikan
infeksi tetanus yang merupakan salah
satu faktor risiko kematian ibu dan
kematian bayi, maka dilaksanakan
program imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS)
dan ibu hamil. Imunisasi tetanus toksoid
adalah suatu proses guna membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan
terhadap infeksi tetanus. Imunisasi TT
ini
dilakukan
bertujuan
untuk
melindungi
janin
dari
tetanus
neonatorum. Ibu hamil penting dalam
melakukan imunisasi TT karena dengan
melakukan imunisasi saat kehamilan,
molekul imunoglobulin akan disalurkan
dari ibu kepada bayi melalui plasenta
sebagai kekebalan pasif untuk bayi.
Apabila ibu tidak melakukan imunisasi
TT akan menyebabkan bayi terkena
infeksi Tetanus Neonatorum yang
berakibat bayi mengalami kematian
(Padila, 2014, hlm. 96).
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan
Imunisasi
mengamanatkan bahwa wanita usia
subur dan ibu hamil merupakan salah
satu kelompok populasi yang menjadi
sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi
lanjutan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk melengkapi imunisasi dasar pada
bayi yang diberikan kepada anak Batita,
anak usia sekolah, dan wanita usia
subur termasuk ibu hamil (Profil
Kesehatan Indonesia, 2015, hlm. 109110).
Maternal and Neonatal Tetanus
Elimination
(MNTE)
merupakan
program eliminasi tetanus pada neonatal
dan wanita usia subur termasuk ibu
hamil. Menurut WHO, tetanus maternal
dan neonatal dikatakan tereliminasi
apabila hanya terdapat kurang dari satu
kasus tetanus neonatal per 1.000
kelahiran hidup di setiap kabupaten.
Jumlah ibu hamil 2014 di Provinsi Jawa
Tengah sebanyak 602.468 lebih sedikit
dibanding tahun 2013 (624.732), yang
mendapat TT-1 sebesar 21,2%, TT-2
sebesar 22,6%, TT-3 sebesar 16,5%,
TT-4 sebesar 13,5% dan TT-5 sebesar
11,9% dan TT2+ sebanyak 64,4%.
Untuk pencapaian TT2+ mengalami
penurunan dibanding tahun 2013 yang
mencapai 68% (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2014, hlm. 5353).
Di kabupaten Semarang, yang
mendapatkan TT-1 dan TT-2 ibu hamil
pada tahun 2014 sebesar 26,6 % dan
31,8 %. Pada tahun 2015, yang
mendapatkan TT-1 dan TT-2 menurun
menjadi 15,7 % dan 19,9 %. Hal ini
terjadi karena peningkatan pelaksanaan
program TT-5 dosis yang dihitung dari
mulai pemberian TT hingga ibu hamil
berstatus TT berikutnya. Selain itu
diperlukan sosialisasi terus menerus
pada ibu hamil agar lebih memahami
dan menyadari pentingnya mendapatkan
imunisasi TT (Profil Kesehatan
Kabupaten Semarang, 2015, hlm. 28).
Dari data Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang tahun 2015
tercatat 1049 ibu hamil yang melakukan
imunisasi TT-1 hanya 303 (28,9%) ibu
hamil dan TT-2 hanya 322 (30,7%)
saja. Kemudian didapatkan data tahun
2015 tercatat 1010 ibu hamil dan hanya
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 3
Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
19 (1,9%) ibu hamil yang melakukan
TT-1 dan 46 ibu hamil (4,6%) ibu hamil
melakukan imunisasi TT-2 (Profil
Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015,
hlm. 91).
Dari
hasil
kegiatan
studi
pendahuluan dari 10 ibu hamil trimester
III yang di wawancarai tentang
imunisasi Tetanus Toksoid, 4 (40%) ibu
hamil diantaranya mengatakan bahwa
imunisasi Tetanus Toksoid merupakan
salah satu syarat menikah dan hanya
sebatas itu saja. Serta 2 (20%) ibu hamil
mengatakan bahwa imunisasi Tetanus
Toksoid adalah imunisasi untuk
melindungi ibu dari penyakit Tetanus
Toksoid dan ibu juga mengatakan
bahwa imunisasi Tetanus Toksoid ada 5
kali pemberian serta biasanya diberikan
oleh bidan desa. Dan sisanya 4 (40%)
ibu hamil mengatakan bahwa imunisasi
Tetanus Toksoid adalah perlindungan
diri dari penyakit Tetanus Toksoid dan
ibu tidak mengetahui berapakali
seharusnya imunisasi Tetanus Toksoid
diberikan. Kemudian dari 10 ibu hamil
tersebut didapatkan 6 (60%) ibu tidak
bekerja atau hanya menjadi ibu rumah
tangga dan sisanya yakni 4 (40%) ibu
hamil bekerja sebagai buruh pabrik.
Serta hasil wawancara dari 10 ibu hamil
tersebut, didapati 6 (60%) ibu hamil
tidak melakukan imunisasi TT dengan
alasan takut disuntik, tidak memerlukan
imunisasi, dan tidak sempat. Sisanya
melakukan imunisasi TT di bidan
maupun di puskesmas.
Berdasarkan
hasil
penelitian
sebelumnya dari Erma Prihastanti dan
Puji
Hastuti
(2014).
Hubungan
Pekerjaan, Status Ekonomi, Pendidikan
Ibu Hamil dengan Pengetahuan
Imunisasi
Tetanus
Toksoid
di
Puskesmas Baturaden II Kecamatan
Baturaden
Kabupaten
Banyumas.
Menggunakan
pendekatan
crossectional. Hasil penelitian ini
menunjukkan pekerjaan ibu hamil
dengan pengetahuan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) dari 42 ibu hamil yang
tidak bekerja diperoleh hasil 16 ibu
hamil (38,1%) dengan pengetahuan
baik, 16 ibu hamil dengan pengetahuan
cukup, dan 10 orang (23,8%)
mempunyai pengetahuan kurang. Dan
dari 18 ibu hamil yang bekerja terdapat
14 ibu hamil (77,8%) dengan
pengetahuan baik, 3 ibu hamil (16,7%)
dengan pengetahuan cukup, dan 1 ibu
hamil (5,6%) dengan pengetahuan
kurang. Berdasarkan hasil perhitungan
x2 hitung sebesar 8,085a dan p value
0,018 yang berarti p value < α 0,05. Hal
ini berarti secara statistik terdapat
hubungan pekerjaan ibu hamil dengan
pengetahuan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT).
Dari hasil penelitian sebelumnya
oleh Ria Safitri (2016). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan
Partisipasi dalam Melakukan Imunisasi
Tetanus
Toksoid
di
Puskesmas
Gondang
Kabupaten
Sragen.
Menggunakan
pendekatan
crossectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah ibu hamil primigravida yang
usia kehamilan 2 minggu sebelum Hari
Perkiran Lahir (HPL) dengan jumlah 32
ibu hamil dan dilakukan di Puskesmas
Gondang Kabupaten Sragen. Sample
penelitian sebanyak 32 responden
dengan teknik total sampling. Distribusi
pengetahuan
responden
tentang
imunisasi tetanus toksoid menunjukkan
distribusi tertinggi adalah kurang
(47%). Hasil analisis hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi
tetanus toksoid dengan partisipasi ibu
dalam imunisasi tetanus toksoid
diperoleh nilai koefisien korelasi
Somer’s
(pengetahuan
dependent)
sebesar 0,741 (p-value = 0,001)
sehingga
disimpulkan
terdapat
hubungan pengetahuan ibu tentang
imunisasi tetanus toksoid dengan
partisipasi ibu dalam imunisasi tetanus
toksoid, yaitu semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi
tetanus toksoid maka partisipasi ibu
dalam melakukan imunisasi tetanus
toksoid semakin meningkat.
Menurut penelitian sebelumnya
oleh Syarifah Wirda Maulida (2012).
Faktor-Faktor Mempengaruhi Cakupan
Imunisasi Tetanus Toksoid pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Meutulang Kecamatan Panton Reu
Kabupaten Aceh Barat. Menggunakan
pendekatan crossectional. Terdapat 26
responden yang Sikap Positif ada 18
responden (69,2%) yang imunisasi TT.
Sedangkan dari 28 responden dengan
sikap negatif ada 6 responden (21,42%)
pemberian imunisasi tidak mendapat
dan yang mendapat terhadap Toksoid
Pada Masa Kehamilan di Puskesmas
Meutulang Kecamatan Panton Reu.
Dari analitik statistic ChiSquare Test
diperoleh p value =0,001 dengan
kemaknaan (p < 0,05), yang berarti
bahwa pada CI 95% ada pengaruh
bermakna antara Sikap imunisasi (TT)
Tetanus Toksoid Pada Masa Kehamilan
di Puskesmas Meutulang Kecamatan
Panton Reu.
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti ingin mengetahui tentang
“Faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan ibu hamil dalam melakukan
imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah
Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang.”
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini yang akan
digunakan yaitu metode deskriptif
korelasi dengan menggunakan metode
pendekatan yaitu pendekatan cross
secsional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil yang berada
diwilayah kerja puskesmas Bergas
kabupaten Semarang pada bulan Januari
hingga bulan Juni tahun 2017 yang
berjumlah 238 ibu hamil dengan jumlah
sampel sebanyak 70 orang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan
teknik simple random sampling.
Instrumen
yang
digunakan
pengumpulan data dengan kuesioner
dan tes hemoglobin elektrik. Analisis
data ini peneliti menggunakan analisis
univariat yang dinyatakan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan presentase
sertaanalisis bivariat menggunakan uji
chi square.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 70 responden adalah
sebagai berikut:
Karakteristik Responden
Tabel
1
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Umur Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
<20
20-35
>35
Jumlah
4
56
10
70
5,7
80,0
14,3
100,0
Berdasarkan table 1 dapat
diketahui bahwa dari 70 responden
sebagian besar mempunyai umur antara
20 sampai 35 tahun, yaitu sejumlah 56
responden (80,0%).
Tabel
2
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
SD
SMP
SMA
Akademi/PT
Jumlah
4
27
34
5
70
5,7
38,6
48,6
7,1
100,0
Berdasarkan table 2 dapat diketahui
bahwa dari 70 responden sebagian besar
mempunyai pendidikan SMA yaitu
sejumlah 34 responden (48,6%).
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 5
Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
Analisis Univariat
Tabel
5
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak bekerja
Bekerja
Jumlah
24
46
70
34,3
65,7
100,0
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
bahwa dari 70 responden diperoleh hasil
penelitian yaitu sejumlah 46 responden
(65,7%) bekerja dan sejumlah 24
responden (34,3%) tidak bekerja.
Tabel
6
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Sikap Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Sikap
Frekuensi
Persentase (%)
Negatif
Positif
Jumlah
18
52
70
25,7
74,3
100,0
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
bahwa dari 70 responden sebagian besar
mempunyai sikap positif terhadap
imunisasi tetanus toksoid, yaitu
sejumlah 52 responden (74,3%)
sedangkan yang mempunyai sikap
negatif terhadap imunisasi tetanus
toksoid, yaitu sejumlah 18 responden
(25,7%).
Tabel
7
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Kepatuhan Ibu dalam
Melakukan Imunisasi di Wilayah
Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
Kepatuhan Ibu
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak patuh
Patuh
Jumlah
30
40
70
42,9
57,1
100,0
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui
bahwa dari 70 responden sebagian besar
patuh dalam melakukan imunisasi
tetanus toksoid, yaitu sejumlah 40
responden (57,1%). Sedangkan yang
tidak patuh dalam melakukan imunisasi
tetanus toksoid, yaitu sejumlah 30
responden (42,9%).
Analisis Bivariat
Tabel 8 Hubungan pekerjaan
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan imunisasi Tetanus Toksoid
di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Pekerjaan
Kepatuhan Ibu dalam
Melakukan Imunisasi
Tidak
Patuh
Total
Patuh
f
%
f
%
f
2
p value
%
Tidak bekerja 6 25,0 18 75,0 24 100
3,711 0,054
Bekerja
24 52,2 22 47,8 46 100
Total
30 42,9 40 57,1 70 100
Hasil pada tabel 8 dapat
diketahui bahwa persentase ibu yang
tidak patuh melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid dan bekerja (52,2%)
lebih banyak dibandingkan dengan
persentase ibu yang tidak patuh
melakukan imunisasi Tetanus Toksoid
dan tidak bekerja (25,0%).
Hasil uji Chi Square diperoleh p
value 0,054 > α (0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa pekerjaan tidak ada
hubungan
terhadap kepatuhan ibu
hamil dalam melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas
Bergas
Kabupaten
Semarang.
Tabel 9 Hubungan pengetahuan
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan imunisasi Tetanus Toksoid
di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Pengetahuan
Kepatuhan Ibu dalam
Melakukan Imunisasi
Tidak
Patuh
Total
patuh
f
%
f
%
f
%
2
p value
Kurang
Cukup
Baik
Total
11
6
13
30
47,8 12 52,2 33 100
42,9 8 57,1 14 100 0,393 0,821
39,4 20 60,6 23 100
42,9 40 57,1 70 100
Hasil pada tabel 9 dapat
diketahui bahwa persentase ibu yang
tidak patuh melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid dan mempunyai
pengetahuan baik 13 responden (39,4%)
lebih banyak dibandingkan dengan
persentase ibu yang tidak patuh
melakukan imunisasi Tetanus Toksoid
dan mempunyai pengetahuan yang
cukup 6 responden (20,0%)
dan
pengetahuan kategori kurang 11
responden (36,7%).
Hasil uji Chi Square diperoleh p
value 0,821 > α (0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan tidak
berhubungan terhadap kepatuhan ibu
hamil dalam melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas
Bergas
Kabupaten
Semarang.
Tabel 10 Hubungan sikap terhadap
kepatuhan
ibu
hamil
dalam
melakukan imunisasi Tetanus Toksoid
di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Sikap
Kepatuhan Ibu dalam
Melakukan Imunisasi
Tidak
Patuh
Total
patuh
f
%
f
%
F
2
p value
0,000
1,000
%
Negatif 8 44,4 10 55,6 18 100
Positif 22 42,3 30 57,7 52 100
Total 30 42,9 40 40,0 70 100
Hasil pada tabel 11 dapat
diketahui bahwa persentase ibu yang
patuh melakukan imunisasi Tetanus
Toksoid dan mempunyai sikap positif
30 responden (57,7%) lebih banyak
dibandingkan dengan persentase ibu
yang patuh melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid dan mempunyai sikap
negatif 10 responden (55,6%).
Hasil uji Chi Square diperoleh p
value 1,000 > α (0,05) maka dapat
disimpulkan
bahwa
sikap
tidak
berhubungan dengan kepatuhan ibu
hamil dalam melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas
Bergas
Kabupaten
Semarang.
PEMBAHASAN
Hubungan
pekerjaan
terhadap
kepatuhan
ibu
hamil
dalam
melakukan imunisasi Tetanus toksoid
di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Ibu yang bekerja tidak patuh
dalam melakukan imunisasi tetanus
toksoid hal ini dikarenakan waktu luang
yang dimiliki oleh ibu kurang terutama
ibu yang bekerja sebagai buruh
sehingga dalam pemeriksaan kesehatan
terutama dalam melakukan imunisasi
tetanus toksoid. Sedangkan untuk ibu
yang tidak bekerja sebagian besar patuh
dalam melakukan imunisasi tetanus
toksoid hal ini dikarenakan ibu di rumah
mempunyai banyak waktu luang
sehingga
ibu
dapat
melakukan
pemeriksaan kesehatan terutama untuk
mendapatkan imunisasi tetanus toksoid.
Menurut
Erna
(2014)
dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa ibu
yang tidak bekerja mempunyai banyak
waktu untuk mencari informasi
mengenai kesehatan terutama imunisasi
tetanus toksoid.
Hal ini juga sesuai dengan
pendapat Padila (2014) bila seorang ibu
ikut membantu penghasilan dalam
rumah tangga maka pada saat hamil
mereka lebih banyak mengeluarkan
tenaga dan pikiran maka efeknya dapat
berhubungan
pada
pemeriksaan
kehamilan terutama dalam mendapatkan
imunisasi tetanus toksoid. Dengan
bnayak kesibukan maka ibu kadangkadang
lupa
untuk
melakukan
pemeriksaan kehamilan tepat waktu.
Dari hasil penelitian juga didapatkan
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 7
Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
hasil bahwa ibu yang bekerja dan patuh
dalam melakukan imunisasi TT hal ini
dikarenakan ibu yang bekerja akan
bertemu dengan banyak orang dan
sering bertukar pengalaman serta
informasi kesehatan, dimana dari
pengalaman serta informasi kesehatan
yang didapat ibu ditempat ibu bekerja
akan mendorong ibu serta membuat ibu
memiliki kemauan untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan salah satunya
yakni imunisasi tetanus toksoid.
Adapun ibu yang tidak bekerja juga
tidak patuh dalam melakukan imunisasi
tetanus toksoid ini dikarenakan dari
hasil wawancara ibu beralasan bahwa
bila sudah selesai dengan pekerjaan
rumah sehari-hari serta ada waktu
luang, ibu mempergunakannya untuk
beristirahat ataupun mengurus anaknya
yang lain, ini menyebabkan ibu akan
malas ataupun lupa dan merasa bahwa
pemerikasaan
kesehatan
terutama
melakukan imunisasi tetanus toksoid
tidak penting sehingga ibu tidak punya
kemauan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan tersebut terutama untuk
mendapatkan imunisasi TT.
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa ibu hamil bekerja atau tidak, hal
ini tidak ada hubungannya dengan
kepatuhan ibu dalam melakukan
imunisasi TT, dikarenakan ibu yang
bekerja maupun tidak dalam melakukan
imunisasi TT masih banyak yang
kurang, maka kelengkapan serta
kepatuhan ibu pun dalam melakukan
imunisasi TT juga belum lengkap
ataupun patuh.
Padila (2014) mengemukakan
bahwa pekerjaan bukanlah satu-satunya
penghambat dalam bertindak, bila ada
kemauan
ataupun
ibu
memiliki
pengetahuan yang baik terhadap
kesehatan maka ia akan berusaha untuk
melakukan tindakan dalam hal ini
memeriksakan kehamilannya.
Hubungan pengetahuan terhadap
kepatuhan
ibu
hamil
dalam
melakukan imunisasi Tetanus toksoid
di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
Hasil penelitian ini menunjukan
ibu yang berpengetahuan baik namun
tidak patuh (39,4%) dalam melakukan
imunisasi
TT
dikarenakan
ibu
beranggapan bahwa tidak melakukan
imunisasi TT pun ibu merasa dirinya
sehat ini menunjukan meski ibu
berpengetahuan baik namun ibu kurang
sadar pentingnya imunisasi TT, hal ini
juga mengurangi kemauan ibu dalam
melakukan imunisasi TT sehingga
menunjukan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan baik belum tentu ibu patuh
dalam melakukan imunisasi TT. Dari
hasil penelitian ini juga didapatkan
bahwa ibu yang berpengetahuan kurang
(47,8%) dan cukup (42,9%) tidak patuh
dalam melakukan imunisasi TT. Ibu
yang mempunyai pengetahuan yang
kurang akan menghambat ibu dalam
melakukan imunisasi tetanus toksoid
karena kurang adanya informasi yang
akurat mengenai imunisasi TT sehingga
banyak ibu yang berpengetahuan kurang
tidak patuh dalam melakukan imunisasi
tetanus toksoid.
Dari alasan diatas menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan imunisasi TT
dikarenakan dari hasil penelitian ibu
yang berpengetahuan baik maupun
kurang masih ada beberapa yang tidak
patuh dalam melakukan imunisasi TT
sehingga kelengkapan imunisasi TT
yang diprogramkan oleh pemerintah
belum tercapai. Pernyataan tersebut
tidak sejalan dengan hasil analisis Ria
(2016) hubungan pengetahuan ibu
tentang imunisasi tetanus toksoid
dengan partisipasi ibu dalam imunisasi
tetanus toksoid diperoleh nilai koefisien
korelasi
Somer’s
(pengetahuan
dependent) sebesar 0,741 (p-value =
0,001) sehingga disimpulkan terdapat
hubungan pengetahuan ibu tentang
imunisasi tetanus toksoid dengan
partisipasi ibu dalam imunisasi tetanus
toksoid, yaitu semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi
tetanus toksoid maka partisipasi ibu
dalam melakukan imunisasi tetanus
toksoid semakin meningkat.
Hasil penelitian juga didapatkan
ibu yang berpengetahuan baik juga
patuh (60,6%) dalam melakukan
imunisasi TT, peneliti menyimpulkan
bahwa dalam hal ini responden tidak
hanya tahu namun juga paham
pentingnya imunisasi TT bagi ibu hamil
sehingga mampu mendorong ibu
menjadi patuh dalam melakukan
imunisasi TT. Tidak hanya itu adapula
ibu yang berpengetahuan kurang namun
tetap patuh dalam melakukan imunisasi
TT, ini dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar dari tetangga maupun kader
wilayah setempat yang memperikan
informasi serta motivasi ibu untuk
melakukan imunisasi TT, sehingga ibu
yang berpengetahuan kurang pun dapat
patuh dalam melakukan imunisasi TT
karena adanya faktor lingkungan.
Pernyataan
tersebut
semakin
menunjukan bahwa baik ibu yang
memiliki pengetahuan baik atau kurang
tidak
ada
hubungannya
dengan
kepatuhan ibu dalam melakukan
imunisasi TT, karna ibu yang
mempunyai pengetahuan kurang juga
dapat patuh dalam melakukan imunisasi
TT karna adanya dorongan dari
lingkungan.
Hubungan sikap terhadap kepatuhan
ibu
hamil
dalam
melakukan
imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah
Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
Dari hasil penelitian ini didapat
ibu yang memiliki sikap positif juga
patuh dalam melakukan imunisasi TT
(57,7%) hal ini dapat dilihat dari
kuesioner postif yang dijawab setuju
oleh responden. Dengan ibu menjawab
kuesioner positif dengan jawaban
setuju, menunjukan ibu mendukung
atau mengikuti program pemerintah
tentang kesehatan yakni imunisasi TT
ibu hamil. Selain itu ibu juga paham
betul mengenai pentingnya imunisasi
TT sehingga mampu mendorong ibu
untuk patuh dalam melakukan imunisasi
TT.
Sikap yang berhubungan dengan
perilaku ibu untuk melakukan imunisasi
TT menunjukan bahwa seorang ibu
yang telah menerima informasi tentang
imunisasi TT akan berfikir dan berusaha
supaya dapat merasakan manfaat dari
imunisasi TT tersebut, sehingga ibu
mau melakukan imunisasi TT secara
lengkap. Tidak hanya itu dipandang dari
segi usia yang sudah matang yakni 2035 tahun (80,0%) yang berkemungkinan
mempunyai pengalaman yang cukup
matang pula mengenai kesehatan salah
satunya imunisasi TT bagi ibu hamil.
Ibu yang mempunyai sikap
positif namun tidak patuh dalam
melakukan imunisasi TT dikarenakan
pemikiran dan anggapan ibu tentang
imunisasi TT sudah baik namun masih
enggan untuk bertindak, hal ini sesuai
dengan teori Sarwono (1997) dalam
Maulana (2009) bahwa sikap tidak sama
dengan perilaku dan perilaku tidak
selalu mencerminkan sikap seseorang.
Individu sering kali memperlihatkan
tindakan yang bertentangan dengan
sikapnya.
Sedangkan
ibu
yang
mempunyai sikap negatif juga tidak
patuh dalam melakukan imunisasi TT,
ini dikarenakan masih adanya ibu yang
acuh mengenai pentingnya imunisasi
TT bukan hanya itu kurangnya
dorongan dari orang lain yang dianggap
penting misalnya tokoh masyarakat
ataupun kader kesehatan yang aktif
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 9
Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
mengajak ibu untuk melakukan
imunisasi TT. Menurut Azwar (2010),
menyatakan bahwa pada umumnya
individu cenderung untuk memiliki
sikap yang konformis atau searah
dengan sikap seseorang yang dianggap
penting. Kecendurungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi
dan
keinginan
untuk
menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
Dari hasil penelitian ini ibu
hamil yang bersikap positif maupun
negatif tidak ada hubungan dengan
kepatuhan ibu hamil dalam melakukan
imunisasi TT, walaupun seseorang
mempunyai sikap yang positif tetapi
perilakunya terhadap kepatuhan dalam
melakukan imunisasi TT secara lengkap
kurang. Ini dikarenakan pemikiran dan
anggapan ibu tentang imunisasi TT
sudah baik namun masih enggan untuk
bertindak serta kurangnya motivasi atau
dorongan dari pihak yang dianggap
penting dan menguasain betul mengenai
kesehatan. Sehingga mengakibatkan ibu
yang sudah bersikap positif tapi masih
belum
patuh
dalam
melakukan
imunisasi TT.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Akhmad (2013)
hubungan pengetahuan dan sikap ibu
hamil dengan kelengkapan imunisasi
TT bahwa secara statistik penelitian
tersebut menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara sikap
dengan kelengkapan imunisasi TT ibu
hamil (p value = 0,062). Dimana dari
ibu hamil yang memiliki sikap positif
dengan imunisasi tidak lengkap
sebanyak 21 responden (36,2%),
sedangkan ibu hamil yang memiliki
sikap positif dengan imunisasi lengkap
sebanyak 17 responden (29,3%)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti di Wilayah
Kerja
Puskesmas
Bergas
dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pekerjaan
Dapat diketahui bahwa dari
70 responden diperoleh hasil
penelitian yaitu sejumlah 46
responden (65,7%) bekerja dan
sejumlah 24 responden (34,3%)
tidak bekerja
2. Pengetahuan
Dapat diketahui bahwa dari
70 responden sebagian besar
mempunyai pengetahuan kategori
baik, yaitu sejumlah 33 responden
(47,1%)
3. Sikap
Dapat diketahui bahwa dari
70 responden sebagian besar
mempunyai sikap positif terhadap
imunisasi tetanus toksoid, yaitu
sejumlah 52 responden (74,3%)
sedangkan yang mempunyai sikap
negatif terhadap imunisasi tetanus
toksoid,
yaitu
sejumlah
18
responden (25,7%).
4. Kepatuhan
Dapat diketahui bahwa dari
70 responden sebagian besar
patuh dalam melakukan imunisasi
tetanus toksoid, yaitu sejumlah 40
responden (57,1%). Sedangkan
yang
tidak
patuh
dalam
melakukan imunisasi tetanus
toksoid, yaitu sejumlah 30
responden (42,9%).
5. Hubungan pekerjaan terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan imunisasi Tetanus
Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
Hasil uji Chi Square
diperoleh p value 0,054 > α (0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan tidak ada hubungan
terhadap kepatuhan ibu hamil
dalam
melakukan
imunisasi
Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
6. Hubungan pengetahuan terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan imunisasi Tetanus
Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
Hasil uji Chi Square
diperoleh p value 0,821 > α (0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan tidak berhubungan
terhadap kepatuhan ibu hamil
dalam
melakukan
imunisasi
Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang.
7. Hubungan
sikap
terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan imunisasi Tetanus
Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Bergas Kabupaten
Semaran
Hasil uji Chi Square
diperoleh p value 1,000 > α (0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa
sikap tidak berhubungan dengan
kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan
imunisasi
Tetanus
Toksoid
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang.
SARAN
1.
Bagi Peneliti
Diharapkan dapat dijadikan acuan
serta penambah ilmu kesehatan
yang kemudian dikembangkan
teruatama mengenai faktor lain
yang
berhubungan
dengan
kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan
imunisasi
Tetanus
Toksoid.
2.
3.
4.
5.
Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat dijadikan sebagai
dasar masukan atau informasi bagi
bidan di tempat penelitian tentang
imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu
hamil untuk dapat menentukan
kebijakan lebih lanjut.
Bagi Masyarakat
Diharapkan
dapat
memberi
gambaran
atau
informasi
pengetahuan masyarakat tentang
imunisasi
Tetanus
Toksoid,
sehingga
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan ibu
hamil dalam melakukan imunisasi
Tetanus Toksoid
Bagi Peneliti lain
Diharapkan dapat dijadikan sebagai
data awal yang dapat digunakan
untuk
penelitian
selanjutnya
mengenai faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan
imunisasi
Tetanus
Toksoid.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini bisa
digunakan sebagai referensi atau
sumbangan
pengetahuan
mahasiswa di institusi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan
di bidang kesehatan.
REFERENSI
Akhmad Mahyuni. 2013. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu
Hamil dengan Kelengkapan
Imunisasi Tetanus Toksoid di
Puskesmas
Lokbaintan.
STIKES Husada Borneo
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
2015.
Profil
Kesehatan
Kabupaten Semarang Tahun
2015. Kabupaten Semarang
Erma Prihastanti, Puji Hastuti. 2014.
Hubungan Pekerjaan, Status
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 11
Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
Ekonomi, Pendidikan Ibu
Hamil dengan Pengetahuan
Imunisasi Tetanus Toksoid di
Puskesmas
Baturaden
II
Kecamatan
Baturaden
Kabupaten
Banyumas.
Semarang.
Poltekkes
Kemenkes Semarang
Maulana, D. J Heri. 2009. Promosi
Kesehatan. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Padila. 2014. Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta. Nuha Medika.
Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Prilaku
dalam Kesehatan. Yogyakarta.
Nuha Medika.
Profil kesehatan Indonesia tahun 2015.
Profil kesehatan Indonesia
tahun 2015. Online diakses
tanggal 21 november 2016
pukul 21.00 WIB
Profil Kesehatan Jawa Tengah 2014.
Profil Kesehatan Jawa Tengah
2014. Online diakses tanggal 3
Januari 2017 pukul 18.00
WIB.
Ria Safitri. 2016. Hubungan Tingkat
Pengetahuan
Ibu
Hamil
dengan Partisipasi dalam
Melakukan Imunisasi Tetanus
Toksoid
di
Puskesmas
Gondang Kabupaten Sragen.
Surakarta.
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Publikasi Ilmiah
Saifuddin Azwar. 2010. Sikap Manusia:
Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Syarifah Wirda Maulida. 2012. FaktorFaktor
Mempengaruhi
Cakupan Imunisasi Tetanus
Toksoid pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas
Meutulang Kecamatan Panton
Reu Kabupaten Aceh Barat.
Banda
Aceh.
STIKes
U’Budiyah Banda Aceh
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 13
Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten
Semarang
Download