ARTIKEL FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 Oleh: ANITA DYAHNINGRUM WANDANSARI NIM. 030216A011 FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 , , Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Jl. Gedongsongo, Candirejo,Ungaran, Kab Semarang- Jawa Tengah e-mail : [email protected] ABSTRAK Sebagai upaya mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil. Imunisasi TT ini dilakukan bertujuan untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di wilayah kerja puskesmas Bergas kabupaten Semarang Jenis penelitian yang digunakan adalah studi retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berada diwilayah kerja puskesmas Bergas kabupaten Semarang pada bulan Januari hingga bulan Juni tahun 2017 yang berjumlah 238 ibu hamil dengan jumlah sampel sebanyak 70 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling Analisa data dengan menggunakan chi-square. Hasil penelitian univariat menunjukan bahwa responden yang bekerja 46 responden (65,7%), yang berpengetahuan baik 33 responden (47,1%), yang mempunyai sikap positif 52 responden (74,3%), dan yang patuh dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid 40 responden (57,1%). Pekerjaan tidak ada hubungan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (p value 0,054), pengetahuan tidak ada hubungan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (p value 0,821), dan sikap tidak ada hubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (p value 1,000). Diharapkan dapat memberi gambaran atau informasi pengetahuan masyarakat tentang imunisasi Tetanus Toksoid, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid Kata Kunci : Pekerjaan, pengetahuan, sikap, kepatuhan, imunisasi Tetanus Toksoid, ibu hamil Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 1 Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang ABSTRACT Knowledge is one of the factor that stimulate the realization of a health behavior. The obtained information influences knowledge and the mother's behavior. The false behavior of consuming Fe tablet is one causes of anemia in pregnancy. This study is to know the relationship of knowledge, attitude and behavior consuming Fe tablet and anemiaincident. This is a Cross Sectionalstudy, with 90 pregnancy as sample which are selected by simple random sampling atUngaran Public Health Center Working Area Semarang Regency. Data of knowledge, attitude and behavior were taken from interviews using questionnaire. Data of anemia incidentwere taken from check-up with hemoglobin electric test. Bivariate analysis performed by Chi Square. This study showed 41,1% of pregnancy have anemia. The average of pregnancy who experienced anemia in third trimester was 54,4%. Most of pregnancy have good knowledge (43,3%), good attitude (45,6%), and good behavior (47,8%). This study showed that there was no relationship between knowledge (p = 0,421) and anemia incident on trimester II and III pregnancy, mean while there was relationship of attitude (p = 0,021) and behavior (p = 0,002) anemia incident on trimester II and III pregnancy. So, knowledge is not causes of anemia incident because attitude and behavior of consuming Fe tablet is causes of anemia incident in pregnancy. Medical team are expected to improve health education on the prevention of the oldest anemia how to consume Fe tablets and nutrient intake for pregnancy. Keywords : Knowledge, attitude, behavior, FEtablet, anemia, pregnancy. PENDAHULUAN Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari Ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan Ovum (sel telur) dan spermatozoa (Sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan.Zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba dkk, 2012, hlm.75) Menurut Data WHO pada Tahun 2012, sebanyak 585.000 Perempuan meninggal saat Hamil atau Persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau Kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio Kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian Ibu per 100 Ribu kelahiran Bayi hidup jika dibandingkan dengan Rasio kematian ibu di 9 Negara maju dan 51 Negara persemakmuran (WHO,2012). Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup. Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana (Profil Kesehatan Indonesia, 2015, hlm. 105) Salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi yaitu infeksi tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses persalinan yang tidak aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan. Clostridium Tetani masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang menyerang system syaraf pusat (Profil Kesehatan Indonesia, 2015, hlm. 109) Sebagai upaya mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil. Imunisasi tetanus toksoid adalah suatu proses guna membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Imunisasi TT ini dilakukan bertujuan untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. Ibu hamil penting dalam melakukan imunisasi TT karena dengan melakukan imunisasi saat kehamilan, molekul imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi melalui plasenta sebagai kekebalan pasif untuk bayi. Apabila ibu tidak melakukan imunisasi TT akan menyebabkan bayi terkena infeksi Tetanus Neonatorum yang berakibat bayi mengalami kematian (Padila, 2014, hlm. 96). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi mengamanatkan bahwa wanita usia subur dan ibu hamil merupakan salah satu kelompok populasi yang menjadi sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur termasuk ibu hamil (Profil Kesehatan Indonesia, 2015, hlm. 109110). Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Menurut WHO, tetanus maternal dan neonatal dikatakan tereliminasi apabila hanya terdapat kurang dari satu kasus tetanus neonatal per 1.000 kelahiran hidup di setiap kabupaten. Jumlah ibu hamil 2014 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 602.468 lebih sedikit dibanding tahun 2013 (624.732), yang mendapat TT-1 sebesar 21,2%, TT-2 sebesar 22,6%, TT-3 sebesar 16,5%, TT-4 sebesar 13,5% dan TT-5 sebesar 11,9% dan TT2+ sebanyak 64,4%. Untuk pencapaian TT2+ mengalami penurunan dibanding tahun 2013 yang mencapai 68% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2014, hlm. 5353). Di kabupaten Semarang, yang mendapatkan TT-1 dan TT-2 ibu hamil pada tahun 2014 sebesar 26,6 % dan 31,8 %. Pada tahun 2015, yang mendapatkan TT-1 dan TT-2 menurun menjadi 15,7 % dan 19,9 %. Hal ini terjadi karena peningkatan pelaksanaan program TT-5 dosis yang dihitung dari mulai pemberian TT hingga ibu hamil berstatus TT berikutnya. Selain itu diperlukan sosialisasi terus menerus pada ibu hamil agar lebih memahami dan menyadari pentingnya mendapatkan imunisasi TT (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015, hlm. 28). Dari data Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang tahun 2015 tercatat 1049 ibu hamil yang melakukan imunisasi TT-1 hanya 303 (28,9%) ibu hamil dan TT-2 hanya 322 (30,7%) saja. Kemudian didapatkan data tahun 2015 tercatat 1010 ibu hamil dan hanya Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 3 Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 19 (1,9%) ibu hamil yang melakukan TT-1 dan 46 ibu hamil (4,6%) ibu hamil melakukan imunisasi TT-2 (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015, hlm. 91). Dari hasil kegiatan studi pendahuluan dari 10 ibu hamil trimester III yang di wawancarai tentang imunisasi Tetanus Toksoid, 4 (40%) ibu hamil diantaranya mengatakan bahwa imunisasi Tetanus Toksoid merupakan salah satu syarat menikah dan hanya sebatas itu saja. Serta 2 (20%) ibu hamil mengatakan bahwa imunisasi Tetanus Toksoid adalah imunisasi untuk melindungi ibu dari penyakit Tetanus Toksoid dan ibu juga mengatakan bahwa imunisasi Tetanus Toksoid ada 5 kali pemberian serta biasanya diberikan oleh bidan desa. Dan sisanya 4 (40%) ibu hamil mengatakan bahwa imunisasi Tetanus Toksoid adalah perlindungan diri dari penyakit Tetanus Toksoid dan ibu tidak mengetahui berapakali seharusnya imunisasi Tetanus Toksoid diberikan. Kemudian dari 10 ibu hamil tersebut didapatkan 6 (60%) ibu tidak bekerja atau hanya menjadi ibu rumah tangga dan sisanya yakni 4 (40%) ibu hamil bekerja sebagai buruh pabrik. Serta hasil wawancara dari 10 ibu hamil tersebut, didapati 6 (60%) ibu hamil tidak melakukan imunisasi TT dengan alasan takut disuntik, tidak memerlukan imunisasi, dan tidak sempat. Sisanya melakukan imunisasi TT di bidan maupun di puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dari Erma Prihastanti dan Puji Hastuti (2014). Hubungan Pekerjaan, Status Ekonomi, Pendidikan Ibu Hamil dengan Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Baturaden II Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas. Menggunakan pendekatan crossectional. Hasil penelitian ini menunjukkan pekerjaan ibu hamil dengan pengetahuan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dari 42 ibu hamil yang tidak bekerja diperoleh hasil 16 ibu hamil (38,1%) dengan pengetahuan baik, 16 ibu hamil dengan pengetahuan cukup, dan 10 orang (23,8%) mempunyai pengetahuan kurang. Dan dari 18 ibu hamil yang bekerja terdapat 14 ibu hamil (77,8%) dengan pengetahuan baik, 3 ibu hamil (16,7%) dengan pengetahuan cukup, dan 1 ibu hamil (5,6%) dengan pengetahuan kurang. Berdasarkan hasil perhitungan x2 hitung sebesar 8,085a dan p value 0,018 yang berarti p value < α 0,05. Hal ini berarti secara statistik terdapat hubungan pekerjaan ibu hamil dengan pengetahuan imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Dari hasil penelitian sebelumnya oleh Ria Safitri (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Partisipasi dalam Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Gondang Kabupaten Sragen. Menggunakan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida yang usia kehamilan 2 minggu sebelum Hari Perkiran Lahir (HPL) dengan jumlah 32 ibu hamil dan dilakukan di Puskesmas Gondang Kabupaten Sragen. Sample penelitian sebanyak 32 responden dengan teknik total sampling. Distribusi pengetahuan responden tentang imunisasi tetanus toksoid menunjukkan distribusi tertinggi adalah kurang (47%). Hasil analisis hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid dengan partisipasi ibu dalam imunisasi tetanus toksoid diperoleh nilai koefisien korelasi Somer’s (pengetahuan dependent) sebesar 0,741 (p-value = 0,001) sehingga disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid dengan partisipasi ibu dalam imunisasi tetanus toksoid, yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid maka partisipasi ibu dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid semakin meningkat. Menurut penelitian sebelumnya oleh Syarifah Wirda Maulida (2012). Faktor-Faktor Mempengaruhi Cakupan Imunisasi Tetanus Toksoid pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. Menggunakan pendekatan crossectional. Terdapat 26 responden yang Sikap Positif ada 18 responden (69,2%) yang imunisasi TT. Sedangkan dari 28 responden dengan sikap negatif ada 6 responden (21,42%) pemberian imunisasi tidak mendapat dan yang mendapat terhadap Toksoid Pada Masa Kehamilan di Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu. Dari analitik statistic ChiSquare Test diperoleh p value =0,001 dengan kemaknaan (p < 0,05), yang berarti bahwa pada CI 95% ada pengaruh bermakna antara Sikap imunisasi (TT) Tetanus Toksoid Pada Masa Kehamilan di Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui tentang “Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang.” METODE PENELITIAN Desain penelitian ini yang akan digunakan yaitu metode deskriptif korelasi dengan menggunakan metode pendekatan yaitu pendekatan cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berada diwilayah kerja puskesmas Bergas kabupaten Semarang pada bulan Januari hingga bulan Juni tahun 2017 yang berjumlah 238 ibu hamil dengan jumlah sampel sebanyak 70 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan pengumpulan data dengan kuesioner dan tes hemoglobin elektrik. Analisis data ini peneliti menggunakan analisis univariat yang dinyatakan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase sertaanalisis bivariat menggunakan uji chi square. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 70 responden adalah sebagai berikut: Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Umur Frekuensi Persentase (%) <20 20-35 >35 Jumlah 4 56 10 70 5,7 80,0 14,3 100,0 Berdasarkan table 1 dapat diketahui bahwa dari 70 responden sebagian besar mempunyai umur antara 20 sampai 35 tahun, yaitu sejumlah 56 responden (80,0%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD SMP SMA Akademi/PT Jumlah 4 27 34 5 70 5,7 38,6 48,6 7,1 100,0 Berdasarkan table 2 dapat diketahui bahwa dari 70 responden sebagian besar mempunyai pendidikan SMA yaitu sejumlah 34 responden (48,6%). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 5 Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Analisis Univariat Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Tidak bekerja Bekerja Jumlah 24 46 70 34,3 65,7 100,0 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 70 responden diperoleh hasil penelitian yaitu sejumlah 46 responden (65,7%) bekerja dan sejumlah 24 responden (34,3%) tidak bekerja. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Sikap Frekuensi Persentase (%) Negatif Positif Jumlah 18 52 70 25,7 74,3 100,0 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 70 responden sebagian besar mempunyai sikap positif terhadap imunisasi tetanus toksoid, yaitu sejumlah 52 responden (74,3%) sedangkan yang mempunyai sikap negatif terhadap imunisasi tetanus toksoid, yaitu sejumlah 18 responden (25,7%). Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Ibu dalam Melakukan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Kepatuhan Ibu Frekuensi Persentase (%) Tidak patuh Patuh Jumlah 30 40 70 42,9 57,1 100,0 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa dari 70 responden sebagian besar patuh dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid, yaitu sejumlah 40 responden (57,1%). Sedangkan yang tidak patuh dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid, yaitu sejumlah 30 responden (42,9%). Analisis Bivariat Tabel 8 Hubungan pekerjaan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Pekerjaan Kepatuhan Ibu dalam Melakukan Imunisasi Tidak Patuh Total Patuh f % f % f 2 p value % Tidak bekerja 6 25,0 18 75,0 24 100 3,711 0,054 Bekerja 24 52,2 22 47,8 46 100 Total 30 42,9 40 57,1 70 100 Hasil pada tabel 8 dapat diketahui bahwa persentase ibu yang tidak patuh melakukan imunisasi Tetanus Toksoid dan bekerja (52,2%) lebih banyak dibandingkan dengan persentase ibu yang tidak patuh melakukan imunisasi Tetanus Toksoid dan tidak bekerja (25,0%). Hasil uji Chi Square diperoleh p value 0,054 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan tidak ada hubungan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Tabel 9 Hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Pengetahuan Kepatuhan Ibu dalam Melakukan Imunisasi Tidak Patuh Total patuh f % f % f % 2 p value Kurang Cukup Baik Total 11 6 13 30 47,8 12 52,2 33 100 42,9 8 57,1 14 100 0,393 0,821 39,4 20 60,6 23 100 42,9 40 57,1 70 100 Hasil pada tabel 9 dapat diketahui bahwa persentase ibu yang tidak patuh melakukan imunisasi Tetanus Toksoid dan mempunyai pengetahuan baik 13 responden (39,4%) lebih banyak dibandingkan dengan persentase ibu yang tidak patuh melakukan imunisasi Tetanus Toksoid dan mempunyai pengetahuan yang cukup 6 responden (20,0%) dan pengetahuan kategori kurang 11 responden (36,7%). Hasil uji Chi Square diperoleh p value 0,821 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak berhubungan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Tabel 10 Hubungan sikap terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Sikap Kepatuhan Ibu dalam Melakukan Imunisasi Tidak Patuh Total patuh f % f % F 2 p value 0,000 1,000 % Negatif 8 44,4 10 55,6 18 100 Positif 22 42,3 30 57,7 52 100 Total 30 42,9 40 40,0 70 100 Hasil pada tabel 11 dapat diketahui bahwa persentase ibu yang patuh melakukan imunisasi Tetanus Toksoid dan mempunyai sikap positif 30 responden (57,7%) lebih banyak dibandingkan dengan persentase ibu yang patuh melakukan imunisasi Tetanus Toksoid dan mempunyai sikap negatif 10 responden (55,6%). Hasil uji Chi Square diperoleh p value 1,000 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. PEMBAHASAN Hubungan pekerjaan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Ibu yang bekerja tidak patuh dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid hal ini dikarenakan waktu luang yang dimiliki oleh ibu kurang terutama ibu yang bekerja sebagai buruh sehingga dalam pemeriksaan kesehatan terutama dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid. Sedangkan untuk ibu yang tidak bekerja sebagian besar patuh dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid hal ini dikarenakan ibu di rumah mempunyai banyak waktu luang sehingga ibu dapat melakukan pemeriksaan kesehatan terutama untuk mendapatkan imunisasi tetanus toksoid. Menurut Erna (2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa ibu yang tidak bekerja mempunyai banyak waktu untuk mencari informasi mengenai kesehatan terutama imunisasi tetanus toksoid. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Padila (2014) bila seorang ibu ikut membantu penghasilan dalam rumah tangga maka pada saat hamil mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka efeknya dapat berhubungan pada pemeriksaan kehamilan terutama dalam mendapatkan imunisasi tetanus toksoid. Dengan bnayak kesibukan maka ibu kadangkadang lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tepat waktu. Dari hasil penelitian juga didapatkan Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 7 Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang hasil bahwa ibu yang bekerja dan patuh dalam melakukan imunisasi TT hal ini dikarenakan ibu yang bekerja akan bertemu dengan banyak orang dan sering bertukar pengalaman serta informasi kesehatan, dimana dari pengalaman serta informasi kesehatan yang didapat ibu ditempat ibu bekerja akan mendorong ibu serta membuat ibu memiliki kemauan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan salah satunya yakni imunisasi tetanus toksoid. Adapun ibu yang tidak bekerja juga tidak patuh dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid ini dikarenakan dari hasil wawancara ibu beralasan bahwa bila sudah selesai dengan pekerjaan rumah sehari-hari serta ada waktu luang, ibu mempergunakannya untuk beristirahat ataupun mengurus anaknya yang lain, ini menyebabkan ibu akan malas ataupun lupa dan merasa bahwa pemerikasaan kesehatan terutama melakukan imunisasi tetanus toksoid tidak penting sehingga ibu tidak punya kemauan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tersebut terutama untuk mendapatkan imunisasi TT. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu hamil bekerja atau tidak, hal ini tidak ada hubungannya dengan kepatuhan ibu dalam melakukan imunisasi TT, dikarenakan ibu yang bekerja maupun tidak dalam melakukan imunisasi TT masih banyak yang kurang, maka kelengkapan serta kepatuhan ibu pun dalam melakukan imunisasi TT juga belum lengkap ataupun patuh. Padila (2014) mengemukakan bahwa pekerjaan bukanlah satu-satunya penghambat dalam bertindak, bila ada kemauan ataupun ibu memiliki pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka ia akan berusaha untuk melakukan tindakan dalam hal ini memeriksakan kehamilannya. Hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Hasil penelitian ini menunjukan ibu yang berpengetahuan baik namun tidak patuh (39,4%) dalam melakukan imunisasi TT dikarenakan ibu beranggapan bahwa tidak melakukan imunisasi TT pun ibu merasa dirinya sehat ini menunjukan meski ibu berpengetahuan baik namun ibu kurang sadar pentingnya imunisasi TT, hal ini juga mengurangi kemauan ibu dalam melakukan imunisasi TT sehingga menunjukan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik belum tentu ibu patuh dalam melakukan imunisasi TT. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa ibu yang berpengetahuan kurang (47,8%) dan cukup (42,9%) tidak patuh dalam melakukan imunisasi TT. Ibu yang mempunyai pengetahuan yang kurang akan menghambat ibu dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid karena kurang adanya informasi yang akurat mengenai imunisasi TT sehingga banyak ibu yang berpengetahuan kurang tidak patuh dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid. Dari alasan diatas menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam melakukan imunisasi TT dikarenakan dari hasil penelitian ibu yang berpengetahuan baik maupun kurang masih ada beberapa yang tidak patuh dalam melakukan imunisasi TT sehingga kelengkapan imunisasi TT yang diprogramkan oleh pemerintah belum tercapai. Pernyataan tersebut tidak sejalan dengan hasil analisis Ria (2016) hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid dengan partisipasi ibu dalam imunisasi tetanus toksoid diperoleh nilai koefisien korelasi Somer’s (pengetahuan dependent) sebesar 0,741 (p-value = 0,001) sehingga disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid dengan partisipasi ibu dalam imunisasi tetanus toksoid, yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid maka partisipasi ibu dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid semakin meningkat. Hasil penelitian juga didapatkan ibu yang berpengetahuan baik juga patuh (60,6%) dalam melakukan imunisasi TT, peneliti menyimpulkan bahwa dalam hal ini responden tidak hanya tahu namun juga paham pentingnya imunisasi TT bagi ibu hamil sehingga mampu mendorong ibu menjadi patuh dalam melakukan imunisasi TT. Tidak hanya itu adapula ibu yang berpengetahuan kurang namun tetap patuh dalam melakukan imunisasi TT, ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dari tetangga maupun kader wilayah setempat yang memperikan informasi serta motivasi ibu untuk melakukan imunisasi TT, sehingga ibu yang berpengetahuan kurang pun dapat patuh dalam melakukan imunisasi TT karena adanya faktor lingkungan. Pernyataan tersebut semakin menunjukan bahwa baik ibu yang memiliki pengetahuan baik atau kurang tidak ada hubungannya dengan kepatuhan ibu dalam melakukan imunisasi TT, karna ibu yang mempunyai pengetahuan kurang juga dapat patuh dalam melakukan imunisasi TT karna adanya dorongan dari lingkungan. Hubungan sikap terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Dari hasil penelitian ini didapat ibu yang memiliki sikap positif juga patuh dalam melakukan imunisasi TT (57,7%) hal ini dapat dilihat dari kuesioner postif yang dijawab setuju oleh responden. Dengan ibu menjawab kuesioner positif dengan jawaban setuju, menunjukan ibu mendukung atau mengikuti program pemerintah tentang kesehatan yakni imunisasi TT ibu hamil. Selain itu ibu juga paham betul mengenai pentingnya imunisasi TT sehingga mampu mendorong ibu untuk patuh dalam melakukan imunisasi TT. Sikap yang berhubungan dengan perilaku ibu untuk melakukan imunisasi TT menunjukan bahwa seorang ibu yang telah menerima informasi tentang imunisasi TT akan berfikir dan berusaha supaya dapat merasakan manfaat dari imunisasi TT tersebut, sehingga ibu mau melakukan imunisasi TT secara lengkap. Tidak hanya itu dipandang dari segi usia yang sudah matang yakni 2035 tahun (80,0%) yang berkemungkinan mempunyai pengalaman yang cukup matang pula mengenai kesehatan salah satunya imunisasi TT bagi ibu hamil. Ibu yang mempunyai sikap positif namun tidak patuh dalam melakukan imunisasi TT dikarenakan pemikiran dan anggapan ibu tentang imunisasi TT sudah baik namun masih enggan untuk bertindak, hal ini sesuai dengan teori Sarwono (1997) dalam Maulana (2009) bahwa sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang. Individu sering kali memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sedangkan ibu yang mempunyai sikap negatif juga tidak patuh dalam melakukan imunisasi TT, ini dikarenakan masih adanya ibu yang acuh mengenai pentingnya imunisasi TT bukan hanya itu kurangnya dorongan dari orang lain yang dianggap penting misalnya tokoh masyarakat ataupun kader kesehatan yang aktif Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 9 Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang mengajak ibu untuk melakukan imunisasi TT. Menurut Azwar (2010), menyatakan bahwa pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecendurungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Dari hasil penelitian ini ibu hamil yang bersikap positif maupun negatif tidak ada hubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi TT, walaupun seseorang mempunyai sikap yang positif tetapi perilakunya terhadap kepatuhan dalam melakukan imunisasi TT secara lengkap kurang. Ini dikarenakan pemikiran dan anggapan ibu tentang imunisasi TT sudah baik namun masih enggan untuk bertindak serta kurangnya motivasi atau dorongan dari pihak yang dianggap penting dan menguasain betul mengenai kesehatan. Sehingga mengakibatkan ibu yang sudah bersikap positif tapi masih belum patuh dalam melakukan imunisasi TT. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Akhmad (2013) hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kelengkapan imunisasi TT bahwa secara statistik penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kelengkapan imunisasi TT ibu hamil (p value = 0,062). Dimana dari ibu hamil yang memiliki sikap positif dengan imunisasi tidak lengkap sebanyak 21 responden (36,2%), sedangkan ibu hamil yang memiliki sikap positif dengan imunisasi lengkap sebanyak 17 responden (29,3%) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pekerjaan Dapat diketahui bahwa dari 70 responden diperoleh hasil penelitian yaitu sejumlah 46 responden (65,7%) bekerja dan sejumlah 24 responden (34,3%) tidak bekerja 2. Pengetahuan Dapat diketahui bahwa dari 70 responden sebagian besar mempunyai pengetahuan kategori baik, yaitu sejumlah 33 responden (47,1%) 3. Sikap Dapat diketahui bahwa dari 70 responden sebagian besar mempunyai sikap positif terhadap imunisasi tetanus toksoid, yaitu sejumlah 52 responden (74,3%) sedangkan yang mempunyai sikap negatif terhadap imunisasi tetanus toksoid, yaitu sejumlah 18 responden (25,7%). 4. Kepatuhan Dapat diketahui bahwa dari 70 responden sebagian besar patuh dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid, yaitu sejumlah 40 responden (57,1%). Sedangkan yang tidak patuh dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid, yaitu sejumlah 30 responden (42,9%). 5. Hubungan pekerjaan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Hasil uji Chi Square diperoleh p value 0,054 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan tidak ada hubungan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 6. Hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Hasil uji Chi Square diperoleh p value 0,821 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak berhubungan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. 7. Hubungan sikap terhadap kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semaran Hasil uji Chi Square diperoleh p value 1,000 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. SARAN 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat dijadikan acuan serta penambah ilmu kesehatan yang kemudian dikembangkan teruatama mengenai faktor lain yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid. 2. 3. 4. 5. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar masukan atau informasi bagi bidan di tempat penelitian tentang imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil untuk dapat menentukan kebijakan lebih lanjut. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat memberi gambaran atau informasi pengetahuan masyarakat tentang imunisasi Tetanus Toksoid, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid Bagi Peneliti lain Diharapkan dapat dijadikan sebagai data awal yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya mengenai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi atau sumbangan pengetahuan mahasiswa di institusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. REFERENSI Akhmad Mahyuni. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Lokbaintan. STIKES Husada Borneo Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Kabupaten Semarang Erma Prihastanti, Puji Hastuti. 2014. Hubungan Pekerjaan, Status Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 11 Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Ekonomi, Pendidikan Ibu Hamil dengan Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Baturaden II Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas. Semarang. Poltekkes Kemenkes Semarang Maulana, D. J Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta. Nuha Medika. Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Prilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika. Profil kesehatan Indonesia tahun 2015. Profil kesehatan Indonesia tahun 2015. Online diakses tanggal 21 november 2016 pukul 21.00 WIB Profil Kesehatan Jawa Tengah 2014. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2014. Online diakses tanggal 3 Januari 2017 pukul 18.00 WIB. Ria Safitri. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Partisipasi dalam Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Gondang Kabupaten Sragen. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta Publikasi Ilmiah Saifuddin Azwar. 2010. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Syarifah Wirda Maulida. 2012. FaktorFaktor Mempengaruhi Cakupan Imunisasi Tetanus Toksoid pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. Banda Aceh. STIKes U’Budiyah Banda Aceh Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan 13 Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang