Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
2. 1
Sintaksis (Syntax)
Istilah Syntax berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu -
sun- yang berarti ‘dengan’ dan taxis yang berarti ‘menempatkan’. Istilah syntax
digunakan oleh para ahli linguistik untuk mempelajari struktur kalimat yang
terikat oleh aturan-aturan kebahasaan serta menunjukkan hubungan secara
gramatikal dalam suatu kalimat.
Sintaksis sangat erat hubungannya dengan bentuk-bentuk gramatika.
Objek kajian dalam sintaksis meliputi wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Menurut
McManis (1988:53), “Syntax is the study of the structure of sentence.” Jacobs
(1995:4) berpendapat bahwa, “Syntax is the grammatical principles unit involved
in sentenced structure.” Saeed (1997:3) mengatakan bahwa, “Syntax is the study
of how words can be combined into sentences.” Pendapat McManis, Jacobs, dan
Saeed diperkuat oleh pendapat Carnie (2007:26) yang mengatakan bahwa, “The
level of linguistic organization that mediates between sound and meaning, where
words are organized into phrases, clauses, and sentences.”
Jadi, dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sintaksis
adalah ilmu linguistik yang mempelajari struktur frasa, klausa, kalimat, serta
wacana yang berhubungan dengan gramatika kebahasaan.
2. 2
Kalimat (Sentences)
Kalimat merupakan satuan gramatika yang lebih besar dari kata, frasa,
klausa. Menurut Hornby (2000:1165), “Sentence is a set of work expressing a
statement, a question or an order, usually containing a subject and a verb.”
Sementara itu pendapat di atas diperkuat oleh Longman (1987:1289), “Sentence is
a group of words that usually contains a subject and a verb, expresses a complete
idea or asks a question, and that, when written in English begins with a capital
letter and ends with a full stop.” Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kalimat adalah sekumpulan kata yang biasanya terdiri dari
satu subjek dan satu predikat, menyatakan sebuah pemikiran yang lengkap,
sebuah pertanyaan, atau sebuah perintah, dan biasanya dimulai dengan sebuah
huruf kapital dan diakhiri dengan intonasi final.
Struktur kalimat menurut Murphy (2003:224) dapat diklasifikasikan
menjadi empat macam, yaitu:
-
simple sentence (kalimat tunggal);
-
compound sentence (kalimat majemuk setara);
-
complex sentence (kalimat majemuk bertingkat);
-
compound-complex sentence (kalimat majemuk setara bertingkat).
Berikut ini akan dijelaskan mengenai keempat macam kalimat tersebut.
2. 2. 1 Kalimat Tunggal (Simple Sentence)
Kalimat tunggal merupakan klausa bebas. Dalam kalimat tunggal tidak
terdapat klausa terikat. “A sentence which has only subject and predicate is called
a simple sentence (Murphy, 2003:228).”
Contoh:
(1)
Her decision did not prove helpful. (Murphy, 2003:228)
S
P
Pada contoh (1) merupakan kalimat tunggal yang terdiri dari satu subjek
yaitu her decision dan satu predikat yaitu did not prove.
2. 2. 2 Kalimat Majemuk Setara (Compound Sentence)
Berbeda dengan kalimat tunggal, kalimat majemuk setara terdiri atas dua
klausa bebas atau lebih yang dihubungkan oleh konjungsi koordinat. Dalam
kalimat majemuk setara tidak terdapat klausa terikat. “A sentence which consists
of two or more coordinate clause is called a compound sentence (Murphy,
2003:224).” Kalimat majemuk setara dalam bahasa Inggris ditandai dengan
adanya konjungsi koordinat (coordinate conjunction) seperti and, but, or, nor, yet,
for, so, not only…but also, either…or, neither…nor, dan lain-lain.
Contoh:
(2)
We were tired and we stopped the work. (Murphy, 2003:281)
Main Clause Main Clause
(3)
Madhavi is not only beautiful but also smart. (Murphy, 2003:281)
Main Clause
Main Clause
Pada contoh (2) dan (3) merupakan kalimat majemuk setara yang masingmasing kalimat terdiri dari dua klausa bebas yang dihubungkan dengan konjungsi
koordinat. Klausa bebas pada contoh (2) adalah we were tired dan we stopped the
work, sedangkan klausa bebas pada contoh (3) adalah Madhavi is beautiful dan he
is smart. Pada contoh (2) konjungsi yang digunakan adalah and, sedangkan pada
contoh (3) konjungsi yang digunakan adalah not only...but also.
2. 2. 3 Kalimat Majemuk Bertingkat (Complex Sentence)
Jenis klausa ini hampir sama dengan kalimat majemuk setara, tapi salah
satunya menjadi anak kalimat dari yang lain. Kalimat majemuk bertingkat terdiri
atas satu klausa bebas dan satu klausa terikat atau lebih. “A sentence which
consists of main clause and one or more subordinate clause is called complex
sentence (Murphy, 2003:224).” Kalimat majemuk bertingkat ditandai dengan
adanya penggunaan konjungsi subordinat (subordinate conjunction) seperti
although, because, if, as, as...as, however, if only, since, so that, unless, what,
when, where, whenever, whereas, while, until, dan pronomina relatif (relative
pronoun) seperti who, whom, whose, which, that.
Contoh:
(4)
I saw a girl who is very beautiful. (Murphy, 2003:282)
Main Clause Subordinate Clause
(5)
When I asked her, Uma agreed to marry me. (Murphy, 2003:282)
Subordinate Clause
(6)
Main Clause
I disliked what Madhavi proposed. (Murphy, 2003:282)
Main clause Subordinate Clause
Pada contoh (4, 5, dan 6) merupakan kalimat majemuk bertingkat yang
masing-masing kalimat terdiri dari atas dua klausa yaitu satu klausa bebas dan
satu klausa terikat. Pada contoh (4) pronomina relatif yang digunakan adalah who
untuk menerangkan orang. Sedangkan pada contoh (5) dan (6) konjungsi yang
digunakan adalah when untuk menerangkan waktu dan what untuk menerangkan
benda.
2. 2. 4 Kalimat Majemuk Setara Bertingkat (Compound-Complex Sentence)
Jenis kalimat ini adalah jenis yang paling kompleks (sulit) kerena selain
memiliki dua kalimat yang setara juga memiliki minimal satu anak kalimat.
Kalimat majemuk setara bertingkat terdiri dari dua klausa bebas atau lebih dan
sekurang-kurangnya terdiri dari satu klausa terikat. “A sentence which consists of
two or more main clause and at least subordinate clause is called compoundcomplex sentence (Murphy, 2003:224).”
Contoh:
(7)
I know that Madhavi had loved me but I didn’t have any idea whether
Main Clause I Subordinate Clause II Main Clause III
Subordinate-
he was interested in marriage. (Murphy, 2003:224)
Clause IV
Pada contoh (7) merupakan kalimat majemuk setara bertingkat yang terdiri
dari empat klausa yaitu dua klausa bebas dan dua klausa terikat. Konjungsi yang
digunakan adalah that untuk menerangkan orang atau benda, but untuk
menerangkan sesuatu yang berlawanan, dan whether untuk menyatakan sesuatu.
Klausa I dan klausa III adalah klausa bebas, sedangkan klausa II dan IV adalah
klausa terikat.
2. 3
Klausa (Clauses)
Klausa adalah bagian gramatikal yang lebih kecil dari kalimat.
Kridalaksana (1993:110) mengatakan bahwa klausa (clause) adalah satuan
gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan
predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Frank (1972:222) menyatakan bahwa,
“A clause may be defined in the same way as a sentence: It is a full predication
that contains a subject and a predicate with a finite verb.” Swan (1995)
berpendapat bahwa, “Clause is a part of a sentence which contains a subject and
a verb, usually joined to the rest of the sentence by a conjunction.” Pendapat
Kridalaksana, Frank, dan Swan tersebut diperkuat oleh Trask (1999:35) yang
mengatakan bahwa, “Traditionally, a clause is a grammatical unit consisting of a
subject and a predicate, and every sentence must consist of one or more clauses.”
Pada umumnya struktur klausa dalam bahasa Inggris dibedakan ke dalam
dua jenis yaitu main clause (independent clause) dan subordinate clause
(dependent clause). Dalam bahasa Indonesia main clause disebut juga klausa
bebas, sedangkan subordinate clause disebut juga klausa terikat. Berikut ini akan
dijelaskan kedua macam klausa tersebut.
2. 3. 1 Klausa Bebas (Main Clause)
Klausa bebas disebut juga independent clause. Klausa bebas adalah klausa
yang dapat berdiri sendiri seperti kalimat karena memiliki struktur yang lengkap.
Jacobs (1995:65) mengatakan bahwa, “A clause that can stand alone as a
sentence is called a main clause or sometimes an independent clause.”
Contoh:
(8)
Wickham eloped with Lydia
(9)
Wickham eloped with Lydia. (Miller, 2002:60)
Klausa Wickham eloped with Lydia pada contoh (8) berpotensi menjadi
kalimat jika diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan intonasi final seperti
contoh (9).
2. 3. 2 Klausa Terikat (Subordinate Clauses)
Klausa terikat disebut juga dependent clause. Klausa terikat tidak dapat
berdiri sendiri karena memiliki struktur yang tidak lengkap. Walaupun klausa
terikat memiliki subjek dan predikat tetapi klausa terikat tergantung kepada klausa
bebas. “Dependent clauses, on the other hand, do not stand on their own as
sentences (Jacobs, 1995:65).” Klausa terikat ditandai dengan adanya konjungsi
subordinat (subordinate conjunction) seperti because, although, if, dan pronomina
relatif (relative pronoun) seperti who, whom, whose, which, that, serta adverbia
relatif (relative adverb) seperti when, where, dan why.
Contoh:
(10)
…because I was extremely tired. (Swan, 1995:129)
(11)
…when I arrive. (Swan, 1995:129)
Menurut Miller (2002) ada tiga jenis klausa terikat (subordinate clause)
dalam bahasa Inggris yaitu:
-
noun clause (klausa nomina);
-
adverbial clause (klausa adverbial)
-
adjective clause (klausa ajektiva)
Jadi, dapat dipahami bahwa klausa terikat sekurang-kurangnya terdiri atas
subjek dan predikat yang ditandai dengan adanya penggunaan konjungsi
subordinat (subordinate conjunction) seperti contoh (10) dan (11). Klausa terikat
terdiri dari tiga jenis yaitu klausa nomina, klausa adverbial, dan klausa ajektiva.
Masing-masing klausa memiliki kriteria yang berbeda.
2. 3. 2. 1
Klausa Nomina (Noun Clause)
Klausa nomina disebut juga complement clause. Klausa nomina adalah
klausa terikat yang berfungsi sebagai nomina (noun). Menurut Swan (1995),
“Noun clause is (usually introduced by what) which acts as the subjects, object or
complement
of
a
sentence.”
Maurer
(2003:437)
berpendapat
bahwa,
“Complements are words, phrases, or clauses that add information about or
further explain an adjective or noun.”
Klausa nomina ditandai dengan adanya penggunaan tanda tanya (question
words) dan konjungsi seperti when, where, why, who, whoever, what, which,
whether, if, dan that. Selain itu klausa nomina disebut juga nominal relative
clause dan berfungsi sebagai subjek, objek maupun komplemen dalam sebuah
kalimat.
Contoh:
(12)
Whoever wants to come is welcome. (Lado, 1993:182)
(13)
I wonder who is at the door. (Lado, 1993:171)
(14)
It was difficult for me to come up with the answer to these questions.
(Maurer, 2000:439)
Klausa nomina dalam dalam data (12) berfungsi sebagai subjek yaitu
whoever wants to come. Sedangkan klausa nomina dalam data (13) berfungsi
sebagai objek yaitu who is at tha door. Klausa nomina dalam data (14) berfungsi
sebagai komplemen subjek yaitu to come up with the answer to these questions.
2. 3. 2. 2
Klausa Adverbial (Adverbial Clause)
Klausa adverbial merupakan klausa terikat yang memodifikasi (modify)
verba (verb), ajektiva (adjective), dan adverbia (adverb) itu sendiri. “The name
‘adverbial’ suggests that adverbial clauses modify verbs; but they modify the
whole clauses (Miller, 2002:65).”
Pendapat Miller diperkuat oleh Maurer yang menyatakan bahwa,
“Adverb clauses are dependent clause that answer the question how,
when, where, or why in the same way that single adverbs do. They are introduced
by subordinating conjunctions, which can be either single words or phrases
(Maurer, 2000:352).”
Klausa adverbial dalam bahasa Inggris terdiri atas sembilan jenis yang
diklasifikasikan berdasarkan maknanya (meaning) yaitu adverbial clause of time,
place, manner, comparison, purpose, result, condition, concession, cause or
reason.
a.
Adverbial clause of time yang diikuti dengan konjungsi seperti after, as,
as soon as, before, since, until, when, whenever, while.
Contoh:
(15)
When that is finished, the young man and woman climb up into the
bridge rail. (Maurer, 2003:351)
b.
Adverbial clause of place yang ditandai oleh konjungsi where, wherever.
Contoh:
(16)
c.
Wherever we go, we see sameness. (Maurer, 2000:351)
Adverbial clause of manner yang ditandai oleh konjungsi as, as if, as
though.
Contoh:
(17)
d.
Henry changed his plans as the mood took him. (Swan, 2002:65)
Adverbial clause of comparison yang ditandai oleh konjungsi as, than,
so...as, as...as.
Contoh:
(18)
There seemed to be far fewer singular, individualized experiences
today than there were in the past. (Maurer, 2000:351)
e.
Adverbial clause of result yang ditandai oleh konjungsi so, so...that.
Contoh:
(19)
f.
The flowers are dry so I water them every day. (Azar, 1989:324)
Adverbial clause of condition yang ditandai dengan konjungsi if,
provided, provided that, unless.
Contoh:
(20)
Most people, if they’re really honest with themselves, they will
admit the liked sports at least a little bit. (Maurer, 2000:351)
g.
Adverbial clause of concession yang ditandai oleh konjungsi although,
even if, though.
Contoh:
(21)
Although Mr. D’Arcy disliked Mrs. Bennet, he married Elizabet.
(Swan, 2002:65)
h.
Adverbial clause of cause or reason yang ditandai oleh konjungsi as,
because, since.
Contoh:
(22)
They are called “extreme” because participants are pushing
themselves to extreme (and even dangerous) levels.
(Maurer, 2000:351)
i.
Adverbial clause of purpose yang ditandai oleh konjungsi in order that, so
that.
Contoh:
(23)
I cashed a check so that I could buy my textbooks.
(Azar, 1989:312)
Jadi, contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa klausa adverbial berfungsi
untuk memodifikasi verba, ajektiva, dan adverbia. Dalam bahasa Inggris klausa
adverbial pada umumnya terdiri dari sembilan jenis seperti yang telah disebutkan
pada pembahasan di atas.
2. 3. 2. 3
Klausa Ajektiva (Adjective Clause)
Klausa ajektiva disebut juga adjective clause atau relative clause. Klausa
ajektiva adalah sebuah klausa subordinat yang menjelaskan kata benda (noun) dan
kata
ganti
benda
(pronoun).
Selain
itu
klausa
ajektiva
berfungsi
mengidentifikasikan orang (people) dan benda (thing) juga berfungsi untuk
memberikan informasi tambahan (additional information) serta menyatakan
kepunyaan (possessive). Klausa ajektiva ditandai oleh adanya pronomina relatif
(relative pronoun) seperti who, whom, whose, which, that, dan adverbia relatif
(relative adverb) seperti when, where, dan why.
“Clauses beginning with the question words (e.g. who, which, where) are
often used to modify noun and some pronouns-to identify people and things, or to
give information about them. Clauses used like this are called ‘relative clause’
(Swan, 2000:487).”
Sedangkan Miller (2002:65) berpendapat bahwa, “Relative clauses are
called adjective clause, reflecting the fact that adjectives also modify nouns.”
Pendapat ini sejalan dengan Maurer (2000:186) yang menyatakan, “Adjective
clauses are dependent clause that modify noun and pronoun. They are introduced
by the relative pronoun like who, whom, whose, which, that or by when, where,
and why.” Kroeger (2005:230) mengatakan bahwa, “A relative clause is as a
clause which modifies the head noun within a noun phrase.”
Kroeger (2005:230) menyebutkan juga ada tiga dasar yang membentuk
relative clause:
-
the head noun sebagai subjek dari main clause;
-
the relativizer (that) yang menghubungkan modifying clause;
-
the modifying clause.
Contoh:
(24)
The woman
that
I love is moving to Argentina. (Kroeger, 2005:230)
the head noun relativizer modifying clause
Pada contoh (24) the head noun dalam kalimat di atas adalah the woman
yang berfungsi sebagai subjek dari klausa bebas, relativizer adalah that, dan the
modifying clause dalam kalimat tersebut adalah I love.
2. 3. 2. 3. 1 Pronomina Relatif dan Adverbia Relatif dalam Klausa Ajektiva
Dalam bahasa Inggris terdapat beberapa relativizer, pronomina relatif
(relative pronoun) seperti who, whom, whose, which, that, dan adverbia relatif
(relative adverb) seperti when, where, dan why. Kroeger mengatakan, “A
relativizer is basically a special type which marks the modifying clause in a
relative clause construction (Kroeger, 2005:234).”
Downing dan Locke (2006:449) mengatakan, “English uses several
different relativizer: who, whom, whose, which, that, when, where, why. The
relativizer is back to the head of the nominal group which is termed the
antecedent.” Dengan kata lain, antecedent biasanya berupa nomina atau
pronomina (pronoun) yang diletakkan pada awal kalimat.
Senada dengan pendapat Kroeger serta Downing dan Locke, Klammer
mengatakan,
“Another set of dependent clauses includes those introduced either by
relative pronoun (who, whom, whose, which, that) or by relative adverb (when,
where, why). Relative clauses are always adjectival function: they modify nouns
and are constituents of noun phrases (Klammer, 2000:242).”
Contoh:
(25)
The spy
whose sister I love. (Kroeger, 2005:235)
antecedent
relative pronoun
Pronomina relatif (relative pronoun), relativizer serta adverbia relatif
(relative adverb) yang digunakan dalam klausa ajektiva adalah sebagai berikut:
Who: diasumsikan untuk manusia (human). Selain itu who berfungsi
sebagai subjek dan dapat digantikan dengan relativizer that. Pronomina relatif
who yang berfungsi sebagai subjek tidak dapat dihilangkan.
Contoh:
(26)
I thanked the woman who helped me. (Lado, 1993:153)
(27)
I thanked the woman that helped me. (Lado, 1993:153)
Whom, preposition + whom: diasumsikan untuk manusia (human).
Pronomina relatif whom biasanya muncul dengan didahului oleh kata depan
(preposition) dan berfungsi sebagai subjek. Whom biasanya digunakan dalam
situasi formal. Dalam situasi yang kurang formal whom beserta preposition +
whom dapat digantikan dengan who, that, atau zero (Ø).
Contoh:
(28)
She is the woman about whom I told you. (Lado, 1993:155)
(29)
She is the woman whom I told you. (Lado, 1993:155)
(30)
She is the woman that I told you. (Lado, 1993:155)
(31)
She is the woman I told you. (Lado, 1993:155)
Whose: yag berfungsi untuk menunjukkan kepunyaan (possessive), dapat
diaplikasikan pada benda hidup (animate) dan benda mati (inanimate). Whose
dapat digantikan dengan preposition + which.
Contoh:
(32)
The student whose composition I read is a good writer. (Lado, 1993:56)
Which, preposition + which: digunakan untuk benda mati (inanimate) dan
dapat digantikan dengan konjungsi that. Which dapat berfungsi sebagai subjek
maupun objek.
Which yang berfungsi sebagai subjek.
Contoh:
(33)
The book which is on the table is mine. (Lado: 1993:154)
(34)
The book that is on the table is mine. (Lado, 1993:154)
Which yang berfungsi sebagai objek.
Contoh:
(35)
The music which we listened to last night was good. (Lado, 1993:155)
(36)
The music that we listened to last night was good. (Lado, 1993:155)
(37)
The music we listened to last night was good. (Lado, 1993:155)
Preposition + which:
Contoh:
(38)
The music to which we listened last night was good. (Lado, 1993:155)
That: digunakan untuk benda mati (inanimate) dan benda hidup (animate).
Selain itu pronomina relatif that cendrungnya lebih fleksibel dapat digunakan baik
untuk subjek maupun objek. Tetapi, pronomina relatif that tersebut tidak bisa
didahului dengan preposisi seperti which.
Contoh:
(39)
The book that is on the table is mine. (Lado, 1993:154)
(40)
I thanked the woman that helped me. (Lado, 1993:153)
Where: berfungsi untuk menggantikan keterangan tempat. Where dapat
digantikan dengan preposition + which.
Contoh:
(41)
The building where he lives is very old. (Lado, 1993:159)
(42)
The building in which he lives is very old. (Lado, 1993:159)
(43)
The building which he lives in is very old. (Lado, 1993:159)
(44)
The building that he lives in is very old. (Lado, 1993:159)
(45)
The building he lives is very old. (Lado, 1993:159)
When: yang berfungsi untuk menggantikan keterangan waktu.
Contoh:
(46)
I’ll never forget the day when I met you. (Lado, 1993:158-159)
(47)
I’ll never forget the day on which I met you. (Lado, 1993:158-159)
(48)
I’ll never forget the day that I met you. (Lado, 1993:158-159)
(49)
I’ll never forget the day I met you. (Lado, 1993:158-159)
Why: yang berfungsi untuk menggantikan keterangan alasan atau sebab.
(50)
Give me one good reason why you did that. (Frank, 1972:277)
(51)
Give me one good reason which you did that. (Frank, 1972:279)
(52)
Give me one good reason that you did that. (Frank, 1972:279)
(53)
Give me one reason you did that. (Frank, 1972:279)
Seperti yang telah dijelaskan di atas, klausa ajektiva ditandai dengan
penggunaan pronomina relatif dan relativizer seperti who, whom, whose, which,
that, serta adverbia relatif yaitu when, where, dan why.
2. 3. 2. 3. 2
Karakteristik Klausa Ajektiva
Setidaknya ada 7 karakteristik klausa ajektiva menurut Schmidt (1995:97)
dan Maurer (2000:186-190), dan Klammer (2000) adalah sebagai berikut:
a.
Sebuah klausa ajektiva sekurang-kurangnya harus memiliki sebuah subjek
dan sebuah predikat.
b.
Klausa ajektiva merupakan gabungan dari dua kalimat.
Contoh:
(54)
She was married to a man that she met on a bus. (Swan, 1995:490)
Kalimat di atas terbentuk dari dua kalimat yaitu:
c.
Kalimat I
: She was married to a man.
Kalimat II
: She met him on a bus.
Sebuah klausa ajektiva biasanya berada di belakang sebuah kata benda
(noun) atau kata ganti (pronoun) dan berfungsi untuk mengidentifikasikan
atau menjelaskan kata benda atau kata ganti tersebut.
Contoh:
(55)
They have never met those people who own the house on the
noun
adjective clause
corner. (Klammer, 2000:292)
d.
Sebuah klausa ajektiva dapat muncul di mana saja di dalam sebuah kalimat
tetapi sebuah klausa ajektiva biasanya diletakkan setelah kata benda yang
dimodifikasikan (modify).
e.
Sebuah klausa ajektiva ditandai dengan adanya subordinator (pronomina
relatif, relativizer, dan adverbia relatif) seperti who, whom, whose, which,
that, serta when, where, dan why.
f.
Dalam klausa ajektiva tidak terdapat a double subject pronoun.
Contoh:
(56)
Judgers are people who prefer a structured and predictable
environment. (Maurer, 2000:182)
Î
Judgers are people who they prefer a structured and predictable
environment. (Maurer, 2000:182)
g.
Ada dua macam klausa ajektiva, yaitu: defining relative clause dan nondefining relative clause.
Berdasarkan karakteristik klausa ajektiva pada pembahasan di atas, maka
dapat diketahui bahwa dalam klausa ajektiva tidak terdapat subjek pronomina
ganda (double subject pronoun) serta ditandai dengan penggunaan pronomina
relatif dan adverbia relatif. Selain itu klausa ajektiva merupakan gabungan dua
kalimat. Jika diteliti lebih lanjut, klausa ajektiva dapat diklasifikasikan ke dalam
dua jenis yaitu defining relative clause dan non-defining relative clause.
2. 3. 2. 3. 3
Jenis Klausa Ajektiva
Dalam penggunaan kalimat bahasa Inggris khususnya tentang klausa
ajektiva, klausa ajetiva tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
disebut juga dengan istilah defining relative clause dan non-defining relative
clause. Menurut Maurer (2000:187-188), Swan (1995:489), dan Klammer
(2000:309) berpendapat bahwa ada dua macam klausa ajektiva yaitu:
-
defining relative clause (restrictive relative clause),
-
non-defining relative clause (non-restrictive clause).
Veit (1986:137) mengatakan, “Relative clauses which are essential to
complete the idea of the noun phrase are called restrictive clauses. Relative
clauses which provide supplementary information are called nonrestrictive
clauses.”
Sejalan dengan pendapat di atas Raimes (1990:270) berpendapat bahwa,
“A restrictive adjectival clause is the clause restricts the meaning of the noun
phrase preceding it by defining or limiting it. It is not set off from the independent
clause by comas.”
Raimes (1990:271) juga mengatakan bahwa,
“The features of non-restrictive clauses are these: They provide additional,
not necessary, information about the noun phrase. They are set off from the
independent clause by commas. They are often used with proper nouns, since
these are unique and do not need to be further defined and restricted. They are
never used with that, but only with who, whom, which, and whose. No deletions of
relative pronouns can occur.”
Pendapat para ahli di atas diperkuat oleh Chalker yang menyatakan bahwa,
“When they in some define the preceding noun phrase, relative clauses are
called ‘defining’ (or ‘restrictive’) relatives. There are no commas. But some
relative clauses do not define – they merely add additional information about the
person or thing that is already defined. These are ‘non-defining’ relative clauses.
Note the commas (Chalker, 1984:253).”
Menurut Chalker (1984:253) juga berpendapat bahwa, “Defining relative
clauses are common in both spoken and written English, but non-defining
relatives tend to be more formal and are commoner in written English.”
Contoh:
(57)
The girl that/who lives next door is now in Scotland.
-Restrictive relative clause (Chalker, 1984:253)
(58)
Susan Grant, who lives next the door, is now in Scotland.
-Nonrestrictive clause (Chalker, 1984:253)
(59)
The woman who lives next door to me has two children.
-Restrictive relative clause (Raimes, 1990:271)
(60)
Mrs. McGrath, who lives next door to me, has two children.
-Nonrestrictive clause (Raimes, 1990:271)
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa restrictive relative clause adalah
klausa ajektiva yang membatasi makna terhadap kata benda yang mendahuluinya
dengan mengidentifikasi atau membatasi kata benda tersebut. Klausa itu tidak
memakai tanda baca koma seperti contoh (57) dan (59). Adapun pemakaian
klausa ini umumnya digunakan dalam bahasa Inggris lisan maupun tertulis.
Kemudian, non-restrictive clause berupa klausa ajektiva yang berfungsi
hanya memberikan informasi tambahan saja tentang kata benda sebelumnya.
Klausa tersebut sering memakai tanda baca koma dan kata benda nama diri atau
proper noun. Klausa ini unik dan tidak perlu untuk didefinisikan dan dibatasi
lebih lanjut, seperti contoh (58) dan (60) karena sudah jelas kata benda yang
didefinisikan tersebut. Pemakaian klausa ini cenderung lebih formal dan lebih
umum digunakan dalam bahasa Inggris tertulis.
2. 3. 2. 3. 4
Reduksi Klausa Ajektiva (Reduced Adjective Clause)
Klausa ajektiva dapat direduksi menjadi frasa ajektiva. Menurut Raimes
(1990:273) menyatakan bahwa, “Adjective clauses can be reduced to phrases.”
Adapun pendapat Raimes (1990:273) sejalan dengan pendapat Chalker
(1984:186) yang mengatakan bahwa, “Adjective phrases here function as kind of
reduced relative clause. This position is the same as relative clause position.”
Dengan kata lain, frasa ajektiva di sini berfungsi seperti jenis klausa ajektiva yang
direduksi. Posisinya sama seperti posisi klausa ajektiva. Berikut ini adalah contoh
reduksi klausa ajektiva.
Contoh:
Restrictive relative clause
(61)
Adjective Clause
: The staffs who were present (on Saturday)
enjoyed the show. (Chalker, 1984:186)
Adjective Phrase
: The staffs present (on Saturday)
enjoyed the show. (Chalker, 1984:186)
(62)
Adjective Clause
: I never meet anyone who is interesting.
(Chalker, 1984:186)
Adjective Phrase
: I never meet anyone interesting.
(Chalker, 1984:186)
(63)
Adjective Clause
: The students who were sitting next to the teacher
avoided talking. (Raimes, 1990:273)
Adjective Phrase
: The students sitting next to the teacher
avoided talking. (Raimes, 1990:273)
(64)
Adjective Clause
: The people who/that are involved are invited to
a meeting. (Chalker, 1984:186)
Adjective Phrase
: The people involved are invited to a meeting.
(Chalker, 1984:186)
(65)
Adjective Clause
: Anyone who wants to come with us is welcome.
(Azar, 1999:290)
Adjective Phrase
: Anyone wanting to come with us is welcome.
(Azar, 1999:290)
(66)
Adjective Clause
: A dog that/which barks all night is a nuisance.
(Chalker, 1984:251)
Adjective Phrase
: A dog barking all night is nuisance.
(Chalker, 1984:251)
(67)
Adjective Clause
: The boy (whom) I saw was Tom. (Azar, 1999:290)
Adjective Phrase
: (none). (Azar, 1999:290)
Non-restrictive clause
(68)
Adjective Clause
: The next day Ovett, which was recovered from
his toothache, was in Milan. (Chalker, 1984:187)
Adjective Phrase
: The next day Ovett, recovered from
his toothache, was in Milan. (Chalker, 1984:187)
(69)
Adjective Clause
: Susan Grant, who came on holiday with us,
is now in Scotland. (Chalker, 1984:251)
Adjective Phrase
: Susan Grant, coming on holiday with us,
is now in Scotland. (Chalker, 1984:251)
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa hanya klausa ajektiva yang
mempunyai kata penghubung yang berfungsi sebagai subjek atau dengan istilah
subject pronoun seperti who, which, dan that dapat direduksi menjadi frasa
ajektiva. Reduksi klausa ajektiva tersebut menjelaskan bahwa adanya perubahan
dari klausa menjadi frasa, tetapi itu tidak mengubah makna sebelumnya.
Kemudian, maknanya tersebut adalah menjelaskan kata benda sebelumnya atau
hanya memberikan informasi tambahan saja tentang kata benda sebelumnya.
Klausa ajektiva yang mempunyai kata penghubung yang berfungsi sebagai
objek atau disebut dengan object pronoun seperti whom, that, atau which juga
tidak dapat direduksi menjadi frasa ajektiva. Hal tersebut perlu diketahui bahwa
terkadang object pronoun tersebut sering kali dihilangkan atau omitted dalam
penggunaan kalimat bahasa Inggris dan itu bisa saja digunakan, tetapi bukan
berarti klausa ajektiva direduksi menjadi frasa ajektiva. Hal tersebut disebabkan
karena masih terdapat unsur klausa di dalam klausa ajektivanya atau tidak adanya
perubahan dari klausa menjadi frasa seperti contoh (67), misalnya: The boy I saw
was john.
Berdasarkan contoh-contoh di atas, ada beberapa cara untuk mereduksi
klausa ajektiva menjadi frasa ajektiva, yaitu:
1.
Jika klausa ajektiva terdiri dari kata kerja bantu atau verb be dari sebuah
kata kerja baik aktif maupun pasif, kata penghubung yang berfungsi sebagai
subjek atau subject pronoun dan kata kerja bantu atau verb be tersebut dapat
dihilangkan, tetapi kata kerja yang ada baik aktif maupun pasif tetap tidak
mengalami perubahan seperti contoh (61, 62, 63, dan 64).
2.
Jika klausa ajektiva tidak terdiri dari kata kerja bantu atau verb be dari
sebuah kata kerja atau disebut juga kata kerja aktif sepenuhnya, kata penghubung
yang berfungsi sebagai subjek atau subject pronoun dihilangkan dan kata kerja
aktif tersebut diubah ke dalam kata kerja bentuk –ing, seperti contoh (65) dan
(66).
3.
Jika klausa ajektiva membutuhkan tanda baca koma (,), frasa ajektiva juga
membutuhkan tanda baca koma yang berfungsi hanya untuk memberikan
informasi tambahan saja seperti contoh (68) dan (69).
2. 4
Frasa (Phrase)
Pada penjelasan klausa terikat di atas, menurut Miller (2002) ada tiga jenis
klausa terikat (subordinate clause) dalam bahasa Inggris yaitu noun clause (klausa
nomina), adverbial clause (klausa adverbial), dan adjective clause (klausa
ajektiva). Dalam bahasa Inggris, ada penjelasan juga mengenai penggunaan noun
phrase (frasa nomina), adverbial phrase (frasa adverbial), dan adjective phrase
(frasa ajektiva). Tetapi hanya frasa ajektiva saja yang disinggung dalam
pembahasan ini karena terpakai pada analisis klausa ajektiva yang direduksi
menjadi frasa ajektiva atau disebut juga reduced adjective clause.
Sebuah kata sifat bisa digunakan untuk memperkenalkan sebuah klausa
yang direduksi menjadi frasa ajektiva. Raimes (1990:157) berpendapat bahwa,
“An adjective can be used to introduce a reduced clause.” Veit (1986:144)
mengatakan bahwa, “Adjective phrases can also follow noun phrases, either
restrictively or non-restrictively.” Dengan demikian, frasa ajektiva bisa juga
mengikuti frasa nomina, sama hal juga dengan restrictive relative clause atau nonrestrictive clause.
Contoh:
(70)
A person angry with the world makes a poor neighbor.
-Restrictive Adjective Phrase (Veit, 1986:144)
(71)
Cicely, weary after her long journey, arrived safely home.
-Nonrestrictive Adjective Phrase (Veit, 1986:144)
Seperti yang telah dijelaskan pada contoh di atas, frasa ajektiva yang
termasuk jenis restrictive adjective phrase pada contoh (70) tanpa diikuti tanda
baca koma adalah angry with the world. Frasa ajektiva tersebut berfungsi untuk
memberikan penjelasan kata benda yang mendahuluinya yaitu a person.
Sedangkan frasa ajektiva yang termasuk ke dalam jenis non-restrictive adjective
phrase pada contoh (71) dengan diikuti tanda baca koma adalah weary after the
long journey. Kemudian, frasa tersebut dapat dihilangkan karena hanya sebagai
informasi tambahan saja dari frasa Cicely.
2. 5
Semantik (Semantics)
Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics,
dari bahasa Yunani sema (nomina) ‘tanda’; atau dari verba samaino ‘menandai’,
‘berarti’. Istilah tersebut digunakan para pakar bahasa untuk menyebutkan bagian
ilmu bahasa yang mempelajari makna (Djajasudarma, 1993:1).
Saeed mengemukakan bahwa, “Semantics is the study of meaning of words
and sentences or Semantics is the study of meaning communicated through
language (2001:3).” O’Grady (1997:7) juga berpendapat bahwa, “Semantics is the
study of meaning in human language.”
Jadi, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa semantik adalah
cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Makna atau arti terdapat dalam
tata bahasa (sintaksis) maupun leksikon. Semantik dapat dibagi atas semantik
gramatikal dan semantik leksikal.
2. 5. 1 Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski
tanpa konteks apa pun (Chaer, 1994:289). Demikian pula diungkapkan
Djajasudarma, makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang
benda, peristiwa, dan lain-lain; makna leksikal dimiliki unsur-unsur bahasa secara
tersendiri, lepas dari konteks (1999:13).
Unsur-unsur bahasa tersebut memiliki makna dan dapat dibaca pada
kamus, Makna demikian disebut pula makna kamus, selain makna leksikal. Ada
yang mengatakan bahwa makna leksikal adalah makna kata-kata pada waktu
berdiri sendiri, baik dalam bentuk turunan maupun bentuk dasar. Misalnya kata
culture (bahasa Inggris) ‘budaya’ di dalam kamus Shadily dan Echols disebutkan
sebaagai nomina (kb) dan artinya: kesopanan, kebudayaan (1), pemeliharaan
biakan (biologi) (2). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia I budaya adalah
nomina dan maknanya 1. Pikiran; akal budi; 2. Kebudayaan; 3. yang mengenai
kebudayaan; yang sudah berkembang (beradab, maju) (Djajasudarma, 1999:13).
2. 5. 2 Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa,
atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam
kalimat, demikian diungkapkan Djajasudarma (1999:13).
Sejalan dengan Djajasudarma, Chaer menyebutkan makna gramatikal
adalah makna yang baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi,
reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi (1994:290).
Download