hubungan antara penggunaan botol susu dalam pemberian susu

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN BOTOL SUSU DALAM PEMBERIAN SUSU
FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA BATITA DI DESA
CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
Linda Shaliha Afzagi *)
Mona Saparwati, S. Kp, Ns, S. Kep **), Auly Tarmali, SKM., M. Kes ***)
*) Mahasiswa Program studi D IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
***) Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Karies gigi merupakan penyakit kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada
balita. Penggunaan botol susu dalam pemberian susu formula diduga meningkatkan karies gigi
pada balita. Pola penggunaan botol susu dalam pemberian susu formula yaitu cara
mengkonsumsi dan frekuensi diduga dapat meningkatkan kejadian karies gigi pada balita.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya hubungan antara penggunaan botol
susu dalam pemberian susu formula dengan kejadian karies gigi pada batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun 2015.
Jenis penelitian ini bersifat analitik korelasi, dengan desain penelitian cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah 153 batita di Candirejo yang, sampel penelitian ini adalah
60 batita. Pengambilan sampel dengan metode quota sampling. Data tentang pola penggunaan
botol susu dalam pemberian susu formula diperoleh dari kuesioner. Data karies gigi diperoleh
dari hasil observasi langsung terhadap gigi pada balita. Penelitian ini dianalisis dengan
mengunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 66,7% batita memiliki pola penggunaan botol susu
dalam pemberian susu formula yang buruk, sedangkan data karies gigi didapati 68,3% batita
mengalami karies gigi. Uji Chi Square menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pola
penggunaan botol susu dalam pemberian susu formula dengan karies gigi pada batita di Desa
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang 2015 p(0,000).
Disarankan orang tua agar lebih memperhatikan penggunaan botol susu dalam
pemberian susu formula jangan sampai tertidur, serta memperhatikan kebersihan gigi dan
mulut dan kebiasaan menggosok gigi.
Kata kunci
: Penggunaan botol susu dalam pemberian susu formula, Karies gigi, Batita
Kepustakaan : 27 (2003-2014)
Hubungan Antara Penggunaan Botol Susu dalam Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada Batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten SemarangTahun 2015
- Linda Shaliha Afzagi- D IV Kebidanan- 2015
ABSTRACT
Dental caries is an oral disease that often occurs in infants. The use of bottled milk in
giving formula milk is suspected to increase dental caries in toddlers. The pattern of using
bottled milk in giving formula milk is a way to consume and its frequency might increase the
incidences of dental caries in toddlers. The purpose of this study was to prove a link between
the use of bottled milk in giving formula milk with the incidences of dental caries in toddlers
in Candirejo Village, West Ungaran, Semarang regency in 2015
This research was an analytic correlation with cross sectional study design. The
population in this study was 153 toddlers in Candirejo, the study samples were 60 toddlers.
Sampling used quota sampling. The data on the use of bottled milk pattern in giving formula
milk were obtained from questionnaires. The data of dental caries were obtained from direct
observation of dental in toddlers. This research was analyzed by using Chi Square test.
The results showed that 66.7% toddlers had a bad pattern in using bottled milk in
giving formula milk. While the data found that 68.3% of toddlers had dental caries. Chi square
test showed a significant correlation between the pattern of using bottled milk in giving
formula milk with dental caries in toddlers in Candirejo Village West Ungaran Semarang
Regency in 2015 p(0,000).
Parents should pay more attention to the use of bottled milk in giving formula milk in
order not to fall asleep, as well as pay attention to oral hygiene and tooth brushing habit.
Keywords
: Use of Bottled Milk in Giving Formula Milk, Dental Caries, Toddler
Bibliographies : 27 (2003-2014)
memberikan lingkungan yang baik
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
untuk
perkembangan
Susu formula yang diberikan
mikroorganisme penyebab karies.
dengan mengunakan botol sering
Selain itu, berkurangnya aliran
menjadi penyebab munculnya karies
saliva (air ludah) pada saat tidur
gigi atau gigi berlubang. Karies gigi
juga meningkatkan proses terjadinya
merupakan salah satu merupakan
karies (Deebadibah, 2013).
salah satu masalah kesehatan gigi
Penyakit gigi dan mulut
dan mulut yang sering dijumpai
umumnya banyak ditemukan pada
dimasyarakat saat ini, penyakit ini
masyarakat adalah karies gigi. Data
dapat terjadi pada pada semua usia,
survei kesehatan kesehatan rumah
baik pada batita, anak- anak, remaja
tangga prosentase penduduk yang
maupun orang dewasa (Arisman,
mempunyai masalah mulut dan gigi
2010).
menurut Riskesdas tahun 2007 dan
Ketika anak menghisap botol
2013 meningkat dari 23,3% menjadi
susunya selama ia tidur, maka gigi
25,9%. Dan pada tahun 2013 batita
depan atasnya akan terendam susu
yang menderita masalah gigi dan
sehingga
akan
lebih
cepat
mulut juga mengalami peningkatan
mengalami karies (gigi berlubang).
yaitu
2007
terdapat
6,9%,
Cairan yang mengandung gula
sedangkan tahun 2013 menjadi
seperti susu, sirup, teh manis, jus
10,4% (Kemenkes RI, 2014).
buah dengan tambahan gula dapat
Hubungan Antara Penggunaan Botol Susu dalam Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada Batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten SemarangTahun 2015
- Linda Shaliha Afzagi- D IV Kebidanan- 2015
Seiring dengan pertumbuhan
balita maka pertumbuhan gizi akan
semakin bertambah diantaranya
adalah pemberian vitamin, susu
formula dan makanan pendamping
ASI, susu formula yang diberikan
dengan mengunakan botol susu
sering menjadi penyebab munculnya
karies gigi atau gigi berlubang
(Arisman, 2010). Banyak orang tua
yang ingin memberikan gizi terbaik
untuk anaknya dengan memilih
menberikan susu formula dalam
botol. Kebiasaan orang tua tersebut
mengakibatkan terjadinya karies
pada
anak
(Avianty
&
Tedjdosasongko, 2011).
Indonesia mencatat kemajuan
yang cukup berarti dalam penyajian
nutrisi bagi anak sehingga harapan
mencapai
target
millennium
development goals tahun (2015).
Salah satu makanan tambahan pada
anak batita adalah susu formula.
Pemberian susu formula untuk batita
diberikan agar kebutuhan gizi
terpenuhi
selama
masa
pertumbuhanya. Prioritas utama
adalah tetap pada air susu ibu
sedangkan susu formula berfungsi
hanya sebagai pengganti susu ibu
jika memang produksi ASI tidak
berhasil. Dalam susu formula ada
tambahan nutrisi yang sudah terukur
dan di sesuaikan dengan gizi yang di
butuhkan bayi karena itu pemberian
susu formula harus disesuaikan
dengan kebutuhan bayi yang
dianjurkan
(Pangestu,
2007).
Perlubangan gigi terlalu dini kerap
terjadi karies gigi disebabkan
pengunaan botol susu dalam
pemberian susu formula, karies
yang terjadi pada gigi susu memeng
tidak berbahaya, namun biasaya
kejadian ini berlanjut sampai anak
memasuki usia remaja bahkan
sampai dewasa, gigi yang berlubang
akan
menyerang
gigi
yang
permanen sebelum gigi tersebut
berhasil menembus gusi (Arisman,
2010).
Latar belakang karies gigi
adalah perlubangan gigi (caries)
terlalu dini kerap dirujuk sebagai
Early Childhood Caries (ECC),
karena dibiarkan terlalu lama
menghisap botol yang berisi
karbohidrat yang sudah terjadi (susu
formula). Ketika anak telah disapih
dan dibiarkan akrab bahkan
ketiduran sambil menghisap susu
dari botol (Umi & Rachma, 2013).
ECC terjadinya tanda karies
pada setiap permukaan selama 3
tahun pertama kehidupanya. Anak
yang umurnya kurang dari 3 tahun
terdapat tanda karies gigi pada
permukaan yang halus, sedangkan
anak umur 3-5 tahun satu atau lebih
kavisati, kehilangan gigi (akibat
karies), atau tambalan permukaan
halus pada gigi rahang atas pada
permukaan usia 3,4 dan 5 tahun
(Duggal, dkk, 2014).
Usaha pencegahan karies
pada anak harus dilakukan sedini
mungkin yaitu ketika gigi susu
mulai tumbuh. Usaha yang dapat
dilakukan
adalah
dengan
menghilangkan plak secara periodik,
mengurangi paparan asam pada gigi,
mengatur pola makan (mengurangi
konsumsi makanan yang banyak
mengandung gula), menyikat gigi
dengan teratur (setelah makan dan
sebelum tidur), merubah kebiasaan
minum susu dari botol ke minum
susu dari gelas, dan jangan biarkan
anak minum susu sambil tertidur
(Sutrisno & Umi, 2013).
Hubungan Antara Penggunaan Botol Susu dalam Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada Batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten SemarangTahun 2015
- Linda Shaliha Afzagi- D IV Kebidanan- 2015
Berdasarkan
studi
pendahuluan yang talah dilakukan
peneliti di Dusun Ngablak (wilayah
Desa Candirejo) pada 10 batita hasil
wawancara
pada
ibu
batita
menunjukan bahwa semua batita
meminum susu botol sebagai
makanan pokok dan tambahan,
menambahkan pemanis, diberikan
sepanjang hari, pemberian susu
botol
sambil
tertidur,
pola
penggunaan botol susu berbedabeda, batita yang dalam pola
penggunaan susu botol yang buruk 6
batita
(60%),
dalam
pola
penggunaan susu botol yang baik 4
batita
(40%).
Batita
yang
mengalami karies gigi dari 6 batita
dalam pola penggunaan susu botol
yang buruk ada 4 batita (66,7%) dan
2 batita tidak mengalimi karies gigi
(33,3%), sedangkan dari 4 batita
yang dalam pola penggunaan susu
botol yang baik terdapat 2 batita
yang mengalami karies (50%) dan 2
batita yang tidak mengalami karies
(50%).
2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai
berikut “Apakah terdapat hubungan
antara penggunaan botol susu dalam
pemberian susu formula dengan
kejadian karies pada batita di Desa
Candirejo Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang tahun
2015”?.
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
1) Mengetahui hubungan antara
penggunaan botol susu
dalam
pemberian
susu
formula dengan kejadian
karies pada batita di Desa
Candirejo
Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten
Semarang tahun 2015.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui
gambaran
pengunaan botol susu dalam
pemberian susu formula
pada
batita
di
Desa
Candirejo
Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten
Semarang tahun 2015.
2) Mengetahui
gambaran
kejadian karies gigi pada
batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang tahun
2015.
3) Mengetahui hubungan antara
penggunaan
botol
susu
dalam
pemberian
susu
formula dengan kejadian
karies pada batita di Desa
Candirejo
Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten
Semarang tahun 2015.
c. Manfaat Penelitian
1) Tenaga Kesehatan
Penelitian ini menjadi acuan
bagi tenaga kesehatan untuk
memberikan informasi lebih
lagi mengenai karies.
2) Masyarakat
Penelitian ini memberikan
informasi
yang
sesuai
dengan kesehatan gigi,
3) Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan
kajian dalam proses belajar
mengajar yang berhubungan
dengan kesehatan gigi pada
batita.
4) Peneliti
Penelitian
ini
menjadi
sumber data dan bermanfaat
bagi penelitian selanjutnya,
Hubungan Antara Penggunaan Botol Susu dalam Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada Batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten SemarangTahun 2015
- Linda Shaliha Afzagi- D IV Kebidanan- 2015
2. Kejadian Karies Gigi
Tabel 4.2 Distribusi
Frekuensi
Responden Berdasarkan Karies
Gigi pada Batita di Desa
Candirejo Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang Tahun
2015.
B. BAHAN DAN CARA
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional yaitu variabel
bebas dan variabel terikat diteliti dalam
satu
waktu.
Penelitian
Posyandu
Ngablak, Siroto dan Krajan (Wil. Desa
Candirejo), pada tanggal 13, 15, 18
Agustus 2015. Populasi dalam penelitian
ini adalah batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang sebanyak 153 batita, teknik
sampling
yang
digunakan
dalam
penelitian
adalah
Nonprobability
sampling, dengan menggunakan rumus
slovin, makan dalam penelitian ini
terdapat 60 sampel balita dan ada 3
posyandu,
jadi
setiap
posyandu
mempunyai peluang 20 balita untuk
dijadikan sampel.
Instrumen
penggumpulan
data
menggunakan kuesioner, untuk menilai
penggunaan botol susu dan lembar
observasi untuk menilai kejadian karies
gigi.
C. HASIL PENELITIAN
1. Penggunaan
Botol
Susu
dalam
pemberian susu formula
Tabel 4.1 Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Penggunaan Botol Susu dalam
Pemberian Susu Formula pada
Batita
di
Desa
Candirejo
Kecamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten Semarang Tahun
2015.
Pengunaan Botol
Susu
dalam
pemberian susu
formula
Buruk
Frekuensi
40
Persentase
(%)
66,7
Baik
20
33,3
Total
60
100,0
Frekuensi
Persentase
(%)
Karies
41
68,3
Tidak karies
19
31,7
Total
60
100,0
Karies Gigi
3. Hubungan antara Penggunaan Botol
Susu dalam Pemberian Susu Formula
dengan Kejadian Karies Gigi pada
Batita di Desa Candirejo Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang
Tahun 2015.
Tabel 4.3 Hubungan antara Penggunaan
Botol Susu dalam Pemberian Susu
Formula dengan Kejadian Karies
Gigi pada Batita di Desa
Candirejo Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang Tahun
2015.
Penggunaan
Karies Gigi
Botol
Susu Karies
Tidak
dalam
karies
pemberian susu F
%
F
%
formula
Buruk
36 90,0 4 10,0
Baik
5 25,0 15 75,0
F
%
40
20
100
100
Total
60
100
41
68,3
19
31,7
Total
2
23,116
p
value Odd
0,000 27,000
.
D. PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
a. Gambaran Penggunaan Botol Susu
Dalam Pemberian Susu Formula
Berdasarkan hasil penelitian melalui
kuesioner pada batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang, dari 60 responden terdapat 40
batita yang memiliki pola penggunaan
botol susu dalam pemberian susu formula
buruk, sedangkan 20 batita lainnya
memiliki pola penggunaan botol susu
dalam pemberian susu formula yang baik.
Penggunaan botol susu dalam pemberian
Hubungan Antara Penggunaan Botol Susu dalam Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada Batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten SemarangTahun 2015
- Linda Shaliha Afzagi- D IV Kebidanan- 2015
susu formula dapat menyebabkan karies
gigi, karena batita terlalu dibiarkan
terlalu lama menghisap botol susu yang
bersisi susu formula (Arisman, 2010).
Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa
lebih
besar
responden
memberikan botol susu yang buruk, hal
ini terjadi karena botol susu merupakan
alat yang efektif dalam memberikan susu
formula, botol susu juga sangat praktis
dan efesien, namun pemberian susu
formula dengan menggunakan botol susu
akan berdampak negatif pada gigi anak,
karena terdapatnya kuman dalam botol
susu jika diberikan sepanjang hari.
b. Gambaran Kejadian Karies Gigi
pada Batita di desa Candirejo
Kecamatatan
Ungaran
Batrat
Kabupaten Semarang tahun 2015
Hasil observasi karies gigi
terhadap batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang yang berjumlah 60 batita,
menunjukan bahwa yang menderita
karies cukup banyak, yaitu 41 batita
(68,3%), sedangkan batita yang tidak
menderita karies gigi sejumlah 19 batita
(31,7%).
Karies gigi adalah kerusakan
jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
asam yang ada dalam karbohidrat melalui
perantara mikroorganisme yang ada
dalam saliva (Indah & Ayu, 2013).
Sedangkan menurut Putri, dkk (2010),
karies gigi adalah interaksi dari bakteri di
permukaan gigi, plak dan diet, sehingga
terjadi demineralisasi jaringan keras gigi
dan memerlukan cukup waktu untuk
terbentuk terjadinya karies gigi.
Masih tingginya angka prevalensi
kejadian karies gigi pada batita karena
pada batita merupakan konsumen pasif,
artinya batita menerima makanan dari apa
yang disediakan ibunya (Uripi, 2004).
2. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan di Desa Candirejo
sejumlah 60 batita didapati hasil bahwa
batita yang memiliki pola buruk pada
penggunaan botol susu dalam pemberian
susu formula sebanyak 40 batita (66,7%),
sedangkan batita yang memiliki pola
baik pada penggunaan botol susu dalam
pemberian susu formula sebanyak 20
batita (33.3%). Batita yang mengalami
karies gigi sejumlah 41 batita (68,3%),
sedangkan batita yang tidak karies
sebanyak 19 batita (31,7%).
Hal ini mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor yang menimbulkan
karies gigi pada batita, diantaranya faktor
di dalam mulut yang berhubungan
langsung dengan terjadinya karies gigi,
antara lain stuktur gigi, morfologi gigi,
susunan gigi gerigi di rahang, derajat
keasaman saliva kebersihan mulut yang
berhubungan dengan waktu dan teknik
menggosok gigi, penggunaan botol susu
dalam pemberian susu formula, jumlah
dan frekuensi makan- makanan yang
menyebabkan karies. Selain itu terdapat
faktor luar sebagai faktor predisposisi dan
penghambat yang berhubungan tidak
langsung dengan terjadinya karies gigi
anatara lain, usia, jenis kelamin, letak
geografis, tingkat ekonomi, serta
pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi.
Penggunaan botol susu dalam
pemberian
susu
formula
dapat
mempengaruhi plak kerena membantu
pembiakan
dan
kolonisasi
mikroorganisme
yang
ada
pada
permukaan enamel, juga mempengaruhi
metabolisme bakteri dalam plak itu
sendiri dengan menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan untuk produksi asam,
enzim- enzim serta bahan lain yang aktif
yang menyebabkan timbulnya karies.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Hubungan Antara Penggunaan Botol Susu dalam Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada Batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten SemarangTahun 2015
- Linda Shaliha Afzagi- D IV Kebidanan- 2015
penggunaan botol susu dalam pemberian
susu formula yang buruk cenderung
mengalami
kerusakan
pada
gigi,
sebaliknya orang yang menggunakan
botol susu dalam pemberian susu formula
yang baik hanya sedikit mengalami karies
gigi.
Hasil uji startistik didapati nilai p
value = 0,000, berarti p,0,05 sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
penggunaan botol susu dalam pemberian
susu formula dengan kejadian karies gigi
pada batita di Desa Candirejo Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang
tahun 2015. Hasil OR (27,000) dapat
dikatakan batita yang menggunakan botol
susu dalam pemberian susu formula yang
buruk memiliki resiko terkena karies gigi
lebih tinggi dibandingkan dengan batita
yang menggunakan botol susu dalam
pemberian susu formula yang baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Wijayanti (2012) yang
menyatakan bahwa sebagian besar anak
mengalamani karies, di karenakan
kebiasaan meminum susu pada anak.
Hasil penelitian tidak jauh berbeda
dengan penelitian oleh Wijayanti (2012),
dengan judul “Hubungan Pemberian Susu
Botol Menjelang Tidur dengan Kejadian
Karies Gigi pada Balita (2-4 tahun) di
PAUD Melati Kelurahan Kandangan
Kecamatan Bonowo Surabaya”, metode
pada penelitian ini menggunakan metode
observasional analitik dengan rancangan
cross sectional. Poulasinya adalah balita
2-4 tahun di PAUD Melati Kelurahan
Kandangan
Kecamatan
Benowo
Surabaya sebanyak 56 responden, dengan
teknik
probality
sampling.
Hasil
penelitian didapati bahwa batita yang
meminum susu botol menjelang tidur
mempunyai
resiko
lebih
tinggi
mengalami kejadian karies gigi.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarakan hasil analisa dan
pembahasan
penelitian
“Hubungan
Antara penggunaan Botol Susu dalam
Pemberian Susu Formula dengan
Kejadian Karies Gigi pada Batita di
Desa Candirejo Kecamata Ungaran
Barat Kabupaten Semarang Tahun 2015”
sebagai berikut:
1. Sebagian besar batita
di Desa
Candirejo, yaitu sebanyak 40 batita
(66,7%) memiliki katagori buruk
pada penggunan botol susu dalam
pemberian susu formula
2. Sebagian besar batita di Desa
Candirejo, yaitu sejumlah 41 batita
(68,3%) mengalami karies gigi.
3. Ada hubungan signifikan antara
penggunaan botol susu dalam
pemberian susu formula dengan
kejadia keries gigi pada batita di
Desa Candirejo kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang Tahun
2015 dengan uji Chi Square sebesar
23,116 dan p-value 0,000
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
Agar lebih memperhatikan
dan memberikan informasi lebih
lagi mengenai karies gigi terutama
pada batita pada saat posyandu.
2. Masyarakat
Agar lebih memperhatikan
penggunaan botol susu dalam
pemberian susu formula
3. Institusi Pendidikan
Untuk
memperbanyak
referensi tentang ilmu kesehatan
khususnya tentang kesehatan gigi.
4. Peneliti
Dapat dijadikan sumber
referensi dalam menjalankan tugas,
terutama
dalam
perawatan
kebersihan mulut dan gigi pada
batita.
Hubungan Antara Penggunaan Botol Susu dalam Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada Batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten SemarangTahun 2015
- Linda Shaliha Afzagi- D IV Kebidanan- 2015
F. DAFTAR PUSTAKA
Ardiningish, Sri. (2010). Waspadai Gizi
Anak Anda Tips Mengatasi Anak Sulit
Makan Sulit Makan Sayur dan Minum
Susu. Gramedia: Jakarta.
Arikunto., S. (2008). Prosedur Penelitian:
Suatau Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi VI. Jakarta: ECG.
Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur
Kehidupan. ECG: Jakarta
Avianty, R dan Tedjdosasongko, U. (2011).
Aktivitas
Karies
Anak
Usia
Prasekolah Berdasarkan Pola Nusing
Bottle Feeding. Dental J (Majalah
Kedokteran Gigi).
Deebadibah.
(2013).
Karies
Botol
Susu.diakses 23 April 2015 from
https://dibadentist.wordpress.com/tag/
karies-botol-susu/.
Dermawan. (2003). Karies Gigi. Indoesia eDental information
Duggal, Monty dkk. (2014). At a Glance
Kedokteran Gigi Anak. Erlangga:
Jakarta.
Hidayat, A, A (2008). Pengantar Ilmu
Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kesehatan. Salemba Medika: Jakarta.
_________
,(2010). Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa
Data.Salemba Medika: Jakarta.
Indah, Irma dan Ayu, Intan. (2013).
Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Nuha
Medika: Yogyakarta.
Kelly, Paula. (2010) Buku Saku Asuhan
Neonatus & Bayi. ECG: Jakarta.
Kemenkes, RI. (2014). Info Datin Pusat
Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI Situasi kesehatan Gigi
dan Mulut.
Khumaidi, M. (2004). Gizi Masyarakat.
Jakarta: Bpk Gunung Mulia.
Machfoedz, I. (2013). Menjaga Kesehatan
Gigi dan Mulut Anak- Anak dan Ibu
Hamil.Fitratama: Yogyakarta.
Maryunani, Anik. (2010). Ilmu Kesehatan
Anak Dalam Kebidanan. Cv Trans
Info Medika: Jakarta.
Mumpuni, Yekti dan Erlita Pratiwi.
(2013).45 Masalah dan Solusi
Penyakit Gigi dan Mulut. Andi Offset:
Yogyakarta.
Nirwana, BA. (2014) ASI dan Susu
Formula. Nuha Medika: Yogyakarta.
Notoadmojo, S. (2012). Metodologi
Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.
Pangestu,
R.
(2007).
Karekteristik
Konsumen Susu Formula Balita.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Prasetyono, Dwi. (2009). Buku Pintar ASI
Ekslusif. DIVA Press:Yogyakarta.
Putri, MH, dkk (2010). Ilmu Pencegahan
Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi. ECG : Jakarta.
Rahadjo, Kukuh dan Marmi. (2014). Asuhan
Neonatus, Bayi ,Balita dan Anak
Prasekolah.
Pustaka
Pelajar:
Yogyakarta.
Saryono dan Ari Setiawan. (2010).
Metodologi
penelitian
Kebidana
DIII,DIV.S1 dan S2.Nuha Medika:
Yogyakarta.
Sugiono. (2009). Metode Penelitian
Kualitatif Kuantitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, RS. Dan Umi Setyowati. (2013).
Jangan Panik Ketika Anak Sakit.Trans
Idea: Yogyakarta.
Uripi. (2004). Menu Sehat Untuk Balita.
Puspa Swara: Jakarta.
Wijayanti,
DM.
(2011).
Hubungan
Pemberian Susu Botol Menjelang
Tidur dengan Kejadian Kejadian
Karies Gigi Pada Balita (2-4 Tahun)
di
PAUD
Melati
Kelurahan
Kandangan
Kecamatan
Bonowo
Surabaya. (Tesis). Jurnal Kesehatan
AIPTINAKES JATIM Vol 1 No 1
Halaman 12-21.
Hubungan Antara Penggunaan Botol Susu dalam Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada Batita di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten SemarangTahun 2015
- Linda Shaliha Afzagi- D IV Kebidanan- 2015
Download