ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED Septyono Utomo1, Rudy Setiabudy2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: [email protected] ABSTRAK Perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk membuat konsumsi energi terus meningkat sehingga diperlukan penghematan. Salah satu cara melakukan penghematan tersebut adalah dengan penghematan konsumsi energi untuk penerangan. Seiring dengan kemajuan teknologi pun muncul Lampu LED (Light Emitting Diode). LED merupakan lampu dengan konsumsi daya yang rendah bila dibandingkan dengan lampu penerangan lainnya seperti misalnya lampu hemat energi. Lampu LED membutuhkan catu tegangan arus searah. Karena itu lampu LED membutuhkan rangkaian untuk mengubah catu tegangan arus bolak-balik menjadi catu tegangan arus searah. Selain itu lampu LED harus memiliki distribusi cahaya yang baik agar dapat digunakan untuk penerangan. Karena itu dilakukan pengujian untuk melihat perbandingan panas serta pengujian untuk melihat bagaimana distribusi cahaya lampu LED bila dibandingkan dengan lampu hemat energi. Dan dari hasil yang didapat Lampu LED memiliki panas yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu hemat energi. Sementara lampu hemat energi memiliki distribusi cahaya yang lebih baik dibandingkan lampu LED. Kata Kunci: lampu LED, distribui panas, distribusi cahaya ANALYSIS OF HEAT DISTRIBUTION MEASUREMENT AND LIGHT DISTRIBUTION ON LED LAMPS ABSTRACT The development of technology and population growth make electrical energy consumption increased so that the savings needed to be made. One way to savings on energy consumption is savings energy consumption for illumination. Along with advances in technology arises LED lamps (Light Emitting Diode). LED (Light Emitting Diode) Lamps is a lamp with low power consumption when compared with other lamps, like energysaving lamp (LHE). LED lamps require direct current voltage supply. Therefore, the LED lights require electrical circuit to convert the alternating current voltage supply into direct current voltage supply. Futhermore LED lamps should have good light distribution to be used for illumination. Because of that testing of lamps was to compare the heat distribution and light distribution between LED lamps and energy-saving lamps. And from the result LED lamps have lower heat than enery saving lamps. While energy-saving lamps have better light distribution than LED lamps. Key Word : LED lamp, heat distribution, light distribution 1. PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan zaman energi listrik menjadi menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai kegiatan mulai dari kehidupan seharihari seperti kegiatan perumahan, industri, perkantoran, pendidikan berbagai kegiatan lainnya, semuanya tidak lepas dari kebutuhan akan energi listrik. Karena itu dapat dikatakan energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia saat ini. Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Ketergantungan manusia akan energi listrik kian meningkat seiring dengan kemajuan teknologi saat ini dan juga peningkatan populasi manusia. Sementara itu pertumbuhan produksi energi listrik tidak secepat permintaan energi listrik tersebut. Perusahaan penyedia listrik membutuhkan sumber daya yang besar untuk memproduksi energi listrik yang besar. Sementara itu pembangkit listrik sendiri rata-rata masih menggunakan sumberdaya nonkonvensional dalam pengoperasiannya. Hal ini karena efektifitas dan efisiensi yang dimiliki pembangkit listrik nonkonvensional cukup besar dibanding dengan sumber daya yang lain. Sementara itu persediaan sumber daya ini terus menipis, sedangkan permintaan akan energi listrik tersebut terus bertambah. Oleh karena itu perlu adanya penghematan energi listrik untuk mengurangi konsumsi energi listrik tersebut. Penghematan energi listrik itu dapat dilakukan dengan cara pengurangan waktu konsumsi energi listrik atau dengan mengganti peralatan listrik kita dengan peralatan yang lebih hemat energi. Salah satu bentuk penghematan energi ini adalah penggantian lampu dengan lampu yang hemat energi. Hal ini dikarenakan penerangan merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar dari total konsumsi energi listrik dan terus meningkat setiap tahunnya. Lampu penerangan yang biasa digunakan 2 seperti lampu flourescent cukup bisa menggantikan lampu pijar, walaupun begitu perkembangan teknologi akan pencahayaan ini terus berkembang. Salah satunya adalah penggunaan lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai penerangan. Daya yang diserap oleh Lampu LED ini lebih rendah dibandingkan dengan lampu frourescent. Tetapi berbeda dengan lampu frourescent, lampu LED menggunakan sumber tegangan arus searah sebagai sumbernya. Karena itu dibutuhkan rangkaian sendiri untuk mengkonversi sumber tegangan arus bolak-balik menjadi sumber tegangan arus searah. Hal tersebut yang membuat lampu LED memiliki suhu yang cukup tinggi. Selain itu kita lihat pada lampu flourescent atau lampu hemat energi memiliki lux atau kuat penerangan yang cukup baik dan merata, apakah lampu LED juga memiliki lux yang sama baiknya atau lebih baik dibandingkan dengan lampu lemat energi? Dari sinilah akan dicoba untuk mengukur distribusi suhu pada lampu LED dan lampu hemat energi serta bagaimana lux yang dihasilkan oleh kedua jenis lampu tersebut. Pada Bagian ini berisi data hasil pengujian dan perbandingan dari masing-masing lampu. Untuk data suhu merupakan data hasil rata-rata dari tiga kali pengukuran pada kotak kubus untuk masing – masing lampu. Sedangkan untuk tegangan, arus, daya, faktor daya dan Lux Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 merupakan hasil pengukuran dari rangkaian percobaan pada laboratorium tegangan tinggi dan pengukuran listrik. 2. Tinjauan Teoritis 2.1 Lampu LED Sebagai Penerangan Setelah ditemukannya lampu LED putih dan berdaya besar serta memiliki kuat cahaya yang lebih besar maka teknologipun terus berkembang. Muncullah Lampu LED yang digunakan sebagai penerangan. Dari awalnya penerangan menggunakan lampu pijar, kemudian berkembang ke lampu frourescent atau lampu hemat energi (LHE) yang menyerap daya lebih sedikit dibanding lampu pijar serta memiliki kuat cahaya yang lebih besar, kemudian muncul lampu LED yang menyerap daya lebih sedikit dibanding lampu LHE serta kuat cahaya yang lebih besar. Namun ampu LED membutuhkan catu tegangan arus searah sebagai sumber energi listriknya. Karena itu dibutuhkan suatu rangkaian elektronik untuk mendapatkan catu yang dibutuhkan oleh lampu LED tersebut. Karena memiliki arus yang cukup besar dan juga rangkaian elektronik lampu LED memiliki panas yang cukup besar. Maka pada lampu LED dipasangkan heat sink untuk menjaga agar LED tidak mengalami panas yang berlebih. Untuk meninjau lampu sebagai penerangan kita dapat melihat dari beberapa karakteristiknya seperti kualitas pencahayaan dan kualitas dayanya. 2.1.1 Penerangan Illuminasi adalah intensitas flux cahaya yang diterima oleh suatu luas permukaan. Bila suatu sumber cahaya memancarkan cahaya ke suatu permukaan, maka kuat penerangan pada permukaan yang dikenai cahaya itu akan sebanding dengan banyaknya flux dan berbanding terbalik dengan luas permukaan tersebut. Hal tersebutlah yang didefinisikan sebagai kuat penerangan atau iluminasi., yakni Dengan, E = Kuat penerangan (Lux) Φv = Kuat Intensitas Cahaya (Lumen) A = Luas Permukaan (m2) Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 2.1.2 Efikasi dan Efisiensi Efikasi merupakan perbandingan jumlah kuat intensitas cahaya (Lumen) dengan daya yang digunakan untuk memancarkan cahaya tersebut (watt). Ini berarti efikasi adalah tingkat efisiensi sebuah sumber cahaya untuk merubah listrik menjadi cahaya. semakin besasr nilai efikasi yang dihasilkan, maka berarti lampu yang anda pilih semakin hemat energi. Secara satuan efikasi dapat ditulis dengan lumens/watt (lm/w). 2.1.3 Standar Pencahayaan Karena penggunaan ruangan yang berbeda-beda, maka IES( Illuminating Engineering Socierty) menentukan suatu standar tingkat iluminasi berdasarkan fungsi dan kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan tertentu. Tabel 1. Kuat Penerangan yang disarankan oleh IES[8] No Kerja Visual Illuminasi (lux) 1 Penglihatan biasa 100 2 Kerja kasar dengan detail wajar 200 3 Kerja umum dengan detail wajar 400 4 Kerja yang lumayan dengan detail kecil 600 (studio,gambar,menjahit) 5 Kerja keras, lama,detail kecil 900 (perakitan barang halus, menjahit dengan tangan) 6 Kerja sangat keras, lama, detail sangat kecil 1300-2000 (pemotongan batu mulia, tisik halus, mengukur benda sangat kecil) 7 Kerja luar biasa keras, detail sangat kecil 2000-3000 (arloji dan pembuatan instrumen kecil) 2.1.4 Kualitas Daya Listrik Kualitas daya listrik ( Power Quality) adalah syarat umum yang menggambarkan karakteristik parameter listrik seperti arus, tegangan dan frekuensi. Permasalahan kualitas daya listrik merupakan permasalahan Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 mengenai daya listrik yang mengalami penyimpangan baik tegangan, arus dan frekuensi sehinggi dapat menimbulkan kesalahan operasi. Kualitas daya listrik ini dapat berubah tergantung dengan penggunaan jenis beban. Karena itu pada lampu di perlukan pengukuran kualitas daya listriknya untuk mengetahui karakteristik daya pada lampu tersebut. Daya dalam dalam sistem arus bolak-balik ada tiga macam, yaitu daya aktif (P) dengan satuan watt, daya reaktif (Q) dengan satuan VAR dan daya Semu (S) dengan satuan VA. Daya Aktif merupakan daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan kerja berupa panas, cahaya maupun kerja mekanis, sedangkan daya reaktif merupakan daya yang diperlukan oleh peralatanperalatan yang bekerja dengan sistem elektromagnet. Kedua daya tersebut (daya aktif dan daya reaktif) membentuk suatu daya total yang disebut daya semu. Daya semu inilah yang dihasilkan oleh pembangkit. Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya semu. Daya aktif digunakan untuk mengoperasikan beban sedangkan daya semu dihasilkan oleh generator pembangkit yang ditransmisikan ke pelanggan listrik. Bertambahnya daya reaktif berarti menyebabkan turunnya faktor daya listrik. Hubungan antara ketiga daya tersebut dan juga faktor daya dapat di lihat pada gambar berikut. Gambar 1. Segitiga Daya Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Tabel 2. Persamaan Segitiga Daya Nama Rumus Satuan Daya Aktif (P) P = V.I.Cos Watt Daya Reaktif (Q) Q = V.I.Sin VAR Daya Semu S = V.I Faktor Daya (PF) VA PF = Cos 3. Metode Pengujian 3.1 Identifikasi Masalah Lampu LED memiliki konsumsi daya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan lampu LHE tetapi dapat menghasilkan kuat cahaya yang sama. Dengan demikian penggantian lampu LHE menjadi Lampu LED tersebut akan membuat konsumsi listrik menjadi semakin rendah. Masalah utama dalam skripsi ini adalah lampu merupakan suatu sumber panas. karena itu pada lampu LED memiliki sirip – sirip pada bagian sisinya untuk mengurangi panas. Dari sini dapat diindikasikan bahwa LED memiliki panas yang cukup tinggi dibanding lampu LHE. Oleh kanena itu akan dicoba diukur besar distribusi suhu dari lampu LED dan LHE untuk membandingkan panas yang dihasilkan pada ketua jenis lampu tersebut. Selain itu Lampu LED yang memiliki konsumsi daya lebih rendah dibandingkan LHE apakah memiliki illuminasi kuat penerangan yang sama dengan lampu LHE. 3.2 Metode pengujian distribusi panas lampu LED dan LHE Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimana radiasi suhu dari lampu LED dan LHE yang diuji. Tujuannya untuk melihat bagaimana lampu dapat menaikkan suhu yang ada di sekitar mereka, dan berapa tinggi suhu tersebut untuk lampu LED dan LHE. Disini akan dilihat bagaimana tinggi suhu dari radiasi lampu tersebut untuk jenis lampu dan daya yang berbeda dan juga jarak yang berbeda. Karena semakin dekat dengan sumber panas (lampu), maka suhu yang ada disekitarnya akan semakin tinggi. Dari sini akan terlihat bagaimana lampu dapat menaikkan suhu yang ada disekitarnya. Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Pengujian dilakukan dengan menyalakan lampu di kotak kayu dengan menggunakan tegangan 220 V dan mengukur panasnya dengan menggunakan termometer digital pada sumbu x dan juga sumbu y dan diberikan variasi jarak sebesar 5 cm di setiap pengukurannya. (a) (b) Gambar 2 a dan b. Rangkaian Pengukuran Suhu Pada Lampu 3.3 Pengujian Lux Lampu LHE dan LED Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimana lux yang dihasilan oleh lampu LHE dan LED yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan luxmeter pada Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik dan dibandingkan besar lux yang Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 didapat pada 12 titik yang berbeda dari setiap lampu. Selain itu dicoba pengukuran dengan mengukur besar lux pada jarak 1 meter dari lampu dengan sudut yang berbeda-beda. (a) (b) Gambar 3 a dan b. Rangkaian Pengukuran lux yang dihasilkan lampu pada dasar ruangan. Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Gambar 4. Rangkaian Pengukuran Lux yang dihasilkan lampu pada sudut tertentu. 4. Hasil Pengujian 4.1 Data Pengujian Lampu LED dan LHE Tabel 3. Data Pengujian lampu LED 5 Watt Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm Tinggi Suhu pada 33,63 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 32,53 32,33 31,70 _ _ 31,97 31,63 31,23 30,70 30,40 sumbu X Tinggi Suhu pada 33,20 sumbu Y Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 12,2 Arus (mA) 47,75 PF 1 Lux pada ruang pengujian 30,195 Efikasi (lm/watt) 32,79 Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Tabel 4. Data Pengujian lampu LED 7 Watt Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm Tinggi Suhu pada 34,27 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 33.32 32,,27 31,63 _ _ 33,40 32,60 32,03 31,43 31,13 sumbu X Tinggi Suhu pada 34,93 sumbu Y Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 14 Arus (Ampere) 58,8 PF 1 Lux pada ruang pengujian 52,33 Efikasi (lm/watt) 40 Tabel 5. Data Pengujian LHE 8 Watt Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm Tinggi Suhu pada 34,77 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 32,67 32,40 31,77 _ _ 31,97 31,63 31,30 31,10 30,53 sumbu X Tinggi Suhu pada 32,47 sumbu Y Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 9,2 Arus (Ampere) 56,65 PF 1 Lux pada ruang pengujian 20,76 Efikasi (lm/watt) 39,13 Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Tabel 6. Data Pengujian lampu LHE 11 Watt Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm Tinggi Suhu pada 36,20 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 34,53 33,60 33,03 _ _ 32,87 32,73 32,17 31,77 31,23 sumbu X Tinggi Suhu pada 34,33 sumbu Y Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 13,5 Arus (Ampere) 61,25 PF 1 Lux pada ruang pengujian 29,34 Efikasi (lm/watt) 39,92 4.2 Perbandingan Distribusi Panas pada lampu 4.2.1 Perbandingan distribusi panas lampu pada sumbu x Gambar 5. Perbandingan Suhu Lampu LED 5 Watt dan LHE 8 Watt pada sumbu x Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Gambar .6 Perbandingan Suhu Lampu LED 7 Watt dan LHE 11 Watt pada sumbu x Berdasarkan hasil pengujian panas lampu pada sumbu x didapat data pengukuran suhu pada jarak 5 cm, 10 cm, 15 m, dan 20 cm dari lampu. Pada lampu LED 5 Watt di dapat pada jarak terdekat dari lampu, yaitu 5 cm didapat suhu sebesar 33,63 dan pada jarak terjauh dari lampu, yaitu 20 cm didapat suhu sebesar 31,70. Pada lampu LHE 8 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,77 dan pada jarak 20 cm sebesar 31,77. Pada lampu LED 7 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,27 dan pada jarak 20 cm sebesar 31,63. Sedangkan pada lampu LHE 11 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 36,20 dan pada jarak 20 cm sebesar 33,03 Berdasarkan grafik tersebut maka di dapat data bahwa panas yang dihasilkan lampu terhadap sumbu x oleh lampu hemat energi lebih tinggi dibandingkan pada lampu LED. Hal ini terlihat dari tinggi suhu maksimum dan juga penurunan suhu pada setiap kenaikan jarak. Terlihat bahwa perngukuran pada setiap jarak yang sama menghasilkan data bahwa lampu LHE memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan oleh lampu LED. Hal ini sepertinya dikarenakan pada sumber panas yang berbeda pada lampu. Pada lampu LED sumber panas terdapat pada selongsong besi atau heatsinknya, sedangkan lampu LEDnya sendiri tidak menghasilkan panas. Pada lampu LHE panas dihasilkan pada seluruh bagian lampu. Hal ini yang menyebabkan panas yang didistribusikan oleh lampu LHE pada sumbu x menjadi lebih tinggi. Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 4.2.2 Perbandingan distribusi panas lampu pada sumbu Y Gambar 7. Perbandingan Suhu Lampu LED 5 Watt dan LHE 8 Watt pada sumbu y Gambar 8. Perbandingan Suhu Lampu LED 7 Watt dan LHE 11 Watt pada sumbu y Berdasarkan hasil pengujian panas lampu pada sumbu y didapat data pengukuran suhu pada jarak 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm dan 30 cm dari lampu. Pada lampu LED 5 Watt di dapat pada jarak terdekat dari lampu, yaitu 5 cm didapat suhu sebesar 33,20 dan pada jarak terjauh dari lampu, yaitu 30 cm didapat suhu sebesar 30,40. Pada lampu LHE 8 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 32,47 dan pada jarak 30 cm sebesar 30,53. Pada lampu LED 7 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,93 dan pada jarak 30 cm sebesar 31,13. Sedangkan pada lampu LHE 11 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34.33 dan pada jarak 30 cm sebesar 31,23. Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa pada awalnya panas yang dihasilkan oleh lampu LED lebih tinggi dibandingkan dengan panas yang dihasilkan oleh lampu LHE. Kemudian seiring pertambahan variasi jarak suhu yang dihasilkan oleh lampu LHE menjadi lebih tinggi dibandingkan suhu yang dihasilkan oleh lampu LHE. Hal ini sepertinya dikarenakan oleh luas penampang lampu LED di sumbu y lebih luas dibandingkan dibandingkan lampu hemat energi. Sehingga walaupun panas pada LED memiliki suhu yang lebih rendah tetapi pengaruhnya lebih besar pada jarak yang dekat dengan sumbu y bila dibandingkan lampu hemat energi. Dari sini kita melihat bahwa secara keseluruhan pada sumbu y lampu LHE tetap menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkan oleh panas yang dihasilkan oleh lampu LED. 4.3 Perbandingan Distribusi cahaya pada lampu Tabel 7. Pengukuran Lux Lampu LED 5 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 20,4 23 19,65 33,5 44,8 31,05 33,1 48,8 30,8 23,25 29,45 22,5 Tabel 8. Pengukuran Lux Lampu LED 7 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 30,7 41,45 31,4 55,8 78,1 48,4 62,25 80,6 54,95 39,55 47,1 35,5 Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Tabel 9. Pengukuran Lux Lampu LHE8 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 17,8 18,6 17,6 21,4 24,4 24,75 19,3 22 22,4 18,7 21,2 20,75 Tabel 10. Pengukuran Lux Lampu LHE 11 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 26.3 32,05 29,45 32,6 35,7 34,05 26,5 29,6 33,7 24,95 24,7 25,2 Tabel 11. Pengukuran Lux Lampu pada beberapa sudut yang berbeda LED 5 Watt LED 7 Watt Besar Sudut Besar Lux Besar Sudut Besar Lux 0 31,34 0 47,4 30 49 30 75,8 45 59,25 45 89,6 60 59,65 60 96,1 90 69,06 90 116,43 120 60,4 120 101,65 135 55.15 135 90,3 150 48,05 150 77,15 180 32,06 180 47,5 Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 255 70 240 60 225 50 40 210 30 20 195 10 180 0 270 285 300 315 330 345 0 165 LUX LED 5 Watt 15 150 30 135 45 120 105 90 60 75 Gambar 9. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LED 5 Watt berdasarkan sudut 255120 240 100 225 80 210 60 40 195 20 180 0 270 285 300 315 330 345 0 165 LUX LED 7 Watt 15 150 30 135 45 120 105 90 75 60 Gambar 10. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LED 7 Watt berdasarkan sudut Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 Tabel 12. Pengukuran Lux Lampu LHE pada beberapa sudut yang berbeda LHE 8 Watt LHE 11 Watt Besar Sudut Besar Lux Besar Sudut Besar Lux 0 48,35 0 82,8 30 43,7 30 66,95 45 40,48 45 60,85 60 34,6 60 52,4 90 26,09 90 35,32 120 37,52 120 53,35 135 41,63 135 58,4 150 45,1 150 67,35 180 49,4 180 77,3 240 255 50 270 285 40 225 300 315 30 210 330 20 195 345 10 180 0 0 165 LUX LHE 8 Watt 15 150 30 135 45 120 105 90 75 60 Gambar 11. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LHE 8 Watt berdasarkan sudut Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 240 255100 270 285 80 225 300 315 60 210 330 40 195 345 20 180 0 0 165 LUX LHE 11 Watt 15 150 30 135 45 120 105 90 75 60 Gambar 12. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LHE 11 Watt berdasarkan sudut Dari hasil pengujian coba kita bandingkan lux yang dihasilkan oleh Lampu LED 5 Watt, Lampu LED 7 Watt, Lampu LHE 8 Watt, dan Lampu LHE 11 Watt. Hasilnya adalah pada Lampu LED 5 Watt didapat hasil seperti tabel dengan Lux tertinggi sebesar 48,8 lumen/m2, lux terendah sebesar 19,65 lumen/m2 dan lux rata-ratanya sebesar 30,195 lumen/m2. Pada Lampu LED 7 Watt didapat hasil lux tertinggi sebesar 80,6 lumen/m2, lux terendah sebesar 30,7 lumen/m2, dan lux rataratanya sebesar 52,33 lumen/m2. Sementara pada Lampu LHE 8 Watt didapat hasil seperti tabel dengan Lux tertinggi sebesar 24,4 lumen/m2, lux terendah sebesar 17,8 lumen/m2 dan lux rata2 sebesar 20,76 lumen/m2. Pada lampu LHE 11 Watt didapat hasil lux tertinggi sebesar 35,7 lumen/m2 dan lux rata-ratanya sebesar 29,34 lumen/m2. Selain itu kita lihat pada tabel distribusi cahaya berdasarkan sudut. Pada lampu LED 5 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 31,34 kemudian terus naik seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 69,06, lalu turun kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 32,06. Pada lampu LED 7 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 47,4 kemudian terus naik seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 lux menjadi sebesar 116,43 , lalu turun kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 47,5. Sementara Pada lampu LHE 8 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 48,35 kemudian terus turun seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 26,09, lalu naik kembali kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 49,4. Pada lampu LHE 11 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 82,8 kemudian terus turun seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 35,32, lalu naik kembali kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 77,3. Dari hasil pengujian kita mendapatkan bahwa lux yang dihasilkan oleh lampu LED lebih besar dibandingkan dengan lampu hemat energi, tetapi kita dapat melihat bahwa penyebaran pada lampu hemat energi lebih baik daripada lampu LED. Hal ini dapat dilihat pada data dimana pada lampu hemat energi rata – rata besar lux yang didapat pada keduabelas titik memiliki tingkat keterangan yang tidak berbeda jauh. Sedangkan pada lampu LED terlihat bahwa fokus cahaya berada pada daerah tepat dibawah lampu tersebut dan penyebarannya tidak terlalu merata. Selain itu, terlihat bahwa pada lampu LHE cahaya pada semakin terang seiring kenaikan sudut. Sementara pada lampu LED cahaya semakin redup seiring dengan kenaikan sudut. 4.4 Penggunaan Lampu LHE dan LED Dari hasil penelitian terhadap distribusi panasnya lampu LHE memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu LED. Sementara dari hasil penelitian terhadap distribusi cahayanya lampu LHE memiliki distribusi cahaya yang lebih baik dibandingkan dengan lampu LED. Walaupun Lampu LED memiliki Intensitas yang lebih baik dibandingkan LHE pada suatu titik. Berdasarkan data tersebut maka lampu LHE dan lampu LED memiliki keunggulan dalam hal yang berbeda. Karena itu lebih baik jika penggunaan lampu dipilih sesuai kebutuhkannya. Misalnya untuk penerangan pada ruang kamar kita membutuhkan cahaya yang merata, karena itu lebih baik jika menggunakan lampu LHE. Sementara pada lampu kendaraan yang butuh intensitas cahaya yang kuat lebih baik jika menggunakan lampu LED karena konsumsi daya yang lebih rendah dan tingkat intensitas yang lebih baik. Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014 5. KESIMPULAN 1. Dari hasil pengukuran distribusi panasnya lampu LHE memiliki panas yang lebih tinggi dibandingkan lampu LED. 2. Dari hasil pengukuran distribusi cahayanya lampu LED memiliki Intensitas cahaya yang lebih tinggi dibandingkan lampu LHE, tetapi distribusi cahaya yang dihasilkan lampu LHE lebih baik dibandingkan lampu LED 3. Dari hasil penelitian tersebut maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya Lampu LHE dan LED digunakan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. REFERENSI [1]. Freeman, M.H.1990. Optics.London :Butterworths [2]. Philips. 1993. Lighting Manual. Eindhoven:Philips Lighting [3]. Boylestad, Robert dan Nashelsky, Louis. 1999. Electronic Devices And Circuit Theory. Upper Saddle River : Prentice Hall [4]. Kaufman, John E dan Christensen.1987. IES Lighting Handbook. New York: Illuminating Engineering Society [5]. Soedojo, Dr. Peter, B. Sc. 2009. Fisika Dasar . Yogyakarta : Andi [6]. Sukisno, Toto dan Nugroho, Yusuf. 2011. Analisis Pengaruh Kombinasi Lampu Pijar, TL dan Lampu Hemat Energi Terhadap Kualitas Daya Listrik Di Rumah Tangga [7]. Philips LED Introduction diakses melalui http://www.lighting.philips.com/pwc_li/cn_zh/connect/Assets/sparc2011/pdf_release/phi lips_led_introduction.pdf Analisis pengukuran..., Septyono Utomo, FT, 2014