TINJAUAN ATAS BIAYA PR JUAL SANTAN K Diajukan Sebagai Sal

advertisement
1
TINJAUAN ATAS BIAYA PRODUKSI DALAM PENETAPAN HARGA
JUAL SANTAN KELAPA PADA TOKO SEGAR
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya
Oleh:
KASNIAR
NIM. 12000980
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN
BATAM
2016
2
ABSTRAK
TINJAUAN ATAS BIAYA PRODUKSI DALAM PENETAPAN HARGA
JUAL SANTAN KELAPA PADA TOKO SEGAR
KASNIAR
NIM: 12000980
DOSEN PENBIMBING: WILDAYATI, S.Pd.,M.Pd.E
Toko Segar Batam bergerak dibidang usaha penjualan santan kelapa. Dalam
melakukan usaha penjualan santan kelapa selalu mengeluarkan biaya yaitu biaya
biaya produksi karena penjualan santan kelapa dimulai dari proses pembelian
bahan mentah, pengelolaan menjadi bahan baku hingga produksi sesuai dengan
permintaan pasar. Maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah sejauh mana pengaruh biaya produksi dalam penetapan harga jual. Adapun
tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sejauh mana biaya produksi
berpengaruh terhadap harga jual. Objek kajian dalam penelitian ini adalah
pengaruh biaya produksi terhadap harga jual santan kelapa Toko Segar Batam.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara,metode
observasi dan metode dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang
digunakan adalah metode diskriptif kualitatif. Setiap kenaikan biaya produksi
akan diikuti pula oleh kenaikan harga jual sebaliknya penurunan biaya produksi
akan diikuti pula dengan penurunan harga jual. Berdasarkan penelitian toko segar
sudah melakukan pencatatan biaya –biaya dengan baik namun perlu diperhatikan
dalam perhitungan dan pencatatannya dengan rinci agar tidak terjadi kesalahan
karena biaya memiliki pengaruh yang besar terhadap harga jual dan diharapkan
toko segar dapat tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas produk dipasar
sehinggah dapat memberikan pelayanan kepada konsumen dengan baik.
Kata Kunci: Biaya Produksi, Harga Jual
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi di kota Batam telah membuka peluang-peluang
usaha baru bagi penduduk Batam di berbagai sektor (perdagangan, jasa,
property, industry dsb). Pertumbuhan penduduk kota Batam tertinggi di
Indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia rata-rata
mencapai 14 persen pertahun
(Drs.Sadri Kairuddin. Radar Kepri 28 Mei
2014).
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi ini maka kebutuhan
akan bahan pangan serta kebutuhan bahan-bahan dapur terus meningkat dari
tahun ketahun sehingga member peluang bagi pelaku usaha untuk menekuni
usaha di bidang perdagangan komoditi bahan pangan dan kebutuhan bahanbahan dapur tersebut.Salah satu komoditi primadona yang menjadibisnis
menguntungkan adalah perdagangan kelapa tua untuk bumbu dapur.
Dengan
pola
konsumsi
masyarakat
Indonesia
yang
umumnya
mengkonsumsi makanan yang bermacam ragam jenis baik makanan pokok
maupun makanan ringan pada umumnya salah satu bahan baku yang di
gunakan adalah kelapa tua yang diolah menjadi berbagai macam jenis bahan
tambahan untuk makanan olahan. Kelapa tua umumya digunakan untuk di
produksi menjadi santan yang menjadi bahan baku masyarakat untuk membuat
masakan gulai dan campuran berbagai jenis makanan yang biasa di konsumsi
sehari-hari.
4
Peluang inilah yang telah dijalankan oleh Toko Segar sebagai salah satu
Perusahaan terbatas yang secara khusus bergerak di bidang usaha perdagangan
kelapa tua. Toko Segar adalah salah satu perusahaan perdagangan kelapa tua
yang menjadi salah satu supplayer kelapa di kota Batam dengan mendatangkan
komoditi kelapa dari luar kota Batam. Kebutuhan kelapa tua untuk konsumsi
masyarakat kota Batam pada umumnya didatangkan dari luar Batam karena
kota Batam sendiri tidak
memiliki perkebunan kelapa yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kelapa tua dari luar kota Batam yakni dari kabupatenTembilahan tepatnya
dari Pulau Guntung yang Toko Segar telah bergerak sebagai usaha
perdagangan kelapa tua sejak tahun 2005 dengan mendatangkan terkenal
dengan daerah penghasil kelapa di terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu dalam
menjalankan usahanya Toko Segar melakukan proses produksi dimulai dari
pembelian komoditi kelapa tua Pulau Guntung sampai dengan pendistribusian
kepada agen-agen kelapa sampai dengan penjual pengecer di kota Batam.
Sebelum perusahaan menentukan harga jual suatu produk, perusahaan
terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat
bahwa harga jual ditentukan dengan menjumlah harga pokok produksi per unit
dengan tingkat laba yang diinginkan perusahaan sehingga tanpa adanya
penentuan harga pokok produksi per unit perusahaan akan mengalami kesulitan
di dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan.
Biaya satuan produk merupakan elemen penting dalam penentuan harga jual
yang wajar bagi sebuah produk. Apabila biaya-biaya produk tidak tertutupi
5
oleh harganya, maka perusahaan tidak akan memperoleh laba.Informasi
penentuan biaya pokok produk sering menjadi dasar dalam memperkirakan
biaya-biaya
yang akan datang yang biasanya dituangkan dalam sebuah
anggaran, dimana anggaran tersebut digunakan sebagai alat perencanaan dalam
pemakaian sumber-sumber daya yang efektif.Pengendalian kegiatan dan biaya
juga difasilitasi oleh informasi biaya produk. Apabila biaya operasi terlalu
tinggi dan harus dipangkas, maka biaya produk dapat dipecah kedalam
beberapa bagian guna menentukan biaya-biaya yang dapat ditekan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan oleh laporan biaya
produksi dan penjualan toko segar bisa dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1
Daftar biaya produksi bahan baku dan harga jual satuan/kg santan kelapa Toko
Segar Periode Januari s/d Desember 2015
H. Satuan
Total biaya
Tahun
Jlh Kelapa
harga
Kelapa
pemb. kelapa
2015
bulat/Bln
jual/kg
bulat
/Bln
Januari
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
9000
Februari
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
9000
Maret
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
9000
April
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
9000
Mey
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
9000
Juni
2.000
158.000 Kelapa
315.000.000
9000
Juli
2.000
183.000 Kelapa
366.000.000
12000
Agustus
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
9.000
September
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
12000
Oktober
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
9.000
November
2.000
180.000 Kelapa
360.000.000
9.000
Desember
2.000
180.000 kelapa
360.000.000
9.000
6
Sumber : data dari Toko Segar (2015)
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menulis
laporan tugas akhir mengenai “Tinjauan atas biaya produksi dalam penetapan
harga jual Santan kelapa pada Toko Segar”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membatasi masalah pada
Tinjauan atas biaya produksi dalam penetapan harga jual Santan kelapa pada
Toko Segar.
C. Rumusan Masalah
1. Berapa biaya produksi kelapa yang keluarkan oleh Toko Segar ?
2. Bagaimana penentuan harga jual Santan kelapa berdasarkan full costing dan
variable costing pada Toko Segar?
3. Bagaimana menetapkan harga jual Santan kelapa berdasarkan biaya
produksi oleh Toko Segar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dan manfaat dari penelitian yang diwujudkan dalamTugas Akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya biaya-biaya produksi yaitu: biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pada usaha santan kelapa.
2. Untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi dengan fullcosting dan
variable costing pada usaha santan kelapa.
3. Untuk mengetahui kesimpulan biaya produksi dalam penetapan harga jual
santan kelapa pada Toko Segar.
7
E. Manfaat Penelitian
Adapun mamfaat penelitian dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mamfaat Teoritis
Berguna sebagai menambah pengetahuan dan sebagai alat ukur
kemampuan teori yang dapat dari perkuliahan mengenai pengendalian
intern persediaan barang dagangan.
2. Mamfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan analisa Keuangan yang pernah didapatkan semasa
perkuliahan di Program Studi Akutansi Keuangan Diploma III Permata
Harapan Batam.
b. Bagi Pembaca
Laporan ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan dapat
menjadi bahan referensi atau acuan penelitian bagi penulis selanjutnya,
khususnya mahasiswa program study Akuntansi Keuangan Diploma III
Akademi Akuntansi Permata Harapan Batam.
c. Bagi Perusahaan
Laporan ini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang dapat
dikembangkan berkenaan dengan permasalahan yang dibahas untuk
dapat membantu meningkatkan efisiansi produksi usaha perdagangan
Santan kelapa sehingga meningkatkan keuntungan yang di dapatkan
oleh Toko Segar.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Biaya
Setiap. aktivitas yang diperlukan dalam proses produksi barang atau jasa
pada perusahaan memunculkan pengorbanan untuk pengadaan seluruh
sumber
daya
yang
diperlukan.
Pengorbanan
tersebut
tentu
akan
memunculkan tanggung jawab bagi perusahaan, yang biasa dikenal dengan
istilah ‘biaya’. Pemahaman terhadap konsep biaya sangatlah penting karena
biaya merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan besar kecilnya
laba bagi perusahaan di samping komponen lainnya, yaitu pendapatan.
Informasi biaya dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui sejauh mana
masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomi yang lebih optimal dari
nilai keluarannya. sebaliknya, tanpa adanya informasi biaya, manajemen
tidak memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber daya ekonomi
yang dipergunakan demi memperoleh sumber daya lain yang diperlukan.
Berikut adalah definisi biaya yang dikemukakan oleh para ahli.
Biaya adalah Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal. Menurut Nafarin ( 2004 : 379 ) Biaya (Cost)
adalah nilai sesuatu yang dikorbankan yang diukur dalam satuan uang
9
untuk memperoleh aktiva yang diimbangi dengan pengurangan aktiva atau
penambahan utang atau modal.
Menurut Purba, dan radiks (2006:209), Tentative set of Broad Accounting
Principles Enterprise, biaya dinyatakan sebagai harga penukaran atau
pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh manfaat. Menurut Guan,
Hansen, and Mowen (2009:24) biaya adalah kekayaan tunai atau non-tunai
yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan mampu
memberikan keuntungan untuk saat ini atau mendatang bagi organisasi.
Bila istilah biaya digunakan secara spesifik, istilah ini dilengkapi
menunjukkan objek yang bersangkutan, misalnya biaya langsung, biaya
konversi, biaya tetap, biaya variabel, biaya standar , biaya diffrensial, biaya
kesempatan dan sebagainya. Setiap perlengkapan mempunyai arti dalam
menghitung dan mengukur biaya yang akan berguna bagi pimpinan dalam
mencapai sasaran perencanaan dan pengawasan Selain itu, pengertian biaya
secara luas mengandung 4 (empat) unsur antara lain:
1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dengan satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang akan terjadi
4. Untuk tujuan tertentu
2. Pengertian Produksi
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini
dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan
10
berbagai input atau masukan yang juga disebut faktor - faktor produksi
menjadi keluaran (output) sehingga nilai barang tersebut bertambah.
Beberapa faktor produksi atau input yang digunakan akan menghasilkan
output (keluaran). Jumlah output juga dipengaruhi oleh teknologi yang
digunakan.
Hubungan antara jumlah penggunaan input dan jumlah output yang
dihasilkan dengan teknologi tertentu disebut fungsi produksi. Fungsi
produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat (dan kombinasi) penggunaan input dan tingkat output per
satuan waktu (Soeratno, 2000: 82). Pada model ini, hubungan antara input
dan output disusun dalam fungsi produksi (production function) yang
berbentuk (Nicholson, 2002: 159) :
q= f (K,L,M,...)
Di mana q mewakili output barang - barang tertentu selama satu periode,
K mewakili mesin (yaitu, modal) yang digunakan selama periode tersebut,
L mewakili input jam tenaga kerja, dan M mewakili bahan mentah yang
digunakan. Bentuk dari notasi ini menunjukkan adanya kemungkinan
variable - variabel lain yang mempengaruhi proses produksi (Nicholson,
2002: 159) Kita akan menyederhanakan fungsi produksi dengan
mengasumsikan bahwa produksi perusahaan hanya tergantung pada dua
input: modal (Kapital/K) dan tenaga kerja (Labour/L). Dengan demikian
kita dapat merumuskan suatu fungsi produksi dalam bentuk (Nicholson,
2002: 160) :
11
q = f (K,L)
Dalam proses produksi tersebut menurut jangka waktunya dibagi menjadi
tiga yaitu fungsi produksi jangka sangat pendek, jangka pendek dan jangka
panjang. Dalam jangka sangat pendek bagi seorang produsen, ia tidak bisa
mengubah input tenaga kerja maupun input modal. Dengan demikian input
tenaga kerja maupun input modal adalah tetap atau given.Dalam proses
produksinya menggunakan input tenaga kerja maupun input modal yang
jumlahnya tertentu atau tetap, maka output yang dihasilkannya juga tertentu
dan tetap. Jangka pendek (short run) mengacu pada jangka waktu dengan
salah satu faktor atau lebih faktor produksi tidak bisa diubah atau constan.
Faktor -faktor yang tidak dapat divariasikan selama periode ini disebut
dengan masukkan tetap (fixed input). Faktor modal dianggap sebagai faktor
produksi yang tetap dalam arti bahwa jumlahnya tidak berubah dan tidak
terpengaruh oleh perubahan volume produksi. Sedangkan dalam jangka
pendek faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi variabel yang
penggunaannya berubah -berubah sesuai dengan perubahan volume
produksi. Dalam jangka panjang (long run) adalah jumlah waktu yang di
mana :
TPP = output total
X = jumlah input variabel yang digunakan
Jika hanya satu macam input variabel yang digunakan pada kasus
produksi ini yaitu tenaga kerja (L), maka dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f (L) di mana :
Q = tingkat output.
12
L = jumlah tenaga kerja yang digunakan.
3. Biaya Produksi
Dalam penyajian laporan laba rugi konvensional dapat ditemukan
pengelompokkan biaya menurut fungsi organisasi dimana suatu biaya
terjadi. Untuk itu secara garis besar biaya dikelompokkan sebagai biaya
pabrik dan biaya non pabrik. Biaya pabrik yang juga disebut sebagai biaya
manufaktur atau biaya produksi. Berikut ini adalah beberapa definisi biaya
produksi dari para ahli.
Menurut Carter and Usry dengan penerjemah Krista (2005 : 42) : “Biaya
produksi adalah jumlah dari tiga elemen biaya : biaya bahan baku, langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik”. Sedangkan menurut Mulyadi
(2005 : 16): “Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, yang digunakan untuk
menghitung biaya produk jadi dan biaya produk yang pada akhir periode
akuntansi masih dalam proses”.
Dari pendapat tersebut diatas penulis
menyimpulkan biaya produksi
adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang
jadi yang siap untuk dijual, baik langsung maupun yang tidak langsung
berhubungan dengan proses produksi.
4. Unsur-unsur Biaya Produksi
Biaya-biaya produksi dari suatu perusahaan industri digolongkan
menjadi tiga bagian, yaitu :
13
a. Biaya Bahan Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah bahan yang merupakan bagian
pokok dari barang jadi, dan dapat langsung dibebankan kepada harga
pokok barang yang diproduksi.Menurut Matz, Usry and Hammer (2004
: 29) memberikan definisi bahan langsung sebagai berikut :
“Bahan (direct material) adalah semua bahan yang membantu
bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung
dalam kalkulasi biaya produk”.
Batasan tersebut secara tidak langsung mengungkapkan bahwa
bahan langsung dapat ditelusuri ke produk karena bahan tersebut
membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi dan mempunyai nilai
yang material karena dimasukkan dalam perhitungan harga pokok
produk. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan
langsung tersebut dapat langsung dibebankan kepada produk.
Disamping itu terdapat bahan tertentu yang juga digunakan dalam
proses produksi tetapi tidak dikategorikan sebagai bahan langsung
karena tidak dapat didefinisikan terhadap produk jadi, dan nilainya
biasanya material. Bahan yang demikian dinamakan bahan penolong
atau bahan tidak langsung. Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian
bahan penolong tersebut dikategorikan sebagai biaya bahan tidak
langsung sebagai unsur biayaoverhead pabrik. Dalam hubungannya
dengan volume produksi, biaya bahan langsung tergolong sebagai biaya
variabel. Dimana, apabila volume produksi naik, maka bahan langsung
14
juga akan naik dan kenaikan tersebut proporsional dengan kenaikan
volume produksi.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang timbul karena seseorang telah
memberikan pengorbanan tenaga dan pikirannya untuk memproduksi
suatu barang atau jasa. Menurut Carter and Usry dengan penerjemah
Krista (2005 : 40) :“Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu”.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja
langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada pekerja yang terlibat
secara langsung dalam pembuatan produk, yang dapat ditelusuri ke
produk. Misalnya upah buruh yang mengoperasikan mesin tenun dari
suatu pabrik tekstil, biaya ini dapat dibebankan sebagai biaya tenaga
kerja langsung dari produk lain tenun tersebut. Dalam hubungannya
dengan volume produksi, biaya upah langsung tergolong biaya variasi,
sama seperti biaya bahan langsung. Biaya ini akan ikut berubah apabila
volume produksi berubah.
c. Biaya Overhead Pabrik
Jenis biaya produksi yang paling rumit pembebanannya adalah
overhead pabrik. Biaya ini mempunyai sifat khusus yaitu tidak dapat
ditelusuri kepada produk karena tidak berhubungan secara langsung
15
dengan pembuatan produk. Menurut Carter and Usry dengan
penerjemah Krista (2005 : 41), memberikan batasan overhead pabrik
sebagai berikut :
“Overhead
pabrik
juga
disebut
overhead
manufaktur,
beban
manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur
yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu”.
Batasan di atas menunjukkan bahwa semua unsur biaya dari pabrik
selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung di
kategorikan sebagai biaya overhead pabrik. Oleh karena itu biaya ini
terdiri dari berbagai jenis biaya, termasuk di dalamnya biaya bahan
penolong, biaya reparasi, dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak
langsung, beban yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva
tetap, beban yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu dan biaya
overhead lainnya yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai. Jika dihubungkan dengan perubahan volume produk, maka biaya
overhead pabrik terdiri dari biaya overhead pabrik variabel dan biaya
overhead pabrik tetap. Hal ini berarti terdapat jenis biaya overhead
yang ikut berubah apabila volume produksi mengalami perubahan, dan
ada pula jenis lain yang tidak terpengaruh dengan perubahan volume
produksi. Contoh yang bersifat variabel adalah biaya bahan penolong
dan bersifat tetap adalah biaya depresiasi.
16
5. Metode Perhitungan Biaya Produksi
a. Metode Penghitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Untuk menghitung biaya berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan
harus dapat diidentifikasi secara terpisah. Agar rincian dari perhitungan
biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus
ada perbedaan penting dalam biaya per unit suatu pesanan dengan
pesanan lain. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya
pesanan, yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak
pesanan dapat dikerjakan secara simultan, setiap kartu biaya pesanan
mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja. Isi dan
pengaturan dari kartu biaya pesanan berbeda dari satu bisnis ke bisnis
yang lain.
Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2005 : 127)
Biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah
; suatu pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk mengetahui
pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu sistem
persediaan.
Menurut Mulyadi (2000: 37) Job order costing adalah biaya
dibebankan ke masing-masing pekerjaan suatu dapat berupa pesanan,
kontrak, unit produksi yang dilaksanakan untuk memenuhi spesifikasi
pelanggan. Penghitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan
biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang
dibebankan ke setiap pesanan. Sebagai hasilnya, perhitungan biaya
17
berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang saling
berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan
bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan
membebankan bahan baku tidak langsung ke overhead.
b. Metode Penghitungan Biaya Berdasarkan Proses (Process Costing)
Dalam penghitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga
kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang
dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan membagi total biaya yang
dibebankan ke pusat biaya dengan total biaya per unit yang diproduksi.
Pusat biaya biasanya adalah departemen, tetapi bisa juga pemrosesan
dalam satu departemen.
Persyaratan utama adalan semua produk yang diproduksi dalam satu
pusat biaya selama satu periode harus sama dalam hal sumber daya yang
dikonsumsi; bila tidak, perhitungan biaya berdasarkan proses dapat
mendistorsi biaya produk. Menurut Samryn (2002 : 85) Biaya
berdasarkan proses digunakan dalam situasi dimana pada waktu saat
tertentu pabrik membuat suatu produk tunggal, homogen yang dihasilkan
dalam jangka panjang secara berkelanjutan.
Menurut Bustami (2008:99) Proses costing adalah dalam penentuan
biaya proses,semua biaya yang dibebankan kesetiap departemen produksi
dapat diiktisarkan dalam laporan biaya produksi untuk masing-masing
departemen. Dengan kata lain, perhitungan biaya berdasarkan proses
digunakan pada saat produk dihasilkan dalam kondisi proses yang
18
kontinu atau metode produksi masal dimana produk-produk yang
dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lain bersifat
homogen.
6. Metode Penentuan Biaya Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Menurut Mulyadi (2005)
dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi,
terdapat dua pendekatan Full Costing dan Variable Costing.
a. Pendekatan Full Costing
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga
pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel
maupun tetap. Menurut Rodes (2008) harga pokok produksi menurut
metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :
 Biaya bahan baku
xx
 Biaya tenaga kerja langsung
xx
 Biaya overhead pabrik variable
xx
 Biaya overhead pabrik tetap
xx
 Harga pokok produksi
xx
Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing
terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya
19
tenaga kerja langsung, biaya verhead pabrik variabel, dan biaya
overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum).
b. Pendekatan Variable Costing
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut
metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :
 Biaya bahan baku
xx
 Biaya tenaga kerja langsung
xx
 Biaya overhead pabrik variabel
xx
 Harga pokok produksi
xx
Harga pokok produk yang dihitung pendekatan variable costing
terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel)
ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran
variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap
(biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya
administrasi dan umum tetap).
20
7. Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan
Selain untuk mengumpulkan harga pokok informasi biaya juga dapat
digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Biaya yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Biaya Diferensial (Differential Cost)
Biaya diferensial merupakan istilah perbedaan dalam total biaya antara
dua alternatif yang akan dipilih dalam pengambilan keputusan. Menurut
Samryn (2002 : 37) biaya diferensial yaitu selisih atau perbedaan biaya
antara dua alternatif. Pendapatan diferensial yaitu selisih atau perbedaan
pendapatan antara dua alternatif. Apabila selisih ini berkenaan dengan
pendapatan maka dikenal sebagai pendapatan diferensial. Biaya
diferensial (Differential Cost) adalah :
a) Biaya tambahan yang terjadi bila perusahaan memilih suatu alternatif
dibandingkan dengan alternatif yang lain dalam perubahan volume
produksi.
b) Jumlah yang mengurangi atau menambah harga pokok produksi bila
perusahaan memilih salah satu alternatif.
b. Biaya Tambahan
yaitu biaya yang akan terjadi karena terjadinya proses lebih lanjut atau
kegiatan tambahan. Suatu tambahan akan terjadi bila memilih satu
diantara dua alternatif atau lebih. Jadi, biaya tambahan merupakan biaya
yang timbul jika perusahaan memilih suatu alternatif diantara dua
alternatif keputusan.
21
c. Biaya Kesempatan atau Biaya Peluang (Opportunity Cost)
Opportunity cost ini penting sebagai bahan pertimbangan bagi
penggunaan sumber daya, misalnya suatu gedung milik perusahaan dapat
disewakan 10 juta per tahun, bila gedung tersebut digunakan sendiri oleh
perusahaan maka opportunity costnya adalah 10 juta.
Menurut Darsono (2005 : 22) Opportunity Cost (biaya kesempatan)
yaitu manfaat yang dikorbankan pada saat memilih satu diantara
beberapa alternaitf kesempatan untuk memperoleh benefit laba atau
keuntungan.Seiring dengan peluang/kesempatan, maka akan berpengaruh
terhadap biaya pengeluaran. Biaya Pengeluaran dapat diartikan
pengeluaran berupa uang tunai untuk dibayarkan selama periode tertentu.
Pengeluaran dapat juga diartikan sebagai suatu nilai yang dibayarkan
atau dikonsumsi.
B. Harga Jual
1. Pengertian Harga Jual
Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.
Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk
tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang maksimal. Hansen
dan Mowen (2001:633) mendefinisikan “harga jual adalah jumlah moneter
yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas
barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Menurut Mulyadi (2001:78)
22
“pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah
dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah
mark-up”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu
barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan
perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh
perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen
adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang
terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk
suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen.
2. Penetapan Sasaran Harga Jual
Para pemasar berusaha untuk mencapai sasaran tertentu melalui
komponen-komponen penetapan harga. Beberapa perusahaan mencoba
untuk meningkatkan keuntungan dengan menetapkan harga rendah untuk
menarik bisnis baru. Menurut Boone dan Kurtz (2002:70) “ada empat
kategori dasar atau sasaran penetapan harga, yaitu: 1) profitabilitas, 2)
volume, 3) tingkat kompetisi, dan 4) pretise”.
1). Sasaran profitabilitas
Sebagian besar perusahaan mengejar sejumlah sasaran profitabilitas
dalam strategi penetapan harganya. Para pemasar mengerti bahwa laba
diperoleh dari selisih pendapatan dan beban. Dan juga pendapatan
23
merupakan harga jual dikalikan dengan jumlah yang terjual. Berbagai
teori ekonomi mendasari prinsip maksimalisasi keuntungan (profit
maximization). Akan tetapi pada kenyatannya prinsip ini masih sulit
diterapkan.
Maka
banyak
perusahaan
beralih
pada
sasaran
profitabilitas yang lebih sederhana, yaitu Target Return Goal, dimana
perusahaan menetapkan harga dengan tingkat profitabilitas yang
diinginkan sebagai pengembalian finansial atas penjualan ataupun
investasi.
2). Sasaran volume
Pendekatan yang lain dalam strategi penetapan harga disebut
maksimalisasi
penjualan
(sales
maximization),
para
manajer
menetapkan tingkat minimum profitabilitas yang dapat diterima dan
kemudian menetapkan harga yang akan mengahasilkan volume
penjualan tertinggi tanpa menyebabkan laba turun di bawah level itu.
Strategi ini memandang ekspansi penjualan sebagai suatu prioritas
yang lebih penting bagi posisi persaingan jangka panjang perusahaan
daripada laba jangka pendek.
3). Tingkat Kompetisi
Sasaran penetapan harga ini hanyalah untuk menyamakan harga
dengan pesaing. Jadi perusahaan berusaha untuk menghindari perang
harga dengan tidak menekankan elemen harga dari bauran pemasaran
dan memfokuskan usaha persaingannya pada variabel selain harga
24
seperti menambah nilai, meningkatkan kualitas, mendidik konsumen,
dan menciptakan hubungan.
4). Sasaran Prestise
Pengaruh harga pada prestise membuat sebuah harga menjadi relatif
tinggi untuk mengembangkan dan menjaga sebuah citra dari kualitas
dan eksklusivitas. Para pemasar menetapkan sasaran tersebut karena
mereka mengakui peran harga dalam mengkomunikasikan citra suatu
perusahaan dan produk-produknya.
kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang meneragkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting, yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungan
secara teoritis.
Uuntuk memudahkan dalam melakukan penelitian, dibuat satu kerangka
teoritis yang akan menjadi arahan dalam mengumpulkan data serta analisisnya.
Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada
skema gambar dibawah ini:
25
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Toko Segar
Biaya Produksi
Harga Jual
Sebagaimana di jelaskan oleh Carter and Usry dengan penerjemah “Biaya
produksi adalah jumlah dari tiga elemen biaya : biaya bahan baku, langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik”. Sedangkan menurut Mulyadi
(2005 : 16): “Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pengolahan bahan baku menjadi produk, yang digunakan untuk menghitung
biaya produk jadi dan biaya produk yang pada akhir periode akuntansi masih
dalam proses”.
Dari pendapat tersebut diatas penulis
menyimpulkan biaya produksi
adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang
jadi yang siap untuk dijual, baik langsung maupun yang tidak langsung
berhubungan dengan proses produksi.Dalam hal ini Toko Segar dalam
menentukan harga jual santan kelapa mengacu kepada harga pokok
produksi.Dari harga jual yang telah ditetapkan tersebut maka Toko Segar
sudah mendapatkan penghasilan atau keuntungan dari penjualan santan
kelapa tua tersebut.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Menurut Kasiram (2008 : 149) Metode penelitian kualitatif
deskriptif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut
juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak
digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai
metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif. Menurut Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap
objek penelitian pada suatu masa tertentu.
Sedangkan menurut Punaji
Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa,
objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel
yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.
Hal senada juga dikemukakan oleh Best bahwa penelitian deskriptif
merupakan
metode
penelitian
yang
berusaha
menggambarkan
dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Sukmadinata (2006 : 72)
menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa
27
berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
B. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan mei 2016 – agustus 2016. Adapun
tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Toko Segar,
Alamat tos 3000 jodoh Blok. F No. 14 Batam.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2006 : 55) menjelaskan bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
2. Sampel
Suatu penelitian terkadang memiliki jumlah populasi yang sangat
banyak sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian secara
menyeluruh. Untuk itu diperlukan sebagian dari populasi tersebut yang
dapat mewakili dari seluruh populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2006 :
81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi”.
Roscoe dalam Sugiyono, (2006 : 90) memberikan saran-saran tentang
ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500.
Berdasarkan hal tersebut dan untuk efisiensi tenaga, waktu dan biaya maka
besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini saya mengambil
28
sampelnya adalah seluruh populasi. Karena populasinya hanya 30 data,
sehingga seluruh populasi diangkat sebagai sampel.
D. Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
a) Data kualitatif
Yaitu data yang diperoleh dari pelaku atau lembaga
penggajian
dan pengupahan yang dipergunakan dalam analisa data. Data kualitatif
berupa data Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar
dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang dalam kegiatannya peneliti tidak
menggunakan
angka
dalam
mengumpulkan
data
dan
dalam
memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
b) Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian dari Toko Segar serta data
yang dibutuhkan merupakan data sekunder. Data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berasal dari pihak yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung dngan membahas
masalah yang sering dialami dan berhubungan dengn objek penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang tepat sangat diperlukan dan penting untuk
menentukan baik buruknya suatu penelitian. Pengumpulan data disini
merupakan suatu usaha untuk memperoleh bahan keterangan serta kenyataan
29
yang
benar-benar
nyata
dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Metode
sudah
dokumentasi
berlalu.
karya-karya
tulisan
merupakan
catatan
peristiwa
yang
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
monumental
misalnya
ceritera,
yaitu,
catatan
biografi,
dari
seseorang.
harian,sejarah
peraturan,
Dokumen
kehidupan
kebijakan.
(life
atau
berbentuk
histories),
Dokumen
yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lainlain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen
merupakan
pelengkap
dari
penggunaan
metode
observasi
dan
wawancara dalam penelitian.
b. Metode wawancara yaitu wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga
dapat
dikontruksikan
makna
dalam
sebuah
topik
tertentu.
c. Metode observasi yaitu, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks
biologis
suatu
dan
proses
phisikologis.
yang
Dua
tersusun
diantara
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
dari
yang
berbagai
proses
paling
penting
30
F. Teknik Analisis Data
Untuk tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan dalam
penyusunan tugas akhir ini dan untuk memperoleh suatu kesimpulan maka data
yang telah terkumpul akan dilakukan :
a. Memeriksa dan meneliti data – data yang telah terkumpul untuk menjamin
apakah data tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Mengkategorikan data – data yang sesuai dengan kriteria serta hal – hal yang
diperlukan dalam suatu pendekatan. Penyajian data dalam penelitian ini
dipergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan
kenyataan – kenyataan yang terjadi bersifat umum dan kemungkinan
masalah yang dihadapi serta solusinya.
G. Metode Analisis Data.
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dengan melihat
kerangka pemikiran teoritis, maka teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis kualitatif.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik tang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskrisikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian (biaya produksi, harga jual) serta
penjelasan secara umum mengenai data demografir responden.
Download