pertumbuhan, perkembangan dan permasalahan anak tk

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan
ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana amanat dalam Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru profesional memiliki kualifikasi
akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma IV dan bersertifikat pendidik. PLPG
merupakan salah satu pola yang diselenggarakan untuk memenuhi guru yang memiliki
kualifikasi dan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut.
Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan
secara substansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PLPG, sehingga
selesai mengikuti program pelatihan kompetensi guru meningkat, sehingga
memungkinkan guru dapat mengubah paradigmanya dalam pembelajaran di kelas
yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi
Guru dari sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
pada tahun 2013 telah ditulis dan
dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. Pada babbab berikutnya dibahas tentang Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis
dalam Bab III (Kegiatan Pembelajaran I). Penguasaan dan pemilihan terhadap modelmodel pembelajaran akan sangat membantu guru
dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran di kelas tidak membosankan. Sudah saatnya
siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga paradigma pembelajaran
yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan. Dengan menggunakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif maka pembelajaran menjadi
menyenangkan. Pendekatan dalam pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 adalah
pendekatan saintifik, dengan model pembelajaran discovery, problem-based dan
project-based. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).
Bab IV Kegiatan Belajar 2 tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
yang dilakukan di kelas sebagai “pengobatan” atas masalah-masalah yang dapat
diamati di kelas terkait dengan proses pembelajaran. Dengan melakukan penelitian di
kelas bukan saja pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan, tetapi
kemampuan guru dalam menemukan solusi atas permasalahan pembelajaran dan
pengembangan kreativitasnya dapat terwadahi. Secara administratif guru juga akan
memperoleh nilai tambah untuk pengumpulan angka kreditnya yang dapat digunakan
untuk kenaikan pangkat/jabatan. Hal yang lebih jauh diharapkan tentunya mutu
pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik.
Bab V Kegiatan Belajar 3 berisi tentang substansi materi dari masing-masing
bidang studi. Penguasaan guru terhadap bidang studinya tentu menjadi sesuatu yang
mutlak, karena bagaimana pun baiknya penguasaan kelas atau dalam interaksi dengan
1
siswa tidak akan memberikan arti apa-apa tanpa penguasaan bidang studi (materi
pembelajaran). Bab V isi modul ini diharapkan memberikan wawasan dan pengayaan
yang lebih kepada guru-guruserta melengkapi sumber belajar lain yang dipelajarinya.
Prinsip belajar sepanjang hayat mengharuskan guru juga belajar sepanjang masa agar
apa yang telah dikuasai terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
Modul ini diakhiri dengan assessment, yang terdiri dari assessment untuk
kegiatan 1, 2 dan kegiatan 3. Tujuan pembuatan Assesment adalah selain untuk
memberi latihan dalam menyelesaikan soal-soal juga memberi masukan atas
keberhasilan dalam mempelajari modul.
Secara keseluruhan, substansi modul ini berkaitan dengan kebijakan
pembinaan dan pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan khususnya tentang peningkatan profesi, kompetensi pembelajaran,
penilaian, kompetensi penelitian tindakan kelas serta etika profesi guru.
Substansi modul ini diharapkan dapat menginspirasi dan menambah wawasan
peserta PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan secara
baik hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan profesi guru.
B. Prasyarat
Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik.
Akan tetapi tidak ada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan baik
terlebih dahulu dalam kaitannya dengan :
1. Regulasi penyelenggaraan PLPG
2. Teori-teori pembelajaran
3. Metodologi penelitian
4. Teknik penilaian.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk memudahkan dalam mempelajari modul ini bacalah bagian-bagian
substansi kajian pada bagian awal dalam bab-bab yang tersedia sesuai dengan materi
yang diberikan instruktur. Kerjakan latihan-latihan yang disediakan pada bagian bagian
berikutnya, dengan terlebih dahulu mempelajari contoh-contoh dan penjelasan
pengerjaannya. Jika mengalami kesulitan, tanyalah pada instruktur yang memberikan
materi sesuai dengan kajiannya atau mencari dari sumber belajar dan buku-buku
lainnya yang relevan. Pada akhir kegiatan, anda diminta untuk menyelesaikan soal-soal
latihan yang telah tersedia.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat
meningkatkan kinerjanya menjadi guru yang professional sesuai dengan tuntutan
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan
Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasi guru.
2
BAB II
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
A. Tujuan Antara
Setelah mempelajari bab ini diharapkan pesrta dapat menganalis kebijakankebijakan terkait dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru professional,
sehingga dapat meningkatkan kinerjanya sesuai dengan hakikat tenga profesi yang
pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran/ pendidikan
B. Uraian Materi
Hakikat Guru Profesional
a. Pengertian Profesi
Kata profesi adalah kata benda yang diambil dari kata profession, sedangkan
profesional merupakan kata sifat yang berasal dari kata professional. Menurut Hornby,
profession, n. occupation, esp one requiring advanced education and special training,
eg the law, architecture, medicine, accountancy; … professional adj 1. of a profession
(1): ~ skill; ~ etiquette, the special conventions, form of politeness, etc asociated with a
certain pofession: ~ men, eg doctors, lawyers. 2. Doing or practising something as a full
time occupation or to make a living.
Page & Thomas (1979) memberikan batasan tentang profesi sebagai berikut:
…profession, evaluative term describing the most prestigious occupations which may
be termed professions if they carry out an essential social service, are founded on
systematic knowledge, require lengthy academic and practical training, have high
autonomy, a code of ethics, and generate in-service growth. Teaching should be judged
as a profession on these criteria.
Pengertian profesi pada hakekatnya menunjuk kepada pekerjaan atau jabatan.
Tidak semua pekerjaan disebut sebagai profesi. Ada sejumlah ciri atau persyaratan
yang harus dipenuhi untuk mengatakan suatu pekerjaan sebagai profesi.
b. Karakteristik Profesi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1, pengertian guru professional sebagai berikut.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
1) Ciri Profesi
Menurut Ornstein & Lavine (1984), suatu pekerjaan dikatakan sebagai
profesi apabila memenuhi sejumlah ciri sebagai berikut:
 melayani masyarakat, dan pekerjaan tersebut merupakan karier yang dijalani
seseorang dalam kurun waktu yang lama (sepanjang hayat, tidak mudah
berganti).
3













pekerjaan tersebut membutuhkan bidang ilmu dan keterampilan yang khusus
(tertentu), yang tidak semua orang dapat melakukannya.
menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke dalam praktik.
membutuhkan pelatihan (pendidikan) khusus dalam waktu yang panjang.
terkendali berdasarkan lisensi baku dan/atau memiliki persyaratan khusus (izin)
untuk menduduki pekerjaan tersebut.
otonomi dalam membuat keputusan dalam lingkup pekerjaannya.
menerima tanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang diambilnya.
memiliki komitmen terhadap jabatan dan klien, khususnya berkaitan dengan
layanan yang diberikannya.
menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, dan relatif bebas
dari supervisi jabatan (dokter menggunkan tenaga administrasi untuk
mengelola data klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap
pekerjaan dokter).
mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesinya.
mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elit untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan pekerjaan dokter dihargai
dan diakui oleh IDI dan bukan oleh departemen kesehatan).
mempunyai kode etik, sebagai pedoman dalam melaksanakan layanan.
mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan dari setiap
anggotanya.
mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.
Penulis lain mencoba menggolongkan ciri profesi menjadi dua kelompok
yaitu (1) ciri utama dan (2) ciri tambahan (Sulistiyo-Basuki, 2004). Ciri utama
adalah ciri yang mutlak harus ada atau melekat dalam suatu pekerjaan untuk
dikatakan sebagai profesi. Jika ciri utama ini tidak tampak atau beberapa di
antaranya tidak ada, maka sulit untuk mengelompokkan pekerjaan tersebut ke
dalam profesi.
Ciri Utama
Ada tiga ciri utama yang harus dipenuhi oleh suatu jenis pekerjaan untuk
dikatakan sebagai profesi yaitu (1) Sebuah profesi mensyaratkan suatu pendidikan
atau pelatihan yang ekstensif sebelum memasuki profesi tersebut. Pelatihan ini
dimulai sesudah seseorang memperoleh gelar sarjana; (2) Pelatihan tersebut
meliputi komponen intelektual yang signifikan. Pelatihan tukang batu, tukang
cukur, dan pengrajin lebih merupakan ketrampilan fisik. Sedangkan pelatihan
akuntan, engineer, dokter lebih didominasi oleh muatan intelektual; (3) Tenaga
yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Dengan
kata lain profesi berorientasi kepada pemberian layanan jasa untuk kepentingan
umum daripada kepentingan sendiri.
Ciri Tambahan
Ciri tambahan adalah ciri yang kehadirannya tidak mutlak harus ada. Jika
ciri-ciri tambahan ini dipenuhi maka akan semakin memperkokoh kualitas atau
4
eksistensi profesi dari pekerjaan tersebut. Ada tiga yang termasuk dalam katagori
ciri tambahan, yaitu (1) Adanya proses lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada
banyak profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter
diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun
pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sesuatu yang mutlak
sebagai syarat profesi; (2) Adanya organisasi profesi yang mewadahi para
anggotanya sebagai sarana komunikasi dan sarana perjuangan untuk memajukan
profesinya dan kesejahteraan anggotanya; (3) Otonomi dalam pekerjaannya.
Profesi memiliki otonomi atas penyediaan jasanya dan tindakan-tindakan atas
pengambilan keputusan dalam profesinya. Kode etik juga merupakan ciri
tambahan dalam sebuah profesi. Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Jadi
kehadirannya terkait dengan keberadaan organisasi yang juga masuk dalam
katagori ciri tambahan.
2) Guru Sebagai Profesi
Apakah pekerjaan atau jabatan guru sebagai sebuah profesi? Jawabannya
ya. Hal ini didasarkan kepada beberapa karakteristik sebagai berikut:
 Pekerjaan guru memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan
(penting) dalam masyarakat.
 Untuk bekerja sebagai guru dibutuhkan keterampilan atau keahlian tertentu
(khusus).
 Keahlian dalam pekerjaan guru didasarkan pada teori dan metode ilmiah.
 Ilmu keguruan memiliki batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik dan
eksplisit.
 Pekerjaan guru memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu
yang cukup lama.
 Guru memiliki organisasi profesi sebagai wadah untuk memperkuat kualitas
profesinya.
 Guru memiliki kode etik sebagai landasan dalam bekerja.
 Dalam menjalankan tugasnya, para pendidik/guru berpegang teguh kepada
kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
 Setiap anggota yang bekerja sebagai guru mempunyai kebebasan dalam
memberikan judgement terhadap masalah profesi yang dihadapinya.
 Guru memiliki otonomi dan bebas dari campur tangan pihak luar dalam
melaksanakan tugasnya memberi layanan kepada masyarakat.
 Pekerjaan guru mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat.
 Guru memperoleh imbalan (penghargaan finansial) yang cukup memadai.
c. Kompetensi Guru
1) Profil Pendidikan Guru
Luangkanlah waktu anda sejenak saja untuk membayangkan peran seorang
guru di dalam masyarakat. Kita akan melihat hasil kerja guru melalui orang-orang
yang telah dididik oleh para guru. Mereka mampu menciptakan arsitektur
bangunan-bangunan menjulang tinggi, memproduksi teknologi canggih, sebagai
contoh nyata. Bukti hasil kerja guru banyak dan begitu besar. Tentunya, disamping
keberhasilan masih banyak pula masalah yang perlu dibenahi, terutama masalah
5
peran pendidik dalam membangun mental bangsa yang sehat, membangun
karakter bangsa yang akan membawa kedamaian. Masalah ini berkaitan dengan
pendidikan, merupakan beban berat yang harus dipanggul oleh para guru.
Kekecewaan terhadap karya guru banyak pula didengar. Perilaku guru yang tidak
senonoh, korupsi yang terjadi di lingkungan pendidikan, premanisme yang
berkembang di sekolah.lantas, sosok guru seperti apa yang dapat membantu
negara mengatasi masalah yang sangat kompleks dalam rangka menyiapkan
pemimpin masa depan. Diharapkan para guru sendirilah yang harus memikirkan
kembali, bermenung sejenak tentang dirinya dan profesi yang diembannya.
Mahmud Khalifah menuliskan (2009) tentang guru yang dirindukan: “Guru
adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah cahaya yang
menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan, dan penghapus
kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan mencerahkan akhlak.”
Begitu mulianya seorang guru dimata Khalifah, guru adalah orang yang
pantas mendapatkan penghormatan. Sungguh, orang yang mendidik anak-anak
dengan kesungguhan berhak untuk mendapatkan penghargaan dan
penghormatan. Terpujilah engkau guru seperti yang dinyanyi anak-anak kita.
Bagaimana mungkin bisa menghasilkan output siswa yang baik jika yang
mengajar punya kualiatas kurang?
Profil pendidik guru mewakili gambaran tujuan pendidikan nasional yang
akan dicapai, yakni menyiapkan anak yang berkembang menjadi dewasa secara
utuh, cerdas, beriman, taqwa dan berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohaninya.
Untuk mencerdaskan anak didiknya guru haruslah mencerdaskan dirinya dahulu.
Cerdas dibidang spiritual, yang dapat membimbing anak didiknya menjadi manusia
yang beriman dan berakhlak mulia. Cerdas menguasai, menerapkan dan
mengembangkan keilmuannya. Cerdas dalam merawat kesehatan jasmani-rohani
dan sosialnya sehingga patut ditiru. Dengan demikian profil guru pendidik adalah
guru yang memiliki pribadi cerdas unggul.
Sebutan pendidik dan guru di dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan
sama maksudnya. Secara etimologi pendidik adalah orang yang melakukan
bimbingan. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang pendidikan. Pendidik memiliki batasan tugas
yang lebih luas dalam pengertian awam, sedangkan guru lebih spesifik dimana
tugasnya lebih jelas. Pendidik bisa siapa saja yang tertarik
membantu
mengembangkan orang lain dan waktu dan tempat tidak terbatas. Dalam bahasan
ini digunakan kata pendidik guru.
Karakteristik pendidik guru di antaranya adalah sebagai berikut:
 Pendidik yang juga guru, adalah seseorang yang dituntut untuk komitmen
terhadap profesinya, orang yang selalu berusaha memperbaiki dan
memperbaharui cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zaman
 Pendidik guru adalah orang yang memiliki ilmu, yang mampu menangkap
hakikat sesuatu, orang yang mampu menjelaskan hakikat dalam pengetahuan
yang diajarkannya.
 Pendidik guru adalah orang yang kreatif, yang mampu menyiapkan peserta
didiknya agar mampu berkreaasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil
6
kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan
alam sekitarnya.
 Seorang guru yang berusaha menularkan penghayatan akhlak atau kepribadian
kepada peserta didiknya.
 Pendidik guru adalah orang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya,
melatihkan berbagai keterampilan mereka sesuai bakat, minat dan
kemampuan.
 Pendidik guru adalah seorang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi
untuk membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan.
Perilaku guru hendaknya dapat memberikan pengaruh baik kepada para
anak didiknya, yang dapat mempengaruhi dan merubah kehidupan anak ke arah
yang lebih baik.
Pribadi unggul yang efektif
Adalah Guru Cerdas Berakhlak Mulia
Dan Guru untuk anak-anak yang memiliki masa depan
Guru biasa adalah yang mampu membagi pengetahuan
kepada anak didiknya
Guru baik yang mampu menjelaskan
Dan yang mampu mendemonstrasikan
Guru luar biasa adalah yang mampu memberi inspirasi
anak didiknya menjadi cerdas dan sukses di masa depan
d. Tanggung Jawab keprofesionalan
1) Makna Tanggung Jawab
Tanggungjawab menurut kamus bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib
menanggung segala sesuatu. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban
menanggung, memikul, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya. Menurut Widagdo (2001) Tanggungjawab adalah
kesadaran akan tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.
Tanggungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan
kewajiban. Jenis tanggungjawab tersebut yakni; tanggungjawab terhadap diri
sendiri, tanggungjawab terhadap keluarga, tanggungjawab masyarakat,
tanggungjawab bangsa dan Negara, dan tanggungjawab terhadap tuhan.
Tanggungjawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah
sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan
hak, dan dapat juga tidak mengacu hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggungjawab terhadap kewajibannya.
Pembagiaan kewajiban bermacam-macam dan berbeda-beda. Setiap
keadaan hidup menentukan kewajiban yang tertentu. Kedudukan, status dan
peranan menentukan kewajiban seseorang. Kewajiban ini ada yang terbatas dan
tidak terbatas. Kewajiban terbatas tanggungjawabnya sama untuk semua orang.
Misalnya yang berkaitan hukum. Yang melanggar undang-undang sanksinya sama.
Kewajiban tidak terbatas, tanggungjawabnya memiliki nilai yang lebih tinggi sebab
7
dilakukan oleh suara hati nurani. Seperti guru melaksanakan tugasnya dengan tulus
dan ikhlas tanpa pamrih di luar jadwal yang seharusnya.
2) Tanggung Jawab Guru, Kesadaran, Pengabdian, dan Pengorbanan
Seseorang diharapkan melaksanakan tanggungjawab atas kesadaran.
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, ingat
(kepada keadaan sebenarnya) keadaan ingat akan dirinya, tahu dan mengerti. Jadi
kesadaran adalah hati yang terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa
yang telah dikerjakan. Seperti guru memilih pekerjaan sebagai guru atas kesadaran
diri yang tinggi, sehingga ia akan dapat mempertanggungjwabkan tugasnya kepada
diri sendiri, tidak suka mengeluh dan menyesali pilihannya. Diapun tahu kalau
pihannya itu akan dipertanggunjawabkan kepada keluarga, negara, masyarakat dan
Tuhannya.
Guru saat melaksanakan kewajibannya mengelola pembelajaran di kelas,
seringkali harus mengeluarkan dana sendiri untuk membeli kapur tulis,atau
kebutuhan belajar lainnya karena barang belum tersedia. Rasa tanggungjawab
yang tinggi terhadap tugas yang tidak terbatas, kadangkala kita harus berkorban
materi atau nonmateri. Pengorbanan artinya memberikan secara ikhlas, harta,
benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan nyawa, demi cinta atas sesuatu kesetiaan
dan kebenaran.
Pengorbanan dalam melaksanakan tanggungjawab juga memiliki makna
pengabdian. Perbedaan pengertian antara pengorbanan dan pengabdian sering
tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan.
Pengorbanan merupakan akibat pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara
ikhlas, tanpa pamrih, tanpa perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja siap, saat
diperlukan.
Pengabdian merupakan perbuatan baik yang dapat berupa pikiran ataupun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan dan kecintaan, rasa hormat atau suatu ikatan
dan semuanya dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikat dari rasa
tanggung jawab. Menjadi guru merupakan pengabdian yang tulus dan ikhlas demi
kecintaan pada bangsa dan Negara ini, yang akan dilaksanakan dengan sikap
tanggungjawab yang tinggi.
Ciri-ciri khas orang yang mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi:
 Mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara tuntas.
 Selalu berusaha menghasilkan yang terbaik
 Merasa bertanggung jawab atas semua yang dihasilkannya baik yang buruk
atau yang jelek
 Cenderung menyalahkan diri sendiri, kalau ada hal-hal yang kurang tepat –
salah
Ciri khas dari orang yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi:
 Santai, tidak disiplin, kurang menghargai waktu.
 Sering tidak mengerjakan suatu pekerjaan secara tuntas.
 Hal-hal yang sering terjadi sering dilihat sebagai akibat dari keadaan dibanding
dari tindak-tanduk sendiri.
8
Berkembangnya rasa tanggung jawab pribadi disebabkan sebagian kecil
oleh faktor bawaan dan sebagian dari faktor lingkungan pendidikan dan lingkungan
rumah. Terbentuknya sikap bertanggungjawab karena adanya proses latihan dan
pembiasaan yang akhirnya menjadi alami, menyatu dalam bentuk kesadaran diri.
3) Kewajiban Guru Profesional
Apa yang harus dilaksanakan guru dalam tugas keprofesionalannya telah
tercantum dengan jelas di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 20, seperti yang dikutip berikut ini.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:
 Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
 Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
 Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
 Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika; dan
 Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;




Tanggungjawab keprofesionalan juga dapat meliputi :
Tanggungjawab moral, tenaga professional berkewajiban menghayati,
mengamalkan Panca sila, mewariskan pada peserta didiknya.
Tanggungjawab bidang pendidikan, bertanggungjawab terhadap proses
pendidikan, mengelola, melakukan bimbingan.
Tanggungjawab kemasyarakan, ikut bertanggungjawab memajukan masyarakat
secara umum terutama berkaitan dengan pendidikan.
Tanggungjawab keilmuan, di dalam melaksanakan tugas profesi sebagai guru
bertanggungjawab memajukan ilmu pengetahuan dan tekonologi, terutama
bidang keilmuannya sendiri.
e. Kompetensi Guru
Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, butir c. adalah sebagai berikut:
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Selanjutnya jenis kompetensi guru tersebut lebih ditegaskan pada pasal 10:
(1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
9
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat
jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Dalam konteks itu, maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk
memangku jabatan guru sebagai profesi. Keempat jenis kompetensi guru yang
dipersyaratkan beserta subkompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai
berikut.
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
(1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma
sosial; bangga sebagai pendidik; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma.
(2) Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos
kerja sebagai pendidik.
(3) Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah,
dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
(4) Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
memiliki perilaku yang disegani.
(5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
Para siswa tidak hanya belajar dari apa yang dikatakan guru, mereka juga
belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Kepribadian guru yang tidak efektif akan
menghalangi pembelajaran yang efektif. Beberapa kepribadian buruk guru yang sering
ditemukan di sekolah, ditulis oleh Sukadi, diantaranya;
 sering meninggalkan kelas
 tidak menghargai siswa
 pilih kasih terhadap sisw
 menyuruh siswa menulis di papan tulis
 tidak disiplin
 kurang memerhatikan siswa
 materialistis
Dengan ditetapkannya seperangkat kompetensi guru, masyarakat sangat
berharap terjadi perubahan perilaku mengajar guru di kelas. Menurut Diaz dkk (2006)
keberadaan guru di kelas hendaknya menjadikan ia sebagai model belajar dari peserta
didiknya. Guru sebagai model diantaranya menunjukkan;
10






Guru sebagai orang yang ahli di bidangnya.
Guru sebagai contoh pembentukan moral
Guru sebagai orang memiliki kepedulian dan melakukan tindakan
Guru sebagai figure pemimpin yang memiliki otoritas
Guru sebagai fasilitator yang selalu siap membatu siswanya
Guru sebagai delegator
Mulyana lebih memperluas peran guru professional yang akan mampu
menciptakan kelas untuk anak-anak berprestasi unggul, yang merupakan ramuan dari
bebagai kompetensi guru.
 Guru sebagai pendidik
 Guru sebagai pengajar
 Guru sebagai pembimbing
 Guru sebagai pelatih
 Guru sebagai penasihat
 Guru sebagai pembaharu (innovator)
 Guru sebagai model dan teladan
 Guru sebagai pribadi
 Guru sebagai peneliti
 Guru sebagai pendorong kreativitas
 Guru sebagai pembangkit pandangan
 Guru sebagai pekerja rutin
 Guru sebagai pemindah kemah
 Guru sebagai pembawa cerita
 Guru sebagai actor
 Guru sebagai emancipator
 Guru sebagai evaluator
 Guru sebagai pengawet
 Guru sebagai kulminator
f. Pengembangan Profesional Guru
1) Citra Diri Positif
Makna Citra Diri
Citra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu gambaran yang
dimiliki orang banyak mengenai pribadi, produk maupun suatu lembaga.
Sedangkan citra diri (self-image), diartikan sebagai pandangan dalam berbagai
peran (sebagai anak, orangtua, guru, dsb). Self-image menurut kamus Random
House memiliki pengertian gagasan, konsepsi atau gambaran mental diri, selfestem, respect yang menguntungkan citra diri.
Di dalam kajian psikologi kepribadian , citra diri sebagai konsep diri tentang
individu. Citra diri sebagai salah satu unsure penting dalam penilaian diri
sendiri.menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Bagaimana Anda melihat diri
sendiri. Ini adalah gambaran diri yang telah dibangun dari waktu ke waktu. Apa
harapan Anda? Apa yang anda pikirkan dan rasakan? Apa yang anda telah lakukan
sepanjang hidup anda dan apa yang Anda ingin lakukan.
11
Pandangan pribadi yang kita pahami tentang diri kita sendiri merupakan
citra mental atau potret diri. Menggambarkan karakteristik diri, termasuk cerdas,
cantik, jelek, berbakat, egois dan baik. Ciri-ciri membentuk representative, kolektif
asset dan yang bisa teramati.
Citra diri positif positif memberikan keyakinan ke pada seseorang dalam
pikiran dan tindakan, dan citra diri negative membuat seseorang ragu akan
kemampuan mereka.
Citra Diri guru
Citra Diri Guru dapat dimaksudkan sebagai gambaran tentang diri pribadi
guru yang diberikan appresiasi oleh masyarakat. Penilaian yang diberikan oleh
masyarakat terhadap guru bisa positif atau negatif tergantung kepada kepribadian
maupun karakter yang muncul sebagai wujud profesi guru secara utuh.
Citra Diri Positif (positive self-image) dapat membangun dan
mempermudah karir seseorang , karena dia memandang positif kepada
kemampuan diri, melihat kelebihan diri, bukan kekurangannya. Dengan berpikir
positif pada diri, membuat dirinya berharga.
Pentingnya Citra Diri Positif
“Anda adalah sebagaimana yang Anda pikirkan tentang diri Anda sendiri”
Bingung? Versi aslinya, mungkin malah lebih mudah dipahami: “You are what you
think”. Maksudnya adalah jika kita memiliki citra diri positif, maka kita akan
mengalami berbagai macam hal positif sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra positif adalah orang
yang beruntung. Citra diri yang positif membuat mereka menikmati banyak hal
yang menguntungkan, diantaranya orang sering diberi kepercayaan untuk
mengemban tugas tertentu dan sering pula mendapatkan pelayanan secara
khusus. Selanjutnya dengan citra diri positif akan dapat membangun rasa percaya
diri dan meningkatkan rasa juang.
Membangun Percaya Diri. Citra diri yang positif secara alamiah akan
membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci sukses. Guru yang
mempunyai citra diri positif tidak akan berlama-lama menangisi nasibnya yang
sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya yang positif mendorongnya untuk
melakukan sesuatu yang masih dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang
masih bisa dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan lagi.
Dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut.
Meningkatkan Daya Juang. Dampak langsung dari citra diri positif adalah
semangat juang yang tinggi. Guru yang memiliki citra diri positif, percaya bahwa
dirinya jauh lebih berharga daripada masalah, ataupun penyakit yang sedang
dihadapinya. Ia juga bisa melihat bahwa hidupnya jauh lebih indah dari segala krisis
dan kegagalan jangka pendek yang harus dilewatinya. Segala upaya dijalaninya
dengan tekun untuk mengalahkan masalah yang sedang terjadi dan meraih kembali
kesuksesan yang sempat. Inilah daya juang yang lebih tinggi yang muncul dari guru
dengan citra diri positif.
12
Manfaat Citra Diri Positif
Seseorang yang memiliki citra diri yang positif akan mendapatkan berbagai
manfaat, baik yang berdampak positif bagi dirinya sendiri maupun untuk orangorang di sekitarnya. Manfaat-manfaat yang terasakan oleh si empunya citra diri
positif dan lingkungannya tersebut adalah:
Guru akan membawa Perubahan Positif
Guru yang memiliki citra diri positif senantiasa mempunyai inisiatif untuk
menggulirkan perubahan positif bagi lingkungan tempat ia berkarya. Mereka tidak
akan menunggu agar kehidupan menjadi lebih baik, sebaliknya, mereka akan
melakukan perubahan untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik. Perubahan
positif tidak hanya terasakan oleh dirinya, namun juga oleh lingkungannya.
Mengubah Krisis Menjadi Keberuntungan
Selain membawa perubahan positif, guru yang memiliki citra positif juga
mampu mengubah krisis menjadi kesempatan untuk meraih keberuntungan. Citra
diri yang positif mendorong guru untuk menjadi pemenang dalam segala hal.
Menurut orang-orang yang bercitra diri positif, kekalahan, kegagalan, kesulitan dan
hambatan sifatnya hanya sementara. Fokus perhatian mereka tidak melulu tertuju
kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, melainkan fokus mereka
diarahkan pada jalan keluar. Seringkali kita memandang pada pintu yang tertutup
terlalu lama, sehingga kita tidak melihat bahwa ada pintu-pintu kesempatan lain
yang terbuka untuk kita.
Kita seringkali memandang dan menyesali kegagalan, krisis dan masalah
yang menimpa terlalu lama, sehingga kita kehilangan harapan dan semangat untuk
melihat kesempatan lain yang sudah terbuka bagi kita.
sebagai contoh, John Forbes Nash, pemenang nobel di bidang ilmu
pengetahuan ekonomi dan matematika, justru merasa tertantang ketika
mengalami soal matematika atau permasalahan ekonomi yang sulit. Kesulitankesulitan ini menurut Forbes, merupakan kesempatan untuk membuktikan
kemampuannya memecahkan masalah tersebut. Kesulitan dan masalah dalam
matematika dan ekonomi, mendorongnya untuk mencari cara-cara baru yang lebih
efektif dan kreatif sebagai solusi bagi permasalahan tersebut.
Bagaimana caranya?
Setelah kita menyadari pentingnya memiliki citra diri positif, dan manfaat
memiliki citra diri positif, tentunya kita juga ingin tahu bagaimana membangun
citra diri yang positif. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan untuk membentuk
citra diri yang positif:
Persiapan
Salah satu cara membangun citra diri positif adalah melalui persiapan.
Dengan persiapan yang cukup, kita menjadi lebih yakin akan kemampuan kita
meraih sukses. Keyakinan ini merupakan modal dasar meraih keberuntungan.
Dengan melakukan persiapan, kita sudah berhasil memenangkan separuh dari
pertarungan. Persiapan menuntun kita untuk mengantisipasi masalah, mencari
13
alternatif solusi, dan menyusun strategi sukses. Persiapan dapat diwujudkan
dengan mencari ilmu pengetahuan yang mendukung kita dalam menyelesaikan
suatu masalah.
Berpikir Unggul
Untuk membangun citra diri yang positif, kita harus berpikir unggul. Cara
berpikir unggul seperti ini akan mendorong kita untuk senantiasa berusaha
menghasilkan karya terbaik. Mereka tidak akan berhenti sebelum mereka dapat
mempersembahkan sebuah mahakarya. Semua ini dapat diraih guru jika selalu
berpikir unggul. Setiap kali akan berciptakarya , yang dipikirkan guru adalah
kemenangan atas keberhasilan belajar anak didiknya. Selalu berpikir kreatif dan
inovatif.
Belajar Berkelanjutan
Selain melalui persiapan yang tepat serta berpikir unggul, citra diri positif
juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran berkelanjutan. Hasil
belajar akan membawa perubahan positif dengan menambah nilai bagi orang yang
berhasil mendapatkan pengetahuan ataupun keterampilan baru, yang bisa
dijadikannya modal untuk maju meraih sukses. Tanpa semangat untuk senantiasa
mengembangkan diri, guru yang sudah memiliki citra positif bisa saja lalu
kehilangan citranya tersebut karena tidak dianggap ”unggul” lagi atau tidak
dianggap mampu menambah nilai bagi masyarakat sekitar melalui karya-karya
yangdihasilkannya.
Seringkali guru yang sudah lama mengajar maupun yang berada di tingkat
atas merasa tak perlu lagi untuk belajar. Ia memandang remeh untuk belajar lagi, ia
pikir, “Toh, aku sudah sukses.” Tambahan, orang seperti ini lebih enggan lagi untuk
belajar pada orang yang lebih rendah dari dirinya. Hasilnya, ketika ia dirundung
masalah, keberhasilannya pun melorot. Guru yang lebih muda yang terus belajar
akan menggantikannya dan menangani masalah dengan lebih baik.
Hal yang paling penting juga dalam membahas tentang citra diri ini adalah
konsep diri, atau harga diri. Menurut Bandura, jika selama ini kita merasa hidup
telah sesuai dengan standar-standar yang kita tentukan dan telah memperoleh
imbalan atau penghargaan, itu berarti kita telah memiliki konsep diri (harga diri).
Guru yang memiliki kemampuan membangun citra diri positif akan sukses
dan mudah membangun karier. Ia selalu melihat kelebihan diri, bukan kekurangan.
Guru mampu membuat dirinya berharga dimata orang lain. Contohnya antara lain
citra kejujuran, kesabaran, ketegasan, kedisiplinan dan wibawa merupakan citra
positif yang disukai siapapun. Di dalam membangun citra diri ini dibutuhkan
kemauan dan keseriusan dan memang tidak mudah, sering tidak akan terlihat
langsung hasilnya. Karena citra diri merupakan produk pembelajaran dari orangtua,
pengasuh yang memberikan kontribusi terbesar pada citra diri kita. Pengalaman
lain dari guru, teman dan keluarga, yang menjadi pantulan cermin dari orang yang
berpengaruh pada perkembangan kepribadian secara utuh.
14
2) Etika
Seringkali di dalam kehidupan sehari-hari kita mendengarkan maupun
menggunakan kata etika, etis, etiket, moral, maupun akhlak.
Coba kita perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
“Guru PPL itu tidak punya etika, masuk ruangan tidak mengucapkan salam“
“Rupanya, moral guru itu rendah. Masak, anak didiknya ditendang dan
dimaki-maki karena tidak ikut upacara “
“Tidak etislah kalau kita yang menyampaikan perihal kekurangan bapak
pengawas”
“Mahasiswa supaya memakai pakaian yang pantas di hari wisuda, jangan
kita dikira tidak tahu etiket”
Pada kalimat-kalimat di atas kita bisa melihat cara berperilaku dari manusia
yang dianggap tidak baik dan benar. Mengapa kita sebagai guru perlu memahami
tatacara hidup ini? Perlu beretika, bermoral dan berakhlak baik ?
Seperti yang kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah
yang paling sempurna. Manusia diberi akal budi, perasaan dan kehendak. Dengan
akal manusia bisa berpikir, dengan rasa manusia bisa mengatur keharmonisan
hidup ini, dengan kehendak manusia bisa banyak berbuat amal kebaikan dan
membuat karya. Karunia Allah jua, manusia mampu berbahasa, bisa mendidik dan
dididik, berkehendak untuk menjadikan hidup ini lebih bermakna. Dengan
kelebihan ini, manusia tentunya dapat berperilaku baik (kepribadian) setiap saat.
Untuk memelihara keseimbangan kehidupan pribadi maupun kehidupan
bersama (sosial), manusia perlu mengetahui aturan-aturan, nilai-nilai, normanorma umum, maupun aturan ajaran agamanya. Manusia yang selalu berpikir kritis
akan mampu menimbang perilaku, mana yang berdampak baik dan berdampak
buruk. Kesadaran diri, harus berperilaku bagaimana ini, yang dikenal dengan ilmu
etika.
Berikut ini, akan dibahas tentang etika, moral dan akhlak secara singkat.
Dimulai dari pengertian tentang etika, macam dan hubungan etika dengan moral,
etiket dan akhlak, sehingga membawa kita pada suatu pengertian “guru sebagai
makhluk yang beretika dan berakhlak mulia”.
Etika dan Etiket
Etika yang dalam bahasa Inggris di sebut ethics. Secara etimologi, etika
berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Secara
terminologi etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau
perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Dalam batasan
filsafat, Immanuel Kant yang dikutip dari Anshari (1982), menyatakan bahwa
filsafat adalah pengetahuan yang mencari jawaban dari empat persoalan pokok,
salah satunya dijawab oleh etika. Persoalan tersebut berkaitan dengan, “Apakah
yang boleh dikerjakan manusia?”
Suseno dalam membahas etika dasar (1997), menyatakan bahwa etika
adalah ilmu yang mencari orientasi. Salah satu kebutuhan fundamental manusia
adalah orientasi. Etika sebagai sarana orientasi bagi manusia dalam menjawab
pertanyaan: bagaimana saya harus hidup dan bertindak? Begitu banyak yang dapat
15
memberitahu kita apa yang seharusnya kita lakukan; orangtua, guru, adat istiadat
dan tradisi, teman. Tetapi apakah benar apa yang mereka katakan? Dan bagaimana
kalau mereka masing-masing memberi nasihat yang berbeda? Lalu siapa yang
harus diikuti? Dalam situasi seperti ini etika akan membantu kita untuk mencari
orientasi. Tujuannya agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan.
Etika sebagai ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana
patutnya manusia hidup dalam masyarakat, yang dapat memahami apa yang baik
dan yang buruk. Arti susila dalam etika dimaksudkan kelakuan atau perbuatan
seseorang bernilai baik, sopan menurut norma-norma yang dianggap baik.
Etiket adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara
hubungan baik antara sesama manusia. Arti etiket disini sama dengan adat
kebiasaan, yaitu sesuatu yang dikenal, diketahui dan diulang-ulangi serta menjadi
kebiasaan dalam masyarakat, berupa kata-kata atau macam-macam bentuk
perbuatan manusia dalam berinteraktif dengan manusia lainnya. Agar seseorang
dapat diterima oleh kelompok masyarakat tertentu maka ia harus memahami
etiket pergaulan berlaku pada masyarakat itu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering ditutut untuk membawakan diri
kita berperilaku sesuai dengan etiket tertentu. Seperti etiket berbusana, etiket di
meja makan, etiket dalam berbicara, mengikuti upacara resmi, saat menghadapi
atasan, dalam perjamuan resmi, dan sebagainya. Dengan demikian, secara
sederhana kita dapat mengatakan bahwa etiket merupakan aturan sopan santun
dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Etika sebagai bagian (cabang) filsafat menurut beberapa ahli dinyatakan
sebagai berikut:
 The Liang Gie; etika adalah filsafat tentang pertimbangan moral
 Harry Hamersma; etika dan estetika merupakan filsafat tentang tindakan
 Aristoteles, memasukkan etika ke dalam cabang filsafat praktis; ilmu etika yang
mengatur kesusilaan dan kebahagian dalam hidup perseorangan.
Menurut Suseno, ada empat alasan mengapa manusia perlu beretika:
Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik. Perlu
kesatuan tatanan normatif.
Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang sangat cepat.
Dalam transformasi ekonomi, sosial, intelektual, dan budaya itu nilai budaya
tradisional tertantang. Perubahan-perubahan budaya terjadi begitu cepat akibat
modernisasi. Dalam situasi seperti ini, etika membantu kita agar jangan kehilangan
orientasi, dapat membedakan antara yang hakiki dan apa yang boleh berubah dan
dengan demikian tetap sanggup untuk mengambil sikap yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Ketiga, dengan etika kita dapat menghadapi ideologi-ideologi baru dengan
kritis dan objektif untuk membentuk penilaian sendiri, agar kita tidak mudah
terpancing. Etika juga membantu agar kita jangan naif atau ekstrem, tidak cepat
bereaksi, terhadap suatu pandangan baru, menolak nilai-nilai hanya karena baru
dan belum biasa.
16
Keempat, etika juga perlu oleh agama untuk memantabkan pemeluknya
dalam keyakinan dan keimanan.
Dengan memperhatikan manfaat etika, diharapkan peran Guru di
manapun, dalam situasi apapun keberadaannya tetaplah sebagai pembimbing,
pembina perilaku, dan sekaligus model berperilaku manusia beretika. Karena ini
bagian dari tanggung jawab sebagai pendidik.
Moral dan Etika
Moral berasal dari kata latin mos jamaknya moses yang berarti adat atau
cara hidup. Berarti etika sama dengan moral?
Magnis Suseno (1987)
membedakannya. Ajaran moral dinyatakan Suseno sebagai wejangan, khotbah,
peraturan lisan atau tulisan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak
agar ia menjadi manusia yang baik. Sedangkan etika bukanlah ajaran, tetapi
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika adalah
ilmu, yang membuat kita mengerti tentang ajaran tertentu, dan bagaimana kita
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan ajaran moral.
Kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia.
Bukan berdasarkan perannya, seperti guru, olahragawan, dai, pendeta, dokter, dan
lainnya. Norma-norma moral adalah tolok ukur segi baik-buruknya sebagai
manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.
Etika dan Akhlak
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq atau al-khulq,
yang secara etimologis berarti: a) tabiat, budi pekerti ; b) kebiasaan atau adat; c)
keperwiraan, kesatriaan, kejantanan; d) agama. Akhlak dalam konsep agama Islam
adalah sebagai bukti amaliah dari keimanan dan ketaqwaan seseorang.
Sebagai kita kita pahami etika adalah usaha manusia untuk memakai akal
budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah hidup kalau ia mau baik. Etika
secara umum dikenal sebagai kesepakatan manusia secara bersama-sama
terhadap suatu norma yang jadi pedoman berperilaku. Bagi pemeluk agama Islam
cara berperilaku manusia tidak boleh terlepas dari ajaran agamanya. Manusia
berbuat bukan hanya untuk kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga untuk
kebahagiaan di akherat. Etika beragama di dalam agama Islam disebut dengan
akhlak. Perilaku umat Islam haruslah berpedoman pada ajaran Alquran sebagai
kitab suci dan cara pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari mencontoh akhlak
guru besar nabi Muhammad SAW.
Akhlak dalam agama Islam memiliki makna yang lebih mendalam dalam
hidup manusia, yaitu cara manusia berperilaku yang merupakan pantulan dari
tingkat keimanan hidup beragama. Berdasarkan kajian QS an-Nahl 16: 126 dan QS
asy-Syuura 42:/40, KH Achmad Satori Ismail menjelaskan ada empat tingkatan
akhlak dalam Islam. Pertama, akhlak sayyiah (tercela). Yaitu, semua yang dilarang
Islam berupa keburukan atau kejahatan yang merugikan manusia dan
kehormatannya,atau yang merusak makhluk secara umum. Misalnya. Bergunjing,
mengadu domba, dan menipu. Kedua, akhlah hasanah (baik), adalah akhlak di
mana kebaikan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan
17
yang serupa. Ketiga, akhlak karimah (mulia), yaitu berperilaku sebagaimana yang
diperintahkan Islam. orang yang selalu mampu memaafkan orang lain, walaupun
orang tersebut mampu membalas hal yang tidak baik tersebut yang menimpa
dirinya. Keempat, akhlak adzimah (agung). Kalau pada akhlak karimah ketika
mendapatkan keburukan dari orang lain, cuma sampai memaafkan tersebut. Tapi,
akhlak agung meningkat lebih tinggi, yaitu dengan berbuat baik kepada orang yang
menzoliminya. Bahkan mendoakan orang tersebut untuk hal yang baik.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap
aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan
akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlaq al-karimah. Hal ini tercantum antara lain
dalam sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
(HR. Ahmad, Baihaqi dan Malik).
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik
akhlaknya” (HR. Tirmizi).
“Orang yang paling baik keislamannya ialah orang yang paling baik
akhlaknya” (HR. Ahmad).
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik adalah sesuatu yang paling
banyak membawa manusia ke dalam surga” (HR. Tirmizi).
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari timbangan orang mukmin pada
hari kiamat daripada akhlak yang paling baik” (HR. Tirmizi).
Akhlak Nabi Muhammad SAW disebut juga akhlak Islam. Karena akhlak ini
bersumber dari Al-Qur’an, dan Al-Qur’an datangnya dari Allah SWT, maka akhlak
Islam mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan akhlak ciptaan
manusia (etika, moral, adat, dll) . Ciri-ciri tersebut antara lain:
 Kebaikannya bersifat mutlak, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak
Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu maupun untuk
masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu, dan tempat apapun.
 Kebaikannya bersifat menyeluruh, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya
merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zamn dan di semua
tempat.
 Tetap, langgeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya
bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau
perubahan kehidupan masyarakat.
 Kewajiban yang harus dipatuhi, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak
Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum
tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya.
 Pengawasan yang menyeluruh. Karena akhlak Islam bersumber dari Tuhan,
maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia, sehingga seseorang
tidak berani melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan
menyesali perbuatannya untuk selanjutnya bertobat dengan sungguh-sungguh
dan tidak melakukan perbuatan yang salah lagi. Ini trejadi karena agama
merupakan pengawas yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati nurani yang
hidup yang didasarkan pada agama dan akal sehat yang dibimbing oleh agama
serta diberi petunjuk.
18
Sebagai guru yang beragama Islam tentu pedoman berperilakunya, akan
meniru akhlaq guru besar Muhammad SAW. Yang selalu mengisi kehidupannya
dengan kebaikan-kebaikan yang akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan
akherat.
Kode Etik Guru
Kode etik merupakan bagian dari perilaku dan pengetahuan yang sangat
penting yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang guru. Kode etik suatu profesi
merupakan norma-norma yang harus diperhatikan oleh setiap anggota profesi
khususnya profesi guru di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
kehidupan di masyarakat. Seorang guru akan mengetahui tentang aturan-aturan
yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam melaksanakan profesinya sebagai
seorang guru.
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para
anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan
larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh
diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, melainkan juga menyangkut tingkah
lakau anggota profesi pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam
masyarakat.
Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah untuk:
 menjunjung tinggi martabat profesi
 menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
 meningkatkan pengabdian para anggota profesi
 meningkatkan mutu profesi
 meningkatkan mutu organisasi profesi
Kode Etik Guru Indonesia
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai
dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematis dalam
suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik guru Indonesia adalah sebagai
landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam
menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar
sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian maka
Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan
sikap profesional para anggota profesi keguruan. Guru Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya dengan berpedoman pada dasar-dasar antara lain guru:
 berbakti membimbing peserta didik untk membentuk manusia Indonesia yang
seutuhnya berjiwa Pancasila.
 memiliki dan melaksanakan kejuruan profesional.
 berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
19

menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar-mengajar.
 memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan.
 secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu
dan martabat prosesinya.
 memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
sosial.
 secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai saran perjuangan dan pengabdian.
 melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
Sembilan kode etik guru ini kalau kita simak satu per satu sudah
mengandung nilai bagaimana menjadi guru yang profesional.
3) Etos Kerja
Etos kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok. Kalau dikaitkan dengan profesi guru, etos kerja guru adalah semangat
kerja yang menjadi ciri khas guru dalam menjalankan profesinya.
Orang yang bekerja dilingkungan pendidikan, pendidik dan tenaga
kependidikan , seharusnya tidak hanya melihat pekerjaannya sebagai tempat
mencari nafkah. Ia harus melihatnya sebagai tugas yang mengemban esensi
pendidikan. Menurut Isjoni dan Suarman (2003) pendidikan itu bukan hanya untuk
hari ini dan esok, melainkan membangun kehidupan jauh kedepan. Esensi
pendidikan dalam hal ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat dan bangsa,
sehingga mampu beradaptasi sekaligus melakukan pembaharuan dalam
kehidupannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dikuasai. Yang mampu
mengusainya adalah orang yang cerdas IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ.
Sumber daya manusia yang berkualitas hanya akan didapat dari guru yang
memiliki berbagai kecerdasan tersebut. Guru yang berkualitas akan terbentuk jika
memiliki etos kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja
unggulan yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru dalam
bertugas. Etos kerja tersebut sebagai berikut:
 Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja benar.
 Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras.
 Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja tulus.
 Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja tuntas.
 Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup kerja kreatif.
 Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdiaanku, aku sanggup bekerja serius,
 Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna.
 Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul
Inilah wujud kecerdasan IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ bagi seorang pendidik guru.
Hasil pekerjaaannya mendidik jauh ke depan. Jadi, tugas dan tanggungjawabnya
20
bukan hanya pada saat itu dilakukan, akan tetapi menyiapkan pemimpin masa
depan.
Biasanya tenaga profesional jarang mempermasalahkan agar gajinya
dinaikkan, melainkan kinerjanya sendirilah yang mengharuskan orang lain
membayar mahal. Menurut Isjoni dan Suarman orang-orang profesional tidak
menuntut gaji besar, namun mereka membuat gaji besar dari karyanya.
Etos Kerja Dalam Pandangan Agama Islam
Kerja seperti apapun dalam kehidupan di muka bumi harus dilihat dan
dijalankan dalam suatu keseimbangan yang bernuansa ibadah. Islam menekankan
pentingnya masyarakat muslim secara umum menghabis sepertiga hari mereka
untuk bekerja, sepertiga lainnya untuk tidur dan istirahat, dan sepertiga lainnya
untuk shalat, bersenang-senang, aktivitas keluarga serta masyarakat.
Ujian muslim setelah berkomitmen terhadap etos kerja, kemudian perlu
dipikirkan mengenai bagaimana rejeki didapat dan dimanfaatkan. Dalam surat
Albaqarah 212, Allah mengatakan akan memberi rezeki kepada orang-orang yang
dikehendakinya. Dari ayat tersebut yang perlu disadari adalah kendati Allah
memberikan rezeki lewat berbagai cara dan dalam jumlah yang tak terbatas, tetapi
itu tak berarti rezeki datang dengan sendirinya, etos kerja harus ditumbuhkan
Layak diperhatikan bagaimana pendapatan atau hasil orang per orang yang
berupa rezeki bisa diperoleh. Tentu akhirnya kembali kepada beberapa besar usaha
kita untuk memperoleh rezeki itu. Allah SWT juga banyak berfirman agar rezeki itu
dimanfaatkan dengan baik. Ini berarti terlihat mata rantai suatu aliran pendapatan
dari satu orang keorang lainnya, sehingga akhirnya bagaikan bola salju dan jadilah
suatu pertumbuhan bagi orang tersebut baik secara moral maupun material.
Sebagai guru muslim, kita layak merenungkan bahwa segala rezeki yang
Allah berikan kepada kita, harus dimanfaatkan secara baik. Di samping itu manusia
yang beradab pasti ingin bekerja keras dan cerdas, berusaha mencari rezeki dengan
dilandasi oleh etos Islam.
Allah telah meletakkan di dalam prinsip-prinsip penciptaannya, bahwa
bekerja dan berusaha merupakan daya rahasia kemajuan dan pergerakkan. Alam
telah mengajarkan kepada manusia bahwa segala yang ada di alam ini senantiasa
bergerak, berkembang, dan bekerja untuk membangun sistemnya.
Ajaran Islam amat menekankan etos kerja tanpa melupakan aspek spritual.
Dengan keduanya, Islam mendorong manusia untuk membangun peradaban yang
mempunyai nilai spritual. Menyalakan etos kerja di tengah krisis bangsa adalah
langkah konkrit untuk perbaikan negeri ini. Kehormatan dan kemuliaan datang dari
kerja dan usaha untuk ibadah.
Etos Kerja Cerdas berlandasan Spritual dapat dikembangkan lagi oleh guru
dan implementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yakni Etos kerja sebagai
mental rohani. Bagaimana kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani,
agar didapatkan kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:
 Kerja adalah rahmat, kerja panggilan, kerja aktualisasi, kerja ibadah, kerja
adalah seni, kerja merupakan kehormatan, kerja pelayanan.
21

Rahmat; jiwa besar, pikiran luas, hati baik, rejeki akbar, sumber berkah, suka
cita, ikhlas, bersyukur.
 Amanah; adil, benar, jujur, aman terpecaya, bertanggungjawab,
pembangun,dan pengembang.
 Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas, tumbuh
menjadi bigger-higher, dan better.
 Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi, berserah.
 Seni; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif,, inovatif,
 Kehormatan; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul, excellent.
 Pelayan; fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah, simpatik,
memuaskan.
Etos juga dikenali sebagai kebiasaan, berbasis pada state of mind yang
berhubungan kegiatan produktif.
Etos kerja sebagai seperangkat perlikaku kerja, yang berakar pada
kesadaran yang kuat, keyakinan yangjelas danmantab, serta komitmen yang teguh
pada prinsip,paradigma, dan wawasan kerja yang khs dan spesifik
Delapan kebiasaan (habitus) dalam bekerja cerdas
 Bekerja ikhlas penuh rasa syukur
 Bekerja penuh integitas
 Bekerja keras penuh semangat
 Bekerja serius penuh kecintaan
 Bekerja cerdas penuh kreativitas
 Bekerja tekun penuh keunggulan
 Bekerja pari purna penuh kesabaran.
Bagaimana anda sebagai guru melaksanakan tugas profesinya selama ini,
coba nilai sendiri, lakukan penilaian diri dengan jujur agar ke depan anda pantas
menyadang gelar guru yang profesinal.
4) Komitmen
Makna Komitmen
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan dosen, Pasal 7 dinyatakan bahwa salah satu prinsip profesionalitas butir
c adalah guru memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Selanjutnya dalam Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, Pasal 40 Ayat (2)
butir b, menyatakan pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban mempunyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan butir c
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Komitmen adalah janji. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita.
Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang
sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri seseorang.
22
Pilihan jadi guru hendaklah diperkuat dengan komitmen. Komitmen akan
mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja, menjalankan tugas sebagai
guru menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan
peningkatan kualitas phisik dan psikologi dari hasil kerja. Sehingga segala
sesuatunya menjadi menyenangkanbagi seluruh warga sekolah.
Komitmen mudah diucapkan. Namun lebih sukar untuk dilaksanakan.
Mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan penuh tanggungjawab adalah
salah satu sikap komitmen. Komitmen sering dikaitkan dengan tujuan, baik yang
bertujuan positif maupun yang yang bertujuan negative.
Sudah saatnya kita selalu berkomitmen, karena dengan komitmen sesorang
mempunyai keteguhan jiwa. Stabilitas social tinggi, toleransi,, mampu bertahan
pada masa sulit, dan tidak mudah terprovokasi.
Komitmen yang tinggi untuk mengembangkan pendidikan. Memenuhi
Komitmen (menepati janji sesuai dengan hati nurani) merupakan sikap dasar guru
profesional. Menurut Pugach (2008) ada lima komitmen yang harus dilaksanakan
secara berkelanjutan oleh guru, berkaitan dengan gelar profesional yang
disandangnya.
 Selalu belajar mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber.
 Mengembangkan kurikulum dengan rasa tanggungjawab
 Selalu memperhatikan keragaman latar belakang keluarga peserta didik
 Memenuhi kebutuhan individual dalam belajar di kelas maupun di area
sekolah.
 Aktif berkontribusi dalam tugas profesinya.
Seorang guru tidak boleh berhenti belajar setelah menyelesaikan program
pendidikannya. Mereka harus terus belajar melalui apa yang dipraktekkannya di
kelas, belajar melalui teman-teman seprofesi. Hal ini akan terjadi kalau guru
memiliki komitmen untuk membuka diri jadi yang terbaik, mempunyai semangat
dalam meningkatkan diri, mengembangkan kariernya di dunia pendidikan.
Kurikulum bukanlah dokumen statis, dimana guru hanya mengikuti tanpa
perlu pertimbangan dan sikap bijaksana. Guru diberi wewenang oleh pemerintah
untuk mengembangkannya pada tingkat satuan pendidikan , tingkat kelas, sesuai
kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, dituntut tanggung
jawab guru dalam penggunaan kurikulum pendidikan.
Guru secara terus menerus, tahun berganti tahun, bergantian angkatan,
menerima anggota kelas yang berbeda-beda. Siswa yang datang dari beragam latar
belakangnya. Untuk pembelajaran yang menyenangkan guru diharapkan selalu
kreatif mengelola kelasnya. Dimana, siswa dapat merasa diterima keberadaannya,
merasa aman dan nyaman, berada di lingkungan kelas dan lingkungan sekolah.
Kegiatan belajar di kelas maupun lingkungan sekolah hendaklah diorganisir
secara tepat guna. Pengelompokan kegiatan, pengelompokkan siswa perlu
pertimbangan berbagai kebutuhan individu siswa.
Mengajar bukanlah sekedar bekerja yang memperhatikan jam masuk dan
jam keluar selesai pembelajaran. Bekerja bagaikan robot sesuai dengan apa yang
diperintahkan. Guru sendiri harus mampu mengelola dirinya, mengembangkan
23
profesinya, membutuhkan kesempatan untuk bergabung dengan teman satu
profesi, ikut bertanggung jawab atas profesinya.
Komitmen guru adalah akhlak guru
Menepati janji adalah salah satu pokok ajaran akhlak yang harus
dilaksanakan sebagai aktualisasi dari keimanan. Sewaktu diangkat menjadi guru
pegawai negeri ada komitmen yang diucapkan (diambil sumpah) atas nama Tuhan
dan ditandatangani sebagai bukti tertulis kita berjanji. Apa yang terjadi setelah kita
guru memulai dunia kerja, janji tinggal janji. Komitmen sering terlupakan. Janji
akan lebih mengutamakan tugas Negara daripada kepentingan pribadi, sering
terbalik dalam pelaksanaannya. Beratnya kesalahan kita, kita berjanji dengan Allah.
Guru diharapkan akan menjadi seseorang yang menepati janji, memegang
ucapannya dan dapat dipercaya dan diandalkan. Guru akan tampil dalam sikap,
perkataan dan perbuatan menepati janji betapapun kecilnya dan dapat diandalkan,
terpercaya, beriman dan bertakwa.
Komitmen dan Ketulusan-keikhlasan
Ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja akan memudahkan terlaksananya
komitmen sebagai seorang guru. Membicarakan tentang ikhlas, terkait dengan
ketulusan niat. “Ikhlas itu adalah rahasia dari semua rahasia dan aku
menempatkannya di hati hamba yang menjadi kekasih- Ku.” Demikian firman Allah
SWT sebagaimana disabdakan nabi Muhammad SAW. Niat baik kita untuk
melaksanakan tugas sebaik-baiknya merupakan tujuan hasil kerja yang berkualitas.
Selalu ikhlas dalam bertindak dan niat karena Allah, diikuti dengan doa, akan
membuahkan kebahagiaan bagi pribadi guru dan kesuksesan belajar siswanya.
Bekerja sebagai pengajar bagian dari mencapai kebahagian dalam
kehidupan. Keikhlasan harus selalu ditingkatkan dan dirawat. Menurut Sentanu
dalam bukunya Quantum Ikhlas : “Mencari kebahagiaan hakiki dalam kondisi
ikhlas, manusia akan kuat, cerdas dan bijaksana jalan hidup yang efektif dan
produktif menjadi kekuatan pribadi yakni pribadi dengan bantuan Allah (Power).
Proses melatih diri secara kualtiatif dan kuwantitatif- meningkatkan keikhlasan
dengan mengakses kekuatan dahsyat (Allah). Kebahagiaan hakiki tidak hanya
dipahami melalui pikiran tatapi harus melalui hati dengan kelembutan tersendiri
orang yang ikhlas: rela, sabar, bersyukur akan meraih cita-cita yang tertinggi di
dunia dan akhirat.
Manusia diciptakan dengan sebaiknya dengan berbagai kelebihan dan
kesempurnaan. Fitrah sempurna di zone ikhlas, selalu berprasangka baik kepada
orang lain dan bersyukur kepada apa yang telah didapat. Manusia computer hayati;
hardware Otak’ Software Pikiran dan perasaan’ operating system hati nurani self
maintence system iklas gangguan virusnya putus asa, nafsu, sombong dsbprasangka buruk –manfaat hidup berkurang. Barsaing perang-bekerja sama. Kita
sering diliputi pada hal-hal yang kurang enak. Takut maka timbul pikiran hal-hal
yang menakutkan-usahakan tarik hal-hal yang membahagiakan/menarik hal-hal
yang anda inginkan ingin sembuh focus pada kesehatan senang focus pada
kebahagiaan tenang focus pada kedamaian.
24
Selanjutnya Sentanu mengaitkan kerja otak dengan keikhlasan dan pentinya
doa. Hidup di dunia berpasangan ada otak kiri dan otak kanan. Kiri berpikir analitik,
logis, bahasa, pengetahuan. Kanan Intuisi, kuasi, seni, musik dsb. Tiap orang
berbeda mana yang menonjol. Perlu kerja sama (kanan kiri) , menyeimbangkan diri.
Perang besar melawan diri sendiri. Pikiran positif yang rasanya enak dihati ketika
anda beraktivitas, lakukan dengan hati dengan cara penuh do’a kepada Allah SWT/
menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Allah SWT. Kita telah diberikan
motivasi yang berbicara Zone ikhlas High energi syukur, sabar, tenang, Happy
perasaan positive yang berenergi tinggi positive feeling. Kebanyakan manusia
melihat lewat panca indera tetapi belum tentu memahami apa yang dilihat. Doa
adalah senjata orang yang beriman D = Direction Minta yang jelas O = Obedience =
yakin do’a akan dikabulkan A= Aceptance = syukur (menerima perasaan
terkabulnya do’a).
Komitmen dan Kesabaran
Pepatah popular mengatakan, “Siapa yang bersabar akan beruntung.”
Mengapa beruntung ? Satu surat dalam Al-Quran menuliskan yang artinya”
…Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS 2:153). Jika Allah sudah
menyertai seseorang, tidak ada siapa pun akan mampu mencelakan dia.
Kebersertaan Allah dalam melaksanakan tugas sebagai guru haruslah diusahakan.
Sering kita dalam melaksanakan tugas tidak sabar untuk meraih hasil terbaik.
Sabar, adalah salah satu sikap terpuji yang terkait dengan kepribadian guru.
Menurut Ubaedi kesabaran dalam konsep agama Isalam (Konsep Al-Quran)
dimaksudkan untuk membuat manusia kuat menghadapi hidup. Konsep bagaimana
menghadapi realitas atau menjalani praktek hidup.
Seperti yang kita alami, menjalani hidup ini ternyata tidak cukup dengan
memiliki keinginan yang baik, keinginan untuk menjadi orang baik, atau
menjadikan orang lain disekitar kita lebih baik. Setiap orang memiliki keinginan
untuk jadi baik, yang sering membuat kita tidak nyaman adalah realitas. Realitas
yang kita hadapi sering tidak sesuai dengan harapan, bertentangan dengan
keinginan atau yang telah direncanakan. Ada realitas yang menuntut kita mencari
solusi
“90% penyebab kegagalan manusia adalah kepasrahan terhadap realitas
.”(Washington Irvin)
“kesuksesan dilahirkan dari 99% kegagalan yang dipahami dengan sikap
anti menyerah,” (James Dison)
“keberhasilan seseorang itu 20% ditentukan oleh kecerdasan intelektual
dan yang 80% ditentukan oleh serumpun kemampuan yang disebut
Kecerdasan Emosinal.” (Daniel Goleman)
Ubaedi lebih lanjut menjelaskan, bahwa meski sebagian besar kita sudah
tahu arti kesabaran, tetapi dalam prakteknya masih banyak yang belum berhasil
membedakan antara kesabaran dalam arti pasrah pada Tuhan dan kesabaran
dalam arti pasrah pada kenyataan. Misalnya guru punya komitmen untuk
meningkatkan hasil belajar siswanya. Kenyataannya, tidak semua anak didiknya
dengan cepat ambil bagian berpartisipasi aktif dalam program yang sudah
25
dirancang sedemikian rupa. Ada guru yang pasrah pada kondisi siswa, dengan
menyatakan memang kemampuan dan kemauan siswa untuk belajar terbatas.
Yang jelas kita sudah melaksanakan komitmen dalam menjalankan tugas mengajar.
Sering pasrah pada realitas dengan mengatas namakan kesabaran, nasib, takdir,
kehendak Tuhan, dan sebagainya.
Bila kita sedang mengusahakan ide-ide baru dalam pendidikan
(meningkatkan prestasi) lalu gagal ditengah jalan, orang lain akan mengatakan
kepada kita sabar. Sabar disini mengandung konotasi menerima kegagalan itu apa
adanya. Hal ini tentu tidak sejalan dengan kesabaran yang diajarkan oleh agama.
Ide-ide positif, jika gagal dilaksanakan, agama memerintahkan kita bukan
menerima apa adanya, melainkan menerima untuk memperbaiki. Yang diperbaiki
bisa jadi rencana, proses, teknik, alat, sikap mental, dan lain-lain. Dengan
menerima dan memperbaiki maka jiwa kita akan terdidik untuk menjadi kuat.
Kesabaran adalah kemampuan. Ubaedi mengelompokkan kesabaran
sebagai kemampuan:
a) Kemampuan menunggu
b) Kemampuan mempertahankan
c) Kemampuan menjalankan
Sikap-sikap tidak sabar, seperti mengambil jalan pintas yang melanggar
hukum, main seradak-seruduk, atau malah apatis dan tidak melakukan apa-apa,
hanya akan berakhir dengan kegagalan dan penyesalan.
Komitnen kesabaran perlu ditingkatkan. Sabar dapat mengundang
kehadiran Allah bersama kita. Sabar sebagai cara untuk meminta pertolongan
Allah. Mendidik manusia tidaklah mudah, guru sering kehilangan kesabaran,
sehingga komitmennya dalam menjalankan profesi sering berjalan tidak mulus.
Usaha untuk selalu memperbaiki diri, mencari jalan terbaik dan doa kepada Allah
merupakan kunci utama dalam mencapai hasil kerja terbaik. Disamping itu, guru
hendaklah selalu berupaya menghadirkan Allah dan
dipertahankan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup individu maupun komunitas, agar selalu
menjadi orang yang beruntung.
5) Empati
Makna Empati
Empati dalam bahasa Yunani diartikan sebagai “ketertarikan fisik”, yang
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi dan
merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan
seseorang berhubungan dengan perasaannya. Seseorang yang berempati akan
mampu mengetahui, pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai
resonansi perasaan.
Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antara manusia
mampu merasakan emosi orang lain, yang akan bermanfaat membina relationship
yang akrab dengan orang lain..
26
Empati dan kecerdasan emosional
Empati adalah salah satu ciri kecerdasan emosional. Emosi menurut
Goleman (1996) merupakan suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas, suatu
keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Sejumlah kritikus mengelompokan emosi dalam beberapa golongan , sebagai
berikut:
 Amarah; beringas, mengamuk, benci, jengkel, marah besar , terganggu, rasa
pahit, bermusuhan tindak kekerasan
 Kesedihan; sedih, pedih, muram, melankolis, mengasihani diri, kesepian,
ditolak, putus asa, depresi berat.
 Rasa takut; cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, pobia, panic, tidak
tenang.
 Kenikmatan; bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga, senang
sekali, dan batas ujungnya, mania.
 Cinta; penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,,
bakti, hormat, kasmaran, kasih.
 Terkejut; takjub, terpana, terkejut, terkesiap.
 Jengkel; hina, jijik muak, mual, benci tidak suka, mau muntah,
 Malu; rasa salah, malu hati, kesal hasil, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
Guru yang memiliki empati tinggi, mampu membaca dan memahami
kondisi emosi peserta didiknya pada waktu tertentu. Guru akan berusaha
membantu, memberi bimbingan cara mengelola emosi mereka.
Kecerdasan emosional: kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi, menendalikan dorongan hati dan
tidak berlebih-lebihan dalam kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga
agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan
berdoa.
Empati adalah kemampuan membaca emosi
 Kemampuan menerima sudut pandang orang lain
 Kemampuan dalam mendengarkan orang lain
 Kemampuan kepekaan akan perasaan oranglain
Goleman menyebut empati sebagai”keterampilan dasar manusia”. Orang
memiliki empati
kata Goleman adalah pemimpin alamiah yang dapat
mengekspresikan dan mengartikulasikan sentiment kolektif yang tidak terucapkan,
untuk membimbing suatu kelompok menuju cita-citanya.
Menumbuhkan dan Mengembangkan Empati di kelas
Segal (2000) menyatakan, semakin banyak Anda mempelajari melalui
perasaan, semakin mudah Anda memahami perasaan orang lain. Saya tidak dapat
menemukan alat yang lebih ampuh untuk menelusuri kerumitan hubungan
manusia, kecuali empati. Empati adalah keterampilan terakhir yang Anda peroleh
ketika mendidik hati anda.
Empati mengalir dari kesadaran aktif, rasakan setiap saat, seimbangkan
kebutuhan anda dan kebutuhan orang lain demi kepuasan bersama untuk
27
membetuk hubungan saling menghormati yang langgeng. Kesadaran aktif akan
membuat anda cerdas. Empati membuat anda bijaksana dalam merasa.
Memahami bahasa tubuh. Coba ingat dan catat bagaimana anda bereaksi
setiap anda merasakan atau melihat hal-hal berikut ini pada orang-orang yang
anda temui:
 mulut cemberut
 ringisan
 mata berbinar-binar
 irama suara
 alis berkerut
 senyum lebar
 kelopak mata berat
 nada suara melengking
 cuping hidung mengembang
Apakah anda merasakan ledakan emosioanal pada diri anda; Ketika anda
melihat seseorang mengangis, Anda menangis pula. Ketika seseorang sangat ceria,
Anda tertawa geli. Itu bukan empati sama sekali. Empati dapat dimaknai
menyelami perasaan orang lain, namun masih tetap terjaga beberapa
keterpisahan. Empati dapat merasakan kesedihan orang lain tanpa kehilangan jati
diri dan kesadaran diri.
Data penelitian menunjukkan bahwa empati merupakan kekuatan yang
hebat untuk kebaikan. Guru yang memiliki tingkat empati yang tinggi dapat
mengembangkan kemampuan akademik yang lebih besar pada muridnya daripada
guru yang tingkat empatinya rendah. Carl Roger dalam Zuchdi (2008) mengatakan
bahwa, empati merupakan alat yang paling efektif untuk membantu
perkembangan pribadi dan meningkatkan hubungan serta komunikasi dengan
orang lain.
Empati guru merupakan kedekatan emosi dengan peserta didiknya, ikatan
emosi dengan siswanya. Guru sering gagal mencerdaskan siswanya karena tidak
memiliki empati pada peserta didiknya.
Empati guru terhadap siswa dengan memahami kebutuhan siswanya,
diantaranya;
 Sensitive, penuh perhatian terhadap kebutuhan siswa
 Menunjukkan kemampuan berada pada posisi siswa
 Memahami kebutuhan siswa, tetapi tidak sentimental, membedakan masalahmasalah pribadi anak dari masalah umum.
Latihan membaca wajah siswa anda
Seorang guru harus bisa menyelami, apakah siswa telah mengerti materi
yang baru saja dijelaskan. Biasanya dari ekpresi wajah mereka dapat terlihat.
Berikut ini Hasyim Ashari (2007) mendeskripsikan tanda yang bisa dibaca
dari ekspresi wajah siswa.
28
Ekpresi Wajah/suara
Artinya
Kepala manggut-manggut
Memahami apa yang dijelaskan
Terseyum sambil bilang oo…
Wajah tidak tergerak dengan tetap
memandang papan tulis
Mengerutkan dahi
Bel akhir pelajaran berbunyi, dan siswa
bilang “kok cepat ya”
Sangat memahami
Belum mengerti
Susah memahami
Anda sukses berkomunikasi dengan
siswa
Guru harus kreatif jika di kelas yang diajarnya ada siswa yang ngobrol
dengan temannya. Tidak melihat ke depan, atau kalau ditanya tidak menjawab.
Teramati tidak semangat mengikuti pelajaran. Lakukan interaksi dengan memberi
umpan balik. Guru harus berusaha mencari akar permasalahannya, jangan hanya
fokus menyelesaikan program pembelajaran hari itu. Sikap empati yang tinggi dari
guru akan mampu mengatasi masalah belajar siswanya.
C. Lembar Kerja
1. Baca dan analisis tujuan pendidikan nasional dan buatlah rancangan profil guru
yang akan mampu mewujudkan tujuan tersebut?
2. Lakukan evaluasi diri, apakah anda sebagai guru sudah memiliki profil pendidik
guru yang digambarkan seperti di atas?
3. Rancanglah kegiatan yang harus dilakukan guru untuk satu minggu sesuai
tanggung jawab profesi!
29
30
BAB III
KONSEP KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
A. KONSEP KURIKULUM 2006
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah “kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004
(KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan atau sekolah. Berdasarkan definisi tersebut, maka pihak
sekolah
diberikan
kewenangan
penuh
untuk
mengembangkan
dan
mengimplementasikan kurikulum. Implementasi KTSP menuntut kemampuan sekolah
dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam
pengembangan kurikulum, karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang
kondisi satuan pendidikannya. Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang
harus diselesaikan oleh siswa serta rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan
sejumlah pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dalam
penyelenggaraan pendidikan perlu adanya komponen-komponen pendidikan agar
tercapainya tujuan pendidikan, di antaranya adalah tenaga pendidik, peserta didik,
lingkungan, alat alat pendidikan, kurikulum dan fasilitas yang mendukung tercapainya
tujuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK). KTSP diwujudkan dalam bentuk standar
kompetensi dan kompetensi dasar dan telah disahkan penggunaannya di sekolah, baik
negeri maupun swasta, yang diberlakukan secara bertahap pada tahun pelajaran
2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah pusat
(Depdiknas) mengharapkan paling lambat tahun pelajaran 2009/2010, semua sekolah
telah menerapkan KTSP.
KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan 2 Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Muslich 2008, hlm. 1). Dalam penyusunannya, KTSP
jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan
Nomor 23 Tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
1. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memungkinkan berkurangnya
materi pembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya perangkat standar dan
patokan kompetensi yang perlu dikuasai oleh peserta didik, berkurangnya beban tugas
guru yang selama ini sangat banyak dan beban belajar siswa yang selama ini sangat
31
berat, serta terbukanya kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan kemandirian
sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Sebagai sebuah konsep dan program, KTSP
memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik
dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap,
dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2)
KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3)
penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi; (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif; (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar
dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Guru sendiri yang harus menentukan indikator dan materi pokok pelajaran,
disesuaikan dengan situasi daerah dan minat peserta didik. Dalam KBK 2004
dideskripsikan kompetensi dasar, dijabarkan indikator, dan bahkan dipetakan pula
materi pokok pelajaran. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan KTSP di sekolah
(kepala sekolah dan guru) diberikan otonomi yang lebih besar dalam pengembangan
kurikulum dengan tetap memperhatikan karakteristik KTSP, karena masing-masing
sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi satuan pendidikannya. Keberhasilan atau
kegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung 4 pada kepala
sekolah dan guru, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan dan
menggerakkan berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat
mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya
dengan implementasi KTSP.
2. Standar Isi
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya
disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
a. Kerangka Dasar Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
b. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar
32
kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat
oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan
agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status social ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi
kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan
informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
33
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh
kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan
menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:
(1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar
untuk memahami dan menghayati, (3) belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif, (4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,
dan (5) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan
daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan
memberikan contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru
(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar
serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan
kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang
pendidikan.
34
B. KONSEP KURIKULUM 2013
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat
mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi
tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2)
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.
Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilansecara terpadu.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena (1) adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal, (2)
Penyempurnaan Pola Pikir, (3) Penguatan Tata Kelola Kurikulum, (4) Pendalaman dan
Perluasan Materi.
Tujuan Pendidikan nasional sebagaimana telah dirumuskan dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Secara singkatnya, undang-undang tersebut
berharap pendidikan dapat membuat peserta didk menjadi kompeten dalam
bidangnya. Dimana kompeten tersebut, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional
yang telah disampaikan diatas, harus mencakup kompetensi dalam ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan pasal 35
undang-undang tersebut.
Sejalan dengan arahan undang-undang tersebut, telah pula ditetapkan visi
pendidikan tahun 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.
Cerdas yang dimaksud disini adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan
cerdas sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah
pengetahuan, serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan.
Dengan demikian Kurikulum 2013 adalah dirancang dengan tujuan untuk
mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
35
dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia
memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi
pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.
1. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis
kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan
kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL.
Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian
kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang
dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik
untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses
pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada
kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi
Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu
kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.
2. Standar Isi
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya
disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
36
a. Kerangka Dasar Kurikulum
Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan
dokumen kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Kerangka Dasar
juga digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum 2013.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah
juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten
dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem
semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran
berdasarkan jam pelajaran per semester.
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32,
34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam
belajar SD/MI adalah 35 menit.
Struktur Kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut:
ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
MATA PELAJARAN
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
I
II
III
IV
V
VI
4
5
8
5
-
4
6
8
6
-
4
6
10
6
-
4
4
7
6
3
3
4
4
7
6
3
3
4
4
7
6
3
3
4
4
30
4
4
32
4
4
34
5
4
36
5
4
36
5
4
36
= PembelajaranTematik Integratif
Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat Bahasa Daerah.
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari
konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan
37
III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri
dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
b. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena
mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang
harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model
kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa
sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas
dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar
dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan
kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan
dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.
C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler
dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
38
1. Pembelajaran intra kurikuler didasarkan pada prinsip berikut:
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah,
dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS,
SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
pada tingkat yang
memuaskan (excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi
yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan
secara langsung (direct teaching), ketrampilan kognitif dan psikomotorik adalah
konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan
secara langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental
dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect
teaching).
e. Pembelajaran
kompetensi
untuk
konten
yang
bersifat
developmentaldilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan dengan
pertemuan lainnya, dan saling memperkuat antara satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar
yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak
langsung bukan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum
dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak),
menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan,
membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-kan (lisan, tulis, gambar, grafik,
tabel, chart, dan lain-lain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil
tes, ulangan, dan tugas setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang
untuk individu, kelompok atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta
didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.
2. Pembelajaran ekstrakurikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang
dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin
39
setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan.
Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler wajib.
Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur
pendukung kegiatan intrakurikuler.
D. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SD/MI
1. Pendahuluan
Pendidikan sebagaimana yang dinyatakan di dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 angka 1 adalah: usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Paradigma pendidikan tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam fungsi dan
tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa: pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama
untuk merumuskan standar nasional pendidikan sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
35 sebagai berikut:
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Fungsi standar nasional pendidikan adalah untuk penjaminan dan pengendalian
mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar
nasional pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan
kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
40
2.
Tujuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang
dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;
b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
3.
Cakupan Kompetensi Lulusan
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi
apa yang hendak dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik
sebagai jaminan yang akan mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada
satuan pendidikan tertentu.
Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang
harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang
seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan,
dan kapan diajarkannya.
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen
yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1: Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen Yang Harus Dicapai
DOMAIN
SIKAP
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
Elemen
SD
SMP
SMA-SMK
Proses
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
Individu
beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya
diri, motivasi internal
Sosial
toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah
Alam
pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta
perdamaian
Proses
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah +
Menyaji + Menalar + Mencipta
Abstrak
membaca, menulis, menghitung, menggambar,
mengarang
Konkret
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
membuat, mencipta
Proses
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa
41
DOMAIN
Elemen
SD
SMP
SMA-SMK
+ Mengevaluasi
Obyek
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Subyek
manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2: Kompetensi Lulusan Secara Holistik
DOMAIN
SD
SMP
SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
SIKAP
KETERAMPILAN
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji +
Menalar + Mencipta
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi
PENGETAHUAN
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan
sebagai berikut:
1. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap:
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
2. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan:
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
3. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan:
42
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi.
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan
gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai
berikut:
a. perkembangan psikologis anak,
b. lingkup dan kedalaman materi,
c. kesinambungan, dan
d. fungsi satuan pendidikan.
4.
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Kompetensi
lulusan
satuan
pendidikan
SD/MI/SDLB/Paket
A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMK/MAK/Paket C diuraikan masing-masing
berikut ini.
1. Standar Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, keterampilan,
dan pengetahuan sebagai berikut:
Tabel 3: Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/PAKET A
DIMENSI
SIKAP
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di
sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) KELAS IV
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama yang
dianutnya
1.1 Menerapkan ketentuan syariat Islam
dalam bersuci dari hadats kecil dan
hadats besar
1.2 Menunaikan shalat secara tertib sebagai
wujud dari penghambaan diri kepada
43
1.3
1.4
1.5
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga,
teman, tetangga, dan guru
1.6
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3. Memahami pengetahuan factual 3.1
dengan cara mengamati
[mendengar, melihat,
membaca] dan menanya
3.2
berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk
44
Allah SWT.
Menerapkan kebajikan sebagai
implementasi dari pemahaman ibadah
shalat
Menghindari perilaku tercela sebagai
implementasi dari pemahaman ibadah
shalat
Meyakini keberadaan malaikat-malaikat
Allah SWT
Meyakini adanya Rasul-Rasul Allah SWT
Memiliki sikap jujur sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S At-Taubah (9): 119
Memiliki perilaku hormat dan patuh
kepada orangtua, dan guru dan sesama
anggota keluarga sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Lukman (31): 14
Memiliki sikap santun dan menghargai
teman, baik di rumah, sekolah, dan di
masyarakat sekitarsebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Hadiid (57): 9
Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh
keimanan kepada para malaikat Allah
SWTyang tercermin dari perilaku
kehidupan sehari-hari.
Memiliki sikap gemar membaca sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al‘Alaq (96): 1-5
Memiliki sikap amanah sebagai
implementasi dari pemahaman kisah
keteladan Nabi Muhammad SAW
Memiliki sikap pantang menyerah sebagai
implementasi dari kisah keteladanan
Nabi Musa a.s.
Memiliki sikap rendah hati sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. AlIsra (17): 37
Memiliki perilaku hemat sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. AlIsra (17): 27
Mengetahui Allah itu ada melalui
pengamatan terhadap makhluk ciptaanNya di sekitar rumah dan sekolah.
Mengerti makna iman kepada malaikatmalaikat Allah berdasarkan pengamatan
terhadap dirinya dan alam sekitar.
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah,
dan tempat bermain
3.3 Mengerti makna Asmaul Husna: AlBashir, Al-‘Adil, Al-‘Azhim
3.4 Memahami tata cara bersuci dari hadats
kecil dan hadats besar sesuai ketentuan
syariat Islam
3.5 Memahami makna bacaan sholat
3.6 Mengetahui kisah keteladan Nabi Ayyub
a.s.
3.7 Mengetahui kisah keteladan Nabi Dzulkifi
a.s.
3.8 Mengetahui kisah keteladan Nabi Harun
a.s.
3.9 Mengetahui kisah keteladan Nabi Musa
a.s.
3.10 Mengetahui kisah keteladan pahlawan
dan wali-wali Allah
3.11 Mengetahui sikap santun dan
menghargai sesama dari Nabi
Muhammad SAW
PPKN
KOMPETENSI INTI
1.
Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama
yang dianutnya
2.
Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, percaya diri
dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, tetangga,
dan guru
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghargai kebhinneka-tunggalikaan
dan keragaman agama, suku bangsa,
pakaian tradisional, bahasa, rumah adat,
makanan khas, upacara adat, sosial, dan
ekonomi di lingkungan rumah, sekolah
dan masyarakat sekitar
1.2 Menghargai kebersamaan dalam
keberagaman sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa di lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat sekitar
2.1 Menunjukkan perilaku, disiplin, tanggung
jawab, percaya diri, berani mengakui
kesalahan, meminta maaf dan memberi
maaf sebagaimana dicontohkan tokoh
penting yang berperan dalam perjuangan
menentang penjajah hingga
kemerdekaan Republik Indonesia sebagai
perwujudan nilai dan moral Pancasila
2.2 Menunjukkan perilaku yang sesuai
dengan hak dan kewajiban di rumah,
sekolah dan masyarakat sekitar
2.3 Menunjukkan perilaku sesuai dengan hak
45
dan kewajiban sebagai warga dalam
kehidupan sehari-hari di rumah sekolah
dan masyarakat sekitar
2.4 Menunjukkan perilaku bersatu sebagai
wujud keyakinan bahwa tempat tinggal
dan lingkungannya sebagai bagian dari
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
3.
Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan mencoba
[mendengar, melihat,
membaca] serta menanya
berdasarkan rasa ingin tahu
secara kritis tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat
bermain
4.
Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
46
3.1 Memahami makna dan keterkaiatan
simbol-simbol sila Pancasila dalam
memahami Pancasila secara utuh
3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai
warga dalam kehidupan sehari-hari di
rumah, sekolah dan masyarakat
3.3 Memahami manfaat keberagaman
karakteristik individu di rumah, sekolah
dan masyarakat
3.4 Memahami arti bersatu dalam
keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
3.5 Memahami Nilai-nilai Persatuan pada
masa Hindu Buddha
3.6 Memahami keberagaman alam dan
sumber daya di berbagai daerah
4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di
sekitar rumah dan sekolah dari sudut
pandang kelima simbol Pancasila sebagai
satu kesatuan yang utuh
4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga
di lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat
4.3 Bekerjasama dengan teman dalam
keberagaman di lingkungan rumah,
sekolah, dan masyarakat
4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas
suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa,
rumah adat, makanan khas, dan upacara
adat), sosial ekonomi (jenis pekerjaan
orang tua) di lingkungan rumah, sekolah
dan masyarakat sekitar
4.5 Mensimulasikan nilai-nilai persatuan
pada masa Hindu Buddha dalam
kehidupan di masyarakat
4.6 Memetakan keberagaman sumber daya
alam di berbagai daerah untuk
menumbuhkan kebanggaan nasional
BAHASA INDONESIA
KOMPETENSI INTI
1.
Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama
yang dianutnya
2.
Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, percaya diri
dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, tetangga,
dan guru
3.
Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan mencoba
[mendengar, melihat,
membaca] serta menanya
berdasarkan rasa ingin tahu
secara kritis tentang dirinya,
KOMPETENSI DASAR
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang
Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang
diakui sebagai bahasa persatuan yang
kokoh dan sarana belajar untuk
memperoleh ilmu pengetahuan
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah
Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan
lingkungan dan sumber daya alam, alat
teknologi modern dan tradisional,
perkembangan teknologi, energi, serta
permasalahan sosial
2.1 Memiliki kepedulian terhadap gaya, gerak,
energi panas, bunyi, cahaya, dan energi
alternatif melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab
terhadap penggunaan alat teknologi
modern dan tradisional, proses
pembuatannya melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur tentang
jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
2.4 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan
dan sumber daya alam melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia
2.5 Memiliki perilaku jujur dan santun
terhadap nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di Indonesia
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil
pengamatan tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
3.2 Menguraikan teks instruksi tentang
47
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat
bermain
3.3
3.4
3.5
4.
Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
4.1
4.2
4.3
4.4
48
pemeliharaan pancaindera serta
penggunaan alat teknologi modern dan
tradisional dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
Menggali informasi dari teks wawancara
tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan
serta kegiatan ekonomi dan koperasi
dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
Menggali informasi dari teks cerita
petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
Menggali informasi dari teks ulasan buku
tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di Indonesia
dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
Mengamati, mengolah, dan menyajikan
teks laporan hasil pengamatan tentang
gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan
cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
Menerangkan dan mempraktikkan teks
arahan/petunjuk tentang pemeliharaan
pancaindera serta penggunaan alat
teknologi modern dan tradisional secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
Mengolah dan menyajikan teks wawancara
tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan
serta kegiatan ekonomi dan koperasi
secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
Menyajikan teks cerita petualangan
tentang lingkungan dan sumber daya alam
secara mandiri dalam teks bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan
buku tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di Indonesia
secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
MATEMATIKA
KOMPETENSI INTI
1.
Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama
yang dianutnya
2.
Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman,
tetangga, dan guru
KOMPETENSI DASAR
2.1 Menunjukkan perilaku patuh, tertib dan
mengikuti prosedur dalam melakukan
operasi hitung campuran
2.2 Menunjukkan perilaku cermat dan teliti
dalam melakukan tabulasi pengukuran
panjang daun-daun atau benda-benda lain
menggunakan pembulatan (dinyatakan
dalam cm terdekat
2.3 Menunjukkan perilaku adil dalam
membagi suatu benda kepada teman
sekelompok dengan rata-rata jumlah yang
sama
2.4 Menunjukkan perilaku disiplin dan teratur
dalam membuat dan mengikuti suatu
jadwal kegiatan yang berulang dan efektif
menggunakan prinsip KPK dalam kalender
2.5 Menjalankan tugas dengan penuh
tanggungjawab menjaga kerapian dan
kebersihan kelas berdasarkan jadwal
berulang yang tepat menggunakan prinsip
KPK dalam kalender (misal jadwal piket,
Pramuka dll)
2.6 Menunjukkan perilaku peduli dengan cara
memanfaatkan barang-barang bekas yang
ada di sekitar rumah sekolah atau tempat
bermain untuk membuat benda-benda
berbentuk kubus dan balok bangun
berdasarkan jaring-jaring bangun ruang
49
yang ditemukan
3.
Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat
bermain
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13
50
Mengenal konsep pecahan senilai dan
melakukan operasi hitung pecahan
menggunakan benda kongkrit/gambar
Menerapkan penaksiran dalam
melakukan penjumlahan, perkalian,
pengurangan dan pembagian untuk
memperkirakan hasil perhitungan
Memahami aturan pembulatan dalam
membaca hasil pengukuran dengan alat
ukur
Memahami faktor dan kelipatan bilangan
serta bilangan prima
Menemukan bangun segibanyak
beraturan maupun tak beraturan yang
membentuk pola pengubinan melalui
pengamatan
Mengenal sudut siku-siku melalui
pengamatan dan membandingkannya
dengan sudut yang berbeda
Menentukan kelipatan persekutuan dua
buah bilangan dan menentukan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
Menentukan faktor persekutuan dua
buah bilangan dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)
Memahami luas segitiga, persegi
panjang, dan persegi
Menentukan hubungan antara satuan
dan atribut pengukuran termasuk luas
dan keliling persegi panjang
Menunjukkan pemahaman persamaan
antara sepasang ekspresi menggunakan
penambahan, pengurangan, dan
perkalian
Mengenal sifat dari garis parallel
Memahami pecahan senilai dan operasi
3.14
3.15
3.16
3.17
4.
Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
hitung pecahan menggunakan benda
kongkrit/gambar
Memahami penambahan dan
pengurangan bilangan decimal
Menentukan nilai terkecil dan terbesar
dari hasil pengukuran panjang atau berat
berdasarkan pembulatan yang disajikan
dalam bentuk tabel sederhana
Memahami pola penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dengan
menggunakan hal-hal yang konkrit dan
garis bilangan
Memahami konsep bilangan negatif
menggunakan hal-hal yang konkrit dan
garis bilangan
Mengemukakan kembali dengan kalimat
sendiri , menyatakan kalimat
matematika dan memecahkan masalah
dengan efektif permasalahan yang
berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan
kuantitas, desimal dan persen terkait
dengan aktivitas sehari-hari di rumah,
sekolah, atau tempat bermain serta
memeriksa kebenarannya
Melakukan pengubinan menggunakan
segibanyak beraturan tertentu
Menyatakan pecahan ke bentuk desimal
dan persen
Mengurai dan menyusun kembali jaringjaring bangun ruang sederhana
Membentuk jaring-jaring bangun ruang
yang berbeda dengan jaring bangun
ruang yang sudah ada
Membuat benda-benda berdasarkan
jaring-jaring bangun ruang yang
ditemukan dengan memanfaatkan
barang-barang bekas yang ada di sekitar
rumah sekolah atau tempat bermain
Menyatakan kesimpulan berdasarkan
data tabel atau grafik
Membuat peta posisi suatu
tempat/benda tanpa menggunakan skala
dengan memperhatikan arah mata angin
Mengumpulkan dan menata data diskrit
dan menampilkan data menggunakan
51
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
bagan dan grafik termasuk grafik batang
ganda, diagram garis, dan diagram
lingkaran
Mengembangkan, dan membuat
berbagai pola numerik dan geometris
Membuat prediksi yang berhubungan
dengan pola dan menelusuri pola yang
berulang dengan menggunakan
pencerminan dan rotasi
Mengurai dan menyusun kembali jaringjaring bangun ruang sederhana
Mengurai sebuah pecahan menjadi
sebagai hasil penjumlahan atau
pengurangan dua buah pecahan lainnya
dengan berbagi kemungkinan jawaban
Menyajikan hasil pengukuran panjang
atau berat berdasarkan pembulatan
yang disajikan dalam bentuk tabel
sederhana
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan
lokasi objek menggunakan peta grid dan
melalui percerminan
Merepresentasikan sudut lancip dan
sudut tumpul dalam bangun datar
Menggabung sudut bagian dalam
segitiga dan segi empat untuk menarik
kesimpulan
ILMU PENGETAHUAN ALAM
KOMPETENSI INTI
1.
Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama
yang dianutnya
2.
Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman,
tetangga, dan guru
52
KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan
menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya, serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
1.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan
inkuiri ilmiah dan berdiskusi
1.3 Menghargai kerja individu dan kelompok
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan penelaahan
fenomena alam secara mandiri maupun
berkelompok
3.
Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat
bermain
4.
Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan
tumbuhan dan fungsinya
3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa
jenis mahluk hidup
3.3 Memahami hubungan antara gaya, gerak,
dan energi melalui pengamatan, serta
mendeskripsikan penerapanya dalam
kehidupan sehari-hari
3.4 Membedakan berbagai bentuk energi
melalui pengamatan dan mendeskripsikan
pemanfaatannya dalam kehidupan seharihari
3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui
pengamatan dan keterkaitannya dengan
indera pendengaran
3.6 Memahami sifat-sifat cahaya melalui
pengamatan dan mendeskripsikan
penerapannya dalam kehidupan seharihari
3.7 Mendeskrisikan hubungan antara sumber
daya alam dengan lingkungan, teknologi,
dan masyarakat
1.1 Menuliskan hasil pengamatan tentang
bentuk luar (morfologi) tubuh hewan dan
tumbuhan serta fungsinya
1.2 Menyajikan secara tertulis hasil
pengamatan daur hidup beberapa jenis
mahluk hidup.
1.3 Menyajikan laporan hasil percobaan gaya
dan gerak menggunakan table dan grafik
1.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi
tentang bunyi
1.5 Membuat sebuah karya/model yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya
1.6 Menyajikan laporan tentang sumberdaya
alam dan pemanfaatannya oleh
masyarakat
1.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan
53
tentang teknologi yang digunakan di
kehidupan sehari-hari serta kemudahan
yang diperoleh oleh masyarakat dengan
memanfaatkan teknologi tersebut
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.
Menerima dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya
2.
Menunjukkan perilaku jujur,
2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin
disiplin, tanggung jawab,
bertanggung jawab, peduli, santun dan
santun, peduli, dan percaya
percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh
diri dalam berinteraksi
tokoh-tokoh pada masa Hindu Buddha dan
dengan keluarga, teman, guru
Islam dalam kehidupannya sekarang
dan tetangganya
2.2. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu,
peduli, menghargai, dan
bertanggungjawab terhadap kelembagaan
sosial, budaya, ekonomi dan politik
2.3. Menunjukkan perilaku santun, toleran dan
peduli dalam melakukan interaksi sosial
dengan lingkungan dan teman sebaya
3.
Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati *mendengar,
melihat, membaca+ dan
menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat
bermain
54
1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan waktu dengan segala
perubahannya
1.2 Menjalankan ajaran agama dalam berfikir
dan berperilaku sebagai penduduk
Indonesia dengan mempertimbangkan
kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan
politik dalam masyarakat
1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan lingkungannya
3.1 Mengenal manusia, aspek keruangan,
konektivitas antar ruang, perubahan dan
keberlanjutan dalam waktu, sosial,
ekonomi, dan pendidikan
3.2 Memahami manusia, perubahan dan
keberlanjutan dalam waktu pada masa
praaksara, Hindu Budha, Islam dalam
aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan
pendidikan
3.3 Memahami manusia dalam hubungannya
dengan kondisi geografis di sekitarnya
3.4 Memahami kehidupan manusia dalam
kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan,
dan budaya di masyarakat sekitar
3.5 Memahami manusia dalam dinamika
interaksi dengan lingkungan alam, sosial,
budaya, dan ekonomi
4.
Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA
KOMPETENSI INTI
1.
2.
Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama
yang dianutnya
Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, percaya
diridalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, tetangga,
dan guru
4.1 Menceriterakan tentang hasil bacaan
mengenai pengertian ruang, konektivitas
antar ruang, perubahan, dan keberlanjutan
dalam waktu, sosial, ekonomi, dan
pendidikan dalam lingkup masyarakat di
sekitarnya
4.2 Merangkum hasil pengamatan dan
menceritakan manusia, perubahan dan
keberlanjutan dalam waktu pada masa
praaksara, Hindu Budha, Islam dalam
aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan
pendidikan
4.3 Menceritakan manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan geografis
tempat tinggalnya
4.4 Mendeskripsikan kehidupan manusia
dalam kelembagaan sosial, pendidikan,
ekonomi, dan budaya di masyarakat
sekitar
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika
interaksi dengan lingkungan alam, sosial,
budaya, dan ekonomi
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi ciri khas keindahan karya seni
dan karya kreatif masing-masing daerah
sebagai anugerah tuhan
2.1 Menunjukkan sikap berani
mengekspresikan diri dalam berkarya seni
2.2 Menunjukkan rasa ingin tahu dalam
mengamati alam di lingkungan sekitar
untuk mendapatkan ide dalam berkarya
seni
2.3 Menunjukkan perilaku Mengenal sikap
disiplin, tanggung jawab dan kepedulian
55
terhadap alam sekitar melalui berkarya
seni
3.
Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan mencoba
[mendengar, melihat,
membaca] serta menanya
berdasarkan rasa ingin tahu
secara kritis tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat
bermain
4.
Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis,dan sistematis
dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
56
3.1 Mengenal tempat- tempat industri,
bersejarah, dan seni pertunjukan di daerah
setempat
3.2 Mengenal gambar alam benda, dan kolase
3.3 Membedakan panjang-pendek bunyi, dan
tinggi-rendah nada dengan gerak tangan
3.4 Mengenal tari-tari daerah dan keunikan
geraknya
3.5 Mengetahui berbagai alur cara dan
pengolahan media karya kreatif
3.6 Memahami cerita terkait situs-situs
budaya baik benda maupun tak benda di
Indonesia dengan menggunakan bahasa
daerah
4.1 Menggambar alam berdasarkan
pengamatan keindahan alam
4.2 Membuat karya seni kolase dengan
berbagai bahan
4.3 Menggambar model benda kesukaan
berdasarkan pengamatan langsung
4.4 Membentuk karya seni tiga dimensi dari
bahan alam
4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak tangan
dan badan sesuai dengan tinggi rendah
nada
4.6 Memainkan pola irama lagu bertanda
birama empat dan menunjukkan
perbedaan panjang pendek bunyi
4.7 Menyanyikan solmisasi lagu wajib dan
lagu daerah yang harus dikenal
4.8 Memainkan alat musik melodis lagu yang
telah dikenal sesuai dengan isi lagu
4.9 Menunjukkan makna gerak ke dalam
bentuk tari bertema dengan mengacu
pada gaya tari daerah
4.10 Memperagakan makna gerak ke dalam
bentuk tari bertema dengan mengacu
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
pada gaya tari daerah berdasarkan ruang
gerak
Mengembangkan makna gerak ke dalam
bentuk tari bertema dengan mengacu
pada gaya tari daerah berdasarkan ruang
gerak dan pola lantai
Memperagakan makna gerak ke dalam
bentuk tari bertema dengan mengacu
pada gaya tari daerah berdasarkan ruang
gerak dan pola lantai
Membuat karya kreatif dengan cara
meronce memanfaatkan bahan alam dan
buatan dari lingkungan
Membuat karya kreatif yang diperlukan
untuk melengkapi proses pembelajaran
dengan memanfaatkan bahan di
lingkungan
Membuat karya kreatif berupa benda
aksesoris pelengkap busana dengan
berbagai bahan dan cara pembuatan
Membuat karya teknologi sederhana
dengan memanfaatkan tali sebagai
tenaga penggerak
Menceritakan cerita terkait situs-situs
budaya baik benda maupun tak benda di
Indonesia dengan menggunakan bahasa
daerah
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.
Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama
yang dianutnya
2.
Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, percaya
diridalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, tetangga,
dan guru
1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh
perangkat gerak dan kemampuannya
sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai
1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh
harusdipelihara dan dibina, sebagai wujud
syukur kepada sang Pencipta
2.1 Menunjukkan disiplin, kerjasama,
toleransi, belajar menerima kekalahan dan
kemenangan, sportif dan tanggungjawab,
menghargai perbedaan
2.2 Menunjukkan perilaku santun kepada
teman, guru dan lingkungan sekolah
selama pembelajaran penjas
57
3.
4.
58
Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan mencoba
[mendengar, melihat,
membaca] serta menanya
berdasarkan rasa ingin tahu
secara kritis tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
3.1 Memahami tinggi dan berat badan ideal
dan pengaruhnya terhadap pertubuhan
dan perkembangan
3.2 Memahami pengaruh aktivitas fisik dan
istirahat terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tubuh
3.3 Memahami gizi dan menu seimbang dalam
menjaga kesehatan tubuh
3.4 Memahami jenis cidera dan mampu
melakukan penanggulangan sederhana
selama melakukan aktivitas fisik
4.1 Mempraktikkan kombinasi gerak dasar
untuk membentuk gerakan dasar atletik
jalan dan lari yang dilandasi konsep gerak
melalui permainan dan atau tradisional
4.2 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
pola gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam
permainan bola kecil yang dilandasi
konsep gerak dalam berbagai permainan
dan atau olahraga tradisional bola kecil
4.3 Mempraktikkan berbagai aktivitas
kebugaran jasmani untuk mencapai tinggi
dan berat badan ideal
4.4 Mempraktikkan kombinasi pola gerak
dominan untuk membentuk keterampilan/
teknik dasar senam (seperti: hand stand,
kayang, dsb) dan kombinasi pola gerak
dominanposisi statis dan dinamis,
tumpuan dan gantungan (misalnya: gerak
hand stand berpasangan) secara
berpasangan
4.5 Mempraktikkan pola gerak dasar berirama
bertema budaya daerah yang sudah
dikenal yang dilandasi konsep gerak
mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan
musik
4.6 Mempraktikkan salah satu gaya renang
dalam jarak tertentu*
4.7 Mempraktikkan dasar penyelamatan
terhadap orang lain*
LEMBAR KERJA
ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI, dan KD
SD KELAS IV
PETUNJUK KEGIATAN ANALISIS SKL, KI DAN KD
Kompetensi
:
Tujuan Kegiatan
Kelompok Kerja
:
:
Memahami keterkaitan antara SKL, KI dan KD pada
Kurikulum 2013
Menganalisis keterkaitan SKL, KI dan KD
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bacalah substansi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun 2013!
Bacalah dan komparasikan dengan SKL Tahun 2006 (Permendiknas Th 2006)!
Bacalah KI dan KD semua mata pelajaran!
Bacalah tema-tema 1 tahun yang telah tersedia!
Bacalah dan kajilah indikator yang mengacu pada KD dan tema!
Pelajari aspek-aspek keterkaitan antara KI, KD, dan Indikator serta tema yang
tersedia!
7. Buatlah ceklistdari setiap indikator dikorelasikan dengan tema-tema satu tahun
(bisa kelompok dan atau individu)!
8. Lakukan keseluruhan mata pelajaran sampai seluruh terakomodasi!
9. Setelah selesai masukkan dalam format jaringan KD dan indikator!
59
LK – 1.3
LEMBAR KERJA
ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI, dan KD
SD KELAS IV
TEMA (1TAHUN)
1. Indahnya
Kebersamaan
2. Selalu Berhemat
Energi
3. Peduli terhadap
Makhluk Hidup
4. Berbagai Pekerjaan
5. Menghargai Jasa
Pahlawan
6. Indahnya Negeriku
7. Cita-citaku
8. Daerah Tempat
Tinggalku
9. Makanan Sehat dan
Bergizi
SKL
Memiliki *melalui menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, mengamalkan+ perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah,
sekolah, dan tempat bermain
Memiliki *melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta+ kemampuan
pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.
Memiliki *melalui mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi+ pengetahuan faktual dan
konseptual dalamilmu pengetahuan, teknologi,seni,
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain
SKL PERMENDIKNAS TH 2006
1. Menjalankan agama yang dianutsesuaidengantahapperkembangananak.
2. Mengenalkekurangandankelebihandirisendiri.
3. Mematuhiaturan-aturansosial yang berlakudalamlingkungannya.
4. Menghargaikeberagaman agama, budaya, suku, ras, dangolongan social
ekonomi di lingkungansekitarnya.
5. Menggunakaninformasitentanglingkungansekitarsecaralogis, kritis, dankreatif.
6. Menunjukkankemampuanberfikirlogis, kritis, dankreatif, denganbimbingan
guru/pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggidanmenyadaripotensinya.
8. Menunjukkankemampuanmemecahkanmasalahsederhanadalamkehidupanse
hari-hari.
9. Menunjukkankecintaandankepedulianterhadaplingkungan.
10. Menunjukkankecintaandankebanggaanterhadapbangsa, Negara dan tanah air
Indonesia.
11. Menunjukkankemampuanuntukmelakukankegiatansenidanbudayalokal.
12. Menunjukkankebiasaanhidupbersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
13. Berkomunikasisecarajelasdansantun.
14. Bekerjasamadalamkelompok, tolong menolong dan menjaga diri sendiri
60
dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
15. Menunjukkan kemampuan mengamati gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung
61
ANALISIS
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
KELAS:IV
KOMPETEN
SI INTI
KOMPETENSI DASAR
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
1. Meneri 1.1 Melaksanakan
shalat secara tertib
ma,
sebagai wujud dari
mengpenghambaan diri
hargai,
kepada Allah SWT.
dan
1.2 Mengamalkan
menjakebajikan kepada
lankan
sesama manusia
ajaran
sebagai
agama
implementasi dari
yang
pemahaman
dianut
ibadah shalat
nya
1.3 Menghindari
perilaku tercela
sebagai
implementasi dari
pemahaman
ibadah shalat
1.4 Meyakini
keberadaan
malaikat-malaikat
Allah SWT
1.5 Meyakini adanya
Rasul-Rasul Allah
SWT
2. Memiliki 2.1 Memiliki sikap yang
dipengaruhi oleh
perilaku
keimanan kepada
jujur,
para malaikat Allah
disiplin,
SWTyang tercermin
tanggung
dari perilaku
jawab,
kehidupan seharisantun,
hari.
peduli,
dan
2.2 Memiliki sikap
percaya
santun dan
diri
menghargai teman,
dalam
baik di rumah,
62
INDIKATOR
TEMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.2.1 Menerapkan
kebajikan kepada
sesama manusia
sebagai
implementasi dari
pemahaman
ibadah sholat
1.3.1 Mencirikan
perilaku tercela
sebagai
implementasi dari
pemahaman
ibadah sholat
1.4.1
. √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.1
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
1.5.1
2.1.1
2.2.1 Menunjukkan
sikap santun di
lingkungan rumah.
2.2.2 Menghargai
√ √ √ √ √ √ √ √ √
berinteraksi
dengan
keluarga,
teman,
tetangga,
dan guru
sekolah, dan di
masyarakat sekitar.
2.3
2.4
3. Memahami
pengeta
huan
faktual
dengan
cara
menga
mati
[mendengar,
melihat,
membaca]
dan menanya
berdasarkan
rasa
ingin
tahu
tentang
dirinya,
makhluk
ciptaan
Tuhan
dan
kegiatannya,
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Memiliki sikap
amanah sebagai
implementasi dari
pemahaman kisah
keteladan Nabi
Muhammad SAW
Memiliki sikap
pantang menyerah
sebagai
implementasi dari
kisah keteladanan
Nabi Musa A.S
Mengetahui Allah
itu ada melalui
pengamatan
terhadap makhluk
ciptaan-Nya di
sekitar rumah dan
sekolah.
Mengerti makna
iman kepada
malaikat-malaikat
Allah berdasarkan
pengamatan
terhadap dirinya
dan alam sekitar.
Mengerti makna
Asmaul Husna: AlBashir, Al-‘Adil, Al‘Adhim
Memahami makna
bacaan sholat
Mengetahui kisah
keteladan Nabi
Ayyub a.s.
Mengetahui kisah
keteladan Nabi
Dzulkifi a.s.
pendapat teman
dalam kegiatan
pembelajaran di
kelas.
2.2.3 Menunjukkan
sikap santun di
masyarakat sekitar
2.3.1
2.4.1
3.1.1 Menemukan allah
itu ada melalui
pengamatan
terhadap mahluk
ciptaan-Nya di
sekitar rumah.
3.1.2 Mengamati allah
itu ada di
lingkungan sekolah
3.2.1
√ √ √ √ √ √ √ √ √
3.3.1
3.4.1
3.5.1
3.6.1
63
dan
bendabenda
yang
dijumpainya
di
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain
4. Menyaji
3.7
Mengetahui kisah
keteladan Nabi
Harun a.s.
3.8 Mengetahui kisah
keteladan Nabi
Musa A.S
3.9 Mengetahui kisah
keteladan wali-wali
Allah
3.10 Mengetahui sikap
santun dan
menghargai
sesama dari Nabi
Muhammad SAW
4.1 Membaca Q.S. Al
Falaq, Al-Ma’un
dan Al-Fil dengan
tartil
4.2 Menulis kalimatkalimat dalam Al
Falaq, Al-Ma’un
dan Al-Fil dengan
benar
4.3 Menunjukkan
hafalan Q.S. Al
Falaq, Al Ma’un
dan Al-Fil dengan
lancar.
4.4 Mencontohkan
sikap santun dan
menghargai teman,
baik di rumah,
sekolah, dan di
masyarakat sekitar
kan
pengetahuan
factual
dalam
bahasa
yang
jelas
dan
logis
dan
sistematis,
dalam
karya
yang
estetis
dalam
gerakan
yang
mencer
minkan
4.5
anak
sehat,
dan
dalam
tindakan
yang
mencer 4.6
minkan
perilaku
anak
4.7
beriman
dan ber-
64
Menceritakan
pengalaman
melaksanakan
shalat di rumah,
atau di masjid
lingkungan sekitar
rumah.
Menceritakan kisah
keteladan Nabi
Ayyub a.s.
Menceritakan kisah
keteladan Nabi
Dzulkifi a.s.
3.7.1
3.8.1
3.9.1
3.10.1
4.1.1
4.2.1
4.3.1
4.4.1 Menerapkan sikap
santun dan
menghargai di
rumah
4.4.2 Menerapkan sikap
santun dan
menghargai teman
di sekolah
4.5.1
4.6.1
4.7.1
√ √ √ √ √ √ √ √ √
akhlak
mulia
4.8
Menceritakan kisah
keteladan Nabi
Harun a.s.
4.9 Menceritakan kisah
keteladanan Nabi
Musa A.S
1.10 Menceritakan kisah
keteladanan waliwali Allah.
4.8.1
4.9.1
4.10.1
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
1. Meneri1.1 Menghargai
1.1.1 Mengetahui
ma,
kebhinnekakebhinnekatunggal
menghar
tunggalikaan dan
ikaan dan
gai, dan
keragaman agama,
keberagaman
menjalan
suku bangsa,
agama, suku
kan
pakaian
bangsa, pakaian,
ajaran
tradisional,
bahasa, rumah
agama
bahasa, rumah
adat, makanan
yang
adat, makanan
khas, upacara adat,
dianut
khas, upacara adat,
sosial, dan
nya
sosial, dan
ekonomi di
ekonomi di
lingkungan rumah
lingkungan rumah, 1.1.2 Mengidentifikasii
sekolah dan
kebhinekaan dan
masyarakat sekitar
kebaragaman
agama, suku
bangsa, pakaian,
bahasa, rumah
adat, sosial, dan
ekonomi lingkungan sekolah
1.1.3 Menyebutkan
kebhinnekaan yang
ada dilingkungan
rumah, sekolah,
dan masyarakat
√
√
√ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
1.1.4 Memberikan
√ √ √ √ √ √
contoh
keberagaman di
lingkungannya
dengan rasa
percaya diri
1.1.5 Mengagumi
keragaman suku,
etnis, dan bahasa
sebagai keunggulan
65
1.2
2. Memiliki
2.1
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggung
jawab,
santun,
peduli,
percaya
diri dalam
berinterak
si dengan
keluarga,
teman,
tetangga,
dan guru
66
Menghargai
kebersamaan
dalam
keberagaman
sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha
Esa di lingkungan
rumah, sekolah
dan masyarakat
sekitar
Menunjukkan
perilaku, disiplin,
tanggung jawab,
percaya diri, berani
mengakui
kesalahan,
meminta maaf dan
memberi maaf
sebagaimana
dicontohkan tokoh
penting yang
berperan dalam
perjuangan
menentang
penjajah hingga
kemerdekaan
Republik Indonesia
sebagai
perwujudan nilai
dan moral
Pancasila
di wilayah negara
Indonesia
1.1.6 Membiasakan sikap
positif terhadap
kebhinenkatunggali
kaan di lingkungan
sosial
1.2.1 Menunjukkan
√ √ √ √ √ √
kebersamaan
dalam
keberagaman
sebagai anugrah
Tuhan Yang Maha
Esa di lingkungan
rumah.
1.2. 2 Melaksanakan
kebersamaan
dalam
keberagaman
sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha
Esa di lingkungan
sekolah.
1.2.3 Membiasakan
menghargai
keberagaman
dilingkungan
rumah dan sekolah.
2.1.1 Membiasakan
√ √
√ √
√ √
perilaku disiplin,
tanggung jawab,
percaya diri, berani
mengakui
kesalahan,
meminta maaf dan
memberi maaf
sebagai mana
dicontohkan tokoh
penting yang
berperan dalam
perjuangan
menentang
penjajah hingga
kemerdekaan
republik Indonesia
sebagai
perwujudan nilai
dan moral
pancasila.
2.1.2 Mengetahui
manfaat perilaku
disiplin , tanggung
jawab, percaya diri,
berani mengakui
kesalahan,
meminta maaf dan
memberi maaf.
2.1.3 Menjelaskan akibat
yang akan terjadi
apabila tidak
disiplin, dan tidak
percaya diri.
2.1.4 Menyebutkan
keteladanan tokoh
pentingyang
berperan dalam
perjuangan
(kreatif, mandiri,
rasa ingin tahu)
2.1.5 Membiasakan
berperilaku
meneladani para
tokoh pentingyang
berperan dalam
perjuangan dalam
kehidupan seharihari di rumah, di
sekolah dan di
lingkungan
masyarakat dengan
rasa percaya diri
dan kreatif
2.1.6 Menceritakan
kehidupan yang
berperan dalam
perjuangan (rasa
percaya diri,
kreatif, mandiri)
2.1.7 Menyebutkan
peranan tokoh
proklamator dalam
mempersiapkan
proklamasi
kemerdekaan RI
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
67
2.2
68
Menunjukkan
perilaku yang
sesuai dengan hak
dan kewajiban di
rumah, sekolah
dan masyarakat
sekitar.
2.1.8 Menceritakan
peristiwa detikdetik proklamasi
kemerdekaan
Indonesia
2.1.9 Mendeskripsikan
wilayah tempat
tinggal dan
lingkungannya
dengan kreatif
2.2.1 Menerapkan
perilaku yang
sesuai dengan hak
dan kewajiban di
rumah
2.2.2 Membiasakan
perilaku 6ang
sesuai dengan hak
dan kewajiban
siswa di sekolah.
√ √
√ √
√ √
√ √
√
√ √ √
2.2.3 Mengetahui
manfaat
melaksanakan hak
dan kewajiban di
rumah
2.2.4 Meyebutkan akibat
yang terjadi bila
tidak
melaksanakan hak
dan kewajiban di
sekolah.
2.2.5 Memberikan
contoh hak dan
kewajiban
warganegara
dalam kehidupan
sehari-hari dengan
penuh
tanggungjawab
2.2.6 Menyebutkan hak
warga negara di
kehidupan seharihari.
2.2.7 Menyebutkan
kewajiban warga
negara
dikehidupan
sehari-hari.
√ √
√
√ √ √
√ √
√
√ √ √
√ √
√
√ √ √
2.3
Menunjukkan
perilaku sesuai
dengan hak dan
kewajiban sebagai
warga dalam
kehidupan seharihari di rumah
sekolah dan
masyarakat sekitar
2.2.8 Melakukan diskusi
mengenai hak dan
kewajiban yang
dapat dilakukan
siswa (penerapan
dalam kehidupan
sehari-hari)
2.3.1 Menyebutkan
perilaku sesuai
dengan hak dan
kewajiban warga
negara dalam
kehidupan seharihari.
2.3.2 Menentukan caracara melaksanakan
hak dan kewajiban
warga negara
dalam kehidupan
sehari-hari.
2.3.3 Menerapkan saksi
terhadaop
pelanggaran hak
dan kewajiban
warga negara.
2.3.4 Membiasakan
melaksanakan hak
dan kewajiban
dalam kehidupan
sehari-hari dengan
penuh
tanggungjawab
2.3.5 Menuliskan hak
dan kewajiban
peserta didik
sebagai anggota
keluarga serta
akibat yang
ditimbulkan jika
ada teman yang
tidak
melaksanakan
kewajibannya.
2.3.6 Menuliskan hak
dan kewajiban
peserta didik
sebagai warga
sekolah serta
akibat yang
√ √
√
√ √ √
√ √
√
√
√ √
√
√
√ √
√
√
√ √
√
√
√ √
√
√
√ √
√
√
69
3. Memahami
pengetahuan
faktual
dengan
cara
mengama
ti dan
mencoba
[mendengar, melihat,
membaca]
serta
menanya
berdasar-
70
2.4
Menunjukkan
perilaku bersatu
sebagai wujud
keyakinan bahwa
tempat tinggal dan
lingkungannya
sebagai bagian dari
wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
3.1
Memahami makna
dan keterkaiatan
simbol-simbol sila
Pancasila dalam
memahami
Pancasila secara
utuh
3.2
Memahami hak
dan kewajiban
sebagai warga
dalam kehidupan
sehari-hari di
ditimbulkan jika
ada teman yang
tidak
melaksanakan
kewajibannya.
2.3.7 Menuliskan hak
dan kewajiban
peserta didik
sebagai warga
negara serta akibat
yang ditimbulkan
jika ada teman
yang tidak
melaksanakan
kewajibannya.
2.4.1 Menerapkan
perilaku bersatu di
lingkungan
masyarakat.
2.4.2 Menggambarkan
dengan peta
bahwa tempat
tinggal dan
lingkungannya
merupakan bagian
dari NKRI.
2.4.3 Melaksanakan cara
yang harus
dilakukan
untukmenjaga
keutuhan NKRI.
3.1.1 Menyebutkan
bunyi Pancasila
3.1. 2 Mengetahui
simbol-simbol
masing-masing sila.
3.1.3 Menyebutan
alasan makna dari
simbol dari masingmasing sila.
3.1.4 Mendiskripsikan
keterkaitan antara
bunyi sila Pancasila
dengan simbolnya
3.2.1 Meyebutkan hak hak warga negara.
3.2.2 Menyebutkan
kewajiban warga
negara dalam
√
√
√ √
√
√
√ √
√
√
√ √
kan rasa
ingin tahu
secara
kritis
tentang
dirinya,
makhluk
ciptaan
Tuhan
dan
kegiatan
nya, dan
bendabenda
yang
dijumpai
nya di
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain
rumah, sekolah
dan masyarakat
3.2.3
3.2.4
3.3
3.4
Memahami
manfaat
keberagaman
karakteristik
individu di rumah,
sekolah dan
masyarakat
Memahami arti
bersatu dalam
keberagaman di
rumah, sekolah
dan masyarakat
3.3.1
kehidupan seharihari.
Menunjukkan cara
untuk menghargai
hak dan kewajiban
warga negara
dalam kehidupan
sehari-hari.
Mengetahui hal-hal
yang akan terjadi
apabila tidak
melaksanakan hak
dan kewajiban
dalam kehidupan
sehari-hari di
rumah, sekolah,
dan masyarakat.
Mengidentifikasi
ciri-ciri dari
anggota keluarga.
Menyebutkan
karakteristik dari
anggota keluarga.
√ √
√ √
√ √
√ √
√
3.3.3 Memahami
√ √
persamaan dan
perbedaan karakter
individu di rumah,
sekolah dan
masyarakat.
3.3.4 Menunjukkan caracara yang dilakukan
untuk menghindari
masalah karena
adanya perbedaan.
3.4.1 Menjelaskan arti
√
bersatu dalam
keberagaman .
3.4.2 Menyebutkan
keberagaman di
rumah.
3. 4. 3 Menyebutkan
keberagaman di
sekolah.
3. 4. 4 Menyebutkan
cara menjaga
persatuan di rumah
dan sekolah.
√
3.3.2
√
√
71
3.5
3.6
2. Menyajikan
pengeta
huan
faktual
dalam
bahasa
yang
jelas dan
logis dan
sistematis,
dalam
karya
yang
estetis
dalam
gerakan
yang
mencer
minkan
anak
sehat,
dan
72
4.1
Memahami Nilainilai Persatuan
pada masa Hindu
Buddha
3.5.1 Membaca nilai-nilai
Persatuan pada
masa Hindu
Buddha
3.5.2 Memahami Nilainilai Persatuan
pada masa Hindu
Buddha
Memahami
3.6.1 Mengidentifikasi
keberagaman alam
keberagaman alam
dan sumber daya
dan sumber daya di
di berbagai daerah
daerahnya
3.6.2 Menyebutkan
manfaat sumber
daya alam yang
terdapat di
daerahnya
3.6.3 Menjelaskan cara
menjaga
kelestariaan
sumber daya alam
3.6.4 Mencontohkan
keberagaman
sumber daya alam
di berbagai daerah.
Mengamati dan
4.1.1 Menganalisa
menceritakan
perilaku di sekitar
perilaku di sekitar
rumah dan sekolah
rumah dan sekolah
dari sudut pandang
dari sudut pandang
kelima simbol
kelima simbol
Pancasila sebagai
Pancasila sebagai
satu kesatuan yang
satu kesatuan yang
utuh
utuh
4.1.2 Mengidentifikasi di
sekitar rumah dan
sekolah dari sudut
pandang kelima
simbol Pancasila
sebagai satu
kesatuan yang utuh
4.1.3 Menyebutkan
perilaku di sekitar
rumah dan sekolah
dari sudut pandang
kelima simbol
Pancasila sebagai
satu kesatuan yang
utuh
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
dalam
tindakan
yang
mencer
minkan
perilaku
anak
beriman
dan berakhlak
mulia
4.2
4.3
4.4
4.1.4 Menunjukkan
contoh bentuk
kepatuhan
terhadap
kebiasaan, tata
tertib, tradisi,dan
adat dalam
kehidupan di
sekolah,keluarga,
dan masyarakat
sekitar dengan rasa
percaya diri
4.1.5 Melaksanakan
bentuk kepatuhan
terhadap
kebiasaan, tata
tertib, tradisi,dan
adat dalam
kehidupan di
sekolah, keluarga,
dan masyarakat
sekitar dengan rasa
tanggungjawab
Melaksanakan
4.2.1 Mempraktekkan
kewajiban sebagai
kewajiban sebagai
warga di
warga vdi
lingkungan rumah,
lingkungan rumah
sekolah dan
4.2.3 Menerapkan
masyarakat
kewajiban sebagai
warga di
lingkungan rumah,
sekolah dan
masyarakat
Bekerjasama
4.3.1 Menyebutkan
dengan teman
keberagaman di
dalam
lingkungan rumah,
keberagaman di
sekolah, dan
lingkungan rumah,
masyarakat
sekolah, dan
4.3.2 Mempraktekkan
masyarakat
cara bekerjasama
dengan teman
dalam
keberagaman di
lingkungan rumah,
sekolah, dan
masyarakat
Mengelompokkan 4.4.2 Mengidentifikasi
kesamaan identitas
kesamaan identitas
suku bangsa
suku bangsa yang
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√
√
√
√
√ √
√
√
73
(pakaian
tradisional,
bahasa, rumah
adat, makanan
khas, dan upacara
adat), sosial
ekonomi (jenis
pekerjaan orang
tua) di lingkungan
rumah, sekolah
dan masyarakat
sekitar
74
ada di lingkungan
sekitar.
4.4.3 Menghargai
perbedaan dalam
keanekaragaman
seni budaya di
Indonesia.
4.4.4 Menyebutkan
jenis-jenis
pekerjaan orang
tua di lingkungan
sekitar
4.4.5 Membedakan
pekerjaan yang
menghasilkan
barang dan jasa
4.4.6 Menyebutkan
unsur-unsur
identitas suku
bangsa
4.4.7 Membedakan
identitas suku
bangsa (pakaian
tradisional, bahas,
rumah adat,
makanan khas, dan
upacara adat) yang
ada di lingkungan
sekitar
4.4.8 Membuat tabel
tentang namanama teman di
sekolah
berdasarkan asal
suku bangsanya
4.4.9 Menunjukkan
nama suku bangsa
dengan
menempatkan
simbol identitas
budaya nya pada
peta.
4.4.10 Bercerita tentang
kebaikan teman
yang berbeda suku
bangsa
4.4.11 Mengidentifikasi
jenis-jenis
makanan khas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4.5
Mensimulasikan
nilai-nilai
persatuan pada
masa Hindu
Buddha dalam
kehidupan di
masyarakat
4.6
Memetakan
keberagaman
sumber daya alam
di berbagai daerah
untuk
menumbuhkan
kebanggaan
nasional
daerah di
lingkungan sekitar.
4.4.12 Menyebutkan
√
√
makanan khas
daerah yang
menjadi
kesukaannya
4.5.1 Mengemukakan
√
nilai-nilai persatuan
pada masa Hindu
Buddha dalam
kehidupan di
masyarakat
4.5.2 Menggambarkan
nilai-nilai persatuan
pada masa Hindu
Buddha dalam
kehidupan di
masyarakat
4.6.1 Mengidentifikasi
√ √
keberagaman
sumber daya alam
di berbagai daerah
untuk
menumbuhkan
kebanggaan
nasional
4.6.2 Mentabulasikan
√ √
keberagaman
sumber daya alam
di berbagai daerah
untuk
menumbuhkan
kebanggaan
nasional
4.6.3 Menyimpulkan
keberagaman
sumber daya alam
di berbagai daerah
untuk
menumbuhkan
kebanggaan
nasional
√
√
√
√ √
√
√ √
75
BAHASA INDONESIA
1. Meneri1.1 Meresapi makna
ma,
anugerah Tuhan
menghar
Yang Maha Esa
gai, dan
berupa bahasa
menjalan
Indonesia yang
kan
diakui sebagai
ajaran
bahasa persatuan
agama
yang kokoh dan
yang
sarana belajar
dianut
untuk memperoleh
nya
ilmu pengetahuan
1.2
2. Memiliki
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggung
76
2.1
1.1.1 Bersikap tertib
(menjaga
keheningan)
dalam
mendengarkan
doa
1.1.2 Mengambil sikap
duduk atau berdiri
dengan berdiam
diri
1.1.3 Melafalkan katakata teks doa
dengan jelas
1.1.4 Melafalkan katakata teks doa
dengan intonasi
yang sesuai
Mengakui dan
1.2.1 Mencontohkan
mensyukuri
dengan kalimat
anugerah Tuhan
yang sederhana
yang Maha Esa atas
anugerah Tuhan
keberadaan
yang Maha Esa
lingkungan dan
atas keberadaan
sumber daya alam,
lingkungan dan
alat teknologi
sumber daya
modern dan
alam, alat
tradisional,
teknologi modern
perkembangan
dan tradisional,
teknologi, energi,
perkembangan
serta
teknologi, energi,
permasalahan
serta
sosial
permasalahan
sosial
1.2.2 Menerapkan ,
alat teknologi
modern dan
tradisional,
perkembangan
teknologi, energi,
serta
permasalahan
sosial
Memiliki kepedulian 2.1.1 Mengidentifikasi
terhadap gaya,
gaya, gerak, energi
gerak, energi panas,
panas, bunyi,
bunyi, cahaya, dan
cahaya, dan energi
energi alternatif
alternatif melalui
jawab,
santun,
peduli,
percaya
diri
dalam
berinteraksi
dengan
keluarga,
teman,
tetangga,
dan guru
melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.1.2
2.1.3
2.2
Memiliki
kedisiplinan dan
tanggung jawab
terhadap
penggunaan alat
teknologi modern
dan tradisional,
proses
pembuatannya
melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.3
Memiliki perilaku
santun dan jujur
tentang jenis-jenis
usaha dan kegiatan
ekonomi melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.3.1
2.3.2
pemanfaatan
bahasa Indonesia
Memberi contoh
gaya, gerak, energi
panas, bunyi,
cahaya, dan energi
alternatif melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
Menguji manfaat
gaya, gerak, energi
panas, bunyi,
cahaya, dan energi
alternatif melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
Membaca wacana
tentang
kedisiplinan dan
tanggung jawab
terhadap
penggunaan alat
teknologi modern
dan tradisional,
proses
pembuatannya
melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
Menyebutkan
penggunaan alat
teknologi modern
dan tradisional,
proses
pembuatannya
melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesi
Mendiskripsikan
proses pembuatan
alat tehnologi
tradisiononal dan
modern dengan
bahasa indonesia
yang baik.
Menyebutkan
tentang jenis-jenis
usaha dan kegiatan
ekonomi melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
Mendiskusikan
77
78
2.4
Memiliki
kepedulian
terhadap
lingkungan dan
sumber daya alam
melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.5
Memiliki perilaku
jujur dan santun
terhadap nilai
peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
jenis-jenis usaha
dan kegiatan
ekonomi melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.3.3 Menyimpulkan
manfaat jenis-jenis
usaha dan kegiatan
ekonomi melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.4.1
Mengidentifikas
i sumber daya
alam melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.4.2 Menjelaskan
manfaat
mengidentifikasi
sumber daya alam
melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.5.1 Melaksanakan
perilaku jujur dan
santun terhadap
nilai peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.5.2 Membiasakan
perilaku jujur dan
santun terhadap
nilai peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.5.3 Menyebutkan
cara-cara menjaga
peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia melalui
pemanfaatan
bahasa Indonesia
3. Memahami
pengeta
huan
faktual
dengan
cara
mengam
ati dan
mencoba
[menden
gar,
melihat,
membaca] serta
menanya
berdasarkan
rasa
ingin
tahu
secara
kritis
tentang
dirinya,
makhluk
ciptaan
Tuhan
dan
kegiatan
nya, dan
bendabenda
yang
dijumpai
nya di
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain
3.1
Menggali informasi
dari teks laporan
hasil pengamatan
tentang gaya, gerak,
energi panas, bunyi,
dan cahaya dengan
bantuan guru dan
teman dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih dan
memilah kosakata
baku
3.2
Menguraikan teks
instruksi tentang
pemeliharaan
pancaindera serta
penggunaan alat
teknologi modern
dan tradisional
dengan bantuan
guru dan teman
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
3.1.1 Membaca laporan
tentang gaya,
gerak, energi
panas, bunyi, dan
cahaya dengan
bantuan guru dan
teman dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih
dan memilah
kosakata baku
3.1.2 Melakukan dialog
tentang gaya,
gerak, energi
panas, bunyi, dan
cahaya
3.1.3 Menulis kosa kata
baku dalam
laporan.
3.2.1 Membaca teck
tentang
pemeliharaan
pancaindera serta
penggunaan alat
teknologi modern
dan tradisional
dengan bantuan
guru dan teman
dalam bahasa
Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
3.2.2 Mengidentifikasi
manfaat
pancaindera serta
penggunaan alat
teknologi modern
dan tradisional
3.2.3 Membuat kalimat
dengan kosa kata
baku tentang
pancaindera serta
penggunaan alat
teknologi modern
79
dan tradisional
80
3.3
Menggali informasi
dari teks
wawancara
tentang jenis-jenis
usaha dan
pekerjaan serta
kegiatan ekonomi
dan koperasi
dengan bantuan
guru dan teman
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
3.4
Menggali informasi
dari teks cerita
petualangan
tentang lingkungan
dan sumber daya
alam dengan
bantuan guru dan
teman dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih
dan memilah
kosakata baku
3.5
Menggali informasi
dari teks ulasan
buku tentang nilai
peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia dengan
3.3.1 Membacadari teks
wawancara
tentang jenis-jenis
usaha dan
pekerjaan serta
kegiatan ekonomi
dan koperasi
dengan bantuan
guru dan teman
dalam bahasa
Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
3.3.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis usaha
dan pekerjaan
serta kegiatan
ekonomi dan
koperasi
3.3.3 Membuat kalimat
tentang hasil
identifikasi.
3.4.1 Membaca teks
cerita tentang
lingkungan sosial
secara kritis.
3.4.2 Mengidentifikasi
kosakata baku
dari teks bacaan
tentang
lingkungan sosial
secara cermat.
3.4.3 Menyusun
kalimat sendiri
dengan kosa kata
baku berdasarkan
hasil identifikasi.
3.5.1 Membaca teks
ulasan buku
tentang nilai
peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia
4. Menyaji 4.4
kan
pengeta
huan
faktual
dalam
bahasa
yang
jelas
dan
logis
dan
sistematis,
dalam
karya
yang
estetis
dalam
gerakan
yang
mencer
minkan
anak
4.2
sehat,
dan
dalam
tindakan
yang
mencer
minkan
perilaku
anak
beriman
dan
berakhlak
mulia
bantuan guru dan
teman dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih
dan memilah
kosakata baku
Mengamati,
mengolah, dan
menyajikan teks
laporan hasil
pengamatan
tentang gaya,
gerak, energi
panas, bunyi, dan
cahaya dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih
dan memilah
kosakata baku
3.5.2 Merangkum
peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia
Menerangkan dan
mempraktikkan
teks
arahan/petunjuk
tentang
pemeliharaan
pancaindera serta
penggunaan alat
teknologi modern
dan tradisional
secara mandiri
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
4.2.1 Membaca
petunjuk tentang
pemeliharaan
pancaindera serta
penggunaan alat
teknologi modern
dan tradisional
secara mandiri
dalam bahasa
Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
4.2.2 Mencontohkan
pemeliharaan
pancaindera serta
penggunaan alat
teknologi modern
4.1.1
Mengidentifikas
i tentang gaya,
gerak, energi
panas, bunyi, dan
cahaya dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih
dan memilah
kosakata baku
4.1.2 Melaporkan
laporan hasil
pengamatan
tentang gaya,
gerak, energi
panas, bunyi, dan
cahaya dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih
dan memilah
kosakata baku
81
4.3
Mengolah dan
menyajikan teks
wawancara
tentang jenis-jenis
usaha dan
pekerjaan serta
kegiatan ekonomi
dan koperasi
secara mandiri
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
4.3.1
4.3.2
4.3.3
4.4
82
Menyajikan teks
cerita petualangan
tentang lingkungan
dan sumber daya
alam secaramandiri
dalam teks bahasa
Indonesia lisan dan
4.4.1
dan tradisional
secara mandiri
dalam bahasa
Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
Mengumpulkan
hasil wawancar
wawancara
tentang jenis-jenis
usaha dan
pekerjaan serta
kegiatan ekonomi
dan koperasi
secara mandiri
dalam bahasa
Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
Menyusun
dengan kalimat
yang baik hasil
wawancara.
Membacakan
hasil wawancara
wawancara
tentang jenis-jenis
usaha dan
pekerjaan serta
kegiatan ekonomi
dan koperasi
secara mandiri
dalam bahasa
Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
Memilih kalimat
yang baik tentang
lingkungan dan
sumber daya alam
secaramandiri
dalam teks bahasa
Indonesia lisan
tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
4.4.2
4.4.3
4.5
Mengolah dan
menyajikan teks
ulasan buku tentang
nilai peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia secara
mandiri dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih dan
memilah kosakata
baku
4.5.1
4.5.2
4.5.3
4.5.4
dan tulis dengan
memilih dan
memilah kosakata
baku
Menyusun kalimat
petualangan
tentang
lingkungan dan
sumber daya alam
secara mandiri
Membaca teks
tentang
lingkungan dan
sumber daya alam
secara mandiri
Membaca buku
tentang nilai
peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia secara
mandiri dalam
bahasa Indonesia
lisan dan tulis
dengan memilih
dan memilah
kosakata baku
Memilih kalimat
yang baik
Indonesia secara
mandiri dalam
bahasa Indonesia
tentang
peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia
Menyusun kalimat
dengan kosa kata
yang baku.
Membaca teks
buku tentang nilai
peninggalan
sejarah dan
perkembangan
Hindu-Budha di
Indonesia secara
mandiri dalam
bahasa Indonesia
83
lisan dan tulis
dengan memilih
dan memilah
kosakata baku
MATEMATIKA
1. Menerima
menghargai,
dan
menjalankan ajaran
agama
yang
dianutnya
2. Memiliki 2.1
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggung
jawab,
santun,
peduli,
dan
percaya
diri
dalam
berinteraksi
dengan
keluarga,
teman,
tetangga,
dan guru
84
Menunjukkan
perilaku patuh,
tertib dan
mengikuti prosedur
dalam melakukan
operasi hitung
campuran
2.1.1 Menulis
model/kalimat
matematika dari
kegiatan/kejadian
sehari-hari yang
berkaitan dengan
operasi hitung
campuran
2.1.2 Menghitung hasil
operasi hitung
campuran sesuai
dengan level atau
tingkat operasi
hitungnya, yaitu:
operasi dalam
kurung selalu
dilaksanakan lebih
dulu, perkalian
dan pembagian
adalah setara,
perkalian atau
pembagian
dilaksanakan lebih
dulu dari
penjumlahan atau
pengurangan,
serta
penjumlahan dan
pengurangan
adalah setara
2.1.3 Menentukan
operasi hitung
campuran dengan
hasil terbesar atau
terkecil dari
2.1.4
2.1.5
2.2
Menunjukkan
perilaku cermat
dan teliti dalam
melakukan tabulasi
pengukuran
panjang daun-daun
atau benda-benda
lain menggunakan
pembulatan
(dinyatakan dalam
cm terdekat)
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.3
Menunjukkan
perilaku adil dalam
membagi suatu
benda kepada
teman sekelompok
dengan rata-rata
jumlah yang sama
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.4
Menunjukkan
perilaku disiplin
dan teratur dalam
2.4.1
angka-angka dan
simbol operasi
yang diberikan
Menentukan
unsur/apa yang
diketahui dari
masalah yang
berkaitan dengan
operasi hitung
campuran
Menentukan
penyelesaian dari
masalah yang
berkaitan dengan
operasi hitung
campuran
Mengumpulkan
benda –benda
yang akan diukur
Melakukan
pengukuran
Mencatat hasil
pengukuran
berdasarkan
benda –benda
yang telah diukur
Mengelompokkan
hasil pengukuran
dengan panjang
yang terdekat
Membuat tabel
sesuai dari hasil
pengukuran yang
telah dilakukan
Mengetahui
jumlah teman
dalam satu
kelompok
Mengetahui
jumlah benda
yang akan
dibagikan
Melakukan
pembagian
dengan jumlah
yang rata
Menyajikan
masalah yang
berkaitan dengan
85
membuat dan
mengikuti suatu
jadwal kegiatan
yang berulang dan
efektif
menggunakan
prinsip KPK dalam
kalender.
2.4.2
2.4.3
2.4.4
2.5
2.6
86
Menjalankan tugas
dengan penuh
tanggungjawab
menjaga kerapian
dan kebersihan
kelas berdasarkan
jadwal berulang
yang tepat
menggunakan
prinsip KPK dalam
kalender (misal
jadwal piket,
Pramuka dll)
2.5.1
Menunjukkan
perilaku peduli
dengan cara
memanfaatkan
barang-barang
bekas yang ada di
sekitar rumah
sekolah atau tempat
bermain untuk
2.6.1
2.5.2
2.5.3
2.6.2
KPK ke dalam
bentuk diagram,
gambar, simbol,
tabel atau bentuk
lainnya
Menulis
model/kalimat
matematika dari
masalah yang
berkaitan dengan
KPK
Menentukan
penyelesaian dari
masalah yang
berkaitan dengan
KPK
Membuat suatu
jadwal kegiatan
yang berulang dan
efektif
menggunakan
prinsip KPK dalam
kalender
Membuat jadwal
berdasarkan
jumlah siswa yang
ada dengan
memggunakan
prinsip KPK
Melaksanakan
piket sesuai daftar
bpiket yang telah
dibuat
Membiasakan diri
melaksanakan
piket secara
berulang untuk
menjaga kerapian
dan kebersihan
kelas dengan rasa
tanggung jawab
Menggambar
model bangun
ruang
Menggambar
berbagai jaringjaring bangun
ruang
3. Mema3.1
hami
pengeta
huan
faktual
dengan
cara
menga
mati
[mende
ngar,
melihat,
membaca] dan
menanya
berdasarkan
rasa
ingin
tahu
tentang
dirinya,
makhluk
ciptaan
Tuhan
dan
kegiatan
nya, dan
bendabenda
yang
dijumpai
nya di
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain
membuat bendabenda berbentuk
kubus dan balok
bangun berdasarkan
jaring-jaring bangun
ruang yang
ditemukan
Mengenal konsep
pecahan senilai
dan melakukan
operasi hitung
pecahan
menggunakan
benda
kongkrit/gambar
3.1.1 Menuliskan nilai
pecahan dari
gambar atau
kuantitas yang
diberikan
3.1.2 Membandingkan
suatu pecahan
lebih dari atau
kurang dari
pecahan lain
berdasarkan
representasi
gambarnya
3.1.3 Menyajikan
berbagai pecahan
ke bentuk gambar
atau garis
bilangan dan
mengurutkannya
3.1.4 Menyajikan suatu
pecahan ke
berbagai bentuk
gambar
3.1.5 Menyajikan
berbagai pecahan
senilai ke berbagai
bentuk gambar
3.1.6 Menentukan
bentuk paling
sederhana dari
sekelompok
pecahan senilai
3.1.7 Menyederhanakan pecahan
dengan
membaginya
dengan FPB dari
pembilang dan
penyebut
3.1.8 Menentukan hasil
operasi hitung
penjumlahan dan
pengurangan
87
3.2
3.3
88
Menerapkan
penaksiran dalam
melakukan
penjumlahan,
perkalian,
pengurangan dan
pembagian untuk
memperkirakan
hasil perhitungan
Memahami aturan
pembulatan dalam
membaca hasil
pengukuran
dengan alat ukur.
pecahan
3.1.9 Menentukan hasil
operasi hitung
perkalian dan
pembagian
pecahan
3.2.1 Membulatkan
bilangan ke dalam
puluhan, ratusan
dan ribuan
terdekat
3.3.1 Menyebutkan
contoh alat ukur
waktu, jarak dan
berat
3.3.2 Melakukan
pengukuran
dengan alat ukur
yang sesuai
(waktu,jarak/panjang, berat)
3.3.3 Mengukur dan
menuliskan hasil
pengukuran yang
ditunjukkan oleh
alat ukur waktu
dengan
pembulatan
terdekat
3.3.4 Mengukur dan
menuliskan hasil
pengukuran yang
ditunjukkan oleh
alat ukur panjang
dengan
pembulatan
terdekat
3.3.5 Mengukur dan
menuliskan hasil
pengukuran yang
ditunjukkan oleh
alat ukur berat
dengan
pembulatan
terdekat
3.4
Memahami faktor
dan kelipatan
bilangan serta
bilangan prima.
3.5
Menemukan
bangun segibanyak
beraturan maupun
tak beraturan yang
membentuk pola
pengubinan
melalui
pengamatan.
3.4.1 Menjelaskan ciri
bilangan prima
3.4.2 Menentukan
barisan bilangan
yang merupakan
kelipatan sebuah
bilangan tertentu
3.4.3 Menentukan
berbagai bilangan
yang merupakan
faktor dari sebuah
bilangan
3.4.4 Menulis
model/kalimat
matematika dari
masalah yang
berkaitan dengan
konsep kelipatan
atau faktor
bilangan
3.4.5 Menentukan
penyelesaian dari
masalah yang
berkaitan dengan
konsep kelipatan
atau faktor
bilangan
3.5.1 Mengidentifikasi
benda-benda hasil
budaya dan
sumber daya alam
yang berbentuk
segi banyak
beraturan.
3.5.2 Mengidentifikasi
benda-benda hasil
budaya dan
sumber daya alam
yang berbentuk
segi banyak tak
beraturan.
3.5.3 Menggambar
berbagai segi
banyak beraturan
yang membentuk
pola pengubinan
3.5.4 Membuat segi
banyak beraturan
yang dibentuk
89
90
3.6
Mengenal sudut
siku-siku melalui
pengamatan dan
membandingkanny
a dengan sudut
yang berbeda
3.7
Menentukan
kelipatan
persekutuan dua
buah bilangan dan
menentukan
kelipatan
persekutuan
terkecil (KPK)
3.8
Menentukan faktor
persekutuan dua
buah bilangan dan
faktor persekutuan
terbesar (FPB)
dari hasil
gabungan bangun
datar secara
kreatif
3.5.5 Membuat segi
banyak tak
beraturan yang
dibentuk dari hasil
gabungan bangun
datar secara
kreatif
3.5.6. Mengidentifikasi
bangun datar
yang membentuk
pola pengubinan
3.6.1 Mengenal
beberapa sudut
yang berbeda
besarnya
3.6.2 Mengenal sudut
siku-siku dengan
menggunakan
empat arah mata
angin
3.6.3 Membandingkan
dua sudut yang
berbeda
3.7.1 Menentukan
kelipatan
persekutuan
terkecil (KPK) dari
dua bilangan
dengan
menggunakan
prinsip kelipatan
pesekutuan
3.7.2 Menentukan
faktor prima
sebuah bilangan
3.7.3 Menentukan KPK
dari dua bilangan
dengan faktorisasi
prima atau tabel
pemfaktoran
3.8.1 Menentukan
faktor
persekutuan dua
bilangan
3.9
Memahami luas
segitiga, persegi
panjang, dan
persegi
3.10 Menentukan
hubungan antara
satuan dan atribut
3.8.2 Menentukan
faktor
persekutuan
terbesar (FPB)
dari dua bilangan
dengan
menggunakan
factor
persekutuan
3.8.3 Menentukan FPB
dari dua bilangan
dengan faktorisasi
prima atau tabel
pemfaktoran
3.8.4 Menyajikan
masalah yang
berkaitan dengan
FPB ke dalam
bentuk diagram,
gambar, simbol,
tabel atau bentuk
lainnya
3.8.5 Menulis
model/kalimat
matematika dari
masalah yang
berkaitan dengan
FPB
3.8.6 Menentukan
penyelesaian dari
masalah yang
berkaitan dengan
FPB
3.9.1 Mengenal rumus
luas segitiga,
persegi panjang,
dan persegi
3.9.2 Membuat
berbagai gambar
luas segitiga,
persegi panjang,
dan persegi
3.9.3 Menghitung luas
segitiga, persegi
panjang, dan
persegi
3.10.1 Mengetahui
satuansatuan
dalam
91
pengukuran
termasuk luas dan
keliling persegi
panjang
3.11 Menunjukkan
pemahaman
persamaan antara
sepasang ekspresi
menggunakan
penambahan,
pengurangan, dan
perkalian
3.12 Mengenal sifat dari
garis parallel
3.13 Memahami
pecahan senilai
dan operasi hitung
pecahan
menggunakan
benda
kongkrit/gambar
3.14 Memahami
penambahan dan
pengurangan
bilangan decimal
92
pengukuran luas
dan keliling
persegi panjang
3.10.2 Menemukan
benda –benda
yang memiliki
bentuk-bentuk
persegi panjang
3.10.3 Mengerjakan
soal-soal tentang
luas dan keliling
persegi panjang
3.11.1 Melakukan unjuk
kerja dengan
model yang
melakukanoperasi
bilangan
penambahan,
pengurangan, dan
perkalian
3.12. Mengetahui manfaat garis pararel
3.12.2 Memahami sifat
dari garis pararel
3.12.3 Menggambarkan
fungsi dari garis
pararel
3.13.1 Melakukan
operasi hitung
pecahan
3.13.2 Melakukan
operasi hitung
pecahan dengan
menggunakan
benda yang ada di
kelas
3.13.3 Menentukan
hasil yang didapat
berdasarkan
operasi hitung
pecahan dengan
menggunakan
benda yang ada di
kelas
3.14.1 Mengetahui
bilangan desimal
3.14. Melakukan operasi
hitung bilangan
desimal
3.15 Menentukan nilai
terkecil dan
terbesar dari hasil
pengukuran
panjang atau berat
berdasarkan
pembulatan yang
disajikan dalam
bentuk tabel
sederhana
3.16 Memahami pola
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan bulat
dengan
menggunakan halhal yang konkrit
dan garis bilangan
3.17 Memahami konsep
bilangan negatif
menggunakan halhal yang konkrit
dan garis bilangan
3.15.1 Melakukan
pengukuran
panjang atau
berat berdasarkan
pembulatan yang
disajikan dalam
bentuk tabel
sederhana
3.15.2 Menemukan nilai
terkecil dan
terbesar
pengukuran
panjang atau
berat berdasarkan
pembulatan yang
disajikan dalam
bentuk tabel
sederhana
3.15.3 Menjelaskan cara
menghitung nilai
terkecil dan
terbesar
3.15.4 Membuat tabel
berdasarkan hasil
yang telah
diperoleh
3.16.1 Mendemonstrasikan
penjumlahan dan
pengurangan
dengan bermin
peran
3.16.2 membuat garis
bilangan yang
menunjukkan pola
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan bulat
3.17.1 Mengetahui arti
bilangan negatif
3.17.2 Mendemonstrasikan
penggunaan
bilangan negatif
dengan bermain
peran
3.17.3 Membuat garis
bilangan untuk
memperjelas
93
4. Menyaji 4.1
kan
pengeta
huan
faktual
dalam
bahasa
yang
jelas
dan
logis
dan
sistematis,
dalam
karya
yang
estetis
dalam
gerakan
yang
mencer
minkan
anak
sehat,
dan
dalam
tindakan
yang
mencer
minkan
perilaku
anak
beriman
dan
berakh- 4.2
lak
mulia
94
Mengemukakan
kembali dengan
kalimat sendiri ,
menyatakan
kalimat
matematika dan
memecahkan
masalah dengan
efektif
permasalahan yang
berkaitan dengan
KPK dan FPB,
satuan kuantitas,
desimal dan persen
terkait dengan
aktivitas sehari-hari
di rumah, sekolah,
atau tempat
bermain serta
memeriksa
kebenarannya
Melakukan
pengubinan
menggunakan
segibanyak
beraturan tertentu
bilangan negatf
yang diperankan
4.1.1 Menuliskan
kalimat
matematika dari
soal cerita yang
berhubungan
dengan KPK dan
FPB
4.1.2 Menyelesaikan
soal cerita yang
berkaitan dengan
KPK
4.1.3 Menyederhanakan pecahan
dengan
menggunakan FPB
4.1.4 Menyelesaikan
soal cerita yang
berkaitan dengan
FPB
4.1.5 Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan satuan
kuantitas
4.1.6 Memecahkan
masalah
matematika yang
berhubungan
dengan desimal
4.1.7 Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan persen
dalam kehidupan
sehari-hari
4.2.1. Menghitung luas
daerah dari
bangun datar
yang akan
dipasang ubin
4.2.2 Menentukan
banyaknya ubin
untuk menutup
luas daerah yang
telah ditentukan
4.2.3 Menentukan
banyak ubin
4.3
Menyatakan
pecahan ke bentuk
desimal dan persen
segibanyak
beraturan pada
luas daerah
tertentu
4.5.5 Menggambar
berbagai segi
banyak yang
dibentuk oleh
gabungan bangun
datar sederhana
4.5.6 Menjelaskan sifat,
ciri dan unsur dari
segibanyak
beraturan
4.5.7 Melakukan
pengubinan
menggunakan
segibanyak
beraturan
4.5.8 Menentukan pola
pengubinan
menggunakan
beberapa
segibanyak
beraturan
4.5.9 Menentukan luas
segibanyak
sebagai luas
gabungan bangun
datar sederhana
4.5.10 Menentukan
luas segibanyak
beraturan dengan
menggunakan
aturan pola
pengubinan
4.3.1 Mengubah
pecahan ke
bentuk desimal
(untuk jumlah
desimal terbatas)
4.3.2 Mengubah bentuk
desimal ke bentuk
pecahan
4.3.3 Mengubah
pecahan ke
bentuk persen
95
4.3.4 Mengubah bentuk
persen ke bentuk
pecahan
96
4.4
Mengurai dan
menyusun kembali
jaring-jaring
bangun ruang
sederhana
4.5
Membentuk jaringjaring bangun
ruang yang
berbeda dengan
jaring bangun
ruang yang sudah
ada.
4.6
Membuat bendabenda berdasarkan
jaring-jaring
bangun ruang yang
ditemukan dengan
memanfaatkan
barang-barang
bekas yang ada di
sekitar rumah
sekolah atau
tempat bermain
4.7
Menyatakan
kesimpulan
4.4.1 Menggambar
jaring-jaring kubus
dan balok di atas
kertas karton.
4.4.2 Menyusun jaringjaring tersebut
menjadi kubus
dan balok
4.4.3 Merekonstruksi
kembali kubus
dan balok .
4.5.1 Menentukan
komponen/unsur
dari model
bangun ruang
4.5.2 Mengurai jaringjaring bangun
ruang
4.5.3 Menggambar/
membuat jaringjaring bangun
ruang yang
berbeda dengan
yang sudah ada
4.5.4 Menentukan
bangun ruang
yang dibentuk
dari jaring-jaring
yang telah
ditentukan
4.6.1 Mengetahui
berbagai jaringjaring bangun
ruang
4.6.2 Menggambar
jaring-jaring
berbagai bangun
datar di atas
kardus bekas
4.6.3 Membuat
berbagai bangun
ruang berdasarkan jaring –jaring
yang di buat.
4.7.1 Menyajikan data
dan grafik
berdasarkan data
tabel atau grafik
4.8
Membuat peta
posisi suatu
tempat/benda
tanpa
menggunakan
skala dengan
memperhatikan
arah mata angin
4.9
Mengumpulkan
dan menata data
diskrit dan
menampilkan data
menggunakan
bagan dan grafik
termasuk grafik
batang ganda,
diagram garis, dan
diagram lingkaran
4.10 Mengembangkan,
dan membuat
berbagai pola
4,7.2 Mendiskripsikan
data dan grafik
yang di sajikan
4.7.3 Menarik
kesimpulan hasil
penyajian data
dan grafik yang di
sajikan
4.8.1 Menentuikan
tempat yang akan
dipetakan
4.8.2 Mengetahui arah
mata angin dalam
membuat peta
4.8 3 Menggambar
tempat atau
benda yang telah
ditentukan
berdasarkan arah
mata angin
4.8.4 Memberi
keterangan dalam
peta untuk
memperjelas
posisi tempat
atau benda yang
digambar
4.9.1 Mencari informasi
dari berbagai
sumber tentang
data yang akan
dibuat bagan dan
grafik
4.9.2 Mengumpulkan
data yang telah
didapat
4.9.3 Menentukan
bentuk data atau
grafik yang akan
dibuat
4.9.4 Membuat bagan
dan grafik termasuk grafik
batang ganda,
diagram garis, dan
diagram lingkaran
4.10.1 Membuat
berbagai pola
numerik
97
numerik dan
geometris
4.11 Membuat prediksi
yang berhubungan
dengan pola dan
menelusuri pola
yang berulang
dengan
menggunakan
pencerminan dan
rotasi
4.12 Mengurai dan
menyusun kembali
jaring-jaring bangun
ruang sederhana
4.13 Mengurai sebuah
pecahan menjadi
sebagai hasil
penjumlahan atau
pengurangan dua
buah pecahan
lainnya dengan
berbagi
kemungkinan
jawaban
98
4.10.2 Membuat
berbagai pola
numerik dan
geometris
4.11.1 Memahami
prediksi yang
berhubungan
dengan pola dan
menelusuri pola
yang berulang
dengan
menggunakan
pencerminan
4.11.2 Memahami
prediksi yang
berhubungan
dengan pola dan
menelusuri pola
yang berulang
dengan menggunakan rotasi
4.12.1 Mengetahui
beberapa bangun
ruang
4.12.2 Memahami jaringjaring dari masingmasing bangun
ruang
4.12.3 Membuat bangun
ruang
4.12.4 Merekonstruksi
bangun ruang yang
ada
4.13.1 Memahami
sebuah pecahan
menjadi sebagai
hasil penjumlahan
atau pengurangan
dua buah pecahan
lainnya dengan
berbagi
kemungkinan
jawaban
4.13.1 Menentukan
sebuah pecahan
menjadi sebagai
hasil penjumlahan
atau pengurangan
dua buah pecahan
lainnya dengan
berbagi
4.14 Menyajikan hasil
pengukuran panjang
atau berat
berdasarkan
pembulatan yang
disajikan dalam
bentuk tabel
sederhana
4.15 Mengidentifikasi
dan
mendeskripsikan
lokasi objek
menggunakan peta
grid dan melalui
percerminan
4.16 Merepresentasikan
sudut lancip dan
sudut tumpul dalam
bangun datar
4.17 Menggabung sudut
bagian dalam
segitiga dan segi
empat untuk
menarik kesimpulan
kemungkinan
jawaban
4.14.1 Membuat tabel
berdasarkan hasil
pengukuran
panjang atau berat
berdasarkan
pembulatan
4.14.2 Mempresentasikan tabel yang
telah dibuat
4.15.1 Menentukan
lokasi yang akan
dipetakan
4.15.2 Menggambar
lokasi yang
ditentukan
4.15.3 Menjelaskan
gambar tersebut
apabila dilakukan
pencerminan
4.16.1 Menggambar
beberapa sudut
lancip dan sudut
tumpul dalam
bangun datar
4.16.2 Menampilkan
gambar sudut
lancip dan sudut
tumpul dalam
bangun datar
4.16.3 Menjelaskan
gambar sudut
lancip dan sudut
tumpul dalam
bangun datar
4.17.1 Mengetahui besar
sudut dalam
bangun segitiga
4.17.2 Mengetahui besar
sudut dalam
bangun segi empat
4.17.3 Membandingkan
besar sudut
segitiga dengan
segi empat
4.17.4 Menggabungkan
sudut segi tiga dan
sudut segi empat
4.17.5 Menarik
kesimpulan
99
berdasarkan
penggabungan dua
sudut tersebut
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
1. Meneri
1.1 Bertambah
ma,
keimanannya
mengdengan menyadari
hargai,
hubungan
dan
keteraturan dan
menjakompleksitas alam
lankan
dan jagad raya
ajaran
terhadap kebesaran
agama
Tuhan yang
yang
menciptakannya,
dianut
serta
nya
mewujudkannya
dalam pengamalan
ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggung
jawab,
santun,
peduli,
dan
percaya
diri
dalam
berinteraksi
dengan
keluarga,
teman,
tetangga,
dan guru
100
2.1
Menunjukkan
perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin
tahu; obyektif; jujur;
teliti; cermat; tekun;
hati-hati;
bertanggung jawab;
terbuka; dan peduli
lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari
sebagai wujud
implementasi sikap
dalam melakukan
inkuiri ilmiah dan
berdiskusi
1.1.1 Menjelaskan
kebesaran Tuhan
sesuai dengan
pengamalan ajaran
agama yang
dianutnya.
1.1.2 Mengidentifikasi
jenis ciptaan Tuhan
di jagad raya.
1.1.3 Menjelaskan cara
menjaga alam dan
jagad raya
1.1.4. Memberi contoh
ajaran agama yang
berhubungan
dengan
kompleksitas alam
dan jagad raya.
1.1.5 Membiasakan
mensyukuri
kebesaran Tuhan
sesuai ajaran
agama masingmasing.
2.1.1 Melakukan
perilaku ilmiah
dalam kegiatan
sehari-hari
2.1.2 Menerapkan
perilaku-perilaku
ilmiah dalam
aktivitas seharihari
2.1.3 Membiasakan
perilaku-perilaku
ilmiah dalam
aktivitas seharihari
2.1.4 Melakukan diskusi
dalam
menyelesaikan
masalah dalam
aktivitas seharihari
2.2
3. Mema3.1
hami
pengetahu
an faktual
dengan
cara
mengamati
[mendeng
ar,
melihat,
membaca] dan
menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu
tentang
dirinya,
makhluk
3.2
ciptaan
Tuhan dan
kegiatan
nya, dan
bendabenda
yang
Menghargai kerja
individu dan
kelompok dalam
aktivitas sehari-hari
sebagai wujud
implementasi
melaksanakan
penelaahan
fenomena alam
secara mandiri
maupun
berkelompok
Menjelaskan bentuk
luar tubuh hewan
dan tumbuhan dan
fungsinya
Mendeskripsikan
daur hidup
beberapa jenis
mahluk hidup
2.2.1 Menganalisaa kerja
individu dan
kelompok sebagai
wujud
implementasi
melaksanakan
penelaahan
fenomena alam
secara mandiri
maupun
berkelompok
2.2.2 Menilai kerja
individu dan
kelompok dalam
aktivitas sehari-hari
sebagai wujud
implementasi
melaksanakan
penelaahan
fenomena alam
secara mandiri
maupun
berkelompok
3.1.1 Mendeskripsikan
bagian-bagian
utama tumbuhan
3.1.2 Menyebutkan
macam-macam
bentuk daun
3.1.3 Mendeskripsikan
fungsi daun
3.1.4 Membedakan
bentuk-bentuk
batang
3.1.5 Mendeskripsikan
fungsi batang
3.1.6 Mengidentifikasi
jenis-jenis akar
3.1.7 Mendeskripsikan
fungsi akar
3.1.8 Mendeskripsikan
fungsi bunga
3.2.1 Mendeskripsikan
beberapa jenis
mahluk hidup
3.2.2 Menjelaskan cara
mahluk hidup
beradaptasi
3.2.3 Mendeskripsikan
cara mahluk hidup
101
dijumpai
nya di
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain
3.3
102
Memahami
hubungan antara
gaya, gerak, dan
energi melalui
pengamatan, serta
mendeskripsikan
penerapanya dalam
kehidupan seharihari
berkembang biak
3.2.4 Mencontohkan
daur hidup
beberapa mahluk
hidup
3.2.5 Mendeskripsikan
cara-cara
melestarikan
mahluk hidup.
3.3.1 Menjelaskan
pengetian gaya
gravitasi
3.3.2 Mengemukakan
contoh peristiwa
yang ditimbulkan
oleh gaya gravitasi
3.3.3 Menjelaskan
pengertian gaya
gesekan
3.3.4 Mengemukakan
contoh peristiwa
yang ditimbulkan
oleh gaya gesekan.
3.3.5 Menjelaskan pengertian gaya
listrik
3.3.6 Mengemukakan
contoh peristiwa
yang ditimbulkan
oleh gaya listrik
3.3.7 Menjelaskan
pengertian gaya
magnet
3.3.8 Mengemukakan
contoh peristiwa
yang ditimbulkan
oleh gaya magnet.
3.3.9 Menjelaskan
pengertian gaya
pegas
3.3.10 Mengemukakan
contoh peristiwa
yang ditimbulkan
oleh gaya pegas
3.3.11 Mengemukakan
contoh peristiwa
yang menggunakan
gaya untuk
mengubah bentuk
benda.
3.3.12 Mendeskripsikan
pengaruh gaya
pada gerak suatu
benda.
3.3.13 Mengemukakan
contoh peristiwa
yang menggunakan
gaya untuk
mengubah gerak
suatu benda.
3.3.14 Mengemukakan
contoh
pemanfaatan gaya
gravitasi dalam
kehidupan seharihari
3.3.15 Mengemukakan
contoh
pemanfaatan gaya
gesekan dalam
kehidupan seharihari
3.3.16 Mengemukakan
contoh kerugian
yang dapat
ditimbulkan oleh
gaya gesekan
3.3.17 Mengemukakan
contoh
pemanfaatan gaya
magnet dalam
kehidupan seharihari
3.3.18 Mengemukakan
contoh
pemanfaatan gaya
pegas dalam
kehidupan seharihari.
3.3.19Mengemukakan
contoh
pemanfaatan gaya
listrik dalam
kehidupan seharihari
3.3.20Menyebutkan
macam-macam
pesawat
sederhana.
3.3.21Menjelaskan
pengertian
pesawat
sederhana.
103
3.3.22 Membedakan tuas
jenis 1, 2, dan 3
3.3.23 Mengemukakan
contoh
penggunaan tuas
jenis 1dalam
kehidupan seharihari
3.4
104
Membedakan
berbagai bentuk
energi melalui
pengamatan dan
mendeskripsikan
pemanfaatannya
dalam kehidupan
sehari-hari
3.3.24 Mengemukakan
contoh
penggunaan tuas
jenis 2dalam
kehidupan seharihari
3.3.25 Mengemukakan
contoh
penggunaan katrol
tetap dalam
kehidupan seharihari
3.3.26 Mengemukakan
contoh
penggunaan katrol
bergerak dalam
kehidupan seharihari
3.3.27Mengemukakan
contoh
penggunaan
prinsip bidang
miring dalam
kehidupan seharihari
3.4.1 Mengetahui
berbagai bentuk
energi.
3.4.2 Menjelaskan
manfaat energi
dalam kehidupan
sehari-hari.
3.4.3 Mencontohkan
manfaat berbagai
bentuk energi
dalam kehidupan.
3.4.4 Mendeskripkan
jenis energi
alternatif
3.4.5 Mencontohkan
berbagai mainan
yang
4. Menyaji
kan
pengeta
huan
faktual
3.5
Memahami sifatsifat bunyi melalui
pengamatan dan
keterkaitannya
dengan indera
pendengaran
3.6
Memahami sifatsifat cahaya
melalui
pengamatan dan
mendeskripsikan
penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
3.7
Mendeskrisikan
hubungan antara
sumber daya alam
dengan lingkungan,
teknologi, dan
masyarakat
4.1
Menuliskanhasil
pengamatan
tentang bentuk
luar (morfologi)
tubuh hewan dan
menggunakan
berbagai macam
energi.
3.5.1 Menjelaskan arti
bunyi
3.5.2 Mencontohkan
proses
terbentuknya
bunyi
3.5.3 Mencontohkan
cara perambatan
bunyi
3.5.4 Mempraktekkan
cara perambatan
dan pemantulan
bunyi
3.5.5 Mendeskripsikanperubahan
energi bunyi pada
alat musik.
3.6.1 Menjelaskan sifatsifat cahaya
3.6.2 Menyebutkan
manfaatcahaya
dalam kehidupan
sehari-hari
3.6.3 Mempraktekkan
manfaat cahaya
dalam kehidupan
3.7.1 Menyebutkan arti
sumber daya alam
3.7.2 Menjelaskan
hububungan
sumber daya alam
dengan
lingkungan
3.7.3 Menerapkan
tehnologi dalam
mengelola
sumber daya alam
3.7.4 Mendeskripsikan
cara menjaga
kelestarian
sumber daya alam
4.1.1 Melakukan
penelitian tentang
bagian-bagian
tanaman dan
hewan
105
dalam
bahasa
yang
jelas
dan
logis
dan
sistematis,
dalam
karya
yang
estetis
dalam
gerakan
yang
mencer
minkan
anak
sehat,
dan
dalam
tindakan
yang
mencer
minkan
perilaku 4.2
anak
beriman
dan
berakhla
k mulia
4.1.2 Merangkum hasil
penelitian tentang
bagian-bagian
tanaman dan
hewan
4.1.3 Menulis dengan
bahasayang baiik
fungsi bagianbagian
tanamandan
hewan
4.1.4 Membedakan
bagian-bagian
tubuh hewan dan
fungsinya
4,1.5 Membedakan
letak/posisi pada
tubuh hewan
(dada, punggung,
perut,
dorsal,ventral)
4.1.6 Mendeskripsikan
berbagai fungsi
bagian-bagian
utama tubuh
hewan
Menyajikan secara 4.2.1 Merangkum hasil
tertulis hasil
penelitian dalam
pengamatan daur
bentuk laporan
hidup beberapa
tentang berbagai
jenis mahluk hidup.
daur hidup
mahluk hidup.
4.2.2 Melaporkan hasil
pengamatan
tentang berbagai
daur hidup
mahluk hidup.
4.3 Menyajikan laporan 4.3.1 Mentabulasikan
hasil percobaan
hasil percobaan
gaya dan gerak
gaya dan gerak
menggunakan table 4.3.2 Membuat grafik
dan grafik
tentang hasil tabel
bermacam-macam
gaya dan gerak.
4.3.3 Melapokan tabel
dan grafik hasil
percobaan.
4.4 Menyajikan hasil per- 4.4.1 Mempraktekkan
cobaan atau observasi
perubahan bunyi
tentang bunyi
pada alat musik
106
tumbuhan serta
fungsinya
4.5
Membuat sebuah
karya/model yang
memanfaatkan
sifat-sifat cahaya
4.6
Menyajikan
laporan tentang
sumberdaya alam
dan
pemanfaatannya
oleh masyarakat
4.4.2 Mempraktekkan
perambatan bunyi
melaluimbenda gas
4.4.3 Mempraktekkan
perambatan bunyi
melalui benda cair
4.4.4 Mempraktekkan
perambatan bunyi
melalui benda gas’
4.5.1 Menyiapkan karya
tentang model
yang
memanfaatkan
sifat-sifat cahaya.
4.5.2 Mendemonstrasikan cara
pembuatan karya
tentang arah
rambat cahaya
4.5.3. Mendemonstrasikan bayangan
terbentuk karena
cahaya tidak dapat
menembus benda
4.5.4 Mendemonstrasikan benda
bening dapat
meneruskan
cahaya
4.5.5 Mendemonstrasikan bahwa
cahaya bisa
dipantulkan..
4.5.6 Mendemontrasikan bahwa
cahaya dapat
dibiaskan.
4.6.1 Mendeskripsikan
tentang sumber
daya alam secara
sistematis
4.6.2 Menemu
tunjukkan
persebaran
sumber daya alam
di daerah
setempat dengan
menggunakan
peta/atlas
4.6.3 Mendeskripsikan
tentang
107
4.7
108
Menyajikan
laporan hasil
pengamatan
tentang teknologi
yang digunakan di
kehidupan seharihari serta
kemudahan yang
diperoleh oleh
masyarakat dengan
memanfaatkan
teknologi tersebut
pemanfaatan
sumber daya alam
oleh masyarakat
setempat secara
sistematis
4.6.4 Menunjukkan
contoh tindakan
yang
mencerminkan
perilaku berakhlak
mulia dalam
pemanfaatan
sumber daya
alam.
4.6.5 Menemutunjukkan sumber
daya alam yang
dibutuhkan
manusia melalui
peta dan atlas
persebaran
sumber daya alam
hayati dan non
hayati di
daerahnya.
4.6.6 Menunjukkan
contoh
pemanfataatan
sumber daya alam
untuk kegiatan
ekonomi secara
arif
4.7.1 Menyusun
laporan tentang
tehnologi yang
digunakan dalam
kehidupan seharihari
4.7.2 Melaporkan
laporan yang
disusun tentang
teknologi
4.7.3 Mengidentifikasi
kemudahankemudahan yang
diperoleh
masyarakat yang
memanfaatkan
tehnologi
4.7.4 Menjelaskan
dampak teknologi
terhadapsmasyara
kat.
4.7.5 Mendiskripsikan
kegunaan benda
berdasarkan
sifatnya: (i) tidak
tembus air, (ii)
menyerap air, (iii)
tahan api, (iv)
lembut dan
lentur, (v) kuat
dan keras, (vi)
keras dan lentur
4.7.6 Membuat contoh
suatu karya hasil
penerapan konsep
sifat benda
4.7.7 Membuat
kesimpulan
tentang sifat-sifat
benda padat dan
menulskan contoh
benda padat.
4.7.8 Menuliskan sifatsifat benda cair
dan memberikan
contoh benda cair
4.7.9 Membuat
kesimpulan
tentang sifat-sifat
benda gas dan
menuliskan
ciontoh benda gas
4.7.10 Mempresentasikan ketepatan
bahan yang
dipakai pada
suatu produk
1. Menerima
dan
menjalankan
ajaran
agama
yang
dianutnya
1.1
Menerima karunia
Tuhan YME yang
telah menciptakan
waktu dengan
segala
perubahannya
1.1.1 Mengetahui daerah
pembagian waktu di
indonesia
1.1.2 Menyebutkan batasbatas wilayah
masing-masing
daerah pembagian
waktu
109
2. Menunju
kkan
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggung
jawab,
santun,
peduli,
dan
percaya
110
1.2
Menjalankan ajaran
agama dalam
berfikir dan
berperilaku sebagai
penduduk Indonesia
dengan
mempertimbangkan
kelembagaan sosial,
budaya, ekonomi
dan politik dalam
masyarakat
1.3
Menerima karunia
Tuhan YME yang
telah menciptakan
manusia dan
lingkungannya
2.1
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin
bertanggung jawab,
peduli, santun dan
percaya diri sebagaimana ditunjukkan
oleh tokoh-tokoh
pada masa Hindu
Buddha dan Islam
dalam kehidupannya sekarang
1.1.3 Memahami
pengaruh
perbedaan
perubahan waktu
terhadap kehidupan
masyarakat
1.2.1 Mengidentifikasi
kelembagaan sosial,
budaya, ekonomi
dan politik dalam
masyarakat
1.2.2 Menjelaskan
kegiatan ekonomi
masyarakat sesuai
dengan sumber
daya alam yang ada
1.2.3 Menyebutkan
perilaku masyarakat
sebagai penduduk
dalam
melaksanakan
kegiatan ekonomi.
1.3.1 Mendeskripsikan
kenampakan
lingkungan ciptaan
Tuhan
1.3.2 Menyebutkan jenisjenis kenampakan
lingkungan
1.3.3 Mengetahui
manfaat
kenampakan
lingkungan bagi
manusia
1.3.4 Menyebutkan cara
mensyukuri karunia
Tuhan dengan cara
memelihara dan
melestarikan
kenampakan
lingkungan
2.1.1 Mengidentifikasi
tokoh-tokoh pada
masa Hindu Buddha
dan Islam dalam
kehidupannya
sekarang
2.1.2 Melaksanakan
perilaku jujur,
disiplin
bertanggung jawab,
peduli, santun dan
diri
dalam
berintera
ksi
dengan
keluarga,
teman,
guru dan
tetangga
nya
3. Memahami
pengeta
huan
faktual
dengan
cara
mengamati
[mende
ngar,
melihat,
membaca] dan
2.2
Menunjukkan
perilaku rasa ingin
tahu, peduli,
menghargai, dan
bertanggungjawab
terhadap
kelembagaan sosial,
budaya, ekonomi
dan politik
2.3
Menunjukkan
perilaku santun,
toleran dan peduli
dalam melakukan
interaksi sosial
dengan lingkungan
dan teman sebaya
3.1
Mengenal manusia,
aspek keruangan,
konektivitas antar
ruang, perubahan
dan keberlanjutan
dalam waktu, sosial,
ekonomi, dan
pendidikan
3.2
Memahami
manusia, perubahan
dan keberlanjutan
dalam waktu pada
masa praaksara,
percaya diri
sebagaimana
ditunjukkan oleh
tokoh-tokoh pada
masa Hindu Buddha
dan Islam dalam
2.1.3 Membiasakan
perilaku jujur,
disiplin
bertanggung jawab,
peduli, santun dan
percaya diri
dalamkehidupan
sehari-hari.
2.2.1 Membiasakan
Menunjukkan
perilaku rasa ingin
tahu, peduli,
menghargai, dan
bertanggungjawab
terhadap
kelembagaan sosial,
budaya, ekonomi
dan politik
2.3.1 Menunjukkan
perilaku yang
santun dalam
berinteraksi dengan
teman sebaya di
lingkungan sekolah
2.3.2 vMenunjukkan
contoh perilaku
yang toleran dalam
berinteraksi di
lingkungan
masyarakat yang
majemuk
3.1.1 Memahami
manusia, aspek
keruangan,
konektivitas antar
ruang, perubahan
dan keberlanjutan
dalam waktu, sosial,
ekonomi, dan
pendidikan
3.2.1 Menggali informasi
tentang manusia,
perubahan dan
keberlanjutan
dalam waktu pada
111
menanya
berdasar
kan rasa
ingin
tahu
tentang
dirinya,
makhluk
ciptaan
Tuhan
dan
kegiatan
nya, dan
bendabenda
yang
dijumpai
nya di
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain
Hindu Budha, Islam
dalam aspek
pemerintah, sosial,
ekonomi, dan
pendidikan
3.3
Memahami manusia
dalam hubungannya
dengan kondisi
geografis di
sekitarnya
3.4
Memahami
kehidupan manusia
dalam kelembagaan
sosial, ekonomi,
pendidikan, dan
budaya di
masyarakat sekitar
Memahami manusia
dalam dinamika
interaksi dengan
lingkungan alam,
sosial, budaya, dan
ekonomi
3.5
4. Menyaji
kan
pengeta
huan
faktual
dalam
bahasa
yang
112
4.1
Menceriterakan
tentang hasil
bacaan mengenai
pengertian ruang,
konektivitas antar
ruang, perubahan,
dan keberlanjutan
dalam waktu,
masa praaksara,
Hindu Budha, Islam
dalam aspek
pemerintah, sosial,
ekonomi, dan
pendidikan
3.2.2 Mengidentifikasi
jenis perubahan
keberlanjutan
dalam waktu pada
masa praaksara,
Hindu Budha, Islam
dalam aspek
pemerintah, sosial,
ekonomi, dan
pendidikan
3.3.1 Menjelaskan
kondisi geografis di
sekitarnya
3.3.2 Mengenal kondisi
sosial penduduk
sesuai dengan
kondisi
geografisnya
3..3.3 Memahami
kegiatan ekonomi
masyarakat sekitar
sesuai dengan letak
geografisnya.
3.4.1 Menjelaskan
kehidupan manusia
dalam kelembagaan
sosial, ekonomi,
pendidikan, dan
budaya di
masyarakat sekitar
3.5.1 Mendeskripsikan
manusia dalam
dinamika interaksi
dengan lingkungan
alam, sosial,
budaya, dan
ekonomi
4.1.1 Membaca bacaan
mengenai
pengertian ruang,
konektivitas antar
ruang, perubahan,
dan keberlanjutan
dalam waktu,
sosial, ekonomi,
jelas
dan
logis
dan
sistematis,
dalam
karya
yang
estetis
dalam
gerakan
yang
mencer
minkan
anak
4.2
sehat,
dan
dalam
tindakan
yang
mencer
minkan
perilaku
anak
beriman
dan
berakhlak
mulia
4.3
4.4
sosial, ekonomi,
dan pendidikan
dalam lingkup
masyarakat di
sekitarnya
Merangkum hasil
pengamatan dan
menceritakan
manusia,
perubahan dan
keberlanjutan
dalam waktu pada
masa praaksara,
Hindu Budha, Islam
dalam aspek
pemerintah, sosial,
ekonomi, dan
pendidikan
Menceritakan
manusia dalam
hubungannya
dengan lingkungan
geografis tempat
tinggalnya
Mendeskripsikan
kehidupan manusia
dalam
kelembagaan
sosial, pendidikan,
ekonomi, dan
budaya di
masyarakat sekitar
dan pendidikan
dalam lingkup
masyarakat di
sekitarnya
4.1.2 Memahami
pengertian ruang,
konektivitas antar
ruang, perubahan,
dan keberlanjutan
dalam waktu,
sosial, ekonomi,
dan pendidikan
dalam lingkup
masyarakat di
sekitarnya
4.2.1 Mengumpulkan
tulisan hasil
pengamatan dan
menceritakan
manusia,
perubahan dan
keberlanjutan
dalam waktu pada
masa praaksara,
Hindu Budha, Islam
dalam aspek
pemerintah, sosial,
ekonomi, dan
pendidikan
4.2.2 Menulis kembali
secara singkat
semua tulisan
tentang hasil
pengamatan.
4.3.1 Mengidentifikasi
manusia dalam
hubungannya
dengan lingkungan
geografis tempat
tinggalnya
4.4.1 Menjelaskan
kehidupan
manusia dalam
kelembagaan
sosial, pendidikan,
ekonomi, dan
budaya di
masyarakat sekitar
113
4.5
Menceritakan
manusia dalam
dinamika interaksi
dengan lingkungan
alam, sosial,
budaya, dan
ekonomi
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA
1. Meneri 1.1 Mengagumi ciri
ma,
khas keindahan
mengha
karya seni dan
rgai,
karya kreatif
dan
masing-masing
menjala
daerah sebagai
nkan
anugerah tuhan
ajaran
agama
yang
dianutn
ya
2. Memilik
i
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggun
g jawab,
santun,
peduli,
percaya
diridala
m
berinter
aksi
dengan
114
2.1
Menunjukkan sikap
berani
mengekspresikan
diri dalam berkarya
seni
2.2
Menunjukkan rasa
ingin tahu dalam
mengamati alam di
4.5.1 Mengetahui
permasalahan
manusia dalam
dinamika interaksi
dengan lingkungan
alam, sosial,
budaya, dan
ekonomi.
4.5.2 Menjelaskan cara
mengantisipasi
permasalahan
manusia dalam
dinamika interaksi
dengan lingkungan
alam, sosial,
budaya, dan
ekonomi.
1.1.1 Menjelaskan
keunikan karya
seni dan karya
kreatif berbagai
daerah
1.1.2 Memuji karya seni
dan karya kreatif
teman
1.1.3 Merawat karya
seni dan karya
kreatif yang ada di
sekolah
1.1.4 Menunjukkan
kebanggaan
terhadap karya
sendiri
2.1.1 Menunjukkan rasa
percaya diri untuk
berkarya
2.1.2 Menunjukkan
keberanian
mencoba untuk
berkarya sesuai
tema “Hemat
Energi”
2.1.3 Menunjukan
kebebasan dalam
berkarya
2.2.1 Menanyakan
sesuatu mengenai
informasi untuk
keluarg
a,
teman,
tetangg
a, dan
guru
lingkungan sekitar
untuk
mendapatkan ide
dalam berkarya
seni
2.2.2
2.2.3
2.3
Menunjukkan
perilaku Mengenal
sikap disiplin,
tanggung jawab
dan kepedulian
terhadap alam
sekitar melalui
berkarya seni
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
2.3.9
3. Memahami
pengeta
huan
faktual
dengan
cara
menga
mati
mendapatkan ide
dalam berkarya
Rajin membaca
untuk
mendapatkan ide
dalam berkarya
Berani mencoba
untuk
mendapatkan ide
dalam berkarya
Menyelesaikan
tugas tepat waktu
Menyelesaikan
tugas dengan tidak
menyontek karya
teman
Memperhatikan
keselamatan
dalam
berkarya/kerja
Merapikan alat
dan bahan setelah
berkarya dan
membuang
sampah pada
tempatnya
Memanfaatkan
alam denganbaik
untuk berkarya
Membuang
sampah pada
tempatnya
Menyelesaikan
tugas tepat waktu
Menggunakan
bahan yang mudah
didaur ulang
Bersama- sama
tidak merusak
lingkungan
3.1
Mengenal tempattempat industri,
bersejarah, dan
seni pertunjukan di
daerah setempat
√
3.2
Mengenal gambar
alam benda, dan
kolase
3.2.1 Menunjukkan
gambar alam
benda, dan kolase
115
dan
mencoba
[mende
ngar,
melihat,
membaca] serta
menanya
3.3
berdasarkan
rasa
ingin
tahu
secara
kritis
tentang
dirinya,
makhluk
ciptaan
Tuhan
dan
kegiatan
nya, dan
benda3.4
benda
yang
dijumpai
nya di
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain 3.5
3.6
116
Membedakan
panjang-pendek
bunyi, dan tinggirendah nada
dengan gerak
tangan
Mengenal tari-tari
daerah dan
keunikan geraknya
Mengetahui
berbagai alur cara
dan pengolahan
media karya kreatif
Memahami cerita
terkait situs-situs
budaya baik benda
maupun tak benda
di Indonesia
3.2.2 Mengelompokkan
berbagai jenis
gambar alam
benda, dan kolase .
3.2.3 Membedakan
teknik cara
membuat gambar
alam benda, dan
kolase
3.3.1 Menunjukkan
panjang-pendek
bunyi dengan
gerak tangan
3.3.2 Menunjukan
tinggi- rendah
nada dengan
geraktangan
3.3.3 Menyanyikan lagu
dengan
mempraktekkan
panjang-pendek
bunyi, tinggirendah nada
dengan gerak
tangan1
3.4.1 Menunjukkan tari
daerah
3.4.2 Membedakan tari
daerah
3.4.3 Membedakan
keunikan tari
daerah
3.4.4 Membedakan ciri
khas tari daerah
3.5.1 Memanfaatkan
alam dengan baik
untuk berkarya
3.5.2 Mengolah bahan
untuk berkarya
3.5.3 Menggunakan
bahan yang mudah
didaur ulang
mengikuti alur
dalam berkarya
3.6.1 Mengidentifikasi
situs-situs sejarah
yang ada di
daerah.
dengan
menggunakan
bahasa daerah
4. Menyaji 4.1
kan
pengeta
huan
faktual
dalam
bahasa
yang
jelas
dan
logis,da 4.2
n
sistemat
is dalam
karya
yang
estetis
dalam
gerakan
yang
mencer
minkan
anak
sehat,
dan
dalam
tindakan 4.3
yang
mencer
minkan
perilaku
anak
beriman
dan
berakhla
k mulia
Menggambar alam
berdasarkan
pengamatan
keindahan alam
Membuat karya
seni kolase dengan
berbagai bahan
Menggambar
model benda
kesukaan
berdasarkan
pengamatan
langsung
3.6.2 Mencari informasi
kepada para tokoh
sejarah yang ada di
daerah dimana
situs tersebut
berada
3.6.3 Menyusun
informasi yang
didapat dari para
tokoh dalam
bahasa daerah
3.6.4 Membaca hasil
rangkuman.
4.1.1 Membuat gambar
dengan motif
tumbuhan ( bunga
dan buah).
4.1.2 Membuat gambar
pemandangan
alam
4.1.3 Membuat gambar
dengan motif
binatang
4.2.1 Merancang tema
baru karya seni
kolase
4.2.2 Menggunting,
menyobek, dan
menempel
berbagai bahan
menjadi sebuah
karya seni kolase
4.2.3 Memilih bahan dan
alat
4.2.4 Mengatur
komposisi
penempatan hasil
gunting, sobek,
dan tempel
4.3.1 Membuat gambar
dengan model
manusia.
4.3.2 Membuat gambar
dengan model
binatang.
4.3.3 Membuat gambar
dengan model
tumbuhan (bunga
dan buah)
117
4.4. Membentuk karya
seni tiga dimensi
dari bahan alam
118
4.5
Menyanyikan lagu
dengan gerak
tangan dan badan
sesuai dengan
tinggi rendah nada
4.6
Memainkan pola
irama lagu
bertanda birama
empat dan
menunjukkan
perbedaan panjang
pendek bunyi
4.7
Menyanyikan
solmisasi lagu
wajib dan lagu
daerah yang harus
dikenal
4.8
Memainkan alat
musik melodis lagu
yang telah dikenal
sesuai dengan isi
lagu
4.4.1 Merancang sebuah
karya seni 3
dimensi dari bahan
alam sesuai
dengan tema
4.4.2 Memilih bahan dan
alat yang
dibutuhkan untuk
membuat karya
tiga dimensi sesuai
dengan tema.
4.4.3 Membuat karya
tiga dimensi dari
bahan alam sesuai
dengan tema
4.5.1 Menyanyikan lagu
anak-anak
4.5.2 Menggerakkan
tangan dan badan
sesuai tinggi
rendah nada
4.6.1 Menyanyikan lagu
daerah.
4.6.2 Memperagakan
tepuk birama
empat
4.6.3 Memperagakan
dengan tepuk
tempo cepat dan
lambat lagu
bertanda birama
empat
4.7.1 Memahami
solmisasi lagu
wajib yang harus
dikenal
4.7.2 Memahami
solmisasi lagu
daerah yang harus
dikenal
4.7.3 Mempergakan
menyanyi sesuai
dengan solmisasi
yang disajikan
4.8.1 Memainkan alat
musik melodis
lagu yang sudah
dikenal
4.9
Menunjukkan
makna gerak ke
dalam bentuk tari
bertema dengan
mengacu pada
gaya tari daerah
4.10 Memperagakan
makna gerak ke
dalam bentuk tari
bertema dengan
mengacu pada
gaya tari daerah
berdasarkan ruang
gerak
4.11 Mengembangkan
makna gerak ke
dalam bentuk tari
bertema dengan
mengacu pada
gaya tari daerah
berdasarkan ruang
gerak dan pola
lantai
4.8.2 Menyanyikan lagu
dengan diiringi alat
musik melodis
4.9.1 Mengidentifikasi
gerak tari bertema
“…………………….”
4.9.2 Melakukan gerak
tari bertema
“…………………….”
dengan mengacu
pada gaya tari
daerah
4.9.3 Menyajikan gerak
tari bertema
“…………………….”
4.10.1 Melakukan gerak
tari bertema
Berbagai pekerjaan
dengan mengacu
pada gaya tari
daerah
4.10.2 Menyajikan
gerak tari yang
mengacu gaya tari
daerah dengan
memperhatikan
ruang gerak
4.11.1 Menyebutkan
makna gerak tari
bertema yang
mengacu pada
gaya tari daerah
4.11.2 Merangkai gerak
tari bertema yang
mengacu pada
gaya tari daerah
berdasarkan ruang
gerak.
4.11.3 Merangkai gerak
tari bertema yang
mengacu pada
gaya tari daerah
berdasarkan pola
lantai
4.11.4 Mengharmoniskan gerak tari
bertema yang
mengacu pada
gaya tari daerah
119
4.12 Memperagakan
makna gerak ke
dalam bentuk tari
bertema dengan
mengacu pada
gaya tari daerah
berdasarkan ruang
gerak dan pola
lantai
4.13 Membuat karya
kreatif dengan cara
meronce
memanfaatkan
bahan alam dan
buatan dari
lingkungan
4.14 Membuat karya
kreatif yang
diperlukan untuk
melengkapi proses
pembelajaran
dengan
memanfaatkan
bahan di
lingkungan
4.15 Membuat karya
kreatif berupa
120
berdasarkan ruang
dan pola lantai
4.12.1 Menerapkan
gerak tari
bermakna yang
mengacu pada
gaya tari daerah
dengan iringan
4.12.2 Mengharmoniskan tari bermakna
yang mengacu
pada gaya tari
daerah antara
ruang gerak. Pola
lantai dan iringan
4.13.1 Memilih bendabenda bekas
pakai/limbah/daur
ulang untuk
dijadikan bahan
roncean
4.13.2 Membuat
rancangan roncean
dari benda-benda
bekas
pakai/limbah/daur
ulang menjadi
karya ronce
4.13.3 Memilih warna
yang serasi dalam
membuat karya
ronce
4.13.4 Membuat hasil
karya sebuah
roncean dari
rancangan yang
dibuatnya
4.14.1 Memilih bahan
alam yang ada
dilingkungan untuk
membuat alat
peraga (misalnya:
parasut, layanglayang, teleponteleponan,
celengan, balingbaling, kubus, dll.)
4.15.1 Memilih bahan
untuk membuat
benda aksesoris
pelengkap busana
dengan berbagai
bahan dan cara
pembuatan
aksesoris
4.15.2 Merancang
aksesoris
4.15.3 Membuat
aksesoris yang
sesuai dengan
keserasian busana
4.16 Membuat karya
4.16.1 Merancang aneka
teknologi
layang-layang
sederhana dengan
minimal 3 sketsa
memanfaatkan tali
ide
sebagai tenaga
4.16.2 Mengumpulkan
penggerak
bahan dan alat
pembuatan layanglayang
4.16.3 Membuat kreasi
layang-layang
berdasarkan sketsa
ide
4.16.4 Membuat hiasan
permukaan layanglayang baik dengan
teknik lukis
maupun tempel
4.16.5 Mengevaluasi
karya layanglayang
4.17 Menceritakan
4.17.1 Mengidentifikasi
cerita terkait situssitus-situs sejarah
situs budaya baik
baik benda
benda maupun tak
maupun tak benda
benda di Indonesia
yang ada di
dengan
indonesia
menggunakan
4.17.2 Menjelaskan situsbahasa daerah
situs tersebut
dengan bahasa
daerah.
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
(PENJASORKES)
1. Meneri 1.1 Menghargai tubuh 1.1.1 Melakukan
ma,
dengan seluruh
aktivitas fisik
mengperangkat gerak
secara teratur
hargai,
dan
1.1.2 Menjaga
dan
kemampuannya
kebersihan tubuh
menjasebagai anugrah
1.1.3 Menjaga
lankan
Tuhan yang tidak
kebersihan dan
ajaran
ternilai
kerapaian pakaian
121
agama
yang
dianut
nya
1.2
2. Memiliki 2.1
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggung
jawab,
santun,
peduli,
percaya
diridalam
berinteraksi
dengan
keluarga,
teman,
tetangga,
dan guru
2.2
122
Tumbuhnya
kesadaran bahwa
tubuh harus
dipelihara dan
dibina, sebagai
wujud syukur
kepada sang
Pencipta
Menunjukkan
disiplin, kerjasama,
toleransi, belajar
menerima
kekalahan dan
kemenangan,
sportif dan
tanggungjawab,
menghargai
perbedaan
Menunjukkan
perilaku santun
kepada teman,
guru dan
lingkungan sekolah
selama
pembelajaran
penjas
1.2.1 Menerapkan
perilaku hidup
sehat di sekolah
2.1.1
Mengidentifikasi
perbedaanperbedaan yang
ada di sekolah
2.1.2 Menerapkan
sikap disiplin,
kerjasama,
toleransi, belajar
menerima
kekalahan dan
kemenangan,
sportif dan
tanggungjawab,
menghargai
perbedaan
2.2.3 Membiasakan
sikap sportif untuk
menerima
kekalahana dan
kemenangan di
sekolah.
2.2.1 Mengetahui
perilaku santun
kepada teman,
guru dan
lingkungan sekolah
selama
pembelajaran
penjas
2.2.2 Melaksanakan
perilaku santun
kepada teman,
guru dan
lingkungan sekolah
selama
pembelajaran
penjas
2.2.3 Membiasakan
perilaku santun
kepada teman,
guru dan
3. Memahami
pengeta
huan
faktual
dengan
cara
menga
mati
dan
mencoba
[mende
ngar,
melihat,
membaca] serta
menanya
berdasarkan
rasa
ingin
tahu
secara
kritis
tentang
dirinya,
makhluk
ciptaan
Tuhan
dan
kegiatan
nya, dan
bendabenda
yang
dijumpai
nya di
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain
3.1
Memahami tinggi
dan berat badan
ideal dan
pengaruhnya
terhadap
pertubuhan dan
perkembangan
3.2
Memahami
pengaruh aktivitas
fisik dan istirahat
terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
tubuh
Memahami gizi dan
menu seimbang
dalam menjaga
kesehatan tubuh
3.3
3.4
Memahami jenis
cidera dan mampu
melakukan
penanggulangan
sederhana selama
melakukan
aktivitas fisik
lingkungan sekolah
selama
pembelajaran
penjas.
3.1.1 Mengukur berat
badan
mengunakan
ukuran kg
3.1.2 Mengukur tinggi
badan
mengunakan
ukuran cm
3.2.1 Menyebutkan
pengaruh istirahat
terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
secara sederhana
3.3.1 Menyebutkan
macam makanan
yang mengandung
(Karboidrat,
Protein, Lemak,
Vitamin, Mineral )
3.4.1 Menyebutkan
penyebab cidera
3.4.2 Melakukan
pertolongan
pertama pada
cidera ringan
123
4. Menyaji
kan
pengeta
huan
faktual
dalam
bahasa
yang
jelas
dan
logis
dan
sistematis,
dalam
karya
yang
estetis
dalam
gerakan
yang
mencer
minkan
anak
sehat,
dan
dalam
tindakan
yang
mencer
minkan
perilaku
anak
beriman
dan
berakhlak
mulia
124
4.1
4.2
4.3
4.4
Mempraktikkan
kombinasi gerak
dasar untuk
membentuk
gerakan dasar
atletik jalan dan
lari yang dilandasi
konsep gerak
melalui permainan
dan atau
tradisional
Mempraktikkan
variasi dan
kombinasi pola
gerak dasar
lokomotor, nonlokomotor, dan
manipulatif dalam
permainan bola
kecil yang dilandasi
konsep gerak
dalam berbagai
permainan dan
atau olahraga
tradisional bola
kecil
Mempraktikkan
berbagai aktivitas
kebugaran jasmani
untuk mencapai
tinggi dan berat
badan ideal
Mempraktikkan
kombinasi pola
gerak dominan
untuk membentuk
keterampilan/
teknik dasar senam
(seperti: hand
stand, kayang, dsb)
dan kombinasi pola
gerak dominan
posisi statis dan
dinamis, tumpuan
dan gantungan
(misalnya: gerak
hand stand
berpasangan)
secara berpasangan
4.1.1 Memperagakan
kombinasi gerak
dasar jalan
4.1.2 Memperagakan
kombinasi gerak
dasar lari
4.1.3 Menyebutkan
posisi tubuh yang
benar saat berjalan
dan berlari
4.2.1 Menerapkan
variasi dan
kombinasi pola
gerak lokomotor,
non-lokomotor,
dan manipulatif
dalam permainan
kasti
4.3.1 Memperagakan
aktivitas
kebugaran jasmani
sesuai dengan
kebutuhan tubuh
4.4.1 Memperagakan
teknik dasar senam
4.5
4.6
4.7
Mempraktikkan
Mempraktikkan
pola gerak dasar
berirama bertema
budaya daerah
yang sudah dikenal
yang dilandasi
konsep gerak
mengikuti irama
(ketukan)
tanpa/dengan
musik
Salah satu gaya
renang dalam jarak
tertentu*
Mempraktikkan
dasar
penyelamatan
terhadap orang
lain*
4.5.1 Menyebutkan
komponen yang
dikembangkan
dalam gerak
berirama
4.5.2 Memperagakan
pola gerak dasar
berirama pada
teknik dasar senam
berirama
melangkah,
mengayun, meliuK
4.6.1
4.7.1
125
126
PETA KEDUDUKAN MODUL 127
Lingkungan hidup bagi
manusia
Norma yang berlaku
pada masyarakat.
.
Kewirausahaa
n
pengukuran luas daerah
dan volume bangun
ruang
Pengaruh pencemaran
udara dalam sistem
pernapasan manusia.
Karakteristik
Perkembangan Bahasa
Anak
127
128
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Alam lingkungan manusia terdiri dari komponen - komponen makhluk hidup
dan tak hidup (benda - benda mati). Kehidupan makhluk hidup tidak terlepas dari
peranan alam atau lingkungan, sebagai contoh manusia dan hewan membutuhkan
oksigen untuk bernafas, sedangkan oksigen dihasilkan oleh tumbuhan, manusia
membutuhkan makanan yang berasal dari tumbuhan atau hewan ternak, sedangkan
tumbuhan membutuhkan bantuan manusia dan kondisi lingkungan yang baik, untuk
dapat tumbuh dan subur. Hal tersebut menggambarkan bahwa terdapat hubungan
(interaksi) antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan merupakan suatu
faktor
yang
senantiasa
berinteraksi
dengan
makhluk
hidup
(http://jashomineblog.blogspot.com
/2012/02/
saling-ketergantungan-antaramakhluk.html).
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,
termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan.
Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan memperoleh
makanan dari hasil fotosintesis yang membutuhkan matahari. Sementara itu, hewan
piaraan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia.
(http://www.crayonpedia.org/mw/MAKHLUK_HIDUP_DAN_LINGKUNGANNYA_4.1_BU
DI_WAHYONO).
Hubungan saling ketergantungan tersebut jika tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sebagai contoh jika tanaman tidak dirawat
dengan baik, maka akan mati dan akhirnya menjadi sampah. Jika volume sampah
maupun kotoran hewan berlebih (banyak sekali), maka dapat mencemari lingkungan.
Sampah maupun kotoran yang mencemari lingkungan dapat mengakibatkan
pencemaran udara dan akhirnya akan mengganggu pernapasan manusia.
Berkaitan hal tersebut di atas, pada materi dengan Tema Makhluk Hidup dan
Lingkungan akan dibahas tentang:
1. Lingkungan hidup bagi manusia
2. Pengaruh pencemaran udara dalam sistem pernapasan manusia.
3. Norma yang berlaku pada masyarakat.
4. Geometri datar dan geometri ruang.
5. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan
profesi guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini
terdapat lima tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi,
(3) tema kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema
dan subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar
berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
129
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan smua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
Selamat belajar semoga sukses.
C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Makhluk Hidup dan
Lingkungan secara holistik.
130
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
LINGKUNGAN HIDUP BAGI MANUSIA
A. Tujuan Antara
1. Melalui pengamatan gambar lingkungan hidup, peserta latihan dapat menjelaskan
komponen-komponen lingkungan hidup dengan benar.
2. Melalui diskusi lingkungan hidup, peserta latihan dapat menjelaskan sasaran
pengelolaan lingkungan hidup dengan benar.
3. Melalui diskusi tentang asas dan tujuan pengelolaan lingkungan , peserta latihan
dapat menjelaskan asas dan tujuan pengelolaan lingkungan hidup dengan benar.
B. Uraian Materi
1. Pengertian, Komponen, dan Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Manusia
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Dari definisi tersebut, secara garis besar terdapat
tiga komponen penting, yaitu komponen fisik (abiotik), komponen hayati (biotik), dan
komponen budaya.
Manusia
Fauna
Flora
Tanah
Air
Tanah
Gambar 1.2.1: Komponen-komponen Lingkungan Hidup
Komponen fisik yang terdapat dalam lingkungan hidup terdiri atas tanah, air,
udara, sinar matahari, senyawa kimia dan sebagainya. Fungsi komponen fisik dalam
lingkungan hidup adalah sebagai media untuk berlangsungnya kehidupan. Sebagai
contoh, air diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk mengalirkan zat-zat makanan,
dan matahari merupakan energi utama untuk bergerak atau berubah. Jika unsur ini
tidak ada, maka semua kehidupan yang terdapat di muka bumi ini akan terhenti. Tanah
sebagai unsur lingkungan fisik menjadi medium tumbuhnya tanaman. Air merupakan
131
sumber penghidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Udara merupakan
sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup.
Komponen hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua makhluk hidup
yang terdapat di bumi, mulai dari tingkatan rendah sampai ke tingkat tinggi, dari
bentuk yang paling kecil hingga yang paling besar. Sebagai contohnya adalah hewan,
tumbuhan.
Komponen manusia dan perilakunya merupakan unsur lingkungan hidup.
Lingkungan sosial dan budaya berperan penting dalam memelihara keseimbangan
tatanan lingkungan hidup. Lingkungan yang telah mendapat dominasi dari intervensi
manusia biasa dikenal dengan lingkungan binaan. Penghayatan manusia terhadap nilainilai hidup keagamaan, moral dan etika lingkungan serta kearifan lokal senantiasa
mengarahkan persepsi, tindakan manusia terhadap lingkungan hidup.
Lingkungan hidup terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan hayati, lingkungan
sosial. Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang
membentuk sistem jaringan kehidupan. Lingkungan hidup merupakan wahana bagi
keberlanjutan kehidupan. Selain itu arti pentingnya lingkungan hidup merupakan
tempat tinggal atau habitus semua makhluk hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke
tingkat yang tinggi. Masing-masing spesies membentuk suatu kelompok. Tingkatan
kelompok makhluk hidup yang hidup pada suatu wilayah, yaitu populasi, komunitas,
ekosistem, biosfer (Diknas, 2005). Kelompok makhluk hidup sejenis yang hidup dan
berkembang biak pada suatu wilayah, disebut populasi ( populasi manusia, populasi
badak, populasi komodo ). Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati daerah
atau kawasan tertentu dinamakan komunitas. Tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan , stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup dinamakan ekosistem.
2. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan
hidup (Mitra Info, 2000). Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas
tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam
rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar
dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:
a. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insane lingkungan hidup yang memiliki
sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungn hidup.
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
132
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.
f. Terlindungnya NKRI terhadap dampak usaha dan / atau kegiatan di luar wilayah
Negara yang menyebabkan perusakan lingkungan hidup.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat
fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi
dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, disebut perusakan lingkungan hidup.
Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan
lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama,
adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Penataan ruang adalah
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (1993). Pengelolaan lingkungan
hidup, dilaksanakan secara terpadu, meliput sektoral, ekosistem, dan bidang ilmu.
Dalam operasionalnya terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumberdaya
alam nonhayati, perlindungan sumberdaya buatan, konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragman hayati dan perubahan iklim.
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah berkewajiban
mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab: (a) para pengambil keputusan pengelolaan lingkungan hidup, (b)
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, (c) kemitraan antara masyarakat,
dunia usaha dan Pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tamping
lingkungan hidup, (d) kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang menjamin
terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, (e) mengembangkan
dan menerapkan perangkat yang bersifat preventif, dan proaktif dalam upaya
pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, (f)
memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan, (g)
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup, (h)
menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada masyarakat,
dan (i) memberikan penghargaan kepada orang lain atau lembaga yang berjasa di
bidang lingkungan hidup.
Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal). Menurut Peraturan Pemerintah RI
Nomor 27 Tahun 1999 tentang Amdal, yang dimaksud Amdal adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan, disebut dampak besar
dan penting. Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajb dilengkapi dengan dokumen
Amdal saat ini diatur dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3
Tahun 2000 tanggal 21 Februari 2000. Dokumen Amdal meliputi Analisis dampak
133
lingkungan hidup (Andal), rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana
pemantauan lingkungan hidup. Analisis dampak lingkungan hidup (Andal) adalah
telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan. Upaya penanganan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan, disebut rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL). Rencana pemantauan
lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan
C. Lembar Kerja
1. Diskusikan dengan teman Anda membuat bagan komponen lingkungan hidup. Dan
jelaskan komponen-komonen yang terdapat di dalamnya.
2. Coba diskusikan dengan teman Anda bahwa masyarakat mempunyai kesempatan
yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup
Apa yang harus dilakukan.
D. Lembar Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,maka silahkan
mengerjakan latihan berikut:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan lingkungan hidup menurut UU No 23 tahun 1972!
2. Jelaskan yang dimaksud pengelolaan lingkungan hidup, dan sebutkan sasaran
pengelolaan lingkungan hidup!
3. Sebutkan sasaran pengelolaan lingkungan hidup!
134
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
A. Tujuan Antara
1. Melalui animasi system pernapasan peserta pelatihan dapat menyebutkan sedikitdikitnya 8 organ pernapasan manusia dengan benar.
2. Melalui animasi system pernapasan peserta pelatihan dapat menjelaskan
mekanisme pernapasan manusia dengan benar.
3. Melalui diskusi kelompok peserta pelatihan dapat mendiskripsikan gangguan pada
system pernapasan manusia dengan benar.
B. Uraian Materi
Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah
sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup
dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses
memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa
dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses
pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga
diperoleh energi.
Gambar 1.3.1 Struktur pernafasan pada manusia
sumber: http://dedisetiawan.com/mengenal-sistem-pernafasan-pada-manusia
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan
beberapa aktifitas, misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan
dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling
berhubungan.
Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui
dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung.
135
Pengambilan udara secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat
proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran
pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung. Saat kita bernapas, udara diambil
dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata, kita melakukan pernapasan
secara tidak langsung lewat paru-paru. Walaupun begitu, proses difusi pada
pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-paru. Bagian paru-paru yang mengalami
proses difusi dengan udara yaitu gelembung halus kecil disebut alveolus. Oleh karena
itu, berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap
mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang
dimaksud yakni mekanisme pernapasan eksternal dan internal.
1. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke
dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah
lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan
dilepaskan ke udara. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara
udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian
besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3). Dengan bantuan enzim
karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang tinggal sedikit dalam
darah akan segera berdifusi keluar. Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang
disimbolkan HHb) melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya
juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi
oksihemoglobin (disingkat HbO2)
2. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada
pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen
dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah
oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan
selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam
proses metabolisme sel.
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses
difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan oksigen dan
karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan oksigen dalam cairan
jaringan lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Oleh karena itu,
oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada
cairan jaringan. Akibatnya karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh
berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah dan sebagian kecil
karbondioksida akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin
(HbCO2).
C. Lembar Kerja
Ujilah perubahan denyut nadi dan peningkatan suhu setelah menjalani aktivitas ringan!
136
D. Alat dan Bahan
Thermometer suhu badan
E. Langkah Kerja
1. Ukur suhu badan anda dengan menempelkan ujung reservoir thermometer badan
pada ketiak selama kurang lebih 5 menit.
2. Hitung denyut nadi anda dalam kurun waktu satu menit.
3. Lakukan aktivitas fisik dengan lari-lari di tempat kira-kira 2 menit.
4. Ulangu mengukur suhu badan dan denyut nadi.
5. Lakukan analisis mengapa terjadi peningkatan suhu dan denyut nadi!
137
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT
A.
1.
2.
3.
Tujuan Antara
Menjelaskan pengertian norma
Menjelaskan macam-macam norma yang berlaku di masyarakat
Membedakan antara norma hukum dengan norma lain (agama, kesusilaan,
kesopanan
B. Uraian Materi
Manusia cenderung untuk memelihara hubungan dengan Tuhan , masyarakat
dan alam sekitarnya dengan selaras . Hubungan manusia terjalin secara vertikal
(Tuhan), horizontal (masyarakat) dan alamiah (lingkungan alam) secara seimbang ,
serasi dan selaras (syahrial sarbaini, 2001; 93). Oleh karena itu manusia perlu
mengendalikan diri, baik terhadap sesama, lingkungan alam maupun Tuhan. Kesadaran
akan hubungan yang ideal akan menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan atau
norma . Norma merupakan petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu . Dalam kehidupan sehari-hari,
baik sebagai individu atau anggota masyarakat selalu membutuhkan bantuan orang
lain. Dalam interaksi sosial setiap individu bertindak sesuai dengan kedudukan, status
sosial, dan peran mereka masing-masing. Tindakan manusia dalam interaksi sosial itu
senantiasa didasari oleh nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara .
Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu sama lain, melainkan
berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. Selain itu juga untuk mempertahankan hidupnya, baik terhadap bahaya
dari dalam maupun yang datang dari luar. Setiap manusia akan terdorong melakukan
berbagai usaha untuk menghindari atau melawan dan mengatasi bahaya-bahaya itu.
Mengingat banyaknya kepentingan, tidak mustahil terjadi konflik antar sesama
manusia, karena kepentingannya saling bertentangan. Agar kepentingan pribadi tidak
terganggu dan setiap orang merasa merasa aman, maka setiap bentuk gangguan
terhadap kepentingan harus dicegah. Manusia selalu berusaha agar tatanan
masyarakat dalam keadaan tertib, aman, dan damai, yang menjamin kelangsungan
hidupnya.
Menurut Aristoteles, manusia itu adalah Zoon Politikon yaitu manusia ingin
hidup dan bersama dengan manusia lainnya . Dijelaskan lebih lanjut oleh Hans Kelsen
“man is a social and politcal being” artinya manusia itu adalah makhluk sosial yang
dikodratkan hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya dalam masyarakat, dan
mahluk yang terbawa oleh kodrat sebagai makhluk sosial itu selalu berorganisasi.
Dinamika kehidupan masyarakat menuntut cara berperilaku yang baik antara
satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu ketertiban. Ketertiban didukung oleh
tatanan yang mempunyai sifat berlain – lainan, karena norma - norma yang
mendukung masing - masing tatanan mempunyai sifat yang tidak sama. Oleh karena
itu, dalam masyarakat yang teratur setiap manusia sebagai anggota masyarakat harus
138
memperhatikan norma atau kaidah, atau peraturan hidup yang ada dan hidup dalam
masyarakat.
Apa Norma itu ?
Norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran, yaitu sesuatu yang bersifat
pasti dan tidak berubah .Menurut Soerjono Soekanto norma adalah suatu perangkat
aturan agar hubungan dalam masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
Norma berguna untuk menilai baik-buruknya tindakan masyarakat sehari-hari, namun
sebuah norma bisa bersifat objektif dan bisa pula bersifat subjektif. Bila norma yang
bersifat objektif adalah norma yang dapat diterapkan secara langsung apa adanya,
maka norma yang bersifat subjektif adalah norma yang bersifat moral dan tidak dapat
memberikan ukuran atau patokan yang memadai. Norma adalah patokan perilaku
dalam suatu kelompok tertentu untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakan itu akan dinilai oleh orang lain.Norma merupakan kriteria bagi orang lain
untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari
antar individu dalam masyarakat ,kadang terjadi benturan kepentingan baik secara
kelompok maupun individu maka norma berfungsi menyelaraskan perilaku yang ada
dalam masyarakat tersebut. Selain fungsi diatas norma bisa dijadikan sebagai alat
untuk mengatur masyarakat agar setiap orang bertingkah laku dalam suatu komunitas
berdasarkan keyakinan dan sikap-sikap yang harus ditaati dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap individu dalam kehidupan sehari - hari melakukan interaksi dengan
individu atau kelompok lainnya. Interaksi sosial mereka juga senantiasa didasari oleh
adat dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya interaksi sosial di dalam
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya.
Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan,
maka bagi tiap manusia perlu adanya pedoman bagi segala tingkah laku manusia
dalam pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing - masing dapat terpelihara dan
terjamin. Setiap anggota masyarakat hendaknya mengetahui hak dan kewajiban
masing - masing. Tata aturan itu lazim disebut kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau
norma (berasal dari bahasa Latin) atau ukuran - ukuran.
Norma - norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud :
perintah dan larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi
norma tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat
sesuatu oleh karena akibat - akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan
merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat akibatnya dipandang tidak baik. Apa macam - macam norma yang berlaku di
masyarakat ?
1. Norma Agama
Peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah - perintah,
larangan - larangan dan ajaran - ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa
berupa “siksa” kelak di akhirat ( believe or not ) Misalnya, dilarang mencuri,
membunuh, menipu .
139
2. Norma Kesusilaan
Peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran
norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma
kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia.
Contoh norma ini diantaranya harus berlaku jujur dan berbuat baik terhadap sesama.
3. Norma Kesopanan
Norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur
pergaulan sehingga masing - masing anggota masyarakat saling hormat menghormati.
Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya / masyarakat ,
karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau
adat istiadat. Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia,
melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan
masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat,
mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Contohnya : tidak makan sambil
berbicara, tidak meludah di sembarang tempat, dan harus menghormati orang yang
lebih tua.
4. Norma Hukum
Peraturan - peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara.
Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala
paksaan oleh alat - alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundang undangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum
terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan
dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan - peraturan hukum bersifat heteronom,
artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh
norma ini :
“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum
karena membunuh dengan hukuman setinggi - tingginya 15 tahun”.
5. Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut
juga perundang - undangan. Perundang - undangan baik yang sifatnya nasional
maupun peraturan daerah dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan
untuk membuatnya. Oleh karena itu, norma hukum sangat mengikat dan memaksa
bagi warga negara.
6. Bagaimana hubungan antar-norma ?
Manusia dalam kehidupan bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga diatur
oleh norma - norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah - kaidah lainnya.
Kaidah - kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota masyarakat di
mana kaidah itu berlaku. Hubungan antara hukum dan kaidah - kaidah sosial lainnya
itu saling mengisi. Artinya kaidah sosial mengatur kehidupan manusia dalam
masyarakat dalam hal - hal hukum tidak mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling
memperkuat. Suatu kaidah hukum, misalnya “kamu tidak boleh membunuh” diperkuat
oleh kaidah sosial lainnya. Kaidah agama, kesusilaan, dan adat juga berisi suruhan yang
sama.
140
Dengan demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah
ada larangan untuk membunuh sesamanya. Hal yang sama juga berlaku untuk
“pencurian”, “penipuan”, dan lain - lain pelanggaran hukum. Hubungan antara norma
agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum yang tidak dapat dipisahkan itu dibedakan
karena masing - masing memiliki sumber yang berlainan. Norma Agama sumbernya
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Norma kesusilaan sumbernya suara hati
(insan kamil). Norma kesopanan sumbernya keyakinan masyarakat yang bersangkutan
dan norma hukum sumbernya peraturan perundang - undangan.
7. Bagaimana proses institualisasi norma?
Seiring berjalannya waktu, melembagakan norma sangat perlu dan penting
untuk dilakukan, karena bisa saja dan sangat mungkin norma itu hilang karena di
tinggalkan oleh manusia dalam masyarakat itu .Institualisasi dewasa ini begitu
menjamur, karena terjadinya dikotomi antara satu kepercayaan dengan kepercayaan
yang lain, dimana satu kepercayaan ingin mempertahankan loyalitasnya
pada masyarakat tanpa terganggu oleh eksistensi kepercayaan lain, sehingga jalur
institusi sepertinya menjadi pilihan tepat bagi ajaran-ajaran kepercayaan yang ada. Hal
ini terbukti dari semakin banyaknya perkumpulan penghayat kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa yang terdaftar pada kantor direktorat pembinaan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa .
Kemajuan peradaban manusia terbukti membawa perubahan pola pikir
manusia dari jaman ke jaman. Semakin hari perkembangan masyarakat kita di negara
ini semakin banyak ajaran baru yang bermunculan yang diikuti tentunya dengan
norma-norma yang baru pula, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya
berseberangan pendapat antara golongan-golongan yang ada dengan kelompok baru.
Oleh sebab itu untuk menjaga kedamaian dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan
bernegara sangatlah penting untuk mengadakan kordinasi diantara kepercayaan, agar
bisa terjalin komunikasi antar golongan yang ada di dalam masyarakat itu untuk
mencegah terjadinya kesenjangan atau perdebatan yang tidak sehat antar golongan
tersebut.
8. Bagaimana proses internalisasi norma?
Proses internalisasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu pada sesorang
atau kelompok guna membentuk insan yang mulia dan bertanggung jawab
berdasarkan visi dan misi yang diemban. Dalam menjalankan sebuah organisasi
misalnya, internalisasi sangat di butuhkan karena akan memperkuat kader yang ada
dan akan mampu mempertahankan organisasi dengan jiwa rasa memiliki pada
organisasi itu sendiri. Di samping itu juga internalisasi penting dilakukan karena
membantu untuk menyempurnakan pemahaman kader atas organisasi. Seorang ahli
estetika mengatakan: “pemahaman yang setengah-setengah tentang sebuah budaya,
akan menghilangkan nilai-nilai estetika pada budaya itu sendiri”. Dengan demikian
proses internalisasi sangatlah di butuhkan lebih-lebih dalam tatanan norma yang
menjadi pedoman hidup masyarakat.
C. Lembar Kerja
1. Carilah minimal 10 contoh perilaku yang melanggar norma yang ada disekitar anda
(masyarakat atau sekolah)
141
2. Diskusikan permasalahan di atas dengan teman-temanmu
3. Laporkan hasil diskusimu didepan kelas
No
Contoh Perilaku
Agama
Norma
Kesusilaan Kesopanan
Hukum
Mencuri
D.
1.
2.
3.
Lembar Latihan
Apakah yang dimaksud norma itu?
Jelaskan macam-macam norma yang berlaku dimasyarakat?
Apakah perbedaan norma hukum dengan lainnya (kesusilaan, kesopanan, agama)?
E. Kunci Jawaban
1. Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma
memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan
itu akan dinilai oleh orang lain.
2. Macam-macam norma yang berlaku
- Norma Agama
- Norma Kesusilaan
- Norma Kesopanan
- Norma Hukum
3. Perbedaan norma hukum dengan norma lainnya terletak pada sangsinya yang
tegas dan memaksa.
142
BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
A. Tujuan Antara
1. Melalui penjelasan instruktur tentang pemerolehan dan perkembangan bahasa
anak, peserta pelatihan dapat menjelaskan pemerolehan dan perkembangan
bahasa anak.
2. Melalui diskusi kelompok tentang pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
bahasa, peserta pelatihan dapat memilih pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran bahasa yang sesuai perkembangan anak.
B. Uraian Materi
1. Pemerolehan Bahasa dan Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan bahasa adalah proses yang digunakan oleh anak-anak dalam
memiliki kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan,
yang berlangsung secara alami, dalam situasi non formal, spontan, dan terjadi dalam
konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.
Pemerolehan bahasa juga dapat terjadi secara serempak dua bahasa dan secara
berurutan. Pemerolehan secara serempak dua bahasa terjadi pada anak yang
dibesarkan dalam masyarakat
bilingual (menggunakan dua bahasa dalam
berkomunikasi) atau dalam masyarakat multilingual (menggunakan lebih dari dua
bahasa). Sedangkan pemerolehan berturut dua bahasa terjadi bila anak menguasai dua
bahasa dalam rentang waktu yang relatif berjauhan.
Strategi anak memperoleh bahasa melalui: (a) Peniruan, (b) Pengalaman
lansung; (c) Mengingat; (d) Bermain, dan (e) Penyederhanaan. Sedangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak yaitu: 1) Faktor biologis; 2) Faktor
lingkungan sosial; 3) Faktor intelegensi; 4) Faktor motivasi
Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh secara tiba-tiba atau sekaligus,
tetapi bertahap. Kemajuan berbahasa mereka berjalan seiring dengan perkembangan
fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Perkembangan bahasa anak ditandai oleh
keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi
atau ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks.
Tahapan perkembangan bahasa anak menurut Tarigan dapat dibagi atas: 1)
Tahap pralinguistik; 2) Tahap satu-kata;3) Tahap dua kata; 4) Tahap banyak kata.
Fase/tahap perkembangan bahasa menurut Ross dan Roe adalah: 1) Fase fonologis;2)
Fase sintaktik; dan 3) Fase semantik
Seiring dengan perkembangan bahasa, berkembang pula penguasaan anakanak atas sistem bahasa yang dipelajarinya. Sistem bahasa itu terdiri atas subsistem,
yaitu: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
2. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang bersifat aksiomatik mengenai
hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar bahasa yang digunakan sebagai
landasan dalam merancang, melakukan, dan menilai proses belajar-mengajar bahasa.
143
Pendekatan-pendekatan yang pernah digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia
adalah: pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul
pendekatan-pendekatan yang dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi
bahasa, yakni pendekatan keterampilan proses, whole language, pendekatan terpadu,
kontekstual, dan komunikatif. Keterampilan proses adalah keterampilan yang
dikembangkan guru menjadi keterampilan intelektual, sosial, dan fisik, yaitu kegiatan:
(1) mengamati, (2) menggolongkan; (3) menafsirkan, (4) menerapkan; dan (5)
mengkomunikasikan.
Whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang didasari
oleh paham kontruktivistik. Dalam whole language bahasa diajarkan secara utuh, tidak
terpisah-pisah; menyimak, wicara, membaca, dan menulis diajarkan secara terpadu
(integrated) sehingga siswa dapat melihat bahasa sebagai suatu kesatuan. Dalam
menerapkan whole language guru harus memahami dulu komponen-komponen whole
language agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara maksimal. Komponen whole
language adalah reading aloud, journal writing, sustained silent reading, shared
reading, guided reading, guided writing, independent reading, dan independent
writing.
Kelas yang menerapkan whole language merupakan kelas yang kaya dengan
barang cetak seperti buku, koran, majalah, dan buku petunjuk. Di samping itu, kelas
whole language dibagi-bagi dalam sudut yang memungkinkan siswa melakukan
kegiatan secara individu di sudut-sudut tersebut. Selanjutnya, kelas whole language
menerapkan penilaian yang menggunakan portofolio dengan kehidupan nyata yang
terjadi di lingkungan peserta didik.
Komponen utama dalam pembelajaran menurut pendekatan kontekstual
adalah: (1) konstruktivisme, (2) bertanya, (3) menemukan, (4) masyarakat belajar, (5)
pemodelan, (6) refleksi, dan (7) asesmen autentik. Berdasarkan komponen utama
inilah penerapan pembelajaran dilaksanakan di kelas.
Konsep komunikatif meliputi kompetensi gramatikal, sosiolinguistik,
kewacanaan, dan strategi. Kompetensi gramatikal mengacu pada kemampuan
seseorang terhadap kaidah-kaidah bahasa. Kompetensi sosiolinguistik mencakup
kemampuan pemahaman terhadap penutur, isi pesan komunikasi, alat penyampai,
tujuan, mitra bicara. Kompetensi kewacanaan berkaitan dengan penguasaan
seseorang terhadap aspek tuturan yang berupa kalimat paragraf, dan wacana.
Kompetensi strategi mencakup kemampuan seseorang mengelola informasi menjadi
sebuah wacana.
Kegiatan komunikasi yang disajikan hendaknya yang betul-betul diperlukan
peserta didik. Untuk mendorong peserta didik mau belajar hendaknya guru
memberikan kegiatan belajar yang bermakna. Peran guru adalah sebagai
pengorganisasi, pembimbing, peneliti, dan pembelajar. Materi pembelajaran
hendaknya dapat memungkinkan diterapkannya metode permainan, simulasi, bermain
drama, dan komunikasi pasangan. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
menerapkan metode tersebut adalah teknik drama. Materi pembelajran bahasa
berperan menunjukkan komunikasi peserta didik secara aktif. Penekanan komunikatif
adalah penyajian materi dan kegiatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik.
Pembelajaran lebih difokuskan pada penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
144
Pelaksanaannya di kelas keempat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis mendapat perhatian yang serius.
Selain pendekatan di atas masih ada pendekatan pembelajaran bahasa
Indonesia yang lain, di antaranya adalah pendekatan spiral, pendekatan quantum,
pendekatan kooperatif, dan sebagainya.
Sajian pertama pada awal-awal anak memasuki lingkungan sekolah adalah
program MMP (Membaca Menulis Permulaan). Dalam pelaksanaannya di dalam kelas
dikenal bermacam-macam metode pembelajaran MMP, yakni metode eja, metode
suku kata, metode kata lembaga, metode global, dan metode SAS.
Pembelajaran MMP dengan metode eja dimulai dengan pengenalan unsur
bahasa terkecil yang membedakan makna, yakni huruf. Berbekal pengetahuan tentang
huruf-huruf tersebut, kemudian pembelajaran MMP bergerak menuju satuan-satuan
bahasa di atasnya, yakni suku kata, kata dan akhirnya kalimat. Perbedaan dari kedua
metode ini terletak pada cara pelafalan abjadnya.
Metode suku kata dan metode kata memulai pembelajaran MMP dari sukusuku kata (metode suku kata) dan dari kata (metode kata). Proses pembelajaran
melalui kedua metode ini dilaksanakan dengan teknik mengupas dan teknik
merangkai.
Metode global dan metode SAS memiliki kesamaan dalam hal pengambilan titik
tolak pembelajaran MMP. Proses pembelajaran dimaksud diawali dengan
memperkenalkan struktur kalimat sebagai dasar bagi pembelajaran MMP.
Perbedaannya proses pembelajaran MMP dengan metode global tidak disertai dengan
proses sintesis, sedangkan SAS menuntut proses analisis dan proses sintesis.
Pengembangan metode SAS dilandasi oleh filsafat strukturalisme, psikologi Gestalt,
landasan paedagogik, dan landasan kebahasaan.
C. Lembar Kerja
Diskusikan dengan kelompok Anda cara memfasilitasi bahasa anak yang sesuai
dengan perkembangannya!
D. Lembar Latihan
Siswa kelas 1 sekolah dasar belum mengerti makna dari bahasa sindiran, oleh
karena itu jika mereka disindir belum paham. Bagaimana memilih bahasa yang tepat
agar anak mengerti bahasa orang lain?
145
BAB VI
KEGIATAN BELAJAR 5
GEOMETRI DATAR DAN GEOMETRI RUANG
A.
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan Antara
Membedakan jenis-jenis bangun geometri datar.
Menentukan unsur-unsur dan sifat-sifat bangun geometri datar.
Membedakan jenis-jenis bangun geometri ruang.
Menentukan unsur-unsur dan sifat-sifat bangun geometri ruang.
Menyelesaikan masalah terkait pengukuran panjang, sudut dan luas daerah
bangun geometri datar.
6. Menyelesaikan masalah terkait pengukuran volume bangun geometri ruang.
7. Menggunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan
pembelajaran unsur-unsur, sifat-sifat dan pengukuran bangun geometri datar
kepada siswa SD.
8. Menggunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan
pembelajaran unsur-unsur, sifat-sifat dan pengukuran bangun geometri ruang
kepada siswa SD.
B. Uraian Materi
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,
termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan.
Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan memperoleh
makanan dari hasil fotosintesis yang membutuhkan matahari. Sementara itu, hewan
piaraan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia. Hal
tersebut menggambarkan bahwa terdapat hubungan (interaksi) antar makhluk hidup
dengan lingkungannya.
Hubungan saling ketergantungan tersebut jika tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sebagai contoh jika tanaman tidak dirawat
dengan baik, maka akan mati dan akhirnya menjadi sampah. Jika volume sampah
maupun kotoran hewan berlebih (banyak sekali), maka dapat mencemari lingkungan.
Sampah maupun kotoran yang mencemari lingkungan dapat mengakibatkan
pencemaran udara dan akhirnya akan mengganggu pernapasan manusia.
Untuk dapat mengelola limbah manusia dan hewan dengan baik diperlukan
pengetahuan matematika yang cukup. Sebagai contoh, Suatu kota berpenduduk
5.000.000 juta jiwa yang terbagi menjadi 1.500.000 keluarga. Setiap keluarga
mempunyai rumah sendiri-sendiri. Jika setiap hari setiap keluarga menghasilkan
limbah keluarga sebanyak 0,04 m3, maka berapa limbah keluarga yang dihasilkan
setiap hari? Berapa truk yang dibutuhkan untuk mengangkut limbah tersebut? Berapa
luas lahan yang diperlukan untuk menampung limbah tersebut? Pertanyaanpertanyaan tersebut membutuhkan pengetahuan yang cukup tentang matematika,
khususnya geometri.
Oleh karena itu, marilah kita mempelajari salah satu bagian dari matematika
yaitu geometri.
146
Geometri, berasal dari bahasa Yunani, geo artinya bumi dan metria artinya
pengukuran. Sehingga secara harfiah, geometri berarti ilmu pengukuran bumi.
Pengertian tersebut muncul, karena pada awal penemuannya, geometri sebagian
besar dimulai dari masalah praktis berupa pengukuran segala sesuatu yang ada di bumi
untuk keperluan pertanian pada jaman itu (Babylonia dan Mesir Kuno).
Pada perkembangan selanjutnya, geometri tidak hanya menyangkut
pengukuran dan sifat keruangan bumi, tetapi berkembang pada obyek-obyek yang
bersifat abstrak, seperti titik, ruas garis, garis, segi banyak, bidang banyak dan lain-lain.
1. Segi Banyak (Poligon)
a. Segitiga
Segitiga adalah gabungan ketiga ruas garis hubung dua-dua titik dari tiga
titik yang tidak segaris. Berdasarkan konsep tersebut, jelas bahwa segitiga hanya
berupa gabungan tiga ruas garis, yang berarti hanya berupa titik-titik pada batas
(keliling) saja dan tidak termasuk daerah dalamnya. Segitiga beserta daerah
dalamnya disebut daerah segitiga. Oleh karena itu, segitiga tidak mempunyai luas,
yang dipunyai segitiga hanyalah panjang (keliling) saja. Sedangkan luas dimiliki oleh
daerah segitiga.
A
A
C
C
B
(a)
B
(b)
Gambar 1.6.1
Gambar 1.6.1 (a) menunjukkan segitiga ABC, sedangkan Gambar 1.6.1 (b)
menunjukkan daerah segitiga ABC.
Teorema berikut memberikan kriteria kapan gabungan tiga ruas garis
membentuk segitiga dan kapan tidak.
Teorema 1. (Ketidaksamaan Segitiga) Jumlah panjang sebarang dua sisi
sebuah segitiga lebih besar daripada panjang sisi yang ketiga.
Sebagai contoh, diberikan tiga buah ruas garis masing-masing berukuran 4
cm, 7 cm, dan 5 cm. Ketiga ruas tersebut apabila digabung-gabung dapat
membentuk sebuah segitiga. Sedangkan, tiga buah ruas garis masing-masing
berukuran 4 cm, 7 cm, dan 2 cm, jika digabung-gabung tidak mungkin akan
membentuk sebuah segitiga. Sebab 4 + 2 tidak lebih dari 7, seperti disyaratkan
Teorema 1.
147
Teorema 2. Jumlah ukuran sudut-sudut dalam segitiga adalah 180 0 .
Teorema 3 (Teorema Pythagoras) Dalam segitiga siku-siku, kuadrat panjang
sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya.
Jika dalam sebuah segitiga siku-siku, a dan b
masing-masing menyatakan panjang sisi
c
siku-sikunya dan c menyatakan panjang sisi
a
miringnya, maka berlaku
c2 = a2 + b2
b
Gambar 1.6.2
Contoh 1
Diketahui segitiga ABC dengan panjang sisi-sisinya AB = 18 cm, BC = 15 cm
dan AC = 12 cm. Tentukan tinggi segitiga dari titik C ke sisi AB .
Pembahasan:
C
15
12
A
t
18 – p
p
D
B
Gambar 1.6.3
Perhatikan Gambar 1.6.3 tersebut di atas, berdasarkan Teorema Pythagoras pada
ADC berlaku hubungan t2 = 122 – p2, dan pada DBC berlaku hubungan t2 = 152 –
(18 – p)2. Berdasarkan kedua persamaan tersebut diperoleh:
122 – p2 = 152 – (18 – p)2  144 – p2 = 225 – (324 – 36p + p2)
 144 – p2 = 225 – 324 + 36p – p2
 144 = –99 + 36p
 243 = 36p  p = 6,75
Selanjutnya p disubstitusikan ke t2 = 122 – p2 diperoleh:
t2 = 122 – p2 = 144 – 6,752 = 144 – 45,5625 = 98,4375.
Sehingga diperoleh t = 98,4375 = 9,92.
Jadi tinggi segitiga dari titik C ke sisi AB adalah 9,92 cm.
b. Segiempat
Segi empat adalah gabungan empat ruas garis yang menghubungkan empat
titik, dengan tiga-tiga titik tidak segaris, dan mempunyai sifat-sifat :
1). Tidak ada ruas garis yang berpotongan, kecuali di titik-titik ujungnya.
2). Setiap titik merupakan titik ujung tepat dari dua ruas garis.
148
Jenis-jenis segiempat yaitu jajar genjang, belah ketupat, persegi panjang,
persegi (bujur sangkar), trapesium dan layang-layang.
1). Jajar Genjang
Jajar genjang adalah segiempat dengan sifat kedua pasang sisi
berhadapan saling sejajar.
Berdasarkan pengertian jajar genjang, dapat diturunkan sifat –sifat jajar
genjang seperti dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 4
a). Dalam sebuah jajar genjang, sisi-sisi yang berhadapan kongruen (sama
panjang).
b). Dalam sebuah jajar genjang, sudut-sudut yang berhadapan kongruen (sama
besar).
c). Dalam sebuah jajar genjang, diagonal-diagonalnya berpotongan di tengahtengah.
Tidak semua segiempat berbentuk jajar genjang. Bagaiman ciri-ciri
(kriteria) segiempat yang merupakan jajar genjang dinyatakan dalam teorema
berikut.
Teorema 5
a). Suatu segiempat disebut jajar genjang, jika sisi-sisi yang berhadapan
kongruen
b). Suatu segiempat disebut jajar genjang, jika sudut-sudut yang berhadapan
kongruen.
c). Suatu segiempat disebut jajar genjang, jika diagonal-diagonalnya
berpotongan di tengah-tengah.
2). Belah Ketupat
Belah ketupat adalah jajar genjang dengan sifat dua sisi yang berturutan
kongruen (sama panjang) atau belah ketupat adalah segiempat dengan sifat
kedua pasang sisi berhadapan saling sejajar, dan dua sisi yang berturutan
kongruen (sama panjang). Berdasarkan pengertiannya jelas bahwa belah
ketupat merupakan jajar genjang, tetapi tidak sebalinya. Oleh karena itu sifatsifat yang berlaku pada jajar genjang juga berlaku pada belah ketupat.
Berdasarkan pengertian belah ketupat diperoleh sifat –sifat belah ketupat
yang selengkapnya dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 6
a). Dalam sebuah belah ketupat, keempat sisi-sisinya kongruen.
b). Dalam sebuah belah ketupat, sudut-sudut yang berhadapan kongruen.
c). Dalam sebuah belah ketupat, diagonal-diagonalnya berpotongan di tengahtengah.
d). Dalam sebuah belah ketupat, diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudut
menjadi dua bagian yang kongruen.
e). Dalam sebuah belah ketupat, diagonal-diagonalnya berpotongan tegak
lurus satu dengan yang lain.
Bagaiman ciri-ciri (kriteria) segiempat yang merupakan belah ketupat
dinyatakan dalam teorema berikut.
149
Teorema 7
a). Jika dalam suatu jajar genjang diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudut
menjadi dua bagian yang kongruen, maka jajar genjang tersebut adalah
belah ketupat.
b). Jika dalam suatu jajar genjang diagonal-diagonalnya berpotongan tegak
lurus satu dengan yang lain, maka jajar genjang tersebut adalah belah
ketupat.
3). Persegi Panjang
Persegi panjang adalah jajar genjang yang salah satu sudutnya siku-siku,
yang ekuivalen dengan persegi panjang adalah segiempat dengan sifat kedua
pasang sisi berhadapan saling sejajar dan salah satu sudutnya siku-siku.
Berdasarkan pengertian persegi panjang diperoleh sifat –sifat persegi
panjang yang selengkapnya dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 8
a) Dalam sebuah persegi panjang, keempat sudutnya siku-siku.
b). Dalam sebuah persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan kongruen.
c). Dalam sebuah persegi panjang, diagonal-diagonalnya berpotongan di
tengah-tengah.
d). Dalam sebuah persegi panjang, diagonal-diagonalnya sama panjang.
Bagaiman ciri-ciri (kriteria) segiempat yang merupakan persegi panjang
dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 9
Jika dalam suatu segiempat sisi-sisi berhadapannya sejajar dan diagonaldiagonalnya sama panjang, maka segiempat tersebut adalah persegi panjang.
4). Persegi
Persegi adalah persegi panjang yang dua sisi berturutannya sama panjang,
yang ekuivalen dengan persegi adalah segiempat dengan sifat kedua pasang sisi
berhadapan saling sejajar, salah satu sudutnya siku-siku dan dua sisi yang
berturutan sama panjang.
Berdasarkan pengertian persegi diperoleh sifat –sifat persegi yang
selengkapnya dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 10
a). Dalam sebuah persegi, keempat sisinya kongruen.
b). Dalam sebuah persegi, keempat sudut siku-siku.
c). Dalam sebuah persegi, diagonal-diagonalnya berpotongan di tengahtengah.
d). Dalam sebuah persegi, diagonal-diagonalnya sama panjang.
e). Dalam sebuah persegi, diagonal-diagonalnya tegak lurus sesamanya.
f). Dalam sebuah persegi, diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudut menjadi
dua bagian yang kongruen, dan masing-masing berukuran 45o.
150
5). Trapesium
Trapesium adalah segi empat yang tepat sepasang sisi berhadapan saling
sejajar, sedangkan pasangan sisi yang lain tidak sejajar. Berdasarkan pengertian
tersebut jelas bahwa jajargenjang bukanlah kejadian khusus dari trapesium.
Dalam suatu trapesium, sisi-sisi yang sejajar disebut sisi-sisi alas.
Sedangkan sisi-sisi yang tidak sejajar disebut kaki-kaki trapesium. Trapesium
tidak mempunyai sifat khusus.
Jenis-jenis trapesium yaitu 1) trapesium sama kaki, yaitu trapesium yang
kedua kakinya sama panjang, 2) trapesium siku-siku, yaitu trapesium yang salah
satu sudutnya siku-siku, dan 3) trapesium sebarang, yaitu trapesium yang
keempat sisi-sisinya tidak ada yang sama panjang.
Teorema 11
a). Dalam trapesium sama kaki, sudut-sudut alasnya kongruen.
b). Dalam trapesium sama kaki, diagonal-diagonalnya kongruen.
Sedangkan layang-layang adalah segiempat yang sepasang sisi berdekatan
kongruen dan sepasang sisi berdekatan lain yang sisi-sisinya berbeda dengan
sisi-sisi pada pasangan pertama juga kongruen. Sifat –sifat layang-layang yaitu:
a). Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus.
b). Salah satu diagonalnya dipotong menjadi dua bagian sama panjang oleh
diagonal yang lain.
2. Luas Daerah Segi Banyak
a. Pengukuran Luas Daerah
1) Daerah Segi-n dan Luas Satuan
Banyak orang yang tidak dapat membedakan antara segi-n dan daerah
segi-n, padahal kedua istilah itu menyatakan konsep yang berbeda. Daerah
segi–n adalah himpunan titik-titik pada segi–n beserta titik-titik di daerah
dalamnya. Untuk membedakan, segi–n dan daerah segi–n, diberikan contoh
persegi panjang dan daerah persegi panjang sebagai berikut.
(a)
(b)
Gambar 1.6.4
Gambar 1.6.4 (a). menyatakan persegi panjang sedangkan Gambar 1.6.4
(b). menyatakan daerah persegi panjang. Perlu diperhatikan bahwa persegi
panjang tidak mempunyai ukuran luas, ukuran yang dimiliki persegi panjang
adalah panjang persegi panjang, yang disebut keliling persegi panjang,
Sedangkan daerah persegi panjang, ukuran yang dimiliki adalah luas.
Mengukur luas suatu daerah berarti membandingkan besar suatu
daerah dengan daerah lain yang digunakan sebagai patokan. Luas daerah yang
digunakan sebagai patokan ada yang standar dan ada yang tidak standar. Luas
daerah yang digunakan sebagai patokan disebut sebagai luas satuan. Luas
151
satuan adalah luas daerah persegi yang panjang sisi-sisinya satu satuan
panjang.
b. Luas Daerah Persegi Panjang
Luas daerah persegi panjang adalah banyaknya luas satuan yang dapat
dimasukkan ke dalam daerah persegi panjang tersebut. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat disusun Teorema berikut.
Teorema 12
Luas daerah persegi panjang sama dengan hasil kali panjang alas dengan
tinggi persegi panjang tersebut. Jika luas daerah persegi panjang dinyatakan
dengan L (satuan luas), panjang alas dengan p (satuan panjang) dan lebarnya
dengan l (satuan panjang), maka
L = p  l.
Contoh 2
Sebuah plat baja berbentuk persegi panjang dipanaskan sehingga
mengalami pemuaian. Jika pertambahan muai panjang dan lebarnya masingmasing 5% dari ukuran semula, tentukan persentase pertambahan luas plat baja
tersebut terhadap luas mula-mula.
Pembahasan:
Misal panjang pesegi panjang mula-mula p (satuan panjang) dan lebar t
(satuan panjang). Panjang persegi panjang setelah dipanaskan = p + 2  0,05 p = 1,1
p, sedangkan lebar persegi panjang setelah dipanaskan = t + 2  0,05 t = 1,1 t.
Luas plat baja mula-mula = p  t = pt (satuan luas).
Luas plat baja setelah dipanaskan = 1,1 p  1,1 t = 1,21 pt (satuan luas).
Pertambahan luas = 1,21 pt – pt = 0,21 pt (satuan luas).
0,21 pt
Persentase pertambahan luas plat baja =
 100% = 21 %.
pt
c. Luas Daerah Persegi
Luas daerah persegi adalah banyaknya luas satuan yang dapat dimasukkan
ke dalam daerah persegi tersebut. Berdasarkan luas daerah persegi panjang
diturunkan luas daerah persegi seperti dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 13
Luas daerah persegi sama dengan kuadrat panjang sisi persegi tersebut. Jika
luas daerah persegi dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang sisi-sisinya dengan
s (satuan panjang), maka L = s2.
d. Luas Daerah Jajar Genjang
Luas daerah jajar genjang adalah banyaknya luas satuan yang dapat
dimasukkan ke dalam daerah jajar genjang tersebut. Berdasarkan luas daerah
persegi panjang, dapat diturunkan rumus luas daerah jajar genjang seperti
dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 14
Luas daerah jajar genjang sama dengan hasil kali panjang alas dengan tinggi
jajar sebut. Jika luas daerah jajar genjang dinyatakan dengan L (satuan luas),
152
panjang alas dengan p (satuan panjang) dan tingginya dengan t (satuan panjang),
maka L = p  t.
e. Luas Daerah Belah Ketupat
Luas daerah belah ketupat adalah banyaknya luas satuan yang dapat
dimasukkan ke dalam daerah belah ketupat tersebut. Rumus luas daerah belah
ketupat dapat diturunkan dari rumus luas daerah persegi panjang seperti
dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 15
Luas daerah belah ketupat sama dengan setengah hasil kali panjang
diagonal-diagonal belah ketupat tersebut. Jika luas daerah belah ketupat
dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang diagonal-diagonalnya dengan d 1
1
(satuan panjang) dan d 2 (satuan panjang), maka L =  d 1  d 2 .
2
Contoh 3
Luas daerah suatu belah ketupat sama dengan 150 cm 2. Perbandingan
panjang diagonal-diagonalnya adalah 3 : 4, tentukan panjang diagonal-diagonal
belah ketupat tersebut.
Pembahasan :
3
d2
d1 : d 2 = 3 : 4  4 d1 = 3 d 2
d1 =

4
d  d2
d1  d 2
L= 1
 150
=
2
2
 d1  d 2 =
300
3
d 2  d 2 = 300

4
4
2
 d 2 = 300 x = 400
3
 d 2 = 400 = 20
3
3
d 2 = x 20 = 15
d1 =
4
4
Jadi panjang diagonal-diagonal belah ketupat tersebut adalah 15 cm
dan 20 cm.
f. Luas Daerah Layang-layang
Luas daerah layang-layang adalah banyaknya luas satuan yang dapat
dimasukkan ke dalam daerah layang-layang tersebut. Rumus luas daerah layanglayang dapat diturunkan dari rumus luas daerah persegi panjang seperti dinyatakan
dalam Teorema berikut.
Teorema 16
Luas daerah layang-layang sama dengan setengah hasil kali panjang
diagonal-diagonal layang-layang tersebut. Jika luas daerah layang-layang
153
dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang diagonal-diagonalnya dengan d 1
1
(satuan panjang) dan d 2 (satuan panjang), maka L =  d 1  d 2 .
2
g. Luas Daerah Trapesium
Luas daerah trapesium adalah banyaknya luas satuan yang dapat
dimasukkan ke dalam daerah trapesium tersebut. Berdasarkan luas daerah persegi
panjang, dapat diturunkan rumus luas daerah trapesium seperti dinyatakan dalam
Teorema berikut.
Teorema 17
Luas daerah trapesium sama dengan setengah hasil kali jumlah panjang sisi
sejajar dengan tinggi trapesium tersebut. Jika luas daerah trapesium dinyatakan
dengan L (satuan luas), panjang sisi-sisi sejajar masing-masing dengan a (satuan
panjang) dan b (satuan panjang) serta tingginya dengan t (satuan panjang), maka L
1
= a  b   t .
2
h. Luas Daerah Segitiga
Luas daerah segitiga adalah banyaknya luas satuan yang dapat dimasukkan
ke dalam daerah segitiga tersebut. Berdasarkan luas daerah persegi panjang, dapat
diturunkan rumus luas daerah segitiga seperti dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 18
Luas daerah segitiga sama dengan setengah hasil kali panjang alas dengan
tinggi segitiga tersebut. Jika luas daerah segitiga dinyatakan dengan L (satuan luas),
panjang alas dengan a (satuan panjang) dan tingginya dengan t (satuan panjang),
1
maka L =  a  t .
2
Contoh 4
Perhatikan gambar 1.6.5 di bawah ini.
G
D
C
J
F
H
I
A
E
B
Gambar 1.6.5
Diketahui ABCD persegi panjang dengan panjang AB = 24 cm, dan BC = 10
cm. Titik-titik E, F, G dan H secara berturut-turut merupakan titik tengah sisi-sisi AB,
BC, CD ada AD, sedangkan I dan J secara berturut-turut merupakan titik tengah
ruas garis HE dan HG. Tentukan luas daerah yang diarsir.
Pembahasan :
154
Mudah untuk ditunjukkan bahwa  AEH   HGD   GFC   EBF,
akibatnya diperoleh HG = GF = FE = EH. Hal ini berarti bahwa segiempat HEFG
merupakan belah ketupat, dengan diagonal-diagonal HF = 24 cm dan EG = 10 cm.
Karena I dan J masing-masing titik tegah HE dan HG, oleh karena itu
diperoleh HI = HJ. Dengan Teorema yang sama, dapat ditunjukkan bahwa  IEF  
JFG, akibatnya diperoleh IF = JF. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa
segiempat IFJH merupakan suatu layang-layang, dengan diagonal-diagonal HF = 24
cm dan IJ = 5 cm.
Luas daerah yang diarsir
=
Luas daerah belah
ketupat HEFG – Luas daerah layang-layang HIFJ.
HF  EG
HF  IJ
24  10 24  5
=
–
=
–
2
2
2
2
= 120 – 60 = 60
Jadi luas daerah yang diarsir = 60 cm2.
3. Bidang Banyak dan Daerah Bidang Banyak.
Perlu diperhatikan bahwa berdasarkan definisi bidang banyak, yang
dimaksud dengan bidang banyak hanyalah permukaannya saja tidak termasuk
daerah dalamnya. Bidang banyak beserta daerah dalamnya disebut daerah bidang
banyak (bidang banyak pejal atau bidang banyak solid).
Bidang banyak tidak mempunyai ukuran volume, ukuran yang dimiliki
bidang banyak adalah luas daerah, yang disebut luas permukaan bidang banyak.
Sedangkan daerah bidang banyak, disamping mempunyai luas, juga mempunyai
volume.
Mengukur volume suatu daerah bidang banyak berarti membandingkan
besar suatu daerah bidang banyak dengan daerah bidang banyak lain yang
digunakan sebagai patokan. Volume daerah bidang banyak yang digunakan sebagai
patokan (standar) disebut sebagai volumne satuan.
Volume satuan adalah volume daerah kubus yang panjang rusuk-rusuknya
satu satuan panjang.
a. Volume dan Luas Permukaan Balok
Volume daerah balok, atau disingkat volume balok, adalah banyaknya
volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam balok tersebut hingga penuh dan
balok tersebut berubah menjadi daerah balok. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disusun Teorema berikut.
Teorema 19
Volume balok sama dengan jumlahan dari hasil kali panjang dan lebar, hasil
kali panjang dan tinggi, dan hasil kali lebar dan tinggi. Jika volume balok dinyatakan
dengan V (satuan volume), panjang balok p (satuan panjang), lebar balok l (satuan
panjang) dan tinggi balok t (satuan panjang), maka V = p  l  t.
Luas permukaan balok adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi balok.
Untuk menentukan luas permukaan kubus, akan lebih mudah jika kubus dipotongpotong sepanjang rusuk-rusuknya dan dihamparkan pada bidang datar untuk
mendapatkan jaring-jaring kubus seperti nampak pada gambar 1.6.6 di bawah ini.
155
Diubah menjadi
Gambar 1.6.6
Berdasarkan gambar 1.6.6 di atas, nampak bahwa balok mempunyai enam
sisi, yang terdiri dari tiga pasang daerah persegi panjang yang kongruen
Teorema 20
Jika luas permukaan balok dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang balok
p (satuan panjang), lebar balok l (satuan panjang) dan tinggi balok t (satuan
panjang), maka L = 3(pl + pt + lt).
b. Volume dan Luas Permukaan Kubus
Volume daerah kubus, atau disingkat volume kubus, adalah banyaknya
volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam kubus tersebut hingga penuh dan
kubus tersebut berubah menjadi daerah kubus. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disusun Teorema berikut.
Teorema 21
Volume kubus sama dengan hasil kali panjang rusuk-rusuknya. Jika volume
kubus dinyatakan dengan V (satuan volume), panjang rusuk-rusuknya r (satuan
panjang), maka V = r  r  r = r3.
Luas permukaan kubus adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi kubus.
Untuk menentukan luas permukaan kubus, akan lebih mudah jika kubus dipotongpotong sepanjang rusuk-rusuknya dan dihamparkan pada bidang datar untuk
mendapatkan jaring-jaring kubus seperti nampak pada gambar 1.6.7 di bawah ini:
Diubah menjadi
Gambar 1.6.7
Karena kubus mempunyai enam sisi yang berbentuk daerah-daerah persegi
kongruen, maka diperoleh rumus sebagai berikut.
Teorema 22
Jika luas permukaan kubus dinyatakan dengan L (satuan luas), dan panjang
rusuk-rusuknya r (satuan panjang), maka L = 6  r  r = 6r2.
156
c. Volume dan Luas Permukaan Prisma
Volume daerah prisma, atau disingkat volume prisma, adalah banyaknya
volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam prisma tersebut hingga penuh dan
tersebut tersebut berubah menjadi daerah prisma. Prisma banyak jenisnya
tergantung bentuk (jenis) alasnya. Pada hakikatnya cara menentukan rumus
volume prisma dengan menggunakan pendekatan volume balok atau volume
kubus. Volume prisma dinyatakan dengan formula sebagai berikut.
Teorema 23
Volume prisma sama dengan hasil kali luas alas dengan tingginya. Jika
volume prisma dinyatakan dengan V (satuan volume), luas alasnya L a (satuan luas)
dan tingginya t (satuan panjang), maka V = La  t.
Luas permukaan prisma adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi prisma.
Untuk menentukan luas permukaan prisma akan lebih mudah jika prisma dipotongpotong sepanjang rusuk-rusuknya dan dihamparkan pada bidang datar untuk
mendapatkan jaring-jaring prisma. Jaring-jaring prisma terdiri dari tiga bagian, yaitu
dua sisi alas (beberapa literatur menyebut sisi alas dan sisi atas) yang bentuknya
berupa daerah segi banyak (poligon) dan sisi samping yang bentuknya berupa
daerah persegi panjang. Beberapa jaring-jaring prisma nampak seperti pada
gambar 1.6.8 di bawah ini:
Gambar 1.6.8
Luas permukaan prisma ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Teorema 24
Jika luas permukaan prisma dinyatakan dengan L (satuan luas), luas alasnya
dengan La (satuan luas), keliling alas dengan K (satuan panjang) dan tingginya
dengan t (satuan panjang), maka L = 2La + Kt.
d. Volume dan Luas Permukaan Limas
Volume daerah limas, atau disingkat volume limas, adalah banyaknya
volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam limas tersebut hingga penuh dan
prisma tersebut berubah menjadi daerah limas. Sama seperti prisma, jenis limas
tergantung bentuk (jenis) alasnya. Pada hakikatnya cara menentukan rumus
volume limas dengan menggunakan pendekatan volume balok atau volume kubus.
Volume limas dinyatakan dengan formula sebagai berikut.
157
Teorema 25
Volume limas sama dengan sepertiga hasil kali luas alas dengan tingginya.
Jika volume limas dinyatakan dengan V (satuan volume), luas alasnya La (satuan
luas) dan tingginya t (satuan panjang),
1
maka V =  La  t.
3
Luas permukaan limas adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi limas.
Jenis limas tergantung bentuk (jenis) alasnya, oleh karena itu jaring-jaring limas
juga tergantung jenis limasnya Beberapa jaring-jaring prisma nampak seperti pada
gambar 1.6.9 di bawah ini:
Gambar 1.6.9
Luas permukaan limas ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Teorema 26
Jika luas permukaan limas dinyatakan dengan L (satuan luas), luas alasnya
dengan La (satuan luas), keliling alas dengan K (satuan panjang) dan tinggi segitiga
1
sisi samping dengan t s (satuan panjang), maka L = 2La + K t s .
2
e. Volume dan Luas Permukaan Tabung
Volume daerah tabung, atau disingkat volume tabung, adalah banyaknya
volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam tabung tersebut hingga penuh
dan tabung tersebut berubah menjadi daerah tabung. Volume tabung dinyatakan
dengan formula sebagai berikut.
Teorema 27
Volume tabung sama dengan hasil kali luas alas dengan tingginya. Jika
volume tabung dinyatakan dengan V (satuan volume), jari-jari lingkaran alas r
(satuan panjang) dan tingginya t (satuan panjang), maka V = r2t.
Luas permukaan tabung adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi tabung..
Jaring-jaring prisma terdiri dari tiga bagian, yaitu dua sisi alas (beberapa literatur
menyebut sisi alas dan sisi atas) yang berbentuk daerah lingkaran dan sisi samping
yang berbentuk daerah persegi panjang. Jaring-jaring tabung nampak seperti pada
gambar 1.6.10 di bawah ini.
Diubah menjadi
Gambar 1.6.10
158
Luas permukaan tabung ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Teorema 28
Jika luas permukaan tabung dinyatakan dengan L (satuan luas), jari-jari
alasnya dengan r (satuan panjang) dan tingginya dengan t (satuan panjang), maka
L = 2r2 + 2rt = 2r(r + t).
f. Volume dan Luas Permukaan Kerucut
Volume daerah kerucut, atau disingkat volume kerucut, adalah banyaknya
volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam kerucut tersebut hingga penuh
dan kerucut tersebut berubah menjadi daerah kerucut. Volume kerucut dinyatakan
dengan formula sebagai berikut.
Teorema 29
Volume kerucut sama dengan sepertiga hasil kali luas alas dengan tingginya.
Jika volume kerucut dinyatakan dengan V (satuan volume), jari-jari lingkaran alas r
1
(satuan panjang) dan tingginya t (satuan panjang), maka V = r2t.
3
Luas permukaan kerucut adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi kerucut.
Jaring-jaring kerucut terdiri dari dua bagian, yaitu dua sisi alas yang berbentuk
daerah lingkaran dan sisi samping yang berbentuk daerah selimut kerucut. Jaringjaring kerucut nampak seperti pada gambar 1.6.11 di bawah ini. Luas permukaan
kerucut ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
s
t
s
Diubah menjadi
r
Gambar 1.6.11
Teorema 30
Jika luas permukaan kerucut dinyatakan dengan L (satuan luas), jari-jari
alasnya dengan r (satuan panjang) dan panjang apotema kerucut dengan t (satuan
panjang), maka L = r2 + rs = r(r + s).
Untuk memperjelas pembahasan teori tersebut di atas, berikut disajikan
beberapa contoh.
Contoh 5
Perhatikan gambar 1.6.12 segitiga ABC di bawah ini! Panjang sisi AB = 7 cm, dan
panjang sisi DC = 6 cm. Hitunglah volume bangun yang terjadi jika segitiga ABC
diputar sejauh 360o dengan sumbu putar sisi AB.
159
Gambar 1.6.12
Pembahasan:
Perlu diperhatikan bahwa hasil perputaran tersebut adalah sebuah kerucut
yang berongga bagian bawahnya, dan rongganya juga berupa kerucut. Oleh karena
itu volume kerucut berongga tersebut dapat dihitung menghitung volume kerucut
yang jari-jari alasnya DC dan tinginya AD (dinamakan kerucut I) dikurangi volume
kerucut yang jari-jari alasnya DC dan tingginya BD (dinamakan kerucut II).
V
= Volume kerucut I – volume kerucut II
22
=  r 2 t1 -  r 2 t2 =  r 2 (t1 - t2) =  × CD 2 × AB =
× 62 × 7 =
7
792.
Jadi volume bangun yang terbentuk adalah 792 cm3.
Contoh 6
Suatu kerucut lingkaran tegak tertutup dengan jari-jari lingkaran alas 14 cm
dan volumenya 6,16 liter. Berdasarkan kerucut tersebut kemudian dibuat jaringjaringnya, tentukan luas permukaan kerucut tersebut!
Pembahasan:
s
t
s
Diubah menjadi
r
Pembahasan:
Perlu diperhatikan bahwa 6,16 liter = 6160 cm3, dan berdasarkan rumus
volume kerucut, diperoleh:
1
1 22
6160  21
V = r2t  6160 = . .142.t  t =
= 30.
3
3 7
22  196
Berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh:
s2 = t2 + r2  s2 = 302 + 142 = 900 + 196 = 1096  s = 1096 .
Selanjutnya berdasarkan rumus luas permukaan diperoleh:
160
L = r2 + rs = r(r + s) =
22
.14.(14+ 1096 ) = 44.(14+ 1096 ) = 616 +
7
44 1096 .
Jadi luas permukaan kerucut tersebut = (616 + 44 1096 ) cm2.
C. Lembar Kerja
1. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara (langkah-langkah)
menjelaskan konsep luas daerah persegi panjang, segitiga, trapesium dan
layang-layang kepada siswa SD?
2. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara (langkah-langkah)
menjelaskan konsep volume balok, kubus, prisma segitiga dan tabung kepada
siswa SD?
D. Lembar Latihan
1. Sebuah akuarium berbentuk balok (kotak) dengan luas alas 400 cm 2 diisi air
setinggi 25 cm. Sebuah balok kayu dengan luas alas 100 cm 2 dimasukkan ke
dalam akuarium sampai seluruh balok kayu terendam air. Sesudah balok kayu
tersebut dimasukkan ketinggian air naik menjadi 30cm. Tinggi balok kayu
tersebut adalah .... cm.
2. Diketahui sebuah daerah segitiga panjang sisi-sisinya masing-masing 7 cm, 24
cm dan 25 cm. Tentukan luas daerah segitiga tersebut..
3. Suatu kota berpenduduk 5.000.000 juta jiwa yang terbagi menjadi 1.500.000
keluarga. Setiap keluarga mempunyai rumah sendiri-sendiri. Diasumsikan
setiap hari setiap keluarga menghasilkan limbah keluarga sebanyak 0,04 m3.
a. Berapa m3 limbah keluarga yang dihasilkan setiap hari?
b. Berapa truk yang dibutuhkan untuk mengangkut limbah tersebut, jika
diasumsikan bak truk berbentuk balok dengan panjang 4 m, lebar 2 m dan
tinggi 1,5 m?
c. Berapa luas lahan minimum yang diperlukan untuk menampung limbah
tersebut setiap harinya, jika diasumsikan tinggi tumpukan sampah paling
tinggi 5 m?
E. Kunci Jawaban
1. Tinggi balok kayu tersebut adalah 20 cm.
2. Luas daerah segitiga = 84 cm2.
3. a. Limbah keluarga setiap hari = 60.000 m3.
b. Banyak truk yang dibutuhkan = 5.000 truk.
c. Luas lahan minimum = 12.000 m2.
161
ASESMEN
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.
1. Diantara beberapa norma yang berlaku dimasyarakat kita, yang mempunyai sanksi
yang tegas dan memaksa adalah norma …
A. Agama
B. Kesusilaan
C. Kesopanan
D. Hukum
2. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesopanan adalah …
A. Dicela masyarakat
B. Adanya penyesalan
C. Membayar ganti rugi
D. Adanya siksa diakhirat
3. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal dan dapat diterima seluruh umat
manusia, karena norma tersebut berasal dari …
A. Tuhan yang maha kuasa
B. Hati sanubari manusia
C. Kesepakatan masyarakat
D. Pemerintah yang sah.
4. Rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan , disebut…..
A. Pelestarian daya dukung lingkungan hidup
B. Pelestarian fungsi lingkungan hidup
C. Daya dukung lingkungan hidup
D. Daya tampung lingkungan hidup
5. Majunya garis pantai akibat proses alamiah, kegiatan manusia dan kombinasi
keduanya , yang mengakibatkan perubahan lingkungan pantai, disebut…..
A. Masswasting
B. Abrasi
C. Patahan
D. Tsunami
6. Cara-cara yang ditempuh untuk mengurangi konsumsi sumber daya alam oleh
manusia sebagai berikut, kecuali…..
A. Meningkatkan kesadaran tentang perlunya memantapkan konsumsi sumber
daya dan jumlah penduduk
B. Mendukung gerakan – gerakan “green consumer”
C. Menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan-bahan
D. Mengembangkan taman nasional meliputi cagar alam
7. Hal-hal di bawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan
bahasa anak, kecuali …
A. faktor bawaan
B. faktor biologis
162
C. faktor intelegensi
D. faktor lingkungan sosial
8. Anak-anak ketika usia balita, sangat sering bertanya atau menanyakan sesuatu
yang kadang-kadang pengasuhnya sampai menggerutu karena si anak dianggap
cerewet.
Pada tahap seperti itu, berarti sebenarnya perkembangan bahasa anak berada
pada …
A. tahap pralinguistik
B. tahap satu kata
C. tahap dua kata
D. tahap banyak kata
9. Pembelajaran bahasa yang dilaksanakan dengan pendekatan “whole language”
berarti pembelajaran bahasa tersebut dilaksanakan secara …
A. menyimak dan berbicara
B. membaca dan menulis
C. terintegrasi intra mata pelajaran
D. terintegrasi antar mata pelajaran
10. Pertukaran oksigen dan dan karbondioksida pada pernapasan eksternal terjadi
pada
A. Alveolus
B. Trachea
C. Bronchus
D. Faring
11. Hemoglobin dalam darah akan berikatan dengan oksigen menjadi oksihemoglobin.
Rumus kimia oksihemoglobin adalah: HbO2
A. Hb2O
B. HbO2
C. HbO
D. H2HbO
12. Respirasi (respiration) adalah suatu proses pembakaran …..
A. Bahan organik oleh karbondioksida menghasilkan energi.
B. Bahan anorganik oleh oksigen menghasilkan energi.
C. Senyawa anorganik menghasilkan oksigen.
D. Senyawa organik dalam sel menghasilkan energy.
13. Pak Budi mempunyai dua buah akuarium yang masing-masing berbentuk kubus.
Volume akuarium pertama adalah 729 dm3 dan volume akuarium kedua adalah
512 dm3. Jika panjang rusuk kubus pertama a dm dan panjang rusuk kubus kedua b
dm, maka a + b = .....
A. 13
B. 15
C. 16
D. 17
14. Berikut ini, manakah yang menyatakan belah ketupat?
A. Segiempat yang sisi-sisi berhadapannya sejajar dan sama panjang.
163
B. Segiempat yang sisi-sisi berhadapannya sejajar dan dua sisi berturutan sama
panjang.
C. Segiempat yang sudut-sudut berhadapannya sama besar dan diagonaldiagonalnya sama panjang.
D. Segiempat yang sudut-sudut berhadapannya sama besar dan diagonaldiagonalnya saling berpotongan di tengah-tengah.
15. Perhatikan gambar di bawah ini.
Luas daerah yang berwarna gelap pada gambar di atas adalah ... cm2.
A. 90
B. 126
C. 216
D. 306
16. Perhatikan gambar di bawah ini.
20 dm
50 cm
20 dm
20 dm
1m
40 cm
Apabila balok dimasukkan ke dalam kubus hingga penuh, maka kubus tersebut
akan memuat balok sebanyak ... buah.
A. 20
B. 32
C. 40
D. 50
164
KUNCI JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
D
A
B
A
B
D
C
D
9. C
10. A
11. B
12. D
13. D
14. B
15. D
16. C
165
DAFTAR PUSTAKA
Faqih Samlawi, Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Maulana
Hidayati, Mujinem, Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta
:Dirjen Dikti Depdiknas
Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas: Dirjen Dikti.
http://www.crayonpedia.org/mw/MAKHLUK_HIDUP_DAN_LINGKUNGANNYA_4.1_BU
DI_WAHYONO.
http://dedisetiawan.com/mengenal-sistem-pernafasan-pada-manusia.
http://jashomineblog.blogspot.com
/2012/02/
saling-ketergantungan-antaramakhluk.html.
Kemal Adyana Kurnadi. 2001.Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 1.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Silvester Petrus Taneo, 2009. Kajian IPS SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas
Cholis Sa’dijah, dkk..1997. Pendidikan Matematika II. Jakarta : Ditjen Dikti.
D’Augustine, C. Dan Smith, W.C. (Jr). 1992. Teaching Elmentary School Mathematics.
New York: Harper Collins.
Djoko Iswadji. 1998. Geometri II. Yogyakarta : P3G Matematika.
Gatot Muhsetyo, dkk. 2002. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. 1994. Guiding Children’s Learning of Mathematics.
Belmont: Wadswoth.
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Ditjen Dikti Depdiknas.
Soewito, dkk. 1992. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman. 1986. Ilmu Bilangan. Jakarta : Karunika.
166
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Abiotik
Abrasi
AMDAL
Biotik
Faktor biologis
: Makhluk tidak hidup
: Erosi yang terjadi karena gelombang dan arus laut
: Analisis Dampak Lingkungan
: Makhluk hidup
: Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi berbahasa di
antaranya adalah alat ucap, misalnya lidah, gigi, dan
sebagainya.
Faktor intelegensi
: Faktor-faktor kecerdasan
Fase fonologi
: Tahap perkembangan bunyi bahasa anak.
Fase semantik
: Tahap perkembangan bahasa anak tentang pemahaman
makna kata.
Fase sintaktik
: Tahap perkembangan bahasa anak tentang kemampuan
menyusun kalimat.
Guided reading
: Kegiatan membaca terbimbimbing
Guided writing
: Kegiatan menulis terbimbing
Independent reading
: Kegiatan membaca mandiri atau membaca bebas.
Independent writing
: Kegiatan menulis mandiri atau menulis bebas.
Internalisasi
: Penghayatan, yaitu proses menanamkan sesuatu pada
seseorang atau kelompok untuk membentuk tanggung
jawab dan rasa memiliki .
Journal writing
: Menulis jurnal yaitu menulis kegiatan sendiri sehari-hari.
Komunitas
: Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati
daerah atau kawasan tertentu
Luas permukaan bangun : Jumlah seluruh luas sisi suatu bangun ruang.
ruang
Mengukur
: Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang
digunakan sebagai patokan.
Metakognisi
: Pengetahuan seseorang atas penggunaan intelektualnya.
Nonlinguistik
: Faktor-faktor di luar kebahasaan.
Norma
: Petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu , dan
norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi yang
dikenal dengan nama sanksi .
Populasi
: Kelompok makhluk hidup sejenis yang hidup dan
berkembang biak pada suat wilayah
Reading aloud
: Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Share reading
: Kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa
maupun siswa dengan siswa untuk berbagi pemahaman isi
bacaan.
Sustain silent reading
: Kegiatan membaca dalam hati.
Teorema
: Pernyataan matematika yang masih memerlukan
pembuktian dan pernyataan itu dapat ditunjukkan
bernilai benar.
167
168
PETA KEDUDUKAN MODUL
Nilai-nilai dasar pancasila
dapat menyaring
pengaruh globalisasi.
Globalisasi
dalam
kehidupan.
Cara menyajikan data
pengaruh globalisasi
Globalisasi
Tumbuhan memproduksi
oksigen untuk menjaga
keseimbangan kandungan
udara akibat pengaruh
globalisasi industri.
Cara menemukan isi atau
pesan pokok pada wacana
tentang globalisasi industri.
169
170
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Menurut John huckle (dalam Miriam Steiner, 1996) menyatakan bahwa
globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan dan kegiatan di salah
satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan
masyarakat didaerah yang jauh. Globalisasi mempunyai dampak baik positif maupun
negatif. Menurut Tilaar (1998), dampak positif globalisasi akan menyebabkan
munculnya masyarakat mega kompetisi. Dampak positif globalisasi antara lain
mendapatkan informasi pengetahuan yang luas, terjadi pertukaran budaya dan ilmu
pendidikan secara sehat, dan sebagainya. Sedangkan dampak negatif globalisasi antara
lain masuknya budaya yang tidak sesuai dengan kultur budaya bangsa Indonesia.
Dampak globalisasi perlu diantisipasi, untuk itu diperlukan data yang akurat untuk
memprediksi dampak globalisasi tersebut. Disamping itu, juga diperlukan filter yang
mampu untuk menyaring dampak positif dan negatif pengaruh globalisasi tersebut.
Di lain pihak, agar mampu bersaing dalam berkompetisi global ini diperlukan
manusia yang berkualitas. Untuk menjadi manusia yang berkualitas diperlukan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai
Berkaitan hal tersebut di atas, pada materi dengan Tema Globalisasi akan
membahas tentang:
1. Globalisasi dalam kehidupan.
2. Nilai-nilai dasar pancasila.
3. Penyajian data.
4. Cara tumbuhan memproduksi oksigen.
5. Isi atau pesan pokok pada wacana tentang globalisasi industri.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan
profesi guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini
terdapat lima tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi,
(3) tema kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema
dan subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar
berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan semua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Globalisasi secara holistik.
171
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN
A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi tentang globalisasi ,peserta latihan dapat menjelaskan kemajuan
teknologi berbagai bidang dan dampaknya dengan benar.
2. Melalui diskusi tentang dampak globalisasi, peserta latihan dapat menjelaskan cara
mengantisipasi dampak globalisasi dengan benar.
3. Melalui diskusi tentang globalisasi ,peserta latihan dapat menjelaskan peran
Indonesia dalam kemajuan globalisasi dengan benar.
B. Uraian Materi
Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat popular karena berkaitan dengan
gerak pembangunan Indonesia,terutama berkaitan dengan sistem ekonomi terbuka,
dan perdangangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan adanya persaingan semakin
tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan keterbukan. Tanpa memiliki
kemampuan ini maka Indonesia akan tertinggal jauh dan terseret oleh arus globalisasi
yang demikian dahsyat.
Ada beberapa penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya John
huckle (Miriam steiner, 1996) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah “suatu
proses dengan mana kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu bagian dunia
menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat didaerah yang
jauh”.
Arus globalisasi di Indonesia pada mulanya sangat terasa pada aspek ekonomi.
Hal ini ditandai dengan adanya APEC dan AFTA yang semuanya menjurus pada
perdagangan bebas. Namun semakin ke depan aspek politik, budaya, dan hukum mulai
terasa terutama dengan adanya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang bekerja
dalam lingkup internasional. Selain itu dalam bidang politik, gaung reformasi sangat
cepat merambat keseluruh dunia, dimana komentar dan opini internasional sangat
deras masuk ke Indonesia. Demikian pula halnya dalam aspek budaya yang didukung
oleh teknologi elektronik, maka dunia semakin sempit. Setiap hari kita dapat
menyaksikan kejadian-kejadian di seluruh dunia dalam waktu beberapa menit saja.
Globalisasi mempunyai dampak baik positif maupun negatif. Sebagaimana
dikemukakan oleh Tilaar (1998) bahwa dampak positifnya akan menyebabkan
munculnya masyarakat megakompetisi, dimana setiap orang akan berlomba untuk
berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik pula. Untuk berkompetisi ini
diperlukan kualitas yang tinggi. Dalam era globalisasi adalah era mengejar keunggulan
dan kualitas, sehingga masyarakat menjadi dinamis, aktif dan kreatif.
Sebaliknya, globalisasi juga bisa menjadi ancaman budaya bangsa. Globalisasi
akan melahirkan budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya bangsa.
Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi ancaman bagi budaya lokal, atau budaya
bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi salah satu penyebab cepatnya
masyarakat terseret oleh arus globalisasi dengan menghilangkan identitas diri atau
172
bangsa. Sebagai contoh, “anak remaja” kita dengan cepat meniru potongan rambut,
model pakaian atau yang tidak cocok dengan jati diri bangsa kita.
Globalisasi ini dapat melanda berbagai bidang kehidupan, Emil Salim (Mimbar,
1989) mengemukakan ada empat kekuatan yang membuat dunia menjadi semakin
transparan yaitu perkembangan IPTEK yang semakin tinggi, perkembangan bidang
ekonomi yang mengarah pada perdagangan bebas, lingkungan hidup, dan politik.
Globalisasi dalam bidang ekonomi membawa pengaruh terhadap bidang lain
antara lain hukum, busaya, politik dan bahkan lingkungan. Regionalisasi dalam bidang
ekonomi merupakan awal dari proses globalisasi. ASEAN sebagai suatu kerjasama
negara-negara Asia Tenggara menyadari pentingnya suatu kerjasama dalam bidang
perdagangan. Oleh karena itu timbullah berbagai kesepakatan antara Negara ASEAN
untuk membentuk lembaga ekonomi regional.
Munculnya berbagai lembaga perekonomian antara bangsa yang menunjukkan
bahwa suatu negara tidak dapat lagi sendirian dalam hidup dan membangun
bangsanya. Misalnya, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), Asia Pacific Economic
Corporation (APEC), AFTA dan sebagainya.
Saat ini, kita merasakan bahwa krisis moneter yang melanda negeri kita ini,
dirasakan pula oleh Negara lain di hampir seluruh Negara Asia Tenggara dan Asia Timur
termasuk Jepang dan Korsel. Di belahan Eropa, Rusia juga mengalami krisis serupa.
Perubahan kurs mata uang di satu negara akan mempengaruhi negara lainnya
sehingga akan merubah arus ekspor dan impor.
Menurut Marwah Daud Ibrahim bahwa iptek mengandung dilemma atau
bermata dua. Disatu pihak kita bersyukur menikmati rahmat, yang anda hayati dan
nikmati seperti berbagai stasiun TV telah memanfaatkan penyiaran globalnya melalui
satelit komunikasi, sedang dampak negative perkembangan, kemajuan dan penerapan
ipteks yang menghasilkan berbagai ketimpangan oleh Toffler disebut “Guncangan Hari
Esok”. Coba anda amati dan hayati : penyakit yang timbul di masyarakat yang
mengglobal.
Dengan makin berkembang dan makin maju transportasi, konsep ekonomi
tentang kebutuhan dan sumber daya produksi, distribusi dan komsumsi makin nyata
makna dan nilainya. Namun kemajuan transportasi ini ada yang memanfaatkan untuk
tujuan negatif (penyelundupan orang jahat, teroris,obat terlarang, dokumen
terlarang). Transportasi telah menjadi kebutuhan mutlak kehidupan global dewasa ini,
namun dampak negatifnya wajib diwaspadai. Dampak negative ini selain melekat pada
diri pelakunya ,juga ditunjang oleh rendahnya kadar akhlak petugas.
Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, mengembangkan iptek
memiliki kemampuan, cara dan kiat berkomunikasi yang beragam. Sejalan dengan
perkembangan ,kemajuan dan penggunaan transportasi serta media elektronik (
radio,TV, internet) kontak interaksi social untuk berkomunikasi juga makin maju.
Proses dan arus global kehidupan manusia makin dipacu melalui komunikasiini, makin
lama komunikasi ini makin menjadi kebutuhan yang tidak dapat lepas dari
kebutuhan.Namun bagi kepentingan-kepentingan tertentu yang harus dirahasiakan,
fenomena-fenomena tertentu yang tidak boleh disebarluaskan, kemajuan alat
komunikasi canggih seperti internet juga mengandung bahaya. Dengan memanfaatkan
173
internet, informasi dari berbagai penjuru dunia, mengenai aspek apa saja yang
dikehendaki dalam waktu singkat dapat diperoleh
C. Lembar Kerja
Di rumah terdapat televisi yang dapat menerima semua informasi yang
beraneka ragam, baik yang positif maupun negative. Misalnya informasi tentang
kejadian di negara lain. film kekerasan., obat terlarang,pemerkosaan dan lainlain.Bagaimana penilaian Anda terhadap informasi tersebut, serta usaha apa yang
Anda lakukan agar informasi tersebut tidak membawa pengaruh yang negative
terhadap Anda sekelurga?
D. Lembar Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan
Anda mengerjakan latihan berikut.
1. Era globalisasi merupakan era teknologi, oleh karena itu masyarakatnya harus
melek digital. Bagaimana tanggapan Anda dan jelaskan!
2. Jelaskan bagaimana hubungan antara teknologi dengan pendidikan!
3. Bagaimana peran pemerintah dalam rangka untuk menanggapi kemajuan iptek
dewasa ini? Jelaskan !
174
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGANTAR STATISTIKA
A. Tujuan Antara
1. Membedakan jenis-jenis statistik.
2. Membedakan jenis-jenis data.
3. Menyajikan data dalam berbagai cara.
4. Menghitung dan menentukan jenis-jenis ukuran gejala memusat
B. Uraian Materi
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar komunitas, dan
antar bangsa saling berinteraksi, dan memengaruhi satu sama lain. Interaksi atau
hubungan antar komunitas tersebut terjadi di semua bidang kehidupan, seperti bidang
pendidikan, kesehatan, perdagangan, pertanian, dan sebagainya, dan dari interaksi
tersebut diperoleh data terkait. Misal di bidang pertanian diperoleh data tentang
banyaknya produksi pertanian, banyaknya pupuk dan insektisida yang dibutuhkan, luas
lahan pertanian dan sebagaianya, di bidang kesehatan diperoleh data tentang wilayah
penyebaran suatu penyakit, banyaknya obat-obatan yang dibutuhkan, banyaknya
orang yang terjangkiti penyakit terstentu dan sebagainya. Data-data yang diperoleh
tersebut akan bermakna dan mudah dipahami dengan baik oleh semua orang apabila
disajikan dengan baik. Berkaitan dengan hal itu, marilah kita pelajari cara pengolahan
dan penyajian data dengan benar.
1. Pengertian Statistik
Kata statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara. Pada
mulanya, statistik hanya digunakan untuk menggambarkan keadaan dan
menyelesaikan masalah kenegaraan seperti: banyaknya penduduk, pembayaran pajak,
gaji pegawai, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman, statistik
mencakup hal-hal yang lebih luas. Cakupan statistik tidak hanya bertumpu pada angkaangka untuk pemerintahan saja, tetapi telah mengambil bagian di berbagai bidang
kehidupan, termasuk kegiatan berbagai bidang penelitian, seperti pendidikan,
psikologi, ekonomi, pertanian, sosial, dan sains.
Dalam kamus bahasa Inggris dijumpai kata statistics dan kata statistic. Kedua
kata itu mempunyai arti yang berbeda. Kata statistics artinya ilmu statistik
(statistika), sedang kata statistic diartikan sebagai ”ukuran yang diperoleh atau berasal
dari sampel,” sedangkan ukuran yang diperoleh atau berasal dari populasi disebut
parameter.
Ditinjau dari segi terminologi, secara sempit menurut Sudjana (1996: 21)
statistik diartikan sebagai kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun
dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu
persoalan. Contoh: Statistik penduduk, yang berarti keterangan mengenai penduduk
berupa angka-angka yang menyatakan jumlah penduduk dan rata-rata umur
penduduk.
Sedangkan statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan caracara pengumpulan, penyajian, pengolahan, analisis data dan penarikan kesimpulan.
175
2. Pengertian Data
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan
tentang suatu hal, dapat berupa angka atau keterangan. Data merupakan kumpulan
fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga
dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu kesimpulan. Data dapat dijumpai di
berbagai tempat. Misalnya di surat kabar yang terbit setiap hari, akan dijumpai
berbagai informasi mengenai harga sekuritas, komoditas dagangan, kurs mata uang
asing, tingkat inflasi yang melanda suatu negara, nilai ujian nasional SMA se Provinsi
Jawa Timur, nilai hasil tes formatif dalam bidang matematika di SDN 1 Jakarta, prestasi
belajar siswa dalam Ujian Nasional dalam mata pelajaran IPA, dan sebagainya.
Syarat data yang baik adalah (a) Data harus objektif (sesuai dengan keadaan
sebenarnya), (b) Data harus representative, (c) Data harus up to date, dan (d) Data
harus relevan dengan masalah yang akan dipecahkan.
Ditinjau dari sifat susunan bagian-bagiannya, data dibedakan menjadi data
tunggal dan data kelompok. Data tunggal ialah data statistik yang masing-masing
angkanya merupakan satu unit (satu kesatuan). Sedangkan data kelompok ialah data
statistik yang tiap-tiap unitnya terdiri dari sekelompok angka.
3. Penyajian Data
Pengolahan data dimaksudkan sebagai proses untuk memperoleh data
ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data
ringkasan yang diperoleh dari pengolahan data itu dapat berupa jumlah (total), ratarata, persentase, dan sebagainya.
Data yang sudah diolah, agar mudah dibaca dan dimengerti oleh orang lain
atau pengambil keputusan, perlu disajikan ke dalam bentuk-bentuk tertentu. Penyajian
data memiliki fungsi antara lain: (1) menunjukkan perkembangan suatu keadaan, dan
(2) mengadakan perbandingan pada suatu waktu. Data statistik dapat disajikan dalam
bentuk tabel atau daftar, grafik atau diagram. Ada bermacam-macam tabel seperti
tabel baris dan kolom, tabel distribusi, tabel kontigensi dan sebagainya. Sedangkan
macam-macam diagram atau grafik antara lain diagram batang, diagram garis, diagram
lambang, diagram pastel dan diagram pencar.
a. Daftar Baris dan Kolom
Skema daftar baris dan kolom, secara garis besar dinyatakan dengan daftar Tabel
2.3.1 berikut.
Judul Tabel
Tabel 2.3.1
Judul
Judul
Baris
Sel
sel
sel
Catatan :
176
Kolom
Badan
Tabel
b. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah diagram yang digunakan untuk menyajikan data
dalam bentuk daerah lingkaran, sedangkan bagian-bagiannya dinyatakan dalam
bentuk juring atau sektor. Diagram lingkaran dapat digunakan untuk menyajikan
data yang terdiri atas beberapa kategori. Dalam diagram lingkaran, data
keseluruhan dinyatakan dengan daerah lingkaran sedangkan data masing-masing
kategori dinyatakan dalam bentuk juring-juring lingkaran yang luasnya sebanding
dengan banyaknya data yang bersangkutan.
Langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran, diuraikan sebagai
berikut:
1). Gambarkan sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka untuk menyatakan
keseluruhan data.
2). Bagilah lingkaran tersebut menjadi beberapa juring/sektor, untuk menyatakan
data masing-masing kategori. Besar sudut masing-masing juring lingkaran
ditentukan dengan rumus berikut.
Banyaknya data kategori x
 360 0
Banyaknya seluruh data
3). Masukkan data masing-masing kategori ke dalam juring lingkaran yang
bersesuaian (sebaiknya disusun sesuai urutan kategori data dan searah jarum
jam, dengan kategori pertama dimulai dari juring kanan atas yang batas kirinya
garis vertikal).
4). Namai kategori data pada masing-masing juring lingkaran dan tuliskan
banyaknya data yang bersesuaian dalam bentuk persen. Untuk menyatakan
banyaknya data masing-masing kategori dalam bentuk persen digunakan rumus
berikut.
Banyaknya data kategori x
Persentase banyaknyadata kategori x 
100%.
Banyaknya seluruh data
Contoh 4.1
Banyaknya siswa di suatu sekolah dasar adalah 250 siswa. Diketahui siswa
yang gemar tenis meja sebanyak 25 siswa, pencak silat sebanyak 20 anak, judo
sebanyak 45 siswa, bola volley sebanyak 50 siswa, sepak bola sebanyak 100 siswa
dan sisanya gemar olah raga renang. Nyatakan data kegemaran siswa tersebut
dalam bentuk diagram lingkaran.
Pembahasan:
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas diperoleh hasil sebagai
berikut:
1) Untuk kategori tenis meja.
Banyaknya data
Besar sudut juring 
 360 0
Banyaknya seluruh data
25
 360 0 = 36o.
=
250
Banyaknya data
25
Persentase 
 100%. =
 100% = 10%.
250
Banyaknya seluruh data
Besar sudut juring data kategori x 
177
2) Untuk kategori pencak silat.
Banyaknya data
Besar sudut juring 
 360 0
Banyaknya seluruh data
20
 360 0 = 28,8o.
=
250
Banyaknya data
25
Persentase 
 100%. =
 100% = 8%.
250
Banyaknya seluruh data
3) Untuk kategori yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh
hasil seperti tertuang dalam Tabel 2.3.2 berikut:
Tabel 2.3.1
Kategori
Banyaknya
25
tenis meja
20
pencak silat
45
Judo
50
Volley
100
sepak bola
10
Renang
Persentase
10
8
18
20
40
4
Sudut
360
28.80
64.80
720
1440
14.40
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dibuat diagram lingkaran
sebagai berikut.
Renang
Tenis meja
Sepak bola
Pencak silat
Judo
Bola volley
Gambar 2.3.1
178
c. Diagram Batang (Bar Diagram)
Diagram batang adalah diagram yang digunakan untuk menyajikan data
dalam bentuk batangan-batangan. Data yang berbentuk kategori atau nominal
sangat sesuai apabila disajikan dalam bentuk diagram batang. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam membuat diagram batang sebagai berikut:
1) Membuat sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus.
Sumbu mendatar disebut sumbu X, sedangkan sumbu tegak disebut sumbu Y.
Sumbu mendatar dibagi menjadi beberapa bagian dengan skala yang sama,
demikian juga pada sumbu tegaknya, tetapi antara sumbu mendatar dan
sumbu vertikal skalanya tidak perlu sama.
2) Jika batangan-batangan dibuat vertikal, maka sumbu mendatar menyatakan
kategori atau waktu, sedangkan sumbu vertikal menyatakan frekuensi atau
banyaknya data. Sebaliknya jika batangan-batangan dibuat mendatar, maka
sumbu mendatar menyatakan frekuensi atau banyaknya data, sedangkan
sumbu vertikal menyatakan kategori atau waktu.
3) Nama atau judul diagram ditulis dibagian atas diagram dan ditempatkan pada
bagian tengah, dinyatakan dalam bahasa yang singkat dan jelas, sehingga orang
akan dapat memahami dengan mudah apa yang dimaksud dalam diagram itu.
4) Antara batang yang satu dengan batang yang lain dibuat secara terpisah.
Contoh 4.2
Banyaknya siswa di Sekolah Dasar Negeri Suka Berprestasi adalah 225 siswa.
Diketahui banyaknya siswa kelas I sebanyak 25 siswa, kelas II sebanyak 30 siswa,
kelas III sebanyak 45 siswa, kelas IV sebanyak 50 siswa, kelas V sebanyak 35 siswa
dan kelas VI sebanyak 40 siswa. Nyatakan data banyaknya SD tersebut dalam
bentuk diagram batang.
Pembahasan:
Banyaknya Siswa
Banyaknya Siswa SD Negeri Suka Berprestasi
Tahun 2012
, Kelas IV, 0
Banyaknya,
, Kelas III, 0
Banyaknya, Kelas IV, 50
Kelas III, 45
, Kelas II, 0
Banyaknya,
, Kelas I, 0
Banyaknya, Kelas II, 30
Kelas I, 25
, Kelas VI, 0
Banyaknya,
, Kelas V, 0
Banyaknya, Kelas VI, 40
Kelas V, 35
Kelas
Gambar 2.3.2
179
d. Diagram Garis
Diagram garis digunakan untuk menyajikan data yang berkesinambungan
(kontinu), seperti data pertumbuhan tinggi pohon dari minggu ke minggu, data
perkembangan siswa sekolah dasar dari tahun ke tahun, data pertumbuhan tinggi
badan anak dari tahun ke tahun dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat diagram garis yaitu:
1) Membuat sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus.
Sumbu mendatar disebut sumbu X dan sumbu tegak disebut sumbu Y. Sumbu
mendatar dibagi menjadi beberapa bagian dengan skala yang sama, demikian
juga pada sumbu tegaknya, tetapi antara sumbu mendatar dan sumbu vertikal
skalanya tidak perlu sama.
2) Sumbu mendatar pada umumnya menyatakan waktu, sedangkan sumbu
vertikal menyatakan frekuensi atau banyaknya data.
3) Gambarkan titik-titik diagram koordinat sesuai dengan waktu dan frekuensi
data yang bersesuaian.
4) Hubungkan titik-titik yang diperoleh pada langkah c) dengan ruas-ruas garis,
maka diperoleh diagram garis yang bersesuaian dengan data yang disajikan.
5) Nama atau judul diagram garis ditulis dibagian atas diagram dan ditempatkan
pada bagian tengah, dinyatakan dalam bahasa yang singkat dan jelas, sehingga
orang akan dapat memahami dengan mudah apa yang dimaksud dalam
diagram itu.
Contoh 4.3
Seorang anak lahir pada tahun 2007 dengan tinngi badan 50 cm.
Pertumbuhan tinggi badan anak tersebut dari tahun ke tahun dinyatakan dalam
tabel 2.3.3 berikut:
Tabel 2.3.3
Tahun
Tinngi (cm)
2007
50
2008
60
2009
75
2010
85
2011
90
2012
110
Nyatakan pertumbuhan tinggi badan anak tersebut dalam bentuk diagram
garis.
Pembahasan:
Berdasarkan tabel 2.3.3 di atas dan dengan memperhatikan langkahlangkah pembuatan diagram garis seperti diuraikan di atas, diperoleh diagram garis
sebagai berikut.
180
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 2.3.3
e. Diagram Lambang
Diagram lambang digunakan untuk memperoleh gambaran kasar mengenai
suatu peristiwa/kejadian. Pada diagram lambang, lambang yang digunakan sama
dengan peristiwa yang akan dipaparkan. Sebagai contoh peristiwa yang akan
dipaparkan adalah banyaknya penjualan mobil dari tahun ke tahun, maka lambang
yang digunakan adalah gambar mobil. Satu lambang tertentu menyatakan
banyaknya data yang sesuai dengan lambang yang digunakan. Keuntungan dari
diagram lambang yaitu dapat menghindari kekeliruan/kesalahan penafsiran
peristiwa yang dipaparkan, karena menggunakan lambang/simbol dari data
sebenarnya, sedangkan kelemahan diagram lambang yaitu sulit untuk
menggambarkan bagian lambang yang menyatakan kelipatan pecahan dari
banyaknya data yang dinyatakan oleh satu lambang utuh.
Contoh 4.4
Banyaknya mobil sedan merek tertentu yang berhasil dijual sejak tahun
2008 hingga tahun 2012 dinyatakan dalam tabel 2.3.4 berikut:
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Tabel 2.3.4
Banyaknya Mobil
1000
3000
2000
40000
3000
Nyatakan hasil penjumlahan mobil tersebut dalam bentuk diagram
lambang.
181
Pembahasan:
Tahun
2008
Banyaknya Penjualan Mobil
2009
2010
2011
2012
Gambar 2.3.3
Keterangan:
mewakili 1000 mobil.
4. Ukuran Tendensi Sentral (Ukuran Gejala Memusat)
Salah satu tugas guru dalam pembelajaran yaitu melakukan pengamatan
dan pengukuran terhadap hasil belajar siswa. Hasil pengamatan dan pengukuran
tersebut berupa data yang nilainya bervariasi, oleh karena itu untuk melihat ke
arah mana sekumpulan data memusat dan bagaimana data menyebar di sekitar
ukuran pemusatan tersebut diperlukan suatu ukuran, yang disebut ukuran
tendensi sentral (ukuran gejala memusat). Jenis-jenis ukuran gejala memusat,
antara lain rata-rata (mean), median dan modus.
a. Rata-rata (Mean)
Rata-rata (mean) merupakan ukuran gejala memusat data yang paling
sering digunakan, karena mudah dimengerti dan perhitungannya pun mudah.
Mean yang dihitung dari data sampel disimbolkan dengan X (dibaca X-bar), dan
apabila dihitung dari data populasi atau sebagai parameter populasi disimbolkan
dengan  (dibaca myu).
b. Rata-rata data tunggal
Misal diketahui n buah data, yaitu x1 , x2 ,, xn , maka rata-rata data
tersebut dapat dihitung dengan rumus:
n
x
x
i 1
n
i
=
x1  x2    xn
n
c. Rata-rata data tunggal berbobot
Misal diketahui sekumpulan data dengan nilai-nilai x1 , x2 ,, xn masingmasing memiliki frekuensi f1 , f 2 ,, f n , maka rata-rata data tersebut dapat
dihitung dengan rumus:
182
n
x
fx
i 1
n
i
f
i 1
i
=
f1 x1  f 2 x2    f n xn
.
f1  f 2    f n
i
Contoh 4.5
Budi mengikuti ulangan matematika sebanyak 6 kali, rata-rata dari lima
ulangan pertama sebesar 5,5. Agar memenuhi nilai KKM yaitu 6, berapa
nilai ulangan yang keenam?
Pembahasan:
x1  x2  x3  x4  x5
x  5,5
 5,5

5

x1  x2  x3  x4  x5  27,5
KKM  6



x1  x2  x3  x4  x5  x6
6
6
x1  x2  x3  x4  x5  x6  36
x6  36  ( x1  x2  x3  x4  x5 )
x 6 = 36 – 27,5 = 8,5
Contoh 4.6
Misal dalam suatu sekolah terdiri atas 5 kelas paralel. Pada ulangan mata
pelajaran matematika diperoleh hasil sbb: rata-rata kelas A sebesar 6
dengan jumlah siswa 30, rata-rata kelas B sebesar 5,5 dengan jumlah
siswa 40, rata-rata kelas C sebesar 6,5 dengan jumlah siswa 32, rata-rata
kelas D sebesar 7 dengan jumlah siswa 25, dan rata-rata kelas E sebesar 6
dengan jumlah siswa 40. Tentukan rata-rata nilai ulangan matematika
sekolah tersebut.
Pembahasan:
k
x
fx
i 1
k
i i
f
i 1
=
30.6  40.5,5  32.6,5  25.7  40.6 1023
=
= 6,126
167
30  40  32  25  40
i
d. Median
Median adalah data yang letaknya di tengah tengah setelah data diurutkan.
Median disimbolkan dengan Me atau Md. Untuk data tunggal, median ditentukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Urutkan data dari terkecil hingga data terbesar.
2) Tentukan letak mediannya, yaitu
1
a) Jika banyaknya data ganjil, maka letak Me  data ke n  1 .
2
n
n 
data ke  data   1
2
2  .
b) Jika banyaknya data genap, maka letak Me 
2
3) Tentukan nilai mediannya.
183
Contoh 4.7
Tentukan median dari data berikut 7, 6, 8, 5, 4, 8, 9, 10, 7.
Pembahasan:
Setelah data diurutkan diperoleh: 4, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 10, dan banyaknya
1
data n = 9, bilangan ganjil. Jadi Me  data ke n  1 = data ke 5 = 7.
2
e. Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul pada sekumpulan data.
Modus disimbolkan dengan Mo. Sekumpulan data kemungkinan-kemungkinannya
adalah tidak mempunyai modus, mempunyai satu modus (disebut unimodal),
mempunyai dua modus (bimodal), atau mempunyai lebih dari dua modus
(multimodal). Cara mencari modus dibedakan antara data tunggal dan data
berkelompok. Berikut diberikan contoh-contoh untuk modus data tunggal.
Contoh 4.8
1) Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 6, 5, 7, 5, 4. Modus data tersebut adalah 5.
2) Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 6, 5, 7, 5, 4, 6, 7, 6. Modus data tersebut adalah 5
dan 6.
3) Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 4, 5, 7, 4, 6, 7, 6. Modus data tersebut adalah tidak
ada, sebab semua data frekuensi kemunculannya sama.
C. Lembar Kerja
Bacalah surat kabar satu minggu terakhir. Diskusikan dengan teman Anda,
jenis-jenis penyajian data apa saja yang digunakan surat kabar tersebut? Adakah jenis
penyajian data yang berbeda dengan jenis penyajian data yang sudah Anda pelajari?
Jika ada jenis penyajian data yang lain, jelaskan.
D. Lembar Latihan
1. Rata-rata nilai ujian statistika 40 orang mahasiswa adalah 70,5 kemudian ada
seorang mahasiswa yang mengikuti ujian susulan sehingga nilai rata-ratanya
menjadi 71. Berapakah nilai statistika mahasiswa yang baru masuk?
2. Suatu sekolah mempunyai 5 kelas paralalel. Berdasarkan hasil Ujian Akhir Nasional
diperoleh data sebagai berikut:
Kelas A terdiri dari 30 siswa, rata-rata nila matematikanya adalah 5,5.
Kelas B terdiri dari 28 siswa, rata-rata nila matematikanya adalah 6,0.
Kelas C terdiri dari 32 siswa, rata-rata nila matematikanya adalah 6,5.
Kelas D terdiri dari N siswa, rata-rata nila matematikanya adalah 6,4.
Jika rata-rata nilai matematika gabungan keempat kelas tersebut adalah 6,12
tentuan banyaknya siswa Kelas D tersebut.
3. Nilai ulangan matematika sekelompok siswa yang berjumlah 35 anak dinyatakan
sebagai berikut. Siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 7 anak, siswa yang
mendapat nilai 7 sebanyak 11 anak, siswa yang mendapat nilai 8 sebanyak 9 anak,
siswa yang mendapat nilai 9 sebanyak 5 anak dan siswa yang mendapat nilai 10
sebanyak 3 anak. Tentukan median dan modus data nilai ulangan matematika
sekelompok siswa tersebut.
184
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
PRODUKSI OKSIGEN OLEH TUMBUHAN
A. Tujuan Antara
1. Melalui penjelasan peserta diklat dapat menyebutkan empat factor yang dapat
mempengaruhi terjadinya fotosintesis.
2. Melalui percobaan peserta diklat dapat menunjukkan prodoksi oksigen dalam
proses fotosintesis.
3. Melalui animasi proses pengangkutan pada tumbuhan peserta diklat dapat
menjelaskan proses pengangkutan nutrisi pada tumbuhan.
B. Uraian Materi
Globalisasi dalam bidang industri dapat berdampat pada hal-hal positif
maupun negatif. Dampak positif globalisasi industri pada kehidupan adalah semakin
mudahnya orang mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya dampak negatif
globalisasi industri terjadinya pencemaran. Salah satu di antaranya adalah pencemaran
pencemaran udara.
Pencemaran udara disebabkan oleh kegiatan industri maupun transportasi.
Pembakaran minyak bumi dalam mesin-mesin industry maupun kendaraan bermotor
menghasilkan gas buang terutama CO dan CO2 yang dapat mengganggu pernapasan
dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha
menetralisasi gas hasil pembakaran berupa CO dan CO2 menjadi normal. Salah satu
upaya yang bersifat alami adalah menanam tumbuhan yang dapat menghasilkan
oksigen.
Dalam dunia tumbuhan proses produksi oksigen merupakan bagian dari proses
fotosintesis. Untuk dapat memahami proses tumbuhan menghasilkan oksigen, marilah
kita pelajari proses fotosintesis berikut ini.
1. Proses Fotosintesis pada Tumbuhan
Fotosintesis adalah suatu proses pembuatan makanan oleh tumbuhan
menggunakan bahan berupa air dan karbon dioksida dengan bantuan cahaya.
Fotosintesis terjadi pada struktur sel daun yang disebut kloroplas. Kloroplas
mengandung klorofil, yaitu pigmen hijau yang berfungsi menyerap energi dari cahaya .
Proses sintesis dikenal juga sebagai “proses asimilasi” atau proses penyusunan
senyawa kompleks dan senyawa anorganik. Dalam proses penyusunan tersebut
diperlukan energi. Apabila energi diperoleh dari proses-proses kimia, misalkan pada
bakteri maka proses tersebut kita namakan kemosintesis. Sedangkan apabila energi
yang diperlukan tersebut diperoleh dari energi cahaya, kita sebut sebagai proses
fotosintesis. Persamaan reaksi kimia pada proses fotosintesis yaitu:
CO2 + 6 H2O + Energi matahari  C6 H12 O6 + 6 O2
klorofil
185
Terjadinya proses sintesis, diperlukan beberapa komponen bahan baku yang
harus ada gas yaitu CO2, H2O (air), cahaya matahari dan klorofil. Dalam proses
fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen (O2).
a. Faktor CO2 (karbondioksida)
CO2 yang terdapat di dalam udara dengan kadar + 0,03 % per satuan volume. Gas
CO2 akan masuk ke dalam uap air yang ada pada permukaan sel-sel jaringan pagar
(sel polisade) dan sel bunga karang. Jika kadar CO2 di udara meningkat, maka
kecepatan proses fotosintesis akan meningkat juga. Dalam keadaan matahari terik
(intensitas tinggi) tetapi CO2 rendah, maka proses fotosintesis akan terhambat.
b. Faktor H2O (air)
Air yang diperlukan untuk sintesis makanan oleh tumbuhan dapat diperoleh dari
tanah. Air dalam tanah yang umumnya mudah diserap oleh akar tumbuhan yaitu
air kapiler tanah. Air tersebut merupakan air yang terdapat diantara butir-butir
tanah. Jenis akar yang berfungsi mengambil air dan garam tanah, yaitu bulu-bulu
akar atau rambut-rambut akar.
c. Faktor Cahaya
Peran cahaya dalam proses fotosintesis sangat besar, yaitu sebagai sumber energi.
Menurut Planck dan Eisnteen cahaya terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut
foton, yaitu mempunyai sifat materi dan gelombang. Foton memiliki energi yang
dikenal sebagai kuantum. Cahaya matahari yang kita lihat yaitu merupakan cahaya
putih yang tersusun dari tujuh macam spectrum cahaya. Tidak semua spectrum
cahaya berperan dalam fotosintesis. Jika intensitas cahaya meningkat maka laju
fotosintesis juga meningkat. Tetapi jika intensitas cahaya melebihi kadar tertentu,
bahkan akan menghambat kegiatan fotosintesis.
d. Faktor Klorofil
Proses fotosintesis tidak dapat terjadi jika tidak ada klorofil. Klorofil adalah pigmen
pemberi warna hijau pada tumbuhan yang berperan dalam proses fotosintesis
tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya matahari menjadi
tenaga kimia. Klorofil terdapat dalam kloroplas. Kloroplas banyak kita jumpai di
dalam daun. Pada tanaman tinggi kita jumpai dua macam klorofil, yaitu (1) Klorofila dengan rumus kimia C55 H72 O5 N4 Mg, warna hijau tua dan klorofil-b dengan
rumus kimia C55 H70 O6 N4 Mg, warna hijau muda. Dua jenis klorofil tersebut paling
kuat menyerap cahaya merah (panjang gelombang 600-700 nm), yang paling
sedikit diserap adalah cahaya hijau (panjang gelombang 500-600 nm).
2. Transportasi pada Tumbuhan
Bagaimanakah air tanah dapat keluar masuk sel dan dapat ditranspor hingga ke
pucuk batang ? Proses penyerapan gas, air, dan ion-ion terlarut dalam air tanah terjadi
melalui peristiwa difusi dan osmosis.
Difusi merupakan gerakan penyebaran molekul dari daerah yang konsentrasinya
tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Larutan yang pekat memiliki tekanan
difusi yang besar disbanding larutan encer. Pada akhir difusi, kedua larutan akan
bercampur menjadi larutan yang homogen.
Osmosis pada dasarnya merupakan difusi air dari daerah yang memiliki
potensial air tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah melalui suatu
186
membran semi permeabel. Membran semi permeabel adalah membran yang hanya
dapat ditembus oleh air dan molekul atau zat-zat tertentu yang berukuran kecil yang
terlarut di dalamnya.
Gambar 1
Gambar 2.4.1 Struktur penampang melintang akar tanaman dikotil
Pada sel tumbuhan, di sebelah dalam dari dinding sel terdapat membran sel.
Membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu hanya molekul zat tertentu yang
berukuran besar dapat menembus namun molekul zat lain tidak dapat menembus
walaupun berukuran lebih kecil. Kemampuan membran sel melakukan seleksi molekul
zat tertentu akan menentukan apakah zat tersebut akan dapat masuk ke dalam sel
atau tidak.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar. Penyerapan
larutan tanah pada akar dipengaruhi oleh berbagai kondisi di dalam tanah yaitu jenis
tanah, pH, suhu, dan pertukaran udara tanah. Setelah air diserap oleh akar,
selanjutnya air diangkut ke puncak batang. Pada gambar 2.5.1 terdapat dua kelompok
sel yang berperan sebagai pembuluh angkut yaitu pembuluh kayu (xilem) dan
pembuluh tapis (floem). Pada batang, xilem berada pada bagian kayunya sedangkan
floem berada di bagian kulitnya. Pengangkutan air dari akar ke puncak dilakukan
melalui pembuluh kayu. Oleh sebab itu, untuk dapat diangkut ke pucuk batang, air
harus terlebih dahulu mencapai kayu
Untuk mencapai kayu air tersebut melewati jaringan korteks dan endodermis.
Pengangkutan air di luar pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem) semacam
ini disebut pengangkutan ekstravaskuler. Pengangkutan melalui xilem dan floem
disebut pengangkutan vaskuler.
C. Lembar Kerja
Ada beberapa percobaan yang dapat digunakan untuk menguji terjadinya
fotosintesis pada tumbuhan. Salah satu percobaan uji fotosintesis adalah timbulnya
gas oksigen sebagai hasil fotosintesis. Untuk itu peserta pelatihan diminta melakukan
percobaan dengan menggunakan bahan dan alat pada butir D serta mengikuti langkahlangkah pada butir E.
187
D. Alat dan Bahan
1. Kantong plastic transparan
2. Ember
3. Air
4. Karet gelang
5. Ganggang hijau / hidryla SP
6. Korek api
7. Jarum jahit
=
=
=
=
=
=
=
2 buah
1 buah
½ ember
5 biji
2 ikat
1 bungkus
1 buah
E. Langkah Kerja
1. Masukkan tiap ikat ganggang hijau ke dalam kantong plastic.
2. Isi kantong platik dengan air hingga penuh, kemudian kantong plastic diikat dengan
karet sehingga tidak ada udara yang tersisa dalam kantong plastic.
3. Letakkan satu kantong dibawah sinar matahari dan yang lain pada tempat yang
teduh.
4. Setelah kurang lebih satu jam bandingkan gelembung-gelembung gas yang keluar
dari ganggang hijau.
5. Guna menguji bahwa gas yang dihasilkan proses fotosintesis adalah oksigen maka
siapkan korek api menyala di atas kumpulan gas dalam kantong plastic dan tusuk
plastic tepat di atas timbunan gas dalam plastik. Sebagai indicator bahwa nyala api
yang terkena gas oksigen akan menyala semakin besar.
188
BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
NILAI-NILAI PANCASILA
A. Tujuan Antara
1. Menjelaskan prinsip-prinsip sila-sila pancasila
2. Mencari contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sila-sila pancasila
B. Uraian Materi
Apakah nilai itu? Nilai termasuk bidang kefilsafatan yaitu axiologi . Pengertian
axiologi berasal dari bahasa yunani exios berarti nilai , suatu yang berharga , logos
berarti perhitungan , alasan , akal budi dan teori . Jadi nilai merupakan hasil
pertimbangan dan hasil keputusan manusia . Nilai lebih abstrak daripada norma
,artinya norma adalah perwujudan daripada nilai-nilai . Mengapa bangsa Indonesia
menetapkan Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara?
Pada umumnya rakyat Indonesia berada dalam pemikiran yang sama dengan
para pendiri bangsa ini , yaitu menginginkan pancasila dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari bermasyarakat , berbangsa dan bernegara . Membumikan Pancasila berarti
menjadikan Pancasila sebagai panduan praktis dan perangkat tata nilai yang
diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan .
Pancasila yang dijadikan sebagai landasan ideal dalam pembangunan nasional,
menjadi pegangan rakyat indonesia ditengah arus globalisasi yang begitu deras. Disaat
memasuki era reformasi nilai-nilai pancasila nyaris tidak menyentuh kehidupan
masyarakat kita,baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bila
hal ini terus terjadi bukan tidak mungkin , nasionalisme ,persatuan dan kesatuan
bangsa akan lenyap dari negara kita ini. Karena itu tokoh-tokoh bangsa ini secara
bersama-sama perlu untuk membangun kembali kesadaran masyarakat atas nilai-nilai
luhur pancasila.
Pancasila
harus diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia
berikutnya melalui jalur pendidikan,karena genersi muda sebagai penerus bangsa
perlu penguatan karakter sebagai anak bangsa . Setiap bangsa memiliki kepedulian
kepada pewarisan budaya luhur bangsanya. Oleh karena itu, perlu ada upaya
pewarisan budaya penting tersebut melalui pendidikan Pancasila yang dilaksanakan
dalam pendidikan formal (sekolah). Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai
kekuatan mengikat secara yuridis. Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan
dengan Pancasila sebagai kaidah yuridis-konstitusional pada dasarnya tidak berlaku
dan harus dicabut. Dengan demikian penetapan Pancasila sebagai dasar falsafah
negara berarti bahwa moral bangsa telah menjadi moral negara (Dipoyudo: 1984). Hal
ini berarti bahwa moral Pancasila telah menjadi sumber tertib negara dan sumber
tertib hukumnya, serta jiwa seluruh kegiatan negara dalam segala bidang kehidupan
(A. T. Soegito, dkk, 2009: 6). Pada acara rembug nasional di Universitas Pancasila,
ketua MPR Taufiq Kiemas mengatakan bahwa pancasila sudah selayaknya dijadikan
sumber keteladanan dalam kepemimpinan. Karena pancasila sebagai landasan moral
kenegaraan menekankan pentingnya semangat gotong royong yang merupakan jati
189
diri bangsa .Prinsip Ketuhanan harus berjiwa gotong royong , prinsip internasionalisme
harus berjiwa gotong royong yang berperikemanusiaan dan berkeadilan ,prinsip
kebangsaan juga harus berjiwa gotong royong yang mampu mengemban persatuan
dan kebhinekaan .
Pelaksanaan Pancasila pada masa reformasi cenderung meredup dan tidak
adanya istilah penggunaan Pancasila sebagai propaganda praktik penyelenggaraan
pemerintahan. Hal ini terjadi lebih dikarenakan oleh adanya globalisasi yang melanda
Indonesia dewasa ini. Masyarakat terbius akan kenikmatan hedonisme yang dibawa
oleh paham baru yang masuk sehingga lupa dari mana, di mana, dan untuk siapa
sebenarnya mereka hidup. Seakan-akan mereka melupakan bangsanya sendiri yang
dibangun dengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan. Dalam
perkembangan masyarakat yang secara kultur, masyarakat lebih cenderung
menggunakan Pancasila sebagai dasar pembentukan dan penggunakan setiap kegiatan
yang mereka lakukan. Peran Pancasila dalam hal ini sebenarnya adalah untuk
menciptakan masyarakat “kerakyatan”, artinya masyarakat Indonesia sebagai warga
negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Dalam
menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan
kepentingan negara dan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak serta
kewajiban harus seimbang dan tidak memihak ataupun memaksakan kehendak kepada
orang lain. Dalam pokok-pokok kerakyatan, masyarakat dituntut untuk saling
menghargai dan hidup bersama dalam lingkungan yang saling membaur dan bisa
membentuk sebuah kepercayaan (trust) sebagai modal untuk membangun bangsa
yang berjiwa besar dan bermoral sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi Pancasila.
Sejarah Indonesia membuktikan bahwa nilai luhur bangsa yang tercipta
merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki dan tidak bisa tertandingi. Di Indonesia
tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan, hal tersebut terbukti
dengan adanya tempat peribadatan yang dianggap suci, kitab suci dari berbagai ajaran
agamanya, upacara keagamaan, pendidikan keagamaan, dan lain-lain merupakan salah
satu wujud nilai luhur dari Pancasila khususnya sila ke-1.
Bangsa Indonesia yang dikenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut
terhadap sesama mampu memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan Pancasila,
hal ini terbukti dengan adanya pondok-pondok atau padepokan yang dibangun
mencerminkan kebersamaan dan sifat manusia yang beradab. Pandangan hidup
masyarakat yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah suatu
wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup
berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun
dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
Masyarakat Indonesia sekarang ini tidak hanya mendambakan adanya
penegakan peraturan hukum, akan tetapi masalah yang muncul ke permukaan adalah
apakah masih ada keadilan dalam penegakan hukum tersebut. Hukum berdiri diatas
ideologi Pancasila yang berperan sebagai pengatur dan pondasi norma masyarakat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Dalam sejarah Penanaman nilai-nilai
Pancasila pada masa Orde Baru dilakukan secara indoktrinatif dan birokratis.
Akibatnya, bukan nilai-nilai Pancasila yang meresap ke dalam kehidupan masyakat,
190
tetapi kemunafikan yang tumbuh subur dalam masyarakat. Sebab setiap ungkapan
para pemimpin mengenai nilai-nilai kehidupan tidak disertai dengan keteladanan serta
tindakan yang nyata sehingga Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur bangsa dan
merupakan landasan filosofi untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
bagi rakyat hanyalah omong kosong. Cara melakukan pendidikan semacam itu,
terutama bagi generasi muda, berakibat fatal. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur,
setelah dikemas dalam pendidikan yang disebut penataran P4 maupun PMP (
Pendidikan Moral Pancasila), atau nama sejenisnya, ternyata justru mematikan hati
nurani generasi muda terhadap makna dari nilai luhur Pancasila tersebut. Hal itu
terutama disebabkan oleh karena pendidikan yang doktriner tidak disertai dengan
keteladanan yang benar. Mereka yang setiap hari berpidato dengan selalu
mengucapkan kata-kata keramat: Pancasila dan UUD 45, tetapi dalam kenyataannya
masyarakat tahu bahwa kelakuan mereka jauh dari apa yang mereka katakan. Perilaku
itu justru semakin membuat persepsi yang buruk bagi para pemimpin serta
meredupnya Pancasila sebagai landasan hidup bernegara, karena masyarakat menilai
bahwa aturan dan norma hanya untuk orang lain (rakyat) tetapi bukan berlaku bagi
para pemimpin. Selain itu Pancasila digunakan sebagai asas tunggal bagi organisasi
masyarakat maupun organisasi politik (Djohermansyah Djohan: 2007).
Karena Orde Baru tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sejarah
pemerintahan sebelumnya, akhirnya kekuasaan otoritarian Orde Baru pada akhir 1998an runtuh oleh kekuatan masyarakat. Hal itu memberikan peluang bagi bangsa
Indonesia untuk membenahi dirinya, terutama bagaimana belajar lagi dari sejarah agar
Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara benar-benar diwujudkan secara nyata
dalam kehidupan sehari-hari (Djohermansyah Djohan: 2007). Berakhirnya kekuasaan
Orde Baru menandai adanya Pemerintahan Reformasi yang diharapkan mampu
memberikan koreksi dan perubahan terhadap penyimpangan dalam mengamalkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam praktik bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan
pada masa Orde Baru. Namun dalam praktik pada masa reformasi yang terjadi adalah
tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dan fundamentalism. Hal inilah yang
menandai bahwa pada masa itulah masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis
identitas bangsa.
Apakah prinsip-prinsip Pancasila itu ?
Prinsip adalah gagasan dasar, berupa aksioma atau proposisi awal yang
memiliki makna khusus, mengandung kebenaran berupa doktrin dan asumsi yang
dijadikan landasan dalam menentukan sikap dan tingkah laku manusia. Prinsip
dijadikan acuan dan dijadikan dasar menentukan pola pikir dan pola tindak sehingga
mewarnai tingkah laku pendukung prinsip dimaksud. Sila-sila Pancasila itulah prinsipprinsip Pancasila.
Apa saja makna atau nilai pancasila ?
1. Makna Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan Yang
MahaEsa.
191
2.
3.
4.
5.
b. Menciptakan sikap taat menjalankan menurut apa yang diperintahkan melalui
ajaran-ajaran Nya.
c. Mengakui dan memberikan kebebasan pada orang lain untuk memeluk agama
dan mengamalkan ajaran agamanya.
d. Tidak ada paksaan dan memaksakan agama kepada orang lain.
e. Menciptakan pola hidup saling menghargai dan menghormati antar umat
beragama
Makna Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan hati
nurani.
b. Pengakuan dan penghormatan akan hak asasi manusia.
c. Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban.
d. Mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar kemanusiaan.
e. Memunculkan sikap tenggang rasa dan tepo slira dalam hubungan social.
Makna Persatuan Indonesia
a. Mengakui dan menghormati adanya perbedaan dalam masyarakat Indonesia.
b. Menjalin kerjasama yang erat dalam wujud kebersamaan dan
kegotongroyongan.
c. Kebulatan tekad bersama untuk mewujudkan persatuan bangsa.
d. Mengutamakan kepentingan bersama diatas pribadi dan golongan.
Makna Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyaratan / Perwakilan.
a. Pengakuan bahwa rakyat Indonesia adalah pemegang kedaulatan.
b. Mewujudkan demokrasi dalam kehidupan politik,ekonomi dan social.
c. Pengambilan keputusan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat.
d. Menghormati dan menghargai keputusan yang telah dihasilkan bersama.
e. Bertanggung jawab melaksanakan keputusan.
Makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Keadilan untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
d. Saling bekerjasama untuk mendapatkan keadilan.
Pancasila memiliki berbagai fungsi bagi bangsa Indonesia, suatu ketika
Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, suatu ketika dipandang sebagai ideologi
nasional, suatu ketika sebagai pandangan hidup dan suatu ketika sebagai ligatur
bangsa. Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai acuan bagi warganegara
dalam memahami hak dan kewajibannya sebagai warganegara, sehingga berkaitan
dengan pengelolaan dan implementasi peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai ideologi nasional berfungsi
sebagai acuan bagi bangsa Indonesia dalam mengelola berbagai kegiatan dalam
mencapai tujuan yang ingin diwujudkan oleh negara. Kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya dan hankam dikelola sesuai dengan konsep, prinsip dan nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
192
C.
1.
2.
3.
Lembar Kerja
Diskusikan permasalahan berikut bersama dengan teman-temanmu
Carilah contoh-contoh sikap yang mencerminakan sila pertama pancasila
Laporkan hasil diskusi kelompok anda dihadapan teman-temanmu.
D. Lembar Latihan
1. Jelaskan prinsip-prinsip dari sila pertama pancasila
2. Berikan contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sila-sila pancasila?
Sebutkan sila berapa!
E. Kunci jawaban
1. Prinsip sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa
2. Contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sila pertama pancasila adalah
pengakuan adanya berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
193
BAB VI
KEGIATAN BELAJAR 5
MENEMUKAN ISI ATAU PESAN POKOK PADA WACANA LISAN DAN TULIS
A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi peserta pelatihan dapat menemukan isi atau pesan pokok pada
wacana lisan dan tulis.
2. Melalui penjelasan instruktur peserta pelatihan dapat mengidentifikasi unsur,
struktur, dan karakteristik karya ilmiah.
B. Uraian Materi
Ada beberapa cara yang dianjurkan oleh para ahli untuk menduga daya simak
diri dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri dengan
jujur. Pengetahuan tentang kualitas daya simak diri dapat dijadikan landasan bagi kita
untuk menjadi penyimak yang baik. Agar menjadi penyimak yang baik, di samping
harus mengetahui bagaimana ciri-ciri penyimak yang baik itu, kita pun harus mau
berlatih menyimak secar terencana dan sistematis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
menyimak adalah (1) identifikasi kata kunci, (2) merangkum, dan (3) menjawab
pertanyaan, (4) menceritakan kembali, dan (5) menyimpulkan.
Daya baca merupakan kekuatan atau kemampuan seorang individu dalam
membaca untuk memadukan sekaligus antara kecepatan mata menangkap lambanglambang visual dengan ketepatan memahami makna yang dibaca. Dalam upaya
memperbaiki daya baca, banyak upaya yang dapat dilakukan. Akan tetapi, kunci dari
semua itu adalah disiplin diri untuk terus dapat membaca dan berlatih membaca.
Kegiatan membaca cepat, membaca per kelompok kata menjadi persepsi diri yang
pada pelaksanaannya dipadukan dengan upaya mencari kata kunci, kalimat utama, ide
pokok dan topik. Untuk menemukan kalimat utama dapat dilakukan dengan cara
menganalisis kalimat-kalimat yang ada. Kalimat yang diterangkan itulah yang menjadi
kalimat utama. Di dalam kalimat utama tersebut terdapat ide pokok dan kata kunci.
1. Unsur, Struktur, dan Karakteristik Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karangan ilmiah pengetahuan yang menyajikan fakta
umum dan ditulis menurut metodologis penulisanyg baik dan benar. Kata-kata yang
digunakan kata-kata teknis, ditujukan kepada masyarakat yang mempunyai
pengetahuan teknis tertentu. Karya ilmiah populer pada dasarnya karya ilmiah yang
disampaikan secara populer. Bahasanya mudah dipahami karena konsumennya
masyarakat awam.
Menyimak pembacaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer dapat dilatihkan
dengan cara identifikasi kata kunci, merangkum dan menjawab pertanyaan.
Membaca karya ilmiah populer memiliki pola analisis keilmiahan yang sama
dengan membaca karya ilmiah. Tiga unsur analisis yang dimaksud adalah: unsur
pembentukan kerangka karya ilmiah populer, fakta, dan penalaan. Aspek isi dilakukan
dengan jalan membaca paragraf. Tempat menuangkan karya ilmiah populer biasanya
194
berupa koran, tabloid, atau majalah. Penyediaan sarana itu, sangat menunjang
pelatihan membaca.
Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang
ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal tentang
kehidupan sehari-hari. Kata populer dipakai untuk menyatakan sesuatu yang
menyenangkan atau disukai banyak orang karena menarik dan mudah dipahami.
2. Ciri-ciri Karya Ilmiah Populer
a. Bahan menarik, artinya bahan tersebut setidaknya dapat diukur kadarnya
dengan pertanyaan: apakah bahan tersebut mengandung unsur baru/aneh/luar
biasa/kontroversial.
b. Cara penyajian yang menarik artinya: 1) disusun seperti kerucut terbalik dan
berisi pendahuluan (lead), jembatan, tubuh penulisan, dan penutup; 2)
menggunakan bahasa yang komunikatif. Bahasa yang komunikatif itu adalah:
a) yang memiliki kemungkinan cepat ditangkap (tanpa pemanis dan basa-basi),
b) ringkas tapi jelas; c) lengkap dan teliti; d) kata sederhana dan kalimat
pendek; e) alinea yang beruntun.
c. Pendahuluan berisi hal yang paling penting untuk mengarahkan perhatian
pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimulainya tulisan.
d. Jembatan bertugas menjembatani pendahuluan masuk ke tubuh tulisan.
e. Tubuh tulisan berisi situasi dan proses, disertai penjelasan mendalam tentang
mengapa dan bagaimana. Situasi dan proses ini tidak disertai pendapat yang
subjektif.
f. Penutup tulisan berisi pesan yang mengesankan.
g. Pada dasarnya ada tiga cara penyajian, yaitu a) penyajian deskriptif yang hanya
membeberkan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta sebagaimana
adanya, b) penyajian deskriptif yang merangsang keingintahuan, c) penyajian
deskriptif yang selain merangsang keingintahuan juga merangsang pemikiran
pembaca.
h. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah populer dapat dilakukan sebagai
berikut: a) menelaah tema; b) menguji kelayakan topik; c) mengumpulkan
bahan; d) menyusun kerangka; e) mengembangkan kerangka.
3. Karakteristik Karya Ilmiah
a. Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum
dan ditulis menurut metodologi yang baik dan benar.
b. Maksud penulis karya ilmiah adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain
tentang ilmu.
c. Karya ilmiah sebaiknya ditulis dengan memperhatikan ketertiban dan
kehalusan dalam menyajikan ide; keekonomisan dalam mengungkapkan dan
ketetapan dalam memilih kata.
d. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dan profesional, menulis karya ilmiah
disarankan untuk mulai menulis dari kerangka; menguraikannya ke dalam draft
pertama; membaca ulang setelah masa penundaan; dan meminta teman untuk
mengkritik draf yang kita buat.
195
e. Kerangka adalah suatu cara untuk menyusun suatu rangka yang jelas dan
struktur yang teratur dari karangan yang akan digarap.
f. Unsur kerangka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu: bagian pendahuluan, bagian tubuh karangan/isi, dan bagian kesimpulan/
penutup.
g. Untuk kelengkapan karya ilmiah, biasa dilengkapi dengan halaman-halaman
pendahuluan dan daftar pustaka.
h. Halaman pendahuluan terdiri dari: halaman judul, persembahan, kata
pengantar, dan daftar isi.
i. Daftar pustaka berisi susunan sumber tertulis yang dikutip di dalam karangan.
j. Daftar pustaka ditulis sebagai berikut: baris pertama ditik pada pukulan
pertama sedangkan barus kedua dan seterusnya ditik pada pukulan ke enam.
k. Komponen yang harus ada pada daftar pustaka adalah: nama penulis, tahun
terbit, judul buru (sumber), kota tempat terbit, dan nama penerbit.
C. Lembar Kerja
Perhatikan paragraf berikut ini!
Di mana-mana, anggota masyarakat membicarakan kenaikan harga. Ibu-ibu,
sambil belanja di pasar, menggerutu tentang belanja dapur yang semakin meningkat.
Bapak-bapak di kantor asyik memperbincangkan efek kenaikan harga BBM terhadap
pengeluaran sehari-hari. Penguasa bis sibuk mengkalkulasi harga penyesuaian karcis
penumpang bis. Abang becak secara diam-diam sepakat menaikkan tarif becak
menjadi dua kali lipat. Para mahasiswa menggerutu karena tarif oplet bertambah dari
biasanya. Pegawai kecil asyik membicarakan kenaikan harga bahan pokok. Pendek kata
semua orang membicarakan akibat kenaikan harga BBM.
Diskusikan dengan kelompok Anda dan temukan kalimat utama dari paragraf di
atas!
D. Lembar Latihan
Jelaskan karakteristik bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah.
196
ASESMEN
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.
1. Pancasila bagi bangsa Indonesia dijadikan sebagai dasar negara, artinya pancasila
sebagai …
A. Cita-cita bangsa Indonesia
B. Dasar mengatur penyelenggaraan negara
C. Pegangan hidup bangsa Indonesia
D. Pedoman tingkah laku masyarakat Indonesia
2. Saling menghargai terhadap keyakinan yang dianut oleh pihak lain merupakan
prinsip dari sila … pancasila
A. 5
B. 4
C. 2
D. 1
3. Sejak memasuki era reformasi pancasila ditegaskan kembali sebagai dasar negara
Indonesia, hal ini diatur pada …
A. TAP MPR No.XVIII/ MPR/ 1998
B. TAP MPR No.III/MPR/2000
C. Pasal 1 UUD 1945
D. Pasal 37 UUD 1945
4. Menurut HAR Tilaar bahwa dampak positif dari globalisasi adalah terjadinya
masyarakat mega-kompetisi, yaitu…..
A. Berlomba untuk berbuat terbaik
B. Berlomba untuk menguasai sumber daya alam
C. Berlomba untuk menguasai sector ekonomi
D. Berlomba untuk menguasainegara lain
5. Interaksi social antar umat manusia, merupakan salah satu dasar terjadinya
interaksi global manusia yang bersangkutan yang tercermin pada…..
A. Pertandingan olah raga antar bangsa
B. Kunjungan wisatawan manca negara
C. Pertemuan dan pertukaran pelajar dan pemuda antar bangsa
D. Gaya hidup orang asing merambah dari negara satu ke negara lain
6. Globalisasi merupakan dampak dari kemajuan IPTEK, maka untuk menguasainya
juga kita harus menguasai IPTEK. Salah satu cara untuk menguasai IPTEK ini
adalah……
A. Bersikap terbuka terhadap berbagai perubahan
B. Meningkatkan pendidikan bangsa
C. Meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan
D. Meningkatkan keterbukaan yang selektif
7. Untuk menentukan kalimat utama pada bahasa lisan atau tulis dapat dilakukan
dengan …
A. mengidentifikasi kata kunci
197
8.
9.
10.
11.
12.
13.
198
B. menjawab pertanyaan
C. menceritakan kembali
D. hukum DM (diterangkan menerangkan)
Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi tentang ilmu
pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana, dan biasanya mengenai
hal-hal kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu karakteristik karya ilmiah populer
diantaranya adalah sebagai berikut, kecuali …
A. bahannya menarik dan disukai banyak orang
B. ada halaman pendahuluan dan daftar pustaka
C. memiliki kemungkinan cepat dipahami isinya
D. ringkas tetapi jelas, lengkap dan teliti
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
kecuali…
A. bermakna denotatif
B. tidak ambigu dan tidak pleonastis
C. mengedepankan perasaan
D. sistematis dan logis
Untuk tumbuh dan berkembang, tumbuhan memerlukan berbagai nutrisi yang
diperoleh dari hasil asimilasi dan transportasi. Hubungan yang tepat antara
pembuluh dengan fungsinya yaitu....
A. Pembuluh xylem untuk mengangkut fotosintesis
B. Pembuluh xylem untuk mengangkut air dari tanah
C. Pembuluh floem untuk mengangkut air dari tanah
D. Pembuluh floem untuk mengangkut hormon tumbuhan
Tumbuhan dikatakan sebagai mahkluk yang autotrof karena dapat membuat
makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Proses dari fotosintesis pada
tanaman adalah....
A. Air + Karbondioksida ---------- > Oksigen + Karbohidrat
B. Air + Oksigen ---------- > Karbondioksida + Karbohidrat
C. Air + Karbohidrat ---------- > Oksigen + Karbondioksida
D. Oksigen + Karbondioksida ---------- > Air + Karbohidrat
Air dan garam mineral dari dalam tanah dapat naik sampai ke seluruh tubuh
tanaman, karena adanya...
A. Proses tekanan akar
B. Daya hisap batang
C. Tekanan batang
D. Gerak tropisme
Berikut adalah data tinggi badan siswa kelas VI SD Pencontohan yang berjumlah 30
anak.
Tinggi badan (cm)
100
115
125
132
127
133 120
Banyak siswa
4
8
6
5
2
4
1
Rata- rata berat badan siswa pada tabel di atas adalah ... cm.
A. 112,2
B. 121,2
C. 122,1
D. 122,2
14. Perhatikan diagram di bawah ini.
120
100
100
80
60
85
75
70
55
40
20
?
0
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Diagram tersebut di atas menyajikan banyaknya pengunjung perpustakaan SD
Suka Berprestasi selama seminggu (hari Minggu libur). Jika rata-rata banyaknya
pengunjung perpustakaan dalam seminggu adalah 80 orang, banyaknya
pengunjung pada hari Rabu adalah ....
A. 80
B. 85
C. 90
D. 95
15. Perhatikan diagram lingkaran berikut.
Tenis meja
Bola voli
10 %
15 %
Renang
40 %
Sepak bola
10 %
Pencak silat
Banyaknya siswa yang gemar olah raga di suatu sekolah ditunjukkan oleh diagram
lingkaran di atas. Diketahui jumlah siswa yang gemar tenis meja dan pencak silat
sebanyak 28 anak. Banyaknya siswa yang gemar bola voli sebanyak ... anak.
A. 14
B. 21
C. 35
D. 56
199
KUNCI JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
200
B
D
A
A
C
B
7. D
8. B
9. C
10. B
11. A
12. A
DAFTAR PUSTAKA
Astrid S, Susanto-Sunario. 1993. Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta ; Pustaka Sinar
Awalluddin, dkk. (2008). Statistika Pendidikan. Jakarta : Ditjen Dikti Depdiknas.
Cholis Sa’dijah, dkk..(1997). Pendidikan Matematika II. Jakarta : Ditjen Dikti.
D’Augustine, C. Dan Smith, W.C. (Jr). (1992). Teaching Elmentary School Mathematics.
New York: Harper Collins.
Darmodiharjo, Darji, 1990. Pendidikan Pancasila, Malang : IKIP Malang.
Djamhur Winatasasmita. 1996. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Universitas
Terbuka
Djoko Iswadji. (1998). Geometri II. Yogyakarta : P3G Matematika.
Gatot Muhsetyo, dkk. (2002). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Joko Sumarsono, 2009. Fisika : Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Karso, dkk. (2007). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. (1994) Guiding Children’s Learning of Mathematics.
Belmont: Wadswoth.
Nursid Sumaatmadja, Kuswaya Wihardit, 1999. Perspektif Global. Jakarta: Universitas
Terbuka
Nyimas Aisyah, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Ditjen Dikti Depdiknas.
Soewito, dkk. (1992). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman.(1986). Ilmu Bilangan. Jakarta : Karunika.
Suryono, Hasan, 2005. Pancasila Progresif, Surakarta : Pustaka Cakra.
Suwarso, Tri Wisiarto. 2005, Perspektif Global. Salatiga : Widya Sari
Tarigan, Djago. 1997. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud UT.
Th. Widyantini dan Pujiati. (2004). Statistika. Bahan ajar Diklat Instruktur/Pengembang
Matematika SD Jenjang Lanjut. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Umi Oktyari Retnaningsih, 2002. Perspektif global. Malang : IKIP Malang
Winarno, Sri Haryati , 2005 ; Pendidikan Pancasila , Surakarta , Pustaka Cakra
201
PERISTILAHAN/GLOSSARY
AFTA
APEC
Data
Future Shock
Globalisasi
Melek digital
Moral dari kata mores
Morality
Nasionalis
Statistik
Statistika
202
: Asean Free Trade Areas satu perwujudan kerjasama
ekonomi regional Asia Tenggara
: Asian Pasific Economic Cooperation merupakan kerjasama
antar Negara Pasifik
: catatan atau keterangan atas kumpulan fakta.
: gunjangan hari esok
: suatu proses dimana kejadian, keputusan dan kegiatan di
salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi bagi
individu dan masyarakat di daerah lain.
: kemampuan untuk menggunakan teknologi digital.
: sifat yang menjunjung prinsip tentang yang baik dibedakan
dari yang jahat
: standard suatu perbuatan yang baik .
: pecinta bangsa dan negeri sendiri; orang yang
memperjuangkan dan membela kepentingan bangsa
sendiri.
: kumpulan data, berupa bilangan maupun non-bilangan
yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang
melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
: ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan, penyajian, pengolahan, analisis data dan
penarikan kesimpulan.
PETA KEDUDUKAN MODUL
Kemampuan menghitung
biaya untuk modal usaha.
Keterampilan
berbahasa guna
berkomunikasi
dengan mitra usaha.
Kewirausahaan
Kemampuan memprediksi
faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi.
Kemampuan menghitung
biaya kebutuhan energi
listrik dalam suatu
usaha.
Kemampuan
berdiskusi/negosiasi dalam
mencapai kesepakatan
dengan mitra usahanya.
203
204
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan
tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri
dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; bekerja secara
efisien, berani mengambil resiko, kreatif dan inotif. Kewirausahaan merupakan sikap
mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif, berdaya, mencipta, dan berkarsa dalam
rangka meningkatkan kegiatan usahanya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap
wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia selalu berkreasi dan
berinovasi tanpa henti, karena dengan berkreasi dan berinovasi semua peluang dapat
diperolehnya. (http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/).
Orang yang berjiwa wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Menurut Suryana
(2003: 33-34), ciri-ciri orang yang berjiwa wirausaha sebagai berikut:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang
diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia
selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
Untuk mewujudkan ciri-ciri orang yang berjiwa wirausaha seperti diuraikan di
atas tidak mudah. Ia memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang luas. Terkait hal
tersebut ia harus menguasai pengetahuan yang luas, beberapa diantaranya:
1. Kemampuan menghitung biaya yang dibutuhkan untuk modal usaha setiap
bulannya.
2. Kemampuan menghitung biaya kebutuhan energi listrik dari suatu usaha yang
dimilikinya.
3. Kemampuan berdiskusi/negosiasi dalam mencapai kesepakatan dengan mitra
usahanya.
4. Kemampuan memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi.
5. Keterampilan berbahasa guna berkomunikasi yang baik dengan mitra usaha.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan
profesi guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini
terdapat lima tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi,
(3) tema kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema
dan subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
205
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar
berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan smua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
Selamat belajar semoga sukses.
C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Kewirausahaan di SD secara
holistik.
206
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
DEMOKRASI (MUSYAWARAH)
A.
1.
2.
3.
Tujuan Antara
Menjelaskan arti demokrasi
Menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi
Menjelaskan parameter perilaku demokratis
B. Uraian Materi
APA arti demokrasi itu? Kita mengenal bermacam-macam istilah demokrasi,
seperti demokrasi konstitusional , demokrasi parlementer ,demokrasi terpimpin
demokrasi pancasila dsb . Sekalipun hampir setiap orang mengatakan kata demokrasi,
khususnya setelah lahirnya era reformasi, kata demokrasi masih banyak disalahartikan.
Sejak lengsernya Orde Baru di tahun 1998, demokrasi menjadi kosakata umum bagi
siapa saja yang hendak menyatakan pendapat. Dari kalangan cendekiawan hingga
kalangan awam menggunakan demokrasi dengan pengertian masing-masing. Berbeda
dengan masa lalu, demokrasi kini sudah menjadi milik semua orang dengan
pemahaman yang berbeda. Seperti halnya agama, demokrasi banyak digunakan dan
diungkapkan dalam perbincangan sehari-hari, tetapi banyak juga disalahpahami
bahkan acapkali ia dikontraskan dengan agama, padahal prinsip-prinsip moral agama
dapat bertemu dengan nilai-nilai demokrasi.
Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata Yunani, yaitu demos, yang
berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos, yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata demos-cratein atau demos-cratos
(demokrasi) memiliki arti suatu sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
Menurut Miriam Budiardjo demokrasi berarti
“rakyat berkuasa” atau government or rule by the people .
Sedangkan pengertian demokrasi secara terminologi adalah seperti yang
dinyatakan oleh para ahli tentang demokrasi : (a) Joseph A. Schmeter mengatakan,
demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan
politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara
perjuangan kompetitif atas suara rakyat; (b) Sidney Hook berpendapat, demokrasi
adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting
secara langsung atau tidak langsusng didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa; (c) Philippe C. Schmitter menyatakan,
demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung
jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil
mereka yang telah terpilih; dan (d) Henry B. Mayo menyatakan, demokrasi sebagai
sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh
rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan
politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
207
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat demokrasi
adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain,
pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan di tangan rakyat yang mengandung
pengertian tiga hal : pemerintahan dari rakyat (government of the people);
pemerintahan oleh rakyat (government by the people); dan pemerintahan untuk rakyat
(government for the people)( Komaruddin Hidayat ;41). Tiga faktor ini merupakan tolok
ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis. Ketiganya dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Pertama, pemerintahan dari rakyat (government of the people) mengandung
pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah suatu pemerintahan yang
mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi,
pemilihan umum. Pengakuan dan dukungan rakyat bagi suatu pemerintahan sangatlah
penting, karena dengan legitimasi politik tersebut pemerintah dapat menjalankan roda
birokrasi dan program-programnya sebagai wujud dari amanat yang diberikan oleh
rakyat kepadanya.
Kedua, pemerintahan oleh rakyat (government by the people) memiliki
pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat,
bukan atas dorongan pribadi elite negara dan elite birokrasi. Selain pengertian ini,
unsur kedua ini mengandung pengertian bahwa dalam menjalankan kekuasaannya,
pemerintah berada dalam pengawasan rakyat (social control). Pengawasan dapat
dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung melalui para wakilnya di
parlemen. Dengan adanya pengawasan para wakil rakyat di parlemen ambisi
otoritarianisme dari para penyelenggara negara dapat dihindari.
Ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for the people) mengandung
pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus
dijalankan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat umum harus dijadikan
landasan utama kebijakan sebuah pemerintahan yang demokratis . Menurut Henry B.
Mayo dalam Miriam Budiardjo mengatakan bahwa demokrasi didasarkan pada
beberapa nilai , walaupun tidak berarti bahwa setiap masyarakat demokratis
menganut semua nilai . Nilai-nilai berikut adalah : a) menyelesaikan persoalan secara
damai dan melembaga (institutionalized peacefull seatlement of conflict ) b) menjamin
terselenggaranya perubahan secara dalam masyarakat yang sedang berubah ( peaceful
change in a changing society ) c) menyelenggarakan pergantian pimpinan secara
teratur ( orderly succession of rulers ) d) membatasi pemakaian kekerasan sampai
minimum ( minimum of coercion ) e) mengakui serta menganggap wajar adanya
keanekaragaman ( diversity ) f) menjamin tegaknya keadilan .
Demi terciptanya proses demokrasi setelah terbentuknya sebuah
pemerintahan demokratis lewat mekanisme pemilu demokratis, negara berkewajiban
untuk membuka saluran-saluran demokrasi. Selain saluran demokrasi formal lewat
DPR dan partai politik, untuk mendapat masukan dan kritik dari warga negara dalam
rangka terjadinya kontrol terhadap jalannya pemerintahan, pemerintah yang
demokratis berkewajiban menyediakan dan menjaga saluran-saluran demokrasi
nonformal bisa berupa penyediaan fasilitas-fasilitas umum atau ruang publik (public
sphere) sebagai saran interaksi sosial, seperti stasiun radio dan televisi, taman, dan
lain-lain. Sarana publik ini dapat digunakan oleh semua warga negara untuk
208
menyalurkan pendapatnya secara bebas dan aman. Rasa aman dalam menyalurkan
pendapat dan sikap harus dijamin oleh negara melalui undang-undang yang dijalankan
oleh aparaturnya secara adil.
Hal lainnya yang menunjang kebebasan berekspresi dan berorganisasi adalah
dukungan pemerintah terhadap kebebasan pers yang bertanggung jawab. Pers bebas
bertanggung jawab adalah sistem pers dengan iklim pemberitaan yang objektif dan
seimbang dan tersedianya jalur dan mekanisme hukum bagi siapa saja yang merasa
dirugikan oleh suatu pemberitaan surat kabar atau media elektronik.Demokrasi tidak
datang dengan tiba-tiba dari langit. Ia merupakan proses panjang melalui pembiasaan,
pembelajaran, dan penghayatan. Untuk tujuan ini dukungan sosial dan lingkungan
demokratis adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan demokrasi ditunjukkan oleh
sejauh mana demokrasi sebagai prinsip dan acuan hidup bersama antarwarga negara
dan antara warga negara dengan negara dijalankan dan dipatuhi oleh kedua belah
pihak
Apa unsur pokok dalam tatanan masyarakat demokratis ?.
Menjadi demokratis membutuhkan norma dan rujukan praktis serta teoretis
dari masyarakat yang telah maju dalam berdemokrasi. Menurut cendekiawan muslim
Nurcholis Madjid, pandangan hidup demokratis dapat bersandar pada bahan-bahan
yang telah berkembang, baik secara teoretis maupun pengalaman praktis di negaranegara yang demokrasinya sudah mapan.
Menurut Prof Dr Komarudin Hidayat ( 2008 ; 41 ) ada enam norma atau unsur
pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis. Keenam norma itu
adalah :
1. Kesadaran akan pluralisme. Kesadaran akan kemajemukan tidak sekedar
pengakuan pasif akan kenyataan masyarakat yang majemuk. Kesadaran atas
kemajemukan menghendaki tanggapan dan sikap positif terhadap kemajemukan
itu sendiri secara aktif. Pengakuan akan kenyataan perbedaan harus diwujudkan
dalam sikap dan perilaku menghargai dan mengakomodasi beragam pandangan
dan sikap orang dan kelompok lain, sebagai bagian dari kewajiban warga negara
dan negara untuk menjaga dan melindungihak orang lain untuk diakui
keberadaannya.
Jika norma ini dijalankan secara sadar dan konsekuen diharapkan dapat
mencegah munculnya sikap dan pandangan hegemoni mayoritas dan tirani
minoritas. Dalam konteks Indonesia, kenyataan alamiah kemajemukan Indonesia
bisa dijadikan sebagai model potensial bagi masa depan demokrasi Indonesia.
2. Musyawarah. Makna dan semangat musyawarah ialahmengharuskan adanya
keinsyafan dan kedewasaan warga negara untuk secara tulus menerima
kemungkinan untuk melakukan negosiasi dan kompromi-kompromi sosial dan
politik secara damai dan bebas dalam setiap keputusan bersama. Semangat
musyawarah menuntut agar setiap orang menerima kemungkinan terjadinya
“partial functioning of ideals”, yaitu pandangan dasar bahwa belum tentu, dan tak
harus, seluruh keinginan atau pikiran seseorang atau kelompok akan diterima dan
dilaksanakan sepenuhnya. Konsekuensi dari prinsip ini adalah kesediaan setiap
orang maupun kelompok untuk menerima pandangan yang berbeda dari orang
209
atau kelompok lain dalam bentuk-bentuk kompromi melalui jalan musyawarah
yang berjalan secara seimbang dan aman.
3. Cara harus sejalan dengan tujuan. Norma ini menekankan bahwa hidup
demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara haruslah sejalan dengan
tujuan. Dengan ungkapan lain, demokrasi pada hakikatnya tidak hanya sebatas
pelaksanaan prosedur-prosedur demokrasi (pemilu, suksesi kepemimpinan, dan
aturan mainnya), tetapi harus dilakukan secara santun dan beradab, yakni melalui
proses demokrasi yang dilakukan tanpa paksaan, tekanan, dan ancaman dari dan
oleh siapapun, tetapi dilakukan secara sukarela, dialogis, dan saling
menguntungkan. Unsur-unsur inilah ynag melahirkan demokrasi yang substansial.
4. Norma kejujuran dalam pemufakatan. Suasana masyarakat demokratis dituntut
untuk menguasai dan menjalankan seni permusyawaratan yang jujur dan sehat
untuk mencapai kesepakatan yang memberi keuntungan semua pihak. Karena itu,
faktor ketulusan dalam usaha bersama mewujudkan tatanan sosial yang baik untuk
semua warga negara merupakan hal yang sangat penting dalam membangun
tradisi demokrasi. Prinsip ini erat kaitannya dengan paham musyawarah seperti
telah dikemukakan di atas. Musyawarah yang benar dan baik hanya akan
berlangsung jika masing-masing pribadi atau kelompok memiliki pandangan positif
terhadap perbedaan pendapat dan orang lain.
5. Kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban. Pengakuan akan kebebasan
nurani (freedom of conscience), persamaan hak dan kewajiban bagi semua
(egalitarianism) merupakan norma demokrasi yang harus diintegrasikan dengan
sikap percaya pada itikad baik orang dan kelompok lain (trust attitude). Norma ini
akan berkembang dengan baik jika ditopang oleh pandangan positif dan optimis
terhadap manusia. Sebaliknya, pandangan negatif dan pesimis terhadap manusia
dengan mudah akan melahirkan sikap dan perilaku curiga dan tidak percaya
kepada orang lain. Sikap dan perilaku ini akan sangat berpotensi melahirkan sikap
enggan untuk saling terbuka, saling berbagi untuk kemaslahatan bersama atau
untuk melakukan kompromi dengan pihak-pihak yang berbeda.
6. Trial and error (percobaan dan salah) dalam berdemokrasi. Demokrasi bukanlah
sesuatu yang telah selesai dan siap saji, tetapi ia merupakan sebuah proses tanpa
henti. Dalam kerangka ini demokrasi membutuhkan percobaan-percobaan dan
kesediaan semua pihak untuk menerima kemungkinan ketidak tepatan atau
kesalahan dalam praktik demokrasi.
Untuk meminimalkan unsur-unsur negatif demokrasi, partisipasi warga
negara mutlak dibutuhkan. Sebagi negara yang masih minim pengalaman
berdemokrasinya, Indonesia masih membutuhkan percobaan-percobaan dan
“jatuh bangun” dalam berdemokrasi. Kesabaran semua pihak untuk melewati
proses-proses demokrasi akan sangat menentukan kematangan demokrasi
Indonesia di masa yang akan datang.
210
Namun demikian, demokrasi juga membutuhkan ketegasan dan dukungan
pemerintah sebagai alat negara yang memiliki kewajiban menjaga dan
mengembangkan demokrasi. Demi tegaknya prinsip demokrasi, keterlibatan warga
negara sangatlah penting untuk mendorong negara bersikap tegas terhadap
tindakan kelompok-kelompok yang berupaya mencederai prinsip-prinsip
demokrasi. Pandangan sektarian dan tindakan memaksakan kehendak kelompok
atas kepentingan umum bisa dikategorikan ke dalam hal-hal yang dapat
mencederai kemurnian demokrasi. Ketegasan negara bisa ditunjukkan dengan
menindak tegas, misalnya, sekelompok warga negara yang bertindak anarkis
terhadap warga negara yang lain. Dalam negara demokrasi, alat keamanan negara
(polisi) adalah satu-satunya aparat hukum yang berwenang atas ketertiban umum.
Parameter Tatanan Kehidupan Demokratis
Suatu pemerintahan dikatakan demokratis bila dalam penyelenggaraannya
melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip dasar demokrasi itu adalah
persamaan, kebebasan dan pluralisme. Dalam pandangan Robert A.Dahl, terdapat
tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem demokrasi, yaitu kontrol atas keputusan
pemerintah, pemilihan umum yang jujur, hak memilih dan dipilih, kebebasan
menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi dan
kebebasan berserikat.
Namun demikian, demokrasi tidak sekedar wacana yang mengandung prinsipprinsip seperti diatas, ia mempunyai parameternya sebagai ukuran apakah suatu
negara atau pemerintahan bisa dikatakan demokratis atau sebaliknya. Paling sedikit
ada tiga aspek yang dapat dijadikan landasan untuk mengukur sejauh mana demokrasi
itu berjalan dalam suatu negara . Ketiga aspek tersebut antara lain:
1. Pemilihan Umum sebagai proses pembentukan pemerintah. Hingga saat ini
pemilihan umum diyakini oleh banyak kalangan ahli demokrasi sebagai salah satu
instrumen penting dalam proses pergantian pemerintahan.
2. Susunan kekuasaan negara, yakni kekuasaan negara dijalankan secara distributif
untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan atau satu wilayah.
3. Kontrol rakyat, yaitu suatu relasi kekuasaan yang berjalan secara simetris, memiliki
sambungan yang jelas dan adanya mekanisme yang memungkinkan kontrol serta
keseimbangan (check and balance) terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif
dan legislatif.( Prof Dr Komarudin Hidayat , 2008 ; 52 )
Parameter demokrasi juga bisa diketahui melalui adanya unsur-unsur sebagai
berikut: (a) hak dan kewajiban politik dapat dinikmati dan dilaksanakan oleh warga
negara berdasarkan prinsip-prinsip dasar HAM yang menjamin adanya kebebasan,
kemerdekaan dan rasa merdeka, (b) penegakan hukum yang berasaskan pada prinsip
supremasi hukum(supremacy of law), kesamaan di depan hukum(equality before the
law), dan jaminan terhadap HAM, (c) kesamaan hak dan kewajiban anggota
masyarakat, (d) kebebasan pers dan pers yang bertanggung jawab, (e) pengakuan
terhadap hak minoritas, (f) pembuatan kebijakan negara yang berlandaskan pada asas
pelayanan, pemberdayaan dan pencerdasan, (g) sistem kerja yang kooperatif dan
211
kolaboratif, (h) keseimbangan dan keharmonisan, (i) tentara yang profesional sebagai
kekuatan pertahanan, dan (j) lembaga peradilan yang independen.
C. Lembar Kerja
1. Diskusikan permasalahan berikut bersama dengan teman-temanmu
2. Carilah contoh-contoh tindakan atau perilaku yang sesuai maupun yang tidak
sesuai dengan parameter demokratis
3. Laporkan hasil diskusi kelompok didepan kelas
No
D.
1.
2.
3.
Perilaku
- Disekolah
- Dimasyarakat
Demokratis
Tidak demokratis
Lembar Latihan
Apakah arti demokrasi?
Apakah prinsip-prinsip demokrasi?
Bagaimanakah parameter untuk menentukan tindakan demokratis?
E. Kunci Jawaban
1. Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat
2. Yang termasuk prinsip demokrasi adalah pemerintahan berdasarkan persetujuan
dari yang diperintah.
3. Yang termasuk parameter demokratis adalah Suatu pemerintahan dikatakan
demokratis bila dalam penyelenggaraannya melaksanakan prinsip-prinsip
demokrasi. Prinsip-prinsip dasar demokrasi itu adalah persamaan, kebebasan dan
pluralisme.
212
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
ENERGI LISTRIK
A. Tujuan Antara
1. Melalui penjelasan peserta pelatihan dapat menghitung besar arus listrik yang
mengalir pada rangkaian listrik sederhana dengan benar.
2. Melalui percobaan tentang rangkaian listrik sederhana peserta pelatihan dapat
membuat rumusan Hukum Ohm dengan benar.
3. Melalui penugasan peserta pelatihan dapat menghitung kebutuhan energy listrik
dari sebuah usaha dengan benar.
B. Uraian Materi
Dalam kegiatan ekonomi tak terhitung banyaknya bidang-bidang wirausaha.
Salah satu di antaranya adalah wirausaha dalam bidang industry. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kemajuan dalam industry permesinan membawa dampak positip
dalam industri-industri Kegiatan lainnya. Setiap mesin produksi memerlukan
kebutuhan energy listrik yang berbeda sesuai dengan spesifikasi dan kapasitas mesin.
Sebagai bagian manajemen, mengetahui seluk beluk energy listrik dan
menghitung kebutuhan energy listrik perlu diperhatikan secara matang. Untuk itu
marilah kita pelajari tentang karakteristik energy listrik dan cara menghitung energy
listrik baik dalam rumah tangga maupun dalam industry yang berskala kecil.
1. Arus Listrik
Guna mempelajari listrik dan energy listrik, marilah kita mulai dari listrik pada
rangkaian sederhana. Untuk itu perhatikan gambar 3.3.1 berikut.
Gambar 3.3.1 (a) Rangkaian listrik sederhana, (b) Gambar skema
Pada gambar 3.3.1 (a) sebuah battery dan sebuah lampu dihubungkan dengan
kawat penghantar. Rangkaian gambar 3.3.1 (a) secara skematis dapat diwakili oleh
gambar 3.3.1 (b). Jika di terminal-terminal baterai dihubungkan dengan penghantar
muatan dapat mengalir melalui kawat rangkaian, dari satu terminal baterai ke yang
lainnya. Aliran muatan seperti ini disebut arus listrik. Arus listrik pada kawat
didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang melewatinya per satuan waktu pada
suatu titik. Dengan demikian, arus rata-rata I didefinisikan sebagai :
Q
I =
t
213
Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor selama jangka waktu t.
Arus listrik diukur dalam Coulomb per detik selanjutnya satuan ini diberi nama khusus,
ampere (disingkat amp atau A), dari nama fisikawan Perancis Andre Ampere (1775 –
1836). Berarti, 1 A = 1C/det. Pada rangkaian tunggal, seperti pada Gambar 3.3.1 arus
pada setiap saat sama pada satu titik (katakanlah titik A) seperti pada titik yang lain
(misalnya B). Hal ini sesuai dengan kekekalan muatan listrik (muatan tidak hilang).
Contoh Perhitungan
Arus merupakan aliran muatan. Arus tetap sebesar 2,5 A mengalir pada kawat
selama 4,0 menit. Berapa besar muatan yang mengalir melalui satu titik pada
rangkaian ?
Penyelesaian
Karena arus sebesar 2,5 A atau 2,5 C/det, maka dalam 4,0 menit (=240 detik)
muatan total yang mengalir adalah, dari persamaan 4.
Q
= I t
= (2,5) C/det) (240 det) = 600 C
Ketentuan muatan positif dan negatif ditemukan dua abad yang lalu
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.3.2. Sekarang, kita masih menggunakan
ketentuan historis mengenai aliran arus positif dalam membahas arah arus. Sehingga
ketika kita membicarakan arus yang mengalir pada rangkaian, yang kita maksud adalah
arah aliran muatan positif. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai arus konvensional.
Ketika kita membicarakan arah aliran elektron, kita akan menyebutnya arus elektron
secara spesifik. Pada zat cair dan gas, baik muatan (ion) positif dan negatif dapat
bergerak.
Gambar 3.3.2
2. Hukum Ohm
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial.
Salah satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George
Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat
logam dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung- ujungnya berbanding lurus
dengan beda potensial.
Sebagai contoh, jika kita menghubungkan kawat ke baterai 6V, aliran arus akan
dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke baterai 3 V. Dalam hal ini R adalah
hambatan kawat, V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah
arus yang mengalir padanya. Hubungan ini dituliskan sebagai berikut:
V = I R
214
(hukum Ohm)
3. Energi Listrik
Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus.
Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya:
a. Energi listrik menjadi energi kalor, contoh: seterika, solder, dan kompor.
b. Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu.
c. Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor.
d. Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa
penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain).
Penggunaan energi listrik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
W=VIt
W=Pt
W = (R I) I t
W = I2 R t
Keuntungan menggunakan energi listrik:
a. Mudah diubah menjadi energi bentuk lain.
b. Mudah ditransmisikan.
c. Tidak banyak menimbulkan polusi/ pencemaran lingkungan.
Energi listrik yang dilepaskan itu tidak hilang begitu saja, melainkan berubah
menjadi panas (kalor) pada penghantar. Besar energi listrik yang berubah menjadi
panas (kalor) dapat dirumuskan: Q = 0,24 kalori
C. Lembar Kerja
Bersama dengan teman Anda, lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa
rangkaian listrik akan menyala jika dirangkai dengan benar dan tidak akan menyala jika
dirangkai secara salah.
D.
1.
2.
3.
4.
Alat dan bahan
Batery 1,5 volt
Dudukan battery
Kabel penghubung
Bohlam lampu 2,5 v
= 2 buah
= 2 buah
= 3 buah
= 1 buah
E. Langkah Kerja
1. Perhatikan gambar 3.3.3 rangkaian (a) dan rangkaian (b).
(a)
(b)
Gambar 3.3.3
2. Buatlah hipotesis, manakah rangkaian yang menyala?
3. Lakukan percobaan sesuai gambar! Samakah hipotesis dengan hasil percobaan?
Mengapa ada yang berbeda antara hasil percobaan dengan hipotesis?
215
F. Lembar Latihan
1. Sebuah kamar kost menyalakan lampu 25 watt pukul 17.00 – 22.00, lampu 5 watt
pukul 22.00 – 07.00, dan TV 150 watt pukul 20.00 – 22.00. Berapa watt jam (wh)
energy yang diserap pada kegiatan tersebut selama 24 jam?
2. Sebuah mesin home industry menggunakan energy listrik dengan spesifikasi 220
volt, 500 watt. Hitunglah kuat arus dan energy yang diperlukan dalam kondisi
mesin berproduksi selama 10 jam!
216
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
BILANGAN BULAT DAN PEMBELAJARANNYA
A.
1.
2.
3.
Tujuan Antara
Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan bulat.
Menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan bulat.
Menggunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan
pembelajaran pecahan dan operasinya kepada siswa SD.
B. Uraian Materi
Matematika adalah alat yang dapat membantu memecahkan berbagai
permasalahan dalam kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, industri,
pemerintahan, industri, sains dan sebagainya. Berdasarkan peranan tersebut, ada
pendapat yang mengatakan bahwa matematika merupakan pelayan dan sekaligus raja
dari ilmu-ilmu lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari
dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sedangkan sebagai raja, perkembangan
matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain, artinya matematika mempunyai
bahasa dan symbol tersendiri.
Di era globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia yang handal dan mampu
berkompetisi secara global, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas, mampu berikir secara kreatif, sistematis, logis, dan konsisten.
Sifat-sifat yang dikembangkan dalam matematika tersebut di atas sejalan
dengan sifat-sifat kemandirian dalam kewirausahaan sebagaimana diuriakan berikut.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif,
berdaya, mencipta, dan berkarsa dalam rangka meningkatkan kegiatan usahanya.
Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu berkreasi dan berinovasi tanpa
henti, karena dengan berkreasi dan berinovasi semua peluang dapat diperolehnya.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang tangguh diperlukan pengetahuan matematika
yang baik. Pengetahuan tersebut antara lain digunakan untuk menghitung berapa
biaya yang dibutuhkan untuk modal usaha, berapa tenaga kerja kerja, berapa peluang
berhasil jika menempuh cara tertentu dan sebagainya. Singkat kata seorang
wirausahwan perlu menguasai matematika secara baik.
Berdasarkan uraian di atas, marilah kita membahas salah satu bagian dari
matematika yaitu bilangan bulat, operasi-operasi dan sifat-sifat operasi dalam bilangan
bulat serta bagaimana cara mengajarkannya.
1. Pengertian
Untuk setiap bilangan asli n didefinisikan bilangan –n dibaca “negatif n” atau
“invers penjumlahan dari n” sehingga berlaku n + (-n) = (-n) + n = 0. Jadi diperoleh
himpunan bilangan negatif {-n | n bilangan asli}.
Himpunan bilangan bulat adalah gabungan himpunan bilangan negatif,
himpunan bilangan nol, dan himpunan bilangan asli, yaitu ,…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …-.
Tujuan pembentukan bilangan bulat adalah agar operasi pengurangan bersifat
tertutup.
217
Untuk pembahasan selanjutnya, himpunan bilangan bulat diberi simbol I, jadi I
= ,…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …2. Operasi-operasi Pada Bilangan Bulat
a. Operasi Penjumlahan
Sifat-sifat penjumlahan penjumlahan:
1) Tertutup, yaitu untuk setiap a, b  I berlaku a + b  I.
2) Komutatif (pertukaran), yaitu untuk setiap a, b  I berlaku a + b = b + a.
3) Assosiatif (pengelompokan), yaitu untuk setiap a, b, c  B berlaku (a + b) + c
= a + (b + c).
4) Mempunyai elemen identitas 0 yaitu untuk setiap a  B berlaku a + 0 = 0 +
a = a.
5) Setiap bilangan bulat mempunyai invers aditif. Invers dari bilangan bulat a
adalah –a dan berlaku a + (-a) = (-a) + a = 0
b. Operasi Pengurangan
Diketahui a, b dan k bilangan-bilangan bulat. Bilangan a dikurangi b, ditulis a – b
adalah bilangan bulat k jika dan hanya jika a = b + k.
Sifat-sifat yang berkaitan:
1) Bilangan bulat tertutup terhadap pengurangan, yaitu jika a dan b bilanganbilangan bulat maka a - b juga bilngan bulat.
2) Jika a dan b bilangan-bilangan bulat maka a – b = a + (-b)
3) Jika a dan b bilangan-bilangan bulat maka a – (-b) = a + b.
4) Jika a bilangan bulat maka –(-a) = a.
c. Operasi Perkalian
Sifat-sifat operasi perkalian pada bilangan bulat
1) Tertutup, yaitu untuk setiap a, b  I berlaku a  b  I
2) Komutatif (pertukaran), aitu untuk setiap a, b  B berlaku a  b = b  a
3) Assosiatif (pengelompokan), yaitu untuk setiap a, b, c  I, berlaku: (a  b) 
c = a  (b  c)
4) Mempunyai elemen identitas 1, yaitu untuk setiap bilangan bulat a berlaku
a  1 = 1  a = a.
5) Sifat bilangan nol yaitu a.0 = 0.a = 0, untuk setiap bilangan bulat a.
6) Sifat distributif (penyebaran)
a) a  (b + c) = (a  b) + (a  c), dan disebut distributif kiri perkalian
terhadap penjumlahan.
b) (b + c)  a = (b  a) + (c  a) dan disebut distributif kanan perkalian
terhadap penjumlahan
d. Operasi Pembagian
Diketahui a, b dan k bilangan-bilangan bulat dengan b  0. Pembagian a oleh b,
ditulis a : b, adalah bilangan bulat k (jika ada) sehingga berlaku: a : b = k  a = b
 k.
218
Pembagian pada bilangan bulat tidak tertutup, sebab 5 dan 2 masing-masing
bilangan bulat, tetapi 5 : 2 bukan bilangan bulat.
3. Urutan Operasi
Apabila dalam suatu operasi hitung, terdapat beberapa operasi hitung secara
bersama-sama, maka urutan operasinya mengikuti aturan berikut:
a. Perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan.
b. Perkalian dan pembagian sama kuat. Apabila perkalian dan pembagian muncul
secara bersama-sama, maka urutan operasinya dari sebelah kiri, yaitu yang muncul
di sebelah kiri harus dioperasikan terlebih dahulu.
c. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat. Apabila penjumlahan dan pengurangan
muncul secara bersama-sama, maka urutan operasinya dari sebelah kiri, yaitu yang
muncul di sebelah kiri harus dioperasikan terlebih dahulu.
Contoh 1
48 – 25 + 72 : 12  3 = 48 – 25 + 6  3 = 48 –25 + 18 = 23 + 18 = 41.
4. Bilangan Genap dan Bilangan Ganjil
Definisi 1
Misal a bilangan bulat.
a. Bilangan bulat a disebut bilangan genap jika terdapat bilangan bulat m sehingga
berlaku a = 2  m.
b. Bilangan bulat a disebut bilangan ganjil jika terdapat bilangan bulat m sehingga
berlaku a = 2  m + 1.
Contoh 2
1). 6 bilangan genap, sebab terdapat bilangan bulat 3 sehingga berlaku 6 = 2  3.
2). (-18) bilangan genap, sebab terdapat bilangan bulat (-9) sehingga berlaku (-18)
= 2  (-9).
3). 0 bilangan genap, sebab terdapat bilangan bulat 0 sehingga berlaku 0 = 2  0.
4). 7 bilangan ganjil, sebab terdapat bilangan bulat 3 sehingga berlaku 7 = 2  3 +
1.
5). (-19) bilangan ganjil, sebab terdapat bilangan bulat (-10) sehingga berlaku (-19)
= 2  (-10) + 1.
Berdasarkan definisi tersebut di atas jelas bahwa himpunan semua bilangan genap
adalah ,4,  2, 0, 2, 4,  dan himpunan semua bilangan ganjil adalah
,5 ,3,  1, 1, 3, 5, 
Teorema 1
Misal a dan b bilangan-bilangan bulat.
a. Jika a dan b masing-masing merupakan bilangan genap, maka a + b juga
merupakan bilangan genap.
b. Jika a dan b merupakan bilangan ganjil, maka a + b merupakan bilangan genap.
c. Jika a bilangan genap dan b bilangan ganjil, maka a + b merupakan bilangan
ganjil.
d. Jika a dan b masing-masing merupakan bilangan genap, maka a  b juga
merupakan bilangan genap.
219
e. Jika a dan b masing-masing merupakan bilangan ganjil, maka a  b juga
merupakan bilangan ganjil.
f. Jika a bilangan genap dan b bilangan ganjil, maka a  b merupakan bilangan
genap.
5. Pembelajaran Penjumlahan Pada Bilangan Bulat
a. Penjumlahan dengan Peragaan Gerakan Model
Penjumlahan pada bilangan bulat dapat dilakukan peragaan gerakan suatu
model, yaitu dengan gerakan maju atau gerakan naik dengan ketentuan
sebagai berikut.
1) Arah menghadap model.
a) Positif
:
Model menghadap ke kanan atau ke atas.
b) Negatif :
Model menghadap ke kiri atau ke bawah.
2) Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh 3. Hitunglah jumlah dari 6 + (-4) dengan peragaan gerakan!
Penyelesaian:
Tetapkan posisi awal model sebagai titik nol, lalu hadapkan model ke
kanan (dilihat dari posisi siswa). Kemudian gerakkan/langkahkan model ke
kanan sebanyak 6 langkah. Setelah itu, balikkan arah model (hadapkan ke
kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model maju sebanyak 4 langkah.
Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di
titik 2. Jadi 6 + (-4) = 2.
b. Penjumlahan dengan Menggunakan Garis Bilangan
Kita dapat memikirkan penjumlahan bilangan bulat sebagai suatu gerakan
atau perpindahan sepanjang suatu garis bilangan. Suatu bilangan bulat
positif menggambarkan gerakan ke arah kanan, sedangkan bilangan bulat
negatif menggambarkan gerakan ke arah kiri. Titik permulaan selalu
dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh 4. Hitunglah jumlah dari 6 + (-2) dengan menggunakan garis
bilangan !
Penyelesaian :
6 + (-2) berarti suatu gerakan yang di mulai dari 0, bergerak 6 satuan ke
kanan dan dilanjutkan dengan bergerak 2 satuan lagi ke kiri. Gerakan ini
berakhir di titik yang mewakili bilangan 4. Gerakan tersebut apabila dibuat
diagramnya sebagai berikut.
6 + (-2)
-2
6
-4
220
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Jadi 6 + (-2) = 4
c. Penjumlahan dengan Menggunakan Muatan
Penjumlahan dengan menggunakan muatan dapat divisualisaikan dengan
potongan karton yang berwarna, misal warna hitam dan yang lain warna
putih atau warna lain yang sesuai dengan selera masing-masing.
Penggunaan warna perlu disepakati pula, misal karton berwarna hitam
dianggap mewakili bilangan bulat negatif, sedang karton yang berwarna
putih dianggap mewakili bilangan bulat positif, sebagai ilustrasi dinyatakan
sebagai berikut berikut.
Warna putih (positif)
Warna hitam (negatif)
Contoh 5. Hitunglah 7 + (-3) !
Penyelesaian :
Ambillah 7 karton putih dan kemudian ambil lagi 3 karton hitam. Pasangpasangkan masing-masing karton hitam dengan satu karton putih sehingga
kira-kira seperti keadaan berikut.
Selanjutnya, amati dan hitung banyaknya karton yang tidak mempunyai
pasangan. Ternyata ada 4 karton putih yang tidak mempunyai pasangan.
Karena karton putih menyatakan bilangan positif, diperoleh 7 + (-3) = 4.
Contoh 6. Selesaikan (-2) + (-4) !
Penyelesaian :
Ambil 2 karton hitam, kemudian ambil lagi 4 karton hitam. Kumpulkan
karton-karton tersebut pada satu wadah dan hitung banyaknya seluruh
karton hitam yang ada dalam wadah tersebut. Ternyata ada 6 karton
hitam. Karena karton hitam
menyatakan
bilangan
negatif, ma ka
diperoleh (-2) + (-4) = - 6.
6. Pembelajaran Pengurangan Pada Bilangan Bulat
a. Pengurangan dengan Peragaan Gerakan Model
Penjumlahan pada bilangan bulat dapat dilakukan peragaan gerakan suatu
model, yaitu dengan gerakan mundur atau gerakan turun dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) Arah menghadap model.
a) Positif
:
Model menghadap ke kanan atau ke atas.
b) Negatif :
Model menghadap ke kiri atau ke bawah.
2) Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh 7. Hitunglah hasil dari dari 6 - (-4) dengan peragaan gerakan!
221
Penyelesaian :
Tetapkan posisi awal model sebagai titik nol, lalu hadapkan model ke
kanan (dilihat dari posisi siswa). Kemudian gerakkan/langkahkan model ke
kanan sebanyak 6 langkah. Setelah itu, balikkan arah model (hadapkan ke
kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model mundur sebanyak 4 langkah.
Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di
titik 10.
Jadi 6 - (-4) = 10.
b. Pengurangan dengan Menggunakan Garis Bilangan
Untuk pengurangan dengan garis bilangan, digunakan konsep vektor.
Pengurangan dengan metode ini dilakukan denga cara ujung vektor pengurang
dihimpitkan dengan ujung vektor yang dikurangi. Hasilnya adalah vektor yang
dimulai dari pangkal vektor yang dikurangi sampai ke pangkal vektor
pengurang.
Contoh 8. Hitunglah (-4) – 3.
Penyelesaian :
(-7)
(3)
(-4)
-8
-7
-6 -5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
Jadi (-4) – 3 = -7
Contoh 9. Selesaikanlah (-7) – (-9) !
Penyelesaian :
3
- (-9)
-7
-8
-7
-6 -5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
Jadi (-7) – (-9) = 2
c. Pengurangan dengan Menggunakan Muatan
Pengurangan dengan menggunakan muatan dilakukan dengan cara dan
perlengkapan yang sama dengan penjumlahan dengan menggunakan
muatan.
Contoh 10. Hitunglah 3 – 7.
222
Penyelesaian :
Sediakan 3 karton berbeda bertanda “ + “. Karena 3 dikurangi 7, maka
ambillah 7 karton bertanda “ + “ dari 3 karton bertanda “ + “ yang sudah
disediakan. Ternyata tidak bisa, oleh karena itu kita nyatalan 3 sebagai berikut :
Sekarang, ambillah 7 karton bertanda “ + “ dari kumpulan karton yang
menyatakan bilangan 3 tersebut. Yang tertinggal atau tersisa adalah 4 karton
bertanda “ – “, yang menyatakan bilangan - 4. Jadi 3 – 7 = - 4
Contoh 11. Carilah (- 3) – 5.
Penyelesaian :
Sediakan 3 karton berbeda bertanda “ - “. Karena (-3) dikurangi 5, maka
ambillah 5 karton bertanda “ + “ dari 3 karton bertanda “ - “ yang sudah
disediakan. Jelas tidak dapat, agar dapat dilakukan maka (-3) kita nyatakan
sebagai berikut :
Sekarang, ambillah 5 karton bertanda “ + “ dari kumpulan karton yang
menyatakan bilangan (-3) tersebut. Ternyata sisa 8 karton yang bertanda “ – “,
yang menyatakan bilangan - 8. Jadi (-3) – 5 = - 8
7. Pembelajaran Perkalian pada Bilangan Bulat
Untuk menanamkan konsep perkalian pada bilangan bulat, yang melibatkan
bilangan bulat negatif agar sukar dilakukan dengan menggunakan alat peraga. Pada
batas-batas tertentu, hal tersebut dapat diperagakan dengan menggunakan garis
bilangan, khusunya untuk perkalian yang pengalinya meupakan bilangan bulat positif.
Cara lain untuk menanamkan konsep perkalian pada bilangan bulat adalah dengan
menggunakan pola bilangan.
a. Perkalian Bilangan Bulat dengan Pengali Bilangan Bulat Positif dan Terkali
Bilangan Bulat Negatif
Contoh 12. Hitunglah 4 x (-2).
Penyelesaian :
Perhatikan bahwa 4 x (-2) = (-2) + (-2) + (-2) + (-2) = (-8).
b. Perkalian Bilangan Bulat dengan Pengali Bilangan Bulat Negatif dan Terkali
Bilangan Bulat Positif
Untuk menjelaskan perkalian jenis ini, sebaiknya menggunakan pola bilangan,
dan yang perlu diperhatikan adalah para siswa perlu diingatkan kembali tentang
perkalian pada bilangan cacah.
223
Contoh 13. Carilah (-3) x 4.
Penyelesaian :
Perhatikan pola bilangan berikut :
2x4=8
1x4=4
0x4=0
(-1) x 4 = ?
(-2) x 4 = ?
(-3) x 4 = ?
-4
-4
-4
-4
-4
Amati bahwa faktor kedua (terkali) dalam perkalian ini adalah tetap 4,
sedangkan faktor pertama (pengali) berkurang satu demi satu. Ternyata hal ini
diikuti berkurangnya hasil perkalian empat demi empat. Berdasarkan pola ini
diperoleh (-3) x 4 = 12.
c. Perkalian Bilangan Bulat dengan Pengali dan Terkali Masing-Masing Bilangan
Bulat Negatif
Untuk menanamkan konsep perkalian pada bagian ini, dipersyaratkan siswa
harus sudah menguasai perkalian bilangan bulat yang pengalinya positif dan terkali
negatif atau pengalinya negatif dan terkali positif. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh berikut.
Contoh 14. Carilah (-3) x (-4).
Pembahasan:
Perhatikan pola bilangan berikut :
3 x (-4) = -12
2 x (-4) = -8
1 x (-4) = -4
0 x (-4) = 0
(-1) x (-4) = ?
(-2) x (-4) = ?
(-3) x (-4) = ?
+4
+4
+4
+4
+4
+4
atau
(-3) x 3 = -9
(-3) x 2 = -6
(-3) x 1 = -3
(-3) x 0 = 0
(-3) x (-1) = ?
(-3) x (-2) = ?
(-3) x (-3) = ?
(-3) x (-4) = ?
+3
+3
+3
+3
+3
+3
+3
Amati bahwa pada pola bilangan sebelah kiri, terkali tetap (-4) sedangkan
pengali berkurang satu satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah empat
demi empat. Pada pola bilangan sebelah kanan, pengali tetap (-3) sedangkan
terkali berkurang satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah tiga demi tiga.
Kedua pola bilangan tersebut memberikan hasil yang sama yaitu (-3) x (-4) = 12.
224
8. Pembelajaran Pembagian Pada Bilangan Bulat
Penanaman konsep pembagian pada bilangan bulat sukar ditunjukkan
dengan menggunakan alat peraga. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep perkalian bilangan bulat dan didefinisi pembagian bilangan
bulat.
Contoh 15. Hitunglah 12 : (-3).
Pembahasan:
Karena 12 : (-3) =  ekuivalen dengan 12 =  x (-3) maka untuk mencari hasil
dari 12: (-3) dapat dilakukan dengan mencari bilangan bulat yang apabila
dikalikan dengan (-3) hasilnya 12. Ternyata (-4) x (-3) = 12. Jadi 12 : (-3) = -4
Contoh 16. Selesaikan (-10) : 5.
Penyelesaian :
Karena (-10) : 5 =  ekuivalen dengan (-10) = 5 x  maka untuk mencari hasil
dari
12: (-3) dapat dilakukan dengan mencari bilangan bulat yang apabila
dikalikan dengan 5 hasilnya (-10). Ternyata 5 x (-2) = -10. Hak ini berarti (-10) : 5
= -2
Selanjutnya akan dibahas cara menjelaskan pembagian bilangan bulat yang
pembaginya nol. Dalam hal ini akan ditinjau dua kasus yaitu kasus pertama terbagi
bukan nol dan kasus kedua terbagi nol.
Sebagai contoh, carilah 9 : 0. Berdasarkan uraian di muka 9 : 0 =  ekuivalen
dengan 9 =  x 0. Kemudian siswa diarahkan untuk mencari bilangan bulat yang
apabila dikalikan dengan nol hasilnya 9. Ternyata tidak ada bilangan bulat yang
memenuhi …… x 0 = 9. Hal ini berarti tidak ada bilangan bulat yang memenuhi 9 :
0. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa dalam matematika dikatakan 9 : 0 tidak
didefinisikan.
Selanjutnya bagaimana dengan 0 : 0 ?. Karena 0 : 0 =  ekulivalen dengan 0
= 0 x , maka siswa diarahkan untuk mencari bilangan bulat yang apabila dikalikan
dengan nol hasilnya nol. Ternyata semua bilangan bulat, apabila dikalikan nol
hasilnya nol. Hal ini berarti 0 : 0 tidak mempunyai hasil yang tunggal. Karena setiap
pembagian harus mempunyai hasil yang tunggal dan 0 : 0 tidak mempunayi hasil
yang tunggal, dalam matematika dikatakan 0 : 0 tidak didefinisikan.
C. Lembar Kerja
1. Bagaimana cara menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan bulat yang selama ini Anda lakukan? Bandingkan dengan cara yang
dibahas dalam modul ini.
2. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara menanamkan konsep
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dengan model muatan.
3. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara menanamkan konsep perkalian
pada bilangan bulat dengan model garis bilangan.
D. Lembar Latihan
1. Tentukan hasil 60 – (42 + 6) : 12 × 2 + 10.
2. Seorang guru hendak menjelaskan operasi hitung pada bilangan bulat dengan
menggunakan model muatan. Berdasarkan penjelasan dari guru, Siswa A
225
melakukan peragaan sebagai berikut. Mula-mula ia meletakkan 7 buah kertas
berwarna hitam (bermuatan negatif) ke dalam papan peragaan. Kemudian ia
menambahkan lagi ke dalam papan peragaan tersebut 10 pasang kertas bermuatan
netral (10 buah kertas berwarna putih (bermuatan positif) dan 10 buah kertas
berwarna hitam), lalu ia mengambil kembali 17 buah kertas berwarna hitam.
Sedangkan, Siswa B melakukan peragaan sebagai berikut. Mula-mula ia meletakkan
7 buah kertas berwarna hitam (bermuatan negatif) ke dalam papan peragaan.
Kemudian ia menambahkan lagi ke dalam papan peragaan tersebut 12 pasang
kertas bermuatan netral (12 buah kertas berwarna putih (bermuatan positif) dan
12 buah kertas berwarna hitam), lalu ia mengambil kembali 17 buah kertas
berwarna hitam. Pertanyaan:
a. Evaluasilah, kebenaran jawaban Siswa A dan Siswa B! Berikan argumentasi
Saudara!
b. Berapa penyelesaian (jawaban) dari operasi hitung yang sedang diselesaikan
oleh Siswa A dan Siswa B?
3. Dalam suatu tes, seorang guru memberikan soal hitung campuran sebagai berikut:
Hasil dari 30 - 24 : 4 × 3 + 10 = …. Berdasarkan soal tersebut, Siswa A memberikan
jawaban 22, sedangkan Siswa B memberikan jawaban 18. Pertanyaan:
a. Berapa jawaban yang benar dari soal hitung campuran tersebut?
b. Evaluasilah, kebenaran jawaban Siswa A dan Siswa B!
c. Berdasarkan kasus tersebut jelas bahwa telah terjadi kesalahan konsep.
Analisislah, bagaimana kesalahan konsep itu terjadi? Bagaimana cara
mengatasinya?
226
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
PRODUKSI
A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi tentang kegiatan produksi peserta latihan dapat menyebutkan
tindakan menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dengan benar.
2. Melalui diskusi tentang faktor produksi peserta latihan dapat menyebutkan
beberapa faktor yang mempengaruhi produksi dengan benar
3. Melalui pengamatan peserta latihan dapat menyebutkan saluran-saluran distribusi
dengan benar.
4. Melalui diskusi tentang masalah kewirausahaan, peserta latihan dapat mengatasi
berbagai masalah dalam kewirausahaan dengan baik.
B. Uraian Materi
Untuk memenuhi semua kebutuhan manusia baik yang berupa barang maupun
jasa ternyata tidak mudah, tetapi memerlukan pengorbanan baik yang berupa tenaga,
pikiran, waktu, kesempatan. Dengan demikian barang dan jasa yang dibutuhkan
manusia harus diadakan melalui kegiatan ekonomi, di mana kegiatan tersebut meliputi
kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Oleh karena itu simaklah penjelasan
berikutnya.
1. Produksi
a. Pengertian Produksi
Pengertian produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit yang dimaksud produksi adalah
setiap kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang, sehingga jka tidak ada
wujud barang yang dihasilkan, maka kegiatan itu tidak termasuk produksi.
Sedangkan dalam arti luas yang dimaksud dengan produksi adalah setiap
kegiatan atau usaha untuk menciptakan atau meningkatkan ”nilai” kegunaan
suatu barang. Suatu barang dikatakan memiliki nilai kegunaan apabila barang
tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia. Tindakan untuk menciptakan
atau menambah nilai guna suatu barang dapat dilakukan dengan cara:
1. kegiatan untuk menciptakan barang baru, misalnya kegiatan pertanian,
perikanan, peternakan dan pertambangan;
2. kegiatan dengan cara mengubah bentuk, sehingga barang tersebut
meningkat kegunaannya. Misalnya kayu diubah menjadi meja, kursi, almari
dan sebagainya;
3. kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain yang
memerlukan, sehingga barang tersebut kegunaannya meningkat. Misalnya,
pasir di sungai dipindahkan ke kota tempat pembangunan;
4. mengatur waktu penggunaan suatu barang. Misalnya, padi pada waktu
panen harganya murah, kemudian disimpan dalam gudang dan pada saat
musim paceklik padi tersebut dijual;
5. kegiatan memindahkan hak milik, sehingga kegunaannya meningkat,
misalnya melaluui perdagangan. Misalnya, sebuah cangkul dan sabit yang
227
masih dimiliki oleh toko kegunaannya kurang, setelah dibeli dan mejadi
milik petani maka kegunaannya meningkat.
6. kegiatan menyediakan jasa. Misalnya, tindakan yang dilakukan seorang
dokter ketika sedang merawat pasien, seorang guru yang sedang mengajar
murid-muridnya, kegiatan perbengkelan, persewaan perkakas, perbankan,
asuransi dan sebagainya. Kegiatan produksi dapat dilakukan oleh
perseorangan, maupun oleh badan usaha. Badan usaha dapat berupa
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
Orang atau badan usaha yang kegiatannya memproduksi atau
menghasilkan barang disebut produsen, sedangkan barang yang dihasilkan
disebut produk atau output.
b. Faktor-faktor Produksi
Barang dan jasa yang digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan manusia
sebagian besar harus diproduksi. Untuk memproduksi barang dan jasa
diperlukan faktor-faktor produksi. Adapun yang dimaksud dengan faktor
produksi adalah sesuatu yang diperlukan dalam melakukan proses produksi.
Faktor-faktor produksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sumber daya alam (natural resources)
Yang dimaksud suberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh
alam yang dapat digunakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Sumber daya alam ini dapat berupa tanah, pasir, hewan, bahan-bahan
tambang dan sebagainya.Sumber daya alam dapat dikelompkkan menjadi
dua macam: (1) sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable
resources) dan (2) sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non
renewable resources),
2. Sumber Daya Manusia
Yang dimaksud sumber daya manusia adalah kemampuan atau usaha
manusia baik yang berupa jasmani maupun rohani, yang digunakan untuk
meningkatkan nilai guna suatu barang. Sumber daya manusia dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani.
Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang dalam melakukan pekerjaannya
dengan menggunakan pikiran, misalnya seorang pimpinan perusahaan,
pengarang, dan sebagainya. Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang
dalam melakukan pekerjaannya banyak menggunakan kemampuan fisiknya,
antara lain buruh, kuli, tukang becak, dan pesuruh.
c. Sumber Daya Modal (Capital Resources)
Sumber daya modal di sini adalah segala daya atau barang yang
dihasilkan untuk dipakai menghasilkan barang atau jasa selanjutnya. Contohnya
adalah uang, tanah, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, gedung, dan
sebagainya.
Dilihat dari asal atau sumber modal, maka modal dapat dibedakan
menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal
yang berasal dari pemilik atau calon pemilik. Modal asing adalah modal yang
228
berasal dari pinjaman baik yang berasal dari perseorangan atau perusahaan
bank.
Dilihat dari kepentingannya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal
pribadi dan modal masyarakat. Modal pribadi adalah modal yang digunakan
untuk menghasilkan barang/ jasa untuk memenuhi kepentingannya sendiri,
misalnya kendaraan pribadi yang disewakan, rumah yang disewakan, dan lainlain. Modal masyarakat adalah modal yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, misalnyamodal untuk membangun jembatan, jalan
raya, rumah sakit, dan sebagainya.
2. Distribusi
Distribusi adalah semua kegiatan untuk menyalurkan atau memindahkan
barang/ jasa dari produsen ke konsumen. Produsen adalah mereka yang menghasilkan
barang/ jasa. Sedangkan konsumen adalah mereka yang menggunakan atau memakai
barang/ jasa.
Dalam kenyataan hidup, produsen dan konsumen tidak selalu ada di wilayah
yang sama. Mungkin letak produsen berada di luar kota, sedangkan tempat tinggal
konsumen berada di kota atau sebaliknya. Barang-barang yang sudah diproduksi tidak
akan berguna jka jauh dari konsumen. Oleh karena itu, barang-barang tersebut harus
didekatkan kepada konsumen dengan cara disalurkan atau didistribusikan. Lembaga
atau orang yang bertugas menyalurkan barang dari produsen ke konsumen disebut
distributor.
a. Fungsi Distribusi
Sebagian besar barang-barang yang dihasilkan oleh produsen agar sampai ke
tangan konsumen memerlukan proses yang panjang. Tempat tinggal knsumen tidak
selalu berada dalam satu wilayah dengan produsen. Tempat tinggal konsumen tidak
sama, tetapi terpisah-pisah. Oleh karena itu untuk menyampaikan barang-barang dari
produsen ke konsumen kegiatan distribusi sangat penting. Tanpa adanya distribusi,
barang-barang yang dihasilkan tidak akan sampai ke konsumen. Dengan demikian
fungsi distribusi adalah: (1) menyalurkan barang-barang dari produsen ke konsumen;
dan (2) membantu memperlancar pemasaran, sehingga barang-barang yang dihasilkan
produsen dapat segera terjual kepada konsumen.
Dalam kegiatan distribusi, faktor waktu memegang peranan yang penting.
Kegunaan barang akan maksimal jika barang yang dibutuhkan itu dapat diperoleh pada
saat diperlukan. Sebaliknya distribusi yang tidak tepat waktunya akan menimbulkan
kerugian bagi produsen atau konsumen, yaitu produsen kehilangan keuntungan dan
konsumen kepuasannya berkurang.
b. Saluran distribusi
Menurut Vernon dan Jackson (1994) sebagaimana dikemukakan oleh
Winataputra (2003), jenis saluran distribusi berdasarkan intensitasnya dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1) Bentuk intensif yaitu jenis saluran yang memanfaatkan banyak pedagang besar dan
kecil;
229
2) Bentuk selektif yaitu jenis distribusi yang hanya memanfaatkan beberapa grosir
dan sejumlah kecil pengecer;
3) Bentuk eksklusif yaitu saluran distribusi yang hanya melibatkan satu perantara
dalam lingkungan masyarakat tertentu untuk menangani produk.
c. Lembaga-Lembaga Distribusi
Keberadaan lembaga distribusi sangat penting dalam kegiatan ekonomi, karena
melalui lembaga distribusi inilah barang-barang produksi dari produsen dapat dijual ke
konsumen.Adapun lembaga-lembaga distribusi itu adalah sebagai berikut:
1) Grosir (wholesaler) adalah pedagang perantara yang membeli barang dagangan
untuk dijual kembali terutama kepada pengusaha lain bukan kepada konsumen.
Grosir berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan barang oduksi. Grosir
merupakan sumber pasokan yang penting bagi pengecer.
2) Agen adalah pedagang perantara yang tidak membeli dan memiliki barang yang
mereka jual. Agen biasanya dibayar dengan suatu komisi berdasarkan volume
penjualannya.
3) Pedagang eceran (Retailler) adalah suatu pedagang yang membeli barang-barang
dari produsen atau grosir kemudian menjualnya kepada konsumen. Pedagang
eceran meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan penjualan barang dan jasa
untuk konsumen terakhir.
3. Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan manusia untuk mengurangi atau menghabiskan guna
suatu barang. Selama masih hidup manusia memerlukan konsumsi, baik yang tinggal di
daerah pedesaan maupun yang tinggal di perkotaan. Setiap hari manusia berkonsumsi
baik berupa barang atau jasa. Berkurang atau hilangnya guna barang, karena
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Barang dan jasa merupakan alat untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Secara garis besar barang konsumsi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: (1) Barang konsumsi yang gunanya habis dalam satu kali
pemakaian, sehingga setelah digunakan barang tersebut menjadi tidak berguna lagi.
Sebagai contoh: makanan, minuman, buah-buahan, dan sebagainya. (2) Barang
konsumsi yang gunanya akan habis secara berangsur-angsur dan akhirnya akan rusak
atau habis kegunaannya. Misalnya meja-kursi, pakaian, sepatu, almari, radio, televisi,
handphone, dan sebagainya. Ada beberapa faktor yang mepengaruhi besar kecilnya
konsumsi seseorang, antara lain:
a. Tersedianya barang-barang yang dibutuhkan
Banyak sedikitnya konsumsi akan mempengaruhi konsumsi seseorang. Apabila
barang yang tersedia jumlahnya sedikit, maka mereka akan berusaha mengurangi
konsumsi.
b. Harga barang
Tinggi rendahnya barang konsumsi akan mempengaruhi banyak sedikitnya
konsumsi seseorang. Jika harga barang konsumsi tinggi, maka konsumsi akan
berkurang dan sebaliknya jka harga barang rendah maka konsumsi mereka
bertambah.
230
c. Penghasilan atau Pendapatan
Tinggi rendahnya penghasilan atau pendapatan seseorang akan mempengaruhi
banyak sedikitnya konsumsi. Jika seseorang memiliki penghasilan tinggi artinya
orang tersebut memiliki daya beli yang banyak, sehingga mereka mampu membeli
barang dalam jumlah yang banyak sehingga konsumsi juga banyak. Sebaliknya jika
pendapatan seseorang rendah, artinya daya beli yang dimilikinya juga rendah dan
barang yang dapat dibelinya juga sedikit, sehingga konsumsi juga sedikit.
4. Uang dan Kebijakan Pemerintah
Uang adalah benda (alat) yang digunakan untuk mengukur, menukarkan, dan
sekaligus untuk pembayaran barang dan jasa yang dipergunakan dalamkegiatan
ekonomi yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi.Dari uraian itu tampak
bahwa fungsi uang itu sebagai alat tukar yang memungkinkanseluruh transaksi
dikalukan dan sebagai alat satuan hitung untuk menghitung harga suatu benda.
Jenis uang dikelompokan berdasarkan bahan yaitu uang kertas dan uang logam,
berdasarkan lembaga yang mengeluarkan yaitu dikeluarkan Bank Sentral disebut uang
kartal yang terdiri dari uang kertas dan logam yang berlaku umum yang kita gunakan
sehari-hari.Uang giral dikeluarkan oleh bank umum dan dipergunakan sewaktu-waktu
untuk melakukan pembayaran oleh pihak tertentu menggunakan cek, bilyet, giro
Jenis uang berdasarkan nilai berarti perbandingan antar nilai bahan dan nilai
daya belinya. Uang dapat dikelompokkan sebagai:
a. Benilai penuh, yaitu uang yang bahannya ( nilai intrinksik) sama dengan nilai
nominalnya
b. Tidak bernilai penuh, yaitu yang nilai nominalnya ( nilai yang terkandung pada uang
kertas atau uang logam ) tidak sama dengan nilai bahan untuk membuat uang
tersebut.
Jenis uang berdasarkan pemakaian di dalam dan di luar negeri, uang dapat
dibedakan menjadi internal value, artinya kemampuan uang untuk membeli barang
atau jasa dalam suatu negara dimana uang itu dijadikan alat pembajaran resminya.
Sedangkan eksternal value, ialah kemampuan uang suatu negara untuk ditukarkan
dengan mata uang asing ( valuta asing )
Inflasi sangat erat kaitannya dengan masalah nilai uang. Nilai uang ditentukan
oleh harga barang-barang dan jasa yang dapat dibeli oleh uang tersebut. Inflasi
menyebabkan mengurangi daya beli uang dan tabungan karena inflasi sangat erat
berhubungan dengan jumlah uang yang terdapat dalam perekonomian.Upaya
mengatasi inflasi dikenal Kebijakan Moneter yang berupa politik diskonto, politik pasar
terbuka dan politik persediaan kas.
Deflasi merupakan lawan atau kebalikan dari inflasi. Dalam keadaan deflasi
jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu sedikit dibanding dengan jumlah
barang dab jasa yang tersedia di masyarakat yang menyebabkan kenaikan nilai secara
tajam tidak dapat dihindari
Devaluasi adalah penurunan nilai uang dalam negeri terhadap mata uang
dilakukan dengan sengaja oleh pemerintah.
Dalam rangka mendukung kemampuan sumber daya manusia dalam bidang
ekonomi dan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perekonomian nasional
231
sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat, Pemerintah telah
mengeluarkan Instruksi Presiden No 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan.
Dengan lahirnya Inpres tersebut lahirlah pengusaha-pengusaha di antaranya
Pengusaha Kecil. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa usaha kecil masih
belum dapat menunjukkan kemampuan peranannya secara optimal dalam
perekonomian nasional. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa usaha kecil masih
menghadapi berbagai hambatan dan kendala baik dari dalam lingkungannya maupun
yang datang dari luar lingkungannya dalam bidang produksi dan pengolahan,
pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, teknologi, serta iklim usaha yang
belum mendukung perkembangannya.
Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan kemapuan usaha kecil ,
pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan tentang perancangan usaha,
pendanaan, dan pembinaan.tetapi upaya yang telah dilakukan belum mencapai sesuai
sasaran yang diterapkan .
Pengangguran di Indonesia yang semakin meningkat per hari demi harinya,
kesempatan dan lowongan kerja yang minim, serta pendidikan yang rendah menjadi
pemicu setiap orang untuk mendirikan suatu usaha kecil dan menengah. Berwirausaha
kini menjadi trend di kalangan masyarakat Indonesia. Dengan hanya bermodalkan skill
dan kemampuan dalam mengelolanya mereka bisa mendapatkan profit yang cukup
menjanjikan.
Salah satu usaha pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran ialah
menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat karya. Namun kalangan orang yang
berpendidikan cenderung tidak tertarik dengan pekerjaan ini (berwirausaha), minat
mereka bekerja di kantoran lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan mereka semakin
besar keinginan mereka untuk menduduki kursi kantoran dengan jabatan yang tinggi.
Mereka tidak berani mengambil risisko besar seperti berwirausaha. Dalam hal ini
berarti mereka bekerja dengan orang lain hanya mengandalkan upah atau gaji.
Namun, apa pendapat mereka para wirausahawan sukses yang menembus
pasar nasional dan internasional? Mereka bekerja meniti kariernya sendiri dengan hasil
yang menjanjikan dan hanya bermodalkan skill dan kemampuan. Ya, mereka berani
mengambil risiko dalam dunia persaingan pasar. Bahkan mereka menggaji bukan
memberi gaji jika dibandingkan dengan mereka yang bekerja di perusahaan milik orang
lain.
Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan terobosan
baru dengan memilih berwirausaha. Namun pada prakteknya tidaklah mudah untuk
memulai suatu usaha. Rasa takut akan kegagalan dan kerugian pastinya selalu
menghantui para wirausahawan ketika akan memulai usahanya.
Niat dan keberanian dalam mengambil risiko adalah modal utama dalam
membuka usaha baru. Namun keberanian tanpa disertai dengan kemampuan
berwirausaha seringkali menjerumuskan kedalam situasi kegagalan yang
berkepanjangan.
232
C. Lembar Kerja
Diskusikan teman Anda permasalahan di bawah ini
1. Anda cermati dan amati proses produksi yang ada di sekitar anda, coba jelaskan
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sehingga produksinya bisa
berhasil
2. Rudi setelah lulus sarjana ekonomi mereka bekerja sebagai buruh pabrik. Ekonomi
orang tuanya cukup. Setelah ditanya temannya dia menjawab lebih enak bekerja
di pabrik dari pada memikirkan masalah yang macam-macam. Bagaimana
tanggapan Anda
D. Lembar Latihan
Untuk memperdalam Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.
1. Cobalah Anda jelaskan dan beri contoh usaha-usaha yang dilakukan untuk
menambah nilai guna suatu barang.
2. Kita mengenal lembaga distribusi grosir dan agen. Cobalah jelaskan perbedaan dan
persamaannya.
3. Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan kemampuan usaha kecil,pemerintah
telah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan.Coba sebutkan kebijaksanaan
tersebut, dan seberapa jauh capaian sasaran tersebut.
4. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi
barang.
233
BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
KETERAMPILAN BERBAHASA
A. Tujuan Antara
Melalui diskusi kelompok tentang cara meningkatkan keterampilan berbahasa
Indonesia, peserta pelatihan dapat menjelaskan cara-cara meningkatkan keterampilan
berbahasa.
B. Uraian Materi
Berbicara
Ket. Berbahasa Ind.
Menyimak
Membaca
Menulis
Face to face Communication
Resiprokal
Gambar 3.5.1
Non face to face
Communication
Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis mrpk satu kesatuan yang tidak
terpisahkan
1. Menyimak
1. Mendengar = terjadi secara kebetulan dan tidak disengaja sebelumnya
2. Mendengarkan = mulai ada faktor kesengajaan, tahapannya lebih tinggi
daripada mendengar
3. Menyimak
a. Faktor kesengajaan
b. Faktor pemahaman
c. Faktor penilaian
4. Memahami pesan melalui bahasa lisan
234
2. Berbicara
1. Hakikat berbicara = menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada
orang lain dengan bahasa lisan
2. Faktor-faktor pendukungnya:
a. Fisik (alat ucap, gestur, dan sebagainya)
b. Psikologis (stabilts emosi – runtut dalam bicara)
c. Neurologis (hubungan otak – mulut – telinga – dan sebagainya - aktif)
d. Semantik (makna)
e. Linguistik (kbhsaan) aturan gramatika
3. Proses Komunikasi
Reseptif
Produktif
Simbol
Saluran
Pesan
Gambar 3.5.2
4. Hubungan berbicara dengan keterampilan bahasa lain:
a. Berbicara dan menyimak: Keterampilan berbahasa langsung, bersemuka,
resiprokal
b. Berbicara dapat dipelajari melalui menyimak
c. Berbicara diperoleh sebelum membaca dan menulis
d. Berbicara cenderung kurang terstruktur daripada menulis
235
e. Keterampilan menyimak akan meningkatkan keterampilan menulis
f. Bunyi bahasa dan suara merupakan faktror penting dalam berbicara dan
menyimak
g. Performansi berbicara dan menulis berbeda, meskipun keduanya bersifat
produktif
3. Membaca
1. Hakikat Membaca:
1) Membaca sebagai proses aktivitas mental dan fisik
1) Aspek sensori: memahami simbol
2) Aspek perseptual: menginterpretasi simbol/kata
3) Aspek sekuensial: mengikuti pola urutan, logika dan gramatikal teks
4) Aspek asosiasi: menghubungkan simbol dengan kata yang
dipresentasikan
5) Aspek pengalaman: menghubungkan kata dengan pengalaman
6) Aspek berpikir
7) aspek afektif
2) Membaca sebagai produk: mengacu pada konskuensi kemampuan
berkomunikasi yang dilakukan pada saat membaca
2. Tujuan Membaca
a. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun
tertulis
b. Dengan membaca seseorang dapat:
1) Memperoleh informasi
2) Mencari sumber, menyimpulkan, menyaring, dan menyerap informasi
dari bacaan
3) Mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan menarik manfaat dari
bacaan.
3. Kategori Pemahaman Membaca
a. Pemahaman literasi: memahami informasi yang eksplesit dalam teks
b. Pemahaman inferensial: memahami informasi yang dinyatakan secara tidak
langsung
c. Pemahman kritis: kemampuan mengevaluasi materi teks
d. Pemahaman kreatif: kemampuan untuk mengungkapkan respons
emosional dan estetis terhadap bahasa
Pada saat Anda melayangkan pandangan mata mencari bahan yang akan Anda
baca, ada suatu proses membca yang Anda tempuh. Kegiatan membaca yang Anda
lakukan itu ada dua, yaitu: 1) Skimming dan 2) Scanning.
Membaca skimming adalah kegiatan membaca dengan cara melayangkan
pandangan mata ke seluruh halaman bacaan, kemudian menemukan suatu titik
penting sebagai hasil membaca itu. Membaca ini biasanya dilakukan untuk
menemukan ide pokok atau informasi utama sebuah bacaan. Membaca ini sudah Anda
lakukan tadi dalam menemukan wacana yang pantas atau ingin Anda baca.
236
Membaca scanning adalah kegiatan membaca dengan cara memusatkan mata
Anda pada bagian yang Anda perlukan dari sebuah bacaan. Pada membaca bagianbagian lain yang tidak diperlukan, diabaikan saja. Semua yang Anda perlukan itu sudah
Anda tetapkan sebelum proses membaca berjalan.
Untuk menentukan gagasan pokok sebuah paragraf dapat ditempuh dengan
cara sebagai berikut:
1) Memperhatikan paragraf sebagai suatu unit bacaan.
2) Membaca kalimat pertama dalam paragraf secara cermat. Biasanya kalimat
pertama paragraf merupakan pendukung ide pokok.
3) Jika kalimat pertama ternyata bukan kaliat topik, langkah berikutnya adalah
membaca kalimat terakhir dalam paragraf. Ada kalanya penulis meletakkan pikiran
utamanya pada kalimat terakhir.
4) Jika kalimat pertama ataupun kalimat terakhir tidak sebagai kalimat topik, langkah
yang diambil adalah memperhatikan semua fakta dalam paragraf secara teliti
untuk menemukan ide pokok.
5) Belajar mengenal kalimat dalam paragraf yang tidak mendukung.
6) Memperhatikan istilah bercetak tebal atau miring.
7) Menafsirkan pikiran menulis.
8) Membaca dengan tujuan akhir memperoleh fakta-fakta yang terinci yang dapat
menunjang pemahaman secara keseluruhan.
4. Menulis
a. Strategi Menulis Naskah Pidato
a. Mengumpulkan bahan
b. Membuat kerangka pidato
c. Menguraikan isi pidato
d. Struktur isi pidato
b. Tahap-tahap Penyusunan Naskah Pidato
a. Membatasi subjek
b. Menyusun ide pokok
c. Menyusun submateri
d. Mengisi materi pendukung
e. Memeriksa draf kasar
Menurut Weaver (1990: 179), secara umum di dalam proses penulisan terdiri
atas lima tahap, yaitu (1) persiapan penulisan (rehearsing), (2) pembuatan draft
(drafting), (3) perevisian (revising), (4) pengeditan (editing), dan (5) mempublikasikan
(publishing). Senada pendaat tersebut, Murray dalam Tompkins dan Hoskisson (1995:
88) ada lima tahap atau kegiatan yang dilakukan pada proses penulisan, yaitu (1)
prapenulisan (prewriting), (2) pembuatan draft (drafting), (3) perevisian (revising), (4)
pengeditan (editing), dan (5) pemublikasian (publishing/sharing).
C. Lembar Kerja
Agar orang senang dan terbiasa menulis maka mereka bisa berlatih dengan
menulis buku harian. Diskusi dengan kelompok Anda, hal apa saja yang dapat ditulis
dalam buku harian?
237
D. Lembar Latihan
Tulislah hasil kegiatan Anda sehari-hari, sesuai dengan urutan kejadiannya.
238
ASESMEN
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos. Pernyataan dibawah ini yang benar
…
A. Demos berarti pemerintahan, kratos berarti rakyat
B. Demos berarti kekuasaan, kratos berarti masyarakat
C. Demos berarti rakyat, kratos berarti kekuasaan
D. Demos berarti masyarakat, kratos berarti kerajaan
Pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat adalah
pengertian …
A. Pemerintahan dari rakyat
B. Pemerintahan oleh rakyat
C. Pemerintahan untuk rakyat
D. Pemerintahan oleh masyarakat
Pemerintahan untuk menjalankan kekauasaan atas nama rakyat bukan pribadi
atau elit birokrasi merupakan pengertian pemerintahan …
A. Untuk rakyat
B. Oleh rakyat
C. Dari rakyat
D. Untuk kepentingan masyarakat
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pak Sastro membuat meja kursi dari kayu
hasil kebunnya. Tindakan pak Sastro ini termasuk menciptakan nilai guna dengan
cara.....
A. Menciptakan barang baru
B. Memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain
C. Cara mengubah bentuk
D. Kegiatan menyediakan jasa
Modal utama dalam membuka usaha baru atau yang terkenal berwirausaha
adalah…..
A. Selalu melakukan terobosan bila menguntungkan
B. Pendidikan harus cukup tinggi
C. Niat dan keberanian dalam mengambil resiko
D. Pandai menjalin kemitraan
Pedagang perantara yang membeli barang dagangan untuk dijual kembali
terutama kepada pengusaha lain disebut…..
A. Grosir
B. Agen
C. Pedagang eceran
D. Pedagang perantara
Hal-hal di bawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
menyimak adalah faktor …
A. kesenjangan, pemahaman, semantik, penilaian
239
B. fisik, psikologi, neorologi, linguistik
C. pemahaman, penghayatan, ekspresi, mimik
D. pembicara, pembicaraan, situasi, penyimak
8. Ada berbagai macam metode pidato. Metode pidato yang cocok untuk acaraacara insidental atau mendadak adalah …
A. impromtu
B. ekstemporan
C. naskah/teks
D. menghafal
9. Tingkatan pemahaman bacaan seseorang berbeda. Jika seorang telah mampu
memahami informasi yang eksplisit dalam bacaan, maka berarti orang tersebut
telah memiliki pemahaman …
A. inferensional
B. literal
C. kritis
D. kreatif
10. Sebuah lampu memiliki tegangan (V) sebesar 100 Volt dengan hambatan (R) 25
Ohm. Kuat arus yang diperlukan adalah ....
A. 0,25 Ampere
B. 4 Ampere
C. 25 Ampere
D. 125 Ampere
11. Pada satu keluarga yang hidup sederhana menggunakan energi listrik tegangan
220 volt secara rutin. Setiap hari menyalakan lima buah lampu 20 watt selama 4
jam, dua buah lampu 10 watt selama 10 jam, kulkas 100 watt nonstop, dan
televise 75 watt selama 6 jam. Energi yang diserap oleh semua alat listrik selama
sehari sebesar....
A. 0,205 kwh
B. 2,88 kwh
C. 5,1 kwh
D. 3,1 kwh.
12. Hasil pengukuran arus listrik dalam rangkaian tertutup sebesar sebesar 0,2
ampere. Nilai hambatan listrik yang tertulis pada lampu 9 Ohm. Sumber tegangan
listrik yang terpasang pada rangkaian sebesar ….
A. 1,8 volt
B. 4,5 volt
C. 18 volt
D. 0,45 volt
13. Hasil dari 50 – 72 : 8  3 + 15 = ….
A. 8
B. 32
C. 38
D. 62
14. Operasi perkalian 26  37 dapat dinyatakan sebagai berikut, kecuali….
A. (20  37) + (6  37)
240
B. (26  30) + (26  7)
C. (20  30) + (6  7)
D. (20  30) + (20  7) + (30  6) + (67)
15. Dengan menggunakan sifat komutatif dan distributif perkalian terhadap
penjumlahan, maka bentuk (162  75) + (300  50) + (75  138) dapat diubah
menjadi ….
A. 50  300
B. 75  300
C. 125  300
D. 200  300
16. Jika seorang guru melakukan peragaan sebagai berikut. Mula-mula ia meletakkan 4
buah kertas berwarna hitam (bermuatan negatif) ke dalam papan peragaan.
Kemudian ia menambahkan lagi ke dalam papan peragaan tersebut 7 pasang
kertas bermuatan netral (7 buah kertas berwarna putih (bermuatan positif) dan 7
buah kertas berwarna hitam), lalu ia mengambil kembali 7 buah kertas berwarna
putih. Peragaan di atas memperlihatkan bentuk operasi hitung ...
A. (-4) + (-7)
B. 11 + (-7)
C. (-4) – (-7)
D. (-4) – 7
KUNCI JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C
A
B
C
C
A
D
A
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
B
B
C
A
C
C
C
D
241
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Budiardjo , Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia.
Cholis Sa’dijah, dkk..1997. Pendidikan Matematika II. Jakarta : Ditjen Dikti.
D’Augustine, C. Dan Smith, W.C. (Jr). 1992. Teaching Elmentary School Mathematics.
New York: Harper Collins.
Djoko Iswadji. 1998. Geometri II. Yogyakarta : P3G Matematika.
Faqih Samlawi, Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung : Maulana
Gatot Muhsetyo, dkk. 2002. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hidayat , Komaruddin dkk. 2008 . Pendidikan Kewargaan , Demokrasi Hak Asasi
Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta : ICCE UIN Syarif Hidayatullah.
Hidayati, Mujinem, Anwar Senen. Pengembangan Pendidikan IPS SD . Jakarta :
Depdiknas
Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. 1994. Guiding Children’s Learning of Mathematics.
Belmont: Wadswoth.
Laboratorium Pancasila IKIP Malang. Glosarium Sekitar Pancasila. Surabaya : Usaha
Nasional.
M. Faisal. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti.
Madjid, Nurcholis, 2000. “Asas-asas Pluralisme dan Toleransi dalam Masyarakat
Madani”, dalam makalah Lokakarya Islam dan Pemberdayaan Civil Society di
Indonesia, kerja sama IRIS Bandung-PPIM Jakarta-The Asia Foundation.
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Ditjen Dikti Depdiknas.
Soewito, dkk. 1992. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman. 1986. Ilmu Bilangan. Jakarta : Karunika.
Sumaatmadja, Nursid, 2006. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka.
http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/
242
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Anarkis
Bilangan ganjil
Bilangan genap
Capital resources
Demokrasi
Devaluasi
Distribusi
Ekstensifikasi
Inflasi
Natural resources
Produksi
Retailer
Wholesaler
: Orang / kelompok yang melakukan tindakan merusak atau
membuat kekacauan di suatu tempat atau wilayah negara .
: Bilangan bulat yang dapat dinyatakan dalam bentuk 2m + 1
untuk suatu bilangan bulat m.
: Bilangan bulat yang dapat dinyatakan dalam bentuk 2m untuk
suatu bilangan bulat m.
: Sumber daya modal
: Pemerintahan dari , oleh dan untuk rakyat
: Menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
luar negeri
: Semua kegiatan untuk menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen
: Meningkatkan produksi dengan cara menambah factor produksi
yang digunakan
: Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang
dihitung dalam presentase
: Sumber daya alam
: Setiap kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang
: Pedagang eceran
: Grosir
243
PETA KEDUDUKAN MODUL
Kesehatan
Komunikan
Komunikato
r
Umpan Balik
244
Menghitung persentase dan
kebutuhan energi yang
dibutuhkan tubuh setiap
hari.
245
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan), kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Memiliki tubuh yang sehat merupakan keinginan
setiap orang, karena dengan tubuh yang sehat, maka kita dapat melakukan berbagai
aktivitas kehidupan sesuai profesi kita masing-masing.
Ukuran sehat yaitu ketika kita mampu menjaga daya tahan tubuh dari berbagai
serangan penyakit. Untuk menjaga agar tubuh tetap sehat, maka perlu ada
pemeliharaan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan/atau perawatan. Kita harus selalu menjaga agar tubuh tetap bugar dan
mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap berbagai serangan penyakit.
Untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat dalam melakukan berbagai aktivitas
kehidupan, maka kita harus mempelajari beberapa pengetahuan terkait, diantaranya
sebagai berikut:
1. Cara menjaga keseimbangan antara kebutuhan tubuh dan makanan yang
diperlukan.
2. Cara kita mendisiplinkan diri untuk menjaga kesehatan tubuh.
3. Cara menghitung persentase dan kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh setiap
hari.
4. Cara membelajarkan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan sastra pada
wacana dengan tema kesehatan.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan
profesi guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini
terdapat lima tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi,
(3) tema kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema
dan subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar
berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan smua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Kesehatan secara holistik.
246
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
A.
1.
2.
3.
4.
Tujuan Antara
Menyebutkan paling sedikit 8 organ pencernaan manusia.
Menjelaskan mekanisme pencernaan pada manusia.
Menjelaskan gangguan kesehatan pada system pencernaan manusia.
Menunjukkan kemauan untuk menjaga kesehatan tubuh.
B. Uraian Materi
Kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh pola makan sehari-hari. Agar
manusia tetap sehat maka sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan seimbang.
Seimbang mengandung arti (1) keseimbangan antara jenis-jenis makanan, dan (2)
seimbang antara makanan yang dikonsumsi sesuai dengan jumlah kebutuhan.
Proses pencernaan pada manusia merupakan suatu proses yang melibatkan
organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Proses pencernaan, organorgan pencernaan, dan kelenjar pencernaan merupakan sistem. Sistem pencernaan
berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap
diserap oleh sel-sel tubuh.
Selanjutnya marilah kita pelajari alat-alat pencernaan yang terdiri atas saluran
pencernaan yang memanjang mulai dari mulut hingga ke anus dan kelenjar
pencernaan.
1. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan atau alat-alat pencernaan terdiri dari mulut (rongga mulut),
tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
a. Rongga Mulut
Pada rongga mulut makanan mulai dicernakan baik secara mekanis maupun
secara kimiawi. Pencernaan secara mekanis dikunyah oleh gigi dan lidah.
Pencernaan secara kimiawi dilakukan oleh kelenjar air ludah (glandula
salivales).
b. Lidah (Lingua)
Dalam proses pencernaan lidah mempunyai beberapa fungsi penting, yaitu (1)
membantu mengaduk makan yang ada di dalam rongga mulut, (2) membantu
mendorong makanan pada waktu menelan, (3) mempertahankan makanan
agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah, (4)
sebagai indra pengecap.
c. Tekak (Faring)
Tekak (faring) merupakan bagian belakang mulut yang sekaligus merupakan
bagian atas tenggorokan. Pada faring terdapat lubang yang terletak dibagian
yang menuju tenggorokan. Lubang ini disebut glotis. Glotis mempunyai klep
yang disebut epiglotis. Epiglotis bersifat lentur dan berfungsi untuk mencegah
makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Hal tersebut dapat terjadi
dengan cara epiglottis menutup saluran pernapasan sehingga makanan masuk
247
ke dalam kerongkongan. Panjang faring kira-kira 7 cm. Makanan yang sudah
dicerna kemudian akan masuk ke dalam kerongkongan.
Gambar 4.2.1 Struktur pencernaan makanan pada manusia
sumber:http://ezzahhidayati.blogspot.com/2011/05/bab-v-sistempencernaan-makanan.html
d. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan
bolus dari mulut menuju ke lambung. Pada kerongkongan tidak terjadi proses
pencernaan. Masuknya makanan dari kerongkongan ke lambung disebabkan
oleh gerak peristaltik. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi
otot secara bergantian pada lapisan otot polos yang tersusun secara
memanjang dan melingkar.
e. Lambung (Ventrikel)
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan berupa kantung besar terletak
dalam rongga perut di sebelah bawah tulang rusuk terkhir agak ke kiri. Di dalam
lambung, makanan dicerna secara kimiawi dengan bantuan enzim yang disebut
pepsin. Pepsin berperan mengubah protein menjadi pepton. Saat terjadi proses
pencernaan pada lambung, otot-otot dinding lambung berkontraksi. Hal
tersebut menyebabkan makanan akan tercampur dan teraduk dengan enzim
serta asam klorida. Secara bertahap, makanan akan menjadi berbentuk bubur
atau kim. Kemudian, makanan yang telah mengalami pencernaan akan
bergerak sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
248
Di dalam lambung terdapat asam klorida (HCl) atau getah lambung atau asam
lambung yang menyebabkan lambung menjadi asam. Asam lambung dihasilkan
oleh dinding lambung. Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut
(http://biologi.blogsome.com/2011/01/05/sistem-pencernaan-pada-manusia/)
antara lain (1) mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah
lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin, (2) mengasamkan
lambung sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung, (3)
mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua
belas jari, dan (4) merangsang sekresi getah usus.
f. Usus Halus (Intestinum Tenue)
Usus halus bentuknya berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 8,25 meter, lebar
25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili
berfungsi memperluas permukaan usus halus sehingga berpengaruh terhadap
proses penyerapan sari makanan ke dalam peredaran darah. Usus halus terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu: (1) usus dua belas jari (deudenum) panjangnya
sekitar 0,25 m, (2) usus kosong (yeyenum) panjangnya sekitar 7 m, dan (3) usus
penyerapan (ileum) panjangnya sekitar 1 m. Pencernaan yang terjadi di dalam
usus halus bersifat pencernaan kimiawi. Di dalam usus halus terdapat vili yang
berfungsi menyerap sari-sari makanan.. penyerapan terdapat bagian yang di
sebut vili. Vili banyak mengandung pembuluh darah sebagai sarana transportasi.
Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi
molekul-molekul glukosa. Molekul-molekul protein dicerna menjadi molekulmolekul asam amino. Molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan
asam lemak. Getah pankreas yang berasal dari pankreas mengalir melalui
saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam getah pancreas terdapat tiga
macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin
membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam
pemecahan pati.
1) Penyerapan Karbohidrat.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida. Monosakarida yang
sangat penting adalah glukosa. Glukosa disalurkan ke seluruh tubuh yang
membutuhkan melalui peredaran darah untuk dioksidasi sehingga
menghasilkan energy guna melakukan aktivitas hidup. Kelebihan glukosa
diubah menjadi glikogen sebagai cadangan energi.
2) Penyerapan Protein.
Protein diserap dalam bentuk asam amino oleh kapiler darah usus. Dari
usus, asam amino diangkut ke hati dan di dalam hati asam amino akan
diubah sesuai dengan kebutuhan.
3) Penyerapan Lemak
Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserin.Asam lemak dan
gliserin diserap oleh pembuluh kil.Mekanisme penyerapan lemak adalah
sebagai berikut.
a) Asam lemak direaksikan dengan asam karbonat membentuk senyawa
sabun yang diserap oleh sel jonjot usus.
b) Gliserin diserap oleh sel jonjot usus.
249
c) Di dalam sel jonjot usus dilepaskan asam karbonat sedangkan asam
lemak dan gliserin membentuk lemak. Kemudian lemak diangkut oleh
pembuluh kil menuju ke vena bawah selangka.
g. Usus Besar (intestinum Crassum)
Usus besar terdiri atas usus tebal (kolon) dan poros usus (rektum).Makanan
yang kita makan tidak semuanya diserap oleh ileum. Makanan yang tidak
diserap ini akan masuk ke dalam kolon dan di dalam kolon, sisa makanan akan
dibususkkan oleh bakteri Escherichia coli yang terdapat di dalam kolon.
h. Anus
Anus adalah lubang yang merupakan muara akhir dari saluran pencernaan.
Dinding anus terdiri atas dua lapis otot, yaitu otot lurik dan otot polos. Otot
lurik yaitu lapisan otot yang langsung membatasi lubang anus, sedangkan otot
polos yaitu yang terdapat di dalamnya.
2. Gangguan Pada SistemPencernaan Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola
makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan.Di antara gangguangangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada
infeksi usus buntu (apendisitis).
a. Diare
Diare merupakan gangguan yang disebabkan infeksi pada kolon. Infeksi ini terjadi
karena bakteri tertentu (misalnya E.coli, V.cholerae, dan Aeromonas sp.) atau
sebab-sebab lain misalnya stes, makanan tertentu. Hal tersebut mengganggu
proses penyerapan air sehingga feses keluar dalam bentuk cair. Mekanisme diare
apabila kim dari lambung mengalir ke usus halus terlalu cepat maka feses banyak
mengandung air. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garamgaram mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
b. Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus halus bergerak sangat lambat. Akibatnya,
air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit
disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan
berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
c. Tukak Lambung / maag (Ulkus)
Mag adalah peradangan yang terjadi pada dinding lambung. Hal tersebut
disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung terlalu banyak sehingga mengikis
dinding lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung
sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Tukak lambung dapat pula disebabkan
oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain
adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti
alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan
produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding
lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung.
Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan
250
tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung.
Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut
apendisitis.
C. Lembar Kerja
Lembar kerja I.
1. Perhatikan tayangan video animasi proses pencernaan pada manusia.
2. Catat mekanisme perjalanan bahan makanan mulai dari mulut sampai dengan
anus.
Lembar kerja II.
1. Diskusikan hasil pengamatan dengan teman dalam kelompok.
2. Ambil kartu-kartu gambar dalam amplop.
3. Pisahkan kartu-kartu gambar menurut jenis makanan.
4. Buatlah tabel dan tuliskan nama-nama jenis makanan sesuai tabel.
5. Lakukan presentasi di depan kelas.
Lembar kerja III.
A. Dengan menggunakan kartu gambar susunlah komposisi menu makanan untuk
konsumsi :
a. Sarapan pagi.
b. Makan siang.
c. Makan malam.
B. Tuliskan penjelasan alasan pemilihan komposisi.
D. Alat dan bahan
1. Video animasi proses pencernaan pada manusia.
2. Paket kartu gambar makanan 1 amplop berisi :
a. Kartu gambar makanan pokok = 5 macam
b. Kartu gambar lauk
= 5 macam
c. Kartu gambar sayuran
= 5 macam
d. Kartu gambar buah-buahan
= 5 macam
e. Kartu gambar susu
= 5 macam
251
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
PECAHAN DAN PEMBELAJARANNYA
A.
1.
2.
3.
4.
Tujuan Antara
Membedakan jenis-jenis pecahan.
Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada pecahan.
Menentukan hasil operasi hitung campuran pecahan.
Menggunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan
pembelajaran pecahan dan operasinya kepada siswa SD.
B. Uraian Materi
Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan), kesehatan adalah
keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Memiliki tubuh yang sehat merupakan keinginan
setiap orang, karena dengan tubuh yang sehat, kita dapat melakukan berbagai aktivitas
kehidupan sesuai profesi kita masing-masing.
Keadaan kesehatan rakyat Indonesia pada umumnya belum memuaskan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian didapat bahwa 30-40% masyarakat pekerja
kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa
anemia (Evy Nurhidayah, 2012). Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan
bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal.
Untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat sehingga dapat melakukan berbagai
aktivitas kehidupan, kita harus mengetahui kebutuhan energi tubuh kita setiap
harinya. Sebagai contoh kita harus mengetahui berapa persen kebutuhan karbohidrat,
protein, lemak dan vitamin setiap harinya. Terkait hal itu kita harus mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang jenis makanan dan kandungan gizinya serta mampu
menghitung kebutuhan gizi yang kita perlukan.
Untuk dapat menghitung berapa kebutuhan energi yang kita butuhkan, seperti
persen kebutuhan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin setiap harinya, kita harus
mengetahui tentang hitung campuran, khususnya pada pecahan. Oleh karena itu,
marilah kita membahas mengenai pecahan dan cara pembelajarannya.
1. Pecahan
Pecahan adalah suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan terurut
a
dari bilangan bulat a dan b, dan dilambangkan dengan , dengan b  0. Pada
b
a
pecahan , a disebut pembilang dan b disebut penyebut.
b
2. Jenis-jenis Pecahan
Ditinjau dari perbandingan besar nilai pembilang dan penyebut, pecahan
dibedakan menjadi dua (2) yaitu :
a. Pecahan Sejati (Pecahan Murni)
252
Pecahan sejati adalah pecahan yang nilai positif pembilang lebih kecil dari nilai
positif penyebut.
5 9
2
Contoh 1. , - ,
adalah contoh-contoh bilangan pecahan sejati
7 10
3
b. Pecahan Tidak Sejati (Pecahan Campuran)
Pecahan tidak sejati adalah pecahan yang nilai positif pembilang lebih besar
dari nilai positif penyebut.
10 12 1
Contoh 2.
,, 2 adalah contoh-contoh bilangan pecahan tak sejati.
4
7
9
10
10
3
3
Pecahan tak sejati
dapat ditulis dalam bentuk 1 , yang berarti
=1 .
7
7
7
7
3
Pecahan dalam bentuk 1 disebut pecahan campuran. Jadi pecahan campuran
7
adalah pecahan yang penulisannya merupakan gabungan dari bilangan bulat
dan pecahan sejati.
Ditinjau dari nilai pembilang atau penyebutnya, dan hubungan antara
pembilang dan penyebut, pecahan dibedakan menjadi:
1) Pecahan Sederhana
Pecahan sederhana adalah pecahan yang FPB (Faktor Persekutuan
Terbesar) dari pembilang dan penyebutnya adalah 1.
7 2 5
Contoh 3. - ; ;
adalah contoh-contoh pecahan sederhana karena
5 3 3
FPB dari pembilang dan penyebutnya adalah 1.
2) Pecahan Senama
Pecahan senama adalah pecahan yang penyebutnya sama.
2 3 1
Contoh 4.
;
;
adalah contoh-contoh pecahan senama karena
4 4 4
penyebutnya sama.
3) Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah pecahan yang penyebutnya berbentuk 10 n atau
jumlahan dari pecahan-pecahan yang penyebutnya berbentuk 10 n dengan n
bilangan asli.
1
1
1
2
Contoh 5.
;
;
;
; 0,03 adalah contoh-contoh pecahan
10 100 1000 100
desimal.
3. Penjumlahan Pecahan
a
c
Diketahui
dan
bilangan-bilangan pecahan dengan b ≠ 0, d ≠ 0.
b
d
a c ad  bc
a
a
c
c
Penjumlahan dari dan , ditulis + , didefinisikan dengan:  
.
b d
b
b d
bd
d
Contoh 6.
253
3 2 3  5  4  2 15  8 23
 


4 5
45
20
20
Teorema 1
a b
b
a
a b
dan pecahan-pecahan dengan c ≠ 0, maka + =
.
c
c
c
c
c
105
161
5.21 8.7
56
5
8
Contoh 7.
+
=
+
=
+
=
21
7.21 7.21 147 147 147
7
Sifat-sifat penjumlahan pecahan:
1) Tertutup, yaitu jika x dan y pecahan-pecahan maka x + y juga pecahan.
2) Pertukaran (Komutatif), yaitu jika x dan y pecahan-pecahan maka berlaku x + y =
y + x.
3) Sifat Asosiatif (Pengelompokan), yaitu jika x, y dan z pecahan-pecahan maka (x + y)
+ z = x + (y + z).
4) Mempunyai elemen identitas yaitu 0, dan berlaku x + 0 = 0 + x = x untuk setiap
pecahan x.
Jika
4. Pengurangan Pecahan
a
a
c
Diketahui dan
pecahan-pecahan dengan b  0, d  0, penguranga dengan
d
b
b
ad  bc
a c
a
c
c
, ditulis - , didefinisikan 
=
.
d
d
b d
b
bd
Teorema 2
a b
b
b
a
a
Jika dan pecahan-pecahan dengan c  0 maka  =
.
c
c
c
c
c
Pada pengurangan yang berlaku hanya sifat tertutup, yaitu jika x dan y
pecahan-pecahan maka x – y pecahan.
5. Perkalian Pecahan
a
c
a
Diketahui
dan
pecahan-pecahan dengan b  0, d  0. Perkalian
d
b
b
c
a
c
a c
ac
dengan
ditulis 
didefinisikan 
=
.
d
d
b
b d
bd
Sifat-sifat Operasi Perkalian :
a. Pertukaran (komutatif), yaitu jika x dan y pecahan-pecahan maka x . y = y . x
b. Tertutup, yaitu jika x dan y pecahan-pecahan maka x . y juga pecahan.
c. Assosiatif (pengelompokan), yaitu jika x, y dan z pecahan-pecahan maka (x.y)z =
x (y . z).
d. Mempunyai elemen identitas 1, yaitu jika x pecahan maka x . 1 = 1 . x = x
254
a
pecahan dengan a  0 dan b 
b
b
a
0 maka x mempunyai invers terhadap operasi perkalian yaitu
dan berlaku
b
a
b b a
. = . =1
a a b
f. Sifat Distributif (Penyebaran)
1) Distributif (penyebaran) kiri, yaitu jika a, b dan c pecahan-pecahan, maka
a×(b+c) = a×b +a×c.
2) Distributif (penyebaran) kanan, yaitu jika a, b dan c pecahan-pecahan, maka
(b+c) × a= b×a + c×a.
e. Setiap elemen mempunyai invers, yaitu jika x =
6. Pembagian Pecahan
a
a
c
Diketahui
dan
pecahan-pecahan dengan b  0, c  0, d  0. Pembagian
d
b
b
a c
a c
a d
c
dengan
ditulis :
didefinisikan :
= x
d
b d
b d
b c
7. Pecahan Ekuivalen
Adalah pecahan yang mempunyai nilai yang sama atau pecahan yang senilai atau
seharga. Sifat-sifat pecahan ekuivalen:
a
c
a. Pecahan
dan , dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0 dikatakan pecahan ekuivalen ditulis
d
b
a
c
=
jika hanya jika a  d = b  c.
b d
2 10
Contoh 8. =
sebab 2  15 = 3  10
3 15
a
c
b. Pecahan
dan , dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0 dikatakan pecahan ekuivalen ditulis
d
b
a
c
=
jika dan hanya jika c = m  a dan d = m  b untuk suatu bilangan bulat
d
b
m.
2 10
Contoh 9. =
sebab 10 = 2  5 dan 15 = 3  5
3 15
8. Relasi Urutan Pecahan
a
a
c
Diketahui dan
adalah pecahan-pecahan dengan. Pecahan
dikatakan
b
b
d
a
c
c
c
e
kurang dari , ditulis <
jika terdapat pecahan positif
sehingga berlaku
b
d
d
d
f
a
e
= + .
b
f
255
Contoh 10.
+
8
9
1
9
8
<
sebab terdapat pecahan positif
sehingga berlaku
=
12 12
12
12 12
1
.
12
Teorema 3
b
a
a
dan
adalah pecahan-pecahan dengan c > 0. Pecahan
c
c
c
b
a b
dikatakan kurang dari , yaitu < jika dan hanya jika a < b.
c
c
c
Diketahui
Contoh 11.
5
2
a. 3  3 sebab 3 > 0 dan 2 < 5
 5 1
b. 4 < 4 sebab 4 > 0 dan -5 < -1
Teorema 4
Diketahui
a
c
dan
pecahan-pecahan dengan b > 0 dan d > 0.
d
b
a
c
<
 a  d < b  c.
b d
Contoh 12. Perhatikan bahwa
2 4
< sebab 2  5 < 3  4.
3 5
Penyelidikan :
Menjaga
keseimbang
an antara
Membelajar
kan
menyimak,
Mendisiplin
kan diri
untuk
9. Pembelajaran Pecahan
Untuk memperkenalkan konsep pecahan kepada siswa SD/MI perlu diberikan
peragaan dengan mengambil contoh pengalaman-pengalaman yang dialami siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Peragaan yang dapat dipakai untuk menanamkan konsep
pecahan beserta operasi-operasinya di antaranya: 1) Benda konkret, 2) Luas daerah,
dan 3) Garis Bilangan.
Contoh 13. (Pecahan didasarkan atas himpunan bagian)
Misal Amir mempunyai 9 kelereng, dengan perincian 2 kelereng berwarna
hitam dan 7 kelereng berwarna putih.
256
Perbandingan banyaknya kelereng yang berwarna hitam terhadap keseluruhan
2
kelereng adalah 2 : 9 atau . Sedangkan perbandingan banyaknya kelereng
9
7
yang berwarna putih terhadap keseluruhan kelereng adalah 7 : 9 atau .
9
Contoh 14. (Pecahan didasarkan atas pembagian benda)
Daerah persegi panjang tersebut dibagi menjadi 3 bagian yang sama besarnya.
Daerah yang diarsir menempati 1 bagian dari 3 bagian keseluruhan. Oleh
1
karena itu daerah yang diarsir menyatakan pecahan .
3
10. Pembelajaran Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang cara penulisannya berbeda
tetapi mempunyai nilai yang sama atau menyatakan bilangan yang sama. Secara
a
a
c
c
matematika, dua pecahan
dan
dikatakan senilai, ditulis
=
jika a  d = b  c.
b
b
d
d
Pecahan senilai disebut juga dengan pecahan ekuivalen.
Contoh 15.
1
Satu bagian dari 2 bagian ditulis
2
Dua
bagian dari 4 bagian ditulis
2
4
Empat bagian dari 8 bagian ditulis
4
8
Jika dibandingkan yaitu dengan cara menghimpitkan daerah yang satu dengan
daerah yang lain maka akan diperoleh bahwa ketiga daerah yang diarsir pada diagram
tersebut sama besar. Oleh karena pecahan-pecahan yang menyatakan ketiga daerah
1
2 4
tersebut ekuivalen satu dengan yang lain, yaitu = = .
2 4 8
11. Pembelajaran Membandingkan Pecahan
Terdapat beberapa cara mengurutkan pecahan, yaitu:
(1). Dengan membandingkan besar daerah yang mewakili suatu pecahan.
(2). Dengan membandingkan letak titik pada garis bilangan yang mewakili suatu
pecahan.
(3). Dengan menyamakan penyebutnya, dengan menggunakan pecahan senama
2
5
Contoh 16. Bandingkan
dan .
6
3
Pembahasan:
257
Cara I:
2
3
5
...... (2)
Lima bagian dari 6 bagian ditulis
6
2
Apabila dibandingkan besarnya daerah yang menyatakan pecahan
yaitu
3
5
daerah (1) dengan daerah yang menyatakan pecahan
yaitu daerah (2), maka
6
terlihat bahwa daerah (2) lebih besar (lebih menjorok ke kanan) daripada dearah
2
5
(1). Oleh karena itu diperoleh bahwa
< .
6
3
........ (1)
Dua bagian dari 3 bagian ditulis
Cara II:
=
<
=
0
Berdasarkan garis bilangan tersebut dapat dilihat bahwa titik yang mewakili
2
5
bilangan
letaknya di sebelah kanan titik yang mewakili bilangan . Jadi
6
3
2 5
diperoleh < .
3 6
12. Pembelajaran Penjumlahan Pecahan
a. Penjumlahan Pecahan dengan Penyebut Sama
1
2
Contoh 17.
+ = ........
4 4
+
1
4
2
4
1
2
3 1 3
Diperoleh
+ =
=
4
4
4 4
+
b. Penjumlahan Pecahan dengan Penyebut Berbeda
258
=
=
3
4
Untuk menjumlahkan pecahan yang penyebutnya berbeda, kita harus
mencari pecahan-pecahan yang senilai dengan pecahan terjumlah maupun
penjumlah sehingga diperoleh pecahan-pecahan yang penyebut sama.
1
2
Contoh 18.
+ =............
2 3
Pembahasan: Cara I
0
1
2
2
3
1 3

2 6
2 4

3 6
Berdasarkan diagram terlihat bahwa daerah hasil penggabungan menempati
7 bagian dari 6 bagian keseluruhan.
1
2 3 4 3 4 7

Oleh karena itu diperoleh: + =  
6
6
2 3 6 6
Cara II:
1
2
3
4
Perhatikan bahwa = =
= = ....
2 4
6
8
2
4
6
8
Juga diperoleh bahwa =
=
=
= ....
3
6
9 12
1
2 3 4
7
3 4
Jadi + = +
=
=
6
6
2 3 6 6
13. Pembelajaran Pengurangan Pecahan
a. Pengurangan Pecahan dengan Penyebut Sama
3 2
Contoh 19.
- = ........
4 4
259
+
1 3 2
3 2
- = 
4
4 4
4
Diperoleh:
b. Pengurangan Pecahan dengan Penyebut Berbeda
Untuk melakukan pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda, kita
harus mencari pecahan-pecahan yang senilai dengan pecahan terkurang
maupun pengurang sehingga diperoleh pecahan-pecahan yang penyebut sama,
kemudian dijumlahkan pembilangnya dan dibagi dengan penyebutnya.
1
2
Contoh 20.
- =............
3
2
Pembahasan:
Cara I:
+
2
3
2 4

3 6
diambil
bagian
Berdasarkan diagram terlihat bahwa daerah hasil pengurangan
menempati 1 bagian dari 6 bagian keseluruhan. Oleh karena itu diperoleh:
1
2
4 3 43 1

- =  
6
6
3
2 6 6
Cara II:
1
3
2
4
Perhatikan bahwa = =
= = ....
6
8
2 4
6
2
4
8
Juga diperoleh bahwa =
=
=
= ....
9 12
6
3
1 4 3 43
2
1
Jadi
- = - =
=
6
6
3
2 6 6
14. Pembelajaran Perkalianan Pecahan
a. Perkalian Bilangan Asli dengan Pecahan
1
Contoh 21. 3  = ....
2
260
Pembahasan:
+
+
Berdasarkan diagram terlihat bahwa daerah hasil penggabungan menempati 6
6
bagian dari 4 bagian keseluruhan atau
atau dapat dipandang sebagai 1 utuh
4
1
1
ditambah atau 1 .
2
2
1
3 1 1 1
1
Hal ini berarti bahwa 3  =1 = = + + .
2
2 2 2 2
2
b. Perkalian Pecahan degan Bilangan Asli
2
Contoh 22.  6 = ....
3
Pembahasan:
2
2
 6 dapat diartikan sebagai bagian dari 6.
3
3
4
Diub
ah
Diga
bun
Dia
mbil
0
2
2
3
bagiannya ternyata sama dengan 4. Jika setiap skala dibagi lagi menjadi 3
bagian yang sama, maka posisi 4 akan menempati 12 bagian dari 3 bagian atau
12
.
3
12
2
26
Jadi  6 = 4 =
=
3
3
3
Garis bilangan dari 0 sampai 6 dibagi menjadi 3 bagian yang sama, dan
261
c. Perkalian Pecahan dengan Pecahan
3 2
Contoh 23.  = .....
4 5 Mene
Pembahasan:
mpati
2 Di
ba
gi
6
Untuk menentukan hasilnya ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Pembilang : Banyaknya daerah persegi panjang yang merupakan irisan dari
2
3
daerah yang dibatasi oleh dan .
5
4
Penyebut : Banyaknya daerah persegi panjang pada daerah persegi yang
panjang sisi-sisinya satu satuan panjang.
Daerah yang panjang dan lebarnya sama dengan satu ternyata dibagi menjadi
2
20 bagian yang sama. Sedangkan daerah persegi panjang yang panjangnya
5
3
dan lebarnya menempati 6 bagian dari 20 bagian keseluruhan.
4
3 2
3 2
6
Jadi  =
=
.
4 5 20 4  5
15. Pembelajaran Pembagian Pecahan
a. Pembagian Bilangan Asli dengan Pecahan
1
Contoh 24. 3 : = ....
2
Pembahasan:
1
1
3:
dapat diartikan sebagai: berapa banyaknya -an di dalam 3.
2
2
262
Berdasarkan diagram terlihat bahwa apabila 3 dibagi-bagi ke dalam
1
1
1
2
-an diperoleh 6 buah pecahan -an. Jadi 3 : = 6 = 3 .
2
2
2
1
b. Pembagian Pecahan degan Bilangan Asli
Contoh 25.
1
: 2 = ....
2
1
apabila dibagi 2 akan
2
1
1
1 1 1
memperoleh 2 buah -an. Jadi : 2 = =  .
4
2
4 2 2
c. Pembagian Pecahan dengan Pecahan
1 1
Contoh 26. : = .....
2 4
1 1
1
Pembahasan: : dapat diartikan sebagai: ada berapa buah -an
2 4
4
1
di dalam , diperagakan:
2
Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa
1
apabila dibuat menjadi
2
1 4
1 1
1
1
-an akan memperoleh 2 buah -an. Jadi : = 2 = 
2 1
2 4
4
4
Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa
C. Lembar Kerja
1. Bagaimana cara menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan pada
pecahan yang selama ini Anda lakukan? Bandingkan dengan cara yang dibahas
dalam modul ini.
2. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara menanamkan konsep pecahan
ekuivalen.
3. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara menanamkan konsep perkalian
dan pembagian pada pecahan dengan model luas daerah.
D. Lembar Latihan
263
1. a. Dengan menggunakan model garis bilangan, berikan penjelasan untuk
1 2 3
menerangkan kepada siswa SD bahwa  
3 6 9
b. Dengan menggunakan model luas daerah pada bidang datar, berikan
1 1 35
penjelasan untuk menerangkan kepada siswa SD bahwa 2  1 
.
3 4 12
2. Selesaikan dengan proses dan langkah-langkah yang tepat!
11
a. Ubahlah pecahan
ke dalam bentuk penjumlahan dua pecahan, masing30
masing pembilangnya satu.
b. Dengan menggunakan sifat asosiatif dan distributif, hitunglah nilai dari
5
1
17  16 .
7
4
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
KEDISIPLINAN
A. Tujuan Antara
1. Prinsip sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa.
2. Contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sila pertama pancasila adalah
pengakuan adanya berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
B. Uraian Materi
Apa disiplin itu ?
Kata kedisiplinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti
mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2007), dinyatakan bahwa disiplin adalah :
1. Tata tertib (di sekolah, di kantor, dan sebagainya).
2. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.
3. Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu
Sedangkan menurut Blanford (1998 ) dalam Zaenal Aqib disiplin adalah
pengembangan mekanisme internal diri siswa sehingga dapat mengatur dirinya
sendiri. Kebutuhan siswa menurut Banford (1998 ) adalah rasa aman, rasa memiliki ,
harapan , kehormatan , kesenangan dan kompetensi .Kebutuhan tersebut bila tidak
terpenuhi maka terjadilah berbagai penyimpangan perilaku atau masalah disiplin .
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih. pelatihan disiplin
diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi.
Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin berhubungan dengan
pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal yang benar dan mana hal yang
salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang
bertanggung jawab.Sayangnya disiplin disekolah didefinisikan dengan prosedur yang
terfokus pada konsekuensi pemberian hukuman. Riset menunjukkan bahwa
264
memberikan hukuman saja tidak cukup untuk menekan perilaku menyimpang dan
mengembangkan perilaku prososial siswa. Paradigma baru tentang disiplin yaitu
langkah-langkah atau upaya guru , kepala sekolah , orang tua dan siswa ikut
mengembangkan keberhasilan perilaku siswa secara akademik maupun sosial . Jadi
disiplin dijadikan alat menuju keberhasilan untuk semua guru guru dan siswa di
berbagai situasi .Sekolah hendaknya tidak menggunakan penanganan perilaku secara
individu dan terpisah-pisah , melainkan dengan pendekatan sistem disiplin yang
menyeluruh . Menurut Zainal Aqib(2011;19 ) langkah-langkah pendekatan sistem
disiplin menyeluruh adalah sebagai berikut ; a) perilaku yang diharapkan didefinisikan
atau dirumuskan dengan jelas b) perilaku yang diharapkan ,diajarkan dalam kontek
yang sesungguhnya. c ) perilaku yang sudah sesuai dengan harapan dihargai secara
teratur.d ) perilaku yang menyimpang dikoreksi secara proaktif dan dengan prosedur
yang jelas. Pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh ini harus didukung secara aktif
oleh semua warga sekolah .
Ciri-ciri sekolah yang disiplin, aman dan nyaman menurut Zainal Aqib (2011)
adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik sekolah aman dan nyaman(gedung sekolah, kelas , laboratorium
dan halaman sekolah )
2. Warga sekolah saling mendukung dan menghargai .
3. Semua warga sekolah menerapkan disiplin yang efektif .
4. Sekolah memberikan pembelajaran terbaik .
5. Warga sekolah mengembangkan sikap persamaan ,keadilan dan saling pengertian
6. Perilaku dan sikap yang diharapkan sekolah harus diajarkan .
7. Strategi pengelolaan perilaku yang menyimpang sifatnya supportive terhadap
siswa.
8. Adanya program penyembuhan / terapi .
9. Adanya pemodelan / contoh perilaku dan sikap yang diharapkan dari semua staf
sekolah .
10. Adanya hubungan yang baik antara sekolah , orang tua komite sekolah dan
masyarakat
Disiplin merupakan latihan yang diberikan kepada murid supaya mereka
bertindak sesuai dengan peraturan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Disiplin
merupakan wujud nyata dari penghargaan kita pada diri sendiri dan orang lain. Disiplin
adalah proses pelatihan pikiran dan karakter, yang meningkatkan kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata
tertib atau nilai tertentu.
Disiplin merupakan salah satu aspek perkembangan seorang individu yang
berkaitan dengan cara untuk mengkoreksi atau memperbaiki dan mengajarkan anak
tingkah laku baik tanpa merusak harga diri anak. Disiplin adalah beraneka aturan yang
menjadi petunjuk dan pegangan kehidupan beradab suatu masyarakat agar dapat
melangsungkan keberadaannya dalam keadaan aman, tertib, serta terkendali
berdasarkan hukum dalam semua aspek kehidupan.
Aspek-aspek kedisiplinan
Menurut Ahmadi (1991), aspek-aspek kedisiplinan antara lain:
265
1.
2.
3.
4.
5.
Kemampuan pembawaan.
Kondisi fisik individu
Kondisi psikis
Kemampuan
Sikap terhadap sesuatu hal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar
Menurut Syah (1995) kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor antara
lain :
1. Lingkungan.
2. Suasana emosional
3. Sikap
4. Hubungan orang tua dan anak.
Macam – Macam Kedisiplinan
1. Disiplin dalam Menggunakan Waktu.
Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu
amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan
waktu dengan baik.
2. Disiplin dalam Beribadah.
Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang
terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT
senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah
SWT.
3. Disiplin dalam Masyarakat
4. Disiplin
dalam
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara.
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian
tujuan pendidikan, jika sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan
pendidikan akan terhambat. Di antara faktor-faktor yang mempengaruhinya
adalah :
a. Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak
ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
b. Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan
serta ingin sebebas-bebasnya
c. Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
d. Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
e. Longgarnya peraturan yang ada
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan
mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin
merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru
memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan
sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.
Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga
terbagi menjadi:
5. Disiplin Diri Pribadi
266
Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu
yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap
hal tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang
lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadah
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
6. Disiplin Sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan
masyarakat atau dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala
melaksanakan siskaling verja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat
dan sebagaiannya.
7. Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam
disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional
diartikan sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa
keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap
norma-norma kehidupan yang berlaku.
5. Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional
a. Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, fanatisme yang
berlebihan.
b. Teladan pemimpin yang tidak memuaskan.
c. Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.
6. Upaya menumbuhkan disiplin nasional
a. Keteladanan
b. Teguran
c. Sanksi yang tepat
Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-hari:
1. Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya
2. Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas
3. Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.
Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :
1. Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya
pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin
2. Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah,
larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.
C. Lembar Kerja
1. Diskusikan permasalahan dibawah ini dengan teman-temanmu.
2. Carilah contoh tindakan atau perilaku yang tidak disiplin di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat, beserta solusinya !
3. Laporkan hasil kerja kelompokmu di depan kelas.
No.
Contoh Perilaku Indisipliner
Cara mengatasinya
267
D.
1.
2.
3.
Lembar Latihan
Jelaskan apa yang dimaksud disiplin !
Jelaskan macam-macam kedisiplinan !
Apakah dorongan yang bisa mempengaruhi kedisiplinan ?
E. Kunci Jawaban
1. Disiplin adalah tata tertib atau ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib
dsb) atau disiplin adalah tindakan yang berhubungan dengan pengendalian diri,
supaya dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan selanjutnya
bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab.
2. Macam-macam kedisiplinan diantaranya :
a. Disiplin dalam menegakkan waktu.
b. Disiplin dalam beribadah.
c. Disiplin dalam bermasyarakat.
d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Dorongan yang bisa mempengaruhi kedisiplinan yaitu :
a. Dorongan dari dalam diri sendiri yaitu kesadaran.
b. Dorongan dari luar dirinya yaitu perintah, ancaman, dan hukuman.
268
BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
MATERI AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD
A. Tujuan Antara
Melalui diskusi kelompok tentang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di
SD, peserta pelatihan dapat merencanakan pembelajaran bahasa dengan baik.
B. Uraian Materi
1. Pembelajaran Menyimak
a. Pendahuluan
Menyimak merupakan kegiatan yang sangat fungsional dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Peranan menyimak dalam kehidupan manusia untuk:(1)
landasan belajar bahasan, (2) penunjang keterampilan yang lain, yaitu berbicara,
membca, dan menulis, (3) pelancar komunikasi lisan, dan (4) penambah informasi.
Kegiatan menyimak dalam kehidupan manusia untuk: (1) memperoleh
informasi, fakta dan insprasi; (2) membedakan bunyi bahasa dengan tepat, (3)
menikmati dan menghargai pembicaraan; (4) menilai hasil simakan; dan (5)
meningkatkan keterampilan berbahasa.
Sebagai suatu proses, menyimak berlangsung dengan tahapan-tahapan: (1)
mendengarkan, (2) memahami, (3) menginterprestasi; (4) menilai simakan, dan (5)
menanggapi. Sebagai suatu proses, menyimak berlangsung dengan tahapantahapan: (1) mendengarkan; (2) memahami; (3) menginterprestasi; (4)
mengevaluasi; dan (5) meningkatkan keterampilan berbahasa.
Untuk dapat menyimak dengan baik terhadap bahan simakan diperlukan
kemampuan: (1) memusatkan perhatian; (2) menangkap bunyi; (3) mengingat; (4)
linguistik dan non-linguistik; (5) menilai, dan (6) menanggapi.
Terdapat sejumlah jenis menyimak, tergantung dari aspek mana yang
ditekankan. Aspek-aspek yang dijadikan dasar pengklasifikasian menyimak: (1)
sumber suara, (2) cara menyimak,(3) taraf hasil simakan; (4) keterlibatan penyimak
dan kemampuan khusus; dan (5) tujuan menyimak.
Dalam menyimak melibatkan beberapa faktor, antara lain: pembicara,
pembicaraan, situasi, dan menyimak. Aktivitas dapat efektif bila faktor-faktor
tersebut memenuhi sejumlah persyaratan antara lain:
1) Pembicara: menguasai materi, berbahasa yang baik dan benar, percaya diri,
berbicara sistematis, gaya berbicara menarik, dan kontak dengan pendengar.
2) Pembicaraan: aktual, berguna, dalam pusat minat menyimak, sistematis
seimbang dengan taraf kemampuan penyimak.
3) Situasi: ruangan mendukung, waktu tepat, ketenangan terjamin dan peralatan
mudah digunakan.
4) Penyimak: kondisi sehat dan fisik mental, perhatian terpusat. Tujuan jelas,
minat tinggi, berkemampuan linguistik dan non linguistik dan berpengetahuan
dan pengalaman luas.
269
b. Bahan Pembelajaran Menyimak
Tujuan utama pembelajaran menyimak, melatih siswa memahami bahasa
lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus anda
sesuaikan dengan karakteristik siswa SD.
Secara umum, bahan pembelajaran menyimak dapat menggunakan bahan
pembelajaran membaca, menulis, kosakata, karya sastra, bahan yang Anda susun
sendiri atau Anda ambil dari media cetak. Teknik penyajiannya dapat dibacakan
langsung oleh guru atau melalui alat perekam suara.
Setelah menyampaikan bahan pembelajaran, guru secara langsung dapat
mengadakan tanya jawab tentang isi materi yang sudah disampaikan atau
menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan, menceritakan kembali, menemukan
tema, atau menyimpulkan.
1) Metode Pembelajaran Menyimak
Beberapa metode menyimak yang dapat dilaksanakan di kelas tinggi
sekolah dasar antara lain: 1) Metode menjawab pertanyaan; 2) Metode
identifikasi tema kalimat topik/kata kunci; 3) Metode penyelesaian cerita; 4)
Metode parafrasa; 5) Metode merangkum pembicaraan; 6) Simak ulang ucap;
7) Simak uang tulis; 8) Dikte; 9) Bisik berantai; 10) Permainan bahasa
2. Pembelajaan Berbicara
a. Klasifikasi Berbicara
Klasifikasi berbicara dapat dilakukan berdasarkan tujuannya, situasinya,
cara penyampaiannya, dan jumlah pendengarnya. Adapun materi pembelajaran
berbicara di sekolah dasar diantaranya: 1) bercakap-cakap, 2) berdialog, 3)
berdiskusi, 4) wawancara, 5) berpidato, 6) bermain peran; 7) berbalas pantun; dan
sebagainya.
b. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara
Tujuan utama pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa dapat
berbicara dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan
tersebut, guru dapat menggunakan bahan pembelajaran berbicara, misalnya
menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali cerita yang
pernah dibaca atau didengar, mengungkapkan pengalaman pribadi, bertanya
jawab berdasarkan bacaan, bermain peran, berpidato, bercakap-cakap. Faktorfaktor yang diamati adalah lafal kata, intoasi kalimat, kosakata, tata bahasa,
kefasihan bicara dan pemahaman.
3. Pembelajaran Membaca
a. Pembelajaran Membaca Permulaan
Pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran membaca yang
didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang telah dikuasai
anak di TK. Rubin (1993) mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam
pengajaran membaca, sebagaimana dikemukakan berikut ini.
270
1) Kegiatan Membaca Permulaan
a) Peningkatan ucapan
Kegiatan difokuskan pada peningkatan kemampuan murid mengucapan
bunyi-bunyi bahasa.
b) Kesadaran Fonetik (Bunyi)
Kegiatan ini difokuskan untuk menyadarkan anak bahwa kata dibentuk oleh
fonem atau bunyi yang membedakan makna. Kesadaran fonemik meliputi:
a) Pembedaan bunyi; b) Pembedaan huruf; c) Konsonan awal dan akhir,
klaster awal dan akhir, konsonan yang dilambangkan dua huruf (ny, ng, kh,
sy); d) Vokal dan diftong; e) Huruf-huruf tertentu dan bunyinya; dan f) Suku
kata
c) Hubungan antar Bunyi-Huruf
Pengetahuan tentang hubungan bunyi-huruf merupakan prasyarat
untuk dapat membaca. Jika anak mengalami kesulitan dalam hal hubungan
huruf-huruf, guru perlu mengajarkan hubungan huruf-huruf secara
terpisah. Guru dipandang perlu mengidentifikasikan apakah anak telah
dapat dengan tepat mencocokkan bunyi dengan huruf.
d) Kemampuan mengingat
e) Orientasi dari kiri ke kanan
f) Keterampilan kosa kata dan makna kata
Pengenalan kata merupakan proses yang melibatkan kemampuan
mengidentifikasi simbol tulis, mengucapkan dan menghubungkan dengan
makna.
2) Materi Pembelajaran Membaca Permulaan
Berdasarkan Kurikulum atau silabus mata pelajaran bahasa Indonesia
yang telah disusun pada sekolah setempat salah satu contoh materi
pembelajaran membaca permulaan ialah sebagai berikut.
Kelas I:
Materi kelas I diurutkan sebagai berikut:
Semester Pertama:
a. Persiapan (Pramembaca)
Pada tahap persiapan (pramembaca) ini, kepada anak dikenalkan tentang:
(1) sikap duduk yang baik, (2) cara meletakkan atau cara menempatkan
buku di meja, (3) cara memegang buku, (4) cara membalik halaman buku
yang tepat, dan (5) melihat/memperhatikan gambar atau tulisan.
Pada tahap persiapan ini sering dinamakan tahap membaca tanpa buku.
Setelah tahap ini, yaitu tahap sesudah pramembaca disebut tahap
membaca dengan buku.
b. Sesudah Pramembaca:
Pada tahap Membaca permulaan ini anak dikenalkan tentang: (1) lafal atau
ucapan kata (menirukan guru), (2) intonasi kata dan intonasi kalimat (lagu
kalimat sederhana), huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata dan
kalimat sederhana yang sudah dikenal anak, (3) kata-kata baru yang
bermakna (menggunakan huruf-huruf yang sudah dikenal).
271
Huruf-huruf diperkenalkan secara bertahap. Tahap pertama, dikenalkan
sampai dengan 14 huruf. Keempat belas huruf tersebut sebagai berikut:
1) a, i, m, dan n
2) u, b, dan l
3) e, t, dan p
4) o dan d
5) k dan s
Misalnya:
1) kata: ini, mama; untuk kalimat: mi mama
2) kata: ibu, lala; untuk kalimat: ibu lala
3) kata: itu, pita, ela; untuk kalimat: itu pita ela
4) kata: itu, bola, dadi; untuk kalimat: itu bola dadi
5) kata: kaki, siti, dua; untuk kalimat: kaki siti dua
Tahap kedua, diperkenalkan lafal dan intonasi yang sudah dikenal dan kata
baru. Huruf yang diperkenalkan 10 sampai 27 huruf.
Misalnya:
1) Huruf baru: h, r, j, g. dan y
Kata baru: hari, raja, jaga, gajah, bayi
2) Huruf baru lainnya: q, z, x, v, kh
Kata baru: quran, zakat, supra x, vitamin, khairul
3) Materi lainnya berupa puisi yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan
tingkat usia siswa.
Misalnya:
kakekku
ini kakekku
kakek dari ibu
gigi kakek hanya satu
kakekku amat lucu
Semester kedua:
Materi pembelajaran Membaca Permulaan berikutnya:
(a) Bacaan lebih kurang 10 kalimat (dibaca dengan lafal dan intonasi yang
wajar).
Misalnya:
itu papa tina
papa tina makan ubi
papa saya juga makan ubi
dst.
(b) Kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya)
Misalnya:
sita dan tini naik kuda
mereka membeli roti
roti dibeli juga untuk adik
(c) Huruf kapital pada awal kata nama orang, Tuhan, agama, kitab suci,
awal kalimat
272
Misalnya:
Tina, Siti, Badu, Anto
Allah, Tuhan Yang Maha Esa
Agama Islam, Agama Katolik, Agama Kristen,
Agama Hindu
Al Qur’an, Al Kitab, Weda, Taurat, Injil, Tri Pitaka
(d) Penggunaan tanda baca titik (.) pada akhir kalimat
(1) Kelas II:
Materi untuk kelas II dirutkan sebagai berikut:
Semester pertama:
1. Paragraf (15 sampai 20 baris) dibaca dengan lafal dan intonasi
yang tepat dan wajar.
Bahan untuk itu dapat diambil dan bahan ajar, atau dan majalah
anak-anak, misalnya Bobo dengan memilih wacana yang ada
kaitannya dengan bidang studi Marematika, IPS, PKn, atau IPA.
2. Kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya).
Bahan untuk ini pun dapat diambil dan bacaan dengan bidang
studi IPS, IPA, PKn, atau Matematika, yang sesuai dengan tingkat
kemampuan anak. Jika hal itu sulit dilakukan, guru dapat
membuat sendiri.
3. Huruf besar pada awal kalimat.
Bahan untuk ini juga dapat dibuat oleh guru sendiri, atau
diambilkan dari majalah anak-anak atau bacaan yang lain, yang
sesuai dengan tingkat kemampuan dan usia siswa.
4. Bacaan dengan kalimat-kalimat sederhana (menggunakan huruf
kapital pada awal kalimat) untuk dipahami isinya.
Semester kedua:
(a) Cerita anak-anak (dengan memperhatikan jeda yang ada di
dalam bacaan)
(b) Percakapan/ dialog tentang suatu kegiatan (menggunakan tanda
baca berupa titik (.), dan tanda tanya (?) pada akhir kalimat).
(c) Puisi anak-anak (dibaca secara kelompok).
(d) Problem Umum yang Dihadapi Anak dalam Membaca Permulaan
Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali
dihadapkan pada anak yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan
dengan hubungan bunyi-huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana,
maupun ketidakmampuan anak memahami isi bacaan. Pada tabel 5.2.1
berikut dikemukakan kesulitan-kesulitan yang umumnya dihadapi anak
dalam belajar membaca.
273
Tabel 4.5.1
No
1
2
3
Kategori
Wujud
Pramembaca 2) Kurang mengenali huruf
Membaca
1) Membaca kata demi kata
Bersuara
2) Memfrasekan yang salah
3) Miskin pelafalan (kesalahan pengucapan)
4) Penghilangan
5) Pengulangan
6) Pembalikan
7) Penyisipan
8) Penggantian
9) Menggunakan gerak bibir, menggunakan
jari telunjuk, dan menggerakkan kepala
Pemecahan 1) Kesulitan konsonan
kode
2) Kesulitan vokal
(decoding)
3) Kesulitan kluster, diftong, digraf
4) Kesulitan menganalisis struktur kata
5) Tidak mengenali makna kata dalam
kalimat
b. Pembelajaran Membaca Lanjut
Proses membaca sangat komplek dan rumit karena melibatkan beberapa
aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Proses membaca
terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1) aspek sensori, yaitu
kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek perseptual, yaitu
kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol, (3) aspek
skemata, yaitu kemampuan menghubungkan berpikir, yaitu kemampuan membuat
inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari, dan (4) aspek afektif, yaitu aspek
yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan
membaca. Interaksi antar-aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan
pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya komunikasi yang baik antara
penulis dengan pembaca.
Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang
dimaksud meliputi: a) Menikmati keindahan yang terkandang dalam bacaan; b)
Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati
bacaan; c) Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan; d) Menggali
simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik; e)
Menghubungkan pengetahuan barudg skemat siswa; f) Mencari informasi untuk
pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan ataupun tulisan; g)
Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh
siswa sebelum meembuatan membaca; h) Memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah
bacaan; i) Mempelajari struktur bacaan; j) Menjawab pertanyaan khusus yang
dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.
274
Membaca melibatkan karakter khusus dan menggunakan pengenalan kata
serta strategi pemahaman. Kosakata adalah salah satu dari beberapa faktor yang
paling penting mempengaruhi pemahaman.
1) Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya
guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca dan kegiatan
pascabaca dalam pembelajaran membaca.
a) Kegiatan Prabaca
Kegiatan prabaca dimaksudkan untuk menggugah perilaku siswa dalam
penyelesaian masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan. 1)
Gambaran awal; 2) Petunjuk untuk melakukan antisipasi; 3) Pemetaan
semantik; 4) Menulis sebelum membaca; dan 5) Dramaisimulasi (creative
drama)
b) Kegiatan Inti Membaca
Beberapa strategi dan kegiatan dalam membaca dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud adalah : 1)
Strategi metakogniotif; 2) Cloze procedure; 3) Pertanyaan pemandu
c) Kegiatan Pascabaca: 1) Memperluas kesempatan belajar; 2) Mengajukan
pertanyaan; 3) Mengadakan pameran visual; 4) Pementasan teater aktual;
5) Menceritakan kembali; 6) Penerapan hasil membaca
2) Jenis-jenis Membaca
a) Membaca bersuara: 1) Membacakan; 2) Membaca teknik; 3) Membaca
indah
b) Membaca dalam hati (membaca pemahaman): 1) Membaca intensif; 2)
Membaca kritis; 3) Membaca memindai; 4) Membaca bahasa; 5) Membaca
apresiatif; 6) Membaca pustaka; 7) Membaca studi
4. Pembelajaran Menulis
Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel.
Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi pramenulis, penulisan, draft, revisi,
penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan. Seperti halnya perkembangan
membaca, perkembangan anak dalam menulis juga terjadi perlahan-lahan. Dalam
tahap ini anak perlu mendapat bimbingan dalam memahami dan menguasai cara
mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Combs (1996) mengemukakan bahwa
perkembangan menullis mengikuti prinsip-prinsip berikut: 1) Prinsip keterulangan
(recurring principle); 2) Prinsip generatif (generative principle); 3) Konsep tanda (sign
concept); 4) Fleksibilitas (flexibility)
Siswa kelas awal dapat dikategorikan terampil menulis jika siswa telah mampu
menuliskan lambang bunyi bahasa dalam tataran huruf, merangkai huruf menjadi suku
kata dan kata, merangkai kata menjadi kalimat yang bermakna dan menyusun kalimat
menjadi peragraf sederhana. Tulisan siswa tersebut lengkap/tidak ada huruf yang
kurang, terbaca, benar tulisannya (bentuknya, merangkainya), dan sudah mengikuti
kaidah EYD bila sudah diajarkan.
Pembelajaran menulis dilaksanakan dalam jam pelajaran dan di luar jam
pelajaran. Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis di
275
kelas adalah bermain-main dengan bahasa dan tulisan, kuis, membuat atau mengganti
akhir cerita, dan menulis meniru model. Di luar jam pelajran, guru dapat menggunakan
strategi menulis buku harian, menyelenggarakan majalah dinding atau membuat
kliping yang semuanya diarahkan agar siswa senang menulis. Latihan menulis di kelas
tinggi dapat dipancing dengan: 1) Gambar; 2) Pengalaman; 3) Peribahasa atau puisi
dan sebagainya
Materi pembelajaran membaca menulis meliputi sastra dan non sastra.
Pembelajaran membaca menulis sastra meliputi puisi, prosa, dan drama. Adapun
pembelajaran membaca menulis non sastra meliputi MMP, pengumuman, undangan,
surat, laporan pengamatan, meringkas isi bacaan, dan lain-lain.
5. Pembelajaran Apresiasi Sastra
a. Membaca Puisi
Gema Hati Seorang Anak di Hari Sumpah Pemuda
Ma,
Pagi tadi sang saka merah putih berkibar lagi,
Aku jadi pembaca ikrar Sumpah Pemuda
Alangkah bangganya
Ma,
Kaki kecilku melangkah tegap....
Kuulangi lagi Sumpah Pemuda Setia dan bersatu pada negara......
Satu kebanggaan meresap di kalbuku pagi itu, ma
Ketika aku meneriakkan
Bertanah air satu
Berbangsa satu
Berbahasa satu
Indonesia.....tercinta (karya: Connie Adidjaya)
1) Berilah kesempatan membaca dalam hati agar anak dapat
menghayati isi bacaan secara garis besarnya.
2) Guru bersama siswa membahas kesukaran bahasa dan makna kata
(jika ada) agar anak tidak terganggu dalam memahami puisi
tersebut.
b. Pertanyaan Bacaan
c. Penilaian
Hal-hal yang dinilai dari membaca puisi di atas antara lain adalah:
a. Pemahaman terhadap wacana
b. Ketepatan ucapan atau lafal, nada, irama, dan lagu kalimat
c. Kuat atau lemah, keras atau lembut: jelas atau tidaknya suara
(termasuk volume)
d. Penghayatan dan penjiwaan terhadap wacana yang dibaca
e. Penampilan atau ekspresi pada waktu membaca
276
d. Menulis Puisi
Untuk dapat menulis puisi, siswa dapat mencontoh puisi yang sudah
ada, menarasikan pengalamannya, mendeskripsikan sesuatu atau
dipancing dengan huruf awal pada setiap lariknya yang mendukung
tema tertentu.
KARTINI
Kaulah pelita wanita Indonesia
Alangkah besar jasamu pada pertiwi ini
Ramah, lembut penampilanmu
Tapi semangatmu tak pernah padam
Indah di hati kami
Nan kian mewangi
Itulah yang harus kami warisi
6. Pembelajaran Bahasa Indonesia (Penerapan Pendekatan Pembelajaran Whole
Language)
1. Pembelajaran Kompetensi Dasar “Menulis laporan pengamatan atau
kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final)
dengan memperhatikan penggunaan ejaan” dengan pendekatan Whole
Language
Laporan dapat diartikan segala sesuatu yang dilaporkan (Depdiknas,
2005: 640). Dengan demikian, “laporan pengamatan” bisa berarti laporan yang
memuat hasil pengamatan. Begitu pula “laporan kunjungan”, bisa berarti
laporan yang memuat hasil kunjungan.
Tujuan laporan pengamatan atau laporan kunjungan dapat beraneka
macam, di antaranya adalah:
a. Memberikan keterangan atau penjelasan tentang sesuatu yang diamati
atau dikunjungi.
b. Memberitahukan sesuatu tentang hal yang diamati atau dikunjungi.
c. Memulai kegiatan, cara melaksanakan kegiatan, mengkoordinasikan
seluruh kegiatan, dan merangkum pelaksanaan kegiatan, jika hal-hal yang
dilaporkan merupakan suatu kegiatan.
Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan atau Kunjungan
dengan Pendekatan Whole Language
a. Guru mengkondisikan siswa kemudian memberikan apersepsi: “Pernahkah
kalian melakukan pengamatan terhadap sesuatu?”
b. Guru menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa dan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, misalnya: “Anak-anak, pada
kesempatan ini kita akan belajar tentang menulis laporan pengamatan, dan
seusai pembelajaran ini, kalian hendaknya dapat menulis laporan
pengamatan tentang sesuatu.
277
c. Guru memotivasi siswa bahwa dengan melakukan pengamatan terhadap
sesuatu maka seseorang akan terbiasa menjadi orang yang cermat dan
teliti, kemudian siswa diajak menyanyikan lagu “Lihat Kebunku”.
Lihat Kebunku
Lihat kebunku
Penuh dengan bunga
Ada yang putih dan ada yang merah
Setiap hari ku siram semua
Mawar, melati, semuanya indah
d. Guru meminta kepada siswa untuk mencermati syair lagu tersebut,
kemudian memberikan beberapa pernyataan, misalnya (1) apa yang dilihat
atau diamati; (2) kapan…..; (3) di mana…..; (4) siapa yang……; (5) mengapa
disirami?; dan (6) bagaimana keadaan bunga tersebut?
e. Siswa diminta membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa.
f. Guru memberikan contoh laporan hasil pengamatan (tetapi jika di dalam
buku teks siswa atau buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sudah ada
contohnya, maka guru tinggal menyuruh siswa untuk membuka contoh
yang ada pada buku tersebut).
g. Secara individu (dalam kelompok) siswa membaca (dalam hati) contoh
laporan pengamatan (sustained silent reading)
Contoh:
Laporan Pengamatan Tertib Berlalu Lintas
Tema: Budaya Tertib
A. Pendahuluan
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha
Penyayang.Atas berkah dan rahmat-Nya, kami sekelompok dapat
melakukan pengamatan tertib berlalu lintas. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Sulastin.Beliaulah yang telah membimbing kami
dalam melakukan pengamatan dan pembuatan laporan ini.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam rangka mencari informasi yang berhubungan dengan
tertib berlalu lintas, kami melakukan pengamatan di persimpangan
Jalan Pemuda Klaten.
Kegiatan ini kami lakukan pada hari Senin, 11 Februari 2008,
pukul 06.30–14.00. Di sana terdapat empat lampu lalu lintas. Di dekat
tiap-tiap lampu kami tempatkan satu petugas untuk melakukan
pengamatan.
Berdasarkan catatan pengamatan dapat kami laporkan perihal
berikut.
1. Kepadatan Lalu Lintas
Lalu lintas sangat padat, terutama pada pukul 06.30–07.30.
Pada saat itu jalan dipadati anak-anak sekolah, pekerja, dan
pegawai. Selepas pukul 08.00 jalan agak sepi. Kendaraan yang lewat
278
pada umumnya kendaraan umum. Pada pukul 13.00–14.00 lalu
lintas kembali padat. Waktu itu saatnya para pelajar dan beberapa
pegawai pulang. Namun, kepadatan lalu lintas tersebut tidak sampai
menimbulkan kemacetan. Lalu lintas dapat dikatakan lancar.
2. Pelanggaran Lalu Lintas
Selama kami melakukan pengamatan, terdapat beberapa
pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran yang cukup banyak adalah
terkait dengan helm. Pengendara sepeda motor yang tidak memakai
helm standar ada 13 dan yang tidak memakai helm ada 5. Selain itu,
ada 3 pengendara melanggar lampu merah.
3. Peranan Polisi
Peranan polisi masih sangat dibutuhkan untuk menangani
berbagai pelanggaran di perempatan itu.
C. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan berikut.
1. Pada jam berangkat dan pulang sekolah lalu lintas sangat padat.
Namun,tidak sampai menyebabkan kemacetan.
2. Pelanggaran lalu lintas masih sering terjadi.
3. Untuk menertibkan lalu lintas, peran polisi masih diperlukan.
Berdasarkan hal di atas, kami menyarankan para pengemudi dan
pengendara motor untuk mematuhi peraturan lalu lintas. Adapun polisi
harus bersikap tegas untuk menekan terjadinya pelanggaran. Itu semua
perlu dilakukan demi ketertiban dan keselamatan bersama.
D. Penutup
Demikianlah laporan hasil pengamatan kami terhadap lalu lintas
yang ada di perempatan Jalan Pemuda Klaten. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi siapapun. Kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan.Atas tanggapan yang diberikan,
sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
Laporan ini disusun oleh:
1. Agus Endra W.
2. Ocktavia Kartika P.
3. Adhelia Candra K.
4. Putri Intan P.
h. Hasil membaca individu didiskusikan dengan teman kelompoknya untuik
menemukan kesamaan pandang tentang isi dan sistematika laporan (shared
reading).
i. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi.
j. Guru dan siswa menganalisis contoh laporan pengamatan (secara bersamasama), baik mengenai isi maupun urut-urutan/sistematika laporan (guided
reading)
k. Guru menjelaskan bahwa hal yang diamati harus dilaporkan secara apa
adanya (objektif) dari segala sesuatu yang dilihatnya, didengarnya
279
diraba/yang dirasakan oleh kulit kita, yang dibau, yang dikecap (bila ada),
dan yang dirasakan oleh perasaan/hati (5 indera + 1 perasaan).
Adapun langkah-langkah membuat laporan di antaranya adalah sebagai
berikut:
1) Melakukan Pengamatan
Sebelum melakukan pengamatan, harus menentukan sesuatu yang akan
kamu amati. Sesuatu yang akan diamati disebut objek pengamatan.
Sesudah menentukan objek, harus menentukan perihal apa saja yang
akan diamati dari objek tersebut. Selanjutnya, dapat dilakukan
pengamatan. Bawalah perlengkapan yang diperlukan, misalnya, alat
tulis dan kamera jika diperlukan.
2) Membuat Catatan
Pada saat melakukan pengamatan, cobalah mencatat peristiwa atau
perihal yang telah ditentukan. Hal yang diamati itu, misalnya, kepadatan
lalu lintas di jalan raya dekat sekolahmu. Untuk itu harus mencatat
orang dan kendaraan yang lewat.
Perhatikan contoh catatan pengamatan berikut ini!
Catatan Pengamatan Tertib Berlalu Lintas
a) Tema
: budaya tertib.
b) Tujuan : mengetahui kesadaran masyarakat akan tata tertib berlalu
lintas.
c) Pelaksanaan
Hari dan tanggal : Senin, 11 Februari 2008.
Waktu
: pukul 06.30–14.00.
Tempat
: perempatan Jalan Pemuda Klaten
(lampu merah).
d) Kegiatan
(1) Mengamati jumlah kendaraan bermotor yang lewat.
(2) Mengamati pengendara motor yang melakukan pelanggaran.
e) Hasil yang dicapai
(1) Lalu lintas padat pada pagi dan siang hari antara pukul 13.00–
14.00.
(2) Pelanggaran terbanyak adalah tidak mengenakan helm standar
ada 13, tidak memakai helm ada 5, dan melanggar lampu lalu
lintas sebanyak 3 pengendara motor.
(3) Peranan polisi lalu lintas masih sangat diperlukan meskipun
sudah terdapat lampu lalu lintas.
3) Membuat Kerangka Laporan
Sesudah melakukan pengamatan, kegiatan berikutnya adalah
membuat kerangka laporan. Kerangka itu akan memudahkanmu dalam
membuat laporan yang urut dan teratur. Perhatikan contoh kerangka
laporan di bawah ini!
280
Kerangka Laporan Pengamatan Tertib Berlalu Lintas
A. Pendahuluan
Ucapan terima kasih
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat dan waktu pengamatan
2. Petugas
3. Hasil yang diperoleh
C. Kesimpulan dan Saran
D. Penutup
4) Menulis Laporan
Kegiatan selanjutnya adalah menulis laporan. Kerangka yang sudah
dibuat dikembangkan menjadi laporan utuh (guided writing)
l. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.
m. Guru dan siswa menyimpulkan cara-cara menulis laporan pengamatan.
n. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis laporan pengamatan
secara kelompok (independen writing)
Coba kerjakan bersama kelompokmu!
1) Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas
tiga atau empat siswa!
2) Lakukanlah pengamatan terhadap salah satu objek berikut!
a) Perpustakaan sekolah.
b) Kegiatan anak-anak pada saat istirahat.
c) Tempat parkir sekolah.
d) Kamar kecil sekolah
3) Buatlah catatan pada saat melakukan pengamatan, kemudian
diskusikan dengan kelompokmu!
4) Berdasarkan catatan pengamatan, buatlah kerangka laporan dan
konsultasikan kepada guru!
5) Kembangkan kerangka laporan tersebut menjadi laporan yang utuh!
6) Jika sudah selesai, kumpulkan kepada guru untuk dikomentari dan
dinilai!
7) Betulkan laporanmu berdasarkan saran atau komentar guru!
C. Lembar Kerja
Pembelajaran menulis kelas 4 semester 1
1. Kompetensi Dasar
Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah,
kenaikan kelas, dan lain-lain) dengan kalimat efektif dan memperhatikan
ejaan.
2. Tujuan Pembelajaran
Melalui contoh surat undangan tidak resmi, siswa dapat membuat surat
undangan ulang tahunnya sendiri secara tepat.
281
3. Buatlah langkah-langkah pembelajaran intinya!
D. Latihan
1. Bagaimana cara saudara untuk membelajarkan bermain peran di kelas V SD?
2. Ada siswa kelas I semester 2 yang belum bisa membedakan huruf ”b” dan ”d”.
Bagaimana cara saudara untuk mengatasi cara tersebut?
3. Jelaskan yang dimaksud membaca memindai dan berilah contohnya!
282
ASESMEN
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.
1. Selalu memberikan hukuman atau ancaman bagi perilaku yang menyimpang
merupakan …
A. Definisi disiplin yang benar
B. Penangangan perilaku disiplin secara individu
C. Paradigma sistem disiplin secara menyeluruh
D. Konsekuesi pemberian hukuman
2. Tidak terpenuhinya kebutuhan siswa menimbulkan sikap tidak disiplin. Kebutuhan
siswa tersebut diantaranya …
A. Terpenuhinya selera
B. Tanpa adanya ikatan tertentu
C. Rasa aman
D. Kebebasan untuk berperilaku
3. Salah satu tindakan yang mencerminkan sikap disiplin siswa di sekolah adalah....
A. Memakai seragam sesuai selera.
B. Belajar pada saat pelajaran sekolah.
C. Datang ke sekolah tepat waktu.
D. Tidak pernah membantah guru .
4. Untuk mengetahui daya simak siswa, maka guru dapat menggunakan cara-cara di
bawah ini, kecuali…
A. menjawab pertanyaan
B. menceritakan kembali
C. mendengarkan apa yang disimak
D. menyimpulkan isi yang disimak
5. i-ni i-bu ma-il
ma-il be-li pe-na
ma-il da-ri -ko-ta
so-lo ko-ta ma-il
ma-il su-ka bo-la
Bacaan di awas dapat diberikan kepada siswa SD kelas I semester I untuk
membelajarkan huruf-huruf di bawah ini, kecuali …
A. a, i, m, n
B. u, b, l, e, t
C. b, c, l, d, s
D. o, d, k, p, s
6. Untuk memberikan latihan menulis di kelas tinggi SD, guru dapat memberikan
pancingan dengan hal-hal berikut ini, kecuali …
A. tema tentang kesehatan
B. gambar seri anak jatuh dari sepeda
C. peribahasa atau puisi
D. pengalaman bermain peran
283
7. Guna memproses makanan dalam sistem pencernaan, manusia dibantu oleh
kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan yang menghasilkan hormon insulin
adalah.…
A. Hati
B. Empedu
C. Pankreas
D. Kelenjar ludah
8. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar di dalam tubuh yang mempunyai
berbagai macam fungsi. Berikut ini fungsi hati yang berkaitan dengan sistem
pencernaan....
A. Menghasilkan empedu
B. Menghasilkan zat makanan
C. Menghasilkan sel darah
D. Menetralkan racun
9. Jika A : B = 2 : 3 dan B : C = 2 : 5, maka A : C = ….
A. 4 : 15
B. 2 : 5
C. 3 : 5
D. 5 : 7
abc
10. Jika a : b : c = 5 : 3 : 2, maka nilai dari
adalah ….
abc
2
A.
5
3
B.
5
3
C.
2
5
D.
3
2 4 3 5
11. Urutan pecahan-pecahan , , , dari yang terkecil hingga yang terbesar yang
3 7 5 6
benar adalah ….
4 2 3 5
, , ,
A.
7 3 5 6
4 3 2 5
, , ,
B.
7 5 3 6
2 4 3 5
, , ,
C.
3 7 5 6
2 3 4 5
D. , , ,
3 5 7 6
12. Di antara pernyataan-pernyataan ini di bawah ini yang benar adalah ….
1 1
1
 
A.
p q pq
284
p r pr
 
q s
qs
p r ps  qr
C.
 
q s
qs
t r t r
:  
B.
u s u s
B.
13. Bilangan pecahan berikut yang terletak di antara
10
11
dan
adalah ….
12
11
120
132
121
B.
132
241
C.
264
243
D.
264
A.
1
2
2 1
3
14. Hasil dari operasi hitung 3  1  2 : 3  4 adalah ….
4
3
3 5
5
23
A.
6
56
B.
12
29
C.
6
65
D.
12
KUNCI JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B
C
C
C
C
A
8.
9.
10.
11.
12.
13.
A
A
B
B
C
C
285
7.
C
14. D
DAFTAR PUSTAKA
A. Latief. 2001. Ejaan. Jakarta: Depdiknas.
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Aqib , Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Anak Bangsa. Bandung :
YRAMA WIDYA.
Cholis Sa’dijah, dkk..1997. Pendidikan Matematika II. Jakarta : Ditjen Dikti.
D’Augustine, C. Dan Smith, W.C. (Jr). 1992. Teaching Elmentary School Mathematics.
New York: Harper Collins.
Depdikbud. 1991. Petunjuk Pembelajaran Membaca, Menulis Permulaan. Jakarta:
Dikdasmen.
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Djoko Iswadji. 1998. Geometri II. Yogyakarta : P3G Matematika.
Gatot Muhsetyo, dkk. 2002. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Http://biologi.blogsome.com/2011/01/05/sistem-pencernaan-pada-manusia/
Http://ezzahhidayati.blogspot.com/2011/05/bab-v-sistem-pencernaanmakanan.html
Http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2243994-pengertian
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kemal Adyana Kurnadi. 2001.Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 2.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. 1994. Guiding Children’s Learning of Mathematics.
Belmont: Wadswoth.
Nana Djumhana,dkk. 2006. Konsep Dasar Biologi Untuk SD. Bandung: UPI Press
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Ditjen Dikti Depdiknas.
Soewito, dkk. 1992. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman. 1986. Ilmu Bilangan. Jakarta : Karunika.
286
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Karakter
Cloze procerude
Frasa
Memindai
Parafrase
Pecahan
: Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas
seseorang .
: Teknik rumpang (menghilangkan sebagian informasi dalam
bacaan, dan siswa diminta mengisinya)
: Kelompok kata
: Membaca secara cepat untuk mendapatkan informasi secara
tepat, misalnya membaca kamus, buku telepon, jadwal, tabel dan
sebagainya.
: Mengubah bentuk wacana atau bentuk sastra, misalnya dari puisi
ke bentuk prosa atau sebaliknya, dan sebagainya.
: Suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan terurut dari
a
bilangan bulat a dan b, dan dilambangkan dengan
,
b
dengan b ≠ 0.
287
PETA KEDUDUKAN MODUL
Dipecah
buah
Peristiwa
menjadi
-an
beberapa
Mekanisme energy panas
dapat merubah sifat-sifat
Peristiwa dalam
kehidupan
Pemahaman bahasa
meliputi wacana narasi,
deskripsi, eksposisi dan
argumentasi
288
289
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Dalam kehidupan ini, kita sering mengalami berbagai peristiwa, baik itu
peristiwa menyenangkan maupun peristiwa tidak menyenangkan. Contoh peristiwa
menyenangkan adalah kita mendapat rezeki yang banyak yang tidak terduga-duga, kita
mendapat hadiah dari atasan karena kerja keras kita, dan sebagainya, sedangkan
contoh peristiwa tidak menyengkan, adalah pada saat kita mendapat cobaan sakit.
Sering kita tidak menyadari banyak peristiwa penting yang terjadi dalam
kehidupan ini. Salah satu contoh peristiwa tersebut adalah peristiwa terbit dan
tenggelamnya matahari. Peristiwa terbit dan tenggelamnya matahari tersebut sangat
menentukan kelangsungan hidup manusia. Karena dengan peristiwa tersebut,
tumbuhan dapat menghasilkan energi dan oksigen yang dibutuhkan manusia.
Jika kita menghadapi peristiwa yang menyenangkan, kita tidak boleh terlalu
bergembira tetapi kita harus mensyukuri nikmat Allh SWT, sebaliknya jika menghadapi
peristiwa yang tidak menyenangkan kita tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan.
Baik pada saat kita mengalami peristiwa menyenangkan maupun peristiwa
tidak menyenangkan, kita tidak boleh hanya menyandarkan pada perasaan kita, tetapi
kita harus berpikir positif dan mengunakan akal dan penalaran kita. Di samping itu,
dalam menanggapi peristiwa tersebut, kita harus mengungkapkannya dalam bahasa
yang santun.
Terkait peristiwa dalam kehidupan, marilah kita membahas hal-hal berikut:
1. Peristiwa dalam kehidupan
2. Fenomena cahaya
3. Penggunaan penalaran untuk menghadapi berbagai peristiwa dalam kehidupan
4. Pemahaman bahasa meliputi wacana narasi, deskripsi, eksposisi dan argumentasi
5. Mekanisme energi panas dapat merubah sifat-sifat benda
6. Peristiwa perubahan kostitusi di Indonesia (Amandemen)
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan
profesi guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini
terdapat lima tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi,
(3) tema kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema
dan subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar
berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan smua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
290
6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
Selamat belajar semoga sukses.
C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Peristiwa di SD secara
holistik.
291
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN
A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi tentang pengaruh kebudayaan peserta latihan dapat menjelaskan
beberapa bukti pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha terhadap kebudayaan
Indonesia dengan benar.
2. Melalui pengamatan gambar peserta latihan dapat menunjukkan bukti-bukti
pengaruh kebudayaan Islam terhadap kebudayaan Indonesia dengan benar
3. Melalui diskusi peserta latihan dapat membuat garis waktu yang menunjukkan
kronologi peristiwa-peristiwa sejarah sekitar proklamasi dengan benar.
B. Uraian Materi
Pengaruh Kebudayaan India (Hindu dan Budha)
1. Awal mula kedatangan kebudayaan India
Pada masa pra sejarah kebudayaan bangsa Indonesia masih menunjukkan
keasliannya dan masih belum mengenal tulisan. Dalam masa itu pengaruh kebudayaan
luar belum dikenal.Baru pada abad pertama masehi, mulai terjadi pertemuan antara
kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan luar,yaitu kebudayaan Hindu yang
datang dari India.Masuknya pengaruh Kebudayaan Hindu itu telah menandai
berakhirnya jaman pra sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke dalam jaman
sejarah
Menurut sebagian para ahli sejarah, kebudayaan India yang datang ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang India Mereka sejak awal masehi telah
mengadakan hubungan dagang dengan bangsa Indonesia.
Masuknya pengaruh India melalui agama Hindu ke Indonesia dapat ditelusuri
dengan ditemukannya batu-batu tertulis di Kutai ( Kalimantan Timur ) dan Jawa Barat,
yang ditulis menggunakan huruf Pallawa. Huruf Pallawa merupakan huruf yang biasa
digunakan di India Selatan antara abad ke-3 sampai ke – 7. Bahasa yang digunakan
dalam batu tertulis adalah bahasa Sansekerta bahasa resmi di India. Batu tertulis atau
prasasti dimaksud untuk memuji kebesaran raja yang memerintah saat itu.
Batu tertulis di Kutai dan di Bogor merupakan batu tertua ini membuktikan
bahwa pengaruh kebudayaan luar yang pertama mempengaruhi kebudayaan
Indonesia. Pengaruh kebudayan India terhadap kbudayaan Indonesia berlangsung dari
abad pertama masehi sampai dengan kira-kira tahun 1500 masehi dengan lenyapnya
kerajaan Majapahit.
2. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha
Kerajaan - kerajan tersebut antara lain Kutai, Taruma nagara, Kaling, Sriwijaya,
Mataram, Kediri, Singasari sampai Majapahit.
a. Kerajaan Kutai, kerajaan tertua di Indonesia terdapat di Kalimantan Timur.
Ditemukan prasasti dengan memakai huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta sekitar
tahun 400 M. Rajanya terkenal adalah Mulawarman, anak Aswawarman, cucu
Kudungga.
292
b. Kerajaan Tarumanagara, di Jawa Barat tahun 400 - 500 M. Rajanya Purnawarman
Bukti ditemukannya prasasti di dekat Bogor (Kebon Kopi, Ciaruteun, Jambu, Pasir
Awi, Muara Cianten), di daerah Jakarta (Tugu, Cilincing), di Banten selatan (Lebak,
Muncul), Agama Hindu, rajanya Purnawarman, dan pernah menggali sungai yaitu
sungai Gomali sepanjang 12 km.
c. Kerajan Sriwijaya, di Sumatera pada abad ke 7 ada kerajaan Tulang Bawang
(Sumatera Selatan), Melayu (Jambi), dan Sriwijaya (Sumatera Selatan). Kerajaan
yang terkenal adalah Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Budha.
Guru terkenal Sakyakirti. Tahun 690 Sriwijaya menaklukkan kerajaan sekelilingnya.
d. Kerajaan Mataram Hindu dan Budha, berdasarkan prasasti Canggal tahun 732,
dikenal kerajaan beragama Hindu, rajanya Sanna yang kemudian diganti Sanjaya.
Sanjaya dapat menciptakan kemakmuran, ketenteraman rakyatnya.
e. Sanjaya dan Sailendra. Pada abad ke 8 dan 9 di Jawa Tengah berkuasa dua keluarga
kerajaan yang berbeda agama, yaitu keluarga wangsa Sanjaya beragama Hindu dan
keluarga beragama Budha. Keluarga Sanjaya berkuasa di derah Jawa Tengah utara
sedang keluarga Sailendra di Jawa Tengah selatan. Hal ini bisa dilihat dari candicandi abad ke 8 dan 9 di Jawa Tengah utara bersifat Hindu ,sedang di selatan
bersifat Budha.
f. Keluarga Sailendra berkuasa tahun 750- 850. Candi terkenal candi Kalasan, candi
Ngawen, candi Borobudur (Samaratungga). Pada pertengahan abad ke 9 kedua
keluarga itu bersatu dengan perkawinan antara Rakai Pikatan (keluarga Sanjaya)
dengan Pramudawardani (keluarga Samaratungga). Candi Rorojonggrang di
Prambanan didirikan oleh Rakai Pikatan, sedang candi Plaosan didirikan oleh
Pramodawardani
Gambar 5.2.1 Candi Borobudur
http://cepplux.blogspot.com/2011/09/gambar-candi-borobudur-dancandi.html?m=1
293
Gambar 5.2.2 Candi Prambana
http://cepplux.blogspot.com/2011/09/gambar-candi-prambanan-dancandi.html?m=1
g. Kerajaan Kanjuruan. di Jawa Timur tahun 760 dalam prasasti Dinoyo bertuliskan
huruf Kawi berbahasa Sansekerta ada kerajaan Kanjuruan dengan raja Dewa Simha
punya anak Limwa bergelar Gajayana. Candi yang didirika yaitu Candi Badut.
h. Kerajaan Kediri 1042-1222. Raja yang terkenal Kameswara. Banyak karya satra yang
dihasilkan yaitu Kitab Smaradahana oleh mpu Dharmaja, kitab Bharatayuda oleh
mpu Sedah diselesaikan mpu Panuluh.
i. Kerajaan Singasari tahun 1222 – 1292 raja terkenal Ken Arok. Banyak pembunuhan
keluarga raja. Raja terakir bernama Kertanegara yang mempunyai cita-cita
mengembangkan kekuasaanya sampai di Sumatera, Bali, Kalimantan.
j. Kerajaan Majapahit tahun 1293 – 1528. Raja pertama Raden Wijaya, memerintah
dengan tegas, bijaksana, keadaan Negara aman dan tenteram. Raja berikutnya
Jayanegara, banyak pemberontakan, lalu diganti Tribhuwana Tunggadewi dengan
patih Gajahmada. Gajah Mada punya cita-cita menyatukan kekuasaan dibawah
Majapahit, terkenal dengan Sumpah Palapa. Raja terkenal adalah raja Hayam
Wuruk dengan patih Gajah Mada. Majapahit mengalami jaman keemasan. Hasil
kesusastraan jaman Majapahit yaitu Negarakertagama (mpu Prapanca) dan
Sutasoma (mpu Tantular).
3. Pengaruh Kebudayaan Islam
Kedatangan Islam pertama diperkirakan pertama kali ke Aceh. Berdasarkan n
Marco Polo (Italia) singgah di Aceh tahun 1292, sudah ada penduduk yang memeluk
agama islam di Perlak dan banyak pula pedagang islam dari India yang giat
menyebarkan agama. Bukti kuat yaitu adanya makam raja islam yaitu Sultan Malik al
294
Saleh. Yang membawa dan menyiarkan Islam pertama di Indonesia adalah pedangan
Islam dari Gujarat. Kedatangan Islam berlangsung dengan damai.
4. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
a. Kerajaan Samudra terletak di Aceh, kerajaan Islam pertama di Indonesia. Raja
pertama bernama Sultan al-Saleh. Pada saat pemerintahan Sultan Zain al-Abidin,
Samudra merupakan pelabuhan terpenting sehingga banyak pedangan yang
datang seperti pedangan dari Tiongkok, India dan daerah lain di Indonesia.
b. Kerajaan Malaka. Raja pertama bernama Iskandar Syah. Di bawah pemerintahan
Sultan Mudzafar Syah (1445-1458) Malaka menjadi pusat perdagangan antar barat
dan timur.Malaka mencapai puncak kebesarannya di bawah pimpinan Sultan
Alaudin Syah (1477-1488). Malaka mengalami kemunduran waktu diperintah
Sultan Mahmud Syah 1488-1511 ketika orang Portugis mengalahkan Malaka tahun
1511.
c. Kerajaan Demak 1500 - 1550. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau
Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, seorang bupati Majapahit yang
memeluk Islam. Demak dengan cepat mencapai kejayaannya terutama setelah
Malaka jatuh ketangan Portugis. Raden Patah meluaskan kekuasaannya kedaerah
sekitar.. Putranya yang bernama Patiunus dan bergelar Pangeran Sabrang Lor
sangat berjasa membantu ayahnya dalam meluaskan dan memperkuat kedudukan,
termasuk mengadakan serangan ke Malaka. Raden Patah meninggal tahun 1518
diganti oleh Pati Unus, setelah Pati Unus meninggal diganti oleh Pangeran
Trenggono sampai tahun 1546. Mereka sangat giat memperkuat kekuasaan Demak
dan menegakkan agama Islam.
d. Kerajaan Mataram. Senopati mengangkat dirinya menjadi raja Mataram. Ia
kemudian menundukkan daerah-daerah di Jawa Tengah, dan Jawa Timur bahkan
sampai Jawa Barat. Mataram mengalami jaman keemasan pada masa
pemerintahan Raden Rangsang (1613 -1645) yang terkenal dengan nama Sultan
Agung. Dibawah pemerintahannya Mataram menjadi kerajaan yang dihormati dan
disegani. Tahun 1628 Mataram mengadakan serangan terhadap Belanda di Batavia,
tapi mengalami kegagalan. Sultan Agung meninggal tahun 1645 dan beliau terkenal
mengadakan tarikh baru, yaitu tarikh Jawa-Islam mulai tahun 1633 untuk
menggantikan tarikh Saka.
e. Kerajaan Banten. Banten berhasil diislamkan oleh Fatahillah atas nama raja Demak.
Tahun 1527 Banten dibawah pimpinan Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa,
dan diganti namanya menjadi Jayakarta. Fatahillah terkenal dengan sebutan Sunan
Gunung Jati karena jasanya dalam bidang agama.
Agama Islam juga berkembang di luar Jawa diantaranya Aceh, Goa, juga di
Kalimantan dan lain-lain (Coba Anda sebutkan rajanya dan jasa-jasanya).
Membicarakan penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa lengkap tanpa membahas
peran Wali Sanga. Wali sanga adalah Sembilan orang Wali Allah yang dianggap berjasa
dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Wali Allah ini dianggap orang yang
dekat dengan Allah yang dalam pandangan masyarakat dianggap mempunyai ilmu
yang tinggi dan mempunyai kekuatan atau tenaga batin tinggi.
295
Kesembilan wali itu diberi gelar Sunan. Mereka itu adalah Sunan Gunung Jati,
Sunan Ampel, Sunan Bonang , Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, SunanKudus,
Sunan Muria, dan Syekh Siti Jenar. Kebanyakan gelar-gelar yang diberikan kepada
mereka itu diambil dari tempat mereka dimakamkan .
5. Pengaruh Kebudayaan Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia
Agama Islam yang masuk ke Indonesia secara damai ternyata membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam pikiran
sebagian besar bangsa Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam member corak yang
khusus pada kebudayaan bangsa Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak
Islam itu bukan hanya dalam bentuk bangunan atau benda-benda kongkrit, tetapi juga
adat-istiadat,dan alam pikiran masyarakat. Beberapa hasil kebudayaan yang bercorak
Islam antara lain masjid, makam, seni ukir, kesusastraan, dan lain-lain. (Coba Anda
terangkan satu-persatu).
Gambar 5.2.3 Masjid Demak
http://www.google.com/images?q=gambar+masjid=demak&client
Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Ketika Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret
1942, maka berakhirlah masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Sebagai
penggantinya adalah kekuatan Kemaharajaan Jepang. Kedatangan Jepang ke
Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia karena berharap dapat melepaskan diri
dari penderitaan yang berkepanjangan.Bahkan tokoh-tokoh pergerakan politik seperti
Ir Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta bersedia melakukan kerjasama dengan pihak
Jepang.
296
Dalam perkembangan peperangan Asia Timur Raya pada tahun 1944, Jepang
ternyata sudah terdesak oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 7 September 1944
Perdana Menteri Kaiso mengumumkan bahwa pemerintah Kemaharajaan Jepang
memperkenankan daerah Indonesia untuk merdeka “elak kemudian hari”. Janji Jepang
ini untuk menarik simpati dan bantuan bangsa Indonesia terhadap Jepang dalam
peperangan melawan Sekutu.
Janji Jepang itu kemudian mulai dilaksanakan dengan membentuk Badan
Penyelidik Uasaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan ( Dokuritzu Jumbi Cosakai ) pada
tanggal 28 Mei 1945, beranggota 60 orang dan diketuai oleh K.R.T Radjiman
Wediodiningrat. BPUPK mengadakan sidang pertama untuk membahasa tentang dasar
negara bagi negara Indonesia merdeka. Dalam persidangan tersebut tiga orang
anggota mengajukan usulan tentang dasar Negara, yaitu Mr. Muh Yamin, Prof. Dr.
Supomo, dan Ir. Sukarno. Usulan Ir Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945 diberi nama
Pancasila.
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia 9 BPUPK berhasil menyusun Piagam Jakarta
yang didalamnya terdapat juga rumusan dasar Negara. Pada tanggal 7 Agustus 1945
pihak Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Jumbi
Inkai) yang terkenak PPKI dengan beranggotakan 21 orang diketuai Ir Sukarno.
Kemudian tanggal 9 Agustus 1945 tiga tokok nasional yaitu Ir Sukarno, Drs Muh Hatta
dan Dr Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Jenderal Terauci (Panglima Perang
Tertinggi di seluruh Asia Tenggara) ke Dalat (Vietnam Selatan). Dalam pertemuan di
Dalat pada tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Terauci menyampaikan pesan
pemerintah Jepang yang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia.
Ketika Ir Sukarno dan Drs Moh Hatta kembali dari Dalat tanggal 14 Agustus1945
dan sesudah mendengar berita penyerahan Jepang kepada Sekutu, mereka segara
didesak oleh para pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Ir Sukarno dan Moh Hatta menginginkan masalah proklamasi kemerdekaan itu
dibicarakan dulu dalam rapat dengan anggota PPKI. Sementara para pemuda mereka
keberatan proklamasi kemerdekaan itu melibatkan PPKI, karena pemuda menganggap
bagwa PPKI itu bentukan Jepang,sehingga nanti kemerdekaan Indonesia seolah-olah
hadiah dari Jepang. Pemuda mendesak Ir Sukarno untuk memproklamasikan
kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945, namun ditolak oleh Ir Sukarno.
Perbedaan pendapat antara para pemuda dengan Ir Sukarno dan Drs Moh
Hatta memuncak dengan terjadinya Peristiwa Rengasdengklok. Pada tanggal 16
Agustus1945 subuh para pemuda membawa Ir Sukarno dan Drs Moh Hatta ke
Rengasdengklok.Para pemuda yang bermaksud menekan beliau berdua untuk
melaksanakan proklamasi kemerdekaan yang lepas dari pengaruh Jepang ternyata
tidak terlaksana. Pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945 itu Sukarno dan Moh Hatta
kembali ke Jakarta.
Pada pukul 23.00 malam Sukarno dan Moh Hatta bersama rombongan menuju
rumah Laksamana Tadashi Maeda (Perwira Jepang, Kepala Kantor Penghubung
Angkatan Laut Jepang di daerah kekuasaan Angkatan Darat) di Jl Imam Bonjol 1. Di
rumah Maeda inilah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibuat. Yang menulis
konsep Proklamasi itu adalah Ir Sukarno, sedang Drs Moh Hatta dan Mr Ahmad
297
Subardjo menyumbangkan pikiran mereka secara lisan . Setelah konsep itu disusun, Ir
Sukarno dan Moh Hatta menyarankan agar naskah ditandatangani oleh semua yang
hadir. Namun usul itu ditentang oleh golongan pemuda, dan atas usul pemuda, naskah
proklamasi itu cukup ditandatangani oleh Ir Sukarno dan Drs Moh Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Kemerdekaan itu kemudian diketikrapi oleh Sayuti Melik
disertai beberapa perubahan yang telah disepakati. Pada keesokan harinya, tanggal 17
Agustus 1945 pukul 10.00, bertempat di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Teks
Proklamasi Kemerdekaan itu dibacakan oleh Ir Sukarno dengan disaksikan oleh para
tokoh pejuang kemerdekaan.
Bunyi teks Proklamasi Kemerdekaan itu selengkapnya adalah sebagai berikut:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno / Hatta
Gambar 5.2.4 Sukarno sedang membaca tek Proklamasi
( http://www.google.com/url?q=http://indonesiaku.esg-creation.com/category/fotoproklamasi-kemerdekaan-indonesia/ )
298
Gambar 5.2.5 Pengibaran bendera pada saat Proklamasi Kemerdekaan
( http://www.google.com/url?q=http://marconyfm.com/cerita-di-balik-17-agustus1945/pengibaran-bendera-pertama/ )
Dengan dibacakannya Teks Proklamasi Kemerdekaan itu, maka berarti bangsa
Indonesia telah menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat dan lepa
dari belenggu penjajahan . Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan hasil perjuangan
bangsa Indonesia selama berabad-abad, yang harus ditebus dengan pengorbanan
harta benda dan jiwa,akhirnya bangsa Indonesia bisa memperoleh kemerdekaan yang
didambakan. Bangsa Indonesia memang bangsa yang mencintai perdamaian, namun
lebih mencintai kemerdekaan.
C. Lembar Kerja
1. Buatlah garis waktu yang menunjukkan kronologi peristiwa-peristiwa sejarah yang
penting sekitar proklamasi kemerdekaan.
2. Buatlah kliping berupa gambar-gambar yang lengkap tentang berbagai candi,
patung, relief, masjid , ukiran, makam kuno dan sebagainya.
3. Carilah ciri-ciri khas yang membedakan candi-candi Jawa Tengah dengan candicandi Jawa Timur.
D. Lembar Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan
Anda mengerjakan latihan berikut ini.
1. Coba kemukakan beberapa bukti pengaruh Hindu- Budha terhadap kebudayaan
Indonesia ?
2. Tunjukkan beberapa bukti bahwa meskipun bangsa Indonesia sudah memeluk
agama Islam, namun masih ada kebudayaan jaman purba yang diteruskan dalam
kebudayaan Islam ?
3. Mengapa terjadi perbedaan pendapat antara kaum muda dan kaum tua di sekitar
Proklamasi Kemerdekaan ? Jelaskan.
299
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
FENOMENA CAHAYA
A.
1.
2.
3.
Tujuan Antara
Melalui percobaan peserta didik dapat menjelaskan proses pemantulan cahaya.
Melalui percobaan peserta didik dapat menjelaskan proses pembiasan cahaya.
Melalui diskusi peserta didik dapat menganalisis kejadian sehari-hari dengan asas
pemantulan dan pembiasan.
B. Uraian Materi
Banyak peristiwa alam atau fenomena alam yang disebabkan oleh keberadaan
cahaya. Kita melihat benda sumber cahaya dengan dua cara : (1) Benda tersebut
merupakan sumber cahaya, seperti bola lampu, berkas api, atau bintang, dimana kita
melihat cahaya yang langsung dipancarkan dari sumbernya, dan (2) benda dari cahaya
yang dipantulkan oleh sumber cahaya misalnya cahaya bulan.
1. Model Berkas Cahaya
Banyak bukti yang menunjukkan cahaya berjalan menempuh garis lurus pada
berbagai keadaan.Sebagai contoh, sebuah sumber cahaya titik seperti Matahari
menghasilkan bayangan, dan sinar lampu senter tampak merupakan garis lurus.Model
berkas telah berhasil mendeskripsikan banyak aspek cahaya seperti pantulan,
pembiasan, dan pembentukan bayangan oleh cermin dan lensa. Disamping model
berkas cahaya, terdapat model lain yaitu cahaya dianggap merambat sebagai
gelombang (tidak dibahas bab ini).
2. Pantulan : Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar
Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan.
Sisanya diserap oleh benda (dan diubah menjadi energi panas) atau, jika benda
tersebut transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan. Untuk benda-benda
yang sangat mengkilat seperti cermin berlapis perak, lebih dari 95 persen cahaya bisa
dipantulkan.
Ketika satu berkas cahaya mengenai permukaan yang rata (Gambar 6) ternyata
berkas sinar datang dan pantul berada pada bidang yang sama dengan garis normal
permukaan bidang pantul, dan bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul.
Gambar 5.3.1 Pantulan cahaya.
sumber: http://parno-berandabelajaroreo.blogspot.com/2012/05/pembahasantuman-cahaya.html
300
Gambar 7.menunjukkan terjadinya bayangan dibentuk oleh cermin datar dilihat
dari samping, sementara berkas-berkas cahaya digambarkan dari permukaan depan.
Berkas-berkas cahaya sebenarnya tidak melewati cermin datar. Hanya
tampaknya seakan-akan cahaya datang dari balik cermin. Hal ini karena otak kita
menerjemahkan semua cahaya yang memasuki mata kita sebagai cahaya yang datang
dengan lintasan lurus dari depan kita. Berkas-berkas cahaya sebenarnya tidak
melewati bayangan, bayangan tersebut tidak akan muncul pada kertas atau film yang
dielatakkan di lokasi bayangan. Untuk selanjutnya, bayangan seperti ini disebut
bayangan maya.
Gambar 5.3.2 Bayangan cermin datar.
3. Pembiasan : Hukum Snell
Gambar 5.3.3 Pembiasan
http://uchubald22.blogspot.com/2010/11/tentang-pembiasan-cahaya.html
Pembiasan cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian
cahaya dipantulkan pada perbatasan dan sisanya lewat ke medium baru. Jika seberkas
cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan (bukan tegak lurus),
berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium baru. Pembelokan ini
disebut pembiasan (gambar 8)
301
Pembiasan mengakibatkan sejumlah ilusi optik yang umum. Sebagai contoh,
orang yang berdiri di air yang dalamnya sepinggang tampak memiliki kaki yang lebih
pendek. Ketika kita meletakkan sebuah pensil di dalam air, tampak pensil tersebut
patah.
Hubungan analitis antara i (sudut datang) dan r (sudut bias) ditemukan secara
eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell (1591-1626).dikenal
sebagai Hukum Snell dan dituliskan :
n1 sin = i n2 sin r
C. Lembar Kerja 1 Pemantulan Cahaya
Lembar Kerja 2 Pembiasan Cahaya
D.
1.
2.
3.
4.
5.
Alat dan bahan
Kaca hias (2 cm x15cm) ditempel pada pelat siku aluminium = 1 buah
3
Lempeng Kaca transparan (5x15x0,5 cm
) : 1 buah
Kotak cahaya atau laser remote LCD
: 1 buah
Kertas HVS
: sejumlah percobaan.
Prisma segitiga (kertas manila putih,
sisi segitiga = 4 cm, panjang = 15 cm
: 1 buah
6. Busur derajat
: 1 buah
E. Langkah Kerja
Percobaan 1 Pemantulan cahaya
1. Buatlan garis mendatar di tengah kertas HVS sepanjang 15 cm, kemudian buatlah
garis vertikal tegaklurus garis mendatar di tengahnya (seperti pada gambar 2).
2. Buatlah garis miring (sinar datang = 300) menuju titik perpotongan O
3. Letakkan kaca hias (2 cm x15cm) berimpit garis mendatar dalam posisi kaca
menghadap sinar datang.
4. Tombol kotak cahaya/laser dipoisikan ”ON”, kemudian sinar diarahkan berimpit
dengan sinar datang. (Usahakan kaca tidak bergerak-gerak)
5. Tandai dengan titik satu tempat pada sinar pantul.
6. Buat garis menghubungkan antara O dengan titik pada langkah 5.
7. Ukur besar sudut datang dan sudut pantul. Sama atau berbeda?
8. Ulangi beberapa kali dengan sudut datang berturut-turut semakin besar.
9. Buatlah tabel seperti tabel dan Isilah dengan hasil percobaan.
Gambar 5.3.4 Pemantulan Cahaya
302
Percobaan 2 Pembiasan cahaya
1. Buatlan garis mendatar di tengah kertas HVS sepanjang 15 cm, kemudian buatlah
garis vertikal memotong garis mendatar di tengahnya (seperti pada gambar 2).
2. Buatlah garis miring (sinar datang = 300) menuju titik perpotongan O
3. Rebahkan kaca transparan di bawah garis mendatar.
4. Tombol kotak cahaya/laser dipoisikan ”ON”, kemudian sinar diarahkan berimpit
dengan sinar datang. (Usahakan kaca tidak bergerak-gerak)
5. Letakkan prisma kertas berimpit garis CD untuk menangkap sinar bias.
6. Tandai dengan titik pada HVS folio tempat terjadinya sinar bias.
7. Pindahkan kaca transparan ke tempat lain.
8. Buat garis menghubungkan antara O dengan titik pada langkah 6.
9. Ukur sudut datang dan sudut bias.
10. Bandingkan besar sudut datang dan sudut bias. Mana yang lebih besar ?
11. Ulangi beberapa kali dengan sudut datang berturut-turut semakin besar.
12. Buatlah tabel seperti tabel dan Isilah dengan hasil percobaan.
Peristiwa
perubahan
Penggunaan
penalaran
Fenom
ena
Gambar 5.3.5 Pembiasan Cahaya
303
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
PENALARAN DALAM MATEMATIKA
A.
1.
2.
3.
Tujuan Antara
Membedakan penalaran induksi dan deduksi.
Memberi contoh penalaran induksi dan deduksi.
Membuktikan penalaran induksi dan deduksi.
B. Uraian Materi
Dalam kehidupan ini, kita sering mengalami berbagai peristiwa, baik itu
peristiwa menyenangkan maupun peristiwa tidak menyenangkan. Contoh peristiwa
menyenangkan adalah kita mendapat rezeki yang banyak yang tidak terduga-duga, kita
mendapat hadiah dari atasan karena kerja keras kita, dan sebagainya, sedangkan
contoh peristiwa tidak menyengkan, adalah pada saat kita mendapat cobaan sakit.
Jika kita menghadapi peristiwa yang menyenangkan, kita tidak boleh terlalu
bergembira tetapi kita harus mensyukuri nikmat Allh SWT, sebaliknya jika menghadapi
peristiwa yang tidak menyenangkan kita tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan.
Baik pada saat kita mengalami peristiwa menyenangkan maupun peristiwa
tidak menyenangkan, kita tidak boleh hanya menyandarkan pada perasaan kita, tetapi
kita harus berpikir positif dan mengunakan akal dan penalaran kita. Kita sebagai
manusia diberi kelebihan oleh Allah SWT dalam bentuk akal yang kita gunakan untuk
berpikir dan bernalar. Bagaimana seharusnya kita menggunakan penalaran yang baik?
Oleh karena itu, marilah kita membahas mengenai penalaran tersebut.
Penalaran dalam matematika ada dua jenis, yaitu penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik suatu
kesimpulan yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Penalaran induktif digunakan oleh beberapa cabang ilmu pengetahuan seperti fisika,
kimia, biologi, dan sebagainya untuk membangun suatu teori baru. Sebagai contoh
dalam ilmu fisika, dalam suatu percobaan seorang peneliti berhasil menunjukkan
bahwa besi apabila dipanaskan memuai, seng apabila dipanaskan memuai, perak
apabila dipanaskan memuai, dan aluminium apabila dipanaskan juga memuai.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, peneliti tersebut mengamati bahwa besi, seng,
perak dan aluminium termasuk jenis logam. Oleh karena itu kemudian ia membuat
suatu generalisasi bahwa setiap logam apabila dipanaskan memuai.
Sebaliknya, dalam matematika penalaran yang digunakan adalah penalaran
deduktif yaitu proses berpikir berdasarkan atas suatu pernyataan dasar yang berlaku
umum untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Aturan yang berlaku
secara umum tersebut, pada umumnya dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya dan
setelah terbukti kebenarannya baru diterapkan untuk kasus-kasus yang bersifat
khsusus. Sebagai contoh, diberikan aturan umum bahwa sudut-sudut yang bertolak
belakang adalah kongruen, diketahui sudut A bertolak belakang dengan sudut B dan
ukuran sudut B adalah 60o, maka kesimpulannya ukuran sudut A adalah 60o.
Pada mulanya, matematika timbul karena adanya pikiran-pikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Oleh karena itu, walaupun
304
matematika menggunakan penalaran deduktif, namun para matematikawan dapat
menyusun atau menemukan matematika atau bagian-bagiannya dengan menggunakan
penalaran induktif. Tetapi begitu pola-pola umum atau generalisasi ditemukan maka
pola-pola umum atau generalisasi tersebut harus dapat dibuktikan kebenarannya
secara deduktif.
Secara umum, langkah-langkah penalaran induktif yang digunakan dalam
matematika sebagai berikut :
1. Mengamati pola-pola yang terjadi,
2. Membuat dugaan (konjektur) tentang pola umum yang mugkin berlaku,
3. Membuat generalisasi,
4. Membuktikan generalisasi secara deduktif.
Berikut ini diberikan beberapa contoh penggunaan penalaran induktif dalam
matematika.
Contoh 1: Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin
berlaku pada deret 1 + 3 + 5 + 7 + … + (2n  1), untuk setiap bilangan asli n.
Kemudian tentukan jumlah dari 1 + 3 + 5 + 7 + … + 199.
Pembahasan :
=
1 1

 .
 2 
=
1 3 

 .
 2 
=
1 5 

 .
 2 
=
1 7 

 .
 2 
2
1
=
1
=
2
1
2
1+3
=
4
=
2
2
3
2
4
2
2
1+3+5
=
9
=
2
1+3+5+7
=
16
=
1 9 
1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25 = 5
=

 .
 2 
dan seterusnya. Dengan memperhatikan pola tersebut di atas dapat
diduga bahwa untuk sembarang bilangan asli n berlaku :
2
2
 1  2n  1 
2
1 + 3 + 5 + … + (2n  1) =

 =n .
2


Dengan memperhatikan hasil generalisasi tersebut di atas diperoleh:
2
 1  199 
1 + 3 + 5 + … + 199
=

 = 100 2 = 10.000.
 2 
Contoh 2: Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin
berlaku pada deret 1 + 2 + 3 + 4 + … + n, untuk setiap bilangan asli n. Kemudian
tentukan jumlah dari 1 + 2 + 3 + 4 + … + 200.
Pembahasan :
11  1
2
1
=
1 =
1.
=
.
2
2
2
305
22  1
3
=
.
2
2
33  1
4
1+2+3
=
6 =
3.
=
.
2
2
44  1
5
1+2+3+4
=
10 =
4.
=
.
2
2
55  1
6
1+2+3+4+5
=
15 =
5.
=
.
2
2
dan seterusnya. Dengan memperhatikan pola tersebut di atas dapat diduga
(digeneralisasikan) bahwa untuk sembarang bilangan asli n berlaku :
nn  1
1+2+3+…+n
=
.
2
Dengan memperhatikan hasil generalisasi tersebut di atas diperoleh:
200200  1
1 + 2 + 3 + … + 200 =
=
20.100.
2
Dalam matematika, generalisasi pada Contoh 1 dan Contoh 2 tersebut di atas
tidak dibenarkan dan perlu dibuktikan secara deduktif. Namun untuk pembelajaran di
Sekolah Dasar pembuktian secara deduktif tidak perlu dilakukan, karena pada
umumnya tahap berpikir siswa Sekolah Dasar masih dalam tahap berpikir induktif
(tahap berpikir operasi konkret). Berikut akan diberikan contoh penalaran yang lain
beserta buktinya.
1+2
=
3
=
2.
Contoh 3
Secara induktif, tentukan generalisasi yang mungkin berlaku apabila sembarang
dua buah bilangan ganjil dikalikan, dan kemudian secara dedutif buktikan
bahwa generalisasi tersebut benar secara matematika.
Pembahasan :
Untuk menyelidiki pola umum yang mungkin terjadi pada perkalian sembarang
dua buah bilangan ganjil, dibuat tabel 5.4.1 sebagai berikut :
Tabel 5.4.1
1
3
5
7

1
1
3
5
7
3
3
9
15
21
5
5
15
25
35
7
7
21
35
49
Dengan memperhatikan tabel tersebut di atas, terlihat bahwa polanya adalah
bilangan ganjil apabila dikalikan dengan bilangan ganjil hasilnya juga bilangan
ganjil.
Oleh karena itu dapat diduga (digeneralisasikan) bahwa bilangan ganjil apabila
dikalikan dengan bilangan ganjil hasilnya adalah bilangan ganjil.
Seperti dijelaskan pada Contoh 1 dan Contoh 2, dalam matematika, generalisasi
tersebut di atas tidak dibenarkan dan perlu dibuktikan secara deduktif. Untuk
306
membuktikan secara deduktif, perlu pengertian bilangan genap dan bilangan ganjil
sebagai berikut :
Garis Nomal
Bukti generalisasi Contoh 3. Ambil sembarang dua buah bilangan ganjil m dan
n. Akan dibuktikan bahwa m × n bilangan ganjil. Karena m bilangan ganjil maka
terdapat bilangan bulat k sehingga m = 2k + 1, dan juga karena n bilangan ganjil maka
terdapat bilangan bulat p sehingga n = 2p + 1. Selanjutnya diperoleh :
m × n = (2k + 1) × (2p + 1) = 4kp + 2k + 2p + 1 = 2(2kp + k + p) + 1 = 2r + 1,
dengan r = 2kp + k + p.
Karena 2, k dan p masing-masing bilangan bulat maka r = 2kp + k + p juga
bilangan bulat, sebab penjumlahan dan perkalian pada bilangan bulat bersifat
tertutup.
Jadi terdapat bilangan bulat r sehingga m × n = 2r + 1. Dengan kata lain m × n
merupakan bilangan ganjil.
C. Lembar Kerja
1. Diskusikan dengan teman Anda untuk menentukan contoh penggunaan penalaran
induktif dan deduktif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Diskusikan dengan teman Anda, penalaran mana yang cocok untuk diterapkan
pada pembelajaran matematika di sekolah dasar, penalaran induktif atau deduktif?
3. Diskusikan dengan teman Anda untuk menentukan contoh penggunaan penalaran
induktif dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar.
D. Lembar Latihan
1. Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin berlaku pada
deret 2 + 4 + 6 + 8 + … + 2n, untuk setiap bilangan asli n. Kemudian tentukan
jumlah dari 2 + 4 + 6 + 8 + … + 200.
2. Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin berlaku pada
1
1
1
1
deret



  , untuk setiap bilangan asli n. Kemudian
1.2 2.3 3.4
nn  1
1
1
1
1



 .
tentukan jumlah dari
1.2 2.3 3.4
50.51
E. Kunci Jawaban
1. Pola umum adalah n(n + 1) dan jumlah = 10.100.
50
n
2. Pola umum adalah
dan jumlah =
.
n 1
51
307
BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
KARYA SASTRA
A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi kelompok tentang wacana narasi, deskripsi, eksposisi dan
argumentasi, peserta pelatihan dapat membedakan antara wacana narasi,
deskripsi, eksposisi dan argumentasi.
2. Dengan penjelasan instruksi tentang unsur-unsur instrinsik sastra peserta pelatihan
dapat menjelaskan unsur-unsur intrinsik, struktur dan ciri-ciri karya sastra, serta
apresiasi sastra.
B. Uraian Materi
1. Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi dan Argumentasi
a. Narasi
Narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan
ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah kejadian atau
serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
Tujuan menulis narasi secaa fundamental ada dua, yaitu (1) hendak
memberikan informai atau memberi wawancaa dan memperluas pengetahuan
pembaca, dan (2) hendak memberikan pengalaman estesis kepada pembaca.
Tujuan pertama menghasilkan jenis narasi informasional atau narasi ekspositoris
dan tujuan kedua menghasilkan jenis narasi artistik atau narasi sugestif.
Sebagai sebuah karangan, narasi dikembangkan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi terbentuknya karangan
narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: alur (plot), penokohan, latar, titik
pandang, pemilihan detail peristiwa. Detail dalam narasi disusun dalam sekuensi
(sequence) ruang dan waktu yang menyarankan adanya bagian awal, tengah, dan
akhir cerita. Jika cerita menyangkut latar tempat, maka pengisahan mengalami
pergantian dari suatu tempat ke tempat lain. Jika cerita menyangkut latar waktu,
maka pengisahan mengalami pergantian dari waktu ke waktu lain.
b. Deskripsi
Sebagai salah satu jenis karangan, deskripsi ditulis untuk mendeskripsikan,
menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki
penghayatan seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Objek dalam
karangan deskripsi ini dapat berupa manusia dan tempat atau suasana. Dalam
membuat karangan deskripsi, penulis dituntut memiliki kesan yang kuat tentang
objek yang dideskrisikan karena tugas penulis adalah mengalihkan kesan tentang
objek itu ke dalam karangan agar pembaca memiliki penghayatan atau pengalaman
sendiri tentang objek yang penulis deskripsikan.
Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus dapat
menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk
itu, penulis dituntut dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang
dapat menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca. Untuk mendeskripsikan
308
sesuatu, dapat dengan cara mendeskripsikan karakteristik hal yang dideskripsikan,
dengan cara mendeskripsikan segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, diraba,
dicecap, dibau dan tanggapan perasaan terhadap hal yang dideskripsikan tersebut.
c. Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan utama untuk
memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam
karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi.
Informasi dapat berupa: (a) data faktual, (b) suatu analisis atau suatu penafsiran
yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta
tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus. Yang
harus selalu kita ingat adalah bahwa tujuan utama karangan eksposisi itu sematamata untuk membagi informasi, dan tidak sama sekali mempengaruhi pembaca.
Langkah yang kita tempuh dalam membuat eksposisi ialah sebagai berikut:
(1) menentukan topik karangan, (2) menentukan tujuan penulisan, dan (3)
merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun
baik.
Pengembangan karangan eksposisi sangat bergantung pada dua hal: (1)
sifat penjelasan atau keterangan yang akan kita berikan, dan (2) tujuan yang akan
dicapai. Anda beberapa teknik pengembangan eksposisi yang dapat dipilih sesuai
dengan topik dan tujuan pembahasannya. Teknik-teknik tersebut adalah: (1) teknik
identifikasi, (2) teknik perbandingan, (3) teknik ilustrasi,(4) teknik klasifikasi, (5)
teknik definisi, dan (6) teknik analisis.
Bacaan-bacaan yang termasuk eksposisi di antaranya adalah pengumuman,
undangan, petunjuk, berita, dan sebagainya. Strategi untuk mengetahui isi bacaanbacan tersebut bisa dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan tentang apa, di
mana, kapan, mengapa, dan bagaimana (5W 1 H).
d. Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang isinya terdiri atas paparan
alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan
argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, untuk memperkuat
atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasa. Jadi, pada setiap karangan
argumentasi selalu terdapat alasan (argumen) ataupun bantahan yang
memperkuat ataupun menolak sesuatu secara sedemikian rupa guna
mempengauhi keyakinan pembaca. Secara sederhana setiap argumen selalu
menjelaskan suatu pertalian antara dua pernyataan atau asersi (assertion) yang
biasanya diurutkan. Asersi pertama merupakan alasan (reason) bagi asersi kedua.
Karangan argumentasi dikembangkan dengan dua teknik, yaitu: (1) teknik
induktif, dan (2) teknik deduktif. Pengembangan argumentasi dengan teknik
induktif adalah penyusunan argumentasi yang dilakukan dengan mengemukakan
lebih dahulu bukti-bukti kemudian diambil kesimpulan yang bersifat umum.
Adapun pengembangan argumentasi dengan teknik deduktif dimulai dengan suatu
kesimpulan umum yang kemudian disusun uraian mengenai hal-hal yang khusus.
Alasan-alasan atau bukti-bukti yang terdapat dalam argumentasi deduktif ini
disebut premis.
309
2. Unsur Intrinsik, Struktur dan Ciri-ciri Karya Sastra, Serta Apresiasi Sastra
Unsur intriksik puisi bisa dilihat dari dua segi, yaitu
a. Dari segi isi puisi yang terdiri atas : a) tema; b) rasa; c) nada; dan d) amanat
b. Dari segi struktur yang terdiri atas: a) diksi; b) imajinasi; c) Kata-kata konkrit; d)
Gaya bahasa; e) Ritme/irama; dan f) Rima/kesamaan bunyi
Menyusun parafrasa puisi ke prosa ada dua cara yaitu: (1) parafrasa terikat, dan (2)
parafrasa bebas :
a. Langkah-langkah menyusun parafrasa terikat:
1) Memberikan makna larik, caranya dengan memberikan tambahan
kata, atau kata-kata, pelengkap kata, mapun tanda baca,yang
diletakkan di dalam kurung.
Contoh:
Buku
Bila malam tiba
Kubuka dan kubaca
Kupahami dan kudalami
Semua rahasia buku ini
Kau menyimpan misteri
Dalam kehidupan ini
Kau tiada pernah marah
Bila kami tak menyentuhmu
Darimu aku tahu
Apa artinya ilmu
Yang berguna untuk kami
Tuk bekal kemudian hari
(Rahaidawati, Majalah Bobo)
Pada tahap ini puisi tersebut akan menjadi:
Buku
(Apa) bila malam (telah) tiba(,)
(A)ku (mem) buka dan (a)ku (mem) baca (buku/nya)
(Untuk) (a) ku pahami dan (a) ku dalami
Semua rahasia (isi) buku ini.
(Ternyata) (eng)kau menyimpan misteri
(Tentang) (hal-hal) (yang) (ada) dalam kehidupan ini(.)
(Eng)kau tiada pernah (me)marah(i) (kami)
(Apa) bila kami tak (bisa) menyentuhmu(.)
Dari (ka)mu aku (menjadi) tahu(,)
Apa (sebenarnya) artinya ilmu(,)
Ynag (ternyata) (sangat) berguna untuk kami
(Un)tuk bekal (kami) (pada) kemudian hari(.)
2) Memberikan makna lugas, caranya dengan mengubah bait menjadi
paragraf dan menghilangkan tanda kurung.
Contoh:
310
Apabila malam telah tiba, aku membuka dan membaca buku
untuk memahami semua rahasia isi buku tersebut.
Ternyata engkau menyimpan misteri tentang segala hal yang ada
dalam kehidupan ini. Engkau tidak pernah memarahi kami apabila
kami tidak bisa menyentuhmu .
Dari kamulah aku menjadi tahu, apa sebenarnya artinya ilmu,
yang ternyata sangat berguna untuk kami karena untuk bekal
kami pada kemudian hari.
3) Memberikan makna kias, caranya dengan menafsirkan kata yang
sekiranya bermakna kias. Contoh: “ Semua rahasia buku ini “ bisa
menjadi semua hal yang terkandung dalam isi buku ini. ”Kau
menyimpan misteri” bisa menjadi“ ternyata di dalam buku
terkandung berbagai macam hal yang berkaitan dengan kehidupan
ini. ”Kemudian hari ini” bisa menjadi menempuh kehidupan masa
depan.
4) Memberikan makna utuh, caranya dengan memadukan antara
makna lugas (b) dan makna kias (c) di atas menjadi satu kesatuan
paragraf yang utuh dan padu.
Contoh :
Buku
Apabila malam telah tiba, aku membuka dan membaca buku-buku
pelajaran untuk memahami dan mendalami semua hal yang
terkandung dalam isi buku itu. Ternyata betapa lengkapnya isi
buku itu karena di dalamnya terkandung berbagai macam hal
yang berkaitan dengan kehidupan ini. Buku yang sebagai sumber
ilmu itu tidak pernah marah jika aku suatu saat tidak bisa
mempelajarinya. Dari buku itulah aku menjadi tahu tentang
artinya ilmu bagi diriku, yang ternyata sangat berguna untukku,
karena dapat sebagai bekalku untuk menempuh kehidupan masa
depan.
b. Langkah-langkah menyusun parafrase bebas
1) Membaca dan memahami secara keseluruhan suatu karya sastra
2) Memahami jenis perubahan yang akan dilakukan, baik bentuknya
maupun redaksinya atau penggunaan bahasanya.
3) Mengungkapkan kembali dengan redaksi bahasa dan bentuk yang
berbeda tetapi isinya tetap sama.
Contoh: Puisinya sama yakni berjudul “Buku” para frasenya menjadi
seperti berikut ini
Buku
Setiap malam tiba, aku selalu membuka buku pelajaran.
Kuulangi lagi segala yang pernah diterangkan Bapak/Ibu guru
kepadaku. Sampai aku benar-benar memahaminya. Aku tidak ingin
ada yang terlewatkan sedikitpun. Semua teori dan latihan harus aku
mengerti.
Bagiku buku bagaikan sebuah misteri. Semakin banyak
kubaca dan kudalami, semakin banyak pula yang kudapatkan,
311
tentang semua isi kehidupan ini. Ia juga merupakan guru yang baik,
setiap saat mendampingiku. Tapi juga tak pernah marah kepada
orang yang tidak membacanya.
Berkat jasa buku, aku mengetahui berbagai ilmu. Setiap aku
membaca, makin bertambah pengetahuanku. Tidak ada yang siasia setiap pemberiannya. Semuanya berguna untuk menempuh
masa depanku.
Cerita anak adalah cerita yang akan dikonsumsi oleh anak atau cerita yang
diperuntukkan bagi anak-anak. Cerita anak merupakan bagian dari cerita rekaan. Oleh
karena itu semua unsur atau ciri cerita yang harus ada pada cerita rekaan berlaku juga
bagi cerita anak. Seperti perwatakan dan penokohan, sudut pandang, latar, tema,
struktur, suspens (daya bayang), nada dan suara, serta bahasa. Walaupun demikian
ada perbedaan yang mencolok antara cerita anak dengan cerita remaja atau cerita
orang dewasa. Pada cerita anak sangat diutamakan keterbacaan dalam segi
penggunaan bahasa dan kesesuaian dengan lingkungan sosial dan psikis anak. Untuk
dapat menulis cerita anak, seorang calon penulis harus memahami kehidupan anak.
Objek tentang lingkungan hidup anak inilah yang akan menjadi bahan tulisannya.
Bentuk karya sastra yang dijadikan bahan ajar di SD hendaknya memenuhi ciriciri sastra anak-anak yang meliputi puisi, prosa, dan drama. Puisi anak-anak memiliki
ciri-ciri: bahasanya dapat dipahami anak, pesan yang dikandungnya dapat dimengerti,
memiliki irama dan keindahan, isinya sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Cerita anak-anak memiliki ciri: latarnya dikenal anak, aluranya berbentuk maju dan
tunggal, penokohannya dari kalangan anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang, temanya
tentang kehidupan sehari-hari, petuangan, olahraga, dan keluarga. Drama anak-anak
memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan prosa yang berbeda dari segi dialog yang
relatif sederhana dengan adegan yang tidak panjang. Sastra anak pantang dari hal-hal
kekerasan, kehidupan yang pelik, dan percintaan yang erotis.
C. Lembar Kerja
Saudara, tema yang kita bicarakan saat ini adalah tentang ”peristiwa”. Di dalam
Kamus Bersar Bahasa Indonesia (KBBI), peristiwa bermakna kejadian yang luar biasa
yang menarik perhatian orang (Depdiknas, 2005: 860).
Salah satu peristiwa yang terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur, pada tanggal 26
Desember 2012, yaitu hujan deras yang disertai ”puting beliung” menghajar empat
desa di kecamatan Sidoarjo dan Sukodono. Ratusan bangunan luluh lantak disapu
angin, bahkan sebuah truk bisa melayang dan terhempas menabrak pohon.
Meski pusaran angin hanya 10 menit, dampak yang ditimbulkan cuku besar.
Kurang lebih 155 ruah rusak parah dan sedang. Menurut warga setempat, puting
beliung tersebut datangnya dari utara ke selatan pada pukul 16.15. Angin kencang
yang membentuk pusaran itu berwarna hitam pekat dan suaranya mengerikan. Tiga
menit kemudian hujan deras yang disertai petir pun terjadi.
Angin puting beliung tersebut menyapu apa saja yang berada di tempat
kejadian. Truk pun melayang sejauh 3 meter dan tertahan di pohon randu. Atap-atap
seng beterbangan dan ada yang bertengger di pohon randu setinggi 12 m.
312
Hampir semua garasi mobil di daerah tersebut yang terbuat dari kanopi, rusak.
Bahkan ada yang melayang sampai 200 meter. Ada pula kandang kambing yang
tersapu puting beliung hingga semua kambingnya kelur. Kandang kambing itu
terlempar 100 meter dari lokasi asal (Jawa Pos, edisi Jumat, 28 Desember 2012).
Diskusikan dengan kelompok Anda, wacana di atas termasuk jenis apa
dan berikan alasannya!
D. Lembar Latihan
Buatlah rubrik penilaian membaca puisi!
313
BAB VI
KEGIATAN BELAJAR 5
AMANDEMEN KONSTITUSI (UUD ’45)
A.
1.
2.
3.
Tujuan Antara
Menjelaskan pengertian amandemen
Menjelaskan tentang prosedur atau mekanisme melakukan amandemen UUD 1945
Membedakan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen.
B. Uraian Materi
Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau catatan tertentu,
terutama untuk memperbaiki. Perubahan ini dapat berupa penambahan atau juga
penghapusan catatan yang salah/ tidak sesuai lagi. Kata ini umumnya digunakan untuk
merujuk kepada perubahan pada konstitusi sebuah negara (amandemen
konstitusional). Konstitusional merupakan prinsip-prinsip dasar politik serta hukum
yang mencangkup struktur , prosedur, serta kewenangan/hak serta kewajiban. Karena
itu, konstitusional sangat berhubungan erat dengan amandemen karena bertujuan
untuk memperbaiki suatu catatan/dokumen penting suatu negara yang mencangkup
bentuk, struktur, prosedur, agar lebih baik dari sebelumnya
Hakekat konstitusi adalah sebagai instrumen pembebasan menuju humanisasi
transendental. Suatu konstitusi yang tidak demikian sejatinya adalah penindasan atas
fitrah kemanusiaan. Maka perubahan konstitusi merupakan suatu yang fitri,sejalan
dinamika jaman yang terbingkai dalam etika ilahi. Amandemen terhadap UUD memang
diperlukan, tanpa itu konstitusi tidak akan bisa menjadi benteng terakhir dari
persoalan bangsa.Tapi filosofi kekeluargaan dan gotong royong harus tetap
dipertahankan dan final. Konstitusional merupakan prinsip-prinsip dasar politik serta
hukum yang mencakup struktur , prosedur, kewenangan/hak serta kewajiban. Karena
itu, konstitusional sangat berhubungan erat dengan amandemen, karena bertujuan
untuk memperbaiki suatu catatan/dokumen penting suatu negara yang mencakup
bentuk, struktur, prosedur, agar lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Andi Mallarangeng dalam Deny Indrayana,UUD 1945 bukan mitos dan
tidak boleh menjadi mitos ,Ia harus menjadi a living constitution sekaligus menjadi a
working constitution. Selaras dengan dengan pemikiran tersebut,Deny Indrayana
berpendapat bahwa konstitusi yang tidak bisa diamandemen tidaklah lebih dari
sebuah dokumen palsu yang penuh kepura-puraan. Sebuah konstitusi yang tidak bisa
diubah tidak lebih dari sekedar dokumen basa basi. Konstitusi yang tidak dapat diubah
adalah konstitusi yang lemah,karena tak bisa beradaptasi dengan realitas kehidupan.
Bahkan sebuah konstitusi harus bisa beradaptasi dengan realitas yang terus –menerus
berubah. Sebuah mekanisme amandemen konstitusi sangat diperlukan untuk
menjamin bahwa generasi yang akan datang mempunyai alat yang efektif untuk
menjalankan kekuasaan-kekuasaan mereka untuk memerintah. Menurut pandangan
Mahfud MD(dalam Deny Indrayana) bahwa di dunia ini tidak ada konstitusi yang tidak
bisa diubah,sebab konstitusi dibuat sesuai dengan kebutuhan situasi politik, sosial,
ekonomi dan budaya pada waktu tertentu. Maka janganlah bermimpi untuk
menyakralkan konstitusi yang dulu maupun yang berlaku sekarang. Meski begitu
314
prosedur perubahan konstitusi harus dipersulit,agar orang tak terlalu mudah untuk
selalu mengubah-ubah konstitusi. Namun sesulit apapun cara perubahan konstitusi itu,
jika rakyat menghendaki maka perubahan akan terjadi. Selaras dengan beberapa
pendapat ahli tersebut,Saiful Mujami (dalam Deny I ) menyatakan bahwa amandemen
UUD 1945 merupakan langkah konstitusional yang membuat politik Indonesia
sekarang demokratis,inilah puncak peradaban politik umat manusia
Apa dasar pemikiran yang melatar belakangi dilakukannya perubahan UUD
1945 ? Ada beberapa alasan diantaranya :1). UUD 1945 membentuk struktur
ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang
sepenuhnya melakukan kedaulatan rakyat. 2) UUD 1945 memberikan kekuasaan yang
sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (presiden). 3) UUD 1945
mengandung pasal-pasal yang terlalu luwes , sehingga dapat menimbulkan lebih dari
satu penafsiran ( multitafsir ). 4)UUD 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan
kepada kekuasaan presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang
.5)Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup
didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang
demokratis, supremasi hukum , pemberdayaan rakyat , penghormatan hak asasi
manusia dan otonomi daerah ( jimmly Asshiddiqie; 2005 ; 22 )
1. Amandemen I
Amandemen yang pertama kali ini disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999 atas
dasar SU MPR 14-21 Oktober 1999. Amandemen yang dilakukan terdiri dari 9 pasal,
yakni:
Pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal 20, pasal 21.
Inti dari amandemen pertama ini adalah pergeseran kekuasaan Presiden yang
dipandang terlalu kuat (executive heavy ) dan masa jabatan presiden .
2. Amandemen II
Amandemen yang kedua disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000 dan disahkan
melalui sidang umum MPR 7-8 Agustus 2000. Amandemen dilakukan 5 Bab dan 25
pasal. Berikut ini rincian perubahan yang dilakukan pada amandemen kedua.
Pasal 18, pasal 18A, pasal 18B, pasal 19, pasal 20, pasal 20A, pasal 22A, pasal 22B,
pasal 25E, pasal 26, pasal 27, pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E,
pasal 28F, pasal 28G, pasal 28H, pasal 28I, pasal 28J, pasal 30, pasal 36B, pasal 36C.
Bab IXA, Bab X, Bab XA, Bab XII, Bab XV, Ps. 36A ;
Inti dari amandemen kedua ini adalah Pemerintah Daerah, DPR dan
Kewenangannya, Hak Asasi Manusia, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan.
3. Amandemen III
Amandemen ketiga disahkan pada tanggal 9 November 2001 dan disahkan melalui
ST MPR 1-9 November 2001. Perubahan yang terjadi dalam amandemen ketiga ini
terdiri dari 3 Bab dan 22 Pasal. Berikut ini rincian dari amandemen ketiga.
Pasal 1, pasal 3, pasal 6, pasal 6A, pasal 7A, pasal 7B, pasal 7C, pasal 8, pasal 11,
pasal 17,
pasal 22C, pasal 22D, pasal 22E, pasal 23, pasal 23A, pasal23C, pasal 23E, pasal 23F,
pasal 23G, pasal 24, pasal 24A, pasal24B, pasal24C.
Bab VIIA, Bab VIIB, Bab VIIIA.
315
Inti perubahan yang dilakukan pada amandemen ketiga ini adalah Bentuk dan
Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan
Negara, Kekuasaan Kehakiman.
4. Amandemen IV
Sejarah amandemen UUD 1945 yang terakhir ini disahkan pada tanggal 10 Agustus
2002 melalui ST MPR 1-11 Agustus 2002. Perubahan yang terjadi pada amandemen
ke-4 ini terdiri dari 2 Bab dan 13 Pasal yaitu pasal 2, pasal 6A, pasal 8, pasal 11,
pasal16, pasal 23B, pasal 23D, pasal 24, pasal 31, pasal 32, pasal 33, pasal 34, pasal
37; dan BAB XIII, Bab XIV.
Inti Perubahan: DPD sebagai bagian MPR, Penggantian Presiden, pernyataan
perang, perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral, pendidikan dan
kebudayaan, perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial, perubahan UUD.
Tujuan dari dilakukannya amandemen UUD 1945 yang terjadi hingga 4 kali ini
adalah menyempurnakan aturan-aturan mendasar seperti tatanan negara,
kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan
negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan
kebutuhan bangsa. Sejarah amandemen UUD 1945 yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan juga
mempertegas sistem pemerintahan presidensiil .
Amandemen yang telah dilakukan oleh MPR terhadap Undang-Undang Dasar 1945
melalui amandemen 1, 2, 3, dan 4 kita dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, perubahan itu menggunakan landasan sistem dan prosedur yang
ditentukan Pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945 . Memang Pasal 37 tidak
mengatur secara terperinci masalah teknis perubahan yang harus dilakukan. Secar
teoritis dikenal adanya dua model teknik perubahan, yaitu model Amerika Serikat
dan model Eropa Kontinental. Tradisi Amerika Serikat, perubahan dilakukan
terhadap isu / materi tertentu yang caranya dituangkan dalam naskah yang
terpisah dari naskah aslinya. Sedangkan model Eropa Kontinental, perubahan
dilakukan secara langsung terhadap teks / naskah Undang-Undang Dasar-nya.
Amandemen 1, 2, 3, dan 4 kiranya dapat dikatakan meniru tradisi yang berlaku di
Amerika Serikat, tetapi kalau dilihat materi / substansi yang diubah yaitu
menyangkut tidak hanya isu tertentu namun perubahan itu menyangkut materi
yang sangat luas dan mendasar, dapat dikatakan sama saja dengan penyusunan
Undang-Undang Dasar baru (pengganti konstitusi).
Kedua, mengenai bentuk hukum perubahan, secara teoritis dan praktek
ketatanegaraan dikenal berbagai model dan polanya, yaitu : 1) pola yang substansi
perubahannya langsung dituangkan / diadopsi ke dalam teks Undang-Undang
Dasar lama dengan langsung melakukan perubahan / penggantian naskah, 2) pola
yang substansi perubahannya dituangkan dalam teks tersendiri terpisah dari
naskah aslinya yang sering dikatakan sebagai model / amandemen.
Ketiga, substansi / materi perubahan yang dilakukan dalam amandemen 1, 2, 3,
dan 4 merupakan bentuk perubahan konstitusi yang sifatnya sangat mendasar dan
menyangkut hampir seluruh substansi yang diatur dalam teks aslinya, sehingga
dapat dikatakan bahwa perubahan itu mengubah sistematika dan kerangka acuan
316
konstitusional yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Banyak substansi
yang berupa kerangka pokok (frame work) yang diubah. Hal ini membawa
konsekuensi dan implikasi harus adanya perubahan pada pasal dan ayat yang
mengatur penjabarannya. Misalnya substansi yang mengubah kedudukan,
kewenangan dan fungsi MPR, sistem parlemen, pemilihan presiden dan
pembentukan lembaga-lembaga baru. Perubahan mendasar tersebut juga
membawa konsekuensi baru dalam hubungannya dengan Penjelasan UndangUndang Dasar 1945.
Salah satu masalah krusial adalah status hukum Penjelasan Undang-Undang Dasar
1945. Ketika rancangan Undang-Undang Dasar 1945 dibuat dan diperdebatkan
dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI sampai tanggal 18 Agustus 1945, memang
naskahnya tidak dilengkapi oleh penjelasan. Akan tetapi, di kemudian hari, naskah
penjelasan itu dibuat dan ditambahkan oleh Prof. Soepomo sebagai lampiran
terhadap naskah Undang-Undang Dasar 1945. Memang banyak sekali kegunaan
penjelasan ini dalam praktek di kemudian hari. Namun, banyak juga masalah yang
kontroversial berhubung beberapa bagian dalam penjelasan itu tidak secara tepat
menjelaskan paradigma yang dianut dalam naskah UUD.
Namun, setelah diadakan perubahan Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga, dan
Keempat Undang-Undang Dasar 1945, materi Penjelasan Undang-Undang Dasar
1945 tidak mungkin lagi dipertahankan. Banyak perubahan yang tercakup dalam
kedua perubahan itu yang sudah tidak cocok lagi dengan isi Penjelasan. Di samping
itu, banyak pula para ahli hukum yang mempersoalkan mengenai keabsahan
Penjelasan Undang-Undang Dasar itu sendiri sebagai bagian dari dokumen
konstitusi yang mengikat. Karena, dewasa ini, makin luas pengertian bersama
bahwa di masa yang akan datang Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 itu
haruslah ditiadakan sama sekali dari pengertian kita tentang konstitusi. Apalagi,
memang tidak ada konstitusi negara-negara modern dewasa ini mempunyai
Penjelasan seperti halnya Undang-Undang Dasar 1945.
C. Lembar Kerja
Petunjuk kerja :
1. Diskusikan dengan teman-temanmu. Apakah perbedaan UUD 1945 sebelum
amandemen dengan sesudah amandemen?
2. Laporkan hasil diskusi kelompok dihadapan teman-temanmu?
UUD 1945
No
Topik
Pasal
Sebelum
Sesudah
Amandemen
Amandemen
Keanggotaan MPR
D. Lembar Latihan
1. Apakah yang dimaksud amandemen itu? Jelaskan!
2. Bagaimana prosedur atau mekanisme melakukan amandemen UUD 1945?
3. Apakah perbedaan antara UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen?
317
E. Kunci Jawaban
1. Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau catatan tertentu,
terutama untuk memperbaiki. Perubahan ini dapat berupa penambahan atau
juga penghapusan catatan yang salah/ tidak sesuai lagi.
2. Prosedur atau mekanisme melakukan amandemen UUD 1945 diatur pada
pasal 37 UUD 1945.
3. Perbedaan antara UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen antara lain
UUD 1945
No
Topik
Pasal
Sebelum
Sesudah Amandemen
Amandemen
Masa jabatan
1. Masa jabatan 5 1. Masa jabatan 5
Pasal 7
presiden dan
tahun
tahun
wakil presiden
2. Dapat dipilih
2. Dapat dipilih kembali
kembali
3. Dalam jabatan yang
sama
4. Hanya satu kali masa
jabatan
318
BAB VII
KEGIATAN BELAJAR 6
ENERGI PANAS
A. Tujuan Antara
1. Melalui penjelasan peserta pelatihan dapat menghitung konversi nilai suhu pada
satuan suhu lainnya dengan benar.
2. Melalui penugasan peserta pelatihan dapat menghitung energy kalor dengan
benar.
3. Melalui penugasan peserta pelatihan dapat mengukur suhu suatu benda cair
dengan benar.
B. Uraian Materi
Kita tidak dapat menyentuh benda-benda yang sangat panas, tangan kita dapat
terbakar.Kita juga tidak dapat menyentuh benda-benda yang terlalu dingin dalam
waktu yang agak lama, karena hal itu dapat merusak jaringan kulit tangan kita.Di
samping itu kita sering tidak mampu membedakan suhu-suhu yang selisihnya hanya
sedikit.Perasaan kita juga dipengaruhi oleh suhu badan kita.Untuk keperluankeperluan bersahaja, perasaan dapat kita gunakan untuk menetapkan keadaan suhu
sesuatu.Misalnya dengan meraba badan seseorang kita sering dapat mengatakan
bahwa orang itu sedang demam, namun dalam ilmu pengetahuan diperlukan
pengukuran yang lebih teliti.
1. Suhu dan Cara Pengukurannya
Untuk mengukur suhu dengan cara yang dapat dipercaya diperlukan sesuatu
yang sifatnya berubah bila suhunya berubah, dan sifat itu dapat diukur. Ada beberapa
sifat benda yang berubah kalau suhu benda itu berubah.Perubahan-perubahan sifat ini
dapat digunakan sebagai alat untuk pengukur suhu suatu benda.Alat pengukur suhu
disebut termometer.
Di laboratorium sekolah, laboratorium klinis dan rumah sakit banyak
menggunakan termometer yang berisi raksa atau alkohol. Raksa dipilih sebagai bahan
pembuat termometer dengan alasan :
a. Suhu raksa cepat sesuai dengan benda yang diukur, karena raksa cepat memuai
dan cepat juga menyusut sehingga perubahan-perubahan suhu segera dapat
diketahui.
b. Titik bekunya rendah (-39oC) dan titik didihnya tinggi (357oC), karena itu daerah
ukur suhunya cukup lebar.
c. Dalam pipa kaca raksa mudah dilihat karena mengkilap.
d. Pemuaiannya teratur.
e. Raksa tidak membasahi/melekat dinding kaca. Bila menyusut seluruh raksa akan
turun tidak ada yang tertinggal menempel pada dinding kaca, dengan demikian
pengukurannya lebih teliti.
Termometer alkohol dapat mengukur suhu lebih rendah daripada yang dapat
diukur termometer raksa sebab alkohol membeku pada suhu yang lebih rendah dari
titik beku suhu raksa (titik beku alkohol = -112oC). Akan tetapi, termometer alkohol
tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi, misalnya suhu air
319
mendidih.Hal ini disebabkan titik didih alkohol hanya 78 oC, lebih rendah daripada titik
didih air.
2. Suhu Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin
Termometer yang sekarang masih digunakan ialah termometer berskala
Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin; sedangkan skala Reamur tidak digunakan lagi.Suhu
benda dapat dinyatakan dalam derajat Celcius (oC), derajat Fahrenheit (oF), dan Kelvin
(K).Satuan suhu yang dipakai sebagai sistem internasional (SI) adalah Kelvin (K).
Gambar 5.7.1 Termometer
Gambar 5.7.1 adalah diagram termometer Celcius (C), termometer Kelvin (K),
dan termometer Fahrenheit (F). Pada diagram terlihat jelas bahwa :
a. Titik lebur es
= 0oC= 273K= 32oF
o
Berarti 0 C = 273 K = 32oF
b. Titik didih air
= 100oC= 373K= 212oF
Berarti 100oC = 373 K = 212oF
c. Dihitung dari titik lebur es sampai ke titik didih air, jumlah skala
masing-masing termometer adalah :
C = 100 skala
K = 100 skala
F = 180 skala
Berarti perbandingan panjang skala
C : K : F = 100 : 100 : 180
atau
C : K : F = 5 : 5 : 9
Bagaimana melakukan konversi antara satuan suhu satu dengan yang
lain? Marilah kita perhatikan rumus berikut :
1) Mengubah Suhu dari Skala C Menjadi Skala K dan F
toC = (t +273)
 9t

toC =   32 
5

2) Mengubah Suhu dari Skala F Menjadi Skala C dan K
5
toF = x (t - 32) oC
9
320
5

toF =   t  32  273 K
9

3) Mengubah Suhu dari Skala K menjadi Skala C dan F
t K = (t - 273) oC
9

t K =   t  293  32 oF
5

3. Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat
Dari pengalaman sehari-hari kita ketahui bahwa es yang dipanasi akan berubah
wujud menjadi air. Bila pemanasan berlangsung terus akan berubah menjadi uap air.
Kalau digambarkan hubungan antara penambahan kalor dengan perubahan wujud es
menjadi uap air dipaparkan pada Gambar 5.7.2
Gambar 5.7.2 Grafik perubahan wujud es menjadi uap
Garis I menggambarkan es mengalami kenaikan suhu dari -10oC (baca :
10oC di bawah nol) menjadi 0oC diperlukan energi panas Q1 sesuai dengan
persamaan.
Q1
= m . c .t
Q
= kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu es (joule, kkal, kal)
m
= massa es (kg, gr)
c
= kalor jenis es (joule/kg0C, kkal/kg0C)
t
= perubahan suhu es (0C)
Garis II mengambarkan es pada suhu 0oC diubah menjadi air 0oC. Selama
terjadi perubahan wujud tidak ada kenaikan suhu.
Q
= m.L
Q
= Q2 – Q1
= kalor yang dibutuhkan untuk perubahan wujud es menjadi air (joule, kal)
m
= massa es (kg)
L
= kalor lebur es (joule/kg, kal/kg)
Garis III menggambarkan air 0oC mengalami kenaikan suhu menjadi 100oC
diperlukan energi Q3 – Q2.
Q
= m . c .t
321
Q
= kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air dari 0 oC menjadi
100oC
m
= massa es
c
= kalor jenis air
t
= perubahan suhu air
Garis IV menggambarkan air pada suhu 100oC diubah menjadi uap air
1000C.Selama terjadi perubahan wujud tidak terjadi kenaikan suhu.
Q
= m.U
Q
= Q4 – Q3 = kalor yang dibutuhkan untuk perubahan wujud air
menjadi uap air.
m
= massa air
U
= kalor uap air
C. Lembar Kerja
Mengukur dan membandingkan suhu air mendidih dan suhu minyak goreng
mendidih.
D. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia
2. Pembakar spiritus
3. Kaki tiga
4. Kassa asbes
5. Thermometer skala 0 – 100
6. Minyak goreng
7. Air tawar
8. Korek api
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
322
= 2 buah
= 2 buah
= 2 buah
= 2 buah
= 2 buah
= 50 cc
= 50 cc
= 1 buah
Langkah Kerja
Tuangkan 50 cc air dalam gelas kimia I dan 50 cc pada gelas kimia II.
Letakkan kassa asbes di atas pada masing-masing kaki tiga.
Letakkan masing-masing pembakar spiritus di bawah kassa asbes.
Letakkan gelas kimia yang berisi cairan di atas kassa asbes.
Nyalakan pembakar spiritus
Agar cepat mendidih tutuplah gelas kimia.
Ukur suhu air mendidih! Apakah mencapai 1000 C ? Mengapa ?
Ukur suhu minyak goreng mendidih!
Samakah suhu air mendidih dengan suhu minyak goreng mendidih ? Jika berbeda
apa sebabnya ?
ASESMEN
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.
1. Salah satu yang melatar belakangi terjadinya perubahan Undang-Undang Dasar
1945 adalah …
A. Kehendak dari para pejabat negara
B. Karena desakan dari masyarakat
C. Adanya multitafsir pasal-pasal UUD 1945
D. Tuntutan era globalisasi
2. Kesepakatan MPR setelah melakukan amandemen ada lima hal, satu
diantaranya adalah …
A.Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
B. Tidak melakukan perubahan pasal-pasal
C. Menetapkan kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara
D. Masa jabatan presiden tetap lima tahun
3. Amandemen UUD 1945 salah satunya membahas mengenai masa jabatan
presiden dan wakil presiden .pembahasan hal itu dilakukan pada amandemen
ke …
A.2
B. 1
C. 4
D. 3
4. Dewasa ini kebudayaan bangsa Indonesia merupakan perpaduan dari berbagai
kebudayaan, baik kebudayaan Indonesia asli,pengaruh kebudayaan HinduBudha dan kebudayaan Islam. Hal ini terbukti di Solo sering dilakukan
upacara.....
A. Upacara Sekaten
B. Upacara Sawalan
C. Upacara Sadranan
D. Upacara Kenduri
5. Perbedaan pendapat mengenai proklamasi kemerdekaan antara para pemuda
dengan golongan tua memuncak dengan terjadinya peristiwa…..
A. Peristiwa Rengasdengklok
B. Peristiwa Dalat
C. Peristiwa Ikada
D. Peristiwa Agresi
6. Sifat –sifat golongan pemuda yang wajib kita kenang dan teladani
sebagai berikut, kecuali….
A. Tidak pantang menyerah
B. Congkak karena keberhasilan
adalah
323
7.
C. Pemberani dan kuat dalam pendirian
D. Bersatu dan ulet
Bacalah kutipan-kutipan di bawah ini
Kutipan pertama
Rebuslah mie dalam 400 cc air mendidih selama 3 menit sambil diaduk. Sementara
mie direbus, campurkan bumbu, minyak bumbu, kecap manis, dan saus cabe, pada
piring. Jika mie sudah matang, tiriskan, kemudian campurkan mie ke dalam
campuran bumbu di piring dan aduklah hingga merata. Setelah itu taburkan
bawang goreng dan mie lezat siap di santap.
Kutipan kedua
Di sebuah sudut kotaku tampak sebuah taman yang baru saja selesai di pagar. Di
taman tersebut ada sebuah patung seorang yang sedang membuat kain tenunmenenun dengan alat tenun tradisional. Di sekeliling patung-patung penenun itu
ditumbuhi berbagai macam bunga, di antaranya bunga bogenfil, sakura, dan lailain sehingga tampak indah sudut kotaku itu.
A. Kutipan pertama adalah eksposisi, sedangkan kutipan kedua adalah deskripsi
B. Kutipan pertama adalah deskripsi, sedangkan kutipan kedua adalah eksposisi
C. Kutipan pertama adalah narasi, sedangkan kutipan kedua adalah deskripsi
D. Kutipan pertama adalah eksposisi, sedangkan kutipan kedua adalah narasi
Kunci : A
8. Karangan-karangan di bawah ini yang termasuk narasi informasional adalah…
A. sejarah, roman sejarah, biografi
B. otobiografi, drama, kisah perjalanan
C. kisah perjalanan, sejarah, biografi
D. drama, kisah perjalalan, roman
Kunci : C
9. “Gendang-gendut tali kecapi,
kenyang perut senanglah hati”
Puisi di atas termasuk puisi lama jenis …
A. bidal
B. karmina
C. talibun
D. tamsil
10. Jalan raya berkelok-kelok dipasang cermin untuk melihat kondisi jalan dibalik
tikungan. Jenis cermin yang dipergunakan dan sifat cahaya yang berlaku adalah….
A. Cermin cembung dan perambatan cahaya
B. Cermin cembung dan pemantulan cahaya
C. Cermin cekung dan pembiasan cahaya
D. Cermin cekung dan pemantulan cahaya
11. Kaca tembus cahaya berbentuk balok berada dalam air. Pada salah satu sisi balok
dikenai sinar tegaklurus terhadap permukaan kaca. Cahaya menembus kaca dan
keluar pada sisi berikutnya. Arah cahaya saat meninggalkan kaca dalam keadaan
….
324
12.
13.
14.
15.
16.
A. Tegak lurus kaca
B. membias
C. mendekati garis normal
D. menjauhi garis normal
Cahaya merambat di udara mengenai kaca dengan sudut datang 30 o. Gerakan
cahaya dalam kaca adalah .…
A. Sudut bias kurang dari 30o, menjauhi garis normal
B. Sudut bias lebih besar dari 30o, menjauhi garis normal
C. Sudut bias lebih besar dari 30o, mendekati garis normal
D. Sudut bias kurang dari 30o, mendekati garis normal
Dalam kegiatan ilmiah diperoleh data suhu suatu benda sebesar 318 K (Kelvin).
Kalau dikonversi dalam satuan Celcius (C),Fahrenheit (F), dan Reamur (R)
sebesar….
A. 45OC , 81OF, dan 36OR
B. 45OC, 113OF, dan 36OR
C. 50OC, 81OF, dan 40OR
D. 50OC, 113OF, dan 40OR
Kalor jenis minyak tanah ditetapkan 2200 J kg-1C-1.Banyaknya kalor yang
diperlukan oleh 10 kg minyak tanah jika suhunya turun dari 40 oC menjadi
80oCadalah ....
A. 8.800 joule
B. 17.600 joule
C. 176.000 joule
D. 880.000 joule
Perhatikan proses berpikir beriku. Pernyataan umum: Semua manusia akan mati,
Pernyataan Khusus: Si Fulan seorang manusia. Kesimpulan: Si Fulan akan mati.
Proses berpikir tersebut menggunakan …
A. penalaran induktif.
B. penalaran deduktif.
C. gabungan penalaran induktif dan deduktif.
D. bukan penalaran induktif dan deduktif.
1
1
1
1




Nilai dari
3n  23n  1
1.4 4.7 7.10
n
A.
2n  1
n
B.
3n  1
n
C.
4n  1
n
D.
5n  1
325
KUNCI JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
326
C
A
B
A
A
B
A
C
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
B
B
A
D
B
D
B
B
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie , Jimly. 2005. Lembaga Negara dan sengketa kewenangan antar lembaga
negara. Jakarta : Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN).
Cholis Sa’dijah, dkk..(1997). Pendidikan Matematika II. Jakarta : Ditjen Dikti.
D’Augustine, C. Dan Smith, W.C. (Jr). (1992). Teaching Elmentary School Mathematics.
New York: Harper Collins.
Faqih Samlawi, Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Maulana
Gatot Muhsetyo, dkk. (2002). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Giancoli, 2001, Fisika I, Jakarta : Erlangga.
Giancoli, 2001, Fisika II, Jakarta : Erlangga
http://cepplux.blogspot.com/2011/09/gambar-candi-borobudur-dan-candi.html?m=1
http://www.google.com/images?q=gambar+masjid=demak&client
http://www.google.com/url?q=http://marconyfm.com/cerita-di-balik-17-agustus1945/pengibaran-bendera-pertama/
Indrayana, Deni. 2007. Amandemen UUD 1945 Antara mitos dan pembongkaran.
Bandung: Mizan Pustaka.
Karso, dkk. (2007). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. (1994) Guiding Children’s Learning of Mathematics.
Belmont: Wadswoth.
Nyimas Aisyah, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Ditjen Dikti Depdiknas.
Sartono Kartodirdjo. 1975. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Soekmono, 1990. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius
Soewito, dkk. (1992). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman.(1986). Ilmu Bilangan. Jakarta : Karunika
Suryono , Hassan. 2005. Pancasila Progresif. Surakarta : Pustaka Cakra.
Tarigan, Djago. 1997. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud UT.
Winarno, 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta : UNS Press
327
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Amandemen
A living constitution
A working constitution
Generalisasi
Konjektur
Konstutusi
Penalaran
Penalaran deduktif
Penalaran induktif
Plot
328
: Perubahan dokumen resmi dengan tujuan untuk
memperbaikinya
: Konstitusi yang benar-benar hidup dalam masyarakat ,
tidak hanya terdiri dari naskah yang tertulis saja .
: Konstitusi yang benar-benar dijadikan sebagai pedoman
kerja untuk memberi arah tujuan yang ingin dicapai .
: Proses penalaran yang mengandalkan beberapa
pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk
mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
: Sebuah proposisi yang dipradugakan sebagai hal yang
nyata, benar, atau asli, sebagian besarnya didasarkan
pada landasan inkonklusif (tanpa simpulan).
: Keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat
cara-cara
bagaimana
suatu
pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat .
: Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian.
: Proses berpikir berdasarkan atas suatu pernyataan
dasar yang berlaku umum untuk menarik suatu
kesimpulan yang bersifat khusus.
: Proses berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang
berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat khusus.
: Rangkaian peristiwa yang membentuk suatu cerita.
329
BAB IX STRATEGI PEMBELAJARAN
A. Pendekatan Tematik Terpadu di Sekolah Dasar
Proses pembelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar atau yang sederajat
menggunakan pendekatan pendekatan tematik. Model pembelajaran tematik atau
integrated thematic instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada awal tahun
1970-an.Belakangan pembelajaran tematik diyakini sebagai salah satu model
pembelajaran yang efektif (highly effective teachingmodel), karena mampu mewadahi
dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik di dalam kelas atau
di lingkungan sekolah.Model pembelajaran tematik ini pun sudah terbukti secara
empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta
didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities of learners) untuk
waktu yang panjang.
Pembelajaran tematik integratif yang sering juga disebut sebagai pembelajaran
tematik terintegrasi(integrated thematic instruction, ITI) aslinya dikonseptualisasikan
tahun 1970-an. Pendekatan pembelajaran ini awalnya dikembangkan untuk anak-anak
berbakat dan bertalenta (gifted and talented), anak-anak yang cerdas, program
perluasan belajar, dan peserta didik yang belajar cepat.
Premis utama pembelajaran tematik bahwa peserta didik memerlukan
peluang-peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya,
menyediakan waktu ersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan
mensintesis.Pada sisi lain, model pembelajaran tematik relevan untuk mengakomodasi
perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar.Model pembelajaran tematik
diharapkan mampu menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
belajar.
Model pembelajaran tematik memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively
different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik
mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau
keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking
skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
B. Elemen-elemen Terkait dalam pembelajaran tematik
Implementasi pembelajaran tematik menuntut kemampuan guru dalam
mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Karena itu guru harus memahami
materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan
belajar di kelas. Oleh karena Model PEMBELAJARAN TEMATIK ini bersifat ramah otak,
guru harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang mungkin relevan
dan dapat dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses
pembelajaran. Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan
oleh guru.
1. Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
2. Memperkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
3. Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
330
4. Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
5. Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance Learning).
6. Membuka pilihan-pilihan
7. Optimasi waktu secara tepat
8. Kolaborasi
9. Umpan balik segera
10. Ketuntasan atau aplikasi
C. Manfaat Pendekatan Tematik
1. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Suasana kelas memungkinkan
semua orang yang ada di dalamnya memiliki rasa mau menanggung resiko
bersama. Misalnya, menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang tidak semestinya
atau tidak benar tanpa harus menyinggung perasaan peserta didik. Prosedurprosedur kerja keseharian, memastikan bahwa semua jadwal terprediksi, dan
menjamin peserta didik merasa aman selama berada di kelas maupun di luar
kelas.Keterampilan hidup dikenali, didiskusikan dan dipraktikkan oleh peserta didik
dengan interaksi yang tepat dan dengan perasaan yang menyenangkan dalam
komunitas ruang kelas.
2. Menggunakan kelompok untuk bekerjasama, berkolaborasi, belajar berkelompok,
dan memecahan konflik sehingga mendodong peserta didik untuk memecahkan
masalah sosial dengan saling menghargai.
3. Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam menciptakan kelas yang
ramah otak (brain-friendly classroom).Aktivitas belajar melibatkan subjek belajar
secara langsung, mengoptimasi semua sumber belajar, dan memberi peluang
peserta didik untuk mengesplorasi materi secara lebih luas.
4. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses
itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas, namun juga kualitas dalam
mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik siap
mengembangkan pengetahuan.
5. Proses pembelajaran di kelas memungkinkan peserta didik berada dalam format
ramah otak.
6. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung
oleh peserta didik dalam konteks kehidupannya sehari-hari.
7. Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program
belajar memungkinkan mengejar ketertinggalanya dengan dibantu oleh guru
melalui pemberian bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas.
8. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk
mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.
D. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik
1. Menentukan tema.
Tema dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan, guru,atau ditetapkan
bersama dengan peserta didik.
2. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum.
331
Pada tahap ini guru harus mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara
terintegrasi sejalan dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan
dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Mendesain rencana pembelajaran.
Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber belajar, bahan ajar, media
belajar, termasukkegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjukkan
suatu tema pembelajaran terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya,
pembelajaran di kelas yang didasarkan atau diperkaya hasil karya wisata,
kunjungan ke museum, dan lain-lain.
4. Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran.
Tahapan ini memberi peluang peserta didik untuk mampu berpartisipasi dan
memahami berbagi persepektif dari suatu tema. Hal ini memberi peluang bagi
guru dan peserta didik melakukan eksplorasi suatu pokok bahasan.
E. Model-model PembelajaranTerpadu
Pembelajaran Terpadu dapat diimplementasikan dengan beragam model.
Menurut Robin Fogarty (1991) ada sepuluh model, seperti disajikan berikut ini.
1. Model penggalan (fragmented model). Model ini diimplementasikan dengan
pemaduan yang terbatas pada satu mata pelajaran. Misalnya, mata pelajaran
bahasa Indonesia materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara,
membaca dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran
ketrampilan berbahasa.
2. Model keterhubungan (connected model). Model ini diimplementasikan
berbasis pada anggapan bahwa beberapa substansi pembelajaran berinduk
pada mata pelajaran tertentu.Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata,
struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata
pelajaran bahasa dan sastra.
3. Model sarang (nested model). Model ini diimplementasikan dengan
memadukan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah
kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu guru memfokuskan
kegiatan pembelajaran pada pemahaman bentuk kata, makna kata,dan
ungkapan dengan saran pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya
imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata
dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
4. Model Urutan/Rangkaian (sequenced model). Model ini memadukan topiktopik antarmata pelajaran yang berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman
sejarah, misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang
sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik
kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang
menyangkut perubahan makna kata.
5. Model berbagi (shared/participative model). Model ini merupakan pemaduan
pembelajaran akibat munculnya tumbang-tindih (overlapping concept) atau ide
pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir pembelajaran tetang
kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir
pembelajaran Tata Negara, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan sebagainya.
332
6. Model jaring laba-laba (webbed model). Model ini berangkat dari pendekatan
tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang
dibuat dapat mengikat/memadukan berbagai mata pelajaran dalam
proses pembelajaran
7. Model galur (threaded model). Model ini memadukan bentuk-bentuk
ketrampilan. Misalnya: melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika,
ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk
model ini terfokus pada meta kurikulum.
8. Model celupan (immersed model). Model ini dirancang untuk membantu
peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan
pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk mewadahi tukar pengalaman dan pemanfaatan
pengalaman masing-masing.
9. Model jejaring (networked model). Model ini merupakan model pemaduan
pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah
peserta didik mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun
konteks yang berbeda.
10. Model terpadu (integrated model). Model ini merupakan pemaduan sejumlah
topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah
topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam pelajaran
matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan IPS agar tidak membuat muatan
kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu,
misalnya IPA.
F. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Scientific
Inovasi pendidikan di bidang kurikulum diharapkan secara periodik dapat
dilakukan untuk kepentingan mengubah dan memperbaiki cara belajar dan
membelajarkan materi kepada peserta didik. Kurikulum dilaksanakan dengan
menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup
bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan, dengan mengedepankan peserta didik aktif.
Pembelajaran dimaksud diharapkan yang memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai
dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi
ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
Kualitas pendidikan sangatlah bergantung pada kesadaran, pengertian,
komitmen, dan partisipasi serta dedikasi dari para pendidik dan tenaga kependidikan,
terutama guru sebagai ujung tombak yang secara langsung menghadapi peserta didik.
Apabila guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengubah hasil
belajar peserta didik, dan dapat meningkatkan motivasi belajar, yang dapat
333
meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, dapat meningkatkan harga diri dengan
menerapkan berbagai strategi dan model pembelajaran, maka visi dan misi guru
sebagai pembelajar boleh dikatakan berhasil.
Proses pembelajaran merupakan fenomena yang kompleks. Guru lebih banyak
berhubungan dengan pola pikir peserta didik di mana setiap peserta didik – siapapun,
dimanapun - memiliki setumpuk kata, pikiran, tindakan yang dapat mengubah
lingkungan baik di keluarga, di sekolah maupun di masyarakat.
Mulai tahun ajaran baru 2013 pola pembelajaran segera disosialisasikan bagi
guru kelas I sampai dengan kelas VI, menggunakan Pembelajaran Tematik Terpadu. Di
lapangan begitu beragam nuansa tematik ini sejak digulirkan di kalangan guru, dan
sekolah, sepertinya terjadi suatu “kerancuan”, dan perbedaan pemahaman. Guru
banyak yang berpikir dan bertanya-tanya, apakah selama ini cara pembelajaran yang
dirasakanya sudah menghasilkan lulusan peserta didik “berprestasi”, dan sudah
mencetak serta menghasilkan dokter, insinyur, birokrat dianggap kurang berhasil?.
Sehingga ada ungkapan bahwa “saya sudah mengajar puluhan tahun, dan saya sudah
mempunyai alumni yang berhasil menjadi pejabat, menjadi dokter, menjadi insinyur
dan sebagainya dianggap tidak berhasil?. Pemikiran-pemikiran semacam ini akan
menjadi penghambat bagi bergulirnya sebuah inovasi dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi dan metode
diharapkan dapat memberi kemungkinan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan, dan moral.
Pembelajaran yang diciptakan baik di kelas maupun di luar kelas diharapkan
dapat dikondisikan dalam suasana hubungan peserta didik dan guru yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan
daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan
memberikan contoh dan teladan). Terlebih bagi peserta didik sekolah dasar yang masih
berada di Kelas 1, 2 dan 3, yang masih memerlukan bimbingan, dan perhatian,
sebagaimana pelayanan para orang tua yang dengan kasih sayang membimbing
mereka. Sedangkan di Kelas 4, 5, dan 6 mulai ditingkatkan pemahaman peserta didik
untuk lebih memahami hidup dan kehidupan di lingkungan sekitar dengan
menciptakan pola berpikir rasional. Mencari jawaban mengapa harus belajar membaca
dan menulis? Mengapa harus belajar matematika, mengapa harus berinterakti dan
saling berkomunikasi dengan teman dan sebagainya. Dengan pembelajaran tematik
Terpadu diharapkan dapat menjawab ke semuanya itu dengan catatan guru dan
peserta didik memiliki komitmen dan selalu berpikir positif bahwa pola pembelajaran
yang dilakukan adalah menuju ketercapaian kompetensi sebagaimana yang dituangkan
di dalam standar kelulusan.
Pelaksanaan pembelajaran seyogyanya dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam
takambang.Jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
334
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh
dan teladan). Sebuah model pembelajaran diharapkan dapat dipergunakan sebagai
wawasan untuk disesuaikan dengan kondisi peserta didik di masing-masing sekolah.
Peserta didik perlu dipersiapkan baik secara internal maupun eksternal, baik
ketika di dalam kelas maupun di luar kelas. Terlebih bagi peserta didik yang masih
berada di sekolah dasartentu saja tidak dapat disamakan pelayannya dengan peserta
didik yang ada di kelas menengah. Namun demikian baik peserta didik di kelas 1
sampai dengan kelas 6 di kondisikan menggunakan pendekatan tematik Terpadu
dengan tema sebagai pemersatunya.
F.
Pengertian pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu
kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam
satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta
didik. Karena peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari
selalu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
telah dikuasainya.
Pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu berawal dari tema yang telah
dipilih/dikembangkan oleh guru yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Jika
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pembelajaran tematik ini tampak
lebih menekankan pada Tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran yang lebih
diutamakan pada makna belajar, dan keterkaitan berbagai konsep mata pelajaran.
Keterlibatan peserta didik dalam belajar lebih diprioritaskan dan pembelajaran yang
bertujuan mengaktifkan peserta didik, memberikan pengalaman langsung serta tidak
tampak adanya pemisahan antar mata pelajaran satu dengan lainnya.
G. Fungsi dan Tujuan
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi
peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam
tema serta dapat menambah semangat belajar, karena materi yang dipelajari
merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:
1. mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik
5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam
konteks tema yang jelas
335
7. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan
bahkan lebih dan atau pengayaan.
8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
H.
1.
2.
3.
Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu
Berpusat pada anak
Memberikan pengalaman langsung pada anak
Pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu
pemahaman dalam kegiatan)
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran
(saling terkait antara mata pelajaran yang satu dengan lainnya)
5. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai mata pelajaran)
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
(melalui penilaian proses dan hasil belajarnya)
I.
Kekuatan Tema dalam Proses Pembelajaran
Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, mulai
menunjukkan perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari
satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara
serentak, mulai berpikir secara operasional, mempergunakan cara berpikir operasional
untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan
hubungan sebab akibat. Oleh karena itu pembelajaran yang tepat adalah dengan
mengaitkan konsep materi pelajarn dalam satu kesatuan yang dipusat pada tema
adalah yang paling sesuai. Dan kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan
dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan
kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya, hal ini akan diperoleh
melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Dari penjelasan diatas maka pembelajaran tematik memiliki
beberapa kekuatan dan keuntungan antara lain:
1. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
2. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna
4. mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalah an yang
dihadapi
5. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama
6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain,
dalam arti respek terhadap gagasan orang lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalah an yang
sering ditemui dalam lingkungan anak.
336
J.
Peran Tema dalam Proses Pembelajaran
Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran, dengan
memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus. Adapun mata pelajaran yang
dipadukan adalah mata pelajaran Agama (Akhlak Mulia/Budi Pekerti/ tata krama),
PPKn dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (terdiri atas: Bahasa
Indonesia, IPS,IPA, Matematika,), Estetika (Seni Budaya-Keterampilan) dan Pendidikan
Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan.
Di dalam struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah disebutkan
bahwa untuk peserta didik kelas 1, sampai dengan kelas 6 penyajian pembelajarannya
menggunakan pendekatan tematik. Penyajian pembelajaran dengan alokasi waktu
komulatif 30 JP per minggu.
Pembuatan tema diharapkan memperhatikan kondisi peserta didik, lingkungan
sekitar dan kompetensi guru dengan prosentase penyajian disesuaikan dengan aloasi
waktu yang tersedia. Guru dalam penyajian diharapkan tidak terkonsentrasi pada salah
satu mata pelajaran, melainkan harus tetap memperhatikan prosentase penyajianya.
Namun demikianpenjadwalan dalam hal ini tidak terbagi secara kaku melainkan diatur
secara luwes.
Mata Pelajaran Agama yang disajikan secara terpadu adalah yang sifatnya budi
pekerti luhur, akhlak mulia dan tata krama serta bagaimana bersopan santun dalam
pergaulan di dalam keluarga dan masyarakat,keterkaitan dengan pendidikan karakter
bangsa. Sedangkan untuk materi-materi yang sifatnya aqidah dan khusus
keagamaannya sisajikan oleh guru agama sendiri.
Demikian juga untuk Pendidikan Jasmani dan kesehatan, yang sifatnya gerakan
ringan yang dapat disajikan di dalam kelas, bisa dilakukan oleh guru kelas. Sedangkan
yang sifatnya gerakan olah raga yang memerlukan fisik, gerakan bebas, tetap dilakukan
oleh guru olah raga dan dilaksanakan di luar kelas/ lapangan olah raga.
Pembelajaran tematik diawali dengan pembuatan tema selama satu tahun,
kemudian dengan tema-tema yang telah dibuat tersebut, guru menganalisis semua
standar kompetensi lulusan yang diturunkan ke dalam kompetensi inti dan selanjutnya
mengalir ke kompetensi dasar dan membuat indikator dari masing-masing mata
pelajaran yang ada di setiap kelas. Setelah itu dibuat hubungan antara KD dan
indikator dengan tema yang telah disiapkan selama satu tahun. Berikutnya dari
pemetaan hubungan tersebut dilanjutkan dengan membuat jaringan KD &indikator
dari setiap tema yang telah dibuat. Setelah jadi semua jaringan selama satu tahun
dilanjutkan dengan menyusun silabus tematik dan yang terakhir menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.
K.
Model Pembelajaran Tematik Terpadu
Model pembelajaran tematik integratif melalui beberapa tahapan yaitu
pertama guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran
untuk satu tahun.Kedua guru melakukan analisis standar kompetensi lulusan,
kompetensi inti, kompetensi dasar dan membuat indikator dengan tetap
memperhatikan muatan materi dari Standar Isi, ketiga membuat hubungan antara
kompetensi dasar, indikator dengan tema, keempat membuat jaringan KD, indikator,
kelima menyusun silabus tematik dan keenammembuat rencana pelaksanaan
337
pembelajaran tematik dengan mengkondisikan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan scientific. Untuk lebih jelasnya akan dibahas di bawah ini.
1. Kriteria Pemilihan Tema
Beberapa tema telah disiapkan menyertai dokumen Kurikulum 2013, namun
demikian penulisan daftar tema dimaksud bukanlah urutan penyajajian Guru
diharapkan dapat dengan cerdas dan tepat melakukan pemilihan tema mana yang
akan dibelajarkan terlebih dahulu, seyogyanya penetapan tema sesuai dengan kondisi
daerah, sekolah, peserta didik, dan guru di wilayahnya. Penentuan dan pemilihan
tema yang akan dikembangkan di sekolah dasardapat mempertimbangkan kriteria
pembuatan tema sebagai berikut :
a. Tema tidak terlalu luas namun dapat dengan mudah dipergunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran
b. Tema bermakna, artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi peserta didik untuk belajar selanjutnya
c. Harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak
d. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak di
sekolah
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang
terjadi di dalam rentang waktu belajar
f. Mempertimbangkan dilanjutkan kan kurikulum yang berlaku dan harapan
masyarakat terhadap hasil belajar peserta didik
g. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar
2. Tahapan Berpikir Pembelajaran Tematik Adalah Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum 2013 merupakan acuan dalam merancang pembelajaran
yang akan menjdi landasan penetapan prosentase penyajian pembelajaran. Di Kelas I
sampai dengan Kelas VI membelajarkan materi dengan tema sebagai pemersatunya,
tidak parsial per mata pelajaran. penetapan alokasi waktu dimaksudkan agar guru
dapat mempertimbangan batasan pembahasan, supaya tidak lagi fokus atau berlamalama pada salah satu mata pelajaran saja. Meskipun telah dituangkan alokasi waktu di
dalam struktur masing-masing mata pelajaran, namun tetap menjadi satu kesatuan per
minggu komulatif 30 JP untuk Kelas I, berarti per hari 5 JP. Untuk Kelas II komulatif
satu minggu 32 JP maka per hari ada yang 5 JP, ada yang 6 JP. Kelas III komulatif satu
minggu 34 JP, maka per hari ada yang 5 JP, ada yang 6 JP. Sedangkan Kelas IV sampai
dengan Kelas VI komulatif satu minggu 36 JP, jadi rata-rata per harinya 6 JP, bagi
sekolah reguler. Struktur Kurikulum sebagai di berikut:
338
Struktur Kurikulum SD/MI
ALOKASI WAKTU BELAJAR
MATA PELAJARAN
PER MINGGU
I
II
III
IV
V
VI
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
4
4
4
4
4
4
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok B
1.
Seni Budaya dan Prakarya
(termasuk muatan lokal)*
2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
5
6
6
4
4
4
8
5
-
8
6
-
10
6
-
7
6
3
3
7
6
3
3
7
6
3
3
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
30
32
34
36
36
36
Kelompok A
1.
2.
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32,
34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam
belajar SD/MI adalah 35 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran
yang berorientasi peserta didik aktif. Proses pembelajaran peserta didik aktif
memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian
informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya,
mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan
menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi
tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Sekolah mendapat
kesempatan mengkondisikan beban belajar sesuai hasil kesepakatan warga sekolah,
Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah.
4. Tahapan Pembelajaran Tematik Terpadu
Langkah Guru yang akan membelajarkan materi dengan menggunakan
pendekatan tematik integratif antara lain:
a. Memilih/Menetapkan Tema
339
Dibawah ini adalah Tema untuk peserta didik Sekolah Dasar kelas I dan IV
Tema-Tema di Sekolah Dasar
KELAS I
KELAS IV
1. Diriku
1. Indahnya Kebersamaan
2. Kegemaranku
2. Selalu Berhemat Energi
3. Kegiatanku
3. Peduli Makhluk Hidup
4. Keluargaku
4. Berbagai Pekerjaan.
5. Pengalamanku
5. Menghargai Jasa Pahlawan
6. Lingkungan Bersih dan Sehat
6. Indahnya Negeriku
7. Benda, Binatan dan Tanaman
7. Cita-citaku
di Sekitar
8. Daerah Tempat Tinggalku
8. Peristiwa alam
9. Makanan Sehat dan Bergizi
b. Melakukan Analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar, Membuat Indikator,
Dalam melakukan Analisis Kurikulum (SKL, KI dan KD serta membuat
Indikator) dengan cara membaca semua Standar Kompetensi Lulusan dan
Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran.
Setelah memiliki sejumlah Tema untuk satu tahun, barulah dapat dilanjutkan
dengan menganalisis Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti serta
Kompetensi Dasar (SKL, KI dan KD) yang ada dari berbagai mata pelajaran
(Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn, Matematika, Seni-Budaya dan
Keterampilan, Olah Raga dan Kesehatan serta Agama yang sifatnya Tata
Krama, Budi Pekerti dan Akhlak Mulia). Kemudian masing-masing
Kompetensi Dasar dibuatkan Indikatornya dengan mengikuti kriteria
pembuatan Indikator.
c. Melakukan Pemetaan KI, Mata Pelajaran ,Kompetensi Dasar, Indikator
dengan Tema
Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran telah disediakan dalam
Kurikulum 2013, demikian juga sejumlah Tema untuk proses pembelajaran
selama satu tahun untuk Kelas 1 sampai dengan Kelas 6 telah disediakan
pula. Namun demikian guru masih perlu membuat Indikator dan melakukan
kegitan pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator tersebut dikaitkan degan
Tema yang tersedia dimasukkan ke dalam format pemetaan agar lebih
memudahkan proses penyajian pembelajaran, Indikator mana saja yang
dapat disajikan secara terpadu dengan cara memberikan cek ( √ ).
d. Membuat Jaringan Kompetensi Dasar
Kegiatan berikutnya setelah dilakukan pemetaan Kompetensi Dasar,
Indikator dengan Tema dalam satu Tahun dan telah terpetakan Indikator
mana saja yang akan disajikan dalam setiap Tema, maka sebaiknya
dilanjtkan dengan membuat Jaringan KD dan Indikator dengan cara
menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format Jaringan KD &
Indikator.
e. Menyusun Silabus Tematik Terpadu
340
Setelah dibuat Jaringan KD & Indikator, langkah Guru selanjutnya adalah
menyusun Silabus Tematik untuk lebih memudahkan Guru dalam melihat
seluruh desain pembelajaran untuk setiap Tema sampai tuntas tersajikan di
dalam proses pembelajaran. Di Dalam Silabus Tematik ini memberikan
gambaran secara menyeluruh Tema yang telah dipilh akan disajikan berapa
minggu dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian Tema
tersebut. Silabus Tematik Terpadu memuat komponen sebagaimana
panduan dari Standar Proses yang meliputi 1) Kompetensi Dasar mana saja
yang sudah terpilih (dari Jaringan KD), 2) Indikator (dibuat oleh Guru, juga
diturunkan dari Jaringan) 3) Kegiatan Pembelajaran yang memuat
perencanaan penyajian untuk berapa minggu Tema tersebut akan di
belajarkan, 4) Penilaian proses dan hasil belajar (diwajibkan memuat
penilaian dari aspek sikap, keterampilan dan pegetahuan) selama proses
pembelajaran berlangsung 5) Alokasi waktu ditulis secara utuh komlatif satu
minggu berapa jam pertemuan (misalnya 30 JP x 35 menit) x 4 minggu) 6)
Sumber dan Media.
f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
Langkah terakhir dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Di dalam RPP
Tematik Terpadu ini diharapkan dapat tergambar proses penyajian secara
utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam
Tema. Di dalam RPP Tematik Terpadu ini peserta didik diajak belajar
memahami konsep kehidupan secara utuh. Penulisan identitas tidak
mengemukakan mata pelajaran, melainkan langsung ditulis Tema apa yang
akan dibelajarkan.
Penyusunan RPP Tematik Terpadu sebagaimana dalam penyusunan silabus
seyogyanya mengacu pada komponen penyusunan RPP dari Standar Proses
yang meliputi: Identitas: Satuan Pendidikan, Tema, Kelas, Semester, Alokasi
Waktu. 1) Kompetensi Inti: merupakan jabarn dari SKL ada 4 Kompetensi
Inti yang harus ditulis semuanya, karena merupakan satu kesatuan yang
utuh dan harus dicapai. 2) Kompetensi Dasar hasil penyempurnaan Standar
Isi dari Kurikulum 2013 semua mata pelajaran yang telah dipilih dan tertulis
di Jaringan KD & Indikator 3) Indikator dari semua mata pelajaran yang telah
dibuat dan di tuangkan di Pemetaan 4) Tujuan Pembelajaran yang
diharapkan dicapai dari keterpaduan berbagai mata pelajaran 5) Materi
Pembelajaran meliputi berbagai mata pelajaran 6) Pendekatan dan Metode
pembelajaran 7) Langkah Pembelajaran memuat kegiatan Pendahuluan,
Kegiatan Inti (memuat langkah pembelajaran Tematik Terpadu memadukan
berbaai mata pelajaran yang diatukan dalam Tema, tersaji secara sistematis
dan sistemik dalam tuangan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi, serta
menggambarkan pendekatan Scientific dan diakhiri dengan Kegiaan
Penutup 8) Sumber dan Media yang memuat semua sumber dan media
pembelajaran yang dipergunakan dalm pembelajaran 9) Penilaian, meliuti
proses dan hasil belajar seyogyanya dilampirkan instrumen dan rubrik
341
penilaiannya, baik untuk kepentingan proses dan ketercapaian hasil belajar
siswa.
L.
Pendekatan Scientific
Pembelajaran Tematik Terpadu menggunakan salah satu model pembelajaran
terpadu menurut Robin Fogarty (1991) Model jaring laba-laba (webbed model).
Model ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan
pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam
mata pelajaran tertentu maupun antarmata pelajaran.
Sedangkan proses pembelajaran menggunaan pendekatan Pendekatan
scientific hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai
sumber observasi, bukan diberi tahu.
Kondisi pembelajaran pada saat ini diharapkan diarahkan agar peserta didik
mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya menyelesaikan
masalah dengan menjawab saja. Pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih
berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan
berpikir mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata)
Penjelasan Prof Sudarwan tentang pendekatan scientific bahwa Pendekatan ini
bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan,
dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran
harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.
1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran
yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau
materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
substansi atau materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
342
M. Esensi Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses
kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan
induktif (inductive reasoning) ketimbang
penalaran deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum
untuk kemudian menarik simpulan yang
spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik
untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam
relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah
umumnya menempatkan fenomena unik
dengan kajian spesifik dan detail untuk
kemudian merumuskan simpulan umum.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi,
empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu,
metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian
memformulasi, dan menguji hipotesis.
N. Pendekatan Ilmiah dan Non-ilmiah dalam Pembelajaran
Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya
dibandingkan dengan pembelajaran tradidional. Hasil penelitian membuktikan bahwa
pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah
15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih
dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70
persen.
Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu
dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan
dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang
suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan
dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut
ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.
343

Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau dongeng semata.
 Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran
yang menyimpang dari alur berpikir logis.
 Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi
atau materi pembelajaran.
 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
substansi atau materi pembelajaran.
 Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggung jawabkan.
 Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem
penyajiannya.
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah
yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal
berpikir kritis.
 Intuisi.
Intuisi sering dimaknai sebagai kecakapan praktis yang kemunculannya
bersifat irasional dan individual. Intuisi juga bermakna kemampuan tingkat
tinggi yang dimiliki oleh seseorang atas dasar pengalaman dan
kecakapannya. Istilah ini sering juga dipahami sebagai penilaian terhadap
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara cepat dan berjalan dengan
sendirinya. Kemampuan intuitif itu biasanya didapat secara cepat tanpa
melalui proses panjang dan tanpa disadari. Namun demikian, intuisi sama
sekali menafikan dimensi alur pikir yang sistemik.
 Akal sehat.
Guru dan peserta didik harus menggunakan akal sehat selama proses
pembelajaran, karena memang hal itu dapat menunjukan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang benar. Namun demikian, jika guru dan
peserta didik hanya semata-mata menggunakan akal sehat dapat pula
menyesatkan mereka dalam proses dan pencapaian tujuan pembelajaran.
 Prasangka. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh sematamata atas dasar akal sehat (comon sense) umumnya sangat kuat dipandu
kepentingan seseorang (guru, peserta didik, dan sejenisnya) yang menjadi
pelakunya. Ketika akal sehat terlalu kuat didomplengi kepentingan
pelakunya, seringkali mereka menjeneralisasi hal-hal khusus menjadi terlalu
luas. Hal inilah yang menyebabkan penggunaan akal sehat berubah menjadi
prasangka atau pemikiran skeptis. Berpikir skeptis atau prasangka itu
memang penting, jika diolah secara baik. Sebaliknya akan berubah menjadi
344


prasangka buruk atau sikap tidak percaya, jika diwarnai oleh kepentingan
subjektif guru dan peserta didik.
Penemuan coba-coba. Tindakan atau aksi coba-coba seringkali melahirkan
wujud atau temuan yang bermakna. Namun demikian, keterampilan dan
pengetahuan yang ditemukan dengan cara coba-coba selalu bersifat tidak
terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak bersistematika baku. Tentu
saja, tindakan coba-coba itu ada manfaatnya bahkanmampu mendorong
kreatifitas.Karena itu, kalau memang tindakan coba-coba ini akan dilakukan,
harus diserta dengan pencatatan atas setiap tindakan, sampai dengan
menemukan kepastian jawaban. Misalnya, seorang peserta didik mencoba
meraba-raba tombol-tombol sebuah komputer laptop, tiba-tiba dia kaget
komputer laptop itu menyala. Peserta didik pun melihat lambang tombol
yang menyebabkan komputer laptop itu menyala dan mengulangi lagi
tindakannya, hingga dia sampai pada kepastian jawaban atas tombol
dengan lambang seperti apa yang bisa memastikan bahwa komputer
laptop itu bisa menyala.
Berpikir kritis. Kamampuan berpikir kritis itu ada pada semua orang,
khususnya mereka yang normal hingga jenius. Secara akademik diyakini
bahwa pemikiran kritis itu umumnya dimiliki oleh orang yang bependidikan
tinggi. Orang seperti ini biasanya pemikirannya dipercaya benar oleh
banyak orang. Tentu saja hasil pemikirannya itu tidak semuanya benar,
karena bukan berdasarkan hasil esperimen yang valid dan reliabel, karena
pendapatnya itu hanya didasari atas pikiran yang logis semata.
O. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga
ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang
‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
345
Kurikulum
2013
menekankan pada
dimensi pedagogik
modern
dalam
pembelajaran,
yaitu
menggunakan
pendekatan ilmiah.
Pendekatan
ilmiah
(scientific
appoach)
dalam
pembelajaran
semua mata pelajaran
meliputi
menggali
informasi
melaui
pengamatan, bertanya,
percobaan, kemudian
mengolah data atau
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara
prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap
menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat
nonilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan berikut ini.
1. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan
media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini
biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif
banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
346
observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkahlangkah seperti berikut ini.
 Menentukan objek apa yang akan diobservasi
 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
 Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder
 Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya.
Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran meniscayakan keterlibatan
peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk
keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.
 Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk
kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang
sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta didik
sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang
diamati.
 Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi
biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta
didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi
yang diamati. Merepa juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan
pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan
observasi biasa, pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati
ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada
pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan
atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi.
 Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif,
peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek
yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim dilakukan
dalam penelitian antropologi khususnya etnografi. Observasi semacam ini
mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau
objek yang diamati. Di bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan
menggunakan pendekatan ini berarti peserta didik hadir dan “bermukim”
langsung di tempat subjek atau komunitas tertentu dan pada waktu
tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk
melibakan diri secara langsung dalam situasi kehidupan mereka.
347
Selama proses pembelajaran, peserta didik dapat melakukan observasi dengan dua
cara pelibatan diri. Kedua cara pelibatan dimaksud yaitu observasi berstruktur dan
observasi tidak berstruktur, seperti dijelaskan berikut ini.
 Observasi berstruktur. Pada observasi berstruktur dalam rangka proses
pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi
oleh peserta didik telah direncanakan oleh secara sistematis di bawah
bimbingan guru.
 Observasi tidak berstruktur. Pada observasi yang tidak berstruktur dalam
rangka proses pembelajaran, tidak ditentukan secara baku atau rijid mengenai
apa yang harus diobservasi oleh peserta didik. Dalam kerangka ini, peserta didik
membuat catatan, rekaman, atau mengingat dalam memori secara spontan
atas subjek, objektif, atau situasi yang diobservasi.
Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan
guru melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti: (1)
tape recorder, untuk merekam pembicaraan; (1) kamera, untuk merekam objek atau
kegiatan secara visual; (2) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara
audio-visual; dan (3) alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan
anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device).
Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau
faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala
atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotal berupa catatan yang dibuat
oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanikal berupa alat mekanik yang
dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.
Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi
pembelajaran disajikan berikut ini.
 Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk
kepentingan pembelajaran.
 Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek, objek,
atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan hiterogen subjek, objek,
atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan.
Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya
menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan.
 Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam,
dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan
observasi.
2. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar
348
dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyara, pertanyaan
dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu
dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan,
asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya:
Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri
kalimay efektif!
a. Fungsi bertanya
 Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang
suatu tema atau topik pembelajaran.
 Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
 Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
 Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
 Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
 Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
 Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
 Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
 Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
b. Kriteria pertanyaan yang baik
 Singkat dan jelas.
Contoh: (1) Seberapa jauh pemahaman Anda mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan obat-obatan
terlarang? (2) Faktor-faktor apakah yang menyebabkan generasi muda
terjerat kasus narkotika dan obat-obatan terlarang? Pertanyaan kedua lebih
singkat dan lebih jelas dibandingkan dengan pertanyaan pertama.
 Menginspirasi jawaban.
Contoh: Membangun semangat kerukunan umat beragama itu sangat
penting pada bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal
membangun semangat kerukukan beragama, akan muncul aneka persoalan
sosial kemasyarakatan. Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang muncul,
jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama? Dua
349
kalimat yang mengawali pertanyaan di muka merupakan contoh yang
diberikan guru untuk menginspirasi jawaban peserta menjawab pertanyaan.
 Memiliki fokus.
Contoh: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan?
Untuk pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik diminta
memunculkan satu jawaban. Peserta didik pertama hingga kelima misalnya
menjawab: kebodohan, kemalasan, tidak memiliki modal usaha, kelangkaan
sumber daya alam, dan keterisolasian geografis. Jika masih tersedia
alternatif jawaban lain, peserta didik yang keenam dan seterusnya, bisa
dimintai jawaban. Pertanyaan yang luas seperti di atas dapat dipersempit,
misalnya: Mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan? Pertanyaan
seperti ini dimintakan jawabannya kepada peserta didik secara perorangan.
 Bersifat probing atau divergen.
Contoh: (1) Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, apakah peserta didik
harus rajin belajar?(2) Mengapa peserta didik yang sangat malas belajar
cenderung menjadi putus sekolah? Pertanyaan pertama cukup dijawab oleh
peserta didik dengan Ya atau Tidak. Sebaliknya, pertanyaan kedua menuntut
jawaban yang bervariasi urutan jawaban dan penjelasannya, yang
kemungkinan memiliki bobot kebenaran yang sama.
 Bersifat validatif atau penguatan.
Pertanyaan dapat diajukan dengan cara meminta kepada peserta didik yang
berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. Jawaban atas pertanyaan
itu dimaksudkan untuk memvalidsi atau melakukan penguatan atas jawaban
peserta didik sebelumnya. Ketika beberapa orang peserta didik telah
memberikan jawaban yang sama, sebaiknya guru menghentikan pertanyaan
itu atau meminta mereka memunculkan jawaban yang lain yang berbeda,
namun sifatnya menguatkan.
Contoh:
o Guru: “mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan”?
o Peserta didik I: “karena orang yang malas lebih banyak diam ketimbang
bekerja.”
o Guru: “siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?”
o Peserta didik II: “karena lebih banyak diam ketimbang bekerja, orang
yang malas tidak produktif”
o Guru : “siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?”
o Peserta didik III: “orang malas tidak bertindak aktif, sehingga kehilangan
waktu terlalu banyak untuk bekerja, karena itu dia tidak produktif.”
 Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang.
Untuk menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu
yang cukup untuk memikirkan jawabannya dan memverbalkannya dengan
350
kata-kata. Karena itu, setelah mengajukan pertanyaan, guru hendaknya
menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk peserta didik
untuk menjawab pertanyaan itu.
Jika dengan pertanyaan tertentu tidak ada peserta didik yang bisa menjawah
dengan baik, sangat dianjurkan guru mengubah pertanyaannya. Misalnya:
(1) Apa faktor picu utama Belanda menjajah Indonesia?; (2) Apa motif utama
Belanda menjajah Indonesia? Jika dengan pertanyaan pertama guru belum
memperoleh jawaban yang memuaskan, ada baiknya dia mengubah
pertanyaan seperti pertanyaan kedua.
 Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif.
Pertanyaan guru yang baik membuka peluang peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir yang makin meningkat, sesuai
dengan tuntunan tingkat kognitifnya. Guru mengemas atau mengubah
pertanyaan yang menuntut jawaban dengan tingkat kognitif rendah ke
makin tinggi, seperti dari sekadar mengingat fakta ke pertanyaan yang
menggugah kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kata-kata kunci pertanyaan ini,
seperti: apa, mengapa, bagaimana, dan seterusnya.
 Merangsang proses interaksi.
Pertanyaan guru yang baik mendorong munculnya interaksi dan suasana
menyenangkan pada diri peserta didik. Dalam kaitan ini, setelah
menyampaikan pertanyaan, guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik mendiskusikan jawabannya. Setelah itu, guru memberi kesempatan
kepada seorang atau beberapa orang peserta didik diminta menyampaikan
jawaban atas pertanyaan tersebut. Pola bertanya seperti ini memposisikan
guru sebagai wahana pemantul.
c. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas
pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan
disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang
menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan
berikut ini.
351
Tingkatan
Kognitif
yang
lebih rendah
Subtingkatan
 Pengetahuan
(knowledge)


Kognitif
yang
lebih tinggi


352
Kata-kata kunci pertanyaan










Pemahaman

(comprehension) 





Penerapan

(application







Analisis (analysis) 





Sintesis

(synthesis)






Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan-alasan…
Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah…
Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimana kita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…
 Evaluasi
(evaluation)








Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah…
3. Menalar
a.
Esensi Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan
peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan
situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir
yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan
penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan
terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.
Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013
dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk
kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwaperistiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa
lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal
sebagai asosiasi atau menalar. Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada
koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara
pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu.
Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran pembelajaran akan berhasil
secara efektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pola
ineraksi itu dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Teori ini dikembangan
kerdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi.
Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang dianut oleh Thorndike adalah asosiasi,
yang juga dikenal dengan teori Stimulus-Respon (S-R). Menurut Thorndike, proses
pembelajaran, lebih khusus lagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan
atau inkremental/bertahap, bukan secara tiba-tiba. Thorndike mengemukakan berapa
hukum dalam proses pembelajaran.
 Hukum efek (The Law of Effect), di mana intensitas hubungan antara
stimulus (S) dan respon (R) selama proses pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh konsekuensi dari hubungan yang terjadi. Jika akibat dari hubungan S-R
itu dirasa menyenangkan, maka perilaku peserta didik akan mengalami
penguatan. Sebaliknya, jika akibat hubungan S-R dirasa tidak
353
menyenangkan, maka perilaku peserta didik akan melemah. Menurut
Thorndike, efek dari reward (akibat yang menyenangkan) jauh lebih besar
dalam memperkuat perilaku peserta didik dibandingkan efek punishment
(akibat yang tidak menyenangkan) dalam memperlemah perilakunya. Ini
bermakna bahwa reward akan meningkatkan perilaku peserta didik, tetapi
punishment belum tentu akan mengurangi atau menghilangkan
perilakunya.


Hukum latihan (The Law of Exercise). Awalnya, hukum ini terdiri dari dua
jenis, yang setelah tahun 1930 dinyatakan dicabut oleh Thorndike. Karena
dia menyadari bahwa latihan saja tidak dapat memperkuat atau
membentuk perilaku. Pertama, Law of Use yaitu hubungan antara S-R akan
semakin kuat jika sering digunakan atau berulang-ulang. Kedua, Law of
Disuse, yaitu hubungan antara S-R akan semakin melemah jika tidak dilatih
atau dilakukan berulang-ulang. Menurut Thorndike, perilaku dapat dibentuk
dengan menggunakan penguatan (reinforcement). Memang, latihan
berulang tetap dapat diberikan, tetapi yang terpenting adalah individu
menyadari konsekuensi perilakunya.
Hukum kesiapan (The Law of Readiness). Menurut Thorndike, pada
prinsipnya apakah sesuatu itu akan menyenangkan atau tidak
menyenangkan untuk dipelajari tergantung pada kesiapan belajar
individunya. Dalam proses pembelajaran, hal ini bermakna bahwa jika
peserta dalam keadaan siap dan belajar dilakukan, maka mereka akan
merasa puas. Sebaliknya, jika pesert didik dalam keadaan tidak siap dan
belajar terpaksa dilakukan, maka mereka akan merasa tidak puas bahkan
mengalami frustrasi. Prinsip-prinsip dasar dari Thorndike kemudian
diperluas oleh B.F. Skinner dalam Operant Conditioning atau
pelaziman/pengkondisian operan. Pelaziman operan adalah bentuk
pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.
Merujuk pada teori S-R, proses pembelajaran akan makin efektif jika peserta
didik makin giat belajar. Dengan begitu, berarti makin tinggi pula kemampuannya
dalam menghubungkan S dengan R. Kaidah dasar yang digunakan dalam teori S-R
adalah:
 Kesiapan (readiness). Kesiapan diidentifikasi berkaitan langsung dengan
motivasi peserta didik. Kesiapan itu harus ada pada diri guru dan peserta
didik. Guru harus benar-benar siap mengajar dan peserta didik benar-benar
siap menerima pelajaran dari gurunya. Sejalan dengan itu, segala sumber
daya pembelajaran pun perlu disiapkan secara baik dan saksama.
 Latihan (exercise). Latihan merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan secara berulang oleh peserta didik. Pengulangan ini
memungkinkan hubungan antara S dengan R makin intensif dan ekstensif.
 Pengaruh (effect). Hubungan yang intensif dan berulang-ulang antara S
dengan R akan meningkatkan kualitas ranah sikap, keterampilan, dan
354
pengetahuan peserta didik sebagai hasil belajarnya. Manfaat hasil belajar
yang diperoleh oleh peserta didik dirasakan langsung oleh mereka dalam
dalam dunia kehidupannya.
Kaidah atau prinsip “pengaruh” dalam pembelajaran berkaitan dengan
kemamouan guru menciptakan suasana, memberi penghargaan, celaan, hukuman, dan
ganjaran. Teori S – S ini memang terkesan robotik. Karenanya, teori ini terkesan
mengenyampingkan peranan minat, kreativitas, dan apirasi peserta didik.
 Oleh karena tidak semua perilaku belajar atau pembelajaran dapat
dijelaskan dengan pelaziman sebagaimana dikembangkan oleh Ivan Pavlov,
teori asosiasi biasanya menambahkan teori belajar sosial (social learning)
yang dikembangkan oleh Bandura. Menurut Bandura, belajar terjadi karena
proses peniruan (imitation). Kemampuan peserta didik dalam meniru
respons menjadi pengungkit utama aktivitas belajarnya. Ada empat konsep
dasar teori belajar sosial (social learning theory) dari Bandura.
 Pertama, pemodelan (modelling), dimana peserta didik belajar dengan cara
meniru perilaku orang lain (guru, teman, anggota masyarakat, dan lain-lain)
dan pengalaman vicarious yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan
orang lain itu.
 Kedua, fase belajar, meliputi fase memberi perhatian terhadap model
(attentional), mengendapkan hasil memperhatikan model dalam pikiran
pebelajar (retention), menampilkan ulang perilaku model oleh pebelajar
(reproduction), dan motivasi (motivation) ketika peserta didik berkeinginan
mengulang-ulang perilaku model yang mendatangkan konsekuensikonsekuensi positif dari lingkungan.
 Ketiga, belajar vicarious, dimana peserta didik belajar dengan melihat
apakah orang lain diberi ganjaran atau hukuman selama terlibat dalam
perilaku-perilaku tertentu.
 Keempat, pengaturan-diri (self-regulation), dimana peserta didik
mengamati, mempertimbangkan, memberi ganjaran atau hukuman
terhadap perilakunya sendiri.
Teori asosiasi ini sangat efektif menjadi landasan menanamkan sikap ilmiah dan
motivasi pada peserta didik berkenaan dengan nilai-nilai instrinsik dari pembelajaran
partisipatif. Dengan cara ini peserta didik akan melakukan peniruan terhadap apa yang
nyata diobservasinya dari kinerja guru dan temannya di kelas.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan
aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat
dilakukan dengan cara berikut ini.
 Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
 Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas
utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai
contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
 Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari
yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks
(persyaratan tinggi).
355





Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati
Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan
dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.
b. Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran
induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan
menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang
bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses penarikan simpulan dari
kasus-kasus yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi simpulan yang
bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi
inderawi atau pengalaman empirik.
Contoh:
 Singa binatang berdaun telinga, berkembangbiak dengan cara melahirkan
 Harimau binatang berdaun telinga, berkembangbiak dengan cara
melahirkan
 Ikan Paus binatang berdaun telinga berkembangbiak dengan melahirkan
 Simpulan: Semua binatang yang berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang
bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja
menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,
silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi
menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis,
sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis.
Contoh :
 Kamera adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk
beroperasi
 Telepon genggam adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik
untuk beroperas.
 Simpulan: semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk
beroperasi.
4. Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan pesert didik sering kali menemukan
fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan
356
peserta didik adakalamua menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses
penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang
mempunyai kesamaan atau persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran, karena hal itu akan
mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari
dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deduktif. Kedua analogi itu dijelaskan
berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena
atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan
bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena
atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu ‘metode menalar’ yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada
persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang
diperbandingkan.
Contoh:
Peserta didik Pulan merupakan pebelajar yang tekun. Dia lulus seleksi Olimpiade Sains
Tingkat Nasional tahun ini. Dengan demikian, tahun ini juga, Peserta didik Pulan akan
mengikuti kompetisi pada Olimpiade Sains Tingkat Internasional. Untuk itu dia harus
belajar lebih tekun lagi.
Analogi deklaratif merupakan suatu ‘metode menalar’ untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena
ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dketahui secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
Kegiatan kepeserta didikan akan berjalan baik jika terjadi sinergitas kerja antara
kepala sekolah, guru, staf tatalaksana, pengurus organisasi peserta didik intra sekolah,
dan peserta didik. Seperti halnya kegiatan belajar, untuk mewujudkan hasil yang baik
diperlukan sinergitas antara ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
5. Hubungan Antarfenonena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan
antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu
akan mempertajam daya nalar peserta didik. Di sinilah esensi bahwa guru dan peserta
didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenonena atau gejala, khususnya
hubungan sebab-akibat.
Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa
fakta yang satu dengan datu atau beberapa fakta yang lain. Suatu simpulan yang
menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari
satu atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut
dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induksi sebab akibat terdiri dri tiga
jenis.
357



Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal
yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
Contoh:
Bekerja keras, belajar tekun, berdoa, dan tidak putus asa adalah faktor
pengungkit yang bisa membuat kita mencapai puncak kesuksesan.
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal
yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh :
Akhir-ahir ini sangat marak kenakalan remaja, angka putus sekolah,
penyalahgunaan Nakoba di kalangan generasi muda, perkelahian
antarpeserta didik, yang disebabkan oleh pengabaian orang tua dan
ketidaan keteladanan tokoh masyarakat, sehingga mengalami dekandensi
moral secara massal.
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sbab-akibat
1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat.
Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat
kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat
ketiga, dan seterusnya.
Contoh:
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk melakukan
aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga yang akut.
Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak mereka tidak
berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya,
bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara
siklikal.
6. Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya, peserta didik harus memahami konsepkonsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam
sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan
tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2)
mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
(3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4)
melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi,
358
menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7)
membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru hendaknya
merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid (2) Guru bersama
murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu memperhitungkan
tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan
murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen (6)
Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan
bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya,
bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga
tahapan eksperimen atau mencoba dimaksud dijelaskan berikut ini.
a. Persiapan
 Menentapkan tujuan eksperimen
 Mempersiapkan alat atau bahan
 Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta
didikserta alat atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu menimbang
apakah peserta didik akan melaksanakan eksperimen atau mencoba secara
serentak atau dibagi menjadi beberapa kelompok secara paralel atau
bergiliran
 Memertimbangkanmasalah keamanan dan kesehatan agar dapat
memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul
 Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapatahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk hal-hal yang dilarang
atau membahayakan.
b. Pelaksanaan
 Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan
mengamati proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan dan
bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar
kegiatan itu berhasil dengan baik.
 Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan
situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan
memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan
pembelajaran.
c. Tindak lanjut
a. Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru
b. Guru memeriksa hasil eksperimen peserta didik
c. Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil
eksperimen.
d. Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang
ditemukan selama eksperimen.
359
e.
Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali segala
bahan dan alat yang digunakan
Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kolaboratif? Pembelajaran
kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar sekadar teknik
pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi
dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai
struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan
usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif
kewenangan guru fungsi guru lebih
bersifat direktif atau manajer belajar,
sebaliknya, peserta didiklah yang harus
lebih aktif. Jika
pembelajaran
kolaboratif diposisikan sebagai satu
falsafah peribadi, maka ia menyentuh
tentang
identitas
peserta
didik
terutama jika mereka berhubungan
atau berinteraksi dengan yang lain atau
guru. Dalam situasi kolaboratif itu,
peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima
kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh
rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan
tntutan belajar secara bersama-sama.
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik diberi tugas
untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika bekerjasama atau
berkolaborasi dengan temannya. Vigotsky merupakan salah satu pengagas teori
konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat terkenal dengan teori “Zone of Proximal
Development” atau ZPD. Istilah ”Proximal” yang digunakan di sini bisa bermakna
“next“. Menurut Vygotsky, setiap manusia (dalam konteks ini disebut peserta didik)
mempunyai potensi tertentu. Potensi tersebut dapat teraktualisasi dengan cara
menerapkan ketuntasan belajar (mastery learning). Akan tetapi di antara potensi dan
aktualisasi peserta didik itu terdapat terdapat wilayah abu-abu. Guru memiliki
berkewajiban menjadikan wilayah “abu-abu” yang ada pada peserta didik itu dapat
teraktualisasi dengan cara belajar kelompok.
Seperti termuat dalam gambar, Vygostsky mengemukakan tiga wilayah yang
tergamit dalam ZPD yang disebut dengan “cannot yet do”, “can do with help“, dan
“can do alone“. ZPD merupakan wilayah “can do with help” yang sifatnya tidak
permanen, jika proses pembelajaran mampu menarik pebelajar dari zona tersebut
dengan cara kolaborasi atau pembelajaran kolaboratif.
Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan
dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan
dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat
keempat menyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif.
P.
360
1. Guru dan peserta didik saling berbagi informasi.
Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk
menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi,
strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi
sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai
pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara
rijid.
Contoh:
Jika guru mengajarkan topik “hidup bersama secara damai.” Peserta didik yang
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan topik tersebut berpeluang
menyatakan sesuatu pada sesi pembelajaran, berbagi idea, dan memberi garis-garis
besar arus komunikasi antar peserta didik. Jika peserta didikmemahami dan melihat
fenomena nyata kehidupan bersama yang damai itu, pengalaman dan
pengetahuannya dihargai dan dapat dibagikan dalam jaringan pembelajaran mereka.
Mereka pun akan termotivasi untuk melihat dan mendengar. Di sini peserta didik juga
dapat merumuskan kaitan antara proses pembelajaran yang sedang dilakukan dengan
dunia sebenarnya.
2. Berbagi tugas dan kewenangan.
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan
peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik
menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati
antarsesa, mendoorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif
dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka
dan bermakna.
 Guru sebagai mediator.
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai mediator
atau perantara. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru
dengan pengalaman yang ada serta membantu peserta didik jika mereka
mengalami kebutuan dan bersedia menunjukkan cara bagaimana mereka
memiliki kesungguhan untuk belajar.
 Kelompok peserta didik yang heterogen.
Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang tumbuh dan
berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran di kelas. Pada
kelas kolaboratif peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan
keterampilan mereka, berbagi informasi, serta mendengar atau membahas
sumbangan informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara seperti ini akan
muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta didik.
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau
mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia
menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan
seperti berikut ini.
 Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau
contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori.
361



Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang
memiliki kartu dengan katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri
kepada rekanhya.
Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah
catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan
penting.
3. Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak merode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini.
 JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu
kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan.
Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan
pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian
didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
 STAD = Student Team Achievement Divisions.
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan.
Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan
berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian
didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta
didik.
 CI = Complex Instruction.
Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi
pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan ilmu
pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan
semua peserta didik sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan.
Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat
bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang
sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
 TAI = Team Accelerated Instruction.
Metode
ini
merupakan
kombinasi
antara
pembelajaran
kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap,
setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-soal yang harus
mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian
bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan
dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya.
Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap
pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang
sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal.
Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok.
362






CLS = Cooperative Learning Stuctures.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik
bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan
pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia
memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam
selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik
yang saling berpasangan itu berganti peran.
LT = Learning Together
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik
yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan
pada hasil kerja kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada
jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan
suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi.
Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang
akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di
depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk
berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan
hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun
dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan
pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran
kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan
keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota
maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.
Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini
menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam
pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca,
menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam
kelompoknya.
363
CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM
PEMBELAJARANTEMATIK TERPADU
A. Pengantar
Memasuki Tahun 2013 akan segera diberlakukan pembelajaran Tematik
Terpadu bagi peserta didik mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran
dimaksud adalah dengan menggunakan Tema yang akan menjadi pemersatu berbagai
mata pelajaran.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
meliputi mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk
semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat
mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada
kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai
atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari
nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
Pendekatan ilmiah pembelajaran antara lain meliputi langkah-langkah pokok
1. Mengamati
2. Menanya
3. Menalar
4. Mencoba
5. Mengolah
6. Menyajikan
7. Menyimpulkan dan
8. Mengkomunikasikan
Langkah-langkah tersebut tidak selalu dilalui secara berurutan, terlebih pada
pembelajaran Tematik Terpadu, dimana pembelajarannya menggunakan Tema sebagai
pemersatu. Sementara setiap mata pelajaran memiliki karakteristik keilmuan yang
antara satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena itu agar pembelajaran bermakna
perlu diberikan contoh-contoh agar dapat lebih memperjelas penyajian pembelajaran
dengan pendekatan scientific.
B. Pendekatan ilmiah dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran Tematik
Terpadu merupakan suatu penyajian pembelajaran yang menyatukan beberapa mata
pelajaran dengan Tema sebagai pemersatunya. Sementara karakteristik keilmuan dari
setiap materi pelajaran tidaklah sama maka khusus untuk penyajian pembelajaran
dapat disajikan langkah dalam pendekatan ilmiah sebagai berikut:
1. Mengamati
Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik (Kelas 4 Sekolah Dasar)
perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat
peserta didik masih dalam jenjang Sekolah Dasar, maka pengamatan akan lebih banyak
menggunakan media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual.
364
Berikut contoh Tema Indahnya kebersamaan. Peserta didik diajak mengamati gambar,
kemudian mereka diajak mengidentifikasi, tentang ciri-ciri rumah. Apakah termasuk
rumah yang bersih, dan apa syaratnya atau kriterianya rumah yang sehat serta
termasuk rumah adat mana sesuai dengan bentuknya. Dengan mengamati gambar,
peserta didik akan dapat secara langsung dapat menceritakan kondisi sebagaimana
yang di tuntut dalam kompetensi dasar dan indikator, dan mata pelajaran apa saja
yang dapat dipadukan dengan media yang tersedia.
2. Menanya
Peserta didik
yang
masih
duduk di kelas 4
Sekolah
Dasar
tidak mudah diajak
bertanya jawab
apabila tidak dihadapkan dengan media yang menarik. Guru yang efektif seyogyanya
mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah
sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula
dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu
untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan
dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu
dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan,
asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Dengan media gambar peserta
didik diajak bertanya jawab sekaligus membedakan karakteristik rumah adat daerah
lain dan rumah yang bersih dan yang tidak bersih. (Eksplorasi)
Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri rumah adata miangkabau ?
Pada saat siswa mengamati dan menjawab pertanyaan guru, maka sudah
memadukan dan mengakomodasi mata pelajaran Bahasa Indonesia, (untuk aspek
mendengarkan, dan berbicaranya, membaca gambar serta menulis hasil identifikasi
ciri-ciri rumah bersih dan sehat).
3. Menalar
Apabila dikaitkan dengan contoh yang disajikan diatas, maka Istilah “menalar”
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam
Kurikulum 2013 adalah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta
didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan
sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
365
Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan
terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.
Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013
dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk
kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwaperistiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa
lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal
sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi
antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau
kedekatan dalam ruang dan waktu. (Eksplorasi dan Elaborasi)
Contoh untuk kegiatan menalar ini bisa dengan gambar-gambar sebagai berikut:
Nama Rumah Asal Rumah
Unsur
No
Gambar
adat
adat
bentuk rumah
1
2.
3.
4.
366
5.
Peserta didik akan mengamati dan mengerjakan tugas dari guru dengan cara
memberikan tanda cek ( √ )
4. Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
sesuai. Pada mata pelajaran IPA, (Kelas IV SD/MI) misalnya, peserta didik harus
memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta
didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan
tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan
tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2)
mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
(3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4)
melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi,
menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7)
membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. (Ekasplorasi dan
elaborasi)
Contoh:
Peserta didik bisa diajak berjalan ke luar kelas untuk melihat bentuk rumah adat
didaerahnya sendiri secara nyata dan membandingkan dengan rumah adat yang
ada di gambar yang sudah disiapkan guru.
Dan membuat laporan tentang [erbedaan yang ada antara rumah yang ada di
sekitar sekolah dengan gambar rumah adat lain yang dibandingkan.
5. Mengolah
Pada tahapan mengolah ini peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar
secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih
bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih
aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia
menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau
berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik
berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau
kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga
367
memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar
secara bersama-sama. Peserta didik secara bersama-sama, saling bekerjasama, saling
membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari
(Kegiatan Elaborasi).
Sinar Datang
Hasil tugas dikerjakan bersama dalam satu kelompok untuk kemudian
dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru
6. Menyimpulkan
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa
dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan
dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.
7. Menyajikan
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat
disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
untuk portofolio kelompok dan atau individu. Yang sebelumnya di konsultasikan
terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini kendatipun tugas dikerjakan secara
berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing
individu. Sehingga portofolio yang di basukkan ke dalam file atau Map peserta didik
terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.
8. Mengkomunikasikan
Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil
pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau
368
secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan
mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar supaya peserta didik
akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar
atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi
sebagaimana pada Standar Proses.
369
370
BAB XI TEORI DAN PRAKTIK PENILAIAN AUTENTIK
A. Definsi dan Makna Asesmen Autentik
Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah
asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam
kehidupan akademik keseharian, frasa asesmen autentik dan penilaian autentik sering
dipertukarkan. Akan tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik, tidak lazim
digunakan.
Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan
dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan
asesmen autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru
menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas
mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Untuk mendapatkan pemahaman cukup komprehentif mengenai arti asesmen
autentik, berikut ini dikemukakan beberapa definisi.Dalam American Librabry
Association asesmen autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk
mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang
relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton Public School, asesmen autentik diartikan
sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman
kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan asesmen autentik sebagai
upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan
tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti meneliti,
menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa,
berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan sebagainya.
B. Asesmen Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini
mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Asesmen
autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam
pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan
pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar
atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
Kata lain dari asesmen autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan
penilaian proyek. Asesmen autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu
metode yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang
miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Asesmen autentik dapat juga diterapkan
dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.
371
Asesmen autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunkan
standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat
jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses
pembelajaran, karena memang lzim digunakan dan memperoleh legitimasi secara
akademik. Asesmen autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru
bekerja sama dengan peserta didik. Dalam asesmen autentik, seringkali pelibatan
siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih
baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.
Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka
sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan
pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada asesmen
autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,
kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
Asesmen autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan
siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta
didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta
didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus
mereka lakukan.
Asesmen autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan
peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar
bagaimana belajar tentang subjek. Asesmen autentik harus mampu menggambarkan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta
didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah
atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu,
guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi
apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.
C.
Asesmen Autentik dan Belajar Autentik
Asesmen Autentik menicayakan proses belajar yang Autentik pula. Menurut
Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang
dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan
pada umumnya.Asesmen semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata
menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contoh asesmen
autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau
menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran,
portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan
sesuatu.
Asesmen autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. Menurut
Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang
diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.Asesmen Autentik terdiri dari berbagai
teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat
kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan
372
kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan
respon peserta didik atas perolehan sikap, keteampilan, dan pengetahuan yang ada.
Dengan demikian, asesmen autentik akan bermakna bagi guru untuk
menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski
dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif
dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna
bagi perkembangan pribadi mereka.
Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi
dengan pendekatan scientific, memahahi aneka fenomena atau gejala dan
hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari
dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memiliki
tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin
pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap
pada tugas. Asesmen autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi,
mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan
mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran autentik, guru harus
menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran,
melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru
harus memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan berikut ini.
1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta
desain pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan
menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi
pengetahuan.
3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan
mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas
dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
Asesmen autentik adalah komponen penting dari reformasi pendidikan sejak
tahun 1990an. Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode penilaian tradisional untuk
mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain
telah gagal mengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini
telah gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah
atau masyarakat.
Asesmen hasil belajar yang tradisional bahkan cenderung mereduksi makna
kurikulum, karena tidak menyentuh esensi nyata dari proses dan hasil belajar peserta
didik. Ketika asesmen tradisional cenderung mereduksi makna kurikulum, tidak
mampu menggambarkan kompetensi dasar, dan rendah daya prediksinya terhadap
derajat sikap, keterampilan, dan kemampuan berpikir yang diartikulasikan dalam
banyak mata pelajaran atau disiplin ilmu; ketika itu pula asesmen autentik
memperoleh traksi yang cukup kuat. Memang, pendekatan apa pun yang dipakai
373
dalam penilaian tetap tidak luput dari kelemahan dan kelebihan. Namun demikian,
sudah saatnya guru profesional pada semua satuan pendidikan memandu gerakan
memadukan potensi peserta didik, sekolah, dan lingkungannya melalui asesmen
proses dan hasil belajar yang autentik.
Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuan seperti menentukan
kelayakan akuntabilitas implementasi kurikulum dan pembelajaran di kelas tertentu.
Data asesmen autentik dapat dianalisis dengan metode kualitatif, kuanitatif, maupun
kuantitatif. Analisis kualitatif dari asesmen otentif berupa narasi atau deskripsi atas
capaian hasil belajar peserta didik, misalnya, mengenai keunggulan dan kelemahan,
motivasi, keberanian berpendapat, dan sebagainya. Analisis kuantitatif dari data
asesmen autentik menerapkan rubrik skor atau daftar cek (checklist) untuk menilai
tanggapan relatif peserta didik relatif terhadap kriteria dalam kisaran terbatas dari
empat atau lebih tingkat kemahiran (misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir,
dan tidak mahir). Rubrik penilaian dapat berupa analitik atau holistik. Analisis holistik
memberikan skor keseluruhan kinerja peserta didik, seperti menilai kompetisi
Olimpiade Sains Nasional.
D. Jenis-jenis Asesmen Autentik
Dalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang baik, guru harus
memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada
diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan
apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan
dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis asesmen autentik
disajikan berikut ini.
1.
374
Penilaian Kinerja
Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat memberikan
umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif
mauun laporan kelas. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian
berbasis kinerja:
a. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya
unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul
dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
b. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan
cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masingmasing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut,
guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang
ditetapkan.
c.
Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan
skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 =
cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.
d. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara
mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat
catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan
apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti tetap ada
manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.
Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertama,
langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu.Kedua,
ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga, kemampuankemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk menyelesaikan
tugas-tugas pembelajaran.Keempat, fokus utama dari kinerja yang akan dinilai,
khususnya indikator esensial yang akan diamati. Kelima, urutan dari kemampuan
atau keerampilan peserta didik yang akan diamati.
Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks
untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai
keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara,
misalnya, guru dapat mengobservasinya pada konteks yang, seperti berpidato,
berdiskusi, bercerita, dan wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan
mengenai keterampilan berbicara dimaksud. Untuk mengamati kinerja peserta
didik dapat menggunakan alat atau instrumen, seperti penilaian sikap, observasi
perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor.
 Penilaian ranah sikap.Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan
perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan
yang telah disiapkan.
 Penilaian ranah keterampilan. Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai
kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
 Penilaian ranah pengetahuan. Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai
penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari
suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah
disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
375
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
c. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti
makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain),
barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya
logam.Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus
dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik
merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang
dihasilkan.
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya
376
peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan
nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus
penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau
kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama
dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang
akan dibuat.
c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
4. Penilaian Tertulis
Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes
tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas
hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau
mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban.
Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat
377
fenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya
keterampilan, atau kelangkaan sumberdaya alam. Masing-masing sisi pandang
ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap terbuka memiliki
kebenarann yang sama, asalkan analisisnya benar. Tes tersulis berbentuk esai
biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extendedresponse) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat
tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini
memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta
didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.
378
BAB XII PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. LATAR BELAKANG
Guru sebagai tenaga professional wajib memiliki kompetensi pedagogig,
profesi, kepribadfian dan sosial. Keempat kompetensi trersebut merupakan satu
kesatuan utuh yang dalam melaksanakan profesinya saling sinergis. Seorang guru
harus menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran, mampu merencanakan
pembelajaran, mampu melaksanakan proses pembelajaran, dan mengevaluasi
keberhasilan pembelajaran. Di dalam melaksanakan tugas seorang guru harus memiliki
kepribadian yang tangguh, mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya dan memiliki
kemampuan berkomunikasi baik dengan siswa rekan kerja orang tua siswa, baik secara
lisan maupun tertulis.
Profesi guru menuntut tanggung jawab yang besar bagi seseorang yang telah
menentukan guru sebagai pilihan profesinya. Perkembangan Ilmu dan teknologi yang
sangat pesat dan cepat, meningkatnya tingkat kekritisan siswa, meningkatnya tuntutan
orang tua siswa terhadap pelayanan pendidikan, tuntutan pengembangan ksrir yang
semakin tinggi, permassalahan kehidupan yang semakin komplek, menuntut
kedinamisan dan kreatifitas guru untuk mengembangkan profesinya.
Penguasaan dan pengembangan materi pelajaran merupakan salah satu kunci
suksesnya seorang guru dalam proses pembelajaran. Berkembangnya ilmu dan
teknologi menuntut guru untuk selalu mengikuti perkembangan tersebut melalui
berbagai upaya antara lain, mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah sarasehan, work
shop, pelatihan, bedah buku, seminar baik yang diselenggarakan oleh pemerintah,
PGRI sebagai organisdasi profesi, maupun kelompok-kelompok pengembangan profesi
seperti KKG dan MGMP. Perkembangan ilmu dan teknologi juga bisa diikuti melalui
membaca buku-buku terbitan terbaru, sehingga seorang guru dituntut untuk selalu
meningkatksn budasa baca baik pada diri sendiri, keluarga, lingkungasn tempat tinggal
maupun lingkungan sekolah.
Kunci kesuksesan guru dalam pembelajaran yang lain yang menjadi kekhasan
profesi guru adalah ketrampilan dalam menggunakan metode, model, dan pendekatan
pembelajaran. Penguasaan dan pengembangan materi yang baik dipadukan dengan
ketrampilan pembelajaran yang pas akan menghasilkan proses pembelajaran yang baik
pada akhirnya akan menghasilkan prestassi siswa yang baik pula. Ketrampilan
pembelajaran bisa ditumbuhkembangkan melalui pengadministrasian pembelajaran
yang tertib, pengenalan masalah kelas, perencana pembelajaran yang baik, evaluasi
yangh baik dan tidak kalah pentingnya melalui penelitian tindakan kelas penyusunan
karya ilmiah.
Memperhatikan uraian di atas profesi guru menuntut pengembangan
kompetensi guru yang berkelanjutan melalui berbagai kegiatan baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah , PGRI sebagai organisasi profesi, swadaya dari
kelompok guru maupun oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidik.
Dalam melaksanakan kewajiban dan pengembangan kompetensinya guru sebagai
tenaga professional harus menjunjung tinggi etika profesi. Kejujuran dan rasa ingin
379
tahu yang berkembang merupakan nilai yang
mengembangkan kompetensi guru.
harus dijadikan landasan untuk
B. TUJUAN
1) Peserta Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) dapat menjelaskan
pengertian dan langkah-langkah menyusun karya tulis ilmiah.
2) Peserta PLPG dapat menyusun setiap macam karya tulis ilmiah untuk dapat
mengembangkan profesinya
3) Peserta PLPG memahami filosofi penelitian tindakan kelas dan etika sebagai
peneliti.
4) Peserta PLPG dapat menjelaskan pengertian dan karakteristik dan prinsip
penelitian tindakan kelas
5) Peserta PLPG dapat menjelaskan perbedaan penelitian tindakan kelas dengan
jenis penelitian lain.
6) Peserta PLPG dapat menyusun proposal penelitian tindakan kelas secara
lengkap dan benar.
7) Peserta PLPG dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas tepat
C.
380
MANFAAT MODUL
1) Panduan dalam pembelajaran mata latih Penulisan Karya Ilmiah dan Penelitian
Tindakan Kelas bagi Instruktur Maupun Peserta PLPG Rayon 139 IKIP PGRI
\Semarang.
2) Salah satu sumber bacaan untuk mengembangkan kompetensi guru
3) Bahan bacaan untuk mencari sumber-sumber lainya dalam pengembangan
keprofesian guru yang berkelanjutan.
BAB II
PENULISAN KARYA ILMIAH
A. PENGERTIAN KARYA ILMIAH
Karya ilmiah adalah karya tulis yang menyajikan suatu deskripsi, gagasan,
argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empirik
atau kajian teoritis yang ditulis dengan sistematis, sehingga pembaca dapat mencari
kebenaran baik secara empirik maupun teoritis. Ahli lain menyatakan bahwa karya
ilmiah adalah tulisan ilmiah tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Ditambahkan bahwa karya
ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat
akibatnya. Kebenaran sebuah karya ilmiah bukan merupakan kebenaran normative,
melainkan kebenaran obyektif dan positif sesuai dengan fakta dan data di lapangan.
Karya ilmiah dapat dikenal dari ciri-ciri sebagai berikut:
1) Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan,
deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan masalah.
2) Pengetahuan yang disajikan didasarkan pada fakta atau data empirik atau pada
teori yang telah diakui kebenarannya.
3) Karya ilmiah mengandung kebenaran yang obyektif serta kejujuran dalam
penulisan.
4) Bahasa yang digunakan bahasa baku.
5) Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
Karya ilmiah dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Permenpan) No. 84/1993 di sebut Karya Tulis Ilmiah, yang kemudian istilah itu
dirubah lagi berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 dengan istilah baru Publikasi Ilmiah.
Permenpan & RB No. 16/2009 ini berlaku efektif tanggal 1 Januari 2013.
B. MACAM-MACAM KARYA ILMIAH
Berdasarkan pemahaman umum karya ilmiah atau publikasi ilmiah dapat
berupa makalah prasaran ilmiah, karya ilmiah yang ditulis mahasiswa untuk
menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu (Skripsi untuk S1, Tesis untuk S2, dan
Desertasi Untuk S3), buku ilmu pengetahuan, dan lainnya. Namun dalam tulisan ini
akan difokuskan jenis karya ilmiah untuk menunjang pengembangan profesi guru
seperti yang dikemukakan pada Permenpan & RB N0. 16/2009. Hal ini bertujuan agar
dapat membantu guru dalam meningkatkan profesinya.
Adapun macam karya ilmiah yang sesuai dengan upaya pengembangan
keprofesian berkelanjutan pada guru adalah:
1) Prasaran Ilmiah
Prasaran ilmiah adalah sebuah tulisan ilmiah berbentuk makalah yang berisikan
laporan penelitian, hasil gagasan penulis, atau tinjauan tentang pembahasan
suatu masalah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah.
2) Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian adalah sebuah tulisan ilmiah yang berupa laporan
kegiatan penelitian ilmiah yang dilaksanakan dengan metode ilmiah ditulis
381
berdasarkan sistematika dengan menyesuaikan dengan jenis penelitian ilmiah
yang dilakukan.
3) Tinjauan Ilmiah
Tinjauan ilmiah adalah tulisan ilmiah yang berisi gagasan/ide penulis dalam
upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan formal, dan pembelajaran yang
ada di satuan pendidikan tertentu.
4) Karya Ilmiah Popular
Karya ilmiah popular adalah tulisan ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang
sangat sederhana mudah dipahami tentang permasalahan pendidikan formal
atau pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu dan dipblikasikan lewat
media masa.
5) Artikel ilmiah
Artikel ilmiah yang dikupas disini adalah artikel ilmiah bidang pendidikan; adalah
tulisan yang berisi hasil gagasan/ide penulis, atau ringkasan hasil penelitian
dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang dimuat di jurnal ilmiah.
6) Buku Pelajaran
Buku pelajaran adalah buku yang berisi pengetahuan untuk bidang atau mata
pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi siswa pada jenjang pendidikan
tertentu atau sebagai bahan pegangan mengajar guru, baik sebagai buku utama
atau buku pelengkap.
7) Modul dan Diktat Pelajaran
Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan tertulis sedemikian
rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materinya.
Diktat adalah bahan ajar suatu mata pelajaran atau bidang studi yang
dipersiapkan guru secara tertulis untuk mempermudah atau memperkaya materi
pelajaran tertentu
8) Buku Bidang Pendidikan
Buku bidang pendidikan adalah buku yang berisi pengetahuan yang terkait
dengan bidang kepndidikan.
9) Terjemahan
Terjemahan adalah suatu karya terjemahan dari bahasa Asing ke bahasa
Indonesia, atau sebaliknya, demikian pula dari bahasa Indonesia ke bahasa
Daerah atau sebaliknya.
10)
Buku Pedoman Guru
Buku pedoman guru adalah buku yang berisi rencana kerja tahunan bagi guru.
Berdasarkan sepuluh macam karya ilmiah atau publikasi ilmiah tersebut
kemanfatan bagi guru dalam mengembangkan profesinya cukup besar.
C. SISTEMATIKA KARYA ILMIAH
Berdasarkan uraian tentang berbagai macam dan pengertian karya ilmiah
tersebut, sistematika penulisannya mempunyai cirri-ciri sistematika penulisan yang
tidak sama. Sebelum menulis karya ilmiah yang dikehendaki dilakukan perlu terlebih
dahulu memahami sistematika dari jenis/macam publikasi ilmiah yang akan ditulisnya.
Pemahaman sistematika ini sangat penting agar karya tulisnya dapat dikategorikan ke
jenis karya ilmiah.
382
Adapun sistematika setiap macam karya ilmiah itu adalah sebagai berikut.
1) Prasaran Ilmiah
Kerangka atau sistematika prasaran ilmiah sangat tergantung juga oleh
ketentuan yang ditetapkan Panitia seminar, lokakarya atau pertemuan ilmiah
lainnya. Naman sekurangnya memenuhi persyarakat:
a. Isinya berisi gagasan ilmiah yang berfungsi sebagai perluasan pengetahuan
atau keilmuan.
b. Langkah sajiannya runtut dan menunjukan satu kesatuan bermakna baik
bagi keilmian maupun perbaikan pembelajaran.
c. Lengkap, menyajikan idea tau gagasan penting atau hasil penelitian.
2) Laporan Penelitian
Kerangka sistematika laporan penelitian pada dasarnya dapat dikelompokkan
ke dalam tiga bagian besar yaitu:
a. Bagian awal, yang memuat halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran,
b. Bagian inti; berisi 5 (lima) bab, dengan sistematika isi tiap bab yang sangat
bervareasi sangat tergantung pada jenis penelitian (kuantitataif, penelitian
pengembangan, penelitian eksperimen, penelitian kualitatif atau Penelitian
Tindakan Kelas). Namun secara umum bab pertama Pendahuluan, bab
kedua kajian Teori dan Pustaka, Bab Ketiga Metodologi Penelitian, Bab
Keempat Hasil dan Pembahasan dan Bab Kelima Simpulan dan Saran.
Karena umumnya penelitian yang dilakukan guru cenderung ke
Penelitian Tindakan Kelas, maka secara agak rinci sistematika laporannya
sebagai berikut: Bab Pertama Pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian. Bab Kedua Kajian Teori; terdiri dari bagian teori tentang
variable masalah, teori tentang variable tindakan, kerangka berpikir, dan
hipotesis penelitian. Bab ke tiga metodologi penelitian mencakup, seting
penelitian, prosedur/siklus penelitian. Pengumpulan data, Analisis data, dan
indikator keberhasilan, Bab Ke empat terdiri dari Kondisi subyek penelitian,
Sajian data tiap siklus, dan Pembahasan, dan Bab Ke lima Simpulan dan
saran.
c. Bagian Penunjang berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
3) Tinjauan Ilmiah
Seperti diuaraikan pada bagian terdahulu bahwa Tinjauan Ilmiah
berttitik tolak dari permasalahan yang dihadapi guru dalam bidang pendidikan
dan pengajaran utamanya di satuan pendidikan dimana penulis bertugas.
Dalam penulisan tinjauan ilmiah sistematika yang umum diguanakan setidaknya
sebagai berikut:
a. Bagian awal, yang terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengenatar dan daftar isi.
b. Bagian isi terdiri dari: Bab Pendahuluan yang memuat latar belakang
msalah, perumusan masalah; Bab Kajian teori yang mengemukakan teori
yang berkaitan dengan permasalahan dan gagasan/ide peneulis: Bab
383
Pembahasan mengemukakan secara jelas gagasan penulis dalam upaya
mengatasi masalahnya, dan terakhir Bab Penutup/simpulan.
c. Bagian Penunjang yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran kalau ada.
4) Karya Ilmiah populer
Isi sajian berupa pengetahuan popular yang ditandai tema/topik yang
actual dan masalahnya berkaitan dengan kependidikan atau pembelajaran.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang popular, mudah dipahami oleh
pembaca dari semua golongan dan tingkat pendidikan. Karya Ilmiah popular
setidaknya terdapat masalah yang dikemukakan, adanya dasar atau landasan
untuk membahas, serta simpulan dari uraian yang disampaikan. Alur sajiannya
tidak kaku, sehingga enak dibaca, mudah dicerna/dipahami.
5) Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah ada yang berupa tinjauan ilmiah, ada pula yang berasal
dari laporan hasil penelitian, sehingga mempunyai sistematika penulisan yang
berbeda. Pada setiap jurnal ilmiah umumnya sudah disampaikan peraturan
yang terkait dengan langkah mengusulkan artikel ilmiah untuk dimuat di jurnal
tersebut, termasuk sistematika artikelnya. Tidak setiap jurnal ilmiah dapat
memuat kedua jenis artikel ilmiah tersebut, oleh karena itu penulis harus
membaca aturan yang disampaikan pada bagian belakang. Sistematika
penulisan artikel itu sangat tergantung pada silingkung/pola aturan pemilik
jurnal.
Pada artikel ilmiah yang berupa tinjauan ilmiah sistematikanya biasanya
terdiri dari bagian awal yang memuat judul, nama penulis, abstrak dan kata
kunci; bagian isi mengetengahkan, bab pendahuluan (yang merupakan bagian
latar belakang masalah dan kajian teori), bab pembahasan dan bab terakhir
penutup, dan bagian penunjang berisi daftar pustaka.
Sedangkan artikel ilmiah hasil penelitian umumnya memuat; bagian Awa
memuat Judul Penelitian, nama penulis, abstrak disertai kata kunci; Bagian Isi
terdiri dari Bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah dan kajian
teori, Bab Metode penelitian berisi uraian singkat tentang metode yang
digunakan, bab hasil dan pembahasan yang merupakan inti artikel, dan bab
Simpulan dan saran. Bagian penunjang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran
bila diperlukan.
6) Buku Pelajaran
Dalam menulis buku pelajaran yang perlu dilakukan adalah meneliti dan
melihat kurikulum yang berlaku, materi pokok bahasan dan sub pokok bahasan
yang akan ditulis. Sistematikanya sangat tergantung pada jenis ilmu
pengetahuan yang akan ditulis. Namun, agar tidak menyimpang setidaknya
memperhatian hal-hal berikut:
a. Buku pelajaran yang ditulis mendasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai dengan buku tersebut.
b. Mengikuti dan memperhatikan penggunaan bahasa yang dapat dipahami
oleh siswa sesuai dengan tingkat dan jenjang pendidikannya.
c. Memberikan daya tarik siswa untuk membaca sehingga tidak jenuh untuk
mempelajari.
384
7) Modul/Diktat Pelajaran
Modul merupakan bahan ajar sebagai bahan ajar yang dapat
mempermudah siswa untuk belajar mandiri. Sistematikanya minimal memuat:
tujuan pembelajaran, paparan tentang materi, latihan-latihan, evaluasi dan
kunci jawaban, daftar pustaka.
Diktat yang berfungsi menambah, memperjelas terhadap materi
pelajaran, adapun sistematikanya setidaknya memuat bagian pendahuluan
yang terdiri dari pengantar, daftar isi dan penjelasan tujuan penyusunan diktat
pelajaran, bagian isi mengetengahkan tentang judul/sub judul topik isi bahasan,
penjelasan setiap bab, uraian isi/materi pelajaran, sajian contoh dan soal
latihan dan bagian akhir daftar pustaka.
8) Buku Bidang Pendidikan
Buku pelajaran dapat membantu siswa dalam memahami mata
pelajaran tertentu dalam bidang pendidikan, dan menambah wawasan atau
informasi dalam bidang pendidikan.
Adapun kerangka isi atau sistematikanya tergantung pada isi
pengetahuan yang akan disajikandalam buku tersebut. Namun, secara umum
dapat disampaikan sebagai berikut: Bagian awal mencakup Pengantar, daftar
isi, Bagian inti terdiri dari pendahuluan, dan isi yang terdiri dari beberapa
bab/bagian sesuai dengan isi pengetahuan yang disajikan. Dan Bagian
penunjang yang memuat daftar Pustaka serta data diri penulis.
9) Terjemahan
Karya terjemahan harus diutamatakan untuk menunjang pembelajaran
di sekolah penulis. Sedangkan sistematikanya sangat dipengaruhi oleh buku
yang diterjemahankan. Dalam menterjemahan buku harus dilakukan terhadap
seluruh isi buku bukan hanya satu atau beberapa bab buku yang diterjemahkan.
10) Buku Pedoman Guru
Buku pedoman guru yang berisi rancangan kerja guru selama setahun
utamanya yang berkait dengan pengembangan keprofesian guru. Sedangkan
sistematika penulisan setidaknya terdiri dari: Bagian awal yang memuat
halaman judul, halaman pengesahan, kata pengenatar, dan daftar isi, bagian isi
mengemukakan Pendahuluan yang menjelaskan tentang tujuan pembuatan
Rencana kerja tahuan Guru, dan rincian rencana kerja secara lengkap dalam
satuan bulanan selama satu tahun. Rencana kerja tersebut tampak upaya
meningkatkan kompetensi guru baik paedagogik, kepribadian, social maupun
professional. Bagain penunjang berisi lampiran-lampiran yang menunjang
rencana kerja tersebut, dan daftar pustaka.
D. BAHASA DALAM KARYA ILMIAH
Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus menggunakan
bahasa Indonesia baku yang baik dan benar. Kecuali dalam menulis karya ilmiah
popular yang bahasanya lebih sederhana mudah dibaca, dipahami isi materi yang
ditulis oleh semua pembaca tanpa didasarkan pada tingkat pendidikan.
385
Oleh karena itu dalam menulis karya ilmiah penulis perlu memperhatikan tata
bahasa, system penulisan, dan pola kutipan serta penulisan daftar pustaka atau rujuan
yang digunakan.
E. RANGKUMAN
Karya ilmiah merupakan tulisan yang mengikuti aturan ilmiah baik isi, bahasa,
maupun sistematika penulisan. Macam karya ilmiah yang dapat digunakan untuk
pengembangan profesi guru berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi cukup
banyak, namun dalam pengusulan kenaikan pangkat melalui pengembangan profesian
berkelanjutan jenis karya ilmiahnya terdapat aturan yang menetapkan. Tidak semua
kenaikan pangkat pada jenjang tertentu dengan semaunya dapat memilih satu atau
dua macam publikasi/karya ilmiah tersebut. Oleh karena itu dalam belajar menulis
karya ilmiah untuk pengembangan profesi harus memahami ketentuan yang telah
ditetapkan serta sistematika setiap macam jenis karja ilmiah seperti telah diuraikan
pada bagian terdahulu.
386
BAB III
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Saat ini penelitian tindakan utamanya penelitian tindakan sedang berkembang
dengan pesatnya di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada.
Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini manaruh perhatian yang cukup besar
terhadap Penelitian Tindakan /Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengapa demikian ?
Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani
permasalahan di sekolah dan atau proses belajar mengajar di kelas/ dengan melihat
pada siswa. Bahkan McNiff (1992 : memandang Penelitian Tindakan sebagai bentuk
penelitian yang reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri kurikulum,
pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian
mengajar dan sebagainya.
Dalam Penelitian Tindakan kelas pendidik dapat melihat sendiri terhadap
praktek pembelajaran atau bersamaan guru lain yang ia dapat melakukan penelitian
terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam
PTK pendidik secara refektif dapat menganalisis mensintesis terhadap apa yang telah
dilakukan di kepada individu/sekolompok siswa. Pendek kata, dengan melakukan
penelitian tindakan, akan dapat memperbaiki prose pembelajaran di kelas guru
mengajar, sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran, dan akan lebih efektif.
Selanjutnya PTK, dilihat, dirasakan dan dihayati kemudian muncul pertanyaan
apakah praktek-praktek penyimpangan diri siswa pada kelas tertentu, dapat
mempengaruhi pembelajaran yang selama ini dilakukan, sehingga memiliki efektivitas
yang rendah. Jika dengan penghayatannya itu dapat disimpulkan bahwa praktekpraktek penanganan terhadap siswa yang menyimpang, membebani pembelajaran
tertentu akibat tugas yang berlebihan seperti : pemberian pekerjaan rumah kepada
siswa yang terlalu banyak, umpan balik yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas
tidak efektif, cara bertanya pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang
siswa untuk berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan
tersebut akan dapat mempengaruhi sebagian siswa dalam memahami materi
pelajaran.
Dalam hal ini pendidik juga dituntut untuk mampu melakukan penelitian
tindakan, karena dalam tugas keseharian terfokus pada kelas dimana guru mengajar,
maka dalam pelaksanaannya guru akan dapat mengetahui pada kelas mana, dan pada
kompetensi/materi apa kelas-kelas tertentu mengalami banyak masalah. Jadi
permasalahannya diangkat dari kelas yang dirasakan paling merisaukan waktu guru
mengajar.
Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai suatu
bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja,
proses, isi, kompetensi, kondisi, serta penyimpangan yang dialami oleh sekelompok
siswa pada suatu kelas tertentu. Untuk itu yang utama adalah bagaimana pendidik
387
memiliki kreativitas dalam mencari model/metode atau strategi untuk memperbaiki
mutu pembelajarannya.
Beberapa hal yang perlu dipahami tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
1) PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan
perubahan mutu dalam pembelajaran.
2) PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk
meningkatkan praktiknya sendiri.
3) PTK dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; a spiral of cycles of planning,
acting, observing, reflecting.. the re-planning.
4) PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk
mengkaji praktek dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan.
5) PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berparsipasi dan berkolaborasi
dalam seluruh tahapan PTK.
6) PTK adalah proses belajar yang sistematik, dalam proses tersebut menggunakan
kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan.
7) PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktek dalam mengatasi
masalah siswa di sekolahnya..
8) PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktek untuk mengkaji secara
sismatik bukti yang menantangnya
9) PTK memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang pekerjaan
kita terhadap orang lain dan membuat orang menjadi kritis dalam analisis. (Mc
Taggart, 1997)
B. KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Apa yang menjadi karakteristik penting bagi penelitian tindakan kelas? Semua
penelitian memang berupaya untuk memecahkan suatu masalah. Dilihat dari segi
masalah yang harus dipecahkan, penelitian tindakan memiliki karakteristik penting
yaitu bahwa problema yang diangkat dari kegiatan sehari-hari yang dihadapi oleh guru
di kelas. Pendidikan tindakan kelas akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal
memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk
pembelajaran yang dihadapi siswa di kelasnya. Kemudian dari persoalan itu pendidik
menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara profesional.
Jika pendidik merasa bahwa apa yang dia praktekkan sehari-hari di sekolah
tidak bermasalah, kegiatan penelitian tidak diperlukan. Hal ini dapat dimungkinkan
guru telah berbuat kekeliruan selama bertahun-tahun dalam proses menangani
permasalahan di kelas, baik masalah belajar mengajar, maupun masalah beberapa
siswa yang dapat mengganggu kegiatan belajar, namun mungkin guru kurang
memperhatikan. Oleh sebab itu seharusnya selalu berdiskusi dengan sesame profesi
untuk minta bantuan apakah kegiatan yang selama ini dilakukan dalam proses
menangani masalah di kelas belum tepat.
Dalam konteks seperti itu seorang guru dan guru lain, dan /kepala sekolah
dapat bersama berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan di kelas. Dengan
demikian guru beserta temannya dapat melakukan penelitian tindakan secara
388
kolaboratif. Dari sini akan muncul kesadaran terhadap kemungkinan adanya banyak
masalah yang diperbuat selama melaksanakan tugasnya sebagai guru kelas. Jika
seorang guru bersedia melakukan Penelitian tindakan secara kolaboratif dengan guru
lain, banyak manfaat dalam meningkatkan kariernya. Karya tulis ilmiah semakin
diperlukan oleh guru dimasa depan. Penelitian tindakan secara kolaboratif akan
mampu menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya publikasi ilmiah
sambil belajar dari para pakar yang lebih berbobot. Di samping itu juga akan
menumbuh-kembangkan budaya akademik di kalangan guru.
Karakteristik berikutnya dapat dilihat dari bentuk kegiatan penelitian itu
sendiri. Penelitian tindakan memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakantindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki permasalahan siswa utamanya dalam
proses belajar mengajar dan pembentukan kemandiriannya. Tindakan yang dilakukan
harus berbeda dari yang lama. Tanpa tindakan tertentu, suatu penelitian juga dapat
dilakukan di dalam sekolah, yang kemudian sering disebut dengan “Penelitian
deskriptif”..
Sebaliknya jika dengan penelitian ini guru/konselor mencoba berbagai tindakan
mencegah terjadinya pembolosan, ketidak disiplinan, rendahnya minat, aktifitas
belajar, sehingga proses belajar mengajar berjalan tidak dapat berjalan dengan baik
dan efektif, baru penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian tindakan. Tindakan
untuk mencegah tingginya pembolosan, ketidak disiplinan siswa mengikuti pelajaran,
mungkin dapat berbentuk model tertentu yang diciptakan guru.
Dengan penelitian tindakan kasus menunjukkan adanya perubahan kearah
perbaikan dan peningkatan secara positif. Dengan diadakan tindakan tertentu harus
membawa perubahan ke arah perbaikan. Bila dengan tindakan justru membawa
kelemahan penurunan atau perubahan negatif berarti ada kesalahan mendasar yang
dilakukan peneliti dalam memilih model/teknik atau strategi. Kriteria keberhasilan atas
tindakan dapat berbentuk kualitatif/kuantitatif. Penelitian penelitian tindakan tidak
untuk digeneralisasian sebab hanya dilakukan di kelompok siswa tertentu dan waktu
tertentu.
Di samping karakteristik tersebut ada prinsip penelitian tindakan yang perlu
diperhatikan. Penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok, yaitu :1) inkuiri
reflektif, 2) kolaboratif, dan 3) reflektif.
1) Inkuiri reflektif. Penelitian tindakan berangkat dari permasalahan pembelajaran riil
yang sehari-hari dihadapi oleh siswa. Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan pada
pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi (action driven). Masalah yang menjadi fokus adalah
permasalahan yang spesifik dan kontekstual, sehingga tidak terlalu merisaukan
tentang kerepresentatifan sampel dalam rangka generalsiasi. Tujuan penelitian
tindakan kelas bukanlah untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat
diberlakukan secara meluas. Tujuan penelitian tindakan adalah untuk memperbaiki
praktis secara langsung, disini dan sekarang (Raka Joni, 1998).
389
Penelitian tindakan menggunakan metodologi yang agak longgar,
khususnya dalam kalibrasi instrumen penelitian. Namun demikian, penelitian
tindakan tetap menerapkan metodologi yang taat azas (diciplined inquiri) dalam hal
pengumpulan data yang menekankan pada obyektif sehingga memungkinkan
terselenggaranya peninjauan ulang oleh sejawat (peer review). Proses dan temuan
penelitian tindakan didokumentasikan secara rinci dan cermat. Proses dan temuan
dilakukan melalui observasi, evaluasi, dan refleksi sistematik dan mendalam
(McNiff.1992:9). Penelitian tindakan dapat disimpulkan sebagai suatu inkuiri
reflektif (sel-reflective-inquiry).
2) Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan
sendiri oleh guru, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru.lain. Penelitian
tindakan merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan
perbaikan yang diinginkan. Kolaborasi ini tidak bersifat basa-basi, tetapi harus
tertampilkan dalam keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan penelitian
tindakan kelas tersebut (perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi-evaluasi,
dan refleksi), sampai dengan menyusun laporan hasil penelitian.
3) Reflektif. Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang
berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal, yang sering
mengutamakan pendekatan eksperimental, penelitian tindakan akan lebih
menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian secara terus
menerus untuk mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan,
peningkatan, kemunduran, kekurangefektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan
sebuah tindakan untuk dapat dimanfaat-gunakan memperbaiki proses tindakan
pada siklus kegiatan lainnya.
Hopkins (1993: 57-61) menyebutkan ada 6 prinsip dasar yang melandasi
penelitian tindakan. Hal ini juga tidak berbeda untuk melaksanakan penelitian tindakan
konseling, harus mendasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Prinsip pertama bahwa tugas pendidik yang utama adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkembang dengan baik dan berkualitas.
2) Prinsip kedua bahwa meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang
tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahapantahapan penelitian tindakan selaras dengan proses perkembangan dan
pelaksanaan pembelajaran, yaitu : persiapan (planning), pelaksanaan tindakan
(action), observasi terhadap proses tindakan (observation), evaluasi proses dan
hasil yang dicapai dan refleksi dari proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan
(reflection). Prinsip kedua ini menginsyaratkan agar proses dan hasil tindakan
direkam dan dilaporkan secara sistemik dan terkendali menurut kaidah ilmiah.
3) Prinsip ketiga bahwa kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari
pembelajaran, harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan
kaidah ilmiah.
390
4) Prinsip keempat bahwa masalah yang ditangani adalah masalah-masalah
penyimpangan dari siswa yang riil merisaukan tanggungjawab profesional pendidik
dan komitmen terhadap diagnosis msaalah bersandar pada kejadian nyata yang
berlangsung dalam konteks peningkatan hasil pembelajaran yang sesungguhnya.
5) Prinsip kelima bahwa konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan
meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran sangat diperlukan.
6) Prinsip keenam adalah cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak
seharusnya dibatasi pada masalah di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran
diluar kelas, misalnya : tataran pelanggaran siswa sistem atau tata tertib,
peraturan lembaga.
7) Kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus
berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan
menjadi tantangan sepanjang waktu.
C. PROSEDUR PENELITIAN PTK
PTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai
permasalahan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dan hal-hal yang
dihadapi seperti kesulitan siswa dalam kegiatan pembelajaran tertentu, tetapi yang
lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu
untuk mengatasi permasalahan siswa baik secara individu, kelompok maupun klasikal.
Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang
meliputi penetapkan focus masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan
yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analiisis, dan tahap akhir
refleksi.apa yang diperlukan, pada tahap selanjutnya diisusun rencana tindak lanjut.
Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langlkah
pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya. Sesudah
menetapkan pokok permasalahan secara mantap langkah berikutnya adalah:
0) Perencanaan tindakan
1) Pelaksanaan tindakan
2) Pengumpulan data (pengamatan/observasi)
3) Refleksi (analisis dan interpretasi
Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah.
Dalam penelitian tindakan kelas, ini minimal harus dilakukan dua siklus, Siklus ke dua
merupakan penyempurnaan atau perbaikan dari tindakan dari siklus pertama. Setiap
siklus diusahakan ada 3 (tiga) kali pertemuan, tidak dibenarkan dalam satu siklus itu
satu pertemuan.
391
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing langkah kegiatan
Kaca
Definisi 1
(1). Bilangan
SIKLUS - I
Pengamatan /
Pengumpulan
Data - II
Permasalahan
Perencanaan
Tindakan - I
Pelaksanaan
Tindakan – I
Refleksi - I
SIKLUS - II
Perencanaan
Tindakan - II
Refleksi - II
Pengamatan /
Pengumpulan
Data - I
Perencanaan
Tindakan - II
Gambar Siklus Kegiatan PTK
Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus
pertama yang terdiri atas empaat tahap kegiatan. Hasil refleksi siklus pertama akan
dapat diketahui keberhasilan atau hambatan/kelemahannya dalam hasil tindakan,
peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahannya untuk menentukan rancangan
siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai
tambahan perbaikan dari tindakan sebelum yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai
hambatan/kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan
dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah
selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkan pada
siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan
tentang berapa siklus harus dilakukan, namun setiap penelitian minimal dua siklus.
1) Penetapan Fokus Permasalahan
Sebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu ditumbuhkan sikap
dan keberanian untuk mempertanyakan, misalnya tentang kualitas pembelajaran
atau siswa sangat ketergantungan kepada orang lain. Tahapan ini disebut dengan
tahapan merasakan adanya masalah. Jika dirasakan ada hal-hal yang perlu
diperbaiki dapat diajukan pertanyaan seperti di bawah ini.
392
a. Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pelajaran dan mengikuti
kegiatan di sekolah cukup memadai ?
b. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif ?
c. Apakah keberanian menerima pembelajaran cukup memadai ?
d. Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas ?
e. Apakah suasana dalam proses belajar mengajar kondusif ?
Secara umum karakteristik suatu masalah yang layak diangkat untuk PTK
adalah sebagai berikut.
a. Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik
yang dirasakan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan di sekolah.
b. Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diidentifikasi factor-faktor
penyebabnya. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar atau landasan untuk
menentukan alternatif solusi.
c. Masalah tersebut sangat merisaukan dan mendesak untuk segera diatasi.
d. Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusi bagi masalah tersebut
melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan guru/peneliti.
Dianjurkan agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK
adalah yang memiliki nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki nilai strategis bagi
keberhasilan mengatasi siswa bermasalah lebih lanjut dan memungkinkan
diperolehnya model tindakan efektif yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah serumpun. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menguji
kelayakan masalah yang dipilih antara lain seperti dibawah ini.
a. Apakah masalah yang dirasakan secara jelas teridentifikasi dan terformulasi
dengan benar ?
b. Apakah ada masalah lain yang terkait dengan masalah yang akan dipecahkan ?
c. Adakah teori serta hasil penelitian pendukung dari masalah yang akan
dipecahkan ?
d. Apakah ada bukti empirik yang memperlihatkan nilai guna untuk perbaikan
praktik pembelajaran jika masalah tersebut dipecahkan
Setelah memperoleh sederet permasalahan melalui identifikasi, dilanjutkan
dengan analisis untuk menentukan kepentingan. Analisis terhadap masalah juga
dimaksudkan untuk mengetahui proses tindak lanjut perbaikan atau pemecahan
yang dibutuhkan. Adapun yang dimaksud dengan analisis masalah di sini adalah
kajian terhadap permasalahan dilihat dari segi kelayakannya.
Analisis masalah dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam
bentuk spesifikasi tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus,
indicator keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang
terkait lainnya dengan pemecahan yang diajukan.
Pada tahap selanjutnya, masalah-masalah yang telah diidentifikasi dan
ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah
yang jelas memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Contoh
rumusan masalah yang mengandung tindakan alternatif yang ditempuh antara
lain sebagai berikut.
393
a.
Apakah pendekatan diskusi patisipatif dapat meningkatkan semangat
belajar siswa pada pelajaran IPS materi Perang Diponegoro kelas V SD N 30
Semarang?
b. Bagaimana peningkatan belajar matematika pada materi Bangun ruang
melalui model pembelajaran kontekstual pada siswa klas V SD negeri 22
Surakarta?
2)
Perencanaan Tindakan
Setelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu dirumuskan
alternatif tindakan yang akan dilskuksn. Alternatif tindakan yang dapat diambil
dapat dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis tindakan dalam arti dugaan
mengenai perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan.
Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan
pengalaman guru yang diperoleh di masa lalu dalam kegiatan
pembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan
berbeda dengan hipotesis dalam penelitian formal.
Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatan-kegiatan
sebagai berikut.
a. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan masalah. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif
tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling
menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
b. Menentukan cara yang tepat untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran
dengan menjabarkan indikator keberhasilan.
c. Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan mencakup;
(a) Bagian materi tindakan dan bahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan
langkah-langkah tindakan sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta (c)
Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrument pengumpul
data yang sesuai.
3)
Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan scenario pembelajaran yang
terdiri dari kegiatan awal, inti, dan penutup diterapkan. Skenario tindakan harus
dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan guru,
pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan.
Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian pada kompeteni
atau materi pelajaran dan mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh
aspek-aspek rencana (scenario) tidakan yang akan dilakukan pada satu PTK.
a. Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi partisipatif dalam
pembelajaran X untuk pokok bahasan : A, B, C, dan D.
b. Format tugas : pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih
ketua, sekretaris, dll oleh dan dari anggota kelompok, bagi topic bahasan untuk
kelompok dengan cara random, dengan cara yang menyenangkan.
394
c. Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok
belkerja/belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam OHP untuk
persiapan presentasi.
d. Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok menyajikan hasil
kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil
kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.
e. Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok, lembar OHP hasil
kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, serta hasil belajar yang
dilaksanakan sebelum (pretest) dan setelah (postest) tindakan dilaksanakan.
4)
Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data
Tahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan
tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti (atau guru apabila
bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal
yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian
yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan
scenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknyaa terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes,
hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang
menggambarkan keaktifan siswa, antusisas siswa, mutu diskusi yang dilakukan,
dan lain-lain.
Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis; (b) rubrik; (c)
lembar observasi; dan (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data
secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembaran observasi, seperti
aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau
petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk
keperluan refleksi.
5)
Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian
melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi
dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan
atas tindakan yang dilakukan baik oleh guru/peneliti maupun kolaborator. Jika
terdapat masalah dalam proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang
melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan : perencanaan, tindakan, dan
pengamatan sehingga tindakan pada siklus ke dua lebih baik dan permasalahan
yang dihadapi dapat teratasi.
D. SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu
pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara
395
keseluruhan. Proposal PTK berkaitan dengan pernyataan atas nilai penting dari suatu
penelitian. Membuat proposal PTK biasanya merupakan langkah yang paling sulit,
namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Sebagai panduan, berikut
dijelaskan sistematiika usulan PTK.
Sistematika proposal PTK mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas
menggambarkan masalah serta nilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat agar
menampilkan wujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah judul
utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan
lebih rinci tentang subyek, tempat, danwaktu penelitian. Berikut contoh judul PTK
dalam penidikan dasar.
 Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep tentang Bunyi di Klas 4 Sekolah Dasar
Negeri I Semarang.
 Integrasi Autdoor Learning dan Indoor Learning
dalam Meningkatkan
Kemandirian TK Anak Saleh Malang.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan mutu pembelajaran di kelas. Untuk itu,
dalam uraian latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal berikut.
1) Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah siswa yang terjadi di kelas
dimana guru mengajar. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang
dilakukan guru, pada waktu melaksanakan proses pembelajaran. Perlu
dijelaskan pula proses atau kondisi riil factual yang terjadi di kelas.
2) Masalah yang akan dieliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak
untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan
waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian
tersebut. Identifikasi masalah diatas, perlu dijelaskan hal-hal yang diduga
menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis
berikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang
akar masalah itu.
3) Akar masalah didukung data factual yang menunjukan adanya indikator
permasalahannya.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah, mengemukakan inti atau rumusan dari berbagai
permasalahan serta indentifikasi masalah yang dikemukakan. Rumusan masalah ini
seyogyanya jangan dibuat tunggal, karena pada prinsipnya PTK itu mementingkan
proses tindakan, jadi berkaitan dengan, a) bagaimana kondisi siswa waktu sedang
mengikuti pelajaran, b) bagaimana suasana pembelajaran dan c) bagaimana
kelancaran pembelajaran. Sedangkan prestasi belajaran merupakan dampak dari
semua kegiatan
396
Contoh rumusan masalah:
1) Bagaimana semangat belajar siswa mengikuti pelajaran IPA pada materi
pemahaman Konsep tentang Bunyi dengan model pembelajaran Inkuiri di klas 5
SD Negeri 3 Salatiga.?
2) Bagaimana prestasi belajar siswa pada pemahaman konsep tentang Bunyi pada
pelajaran IPA dengan model pembelajaran Inkuiri di kals 5 SD 3 Salatiga.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran
akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat
permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya.
Dari rumusan tersebut tujuan penelitiannya sebagai berikut:
1) Mengetahui semangat belajar siswa mengikuti pelajaran IPA pada materi
pemahaman Konsep tentang Bunyi dengan model pembelajaran Inkuiri di klas 5
SD Negeri 3 Salatiga.?
2) Mengetahui prestasi belajar siswa pada pemahaman konsep tentang Bunyi
pada pelajaran IPA dengan model pembelajaran Inkuiri di kals 5 SD 3 Salatiga
D. Manfaat Penelitian
Kemukakan secara jelas manfaat bagi siswa, bagi guru serta bagi satuan
pendidikan di mana peneliti (konselor bertugas)
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoitik yang
digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Sebagai contoh,
akan dilakukan PTK yang menerapkan pembelajaran bermain kartu interaktif sebagai
jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:
1) Kemukakan secara lengkap berdasarkan teori dan temuan yang berkaitan
dengan masalah yang akan dipecahkan yaitu Prstasi Belajar IPA pada
Pemahaman Konsep tentang Bunyi.
2) Uraikan teori dan langkah-langkah yang berkaitan dengan variable tindakan
(yang dilaksanakan untuk mengatasi masalahnya, yaitu meteri pembelajaran
model Inkuiri.
3) Kemukakan kerangka berpikir, keterkaitan antara variable tindakan dengan
variable masalah, sehingga terdapat benang merah antara variable tersebut.
4) Bagaimana hipotesis tindakan atas dasar kerangka berpikir tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian ini uraikan setidaknya dengan sistematika berikut:
1) Setting penelitia dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian ini disebutkan
di mana penelitian tersebut dilakukan, berapa siswa yang menjadi subyek
penelitian, dan bagaimana karakteristik dari kelas subjek penelitian.
2) Prosedur/ siklus penelitian. Pada bagian ini dijelaskan jumlah siklus yang akan
dilakukan dan berapa pertemuan tiap siklus. Diusahakan minimal dua siklus dan
tiap siklus minimal 3 pertemuan. Kemukakan pula kapan kegiatan penelitian
397
dilakukan. (tanggal tiap pertemuan). Tiap siklus mengikuti tahapan PTK
(perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi)
3) Pengumpulan data. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data dan cara
pengumpulannya/instrument yang akan digunakan.
4) Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan
ditetapkan secara eksplisit.
5) Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan
kegiatan dari awal sampai akhir.
E. SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Berikut ini disampaikan sistematika laporan PTK yang telah memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari:
1) Halaman judul
2) Halaman Pengesahan disertai tanggalnya.
3) Abstrak
4) Kata Pengantar disertai tanggal penyusunan.
5) Daftar Isi
6) Daftar Tabel/Lampiran.
Bagian Isi
Bagian ini memuat setidak-tidaknya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Maslah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Kajian Teori tentang Variabel Masalah.
B. Kajian Teori tentang Variabel Tindakan, serta temuan/hasil penelitian yang
relevan.
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
B. Prosedur/Siklus Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
E. Indikator keberhasilan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Subjek penelitian
B. Sajian Hasil Penelitian
398
C. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Bagian Penunjang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (RPP, semua instrument, contoh hasil kerja siswa dan guru, daftar hadir
siswa, foto kegiatan beserta penjelasannya)
Penjelasan dari sistematika tersebut adalah sebagai berikut.
Dalam Bab I, dimulai dengan mendiskripsikan masalah penelitian secara jelas
dengan dukungan data factual yang menunjukkan adanya masalah pada setting
tertentu, pentingnya masalah untuk dipecahkan. Uraikan bahwa masalah yang diteliti
benar-benar nyata, berada dalam kewenangan konselor dan akibat yang ditimbulkan
kalau masalah tidak dipecahkan. Selanjutnya masalah dirumuskan dalam kalimat
Tanya, sehingga akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan. Diupayakan
Rumusan masalah ini dapat dirinci dalam proses, situasi, hasil yang diperoleh. Dalam
tujuan penelitian hendaknya dikemukakan secara rinci tujuan yang hendak dicapai
sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Manfaat
penelitian agar dikemukakan secara wajar, tidak perlu ambisius, rumuskan yang terkait
dengan masalah siswa, tindakan yang dilakukan, dan dapat juga diperluas ke guru.
Dalam Bab II, kemukakan teori yang berkaitan dengan masalah dan tindakan
yang dilakukan, dan hasil kajian/temuan/penelitian yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti (bila ada). Utamanya pada variable masalah agar dijelaskan secara jelas
dan rinci langkah-langkah tindakan yang dilakukan berdasarkan konsep peneliti/teori
yang diacu. Serta memberi arah serta petunjuk pada pelaksanaan tindakan yang
dilaksanakan dalam penelitian. Diperlukan untuk dapat membangun argumentasi
teoritis yang menunjukkan bahwa dengan tindakan yang diberikan dimungkinkan
dapat mengatasi masalah siswa baik secara individu, kelompok, ataupun di kelas. Pada
akhir bab ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan.
Pada Bab III, deskripsikan setting penelitian, keadaan siswa, waktu
pelaksanaan, sasaran yang dicapai. Tahapan di setip siklus yang memuat: rencana,
pelaksanaan/ tindakan, pemantauan dan evaluasi besrta instrument yang digunakan,
refleksi (.perlu dibedakan antara metode yang ada pada laporan penelitian). Dalam hal
ini perlu dijelaskan waktu/tanggal pelaksanaan tindakan di setiap siklus yang
dilakukan. Kemukakan pula di setiap siklus dilakukan berapa kali pertemuan. Tindakan
yang dlakukan bersifat rational, fleksible, collaborative. Kemukakan indikator
keberhasilan atas dasar tindakan yang diberikan. Pada bab ini dapat disajikan secara
jelas indikator yang akan dicapai melalui penelitian ini. Indikator ini diharapkan dapat
diukur dengan mudah untuk dilakukan peneliti.
Pada Bab IV, deskripsikan setting penelitian secara lengkap. Pada bagian sajian
data uraikan pelaksanaan masing-masing pertemuan di setiap siklus yang disertai data
lengkap serta aspek-aspek yang direkam/diamati. Yang menunjukkan adanya
perubahan atau perbaikan akibat tindakan. Rekaman itu menunjukkan adanya
399
perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan
pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan
tentang aspek keberhasilan dan kelemahab yang terjadi. Akan lebih baika kalau dibuat
dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi
pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil
belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan
siklus ke dalam suatu ringkasan tabel/ grafik. Dan tabel/grafik rangkuman itu akan
dapat memperjelas perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas.
Setiap penelitii menyajikan data dalam bentuk grafik/tabel seharusnya dinarasikan
agar dapat memaknai arti tabel tersebut.
Dalam BabV, sajikan simpulan dan hasil penelitian sesuai dengan hasil analisis
dan tujuan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai
tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif
maupun negatifnya. Dalam memberikan saran diharapkan operasional, dan didasarkan
pada kesimpulan yang disampaikan. Di samping itu kesimpulan ini harus menjawab
perumusan dan tujuan penelitian yang disampaikan pada bagian terdahulu
Bagian Penunjang berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Daftar Pustaka
memuat semua sumber pustaka yang dirujuk dalam kajian pustaka yang digunakan
dalam semua bagian laporan, dengan system yang konsisten menurut ketentuan.
Lampiran-lampiran berisi lampiran berupa, Rencana Pelaksanaan Kegiatan, semua
instrument yang digunakan, contoh hasil kerja siswa dan guru, daftar hadir di setiap
pertemuan pada setiap siklus, ijin penelitian, foto kegiatan beserta penjelasannya.
F. RANGKUMAN
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan pendidik sebagai
upaya meningkatkan perbaikan mutu proses belajar mengajar, yang permasalahannya
diangkat dari kelas yang paling merisaukan, dimana pendidik mengajar. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian kolaboratif yang menggunakan siklus
berkelanjutan, dan setiap siklus terdapat 4 (empat tahapan) yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas tidak boleh
mengganggu pelaksanaan kurikulum, sehingga dari siklus ke siklus beikutnya
metode/strategi/model pembelajaran sama, hanya makin ke siklus berikutnya makin
sempurna tindakannya. Hal yang perlu dihindari adalah satu penelitian tidak boleh satu
siklus, dan satu siklus tidak boleh satu pertemuan.
Penelitian tindakan kelas yang diutamakan adalah proses tindakan, walaupun
dampak atau akibat perbaikan mutu pelajaran tindakan perlu diperhatikan, misalnya
kemampuan memahami materi pelajaran. Pada waktu tindakan berlangsung dilakukan
pencatatan terhadap semua peristiwa yang terjadi utamanya perubahan pada diri
siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif atau kuantitatif. Utamanya
pada waktu menyusun laporan hasil penelitian harus diingat jangan sampai isinya sama
persis atau copy paste dengan bab I. II dan III pada proposal penelitian. Di samping itu
pada laporan penelitian harus dilampirkan semua hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian.
400
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Priyono, 2002, Pedoman Praktis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom-Based Action Research), Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu
SLTP Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi Jawa Tengah
Anonymous, 2010. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No.16.Th 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
__________, 2003. UU No. 20 th 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
__________, 2005. UU No. 14 th 2005. Tentang Guru dan Doisen.
Connole, H.,Smith B., Wiseman.R (1994), Research Methodologi I: Issues and Methods
in Research Study Guide. Deakin University Melbourne Australia
Corey, S.M. (1949). Action reasearch, fundamental reaserch, and educational
practises. Teacher’s College Record, Vol.50., halaman 509-14.
Gideonse,H.D.(1983), In search of more effective service:Inquiry as a guiding image
for educational reform in America. Cincinanti,OHIO: University of Cincinanti.
Hopkins,D.(1993). A Teacher’s Guide to Clasroom Research.2nd.edition.
Kemmis,S.(1988). Action research in retrospect and prospect. In C.Henry, C. Cook,
Kemiis, R.Mc Taggart (eds.), The Action Research Reader Action Research and
the Critical Analysis of Pedagogy. Geelong: Deakin University, Vic., halaman 1129.
Mc. Taggart, R. (1991). Action Reserch. Melbourne: Deakin University Press.
Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. 2000. Pedoman Umum Ejaan Yang
Disempurnakan. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Raka Joni, T. (1998). Penelitian Tindakan Kelas: Beberapa Permasalahannya. Jakarta :
PCP PGSM Ditjen Dikti.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006 Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
Bina Aksara.
Suhardjono, 2009, Pertanyaan dan Jawaban di sekitar Penelitian Tindakan Kelas, dan
Tindakan Sekolah, Penerbit Cakrawala Indonesia LP3 Universitas Negeri
Malang.
Supardi, 2005 Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitoian Tindakan Kelas, Makalah
dismpaikan pada Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara, Direktorat Tenaga
Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Supardi, 2011 Publikasi Ilmiah Non Penelitian, Yogyakarta, Penerbit Andi Offsed.
Supardi, 2011, Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta, Penerbit
Andi Offset.
401
LATIHAN
Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban yang dipandang benar dengan member tanda silang (X)
pada lembar jawaban yang terlah disediakan.
1. Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk…
a. Mendapatkan gambaran tentang proses pembelajaran di kelas
b. Meningkatkan kualitas/mutu pembelajaran di kelas
c. Membantu guru memahami kinerja pembelajaran yang diampunya
d. Mendapatkan informasi tentang kinerja guru
e. Mengetahui tingkat perkembangan belajar pesertadidik.
2. Alasan obyektif yang mendasari mengapa pengawas sekolah perlu memiliki
pengetahuan tentang PTK ....
a. Pengawas sekolah dapat naik pangkat dengan menyusun PTK sendiri.
b. Pengawas sekolah adalah atasan langsung dari guru dan kepala sekolah
c. Pengawas sekolah mempunyai kompetensi membimbing guru melaksanakan
PTK
d. Dengan PTK diharapkan kualitas pembelajaran menjadi lebih menarik
e. Pengawas sekolah berwenang untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran
di kelas melalui PTK.
3. Berikut yang bukan termasuk masalah Penelitian tindakan kelas adalah …
a. Penerapan metode belajar
b. Motivasi belajar peserta didik
c. Penilaian hasil belajar peserta didik
d. Pemanfaatan media dan sumber belajar
e. Pengembangan kemampuan guru dalam mengajar.
4. Manfaat dari PTK berkenaan langsung dengan guru dimaksudkan untuk …
a. Implementasi dari tugas pokok dan fungsi
b. Meningkatkan kinerja sekolah
c. Meningkatkan kemampuan professional
d. Mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran
e. Menjadisalah satu dasar pertimbangan promosi guru.
5. Permasalahan atau topic yang dipilih untuk melaksanakan PTK harus memenuhi
criteria sbb. … KECUALI :
a. Menarik dan benar-benar nyata
b. Mampu ditangani dan berada dalam lingkup kewenangan peneliti
c. Mendapat dukungan dan persetujuan dari kepala sekolah
d. Ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
e. Mendesak untuk segera ditangani.
6. Setelah menetapkan permasalahan penelitian, memantapkan teori yang terkait
dengan masalah dan tindakannya, prosedur selanjutnya yang harus dipikirkan oleh
peneliti adalah …
a. Pengumpulan data
b. Refleksi
c. Pelaksanaan tindakan
402
7.
8.
9.
10.
d. Perencanaan tindakan
e. Perencanaan tindak lanjut
Manakah dari judul PTK berikut, yang telah memenuhi criteria penulisan judul ?
a. Implementasi Strategi Inquiri pada Mata Pelajaran Geografi untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Migrasi Penduduk
b. Aplikasi Model PembelajaranTraffic Light Card Untuk Meningkatkan Prestasi
Siswa Kelas X SMKN 3 Banjarsari
c. Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode
bermain peran dalam pembelajaran PKn di SMAN 5 Bandung
d. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Kemamapuan Pemecahan Masalah pada Mata Pelajaran Fisika Kelas VII di
SMPN 129 Jakarta.
e. Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui pendekatan eksploratif, elaboratif,
dan konfirmatif pada siswa klas XI SMA Negeri I Sragen, Jawa Tengah
Pada setiap penelitian tindakan kelas, peneliti harus memperhatikan prinsipprinsip yang harus dikuti. Untuk setiap kegiatan suatu penelitian yang mengacu
pada PTK, jumlah siklus yang sesuai adalah:
a. Terserah kepada paneliti, tidak ada aturan yang tepat.
b. Kalau satu siklus sudah cukup, peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus
berikutnya.
c. Minimal dua siklus, karena PTK merupakan penelitian yang menggunakan siklus
berkelanjutan.
d. Minimal tiga siklus karena dengan tiga siklus sudah akan mampu menerapkan
metode/strategi/model secara maksimal.
e. Terserah kepada peneliti kalau perlu sampai lima atau enam siklus sampai
peneliti puas akan hasilnya.
Pada laporan hasil penelitian Perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi
yang tepat ditulis pada bab:
a. Pada bab IV tentang hasil dan pembahasan, karena bab ini merupakan inti dari
keseluruhan hasil penelitian.
b. Ditulis secara rinci pada bab III, karena pada bab ini merupakan bab penjelasan
tentang metode atau langkah penelitian yang merupakan gambaran dari
kegiatan pada bab sesudahnya.
c. Pada bab pertama, karena dengan ditulis tahapan siklus penelitian pada bagian
awal, akan memberi petunjuk penguasaan peneliti akan karakteristik PTK
d. Pada bab III serta bab IV, karena kedua bab ini mempunyai kaitan erat antara
apa yang akan dilaksanakan dan kegiatan pelaksanaannya.
e. Sangat tergantung pada peneliti, karena hal itu bukan merupakan prinsip PTK
Yang perlu disampaikan pada Bab II laporan PTK berisi uraian tentang …..
a. Kajian teori dan hasil penelitian berkenaan dengan variable masalah dan
variable tindakan penelitian, serta kerangka berpikir yang mengkaitkan kedua
varibel tersebut.
b. Kajian teori berkenaan dengan tujuan, variable masalah dan variable tindakan
penelitian, serta kerangka berpikir yang mengkaitkan kedua varibel tersebut.
403
c. Kajian teori dan hasil penelitian berkenaan dengan sasaran yang diinginkan,
variable masalah dan variable tindakan penelitian,.
d. Kajian teori dan hasil penelitian berkenaan dengan variable masalah dan
variable tindakan penelitian, serta hipotesis yang akan dibuktikan.
e. Kajian teori dan hasil penelitian berkenaan dengan variable masalah dan
rencana tindakan penelitian, serta kerangka berpikir yang mengkaitkan kedua
varibel tersebut.
11. Deskripsi materi yang tidak mesti disajikan dalam Proposal PTK antara lain, ...
a. Teori tentang variable masalah yang diteliti
b. Rumusan masalah penelitian
c. Rencana dan pelaksanaan tindakan
d. Pembahasan terhadap hasil penelitian.
e. Kajian tentang ke-mengapa-an bahwa dengan tindakan yang akan
dilaksanakan akan mampu mengatasi masalah siswa.
12. Hasil temuan tentang perubahan yang terjadi pada diri siswa akibat tindakan PTK
dideskripsikan secara obyektif dan sistematis dalam ...
a. Prosedur/siklus penelitian
b. Teknik analisis dan pengolahan data
c. Sajian hasil penelitian
d. Pembahasan tentang hasil penelitian
e. Simpulan dan saran
13. Apa itu karya ilmiah?
a. Tulisan tentang kehidupan manusia berdasarkan pengalaman dan imajinasi.
b. Tulisan tentang kehidupan dunia berdasarkan emosi dan akal pikiran.
c. Tulisan tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar.
d. Tulisan mengenai pengetahuan yang menyajikan dugaan.
e. Tulisan mengenai ilmu pengetahuan yang disajikan sesuai selera penulis.
14. Bagian apa saja yang harus mengikuti aturan ilmiah dalam penulisan ilmiah?
a.
Isi, Bahasa, Jenis Komputer
b. Jenis Komputer, Bahasa, Sistematika
c. Isi, Bahasa, Sistematika Penulisan
d. Kertas, Jenis Komputer, Bahasa
e. Bahasa, Kertas, Isi
15. Di bawah ini yang merupakan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan upaya
pengembangan keprofesian berkelanjutan pada guru adalah…
a.
Prasaran Ilmiah, Laporan Penelitian, Novel
b.
Laporan Hasil Penelitian, Buku Pelajaran, Artikel Ilmiah
c.
Artikel Ilmiah, Buku Pelajaran, Naskah Drama
d.
Artikel Populer, Skenario, Laporan Penelitian
e.
Buku Pelajaran, Novel, Prasaran Ilmiah
16. Bagian awal dalam laporan penelitian ilmiah berisi…
a. Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar
Pustaka
404
b. Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Lampiran,
Pendahuluan
c. Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Lampiran
d. Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar
Lampiran
e. Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Pembahasan
17. Pendahuluan dalam karya tulis ilmiah memuat hal-hal berikut ini, kecuali….
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
e. Analisis Data
18. Bagian penutup dalam karya tulis ilmiah memuat…
a. Simpulan dan Saran
b. Analisis Data
c. Tinjauan Pustaka
d. Abstrak
e. Metode
19. Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus menggunakan....
a.
Bahasa Prokem
b.
Bahasa Gaul
c.
Bahasa Daerah
d.
Bahasa Indonesia
e.
Bahasa Indonesia Baku yang Baik dan Benar
20. Buku pedoman guru berisi rancangan kerja guru selama setahun utamanya yang
berkait dengan….
a. Pengembangan Keprofesian Guru
b. Prestasi Guru
c. Rencana Kerja Guru
d. Kepribadian Guru
e. Kompetensi Guru
405
406
Download