analisis proses perencanaan pembelajaran tematik menggunakan

advertisement
Perencanaan Pembelajaran Tematik .... (Indah Haryati Amakae) 479
ANALISIS PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN MONGGANG.
ANALYSIS OF THEMATIC LEARNING PLANNING PROCESS USING SCIENTIFIC APPROACH
AT SDN MONGGANG.
Oleh: Indah Haryati Amakae, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran tematik
menggunakan pendekatan saintifik di SD Negeri Monggang.Jenis penelitian ini adalah Penelitian
kualitatif deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah Guru kelas I, II dan III yang berjumlah 3 orang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan Dokumentasi. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian menurut Miles dan Hubberman yaitu, data reduction (reduksi data),
data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verivcation (penarikan kesimpulan). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus
yang disediakan oleh pihak sekolah. Kendala yang dialami guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik yaitu guru masih kesulitan dalam mengaitkan
kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran. Selain itu, penerapan pendekatan saintifik juga masih
bersifat sederhana. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru tetap menerapkan langkahlangkah pendekatan saintifik serta membuat perencanaan pembelajaran sendiri untuk bagian-bagian yang
tidak dapat dipadukan.
Kata kunci :pembelajaran tematik, pendekatan Saintifik
Abstract
This study aimed to describe the analysis of thematic learning planning process using scientific approach
at SD Monggang.This research is a descriptive qualitative study. The subjects in this study is a first grade
teacher I, II and III, which consists of 3 people. Data collection techniques in this study were interviews
and documentation. Data analysistechniques used in the study according to Miles and Hubberman ie,
data reduction, a data display, and verivication.The results of this study indicate that teachers create
lesson plan based on the syllabus provided by the school.Constraints experienced teachers in planning
thematic learning using scientific approaches that teachers are still difficulties in linking the basic
competence of some subjects. In addition, the application of the scientific approach is still too simple.
Efforts to overcome these obstacles is permanent teachers implement measures scientific approach and
create their own learning plan for the parts that can not be combined.
Keywords: thematic learning, scientific approach
480 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
Peserta didik yang berada pada sekolah
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan bentuk nyata
dari proses pendidikan. Mengingat kebhinekaan
budaya,
keragaman
latar
belakang
dan
karakteristik peserta didik, proses pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel,
bervariasi,
dan
memenuhi
standar
proses
pembelajaran. Pada setiap satuan pendidikan
dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
dan
memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas
dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada
rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh
aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ,
dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar
biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan
masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan (holistik) serta mampu memahami
hubungan antar konsep secara sederhana. Proses
pembelajaran masih bergantung kepada obyekobyek konkret dan pengalaman yang dialami
secara langsung. Hal itu senada dengan pendapat
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
Ahmadi dan Sofan Amri (2014: 89) bahwa anak
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
usia
karena peserta didik dipandang sebagai salah satu
operasional konkret dan perilaku belajarnya, (1)
sumber untuk apa yang akan dijadikan bahan
mulai
pelajaran agar kemampuan dasar peserta didik
bergeser dari satu aspek ke aspek lain secara
dapat dikembangkan secara optimal.
reflektif dan serentak, (2) mulai berpikir secara
Mengacu pada kerangka dasar kurikulum
2004
dalam
(Tutik
Rachmawati:
2014),
disebutkan bahwa 50% dari jam yang ada di kelas
I dan II Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah
(MI) untuk pembelajaran membaca, menulis, dan
sekolah
dasar
memandang
operasional,
berada
dunia
pada
secara
tahapan
obyektif,
(3) berpikir operasional
untuk
mengklasifikasikan benda- benda, (4) membentuk
dan
mempergunakan
keterhubungan
aturan-
aturan, prinsip ilmiah sederhana.
Hal
tersebut
didasarkan
pada
berhitung (CaLisTung) menggunakan pendekatan
kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar
tematik. Selain itu, Peraturan Menteri nomor 22
yang memiliki tiga ciri yaitu konkret, integratif,
Tahun
pentingnya
dan hierarki. Konkret mengandung makna proses
pembelajaran tematik untuk kelas I, II dan III. Di
belajar beranjak dari hal- hal konkret yakni yang
samping itu, berdasarkan Permendiknas nomor 41
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-
Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan
atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan
pendidikan
dasar
lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat
menyatakan
bahwa
2006
memperkuat
dan
menengah
pembelajaran
yang
tematik
digunakan untuk peserta didik kelas I sampai
dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil
pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia
kelas III SD/MI. Dengan demikian, maka guru
sekolah dasar. Pemanfaatan lingkungan akan
yang mengajar di kelas I-III sekolah dasar
menghasilkan proses dan hasil belajar lebih
menggunakan pembelajaran tematik, sedangkan
bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan
yang mengajar di kelas IV – VI berdasarkan
dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya,
bidang studi.
keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih
Perencanaan Pembelajaran Tematik .... (Indah Haryati Amakae) 481
faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih
guru dituntut untuk mampu membuat suatu
dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, hampir
perencanan pembelajaran yang baik.
semua tema/topik pembelajaran dapat dipelajari
Dari pendapat di atas, maka seorang guru
dari lingkungan. Integratif berarti memandang
harus memiliki kemampuan untuk menyusun
sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan
strategi pengelolaan pembelajaran. Trianto (2013:
dan terpadu. Anak usia sekolah dasar belum
82) menjelaskan bahwa
mampu memilah- milah konsep dari berbagai
adalah rencana kegiatan pembelajaran yang
disiplin ilmu. Hal tersebut menggambarkan cara
dirancang secara seksama sesuai dengan tuntutan
berpikir deduktif yakni dari hal umum ke bagian
kurikulum sekolah untuk mencapai hasil belajar
demi bagian. Oleh karena itu, keterpaduan konsep
peserta didik yang optimal dengan memilih
tidak dipilah- pilah dalam berbagai disiplin ilmu,
pendekatan, metode, media dan keterampilan
tetapi dikaitkan menjadi pengalaman belajar yang
tertentu dalam membelajarkan peserta didik untuk
bermakna, sehingga yang dipelajari oleh siswa
mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu,
tidak terpisah-pisah.
salah satu komponen penting dalam menyusun
Undang- Undang No 20 Tahun 2003
strategi pembelajaran
strategi pembelajaran adalah memilih pendekatan.
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
Pendekatan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
mencapai suatu tujuan. Pada kurikulum 2013,
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
materi pelajaran yang terhimpun dalam tema
proses pembelajaran agar peserta didik secara
diajarkan dengan pendekatan saintifik yang dalam
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
prosesnya tidak bersifat linear tetapi selalu terkait
memiliki
satu konsep dengan konsep lainnya.
kekuatan
pengendalian
diri,
spiritual
kepribadian,
keagamaan,
dimaknai
Pendekatan
kecerdasan,
sebagai
ilmiah
cara
atau
untuk
pendekatan
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
saintifik pada pelaksanaan pembelajaran menjadi
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan
bahan pembahasan yang menarik perhatian para
demikian, pendidikan adalah usaha sadar yang
pendidik karena dalam pendekatan saintifik
terencana. Oleh karena itu, proses pendidikan di
memiliki ciri khas dalam langkah-langkah yang
sekolah bukanlah proses yang dilakukan secara
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
asal- asalan melainkan proses yang dilakukan dan
yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar,
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan
dan mengkomunikasikan apa yang didapatkan
proses pembelajaran agar peserta didik dapat
dari proses pembelajaran yang dipadukan atau
mengembangkan potensi dirinya sehingga akhir
digabungkan menggunakan tema tertentu. Hal itu
dari
sejalan
proses
pendidikan
berujung
kepada
dengan
pembelajarn
tematik
pada
pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan
kurikulm KTSP yang terapkan di kelas rendah.
atu intelektual, serta pengembangan keterampilan
Pada kenyataannya tidak semua langkah-langkah
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan. Di
pembelajaran dalam pendekatan saintifik bisa
samping itu, keberhasilan proses pembelajaran
diterapkan di kelas rendah karena tidak sesuai
juga sangat ditentukan oleh proses perencanaan,
dengan tingkat kemampuan siswa di kelas rendah.
482 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
Pada kenyataannya, belum semua guru
dilakukan guru dalam mengatasi kendala yang
yang mengajar di sekolah dasar memiliki
dihadapi.
pengalaman
mengajar
Jenis Penelitian
pembalajaran
tematik.
dengan
Oleh
model
karena
Jenis penelitian ini adalah kualitatif
itu,
pengetahuan tentang pengelolaan pembelajaran
deskriptif.
tematik diperlukan bagi guru yang mengajar di
Setting Penelitian
sekolah dasar khususnya kelas rendah. Di
Penelitian ini dilaksanakan di SDNegeri
samping itu, keberhasilan proses pembelajaran
Monggang Kec. Sewon Kab. Bantul Yogyakarta.
juga sangat ditentukan oleh proses perencanaan.
Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Juli
Menurut Muhammad Ali (Martiyono, 2012: 1)
sampai bulan Agustus 2015.
pendidik memegang peranan sentral dalam proses
Subjek dan Objek Penelitian
Joyoatmojo
Subjek dari penelitian ini adalah guru
(Martiyono, 2012: 1) Untuk mewujudkan apakah
kelas rendah di SD Negeri Monggang, Sewon,
suatu
pembelajaran efektif atau tidak, akan
Bantul Yogyakarta. Objek dari penelitian ini
sangat ditentukan oleh peran pendidik sebagai
adalah proses perencanann pembelajaran tematik
pengelola pembelajaran. Salah satu upaya yang
menggunakan pendekatan saintifik.
belajar
mengajar.
Soetarno
dilakukan adalah meningkatkan mutu desain
sistem
pembelajaran
atau
perencanaan
pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.
Selain
itu,
Martiyono
menjelaskan
bahwa
berkualitas
(2012:
240)
pembelajaran
ditentukan
oleh
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
juga
yang
perencanaan
Dalam peneltian ini metode pengumpulan
data yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
pembelajaran yang mantap, maka dari itu guru
perlu merencanakan pembelajaran yang tepat.
Selain itu, perencanaan pembelajaran yang baik
membutuhkan waktu dan pemikiran yang cukup.
Untuk itu, perencanaan pembelajaran perlu
dilakukan
secara
bertahap
dengan
prinsip
senantiasa diperbaiki secara berkesinambungan
dan berkelanjutan.
Tujuan
mengetahui
penelitian
proses
guru
ini
adalah
dalam
untuk
membuat
perencanaan pembelajaran tematik menggunakan
pendekatan saintifik dan mengetahui kendala
yang dihadapi dalam membuat perencanaan
pembelajaran, serta mengetahui upaya yang
Teknik
wawancara
menjadi
pengumpulan data yang utama dalam penelitian
ini, karena informasi yang diperoleh lebih
mendalam. Peneliti mempunyai peluang lebih
luas untuk mengembangkan informasi yang
diperoleh dari informan dan melalui teknik
wawancara peneliti mempunyai peluang dapat
mengetahui
bagaimana
proses
perencanaan
pembelajaran tematik menggunakan pendekatan
saintifik di SD Negeri Monggang Kec. Sewon
Kab.
Bantul,
Yogyakarta.Untuk
mendukung
pelaksanaan wawancara, peneliti menggunakan
sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada
informan, dengn membuat pedoman wawancara.
Perencanaan Pembelajaran Tematik .... (Indah Haryati Amakae) 483
saintifik di kelas rendah juga masih bersifat
2. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang
dapat dijadikan sebagai data berupa perangkat
sederhana
yang
dialami
perencnaan
Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data dalam penelitian ini
disesuaikan
dengan
karakteristik siswa kelas rendah.
2. Kendala
pembelajaran tematik.
karena
dalam
membuat
pembelajaran
tematik
menggunakan pendekatan saintifik.
Kendala yang dialami dalam membuat
menggunakan teknik penelitian menurut Milles
dan Huberman yaitu sebagai berikut.
perencanaan pembelajaran yaitu guru masih
1. Data Reduction (Reduksi Data)
kesulitan
2. Data Display (Penayajian Data)
dasar dari mata pelajaran yang berbeda.
3. Conclusion Drawing/ Verivcation (Penarikan
Selain itu, guru juga masih menemukan
kendala
Kesimpulan).
pada
Peneliti melakukan triangulasi teknik
dengan membandingkan data hasil wawancara,
dan dokumentasi serta triangulasi sumber dengan
wawancara
kepada
guru.
Dari
triangulasi, hasil kroscek keduanya saling terkait
dan sama, oleh karena itu data dapat dipercaya
saat
membutuhkan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Proses Perencanaan Pembelajaran Tematik
beberapa
tahapan
dalam
membuat perencanaan pembelajaran tematik
di kelas rendah dimulai dari membuat
khusus
dalam
belajar.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kendala tersebut.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
dalam
pendekatan
membuat
perencanaan
tematik
saintifik
menggunakan
adalah
guru
tetap
untuk kompetensi dasar yang tidak dapat
dipadukan. Selain itu, guru juga tetap
menerapkan
Pembahasan
dasar
1. Perencanaan
pengembangan
indikator,
menetapkan tema dan membuat jaring tema,
serta membuat silabus dan menyusun RPP.
Akan tetapi, guru tidak menggunakan
tahap-tahap tersebut secara berurutan karena
silabus pembelajaran sudah disediakan oleh
dan
disesuaikan
dengan
kurikulum sekolah. Selain itu, pendekatan
langkah-langkah
pendekatan
saintifik secara sederhana.
pemetaan standar kompetensi, kompetensi
sekolah
langkah-
membuat perencanaan pembelajaran tematik
Hasil Penelitian
pihak
menerpkan
bimbingan
pembelajaran
dan
kompetensi
karena ada beberapa siswa yang masih
kendala
kebenarannya.
Tardapat
memadukan
langkah pendekatan saintifik di kelas rendah
Uji Keabsahan Data.
melakukan
dalam
pembelajaran
tematik
menggunakan pendekatan saintifik.
Dari
hasil
perencanaan
proses
pembelajaran
menunjukkan
perencanaan
penelitian,
bahwa
tematik
guru
pembelajaran
melewati
langkah-langkah
dilakukan
dalam
membuat
tematik
tidak
yang
harus
menyusun
perencanaan
484 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
membuat
menjelaskan bahwa tahapan aktivitas belajar
perencanaan pembelajaran tematik, guru tidak
yang dilakukan dengan pendekatan saintifik
membuat pemetaan standar kompetensi dan
tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang
kompetensi
kaku,
pembelajaran
tematik.
dasar
Dalam
karena
silabus
sudah
disediakan pihak sekolah. Jadi guru hanya
namun
dapat
disesuaikan
dengan
pengetahuan yang hendak dipelajari.
mengembangkan silabus yang ada ke dalam
RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran).
2. Kendala
Menurut Daryanto (2014: 13) hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam membuat
perencanan
membuat
pembelajaran
pemetaan
tematik
pembelajaran
membuat
tematik
perencanaan
menggunakan
pendekatan saintifik
Meskipun dalam silabus sekolah telah
kompetensi,
menyediakan
setelah
itu
kompetensi dasar yang telah dipadukan,
menetapkan jaring tema, menyusun silabus
namun guru menemukan ada kompetensi
dan membuat RPP. Berdasarkan teori tersebut,
dasar yang tidak dapat dipadukan. Selain itu,
maka
pembelajaran
dalam penggunaan pendekatan saintifik dalam
tematik yang disusun oleh guru kelas rendah di
langkah-langkah kegiatan pembelajaran masih
SD Negeri Monggang tidak menggunakan
bersifat sederhana karena melihat faktor
langkah-langkah secara berurutan.
peserta didik yang duduk di kelas rendah
kompetensi
dasar,
proses
standar
adalah
dalam
indikator,
perencanaan
Guru sudah memadukan pendekatan
saintifik yang terdiri dari lima langkah
(mengamati, menanya, mencoba, menalar serta
standar
kompetensi
dan
masih membutuhkan bibingan khusus.
3. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut.
Upaya
yang
dilakukan
guru
dalam
mengkomunikasikan) ke dalam kegiatan inti
mengatasi kendala tersebut adalah dengan
pembelajaran tematik. Hal ini sejalan dengan
tetap mengajarkan kompetensi dasar yang
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 yang
tidak dapat dipadukan secara tersendiri. Hal
menjelaskan bahwa mengembangkan kegiatan
itu sejalan dengan teori yang dikemukakan
pembelajaran
langkah
oleh Daryanto (2014: 213) yang menjelaskan
Dalam
bahwa tidak semua mata pelajaran harus
kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi
dipadukan, kompetensi dasar yang tidak
rincian dari lima kegiatan pendekatan saintifik
tercakup dalam tema tertentu harus diajarkan
yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar
baik melalui tema lain maupun berdiri sendiri.
dan mengkomunikasikan.
Dalam
pendahuluan,
Akan
yang
inti,
memuat
dan
tetapi,
penutup.
langkah-langkah
kegiatan
inti
pembelajaran
,
pendekatan saintifik yang digunakan masih
pendekatan saintifik yang digunakan masih
bersifat
sederhana
namun
guru
tetap
bersifat sederhana karena disesuaikan dengan
membimbing peserta didiknya agar penerapan
karakteristik siswa kelas rendah. Hal itu juga
pendekatan saintifik tetap berjalan selama
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
kegiatan pembelajaran meskipun masih secara
Ridwan Abdullah Sani (2014: 53-54) yang
sederhana. Selain itu deskripsi hasil penelitian
Perencanaan Pembelajaran Tematik .... (Indah Haryati Amakae) 485
tersebut juga sesuai dengan teori yang
dapat dipadukan serta tetap membimbing
dikemukakan oleh Ridwan Abdullah Sani
peserta didik agar kegiatan pembelajaran
(2014: 53-54) menjelaskan bahwa, tahapan
dengan pendekatan saintifik tetap terlaksana
aktivitas belajar yang dilakukan dengan
meskipun masih bersifat sederhana.
pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan
mengikuti prosedur yang kaku, namun dapat
disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak
dipelajari.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan
dan kesimpulan, maka penulis mengajukan
beberapa saran yaitu perlu adanya diskusi
Simpulan dan Saran
lebih lanjut antara kepala sekolah serta
Simpulan
kelompok guru yang membimbing di kelas
Berdarakan
hasil
penelitian
dan
rendah
untuk
membahas
penyusunan
pembahasan pada bab IV, maka diperoleh
perencanaan pembelajaran tematik, sehingga
kesimpulan sebagai berikut.
dalam menyusun perangkat pembelajaran
1. Guru
membuat
pembelajaran
disediakan
rencana
berdasarkan
oleh
pihak
mengembangkan
RPP
mengembangkan
tujuan
pelaksanaan
silabus
sekolah.
dengan
yang
Dengan demikian, pengetahuan guru tentang
Guru
menyusun perangkat pembelajaran dapat
cara
pembelajaran
berdasarkan indikator yang telah disediakan,
memilih materi ajar, metode pembelajaran,
menentukan sumber dan media pembelajaran,
membuat langkah-langkah pembelajaran serta
membuat penilaian pembelajaran.
2. Kendala yang dialami guru saat membuat
perencanaan
kesulitan
pembelajaran
dalam
memadukan
yakni
melibatkan guru pengampuh masing-masing.
meningkat.
Selain itu, Guru kelas rendah sebaiknya
mengikuti
pembelajaran
pelatihan-pelatihan
tematik
sehingga
terkait
dalam
menyusun perencanaan pembelajaran tematik
akan terlihat utuh dan sesuai dengan konsep
dari pembelajaran tematik itu sendiiri.
guru
kompetensi
DAFTAR PUSTAKA
dasar yang tidak ada kaitannya dengan
kompetensi dasar lain. Selain itu, penerapan
pendekatan saintifik dalam kegiatan inti
pembelajaran masih bersifat sederhana karena
karakteristik peserta didik yang masih duduk
Ahmad Yani. (2014). Mindset Kurikulum 2013.
Bandung: Alfabeta
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik ,
Terpadu, Terintegrasi(Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Gava Media
di kelas rendah serta melihat kondisi dan daya
dukung sekolah.
3. Upaya guru dalam mengatasi permasalahan
tersebut adalah tetap mengajarkan peserta
didik terkait kompetensi dasar yang tidak
Martiyono. (2012). Perencanaan Pembelajaran
Suatu Pendekatan Praktis Berdasarkan
KTSP Termasuk Model Tematik.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo
486 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
Ridwan Abdullah Sani. (2014). Pembelajaran
Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara
Tutik
Rachmawati.
(2014).
Pengelolaan
Pembelajaran Tematik Terpadu. Dari
http://www.vedcmalang.com/pppptkboem
lg/index.php/menuutama/edukasi/991tutik-rachmawati. Diakses tanggal 16
Januari 2015 pukul 11:29
Trianto.
(2013).
Desain
Pengembangan
Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia
Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI.
Jakarta: Kencana
Download