Perencanaan Pembelajaran Tematik .... (Indah Haryati Amakae) 479 ANALISIS PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN MONGGANG. ANALYSIS OF THEMATIC LEARNING PLANNING PROCESS USING SCIENTIFIC APPROACH AT SDN MONGGANG. Oleh: Indah Haryati Amakae, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik di SD Negeri Monggang.Jenis penelitian ini adalah Penelitian kualitatif deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah Guru kelas I, II dan III yang berjumlah 3 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian menurut Miles dan Hubberman yaitu, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verivcation (penarikan kesimpulan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang disediakan oleh pihak sekolah. Kendala yang dialami guru dalam membuat perencanaan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik yaitu guru masih kesulitan dalam mengaitkan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran. Selain itu, penerapan pendekatan saintifik juga masih bersifat sederhana. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru tetap menerapkan langkahlangkah pendekatan saintifik serta membuat perencanaan pembelajaran sendiri untuk bagian-bagian yang tidak dapat dipadukan. Kata kunci :pembelajaran tematik, pendekatan Saintifik Abstract This study aimed to describe the analysis of thematic learning planning process using scientific approach at SD Monggang.This research is a descriptive qualitative study. The subjects in this study is a first grade teacher I, II and III, which consists of 3 people. Data collection techniques in this study were interviews and documentation. Data analysistechniques used in the study according to Miles and Hubberman ie, data reduction, a data display, and verivication.The results of this study indicate that teachers create lesson plan based on the syllabus provided by the school.Constraints experienced teachers in planning thematic learning using scientific approaches that teachers are still difficulties in linking the basic competence of some subjects. In addition, the application of the scientific approach is still too simple. Efforts to overcome these obstacles is permanent teachers implement measures scientific approach and create their own learning plan for the parts that can not be combined. Keywords: thematic learning, scientific approach 480 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016 Peserta didik yang berada pada sekolah PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan bentuk nyata dari proses pendidikan. Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar proses pembelajaran. Pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antar konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada obyekobyek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. Hal itu senada dengan pendapat dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan Ahmadi dan Sofan Amri (2014: 89) bahwa anak perkembangan fisik serta psikologis peserta didik usia karena peserta didik dipandang sebagai salah satu operasional konkret dan perilaku belajarnya, (1) sumber untuk apa yang akan dijadikan bahan mulai pelajaran agar kemampuan dasar peserta didik bergeser dari satu aspek ke aspek lain secara dapat dikembangkan secara optimal. reflektif dan serentak, (2) mulai berpikir secara Mengacu pada kerangka dasar kurikulum 2004 dalam (Tutik Rachmawati: 2014), disebutkan bahwa 50% dari jam yang ada di kelas I dan II Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk pembelajaran membaca, menulis, dan sekolah dasar memandang operasional, berada dunia pada secara tahapan obyektif, (3) berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda- benda, (4) membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan- aturan, prinsip ilmiah sederhana. Hal tersebut didasarkan pada berhitung (CaLisTung) menggunakan pendekatan kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar tematik. Selain itu, Peraturan Menteri nomor 22 yang memiliki tiga ciri yaitu konkret, integratif, Tahun pentingnya dan hierarki. Konkret mengandung makna proses pembelajaran tematik untuk kelas I, II dan III. Di belajar beranjak dari hal- hal konkret yakni yang samping itu, berdasarkan Permendiknas nomor 41 dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak- Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan pendidikan dasar lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat menyatakan bahwa 2006 memperkuat dan menengah pembelajaran yang tematik digunakan untuk peserta didik kelas I sampai dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia kelas III SD/MI. Dengan demikian, maka guru sekolah dasar. Pemanfaatan lingkungan akan yang mengajar di kelas I-III sekolah dasar menghasilkan proses dan hasil belajar lebih menggunakan pembelajaran tematik, sedangkan bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan yang mengajar di kelas IV – VI berdasarkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, bidang studi. keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih Perencanaan Pembelajaran Tematik .... (Indah Haryati Amakae) 481 faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih guru dituntut untuk mampu membuat suatu dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, hampir perencanan pembelajaran yang baik. semua tema/topik pembelajaran dapat dipelajari Dari pendapat di atas, maka seorang guru dari lingkungan. Integratif berarti memandang harus memiliki kemampuan untuk menyusun sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan strategi pengelolaan pembelajaran. Trianto (2013: dan terpadu. Anak usia sekolah dasar belum 82) menjelaskan bahwa mampu memilah- milah konsep dari berbagai adalah rencana kegiatan pembelajaran yang disiplin ilmu. Hal tersebut menggambarkan cara dirancang secara seksama sesuai dengan tuntutan berpikir deduktif yakni dari hal umum ke bagian kurikulum sekolah untuk mencapai hasil belajar demi bagian. Oleh karena itu, keterpaduan konsep peserta didik yang optimal dengan memilih tidak dipilah- pilah dalam berbagai disiplin ilmu, pendekatan, metode, media dan keterampilan tetapi dikaitkan menjadi pengalaman belajar yang tertentu dalam membelajarkan peserta didik untuk bermakna, sehingga yang dipelajari oleh siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, tidak terpisah-pisah. salah satu komponen penting dalam menyusun Undang- Undang No 20 Tahun 2003 strategi pembelajaran strategi pembelajaran adalah memilih pendekatan. tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan Pendekatan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan mencapai suatu tujuan. Pada kurikulum 2013, terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan materi pelajaran yang terhimpun dalam tema proses pembelajaran agar peserta didik secara diajarkan dengan pendekatan saintifik yang dalam aktif mengembangkan potensi dirinya untuk prosesnya tidak bersifat linear tetapi selalu terkait memiliki satu konsep dengan konsep lainnya. kekuatan pengendalian diri, spiritual kepribadian, keagamaan, dimaknai Pendekatan kecerdasan, sebagai ilmiah cara atau untuk pendekatan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan saintifik pada pelaksanaan pembelajaran menjadi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan bahan pembahasan yang menarik perhatian para demikian, pendidikan adalah usaha sadar yang pendidik karena dalam pendekatan saintifik terencana. Oleh karena itu, proses pendidikan di memiliki ciri khas dalam langkah-langkah yang sekolah bukanlah proses yang dilakukan secara dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran asal- asalan melainkan proses yang dilakukan dan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan dan mengkomunikasikan apa yang didapatkan proses pembelajaran agar peserta didik dapat dari proses pembelajaran yang dipadukan atau mengembangkan potensi dirinya sehingga akhir digabungkan menggunakan tema tertentu. Hal itu dari sejalan proses pendidikan berujung kepada dengan pembelajarn tematik pada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan kurikulm KTSP yang terapkan di kelas rendah. atu intelektual, serta pengembangan keterampilan Pada kenyataannya tidak semua langkah-langkah peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan. Di pembelajaran dalam pendekatan saintifik bisa samping itu, keberhasilan proses pembelajaran diterapkan di kelas rendah karena tidak sesuai juga sangat ditentukan oleh proses perencanaan, dengan tingkat kemampuan siswa di kelas rendah. 482 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016 Pada kenyataannya, belum semua guru dilakukan guru dalam mengatasi kendala yang yang mengajar di sekolah dasar memiliki dihadapi. pengalaman mengajar Jenis Penelitian pembalajaran tematik. dengan Oleh model karena Jenis penelitian ini adalah kualitatif itu, pengetahuan tentang pengelolaan pembelajaran deskriptif. tematik diperlukan bagi guru yang mengajar di Setting Penelitian sekolah dasar khususnya kelas rendah. Di Penelitian ini dilaksanakan di SDNegeri samping itu, keberhasilan proses pembelajaran Monggang Kec. Sewon Kab. Bantul Yogyakarta. juga sangat ditentukan oleh proses perencanaan. Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Juli Menurut Muhammad Ali (Martiyono, 2012: 1) sampai bulan Agustus 2015. pendidik memegang peranan sentral dalam proses Subjek dan Objek Penelitian Joyoatmojo Subjek dari penelitian ini adalah guru (Martiyono, 2012: 1) Untuk mewujudkan apakah kelas rendah di SD Negeri Monggang, Sewon, suatu pembelajaran efektif atau tidak, akan Bantul Yogyakarta. Objek dari penelitian ini sangat ditentukan oleh peran pendidik sebagai adalah proses perencanann pembelajaran tematik pengelola pembelajaran. Salah satu upaya yang menggunakan pendekatan saintifik. belajar mengajar. Soetarno dilakukan adalah meningkatkan mutu desain sistem pembelajaran atau perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Selain itu, Martiyono menjelaskan bahwa berkualitas (2012: 240) pembelajaran ditentukan oleh Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data juga yang perencanaan Dalam peneltian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Wawancara pembelajaran yang mantap, maka dari itu guru perlu merencanakan pembelajaran yang tepat. Selain itu, perencanaan pembelajaran yang baik membutuhkan waktu dan pemikiran yang cukup. Untuk itu, perencanaan pembelajaran perlu dilakukan secara bertahap dengan prinsip senantiasa diperbaiki secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Tujuan mengetahui penelitian proses guru ini adalah dalam untuk membuat perencanaan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik dan mengetahui kendala yang dihadapi dalam membuat perencanaan pembelajaran, serta mengetahui upaya yang Teknik wawancara menjadi pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini, karena informasi yang diperoleh lebih mendalam. Peneliti mempunyai peluang lebih luas untuk mengembangkan informasi yang diperoleh dari informan dan melalui teknik wawancara peneliti mempunyai peluang dapat mengetahui bagaimana proses perencanaan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik di SD Negeri Monggang Kec. Sewon Kab. Bantul, Yogyakarta.Untuk mendukung pelaksanaan wawancara, peneliti menggunakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada informan, dengn membuat pedoman wawancara. Perencanaan Pembelajaran Tematik .... (Indah Haryati Amakae) 483 saintifik di kelas rendah juga masih bersifat 2. Dokumentasi Dalam penelitian ini, dokumentasi yang dapat dijadikan sebagai data berupa perangkat sederhana yang dialami perencnaan Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data dalam penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas rendah. 2. Kendala pembelajaran tematik. karena dalam membuat pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik. Kendala yang dialami dalam membuat menggunakan teknik penelitian menurut Milles dan Huberman yaitu sebagai berikut. perencanaan pembelajaran yaitu guru masih 1. Data Reduction (Reduksi Data) kesulitan 2. Data Display (Penayajian Data) dasar dari mata pelajaran yang berbeda. 3. Conclusion Drawing/ Verivcation (Penarikan Selain itu, guru juga masih menemukan kendala Kesimpulan). pada Peneliti melakukan triangulasi teknik dengan membandingkan data hasil wawancara, dan dokumentasi serta triangulasi sumber dengan wawancara kepada guru. Dari triangulasi, hasil kroscek keduanya saling terkait dan sama, oleh karena itu data dapat dipercaya saat membutuhkan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Proses Perencanaan Pembelajaran Tematik beberapa tahapan dalam membuat perencanaan pembelajaran tematik di kelas rendah dimulai dari membuat khusus dalam belajar. 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi dalam pendekatan membuat perencanaan tematik saintifik menggunakan adalah guru tetap untuk kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan. Selain itu, guru juga tetap menerapkan Pembahasan dasar 1. Perencanaan pengembangan indikator, menetapkan tema dan membuat jaring tema, serta membuat silabus dan menyusun RPP. Akan tetapi, guru tidak menggunakan tahap-tahap tersebut secara berurutan karena silabus pembelajaran sudah disediakan oleh dan disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Selain itu, pendekatan langkah-langkah pendekatan saintifik secara sederhana. pemetaan standar kompetensi, kompetensi sekolah langkah- membuat perencanaan pembelajaran tematik Hasil Penelitian pihak menerpkan bimbingan pembelajaran dan kompetensi karena ada beberapa siswa yang masih kendala kebenarannya. Tardapat memadukan langkah pendekatan saintifik di kelas rendah Uji Keabsahan Data. melakukan dalam pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik. Dari hasil perencanaan proses pembelajaran menunjukkan perencanaan penelitian, bahwa tematik guru pembelajaran melewati langkah-langkah dilakukan dalam membuat tematik tidak yang harus menyusun perencanaan 484 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016 membuat menjelaskan bahwa tahapan aktivitas belajar perencanaan pembelajaran tematik, guru tidak yang dilakukan dengan pendekatan saintifik membuat pemetaan standar kompetensi dan tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kompetensi kaku, pembelajaran tematik. dasar Dalam karena silabus sudah disediakan pihak sekolah. Jadi guru hanya namun dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari. mengembangkan silabus yang ada ke dalam RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran). 2. Kendala Menurut Daryanto (2014: 13) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanan membuat pembelajaran pemetaan tematik pembelajaran membuat tematik perencanaan menggunakan pendekatan saintifik Meskipun dalam silabus sekolah telah kompetensi, menyediakan setelah itu kompetensi dasar yang telah dipadukan, menetapkan jaring tema, menyusun silabus namun guru menemukan ada kompetensi dan membuat RPP. Berdasarkan teori tersebut, dasar yang tidak dapat dipadukan. Selain itu, maka pembelajaran dalam penggunaan pendekatan saintifik dalam tematik yang disusun oleh guru kelas rendah di langkah-langkah kegiatan pembelajaran masih SD Negeri Monggang tidak menggunakan bersifat sederhana karena melihat faktor langkah-langkah secara berurutan. peserta didik yang duduk di kelas rendah kompetensi dasar, proses standar adalah dalam indikator, perencanaan Guru sudah memadukan pendekatan saintifik yang terdiri dari lima langkah (mengamati, menanya, mencoba, menalar serta standar kompetensi dan masih membutuhkan bibingan khusus. 3. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Upaya yang dilakukan guru dalam mengkomunikasikan) ke dalam kegiatan inti mengatasi kendala tersebut adalah dengan pembelajaran tematik. Hal ini sejalan dengan tetap mengajarkan kompetensi dasar yang Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 yang tidak dapat dipadukan secara tersendiri. Hal menjelaskan bahwa mengembangkan kegiatan itu sejalan dengan teori yang dikemukakan pembelajaran langkah oleh Daryanto (2014: 213) yang menjelaskan Dalam bahwa tidak semua mata pelajaran harus kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi dipadukan, kompetensi dasar yang tidak rincian dari lima kegiatan pendekatan saintifik tercakup dalam tema tertentu harus diajarkan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar baik melalui tema lain maupun berdiri sendiri. dan mengkomunikasikan. Dalam pendahuluan, Akan yang inti, memuat dan tetapi, penutup. langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran , pendekatan saintifik yang digunakan masih pendekatan saintifik yang digunakan masih bersifat sederhana namun guru tetap bersifat sederhana karena disesuaikan dengan membimbing peserta didiknya agar penerapan karakteristik siswa kelas rendah. Hal itu juga pendekatan saintifik tetap berjalan selama sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh kegiatan pembelajaran meskipun masih secara Ridwan Abdullah Sani (2014: 53-54) yang sederhana. Selain itu deskripsi hasil penelitian Perencanaan Pembelajaran Tematik .... (Indah Haryati Amakae) 485 tersebut juga sesuai dengan teori yang dapat dipadukan serta tetap membimbing dikemukakan oleh Ridwan Abdullah Sani peserta didik agar kegiatan pembelajaran (2014: 53-54) menjelaskan bahwa, tahapan dengan pendekatan saintifik tetap terlaksana aktivitas belajar yang dilakukan dengan meskipun masih bersifat sederhana. pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu perlu adanya diskusi Simpulan dan Saran lebih lanjut antara kepala sekolah serta Simpulan kelompok guru yang membimbing di kelas Berdarakan hasil penelitian dan rendah untuk membahas penyusunan pembahasan pada bab IV, maka diperoleh perencanaan pembelajaran tematik, sehingga kesimpulan sebagai berikut. dalam menyusun perangkat pembelajaran 1. Guru membuat pembelajaran disediakan rencana berdasarkan oleh pihak mengembangkan RPP mengembangkan tujuan pelaksanaan silabus sekolah. dengan yang Dengan demikian, pengetahuan guru tentang Guru menyusun perangkat pembelajaran dapat cara pembelajaran berdasarkan indikator yang telah disediakan, memilih materi ajar, metode pembelajaran, menentukan sumber dan media pembelajaran, membuat langkah-langkah pembelajaran serta membuat penilaian pembelajaran. 2. Kendala yang dialami guru saat membuat perencanaan kesulitan pembelajaran dalam memadukan yakni melibatkan guru pengampuh masing-masing. meningkat. Selain itu, Guru kelas rendah sebaiknya mengikuti pembelajaran pelatihan-pelatihan tematik sehingga terkait dalam menyusun perencanaan pembelajaran tematik akan terlihat utuh dan sesuai dengan konsep dari pembelajaran tematik itu sendiiri. guru kompetensi DAFTAR PUSTAKA dasar yang tidak ada kaitannya dengan kompetensi dasar lain. Selain itu, penerapan pendekatan saintifik dalam kegiatan inti pembelajaran masih bersifat sederhana karena karakteristik peserta didik yang masih duduk Ahmad Yani. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik , Terpadu, Terintegrasi(Kurikulum 2013). Yogyakarta: Gava Media di kelas rendah serta melihat kondisi dan daya dukung sekolah. 3. Upaya guru dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah tetap mengajarkan peserta didik terkait kompetensi dasar yang tidak Martiyono. (2012). Perencanaan Pembelajaran Suatu Pendekatan Praktis Berdasarkan KTSP Termasuk Model Tematik. Yogyakarta: Aswaja Pressindo 486 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016 Ridwan Abdullah Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara Tutik Rachmawati. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Dari http://www.vedcmalang.com/pppptkboem lg/index.php/menuutama/edukasi/991tutik-rachmawati. Diakses tanggal 16 Januari 2015 pukul 11:29 Trianto. (2013). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana