9 BAB II STARTEGI PEMBELAJARAN DIRECTED READING

advertisement
BAB II
STARTEGI PEMBELAJARAN DIRECTED READING ACTIVITY (DRA)
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN SKI
A. Deskripsi Pustaka
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata
kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai bahasa benda, strategos
merupakan gabungan kata stratos (militer) dengan “ago”(memimpin).
Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan). Semakin
luasnya strategi, Mintzberg dan Waters dalam buku yang berjudul
strategi pembelajaran karangan Abdul Majid mengemukakan bahwa
strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan (strategies
are realized as patterns in stream of decisions or actions). Hardy,
Langley, dan Rose dalam Sudjana mengemukakan strategy is
perceived as a plan or a set of explisit intention preceeding and
controling actions (startegi dipahami sebagai rencana atau kehendak
yang mendahului dan mengendalikan kegiatan).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikemukakan
bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan
secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi
merupakan tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi
kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan. 1
Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut
strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan strategi
pembelajaran adalah terwujudnya efesiensi dan efekttivitas kegiatan
belajar yang dilakukan peserta didik. pihak-pihak yang terlibat dalam
pembelajaran adalah pendidik serta peserta didik yang berinteraksi
1
Abdul Majid, Op. Cit., hlm. 3-4
9
10
edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatan kegiatan adalah
bahan/materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program
pendidikan. 2
Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang
dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sumber
pendukung kegiatan pembelajaran mencakup fasilitas dan alat-alat
bantu
pembelajaran.
Dengan
demikian
strategi
pembelajaran
mencakup penggunaan pendekatan, metode, dan teknik, bentuk media,
sumber belajar, pengelompokan peserta didik, untuk mewujudkan
interaksi edukasi antara pendidik dengan peserta didik, antara peserta
didik dengan lingkungannya, serta upaya pengukuran terhadap proses,
hasil, dan dampak kegiatan pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) yang termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran
yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu,
yakni tujuan
pembelajaran. 3
2. Jenis-Jenis Startegi Pembelajaran
Strategi dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), tak langsung (indirect instruction),
interaktif, mandiri melalui pengalaman (experimental).
a. Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran
yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi
tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.
Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan
digunakan,
2
3
Ibid., hlm. 6
Ibid, hlm. 6-7
sedangkan
kelemahan
utamanya
dalam
11
mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sifat
yang digunakan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal
serta belajar kelompok. Agar peserta didik dapat mengembangkan
sikap dan pemikiran kritis, strategi pembelajaran langsung perlu
dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lain. 4
b. Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri,
induktif,
pemecahan masalah,
pengambilan keputusan dan
penemuan. Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung,
pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada peserta didik,
meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi.perenaan
guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru
mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta
didik untuk terlibat.
Kelebihan dari startegi ini antara lain: (a) mendorong
ketertarikan dan keinginan peserta didik, (b) menciptakan arternatif
dan menyelesaikan masalah, (c) mendorong kreatifitas dan
pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan lain,
(d) pemahaman yang lebih baik, (e) mengekspresikan pemahaman.
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ini adalah memerlukan
waktu
yang
panjang,
outcome
sulit
diprediksi.
Stategi
pembelajaran ini juga tidak cocok apabila peserta didik perlu
mengingat materi dengan cepat.5
c. Strategi pembelajaran interaktif
Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan shering
di antara peserta didik. diskusi dan sharing member kesempatan
peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman,
pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk
membangun cara arternatif untuk berpikir dan merasakan.
4
Muhammad Rahman, Sofan Amri, Strategi Dan Disain Pengembangan Sistem
Pembelajaran, Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2013, hlm. 29
5
Ibid, hlm. 29
12
Kelebihan strategi ini antara lain : (a) peserta didik dapat
belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan
social dan kemampuan-kemampuan,
pemikiran
dan
pembelajaran
membangun
interaktif
(b)
argumen
memungkinkan
mengorganisasikan
rasional.
untuk
Strategi
menjangkau
kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif. Kekurangan
dari strategi ini sangat tergantung pada kecakapan guru dan
mengembangkan dinamika kelompok.6
d. Strategi pembelajaran empiric (experimental)
Pembelajaran empiric berorientiasi pada kegiatan induktif,
berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi
tentang pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan
pada
konteks
yang
lain
merupakan
faktor
kritis
dalam
pembelajaran empiric yang efektif.
Kelebihan dari strategi ini antara lain : (a) meningkatkan
partisipasi peserta didik, (b) meningkatkan sifat kritis peserta didik,
(c) meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan
pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangan dari
strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan pada hasil,
keaman siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang
panjang. 7
e. Strategi pembelajaran mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan
peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar
mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri
juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari
kelompok kecil.
6
7
Ibid, hlm. 30
Ibid, hlm. 30
13
Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta
didik
yang
mandiri
dan
bertanggung
jawab.
Sedangkan
kekurangannya adalah biasanya peserta didik malas untuk belajar
dan bermain dengan teman sebangkunya. 8
3. Pengertian Strategi Pembelajaran Directed Reading Activity (DRA)
Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala
yang dimiliki dan dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pengupayaan pencapaian tujuan akhir digunakan sebagai
acuan di dalam menata kekuatan serta menutup kelemahan yang yang
kemudian diterjemahkan menjadi program kegiatan merupakan
pemikiran strategis.
Strategi Directed Reading Activity (DRA) didefinisikan sebagai
kerangka berfikir untuk merencanakan pembelajaran membaca suatu
mata pelajaran yang menekankan membaca sebagai media pengajaran
dan kemahiraksaraan sebagai alat belajar.
Strategi pembelajaran Directed Reading Activity (DRA),
dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas
dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah di punyai
siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman. Asumsinya,
pemahaman bisa ditingkatkan dengan membangun latar belakang
pengetahuan, menyusun tujuan khusus membaca, mendiskusikan, dan
mengembangkan pemahaman sesudah membaca. 9
Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca
menggunakan strategis tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat
dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca
teks dan konteks.
Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca.
Pada dasarnya strategi membaca menggambarkan bagaimana pembaca
8
9
Ibid, hlm. 30
Farida Rahim,Op. Cit., hlm. 44
14
memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap
bacaan tersebut. Klein mengategorikan model-model strategi membaca
ke dalam tiga jenis, yaitu bawah-atas (bottom-up), atas-bawah (topdown), dan model membaca campuran (electic)10
a) Strategi Bawah-Atas
Dalam strategi bawah-atas pembaca memulai proses
pemahaman teks dari tataran yang paling rendah menuju yang
paling tinggi. Pembaca model ini mulai mengidentifikasi hurufhuruf, kata, frasa, kalimat dan terus bergerak ke tataran yang lebih
tinggi, sampai akhirnya dia memahami isi teks. Pemahaman ini
dibangun berdasarkan data visual yang berasal dari teks melalui
tahap yang lebih rendah ke tahapan yang lebih tinggi. 11
Strategi ini juga digunakan pembaca apabila teks yang
dihadapi agak sulit. Kesulitan yang ditemui bisa menyangkut
masalah bahasa, bisa pula isi teks. Seseorang pembaca yang sulit
memahami isi teks, misalnya karena banyak mengandung kata
sulit, pembaca dapat menggabungkan kata-kata itu menjadi frase,
selanjutnya pemahaman atas frase itu digunakan untuk memahami
kalimat, dan isi keseluruhan teks.
b) Strategi Atas-Bawah
Strategi membaca atas-bawah merupakan kebalikan dari
strategi bawah-atas. Pada strategi atas-bawah, pembaca memulai
proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Dalam hal
ini, pembaca mulai dengan prediksi, kemudian mencari input
untuk mendapatkan informasi yang cocok dalam teks. 12
10
Ibid, hlm. 36
Ibid, hlm. 36
12
Ibid, hlm. 37
11
15
c) Strategi Campuran (Eclectik)
Klein dalam buku yang berjudul Pengajaran Membaca di
Sekolah Dasar karangan Farida Rahim mengemukakan bahwa
guru yang baik tidak perlu memakai satu teori saja. Mereka bisa
mengambil dan memilih yang terbaik dari semua strategi yang
ada,
termasuk
pandangan-pandangan
teoritis
dan
model
pengajaran membaca. Begitu juga model bawah-atas, atas-bawah
bisa digunakan dalam waktu bersamaan jika diperlukan. 13 .
Tujuan Directed Reading Activity (DRA) adalah untuk (1)
memberi guru format dasar dalam memperkenalkan pembelajaran yang
sistematis; (2) meningkatkan pemahaman siswa, dan (3)memandu
siswa melaksanakan baca pilih, dan (4)meningkatkan kemampuan
siswa dalam membaca teks.14
4. Komponen Strategi Directed Reading Activity (DRA)
DRA dilaksanakan dalam lima tahap, yaitu persiapan
membaca, membaca dalam hati, mengecek pemahaman dan diskusi,
membaca nyaring, dan tindak lanjut. Kelima tahapan tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap 1 : Persiapan
Tahap ini dimaksudkan agar siswa memiliki persiapan sebelum
membaca.
Guna
mempersiapkan
siswa
membaca
haruslah
mempersiapkan beberapa kegiatan sebagai berikut:
a) Pengembangan latar belakang konsep ( membangkitkan
skema) dengan cara menghubungkan isi teks dengan
pengalaman siswa ataupun dengan materi yang pernah siswa
bahas.
b) Membangkitkan
antusiasme
13
minat,
siswa
guru
untuk
membangun
membaca
minat
denagan
dan
cara
Ibid, hlm. 38
Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, PT Refika
Aditama, Bandung, 2012, hlm. 7
14
16
menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik
atau dengan cara menyajikan bagian teks yang menumbuhkan
keingintahuan siswa atas isi teks secara lengkap.
c) Memperkenalkan
beberapa
kosakata
baru,
guru
menyampaikan beberapa kosakata yang mungkin baru
dikenal siswa
yang terkandung dalam teks yang dibaca
siswa.
d) Menetapkan tujuan membaca, guru secara jelas menjelaskan
tujuan membaca yang harus dicapai siswa setelah mereka
membaca.15
2) Tahap 2 : Membaca dalam hati
Pada tahapan ini siswa melaksanakan kegiatan membaca cepat
guna menemukan jawaban atas pertanyaanan tujuan (pertanyaan
pemandu) yang disampaikan guru pada tahap pertama. Usahakan
guru mengurangi bantuan pada saat siswa membaca, namun tetap
memperhatikan berbagai perilaku siswa selama membaca.
3) Tahap 3 : Mengecek Pemahaman Dan Diskusi
Pada tahap ini siswa berdiskusi dengan temannya untuk
mengerjakan tugas membaca yang diberikan guru. Tugas tersebut
bisa saja pertanyaan pemandu yang telah ditetapkan ataupun tugas
baru yang diberikan guru.
4) Tahap membaca nyaring
Tahapan ini berhubungan dengan tahap sebelumnya. Yang
dibacakan secara nyaring dalam hal ini dalah jawaban-jawaban
pertanyaan yang telah ditulis siswa selama diskusi. Biasanya yang
paling ditekankan adalah jawaban yang kebenarannya masih
diragukan oleh siswa sehingga perlu pemecahan masalah secara
bersama-sama dengan bantuan guru. Jika ditemukan masalah
demikian, siswa akan melaksanakan kegiatan baca cepat untuk
menemukan informasi dalam bacaan dan ketika informasi tersebut
15
Ibid, hlm. 79
17
ditemukan siswa membaca nyaring informasi tersebut sehingga
keraguan atas jawaban pertanyaan tidak lagi terjadi.
5) Tahap tindak lanjut
Tahapan ini bertujuan agar siswa semakin memehami wacana yang
telah dibacanya serta mempercaya pemahaman tentang konsep isi
bacaan. Pada tahap ini guru juga dapat menyampaikan berbagai
temuan yang diperolehnya selama pembelajaran berlangsung
termasuk membahas perilaku membaca siswa yang kurang baik.
Kegiatan tindak lanjut ini dapat diwujudkan dengan pemberian
tugas kepada siswa untuk menulis versi lain dari yang telah
dipelajari. 16
5. Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran Directed
Reading Activity (DRA).
Kelebihan
menggunakan
strategi
pembelajaran Directed
Reading Activity (DRA) adalah siswa mempunyai tujuan membaca
yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah
dipunyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman sebelum
dan sesudah membaca. Kelemahan menggunakan strategi Directed
Reading Activity (DRA) adalah kurang memperhatikan keterlibatan
siswa berfikir tentang bacaan. 17
6. Meningkatkan Pemahaman
a. Pengertian Pemahaman
Untuk keberhasilan suatu program pengajaran dapat diukur
berdasarkan cara peserta didik berfikir, merasa, dan berbuat
sebelum dan sesudah memperoleh pengalaman belajar dan
menghadapi situasi yang serupa. Untuk mengetahui hal itu, penulis
akan menjelaskan pengertian pemahaman.
16
17
Ibid, hlm. 79-80
Ibid, hlm. 80
18
1) Menurut
Sudijono
pemahaman
(comprehension)
adalah
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memehami sesuatu
setelah sesuatu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,
memehami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai sisi. Seorang pendidik dikatakan
memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan
atau uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya. 18
2) Menurut Sardiman, pemahaman dapat diartikan menguasai
sesuatu dengan pikiran. Karena itu, maka belajar berarti harus
mengerti secara mental, dan filosofisnya, maksud dan
implikasinya serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan
siswa dapat memahami situasi. 19
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat
dirumuskan bahwa pemahaman adalah proses untuk mengerti,
menguasi pikiran, pada kedalaman kognitif dan afektif yang
dimiliki oleh individu dari sesuatu yang telah dipelajari atau
diketahui.
Dengan adanya fase-fase dalam proses belajar mengajar ini
diharapkan dapat membantu dalam proses pemahaman seseorang
terhadap apa yang diketahuinya,sebagai kegiatan yang berupaya
untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, maka evaluasi belajar memiliki
sarana berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah
tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik secara
umum diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ranah kognitif, afektif,
dan ranah psikomotorik.20
18
Supardi, Op. Cit, hlm. 139
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2006, hlm. 42
20
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm.
201
19
19
Tujuan ranah kognitif berubungan dengan ingatan atau
pengenalan
terhadap
pengembangan
pengetahuan
keterampilan
dan
intelektual.
informasi
serta
Taksonomi
atau
penggolingan tujuan ranah kognitif oleh Bloom mengemukakan
ada enam tingkat, yaitu:
1) Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif
berupa
pengenalan
dan
pengingatan
kembali
terhadap
pengetahuan tentang fakta-fakta, istilah-istilah dan prinsipprinsip dalam bentuk seperti mempelajari.
2) Pemahaman, merupakan tingkat pemahaman dengan tujuan
ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti
tentang
isi
pelajaran
yang
dipelajari
tanpa
perlu
menghubungkannya dengan isi peljaran lainnya.
3) Penggunaan
atau
penerapan,
merupakan
kemampuan
menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai
dengan situasi yang konkrit dan situasi baru.
4) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isipelajaran ke
bagian-bagian yang menjadi unsure pokok.
5) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsure-unsur
pokok kedalam struktur yang baru.
6) Evaluasi, merupakan kemampuan nilai isi pelajaran untuk suatu
maksud atau tujuan tertentu.21
Jadi pemahaman peserta didik merupakan kemampuan
yang dimiliki seseorang (peserta didik) untuk mengemukakan
kembali ilmu atau materi yang diperolehnya baik dalam bentuk
ucapan maupun tulisan kepada orang lain sehingga orang lain
benar-benar mengerti apa yang disampaikan.
21
Ibid, hlm. 203
20
b. Tolak Ukur Pemahaman Siswa
Penilaian merupakan salah satu dari tiga aspek dalam
proses belajar mengajar yang meliputi (1) tujuan pengajaran, (2)
prosedur belajar mengajar, dan (3) penilaian hasil belajar. Penilaian
menempati dan merupakan aspek yang penting karena berkenaan
dengan tercapainya tujuan pengajaran, kelancaran dan efesiensi
prosedur intruksional, dan penentuan tingkat keberhasilan yang
telah dicapai. Dengan demikian, aspek penilaian dapat ditempatkan
sebagai titik sentra; dalam proses belajar mengajar.22
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa
dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan),
atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dalam penguasaan bahan
pengajaran ssuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Sungguhpun demikian, dalam batas tertentu tes dapat pula
digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang
afektif dan psikomotoris.
Ada dua jenis tes, yakni tes uraian atau tes esai dan tes
obyektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan
uraian berstruktur. Sedangkan tes obyektif terdiri dari beberapa
bentuk, yakni bentuk pilihan benar-salah, pilihan berganda dengan
berbagai variasinya, menjodohkan, dan isian pendek atau
melengkapi. 23
Menurut
Oemar
Hamalik
teknik
penilaian
aspek
pemahaman (comprehension) caranya adalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
22
yang
menuntut
identifikasi
terhadap
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru Algasindo, Bandung, 2009,
hlm. 203
23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2009, Hlm. 35
21
pertanyaan-pertanyaan yang betul atau yang keliru, kesimpulan
atau klasifikasi dengan daftar pertanyaan menjodohkan yang
berkenaan dengan kosep, contoh, aturan, penerapan, langkahlangkah dan urutan, dengan pertanyaan bentuk esai (opended) yang
menghendaki uraian, perumusan kembali dengan kata-kata
sendiri. 24
Berdasarkan uraian diatas, kemampuan seseorang peserta
didik untuk mengerti, memahami dan menyerap materi pelajaran
sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada
pula yang sangat lambat. Karenannya, mereka seringkali harus
menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi
atau pelajaran yang sama. Adapun indicator-indikator keberhasilan
sebagai tolak ukur dalam mengetahui pemahaman peserta didik
adalah sebagai berikut:
a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan
mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun
kelompok
b) Penilaian
yang
digariskan
dalam
tujuan
pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh peserta
didik, baik individual maupun kelompok.
c) Peserta didik dapat menjelaskan, mendefinisikan dengan katakata sendiri dengan cara pengungkapannya melalui pertanyaan,
soal dan tes. Mengacu pada indicator-indikator diatas berarti
apabila peserta didik dapat mengerjakan soal-soal yang
diberikan dengan baik dan benar maka peserta didik dapat
dikatakan paham.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau
tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang, mulai dari yang sangat
operasional dan konkret yakni tujuan pembelajaran khusus, tujuan
24
Oemar Hamalik, Op. Cit, hlm. 209
22
pembelajaran umum, kurikuler, tujuan nasional, sampai pada
tujuan
yang
bersifat
universal. 25
Misalnya
siswa
sangat
memperhatikan materi yang disampaikan oleh pendidik seolaholah ia benar-benar konsentrasi dan serius dalam mendengarkan,
hal tersebut belum dapat membuktikan jika siswa tersebut benarbenar memahami apa yang disampaikan oleh pendidik. Berbeda
dengan siswa yang sepertinya ia tidak memperhatikan materi yang
disampaikan, namun ketika ia ditanya pendidik perihal materi ia
mampu menjawab dengan sangat baik. Nah, beginilah fakta
kegiatan belajar mengajar dimana pendidik harus mengetahui
segala sesuatu yang ada dalam diri siswa baikpribadinya, keluarga,
dan ingkungannya. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan
tantangan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh
banyak sekali hal-hal atau faktor. Untuk memudahkan pembicaraan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Faktor yang berasal dari luar diri siswa, dan ini dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a) Faktor-faktor non social dalam belajar
Kelompok
ini
boleh
dikatakan
juga
tak
terbilang
jumlahnya, seperti keadaan udara, suhu, cuaca, waktu (pagi,
siang, atau malam), tempat (letaknya, pergedungannya),
alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, buku-buku,
alat peraga, dan sebagainya). Semua faktor-faktor diatas
dan juga faktor-faktor lain yang belum disebutkan harus
kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu proses
atau perbuatan belajar secara maksimal.
25
Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran Di Abad Global,
UIN-MALIKI PRESS, Malang, 2012, Hlm. 34-35
23
b) Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud faktor social disini adalah faktor manusia,
baik manusia itu hadir maupun kehadirannya itu dapat
disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang
lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak kali
mengganggu belajar itu. Faktor-faktor social seperti yang
telah dikemukakan diatas itu pada umumnya mengganggu
proses belajar dan prestasi-prestasi belajar.
2. Faktor-faktor dalam diri siswa dan ini dapat digolongkan
menjadi dua golongan yaitu:
a. Faktor fisiologis dalam belajar
Faktor fisiologi ini dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1) Keadaa Jasmani, dapat dikatakan melatar belakangi
aktivitas belajar, keadaan jasmani yang akan membuat
jasmani lebih fres untuk berfikir dan sebaliknya
apabila jasmani kurang segar maka akibatnya akan
buruk pada saat pembelajaran berlangsung seperti,
lesu, mengantuk, lelah.
2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama
fungsi panca indra, orang mengenal dunia sekitarnya
dan belajar dengan menggunakan panca indranya.
b. Faktor psikologi dalam belajar
Pendapat Arden N. Franden yang dikutip oleh Sumadi
Suryabrata mengatakan bahwa hal yang mendorong
seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut :
-
Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia
yang lebih luas
-
Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan
keinginan untuk selalu maju
24
-
Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari
orang tua, guru, dan teman-teman
-
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang
lalu dengan usaha baru
-
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran
-
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada
belajar.26
Faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting
dapat di pandang sebagai cara-cara berfungsinya fikiran siswa
dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga
penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif.
Dengan demikian proses belajar mengajar itu akan berhasil dengan
baik, jika didukung oleh faktor-faktor psikologis dari siswa.27
Thomas F. Staton menguraikan enam macam faktor psikologis itu,
diantaranya :
a. Motivasi, seseorang akan berhasil dalam belajar kalau
dirinyansendiri ada keinginan untuk belajar, inilah prinsip dan
hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Motivasi meliputi dua hal yaitu: mengetahui apa yang akan
dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.
b. Konsentrasi, dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan
perhatian pada suatu situasi belajar. Dalam konsentrasi ini
keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan sehingga
tidak perhatian sekedarnya.
c. Reaksi, dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsure
fisik maupun mental sebagai wujud reaksi. Belajar harus aktif,
tidak sekedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi
26
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT Rajagrafinda Persada, Jakarta, 2013, hlm.
27
Sardiman, Op. Cit, hlm. 38
233
25
semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan
reaksi.
d. Organisasi,
belajar
dapat
dikatakan
sebagai
kegiatan
mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian
bahan pelajaran kedalam suatu kesatuan pengertian.
e. Pemahaman, dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran
dalam belajar, unsure pemahaman tidak dapat dipisahkan
dengan unsur-unsur yang lainnya.
f. Ulangan, merupakan mengulang-ulang suatu pekerjakaan atau
fakta yang sudah dipelajari, kemampuan untuk mengingatnya
akan semakin bertambah.28
Berdasarkan hal diatas faktor-faktor yang mempengaruhi
pemahaman siswa meliputi faktor internal (fisiologis yang meliputi
keadaan jasmani dan keadaan fungsi jasmani dan psikologis
meliputi kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat) dan
faktor eksternal (lingkungan social meliputi sekolah, masyarakat,
keluarga, dan lingkungan non social meliputi lingkungan alamiah,
faktor instrumental, faktor materi pelajaran). Selain berbagai faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut, maka hal
yang terpenting adalah seorang pendidik.
Dengan demikian, dapat diketahui pendidik harus mampu
meningkatkan
pemahaman
peserta
didik
dengan
selalu
mengadakan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran guna
mencetak generasi penerus bangsa yang mampu meyeimbangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta Iman dan Taqwa dalam
kehidupannya.
28
Ibid, hlm. 40
26
7. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kata sejarah dalam bahasa arab di sebut tarikh, yang
menurut istilah berarti “ keterangan yang telah terjadi dikalangan
pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada”.
Sedangkan penegertian sejarah dalam bahas inggris disebut histori
yang berarti “ pengalaman masa lampau dari pada umat manusia”
the past experience of menkind.
Kebudayaan pada umumnya sering diartikan secara secara
sederhana sebagai hasil budi daya manusia, hasil cipta, rasa dan
karsa dengan menggunakan symbol-simbol serta artifak. Sejalan
dengan pengertian ini, kebudayaan meliputi cara hidup seluruh
masyarakat yang mencakup cara bersikap, menggunakan pakaian,
bertutur bahasa, ibadah, norma-norma tingkah laku, serta system
kepercayaan.29
Secara harfiyah kebudayaan berasal dari kata budi dan daya
ditambah awalan ke dan akhiran an. Budi berarti akal dan daya
berarti kekuatan. Demikian kebudayaan Islam berarti segala
sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan akal manusia muslim.
Sedangkan peradaban berasal dari kata Arab adab berarti bernilai
tinggi. Dengan demikian peradaban Islam adalah kebudayaan
Islam yang bernilai tinggi. 30
Jadi sejarah kebudayaan islam merupakan pelajaran penting
sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian umat.
Dengan mempelajari sejarah, generasi muda akan mendapatkan
pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau
generasi terdahulu.
29
Chabib Thoha, Saifuddin Zuhri dan Syamsudin Yahya, Metodologi Pengajaran Agama,
Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2004, hlm. 240-241
30
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam),
Prenada Media, Jakarta, 2003, hlm. 3
27
Mata pelajaran SKI dalam kurikulum MTs adalah salah
satu bagian dari mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
sejarah kebudayaan Islam. Islam yang dihubungkan dengan
kebudayaan berarti cara hidup (way of life) yang juga sangat luas
cangkupannya.31 Hal lain yang sangat mendasar terkait dengan SKI
adalah kemampuan guru dalam menggali nilai, makna, hikmah,
dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada. Jadi, SKI tidak saja
merupakan transfer
of knowledge tetapi juga
merupakan
pendidikan nilai (rolue education).
b. Tujuan Mempelajari Sejarah
1) Murid-murid yang membaca sejarah adalah menyerap unsurunsur keutamaan dari padanya agar mereka senang hati
mengikuti tingkah laku para nabi dan orang-orang shaleh dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat
islam yang menyakinkannya dan merupakan sumber syari’at
yang besar.
3) Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral,
membangkitkan pratiotisme dan mendorong untuk berpegang
pada kebenaran serta setia kepadanya.
4) Studi sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna
pada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam
kehidupaan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong
mereka untuk mengikuti teladan yang baik yang diterima
sebagai realita yang hidup dari sejarah Rasul, yang bertingkah
laku seperti akhlak Rasul. 32
31
32
Chabib Thoha, Saifuddin Zuhri dan Syamsudin Yahya, Op. Cit., hlm. 6
Ibid, hlm. 222-223
28
c. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam
Selama ini sebagaimana tergambar dalam kurikulum SKI
1994, SKI hanya dipahami sebagai sejarah kebudayaan islam saja (
history of islamic culture). Dalam kurikulum ini SKI dipahami
sebagai sejarah tentang agama islam dan kebudayaan ( histori of
islam and Islamic culture). Oleh karena itu kurikulum ini tidak saja
menampilkan sejarah kekuasaan atau sejarah raja-raja, tetapi juga
akan diangkat sejarah perkembangan ilmu agama, sains dan
teknologidalam islam. Actor sejarah yang diangkat tidak hanya
Nabi, sahabat dan raja, tetapi dilengkapi ulama, intelektual dan
filosof. Faktor-faktor social dimunculkan guna menyempurnakan
pengetahuan peserta didik tentang SKI.
Kurikulum SKI dirancang secara sistematik berdasarkan
peristiwa dan periode sejarah yang ada sebagai berikut:
1) Di tingkat MI dikaji tentang sejarah arab pra islam, sejarah
rosulullah SAW, dan khulafa’ur rosyidin
2) Di tingkat MTs dikaji tentang dinasti umayyah, abasiyah,
dan al- ayubiyah.
3) Di tingkat MA dikaji tentang sejarah peradaban islam di
Andalusia, gerakan pembaharuan di dunia islam dan
perkembangan islam di Indonesia.
Standar Kompetensi pada mata pelajaran SKI merupakan
sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta
didik selama menempuh SKI di MTs. Kemampuan ini berorientasi
pada perilaku efektif dan psikomotorik dengan dukungan
pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan,
ketakwaan kepada Allah SWT.
29
d. Langkah-Langkah Mengajar Sejarah
Seorang guru dalam mengajar sejarah dapat mengikuti prosedur
berikut:
1) Appersepsi
Guru dapat memberikan appersepsi yang menarik perhatian
anak untuk mendengar cerita. Misalnya guru menggunakan
metode tanya jawab.
2) Penyajian
Guru dalam menyajikan sejarah hendaknya menggunakan gaya
bahasa cerita, dimana ia harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Hendaknya guru menggunakan gaya bahasa yang menarik.
b) Penyajian sejarah hendaknya secara periodesasi di mana
setiap periode itu merupakan bagian yang tak terpisahkan
dan
diselingi
dengan
pertanyaan-pertanyaan
untuk
memantapkan isi pokok dari masing-masing periode.
c) Menulis judul periode pada papan tulis sebelum atau
sesudah penyajian.
d) Menuliskan nama-nama tokoh yang berperan dalam cerita
yang diuraikan, agar nama-nama tersebut menjadi ingatan
pelajar dan memudahkan mereka mengingatnya.
e) Dalam penyajian guru harus memperhatikan usaha
mengkonkritkan pengertian melalui aneka mimik dan
pantomimik agar tergugah perasaan siswa untuk mencintai
dan meneladani tokoh pemeran sejarah tersebut.
3) Korelasi
Menghubungkan peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam
sejarah dan ralitas hidup sekarang dan topik-topik pendidikan
agama yang lain ataupun bidang studi lainnya bila ada
kesempatan.
30
4) Kesimpulan
Guru menyuruh agar siswa-siswa mengulang cerita dan
menanyakan kepada mereka peristiwa-peristiwa periode demi
periode. Setelah itu guru mencatat dipapan tulis pokok
kesimpulan dari setiap periode sebagai ikhtisar.
5) Evaluasi
Guru mengadakan diskusi dengan siswa semua materi yang
baru diberikan untuk mengetahui sampai dimana mereka dapat
mengusai pelajaran atau dapat juga disuruh mereka menulis
bagian-bagian pelajaran yang mengandung nilai moral. Dan
dapat juga guru menyuruh beberapa siswa mengulangi cerita
tersebut dalam bentuk yang baik yang merangsang semangat
kompetisi positif dikalangan siswa sendiri. 33
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Sebelum menyelesaikan penelitian ini, peneliti disini mengambil
beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul atau tema
yang diambil peneliti sebagaibahan acuan,kajian, dan pertimbangan untuk
penelitian. Jadi disini peneliti mengambil beberapa contoh penelitian
terdahulu yang membahas tentang Implementasi Strategi Pembelajaran
Directed Reading Activity (DRA) dalam meningkatkan pemahaman siswa
pada mata pelajaran SKI. Berikut adalah contoh penelitian terdahulu yang
diambil sebagai bahan kajian peneliti:
1. Muzayyadah, Mahasiswa STAIN kudus Jurusan Tarbiyah/PAI, dalam
skripsi yang berjudul, “Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri
Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadits Kelas V MI Al-Irsyad Padaran Rembang Tahun Pelajaran
2012/2013”
Hasil penelitiannya yaitu: di dalam menggunakan strategi inkuiri guru
berhasil untuk menjadikan siswa lebih aktif dan mudah menerima
33
Ibid, hlm. 219-221
31
materi yang disampaikan, dan prestasi siswa di dalam kelas juga bisa
dikatakan meningkat.34
2. Ary Suastawan, Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dalam Skripsi Yang Berjudul,
“Penerapan
Strategi
Direct
Reading
Activity
(DRA)
Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD
Negeri 2 Kampung Baru Tahun Pelajaran 2013/2014”
Hasil penelitiannya yaitu: melalui penerapan strategi direct reading
activity (DRA). Hal ini dapat dilihat dari tingkat kentutasan belajar
secara klasikal pada siklus I mencapai 70,59% yang termasuk cukup
baik dan tingkat ketuntasan belajar secara kalsikal pada siklus II
mencapai 88,23% yang termasuk kategori sangat baik. Tingkat
ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan sebesar
17,65%. 35
3. Indah Dwi Rizkyana, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.dalam
skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif
Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Gambar
Seri Siswa Kelas III SDN Karanganyar 01”
Hasil penelitiannya yaitu: a) proses pembelajaran pada siklus 1
memperoleh skor 14 dengan kriteria baik, meningkat pada siklus ke II
dengan perolehan skor 17 dengan kriteria baik, dan meningkat pada
siklus III dengan skor 22 dengan kriteria sangat baik, b) aktivitas siswa
siklus I memperoleh skor 16,88 dengan kreteria baik, pada siklus II
mngalami peningkatkan dengan mendapat skor 20,32 berkreteria baik,
34
Muzayyadah, Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas V MI Al-Irsyad Padaran Rembang
Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurusan Tarbiyah/PAI, STAIN Kudus
35
Ary Suastawan, Penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru Tahun Pelajaran
2013/2014, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha.
https://www.google.com/search?q=skripsi+strategi+directed+reading+activity.
Diakses
pada
tanggal 12 Februari pukul 19:35
32
siklus III meningkat menjadi 25,01 dengan kreteria sangat baik, c)
keterampilan membaca instensif siswa dengan ketuntasan klasikal pada
siklus I 48,72%, meningkat pada siklus II menjadi 69,23% kemudian
meningkatpada siklus III menjadi 82,05%.
Simpulan penelitian ini adalah melalui strategi Directed Reading
ThinkingActivity berbantuan gambar seri dapat meningkatkan aktivitas
siswa, dan keterampilan membaca intensif siswa kelas III SDN
Karanganyar 01. Saran dari penelitian ini hendaknya guru menerapkan
strategi Directed Reading Thinking Activity berbantuan gambar seri
karena dapat meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan membaca
intensif siswa.36
Keterkaitan dengan skripsi ini adalah terdapat kesamaan yakni dalam
hal strategi pembelajaran yaitu menggunakan strategi directed reading
activity
sama-sama
meningkatkan
pemahaman.
Sedangkan
perbedaannya dengan penelitian ini adalah jenis dan pendekatan
penelitiannya. Jika dalam skripsi pertama menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas V
MI. Dan pada skripsi yang kedua menggunakan analisis korelasi
dengan analisa kuantitatif. Juga pada skripsi ketiga memiliki pebedaan
dalam hal peningkatan membaca dapat berubah kemampuan dan
kualitas membaca dengan menggunakan gambar seri pada kelas III
SD. Sedangkan peneliti menggunakan strategi directed reading activity
dalam pemahaman siswa pada mata pelajaran SKI di MTs.
36
Indah Dwi Rizkyana, “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Gambar Seri Siswa Kelas III SDN Karanganyar 01,
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Tahun
2015.
https://www.google.com/search?q=skripsi+strategi+directed+reading+activity&ie=utf8&oe=utf-8#q=skripsi+strategi+directed+reading+activity. Diakses pada tanggal 12 Februari
pukul 19:35
33
C. Kerangka berpikir
Dalam kajian implementasi strategi pembelajaran directed reading
activity (DRA) dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata
pelajaran SKI, peserta didik diharapkan mampu memahami pelajaran dan
menerima pelajaran SKI melalui strategi directed reading activity (DRA)
dapat berjalan dengan baik, maka peserta didik akan mencapai tujuan
dalam pembelajaran.
Strategi pembelajaran directed reading activity mampu membantu
siswa mempermudah menerima pelajaran dan meningkatkan pemahaman
siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan beberapa tahapan,
Tahap 1 : Persiapan,
Tahap ini dimaksudkan agar siswa memiliki
persiapan sebelum membaca. Tahap 2 : Membaca dalam hati, Pada
tahapan ini siswa melaksanakan kegiatamembaca cepat guna menemukan
jawaban
atas
pertanyaanan
tujuan
(pertanyaan
pemandu)
yang
disampaikan guru pada tahap pertama. Usahakan guru mengurangi
bantuan pada saat siswa membaca, namun tetap memperhatikan berbagai
perilaku siswa selama membaca. Tahap 3 : Mengecek Pemahaman Dan
Diskusi,Pada tahap ini siswa berdiskusi dengan temannya untuk
mengerjakan tugas membaca yang diberikan guru. Tugas tersebut bisa saja
pertanyaan pemandu yang telah ditetapkan ataupun tugas baru yang
diberikan guru. Tahap 4 : Tahap membaca nyaring, Tahapan ini
berhubungan dengan tahap sebelumnya. Yang dibacakan secara nyaring
dalam hal ini dalah jawaban-jawaban pertanyaan yang telah ditulis siswa
selama diskusi. Biasanya yang paling ditekankan adalah jawaban yang
kebenarannya masih diragukan oleh siswa sehingga perlu pemecahan
masalah secara bersama-sama dengan bantuan guru. Jika ditemukan
masalah demikian, siswa akan melaksanakan kegiatan baca cepat untuk
menemukan informasi dalam bacaan danketika informasi tersebut
ditemukan siswa membaca nyaring informasi tersebut sehingga keraguan
atas jawaban pertanyaan tidak lagi terjadi. Tahap 5 : Tahap tindak
lanjut,Tahapan ini bertujuan agar siswa semakin memehami wacana yang
34
telah dibacanya serta mempercaya pemahaman tentang konsep isi bacaan.
Pada tahap ini guru juga dapat menyampaikan berbagai temuan yang
diperolehnya selama pembelajaran berlangsung termasuk membahas
perilaku membaca siswa yang kurang baik. Kegiatan tindak lanjut ini
dapat diwujudkan dengan pemberian tugas kepada siswa untuk menulis
versi lain dari yang telah dipelajari.
Berikut ini gambaran implementasi strategi pembelajaran directed
reading activity (DRA) dalam meningkatkan pemahaman siswa yang
dituangkan dalam bentuk gambar
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Strategi pembelajaran yang terstuktur
Strategi Pembelajaran
yang digunakan oleh guru untuk
Directed Reading
meningkatkan kemampuan dan
Activity (DRA)
pemahaman siswa dalam hal membaca.
Meningkatkan
Pemahaman Siswa
Pada Mata Pelajaran
SKI
Download