KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT The study was set out to compare analytically the pedagogical competence of the certified teachers and that of those are not certified at SMKN Negeri 2 Kediri. The study was comparative research with accounting teachers as the subjects of the study. The data were collected by means of interview protocols, observation sheets, and selfreported questionnaires. The data obtained form interview and observation were then analyzed descriptively, while those of questionnaires were analyzed using independent t-test. The result of the study shows that the pedagogical competence of the accounting teachers who have been certified is better than those who have not. Kehidupan berbangsa dan bernegara bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudnya tujuan ini, salah satunya melalui pendidikan dan setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Selain itu pemerintah juga memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilainilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia (Undang –Undang Dasar 1945). Sejalan dengan amanat UndangUndang Dasar 1945 tersebut pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Mengingat fungsi pendidikan nasional sangat penting, maka pengelolaan pendidikan ini ke depannya harus didukung dengan budaya profesional dan mutu yang memadai (Badan Standar Nasional Pendidikan). Berhubungan dengan dunia pendidikan, tidak terlepas dari peranan guru seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, 19 Kehidupan berbangsa dan bernegara bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudnya tujuan ini, salah satunya melalui pendidikan dan setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Selain itu pemerintah juga memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilainilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia (Undang –Undang Dasar 1945). Sejalan dengan amanat UndangUndang Dasar 1945 tersebut pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Mengingat fungsi pendidikan nasional sangat penting, maka pengelolaan pendidikan ini ke depannya harus didukung dengan budaya profesional dan mutu yang memadai (Badan Standar Nasional Pendidikan). Berhubungan dengan dunia pendidikan, tidak terlepas dari peranan guru seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, pengelolaan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar.Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru harus mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia mau belajar karena memang peserta didiklah subjek utama dalam belajar. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk meningkatkan martabat guru serta peranannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah melakukan sertifikasi guru. Sertifikasi dilakukan melalui dua jalur yaitu jalur portofolio dan jalur pendidikan (Permendiknas No 18 dan 40 Tahun 2007). Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik sebagai pengakuan atas kedudukan guru sebagai tenaga profesional melalui uji empat kompetensi dan memiliki kualifikasi akademik atau keahlian khusus yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma 20 empat. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 ). Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik. Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 kompetensi pedagogik guru mata pelajaran terdiri dari 9 indikator yaitu pemahaman tentang peserta didik, penguasaan teori belajar dan pembelajaran, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, pemanfaatan teknologi pembelajaran, pengembangan peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, peningkatan kualitas pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Kompetensi pedagogik harus dimiliki guru karena memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan sehingga pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Mengingat pentingnya kompetensi pedagogik, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Guru No.74 Tahun 2008 Pasal 7 ayat 2 tentang guru yang sertifikasi melalui jalur pendidikan dan yang memiliki latar pendidikan lulusan program S-1 atau D-IV non kependidikan dititik beratkan pada pengembangan kompetensi pedagogik. Dari sini dapat diketahui bahwa guru yang sudah sertifikasi bisa dikatakan guru profesional, tetapi apakah pada prakteknya guru yang sudah sertifikasi benar-benar menguasai kompetensi yang diujikan. Penelitian Haryanto (2008) yang berjudul “Menyikapi Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Rangka Menciptakan Guru Profesional” yang hasilnya adalah lebih dari 90% guru sudah tidak menguasai lagi teori-teori perkembangan peserta didik dan teoriteori belajar. Penelitian Handayani (2008) yang berjudul “Studi Pemetaan Profesionalisme Guru Ekonomi SMAN yang Telah Lulus Program Sertifikasi se- Kediri” yang hasilnya mengatakan bahwa kompetensi pedagogik menyangkut penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan evaluasi belum memenuhi standar. Didukung lagi penelitian yang dilakukan oleh Afriani (2010) yang berjudul “Analisis Kualitas Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pada Mata Diklat Akuntansi Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)” yang hasilnya adalah guru masih kesulitan dalam perumusan indikator dan metode yang digunakan kurang bervariasi. Selain itu, penelitian Ratnawati (2009) yang berjudul “Studi Komparasi Profesionalisme Guru Yang Sudah Dan Belum Mengikuti Sertifikasi Pada SMK di Kabupaten Kediri” menyimpulkan bahwa profesionalisme pada kompetensi pedagogik guru yang sudah mengikuti sertifikasi lebih rendah (66%) dibandingkan kompetensi profesional (78%) sedangkan profesionalisme pada kompetensi pedagogik guru yang belum sertifikasi sebesar 44%, persentase ini termasuk rendah karena tidak ada 50% guru memiliki kompetensi ini. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik yang 21 dimiliki guru masih kurang padahal kompetensi pedagogik harus dikuasai oleh guru terutama guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang semuanya dituntut untuk mencetak peserta didik yang selalu responsif terhadap perkembangan dan perubahan dunia kerja, maka dari itu pengelolaan pembelajaran harus benar-benar dikuasai oleh guru karena SMK berorientasi pada pencapaian penampilan kerja di lapangan kerja. Proses pembelajaran pada SMK harus sesuai dengan kebutuhan kerja terutama pada pelajaran akuntansi yang mendominasi semua jurusan pada SMK khususnya SMK yang memiliki jurusan serumpun dengan jurusan akuntansi, sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi pedagogik guru akuntasi yang sudah sertifikasi lebih baik dari pada guru akuntansi yang belum sertifikasi di SMK Negeri 2 Kediri, tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Weda (2008) mengatakan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru seluruh SMK se-kota Kediri, SMK Negeri 2 menduduki posisi terendah. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Komparasi Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi Yang Sudah Dan Belum Mengikuti Sertifikasi di SMK Negeri 2 Kediri”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kompetensi pedagogik antara guru akuntansi yang sudah mengikuti sertifikasi dengan yang belum mengikuti sertifikasi di SMK Negeri 2 Kediri. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru yang disebut dengan kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru karena merupakan syarat dari guru profesional. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Pasal 28 ayat (3) butir a tentang dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Berdasarkan Permendiknas No.16 Tahun 2007, kompetensi pedagogik guru meliputi (a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu; (d) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik; (e) Memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik; (f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; (g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; (h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (i) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Djamarah (2006:53), mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran meliputi pendekatan individual, kelompok, bervariasi, dan edukatif. Pendekatan individual berhubungan dengan pemahaman guru 22 terhadap karakteristik masing-masing peserta didik. Pendekatan kelompok berhubungan dengan ditumbuh kembangkannya rasa sosial yang tinggi pada setiap anak didik supaya bisa hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Pendekatan bervariasi berhubungan dengan perbedaan permasalahan yang dihadapi siswa.Pendekatan edukatif merupakan tindakan, sikap, dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, susila, moral, sosial dan agama. Dengan menggunakan pendekatan diatas, guru harus bisa menggunakan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan anak didik. Menurut Purwanto (2009:49), pembelajaran adalah usaha mengubah potensi perilaku kejiwaan agar mewujudkan menjadi kemampuan menyangkut domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Mulyasa (2008:96) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran terdiri dari pendekatan kompetensi, pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, dan pendekatan kontektual. Mulyasa (2006:204) mengemukakan bahwa pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam proses pembentukan kompetensi dengan berinteraksi aktif dengan sumber belajar melalui pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi.pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia momor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Hubungan kompetensi pedagogik guru dengan sertifikasi uji kompetensi pedagogik dalam sertifikasi untuk mendapatkan sertifikat pendidik dan tunjangan profesi sehingga guru bisa disebut sebagai tenaga profesional. Penelitian Terdahulu Handayani (2008) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kualitas guru ekonomi SMA Negeri seKediri belum memenuhi standar. Uji kompetensi yang telah dilakukan dalam program sertifikasi belum dapat dijadikan patokan tingkat profesionalisme guru. Sedangkan, Ratnawati (2009) menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara profesionalisme guru yang sudah dan belum mengikuti sertifikasi. Kirana (2009) mengatakan bahwa adanya perbedaan antara guru yang belum sertifikasi dengan guru sudah sertifikasi terhadap profesionalisme guru UPTSP SMP Negeri 1 Jetis Mojokerto, di antaranya guru yang sudah sertifikasi lebih profesional dari pada guru yang belum sertifikasi. Sementara itu, Fitria mengemukakan bahwa pada penguasaan materi, proses pembelajaran, semangat kerja, penilaian kelas terdapat perbedaan yang signifikan antara guru yang sudah sertifikasi dengan yang belum sertifikasi di SMP dan SMPN Kabupaten Mojokerto. METODE PENELITIAN 23 Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu suatu yang bersifat membandingkan dua sampel independen yaitu guru yang sudah dan belum mengikuti sertifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara kompetensi pedagogik guru yang sudah dengan yang belum mengikuti sertifikasi di SMK Negeri 2 Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru akuntansi SMK Negeri 2 Kediri yang sudah dan belum mengikuti sertifikasi serta semua siswa kelas X dan X1 yang diajar guru akuntansi yang sudah dan belum sertifikasi.Sampel yang digunakan untuk responden yang belum sertifikasi adalah sampel jenuh sebanyak 4 guru dan responden yang sudah sertifikasi adalah proporsional sampling sebanyak 4 guru. Untuk siswa sampel yang diambil 30 siswa untuk setiap guru. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar observasi, dan kuesioner. Dari hasil wawancara kepada guru dan observasi diasumsikan bahwa untuk jawaban a nilai skor 1, jawaban b nilai skor 2, dan jawaban c nilai skor 3. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil wawancara dan observasi dianalisis dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, setelah itu di interpretasikan kedalam kriteria baik (2,24 – 3,00), cukup baik (1,69– 2,23), dan tidak baik (1,00 – 1,68). Hasil kuesioner dianalisis dengan uji t-test dua sampel (Independent t-test) menggunakan Windows 7 Program SPSS 16.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen, sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik sebagai pengakuan atas kedudukan guru sebagai tenaga profesional melalui empat uji kompetensi. Salah satu uji kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik yang merupakan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik.Kompetensi ini diatur dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007 yaitu terdiri dari 9 indikator yaitu pemahaman tentang peserta didik, penguasaan teori belajar dan pembelajaran, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, pemanfaatan teknologi pembelajaran, pengembangan peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, peningkatan kualitas pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Menurut Undang-undang dan Permendiknas diatas dapat disimpulkan bahwa guru yang sudah mengikuti sertifikasi dikatakan profesional, diantaranya adalah kompetensi pedagogik sedangkan hasil penelitian (Ratnawati: 2009; Kirana: 2009; Fitria: 2009) juga mengatakan bahwa guru yang sudah mengikuti sertifikasi lebih profesional daripada yang belum sertifikasi. Dalam penelitian ini, hasil wawancara kepada guru akuntansi yang sudah sertifikasi tentang kompetensi pedagogik khususnya pemahaman peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan silabus/RPP, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan peningkatan kualitas pembelajaran mendapatkan nilai unsur sebesar 2,25 yang artinya baik sedangkan guru akuntansi yang belum sertifikasi mendapatkan nilai skor 2,14 yang artinya cukup baik. Dari hasil wawancara ini dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru akuntansi yang sudah sertifikasi lebih baik dibandingkan yang belum sertifikasi. Berdasarkan hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru akuntansi yang sudah sertifikasi mendapatkan nilai unsur sebesar 2,62 yang berarti baik sedangkan untuk guru akuntansi yang belum sertifikasi mendapatkan nilai unsur 2,37 yang artinya juga baik tetapi skor yang diperoleh lebih besar guru akuntansi yang 24 sudah sertifikasi. Sedangkan untuk pengembangan RPP, guru akuntansi yang sudah sertifikasi mendapatkan nilai unsur sebesar 2,00 yang artinya cukup baik dan guru yang belum sertifikasi juga mendapatkan nilai unsur sebesar 1,92 yang artinya juga cukup baik tetapi skor yang diperoleh lebih besar guru yang sudah sertifikasi sedangkan hasil kuesioner yang disebarkan pada siswa yang diajar guru yang sudah dan belum mengikuti sertifikasi tersebut mengatakan bahwa kompetensi pedagogik guru akuntansi yang sudah sertifikasi lebih baik dibandingkan guru akuntansi yang belum sertifikasi. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan kuesioner yang dibagikan siswa dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru akuntansi yang sudah mengikuti sertifikasi lebih baik daripada yang belum mengikuti sertifikasi di SMK Negeri 2 Kediri. Hal ini sejalan dengan UndangUndang, Permendiknas, dan penelitian terdahulu. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru akuntansi yang sudah dan belum sertifikasi adalah pada penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) semua guru tidak pernah membuat RPP untuk kegiatan dalam laboratoriun dan penyusunan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), semua guru melakukan PTK hanya untuk memperbaiki jika ada kegagalan dalam proses belajar mengajar begitu juga dalam merumuskan kalimat indikator harus lebih memperhatikan penggunaan kata kerja operasional pada setiap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta dalam menggunakan metode pembelajaran semua guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi pedagogik guru akuntansi yang sudah mengikuti sertifikasi lebih baik daripada yang belum sertifikasi di SMK Negeri 2 Kediri Saran Disarankan untuk guru akuntansi yang sudah maupun yang belum sertifikasi dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bukan hanya ketika ada kegagalan dalam proses belajar mengajar tetapi juga untuk lebih meningkatkan mutu pembelajaran, lebih banyak mencari metode-metode pembelajaran yang baru dan membuat RPP untuk pembelajaran di laboratorium, dan lebih memperhatikan dalam merumuskan kalimat untuk indikator pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Afriani. 2010. Analisis Kualitas Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Mata Diklat Akuntansi Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Skripsi Tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Depdiknas. 2005. Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.Jakarta Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2008. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan 2008 Buku I Pedoman Penetapan Peserta. Dokumen tidak diterbitkan: Departemen Pendidikan Nasional Djamarah, S. B. & Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: P.T. Asdi Mahastya. Fitria. 2009. Jurnal Pendidikan. Sertifikasi Guru dan Kompetensi Profesional. Handayani, N. I. 2008. Studi Pemetaan Profesionalisme Guru Ekonomi Sekolah Menengah 25 Atas Negeri (SMAN) yang Telah Lulus Program Sertifikasi se Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Haryanto, Zeni. 2008. Jurnal Pendidikan. Menyikapi Kompetensi Pedagogik Guru dalam Rangka Menciptakan Guru Profesional. Kirana. 2009. Jurnal Skripsi JIPTIAIN. Studi Komparasi Antara Guru yang Belum Sertifikasi dengan Guru Sudah Sertifikasi terhadap Profesionalisme Guru di UPTSP (Unit Pelaksana Teknis Satuan Pendidikan) UPTSP SMP Negeri 1 Jetis Mojokerto. Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ratnawati, Novi. Studi Komparasi Profesionalisme Guru yang Sudah dan Belum Mengikuti Sertifikasi (Pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kediri). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Weda, Tri. 2008. Efektifitas Komunikasi dalam Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar pada SMK Negeri di Kota Kediri. Surabaya: Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi Wilayah V Surabaya. 26