KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARANNYA (Study Kasus di MTs Negeri Pangandaran) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam Disusun Oleh: Dewi Laila Zulaeha NIM. 07410096 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012 MOTTO @,n=tã ô⎯ÏΒ z⎯≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ¯=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z⎯≈|¡ΣM}$# zΟ¯=tæ Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.1(Qs. Al-Alaq: 1-5) 1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Yogyakarta: UII Press, 2007), hlm. 1116-1117. v HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada Almamater Tercinta, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta vi KATA PENGANTAR ﺣ ْﻴ ِﻢ ِ ﻦ اﻟ ﱠﺮ ِ ﷲ اﻟ ﱠﺮﺣْﻤ ِ ﺴ ِﻢ ا ْ ِﺑ .ﻦ ِ ﻰ ُأ ُﻣ ْﻮرِاﻟ ﱡﺪﻧْﻴ َﺎ وَاﻟ ﱢﺪ ْﻳ َ ﻦ ﻋَﻠ ُ ﺴ َﺘ ِﻌ ْﻴ ْ ﻦ َو ِﺑ ِﻪ َﻧ َ ب اﻟْﻌ َﺎ َﻟ ِﻤ ْﻴ ﷲ َر ﱢ ِ ﺤ ْﻤ ُﺪ َ َأ ْﻟ .ﷲ ِ ﺳ ْﻮ ُل ا ُ ﺤﻤﱠﺪًا رﱠ َ ن ُﻣ ﺷ َﻬ ُﺪ َأ ﱠ ْ ﷲ َوَأ َ ن َﻻ إِﻟ َﻪ ِإ ﱠﻻ ا ْ ﺷ َﻬ ُﺪ َأ ْ َأ .َأ ّﻣ َﺎ َﺑ ْﻌ ُﺪ ,ﻦ َ ﺟ َﻤ ِﻌ ْﻴ ْ ﺤ ِﺒ ِﻪ َأ ْﺻ َ ﻰ َأ ِﻟ ِﻪ َو َ ﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َوﻋَﻠ َ ﻰ ُﻣ َ ﺳﱢﻠ ْﻢ ﻋَﻠ َ ﺻ ﱢﻞ َو َ اَﻟﻠّ ُﻬﻢﱠ Alhamdulillahi rabbil’alamiin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah Swt., Allah yang Esa, yang mendekat saat dipanggil, yang melindungi saat musibah menimpa, yang membangunkan semangat setiap kita pasrah, yang tidak mengabulkan setiap do’a kita, kecuali kita percaya, dan yang selalu memberi maaf atas segala khilaf. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw. sang pembuka jalan bagi kita, terutama penulis, penutup risalah dari para nabi yang terdahulu, pemberi teladan agung yang menuntun kita untuk menjalani hidup di dunia dan akhirat. Skripsi ini berjudul ”Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Akhlak Kelas VIII Dalam Penggunaan Media Pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat”. Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. vii 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Bapak Drs. Mujahid, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi, masukan, bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Dra. Hj. Marhumah, M.Pd., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan dorongan dan masukan yang tidak terhingga. 5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 6. Bapak Herman, S.Pd, selaku guru Akidah Akhlak Kelas VIII di Mts Negeri Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat yang telah meluangkan waktunya guna membantu dalam proses penelitian. 7. Bapak Drs. Yamin, S.Pd. M.Pd.I. selaku Kepala Madrasah MTs Negeri Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di MTs Negeri Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. 8. Bapak dan Ibu guru serta Karyawan MTs Negeri Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat yang banyak membantu demi kelancaran penelitian. 9. Ayahanda Yusuf Sulaeman dan Ibunda Nurhayati tercinta yang telah menjadi Suri Teladan sekaligus motivator utama, dan penasehat terbaik yang senantiasa dengan ikhlas dan bijaksana memberikan dorongan, kasih sayang, do’a dan segalanya kepada penulis selama ini dan dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Kakakku Heri Ferdian dan adik-adikku tercinta Icha, Alvi dan Ninuk yang telah banyak memberikan inspirasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. viii 11. Teman-Teman kost yang kusayangi mba Fini, Yeyen, Nur, Latifah, Paras, Nurul, Nik’mah, Risa, dan Mia yang telah banyak memberikan support dan motivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Untuk penghangat hatiku, pengharum hidupku, lambang kepercayaan dan kasih sayang. Orang yang selalu setia membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Ku akui kelebihannya dan kuhargai kelebihannya. 13. Serta semua pihak yang telah membantu dan memotivasi baik secara langsung maupun tidak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kepada semuanya penulis memanjatkan do’a kehadirat Allah Swt., semoga jasa-jasa mereka diterima sebagai amal yang saleh dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah. Amin. Selanjutnya penulis mengakui bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penulisannya. Hal ini bersumber dari keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu semua, penulis dengan kerendahan hati mohon kepada pembaca untuk berkenan menyampaikan kritik dan saran konstruktif demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi penulis pribadi dan pembaca pada umumnya. Amin. Yogyakarta, 28 Juni 2012 Penulis, Dewi Laila Zulaeha 07410096 ix ABSTRAKSI DEWI LAILA ZULAEHA. Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Akhlak Dalam Penggunaan Media Pembelajarannya Kelas VIII MTs Negeri Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. Skripsi. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2012. Latar belakang penelitian ini bahwa guru Akidah Akhlak pada pembelajaran Akidah Akhlak masih kesulitan dalam memilih media pembelajaran yang benar sehingga seringkali terjadi ketidaksesuaian anatara materi dengan media pembelajaran yang disampaikan, selain itu juga kurangnya pemanfaatan media pembelajaran menjadikan guru Akidah Akhlak lebih sering menggunakan metode dan media pembelajaran yang sama dan tidak bervariasi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan guru Akidah Akhlak terhadap karakteristik media pembelajaran yang seharusnya disesuaikan dengan materi Akidah Akhlak, serta guru kurang mampu memanfaatkan media pembelajaran dan belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik, guru terbiasa dengan pola pembelajaran melalui ceramah, sehingga penggunaan media pembelajaran menjadi kurang maksimal.Yang jadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana strategi pembelajaran akidah akhlak di MTs Negeri Pangandaran Ciamis, bagaimana kompetensi pedagogik guru akidah akhlak kelas VIII dalam penggunaan media pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis, bagaimana upaya guru akidah akhlak meningkatkan kompetensi pedagogiknya dalam menggunakan media pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak dalam penggunaan media pembelajarannya, serta upaya dalam peningkatannya. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dipergunakan untuk terus meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan media pembelajarannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di MTs Negeri Pangandaran Ciamis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan Observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru Akidah Akhlak kelas VIII, dan siswa kelas VIII yang berjumlah 5 orang. Analisis data dilakukan dengan triangulasi yaitu dengan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode wawancara, karena dirasa cukup sederhana dan tidak memerlukan waktu terlalu lama. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Strategi pembelajaran akidah akhlak di MTs Negeri Pangandaran belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran akidah akhlak. (2) Kompetensi pedagogik guru akidah akhlak dalam menggunakan media pembelajarannya dilakukan dengan cara menganalisis media pembelajaran yang di gunakan guru akidah akhlak ketika mengajar di kelas, seperti penggunaan Alat-alat visual yang dapat dilihat: papan tulis, gambar-gambar, buku pelajaran/LKS dan LCD, CD, Alat-alat yang bersifat audio visual: televisi, laptop, Observasi dan pengamatan langsung. (3) Upaya guru akidah akhlak meningkatkan kompetensi pedagogik guru akidah akhlak dalam menggunakan media pembelajaran di MTs Negeri Pangandaran ialah menambah pengetahuan baru melalui seminar/diskusi, menambah pengetahuan baru melalui buku-buku strategi pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan media pembelajaran yang akan digunakan, guru akidah akhlak trampil menciptakan media pembelajaran yang baru dan sederhana. x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN SURAT PERNYATAAN ......................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv HALAMAN MOTTO .................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. vii HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ x HALAMAN DAFTAR ISI............................................................................. xi HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................... xiii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 6 D. Kajian Pustaka.................................................................... 7 E. Landasan Teori ................................................................... 10 F. Metode Penelitian .............................................................. 28 G. Sitematika Pembahasan...................................................... 35 GAMBARAN UMUM MTs NEGERI PANGANDARAN CIAMIS – JAWA BARAT. A. Letak Geografis ................................................................ . 37 B. Sejarah Berdiri dan Berkembang ..................................... 38 C. Visi dan Misi ................................. ................................... 40 D. Dasar dan Tujuan Pendidikannya. ..................................... 41 E. Struktur Organisasi .......................................................... 42 xi BAB III F. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ............................... 45 G. Keadaan Sarana dan Prasarana ......................................... 55 KOMPETENSI AKHLAK PEDAGOGIK DALAM GURU AKIDAH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARANNYA A. Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Dalam Penggunaan Media Pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis ..................................... 63 1. Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTs Negeri Pangandaran .................................................... 63 2. Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Aklak Dalam Penggunaan Media Pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran ................................................................ 71 B. Upaya Guru Akidah Akhlak Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogiknya Dalam Menggunakan Media Pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran CiamisJawa Barat ........................................................................ BAB IV 96 PENUTUP A. Simpulan ........................................................................... 99 B. Saran-saran ........................................................................ 100 C. Kata Penutup ..................................................................... 102 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 105 xii DAFTAR TABEL Tabel 1: Daftar Kepala Madrasah ............................................................ 39 Tabel 2: Struktur Organisasi MTs Negeri Pangandaran .......................... 44 Tabel 3: Jenis Status Kepegawaian Guru ................................................. 45 Tabel 4: Jenis Kualifikasi Pendidikan Guru .............................................. 46 Tabel 5: Keadaan Guru MTs Negeri Pangandaran .................................. 47 Tabel 6: Jenis Status Kepegawaian Karyawan ......................................... 50 Tabel 7: Jenis Kualifikasi Pendidikan Karyawan .................................... 50 Tabel 8: Keadaan Karyawan MTs Negeri Pangandaran .......................... 51 Tabel 9: Keadaan Siswa MTs Negeri Pangandaran ................................ 53 Tabel 10: Daftar Kepemilikan Tanah MTs Negeri Pangandaran ............ 56 Tabel 11: Daftar Sarana Prasarana MTs Negeri Pangandaran ................ 57 Tabel 12: Daftar Perlengkapan Pembelajaran ......................................... 59 Tabel 13: Daftar Perlengkapan Administrasi .......................................... 60 xviii DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I : Pedoman Pengumpulan Data ............................. 105 LAMPIRAN II : Catatan Lapangan .............................................. 107 LAMPIRAN III : Keterangan Struktur dan Tanggungjawab Staf MTs Negeri Pangandaran Ciamis …….......... 123 LAMPIRAN IV : Kartu Bimbingan Skripsi ..................................... 133 LAMPIRAN V : Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Kab. Ciamis 134 LAMPIRAN VI : Surat Keterangan Penelitian dari MTs Negeri Pangandaran Ciamis Jawa Barat ............................. 135 LAMPIRAN VII : Bukti Seminar Proposal ...................................... 136 LAMPIRAN VIII : Surat Penunjukan pembimbing ............................ 137 LAMPIRAN X : Sertifikat PPL I ..................................................... 138 LAMPIRAN IX : Sertifikat PPL-KKN Integratif ............................. 139 LAMPIRAN XI : Sertifikat TOEFL .................................................. 140 LAMPIRAN XII : Sertifikat TOAFEL ............................................... 141 LAMPIRAN XIII : Sertifikat ICT ....................................................... 142 LAMPIRAN XIV : Daftar Riwayat Hidup .......................................... 143 xiv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, di mana guru diasah kemampuannya dalam mengelola pembelajaran, salah satunya adalah keterampilan guru dalam memanfaatkan media dan teknologi pembelajaran. Seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogik haruslah kreatif. Pada umumnya guru yang kreatif itu pernah didik oleh orang-orang yang kreatif dalam lingkungan yang mendukungnya.1 Oleh karena itu, seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogic guru haruslah kreatif dalam pemberian materi pembelajaran di sekolah sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran di sekolah, maka seorang guru dipersyaratkan mempunyai pandangan atau pendapat yang positif terhadap bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yang diharapkan. Karena secara operasionalnya gurulah yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Tugas guru memang sangatlah kompleks, sehingga mereka dituntut untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Guru harus memiliki kemampuan profesional dalam tugasnya dengan menerapkan konsep 1 E. Mulyasa, menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 27 1 teknologi pembelajaran dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan/pembelajaran. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah itu berupa komponen sistem instruksional yang telah disusun dalam fungsi desain dan seleksi, dan dalam pemanfaatan dikombinasikan sehingga menjadi sistem instruksional yang lengkap. Komponen-komponen tersebut meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar atau lingkungan. Namun dari sejumlah komponen tersebut, yang akan menjadi obyek penelitian adalah sikap guru terhadap teknologi pembelajaran dan pemanfaatan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran. Karena seorang guru tentunya mempunyai pandangan tersendiri berdasarkan tanggapan, perasaan, penilaian terhadap teknologi pembelajaran, serta pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Problematika yang dihadapi oleh guru tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar. Media sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun 2 cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan pesan dan informasi. 2 Dalam menyampaikan pesan pendidikan agama diperlukan media pengajaran. Media pengajaran pendidikan agama adalah perantara/pengantar pesan guru agama kepada penerima pesan yaitu siswa. Media pengajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar serta dapat memperlancar penyampaian pendidikan agama Islam.3 Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru atau fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Salah satu upaya seorang guru untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesanpesannya. Hal ini diperuntukkan bagi siswa yang belum dapat menerima 2 3 Hamzah. Profesi Kependidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 109 Muhaimin. Strategi Belajar(Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam). (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hlm. 91 3 pesan yang disampaikan guru, maka penggunaan media sangat dianjurkan. Dengan demikian penggunaan media untuk menyampaikan pesan pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesalapahaman bagi keduanya yaitu murid dan guru. Azar Arsyad mengemukakan bahwa pemakaian media pengajar dalam proses belajar mengajar membangkitkan kemajuan dan minat yang baru, bangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.4 Prinsip penggunaan media pembelajaran bahwa dalam penggunaan media siswa harus dipersiapkan dan diperlakukan sebagai peserta yang aktif serta harus ikut bertanggung jawab selama kegiatan pembelajaran, merupakan upaya dalam menimbulkan motivasi dalam bentuk menimbulkan atau menggugah minat siswa agar mau belajar, mengikat perhatian siswa agar senantiasa terikat kepada kegiatan belajar mengajar.5 Dalam memilih strategi penggunaan media pembelajaran pendidikan agama di MTs Negeri Pangandaran, adalah pertama, menentukan jenis media dengan tepat, artinya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan. Kedua, menetapkan atau memperhitungkan subyek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik. Ketiga, menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan 4 Azar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 15 Wawancara dengan Bapak Drs. Yamin, M.Pd selaku Kepala Sekolah MTs Negeri Pangandaran Ciamis-Jabar 5 4 media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana yang ada. Keempat, menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat, artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses mengajar terus-menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media. Berdasarkan fenomena-fenomena yang peneliti dapati bahwa di MTs Negeri Pangandaran ini ada sebagian guru yang belum memanfaatkan kompetensi pedagogiknya dalam penggunaan media pembelajaran. Misalnya guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik, guru terbiasa dengan pola pembelajaran melalui ceramah, kurangnya pengetahuan keterampilan dan latihan-latihan yang dapat memacu kreativitas siswa, dan lain sebagainya. Dengan melihat argumenargumen tersebut, media pengajaran dapat membantu guru mempermudah proses memahamkan siswa terhadap materi pelajaran, serta sarana pembelajaran yang disiapkan guru untuk memfasilitasi para siswanya belajar, menjadi suatu yang sangat signifikan penyediaannya oleh para guru agar proses pembelajaran semakin efektif, dan kualitas hasil belajar akan semakin meningkat. Terkait dengan itu, guru harus kreatif dalam mempersiapkan media dan sarana pembelajaran, sehingga mampu mengantarkan para siswanya menjadi manusia-manusia cerdas, kreatif, serta memiliki integritas keberagamaan yang kuat. 5 Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis berupaya untuk mengkaji lebih dalam terhadap permasalahan tersebut dan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul ”Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Akhlak Kelas VIII Dalam Penggunaan Media Pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis-Jawa Barat” dengan harapan kajian ini dapat dipakai bahan pemikiran untuk kegiatan penggunaan media pembelajaran dalam keberhasilan penyampaian pendidikan agama Islam di lembaga pendidikan tersebut. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah strategi pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri Pangandaran Ciamis? 2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak Kelas VIII dalam penggunaan media pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis? 3. Bagaimanakah upaya guru akidah akhlak meningkatkan kompetensi pedagogik dalam penggunaan media pembelajarannya? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mendeskripsikan pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII di MTs Negeri Pangandaran Ciamis. 6 b. Menjelaskan kompetensi pedagogik guru akidah akhlak kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeti Pangandaran Ciamis dalam penggunaan media pembelajarannya. c. Menjelaskan usaha-usaha yang dilakukan guru akidah akhlak meningkatkan kompetensi pedagogik dalam penggunaan media pembelajarannya. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan akademis dan praktis: a. Bagi lembaga (instansi) yang terkait diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan kaderisasi pendidik baik untuk saat ini maupun untuk yang akan datang. b. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengetahuan tentang kompetensi pedagogic yang harus dimiliki oleh guru khususnya dalam penggunaan media pembelajaran. Sehingga dengan demikian, dapat memberi masukan dan pembekalan untuk proses ke depan. D. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan tinjauan terhadap penelitian terdahulu, buku-buku serta sumber lain yang menunjang dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan penelusuran hasil-hasil penelitian skripsi yang ada di Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tidak ada satu judul skripsi pun yang menulis tentang kompetensi professional guru 7 akidah akhlak ditinjau dari media pembelajarannya. Meskipun demikian, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. 1. Skripsi yang ditulis Deni Fitria Ramdhani, mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2008 Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Judul skripsi ini adalah “Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembelajaran Kelas X di Masrasah Aliyah Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini membahas tentang kompetensi pedagogic yang dimiliki para guru PAI di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta dalam mengembangkan system pembelajaran dengan meningkatkan kompetensi pedagogic pada seluruh guru khususnya PAI. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan Deni adalah penelitian Deskriftif Kualitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan datanya dengan cara observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Analisis yang dilakukan yaitu dengan cara memberikan makna terhadap data yang telah dikumpulkan, kemudian menarik suatu kesimpulan, sedangkan pemeriksaan keabsahan data dari penelitian ini dengan menggunakan teknik trianggulasi.6 2. Skripsi yang ditulis Barik Firadoja, mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010. Judul skripsi ini adalah “Kompetensi 6 Deni Fitra Ramdhani, “Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembelajaran Kelas X di Masrasah Aliyah Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta” Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008 hal. 70 8 Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Fiqih Dalam Mengelola Proses Pembelajaran di MAN Pakem Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini membahas tentang kompetnsi professional dan kompetensi pedagogic guru mata pelajaran fiqih dalam mengelola proses pembelajaran, karena kedua kompetensi itu sangat erat kaitannya dalam pengelolaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.7 3. Skripsi yang ditulis Nuzilatur Rosidah, mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2010. Judul skripsi ini adalah “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Kelas VIII di MTs Negeri Piyungan Bantul Yogyakarta”. Skripsi ini berisi tentang deskripsi dan analisis tentang kompetensi pedagogic guru al-qur’an hadist untuk mengatasi problematika pembelajaran serta upaya guru dalam peningkatannya. Metode penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah dengan mengadakan pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan trianggulasi yaitu dengan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode wawancara, karena dirasa cukup sederhana dan tidak memerlukan waktu terlalu lama.8 7 Bariq Firadoja, “Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Fiqih Dalam Mengelola Proses Pembelajaran di MAN Pakem Sleman Yogyakarta” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 hal. 87 8 Nuzilatur Rosidah, “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Kelas VIII di MTs Negeri Piyungan Bantul Yogyakarta” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 hal. 69 9 Hal yang membedakan skripsi ini dengan skripsi-skripsi yang lain adalah pada skripsi-skripsi sebelumnya masih membahas kompetensi pedagogic dari mata pelajarannya saja, sedangkan peneliti lebih memfokuskan kompetensi pedagogic yang dimiliki guru akidah akhlak dalam penggunaan media pembelajarannya yang dilakukan di MTs Negeri 1 Pangandaran, Ciamis Jawa Barat. E. Landasan Teori 1. Kompetensi Guru Istilah kompetensi mempunyai banyak makna, dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi juga dapat diartikan sebahagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jadi, pengertian kompetensi guru adalah 10 seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Menurut UU Permenag BAB VI Pasal 16 ayat 1, guru pendidikan agama khususnya kompetensi guru agama di madrasah meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan kepemimpinan. Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi: a. pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; b. penguasaan teori dan prinsip belajar pendidikan agama; c. pengembangan kurikulum pendidikan agama; d. penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama; e. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan f. penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agama; g. pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai h. potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan agama; i. komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; j. penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar k. pendidikan agama; l. pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan 11 m. pembelajaran pendidikan agama; dan n. tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan agama. Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi: a. tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia; b. penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; c. penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; d. kepemilikan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri; serta e. penghormatan terhadap kode etik profesi guru. Kompetensi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi: a. sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; b. sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas;dan c. sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga masyarakat. Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi: a. penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran pendidikan agama; 12 b. penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama; c. pengembangan materi pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama secara kreatif; d. pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; dan e. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Kompetensi kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi: a. kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pengamalan ajaran agama dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai bagian dari proses pembelajaran agama; b. kemampuan mengorganisasikan potensi unsur sekolah secara sistematis untuk mendukung pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah; c. kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator, pembimbing dan konselor dalam pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah; serta kemampuan menjaga, mengendalikan, dan mengarahkan pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah dan menjaga keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. 13 2. Kompetensi Pedagogik Guru. Dalam Undang-undang N0. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, istilah kompetensi pedagogik disebut dengan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.9 Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan juga bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.10 Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, istilah kompetensi pedagogic disebut dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Dalam Undang-undang Permenag No. 16 tahun 2010 pasal 16 ayat (2) kompetensi pedagogic guru pendidikan agama islam meliputi: a. pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; b. penguasaan teori dan prinsip belajar pendidikan agama; c. pengembangan kurikulum pendidikan agama; d. penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama; 9 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 391 10 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 75. 14 e. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan f. penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agama; g. pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan agama; h. komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; i. penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar pendidikan agama; j. pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran pendidikan agama; dan k. tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan agama.11 3. Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Akhlak Dalam Penggunaan Media Pembelajarannya. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan 11 UU Permenag no. 16 th 2010, pasal 16 ayat (2) tentang Kompetensi Pedagogik Guru 15 pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.12 Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara untuk mengantarkan materi pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Fungsi Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.13 Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan 12 Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajarn, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 4-5 13 Ibid, hal. 8-9 16 dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.14 Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyek tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televise, video, computer.15 Kemajuan teknologi masuk di dunia pendidikan (persekolahan) dan di dalam ruangan lingkup kelas sangat mengembangkan media pembelajaran. Aderson mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan seperti. Klasifikasi media yang dikemukakan oleh Anderson pada dasarnya dapat dikelompokkan 14 Hamalik, Media Pendidikan Cetakan ke-7, (Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 1994), hal. 40 15 Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajarn, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 12 17 dalam tiga kelompok besar, yaitu: media cetak, media elektronik, dan media objek nyata atau realita.16 1) Media Cetak. Istilah “media cetak” biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi melalui percetakan profesional, seperti buku, majalah, dan modul. Selain itu, tulisan/bagan/gambar yang difoto kopi ataupun hasil reproduksi sendiri, dapat juga dikategorikan sebagai media cetak. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini, yaitu: a) Keuntungan , di samping relatif murah pengadaannya, juga lebih mudah dalam pengunaannya, dalam arti tidak memerlukan peralatan khusus, serta lebih luwes dalam pengertian mudah digunakan, dibawa agtau dipindahkan. b) Kelemahan, jika kurang dirancang dengan baik, cenderung untuk membosankan. Di samping itu, media ini kurang dapat memberikan suasana yang “hidup” bagi peserta didik. Klasifikasi Media Menurut Anderson 1. Audio: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon 2. Cetak: Buku Pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar 3. Audio: Cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis 4. Proyeksi Visual Diam: Overhead Transparancy (OHP), film bingkai (slide) 5. Proyeksi Audiovisual Diam: Film bingkai (slide) bersuara 16 Anderson, McVey. 2001. Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Analisis Awal, (Yogyakarta: LKPSM/Syariat), hal. 26 18 6. Visual gerak: Film bisu 7. Audiovisual gerak: Film gerak bersuara, video/ved, televise 8. Obyek fisik Benda: nyata, model, specimen 9. Manusia dan lingkungan: Guru, pustakawan, laboran 10. Komputer: CAI (pembelajaran berbantuan computer), CBI (pembelajaran berbasis computer) 2) Media Elektronik. Ada berbagai macam media elektronik yang lazim dipilih dan digunakan dalam pengajaran antara lain: a) Perangkat Slide atau film bingkai b) Film strips c) Rekaman d) Overhead Transparansi e) Vidio Tape/Video Casette Seperti halnya dengan media cetak, media elektronik juga mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan, yaitu: a) Keuntungan. Pada umumnya ialah dapat memberikan suasana yang lebih “hidup” penampilannya lebih menarik, dan di samping itu dapat pula digunaan untuk memperlihatkan suatu proses tertentu secara lebih nyata. b) Kelemahan, terutama terletak dalam segi teknis dan juga biaya. Penggunaan media ini memerlukaan dukungan sarana dan prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan/bahan-bahan khusus yang tidak selamanya mudah diperoleh di tempat-tempat 19 tertentu. Di samping itu, pengadaan maupun pemeliharaannya ceenderung menuntut biaya yang mahal. 3) Media Realita, adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realita tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak peserta didik melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Media realita sangat bermanfaat terutama bagi peserta didik yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, peserta didik diajak melihat anoa, badak, harimau, yang ada di kebun binatang. Seperti dengan media lainnya, media realita juga memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu: a) Keuntungan, 1) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata, juga 2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keteampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra. 20 b) Kelemahan, 1) Membawa peserta didik ke berabagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung risiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya 2) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya 3) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti peembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung pula dengan media lain. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pembelajaran akan sangat menunjang efisiensi dan efektifitas proses dan hasil pembelajaran. William Burton memberikan petunjuk bahwa dalam memilih alat yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: a. Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok. b. Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan. 21 c. Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu. d. Penggunaan alat disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi. e. Sesuai dengan batas kemampuan biaya.17 Seorang guru yang profesional dituntut untuk bisa mengembangkan media pembelajaran yang telah dipilih dan bisa mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Urutan dalam mengembangkan karakteristik media siswa, yaitu merumuskan menganalisis tujuan kebutuhan instruksional dan dengan operasional dan khas, merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, mengembangkan alat pengukur keberhasilan, menulis naskah media, serta mengadakan tes dan revisi. 4. Pembelajaran Akidah Akhlak Seorang guru akidah akhlak hendaknya menguasai materi pembelajaran Akidah Akhlak secara luas dan mendalam karena mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang ada di satuan pendidikan seperti Madrasah Tsanawiyah yang didalamnya membahas mengenai kewajiban kita dalam mengimani allah. Oleh karena itu guru Akidah Akhlak harus mempunyai wawasan yang luas dan bisa menyampaikan pelajaran dengan baik, memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat, jangan sampai melakukan kesalahan sehingga terjadi kesalahpahaman persepsi siswa. 17 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 32 22 Proses pembelajaran merupakan urutan yang berlangsung secara berkesinambungan, bertahap, berfikir, terpadu dan secara keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik bertahap belajar mengajar. Proses pembelajaran mempunyai pengertian kegiatan nyata yang mempengaruhi anak didik dalam situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan belajarnya. Dalam proses pembelajaran ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu belajar dan mengajar. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru. Kedua hal tersebut menjadi terpadu manakala terjadi hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Inilah makna belajar dan mengajar sebagai suatu proses. Interaksi guru dengan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. a. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan langkah pertama yang harus dirumuskan. Pada dasarnya tujuan ini merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran. Dalam pendidikan dan pembelajaran, tujuan dapat 23 diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Tujuan pembelajaran Akidah Akhlak dalam hal ini adalah menanamkan nilai-nilai islam dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak. b. Materi Pelajaran Akidah Akhlak Materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam perencanaan pembelajaran hendaknya guru menetapkan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Guru harus memilih materi mana yang perlu diberikan dan materi mana yang tidak perlu diberikan kepada siswa. Mata Pelajaran Akidah Akhlak memuat materi yang bertujuan untuk membiasakan peserta didik berperilaku yang baik sesuai dengan Ajaran Agama Islam. Materi Akhlak pada bahan ajar umumnya memuat pengetahuan aspek kognitif, meskipun terkadang terdapat contoh perilaku yang mengarah agar peserta didik mempu merasakan materi yang dipelajari. c. Metode Pelajaran Akidah Akhlak Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat 24 berlangsungnya pembelajaran. Peranan metode disini sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar mengajar guru atau dengan kata lain tercipta interaksi edukatif. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode belajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Ada beberapa metode dalam mengajar akidah akhlak diantaranya yaitu: metode ceramah, metode teladan, metode diskusi, metode tugas belajar, metode kerja kelompok, metode demonstrasi. Penerapan metode ini perlu didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat, misalnya penggunaan OHP, pemutaran video, alat-alat praktik, buku ajar, bahan dari internet, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Siswa juga tidak merasa jenuh dengan materi yang diberikan. Untuk itu diperlukan guru yang terampil dan kreatif. d. Media Pembelajaran Akidah Akhlak Pada dasarnya media pembelajaran akidah akhlak tidah hanya terpaku pada media seperti buku dan bahan ajar lainnya saja, guru harus bisa memanfaatkan media pembelajaran lain yang dapat menarik perhatian siswa untuk lebih memahami materi yang diberikan gurunya, disinilah seorang guru dituntut untuk 25 mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran dikelas agar dapat berjalan dengan aktif dan efisien sesuai kompetensi yang dimilikinya yaitu kompetensi pedagogik. Dalam pembelajaran akidah akhlak ini banyak sekali media yang bisa dimanfaatkan selain buku ajar, misalnya pemanfaatan internet dalam pembelajaran sehingga mendapat wawasan yang lebih luas, video pembelajaran file cuplikan berita televisi yang telah diuploud dan yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dibutuhkan ketrampilan untuk mencari cuplikan berita di internet. Selain cuplikan berita, juga bisa menggunakan rekaman acara reality show yang sesuai dengan tema pembelajaran. Acara televisi yang layak dijadikan media seperti : Jika Aku Menjadi (Trans TV), Hikmah, Orang Pinggiran (Trans TV), Bedah Rumah, Minta Tolong (RCTI), Orang Pinggiran, The Miracle, dan lain-lain. Cuplikan Berita atau rekaman acara televisi dapat dikatagorikan sebagai media Audio visual, OHP untuk memproyeksikan bahanbahan visual yang dibuat di atas lembar transparan, dan lain-lain.18 Ada beberapa kelebihan penggunaan media berita dan reality show dalam pembelajaran. Pertama, bersifat nyata artinya pendidik dapat membawa dunia nyata ke kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa yang sesungguhnya. Dengan menggunakan 18 Hasil pengamatan pada media audio-visual Televisi pada tanggal 20 November 2011 26 kisah nyata yang dikemas dalam media audio visual maka akan mempercepat keberhasilan proses pembelajaran. Kedua, KBM lebih menarik perhatian, sehingga menumbuhkan motivasi belajar dan motifasi meniru sikap atau tauladan yang baik. Ketiga, pesan moral lebih jelas, sehingga siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik. Kelima, siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati, merasakan, mendiskusikan dan lain-lain.19 Penggunaan media dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini tentu hanya salah satu strategi untuk mempercepat proses knowing dan feeling good. Tujuan akhir dari pendidikan akhlak tentunya adalah pembiasaan (doing) sikap terpuji dalam kehidupan keseharian. Dalam menerapkan media pembelajaran akidah akhlak seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogik hendaknya mampu memilihkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran akidah akhlak yang akan diajarkan, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dalam pemilihan media pembelajaran akidah akhlak seorang guru harus memperhatikan kriteria media yang sesuai dengan materi pembelajarannya.20 Secara umum kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran akidah akhlak ialah: 1) Tujuan pembelajaran 19 Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajarn, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 69 20 Hamalik, Media Pendidikan Cetakan ke-7, (Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 1994), hal. 40 27 2) Prinsip-prinsip Akidah Akhlak 3) Manfaat dan ketepatgunaan 4) Sasaran didik 5) Karakteristik media yang bersangkutan 6) Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media 7) Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya 8) Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada 9) Biaya 10) Ketersediaannya 11) Mutu F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan melakukan studi mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang terorganisasi dengan baik dan lengkap mengenai suatu sosial tersebut.21 Penelitian ini berlokasi di MTs Negeri 1 Pangandaran Ciamis Jawa Barat. Penelitian ini juga adalah penelitian kualitatif (qualitative research), yaitu suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas 21 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pelajar, 1999), hal. 13 28 social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.22 Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.23 Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung. Situasi pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagaimana adanya (alami) tanpa dilakukan perubahan dan intervensil oleh peneliti merupakan oobjek bagi penelitian kualitatif. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam situasi pendidikan terutama peristiwa sosial, dalam arti interaksi manusia, seperti interaksi siswa dengan siswa, siswa-guru, guru-guru, siswalingkungan, merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi kelokasi tersebut, memahami dan mempelajari perilaku insane tersebut dalam konteks lingkungannya, sebagaimana yang ditunjukkannya. Studi dilakukan oleh peneliti pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali data yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi pada saat itu pula. 22 Nana Syaidin Sukmadinana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 60 23 Lexi J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 11 29 Dalam penelitian ini menggunakan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi perkembangan. Dipilihnya psikologi perkembangan menjadi pendekatan dalam penelitian ini karena psikologi perkembangan pada asasnya adalah ilmu yang membahas tentang perubahan-perubahan progresif situasi batin manusia yang dapat menggerakan tingkah laku manusia selama hidup dan sampai pasca kematian. Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan temuan-temuan empiris dapat dideskripsikan secara terperinci terkait dengan kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak dalam menggunakan media pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis. Menurut Siti Partini Suardiman dalam bukunya “ Psikologi Perkembangan: Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari perubahan pada individu, baik perubahan fungsi fisik, mental dan sosial yang terjadi sepanjang rentang kehidupan, semenjak konsepsi sampai akhir hayat atau meninggal dunia.24 2. Subjek Penelitian Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh.25 Sumber informan adalah orang yang mengetahui, berkaitan dengan perilaku suatu kegiatan yang diharapkan dapat member informasi. Artinya data-data 24 Siti Partini Suardiman, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2006), hal.1. 25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 129 30 yang akan dikumpulkan diperoleh dari sumber penelitian yang dapat member informasi. Adapun sumber data atau subjek penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Kepala Madrasah Tsanawiyyah Negeri Pangandaran Ciamis 2. Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak 3. Siswa Kelas VIII MTs Negeri Pangandaran Ciamis, sebanyak 5 orang siswa-siswi. 3. Metode Pengumpulan Data Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan baik (rapport), menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan individu dan kelompok yang menjadi sumber data.26 Adapun metode yang digunakan adalah: a. Metode Observasi Metode observasi sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi langsung. Observasi langsung yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer bersama objek yang diteliti.27 Metode ini digunakan untuk mengamati situasi dan kondisi MTs Negeri 1 Pangandaran serta pelaksanaan pembelajaran 26 Nana Syaodin Sukmadinana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 114 27 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alvabeta, 2011), hal. 145 31 akidah akhlak di kelas yang bertujuan untuk mengetahui kompetensi profesional guru akidah akhlak dalam penggunaan media pembelajaran dilihat dari ketersediaan media pembelajaran. b. Metode Wawancara (Interview) Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interviewer digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang latar belakang murid, orang tua, pendidikan atau sikap terhadap sesuatu.28 Metode ini digunakan untuk menggali data-data dari guru aqidah akhlak tentang penggunaan media pembelajaran yang meliputi pemilihan, pembuatan, pemanfaatan dan pengembangannya, kepala sekolah untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru aqidah akhlak di MTs Negeri 1 Pangandaran secara umum dan khususnya ditinjau dari penggunaan media pembelajaran. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara (interview) bebas terpimpin, yakni dalam pelaksanaan interview, pewawancara membawa pedoman yang 28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 155 32 hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.29 c. Metode Dokumentasi Dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber yaitu tulisan (paper), tempat (place), kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber dari tulisan peneliti menggunakan metode dokumentasi. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, catatan harian, dan lain-lain.30 Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan metode dokumentasi dengan menyelidiki dokumen atau arsip milik sekolah. Adapun dokumentasi yang penulis maksudkan adalah tentang data sejarah berdirinya sekolah, kondisi dan letak geografis, kondisi guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana fisik maupun non fisik serta struktur organisasi sekolah MTs Negeri 1 Pangandaran. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data disebut juga metode pengolahan data yang mengandung pengertian proses mengorganisasikan dan mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja 29 30 Ibid, hal. 156 Ibid, hal. 158 33 seperti yang disarankan oleh data.31 Data-data yang dicari adalah data kualitatif, kemudian diolah dengan teknik analisis data deskriptifanalitik.32 Yaitu data tentang kompetensi professional guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam menggunakan media pembelajarannya. Penelitian kualitatif di bidang ini tidak di laksanakan di laboratorium, tetapi dilapangan di tempat peristiwa pendidikan berlangsung secara natural (alami). Data di kulpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, seperti guru, siswa, orang tua, dan lain-lain.33Data tersebut dianalisis dengan pola berfikir induktif dan deduktif. Pola fikir induktif adalah pola fikir yang berangkat dari fakta atau peristiwa-peristiwa khusus, kemudian dari fakta-fakta tersebut ditarik generalisasi (kesimpulan) yang memiliki sifat umum. Sedangkan pola fikir deduktif adalah pola fikir yangdidasarkan pada pengetahuan atau keadaan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan umum itu, kejadian kasus dinilai.34 Untuk memeriksa keabsahan dan validitas data, digunakan juga trianggulasi data, yaitu tehnik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.35 Trianggulasi 31 Lexi J. Meleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 103 32 Ibid, hal. 196 33 Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal. 17 34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alvabeta, 2011), hal. 148 35 Ibid, hal. 330 34 menggunakan dua tehnik yaitu, trianggulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek kembali kevaliditasan kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif dan trianggulasi metode yang berarti pengecekan derajat, kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.36 G. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini, penulis akan menguraikan tentang sistematika pembahasan sebagai berikut : Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua, berisi tentang gambaran umum MTs Negeri 1Pangandaran Ciamsis Jawa Barat yang terdiri dari kondisi letak geografis, sejarah singkat berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi, kondisi guru, karyawan dan siswa, sarana dan prasarana. Bab ketiga, berisi tentang pembelajaran aqidah akhlak di MTs Negeri 1 Pangandaran Ciamis Jawa Barat secara umum dan khususnya dilihat dari ketersediaan media pembelajaran, kompetensi pedagogik guru dalam penggunaan media yang meliputi pemilihan media, jenis media 36 Ibid, hal. 331 35 yang digunakan dan cara pemanfaatannya, serta cara mengembangkan media pembelajaran, upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak secara umum dan khususnya dari aspek penggunaan media pembelajaran beserta kendalanya. Bab keempat, merupakan bab terakhir yang berisi penutup. Dalam penutup ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan, saran-saran dari penulis, dan diakhiri kata penutup. Untuk melengkapi skripsi ini, setelah bab terakhir akan disertakan daftar pustaka dan lampiran-lampiran. 36 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data sebagai hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan strategi pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri Pangandaran berjalan dengan baik yaitu 2 jam setiap satu kali pertemuan setiap kelas. Adapun metode yang digunakan diantaranya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan peta konsep. Selain itu guru telah membuat perencanaan pengajaran terlebih dulu. Pelaksanaannya melaui tahapan pendahuluan, kegiatan inti, penutup dan evaluasi untuk mengetahui sampai dimana keberhasilas siswa menerima materi yang diajarkan. 2. Kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak dalam penggunaan media pembelajarannya dilakukan dengan cara mengetahui media pembelajaran yang sering digunakan ketika menyampaikan materi Akidah Akhlak Kelas VIII. Media-media yang digunakan oleh guru akidah akhlak di MTs Negeri Pangandaran ialah berupa alat-alat pembelajaran yang sudah disediakan sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh guru ketika menyampaikan pembelajaran dikelas. Dan media yang digunakan dalam mata pelajaran akidah akhlak kelas VIII ini ialah berupa : 99 1. Alat-alat visual yang dapat dilihat: papan tulis, gambar-gambar, buku pelajaran/LKS dan LCD, CD 2. Alat-alat yang bersifat audio visual: televisi, laptop. 3. Observasi dan pengamatan langsung. 3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru akidah akhlak meningkatkan kompetensi pedagogiknya dalam penggunaan media pembelajaran ialah dengan: menambah pengetahuan baru melalui seminar/diskusi, menambah pengetahuan baru melalui buku-buku strategi pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan media pembelajaran yang akan digunakan, guru akidah akhlak trampil menciptakan media pembelajaran yang baru dan sederhana. Dengan upaya ini diharapkan guru akidah akhlak akan lebih meningkatkan kompetensi pedagogiknya untuk bisa berinovasi dengan membuat media pembelaran akidah akhlak yang baru yang nantinya akan lebih dikembangkan menjadi salah satu media pembelajaran akidah akhlak yang aktif di sekolah. Sehingga akan terciptanya guru akidah akhlak yang berwawasan tinggi dan professional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya terutama dalam hal meningkatkan penggunaan media pembelajaran. B. Saran-saran Setelah mengadakan penelitian dan menemukan kesimpulan terkait dengan kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak dalam penggunaan media pembelajarnnya kelas VIII di MTs Negeri Pangandaran Ciamis Jawa Barat. 100 Maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu dalam peningkatan kualitas pembelajaran di MTs Negeri Pangandaran Ciamis Jawa Barat. Adapun saran-saran tersebut adalah: 1. Kepada Kepala Madrasah a. Hendaknya ada penambahan guru bidang studi akidah akhlak terutama untuk kelas VIII. b. Hendaknya selalu aktif dalam mengikutsertakan guru akidah akhlak dalam berbagai pelatihan seperti workhsop, seminar, diskusi panel, MGMP, dan lain sebagainya. Agar guru akidah akhlak di MTs Negeri Pangandaran Ciamis lebih berkompeten dalam bidangnya dan tentu saja dengan kompetensi guru tersebut visi, misi, dan tujuan Madrasah dapat terlaksana dengan baik. c. Hendaknya perlu adanya peningkatan kualitas sarana dan prasana sekolah termasuk penambahan media pembelajaran mengingat media pembelajaran Akidah Akhlak yang sudah ada jumlahnya masih sangat terbatas dan sederhana. Ini perlu dilakukan karena untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Selain pengoptimalan kegiatan belajar mengajar, media juga berguna untuk penciptaan suasana yang baru bagi dunia pendidikan di MTs Negeri Pangandaran Ciamis terutama untuk guru supaya kompetensi pedagogik yang dimilikinya lebih meningkat terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran. 101 2. Kepada Guru a. Mengingat begitu kompleknya tugas dan peranan guru, hendaknya interaksi dengan peserta didik selalu terjalin dengan baik, sehingga proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan dengan baik. b. Mengaktifkan kembali kelompok kerja guru (KKG) dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), untuk meningkatkan kompetensi guru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. c. Selalu berupaya menambah wawasan dengan banyak belajar terutama buku-buku inovasi pembelajaran. C. Kata Penutup Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Namun demikian penyusun menyadari bahwa manusia merupakan tempatnya salah dan lupa, sehingga dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak menutup kemungkinan banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca mengenai penyusunan skripsi ini. Sebagai akhir kata, penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan guru-guru agama pada khususnya. Amin, ya Robbal ‘Alamin……. 102 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Arsyad, Azar. Media Pembelajaran., Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003 Azwar , Syaifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pelajar, 1999 Badudu, J, J dan Sultan Mahmud Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1994. Danim, Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru, Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke Profesional Madani, Jakarta: Kencana, 2011 Daryanto, Drs, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media, 2010. Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas, 2004 Firadoja, Barik, “Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Fiqih Dalam Mengelola Proses Pembelajaran di MAN Pakem Sleman Yogyakarta” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998 Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Bersdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002 Hamzah. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006 Hidayat, Otong, Hubungan Kompetensi PengelolaanPembelajaran Wawasan Kependidikan, Dan Pembinaan Kepala Sekolah Dengan Kemampuan Pembelajaran Guru CPNSD Pada SMA dan SMK Negeri Di Kota Bandar Lampung, http://digilib.unila.ac.id/. Diakses pada taggal 29 November 2011, pukul. 11.00 WIB 103 Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertivikasi Guru.Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi Raja Grafindo Persada, 2007 Meleong, Lexy, J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Muhaimin. Strategi Belajar (Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam). Surabaya: CV. Citra Media, 1996 Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Qodri, Azizi, Pendidikan (Agama) untuk Mengembangkan Etika Sosial, Semarang: Aneka Ilmu: 2003 Rohali, Izza, Pelatihan Lesson Studi Guru-guru Bahasa Perancis Se DIY dan Jatim, 2008, Diakses dari http://www.rohali.info/cetak.php?id=16 pada tanggal 29 November 2011, Pukul 11.00 WIB Rosidah, Nuzilatur, “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Kelas VIII di MTs Negeri Piyungan Bantul Yogyakarta” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 Ramdhani, Deni Fitria, “Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembelajaran Kelas X di Masrasah Aliyah Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta” Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008 Sabani, Nur, Pembelajaran Akhlak Berbasis Teknologi Informasi, (http://nursabani.blogspot.com/). Diakses pada tanggal 29 November 2011, pukul 11.00 WIB Sukmadinana, Nana Syaodin, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Bandung: Citra Umbara, 2006 Undang-undang No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, 2007 Usman, Mohammad Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Waridjan, dkk, Pengembangan Kurikulum dan System Intruksional, Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK, 1984 104 PEDOMAN PENGUMPULAN DATA A. Pedoman Wawancara 1. Kepala Madrasah a. Letak geografis b. Sejarah berdiri dan perkembangannya c. Dasar dan tujuan pendidikannya, termasuk visi dan misi d. Upaya Madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam penggunaan media pembelajaran. 2. Kepala Tata Usaha a. Fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan b. Keadaan staf, guru dan peserta didik 3. Guru Akidah Akhlak a. Latar belakang pendidikan dan lama mengajar b. Keadaan siswa pada waktu pembelajaran c. Bentuk persiapan sebelum mengajar d. Metode, media dan sumber yang digunakan e. Bentuk dan pelaksanaan evaluasi f. Kompetensi pedagogik guru akidah akhlak dalam mengatasi penggunaan media pembelajarannya g. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru akidah akhlak dalam menggunakan media pembelajarannya 105 4. Siswa a. Apakah guru akidah akhlak selalu memberikan motivasi? b. Bagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak? c. Apakah guru akidah akhlak selalu menggunakan media pembelajaran? d. Bagaimana sikap dan perasaan anda ketika guru akidah akhlak menyampaikan meteri dengan menggunakan media pembelajaran? B. Pedoman Observasi 1. Letak geografis 2. Sarana dan prasarana 3. Situasi dan kondisi MTs Negeri Pangandaran 4. Media pembelajaran akidah akhlak yang tersedia di sekolah C. Pedoman Dokumentasi 1. Letak Geografis 2. Sejarah berdirinya MTs Negeri Pangandaran 3. Struktur organisasi MTs Negeri Pangandaran 4. Visi dan Misi MTs Negeri Pangandaran 5. Keadaan guru, karyawan dan siswa MTs Negeri Pangandaran 6. Sarana dan prasarana Madrasah. 106 Catatan Lapangan 1 Metode Pengumpulan Data : Observasi Hari/Tanggal : Kamis, 26 Januari 2012 Jam : 08.00 – 09.30 WIB Lokasi : MTs Negeri Pangandaran Sumber Data : MTs Negeri Pangandaran dan Lingkungan Sekitar Deskripsi Data: Ini merupakan pengamatan pertama kali yang peneliti lakukan. Pada penelitian pertama ini diperoleh data tentang letak geografis MTs Negeri Pangandaran yang beralamat di Jln. Merdeka No. 114 Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat, No. Tlp. (0265) 639097. Secara geografis, letak MTs Negeri Piyungan berbatasan dengan: 1. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Terminal dan Pasar Pangandaran 2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan jalan menuju arah ke Ciamis dan Mesjid Agung Pangandaran. 3. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kantor Urusan Agama. 4. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan jalan tol menuju ke arah pantai Pananjung Pangandaran. Selain itu, keadaan dan kondisi bangunan MTs Negeri Pangandaran juga terbilang baik untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. 107 Interpretasi: Dari hasil observasi ini peneliti dapat mengamati secara langsung letak geografis, batas-batas wilayah serta kondisi umum bangunan MTs Negeri Pangandaran, dari pengamatan ini peneliti bandingkan dengan hasil wawancara dengan bapak Aseng Kusmana, S.Pd.I selaku kepala TU dan dokumen profil MTs Negeri Pangandaran. Catatan Lapangan II Metode Pengumpulan Data : Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 26 Januari 2012 Jam : 09.30 – 11.30 WIB Lokasi : Ruang Tata Usaha MTs Negeri Pangandaran Sumber Data : Aseng Kusmana, S.Pd.I Deskripsi Data: Informan adalah kepala bagian Tata Usaha MTs Negeri Pangandaran. Pertanyaan yang disampaikan menyangkut sejarah berdirinya MTs Negeri Pangandaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa MTs Negeri Pangandaran awalnya adalah lembaga pendidikan swasta yaitu PGA 3 tahun (Pendidikan Guru Agama 3 Tahun) di Pangandaran dan kemudian naik menjadi PGA 6 tahun (Pendidikan Guru Agama 6 Tahun). Secara periodik dan berturut-turut PGAN 4 tahun Pangandaran dipimpin atau dikepalai oleh : 1. Kamin Solikhin, BA (1979 – 1985) 2. Drs. Sargono, (1985 – 1989) 108 3. Drs. Dedi Ibrahim, ( 1990 – 1991) 4. Drs. Acep, (1991 – 1993) 5. Drs. L. Sudjono, (1993 - 1997) 6. Drs. H. Iis Misbah (1997 – 2003) 7. Eso Rusyana (2003 – 2004) 8. Drs. Yamin, M.Pd (2004 sd sekarang) Pada tahun 1991 pada masa kepemimpinan Drs Acep, bertepatan dengan SK Menteri Agama RI Tahun 1978 maka berubahlah status dari PGAN 6 Tahun Pangandaran menjadi MTs Negeri Pangandaran. Pada saat itu Kegiatan pembelajarannya masih berada di gedung MTs yang berada di Dusun Bojongjati , sambil menunggu penyelesaian pembangunan gedung baru di Pangandaran, Ciamis – Jawa Barat. Setelah pembangunan gedung yang didirikan di Pangandaran selesai, yakni pada tahun 1993, maka MTs Negeri Pangandaran pindah ke Pangandaran Kabupaten Ciamis – Jawa Barat, hingga sampai sekarang ini. Interpretasi: Dari penjelasan Bapak Aseng diperoleh data bahwa perjalanan MTs Negeri Pangandaran tidak mulus tetapi memerlukan perjuangan yang keras untuk mewujudkan Madrasah seperti sekarang, mengingat latar belakang berdirinya MTs Negeri Pangandaran yang berpindah-pindah. 109 Catatan Lapangan III Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi Hari/Tanggal : Kamis, 26 Januari 2012 Jam : 08.00 – 11.30 WIB Lokasi : MTs Negeri Pangandaran Sumber Data : Arsip Tata Usaha Deskripsi Data: Pengambilan data mengutip dokumentasi arsip organisasi dan tata kerja MTs Negeri Pangandaran, yang ada di waka T.U. pengambilan data ini untuk mengetahui tugas-tugas kepala Madrasah, guru dan karyawan. Dari dokumentasi yang ada penulis dapat mengambil keterangan bahwa, kepala Madrasah berfungsi sebagai pemimpin edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh: wakil kepala Madrasah yang mempunyai tugas membantu kepala Madrasah dalam urusan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta urusan hubungan kerjasama dengan masyarakat, Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada kepala Madrasah dalam melaksanakan tugas sebagai berikut; Penyusunan program kerja tata usaha sekolah, Pengelolaan Keuangan Sekolah, Pengurusan Administrasi Ketenangan dan Siswa, Pembinaan dan Pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah, Penyusunan dan Penyajian data/ statistik sekolah, Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K, Penyusunan laporan Pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala. 110 Interpretasi: Kepala Madrasah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. dibantu oleh wakil kepala sekolah, staf T.U, guru dan karyawan yang memiliki tugas masing-masing untuk menjaga dan melaksanakan ketertiban di lingkungan Madrasah. Catatan Lapangan IV Metode Pengumpulan Data : Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 28 Januari 2012 Jam : 12.00 – 12.30 WIB Lokasi : Ruang TU MTs Negeri Pangandaran Sumber Data : Drs. Aseng Kusmana, S.Pd.I Deskripsi Data: Wawancara ini merupakan yang pertama dilaksanakan di ruang TU MTs Negeri Piangandaran, informan adalah kepala Tata Usaha MTs Negeri Pangandaran. Pertanyaan yang disampaikan menyangkut visi-misi MTs Negeri Pangandaran dan struktur organisasinya. Selain melakukan wawancara dengan kepala Tata Usaha penulis juga mewawancarai Drs. Yamin, M.Pd selaku kepala sekolah MTs Negeri Pangandaran. Pertanyaan yang disampaikan kepada beliau hanya menyangkut visi-misi sekolah saja. Hal ini untuk memperkuat penjelasan yang dipaparkan oleh bapak Aseng Kusmana selaku Kepala Tata Usaha MTs Negeri Panganndaran. 111 Interpretasi: Dari data yang diperoleh dapat dicocokkan dengan data dinding di MTs Negeri Pangandaran. Selain itu dapat diketahui bahwa MTs Negeri Pangandaran telah memiliki Dasar dan Tujuan yang jelas, struktur organisasi yang tersusun rapi dan jelas sehingga tercipta iklim kerjasama yang baik serta terhindar dari kekacauan dalam melaksanakan tugas. Catatan Lapangan V Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Januari 2012 Jam : 08.30 – 10.15 WIB Lokasi : Ruang TU MTs Negeri Pangandaran Sumber Data : Profil MTs Negeri Pangandaran Deskripsi Data: Data penelaahan dokumen tersebut terdapat sejarah berdirinya MTs Negeri Pangandaran, visi dan misi MTs Negeri Pangandaran, struktur organisasi, tugas kepala Madrasah, tugas wakil Madrasah (Urusan kurikulum, kesiswaan, humas, sarana dan prasarana), uraian tugas pegawai tata usaha (kepala tata usaha, urusan kepegawaian dan kebendaharaan, urusan keuangan BOS, urusan inventaris, urusan agendaris, urusan kesiswaan, urusan keamanan dan cleaning service). Selain itu penulis juga mendapatkan data tentang keadaan sarana dan prasarana MTs Negeri Pangandaran. 112 Interpretasi: Dari data ini peneliti memperoleh data lokasi MTs Negeri Pangandaran, sejarah berdirinya MTs Negeri Pangandaran, visi dan misi MTs Negeri Pangandaran struktur organisasi, tugas kepala Madrasah, tugas wakil kepala Madrasah (Urusan kurikulum, kesiswaan, humas, sarana dan prasarana), dan tugas pegawai tata usaha dan keadaan sarana dan prasarana MTs Negeri Pangandaran. Catatan Lapangan VI Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Januari 2012 Jam : 11.40 – 12.30 WIB Lokasi : Ruang TU MTs Negeri Pangandaran Sumber Data : Dokumen Deskripsi Data: Dokumen diperoleh dari Ibu Evi Ariyani selaku karyawan tata usaha. Data yang diperoleh meliputi jumlah guru, karyawan dan siswa MTs Negeri Pangandaran. Dari hasil dokumentasi yang penulis dapatkan, diperoleh keterangan bahwa tenaga pendidik yang ada di MTs Negeri Pangandaran sebanyak 48 orang termasuk kepala Madrasah, mereka mengajar sesuai dengan bidangnya, Adapun jumlah siswanya, secara keseluruhan berjumlah 826 siswa, dengan rincian kelas VII sebanyak 297 siswa, kelas VIII sebanyak 308 siswa dan kelas IX sebanyak 221 siswa. Sedangkan jumlah karyawannya sebanyak 13 orang. 113 Interpretasi: Tenaga pandidik yang ada di MTs Negeri Pangandaran mengajar sesuai dengan bidangnya. Untuk tenaga pengajar Akidah Akhlak ada 2 tenaga pendidik. Sebagian besar guru di MTs Negeri Pangandaran adalah Sarjana. Sedangkan jumlah siswa menurut jenis kelamin di dominasi oleh Laki-laki. Catatan Lapangan VII Metode Pengumpulan Data : Wawancara Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Februari 2012 Jam : 09.05 – 09.30 WIB Lokasi : Ruang Kepala Sekolah MTs Negeri Pangandaran Sumber Data : Kepala Sekolah Drs. Yamin, M.Pd. Deskripsi Data: Informan yang memberikan data kali ini adalah pak Yamin selaku kepala sekolah di MTs Negeri Pangandaran, penulis memperoleh data dari beliau tentang kemampuan guru dalam kompetensi pedagogik yang salah satunya ialah memanfaatkan media pembelajarannya. Bahwasannya sebagai seorang guru yang professional, guru memegang peran yang cukup penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Informan memberikan pernyataan ada sejumlah kompetensi yang harus dikuasai seorang guru berhubungan dengan tugasnya sebagai seorang pendidik, salah satunya ialah kompetensi pedagogik yang dalam hal ini salah satu indikatornya adalah menggunakan media pembelajaran. 114 Interpretasi: Kompetensi guru membentuk guru agar menjadi seorang pendidik yang profesional, seorang pendidik wajib memiliki kompetensi salah satunya kompetensi pedagogik dalam penggunaan media pembelajarannya, dengan hal ini guru akan lebih mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola pembelajaran khususnya dalam penggunaan media pembelajarannya. Catatan Lapangan VIII Metode Pengumpulan Data : Wawancara Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Februari 2012 Jam : 09.30 – 10.30 WIB Lokasi : Ruang Kepala Sekolah Sumber Data : Kepala Sekolah Deskripsi Data: Penulis mewawancarai kepala sekolah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai media pembelajaran yang tersedia di sekolah dan juga pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogiknya khususnya dalam penggunaan media pembelajarannya. Informan memberikan pernyataan bahwasannya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru khususnya dalam penggunaan media pembelajarannya, dibutuhkan peningkatan penguasaan terhadap teknologi. Dan upaya untuk meningkatkan penguasaan guru terhadap teknologi pembelajaran ialah dengan mendelegasikan guru-guru untuk mengikuti pelatihan guru ataupun workshop guru dengan tujuan agar para guru tidak canggung menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan pihak sekolah. 115 Interpretasi: Upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah MTs Negeri Pangandaran dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pangandaran ialah dengan cara mendelegasikan guru untuk mengikuti workshop atau pelatihan guru, hal ini sangat baik dikarenakan melalui upaya ini guru-guru menjadi kreatif dalam menggunakan media pembelajaran yang disediakan disekolah. Catatan Lapangan IX Metode Pengumpulan Data : Wawancara Hari/Tanggal : Rabu, 8 Februari 2012 Jam : 08.30 – 10.00 WIB Lokasi : Ruang Guru Sumber Data : Bapak Herman, S.Pd.I Deskripsi Data: Pada hari ini, penulis melakukan wawancara dengan guru bidang studi Akidah Akhlak yaitu pak Herman, S.Pd.I, Dalam wawancara ini penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak penggunaan media pembelajaran. dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwasannya dalam penggunaan media pembelajaran Akidah Akhlak, pak Herman menggunakan beberapa media pembelajaran seperti media buku paket atau LKS, Laptop, Televisi, Slide dan juga bermain peran. Namun tidak semua jenis media tersebut digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak, dikarenakan masih minimnya media pembelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah. Untuk media yang intensif digunakan oleh pak Herman ialah media buku paket atau LKS dan juga penggunaan media gambar atau slide dan juga film. 116 Dalam kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan media buku atau LKS pak Herman mengambil dari buku-buku yang berada di perpustakaan, dan untuk pengambilan media gambar diambil dari majalah atau surat kabar yang memuat tentang gambar-gambar yang menunujukkan tentang materi pembelajaran Akidah Akhlak, media film dokumenter diambil melalui kaset/VCD yang ditayangkan melalui media laptop dan LCD. Dilihat dari wawancara tersebut terlihat bahwasannya meskipun media pembelajaran Akidah Akhlak masih terbatas di MTs Negeri Pangandaran, terlihat usaha guru Akidah Akhlak dalam mengembangkan kompetensi pedagogiknya terutama dalam penggunaan media pembeajarannya. Interpretasi: Dengan menggunakan media yang tersedia tersebut, guru Akidah Akhlak berusaha memberikan materi pembelajaran akidah akhlak yang disesuaikan dengan media pembelajaran yang tersedia di MTs Negeri Pangandaran . Catatan Lapangan X Metode Pengumpulan Data : Wawancara Hari/Tanggal : Senin, 12 Februari 2012 Jam : 09.05 – 09.40 WIB Lokasi : Ruang Lab. Komputer Sumber Data : Bapak Herman, S.Pd.I 117 Deskripsi Data: Pada hari ini penulis melakukan wawancara lanjutan dengan pak Herman, informan memeberikan penjelasan mengenai penggunaan jenis-jenis media pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII di MTs Negeri Pangandaran. Jenis-jenis media yang digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak ialah: 1. Buku pelajaran/LKS Akidah Akhlak Dalam pembelajaran Akidah akhlak buku adalah hal paling utama, buku yang digunakan disini ialah buku paket Akidah Akhlak VIII. Dalam menyampaikan materi Akidah Akhlak dengan menggunakan media buku ini, pak Herman menjelaskan materi dengan Tanya jawab dan ceramah, dan untuk memicu keaktifan sisiwa pak Herman memberikan bahan materi yang harus didiskusikan oleh siswa, melalui kegiatan ini siswa akan lebih memahami materi dan akan ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2. Melalui media gambar contoh sikap terpuji. Dalam pembelajaran Akidah Akhlak, media gambar digunakan bila materi bersifat contoh misalkan kali ini pak Herman mengambil contoh media gambar yang materinya contoh sikap terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Gambar disajikan dalam bentuk slide slow yang dipertontonkan kepada siswa. 3. CD/VCD yang berisi tentang film dokumenter tentang bentuk kebesaran Allah SWT dan bisa juga cerita tentang keimanan seseorang kepada Allah SWT. Film ditayangkan melalui laptop ataupun televise dan kemudian dihubungkan melalui LCD untuk kemudian dilihat oleh siswa, melalui media ini materi Akidah Akhlak yang disampaikan akan lebih dimengerti oleh siswanya, dan 118 umumnya ketika siswa diberikan materi dengan menggunakan media ini, banyak siswa yang menyenanginya. 4. Televisi Siswa diberi pengarahan oleh pak Herman untuk membuat tugas kelompok yang bertemakan ketauladanan, pak Herman pun menyarankan kepada siswanya untuk menonton tayanga semisal “Jika Aku Menjadi”, melalui tayangan ini siswa diwajibkan untuk membuat kesimpulan mengenai tayangan yang dilihatnya bersama kelompoknya untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas. Interpretasi: Media-media tersebut menjadi media pembelajaran yang sering digunakan oleh guru Aqidah Akhlak dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, melalui mediamedia ini siswa diberi suatu pengertian tentang materi akidah akhlak sehingga akan diperolehnya suatu pengetahuan sekaligus contoh pembiasaan yang baik untuk dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. 119 Catatan Lapangan XI Metode Pengumpulan Data : Observasi & Wawancara Hari/Tanggal : Senin, 15 Maret 2012 Jam : 09.05 – 10.00 WIB Lokasi : Ruang OSIS MTs Negeri Pangandaran Sumber Data : Siswa Kelas VIII B Deskripsi Data: Informan adalah para siswa kelas VIII B, wawancara ini dilakukan setelah pembelajaran aqidah akhlak berlangsung. Pertanyaan yang disampaikan yaitu menyangkut bagaimana pendapat meraka mengenai pembelajaran yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak, apakah guru tersebut sudah memberikan materi dan media pembelajaran dengan baikkepada para siswa dan bagaimana perasaan mereka setelah mengikuti pelajaran aqidah akhlak. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui ada beberapa siswa yang merasa senang mengikuti pelajaran aqidah akhlak tapi ada juga yang merasa pembelajaran aqidah akhlak membosankan bagi mereka. Menurut para siswa Bapak Herman sudah memberikan materi dan media pembelajaran dengan baik dan sudah sesuai dengan apa yang diajarkan. Sehingga banyak dari mereka yang mengatakan bahwasannya pembelajaran dengan menggunakan media seperti Film, Slide Slow, membuat suasana pembelajaran dikelas menjadi lebih terarah dan kondisi siswa pun menjadi lebih fokus dalam memperhatikan materi aqidah akhlak yang disampaikan. Perasaan mereka setelah mengikuti pelajaran aqidah 120 akhlak ini, sebagian siswa ada yang merasa tersadarkan oleh keterangan yang disampaikan guru melalui media pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Interpretasi: Sebagian siswa merasa senang mengikuti pelajaran pelajaran aqidah akhlak, tetapi ada juga yang merasa bosan dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak. Tauladan yang diberikan guru kepada siswa lewat pemberian media pembelajaran misalnya dengan mengaplikasikan tayangan yang berisi tentang ketauladanan nabi dalam kehidupan sehari-hari. Catatan Lapangan XII Metode Pengumpulan Data : Observasi & Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 20 Maret 2012 Jam : 09.05 – 09.40 WIB Lokasi : Ruang Laboratorium Komputer Sumber Data : Bapak Herman, S.Pd.I Deskripsi Data: Pada hari ini penulis melakukan wawancara terhadap informan sesaat setelah beliu mengikuti seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak kampus IAID (Institut Agama Islam Darussalam) di Kabupaten Ciamis, beliau mengungkapkan bahwasannya dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak dalam penggunaan media pembelajarannya ada beberapa upaya yang dilakukan yaitu: 1) dengan menambah wawasan baru melalui seminar dan diskusi, melalui kegiatan ini guru akan lebih mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan terutama dalam hal penggunaan 121 media pembelajaran; 2) menambah wawasan baru melalui buku-buku strategi pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan media pembelajaran yang akan disampaikan; 3) guru aqidah akhlak trampil dalam menciptakan media pembelajaran aqidah akhlak yang baru dan sederhana , dalam hal ini guru aqidah akhlak menggunakan media visual berbentuk poster asma’ul husna yang ditempelkan pada papan tulis untuk kemudian dihafalkan oleh para siswanya, media ini tergolong sederhana namun, bisa menjadikan guru aqidah akhlak menjadi lebih kreatif dalam upaya meningkatkan kompetesi pedagogiknya. Interpretasi: Dari data yang diperoleh melalui wawancara, nampak upaya guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan kompetensi pedagogiknya dalam penggunaan media pembelajarannya. 122 Keterangan Struktur Organisasi dan Tanggungjawab Staf MTs Negeri Pangandaran, Ciamis – Jawa Barat 1) Kepala Madrasah: Bapak Drs. Yamin, M.Pd a. Kepala Madrasah sebagai Edukator Bertugas melaksanakan proses belajar secara efektif dan efisien b. Kepala Madrasah sebagai Manajer Mempunyai Tugas : 1. Menyusun Perencanaan 2. Mengorganisasikan kegiatan 3. Mengarahkan kegiatan 4. Mengkoordinasikan kegiatan 5. Melaksanakan pengawasan 6. Melakukan Evaluasi terhadap kegiatan 7. Menentukan kebijaksanaan 8. Mengadakan rapat 9. Mengambil keputusan 10. Mengatur proses belajar mengajar 11. Mengatur Administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenangan, sarana prasarana, keuangan / RAPBM 123 c. Kepala Madrasah sebagai Administrator Bertugas menyelenggarakan : 1. Perencanaan 11. Keuangan 2. Pengorganisasian 12. Perpustakaan 3. Pengarahan 13. Laboratorium 4. Pengkoordinasian 14. Ruang Ketrampilan / Kesenian 5. Pengawasan 15. UKS 6. Kurikulum 16. OSIS 7. Kesiswaan 17. Serbaguna 8. Ketatausahaan 18. Media 9. Kantor 19. Gudang 10. Ketenagaan 20. 7 K d. Kepala Madrasah sebagai Supervisor Bertugas mengenai : 1. Proses Belajar Mengajar 2. Kegiatan BK 3. Kegiatan Ekstrakuriluler 4. Kegiatan Ketatausahaan 5. Kegiatan Kerjasama dengan Masyarakat dan Istansi terkait 6. Sarana Prasarana 7. Kegiatan OSIS 8. Kegiatan 7 K 124 e. Kepala Madrasah sebagai Leader 1. Dapat dipercaya, Jujur dan bertanggung jawab 2. Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa 3. Memiliki visi dan memahami misi sekolah 4. Mengambil keputusan urusan intern dan ekstra sekolah 5. Membuat, mencari dan memilih gagasan baru f. Kepala Madrasah sebagai Inovator 1. Melakukan Pembaharuan di bidang a. KBM c. Ekstrakurikuler b. BK d. Pengadaan 2. Melaksanakan Pembinaan Guru dan Karyawan 3. Melakukan Pembaharuan dalam menggali sumber daya di Masyarakat g. Kepala Madrasah sebagai Motivator 1. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja 2. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM / BK 3. Mengatur ruang Laboratorium yang konduktif untuk praktikum 4. Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar 5. Mengatur halaman / lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur 6. Menciptakan hubungan kerja harmonis sesama guru dan karyawan 7. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan Lingkungan 125 8. Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman dalam melaksanakan tugasnya Kamad dapat mendelegasikan kepada wakil Kamad. 2) Wakil Kepala Madrasah Wakil Kamad membantu Kamad dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Kurikulum: Ibu Dra. Ruhayati 1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan 2. Menyusun pemabagian tugas Guru dan jadwal pelajaran 3. Mengatur penyusunan program pengajaran, program satuan pelajaran dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum 4. Mengatur pelaksanakan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler 5. Mengatur pelaksanaan program penilaian criteria kanaikan kelas kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa serta pembagian rapor dan STTB 6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran 7. Mengatur Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar 8. Mengatur pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran 9. Mengatur mutasi siswa 10. Melakukan supervisi administrasi dan akademis 126 11. Menyusun laporan b. Kesiswaan: Bapak Ngalimun Halimudin, A.Md 1. Mengatur program dan pelaksanaan BK 2. Mengatur mengkoordinasikan pelaksanaan 7K ( Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan Kerindangan ) 3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi kepramukaan , PMR,KIR,UKS patroli keamanan sekolah ( PKS), Paskibra 4. Mengatur program pesantren kilat 5. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan 6. Menyelenggarakan cerdas cermat olah raga prestasi 7. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa c. Sarana Prasarana: Bapak Herman, S.Pd.I 1. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjangn proses belajar mengajar 2. Merencanakan program pengadaanya 3. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana 4. Mengelola perawatan , perbaikan dan pengisian 5. Mengatur pembukuannya 6. Menyusun laporan 127 d. Hubungan dengan Masyarakat: Bapak Hanif Hidayat, S.Pd, M.Pd 1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan BP3 dan peran BP3 2. Menyelenggarakan bakti sosial, karyawisata 3. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (Gebyar Pendidikan) 3) Guru Guru bertanggung Jawab kepada Kamad dan melaksanakan tugastugas kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, Tugasnya meliputi : a. Membuat Perangkat Program Pengajaran - Silabus - Program Tahunan - Program Satuan Pelajaran - Program Rencana Kegiatan - Program Mingguan Guru b. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran c. Melaksanakan Kegiatan Penilaian proses belajar ulangan harian, ulangan umum, ujian akhir d. Melaksanakan Analisis hasil ulangan harian e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan f. Mengisi daftar nilai siswa 128 g. Melaksanakan Kegiatan membimbing ( Pengimbasan pengetahuan ) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar h. Membuat alat pelajaran / alat peraga i. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni j. Mengikuti kegiatan pengembangan dan permasyarakatan kurikulum k. Melaksanakan tugas tertentu disekolah l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadikan tanggung jawabnya m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa n. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya 4) Wali Kelas a. Pengelola Kelas b. Penyelenggara Administrasi Kelas meliputi : 1. Denah tempat duduk siswa 2. Papan Absensi siswa 3. Daftar Pelajaran kelas 4. Daftar Piket kelas 5. Buku Absensi siswa 129 6. Buku kelas / buku kegiatan pembelajaran 7. Tata tertib siswa c. Penyusunan pembuatan Statistik Bulanan Siswa d. Pengisian Daftar Kumpulan Nilai Siswa ( Lengger ) e. Pembuatan Catatan Khusus Tentang Siswa f. Pencatatan Mutasi Siswa g. Pengisian Buku Laporan Penilaian Hasil Belajar h. Pembagian Buku Laporan Penilaian Hasil Belajara 5) Guru BK: Ibu Tita Astria, S.Ps.I, M.Pd (Koordinator BK) a. Penyusunan Program dan pelaksanaan BK b. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah – masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar d. Memberikan sarana dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai e. Mengadakan penilaian Pelaksanaan BK f. Menyusun Statistik hasil penilaian BK g. Melaksanakan Kegiatan analisis evaluasi belajar h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BK i. Menyusun laporan pelaksanaan BK 130 6) Kepala Perpustakaan: Ibu Dra. Elia Nurlela a. Perencanaan pengadaan buku-buku/ bahan pustaka/ media elektronika. b. Pengurusan pelayanan perpustakaan. c. Perencanaan pengembangan perpustakaan. d. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/ bahan pustaka/ media elektronika. e. Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku/bahan pustaka/ media elektronika. f. Melakukan layanan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya serta masyarakat. g. Penyimpanan buku-buku perpustakaan/ media elektronika. h. Menyusun tata tertib perpustakaan. i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala 7) Kepala Tata Usaha: Bapak Aseng Kusmana, S.Pd.I Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Kamad dalam melaksanakan tugas sebagai berikut : a. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah b. Pengelolaan Keuangan sekolah c. Pengurusan Administrasi ketenagaan dan siswa d. Pembinaan dan Pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah e. Penyusunan Administrasi perlengkapan sekolah 131 f. Penyusunan dan Penyajian data/ statistik sekolah g. Mengkoordinasikan dan Melaksanakan 7 K h. Penyusunan laporan Pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala 8) Penjaga Madrasah / Satpam: Bapak Sudiono ( Layanan teknis di bidang keamanan ) a. Mengisi buku catatan kejadian b. Mengantar / Memberi petunjuk tamu sekolah c. Mengamankan Pelaksanaan Upacara, PBM, EBTA / NAS, Rapat d. Menjaga Kebersihan Pos Jaga e. Menjaga Ketenangan dan Keamanan Kampus Sekolah siang dan malam f. Merawat peralatan jaga malam g. Melaporkan kejadian secepatnya bila ada 9) Tukang Kebun: Bapak Nano ( Layanan teknis di bidang pertamanan ) a. Mengusulkan keperluan alat perkebunan b. Merencanakan distribusi, jenis dan perintah keamanan c. Memotong rumput d. Menyiangi rumput liar e. Memelihara dan memangkas tanaman f. Memupuk tanaman g. Menjaga kebersihan dan keindahan tanaman serta kerindangan h. Merawat dan memperbaiki peralatan kebun i. Membuang sampah kebun sekolah dan lingkungan sekolah ketempat sampah. 132 A. PENILAIAN 1 Indikator Pencapaian Kompetensi - Menjelaskan pengertian akhlak terpuji. - Menunjukkan ciri-ciri orang yang berakhlak terpuji. - Menunjukkan dalil naqli dan dalil aqli akhlak terpuji. Teknik Penilaian Tes tulis Bentuk Penilaian Uraian Tes lisan Jawab singkat Tes tulis Uraian Contoh Instrumen - Jelaskan pengertian dari akhlak terpuji? - Sebutkan ciri-ciri orang yang berakhlak terpuji? - Tuliskan dalil naqli dan aqli akhlak terpuji? B. PENILAIAN 2 Aspek Yang Dinilai Ketepatan peta konsep tentang fakta pengertian akhlak terpuji Ketepatan peta konsep tentang ciri akhlak terpuji. Ketepatan peta konsep tentang dalil aqli dan naqli akhlak terpuji Keterangan Skor: 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 1 Skor 2 3 C. PENILAIAN 3 Nama Kelompok Keindahan Peta Konsep 1 2 3 Nilai = Skor yang dicapai Skor maksimal (9) Kelengkapan Peta Konsep 1 2 3 X 100 Kerapihan Peta Konsep 1 2 3 Skor Nilai CURRICULUM VITAE A. Identitas Nama : Dewi Laila Zulaeha Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 10 Nopember 1988 Nama Ayah : Yusuf Sulaeman Effendi Nama Ibu : Nurhayati Alamat Asal : Jl. Raya Cijulang Rt.02 Rw. 22 Parigi Ciamis Jawa Barat 630432 Alamat Jogja : Gang Sawit Rt.01 Rw.01 No.08, Ngentak, Sapen, Sleman,Yogyakarta B. Latar Belakang Pendidikan Riwayat Pendidikan : 1. TK Tunas Mekar : Lulus Tahun 1995 2. SD Negeri 05 Cibenda : Lulus Tahun 2001 3. SLTP Negeri 01 Parigi : Tahun 2001 - 2004 4. SMK Putra Pangandaran : Tahun 2004 - 2007 5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Masuk Tahun 2007 Yogyakarta, 18 Juni 2012 Mahasiswa, Dewi Laila Zulaeha NIM. 07410096 144