KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK DALAM

advertisement
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK
DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARANNYA
(Study Kasus di MTs Negeri Pangandaran)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
Dewi Laila Zulaeha
NIM. 07410096
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
MOTTO
@,n=tã ô⎯ÏΒ z⎯≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$#
∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ¯=tæ “Ï%©!$#
∩⊂∪ ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$#
∩⊄∪
∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z⎯≈|¡ΣM}$# zΟ¯=tæ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.1(Qs.
Al-Alaq: 1-5)
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Yogyakarta: UII
Press, 2007), hlm. 1116-1117. v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada
Almamater Tercinta,
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vi KATA PENGANTAR
‫ﺣ ْﻴ ِﻢ‬
ِ ‫ﻦ اﻟ ﱠﺮ‬
ِ ‫ﷲ اﻟ ﱠﺮﺣْﻤ‬
ِ ‫ﺴ ِﻢ ا‬
ْ ‫ِﺑ‬
.‫ﻦ‬
ِ ‫ﻰ ُأ ُﻣ ْﻮرِاﻟ ﱡﺪﻧْﻴ َﺎ وَاﻟ ﱢﺪ ْﻳ‬
َ ‫ﻦ ﻋَﻠ‬
ُ ‫ﺴ َﺘ ِﻌ ْﻴ‬
ْ ‫ﻦ َو ِﺑ ِﻪ َﻧ‬
َ ‫ب اﻟْﻌ َﺎ َﻟ ِﻤ ْﻴ‬
‫ﷲ َر ﱢ‬
ِ ‫ﺤ ْﻤ ُﺪ‬
َ ‫َأ ْﻟ‬
.‫ﷲ‬
ِ ‫ﺳ ْﻮ ُل ا‬
ُ ‫ﺤﻤﱠﺪًا رﱠ‬
َ ‫ن ُﻣ‬
‫ﺷ َﻬ ُﺪ َأ ﱠ‬
ْ ‫ﷲ َوَأ‬
َ ‫ن َﻻ إِﻟ َﻪ ِإ ﱠﻻ ا‬
ْ ‫ﺷ َﻬ ُﺪ َأ‬
ْ ‫َأ‬
.‫َأ ّﻣ َﺎ َﺑ ْﻌ ُﺪ‬ ,‫ﻦ‬
َ ‫ﺟ َﻤ ِﻌ ْﻴ‬
ْ ‫ﺤ ِﺒ ِﻪ َأ‬
ْ‫ﺻ‬
َ ‫ﻰ َأ ِﻟ ِﻪ َو‬
َ ‫ﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َوﻋَﻠ‬
َ ‫ﻰ ُﻣ‬
َ ‫ﺳﱢﻠ ْﻢ ﻋَﻠ‬
َ ‫ﺻ ﱢﻞ َو‬
َ ‫اَﻟﻠّ ُﻬﻢﱠ‬
Alhamdulillahi rabbil’alamiin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah
Swt., Allah yang Esa, yang mendekat saat dipanggil, yang melindungi saat
musibah menimpa, yang membangunkan semangat setiap kita pasrah, yang tidak
mengabulkan setiap do’a kita, kecuali kita percaya, dan yang selalu memberi maaf
atas segala khilaf. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw. sang
pembuka jalan bagi kita, terutama penulis, penutup risalah dari para nabi yang
terdahulu, pemberi teladan agung yang menuntun kita untuk menjalani hidup di
dunia dan akhirat.
Skripsi ini berjudul ”Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Akhlak Kelas
VIII
Dalam
Penggunaan
Media
Pembelajarannya
di
MTs
Negeri
Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat”. Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan
ini penyusun mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
vii
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Mujahid, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan motivasi, masukan, bimbingan dan pengarahan selama
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dra. Hj. Marhumah, M.Pd., selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan dorongan dan masukan yang tidak terhingga.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
6. Bapak Herman, S.Pd, selaku guru Akidah Akhlak Kelas VIII di Mts Negeri
Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat yang telah meluangkan waktunya guna
membantu dalam proses penelitian.
7. Bapak Drs. Yamin, S.Pd. M.Pd.I. selaku Kepala Madrasah MTs Negeri
Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di MTs Negeri Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat.
8. Bapak dan Ibu guru serta Karyawan MTs Negeri Pangandaran, Ciamis-Jawa
Barat yang banyak membantu demi kelancaran penelitian.
9. Ayahanda Yusuf Sulaeman dan Ibunda Nurhayati tercinta yang telah menjadi
Suri Teladan sekaligus motivator utama, dan penasehat terbaik yang
senantiasa dengan ikhlas dan bijaksana memberikan dorongan, kasih sayang,
do’a dan segalanya kepada penulis selama ini dan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Kakakku Heri Ferdian dan adik-adikku tercinta Icha, Alvi dan Ninuk yang
telah banyak memberikan inspirasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi
ini.
viii
11. Teman-Teman kost yang kusayangi mba Fini, Yeyen, Nur, Latifah, Paras,
Nurul, Nik’mah, Risa, dan Mia yang telah banyak memberikan support dan
motivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Untuk penghangat hatiku, pengharum hidupku, lambang kepercayaan dan
kasih sayang. Orang yang selalu setia membantuku dalam menyelesaikan
skripsi ini. Ku akui kelebihannya dan kuhargai kelebihannya.
13. Serta semua pihak yang telah membantu dan memotivasi
baik secara
langsung maupun tidak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kepada semuanya penulis memanjatkan do’a kehadirat Allah Swt.,
semoga jasa-jasa mereka diterima sebagai amal yang saleh dan mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah. Amin.
Selanjutnya penulis mengakui bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
sempurna, baik dari segi isi maupun penulisannya. Hal ini bersumber dari
keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu semua, penulis dengan kerendahan
hati mohon kepada pembaca untuk berkenan menyampaikan kritik dan saran
konstruktif demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi
penulis pribadi dan pembaca pada umumnya. Amin.
Yogyakarta, 28 Juni 2012
Penulis,
Dewi Laila Zulaeha
07410096
ix
ABSTRAKSI
DEWI LAILA ZULAEHA. Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Akhlak
Dalam Penggunaan Media Pembelajarannya Kelas VIII MTs Negeri Pangandaran,
Ciamis-Jawa Barat. Skripsi. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Latar belakang penelitian ini bahwa guru Akidah Akhlak pada
pembelajaran Akidah Akhlak masih kesulitan dalam memilih media pembelajaran
yang benar sehingga seringkali terjadi ketidaksesuaian anatara materi dengan
media pembelajaran yang disampaikan, selain itu juga kurangnya pemanfaatan
media pembelajaran menjadikan guru Akidah Akhlak lebih sering menggunakan
metode dan media pembelajaran yang sama dan tidak bervariasi. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan guru Akidah Akhlak terhadap karakteristik
media pembelajaran yang seharusnya disesuaikan dengan materi Akidah Akhlak,
serta guru kurang mampu memanfaatkan media pembelajaran dan belum mampu
menyusun rancangan pembelajaran dengan baik, guru terbiasa dengan pola
pembelajaran melalui ceramah, sehingga penggunaan media pembelajaran
menjadi kurang maksimal.Yang jadi permasalahan penelitian ini adalah
bagaimana strategi pembelajaran akidah akhlak di MTs Negeri Pangandaran
Ciamis, bagaimana kompetensi pedagogik guru akidah akhlak kelas VIII dalam
penggunaan media pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis,
bagaimana upaya guru akidah akhlak meningkatkan kompetensi pedagogiknya
dalam menggunakan media pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis kompetensi
pedagogik guru Akidah Akhlak dalam penggunaan media pembelajarannya, serta
upaya dalam peningkatannya. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat
dipergunakan untuk terus meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan
media pembelajarannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di
MTs Negeri Pangandaran Ciamis. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengadakan Observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah, guru Akidah Akhlak kelas VIII, dan siswa kelas VIII yang
berjumlah 5 orang. Analisis data dilakukan dengan triangulasi yaitu dengan
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
wawancara, karena dirasa cukup sederhana dan tidak memerlukan waktu terlalu
lama.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Strategi pembelajaran akidah akhlak di
MTs Negeri Pangandaran belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran
yang disesuaikan dengan materi pembelajaran akidah akhlak. (2) Kompetensi
pedagogik guru akidah akhlak dalam menggunakan media pembelajarannya
dilakukan dengan cara menganalisis media pembelajaran yang di gunakan guru
akidah akhlak ketika mengajar di kelas, seperti penggunaan Alat-alat visual yang
dapat dilihat: papan tulis, gambar-gambar, buku pelajaran/LKS dan LCD, CD,
Alat-alat yang bersifat audio visual: televisi, laptop, Observasi dan pengamatan
langsung. (3) Upaya guru akidah akhlak meningkatkan kompetensi pedagogik
guru akidah akhlak dalam menggunakan media pembelajaran di MTs Negeri
Pangandaran ialah menambah pengetahuan baru melalui seminar/diskusi,
menambah pengetahuan baru melalui buku-buku strategi pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan media pembelajaran yang akan digunakan, guru akidah akhlak
trampil menciptakan media pembelajaran yang baru dan sederhana.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN .........................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..............................................................
vii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
x
HALAMAN DAFTAR ISI.............................................................................
xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ....................................................................
xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................
6
D. Kajian Pustaka....................................................................
7
E. Landasan Teori ...................................................................
10
F. Metode Penelitian ..............................................................
28
G. Sitematika Pembahasan......................................................
35
GAMBARAN UMUM MTs NEGERI PANGANDARAN
CIAMIS – JAWA BARAT.
A. Letak Geografis ................................................................ .
37
B. Sejarah Berdiri dan Berkembang .....................................
38
C. Visi dan Misi ................................. ...................................
40
D. Dasar dan Tujuan Pendidikannya. .....................................
41
E. Struktur Organisasi ..........................................................
42
xi
BAB III
F. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ...............................
45
G. Keadaan Sarana dan Prasarana .........................................
55
KOMPETENSI
AKHLAK
PEDAGOGIK
DALAM
GURU
AKIDAH
PENGGUNAAN
MEDIA
PEMBELAJARANNYA
A. Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Dalam Penggunaan Media Pembelajarannya di
MTs Negeri Pangandaran Ciamis .....................................
63
1. Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTs
Negeri Pangandaran ....................................................
63
2. Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Aklak Dalam
Penggunaan Media Pembelajarannya di MTs Negeri
Pangandaran ................................................................
71
B. Upaya Guru Akidah Akhlak Untuk Meningkatkan
Kompetensi Pedagogiknya Dalam Menggunakan Media
Pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran CiamisJawa Barat ........................................................................
BAB IV
96
PENUTUP
A. Simpulan ...........................................................................
99
B. Saran-saran ........................................................................
100
C. Kata Penutup .....................................................................
102
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................
105
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
1: Daftar Kepala Madrasah ............................................................
39
Tabel
2: Struktur Organisasi MTs Negeri Pangandaran ..........................
44
Tabel
3: Jenis Status Kepegawaian Guru .................................................
45
Tabel
4: Jenis Kualifikasi Pendidikan Guru ..............................................
46
Tabel
5: Keadaan Guru MTs Negeri Pangandaran ..................................
47
Tabel
6: Jenis Status Kepegawaian Karyawan .........................................
50
Tabel
7: Jenis Kualifikasi Pendidikan Karyawan ....................................
50
Tabel
8: Keadaan Karyawan MTs Negeri Pangandaran ..........................
51
Tabel
9: Keadaan Siswa MTs Negeri Pangandaran ................................
53
Tabel
10: Daftar Kepemilikan Tanah MTs Negeri Pangandaran ............
56
Tabel
11: Daftar Sarana Prasarana MTs Negeri Pangandaran ................
57
Tabel
12: Daftar Perlengkapan Pembelajaran .........................................
59
Tabel
13: Daftar Perlengkapan Administrasi ..........................................
60
xviii DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
: Pedoman Pengumpulan Data .............................
105
LAMPIRAN II
: Catatan Lapangan ..............................................
107
LAMPIRAN III
: Keterangan Struktur dan Tanggungjawab Staf
MTs Negeri Pangandaran Ciamis ……..........
123
LAMPIRAN IV
: Kartu Bimbingan Skripsi .....................................
133
LAMPIRAN V
: Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Kab. Ciamis 134
LAMPIRAN VI
: Surat Keterangan Penelitian dari MTs Negeri
Pangandaran Ciamis Jawa Barat ............................. 135
LAMPIRAN VII
: Bukti Seminar Proposal ......................................
136
LAMPIRAN VIII
: Surat Penunjukan pembimbing ............................
137
LAMPIRAN X
: Sertifikat PPL I .....................................................
138
LAMPIRAN IX
: Sertifikat PPL-KKN Integratif .............................
139
LAMPIRAN XI
: Sertifikat TOEFL ..................................................
140
LAMPIRAN XII
: Sertifikat TOAFEL ...............................................
141
LAMPIRAN XIII
: Sertifikat ICT .......................................................
142
LAMPIRAN XIV
: Daftar Riwayat Hidup ..........................................
143
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru, di mana guru diasah kemampuannya dalam
mengelola pembelajaran, salah satunya adalah keterampilan guru dalam
memanfaatkan media dan teknologi pembelajaran. Seorang guru yang
memiliki kompetensi pedagogik haruslah kreatif. Pada umumnya guru
yang kreatif itu pernah didik oleh orang-orang yang kreatif dalam
lingkungan yang mendukungnya.1
Oleh karena itu, seorang guru yang memiliki kompetensi
pedagogic guru haruslah kreatif dalam pemberian materi pembelajaran di
sekolah sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran di sekolah, maka
seorang guru dipersyaratkan mempunyai pandangan atau pendapat yang
positif terhadap bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yang
diharapkan. Karena secara operasionalnya gurulah yang terlibat langsung
dalam proses pembelajaran di sekolah. Tugas guru memang sangatlah
kompleks, sehingga mereka dituntut untuk menguasai sejumlah ilmu
pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Guru harus memiliki
kemampuan profesional dalam tugasnya dengan menerapkan konsep
1
E. Mulyasa, menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 27
1
teknologi
pembelajaran
dalam
memecahkan
masalah-masalah
pendidikan/pembelajaran.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah itu berupa
komponen sistem instruksional yang telah disusun dalam fungsi desain
dan seleksi, dan dalam pemanfaatan dikombinasikan sehingga menjadi
sistem instruksional yang lengkap. Komponen-komponen tersebut
meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar atau lingkungan.
Namun dari sejumlah komponen tersebut, yang akan menjadi obyek
penelitian adalah sikap guru terhadap teknologi pembelajaran dan
pemanfaatan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran. Karena
seorang guru tentunya mempunyai pandangan tersendiri berdasarkan
tanggapan, perasaan, penilaian terhadap teknologi pembelajaran, serta
pemanfaatan media dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu
mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali
terabaikan. Problematika yang dihadapi oleh guru tidak dimanfaatkannya
media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh
berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari
media yang tepat, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut
sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media,
karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para
pengajar. Media sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian
pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun
2
cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu,
keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Setiap jenis media
memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan pesan dan
informasi. 2
Dalam menyampaikan pesan pendidikan agama diperlukan media
pengajaran.
Media
pengajaran
pendidikan
agama
adalah
perantara/pengantar pesan guru agama kepada penerima pesan yaitu siswa.
Media pengajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses
belajar mengajar serta dapat memperlancar penyampaian pendidikan
agama Islam.3 Media pembelajaran merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar
Mengajar.
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus
mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu guru atau fasilitator perlu mempelajari
bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Salah satu
upaya seorang guru untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah
penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesanpesannya. Hal ini diperuntukkan bagi siswa yang belum dapat menerima
2
3
Hamzah. Profesi Kependidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 109
Muhaimin. Strategi Belajar(Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam).
(Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hlm. 91
3
pesan yang disampaikan guru, maka penggunaan media sangat dianjurkan.
Dengan demikian penggunaan media untuk menyampaikan pesan
pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesalapahaman bagi
keduanya yaitu murid dan guru.
Azar Arsyad mengemukakan bahwa pemakaian media pengajar
dalam proses belajar mengajar membangkitkan kemajuan dan minat yang
baru, bangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.4 Prinsip penggunaan media
pembelajaran bahwa dalam penggunaan media siswa harus dipersiapkan
dan diperlakukan sebagai peserta yang aktif serta harus ikut bertanggung
jawab
selama
kegiatan
pembelajaran,
merupakan
upaya
dalam
menimbulkan motivasi dalam bentuk menimbulkan atau menggugah minat
siswa agar mau belajar, mengikat perhatian siswa agar senantiasa terikat
kepada kegiatan belajar mengajar.5
Dalam
memilih
strategi
penggunaan
media
pembelajaran
pendidikan agama di MTs Negeri Pangandaran, adalah pertama,
menentukan jenis media dengan tepat, artinya guru memilih terlebih
dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran
yang akan diajarkan. Kedua, menetapkan atau memperhitungkan subyek
dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu
sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik. Ketiga,
menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan
4
Azar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 15
Wawancara dengan Bapak Drs. Yamin, M.Pd selaku Kepala Sekolah MTs Negeri
Pangandaran Ciamis-Jabar
5
4
media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode,
waktu, dan sarana yang ada. Keempat, menempatkan atau memperlihatkan
media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat, artinya kapan dan dalam
situasi mana pada waktu mengajar digunakan. Tentu tidak setiap saat atau
selama proses mengajar terus-menerus memperlihatkan atau menjelaskan
sesuatu dengan media.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang peneliti dapati bahwa di
MTs Negeri Pangandaran
ini ada sebagian guru yang belum
memanfaatkan kompetensi pedagogiknya dalam penggunaan media
pembelajaran. Misalnya guru belum mampu memanfaatkan teknologi
pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran
dengan baik, guru terbiasa dengan pola pembelajaran melalui ceramah,
kurangnya pengetahuan
keterampilan dan latihan-latihan yang dapat
memacu kreativitas siswa, dan lain sebagainya. Dengan melihat argumenargumen tersebut, media pengajaran dapat membantu guru mempermudah
proses memahamkan siswa terhadap materi pelajaran, serta sarana
pembelajaran yang disiapkan guru untuk memfasilitasi para siswanya
belajar, menjadi suatu yang sangat signifikan penyediaannya oleh para
guru agar proses pembelajaran semakin efektif, dan kualitas hasil belajar
akan semakin meningkat. Terkait dengan itu, guru harus kreatif dalam
mempersiapkan media dan sarana pembelajaran, sehingga mampu
mengantarkan para siswanya menjadi manusia-manusia cerdas, kreatif,
serta memiliki integritas keberagamaan yang kuat.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis berupaya
untuk mengkaji lebih dalam terhadap permasalahan tersebut dan
dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul ”Kompetensi Pedagogik
Guru
Akidah
Akhlak
Kelas
VIII
Dalam
Penggunaan
Media
Pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis-Jawa Barat”
dengan harapan kajian ini dapat dipakai bahan pemikiran untuk kegiatan
penggunaan media pembelajaran dalam keberhasilan penyampaian
pendidikan agama Islam di lembaga pendidikan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah strategi pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri
Pangandaran Ciamis?
2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak Kelas VIII dalam
penggunaan media pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis?
3. Bagaimanakah upaya guru akidah akhlak meningkatkan kompetensi
pedagogik dalam penggunaan media pembelajarannya?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mendeskripsikan pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII di MTs
Negeri Pangandaran Ciamis.
6
b. Menjelaskan kompetensi pedagogik guru akidah akhlak kelas VIII
di Madrasah Tsanawiyah Negeti
Pangandaran Ciamis dalam
penggunaan media pembelajarannya.
c. Menjelaskan usaha-usaha yang dilakukan guru akidah akhlak
meningkatkan kompetensi pedagogik dalam penggunaan media
pembelajarannya.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan akademis dan praktis:
a. Bagi lembaga (instansi) yang terkait diharapkan dapat menjadi
bahan acuan dalam meningkatkan kaderisasi pendidik baik untuk
saat ini maupun untuk yang akan datang.
b. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi
baru mengenai pengetahuan tentang kompetensi pedagogic yang
harus dimiliki oleh guru khususnya dalam penggunaan media
pembelajaran. Sehingga dengan demikian, dapat memberi masukan
dan pembekalan untuk proses ke depan.
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan tinjauan terhadap penelitian terdahulu,
buku-buku serta sumber lain yang menunjang dengan penelitian yang akan
dilaksanakan. Berdasarkan penelusuran hasil-hasil penelitian skripsi yang
ada di Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tidak ada satu
judul skripsi pun yang menulis tentang kompetensi professional guru
7
akidah akhlak ditinjau dari media pembelajarannya. Meskipun demikian,
penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian ini.
1. Skripsi yang ditulis Deni Fitria Ramdhani, mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Islam tahun 2008 Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Judul skripsi ini adalah “Kompetensi Pedagogik
Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembelajaran Kelas X di
Masrasah Aliyah Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini
membahas tentang kompetensi pedagogic yang dimiliki para guru PAI
di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta dalam mengembangkan
system pembelajaran dengan meningkatkan kompetensi pedagogic pada
seluruh guru khususnya PAI. Sedangkan jenis penelitian yang
dilakukan Deni adalah penelitian Deskriftif Kualitatif. Metode yang
digunakan untuk mengumpulkan datanya dengan cara observasi,
wawancara serta studi dokumentasi. Analisis yang dilakukan yaitu
dengan cara memberikan makna terhadap data yang telah dikumpulkan,
kemudian
menarik
suatu
kesimpulan,
sedangkan
pemeriksaan
keabsahan data dari penelitian ini dengan menggunakan teknik
trianggulasi.6
2. Skripsi yang ditulis Barik Firadoja, mahasiswa Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta tahun 2010. Judul skripsi ini adalah “Kompetensi
6
Deni Fitra Ramdhani, “Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Proses Pembelajaran Kelas X di Masrasah Aliyah Wahid Hasyim Sleman
Yogyakarta” Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008 hal. 70
8
Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Fiqih
Dalam Mengelola Proses Pembelajaran di MAN Pakem Sleman
Yogyakarta”. Skripsi ini membahas tentang kompetnsi professional dan
kompetensi pedagogic guru mata pelajaran fiqih dalam mengelola
proses pembelajaran, karena kedua kompetensi itu sangat erat kaitannya
dalam pengelolaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.7
3. Skripsi yang ditulis Nuzilatur Rosidah, mahasiswi Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta Tahun 2010. Judul skripsi ini adalah “Kompetensi
Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Mengatasi Problematika
Pembelajaran Kelas VIII di MTs Negeri Piyungan Bantul Yogyakarta”.
Skripsi ini berisi tentang deskripsi dan analisis tentang kompetensi
pedagogic guru al-qur’an hadist untuk mengatasi problematika
pembelajaran serta upaya guru dalam peningkatannya. Metode
penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah dengan mengadakan
pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan trianggulasi yaitu dengan pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode wawancara, karena dirasa cukup
sederhana dan tidak memerlukan waktu terlalu lama.8
7
Bariq Firadoja, “Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru
Mata Pelajaran Fiqih Dalam Mengelola Proses Pembelajaran di MAN Pakem Sleman
Yogyakarta” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 hal. 87
8
Nuzilatur Rosidah, “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadist Dalam
Mengatasi Problematika Pembelajaran Kelas VIII di MTs Negeri Piyungan Bantul
Yogyakarta” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 hal. 69
9
Hal yang membedakan skripsi ini dengan skripsi-skripsi yang lain
adalah pada skripsi-skripsi sebelumnya masih membahas kompetensi
pedagogic dari mata pelajarannya saja, sedangkan peneliti lebih
memfokuskan kompetensi pedagogic yang dimiliki guru akidah akhlak
dalam penggunaan media pembelajarannya yang dilakukan di MTs Negeri
1 Pangandaran, Ciamis Jawa Barat.
E. Landasan Teori
1. Kompetensi Guru
Istilah kompetensi mempunyai banyak makna, dalam UU No.
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi juga dapat
diartikan sebahagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
sehingga dia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan
psikomotorik
dengan
sebaik-baiknya.
Guru
adalah
pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Jadi, pengertian kompetensi guru adalah
10
seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru
agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
Menurut UU Permenag
BAB VI Pasal 16 ayat 1, guru
pendidikan agama khususnya kompetensi guru agama di madrasah
meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan
kepemimpinan.
Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi:
a. pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual;
b. penguasaan teori dan prinsip belajar pendidikan agama;
c. pengembangan kurikulum pendidikan agama;
d. penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama;
e. pemanfaatan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
kepentingan
f. penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agama;
g. pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai
h. potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan agama;
i. komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik;
j. penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
k. pendidikan agama;
l. pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
11
m. pembelajaran pendidikan agama; dan
n. tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
pendidikan agama.
Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi:
a. tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia;
b. penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
c. penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa;
d. kepemilikan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri; serta
e. penghormatan terhadap kode etik profesi guru.
Kompetensi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi:
a. sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi;
b. sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas;dan
c. sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan
warga masyarakat.
Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi:
a. penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran pendidikan agama;
12
b. penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran pendidikan agama;
c. pengembangan materi pembelajaran mata pelajaran pendidikan
agama secara kreatif;
d. pengembangan
profesionalitas
secara
berkelanjutan
dengan
melakukan tindakan reflektif; dan
e. pemanfaatan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Kompetensi kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi:
a. kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pengamalan
ajaran agama dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah
sebagai bagian dari proses pembelajaran agama;
b. kemampuan mengorganisasikan potensi unsur sekolah secara
sistematis untuk mendukung pembudayaan pengamalan ajaran
agama pada komunitas sekolah;
c. kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator, pembimbing
dan konselor dalam pembudayaan pengamalan ajaran agama pada
komunitas sekolah; serta kemampuan menjaga, mengendalikan,
dan mengarahkan pembudayaan pengamalan ajaran agama pada
komunitas sekolah dan menjaga keharmonisan hubungan antar
pemeluk agama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
13
2. Kompetensi Pedagogik Guru.
Dalam Undang-undang N0. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, istilah kompetensi pedagogik disebut dengan kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik.9 Dalam Standar
Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan juga
bahwa
kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil
belajar,
dan
mengembangkan
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.10
Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, istilah kompetensi pedagogic disebut dengan kemampuan
guru
dalam mengelola
pembelajaran.
Dalam Undang-undang
Permenag No. 16 tahun 2010 pasal 16 ayat (2) kompetensi pedagogic
guru pendidikan agama islam meliputi:
a. pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual;
b. penguasaan teori dan prinsip belajar pendidikan agama;
c. pengembangan kurikulum pendidikan agama;
d. penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama;
9
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006), hal. 391
10
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), hal. 75.
14
e. pemanfaatan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
kepentingan
f. penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agama;
g. pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan agama;
h. komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik;
i. penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
pendidikan agama;
j. pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran pendidikan agama; dan
k. tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
pendidikan agama.11
3. Kompetensi Pedagogik Guru Akidah Akhlak Dalam Penggunaan
Media Pembelajarannya.
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran
mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan
11
UU Permenag no. 16 th 2010, pasal 16 ayat (2) tentang Kompetensi Pedagogik Guru
15
pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.12
Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak dapat
dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara untuk
mengantarkan materi pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam
proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Fungsi Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran,
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)
menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk
membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna
mencapai tujuan pembelajaran.13
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan,
fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan
hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga
kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut. Pertama,
kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan
menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan
ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan,
kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan
12
Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajarn, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 4-5
13
Ibid, hal. 8-9
16
dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan
manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau
kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai
keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta
dapat
pula
diulang-ulang
penyajiannya.
Ketiga,
kemampuan
distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar
jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran
TV atau Radio.14
Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran
serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima
kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa
proyek tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televise, video,
computer.15
Kemajuan
teknologi
masuk
di
dunia
pendidikan
(persekolahan) dan di dalam ruangan lingkup kelas sangat
mengembangkan media pembelajaran. Aderson mengelompokkan
media menjadi sepuluh golongan seperti. Klasifikasi media yang
dikemukakan oleh Anderson pada dasarnya dapat dikelompokkan
14
Hamalik, Media Pendidikan Cetakan ke-7, (Bandung: Penerbit PT. Citra
Aditya Bakti, 1994), hal. 40
15
Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajarn, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 12
17
dalam tiga kelompok besar, yaitu: media cetak, media elektronik, dan
media objek nyata atau realita.16
1) Media Cetak. Istilah “media cetak” biasanya diartikan sebagai
bahan yang diproduksi melalui percetakan profesional, seperti
buku, majalah, dan modul. Selain itu, tulisan/bagan/gambar yang
difoto kopi ataupun hasil reproduksi sendiri, dapat juga
dikategorikan sebagai media cetak. Ada beberapa keuntungan dan
kelemahan dalam penggunaan media cetak ini, yaitu:
a) Keuntungan , di samping relatif murah pengadaannya, juga
lebih mudah dalam pengunaannya, dalam arti tidak memerlukan
peralatan khusus, serta lebih luwes dalam pengertian mudah
digunakan, dibawa agtau dipindahkan.
b) Kelemahan, jika kurang dirancang dengan baik, cenderung
untuk membosankan. Di samping itu, media ini kurang dapat
memberikan suasana yang “hidup” bagi peserta didik.
Klasifikasi Media Menurut Anderson
1. Audio: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2. Cetak: Buku Pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. Audio: Cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. Proyeksi Visual Diam: Overhead Transparancy (OHP), film
bingkai (slide)
5. Proyeksi Audiovisual Diam: Film bingkai (slide) bersuara
16
Anderson, McVey. 2001. Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Analisis Awal,
(Yogyakarta: LKPSM/Syariat), hal. 26
18
6. Visual gerak: Film bisu
7. Audiovisual gerak: Film gerak bersuara, video/ved, televise
8. Obyek fisik Benda: nyata, model, specimen
9. Manusia dan lingkungan: Guru, pustakawan, laboran
10. Komputer: CAI (pembelajaran berbantuan computer), CBI
(pembelajaran berbasis computer)
2) Media Elektronik. Ada berbagai macam media elektronik yang
lazim dipilih dan digunakan dalam pengajaran antara lain:
a) Perangkat Slide atau film bingkai
b) Film strips
c) Rekaman
d) Overhead Transparansi
e) Vidio Tape/Video Casette
Seperti halnya dengan media cetak, media elektronik juga
mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan, yaitu:
a) Keuntungan. Pada umumnya ialah dapat memberikan suasana
yang lebih “hidup” penampilannya lebih menarik, dan di
samping itu dapat pula digunaan untuk memperlihatkan suatu
proses tertentu secara lebih nyata.
b) Kelemahan, terutama terletak dalam segi teknis dan juga biaya.
Penggunaan media ini memerlukaan dukungan sarana dan
prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan/bahan-bahan
khusus yang tidak selamanya mudah diperoleh di tempat-tempat
19
tertentu. Di samping itu, pengadaan maupun pemeliharaannya
ceenderung menuntut biaya yang mahal.
3) Media Realita, adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan
atau sumber belajar. Pemanfaatan media realita tidak harus
dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga
dengan cara mengajak peserta didik melihat langsung (observasi)
benda nyata tersebut ke lokasinya. Media realita sangat bermanfaat
terutama bagi peserta didik yang tidak memiliki pengalaman
terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang
langka, peserta didik diajak melihat anoa, badak, harimau, yang ada
di kebun binatang. Seperti dengan media lainnya, media realita juga
memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu:
a) Keuntungan,
1) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada
peserta didik untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan
tugas-tugas dalam situasi nyata, juga
2) Memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih
keteampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin
alat indra.
20
b) Kelemahan,
1) Membawa peserta didik ke berabagai tempat di luar sekolah
kadang-kadang mengandung risiko dalam bentuk kecelakaan
dan sejenisnya
2) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek
nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan
kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya
3) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek
yang sebenarnya, seperti peembesaran, pemotongan, dan
gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus
didukung pula dengan media lain.
Berdasarkan
pemahaman
atas
klasifikasi
media
pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi
lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu
merencanakan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
tertentu.
Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik pembelajaran akan sangat menunjang
efisiensi dan efektifitas proses dan hasil pembelajaran.
William Burton memberikan petunjuk bahwa dalam memilih
alat yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a. Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan
pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
b. Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan.
21
c. Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu.
d. Penggunaan alat disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi,
analisis, dan evaluasi.
e. Sesuai dengan batas kemampuan biaya.17
Seorang
guru
yang
profesional
dituntut
untuk
bisa
mengembangkan media pembelajaran yang telah dipilih dan bisa
mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Urutan dalam
mengembangkan
karakteristik
media
siswa,
yaitu
merumuskan
menganalisis
tujuan
kebutuhan
instruksional
dan
dengan
operasional dan khas, merumuskan butir-butir materi secara terperinci
yang mendukung tercapainya tujuan, mengembangkan alat pengukur
keberhasilan, menulis naskah media, serta mengadakan tes dan revisi.
4. Pembelajaran Akidah Akhlak
Seorang guru akidah akhlak hendaknya menguasai materi
pembelajaran Akidah Akhlak secara luas dan mendalam karena mata
pelajaran Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang ada di satuan
pendidikan seperti Madrasah Tsanawiyah yang didalamnya membahas
mengenai kewajiban kita dalam mengimani allah. Oleh karena itu guru
Akidah Akhlak harus mempunyai wawasan yang luas dan bisa
menyampaikan pelajaran dengan baik, memilih dan menggunakan
media pembelajaran yang tepat, jangan sampai melakukan kesalahan
sehingga terjadi kesalahpahaman persepsi siswa.
17
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hal. 32
22
Proses pembelajaran merupakan urutan yang berlangsung
secara berkesinambungan, bertahap, berfikir, terpadu dan secara
keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik bertahap belajar
mengajar. Proses pembelajaran mempunyai pengertian kegiatan nyata
yang mempengaruhi anak didik dalam situasi yang memungkinkan
terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
siswa dengan lingkungan belajarnya.
Dalam proses pembelajaran ada dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu belajar dan mengajar. Belajar mengacu kepada apa
yang dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar mengacu kepada apa
yang dilakukan oleh guru. Kedua hal tersebut menjadi terpadu
manakala terjadi hubungan timbal balik antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Inilah makna
belajar dan mengajar sebagai suatu proses. Interaksi guru dengan siswa
sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan penting
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
a. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak
Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan
langkah pertama yang harus dirumuskan. Pada dasarnya tujuan ini
merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan-kemampuan
yang
harus
dicapai
dan
dimiliki
peserta
didik
setelah
menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses
pembelajaran. Dalam pendidikan dan pembelajaran, tujuan dapat
23
diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil
yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan pengalaman
belajar. Tujuan pembelajaran Akidah Akhlak dalam hal ini adalah
menanamkan nilai-nilai islam dalam rangka menuai keberhasilan
hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan
mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak.
b. Materi Pelajaran Akidah Akhlak
Materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari mata
pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam perencanaan
pembelajaran hendaknya guru menetapkan materi pelajaran yang
akan diberikan kepada siswa. Guru harus memilih materi mana
yang perlu diberikan dan materi mana yang tidak perlu diberikan
kepada siswa.
Mata Pelajaran Akidah Akhlak memuat materi yang
bertujuan untuk membiasakan peserta didik berperilaku yang baik
sesuai dengan Ajaran Agama Islam. Materi Akhlak pada bahan ajar
umumnya
memuat
pengetahuan
aspek
kognitif,
meskipun
terkadang terdapat contoh perilaku yang mengarah agar peserta
didik mempu merasakan materi yang dipelajari.
c. Metode Pelajaran Akidah Akhlak
Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru
dalam
mengadakan
hubungan
dengan
siswa
pada
saat
24
berlangsungnya pembelajaran. Peranan metode disini sebagai alat
untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode ini
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan kegiatan belajar mengajar guru atau dengan kata lain
tercipta interaksi edukatif. Proses interaksi ini akan berjalan
dengan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru.
Oleh karenanya metode belajar yang baik adalah metode yang
dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Ada beberapa metode dalam mengajar akidah akhlak
diantaranya yaitu: metode ceramah, metode teladan, metode
diskusi, metode tugas belajar, metode kerja kelompok, metode
demonstrasi. Penerapan metode ini perlu didukung dengan
penggunaan media pembelajaran yang tepat, misalnya penggunaan
OHP, pemutaran video, alat-alat praktik, buku ajar, bahan dari
internet, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan
efisien. Siswa juga tidak merasa jenuh dengan materi yang
diberikan. Untuk itu diperlukan guru yang terampil dan kreatif.
d. Media Pembelajaran Akidah Akhlak
Pada dasarnya media pembelajaran akidah akhlak tidah
hanya terpaku pada media seperti buku dan bahan ajar lainnya saja,
guru harus bisa memanfaatkan media pembelajaran lain yang dapat
menarik perhatian siswa untuk lebih memahami materi yang
diberikan gurunya, disinilah seorang guru dituntut untuk
25
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran
dikelas agar dapat berjalan dengan aktif dan efisien sesuai
kompetensi yang dimilikinya yaitu kompetensi pedagogik.
Dalam pembelajaran akidah akhlak
ini banyak sekali
media yang bisa dimanfaatkan selain buku ajar, misalnya
pemanfaatan internet dalam pembelajaran sehingga mendapat
wawasan yang lebih luas, video pembelajaran file cuplikan berita
televisi yang telah diuploud dan yang dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran. Dibutuhkan ketrampilan untuk mencari
cuplikan berita di internet. Selain cuplikan berita, juga bisa
menggunakan rekaman acara reality show yang sesuai dengan tema
pembelajaran. Acara televisi yang layak dijadikan media seperti :
Jika Aku Menjadi (Trans TV), Hikmah, Orang Pinggiran (Trans
TV), Bedah Rumah, Minta Tolong (RCTI), Orang Pinggiran, The
Miracle, dan lain-lain. Cuplikan Berita atau rekaman acara televisi
dapat dikatagorikan sebagai media Audio visual, OHP untuk
memproyeksikan bahanbahan visual yang dibuat di atas lembar
transparan, dan lain-lain.18
Ada beberapa kelebihan penggunaan media berita dan reality
show dalam pembelajaran. Pertama, bersifat nyata artinya pendidik
dapat membawa dunia nyata ke kelas, seperti orang, tempat-tempat,
dan peristiwa-peristiwa yang sesungguhnya. Dengan menggunakan
18
Hasil pengamatan pada media audio-visual Televisi pada tanggal 20
November 2011
26
kisah nyata yang dikemas dalam media audio visual maka akan
mempercepat keberhasilan proses pembelajaran. Kedua, KBM lebih
menarik perhatian, sehingga menumbuhkan motivasi belajar dan
motifasi meniru sikap atau tauladan yang baik. Ketiga, pesan moral
lebih jelas, sehingga siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran
dengan baik. Kelima, siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas
belajar, seperti mengamati, merasakan, mendiskusikan dan lain-lain.19
Penggunaan media dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini
tentu hanya salah satu strategi untuk mempercepat proses knowing dan
feeling good. Tujuan akhir dari pendidikan akhlak tentunya adalah
pembiasaan (doing) sikap terpuji dalam kehidupan keseharian.
Dalam menerapkan media pembelajaran akidah akhlak
seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogik hendaknya
mampu memilihkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran
akidah akhlak yang akan diajarkan, agar kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Dalam pemilihan media pembelajaran akidah
akhlak seorang guru harus memperhatikan kriteria media yang sesuai
dengan materi pembelajarannya.20
Secara umum kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan media pembelajaran akidah akhlak ialah:
1) Tujuan pembelajaran
19
Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajarn, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 69
20
Hamalik, Media Pendidikan Cetakan ke-7, (Bandung: Penerbit PT. Citra
Aditya Bakti, 1994), hal. 40
27
2) Prinsip-prinsip Akidah Akhlak
3) Manfaat dan ketepatgunaan
4) Sasaran didik
5) Karakteristik media yang bersangkutan
6) Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media
7) Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya
8) Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada
9) Biaya
10) Ketersediaannya
11) Mutu
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field
Research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan melakukan studi
mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu gambaran yang terorganisasi dengan baik dan
lengkap mengenai suatu sosial tersebut.21 Penelitian ini berlokasi di
MTs Negeri 1 Pangandaran Ciamis Jawa Barat.
Penelitian ini juga adalah penelitian kualitatif (qualitative
research),
yaitu
suatu
penelitian
yang
ditunjukkan
untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
21
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pelajar, 1999), hal. 13
28
social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok.22 Dengan demikian, laporan penelitian
akan berisi kutipan-kutipan untuk memberi gambaran penyajian
laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya.23
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah
sebagai sumber data langsung. Situasi pendidikan baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagaimana adanya
(alami) tanpa dilakukan perubahan dan intervensil oleh peneliti
merupakan oobjek bagi penelitian kualitatif.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam situasi pendidikan
terutama peristiwa sosial, dalam arti interaksi manusia, seperti
interaksi siswa dengan siswa, siswa-guru, guru-guru, siswalingkungan, merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti
pergi kelokasi tersebut, memahami dan mempelajari perilaku insane
tersebut
dalam
konteks
lingkungannya,
sebagaimana
yang
ditunjukkannya. Studi dilakukan oleh peneliti pada waktu interaksi
berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat,
bertanya, menggali data yang erat hubungannya dengan peristiwa
yang terjadi pada saat itu pula.
22
Nana Syaidin Sukmadinana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 60
23
Lexi J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hal. 11
29
Dalam penelitian ini menggunakan Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi
perkembangan.
Dipilihnya
psikologi
perkembangan
menjadi
pendekatan dalam penelitian ini karena psikologi perkembangan pada
asasnya adalah ilmu yang membahas tentang perubahan-perubahan
progresif situasi batin manusia yang dapat menggerakan tingkah laku
manusia selama hidup dan sampai pasca kematian. Dengan
menggunakan pendekatan ini diharapkan temuan-temuan empiris
dapat dideskripsikan secara terperinci terkait dengan kompetensi
pedagogik guru Akidah Akhlak dalam menggunakan media
pembelajarannya di MTs Negeri Pangandaran Ciamis.
Menurut Siti Partini Suardiman dalam bukunya “ Psikologi
Perkembangan: Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi
yang mempelajari perubahan pada individu, baik perubahan fungsi
fisik, mental dan sosial yang terjadi sepanjang rentang kehidupan,
semenjak konsepsi sampai akhir hayat atau meninggal dunia.24
2. Subjek Penelitian
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian
adalah subjek darimana data dapat diperoleh.25 Sumber informan
adalah orang yang mengetahui, berkaitan dengan perilaku suatu
kegiatan yang diharapkan dapat member informasi. Artinya data-data
24
Siti Partini Suardiman, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta, 2006), hal.1.
25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hal. 129
30
yang akan dikumpulkan diperoleh dari sumber penelitian yang dapat
member informasi. Adapun sumber data atau subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah:
1. Kepala Madrasah Tsanawiyyah Negeri Pangandaran Ciamis
2. Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
3. Siswa Kelas VIII MTs Negeri Pangandaran Ciamis, sebanyak 5
orang siswa-siswi.
3. Metode Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha
menciptakan hubungan baik (rapport), menumbuhkan kepercayaan
serta hubungan yang akrab dengan individu dan kelompok yang
menjadi sumber data.26 Adapun metode yang digunakan adalah:
a. Metode Observasi
Metode observasi sebagai pengalaman dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
observasi langsung. Observasi langsung yaitu pengamatan dan
pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa, sehingga observer bersama objek yang
diteliti.27 Metode ini digunakan untuk mengamati situasi dan
kondisi MTs Negeri 1 Pangandaran serta pelaksanaan pembelajaran
26
Nana Syaodin Sukmadinana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 114
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alvabeta, 2011), hal. 145
31
akidah akhlak di kelas yang bertujuan untuk mengetahui
kompetensi profesional guru akidah akhlak
dalam penggunaan
media pembelajaran dilihat dari ketersediaan media pembelajaran.
b. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (interviewer). Interviewer digunakan oleh peneliti
untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data
tentang latar belakang murid, orang tua, pendidikan atau sikap
terhadap sesuatu.28
Metode ini digunakan untuk menggali data-data dari guru
aqidah akhlak tentang penggunaan media pembelajaran yang
meliputi
pemilihan,
pembuatan,
pemanfaatan
dan
pengembangannya, kepala sekolah untuk mengetahui usaha-usaha
yang
dilakukan
oleh
pihak
sekolah
dalam
meningkatkan
kompetensi profesional guru aqidah akhlak di MTs Negeri 1
Pangandaran secara umum dan khususnya ditinjau dari penggunaan
media pembelajaran.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara (interview) bebas terpimpin, yakni dalam
pelaksanaan interview, pewawancara membawa pedoman yang
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hal. 155
32
hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan
ditanyakan.29
c. Metode Dokumentasi
Dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga
macam sumber yaitu tulisan (paper), tempat (place), kertas atau
orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber dari
tulisan peneliti menggunakan metode dokumentasi.
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, catatan harian, dan
lain-lain.30
Dalam
melaksanakan
penelitian
ini
peneliti
menggunakan metode dokumentasi dengan menyelidiki dokumen
atau arsip milik sekolah.
Adapun dokumentasi yang penulis maksudkan adalah
tentang data sejarah berdirinya sekolah, kondisi dan letak
geografis, kondisi guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana
fisik maupun non fisik serta struktur organisasi sekolah MTs
Negeri 1 Pangandaran.
4. Metode Analisis Data
Metode analisis data disebut juga metode pengolahan data
yang
mengandung
pengertian
proses
mengorganisasikan
dan
mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
29
30
Ibid, hal. 156
Ibid, hal. 158
33
seperti yang disarankan oleh data.31 Data-data yang dicari adalah data
kualitatif, kemudian diolah dengan teknik analisis data deskriptifanalitik.32 Yaitu data tentang kompetensi professional guru mata
pelajaran aqidah akhlak dalam menggunakan media pembelajarannya.
Penelitian kualitatif di bidang ini tidak di laksanakan di
laboratorium, tetapi dilapangan di tempat peristiwa pendidikan
berlangsung secara natural (alami). Data di kulpulkan dari orang-orang
yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, seperti guru, siswa, orang
tua, dan lain-lain.33Data tersebut dianalisis dengan pola berfikir
induktif dan deduktif. Pola fikir induktif adalah pola fikir yang
berangkat dari fakta atau peristiwa-peristiwa khusus, kemudian dari
fakta-fakta tersebut ditarik generalisasi (kesimpulan) yang memiliki
sifat umum. Sedangkan pola fikir deduktif adalah pola fikir
yangdidasarkan pada pengetahuan atau keadaan yang sifatnya umum
dan bertitik tolak pada pengetahuan umum itu, kejadian kasus dinilai.34
Untuk memeriksa keabsahan dan validitas data, digunakan
juga
trianggulasi
data,
yaitu tehnik
pemeriksaan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.35 Trianggulasi
31
Lexi J. Meleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hal. 103
32
Ibid, hal. 196
33
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Pustaka Setia, 1998), hal. 17
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alvabeta, 2011), hal. 148
35
Ibid, hal. 330
34
menggunakan dua tehnik yaitu, trianggulasi sumber yang berarti
membandingkan dan mengecek kembali kevaliditasan kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam penelitian kualitatif dan trianggulasi metode yang berarti
pengecekan derajat, kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama.36
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini, penulis akan
menguraikan tentang sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan
pustaka,
kerangka
teoritik,
metode
penelitian,
dan
sistematika
pembahasan.
Bab kedua, berisi tentang gambaran umum MTs Negeri
1Pangandaran Ciamsis Jawa Barat yang terdiri dari kondisi letak
geografis, sejarah singkat berdiri dan perkembangannya, struktur
organisasi, kondisi guru, karyawan dan siswa, sarana dan prasarana.
Bab ketiga, berisi tentang pembelajaran aqidah akhlak di MTs
Negeri 1 Pangandaran Ciamis Jawa Barat secara umum dan khususnya
dilihat dari ketersediaan media pembelajaran, kompetensi pedagogik guru
dalam penggunaan media yang meliputi pemilihan media, jenis media
36
Ibid, hal. 331
35
yang digunakan dan cara pemanfaatannya, serta cara mengembangkan
media pembelajaran, upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam
peningkatan kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak secara umum dan
khususnya
dari
aspek
penggunaan
media
pembelajaran
beserta
kendalanya.
Bab keempat, merupakan bab terakhir yang berisi penutup. Dalam
penutup ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah
dilaksanakan, saran-saran dari penulis, dan diakhiri kata penutup. Untuk
melengkapi skripsi ini, setelah bab terakhir akan disertakan daftar pustaka
dan lampiran-lampiran.
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data sebagai
hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik
simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan strategi pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri
Pangandaran berjalan dengan baik yaitu 2 jam setiap satu kali pertemuan
setiap kelas. Adapun metode yang digunakan diantaranya metode
ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan peta konsep. Selain itu
guru
telah
membuat
perencanaan
pengajaran
terlebih
dulu.
Pelaksanaannya melaui tahapan pendahuluan, kegiatan inti, penutup dan
evaluasi untuk mengetahui sampai dimana keberhasilas siswa menerima
materi yang diajarkan.
2. Kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak dalam penggunaan media
pembelajarannya dilakukan dengan cara mengetahui media pembelajaran
yang sering digunakan ketika menyampaikan materi Akidah Akhlak Kelas
VIII. Media-media yang digunakan oleh guru akidah akhlak di MTs
Negeri Pangandaran ialah berupa alat-alat pembelajaran yang sudah
disediakan
sekolah
yang
dapat
dimanfaatkan
oleh
guru
ketika
menyampaikan pembelajaran dikelas. Dan media yang digunakan dalam
mata pelajaran akidah akhlak kelas VIII ini ialah berupa :
99
1. Alat-alat visual yang dapat dilihat: papan tulis, gambar-gambar, buku
pelajaran/LKS dan LCD, CD
2. Alat-alat yang bersifat audio visual: televisi, laptop.
3. Observasi dan pengamatan langsung.
3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru akidah akhlak meningkatkan
kompetensi pedagogiknya dalam penggunaan media pembelajaran ialah
dengan: menambah pengetahuan baru melalui seminar/diskusi, menambah
pengetahuan baru melalui buku-buku strategi pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan media pembelajaran yang akan digunakan, guru
akidah akhlak trampil menciptakan media pembelajaran yang baru dan
sederhana. Dengan upaya ini diharapkan guru akidah akhlak akan lebih
meningkatkan kompetensi pedagogiknya untuk bisa berinovasi dengan
membuat media pembelaran akidah akhlak yang baru yang nantinya akan
lebih dikembangkan menjadi salah satu media pembelajaran akidah akhlak
yang aktif di sekolah. Sehingga akan terciptanya guru akidah akhlak yang
berwawasan tinggi dan professional sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya terutama dalam hal meningkatkan penggunaan media
pembelajaran.
B. Saran-saran
Setelah mengadakan penelitian dan menemukan kesimpulan terkait
dengan kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak dalam penggunaan media
pembelajarnnya kelas VIII di MTs Negeri Pangandaran Ciamis Jawa Barat.
100
Maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu
dalam peningkatan kualitas pembelajaran di MTs Negeri Pangandaran Ciamis
Jawa Barat. Adapun saran-saran tersebut adalah:
1. Kepada Kepala Madrasah
a. Hendaknya ada penambahan guru bidang studi akidah akhlak terutama
untuk kelas VIII.
b. Hendaknya selalu aktif dalam mengikutsertakan guru akidah akhlak
dalam berbagai pelatihan seperti workhsop, seminar, diskusi panel,
MGMP, dan lain sebagainya. Agar guru akidah akhlak di MTs Negeri
Pangandaran Ciamis lebih berkompeten dalam bidangnya dan tentu
saja dengan kompetensi guru tersebut visi, misi, dan tujuan Madrasah
dapat terlaksana dengan baik.
c. Hendaknya perlu adanya peningkatan kualitas sarana dan prasana
sekolah termasuk penambahan media pembelajaran mengingat media
pembelajaran Akidah Akhlak yang sudah ada jumlahnya masih sangat
terbatas dan sederhana. Ini perlu dilakukan karena untuk lebih
mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar. Selain pengoptimalan kegiatan belajar mengajar,
media juga berguna untuk penciptaan suasana yang baru bagi dunia
pendidikan di MTs Negeri Pangandaran Ciamis terutama untuk guru
supaya kompetensi pedagogik yang dimilikinya lebih meningkat
terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran.
101
2. Kepada Guru
a. Mengingat begitu kompleknya tugas dan peranan guru, hendaknya
interaksi dengan peserta didik selalu terjalin dengan baik, sehingga
proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan dengan baik.
b. Mengaktifkan kembali kelompok kerja guru (KKG) dan musyawarah
guru mata pelajaran (MGMP), untuk meningkatkan kompetensi guru
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Selalu berupaya menambah wawasan dengan banyak belajar terutama
buku-buku inovasi pembelajaran.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Namun demikian penyusun
menyadari bahwa manusia merupakan tempatnya salah dan lupa, sehingga
dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak menutup kemungkinan
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca mengenai penyusunan
skripsi ini.
Sebagai akhir kata, penyusun berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan guru-guru agama pada
khususnya. Amin, ya Robbal ‘Alamin…….
102
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Arsyad, Azar. Media Pembelajaran., Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003
Azwar , Syaifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pelajar, 1999
Badudu, J, J dan Sultan Mahmud Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Pustaka Pelajar, 1994.
Danim, Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru, Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke
Profesional Madani, Jakarta: Kencana, 2011
Daryanto, Drs, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media, 2010.
Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, Standar Kompetensi Guru. Jakarta:
Depdiknas, 2004
Firadoja, Barik, “Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru Mata
Pelajaran Fiqih Dalam Mengelola Proses Pembelajaran di MAN Pakem
Sleman Yogyakarta” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2010
Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia, 1998
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Bersdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: Bumi Aksara, 2002
Hamzah. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006
Hidayat, Otong, Hubungan Kompetensi PengelolaanPembelajaran Wawasan
Kependidikan, Dan Pembinaan Kepala Sekolah Dengan Kemampuan
Pembelajaran Guru CPNSD Pada SMA dan SMK Negeri Di Kota
Bandar Lampung, http://digilib.unila.ac.id/. Diakses pada taggal 29
November 2011, pukul. 11.00 WIB
103
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi
Sertivikasi Guru.Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi Raja Grafindo
Persada, 2007
Meleong, Lexy, J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
Muhaimin. Strategi Belajar (Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam).
Surabaya: CV. Citra Media, 1996
Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Qodri, Azizi, Pendidikan (Agama) untuk Mengembangkan Etika Sosial,
Semarang: Aneka Ilmu: 2003
Rohali, Izza, Pelatihan Lesson Studi Guru-guru Bahasa Perancis Se DIY dan
Jatim, 2008, Diakses dari http://www.rohali.info/cetak.php?id=16
pada tanggal 29 November 2011, Pukul 11.00 WIB
Rosidah, Nuzilatur, “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadist Dalam
Mengatasi Problematika Pembelajaran Kelas VIII di MTs Negeri
Piyungan Bantul Yogyakarta” Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2010
Ramdhani, Deni Fitria, “Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Proses Pembelajaran Kelas X di Masrasah Aliyah Wahid
Hasyim Sleman Yogyakarta” Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2008
Sabani,
Nur, Pembelajaran Akhlak Berbasis Teknologi Informasi,
(http://nursabani.blogspot.com/). Diakses pada tanggal 29 November
2011, pukul 11.00 WIB
Sukmadinana, Nana Syaodin, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Bandung: Citra Umbara, 2006
Undang-undang No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar
Grafika, 2007
Usman, Mohammad Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007
Waridjan, dkk, Pengembangan Kurikulum dan System Intruksional, Jakarta:
Proyek Pengembangan LPTK, 1984
104
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
A. Pedoman Wawancara
1. Kepala Madrasah
a. Letak geografis
b. Sejarah berdiri dan perkembangannya
c. Dasar dan tujuan pendidikannya, termasuk visi dan misi
d. Upaya Madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru
dalam penggunaan media pembelajaran.
2. Kepala Tata Usaha
a. Fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan
b. Keadaan staf, guru dan peserta didik
3. Guru Akidah Akhlak
a. Latar belakang pendidikan dan lama mengajar
b. Keadaan siswa pada waktu pembelajaran
c. Bentuk persiapan sebelum mengajar
d. Metode, media dan sumber yang digunakan
e. Bentuk dan pelaksanaan evaluasi
f. Kompetensi
pedagogik
guru
akidah
akhlak
dalam
mengatasi
penggunaan media pembelajarannya
g. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi
pedagogik
guru
akidah
akhlak
dalam
menggunakan
media
pembelajarannya
105
4. Siswa
a. Apakah guru akidah akhlak selalu memberikan motivasi?
b. Bagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak?
c. Apakah guru akidah akhlak selalu menggunakan media pembelajaran?
d. Bagaimana sikap dan perasaan anda ketika guru akidah akhlak
menyampaikan meteri dengan menggunakan media pembelajaran?
B. Pedoman Observasi
1. Letak geografis
2. Sarana dan prasarana
3. Situasi dan kondisi MTs Negeri Pangandaran
4. Media pembelajaran akidah akhlak yang tersedia di sekolah
C. Pedoman Dokumentasi
1. Letak Geografis
2. Sejarah berdirinya MTs Negeri Pangandaran
3. Struktur organisasi MTs Negeri Pangandaran
4. Visi dan Misi MTs Negeri Pangandaran
5. Keadaan guru, karyawan dan siswa MTs Negeri Pangandaran
6. Sarana dan prasarana Madrasah.
106
Catatan Lapangan 1
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal
: Kamis, 26 Januari 2012
Jam
: 08.00 – 09.30 WIB
Lokasi
: MTs Negeri Pangandaran
Sumber Data
: MTs Negeri Pangandaran dan Lingkungan Sekitar
Deskripsi Data:
Ini merupakan pengamatan pertama kali yang peneliti lakukan. Pada
penelitian pertama ini diperoleh data tentang letak geografis MTs Negeri
Pangandaran yang beralamat di Jln. Merdeka No. 114 Pangandaran, Kabupaten
Ciamis, Propinsi Jawa Barat, No. Tlp. (0265) 639097. Secara geografis, letak
MTs Negeri Piyungan berbatasan dengan:
1. Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Terminal dan Pasar
Pangandaran
2. Sebelah Timur
: Berbatasan dengan jalan menuju arah ke Ciamis
dan Mesjid Agung Pangandaran.
3. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kantor Urusan Agama.
4. Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan jalan tol menuju ke arah pantai
Pananjung Pangandaran.
Selain itu, keadaan dan kondisi bangunan MTs Negeri Pangandaran juga
terbilang baik untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
107
Interpretasi:
Dari hasil observasi ini peneliti dapat mengamati secara langsung letak
geografis, batas-batas wilayah serta kondisi umum bangunan MTs Negeri
Pangandaran, dari pengamatan ini peneliti bandingkan dengan hasil wawancara
dengan bapak Aseng Kusmana, S.Pd.I selaku kepala TU dan dokumen profil MTs
Negeri Pangandaran.
Catatan Lapangan II
Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Hari/Tanggal
: Kamis, 26 Januari 2012
Jam
: 09.30 – 11.30 WIB
Lokasi
: Ruang Tata Usaha MTs Negeri Pangandaran
Sumber Data
: Aseng Kusmana, S.Pd.I
Deskripsi Data:
Informan adalah kepala bagian Tata Usaha MTs Negeri Pangandaran.
Pertanyaan yang disampaikan menyangkut sejarah berdirinya MTs Negeri
Pangandaran.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa MTs Negeri
Pangandaran awalnya adalah lembaga pendidikan swasta yaitu PGA 3 tahun
(Pendidikan Guru Agama 3 Tahun) di Pangandaran dan kemudian naik menjadi
PGA 6 tahun (Pendidikan Guru Agama 6 Tahun). Secara periodik dan berturut-turut PGAN 4 tahun Pangandaran dipimpin
atau dikepalai oleh :
1. Kamin Solikhin, BA (1979 – 1985)
2. Drs. Sargono, (1985 – 1989)
108
3. Drs. Dedi Ibrahim, ( 1990 – 1991)
4. Drs. Acep, (1991 – 1993)
5. Drs. L. Sudjono, (1993 - 1997)
6. Drs. H. Iis Misbah (1997 – 2003)
7. Eso Rusyana (2003 – 2004)
8. Drs. Yamin, M.Pd (2004 sd sekarang)
Pada tahun 1991 pada masa kepemimpinan Drs Acep, bertepatan dengan
SK Menteri Agama RI Tahun 1978 maka berubahlah status dari PGAN 6 Tahun
Pangandaran menjadi MTs Negeri Pangandaran. Pada saat itu Kegiatan
pembelajarannya masih berada di gedung MTs yang berada di Dusun Bojongjati ,
sambil menunggu penyelesaian pembangunan gedung baru di Pangandaran,
Ciamis – Jawa Barat.
Setelah pembangunan gedung yang didirikan di
Pangandaran selesai, yakni pada tahun 1993, maka MTs Negeri Pangandaran
pindah ke Pangandaran Kabupaten Ciamis – Jawa Barat, hingga sampai sekarang
ini.
Interpretasi:
Dari penjelasan Bapak Aseng diperoleh data bahwa perjalanan MTs
Negeri Pangandaran tidak mulus tetapi memerlukan perjuangan yang keras untuk
mewujudkan Madrasah seperti sekarang, mengingat latar belakang berdirinya
MTs Negeri Pangandaran yang berpindah-pindah.
109
Catatan Lapangan III
Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi
Hari/Tanggal
: Kamis, 26 Januari 2012
Jam
: 08.00 – 11.30 WIB
Lokasi
: MTs Negeri Pangandaran
Sumber Data
: Arsip Tata Usaha
Deskripsi Data:
Pengambilan data mengutip dokumentasi arsip organisasi dan tata kerja
MTs Negeri Pangandaran, yang ada di waka T.U. pengambilan data ini untuk
mengetahui tugas-tugas kepala Madrasah, guru dan karyawan.
Dari dokumentasi yang ada penulis dapat mengambil keterangan bahwa,
kepala Madrasah berfungsi sebagai pemimpin edukator, manajer, administrator,
supervisor, leader, inovator, dan motivator. Dalam menjalankan tugasnya kepala
sekolah dibantu oleh: wakil kepala Madrasah yang mempunyai tugas membantu
kepala Madrasah dalam urusan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta
urusan hubungan kerjasama dengan masyarakat, Kepala Tata Usaha bertanggung
jawab kepada kepala Madrasah dalam melaksanakan tugas sebagai berikut;
Penyusunan program kerja tata usaha sekolah, Pengelolaan Keuangan Sekolah,
Pengurusan Administrasi Ketenangan dan Siswa, Pembinaan dan Pengembangan
karir pegawai tata usaha sekolah, Penyusunan dan Penyajian data/ statistik
sekolah, Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K, Penyusunan laporan
Pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala.
110
Interpretasi:
Kepala Madrasah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin
edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator.
dibantu oleh wakil kepala sekolah, staf T.U, guru dan karyawan yang memiliki
tugas masing-masing untuk menjaga dan melaksanakan ketertiban di lingkungan
Madrasah.
Catatan Lapangan IV
Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Hari/Tanggal
: Kamis, 28 Januari 2012
Jam
: 12.00 – 12.30 WIB
Lokasi
: Ruang TU MTs Negeri Pangandaran
Sumber Data
: Drs. Aseng Kusmana, S.Pd.I
Deskripsi Data:
Wawancara ini merupakan yang pertama dilaksanakan di ruang TU MTs
Negeri Piangandaran, informan adalah kepala Tata Usaha MTs Negeri
Pangandaran. Pertanyaan yang disampaikan menyangkut visi-misi MTs Negeri
Pangandaran dan struktur organisasinya.
Selain melakukan wawancara dengan kepala Tata Usaha penulis juga
mewawancarai Drs. Yamin, M.Pd selaku kepala sekolah MTs Negeri
Pangandaran. Pertanyaan yang disampaikan kepada beliau hanya menyangkut
visi-misi sekolah saja. Hal ini untuk memperkuat penjelasan yang dipaparkan oleh
bapak Aseng Kusmana selaku Kepala Tata Usaha MTs Negeri Panganndaran.
111
Interpretasi:
Dari data yang diperoleh dapat dicocokkan dengan data dinding di MTs
Negeri Pangandaran. Selain itu dapat diketahui bahwa MTs Negeri Pangandaran
telah memiliki Dasar dan Tujuan yang jelas, struktur organisasi yang tersusun rapi
dan jelas sehingga tercipta iklim kerjasama yang baik serta terhindar dari
kekacauan dalam melaksanakan tugas.
Catatan Lapangan V
Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi
Hari/Tanggal
: Sabtu, 28 Januari 2012
Jam
: 08.30 – 10.15 WIB
Lokasi
: Ruang TU MTs Negeri Pangandaran
Sumber Data
: Profil MTs Negeri Pangandaran
Deskripsi Data:
Data penelaahan dokumen tersebut terdapat sejarah berdirinya MTs Negeri
Pangandaran, visi dan misi MTs Negeri Pangandaran, struktur organisasi, tugas
kepala Madrasah, tugas wakil Madrasah (Urusan kurikulum, kesiswaan, humas,
sarana dan prasarana), uraian tugas pegawai tata usaha (kepala tata usaha, urusan
kepegawaian dan kebendaharaan, urusan keuangan BOS, urusan inventaris,
urusan agendaris, urusan kesiswaan, urusan keamanan dan cleaning service).
Selain itu penulis juga mendapatkan data tentang keadaan sarana dan prasarana
MTs Negeri Pangandaran.
112
Interpretasi:
Dari data ini peneliti memperoleh data lokasi MTs Negeri Pangandaran,
sejarah berdirinya MTs Negeri Pangandaran, visi dan misi MTs Negeri
Pangandaran struktur organisasi, tugas kepala Madrasah, tugas wakil kepala
Madrasah (Urusan kurikulum, kesiswaan, humas, sarana dan prasarana), dan
tugas pegawai tata usaha dan keadaan sarana dan prasarana MTs Negeri
Pangandaran.
Catatan Lapangan VI
Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi
Hari/Tanggal
: Sabtu, 28 Januari 2012
Jam
: 11.40 – 12.30 WIB
Lokasi
: Ruang TU MTs Negeri Pangandaran
Sumber Data
: Dokumen
Deskripsi Data:
Dokumen diperoleh dari Ibu Evi Ariyani selaku karyawan tata usaha. Data
yang diperoleh meliputi jumlah guru, karyawan dan siswa MTs Negeri
Pangandaran.
Dari hasil dokumentasi yang penulis dapatkan, diperoleh keterangan
bahwa tenaga pendidik yang ada di MTs Negeri Pangandaran sebanyak 48 orang
termasuk kepala Madrasah, mereka mengajar sesuai dengan bidangnya, Adapun
jumlah siswanya, secara keseluruhan berjumlah 826 siswa, dengan rincian kelas
VII sebanyak 297 siswa, kelas VIII sebanyak 308 siswa dan kelas IX sebanyak
221 siswa. Sedangkan jumlah karyawannya sebanyak 13 orang.
113
Interpretasi:
Tenaga pandidik yang ada di MTs Negeri Pangandaran mengajar sesuai
dengan bidangnya. Untuk tenaga pengajar Akidah Akhlak ada 2 tenaga pendidik.
Sebagian besar guru di MTs Negeri Pangandaran adalah Sarjana. Sedangkan
jumlah siswa menurut jenis kelamin di dominasi oleh Laki-laki.
Catatan Lapangan VII
Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Hari/Tanggal
: Sabtu, 4 Februari 2012
Jam
: 09.05 – 09.30 WIB
Lokasi
: Ruang Kepala Sekolah MTs Negeri Pangandaran
Sumber Data
: Kepala Sekolah Drs. Yamin, M.Pd.
Deskripsi Data:
Informan yang memberikan data kali ini adalah pak Yamin selaku kepala
sekolah di MTs Negeri Pangandaran, penulis memperoleh data dari beliau tentang
kemampuan guru dalam kompetensi pedagogik yang salah satunya ialah
memanfaatkan media pembelajarannya. Bahwasannya sebagai seorang guru yang
professional, guru memegang peran yang cukup penting dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
Informan memberikan pernyataan ada sejumlah kompetensi yang harus
dikuasai seorang guru berhubungan dengan tugasnya sebagai seorang pendidik,
salah satunya ialah kompetensi pedagogik yang dalam hal ini salah satu
indikatornya adalah menggunakan media pembelajaran.
114
Interpretasi:
Kompetensi guru membentuk guru agar menjadi seorang pendidik yang
profesional, seorang pendidik wajib memiliki kompetensi salah satunya
kompetensi pedagogik dalam penggunaan media pembelajarannya, dengan hal ini
guru akan lebih mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola pembelajaran
khususnya dalam penggunaan media pembelajarannya.
Catatan Lapangan VIII
Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Hari/Tanggal
: Sabtu, 04 Februari 2012
Jam
: 09.30 – 10.30 WIB
Lokasi
: Ruang Kepala Sekolah
Sumber Data
: Kepala Sekolah
Deskripsi Data:
Penulis mewawancarai kepala sekolah untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai media pembelajaran yang tersedia di sekolah dan juga pengembangan
guru
dalam
meningkatkan
kompetensi
pedagogiknya
khususnya
dalam
penggunaan media pembelajarannya.
Informan memberikan pernyataan bahwasannya untuk meningkatkan
kompetensi
pedagogik
guru
khususnya
dalam
penggunaan
media
pembelajarannya, dibutuhkan peningkatan penguasaan terhadap teknologi. Dan
upaya untuk meningkatkan penguasaan guru terhadap teknologi pembelajaran
ialah dengan mendelegasikan guru-guru untuk mengikuti pelatihan guru ataupun
workshop guru dengan tujuan agar para guru tidak canggung menggunakan media
pembelajaran yang telah disediakan pihak sekolah.
115
Interpretasi:
Upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah MTs Negeri Pangandaran
dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pangandaran
ialah dengan cara mendelegasikan guru untuk mengikuti workshop atau pelatihan
guru, hal ini sangat baik dikarenakan melalui upaya ini guru-guru menjadi kreatif
dalam menggunakan media pembelajaran yang disediakan disekolah.
Catatan Lapangan IX
Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Hari/Tanggal
: Rabu, 8 Februari 2012
Jam
: 08.30 – 10.00 WIB
Lokasi
: Ruang Guru
Sumber Data
: Bapak Herman, S.Pd.I
Deskripsi Data:
Pada hari ini, penulis melakukan wawancara dengan guru bidang studi
Akidah Akhlak yaitu pak Herman, S.Pd.I, Dalam wawancara ini penulis ingin
mengetahui lebih lanjut tentang kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak
penggunaan media pembelajaran. dari wawancara tersebut dapat diketahui
bahwasannya dalam penggunaan media pembelajaran Akidah Akhlak, pak
Herman menggunakan beberapa media pembelajaran seperti media buku paket
atau LKS, Laptop, Televisi, Slide dan juga bermain peran. Namun tidak semua
jenis media tersebut digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak, dikarenakan
masih minimnya media pembelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah. Untuk
media yang intensif digunakan oleh pak Herman ialah media buku paket atau LKS
dan juga penggunaan media gambar atau slide dan juga film.
116
Dalam kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan media
buku atau LKS pak Herman mengambil dari buku-buku yang berada di
perpustakaan, dan untuk pengambilan media gambar diambil dari majalah atau
surat kabar yang memuat tentang gambar-gambar yang menunujukkan tentang
materi pembelajaran Akidah Akhlak, media film dokumenter diambil melalui
kaset/VCD yang ditayangkan melalui media laptop dan LCD.
Dilihat dari wawancara tersebut terlihat bahwasannya meskipun media
pembelajaran Akidah Akhlak masih terbatas di MTs Negeri Pangandaran, terlihat
usaha guru Akidah Akhlak dalam mengembangkan kompetensi pedagogiknya
terutama dalam penggunaan media pembeajarannya.
Interpretasi:
Dengan menggunakan media yang tersedia tersebut, guru Akidah Akhlak
berusaha memberikan materi pembelajaran akidah akhlak yang disesuaikan
dengan media pembelajaran yang tersedia di MTs Negeri Pangandaran .
Catatan Lapangan X
Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Hari/Tanggal
: Senin, 12 Februari 2012
Jam
: 09.05 – 09.40 WIB
Lokasi
: Ruang Lab. Komputer
Sumber Data
: Bapak Herman, S.Pd.I
117
Deskripsi Data:
Pada hari ini penulis melakukan wawancara lanjutan dengan pak Herman,
informan memeberikan penjelasan mengenai penggunaan jenis-jenis media
pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII di MTs Negeri Pangandaran. Jenis-jenis
media yang digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak ialah:
1. Buku pelajaran/LKS Akidah Akhlak
Dalam pembelajaran Akidah akhlak buku adalah hal paling utama, buku yang
digunakan disini ialah buku paket Akidah Akhlak VIII. Dalam menyampaikan
materi Akidah Akhlak dengan menggunakan media buku ini, pak Herman
menjelaskan materi dengan Tanya jawab dan ceramah, dan untuk memicu
keaktifan sisiwa pak Herman memberikan bahan materi yang harus
didiskusikan oleh siswa, melalui kegiatan ini siswa akan lebih memahami
materi dan akan ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Melalui media gambar contoh sikap terpuji.
Dalam pembelajaran Akidah Akhlak, media gambar digunakan bila materi
bersifat contoh misalkan kali ini pak Herman mengambil contoh media
gambar yang materinya contoh sikap terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar disajikan dalam bentuk slide slow yang dipertontonkan kepada siswa.
3. CD/VCD yang berisi tentang film dokumenter tentang bentuk kebesaran Allah
SWT dan bisa juga cerita tentang keimanan seseorang kepada Allah SWT.
Film ditayangkan melalui laptop ataupun televise dan kemudian dihubungkan
melalui LCD untuk kemudian dilihat oleh siswa, melalui media ini materi
Akidah Akhlak yang disampaikan akan lebih dimengerti oleh siswanya, dan
118
umumnya ketika siswa diberikan materi dengan menggunakan media ini,
banyak siswa yang menyenanginya.
4. Televisi
Siswa diberi pengarahan oleh pak Herman untuk membuat tugas kelompok
yang bertemakan ketauladanan, pak Herman pun menyarankan kepada
siswanya untuk menonton tayanga semisal “Jika Aku Menjadi”, melalui
tayangan ini siswa diwajibkan untuk membuat kesimpulan mengenai tayangan
yang dilihatnya bersama kelompoknya untuk kemudian dipresentasikan di
depan kelas.
Interpretasi:
Media-media tersebut menjadi media pembelajaran yang sering digunakan
oleh guru Aqidah Akhlak dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, melalui mediamedia ini siswa diberi suatu pengertian tentang materi akidah akhlak sehingga
akan diperolehnya suatu pengetahuan sekaligus contoh pembiasaan yang baik
untuk dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
119
Catatan Lapangan XI
Metode Pengumpulan Data : Observasi & Wawancara
Hari/Tanggal
: Senin, 15 Maret 2012
Jam
: 09.05 – 10.00 WIB
Lokasi
: Ruang OSIS MTs Negeri Pangandaran
Sumber Data
: Siswa Kelas VIII B
Deskripsi Data:
Informan adalah para siswa kelas VIII B, wawancara ini dilakukan setelah
pembelajaran aqidah akhlak berlangsung. Pertanyaan yang disampaikan yaitu
menyangkut bagaimana pendapat meraka mengenai pembelajaran yang dilakukan
oleh guru aqidah akhlak, apakah guru tersebut sudah memberikan materi dan
media pembelajaran dengan baikkepada para siswa dan bagaimana perasaan
mereka setelah mengikuti pelajaran aqidah akhlak.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui ada beberapa siswa yang
merasa senang mengikuti pelajaran aqidah akhlak tapi ada juga yang merasa
pembelajaran aqidah akhlak membosankan bagi mereka. Menurut para siswa
Bapak Herman sudah memberikan materi dan media pembelajaran dengan baik
dan sudah sesuai dengan apa yang diajarkan. Sehingga banyak dari mereka yang
mengatakan
bahwasannya pembelajaran dengan menggunakan media seperti
Film, Slide Slow, membuat suasana pembelajaran dikelas menjadi lebih terarah
dan kondisi siswa pun menjadi lebih fokus dalam memperhatikan materi aqidah
akhlak yang disampaikan. Perasaan mereka setelah mengikuti pelajaran aqidah
120
akhlak ini, sebagian siswa ada yang merasa tersadarkan oleh keterangan yang
disampaikan guru melalui media pembelajaran yang diberikan kepada siswa.
Interpretasi:
Sebagian siswa merasa senang mengikuti pelajaran pelajaran aqidah
akhlak, tetapi ada juga yang merasa bosan dalam mengikuti pelajaran aqidah
akhlak. Tauladan yang diberikan guru kepada siswa lewat pemberian media
pembelajaran misalnya dengan mengaplikasikan tayangan yang berisi tentang
ketauladanan nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan Lapangan XII
Metode Pengumpulan Data : Observasi & Wawancara
Hari/Tanggal
: Kamis, 20 Maret 2012
Jam
: 09.05 – 09.40 WIB
Lokasi
: Ruang Laboratorium Komputer
Sumber Data
: Bapak Herman, S.Pd.I
Deskripsi Data:
Pada hari ini penulis melakukan wawancara terhadap informan sesaat
setelah beliu mengikuti seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak
kampus IAID (Institut Agama Islam Darussalam) di Kabupaten Ciamis, beliau
mengungkapkan bahwasannya dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik
guru aqidah akhlak dalam penggunaan media pembelajarannya ada beberapa
upaya yang dilakukan yaitu: 1) dengan menambah wawasan baru melalui seminar
dan diskusi, melalui kegiatan ini guru akan lebih mengembangkan dan
meningkatkan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan terutama dalam hal penggunaan
121
media pembelajaran; 2) menambah wawasan baru melalui buku-buku strategi
pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan media pembelajaran yang akan
disampaikan; 3) guru aqidah akhlak trampil dalam menciptakan media
pembelajaran aqidah akhlak yang baru dan sederhana , dalam hal ini guru aqidah
akhlak menggunakan media visual berbentuk poster asma’ul husna yang
ditempelkan pada papan tulis untuk kemudian dihafalkan oleh para siswanya,
media ini tergolong sederhana namun, bisa menjadikan guru aqidah akhlak
menjadi lebih kreatif dalam upaya meningkatkan kompetesi pedagogiknya.
Interpretasi:
Dari data yang diperoleh melalui wawancara, nampak upaya guru Aqidah
Akhlak dalam meningkatkan kompetensi pedagogiknya dalam penggunaan media
pembelajarannya.
122
Keterangan Struktur Organisasi dan Tanggungjawab Staf
MTs Negeri Pangandaran, Ciamis – Jawa Barat
1) Kepala Madrasah: Bapak Drs. Yamin, M.Pd
a. Kepala Madrasah sebagai Edukator
Bertugas melaksanakan proses belajar secara efektif dan efisien
b. Kepala Madrasah sebagai Manajer
Mempunyai Tugas :
1. Menyusun Perencanaan
2. Mengorganisasikan kegiatan
3. Mengarahkan kegiatan
4. Mengkoordinasikan kegiatan
5. Melaksanakan pengawasan
6. Melakukan Evaluasi terhadap kegiatan
7. Menentukan kebijaksanaan
8. Mengadakan rapat
9. Mengambil keputusan
10. Mengatur proses belajar mengajar
11. Mengatur Administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenangan,
sarana prasarana, keuangan / RAPBM
123
c. Kepala Madrasah sebagai Administrator
Bertugas menyelenggarakan :
1. Perencanaan
11. Keuangan
2. Pengorganisasian
12. Perpustakaan
3. Pengarahan
13. Laboratorium
4. Pengkoordinasian
14. Ruang Ketrampilan / Kesenian
5. Pengawasan
15. UKS
6. Kurikulum
16. OSIS
7. Kesiswaan
17. Serbaguna
8. Ketatausahaan
18. Media
9. Kantor
19. Gudang
10. Ketenagaan
20. 7 K
d. Kepala Madrasah sebagai Supervisor
Bertugas mengenai :
1. Proses Belajar Mengajar
2. Kegiatan BK
3. Kegiatan Ekstrakuriluler
4. Kegiatan Ketatausahaan
5. Kegiatan Kerjasama dengan Masyarakat dan Istansi terkait
6. Sarana Prasarana
7. Kegiatan OSIS
8. Kegiatan 7 K
124
e. Kepala Madrasah sebagai Leader
1. Dapat dipercaya, Jujur dan bertanggung jawab
2. Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa
3. Memiliki visi dan memahami misi sekolah
4. Mengambil keputusan urusan intern dan ekstra sekolah
5. Membuat, mencari dan memilih gagasan baru
f. Kepala Madrasah sebagai Inovator
1. Melakukan Pembaharuan di bidang
a. KBM
c. Ekstrakurikuler
b. BK
d. Pengadaan
2. Melaksanakan Pembinaan Guru dan Karyawan
3. Melakukan Pembaharuan dalam menggali sumber daya di
Masyarakat
g. Kepala Madrasah sebagai Motivator
1. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
2. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM / BK
3. Mengatur ruang Laboratorium yang konduktif untuk praktikum
4. Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
5. Mengatur halaman / lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
6. Menciptakan hubungan kerja harmonis sesama guru dan
karyawan
7. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan
Lingkungan
125
8. Menerapkan
prinsip
penghargaan
dan
hukuman
dalam
melaksanakan tugasnya Kamad dapat mendelegasikan kepada
wakil Kamad.
2) Wakil Kepala Madrasah
Wakil Kamad membantu Kamad dalam kegiatan kegiatan sebagai
berikut :
a. Kurikulum: Ibu Dra. Ruhayati
1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
2. Menyusun pemabagian tugas Guru dan jadwal pelajaran
3. Mengatur penyusunan program pengajaran, program satuan
pelajaran dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian
kurikulum
4. Mengatur pelaksanakan
kegiatan kurikuler dan ekstra
kurikuler
5. Mengatur pelaksanaan program penilaian criteria kanaikan
kelas kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa
serta pembagian rapor dan STTB
6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran
7. Mengatur Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
8. Mengatur pengembangan MGMP dan Koordinator mata
pelajaran
9. Mengatur mutasi siswa
10. Melakukan supervisi administrasi dan akademis
126
11. Menyusun laporan
b. Kesiswaan: Bapak Ngalimun Halimudin, A.Md
1. Mengatur program dan pelaksanaan BK
2. Mengatur mengkoordinasikan pelaksanaan 7K ( Keamanan,
Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan
dan Kerindangan )
3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi
kepramukaan , PMR,KIR,UKS patroli keamanan sekolah (
PKS), Paskibra
4. Mengatur program pesantren kilat
5. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan
6. Menyelenggarakan cerdas cermat olah raga prestasi
7. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa
c. Sarana Prasarana: Bapak Herman, S.Pd.I
1. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjangn
proses belajar mengajar
2. Merencanakan program pengadaanya
3. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana
4. Mengelola perawatan , perbaikan dan pengisian
5. Mengatur pembukuannya
6. Menyusun laporan
127
d. Hubungan dengan Masyarakat: Bapak Hanif Hidayat, S.Pd,
M.Pd
1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan BP3 dan
peran BP3
2. Menyelenggarakan bakti sosial, karyawisata
3. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah
(Gebyar Pendidikan)
3) Guru
Guru bertanggung Jawab kepada Kamad dan melaksanakan tugastugas kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien,
Tugasnya meliputi :
a. Membuat Perangkat Program Pengajaran
-
Silabus
-
Program Tahunan
-
Program Satuan Pelajaran
-
Program Rencana Kegiatan
-
Program Mingguan Guru
b. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran
c. Melaksanakan Kegiatan Penilaian proses belajar ulangan harian,
ulangan umum, ujian akhir
d. Melaksanakan Analisis hasil ulangan harian
e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
f. Mengisi daftar nilai siswa
128
g. Melaksanakan Kegiatan membimbing ( Pengimbasan pengetahuan
) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar
h. Membuat alat pelajaran / alat peraga
i. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni
j. Mengikuti
kegiatan
pengembangan
dan
permasyarakatan
kurikulum
k. Melaksanakan tugas tertentu disekolah
l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadikan
tanggung jawabnya
m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
n. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai
pengajaran
o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum
p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya
4) Wali Kelas
a. Pengelola Kelas
b. Penyelenggara Administrasi Kelas meliputi :
1. Denah tempat duduk siswa
2. Papan Absensi siswa
3. Daftar Pelajaran kelas
4. Daftar Piket kelas
5. Buku Absensi siswa
129
6. Buku kelas / buku kegiatan pembelajaran
7. Tata tertib siswa
c. Penyusunan pembuatan Statistik Bulanan Siswa
d. Pengisian Daftar Kumpulan Nilai Siswa ( Lengger )
e. Pembuatan Catatan Khusus Tentang Siswa
f. Pencatatan Mutasi Siswa
g. Pengisian Buku Laporan Penilaian Hasil Belajar
h. Pembagian Buku Laporan Penilaian Hasil Belajara
5) Guru BK: Ibu Tita Astria, S.Ps.I, M.Pd (Koordinator BK)
a. Penyusunan Program dan pelaksanaan BK
b. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah –
masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar
c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih
berprestasi dalam kegiatan belajar
d. Memberikan sarana dan pertimbangan kepada siswa dalam
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai
e. Mengadakan penilaian Pelaksanaan BK
f. Menyusun Statistik hasil penilaian BK
g. Melaksanakan Kegiatan analisis evaluasi belajar
h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BK
i. Menyusun laporan pelaksanaan BK
130
6) Kepala Perpustakaan: Ibu Dra. Elia Nurlela
a. Perencanaan
pengadaan
buku-buku/
bahan
pustaka/
media
elektronika.
b. Pengurusan pelayanan perpustakaan.
c. Perencanaan pengembangan perpustakaan.
d. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/ bahan pustaka/ media
elektronika.
e. Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku/bahan pustaka/
media elektronika.
f. Melakukan layanan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan
lainnya serta masyarakat.
g. Penyimpanan buku-buku perpustakaan/ media elektronika.
h. Menyusun tata tertib perpustakaan.
i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara
berkala
7) Kepala Tata Usaha: Bapak Aseng Kusmana, S.Pd.I
Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Kamad dalam
melaksanakan tugas sebagai berikut :
a.
Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
b.
Pengelolaan Keuangan sekolah
c.
Pengurusan Administrasi ketenagaan dan siswa
d.
Pembinaan dan Pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
e.
Penyusunan Administrasi perlengkapan sekolah
131
f.
Penyusunan dan Penyajian data/ statistik sekolah
g.
Mengkoordinasikan dan Melaksanakan 7 K
h.
Penyusunan
laporan
Pelaksanaan
kegiatan
pengurusan
ketatausahaan secara berkala
8) Penjaga Madrasah / Satpam: Bapak Sudiono
( Layanan teknis di bidang keamanan )
a.
Mengisi buku catatan kejadian
b.
Mengantar / Memberi petunjuk tamu sekolah
c.
Mengamankan Pelaksanaan Upacara, PBM, EBTA / NAS, Rapat
d.
Menjaga Kebersihan Pos Jaga
e.
Menjaga Ketenangan dan Keamanan Kampus Sekolah siang dan
malam
f.
Merawat peralatan jaga malam
g.
Melaporkan kejadian secepatnya bila ada
9) Tukang Kebun: Bapak Nano
( Layanan teknis di bidang pertamanan )
a. Mengusulkan keperluan alat perkebunan
b. Merencanakan distribusi, jenis dan perintah keamanan
c. Memotong rumput
d. Menyiangi rumput liar
e. Memelihara dan memangkas tanaman
f. Memupuk tanaman
g. Menjaga kebersihan dan keindahan tanaman serta kerindangan
h. Merawat dan memperbaiki peralatan kebun
i. Membuang sampah kebun sekolah dan lingkungan sekolah ketempat
sampah.
132
A. PENILAIAN 1
Indikator Pencapaian
Kompetensi
- Menjelaskan pengertian akhlak
terpuji.
- Menunjukkan ciri-ciri orang yang
berakhlak terpuji.
- Menunjukkan dalil naqli dan dalil
aqli akhlak terpuji.
Teknik
Penilaian
Tes tulis
Bentuk
Penilaian
Uraian
Tes lisan
Jawab
singkat
Tes tulis
Uraian
Contoh Instrumen
- Jelaskan pengertian dari
akhlak terpuji?
- Sebutkan ciri-ciri
orang
yang
berakhlak
terpuji?
- Tuliskan dalil naqli dan
aqli akhlak terpuji?
B. PENILAIAN 2
Aspek Yang Dinilai
Ketepatan peta konsep tentang fakta pengertian akhlak terpuji
Ketepatan peta konsep tentang ciri akhlak terpuji.
Ketepatan peta konsep tentang dalil aqli dan naqli akhlak terpuji
Keterangan Skor:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
1
Skor
2
3
C. PENILAIAN 3
Nama
Kelompok
Keindahan Peta
Konsep
1
2
3
Nilai = Skor yang dicapai
Skor maksimal (9)
Kelengkapan Peta
Konsep
1
2
3
X 100
Kerapihan Peta
Konsep
1
2
3
Skor
Nilai
CURRICULUM VITAE
A. Identitas
Nama
: Dewi Laila Zulaeha
Tempat, Tanggal Lahir
: Ciamis, 10 Nopember 1988
Nama Ayah
: Yusuf Sulaeman Effendi
Nama Ibu
: Nurhayati
Alamat Asal
: Jl. Raya Cijulang Rt.02 Rw. 22 Parigi Ciamis Jawa
Barat 630432
Alamat Jogja
: Gang Sawit Rt.01 Rw.01 No.08, Ngentak,
Sapen, Sleman,Yogyakarta
B. Latar Belakang Pendidikan
Riwayat Pendidikan :
1. TK Tunas Mekar
: Lulus Tahun 1995
2. SD Negeri 05 Cibenda
: Lulus Tahun 2001
3. SLTP Negeri 01 Parigi
: Tahun 2001 - 2004
4. SMK Putra Pangandaran
: Tahun 2004 - 2007
5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
: Masuk Tahun 2007
Yogyakarta, 18 Juni 2012
Mahasiswa,
Dewi Laila Zulaeha
NIM. 07410096
144
Download