Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan

advertisement
Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan λογος [logos, "kata", "alasan"])
adalah Ilmu (sains yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik,
sejarah, dan proses pembentukannya.
Geologiwan telah membantu dalam menentukan umur bumi yang diperkirakan sekitar 4.5
milyar (4.5x109) tahun, dan menentukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng
tektonik yang bergerak di atas mantel yang setengah cair (astenosfir) melalui proses yang
sering disebut tektonik lempeng. Geologiwan membantu menemukan dan mengatur
sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal
seperti besi, tembaga, dan uranium serta mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi,
seperti asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat, pumis, kuarsa, dan silika, dan juga
elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium.
Astrogeologi adalah aplikasi ilmu geologi tentang planet lainnya dalam tata surya (solar
sistem). Namun istilah khusus lainnya seperti selenology (pelajaran tentang bulan),
areologi (pelajaran tentang planet Mars), dll, juga dipakai.
Kata "geologi" pertama kali digunakan oleh Jean-André Deluc dalam tahun 1778 dan
diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Bénédict de Saussure pada tahun
1779.
Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (Inggris: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan
Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara
ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi
menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan
melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara 70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan
setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760
milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar
5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet
yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai
10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok
sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi
air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida,
dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal
1.370 kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair
setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer
membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang
lebih 85 kilometer.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada
beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental
Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik
terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter.
Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau
terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Bentuk
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulatan gepeng (oblate spheroid), sebuah
bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada
bagian katulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran
diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub.
Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π.
Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara
katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Prancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala
global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17%
dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan
dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi
adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m
di bawah permukaan laut). Karena buncitan katulistiwa, bagian bumi yang terletak paling
jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi.
Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen
berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat
berbagai macam relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi
yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau,
sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi
tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.
Komposisi kimia
Tabel Kerak oksida F. W. Clarke
Senyawa
Formula Komposisi
Silika
SiO2
59,71%
Alumina
Al2O3
15,41%
kapur
CaO
4,90%
Magnesia
MgO
4,36%
Natrium oksida
Na2O
3,55%
Besi(II) oksida
FeO
3,52%
Kalium oksida
K2O
2,80%
Besi(III) oksida
Fe2O3
2,63%
Air
H2O
1,52%
Titanium dioksida TiO2
0,60%
Fosfor pentaoksida P2O5
0,22%
Total
99,22%
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%),
oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%),
kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsurunsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki
kandungan utama besi (88,8%), dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%), dan selebihnya
kurang dari 1% unsur langka.[10]
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari
oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya
adalah oksida (oxides); klorin, sulfur, dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di
dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina,
oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam,
yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang
paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke
menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan).
Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.
Lapisan bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
sebagai berikut :

Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km
sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra
yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama
adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total
kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur
kerak menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat
membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer,
litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30 oC
setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih
dalam.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon
(Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium
(Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).
Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi
berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun
pencatat gempa yang ada di seluruh dunia.
Kerak bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh
lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh
tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata
surya. Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua
memiliki lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini
adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di
Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif. Periode ini
berhubungan dengan pembentukan super benua seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana.

Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan
yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C1500 °C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C

Inti Bumi
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi
lapisan-lapisan sebagai berikut :




Litosfir
Astenosfir
Mesosfir
Inti Bumi bagian luar
Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi
bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara
2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C

Inti Bumi bagian dalam
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga
disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi
terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C
Bumi
Foto Bumi yang terkenal, "Kelereng Biru", diambil dari Apollo 17
Penamaan
Adjektif Terestrial, Terran, Telluric, Tellurian, Kebumian
Ciri-ciri orbit
Epos J2000.0[note 1] Aphelion 152.097.701 km
1,0167103335 SA
Perihelion 147.098.074 km
0,9832898912 SA
Sumbu semi-mayor 149.597.887,5 km
1,0000001124 SA
Eksentrisitas 0,016710219
Periode orbit 365,256366 hari
1,0000175 tahun
Kecepatan orbit rata-rata 29,783 km/s
107.218 km/jam
Inklinasi 1°34'43,3"[1]
ke Bidang Invariabel
Bujur node menaik 348,73936°
Argumen perihelion 114,20783°
Satelit 1 (Bulan)
Ciri-ciri fisik
Jari-jari rata-rata 6,371.0 km[2]
Jari-jari khatulistiwa 6.378,1 km[3]
Jari-jari kutub 6.356,8 km[4]
Kepepatan 0,0033528[3]
Keliling khatulistiwa 40.075,02 km (khatulistiwa)
40.007,86 km (meridian)
40.041,47 km (rata-rata)
Luas permukaan 510.072.000 km²[5][6][note 2]
148.940.000 km² daratan (29,2 %)
361.132.000 km² perairan (70,8 %)
Volume 1,0832073×1012 km3
Massa 5,9736×1024 kg[7]
Kepadatan rata-rata 5,5153 g/cm3
Gravitasi permukaan di khatulistiwa 9,780327 m/s²[8]
0,99732 g
Kecepatan lepas 11,186 km/s
Hari sideris 0,99726968 d[9]
23h 56m 4.100s
Kecepatan rotasi 1674,4 km/jam
Kemiringan sumbu 23,439281°
Albedo 0,367[7]
Suhu permukaan
Kelvin
Celsius
min
rata-rata
maks
184 K
287 K
331 K
−89 °C
14 °C
57, 7 °C
Atmosfer
Tekanan permukaan 101,3 kPa (Permukaan laut) Komposisi 78,08% Nitrogen (N2)
20,95% Oksigen (O2)
0,93% Argon
0,038% Karbon dioksida
Sekitar 1% uap air (bervariasi sesuai iklim)[7]
Fosil
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisasisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi
fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar
dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu
ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau
tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil
yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil
jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi,
yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.
secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Sisa-sisa organisme.
Terawetkan secara alamiah.
Pada umumnya padat/kompak/keras.
Berumur lebih dari 11.000 tahun.
Fosilisasi
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang
terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan
secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya
pemfosilan yaitu antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
Mengalami pengawetan
Terbebas dari bakteri pembusuk
Terjadi secara alamiah
Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
Fosil hidup
Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai
sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan
coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies
hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies
dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah
nautilus.
Tempat penemuan fosil
Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya
terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil
yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara
ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya
mengandung paling banyak fosil.
Proses terbentuknya fosil
Fosil terbentuk dari proses dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah
hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi
lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang
asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisasisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.
Pemanfaatan fosil
Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu
geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme
berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai
periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi
tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi
untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.[1]
Bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang
mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Penggunaan bahan
bakar fosil ini telah menggerakan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin,
tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau peat untuk panas.
Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar fosil seringkali
digunakan untuk menggerakkan turbin. Generator tua seringkali menggunakan uap yang
dihasilkan dari pembakaran untuk memutar turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas
dari pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas secara langsung.
Batubara sebagai salah satu contoh bahan bakar fosil
Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon
dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan
pemanasan global. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang
diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon
dioksida di udara.
Gunung berapi
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat
meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan
ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung
api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung
api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar
menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali
adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of
Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan
tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi
yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya
menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam
dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk
menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung
berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di
bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava,
kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:








Aliran lava.
Letusan gunung berapi.
Aliran lumpur.
Abu.
Kebakaran hutan.
Gas beracun.
Gelombang tsunami.
Gempa bumi.
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status Makna Tindakan AWAS


Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan
kritis yang menimbulkan bencana
Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap

Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam



Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
Koordinasi dilakukan secara harian
Piket penuh
SIAGA


Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau
menimbulkan bencana
Peningkatan intensif kegiatan seismik
Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau
menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu




Sosialisasi di wilayah terancam
Penyiapan sarana darurat
Koordinasi harian
Piket penuh


WASPADA




Ada aktivitas apa pun bentuknya
Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan
hidrotermal




Penyuluhan/sosialisasi
Penilaian bahaya
Pengecekan sarana
Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL


Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
Level aktivitas dasar


Pengamatan rutin
Survei dan penyelidikan
Gunung berapi Mahameru atau Semeru di belakang. Latar depan adalah kaldera Bromo,
Jawa Timur, Indonesia.
Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk terhadap margasatwa lokal, dan juga
manusia
Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya
Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga
dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan,
sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak
beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi
merupakan jenis ini.
Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga
tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan
berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh
bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar
di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di
puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar
ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan
jenis ini.
Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
Tipe A
Gunung berapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya
satu kali sesudah tahun 1600.
Tipe B
Gunung berapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi
magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan
solfatara.
Tipe C
Gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun
masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan
solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
Gunung
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah
gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan
penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung
dengan puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia Britannica
membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung.
Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau
gerakan epeirogenik.
Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung.
Pegunungan Himalaya dengan Gunung Everest.
Gunung meletus
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam
bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan
gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18
km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut
gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
1. Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
2. Gunung berapi perisai (shield volcano)
3. Gunung berapi maar
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain





Suhu di sekitar gunung naik.
Mata air menjadi kering
Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
Tumbuhan di sekitar gunung layu
Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Hasil letusan gunung berapi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain
Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfide (H2S),
Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayahan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke
permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai
sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya.
Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Abu letusan
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan.
Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai
ratusan kilometer jauhnya.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih
besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang
terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak
napas.
Letusan gunung berapi St. Helens (AS), 1980
Intan
Intan adalah mineral yang secara kimia merupakan bentuk kristal, atau alotrop, dari
karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa, terutama faktor
kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat
intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri.
Intan terutama ditambang di Afrika tengah dan selatan, walaupun kandungan intan yang
signifikan juga telah ditemukan di Kanada, Rusia, Brazil, dan Australia. Sekitar 130 juta
"carat" (26.000 kg) intan ditambang setiap tahun, yang berjumlah kira-kira $9 milyar
dolar Amerika. Selain itu, hampir empat kali berat intan dibuat di dalam makmal sebagai
intan sintetik (synthetic diamond).
Penambangan intan
Intan terutama ditambang dari pipa-pipa vulkanis, tempat kandungan intan yang berasal
dari bahan-bahan yang dikeluarkan dari dalam Bumi karena tekanan dan temperaturnya
sesuai untuk pembentukan intan.
Intan terdapat dari dalam perut bumi yang digali baik secara manual maupun dengan
mekanisasi. Sekarang kebanyakan para penambang intan sudah menggunakan
mekanisasi, yaitu dengan mesin penyedot untuk menyedot tanah yang sudah digali.
Tanah yang disedot bersama air, dipilah melalui tapisan. Dengan keterampilannya, si
penambang bisa membedakan batu biasa, pasir, atau intan. Intan yang baru didapat ini
disebut "galuh" di daerah Banjarmasin. Galuh ini masih merupakan intan mentah. Untuk
menjadikannya siap pakai, intan harus digosok terlebih dahulu. Penggosokan intan yang
ada di masyarakat sebagian besar masih dengan alat tradisional.
Intan yang sudah diasah.
Gurun
Dalam istilah geografi, gurun, padang gurun atau padang pasir adalah suatu daerah
yang menerima curah hujan yang sedikit - kurang dari 250 mm per tahun. Gurun
dianggap memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan
dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin benar, walaupun jika diamati secara
seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya
pada siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih sepertiga wilayah
bumi adalah berbentuk gurun.
Bentang gurun memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian besar terdiri dari
permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut erg dan permukaan berbatu merupakan
bagian pembentuk lain dari gurun.
Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di
lingkungan kering (Inggris: 'arid') atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun
menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah
serta fosil.
Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah
berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang
tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang
tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara
dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1
meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di
tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan
meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir
pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena
hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan
tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai
penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk
memahami penyebab tsunami.
Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai
"gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang
badai yang disebut sebagai meteotsunami yang ketinggiannya beberapa meter diatas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai
tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan.
Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini.
Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami
Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.
Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang
menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam
Gambar Tsunami menurut Hokusai, seorang pelukis Jepang dari abad ke 19.
Tsunami yang menghantam Malé, Maladewa pada 26 Desember 2004
Terminologi
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti
gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 195
tsunami telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahuntahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas
peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini
dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang
tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak
ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih
lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun
pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau
"memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat.
Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis
sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang
merusak ini. Aazhi Peralai Bahasa Tamil, Beuna atau alôn buluëk Bahasa Aceh adalah
contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di
Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra,
Indonesia, dalam Bahasa Defayan, semong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa
Sigulai, emong berarti tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya
Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal
ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya
sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami
hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat
mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan
jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak
terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara
tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian
pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor
atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan
meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami



Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Skema terjadinya tsunami
Sistem Peringatan Dini
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sistem peringatan tsunami
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai
sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami.
Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru
dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar
atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut
buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh
pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk
memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai pada tahun
1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya
tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat
Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan
data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang
di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific
Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya
masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah
laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang
baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah
sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami
di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu,
karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan
adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu
kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa
dimodelkan secara akurat.
Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan
Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami
jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini
sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat
peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
(Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik
instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga nonpemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan
Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk
mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan
peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan
Resiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan
laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.
Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang
rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan
bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf
(pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan
melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA
yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan
dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan
tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat
terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN
TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem
peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi
apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan
oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi
perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang
meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info
peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database
BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS,
Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai
fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).
Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak
peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk
Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang
tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM
untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal
ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah
RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana,
karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi
dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius
komunikasinyapun relatif cukup memadai.
Tsunami dalam sejarah



1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan
menelan 60.000 korban jiwa.
1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami
menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
2004 - Pada tanggal 25-26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan
tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara
dan Afrika. Ketinggian tsunami 35 m,



2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa,
Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan.
Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang.
2007 - 12 September, Bengkulu, M8.4, Memakan korban jiwa 3 orang.
Ketinggian tsunami 3-4 m.
2010 - 27 Februari, Santiego, Chili
Samudra
Samudra (juga dieja Samudera) atau Lautan (dari bahasa Sansekerta) adalah laut yang
luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan
bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar.
Ada lima samudra di bumi yaitu:





Samudra Arktik
Samudra Atlantik
Samudra Hindia
Samudra Pasifik / Lautan Teduh
Samudra Antarktika / Lautan Selatan
Samudra meliputi 71% permukaan bumi, dengan area sekitar 361 juta kilometer persegi,
isi samudra sekitar 1.370 juta km³, dengan kedalaman rata-rata 3.790 meter. (Perhitungan
tersebut tidak termasuk laut yang tak berhubungan dengan samudra, seperti Laut Kaspia).
Bagian yang lebih kecil dari samudra adalah laut, selat, teluk.
Pembagian batas samudra
[sunting] Samudra Selatan
Pada beberapa negara dan kebudayaan di dunia Samudra Selatan tidak di kenal sebagai
suatu samudra tersendiri, melainkan terbagi atas Samudra Atlantik, Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik dengan batas selatannya pantai benua Antartika.
Sementara pembagian batas samudra oleh Organisasi Hidrografik Internasional, Samudra
Selatan adalah mulai dari pantai benua Antartika sampai batas 60 derajat Lintang Selatan.
Samudra Arktik
Samudra Arktik, berlokasi di belahan utara bumi dan kebanyakan berada di wilayah
Arktik Kutub Utara, adalah samudra terkecil dan terdangkal di antara lima samudra di
dunia[1]. Meskipun Organisasi Hidrografik Internasional (IHO) menganggapnya sebagai
samudra, para ahli samudra menyebutnya Laut Mediteranian Arktik atau Laut Arktik,
mengklasifikasikannya sebagai satu dari Laut Mediteranian yang tergabung dalam
Samudra Atlantik.
Banyak bagian dari samudra Arktik yang tertutup oleh es, baik pada musim dingin atau
sepanjang tahun. Suhu dan kadar garam di samudra Arktik bervariasi tergantung musim
tergantung dari es yang menutupinya sedang mencair atau meleleh;[2] kadar garamnya
adalah yang terendah dari rata-rata lima samudra lainnya, dikarenakan rendahnya
penguapan, juga dikarenakan terbatasnya keluarnya air dari samudra ke daerah sekitarnya
dengan masukan air tawar ke samudra dalam jumlah yang besar. Jumlah es-es yang
mencair pada musim panas mencapai 50% [1].
Geografi
Samudra Arktik mengisi sebuah basin bundar dan memiliki luas sekitar 14.056.000
kilometer persegi, hanya kurang sedikit dari 1.5 kali luas Amerika Serikat[3]. Panjang
garis pantainya adalah 45.389 kilometer [3]. Hampir dikelilingi oleh daratan sepenuhnya,
Samudra Arktik mencakup Tanjung Baffin, Laut Barents, Laut Beaufort, Laut Chukchi,
Laut Siberia Timur, Laut Greenland, Tanjung Hudson, Teluk Hudson, Laut Kara, Laut
Laptev, Laut Putih dan badan-badan air lainnya. Terhubung dengan Samudra Pasifik oleh
Teluk Bering dan ke Samudra Atlantik melalui Laut Greenland[1] dan Laut Labrador.
Letak geografisnya adalah 90°00′ LU 0°00′ BT
Sebuah palung samudra, Palung Lomonosov, membagi Samudra Arktik yang mengisi
basin Kutub Utara menjadi dua basin: Eurasia, atau Nansen, Basin, (dinamakan setelah
Fridtjof Nansen) yang dimana kedalamannya 4.000 dan 4.500 meter, dan Amerika Utara,
atau Hyperborean, Basin, yang kedalamannya sekitar 4.000 meter. Bathymetry dari dasar
samudra ditandai dengan fault-block ridge (seperti bukit), plains of the abyssal zone
(seperti kawasan berlubang-lubang), laut-laut dalam, dan basin-basin. Rata-rata
kedalaman Samudra Arktik adalah 1.038 meter [4]. Titik terdalamnya terdapat di Basin
Eurasia yaitu 5.450 meter.
Samudra Arktik terdiri atas sebuah chokepoint (aliran air yang sempit karena diapit oleh
dua daratan) utama di selatan Laut Chukchi [5] yang menyediakan akses utara ke Samudra
Pasifik melalui Teluk Bering antara Amerika Utara dan Rusia. Samudra Arktik juga
menyediakan link (penghubung) laut terpendek antara barat dan timur Rusia yang
ekstrim. Ada beberapa stasiun penelitian terapung di Arktik, dioperasikan oleh Amerika
Serikat dan Rusia.
Masukan air terbesar berasal dari Atlantik melalui jalur Aliran Norwegia, yang kemudian
mengalir sepanjang pantai Eurasia. Air juga masuk dari Pasifik melalui Teluk Bering.
Aliran Greenland Timur membawa sebagian besar air yang keluar. Es menutupi sebgaian
besar samudra sepanjang tahun, menyebabkan suhu yang mendekati beku sepanjang
waktu. Arktik adalah sumber udara dingin yang bergerak ke arah ekuator, bertemu
dengan udara hangat di garis lintang bagian tengah dan menyebabkan hujan dan salju.
Kehidupan laut banyak terdapat di daerah terbuka, khususnya daerah yang lebih dekat
dengan air di sebelah selatan. Pelabuhan-pelabuhan utama di Samudra Arktik adalah
(Rusia) Murmansk dan Arkhangelsk, (Canada) Churchill, Manitoba dan (A.S.)Prudhoe
Bay, Alaska [5].
Iklim
[[Berkas:SeaIce 2002-05 cmp 1979-2000.png|thumb|200px|Berkurangnya es dimusim
panas dari tahun 1979-2000 hingga 2002-05.[6] Samudra Arktik memiliki iklim kutub
yang ditandai dengan dingin sepanjang tahun dan sempitnya kisaran suhu tahunan.
Musim dingin ditandai dengan gelap yang berkelanjutan, dingin dan kondisi cuaca yang
stabil dan langit yang cerah; musim panas ditandai dengan sinar matahari yang
berkelanjutan, lembab dan berkabut dan angin-angin puyuh lemah dengan hujan dan
salju.
Suhu rata-rata adalah -2° celsius.
Samudra Atlantik
Samudra Atlantik adalah samudra terbesar kedua di dunia, meliputi sekitar 1/5
permukaan Bumi. Kata Atlantik berasal dari mitologi Yunani yang berarti "Laut Atlas".
Samudra ini berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi utara ke belahan bumi
selatan, terbagi dua oleh garis khatulistiwa menjadi Atlantik Utara dan Atlantik Selatan.
Dibatasi oleh Amerika Utara dan Amerika Selatan di bagian barat samudera dan Eropa
dan Afrika di bagian timur samudra.
Samudra Atlantik berhubungan dengan Samudra Pasifik, di bagian utara bumi melalui
Samudra Arktik dan di bagian selatan bumi melalui Lintasan Drake. Hubungan buatan
manusia antara Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik dibuat melalui Terusan
Panama. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudera Hindia di bagian timur,
dibatasi pada garis 20° Bujur Timur. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudra
Arktik adalah garis dari Greenland ke Svalbard di sebelah utara Norwegia.
Mencakupi sekitar 20% permukaan Bumi, Samudra Atlantik berada di urutan kedua
terbesar dalam segi ukurannya setelah Samudra Pasifik. Bersama dengan lautan di
sekitarnya ia mempunyai luas sebesar 106.450.000 km²; jika lautan di sekitarnya tidak
dihitung, luasnya 82.362.000 km². Jumlah wilayah yang mengalir ke Samudra Atlantik
lebih besar empat kali daripada Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia. Volume
Samudra Atlantik dengan lautan sekitarnya adalah 354.700.000 km³ dan tanpanya adalah
323.600.000 km³.
Kedalaman rata-rata Samudra Atlantik, dengan lautan di sekitarnya adalah 3.332 m
(10.932 kaki); tanpanya adalah 3.926 m (12.877 kaki). Kedalaman terbesar, 8.605 m
(28.232 kaki), berada di Palung Puerto Riko. Lebar Samudra Atlantik beragam, dari
2.848 km (1.769 mil) di antara Brasil dan Liberia hingga sekitar 4.830 km (3.000 mil)
antara Amerika Serikat dan sebelah utara Afrika.
Samudra Atlantik mempunyai pesisir pantai yang tak beraturan (ireguler) yang dibatasi
berbagai teluk dan lautan, termasuk Laut Karibia, Teluk Meksiko, Teluk St. Lawrence,
Laut Mediterania, Laut Hitam, Laut Utara, Laut Baltik, dan Laut Norwegia-Greenland.
Pulau-pulau di Samudra Atlantik termasuk Svalbard, Greenland, Islandia, Rockall,
Britania Raya, Irlandia, Fernando de Noronha, Azores, Kepulauan Madeira, Kepulauan
Canary, Tanjung Verde, Bermuda, Hindia Barat, Ascension, St. Helena, Tristan da
Cunha, Kepulauan Falkland, dan Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan.
Samudra Atlantik seperti terlihat dari pesisir barat Irlandia pada hari yang cerah.
Sejarah dan ekonomi
Lokasi: kumpulan air antara Afrika, Eropa, Samudra Selatan, dan benua Amerika
Koordinat Geografi: 0 00 U, 25 00 B
Referensi peta: Dunia
Wilayah:


total: 76,762 juta km²
catatan: termasuk Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Karibia, Selat Davis, Selat
Denmark, bagian dari Lintasan Drake, Teluk Meksiko, Laut Mediterania, Laut
Utara, Laut Norwegia, hampir seluruh dari Laut Scotia, dan kumpulan air tributer
lainnya
Wilayah - perbandingan: sedikit lebih kecil dari 6,5 kali ukuran Amerika Serikat
Garis pantai: 111.866 km
Cuaca:
Badai tropis berkembang di sekitar pesisir pantai Afrika dekat Tanjung Verde dan
bergerak ke arah barat menuju Laut Karibia; badai bisa terjadi dari Mei hingga
Desember, namun paling sering terjadi dari Agustus hingga November. Angin ribut
merupakan hal yang biasa di Atlantik Utara pada masa musim dingin di utara,
menyebabkan perlintasan samudra menjadi lebih sulit dan berbahaya.
Dataran
Titik tertinggi dan terendah


titik terendah: Lembah Milwaukee di Palung Puerto Riko -8.605 m
titik tertinggi: permukaan laut 0 m
Sumber daya alam
Bahaya alam
Lingkungan – masalah semasa
Samudra Hindia
Samudra Hindia, Samudra India, atau Samudra Indonesia adalah kumpulan air
terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh
selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika; di timur oleh Semenanjung Malaka,
Indonesia, dan Australia; di selatan oleh Samudra Selatan. Dia dipisahkan dengan
Samudra Atlantik oleh 20° timur meridian, dan dengan Samudra Pasifik oleh 147° timur
meridian.
Area


total: 68.556 juta km²
seas: termasuk Laut Andaman, Laut Arab, Teluk Bengal, Great Australian Bight,
Teluk Aden, Teluk Oman, Saluran Mozambique, Teluk Persia, Laut Merah, Selat
Malaka, dan sebagainya.
Panjang Pantai: 66.526 km
Titik ketinggian:


titik terendah: Palung Jawa -7.258 m
titik tertinggi: permukaan laut 0 m
Pelabuhan: Calcutta (India), Chennai (Madras; India), Colombo (Sri Lanka), Durban
(Afrika Selatan), Jakarta (Indonesia), Karachi (Pakistan), Fremantle (Australia), Mumbai
(Bombay; India), Teluk Richards (Afrika Selatan)
Samudra Pasifik
Samudra Pasifik atau Lautan Teduh (dari bahasa Spanyol Pacifico, artinya tenang)
adalah kumpulan air terbesar di dunia. Ia mencakup kira-kira sepertiga permukaan Bumi,
dengan luas sebesar 179,7 juta km² (69,4 juta mi²). Panjangnya sekitar 15.500 km (9.600
mi) dari Laut Bering di Arktik hingga batasan es di Laut Ross di Antartika di selatan.
Samudra Pasifik mencapai lebar timur-barat terbesarnya pada sekitar 5 derajat U garis
lintang, di mana ia terbentang sekitar 19.800 km (12.300 mi) dari Indonesia hingga
pesisir Kolombia. Batas sebelah barat samudra ini biasanya diletakkan di Selat Malaka.
Titik terendah permukaan Bumi—Palung Mariana—berada di Samudra Pasifik. Samudra
ini terletak di antara Asia dan Australia di sebelah barat, Amerika di sebelah timur,
Antartika di sebelah selatan dan Samudra Arktik di sebelah utara.
Samudra Pasifik berisi sekitar 25.000 kepulauan (lebih dari jumlah kepulauan yang
berada di lautan dunia lainnya jika digabung), yang mayoritas terletak di selatan
khatulistiwa. (Lihat: Kepulauan Pasifik.)
Di batasan ireguler Samudra Pasifik terdapat banyak lautan, yang terbesar adalah Laut
Sulawesi, Laut Koral, Laut China Timur, Laut Jepang, Laut China Selatan, Laut Sulu,
Laut Tasman dan Laut Kuning. Selat Malaka menghubungkan Samudra Pasifik dengan
Samudra Hindia di sebelah barat, dan Selat Magelhaens menghubungkan Samudra
Pasifik dengan Samudra Atlantik di sebelah timur.
Penjelajah Portugis Fernando de Magelhaens adalah orang yang menamakan Samudra
Pasifik. Untuk sebagian besar perjalanannya dari Selat Magelhaens menuju Filipina,
Magellan memang merasakan ketenangan lautan tersebut. Tetapi, Samudra Pasifik
tidaklah selalu tenang. Di mana Samudra Atlantik melebar, Samudra Pasifik menciut. Hal
ini menyebabkan banyak terjadinya gempa bumi. Banyak angin puyuh dan badai yang
merusak pulau-pulau di bagian Pasifik dan tanah di sekitar Pasifik dipenuhi gunung
berapi dan sering diguncang gempa bumi. Tsunami, yang disebabkan oleh gempa bumi di
dasar laut, telah menghancurkan banyak pulau dan menghapuskan seluruh kota.
Samudra Pasifik dilihat dari pesisir di bagian tengah Chili
Titik tertinggi dan terendah


titik terendah: -10.924 m (-35.840 kaki). di dasar Palung Mariana
titik tertinggi: permukaan laut 0 m
Ciri khas perairan Pasifik





merupakan samudera terluas di dunia
dasar samuderanya merupakan pusat gempa bagi Jepang dan pantai barat benua
Amerika
banyak terdapat gunung-gunung laut
terdapat arus panas kurosyiwo (黒潮 「くろしお」) dan arus dingin oyashio
(親潮 「おやしお」)
terdapat gejala iklim global yaitu el nino dan la nina
Cuaca
Di samudera Pasifik sering terjadi badai karena merupakan pusat badai tropis
Geologi
Samudera ini merupakan daerah divergensi lempeng samudera bergerak saling menjauh.
Sungai
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke
sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap
ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai
merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut
atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian,
bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan
bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan
kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di
mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sundai umumnya
terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di
beberapa negara tertantu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai
juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah
aliran sungai (DAS).
Kebanyakan pinggir sungai di Jepang dipakai untuk tempat bermain, rekreasi dan pesta
akhir pekan
Jenis sungai
Sungai menurut jumlah airnya dibedakan :
1. sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2. sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak
terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa
Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta
sungai Brantas di Jawa Timur.
3. sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim kemarau
airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini
adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
4. sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.
Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja
pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Sungai menurut genetiknya dibedakan :
1. sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan
lereng
2. sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai
konsekwen
3. sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah
dengan sungai konsekwen
4. sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng
daratan
5. sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan
sungai konsekwen
[sunting] Manajemen Sungai
Sungai seringkali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau mengurangi
dampak negatifnya terhadap kegiatan manusia.
1. Bendung dan Bendungan dibangun untuk mengontrol aliran, menyimpan air atau
menghasilkan energi.
2. Tanggul dibuat untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran
banjirnya.
3. Kanal-kanal dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air
maupun navigasi
4. Badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkan navigasi atau diluruskan
untuk meningkatkan rerata aliran.
Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan karena sungai cenderung
untuk mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan
kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan,
tanggul-tanggul dan bendungan sangat mungkin mengalami rembesan atau kegagalan
yang dahsyat akibatnya. Keuntungan yang dicari dalam manajemen sungai seringkali
"impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis yang dikeluarkan dalam
mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan. Sebagai contoh, di beberapa
bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam kanal-kanal sehingga dataran
banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan. Banjir dapat menggenangi pola
pembangunan tersebut sehingga dibutuhkan biaya tinggi dan seringkali makan korban
jiwa.
Banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena
sungai termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi,
menetap, dan budidaya tambak, burung-burung, serta beberapa jenis mamalia.
Proses pembentukan minyak bumi
Sakjane sudah cukup lama saya ingin membuat dongeng proses terjadi atau terbentuknya
minyak di bumi. Tapi karena ngga ada urgensinya ya akhirnya baru sekarang dongengan
ini tertulis. Kalau tulisan ilmiahnya ya buanyak. Cuman sering menggunakan jargon dan
istilah yang hanya dikenal sama dewa-dewa diatas sana
“Looh knapa nunggu urgensitas ta Pakdhe?”
“Belajar itu akan lebih mudah dan nyanthel dan diingat kalau ada stimulus yang
mendasarinya. Mumpung ada gempa belajar tentang bencana, trus mumpung ada issue
migas sahohah di Aceh ya belajar soal minyak. Begitchu, Thole!
Teori Organis dan teori Anorganik
Teori proses pembentukan minyak yang dikenal hingga saat ini ada dua teori besar yaitu
teori an-organik dan teori organik. Teori an-organik ini saat ini jarang dipakai dalam
eksplorasi migas. Salah satu pengembang teori an organik ini adalah para penganut
creationist – atau penganut azas penciptaan, itu tuh yang anti teori evolusi . Teori anorganic ini sering juga dikenal abiotik, atau abiogenic.
Dongeng kali ini hanya untuk teori organik saja.
Proses pembentukan minyakbumi berdasar teori organik
Mungkin ngga ada yang menyangka sebelumnya bahwa secara alami minyak bumi yang
ada secara alami ini dibuat oleh alam ini bahan dasarnya dari ganggang. Ya, selain
ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan juga dapat menjadi sumber minyak
bumi. Tetapi ganggang merupakan biota terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun
dalam studi perminyakan (yang lanjut dan bikin mumet itu) diketahui bahwa tumbuhtumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan
minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.
“Looh Pakdhe apa ada hubungannya dengan evolusi !”
“Tidak secara langsung thole, tetapi dengan diketahuinya jenis-jenis sumber minyak
tertentu ini , maka diketahui bahwa minyak bumi yang ada di bumi ini berasal dari
sumber biologi. Teori ini disebut teori organik”
“memangnya ada proses pembentukan minyak yang an-organik pakdhe ?”
“Secara teoritis banyak gas-gas methane yang terbentuk secara an organik. Misal
methan yang ada di Planet Saturnus, dan juga Titan. Karena di alnet-planet itu tidak
(belum) diduga ada gas metana-nya walaupun tidak bisa dihuni mahluk seperti di bumi”
Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen.
Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini
bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentusaja batuan yang
mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di
dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock
(batuan Induk) yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic
Carbon).
Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik.
Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gasbumi.
Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai carbon
yang tidak mungkin dimasak.
“Oooh ini yang kemarin disebutkan tempe itu bisa saja tidak menjadi tempe yang
bagus. Sehingga tetep menjadi kedelai yang tidak bisa dimasak menjadi mendoan, gitu
kan pakdhe ?”
“Ya bisa saja disepadankan bahwa kita ini akan membuat tempe. Maka source rock ini
adalah tempenya, sedangkan karbon ini kedelainya”
Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja daerah ini terus
tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang
mengandung karbon ini akan terpanaskan. Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam
atau masuk amblas ke bumi, akan bertambah suhunya. Ingat ada gradien geothermal ?
(lihat penjelasan tentang pematangan dibawah).
Reservoir (batuan Sarang)
Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentusaja banyak jenis batuan yang
menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau
batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang
penting ada ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir,
batugamping bahkan batuan volkanik.
Proses migrasi dan pemerangkapan
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentusaja berupa
minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyakbumi yang mentah ciri fisiknya berbeda
dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya,
walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyakbumi ini lebih
kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimides. Inget kan si jenius yang menurut
hikayat lari telanjang ? Sambil berteriak, “Eureka .. eureka !!”. Demikianlah juga dengan
minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung ber”migrasi”
keatas.
Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik,
maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah
jebakan (trap).
Proses pematangan batuan induk (Source rock)
Untuk sedikit lebih canggih dalam memahami proses pembentukan migas, dongeng
berikut ini menjelaskan hanya masalah pematangannya.
Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini karena
adanya proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin
panas dan akhirnya menghasilkan minyak. Tentunya ada donk hubungan antara
kedalaman dengan pematangan ? Ya tentusaja.
Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini tergantung dari besarnya
gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya.
Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah
yang panas memiliki gradien geothermal tinggi.
“ini maksudte kalau dapurnya sudah ada kedelinya, dan sudah jadi tempe. Tapi ngga
ada minyak tanah buat menggorengnya gitu ya Pakdhe ?”
“Betul thole, memasak itu perlu panas atau suhu.”
Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada suhu antara 50-180
derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya
mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin
turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan
memasak karbon yang ada menjadi gas!
Cekungan-cekungan sedimen di Indonesia itu tergambar dalam gambar disebelah kiri ini.
” Asyik Pakdhe, Trus bagaimana dengan cekungan-cekungan di Indonesia ? Apakah
semua ‘dapur-dapur’ ini menghasilkan minyak ? Mana yang tidak dan mana yang
menghasilkan ? Apa pengontrol lainnya ?”
“Mengko disik Thole. Jangan buru-buru. Belajar itu satu-satu. Terusin besok lagi ya
?”
“Jadi yang dicekungan Aceh itu gimana Pakdhe ? Ora sabar aku dhe !”
“Ya wis ngintip disebelah ini ya ?”
Seamount, Si Gunung Raksasa dibawah laut (1.
Proses Terbentuknya)
Melanjutkan dongeng sebelumnya disini tentang Seamount atau mudahnya disebut saja
gunung laut. Gunung laut ini didunia ada lebih dari 30 000 gunung laut yang ada dibawah
samodra. Namun kebanyakan gunung laut ini berupa gunung api yang sudah mati atau
sudah tidak aktif lagi.
“Pakdhe bagaimana terbentuknya ? Trus di Indonesia ada berapa ?”
“Sabar Thole, lah ini dicritain dulu bagaimana terbentuknya gunung2 ini ya “
Terbentuknya Gunung Laut
Secara mudah gambar dibawah ini memperlihatkan bagaimana terbentuknya seamount
atau gunung laut. Cara plaing mudah barangkali adalah dengan melihat proses tektonik
lempeng (plate tectonic) seperti gambar paling atas itu.
Di Daerah pemekaran samodra terjadi proses keluarnya material dari mantel atas yang
keluar seperti keluarnya gelembung air pada saat mendidih. Arus berputarnya ini disebut
arus konveksi. Persis arus air ketika merebus air. Kalau merebus air yang keluar itu
gelembung udara, tetapi ini yang keluar material dari lapisan mantel atas yang cair.
Yang berwarna merah-biru dibawah ini merupakan kerak samodra. Sedangkan yang hijau
disebut kerak benua. Kerak samodra ini selalu bertambah atau bergerak karena ada
pembentukan kerak baru pada zona pemekaran samodra.


1. Pada saat keluar tentusaja ada yang berukuran besar dan membentuk sebuah
gunung api bawah laut.
2. Gunung api bawah laut ini terbentuk diatas kerak samodra dan terus terbawa
oleh kerak samodra menuju zona penunjaman disebelah kanan.


3. Semakin jauh dari zona pemekaran, tentusaja material mantel yang cair dan
panas ini kehilangan suhunya. sehingga membentuk seamount atau gunung laut
yang seringkali berupa gundukan yang tidak lagi berupa gunung api yang aktif.
4. Ketika mendekati zona penunjaman tentusaja bagian atas dari kerak samodra
ini akan bergesekan dengan kerak benua. Gesekan ini menimbulkan panas dan
sering menyebabkan batuan pembentuk kerak samodra ini meleleh. Batuan yang
meleleh dan cair ini akan keluar membentuk gunung api seperti yang kita lihat di
rentetan Gunung Api sepanjang bagiam barat Sumatra, hingga bagian selatan
Jawa. Termasuk Gunung Merapi, Semeru dan gunung api yang lain yang masih
aktif.
Seamount (gunung laut) kebanyakan sudah tidak berupa gunung api
aktif.
Karena biasanya gunung laut itu tidak lagi mendapatkan pasokan panas, maka
materialnya tidak lagi berupa material cair panas seperti sumber dapur magma. Coba
bandingkan dengan gunung api di sebelah kanan (pada pinggiran kerak benua) dimana
terdapat pasokan material panas hasil gesekan antara kerak samodra dengan kerak benua.
“Fyuh … berarti seamount ini aman ngga bakalan meletus ya Pakdhe”
“Kebanyakan memang begitu thole. Tetapi kalau saja ada yang terus-terusan
mensuply material dari mantle atas ini ya tentusaja akan tetep aktif gunung apinya ini.”
“Looh memangnya ada juga Pakdhe ?”
“Ada thole, salah satu yang terkenal adalah kepulauan Hawai”.
Dengan demikian keberadaan gunung laut atau seamount ini tidak perlu ditakutkan
berlebihan tetapi harus diperhatikan. Atau lebih tepatnya harus ditelaah dan diteliti, dan
dimengerti. Hal ini bukan hanya karena kebencanaan, namun juga karena adanya ‘harta
diseputar seamount ini !
Dimana saja Gunung laut (Seamount) disekitar Indonesia ?
Sebenernya banyak sekali seamount yang ada di sekitar Indonesia. Yang terkenal adalah
yang berada disebelah selatan Jawa. Salah satu gunungnya ada yang muncul
kepermukaan membentuk Pulau Krismas, atau Pulau Natal atau Christmas Island. Pulau
ini sangat terkenal sebagai tujuan wisata. Daerah Pulau Natal ini memang tidak termasuk
teritorial Indonesia, bahkan masuk Australia.
Crismas Island, kompleks gunung laut di selatan Jawa
Pulau Natal atau Chrismas Island, merupakan sebuah kompleks gunung laut (seamount)
yang sangat besar. Kompleks Gunung Laut ini memiliki arti khusus dalam proses alam
baik keberagaman biologi maupun fisik.
Daerah dangkal dikelilingi lautan dalam ini sering merupakan daerah berkumpulnya ikanikan laut karena daerah ini seringkali ditumbuhi karang-karang karena airnya jernih, jauh
dari populasi manusia sehingga jauh dari sampah dan polusi. Dengan demikian perlu
penelitian khusus untuk mengetahui biodiversity (keberagaman hayati) di lingkungan
kompleks gunung laut ini. Keberadaan biodiversity (keberagaman hayati) diseputar
gunung laut ini ada harta berupa ikan dan karang yang harus dijaga lingkungannya.
Selain itu gunung laut ini bentuknya sangat tidak merata, sehingga ketika kerak samodra
ini menabrak kerak benua, maka akan terjadi ganjalan. Nah ganjalan ini menjadikan
proses gempa yang unik.
“Wah Pakdhe, ternyata sudah banyak seamount yang diketahui keberadaannya ? Trus,
bagaimana dengan pengaruh seamount terhadap gempa ?”
“Kalau yang itu nanti kita lanjutkan bagian kedua ya ? Sebenernya dulu pernah ditulis
di sini tentang peran seamount diselatan Jawa itu disini“
Rovicky.wordpress.com
Download