BAB V PERHITUNGAN HARGA JUAL ENERGI PEMBANGKIT

advertisement
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
BAB V
PERHITUNGAN HARGA JUAL ENERGI
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH
Perencanaan
pembangunan
suatu
fasilitas
pembangkit,
haruslah
mempunyai tujuan untuk menghasilkan energi listrik yang semurah mungkin
diikuti dengan kontinuitas ketersediaan energi listrik. Biaya pokok pembangkitan
untuk suatu jenis pembangkit hasil perencanaan, baik biaya saat ini maupun biaya
kumulatif hingga beberapa tahun ke depan, sebisa mungkin harus lebih murah
dibandingkan biaya jenis-jenis pembangkit lainnya.
Metode perencanaan pembangkitan diawali dengan
mengkalkulasi
besarnya biaya pembangkitan untuk setiap jenis pembangkit. Perhitungan biaya
kumulatif dan proses perbandingan biaya kumulatif antar kondisi berbeda dengan
pembangkit yang sama (pencarian biaya kumulatif yang minimal) dilakukan
dengan melakukan optimalisasi biaya pembangkitan dengan menggunakan variasi
parameter yang terlibat dalam perhitungan.
Demikian
juga
dengan
perencanaan
pembangunan
PLTSa.
Dalam
perencanaannya, yang harus memperoleh perhatian lebih adalah mengenai biaya
investasi yang diperlukan untuk penanganan sampah sebelum dibakar. Untuk
mekanisme perolehan sampah yang digunakan sebagai bahan bakar juga perlu
mendapatkan perhatian lebih.
V.1.
Komponen Biaya Pembangkit Tenaga Listrik
Komponen biaya pembangkitan terdiri dari komponen A (biaya
pengembalian investasi), komponen B (biaya operasi dan pemeliharaan tetap),
Komponen C (Biaya bahan bakar), dan komponen D (biaya operasi dan
pemeliharaan variabel).
Komponen A dan komponen B besarnya tetap walaupun produksi energi
listrik pembangkit tersebut berubah-ubah. Kedua komponen ini yang menentukan
V-1
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
besarnya biaya kapasitas terpasang pada tarif dasar listrik. Sedangkan komponen
B dan D besarnya tergantung pada besarnya produksi listrik yang dihasilkan.
Kedua komponen ini yang menentukan besarnya biaya variabel (Rp/kWh) pada
tarif dasar listrik. Berikutnya akan dijabarkan penjelasan dan metode perhitungan
dari masing-masing komponen biaya tersebut.
V.1.1. Komponen A (Biaya pengembalian investasi)
Komponen biaya ini nilainya tetap tidak tergantung pada energi listrik
yang diproduksi, melainkan tergantung pada modal kapital awal pembangkit
tersebut dan tingkat pengembaliannya. Komponen biaya ini terdiri dari biaya
penyusutan, biaya bunga dan atau pendapatan sebelum pajak. Nilai komponen A
ini akan dinyatakan dalam Rp/kWh. Penghitungannya adalah dengan membagi
jumlah biaya pengembalian investasi selama masa pembelian energi listrik dengan
jumlah energi listrik yang dihasilkan selama masa itu.
Pembangkit listrik mengalami penyusutan (depreciation) sesuai umurnya
sehingga biaya penyusutan setiap tahun (book depreciation) merupakan
pengeluaran/biaya yang dimasukkan ke dalam kas (cash) pada analisis keuangan.
Akibatnya modal awal dapat dikembalikan setelah umur pembangkit habis. Tetapi
penentuan masa depresiasi fasiltas pembangkit tersebut tergantung dari kebijakan
perusahaan mengenai pengembalian biaya investasi. Hal ini erat kaitannya dengan
nilai dan jangka waktu pengembalian pinjaman. Hal ini akan dibahas lebih lanjut
nanti.
Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu mengenai fasilitas pembangkit
itu sendiri. Dalam suatu pembangkit tenaga listrik, biaya investasi tidak hanya
digunakan untuk membeli dan memasang mesin pembangkit saja. Banyak sarana
dan prasarana lain yang ikut menelan biaya yang sangat besar. Dalam
pendefinisian sarana dan prasarana ini sampai sekarang belum ada acuan baku
yang disepakati antara pihak swasta yang akan membangun fasilitas pembangkit
dengan pihak regulator yang berhak menilai pembangkit tersebut layak untuk
dibangun atau tidak dilihat dari segi harga jual tenaga listriknya. Sedangkan
V-2
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
fasilitas-fasilitas pembangkit ini sangat berpengaruh terhadap biaya investasi yang
dikeluarkan yang nantinya dibebankan pada komponen A yang ujungnya akan
terlibat dalam perhitungan harga jual tenaga listrik pembangkit tersebut.
Selain biaya investasi untuk peralatan, sarana dan prasarana pembangkit,
terdapat biaya-biaya yang dikategorikan dalam biaya investasi pembangkit,
seperti biaya perizinan dan commissioning. Berikut ini adalah biaya-biaya yang
termasuk dalam biaya investasi suatu pembangkit listrik tenaga sampah :
No
Jenis Investasi
1
Lahan dan Persiapan Lahan
2
Infrastruktur
3
Pekerjaan Sipil dan Gedung
4
Peralatan Pembangkit
5
Peralatan Penyimpanan dan Kendaraan
6
Peralatan Pemeliharaan
7
Biaya Pengembangan Proyek
8
Biaya Konstruksi
9
Biaya Implementasi dan Persiapan Operasi
Rincian jenis investasi diatas adalah sebagai berikut :
1. Tanah atau lahan tempat pembangkit dibangun dan persiapannya
a.
Pembersihan lahan
b.
Investigasi
c.
Survey Topografi
d.
Jalan akses
2. Infrastruktur dan utilitas :
a.
Jalan
b.
Lahan parkir
c.
Fasilitas persediaan air
d.
Pos penjaga
e.
Pagar dan gerbang
f.
Drainase
g.
Sistem proteksi petir
h.
Sistem telekomunikasi
i.
Sistem teknologi informasi
j.
Air Conditioning system and equipment
k.
Fire Fighter system and equipment
l.
Security system and equipment
V-3
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
3. Pekerjaan sipil dan gedung :
a.
Gedung pembangkit
b.
Konstruksi beton dan pondasi
c.
Pentanahan bawah tanah
d.
Perumahan
e.
Ruang kontrol
f.
Kantor, rumah ibadah, gudang, kantin, pantri
4. Peralatan mekanikal dan elektrikal pembangkit
a.
Fasilitas pengolahan sampah awal
b.
Crane
c.
Grate
d.
Ruang Bakar
e.
Boiler
f.
Turbin
g.
Fasilitas penanganan abu
h.
Fasilitas pengendali gas buang
i.
Transformator
j.
Switchgear
k.
Cubicle
l.
Bus bar
m.
Protective relay
5. Peralatan pemeliharaan
6. Pengembangan Proyek
a.
Perizinan
b.
Biaya Konsultasi
c.
Studi Kelayakan
7. Peralatan Penympanan dan transportasi
Transportasi (personel, material, dan bahan bakar/sampah)
8. Biaya kostruksi proyek
a.
administrasi dan kontrak
b.
Supervisi
c.
Kantor sementara
d.
Perumahan sementara
e.
Utilitas sementara
f.
Transportasi
g.
Water & power supply
h.
Commissioning
i.
Kontingensi
j.
Asuransi
9. Biaya Implementasi dan persiapa noperasi
a.
Komisioning
b.
Peresmian
c.
Kontingensi
V-4
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Biaya-biaya tersebut bisa 100 % berasal dari investor atau terdiri dari
investor dan pinjaman bank. Tentu saja biaya-biaya tersebut harus dikembalikan
sesuai dengan perjanjian yang dilakukan. Kepada investor, nantinya akan ada
biaya pengembalian yang digambarkan melalui ROI. Sedangkan kepada bank,
pinjaman dikembalikan dengan mekanisme pengembalian pinjaman pokok dan
bunga.
Sekarang akan dibahas satu persatu mengenai depresiasi, biaya bunga dan
pendatan sebelum pajak.
Depresiasi
Depresiasi merupakan biaya penyusutan nilai aset pembangkit. Aset disini
adalah aset tangibles dan intangibles. Besarnya biaya depresiasi ini adalah nilai
aset (fasilitas) dibagi dengan waktu depresiasinya. Untuk tiap jenis aset dan
fasilitas pembangkit mempunyai waktu depresiasi yang berbeda-beda karena usia
ekonomis masing-masing fasilitas berbeda. Sehingga dalam penghitungan biaya
depresiasi suatu pemabangkit kurang tepat apabila seluruh aset atau fasilitas yang
ada didepresiasi dengan jumlah waktu yang sama. Selain usia ekonomis masingmasing aset, hal lain yang harus diperhatikan adalah waktu pengembalian
pinjaman bank mengingat dalam investasi pembangkit biasanya pendanaan
sebagian besar berasal dari pinjaman bank. Waktu pengembalian pinjaman bank
tersebut menentukan besarnya biaya pengembalian pinjaman pokok dan biaya
bunga yang harus dibayar per tahun. Biaya depresiasi hendaknya bisa menutup
biaya pokok pinjaman per tahun tersebut sehingga tidak perlu mengambil dari
bagian investor. Berikut adalah penghitungan biaya depresiasi fasilitas-fasilitas
pembangkit yang ada :
Biaya Bunga
Biaya bunga muncul karena adanya komponen pinjaman bank dalam biaya
investasi. Dalam pinjaman bank terdapat beberapa parameter utama yaitu jumlah
pinjaman, waktu penurunan pinjaman, waktu pengembalian pinjaman, tingkat
bunga pinjaman, dan grace period. Biasanya dalam suatu investasi, pembayaran
biaya pokok pinjaman dan biaya bunga dilakukan tiap tahun.
V-5
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Besarnya biaya bunga yang harus dibayar tiap tahun adalah :
Bunga(n)  C (n  1)  I
C (n)  C  ( S1  S 2  ...  S (n  1))
Biaya bunga total yang harus dibayar :
n
Bunga   Bunga(n)
1
Bunga(n)
= biaya bunga pada tahun ke-n, rupiah
C(n-1)
= Sisa pinjaman pada tahun ke-(n-1), rupiah
n
= Waktu pengembalian pinjaman
C
= Jumlah pinjaman pada tahun pertama operasi,
rupiah
S
= Biaya pengembalian modal pokok (cicilan), rupiah
I
= tingkat bunga pinjaman (%)
Sebagai catatan, perhitungan dilakukan selama masa operasi. Tahun
pertama operasi adalah tahun ke-1. Pembayaran biaya pokok pinjaman dan biaya
bunga sebelum masa operasi (selama masa konstruksi) belum dihitung.
Dalam kenyataanya, selama masa konstruksi, seharusnya dilakukan
pembayaran biaya pokok pinjaman dan biaya bunga. Hal ini dilakukan bila tidak
terdapat Grace Period (waktu penundaan pembayaran pinjaman), baik untuk
pembayaran biaya pokok pinjaman maupun biaya bunga. Yang dinamakan
sebagai biaya bunga adalah biaya bunga yang dihitung selama masa operasi saja.
Sedangkan biaya bunga yang dibayar selama masa konstruksi disebut IDC
(Intersest During Construction). IDC ini akan dimasukkan ke dalam biaya
investasi sebagai aset dan mengalami depresiasi. Pada saat masa konstruksi
tersebut, pembangkit listrik tidak memperoleh pendapatan hasil dari penjualan
V-6
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
listrik sehingga pembayaran bunga berasal dari modal kapital awal. Hal ini dapat
menyebabkan modal kapital awal yang dibutuhkan jauh lebih besar dibandingkan
modal kapital seharusnya. Besarnya biaya IDC tergantung dari tahap
pembangunan pembangkit.
Bila tidak terdapat Grace Period maka perhitungan biaya bunga dan IDC
adalah sebagai berkut :
Bunga 
n  n"
 Bunga(n' )
1
Bunga(n' )  C (n'1)  I
C (n'1)  C  ( S1  S 2  ...  S (n'1))
C  Co  S '
C (n" )  Co  ( S1  ...  S (n"1))
IDC (n" )  Co(n"1)  I
n"
IDC   IDC (n" )
1
n'  n  n"
C
= Jumlah pinjaman pada tahun pertama operasi, rupiah
Co
= Jumlah pinjaman awal, rupiah
I
= Tingkat bunga pinjaman, %
S
= Biaya pengembalian pinjaman pokok (cicilan), rupiah
IDC
= Bunga selama masa konstruksi, rupiah
n
= Waktu pengembalian pinjaman, tahun
n”
= Waktu Konstruksi
Sedangkan bila terdapat Grace Period maka perhitungan biaya bunga dan
IDC adalah sebagai berkut :
V-7
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Bunga 
n  n"  N
 Bunga(n' )
1
Bunga(n' )  C (n'1)  I
C (n'1)  C  ( S1  S 2  ...  S (n'1))
C  Co  S '
C (n" )  Co  ( S1  ...  S (n" N  1))
IDC (n" )  Co(n"1)  I
IDC 
n"  N
 IDC (n" )
1
n'  n  n" N
C
= Jumlah pinjaman pada tahun pertama operasi, rupiah
Co
= Jumlah pinjaman awal, rupiah
I
= Tingkat bunga pinjaman, %
S
= Biaya pengembalian pinjaman pokok (cicilan), rupiah
IDC
= Bunga selama masa konstruksi, rupiah
n
= Waktu pengembalian pinjaman, tahun
n”
= Waktu Konstruksi
N
= Grace period, tahun
Masa konstruksi suatu pembangkit dapat dibedakan menjadi beberapa
tahap. terdiri dari masa pengembangan (pembebasan lahan, pengerukan tanah,
pengiriman barang modal, dll), masa konstruksi (pekerjaan sipil, pemasangan
mesin dan peralatan elektrik), dan masa penyelesaian (commisioning, dll). Pada
tiap masa tersebut, pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda, tentu saja biaya yang
dilakukan berbeda juga. Oleh karena itu mekanisme penurunan pinjaman bank
juga harus memperhatikan kondisi tersebut. Pinjaman bank hendaknya diturunkan
bertahap sesuai dengan masa-masa tersebut. Sehingga akan dapat mengurangi
biaya bunga selama konstruksi yang harus dibayar karena biaya IDC dikenakan
V-8
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
pada besarnya modal yang diturunkan. Faktor ini menyebabkan besarnya IDC
berbeda-beda di setiap tahap dan mempengaruhi jumlah total biaya IDC tersebut.
Biaya komponen A diatas dikeluarkan sepanjang umur pembangkit. Hal
ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan kenyataan yang ada. Di dalam sistem
perekonomian sekarang, sebagian besar bank memberi pinjaman maksimal selama
10-15 tahun. Sebagian besar investor mengharapkan masa pengembalian modal
selama 8-10 tahun. Surat berharga obligasi memiliki masa tempo 10-15 tahun.
Pinjaman lunak dari luar negeri selama 30 tahun akan digunakan oleh pemerintah
untuk berbagai sektor dan tidak akan cukup untuk membiayai banyaknya investasi
pembangkit hingga 10 tahun ke depan. Hal ini menyebabkan masa pengembalian
modal beserta tingkat pengembaliannya tidak sama dengan umur pembangkit.
Percepatan masa pengembalian akan memperbesar biaya investment charges
dibandingkan dengan hasil perhitungan sebelumnya
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa apabila PLN
menggunakan perhitungan biasa tanpa memperhitungkan percepatan depresiasi,
maka terjadi pengeluaran/biaya yang berlebihan dan biaya yang berlebih tersebut
akan dikenakan pada biaya pokok penyediaan (BPP) dan menyebabkan mahalnya
tarif dasar listrik. Hal ini sudah bukan merupakan biaya minimal pada
perencanaan pembangkit.
Pendapatan Sebelum Pajak (EBT)
Pendapatan sebelum pajak adalah pendapatan yang diperoleh setelah
dikurangi biaya produksi, biaya operasi dan pemeliharaan, depresiasi dan bunga,
tetapi belum dikurangi pajak. Pendapatan disini adalah pendapatan yang diperoleh
dari penjualan energ listrik. Biaya produksi di sini adalah biaya bahan bakar.
Pendapatan (P) :
Energi  Pr ice
Energi = Energi listrik yang dihasilkan, kWh
Price = Harga energi listrik, Rp/kWh
V-9
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Pendapatan sebelum pajak (EBT) :
P  FC  O & M  D  I
P
= Pendapatan, rupiah
FC
= Biaya bahan bakar, rupiah
O&M = Biaya operasi dan pemeliharaan, rupiah
D
= Biaya depresiasi, rupiah
I
= Biaya bunga, rupiah
EBT ini menggambarkan pendapatan yang diperoleh oleh investor atas
investasi yang telah dikeluarkan. Sehingga hal tersebut menggambarkan tingkat
pengembalian modal kepada investor.
Sehingga besarnya komponen A dapat dihitung sebagai berikut :
Depresiasi  Bunga  EBT
n
 Energi(n)
1
V.1.2. Komponen B (Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tetap)
Biaya ini adalah biaya untuk operasi dan pemeliharaan pembangkit yang
besarnya tidak tergantung pada energi listrik yang diproduksi. Biaya-biaya
tersebut ada yang berupa biaya tetap saja, biaya variabel saja, dan ada juga yang
mengandung komponen biaya tetap dan variabel. Sebagai contoh untuk jasa
reparasi dan perawatan reparasi dan perawatan ada yang berdasarkan jam operasi
mesin dan ada yang berdasarkan usia peralatan atau komponen mesin. Maka di
dalamnya terdapat biaya tetap jasa reparasi dan perawatan.
Biaya-biaya yang termasuk di dalam biaya operasi dan pemeliharaan
pembangkit adalah:
V-10
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
No
Jenis Biaya
1
Insentif
2
Pemakaian Air
3
Bahan Kimia
4
Suku Cadang
5
Material Lain
6
Biaya Gaji
7
Biaya Kesejahteraan
8
Jasa Reparasi & Perawatan
9
Asuransi
10
Sewa
11
Retribusi
12
Diklat
13
Riset
14
Konsultan
Berikut ini adalah biaya-biaya yang termasuk di dalam biaya operasi dan
pemeliharan tetap.
No
Jenis Biaya
1
Biaya Gaji
2
Biaya Kesejahteraan
3
Jasa Reparasi & Perawatan
4
Asuransi
5
Sewa
6
Retribusi
7
Diklat
8
Riset
9
Konsultan
Berapapun energi listrik yang dihasilkan, jumlah biaya ini adalah tetap.
Dalam penghitungan komponen biaya ini, yang perlu diperhatikan adalah adanya
eskalasi atau kenaikan harga (biaya) dari masing-masing komponen biaya. Untuk
perhitungan biaya tiap tahun tanpa memasukkan komponen eskalasi harga adalah
dengan menjumlahkan keseluruhan biaya tersebut dalam waktu satu tahun,
kemudian menjumlahkan dengan biaya di tahun-tahun berikutnya selama masa
V-11
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
pembelian tenaga listrik (sesuai PPA). Kemudian membaginya dengan energi
listrik total yang dihasilkan selama waktu itu.
Selain biaya perawatan tetap pada bagian utama (mesin) pembangkit, pada
PLTSa juga terdapat biaya perawatan pada bagian peralatan yang digunakan
untuk memproses sampah sebelum masuk ke ruang bakar.
Biaya operasi dan pemeliharaan tetap (O&Mfixed) tiap tahun :
O & Mfixed (n)  BG (n)  BK (n)  R & P(n)  A(n)  S (n)  R(n)  D(n)  Ri (n)  K (n)
BG
= Biaya gaji, rupiah
BK
= Biaya kesejahteraan, rupiah
R&P = Biaya jasa reparasi dan perawaatan, rupiah
A
= Biaya Asuransi, rupiah
S
= Biaya Sewa, rupiah
R
= Biaya Retribusi, rupiah
D
= Biaya Diklat, rupiah
Ri
= Biaya Riset, rupiah
K
= Biaya Konsultan, rupiah
n
= tahun
Biaya operasi dan pemeliharaan tetap (O&Mfixed) total (selama masa
pembelian tenaga listrik) tanpa adanya faktor eskalasi biaya :
O & Mfixed  O & Mfixed (1)  O & Mfixed (2)  ...  O & Mfixed (n)
n = masa pembelian energi listrik, tahun
Biaya operasi dan pemeliharaan tetap (O&Mfixed) total (selama masa
pembelian tenaga listrik) dengan adanya faktor eskalasi biaya :
V-12
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
O & Mfixed  O & Mfixed (1)  O & Mfixed (2)  ...  O & Mfixed (n)
O & Mfixed (n)  O & Mfixed (n  1)  (1  r )
n
= Masa pembelian energi listrik, tahun
r
= Tingkat eskalasi biaya, %
Sehingga komponen B (biaya operasi dan pemeliharaan tetap) dapat
dihitung sebagai berikut :
Komponen B :
O & Mfixed
n
 Energi(n)
1
O&Mfixed
= Biaya operasi dan pemeliharaan tetap (O&Mfixed)
total (selama masa pembelian tenaga listrik)
n
 Energi(n)
= Produksi energi listrik total pembangkit (selama
1
masa pembelan energi listrik)
V.1.3. Komponen C (Biaya Bahan Bakar)
Bahan bakar merupakan sumber energi utama untuk memproduksi energi
listrik. Jenis bahan bakar menentukan jenis pembangkit yang dipilih untuk
memproduksi listrik Biaya bahan bakar yang dikeluarkan setiap tahun tergantung
pada besarnya energi listrik yang diproduksi, dimana besarnya energi listrik
tergantung pada besarnya faktor kapasitas suatu pembangkit. Oleh karena itu,
faktor kapasitas yang dilayani oleh pembangkit menentukan besar kecilnya biaya
bahan bakar tersebut.
Untuk PLTSa, tidak terdapat komponen C karena sampah yang digunakan
sebagai bahan bakar diperoleh secara gratis. Hal ini dasumsikan karena PLTSa
V-13
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
tidak membeli sampah yang datang, melainkan menerima pembayaran dari pihak
yang akan membuang sampah (tipping fee)
V.1.4. Komponen D (Biaya Operasi dan Pemeliharaan Variabel)
Biaya ini adalah biaya untuk operasi dan pemeliharaan pembangkit yang
besarnya tergantung pada energi listrik yang diproduksi. Berikut ini adalah biayabiaya yang termasuk di dalam biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit.
No
Jenis Biaya
1
Insentif
2
Pemakaian Air
3
Bahan Kimia
4
Suku Cadang
5
Material Lain
6
Biaya Gaji
7
Biaya Kesejahteraan
8
Jasa Reparasi & Perawatan
9
Asuransi
10
Sewa
11
Retribusi
12
Diklat
13
Riset
14
Konsultan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, biaya-biaya tersebut diatas ada yang
berupa biaya tetap saja, biaya variabel saja, dan ada juga yang mengandung
komponen biaya tetap dan variabel.
Berikut ini adalah biaya-biaya yang termasuk di dalam biaya operasi dan
pemeliharan variabel.
V-14
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
No
Jenis Biaya
1
Insentif
2
Biaya Gaji
3
Jasa Reparasi & Perawatan
4
Pemakaian air
5
Bahan kimia
6
Suku cadang
7
Material lain
Kenaikan dan penurunan besarnya biaya ini mengikuti jumlah energi
listrik yang dihasilkan. Dalam penghitungan komponen biaya ini, yang perlu
diperhatikan adalah adanya eskalasi atau kenaikan harga (biaya) dari masingmasing komponen biaya. Untuk perhitungan biaya tiap tahun tanpa memasukkan
komponen eskalasi harga adalah dengan menjumlahkan keseluruhan biaya
tersebut dalam waktu satu tahun, kemudian menjumlahkan dengan biaya di tahuntahun berikutnya selama masa pembelian tenaga listrik (sesuai PPA). Kemudian
membaginya dengan energi listrik total yang dihasilkan selama waktu itu.
Biaya reparasidan perawatan juga termasuk biaya reparasi dan perawatan
peralatan pemroses sampah awal.
Biaya operasi dan pemeliharaan variabel (O&Mvar) tiap tahun :
O & M var(n)  I  BG (n)  R & P(n)  PA(n)  Ch(n)  SC (n)  M (n)
I
= Biaya Insentif, rupiah
BG
= Biaya gaji, rupiah
R&P = Biaya jasa reparasi dan perawaatan, rupiah
PA
= Biaya pemakaian air, rupiah
Ch
= Biaya bahan kimia, rupiah
R
= Biaya Retribusi, rupiah
SC
= Biaya Suku Cadang, rupiah
M
= Biaya Material lain, rupiah
V-15
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Biaya operasi dan pemeliharaan variabel (O&Mvar) total (selama masa
pembelian tenaga listrik) tanpa adanya faktor eskalasi biaya :
O & M var  O & M var(1)  O & M var(2)  ...  O & M var(n)
n = masa pembelian energi listrik, tahun
Biaya operasi dan pemeliharaan variabel (O&Mvar) total (selama masa
pembelian tenaga listrik) dengan adanya faktor eskalasi biaya :
O & M var  O & M var(1)  O & M var(2)  ...  O & M var(n)
O & M var(n)  O & M var(n  1)  (1  r )
n
= Masa pembelian energi listrik, tahun
r
= Tingkat eskalasi biaya, %
Sehingga komponen D (biaya operasi dan pemeliharaan variabel) dapat
dihitung sebagai berikut :
Komponen D :
O & M var
n
 Energi(n)
1
O&Mvar
= Biaya operasi dan pemeliharaan variabel (O&Mvar)
total (selama masa pembelian tenaga listrik)
n
 Energi(n)
= Produksi energi listrik total pembangkit (selama
1
masa pembelan energi listrik)
Dalam menghitung harga jual energi pembangkit listrik tenaga sampah
swasta hendaknya mencari harga yang seoptimal mungkin yang artinya
V-16
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
menguntungkan antara produsen (investor) dan pembeli (PT. PLN (Persero)).
Untuk memenuhi hal tersebut perlu diketahui bagaimana pengaruh tiap parameter
perhitungan komponen harga jual listrik swasta terhadap harga dan parameterparameter yang lain. Dalam bab ini akan diadakan simulasi perhitungan harga jual
listrik (studi perencanaan) pembangkit listrik tenaga sampah dengan metode yang
telah dikemukakan disertai dengan sensitivitas parameter-parameter yang terlibat
terhadap hasil perhitungan.
V.2.
Data Perhitungan Harga Jual Energi PLTSa
V.2.1. Data Umum Pembangkit
Kapasitas terpasang pembangkit
= 10 MW
Faktor kapasitas
= 85 % (tetap selama PPA)
Pemakaian Energi sendiri
=5%
PPA
= 20 tahun
Produksi listrik tiap tahun
= 70,737,000 kWh
Produksi listrik 20 tahun
= 1,414,740,000 kWh
Pajak pendapatan
= 30 %
Rp/$ USD
= 9050
ROI
= 16,2 %
Data di atas diperoleh dari sebuah investor swasta yang akan melakukan
pembangunan PLTSa.
V.2.2. Biaya Investasi
Kebutuhan dan alokasi biaya investasi PLTSa yang direncanakan adalah
sebagai berikut :
V-17
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
No
Jenis Investasi
1
Lahan dan Persiapan Lahan
$445,000.00
2
Infrastruktur
$994,475.14
3
Pekerjaan Sipil dan Gedung
$3,314,917.13
4
Peralatan Pembangkit
$9,944,751.38
5
Peralatan Penyimpanan dan Kendaraan
6
Peralatan Pemeliharaan
$1,190,000.00
7
Biaya Pengembangan Proyek
$1,104,972.38
8
Biaya Konstruksi
9
Biaya Implementasi dan Persiapan Operasi
$300,000.00
$414,000.00
Untuk biaya pekerjaan sipil dan peralatan pembangkit telah termasuk ke biaya
konstruksi (instalasi)
Waktu depresiasi masing-masing aset adalah sebagai berikut :
No
Jenis Investasi
Waktu depresiasi (Th)
1
Lahan dan Persiapan Lahan
2
Infrastruktur
15
3
Pekerjaan Sipil dan Gedung
15
4
Peralatan Pembangkit
15
5
Peralatan Penyimpanan dan Kendaraan
15
6
Peralatan Pemeliharaan
15
7
Biaya Pengembangan Proyek
15
8
Biaya Konstruksi
9
Biaya Implementasi dan Persiapan Operasi
15
Total biaya investasi untuk pembangunan pembangkit tersebut adalah USD
17,708,116 atau sekitar Rp
160,258,450,000.00
dengan kurs rupiah/$ USD
sebesar 9050.
V.2.3. Pendanaan
Pendanaan proyek pembangkit tersebut berasal dari dua pihak yaitu
investor dan pinjaman bank. Jumlah dana dari kedua pihak berikut kondisikondisinya adalah sebagai berikut :
V-18
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Pinjaman bank
PINJAMAN JANGKA PANJANG
Jumlah
10,624,870
Bunga
9.00%
Jangka Waktu Pengembalian
Cicilan pokok per tahun
10
1,062,487
*Jumlah Biaya dalam USD
Biaya pengembalian pokok pinjaman per tahun menggunakan metode
pengembalian tetap per tahun. Yaitu dengan membagi jumlah pijaman)
dengan jumlah waktu pengembalian (10 tahun). Sehingga didapatkan biaya
pengembalian pokok per tahun sebesar USD 1,062,487.
Investor
Jumlah dana investasi dari investor adalah USD 7,083,246. Dengan demikian
perbandingan antara investor dengan pinjaman bank adalah 60 % : 40 %.
V.2.4. Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit yang direncanakan adalah
sebagai berikut :
No
Biaya Operasi & Pemeliharaan
1
Biaya Pegawai
2
USD
Rp
610,310.00
5,523,305,500.00
Overhaul
0.00
0.00
3
Overhead
0.00
0.00
4
Consumables
0.00
0.00
5
Pemeliharaan & Kontrak
535,000.00
4,841,750,000.00
6
Asuransi
17,708.12
160,258,450.00
Asumsi eskalasi biaya operasi dan pemeliharaan = 0 %
Pada perencanaan pembangkit ini biaya operasip dan pemeliharaan tetap dan
variabel dinyatakan dalam bentuk komposisi dari biaya operasi dan pemeliharaan
total. Untuk biaya operasi dan pemeliharaan tetap nilainya adalah 80 % dari total
V-19
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
biaya operasi dan pemeliharaan. Sedangkan biaya operasi dan pemeliharaan
variabel besarnya adalah 20 % dari total biaya operasi dan pemeliharaan.
Dalam perencanaan hendaknya biaya operasi dan pemeliharaan tetap dan
variabel dinyatakansecara jelas dan terpisah untuk memudahkan evaluasi.
V.2.5. Biaya bahan bakar
Untuk biaya bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ini besarnya
adalah 0. Karena sampah yang digunakan sebagai bahan bakar secara gratis.
V.3.
Perhitungan Komponen Biaya Harga Jual Energi Listrik
V.3.1. Komponen A
Biaya Depresiasi
Berikut ini adalah biaya depresiasi tiap aset berikut waktu depresiasinya.
Waktu
No
Jenis Investasi
USD
Rp
Depresiasi
(Th)
1
Lahan dan Persiapan Lahan
445,000
4,027,250,000
2
Infrastruktur
994,475
9,000,000,000
15
3
Pekerjaan Sipil dan Gedung
3,314,917
30,000,000,000
15
4
Peralatan Pembangkit
9,944,751
90,000,000,000
15
300,000
2,715,000,000
15
Peralatan Penyimpanan dan
5
Kendaraan
6
Peralatan Pemeliharaan
1,190,000
10,769,500,000
15
7
Biaya Pengembangan Proyek
1,104,972
10,000,000,000
15
8
Biaya Konstruksi
0
Biaya Implementasi dan
9
Persiapan Operasi
Total
414,000
3,746,700,000
17,708,116
160,258,450,000
15
Biaya depresiasi total tiap tahun adalah sebesar USD 1,150,874 atau
mencapai Rp 10,415,413,333 per tahun selama 15 tahun.
V-20
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Sehingga biaya depresiasi selama 20 tahun masa operasi pembangkit
(perjanjian pembelian energi listrik) adalah USD 17,263,116 atau Rp
156,231,200,000.00.
Biaya Bunga
Biaya bunga tiap tahun adalah sebagai berikut :
Tahun
Biaya Bunga (USD)
Biaya bunga (Rp)
1
956,238.27
8,653,956,300.00
2
860,614.44
7,788,560,670.00
3
764,990.61
6,923,165,040.00
4
669,366.79
6,057,769,410.00
5
573,742.96
5,192,373,780.00
6
478,119.13
4,326,978,150.00
7
382,495.31
3,461,582,520.00
8
286,871.48
2,596,186,890.00
9
191,247.65
1,730,791,260.00
10
95,623.83
865,395,630.00
11
0.00
0.00
12
0.00
0.00
13
0.00
0.00
14
0.00
0.00
15
0.00
0.00
Sehingga biaya bunga selama 20 tahun masa produksi energi listrik adalah
sebesar USD 5,259,310.46 atau Rp 47,596,759,650.00
EBT
Dengan menggunakan formula berikut :
EBT (n) 
NP(n)
(1  tax)
Didapatkan EBT selama 20 tahun adalah USD 32,813,877.87
EBITDA selama 20 tahun adalah USD 55,336,304.35
V-21
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Sehingga diperoleh nilai dari komponen A adalah :
Depresiasi  Bunga  EBT
n
 Energi(n)
1
Atau
EBITDA
n
 Energi(n)
1
= USD 0.039114116/kWh
= Rp 353.982749/kWh
V.3.2. Komponen B dan Komponen D
Berikut adalah daftar biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit :
No
Biaya Operasi & Pemeliharaan
1
Biaya Pegawai
2
USD
Rp
610,310.00
5,523,305,500.00
Overhaul
0.00
0.00
3
Overhead
0.00
0.00
4
Consumables
0.00
0.00
5
Pemeliharaan & Kontrak
535,000.00
4,841,750,000.00
6
Asuransi
17,708.12
160,258,450.00
Pada biaya operasi dan pemeliharaan ini, biaya pemeliharaan keseluruhan
dimasukkan ke dalam biaya pemeliharaan dan kontrak. Total biaya operasi
dan pemeliharaan tiap tahun adalah USD 1,163,018.12 atau Rp
10,525,313,950.00. Biaya operasi dan pemeliharaan tetap dan variabel
dinyatakan dalam komposisi terhadap biaya operasi dan pemeliharaan total.
Biaya operasi dan pemeliharaan tetap mencapai 80 % dari jumlah biaya
V-22
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
operasi dan pemeliharaan total, sedangkan Biaya operasi dan pemeliharaan
variabel mencapai 20 % dari jumlah biaya operasi dan pemeliharaan total
Sehingga biaya operasi dan pemeliharaan tetap adalah tiap tahun USD
930,414.49 atau Rp 8,420,251,160.00
Sehingga biaya operasi dan pemeliharaan variabel tiap tahun adalah USD
232,603.62 atau Rp 2,105,062,790.00.
Tidak terdapat eskalasi biaya operasi dan pemeliharaan.
Biaya operasi dan pemeliharaan tetap selama 20 tahun adalah USD
18,608,289.86 atau Rp 168,405,023,200.00
Biaya operasi dan pemeliharaan variabel selama 20 tahun adalah USD
4,652,072.46 atau Rp 42,101,255,800.00
Sehingga nilai dari komponen B adalah :
USD 18,608,289.86
1,414,740,000 kWh
= USD 0.01315
= Rp 119 /kWh
Nilai dari komponen D adalah :
USD 4,652,072.4
1,414,740,000 kWh
= USD 0.00329
= Rp 29.759005 /kWh
V.3.3. Komponen C
Nilai komponen C diasumsikan 0 karena bahan bakar yang digunakan adalah
sampah yang diperoleh dengan tanpa mengeluarkan biaya. Hal ini dikarenakan
sampah yang masuk PLTSa justru dikenakan biaya tipping fee. Biaya tipping fee
merupakan biaya yang harus dibayar oleh pihak yang membuang sampah di
PLTSa.
V-23
BAB V Perhitungan Harga Jual Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
V.3.4. Harga Jual Energi Listrik (Rp/kWh)
Harga jual energi listrik yang dihasilkan oleh PLTSa ini adalah merupakan
penjumlahan komponen biaya pembanagkitan A, B, C, dan D. Diperoleh haraga
Rp/kWh = 502.74. Pada harga jual tersebut didapatkan nilai IRR = 12,14 % dan
waktu pengembalian investasi 6,65 tahun.
V-24
Download