A PRELIMINARY STUDY ON PHYTOPLANKTON IN SEVERAL LAKES OF SERUYAN RIVER SYSTEM STUDI AWAL FITOPLANKTON DI BEBERAPA DANAU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SERUYAN ARDIANOR , TUTWURI HANDAYANI DAN AUNURAFIK Aquatic Resources Department of Faculty of Agriculture, Palangka Raya University (UNPAR) Jl. Yos Sudarso Komplek UNPAR, Palangka Raya, 0536-28524, e-mail : [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah informasi tentang fitoplankton sebagai salah satu komponen perairan tawar di Kalimantan Tengah. Penelitian dilakukan di beberapa danau di DAS Seruyan, Kalimantan Tengah. Waktu observasi yaitu pada tanggal 18 – 23 Mei dan 6 – 9 Juni 2003. Dari hasil studi teridentifikasi sebanyak 54 genera fitoplankton, terdiri dari 5 klas yaitu Chlorophyceae (26 genera), Chrysophyceae (12 genera), Bacillariophyceae (8 genera), Chyanophyceae (5 genera) dan Euglenophyceae (3 genera). Genus yang dominan ditemukan adalah Staurastrum, Scenedesmus, Marssoniella and Mougeotia. Kelimpahan fitoplankton tertinggi dijumpai di Danau Jahitan (2606 ind./l) dan terendah yaitu Danau Bahaya (54 ind./l). Hubungan antara nilai klorofil-a dan kelimpahan fitoplankton terlihat tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (p=0.156). Secara statistik hubungan antara parameter fisika-kimia (kecerahan, fosfat dan Nitrat) dengan konsentrasi klorofil-a maupun kelimpahan fitoplankton tidak nyata. Dengan mengelompokkan nilai similaritas antar danau berdasarkan nilai parameter fisika-kimia,chlorofil-a dan fitoplankton ditemukan 3 kelompok danau yaitu Danau Papudak dan Bahaya; Danau Seluluk, Jahutan dan Bahaya;dan Danau Sembuluh. Kata Kunci : fitoplankton, gambaran limnologi ABSTRACT The Objectives of this study were to collect more information on phytoplankton as one of the limnological features of Central Kalimantan. Research site was in several lakes of catchment area of Seruyan River; Observation was done on 18 – 23 May and 6 – 9 June 2003. A total of 54 phytoplankton genera were found consisting of 5 classes, viz. Chlorophyceae (26 genera), Chrysophyceae (12 genera), Bacillariophyceae (8 genera), Chyanophyceae (5 genera) and Euglenophyceae (3 genera). Dominant genus were Staurastrum, Scenedesmus, Marssoniella and Mougeotia. Based on the abundance of phytoplankton, Lake Jahitan was the highest (2606 inds./l) while Lake Bahaya was lowest (54 inds./l). By comparing the chlorophyll-a value to abundance of phytoplankton, it revealed no significant different (p=0.156). There were neither clearly correlation among physico-chemical parameters ( particularly transparency, phosphate and nitrate) and phytoplankton abundance nor chlorophyll-a, statistically. By clustering the similarities among lakes based on physicochemical parameters, phytoplankton abundance and chlorophyll-a content, there were found INTRODUCTION 3 clusters as a result. Of PCA, Lake Papudak and Lake Bahaya were characterized by turbidity, phytoplankton and chlorophyll-a with eigenvalue of 1523.6 (proportion = 100%). The group of PENGARUH Lake Seluluk,VARIASI Jahitan BENTUK and Bakung werePADA by transparency, PAKAN BUDIDAYA turbidity, phytoplankton abundance and chlorophyll-a with eigenvalue and proportion of 1286878 and 99.8%. The third cluster was lake Sembuluh. Key words : phytoplankton, limnological features STRUKTUR, PERILAKU DAN PENAMPILAN PASAR IKAN LAUT SEGAR DI KALIMANTAN SELATAN MARKET STRUCTURE, MARKET CONDUCT AND MARKET PERFORMANCE OF FRESH MARINE FISH IN SOUTH KALIMANTAN Oleh: Emmy Sri Mahreda Staf Pengajar Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan Unlam Banjarbaru ABSTRACT Fresh marine fishes are a perishable commodity, with the locations of fishermen are usually scattered at several distant places. This condition causes a tendency in-efficiency system of marketing and possibly creates collution among the treaders resulting high financial loss to fishermen (Yunus, 1984). The study aimed to analyze market structure, market conduct, and market performance of fresh marine fish in South Kalimantan. This research was done in central area of fish production in Tanah Laut and Kotabaru representing the greatest fishery production. 150 samples of fishermen and 150 samples of traders including essemblers and retailers were taken. The analytical method used table analysis and economitrec (multiple regression). Results of this research showed that marketing system of fresh marine fishis in South Kalimantan was not well integrated yet with the olygopsony structure. Keywords : Market structure, Price Transmission Elasticity, Fresh marine fish. ABSTRAK Ikan laut segar merupakan suatu komoditi yang bersifat perishable (cepat busuk), sedangkan daerah penangkapan ikan nelayan pada umumnya tersebar di beberapa tempat yang saling berjauhan letaknya sehingga cenderung menjadi in-efisiensi sistem pemasaran dan terjadinya kolusi antar pedagang yang sangat merugikan pihak nelayan (Yunus, 1994). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur, perilaku, dan penampilan pasar ikan laut segar di Kalimantan Selatan. Kegiatan penelitian dilakukan di daerah sentra produksi perikanan di Tanah Laut dan Kotabaru dengan jumlah produksi tertinggi. Diambil sebanyak 150 sampel nelayan dan 150 sampel pedagang dari pedagang pengumpul sampai pedagang pengecer. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel dan ekonometrik (regresi linier berganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar ikan laut segar di Kalimantan Selatan belum terintegrasi dengan struktur pasar oligopsoni. Kata kunci : Struktur pasar, Elastisitas transmisi harga, Ikan laut segar. PENGARUH VARIASI BENTUK PAKAN PADA BUDIDAYA IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata Blkr.) SOME EFFECTS OF FEED SHAPE VARIETY ON CULTIVATED GOBY (Oxyleotris marmorata Blkr.) FISH ABDURRAHIM NUR Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Unlam (Lecturer in the Department of Aquaculture, Fisheries Faculty, Lambung Mangkurat University) ABSTRACT The carnivorous goby fish was not responsive to pelleted feed shape, therefore an alternative for suitable shape of feed (sausage, slice, or natural shape) was needed for intensive cultivation of the fish. Facility for experiment of goby fish cultivation was a hapa 3 m x 3 m which was partitioned to be 9 places of 1 m2. Variables were analyzed using completely randomized design. Result showed that the best relative weight growth was on treatment A (sausage roll shape) 83,13 %. It was highly significant difference (P<0.01) to treatment C (natural shape) 60.01 % and to treatment B (slice shape) 53.51 % as well. Feed convertion on treatment A = 4.52 was significant difference (P<0.05) to treatment C = 5.88, and highly significant difference (P<0.01) to treatment B = 6.55. Keywords : feed shape, goby fish cultivation ABSTRAK Ikan betutu bersifat karnivor tidak responsif bila diberi pakan buatan berbentuk pelet, untuk itu diperlukan bentuk pakan alternatif (bentuk sosis, cacahan dan utuh/hidup) yang cocok untuk budidaya ikan secara intensif. Fasilitas percobaan berupa hapa seluas 3 m x 3 m disekat menjadi 9 petak (1 m2), Peubah dianalisis dengan rancangan acak lengkap. Hasil menunjukkan pertumbuhan bobot relatif yang terbaik pada perlakuan: A (bentuk sosis) 83,13 % berbeda sangat nyata (P 0,01) dengan C (bentuk utuh/hidup) 60,01 % maupun B (bentuk cacahan) 53,51 %. Konversi pakan perlakuan A = 4,52 berbeda nyata (P 0,05) dengan perlakuan C = 5,88 dan berbeda sangat nyata (P 0,01) dengan perlakuan B = 6,55. Kata Kunci: Bentuk pakan dan Ikan betutu PEMANFAATAN LIMBAH KEPALA UDANG LAUT UNTUK PENGOLAHAN PETIS DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI LIMBAH PENGOLAHAN KERUPUK SINGKONG YANG BERBEDA UTILIZATION OF OCEAN SHRIMP HEAD WASTE FOR PROCESSING OF PETIS WITH ADDITION OF CASSAVA WASTE IN SOME DIFFERENT CONSENTRATIONS Oleh: SITI AISYAH Staf Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Unlam Banjarbaru ABSTRACT The main purpose of this research was to formulate utilization of waste from cassava crispy and frozen ocean shrimp processing to produce shrimp paste named “petis”. Hopefully, production of “petis” could reduce environmental pollution coming from the booth wastes and to give an opportunity for fishermen family to make a beneficial business of “petis” processing which use waste of cassava as emulsifier. Research was carried out by using a Completely Randomized Design Experimental (CRDE) model envolving four treatments and three replications. The emulsifier was differentiated to be 4 different concentrations which were 5 %, 10 %, 15 %, and 20 % of extracted ocean shrimp head waste. Result of this experiment showed that treatment of 5 % emulsifier resulted the best quality of “petis” product. Quality of the “petis” product closed to SNI standard which was 5400 cp of viscosity and 3.4 of sensory test. Keywords : cassava crispy, ocean shrimp head, waste, “petis”. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi pemakaian limbah pengolahan kerupuk singkong dan limbah kepala udang untuk dibuat menjadi pasta udang yang disebut “petis”. Pengolahan petis ini diharapkan dapat mengurangi atau meniadakan polusi lingkungan akibat dari limbah tersebut serta memberikan kesempatan kepada keluarga nelayan untuk melakukan usaha pengolahan petis. Limbah pengolahan kerupuk singkong adalah sebagai bahan pengental. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang memiliki 3 ulangan dan 4 perlakuan bahan pengental yaitu : 5%, 10%, 15% dan 20% dari ekstrak limbah kepala udang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan dengan bahan pengental 5% menghasilkan kualitas petis terbaik. Kualitas tersebut hampir sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI) yaitu 5400 cp untuk kekentalan dan nilai sensoris 3,4. Kata Kunci : limbah kerupuk singkong,limbah kepala udang, petis ANALISIS USAHA TANI BUDIDAYA IKAN NILA DALAM KOLAM DI KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN ANALYSIS OF NILE TILAPIA (Tilapia nilotica) FISH FARMING IN BANJAR REGENCY, SOUTH KALIMANTAN RINA MUSTIKA Staf Pengajar Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan Unlam ABSTRACT The objectives of this research were to know : (1) production factors influencing nile tilapia farming, and (2) efficiency of the production factors employed by the farmers. This research was carried out in Banjar regency. The simple random sampling was used to collect and determine samples consisting 100 respondents (50 farmers using water source from irrigation canal, and 50 farmers using non irrigation water sourse). Cobb-Douglas production function and allocative efficiency models were used to analyse the collected data. Results of this research showed that (1) production of fish pond was signifancantly affected by widht of fishpond, number of seed, quantity of fish feed, and mortality of fishes, (2) the production function showed that farmers used technically water from irrigation canal was more efficient than water from other, (3) allocative efficiency analysis showed that in order to reach a maximum profit, farmers must increased width area of their fishponds, decreased number of seed and reduced quantity of feed. Keywords : price, production factor, allocative efficiency, maximum profit ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat produksi usaha budidaya ikan nila dalam kolam dan (2) efisiensi penggunaan faktor produksi oleh petani ikan nila dalam kolam. Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Banjar. Dalam pengambilan contoh digunakan metode simple random sampling. Data yang dianalisis dikumpulkan dari 100 orang responden, terdiri dari 50 orang petani kolam ikan nila dengan sumber air irigasi dan 50 orang petani kolam ikan nila dengan sumber air non irigasi. Model analisis yang digunakan adalah analisis fungsi produksi CobbDouglas dan analisis efisiensi alokatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi adalah luas kolam, jumlah benih, jumlah pakan dan tingkat mortalitas; (2) hasil analisis fungsi produksi juga menunjukkan bahwa secara teknis petani yang menggunakan air dari sumber irigasi lebih efisien dibandingkan petani yang menggunakan sumber air non irigasi; (3) hasil analisis efisiensi alokatif menunjukkan bahwa untuk mencapai keuntungan maksimum petani harus menambah luas kolam, mengurangi jumlah benih dan mengurangi jumlah penggunaan pakan. Kata kunci : faktor produksi, keuntungan harga faktor produksi, efisiensi alokatif, pemaksimuman MANIPULASI INTENSITAS CAHAYA RENDAH UNTUK MEMACU MASA INTERMOLTING UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii de Man) MANIPULATION OF LOW LIGHT INTENSITY TO INCREASE INTERMOLTING TIME OF GIANT FRESHWATER PRAWN (Macrobrachium rosenbrgii de Man) Oleh : NOOR ARIDA FAUZANA DAN OLGA Staf Pengajar Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Unlam Banjarbaru ABSTRACT The purpose of this research was to get some technical possibilities in culture manipulation of giant freshwater prawn by keeping the environmental condition at low light intensity with assumption that the prawn could eat and molt actively which in turn improving growth of the prawn. Research was conducted in Wet Laboratory belonged to Faculty of Fisheries, University of Lambung Mangkurat Banjarbaru by using 9 square aquariums sized 15 cm x 15 cm x 25 cm. Each aquarium was placed by one prawn. A Completely Randomized Design model which was incorporated with 3 treatments and 3 replicates was used. The 3 treatments were (A) closing the whole of aquarium with a black plastic sheet; (B) closing part of aquarium, and (O) the whole aquarium was let to be opened. Observed data showed that mean periods of inter molting for treatment A (19.3 days), treatment B (20.7 days), and treatment O (20 days), daily relative growth mean for treatment A (0.70%), treatment B (0.58 %), and treatment O (0.49 %), while feed conversion mean for treatment A (10,84), treatment B (12.70) and treatment O (14.94). Statistical analysis of the data was not significant. This problem was perhaps caused by the first inter molting of the prawn has just already done and moving space of the prawn in aquarium was too narrow reducing appetite of the prawn. Data of water qualities during culture period was : temperature 27 oC – 30 oC, dissolved oxygen 5.2 – 7.9 ppm, NH3 0.2 – 0.7 ppm, pH 5.0- 6.7, CO2 2.8-2.9 ppm, and total alkalinity 30 ppm. These water qualities were adequate enough to support normal life of the prawn. Keywords : low light intensity, inter molting, Giant Freshwater Prawn. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjajaki kemungkinan efek dari intensitas cahaya rendah yang dapat mempercepat masa intermoulting dan pertumbuhan dari udang galah dengan asumsi jika intensitas cahaya rendah udang akan aktif makan dan molting yang pada akhirnya nanti dapat memacu pertumbuhannya. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Basah, Fakultas Perikanan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru dengan menggunakan 9 buah akuarium berukuran 15 cm X 15 cm X 25 cm, dimana setiap akuarium diisi dengan 1 ekor udang Galah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah dengan menutup seluruh akuarium dengan plastik hitam (Perlakuan A), menutup sebagian (Perlakuan B) dan dibiarkan terbuka (Perlakuan O). Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata masa intermolting perlakuan A (19,3 hari), perlakuan B (20,7 hari) dan perlakuan O (20 hari) ; rata-rata pertumbuhan relatif untuk perlakuan A (0,70%), perlakuan B (0,58%) dan perlakuan O (0,49%), sedangkan rata-rata konversi pakan untuk perlakuan A ( 10,84), perlakuan B (12,70) dan perlakuan O ( 14,94). Hasil analisis data masa intermolting, pertumbuhan relatif harian dan konversi pakan menunjukkan tidak berbeda nyata.. Hal ini diduga karena udang baru mengalami masa intermoulting yang pertama dan karena sempitnya ruang gerak dari udang dalam akuarium yang berimbas kepada menurunnya nafsu makan dari seluruh udang yang dipelihara. Hasil pengukuran kualitas air ternyata suhu berkisar antara 27 – 300C, oksigen terlarut 5,2 – 7,9 mg/l, NH3 0,2 – 0,7 mg/l, pH 5,0 – 6,7, CO2 2,8 – 2,9 mg/l, dan total alkalinitas 30 ppm. Kualitas air ini masih berada pada kisaran yang mendukung kehidupan udang galah. Kata Kunci: Intensitas cahaya rendah, Intermolting, udang galah This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.