PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RASIO FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH (STUDI PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2015) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Almas Khairuna NIM: 1113046000030 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RASIO FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH (STUDI PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2015) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Almas Khairuna NIM: 1113046000030 Di Bawah Bimbingan Pembimbing Dr. Sofyan Rizal, SE, M. Si NIP. 19760430 201101 1 002 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Almas Khairuna NIM : 1113046000030 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Ekonomi Syariah Dengan ini menyatakan dalam penelitian skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa ijin pemelik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 15 September 2017 Yang Menyatakan Almas Khairuna DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama : Almas Khairuna Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Maret 1995 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Perum Villa Nusa Indah blok V2 no 7, Bojong Kulur Gunung Putri, Bogor No Telepon : 085694690395 Email : [email protected] Pendidikan Formal 2001 – 2006 : SDIT Fajar Hidayah Cibubur 2006 – 2007 : SDS Angkasa IX Jakarta 2007 – 2010 : SMP Negeri 81 Jakarta 2010 – 2013 : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta 2013 – 2017 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pengalaman Organisasi 1. Sekretaris Sie 2 OSIS MAN 4 Jakarta periode 2010-2011. 2. Koord. Politik dan Berorganisasi OSIS MAN 4 Jakarta periode 2011-2012. 3. Kegiatan dan Operasional Pramuka MAN 4 Jakarta periode 2011-2012. 4. Sekretaris Bidang Publikasi dan Humas HMPS Muamalat periode 2014-2015. 5. Wakil Ketua II Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum periode 20152016. 6. Wakil Bendahara PMII Komfaksyahum periode 2016-2017. Pengalaman Kerja 1. Staff bendahara KOMITE MAN 4 Jakarta. ABSTRACT This research aims to analyze and find out magnitude the influence of Stock Trading Volume and fundamental rasio (Return on Asset, Price Earning Ratio, and Altman Z-Score) on Sharia Stock Price in Jakarta Islamic Index (JII). Dependent variable used is the sharia stock price, while independent variable is Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), and Altman Z-Score. The data used in this research is panel data because combination of 17 listing company in Jakarta Islamic Index (JII) and time series periode 2012-2015 published by Bursa Efek Indonesia official website. This results of this research indicate that, stock trading volume is negative significant and Return on Asset (ROA) is positive significant. While the other two variables are Price Earning Ratio (PER) is not positively significant and Altman Z-Score has no significant negative effect. If all independent variables are the same then show the results of 68% above ratio to the stock price of sharia in JII. Keywords: Jakarta Islamic Index (JII), Sharia Stock Price, Fundamental Analysis, Stock Trading Volume, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Potensial of Bankruptcy with Altman. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari volume perdagangan dan rasio fundamental (Return on Asset, Price Earning Ratio, and Altman Z-Score) terhadap saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII). Variabel dependen yang digunakan ialah harga saham syariah dengan variabel independennya ialah Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Altman Z-Score. Penelitian ini menggunakan data panel karena suatu kombinasi dari 17 perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index dan dalam kurun waktu 2012-2015 yang telah dipublikasikan di website resmi Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini bahwa dua variabel memiliki pengaruh yang signifikan yaitu, volume perdagangan berpengaruh negatif signifikan dan Return on Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan. Sedangkan dua variabel lainnya menunjukkan hasil bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif tidak signifikan dan Altman Z-Score berpangaruh negatif tidak signifikan. Kata Kunci: Jakarta Islamic Index (JII), Harga Saham Syariah, Analisis Fundamental, Volume Perdagangan, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Potensi Kebangkrutan Altman. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah dengan murahnya melimpahkan segala nikmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya kepada hambanya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, berserta para keluarga dan sahabat-sahabatnya. Atas kehendak dan kemurahan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu “Pengaruh Volume Perdagangan dan Rasio Fundamental terhadap Harga Saham (Studi pada Jakarta Islamic Index Periode 2012-2015). Skripsi ini ditujukan sebagai syarat kelulusan studi perkuliahan Strata Satu (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta. Penulis menyadari bahwa selain pertolongan Allah SWT, terdapat pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., M.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak A.M. Hasan Ali M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Ketua Tim Task Force Passing Out Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 4. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. i 6. Pembimbing skripsi, Bapak Sofyan Rizan, yang telah dengan sabar dan baik hati membantu penulis menyelesaikan skripsi, serta membagi ilmunya untuk menjawab segala kebingungan penulis. 7. Penasehat akademik, Bapak Syahrul A’dam, yang telah mengarahkan penulis selama mengenyam pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh dosen yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga kebaikan bapak/ibu menjadi ladang pahala bagi bapak/ibu. 9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Syariah dan Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah bekerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik. 10. Kedua orang tua, Bapak Anis Ilahi Wahdati dan Ibu Susana Trisnawati yang tak henti-hentinya memberikan dukungan secara moril dan doa. Ayah dan Mama yang selalu memberikan hal terbaik sehingga memotivasi penulis untuk membanggakan dan membahagiakan mereka. 11. Ketiga adik penulis, Nafiza, Haqi, dan Mizan yang selalu mengingatkan dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan studi, serta doa yang tak putus. 12. Sahabat-sahabat terbaik, Asri, Nina, Keke, Nurul, Tata, Ikoh, Rahma, Dara, dan Ana yang telah melewati susah senang bersama-sama selama empat tahun di UIN, menjadi pengingat satu sama lain untuk tepat waktu datang ke kelas dan mengerjakan tugas. Kalian adalah orang-orang terbaik dalam mendengarkan setiap keluh kesah dan menjadi penghibur di kala penat. 13. Haidar Hasan, yang telah mengajarkan nilai-nilai positif, selalu dengan sabar mendengarkan setiap keluh kesah, juga telah menyediakan tumpangan ke Ciputat dan atas semua dukungan serta do’anya. 14. Sahabat-sahabat sejak SMP, Tyas, Dhira, Putri, yang telah memberikan banyak semangat kepada penulis dari depalan tahun yang lalu hingga saat ini. Semoga kita bisa meraih impian masing-masing. 15. Teman-teman seperjuangan, Kelas A Jurusan Muamalat, yang telah mengukir cerita tersendiri pada masa perkuliahan. Semoga kita semua bisa menjadi orang-orang berguna. ii 16. Teman-teman seperjuangan, PMII Komfaksyahum angkatan 2013, yang telah memberikan banyak pengalaman dan bekal yang berharga. Semoga kita semua bisa menjadi orang-orang yang dapat mendatangkan manfaat. 17. KBM PMII Muamalat, sebagai keluarga di Ciputat, yang telah menjadi tempat berbagi pengalaman dan ilmu. 18. Teman-teman KKN, KKN Lintang Kerti khususnya Annisa, Anita, dan Hasbi, yang sudah saling mendukung satu sama lain dari masa KKN hingga sekarang. 19. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, hal ini tidak mengurangi rasa terimakasih penulis atas semua do’a dan dukungannya. Semoga Allah SWT membalas kebaikannya dengan hal yang lebih besar. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna, karena penulis memiliki keterbatasan ilmu dan kemampuan, sehingga penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk selanjutnya. Penulis berharap semoga karya skripsi ini dapat mendatangkan manfaat untuk berbagai pihak. Jakarta, 15 September 2017 Penulis (Almas Khairuna) iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 7 D. Sistematika Penulisan ............................................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10 A. Landasan Teori........................................................................................ 10 1. Pasar Modal Syariah ........................................................................... 10 2. Saham Syariah .................................................................................... 13 3. Harga Saham Syariah ......................................................................... 16 4. Laporan Keuangan .............................................................................. 17 5. Volume Perdagangan .......................................................................... 18 6. Analisis Fundamental .......................................................................... 19 7. Return on Asset (ROA) ....................................................................... 20 8. Price Earning Ratio (PER).................................................................. 21 9. Potensi Kebangkrutan Altman Z-Score ............................................... 22 B. Penelitian Terdahulu................................................................................ 25 C. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ................... 30 D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 32 E. Pengembangan Hipotesis ......................................................................... 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 35 A. Rurang Lingkup Penelitian ...................................................................... 35 B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 35 iv C. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 36 D. Metode Analisis ...................................................................................... 37 1. Uji Deskriptif Data ................................................................................ 37 a. Mean ................................................................................................ 37 b. Standar Deviasi................................................................................. 38 2. Uji Stasioneritas .................................................................................... 38 3. Pengujian Dasar Asumsi Klasik ............................................................. 39 a. Uji Normalitas ................................................................................. 39 b. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 40 c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 40 d. Uji Autokorelasi .............................................................................. 41 4. Analisis Data Panel ............................................................................... 42 a. Model Common Effect ..................................................................... 42 b. Model Fixed Effect .......................................................................... 42 c. Model Random Effect ...................................................................... 43 5. Tahapan Analisis Data........................................................................... 43 a. Uji Chow ......................................................................................... 43 b. Uji Hausman ................................................................................... 44 6. Pengujian Statistik ................................................................................. 45 a. Uji t ................................................................................................. 45 b. Uji F ................................................................................................ 45 c. Koefisien Determinasi R2 ................................................................ 46 E. Operasional Variabel ............................................................................... 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 49 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 49 1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 49 2. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII)......................................... 50 B. Deskriptif Data ........................................................................................ 51 C. Hasil dan Pembahasan Uji Stasioneritas .................................................. 53 D. Hasil dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik ............................................... 55 1. Uji Normalitas ....................................................................................... 55 v 2. Uji Multikolinearitas ............................................................................. 56 3. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 57 4. Uji Autokorelasi .................................................................................... 58 E. Hasil dan Pembahasan Uji Regresi Panel ................................................. 60 1. Uji Chow............................................................................................... 59 2. Uji Hausman ......................................................................................... 59 F. Hasil dan Pembahasan Pengujian Hipotesis Regresi Panel ....................... 60 1. Persamaan Regresi Linear ..................................................................... 62 2. Uji t ....................................................................................................... 63 3. Uji F...................................................................................................... 64 4. Uji Koefisien Determinasi R2 ................................................................ 64 G. Interpretasi .............................................................................................. 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 68 A. Kesimpulan ............................................................................................. 68 B. Saran ....................................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71 LAMPIRAN ...................................................................................................... 75 vi DAFTAR GAMBAR No Keterangan Halaman 1.1 Perkembangan Indeks JII ........................................................................ 1 1.2 Grafik Harga Saham ................................................................................ 4 1.3 Grafik Volume Perdagangan .................................................................... 4 1.4 Grafik ROA (Return On Asset) ................................................................ 5 1.5 Grafik PER (Price Earning Ratio) ........................................................... 6 1.6 Grafik Altman Z-Score ............................................................................ 6 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 33 4.1 Kapitalisasi Pasar JII ............................................................................... 51 4.2 Uji Normalitas ......................................................................................... 56 vii DAFTAR TABEL No Keterangan Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 25 3.1 Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 47 4.1 Daftar Sampel Penelitian ........................................................................ 49 4.2 Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 52 4.3 Uji Stasioneritas Level ............................................................................ 53 4.4 Uji Stasioneritas 1st Difference ............................................................... 54 4.5 Uji Stasioneritas 2nd Difference .............................................................. 55 4.6 Uji Multikolinearitas ............................................................................... 57 4.7 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 58 4.8 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 58 4.9 Hasil Uji Chow ....................................................................................... 59 4.10 Hasil Uji Hausman ................................................................................. 60 4.11 Pengujian Statistik .................................................................................. 61 viii DAFTAR LAMPIRAN No Keterangan Halaman 1.1 Hubungan Harga Saham dengan Variabel Independen ............................. 75 1.2 Data Penelitian ........................................................................................ 82 1.2 Deskripsi Data ........................................................................................ 85 1.3 Uji Multikolinearitas VIF ....................................................................... 85 1.4 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 86 1.5 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 87 1.6 Uji Common Effect ................................................................................. 88 1.7 Uji Fixed Effect ...................................................................................... 89 1.8 Uji Chow ................................................................................................ 90 1.9 Uji Random Effect .................................................................................. 91 1.10 Uji Hausman .......................................................................................... 92 ix 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi syariah secara akademik dan kelembagaan mempunyai harapan masa depan yang cerah di Indonesia. Perkembangan ekonomi syariah dari sisi akademik terlihat dari menjamurnya pendidikan fokus ekonomi syariah di tingkat universitas. Di sisi lain, perkembangan secara kelembagaan ditunjukkan dengan pendirian Bank Muamalat pada tahun 1991 dan kemudian pada tahun 1997 menyusul penerbitan reksadana syariah. Pada tanggal 3 Juli 2000 diresmikan pasar modal syariah sebagai instrumen pelengkap dengan nama Jakarta Islamic Index (JII) untuk menunjang berkembangan ekonomi syariah secara kelembagaan. Tujuan dari JII adalah sebagai tolak ukur standar dan kinerja pasar saham syariah di Indonesia, selain itu dapat menjadi sarana pemandu bagi investor yang ingin menyalurkan dananya pada pasar modal yang berprinsip syariah. Selama operasionalnya, pasar modal syariah menunjukkan perkembangan yang baik, seperti dalam kurun waktu 5 tahun terakhir indeks saham syariah mampu tumbuh sebesar 43% angka ini mengungguli pertumbuhan IHSG yang berada di angka 41%. Hingga pada akhir tahun, saham syariah di Jakarta Islamic Index mengalami kenaikan sebesar 8,05% serta kenaikan kapitalisasi sebesar 7,91% dengan pangsa pasar sebesar 35,65% dari total kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek. Gambar 1.1 Perkembangan Indeks JII Perkembangan indeks Perkembangan indeks 691.04 372.29 2012 603.35 585.11 2013 2014 Sumber : www.ojk.go.id, diolah 2015 694.13 2016 2 Gambar 1.1 memberikan informasi bahwa pada tahun 2015 perkembangan JII sempat mengalami penurunan dari perkembangan sebesar 691.04 turun menuju angka 603.35. Namun, pada tahun berikutnya JII mampu menaikkan perfomanya hingga kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 694.13. Dari penyajian grafik di atas dapat disimpulkan bahwa JII terus mengalami kenaikan nilai perkebambangan indeks dari tahun ke tahun. Untuk menjaga JII tetap berada di jalan syariah dan memiliki kualitas saham terbaik, maka OJK beserta DSN menentukan beberapa kriteria dalam proses pemilihan saham, yaitu: (1) Perusahaan yang usaha utamanya tidak bertentangan dengan syariah; (2) Rasio kewajiban terhadap aktiva tidak melebihi 90%; (3) Saham dipilih dengan kapitalisasi tertinggi sejumlah 60 saham lalu disaring kembali menjadi 30 saham yang memiliki transaksi reguler rata-rata tertinggi. Menurut Peraturan OJK No.II.K1 tahun 2009 mensyaratkan bahwa saham-saham yang masuk ke Daftar Efek Syariah (DES) mempunyai batasan total hutang yang berbasis bunga dibanding total aset tidak lebih dari 82% dan total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan pendapatan lain tidak lebih dari 10%. Saat memutuskan untuk berinvestasi pasti diiringi dengan harapan mendapatkan feedback berupa keuntungan. Harga saham yang dapat berubah naik dan turun sewaktu-waktu mengharuskan investor bersikap hati-hati dan memperhitungkan segala kemungkinan dengan matang agar mendapatkan keuntungan investasi seperti yang diinginkan. Menurut Tryfino (2009) harga pasar saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan, apabila kinerja sebuah perusahaan publik meningkat maka nilai perusahaan akan semakin tinggi. Saat investor menilai sebuah perusahaan bernilai baik maka ia akan menyalurkan dananya dengan harapan mendapatkan return yang besar, sehingga dengan banyaknya permintaan saham pada sebuah emiten akan menaikkan harga saham tersebut. 3 Harga saham dibentuk dari kegiatan penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar, namun terdapat beberapa faktor pembentuk lainnya yang dapat dilihat dari analisis teknikal dan fundamental. Menurut Husnan (2003) analisis teknikal dan analisis fundamental dapat dijadikan dasar bagi investor untuk meprediksi return, risiko atau ketidakpastian, jumlah, waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas invetasi di pasar modal. Analisis teknikal menurut Subramanyam dan John (2010:11) merupakan analisis dengan mencari pola dari sejarah harga atau volume sebuah saham untuk memprediksi pergerakan saham di masa depan. Data-data yang digunakan analisis teknikal berupa harga saham di masa lalu, volume perdagangan, frekuensi, dan tren harga. Sementara itu, analisis fundamental ialah mempraktikkan harga saham di masa yang akan datang dengan nilai faktorfaktor fundamental yang mempengaruhi harga saham (Martalena dan Melinda, 2011:47). Faktor fundamental dapat dilihat dari sisi ekonomi, industri, dan internal perusahaan. Penelitian ini menggunakan faktor fundamental dari sisi internal perusahaan dengan melihat rasio-rasio keuangan yang terdapat dalam data laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Penelitian ini menggunakan volume perdangan dan dipadukan dengan tiga rasio fundamental yaitu, ROA (Return on Asset), PER (Price Earning Ratio) dan Altman Z-Score. Penggunaan volume perdagangan dan rasio fundamental secara bersamaan dalam penilaian saham diharapkan dapat memberikan poin lebih terhadap penilai saham. Melalui pengamatan perilaku pasar dan kondisi internal secara bersamaan akan menghasilkan nilai yang lebih akurat. Terdapat semboyan populer wall street yang berisi “it takes volume to make prices move” yang berarti volume perdagangan membentuk harga saham. Saat volume perdagangan mengalami excess supply menyebabkan harga saham jatuh dan ketika terjadi excess demand maka harga saham naik (Syamsir, 2004). Menurut Ang (1997) naiknya volume perdagangan akan berimbas pada menguatnya pasar, begitupun sebaliknya. Artinya, volume 4 perdagangan memiliki hubungan yang positif dengan harga saham. Namun, grafik 1.1 dan 1.2 di bawah ini terdapat fenomena yang tidak sesuai dengan teori yaitu, adanya hubungan negatif antara volume perdagangan dengan harga saham di setiap emiten yang konsisten terdaftar di JII selama periode 2012-2015. Gambar 1.2 Grafik Harga Saham 2012 2013 2014 2015 Unil ev er Ind on esi a Tbk . Gambar 1.3 Grafik Volume Perdagangan Unil ev er Ind on esi a Tbk . 5 ROA (Return on Asset) adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aset yang merupakan salah satu alat ukur rasio profitabilitas perusahaan. Tujuannya ialah mengetahui seberapa besar kontribusi aset dalam mengetahui laba bersih (Hery, 2014:193). Selain itu, tingginya nilai ROA juga akan mempengaruhi perubahan harga saham yang semakin tinggi. Namun, dilihat dari grafik 1.1 dan 1.3 menunjukkan bahwa teori tersebut tidak sejalan dengan kondisi di pasar, terlihat saat dibeberapa titik bahwa harga saham naik tetapi nilai ROA turun, meskipun dibeberapa titik lain terdapat kesesuaian teori. Gambar 1.4 Grafik ROA (Return On Assets) PER (Price Earning Ratio) merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba bersih. Hal ini menjadi indikator kepercayaan bagi investor karena rasio ini dapat memberikan informasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham. PER dan harga saham memiliki hubungan berbanding lurus di mana semakin tinggi nilai PER maka semakin mahal harga sahamnya. Akan tetapi, dilihat dari grafik 1.1 dan 1.4 menunjukkan bahwa teori tersebut tidak sejalan dengan kondisi di pasar, terlihat saat dibeberapa titik bahwa harga saham naik tetapi nilai PER turun. 6 Gambar 1.5 Grafik PER (Price Earning Ratio) Altman Z-score adalah sebuah analisis yang menghubungkan berbagai rasio dalam laporan keuangan sebagai variabelnya dan digabungkan kedalam sebuah persamaan untuk memperoleh nilai Z, di mana nilai Z d isini adalah nilai untuk memprediksi kondisi perusahaan, baik dalam keadaan sehat ataupun bangkrut (Purnajaya dan Merkusiwati, 2014:51). Kondisi keuangan perusahaan tentu akan mempengaruhi harga saham dan return yang akan didapat oleh inverstor. Nilai perusahaan yang mendekati angka bangkrut akan diikuti oleh turunnya harga saham, namun dalam praktiknya terjadi ketidaksesuaian teori yang dapat dilihat pada grafik 1.1dan grafik 1.5. Gambar 1.6 Grafik Altman Z-Score 7 Husnan (2003) menyatakan semakin berkembangnya pasar modal, khususnya di Indonesia, mengakibatkan semua informasi yang bersifat relevan dapat digunakan sebagai masukan atau dasar pertimbangan di dalam menilai suatu harga saham. Namun, pada praktiknya masih ditemukan ketidaksesuaian antara teori dengan apa yang terjadi di pasar modal JII. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian analisa saham terhadap harga saham. Maka dari itu penulis melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RASIO FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH (STUDI PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2015)” B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah: 1. Apakah volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score berpengaruh secara simultan terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2012-2015? 2. Apakah volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score berpengaruh secara parsial terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2012-2015? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pemaparan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian adalah: a. Menghitung, mengalisis, dan mendeskripsikan pengaruh secara simultan volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score 8 terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2012-2015. b. Menghitung, mengalisis, dan mendeskripsikan pengaruh secara parsial volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2012-2015. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi akademisi terutama yang mendalami bidang pasar modal baik syariah maupun konvensional, khususnya keilmuan mengenai analisis harga saham. Selain itu, untuk mengetahui secara jelas dan lengkap pengaruh volume perdagangan, ROA, PER, dan Altman ZScore terhadap harga saham, serta mempraktikkan dan membuktikan secara langsung teori-teori yang didapat di bangku perkuliahan. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan manajemen keuangan dan strategi bisnis, serta dapat menjadi pertimbangan bagi investor dalam membuat keputusan investasi di perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index. D. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori dari hal-hal yang akan dibahas berupa, pengertian pasar modal syariah, saham syariah, harga saham syariah, laporan keuangan, volume perdaganga, analisis fundamental, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score, keterkaitan antara variabel independen terhadap variabel dependennya, review studi terdahulu, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang tahapan-tahapan penelitian yang terdiri dari penjelasan ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis yang menjelaskan tentang uji deskriptif data, uji stasioneritas, uji asumsi klasik, analisis dasar panel, tahapan analisis data, dan pengujian statistik. Selain itu, bab ini juga berisikan penjelasan mengenai operasional variabel penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian, deskriptif data, hasil dan pembahasan uji stasioneritas, uji asumsi klasik, uji regresi panel, dan interpretasi dari hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan akhir berupa jawaban penelitian yang telah diterangkan sebelumnya dan memuat saran untuk beberapa pihak terkait. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Syariah Pesatnya pertumbuhan perekonomian dunia mendorong masyarakat untuk turut serta menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Perusahan membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk mengembangkan usaha yang berimbas pada pertumbuhan perekonomian, disinilah peran masyarakat, dengan berinvetasi dalam bentuk saham maka perusahaan akan mendapatkan suntikan dana yang akan membantu pertumbuhannya. Investasi merupakan nama lain dari proses penyaluran dana masyarakat, Tandelilin (2001:4) mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan. Investasi membutuhkan suatu perantara yang dapat dijadikan tempat bertemunya masyarakat penanam modal dengan perusahaan yang butuh modal, sehingga terbentuklah bursa efek. Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan kegiatan muamalah dengan tujuan agar dapat menjalankan perekonomian umat. Dalam hadis telah diatur bahwa seluruh kegiatan muamalah adalah halal kecuali yang telah diatur dalam Al-Qur’an dan hadis. Praktik bermuamalah harus dijalankan oleh umat muslim sesuai dengan apa yang telah diajarkan yaitu dengan cara halal dan baik, termasuk berinvestasi. Menurut Nafik (2009:19), Islam melarang umatnya untuk menjalankan praktik perekonomian yang merugikan salah satu pihak, tetapi Islam tidak melarang umatnya untuk menanggung risiko dari kegiatan ekonomi. Terdapat satu hadist yang mencerminan kondisi perekonomian saat ini, di mana umat muslim mulai mengesampingkan ajaran syariah, sebagai contoh maraknya praktik riba, gharar, maisyir, dan larangan lainnya 11 yang diterapkan dalam lembaga keuangan masa kini, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu masa ketika seseorang tidak peduli dari mana ia mendapatkan hartanya, apakah dari (sumber dan cara yang) halal atau (sumber dan cara yang) haram” (HR Bukhari). Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPMP) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Undang-Undang tidak merinci secara jelas jenis pasar modal, sehingga dapat diartikan bahwa pasar modal syariah dapat beroperasi di Indonesia dengan ketentuan-ketentuan syariah yang akan diatur selanjutnya. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan, dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (Soemitra, 2009). Di Indonesia, letak pembeda syariah dan bukan syariah dalam dunia investasi adalah pada indeks harga saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah, bukan pada saham syariah maupun non-syariah. Pada tahun 2003 diresmikan indeks saham syariah yang dinamakan Jakarta Islamic Index (JII). Pendirian indeks ini bertujuan untuk menjadi tolak ukur atau benchmark sahamsaham syariah di Indonesia serta diharapkan dapat menarik minat dan meningkatkan kepercayaan investor muslim untuk melakukan kegiatan investasi. Menurut Huda dan Heykal (2010) ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip hukum Islam ialah: a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) temasuk perbankan dan asuransi konvensional. c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. 12 d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyiadakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Selain poin-poin di atas, yang menjadi pembeda bagi pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional ialah sistem bagi hasil dengan bunga. Islam melarang terjadinya praktik riba/bunga karena akan menguntungkan salah satu pihak saja. Pengganti sitem riba dalam Islam ialah bagi hasil, sistem ini berbasis pada pembagian nisbah, nilai presentase bagi hasil memang sudah diketahui di awal namun nilai nominal rupiah akan diketahui setelah mengetahui laba rugi yang terjadi. Diresmikan pada tanggal 14 Maret 2003, Jakarta Islamic Index (JII) merupakan buah kerjasama antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan PT. Danareksa Invesment Management (DIM). Hal ini ditandai dengan penandatanganan MOU (Memotandum of Understanding) antara Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Dewan Syariah NasionalMajelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Selama operasionalnya, JII berada di bawah pengawasan Bapepam dan DSN-MUI. Pengawasan yang dilakukan berupa penerapan prinsip syariah yang diterapkan di JII secara teori maupun praktik. Selain itu, Bapepam dan DSN-MUI berwenang menerbitkan aturan di luar Undang-Undang terkait pasar modal syariah. Untuk menjaga kegiatan Jakarta Islamic Index (JII) tetap berada di jalur syariah, maka setiap 6 bulan sekali Bapepam bersama dengan DSN-MUI melakukan evaluasi saham. Selain berada di jalur syariah, tujuan lain evaluasi saham ialah agar saham-saham di Jakarta Islamic Index (JII) memiliki kualitas yang baik berupa tingkat likuidasi dan kapitalisasi yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk menaikkan tingkat kepercayaan investor pada pasar modal syariah JII. Berikut merupakan hal-hal yang dievaluasi per 6 bulan oleh Bapepan dan DSN-MUI: a. Memilih saham-saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hukum Islam dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 kapitalisasi terbesar). 13 b. Memilih saham yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar sembilan puluh persen berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun yang telah dirilis. c. Memilih enam puluh saham dari syarat di atas berdasarkan urutan rata-rata kepitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir. d. Memilih tiga puluh saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir. 2. Saham Syariah Praktik saham tidak diatur dalam Al-Qur’an atau hadis, hal ini dikarenakan pada masa Rasulullah SAW belum ada aktivitas ekonomi berbentuk saham. Didasarkan pada dalil bahwa setiap kegiatan muamalah adalah halal kecuali yang telah diatur, maka para fuqaha mengeluarkan fatwa terkait saham. Terdapat perbedaan pendapat mengenai boleh atau tidaknya aktivitas saham. Ulama komtemporer yang memperbolehkan diantara lain ialah Abu Zahrah, Abudurrahman Hasan, dan Khalaf. Landasan yang dipakai oleh ulama tersebut adalah saham merupakan surat bukti kepemilikan modal perusahaan, yang mana saham merupakan cerminan aset yang dimiliki oleh perusahaan bersangkutan, sehingga saham dapat diperjualbelikan layaknya barang (Huda dan Heykal, 2010:225). Untuk menghindari mudarat, maka selain pelarangan usaha haram, ditentukan juga bahwa dalam saham syariah dilarang praktik short selling, foward contract, insider trading, option, dan penggorengan saham. Saham merupakan surat bukti tertulis yang menunjukkan bahwa investor telah menanamkan modalnya pada perusahaan. Menurut Burhanuddin (2010), saham dalam Islam pada hakikatnya merupakan modifikasi sistem persekutuan modal dan kekayaan, yang dalam istilah fiqih dikenal dengan nama syirkah, sedangkan pemegang saham disebut syarik. Saham adalah instrumen paling likuid di antara instrumen pasar modal lainnya, jika sewaktu-waktu investor membutuhkan dana ia dapat langsung menjual saham dan mendapatkan feedback berupa uang cash. 14 Kuantitas saham yang dimiliki oleh investor menjadi tolak ukur seberapa banyak dana yang disalurkan investor kepada perusahaan, begitupula dapat menjadi acuan seberapa besar keuntungan yang akan diterima investor. Saham syariah juga tidak dapat terlepas dari berbagai risiko saham seperti capital loss dan likuidasi. Namun dengan hadirnya indeks saham JII yang sangat memperhatikan tingkat likuiditas saham diharapkan dapat menekan risiko yang terjadi. Melalui pengawasan Bapepan dan DSN-MUI dapat dipastikan bahwa saham yang beredar di JII sudah benar menerapkan prinsip-prinsip syariah. Berikut merupakan keuntungan dan risiko dari saham syariah: 1) Dividen, merupakan keuntungan yang diperoleh investor dalam kurun waktu satu tahun sekali. Pembagian dividen diambil dari laba perusahaan, dapat berupa pembagian tunai atau mendapatkan tambahan saham. 2) Rights, merupakan keuntungan berupa keistimewaan memesan efek terlebih dahulu yang diberikan oleh emiten (Soemitra, 2009:138). 3) Capital gain, merupakan keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham. Biasanya didapatkan saat harga jual lebih tinggi dari harga beli, maka selisih ini disebut keuntungan. 4) Capital loss, merupakan kerugian yang diperoleh dari selisih harga jual saham. Biasanya didapatkan saat harga jual lebih rendah dari harga beli, maka selisih ini disebut kerugian. 5) Risiko likuidasi, merupakan kerugian saat emiten/perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan dibubarkan. Saat kondisi ini terjadi, hal yang diutamakan perusahaan ialah melunasi kewajiban yang ada, apabila masih tersedia dana sisa maka baru akan dibagikan kepada investor. Terdapat fatwa-fatwa yang mengatur jual beli saham, Fatwa Dewan Islam Nasional Saudi Arabia menyatakan bahwa: 15 “Jika saham diperjualbelikan tidak serupa dengan uang secara utuh apa adanya, akan tetapi hanya representasi dari sebuah aset seperti tanah, mobil, pabrik, dan yang sejenisnya, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang telah diketahui oleh penjual dan pembeli, maka dibolehkan hukumnya untuk diperjualbelikan dengan harga tunai ataupun tangguh, yang dibayarkan secara kontan ataupun beberapa kali pembayaran, berdasarkan keumuman dalil tentang bolehnya jual-beli” (Huda dan Heykal, 2010:226). Selain itu, DSN-MUI telah menerbitkan fatwa tentang jual-beli saham yang tertuang pada Fatwa DSN-MUI No.05/DSN-MUI/IV/2000 dan Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/2003. Sehingga, dengan hadirnya fatwa-fatwa dari para ulama maka aktivitas jual-beli saham adalah boleh menurut hukum syariah dan hukum positif. Perbedaan antara syariah dan konvensional adalah terletak pada indeks harga bukan pada jenis sahamnya, maka jenis saham di Indoensia secara konvensional maupun syariah adalah sama. Bursa Efek Indonesia (BEI) secara garis besar menggelompokkan saham ke dalam dua bentuk, yaitu berdasarkan bentuknya dan hak dan keistimewannya, berikut penjelasannya: 1) Saham berdasarkan bentuknya a) Saham atas nama (nominal shares) merupakan saham yang menyebut nama pemiliknya. Saham bentuk ini adalah boleh dalam fikih kontemporer yang telah disepakati oleh para ulama, karena penyebutan nama merupakan bentuk dari penetapan kepemilikan pemiliknya dan memberikan perlindungan atas haknya. b) Saham atas unjuk (bearer shares) merupakan saham yang tidak menyebutkan nama pemiliknya, karena ketidakjelasannya pemiliknya maka saham ini sebaiknya dihindari. 16 2) Saham berdasarkan hak dan keistimewaannya a) Saham biasa (common stocks) merupakan tanda penyertaan dalam wujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut (Halim, 2015:6). Status kepemilikannya adalah boleh karena tidak memiliki keistimewaan dari segi hak dan kewajibannya. b) Saham preferen (preferend stock) merupakan saham dengan karakteristik gabungan antara saham biasa dengan obligasi. Saham ini mewakili kepemilikan ekuitas, diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo, dan membayar deviden, namun saham ini juga memiliki klaim atas laba dan aset sebelumnya, dividen yang tetap, memiliki hak tebus, dapat dipertukarkan dengan saham biasa (Halim, 2015:7). Saham preferen tidak diperbolehkan dalam islam karena adanya keuntungan tetap yang dikategorikan oleh ulama sebagai riba dan pemiliknya mendapat hak istimewa terutama saat perusahaan terjadi likuidasi, hal ini tidak sejalan dengan prinsip keadilan yang dijunjung oleh Islam. 3. Harga Saham Syariah Harga saham merupakan harga pasar, di mana harga pasar dibentuk oleh proses kegiatan permintaan dan penawaran. Islam mengajarkan bahwa harga ditentukan oleh keseimbangan penawaran dan permintan. Konsepnya jika terjadi kenaikan penawaran harga akan turun dan jika permintaan yang mengalami kenaikan maka harga akan naik. Menurut Wijayanti (2010) dalam Rusena (2015:26) bahwa semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga akan cenderung meningkat, sebaliknya semakin banyak investor yang akan menjual saham, maka harga saham akan cenderung mengalami penurunan. 17 Selain permintaan dan penawaran, harga saham juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, yaitu faktor fundamental, teknis, dan sosial dan politik. Faktor yang bersifat fundamental bersumber dari kondisi spesifik internal perusahaan yang menjelaskan tentang kemampuan manajemen dalam mengelola operasional, prospek masa depan, prospek pemasaran bisnis, pengembangan teknologi, dan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Dari sisi teknis memperhatikan hal-hal seperti, perkembangan kurs, kondisi di pasar modal. Volume dan frekuensi transaksi suku bunga, kekuatan pasar modal dalam memperngaruhi harga saham perusahaan. Terakhir, faktor sosial dan politik memperhatikan tentang tingkat inflasi yang terjadi, kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah, kondisi perekonomian, dan keadaan politik suatu negara (Wiguna dan Mendari, 2008:133). 4. Laporan Keuangan Dalam PSAK No 1 disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Menurut Helfert (1991) laporan keuangan memiliki empat tujuan yaitu sebagai penafsiran, informasi keuangan, penggunaan data komparatif, dan analisis pasar uang. Informasi yang tersedia dalam laporan keuangan dapat menjelaskan bagaimana kondisi perusahaan di saat ini dan bagaimana prediksi kondisi perusahaan di masa datang. Selain sebagai cerminan perusahaan, laporan keuangan dapat dipakai sebagai bahan pembanding internal dan antara perusahaan satu dengan lainnya yang sejenis. Bagi pemegang saham, laporan keuangan merupakan harapan investasi untuk sebuah usaha, intinya sebuah ungkapan dari pertukaran risiko atau imbalan yang mendasari setiap investasi dalam ekuitas perusahaan (Helfert, 1991:22). Menurut Bernstein (1983) dalam Hery 18 (2014:114) menyebutkan bahwa terdapat lima jenis analisis laporan keuangan sebagai berikut: a. Screening, yaitu analisis yang dilakukan dengan melihat secara kritis data-data yang tekandung dalam laporan keuangan untuk kepentingan pemilihan investasi atau kemungkinan merger usaha. b. Forcasting, yaitu analisis yang dilakukan untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. c. Diagnosis, yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan, baik dalam manajemen operasi, keuangan, dan lainnya. d. Evaluation, yaitu analisis yang dilakukan untuk menilai prestasi manajemen. Kinerja operasional, tingkat efesiensi, dan penilain prestasi lainnya. e. Understanding, yaitu dengan melakukan analisis laporan keuangan akan menjadikan informasi mentah menjadi lebih bermakna. 5. Volume Perdagangan Volume perdagangan merupakan aktivitas saham suatu emiten yang dapat dilihat per harinya. Aktif atau tidaknya saham merupakan akibat dari kegiatan permintaan dan penawaran saham dalam pasar modal. Nilai volume perdagangan merupakan ungkapan aktivitas jualbeli saham dari suatu emiten. Dalam kegiatan pasar modal dikenal teori signalling (Waluyo, Eko, 2012) dalam Widiyanti dan A. Mulyo (2013:2) menyatakan bahwa setiap informasi yang dikeluarkan oleh pelaku pasar modal yang bersumber dari emiten akan diinterpretasikan dan dianalisis sebagai sinyal baik atau sinyal buruk bagi perdagangan efek. Baik buruknya sinyal yang diterima oleh investor tentu akan mempengaruhi tingkat kepercayaan. Investor tidak akan mengambil keputusan menyalurkan dana pada emiten yang mempunyai sinyal buruk karena risiko di masa datang akan lebih tinggi. Sementara itu, sinyal emiten yang baik akan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari investor, dari kepercayaan inilah investor akan memutuskan menanamkan modalnya 19 melalui saham sehingga, dengan banyaknya permintaan maka volume perdagangan saham akan mengalami kenaikan. Lembar saham yang banyak diperjualbelikan dapat menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan/emiten yang bersangkutan. Saat saham bergerak aktif berarti menunjukkan bahwa saham banyak diperjualbelikan yang berarti banyaknya jumlah permintaan dan penawaran. Tingginya kegiatan permintaan dan penawaran menunjukkan bahwa saham akan semakin mempunyai nilai likuidasi yang baik. Sedangkan dari sisi pasar, volume perdagangan merupakan cerminan langsung dari kondisi pasar. Naiknya volume perdagangan maka akan berimbas pada menguatnya kondisi pasar, begitupun sebaliknya, saat volume perdagangan mengalami penurunan maka kondisi pasar ikut melemah (Ang, 1997). 6. Analisis Fundamental Analisa fundamental merupakan studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham. Analisa ini menggunakan data-data kunci dalam laporan keuangan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:2). Martalena dan Melinda (2011:47) menyatakan bahwa analisis fundamental ialah mempraktikkan harga saham di masa yang akan datang dengan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham. Sedangkan, menurut Halim (2015) analisis fundamental ialah membandingkan antara nilai intrisik saham dengan harga pasarnya yang bertujuan untuk melihat apakah harga saham sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum, nilai intrinsik ditentukan dari faktor-faktor fundamental kinerja perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa analisis fundamental merupakan penilaian saham dari faktor internal perusahaan menggunakan rasio-rasio keuangan. Data berupa rasio keuangan dapat dilihat dan/atau diolah melalui laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan 20 bersangkutan. Rasio keuangan yang dapat dijadikan alat analisis fundamental saham ialah: a. Rasio Likuiditas, penilai aset di pasar aktif guna melihat seberapa cepat aset dapat dikonversikan menjadi kas. Rasio ini terdiri dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio. b. Rasio Aktivitas, merupakan alat ukur tingkat efektivitas suatu perusahaan, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan berimbas pada kelebihan dana yang tertaman pada aktiva (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:237). Rasio ini terdiri dari inventory turnover ratio, days sales outstanding, fixed asset turnover, dan total asset turnover. c. Rasio Profitabilitas, rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini terdiri dari tiga rasio keuangan, yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). d. Rasio Solvabilitas, rasio yang mengukur jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk menjalankan usahanya. Rasio ini terdiri dari debt ratio, time interes earned ratio dan cash coverage ratio. e. Rasio Penilaian atau Rasio Pasar, rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya (Brigham dan Houston, 2010:151). Rasio ini terdiri dari Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). Selain PER dan PBV dapat dilihat dari dividend yield dan dividend payout. 7. Return on Asset (ROA) Rasio profitabilitas terdiri dari tiga jenis rasio keuangan yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Menurut Kasmir (2009:196), penggunaan rasio ini bertujuan untuk melakukan perbandingan agar dapat melihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik peningkatan kinerja perusahaan atau penuruan, serta manajemen diharapkan dapat melihat penyebab dari perubahan tersebut. Melalui rasio ini dapat diamati 21 bagaimana besarnya laba, di mana posisi laba perusahaan, perkembangan laba dari periode ke periode, serta mengetahui produktivitas manajemen dalam mengelola dananya. Ketiganya memiliki peran yang berbeda namun dengan tujuan yang sama yaitu mengukur jumlah laba yang akan didapatkan oleh perusahaan. Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan yang cukup populer digunakan, rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar laba perusahaan yang akan dihasilkan oleh aset yang dimiliki. Selain itu penilaian ROA dapat dijadikan bahan pengamatan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola asetnya. ROA menurut Hery (2014:193) merupakan hasil pengembalian (return) atas penggunaan aset perusahaan atau dalam menciptakan laba bersih atau mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Singkatnya, ROA merupakan rasio laba bersih terhadap total aset (Brigham dan Houston, 2010:148), seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui asetnya. Untuk mendapatkan nilai Return on Asset (ROA) berikut adalah rumusnya: 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (ROA) = 8. Laba Bersih Total Aset Price Earning Ratio (PER) Rasio pasar/penilaian merupakan alat untuk mengetahui apakah harga saham berada pada nilai yang wajar, rendah, atau tinggi. Rasio ini mencuri perhatian investor ketika akan menanamkan modalnya, dengan pengamatan rasio pasar/penilaian investor dapat melihat tentang risiko, keuntungan, serta prospek perusahaan di masa depan. Jika rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan solvabilitas seluruhnya memiliki nilai yang baik dan jika kondisi ini terus berjalan secara stabil maka akan mempengaruhi nilai pasar dan akan mengalami peningkatan nilai. Selanjutnya, harga saham juga akan ikut tinggi sesuai dengan apa yang 22 telah diperkirakan, yang berarti manajemen telah menjalankan tugasnya dengan baik. Price Earning Ratio (PER) merupakan perhitungan untuk mengetahui harga per saham terhadap laba per saham, di mana investor akan mendapatkan informasi berapa rupiah yang dikeluarkan untuk laba berjalan. Menurut Hery (2014:144) melalui rasio PER harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten bersangkutan. Dilihat dari sudut pandang investor, PER yang terlalu tinggi tidak menarik karena harga saham kemungkinan akan sulit untuk naik lagi, dan hal ini akan mengurangi perolehanan peluang keuntungan capital gain (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:241). Melalui nilai PER, prospek masa depan perusahaan akan dapat diprediksikan, nilai PER yang tinggi mempunyai arti bahwa perusahaan mempunyai prospek yang tinggi untuk bertumbuh, sebaliknya nilai PER yang rendah maka perusahaan akan terprediksi mengalami pertumbuhan yang rendah. Untuk mengetahui nilai PER dibutukan informasi harga saham dan laba per lembar saham, dengan rumus perhitungan sebagai berikut: 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (PER) = 9. Harga Saham Laba per Lembar Saham Potensi Kebangkrutan Altman Z-Score Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2004 pasal 1 butir 1 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang. Sebelum perusahaan dinyatakan pailit/bangkrut akan terlebihi dahulu melalui tahapan potensi kebangkrutan yang merupakan sebuah tanda yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki masalah dalam pengelolaan keuangannya. Hal ini terjadi saat perusahaan sudah tidak memiliki dana untuk mengelola usaha dan memenuhi kewajibannya. 23 Upaya pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Begitupun berlaku dengan kebangkrutan, akan jauh lebih baik apabila perusahaan dapat mendeteksi sedini mungkin risiko kebangkrutan agar dapat menanggulanginya secara cepat dan tepat. Terdapat beberapa alat analisis yang dapat membantu dalam mendeteksi kebangkrutan, tiga yang populer adalah Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski. Diantara ketiga model tersebut, Altamn Z-Score lebih popular digunakan karena memiliki keunggulan yang dapat digunakan oleh seluruh jenis usaha dan mempunyai nilai ketepatan yang cenderung lebih baik dari pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh Prihantini dan Maria (2013) dan Anggraeni (2013) model Z-Score memiliki nilai yang lebih tepat dalam memprediksi kebangkrutan dibanding alat analisis model potensi kebangkrutan lainnya. Altman pada tahun 1968 memperkenalkan Analisis Z-Score, yaitu sebuah analisis yang menghubungkan berbagai rasio dalam laporan keuangan sebagai variabelnya dan digabungkan kedalam sebuah persamaan untuk memperoleh nilai Z, di mana nilai Z diartikan sebagai nilai untuk memprediksi kondisi perusahaan (Purnajaya dan Ni K., 2014:51). Perhitungan analisis Altman menggunakan fungsi diskriminan dengan model prediksi MDA (Multiple Discriminant Analysis). MDA adalah sebuah bentuk analisis diskriminan berganda atau dengan kata lain grup yang dimiliki sebagai variabel dependen bukan lagi dua, melainkan tiga, empat, atau lebih. Alat analisis Altman Z-Score memanfaatkan rasio-rasio yang ada dalam laporan keuangan untuk dijadikan perhitungan. Model Altman Z-Score memiliki tiga jenis model, yaitu: 1) Model Altman Z-Score Original Formula Z-Score merupakan sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial sebuah perusahaan. Awalnya, Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara 24 perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut, berikut adalah fungsi diskriman Z-Score generasi pertama yang: Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 2) Model Altman Z-Score Revisi Perkembangan selanjutnya mengalami perubahan pada X4. Pada model original X4 merupakan hasil hitung dari market value of equity to total assets direvisi menjadi nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban (book value of equity to book value of total debt) perubahan ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan perusahaan yang belum go public. Selain perubahan pada X4, revisi lain yang dilakukan adalah pada penilai Z antara model original dengan revisi. Z = 0,71X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5 3) Model Altman Z-Score Modifikasi Perkembangan model Altman Z-Score terbaru bernama modifikasi. Model ini dapat digunakan untuk berbagai jenis usaha baik yang bergerak di bidang non manufaktur ataupun manufaktur, serta cocok diterapkan di negara-negara berkembang. Altman ZScore modifikasi menghilangkan X5 (sales to total assets) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang berbeda-beda. Model Altman Modifikasi yang dapat digunakan untuk berbagai jenis usaha serta negara berkembang, maka model ini menjadi cocok digunakan untuk penelitian potensi kebangkrutan pada pasar modal Jakarta Islamic Index (JII) yang memiliki emiten dengan jenis usaha beragam. Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 dimana, Z = overall index X1 = net working capital to total assets X2 = retained earning to total assets X3 = earning before interest and tax to total assets X4 = book value of equity to book value of debt 25 B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan rujukan karena mengandung tema yang sama. Namun penelitian terdahulu memiliki variabel, periode waktu, objek, dan penentuan sampel yang berbeda maka akan menjadi pembeda dengan penelitian ini, selain itu dengan adanya penelitian terdahulu akan dapat saling melengkapi dan menjadi bahan referensi. Berikut adalah rangkuman dari penelitian yang telah dilakukan: Judul No. Penelitian/Peneliti /Tahun 1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel dan Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Mengganti Hasil Penelitian Pengaruh Volume Menggunakan Hasil uji secara Perdagangan, EPS, Volume variabel EPS dan PER Terhadap Perdagangan dan dengan potensi menunjukkan Harga Saham PER sebagai kebangkrutan bawah masing- Sektor variabel Altman Z- masing variabel Pertambangan independennya Score. berpengaruh positif Pada Periode dan Harga Saham 2000-2005 di BEJ sebagai variabel (Bram Hadianto dependen. parsial dan signifikan 2. Tidak terhadap Harga menggunakan Saham, begitupun dan Rony Regresi Linear dengan pengujian Setiawan, 2007). berganda Volume melainkan Perdagangan, EPS, Regresi Panel. dan PER secara simultan adalah berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 26 2. Analisis Ketepatan Menggunakan 1. Menambahkan Prediksi Altman Z-Score dengan Kebangkrutan sebagai prediktor variabel terikat semakin tinggi dengan potensi (harga saham) kemungkinan Menggunakan kebangkrutan di dan variabel bangkrut, sehingga Model Altman Z- pasar saham. bebas, yaitu model Altman Z- Score (Studi volume Score dapat Empiris pada perdagangan, digunakan untuk perusahaan ROA dan memprediksi Manufaktur yang PER. potensi Delisting di BEI Semakin rendah nilai Z-Score, maka kebangkrutan Tahun 2011-2006) 2. Tidak sebelum perusahaan (Anastasia Novi menggunakan dinyatakan Triharyanti, 2008). Regresi Linear delisting. berganda melainkan Regresi Panel. 3. Peranan Analisis Menggunakan 1. Menambahkan Hasil perhitungan Metode Z-Score variabel yang variabel Z-Score dalam sama, yaitu independen menunjukkan Memprediksi variabel Z-Score ROA, PER bahwa sebagian Kebangkrutan sebagai variabel dan Volume besar emiten Suatu Perusahaan independennya Perdagangan. perbankan yang dan Kaitannya dan harga saham Terhadap Harga sebagai variabel Saham (Studi Pada dependen. terdaftar di Bursa 2. Tidak Efek Indonesia menggunakan berpotensi Perusahaan Regresi bangkrut. Perbankan yang Sederhana Sedangkan hasil Go Public di Bursa tetapi Regresi dari regresi Efek Indonesia) Panel. sederhana (Irsyad Nurdin, menunjukkan 27 2012). bahwa terdapat pengaruh Z-Score terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan nilai R2 pada integrasi lebih tinggi. 4. Pengaruh EPS, Menggunakan 1. Menambahkan Hasil dari penelitian PER, ROA, DER, rasio fundamental Volume ini menunjukkan dan MVA PER dan ROA Perdagangan bahwa secara Terhadap Harga sebagai variabel dan Z-Score parsial EPS, PER, Saham dalam independen dan sebagai MVA berpangruh Kelompok Jakarta harga saham variabel bebas. secara signifikan Islamic Index sebagai variabel Tahun 2008-2011 dependennya. terhadap Harga 2. Tidak Saham sedangkan (Abied Luthfi menggunakan dua variabel lainnya Safitri, 2013). Regresi Linear tidak. Dan secara berganda simultan, kelima melainkan variabel Regresi Panel. berpengaruh terhadap Harga Saham. 5. Analisis Pengaruh Menggunakan Return on Asset ROA sebagai variabel DER, menunjukkan (ROA), Debt to variabel NPM, CR bahwa hanya Equity Ratio independen dan dengan variabel ROA yang (DER), Net Profit Harga Saham variabel PER, berpengaruh Margin (NPM) dan sebagai variabel Altman Z- terhadap harga Current Ratio Score dan saham, tiga variabel dependen. 1. Mengganti Hasil dari penelitian 28 (CR) Terhadap Volume lainya (DER, NPM, Harga Saham Perdagangan. CR) tidak (Studi Empiris berpengaruh Pada Perusahaan 2. Tidak terhadap harga Tambang yang menggunakan saham. Namun Terdaftar di Bursa Regresi Linear secara simultan, Efek Indonesia berganda keempat variabel Tahun 2011-2013) melainkan secara bersama- (Egi Ferdianto, Regresi Panel. sama dapat 2014). mempengaruhi harga saham. 6. Analisis Faktor- Menggunakan 1. Mengganti Secara parsial Faktor yang variabel yang variabel EPS, variabel yang Mempengaruhi sama yaitu ROA BV, dan harga berpangaruh Harga Saham dan Volume terdahulu signifikan adalah Syariah (Studi Perdagangan dengan ROA, dan Harga Pada Pasar sebagai variabel variabel PER Saham Terdahulu, Sekunder Jakarta independen dan dan potensi sedangkan Volume Islamic Index (JII) Harga Saham kebangkrutan Perdagangan Tahun 2009-2013) sebagai variabel Altman Z- berpengaruh secara (Muksal, 2015). dependen. Score. negatif. Untuk variabel DER dan 2. Tidak BV tidak menggunakan berpengaruh. Regresi Linear Sedangkan secara berganda simultan, keenam melainkan variabel tersebut Regresi Panel. memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 29 7. Analisis Metode Menggunakan Altman Z-Score variabel potensi variabel adalah sebagai alat sebagai Alat kebangkrutan analisis pendeteksi potensi Prediksi Altman Z-score fundamental kebangkrutan yang Kebangkrutan dan sebagai variabel ROA dan cukup akurat. Pengaruhnya independen dan PER, dan Sebagian besar Terhadap Harga harga saham volume perusahaan farmasi Saham pada sebagai variabel perdagangan. listing di BEI Perusahaan dependen. Farmasi yang 1. Menambahkan Altman Z-Score termasuk pada 2. Tidak kondisi perusahaan Terdaftar di Bursa menggunakan yang sehat. Selain Efek Indonesia Regresi itu hasil regresi (Nur Fadli Sederhana sederhana Andriawan dan tetapi Regresi menunjukkan Dantje Salean, Panel. bahwa Alman Z- 2016). Score berpengaruh terhadap harga saham. 8. Pengaruh Volume Menggunakan 1. Mengganti Perdagangan variabel yang variabel penelitian ini adalah Saham, Leverage, sama yaitu Leverage dan hanya variabel dan Tingkat Suku Volume Tingakat Suku Volume Bunga Terhadap Perdagangan Bunga dengan Perdagangan yang Volatilitas Harga sebagai variabel ROA, PER berpengaruh Saham independen dan dan Z-Score. terhadap Harga (Ni Made Ayu Harga Saham Krisna D. Dan I sebagai variabel Gst Ngr Agung S., dependen. 2016). Kesimpulan dari Saham, dua lainnya 2. Tidak tidak memiliki menggunakan pengaruh. Namun statistika secara simultan deskriptif ketiga variabel ini melainkan mempengaruhi 30 Regresi Panel. Harga Saham. Kesimpulan lainnya ialah alat Regresi Linear Berganda dapat digunakan untuk jenis model ini. C. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 1. Keterkaitan Antara Volume Perdagangan dengan Harga Saham Menurut Ang (1997), naiknya Volume Perdagangan akan megakibatkan kondisi pasar yang menguat dan turunnya volume perdagangan maka akan melemahkan pasar. Volume Perdagangan merupakan cerminan dari harga saham, ketika terjadi excess supply maka akan menyebabkan harga saham jatuh dan ketika terjadi excess demand maka harga saham akan naik (Syamsir, 2004:9). Hal tersebut telah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) menyatakan bahwa volume perdagangan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham pada sektor pertambangan tahun 2000-2005. Kedua, penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Made Ayu dan I Gusti Ngr (2016) menunjukan bahwa pada sektor indeks LQ45, volume perdagangan berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan pemaparan ini, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham bergantung pada volume perdagangan. 2. Keterkaitan Antara Return On Assets (ROA) dengan Harga Saham Return On Assets (ROA) merupakan rasio untuk mengetahui seberapa besar aset menghasilkan laba. Meningkatnya nilai aset akan diiringi oleh naiknya harga saham karena ROA merupakan cerminan dari produktivias aktiva sehingga, semakin produktif aktiva dalam 31 menghasilkan laba alan diiringi dengan naiknya harga saham. Pernyataan ini didukung oleh beberapa penelitian. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Egi Ferdianto (2014) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh terhadap harga saham pada sektor pertambangan tahun 2011-2013. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muksal (2015) menunjukkan bahwa pada sektor pasar sekunder di Jakarta Islamic Index (JII) ROA berpengaruh terhadap harga saham. Dengan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa harga saham bergantung pada ROA. 3. Keterkaitan Antara Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham Menurut Tandelilin (2001) Price Earning to Ratio (PER) bersama EPS merupakan komponen utama dalam analisis fundamental untuk menilai pada level perusahaan. PER digunakan oleh para investor untuk memprediksikan kemampuan perusahaan dalam membayar laba dimasa yang akan datang (Pasaribu, 2008) karena PER memberikan informasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham. Semakin tinggi nilai PER maka akan semakin mahal harga saham karena tingkat pengembalian yang juga besar. Selain itu besar kecilnya nilai PER akan mempengaruhi harga saham terhadap pendapatan bersih per saham. Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa penelitian yang pernah dilakukan, diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) pada sektor pertambangan tahun 2000-2005 menyatakan bahwa PER berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian lainnya dilakukan oleh Abied Luthfi Safitri (2013) pada perusahaan kelompok Jakarta Islamic Index (JII) menyimpulkan bahwa PER memiliki pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan pemaparan ini maka dapat disimpulkan bahwa harga saham bergantung pada PER. 4. Keterkaitan Antara Potensi Kebangkrutan (Z-Score) dengan Harga Saham Menurut Harahap (2010) dalam Ardian dan Khoiruddin (2013:3) sesuai dengan analisis fundamental, jika diketahui terdapat potensi 32 kebangkrutan pada suatu perusahaan maka, akan dapat memberikan dampak terhadap harga saham dan return. Salah satu penyebab kegagalan pada perusahaan yaitu kegagalan keuangan di mana ketidakmampuan perusahaan untuk membedakan antara dasar arus kas dan saham. Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa penelitian yang pernah dilakukan. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Irsyad Nurdin (2012) menyimpulkan bahwa potensi kebangkrutan dengan Altman Z-Score berpengaruh terhadap Harga Saham pada sektor perbankan tahun 2011. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadli Andriawan dan Dantje Salean (2016) pada perusahaan farmasi 2009-2013 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara Z-Score terhadap Harga Saham. Berdasarkan memaparan ini maka dapat disimpulkan bahwa Harga Saham bergantung pada Z-Score. D. Kerangka Pemikiran Umma Sekaran dalam (Sugiyono, 2011) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran merupakan acuan bagi peneliti karena bertujuan untuk menjelaskan secara ringkas garis besar penelitian yang dilakukan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut: 33 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan listing di JII tahun 2012-2015 Harga Saham (Y) Rasio Fundamental: ROA (X2), PER (X3), Z-Score (X4) Volume Perdagangan (X1) Uji Asumsi Klasik: Uji Normalitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi Common Effect Uji Chow Fixed Effect Random Effect Uji Hausman Fixed Effect Hasil Pengujian Model Model Regresi Panel: Pit = α + β1 Vtit + β2 ROAit + β3 PERit + β4 Z-Scoreit + εit... Uji Hipotesis: Uji t, Uji F, Uji Koefisien Determinasi R2 Interpretasi, Kesimpulan, dan Saran 34 E. Pengembangan Hipotesis Hipotesis bersifat lemah karena merupakan jawaban dugaan sementara pada suatu penelitian yang hanya berdasarkan teori. Maka dari itu suatu hipotesis harus dibuktikan kebenarannya guna memperkuat teori yang telah ada. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H1 : Volume Perdagangan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. H2 : ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. H3 : PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. H4 : Z-Score berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. H5 : Volume Perdagangan, ROA, PER, Z-Score secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada hubungan pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen. Ruang lingkup penelitian adalah volume perdagangan dan rasio fundamental yang digunakan sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Rasio fundamental yang digunakan dalam penelitian terdiri dari Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), potensi kebangkrutan Altman Z-Score. Data yang dibutuhkan dalam penelitian berupa volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), potensi kebangkrutan Altman Z-Score dan harga saham didapat dari laporan keuangan yang dimuat di website Bursa Efek Indonesia (BEI). Batasan pengambilan data dalam kurun waktu 4 tahun yaitu periode 2012-2015, dengan subjek perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama kurun waktu tersebut. Penelitian dengan penggunaan kurun waktu (time series) serta laporan keuangan dari beberapa perusahaan (cross section) maka penelitian ini masuk dalam kelompok penelitian data panel. B. Metode Penentuan Sampel Langkah pertama dalam menentukan sampel adalah menentukan populasi penelitian. Populasi merupakan objek umum yang ditentukan dalam penelitian untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Populasi mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari sampel. Penelitian ini menggunakan Daftar Saham Jakarta Islamic Index (JII) selama periode tahun 2012-2015 untuk dijadikan poupulasi penelitian. Peneliti mengumpulkan daftar saham yang telah terdaftar di JII selama periode penelitian. 36 Setelah menentukan populasi penelitian maka langkah kedua berupa menarik kesimpulan dengan menentukan sampel penelitian. Pemilihan sampel sebagai objek penelitian menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Penggunakan metode ini didasarkan bahwa saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) akan dilakukan evaluasi per 6 bulan, sehingga memungkinkan saham syariah untuk masuk dan keluar dari daftar. Peneliti menentukan kriteria berikut dalam menentukan sampel penelitian: 1. Saham syariah yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode tahun 2012-2015. 2. Perusahaan yang konsisten mempublikasikan laporan keuangan dalam periode tahun 2012-2015 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Audit ini menjadi penting karena dianggap telah memenuhi standar akuntansi yang berlaku. C. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Studi kepustakaan yang penulis lakukan adalah dengan membaca literatur, buku, artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Tujuan dari dilakukannya studi kepustakaan adalah untuk memperkuat landasan teori dan menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalan penelitian. Data penelitian merupakan data sekunder yang telah diolah terlebih dahulu oleh orang lain, dalam hal ini oleh perusahaan yang bersangkutan. Seluruh data sekunder yang digunakan untuk penelitian diakses dari website BEI (www.idx.co.id). Berikut merupakan data yang dibutuhkan dalam penelitian: 1. Data Harga Saham diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan per Juli 2016 yang diakses dari website (www.idx.co.id). 37 2. Data Volume Perdagangan diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan per Juli 2016 yang diakses dari website (www.idx.co.id). 3. Data ROA diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan per Juli 2016 yang diakses dari website (www.idx.co.id). 4. Data PER diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan per Juli 2016 yang diakses dari website (www.idx.co.id). 5. Data Z-Score diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan. D. Metode Analisis 1. Uji Deskriptif Data Statistik deskriptif dipergunakan untuk mengorganisasikan dan meringkas data numerik yang diperoleh dari hasil pengumpulan data di lapangan, dalam bentuk tabulasi data, presentasi yang diwujudkan pada grafik-grafik atau gambar-gambar, serta perhitungan-perhitungan deskriptif, sehingga dapat diketahui ciri-ciri khusus dari data tersebut, yang selanjutnya dapat diinterpretasikan sebagai informasi yang tegas dan jelas mengenai data tersebut (Soepeno, 2002:11). Dalam statistik deskriptif terdapat dua penjelesan, yaitu sebagai berikut: a. Mean Mean adalah nilai rata-rata dari data (berupa skor) yang diperoleh dari pengumpulan data di mana besarannya bersifat kuantitas dan tidak bervariasi (Soepeno, 2002:23). Cara menghitung mean yaitu dengan menjumlah seluruh skor dan dibagi dengan responden penelitian, berikut rumusnya: Mean = X1 + X2+. . . Xn n Keterangan: X1-Xn = Skor responden n = Jumlah responden Namun, apabila frekuensi tiap-tiap skornya lebih dari satu, maka menggunakan rumus dibawah ini: 38 Mean = Σfx n Keterangan: Σfx = Jumlah hasil perkalian f dengan x n = Jumlah responden b. Standar Deviasi Standar deviasi adalah nilai statistik untuk melihat sebaran data. Nilai ini dapat melihat jauh dekatnya titik individu dengan niai rata-rata atau mean. Semakin kecil angka standar deviasi berarti sebaran titik individu semakin dekat dengan mean. Sebaliknya, semakin besar angka standar deviasi maka semakin jauh dari nilai mean. Apabila hasil standar deviasi adalah nol berati semua nilai dalam himpunan adalah sama. 2. Uji Stasioneritas Penggunaan data time series biasanya erat hubungannya dengan masalah keacakan data. Masalah keacakan data berhubungan dengan sekumpulan data runtut waktu yang bersifat acak (variabel acak), masalah ini berhubungan dengan stasionaritas dari suatu data dan permasalahan autokorelasi. Praktiknya, untuk menguji stasionaritas data dapat digunakan dua metode yaitu Fungsi Autkorelasi dan Correlogram dan Pengujian Unit Root. Fungsi Autkorelasi dan Correlogram merupakan pengujian stasionaritas dengan memanfaatkan autokorelasi yang pada data karena adanya autokorelasi dapat menunjukkan bahwa data tidak acak lagi. Sementara itu, Pengujian Unit Root merupakan pengujian dengan penggunaan model pengujian unit root, di mana variabel yang memiliki masalah unit root dapat dimaksudkan sebagai kondisi variabel yang tidak stasioner (Effendi dan Setiawan, 2014:126-127). Namun pada umunya, 39 penggunaan Pengujian Unit Root lebih populer dibandingkan dengan Fungsi Autkorelasi dan Correlogram. Pengujian unit root test karya Dickey-Fuller bertujuan untuk memverifikasi bahwa proses generasi (data generating process/DGP) data bersifat stasioner, apabila data bersifat stasioner maka DGP menunjukkan karakteristik rata-rata dan varians yang konstan serta nilai autokorelasi yang tidak terikat titik waktu (Ariefianto, 2012:132). 3. Pengujian Dasar Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Untuk mendapatkan model regresi yang baik dari sebuah data maka data harus memiliki distribusi yang nomal. Uji signfikansi antara variabel Y (dependen) dengan variabel X (independen) akan menjadi valid apabila data yang digunakan berdistribusi normal, maka dilakukanlah uji normalitas, yaitu untuk menguji apakah variabel yang digunakan dalam regresi panel berdistribusi normal atau tidak (Ansofino dkk, 2016). Setiap data pengujian tentu memiliki peluang terjadi normalitas, menurut Suliyanto (2011) dalam Rusena (2015:59) menyatakan bahwa tidak terpenuhinya normalitas, umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini sebaiknya menambahkan data penelitian, karena semakin banyak data yang digunakan maka angka pembagi akan semakin besar, untuk selanjutnya nilai ekstrem bisa berubah ke arah nilai tengah/rata-rata. Namun, terjadi pengecualian pada data panel, penggunaan data panel akan terhindar dari masalah normalitas, hal ini dikarenakan data panel sudah memiliki cukup banyak data. 40 b. Uji Multikolinearitas Masalah multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan sempurna atau tepat diantara variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Untuk penilaian pada variabel keuangan, diperkirakan hampir seluruhnya memiliki peluang multikolinearitas sebab, variabel-variabel yang digunakan dalam keuangan biasanya merupakan sebuah turunan. Data multikolinearitas berhubungan dengan nilai standard error yang akan terjadi, apabila uji data menunjukkan multikolineritas yang tinggi maka koefisien regresi X akan sulit ditentukan dan mempunyai nilai standard error yang tinggi, begitupun yang terjadi sebaliknya. Gujarati dan Porter (2013) mengungkap bahwa ada lima poin konsekuensi apabila terjadi multikolinearitas, yaitu: 1) Estimator OLS memiliki varians dan kovarians yang besar sehingga membuat estimasi yang akurat menjadi sulit. 2) Dikarenakan konsekuensi nomor 1, maka interval kepercayaan cenderung sangat lebar, menimbulkan penerimaan dari “hipotesis nol” (koefisien populasi yang sebenarnya nol) lebih awal. 3) Dikarenakan konsekuensi nomor 1, rasio t dari satu atau lebih koefiesien akan cenderung tidak signifikan secara statistik. 4) Walaupun rasio t dari satu atau lebih koefisien secara statistik tidak signifikan, namun nilai R2 bisa sangat tinggi. 5) Estimator OLS dan standard error dapat bersifat sensitif terhadap perubahan yang kecil pada data. c. Uji Heteroskedastisitas Kesamaaan varian dari resudial antara pengamatan yang satu dengan yang lain tetap atau bisa disebut dengan homoskedastisitas, sedangkan varian yang tidak konstan dan berubah-ubah dikenal dengan istilah heteroskedastisitas. Masalah ini umumnya ditemui 41 pada data cross section, karena melakukan pengamatan pada banyak individu di waktu yang sama namun, data time series juga masih memiliki kemungkinan terkena masalah ini. Permasalah heteroskedastisitas yang ada pada data akan berdampak pada penilaian uji hipotesis yang tidak akurat, sehingga akan mempengaruhi penarikan kesimpulan penelitian, hal ini dikarenakan varian koefisien regresi yang besar (Nachrowi dan Usman, 2006:112). Terdapat banyak metode yang dapat digunakan dalam mendeteksi ada atau tidaknya permasalah heteroskedastisitas pada data, salah satu yang populer adalah metode white. Menurut Effendi dan Setiawan (2014) metode white tidak menggunakan asumsi normalitas sehingga akan mudah diinterpretasikan. Uji white merupakan pengujian yang paling mudah dilakukan diantara metode heteroskedastisitas lainnya, di mana uji ini mengasumsikan bahwa varian error merupakan fungsi yang mempunyai hubungan dengan variabel bebas, kuadrat masing-masing variabel bebas, dan interaksi antara variabel bebas (Nachrowi dan Usman, 2006:118). d. Uji Autokorelasi Pengujian model regresi bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen maka jika terjadi autokorelasi akan mengganggu hal tersebut. Menurut Sumodiningrat (2002) autokorelasi merupakan korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (cross section). Metode populer yang digunakan dalam menganalisis autokorelasi adalah Durbin Watson. Pengujian ini diperkenalkan oleh J. Durbin dan G. Watson tahun 1951, analisis ini dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan (Sumodiningrat, 2002:245). Analisis ini dilakukan 42 dengan nilai apabila ρ = 0 (tidak ada autokorelasi sama sekali), maka nilai DW-stat berada pada nilai 2. Apabila terdapat autokorelasi negatif dan positif sempurna, maka nilai DW-stat berada pada nilai 4 dan 0 (Effendi dan Setiawan, 2014:71). 4. Analisis Data Panel a. Model Common Effect Model pertama dalam model panel adalah common effect, analisis model ini mengganggap bahwa perilaku individu akan tetap sama dalam kurun waktu penelitian. Singkatnya, model ini tidak memperhatikan perilaku individu dan dimensi waktu, semua dianggap sama. Common effect dirumuskan sebagai berikut: y = α + β’ xi.t + εi.t di mana, i = 1, 2, ..., N dan t = 1, 2, ..., T, dengan keterangan N adalah jumlah unit/individu cross section dan T adalah jumlah periode waktu (time series). b. Model Fixed Effect Handika (2015) menyatakan bahwa model fixed effect memiliki karakteristik khas yang membedakan antara satu unit observasi dengan unit observasi lainnya yang dapat diasumsikan tercermin pada perbedaan intercept-nya, sehingga peneliti hanya tinggal menganalisis koefisien dan signifikansi variabel independennya. Berikut merupakan rumus fixed effect: yi.t = αio + β1xi.t + β2xi.t + β3xi.t + β4d1i + β5d2i + εi.t di mana, konstanta αio diberi subskrip, oi, i diartikan sebagai objek penelitian, sehingga masing-masing objek memiliki konstanta yang berbeda. Sedangkan variabel semu d1i untuk objek pertama dan 0 untuk objek lainnya dan variabel d2i objek kedua dan 0 untuk objek lainnya. 43 c. Model Random Effect Model dummy dalam fixed effect memiliki kelemahan yaitu, berkurangnya df sehingga mengurangi efisiensi parameter, sehingga untuk mengatasi ini menggunakan error terms (random effect). Melalui analisis random effect tidak dapat terlihat pengaruh dari berbagai karakteristik yang bersifat konstan dalam waktu atau konstan secara individual, dapat dirumuskan sebagai berikut: (Rosadi, 2011) yi.t = xi.t β + vi.t di mana, vi.t = ci + dt + εi.t , model tersebut diasumsikan sebagai model independen satu dengan yang lainnya, ci diasumsikan bersifat independent and indenticallt distributed (i.i.d) normal dengan mean 0 dan variansi σ²c, dt diasumsikan bersifat independent and indenticallt distributed (i.i.d) normal dengan mean 0 dan variansi σ²d, dan εi.t , ci diasumsikan bersifat independent and indenticallt distributed (i.i.d) normal dengan mean 0 dan variansi σ²ε. Apabila ci dan dt adalah nol maka model efek acak satu arah, sedangkan apabila terdapat kondisi lain maka model dua arah. 5. Tahapan Analisis Data a. Uji Chow Tahap awal pengujian data panel ialah uji chow yaitu, pemilihan model terbaik antara common effect dengan fixed effect. Pengujian ini menggunakan rumus sebagai berikut: 𝐶ℎ𝑜𝑤 = 𝑁−1 𝑁𝑇 − 𝑁 − 𝐾 Keterangan N = Jumlah data cross section. T = Jumlah data time series. K = Jumlah variabel penjelas. Uji chow memiliki hipotesis sebagai berikut: H0 : Model menggunakan pendekatan common effect. 44 H1 : Model menggunakan pendekatan fixed effect. Sedangkan penilaian uji chow dapat dilihat dari besaran nilai probabilitas cross section F dan Chi Square dengan ketentuan berikut: Apabila nilai prob. < 0.05 maka H0 ditolak. Apabila nilai prob. > 0.05 maka H0 diterima. b. Uji Hausman Pengujian Hausman dilakukan saat pada uji chow didapat fixed effect sebagai model terbaik. Pengujian ini dilakukan untuk mendapat hasil yang lebih baik dari perbandingan antara model fixed effect dengan model random effect. Uji hausman memiliki hipotesis sebagai berikut: H0 : Model menggunakan pendekatan random effect. H1 : Model menggunakan pendekatan fixed effect. Penilaian uji hausman dapat dilihat dari besaran nilai probabilitas cross section F dan Chi Square dengan ketentuan berikut: - Apabila nilai prob. < 0.05 maka H0 ditolak. - Apabila nilai prob. > 0.05 maka H0 diterima. Menurut Hill et all (2008) dalam Handika (2015), prinsipnya RE lebih diutamakan karena beberapa poin berikut: 1) Estimator yang dihasilkan oleh model RE mencerminkan proses random sampling pengambilan sampel data untuk menarik kesimpulan suatu populasi. 2) Estimator model RE memungkinkan kita untuk menganalisis dampak variabel yang statis. 3) Model RE merupakan prosedur estimasi generalized least square (GLS) sedangkan model FE menerapkan prosedur estimasi OLS. Pada jumlah sampel yang besar, variance dari estimator GLS lebih kecil/efesien dibanding varian estimator OLS. 45 Namun, poin-poin di atas tidak menjadikan RE mutlak sebagai pilihan model terbaik karena ketika RE merupakan model terbaik maka terdapat random error (resudials) berkorelasi dengan salah satu dari variabel independen penelitian. 6. Pengujian Statistik a. Uji t Uji t digunakan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y secara parsial atau individu. Keterkaitan antar variabel tersebut dapat dilihat dari besaran nilai t statistik atau p value. Distribusi t atau uji t memiliki parameter perhitungannya, yaitu derajat kebebasan yang dapat ditulis dengan rumus (n-1). Menurut Ariefianto (2012), pada dasarnya pengujian hipotesis individual pada regresi berganda adalah sama dengan regresi bivariat. Penilaian standard error dari uji t diperoleh dari matriks perkalian resudial atau yang dikenal dengan matriks varians kofarians. Gujarati (2007) menyatakan bahwa uji t memiliki dua sifat, yaitu: 1) Seperti halnya distribusi normal, distribusi t memiliki bentuk yang simetris. 2) Rata-rata distribusi t adalah nol tetapi dengan varians k/(k-2) maka dari itu, varian untuk distribusi t didefinisikan untuk derajat kebebasan lebih dari dua. b. Uji F Uji F merupakan pengujian untuk menganalisis keterkaitan antara variabel X dengan variabel Y secara simultan. Analisis uji F dilakukan dengan tujuan memberikan penilaian apakah secara simultan seluruh variabel independen yang digunakan pada model regresi memberikan dampak penjelas yang signifikan pada variabel depedennya (Ariefianto, 2012:22). 46 Gujarati (2007) menyatakan bahwa uji F memiliki sifat-sifat dibawah ini: 1) Uji F memiliki bentuk condong ke kanan dan memiliki rentang antara 0 dan tak terhingga. 2) Uji F mendekati distribusi normal manakala k1 dan k2 yang merupakan derajat kebebasan sangatlah besar. 3) Kuadrat dari variabel acak yang didistribusikan sebagai t dengan derajat kebebasan = k mempunyai distribusi/uji F dengan derajat kebebasan = 1 pada pembilang dan k penyebutnya, 𝑡𝑘2 = 𝐹 1,k 4) Terdapat hubungan dengan chi-square. c. Koefisien Determinasi R2 Koefisien determinasi R2 merupakan komponen penting yang akan dapat menunjukkan kesimpulan penelitian. Nilai R2 akan menunjukkan seberapa besar variabel independen penelitian dapat mempengaruhi variabel dependennya atau dapat diartikan seberapa kuat hubungan variabel independen dengan variabel dependennya. Dalam penelitian tiga variabel atau lebih dikenal korelasi majemuk atau dapat dilambangkan dengan R, di mana hal ini menjelaskan bahwa koefisien tersebut merupakan sebuah ukuran dari tingkat hubungan variabel Y dengan seluruh variabel-variabel independen yang digunakan, pada praktiknya R jarang digunakan dan yang populer digunakan ialah R2 (Gujarati dan Porter, 2013:256). Umumnya, untuk meningkatkan nilai R2 peneliti menambahkan variabel independen dalam penelitiannya sehingga terbentuk pemikiran bahwa variabel independen yang banyak merupakan model terbaik karena menghasilkan nilai R2 yang lebih besar. Namun menurut Nachrowi dan Usman (2006) terkadang satu variabel independen dalam model regresi sederhana dapat menerangkan variabel dependen dengan lebih baik dibandingkan dengan banyak variabel independen. 47 E. Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu harga saham. Sedangkan variabel independen yang digunakan berjumlah empat variabel, yaitu volume perdagangan, ROA, PER, dan Z-Score. Berikut adalah ringkasan dari variabel yang digunakan Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian No Variabel Indikator Skala Satuan 1 Harga Saham Harga Saham Rasio Rupiah Pengukuran Definisi Operasional Harga saham merupakan penutupan persepsi investor mengenai (closing price) keberhasilan dari masing- perusahaan menggunakan masing emiten sumber kinerja daya yang dimiliki. (Pakpahan, 2010 dalam Putu Dina, 2013). 2 3 Volume Volume Perdagangan Perdagangan adalah tahunan dari saham perusahaan yang masing- diperdagangkan masing emiten waktu tertentu. Return on Laba bersih Asset (ROA) Rasio Rasio Sh. Persen Volume Perdagangan jumlah lembar dalam ROA merupakan rasio dibagi total yang digunakan untuk aset mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015). 4 Price Earning Harga pasar Ratio (PER) per lembar Rasio X PER merupakan rasio yang menunjukkan hasil 48 saham dibagi perbandingan antara harga dengan laba per lembar saham dengan per saham. laba per lembar saham. (Hery, 2015). 5 Altman Z- Z-Score = Rasio X Altman Z-Score Score 6.65 X1 + 3.26 Modifikasi Modifikasi X2 + 6.72 X3 model + 1.05 X4 kebangrkrutan yang dapat merupakan prediksi digunakan untuk seluruh jenis perusahaan. 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Sampel dalam penelitian ini diambil dari saham konsisten yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2012-2015. Berdasarkan hasil pengkajian saham yang konsisten dalam kurun waktu tahun 2012-2015 maka terpilih sampel sebanyak 17 saham. Informasi data yang dibutuhkan didapatkan dari ringkasan laporan keuangan masing-masing emiten yang diperoleh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Dari seluruh sampel yang ada, keseluruhan 17 sampel secara konsisten menerbitkan ringkasan laporan keuangan, sehingga tidak ada pengurangan sampel yang disebabkan kurangnya informasi perusahaan. Berikut adalah sampel dalam penelitian: No Kode Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian Nama Perusahaan 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 ADRO Adaro Energy Tbk. 3 AKRA Akr Corporindo Tbk. 4 ASII Astra International Tbk. 5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 6 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. 7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 8 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 9 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 10 KLBF Kalbe Farma Tbk. 11 LPKR Lippo Karawaci Tbk. 50 2. 12 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. 13 PGAS Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. 14 SMGR Semen Indonesia (PERSERO) Tbk. 15 TLKM 16 UNTR United Tractors Tbk. 17 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) Tbk. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII) Pendirian Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebagai sarana bagi investor yang ingin menyalurkan dananya pada pasar modal yang berprinsip syariah. Jakarta Islamic Index (JII) cenderung mempunyai tingkat risiko investasi yang lebih kecil dikarenakan selain terbebas dari unsur riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain, emiten yang terdaftar di JII adalah 30 jenis saham dengan likuidasi serta kapitalisasi tertinggi di bursa efek. Setelah OJK dan DSN memutuskan 30 saham yang masuk dalam daftar JII maka tugas selanjutnya adalah mengevaluasi 30 jenis saham setiap 6 bulan sekali guna mengetahui apakah saham-saham ini masih konsisten memenuhi syarat, jika sudah tidak memenuhi syarat maka akan dikeluarkan dari daftar saham JII, namun saham yang telah dikeluarkan masih mempunyai kesempatan masuk kembali dalam daftar saham JII. Selain itu, OJK dan DSN juga terus memantau usaha dari setiap emiten agar memastikan tidak ada usaha yang menyimpang dari syariat Islam. Sejak mulai beroperasional, JII menunjukkan perkembangan yang baik, di akhir tahun 2006 kapitalisasi JII mencapai angka 48% dari total kapitalisasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga pada lima tahun terakhir, kapitalisasi pasar JII terus mengalami kenaikan, walaupun sempat menurun pada tahun 2015 namun JII kembali bangkit di tahun berikutnya dengan kenaikan yang cukup tinggi. Grafik dibawah ini 51 menunjukkan perkembangan kepitalisasi pasar JII selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2012-2016: Gambar 4.1 Kapitalisasi Pasar JII Kapitalisasi Pasar 2500 2000 1500 1000 2035.19 1944.53 1672.1 1737.29 1671 Kapitalisasi Pasar 500 0 : www.ojk.go.id, diolah Sumber 2012 2013 2014 2015 2016 P erkembangan yang baik dan penerapan aturan syariah yang ketat, maka JII menjadi instrumen terpecaya bagi umat muslim yang ingin menyalurkan dananya untuk berinvestasi. Pasar yang halal dan tingkat likuidasi serta kapitalisasi saham yang baik menjadi keunggulan JII sebagai pilihan berinventasi. B. Deskriptif Data Statistik deskriptif adalah penggambaran dari suatu penelitian yang ditunjukkan melalui jumlah sampel rata-rata, nilai minimal, nilai maksimal, dan standar deviasi. Tujuan dilakukannya statistik deskriptif untuk mengetahui penyebaran data sampel atau objek penelitian. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, dengan variabel independen Vt, ROA, PER, Z-Score. Berdasarkan tabel dibawah nilai N sebesar 68 yang menujukkan jumlah objek penelitian, diambil dari sampel perusahaan konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode tahun 2011-2015. 52 Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian LN HARGA LN Vt LN ROA SAHAM PER Z CORE Mean 8.583868 8.089174 2.336237 18.85000 5.740735 Median 8.747170 8.086930 2.403325 15.59000 5.340000 Maximum 10.63465 10.36319 4.269837 48.24000 14.02000 Minimum 5.837730 5.590987 0.908259 6.320000 1.180000 Std. Dev. 1.283191 1.425657 0.703832 9.790421 3.039842 68 68 68 68 68 Observations Dari Tabel 4.2, maka didapat statistika deskriptif sebagai berikut: 1. Harga Saham Variabel Harga Saham menujukkan nilai rata-rata sebesar 8.583868, dengan standar deviasi sebesar 1.283191, nilai maksimun sebesar 10.63465, serta nilai minimum sebesar 5.837730. 2. Vt (Volume Perdagangan) Variabel Vt menujukkan nilai rata-rata sebesar 8.089174, dengan standar deviasi sebesar 1.425657, nilai maksimun sebesar 10.36319, serta nilai minimum sebesar 5.590987. 3. Return on Asset (ROA) Variabel ROA menujukkan nilai rata-rata sebesar 2.336237, dengan standar deviasi sebesar 0.703832, nilai maksimun sebesar 4.269837, serta nilai minimum sebesar 0.908259. 4. Price on Earning Ratio (PER) Variabel PER menujukkan nilai rata-rata sebesar 18.85000, dengan standar deviasi sebesar 9.790421, nilai maksimun sebesar 48.24, serta nilai minimum sebesar 6.32. 53 5. Potensi Kebangkrutan Z-Score Variabel Z-Score menujukkan nilai rata-rata sebesar 5.740735, dengan standar deviasi sebesar 3.039842, nilai maksimun sebesar 14.02, serta nilai minimum sebesar 1.18. C. Hasil dan Pembahasan Uji Stasioneritas Pengujian stasioner merupakan tahap pertama pada penelitian yang menggunakan data time series. Uji ini diperlukan untuk memastikan bahwa data time series tidak dipengaruhi oleh waktu. Dalam penelitian ini menggunakan uji augemted dickey-fuller (ADF), pengujian ini untuk menentukan apakah data time series mengandung akar unit (unit root). Berikut adalah hasil uji stasioneritas level: Variabel Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Level ADF Statistik Keterangan t-statistic critical values 5% prob Vt -2.938982 -2.905519 0.0462 Stasioner ROA -3.932070 -2.906923 0.0031 Stasioner PER -4.277967 -2.905519 0.0010 Stasioner Z-Score -1.858258 -2.911730 0.3494 Tidak Stasioner Data stasioner dapat dilihat menggunakan dua alat analisis, yaitu dengan critical value 5% dan prob. Analisis dengan critical value 5% adalah data akan stasioner apabila nilai t-statistic > critical value 5%. Sedangkan dengan Prob. ketika nilai Prob. < 0.05. Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji stasioner tingkat level menunjukkan bahwa semua variabel stasioner kecuali variabel Z-Score karena masih satu variabel yang belum stasioner maka dilakukan uji stasioner tingkat 1st difference. Namun sebelumnya, berikut pemaparan hasil uji stasioner tingkat level, yaitu Variabel Vt memiliki nilai t-statistic -2.938982 > critical value -2.905519 dengan nilai Prob. 0.0462 < 0.05. Variabel ROA memiliki nilai t-statistic sebesar -3.932070 > critical 54 value -2.906923, dengan nilai Prob. 0.0031 < 0.05. Variabel PER memiliki nilai t-statistic -4.277967 > nilai critical value -2.905519, dengan nilai Prob. 0.0010 < 0.05. Variabel Z-Score memiliki nilai t-statistic -1.858258 < 2.911730 critical value, dengan nilai Prob. 0.3494 > 0.05. Tabel 4.4 Uji Stasioneritas 1st Difference Variabel ADF Statistik Keterangan t-statistic citical values 5% Prob Vt -7.415289 -2.90621 0.0000 Stasioner ROA -11.41414 -2.90842 0.0000 Stasioner PER -11.27429 -2.90621 0.0000 Stasioner Z-Score -2.723205 -2.91173 0.0762 Tidak Stasioner Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji stasioner tingkat 1st difference menunjukkan bahwa semua variabel stasioner kecuali variabel Z-Score. Seluruh variabel yang stasioner memiliki nilai masing-masing sebesar, variabel Vt memiliki nilai t-statistic -7.415289 > critical value -2.90621 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05, variabel ROA memiliki nilai t-statistic sebesar -11.41414 > critical value -2.90842 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05, dan variabel PER memiliki nilai -11.27429 t-statistic > critical value 2.90621 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05. Sedangkan variabel yang tidak stasioner, variabel Z-Score, memiliki nilai sebesar nilai t-statistic -2.723205 < critical value -2.91173 dengan nilai Prob. 0.0762 > 0.05. Berdasarkan haji uji 1st difference yang menunjukan bahwa satu variabel belum stasioner maka selanjutnya akan dilakukan uji 2nd difference. 55 Variabel Tabel 4.5 Uji Stasioneritas 2nd Difference ADF Statistik Keterangan t-statistic citical values 5% Prob. Vt -7.221161 -2.909206 0.0000 Stasioner ROA -9.307906 -2.913549 0.0000 Stasioner PER -8.840068 -2.909206 0.0000 Stasioner Z-Score -10.12217 -2.911730 0.0000 Stasioner Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji stasioner tingkat 2nd difference menunjukkan bahwa semua variabel lolos uji stasioner, dengan nilai, variabel Vt memiliki nilai t-statistic -7.221161 > critical value -2.909206 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05, variabel ROA memiliki nilai t-statistic sebesar -9.307906 > critical value -2.913549 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05, variabel PER memiliki nilai t-statistic -8.840068 > nilai critical value -2.909206 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05, variabel Z-Score memiliki nilai t-statistic -10.12217 > critical value -2.911730 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05. Setelah semua variabel lolos uji stasioner maka penelitian dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya. D. Hasil dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah nilai resudial penelitian berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang layak adalah model yang memiliki nilai resudial berdistribusi normal. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Jarque Bera, dengan analisis jika nilai Prob. > nilai signifikansi 0.05 maka, data berdistribusi normal dan apabila nilai Prob. < nilai signifikansi 0.05 maka, data tidak berdistribusi normal. 56 Gambar 4.2 Uji Normalitas 9 Series: Residuals Sample 3 68 Observations 34 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 2.18e-15 0.028748 0.955261 -0.971705 0.503160 -0.163941 2.185106 Jarque-Bera Probability 1.093043 0.578960 1.00 Berdasarkan hasil olah data gambar 4.2 nilai Prob. sebesar 0.578960 > 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa resudial data yang digunakan dalam penelitian ini telah berdisribusi normal dan berarti data ini layak digunakan untuk penelitian. 2. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi korelasi antara variabel-variabel independen. Korelasi antar variabel independen tidak boleh terlalu tinggi karena apabila hal ini terjadi maka akan mengganggu hubungan/korelasi antar variabel independen dengan variabel dependennya. Analisis pengujian data terbebas dari multikolinearitas adalah nilai centered VIF kurang dari 10. Berikut hasil uji multikolinearitas data penelitian: 57 Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Variable Centered VIF C NA DLN_Vt 1.333398 DLN_ROA 1.688714 DPER 1.125635 DZ_SCORE 1.363141 Berdasarkan hasil olah data tabel 4.6 diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Variabel Volume Perdagangan memiliki nilai centered VIF sebesar 1.333398 < 10, maka variabel volume perdagangan terbebas dari multikolinearitas. b. Variabel ROA memiliki nilai centered VIF sebesar 1.688714 < 10, maka variabel ROA terbebas dari multikolinearitas. c. Variabel PER memiliki nilai centered VIF sebesar 1.125635 < 10, maka variabel PER terbebas dari multikolinearitas. d. Variabel Z-Score memiliki nilai centered VIF sebesar 1.363141 < 10, maka variabel Z-Score terbebas dari multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah terdapat kesamaan varian dari resudial antara pengamatan yang satu dengan yang lain atau bisa disebut dengan homoskedastisitas, maka untuk mengetahui hal tersebut dilakukan uji heteroskedastisitas terhadap data. Penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas white di mana data akan bebas dari heteroskedastisitas apabila nilai Prob. Obs*R-squared > 0.05. 58 Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.555325 Prob. F(4,29) Obs*R-squared 2.418998 Prob. Chi-Square(4) Scaled explained SS 1.042799 Prob. Chi-Square(4) 0.6967 0.6592 0.9032 Berdasarkan hasil olah data tabel 4.7 menunjukkan bahwa data dalam penelitian memiliki kesamaan varian dari resudial antara pengamatan yang satu dengan yang lainnya, terbukti dari nilai Prob. Obs*R-squared > 0.05, yaitu 0.6592 > 0.05. Kesimpulannya ialah data penelitian memiliki model regresi yang baik karena bebas dari heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terjadi korelasi antara satu periode t dengan periode sebelumnya (t-1), karena model regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen maka jika terjadi autokorelasi akan mengganggu hal tersebut. Penelitian ini menggunakan autokorelasi durbin-watson, di mana data dikatakan lolos dari autokorelasi apabila memiliki nilai dU < DW < 4-dU, berikut hasil olah datanya: Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Mean dependent var 8.635998 S.D. dependent var 1.281782 Akaike info criterion 1.579466 Schwarz criterion 1.893716 Hannan-Quinn criter. 1.686634 Durbin-Watson stat 2.059358 59 Data yang dipakai berjumah 34 dengan variabel independen berjumlah 4 (Vt, ROA, PER, Z-Score) maka didapat nilai dU sebesar 1.7277, dengan hasil olah data menunjukkan nilai dW sebesar 2.059358. Dari hasil olah data disimpulkan bahwa data peneltian bebas autokorelasi karena memiliki nilai dW yang lebih besar dari nilai dU dan lebih kecil dari nilai 4-dU, dengan angka sebagai berikut 1.7277 < 2.059358 < 2.2723. E. Hasil dan Pembahasan Uji Regresi Panel 1. Uji Chow Uji Chow dilakukan untuk memilih model terbaik antara common effect dan fixed effect. Apabila nilai Prob. cross section < 0.05 maka H0 ditolak (FE) dan apabila nilai Prob. cross section > 0.05 maka H0 diterima (CE). Berikut adalah hasil dari uji chow: Tabel 4.9 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: PERUSAHAAN_JII Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic Cross-section F Cross-section Chi-square d.f. Prob. 7.355479 (16,13) 0.0004 78.467269 16 0.0000 Hasil olah data tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Prob. cross section chi-square 0.0000 < 0.05. Berdasarkan hipotesis, apabila nilai prob. < 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbaik dari data ini adalah menggunakan fixed effect. 2. Uji Hausman Uji Hausman dilakukan untuk memilih model terbaik antara fixed effect dan random effect. Apabila nilai Prob. cross section < 0.05 maka 60 H0 ditolak (FE). Apabila nilai Prob. cross section > 0.05 maka H0 diterima (RE). Berikut adalah hasil Uji Hausman yang telah dilakukan: Tabel 4.10 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: PERUSAHAAN_JII Test cross-section random effects Chi-Sq. Test Summary Cross-section random Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 9.365351 4 0.0526 Hasil olah data tabel 4.10 nilai Prob. cross section 0.0526 > 0.05. Berdasarkan hipotesis, apabila nilai prob. > 0.05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbaik dari data ini adalah menggunakan random effect. F. Hasil dan Pembahasan Pengujian Hipotesis Regresi Panel Hasil Uji Chow dan Uji Hausman menunjukkan bahwa diantara common effect, fixed effect, dan random effect, model terbaik dalam penelitian ini adalah random effect. Berikut adalah hasil oleh data random effect: 61 Tabel 4.11 Pengujian Statistik Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Sample (adjusted): 3 4 Included observations: 2 after adjustments Cross-sections included: 17 Total pool (balanced) observations: 34 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C DLN_VT? DLN_ROA? DPER? DZ_SCORE? Random Effects (Cross) AALI--C ADRO--C AKRA--C ASII--C ASRI--C ICBP--C INDF--C INTP--C ITMG--C KLBF--C LPKR--C LSIP--C PGAS--C SMGR--C TLKM--C UNTR--C UNVR--C 13.53435 -0.697913 0.405342 0.003795 -0.057576 1.012189 0.090266 0.195913 0.012440 0.046219 13.37136 -7.731708 2.068987 0.305096 -1.245712 0.0000 0.0000 0.0476 0.7625 0.2228 -0.315308 -0.241473 -0.146234 0.677697 -0.771494 -0.286402 0.244630 0.629929 0.122386 -0.571779 -0.167325 -0.424938 0.162734 0.571165 0.310967 0.629770 -0.424327 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 0.485401 0.252840 Rho 0.7866 0.2134 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.714478 0.675095 0.275237 18.14207 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 2.984821 0.482869 2.196912 2.003357 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.819189 9.803183 Mean dependent var Durbin-Watson stat 8.635998 0.448956 62 Dari hasil regresi pada tabel 4.11 akan dilakukan analisis persamaan regresi panel, uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi R2 untuk mendapat penjelasan mengenai hasil penelitian. 1. Persamaan Linear Berganda DLN_HARGA_SAHAM = 13.53435 - 0.697913 DLN_Vt + 0.405342 DLN_ROA + 0.003795 DPER – 0.057576 DZ_SCORE + εi Dari regresi panel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Apabila seluruh variabel indenpenden adalah sama atau bernilai nol, yang artinya tidak terjadi kenaikan atau penurunan, maka Harga Saham memiliki nilai sebesar 13.53435. b. Variabel Volume Perdagangan (DLN_Vt) memiliki nilai koefisien regresi sebesar - 0.697913, yang artinya apabila terdapat penurunan nilai Volume Perdagangan sebesar 1%, maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0.697913 % c. Variabel ROA (DLN_ROA) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.405342, yang artinya apabila terdapat kenaikan nilai ROA sebesar 1%, maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0.405342% d. Variabel PER (DLN_PER) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.003795, yang artinya apabila terdapat kenaikan nilai PER sebesar 1%, maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0.003795% e. Variabel Z-Score (DLN_Z_Score) memiliki nilai koefisien regresi yaitu sebesar -0.057576, yang artinya apabila terdapat penurunan nilai Z_SCORE sebesar 1%, maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0.057576% 63 2. Uji t Analisis uji t dilakukan untuk menguji pengaruh nyata variabelvariabel independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen, dengan cara melihat nilai prob. Apabila nilai prob. < signifikansi α = 0.05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial. Selain penilaian dari Prob., bisa dilihat dari nilai t statistik dan t tabelnya, apabila t statistik > t tabel maka terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel depedennya. Nilai t tabel dalam penelitian ini ialah sebesar 2.04523. Berikut adalah hasil analisis uji t: a. Analisis t statistik pengaruh Volume Perdagangan dengan Harga Saham Volume Perdangangan menunjukkan hubungan negatif terhadap harga saham. Hasil nilai t statistik DLN_Vt -7.731708 > 2.04523, dengan nilai Prob. sebesar DLN_VP 0.0000 < 0.05 maka secara parsial volume perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. b. Analisis t statistik pengaruh ROA dengan Harga Saham ROA menunjukkan hubungan positif terhadap harga saham. Dengan hasil nilai t statistik DLN_ROA 2.068987 > 2.04523 dengan nilai Prob. DLN_ROA 0.0476 < 0.05 maka secara parsial ROA berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. c. Analisis t statistik pengaruh PER dengan Harga Saham PER menunjukkan hubungan positif terhadap harga saham. Dengan hasil nilai t statistik DPER 0.305096 < 2.04523 dengan nilai Prob. DPER 0.7625 > 0.05 maka secara parsial PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. d. Analisis t statistik pengaruh Z-Score dengan Harga Saham Z-Score menunjukkan hubungan negatif terhadap harga saham. Dengan hasil nilai t statistik DZ_Score -1.245712 < 2.04523 dengan nilai Prob. DZ_SCORE 0.2228 > 0.05 maka secara parsial ZScore tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. 64 3. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Menentukan pengaruh tersebut dengan melihat nilai Prob. (FStatistic), apabila nilai Prob. (F-Statistic) < dari signifikansi 0.05 maka secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dan begitupun sebaliknya. Hasil olah data pada tabel 4.11 Data diatas menunjukkan nilai FStatistik sebesar dengan nilai Probabilitas F-Statistik sebesar 0.0000. hasil prob. lebih kecil dari nilai signifikansi α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa DLN_Vt, DLN_ROA, DPER, DZ_SCORE secara simultan dapat mempengaruhi harga saham pada studi di Jakarta Islamic Index. 4. Uji Koefisien Determinasi R2 Pengujian Koefisien Determinasi R2 untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel indenpenden secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil pengujian data penelitian menunjukkan R2 sebesar 0.68 berarti secara besama-sama variabel independen (DLN_Vt, DLN_ROA, DPER, DZ_SCORE) dapat menjelaskan variabel dependen harga saham sebesar 67.5% untuk studi di Jakarta Islamic Index, sedangkan sisa 32.5% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini. G. Interpretasi Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Volume Perdagangan terhadap Harga Saham Dari hasil uji regresi yang sudah dipaparkan, uji t volume perdagangan terhadap harga saham telah sesuai dengan hipotesis yaitu memiliki pengaruh yang signifikan. Akan tetapi, hasil uji bertentangan dengan teori yang menyatakan naiknya volume perdagangan akan megakibatkan kondisi pasar menguat dan turunnya volume perdagangan 65 maka akan melemahkan pasar (Ang, 1997). Hal yang terjadi pada hasil uji ialah volume perdagangan memiliki hubungan yang negatif dengan harga saham. Artinya, bahwa apabila terjadi penurunan volume perdagangan maka harga saham akan meningkat dan begitupun sebaliknya. Fenomena ini terjadi karena pasar harus tetap bergerak aktif, maka ketika volume saham yang beredar meningkat akan berimbas pada penurunan harga agar investor tertarik untuk membeli. Sebaliknya, saat pasar kekurangan volume perdagangan maka nilai saham akan naik agar investor menjual sahamnya. Kesimpulan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muksal (2015) yang mengungkapkan bahwa volume perdagangan berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Sedangkan hasil yang menyatakan bahwa volume perdagangan memiliki pengaruh yang signifikan mendukung hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) dan Ni Made Ayu K. D. Dan I Gst Ngr A. S. (2016) yang berkesimpulan bahwa volume perdagangan memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap harga saham. 2. Return on Asset (ROA) terhadap Harga Saham Dari hasil uji regresi yang sudah dipaparkan, uji t ROA terhadap harga saham adalah berpengaruh positif signifikan, yang dapat diartikan bahwa apabila terjadi kenaikan pada ROA maka diikuti oleh kenaikan pada harga saham, begitupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa ROA menjadi tolak ukur dalam menentukan harga saham karena ROA merupakan cerminan kondisi sebuah perusahaan (Brigham dan Houston, 2008). Meningkatnya nilai aset akan diiringi oleh naiknya harga saham karena ROA merupakan cerminan dari produktivias aktiva sehingga, semakin produktif aktiva dalam menghasilkan laba alan diiringi dengan naiknya harga saham Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Egi Ferdianto (2014) dan Muksal (2015) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh signifikan secara positif terhadap harga saham. 66 Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Abied Luthfi S. (2013) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham. 3. Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji regresi yang sudah dipaparkan, uji t PER terhadap harga saham adalah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Tujuan dari nilai PER adalah untuk melihat sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membagikan laba kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi nilai PER maka akan semakin tinggi juga tingkat pendapatan bersih per saham. Nilai PER menjadi penting karna menentukan keputusan investor yang ingin berinvestasi. Tidak ada satupun investor yang mengharapkan risiko dari perusahaan yang tidak mampu membagikan labanya. Namun, perlu diperhatikan bahwa terkadang tingginya nilai PER tidak menunjukkan prospek perusahaan yang baik karna perusahaan kurang optimal dalam mengelola labanya atau sebuah perusahaan sedang melakukan ekspansi sehingga laba yang didapat digunakan terlebih dahulu untuk menutupi biaya operasional. Hasil ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) dan Abied Luthfi S. (2013) menyimpulkan bahwa nilai PER berpengaruh terhadap harga saham. Namun terdapat penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini, yaitu yang dilakukan oleh Thina Mashluki (2016) dan Guruh Pratama Sukma (2016) menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham. 4. Z-Score terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji regresi yang sudah dipaparkan, uji t Z-Score terhadap harga saham adalah berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa potensi kebangkrutan yang terjadi pada suatu perusahaan akan mempengaruhi harga sahamnya (Harahap, 2010), hal itu terjadi karena turunnya tingkat investor. Altman Z-Score yang 67 berpengaruh tidak signifikan dikarenakan masih terdapat banyak rasio keuangan dan analisis yang praktis dalam menentukan investasi memungkinkan para investor untuk lebih mengutaman analisis lainnya dibanding analisa potensi kebangkrutan Altman Z-Score. Selain itu, hubungan negatif disebabkan saat mengalami potensi kebangkrutan berarti emiten membutuhkan dana tambahan dan salah satu sumber dana permodalan adalah saham, maka dari itu harga saham akan meningkat. Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irsyad Nurdin (2012) dan Nur Fadli A. dan Dantje Salean (2016) yang menyimpulkan bahwa Altman Z-Score berpengaruh terhadap harga saham. Namun penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Andromeda Ardian dan Moh. Khoiruddin (2014) yang menyatakan bahwa Altman Z-Score tidak berpengaruh terhadap harga saham. 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan terhadap 17 perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode tahun 2012-2015. Penelitian ini mengkaji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Volume Perdagangan, ROA, PER, Z-Score terhadap variabel dependen Harga Saham. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi panel, didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan, seluruh variabel, Volume Perdagangan (Vt), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Altman Z-Score (Potensi Kebangkrutan) berpengaruh terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index periode 2012-2015 dengan nilai sebesar 0.675. Artinya, bahwa keempat variabel peneltian dapat menjelaskan harga saham di Jakarta Islamic Index sebesar 67.5%. Sedangkan 32.5% sisanya dijelaskan oleh variabel diluar penelitian. 2. Berikut merupakan kesimpulan secara parsial: a. Variabel Volume Perdagangan (Vt) berpengaruh negatif signifikan terhadap Harga Saham, yang dapat diartikan bahwa apabila terdapat penurunan Volume Perdagangan, maka akan meningkatkan Harga Saham sebaliknya, jika Volume Perdagangan mengalami kenaikan, maka Harga Saham akan mengalami penurunan. Hasil hubungan yang signifikan dapat disimpulkan bahwa Volume Perdagangan dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan berinvestasi. b. Variabel Return on Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham, yang dapat diartikan bahwa apabila terdapat kenaikan ROA, maka akan meningkatkan Harga Saham sebaliknya, jika ROA mengalami penurunan, maka Harga Saham juga ikut 69 menurun. Hasil hubungan yang signifikan dapat disimpulkan bahwa nilai ROA dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan berinvestasi. c. Variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham. Hasil hubungan yang tidak signifikan dapat disimpulkan bahwa nilai PER tidak dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan berinvestasi. d. Variabel Altman Z-Score (Potensi Kebangkrutan) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham. Hasil hubungan yang tidak dapat disimpulkan bahwa nilai Altman Z-Score tidak dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan berinvestasi. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba untuk memberikan implikasi sebagai berikut: 1. Bagi Investor Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi pada suatu perusahaan. Selain itu dapat dijadikan bahan kajian bagi masyarakat yang akan memulai kegiatan berinvestasi. 2. Bagi Emiten Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kebijakan dan strategi manajemen keuangan perusahaan serta sebagai bahan evaluasi untuk kinerja perusahaan. 3. Bagi Akademisi Hasil penelitian dapat menambah kajian literatur dan keilmuan di bidang pasar modal syariah khusunya analisia terhadap harga saham. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan bacaan juga kajian untuk menambah wawasan keilmuan. 70 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel yang signifikan serta dapat melakukan penelitian dengan membandingkan analisis teknikal dan analisis fundamental, dan diharapkan untuk memperpanjang periode waktu penelitian dan/ memperbanyak perusahaan, sehingga hasil penelitian selanjutnya lebih representatif dan lebih lengkap. 71 DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert. Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia, 1997. Ardian, Andromeda dan Moh. Khoiruddin. Pengaruh Analisis Kebangkrutan Model Altman Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur. Management Analysis Journal, MAJ 1 (3) (2014), 2014. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2010. Burhanuddin S. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ghara Ilmu, 2010. Effendi, Nury dan Setiawan Maman. Ekonometrika: Pendekatan Teori dan Terapan. Jakarta: Salemba Empat, 2014. Gujarati, Damondar N. Dan Dawn C Porter. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat, 2013. Halim, Abdul. Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015. Handika, Kangga. Ekonometrika Keuangan Menggunakan Software R/. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015. Helfert A. Erich. Techniques of Financial Analysis. Jakarta: Erlangga, 1991. Hery. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo, 2014. Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Kencana, 2010. Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2003. 72 Kamal, ST. Ibrah M. Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek Indoensia (Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score). Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, 2012. Kartika, Sharfina Putri. Potensi Kebangkrutan Pada Sektor Perbankan Syariah untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis dengan Menggunakan Model Altman Z-Score. Skripsi S1, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. Manajemen Investasi: Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Martalena dan Maya Melinda. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: ANDI, 2011. Nachrowi, D. Nachrowi dan Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Nafik, Muhammad HR. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: Serambi, 2009. Pasaribu, R. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(2), h-101-113, 2008. Prihanthini, N. M. E. Dwi dan Maria M. R. Sari. Prediksi Kebangkrutan dengan Model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski Pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2, 2013. 73 Purnajaya, Komang D. M dan Ni K. Lely A. M. Analisis Komparasi Potensi Kebangkrutan dengan Metode Z-Score Altman, Springate, dan Zmijewski Pada Industri Kosmetik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1, h. 48-63, 2014. Rusena, Adisi Sharesia. Analisis Fundamentak dan Teknikal Saham Syariah di Indonesia (Studi Empiris Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di BEI tahun 2011-2015). Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Rosadi, Dede. Analisis Ekonometrika dan Runtut Waktu Terapan dengan R. Yogyakarta: ANDI, 2011. Safitri, Abied Luthfi. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio, dan Market Value Added Terhadap Harga Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, 2013. Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009. Soepeno, Bambang. Statistik Terapan. Jakarta: PT. Rinerka Cipta, 2002. Subramanyam dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011. Sumodiningrat, Gunawan. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2002. Syamsir, H. Solusi Investasi di Bursa Saham Indonesia: Pendekatan Analisis Teknikal Melalui Kasus Stu di Rill dengan Dilengkapi Formulasi Meta Stock. PT. Umas Stockhumindo, Jakarta, 2004. 74 Tandelilin, E. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE, 2011. Tryfino. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia Pustaka,, 2009. Widayanti, Puri dan A. Mulyo Haryanto. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Volume Perdagangan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di BEI Periode 20072010). Diponegoro Journal of Management, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, h. 1-11, 2013. Wiguna, Robin dan Anastasia Sri Mendari. Pengaruh Earning Per Share dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Volume 6. Nomor 3, Tahun 2008, h. 130-142 75 LAMPIRAN Lampiran 1.1: Hubungan Harga Saham dengan Variabel Independen No Kode Nama Emiten AALI 1 2 3 4 5 AALI AALI Astra Agro Lestari Tbk. 268 2013 25,100 388 Positif 24,250 439 Negatif 15,850 355 Positif ADRO 2012 1,590 11,350 2013 1,090 13,864 Negatif 2014 1,040 15,254 Negatif ADRO 2015 515 11,977 Positif AKRA 2012 4,150 3,297 2013 4,375 2,637 Negatif 2014 4,120 2,141 Positif AKRA 2015 7,175 2,316 Positif ASII 2012 7,600 6,209 2013 6,800 9,508 Negatif 2014 7,425 9,828 Negatif ASII 2015 6,000 10,141 Negatif ASRI 2012 600 29,410 2013 430 31,672 Negatif 2014 560 22,540 Negatif 2015 343 22,460 Positif 2012 7,800 990 2013 10,200 1,082 Positif 2014 13,100 899 Negatif ICBP 2015 13,475 735 Negatif INDF 2012 5,850 3,371 2013 6,600 3,207 Negatif 2014 6,750 2,490 Negatif 2015 5,175 2,765 Negatif 2012 22,450 841 2013 20,000 955 Negatif 2014 25,000 874 Negatif 2015 22,325 991 Negatif 2012 41,550 386 ADRO ADRO AKRA AKRA ASII ASII ASRI ASRI Adaro Energy Tbk. Akr Corporindo Tbk. Astra International Tbk. Alam Sutera Realty Tbk. ICBP ICBP INDF INDF Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. INTP INTP INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP 9 19,700 2015 INDF 8 2012 2014 ICBP 7 Tahun Vol. Perdagan gan AALI ASRI 6 Hub. Harga Saham dengan Vol. Perdagangan Harga Saham ITMG Indo Tambangraya 76 ITMG 10 11 12 Megah Tbk. 2013 28,500 306 Positif ITMG 2014 15,375 436 Negatif ITMG 2015 5,725 446 Negatif KLBF 2012 1,060 6,640 2013 1,250 19,997 Positif 2014 1,830 13,944 Negatif KLBF 2015 1,320 12,168 Positif LPKR 2012 1,000 12,933 2013 910 26,782 Negatif 2014 1,020 23,222 Negatif LPKR 2015 1,035 18,995 Negatif LSIP 2012 2,300 3,744 2013 1,930 6,246 Negatif 2014 1,890 7,566 Negatif 2015 1,320 5,701 Positif 2012 4,600 7,191 2013 4,475 7,074 Positif 2014 6,000 5,365 Negatif PGAS 2015 2,745 9,592 Negatif SMGR 2012 15,850 2,149 2013 14,150 2,548 Negatif 2014 16,200 2,173 Negatif 2015 11,400 1,883 Positif 2012 9,050 5,788 2013 2,150 15,741 KLBF KLBF LPKR LPKR LSIP LSIP Kalbe Farma Tbk. Lippo Karawaci Tbk. PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP PGAS 13 14 PGAS PGAS SMGR SMGR Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk. SMGR TLKM 15 16 17 TLKM TLKM Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) Tbk. Negatif 2014 2,865 30,227 Positif TLKM 2015 3,105 23,627 Negatif UNTR 2012 19,700 1,711 2013 19,000 1,120 Positif 2014 17,350 1,005 Positif UNTR 2015 16,950 879 Positif UNVR 2012 20,850 552 2013 26,000 608 Positif 2014 32,300 435 Negatif 2015 37,000 505 Positif Hubungan Harga Saham dengan ROA UNTR UNTR UNVR UNVR United Tractors Tbk. United Tractors Tbk. UNVR No Kode Nama Emiten Tahun Harga Saham ROA 1 AALI Astra Agro Lestari 2012 19,700 20.29 77 AALI 2 3 4 5 Tbk. 2013 25,100 12.72 Negatif AALI 2014 24,250 14.13 Negatif AALI 2015 15,850 3.23 Positif ADRO 2012 1,590 5.73 2013 1,090 3.40 Positif 2014 1,040 2.86 Positif ADRO 2015 515 2.53 Positif AKRA 2012 4,150 5.25 2013 4,375 4.21 Negatif 2014 4,120 5.34 Negatif AKRA 2015 7,175 6.96 Positif ASII 2012 7,600 12.48 2013 6,800 10.42 Positif 2014 7,425 9.37 Negatif ASII 2015 6,000 6.36 Positif ASRI 2012 600 11.11 2013 430 6.17 Positif 2014 560 6.95 Positif 2015 343 3.66 Positif 2012 7,800 12.86 2013 10,200 10.51 Positif 2014 13,100 10.16 Negatif ICBP 2015 13,475 11.01 Positif INDF 2012 5,850 8.06 2013 6,600 4.38 Negatif 2014 6,750 5.99 Positif 2015 5,175 4.04 Positif 2012 22,450 20.93 2013 20,000 18.84 Positif 2014 25,000 18.26 Negatif INTP 2015 22,325 15.76 Positif ITMG 2012 41,550 28.97 2013 28,500 16.56 Positif 2014 15,375 15.31 Positif ITMG 2015 5,725 5.36 Positif KLBF 2012 1,060 18.85 2013 1,250 17.41 Negatif 2014 1,830 17.07 Negatif 2015 1,320 15.02 Positif 2012 1,000 5.32 2013 910 5.09 ADRO ADRO AKRA AKRA ASII ASII ASRI ASRI Adaro Energy Tbk. Akr Corporindo Tbk. Astra International Tbk. Alam Sutera Realty Tbk. ASRI ICBP 6 7 ICBP ICBP INDF INDF Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF INTP 8 9 10 INTP INTP ITMG ITMG KLBF KLBF Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Indo Tambangraya Megah Tbk. Kalbe Farma Tbk. KLBF 11 LPKR LPKR Lippo Karawaci Tbk. Positif 78 12 LPKR 2014 1,020 8.30 Positif LPKR 2015 1,035 2.48 Negatif LSIP 2012 2,300 14.77 2013 1,930 9.64 Positif 2014 1,890 10.59 Negatif 2015 1,320 7.04 Positif 2012 4,600 23.42 2013 4,475 20.49 Positif 2014 6,000 12.03 Negatif PGAS 2015 2,745 6.20 Positif SMGR 2012 15,850 18.54 2013 14,150 17.39 Positif 2014 16,200 16.24 Negatif 2015 11,400 11.86 Positif 2012 9,050 16.49 2013 2,150 15.86 Positif 2014 2,865 15.22 Negatif TLKM 2015 3,105 14.03 Negatif UNTR 2012 19,700 11.44 2013 19,000 8.37 Positif 2014 17,350 8.03 Positif UNTR 2015 16,950 4.52 Positif UNVR 2012 20,850 40.38 UNVR 2013 26,000 71.51 Positif 2014 32,300 40.18 Negatif 2015 37,000 37.20 Negatif LSIP LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP PGAS PGAS 13 14 PGAS SMGR SMGR Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk. SMGR TLKM 15 16 17 TLKM TLKM UNTR UNTR UNVR Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) Tbk. United Tractors Tbk. United Tractors Tbk. UNVR No Kode Nama Emiten AALI 1 2 Tahun Harga Saham Hubungan PER Harga Saham dengan PER 2012 19,700 12.64 AALI Astra Agro Lestari 2013 25,100 21.94 Positif AALI Tbk. 2014 24,250 15.62 Positif AALI 2015 15,850 40.32 Negatif ADRO 2012 1,590 13.78 2013 1,090 12.29 Positif 2014 1,040 9.27 Positif 2015 515 7.83 Positif ADRO ADRO ADRO Adaro Energy Tbk. 79 AKRA 3 4 5 2013 4,375 26.19 Positif AKRA Tbk. 2014 4,120 20.90 Positif AKRA 2015 7,175 27.41 Positif ASII 2012 7,600 13.70 ASII Astra International 2013 6,800 14.18 Negatif ASII Tbk. 2014 7,425 15.56 Positif ASII 2015 6,000 16.79 Negatif ASRI 2012 600 9.69 ASRI Alam Sutera Realty 2013 430 9.64 Positif ASRI Tbk. 2014 560 10.08 Positif 2015 343 11.30 Negatif 2012 7,800 19.88 2013 10,200 26.73 Positif 2014 13,100 27.67 Positif ICBP 2015 13,475 26.18 Negatif INDF 2012 5,850 10.54 ICBP ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. INDF Indofood Sukses 2013 6,600 23.14 Positif INDF Makmur Tbk. 2014 6,750 14.67 Negatif 2015 5,175 15.31 Positif 2012 22,450 17.35 2013 20,000 14.69 Positif 2014 25,000 18.57 Positif INTP 2015 22,325 18.86 Negatif ITMG 2012 41,550 11.38 INDF INTP 8 9 10 11 21.15 Akr Corporindo ICBP 7 4,150 AKRA ASRI 6 2012 INTP INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ITMG Indo Tambangraya 2013 28,500 11.39 Negatif ITMG Megah Tbk. 2014 15,375 6.32 Positif ITMG 2015 5,725 7.43 Negatif KLBF 2012 1,060 30.38 2013 1,250 30.53 Positif 2014 1,830 43.27 Positif KLBF 2015 1,320 30.87 Positif LPKR 2012 1,000 9.30 KLBF KLBF Kalbe Farma Tbk. LPKR Lippo Karawaci 2013 910 17.10 Negatif LPKR Tbk. 2014 1,020 16.76 Negatif 2015 1,035 44.61 Positif LPKR 80 LSIP 12 2013 1,930 17.11 Negatif LSIP Indonesia Tbk. 2014 1,890 13.84 Positif 2015 1,320 14.45 Negatif 2012 4,600 12.61 2013 4,475 10.27 Positif 2014 6,000 15.09 Positif PGAS 2015 2,745 12.02 Positif SMGR 2012 15,850 19.09 PGAS PGAS Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. SMGR Semen Indonesia 2013 14,150 15.63 Positif SMGR (PERSERO) Tbk. 2014 16,200 17.63 Positif 2015 11,400 14.96 Positif 2012 9,050 9.92 2013 2,150 15.26 Negatif 2014 2,865 18.92 Positif TLKM 2015 3,105 20.21 Positif UNTR 2012 19,700 12.54 SMGR TLKM 15 16 17 TLKM TLKM Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) Tbk. UNTR United Tractors 2013 19,000 14.66 Negatif UNTR Tbk. 2014 17,350 10.17 Positif UNTR 2015 16,950 16.41 Negatif UNVR 2012 20,850 32.87 UNVR United Tractors 2013 26,000 37.06 Positif UNVR Tbk. 2014 32,300 45.65 Positif 2015 37,000 48.24 Positif Tahun Harga Saham ZSCORE Hubungan Harga Saham dengan ZScore 2012 19,700 6.83 2013 25,100 4.52 Negatif 2014 24,250 4.43 Positif AALI 2015 15,850 1.55 Positif ADRO 2012 1,590 2.59 2013 1,090 2.36 Positif 2014 1,040 2.60 Negatif 2015 515 3.13 Positif UNVR No Kode Nama Emiten AALI 1 2 13.98 PP London Sumatra PGAS 14 2,300 LSIP LSIP 13 2012 AALI AALI ADRO ADRO ADRO Astra Agro Lestari Tbk. Adaro Energy Tbk. 81 AKRA 3 4 5 AKRA AKRA Akr Corporindo Tbk. 10 11 12 4,375 2.18 Negatif 4,120 2.25 Negatif 7,175 3.53 Positif ASII 2012 7,600 4.01 2013 6,800 3.60 Positif 2014 7,425 3.74 Positif ASII 2015 6,000 3.66 Positif ASRI 2012 600 2.68 2013 430 1.30 Positif 2014 560 2.03 Positif 2015 343 1.18 Positif 2012 7,800 6.55 2013 10,200 5.64 Negatif ASII ASII ASRI ASRI Astra International Tbk. Alam Sutera Realty Tbk. ICBP ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. 2014 13,100 4.48 Negatif ICBP 2015 13,475 5.76 Positif INDF 2012 5,850 4.29 2013 6,600 3.08 Negatif 2014 6,750 3.47 Positif 2015 5,175 3.16 Positif 2012 22,450 13.59 2013 20,000 14.02 Negatif 2014 25,000 13.11 Negatif INTP 2015 22,325 12.80 Positif ITMG 2012 41,550 8.49 2013 28,500 7.00 Positif 2014 15,375 5.95 Positif ITMG 2015 5,725 5.84 Positif KLBF 2012 1,060 11.11 2013 1,250 9.71 Positif 2014 1,830 10.81 Positif KLBF 2015 1,320 10.94 Negatif LPKR 2012 1,000 6.04 2013 910 5.80 Positif 2014 1,020 6.39 Positif LPKR 2015 1,035 6.21 Negatif LSIP 2012 2,300 9.90 2013 1,930 8.92 Positif 2014 1,890 9.11 Negatif 2015 1,320 8.30 Positif INDF INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. INTP 9 2013 2015 INDF 8 3.12 2014 ICBP 7 4,150 AKRA ASRI 6 2012 INTP INTP ITMG ITMG KLBF KLBF LPKR LPKR LSIP LSIP LSIP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Indo Tambangraya Megah Tbk. Kalbe Farma Tbk. Lippo Karawaci Tbk. PP London Sumatra Indonesia Tbk. 82 PGAS 13 14 PGAS PGAS Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk. 17 7.56 2013 4,475 6.39 Positif 2014 6,000 4.70 Negatif 2015 2,745 3.57 Positif SMGR 2012 15,850 6.57 2013 14,150 7.01 Negatif 2014 16,200 7.54 Positif 2015 11,400 6.43 Positif 2012 9,050 4.82 2013 2,150 4.77 Positif 2014 2,865 4.58 Negatif TLKM 2015 3,105 4.49 Negatif UNTR 2012 19,700 5.47 2013 19,000 5.21 Positif SMGR SMGR Semen Indonesia (PERSERO) Tbk. TLKM 16 4,600 PGAS SMGR 15 2012 TLKM TLKM UNTR UNTR Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) Tbk. United Tractors Tbk. 2014 17,350 5.80 Negatif UNTR 2015 16,950 5.85 Negatif UNVR 2012 20,850 4.12 2013 26,000 6.46 Positif 2014 32,300 3.96 Negatif 2015 37,000 3.31 Negatif UNVR UNVR United Tractors Tbk. UNVR Lampiran 1.2: Data Penelitian HARGA SAHAM Vt ROA PER ZSCORE NO. KODE TAHUN 1 AALI 2012 19,700 268 20.29 12.64 6.83 1 AALI 2013 25,100 388 12.72 21.94 4.52 1 AALI 2014 24,250 439 14.13 15.62 4.43 1 AALI 2015 15,850 355 3.23 40.32 1.55 2 ADRO 2012 1,590 11,350 5.73 13.78 2.59 2 ADRO 2013 1,090 13,864 3.4 12.29 2.36 2 ADRO 2014 1,040 15,254 2.86 9.27 2.60 2 ADRO 2015 515 11,977 2.53 7.83 3.13 3 AKRA 2012 4,150 3,297 5.25 21.15 3.12 3 AKRA 2013 4,375 2,637 4.21 26.19 2.18 3 AKRA 2014 4,120 2,141 5.34 20.90 2.25 3 AKRA 2015 7,175 2,316 6.96 27.41 3.53 4 ASII 2012 7,600 6,209 12.48 13.70 4.01 83 4 ASII 2013 6,800 9,508 10.42 14.18 3.60 4 ASII 2014 7,425 9,828 9.37 15.56 3.74 4 ASII 2015 6,000 10,141 6.36 16.79 3.66 5 ASRI 2012 600 29,410 11.11 9.69 2.68 5 ASRI 2013 430 31,672 6.17 9.64 1.30 5 ASRI 2014 560 22,540 6.95 10.08 2.03 5 ASRI 2015 343 22,460 3.66 11.30 1.18 6 ICBP 2012 7,800 990 12.86 19.88 6.55 6 ICBP 2013 10,200 1,082 10.51 26.73 5.64 6 ICBP 2014 13,100 899 10.16 27.67 4.48 6 ICBP 2015 13,475 735 11.01 26.18 5.76 7 INDF 2012 5,850 3,371 8.06 10.54 4.29 7 INDF 2013 6,600 3,207 4.38 23.14 3.08 7 INDF 2014 6,750 2,490 5.99 14.67 3.47 7 INDF 2015 5,175 2,765 4.04 15.31 3.16 8 INTP 2012 22,450 841 20.93 17.35 13.59 8 INTP 2013 20,000 955 18.84 14.69 14.02 8 INTP 2014 25,000 874 18.26 18.57 13.11 8 INTP 2015 22,325 991 15.76 18.86 12.80 9 ITMG 2012 41,550 386 28.97 11.38 8.49 9 ITMG 2013 28,500 306 16.56 11.39 7.00 9 ITMG 2014 15,375 436 15.31 6.32 5.95 9 ITMG 2015 5,725 446 5.36 7.43 5.84 10 KLBF 2012 1,060 6,640 18.85 30.38 11.11 10 KLBF 2013 1,250 19,997 17.41 30.53 9.71 10 KLBF 2014 1,830 13,944 17.07 43.27 10.81 10 KLBF 2015 1,320 12,168 15.02 30.87 10.94 11 LPKR 2012 1,000 12,933 5.32 9.30 6.04 11 LPKR 2013 910 26,782 5.09 17.10 5.80 11 LPKR 2014 1,020 23,222 8.3 16.76 6.39 11 12 LPKR LSIP 2015 2012 1,035 2,300 18,995 3,744 2.48 14.77 44.61 13.98 6.21 9.90 12 LSIP 2013 1,930 6,246 9.64 17.11 8.92 84 12 LSIP 2014 1,890 7,566 10.59 13.84 9.11 12 LSIP 2015 1,320 5,701 7.04 14.45 8.30 13 PGAS 2012 4,600 7,191 23.42 12.61 7.56 13 PGAS 2013 4,475 7,074 20.49 10.27 6.39 13 PGAS 2014 6,000 5,365 12.03 15.09 4.70 13 PGAS 2015 2,745 9,592 6.2 12.02 3.57 14 SMGR 2012 15,850 2,149 18.54 19.09 6.57 14 SMGR 2013 14,150 2,548 17.39 15.63 7.01 14 SMGR 2014 16,200 2,173 16.24 17.63 7.54 14 SMGR 2015 11,400 1,883 11.86 14.96 6.43 15 TLKM 2012 9,050 5,788 16.49 9.92 4.82 15 TLKM 2013 2,150 15,741 15.86 15.26 4.77 15 TLKM 2014 2,865 30,227 15.22 18.92 4.58 15 TLKM 2015 3,105 23,627 14.03 20.21 4.49 16 UNTR 2012 19,700 1,711 11.44 12.54 5.47 16 UNTR 2013 19,000 1,120 8.37 14.66 5.21 16 UNTR 2014 17,350 1,005 8.03 10.17 5.80 16 UNTR 2015 16,950 879 4.52 16.41 5.85 17 UNVR 2012 20,850 552 40.38 32.87 4.12 17 UNVR 2013 26,000 608 71.51 37.06 6.46 17 UNVR 2014 32,300 435 40.18 45.65 3.96 17 UNVR 2015 37,000 505 37.2 48.24 3.31 85 Lampiran 1.3: Deskripsi Data Date: 04/01/17 Time: 21:02 Sample: 1 68 LN_HARGA_SA HAM LN_ROA LN_VT PER Z_SCORE 8.583868 8.747170 10.63465 5.837730 1.283191 -0.349065 1.992863 2.336237 2.403325 4.269837 0.908259 0.703832 0.076100 2.843368 8.089174 8.086930 10.36319 5.590987 1.425657 -0.081540 1.731617 18.85000 15.59000 48.24000 6.320000 9.790421 1.399829 4.347435 5.740735 5.340000 14.02000 1.180000 3.039842 0.958127 3.458820 Jarque-Bera Probability 4.254844 0.119144 0.135145 0.934660 4.633610 0.098588 27.35206 0.000001 11.00054 0.004086 Sum Sum Sq. Dev. 583.7030 110.3207 158.8641 33.19046 550.0638 136.1773 1281.800 6422.107 390.3700 619.1229 Observations 68 68 68 68 68 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis Lampiran 1.4: Uji Multikolinearitas VIF Variance Inflation Factors Date: 04/01/17 Time: 23:12 Sample: 1 68 Included observations: 34 Variable Coefficient Variance Uncentered VIF Centered VIF C DLN_VT DLN_ROA DPER DZ_SCORE 0.837404 0.005953 0.032455 0.000182 0.001269 98.82922 47.09919 25.81205 7.548667 6.844045 NA 1.333398 1.688714 1.125635 1.363141 86 Lampiran 1.5: Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 0.555325 2.418998 1.042799 Prob. F(4,29) Prob. Chi-Square(4) Prob. Chi-Square(4) 0.6967 0.6592 0.9032 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 04/01/17 Time: 23:17 Sample: 3 68 Included observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C DLN_VT^2 DLN_ROA^2 DPER^2 DZ_SCORE^2 0.187518 0.001092 0.010048 -0.000239 2.91E-05 0.243150 0.002475 0.017987 0.000173 0.001122 0.771202 0.441289 0.558612 -1.380707 0.025940 0.4468 0.6623 0.5807 0.1779 0.9795 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.071147 -0.056971 0.279152 2.259841 -2.155789 0.555325 0.696749 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.245724 0.271524 0.420929 0.645394 0.497478 1.673439 87 Lampiran 1.6: Uji Autokorelasi Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH) Date: 09/23/17 Time: 23:20 Sample: 3 68 Included observations: 34 Convergence achieved after 7 iterations Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C DLN_VT DLN_ROA DPER DZ_SCORE AR(1) SIGMASQ 14.24971 -0.753584 0.308287 -0.004346 -0.040395 0.650614 0.148336 0.927286 0.069113 0.234441 0.012806 0.039800 0.140983 0.053720 15.36711 -10.90373 1.314983 -0.339401 -1.014948 4.614842 2.761279 0.0000 0.0000 0.1996 0.7369 0.3191 0.0001 0.0102 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.906978 0.886307 0.432197 5.043438 -19.85091 43.87581 0.000000 Inverted AR Roots .65 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 8.635998 1.281782 1.579466 1.893716 1.686634 2.059358 88 Lampiran 1.7: Uji Common Effect Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM? Method: Pooled Least Squares Date: 04/01/17 Time: 23:25 Sample (adjusted): 3 4 Included observations: 2 after adjustments Cross-sections included: 17 Total pool (balanced) observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C DLN_VT? DLN_ROA? DPER? DZ_SCORE? 14.62373 -0.789575 0.389983 -0.021312 -0.037139 0.915098 0.077154 0.180152 0.013476 0.035618 15.98051 -10.23371 2.164739 -1.581551 -1.042689 0.0000 0.0000 0.0388 0.1246 0.3057 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.845907 0.824652 0.536740 8.354615 -24.38362 39.79940 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 8.635998 1.281782 1.728448 1.952913 1.804997 0.803130 89 Lampiran 1.8: Uji Fixed Effect Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM? Method: Pooled Least Squares Date: 04/01/17 Time: 23:27 Sample (adjusted): 3 4 Included observations: 2 after adjustments Cross-sections included: 17 Total pool (balanced) observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C DLN_VT? DLN_ROA? DPER? DZ_SCORE? Fixed Effects (Cross) AALI--C ADRO--C AKRA--C ASII--C ASRI--C ICBP--C INDF--C INTP--C ITMG--C KLBF--C LPKR--C LSIP--C PGAS--C SMGR--C TLKM--C UNTR--C UNVR--C 11.36323 -0.486569 0.945348 0.016854 -0.242019 1.742855 0.202150 0.454245 0.019105 0.144736 6.519893 -2.406968 2.081144 0.882194 -1.672140 0.0000 0.0317 0.0578 0.3937 0.1184 -0.086166 -0.613060 -0.339571 0.255333 -1.788021 -0.126226 0.234953 2.201350 0.688965 -0.496669 -0.067876 0.089333 -0.048961 0.646363 -0.195424 0.933322 -1.287645 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.984672 0.961090 0.252840 0.831065 14.85001 41.75535 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 8.635998 1.281782 0.361764 1.304516 0.683269 3.777778 90 Lampiran 1.9: Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: PERUSAHAAN_JII Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic Cross-section F Cross-section Chi-square 7.355479 78.467269 d.f. Prob. (16,13) 16 0.0004 0.0000 Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM? Method: Panel Least Squares Date: 04/01/17 Time: 23:28 Sample (adjusted): 3 4 Included observations: 2 after adjustments Cross-sections included: 17 Total pool (balanced) observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C DLN_VT? DLN_ROA? DPER? DZ_SCORE? 14.62373 -0.789575 0.389983 -0.021312 -0.037139 0.915098 0.077154 0.180152 0.013476 0.035618 15.98051 -10.23371 2.164739 -1.581551 -1.042689 0.0000 0.0000 0.0388 0.1246 0.3057 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.845907 0.824652 0.536740 8.354615 -24.38362 39.79940 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 8.635998 1.281782 1.728448 1.952913 1.804997 0.803130 91 Lampiran 1.10: Uji Random Effect Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 04/01/17 Time: 23:30 Sample (adjusted): 3 4 Included observations: 2 after adjustments Cross-sections included: 17 Total pool (balanced) observations: 34 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C DLN_VT? DLN_ROA? DPER? DZ_SCORE? Random Effects (Cross) AALI--C ADRO--C AKRA--C ASII--C ASRI--C ICBP--C INDF--C INTP--C ITMG--C KLBF--C LPKR--C LSIP--C PGAS--C SMGR--C TLKM--C UNTR--C UNVR--C 13.53435 -0.697913 0.405342 0.003795 -0.057576 1.012189 0.090266 0.195913 0.012440 0.046219 13.37136 -7.731708 2.068987 0.305096 -1.245712 0.0000 0.0000 0.0476 0.7625 0.2228 -0.315308 -0.241473 -0.146234 0.677697 -0.771494 -0.286402 0.244630 0.629929 0.122386 -0.571779 -0.167325 -0.424938 0.162734 0.571165 0.310967 0.629770 -0.424327 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 0.485401 0.252840 Rho 0.7866 0.2134 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.714478 0.675095 0.275237 18.14207 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 2.984821 0.482869 2.196912 2.003357 Unweighted Statistics R-squared 0.819189 Mean dependent var 8.635998 92 Sum squared resid 9.803183 Durbin-Watson stat 0.448956 Lampiran 1.10: Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: PERUSAHAAN_JII Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 9.365351 4 0.0526 Random Var(Diff.) Prob. -0.697913 0.405342 0.003795 -0.057576 0.032717 0.167956 0.000210 0.018812 0.2426 0.1876 0.3678 0.1787 Test Summary Cross-section random Cross-section random effects test comparisons: Variable DLN_VT? DLN_ROA? DPER? DZ_SCORE? Fixed -0.486569 0.945348 0.016854 -0.242019 Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM? Method: Panel Least Squares Date: 04/01/17 Time: 23:31 Sample (adjusted): 3 4 Included observations: 2 after adjustments Cross-sections included: 17 Total pool (balanced) observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C DLN_VT? DLN_ROA? DPER? DZ_SCORE? 11.36323 -0.486569 0.945348 0.016854 -0.242019 1.742855 0.202150 0.454245 0.019105 0.144736 6.519893 -2.406968 2.081144 0.882194 -1.672140 0.0000 0.0317 0.0578 0.3937 0.1184 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.984672 0.961090 0.252840 0.831065 14.85001 41.75535 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 8.635998 1.281782 0.361764 1.304516 0.683269 3.777778 93