Modul - 1 Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Dep. Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Ri 11/4/2013 2 1. 2. 3. 4. MEMAHAMI BENTUK BAHAYA LISTRIK MEMAHAMI PERSYARATAN DASAR PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN LISTRIK. MENGETAHUI LANDASAN PERATURAN K3 LISTRIK. MENGETAHUI PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENGAWASAN K3 LISTRIK 11/4/2013 3 Tujuan K3 Listrik 1. 2. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik N N N 11/4/2013 bahaya sentuhan langsung bahaya sentuhan tidak langsung bahaya kebakaran 4 I. 11/4/2013 PENDAHULUAN 5 I. PENDAHULUAN Bahaya kejut listrik • Langsung • Tidak langsung N t (detik) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2 E (Volt) 90 100 110 125 140 200 I (mA) 180 200 250 280 330 400 11/4/2013 6 I. PENDAHULUAN Data kec. listrik (PLN) 95-99. Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan N $ $ $ 11/4/2013 Korban tewas 818 orang N N karyawan 183 orang & masyarakat 635 orang Luka serius 476 orang Kasus kebakaran 741 kasus Gangguan teknis 2720 kasus Kerugian Rp. 25.5 milyar 7 Puslabfor Mabes Polri - Api terbuka - Listrik : : 415 297 (37,19 %) (26,6 %) - Pembakaran - Peralatan panas : : 80 35 (7,17 %) (3,14 %) 46 243 (3,4 %) (19.73 %) - Lain lain : - Tidak dpt ditentukan : 11/4/2013 8 KASUS KEBAKARAN Puslabfor Mabes Polri 1990-2001 1990-1996 : 2033 kasus 80% kasus ditempat kerja 20% kasus bukan tempat kerja 1997-2001 : 1121 kasus 76,1 % terjadi di tempat kerja 23,9 % bukan tempat kerja 20% kasus habis total 11/4/2013 9 Sentuhan langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan 11/4/2013 10 Sentuhan tidak langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi 11/4/2013 11 11/4/2013 Pembebanan lebih Sambungan tidak sempurna Perlengkapan tidak standar Pembatas arus tidak sesuai Kebocoran isolasi Listrik statik Sambaran petir 12 11/4/2013 13 Pengusahaan Ketenagalistrikan • • • TR TM/ TET TT/ G Pusat Pembangkitan Gardu Induk, Transmisi, Distribusi, Jaringan Transmisi & Distribusi M PELANGGAN Tempat kerja 11/4/2013 Bukan tempat kerja 14 TET Kebijakan nasional dalam hal upaya menjamin TT/ G tempat kerja (pengusahaan) TM/ yang Andal, Aman dan Akrap lingkungan TR yang Aman dan lingkungan yang Sehat Kebijakan nasional dalam hal penyediaan tenaga listrik M Tempat kerja 11/4/2013 Bukan tempat kerja 15 TANGGUNG JAWAB KEGIATAN PENGAWASAN ATAU PEKERJAAN DAN PELAKSANAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN Terhadap ditaainya USAHA KETENAGALISTRIKAN PERUNDANG UNDANGAN YG BERLAKU • UU KELISTRIKAN o Tupoksi LPE • UU NAKER o Perlin Normatif • DEP. BID LISTRIK o Dep ESDM DAN • DEP LAIN YANG TERKAIT o K3 o Depnakertrans o TKA / TKI o Depdagri/Otoda •UU Ling Hidup •UU Lain 11/4/2013 Instansi o Kem Ling. Hidup o Inst Lain sesuai bidangnya 16 Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja Dasar hukum : 11/4/2013 Pasal 2 ayat (1) huruf q (Ruang lingkup) Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan, ditranmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan digunakan 17 Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja Dasar hukum : 11/4/2013 Pasal 3 ayat (1) huruf q (Objective) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: q. mencegah terkena aliran listrik berbahaya 18 Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja 11/4/2013 Dasar hukum : Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002 Pemberlakuan PUIL 2000 19 Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja 11/4/2013 Dasar hukum : Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No Kep 75/Men/2002 Pemberlakuan PUIL 2000 20 STANDAR K3 LISTRIK DI INDONESIA Peraturan KHUSUS B Peraturan Khusus B Peraturan 04/78 Peraturan 04/88 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 21 Persyaratan Umum Instalasi Listrik Peluncuran perdana 24-10-2001 Ditetapkan Sebagai Standar Wajib Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral No. : 2046 K/40/MEN/2001 Tanggal 28 Agustus 2001 Batas waktu penyesuaian 3 tahun 11/4/2013 22 PENGERTIAN Instalasi listrik adalah bangunan mulai dari pembangkit tenaga sampai titik penggunaan akhir Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen yang diperlukan pada jaringan instalasi Tegangan sentuh yang berbahaya: N > 50 V a.b. di ruang normal, N > 25 V a.b. di ruangan lembab 11/4/2013 23 Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan) Bagian 2 : Persyaratan Dasar Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung, sentuh tidak langsung, & kebakaran Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik Bagian 5 : Perlengkapan listrik Bagian 6 : PHB & Komponennya Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya Bagian 8 : Ruangan khusus Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik Lampiran-lampiran 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 24 Bagian 1. PENDAHULUAN Tujuan Terselenggaranya instalasi listrik yang baik dan menjamin keselamatan , keaman instalasi, gedung dan isinya. Ruang lingkup Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V dan dayanya > 100 W 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 25 Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan) Sumber acuan PUIL 1987 --> disempurnakan International Electric Code dan stand international lainya Undang-undang No 1 tahun 1970 Undang-undang No 20 tahun 2002 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 26 Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan) Penafsiran Instansi yang berwenang --> yang memberlakukan PUIL 2000 Ketentuan teknis - Pola preventif - Syarat syarat pengamanan - Batas pembebanan, hantaran - dst 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 27 Bagian 2. PERSYARATAN DASAR Proteksi untuk keselamatan - Proteksi sentuh langsung - Proteksi sentuh tidak langsung - Proteksi efek termal - Proteksi arus lebih - Proteksi arus gangguan - Proteksi tegangan lebih - Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 28 Bagian 2. PERSYARATAN DASAR (Lanjutan) Perancangan - Aspek keselamatan - Asapek kehandalan - Aspek Akrap lingkungan Pemilihan peralatan listrik Karakteristik beban, arus, tegangan, prekuensi, daya 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 29 Bagian 3. SISTEM PROTEKSI Proteksi sentuhan langsung - Proteksi isolasi bagian aktif - Proteksi penghalang atau selungkup - Proteksi penempatan di luar jangkauan - Proteksi isolasi lantai kerja 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 30 Bagian 3. SISTEM PROTEKSI (Lanjutan) Proteksi sentuhan tidak langsung Prinsip : Pemutusan secara otomatik Metoda : - Sistem Pembumian - Sistem Hantaran pengaman - Sistem Hantaran Netral Pengaman 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 31 SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN (BAB III) 11/4/2013 Proteksi dari kejut listrik Proteksi dari efek thermal Proteksi dari arus lebih Proteksi dari tegangan lebih akibat petir Proteksi dari tegangan kurang Pemisahan dan penyakelaran 32 PROTEKSI BAHAYA SENTUHAN LANGSUNG Metoda : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 11/4/2013 Isolasi bagian aktif Penghalang atau Selungkup Rintangan; Jarak aman atau diluar jangkauan Gawai proteksi arus sisa Isolasi lantai kerja. 33 PROTEKSI BAHAYA “JARAK AMAN” Jarak aman atau diluar jangkauan Tegangan kV 1 12 20 70 150 220 500 11/4/2013 Jarak cm 50 60 75 100 125 160 300 34 SISTEM PENGAMANAN “ISOLASI LANTAI KERJA” Rd 3000 V V2 75 kg V1 Pelat logam Kayu 25 x 25 x 0,2 Cm Kain basah 27 x 27 Cm ISOLASI LANTAI KERJA (R1) TANAH 11/4/2013 R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm R1 min. 50 kilo Ohm 35 Proteksi bahaya N Sentuhan tidak langsung 1. 2. 3. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP) Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Sistem TN atau Pembumian Netral Pengaman (PNP) 11/4/2013 36 1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP) Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus secara otomatik Fasa tunggal 2 kawat 11/4/2013 Aktif Nol/Netral 37 Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP) L1 Membumikan titik netral di L2 sumbernya dan membumikan L3 pada BKT instalasi dan BKT N perlengkapan listrik. Bila terjadi kegagalan isolasi, teganan suplai akan PE terputus karena alat proteksi bekerja otomatik 11/4/2013 38 2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik Fasa tunggal 3 kawat Penghantar Aktif Penghantar Nol/Netral Hantaran pengaman 11/4/2013 39 WAKTU PEMUTUSAN SISTEM IT TEGANGAN (volt) 11/4/2013 WAKTU PEMUTUSAN (detik) N tdk terdistribusi N terdistribusi 120-240 0,8 5 230/400 0,4 0,8 400/690 0,2 0,4 580’1000 0,1 0,2 40 3. Sistem TN atau Pembumian Netral Pengaman (PNP) Fasa tunggal 3 kawat Nol & Ground dihubungkan 11/4/2013 41 SISTEM HANTARAN PENGAMAN L1/R L2/S L3/T N PE 11/4/2013 42 WAKTU PEMUTUSAN SISTEM TN 11/4/2013 TEGANGAN (volt) WAKTU PEMUTUSAN (detik) 120 0,8 230 0,4 277 0,4 400 0,2 > 400 0,1 43 SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN L1 L2 L3 N SATU FASE 11/4/2013 TIGA FASE 44 SISTEM HANTARAN NETRAL PENGAMAN L1 L2 L3 N/PE 11/4/2013 45 HASIL PENGUKURAN RESISTAN ISOLASI PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G P1- P1.1 p1-P1.2 P1-P1.3 P1.P1.4 P1.P1.5 P1-P1.6 11/4/2013 46 KEMAMPUAN HANTAR ARUS KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis bahan konduktornya dan ukuran penampangnya (Periksa tabel PUIL) SYARAT K3 RESISTANS ISOLASI KHA : MIN 1,1 X I nominal 1000 Ohm /Volt (diruang normal) 100 Ohm / Volt (diruang lembab) 11/4/2013 47 PENGHANTAR R S T BEBAN kW 1 NYY 4 x 15 3P.25 kW 2 NYY 4 x 15 3P.20 kW 3 NYY 4 x 15 3P.15 kW 4 NYY 3 x 4 5 NYY 3 x 4 - 6 NYY 3 x 4 - - - 1P. 25 kW - IP. 20 kW 1P. 15 kW 120 kW 11/4/2013 M1 M2 M3 M4 M5 M6 48 GENERATOR Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.) Tanda Pengenal (Plat nama) a. b. c. d. e. f. g. h. I. j. k. 11/4/2013 nama pabbrik pembuat tegangan pengenal arus beban pengenal daya pengenal freq, Jumlah fase, rpm suhu lingkungan > kenaikan suhu klas isolasi teg. kerja dan arus beban penuh lilitan daur kerja 49 GENERATOR (PEMBANGKIT LISTRIK) Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.) PENGGERAK MULA G BEBAN a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik b. c. d. e. f. g. h. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o C Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk Sistem pendinginan harus terjamin Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin Harus dipasang tanda peringatan 11/4/2013 50 GENERATOR Ref. PUIL 2000 (5.6) G 1. 2. 3. 11/4/2013 Harus diproteksi thd arus lebih Mak 150 % > I beban penuh Penghantar 115% > I beban penuh 51 PUIL 2000 Psl. 8.12 Instalasi listrik Ketel Uap Alat penerangan dan alat listrik lainya tidak diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50 Volt Jika digunakan kabel fleksibel harus berselubung karet atau berperisai logam fleksibel. Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka bagian logam dari ketel uap harus dibumikan Jenis kabel yang digunakan harus berselubung karet dan berperisai logam L1 L2 L3 N PE 11/4/2013 53 L1 L2 L3 N 11/4/2013 54 L1 L2 L3 N 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 55 L1 L2 L3 N PE 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 56 REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT PUIL-2000 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Klasifikasi : Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila terputus tidak berpengruh langsung terhadap pasien Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus dari dalam tempo kurang 10 detik harus segera mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK) Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus harus langsung mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK) 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 57 Sistem distribusi listrik di rumah sakit Sumber Normal Sumber G Emergency < 10 dt RUANG KELOMPOK 1 11/4/2013 RUANG KELOMPOK 1E created by Ganjar Budiarto Baterai atau Motor Generator < 0,5 dt RUANG KELOMPOK 2E 58 G 1 2 3 4 5 6 MDB HYDRANT SPRINGKLER LIFT PRESSURIZED FAN EMERGENCY MDB Suplai daya listrik untuk sarana keselamatan tidak beleh terganggu pada kondisi apapun 1 2 3 4 5 6. Spare 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 59 INSTALASI LISTRIK SEDERHANA (Sistem pasa satu 3 kawat) PENGAMAN 1. PEMBATAS ARUS 2. PEMUTUS 3. GROUNDING 4. SEKERING 5. KOTAK KONTAK 6 TUSUK KONTAK 7. POLARITAS M 1 2 4 7 6 5 3 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 60 PENGAMAN HUBUNG SINGKAT PUIL 2000 Ayat 556 SETELAN MAK 218 + 68 = 286 A SETELAN MAK 108 + 42 + 68 = 218A KHA. MIN. 1.25 (68) + 42 + 54 = 170,8A SETELAN MAK 2,5 In 1 = 105A 4 1,5 In 3 = 102A MOTOR ROTOR LILIT In.4 = 68 A 2 In2 = 108A KHA. MIN. 1.25 In 1 2 MOTOR SANGKAR MOTOR SEREMPAK In.1 = 42 A In.2 = 54 A 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 1,5 In = 102A 3 MOTOR ROTOR LILIT In.3 = 68 A 61 KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR PUIL 2000 Ayat 5.5.1.3 PENGAMAN HUBUNG PENDEK PENGAMAN HUBUNG PENDEK SARANA PEMUTUS KENDALI PENGAMAN BEBAN LEBIH M 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 62 KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR POMPA KEBAKARAN • • • BILA SUPLAI LISTRIK TERPUTUS HARUS ADA INDIKASI ALARM JENIS KABEL FRC DARI SISI IN COMING SEBELUM SAKELAR UTAMA KARAKTERISTIK PENGAMAN HUBUNG PENDEK, TERBUKA BILA MERASAKAN 600% In DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK KENDALI TIDAK PERLU PENGAMAN BEBAN LEBIH 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 63 2 x 2,5 mm2 W1 25 A KK 3 2 x 1,5 mm2 W1 : 5 A, W2 : 3A: W3 :6A KK 3 : 250V- 10 A KK1 : 250 V- 15 A MCB : 25 A KHA kabel 1,5 mm2 : 19 A 2,5 mm2 : 25 A 11/4/2013 KK 1 created by Ganjar Budiarto W2 2 x 1,5 mm2 W3 64 1). 2). Motor Listrik 1 P. 220 V/450 W W = ExI I = = = W/E 450/220 Amper ~ 2 Ampere Motor listrik 3 P, 220/380 V, 1,5 kW, Cos 0,9 W 1500 W I 11/4/2013 = = = = 3 x E x I x Cos 1,76 x 380 x I x 0.9 1500/1,76 x 380 x 0,9 Amper ….. Ampere created by Ganjar Budiarto 65 2 x 2,5 mm2 W1 25 A KK 3 2 x 1,5 mm2 KK 1 W tot. = 5 A + 6A + 6 A = 17 A KK 3 : 250V- 10 A (terbakar) KK1 : 250 V- 15 A (terbakar) MCB : tidak menjamin sbg pengaman (kabel panas MCB belum bekerja melebihi KHA kabel) 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto W2 2 x 1,5 mm2 W3 66 Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung 2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsunglangsung Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 67 MUATAN LISTRIK + + + + +PELEPASAN + ++++++ +++++ DARI AWAN KE AWAN + + + + + + + + + +- + ++++++ ------------------ 11/4/2013 ------------DARI AWAN KE BUMI - - - - - - created by Ganjar Budiarto 68 -- - - - - - - - - - - - - - ------------ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + + + + + + + + + + BUMI+ + + + + + + + + + + + 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 69 AWAN KE AWAN Arus : 5.000 ~ 200.000 A Panas: 30.000 oC AWAN KE BUMI KERUSAKAN • THERMIS, • ELEKTRIS , • MEKANIS, 11/4/2013 Sasaran OBYEK YANG TERTINGGI created by Ganjar Budiarto 70 BAHAYA SAMBARAN PETIR SAMBARAN LANGSUNG SAMBARAN TIDAK LANGSUNG KERUSAKAN PADA ALAT ELEKTRONIK 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 71 Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya Grounding tidak sempurna Berbahaya 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 72 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 73 ++++++++ ++++++++ ++++++++ ----------------------------------- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - +++++++ +++++++ +++++ DARI AWAN KE AWAN +++++++ +++++++++ +++++++ - - - - - - - - - - - - - - - - DARI AWAN KE BUMI MENYAMBAR JARINGAN LISTRIK 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 74 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 75 KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan Jenis instalasi : Sistem Franklin Sistem Sangkar Faraday Sistem Elektro statik PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi listrik (Arrester) 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 76 PERTIMBANGAN PEMASANGAN INSTALASI PENYALUR PETIR INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR A : Peruntukan bangunan B : Struktur konstruksi C : Tinggi bangunan D : Lokasi bangunan E : Hari guruh R 11/4/2013 (-10 (0 (0 (0 (0 0 1 2 1 1 1 2 3 2) 2 2 3) 4 3 5 15) 5 - 10) 3 4 - 7) =A+B+C+D+E < = = = = > 11 11 12 13 14 14 ABAIKAN KECIL SEDANG AGAK BESAR BESAR SANGAT BESAR created by Ganjar Budiarto 77 INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR A: B: C: 11/4/2013 Peruntukan bangunan Rumah tinggal Bangunan umum Banyak orang Instalasi gas,minyak, rumah sakit Gudang handak : : : : : 1 2 3 5 15 Struktur konstruksi Steel structure : Beton bertulang, kerangka baja atap logam: Beton bertulang, atap bukan logam : Kerangka kayu atap bukan logam : 0 1 2 3 Tinggi bangunan created by Ganjar Budiarto 78 INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR C: 11/4/2013 Tinggi bangunan s/d 6m 12 m 17 m 25 m 35 m 50 m 70 m 100 m 140 m 200 m : : : : : : : : : : 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 created by Ganjar Budiarto 79 INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR D: E: 11/4/2013 Lokasi bangunan Tanah datar : Lereng bukit : Puncak bukit : 0 1 2 Hari guruh per tahun 2 : 0 4 : 1 8 : 2 16 : 3 32 : 4 64 : 5 128 : 6 156 : 7 created by Ganjar Budiarto 80 KONSEPSI PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR 11/4/2013 PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan Jenis instalasi : Sistem Franklin Sistem Sangkar Faraday Sistem Elektro statik PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi listrik (Arrester) created by Ganjar Budiarto 81 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMENAKER PER-02 MEN/1989 SISTEM FRANKLIN BAGIAN BAGIAN PENTING Sudut perlindungan 112 o PENERIMA (AIR TERMINAL) PENURUNAN HANTARAN (DOWN CONDUCTOR) HANTARAN PEMBUMIAN (GROUNDING) Resistan pembumian mak 5 ohm 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 82 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 83 Harus dipasang instalasi PROTEKSI PETIR SNI 225 - 1987 PUIL-1987 (820 - B.16 dan - C.4) (Sistem internal protection) Ruangan berpotensi bahaya ledakan gas/uap/debu/serat 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 84 PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL Semua bagian konduktif dibonding Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua kawat RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial RSTN RSTN ARRESTER GROUNDING 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 85 Pengawasan K3 Instalasi Penyalur Petir PERMENAKER No. PER 02/MEN/1989 Tentang Instalasi Penyalur Petir +++++++ +++++++++ +++++++ - - - - - - - - - - - - - - - - Ruang lingkup : Sistem eksternal Jenis : konvensi onal & elektrostatik 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 86 MENGANDUNG POTENSI BAHAYA & BERAKIBAT FATAL LIFT 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 87 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 88 KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT KEPUTUSAN MENTERI No KEP-407/M/BW/99 • PENYELIA PEMASANGAN Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan • TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning, • TEKNISI PEMELIHARAAN Merawat dan memperbaiki lift • PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 89 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 90 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 91 Ketentuan umum UU 1/70 yo Kepmennaker & Trans 75/2002 (PUIL 2000) Ref : PUIL 2000 Instansi yang berwenang Instansi yang bertanggungjawab atas pelaksanaan perundang-undangan yang berkaitan dengan inspeksi; verivikasi; perizinan 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 92 SYARAT K3 Bag. 9. Bagian 9.5.3.2 : Bagian 9.5.3.1 : Bagian 9.10.4. : 11/4/2013 Orang yang mengawasi pemasangan instalasi listrik Orang yang diberi tanggung jawab, perancangan, pemasangan, pemeriksaan, dan pengujian inst. Listrik, harus memahami K3 dan memiliki ijin kerja. Pengusahaan listrik > 200 kVA harus memiliki organisasi yang bertanggjawab secara khusus created by Ganjar Budiarto 93 Proses pengesahan gambar ins. listrik Dokumen perencanaan listrik 1. Peta lokasi 2 Gambar instalasi - Lay out perlengkapan dan peralatan listrik - Rangkaian peralatan dan pengendalinya 3. Diagram garis tunggal 4. Gambar rinci 5. Perhitungan beban 6. Tabel bahan 7. Ukuran teknis - Sepesifikasi & cara pasang - Cara menguji - Jadwal waktu 11/4/2013 Berkas perencanaan. Commissioning. Rekomendasi. Analisis: Berdasarkan SNI -225 1987 oleh pegawai pengawas Memenuhi syarat Tidak Ya PENGESAHAN GAMBAR Setuju dipasang. Rekomendasi. created by Ganjar Budiarto 94 KOMPETENSI SDM BIDANG K3 LISTRIK Keputusan Menaker No. : Kep. 311/BW/2002 AHLI K3 LISTRIK : PERANCANGAN; RIKSA UJI PENYELIA K3 LISTRI : PENGAWAS PEKERJAAN PEMASANGAN, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN TEKNISI LISTRIK PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN 11/4/2013 : created by Ganjar Budiarto 95 PASAL 5 (1) UU No 1/170 PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA 1. Pegawai pengawas K3 adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Depnakertrans, sebagai Pejabat Fungsional dan sebagai PPNS 2. Ahli K3 Adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnakertrans ditunjuk oleh MENAKERTRANS -> Professional <11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 96 Pola Pengawasan K3 Commissioning Gambar rencana Pasang Pengesahan gambar rencana 11/4/2013 Test & Commissioning Test Berkala Pemakaian Pengesahan Pemakaian created by Ganjar Budiarto 97 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 98 RANGKUMAN 11/4/2013 1. BAHAYA /KECELAKAAN/KEBAKARAN PADA SEKTOR KB, IL, PK SEMAKIN MENINGKAT INTENSITASNYA BERKAITAN DENGAN PENINGKATAN KUANTITAS MAUPUN KUALITAS KEGIATAN MAUPUN TEKNOLOGI 2. PERANAN PENGURUS, TENAGA KERJA DAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN/KEBAKARAN TSB DIATAS PERLU DIKOORDINASIKAN SECARA OPTIMAL MELALUI KETENTUAN DAN STANDAR YANG BERLAKU 3. DALAM RANGKA MENCAPAI TAHAP KOORDINASI YANG DIHARAPKAN, PERANAN AK3 (UMUM/SPESIALIS) SERTA LEMBAGA K3 SANGAT DIHARAPKAN PERAN SERTANYA SECARA AKTIF created by Ganjar Budiarto 99 4. 11/4/2013 UNTUK MEMASYARAKATKAN BUDAYA K3 SECARA EFEKTIF , MAKA BENTUK -BENTUK PEMBINAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI K3 PERLU DIPACU PELAKSANAANNYA. created by Ganjar Budiarto 100 PENUTUP Cara yang efisien untuk membangun budaya K3 adalah Membangun SMK3 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 101 DATA PUSLABFOR MABES POLRI » 20% kasus kebakaran habis total » Sarana K3 kurang memadai - Kegagalan sarana proteksi kebakaran - Kegagalan petugas tidak terlatih / tidak ada - Kesalahan prosedur - Hambatan Access bantuan darurat 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 102 Melindungi : - Tenaga kerja dan orang lain - Asset perusahaan & - Lingkungan tempat kerja SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN (BAB III) • Proteksi dari kejut listrik • Proteksi dari efek thermal • Proteksi dari arus lebih • Proteksi dari tegangan lebih akibat petir • Proteksi dari tegangan kurang • Pemisahan dan penyakelaran 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 104 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 105 Tegangan sentuh yang berbahaya: N > 50 V a.b. di ruang normal, N > 25 V a.b. di ruangan lembab SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN (BAB III) • Proteksi dari kejut listrik • Proteksi dari efek thermal • Proteksi dari arus lebih • Proteksi dari tegangan lebih akibat petir • Proteksi dari tegangan kurang • Pemisahan dan penyakelaran 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 106 PROTEKSI BAHAYA SENTUHAN LANGSUNG Metoda : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Isolasi bagian aktif Penghalang atau Selungkup Rintangan; Jarak aman atau diluar jangkauan Gawai proteksi arus sisa Isolasi lantai kerja. 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 107 11/4/2013 Pembebanan lebih Sambungan tidak sempurna Perlengkapan tidak standar Pembatas arus tidak sesuai Kebocoran isolasi Listrik statik Sambaran petir created by Ganjar Budiarto 108 SISTEM PENGAMANAN 1. ISOLASI LANTAI KERJA Rd 3000 V V2 75 kg V1 Pelat logam Kayu 25 x 25 x 0,2 Cm Kain basah 27 x 27 Cm ISOLASI LANTAI KERJA (R1) TANAH 11/4/2013 R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm R1 mak. 50 kilo Ohm created by Ganjar Budiarto 109 Proteksi bahaya N Sentuhan tidak langsung 1. 2. 3. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP) Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Sistem TN atau Pembumian Netral Pengaman (PNP) 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 110 1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP) Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus secara otomatik Fasa tunggal 2 kawat 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto Aktif Nol/Netral 111 2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik Fasa tunggal 3 kawat Penghantar Aktif Penghantar Nol/Netral Hantaran pengaman 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 112 3. Sistem TN atau Pembumian Netral Pengaman (PNP) Fasa tunggal 3 kawat Nol & Ground dihubungkan 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 113 INSTALASI LISTRIK SEDERHANA (Sistem pasa satu 3 kawat) PENGAMAN 1. PEMBATAS ARUS 2. PEMUTUS 3. GROUNDING 4. SEKERING 5. KOTAK KONTAK 6 TUSUK KONTAK 7. POLARITAS M 1 2 4 7 6 3 11/4/2013 5 created by Ganjar Budiarto 114 KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR PUIL 87 Ayat 520 PENGAMAN HUBUNG PENDEK PENGAMAN HUBUNG PENDEK SARANA PEMUTUS KENDALI PENGAMAN BEBAN LEBIH 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 115 PENGAMAN HUBUNG SINGKAT PUIL 2000 Ayat 556 SETELAN MAK 218 + 68 = 286 A SETELAN MAK 108 + 42 + 68 = 218A KHA. MIN. 1.1 (68) + 42 + 54 = 170,8A SETELAN MAK 2,5 In 1 = 105A 4 1,5 In 3 = 102A MOTOR ROTOR LILIT In.4 = 68 A 2 In2 = 108A KHA. MIN. 1.1 In 1 MOTOR SANGKAR In.1 = 42 A 11/4/2013 2 MOTOR SEREMPAK In.2 = 54 A created by Ganjar Budiarto 1,5 In = 102A 3 MOTOR ROTOR LILIT In.3 = 68 A 116 KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR POMPA KEBAKARAN • • • BILA SUPLAI LISTRIK TERPUTUS HARUS ADA INDIKASI ALARM JENIS KABEL FRC DARI SISI IN COMING SEBELUM SAKELAR UTAMA KARAKTERISTIK PENGAMAN HUBUNG PENDEK, TERBUKA BILA MERASAKAN 600% In DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK KENDALI TIDAK PERLU PENGAMAN BEBAN LEBIH 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 117 KEMAMPUAN HANTAR ARUS KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis bahan konduktornya dan ukuran penampangnya (Periksa tabel PUIL) SYARAT K3 RESISTANS ISOLASI KHA : MIN 1,1 X I nominal 1000 Ohm /Volt (diruang normal) 100 Ohm / Volt (diruang lembab) 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 118 G 1 2 3 4 5 6 MDB HYDRANT SPRINGKLER LIFT PRESSURIZED FAN EMERGENCY MDB Suplai daya listrik untuk sarana keselamatan tidak beleh terganggu pada kondisi apapun 1 2 3 4 5 6. Spare 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 119 2 x 2,5 mm2 W1 : 5 A, W2 : 3A: W3 :6A 2 x 1,5 mm2 KK 3 : 250V- 10 A KK1 : 250 V- 15 A MCB : 25 A KHA kabel 1,5 mm2 : 19 A 2,5 mm2 : 25 A 25 A W2 KK 1 KK 3 W1 W3 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 120 2 x 2,5 mm2 25 A 2 x 1,5 mm2 W total= 5 A + 6A + 6 A = 17 A KK 3 : 250V- 10 A (terbakar) KK1 : 250 V- 15 A (terbakar) MCB : tidak menjamin sbg pengaman (kabel panas MCB belum bekerja melebihi KHA kabel) W2 KK 1 KK 3 W1 W3 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 121 PENGHANTAR R S T BEBAN kW 1 NYY 4 x 15 3P.25 kW 2 NYY 4 x 15 3P.20 kW 3 NYY 4 x 15 3P.15 kW 4 NYY 3 x 4 5 NYY 3 x 4 - 6 NYY 3 x 4 - - - 1P. 25 kW - IP. 20 kW 1P. 15 kW M1 M2 M3 M4 M5 M6 120 kW 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 122 REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT PUIL-1987 PASAL 860 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Klasifikasi : Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila terputus tidak berpengruh langsung terhadap pasien Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus dari dalam tempo kurang 10 detik harus segera mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK) Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus harus langsung mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK) 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 123 Sistem distribusi listrik di rumah sakit Sumber Normal Sumber Emergency G < 10 dt RUANG KELOMPOK 1 11/4/2013 RUANG KELOMPOK 1E created by Ganjar Budiarto Baterai atau Motor Generator < 0,5 dt RUANG KELOMPOK 2E 124 Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung 2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsunglangsung Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 125 KONSEPSI PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan Jenis instalasi : Sistem Franklin Sistem Sangkar Faraday Sistem Elektro statik PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi listrik (Arrester) 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 126 PERTIMBANGAN PEMASANGAN INSTALASI PENYALUR PETIR INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR A : Peruntukan bangunan B : Struktur konstruksi C : Tinggi bangunan D : Lokasi bangunan E : Hari guruh R 11/4/2013 (-10 (0 (0 (0 (0 0 1 2 1 1 1 2 3 2) 2 2 3) 4 3 5 15) 5 - 10) 3 4 - 7) =A+B+C+D+E < = = = = > 11 11 12 13 14 14 ABAIKAN KECIL SEDANG AGAK BESAR BESAR SANGAT BESAR created by Ganjar Budiarto 127 UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970 KESELAMATAN KERJA PASAL 5 (1) PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA Dituntut profesional dan memiliki kompetensi : • memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas, • ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan • ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 128 Proses pengesahan gambar ins. listrik Dokumen perencanaan listrik 1. Peta lokasi 2 Gambar instalasi - Lay out perlengkapan dan peralatan listrik - Rangkaian peralatan dan pengendalinya 3. Diagram garis tunggal 4. Gambar rinci 5. Perhitungan beban 6. Tabel bahan 7. Ukuran teknis - Sepesifikasi & cara pasang - Cara menguji - Jadwal waktu 11/4/2013 Berkas perencanaan. Commissioning. Rekomendasi. Analisis: Berdasarkan SNI -225 1987 oleh pegawai pengawas Memenuhi syarat Tidak Ya PENGESAHAN GAMBAR Setuju dipasang. Rekomendasi. created by Ganjar Budiarto 129 Pencegahan Kecelakaan Kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 11/4/2013 Peraturan Standardisasi Pengawasan Penelitan Teknik Penelitian Medis Penelitian Psikologis Penelitian Statistik Pendidikan Pelatihan Persuasi Asuransi Penerangan 1 s/d 11 Ref. Accident Preventions, ILO created by Ganjar Budiarto 130 11/4/2013 created by Ganjar Budiarto 131