PENGARUH DIMENSI LINGKUNGAN FISIK (SERVICESCAPE

advertisement
PENGARUH DIMENSI LINGKUNGAN FISIK (SERVICESCAPE)
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
(Studi pada Kafe Sosial Place di Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
Firdaus Hidayat
JURUSAN MANJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
ABSTRAK
PENGARUH DIMENSI LINGKUNGAN FISIK (SERVICESCAPE)
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
(Studi Pada Kafe Sosial Place di Bandar Lampung)
OLEH
FIRDAUS HIDAYAT
Saat ini perkembangan dan aktifitas bisnis di Kota Bandar Lampung semakin
pesat. Bisnis kuliner berbentuk kafe di Bandar Lampung semakin meningkat yang
menimbulkan persaingan antara pelaku bisnis. Salah satu kafe yang menjadi
pilihan konsumen adalah Sosial Place. Sosial Place merupakan kafe yang
mengutamakan desain interior ruangan agar konsumen merasa seperti dirumah
sendiri.
Masalah yang dihadapi oleh Kafe Sosial Place yaitu banyaknya pesaing yang
berkonsep servicescape juga dengan tujuan kenyamanan dan kepuasan konsumen
pada saat berkunjung ke kafe tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini apakah
dimensi servicescape yang terdiri atas ambient conditions, spatial layout and
functionality dan sign, symbol and artefact berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
demensi servicescape (lingkungan fisik) terhadap kepuasan konsumen di kafe
Sosial Place Bandar Lampung.
Penelitian ini mengunakan metode non probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 100 responden dengan syarat berusia 18 tahun keatas, pernah
berkunjung dan pernah menikmati layanan kafe Sosial Place. Alat analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
software SPSS. Uji validitas menggunakan factor loading dan reabilitas
menggunakan cronbact alpha.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan nilai signifikansi F sebesar 0,000
yang artinya bahwa secara bersama-sama seluruh dimensi servicescape
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Besarnya sumbangan peran dimensi
servicescape yang terdiri dari ambient condition, spatial layout and functionality,
dan sign, symbol and artifact terhadap kepuasan konsumen sebesar 49,1%
sementara sisanya dipengaruhi oleh berbagai variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Firdaus Hidayat
Saran untuk pihak Kafe Sosial Place, sebaiknya lebih memperhatikan tata letak
agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung, memilih warna yang tidak
mengganggu pengelihatan pengunjung dengan memilih warna yang tidak terlalu
gelap. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya menggunakan variabel-variabel lain
yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Kata kunci: Servicescape, Ambient Condition, Spatial Layout and
Functionolaity, Sign, Symbol and Artifact, Kepuasan Konsumen
PENGARUH DIMENSI LINGKUNGAN FISIK (SERVICESCAPE)
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
(Studi pada Kafe Sosial Place di Bandar Lampung)
Oleh
FIRDAUS HIDAYAT
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
JURUSAN MANJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kota Bumi, Lampung Utara pada 12 April 1993. Penulis adalah anak
kedua dari dua bersaudara, yang lahir dari pasangan Basarudin dan Uliana.
Pendidikan pertama penulis pada tahun 1999 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Raja
Basa, Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2005. Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2008.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada
Tahun 2011.
Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN tertulis, dan diterima pada Program
Studi Strata 1 (S1) Manajemen dan mengambil konsentrasi Manajemen Pemasaran.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang,
sebagai rasa syukur dan terimakasih yang tulus kupersembahkan karya sederhana ini
kepada :
Terkhusus kepada kedua orang tua
“Terimakasih kepada bapak dan ibu untuk segala kasih sayang yang telah diberikan
selama ini, terimakasih telah menjadi orang tua yang hebat, terimakasih telah
mendidik , merawat , dan membimbing anakmu ini dengan penuh kesabaran.
Terimakasih karena selalu memberikan motivasi untuk Firdaus”. Ya Allah berikan
aku kesempatan untuk membanggakan mereka, membahagiakan mereka dengan citacitaku, apa yang aku capai, dan kesuksesanku kelak, aamiin.
Untuk kakakku yang tersayang
“ Terimakasih atas dukungan, semangat dan motivasi yang telah diberikan, semoga
Firdaus menjadi seseorang yang membanggakan bagi keluarga dan berguna bagi nusa
dan bangsa, aamiin”.
MOTTO
“ Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? ”
(Q.S. Ar-Rahman : 13)
“Guru terbaik adalah pengalaman”
(Ayahanda)
“Hari ini harus lebih baik dari hari esok”
(Firdaus Hidayat)
SANWACANA
Bismillahrrohmanirrohym,
Alhamdulillahirobbilalamiyn segala Puji bagi Allah SWT yang telah memeberikan
rahmat, hidayah dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Dimensi Lingkungan Fisik (Servicescape) Terhadap Kepuasan
Konsumen (Studi pada Kafe Sosial Place di Bandar Lampung)”. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Strata Satu
Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali kesulitan yang dihadapi
dari awal hingga selesai penulisannya. Berkat bantuan, bimbingan, dorongan, serta
saran dari berbagai pihak, segala kesulitan tersebut alhamdulillah dapat diatasi
dengan baik.
Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan
rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak.Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu dan
memberikan izin dalam penelitian ini.
2. Ibu Dr. R.R. Erlina, S.E., M.Si. selaku ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang dengan kesabarannya telah
membimbing dan mendidik kami menjadi seorang mahasiswi.
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak membimbing
kami dalam proses perkuliahan.
4. Bapak Darius, S.E., M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjadi mahasiswa S1 Manajemen.
5. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si. selaku pembimbing utama yang telah
membimbing, memberikan banyak saran dan dengan penuh kesabarannya
mengarahkan penulisan skripsi ini.
6. Ibu Faila Shofa, S.E., M.S.M. selaku pembimbing pendamping yang telah
banyak membimbing, mendidik, menasehati, mengarahkan dan memberikan
saran dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Roslina, S.E., M.Si. selaku dosen penguji utama yang telah memberikan
kritik dan sarannya dalam penulisan ini. Serta telah menyempatkan waktunya
untuk hadir pada seminar terdahulu.
8. Teman-teman sekolah, Yuki, Lisa, Rianty, Thalita, Ramdika, Rio, Yuda,
Fajar, Ja’far, Doni, Chandra, Gigih, Dian, Panggih, Nadia, Wanda, Tia, Sara,
Ulfa, Abi, Fabian, Dodoy, dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
9. Teman-teman Hmj Manajemen, Edo, Winda, Gita, Ela, Dwifa, Mala, Sulton,
Muli, Riski, Damar, Adi, Chris, Nia, Edwar, Tika, terimakasih telah
memberikan cerita yang telah mewarnai hari-hari dimasa perkuliahan.
10. Rekan-rekan Manajemen angkatan 2011, Rian, Riski, Bungsu, Redy, Rensius,
Topan, Jp, Mersa, Nugrahadi, Urdya, Jhosua, Ajie, Erie, Rio, Ichsan, Yulius,
Ma’ruf, Baron, Sabar, dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
11. Rekan-rekan kantin ayuk kiyai bang Jonson, bang Johan, bang Doni, bang
Irvan, bang Johanes, bang Idealson , Samuel, Asep, Rifvaldo, Sandi, Rama,
Krisna, Asido, Deni, Gede, Lian, Meirian, Rahmad, Yugo, dan lainya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih teman-teman.
12. Adik-adik manajemen Lisa, Mei, Dwika, Desi, Dian, Riki, Sonda, Nanda,
Mala, Tira, Novi, Neti, Maria, Rifati, Ega, Lia, Ernesto, Kamal, Yugo dan
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. terima kasih atas pertanyaan
kapan komprenya sehingga menjadi motivasi untuk peneliti.
13. Terima kasih kepada Aditya Agam Akbar dan Ega Fityan Prawono yang atas
waktu dan segala kegiatan yang selama ini kita lakukan bersama-sama.
14. Rekan-rekan KKN Tematik, Yuda, Ulpah, Ayu, Mira terimakasih atas suka
duka yang diberikan dalam waktu yang singkat.
15. Serta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat dicantumkan satu persatu, Terimakasih semuanya.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kelemahan. Oleh karena itu, segala masukan, kritik, dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan pada penulisan selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua
dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pembaca
umumnya, amin.
Bandar Lampung, Juni 2016
Penulis,
Firdaus Hidayat
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Pemasaran .............................................................................. 9
2.2 Pemasaram jasa .......................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Pemasaran Jasa ................................................................ 10
2.2.2 Pengertian Jasa ................................................................................... 12
2.2.3 Karateristik Jasa ................................................................................. 13
2.3 Servicescape ............................................................................................... 15
2.4 Kepuasan Konsumen ................................................................................. 17
2.5 Hubungan Servicescape dengan Kepuasan Konsumen ............................. 21
2.6 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 22
2.7 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 22
2.8 Hipotesis .................................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 24
3.2 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 24
3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................................ 24
3.3.1 Data Primer ......................................................................................... 25
3.3.2 Data Sekunder .................................................................................... 25
3.4 Populasi dan Sample .................................................................................. 26
3.4.1 Populasi............................................................................................... 26
3.4.2 Sampel ................................................................................................ 26
3.5 Skala Pengukuran ...................................................................................... 27
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 28
3.6.1 Studi Kepustakaan (Library Research)............................................... 28
3.6.2 Studi Lapangan (Field Research) ....................................................... 28
3.7 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 29
3.7.1 Variabel Penelitian ............................................................................. 29
3.8 Definisi Operasional .................................................................................. 30
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ....................................................................... 31
3.9.1 Uji Validitas ....................................................................................... 31
3.9.2 Uji Reabilitas ..................................................................................... 31
3.10 Teknik Analisis Data ............................................................................... 32
3.10.1 Analisis Kuantitatif .......................................................................... 32
3.10.2 Analisis Kualitatif ............................................................................ 33
3.11 Metode Analisi Data ................................................................................ 33
3.11.1 Uji Normalitas .................................................................................. 33
3.11.2 Uji t .................................................................................................. 33
3.11.2 Uji F ................................................................................................. 34
3.11.3 Uji R Square ..................................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden ....................................................................................... 35
4.1.1 Jenis Kelamin ..................................................................................... 35
4.1.2 Usia .................................................................................................... 35
4.1.3 Pekerjaan ............................................................................................ 36
4.1.4 Pendidikan Terakhir ........................................................................... 37
4.1.5 Pengeluaran Perbulan ......................................................................... 38
4.1.6 Frekuensi Kunjungan ......................................................................... 39
4.2 Uji Validitas dan Reabilitas ....................................................................... 39
4.2.1 Uji Validitas ....................................................................................... 39
4.2.2 Uji Reabilitas ..................................................................................... 40
4.3 Analisis Kualitatif ...................................................................................... 42
4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ......................................... 42
4.3.1.1 Evaluasi Servicescape............................................................... 42
4.4 Analisis Data Kuantitatif ........................................................................... 49
4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................... 49
4.4.2 Uji Normalitas..................................................................................... 50
4.4.3 Uji Normalitas Secara Simultan ......................................................... 51
4.5 Uji Hipotesis Statistik ................................................................................ 52
4.5.1 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ...................................... 52
4.5.2 Uji F (Uji Koefisien Secara Bersama-sama) ...................................... 53
4.5.3 Uji Determinan R2 .............................................................................. 54
4.6 Pembahasan ............................................................................................... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................................... 57
5.2 Saran .......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Daftar Nama Kafe Di Kecamatan Enggal Bandar Lampung Tahun 2013 ........... 2
Tabel 2.1 Referensi Penelitian Terdahulu ............................................................................ 22
Tabel 3.1 Skala Likert .......................................................................................................... 28
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................................... 30
Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 35
Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ........................................................... 35
Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................................. 36
Tabel 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................................. 37
Tabel 4.5 Karateristik Responden Berdasarkan pengeluaran Perbulan ............................... 38
Tabel 4.6 Karateristik Responden Berdasarkan Kunjugan .................................................. 39
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ............................................................................................... 40
Tabel 4.8 Hasil Uji Reabilitas .............................................................................................. 41
Tabel 4.9 Hasil Jawaban Responden atas Evaluasi (X1) Ambient Condition ...................... 42
Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden atas Evaluasi (X2) Spatial Layout and
Functionality ....................................................................................................... 44
Tabel 4.11 Hasil Jawaban Responden atas Evaluasi (X3) Sign, Symbol and
Artifact ............................................................................................................... 45
Tabel 4.12 Hasil Jawaban Responden atas Evaluasi (Y) Kepuasan Konsumen .................. 47
Tabel 4.13 Regresi Linier Berganda .................................................................................... 49
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Secara Simultan ............................................................... 51
Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial t ............................................................................................... 52
Tabel 4.16 Hasil Uji F .......................................................................................................... 53
Tabel 4.17 Analisis Determinasi (R2) .................................................................................. 54
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................................ 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Rekapitulasi Jawaban 30 Responden
Lampiran 3. Uji Validitas
Lampiran 4. Uji Reabilitas
Lampiran 5. Rekapitulasi Jawaban 100 Responden
Lampiran 6. Demografi Responden
Lampiran 7. Frekuensi Jawaban Responden
Lampiran 8. Uji Normalitas
Lampiran 9. Analisis Regresi
Lampiran 10. T tabel
Lampiran 11. F tabel
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang
dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa
di dalam masyarakat. Unsur-unsur budaya global dapat memasuki dunia lokal dengan
sangat cepat dan intensif. Salah satu contohnya gaya hidup instan masyarakat, yang
terwujud dalam dunia kuliner. Gaya hidup modern menjadi budaya populer saat ini,
dimana masyarakat Indonesia banyak disuguhi pangan dengan cepat saji.
Budaya bersantai di kafe dan restoran menjadi kebiasaan dimasyarakat yang tanpa
disadari hal tersebut merupakan pengaruh dari globalisasi. Kafe dan restoran
merupakan gaya hidup remaja masa kini. Setelah jam pelajaran, diantara jam kuliah,
bahkan sepulang jam kantor, remaja dan kaula muda cenderung menghabiskan waktu
mereka dengan berkumpul di kafe maupun di restoran.
Lokasi yang strategis, harga yang terjangkau, tempat yang nyaman, serta cara
penyajian yang ramah membuat kafe dan restoran menjadi tempat berkumpul favorit
kaula muda. Kafe dan restoran yang menyediakan akses wi-fi semakin menambah
kenyamanan pengunjung. Kafe di Bandar Lampung memiliki beragam konsep desain
interior yang memiliki keunikan tersendiri dan juga menu makanan dan minuman. Di
2
Kecamatan Enggal terdapat beberapa kafe dengan menyajikan konsep unik yang
memiliki kekuatan dalam memanjakan pelanggan, berikut dapat dilihat data namanama kafe yang ada di Kecamatan Enggal :
Tabel 1.1 Daftar Nama Kafe di Kecamatan Enggal Bandar Lampung
Tahun 2013
No Nama Kafe
Alamat
1
D’arte
Jln. Singosari, Bandar lampung
2
Shisha Corner
Jln. Singosari, Bandar lampung
3
Episode Café
Jln. Singosari, Bandar lampung
4
BSA Cafe
Jln. Singosari, Bandar Lampung
5
Smanda 86
Jln. Singosari, Bandar Lampung
6
Sosial Place
Jln. Way sungkai, Bandar Lampung
7
Blooming
Jln. Way sungkai, Bandar Lampung
8
De rose
Jln. Hos Cokroaminoto Bandar Lampung
9
Kafe Bali
Jln. Ir H. Juanda, Bandar Lampung
10
Kopi Kita
Jln. Mataram, Bandar Lampung
11
The Coffe
Jln. Gatot Subrot, Bandar Lampung
12
Diggers
Jln. Gatot Subroto, Bandar Lampung
Sumber : kulinerbandarlampung.blogspot.com, diakses pada agustus 2015
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persaingan usaha jenis kafe di Kecamatan
Enggal menjadi sektor bisnis yang tinggi. Banyaknya kafe didasari banyak faktor,
terutama terjadinya pertambahan penduduk di Kota Bandar Lampung setiap tahunnya
selalu mengalami perkembangan dan selalu meningkat dari tahun 2013 yang
berjumlah 942.039 jiwa dan bertambah pada tahun 2015 dengan jumlah 979.287 jiwa,
menurut BPS yang di akses melalui www.bps.go.id (diakses pada Agustus 2015) hal
ini menunjukan bahwa adanya kesempatan bagi para pelaku bisnis untuk tumbuhnya
beragam jenis usaha termasuk sektor kuliner melalui jenis kafe dan membuat untuk
3
pelaku usaha yang sudah ada melakukan strategi untuk mempertahankan kosumen
agar tidak pindah kepada produk pesaing dan memenangkan pilihan konsumen.
Pada tabel 1.1, Objek yang diteliti adalah kafe Sosial Place yang didirikan pada tahun
2011, berlokasi di Jalan Way Rarem No. 7 (Pahoman), Bandar Lampung, Lampung
35241, Indonesia. Konsep tata ruang yang dimiliki oleh Sosial Place adalah indoor
yang bertemakan homey (serasa dirumah). Desain indoor kafe Sosial Place disusun
dengan sedemikian rupa agar pengunjung merasa nyaman dengan memberikan sofa
untuk tempat duduk seperti halnya dirumah sendiri dan ditambah miniatur-miniatur
kapal layar, motor antik, menara paris, dan sebagainya. Kafe Sosial Place
menyediakan musik yang dimainkan secara langsung dan layar lebar untuk nonton
bareng yang biasanya digunakan ketika pertandingan sepak bola. Hal ini
dimaksudkan untuk memikat dan memberikan kenyamanan yang khusus diberikan
pada pelanggan.
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011:74) kepuasan konsumen merupakan hasil
perbandingan antara jasa yang dirasakan konsumen dengan jasa yang diharapkan
konsumen. Jika konsumen merasa bahwa jasa aktual yang diberikan lebih baik dari
harapannya, mereka akan berbahagia, akan tetapi bila lebih rendah dari harapannya
maka individu akan kurang puas.
Kafe Sosial Place ini menyediakan tata ruang yang menarik. Semakin banyaknya
kafe, para pengelola kafe harus lebih kreatif dalam menampilkan konsep kafe yang
dapat menarik perhatian konsumen. Salah satu cara yang dilakukan oleh pelaku bisnis
kuliner ini adalah dengan meningkatkan lingkungan fisik (servicescape) untuk
4
memenuhi kepuasan konsumen. Servicescape atau lingkungan fisik merupakan
fasilitas fisik organisasi yang digunakan untuk mempengaruhi perasaan konsumen
agar senang dan positif (Pangkey, 2013:233). Lingkungan fisik kafe yang menarik
memang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk mengunjungi
kafe.
Desain interior yang unik menjadikan kafe Sosial Place ini unik dan berbeda dengan
kafe-kafe yang ada di kota bandar lampung. Adanya servicescape membuat para
pelaku bisnis kafe dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi para
konsumen agar merasakan kenyamanan saat berada didalam kafe. Tidak dipungkiri
bahwa dengan pengelolaan servicescape yang baik inilah, maka akan memberi nilai
tambah bagi suatu kafe agar dapat tercipta suatu loyalitas dari konsumen.
Lingkungan fisik (servicescape) didefinisikan sebagai pengaturan fasilitas fisik dalam
layanan yang terjadi dan yang mempengaruhi persepsi konsumen akan kualitas dan
selanjutnya internal (yaitu tingkat kepuasan) dan eksternal (yaitu perilaku
sehubungan dengan pembelian) respon (McDonnell dan Hall 2008:231).
Dari teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa servicescape adalah proses
penyampaian layanan lingkungan fisik dimana layanan disampaikan dan dimana
perusahaan dan konsumen berinteraksi. Dimensi servicescape yang terdapat pada
Kafe Sosial Place antara lain sebagai berikut, memberikan pencahayaan yang baik
agar konsumen dapat melihat dengan baik disekeliling ruangan, terdapat ventilasi
udara agar suhu ruangan tetap sejuk, dominasi warna didesain sesuai dengan tema
kafe, lingkungan di luar maupun di dalam ruangan kafe bersih, alunan musik yang
5
yang mendukung suasana santai, tata letak ruangan dan peralatan disusun rapih agar
tidak mengganggu pengunjung, alat yang digunakan pihak kafe bersih dan berfungsi
sebagaimana mestinya, tanda atau petunjuk yang dipasang memudahkan pengunjung
untuk menjangkau fasilitas yang disediakan oleh kafe. Pelayan dan konsumen
berpakaian rapi pada saat berkunjung ke Kafe Sosial Place ditunjukan pada lampiran.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH DIMENSI LINGKUNGAN FISIK
(SERVICESCAPE) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Pada Kafe
Sosial Place di Bandar Lampung)”
6
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tabel 1.1 menunjukkan bahwa persaingan kafe di
Bandar Lampung yang begitu tinggi. Banyaknya kafe dikarenakan pertumbuhan
penduduk di kota Bandar Lampung yang terus mengalami perkembangan. Kafe
sebagai pelayanan jasa tidak hanya mengedepankan aspek menu makanan dan
minuman saja, namun juga masyarakat berhak mendapatkan nilai lebih dari
pelayanan itu sendiri seperti servicescape yang dimiliki kafe tersebut. Masalah yang
dihadapi oleh Kafe Sosial Place yaitu banyaknya pesaing yang berkonsep
servicescape juga dengan tujuan kenyamanan dan kepuasan konsumen pada saat
berkunjung ke kafe tersebut.
Permasalahan yang dihadapi oleh Kafe Sosial Place berkaitan dengan pemberian
kepuasan konsumen bahwa harapan konsumen sering kali tidak diketahui secara
nyata. Pihak kafe berasumsi bahwa harapan konsumen telah terpenuhi hanya
berdasarkan banyaknya jumlah kunjungan atau omset pendapatan saja. Untuk itu
perlu diketahui kepuasan konsumen berdasarkan observasi di Kafe Sosial Place
dilihat dari konsep servicescape atau layanan lingkungan fisik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah karateristik lingkungan (ambient condition) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen pada Kafe Sosial Place di Kota Bandar Lampung.
2. Apakah tata ruang dan fungsinya (spatial layout and functionality) berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Kafe Sosial Place di Kota Bandar
Lampung.
7
3. Apakah tanda dan symbol (sign, symbol and artifacts) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen pada Kafe Sosial Place di Kota Bandar Lampung.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh karateristik lingkungan (ambient condition) terhadap
kepuasan konsumen pada Kafe Sosial Place di Bandar Lampung
2. Mengetahui pengaruh tata ruang dan fungsinya (spatial layout and functionality)
terhadap kepuasan konsumen pada Kafe Sosial Place di Bandar Lampung
3. Mengetahui pengaruh tanda dan symbol (sign, symbol and artifacts) terhadap
kepuasan konsumen pada Kafe Sosial Place di Bandar Lampung
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi
perusahaan dalam mengelola kafeteria agar tetap diminati oleh masyarakat dalam
arti mereka harus memperhatikan apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan oleh
masyarakat sebagai tempat makan maupun tempat berkumpul
2. Bagi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya dan
menjadi pengetahuan,pengamatan tentang bisnis kafe di Kota Bandar Lampung
8
3. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan konsumen atau pelaku bisnis
dalam mempertahankan kosumen dan mengetahui aspek apa saja yang diinginkan
oleh konsumen.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
atau organisasi dalam usaha mencapai tujuan. Berhasil tidaknya mencapai tujuan
tergantung dari keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, dan bidangbidang lain yang menunjang tujuan tersebut. Pemasaran suatu perusahaan atau
organisasi dapat ditempuh dengan berbagai macam cara.
Menurut Kotler (2009:5) pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Menurut American Marketing Association (AMA)
dalam Kotler (2009:5) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya. Menangani proses pertukaran ini
membutuhkan banyak kerja dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi
ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berfikir tentang
cara-cara untuk mencapai respons yang diinginkan pihak lain.
Menurut Drucker dalam Kotler (2002:9) selalu ada kebutuhan akan penjualan.
Namun tujuan dari pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan
dengan baik sehingga produk atau jasa bisa sesuai dengan kebutuhannya sehingga
terjual sendiri. Manajemen merupakan salah satu proses yang ada disetiap
10
perusahaan yaitu memiliki fungsi untuk mengatur dan mengendalikan suatu
kegiatan yang ada dalam perusahaan.
Menurut Kotler (2009:45) manajemen pemasaran (marketing management)
sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah
suatu proses meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, yang mencakup
baik barang atau jasa yang bertujuan untuk memberikan kepuasan dan memenuhi
kebutuhan konsumen.
2.2 Pemasaran Jasa
2.2.1 Pengertian Pemasaran Jasa
Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna
dari setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi
dipandang sebagai bagian yang terpisah dari organisasi yang hanya berperan
sebagai proses penjualan produk. Perkembangan konsep pemasaran sendiri tidak
terlepas dari fungsi-fungsi organisasi yang lain dan pada akhirnya mempunyai
tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective
marketing) dapat membahayakan bisnis karena dapat berakibat pada konsumen
yang tidak puas. Pemasaran yang efektif (effective marketing) justru berakibat
sebaliknya yaitu menciptakan nilai atau utilitas. Menciptakan nilai dan kepuasan
pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern. Tujuan kegiatan pemasaran
11
adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan
mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat
menciptakan tingkat kepuasan. Menurut Lupiyoadi (2006:170), pemasaran jasa
adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain
yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
apapun. Sedangkan menurut Umar (2003:76), pemasaran jasa adalah pemasaran
yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada saat konsumen
berhadapan dengan produsen.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa adalah suatu
tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen, dalam arti jasa yang
diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum dikonsumsi.
Bauran pemasaran jasa merupakan pengembangan bauran pemasaran. Bauran
pemasaran (marketing mix) produk hanya mencakup 4P, yaitu : Product, Price,
Place, dan Promotion. Sedangkan untuk jasa keempat P tersebut masih kurang
mencukupi, sehingga para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur, yaitu :
People, Process, dan Customer Service. Menurut Lupiyoadi (2006:70), elemen
marketing mix terdiri dari tujuh hal, yaitu :
1. Product (jasa seperti apa yang ingin ditawarkan kepada konsumen),
2. Price (bagaimana strategi penentuan harga),
3. Place (bagaimana sistem penghantaran/penyampaian yang akan
diterapkan),
4. Promotion (bagaimana promosi yang harus dilakukan),
5. People (tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam
pemberian jasa),
12
6. Process (bagaimana proses dalam operasi jasa),
7. Customer Service (bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).
2.2.2 Pengertian Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata “jasa” (service)
itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi sampai jasa
sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang
berusaha mendefinisikan pengertian jasa. Zeithaml dan Bitner (1996) (dikutip
dalam Lupiyoadi, 2006:6) mendefinisikan jasa sebagai berikut:
“Service is all economic activities whose output is not a physical product or
construction is generally consumed at that time is produced, and provides added
value in forms (such as convenience, amusement, comfort or health)” (jasa
merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik
atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan
serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau
kesehatan konsumen).
Tidak jauh berbeda dengan definisi diatas, Kotler (1994) (dikutip dalam
Lupiyoadi, 2006:6) mendefinisikan jasa sebagai berikut:
“Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya”. Dari
kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam jasa selalu ada
aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun
pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang,
melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.
13
2.2.3 Karakteristik Jasa
Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa mengungkapkan
bahwa jasa memiliki empat karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang
dinamakan paradigma IHIP: Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan
Perishability (dikutip dalam Tjiptono dan Chandra, 2005:121).
1. Intangibility
Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seorang konsumen
jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau
mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa tertentu, maka ia
hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut.
Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya.
2. Heterogeneit
Jasa bersifat Heterogeneity karena merupakan non-standarized output,
artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada
siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Sebagai contoh, dua
orang yang datang ke salon yang sama dan meminta model rambut yang
sama tidak akan mendapatkan hasil yang seratus persen identik (kecuali
kalau keduanya minta rambutnya dibuat plontos).
3. Inseparability
Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
Sedangkan barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual,
baru dikonsumsi. Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat memproduksi
14
jasanya tanpa kehadiran pasien. Selain hadir secara fisik dan mental,
pasien bersangkutan secara aktual juga berperan sebagai co-producer
dalam operasi jasa, dengan jalan menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter
dan menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan spesifiknya.
4. Perishability
Jasa bersifat perishability artinya jasa merupakan komoditas yang tidak
tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang,
dijual kembali, atau dikembalikan. Sebagai contoh, kursi pesawat yang
kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa pasien di
tempat praktik dokter umum akan berlalu atau hilang begitu saja karena
tidak bisa disimpan.
Sedangkan menurut Griffin (1996) (dikutip dalam Lupiyoadi, 2006:6)
karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa
itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami
konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.
2. Unstorability (tidak dapat disimpan)
Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah
dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat
dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi
secara bersamaan.
15
3. Customization (kustomisasi)
Jasa seringkali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sifat atau karakteristik utama dari jasa adalah tidak dapat dilihat, dirasa,
diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli, kemudian jasa juga
tidak dapat disimpan, dan jasa memiliki banyak variasi bentuk, kualitas
serta jenis tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini disebabkan
oleh kebutuhan konsumen jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang
dijual disesuaikan dengan permintaan konsumennya.
2.3 Servicescape (Lingkungan Fisik)
Bitner (1992:58) servicescape adalah “The way the physical setting is created in
organic nations has barely been tapped as a tangible organizational resource”
artinya pengaturan lingkungan fisik diciptakan supaya mendukung layanan yang
diberikan oleh suatu organisasi.
Mudie dan Pirrie (2006:84) mengutip pendapat Bitner (1992) Servicescape
memiliki dimensi kunci yang terdiri atas kondisi lingkungan (ambient conditions),
ruang dan fungsi (space and functionality), dan penggunaan tanda-tanda, simbol
dan artefak (the use of signs, symbols, and artefaks).
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi perasaan konsumen dan memiliki peran
yang signifikan dalam menciptakan perilaku konsumen yang sesuai dengan
harapan produsen. Kondisi lingkungan terdiri dari pencahayaan (lighting), music
(music), warna (colour), suhu udara (temperature), dan wewangian/aroma (scent).
Ruang dan fungsi meliputi pemasangan mebel dan peralatan ke dalam ruangan,
16
membangun jalur sirkulasi untuk aktivitas yang tepat, penyusunan rencana
pekerjaan yang terintegrasi, mebel, peralatan dan perabot yang harus dimiliki dan
disediakan. Jalur sirkulasi ini sangat penting tidak hanya untuk lalu lintas dalam
pekerjaan dan arah bagi pengguna, tetapi juga memungkinkan ruang yang cukup
bag benda-benda, peralatan dan perabot agar dapat digunakan secara efisien dan
aman. Penggunaan tanda- tanda, simbol, dan artefak (the use of signs, symbols,
and artefaks) oleh penyedia layanan untuk memberitahu pelanggan di dalam
melalui proses pemberian layanan. Tanda, simbol dan artefak memberi sinyal
kepada pelanggan tentang bagaimana perilaku yang biasa berlaku dan arah ke
mana pelanggan harus pergi. Pelanggan baru atau musiman mungkin akan
bingung jika tidak ada simbol-simbol tersebut.
Dari definisi lain menurut Lovelock, Wirtz, dan Mussry (2010) servicescape
terkait erat dengan gaya dan tampilan fisik dan elemen pengalaman lain yang
ditemui oleh pelanggan di tempat. Menurut Bitner (1992:12-20) dalam Lovelock,
Wirtz, dan Mussry (2011:12) tiga dimensi servicescape yaitu:
1. Ambient conditions (kondisi lingkungan)
Merupakan karakteristik lingkungan yang berkenaan dengan kelima panca
indera. Latar belakang dari lingkungan seperti suhu, pencahayaan, musik,
warna, bau dan gangguan suara). Beberapa ganguan kecil mungkin tidak
akan menggangu pelanggan namun jika kondisi lingkungan menjadi
ekstrim dapat menjadi masalah serius dan membuat pelanggan tertekan.
2. Spatial layout and functionality (tata ruang dan fungsi)
Merupakan denah ruangan, ukuran, dan bentuk dari perlengkapan perabot,
meja-meja, mesin dan peralatan yang berpotensi dan cara mereka diatur
17
juga kemampuan benda-benda tersebut untuk memfasilitasi kegiatan
transaksi jasa. Pengaturan peralatan dan interior untuk visual dari tampilan
fisik dan fungsi-fungsi yang bermanfaat untuk penyerahan atau pelayanan
jasa. Tata ruang (spatial layout) mengacu pada bagaimana ruangan
tersebut digunakan dan dimana furnitur dan peralatan ditempatkan dalam
kamar. Skala dan ukuran properti perhotelan mempengaruhi tata ruang.
Fungsionalitas mengacu pada efektivitas tata ruang untuk memfasilitasi
pelayanan yang efisien dan memberikan kepuasan pelanggan. Tata ruang
harus mencapai keseimbangan optimal antara persyaratan operasional dan
harapan pelanggan.
3. Signs, symbols, and artifacts (tanda, symbol, dan artefak)
Tanda-tanda atau simbol juga bentuk bangunan yang mampu
mengkomunikasikan tampilan bagi pelanggan. Segala sesuatu yang ada di
lingkungan jasa yang berperan sebagai sinyal secara langsung maupun
tidak langsung untuk mengkomunikasikan citra perusahaan, membantu
pelanggan menemukan arahnya, dan untuk menyampaikan proses
pelayanan jasa.
2.4 Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler and Keller (2013:32) “Satisfaction reflects a person’s judgment of
a product’s perceived performance in relationship to expectations.” Yang artinya,
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang mucul setelah
membandingkan hasil kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja
(atau hasil) yang diharapkan. Kepuasan konsumen merupakan faktor awal yang
18
mempengaruhi intensitas konsumen dalam melakukan pembelian berulang
menjadi lebih tinggi. Tentu saja setiap perusahaan menginginkan terjadinya
pembelian yang berulang dari setiap konsumen yang dimilikinya.
Menurut Zeithaml dan Bitner (2003) definisi kepuasan adalah respon atau
tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan
penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu
sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen. Kepuasan konsumen dapat
diciptakan melalui kualitas,pelayanan dan nilai.
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua hal pokok yang dipaparkan
oleh Zeithaml dan Bitner sebagai indikator kepuasan konsumen, yaitu kinerja dan
harapan konsumen. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen
setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2003).
Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk
atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang
lama. Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan
kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan.
Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk
membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan
yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan
faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan
porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan.
19
Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama yang
harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu:
1. Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan
Konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang
baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.
3. Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang
lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai
sosial yang membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu.
4. Harga
produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
konsumennya.
5. Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung
puas terhadap produk atau jasa itu.
20
Menurut Kotler (1996) dalam Tjiptono (2008:34) mengidentifikasi 4 metode cara
yang dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan yaitu:
1. Sistem keluhan dan saran
Organisasi yang berpusat pelanggan (Customer Centered) memberikan
kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan
saran dan keluhan. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide
cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi secara
tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
2. Pelanggan Bayangan (Ghost shopping)
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan
atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuantemuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan
pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk
tersebut. Selain itu para ghot shopper juga dapat mengamati cara
penanganan setiap keluhan.
3. Tingkat Kehilangan Konsumen (Lost customer analysis)
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa
hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi
pemantauan customer loss rate juga penting, peningkatan customer loss
rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan
pelanggannya.
21
4. Survai kepuasan pelanggan
Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan
penelitian survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung.
Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung
dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa servicescape dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen. Apabila harapan konsumen sesuai dengan servicescape yang
ada maka itu dapat menjadi keuntungan bagi Sosial Place untuk menghadapi
persaingan yang ada. Selain itu apabila konsumen merasa puas, konsumen akan
merekomendasikan kepada pihak lain. Pengukuran baik dan buruknya
servicescape Sosial Place dilakukan dengan survei yaitu melalui pertanyaan yang
ditujukan kepada konsumen mengenai tanggapan terhadap ketiga dimensi
servicescape yaitu ambient condition, spatial layout and functionality, serta signs,
symbol and artifacts. Lalu pengukuran kepuasan konsumen dilakukan dengan
survei dalam bentuk pertanyaan langsung kepada konsumen Sosial Place.
2.5 Hubungan Servicescape dengan Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler (2009:138), kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan
dibandingkan dengan harapannya. Restoran dikategorikan kedalam personal
experience , karena konsumen akan mendapatkan pengalaman personal ketika dan
setelah mengunjungi sebuah restoran. Salah satu cara untuk membangun kesan
yang baik adalah yaitu dengan memberikan sebuah pengalaman dalam
22
mengkonsumsi jasa yang telah diberikan melalu pemanfaatan lingkungan fisik
restoran yang baik sehingga terciptanya kepuasan konsumen.
2.6 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah pejelasan gambar, maksudnya gambar harus sama arti
dan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Dibawah ini adalah kerangka
pikir yang berkaitan dengan masalah yang diteliti :
Servicescape
Ambient conditions (X1)
spatial layout and functionality (X2)
Sign, symbol and artifact (X3)
Kepuasan Konsumen (Y)
Sumber: Kotler and Keller
(2013)
Sumber: Mary Jo Bitner, April 1992
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.7 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Referensi Penelitian Terdahulu
No. Judul
Jurnal
1.
Alat analisis
Hasil penelitian
Servicescapes: The
Mary Jo Bitner,
Analisis
Perseptions of
Impact of Physical
Journal of
Kualitatif
Surroundings
Surroundings on
Marketing Vol.
berpengaruh
Customers and
56 (April 1992),
signifikan
Employees
57-71
terhadap perilaku
konsumen
23
Tabel 2.1 Referensi Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Judul
Jurnal
Alat Analisis
2.
Hasil Penelitian
Servicescape Dan
Tumbelaka,
Analisis
Secara simultan
Personal Selling
Michael dan
Linier
dan parsial
Pengaruhnya
Scendry
Berganda.
Servicescape dan
Terhadap Kepuasan
Loindong, Jurnal
Kuisioner
personal selling
Nasabah Tabungan
EMBA Vol. 2
berpengaruh
Britama Bank BRI
No. 2, 2014.
positip dan
Cabang Manado
signifikan
terhadap
kepuasan nasabah
3.
Servicescape’s
Roscoe
Analisis
Persepsi
Hierarchical Factor
Hightower, Jr. &
Faktor
konsumen
Structure Model
Mohammad
terhadap
(School of Business
Shariat, Global
servicescape
and Industry,
Review of
merupakan factor
Florida A&M
Business and
pembangun
University)
Ekonomic
struktur hirarki
Research, Vol. 5
No. 2, (2009) :
375-398
2.8 Hipotesis
Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka pemikiran di atas, dapat ditarik hipotesis
yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu :
Diduga ada Pengaruh Dimensi Lingkungan Fisik (Servicescape) Terhadap
Kepuasan Konsumen pada Kafe Sosial Place di Bandar Lampung
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yaitu
penelitian yang dilakukan dengan melakukan penggambaran atau pemaparan
tentang variabel-variabel yang diteliti yang selanjutnya mencoba untuk menarik
kesimpulan, Sugiyono (2011:206).
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) (independent variable) yaitu
servicescape yang dimensinya sesuai dengan teori Bitner (1992), yang terdiri dari
kondisi latar belakang, dimensi desain, dan dimensi sosial, sedangkan variabel
terikat (Y) (dependent variable) yaitu kepuasan konsumen menurut Kotler dan
Keller (2013).
3.2 Lokasi Penelitian
Bandar Lampung memiliki beragam kafetaria yang banyak dikunjungi masyarakat
dan masih terdapat keluhan oleh konsumen. Maka, penelitian ini akan
dilaksanakan di Bandar Lampung.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
25
3.3.1 Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2004:225). Data ini tidak tersedia dalam bentuk
terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui
narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan
objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai saran mendapatkan
informasi ataupun data.
Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban responden yang diperoleh
langsung melalui kuesioner yang disebarkan, mengenai indikator yang diajukan
dalam variabel-variabel Servicescape yang meliputi, Ambient Condition, Spatial
Layout and Functionality, dan Sign Symbols and Artifacts, serta variabel kepuasan
konsumen.
3.3.2 Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan informasi
secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder ini dapat berupa
hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain
atau dari orang lain (Sugiyono, 2012:225). Data ini digunakan untuk mendukung
infomasi dari data primer yang diperoleh baik dari wawancara, maupun dari
observasi langsung ke lapangan. Penulis juga menggunakan data sekunder hasil
dari studi pustaka. Dalam studi pustaka, penulis membaca literatur-literatur yang
dapat menunjang penelitian, yaitu literatur-literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini.
26
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sukmadinata (2011:250) mengemukakan bahwa populasi adalah
kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian ini. Populasi dalam
penelitian ini adalah keseluruhan warga Bandar Lampung yang berusia 18 tahun
keatas yang pernah berkunjung ke Kafe Sosial Place.
3.4.2 Sampel
Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian yang diambil
dari populasi. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat penulis
simpulkan bahwa sampel adalah sebagian bagian dari populasi yang diambil.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu non probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam
penelitian ini ditetapkan dengan karakteristik orang yang berusia 18 tahun keatas,
pernah berkunjung dan pernah menikmati layanan Kafetaria Sosial Place.
Jumlah sampel yang digunakan dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Widiyanto, 2008:59):
Keterangan :
=
4(
)
n = Ukuran Sampel
Z = Skor pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan
95%) maka Z = 1,96
27
Moe = Margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%
Dilihat dari rumus di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
=
(1,96)
4. (10%)
n = 96,04 = 97
Dari hasil perhitungan rumus di atas maka dapat diperoleh jumlah sampel yang
diteliti adalah sebesar 97, atau dilakukan pembulatan menjadi 100 responden yang
dapat mewakili pelanggan Kafe Sosial Place di Bandar Lampung.
3.5 Skala Pengukuran
Pada operasionalisasi variabel ini variabel indepandent (X) menggunakan skala
ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Sugiyono (2009:98) skala ordinal
adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga
menyatakan peringkat construct yang diukur. Berdasarkan pengertian diatas,
maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan
informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh
instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Skala likert menurut Sugiyono (2009:86)
adalah sebagai berikut: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”
Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan,
mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item
negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk
pernyataan positif dan negatif adalah sebagai berikut :
28
Tabel 3.1 Skala Likert
No.
Jawaban responden
Kode
Skor
1
Sangat Setuju
SS
5
2
Setuju
S
4
3
Netral
N
3
4
Tidak Setuju
TS
2
5
Sangat Tidak Setuju
STS
1
Sumber: Sugiyono (2009:87)
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.6.1 Studi Kepustakaan (Library research)
Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text book dan buku–buku atau
referensi, seperti jurnal, media cetak lainnya di perpustakaan dan Badan Pusat
Statistik, internet berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Studi kepustakaan
berfungsi untuk mendapatkan informasi bersifat teoritis yang akan diteliti
sehingga penelitian memiliki landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah.
3.6.2 Studi Lapangan (Field Research)
Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data secara langsung pada konsumen atau penonton program
televisi yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian ini
adalah data primer. Tujuannya untuk memperoleh data secara langsung baik dari
perusahaan maupun responden yang menjadi objek penelitian. Cara memperoleh
data ini adalah:
29
1. Wawancara
Salah satu teknik pengumpulan data dimana pelaksanaannya dapat
dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, dapat
juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk
dijawab pada kesempatan lain. Pada penelitian ini, wawancara langsung
akan dilakukan kepada pemilik kafetaria Sosial Place di Bandar Lampung.
2. Kuesioner
Salah satu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan
daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
3.7 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.7.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu :
1. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang tidak terikat dan sifatnya
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah servicescape. Faktor-faktor yang menjadi veriabel
bebas dalam penelitian ini adalah ambient conditions (X1), Space/function
(X2), sign, Symbols and Artifact (X3).
30
2. Variabel Dependen
Variabel dependent merupakan variabel yang tidak bebas yang bersifat
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kepuasan konsumen (Y).
3.8 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel
Dimensi
1. Ambient conditions
Merupakan karakteristik
lingkungan yang berkenaan
dengan kelima panca indera
Bitner (1992:12-20) dalam
Lovelock, Wirtz, dan Mussry
(2011:12)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Indikator
Suhu
Pencahayaan
Warna
Aroma
Kebisingan
lingkungan
sekitar.
Musik
Kebersihan
Skala
Ordinal
SERVICESCAPE
The way the physical
setting is crested in
organizations has
barely been tapped as
a tangible
organizational
resource
(Mary Jo Bitner)
Journal of Marketing
Vol. 56 (April 1992),
57-71
1. Tata letak
peralatan
2. Tata letak
ruangan
3. Kebersihan alat
4. Keberfungsian
alat
Ordinal
1. Papan nama
2. Hiasan yang
Tanda-tanda atau simbol juga
mewakili tema
bentuk bangunan yang mampu 3. Dekorasi ruang
mengkomunikasikan tampilan 4. Tanda/petunjuk
bagi pelanggan
layanan terkait
Bitner (1992:12-20) dalam
Lovelock, Wirtz, dan Mussry
(2011:12)
Ordinal
2. Spatial layout and
functionality
Pengaturan peralatan dan
interior untuk visual dari
tampilan fisik dan fungsifungsi yang bermanfaat untuk
penyerahan atau pelayanan
jasa
Bitner (1992:12-20) dalam
Lovelock, Wirtz, dan Mussry
(2011:12)
3. Signs, symbols, and artifacts
31
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional (Lanjutan)
Variabel
KEPUASAN
KONSUMEN
Dimensi
1.
2.
Satisfaction reflects a
person’s judgment of a
product’s perceived
performance in
relationship to
expectations
Kotler and Keller
(2013:32)
3.
4.
5.
Indikator
Karateristik
lingkungan
Tata letak
interior
Kebersihan
Tanda dan
symbol
Bentuk dekorasi
Skala
Ordinal
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Uji Validitas
Pengukuran uji validitas suatu konstruk dengan menggunakan analisis faktor,
yaitu pembentukan skor-skor tinggi dari suatu item sehingga membentuk suatu
konstruk yang benar dan tidak boleh termuat secara tinggi di konstruk yang lain.
Validitas konstruk menunjukan seberapa valid hasil yang diperoleh dari
penggunaan suatu pengukur atau indikator sesuai dengan konsep teori yang
digunakan. Pernyataan tesebut dikatakan valid apabila KMO (Kaiser-meyeroklin), Anti image dan factor loading lebih besar dari 0,5. (Hair et al, 2006)
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai alpha cronbach ≥ 0,60 sebagai berikut:
=
1−∑ 2
−1
1
32
Keterangan:
R11
= reliabilitas instrument
k
= banyaknya butir pertanyaan
∑ 2
= jumlah varians butir
1
= varians total
Sumber : (Sugiyono, 2009: 348)
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif.
3.10.1 Analisis Kuantitatif
Analisis kuantiatif adalah analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud
angka–angka dan cara pembahasannya dengan uji statistik. Analisis statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan
bantuan SPSS 20 for windows. (Ferdinand, 2002:155)
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ε
Keterangan :
Y = Kepuasan Konsumen
X2 = Spatial Layout and
a = Konstanta
Functionality
b = Koefisien regresi
X3 = Signs, Symbols, and Artifacts
X 1 = Ambient Conditions
ε = Standard Error
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variable bebas
terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari setiap peningkatan atau
penurunan variabel bebas yang akan mempengaruhi variable terikat.
3.10.2 Analisis Kualitatif
Analisis data kualitatif adalah analisis data yang menggunakan data tidak
berbentuk angka-angka yang biasanya data verbal yang diperoleh dari
pengamatan dan wawancara (Nurgiyantoro et al, 2004:27). Dalam penelitian ini
analisis kualitatif tersebut adalah hasil pernyataan responden dari sangat tidak
setuju sampai sangat setuju yang tertuang pada kuesioner, kemudian jawaban
dengan skor terbanyak dan tersedikit yang disimpulkan.
3.11 Metode Analisis Data
3.11.1 Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pegganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2006:147) uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel dependen
maupun variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Dalam penelitian ini, untuk membuktikan apakah data terdistribusi normal dapat
dilihat dari nilai sig > 0,05 maka data terdistribusi normal.
3.11.2 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan dengan uji-t pada tingkat
keyakinan 95% dengan ketentuan sebagai berikut:
34
1. Apabila p-value > 0,05, maka Ha ditolak
Artinya secara individual variabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Apabila p-value ≤ 0,05, maka Ha diterima
Artinya secara individual masing- masing variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.11.3 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi
dapat berlaku untuk populasi. Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam
kolom sig. Peneliti menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai
probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.11.4 Uji R Square
Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam
variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Hasil perhitungan Adjusted
R2 dapat dilihat pada output Model Summary. Pada kolom Adjusted R2 dapat
diketahui berapa persentase yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat. Sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabelvariabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka simpulan
penelitian ini adalah dimensi Servicescape berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Konsumen hal tersebut berdasarkan:
1. Nilai F hitung sebesar 30.911 dengan nilai signifikan 0,000, lebih kecil
dari α sebesar 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel
dimensi servicescape memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
Kepuasan Konsumen di Kafe Sosial Place Bandar Lampung.
2. Hasil t hitung seluruh dimensi servicescape yang terdiri dari Ambient
Conditions sebesar 0,039, Spatial Layout and Functionality sebesar 0,11,
Sign, Symbol and Artifact sebesar 0,000 secara parsial berpengaruh
terhadap variabel kepuasan konsumen dengan nilai signifikansi seluruh
dimensi lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil standardized coefficients
beta nilai terbesar terletak pada Sign, Symbol and Artifact sebesar 57,1
dan nilai terkecil terletak pada Ambient Conditions sebesar 15,4.
3. Hasil uji R2 memiliki nilai sebesar 0,491. Hal ini berarti dimensi
servicescape berperan dalam memberikan sumbangan terhadap variabel
kepuasan konsumen sebesar 49,1% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti seperti promosi, kualitas layanan, harga, gaya hidup
dan lain-lain.
58
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka beberapa hal
yang dapat menjadi masukan pada penelitian ini adalah:
1. Dimensi Spatial Layout and Functionality memiliki skor terendah pada
pernyataan tata letak berbagai peralatan di kafe Sosial Place disusun rapih.
Sebaiknya pihak Kafe Sosial Place lebih memperhatikan tata letak yang
disusun agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.
2. Dimensi Ambient Conditions memiliki skor terendah kedua pada butir
pernyataan dominasi warna yang ada sesuai dengan tema kafe. Sebaiknya
pihak kafe memilih warna yang tidak mengganggu pengelihatan
pengunjung dengan memilih warna yang tidak terlalu gelap. Pilih warna
seperti warna putih, warna kuning, warna merah, atau perpaduan dari
warna-warna tersebut.
3. Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian ini,
sebaiknya menggunakan variabel-variabel lain yang tidak digunakan
dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui variabel lain
yang turut mempengaruhi Kepuasan Konsumen di Kafe Sosial Place
Bandar Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Angela McDonnell dan C.Michael Hall. (2008:234). A framework for heevaluation of
winery servicescapes A New Zealand case. Journal of Tourism and Cultural
Heritage vol. 6 Nº 2 págs. 231-247
Bitner, Mary Jo, April 1992 Vol. 56, No. 2 , Servicescapes: The Impact of Physical
Surroundings on Customers and Employees
Burhan Nurgiyantoro dkk. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu
Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Djudiyah, (2013:28), Lingkungan dan Kepuasan Konsumen Hotel. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan (JIPT) Vol.1, No. 1. Skripsi Pada UMM Malang.
Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian
Manajemen, Semarang: BP Undip.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It. Lexington
Books. Singapore
Hair, Joseph et al. 2006. Multivariate Data Analysis 6 E New Jersey: Pearson
Education
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta;
Graha Ilmu, 2006, Hal. 111)
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Edisi Ketiga Belas),
PT. Indeks,Jakarta, 2008
Kotler, Philip., and Keller, Kevin Lane. (2013). Marketing Management 14th
Edition Pearson Horizon Edition. England: Pearson Education, Inc.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan
Pengendalian,Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.
Lee, Haksik. Lee, Yongki. & Yoo, Dongkeun, 2000, The Determinants of Perceived
Service Quality and its Relationship with Satisfaction, Journal of Service
Marketing, Vol. 14. No.3.
Lovelock, Christopher., Wirtz, Jochen., and, Mussry, Jacky. (2011). Pemasaran
Jasa: Manusia, Teknologi, dan Strategi (Perspektif Indonesia) Jilid Kedua
Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat
McDonell dan Hall. (2008:231). A framework for the evaluation of winery
servicescape: A New Zealand Case. University of Canterbury. New Zealand
Meika Putra Pratama, Retno Setyorini, ST., MM. Pengaruh Servicescape Terhadap
Kepuasan Konsumen Kafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Cabang Jalan
Bengawan Bandung.
Mudie, Peter and Angela Pirrie. (2006:84). Services Marketing Management. Third
edition. Elsevier Ltd
Nana Syaodih Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Oliver, R. (1997). Satisfaction: A Behavioral Perspective on The Cunsumer. New
Jersey: Upper Saddle - McGraw Hill
Pankey, Tito P. (2013:233). Analisis Servicescape Terhadap Loyalitas Pengunjung
Pada Hotel Berbintang di Manado (Studi Pada Hotel Quality Manado)
(Jurnal EMBA) (Vol.1 no.3). Skripsi Pada Universitas Sam Ratulangi,
Manado
Santoso, dan Tjiptono, 2001 Santoso, Singgih, Tjiptono, Fandy, 2001. Riset
Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, Penerbit PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen. Edisi 7. Jakarta: Indeks
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keenam, Alfabeta, Bandung
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta
Tjiptono, Fandy, 2005 Pemasaran Jasa, Bayu Media Publishing, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Bisnis dan Manajemen.Yogyakarta : Andi
Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian:Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Widayat (2004), Metode Penelitian Pemasaran Aplikasi Software SPSS,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Widiyanto, Ibnu. 2008. Metodologi Penelitian. Semarang: Badan Penerbit Undip.
www.bps.go.id
Zeithaml, Valerie A, Bitner, Mary Jo, (2006:6). Service Marketing: Integrating
Customer Focus Across the Firm” New York, Irwin Mc Graw Hill, Boston.
Download