Senin, 11 Mei 2015 Bacaan I : Kis. 16:11-15 Mazmur : 149:1-2,3-4,5-6a.9b;R:4a Bacaan Injil : Yoh. 15:26-16;4a St Ignatius Peis dari Lakoni; St. Bertha ------------------------------------------------------------Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-muridnya: “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.“ Renungan Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk memiliki kemampuan mendengar dengan baik. Semakin banyak kemampuan kita untuk mendengar, semakin banyak pula kemampuan kita untuk mengasihi dan menerima sesama dengan apa adanya. Roh Kudus selalu membantu kita dalam segala hal. Roh Kudus membimbing kita untuk dapat memahami ajaran Tuhan. Kita harus bersyukur karena RohNya yang Kudus dianugerahkan bagi kita. Roh yang keluar dari Bapa dalam namaTuhanYesus akan menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Tugas kita adalah menjaga dan selalu patuh pada Roh Kudus. Dialah Penghibur kita di kala duka dan kecemasan melanda hidup kita. Roh Allah, Sang Penghibur tetap berkarya bagi kita semua. TuhanYesus terima kasih atas anugerah hidup yang berlimpah di dalam hidup kami. Penuhilah hidup kami dengan Roh KudusMu sehingga kami dapat mendengar dan menjalankan ajaranMu dengan baik. Amin. Oleh : Agatha Elfride Sri Suratiningsih. Selasa 12 Mei 2015 Bacaan I : Kis. 16:22-34 Mazmur : 138:1-2a,2b-3,7c-8;R:7c Bacaan Injil : Yoh. 16: 5-11 --------------------------------Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berduka cita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,kebenaran dan penghakiman akan dosa,karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah di hukum.” Renungan Melalui kehadiran Yesus Kristus di tengah umat manusia karya penyelamatan Allah terlaksana. Dan dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga karya penyelamatan itu di lanjutkan oleh Roh Kudus. Roh Kudus yang datang menggantikan Kristus yang bangkit dan naik ke surga. Ia selalu tinggal bersama umat-Nya, bersama kita dengan seluruh aktivitasnya. Setiap saat dan di setiap tempat, terlebih saat kita melaksanakan karya pewartaan dan pelayanan kasih. Roh Kudus datang untuk menguatkan kesaksian umat beriman bahwa Yesus Kristus sungguh datang dari Allah. Ia adalah Firman yang telah menjadi daging bagi keselamatan dunia. Roh Kudus itu akan membantu kita memahami misteri kematian Kristus yang melepaskan kita dari kutuk dosa dan maut. Kehadiran-Nya akan membantu kita untuk berjuang agar dunia yang menolak Yesus Kristus menjadi percaya dan diselamatkan oleh-Nya, karena penolakan itu adalah dasar dosa. Setiap saat Tuhan selalu siap untuk menjadi penolong kita. Kebaikan Tuhan ini harus kita teruskan sebagai kesaksian iman dalam hidup berdampingan dengan sesama. Marilah kita berdoa, Tuhan Yesus, semoga kehadiran Roh Kudus selalu membantu kami untuk berani meninggalkan dosa dan berani menjadi saksiMu di tengah dunia. Amin Rabu,13 Mei 2015 Bacaan I : Kis. 17: 15;22-18:1 Mazmur : 148:1-2;11-12b;12c-14a;14bcd Bacaan Injil : Yoh. 16:12-15 St. Perawan Maria dari Fatima ------------------------------------------------------------”Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” Renungan Roh Kudus merupakan Roh kebenaran yang akan selalu menuntun kita agar kita dapat membedakan hal yang benar dan yang jahat. Dengan membiarkan hati kita dibimbing dengan terang Roh Kudus kita akan mampu setia kepada perbuatan-perbuatan baik yang berkenan bagi Tuhan serta dapat menolak perbuatan-perbuatan dosa yang mampu menjauhkan diri kita dari Tuhan maupun sesama. Roh Kudus merupakan lambang kehadiran Tuhan yang meneguhkan para murid Kristus. Kehadiran Roh Kudus dalam diri kita akan selalu memberikan pertolongan, penghiburan, dan bimbingan agar kita dapat terus setia mengimani Yesus Kristus sebagai jalan kebenaran dan hidup. Persoalannya adalah, kita seringkali disibukkan dengan memikirkan kebutuhan kita sendiri. Kita lupa bahwa Allah telah mencukupkan itu semua bagi kita. Kita khawatir dengan hidup kita. Maka kita mencoba mengandalkan kemampuan diri kita sendiri. Kita melupakan kehadiran roh Kudus dalam hidup kita. Suara hati yang menjadisarana kehadiran Roh Kudus sudah tidak kita dengarkan lagi. Hari ini kita merayakan pesta Santa Perawan Maria dari Fatima. Menjadi kesempatan indah bagi kita untuk merenungkan dan mencecap semangat dan kesetiaan Santa Perawan Maria dalam beriman, mengikuti Yesus Sang Putra. Melalui ibadat bulan Maria pada bulan Mei ini, marilah kita belajar dan meneladan iman Bunad Maria. Bantuan dan bimbingan Roh Kudus akan selalu menyertai setiap usaha kita. Tuhan Yang Maha Kasih, utuslah selalu terang Roh Kudus-Mu agar selalu dapat membimbing langkah hidup kami. Dan bukalah mata hati kami sehingga semakin mampu mendengarkan keharin-Nya. Amin. Kamis, 14 Mei 2015 Bacaan I : Kis. 1:1-11 Mazmur : 47:2-3;6-7,8-9 Bacaan Injil : Markus 16 : 15 – 20 Hari Raya Kenaikan Tuhan ---------------------------------------------------Pada suatu hari, Yesus yang telah bangkit menampilkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka, mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Renungan : Tahun pembelajaran 2014/2015 sebentar lagi akan usai. Mungkin kita akan merasa sedih karena sebentar lagi kita akan berpisah dengan orang-orang yang selama ini bersama-sama berjuang dengan kita. Entah itu teman sekelas atau para guru kita. Mereka yang selama ini menemani kita dalam keseharian kita di sekolah tidak ada lagi di sekitar kita. Kita akan berganti dengan orang-orang baru yang belum kita ketahui sifat ataupun karakternya. Kesedihan ini sering membuat kita gamang dan galau. Kesedihan, kekhawatiran, kecemasan itu yang juga dialami oleh para pengikut Yesus ketika Yesus terangkat ke sorga. Yesus kembali kepada Bapa-Nya setelah selesai menunaikan tugasnya di dunia, yaitu menebus dosa umat-Nya. Yesus yang baru saja bangkit, setelah wafat disalib, kini akan meninggalkan mereka. Rasa lega dan gembira ketika Yesus bangkit dan berada bersama-sama dengan mereka tiada lagi. Namun kehendak Tuhan jauh di luar pemikiran manusia. Kenaikan Yesus ke sorga berarti kembalinya Yesus Kristus dalam persatuan-Nya yang utuh dan selamanya dengan Bapa di surga. Dan sesungguhnya, kenaikan Yesus ke sorga menjadi awal perutusan para murid. Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil, mewartakan kabar gembira. Tugas yang berat tentunya, namun Yesus menjanjikan penyertaanNya yang kekal. Ia adalah Imanuel, Allah beserta kita. Melalui Roh Kudus, Aa akan terus tinggal dan bekerja bersama-sama dengan kita. Bersama-sama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk menciptakan dunia yang lebih bermartabat dan beriman. Masihkah kita perlu merasa cemas dan khawatir? Marilah kita berdoa, Tuhan Yesus Kristus, semoga dengan penyertaan Roh KudusMu, kami semakin berani mewartakan injil kepada diri kami sendiri, sesama, dan semua makhluk. Amin. Jumat, 15 Mei 2015 Bacaan I : Kis. 18:9-18 Mazmur : 47:2-3;4-5;6-7 Injil : Yoh. 16 – 23a ---------------------------------Dalam amanatnya perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepada-Mu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira, dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiaraanmu itu darimu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa padaKu.” Renungan Hidup kita terdiri dari duka dan suka. Yesus mengingatkan para murid bahwa mereka pun akan berdukacita karena kematiaan-Nya, namun berganti sukacita karena kebangkitan-Nya. Ia melukiskan hal itu seperti seorang wanita yang merasakan sakit selama proses persalinan dan segera bersuka setelah kelahiran anaknya. ‘Sakit bersalin’ ibarat kerinduan umat Perjanjian Lama akan Mesias, dan penderitaan para murid pada ‘hari-hari terakhir’. Seperti Paulus, kita diutus untuk membangun Kerajaan Allah di dunia ini. Tetapi, membangun Kerajaan Allah bukan seperti membangun sebuah gedung pencakar langit yang pada saatnya akan selesai dan mendatangkan sukacita. Kita berhadapan dengan manusia yang memiliki akal budi dan kehendak bebas. Tuhan sendiri yang akan menyempurnakan upaya kita pada akhir zaman. Sangatlah menggembirakan ketika Yesus bersabda bahwa bukan dukacita melainkan sukacitalah yang akan menang. Dengan bangkit jaya, Yesus telah mengalahkan duka akibat dosa dan maut. Roh Kudus adalah tanda penyertaan Tuhan bagi kita sampai akhir zaman. “Jangan takut! Teruslah memberikan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau…” Tuhan Yesus Kristus, berikanlah aku selalu sukacita akan kebangkitan-Mu agar aku berani memberitakan firman-Mu dan merintis Kerajaan-Mu di dalam diri sendiri dan masyarakatku. Amin. Sabtu, 16 Mei 2015 Bacaan 1 : Kis:18:23-28 Mazmur : 47:2-3;8-9,10 Injil :Yoh 16: 23b-28 -----------------------------------Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." Renungan Yesus meminta murid-muridNya untuk meminta segala sesuatu kepada Bapa dalam namaNya. Dengan berdoa dalam namaNya, murid-murid Yesus akan penuh dengan sukacita. Yesus berkata demikian karena selama murid-muridNya bersamaNya, mereka belum meminta atau berdoa dalam namaNya. Bapa begitu mengasihi murid-murid Yesus karena mereka mengasihi Yesus dan percaya bahwa Dia datang dari Allah Bapa. Yesus begitu mencintai kita sehingga apa pun yang kita minta kepada Bapa dalam namaNya akan diterima dan dipenuhi dengan sukacita. Terkadang kita merasa kecewa karena doa kita tak terkabul. Pertanyaannya, benarkah doa kita tidak dikabulkan-Nya? Ataukah sesungguhnya Bapa telah mengabulkan doa kita, namun tidak dalam bentuk yang kita bayangkan? Satu hal yang perlu kita yakini adalah, allah selalu memiliki rencana indah atas hidup kita. Sesungguhnya kita telah diberi semangat untuk berdoa dengan hati tulus dan ikhlas dalam nama Yesus. Oleh karena itu, berdoa dalam nama Yesus juga merupakan wujud rasa syukur kita akan kasih Allah dalam hidup. Dalam nama-Nya kita akan menerima segala sesuatunya. Dalam setiap Perayaan Ekaristi ada bagian yang disebut 'Doa Umat', dimana kita sebagai umat Allah mengajukan permohonan-permohonan kepada Tuhan. Ada 4 (empat) ujud/permohonan utama, yaitu: bagi para pemimpin Gereja, bagi para pemimpin negara dan masyarakat, bagi mereka yang miskin dan berkekurangan dan bagi diri kita sendiri. Urutan prioritas ujud ini hendaknya menjadi acuan kita dalam berdoa, entah secara pribadi atau bersama-sama, dalam mengajukan permohonan-permohonan kepada Tuhan. Di sini ingin mengatakan bahwa kita bukan hanya mendoakan diri kita sendiri tetapi juga orang-orang yang ada di sekitar kita. Dengan berdoa kepada Tuhan dengan tulus dan ikhlas maka apa yang kita inginkan akan dikabulkan oleh Bapa. Minggu, 17 Mei 2015 Bacaan 1 : Kis. 1: 15-17;20a;20c-26 Mazmur : 103:1-2;11-12;19-20a Injil : Yoh 17: 11b-19 ------------------------------------Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua muridNya, “Ya Bapa Yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Aku telah menjaga mereka, dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam kitab suci. Tetapi sekarang Aku datang kepada-Mu, Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah suka cita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firmanMu kepada mereka, dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran: Firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku mengutus mereka ke dalam dunia. Dan, Aku menguduskan diriKubagi mereka supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.” Renungan Allah itu baik, dan tidak menginginkan umatNya jatuh ke dalam dosa. Ia melakukan berbagai cara bagaimana supaya kita percaya kepada Allah, bahkan sampai mengutus Yesus Kristus PutraNya kedunia untuk menyelamatkan manusia. Meskipun kita sering melawan kehendak Allah, tetapi Allah tidak pernah benci kepada kita. Yesus selalu mengasihi kita meskipun kita telah bersalah, dan Allah ingin supaya kita bertobat dan kembali kejalan yang benar. Allah selalu menyertai kita dan bersemayam di dalam hati. Wujud dan perilaku kita hendaknya sesuai dengan apa yang diajarkan Allah yaitu kasih. Jika kita mengajarkan kasih sudah dipastikan tidak ada kesalahan dalam diri kita dan orang lain, yang pasti adalah kebenaran. Dalam kehidupan kita, acap kali kita selalu mencari-cari kesalahanorang lain. Ibarat kata kita mencari musuh. Lebih mudah mencari musuh daripada mencari teman. Allah telah turun kedunia sebagai wujud menjadi Rabu atau guru sosok yang patut dicontoh dan ditiru. Allah telah mengajarkan kasih kepada kita. Hendaknya kita meneladan guru kita yang telah mengajarkan kebenaran kasihnya. Dengan mengedepankan kasih kepada sesama maka kedamaian akan selalu ada dalam diri kita. Doa Hendaklah kita setiap hari ambil bagian sebagai Imam, Raja dan Nabi. Memimpin, mewartakan dan menguduskan diri dalam kebenaran kasih-Nya. Amin Senin, 18 Mei 2015 Bacaan 1 : Kis. 19:1-8 Mazmur : 68:2-3;4-5ac;6-7ab Injil : Yoh 16: 29-33 ----------------------------------Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Renungan Sekarang ini orang dengan mudah bisa menceritakan suasana hatinya ke khalayak ramai, yaitu melalui media sosial. Dari status yang diunggahnya kita bisa tahu apa yang sedang dialaminya. Kalau kita membaca status atau komentar teman-teman kita yang sedang mengalami penderitaan dan kesulitan hidup, apa yang akan kita perbuat? Tentunya mereka membutuhkan pertolongan dan dukungan kita. Dengan kata-kata nasehat, perbuatan dan terlebih dengan doa kita. Dalam konteks ini, nasehat Santa Faustina, Rasul Kerahiman Ilahi kiranya tetap relefan. Beliau memberikan tiga cara. Pertama, dengan berkata-kata atau memberi nasehat; Kedua, dengan berbuat baik; dan Ketiga, dengan berdoa. Cara pertama tentunya sangat tergantung pada talenta seseorang, terutama dari kedalaman rohaninya. Semua orang boleh memberi nasehat, tapi arti dan makna kata-kata yang terucap akan sangat beda di telinga mereka yang mendengarkan. Cara kedua, sangat tergantung pada kerelaan dan kesempatan yang dimiliki oleh seseorang. Dan, cara ketiga tentunya bisa dilakukan oleh siapa saja. Dengan kata lain, dalam cara pertama dan kedua, Anda bekerja keras, namun pada cara ketiga Tuhanlah yang bekerja untukmu dan untuk mereka yang Anda doakan. Kata-kata Yesus dalam Injil hari ini bukan hanya membuktikan ke-Allah-an-Nya. Dan kalau kita membaca dengan saksama, maka kekuatan utama Yesus adalah relasinya yang akrab dengan Allah Bapa-Nya. Di tengah kesibukan apa pun, bahkan ketika raga terasa capai dan letih, tapi satu hal yang tak pernah dilupakan Yesus, yaitu selalu mencari tempat yang sunyi untuk berdoa, berelasi dengan Allah Bapa-Nya. Demikian pun kata-kata Yesus hari ini menjadi benar dalam pengalaman para murid di seluruh dunia, dalam setiap zaman, di mana penganiayaan dan bahkan pembunuhan kepada para pengikut-Nya, telah terjadi, sedang terjadi dan pasti akan selalu terjadi sampai akhir zaman. Ya, “mereka akan menganiaya kamu, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. Yesus bukanlah seorang penguasa dunia yang akan menumpas para musuh dengan pedang, bom dan senjata lainnya. Akan tetapi Yesus mempunyai senjata cinta kasih yang mengalahkan segala bentuk kejahatan, termasuk kekuatan senjata otomatis. Jika saja setiap orang memiliki cinta di hatinya maka perang bisa dihindari, pertengkaran bisa dileraikan, dan sebaliknya kedamaian dan keamanan hidup akan menjadi milik setiap orang di dunia ini. Saudara/saudari terkasih jika kita memiliki masalah jangan merasa takut dan putus asa, kuatkanlah hatimu, karena kamu tidak sendirian karena Yesus akan selalu bersama kita dalam suka dan duka. Amin Selasa, 19 Mei 2015 Bacaan 1 : kis. 20: 17-27 Mazmur : 68:10-11;20-21 Injil : Yoh 17:1-11 -----------------------------------Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Renungan Sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus kita diharapkan senantiasa menghayati dan melaksanakan kehendak Allah dan sabda-sabda-Nya yang telah kita terima melalui aneka cara. Sabda-sabda Yesus kita terima atau dengarkan ketika kita mengikuti Ibadat Sabda atau Perayaan Ekaristi. Sabda atau firman Yesus, yang tertulis di dalam Kitab Suci, pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan. Sebagai umat Allah kiranya kita lebih banyak mendengarkan daripada membacakan. Pertanyaan refleksif bagi kita masing-masing adalah, apakah kita sungguh mendengarkan ketika dibacakan sabda/firman Tuhan? Ataukah kita sekedar mendengar tanpa ada upaya untuk mendengarkan? Jika kita sungguh mendengarkan sabda Tuhan, percayalah kita pasti akan dipengaruhi dan dikuasai-Nya. Dengan sendirinya, mau tak mau kita akan mentaati atau menurutiNya dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Dengan melaksanakan sabda-Nya barulah kita layak disebut sebagai milik Tuhan Yesus. Kita semua dipanggil untuk menjadi pelaksana-pelaksana sabda Tuhan. Allah mengajar kita agar saling mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Seluruh sabda atau firman Allah dijiwai oleh cinta kasih dan mendorong orang untuk saling mengasihi. Maka saling mengasihi merupakan wujud dari penghayatan diri sebagai pelaksana sabda/firman Allah. Keunggulan hidup beriman terletak dalam pelaksanaan atau penghayatan, bukan wacana atau omongan. Maka sudah semestinya anak-anak sedini mungkin dibiasakan dan dididik untuk menjadi pelaksana sabda Tuhan. Tentu saja terutama dengan dan melalui teladan konkret dari para orangtua. Amin. Rabu, 20 Mei 2015 Bacaan 1 : kis. 20:28-38 Mazmur : 68:29-30;33-35a Injil : Yoh 17 : 11b-19 ------------------------------------Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diriKu bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran. Renungan Saudara/saudari terkasih baru saja kita mendengarkan firman Tuhan dimana, Yesus mohon kepada Bapa di sorga agar Bapa memelihara dan mendampingi perjalanan hidup kita di dunia sampai mati. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita dipanggil untuk meneladan Dia yang telah diutus ke dalam dunia, maka kita pun juga diutus untuk mendunia artinya berpartisipasi dalam seluk-beluk atau urusan duniawi. Marilah kita imani dan hayati bahwa Roh Allah atau Roh Kudus hadir dan berkarya dimanamana dan kapan saja, tanpa terikat oleh ruang dan waktu, melalui ciptaan-ciptaan Allah di dunia ini. Setiap hari begitu bangun pagi sampai dengan menjelang istirahat malam kita semua kiranya sibuk dengan urusan-urusan atau hal ikhwal duniawi, maka baiklah kita hayati pendampingan Allah pada kita semua melalui RohNya yang hidup dan berkarya di dalam semua ciptaanNya di dunia ini. Dengan mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk duniawi kita semua diharapkan menjadi suci atau semakin suci dengan senantiasa melakukan apa-apa yang benar dan baik. Yang benar dan baik ada dimana-mana, dan hemat saya apa yang benar dan baik lebih banyak daripada apa yang tidak benar dan jelek atau jahat. Sebagaimana Yesus telah menguduskan DiriNya bagi kita, mempersembahkan diri seutuhnya demi kebahagiaan dan keselamatan kita, maka kita pun dipanggil untuk saling mempersembahkan atau menguduskan, dan bersama-sama kita menguduskan atau mempersembahkan dunia seisinya, flora dan fauna maupun pekerjaan dan tugas-tugas kita kepada Tuhan, yang berarti hidup dan bekerja demi keselamatan sesama, memfungsikan aneka ciptaan lain di dunia ini untuk menolong kita dalam mengusahakan kesucian atau semakin suci. Saudara-saudara, Firman Tuhan pada hari ini mengajarkan kepada kita: “janganlah kita menjadi orang yang tidak tahu berterima kasih.” Karena itu, marilah setiap orang yang merasakan kebaikan Tuhan di dalam hidupnya, datang dan mengucap syukur kepada Tuhan. Kamis, 21 Mei 2015 Bacaan 1 : kis. 22: 30;23:6-11 Mazmur : 16:1-2a;5,7-8,9-10;11 Injil : Yoh 17:20-26 -------------------------------------------Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." Renungan Saudara/saudari yang terkasih, dari injil yang baru saja kita dengarkan Para rasul akan pergi bersaksi dalam kesetiaan mereka terhadap firman dan Yesus. Akan banyak orang yang menjadi percaya, yang merupakan hasil penginjilan mereka. Pemimpin umat akan terus berganti tetapi pemberitaan firman akan terus dikobarkan. Bukan hanya dari Israel hingga Roma, tetapi sampai ke ujung dunia. Yesus berdoa agar orang-orang yang percaya karena pemberitaan Injil ini memahami makna menjadi satu (20-21). Menjadi satu karena Allah dan Yesus adalah satu. Itu berarti mempraktikkan kasih yang terjadi antara Allah dan Anak, yaitu kasih yang sama yang diberikan kepada semua orang yang percaya. Menjadi satu berarti tidak tercerai berai oleh karena adanya perbedaan budaya, bahasa, tempat, dan lain-lain. Itu berarti berkeinginan menjaga kesatuan meski ada perbedaan. Dengan adanya kasih maka kesatuan dikedepankan, sementara pertikaian dan pertumpahan darah ditinggalkan jauh di belakang. Mengapa kesatuan orang percaya menjadi kerinduan Yesus dalam doanya? Karena Yesus ingin agar para murid hasil pemberitaan Injil menjadi saksi bagi dunia, agar dunia tahu bahwa Allah Bapa telah mengutus Yesus dan Yesus mengasihi semua orang yang percaya kepada-Nya. Kasih ini bersumber dari Bapa, maka semua milik Allah harus memahami dalamnya makna kasih Allah. Karena kasih-Nya, Ia telah mengurbankan Anak-Nya untuk menjadi tebusan bagi semua manusia berdosa. Maka menjadi satu hanya dapat terjadi jika orang percaya memiliki dan mempraktikkan kasih Allah di antara satu dengan yang lain. Orang yang percaya, saat ini tersebar di berbagai belahan bumi, yang berbeda budaya, bahasa, dan lain-lain. Bagaimana kita dapat bersatu sementara ada begitu banyak perbedaan yang bisa saja menghalangi kita untuk mengasihi sesama saudara seiman? Maka yang terpenting adalah mengedepankan kasih Yesus yang sudah kita alami. Marilah kita pancarkan kasih itu melalui kesatuan kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus, agar melaluinya dunia dapat melihat kasih dan kemuliaan-Nya. Amin. Jumat 22 Mei 2015 Bacaan 1 : kis 25:13-21 Mazmur : 103:1-2;11-12;19-20ab Injil : Yoh 21:15-19 ----------------------------------Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKu." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." Renungan Injil Yohanes yang baru saja kita dengarkan menunjukkan tentang keimanan yang ada dalam diri Petrus. Tuhan Yesus bertanya hal yang sama kepada Petrus sebanyak tiga kali, apakah ia mengasihi Yesus dan jawaban Petrus tetap sama bahwa ia mengasihi Yesus. Karena keteguhan Petrus itulah maka Yesus mempercayakan Petrus untuk meggembalakan domba-dombaNya yaitu kita umatNya. Tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah mengingat apa yang diperoleh Petrus bahkan sampai akhir hayatnya bukanlah hal yang menyenangkan. Walaupun kesengsaraan dan salib yang diterima Petrus, ia tetap menjalankan tugasnya tanpa pernah berpaling dari jalan Yesus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita mempunyai keteguhan yang sama dengan Petrus? Ketika kita menghadapi cobaan apakah kita tetap berjalan di jalanNya? Terhadap tugas kita apakah kita tetap melaksanakan dengan baik walaupun berat? Sering kita mendengar ungkapan yang berbunyi Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas umatNya. Saya kira ini sabda yang perlu kita pegang dan kita imani. Kita sebagai manusia kadang merasa lelah bahkan ingin menyerah baik karena cobaan hidup ataupun tugas yang berat, tapi apabila kita menyandarkan diri kepada Tuhan yang mengasihi kita maka kita akan merasa lebih ringan dan damai. Doa : Tuhan jadikanlah hatiku teguh dalam menjalani hidup sehingga dalam keadaan apapun aku hanya menyandarkan diri hanya kepadaMU. Amin.