KARYA TULIS ILMIAH EKSTRAK IKAN GABUS UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PASCA BEDAH SESAR PADA NY.D UMUR 29 TAHUN DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SURYATI Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : FITRIYANI NIM : B1301057 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHGOMBONG TAHUN 2016 i ii iii iv KARYA TULIS ILMIAH EKSTRAK IKAN GABUS UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PASCA BEDAH SESAR PADA NY.D UMUR 29 TAHUN DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SURYATI¹ Fitriyani², Adinda Putri Sari Dewi, S.ST., M. Keb³ INTISARI Latar belakang: Ikan gabus memiliki kandungan protein albumin yang tinggi., protein albumin memiliki berbagai manfaat seperti untuk peyembuhan luka, baik luka bakar maupun setelah operasi. Ibu pasca bedah sesar harus memperhatikan asupan makanan tinggi protein untuk proses penyembuhan, misalnya dengan mengkonsumsi ekstrak ikan gabus. Metode: Penelitian deskriptif kualitatif desain penelitian studi kasus teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Pengolahan data dengan cara reduksi data, penyajian data kemudian mnarik ksimpulan. Tujuan: Mengetahui seberapa efektif pemanfaatan ekstrak ikan gabus untuk mempercepat penyembuhan luka pasca bedah sesar di BPM Suryati Desa Bumirejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Hasil: Setelah 6 hari mengkonsumsi kapsul Ekstrak ikan gabus didapatkan hasil luka sembuh dalam waktu kurang dari 10 hari. Kesimpulan: Pemberian kapsul ekstrak ikan gabus dapat membantu mempercepat penyembuhan luka jika diberikan pada waktu dan dosis yang tepat. Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor sesuai dengan kondisi yang di alami oleh seseorang. Keywords Kepustakaan Jumlah halaman : ekstrak, ikan gabus, luka, bedah sesar : 28 literatur (2004-2015) : xi + 43 halaman ¹Judul ²Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan ³Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong v SCIENTIFIC PAPER CHANNA STRIATA FISH EXTRACT FOR ACCELERATION OF WOUND HEALING AFTER CESAREAN SURGERY OF MRS. D, A 29 YEAR-OLD MOTHER IN PRIVATE MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFE SURYATI AT PURING, KEBUMEN¹ Fitriyani², Adinda Putri Sari Dewi, S.ST., M Keb³ ABSTRACT Background: Channa striata fish has a high albumin protein, and has many benefits. Thi kind of protein has some benefits, such as to heal burns and surgery wounds, including post-caesarean wound. Post-caesarean mother must pay attention the intake of high-protein food for the healing process. For example, by consuming channa striata fish extract. Method: This scientific paper is a qualitative descriptive with a case study approach. The data was obtained by having interview and oberation. The data analysis was done by redution, presentation, and conclusion. Objective: This study was to find out the effectiveness of channa striata fish extract in accelerating the wound healing after cesarean surgery in private midiwifery clinic of Midwife Suryati at Bumirejo, Puring, Kebumen. Results : After having capsules of channa striata fish extract for 6 days, the wound was fine in less than 10 days. Conclusion: Channa striata fish extract can help accelerate wound healing when given at the right time and dose. The wound healing process is influenced by several factors, in accordance with the conditions experienced by a person. Keyword : Channa Striata, fish extract , wound, caesarea surgery Bibliography : 28 literatures ( 2004-2015 ) Number of pages : xi + 43 pages ¹ Title ² Student of Diploma III Program of Midwifery Dept ³ Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong vi KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah Subhannahu Wataala (SWT), yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Ekstrak Ikan Gabus untuk Mempercepat Penyemubuhan Luka Pasca Bedah Sesar di Bidan Praktek Mandiri Suryati” Desa Bumirejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar ahli madya kebidanan. Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Madkhan Anis S.Kep, Ners selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong, 2. Hastin Ika Indriyastuti, S.Si.T.,M.P.H. selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong, 3. Adinda Putri Sari D, S,ST., M. Keb selaku pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini 4. Bidan Suryati, Amd. Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, 5. Orang tua tercinta, keluarga dan seseorang yang telah hadir dan menemani perjuangan ini, yang telah memberikan dukungan baik materil maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti, 6. Semua teman-teman seangkatan, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Menyadari adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua (Aamiin). Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Gombong , Mei 2016 Penulis vii DAFTAR ISI Halaman Judul............................................................................................... i Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii Lembar Pengesahan ..................................................................................... iii Lembar Pernyataan........................................................................................ vi Halaman Inti Sari .......................................................................................... v Abstrak .......................................................................................................... vi Kata Pengantar ............................................................................................. vii Daftar Isi ....................................................................................................... viii Daftar Tabel ................................................................................................. ix Daftar Gambar .............................................................................................. x Daftar Lampiran ............................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Tujuan ......................................................................................... 4 C. Manfaat ....................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ............................................................................. 6 1. Konsep Dasar Masa Nifas ...................................................... 6 2. Konsep Perawatan luka Jahitan Post SC ................................ 17 3. Konsep Dasar Proses Penyembuhan Luka ............................. 19 4. Kandungan dan Manfaat Ikan Gabus ..................................... 25 B. Kerangka Teori............................................................................ 31 BAB III TINJAUAN KASUS A. Jenis Penelitian ............................................................................ 32 B. Tempat dan Waktu ...................................................................... 33 C. Subjek.......................................................................................... 33 D. Instrumen .................................................................................... 33 E. Teknik Analisa Data.................................................................... 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ............................................................................................ 36 B. Pembahasan ................................................................................. 37 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 41 B. Saran ............................................................................................ 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii DAFTAR TABEL Tabel 1. Asuhan Kunjungan Masa Nifas Normal ......................................... Tabel 2. Perubahan Uterus Masa Nifas ......................................................... Tabel 3. Penyembuhan Luka Berdasarkan Waktu ........................................ Tabel 4. Komposisi gizi per 100 gram beberapa ikan tawar dan payau ....... Tabel 5. Kandungan Ikan Gabus ................................................................... ix 8 10 25 27 28 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Teori ............................................................................ x 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lembar Konsultasi Informed Consent Lembar Observasi Lembar SOP xi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) saat ini masih menjadi prioritas program kesehatan di Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi strategis untuk berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. Kematian wanita usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Berdasarkan data WHO (World Health Organisation) untuk tahun 2010 AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Vietnam (59/100.000), dan Cina (37/100.000). Ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi asia, tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN dan salah satunya adalah infeksi yang hampir 50% (KeMenKes, 2012). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, menunjukkan bahwa secara nasional AKI di Indonesia adalah 359 per- 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil tersebut dapat diperkirakan 20 orang per-jam atau sekitar 20 ribu ibu meninggal per-tahun saat hamil, melahirkan, dan nifas. AKI Provinsi Jawa Tengah sebesar 114,42 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB sebesar 10,37 per 100.000 kelahiran (Dinkes profinsi Jawa tengah (Jateng), 2009). Adapun AKI Kebumen yaitu 42,581 per 100.000 kelahiran hidup sementara untuk AKB masih relatif tinggi yaitu 8,85/1000 kelahiran hidup 1 2 (Rakesda, 2013). Tingginya angka kematian di Indonesia disebabkan oleh persalinan sebesar 30,5%, infeksi sebesar 22,5%, pre-eklamsia atau eklamsia 17,5% dan anatesi sebesar 2% (Saifuddin, 2002). Dari data diatas menunjukan bahwa angka kejadian infeksi di Indonesia cukup tinggi, infeksi ini bisa disebabkan karena luka yang didapatkan pada proses persa linan, baik luka perenium maupun luka pada proses persalinan secara sectio cesarea. Adapun untuk proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu nutrisi, mobilisasi, status merokok, pola istirahat, proses laktasi, faktor psikologis, medis dan terapi, serta perawatan pasca operasi sectio cesaria. Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post partum dengan adanya luka adalah nutrisi yang baik untuk sistem imun dan penyembuhan luka. Hal ini dikarenakan ada beberapa zat gizi yang memang sangat diperlukan untuk mendukung sistem imun tubuh serta berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Nutrisi secara spesifik diperlukan untuk meningkatkan kekuatan luka, menurunkan dehisensi luka, menurunkan kerentanan terhadap infeksi dan sedikit menimbulkan parut. Simpanan nutrisi yang baik juga akan mempercepat penyembuhan dan menurunkan angka infeksi. Nutrisi yang baik sangat penting untuk mencapai keberhasilan penyembuhan luka. Namun, nutrisi disini harus mematuhi rekomendasi diet seimbang dan bergizi tinggi. Bahan makanan yang terdiri dari empat golongan utama, yaitu protein lemak, karbohidrat, dan mikronutrien (vitamin dan mineral) penting untuk proses biokimia normal, yang juga dapat membantu tubuh dalam meningkatkan mekanisme pertahanan 3 tubuh(sistem imun), dan pada akhirnya akan membantu proses penyembuhan luka (Hanifah, 2009). Tingkat konsumsi gizi yang baik dan benar diperlukan untuk proses penyembuhan luka. Pada akhirnya, dengan pola konsumsi serta tingkat konsumsi gizi yang baik, diharapkan proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan sempurna, serta terhindar dari masalah infeksi postnatal karena luka pasca bedah sesar (Purwaningsih, 2010). Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk proses penyembuhan luka terutama luka pasca operasi, luka bakar dan setelah persalinan, karena kandungan utama dalam ikan gabus adalah protein atau albuminnya yang cukup tinggi dan juga albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total plasma protein dengan nilai normal 3,3 – 5,5 g/dl albumin juga didapatkan pada ruang ekstrasel 40% terdapat pada plasma dan 60% ekstrasel (Nurpudji, 2007). Sedangkan salah satu faktor proses percepatan penyembuhan luka yaitu membutuhkan protein tinggi yang terdapat pada ikan gabus. Referensi pendukung memperlihatkan kukusan ikan gabus dapat juga menyembuhkan penderita hipoalbumin (rendah albumin) yang diikuti komplikasi penyakit seperti hepatitis, TBC, diabetes. Setelah diberikan konsumsi ikan gabus diharapkan dapat mempercepat penyembuhan luka post sectio cesaria sebelum hari ke 10 agar tidak terjadi infeksi, sehingga penggunaan ikan gabus dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat khususnya ibu post partum wilayah kerja di BPS Suryati Amd.Keb Desa Bumirejo Kecamatan Puring – Kebumen. Mengingat mahal dan tidak mudahnya untuk mendapatkan ikan gabus, 4 sekarang sudah dapat ditemukan pengolahan ikan gabus secara modern yaitu dengan kapsul ekstrak ikan gabus sehingga memudahkan untuk dikonsumsi dan lebih ekonomis. Namun sayangnya kepercayaan masyarakat desa Bumirejo terhadap mitos mengenai ikan gabus ini masih kental sehingga pemanfaatan ikan gabus ini kurang diminati. Berdasarkan latar belakang diatas penulis memilih penulisan karya ilmiah dengan judul “Ekstrak Ikan Gabus Untuk Mempercepat Penyembuhan Luka Pasca Bedah Sesar di Bidan Praktek Mandiri Suryati” Desa Bumirejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen pada pasien Ny.D umur 29 tahun post SC (section cesaria) hari keempat. B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Memberikan asupan kapsul ekstrak ikan gabus untuk mempercepat penyembuhan luka pasca bedah sesar pada Ny. D. 2. Tujuan khusus Mengetahui karakteristik yang ada pada Ny. D yang berhubungan dengan penyembuhan luka meliputi : a. Usia b. Gizi, pengetahuan, sosial ekonomi, lingkungan, dan penanganan petugas. 5 C. MANFAAT PENULISAN 1. Teoritis Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi khususnya di bidang ilmu kebidanan tentang fungsi, kegunaan dan manfaat ikan gabus sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi luka post SC (Sectio cesaria) dan membantu proses penyembuhan luka post SC (Sectio cesaria) pada masa nifas. 2. Praktis Penulis dapat lebih memahami masalah yang dikaji, memberikan masukan bagi ibu nifas tentang perawatan luka post SC (Sectio cesaria) dan konsumsi ikan gabus sebagai terapi untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi bedah sesar sehingga penulis dapat memberikan pengetahuan ini kepada khalayak umum, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dapat menambah kepustakaan bagi yang membutuhkan referensi dalam bidang pengaruh konsumsi ekstrak ikan gabus terhadap percepatan penyembuhan luka pasca bedah sesar. DAFTAR PUSTAKA Akdon, Riduwan. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta. Andy Nur A. S. (2005). Virgin Coconut Oil. Jakarta: Media Pustaka. Ariana, A. P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi Yogyakarta: Nuha Medika. Arif Mansjoer, K. T., dkk. (2006). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arisanty, I. P. (2014). Konsep Dasar Menajemen Perawatan luka. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Asfar M, AB Tawali, M Mahendratta. (2014). Potensi Ikan Gabus (Channa Striata) Sebagai Sumber Makanan Kesehatan Review. Universitas Hasanuddin. Boyle, Maureen. (2009). Pemulihan luka. Jakarta: EGC. Dinkes. (2009). Pofil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2009. diperoleh Maret 2016 10-17. Elisa. (2014). Hubungan antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Secsio Cesaria Di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang. Jurnal Keperawatan Maternitas, 2(1), 20-26. Elok Widjianingsih , B. W. (2013). Hubungan Tingkat Konsumsi Gizi dengan Proses Penyembuhan Luka Pasca Operasi Sectio Cesarea. Media Gizi Indonesia, 9(1), 1-5. Eni Retna Ambarwati, D. W. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Medika. Hanifa. 2005 Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Harian Fajar, Nurpudji Astuti. (2007). Penemu pil dari ikan Gabus. Kolom pesona Hal 26,22-04-2012. Marmi. (2015). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas " peuperium care ". Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Morison, Moya. J. (2004). Manajemen Luka. Alih bahasa Tyasmono. A. F. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Prawirohardjo, S. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Purwaninsih, Endang. (2010). Damapak gangguan Gizi Sejak Awal Kehamilan Dalam Terjadinya Penyakit di Usia Dewasa: 23-32. Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Enterprise. Saifudin, A. B. (2004). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : JHPIEGO. Somantri. (2007). Perawatan luka. http://irmanthea.com/2007/07/definisi-lukaadalah-rusaknya.html. diakses 25 April 2016 jam 00.30 WIB. Suhardjo. (2008). Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2012). Statistik untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sulistyo. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Sumarno. (2012). Albumin Ikan Gabus (Snakeheads fish) dan Kesehatan jurnal Ilmiah Agri Bios, 10(1), 60-63. Suprayitno, E. (2014). Profile Albumin fish cork (Ophichepalus striatus) of different ecosystems International Journal of Current Reseach and Academic Reveiw, 2(12), 201-208. Suzzane C. Smaltzer. (2004). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC. LEMBAR OBERVASI KONSUMSI KAPSUL EKSTRAK IKAN GABUS DAN MEDIKASI NO TGL 1 2 3 29 APRIL 2016 30 APRIL 2016 1 MEI 2016 P √ √ √ JADWAL S √ √ √ 4 5 2 MEI 2016 3 MEI 2016 √ √ √ √ 6 7 4 MEI 2016 5 MEI 2016 √ √ √ √ MEDIKASI HASIL √ Jam 15.00 WIB Luka sudah kering sedikit masih ada peradangan di ujung tepi luka, ada ruam sedikit bekas plaster, tidak basah, tidak ada pengeluaran cairan seperti nanah, masih sedikit ada nyeri tekan, dan jahitan belum diangkat atau dilepas √ Jam 16.00 WIB Hasil luka baik sudah kering, tidak ada ruam plester tidak ada peradangan pengeluaran cairan seperti nanah dan tidak ada nyeri tekan, jahitan sudah dilepas. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBUATAN KAPSUL EKSTRAK IKAN GABUS NO PERSIAPAN PERALATAN 1 Bak atau baskom 2 buah 2 Talenan 1buah 3 Pisau 4 Panci kukus sesuai ukuran 5 Air 6 Temometer air 1buah 7 freeze drier 1buah 8 Mesin penggiling makanan disc meal. 1buah 9 Timbangan gram 1buah 10 Timbangan untuk takaran obat 1buah 11 Mangkok berukuran sedang 3buah 12 Corong pisah 1buah 13 ayakan halus 1buah 14 Sendok takar 1 buah 15 Kompor Gas dan tabung 1 buah BAHAN - BAHAN 1 Ikan gabus segar ukuran 1 kg 2 Cangkang kapsul sesuai kebutuhan 3 Antioksidan BHT 1buah NO 1 2 LANGKAH - LANGKAH Bersihkan ikan gabus (dibuang sisik, isi perut, insang, sirip, dan kepala) Cuci ikan yang sudah dibersihkan pada air yang mengalir hingga bersih tidak terdapat darah dan lender 3 Ikan yang telah dibersihkan, ditiriskan kemudian ditimbang 4 Masukan ikan kedalam panci kukusan 5 Ikan dikukus pada suhu 70-800 C selama 50 menit dengan perbadingan antara ikan dan air dengan perbandingan berat : volume yaitu 1 : ⅓ 6 Setelah dikukus, ikan didinginkan kemudian ditimbang lalu dipisahkan dari kulit dan tulangnya Daging ikan disuir-suir kemudian ditimbang 7 8 9 10 11 12 13 14 Air sisa pengukusan dicampurkan dengan suiran-suiran ikan lalu diekstrak cairannya sampai adonan tersebut agak kering Cairan yang keluar dari adonan tersebut dicampurkan dengan pelarut heksan dengan perbandingan volume : volume yaitu 1 : ¼ untuk memisahkan lemak kemudian dipisahkan dengan menggunakan corong pisah Tambahkan antioksidan BHT dengan perbandingan 0,02% dari volume ekstrak ikan kemudian ditimbang Keringkan dalam freeze drier selama + 24 jam Adonan yang telah memadat dan benar-benar kering lalu dihancurkan/digiling dengan menggunakan alat disc meal. Ayak dengan ayakan halus (80 mesh) lalu ditimbang. Siapkan cangkang kapsul kemudian masukan ekstrak ikan gabus yang sudah diayak dengan takaran 500 gram per kapsul kedalam cangkang kapsul STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBERIAN KAPSUL EKSTRAK IKAN GABUS 1. Pengertian Memberikan pengobatan dengan kapsul ekstrak ikan gabus, guna mendapatkan hasil yang optimal 2. Tujuan Membantu mencukupi kebutuhan gizi Membantu mempercepat penyembuhan luka Sebagai acuan pemberian kapsul ekstrak ikan gabus 3. Kebijakan Klien yang memerlukan kebutuhan tinggi protein albumin 4. Prosedur PEPERSIAPAN ALAT : 1. Obat kapsul ektrak ikan gabus, 2. Gelas dengan air minum 3. Lap bersih/tisu PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu klien 2. Menyiapkan obat 3. Mencuci tangan 4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan meliputi nama, dosis,aturan pakai dan tanggal kadaluarsa 5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu sampai obat tersebut betul-betul ditelan habis oleh pasien 6. Observasi respon pasien 7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan 8. Mencuci tangan