ROH KUDUS SUBORDINASI ALLAH BAPA DALAM PERSPEKTIFSAKSI YEHOVAH Kevin Tonny Rey1 Abstraksi Allah adalah pribadi yang transenden dan imanen, yang padaNya manusia tak sanggup secara sempurna memahami-Nya. Ada banyak misteri Allah yang tidak dapat dipecahkan oleh rasio manusia sehingga muncul konsep-konsep spekulasi tentang Allah. Hal itu berarti ada upaya manusia untuk mencari kebenaran Ilahi dalam diri yang disebut Allah. Namun fakta menegaskan bahwa manusia gagal mendapatkan pemahaman tentang Allah sehingga berusaha menghasilkan konsep tentang Allah. Dalam kekristenan, secara umum Allah dipahami dengan istilah Allah trinitas atau tritunggal yang secara ontologis Bapa, Anak, Roh Kudus adalah Allah yang tidak terpisahkan atau bercampur, berpribadi, sehakekat. Dalam perkembangan selanjutnya muncul Allah monoteis atau Unitarian yang berorientasi pada Allah tunggal tanpa kesatuan. Selanjutnya kita akan berusaha memahami tentang Roh Kudus yang hadir sebagai subordinasi dari Allah pencipta dari perspektif Saksi-saksi Yehovah. Holy Spirit as God The Father’s Subordinated In Jehovah Witnesses Perspective Astract God is both transendent and immanent Person, whom human can not perfectly understand to. Unsolved mysteries caused some human rationalism speculation concepts about God. It indicated some striving of people to search the divine truth within Person was called God. The fact has proved human failed to understand God, so that they attempted to make a concept about God. Usually, christianity understands God in trinity or three in one terminology whom ontologically is Father, Son, Holy Spirit, which neither unseparated nor mixed, personal, at one substance. In the progress, there was monotheism God or Unitarianism, which oriented at One God only without unity. And now, this paper will explain about sub-ordinated Holy Spirit to God The Creator in Jehovah Witnesses Perspective. Keywords: sub-ordinate, sub-ordinasi,God trinity, trinitas, Jehova Witnesses, saksi Yehova 1 STT “Intheos” Surakarta ([email protected]). 83 dalam perspektif iman Kristen sebagai sumber PENDAHULUAN Secara umum dipercaya – bagi kebenaran, kekudusan yang keadilan dinyatakan dan dalam mereka yang percaya – bumi dan isinya kehidupan manusia ciptaan-Nya. Allah adalah ciptaan Allah. Allah menjadi tidak dapat dimaknai secara tuntas pencipta dan berdaulat atas ciptaan-Nya. dengan rasio manusia, Ia adalah supra- Eksistensi Allah yang tak Nampak rasional. mendorong manusia untuk berusaha Pada diri-Nya kesempurnaan Allah menelisik lebih dalam akan eksistensi yang sempurna dipahami Allah dan pada Allah. Manusia berlomba-lomba untuk sisi dapat menjadi misteri manusia ciptaan-Nya. menguasai Allah dengan manusia kesempurnaan Allah memberikan jawaban terminology Allah Manusia yang dianggap final dan sahih. Implikasi berdasarkan penyataan-Nya saja dan tindakan tersebut adalah munculnya terbatas, tanpa penyataan Allah, manusia pemahaman yang eksistensial tidak dapat memahami Allah. Pada rasional dari pemikir tanpa memahami konteks yang lain manusia berusaha esensi keillahian Allah. Akhirnya Allah untuk merekonstruksi Allah sehingga dipenjara dalam konsep-konsep devinisi dihasilkan Allah yang dapat diterima atau terminology yang menjadikan Allah secara akali. Allah yang kepada-Nya terasing terhadap diri-Nya sendiri karena manusia dapat menguasai-Nya sejatinya perspektif manusia. bukanlah Allah melainkan allah konsep Allah Perspektif iman Kristen terhadap Allah adalah Allah (keilahian-Nya)-jamak yang diistilahkan yang tunggal (pribadi-Nya) dengan yang memahami diterima Allah intelektual hanya manusia. Usaha manusia untuk menghadirkan Allah konsep dilakukan dengan Allah menggunakan metode ilmiah dalam ilmu Tritunggal atau Trinitas yang meliputi empiris atau ilmu positif. “Ilmu empiris Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh berusaha Kudus. Allah tidak dapat dipahami memberikan secara matematis yang terbatas dalam menjelaskan, dimensi ruang, waktu dan gerak. Allah kejadian-kejadian di dunia tempat kita adalah pencipta yang berdaulat, memiliki hidup.”2 untuk mengeksplorasi, (mendeskripsikan), dan Artinya memprediksikan Allah dipahami otoritas dan kontrol mutlak terhadap ciptaan-Nya. Tidak ada satupun ciptaanNya yang keluar dari kontrol Ilahi. Allah 2 Carl G. Hempel. Pengantar Filsafat Ilmu Alam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 1 84 berdasarkan eviden fenomena yang dapat yang sebenarnya ia selalu memaksudkan diamati hanya Allah Bapa saja.”3 Hal itu berarti dan selanjutnya dipercaya sebagai Allah penguasa. Allah identik dengan Bapa, Allah bukan Allah dalam perspektif iman Kristen pribadi yang lain yang diidentifikasikan dapat dipahami melalui penyataan umum paham dan penyataan khusus. Penyataan umum bukanlah lebih Sesungguhnya, lama sebelum Yesus berorientasi filosofis yang pada pemikiran ajaran “…. Trinitas dari Alkitab. akali datang, para dewa bumi disembah dalam sedangkan penyataan khusus berorientasi bentuk kelompok beranggotakan tiga pada makna teologis yang berdasarkan dewa, atau trinitas, di tempat-tempat pada sumber Alkitab. Tanpa sumber seperti Mesir kuno dan Babilonia.”4Saksi Alkitab, konsep Allah hanya sampai Yehuvah lebih berorientasi pada konsep pada batasan filosofis. Allah Selanjutnya berdasarkan Trinitarian. Allah Yehovah dengan (YHWH) adalah Allah yang diimani oleh pemahaman tentang Allah Roh Kudus – Abraham, Ishak, Yakub(Kel 3:14,15, Ul selanjutnya Roh Kudus – dalam tulisan 6:4, Mzr 139:7, Mat 6:9, Mark 12:29, ini Yoh 17:3, Kisah 3:13, 1 Tim6:16) bukan berusaha berkaitan Unitarian. melakukan analisis berdasarkan perspektif Saksi Yehovah. Allah Trinitarian atau tritunggal. Secara umum ajaran Saksi Yehovah Allah yang transenden tidak mungkin berorientasi pada Allah monoteis yang dibungkus oleh daging/materi ciptaan. hadir bersama umat-Nya, dalam sejarah Allah pencipta tidak dapat menggunakan umat manusia. atribut ciptaan (darah dan daging).The Almighty AJARAN SAKSI YEHOVAH Saksi Yehovah (Allah Yehuwa) mempercayai Allah yang diistilahkan sebagai ‘the almighty God’. Allah dikenal sebagai Allah Bapa (God the father) yang tunggal atau monoteis. Allah tidak terbagi-bagi secara God adalah Allah yang monoteis dan tidak dapat berubah. “Prinsip yang menjadi titik pangkal teologi Arius, yaitu Allah bukan hanya tidak diciptakan dilahirkan tetapi juga tidak (agennetos).”5Selanjutnya “Bahwa hanya Sang Bapa adalah Allah yang sejati, sedangkan Anak dan Roh eksistensial maupun esensi-Nya. Paham ini berasal dari Arius, seorang imam keuskupan Aleksandria (tahun 256-336). “Dengan sebutan “Allah” dalam arti 3 Nico Syukur Dister,Teologi Sistematika 1 (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 140. 4 H. Wayne House,Charts of Cult, Sects & Religious Movements (Malang: Gandum Mas, 2006), p. 179 5 Dister, Op.cit., hlm. 140. 85 Kudus hanya makhluk.”6Artinya, ada anak Allah, permulaan ciptaan, malaikat perbedaan yang sangat jelas berdasarkan perjanjian, yang lahir dari perawan kualitas antara Allah yang diyakini Maria, hidup tanpa dosa, mati disalib, sebagai Allah sejati dengan Anak dan dikuburkan dan dibangkitkan Allah, Roh Kudus yang ada pada posisi yang ditinggikan Bapa menjadi Tuan, makhluk Kristus dan Juruselamat, naik ke Surga ciptaan-Nya. mempengaruhi iman Hal kepada itu Yesus dan akan datang kembali dalam sebagai Anak Allah dan Roh Kudus. kemuliaan. (Mikha 5:1-3; Maleakhi 3:1; Bagi Saksi Yehovah, Yesus bukan Allah Matius 1:23; 3:16-17; 12:40; 16:16; dan Ia mendapatkan gelar anak Allah Yohanes 3:16; 17:3; Kisah 1:11; 2:36; karena kedekatan Yesus dengan Allah. 5:31; 1 Korintus 15:3-5; 1Petrus 2:22-23; “Arius menafsirkan frase tradisional Wahyu 3:14). “diperanakkan dari Bapa” dengan arti Menurut Saksi Yehovah, Yesus anak bahwa Yesus Kristus diciptakan Sang Allah bukan secara ontologis, melainkan Bapa dari yang tidak ada.”7 anak Allah yang didapatkan dari Secara umum ajaran Saksi Yehova pemberian Allah. Asumsinya, bahwa menegaskan bahwa hanya ada satu Allah Allah tidak dilahirkan dan melahirkan. yaitu Yehovah, dan tidak mempercayai Jika benar Yesus itu anak Allah maka ketritunggalan Allah. “Jang memerintah telah terjadi suatu kesalahan besar dunia ini adalah Allah. Namanja Jehova. berpikir tentang Allah yang sempurna Ia bukanlah Allah Tritunggal jang diakui pada djemaat manusia adalah transformasi konseptual Kristen. Pengakuan ke- Tritunggal-an Allah ini menurut mereka 8 yang diri-Nya Ilahi sendiri. kepada Allah konsep bagi terbatas Ajaran pikiran manusia ciptaan-Nya. Allah yang Tritunggal diyakini berasal dari bangsa immateri tidak dapat masuk dalam kafir yang mempercayai dewa-dewa, dan kategorikal materi/fisik. Allah adalah menganggap pencipta ajaran itu adalah Roh Satan. berdasarkan asumsi pikiran manusia. adalah tjiptaan Satan.” yang kejadian-Nya tidak Konsep iman kepada Yesus adalah Implikasinya adalah dapat muncul Allah Kami percaya kepada Yesus Kristus, yang majemuk. “Ia menolak gagasan bahwa Putra lahir dari Bapa karena 6 Tony Lane, Runtut Pijar (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), hlm. 19 7 Ibid., hlm. 24. 8 J. Verkuyl,Gereja dan Bidat-bidat (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1962), hlm. 110. menurut pendapat Arius pola berpikir semacam itu menerapkan kategori fisik kepada Allah dan – terutama86 menjadikan majemuk.”9Lebih Allah pekerjaan.Roh kudus merupakan lanjut, Saksi Yehovah memahami Yesus emanasi dari Allah bukan Allah sejati sebagai anak Jehovah God. The son of sehingga eksistensi dan esensi-Nya di God. A separate being. Yesus ini bawah Allah Yehovah. Roh Kudus menuruti Bapa-Nya. bekerja sesuai kehendak Allah Bapa dan Kekuasaan Yesus diterima dari Bapa setelah melakukan tugas Roh kembali bukan dari diri-Nya sendiri. Segala pada Allah Yehovahhingga dibutuhkan sesuatu yang dikerjakan Yesus bukan kembali pada pekerjaan berikut.“Roh berasal dari inisiatif Yesus melainkan Kudus adalah daya aktif Allah, bukan dari Bapa, hingga gelar ‘Allah’ diterima makhluk berpribadi. Melalui “daya” ini dari Bapa. “Jadi, menurut Arius Sang Allah Putra boleh saja disebut “Allah”, tetapi Nya.”12 Artinya konsep Roh Kudus Keallahan-Nya pada direduksi dari pribadi/personal menjadi melainkan impersonal yang berasal dari Allah. kehendak tidak melekat keberadaan-Nya, dianugerahkan kepada-Nya. Gelar “Tuhan” dan “Allah” diberikan kepada Logossecara kiasan, karena satu-satunya melaksanakan semua tujuan- Kuasa dari Allah itu yang melakukan segala hal yang dikehendaki oleh Allah. Allahlah yang mengontrol Roh Allah yang benar telah mengangkat-Nya Kudus sehingga dihasilkan pekerjaan menjadi Anak dengan melihat jasa- yang sesuai dengan Allah. “Dari Allah Nya.”10 Artinya bagi pengikut saksi muncullah suatu daya tidak terlihat yang Yehova, Yesus bukan Allah, namun dipakainya demikian Yesus dihormati karena Allah mewujudkan memberikan gelar ‘Anak Allah’. “Yesus mengirimklannya untuk melaksanakan 11 sebagai sarana kehendaknya untuk …. Ia bukanlah Allah yang Maha-kuasa.” Hal sesuatu yang kudus. Maka sungguh tepat itu berarti Saksi Yehovah menyangkal apabila disebut ‘roh kudus’.13 Disebut keilahian Yesus. Roh Kudus karena merupakan emanasi Tentang Roh kudus, Saksi Yehovah menganggapitu suatu pekerjaan yang dikehendaki Allah. Roh oknum/zat/being yang Ilahi.Roh Kudus Kudus tidak memiliki identitas pribadi adalah spirit atau force yang dipencarkan karena dikaitkan dengan Allah Yehovah Allah sebagai Allah sejati. Yehovah bukan dari Allah yang kudus yang melakukan untuk suatu 9 Diester, Op.cit., hlm. 140. Ibid., hlm. 141. 11 House.Op.cit., p. 181. 10 12 13 Ibid., p. 183. Ibid. 87 Saksi Yehovah percaya hanya Allah yang supra-rasional menjadi Allah yang Bapa yang tertinggi. Dialah Tuhan kami. diterima oleh akali sebagai konsep yang Kedudukan Yesus itu dibawah Yehovah. sahih dan selanjutnya menganggap di Bukan setara dengan Yehovah. Roh luar pemikiran Saksi Yehovah tentang Kudus adalah subordinasi Bapa. Roh Roh Kudus adalah ajaran satan. Ketiga. Kudus tidak memiliki nilai-nilai personal Telah terjadi pola reinterpretasi makna yang menjadikan-Nya setara dengan Allah khususnya Roh Kudus menjadi Allah secara ontologism. Saksi Yehovah impersonal dan kekuatan/force Ilahi melakukan reinterpretasi terhadap Roh yang digunakan Allah secara tentative. Kudus yang diterima sebagai impersonal. Keempat. Saksi Yehovah memberikan Impersonal karena dikaitkan dengan landasan teks Firman Tuhan (Alkitab) eksistensi-Nya yang keluar dari diri dengan bentuk tafsir yang mendukung Allah gagasan/konsep Yehovah untuk melakukan kehendak-Nya. Allah dipahami sebagai khususnya yang berkaitan dengan Roh Kudus. system strukstural dan yang memiliki Allah sejatinya adalah Allah yang tak posisi paling atas adalah Allah Yehovah/ terbatas yang berdaulat, berotoritas dan Allah Bapa kemudian Yesus dan paling memiliki bawah melampaui segalanya, tetapi ada di adalah Roh Kudus yang control dalam yang berdaulat, ia hanya kekuatan yang segalanya.”14Hal itu menegaskan bahwa berasal dari Allah. Allah adalah transenden dan imanen. perspektif Saksi menimbulkan Yehovah Manusia hanya dan “Allah impersonal. Roh Kudus bukanlah Allah Berbicara tentang Roh Kudus dalam segalanya mutlak. menopang dimampukan untuk akan memahami penyataan Allah yang sedangkan yang tidak beberapa sesat pikir dinyatakan, konseptulisasi Illahi yang dinyatakan itu milik Allah dan bagi disebut dengan Allah Yehovah.Pertama. manusia itu bersifat misteri Ilahi. Allah Konsep Allah yang tak terbatas direduksi adalah Roh, suatu bentuk immateri yang menjadi yang sempurna dari Pencipta dan tidak ada structural berjenjang, yang menempatkan yang mampu menata eksistensi dan Allah Bapa sebagai puncak Ilahi dan essensi Allah. “Bahwa tidak ada satu hal Allah yang sejati. Kemudian ‘anak Allah pun terhadap (Yesus) kekuatan pola dan pikir Roh Allah. terbatas Kudus sebagai Kedua. Terjadi kesalahan pemaknaan tentang Allah yang melampaui kepentingan, 14 James W. Sire. The Universe Next Door: A Basic Worldview Catalog (Surabaya: Momentum, 2005), hlm. 16. 88 kendali, dan otoritas Allah yang yang terbatas dan banyak kelemahan ultimat.” Allah menyatakan diri-Nya tatkala menelisik makna Allah yang yang melampaui tatanan terbatas berpikir menjadi manusia ciptaan-Nya. diidentifikasi sebagai impersonal yang 15 Saksi Yehovah menempatkan Roh berusaha Kudus sebagai Allah subordinasi akali. dari menempatkan Roh Allah. Roh Hal itu Kudus sebagai bukan sebagai subordinasi Allah Bapa. Konsekuensi pelengkap logisnya adalah RohKudus bukanlah penentu Allah sehingga tidak menjadi mutlak Kudus yang subordinasi Allah Bapa untuk menghormati-Nya meskipun Allah memberikan konsekuensi logis yang memberikan suatu nilai bagi Roh Kudus membedakan sebagai kekuatan Allah. Roh Kudus Allah Bapa dengan Roh Kudus. Roh menjadi terikat dan bukan pribadi yang Kudus merupakan emanasi yang keluar mandiri dan berdaulat. “Bahwa yang dari berpribadilah nilai kehendak Allah. Roh Kudus menjadi Nilai eksistensi dan essensi bagian dari Allah Bapa yang sejatinya utama.” 16 yang memiliki pekerjaan Kudus pekerjaan-Nya. diri secara Allah kualitas untuk antara melakukan Allah Roh Kudus adalah impersonal, maka dimaknai dalam bahasa manusia yang pada diri-Nya tidak dapat dikenakan dalam keterbatasan.Tatkala Roh Kudus structural hirarki bahkan menjadi suatu ada pada posisi subordinasi Allah Bapa, ajaran segala Roh Kudus adalah dapat Roh dinyatakan dalam konteks pribadi. Jika resmi. tidak Posisi dibagi-bagi implementasi yang dan akan impersonal menegaskan bahwa Roh dilakukan harus sesuai dengan Allah Kudus tidak dapat berlaku otonomi Bapa. sebaliknya terus bergantung dan terikat Penempatan Roh Kudus sebagai dengan induknya, dalam hal ini Allah subordinasi Allah Bapa telah didasarkan Bapa. Jika hal ini menjadi suatu ajaran pada teologis, maka persepsi teologis yang Yehovah, kaum merekalah yang berhak dibangun sangatlah rapuh dan mudah secara terjadi penyimpangan selanjutnya. Alkitab, sehingga yang dihasilkan akan Alkitab hakiki yang menurut menafsirkan Saksi teks-teks Konsep Allah yang supra-rasional selalu menempatkan Roh Kudus sebagai hendaknya tidak memaksa Allah untuk potensi Illahi bukan sebagai Allah sejati. masuk dalam skema berpikir manusia Roh Kudus sebagai media untuk eksistensi dan essensi Allah dinyatakan 15 Ibid., hlm.17. 16 Ibid.,hlm. 136. yang dapat memenuhi kebutuhan 89 intelektual manusia secara umum dan menurunkan eksistensi dan essensi Ilahi kepada Saksi Yehovah secara khusus. Roh Kudus. Roh Kudus sebagai subordinasi Allah Bapa menegaskan bahwa konsep itu KESIMPULAN telah terjebak pada sempitnya cara Manusia berusaha memberikan suatu berpikir yang menegaskan suatu asumsi konsep tentang Allah khususnya Roh Allah adalah Roh. Allah adalah Roh, Kudus, namun tidak diikuti dengan memberikan pemahaman bahwa tidak penghormatan dan penghargaan terhadap ada seorangpun atau satu ciptaan-Nya otoritas Alkitab sebagai Firman Allah. yang dan Hasilnya adalah suatu kekeliruan yang mengendalikan Roh. Allah adalah Roh serius yang tidak harmonis antara fakta sebagai asumsi dasar yang membenarkan idealis teks-teks Alkitab dengan fakta bahwa manusia tidak akan mampu realitas laporan Alkitab tentang Roh menghadapi realitas Allah adalah Roh. Kudus yang Ilahi adanya. mampu menahan Adanya idealism nilai yang diberikan manusia tidak dipikirkan untuk Roh Kudus memenuhi kebutuhan rasio manusia pemaknaan teologis sehingga Roh Kudus direduksi menjadi kepada menghilangkan Allah Alkitabiah tidak ditafsir secara bebas impersonal yang mendukung pendapatnya sendiri. adalah Allah yang berpribadi yang hadir Roh Kudus sebagai subordinasi melampaui sebaliknya dan Roh dalam Kudus kehidupan Allah Bapa memberikan pemahaman manusia khususnya umat-Nya. Allah bahwa Allah Bapa mendominasi segala Roh tindakan Roh Kudus, hingga pada titik tentative yang parsial, melainkan Allah nadir yang menurunkan segala potensi yang essensi dan eksistensi-Nya nyata pribadi menjadi secara ontologis. Allah tidak terikat oleh kekuatan Allah semata-mata. Roh Kudus pikiran kita sebaliknya Allah mengontrol bukan disimpulkan secara akali tetapi pikiran kita. Ilahi sebaliknya Roh harus Kudus dimaknai Kudus bukan suatu gagasan secara teologis filosofis sehingga dalam diriNya sebagai pribadi yang berdaulat yang melampaui segala akal manusia bukan sebaliknya, manusia berusaha melampaui Roh Kudus bahkan berani 90 Bibliography Dister, Nico Syukur. Teologi Sistematika 1, Yogyakarta: Kanisius, 2004. Hempel,Carl G.. Pengantar Filsafat Ilmu Alam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. House,H. Wayne. Charts of Cult, Sects & Religious Movements,Malang: Gandum Mas, 2006. Lane,Tony. Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Sire, James W. The Universe Next Door A Basic Worldview Catalog, Surabaya: Momentum, 2005. Verkuyl,J. Gereja dan Bidat-bidat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1962. 91